Kehidupan Masyarakat Dalam era globalisasi sekarang ini, sosialisasi berlangsung terus-menerus tanpa henti pada tiap-tiap kelompok yang ada dalam pergaulan hidup. Dalam hal inilah kita bisa mengenali dengan nilai dan norma yang adadalam masyarakat.Dengan adanya nilai dan normasecara dini, diharapkan setiap individunya dapat berinteraksi dengan sebaik-baiknya. Maka dengan itu terciptalah hubungan yang harmonis antara individu dengan masyarakat sekitar yang lainnya. Masyarakat dalam pengertiannya merupakan kesatuan hidup manusia yang saling berinteraksi satu sama lain menurut suatu adat tertentu yang bersifat terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Dalam hal demikianya masyarakat mempunyai ciri dan khas pribadi tertentu yang dimiliki diri sendiri. Adapun aturan-aturan dan undang-undang yang mengatur setiap manusia menuju kepada kepentingan dan tujuan hidup mereka. Masyarakat menempati tinggal dalam waktu yang lama dan menempati suatu daerah tertentu yang bisa disebut sebagai habitat. Satu sama lain masyarakat mempunyai adanya interaksi yang saling
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Kehidupan Masyarakat
Dalam era globalisasi sekarang ini, sosialisasi berlangsung terus-menerus tanpa
henti pada tiap-tiap kelompok yang ada dalam pergaulan hidup.
Dalam hal inilah kita bisa mengenali dengan nilai dan norma yang adadalam
masyarakat.Dengan adanya nilai dan normasecara dini, diharapkan setiap
individunya dapat berinteraksi dengan sebaik-baiknya. Maka dengan itu terciptalah
hubungan yang harmonis antara individu dengan masyarakat sekitar yang lainnya.
Masyarakat dalam pengertiannya merupakan kesatuan hidup manusia yang saling
berinteraksi satu sama lain menurut suatu adat tertentu yang bersifat terikat oleh
suatu rasa identitas bersama. Dalam hal demikianya masyarakat mempunyai ciri
dan khas pribadi tertentu yang dimiliki diri sendiri.
Adapun aturan-aturan dan undang-undang yang mengatur setiap manusia menuju
kepada kepentingan dan tujuan hidup mereka. Masyarakat menempati tinggal
dalam waktu yang lama dan menempati suatu daerah tertentu yang bisa disebut
sebagai habitat. Satu sama lain masyarakat mempunyai adanya interaksi yang
saling berketergantungan. Adanya pola dan ikatan pada tingkah laku yang ada
dalam setiap kehidupan masyarakat yang dimiliki.
Masyarakat bukanlah hanya sekedar dari manusia sekumpulan dari bagian manusia
belaka. Tetapi setiap anggota masyarakat mempuunyai hubungan atau ikatan
pertalian satu sama lainnya, serta paling tidak sebagai anggota masyarakat saling
mempunyai kesadaraan terhadap keberadaan angota masyarakat lainnya.
kesadaraan inilah yang bisa membuat adanya perubahan dalam suatu organisasi
yang ada.
Kesadaran yang baik akan membawa dampak dan hasil yang baik juga. Jadilah
salah satu masyarakat yang memounyai kepribadian yang baik. sehingga hasil dan
manfaat dapat dirasakan bagi kehidupan yang lainnya.
Masalah Sosial Dan Dampak Bagi Kehidupan Masyarakat
A.Latar Belakang
Sebagaimana telah diuraikan, sosiologi terutama membahas gejala-gejala yang
wajar bagi masyarakat seperti norma-norma, kelompok sosial, lapisan masyarakat,
lembaga kemasyarakatan, proses sosial,perubahan sosial dan kebudayaan serta
perwujudannya. Tidak semua gejala tersebut berlangsung secara normal
sebagaimana dikehendaki masyarakat bersangkutan. Gejala-gejala yang tidak
dikehendaki merupakan gejala abnormal atau patologis. Hal itu disebabkan unsur-
unsur masyarakat tidak dapat berlangsung sebagaimana mestinya sehingga
menyebabkan kekecewaan dan penderitaan. Gejala-gejala abnormal tersebut
disebut masalah-masalah sosial.
B.Pengertian Masalah Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, masalah sosial adalah suatu ketidak sesuaian antar
unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan
kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat
menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan
kelompok atau masyarakat.
Masalah soial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai
dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah
sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam
masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti
tokoh masyarakat,pemerintah,organisasi sosial,musyawarah masyarakat dan lain
sebainya.
C.Klasifikasi Masalah Sosial
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis klasifikasi, yakni
antara lain:
. Faktor Ekonomi : Kemiskinan,pengangguran,dll.
. Faktor Budaya : Perceraian,kenakalan remaja,dll.
. Faktor Biologis : Penyakit menular,keracunan makanan,dsb.
. Faktor Pshikologis : Penyakit syaraf,aliran sesat,dsb.
Klasifikasi yang berbeda mengadakan penggolongan atas dasar kepincangan-
kepincangan dalam warisan fisik, warisan biologis, warisan sosial, dan kebijakan
sosial. Klasifikasi ini lebih luas ruang lingkupnya daripada klasifikasi yang
terdahulu.
D.Ukuran Sosiologi Terhadap Masalah Sosial
Ukuran dalam sosiologi suatu masalah merupakan masalah sosial adalah :
. Tidak adanya kesesuaian antara ukuran/nilai-nilai sosial dengan kenyataan-
kenyataan/tindakan-tindakan sosial
. Sumber-sumber sosial dari masalah sosial, yaitu merupakan akibat dari suatu
gejala sosial atau bukan, yang menyebabkan masalah sosial contohnya : gagal
panen (bukan gejala sosial tetapi menyebabkan masalah sosial)
. Pihak-pihak yang menetapkan apakah suatu kepincangan merupakan gejala
sosial atau tidak, tergantung dari karakteristik masyarakatnya
. Manifest social problems dan latent social problems
. Perhatian masyarakat dan masalah sosial
Sistem nilai dan dapatnya suatu masalah sosial diperbaiki
E.Beberapa Masalah Sosial Penting Serta Dampaknya
. Kemiskinan
Suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai
dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga
mental, maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.
Dampaknya bagi masyarakat adalah kriminalitas meningkat, kelaparan,
munculnya berbagai penyakit pada kelompok resiko tinggi seperti ibu hamil, ibu
menyusui, bayi, balita, dan orang lanjut usia.
. Peperangan
Merupakan satu bentuk pertentangan dan juga suatu lembaga kemasyarakatan.
Peperangan merupakan bentuk pertentangan yang setiap kali diakhiri dengan suatu
akomodasi.
Dampaknya adalah disorganisasi dalam berbagai aspek kemasyarakatan, baik bagi
negara yang ke luar sebagai pemenang, apalagi bagi negara yang takluk sebagai si
kalah. Apalagi peperangan biasanya perang total, yaitu dimana tidak hanya
angkatan bersenjata yang bersangkut, tetapi seluruh lapisan
masyarakat, berjatuhnya korban serta penderitaan fisik dan bathin.
. Kenakalan Remaja
Keinginan untuk melawan (misalnya dalam bentuk radikalisme, delinkuensi,dsb),
dan sikap apatis (misalnya penyesuaian yang membabi buta terhadap ukuran moral
generasi tua).
Dampak dari kenakalan remaja ini adalah merugikan fisik dan mental bagi diri
sendiri, membuat resah masyarakat, keberadaan masyarakat tdak dihargai.
. Birokrasi
Merupakan organisasi yang bersifat hierarkis yang ditetapkan secara rasional untuk
mengordinasikan pekerjaan orang-orang untuk kepentingan pelaksanaan tugas-
tugas administratif.
Dalam karangan Max Weber, yang berjudul ‘Some Consequences of
Bureaueratization’ dalam buku Sociological Theoty, mengemukakan
kekhawatirannya akan akibat perkembangan birokarsi yang sangat pesat, karena
didalam birokarsi, setiap petugas mendapat tempat tertentu yang tetap, ibarat
sebuah roda bergigi dalam sebuah mesin. Apabila manusia tadi sadar akan
kedudukannya, dia akan berusaha untuk menjadi roda untuk seluruh mesin. Gejala
tersebut disebabkan manusia terlalu mendambakan suatu tata tertib sehingga
apabila tata tertib tidak ada, dia akan kehilangan pegangannya.
. Disorganisasi Keluarga
Yaitu suatu perpecahan dalam keluarga sebagai unit, oleh karena anggota-
anggotanya keluarga tersebut gagal memenuhi kewajiban-kewajiban yang sesuai
dengan peranan sosialnya.
Dampak dari disorganisasi keluarga adalah perceraian dan kenakalan remaja akibat
tidak adanya perhatian dan kasih sayang dari orang tuan.
F.Pemecahan Masalah Sosial
Ada metode-metode yang bersifat preventif dan represif. Metode yang preventif
jelas lebih sulit dilaksanakan karena harus didasarkan pada penelitian yang
mendalam terhadap sebab-sebab terjadinya masalah sosial. Metode represif lebih
banyak digunakan. Artinya, setelah suatu gejala dapat dipastikan sebagai masalah
sosial, baru diambil tindakan-tindakan untuk mengatasinya. Di dalam mengatasi
masalah sosial, tidaklah semata-mata melihat aspek sosiologis, tetapi juga aspek-
aspek lainnya. Dengan demikian, diperlukan suatu kerja sama antara ilmu
pengetahuan kemasyarakatan pada khususnya untuk memecahkan masalah sosial
yang dihadapi tadi (secara interdisipliner).
G.Kesimpulan
Dari rangkuman diatas, kita pahami bahwa Masalah sosial adalah suatu gejala
abnormal yang sering terjadi dilingkungan masyarakat. Dan memiliki dampak bagi
kehidupan masyarakat. Tetapi hal ini bisa diantisipasi dan diatasi apabila kita lebih
memahami dan mengenal akan hal-hal dan masyarakat disekitar kita.
Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara
unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan
kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat
menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan
kelompok atau masyarakat.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai
dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah
sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam
masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti
tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain
sebagainya.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara
lain :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.
1. Faktor Ekonomi, faktor ini merupakan faktor terbesar terjadinya masalah sosial.
Apalagi setelah terjadinya krisis global PHK mulai terjadi di mana-mana dan bisa
memicu tindak kriminal karena orang sudah sulit mencari pekerjaan.
2.Faktor Budaya, Kenakalan remaja menjadi masalah sosial yang sampai saat ini
sulit dihilangkan karena remaja sekarang suka mencoba hal-hal baru yang
berdampak negatif seperti narkoba, padahal remaja adalah aset terbesar suatu
bangsa merekalah yang meneruskan perjuangan yang telah dibangun sejak dahulu.
3.Faktor Biologis, Penyakit menular bisa menimbulkan masalah sosial bila
penyakit tersebut sudah menyebar disuatu wilayah atau menjadi pandemik.
4.Faktor Psikologis, Aliran sesat sudah banyak terjadi di Indonesia dan
meresahkan masyarakat walaupun sudah banyak yang ditangkap dan dibubarkan
tapi aliran serupa masih banyak bermunculan di masyarakat sampai saat ini.
Masalah sosial menemui pengertiaannya sebagai sebuah kondisi yang tidak
diharapkan dan dianggap dapat merugikan kehidupan sosial serta bertentangan
dengan standar sosial yang telah disepakati. Keberadaan masalah sosial ditengah
kehidupan masyarakat dapat diketahui secara cermat melalui beberapa proses dan
tahapan analitis, yang salah satunya berupa tahapan diagnosis. Dalam
mendiagnosis masalah sosial diperlukan sebuah pendekatan sebagai perangkat
untuk membaca aspek masalah secara konseptual. Eitzen membedakan adanya dua
pendekatan yaitu person blame approach dan system blame approach (hlm. 153).
Person blame approach merupakan suatu pendekatan untuk memahami
masalah sosial pada level individu. Diagnosis masalah menempatkan individu
sebagai unit analisanya. Sumber masalah sosial dilihat dari faktor-faktor yang
melekat pada individu yang menyandang masalah. Melalui diagnosis tersebut
lantas bisa ditemukan faktor penyebabnya yang mungkin berasal dari kondisi fisik,
psikis maupun proses sosialisasinya.
Sedang pendekatan kedua system blame approach merupakan unit analisis
untuk memahami sumber masalah pada level sistem. Pendekatan ini mempunyai
asumsi bahwa sistem dan struktur sosial lebih dominan dalam kehidupan
bermasyarakat. Individu sebagai warga masyarakat tunduk dan dikontrol oleh
sistem. Selaras dengan itu, masalah sosial terjadi oleh karena sistem yang berlaku
didalamnya kurang mampu dalam mengantisipasi perubahan-perubahan yang
terjadi, termasuk penyesuaian antar komponen dan unsur dalam sistem itu sendiri.
Dari kedua pendekatan tersebut dapat diketahui, bahwa sumber masalah dapat
ditelusuri dari ”kesalahan" individu dan "kesalahan" sistem. Mengintegrasikan
kedua pendekatan tersebut akan sangat berguna dalam rangka melacak akar
masalah untuk kemudian dicarikan pemecahannya. Untuk mendiagnosis masalah
pengangguran misalnya, secara lebih komprehensif tidak cukup dilihat dari faktor
yang melekat pada diri penganggur saja seperti kurang inovatif atau malas mencari
peluang, akan tetapi juga perlu dilihat sumbernya masalahnya dari level sistem
baik sistem pendidikan, sistem produksi dan sistem perokonomian atau bahkan
sistem sosial politik pada tingkat yang lebih luas.
Anak jalanan: Dilema? Sebenarnya isltilah anak jalanan pertama kali
diperkenalkan di Amerika Selatan atau Brazilia yang digunakan bagi kelompok
anak-anak yang hidup dijalanan umumnya sudah tidak memiliki ikatan tali dengan
keluarganya.Anak-anak pada kategori ini pada umumnya sudah terlibat pada
aktivitas-aktivitas yang berbau criminal. Kelompok ini juga disebut dalam istilah
kriminologi sebagai anak-anak dilinguent. Istilah ini menjadi rancu ketika dicoba
digunakan di negara berkembang lainnya yang pada umumnya mereka masih
memiliki ikatan dengan keluarga. UNICEF kemudian menggunakan istilah hidup
dijalanan bagi mereka yang sudah tidak memiliki ikatan keluarga, bekerja
dijalanan bagi mereka yang masih memiliki ikatan dengan keluarga. Di Amerika
Serikat juga dikenal istilah Runauay children yang digunakan bagi anak-anak yang
lari dari orang tuanya.
Walaupun pengertian anak jalanan memiliki konotasi yang negatif di
beberapa negara, namun pada dasarnya dapat juga diartikan sebagai anak-anak
yang bekerja dijalanan yang bukan hanya sekedar bekerja di sela-sela waktu luang
untuk mendapatkan penghasilan, melainkan anak yang karena pekerjaannya maka
mereka tidak dapat tumbuh dan berkembang secara wajar baik secara jasmnai,
rohani dan intelektualnya. Hal ini disebabkan antara lain karena jam kerja panjang,
beban pekerjaan, lingkungan kerja dan lain sebagainya.
Anak jalanan ini pada umumnya bekerja pada sector informal. Phenomena
munculnya anak jalanan ini bukanlah karena adanya transformasi system social
ekonomi dan masyarakat pertanian ke masyarakat pra-industri atau karena proses
industrialisasi. Phenomena ini muncul dalam bentuk yang sangat eksploratif
bersama dengan adanya transformasi social ekonomi masyarakat industrialsasi
menuju masyarakat yang kapitalistik.
Kaum marjinal ini selanjutnya mengalami distorsi nilai, diantaranta nilai
tentang anak. Anak, dengan demikian bukan hanya dipandang sebagai beban,
tetapi sekaligus dipandang sebagai factor ekonomi yang bisa dipakai untuk
mengatasi masalah ekonomi keluarga. Dengan demikian, nilai anak dalam
pandangan orang tua atau keluarga tidak lagi dilihat dalam kacamata pendidikan,
tetapi dalam kepentingan ekonomi. Sementara itu, nilai pendidikan dan kasih
saying semakin menurun. Anak dimotivasi untuk bekerja dan menghasilkan uang.
Dalam konteks permasalahan anak jalanan, masalah kemiskinan dianggap sebagai
penyebab utama timbalnya anak jalanan ini. Hal ini dapat ditemukan dari latar
belakang geografis, social ekonomi anak yang memang datang dari daerah-daerah
dan keluarga miskin di pedesaan maupun kantong kumuh perkotaan. Namun,
mengapa mereka tetap bertahan, dan terus saja berdatangan sejalan dengan
pesatnya laju pembangunan?
Ada banyak teori yang bisa menejlaskan kontradiksi-kontradiksi antara
pembangunan dan keadilan-pemerataan, desa dan kota, kutub besar dan kutub
kecil, sehingga lebih jauh bia terpetakan lebih jela persoalan hak asasi anak.
Meskipun demikian, kemiskinan bukanlah satu-satunya factor penyebab timbulnya
masalah anak jalanan. Dengan demikian, adanya sementara anggapan bahwa
masalah anak jalanan akan hilang dengan sendirinya bila permasalahan kemiskinan
ini telah dapat diatasi, merupakan pandangan keliru.
Masyarakat Dan Negara :
Parillo menyatakan, kenyataan paling mendasar dalam kehidupan sosial adalah
bahwa masyarakat terbentuk dalam suatu bangunan struktur. Melalui bangunan
struktural tertentu maka dimungkinkan beberapa individu mempunyai kekuasaan,
kesempatan dan peluang yang lebih baik dari individu yang lain (hlm. 191). Dari
hal tersebut dapat dimengerti apabila kalangan tertentu dapat memperoleh manfaat
yang lebih besar dari kondisi sosial yang ada sekaligus memungkinkan
terpenuhinya segala bentuk kebutuhan, sementara dipihak lain masih banyak yang
kekurangan.
Masalah sosial sebagai kondisi yang dapat menghambat perwujudan
kesejahteraan sosial pada gilirannya selalu mendorong adanya tindakan untuk
melakukan perubahan dan perbaikan. Dalam konteks tersebut, upaya pemecahan
sosial dapat dibedakan antara upaya pemecahan berbasis negara dan berbasis
masyarakat. Negara merupakan pihak yang sepatutnya responsif terhadap
keberadaan masalah sosial. Perwujudan kesejahteraan setiap warganya merupakan
tanggung jawab sekaligus peran vital bagi keberlangsungan negara. Di lain pihak
masyarakat sendiri juga perlu responsif terhadap masalah sosial jika menghendaki
kondisi kehidupan berkembang ke arah yang semakin baik.
Salah satu bentuk rumusan tindakan negara untuk memecahkan masalah
sosial adalah melalui kebijakan sosial. Suatu kebijakan akan dapat dirumuskan
dengan baik apabila didasarkan pada data dan informasi yang akurat. Apabila studi
masalah sosial dapat memberikan informasi yang lengkap dan akurat maka bararti
telah memberikan kontribusi bagi perumusan kebijakan sosial yang baik, sehingga
bila diimplementasikan akan mampu menghasilkan pemecahan masalah yang
efektif.
Upaya pemecahan sosial sebagai muara penanganan sosial juga dapat berupa
suatu tindakan bersama oleh masyarakat untuk mewujudkan suatu perubahan yang
sesuai yang diharapkan. Dalam teorinya Kotler mengatakan, bahwa manusia dapat
memperbaiki kondisi kehidupan sosialnya dengan jalan mengorganisir tindakan
kolektif. Tindakan kolektif dapat dilakukan oleh masyarakat untuk melakukan
perubahan menuju kondisi yang lebih sejahtera.
MANFAAT SOSIOLOGI
PEMBAHASAN
Sosiologi sebagai ilmu bisa ditinjau dari dua sisi yaitu pengembangan ilmunya atau
ilmu murni (pure science) dan manfaat ilmu sosiologi bagi kehidupan atau ilmu
terapan (applied science). Pembahasan bab ini tentang bagaimana penerapan
sosiologi bagi kehidupan masyarakat atau “applied science” nya.
SOSIOLOGI MEMBANTU MEMECAHKAN MASALAH SOSIAL
MASYARAKAT
Gejala-gejala abnormal yang terjadi di masyarakat disebut juga masalah sosial.
Masalah sosial menyangkut nilai-nilai sosial yang mencakup segi moral dan tata
kelakuan yang menyimpang. Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengatasi
disorganisasi adalah dengan mengadakan perencanaan sosial yang baik (social
planning) agar masalah sosial teratasi.
PENGERTIAN MASALAH SOSIAL
Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial (problema sosial) merupakan masalah
yang muncul dalam masyarakat, bersifat sosial dan berhubungan erat dengan nilai-
nilai sosial dan lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sosiologi selain mempelajari
gejala-gejala kemasyarakatan, juga mempelajari masalah-masalah sosial seperti: