PENGARUH UKG DAN PRAKTIK MENGAJAR GURU BAHASA INDONESIA TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI 2 BAROMBONG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh Fadliah 10533723513 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2017
100
Embed
PENGARUH UKG DAN PRAKTIK MENGAJAR GURU BAHASA … · Pengaruh UKG dan Praktik Mengajar Guru Bahasa Indonesia terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri 2 Barombong” pada jurusan Pendidikan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH UKG DAN PRAKTIK MENGAJAR GURUBAHASA INDONESIA TERHADAP KINERJA
GURU DI SMP NEGERI 2 BAROMBONG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh GelarSarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadiyah Makassar
OlehFadliah
10533723513
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA2017
vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN
“Ketika segala sesuatu dalam hidup
menjadi sangat rumit, maka hanya butuh beberapa hari untuk
mengubahnya (Bruno Mars)”
Dengan penuh rasa syukur dan ikhlas
Kupersembahkan karya sederhana ini sebagai tanda
Terimakasihku kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta
Atas do’a yang tulus dan ikhlas dalam setiap sujudnya.
Teruntuk Saudara-saudariku, sahabatku,
Terimakasih atas pengorbanan
Segala cinta dan kasihnya.
Akan kuapliaksikan segala ilmuku demi mengharumkan
Nama almamater tercintaku.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala bentuk pujian hanya milik Allah Swt. yang telah
memberikan nikmat, rahmat dan taufik-Nya di setiap perjalan hidup dalam
menempuh pendidikan. Salawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi
Muhammad saw, nabi yang menggulung tikar-tikar kejahiliaan dan
membentangkan permadani-permadani keislaman. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana S1 dengan judul “
Pengaruh UKG dan Praktik Mengajar Guru Bahasa Indonesia terhadap
Kinerja Guru di SMP Negeri 2 Barombong” pada jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Begitu banyak pengalaman yang menjadi sebuah pelajaran bagi penulis
dalam mengerjakan skripsi ini. Tidak sedikit kendala dan hambatan yang penulis
hadapi, namun berkat ketabahan, kesabaran, dan keikhlasan serta kerja keras
disertai bantuan dan doa dari berbagai pihak yang memberikan dukungan baik
moril maupun material sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan
baik.
Secara khusus penulis sampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada
kedua orang tua tercinta dan terkasih Ayahanda Mustari dan Ibunda Hasmawati
yang sangat berjasa dan senantiasa membesarkan, merawat memberikan
pendidikan sampai pada jenjang saat ini, mendoakan, memberikan semangat dan
viii
motivasi serta bantuan baik moril maupun materil. Dan teruntuk kedua kakakku
Fitriani dan Fitrianti yang selalu memberikan kasih sayangnya kepada saya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini sangatlah jauh dari kesempurnaan dan penyusun skripsi ini
tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan serta doa dari berbagai
pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada yang terhormat Dr. Munirah, M.Pd. Pembimbing I dan Drs.
Hambali, S.Pd., M.Hum. Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya
membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada yang
terhormat. Dr. H. Rahman Rahim. S.E Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar, yang telah membina Universitas ini dengan ikhlas dan sebaik-baiknya.
Erwin Akib, M.Pd., P.hd. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar. Dr. Munirah, M.Pd. Ketua Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar. Seluruh Dosen, Staf Tata Usaha Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah
banyak membantu penulis salama menempuh pendidikan di kampus ini. Kepada
saudara-saudaraku Pengurus lembaga Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKIP
Unismuh Makassar, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Bahasa dan Sastra
Indonesia Unismuh Makassar, dan Seventeen Community (SC) Unismuh
Makassar yang terus memberikan motivasi, serta terus melakukan transfer
keilmusan yang begitu bersemangat dalam memberikan dorongan yang luar biasa.
viii
Seluruh pegawai dan staf SMP Negeri 2 Barombong Kab. Gowa yang senangtiasa
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan data-data yang saya
perlukan untuk menyelesaikan skripsi ini. Kakanda Muh. Ainung Nur, S.Sos.
yang selalu membimbing dan memberikan motivasi yang sangat luar biasa dalam
menyelesaikan skripsi ini. Saudara dan saudariku Nurdiana, Mahriani, S.Pd.,
Nurfazirah, Rahmi, Muh. Imran Anny, S.Pd., Zulfahmi Rahman, Adrian
Djaharuddin, Muh Adlis. terima kasih yang selama ini bersedia mendengarkan
segala keluh dan terimakasih atas semua dukungannya kawan-kawan, kalian
adalah yang terbaik, semoga kita semua sama-sama sukses dalam mencapai
impian. Teman-teman Kelas A Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan
2013, dan teman-teman P2K serta rekan-rekan seperjuangan di Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang tak sempat saya sebutkan namanya satu
persatu. Pihak-pihak lain yang berjasa baik secara langsung maupun tidak
langsung, membantu kelancaran dalam penulisan skripsi ini.
Oleh karena itu demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang
sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan
dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan
Makassar, Agustus 2017
Fadliah
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN ......................................................................................... v
MOTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi
ABSTRAK ........ .................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR........................................................................................ viii
DAFTAR ISI..... ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Pustaka ...................................................................................... 7
1. Penelitian yang Relevan.................................................................. 7
Tabel 4.5 Distrubusi Responden Mengenai Pelaksanaan UKG........................50
Tabel 4.6 Distribusi Responden Mengenai Pelaksanaan UKG Sudah Jelas.....50
Tabel 4.7 Distribusi Responden Mengenai UKG SesuaiDengan Jadwal yang Ditetapkan...................................................................... 51
Tabel 4.8 Distribusi Responden Mengenai Pelaksanaan UKGTanpa Membedakan Kultur, Sosial Dan Keyakinan........................................ 52
Tabel 4.9 Distribusi Responden Mengenai Pelaksanaan UKGTanpa Sistem Senioritas.................................................................................. 52
Tabel 4.10 Distribusi Responden Mengenai PelaksanaanUKG Tanpa Terjadi Deskriminasi................................................................... 53
Tabel 4.11 Distribusi Responden Mengenai sosialisasi UKG ....................... 54
Tabel 4.12 Distribusi Responden Mengenai MekanismePelaksanaan UKG Bersifat Terbuka................................................................ 54
Tabel 4.13 Distribusi Responden Mengenai KegiatanUKG Dilaksanakan Sesuai Dengan Jadwal Pemerintah................................ 55
Tabel 4. 14 Distribusi Responden Mengenai ProsedurPelaksnaan UKG Bisa Dipertanggungjawabkan............................................. 56
Tabel 4. 15. Hasil Responden Variabel X...................................................... 57
Tabel 4.16 Distribusi Responden Mengenai Persiapan SebelumMelaksanakan Proses Pembelajaran.............................................................. 58
Tabel 4.17 Distribusi Responden Mengenai Program Semester..................... 58
xii
xi
Tabel 4.18 Distribusi Responden Mengenai KonfirmasiProgram Pembelajaran....................................................................................... 59
Tabel 4.19 Distribusi Responden Mengenai Kesiapan Siswa........................... 60
Tabel 4.30 Distribusi Responden Perbaikan Untuk Mencapai Ketuntasan......... 67
Tabel 4.31 Distribusi Responden Kepala Sekolah Memberikan Petuah............ 68
Tabel 4.32 Hasil Responden Kinerja Variabel Y................................................ 69
Tabel 4.33 Hasil Responden UKG dan Praktik MengajarVariabel (X) dan Kinerja Variabel (Y)............................................................... 70
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peranan guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu
pendidikan. Guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk mampu
menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Guru mempunyai
fungsi dan peran yang sangat strategis dalam pembangunan bidang pendidikan.
Guru adalah bagian integral dari organisasi pendidikan di sekolah. Salah satu
bentuk aktualisasi tugas guru sebagai tenaga profesional adalah diterbitkannya
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,
Undang-undang No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen dan peraturan
pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan. Undang
undang dan peraturan pemerintah ini diharapkan dapat memfasilitasi guru untuk
selalu mengembangkan keprofesian berkelanjutan ini diharapkan dapat
meningkatkan kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian yang
diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan tugas utama guru untuk memenuhi
kebutuhan dan tuntutan masa depan yang berkaitan dengan profesinya sebagai
guru.
Kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan dikembangkan atas
dasar profil kinerja guru sebagai perwujudan hasil penilaian kinerja guru dan
didukung dengan hasil evaluasi diri. Apabila hasil penilaian kinerja guru masih
berada dibawah standar yang dipersyaratkan dalam penilaian kinerja guru, maka
guru diwajibkan untuk mengikuti program pengembangan keprofesian yang
2
tentunya berorientasi sebagai pembinaan dalam pencapaian standar kompotensi
guru.Pasal 1 Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan formal. Guru harus memiliki nilai
moral dan kepribadian yang baik karena guru merupakan suri tauladan bagi anak
didik dan dalam masyarakat guru juga merupakan orang yang pantas diteladani.
Prinsip pendidikan yang lain adalah membimbing peserta didik, bukan
mengajar atau mendidik saja. Pengertian membimbing seperti yang dikemukakan
oleh Ki Hajar Dewantara dalam sistem amongnya.
Tiga kalimat yang terkenal dari sistem itu adalah Ing Ngarso SungTuladha, Ing Madyo Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani. Ketigakalimat itu mempunyai arti bahwa pendidikan harus memberi contoh,harus dapat memberikan pengaruh dan harus dapat mengendalikan pesertadidik. Dalam Tut Wuri terkandung maksud membiarkan peserta didikmenuruti bakat dan kodratnya sementara guru memperhatikannya.Handayani berarti guru mempengaruhi peserta didik, dalam artimembimbing atau mengajarnya.
Semboyan Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut
Wuri Handayani sampai sekarang digunakan sebagai semoboyan pendidikan
nasional di Negara Indonesia,bagi para guru pedoman dalam proses pembelajaran.
Pemerintah saat ini telah memberikan perhatian yang lebih dalam
mengenai masalah-masalah dalam pendidikan, khusunya masalah kesejahteraan
guru. Dahulu, menjadi seorang guru dapat dikatakan masih sangat sulit untuk
mendapatkan kesejahteraan dan salah satunya yang bisa membuat guru bertahan
dari sulitnya menjalani kehidupan menjadi seorang tenaga pendidik adalah karena
label “pahlawan tanpa tanda jasa” yang diberikan kepada mereka. Indonesia
3
memperbaiki kesejahteraan guru dengan tujuan utama pemerintah saat ini dengan
maksud agar tujuan pendidikan nasional yaitu menghasilkan guru yang
berkompotensi dalam bidangnya serta menghasilkan sumberdaya manusia yang
mampu bersaing diera global.
Kinerja seorang guru dikatakan baik jika guru telah melaksanakan unsur-
unsur yang terdiri dari kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar,
menguasai serta dapat mengembangkan bahan pembelajaran, kedisplinan dalam
mengajar, kreativitas dalam pelaksanaan pengajaran, kerjasama dengan warga
sekolah, pemimpin yang menjadi panutan, kepribadian yang baik, jujur serta
objektif dalam membimbing siswa, serta tanggung jawab terhadap tugas dan
peranannya.
Sehubungan dengan diatas beberapa pengertian kinerja menurut beberapaahli. Kinerja adalah keberhasilan dalam melaksanakan tugas, sertakemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerjadikatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapaidengan baik (Gibson et.al., 2007).
Menurut (Mangkunegara, 2007: 155) mengatakan bahwa kinerja adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Pada tahun 2012/2013 terjadi perubahan peraturan penilaian kinerja guru,
yaitu mengikuti Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud)
Republik Indonesia No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
Menengah Indiktor yang Digunakan untuk Penilaian Kinerja Guru Di Sekolah,
berdasarkan Bab III dan Bab IV Permendikbud No.65 Tahun 2013, meliputi
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
4
Membahas kualitas dari kinerja guru itu tidak terlepas dari pencapaian
hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan kinerja guru sangatlah menentukan dalam
keberhasilan proses belajar yang efektif dan efesien sehingga tujuan pendidikan
dapat tercapai dan terwujud dari hasil belajar siswa yang baik dan pada akhirnya
akan mencetak lulusan yang berkualitas. Menurut (Mathis dan Robert L. Jackson,
2001: 82) banyak faktor yang mempengaruhi kinerja dari individu tenaga kerja,
antara lain: 1) kemampuan, 2) motivasi, 3) dukungan yang diterima, 4)
keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan dan, 5) hubungan mereka dengan
organisasi.
Guru merupakan tenaga kependidikan yang memiliki tugas utama untuk
mendidik, mengajar, melatih, serta mengarahkan peserta didik agar memiliki
kesiapan dalam mengahadapi persaingan global. Guru memiliki peranan yang
sangat besar dalam pendidikan, dipundaknya dibebani suatu tanggung jawab atas
mutu pendidikan. Maka dari itu guru haruslah mengembangkan dirinya dengan
ilmu-ilmu dan pengetahuan serta keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan
dalam pembelajaran. Sekarang ini sekolah sudah dihadapkan pada persaingan dan
teknologi yang tidak berskala nasional akan tetapi sudah internasional, baik di
sekolah negeri maupun swasta.Maka dari itu profesionalitas seorang tenaga
pendidik atau guru harus diikuti oleh motivasi kerja guru dalam mengembangkan
kurikulum di sekolah. Demikian halnya dengan kinerja guru, ditentukan oleh
tingkat sejauhmana profesionalisme guru.Profesionalisme guru bisa dinilai dari
kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga mampu
melakukan tugas dan fungsinya sebagai tenaga pendidik dengan kemampuan
5
maksimal. Faktor guru mempunyai peranan penting dalam menentukan
keberhasilan peserta didik.
Masalah guru atau pendidik masih terdapat beberapa kesenjangan guru
yang mengajar tidak sesuai dengan bidang keahliannya yang masih banyak terjadi
terutama pada jenjang sekolah menengah pertama. Beberapa guru belum memiliki
kualitas, serta belum maksimal dalam menjalankan tugasnya, guru belum
merencanakan pembelajaran dengan baik sehingga pelaksanaan pembelajaran
yang telah ditetapkan sebelumnya kurang sesuai. Sehingga dapat dilihat prestasi
belajar siswa yang masih rendah. Inilah yang menjadi permasalahan yang
dihadapi oleh sekolah-sekolah yang ada di daerah-daerah sekarang ini.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dalam penelitian ini mengambil
judul “ Pengaruh UKG dan Praktik Mengajar Guru Bahasa Indonesia Terhadap
Kinerja Guru SMP Negeri 2 Barombong”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah apakah UKG dan praktik mengajar guru
bahasa Indonesia berpengaruh terhadap kinerja guru SMP Negeri 2 Barombong?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini sebagaimana permasalahan diatas
adalah untuk mengetahui pengaruh UKG dan praktik mengajar guru Bahasa
Indonesia terhadap kinerja guru bahasa Indonesia SMP Negeri 2 Barombong?.
6
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan sejumlah manfaat kepada para pihak, baik
secara teoritis maupun secara praktis, manfaat tersebut adalah:
1. Secara Teoretis
Penelitian ini dapat memberikan wawasan dan paradigma berpikir dalam
memahami dan mendalami kinerja guru. Selain itu, juga menjadi bahan
referensi bagi peneliti selanjutnya, dapat memperkaya khazanah ilmu
pengetahuan serta sebagai kontribusi bagi penyempurnaan perangkat peraturan
mengenai sistem pendidikan nasional.
2. Secara Praktis
a. Bagi Peneliti
Diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung yang
menyangkut UKG dan praktik mengajar bahasa Indonesia serta dapat
memberi dorongan kepada peneliti lain untuk melaksanakan penelitian
sejenisnya.
b. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, gambaran
dan wacana mengenai UKG dan praktik mengajar guru sehingga dapat
memotivasi kinerja guru
c. Bagi Pembaca
Diharapkan setelah membaca penelitian ini pembaca dapat memahami
UKG dan praktik mengajar bahasa Indonesia sebagai bahan untuk
perbandingan dengan penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Pustaka
1. Penelitian yang Relevan
Penelitian ini telah dilakukan oleh Septia Cahya (2016), dengan judul “
Pengaruh Kompotensi Guru Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri 6 Singaraja”.
Adapula penelitian lain yang dilakukan oleh Ade Sobandi (2010), dengan judul “
Pengaruh Kompotensi Guru Terhadap Kinerja Mengajar Guru SMKN Bidang
Keahlian Bisnis dan Manajemen Di Kota Bandung”. Serta penelitian yang
dilakukan oleh Yusratul Husni (2014), dengan judul “ Pengaruh Kompotensi
Terhadap Kinerja Guru ( Studi Kasus SLTP Di Kota Sawahkunto)”. Berdasarkan
penelitian sebelumnya, maka dengan ini saya mengajukan judul “ Pengaruh UKG
dan Praktik Mengajar Guru Bahasa Indonesia Terhadap Kinerja Guru Di SMP
Negeri 2 Barombong”.
2. Uji Kompotensi Guru
Uji Kompotensi guru yang disingkat UKG adalah sebuah kegiatan ujian
untuk mengukur kompotensi dasar tentang bidang studi (subject matter) dan
pedagogik dalam domain content guru, kompotensi dasar bidang studi yang
diujikan sesuai dengan bidang studi sertifikasi (bagi guru yang sudah bersertifikat
pendidik) dan sesuai kualifikasi akademik guru (bagi guru yang belum
bersertifikat pendidik). UKG merupakan salah satu cara untuk memberikan
layanan pembinaan dan pengembangan profesi guru yang baik kepada guru.
Kompotensi pedagogik yang diujikan adalah integrasi konsep pedagogik kedalam
7
proses pembelajaran bidang studi tersebut dalam kelas. Untuk mengetahui kondisi
penguasaan kompotensi seorang guru harus dilakukan pemetaan kompotensi guru
melalui uji kompotensi guru.
Uji kompotensi guru yang dimaksudkan untuk mengetahui peta
penguasaan guru pada kompotensi pedagogik dan kompotensi profesional.Peta
penguasaan kompotensi guru tersebut akan digunakan sebagai dasar pertimbangan
dalam pemberian program pembinaan dan pengembangan profesi guru. Output
UKG difokuskan pada identifikasi jelemahan guru dalam penguasaan kompotensi
pedagogik dan profesional.UKG wajib diikuti semua guru dalam jabatan baik
guru PNS melibatkan berbagai instansi antara lain BPSDMPK-PMP, LPMP, dan
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Agar seluruh instansi yang terlibat dalam
8
9
pelaksanaan UKG memiliki pemahaman yang sama tentang mekanisme
pelaksanaan UKG, maka perlu disusun informasi yang lengkap.
berikut ini beberapa landasan mengenai UKG, yakni:
a. Landasan filosofi
1) Hak masyarakat dan peserta didik untuk memperoleh pendidikan yang
berkualitas
2) Diperlukan guru yang berkualitas untuk pendidikan yang berkualitas
3) Peserta didik harus terhindar dari proses pembelajaran yang tidak
berkualitas
4) Membangun budaya mutu bagi guru
5) Untuk memastikan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan standar yang ditetapkan
6) Hakikat sebuah profesi
a) Profesi guru merupakan profesi khusus, yang memrlukan persyaratan
kompotensi yang khusus pula
b) Kompotensi guru yang bersifat khusus itu memerlukan perlakuan yang
khusus pula. Profesi guru menerima penghargaan dan kesejahteraan
yang bersifat khusus. Karena
c) Penyandang Profesi guru menerima penghargaan dan kesejahteraan yang
bersifat khusus. Karena itu perlu ada keseimbangan antara kompotensi
yang mereka miliki dengan penghargaan dan kesejahteraan yang
dimilikinya.
10
b. Landasan teoritik pedagogik
1) Uji kompotensi guru adalah penilaian terhadap kompotensi guru sebagai
bagian penilain kinerja guru dalam rangka pembinaan karir kepangkatan
dan jabatannya.
2) Pembinaan dan oengembangan profesi guru hanya dapat dilakukan secara
efektif jika berbasis pada pemetaan kompotensi guru
3) Uji kompotensi guru berfungsi sebagai pemetaan kompotensi (kompotensi
pedagogik dan profesional) sebagai dasar program pengembangan
keprofesian berkelanjutan (PKB) dan bagian dari proses penilaian kinerja
dan kompotensi (PKK)
4) Untuk membangun eksistensi dan martabat sebuah profesi diperlukan
adanya mutu atau kualitas para anggota yang tergabung dalan profesi
tersebut. Mutu atau kualitas diperoleh dari upaya pengembangan
keprofesian berkelanjutan dan pengendalian yang dilaksanakan secara
terus menerus dan tersistem. Upaya pengendalian dilakukan melalui
pengujian dan pengukuran. Profesi guru akan bermutu jika secara terus
menerus dilakukan pengujian dan pengukuran terhadap kompotensi guru
melalui uji kompotensi guru.
5) Ukuran kinerja dapat dilihat dari kualitas hasil kerja, ketetapan waktu
menyelesaikan pekerjaan, prakarsa dalam menyelesaikan pekerjaan, dan
kemampuan membina kerjasama dengan pihak lain (T.R Mitchell, 2008).
11
6) Pengembangan keprofesian berkelanjutan merupakan upaya peningkatan
profesionalitas guru yang didasarkan atas hasil penilaian kinerja guru dan
UKG.
a. Dasar Hukum Pelaksanaan UKG
Dasar Hukum yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan UKG adalah
sebagai berikut:
1) Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2) Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3) Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
4) Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru
5) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompotensi Guru.
6) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi No. 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya.
7) Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara No. 14 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
8) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 35 tahun 2010 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
9) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 36 Tahun2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Pendidikan Nasional.
12
b. Tujuan Uji Kompotensi Guru
Secara umum pelaksanaan UKG bertujuan sebagai berikut:
1) Memperoleh informasi tentang gambaran kompotensi guru, khusunya
kompotensi pedagogik dan profesional sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
2) Mendapatkan peta kompotensi guru yang akan menjadi bahan
pertimbangan dalam menentukan jenis pendidikan dan pelatihan yang harus
diikuti oleh guru dalam program pembinaan dan pengembangan profesi
guru dalam bentuk kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan
(PKB).
3) Memperoleh hasil UKG yang merupakan bagian dari penilaian kinerja guru
dan akan menjadi bahan pertimbangan penyusunan kebijakan dalam
memberikan penghargaan dan apresiasi kepada guru
c. Prinsip Uji Kompotensi Guru
UKG mengukur kompotensi dasar tentang bidang studi dan pedagogik
dalam domain content. Dalam pelaksanaan harus diperhatikan pronsip-prinsip
UKG sebagai berikut:
1) Objektif, pelaksanaan uji kompotensi guru dilakukan secara benar, jelas,
dan menilai kompotensi sesuai dengan apa adanya.
2) Adil, dalam pelaksanaan uji kompotensi guru, peserta uji kompotensi guru
harus diperlakukan sama dan tidak membeda-bedakan kultur, keyakinan,
13
sosial budaya, senioritas, dan harus dilayani sesuai dengan kriteria dan
mekanisme kerja secara adil dan tidak deskriminasi.
3) Transparan data dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan uji
kompotensi seperti mekanisme kerja sistem penilaian harus disampaikan
secara terbuka dan dapat diakses oleh yang memerlukan
4) Akuntabel pelaksanaan uji kompotensi guru harus dapat dipertanggung-
jawabkan baik dari sisi pelaksanaan maupun keputusan sesuai dengan
aturan dan prosedur yang berlaku.
d. Peserta Uji Kompotensi Guru
Persyaratan peserta UKG:
1) Semua guru baik yang sudah memiliki sertifikat pendidik maupun yang
belum memiliki sertifikat pendidik.
2) Guru PNS dan bukan PNS yang terdaftar didalam Data Pokok Pendidikan
(Dapodik).
3) Masih aktif mengajar mata pelajaran sesuai dengan bidang studi sertifikasi
sesuai dengan kualifikasi akademik.
e. Sistem Uji Kompotensi Guru
UKG dilaksanakan menggunakan dua sistem yaitu:
1. Sistem online, dilaksanakan pada daerah yang terjangkau jaringan internet
dan memiliki rungan yang berisi perangkat laboratorium komputer dan
terhubung dalam jaringan internet.
14
2. Sistem offline atau manual dilaksanakan pada daerah yang tidak
terjangkau jaringan internet dan tidak memiliki ruangan yang berisi
laboratorium komputer dan tidak terhubung dalam jaringan internet.
3. Definisi Guru
Definisi guru diatur dalam undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 (pasal 1
ayat 1) tentang guru dan dosen. Guru adalah pendidik profesional dengan tugaa
utama mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah pada jalur pendidikan formal ( Haryanto dan Aziz: 2009).
Guru merupakan kunci suatu keberhasilan sebuah lembaga pendidikan.Guru merupakan sales agent dari lembaga pendidikan. Baik atau buruknyaperilaku atau cara mengajar guru akan sangat mempengaruhi citra lembagapendidikan. Oleh sebab itu, sumber daya guru harus dikembangkan(Buchari Alma, dkk. 2008: 123).
Guru adalah seorang administrator, informator, dan konduktor yang
memiliki peranan penting di sekolah. Menurut Djamarah (Dalam Saniyah: 2008)
guru merupakan pemegang posisi dan peranan penting bukan hanya disekolah
tetapi juga didalam dunia pendidikan. Guru merupakan cerminan pribadi yang
mulia bagi anak didiknya, yakni seorang guru rela menyisihkan waktunya demi
kepentingan anak didiknya, dari membimbing, mendengarkan keluhan,
menasehati, bersanda gurau bahkan membantu anak didiknya dalam menghadapi
kesulitan yang dapat memnghambat aktivitas belajarnya. Sebagai tenaga
pengajar/pendidik guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap
upya pendidikan. Itulah sebabnya dalam setiap inovasi pendidikan khususnya
dalam perbaikan kurikulum selalu bermuara pada faktor guru. Guru merupakan
15
ujung tombak dalam pembangunan pendidikan nasional, utamanya dalam
membangun dan meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan formal. Guru
mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesionalm pada jenjang pendidikan
anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah pada jalur pendidikan
formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan (UU
Sisidiknas, dalam Saniyah: 2008).
Berdasarkan pendapat para ahli maka dapat disimpulkan bahwa guru
merupakan suatu profesi yang memerlukan keahlian khusus dan seperangkat
kompotensi dalam tugas utama yakni mendidik, mengajar, membimbing, melatih
dan mengevaluasi peserta didik baik dalam pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah.
a. Tugas-tugas Guru
Guru adalah sosok pendidik yang sebenarnya. Guru memiliki tugas utama
yakni mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik. Berikut ini beberapa rincian dari tugas utama guru
(Haryanto dan Aziz: 2009).
1) Tugas mendidik
Mendidik adalah memberi tuntunan kepada setiap manusia yang belum
dewasa oleh manusia yang telah dewasa dalam pertumbuhan dan
perkembangannya sampai tercapai kedewasaan, baik secara rohaniah maupun
jasmaniah. Dewasa diartikan yakni sudah mampu menyadari dirinya, serta
bertanggung jawab. Guru bertindak sebagai penuntun peserta didik dalam
pertumbuhan dan perkembangannya sampai peserta didik menamatkan
16
pendidikannya. Tugas mendidik mengarah pada pembentukan sikap dan nilai-
nilai sehingga peserta didik berperilaku sesuai dengan norma sekolah ( tata
tertib), norma masyarakat ( adat istiadat), norma negara ( pancasila), dan norma
Tuhan ( agama).
2) Tugas mengajar
Tugas mengajar adalah tugas yang sangat dominan bagi guru. Sebagai
waktu di sekolah digunakan untuk menyelenggarakan pembelajaran. Guru
mewariskan pengetahuan, sikap, dan keterampilan kepada peserta didik.
Kegiatan mengajar dan mengarahkan pada pengembangan aspek intelektual
(kognitif) peserta didik.
3) Tugas melatih
Tugas melatih mengarah pada penguasaan keterampilan, baik itu
keterampilan fisik maupun keterampilan intelektual. Melalui tugas melatih, guru
memberikan stimulus agar terjadi respon kepada peserta didik.
4) Tugas mengarahkan
Tugas mengarahkan bisa terjadi pada saat guru sedang melaksanakan
proses mengajar, membimbing, melatih, maupun mendidik. Dalam tugas
mengarahkan ini guru dituntut agar dapat mengarahkan peserta didik ketika
sedang mengalami kesulitan didalam proses belajar mengajar.
5) Tugas menilai
Menilai merupakan suatu proses membuat pertimbangan berdasarkan
informasi yang tersedia dan mengarah pada pengambilan keputusan.
17
Selain tugas-tugas pokok tersebut, kemudian Muhtar (1992) juga
menyatakan bahwa guru memiliki peran sebagai berikut:
b. Fasilitator perkembangan siswa
Kemampuan dan potensi yang dimiliki siswa tidak mungkin dapat
berkembang dengan baik jika tidak mendapat stimulus dari lingkungannya.
Ketika berada dalam lingkungan sekolah, guru dan siswa secara individual
diharapkan telah mempunyai kemampuan dan potensi tersebut. Peranan guru
sebagai fasilitator dalam mengantarkan siswa kearah hasil pendidikan yang
mutunya tinggu.
c. Agen pembaharuan
Kehidupan manusia merupakan serangkaian perubahan-perubahan yang
nyata. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi ini
mengalami kepesatan. Guru dituntut untuk tanggap terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi dan bertugas sebagai agen pembaharuan yang mampu
menularkan kreatifitas dan kesiapan mental siswa.
d. Pengelola proses belajar mengajar
Dalam hal ini bertugas untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Dalam hal ini, untuk menyajikan materi
pembelajarannya guru berperan dan bertugas sebagai pengelola proses belajar
mengajar.
e. Pengganti orang tua di sekolah
Guru dalam hal ini harus dapat menggantikan orang tua siswa apabila
siswa sedang berada di sekolah. Dalam melaksanakan tugas sebagai pengganti
18
orang tua siswa apabila siswa sedang berada di sekolah . dalam melaksanakan
tugas sebagai pengganti orang tua, guru-guru harus mampu mengenal suasana
siswa di rumah dalam keluarganya.
4. Kompotensi Guru
Guru sebagai otonomi kelas memiliki wewenang untuk melakukan
reformasi kelas dalam rangka melakukan perubahan perilaku peserta didik
secara berkelanjutan yang sejalan dengan tugas perkembangannya dan tuntutan
lingkungan disekitarnya.
Menurut ( Cucu Suhana, 2014: 96) dalam bukunya, mengatakan bahwa
guru sebagai arsitek perubahan perilaku peserta didik dan sekaligus sebagai
model panutan para peserta didik dituntut untuk memiliki kompotensi sebagai
berikut:
a. Kompotensi pedagogik
Kompotensi pedagogik merupakan kemampuan dalam mengelola
pembelajaran. Menurut (Cucu Suhana, 2014) dalam bukunya. Kompotensi
pedagogik yang harus dikuasai oleh seorang guru adalah sebagai berikut:
1) Menguasai karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral,
spritual, sosial, kultural, emosional maupun intelektual.
2) Menguasai teori-teori belajar serta prinsip-prinsip pembelajaran yang
sifatnya mendidik.
3) Mengembangkan kurikulum yang berkaitan dengan mata pelajaran yang
diampu.
4) Menyelenggarakan pendidikan yang sifatnya mendidik
19
5) Memanfaatkan segala teknologi informasi serta komunikasi untuk
kepentingan pembelajaran.
6) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
7) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan pesertan
didik.
8) Menyelenggarakan penilaian evaluasi proses hasil belajar
9) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran
b. Kompotensi kepribadian
Kompotensi kepribadian adalah kemampuan pribadi yang mantap,
stabil, dewasa, arif, dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik.
Menurut (Cucu Suhana, 2014) dalam bukunya mengatakan bahwa
kompotensi kepribadian yang harus dikuasi seorang guru ialah:
1) Bertindak sesuai dengan norma yang berlaku ( agama, hukum, sosial,
dan kebudayaan nasional Indonesia)
2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, serta
teladan bagi peserta didik dan juga masyarakat.
3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, serta
berwibawa.
4) Menunjukan etos kerja tanggung jawab yang tinggi serta bangga menjadi
guru.
5) Menjungjung tinggi kode etik profesi guru.
20
c. Kompotensi sosial
Kompotensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif. Menurut (Cucu
Suhana, 2014) dalam bukunya mengatakan bahwa kompotensi sosial yang
harus dikuasai seorang guru yakni:
1. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak deskriminatif karena
pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang
keluarga serta status ekonomi.
2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.
3. Beradaptasi ditempat tugas diseluruh wilayah negara Republik Indonesia
yang memiliki keragaman sosial budaya.
4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain baik
secara lisan maupun bentuk lain.
d. Kompotensi profesional
Kompotensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang diperoleh melalui pendidikan
profesi. Menurut ( Cucu Suhana, 2014) dalam bukunya mengatakan bahwa
kompotensi profesional yang harus dikuasai yakni:
1) Menguasai struktur, materi, konsep dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
21
2) Menguasai standar kompotensi dan kompotensi mata pelajaran yang
diampu.
3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektof.
5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
mengembangkan diri.
5. Profesionalisme Guru
Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, Pasal 1 disebutkan bahwa, “Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan
yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi
standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.”
Menurut Jamil Suprihatiningrum (2016: 51) “ profesionalisme
merupakan suatu perilaku, tujuan, atau rangkaian kualitas yang menandai atau
melukiskan coraknya suatu profesi. Profesionalisme dapat diartikan sebagai
suatu paham yang menciptakan dilakukannya berbagai kegiatan kerja tertentu
dalam kehidupan masyarakat dengan berbekal keahlian yang tinggi dan
berdasarkan pada rasa keterpanggilan jiwa dengan semangat untuk melakukan
pengabdian memberikan bantuan layanan pada sesama manusia.
Menurut Seyfatrh (2002:122) menulis bahwa, “Pengembangan
profesional diartikan sebagai setiap aktivitas atau proses yang dilaksanakan
untuk memelihara atau meningkatkan keterampilan, sikap, pemahaman, atau
22
perbuatan profesional dan mendorong individu dalam tugasnya saat ini
maupun di masa mendatang.”
Dari beberapa pengertian tersebutm dapat disimpulkan bahwa peningkatan
kompetensi guru dapat diartikan bahwa setiap aktivitas yang dilakukan secara
terencana atau terstruktur untuk menjaga dan meningkatkan pengetahuan,
sikap, perbuatan, dan keterampilan guru yang terkait dengan tugasnya sebagai
pengajar dan pendidik, sehingga proses pembelajaran dan pendidikan berjalan
efektif dan baik
6. Praktik Mengajar
Menurut KBBI praktik adalah pelaksanaan nyata atas dasar teori yang ada.
Sedangkan pengertian mengajar menurut para ahli:
a. Andri Hakim, mengajar adalah salah satu bentuk komunikasi dengan
tingkat kompleksitas yang cukup tinggi.
b. W. Gulo, mengajar adalah usaha untuk menciptakan sistem lingkungan
yang memungkinkan terjadinya proses belajar secara optimal.
c. Rotmond H. Sinamora, mengajar merupakan suatu perilaku yang
kompleks. Perilaku mengajar yang kompleks dapat ditafsirkan sebagai
penggunaan secara integratif sejumlah komponen yang terdapat dalam
tindakan mengajar untuk menyampaikan pesan pengajaran.
d. HR Ibn Abdil-Barr, mengajar merupakan cara terbaik bersedekah.
Mengajarkan ilmu akan mendekatkan seseorang kepada Allah.
e. Doni Koesoma A, mengajar merupakan panggilan dan tugas suci dalam
hidup.
23
Dari beberapa pendapat yang telah dijelaskan, maka dapat
disimpulkan bahwa praktik mengajar merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang yang berlandaskan dengan teori-teori untuk
menciptakan proses belajar sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Mengajar pada hakikatnya adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang
secara sadar dengan tujuan untuk mengubah perilaku atau memberikan
keterampilan baru kepada seseorang.
Mengajar sebagai aktivitas mengarahkan, memberikan kemudahan
berdasarkan kemampuan yang dimiliki oleh tenaga pendidik. Mengajar
sebagai proses transfer atau pengalihan pengetahuan, informasi, norma dan
nilai dari seorang pengajar kepada peserta didiknya. Kunci keberhasilan
pendidikan adalah keterlibatan penuh peserta didik sebagai warga belajar
dalam proses pembelajaran. Keterlibatan yang dimaksud dalam hal ini
adalah pengalaman, keterlibatan seluruh potensi dari peserta didik mulai
dari telinga, mata, hingga aktivitas.
Konsep-konsep yang harus diterapkan di dalam proses belajar
mengajar adalah prinsip belajar itu sendiri. Seorang guru akan dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik apabila ia dapat menerapjan cara
mengajar yang sesuai dengan prinsip-prinsip belajar. Dengan kata lain
supaya dapat mengontrol tugas-tugas mengajar yang dilakukannya apakah
sudah sesuai dengan prinsip-prinsip belajar atau belum, maka guru perlu
memahami prinsip-prinsip belajar.
24
(Cucu suhana, 2014: 16) dalam bukunya mengatakan bahwa belajar
sebagai kegiatan sistematis dan kontinyu memiliki prinsip-prinsip dasar sebagai
berikut:
a. Belajar berlangsung seumur hidup
b. Proses belajar adalah kompleks namun terorganisir
c. Belajar berlangsung dari yang sederhana menuju yang kompleks
d. Belajar dari mulai yang faktual menuju konseptual
e. Belajar mulai dari yang kongkrit menuju abstrak
f. Belajar merupakan bagian dari perkembangan
g. Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor bawaan, lingkungan,
kematangan, serta usaha keras
h. Belajar mencakup semua aspek kehidupan yang penuh makna
i. Kegiatan belajar berlangsung pada setiap tempat dan waktu
j. Belajar berlangsung dengan guru ataupun tanpa guru
k. Belajar yang berencana
l. Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan lingkungan
m. Kegiatan belajar tertentu diperlukan adanya bimbingan dari orang lain.
7. Kinerja Guru
a. Definisi Kinerja Guru
Menurut Maler (dalam Kusumastuti: 2001) mengatakan bahwa kinerja
sebagai unjuk kerja adalah keberhasilan seseorang dalam melaksanakan suatu
pekerjaan. (Ilyas: 2001) menyatakan bahwa kinerja adalah penampilan hasil
karya personal baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Menurut
25
(Simamor: 2004) kinerja adalah kadar pencapaian tugas-tugas yang membentuk
pekerjaan karyawan dan merefleksikan seberapa baik karyawan memenuhi
persyaratan sebuah pekerjaan.
Kinerja atau performance menurut (Suyadi, P. 1992: 2) merupakan hasilkerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalamsuatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutansecara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupunetika.
Sedangkan (Mathis dan Jackson: 2006) menjelaskan bahwa kinerja
adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan.Kinerja adalah
tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas, serta kemampuan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dikatakan baik dan sukses jika
tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik (Gibson et.al., 2007).
Menurut ( Robbins: 2001) kinerja diartikan sebagai fungsi dari interaksi antara
kemampuan (ability) dan motivasi (motivation) sehingga dapat dikatakan
bahwa kinerja= f (A X M ).
Istilah kinerja berasal dari kata job performance/actual perpormance
yang dapat diartikan sebagai prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang
dicapai oleh seseorang. Guru dapat mencapai kinerja yang maksimal jika guru
ingin berusaha untuk mengembangkan seluruh kompotensi yang dimilikinya
dan juga memanfaatkan dalam mengembangkan seluruh kompotensi yang
dimilikinya dan juga memanfaatkan serta menciptakan situasi yang ada
dilingkungan sekolah sesuai dengan aturan-aturan yang sedang berlaku.
Menurut (Sedarmayanti: 2011) kinerja didefinisikan sebagai hasil kerja
seorang pekerja, sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secara
26
keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukan buktinya secara
konkrit dan dapat diukur. Sementara kinerja menurut kurikulum 2013
berdasarkan permendikbud No. 65 tahun 2013 adalah suatu kegiatan yang
meliputi hasil proses pengajaran yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran.
Kinerja mengajar guru dalam penelitian ini didefinisikan sebagai unjuk
kerja guru dalam mengelola pembelajaran sebagai realisasi konkret dari
kompotensi yang dimilikinya berdasarkan kecakapan, pengalaman dan
kesungguhan. Kinerja merupakan pertanyaan kunci terhadap efektifitas atau
keberhasilan suatu organisasi, dengan demikian atas kesesuaian antara
keberhasilan organisasi atau kinerja organisasi dengan kinerja individu atau
sumber daya manusia (Sudarmanto. 2009: 6).
(Mangkunegara, 2000) mendefinisikan kinerja (prestasi kerja) sebagai
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.
Kemudian menurut Ivor K. Davies (dalam Musaforah, 2008) mengatakan bahwa
ada empat ciri seseorang yang memiliki pekerjaan sebagai guru, ciri-ciri tersebut
adalah:
1) Merencanakan yaitu pekerjaan sesorang guru untuk menyusun tujuan belajar
2) Mengorganisasikan yaitu pekerjaan seorang guru untuk mengatur dan
menghubungkan sumber-sumber belajar sehingga dapat mewujudkan tujuan
belajar dengan cara yang paling efektif, efesien serta seekonomis mungkin.
27
3) Memimpin ialah pekerjaan seorang guru untuk memotivasi, mendorong, dan
menstimuluskan murid-muridnya sehingga peserta didik siap mewujudkan
tujuan belajar.
4) Mengawasi yaitu pekerjaan seorang guru untuk menentukan fungsinya
dalam mengorganisasikan dan memimpin diatas telah berhasil dalam
mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan. Apabila tujuan belum
diwujudkan maka guru harus menilai dan mengatur kembali situasinya.
Berdasarkan beberapa pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa
kinerja guru merupakan hasil kerja maksimal yang dilakukan guru untuk
melaksanakan tugas yang dipercayakan diatas pundaknya dengan hasil yang
baik dan benar. Kinerja guru berkaitan dengan kompotensi guru, artinya untuk
memiliki kinerja yang baik guru harus didukung dengan kompotensi yang baik
pula, tanpa memiliki kompotensi yang baik seorang guru tidak mungkin dapat
memiliki kinerja yang baik. Dengan kata lain kinerja guru sama dengan
kompotensi motivasi untuk melaksanakan tugas dan motivasi untuk
berkembang.
b. Indikator Kinerja Guru
Ada beberapa indikator yang dapat dilihat sebagai peran guru dalam
meningkatkan kemampuan peserta didik agar dapat menerima materi
pembelajaran dengan baik melalui proses belajar mengajar yang diadakannya.
Indikator-indikator kinerja tersebut yakni:
1) Perencanaan kegiatan pembelajaran sebelum melaksanakan kegiatan
pembelajaran, guru dituntut dapat menyusun rencana pembelajaran dan
28
fungsi perencanaan pembelajaran ialah untuk mempermudah guru dalam
melaksanakan tugas selanjutnya, sehingga proses belajar mengajar guru
dalam melaksanakan tugas selanjutnya. Sehingga proses belajar mengajar
bisa berjalan secara efektif dan efesien. Kemampuan merencanakan kegiatan
belajar mengajar ini meliputi:
a) Menguasai garis-garis besar penyelenggaraan pendidikan
b) Menyesuaikan analisa materi pelajaran
c) Menyusun program semester
d) Menyusun program pembelajaran
2) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran
Setelah menyusun rencana pembelajaran, tugas guru selanjutnya ialah
melaksanakan pembelajaran yang merupakan aktivitas utama di sekolah. Guru
harus menunjukan penampilan yang terbaik bagi para siswanya, penjelasan
materi harus mudah dipahami, penguasaan keilmuannya benar serta dapat
menguasai metodologi, dan seni pengendalan siswa. Seorang guru juga harus
bisa menjadi teman belajar yang baik bagi para siswanya sehingga siswa merasa
senang dan bisa termotivasi belajar bersamanya. Kemampuan melaksanakan
kegiatan belajar mengajar ini meliputi:
a) Tahap pra intruksional
b) Tahap instruksional
c) Tahap evaluasi
29
3) Evaluasi hasil pembelajaran
Langkah guru selanjutnya yakni mengevaluasi hasil pembelajaran.
Segala sesuatu yang terencana haruslah dievaluasi agar kita dapat mengetahui
apa yang telah direncanakan sesuai dengan realisasinya dan tujuan yang ingin
dicapai, serta untuk mengetahui apakah siswa telah mampu mencapai standar
kompotensi yang ditetapkan, juga dapat mengetahui metode ajaran apakah
sudah tetap sasaran atau belum. Dalam melakukan kegiatan evaluasi, seorang
guru haruslah memerhatikan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan serta
harus memperhatikan soal-soal evaluasi yang digunakan agar dapat mengukur
kemampuan siswa. Kemampuan mengevaluasi hasil pembelajaran ini meliputi:
a) Evaluasi normatif
b) Evaluasi formatif
c) Laporan hasil evaluasi
d) Pelaksanaan program perbaikan
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut pendapat (Robbins: 2001), tingkat kinerja pegawai akan
bergantung pada dua faktor yaitu, kemampuan pegawai dan motivasi kerja.
1) Kemampuan pegawai seperti, tingkat pendidikan, pengetahuan, dan
pengalaman. Tingkat kemampuan akan dapat mempengaruhi hasil kerja
pegawai, semakin tinggi tingkat kemampuan pegawai akan
menghasilkan kinerja yang semakin tinggi pula.
2) Motivasi kerja yaitu dorongan dari dalam diri pegawai untuk melakukan
suatu pekerjaan. Dengan adanya motivasi kerja yang tinggi pegawai
30
akan terdorong untuk melakukan suatu pekerjaan sebaik mungkin yang
akan mempengaruhi kinerja. Semakin tinggi motivasi yang dimiliki
semakin tinggi pula kinerja yang dapat dihasilkan.
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu
(Gibson.et.al, 1996:53) mengelompokkan variabel-variabel yang dapat
mempengaruhi kinerja yaitu (1) variabel individual, (2) variabel psikologi,
dan (3) variabel organisasi. Merujuk pada Undang-undang No.14 tahun
2005 tentang guru dan dosen, pengukuran kompotensi guru dalam penelitian
ini meliputi dimensi (1) pedagogik, (2) personal, (3) sosial, dan (4)
profesional. Berdasarkan uraian diatas dapat dihubungkan antara variabel.
d. Ketaatan Guru pada Disiplin Tugas
Setiap lembaga pendidikan telah dibuat aturan-aturan yang harus
diindahkan oleh para guru maupun tenaga pendidikan lainnya, bahkan
sebagai pegawai negeri. Aturan-aturan tersebut telah dibakukan menjadi
suatu aturan kepegawaian. Hal ini untuk menjadikan kelancaran pada proses
belajar mengajar maupun citra baik dari masyarakat yang ingin
memanfaatkan jasa lembaga tersebut Sukadi(dalam Musarofah, 2010).
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
Kompotensi guru
Diukur melalui dimensi1. Pedagogik2. Profesional3. Personal4. Sosial
Kinerja mengajar guru
Diukur melalui dimensi1. Merencanakan pembelajaran2. Melaksanakan pembelajaran3. Mengevaluasi pembelajaran
31
kinerja guru ialah hasil kerja yang tampak yang dilakukan secara nyata
yang dicapai melalui usaha-usaha tertentu. Kinerja seorang tenaga pendidik
diukur berdasarkan indikator yang telah ditetapkan pemerintah, melalui
indikator tersebut dapat dilihat dari tujuan pembelajaran yang telah tercapai
sesuai dengan yang diharapkan.
B. Kerangka Pikir
Guru merupakan tenaga pendidik yang memiliki tugas utama untuk
membimbing, mendidik, serta membina peserta didik. Bukan hanya dalam proses
belajar mengajar tetapi lebih luas dalam hal membentuk nilai moral dan
kepribadian yang baik terhadap peserta didik. Peranan seorang guru sangatlah
penting dalam dunia pendidikan yang pada akhirnya adalah untuk menghasilkan
SDM yang berkualitas dan memajukan pendidikan nasional. Sumber daya
manusia yang dimaksud dalam hal ini adalah guru atau tenaga pendidik, tenaga
pendidik harus mengikuti uji kompotensi guru yang bertujuan untuk mengukur
kompotensi dasar dan memberikan layanan pembinaan dan pengembangan profesi
guru yang baik. Dalam UKG ada dua aspek yang dapat dijadikan sebagai tolok
ukur yakni profesionalisme dan pedagogik. Dalam hal ini, dijelaskan pula prinsip-
prinsip UKG (uji kompotensi guru): (a) objektif, merupakan pelaksanaan uji
kompotensi guru dilakukan secara benar, jelas, dan menilai kompotensi sesuai
dengan apa adanya; (b) adil, dalam pelaksanaan uji kompotensi guru peserta harus
diperlakukan sama dan tidak mebeda-bedakan kultur, keyakinan, sosial, budaya,
senioritas, dan harus dilayani sesuai dengan kriteria dan mekanisme kerja secara
adil dan tidak deskriminasi; (c) transparan, data dan informasi yang berkaitan
32
dengan pelaksaan UKG (uji kompotensi guru) seperti mekanisme kerja sistem
penilaian harus disampaikan secara terbuka dan dapat diakses oleh yang
memerlukan; (d) akuntabel, pelaksanaan UKG harus dapat
dipertanggungjawabkan baik dari sisi pelaksanaan maupun keputusan sesuai
dengan aturan dan prosedur yang berlaku.
Indikator kinerja guru (a) perencanaan pembelajaran, guru dituntut dapat
menyusun rencana pembelajaran dan fungsi perencanaan pembelajaran agar
mempermudah guru dalam melaksanakan tugas selanjutnya; (b) pelaksanaan
pembelajaran, guru harus menunjukkan penampilan yang baik, penjelasan materi
yang mudah dipahami, penguasaan keilmuan yang benar serta dapat menguasai
metedeologi dan seni pengendalian siswa; (c) evaluasi pembelajaran, seorang guru
haruslah memperhatikan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan serta harus
memperhatikan soal-soal yang digunakan agar dapat mengukur kemampuan
siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan kerangka pikir berikut ini.
33
Bagan Kerangka Pikir
UKG( Uji KompotensiGuru)
a. Profesionalb. Pedagogik
Indikator Kinerja Guru
1. PerencanaanPembelajaran
2. PelaksanaanPembelajaran
3. Evaluasi hasilbelajar
Kinerja Guru BahasaIndonesia di SMP Negeri 2
Barombong
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian dan Variabel Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih dua bulan dengan
menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif tepatnya di SMP Negeri 2
Barombong atas pertimbangan judul yang diajukan yakni “ Pengaruh UKG
dan Praktik Mengajar Guru Bahasa Indoneisa terhadap Kinerja Guru Di SMP
Negeri 2 Barombong”.
Menurut Suprapto (2013:13), “Deskriptif merupakan penelitian
terhadap status, sikap, pendapat kelompok individu, perangkat kondisi dan
prosedur, suatu sistem pemikiran atau peristiwa dalam rangka membuat
deskripsi atau gambaran secara sistematik dan analitik yang dapat digunakan
untuk memecahkan masalah
Menurut John W. Creswell (2016: 5) penelitian kuantitatif adalah
metode-metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti
hubungan antar variabel.
2. Variabel Penelitian
Variabel ini terdiri dari tiga variabel yakni variabel bebas (X) terdiri dari
UKG (X1) dan praktik mengajar (X2), dan variabel terikat (Y) adalah kinerja
guru. Adapun hubungan antara ketiga variabel ini adalah adanya Pengaruh
UKG dan Praktik Mengajar Guru Bahasa Indonesia terhadap Kinerja Guru
Bahasa Indonesia Di SMP Negeri 2 Barombong”.
35
B. Definisi Operasional
Definisi operasional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kajian-
kajian yang menyangkut tentang UKG, dan kinerja guru.
36
1. UKG merupakan sebuah kegiatan untuk mengukur kompotensi dasar tentang
bidang studi dan pedagogik dalam domain content guru.
2. Praktik mengajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang
berlandaskan dengan teori-teori untuk menciptakan proses belajar sesuai dengan
tujuan yang diinginkan
3. Kinerja guru adalah hasil kerja maksimal yang dilakukan guru untuk
melaksanakan tugas yang dipercayakan diatas pundaknya dengan hasil yang baik
dan benar.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Nawawi (1998: 141) mengatakan bahwa Populasi adalah keseluruhan
objek penelitian terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala atau
peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu
penelitian. Berdasarkan pengertian populasi diatas maka penelitian ini adalah
semua guru yang ada di SMP Negeri 2 Barombong yang berjumlah 49 orang.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat data berikut ini:
a. Kepala Sekolah
No NamaStatusKepeg
MasaKerjaTahun
PendidikanTertinggi Mapel yangdiajarkan
Tugas mengajar
diluar sekolah iniD3 Strata Bid.Studi
1. H. Adnan, S.Pd.,M.Pd
PNS 18 Tahun - S2 ManjemenPendidika
n
a.Matematika
b.BK
-
37
b. Data Guru
No Nama
JenisKelamin
StatusKapeg
(PNS/GPS/GTT)
SKPengang
katan
PendidikantertinggiMata pelajaran
yang diajarkan
Tugasmengajardiluarsekolah
L P D3 Strata B.Studi
1. H.Adnan, S.Pd., M.Pd PNS Dinas S2 Matematika Matematika
2. Drs. RustamEfendi PNS Bupati S1 Biologi IPA
3. Arham B, S.Pd PNS Bupati S1 Elektro TIK
4.H. Mapparuntu,
S.Ag.,M.Pd.I PNS Bupati S2 Agama Islam PAI
5.Hasna Irawati,
S.Pd.,M.Pd PNS Bupati S2 Matematika Matematika
6. Nur Salam S.Pd PNS Bupati S1 Sejarah IPS
7. Dra. Darmawati PNS Bupati S1 Ekonomi IPS
8.Muh Ramli Salam,
S.Pd PNS Bupati S1 PKn PKn
9. Wahyuni, S.Pd PNS Bupati S1 Bhs.Indonesia B. Indonesia
Musarofah. 2008. Kinerja Guru Di MTs Al-Wathoniyah 1 Cilungcup Duren SawitJakarta Timur. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Robbins, Stpehen P. 2001. Organizational Behavior, New Jersey: Pearson Education
International.
Saniyah. 2008. Motivasi Guru dalam Mengikuti Program Sertifikasi Guru DiMadrasa Aliyah Negeri (Man Model Bangkala). Malang: Universitas IslamNegeri Malang.
Sedermayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:Mandar Maju.
Suhana, Cucu. 2014. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama.
Sudarmanto. 2009. Kinerja dan Pengembangan Kompotensi Sumber DayaManusia, Teori, Dimensi, Pengukuran, dan Implementasi dalamOrganisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta
Syukur, Fatah. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan. Semarang: PTPustaka Rizki Putra.
Undang-undang No. 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan Dosen.
80
L
A
M
P
I
R
A
N
81
DOKUMENTASI
1. Struktur Personalia dan Mekanisme Kerja SMP Negeri 2 Barombong
2. Proses Pembelajaran
82
3. Wawancara
83
INSTRUMEN PENELITIAN
Identitas Guru
1. Nama Lengkap dengan :___________________________________
Gelar Akademik
2. Nip/ Nik :___________________________________
3. Bidang Studi/ Kelas :___________________________________
4. Pangkat/ Golongan :___________________________________
5. Jenis kelamin :L/P *)
6. Tempat dan Tanggal lahir :__________________________________
7. Pendidikan Terakhir :___________________________________
8. Sertifikat Pendidik : Memiliki/ Tidak Memiliki *)
9. Lulus Sertifikasi Tahun :___________________________________
Petunjuk Pengisian
Berdasarkan pengalaman Bapak/ Ibu, jawablah pertanyaan pada lembar kuisioner ini
dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang sesuai dengan pilihan
jawaban Bapak/ Ibu. Untuk jawaban (a) diberi nilai 4, jawaban (b) diberi nilai 3, jawaban
(c) diberi nilai 2, dan jawaban (d) diberi nilai 1.
1. Apakah dalam pelaksanaan UKG sudah sesuai dengan peraturan?
a. Sangat sesuai
b. sesuai
c. Kurang sesuai
d. Tidak sesuai
2. Apakah pemerintah memberikan sosialisasi tentang UKG?
a. Tepat sekali
b. Tepatc. Kurang tepatd. Tidak tepat
3. Apakah sosialisasi pelaksanaan UKG sudah jelas?a. Sangat jelas
b. jelasc. Kurang jelasd. Tidak jelas
4. Waktu pelaksanaan UKG, apakah sesuai dengan jadwal yang ditetapkan olehpemerintah?
a. Sangat sesuaib. sesuaic. Kurang sesuaid. Tidak sesuai
5. Dalam pelaksanaan UKG, Apakah peserta diperlakukan sama tidak membedakan kultur ,sosial dan keyakinan?
a. Tepat sekalib. Tepatc. Kurang tepatd. Tidak tepat
6. Apakah tidak berlaku sistem senioritas dalam pelaksanaan UKG?a. Tepat sekalib. Tepatc. Kurang tepatd. Tidak tepat
7. Apakah dalam pelaksanaan UKG tidak terjadi deskriminasi?a. Tepat sekalib. Tepatc. Kurang tepatd. Tidak tepat
8. Mekanisme dalam pelaksanaan UKG apakah sudah bersifat terbuka?a. Sangat terbukab. Terbukac. Kurang terbukad. Tidak terbuka
9. Apakah Kegiatan UKG dilaksanakan sesuai dengan jadwal dari pemerintah?a. Sangat sesuaib. Sesuaic. Kurang sesuaid. Tidak sesuai
10. Apakah pelaksanaan dan prosedur dalam UKG bisa dipertanggungjawabkan?a. Sangat bisab. Bisac. Kurang bisa
d. Tidak bisa11. Sebelum proses kegiatan pembelajaran berlangsung apakah sebelumnya mempersiapkan
rencana pembelajaran?a. Sangat disiapkanb. Disiapkanc. Kurang disiapkand. Tidak disiapkan
12. Apakah program semester yang dibuat diperbaharui setiap semester?a. Sangat diperbaharuib. diperbaharuic. Kurang diperbaharuid. Tidak diperbaharui
13. Apakah dalam penyusunan program pembelajaran dikonfirmasi dengan guru matapelajaran yang sama ?
a. Sangat seringb. seringc. kadang-kadangd. Tidak pernah
14. Apakah kesiapan siswa sebelum melakukan proses pembelajaran selalu dikontrol?a. Sangat seringb. Seringc. Kadang-kadangd. Tidak pernah
15. Sebelum proses pembelajaran dimulai apakah terlebih dahulu mempelajari materipelajaran yang ingin disampaikan?
a. Sangat seringb. seringc. kadang-kadangd. Tidak pernah
16. Apakah materi pembelajaran selalu dikaitkan dengan kehidupan nyata?a. Sangat seringb. seringc. kadang-kadangd. Tidak pernah
17. Sebelum memasuki materi pembelajaran apakah menjelaskan terlebih dahulu tujuanpembelajaran yang ingin dicapai?
a. Sangat seringb. Seringc. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
18. Apakah dalam proses pembelajaran memakai media?a. Sangat seringb. Seringc. Kadang-kadangd. Tidak pernah
19. Media yang digunakan apakah sesuai dengan karakteristik siswa?a. sangat sesuaib. sesuaic. Kurang sesuaid. Tidak sesuai
20. Apakah dalam proses pembelajaran selalu memakai bahasa yang sifatnya formal?a. Sangat seringb. Seringc. Kadang-kadangd. Tidak pernah
21. Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai biasa terlaksana atau tidak?a. Sangat sterlaksanab. terlaksanac. kurang terlaksanad. Tidak terlaksana
22. Apakah siswa mampu mencapai standar kompotensi yang ditetapkan?a. Sangat mampub. Mampuc. Kurang mampud. Tidak mampu
23. Apakah ada laporan perkembangan siswa setiap bulan untuk disampaikan kepada kepalasekolah dan orang tua murid?
a. Sangat seringb. Seringc. Kadang-kadangd. Tidak pernah
24. Apakah selalu berusaha membantu menyelesaikan kesulitan-kesulitan yang dihadapisiswa dalam proses pembelajaran?
a. Sangat dibantub. Dibantuc. Kurang dibantud. Tidak dibantu
25. Adakah perbaikan yang diberikan kepada siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan?a. Sangat adab. Adac. Kadang-kadangd. Tidak ada
26. Apakah kepala sekolah sering memberikan petuah dan mendengarkan setiap keluhan daritenaga pendidik?
a. Sangat seringb. Seringc. Kadang-kadangd. Tidak sering
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Fadliah. Lahir di Panciro, Kabupaten Gowa pada tanggal 20
Agustus 1995, merupakan putri ketiga dari tiga bersaudara,
buah hati dari pasangan Ayahanda Mustari dan Hasmawati.
Telah menyelesaikan pendidkan tingkat sekolah dasar (SD) di
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bontosunggu pada tahun 2007.
Kemudian melanjutkan pendidikan tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di
SMP Negeri 1 Palangga, Kabupaten Gowa dan tamat pada tahun 2010. Pada tahun
yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke tingkat Sekolah Menengah Atas
(SMA) di SMA Negeri 1 Pallangga, Kabupaten Gowa dengan jurusan Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) dan tamat pada tahun 2013. Kemudian pada tahun 2013
penulis diterima di Universitas Muhammadiyah Makassar Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Penulis mulai
aktif pada lembaga kemahasiswaan intra kampus, yaitu Himpunan Mahasiswa
Jurusan (HMJ) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia periode 2014-2015, serta
pada lembaga lainnya yakni Seventeen Community di periode yang sama dan Badan