Page 1
PENGARUH TINGKAT KESEHATAN BANK MENURUT RISK BASED BANK
RATING TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DI
INDONESIA
PERIODE 2013-2016
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
LALU RENALDI SAPUTRA
NIM. 1113085000046
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017
Page 5
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Lalu Renaldi Saputra
NIM : 1113085000046
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Perbankan Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu
mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab
atas karya ini.
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan
telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata
memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,
maka saya siap untuk dikenai sanksi yang berlaku di Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 4 April 2017
Lalu Renaldi Saputra NIM. 1113085000046
Page 6
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. INFORMASI PRIBADI
Nama : Lalu Renaldi Saputra
Alamat : Jalan Gotong Royong Gang Jeruk manis I
RT02/RW01 No.16 Lingkungan Pejeruk Perluasan
Kecamatan Ampenan, Kota Mataram Lombok,
Provinsi NTB-83113
Telepon : 0819 3754 5307
Email : [email protected]
Tempat, Tanggal Lahir : Sumbawa Besar, 17 Desember 1994
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
B. PENDIDIKAN FORMAL
Pendidikan Nama Lembaga Kota Tahun
Masuk
Tahun
Keluar
SD SDN 16 Mataram Mataram 2001 2007
SMP SMPN 13 Mataram Mataram 2007 2010
SMA SMAN 7 Mataram Mataram 2010 2013
Perguruan
Tinggi
UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Tangerang Selatan 2013 2017
C. PENGALAMAN ORGANISASI
Lembaga/Institusi Tahun
Anggota Ekstrakulikuler SMAN 7 Mataram 2010-2011
Wakil Ketua OPAK Himpunan Mahasiswa Jurusan
(HMJ) Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
2014-2015
Ketua Penanggung Jawab Milad FEB Jurusan
Pebankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2014-2015
Page 7
vi
Sekretaris Bidang 1 Himpunan Mahasiswa Jurusan
(HMJ) Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2014-2015
Anggota Departemen Kesekretariatan BEM Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2015-2016
Anggota Depertemen Politik Mahasiswa PMII
KOMFEIS Cabang Ciputat
2015-2016
D. KEMAMPUAN
Mampu bekerja secara tim maupun individu
Mampu mengoperasikan Microsoft Office (Wors, Excel dan Powerpoint)
Mampu berkomunikasi dengan baik
E. LATAR BELAKANG KELUARGA
Ayah : Drs. Lalu Sugiarto, MM
Tempat, Tanggal Lahir : Sukarara, 31 Desember 1964
Pendidikan Terakhir : Sarjana (S2)
Ibu : Siti Fatimah, S.Pd.
Tempat, Tanggal Lahir : Sumbawa Besar, 24 April 1965
Pendidikan Terakhir : Sarjana (S1)
Page 8
vii
ABSTRAK
This study examined the effect of soundness of banking use Risk
Based Bank Rating (RBBR) method toward financial performance (ROA) of
Islamic Banking in Indonesia. Whereas, ratios of Risk Based Bank Rating
(RBBR) measured using Risk Profile Non Performing Financing (NPF) and
Financing to Deposit Ratio (FDR), composite value of Good Corporate
Governance (GCG), Net Operating Margin (NOM) then CAR (Capital
Adequacy Ratio). The method of analysis used in this study is Panel Data
regression by using a computer program EViews 9.0 and microsoft Excel
2010. This research included was causal research with secondary data from
annual report Islamic Bank 2013-2016. Sample data tecnique used purposive
sampling method in order to obtain 11 Islamic bank in Indonesia.
The result show NPF, FDR, GCG, NOM and CAR using F test had an effect
on financial performance (ROA) amount 92.9%. Whereas using t test only
NPF, FDR, NOM and CAR that a significant on financial performance
(ROA). And GCG does not affect the partial on financing fermormance
(ROA). Out of both NOM is dominant variable effect on ROA.
Keywords : Islamic Bank, Soundness of Bank, Risk Based Bank Rating,
Financial Performance, ROA
Page 9
viii
ABSTRAK
Penelitian ini menetiti tentang pengaruh tingkat kesehatan bank
berdasarkan metode Risk Based Bank Rating (RBBR) terhadap kinerja
keuangan bank umum syariah di Indonesia yang diproksi dengan Return On
Asset (ROA). Sedangkan rasio yang digunakan dalam pengukuran Risk Based
Bank Rating (RBBR) mencangkup risiko kedit Non Performing Financing
(NPF), risiko likuiditas Financing to Deposit Ratio (FDR), nilai komposit
Good Corporate Governance (GCG), Net Operating Margin (NOM), dan
Capital Adequacy Ratio (CAR). Penelitian ini menggunakan metode analisis
regresi data panel dengan menggunakan program komputer EViews 9.0 dan
Microsoft Excel 2010. Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas dengan
data sekunder yang berasal dari laporan keuangan tahunan dan laporan Good
Corporate Governance (GCG) bank syariah di Indonesia periode 2013-2016
dengan sampel sebanyak 11 bank. Hasilnya menunjukkan bahwa melalui uji
F NPF, FDR, GCG, NOM dan CAR berpengaruh terhadap kinerja keuangan
(ROA) sebesar 92.9%. Sedangkan melalui uji t variabel NPF, FDR, NOM,
CAR yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA).
Sedangkan variabel GCG tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan (ROA). Dari keempat variabel tersebut NOM adalah variabel yang
paling dominan mempengaruhi ROA.
Kata Kunci : Bank Umum Syariah, Kesehatan Bank, Risk Based Bank Rating,
Kinerja Keuangan, ROA
Page 10
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Dengan menyebut asma Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang,
puji syukur hanyak kedapa Allah SWT atas segala hidayah-Nya yang tiada terkira
bagi kepada hambanya. Sehingga penyusunan dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Menurut Risk Based Bank
Rating Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia
Periode 2013-2016”
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpah kehadirat junjungan alam
Nabi Besar Muhammad SAW. Skripsi ini disusun guna untuk memenuhi
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan Skripsi ini tidak lepas dari
bantuan, petunjuk serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun
merasa perlu untuk menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah mencurahkan nikmat dan karunia-Nya untuk saya
sehingga saya bisa menyelesaikan perkuliahan sampai penyusunan skripsi ini.
2. Untuk kedua orang tua tercinta, Bapak Lalu Sugiarto yang selalu berkerja
keras, membimbing saya, menjadi teman sharing untuk saya. Dan Ibu Siti
Fatimah yang selalu memberikan support dan doa agar saya bisa mewujudkan
semua cita-cita yang saya impikan. Untuk adik Baiq Ayu Pratiwi yang selalu
Page 11
x
menghibur saat senang maupun duka serta menjadi penyemangat saya dalam
menyelesaikan skripsi.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA., selaku Ketua Jurusan dan Ibu Fitri
Damayanti, SE., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan
ilmu yang bermanfaat kepada saya.
5. Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, M. Ag. selaku Pembibing Akademik yang
telah memberikan banyak motivasi dan ilmu untuk saya.
6. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM. Selaku dosen pembimbing pertama
yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan,
semagat dan motivasi penuh kepada saya sehingga saya bisa menyelesaikan
skripsi dengan baik. Terima kasih atas seluruh dukungan yang diberikan untuk
saya pak prof.
7. Bapak Drs. Ade Ananto Terminanto, MM. yang telah banyak membantu dan
mengajarkan saya selama proses perkuliahan hingga saat ini. Terima kasih
sudah menjadi pembimbing yang siap menerima semua keluh kesah saya
selama mengerjakan skripsi.
8. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang
bermanfaat untuk saya.
Page 12
xi
9. Virly Indayani, Terima kasih sudah mau menjadi Partner yang baik,
pengertian dan setia, selalu menjadi penyemangat saya, Thanks for all the joy
in the good times and the bad.
10. Sahabat-sahabat saya Muamar Khadapi, Rilo Wahyudi, Sugeng Sulistio,
Abdul Karim Muzakky dan M. Danis yang selalu membantu saya selama
proses perkuliahan sampai saat ini. Terima kasih atas semua waktu dan tenaga
kalian.
11. Teman-teman Group Belajar Erna Puji Lestari, Dini Rizqianty, Firda Elfanisa
Fadilah, Rosalia, Idil Adhar, Fajar Abbiyu dan Maretta Danianty yang mau
menjadi teman sharing selama dikampus dam memberikan banyak ilmu yang
bermanfaat untuk saya.
12. Untuk Silvia, Destri, Desi, Farah Nazila dkk (para barisan bimbingan prof)
yang selalu support saya ketika bimbingan dan mengerjakan skripsi.
13. Untuk Kak Putri, Kak Juno dan semua mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah
angkatan 2012 yang telah membantu dan mengajarkan saya banyak hal
tentang skripsi.
14. Sahabat COSAL. Decy, Gede, Roni, Widy, Dian, Ike, Mutia dan kawan-
kawan terima kasih untuk segala support nya selama ini.
15. Serta teman seperjuangan jurusan Perbankan Syariah angkatan 2013
khususnya PSY48B terima kasih atas waktunya selama ini. Semoga kalian
sukses kedepannya.
Page 13
xii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan
banyak kelemahan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Ciputat, 4 April 2017
Lalu Renaldi Saputra
NIM. 1113085000046
Page 14
xiii
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ iv
ABSTRACT ........................................................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ............................................................................ 1
B. Permasalahan Penelitian ............................................................................ 13
1. Identifikasi Masalah ................................................................................ 13
2. Batasan Masalah...................................................................................... 13
3. Rumusan Masalah ................................................................................... 14
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 14
1. Tujuan ..................................................................................................... 14
2. Manfaat ................................................................................................... 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 16
A. Landasan Teori .......................................................................................... 16
1. Perbankan Syariah .................................................................................. 16
2. Prinsip Dasar Operasional Bank Syariah ................................................ 20
3. Analisis Laporan Keuangan .................................................................... 22
4. Kinerja Keuangan Bank .......................................................................... 25
5. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Risk Based Bank Rating .... 27
a. Risk Profile ........................................................................................ 30
b. Good Corporate Governance (GCG) .............................................. 33
Page 15
xiv
c. Earning (Rentabilitas) ...................................................................... 34
d. Capital (Permodalan) ....................................................................... 35
B. Keterkaitan Antar Variabel ....................................................................... 36
C. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 40
D. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 45
E. Hipotesis ....................................................................................................... 47
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 49
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 49
B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................... 50
1. Populasi ................................................................................................... 50
2. Sampel .................................................................................................... 50
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 51
D. Metode Analisis Data .................................................................................. 52
1. Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 53
a. Normalitas ......................................................................................... 53
b. Multikolinearitas ............................................................................... 54
c. Heterokedastisitas ............................................................................. 54
d. Autokorelasi ..................................................................................... 55
2. Pengujian Model Regresi Data Panel ...................................................... 56
a. Common Effect Model ...................................................................... 56
b. Fixed Effect Model ........................................................................... 56
c. Uji Chow ........................................................................................... 56
d. Random Effect Model ....................................................................... 57
e. Uji Hausman .................................................................................... 57
3. Uji Signifikansi ....................................................................................... 58
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)...................................................... 58
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t) .................................. 58
c. Koefisien Determinasi ....................................................................... 59
4. Model Regresi Data Panel ....................................................................... 59
E. Operasional Variabel .................................................................................. 60
Page 16
xv
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 64
A. Sekilas Gambaran Umum Data Objek Penelitian ................................... 64
1. Deskripsi Variabel Kinerja Keuangan ................................................... 65
2. Deskripsi Variabel NPF .......................................................................... 67
3. Deskripsi Variabel FDR .......................................................................... 69
4. Deskripsi Variabel GCG ......................................................................... 71
5. Deskripsi Variabel NOM ........................................................................ 73
6. Deskripsi Variabel CAR ......................................................................... 75
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian .............................................................. 76
1. Hasil Uji Statistik Deskripsi ................................................................... 78
a. Variabel Dependen ............................................................................ 78
b. Variabel Independen ......................................................................... 78
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 80
a. Normalitas ......................................................................................... 80
b. Multikolinearitas .............................................................................. 82
c. Heterokedastisitas ............................................................................. 83
d. Autokorelasi ...................................................................................... 84
3. Pengujian Model Regresi Data Panel ...................................................... 85
a. Common Effect Model ...................................................................... 86
b. Fixed Effect Model ........................................................................... 86
c. Uji Chow ........................................................................................... 87
d. Random Effect Model ....................................................................... 88
e. Uji Hausman ..................................................................................... 89
4. Hasil Uji Signifikasi ............................................................................... 90
a. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t) .................................. 90
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ..................................................... 94
c. Koefisien Determinasi ...................................................................... 95
C. Model regresi Data Panel .......................................................................... 96
D. Interpretasi ............................................................................................... 101
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................... 108
A. Kesimpulan ............................................................................................... 108
Page 17
xvi
B. Saran .......................................................................................................... 109
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 111
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ 115
Page 18
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensioal .... 18
Tabel 2.2 Perbedaan Riba (Bunga) dengan Bagi Hasil ......................................... 19
Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 41
Tabel 3.1 Perdikat Kesehatan Bank Berdasarkan ROA ......................................... 60
Tabel 3.2 Perdikat Kesehatan Bank Berdasarkan NPF .......................................... 61
Tabel 3.3 Perdikat Kesehatan Bank Berdasarkan FDR ......................................... 61
Tabel 3.4 Perdikat Kesehatan Bank Berdasarkan GCG ......................................... 62
Tabel 3.5 Perdikat Kesehatan Bank Berdasarkan NOM ........................................ 62
Tabel 3.6 Perdikat Kesehatan Bank Berdasarkan CAR ......................................... 63
Tabel 4.1 Daftar Bank Umum Syariah ................................................................... 64
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ................................................................................ 77
Tabel 4.3 Uji Multikolonearitas ............................................................................. 82
Tabel 4.4 Uji Heterokedastisitas ............................................................................ 83
Tabel 4.5 Uji Autokorelasi ..................................................................................... 84
Tabel 4.6 Hasil Uji Common Effect Model ............................................................ 85
Tabel 4.7 Hasil Uji Fixed Effect Model ................................................................. 86
Tabel 4.8 Hasil Uji Chow Test ............................................................................... 87
Tabel 4.9 Hasil Uji Random Effect Model ............................................................. 88
Tabel 4.10 Hasil Uji Hausman Test ....................................................................... 89
Tabel 4.11 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (t-Statistik) .................... 91
Tabel 4.12 Hasil Uji Signifikansi Simultan (F-Statistik) ....................................... 94
Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................................. 95
Tabel 4.14 Hasil Uji Model Regresi Data Panel .................................................... 96
Page 19
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Total Aset Bank Syariah Tahun 2010-2015 ......................................... 3
Gambar 1.2 ROA Bank Syariah Tahun 2011-2015 ................................................. 4
Gambar 1.3 Kasus Kejahatan Perbankan di Indonesia Tahun 2014 ....................... 5
Gambar 1.4 FDR Bank Umum Syariah Tahun 2011-2015 ...................................... 7
Gambar 1.5 NPF Bank Umum Syariah Tahun 2011-2015 ...................................... 7
Gambar 2.1 Siklus Periode Penilaian Tingkat Kesehatan Bank ........................... 28
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 46
Gambar 4.1 Pendapatan ROA BUS tahun 2013-2016 ........................................... 65
Gambar 4.2 Pendapatan NPF BUS tahun 2013-2016 ............................................ 67
Gambar 4.3 Pendapatan FDR BUS tahun 2013-2016 ............................................ 69
Gambar 4.4 Predikat GCG BUS tahun 2013-2016 ................................................ 72
Gambar 4.5 Pendapatan NOM BUS tahun 2013-2016 .......................................... 74
Gambar 4.6 Pendapatan CAR BUS tahun 2013-2016 ........................................... 75
Gambar 4.7 Uji Normalitas .................................................................................... 81
Page 20
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Bisnis bank adalah bisnis yang penuh dengan risiko sistemik dan masif
(endemic), bahkan bisa memiliki dampak spread (contagion effect). Ketika
satu bank yang mengalami musibah, hal itu dapat mempengaruhi bank lain.
Krisis perbankan di pertengahan tahun 1997 misalnya, menimbulkan berbagai
masalah kompleks sehingga dengan cepat berubah menjadi krisis ekonomi,
krisis, budaya, krisis sosial politik, dan krisis multidimensi (Ruliana, 2016).
Sejarah mencatat bagaimana krisis moneter yang mengguncang
Indonesia sejak Juli 1997 dan berlanjut menjadi krisis multidimensi, yang
mengungkapkan masih rapuhnya perekonomian bangsa ini. Permasalahan
bank yang terjadi memberikan pelajaran berharga bahwa, berbagai
permasalahan disektor perbankan yang terdeteksi secara dini dapat
mengakibatkan runtuhnya kepercayaan masyarakat terhadap industri
perbankan. Diawali dengan terjadinya krisis moneter sebagai akibat dari
jatuhnya nilai rupiah terhadap valuta asing, khususnya dolar Amerika Serikat
(Dendawijaya, 2009).
Sepuluh tahun setelah krisis keuangan tahun 1998, Indonesia telah
kembali mengalami krisis memiliki dampak negatif terhadap perekonomian
negara pada tahun 2008. Indonesia telah mengalami perlambatan pertumbuhan
ekonomi, yang pada tahun 2007 tingkat pertumbuhan ekonomi negara itu
Page 21
2
mencapai 6,7% dan pada tahun 2008 hanya 6,1%. Dampak lainnya mengalami
penurunan neraca pembayaran, tekanan nilai tukar dan dorongan untuk tingkat
inflasi. Kasus Bank Century adalah salah satu kasus yang terjadi di perbankan
Indonesia. Bank-bank ini perlu diselamatkan karena jatuhnya likuiditas Bank
Century berdampak negatif akan keseluruhan postur sistemik perbankan
nasional dan likuiditas nasional itu sendiri. Kasus Bank Century adalah contoh
dari sebuah bank yang mengalami masalah kesehatan (Rotinsulu, 2015).
Krisis Keuangan pada tahun 1997 dan 2008, kasus Bank Century dan
persiapan Indonesia menghadapi AEC 2015, gambaran tentang pentingnya
sistem kesehatan suatu bank, kewajiban dan tantangan bagi semua industri
perbankan nasional di tingkat kesiapan infrastruktur keuangan untuk
persaingan yang dalam memperebutkan segmen pasar besar dan potensial
untuk bersaing dengan bank-bank asing, setelah 2015 AEC pasar perbankan
Indonesia saat ini harus relatif terbuka. Jika tidak, dikhawatirkan akan terjadi
kondisi overbank berdampak pada likuiditas yang tidak sehat sehingga
berpengaruh terhadap perekonomian (Rotinsulu, 2015)
Menurut (Satria, 2012), Pemerintah Indonesia telah mengubah
peraturan perbankan untuk meningkatkan kinerja bank mana yang untuk
menggabungkan beberapa bank, seperti BBD, BDN, Bapindo, dan Bank Exim
menjadi Bank Mandiri, untuk meningkatkan efisiensi. Namun, kebijakan ini
belum terbukti meningkatkan kinerja bank, dan masih banyak bank pergi dan
bangkrut. Inefisiensi operasional bank mengakibatkan mereka menjadi tidak
Page 22
3
mampu persaingan. Efisiensi dari lembaga perbankan terutama di manajemen
akan dapat meningkatkan keuntungan maksimum.
Setelah masa krisis dilewati, perbankan di indonesia mulai berbenah
diri memperbaiki dan membangun apa yang hilang saat kritis. Terlihat dari
profitabilitas yang mempunyai trend meningkat dari tahun 2001 hingga 2006.
Hal ini dikarenakan krisis tahun 1998 telah mempengaruhi perbaikan dari
beberapa aspek, antara lain transparansi yang memenuhi akuntabilitas dan
efektifitas, profesionalisme dan kopetensi, pemenuhan ketentuan perbankan
yang bersifat prinsip kehati-hatian (Sudarsono, 2009).
Gambar 1.1
Total Aset Bank Umum Syariah Tahun 2010-2015
Sumber: Statistik Bank Indonesia Tahun 2015
Sebagai suatu lembaga keuangan, kinerja bank merupakan faktor
yang sangat penting, untuk itu manajemen bank harus mampu mengelola
kinerja bank dengan sangat baik. Kinerja bank merupakan gambaran prestasi
baik atau buruk suatu bank baik dari aspek keuangan, manajemen,
penghimpun dan penyaluran dana, maupun sumber daya manusianya. Dalam
tabel diatas menunjukan bahwa pertumbuhan aset bank syariah selalu
79.182
116.93
147.581
180.36
204.961213.422
0
50
100
150
200
250
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Page 23
4
mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dari tahun 2010 hingga 2015 terlihat
jumlah aset bank syariah meningkat sebesar 134.236 miliar rupiah.
Kinerja perbankan syariah diyakini lebih baik dibandingkan bank
konvensional. Hal ini dibuktikan dengan bertahannya bank-bank syariah saat
terjadi krisis ekonomi tahun 1998. meskipun terbilang baru, bank syariah juga
dituntut untuk memiliki kinerja bank yang baik dan mampu bersaing dengan
bank konvensional untuk merebut pasar perbankan nasional di Indonesia.
Untuk menilai kinerja suatu bank dapat dilihat dari rasio-rasio yang disajikan
pada laporan keuangan bank.
Namun 5 (lima) tahun belakangan ini kinerja keuangan bank syariah
yang dilihat dari rasio keuangan ROA mengalami penurunan. Berdasarkan
data statistik perbankan syariah yang diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) diketahui performa keuangan yang diukur berdasarkan ROA
mengalami penurunan ditahun 2014.
Gambar 1.2
ROA Bank Umum Syariah Tahun 2011-2015
Sumber: Statistik Bank Indonesia Tahun 2010-2015
1.79%
2.14%2%
0.49%0.41%
0.00%
0.50%
1.00%
1.50%
2.00%
2.50%
2011 2012 2013 2014 2015
Page 24
5
Dilihat dari grafik dibawah pada tahun 2011 ROA bank syariah berada
pada posisi Sangat Sehat yaitu pada angka 1.79%, ditahun 2013 mengalami
peningkatan sebesar 0.35% yaitu sebesar 2.14%, ditahun 2013 mengalami
penurunan sebesar 2%. Namun ditahun 2014 dan 2015 performa atau kinerja
keuangan bank syariah merosot pada angka 0.49% dan 0.41% jauh
dibandingkan tahun sebelumnya yang berada dalam kondisi Kurang Sehat.
Gambar 1.3
Kasus Kejahatan Perbankan di Indonesia Tahun 2014
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Berdasarkan grafik diatas kejahatan perbankan yang terjadi di tahun
2014 itu meliputi kasus kredit yang paling banyak terjadi sebanyak 55%,
posisi kedua diikuti kasus rekayasa pencatatan sebanyak 21%, selanjutnya
kasus penggelapan dana sebanyak 15%, kasus transfer dana sebanyak 5% dan
pengadaan asetsebanyak 4%. Dengan banyaknya kasus tersebut tentu akan
berdampak pada risiko reputasi bank yaitu kepercayaan nasabah terhadap
bank. Untuk itu bank harus bisa menerapkan prinsip kehati-hatian agar
mengurangi potensi yang tidak diinginkan.
55%
21%
15%
5%4%
kredit rekayasa pencatatan penggelapan dana transfer dana pengadaan aset
Page 25
6
Penilaian terhadap kinerja suatu bank tertentu dapat dilakukan dengan
melakukan analisis terhadap laporan keuangannya. Laporan keuangan bank
berupa neraca memberikan informasi kepada pihak di luar bank, misalnya
bank sentral, masyarakat umum dan investor. Informasi yang diberikan
mengenai gambaran posisi keuangannya, yang lebih jauh dapat digunakan
pihak eksternal untuk menilai besarnya resiko yang ada pada suatu bank.
Laporan laba rugi memberikan gambaran mengenai perkembangan usaha bank
yang bersangkutan maupun industri perbankan secara keseluruhan
(Handayani, 2005).
Sesuai dengan Undang-Undang No. 10 tahun 1998 bahwa bank
merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediary) yang
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada
masyarakat dalam bentuk kredit. Bank harus menjaga kepercayaan yang
diberikan masyarakat dalam mengelola dana mereka. Perwujudan dari
kesungguhan bank dalam mengelola dana masyarakat adalah dengan menjaga
kesehatan kinerjanya, karena kesehatan kinerja sangat penting bagi suatu
lembaga usaha. Dengan mengetahui tingkat kesehatan bank, peran
stakeholders dapat dengan mudah menilai kinerja lembaga perbankan tersebut.
Oleh karena itu agar dapat berjalan dengan lancar maka lembaga perbankan
harus berjalan dengan baik.
Page 26
7
Gambar 1.4
FDR Bank Umum Syariah 2011-2015
Sumber: Statistik Bank Indonesia Tahun 2010-2015
Financing to Deposit Ratio merupakan rasio pembiayaan terhadap
dana pihak ketiga yang diterima oleh bank. Bank Indonesia menetapkan
bahwa FDR yang baik berada pada rentang 85-110%. Bila dilihat dari statistik
diatas mulai tahun 2011-2015 FDR bank syariah berada dalam posisi stabil.
Meskipun ditahun 2014 mengalami penurunan sebesar 88,66%.
Gambar 1.5
NPF Bank Umum Syariah 2011-2015
Sumber: Statistik Bank Indonesia Tahun 2010-2015
Bank sebagai intermediasi yang menghimpun dana dari masyarakat
bank juga harus menyalurkan dana tersebut dalam bentuk kredit/pembiayaan.
88.94
100 100.32
88.66 88.03
80
82
84
86
88
90
92
94
96
98
100
102
2011 2012 2013 2014 2015
2.52%2.22%
2.62%
4.33%4.84%
0.00%
1.00%
2.00%
3.00%
4.00%
5.00%
6.00%
2011 2012 2013 2014 2015
Page 27
8
Pada stastistik diatas menunjukan persentase kredit yang diberikan oleh bank
yang di ukur menggunakan rasio NPF (Non Performing Financing). Non
Performing Financing bisa dikatakan kredit bermasalah yang terdiri dari
kredit yang berklasifikasi kurang lancar, diragukan, dan macet. Berdasarkan
ketentuan Bank Indonesia ada beberapa standar yang baik dalam mengelola
kredit macet yaitu pada presentase dibawah 5%.
Bila dilihat pada statistik diatas bank syariah yang menunjukan
kenaikan NPF yang cukup signifikan mencapai 4.34% pada tahun 2015.
Meskipun kenaikan NPF tahun 2015 hanya sebesar 0.01% dibandingkan
dengan tahun sebelumnya, akan tetapi pada tahun 2014 NPF bank syariah
mengalami lonjakan yang cukup tinggi sebesar 1.71% dibandingkan tahun
2013. dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap kinerja bank itu sendiri.
Tinggi rendahnya NPL sangat dipengaruhi oleh kemampuan bank dalam
menjalankan proses pemberian kredit baik dari segi pengelolaan kredit hingga
monitoring setelah kredit tersalurkan. Kenaikan NPL dipengaruhi oleh
melambatnya pertumbuhan ekonomi nasional yang menyebabkan menurunnya
kemampuan kreditur dalam membayar angsuran.
Kesehatan bank merupakan kemampuan bank untuk melakukan
kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi
kewajiban dengan baik dan dengan cara-cara yang sesuai peraturan perbankan
yang berlaku (Budisantoso, 2006).
Buruknya kondisi tingkat kesehatan perbankan disebabkan oleh
banyak faktor yang beragam. Berdasarkan ketentuan dalam undang-undang
Page 28
9
tentang perbankan tersebut, Bank Indonesia telah mengeluarkan Surat Edaran
No. 26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993 yang mengatur tentang Tata Cara
Penilaian Tingkat Kesahatan Bank. Ketentuan ini merupakan penyempurnaan
ketentuan yang dikeluarkan Bank Indonesia dengan Surat Edaran No.
23/21/BPPP tanggal 28 Februari 1991. Metode atau cara penilaian tingkat
kesehatan bank tersebut dikenal sebagai metode CAMEL (Capital, Assets,
Management, Earnings, Liquidity). Karena setelah dilakukan perhitungan
tingkat kesehatan bank berdasarkan metode CAMEL dilanjutkan dengan
perhitungan tingkat kepatuhan bank pada beberapa ketentuan khusus, metode
tersebut akhirnya dikenal dengan istilah CAMEL Plus (Dendawijaya, 2009).
Bank Indonesia telah melakukan beberapa kali perubahan pada metode
penilaian kesehatan bank. Di tahun 1999, Bank Indonesia menggunakan
metode CAMEL. Setelah diterapkan selama beberapa waktu, metode tersebut
dianggap kurang dapat menilai kemampuan bank terhadap risiko eksternal,
maka pada 2004 Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia Nomor
6/10/PBI/2004 mengubah metode yang digunakan untuk menilai kesehatan
bank menjadi CAMELS. Metode tersebut menambahkan satu elemen lagi
yaitu sensitivitas terhadap risiko pasar (Sensitivity to market risk) (Sugari,
2015).
Setelah tujuh tahun peraturan mengenai CAMELS diberlakukan, Bank
Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 menerapkan
kebijakan baru mengenai penilaian tingkat kesehatan bank umum. Bank
Indonesia mengganti CAMELS rating system menjadi Risk Based Bank Rating
Page 29
10
yang lebih berorientasi pada risiko dan penerapan good corporate governance,
namun tetap tidak mengacuhkan kedua faktor lainnya yaitu rentabilitas dan
kecukupan modal yang secara efektif dilaksanakan sejak tanggal 1 Januari
2012. Latar belakang Bank Indonesia mengeluarkan peraturan tersebut adalah
karena adanya perubahan kompleksitas usaha dan profil risiko, penerapan
pengawasan secara konsolidasi, serta perubahan pendekatan penilaian kondisi
bank yang diterapkan secara internasional telah mempengaruhi pendekatan
penilaian tingkat kesehatan bank (Sugari, 2015).
Dalam menilai kesehatan suatu bank, OJK menggunakan pendekatan
kualitatif dengan berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi suatu
bank. Sejak 2011 sampai sekarang, metode yang digunakan untuk menilai
kesehatan bank RBBR (Risk Based Bank Rating). Secara khusus, untuk bank
syariah, OJK menerbitkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (Otoritas Jasa
Keuangan) No. 08/POJK.03/2014 dari Tingkat Kesehatan Bank Islam
Pengkajian dan Bisnis Islam Satuan. Berdasarkan peraturan tersebut, tingkat
kesehatan bank merupakan hasil dari penilaian kondisi bank yang dilakukan
oleh risiko termasuk risiko yang terkait dengan penerapan prinsip-prinsip
islam dan kinerja bank atau disebut berbasis risiko (Budiman, 2017).
Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 Faktor-faktor penilaian
tingkat kesehatan bank dengan menggunakan Risk Based Bank Rating atau
lebih dikenal dengan RGEC yang terdiri dari profil risiko (risk profile), good
corporate governance, rentabilitas (earning), dan permodalan (capital). Profil
risiko menilai risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam
Page 30
11
aktivitas operasional bank. Faktor Good corporate governance menilai
kualitas manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG yang telah
ditetapkan oleh Bank Indonesia. Faktor rentabilitas menilai kemampuan bank
dalam menghasilkan laba dalam satu periode. Faktor permodalan merupakan
evaluasi kecukupan permodalan dan kecukupan pengelolaan permodalan.
Kinerja keuangan perbankan sendiri biasanya diukur dengan seberapa
besar tingkat profitabilitas yang dihasilkan perusahaan. Profitabilitas dapat
diukur denga rasio Return On Asset (ROA). Return On Asset (ROA)
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar
ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank
tersebut dan semaki baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset
(Dendawijaya, 2009).
Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai kajian pustaka
dalam penelitaian ini diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh
Muhammad Ibadil (2013) dengan judul Analisis Pengaruh Risiko, Tingkat
Efisiensi, GCG terhadap Kinerja Keuangan dengan pendekatan beberapa
komponen merode RBBR SEBI 13/24/DPNP/2011 studi kasus Bank Umum
yang terdaftar di BEI periode 2008-2012. Menunjukan bahwa NIM dan CAR
berpengaruh signifikan terhadap ROA, sedangkan LDR, PDN, dan GCG tidak
berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Penelitian oleh Dewa Ayu Sri Yudiartini dan Ida Bagus Dharmadiaksa
(2016) dengan judul Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan
Page 31
12
Sector Perbankan di Bursa Efek Indoensia. Menunjukan bahwa Capital
Adequacy Ratio (CAR), Non Performance Loan (NPL) dan Loan to Deposits
Ratio (LDR) secara parsial berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan.
Penelitian yang dilakuan oleh Mulatsih (2014) dengan judul Pengaruh
rasio keuangan terhadap Tingkat kinerja Pada Bank Pembagunan Daerah.
Menunjukan bahwa bahwa CAR, NIM, ROE memiliki pengaruh yang positif
terhadap ROA. Sedangkan BOPO dan NPL memiliki pengaruh yang negatif
terhadap ROA.
Dari hasil penelitian terdahulu terdapat beberapa variabel yang
berpengaruh terhadap profitabilitas atau kinerja bank, namun tidak konsisten
hasilnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu,
pemilihan variabel independen yang digunakan, bank yang dipilih, serta
periode penelitian. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR),
Good Corporate Governance (GCG), Net Operating Margin (NOM), Capital
Adequacy Ratio (CAR) serta pengaruhnya terhadap Kinerja Keuangan (ROA).
Mengingat pentingnya penilaian tingkat kinerja keuangan perbankan
guna menentukan kebijakan-kebijakan untuk menjaga kelangsungan
operasional dan efisiensi keuangan perbankan syariah dalam menghadapi
persaingan sesama jenis usaha. Maka penulis mengambil penelitian dengan
judul “Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Menurut Risk Based Bank
Rating Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Di Indonesia
Periode 2013-2016”.
Page 32
13
B. Permasalahan Penelitian
1. Identifikasi Masalah
Dalam kaitannya dengan latar belakang yang telah penulis
paparkan diatas, maka penulis mengindentifikasi beberapa masalah yang
ada adalah sebagai berikut:
a. Sektor perbankan khususnya bank syariah harus mampu menjaga
tingkat kesehatan agar bank mampu melakukan kegiatan operasional
secara normal dan mampu memenuhi kewajiban dengan baik dan
dengan cara-cara yang sesuai peraturan perbankan yang berlaku.
b. Buruknya tata kelola perusahaan menyebabkan berbagai kegagalan
korporasi yang berdampak pada buruknya perekonomian khususya di
sektor perbankan.
c. Praktik-praktik perbankan yang tidak sehat serta pengelolaan kinerja
bank akan menimbulkan dampak terhadap masyarakat yaitu ketidak
percayaan masyarakat atas sektor perbankan.
d. Sektor perbankan khususnya bank syariah harus memperhatikan
kinerja keuangannya dengan memperhatikan tingkat likuiditas,
rentabilitas dan solvabilitas guna memperoleh laba dan kinerja yang
lebih baik.
2. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut. Peneliti membatasi
permasalahan yang akan diteliti pada aspek yang di analisis agar tidak
keluar dari permasalahan, diantaranya:
Page 33
14
a. Data Tingkat Kesehatan Bank yang digunakan menggunakan metode
Risk Based Bank Rating (RBBR) dari Laporan Keuangan dan Laporan
Self assesment Bank Syariah pada tahun 2013 sampai 2016. Indikator
yang mewakilinya adalah Non Performing Financing (NPF),
Financing to Deposit Ratio (FDR), Good Corporate Governance
(GCG), Net Operating Margin (NOM), Capital Adequacy Ratio
(CAR).
b. Data Kinerja Keuangan yang digunakan merupakan data dari Laporan
Keuangan Bank Syariah tahun 2013 sampai 2016. Indikator yang
mewakilinya adalah Return On Asset (ROA).
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas,
maka peneliti merumuskan masalah yaitu:
1. Apakah ada pengaruh NPF, FDR, GCG, NOM dan CAR secara
silmultan terhadap kinerja keuangan (ROA)?
2. Apakah ada pengaruh NPF, FDR, GCG, NOM dan CAR secara parsial
terhadap kinerja keuangan (ROA)?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
a. Mengetahui Pengaruh NPF, FDR, GCG, NOM dan CAR secara
simultan terhadap kinerja keuangan (ROA) pada bank umum syariah.
Page 34
15
b. Mengetahui Pengaruh NPF, FDR, GCG, NOM dan CAR secara parsial
terhadap kinerja keuangan (ROA) pada bank umum syariah.
2. Manfaat
Penelitian ini dilakukan dengan harapan bermanfaat bagi:
a. Pihak Bank
Untuk pihak bank dengan penelitian ini dapat memberikan gambaran
evaluasi serta analisis terhadap kinerja keuangan yang melihat tingkat
kesehatan bank.
b. Umum
Untuk memberikan wawasan mengenai teori kinerja keuangan bank
dengan melihat dari tingkat kesehatan bank serta dijadikan acuan
sebagai alat analsis untuk mengetahui kinerja bank.
c. Akademisi
Dapat dijadikan sebagai tambahan ilmu serta dapat dijadikan sebagai
acuan untuk penelitia selanjutnya.
Page 35
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Perbankan Syariah
Mendengar kata bank sebenarnya tidak asing lagi, terutama yang
hidup diperkotaan. Bahkan, dipedesaan pun saat ini kata bank bukan
merupakan kata yang asing dan aneh. Menyebut kata bank setiap orang
selalu mengkatikannya dengan uang sehingga selalu saja ada anggapan
bahwa yang berhubungan dengan bank selalu ada kaitannya dengan uang.
Hal ini memang tidak salah karena bank memang merupakn lembaga
keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. Sebagai
lembaga keuangan bank menyedikan berbagai jasa keuangan. Di negara-
negara maju bank bahkan sudah merupakan kebutuhan utama bagi
masyarakat setiap kali bertransaksi (Kasmir, 2014).
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
1998 tanggal 10 November 1998 Pasal 1 pengertian bank, bank umum,
dan Bank Pengkreditan Rakyat disempurnakan menjadi, bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak, sedangkan pengertian Bank Umum adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau “berdasarkan
Page 36
17
prinsip usaha syariah” yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran. Serta pengertian Bank Pengkreditan Rakyat (BPR)
adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kagiatannya tidak memberi jasa
dalam lalu lintas pembayaran (Wiroso, 2005).
Kinerja ekonomi di negara manapun tergantung pada sektor
keuangan. Peran sektor perbankan sangat penting dalam menyalurkan
tabungan masyarakat menjadi investasi produktif yang menyebabkan
pertumbuhan ekonomi. Di Pakistan sektor perbankan terdiri dari kedua
bank syariah dan konvensional. Perbankan konvensional didasarkan pada
minat dan melawan prinsip-prinsip Islam dan karena itu dilarang. bank
syariah, di sisi lain, adalah Syariah dan beroperasi sesuai dengan hukum
Islam (Aziz, 2016).
Bank Syariah adalah Bank yang tata cara beroperasinya itu
mengikuti suruhan dan larangan yang tercantum dalam Al-Qur’an dan
Hadist. Sesuai dengan suruhan dan larangan itu maka yang dijauhi adalah
praktik-praktik yang mengandung unsur riba, yang diikuti adalah praktek-
praktek usaha yang dilakukan dizaman Rasulullah atau bentuk-bentuk
usaha yang telah ada sebelumnya tetapi tidak dilarang oleh beliau
(Antonio, 1992).
Kegiatan dan transaksi yang dilakukan oleh bank umum syariah
juga berlandaskan hukum halal atau haram, lembaga perbankan syariah
hanya melakukan transaksi yang sesuai dengan aturan hukum islam.
Page 37
18
Berikut ini merupakan perbedaan antara bank umum konvensional dan
bank umum syariah.
Tabel 2.1
Perbedaan Bank Umum Konvensional dengan Bank Umum Syariah
Keterangan Bank Umum
Konvensional
Bank Umum
Syariah
Fungsi dan kegiatan
bank
Intermediasi, jasa
keuangan
Intermediasi, manager
investasi, sosial, jasa
keuangan
Mekanisme dan
objek usaha
Tidak anti-riba dan
antimaysir
Anti-riba dan
antimaysir
Prioritas pelayanan Kepentingan pribadi Kepentingan publik
Orientasi Keuntungan Sosial-ekonomi dan
keuntungan
Hubungan nasabah Terbatas debitor-
kreditor
Erat sebagai mitra
usaha
Pinjaman yang
diberikan
Komersial dan
nonkomersial,
berorientasi laba
Komersial dan
nonkomersial,
berorientasi laba dan
nirlaba
Lembaga
penyelesaian
sengketa
Pengadilan, arbitrase Pengadilan, badan
arbitrase syariah
nasional
Risiko usaha -Risiko bank tidak
terkait langsung
dengan debitur, risiko
debitur tidak terkait
langsung dengan bank
-Kemungkinan terjadi
negative spread
-Dihadapi bersama
antara bank dan
nasabah dengan
prinsip keadilan dan
kejujuran
-Tidak mungkin
terjadi negative spread
Struktur organisasi
pengawas
Dewan komisaris pengawas
Dewan komisaris
Dewan Komisaris,
Dewan Pengawas
Syariah, dan Dewan
Syariah Nasional
Investasi Halal atau haram Halal
Sumber: (Antonio M. S., 2001)
Hal yang paling membedakan bank umum konvensional dan bank
umum syariah adalah dalam sistem pembagaian keuntungan
pembiayaannya. Dalam bank konvensional, keuntungan dibagi
Page 38
19
berdasarkan sistem bunga (riba), sedangkan dalam bank umum syariah,
keuntungan dibagi berdasarkan sistem bagi hasil. Islam mendorong praktik
bagi hasil serta mengharamkan riba. Menurut Al-Qur’an Surat Al-Baqarah
275 :
بو ٱكلون لذين يأ ٱ لك ذ مس ل ٱن من ط لشي ٱلذي يتخبطه ٱا ل يقومون إل كما يقوم لر بأ
بو ٱل ع مث بي ل ٱا إما قالو ٱوأحل ا لر م بي ل ٱلل بو ٱع وحر ب ه عظة مو ۥءه فمن جا ا لر ن ر ۦم ى ٱف ۥفله ت
ه ٱإلى ۥ ره ما سلف وأم ومن لل لناره ٱب ح ئك أص عاد فأول ا خ ه ٥٧٢لدون في
Artinya:
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan
dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya
apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil
riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya.”
Tabel 2.2
Perbedaan Riba (Bunga) dengan Bagi Hasil
Riba (Bunga) Bagi Hasil
Penentuan bunga dibuat pada saat
permulaan akad dengan asumsi
harus selalu mendapat keuntungan.
Penentuan besarnya rasio atau
nisbah bagi hasil dibuat pada saat
permulaan akad dengan
memperhatikan kemungkinan
terjadinya untung rugi (loss and
profit sharing).
Besarnya presentas keuntungan
ditentukan sepihak berdasarkan
pada jumlah uang (modal) yang
dipinjamkan dikali dengan tingkat
suku bunga yang berlaku.
Besarnya nisabah bagi hasil
ditentukan berdasarkan pada jumlah
keuntungan atau hasil usaha yang
diperoleh sesuai dengan
kesepakatan.
Penarikan bunga dilakukan tanpa
memperhatikan apakah usaha yang
dijalankan oleh pihak nasabah
untung atau rugi.
Pembagian hasil dilakukan
berdasarkan keuntungan dari usaha
yang dijalankan. Namun bila terjadi
kerugian, akan ditanggung bersama
Page 39
20
Riba (Bunga) Bagi Hasil
oleh kedua belah pihak.
Pemberian bunga pada nasabah
bersifat tetap (Fixed and
predetermined rate), meskipun
tingkat keuntungan bank
mengalami peningkatan.
Bagi Hasil dengan nasabah
meningkat, sesuai dengan
peningkatan sesuai dengan
peningkatan keuntungan yang
diperoleh bank.
Bunga (Riba) sangat bertentangan
dengan prinsip syariah.
Bagi Hasil sesuai dengan prinsip
syariah.
Sumber: (Burhanuddin, 2010)
2. Prinsip Dasar Operasional Bank Syariah
Visi perbankan Islam umumnya adalah menjadi wadah terpercaya
bagi masyarakat yang ingin melakukan investasi dengan sistem bagi hasil
secara adil sesuai prinsip syariah. Memenuhi rasa keadilan bagi semua
pihak dan memberikan maslahat bagi masyarakat luas adalah misi utama
perbankan Islam (Wirdyaningsih, 2005).
Tampaklah jelas bahwa keberadaan lembaga keuangan dalam
Islam adalah vital karena kegiatan bisnis dan roda ekonomi tidak
akanberjalan tanpanya. Untuk mendapatkan persepsi yang jelas tentang
konsep Islam dalam lembaga keuangan, khususnya bank adalah sebagai
berikut (Muhamad, 2006).
a. Prinsip Simpanan Murni
Prinsip simpanan murni merupakan fasilitas yang diberikan
oleh Bank Islam untuk memberikan kesempatan kepada pihak yang
kelebihan dana untuk menyimpan dananya dalam bentuk Al Wadiah.
Fasilitas Al Wadiah biasa diberikan untuk tujuan investasi guna
mendapatkan keuntungan seperti halnya tabungan dan deposito. Dalam
dunia perbankan konvensional Al Wadiah identik dengan giro.
Page 40
21
b. Bagi Hasil
Sistem ini adalah suatu sistem yang meliputi tata cara
pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana.
Pembagian hasil usaha ini dapat terjadi antara bank dengan penyimpan
dana, maupun antar bank dengan nasabah penerima dana. Bentuk
produk yang berdasarkan prinsip ini adalah Mudharabah dan
Musyarakah. Lebih jauh prinsip Mudharabah dapat dipergunakan
sebagai dasar baik untk produk pendanaan (tabungan dan deposito)
maupun pembiayaan, sementara Musyarakah lebih banyak untuk
pembiayaan.
c. Prinsip Jual Beli dan Margin Keuntungan
Prinsip ini merupakan suatu sistem yang merupakan tata cara
jual beli, dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang
dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank melakukan
pembelian barang atas nama bank, kemudian bank juga menjual
barang tersebut kepada nasabah dengan harga beli ditambah
keuntungan (margin/keuntungan).
d. Sewa
Prinsip ini secara garis besar terbagi atas dua jenis:
1) Ijarah, sewa murni, seperti halnya penyewa traktor dan alat-alat
produk lainnya (operating lease). Dalam teknis perbankan, bank
dapat membeli dahulu equipment yang dibutuhkan nasabah
Page 41
22
kemudian menyewakan dalam waktu dan hanya yang telah
disepakati kepada nasabah.
2) Bai al takjiri atau Ijarah Muntahiya bit tamlik (IMBT) merupakan
penggabungan sewa jual beli, dimana si penyewa mempunyai hak
untuk membeli barang pada akhir sewa (finansial lease).
e. Fee (Jasa)
Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang
diberikan bank. Bentuk produk yangberdasarkan prinsip ini antara lain
Bank Garansi, Kliring, Inkaso, Jasa Transfer, dll. Secara syariah
prinsip ini didasarkan pada konsep al ajr wal umulah
3. Analisis Laporan Keuangan
Perusahaan baik bank maupun non bank pada suatu waktu (periode
tertentu) akan melaporkan semua kegiatan keuangannya. Menurut
(Kasmir, 2014), laporan keuangan bank adalah laporan keuangan yang
menunjukan kondisi keuangan bank secara keseluruhan. Dari laporan ini
dapat diketahui bagaimana kondisi bank yang sesungguhnya, termasuk
kekurangan dan keunggulan yang dimiliki. Laporan ini juga menunjukan
kinerja manajemen bank selama satu periode. Keuntungan dengan
membaca laporan ini pihak manajemen dapat memperbaiki kekurangan
yang ada serta mempertahankan keunggulan yang dimilikinya.
a. Jenis Laporan Keuangan bank
Jenis-jenis laporan keuangan bank menurut (Kasmir, 2014)
sebagai berikut:
Page 42
23
1) Neraca
Merupakan laporan yang menunjukan posisi keuangan bank pada
tanggal tertentu. Posisi keuangan dimaksudkan adalah posisi aktiva
(harta), pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu bank. Penyusunan
komponen di dalam neraca didasarkan pada tingkat likuiditas dan
jatuh tempo.
2) Laporan Komitmen dan Kontijensi
Laporan komitmen merupakan suatu ikatan atau kontrak yang
berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak
(irrevocable) dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang
disepakati bersama dipenuhi. Sedangkan laporan kontijensi
merupakan tagihan atau kewajiban bank yang kemungkinan
timbulnya tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau
lebih peristiwa di masa yang akan datang. Penyajian laporan
komitmen dan kontijensi disajikan tersendiri tanpa pos lama.
3) Laporan Laba Rugi
Merupakan laporan keuangan bank yang menggambarkan hasil
usaha bank dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan ini
tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendapatan serta
jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan.
Page 43
24
4) Laporan Arus Kas
Merupakan laporan yang menunjukan semua aspek yang berkaitan
dengan bank, baik yang berpengaruh langsung maupun tidak
langsung terhadap kas.
5) Catatan Atas Laporan Keuangan
Merupakan laporan yang berisi catatan tersendiri mengenai posisi
devisa neto, menurut jenis mata uang dan aktiva lainnya.
6) Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi
Merupakan laporan dari seluruh isi cabang-cabang bank yang
bersangkutan, baik yang ada di dalam negeri maupun di luar
negeri, sedangkan laporan konsolidasi merupakan laporan bank
yang bersangkutan dengan anak perusahaannya.
b. Tujuan Laporan Keuangan Bank
Menurut (Kasmir, 2014), secara umum tujuan pembuatan
laporan keuangan bank adalah sebagai berikut:
1) Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva dan jenis-
jenis aktiva yang dimiliki.
2) Memberikan informasi keuangan tentang jumlah kewajiban dan
jenis-jenis kewajiban baik jangka pendek (lancar) maupun jangka
panjang.
3) Memberikan informasi keuangan tentang jumlah modal dan jenis-
jenis modal bank pada waktu tertentu.
Page 44
25
4) Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari
jumlah pendapatan yang diperoleh dan sumber-sumber pendapatan
bank tersebut.
5) Memberikan informasi keuangan tentang jumlah-jumlah biaya
yang dikeluarkan berikut jenis-jenis biaya yang dikeluarkan dalam
periode tertentu.
6) Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi
dalam aktiva, kewajiban, dan modal suatu bank.
7) Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu
periode dari hasil laporan keuangan yang disajikan.
4. Kinerja Keuangan Bank
Kinerja bank merupakan gambaran prestasi yang dicapai bank
yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek
keuangan, pemasaran, penghimpunan, dan penyaluran dana, teknologi
maupun sumber daya manusia. Kinerja keuangan bank merupakan
gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik
menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang
biasannya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas,
profitabilitas bank (Jumingan, 2006).
Menurut (Rodoni, 2014), alat analisis yang dipergunakan untuk
menganalisa kinerja keuangan, diantaranya adalah analisis rasio,
proporsional, Du Pont System of Analysis, dan EVA (Economic Value
Added). Rasio keuangan dihitung berdasarkan financial statement yang
Page 45
26
telah tersedia, yang terdiri dari balance sheet atau neraca dan income
statement atau laporan laba rugi. Rasio-rasio keuangan umumnya berupa
liquidity ratio, activity ratio, debt ratio, profitability ratio.
Untuk menilai kinerja manajemen bank dalam mencapai target-
target yang telah ditetapkan. Kemudian juga untuk menilai kinerja
manajemen bank dalam mengelola sumber daya yang dimiliki (Wibowo,
2016).
Manajemen kinerja memberikan manfaat bukan hanya bagi
organisasi, tetapi juga manajer dan individu. Manajemen kinerja
mendukung tujuan menyeluruh organisasi dengan mengkaitkan pekerjaan
dari setiap pekerja. Dan manajer pada misi keseluruhan dari unit kerjanya.
Seberapa baik kita mengelola kinerja bawahan anak secara langsung
mempengaruhi tidak hanya kinerja masing-masing pekerja secara individu
dan unit kerjanya, tetapi juga kinerja seluruh organisasi (Hery, 2014).
Sasaran manajemen perusahaan pada umumnya adalah
menciptakan laba bagi pemiliknya. Analisis yang menyeluruh dari kinerja
bank, tidak hanya menganalisis angka-angka laporan keuangan, tetapi juga
harus dilanjutkan dengan analisis kinerja manajemen (Darmawi, 2011).
Menurut (Dendawijaya, 2009) analisis kinerja bank terdiri dari:
a. Analsis Rasio Likuiditas
Analisis rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan
terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban
jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo.
Page 46
27
b. Analisis Rasio Rentabilitas
Analisis rasio rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisis
atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai
oleh bank yang bersangkutan. Selain itu, rasio-rasio dalam kategori ini
dapat pula digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank.
c. Analisis Rasio Solvabilitas
Analisis rasio solvabilitas adalah analisis yang digunakan untuk
mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka
panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-
kewajiban jika terjadi likuiditas bank.
Pada penelitian ini, untuk mengukur kinerja perusahaan atau
kinerja keuangan bank diukur dengan menggunakan rasio Return On Asset
(ROA). Rasio Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memberoleh
keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank,
semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan
semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset
(Dendawijaya, 2009).
5. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Risk Based Bank Rating
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP/2011,
Mengingat pesatnya perkembangan sektor perbankan dan perubahan
kompleksitas usaha serta profil risko bank, dan adanya juga perubahan
metodologi dalam penilaian kondisi bank yang diterapkan secara
Page 47
28
internasional. Pengalaman dari kritis keuangan global telah mendorong
perlunya peningkatan efektifitas penerapan menejemen risiko dan GCG.
Tujuannya adalah agar bank mampu mengidentifikasi masalah secara lebih
dini, melakukan tindak lanjut perbaikan yang sesuai dan lebih cepat, serta
menerapkan GCG manajemen risiko yang lebih baik sehingga bank lebih
tahan dalam menghadapi krisis.
Kinerja bank atau tingkat kesehatan bank umum baik konvensional
maupun syariah dapat dinilai dengan metode RGEC. Adapun siklus
periode metode penilaian tingkat kesehatan bank adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1
Siklus Periode Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Metode CAMEL pertama kali diperkenalkan di Indonesia sejak
dikeluarkannya paket Februari 1991 mengenai sifat kehati-hatian bank.
Paket tersebut dikeluarkan sebagai dampak kebijakan paket kebijakan 27
Oktober 1988. CAMEL berkembang menjadi CAMELS pada tanggal 1
Januari 1997 di Amerika. CAMELS berkembang di Indonesia pada akhir
tahun 1997 sebagai dampak dari krisis ekonomi dan moneter. Analisis
CAMELS digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi kinerja
keuangan bank umum di indonesia. Analisis CAMELS diatur dalam
peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tentang sistem penilaian
tingkat kesehatan bank umum dan peraturan Bank Indonesia No.
CAMEL:
Paket Februari 1991
CAMELS:
- PBI No. 6/10/PBI/2004
- SE No. 6/23/DPNP
RGEC:
- PBI No.13/1/PBI/2011
- SE No. 13/24/DPNP
Page 48
29
9/1/PBI/2007 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum
berdasarkan prinsip syariah.
Kemudian dikeluarkan PBI No. 13/1/PBI/2011 dan SE BI No.
13/24/DPNP yang berlaku perjanuari 2012 menggantikan penilaian
kesehatan bank dengan metode CAMELS dengan metode RGEC. Metode
CAMELS tersebut sudah diberlakukan selama hampir delapan tahun sejak
terbitnya PBI No. 6/10/PBI/2004 dan SE No. 6/23/DPNP. Dengan
terbitnya PBI dan SE terbaru ini, metode CAMELS dinyatakan tidak
berlaku lagi, diganti dengan model baru yang mewajibkan bank umum
untuk melakukan penilaian sendiri (Self-assesment) tingkat kesehatan bank
dengan menggunakan pendekatan risiko RBBR (Risk Based Bank Rating)
baik secara individual maupun secara kosolidasi.
Berdasarkan peraturan Bank indonesia No. 13/1/PBI/2011 tentang
penilaian tingkat kesehatan bank umum, Bank Indoensia telah menetapkan
sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank berbasis risiko. Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank dan pengkinian berdasarkan hasil pemeriksaan,
laporan berkala yang disampaikan Bank, dan/atau informasi lain. Dalam
rangka pengawasan Bank, apabila terdapat perbedaan hasil penilaian
Tingkat Kesehatan bank yang dilakukan oleh BI dengan hasil self
assesment penilaian Tingkat Kesehatan Bank maka yang berlaku adalah
hasil penilaian Tingkat Kesehatan Bank yang dilakukan oleh BI. Faktor-
faktor penilaian Tingkat Kesehatan Bank meliputi Profil risiko (risk
Page 49
30
profile), Good Corporate Governance (GCG), Rentabilitas (earnings),
Permodalan (capital).
a. Profil Risiko (Risk Profile)
Risiko merupakan bahaya, risiko adalah ancaman yang
kemungkinan suatu tindakan atau kejadian yang menimbulkan dampak
yang berlawanan dengan tujuan yang ingin dicapai. Namum risiko bisa
jadi peluang untuk mencapai tujuan. Banyak teori yang tersedia untuk
mendefinisikan jenis-jenis risiko dalam menjalankan bisnis perbankan,
pada dasarnya jenis-jenis risiko yang dihadapi dapat dibagi atas dua
kelompok besar, risiko finansial dan risiko nonfinansial. (Ferry, 2011).
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/23/PBI/ 2011
tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah terdapat 10 (sepuluh) risiko diantaranya adalah:
1) Risiko kredit (credit risk)
Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko ketidakmampuan
debitur atau counterparty melakukan pembayaran kembali kepada
bank (counterparty default). Jenis risiko ini merupakan risiko
terbesar dalam sistem perbankan Indonesia dan dapat menjadi
penyebab utama bagi kegagalan bank.
2) Risiko pasar (market risk)
Risiko pasar adalah kerugian pada posisi neraca dan
rekening administratif termasuk transaksi derivatif akibat
Page 50
31
perubahan keseluruhan pada kondisi pasar. Risiko ini dapat
bersumber dari trading-book maupun banking book bank.
3) Risiko likuiditas (liquidity risk)
Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan bank
untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber
pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang
dapat diagunkan, tanpa menganggu aktivitas dan kondisi keuangan
bank. Likuiditas sangat penting untuk menjaga kelangsungan usaha
bank. Oleh karena itu, bank harus memiliki manajemen risiko
likuiditas bank yang baik.
4) Risiko operasional (operasional risk)
Risiko operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan
dan/ atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia,
kegagalan sistem, dan/ atau adanya kejadian eksternal yang
mempengaruhi operasional bank. Sesuai definisi risiko operasional
di atas, kategori penyebab risiko operasional dibedakan menjadi
empat jenis yaitu people, internal proses, system dan eksternal
event.
5) Risiko hukum (legal risk)
Risiko hukum adalah risiko yang timbul akibat tuntutan
hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Risiko ini timbul antara
lain karena adanya ketiadaan peraturan perundang-undangan yang
Page 51
32
mendukung atau kelemahan perikatan, seperti tidak dipenuhinya
syarat sahnya kontrak atau agunan yang tidak memadai.
6) Risiko strategik (strategic risk)
Risiko strategik adalah risiko akibat ketidaktepatan bank
dalam mengambil keputusan dan/ atau pelaksanaan suatu
keputusan strategik serta kegagalan dalam mengantisipasi
perubahan lingkungan bisnis. Risiko strategik tergolong sebagai
risiko bisnis (bussiness risk) yang berbeda dengan jenis risiko
keuangan (financial risk) misalnya risiko pasar, atau risiko kredit.
Kegagalan bank mengelola risiko strategik dapat berdampak
signifikan terhadap perubahan profil risiko lainnya.
7) Risiko kepatuhan (compliance risk)
Risiko kepatuhan adalah risiko yang timbul akibat bank
tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-
undangan dan ketentuan yang berlaku. Pada prakteknya risiko
kepatuhan melekat pada risiko bank yang terkait peraturan
perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku, seperti
risiko kredit (KPMM, kualitas aktiva produktif, PPAP, BMPK)
risiko lain yang terkait.
8) Risiko reputasi (reputation risk)
Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat
kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif
terhadap bank. Dalam Basel II, Risiko Reputasi dikelompokkan
Page 52
33
dalam other risk yang dicakup dalam Pilar 2 Basel II. Reputasi
lebih bersifat intangible dan tidak mudah dianalisis atau diukur.
9) Risiko Imbal Hasil (rate of return risk)
Berdasarkan PBI No. 13/23/PBI/2011 yang dimaksud
dengan risiko imbal hasil adalah risiko akibat perubahan tingkat
imbal hasil yang dibayarkan bank kepada nasabah karena
terjadinya perubahan tingkat imbal hasil yang diterima bank dari
penyaluran dana, yang dapat mempengaruhi perilaku nasabah dan
pihak ketiga.
10) Risiko Investasi (equity investment risk)
Berdasarkan PBI No. 13/23/PBI/2011 Risiko investasi
adalah Risiko akibat Bank ikut menanggung kerugian usaha
nasabah yang dibiayai dalam pembiayaan bagi hasil berbasis profit
and loss sharing.
b. Good Corporate Governance (GCG)
Penerapan prinsip Good Corporate Governance menjadi suatu
keniscayaan bagi seluruh institusi, termasuk didalamnya bank syariah.
Hal ini lebih di tunjukan kepada adanya tanggung jawab publik (public
accountability) berkaitan dengan kegiatan operasional bank yang
diharapkan benar-benar mematuhi ketentuan-ketentuan yang telah
digariskan dalam hukum positif serta khusus untuk bank syariah harus
mematuhi Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah (Umam, 2016).
Page 53
34
Cakupan penerapan prinsip-prinsip GCG menurut Surat Edaran
No. 15/15/DPNP Tahun 2013 Bank Indonesia paling kurang harus
diwujudkan dalam:
1) Pelaksanan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris
2) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi
3) Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite
4) Penanganan benturan kepentingan
5) Penerapan fungsi kepatuhan
6) Penerapan fungsi audit internal
7) Penerapan fungsi audit eksternal
8) Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian
internal
9) Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan
penyediaan dana besar (large exposures)
10) Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan bank, laporan
pelaksanan GCG dan pelaporan internal dan
11) Rencana strategis bank.
c. Earning (Rentabilitas)
Salah satu parameter untuk mengukur tingkat kesehatan suatu
bank adalah untuk memperoleh keuntungan. Perlu diketahui bahwa
apabila bank selalu mengalami kerugian dalam kegiatan operasinya,
maka tentu saja lama kelamaan kerugian tersebut akan memakan
modalnya. Bank yang dalam kondisi demikian tentu saja tidak dapat
Page 54
35
dikatakan sehat. Penilaian faktor rentabilitas meliputi evaluasi terhadap
kinerja rentabilitas, sumber-sumber rentabilitas, kesinambungan
(sustainability) rentabilitas, dan manajemen rentabilitas. Penetapan
peringkat faktor rentabilitas dilakukan berdasarkan analisis yang
komprehensif dan terstruktur terhadap parameter/indikator rentabilitas
dengan memperhatikan signifikansi masing-masing indikator serta
mempertimbangkan permasalahan lain yang mempengaruhi
rentabilitas bank (Rahmawati, 2015).
d. Capital (Permodalan)
Bank Indonesia juga mengatur permodalan bank sesuai dengan
peraturan internasional Bank International Settlement (BIS).
permodalan bank memainkan peran yang sangat penting karena ketika
bank bangkrut, bisa menutupinya. Sesuai dengan BIS, rasio kecukupan
modal berfungsi untuk mengurangi risiko kerugian. modal bank akan
digunakan untuk modal (CAR) adalah minimal 8%. Beberapa peneliti
menemukan hubungan yang signifikan antara rasio kecukupan modal
dan kinerja perbankan syariah (Sutrisno, 2016).
Penilaian atas faktor permodalan meliputi evaluasi terhadap
kecukupan permodalan dan kecukupan pengelolaan permodalan.
Dalam melakukan perhitungan permodalan, bank wajib mengacu pada
ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum (KPMM) bagi bank umum. Selain itu,
dalam melakukan penilaian kecukupan permodalan, bank juga harus
Page 55
36
mengaitkan kecukupan modal dengan profil risiko bank. Semakin
tinggi risiko bank, semakin besar modal yang harus disediakan untuk
mengantisipasi risiko tersebut (Rahmawati, 2015).
B. Keterkaitan Antar Variabel
1. Hubungan Non Profit Financing (NPF) Terhadap Return On Asset
(ROA)
Menurut (Dharmadiaksa, 2016), Non Performance Loan (NPL)
atau Non Profit Financing (NPF) menunjukan bahwa kemampuan
manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh
bank. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit
bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka
kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Kredit
dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak dana ketiga tidak
termasuk kredit kepada bank lain.
Hal ini dikuatkan dengan bukti empiris yang dilakukan oleh
Purwoko dan Sudiyanto (2013) menyatakan bahwa, Non Performance
Loan (NPL) memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap kinerja
keuangan (ROA). Namun berbeda dengan penelitian Saiful Bahri dkk
(2013) yang mengatakan bahwa NPF memiliki pengaruh negatif namun
tidak signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) bank umum syariah.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diperoleh hipostesis yaitu:
Page 56
37
H1 : Non Profit Financing (NPF) berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan bank umum syariah.
2. Hubungan Financing to Deposit Ratio (FDR) Terhadap Return On
Asset (ROA)
Menurut (Raharjo, 2014), Salah satu penyebab bank gagal dalam
mengelola likuiditas adalah karena bank terlalu gampang memberikan
kredit kepada nasabah. Berdasarkan ketentuan yang di buat oleh Bank
Indonesia menunjukan bahwa FDR yang sehat berada dalam Persentase
antara 85%-110%. Semakin tinggi nilai FDR menunjukan semakin riskan
kondisi likuiditas bank. Segitu juga sebaliknya semakin rendah nilai FDR
menunjukan kurangnya efektivitas bank dalam memberikan pembiayaan.
Pada penelitian M. Sabir dkk (2013) menunjukan bahwa FDR
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan
(ROA) sedangkan berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Erika
Amalia (2015) mengatakan bahwa FDR tidak berpengaruh signifikan
terhadap ROA. Berdasarkan penelitian terdahulu, maka dapat diperoleh
hipostesis yaitu:
H2 : Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh signifikan terhadap
kinerja keuangan bank umum syariah.
Page 57
38
3. Hubungan Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Return On
Asset (ROA)
Menurut (Prasojo, 2015), Good Corporate Governance (GCG)
digunakan agar dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan
untuk berfungsi secara efisien guna menghasilkan nilai ekonomi jangka
panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun
masyarakat sekitar secara keseluruhan. Teori ini tidak didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Puji Astutik (2013) yang mengatakan
bahwa GCG tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perbankan.
Namun berbeda dengan penelitian oleh Noor Dwi Yantiningsih (2016)
yang mengatakan bahwa GCG berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan (ROA). Berdasarkan penelitian terdahulu, hipotesis yang
digunakan adalah:
H3 : Good Corporate Governance (GCG) berpengaruh signifikan terhadap
kinerja keuangan bank umum syariah.
4. Hubungan Net Operating Margin (NOM) Terhadap Return On Asset
(ROA)
Didalam dunia perbankan syariah NIM (Net Interest Margin)
dikenal dengan Net Operating Margin (NOM). Rasio ini digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva
produktifnya untuk menghasilkan pendapatan operasional bersih.
Pendapatan operasional bersih diperoleh dari pendapatan operasional
dikurangi beban operasional. Rasio ini menunjukkan kemampuan bank
Page 58
39
dalam memperolah pendapatan operasionalnya dari dana yang
ditempatkan dalam bentuk pinjaman (kredit). semakin besar Net Operating
Margin (NOM) suatu perusahaan, maka semakin besar pula Return On
Asset (ROA) perusahaan tersebut, yang berarti kinerja keuangan tersebut
semakin membaik atau meningkat. Begitu juga dengan sebaliknya, jika
Net Operating Margin (NOM) semakin kecil, return on asset juga akan
semakin kecil, dengan kata lain kinerja perusahaan tersebut semakin
menurun.
Teori ini didukung dalam penelitian M. Sabir dkk (2013) yang
megatakan bahwa NOM berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan
bank syariah. Berdasarkan penelitian terdahulu, maka hipotesis yang
digunakan adalah:
H4 : Net Operating Margin (NOM) berpengaruh signifikan terhadap
kinerja keuangan bank umum syariah.
5. Hubungan Capital Adequancy Ratio (CAR) Terhadap Return On Asset
(ROA)
Menurut (Raharjo, 2014), Capital Adequacy Ratio (CAR)
menjelaskan sampai dimana penurunan asset bank masih bisa ditutupi
dengan ekuitas bank yang dimiliki, semakin besar nilai CAR maka
menunjukkan kondisi sebuah bank itu semakin baik. CAR merupakan
rasio permodalan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank
untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko,
misal kreditor yang diberikan. Indikator Capital Adequacy Ratio (CAR)
Page 59
40
merupakan salah satu indikator permodalan yang sering digunakan dalam
menilai kinerja perbankan. Semakin besar Capital Adequacy Ratio (CAR)
maka kinerja perbankan tersebut semakin baik, karena permodalan yang
ada digunakan untuk menutup kemungkinan kerugian didalam kegiatan
perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga.
Penelitian yang dilakukan oleh Saiful Bahri dkk (2013)
mengatakan bahwa CAR memiliki pengaruh negatif namun tidak
signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) bank syariah. Namun
berbanding terbalik dengan penelitian Dewa Ayu Sri Yudiartini (2016)
mengatakan bahwa CAR memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap
kinerja keuangan (ROA). Berdasarkan uraian di atas maka dapat diperoleh
hipostesis yaitu :
H5 : Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh signifikan terhadap
kinerja keuangan bank umum syariah.
C. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena
penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Meskipun ruang
lingkup hampir sama, tetapi karena beberapa variabel, objek, periode waktu
yang digunakan berbeda, maka terdapat banyak hal yang tidak sama, sehingga
dapat dijadikan referensi untuk saling melengkapi. Berikut ringkasan beberapa
penelitian:
Page 60
41
Tabel. 2.3
Penelitian Terdahulu
No. Nama/Tahun Judul Variabel Hasil Penelitian
1. Sutrisno
(2016)
“Risk,
Efficiency and
Performance
of Islamic
Banking:
Empirical
Study on
Islamic Bank
In Indonedia”
Pada
penelitian
ini variabel
dependen
nya adalah
ROA.
Untuk
variabel
independen
nya adalah
NPF, FDR,
CAR,
OEOI, RR,
SIZE.
Berdasarkan hasil
Hypothesis Test Results
variabel FDR
berpengaruh signifikan
positif terhadap ROA.
Variabel CAR
berpengaruh signifikan
negatif terhadap ROA.
variabel
OEOIberpengaruh
signifikan negatif
terhadap ROA dan
variabel SIZE
berpengaruh signifikan
positif terhadap ROA
Bank Syariah di
Indonesia.
Sedangkan variabel
lainnya RR dan NPF
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
ROA.
2. Bunga Aprigati
Iskandar
(2016)
Pengaruh
Komponen
Risk-Based
Bank Rating
Terhadap
Profitabilitas
Bank Umum
Syariah Di
Indonesia
(Periode 2011-
2014)
Pada
penelitian
ini variabel
dependen
nya adalah
ROA.
Sedangkan
variabel
independen
adalah NPF,
FDR, GCG,
BOPO dan
CAR.
Berdadarkan uji F dapat
disimpukan bahwa
variabel NPF, FDR,
GCG, BOPO, dan CAR
secara simultan
berpengaruh signifikan
terhadap ROA.
Berdasaran uji t dapat
disimpulkan bahwa
variabel NPF, FDR, dan
BOPO berpengaruh
secara parsial dan
signifikan terhadap
ROA. Sedangkan
variabel GCG dan CAR
secara parsial
berpengaruh tidak
signifikan terhadap
ROA.
3. Gusti Ayu
Yuliani
Analisis
Perbandingan
Pada
penelitian
Berdasarkan hasil
pengujian dapat
Page 61
42
No. Nama/Tahun Judul Variabel Hasil Penelitian
Purnamasari
dan Dodik
Ariyanto
(2016)
Kinerja
Keuangan
Keuangan
Bank
Konvensional
dan Bank
Syariah
Periode 2010-
2014
ini variabel
dependen
nya adalah
ROA.
Sedangkan
variabel
independen
adalah
CAR, NPL,
NIM dan
LDR.
disimpulkan bahwa
variabel CAR
berpengaruh signifikan
positif terhadap ROA
bank syariah.
Sedangkan variabel
NPL berpengaruh
signifikan negatif
terhadap ROA bank
syariah.
Variabel NIM
berpengaruh negatif
namun tidak signifikan
terhadap ROA bank
syariah.
Variabel LDR
berpengaruh signifikan
positifterhadap ROA
bank syariah.
4. Farida Sinta
Dewi, Rina
Arifati dan
Rita Andini
(2016)
“Analysis of
Effect of CAR,
ROA, LDR,
Company Size,
NPL and GCG
to Bank
Profitability
(Case Study on
Banking
Company
Lested in BEI
Period 2010-
2013)”
Pada
penelitian
ini variabel
dependen
nya adalah
ROA.
Sedangkan
variabel
independen
adalah
BOPO,
LDR, NPL,
CAR, GCG
dan Nilai
Perusahaan.
Berdasarkan hasil uji
signifikansi F
menunjukan bahwa
variabel BOPO, NPL,
LDR, CAR, Nilai
perusahaan dan GCG
berpengaruh signifikan
posistif terhadap ROA.
Sedangkan berdasarkan
uji t menunjukan bahwa
variabel BOPO
berpengaruh negatif
signifikan terhadap
ROA.
Variabel LDR
berpengaruh postif
namun tidak signifikan
terhadap ROA.
Variabel SIZE (nilai
perusahaan)
berpengaruh signifikan
positif terhadap ROA.
Variabel NPL
menunjukan nilai
negatif dan tidak
signifikan terhadap
Page 62
43
No. Nama/Tahun Judul Variabel Hasil Penelitian
ROA.
Variabel GCG
menunjukan bahwa
GCG tidak berpengaruh
signifikan dan bernilai
positif terhadap ROA
bank syariah.
Sedangkan variabel
CAR berpengaruh
positif terhadap ROA.
5. Didik Purwoko
dan Bambang
Sudiyatno
(2013)
Faktor-faktor
Yang
Mempengaruhi
Kinerja Bank
(Studi Empirik
Pada Industri
Perbankan Di
Bursa efek
Indonesia)
Pada
penelitian
ini variabel
dependen
nya adalah
ROA.
Sedangkan
variabel
independen
adalah
BOPO,
NPL, CAR,
NIM dan
LDR.
Berdasarkan hasil uji
signifikansi F Bahwa
variabel BOPO, NPL,
CAR, NIM, dan LDR
secara bersama-sama
berpengaruh signifikan
(ROA).
Berdasarkan hasil uji
signifikansi t bahwa
variabel BOPO
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap
ROA.
Variabel NPL
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap
ROA.
Variabel NIM
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
ROA.
Variabel CAR pengaruh
positif terhadap ROA,
namun pengaruh
tersebut secara statistik
tidak signifikan.
Dan variabel LDR
pengaruh positif
terhadap ROA, namun
pengaruh tersebut
secara statistik tidak
signifikan.
6. Muh. Sabir. M,
Muhammad
Ali dan Abd.
Pengaruh
Rasio
kesehatan
Pada
penelitian
ini variabel
Hasil penelitian ini
mengatakan bahwa
penelit melakukan
Page 63
44
No. Nama/Tahun Judul Variabel Hasil Penelitian
Hamid Habbe
(2013)
Bank Terhadap
Kinerja
Keuangan
Bank Umum
Syarih dan
Bank Umum
Konvensional
di Indonesia
independen
nya adalah
BOPO,NO
M, NPF,
FDR, NIM,
NPL dan
LDR.
Sedangkan
variabel
dependen
nya adalah
ROA.
penelitian sebanyak 4
Bank Umum syariah
dan 4 Bank
Konvensional Data
dianalisis dengan
menggunakan model
regresi berganda dan uji
beda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
CAR tidak berpengaruh
signifikan terhadap
ROA, BOPO
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap
ROA, NOM
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
ROA, NPF tidak
berpengaruh signifikan
terhadap ROA, FDR
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
ROA pada Bank Umum
Syariah di Indonesia.
CAR berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap ROA, BOPO
tidak berpengaruh
terhadap ROA, NIM
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
ROA, NPL berpengaruh
negatif dan signifikan
terhadap ROA, LDR
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap
ROA pada Bank
Konvensional di
Indonesia. Dan terdapat
perbedaan Kinerja
Keuangan antara Bank
Umum Syariah dengan
Bank Konvensional di
Indonesia.
Page 64
45
D. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian diatas maka dirumuskan kerangka pemikiran
mengenai Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Menurut Risk-Based Bank
Rating Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Di Indonesia
(Periode 2013-2016) seperti terlihat pada gambar berikut:
Page 65
46
Gambar. 2.2
Kerangka Pemikiran
Bank Umum Syariah
Metode RGEC
Laporan Pelaksanaan GCG
Laporan Keuangan
GCG
Nilai Komposit hasil
Self-Assessment
Capital
CAR
Earning
NOM
Risk Profile
NPF
FDR
Kinerja Keuangan Bank
ROA
Normalitas
Uji Asumsi Klasik
Multikolinearitas Heteroskedastisitas Autokorelasi
Penentuan Model Regresi
Common Effect Fixed Effect Random Effect
Hausman Chow
Model Regresi
Statistik-t Koefisien Determinasi
Uji Signifikansi
Statistik-F
Interpretasi dan Kesimpulan
Page 66
47
E. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu pernyataan mengenai nilai suatu parameter
populasi, yang dimaksudkan untuk pengujian dan berguna bagi pengambilan
keputusan (Nurhasanah, 2016). Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
merupakan pernyataan singkat yang disimpulkan berdasarkan tinjauan pustaka
dan merupakan uraian sementara dari permasalahan yang perlu diujikan
kembali. Suatu hipotesis akan diterima jika analisis data empiris membuktikan
bahwa hipotesis itu benar, begitu pula sebaliknya.
1. H1 : Tingkat Risk Profile (NPF) berpengaruh secara parsial terhadap
kinerja keuangan (ROA) Bank Umum Syariah
H0 : Tingkat Risk Profile (NPF) tidak berpengaruh secara parsial terhadap
kinerja keuangan (ROA) Bank Umum Syariah
2. H2 : Tingkat Risk Profile (FDR) berpengaruh secara parsial terhadap
kinerja keuangan (ROA) Bank Umum Syariah
H0 : Tingkat Risk Profile (FDR) tidak berpengaruh secara parsial terhadap
kinerja keuangan (ROA) Bank Umum Syariah
3. H3 : Tingkat GCG berpengaruh secara parsial terhadap kinerja keuangan
(ROA) Bank Umum Syariah
H0 : Tingkat GCG tidak berpengaruh secara parsial terhadap kinerja
keuangan (ROA) Bank Umum Syariah
4. H4 : Tingkat Earning (NOM) berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan (ROA) Bank Umum Syariah
Page 67
48
H0 : Tingkat Earning (NOM) tidak berpengaruh secara parsial terhadap
kinerja keuangan (ROA) Bank Umum Syariah
5. H5 : Tingkat Capital (CAR) berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan (ROA) Bank Umum Syariah
H0 : Tingkat Capital (CAR) tidak berpengaruh secara parsial terhadap
kinerja keuangan (ROA) Bank Umum Syariah
6. H6 : Tingkat Risk Based Bank Rating (NPF, FDR, GCG, NOM, CAR)
berpengaruh secara simultan terhadap kinerja keuangan (ROA) Bank
Umum Syariah.
H0 : Tingkat Risk Based Bank Rating (NPF, FDR, GCG, NOM, CAR)
tidak berpengaruh secara simultan terhadap kinerja keuangan (ROA) Bank
Umum Syariah.
Page 68
49
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian berbasis hypothesis testing.
Penelitian ini menguji apakah terdapat pengaruh tingkat kesehatan bank umum
syariah berdasarkan risk based bank rating yang diukur dengan 4 (Faktor)
yaitu risk profile, good corporate governance, earning dan capital yang
diwakili oleh Net Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio
(FDR), Good Corporate Governance (GCG), Net Operating Margin (NOM),
Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Kinerja Keuangan Bank yang diukur
dengan Return On Asset (ROA).
Penelitian ini menguji hipotesis yang ada secara statistik. Data yang
diolah akan diperoleh hasil yang dijadikan sebagai kerangka jawaban untuk
hipotesis yang telah ditentukan. Hasil pengujian tersebut kemudian dipaparkan
untuk mendukung hipotesis yang telah diajukan. Jenis penelitian ini termasuk
dalam penelitian deskriptif.
Menurut (Arikanto, 2010), penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang
sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian.
Menurut (Sugiyono, 2012), penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau
lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan
Page 69
50
variable yang lain. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki.
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor perbankan yaitu bank
umum syariah yang ada di Indonesia dengan menerbitkan laporan keuangan
dan laporan GCG selama periode 2013-2016.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Menurut (Suharyadi, 2013), Populasi adalah kumpulan dari semua
kemungkinan orang-orang, benda-benda, dan ukuran lainnya, yang
menjadi objek perhatian atau kumpulan seluruh objek yang menjadi
perhatian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
perbankan yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selama tahun
2013-2016
2. Sampel
Menurut (Suharyadi, 2013), Sampel adalah suatu bagian dari
populasi tertentu yang menjadi perhatian. Dengan menggunakan sampel,
maka diperoleh suatu ukuran yang dinamakan statistik. Adapun teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan teknik purpossive
sampling. Kritetia sampel pada penelitan ini adalah:
a. Bank umum syariah yang terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan).
Page 70
51
b. Perusahaan perbankan syariah yang konsisten menerbitkan Laporan
Publikasi dari tahun 2013 sampai 2016.
c. Perusahaan Perbankan syariah yang konsisten menerbitkan Laporan
GCG dari tahun 2013 sampai 2016.
Dari kriteria diatas terdapat 11 (sebelas) perusahaan Perbankan,
yaitu Bukopin Syariah, BCA Syariah, Panin Dubai Syariah, Bank Syariah
Mandiri, BNI Syariah, BRI Syariah, Muamalat, Mega Syariah, BJB
Syariah, Victoria Syariah, dan Maybank Syariah.
C. Metode Pengumpulan Data
Jenis data dari penelitian ini adalah data sekunder berupa Data Panel
yang diambil dari website tiap-tiap perbankan yang tercatat dalam daftar
kantor pusat Bank Umum Syariah yang disediakan oleh masing-masing bank.
Data tersedia dalam bentuk laporan keuangan publikasi tahunan dari tahun
2013-2016. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk
melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Field Research
Peneliti menggunakan data sekunder berupa data runtut waktu
(time series) dengan skala tahunan (annual) yang diambil dari data
tahunan statistik perbankan syariah dengan rentang waktu dari tahun 2013-
2016.
Page 71
52
2. Library Research
Library Research merupakan teknik pengumpulan data yang
dilengkapi dengan membaca, mempelajari dan menganalisis literatur yang
bersumber dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan
penelitian ini untuk mendapatkan konsep yang terususun dan memperoleh
data yang valid.
3. Internet Research
Terkadang buku referensi atau literatur yang kita miliki atau
pinjam dari perpustakaan merupakan literatur lama atau kadaluarsa, karena
ilmu selalu berkembang seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu, untuk
mengantisipasi hal tersebut penulis melakukan penelitian dengan
menggunakan tekonologi yang juga berkembang yaitu internet, sehingga
data yang diperoleh merupakan data sesuai dengan perkembangan zaman.
D. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode data kuantitatif, yaitu dimana data
yang digunakan dalam penelitian berbentuk angka dan penelitian ini
menganalisis bagaimana pengaruh NPF (Non Perfoming Financing), FDR
(Financing to Deposit Ratio), GCG (Good Corporate Governance), NOM
(Net Operating Margin) dan CAR (Capital Adequacy Ratio) terhadap Kinerja
Keuangan yang di ukur dengan Rasio ROA. Penelitian ini menggunakan
metode analisis regresi data panel dengan menggunakan program computer
Eviews (Software) versi 9 dan Microsoft Excel 2013.
Page 72
53
Berikut ini adalah metode yang digunakan dalam menganalisis data
pada penelitian ini:
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat
normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisistas dan autokolerasi pada
model regresi. Untuk itu diperlukannya pendeteksian lebih lanjut
diantaranya:
a. Uji Normalitas
Menurut (Ghozali, 2013), Uji normalitas bertujuan untuk
mengetahui apakah dalam model regresi, terdapat variabel residual
atau variabel pengganggu mempunyai distribusi normal.
Terdapat dua cara dalam mendeteksi apakah residual memiliki
distribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji
statistik. Namun dalam penelitian ini lebih ditekankan untuk menguji
dengan uji statistik. Uji statistik yang dilakukan adalah dengan uji
Jarque-Bera (JB). Data dalam penelitian ini dikatakan terdistribusi
normal jika, nilai probability Jarque-Bera lebih besar dari 5%. Nilai JB
selanjutnya dapat dihitung signifikansinya untuk menguji hipotesis
berikut:
H0 = Data terdistribusi Normal.
Ha = Data terdistribusi Tidak Normal.
Dasar pengambilan keputusan, bila nilai probability > 0.05
makan H0 diterima, dan bila nilai probability < 0.05, maka H0 ditolak.
Page 73
54
b. Uji Multikolinearitas
Menurut (Ghozali, 2013), uji multikolinearitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang
tinggi atau sempurna antar variabel independen.
Dalam mendeteksi adanya multikolinearitas dengan
menggunakan uji efisiensi korelasi (r). Jika koefisien korelasi cukup
tinggi, yaitu di atas 0.90, maka diduga terjadi multikolinearitas dalam
model. Sebaliknya, jika koefisien relatif rendah maka diduga model
tidak terjadi multikolinearitas. Hipotesis yang digunakan:
H0 = Tidak terdapat gejala Multikolinearitas.
Ha = Terdapat gejala Multikolinearitas.
Apabila nilai r < 0.90 berarti tidak terdapat gejala
multikolinearitas, maka H0 diterima. Apabila r > 0.90 berarti terdapat
gejala multikolinearitas, maka H0 diolak.
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut (Ghozali, 2013), Uji heteroskedastisitas adalah uji
yang digunakan karena terjadinya gangguan (error) yang muncul
dalam fungsi regresi yang mempunyai varian yang tidak sama. Jika
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homokedastisitas, dan jika variance tidak konstan atau
berubah-ubah disebut dengan heteroskedastisitas. Model regresi yang
baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Pendeteksian heteroskedastisitas yang penulis
Page 74
55
gunakan dilakukan melalui Uji White. Apabila nilai probability > 0.05
maka Ho diterima, sedangkan apabila nilai probability < 0.05 maka H0
ditolak atau menerima Ha. Hipotesis yang dibuat adalah sebagai
berikut:
H0 = Tidak terdapat gejala Heteroskedastisitas.
Ha = Tedapat gejala Heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model
regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu (residual) pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan
pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.
Untuk melihat ada tidaknya autokorelasi dapat dilakukan Uji
Langrange Multiplier (LM Test) dengan membandingkan nilai
probability R-Squared dengan α= 0.05. Hipotesis yang digunakan
adalah:
H0 = Tidak terdapat gejala Autokorelasi.
H1 = Terdapat gejala Autokorelasi.
Dasar pengambilan keputusan, bila nilai probability > 0.05
makan H0 diterima, dan bila nilai probability < 0.05, maka H0 ditolak
atau menerima Ha.
Page 75
56
2. Pengujian Model Regresi Data Panel
a. Common Effect
Model common effects merupakan pendekatan data panel yang
paling sederhana. Model ini tidak memperhatikan dimensi individu
maupun waktu sehingga diasumsikan bahwa perilaku antar individu
sama dalam berbagai kurun waktu. Model ini hanya
mengkombinasikan data time series dan cross section dalam bentuk
pool, mengestimasinya menggunakan pendekatan kuadrat
terkecil/pooled least square.
b. Model Fixed Effect
Model Fixed effects mengasumsikan bahwa terdapat efek yang
berbeda antar individu. Perbedaan itu dapat diakomodasi melalui
perbedaan pada intersepnya. Oleh karena itu, dalam model fixed
effects, setiap merupakan parameter yang tidak diketahui dan akan
diestimasi dengan menggunakan teknik variabel dummy.
c. Uji Chow
Menurut (Ghozali, 2013), Chow test adalah alat untuk menguji
test for equality of coefficients atau uji kesamaan koefisien dan test ini
ditemukan oleh Gregory Chow. Uji ini digunakan salah satu untuk
memilih model pada regresi data panel, yaitu antara model efek tetap
(fixed effect model) dengan model koefeisien tetap (pooled
regression/common effect). Hipotesis yang dibentuk uji Chow Test
adalah sebagai berikut:
Page 76
57
H0 : Model Common Effect Model
Ha : Model Fixed Effect Model
H0 ditolak apabila nilai probability < a. sebaliknya, H0 diterima
apabila nilai nilai probability > a. nilai a yang digunakan sebesar 5%.
d. Model Random Effect
Berbeda dengan fixed effects model, efek spesifik dari masing-
masing individu diperlakukan sebagai bagian dari komponen error
yang bersifat acak dan tidak berkorelasi dengan variabel penjelas yang
teramati, model seperti ini dinamakan random effects model (REM).
Model ini sering disebut juga dengan error component model (ECM).
e. Uji Hausman
Uji ini digunakan untuk memilih model efek acak (random
effect model) dengan model efek tetap (fixed effect model). Uji ini
bekerja dengan menguji apakah terdapat hubungan antara galat pada
model (galat komposit) dengan satu atau lebih variabel penjelas
(independen) dalam model. Hipotesis yang dibentuk uji Chow Test
adalah sebagai berikut:
H0 : Model Random Effect Model
Ha : Model Fixed Effect Model
H0 ditolak apabila nilai probability < a. sebaliknya, H0 diterima
apabila nilai nilai probability > a. nilai a yang digunakan sebesar 5%.
Page 77
58
3. Uji Signifikansi
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
Menurut (Ghozali, 2013), Uji Signifikansi Parameter Individual
atau uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen. Dalam uji F nilai
signifikansi yang digunakan sebesar 0.05, apabila nilai probability kurang
dari 0.05 maka H0 diterima, dan apabila nilai probability lebih besar dari
0.05 maka H0 ditolak. maka hipotesis yang digunakan adalah sebagai
berikut:
H0 = Terdapat pengaruh yang signifikan dari seluruh variabel
independen terhadap variabel dependen.
Ha = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari seluruh
variabel independen terhadap variabel dependen.
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t)
Menurut (Ghozali, 2013), Uji Signifikansi Parameter Individual
atau uji statistik t pada umum nya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam
uji F nilai signifikansi yang digunakan sebesar 0.05, apabila nilai
probability < 0.05 maka H0 diterima, dan apabila nilai probability >
0.05 maka H0 ditolak. maka hipotesis yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Page 78
59
H0 = Terdapat pengaruh yang signifikan dari tiap variabel
independen terhadap variabel dependen.
Ha = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari tiap variabel
independen terhadap variabel dependen.
c. Koefisien Determinasi (R²)
Menurut (Ghozali, 2013), Koefisien determinasi pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara
nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen.
4. Model Regresi Data Panel
Persamaan dasar data panel adalah:
Yit = β1 X1it + β2 X2it + β3 X3it + µit
Model persamaan yang di estimasi pada penelitian ini dalah sebagai
berikut:
ROA = β0 + β1NPFit + β2FDRit + β3GCGit + β4NOMit + β5CARit + 𝜀it
Dimana:
ROA = Return On Asset (Variabel Dependen)
β0 = Konstanta
β1 β2 β3 β4 β5 = Variabel Independen
Page 79
60
NPF = Non Performing Financing
FDR = Financing to Deposit Ratio
GCG = Good Corporate Governance
NOM = Net Operating Margin
CAR = Capital Adequacy Ratio
𝜀 = koefisien error
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Variabel Y
Variabel Y (dependent) dalam penelitian ini adalah Kinerja
Keuangan Bank Umum Syariah yang di ukur dengan ROA (Return on
Asset)
Menghitung Return on Asset (ROA)
𝑅𝑂𝐴 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑥 100%
Tabel 3.1
Predikat kesehatan bank berdasarkan ROA
No Rasio ROA Predikat
1. ROA > 1,5% Sangat Sehat
2. 1,25% < ROA ≤ 1,5% Sehat
3. 0,5% < ROA ≤ 1,25% Cukup Sehat
4. 0% < ROA ≤ 0,5% Kurang Sehat
5. ROA ≤ 0% (atau negatif) Tidak Sehat
Sumber: (Rahmawati, 2015)
Page 80
61
2. Variabel X
a. NPF (Non Perfoming Financing) (X1)
Rumus menghitung rasio Nont Performing Financing (NPF)
adalah sebagai berikut:
𝑁𝑃𝐹 =𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡𝑥100%
Tabel 3.2
Predikat kesehatan bank berdasarkan NPF
No Rasio NPF Predikat
1. 2 % < NPF Sangat Sehat
2. 5% < NPF ≤ 2 % Sehat
3. 8% < NPF ≤ 5% Cukup Sehat
4. 12 % < NPF ≤ 8 % Kurang Sehat
5. NPF ≤ 12 % (atau negatif) Tidak Sehat
Sumber: SE BI Nomor 13/ 24/ DPNP tahun 2011
b. FDR (Financing to Deposit Ratio) (X2)
Rumus menghitung rasio Financing to Deposit Ratio (FDR)
adalah sebagai berikut:
𝐹𝐷𝑅 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡
𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑖ℎ𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 𝑥 100%
Tabel 3.3
Predikat kesehatan bank berdasarkan FDR
No Rasio FDR Predikat
1. 50% < Rasio < 75% Sangat Sehat
2. 75% <Rasio< 85% Sehat
3. 85% <Rasio< 100% Cukup Sehat
4. 100% <Rasio< 120% Kurang Sehat
5. Rasio > 120% Tidak Sehat
Sumber: (Rahmawati, 2015)
Page 81
62
c. Good Corporate Governance (GCG) (X3)
Dalam menghitung Good Corporate Governance (GCG) terdapat 11
(sebelas) komponen yang dihitung, yang selanjutnya akan diberi
peringkat komposit sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia
Nomor 13/24/DPNP/2011.
Tabel 3.4
Penilaian pelaksanaan good corporate governace (GCG)
Nilai Komposit Peringkat Komposit
Nilai komposit < 1,5 Sangat baik
1,5 ≤ nilai komposit < 2,5 Baik
2,5 ≤ nilai komposit < 3,5 Cukup baik
3,5 ≤ nilai komposit < 4,5 Kurang baik
Nilai komposit ≤ 5 Tidak baik
Sumber: SE BI Nomor13/24/DPNP/2011
d. NOM (Net Operating Margin) (X4)
Rumus menghitung Net Operating Margin (NOM) adalah
sebagai berikut:
𝑁𝑂𝑀 = 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑥 100%
Tabel 3.5
Predikat kesehatan bank berdasarkan NOM
No Rasio NOM Predikat
1. NOM > 3% Sangat Sehat
2. 2% < NOM ≤ 3% Sehat
3. 1,5% < NOM ≤ 2% Cukup Sehat
4. 1% < NOM ≤ 1,5% Kurang Sehat
5. NOM ≤ 1% Tidak Sehat
Sumber: (Rahmawati, 2015)
e. CAR (Capital Adequacy Ratio) (X6)
Rumus menghitung rasio Capital Adequacy Ratio (CAR)
adalah sebagai berikut:
Page 82
63
𝐶𝐴𝑅 = 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙
𝐴𝑇𝑀𝑅 𝑥 100%
Tabel 3.7
Predikat kesehatan bank berdasarkan CAR
No Rasio CAR Predikat
1. CAR ≥ 12% Sangat Sehat
2. 9% ≤ CAR < 12% Sehat
3. 8% ≤ CAR < 9% Cukup Sehat
4. 6% ≤ CAR < 8% Kurang Sehat
5. CAR ≤ 6% (atau negatif) Tidak Sehat
Sumber: (Rahmawati, 2015)
Page 83
64
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Data Objek Penelitian
Data yang akan digunakan pada penelitian ini terdiri dari satu data
independen yaitu Kinerja Keuangan yang di hitung dengan Return On Asset
(ROA) dan data independen yang berjumlah lima, yaitu Non Performing
Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Good Corporate
Governance (GCG), Net Operating Margin (NOM), Capital Adequacy Ratio
(CAR). Objek penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah (BUS) di
indonesia yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2013
hingga 2016. Berikut ini merupakan Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia
yang memenuhi kriteria sampel adalah:
Tabel 4.1
Daftar Bank Umum Syariah
No Nama Perusahaan
1 Bank Syariah Bukopin
2 BCA Syariah
3 Bank Panin Dubai Syariah
4 Bank Syariah Mandiri
5 BNI Syariah
6 BRI Syariah
7 Bank Muamalat Indonesia
8 Bank Syariah Mega Indonesia
9 Bank Victoria Syariah
10 B.P.D Jawa Barat Banten Syariah
11 Maybank Syariah
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Berikut adalah data yang dideskrispkan peneliti yaitu terdiri dari satu
variabel dependen yaitu Kinerja Keuangan yang di hitung dengan Return On
Page 84
65
Asset (ROA) dan variabel independen yang berjumlah lima, yaitu Non
Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Good
Corporate Governance (GCG), Net Operating Margin (NOM), Capital
Adequacy Ratio (CAR). Sebagai berikut:
1. Deskrispsi Variabel Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan secara umum merupakan gambaran setiap hasil
ekonomi yang mampu diraih oleh peusahaan pada periode tertentu melalui
aktivitas-aktivitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan secara
efisien dan efektif, yang dapat diukur perkembangannya dengan
mengadakan analisis terhadap data-data keuangan yang tercermin dalam
laporan keuangan perusahaan itu sendiri.
Pada penelitian ini peneliti menganalisis kinerja keuangan dari 11
(sebelas) Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia dari tahun 2013
hingga 2016 dengan menggunakan rasio Return On Asset (ROA) berikut
data nya:
Gambar 4.1
Pendapatan ROA BUS 2013-2016
-25
-20
-15
-10
-5
0
5
2013 2014 2015 2016
Bukopin BCAS Panin BSM BNIS BRIS Muamalat Mega Victoria BJB Maybank
Page 85
66
Sumber: Output Excel (Data diolah)
Berdasarkan grafik 4.1, dari sebalas bank umum syariah pada tahun
2013 pencapaian ROA atau Kinerja Keuangan paling baik dicapai oleh
Maybank syariah sebesar 2.87% dalam kondisi Sangat Sehat. Sedangkan
peringkat terendah dicapai oleh Bank Muamalat sebesar 0.27% dengan
kondisi Tidak Sehat.
Pada tahun 2014 pencapaian ROA atau Kinerja Keuangan paling
baik dicapai oleh Maybank syariah sebesar 3.61% dalam kondisi Sangat
Sehat. Sedangkan peringkat terendah dicapai oleh Bank Muamalat sebesar
-1.87% dengan kondisi Tidak Sehat.
Pada tahun 2015 pencapaian ROA atau Kinerja Keuangan paling
baik dicapai oleh Bank Mega Syariah syariah sebesar 2.63% dalam kondisi
Sehat. Sedangkan peringkat terendah dicapai oleh Maybank sebesar -
9.51% dengan kondisi Tidak Sehat.
Pada tahun 2016 pencapaian ROA atau Kinerja Keuangan paling
baik dicapai oleh Maybank syariah sebesar 2,87% dalam kondisi Sangat
Sehat. Sedangkan peringkat terendah dicapai oleh Bank Muamalat sebesar
0.27% dengan kondisi Tidak Sehat.
Berdasarkan grafik 4.1, diatas bahwa BNI Syariah dalam kondisi
stabil dan selalu dalam kondisi sehat atau bisa dikatakan bahwa
pendapatan ROA BNI Syariah selalu diatas rata-rata. Sementara, Bank
Muamalat selalu berada dibawah rata-rata yaitu dalam kondisi yang
Kurang Sehat. Namum pendapatan ROA dari 11 (sebelas) Bank Umum
Page 86
67
Syariah sangat fluktuatif setiap tahunnya tidak ada satu bank syariah yang
mendominasi setiap tahunnya.
2. Deskrispsi Variabel Non Performing Financing (NPF)
Performing Financing (NPF) adalah kredit bermasalah yang
terdiri dari kredit yang berklasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet.
Termin NPL (Non Performing Loan) diperuntukan untuk bank
konvensional sedangkan NPF (Non Performing Finance) diperuntukan
untuk bank syariah. Berdasarkan standar ketentuan Bank Indonesia bank
wajib menjaga kredit bermasalah semaksimal mungkin yaitu pada angka
5% jika lebih bank termasuk dalam kredit bermasalah.
Berikut grafik perkembangan NPF Bank Umum Syariah di
Indonesia selama tahun 2013 hingga 2016.
Gambar 4.2
Pendapatan NPF BUS 2013-2016
Sumber: Output Excel (Data diolah)
Berdasarkan grafik 4.2, dari sebalas bank umum syariah pada tahun
2013 pencapaian NPF atau kredit bermasalah paling baik dicapai oleh
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
2013 2014 2015 2016
Bukopin BCAS Panin BSM BNIS BRIS Muamalat Mega Victoria BJB Maybank
Page 87
68
BCA Syariah sebesar 0.1% dalam kondisi Sangat Sehat. Sedangkan
peringkat terendah dicapai oleh Bank Syariah Mandiri sebesar 4.32%
dengan kondisi Sehat, hampir mencapai standar kredit bermasalah yang
ditentukan oleh Bank Indonesia sebesar 5%
Berdasarkan grafik 4.2, dari sebalas bank umum syariah pada tahun
2014 pencapaian NPF atau kredit bermasalah paling baik dicapai oleh
BCA Syariah sebesar 0.12% dalam kondisi Sangat Sehat. Sedangkan
peringkat terendah dicapai oleh Bank Victoria Syariah sebesar 7.1%
dengan kondisi Cukup Sehat, sudah mencapai standar kredit bermasalah
yang ditentukan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 5%.
Berdasarkan grafik 4.2, dari sebalas bank umum syariah pada tahun
2015 pencapaian NPF atau kredit bermasalah paling baik dicapai oleh
BCA Syariah sebesar 0.7% dalam kondisi Sangat Sehat. Sedangkan
peringkat terendah dicapai oleh Bank Victoria Syariah sebesar 9.8%
dengan Kurang Sehat, Sudah mencapai standar kredit bermasalah yang
ditentukan oleh Bank Indonesia sebesar 5%.
Berdasarkan grafik 4.2, dari sebalas bank umum syariah pada tahun
2016 pencapaian NPF atau kredit bermasalah paling baik dicapai oleh
BCA Syariah sebesar 0.5% dalam kondisi Sangat Sehat. Sedangkan
peringkat terendah dicapai oleh BJB Syariah sebesar 17.91% dengan
kondisi Tidak Sehat, sudah mencapai standar kredit bermasalah yang
ditentukan oleh Bank Indonesia sebesar 5%.
Page 88
69
Berdasarkan grafik 4.2, diatas bahwa BNI Syariah dalam kondisi
stabil dan selalu dalam kondisi sehat. Sementara, Bank Muamalat dan
BankVictoria pendapatan NPF selalu berada diatas rata-rata selama tiga
tahun belakangan ini yaitu dalam kondisi yang Kurang Sehat. Namum
pendapatan NPF dari 11 (sebelas) Bank Umum Syariah BCA Syariah yang
mendominasi setiap tahunnya dan selalu dalam peringkat Sangat Sehat.
3. Deskrispsi Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR)
Pada bank syariah dikenal dengan nama FDR (Financing to
Deposit Ratio), sedangkan dalam bank konvensional lebih dikenal dengan
LDR (Loan to Deposit Ratio). FDR/LDR merupakan rasio pembiayaan
terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank. Bedasarkan ketentuan
yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia rasio FDR dapat dikatakan sehat
apabila tidak melebihi angka 110%.
Berikut grafik perkembangan FDR Bank Umum Syariah di
Indonesia selama tahun 2013 hingga 2016.
Gambar 4.3
Pendapatan FDR BUS 2013-2016
Sumber: Output Excel (Data diolah)
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
2013 2014 2015 2016
Bukopin
BCAS
Panin
BSM
BNIS
BRIS
Muamalat
Mega
Victoria
BJB
Page 89
70
Berdasarkan grafik 4.3, dari sebalas bank umum syariah pada tahun
2013 pencapaian FDR paling baik dicapai oleh BCA Syariah sebesar
83.48% dalam kondisi Sehat. Sedangkan peringkat terendah dicapai oleh
Maybank Syariah sebesar 152.87% dengan kondisi Tidak Sehat, Sudah
mencapai standar kredit bermasalah yang ditentukan oleh Bank Indonesia
sebesar 110%
Berdasarkan grafik 4.3, dari sebalas bank umum syariah pada tahun
2014 pencapaian FDR paling baik dicapai oleh Bank Mandiri Syariah
sebesar 81.92% dalam kondisi Sehat. Sedangkan peringkat terendah
dicapai oleh Maybank Syariah sebesar 157.77% dengan kondisi Tidak
Sehat, Sudah mencapai standar kredit bermasalah yang ditentukan oleh
Bank Indonesia sebesar 110%
Berdasarkan grafik 4.3, dari sebalas bank umum syariah pada tahun
2015 pencapaian FDR paling baik dicapai oleh Bank Syariah Mandiri
sebesar 81.99% dalam kondisi Sehat. Sedangkan peringkat terendah
dicapai oleh Maybank Syariah sebesar 110.54% dengan kondisi Kurang
Sehat, Sudah mencapai standar kredit bermasalah yang ditentukan oleh
Bank Indonesia sebesar 110%
Berdasarkan grafik 4.3, dari sebalas bank umum syariah pada tahun
2016 pencapaian FDR paling baik dicapai oleh Bank Syariah Mandiri
sebesar 79.86% dalam kondisi Sehat. Sedangkan peringkat terendah
dicapai oleh Maybank Syariah sebesar 134.73% dengan kondisi Tidak
Page 90
71
Sehat, Sudah mencapai standar kredit bermasalah yang ditentukan oleh
Bank Indonesia sebesar 110%
Berdasarkan grafik 4.3, diatas bahwa Bank Mandiri Syariah dalam
kondisi stabil dan selalu dalam kondisi sehat. Sementara, Maybank
Syariah pendapatan FDR selalu berada diatas rata-rata selama empat
tahun belakangan ini yaitu dalam kondisi yang Kurang dan Tidak Sehat.
Namum pendapatan FDR dari 11 (sebelas) Bank Umum Syariah Bank
Mandiri Syariah yang mendominasi setiap tahunnya dan selalu dalam
peringkat Sehat.
4. Deskrispsi Variabel Good Corporate Governance (GCG)
Good Corporate Governance (GCG) merupakan sebuah konsep
yang megarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai
keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam
memberikan pertanggungjawabannya kepada para shareholder
khususnya, dan Stakeholder pada umumnya. Berdasarkan Surat Edaran
Bank Indonesia No. 13/24/DPNP/2011 bahwa pringkat GCG yang baik
yaitu tidak lebih dari 2.5%.
Berikut grafik perkembangan GCG Bank Umum Syariah di
Indonesia selama tahun 2013 hingga 2016.
Page 91
72
Gambar 4.4
Predikat GCG BUS 2013-2016
Sumber: Output Excel (Data diolah)
Berdasarkan Grafik 4.4, dari sebalas bank umum syariah pada
tahun 2013 predikat GCG atau tata kelola perusahaan paling baik dicapai
oleh Bank Muamalat sebesar 1.15% dalam kondisi Sangat baik.
Sedangkan peringkat terendah dicapai oleh Maybank Syariah sebesar
2.71% dengan kondisi Cukup Baik, Sudah mencapai standar yang
ditentukan oleh Bank Indonesia sebesar 2.5%
Berdasarkan grafik 4.4, dari sebalas bank umum syariah pada tahun
2014 predikat GCG atau tata kelola perusahaan paling baik dicapai oleh
Bank Muamalat dan Bank Panin Dubai Syariah sebesar 1.4% dalam
kondisi Sangat baik. Sedangkan peringkat terendah dicapai oleh Maybank
Syariah sebesar 2.2% dengan kondisi Baik.
Berdasarkan grafik 4.4, dari sebalas bank umum syariah pada tahun
2015 predikat GCG atau tata kelola perusahaan paling baik dicapai oleh
Bank Bukopin Syariah sebesar 1.5% dalam kondisi Sangat baik.
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
2013 2014 2015 2016
Bukopin
BCAS
Panin
BSM
BNIS
BRIS
Muamalat
Mega
Victoria
BJB
Maybank
Page 92
73
Sedangkan peringkat terendah dicapai oleh Bank Muamalat dan Bank
Victoria Syariah sebesar 3% dengan kondisi Cukup Baik, Sudah mencapai
standar yang ditentukan oleh Bank Indonesia sebesar 2.5%
Berdasarkan grafik 4.4, dari sebalas bank umum syariah pada tahun
2016 predikat GCG atau tata kelola perusahaan paling baik dicapai oleh
Bank Panin Dubai Syariah sebesar 1.16% dalam kondisi Sangat baik.
Sedangkan peringkat terendah dicapai oleh Maybank Syariah sebesar
2.43% dengan kondisi Baik, hampir mencapai standar yang ditentukan
oleh Bank Indonesia sebesar 2.5%
Berdasarkan grafik 4.4, diatas bahwa predikat GCG dari 11
(sebelas) Bank Umum Syariah tidak ada satu bank yang mendominasi
setiap tahunnya dan selalu dalam peringkat Baik.
5. Deskrispsi Variabel Net Operating Margin (NOM)
Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam memperolah
pendapatan operasionalnya dari dana yang ditempatkan dalam bentuk
pinjaman (kredit). semakin besar Net Operating Margin (NOM) suatu
perusahaan, maka semakin besar pula Return On Asset (ROA) perusahaan
tersebut, yang berarti kinerja keuangan tersebut semakin membaik atau
meningkat. Begitu juga dengan sebaliknya, jika Net Operating Margin
(NOM) semakin kecil, Return On Asset (ROA) juga akan semakin kecil,
dengan kata lain kinerja perusahaan tersebut semakin menurun.
Berikut grafik perkembangan NOM Bank Umum Syariah di
Indonesia selama tahun 2013 hingga 2016.
Page 93
74
Gambar 4.5
Pendapatan NOM BUS 2013-2016
Sumber: Output Excel (Data diolah)
Berdasarkan grafik 4.5, dari sebalas bank umum syariah pada tahun
2013 pencapaian NOM paling baik dicapai oleh Bank Panin Dubai Syariah
sebesar 1.58% dalam kondisi Cukup Sehat. Sedangkan peringkat terendah
dicapai oleh Bank Victoria Syariah sebesar 0.34% dengan kondisi Tidak
Sehat.
Berdasarkan grafik 4.5, dari sebalas bank umum syariah pada tahun
2014 pencapaian NOM paling baik dicapai oleh Bank Mega Syariah
sebesar 2.17% dalam kondisi Sehat. Sedangkan peringkat terendah dicapai
oleh BJB Syariah sebesar -2.45% dengan kondisi Tidak Sehat.
Berdasarkan grafik 4.5, dari sebalas bank umum syariah pada tahun
2015 pencapaian NOM paling baik dicapai oleh BRI Syariah sebesar
1.81% dalam kondisi Cukup Sehat. Sedangkan peringkat terendah dicapai
oleh Maybank Syariah sebesar -32.92% dengan kondisi Tidak Sehat.
-35
-30
-25
-20
-15
-10
-5
0
5
2013 2014 2015 2016
Bukopin BCAS Panin BSM BNIS BRIS Muamalat Mega Victoria BJB Maybank
Page 94
75
Berdasarkan grafik 4.5, dari sebalas bank umum syariah pada tahun
2016 pencapaian NOM paling baik dicapai oleh Bank Mega Syariah
sebesar 2.44% dalam kondisi Sehat. Sedangkan peringkat terendah dicapai
oleh BJB Syariah sebesar -27.84% dengan kondisi Tidak Sehat.
Berdasarkan grafik 4.5, pendapatan ROA dari 11 (sebelas) Bank
Umum Syariah sangat fluktuatif setiap tahunnya tidak ada satu bank
syariah yang mendominasi setiap tahunnya.
6. Deskrispsi Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR)
CAR merupakan rasio permodalan untuk mengukur kecukupan
modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau
menghasilkan resiko, misal kreditor yang diberikan. Indikator Capital
Adequacy Ratio (CAR) merupakan salah satu indikator permodalan yang
sering digunakan dalam menilai kinerja perbankan. Semakin besar Capital
Adequacy Ratio (CAR) maka kinerja perbankan tersebut semakin baik.
Berikut grafik perkembangan CAR Bank Umum Syariah di
Indonesia selama tahun 2013 hingga 2016.
Gambar 4.6
Pendapatan CAR BUS 2013-2016
Page 95
76
Sumber: Output Excel (Data diolah)
Berdasarkan grafik 4.6, dari sebalas bank umum syariah pada tahun
2013 pencapaian CAR paling baik dicapai oleh Maybank Syariah sebesar
59.61% dalam kondisi Sangat Sehat. Sedangkan peringkat terendah
dicapai oleh Bank Bukopin Syariah sebesar 11.1% dengan kondisi Sehat.
Berdasarkan grafik 4.6, dari sebalas bank umum syariah pada tahun
2014 pencapaian CAR paling baik dicapai oleh Maybank Syariah sebesar
52.14% dalam kondisi Sangat Sehat. Sedangkan peringkat terendah
dicapai oleh BRI Syariah sebesar 12.89% dengan kondisi Sehat.
Berdasarkan grafik 4.6, dari sebalas bank umum syariah pada tahun
2015 pencapaian CAR paling baik dicapai oleh Maybank Syariah sebesar
38.4% dalam kondisi Sangat Sehat. Sedangkan peringkat terendah dicapai
oleh Bank Bukopin Syariah sebesar 12.36% dengan kondisi Sehat.
Berdasarkan grafik 4.6, dari sebalas bank umum syariah pada tahun
2016 pencapaian CAR paling baik dicapai oleh Maybank Syariah sebesar
0
10
20
30
40
50
60
70
2013 2014 2015 2016
Bukopin
BCAS
Panin
BSM
BNIS
BRIS
Muamalat
Mega
Victoria
BJB
Maybank
Page 96
77
55.06% dalam kondisi Sangat Sehat. Sedangkan peringkat terendah
dicapai oleh Bank Bukopin Syariah sebesar 12.74% dengan kondisi Sehat.
Berdasarkan grafik 4.6, pendapatan CAR dari 11 (sebelas) Bank
Umum Syariah sangat fluktuatif setiap tahunnya. Maybank Syariah
merupakan bank syariah yang mendominasi setiap tahunnya dan selalu
dalam kondisi yang sangat sehat.
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian
1. Hasil Uji Sataistik Deskripsi
Pada penelitian ini pengelohan data dilakukan dengan
menggunakan fasilitas elektronik dengan menggunakan program Microsoft
Excel 2013 dan Eviews versi 9. Berikut ini akan dijelaskan statistic
deskriptif yaitu menjelaskan deskripsi data dari seluruh variabel yang akan
dimasukkan dalam model penelitian.
Menurut (Sugiyono, 2012), penelitian deskriptif adalah penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel
atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan dengan variable yang lain. Tujuan dari penelitian
deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan
secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Penelitian ini menggambarkan statistik dekripsi seluruh variabel,
dalam penelitian ini yang meliputi minimum, maksimum, mean (rata-rata),
Page 97
78
dan standar deviasi. Nilai minimum menggambarkan nilai paling besar yan
diperoleh dari hasil penggolahan dan analisis data terhadap bank sampel.
Nilai maksimum menggambarkan nilai paling besar yang diperoleh dari
hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan. Sedangkan mean
(rata-rata) menggambarkan nilai rata-rata dari masing-masing variabel.
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
Variabel ROA NPF FDR GCG NOM CAR
Mean -0.1111 5.7079 96.1922 1.8415 -1.5834 20.9940
Median 0.7600 3.9750 93.4900 1.8150 0.5950 16.7700
Maximum 3.6100 43.9900 157.7700 3.0000 2.4400 59.6100
Minimum -20.1300 0.1000 79.1900 1.1500 -32.920 11.1000
Std. Dev. 3.8598 8.1265 16.0107 0.4499 7.2061 11.3412
Obsevations 44 44 44 44 44 44
Sumber: Output EViews 9 (data diolah)
a. Variabel Dependen
1) Statistik Deskripsi Variabel Return On Asset (ROA)
Variabel ROA memiliki nilai Mean sebesar -0.11% berarti
dikarenakan nilai Mean lebih kecil dibandingkan nilai Standar
Deviasi, maka dianggap variabel ROA menunjukan hasil yang
kurang baik dengan kondisi yang Tidak Sehat.
Hasil uji statistik pada tabel 4.2, menunjukan nilai
minimum ROA sebesar -20.13% yang menunjukan ada saat
dimana ROA bank syariah Tidak Sehat. Selain itu nilai maksimum
ROA sebesar 3.61% yang menunjukan kondisi ROA Sangat Sehat.
b. Variabel Independen
1) Statistik Deskripsi Variabel Net Performing Financing (NPF)
Page 98
79
Variabel NPF memiliki Mean sebesar 5.7% dan standar
deviasi sebesar 8.12%. hal ini nilai Mean lebih kecil dengan nilai
standar deviasi, maka dianggap variabel NPF menunjukan hasil
yang kurang baik dengan kondisi Cukup Sehat.
Hasil uji statistik pada tabel 4.2, menunjukan nilai
minimum NPF sebesar 0.1% yang menunjukan Sangat Tidak
Sehat. Sedangkan nilai maksimum NPF sebesar 43.99% hasil ini
menunjukan bahwa NPF dalam kondisi yang Tidak Sehat.
Page 99
80
2) Statistik Deskripsi Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR)
Variabel FDR memiliki Mean sebesar 96.19% dan standar
deviasi sebesar 16.01%. hal ini nilai Mean lebih besar dengan nilai
standar deviasi, maka dianggap variabel FDR menunjukan hasil
yang baik dengan kondisi Cukup Sehat.
Hasil uji statistik pada tabel 4.2, menunjukan nilai
minimum FDR sebesar 79.19% yang menunjukan kondisi Sehat.
Sedangkan nilai maksimum FDR sebesar 157.77% hasil ini
menunjukan bahwa FDR dalam kondisi yang Tidak Sehat.
3) Statistik Deskripsi Variabel Good Corporate Governance
(GCG)
Variabel GCG atau Tata Kelola Perusahaan memiliki Mean
sebesar 1.84% dan standar deviasi sebesar 0.44%. hal ini nilai
Mean lebih besar dengan nilai standar deviasi, maka dianggap
variabel GCG menunjukan hasil yang baik dengan Baik.
Hasil uji statistik pada tabel 4.2, menunjukan nilai minimum
GCG sebesar 1.15% yang menunjukan kondisi Sangat Baik.
Sedangkan nilai maksimum GCG sebesar 3% hasil ini menunjukan
bahwa GCG dalam kondisi yang Cukup Baik.
4) Statistik Deskripsi Variabel Net Operating Margin (NOM)
Variabel NOM memiliki Mean sebesar -1.58% dan standar
deviasi sebesar 7.2%. hal ini nilai Mean lebih kecil dibandingkan
Page 100
81
dengan nilai standar deviasi, maka anggap variabel NOM
menunjukan hasil yang kurang baik dengan kondisi Tidak Sehat.
Hasil uji statistik pada tabel 4.2, menunjukan nilai
minimum NOM sebesar -32.92% yang menunjukan kondisi Tidak
Sehat. Sedangkan nilai maksimum NOM sebesar 2.44% hasil ini
menunjukan bahwa NOM dalam kondisi yang Sehat.
5) Statistik Deskripsi Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR)
Variabel CAR memiliki Mean sebesar 20.99% dan standar
deviasi sebesar 11.34%. hal ini nilai Mean lebih besar dengan nilai
standar deviasi, maka dianggap variabel CAR menunjukan hasil
yang baik dengan kondisi Sangat Sehat.
Hasil uji statistik pada tabel 4.2, menunjukan nilai
minimum CAR sebesar 11.1% yang menunjukan kondisi Sehat.
Sedangkan nilai maksimum CAR sebesar 59.61% hasil ini
menunjukan bahwa NPF dalam kondisi yang Sangat Sehat.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini berupa uji
Normalitas, Multikolineritas, Heterokedastisitas dan Autokorelasi
denga hasil pengujian sebagai berikut:
a. Normalitas
Uji Normalitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual
memiliki distribusi normal atau tidak. Penelitian ini menggunakan
Page 101
82
Eviews versi 9 untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi
normal atau tidak.
Hasil dari uji normalitas dengan menggunakan Test Jarque-
Bera dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Gambar 4.7
Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
6
7
8
-2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0
Series: ResidualsSample 1 42Observations 37
Mean -0.020495Median 0.005233Maximum 1.117516Minimum -1.760648Std. Dev. 0.700516Skewness -0.303444Kurtosis 2.620936
Jarque-Bera 0.789335Probability 0.673904
Sumber: Output EViews 9 (data diolah)
Jarque-Bera memiliki kriteria jika nilai Jarque-Bera dan
nilai Probability diatas nilai Chi-Square tabel dan nilai probability
dibawah nilai signifikan 0.05, maka data tersebut memiliki
perbedaan signifikan dengan data normal baku sehingga data yang
diuji tidak terdistribusi nomal. Begitu pun sebaliknya jika nilai
Jarque-Bera dibawan nilai Chi-Square tabel dan nilai Probability
diatas nilai signifikansi maka data tersebut terdistribusi normal.
Berdasarkan grafik 4.7, dapat disimpulkan bahwa data
residual terdistribusi normal. Hal ini dibuktikan nilai Jarque-Bera
sebesar 0.7893 dan nilai probability 0.6739 > 0.05 maka, H0
diterima.
Page 102
83
b. Multikolinearitas
Menurut (Ghozali, 2013), Uji Multikolinearitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya
korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel independen.
Pada penelitian ini dalam uji multikolineritas yang
digunakan menggunakan perhitungan koefisien korelasi, jika
hubungan antarvariabel bebas satu dengan variabel bebas lain
dibawah angka 0.9, maka antarvariabel tersebut tidak terdapat
gejala multikolinearitas. Sebaliknya jika hubugan antarvariabel
yang dihasilkan dari hasil koefisien korelasi lebih dari 0.9 maka
terdapat gejala multikolinearitas.
Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, maka
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.3
Uji Multikolonearitas
NPF FDR GCG NOM CAR
NPF 1.000000 0.363017 0.462219 -0.868162 0.405578
FDR 0.363017 1.000000 0.362483 -0.299515 0.805923
GCG 0.462219 0.362483 1.000000 -0.430494 0.299157
NOM -0.868162 -0.299515 -0.430494 1.000000 -0.340008
CAR 0.405578 0.805923 0.299257 -0.340008 1.000000
Sumber: Output EViews 9 (data diolah)
Berdasarkan tabel 4.3, dapat dilihat tidak ada variabel
independen yang mempunyai korelasi dengan variabel lainnya.
Sehingga dapat dikatakan bahwa pada penelitian ini tidak terdapat
multikolinearitas dalam arti pada penelitian ini seluruh variabel
independen terbebas dalam gelaja multikolinearitas.
Page 103
84
c. Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari
residual pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika variance tidak konstan atau berubah-
ubah disebut dengan Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas
(Ghozali, 2013).
Apabila nilai OBS*R2 < 0.05, maka terjadi
Heterokedastisitas, namun sebaliknya apabila nilai OBS*R2 > 0.05
maka tidak terdapat gejala Heterokedastisitas. Pada pengujian ini
mengguakan aplikasi Eviews 9 dengan menggunakan uji white, dan
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.4
Uji Heterokedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 0.814596 Prob. F(15,21) 0.6530
Obs*R-squared 13.60973 Prob. Chi-Square(15) 0.5553
Scaled explained SS 8.436839 Prob. Chi-Square(15) 0.9051
Sumber: Output EViews 9 (data diolah)
Berdasarkan hasil tabel 4.4, diketahui nilai OBS*R2 sebesar
13.60973 dan probability Chi-Square sebesar 0.5553 > 0.05 maka,
dapat disimpulkan bawa data tersebut bersifat homokedastisitas
atau tidak terdapat gejala heterokedastisitas.
Page 104
85
d. Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu
model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu
(residual) pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini
timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari
satu observasi ke observasi lainnya (Ghozali, 2013).
Dalam menentukan data tersebut mengalami gejala
autokorelasi atau tidak dilakukan dengan menggunakan uji LM
Test dengan melihat hasil probability Chi-Square. Apabila nilai
Chi-Square probability > 0.05 maka dapat dikatakan data tersebut
terbebas dari gejala autokorelasi. Begitu juga sebaliknya apabila
nilai Chi-Square probability < 0.05 maka data tersebut mengalami
gejala autokorelasi.
Berikut hasil pengujian uji autokorelasi dengan
menggunakan Eviews 9 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5
Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 0.49734 Prob. F(2,30) 0.613
Obs*R-squared 1.15591 Prob. Chi-Square(2) 0.561
Sumber: Output EViews 9 (data diolah)
Berdasarkan tabel 4.5, diketahui nilai OBS*R2 sebesar
1.15591 dan nilai probability Chi-Square sebesar 0.561 > 0.05
Page 105
86
(nilai signifikasi) maka dapat disimpulkan data tersebut tidak
mengalami gejala autokorelasi.
3. Pengujian Model Regresi Data Panel
Penentuan model terbaik antara Common Effect, Fixed Effect
dan Random Effect menggunakan 2 (dua) teknik estimasi model.
Teknik yang digunakan adalah Uji Chow Test untuk memilih antara
model Common effect atau Fixed Effect. Sedangkan Uji Hausmen Test
dugunakan untuk memilih antara model Fixed Effect dengan Random
Effect yang terbaik dalam mengestimasi regresi data penel.
a. Common Effect Model
Tabel 4.6
Common Effect Model
Dependent Variable: ROA?
Method: Pooled Least Squares
Date: 04/11/17 Time: 11:14
Sample: 1 4
Included observations: 4
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 44
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
NPF? -0.145796 0.048698 -2.993853 0.004
FDR? 0.010625 0.011390 0.932831 0.356
GCG? -0.097595 0.464472 -0.210120 0.834
NOM? 0.377575 0.052617 7.175879 0.000
CAR? 0.024479 0.023927 1.023099 0.312
R-squared 0.907157 Mean dependent var -0.111136
Adjusted R-squared 0.897635 S.D. dependent var 3.859896
S.E. of regression 1.234956 Akaike info criterion 3.366593
Sum squared resid 59.47956 Schwarz criterion 3.569342
Log likelihood -69.06504 Hannan-Quinn criter. 3.441782
Durbin-Watson stat 2.418587
Sumber: Output EViews 9 (data diolah)
Page 106
87
b. Fixed Effect Model
Tabel 4.7
Fixed Effect Model
Dependent Variable: ROA?
Method: Pooled Least Squares
Date: 04/11/17 Time: 11:15
Sample: 1 4
Included observations: 4
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 44
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -7.59531 2.56719 -2.95860 0.006
NPF? -0.10159 0.04966 -2.04543 0.050
FDR? 0.06127 0.02619 2.33938 0.026
GCG? 0.21560 0.48110 0.44814 0.657
NOM? 0.38793 0.05367 7.22745 0.000
CAR? 0.11371 0.05170 2.19929 0.036
Fixed Effects (Cross)
BCAS--C -1.134093
BJB--C 1.527110
BNIS--C 0.937359
BRIS--C 0.815662
BSM--C 1.508215
BUKOPIN--C 0.589959
MAYBANK--C -5.657534
MEGA--C 1.118686
MUAMALAT--C 0.488691
PANIN--C 0.155400
VICTORIA--C -0.349455
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.953871 Mean dependent var -0.111136
Adjusted R-squared 0.929159 S.D. dependent var 3.859896
S.E. of regression 1.027352 Akaike info criterion 3.167135
Sum squared resid 29.55268 Schwarz criterion 3.815931
Log likelihood -53.67696 Hannan-Quinn criter. 3.407740
F-statistic 38.59926 Durbin-Watson stat 3.161448
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Output EViews 9 (data diolah)
Page 107
88
c. Chow Test
Chow test adalah alat untuk menguji test for equality of
coefficients atau uji kesamaan koefisiendan test ini ditemukan oleh
Gregory Chow (Ghozali, 2013). Chow test merupakan uji dalam
membandingkan model Common Effect dengan model Fixed
Effect. Dalam penelitian ini menggunkan program Eviews. Dalam
penentuan model ini didapatkan hipotesis sebagai berikut:
H0 : Model Common Effect
Ha : Model Fixed Effect
Jika nilai probability < 0.05, maka akan menolak H0. Begitu juga
sebaliknya jika nilai probability > 0.05, makan akan menerima H0.
Hasil uji Chow test dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.8
Chow test
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: BANK
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 2.419381 (10,28) 0.0320
Cross-section Chi-square 27.401414 10 0.0022
Sumber: Output EViews 9 (data diolah)
Dari tabel diatas dapat disimpukan bahwa, perolehan nilai
probability 0.032 < 0.05 sehingga disimpulkan bahwa H0 ditolak
yang berarti model yang digunakan adalah Fixed Effect Model.
Page 108
89
d. Random Effect Model
Tabel 4.9
Random Effect Model
Dependent Variable: ROA?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 04/11/17 Time: 11:16
Sample: 1 4
Included observations: 4
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 44
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -2.831277 1.462146 -1.936385 0.060
NPF? -0.136397 0.042814 -3.185819 0.002
FDR? 0.039020 0.018669 2.090078 0.043
GCG? 0.158664 0.428750 0.370061 0.713
NOM? 0.401189 0.046208 8.682320 0.000
CAR? 0.004207 0.027618 0.152336 0.879
Random Effects
(Cross)
BCAS--C -0.167201
BJB--C 0.555271
BNIS--C 0.066681
BRIS--C -0.000524
BSM--C 0.151789
BUKOPIN--C -0.093367
MAYBANK--C -0.242946
MEGA--C 0.266584
MUAMALAT--C -0.189178
PANIN--C -0.031950
VICTORIA--C -0.315158
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 0.403341 0.1336
Idiosyncratic random 1.027352 0.8664
Weighted Statistics
R-squared 0.914298 Mean dependent var -0.087410
Adjusted R-squared 0.903021 S.D. dependent var 3.637101
S.E. of regression 1.132643 Sum squared resid 48.74947
Page 109
90
F-statistic 81.07941 Durbin-Watson stat 2.504902
Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted Statistics
R-squared 0.913450 Mean dependent var -0.111136
Sum squared resid 55.44811 Durbin-Watson stat 2.202287
Sumber: Output EViews 9 (data diolah)
e. Hausmen Test
Menurut (Ghozali, 2013), uji ini bertujuan untuk melihat
apakah terdapat efek random di dalam panel data. Dalam pengujian
ini membandingkan antara model Fixed Effect dengan model
Random Effect dimana dalam mementukan model yang mana yang
terbaik untuk digunakan dalam regresi data panel. Dalam
penentuan model ini didapatkan hipotesis sebagai berikut:
H0 : Model Random Effect
Ha : Model Fixed Effect
Jika nilai probability < 0.05, maka akan menolak H0. Begitu juga
sebaliknya jika nilai probability > 0.05, makan akan menerima H0.
Hasil uji Hausmen Test dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.10
Hausmen Test
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: BANK
Test cross-section random effects
Test Summary
Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 13.188199 5 0.0217
Sumber: Output EViews 9 (data diolah)
Page 110
91
Dari tabel diatas dapat disimpukan bahwa, perolehan nilai
P-value sebesar 0.021 < 0.05 sehingga Ha diterima yang berarti
model yang digunakan adalah Fixed Effect Model.
Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa model
regresi data panel terbaik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Fixed Effect Model.
4. Hasil Uji Signifikansi
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis
regresi berganda (Multiple Regression Analysis). Dengan Model
Random Effect sebagaimana yang telah dilakukan dalam penentuan
model regresi sebelumnya. Pada pengujian signifikansi berupa Analisis
Regresi Berganda, Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik
t), Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) dan Koefisien
Determinasi (R2).
Dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi sebesar
0.05. apabila tingkat signifikansi < 0.05 maka H0 diterima. Begitu pun
sebaliknya, apabila tingkat tingkat signifikansi > 0.05 maka Ha
diterima.
a. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji Statistik t menunjukan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel
dependen dan digunakan untuk mengetahun apakah terdapat
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual
Page 111
92
terhadap variabel dependen yang di uji pada tingkat signifikansi
sebesar 5% atau 0.05. apabila nilai probability < 0.05 maka
koefisien regresi signifikansi dan H0 diterima. Sedangkan apabila
nilai probability > 0.05 maka koefisien regresi tidak signifikan dan
H0 ditolak.
Hasil Uji Signifikansi parameter individual (Uji Statistik t)
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.11
Uji Signifikansi Parameter Individual (t-Statistik)
Dependent Variable: ROA?
Method: Pooled Least Squares
Date: 04/11/17 Time: 21:32
Sample: 1 4
Included observations: 4
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 44
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
NPF? -0.10159 0.04966 -2.04543 0.050
FDR? 0.06127 0.02619 2.33938 0.026
GCG? 0.21560 0.48110 0.44814 0.657
NOM? 0.38793 0.05367 7.22745 0.000
CAR? 0.11371 0.05170 2.19929 0.036
C -7.59531 2.56719 -2.95860 0.006
Sumber: Output EViews 9 (data diolah)
Berdasarkan hasil tabel 4.11 diatas bahwa variabel Non
Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR),
Net Operating Margin (NOM) dan Capital Adequacy Ratio
(CAR) berpegaruh signifikan terhadap kinerja keuangan yang
diukur menggunakan Return On Asset (ROA) karena tingkat nilai
probability masing-masing variabel lebih kecil dari 0.05 (nilai
Page 112
93
probability < 0.05). sedangkan variabel Good Corporate
Governance (GCG) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan (ROA) karena nilai probability masing-masing variabel
lebih besar dari 0.05 (nilai probability > 0.05).
Berikut penjelasan lebih rinci dalam mengenai hasil temuan
pada tabel diatas:
1) Pengaruh Non Performance Financing (NPF) Terhadap
Kinerja Keuangan
Hipotesis pertama (H1) adalah tingkat Risk Profile
(NPF) berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA) bank
umum syariah. Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi
diperoleh nilai t-statistic sebesar -2.04543 dengan tingkat
signifikan sebesar 0.050. Karena nilai probability NPF 0.050
sama dengan 0.05 (0.050 = 0.05) yang berarti variabel NPF
berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja keuangan.
Maka berdasarkan hasil diatas dapat dikatakan bahwa H1
diterima.
2) Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) Terhadap
Kinerja Keuangan
Hipotesis kedua (H2) adalah tingkat Risk Profile (FDR)
berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA) bank umum
syariah. Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi diperoleh
nilai t-statistic sebesar 2.33938 dengan tingkat signifikan
Page 113
94
sebesar 0.026. Karena nilai probability NPF 0.026 < 0.05 yang
berarti variabel NPF berpengaruh signifikan positif terhadap
kinerja keuangan (ROA). Maka berdasarkan hasil diatas dapat
dikatakan bahwa H2 diterima.
3) Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) Terhadap
Kinerja Keuangan
Hipotesis ketiga (H3) adalah tingkat Good Corporate
Governance (GCG) berpengaruh terhadap kinerja keuangan
(ROA) bank umum syariah. Berdasarkan hasil pengujian
analisis regresi diperoleh nilai t-statistic sebesar 0.44814
dengan tingkat signifikan sebesar 0.657. Karena nilai
probability NPF 0.6575 > 0.05 yang berarti variabel GCG
tidak berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja keuangan
(ROA). Maka berdasarkan hasil diatas dapat dikatakan bahwa
H3 ditolak.
4) Pengaruh Net Operating Margin (NOM) Terhadap Kinerja
Keuangan
Hipotesis keempat (H4) adalah tingkat Earning (NOM)
berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA) bank umum
syariah. Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi diperoleh
nilai t-statistic sebesar 7.22745 dengan tingkat signifikan
sebesar 0.0000. Karena nilai probability NOM 0.000 < 0.05
yang berarti variabel NOM berpengaruh signifikan positif
Page 114
95
terhadap kinerja keuangan (ROA). Maka berdasarkan hasil
diatas dapat dikatakan bahwa H4 diterima.
5) Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap
Kinerja Keuangan
Hipotesis kelima (H5) adalah tingkat Capital (CAR)
berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA) bank umum
syariah. Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi diperoleh
nilai t-statistic sebesar 2.19929 dengan tingkat signifikan
sebesar 0.036. Karena nilai probability CAR 0.036 < 0.05
yang berarti variabel NOM berpengaruh signifikan positif
terhadap kinerja keuangan (ROA). Maka berdasarkan hasil
diatas dapat dikatakan bahwa H5 diiterima.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji-F bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel
independen (NPF, FDR, GCG, NOM dan CAR) secara simultan
(bersama-sama) terhadap variabel dependen, yaitu ROA
Tabel 4.12
Uji Signifikansi Simultan (F-Statistik)
R-squared 0.95387 Mean dependent var -0.11113
Adjusted R-squared 0.92915 S.D. dependent var 3.85989
S.E. of regression 1.02735 Akaike info criterion 3.16713
Sum squared resid 29.5526 Schwarz criterion 3.81593
Log likelihood -53.6769 Hannan-Quinn criter. 3.40774
F-statistic 38.5992 Durbin-Watson stat 3.16144
Prob(F-statistic) 0.00000
Sumber: Output EViews 9 (data diolah)
Page 115
96
Berdasarkan tabel 4.12, diperoleh hasil F-statistik sebesar
38.59926 dengan nilai probability sebesar 0.000000. karena nilai
probability 0.000000 < 0.05, maka dapat dikatakan menerima H0
dan dapat disimpulkan bahwa variabel independen (NPF, FDR,
GCG, NOM CAR) secara bersama-sama mempunyai pengaruh
secara signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA). Maka
berdasarkan hasil diatas dapat dikatakan bahwa H6 Diterima.
c. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) yang digunakan dalam
penelitian ini adalah menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat
mengevaluasi model regresi terbaik. Dikarenakan dalam penelitian
ini menggunakan lebih dari satu variabel independen.
Tabel 4.13
Koefisien Determinasi (R2)
R-squared 0.95387 Mean dependent var -0.11113
Adjusted R-squared 0.92915 S.D. dependent var 3.85989
S.E. of regression 1.02735 Akaike info criterion 3.16713
Sum squared resid 29.5526 Schwarz criterion 3.81593
Log likelihood -53.6769 Hannan-Quinn criter. 3.40774
F-statistic 38.5992 Durbin-Watson stat 3.16144
Prob(F-statistic) 0.00000
Sumber: Output EViews 9 (data diolah)
Berdasarkan hasil regresi pada tabel 4.13, dapat diketahui
bahwa nilai Adjusted R-Squared sebesar 0.929159, hal ini
menunjukkan bahwa variasi variabel dependen (FDR) secara
bersama-sama mampu dijelaskan oleh variasi variabel independen
(NPF, FDR, GCG, NOM dan CAR) sebesar 92.9%. Sedangkan
Page 116
97
sisanya sebesar 7.1% dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel
yang diteliti.
C. Model Regresi Data Panel
Model yang digunakan pada penelitian ini adalah Fixed Effect
Model. Berikut adalah hasil datanya:
Tabel 4.14
Hasil Uji Model regresi Data Panel
Dependent Variable: ROA?
Method: Pooled Least Squares
Date: 04/11/17 Time: 11:15
Sample: 1 4
Included observations: 4
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 44
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -7.595315 2.567198 -2.958601 0.006
NPF? -0.101593 0.049668 -2.045439 0.050
FDR? 0.061273 0.026192 2.339380 0.026
GCG? 0.215605 0.481103 0.448146 0.657
NOM? 0.387938 0.053676 7.227457 0.000
CAR? 0.113710 0.051703 2.199293 0.036
Fixed Effects
(Cross)
BCAS--C -1.134093
BJB--C 1.527110
BNIS--C 0.937359
BRIS--C 0.815662
BSM--C 1.508215
BUKOPIN--C 0.589959
MAYBANK--C -5.657534
MEGA--C 1.118686
MUAMALAT--C 0.488691
PANIN--C 0.155400
VICTORIA--C -0.349455
Sumber: Output EViews 9 (data diolah)
Page 117
98
Berdasarkan tabel diatas, didapat persamaan model regresi sebagai
berikut:
Kinerja Keuangan (ROA) = -7.595315 - 0.101593 + 0.061273 + 0.215605
+ 0.387938 + 0.113710
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa:
1. Konstanta sebesar -7.595315 menunjukan jika variabel NPF, FDR,
GCG, NOM, CAR bernilai 0, maka Kinerja Keuangan (ROA) akan
menurun sebesar 7.595315.
2. Jika nilai NPF pada observasi i dan periode ke t naik sebesar 1% maka
akan menurunkan Kinerja Keuangan (ROA) pada observasi i dan
periode ke t sebesar 0.101593 apabila nilai variabel lainnya dianggap
konstan.
3. Jika nilai FDR pada observasi i dan periode ke t naik sebesar 1% maka
akan menaikan Kinerja Keuangan (ROA) pada observasi i dan periode
ke t sebesar 0.061273 apabila nilai variabel lainnya dianggap konstan.
4. Jika nilai GCG pada observasi i dan periode ke t naik sebesar 1% maka
akan menaikan Kinerja Keuangan (ROA) pada observasi i dan periode
ke t sebesar 0.215605 apabila nilai variabel lainnya dianggap konstan.
5. Jika nilai NOM pada observasi i dan periode ke t naik sebesar 1%
maka akan menaikan Kinerja Keuangan (ROA) pada observasi i dan
periode ke t sebesar 0.387938 apabila nilai variabel lainnya dianggap
konstan.
Page 118
99
6. Jika nilai CAR pada observasi i dan periode ke t naik sebesar 1% maka
akan menaikan Kinerja Keuangan (ROA) pada observasi i dan periode
ke t sebesar 0.113710 apabila nilai variabel lainnya dianggap konstan.
Selain itu didapat persamaan model regresi tiap Perusahaan Bank
Umum Syariah adalah sebagai berikut:
1. Persamaan model regresi BCA Syariah
ROA_BCAS = -1.134093 - 0.101593 + 0.061273 + 0.215605 +
0.387938 + 0.113710
Konstanta Kinerja Keuangan (ROA) sebesar -1.134093
menunjukan jika variabel independen (NPF, FDR, GCG, NOM, CAR)
pada observasi i dan periode ke t adalah konstan. Maka Kinerja
keuangan BCA Syariah sebesar -1.134093.
2. Persamaan model regresi BJB Syariah
ROA_BJBS = 1.527110 - 0.101593 + 0.061273 + 0.215605 +
0.387938 + 0.113710
Konstanta Kinerja Keuangan (ROA) sebesar 1.527110
menunjukan jika variabel independen (NPF, FDR, GCG, NOM, CAR)
pada observasi i dan periode ke t adalah konstan. Maka Kinerja
keuangan BJB Syariah sebesar 1.527110.
3. Persamaan model regresi BNI Syariah
ROA_BNIS = 0.937359 - 0.101593 + 0.061273 + 0.215605 +
0.387938 + 0.113710
Page 119
100
Konstanta Kinerja Keuangan (ROA) sebesar 0.937359
menunjukan jika variabel independen (NPF, FDR, GCG, NOM, CAR)
pada observasi i dan periode ke t adalah konstan. Maka Kinerja
keuangan BNI Syariah sebesar 0.937359.
4. Persamaan model regresi BRI Syariah
ROA_BRIS = 0.815662 - 0.101593 + 0.061273 + 0.215605 +
0.387938 + 0.113710
Konstanta Kinerja Keuangan (ROA) sebesar 0.815662
menunjukan jika variabel independen (NPF, FDR, GCG, NOM, CAR)
pada observasi i dan periode ke t adalah konstan. Maka Kinerja
keuangan BRI Syariah sebesar 0.815662.
5. Persamaan model regresi Bank Syariah Mandiri
ROA_BSM = 1.508215 - 0.101593 + 0.061273 + 0.215605 + 0.387938
+ 0.113710
Konstanta Kinerja Keuangan (ROA) sebesar 1.508215
menunjukan jika variabel independen (NPF, FDR, GCG, NOM, CAR)
pada observasi i dan periode ke t adalah konstan. Maka Kinerja
keuangan Bank Syariah Mandiri sebesar 1.508215.
6. Persamaan model regresi Bukopin Syariah
ROA_Bukopin = 0.589959 - 0.101593 + 0.061273 + 0.215605 +
0.387938 + 0.113710
Konstanta Kinerja Keuangan (ROA) sebesar 0.589959
menunjukan jika variabel independen (NPF, FDR, GCG, NOM, CAR)
Page 120
101
pada observasi i dan periode ke t adalah konstan. Maka Kinerja
keuangan Bukopin Syariah sebesar 0.589959.
7. Persamaan model regresi Maybank Syariah
ROA_Maybank = -5.657534 - 0.101593 + 0.061273 + 0.215605 +
0.387938 + 0.113710
Konstanta Kinerja Keuangan (ROA) sebesar -5.657534
menunjukan jika variabel independen (NPF, FDR, GCG, NOM, CAR)
pada observasi i dan periode ke t adalah konstan. Maka Kinerja
keuangan Maybank Syariah sebesar -5.657534.
8. Persamaan model regresi Mega Syariah
ROA_Mega = 1.118686 - 0.101593 + 0.061273 + 0.215605 +
0.387938 + 0.113710
Konstanta Kinerja Keuangan (ROA) sebesar 1.118686
menunjukan jika variabel independen (NPF, FDR, GCG, NOM, CAR)
pada observasi i dan periode ke t adalah konstan. Maka Kinerja
keuangan Mega Syariah sebesar 1.118686.
9. Persamaan model regresi Muamalat
ROA_Muamalat = 0.488691 - 0.101593 + 0.061273 + 0.215605 +
0.387938 + 0.113710
Konstanta Kinerja Keuangan (ROA) sebesar 0.488691
menunjukan jika variabel independen (NPF, FDR, GCG, NOM, CAR)
pada observasi i dan periode ke t adalah konstan. Maka Kinerja
keuangan BNI Syariah sebesar 0.488691.
Page 121
102
10. Persamaan model regresi Panin Dubai Syariah
ROA_Panin = 0.155400 - 0.101593 + 0.061273 + 0.215605 +
0.387938 + 0.113710
Konstanta Kinerja Keuangan (ROA) sebesar 0.155400
menunjukan jika variabel independen (NPF, FDR, GCG, NOM, CAR)
pada observasi i dan periode ke t adalah konstan. Maka Kinerja
keuangan BNI Syariah sebesar 0.155400.
11. Persamaan model regresi Victoria Syariah
ROA_Victoria = -0.349455 - 0.101593 + 0.061273 + 0.215605 +
0.387938 + 0.113710
Konstanta Kinerja Keuangan (ROA) sebesar -0.349455
menunjukan jika variabel independen (NPF, FDR, GCG, NOM, CAR)
pada observasi i dan periode ke t adalah konstan. Maka Kinerja
keuangan BNI Syariah sebesar -0.349455.
D. Interpretasi
Adapun interpretasi penulis terhadap penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Pengaruh Non Performance Financing (NPF) Terhadap Kinerja
Keuangan
Dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien regresi NPF
sebesar -0.10159 dengan nilai probability sebesar 0.050. Hal ini
menunjukkan bahwa NPF memiliki pengaruh yang negatif namun
signifikan terhadap ROA.
Page 122
103
NPF diartikan sebagai pembiayaan (kredit) bermasalah. Secara
teori apabila kedit bermasalah terlalu tinggi maka bank tersebut akan
mengalami kerugian yang tentunya akan berdampak pada kinerja
keuangan yang menurun. Dan apabila NPF rendah tentu bank akan
mengalami keuntungan dan tentunya akan meningkatkan kinerja
keuangan yang baik. Dari hasil penelitian ini dijelaskan bahwa variabel
NPF atau kredit bermasalah berpengaruh terhadap kinerja keuangan
yang dimana teori diatas semakin kuat karena faktor kredit bermasalah
memiliki pengaruh yang kuat terhadap kinerja keuangan. Jika dilihat
dari rata-rata NPF mencapai angka 5.7% sudah melewati batas
pemberian kredit yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. justru kondisi
ini menuntut pihak manajemen untuk melakukan analisis yang lebih
baik lagi ketika pihak manajemen memutuskan ingin memberikan
kredit kepada masyarakat (nasabah), maka dari itu pihak manajemen
harus bisa meminimalisir terjadinya kredit bermasalah. Apabila bank
dalam kondisi NPF tinggi, maka akan memperbesar biaya, baik biaya
percadangan aktiva produktif maupun aktiva lainnya, sehingga
berpotensi menimbulkan kerugian pada bank, dan dampaknya kinerja
keuangan bank anak menurun.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Gusti Ayu Yuliani Purnama Sari dan Dodik Aryanto (2016),
Didik Purwoko dan Bambang Sudiyanto (2013), yang menemukan
bahwa kinerja keuangan yang menurun diakibatkan karena
Page 123
104
pembiayaan/kredit bermasalah terlalu tinggi sehingga tentu dampaknya
terhadap kemampuan bank dalam menghasilkan profitabilitasnya.
Namun hasil tersebut ternyata tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Muh, Sabir (2013), Sutrisno (2016) yang mengatakan
bahwa NPF memiliki pengaruh negatif namun tidak signifikan
terhadap kinerja keuangan (ROA) bank umum syariah.
2) Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) Terhadap Kinerja
Keuangan
Dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien regresi FDR
sebesar 0.06127 dengan nilai probability sebesar 0.026. Hal ini
menunjukkan bahwa FDR memiliki pengaruh positif namun signifikan
terhadap ROA.
FDR diartikan sebagai rasio antara seluruh jumlah kredit yang
diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Secara teori
semakin tinggi kekampuan bank dalam menyalurkan dana semakin
tinggi laba yang akan diperoleh yang tentunya akan membuat kinerja
keuangan bank tersebut menjadi baik. Begitu juga sebaliknya jika
semakin rendah kemampuan bank dalam menyalurkan dana tentu akan
membuat bank tersebut minim dalam memperoleh laba. Berdasarkan
hasil penelitian ini dijelaskan bahwa variabel FDR berpengaruh
terhadap kinerja keuangan (ROA) dengan hasil ini tentunya semakin
memperkuat teori bahwa faktor likuiditas memiliki pengaruh yang kuat
terhadap kinerja keuangan perusahaan. Jika dilihat dari rata-rata nya
Page 124
105
bahwa FDR berada pada angka 96.19% yaitu berada pada kondisi
Cukup Sehat. Hal ini dianggap bahwa penyaluran pembiayaan kepada
calon nasabah dilakukan dengan memperhatikan prinsip 6C yang
terdiri atas yaitu Character (karakter), Capacity (kemampuan
pengembalian), Collateral (jaminan), Capital (modal), Condition
(situasi dan kondisi), dan Constraint (batasan dan hambatan).
Disamping itu juga bank umum syariah bisa dikatakan sudah mampu
menjaga likuiditas yang ada.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Gusti Ayu Yuliani Purnama
Sari dan Dodik Aryanto (2016), M. Sabir dkk (2013) menunjukan
bahwa FDR memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
keuangan (ROA). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno
(2016) mengatakan bahwa FDR tidak berpengaruh terhadap ROA.
3) Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Kinerja
Keuangan
Dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien regresi GCG
sebesar 0.215605 dengan nilai probability sebesar 0.657. Hal ini
menunjukkan bahwa GCG memiliki pengaruh positif namun tidak
signifikan terhadap ROA.
GCG dapat diartikan sebagai tata kelola perusahaan yang
secara teori mengatakan bahwa semakin baik tata kelola perusahaan
semakin baik pula kinerja manajemen (keuangan, SDM dll)
perusahaan tersebut. Namum pada penelitian ini tidak memperkuat
Page 125
106
teori yang ada yang dimana pada penelitian ini mengatakan bahwa
variabel GCG tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA).
Hal ini kemungkinan dapat disebabkan karena Return On Asset (ROA)
dalam kinerja perusahaan menunjukan hasil yang tidak konsisten.
Jangka waktu GCG lebih bersifat jangka panjang sehingga tidak dapat
di ukur kesuksesannya dalam waktu yang singkat, sedangkan ROA
lebih bersifat jangka pendek dimana hasil yang dicapai dapat langsung
dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh perusahaan.
Alasan lain pun karena di Indonesia penilaian GCG merupakan
penilaian non financial dan kualiatif belum mampu dijadikan tolak
ukur investor dan nasabah.
Penelitian ini diperkuat oleh Bunga Aprigati Iskandar (2016)
dan Farida Sinta Dewi dkk (2016) yang mengatakan bahwa GCG
bernilai positif dan tidak signifikan terhadap kinerja keuangan.
4) Pengaruh Net Operating Margin (NOM) Terhadap Kinerja
Keuangan
Berdasarkan Uji t didapatkan koefisien pengaruh NOM
terhadap Kinerja Keuangan (ROA) adalah 7.227457 dengan nilai
probability 0.000 < 0.05. Ini ditunjukkan bahwa variabel NOM
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA pada Bank Umum
Syariah.
NOM dapat diartikan sebagai pendapatan operasional bersih
yang diterima oleh bank. Secara teori apabila pendapaan operasional
Page 126
107
bersih tinggi tentunya membuat kinerja keuangan pada bank tersebut
semakin bagus. Begitu juga sebaliknya apabila pendapatan operaional
bersih bank menurun tentunya memperngaruh kinerja keuangan yang
ikut menurun. Penelitian ini memperkuat teori yang ada, hal ini
diakibatkan karena peningatan penyaluran pembiayaan kepada nasabah
membuat pendapatan bank menjadi meningkat. Besarnya NOM
menunjukkan bahwa pendapatan operasi dikurangi dana bagi hasil
dikurangi biaya operasional lebih besar dari rata-rata aktiva produktif
sehingga dengan meningkatnya pendapatan bagi hasil atas rata-rata
aktiva produktif yang dikelola bank maka kemungkinan suatu bank
dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Penelitian ini diperkuat oleh
Muh, Sabir (2013) yang mengatakan bahwa NOM berpengaruh
signifikan terhadap ROA.
5) Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Kinerja
Keuangan
Dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien regresi CAR
sebesar 0.11371 dengan nilai probability sebesar 0.036. Hal ini
menunjukkan bahwa CAR memiliki pengaruh positif namun signifikan
terhadap ROA.
Secara teori semakin tinggi CAR menunjukan bahwa bank
memiliki kecukupan modal yang tinggi untuk mengurangi risiko-risiko
yang timbul. Pada penelitian ini dikatakan CAR berpengaruh positif
signifikan terhadap ROA artinya jika manager perusahaan Perbankan
Page 127
108
dapat mengelola permodalan dengan baik yaitu dengan memanfaatkan
secara optimal modal sendiri sehingga keuntungan yang diperoleh
akan meningkat karena tidak untuk membiayai modal dari
luar/ekternal Dengan meningkatnya modal sendiri maka kesehatan
bank yang terkait dengan ratio permodalan/kecukupan modal juga
akan meningkat dan juga akan meningkatkan kepercayaan
masyarakat/nasabah karena laba yang meningkat tersebut. Hal tersebut
juga didukung dengan kondisi Perbankan di Indonesia yang mulai
bangkit karena beberapa regulasi yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia untuk mendukung operasional Perbankan yang sehat.
Penelitian ini diperkuat oleh Farida Sinta Dewi dkk (2016), Sutrisno
(2016) serta Didik Purwoko dan Bambang Sudiyatno (2013) yang
mengatakan bahwa variabel CAR berpengaruh terhadap ROA.
Page 128
108
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan dari hasil penelitian dengan
melakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi data panel, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara simultan, variabel kesehatan bank yaitu Non Performing Financing
(NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Good Corporate Governance
(GCG), Net Operating Margin (NOM) dan Capitan Adequacy Ratio
(CAR) berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Keuangan Bank
Umum Syariah periode 2013-2016 yang diukur dengan Return On Asset
(ROA) dengan nilai probability yaitu 0.000% dan dengan tingkat koefisien
determinasi yaitu mencapai angka 92.9%. Hal ini menunjukan bahwa jika
bank syariah mampu menjaga kesehatannya maka secara otomatis kinerja
bank tersebut akan baik pula.
2. Secara parsial, variabel Non Performing Financing (NPF) berpengaruh
signifikan negarif terhadap kinerja keuangan Bank Umum Syariah, jika
nilai NPF bertambah hal tersebut justru akan membuat kinerja keuangan
bank syariah akan menurun. Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR)
berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja keuangan Bank Umum
Syariah, hal ini dianggap bahwa bank syariah sudah mampu mengelola
dana pihak ketiga dengan baik. Variabel Net Operating Margin (NOM)
Page 129
109
memiliki pengaruh yang signifikan positif erhadap kinerja keuangan Bank
Umum Syariah, hal ini diakibatkan peningatan penyaluran pembiayaan
kepada nasabah membuat pendapatan bank menjadi meningkat dan
variabel Capitan Adequacy Ratio (CAR) memiliki pengaruh yang
signifikan positif erhadap kinerja keuangan Bank Umum Syariah, hal
tersebut dikarenakan bank dalam mengelola permodalan nya dengan baik
yaitu dengan memanfaatkan secara optimal modal sendiri sehingga bank
memperoleh keuntungan. Sedangkan variabel Good Corporate
Governance (GCG) dalam penelitian ini menunjukan hasil yang berbeda
yaitu bahwa variabel GCG tidak berpengaruh signifikan dengan nilai
positif terhadap kinerja keuangan bank syariah, hal ini disebabkan karena
mekanisme GCG bersifat jangan panjang sehingga tidak dapat dijadikan
tolak ukur dalam menilai kinerja keuangan dalam jangka waktu yang
singkat.
B. Saran
Berkaitan dengan penelitian ini penulis menyarankan beberapa hal,
yaitu:
1. Bagi pihak manajemen Bank Umum Syariah terus memperhatikan dan
terus melakukan penilaian dengan menggunakan metode Risk Based Bank
Rating dalam mengukur kesehatan perusahaannya. Khususnya pada
indikator Good Corporate Governance (GCG) karena pada penelitian ini
indikator GCG tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan yang
Page 130
110
dimana seharusnya apabila kinerja keuangan baik tentunya diperlukan tata
kelola perusahaan yang baik pula. Selain itu pihak manajemen bank harus
meningkatkan rasio FDR, NOM dan CAR guna menambah pendapatan
laba bank serta mengurangi rasio NPF atau pembiayaan bermasalah.
2. Bagi Investor sebelum melakukan investasi sebaiknya memperhatikan
faktor-faktor kesehatan Bank Umum Syariah itu sendiri seperti rasio NPF,
FDR, GCG, NOM dan CAR (indikator penilaian kesehatan bank) agar
kedepannya investor tidak mengalami hal-hal yang tidak diinginkan,
karena indikator tersebut secara simultan berpengaruh terhadap kinerja
keuangan bank umum syariah periode 2013-2016.
3. Bagi Akademisi atau peneliti selanjutnya diharapkan menjadi tambahan
referesi bagi bank umum dan penelitian selanjutnya yang tertarik untuk
meneliti dengan topik sejenis. Peneliti lain dapat menambah waktu periode
penlitian karena dalam penelitian ini hanya menggunakan periode waktu 4
(empat) tahun saja dan peneliti selanjutnya dapat menambah variabel lain
seperti BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional), inflasi, nilai
tukar dan lainnya. Selanjutnya diharapkan agar peneliti selanjutnya dapat
memperluas objek penelitian agar menambahkan hasil yang lebih akurat.
Page 131
111
DARTAR PUSTAKA
Amalia, Erika. “Financial Ratio and its Influence to Profitability In Islamic
Banks”. Journal Al- Iqtishad: Vol. VII. 2015.
Africano, F. "Pengaruh NPF Terhadap CAR serta dampaknya terhadap
Profitabilitas Bank umum Syariah Di Indonesia". Jurnal Ilmiah STIE
MPD, 63. 2016
Antonio, M. S. "Apa dan Bagaimana Bank Islam". Yogyakarta: PT. Dana Bakti
Prima Yasa. 1992
____________ "Bank Syariah Dari Teori ke Praktek". Jakarta: Gema Insani dan
Tazkia Cendekia. 2001
Arikanto, S. "Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (edisi revisi)".
Jakarta: Rineka Cipta. 2010
Astutik, Puji. "Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Menurut Risk Based Bank
Rating terhadap Kinerja Keuangan (Studi pada Bank Umum Syariah di
Indonesia)" Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya.
2014
Aziz, S. d. "Performance of Islamic and Conventional Banks in Pakistan: A
Comparative Study". International Journal of Economics and Financial
Issues, 2016, 6(4), 1383-1391, 1. 2016
Bachri, Saiful. dkk. "Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan
Bank Syariah". Jurnal Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Malang. 2013
Budiman, T. "Islamic Bank Listed in Financial Market: Risk Governance,
Earning, ana Capital". Al-Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah
(Journal of Islamic Economics) Volume 9 (1), January 2017, 4. 2017
Budisantoso. "Bank dan Lembaga Keuangan Lain". Jakarta: Salemba Empat.
2006
Burhanuddin. "Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah". Yogyakarta: Graha
Ilmu. 2010
Darmawi, H. "Manajemen Perbankan". Jakarta: PT Bumi Aksara. 2011
Dendawijaya, L. "Manajemen Perbankan". Jakarta: Ghalia Indonesia. 2009
Dewi, Farida Sinta. dkk. “Analysis of Effect of CAR, ROA, LDR, Company Size,
NPL and GCG to Bank Profitability (Case Study on Banking Company
Lested in BEI Period 2010-2-2013)”. Journal Of Accounting Vol.2 No. 2.
2016
Page 132
112
Ferry, N. I. "Manajemen Risiko perbankan pemahaman pendekatan 3 pilar
kesepakatan basel II terkait aplikasi regulasi dan pelaksanaan nya di
indonesia". Jakarta: Rajawali Pers. 2011
Ghozali, Imam. "Analisis Multivariat dan Ekonometrika Teori, Konsep dan
Aplikasi dengan Eviews 8". Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponogoro. 2013
Gujarati, D. "Ekonometrika Dasar". Jakarta : Erlangga. 1995
Handayani, P. S. "Analisis Perbandingan Kinerja Bank Nasional, Bank
Campuran Dan Bank Asing Menggunakan Rasio Keuangan". Tesis
Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponogoro semarang, 5.
2005
Hery. "Analisis Kinerja Manajemen". Jakarta: PT. Grasindo. 2014
Ibadil, Muhammad. "Analisis Pengaruh Risiko, Tingkat Efisiensi, GCG terhadap
Kinerja Keuangan dengan pendekatan beberapa komponen merode RBBR
SEBI 13/24/DPNP/2011 studi kasus Bank Umum yang terdaftar di BEI
periode 2008-2012". Jurnal Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponogoro Semarang. 2013
Iskandar, Bunga Aprigati. "Pengaruh Komponen Risk-Based Bank Rating
Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode 2011-
2014)”. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga. 2016
Jumingan. "Analisis laporan Keuangan". Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2006
Kasmir. "Manajemen Perbankan". Jakarta: Rajawali Pers.2014
Muhamad. "Bank Syari'ah". Yogyakarta: Ekonisia. 2006
Mulatsih. "pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Tingkat Konerka Pada Bank
Pembangunan Daerah”. Jurnal Etikonomi Vol. 13 No. 2 Universitas
Gunadarma. 2014.
Prasojo. "Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja
Keuangan Bank Syariah". Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol. 2
No.1. 2015
Purnamasari, Gusti Ayu Yuliani dan Dodik Ariyanto. "Analisis Perbandingan
Kinerja Keuangan Keuangan Bank Konvensional dan Bank Syariah
Periode 2010-2014" E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol,15.1.
2016
Purwoko, Didik dan Bambang Sudiyatno. "Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Kinerja Bank (Studi Empirik Pada Industri Perbankan Di Bursa efek
Indonesia)". Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE). 2013
Page 133
113
Raharjo, Dwi Priyanto Agung dkk. "Pengaruh Rasio CAR, NPL, LDR, BOPO,
dan NIM Terhadap Kinerja Bank Umum di Indonesia". Jurnal Ekonomi
Manajemen Sumber Daya Vol. 15 No.2. 2014
Rahmawati, M. N. "Manajemen Risiko Perbankan Syariah". Ciputat: UIN Press.
2015
Rodoni, Ahmad "Manajemen Keuangan Modern". Jakarta: Mitra Wacana Media.
2014
Rosadi, Dedi. "Ekonometrika & Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews".
Yogyakarta: ANDI. 2012
Rotinsulu, D. P. "The Analyze Of Risk Based Bankin Rating Method On Bank's
Profitability In State-Owned Banks". Journal Faculty of Economics and
Business, International Business Administration (IBA) Program,
University of Sam Ratulangi Manado, 96. 2015
Ruliana, T. d. "Health Level of Bank Using Risk Based Bank Rating". Journal
Scientific Papers Series Management, Economic Engineering in
Agriculture and Rural Development Vol. 16, Issue 1, 2016, 451. 2016
Sabir, Muhammad. dkk. "Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja
Keuangan Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional di
Indonesia" Jurnal Analisis, Vol.1 No.1 : 79 – 86. 2013
Satria, B. d. "Determinants of Performance In Indonesia Banking: A Cross-
Sectional and Dynamic Panel Data Analysis". Internasional Journal Of
Ekonomic and Finance Studies Vol 4, No 2, 2012, 42. 2012
Siregar, S. "Statistika Terapan Untuk Perguruan Tinggi". Jakarta: PT Kharisma
Putra Utama. 2015
Sudarsono, H. "Dampak Kritis Keuangan Global Terhadap Perbankan di
Indonesia: Perbandingan antara Bank Konvensional dan Bank Syariah".
Jurnal LaRiba Vol. III No. 1, 17. 2009
Sugari, B. P. "Analisis Perbandingan Tingkat Kesehatan Bank Syariah dan
Konvensional dengan Menggunakan Metode RGEC (Risk Profile, Good
Corporate Governance, Earning, Capital)". Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jenderal Soedirman, 2. 2015
Sugiyono. "Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B" . Bandung:
Alfabet. 2012
Suharyadi, P. S. "Statistika untuk ekonomi dan keuangan modern edisi 2". Jakarta:
Salemba Empat. 2013
Sutrisno. "Risk, Efficiency and Performance of Islamic banking: Empirical
Studyon Islamic Banking in indonesia". Asian Journal of Economic
Modelling, 2016, 4(1): 47-56, 2. 2016
Page 134
114
Umam, K. "Perbankan Syariah Dasar-dasar dan Dinamika Perkembangannya di
Indonesia". Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2016
Wibowo. "Manajemen Kinerja". Jakarta: Rajawali Pers. 2016
Wirdyaningsih. "Bank dan Asuransi Islam Di Indonesia". Jakarta: Kencana. 2005
Wiroso. "Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah" .
Jakarta: PT Grasindo. 2005
Yantiningsih, Noor Dwi. dkk. "Pengaruh Kualitas Penerapan Good Corporate
Governance (GCG) Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perbankan
Syariah Indonesia (Periode 2010-2014). Jurnal Magister Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala. 2016
Yudiartini, Dewa Ayu Sri dan Ida Bagus Dharmadiaksa. "Pengaruh Rasio
Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Sector Perbankan di Bursa Efek
Indoensia". E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.14. 2016
Al-Qur’an
www.bankmuamalat.co.id
www.bankvictoriasyariah.co.id
www.bcasyariah.co.id
www.bi.go.id
www.bjbsyariah.co.id
www.bnisyariah.co.id
www.brisyariah.co.id
www.maybanksyariah.co.id
www.megasyariah.co.id
www.paninbanksyariah.co.id
www.syariahbukopin.co.id
www.syariahmandiri.co.id
www.ojk.go.id
Page 135
115
LAMPIRAN
Lampiran 1: Data Penelitian
BANK TAHUN ROA
(%)
NPF
(%)
FDR
(%)
GCG
(%)
NOM
(%)
CAR
(%)
Bukopin 2013 0.69 4.27 100.29 1.5 0.78 11.1
Bukopin 2014 0.27 4.07 92.89 2 0.35 15.85
Bukopin 2015 0.79 2.99 90.56 1.5 0.95 16.31
Bukopin 2016 0.76 3.17 88.18 1.5 0.4 17
BCAS 2013 1.01 0.1 83.48 1.55 1.09 22.35
BCAS 2014 0.76 0.12 91.17 2.1 0.61 29.57
BCAS 2015 0.96 0.7 94.41 1.5 1 34.3
BCAS 2016 1.13 0.5 90.12 1.5 1.15 36.78
Panin 2013 1.03 1.02 90.4 1.35 0.72 20.83
Panin 2014 1.99 0.53 94.04 1.4 1.58 25.69
Panin 2015 1.14 2.63 96.43 1.6 0.86 20.3
Panin 2016 0.37 2.26 91.99 1.16 0.05 18.17
BSM 2013 1.53 4.32 89.37 1.85 0.8 14.12
BSM 2014 -0.04 6.48 81.92 2.12 0.16 14.12
BSM 2015 0.56 6.06 81.99 2 0.58 12.85
BSM 2016 0.59 4.92 79.19 2 0.64 14.01
BNIS 2013 1.37 1.86 97.86 1.3 1.3 16.54
BNIS 2014 1.27 1.86 92.6 2 1.21 18.43
BNIS 2015 1.43 2.53 91.94 2 0.67 15.48
BNIS 2016 1.44 2.94 84.57 2 0.9 14.92
BRIS 2013 1.15 4.06 102.7 1.35 1.1 14.49
BRIS 2014 0.08 4.6 93.9 1.74 0.05 12.89
BRIS 2015 0.76 4.86 84.16 1.61 1.81 13.94
BRIS 2016 0.95 4.57 81.42 1.61 0.39 20.63
Muamalat 2013 0.27 1.35 99.99 1.15 1.32 14.43
Muamalat 2014 0.17 6.55 84.14 1.4 0.25 13.91
Muamalat 2015 0.2 7.11 90.3 3 0.3 12.36
Muamalat 2016 0.22 3.35 95.13 2 0.2 12.74
Mega 2013 2.33 2.69 93.37 1.86 2.17 12.99
Mega 2014 2.29 3.89 93.61 1.45 0.3 18.82
Mega 2015 0.3 4.26 98.49 1.54 -0.34 18.74
Mega 2016 2.63 3.3 95.24 1.5 2.44 23.53
Page 136
116
Victoria 2013 0.5 3.71 84.65 1.66 0.34 18.4
Victoria 2014 -1.87 7.1 95.19 1.93 -2 15.27
Victoria 2015 -2.36 9.8 95.29 3 -4.63 16.14
Victoria 2016 -2.19 7.21 100.67 1.98 -3.17 15.98
BJB 2013 0.91 1.86 97.4 1.78 0.92 17.99
BJB 2014 0.72 5.84 84.02 1.89 -2.45 15.78
BJB 2015 0.25 6.93 104.75 2.5 -2.9 22.53
BJB 2016 -8.09 17.91 98.73 2.3 -27.84 18.25
MayBank 2013 2.87 2.69 152.87 2.71 0.61 59.61
MayBank 2014 3.61 5.04 157.77 2.2 -1.46 52.14
MayBank 2015 -20.13 4.26 110.54 2.51 -32.92 38.4
MayBank 2016 -9.51 3.3 134.73 2.43 -19.96 55.06
Sumber: Website tiap bank (Data diolah)
Lampiran 2: Uji Asumsi Klasik
1. Normalitas
0
2
4
6
8
10
12
14
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
Series: ResidualsSample 1 44Observations 44
Mean 2.57e-16Median -0.146040Maximum 3.778572Minimum -4.198689Std. Dev. 1.131865Skewness -0.195724Kurtosis 8.067896
Jarque-Bera 47.36746Probability 0.000000
Page 137
117
Setelah disembuhkan
0
1
2
3
4
5
6
7
8
-2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0
Series: ResidualsSample 1 42Observations 37
Mean -0.020495Median 0.005233Maximum 1.117516Minimum -1.760648Std. Dev. 0.700516Skewness -0.303444Kurtosis 2.620936
Jarque-Bera 0.789335Probability 0.673904
2. Uji Heterokedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 0.814596 Prob. F(15,21) 0.6530
Obs*R-squared 13.60973 Prob. Chi-Square(15) 0.5553
Scaled explained SS 8.436839 Prob. Chi-Square(15) 0.9051
3. Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 0.497346 Prob. F(2,30) 0.6131
Obs*R-squared 1.155911 Prob. Chi-Square(2) 0.5610
4. Uji Multikolonieritas
Page 138
118
Lampiran 3: Hasil Regresi Data Panel
1. Common Effect Model
Dependent Variable: ROA?
Method: Pooled Least Squares
Date: 04/11/17 Time: 11:14
Sample: 1 4
Included observations: 4
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 44 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. NPF? -0.145796 0.048698 -2.993853 0.0048
FDR? 0.010625 0.011390 0.932831 0.3566
GCG? -0.097595 0.464472 -0.210120 0.8347
NOM? 0.377575 0.052617 7.175879 0.0000
CAR? 0.024479 0.023927 1.023099 0.3126 R-squared 0.907157 Mean dependent var -0.111136
Adjusted R-squared 0.897635 S.D. dependent var 3.859896
S.E. of regression 1.234956 Akaike info criterion 3.366593
Sum squared resid 59.47956 Schwarz criterion 3.569342
Log likelihood -69.06504 Hannan-Quinn criter. 3.441782
Durbin-Watson stat 2.418587
2. Fixed Effect Model
Dependent Variable: ROA?
Method: Pooled Least Squares
Date: 04/11/17 Time: 11:15
Sample: 1 4
Included observations: 4
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 44 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -7.595315 2.567198 -2.958601 0.0062
NPF? -0.101593 0.049668 -2.045439 0.0500
FDR? 0.061273 0.026192 2.339380 0.0267
GCG? 0.215605 0.481103 0.448146 0.6575
NOM? 0.387938 0.053676 7.227457 0.0000
CAR? 0.113710 0.051703 2.199293 0.0363
Fixed Effects (Cross)
BCAS--C -1.134093
BJB--C 1.527110
BNIS--C 0.937359
BRIS--C 0.815662
BSM--C 1.508215
BUKOPIN--C 0.589959
MAYBANK--C -5.657534
Page 139
119
MEGA--C 1.118686
MUAMALAT--C 0.488691
PANIN--C 0.155400
VICTORIA--C -0.349455 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.953871 Mean dependent var -0.111136
Adjusted R-squared 0.929159 S.D. dependent var 3.859896
S.E. of regression 1.027352 Akaike info criterion 3.167135
Sum squared resid 29.55268 Schwarz criterion 3.815931
Log likelihood -53.67696 Hannan-Quinn criter. 3.407740
F-statistic 38.59926 Durbin-Watson stat 3.161448
Prob(F-statistic) 0.000000
3. Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: BANK
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 2.419381 (10,28) 0.0320
Cross-section Chi-square 27.401414 10 0.0022
4. Random Effect Model
Dependent Variable: ROA?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 04/11/17 Time: 11:16
Sample: 1 4
Included observations: 4
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 44
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -2.831277 1.462146 -1.936385 0.0603
NPF? -0.136397 0.042814 -3.185819 0.0029
FDR? 0.039020 0.018669 2.090078 0.0434
GCG? 0.158664 0.428750 0.370061 0.7134
NOM? 0.401189 0.046208 8.682320 0.0000
CAR? 0.004207 0.027618 0.152336 0.8797
Random Effects (Cross)
BCAS--C -0.167201
BJB--C 0.555271
Page 140
120
BNIS--C 0.066681
BRIS--C -0.000524
BSM--C 0.151789
BUKOPIN--C -0.093367
MAYBANK--C -0.242946
MEGA--C 0.266584
MUAMALAT--C -0.189178
PANIN--C -0.031950
VICTORIA--C -0.315158 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 0.403341 0.1336
Idiosyncratic random 1.027352 0.8664 Weighted Statistics R-squared 0.914298 Mean dependent var -0.087410
Adjusted R-squared 0.903021 S.D. dependent var 3.637101
S.E. of regression 1.132643 Sum squared resid 48.74947
F-statistic 81.07941 Durbin-Watson stat 2.504902
Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.913450 Mean dependent var -0.111136
Sum squared resid 55.44811 Durbin-Watson stat 2.202287
5. Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: BANK
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 13.188199 5 0.0217