Top Banner
250

“rental”. Hasilnya

Oct 01, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: “rental”. Hasilnya
Page 2: “rental”. Hasilnya

Sebagian besar mahasiswa, terutama

calon sarjana, mengeluh saat diberi tugas

menulis makalah atau skripsi oleh

pembimbingnya. Mereka kemudian menyerah-

kan pembuatan berbagai bentuk karya

ilmiah kepada biro konsultasi atau jasa

“rental”. Hasilnya sering kali tidak sesuai

dengan teknik penulisan yang baik dan

benar. Padahal, hampir semua perguruan

tinggi telah menerbitkan buku pedoman

penyusunan skripsi.

Sering kali, buku pedoman penulisan

skripsi yang diterbitkan oleh perguruan

tinggi berbeda. Perbedaan itu berkaitan

dengan tata cara merujuk pustaka dan

penggunaan bahasa Indonesia baku. Hal

tersebut tidak boleh dibiarkan karena kita

memiliki Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia yang Disempurnakan (EYD) dan

Pedoman Pembentukan Istilah yang

dikeluarkan oleh Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa.

Buku ini dilengkapi dengan beberapa

rujukan tentang teknik menulis skripsi dan

penggunaan EYD secara ringkas sehingga

akan sangat membantu mahasiswa dalam

mengatasi berbagai kekurangan pada

pedoman penulisan skripsi.

Materi pada buku ini

meliputi:

Pendahuluan Tahap Penyusunan

Karya Ilmiah Sistematika Skripsi Teknik Penulisan Penerapan Ejaan

yang

Disempurnakan

Dilengkapi dengan

contoh-contoh

Penerbit:

Semarang University Press Jl. Soekarno–Hatta, Tlogosari, Semarang 50196

ISBN 979–3948–25–6

Page 3: “rental”. Hasilnya

ii

PENGANTAR

Begitu membaca naskah buku Teknik Menulis Skripsi tulisan Ir. Bambang Dwiloka, M.S. dan Dra. Rati Riana hati saya berbunga-bunga. Saya merasa bersyukur bahwa di antara ribuan magister dan sarjana di Indonesia ini masih ada magister dan sarjana yang amat berminat pada bidang tulis-menulis. Perhatiannya yang besar dan keinginannya yang kuat untuk berbagi ilmu dengan para calon sarjana telah menjadi tenaga yang dahsyat untuk melahirkan buku ini. Sebaliknya, banyak sarjana, magister, bahkan guru besar yang tidak kesampaian niatnya untuk mengayunkan penanya mengukir prestasi sebagai penulis buku. Ir. Bambang Dwiloka, M.S. dan Dra. Rati Riana telah lama sekali menyaksikan kesulitan yang dihadapi para mahasiswa calon sarjana pada saat menyelesaikan salah satu syaratnya, yaitu menulis skripsi. Karena keterbatasan waktu pembimbing, banyak mahasiswa yang meminta jasa biro konsultasi untuk berbagai keperluan. Sampai-sampai ada calon sarjana yang meminta tolong proses olah data dengan semacam SPSS dan sejenisnyalah sehingga ada sindiran bahwa SPSS itu tidak lain adalah special program for stupid student. Hal yang tidak menggembirakan itu sebenarnya tidak perlu terjadi seandainya ada buku pedoman menulis skripsi yang gampang dipahami, lengkap, dan akurat.

Page 4: “rental”. Hasilnya

iii

Untuk memenuhi kebutuhan itulah, buku Teknik Menulis Skripsi ini lahir. Oleh tim penulisnya, buku ini memang dimaksudkan untuk mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi para penulis skripsi yang sedang in action. Agar tidak mengalami hambatan yang berarti, para penulis skripsi pun menjadi sasaran buku ini. Buku ini gampang dipahami karena ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang lugas dan sederhana. Pengalaman lapangan yang matang membuat penulisnya menghindari penggunaan penjelasan yang abstrak dan mengada-ada. Rasa bahasa tim penulis juga telah memberikan andil yang berharga untuk menata kata-kata menjadi kalimat-kalimat yang akrab dengan calon pembacanya. Tiadanya kata-kata yang sulit dipahami oleh kalangan mahasiswa calon sarjana membuat buku ini tidak rumit. Ihwal menulis skripsi lengkap tersaji dalam buku ini. Dari definisi karya ilmiah sampai dengan petunjuk final akhir skripsi dan dari penentuan topik sampai dengan penulisan pengesahan kelulusan telah dikemukakan secara lengkap. Adanya paparan tentang penggunaan bahasa, dari cara menulis huruf sampai dengan tanda baca dan istilah baku, telah menjadikan buku ini benar-benar lengkap. Contoh konkret semua bagian skripsi dapat menjadi acuan yang tepat dan akurat bagi para penulis dan calon penulis skripsi. Sekali lagi saya bersyukur karena buku ini dapat menjadi sarana yang tepat untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan kesulitan pada calon sarjana dalam

Page 5: “rental”. Hasilnya

iv

melaksanakan tugasnya dalam menulis skripsi. Selamat membaca! Selamat menjadi sarjana yang berguna bagi bangsa dan negara! Semarang, Mei 2005 Prof. Dr. Rustono, M.Hum. Guru Besar Pendidikan Bahasa Indonesia,

Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang

Page 6: “rental”. Hasilnya

v

PRAKATA (EDISI I)

Sampai saat ini, masih terdapat anggapan bahwa menyusun skripsi dengan bahasa yang baik dan benar itu sulit. Sebagian besar mahasiswa, terutama calon sarjana, mengeluh jika diberi tugas menyusun makalah atau skripsi oleh dosen pembimbing. Mereka seakan-akan “menyerah” sebelum “bertempur”. Oleh karena itu, jalan “pintas” yang dilakukan oleh sebagian mahasiswa adalah “menyerahkan” pengetikan (pembuatan?) skripsinya kepada biro konsultasi atau jasa “rental”. Selama lebih dari lima belas tahun membimbing penulisan skripsi, penulis masih saja membaca laporan yang belum mengikuti kaidah penulisan karya ilmiah yang baik dan benar. Sebagian mahasiswa juga masih “kesulitan” dalam menyusun latar belakang, rumusan masalah, tujuan, hipotesis, dan substansi yang lain, serta menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sementara itu, hampir semua perguruan tinggi telah menerbitkan pedoman atau petunjuk bagaimana menyusun skripsi yang baik sehingga dapat memberikan tuntunan dan petunjuk bagi mahasiswanya. Berdasarkan pengamatan penulis, pedoman penyusunan skripsi yang dikeluarkan oleh perguruan tinggi yang satu berbeda dengan lainnya, walaupun kesamaan pedoman memang tidak bisa dipaksakan. Akan tetapi, jika perbedaan itu menyangkut tata cara merujuk pustaka,

Page 7: “rental”. Hasilnya

vi

menulis daftar pustaka (daftar rujukan), dan penggunaan bahasa Indonesia baku, kiranya hal tersebut tidak boleh terjadi. Mengapa demikian? Karena kita telah memiliki buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah yang dikeluarkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kedua buku pedoman ini juga telah diterima dan disahkan oleh Sidang ke-30 Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia di Bandar Seri Begawan, tanggal 4-6 Maret 1991. Selain kedua buku pedoman itu, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa juga banyak menerbitkan buku mengenai pedoman berbahasa Indonesia yang baik dan benar, misalnya tentang Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Ejaan, Diksi dan Gaya Bahasa, Tata Istilah, dan sebagainya. Pedoman dan buku-buku tersebut, digunakan sebagai acauan utama para dosen Bahasa Indonesia dalam memberikan materi kuliah “menulis karya ilmiah”. Oleh sebab itu, sebagian besar dosen Bahasa Indonesia “mengeluh” karena apa yang diajarkan ternyata berbeda dari apa yang dibaca pada pedoman yang diterbitkan oleh perguruan tingginya masing-masing. Sementara itu, yang diikuti oleh mahasiswa adalah pedoman yang dikeluarkan oleh lembaganya. Selain pedoman yang dikeluarkan oleh perguruan tinggi, pada saat ini banyak juga diterbitkan buku mengenai teknik menulis karya ilmiah. Berdasarkan pengalaman penulis memberikan mata kuliah Metodologi Penelitian, Teknik Penulisan Ilmiah, dan Statistika di berbagai perguruan tinggi selama lebih dari sepuluh tahun, dan juga

Page 8: “rental”. Hasilnya

vii

pengalaman penulis menjadi editor, dewan redaksi, dan penyunting ahli di berbagai jurnal ilmiah selama lebih dari lima belas tahun, dengan dibantu oleh Dra. Rati Riana, dosen Bahasa Indonesia di beberapa perguruan tinggi, buku berjudul Teknik Menulis Skripsi ini ditulis. Buku ini mengatasi berbagai kekurangan pada pedoman penulisan skripsi dari berbagai perguruan tinggi yang dilengkapi dengan beberapa rujukan tentang teknik menulis karya ilmiah dan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan secara ringkas. Buku ini terdiri atas lima bab. Bab I Pendahuluan, berisi bahasan tentang makna, fungsi, syarat, sifat, jenis, dan manfaat karya ilmiah. Bab II Tahap Menyusun Karya Ilmiah, Bab III Sistematika Skripsi, Bab IV Teknik Penulisan, dan Bab VI berisi penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Tiap-tiap bab dilengkapi dengan contoh-contoh teoretis dan praktis. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Prof. Dr. Rustono, M.Hum., Guru Besar Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Negeri Semarang karena di sela-sela kesibukannya yang luar biasa, beliau berkenan membaca dan mengoreksi buku ini dengan saksama dan amat teliti, terutama dari segi tata bahasa dan redaksionalnya, sekaligus memberikan pengantarnya. Harapan penulis, semoga buku ini bermanfaat bagi mahasiswa umumnya, dan khususnya bagi calon sarjana yang sedang menyelesaikan penulisan skripsinya. Penulis

Page 9: “rental”. Hasilnya

viii

PRAKATA EDISI II (REVISI)

Buku ini mendapat sambutan yang sangat baik dari para Teknik Menulis Skripsi pembaca, terutama dari mahasiswa dan dosen. Berdasarkan survei ringan penulis, buku ini banyak dipergunakan oleh para pembaca, khususnya mahasiswa sebagai pedoman penulisan karya ilmiah, terutama skripsi. Atas apresiasi dipegunakannya buku ini sebagai pedoman penulisan karya ilmiah, penulis mengucapkan terima kasih. Buku ini dipergunakan mahasiswa sebagai panduan untuk menulis skripsi. Sebagai panduan, buku ini seharusnya tidak ada kesalahan. Akan tetapi, setelah penulis membaca buku ini berulang-ulang, ternyata ditemukan beberapa kesalahan, di antaranya adalah kesalahan penggunaan tanda baca dan kesalahan diksi. Oleh karena itu, pada edisi kedua ini, penulis telah memperbaiki beberapa kesalah tersebut dan menambah beberapa hal yang penting, yaitu pengantar (prolog) pada setiap subbab atau sub-subbab yang belum ada, menambah contoh-contoh yang penting dalam teks, lampiran, maupun bagian yang lain. Semoga dengan memperbaiki beberapa kesalahan kecil dan menambah hal penting, buku ini menjadi lebih baik daripada edisi sebelumnya. Semarang, Januari 2014 Penulis

Page 10: “rental”. Hasilnya

ix

DAFTAR ISI PENGANTAR ………………………………………………………… ii PRAKATA .. ……………………………………………… v DAFTAR ISI ………………………………………………………… viii DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………. xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengantar ……………………………………………. 1 1.2 Pengertian Karya Ilmiah ………………………. 2 1.3 Fungsi Karya Ilmiah …………………………….. 3 1.4 Syarat Menulis Karya Ilmiah…………………. 4 1.5 Sifat Karya Ilmiah ………………………………… 5 1.6 Jenis-Jenis Karya Ilmiah ……………………… 6 1.7 Manfaat Penyusunan Karya Ilmiah ………... 8 BAB II TAHAP PENUSUNAN KARYA ILMIAH 2.1 Pengantar …………………………………………… 10 2.2 Tahap Persiapan …………………………………. 11 2.2.1 Pemilihan Topik/Masalah ……………. 12 2.2.2 Pembatasan Topik dan Penentuan Judul …………………………………………. 13 2.2.3 Pembuatan Kerangka Karya ………… 19 2.3 Pengumpulan Data ……………………………… 28 2.4 Pengorganisasian/Pengonsepan …………… 28 2.5 Pemeriksaan/Penyuntingan ………………… 29 2.6 Pengetikan/Penyajian …………………………. 29

Page 11: “rental”. Hasilnya

x

BAB III SISTEMTIKA SKRIPSI 3.1 Pengantar ……………………………………………. 30 3.2 Sistematika Penulisan ………………………….. 31 3.2.1 Skripsi Hasil Penelitian Kuantitatif .. 32 3.2.2 Skripsi Hasil Penelitian Kualitatif …. 79 BAB IV TEKNIK PENULISAN 4.1 Pengantar …………………………………………… 106 4.2 Bahan dan Jumlah Halaman ……………….. 107 4.3 Perwajahan ……………………………………….. 107 4.3.1 Kertas Pola Ukuran ……………………. 108 4.3.2 Penomoran ………………………………. 110 4.4 Penyajian …………………………………………... 113 4.4.1 Penulisan Judul …………………………. 113 4.4.2 Maksud Penyusunan ………………….. 113 4.4.3 Lembar Persetujuan …………………… 115 4.4.4 Abstrak …………………………………….. 116 4.4.5 Prakata…………. ………………………….. 117 4.4.6 Daftar Isi…………………………………… 118 4.4.7 Daftar Tabel ………………………………. 118 4.4.8 Daftar Gambar ………………………….. 119 4.4.9 Daftar Lampiran ………………………. 119 4.4.10 Daftar Lainnya ………………………… 120 4.5 Cara Merujuk dan Menulis Daftar Rujukan …………………………………………… 120 4.5.1 Cara Merujuk …………………………….. 120 4.5.2 Penulisan Tabel …………………………. 140 4.5.3 Penyajian Gambar, Grafik, atau Skema ……………………………………… 142

Page 12: “rental”. Hasilnya

xi

BAB V PENERAPAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN 5.1 Pengantar …………………………………………… 146 5.2 Penerapan Ejaan ………………………………… 147 5.2.1 Penulisan Huruf …………………………. 147 5.2.2 Penulisan Kata …………………………… 153 5.2.3 Penulisan Unsur Serapan ……………. 164 5.2.4 Pemakaian Tanda Baca ……………….. 173 5.2.5 Ejaan Kata dan Istilah Baku ………… 193 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………. 204 LAMPIRAN ………………………………………………………… 210 SEPINTAS TENTANG PENULIS ……………………………. 238

Page 13: “rental”. Hasilnya

xii

DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Contoh Halaman Sampul …………………….. 211

2. Contoh Halaman Judul Lembar Kedua ………. 212

3. Contoh Lembar Persetujuan Pembimbing …… 213 4. Contoh Lembar Persetujuan dan Pengesahan 214

5.a. Contoh Abstrak (Model I) ………………………….. 215

5.b. Contoh Abstrak (Model II) ………………………… 217 6. Contoh Prakata ……..………………………………….. 219

7. Contoh Daftar Isi ……………………………………… 222

8. Contoh Daftar Tabel …………………………………. 226

9. Contoh Daftar Gambar ……………………………… 227

10. Contoh Daftar Lampiran …………………………… 228 11. Contoh Daftar Khusus ………………………………. 229 12. Contoh Daftar Rujukan ……………………………. 230 13. Contoh Pernyataan Keaslian Tulisan ………………. 234

Page 14: “rental”. Hasilnya

xiii

14. Contoh Riwayat Hidup …………………………………… 235

Page 15: “rental”. Hasilnya

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pengantar

Ada anggapan sebagian mahasiswa, terutama calon sarjana, bahwa menyusun karya ilmiah dengan bahasa yang baik dan benar itu rumit dan menyusahkan. Sebagian mereka mengeluh setelah diberi tugas menyusun makalah atau skripsi oleh dosen pembimbing atau oleh lembaga pendidikan tingginya. Mereka seakan-akan “menyerah” sebelum “bertempur”. Anggapan dan perasaan seperti itu terlalu berlebihan karena, sebetulnya, menyusun karya ilmiah tidak jauh berbeda dengan menyusun karya yang lain, seperti karya jurnalistik atau laporan perjalanan. Perbedaannya adalah bahwa penyusunan karya ilmiah mengikuti metode ilmiah (scientific method) yang terdiri atas langkah-langkah untuk mengorganisasi dan mengatur gagasan melalui garis pemikiran yang konseptual dan prosedural yang disepakati oleh para ilmuwan, sedangkan karya jurnalistik tidak. Jadi, siapa pun, mahasiswa (S1, S2, S3), masyarakat, bahkan pelajar SMA, mampu menyusun karya ilmiah asal mereka mau mempelajari cara-caranya atau diberi arahan oleh dosen pembimbing yang berpengalaman.

Page 16: “rental”. Hasilnya

2

1.2 Pengertian Karya Ilmiah Karya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuwan (yang berupa hasil pengembangan) yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seninya yang diperolehnya melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, penelitian, dan pengetahuan orang lain sebelumnya. Karya ilmiah merupakan pernyataan sikap ilmiah peneliti. Jadi, bukan sekadar pertanggungjawaban peneliti dalam penggunaan sumber daya (uang, alat, bahan) yang digunakan dalam penelitian. Tujuan karya ilmiah adalah agar gagasan penulis karya ilmiah itu dapat dipelajari, lalu didukung atau ditolak oleh pembaca. Ini adalah konsekuensi sifat keterbukaan ilmu pengetahuan. Karena itu, karya ilmiah harus memenuhi sistematika yang sudah dibakukan supaya tidak sulit dalam mempelajarinya. Sifat penting karya ilmiah adalah awet (tertulis) sehingga dapat dibaca oleh siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Untuk itu, skripsi harus ditulis dengan sebaik-baiknya, dan diupayakan tanpa kesalahan. 1.3 Fungsi Karya Ilmiah Karya ilmiah berfungsi sebagai sarana untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Hal

ini sesuai dengan hakikat karya ilmiah, yaitu mengemukakan

kebenaran melalui metodenya yang sistematis, metodologis,

dan konsisten. Jika dihubungkan dengan hakikat ilmu, karya

ilmiah mempunyai fungsi sebagai berikut.

Page 17: “rental”. Hasilnya

3

1. Penjelasan (Explanation)

Karya ilmiah dapat menjelaskan suatu hal yang

sebelumnya tidak diketahui, tidak jelas, dan tidak pasti,

menjadi sebaliknya.

2. Ramalan (Prediction)

Karya ilmiah dapat membantu mengantisipasi

kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada masa

mendatang.

3. Kontrol (Control)

Karya ilmiah dapat berfungsi untuk mengontrol,

mengawasi dan atau mengoreksi benar-tidaknya suatu

pernyataan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, kita dapat tahu bahwa fungsi karya ilmiah sangatlah penting, sehingga kualitasnya perlu diusahakan. 1.4 Syarat Menulis Karya Ilmiah Menulis karya ilmiah memerlukan sekurang-kurangnya empat syarat, yaitu: 1. motivasi dan disiplin yang tinggi 2. kemampuan mengolah data 3. kemampuan berpikir logis (urut) dan terpadu (sistematis) 4. kemampuan berbahasa. Banyak mahasiswa yang mampu membuat usulan penelitian dan mengumpulkan data, tetapi ternyata lama sekali dalam menyusun skripsi, tesis, atau disertasi. Salah satu penyebab adalah kurangnya motivasi, karena memang

Page 18: “rental”. Hasilnya

4

membuat laporan amat tergantung pada kerja individual yang mandiri. Pembatasan waktu di perguruan tinggi, kebosanan penasihat, pemborosan biaya dan waktu karena tidak selesai kuliah, kesempatan kerja yang makin lama makin terbatas, seharusnya mendorong mahasiswa segera menyelesaikan skripsinya. Selain itu, ada kecenderungan mahasiswa yang tidak membuat usulan penelitian dengan saksama dapat menghadapi kesulitan dalam menyusun skripsi. Dalam usulan penelitian terdapat teori hasil tinjauan pustaka dan metode penelitian. Bagian ini dapat dipakai kembali di dalam penyusunan skripsi. Karena itu, usulan penelitian seyogyanya dibuat dengan saksama. Dalam usulan penelitian juga terdapat jadwal. Pelaksanaan jadwal ini bergantung pada disiplin mahasiswa. Karena itu, faktor disiplin amatlah penting. Kemampuan mengolah data tidak akan menjadi masalah sepanjang mahasiswa menguasai teknik analisis data. Konsultasi dengan pembimbing, diskusi dengan teman, dan partisipasi dalam seminar, serta jasa program analisis data dengan komputer dapat membantu. Kemampuan berpikir logis, sistematis dan kemampuan berbahasa, dapat diperoleh dengan mem-praktikkan menulis, membaca, dan memberikan komentar (kritik) terhadap suatu karya ilmiah.

Page 19: “rental”. Hasilnya

5

1.5 Sifat Karya Ilmiah Berbeda dengan tulisan fiksi (novel, puisi, cerpen), karya ilmiah bersifat formal, sehingga harus memenuhi syarat. Beberapa syarat tersebut adalah sebagai berikut. 1. Lugas dan Tidak Emosional Maksudnya adalah karya ilmiah hanya mempunyai satu

arti, tidak memakai kata kiasan, sehingga pembaca tidak membuat tafsiran (interpretasi) sendiri-sendiri. Karena itu, perlu ada batasan (definisi) operasional pengertian suatu istilah, konsep, atau variabel.

2. Logis Maksudnya adalah kalimat, alinea, subbab, sub-subbab, disusun berdasarkan suatu urutan yang konsisten.

Urutan di sini meliputi urutan pengertian, klasifikasi, waktu (kronologis), ruang, sebab-akibat, umum-khusus, khusus-umum, atau proses dan peristiwa.

3. Efektif Maksudnya adalah, baik alinea maupun subbab harus menunjukkan adanya satu kebulatan pikiran, ada penekanan, dan ada pengembangan.

4. Efisien Maksudnya adalah dalam karya ilmiah mempergunakan

kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami. 5. Karya ilmiah ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku. 1.6 Jenis-Jenis Karya Ilmiah Ada berbagai definisi yang ditulis para ilmuwan tentang karya atau karya ilmiah. Salah satu di antaranya dikemukakan oleh Brotowidjojo (1985:8-9), yaitu bahwa

Page 20: “rental”. Hasilnya

6

karya ilmiah adalah karya ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Dalam hal, ciri khusus karya ilmiah, dikatakannya pula, bahwa karya ilmiah harus ditulis secara jujur dan akurat berdasarkan kebenaran tanpa mengingat akibatnya. Kebenaran dalam karya ilmiah itu adalah kebenaran yang objektif-positif, sesuai dengan data dan fakta di lapangan, dan bukan kebenaran yang normatif. Ada banyak karya ilmiah yang ditulis orang, bergantung pada penggunaannya. Ada karya ilmiah berupa skripsi, tesis, disertasi, atau berupa laporan penelitian (research report) bagi lembaga yang membiayai penelitian tersebut. Ada juga karya ilmiah berupa karya ilmiah untuk dimuat di majalah ilmiah, jurnal, atau makalah untuk seminar. Akan tetapi, umumnya karya ilmiah di perguruan tinggi, menurut Arifin (2003:1), dibedakan menjadi makalah, kertas kerja, skripsi, tesis, dan disertasi. 1. Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu

masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berpikir deduktif atau induktif. Makalah disusun biasanya untuk melengkapi tugas-tugas ujian mata kuliah tertentu atau memberikan saran pemecahan tentang masalah secara ilmiah. Makalah menggunakan bahasa yang lugas dan tegas. Jika dilihat bentuknya, makalah adalah bentuk yang paling sederhana di antara karya tulis ilmiah yang lain.

Page 21: “rental”. Hasilnya

7

2. Kertas kerja, seperti halnya makalah, adalah juga karya tulis ilmiah yang menyajikan sesuatu berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Analisis dalam kertas kerja lebih mendalam daripada analisis dalam makalah. Kertas kerja ditulis, misalnya, untuk disajikan dalam suatu seminar atau lokakarya.

3. Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan

pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain.

Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan

fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian

langsung (observasi lapangan, atau percobaan di

laboratorium) maupun penelitian tidak langsung (studi

kepustakaan). Di samping tertib dan cermat di dalam segi

metodologinya, juga diperlukan sumbangan material

berupa temuan baru dalam segi tata kerja, dalil-dalil, atau

hukum tertentu tentang salah satu aspek atau lebih di

bidang spesialisasinya. Skripsi biasanya ditulis untuk

melengkapi syarat guna memperoleh gelar sarjana (S1)

dan penyusunannya dibimbing oleh seorang dosen atau

tim yang ditunjuk oleh lembaga pendidikan tinggi.

4. Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih

mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis

mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari

penelitian sendiri. Karya tulis ini akan mem-

perbincangkan pengujian terhadap satu atau lebih

hipotesis dan ditulis oleh mahasiswa program

Page 22: “rental”. Hasilnya

8

pascasarjana, untuk melengkapi syarat guna memperoleh

gelar magister (S2).

5. Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan

suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis

berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dengan

analisis yang terinci. Dalil yang dikemukakan biasanya

dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan-

sanggahan senat guru besar/penguji suatu lembaga

pendidikan tinggi. Disertasi ini berisi suatu temuan

penulis sendiri, yang berupa temuan orisinal. Jika

temuan orisinal ini dapat dipertahankan oleh penulisnya

dari sanggahan penguji, penulisnya berhak menyandang

gelar doktor (S3).

Semua jenis karya ilmiah itu hendaknya ditulis

dengan padat serta disusun secara logis dan cermat.

1.8 Manfaat Penyusunan Karya Ilmiah Penyusunan karya ilmiah memberikan manfaat yang besar sekali, baik bagi penulis maupun bagi masyarakat pada umumnya. Menurut Sikumbang (1981:2-5), sekurang-kurangnya ada enam manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut, yang intinya adalah sebagai berikut. 1. Penulis dapat terlatih mengembangkan keterampilan

membaca yang efektif karena sebelum menulis karya ilmiah, ia mesti membaca dahulu kepustakaan yang ada relevansinya dengan topik yang hendak dibahas.

2. Penulis dapat terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber, mengambil sarinya, dan

Page 23: “rental”. Hasilnya

9

mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang lebih matang.

3. Penulis dapat berkenalan dengan kegiatan perpustakaan, seperti mencari bahan bacaan dalam katalog pengarang atau katalog judul buku.

4. Penulis dapat meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasi dan menyajikan data dan fakta secara jelas dan sistematis.

5. Penulis dapat memperoleh kepuasan intelektual. 6. Penulis turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan

masyarakat.

Page 24: “rental”. Hasilnya

10

BAB II TAHAP PENYUSUNAN KARYA ILMIAH

2.1 Pengantar Pada dasarnya, dalam penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahap, yaitu (1) persiapan , (2) pengumpulan data, (3) pengorganisasian dan pengonsepan, (4) pemeriksaan/penyuntingan konsep, dan (5) penyajian/ pengetikan (Arifin 2003:7). Yang termasuk dalam tahap persiapan adalah (a)

pemilihan topik/masalah, (b) penentuan judul, dan (c)

pembuatan kerangka karya. Yang termasuk dalam tahap

pengumpulan data adalah (a) pencarian keterangan dari

bahan bacaan, seperti buku, majalah, dan surat kabar, (b)

pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui

masalah yang akan ditulis, (c) pengamatan langsung ke objek

yang akan diteliti, dan (d) percobaan dan pengujian di

lapangan atau di laboratorium. Yang termasuk tahap

pengorganisasian dan pengonsepan adalah (a)

pengelompokan bahan, yaitu bagian-bagian mana yang akan

didahulukan dan bagian mana yang akan dikemudiankan,

dan (b) pengonsepan. Yang termasuk tahap pemeriksaaan

atau penyuntingan konsep adalah pembacaan dan

pengecekan kembali masalah; yang kurang lengkap

dilengkapi, yang kurang relevan dibuang. Dalam karya

ilmiah mungkin saja terdapat penyajian yang berulang-ulang

Page 25: “rental”. Hasilnya

11

atau tumpang tindih, pemakaian bahasa yang kurang efektif,

baik dari segi penulisan dan pemilihan kata, penyusunan

kalimat, penyusunan paragraf, maupun segi penerapan

kaidah ejaan. Sementara itu, yang termasuk tahap penyajian

adalah pengetikan hasil penelitian atau studi pustaka.

Berikut adalah rincian tahap atau kegiatan-kegiatan

yang dimaksud.

2.2 Tahap Persiapan Ada tiga hal pokok dalam melakukan persiapan menulis, yaitu (a) pemilihan topik/masalah, (b) penentuan judul, dan (c) pembuatan kerangka karya (outline). 2.2.1 Pemilihan Topik/Masalah Topik/masalah adalah pokok pembicaraan (Widyamartaya dan Sudiati 1997:31; Sudarmoyo 2000:11; Arifin 2003:8). Topik banyak tersedia di sekitar kita, misalnya persoalan kemasyarakatan, pertanian, manajemen, akuntansi, sumber daya manusia, kedokteran, teknik, industri, hukum, pariwisata, perhotelan, lingkungan hidup. Dalam hubungan dengan pemilihan topik yang hendak diangkat ke dalam karya ilmiah, Keraf (1980:111) berpendapat bahwa penyusun karya ilmiah lebih baik menulis sesuatu yang menarik perhatian dengan pokok persoalan yang benar-benar diketahui daripada menulis pokok-pokok yang tidak menarik atau tidak diketahui sama sekali. Sehubungan dengan hal tersebut, Arifin (2003:8)

Page 26: “rental”. Hasilnya

12

menyampaikan hal-hal berikut yang patut dipertimbangkan dengan saksama oleh penyusun karya ilmiah. 1. Topik yang dipilih harus berada di sekitar kita, baik di

sekitar pengalaman kita maupun di sekitar pengetahuan kita. Hindarilah topik yang jauh dari diri kita karena hal itu akan menyulitkan kita ketika menggarapnya!

2. Topik yang dipilih harus topik yang paling menarik perhatian kita.

3. Topik yang dipilih terpusat pada suatu segi lingkup yang sempit dan terbatas. Hindari pokok masalah yang menyeret kita kepada pengumpulan informasi yang beraneka ragam!

4. Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang objektif. Hindari topik yang bersifat subjektif, seperti kesenangan atau angan-angan kita!

5. Topik yang dipilih harus kita ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya, walaupun serba sedikit. Artinya topik yang dipilih itu janganlah terlalu baru bagi kita.

6. Topik yang dipilih harus memiliki sumber acuan, memiliki bahan kepustakaan yang dapat memberikan informasi tentang pokok masalah yang hendak ditulis. Sumber kepustakaan dapat berupa buku, majalah, jurnal, surat kabar, brosur, surat keputusan, situs web, atau undang-undang.

2.2.2 Pembatasan Topik dan Penentuan Judul Jika topik sudah ditentukan dengan pasti sesuai dengan petunjuk-petunjuk, kita tinggal menguji sekali lagi,

Page 27: “rental”. Hasilnya

13

apakah topik itu betul-betul cukup sempit dan terbatas ataukah masih terlalu umum dan mengambang. Jika sudah dilakukan pembatasan topik, judul karya

ilmiah bukanlah hal yang sulit ditentukan karena pada

dasarnya langkah-langkah yang ditempuh dalam pembatasan

topik sama saja dengan langkah-langkah dalam penentuan

judul. Perbedaannya adalah pembatasan topik harus

dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah, sedangkan

penentuan judul dapat dilakukan sebelum atau sesudah

penulisan karya ilmiah. Jika sudah ada topik yang terbatas,

karya ilmiah sudah dapat dimulai dikerjakan walaupun judul

belum ada.

Selain pembatasan topik, menurut Arifin (2003:9) bahwa penentuan judul karya ilmiah dapat pula ditempuh dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan masalah apa, mengapa, bagaimana, di mana, dan kapan. Tentu saja, tidak semua pertanyaan itu harus dijawab pada penentuan judul. Perhatikan contoh penentuan judul dengan cara bertanya sebagai berikut. Pertama-tama, kita bertanya dengan pertanyaan masalah apa. Jawaban yang kita temukan bermacam-macam. Kita tentu memilih masalah yang terdekat dengan kita, yang paling menarik perhatian kita. Contoh masalah itu adalah sebagai berikut: a. industri mebel; b. greeter hotel; c. gas karbon monooksida (CO).

Page 28: “rental”. Hasilnya

14

Setelah masalahnya ditentukan, kita dapat bertanya

dengan pertanyaan mengapa. Jawaban yang dapat timbul

untuk pertanyaan ini adalah sebagai barikut:

a. mengembang;

b. melayani;

c. mencemari.

Judul karya haruslah berbentuk frasa, bukan

berbentuk kalimat. Oleh karena itu, kata-kata tersebut dapat

kita jadikan kata benda agar dapat dijadikan judul karya,

seperti:

a. mengembang menjadi pengembangan; b. melayani menjadi pelayanan; c. mencemari menjadi pencemaran. Dapat pula kata-kata tersebut tetap kata kerja, tetapi ditambah atau mengandung kata benda dan judul yang dibuat tidak berupa kalimat. Dengan dua pertanyaan itu, kita memiliki judul sebagai berikut. a. Pengembangan Industri Mebel atau Upaya Mengembang-

kan Industri Mebel; b. Pelayanan Greeter Hotel; c. Pencemaran Gas Karbon Monooksida. Agar karya ilmiah dapat berpijak pada suatu masalah yang terbatas dan ruang lingkup yang tidak terlalu mengambang, judul karya ilmiah tersebut harus dibatasi lagi, misalnya dengan menyebut suatu tempat. Pertanyaan di

Page 29: “rental”. Hasilnya

15

mana akan memberikan jawaban mengenai tempat objek yang sedang diteliti, misalnya a. di Kabupaten Jepara; b. di Hotel Inna Garuda, Yogyakarta; c. di Kota Semarang.

Kalau dengan pertanyaan di mana diperoleh jawaban yang masih dirasakan terlalu luas, pertanyaan kapan dapat mempersempit suatu judul karya ilmiah. Pertanyaan kapan akan memberikan jawaban, antara lain: a. tahun 2004; b. trimester I/2004; c. dewasa ini. Setelah menggunakan pertanyaan masalah apa,

mengapa, di mana, dan kapan, kini kita memiliki judul

karya ilmiah sebagai berikut.

a. Pengembangan Industri Mebel di Kabupaten Jepara

Tahun 2004

b. Pelayanan Greeter di Hotel Inna Garuda, Yogyakarta,

Trimester I/2004

c. Pencemaran Gas Karbon Monooksida di Kota Semarang

Dewasa Ini

Adakalanya pertanyaan di mana tidaklah diperlukan,

tetapi pertanyaan kapan diperlukan, atau sebaliknya.

Page 30: “rental”. Hasilnya

16

Contoh judul berikut ini merupakan jawaban

pertanyaan masalah apa, mengapa, dan di mana, tanpa

pertanyaan kapan.

Inseminasi Buatan di Peternakan Sapi “Budi Mix

Farming” Grobogan, Jawa Tengah

Contoh judul di berikut ini merupakan jawaban

pertanyaan masalah apa, mengapa, dan kapan, tanpa

pertanyaan di mana.

Persaingan Bisnis Tradisional dengan Bisnis Moderen

Saat Ini

Contoh judul berikut ini sudah cukup sempit walaupun tanpa menjawab pertanyaan di mana dan kapan. 1) Hidroponik Bercocok Tanam tanpa Tanah 2) Pembudidayaan Suplir sebagai Tanaman Hias Adakalanya pembatasan judul itu dilakukan dengan memberikan subjudul. Subjudul itu, selain berfungsi membatasi judul, juga berfungsi sebagai penjelasan atau keterangan judul utama. Dalam hal seperti itu, antara judul utama dan subjudul harus dibubuhkan tanda baca titik dua (:) seperti: 1) PENINGKATAN PRODUKSI SAPI POTONG DI JAWA

TENGAH : SEGI KUALITAS DAN KUANTITAS 2) INTONATION : IN RELATION TO SYNTAX IN BAHASA

INDONESIA

Page 31: “rental”. Hasilnya

17

Judul-judul karya ilmiah berikut ini, dapat dikerjakan oleh mahasiswa dengan program studi tertentu. 1. Fakultas Pertanian Topik : Produksi Kelapa Sawit Judul : UPAYA MENINGKATKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT DI BENGKULU DENGAN CARA PERBAIKAN POLA TANAM 2. Fakultas Ekonomi Topik :Manajemen Sumber Daya Manusia Judul :HUBUNGAN KOMPENSASI FINANSIAL DAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT SUBUR MAKMUR, SEMARANG 3. Fakultas Hukum Topik :Kejahatan Kerah Putih Judul :FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PENINGKATAN KEJAHATAN KERAH PUTIH DI KOTA SEMARANG TAHUN 2004 4. Fakultas Sastra

Topik :Tema Novel Judul :TEMA KEAGAMAAN DALAM NOVEL KARYA HAMKA

5. Sekolah Tinggi Pariwisata dan Perhotelan Topik : Pengembangan Desa Wisata

Page 32: “rental”. Hasilnya

18

Judul : STRATEGI PENGEMBANGAN DESA SODONG KABUPATEN BATANG MENJADI DESA WISATA Topik :Sirkulasi dan Pemakaian Linen Judul :PENGAWASAN TERHADAP SIRKULASI DAN PEMAKAIAN LINEN DI HOTEL GRAHA SANTIKA, SEMARANG 6. Fakultas Teknik (Sipil Hidro) Topik : Banjir Judul : PENGENDALIAN BANJIR DI KAWASAN SIMPANG LIMA, SEMARANG 7. Fakultas Teknik (Industri) Topik : Industri Semen Judul : PENINGKATAN INDUSTRI SEMEN DI PT SEMEN GRESIK JAWA TIMUR 8. Fakultas Peternakan (Teknologi Hasil Ternak) Topik : Kolesterol Telur Judul : EFEK KOLESTEREMIK BERBAGAI TELUR

2.2.3 Pembuatan Kerangka Karya

Kerangka karya disebut juga ragangan (outline). Pada prinsipnya, penyusunan kerangka karya adalah proses penggolongan dan penataan berbagai fakta, yang kadang-kadang berbeda jenis dan sifatnya, menjadi kesatuan yang

Page 33: “rental”. Hasilnya

19

berpautan (Moeliono 1988:1). Penyusun karya ilmiah dapat membuat ragangan buram, yakni ragangan yang hanya memuat pokok-pokok gagasan sebagai pecahan dari topik yang sudah dibatasi, atau dapat juga membuat ragangan kerja, yaitu ragangan yang sudah merupakan perluasan atau penjabaran dari ragangan buram (Arifin 2003:15). Tentu saja, jenis kedua memudahkan penyusun untuk mengembangkan karya.

Penulis karya ilmiah harus menentukan terlebih

dahulu judul-judul bab dan judul subbab sebelum

menentukan kerangka karya. Judul bab dan judul subbab itu

merupakan pecahan masalah dari judul karya ilmiah yang

ditentukan. Untuk menentukan judul bab dan judul subbab,

penyusun karya ilmiah dapat bertanya ihwal judul karya

ilmiahnya. Pertanyaan yang dapat diajukan ialah “apa yang

akan dilakukan dengan judul itu”, “akan diapakan judul itu”,

atau “masalah apa saja yang dapat dibicarakan di bawah

judul tersebut”. Misalnya, judul karya ilmiah (hasil

penelitian) “Pengaruh Motivasi dan Kepemimpinan terhadap

Kepuasan Kerja Karyawan Hotel Grand Candi, Semarang”.

Hal yang dapat terkait dan dapat dibicarakan dalam karya

ilmiah itu adalah 1) “manajemen sumber daya manusia”, 2)

“motivasi”, 3) “kepemimpinan”, dan 4) “kepuasan kerja”.

Hal-hal tersebut dapat dijadikan empat judul bab

analisis atau jika bagian analisisnya hanya satu bab, hal-hal

itu dapat dijadikan subbab. Keempat subbab itu masih dapat

dirinci lagi dengan memecah subbab tersebut menjadi bagian

Page 34: “rental”. Hasilnya

20

yang sekecil-kecilnya. Misalnya, judul subbab ”motivasi”

dapat dipecah lagi menjadi a) “pengertian motivasi”, b) “teori

motivasi”, dan c) “motivasi dan perilaku”. Judul subbab

“kepemimpinan” dapat dipecah lagi menjadi beberapa

subsubbab, yaitu a) “pengertian kepemimpinan”, b) “teori

kepemimpinan”, c) “tipe kepemimpinan”, dan d) “fungsi

kepemimpinan”. Judul subbab “kepuasan kerja” dapat

dipecah lagi menjadi a) “pengertian kepuasan kerja”, b)

“teori kepuasan kerja”, c) faktor yang mempengaruhi

kepuasan kerja”, d) “manfaat kepuasan kerja”, dan e)

“pengukuran kepuasan kerja”.

Jika kita sudah merasa yakin bahwa masalah itu

sudah dipecah lagi menjadi bab, subbab, subsubbab seperti

tersebut, kini penyusun karya ilmiah dapat menuliskan

kerangka karya/ragangan karya ilmiahnya. Ragangan inilah

yang akan dijadikan patokan bekerja, sehingga tidak akan

terjadi tumpang-tindih dalam penganalisisannya.

Berikut ini adalah contoh ragangan tersebut.

Contoh Ragangan (1)

PENGARUH MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN HOTEL GRAND CANDI, SEMARANG Pengaruh Motivasi dan Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja

Page 35: “rental”. Hasilnya

21

1. Manajemen Sumber Daya Manusia 2. Motivasi 2.1 Pengertian Motivasi 2.2 Teori Motivasi 2.3 Motivasi dan Perilaku 3. Kepemimpinan 3.1 Pengertian Kepemimpinan 3.2 Teori Kepemimpinan 3.3 Tipe Kepemimpinan 3.4 Fungsi Kepempinan 4. Kepuasan kerja 4.1 Pengertian Kepuasan Kerja 4.2 Teori Kepuasan Kerja 4.3 Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja 4.4 Manfaat Kepuasan Kerja 4.5 Pengukuran Kepuasan Kerja Jika ragangan tersebut dianggap final, langkah berikutnya adalah pembuatan rencana daftar isi karya ilmiah. Ragangan masalah yang dianalisis ditempatkan pada bab 2 dalam daftar isi. Untuk membuat daftar isi yang lengkap, analisis masalah yang hanya satu bab, dilengkapi dengan tajuk prakata, daftar isi, daftar tabel (jika ada), daftar gambar (jika ada), daftar lampiran (jika ada), dan bab pendahuluan. Bab I Pendahuluan itu terdiri atas latar belakang masalah, identifikasi masalah, cakupan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian. Kemudian, pada bagian akhir daftar isi dicantumkan tajuk bab simpulan dan saran, daftar pustaka,

Page 36: “rental”. Hasilnya

22

dan lampiran (jika ada). Akhirnya, tersusunlah daftar isi sebagai berikut. Berikut ini adalah contoh daftar isi karya ilmiah tersebut. Contoh Daftar Isi (1) PENGARUH MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN HOTEL GRAND CANDI SEMARANG Halaman PRAKATA ………………………………………………………. ii DAFTAR ISI …………………………………………………… iv DAFTAR TABEL ……………………………………………… vi DAFTAR GAMBAR ………………………………………….. vii DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………. viii BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ………………. 1 1.2 Identifikasi Masalah …………………….. 4 1.3 Cakupan Masalah ………………………… 5 1.4 Rumusan Masalah ……………………….. 7 1.5 Tujuan Penelitian ………………………... 8 1.6 Kegunaan Penelitian ……………………. 10

BAB II TINJAUAN TEORETIS, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia.. 11 2.2 Motivasi……………………………………… 14

Page 37: “rental”. Hasilnya

23

2.2.1 Pengertian Motivasi ………………. 14 2.2.2 Teori Motivasi ………………………. 16 2.2.3 Motivasi dan Perilaku ……………. 20

2.3 Kepemimpinan …………………………….. 25 2.3.1 Pengertian Kepemimpinan …….. 25 2.3.2 Teori Kepemimpinan ……………. 26 2.3.3 Tipe Kepemimpinan ……………… 30 2.3.4 Fungsi Kepempinan ………......... 38

2.4 Kepuasan Kerja …………………………….. 41 2.4.1 Pengertian Kepuasan Kerja …….. 41 2.4.2 Teori Kepuasan Kerja …………….. 43 2.4.3 Faktor yang Mempengaru Kepuasan Kerja ……………………………………… 46 2.4.4 Manfaat Kepuasan Kerja …………. 48 2.4.5 Pengukuran Kepuasan Kerja ……. 51

2.5 Kerangka Pemikiran Penelitian ………. 53 2.6 Hipotesis ……………………………………… 55

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bidang Penelitian …………………………. 57 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian …………. 57 3.3 Metode Penelitian …………………… 58 3.4 Alat Pengumpulan Data …………… 59 3.5 Sumber Data …………………………… 60 3.6 Populasi dan Sampel ………………… 60 3.7 Variabel dan Definisi Operasional 62 3.8 Validitas dan Reliabilitas …………… 64 3.9 Teknik Analisis Data ………………… 68

Page 38: “rental”. Hasilnya

24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Temuan …………………. 71 4.2 Gambaran Umum Perusahaan………… 71

4.2.1 Kondisi Sumber Daya Perusahaan 74 4.2.2 Gambaran Umum Responden 78

4.3 Pengujian Persyaratan Analisis Data…. 84 4.3.1 Uji Validitas ………………………….. 84 4.3.2 Uji Reliabilitas ………………………. 88

4.4 Hasil Pengujian Hipotesis ………………. 91 4.4.1 Uji Asumsi ……………………………. 92 4.4.2 Uji Normalitas ……………………… 94 4.4.3 Uji Linieritas ………………………… 96 4.4.4 Uji Signifikansi Pengaruh Motivasi dan

Kepemipinan terhadap Kepuasan Kerja ……………………………………. 98

4.5 Pembahasan …………………………………... 100 4.4.1 Analisis Variabel Motivasi ……….. 100

4.4.2 Analisis Variabel Kepemimpinan 102 4.4.3 Analisis Variabel Kepuasan Kerja 104

4.4.4Analisis Pengaruh Motivasi dan Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja ……………………………………. 106

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ……………………………………… 108 5.2 Saran ………………………………………….. 110

DAFTAR RUJUKAN ……………………………………… 111 LAMPIRAN ………………………………………………….. 115

Page 39: “rental”. Hasilnya

25

Contoh ragangan (1) dan contoh daftar isi (1) tersebut adalah untuk judul karya ilmiah hasil penelitian. Contoh judul karya ilmiah bukan hasil penelitian (telaah pustaka), isi, substansi ragangan, dan daftar isi disesuaikan. Misalnya, judul karya ilmiah “Ilmu Pengetahuan dan Kebenaran”, kerangka karya yang dapat dipertimbangkan adalah sebagai berikut. Contoh Ragangan (2) ILMU PENGETAHUAN DAN KEBENARAN 1. Pengertian Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan

1.1 Pengertian Pengetahuan 1.2 Pengertian Ilmu Pengetahuan

2. Klasifikasi dan Aspek Ilmu Pengetahuan 2.1 Klasifikasi Ilmu Pengetahuan 2.2 Aspek Ilmu Pengetahuan

3. Peranan Ilmu Pengetahuan 3.1. Pengamalan Ilmu Pengetahuan 3.2 Ilmu Pengetahuan dan Kebenaran 3.3 Peranan Khusus Ilmu Pengetahuan Seperti pada contoh daftar isi (1), ragangan tentang “Ilmu Pengetahuan dan Kebenaran” ini dilengkapi dengan bagian awal daftar isi, yang terdiri atas tajuk prakata, daftar isi, daftar tabel (jika ada), daftar gambar (jika ada), daftar lampiran (jika ada), bab pendahuluan. Bab Pendahuluan terbagi lagi atas tajuk latar belakang dan masalah, dan

Page 40: “rental”. Hasilnya

26

tujuan pembahasan. Setelah tajuk-tajuk analisis ditempatkan pada bab 2, bab 3 dan bab 4, daftar isi ini diakhiri dengan bab 5 simpulan, serta daftar pustaka dan lampiran (jika ada). Contoh Daftar Isi (2) ILMU PENGETAHUAN DAN KEBENARAN PRAKATA ……………………………………………………………. ii DAFTAR ISI ………………………………………………………… iv DAFTAR TABEL ………………………………………………….. vi DAFTAR GAMBAR ……………………………………………….. vii BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah ………………. 1 1.2 Tujuan Pembahasan …………………………. 3

BAB II PENGETAHUAN DAN ILMU PENGE- TAHUAN 2.1 Pengertian Pengetahuan ……………………. 5 2.2 Pengertian Ilmu Pengetahuan …………… 7 BAB III KLASIFIKASI DAN ASPEK PENGETAHUAN 3.1 Klasifikasi Ilmu Pengetahuan …………….. 9 3.2 Aspek Ilmu Pengetahuan …………………... 12 BAB IV PERANAN ILMU PENGETAHUAN 4.1 Pengamalan Ilmu Pengetahuan ………….. 14 4.2 Ilmu Pengetahauan dan Kebenaran ……. 16 4.3 Peranan Khusus Ilmu Pengetahuan ……. 20 BAB V SIMPULAN …………………………………………… 23 DAFTAR RUJUKAN ……………………………………………… 24 LAMPIRAN …………………………………………………………... 27

Page 41: “rental”. Hasilnya

27

Kedua contoh ragangan karya dan kedua contoh daftar isi itu hanya merupakan dua kemungkinan kerangka dasar pola berpikir yang diterapkan dalam menyusun karya ilmiah. Tidak tertutup kemungkinan adanya pola berpikir lain (yang lebih sempurna). Sebenarnya, penentuan daftar isi ini merupakan hak penulis. Akan tetapi, ada baiknya pola daftar isi disamakan. Paling sedikit, sebuah karya ilmiah itu berisi tiga bab, yaitu pendahuluan, isi atau analisis, dan penutup. Jika isi atau analisis karya itu agak luas, kita dapat memecah isi itu menjadi dua atau lebih bab, sehingga karya ilmiah menjadi empat bab atau lebih. Berdasarkan garis besar pemikiran itulah kita bekerja. Kita tinggal mengembangkan ide pokok tersebut dengan ide penjelas di dalam paragraf-paragraf. Seandainya dalam mengembangkan suatu ide mengalami kesulitan, kita tentu harus mencari dahulu kepustakaan yang berkaitan dengan ide pokok tersebut. 2.3 Pengumpulan Data Jika judul karya ilmiah dan ragangannya sudah disetujui oleh pembimbing atau oleh pimpinan lembaga pendidikan tinggi yang bersangkutan, penyusun sudah dapat mulai mengumpulkan data. Langkah pertama yang harus ditempuh dalam pengumpulan data adalah mencari informasi dari kepustakaan mengenai hal-hal yang ada relevansinya dengan judul tulisan. Informasi yang relevan diambil sarinya dan

Page 42: “rental”. Hasilnya

28

dicatat pada kartu informasi. Di samping pencarian informasi dari kepustakaan, penyusun juga dapat memulai terjun ke lapangan. Akan tetapi, sebelum ke lapangan, penyusun minta izin kepada pemerintah setempat atau kepada pimpinan perusahaan yang perusahaannya akan diteliti. Data di lapangan dapat dikumpulkan melalui pengamatan (observasi), wawancara, atau eksperimen (percobaan). 2.4 Pengorganisasian/Pengonsepan Jika data sudah terkumpul, penyusun menyeleksi dan mengorganisasi data tersebut. Penyusun harus menggolong-golongkan data menurut jenis, sifat, atau bentuk. Penyusun menentukan data mana yang akan dibicarakan kemudian. Jadi, penyusun harus mengolah dan menganalisis data yang ada dengan teknik-teknik yang ditentukan. Misalnya, jika penelitian bersifat kuantitatif, data diolah dan dianalisis dengan teknik statistik. Selanjutnya, penyusun dapat mulai mengonsep karya ilmiah itu dengan urutan dalam ragangan yang ditetapkan. 2.5 Pemeriksaan/Penyuntingan

Sebelum mengetik konsep, penyusun terlebih dahulu memeriksanya. Tentu ada bagian yang tumpang tindih atau ada penjelasan yang berulang-ulang. Buanglah penjelasan yang tidak perlu dan tambahkan penjelasan yang dirasakan sangat menunjang pembahasan!

Page 43: “rental”. Hasilnya

29

Secara ringkas, pemeriksaan konsep mencakupi pemeriksaan isi karya dan cara penyajian karya, termasuk penyuntingan bahasa yang digunakannya. 2.6 Pengetikan/Penyajian Dalam mengetik naskah, penyusun hendaklah memperhatikan segi kerapian dan kebersihan. Penyusun memperhatikan tata letak unsur-unsur dalam karya ilmiah. Misalnya penyusun menata unsur-unsur yang tercantum dalam kulit luar, unsur-unsur dalam halaman judul, unsur-unsur dalam daftar isi, dan unsur-unsur dalam daftar pustaka.

Page 44: “rental”. Hasilnya

30

BAB III SISTEMATIKA SKRIPSI

3.1 Pengantar Sistematika karya ilmiah adalah urutan letak bagian-bagian karya ilmiah, bagian mana yang harus didahulukan dan bagian mana pula yang harus dikemudiankan. Secara garis besar, bagian yang diletakkan di bagian depan lazim disebut dengan bagian awal, bagian selanjutnya disebut bagian inti karya ilmiah, dan bagian penutup. Paparan berikut menyangkut sistematika berdasarkan pedoman umum dari beberapa perguruan tinggi diIndonesia. Dengan paparan ini sekurang-kurangnya kita memperoleh gambaran mengenai sistematika karya ilmiah itu, walaupun dalam beberapa hal penulis harus mengikuti pedoman yang

dikeluarkan oleh lembaga pendidikan tinggi yang bersangkutan. 3.2 Sistematika Penulisan Sistematika yang dijelaskan berikut ini, sebagian besar dikutip dari pedoman penulisan karya ilmiah berbagai perguruan tinggi, seperti dari Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Semarang, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Merdeka Malang,

Page 45: “rental”. Hasilnya

31

dan beberapa universitas lain serta dari berbagai buku teks yang menyajikan masalah tersebut. Skripsi dalam tulisan ini secara garis besar dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu yang disusun berdasarkan hasil penelitian kuantitatif dan hasil penelitian kualitatif. Ada beberapa perguruan tinggi yang mengelompokkan lagi atas penelitian hasil kajian pustaka

dan hasil kerja pengembangan. Dua pengelompokan yang disebut terakhir tidak dibahas dalam tulisan ini. Sumber acuan utama dari sajian ini adalah Pedoman Penulisan Karya Ilmiah yang dikeluarkan oleh Universitas Negeri Malang (2003) dengan beberapa tambahan pedoman serupa dari beberapa perguruan tinggi. 3.2.1 Skripsi Hasil Penelitian Kuantitatif Hal-hal yang disajikan dalam penelitian kuantitatif umumnya bersifat kompleks, mulai isi kajian terhadap berbagai teori yang substantif dan mendasar sampai pada hal-hal yang bersifat operasional teknis. Karena kompleksnya materi yang disajikan, laporan penelitian kuantitatif perlu diatur sedemikian rupa sehingga pembaca laporan dapat dengan mudah menemukan setiap bagian yang dicarinya dan dapat memahaminya secara tepat. Karya ilmiah hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk skripsi terutama ditujukan untuk kepentingan masyarakat akademis. Karya ilmiah untuk masyarakat akademis cenderung bersifat teknis, berisi apa yang diteliti

Page 46: “rental”. Hasilnya

32

secara lengkap, mengapa hal itu diteliti, bagaimana cara melakukan penelitian, hasil-hasil yang diperoleh, dan simpulan penelitian. Format dan sistematika laporan cenderung baku dan mengikuti ketentuan perguruan tinggi atau suatu kelompok masyarakat akademik. Skripsi hasil penelitian kuantitatif umumnya dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Tiap-tiap bagian dirinci sebagai berikut. a. Bagian awal Bagian ini terdiri atas: Halaman Sampul Halaman Judul Lembar Persetujuan:

1) Lembar persetujuan pembimbing 2) Lembar persetujuan dan pengesahan

kelulusan Abstrak Prakata Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran Daftar Lain (misalnya daftar lambang, daftar singkatan, dan sebagainya)

b. Bagian Inti

Bagian ini terdiri atas:

Page 47: “rental”. Hasilnya

33

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Identifikasi Masalah 1.3 Cakupan Masalah 1.4 Perumusan Masalah 1.5 Tujuan Penelitian 1.6 Hipotesis Penelitian (jika ada) 1.7 Kegunaan Penelitian 1.8 Definisi Istilah atau Definisi Operasional

BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1 ……………………. 2.2 dan seterusnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian 3.2 Ruang Lingkup Penelitian 3.3 Populasi dan Sampel 3.4 Instrumen Penelitian 3.5 Prosedur Pengumpulan Data 3.6 Teknik Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Data 4.2 Pengujian Hipotesis BAB V PEMBAHASAN

………………………. ……………………. dan seterusnya

BAB VI PENUTUP Simpulan Saran

Page 48: “rental”. Hasilnya

34

c. Bagian Akhir

Bagian ini terdiri atas : Daftar Rujukan Pernyataan Keaslian Tulisan Lampiran Riwayat Hidup Penjelasan secara ringkas isi tiap-tiap bagian tersebut adalah sebagai berikut. Isi Bagian Awal Halaman Sampul Halaman sampul biasanya berisi judul secara lengkap, kata skripsi, nama dan nomor induk mahasiswa (NIM), lambang perguruan tinggi, nama universitas, fakultas, jurusan, dan waktu (bulan, tahun) lulus ujian. Semua huruf dicetak dengan huruf kapital, dengan komposisi dan tata letak tiap-tiap bagian diatur secara simetris, rapi, dan serasi. Ukuran huruf (font size) yang digunakan antara 12 – 16 point, jenis huruf konsisten (misalnya Times New Romans, Arial, atau lainnya yang standar). Contoh halaman sampul dapat dilihat pada lampiran 1. Halaman Judul Halaman judul terdiri atas dua halaman. Halaman pertama, berisi dan berformat sama dengan halaman

Page 49: “rental”. Hasilnya

35

sampul. Halaman judul lembar kedua memuat (1) judul skripsi secara lengkap diketik dengan huruf kapital, (2) teks Skripsi diajukan kepada Universitas/ Institut/Sekolah Tinggi untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana ..., (3) nama dan nomor induk mahasiswa (NIM), diketik dengan huruf kecil kecuali huruf-huruf pertama dari nama dan NIM, (4) nama lengkap universitas/institut/sekolah tinggi, fakultas, dan jurusan, diketik dengan huruf kapital, dan (5) bulan (diketik dengan huruf kecil kecuali huruf pertama) dan tahun lulus ujian. Contoh halaman judul dapat dilihat pada lampiran 2. Lembar Persetujuan Ada dua macam lembar persetujuan. Lembar persetujuan pertama adalah lembar persetujuan yang memuat persetujuan dari (para) pembimbing. Hal-hal yang dicantumkan pada lembar persetujuan lembar pembimbing adalah (1) teks Skripsi oleh …. ini telah disetujui untuk diuji, dan (2) nama lengkap dan nomor induk pegawai (NIP) Pembimbing Utama dan Pembimbing Anggota. Contoh lembar persetujuan pembimbing dimaksud disajikan pada lampiran 3. Lembar persetujuan kedua adalah lembar persetujuan yang berisi pengesahan skripsi oleh para penguji, ketua jurusan, dan dekan (ketua bagi sekolah tinggi). Pengesahan ini baru diberikan setelah diadakan penyempurnaan oleh mahasiswa yang bersangkutan sesuai dengan saran-saran yang diberikan oleh para penguji pada saat berlangsungnya

Page 50: “rental”. Hasilnya

36

ujian. Dalam lembar persetujuan dosen penguji, dicantumkan tanggal, bulan, dan tahun dilaksanakannya ujian, tanda tangan, nama lengkap dan NIP dari tiap-tiap dosen penguji dan dekan/ketua sekolah tinggi/ketua jurusan/ketua program studi. Contoh lembar persetujuan dosen penguji dapat dilihat pada lampiran 4. Abstrak Kata Abstrak ditulis di bagian tengah halaman dengan huruf kapital, simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Nama penulis diketik dengan jarak 2 spasi dari kata abstrak, di tepi kiri dengan urutan: nama diakhiri titik, tahun lulus diakhiri dengan titik, judul dicetak miring dan diketik dengan huruf kecil (kecuali huruf-huruf pertama dari setiap kata) dan diakhiri dengan titik. Kemudian diikuti kata skripsi diakhiri dengan koma, diikuti oleh nama jurusan, nama fakultas, nama universitas/ institut/sekolah tinggi, diakhiri dengan titik. Setelah itu dicantumkan nama dosen Pembimbing Utama dan Pembimbing Anggota (ada yang lengkap dengan gelar akademiknya dan ada yang tidak dicantumkan gelar akademiknya). Urut-urutan ini juga tidak baku, karena itu disarankan mengikuti pedoman yang dikeluarkan oleh lembaga pendidikan tinggi masing-masing. Dalam abstrak dicantumkan kata kunci yang ditempatkan paling bawah teks abstrak. Jumlah kata kunci antara tiga sampai lima buah. Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah. Dengan kata kunci

Page 51: “rental”. Hasilnya

37

dapat ditemukan dengan mudah judul-judul skripsi beserta abstraknya. Teks abstrak disajikan secara padat inti sari skripsi yang mencakupi latar belakang, masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil yang diperoleh, dan simpulan (dan saran yang diajukan, bila ada). Teks abstrak diketik dengan jarak spasi tunggal, dengan panjang maksimal satu halaman kuarto (A4). Ada juga yang memperbolehkan panjang teks abstrak maksimal dua halaman kuarto, atau didasarkan pada jumlah kata maksimal 250 buah kata. Contoh format abstrak dapat dilihat pada lampiran 5. Prakata Hal-hal yang dicantumkan dalam prakata antara lain ucapan terima kasih penulis yang ditujukan kepada orang-orang, lembaga, organisasi, dan pihak-pihak lain yang telah membantu dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan skripsi. Tulisan prakata diketik dengan huruf kapital, simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Teks prakata diketik dengan jarak dua spasi. Panjang teks tidak lebih dari dua halaman kertas ukuran kuarto (A4). Pada bagian akhir teks (pojok kanan bawah) dicantumkan kota, bulan, tahun, dan penulis (tanpa menyebutkan nama terang). Contoh prakata disajikan pada lampiran 6.

Page 52: “rental”. Hasilnya

38

Daftar Isi Dalam halaman daftar isi dimuat judul bab, judul sub-bab, dan judul subsubbab yang disertai dengan nomor halaman tempat pemuatannya di dalam teks. Semua judul bab diketik dengan huruf kapital, judul subbab dan subsubbab diketik dengan huruf kecil kecuali huruf-huruf pertama kata utama. Daftar isi seyogyanya menggambarkan garis besar organisasi keseluruhan isi, sebagaimana yang dikemukakan pada Bab 2. Contoh daftar isi dapat dilihat pada lampiran 7. Daftar Tabel Ada banyak cara dalam menuliskan daftar tabel. Secara umum, halaman daftar tabel memuat nomor tabel, judul tabel, dan nomor halaman pemuatannya di dalam teks untuk setiap tabel. Judul tabel harus sama dengan judul tabel yang terdapat di dalam teks. Jarak antarbaris judul tabel diketik dengan spasi ganda, sedangkan judul tabel yang memerlukan lebih dari satu baris, jarak antarbaris diketik dengan spasi tunggal. Contoh daftar tabel dapat dilihat pada lampiran 8. Daftar Gambar Sebagian perguruan tinggi menamai daftar gambar

dengan daftar ilustrasi. Pada halaman daftar gambar (atau

Page 53: “rental”. Hasilnya

39

daftar ilustrasi) dicantumkan nomor gambar, judul gambar,

dan nomor halaman tempat pemuatannya di dalam teks.

Judul gambar harus sama dengan judul gambar yang

terdapat di dalam teks. Jarak antarbaris judul gambar diketik

dengan spasi ganda, sedangkan judul gambar yang

memerlukan lebih dari satu baris, jarak antarbaris diketik

dengan spasi tunggal. Contoh daftar gambar dapat dilihat

pada lampiran 9.

Daftar Lampiran

Secara umum, halaman daftar lampiran memuat

nomor lampiran, judul lampiran, dan nomor halaman

pemuatannya. Judul lampiran harus sama dengan judul

lampiran yang terdapat di dalam teks. Jarak antarbaris judul

lampiran diketik dengan spasi ganda, sedangkan judul

lampiran yang memerlukan lebih dari satu baris, jarak

antarbaris diketik dengan spasi tunggal. Contoh daftar

lampiran dapat dilihat pada lampiran 10.

Daftar Lain

Jika dalam skripsi banyak digunakan tanda-tanda lain

yang mempunyai makna esensial, misalnya singkatan atau

lambang-lambang yang digunakan dalam matematika, ilmu

Page 54: “rental”. Hasilnya

40

eksakta, teknik, bahasa, dan sebagainya, perlu ada daftar

khusus mengenai tanda-tanda, singkatan, atau lambang-

lambang dimaksud. Contoh daftar khusus disajikan pada

lampiran 11.

Isi Bagian Inti

Bab I PENDAHULUAN

Pendahuluan adalah bab pertama skripsi yang

mengantarkan pembaca untuk dapat menjawab pertanyaan

apa yang diteliti, untuk apa dan mengapa penelitian itu

dilakukan. Oleh sebab itu, bab pendahuluan ini memuat (1)

latar belakang masalah, (2) identifikasi masalah, (3) cakupan

masalah, (4) rumusan masalah, (5) tujuan penelitian, (6)

hipotesis penelitian (jika ada), (7) kegunaan penelitian, dan

(8) definisi istilah atau definisi operasional.

Latar Belakang Masalah

Masalah adalah kesenjangan antara rencana (sesuatu

yang diinginkan) dengan keadaan yang ada (realitas). Oleh

sebab itu, dalam bagian ini dikemukakan adanya kesenjang-

an antara harapan dengan kenyataan, baik kesenjangan

teoritis maupun kesenjangan praktis yang melatarbelakangi

masalah yang diteliti. Hal yang dipermasalahkan perlu

Page 55: “rental”. Hasilnya

41

memiliki unsur yang menggerakkan peneliti agar peneliti

dapat membahasnya, perlu tampak penting dan berguna,

dan perlu realistis jika dilihat dari sudut pandang yang kritis

dan kreatif. Hal-hal yang dipaparkan secara ringkas, antara

lain, teori, hasil-hasil penelitian, simpulan seminar atau

diskusi ilmiah, atau pengalaman/pengamatan pribadi yang

terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti.

Paparan berikut adalah contoh latar belakang masalah

dari judul penelitian “Perbedaan Kepuasan Kerja Karyawan

dan Karyawati Bagian Promosi Penjualan Kendaraan Roda

Empat PT Selalu Senang, Tahun 1996”.

Contoh Latar Belakang Masalah

Dalam menjalankan roda manajemennya, pim-pinan PT Selalu Senang berhadapan dengan pengambilan keputusan terutama mengenai masalah-masalah yang muncul secara tidak terstruktur. Manajemen telah merasakan bahwa lima tahun terakhir ini cukup banyak masalah eksternal dan internal yang mempengaruhi kinerja karyawan, seperti munculnya produk mobil nasional, yang menyebabkan peningkatan kebutuhan tenaga promosi penjualan. Tenaga-tenaga baru yang direkrut, secara kasat mata, telah mempengaruhi mental sebagian pegawai lama yang berdampak pada munculnya rasa ketidakpuasan mereka. Hal ini disebabkan karena mereka menganggap bahwa pegawai-pegawai baru memiliki kelebihan-kelebihan, yang cepat atau lambat akan secara negatif mempengaruhi keberadaan mereka sekarang. (Sumber : Umar 1997:19).

Page 56: “rental”. Hasilnya

42

Identifikasi Masalah Identifikasi masalah adalah suatu kegiatan mencari sebanyak-banyaknya masalah yang sekiranya dapat dicarikan jawabannya melalui penelitian. Pencarian masalah ini bertumpu pada masalah pokok yang tercermin pada bagian latar belakang masalah. Dalam banyak tulisan dan pedoman, masalah-masalah yang akan ditulis pada bagian ini umumnya disajikan dalam bentuk kalimat tanya. Berikut diberikan contoh penyajian identifikasi masalah dari contoh latar belakang masalah di atas.

Contoh Identifikasi Masalah

Masalah ketidakpuasan kerja karyawan itu dapat disebabkan oleh

berbagai hal yang bertumpu pada bagaimana manajemen PT Selalu Senang

menyediakan perangkat peraturan dan bagaimana implementasinya,

khususnya dalam hal kepegawaian. Karena itu, alternatif-alternatif penyebab

terjadinya masalah akan dikumpulkan dan selanjutnya akan diteliti sesuai

dengan batasan kemampuan peneliti.

Masalah yang dapat diidentifikasi penulis adalah sebagai berikut.

1. Apakah setiap karyawan memiliki job description dalam melakukan

tugas sehari-hari?

2. Apakah setiap karyawan bekerja sesuai dengan job description-nya?

3. Apakah peraturan karyawan telah disosialisasikan sehingga karyawan

mengetahui apa yang menjadi hak dan kewajibannya?

4. Bagaimana tingkat kepuasan kerja karyawan dan karyawati terhadap

kebijakan kerja yang ditetapkan manajemen?

5. Bagaimana tingkat kepuasan kerja pegawai tetap terhadap pagawai

baru?

Page 57: “rental”. Hasilnya

43

Cakupan Masalah Bagian ini berkaitan erat dengan bagian identifikasi masalah. Jika peneliti memiliki keterbatasan, masalah-masalah yang diidentifikasi mungkin tidak semuanya diteliti, melainkan hanya beberapa saja. Dalam banyak tulisan dan pedoman, penulisannya tetap menggunakan kalimat tanya. Berikut diberikan contoh cara penyajian cakupan masalah dengan mengambil contoh identifikasi masalah di atas. Rumusan Masalah Bagian ini merupakan upaya untuk menyatakan

secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang akan dicarikan

jawabannya. Rumusan masalah merupakan pernyataan yang

Contoh Cakupan Masalah

Karena keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga, maka penelitian hanya dibatasi pada penyelesaian masalah berikut. 1. Bagaimana tingkat kepuasan kerja karyawan dan

karyawati tetap terhadap kebijakan kerja yang ditetapkan manajemen?

2. Bagaimana tingkat kepuasan kerja pegawai tetap terhadap pegawai baru?

Page 58: “rental”. Hasilnya

44

lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang

akan diteliti berdasarkan identifikasi dan cakupan masalah

yang telah dilakukan.

Rumusan masalah seyogyanya diformulasi secara

ringkas, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat

tanya. Dalam sebagian buku atau pedoman disebutkan

bahwa rumusan masalah dalam bentuk kalimat biasa

(pernyataan). Rumusan masalah yang baik memperlihatkan

variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan

antarvariabel tersebut, dan subjek penelitian. Di samping itu,

rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris-

objektif, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data

untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.

Contoh rumusan masalah dengan mengambil latar

belakang masalah, identifikasi masalah, dan cakupan

masalah yang telah dikemukakan adalah sebagai berikut.

Contoh Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan cakupan masalah

sebagaimana yang telah dikemukakan, rumusan masalah

penelitian ini adalah “Bagaimana persepsi kepuasan kerja

karyawan dan karyawati bagian promosi penjualan roda

empat terhadap kebijakan manajemen serta persepsi

pegawai tetap terhadap pegawai baru di PT Selalu Senang

tahun 1996?”

Page 59: “rental”. Hasilnya

45

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang hendak dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya, sedangkan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan. Contoh rumusan tujuan penelitian yang selaras dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan adalah sebagai berikut. Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian merupakan anggapan sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya melalui penelitian. Tidak semua penelitian kuantitatif memerlukan

Contoh Rumusan Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1.mengetahui bagaimana tingkat kepuasan kerja

karyawan dan karyawati tetap terhadap kebijakan kerja yang ditetapkan manajemen, dan

2.mengetahui bagaimana tingkat kepuasan kerja pegawai tetap terhadap pegawai baru.

Page 60: “rental”. Hasilnya

46

hipotesis penelitian. Penelitian kuantitatif yang bersifat eksploratoris dan deskriptif, misalnya, tidak membutuhkan hipotesis. Oleh karena itu, subbab hipotesis penelitian tidak harus ada dalam skripsi. Rumusan hipotesis seyogyanya bersifat definitif dan direksional. Artinya dalam rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan antarvariabel, melainkan telah ditunjukkan sifat hubungan atau perbedaan tersebut. Rumusan hipotesis yang baik hendaknya (1) menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih, (2) dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan, (3) dirumus-kan secara singkat, padat, dan jelas, dan (4) dapat diuji secara empiris. Contoh rumusan hipotesis berikut ditulis berdasar-kan contoh rumusan masalah yang telah dikemukakan.

Contoh Rumusan Hipotesis Penelitian

1. Ada perbedaan yang nyata antara kepuasan kerja karyawan dan karyawati terhadap kebijakan manajemen.

2. Ada perbedaan yang nyata antara kepuasan kerja karyawan dan karyawati tetap terhadap karyawan baru.

Page 61: “rental”. Hasilnya

47

Kegunaan Penelitian Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau penting-nya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu pengetahuan atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian dalam subbab ini berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Berdasarkan uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan. Bagi beberapa perguruan tinggi, kegunaan penelitian dibedakan menjadi (1) kegunaan teoretis dan (2) kegunaan praktis; keduanya dapat diirinci lagi sesuai dengan kebutuhan. Definisi Istilah atau Definisi Operasional Definisi istilah atau definisi operasional diperlukan apabila diperkirakan akan timbul perbedaan pengertian atau kekurangjelasan makna seandainya penegasan istilah tidak diberikan. Istilah yang perlu diberi penegasan adalah istilah-istilah yang berhubungan dengan konsep-konsep pokok yang terdapat di dalam skripsi. Kriteria bahwa suatu istilah mengandung konsep pokok adalah jika istilah tersebut terkait erat dengan masalah yang diteliti atau variabel penelitian. Definisi istilah disampaikan secara langsung, dalam arti tidak diuraikan asal-usulnya dan lebih dititikberatkan pada pengertian yang diberikan oleh peneliti.

Page 62: “rental”. Hasilnya

48

Definisi istilah dapat berbentuk definisi operasional variabel yang diteliti. Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati atau diteliti. Secara tidak langsung, definisi operasional itu menunjuk kepada alat pengambil data yang sesuai digunakan atau mengacu pada bagaimana mengukur suatu variabel. Contoh definisi operasional dari variabel “prestasi aritmatika” adalah sebagai berikut. Prestasi aritmatika adalah kompetensi dalam bidang aritmatika yang meliputi menambah, mengurangi, mengalikan, membagi, dan menggunakan desimal (sumber: Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Negeri Malang 2003). Bab II KERANGKA TEORETIS Disebut pula dengan Kajian Pustaka, Kajian Teoretis, Tinjauan Pustaka, atau Studi Pustaka. Tujuan kerangka teoretis adalah untuk menemukan teori (hukum, dalil, hipotesis) dan menemukan metodologi (ukuran sampel, teknik pengambilan sampel, model penelitian, teknik analisis data) yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Tinjauan pustaka juga diperlukan untuk membandingkan temuan hasil penelitian (data) dengan teori, atau hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain. Karena itu, tinjauan pustaka dilakukan baik sebelum maupun sesudah data dikumpulkan.

Page 63: “rental”. Hasilnya

49

Dalam tinjauan pustaka, peneliti dituntut bersikap jujur, dalam arti selalu menyebut sumber (acuan) yang digunakan meskipun hanya sedikit saja yang dikutip. Untuk melakukan tinjauan pustaka, ada beberapa syarat mengenai pustaka yang akan dipelajari, yaitu sebagai berikut. a. Relevan dengan tema, topik, dan judul.

Hanya pustaka yang relevan saja yang digunakan. Kualitas penelitian tidak ditentukan oleh jumlah sumber pustaka yang digunakan.

b. Informasinya mutakhir. c. Berbobot ilmiah. Beberapa sumber pustaka yang dapat digunakan, antara lain buku teks (text books), laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, serta jurnal, abstrak, dan makalah seminar. Dalam buku-buku teks dapat diperoleh hukum atau teori. Dari laporan penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi dapat dipelajari metode penelitian beserta model analisisnya. Dari jurnal dapat diperoleh temuan-temuan mutakhir ilmu pengetahuan, tekonologi, dan seni. Cara pengutipan sumber pustaka dikemukakan dalam bab tersendiri (Bab IV Teknik Penulisan). Bab III METODE PENELITIAN Pokok-pokok bahasan yang terdapat dalam bab metode penelitian sekurang-kurangnya mencakupi (1) rancangan penelitian, (2) ruang lingkup penelitian, (3)

Page 64: “rental”. Hasilnya

50

populasi, sampel, dan besaran sampel, (4) instrumen penelitian, (5) prosedur pengumpulan data, dan (6) teknik analisis data. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian atau disain penelitian adalah strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Penjelasan tentang rancangan penelitian yang digunakan perlu diberikan untuk setiap jenis penelitian, terutama penelitian eksperimental (percobaan). Dalam penelitian eksperimental, rancangan penelitian yang dipilih haruslah yang paling memungkinkan peneliti untuk mengendalikan variabel-variabel lain (selain variabel bebas) yang diduga ikut berpengaruh terhadap variabel-variabel terikat. Pemilihan rancangan penelitian dalam penelitian eksperimental selalu mengacu pada hipotesis yang akan diuji. Contoh pemilihan rancangan eksperimental dijelaskan secara ringkas berikut (lihat halaman 52). Pada penelitian noneksperimental, bahasan dalam subbab rancangan penelitian berisi penjelasan mengenai jenis penelitian yang digunakan ditinjau dari tujuan dan sifatnya; apakah penelitian eksploratoris, eksplanatoris, deskriptif, survai, atau penelitian historis, korelasional, kausal-komparatif, dan ex-post facto. Selain itu, dalam bagian ini dijelaskan pula variabel-variabel yang dilibatkan dalam penelitian serta sifat hubungan antarvariabel tersebut. Contoh rancangan penelitian pada penelitian non-

Page 65: “rental”. Hasilnya

51

eksperimental secara ringkas dijelaskan sebagai berikut (lihat halaman 53 dan 54).

Contoh Rancangan Penelitian Eksperimental Judul Penelitian Efek Perebusan dengan Menggunakan Daun Kumis Kucing terhadap Penurunan Kandungan Logam Berat dalam Hati dan Usus Sapi y ang

Digembalakan di TPA Jatibarang Semarang Rancangan Penelitian Rancangan penelitian y ang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok. Materi dikelompokkan berdasarkan organ, karena tiap-tiap ternak menghasilkan organ hati dan usus dengan kandungan logam berat y ang berbeda.

Perlakuan y ang diterapkan meliputi To: perebusan hati dan usus dengan penambahan daun kumis kucing segar 0% dari 500 ml akuades), T1: perebusan hati dan usus dengan penambahan daun kumis kucing segar 5% dari 500 ml akuades), dan T2: perebusan hati dan usus dengan penambahan daun kumis kucing segar 10% dari 500 ml akuades.

Model matematis rancangan penelitian y ang digunakan, mengacu petunjuk Srigandono (1987 ) y aitu : Xi j = µ + αi + ßj + εij

dengan,

Xi j : angka pengamatan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ : nilai tengah perlakuan αi : pengaruh perlakuan ke-i ßj : pengaruh kelompok ke-j εij : pengaruh galat yang timbul secara acak pada perlakuan

ke-i dan kelompok ke-j

(Sumber: Skripsi y ang ditulis oleh Candra Wahy uni Pitay aningrum, 2004, bimbingan Ir. Bambang Dwiloka, M.S. dan Dr. Ir. Mukh Arifin, M.Sc.)

Page 66: “rental”. Hasilnya

52

Contoh Rancangan Penelitian Nonksperimental (1) Judul Penelitian : Hubungan antara Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Karyawan Hotel Grand Candi Semarang Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode korelasional, dengan variabel independen (X) kepemimpinan dan variabel dependen (Y) kepuasan kerja. Penggunaan metode korelasional bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja karyawan pada hotel Grand Candi Semarang. Model persamaan yang digunakan adalah, Y = a + bX dengan, Y : variabel gaya kepemimpinan X : variabel kepuasan kerja a : konstanta, nilainya sama dengan Y , jika X = 0 b : koefisien regresi untuk variabel X (Sumber : Skripsi yang ditulis oleh Ngudi Prayitno, 2003, bimbingan Ir. Bambang Dwiloka, M.S. dan Anton Satrija Kurniawan, S.E., M.M.)

Page 67: “rental”. Hasilnya

53

Contoh Rancangan Penelitian Noneksperimental (2) Judul Penelitian : Pengaruh Kinerja, Lingkungan Kerja, dan DP3 terhadap Karir Dosen PNS Dpk pada Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah

Rancangan Penelitian Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan pada bab di depan, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanatori (explanatory method). Menurut Singarimbun (1993:3) penelitian eksplanatori adalah jenis penelitian yang menyoroti hubungan antara variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent variable), dan juga diperlukan untuk pengujian hipotesis yang diajukan sebelumnya. Dalam kaitan dengan penelitian ini, metode eksplanatori dimaksud bertujuan untuk menjelaskan pengaruh kinerja dosen melalui kinerja Tri Dharma Perguruan Tinggi, lingkungan kerja dan DP3, terhadap karir Dosen PNS Dpk pada Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis SEM dan bertujuan untuk menentukan pengaruh langsung dan tidak langsung antara variabel kinerja, lingkungan kerja, dan DP3 terhadap variabel karir.

(Sumber : Proposal Disertasi yang ditulis oleh Y. Sutomo, 2005).

Page 68: “rental”. Hasilnya

54

Ruang Lingkup Penelitian Bagian ini berisi paparantentang objek penelitian, termasuk lokasi penelitian dilakukan serta alasan pemilihan objek dan lokasi tersebut. Contoh ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut.

Contoh Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah dosen PNS Dpk, sedangkan lokasi penelitian adalah kantor Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah, dan PTS di lingkungan Kopertis Wilayah VI, dengan lama penelitian kira-kira 3 bulan. Pemilihan Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah sebagai lokasi penelitian didasarkan atas beberapa pertimbangan. Pertama, lebih dari dua puluh tahun penulis menjadi dosen di lingkungan Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah sehingga lebih memudahkan dalam mengakses data. Kedua, selama kurun waktu tersebut penulis belum melihat adanya penataan karier dosen –baik dosen tetap Yayasan maupun dosen PNS Dpk- yang dilakukan secara terprogram melalui kinerja dan DP3 dosen yang bersangkutan. Ketiga, lingkungan kerja dosen merupakan faktor yang spesifik dibandingkan dengan lingkungan perusahaan sehingga menarik untuk ditelaah. Selain itu, Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah memiliki jumlah SDM dosen PNS Dpk yang cukup besar.

(Sumber : Proposal disertasi yang ditulis oleh Y. Sutomo, 2005.)

Page 69: “rental”. Hasilnya

55

Populasi dan Sampel Istilah populasi dan sampel tepat digunakan jika penelitian yang dilakukan mengambil sampel sebagai subjek penelitian. Akan tetapi, jika sasaran penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, lebih cocok digunakan istilah subjek penelitian, terutama dalam penelitian eksperimental. Dalam penelitian survai, sumber data lazim disebut responden dan dalam penelitian kualitatif disebut informan atau subjek bergantung pada cara pengambilan datanya. Penjelasan yang akurat tentang karakteristik populasi

penelitian perlu diberikan agar besarnya sampel dan cara

pengambilannya dapat ditentukan secara tepat. Tujuannya

adalah agar sampel yang dipilih benar-benar representatif,

dalam arti dapat mencerminkan keadaan populasinya secara

cermat. Kerepresantifan sampel merupakan kriteria

terpenting dalam pemilihan sampel dalam kaitannya dengan

maksud menggeneralisasi hasil-hasil penelitian sampel

terhadap populasinya. Jika keadaan sampel makin berbeda

dengan karakteristik populasinya, maka makin besar

kemungkinan kekeliruan dalam generalisasinya.

Jadi, hal-hal yang perlu dibahas dalam bagian

populasi dan sampel adalah (a) identifikasi dan batasan-

batasan tentang populasi atau subjek penelitian, (b) besaran

sampel, dan (c) prosedur dan teknik pengambilan sampel.

Contoh mengenai populasi dan sampel dikemukakan sebagai

berikut.

Page 70: “rental”. Hasilnya

56

Contoh Populasi dan Sampel Judul Penelitian : Pengaruh Kompensasi Finansial terhadap Kepuasan Kerja Kary awan

Hotel Grand Candi Semarang a. Populasi Populasi adalah wilay ah generalisasi y ang terdiri atas subjek/objek y ang mempuny ai kualitas dan karakteristik tertentu y ang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

simpulanny a (Sugiy ono 1999). Populasi y ang dimaksud dalam penelitian adalah kary awan Hotel Grand Candi Semarang pada tingkat rank and file sebany ak 140 orang dan supervisor sebanyak 70 orang sehingga jumlah populasi seluruhny a sebany ak 210 orang. b. Sam pel, Besaranny a, dan T eknik Pengam bilanny a

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik y ang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiy ono 1999). Karena jumlah populasi besar dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua anggota populasi, penelitian menggunakan sampel y ang diambil dari populasi dimaksud. Sampel yang diambil dianggap mewakili populasi y ang ada. Menurut Gay (197 6) dalam Umar (1997 ), jumlah sampel y ang diambil untuk jenis penelitian deskriptif-korelasional

minimal 30 subjek. Karena populasi terdiri atas rank and file 140 orang dan supervisor 7 0 orang atau 2 berbanding 1 , sampel y ang diambil adalah 20 orang dari rank and file dan 10 orang dari supervisor. Tiap-tiap sampel diambil secara acak (random sampling) baik dari rank and file maupun dari supervisor.

(Sumber : Skripsi yang ditulis oleh Hanum Permata Wati, 2005,

bimbingan Ir. Bambang Dwiloka, M.S. dan St. Prabani Budi Purnomo, S.T., M.M.)

Page 71: “rental”. Hasilnya

57

Instrumen Penelitian Pada bagian ini dikemukakan instrumen atau alat

pengumpul data yang digunakan untuk mengukur variabel

yang diteliti. Sesudah itu barulah dipaparkan prosedur

pengembangan instrumen pengumpul data atau pemilihan

alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian. Dengan

cara ini dapat terlihat apakah instrumen yang digunakan

sesuai dengan variabel yang diukur, paling tidak ditinjau dari

segi isinya. Sebuah instrumen yang baik juga harus

memenuhi reliabilitas. Dalam tesis, terutama disertasi, harus

ada bagian yang menjelaskan proses validasi instrumen. Jika

instrumen yang digunakan tidak dibuat sendiri oleh peneliti,

tetap ada kewajiban untuk melaporkan tingkat validitas dan

reliabilitas instrumen yang digunakan.

Hal lain yang perlu dijelaskan dalam instrumen

penelitian adalah cara pemberian skor atau kode terhadap

tiap-tiap butir atau item pertanyaan. Alat dan bahan harus

disebutkan secara cermat spesifikasi teknisnya dan

karakteristiknya.

Dalam ilmu eksakta, istilah instrumen penelitian

kadangkala dipandang kurang tepat karena belum

mencakupi keseluruhan hal yang digunakan dalam

penelitian. Oleh sebab itu, subbab instrumen penelitian

dapat diganti dengan Bahan dan Alat.

Contoh instrumen penelitian dikemukakan secara

ringkas berikut.

Page 72: “rental”. Hasilnya

58

Contoh Instrumen Penelitian

Variabel : Kepuasan kerja Jawaban : SM : Sangat Memuaskan (5) M : Memuaskan (4) CM : Cukup Memuaskan (3) KM : Kurang Memuaskan (2) TM : Tidak Memuaskan (1 )

No Butir pertany aan Pendapat Saudara SM M CM KM TM

Tingkat kehadiran

1 Tingkat kehadiran Anda dalam bekerja selama ini

2

Menyenangi pekerjaan Perasaan Anda dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari

3

Menyenangi lingkungan Suasana di lingkungan kerja Anda

4

Menyenangi atasan Hubungan Anda dengan atasan Anda selama ini

5

Tingkat partisipasi Pendapat Anda mengenai kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh perusahaan seperti staff outing, training, employee of the month selama ini

6

Tingkat partisipasi Anda dalam kegiatan y ang diadakan perusahaan selama ini

7

Tingkat resistensi (betah) Anda bermaksud untuk bertahan di perusahaan ini selamany a

Page 73: “rental”. Hasilnya

59

Pengumpulan Data Bagain ini berisi (a) langkah-langkah yang ditempuh dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data, (b) kualifikasi dan jumlah petugas yang terlibat dalam proses pengumpulan data, dan (c) jadwal pelaksanaan pengumpulan data. Jika peneliti menggunakan orang lain sebagai pelaksana pengumpulan data, perlu dijelaskan cara pemilihan serta upaya mempersiapkan mereka untuk menjalankan tugas. Proses mendapatkan izin penelitian, menemui pejabat yang berwenang, dan hal lain yang sejenis tidak perlu dilaporkan walaupun tidak dapat dilewatkan dalam proses pelaksanaan penelitian. Contoh bagian ini adalah sebagai berikut.

Contoh Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Alat untuk mengumpulkan data primer adalah lembar

observasi, angket (kuesioner), dan panduan wawancara kepada responden (sampel). Data sekunder dikumpulkan dari beberapa

dokumen yang relevan dengan judul penelitian dan hasil studi kepustakaan. Observasi, penyebaran angket, dan wawancara, serta pengumpulan dokumen, dilakukan sendiri oleh peneliti.

Penelitian ini dilakukan di Hotel Grand Candi

Semarang, selama dua bulan (Juli – Agustus 2003).

Page 74: “rental”. Hasilnya

60

Teknik Analisis Data Pada bagian ini diuraikan jenis analisis statisik yang digunakan. Dilihat dari metodenya, ada dua jenis statistik yang dapat dipilih, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Dalam statistik inferensial terdapat statistik parametrik dan statistik nonparametrik. Pemilihan jenis teknik analisis data sangat ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan dan tetap berorientasi pada tujuan yang akan dicapai atau hipotesis yang akan diuji. Oleh karena itu, yang pokok untuk diperhatikan dalam analisis data adalah ketepatan teknik analisisnya, bukan kecanggihannya. Beberapa teknik analisis statistik parametrik memang lebih canggih dan karenanya mampu memberikan informasi yang lebih akurat jika dibandingkan dengan teknik analisis sejenis dalam statistik nonparametrik. Penerapan statistik paramterik secara tepat harus memenuhi beberapa persyaratan (asumsi), sedangkan penerapan statistik nonparametrik tidak menuntut persyaratan tertentu. Selain penjelasan tentang jenis atau teknik analisis data yang digunakan, perlu juga dijelaskan alasan pemilihannya. Apabila teknik analisis data yang dipilih sudah cukup dikenal, pembahasannya tidak perlu dilakukan secara panjang lebar. Sebaliknya, jika teknik analisis data yang digunakan tidak sering dipakai (kurang populer), uraian tentang analisis perlu diberikan secara lebih rinci. Apabila dalam analisis ini digunakan bantuan komputer perlu disebutkan programnya, misalnya SPSS for Windows.

Page 75: “rental”. Hasilnya

61

Contoh Teknik Analisis Data Judul Penelitian : Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan di Restauran Janur Kuning Hotel Inna Garuda Yogyakarta Teknik Analisis Data Berdasarkan tujuan penelitian, kerangka pemikiran teoretis, dan hipotesis penelitian, analisis yang diperlukan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. a. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif dilakukan dengan bantuan program SPSS 11.5 for Windows. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui gambaran umum tanggapan sampel (responden) tentang variabel kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan. Data yang dibutuhkan data statistik sampel yaitu frekuensi relatif, rata-rata hitung (mean), nilai maksimum, nilai minimum, standar deviasi, dan indikator-indikator lain. Di samping itu, juga bantuan pembuatan histogram, grafik, kurva, dan sebagainya. b. Analisis Kuantitatif Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Analisis didasarkan pada variabel-variabel pelayanan yang digunakan oleh perusahaan dan bagaimana pengaruhnya terhadap kepuasan pelanggan.

Page 76: “rental”. Hasilnya

62

(Lanjutan)

Data yang dianalisis adalah data ordinal skala Likert 5 point untuk semua indikator dari variabel kualitas pelayanan (keandalan, ketanggapan, keyakinan, empati, dan berwujud) dan kepuasan pelanggan, dari 50 unit sampel (responden). Analisis data ini dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS 11.5 for Windows. Langkah-langkah analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Analisis Korelasi Product Moment

Analisis ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan antara dua variabel. Rumus yang digunakan adalah,

∑ XY rx y = -------------------- V ( ∑X2) ( ∑Y2)

dengan, rx y : korelasi antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) X : variabel kualitas pelayanan Y : variabel kepuasan pelanggan XY : jumlah hasil kali antara variabel kualitas pelayanan (X) dan variabel kepuasan pelanggan (Y)

Page 77: “rental”. Hasilnya

63

(Lanjutan) 2. Analisis Korelasi Berganda Analisis ini digunakan untuk mencari hubungan antara variabel kualitas pelayanan yang terdiri atas keadaan (X1), ketanggapan (X2), keyakinan (X3), empati (X4), dan berwujud (X5), dan variabel kepuasan pelanggan (Y). Rumus yang digunakan adalah: ry(x1,2,3,4,5) = a1 ∑ X1Y+ a1 ∑ X2Y+ a1 ∑ X3Y+ a1 ∑ X4Y+ a1 ∑ X5Y ∑Y2 dengan, ∑ X1Y : jumlah hasil kali X1 dengan Y ∑ X2Y : jumlah hasil kali X2 dengan Y ∑ X3Y : jumlah hasil kali X3 dengan Y ∑ X4Y : jumlah hasil kali X4 dengan Y ∑ X5Y : jumlah hasil kali X5 dengan Y a1 : koefisien X1 a2 : koefisien X2 a3 : koefisien X3 a4 : koefisien X4 a5 : koefisien X5

2.1 Uji koefisien determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk menjelas-kan berapa persen (%) pengaruh kontribusi kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan secara serempak.

Page 78: “rental”. Hasilnya

64

(Lanjutan) Koefisien determinasi terletak antara 0 dan 1. Jika nilai R2 sama dengan 1, pendekatan itu benar-benar tepat (sempurna), artinya nilai R2 = 100%, yaitu memberikan kontribusi sebesar 100%. 2.2 Uji-F Uji-F (analysis of variance) untuk mengetahui ada-tidaknya pengaruh secara keseluruhan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan, dengan membandingkan nilai Fhi tung dengan Ftabel , apakah hasil analisis regresi berganda antara kualitas pelayanan dengan kepuasan pelanggan signifikan. Langkah-langkah perhitungan Uji-F sebagai berikut. a) Dipilih level of significance, α = 0,05 dengan tingkat

keyakinan 95%, dengan Ftabel = n-k-1; n = jumlah anggota sampel (responden).

b) Kriteria pengujian, 1) jika Fhi tung < Ftabel , Ho diterima dan H1 ditolak, artinya

kualitas pelayanan secara keseluruhan tidak berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan,

2) jika Fhi tung > Ftabel , Ho ditolak dan H1 diterima, artinya kualitas pelayanan secara keseluruhan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan .

2.3 Uji-t Uji-t untuk mengetahui secara parsial pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan. Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut. a) dipilih level of significance, α = 0,05 dengan tingkat

keyakinan sebesar 95% dengan ttabel = n-k-1, artinya

Page 79: “rental”. Hasilnya

65

Bab IV HASIL PENELITIAN Dalam penelitian yang mengandung bagian pengujian hipotesis, laporan mengenai hasil-hasil yang diperoleh sebaiknya dibagi menjadi dua bagian besar. Bagian pertama berisi uraian mengenai karakteristik tiap-tiap variabel dan bagian kedua memuat uraian tentang hasil pengujian hipotesis.

(Lanjutan) bahwa kemungkinan penyimpangan atau kesalahan yang bisa ditoleransi sebesar 5% dan derajat kebenarannya adalah 95%, b) kriteria pengujian, 1) jika thi tung < ttabel , Ho diterima dan Ha ditolak. Ini berarti

kualitas pelayanan secara parsial tidak berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan,

2) jika thi tung >ttabel , Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti kualitas pelayanan secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.

(Sumber : Skripsi yang ditulis oleh Vita Tunjung Sari, 2005, bimbingan Hendrajaya, S.E., M.M. dan Drs. C. Susmono Widagdo, M.A.P.)

Page 80: “rental”. Hasilnya

66

Deskripsi Data Kata “deskripsi data” tidaklah merupakan judul sub-

bab karena pada bagian ini diuraikan tiap-tiap variabel yang

telah diteliti. Dalam deskripsi data untuk variabel dilaporkan

hasil penelitian yang telah diolah dengan teknik statistik

deskriptif, misalnya distribusi frekuensi yang disertai dengan

grafik yang berupa histogram, nilai rata-rata (ada yang

menggunakan “rerata”, “rataan”, “purata”), simpangan baku

(standar deviasi), atau yang lainnya. Setiap variabel

dilaporkan dalam subbab tersendiri dengan merujuk pada

rumusan masalah atau tujuan penelitian.

Materi yang disajikan pada Bab IV, adalah temuan

yang penting dari variabel yang diteliti dan hendaknya

dituangkan secara singkat tetapi bermakna. Rumus-rumus

dan perhitungan yang dipergunakan untuk menghasilkan

temuan-temuan tersebut disertakan dalam lampiran (jika

diperlukan).

Temuan penelitian yang sudah disajikan dalam

bentuk angka-angka statistik, tabel, ataupun grafik, dengan

sendirinya bersifat komunikatif. Penjelasan tentang hal

tersebut masih diperlukan. Namun, bahasan pada tahap ini

perlu dibatasi pada hal-hal yang bersifat faktual, tidak

mencakupi pendapat pribadi (interpretasi) peneliti.

Contoh Bab IV Hasil Penelitian mengenai deskripsi

data dikemukakan secara ringkas sebagai berikut.

Page 81: “rental”. Hasilnya

67

Contoh Bab IV Hasil Penelitian (tentang Deskripsi Data) Judul Penelitian : Korelasi antara Pengetahuan Sejarah Kebudayaan, Sikap terhadap Kebudayaan, dan Minat Siswa SMU Negeri di Semarang terhadap Wisata Budaya (1999)

BAB IV HASIL PENELITIAN

Pada bab ini disajikan deskripsi data variabel penelitian, meliputi partisipasi dalam pelestarian aset budaya sebagai variabel terikat (Y), pengetahuan sejarah kebudayaan (X1), sikap terhadap kebudayaan (X2), dan minat terhadap wisata budaya (X3) sebagai variabel bebas. Deskripsi karakterisitik variabel-variabel penelitian diperoleh dari hasil pengolahan data dengan analisis statistik deskriptif, yaitu skor rata-rata, simpangan baku, median, modus, kurtosis, skewness, dan distribusi frekuensi. 1. Partisipasi dalam Pelestarian Aset Budaya Data mengenai partisipasi dalam pelestarian aset budaya diperoleh dengan pengisian kuesioner skala pengukuran model Likert yang disediakan. Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan, diperoleh rentangan skor antara 68 sampai dengan 104 dengan harga rata-rata (M) sebesar 89,61; simpangan baku (SD) 7,55; median (Me) 90; modus (Mo) 84; kurtosis -0,25 dan skewness sebesar -0,40. Perhitungan data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4. Selanjutnya distribusi frekuensi skor partisipasi dalam pelestarian aset budaya disajikan pada tabel 4.1.

Page 82: “rental”. Hasilnya

68

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Variabel Partisipasi dalam Pelestarian Aset Budaya (Y) dengan n = 210

No Kelas Interval

Frekuensi Absolut

Frekuensi Relatif

1 2 3 4 5 6 7 8

68 – 72 73 – 77 78 – 82 83 – 87 88 – 92 93 – 97

98 – 102 103 – 107

7 6

24 41 58 33 37 4

3,33 2,68

11,43 19,52 27,62 15,71 17,62

1,91 Jumlah 210 100,00

Sumber: Siswokartono, 2000.

Tabel 4.1 memperlihatkan bahwa sebanyak 58 (27,62%) responden berada pada kelompok rata-rata, 74 responden (35,24%) berada di atas kelompok rata-rata, dan 78 responden (37,14%) berada di bawah kelompok rata-rata. … Dan seterusnya… (Sumber: Disertasi yang ditulis oleh W.E. Soetomo Siswokartono, 2000, bimbingan Promotor Prof. Dr. Sri Purnami Subekti, M.Pd. dan Dr. Farida Mukti, M.Sc.)

Da

Page 83: “rental”. Hasilnya

69

Pengujian Hipotesis Pemaparan tentang hasil pengujian hipotesis pada dasarnya tidak berbeda dengan penyajian temuan penelitian untuk tiap-tiap variabel. Hipotesis penelitian dapat dikemukakan sekali lagi dalam bab ini, termasuk hipotesis nolnya, dan masing-masing diikuti dengan hasil pengujian-nya serta penjelasan atas hasil pengujian itu secara ringkas dan padat. Penjelasan tentang hasil pengujian hipotesis ini terbatas pada interpretasi atas angka statistik yang diperoleh dari perhitungan statistik. Contoh paparan pengujian hipotesis dikemukakan secara ringkas berikut.

Contoh Paparan Pengujian Hipotesis Judul Penelitian : Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Hotel Grand Candi Semarang 4.2 Pengujian Hipotesis 4.2.1 Uji Asumsi Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda, yang sebelumnya dilakukan uji asumsi, yaitu uji normalitas dan uji linieritas. a) Uji Normalitas Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa variabel gaya kepemimpinan mempunyai nilai KSZ = 0,825 pada p > 0,05, dan variabel kepuasan kerja mempunyai nilai KSZ = 0,984

Page 84: “rental”. Hasilnya

70

(Lanjutan) p > 0,05. Hal ini memperlihatkan bahwa kedua variabel mempunyai distribusi yang normal. Perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 5. b) Uji Linieritas Hasil perhitungan menunjukkan bahwa variabel kepuasan kerja mempunyai hubungan yang linier dengan variabel gaya kepemimpinan, dengan nilai F = 15,10 dengan p < 0,05. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6. 4.2.2 Uji Signifikansi Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan program SPSS 10 for Windows diperoleh hasil sebagai berikut. a) Persamaan Regresi

Diperoleh persamaan Y = 25,175 + 0,566 X1. Berdasar-kan persamaan garis regesi tersebut, dapat dinyatakan bahwa tanpa ada pengaruh variabel independen atau variabel gaya kepemimpinan dianggap nol, maka kepuasan kerja karyawan tetap mengalami peningkatan sebesar 25,175 satuan.

Gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan kerja. Hal ini dapat diartikan bahwa jika gaya kepemimpinan meningkat atau ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka kepuasan kerja akan mengalami peningkatan

sebesar 0,566 satuan.

Page 85: “rental”. Hasilnya

71

(Lanjutan) b) Uji-t Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja secara individual. Hipotesis yang diajukan adalah : Ho : ß = 0, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja, Ha : ß ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja. Untuk menerima atau menolak Ho atau sebaliknya Ha, perlu dilihat ketentuan sebagai berikut. Apabila thi tung < ttabel , Ho diterima, sedangkan jika thi tung > ttabel , Ha diterima, ttabel dengan derajat bebas (n-k) = 55-2 = 53 (ttabel = 2,0057). Uji dilakukan dua arah (two tail test) pada tingkat keyakinan 95%, atau α = 0,05. Hasil perhitungan dengan program SPSS 10 for Windows, diperoleh data thi tung variabel gaya kepemimpinan sebesar 3,886 dengan ttabel sebesar 2,0057. Hasil ini menunjukkan bahwa thi tung > ttabel . Hal ini berarti bahwa koefisien ß untuk gaya kepemimpinan sama dengan nol, sehingga dapat diartikan bahwa variabel gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja. Berdasarkan temuan tesebut, dapat dinyatakan bahwa hipotesis alternatif yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan, terbukti. Demikian seterusnya …

(Sumber : Skripsi yangditulis oleh Ngudi Prayitno, 2003, bimbingan Ir. Bambang Dwiloka, M.S. dan Anton Satrija Kurniawan, S.E., M.M.)

Page 86: “rental”. Hasilnya

72

Bab V PEMBAHASAN Pembahasan atas temuan penelitian yang dikemukakan di dalam Bab IV, mempunyai arti penting bagi keseluruhan kegiatan penelitian. Tujuan pembahasan adalah (1) menjawab masalah penelitian, atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian dicapai, (2) menafsirkan temuan penelitian, (3) mengintegrasi temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan, (4) memodifikasi teori yang ada atau menyusun teori baru, dan (5) menjelaskan implikasi lain dari hasil penelitian, termasuk keterbatasan temuan penelitian. Pembahasan penelitian menjadi lebih penting manakala hipotesis penelitian yang diajukan ditolak. Banyak faktor yang menyebabkan sebuah hipotesis ditolak. Pertama, faktor nonmetodologis, seperti adanya intervensi variabel lain sehingga menghasilkan simpulan yang berbeda dengan hipotesis yang diajukan. Kedua, karena kesalahan metodologis, misalnya instrumen yang digunakan tidak sahih atau kurang reliabel. Dalam pembahasan, perlu diuraikan lebih lanjut letak ketidaksempurnaan instrumen yang digunakan. Penjelasan tentang kekurangan atau kesalahan yang ada menjadi salah satu pijakan untuk menyarankan perbaikan bagi penelitian sejenis pada masa yang akan datang. Apabila uraian tentang hasil penelitian (Bab IV) dan pembahasan (Bab V) terlalu pendek, Bab V dapat digabungkan ke dalam Bab IV, sehingga “Pembahasan” hanya menjadi subbab. Kemudian, secara otomatis Bab VI

Page 87: “rental”. Hasilnya

73

(Penutup) menjadi Bab V. Contoh Bab V Pembahasan dikemukakan secara ringkas sebagai berikut.

Contoh Paparan Bab Pembahasan

Judul Penelitian : Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan kerja Karyawan Hotel Grand Candi Semarang

BAB V PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini, hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan, terbukti kebenarnnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Koontz, Donelly, dan Hienz (1989:163), yang menyatakan bahwa dalam suatu tugas rutin dapat ditemukan pada lini perakitan. Koontz et al. (1989:163) selanjutnya menyatakan bahwa instruksi tambahan (biasanya diberikan oleh pemimpin yang berorientasi pada tugas) dapat dipandang sebagai sesuatu yang berlebih-lebihan dan bawahan dapat memandang hal itu sebagai pengawasan berlebihan (over controlling). Pada gilirannya, hal ini dapat menimbulkan ketidakpuasan. Dengan kata lain, pegawai ingin atasannya tidak mencampuri urusan mereka karena jalan yang akan mereka tempuh cukup jelas, artinya pegawai menginginkan jika tugas yang ada telah jelas, pemimpin tidak perlu melakukan pengawasan yang berlebihan karena mereka akan merasa tidak puas, sedangkan jika struktur tugasnya jelas karyawan akan merasa puas dengan pekerjaan yang dilakukan sendiri.

Page 88: “rental”. Hasilnya

74

Bab VI Penutup Ada dua hal pokok yang terdapat dalam Bab VI, yaitu simpulan dan saran. Simpulan Isi simpulan penelitian lebih bersifat konseptual dan harus terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan

(Lanjutan) Menurut Reksohadiprodjo dan Handoko (1987:296), bahwa corak atau gaya kepemimpinan seorang manajer akan sangat berpengaruh tidak efektif terhadap seorang pemimpin. Pemilihan gaya kepemimpinan terhadap keefektifan seorang pemimpin, dan pemilihan gaya kepemimpinan yang disertai dengan motivasi eksternal yang tepat, dapat mengarahkan pencapaian tujuan perseorangan dan tujuan organisasi. Dengan teknik memotivasi yang tidaktepat, tujuan organisasi akan terbengkelai dan pegawai dapat merasa kesal, gelisah, dan tidak puas. Demikian seterusnya …

(Sumber : Skripsi yang ditulis oleh Ngudi Prayitno, 2003, bimbingan Ir. Bambang Dwiloka, M.S. dan Anton Satrija Kurniawan, S.E., M.M.)

Page 89: “rental”. Hasilnya

75

penelitian. Artinya simpulan penelitian terikat secara substantif dengan temuan penelitian yang mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Simpulan juga dapat ditarik dari hasil pembahasan, tetapi yang benar-benar relevan dan mampu memperkaya temuan penelitian yang diperoleh. Saran Saran yang diajukan hendaknya selalu berpangkal pada temuan penelitian, pembahasan, dan simpulan hasil penelitian. Saran hendaknya tidak keluar dari batas-batas lingkup dan implikasi penelitian. Saran yang baik dapat dilihat dari rumusannya yang bersifat rinci dan operasional. Artinya, jika orang lain hendak melaksanakan saran itu, ia tidak mengalami kesulitan dalam menafsirkan atau melaksanakannya. Saran dapat diajukan kepada pergruruan tinggi, lembaga pemerintah maupun swasta, atau pihak lain yang dianggap layak. Isi Bagian Akhir Hal-hal yang perlu dimasukkan ke dalam bagian ini adalah yang terkait erat dengan uraian yang terdapat pada bagian inti. Isi yang perlu ada pada bagian ini adalah (a) daftar rujukan, (b) pernyataan keaslian tulisan, (c) lampiran, dan (d) riwayat hidup.

Page 90: “rental”. Hasilnya

76

Daftar Rujukan Bahan pustaka yang dimasukkan ke dalam daftar rujukan (pustaka) harus sudah disebutkan dalam teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk dalam teks, tidak dimasukkan ke dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang disebutkan dalam teks skripsi, tesis, dan disertasi, harus dicantumkan dalam daftar rujukan. Tata cara penulisan daftar rujukan akan dibahas dalam bab tersendiri (Bab IV Teknik Penulisan). Istilah daftar pustaka digunakan untuk menyebutkan daftar yang berisi bahan-bahan pustaka yang digunakan oleh penulis, baik yang dirujuk ataupun yang tidak dirujuk dalam teks. Untuk skripsi, tesis, disertasi, artikel, dan laporan penelitian, daftar bahan yang ditulis hanya yang dirujuk dalam teks, sehingga istilah yang tepat adalah daftar rujukan, bukan daftar pustaka. Contoh daftar rujukan terdapat pada lampiran 12. Pernyataan Keaslian Tulisan Pernyataan keaslian tulisan berisi ungkapan penulis bahwa isi Bab V yang ditulisnya bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang diaku sebagai hasil tulisan atau pemikirannya sendiri. Contoh pernyatan keaslian tulisan dapat dilihat pada lampiran 13.

Page 91: “rental”. Hasilnya

77

Lampiran

Berisi keterangan yang dipandang penting untuk

skripsi, misalnya instrumen penelitian, data mentah hasil

penelitian, rumus-rumus statistik yang digunakan (jika

diperlukan), hasil perhitungan statistik, surat izin tanda

bukti telah melaksanakan pengumpulan data, dan lampiran

lain yang dianggap perlu. Untuk mempermudah

pemanfaatannya, setiap lampiran harus diberi nomor urut

lampiran dengan menggunakan angka Arab. Contoh

penulisan lampiran lihat lampiran 14.

Riwayat Hidup

Riwayat hidup disajikan secara naratif dan mengguna-

kan sudut pandang orang ketiga (bukan menggunakan kata

saya atau kami). Hal-hal yang perlu dimuat dalam riwayat

hidup adalah nama lengkap penulis, tempat dan tanggal

lahir, riwayat pendidikan, pengalaman berorganisasi yang

relevan, dan informasi tentang prestasi yang pernah diraih

selama belajar di perguruan tinggi atau pada waktu duduk di

SD hingga SLTA. Yang sudah berkeluarga dapat

mencantumkan nama suami/isteri dan putra-putrinya.

Riwayat hidup diketik dengan spasi tunggal. Contoh

penulisan riwayat hidup dapat dilihat pada lampiran 15.

Page 92: “rental”. Hasilnya

78

3.2.2 Skripsi Hasil Penelitian Kualitatif Penelitian kualitatif berisi ungkapan gejala secara menyeluruh dan sesuai dengan konteks (holistik-kontekstual) melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci (Universitas Negeri Malang 2003:20). Penelitian semacam ini bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna dari sudut pandang subjek lebih ditonjolkan dalam penelitian ini. Ciri-ciri penelitian kualitatif tersebut mewarnai sifat dan bentuk laporannya. Oleh karena itu, laporan penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciri-ciri alaminya. Laporan penelitian kualitatif harus memiliki fokus yang jelas. Fokus dapat berupa masalah, objek evaluasi, atau pilihan kebijakan. Laporan penelitian kualitatif harus memiliki struktur dan bentuk yang koheren yang dapat memenuhi maksud yang tercermin dalam fokus penelitian. Gaya laporan penelitian kualitatif bukan model tunggal. Gaya penulisan dapat bersifat formal, informal, atau gabungan keduanya. Laporan yang ditulis dengan gaya formal memuat hal-hal pokok pada bagian awal, kemudian menunjukkan aspek-aspek yang dianggap penting yang dipaparkan beserta contoh-contoh dari data. Laporan bergaya informal, misalnya berisi paparan sebuah cerita yang diakhiri dengan simpulan.

Page 93: “rental”. Hasilnya

79

Skripsi hasil penelitian kualitatif umumnya dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Tiap-tiap bagian dirinci sebagai berikut. a. Bagian awal Bagian ini terdiri atas : Halaman Sampul Halaman Judul Lembar Persetujuan :

3) Lembar persetujuan pembimbing 4) Lembar persetujuan dan pengesahan

Abstrak Prakata Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran Daftar Lainnya (misalnya daftar singkatan)

b. Bagian Inti Bagian ini boleh menggunakan beberapa alternatif format. Berikut contoh bagian inti. BAB I PENDAHULUAN

1.1 Konteks Penelitian atau Latar Belakang Masalah 1.2 Fokus Penelitian atau Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian

Page 94: “rental”. Hasilnya

80

1.4 Kerangka Teoretis 1.5 Kegunaan Penelitian

BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian 2.2 Kehadiran Peneliti

2.3 Lokasi Penelitian

2.4 Sumber Data

2.5 Prosedur Pengumpulan Data

2.6 Teknik Analisis Data

2.7 Pengecekan Keabsahan Data

2.8 Tahap-Tahap Penelitian

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN BAB V PENUTUP c. Bagian Akhir Bagian ini terdiri atas : Daftar Pustaka Pernyataan Keaslian Tulisan Lampiran Riwayat Hidup Paparan berikut adalah penjelasan secara ringkas isi tiap bagian di atas.

Page 95: “rental”. Hasilnya

81

Isi Bagian Awal Unsur-unsur yang harus ada pada bagian ini sama dengan yang ada pada bagian awal penelitian kuantitatif. Susunan unsur-unsur dan isi uraiannya juga sama. Isi Bagian Inti BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan berisi wawasan umum tentang arah

penelitian yang dilakukan. Dengan pendahulu-an ini

pembaca dapat mengetahui konteks atau latar belakang

penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, dan kegunaan

penelitian.

Konteks Penelitian (Latar Belakang)

Bagian ini memuat uraian mengenai latar belakang

penelitian yaitu untuk maksud apa penelitian ini dilakukan

dan apa/siapa yang mengarahkan penelitian.

Fokus Penelitian Fokus penelitian memuat rincian pernyataan mengenai cakupan atau topik-topik pokok yang diungkapkan atau digali dalam penelitian ini. Apabila digunakan rumusan masalah, fokus penelitian berisi pertanyaan-pertanyaan yang

Page 96: “rental”. Hasilnya

82

akan dijawab dalam penelitian dan alasan yang diajukannya pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui gambaran apa yang akan diungkapkan di lapangan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan harus didukung oleh alasan-alasan mengapa hal tersebut ditampilkan. Alasan-alasan ini harus dikemukakan secara jelas, sesuai dengan sifat penelitian kualitatif yang holistik, induktif, dan naturalistik, yang berarti dekat sekali dengan gejala yang diteliti. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan sasaran hasil yang

hendak dicapai dalam penelitian ini, sesuai dengan fokus yang telah dirumuskan.

Kerangka Teoretis Kerangka teoretis dimanfaatkan sebagai pemandu

agar fokus penelitian sesuai dengan kenyataan di lapangan. Kerangka teoretis juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar belakang penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara kerangka teoretis dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian

Page 97: “rental”. Hasilnya

83

kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”. Kegunaan Penelitian Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau penting-

nya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu

pengetahuan atau pelaksanaan pembangunan dalam arti

luas. Dengan kata lain, uraian dalam subbab ini berisi alasan

kelayakan atas masalah yang diteliti. Berdasarkan uraian

dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa

penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak

dilakukan. Bagi beberapa perguruan tinggi, kegunaan

penelitian dibedakan menjadi 1) kegunaan teoretis dan 2)

kegunaan praktis; keduanya dapat diirinci lagi sesuai dengan

kebutuhan.

Contoh Bab I Pendahuluan dikemukakan secara

ringkas berikut ini.

Contoh Paparan Pendahuluan Judul Penelitian : Ketidakcermatan Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Karya Ilmiah Mahasiswa Universitas Stikubank

BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia dipakai sebagai alat komunikasi sehari-hari untuk mengekspresi diri, mengadakan interaksi sosial, adaptasi sosial, dan untuk mengadakan kontrol sosial. Bahasa Indonesia juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan, dipakai mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi sehingga sudah akrab di telinga masyarakat, khususnya mahasiswa. Keakraban mahasiswa terhadap bahasa Indonesia mengakibatkan sebagian mahasiwa beranggapan bahwa bahasa

Indonesia mudah, tidak usah dipelajari secara cermat atau saksama pun sudah bisa. Anggapan ini melahirkan sikap sebagian mahasiswa yang kurang peduli terhadap bahasa Indonesia yang

Page 98: “rental”. Hasilnya

84

(Lanjutan)

Ada kesan lain dari sebagian mahasiswa bahwa pelajaran bahasa Indonesia kurang penting apabila dibandingkan dengan pelajaran atau matakuliah lain. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa penguasaan bahasa Indonesia sudah cukup memadai karena pendidikan yang sebelumnya sudah mendapatkan pelajaran bahasa Indonesia. Di pihak lain, penguasaan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah, sangat diperlukan di perguruan tinggi dengan tujuan agar mahasiswa mempunyai sikap berbahasa yang positif. Sikap berbahasa yang positif terhadap bahasa Indonesia ini seperti dikatakan Arifin dan Tasai (2000:1) ditunjukkan dengan kesetiaan berbahasa, kebanggaan berbahasa, dan kesadaran akan adanya norma berbahasa. Dalam rangka penulisan skripsi, mahasiswa dituntut mempunyai sikap berbahasa yang positif terhadap bahasa Indonesia.

Sikap mahasiswa yang kurang peduli terhadap bahasa Indonesia mengakibatkan kesadaran dalam mengunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar juga kurang. Berdasarkan pengalaman penulis dalam memberikan matakuliah bahasa Indonesia pada beberapa program studi di Universitas Semarang, sebagian mahasiswa belum mampu menerapkan kaidah ejaan dan kaidah tata bahasa yang sesuai

Page 99: “rental”. Hasilnya

85

(Lanjutan) Kondisi seperti ini ditambah pula dengan rendahnya minat baca mahasiswa terhadap buku-buku pelajaran bahasa Indonesia. Ketersediaan buku-buku pelajaran bahasa Indonesia di perpustakaan Universitas Semarang pun masih sangat kurang sehingga makin menambah kekurangpedulian sebagian mahasiswa untuk belajar memahami lebih jauh kaidah-kaidah berbahasa Indonesia.

Kekurangpedulian sebagian mahasiswa terhadap bahasa Indonesia diduga karena tidak memiliki sikap bahasa yang positif terhadap bahasa Indonesia. Kesadaran rasa setia, bangga memiliki, dan memelihara bahasa Indonesia masih kurang. Indikasi ini bisa terlihat, antara lain mahasiswa sering memilih bahasa asing dalam pengungkapan maksudnya walaupun dalam bahasa Indonesia sudah ada padanan katanya. Juga, kesadaran dalam norma berbahasa masih rendah. Hal ini bisa dilihat dari skripsi yang belum sepenuhnya memenuhi kaidah berbahasa yang benar, khususnya dalam penulisan ejaan dan dalam penyusunan kalimat. Ketidakcermatan sebagian mahasiswa dalam penulisan ejaan dan dalam penyusunan kalimat diduga karena pembimbing atau dosen bahasa Indonesia tidak dilibatkan dalam pembimbingan/penyusunan skripsi. Keterlibatan dosen

Page 100: “rental”. Hasilnya

86

(Lanjutan) Dalam membuat skripsi, diharapkan mahasiswa bisa berpikir menuangkan gagasannya secara bernalar dan sistematis dengan menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar sesuai dengan kaidah berbahasa. Akan tetapi, kenyataannya, skripsi sebagian mahasiswa ditengarai belum memenuhi kaidah berbahasa. Banyak dijumpai kesalahan dalam penulisan ejaan dan belum sesuai dengan kaidah ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan, sehingga gagasan yang dituangkan tidak terpahami oleh pembaca. Kesalahan ini, antara lain tercermin dalam penggunaan tanda baca, penggunaan huruf besar, huruf miring, dan kesalahan dalam bentukan kata.

Kesalahan juga banyak terjadi dalam penyusunan kalimat yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa sehingga sulit dipahami oleh orang lain karena kurang cermat dalam menyusun kalimat. Ketidakcermatan dalam penyusunan kalimat ini terlihat dalam penyusunan kalimat tanpa subjek atau subjek berkata depan, objek berkata depan, menjamakkan kata- kata yang sudah jamak, penyusunan kalimat yang tidak logis, dan lain sebagainya. Berdasarkan uraian tersebut, sangat pentinglah dilakukan penelitian untuk mengungkap seberapa jauh ketidakcermatan mahasiswa barbahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam skripsi.

Page 101: “rental”. Hasilnya

87

(Lanjutan) 1.3 Rumusan Masalah Masalah yang diteliti dalam penelitian ini sebagai berikut. a) Apakah benar skripsi sebagian mahasiswa beberapa

program studi S1 di Universitas Stikubank tidak cermat dalam menggunaan ejaan?

b) Apakah benar ketidakcermatan terjadi juga dalam penyusunan kalimat pada skripsi sebagian mahasiswa pada beberapa program studi S1 di Universitas Stikubank?

1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan: a) menganalisis ketidakcermatan penggunaan ejaan dalam

skripsi mahasiswa pada beberapa program studi S1 di Universitas Stikubank;

b) menganalisis ketidakcermatan penggunaan kalimat dalam skripsi mahasiswa pada beberapa program studi S1 di Universitas Stikubank.

1.5 Kerangka Teoretis

Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam masyarakat. Tanpa bahasa,

Page 102: “rental”. Hasilnya

88

(Lanjutan)

Kenyataan sehari-hari bisa dilihat dan didengar, para pemakai bahasa kurang cermat menggunakan bahasa Indonesia. Para pemerhati bahasa Indonesia sangat prihatin melihat kenyataan bahwa para mahasiswa bahkan para pengajar pun kurang cermat menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Dengan kata lain, mereka belum memiliki sikap yang positif terhadap bahasa Indonesia. Sikap positif ini seperti dikutip dalam Arifin dan Tasai (2000:1) bisa diwujudkan dengan (1) kesetiaan berbahasa, yang mendorong mahasiswa memelihara bahasa nasional dan apabila perlu mencegah pengaruh bahasa asing, (2) kebanggaan berbahasa, yang mendorong mahasiswa mengutamakan bahasanya dan menggunakannya sebagai lambang identitas bangsanya, dan (3) kesadaran akan adanya norma bahasa, yang mendorong mahasiswa menggunakan bahasanya sesuai dengan kaidah dan aturan yang berlaku.

Untuk menulis sebuah skripsi, diharapkan mahasiswa bisa berpikir secara bersistem dan bernalar dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Berbahasa dengan baik adalah berbahasa yang disesuaikan dengan situasinya, yaitu resmi atau tidak resmi. Dalam situasi resmi, peranan bahasa tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai alat

Page 103: “rental”. Hasilnya

89

(Lanjutan)

Moeliono et al. (1997:19) pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah yang dibakukan atau yang dianggap baku itulah yang merupakan bahasa yang benar atau betul. Sementara itu, pemanfataan ragam yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa itulah yang disebut bahasa yang baik atau tepat. Dalam membuat skripsi, mahasiswa dituntut mempergunakan bahasa secara bernalar dan sistematis, agar pengungkapan gagasan bisa efektif dan bisa dipahami oleh pembaca. Keterpahaman pembaca harus dilandasi penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar oleh penulisnya, dengan mematuhi kaidah-kaidah baku. Kaidah-kaidah baku tersebut meliputi (1) kaidah ucapan dan ejaan, (2) kaidah pembentukan kata, (3) kaidah penyusunan kalimat, dan (4) kaidah pembentukan alinea atau paragraf (Soetomo 1998:8). Kaidah-kaidah ini harus terpenuhi dalam pembuatan karya ilmiah agar hasilnya bisa dipahami oleh pembaca sehingga salah pengertian bisa dihindari. Lebih rinci lagi, bahasa ilmiah mempunyai ciri-ciri:

a) menggunakan bahasa baku, b) banyak menggunakan istilah, c) berkomunikasi dengan pikiran, d) hubungan antara kata, kalimat, dan alinea harus padu,

Page 104: “rental”. Hasilnya

90

Page 105: “rental”. Hasilnya

91

(Lanjutan)

Kenyataannya, banyak mahasiswa dalam membuat karya ilmiah kurang cermat menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa baku, termasuk kaidah penulisan karya ilmiah.

Akibat dari berbagai masalah yang teridentifikasi tersebut, dalam penulisan skripsi diduga kurang memenuhi kaidah penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar, antara lain penggunaan ejaan dan penyusunan kalimat yang kurang efektif. Ketidakcermatan penggunaan ejaan berupa kesalahan penggunaan tanda baca, penulisan huruf, penulisan kata, penulisan bentuk serapan dan sebagainya; sedangkan ketidaktercamatan penggunaan kalimat berupa kalimat yang subjeknya kata depan, objek berkata depan, paralelisme, kelogisan, dan sebaginya. 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoretis sebagai aset pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang relevan, khususnya bidang ilmu bahasa Indonesia. 1.6.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu bahasa Indonesia, khususnya penggunaan bahasa Indonesia dalam penyusunan skripsi. (Sumber : Proposal tesis Rati Riana 2005).

Page 106: “rental”. Hasilnya

92

Bab II Metode Penelitian Pokok-pokok bahasan yang terdapat dalam bab metode penelitian adalah (1) pendekatan dan jenis penelitian, (2) kehadiran peneliti, (3) lokasi penelitian, (4) sumber data, (5) prosedur pengumpulan data, (6) teknik analisis data, (7) pengecekan keabsahan data, dan (8) tahap-tahap penelitian. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pada bagian ini peneliti perlu menjelaskan bahwa pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan menyatakan alasan-alasan singkat mengapa pendekatan ini digunakan. Selain itu, juga dikemukakan orientasi teoretik, yaitu landasan berpikir untuk memahami makna suatu gejala, misalnya fenomenologis, interaksi simbolik, kebudayaan, etnometodologis, atau kritik seni (hermeneutik). Peneliti juga perlu mengemukakan jenis penelitian yang digunakan, apakah etnografis, studi kasus, grounded theory, interaktif, ekologis, partisipatoris, penelitian tindakan, atau penelitian kelas. Kehadiran Peneliti Dalam bagian ini perlu disebutkan bahwa peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data. Instrumen selain manusia dapat digunakan, tetapi fungsinya

Page 107: “rental”. Hasilnya

93

terbatas sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrumen. Oleh karena itu, kehadiran peneliti di lapangan untuk penelitian kualitatif mutlak diperlukan. Kehadiran peneliti harus dilukiskan secara eksplisit dalam laporan penelitian. Perlu dijelaskan apakah peran peneliti sebagai partisipan penuh, pengamat partisipan, atau pengamat penuh. Di samping itu perlu disebutkan apakah kehadiran peneliti diketahui statusnya sebagai peneliti oleh subjek atau informan. Lokasi Penelitian Uraian lokasi penelitian diisi dengan identifikasi karakteristik lokasi dan alasan pemilihan lokasi serta bagaimana peneliti memasuki lokasi tersebut. Lokasi hendaknya diuraikan secara jelas, misalnya letak geografis, bangunan fisik (jika perlu disertakan peta lokasi), struktur organisasi, program, dan suasana sehari-hari. Pemilihan lokasi harus didasarkan pada pertimbangan kemenarikan, keunikan, dan kesesuaian dengan topik yang dipilih. Peneliti kurang tepat jika mengutarakan alasan-alasan sepeti dekat dengan rumah peneliti, peneliti pernah bekerja di situ, atau peneliti telah mengenal orang-orang kunci. Data dan Sumber Data Bagian ini melaporkan jenis data, sumber data, dan teknik penjaringan data dengan keterangan yang memadai. Uraian meliputi data apa saja yang dikumpulkan, bagaimana

Page 108: “rental”. Hasilnya

94

karakteristiknya, siapa yang dijadikan subjek dan informan penelitian, bagaimana ciri-ciri subjek dan informan itu, dan dengan cara bagaimana data dijaring sehingga kredibilitas-nya dapat dijamin. Istilah pengambilan sampel dalam penelitian kualitatif harus digunakan dengan penuh kehati-hatian. Dalam penelitian kualitatif, tujuan pengambilan sampel

adalah mendapatkan informasi sebanyak mungkin, bukan untuk melakukan rampatan (generalisasi). Pengambilan sampel dikenakan pada situasi, subjek, informan, dan waktu. Prosedur Pengumpulan Data Bagain ini berisi paparan tentang teknik pengumpulan data yang digunakan, misalnya observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Terdapat dua dimensi rekaman data yaitu fidelitas dan alat ukur. Fidelitas

mengandung arti sejauh mana bukti nyata dari lapangan disajikan (rekaman audio atau video memiliki fidelitas tinggi, sedangkan catatan lapangan memiliki fidelitas kurang). Dimensi struktur menjelaskan sejauh mana wawancara dan observasi dilakukan secara sistematis dan terstruktur. Hal-hal yang menyangkut jenis rekaman, format ringkasan rekaman data, dan prosedur perekaman diuraikan pada bagian ini. Selain itu, dikemukakan cara-cara untuk memastikan keabsahan data dengan triangulasi dan waktu yang diperlukan dalam pengumpulan data.

Page 109: “rental”. Hasilnya

95

Teknik Analisis Data Pada bagian ini diuraikan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkripsi wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain agar peneliti dapat menyajikan temuannya. Analisis ini melibatkan pengerjaan, pengorganisasian, pemecahan dan sintesis data serta pencarian pola, pengungkapan hal yang penting, dan penentuan apa yang dilaporkan. Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan selama dan setelah pengumpulan data, dengan teknik-teknik misalnya analisis domain, analisis taksonomis, analisis komponensial, dan analisis tema. Dalam hal ini peneliti dapat menggunakan statisitik nonparametrik, logika, etika, atau estetika. Dalam uraian tentang analisis data ini supaya diberikan contoh yang operasional, misalnya matriks dan logika. Pengecekan Keabsahan Data Bagian ini memuat uraian tentang usaha peneliti untuk memperoleh keabsahan temuannya. Agar diperoleh temuan dan interpretasi yang absah, perlu diteliti kredibilitasnya dengan menggunakan teknik-teknik perpanjangan kehadiran peneliti di lapangan, observasi yang diperdalam, triangulasi (menggunakan beberapa sumber, metode, peneliti, teori), pembahasan sejawat, analisis kasus negatif, pelacakan kesesuaian hasil, dan pengecekan anggota. Selanjutnya, perlu dilakukan pengecekan dapat-

Page 110: “rental”. Hasilnya

96

tidaknya ditransfer ke latar lain (transferability), ketergantungan pada konteksnya (dependability), dan dapat-tidaknya dikonfirmasi kepada sumbernya (confirmability). Tahap-tahap Penelitian Bagian ini berisi uraian tentang proses pelaksanaan penelitian, mulai penelitian pendahuluan, pengembangan desain, penelitian sebenarnya, sampai dengan penulisan laporan. Contoh Bab II Metode Penelitian dijelaskan secara ringkas berikut.

Contoh Paparan Metode Penelitian (tidak seluruh subbab tersebut ada dalam contoh ini) Judul Penelitian : Ketidakcermatan Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Karya Ilmiah Mahasiswa Universitas Stikubank

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Untuk pemecahan masalah penelitian ini, peneliti menggunakan dokumen yang berupa skripsi untuk ditelaah secara komprehensif, khususnya yang berkaitan dengan

penggunaan

Page 111: “rental”. Hasilnya

97

(Lanjutan) penggunaan ejaan dan kalimat. Oleh karena itu, jenis penelitian ini termasuk penelitian dokumenter (contents of analysis atau documentary research). Dalam melakukan penelitian, bentuk yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Strategi pendekatan yang digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian adalah startegi terpancang yaitu peneliti melakukan telaah secara saksama terhadap dokumen (skripsi).

3.2 Data dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data kualitatif yaitu data yang berbentuk kalimat, kata, atau gambar (Sugiyono 2003:14-15). Data kualitatif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dokumen yang berisi ejaan dan kalimat. Oleh karena itu, data yang diperlukan adalah data sekunder, yaitu data yang bersumber dari pihak kedua, baik berupa catatan, laporan, atau lainnya. Dalam penelitian ini, data sukunder yang dimaksud adalah dokumen (skripsi).

3.3 Populasi dan Sampel Populasi yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah seluruh skripsi mahasiswa program studi S1 ( Akuntansi, Ilmu Hukum, Teknik Industri, dan Sistem Informasi) Universitas Stikubank, selama dua tahun terakhir (1999 – 2003). Sampel diambil secara proporsional, sekurang-kurangnya 10% (Gay 1976 dalam Umar 1997:50), dari populasi atau jumlah keseluruhan skripsi tiap-tiap program studi tersebut.

Page 112: “rental”. Hasilnya

98

(Lanjutan) 3.4 Prosedur Pengumpulan Data Data dikumpulkan secara acak dari dokumen (skripsi) program studi yang menjadi sampel penelitian, dengan cara menelaah ketidakcermatan penggunaan ejaan dan penyusunan kalimat. 3.5 Pengecekan Keabsahan Data Agar data mempunyai validitas, reliabilitas, dan objektivitas yang tinggi, perlu dilakukan triangulasi data. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu, yaitu triangulasi sumber, metode, dan teori (Moleong 2001:178). Dalam penelitian ini, hanya dilakukan triangulasi sumber yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. 3.6 Teknik Analisis Data

Secara garis besar, teknik analisis data dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut. Setelah data dirasakan cukup, selanjutnya data tersebut ditelaah dan diseleksi. Jika terdapat data yang tidak diperlukan, data tersebut direduksi. Setelah data baru hasil reduksi baik, selanjutnya ditarik suatu simpulan, yang merupakan hasil akhir atau jawaban terhadap judul.

Page 113: “rental”. Hasilnya

99

Bab III Paparan Data dan Temuan Penelitian Bab III memuat uraian mengenai data dan temuan yang diperoleh dengan menggunakan metode dan prosedur dalam Bab II. Uraian ini terdiri atas paparan data yang disajikan dengan topik sesuai dengan masalah yang diteliti dan hasil analisis data. Paparan data tersebut diperoleh dari pengamatan (apa yang terjadi) dan/atau hasil wawancara (apa yang dikatakan) serta deskripsi informasi lain (misalnya

(Lanjutan) 3.7 Tahap-tahap Penelitian Beberapa urutan kegiatan yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan penelitian ini, sebagai berikut. 3.7.1 Persiapan, meliputi: penyusunan proposal, pengurusan

perizinan, dan penyusunan jadwal kegiatan. 3.7.2 Pengumpulan data, meliputi: pengumpulan dokumen

dan penelaahan dokumen yang terkumpul. 3.7.3 Analisis data, meliputi: analisis awal, reduksi data,

analisis data temuan, pengayaan dan pendalaman, dan merumuskan kesimpulan.

3.7.4 Penyusunan laporan, meliputi: penyusunan laporan sementara (draft), penilaian laporan penelitian sementara (seminar), perbaikan laporan, dan penyusunan laporan akhir.

(Sumber : Proposal tesis Rati Riana 2005).

Page 114: “rental”. Hasilnya

100

yang berasal dari dokumen, foto, rekaman video, dan hasil pengukuran). Hasil analisis data yang merupakan temuan penelitian disajikan dalam bentuk pola, tema, kecenderungan, dan motif yang muncul dari data. Di samping itu, temuan dapat berupa penyajian kategori, sistem klasifikasi, dan tipologi. Paparan data yang memuat informasi yang berasal dari pengamatan dan wawancara yang dianggap menonjol dapat dilihat pada contoh 1 dan contoh 2.

Contoh 1 Paparan Informasi dari Wawancara Masy arakat di desa Pandansari Lor memiliki tradisi gotong-roy ong y ang kuat, antara lain dilaksanakanny a “mingguan” dan

“gugur gunung” y ang dipimpin oleh pamong desa. Hal ini diceritakan oleh Pak Marso, seorang tokoh masyarakat setempat y ang juga salah satu keturunan ketujuh dari “Bedah Krawang” di desa ini, sebagai berikut. “Mingguan” y ang dilaksanakan tanpa upah untuk kepentingan desa diwajibkan bagi pemilik tanah gogol tiap

minggu untuk memperbaiki tempat- tempat seperti jalan, sungai, atau kuburan. Sedangkan “gugur gunung” berlaku untuk semua penduduk di desa ini. “Mingguan” dan “gugur gunung” telah dilaksanakan secara turun- temurun sejak merdeka. Dari keterangan Pak Marso ini dapat disimpulkan bahwa ikatan sosial warga desa Pandansari Lor kuat sekali dan sudah mengakar

cukup lama.

(Sumber: Universitas Negeri Malang 2003:26)

Page 115: “rental”. Hasilnya

101

Bab IV Pembahasan Bab ini memuat gagasan peneliti, keterkaitan antara pola-pola, kategori-kategori dan dimensi-dimensi, posisi temuan/teori terhadap teori-teori dan temuan-temuan sebelumnya, serta penafsiran dan penjelasan dari temuan/ teori yang diungkap di lapangan (grounded theory). Untuk tesis dan disertasi perlu dilengkapi dengan implikasi dari temuan itu. BAB V PENUTUP Penutup memuat temuan pokok atau simpulan, implikasi dan tindak lanjut penelitian, serta saran atau rekomendasi yang diajukan. Dalam penelitian kualitatif, temuan pokok atau simpulan harus menunjukkan”makna” temuan tersebut.

Contoh 2 Paparan Informasi dari Pengamatan Pengaturan tempat duduk yang terpisah juga terjadi ketika dilaksanakan pengajian di rumah Pak Ikhsan. Berikut ini petikan catatan lapangan yang menggambarkan suasana tersebut. Semua jamaah sedang duduk di ruang tamu dan ruang keluarga, di atas permadani. Ibu-ibu yang sebagian adalah isteri-isteri dosen menempati ruang tengah, dekat kamar tidur. Ada sembilan orang ibu yang duduk di tempat itu. Dengan demikian terdapat norma yang ketat di daerah ini, khususnya yang menyangkut pergaulan antara pria dan wanita. (Sumber : Universitas Negeri Malang 2003:26)

Page 116: “rental”. Hasilnya

102

Isi Bagian Akhir Hal-hal yang perlu dikemukakan dalam bagian ini adalah yang mendukung atau terkait erat dengan uraian yang terdapat pada bagian inti. Isi yang perlu ada pada bagian ini adalah (a) daftar rujukan, (b) pernyataan keaslian tulisan, (c) lampiran-lampiran, dan (d) riwayat hidup. Daftar Rujukan Bahan pustaka yang dimasukkan ke dalam daftar rujukan (pustaka) harus sudah disebutkan dalam teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk dalam teks, tidak dimasukkan ke dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang disebutkan dalam teks skripsi, tesis, dan disertasi, harus dicantumkan dalam daftar rujukan. Tatacara penulisan daftar rujukan dikemukakan dalam bab tersendiri (Bab IV Teknik Penulisan). Istilah daftar pustaka digunakan untuk menyebutkan daftar yang berisi bahan-bahan pustaka yang digunakan oleh penulis, baik yang dirujuk ataupun yang tidak dirujuk dalam teks. Untuk skripsi, tesis, disertasi, artikel, dan laporan penelitian, daftar bahan yang ditulis hanya yang dirujuk dalam teks, sehingga istilah yang tepat adalah daftar rujukan, bukan daftar pustaka. Contoh daftar rujukan dapat pada lampiran 12.

Page 117: “rental”. Hasilnya

103

Pernyataan Keaslian Tulisan Pernyataan keaslian tulisan berisi ungkapan penulis bahwa isi skripsi yang ditulisnya tidak merupakan hasil pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang diaku sebagai hasil tulisan atau pemikirannya sendiri. Contoh pernyatan keaslian tulisan dapat dilihat pada lampiran 13. Lampiran Bagian ini berisi keterangan-keterangan yang dipandang penting untuk skripsi, misalnya instrumen penelitian, data mentah hasil penelitian, rumus-rumus statistik yang digunakan (jika diperlukan), hasil perhitungan statistik, surat izin tanda bukti telah melaksanakan pengumpulan data, dan lampiran lain yang dianggap perlu. Untuk mempermudah pemanfaatannya, setiap lampiran harus diberi nomor urut lampiran dengan menggunakan angka Arab. Riwayat Hidup Riwayat hidup disajikan secara naratif dan mengguna-kan sudut pandang orang ketiga (bukan menggunakan kata saya atau kami). Hal-hal yang perlu dimuat dalam riwayat hidup adalah nama lengkap penulis, tempat dan tanggal lahir, riwayat pendidikan, pengalaman berorganisasi yang

Page 118: “rental”. Hasilnya

104

relevan, dan informasi tentang prestasi yang pernah diraih selama belajar di perguruan tinggi atau pada waktu duduk di SD hingga SLTA. Yang sudah berkeluarga dapat mencantumkan nama suami/isteri dan putra-putrinya. Riwayat hidup diketik dengan spasi tunggal. Contoh penulisan riwayat hidup dapat dilihat pada lampiran 14.

Page 119: “rental”. Hasilnya

105

BAB IV TEKNIK PENULISAN

4.1 Pengantar Walaupun tiap-tiap perguruan tinggi memiliki ketentuan atau pedoman masing-masing tentang prosedur penyusunan skripsi, pada dasarnya konvensi penulisannya sama. Konvensi penulisan skripsi menyangkut (1) bentuk skripsi, dan (2) bagian-bagian skripsi. Pembicara-an bentuk skripsi mencakupi (a) bahan yang digunakan, (b) perwajahan, dan (c) penomoran halaman. Pembicaraan mengenai bagian-bagian skripsi mencakup (a) judul, (b) judul bab-bab, (c) judul subbab, (d) judul tabel, grafik, histrogram, bagan, gambar, (e) daftar pustaka/rujukan, dan (f) lampiran. 4.2 Bahan dan Jumlah Halaman Bahan yang digunakan untuk mengetik skripsi sebaiknya kertas HVS, berukuran kuarto atau A4 (21,5 X 28 cm2 ), sedangkan untuk sampul (kulit) digunakan kertas yang agak tebal. Karena sekarang zamannya komputer, maka pengetikan dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu komputer, dengan huruf standar (misalnya Times New Romans atau Arial), ukuran huruf (font size) 12 point,

Page 120: “rental”. Hasilnya

106

kecuali untuk pengetikan judul pada sampul depan dan sampul dalam, ukuran huruf 14 – 16 point. Jumlah halaman skripsi berkisar antara 30 – 60 halaman (Marzuki 1977:20; Arifin, 2003:24). 4.3 Perwajahan Yang dimaksud dengan perwajahan adalah tata letak

(lay out) unsur-unsur skripsi serta aturan penulisan unsur-

unsur tersebut, yang dikaitkan dengan segi keindahan dan

estetika naskah. Tata letak dan penulisan unsur-unsur

skripsi harus diusahakan sebaik-baiknya agar skripsi

tersebut tampak rapi dan menarik. Periksalah kulit luar

naskah, halaman, judul, daftar isi, dan daftar pustaka/

rujukan. Apakah sudah lengkap bagian-bagian di dalamnya?

Dalam pembicaraan tentang perwajahan, dikemukakan

secara ringkas tentang (a) kertas pola ukuran, dan (b)

penomoran.

4.3.1 Kertas Pola Ukuran

Supaya tiap halaman ketikan kelihatan rapi, sebaiknya

gunakan kertas pola ukuran. Kertas pola ukuran tersebut

dipasang setiap kali mengganti halaman dan kertas pola

ukuran itu harus ditaati agar hasil ketikan tampak rapi. Jika

menggunakan komputer, program-program tertentu harus

Page 121: “rental”. Hasilnya

107

dikuasai terlebih dahulu agar format yang dikehendaki

terwujud.

Buatlah garis pembatas pada kertas pola ukuran

tersebut dengan ukuran sebagai berikut:

a. pias (margin) atas 4 cm,

b. pias bawah 3 cm,

c. pias kiri 4 cm, dan

d. pias kanan 3 cm.

Pada halaman berikut dicantumkan format pola

ukuran halaman ketikan. Dalam mengetik halaman judul,

jika pola ukuran digunakan sistem pengetikan yang simetris,

jarak bagian yang kosong kiri-kanan dan atas-bawah harus

diatur.

Contoh format halaman skripsi :

Pias atas dikosongkan 6 cm

PRAKATA

……..……………………….

………………………………….

…………………………………..

………………………………….

Pias kiri di- Pias kanan kosongkan dikosongkan

4 cm 3 cm

Pias bawah dikosongkan 3 cm

Page 122: “rental”. Hasilnya

108

Bagian yang dikosongkan di sebelah kanan kertas berukuran 3 cm, dengan maksud Anda harus mengetik naskah itu lurus. Namun, batas itu sekadar mengingatkan Anda agar pengetikan naskah sebelah kanan jangan terlalu ke tepi. Dalam kaitan ini, perhatikan kaidah penyukuan kata dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (dibahas dalam Bab V). Tajuk “Prakata”, “Daftar Isi”, “Daftar Tabel”, “Bab I Pendahuluan”, dan seterusnya, harus dituliskan dengan huruf kapital, terletak di tengah-tengah (simetris), sekitar 7 cm dari tepi atas kertas (seperempat) bagian kertas dikosongkan, serta tidak bertanda baca apa pun. 4.3.2 Penomoran a. Angka yang Digunakan Angka untuk nomor yang lazim digunakan dalam skripsi, atau karangan ilmiah umumnya adalah angka Romawi kecil, angka Romawi besar, dan angka Arab. Angka Romawi kecil (i, ii, iii, iv, v) dipakai untuk menomori halaman judul, halaman yang bertajuk prakata, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan daftar lain (jika ada). Angka Romawi besar (I, II, III, IV, V) digunakan untuk menomori tajuk bab pendahuluan, tajuk bab analisis, tajuk bab simpulan, misalnya BAB I PENDAHULUAN. Angka Arab (1, 2, 3, 4, dan seterusnya) digunakan untuk

Page 123: “rental”. Hasilnya

109

menomori halaman-halaman naskah mulai bab pendahuluan sampai dengan halaman terakhir dan untuk menomori nama-nama tabel, grafik, histrogram, bagan, dan skema. b. Letak Penomoran

Halaman judul, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, daftar lampiran, menggunakan angka Romawi kecil yang diletakkan pada bagian bawah, tepat di tengah-tengah (simetris). Halaman yang bertajuk bab pendahuluan, bab analisis, bab simpulan, daftar pustaka/rujukan, indeks, dan lampiran, menggunakan angka Arab yang diletakkan pada bagian bawah, tepat di tengah-tengah (simetris). Halaman-halaman naskah lanjutan menggunakan angka Arab yang diletakkan pada bagian kanan atas. c. Penomoran Subbab

Subbab dan subsubbab dinomori dengan angka Arab sistem digital. Angka terakhir dalam digital ini tidak diberi titik (seperti 1.1, 1.2, 2.1, 1.1.2, 2.2.3, 3.2.1, dan seterusnya). Dalam hubungan ini, angka digital tidak lebih dari tiga angka (maksimal, misalnya 1.1.1, 1.4.3, 1.1.2, 3.2.2, 3.3.3, 4.4.1), sedangkan penomoran selanjutnya menggunakan a, b, c, kemudian 1), 2), 3), selanjutnya a), b), c), dan seterusnya (lihat Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurna-kan). Perhatikan contoh berikut.

Page 124: “rental”. Hasilnya

110

Contoh penomoran dengan sistem digital 4.4 Penyajian

BAB I 1.1 1.2 1.3 1.4 BAB II 2.1 2.2 2.2.1 1.2.2 a. b. 1) 2) a) b) (1) (2) (a) (b) (c) dan seterusnya

Page 125: “rental”. Hasilnya

111

4.4 Penyajian

4.4.1 Penulisan Judul Judul skripsi dicantumkan sekitar empat cm dari tepi atas kertas. Judul diketik dengan huruf kapital seluruhnya tanpa diakhiri tanda baca apa pun. Jika judul tersebut memiliki subjudul, antara judul dan subjudul dibubuhkan titik dua (:). Perhatikan contoh berikut! Judul skripsi tanpa subjudul,

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KARYAWAN HOTEL GRAND CANDI

SEMARANG

Judul skripsi dengan subjudul,

PERBANDINGAN KEEFEKTIFAN KALIMAT SKRIPSI PADA MAHASISWA YANG MENDAPAT DAN

TIDAK MENDAPAT MATA KULIAH BAHASA INDONESIA : STUDI KASUS DI UNIVERSITAS STIKUBANK SEMARANG

4.4.2 Maksud Penyusunan Maksud penyusunan skripsi dicantumkan di bawah judul, yang ditulis dengan menggunakan huruf kapital pada semua awal kata, kecuali kata tugas, seperti di, dalam, dan,

Page 126: “rental”. Hasilnya

112

bagi, untuk, sebagai, dan dari. Isi pernyataan ini pun tidak diberi tanda baca apa pun. Contoh :

Skripsi ini Disusun guna Melengkapi Syarat Ujian Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi,

Universitas Stikubank Semarang atau

Skripsi ini Disusun untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Sastra pada Fakultas Bahasa dan Ilmu Budaya, Universitas Stikubank Semarang

atau

Skripsi ini Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata Indonesia Semarang

Nama penyusun dan nomor induk mahasiswa (NIM) dicantumkan di bawah maksud penyusunan dengan didahului kata Oleh dengan huruf kapital. Selanjutnya, nama penyusun juga dituliskan dengan huruf kapital. NIM tidak diberi titik dan dicantumkan di bawah nama. Contoh :

OLEH MEILIA NURBUATI NIM 01.01.55.0481

Page 127: “rental”. Hasilnya

113

Selanjutnya nama program studi, fakultas, universitas, atau perguruan tinggi tempat penyusunan dicantumkan di bawah identitas penyusun yang diikuti dengan nama kota penyusunan dan tahun penyusunan. Keterangan ini dituliskan dengan huruf kapital pada semua awal kata, kecuali kata tugas. Dalam penulisan harus diusahakan agar setiap unsur tersebut dituliskan dalam baris yang berbeda. Contoh :

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS STIKUBANK SEMARANG

2005

Contoh-contoh penulisan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 2. 4.4.3 Lembar Persetujuan Ada dua macam lembar persetujuan. Lembar persetujuan pertama adalah lembar persetujuan yang memuat persetujuan dari (para) pembimbing. Hal-hal yang dicantumkan pada lembar persetujuan lembar pembimbing adalah 1) teks Skripsi oleh …. ini telah disetujui untuk diuji, dan 2) nama lengkap dan nomor induk pegawai (NIP) Pembimbing Utama dan Pembimbing Anggota. Contoh

Page 128: “rental”. Hasilnya

114

lembar persetujuan pembimbing dimaksud disajikan pada lampiran 3. Lembar persetujuan kedua adalah lembar persetujuan yang berisi pengesahan skripsi oleh para penguji, ketua jurusan, dan dekan (ketua bagi sekolah tinggi). Pengesahan ini baru diberikan setelah diadakan penyempurnaan oleh mahasiswa yang bersangkutan sesuai dengan saran-saran yang diberikan oleh para penguji pada saat berlangsungnya ujian. Dalam lembar persetujuan dosen penguji, dicantumkan tanggal, bulan, dan tahun dilaksanakannya ujian, tanda tangan, nama lengkap dan NIP dari tiap-tiap dosen penguji dan dekan/ketua sekolah tinggi/ketua jurusan/ketua program studi. Contoh lembar persetujuan dosen penguji dapat dilihat pada lampiran 4. 4.4.4 Abstrak Kata Abstrak ditulis di bagian tengah halaman dengan huruf kapital, simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Nama penulis diketik dengan jarak 2 spasi dari kata abstrak, di tepi kiri dengan urutan : nama diakhiri titik, tahun lulus diakhiri dengan titik, judul dicetak miring dan diketik dengan huruf kecil (kecuali huruf-huruf pertama dari setiap kata) dan diakhiri dengan titik. Kemudian diikuti kata skripsi diakhiri dengan koma, diikuti oleh nama jurusan, nama fakultas, nama universitas/ institut/sekolah tinggi, diakhiri dengan titik. Setelah itu dicantumkan nama dosen Pembimbing Utama dan Pembimbing Anggota (ada

Page 129: “rental”. Hasilnya

115

yang lengkap dengan gelar akademiknya dan ada yang tidak dicantumkan gelar akademiknya). Urut-urutan ini juga tidak baku, karena itu disarankan mengikuti pedoman yang dikeluarkan oleh lembaga pendidikan tinggi masing-masing. Dalam abstrak dicantumkan kata kunci yang ditempatkan paling bawah teks abstrak. Jumlah kata kunci antara tiga sampai lima buah. Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah. Dengan kata kunci dapat ditemukan dengan mudah judul-judul skripsi beserta abstraknya. Teks abstrak disajikan secara padat intisari skripsi yang mencakupi latar belakang, masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil yang diperoleh, dan simpulan (dan saran yang diajukan, bila ada). Teks abstrak diketik dengan jarak spasi tunggal, dengan panjang maksimal satu halaman kuarto (A4). Ada juga yang memperbolehkan panjang teks abstrak maksimal dua halaman kuarto, atau didasarkan pada jumlah kata maksimal 250 buah kata. Contoh format abstrak dapat dilihat pada lampiran 5. 4.4.5 Prakata Hal-hal yang dicantumkan dalam prakata antara lain ucapan terima kasih penulis yang ditujukan kepada orang-orang, lembaga, organisasi, dan pihak-pihak lain yang telah membantu dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan skripsi.

Page 130: “rental”. Hasilnya

116

Tulisan prakata diketik dengan huruf kapital, simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Teks prakata diketik dengan jarak dua spasi. Panjang teks tidak lebih dari dua halaman kertas ukuran kuarto (A4). Pada bagian akhir teks (pojok kanan bawah) dicantumkan kota, bulan, tahun, dan penulis (tanpa menyebutkan nama terang). Contoh prakata disajikan pada lampiran 6. 4.4.6 Daftar Isi Dalam halaman daftar isi dimuat judul bab, judul sub-bab, dan judul subsubbab yang disertai dengan nomor halaman tempat pemuatannya di dalam teks. Semua judul bab diketik dengan huruf kapital, judul subbab dan subsubbab diketik dengan huruf kecil kecuali huruf-huruf pertama kata utama. Daftar isi seyogyanya menggambarkan garis besar organisasi keseluruhan isi, sebagaimana yang dikemukakan pada Bab 2. Contoh daftar isi dapat dilihat pada lampiran 7. 4.4.7 Daftar Tabel Ada banyak cara dalam menuliskan daftar tabel. Secara umum, halaman daftar tabel memuat nomor tabel, judul tabel, dan nomor halaman pemuatannya di dalam teks untuk setiap tabel. Judul tabel harus sama dengan judul tabel yang terdapat di dalam teks. Jarak antarbaris judul tabel

Page 131: “rental”. Hasilnya

117

diketik dengan spasi ganda, sedangkan judul tabel yang memerlukan lebih dari satu baris, jarak antarbaris diketik dengan spasi tunggal. Contoh daftar tabel dapat dilihat pada Lampiran 8. 4.4.8 Daftar Gambar Sebagian perguruan tinggi menamai daftar gambar dengan daftar ilustrasi. Pada halaman daftar gambar (atau daftar ilustrasi) dicantumkan nomor gambar, judul gambar, dan nomor halaman tempat pemuatannya di dalam teks. Judul gambar harus sama dengan judul gambar yang terdapat di dalam teks. Jarak antarbaris judul gambar diketik dengan spasi ganda, sedangkan judul gambar yang memerlukan lebih dari satu baris, jarak antarbaris diketik dengan spasi tunggal. Contoh daftar gambar dapat dilihat pada lampiran 9. 4.4.9 Daftar Lampiran Secara umum, halaman daftar lampiran memuat nomor lampiran, judul lampiran, dan nomor halaman pemuatannya. Judul lampiran harus sama dengan judul lampiran yang terdapat di dalam teks. Jarak antarbaris judul lampiran diketik dengan spasi ganda, sedangkan judul lampiran yang memerlukan lebih dari satu baris, jarak antarbaris diketik dengan spasi tunggal. Contoh daftar lampiran dapat dilihat pada lampiran 10.

Page 132: “rental”. Hasilnya

118

4.4.10 Daftar Lain Jika dalam skripsi banyak digunakan tanda-tanda lain yang mempunyai makna esensial, misalnya singkatan atau lambang-lambang yang digunakan dalam matematika, ilmu eksakta, teknik, bahasa, dan sebagainya, perlu ada daftar khusus mengenai tanda-tanda, singkatan, atau lambang-lambang dimaksud. Contoh daftar khusus disajikan pada lampiran 11. 4.5 Cara Merujuk dan Menulis Daftar Rujukan 4.5.1 Cara Merujuk Perujukan dilakukan dengan menggunakan nama akhir dan tahun di antara tanda kurung. Jika ada dua penulis, perujukan dilakukan dengan cara menyebut nama akhir kedua penulis. Jika penulisnya lebih dari dua orang, penulisan rujukan dilakukan dengan cara menulis nama penulis pertama dari penulis tersebut, kemudian diikuti dengan dkk (dan kawan-kawan) atau et al. (et alili). Pilih salah satu, yang penting konsisten dalam satu karya ilmiah. Jika nama penulis tidak disebutkan, yang dicantumkan dalam rujukan adalah nama lembaga yang menerbitkan, nama dokumen yang diterbitkan, atau nama koran. Untuk karya terjemahan, perujukan dilakukan dengan cara menyebutkan nama penulis aslinya. Rujukan dari dua sumber atau lebih yang ditulis oleh penulis yang berbeda,

Page 133: “rental”. Hasilnya

119

dicantumkan dalam satu tanda kurung dengan titik koma sebagai tanda pemisahnya. a. Cara Merujuk Kutipan Langsung 1) Kutipan kurang dari 40 kata Kutipan yang berisi kurang dari 40 kata, ditulis di antara tanda kutip (“……”) sebagai bagian yang terpadu dalam teks utama, dan diikuti dengan nama penulis, tahun dan nomor halaman. Nama penulis dapat ditulis secara terpadu dalam teks atau menjadi satu dengan tahun dan nomor halaman di dalam tanda kurung. Perhatikan contoh berikut! Nama penulis disebut dalam teks secara terpadu. Contoh : Suharno (1995:124) menyimpulkan “ada hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar”. Nama penulis disebut bersama dengan tahun penerbitan dan nomor halaman. Contoh : Simpulan penelitian tesebut adalah “ada hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar” (Suharno 1995:124).

Page 134: “rental”. Hasilnya

120

Jika ada tanda kutip dalam kutipan, digunakan tanda kutip tunggal (‘…..’). Contoh : Simpulan penelitian tersebut adalah “terdapat kecenderung-an makin banyak ‘campur tangan’ pimpinan perusahaan makin rendah tingkat partisipasi karyawan di daerah perkotaan” (Sutomo 2000:160). 2) Kutipan 40 kata atau lebih Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih, ditulis secara terpisah dari teks (tanpa tanda kutip) yang mendahului, ditulis 1,2 cm dari garis tepi sebelah kiri dan kanan, dan diketik dengan jarak spasi tunggal. Nomor halaman juga ditulis. Contoh : Smith (1990:276) menarik simpulan sebagai berikut. The ‘placebo effect’, which had been verified inprevious studies, disappeared when behaviors were studied in this manner. Furthermore, the behaviors were never exhibited again, even when real drugs were administered. Earlier studies were clearly premature in attributing the results to a placebo effect.

Page 135: “rental”. Hasilnya

121

Jika dalam kutipan terdapat paragraf baru lagi, garis barunya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri garis teks kutipan. 3) Kutipan yang Sebagian Dihilangkan Apabila dalam mengutip langsung ada kata-kata dalam kalimat yang dibuang, kata-kata yang dibuang diganti dengan tiga titik. Contoh : “Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah … diharapkan sudah melaksanakan kurikulum baru” (Manan 1995:278). Apabila ada kalimat yang dibuang, kalimat yang dibuang diganti dengan empat titik. Contoh : “Gerak manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan koordinasi antara mata, tangan, atau bagian tubuh lain …. Yang termasuk gerak manipulatif antara lain adalah menangkap bola, menendang bola, dan menggambar” (Asim 1995:315). b. Cara Merujuk Kutipan Tidak Langsung Kutipan yang disebut secara tidak langsung atau dikemukakan dengan bahasa penulis sendiri ditulis tanpa

Page 136: “rental”. Hasilnya

122

tanda kutip dan terpadu dalam teks. Nama penulis bahan kutipan dapat disebut terpadu dalam teks atau disebut dalam kurung bersama tahun penerbitannya. Jika memungkinkan nomor halaman disebutkan. Perhatikan contoh berikut! Nama penulis disebut terpadu dalam teks. Contoh : Salimin (1990:13) tidak menduga bahwa mahasiswa tahun ketiga lebih baik daripada mahasiswa tahun keempat. Nama penulis disebut dalam kurung bersama tahun penerbitannya. Contoh : Mahasiswa tahun ketiga ternyata lebih baik daripada mahasiswa tahun keempat (Salimin 1990:13). c. Catatan Kaki (Footnotes) Catatan kaki atau footnotes berguna untuk menyatakan sumber suatu kutipan, pendapat, buah pikiran, fakta-fakta atau ikhtiar. Juga komentar mengenai suatu hal yang dikemukakan dalam teks. Nomor footnotes disesuaikan dengan nomor kutipan. Tiap bab dimulai dengan nomor 1 (Marzuki 1977:108). Perhatikan contoh catatan kaki berikut ini! Selanjutnya, dikatakan bahwa apabila seseorang telah ditangkap dan ditahan, tetapi ternyata tidak cukup bukti

Page 137: “rental”. Hasilnya

123

bahwa yang bersangkutan melanggar hukum, praperadilan1 ) harus memeriksa dan memutuskan nasib tersangka. Perhatikan contoh catatan kaki yang lain! Lebih tegas diingatkan bahwa pembuat poster hendaknya menjauhi penulisan poster yang kedengarannya muluk dan sedap, tetapi penalarannya tidak tepat dan maknanya tidak didukung oleh bentuk yang ada.2 )

Dalam footnotes, istilah-istilah seperti ibid., op. cit, dan loc. cit, sebenarnya tidak perlu digunakan dalam karangan ilmiah (termasuk skripsi) karena pembaca tidak akan langsung mengetahui siapa yang membuat isi pernyataan itu (Arifin 2003:30-31). Dalam karangan ilmiah pada masa lalu, istilah-istilah-istilah itu digunakan dan berarti sebagai berikut. 1) Ibid.= ibidem, artinya kutipan diambil dari sumber yang

sama tanpa disela oleh sumber lain, 2) op. cit= opere citato, artinya kutipan diambil dari sumber

yang telah disebut sebelumnya pada halaman yang berbeda dan telah diselingi oleh sumber lain, dan

3) loc. cit= loco citato, artinya kutipan diambil dari sumber dan halaman yang sama yang telah disela oleh sumber lain.

------------------ 1 Praperadilan adalah lembaga y ang akan memeriksa atau menuntut sah

atau tidakny a suatu penangkapan dan penahanan terhadap seseorang . 2 Penjelasan A. Latief dalam siaran Pembinaan Bahasa Indonesia melalui

TVRI hari Selasa, 4 Agustus 1987 , pukul 20.35 .

Page 138: “rental”. Hasilnya

124

Walaupun ketiga cara pengutipan tersebut sudah banyak ditinggalkan, beberapa perguruan tinggi masih tetap menggunakan model pengutipan itu. Oleh karena itu, berikut ini disertakan contoh penulisannya. Misalnya, BAB II dari sebuah skripsi menggunakan footnotes (Ibid., op. cit, dan loc. cit) sebagai berikut. 1. M. Manullang. 1974. Management Personalia. Jakarta :

Aksara Baru, hlm. 11-12. 2. Edwin B. Flippo. 1971. Principles of Personnel

Management. 3rd Edition. Tokyo : McGraw-Hill Kogakusha Ltd, p. 4-7.

3. M. Manullang, seperti no. 1, hlm. 12. 4. G.R. Terry. 1971. Office Organization and Motivation.

Terjemahan Winardi. Bandung : Alumni, hlm. 165. 5. Seperti no. 4, hlm. 116. 6. Louis A. Allen. 1962. Karya Management. Terjemahan

J.M.A. Tuhuteru. Jakarta : Pembangunan, hlm. 67. 7. Flippo, no. 2, hlm. 382. 8. Seperti no. 7, hlm. 392-395.

Page 139: “rental”. Hasilnya

125

9. Seperti no. 6, hlm. 67. 10. Michael J. Jucius. 1970. Personnel Management. Modern

Asia Edition. Tokyo : Charles E. Turtle Company. p. 342. 11. Idem no. 10. p. 342.

Cara penulisannya sebagai berikut. ---------------- 1M. Manullang, 1974, Management Personalia, (Jakarta : Aksara Baru), hlm. 11-12. 2Edwin B. Flippo, 197 1, Principles of Personnel Management ,

(Toky o : McGraw-Hill Kogakusha Ltd.), p. 4-7 . 3G.R. Terry , 197 1, Office Organization and Motivation, terjemahan Winardi, (Bandung : Alumni), hlm. 165. 4M. Manullang, op. cit., hlm. 12.

5Ibid., hlm. 116. 6Louis A. Allen, 1962, Karya Management, terjemahan J.M.A. Tuhuteru, (Jakarta : Pembangunan), hlm. 67 . 7 Flippo, op. cit., p. 342.

8Ibid., p. 392-395. 9Allen, loc. cit.

Page 140: “rental”. Hasilnya

126

1 0Michael J. Jucius, 1970, Personnel Management, Modern Asia Edition, (Toky o : Charles E. Turtle Company ), p. 342. 1 1Ibid.

Catatan kaki dengan op. cit. dan loc. cit., nama penulis cukup hanya nama keluarga saja. Jadi dari buku :

Taro Yamane, cukup dengan Yamane, op. cit., p…. Louis A. Allen, cukup dengan Allen, loc. cit. Perlu diingat, menempatkan footnotes pada halaman berikutnya tidak diperbolehkan. Footnotes harus pada halaman yang sama dengan kutipannya. 4.5.2 Cara Menulis Daftar Rujukan Daftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku, makalah, artikel, atau bahan lainnya yang dikutip baik secara langsung maupun tidak lansgung. Bahan-bahan yang dibaca akan tetapi tidak dikutip, tidak dicantumkan dalam Daftar Rujukan, sedangkan semua bahan yang dikutip baik secara langsung maupun tidak langsung dalam teks harus dicantumkan dalam daftar rujukan. Semua rujukan yang dicantumkan dalam daftar rujukan itu disusun menurut abjad nama-nama pengarang atau lembaga yang menerbitkannya, baik ke bawah maupun ke kanan. Jadi, Daftar Rujukan tidak diberi nomor urut 1, 2, 3, 4, 5 dan seterusnya, atau diberi huruf a, b, c, d, e, dan

Page 141: “rental”. Hasilnya

127

seterusnya. Jika nama pengarang dan nama lembaga yang menerbitkan itu tidak ada, penyusunan Daftar Rujukan didasarkan pada judul pustaka acuan tersebut. Pada dasarnya, unsur yang ditulis dalam daftar rujukan itu secara berturut-turut meliputi (1) nama penulis, ditulis dengan urutan : nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa gelar akademik, (2) tahun penerbitan, (3) judul, termasuk subjudul, (4) kota tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit. Unsur-unsur tersebut dapat bervariasi bergantung jenis sumber pustakanya. Jika penulisnya lebih dari satu, cara penulisan namanya sama dengan penulis pertama. Nama penulis yang terdiri atas dua bagian ditulis

dengan urutan : nama akhir diikuti koma, nama awal

(disingkat atau tidak disingkat tetapi harus konsisten dalam

satu karya ilmiah), diakhiri dengan titik. Jika sumber yang

dirujuk ditulis oleh tim, semua nama penulisnya harus

dicantumkan dalam daftar rujukan.

a. Rujukan dari Buku

Tahun penerbitan ditulis setelah nama penulis,

diakhiri dengan titik. Judul buku ditulis dengan huruf miring

(italic), dengan huruf kapital pada setiap awal kata, kecuali

kata hubung atau kata tugas. Tempat penerbitan dan nama

penerbit dipisahkan dengan titik dua (:).

Page 142: “rental”. Hasilnya

128

Contoh:

Robert, H.R. 1981. Food Safety. Canada: A Wiley- Interscience Publication. Hodgson, E. dan P.E. Levi 1997. A Textbook of Modern Toxicology. (2n d ed). Singapore: McGraw-Hill Company Inc. Jika ada beberapa buku yang dijadikan sumber ditulis oleh orang yang sama dan diterbitkan dalam tahun yang sama pula, data tahun penerbitan diikuti dengan lambang huruf a, b, c dan seterusnya, yang urutannya ditentukan secara kronologis atau berdasarkan abjad judul buku-bukunya. Contoh: Cornet, L. dan K.Weeks. 1985a. Career Ladder Plans: Trends and Emerging Issues-1985. Atlanta, GA: Career Ladder Clearinghouse. Cornet, L. dan K. Weeks. 1985b. Planning Career Ladders : Lessons from the States. Atlanta, GA: Career Ladder Clearinghouse. b. Rujukan dari Buku yang Berisi Kumpulan Artikel

(Ada Editornya) Penulisannya seperti menulis rujukan dari buku ditambah dengan tulisan (Ed.) baik untuk satu maupun lebih editor, di antara nama penulis dan tahun penerbitan.

Page 143: “rental”. Hasilnya

129

Contoh: Letheridge, S. dan C.R. Cannon (Ed.). 1980. Bilingual Education: Teaching English as a Second Languange. New York: Praeger. Aminuddin (Ed.). 1990. Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra. Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3. c. Rujukan dari Artikel dalam Buku Kumpulan

Artikel (Ada Editornya) Nama penulis artikel ditulis di depan diikuti dengan tahun penerbitan. Judul artikel diapit tanda kutip (“…”) tanpa cetak miring (italic). Nama editor ditulis seperti menulis nama biasa, diberi keterangan (Ed.) baik untuk satu editor maupun lebih. Judul buku kumpulannya ditulis dengan huruf miring (italic), dan nomor halamannya disebutkan dalam kurung. Contoh: Hartley, J.T., J.O.Harker, dan D.A.Walsh. 1980. “Contemporary Issues and New Directions in Adult Development of Learning and Memory”. Dalam L.W. Poon (Ed.), Aging in the 1980s : Psychological Issues (hlm. 239-252). Washington, D.C.: American Psychological Association.

Page 144: “rental”. Hasilnya

130

Hasan, M.Z. 1990. “Karakteristik Penelitian Kualitatif”. Dalam Aminuddin (Ed.), Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra (hlm. 12-25). Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3. d. Rujukan dari Artikel dalam Jurnal Nama penulis ditulis paling depan, diikuti dengan tahun dan judul artikel diapit tanda kutip, dan huruf kapital pada setiap awal kata. Nama jurnal ditulis dengan cetak miring, dan huruf awal dari setiap katanya dengan huruf kapital kecuali kata tugas. Bagian akhir berturut-turut ditulis jurnal tahun ke berapa, nomor berapa (dalam kurung), dan nomor halaman dari artikel tersebut. Contoh: Dwiloka, B. 1999. “Kontroversi Isu Minyak Tropis”. SAINTEKS, 6(2):49-60. Dwiloka, B. 2003. “Cholesteremic Effects of Several Kinds of Eggs”. The Indonesian Journal of Community Nutrition and Family Studies. 27(2):48-57. Hanafi, A. 1989. “Partisipasi dalam Siaran Pedesaan dan Pengadopsian Inovasi”. Forum Penelitian, 1(1):33-47.

Page 145: “rental”. Hasilnya

131

e. Rujukan dari Artikel dalam Jurnal dari CD-ROM Penulisannya dalam daftar rujukan sama dengan rujukan dari artikel dalam jurnal cetak, ditambah dengan penyebutan CD-ROM-nya dalam kurung. Contoh: Krashen, S., M.Long,dan R. Scarcella. 1997. “Age, Rate and Eventual Attaintment in Second Language Acquisi- tion”. TESOL Quarterly, 13:573-82 (CD-ROM:TESOL Quarterly Digital, 1997). f. Rujukan dari Artikel dalam Majalah atau Koran Nama penulis ditulis paling depan, diikuti oleh tanggal, bulan, dan tahun (jika ada). Judul artikel diapit tanda kutip, dan huruf kapital pada setiap huruf awal kata, kecuali kata tugas atau kata hubung. Nama majalah ditulis dengan huruf kecil kecuali huruf pertama setiap kata, dan dicetak miring. Nomor halaman disebut pada bagian akhir. Contoh: Dwiloka, B. 1995. “Menyibak Rahasia Baru Lipida Ikan bagi Gizi Manusia”. Info Pangan dan Gizi Jawa Tengah, V (2) :16-23.

Page 146: “rental”. Hasilnya

132

Dwiloka, B. 1987. “Kulit Ternak, Lezat dan Bergizi Tinggi”. Suara Karya, 7 Juli, hlm. 12. Gardner, H. 1981. “Do Babies Sing a Universal Song?” Psychological Today, hlm. 70-76. g. Rujukan dari Koran Tanpa Penulis Nama koran ditulis pada bagian awal dicetak miring. Tanggal, bulan, dan tahun ditulis setelah nama koran, kemudian judul ditulis dengan huruf besar-kecil diapit tanda kutip dan diikuti dengan nomor halaman. Contoh: Kompas. 18 Maret 2005. “Rawan Pangan, Tanpa Basis Sumber Daya Lokal”, hlm. 41. h. Rujukan dari Dokumen Resmi Pemerintah yang

Diterbitkan oleh Suatu Penerbit Tanpa Penulis dan Tanpa Lembaga

Judul atau nama dokumen ditulis di bagian awal dengan cetak miring, diikuti oleh tahun penerbitan, kota penerbit, dan nama penerbit. Contoh:

Page 147: “rental”. Hasilnya

133

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2004. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. i. Rujukan dari Lembaga yang Ditulis Atas Nama

Lembaga Tersebut Nama lembaga penanggung jawab langsung ditulis paling depan, diikuti dengan tahun, judul karangan yang dicetak miring, nama tempat penerbitan, dan nama lembaga yang bertanggung jawab atas penerbitan karangan tersebut. Contoh: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2003. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung: Yrama Widya. j. Rujukan Berupa Karya Terjemahan Nama penulis asli ditulis paling depan, diikuti tahun penerbitan karya asli, judul terjemahan, nama penerjemah, tahun terjemahan, nama tempat penerbitan dan nama penerbit terjemahan. Jika tahun penerbitan buku asli tidak dicantumkan, ditulis dengan kata Tanpa tahun. Contoh:

Page 148: “rental”. Hasilnya

134

Connel, D.W. dan G.J. Miller. 1990. Kimia dan Entoksikologi Pencemaran. Terjemahan oleh Y. Koestoer. 1995. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Ary, D., L.C. Jacobs, dan A. Razaviech. Tanpa tahun. Pengantar Penelitian Pendidikan. Terjemahan oleh Arief Furchan. 1982. Surabaya: Usaha Nasional.

k. Rujukan dari Skripsi, Tesis, atau Disertasi Nama penulis ditulis paling depan, diikuti dengan tahun yang tercantum pada sampul, judul skripsi, tesis, atau disertasi diapit tanda kutip diikuti dengan pernyataan skripsi, tesis, atau disertasi tidak diterbitkan, nama kota tempat perguruan tinggi, dan nama fakultas serta nama perguruan tinggi. Contoh: Pitayaningrum, C.W. 2004. “Efek Perebusan 30 Menit dengan Daun Kumis Kucing terhadap Penurunan Kandungan Logam Berat dalam Hati dan Usus Sapi yang Digembalakan di TPA Jatibarang, Semarang”. Skripsi. Semarang:Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro.

Page 149: “rental”. Hasilnya

135

Siswokartono, S.W.E. 2000. “Partisipasi dalam Pelestarian Aset Budaya: Studi Korelasional antara Pengetahuan Sejarah Kebudayaan, Sikap terhadap Kebudayaan, dan Minat Siswa SMU Negeri di Semarang terhadap Wisata Budaya (1999)”. Disertasi. Jakarta: Program Pascasarjana, Universitas Negeri Jakarta. l. Rujukan dari Makalah yang Disajikan dalam

Seminar, Penataran, atau Lokakarya Nama penulis ditulis paling depan, dilanjutkan dengan tahun, judul makalah diapit tanda kutip, kemudian diikuti dengan pernyataan “Makalah disajikan dalam ….”, nama pertemuan, lembaga penyelenggara, tempat penyelenggaraan, dan tanggal serta bulannya. Contoh: Dwiloka, B. 2003. “Menulis Karya Ilmiah”. Makalah disajikan dalam Penataran dan Lokakarya Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Universitas Stikubank Semarang. Semarang, 2 Agustus. Dwiloka, B. 2003. “Metodologi Penelitian, Sebuah Pengantar”. Makalah disajikan dalam Lokakarya Metodologi Penelitian bagi Dosen-dosen Senior STIE Surakarta. Surakarta, 13 Juni.

Page 150: “rental”. Hasilnya

136

m. Rujukan dari Internet Berupa Karya Individu Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut tahun, judul karya tersebut (diapit tanda kutip) dengan diberi keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung. Contoh: Abadi, C.J. 2002. “Kumis Kucing”, (Online), (http://www. chang.jaya-abadi.com.jamu-jawa04htm/., diakses 12 Desember 2003). Hitchock, S., L.Carr, dan W. Hall. 1996. “A Survey of STM Online Journals, 1990-95: The Calm before the Storm”,(Online), (http://journal.ecs.soton.ac.uk/ survey/survey.html, diakses 12 Juni 1996). n. Rujukan dari Internet Berupa Artikel dari Jurnal Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut tahun, judul artikel, nama jurnal (diapit tanda kutip) dengan diberi keterangan dalam kurung (Online), volume dan nomor, dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung.

Page 151: “rental”. Hasilnya

137

Contoh:

Griffith, A.I. 1995. “Coordinating Family and School:

Mothering for Schooling”. Education Policy Analysis

Archive, (Online), Vol. 3, No. 1, (http://olam.ed.asu.

edu/epaa/, diakses 12 Februari 1997).

o. Rujukan dari Internet Berupa Bahan Diskusi

Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak,

diikuti secara berturut-turut oleh tanggal, bulan, tahun, topik

bahan diskusi, nama bahan diskusi (diapit tanda kutip)

dengan diberi keterangan dalam kurung (Online), dan

diakhiri dengan alamat e-mail sumber rujukan tersebut

disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda

kurung.

Contoh:

Wilson, D. 20 November 1995. “Summary of Citing Internet

Sites”. NETTRAIN Discussion List, (Online),

([email protected], diakses 22

November 1995).

Page 152: “rental”. Hasilnya

138

p. Rujukan dari Internet Berupa E-mail Pribadi Nama pengirim (jika ada) dan disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail pengirim), diikuti secara berturut-turut oleh tanggal, bulan, tahun, topik isi bahan (diapit tanda kutip), nama yang dikirimi disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail yang dikirim). Contoh: Naga, Dali S. ([email protected]). 1 Oktober 1997. “Artikel untuk JIP”. E-mail kepada Ali Saukah (jipsi@mlg. ywcn.or.id). 4.5.2 Penulisan Tabel Skripsi yang lengkap, selain menganalisis data dengan saksama, juga mencantumkan tabel yang merupakan gambaran nyata analisis masalah. Nama-nama tabel diberi nomor dengan angka Arab dan dituliskan dengan huruf kapital pada semua awal katanya, kecuali partikel seperti di, ke, dan, dari, yang, terhadap, dan untuk. Jika judul tabel lebih dari satu baris, baris kedua dan seterusnya ditulis sejajar dengan huruf awal judul dengan jarak satu spasi. Judul tabel tanpa diakhiri tanda titik. Jika tabel lebih dari satu halaman, bagian kepala tabel (termasuk teksnya) harus diulang pada halaman selanjutnya. Akhir tabel pada halaman pertama tidak perlu diberi garis

Page 153: “rental”. Hasilnya

139

horizontal. Pada halaman berikutnya, tulisan Lanjutan Tabel ….. pada tepi kiri, tiga spasi dari garis horizontal teratas tabel. Berilah jarak tiga spasi antara teks sebelum tabel dan sesudah tabel . Perhatikan contoh penulisan tabel berikut ini!

Contoh :

Tabel 4.1 Nilai Warna Daging Kambing Akibat Stimulasi Listrik berdasarkan Analisis dengan Chromameter

Indeks Kecerahan Warna (L) pada

Ulangan T0 T1 T2 T3 T4

1 39,63 39,17 43,86 39,17 40,82

2 39,87 39,71 40,41 39,12 41 ,06

3 39,01 38,55 42,63 38,89 40,85

4 33,78 39,74 41 ,76 35,65 41 ,09

Jumlah 152,29 157 ,17 168,65 152,83 163,82

Rerata 38,07 c 39,29bc 42,16a 38,20c 40,95ab

Superskrip huruf kecil yang berbeda pada baris rerata menunjukkan berbeda nyata (P<0,05)

(Sumber : Dwiloka et al. 2005).

Page 154: “rental”. Hasilnya

140

Nomor tabel tersebut menunjukkan bahwa tabel itu terletak pada Bab IV dengan nomor urut pertama. Cara penulisannya adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1 berisi hasil uji warna daging kambing dengan alat chromameter setelah diberi perlakuan dengan stimulasi listrik. Jika dideskripsikan, maka tabel tersebut akan “berbunyi” sebagai berikut. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa lama stimulasi listrik sampai 60 detik (T2) sebesar (42,16) berbeda secara nyata (P<0,05) memberikan nilai kecerahan warna yang baik pada penelitian ini dan pada T3 (90 detik) menurunkan nilai kecerahan (38,20) sedangkan pada T4 (120 detik) nilai kecerahan terlihat kembali meskipun tidak secerah pada waktu 60 detik (T2).

4.5.3 Penyajian Gambar, Grafik, atau Skema

Gambar, grafik, atau skema, tidak harus dimaksudkan untuk membangun deskripsi, tetapi dimaksudkan untuk menekankan hubungan tertentu yang signifikan. Gambar juga dapat digunakan untuk menyajikan data statistik berbentuk grafik atau histogram.

Pada dasarnya, penyajian gambar, grafik, atau skema (jika ada), hampir sama dengan cara penulisan tabel. Nomor urut gambar, grafik, atau skema, dengan angka Arab 1, 2, 3, dan seterusnya. Berbeda dengan tabel, cara penulisan gambar, grafik, atau skema, dituliskan di bawah gambar, grafik, atau skema. Cara penulisan judul gambar, grafik, atau

Page 155: “rental”. Hasilnya

141

skema sama dengan penulisan judul tabel. Perhatikan contoh-contoh berikut!

Contoh membuat gambar (sebagian perguruan tinggi ada yang menyebutkan dengan istilah ilustrasi).

Gambar 4. 1 Histogram Frekuensi Nilai Daya Iris Daging Ayam Petelur Afkir Akibat Perlakuan Pemberian Aras Papain yang Berbeda

(Sumber : Dwiloka et al. 2005).

Nomor gambar tersebut menunjukkan bahwa gambar itu terletak pada Bab IV dengan nomor urut pertama. Gambar tersebut menunjukkan hasil penelitian nilai daya iiris daging ayam petelur afkir setelah diberi perlakuan dengan pemberian aras (level) papain.

0

10

20

30

40

50

60

T0 T1 T2 T3

Aras Papain (%)

Nila

i Day

a Ir

is (N

)

52,98

38,08

25,47

13,44

Page 156: “rental”. Hasilnya

142

Contoh pembuatan bagan:

Bagan 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Penelitian

(Sumber: Riana 2005.)

Ketidakcermatan

dalam berbahasa Indonesia

Pilihan

kata

Pengguna a n

eja a n

Penyusunan

kalimat

Peny usunan

alinea

Kalimat tanpa subjek

Kalimat dengan objek berkata depan

Konstruksi yang bermakna ganda

Kurang padunya gagasan

Kurang ekonomis pemakaian kata

Kurang logis susunan bahasanya Bentuk kata dalam rincian yang

tidak sejajar

Penulisan huruf

Penulisan kata

Penulisan tanda baca

Penulisan singkatan dan akronim

Penulisan angka dan lambang bilangan

Penulisan unsur serapan

Skripsi t ida k m em enu h i ka ida h eja a n y a ng

disempurnakan dan tata bahasa baku bahasa Indon esia

Page 157: “rental”. Hasilnya

143

Contoh membuat skema:

Buku tabungan pengambilan uang

Skema 2.1 Prosedur Menabung dalam Tabanas

(Sumber: Arifin 2003:49)

Calon penabung menghubungi

Bank penyelenggara

Calon penabung mengisi dan menandatangani

formulir permintaan untuk menjadi peserta Tabanas

dan menyiapkan uang

Bank penyelenggara menyiapkan dan menyerahkan

buku tabungan

Page 158: “rental”. Hasilnya

144

BAB V PENERAPAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN

5.1 Pengantar Dalam hubungan dengan penggunaan bahasa, bab ini berisi uraian tentang pemakaian ejaan yang disempurnakan. Acuan utama bab ini adalah Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, edisi kedua berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987. Keputusan ini kemudian dicermatkan pada Rapat Kerja ke-30 Panitia Kerja Sama Kebahasaan di Tugu, tanggal 16-20 Desember 1990, dan diterima pada Sidang ke-30 Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia di Bandar Seri Begawan, tanggal 4-6 Maret 1991. Pada pembicaraan ini hanya dikutipkan beberapa hal saja yang ada hubungannya dengan penulisan huruf, penulisan kata, dan tanda baca. Selain itu, dilengkapi pula dengan beberapa hal penting tentang pembentukan istilah. 5.2 Penerapan Ejaan

Penerapan ejaan yang disempurnakan mencakupi Penulisan Huruf, Penulisan Kata, Penulisan Unsur Serapan, Pemakaian Tanda Baca,

Page 159: “rental”. Hasilnya

145

5.2.1 Penulisan Huruf a. Huruf Kapital Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai berikut. 1) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal

kalimat. Misalnya: Dia mengantuk. Perlu dibedakan antara … Pekerjaan itu belum selesai. 2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan

langsung. Misalnya:

Adik bertanya, “Kapan kita pulang?” Bapak menasihatkan, “Berhati-hatilah, Nak!” “Kemarin engkau terlambat”, katanya. “Besok pagi,” kata Ibu, “dia akan berangkat”.

3) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, nama Tuhan termasuk kata gantinya. Misalnya: Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Quran, Weda, Alkitab, Islam, Kristen.

Page 160: “rental”. Hasilnya

146

Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya. Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat.

4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya: Mahaputra Yamin Sultan Hasanudin Haji Agus Salim Imam Syafii Nabi Ibrahim Akan tetapi, perhatikan penulisan berikut. Dia baru saja diangkat menjadi sultan. Tahun ini ia pergi haji. Hasanuddin, sultan Makassar, digelari Ayam Jantan dari Timur.

5) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, seperti Gubernur Mardiyanto, Menteri Bambang Sudibyo, Profesor Supomo, Letnan Jenderal Djoko Santoso, Perdana Menteri Nehru.

Perhatikan penulisan berikut! Siapakah gubernur yang baru dilantik itu?

Page 161: “rental”. Hasilnya

147

Kemarin Mayor Jenderal Djoko Santoso baru diangkat menjadi letnan jenderal.

6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama orang.

Misalnya: Sri Andariyani, Dewi Sartika, Amir Hamzah

7) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa. Misalnya: bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris Perhatikan! mengindonesiakan kata-kata asing Jangan keinggris-inggrisan.

8) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun,

bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah. Misalnya: tahun Hijrah, bulan Agustus, hari Galungan, hari Natal, Perang Candu, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Perhatikan! Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan …. Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang …

9) Huruf kapital dipakai sebagai nama khas geografi. Misalnya: Asia Tenggara, Kali Brantas, Lembah Baliem, Cirebon

Page 162: “rental”. Hasilnya

148

Akan tetapi, mandi di kali, pergi ke arah tenggara 10) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi

badan, lembaga pemerintahan, ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi.

Misalnya: Republik Indonesia Departemen Pendidikan Nasional Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 57, Tahun 2004 Akan tetapi, pemerintah republik kita menurut undang-undang yang berlaku beberapa badan hukum 11) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur

bentuk ulang sempurna yang terdapat dalam nama badan, lembaga pemerintah, ketatanegaraan, dan dokumen resmi.

Misalnya: Perserikatan Bangsa-Bangsa Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Rancangan Undang-Undang Kepegawaian

Page 163: “rental”. Hasilnya

149

12) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata partikel seperti di, ke, dari, untuk, dan yang, yang tidak pada posisi awal.

Misalnya: Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma Bacalah majalah Bahasa dan Sastra Ia adalah agen koran Suara Merdeka 13) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur

singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan. Misalnya: Dr. doktor M.A. master of arts S.H. sarjana hukum S.E. sarjana ekonomi Prof. profesor Tn. tuan Ny. nyonya Sdr. saudara 14) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata

penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman, yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.

Misalnya: “Kapan Bapak berangkat?” tanya Harno. Adik bertanya, “Itu apa, Bu?” “Silakan duduk, Dik!” kata Dhika.

Page 164: “rental”. Hasilnya

150

Besok Paman akan datang. Akan tetapi, Kita harus menghormati bapak dan ibu kita. Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga. 15) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti

Anda. Misalnya: Sudahkan Anda tahu? b. Huruf Miring 1) Huruf miring digunakan apabila menulis nama buku,

majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan. Misalnya: buku Negarakertagama karangan Prapanca majalah Ekonomi dan Bisnis surat kabar Kompas

2) Huruf miring digunakan apabila menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata. Misalnya: Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital. Buatlah kalimat dengan berlepas tangan Dia bukan menipu, tetapi ditipu.

3) Huruf miring digunakan apabila menulis kata nama-

nama ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.

Page 165: “rental”. Hasilnya

151

Misalnya: Nama ilmiah padi adalah Oryza sativa Politik devide et impera pernah meraja lela di negeri ini. Weltanschauung antara lain diterjemahkan menjadi ‘pandangan dunia’. Akan tetapi, Negara itu telah mengalami empat kudeta.

5.2.2 Penulisan Kata

a. Kata Dasar Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Misalnya: Ibu percaya bahwa engkau tahu. Kantor pajak penuh sesak. Buku itu tebal. b. Kata Turunan 1) Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai

dengan kata dasarnya. Misalnya : bergetar, dibiayai, penetapan, mempermainkan, menengok

Page 166: “rental”. Hasilnya

152

2) Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya kalau bentuk dasarnya berupa gabungan kata. Misalnya: bertepuk tangan, garis bawahi, menganak sungai, sebar luaskan

3) Jika bentuk dasar berupa gabungan kata dan sekaligus

mendapat awalan dan akhiran, maka kata-kata itu ditulis serangkai. Misalnya: memberitahukan, mempertanggungjawabkan, dilipatgandakan, penghancurleburan

4) Jika salah satu gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya: adipati, amoral, antikomunis, aerodinamika, antarkota, anumerta, bikarbonat, caturtunggal, dasawarsa, ekstrakurikuler, infrastruktur, kosponsor, mahasiswa, mancanegara, nonkolaborasi, nonkolesterol, Pancasila, pramuniaga, prasangka, subseksi, telepon, ultramodern Catatan: (1) Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf

awalnya adalah huruf kapital, di antara kedua kata tersebut dituliskan tanta hubung (-).

Contoh : non-Indonesia, pan-Afrikanisme

Page 167: “rental”. Hasilnya

153

(2) Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa, dan kata yang bukan kata dasar, gabungan itu ditulis terpisah.

Contoh : Maha Esa, Maha Kuasa, Maha Pengasih

c. Kata Ulang Bentuk ulang ditulis lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Misalnya: anak-anak, biri-biri, bumiputera-bumiputera, gerak-gerik, centang-perenang, mondar-mandir, tunggang-langgang, dibesar-besarkan d. Gabungan Kata 1) Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk,

termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah. Misalnya : duta besar, kambing hitam, orang tua, mata pelajaran, mata kuliah, simpang empat, rumah sakit umum, kereta

api cepat luar biasa, model linier 2) Jika mungkin menimbulkan salah baca, dapat diberi

tanda hubung. Misalnya: alat pandang-dengar, ibu-bapak kami

Page 168: “rental”. Hasilnya

154

3) Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata ditulis serangkai. Misalnya: acapkali, adakalanya, akhirulkalam, alhamdulillah, belasungkawa, halalbihalal, dukacita, kasatmata, puspawarna, sukacita, titimangsa, paramasastra, saputangan, radioaktif, saripati, olahraga, saptamarga e. Kata Ganti ku, kau-, -mu, dan -nya Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya: kumiliki, kauambil; -ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya : bukuku, bukumu, bukunya f. Kata Depan di, ke, dan dari Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali jika gabungan kata itu sudah dianggap satu kata, seperti kepada dan daripada. Misalnya: Kain itu terletak di dalam lemari. Bermalam semalam di sini. Ke mana saja ia selama ini. Ia datang dari Surabaya kemarin. Kita perlu berpikir sepuluh tahun ke depan.

Page 169: “rental”. Hasilnya

155

Penulisan gabungan kata yang sudah dianggap sebagai suku kata. Si Amin lebih tua daripada Si Ahmad. Kami percaya sepenuhnya kepada kakaknya. Kesampingkan saja persoalan yang tidak penting itu. Semua orang terkemuka di desa itu hadir dalam pertemuan itu. g. Kata si dan sang Ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya: Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil. Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim. h. Partikel 1) Partikel –lah, -kah, dan –tah, ditulis serangkai, misalnya:

bacalah, apakah, apatah 2) Partikel pun ditulis terpisah, misalnya: apa pun, pulang

pun, ayah pun, satu kali pun; kecuali : adapun, maupun, bagaimanapun, sungguhpun, kalaupun, kendatipun, meskipun, sekalipun, andaipun, ditulis serangkai.

3) Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’, ditulis

terpisah, misalnya : per 1 Oktober, per helai, satu per satu.

Page 170: “rental”. Hasilnya

156

i. Singkatan dan Akronim 1) Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau

pangkat diikuti dengan tanda titik. Misalnya: M.S. Kaban Muh. Yamin Sukamto S.A. M.B.A. master of business administration M.Sc. master of science S.E. sarjana ekonomi S.H. sarjana hukum S.Kar. sarjana karawitan Bpk. Bapak Sdr. Saudara Kol. Kolonel

2) Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, atau organisasi serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata, ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik. Misalnya: DPR Dewan Perwakilan Rakyat PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia GBHN Garis-Garis Besar Haluan Negara SMTP sekolah menengah tingkat pertama PT persereoan terbatas KTP kartu tanda penduduk

Page 171: “rental”. Hasilnya

157

3) Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Misalnya : dll. dan lain-lain dsb. dan sebagainya dst. dan seterusnya hlm. halaman sda. sama dengan atas Yth. Yang terhormat Akan tetapi, a.n. atas nama d.a. dengan alamat u.b. untuk beliau u.p . untuk perhatian

4) Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik. Misalnya: Cu kuprum TNT trinitrotoluen kGy kilogray cm sentimeter kVA kilovolt-ampere l liter kg kilogram g gram Rp rupiah

Page 172: “rental”. Hasilnya

158

5) Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Misalnya: ABRI Angkatan Bersenjata Republik Indonesia LAN Lembaga Administrasi Negara PASI Persatuan Atletik Seluruh Inddonesia IKIP Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan SIM surat izin mengemudi

6) Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Misalnya: Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Iwapi Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia Kowani Kongres Wanita Indonesia Sespa Sekolah Staf Pimpinan Administrasi

7) Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. Misalnya: pemilu pemilihan umum radar radio detecting and ranging rapim rapat pimpinan rudal peluru kendali tilang bukti pelanggaran

Page 173: “rental”. Hasilnya

159

j. Angka dan Lambang Bilangan 1) Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D (500), M (1.000) 2) Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang,

berat, luas, dan isi, (ii) satuan waktu, (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas. Misalnya : 0,5 cm 1 jam 10 menit 10% 5 kg pukul 15.00 10 orang 4 m2 tahun 1928 10 l Rp5.000.000,00

3) Angka digunakan untuk nomor jalan, rumah, apartemen, kamar pada alamat. Misalnya : Jalan Tanah Abang I No. 15

4) Angka digunakan untuk menomori bagian karangan atau ayat suci. Misalnya: Bab X, Pasal 5, halaman 126 Surah Yasin: 9

5) Penulisan lambang bilangan dengan huruf. a) Bilangan utuh: dua belas, dua puluh dua b) Bilangan pecahan: setengah, seperempat, satu permil

Page 174: “rental”. Hasilnya

160

6) Kata bilangan tingkat. Misalnya: Paku Buwono X Paku Buwono ke-10 Paku Buwono kesepuluh Bab II Bab ke-2 Bab kedua

7) Kata bilangan yang terdapat akhiran –an. Misalnya: tahun 2000-an (tahun dua ribuan), uang 1.000-an (uang seribuan)

8) Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika lambang bilangan dipakai secara umum. Misalnya: Andar menonton drama itu sampai tiga kali. Etik memesan tiga ratus ekor ayam. Di antara 72 orang yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju, dan 5 orang memberikan suara blangko. Kendaraan yang ditempuh untuk pengangkutan umum terdiri atas 50 bus, 100 helicak, 100 bemo.

9) Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan

huruf. Jika perlu susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.

Page 175: “rental”. Hasilnya

161

Misalnya: Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu. Pak Tomo mengundang 250 orang tamu. Bukan: 15 orang tewas dalam kecelakaan itu. Dua ratus lima puluh orang tamu diundang Pak Tomo. 10) Angka yang menunjukkan bilangan bulat yang besar

dapat dieja untuk sebagian, sehingga mudah dibaca. Misalnya: 750.000.000, ditulis 750 juta

11) Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf

sekaligus dalam teks, kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi. Misalnya: Kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai. Di lemari itu tersimpan 805 buku dan majalah. Bukan: Kantor kami mempunyai 20 (dua puluh) orang pegawai. Di lemari itu tersimpan 805 (delapan ratus lima) buku dan majalah.

12) Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf,

penulisannya harus tepat. Misalnya:

Page 176: “rental”. Hasilnya

162

Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp999,75 (sembilan ratus sembilan puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus rupiah). Saya lampirkan tanda terima uang sebesar 999,75 (sembilan ratus sembilan puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus) rupiah.

5.2.3 Penulisan Unsur Serapan Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan adalah sebagai berikut. aa (Belanda) menjadi a paal pal baal bal octaaf oktaf ae tetap ae jika tidak bervariasi dengan e aerob aerob aerodinamics aerodinamika ae, jika bervariasi dengan e, menjadi e haemoglobin hemoglobin haematite hematite ai tetap ai trailer trailer au tetap au audiogram audiogram

Page 177: “rental”. Hasilnya

163

autotroph autotrof caustic kaustik

c di muka a, u, o dan konsonan, menjadi k calomel kalomel construction konstruksi cubik kubik coup kup classification klasifikasi crystal kristal c di muka e, i, oe, dan y, menjadi s central sentral cent sen cybernetics sibernetika circulation sirkulasi cylinder silinder coelom selom cc di muka o, u dan konsonan, menjadi k accommodation akomodasi acculturation alkulturasi accumulation akumulasi cc di muka e dan i menjadi ks accent aksen cch dan ch di muka a, o dan konsonan menjadi k saccharine sakarin

Page 178: “rental”. Hasilnya

164

charisma karisma cholera kolera technique teknik ch yang lafalnya s atau sy menjadi s echelon eselon machine mesin ch yang lafalnya c menjadi c check cek China Cina ς (Sanskerta) menjadi s ςabda sabda ςastra sastra e tetap e effect efek description deskripsi synthesis sintesis ea tetap ea idealist idealis habeas habeas ee (Belanda) menjadi e systeem sistem ei tetap ei eidetic eidetic

Page 179: “rental”. Hasilnya

165

einsteinium einsteinum eo tetap eo stereo stereo geometry geometri eu tetap eu neutron neutron eugenol eugenol f tetap f fanatic fanatik factor faktor gh menjadi g sorghum sorgum gue menjadi ge igue ige gigue gige i, pada awal kata di muka vokal, tetap i iambus iambus ion ion ie (Belanda) menjadi i jika lafalnya i politiek politik ie tetap ie jika lafalnya bukan i variety varietas

Page 180: “rental”. Hasilnya

166

patient pasien efficient efisien kh (Arab) tetap kh khusus khusus akhir akhir ng tetap ng contingent kontingen congres kongres oe (oi Yunani) menjadi e oestrogen estrogen oenology enologi foetus fetus oo (Belanda) menjadi o komfoor kompor provoost provos oo (Inggris) menjadi u cartoon kartun proof pruf pool pul oo (vokal Belanda) menjadi oo zoology zoologi ou menjadi u jika lafalnya u

Page 181: “rental”. Hasilnya

167

gouverneur gubernur coupon kupon contour kontur ph menjadi f phase fase physiology fisiologi photograph fotograf ps tetap ps pseudo pseudo psychiatry psikiatri pt tetap pt pterosaur pterosaur ptyalin ptyalin q menjadi k aquarium akuarium aquadest akuades rh menjadi r rhapsody rapsodi rhythm ritme rhetoric retorik sc di muka a, o, u dan konsonan, menjadi sk scandium skandium scotopia skotopia scutella skutela

Page 182: “rental”. Hasilnya

168

scriptie skripsi sc di muka e, i, dan y, menjadi s scenography senografi scintillation sintilasi scyphistoma sifistoma sch di muka vokal menjadi sk schema skema schizophrenia skizoprenia t di muka i menjadi s jika lafalnya s ratio rasio action aksi th menjadi t theocracy teokrasi orthography ortografi method metode u tetap u unit unit institute institut structure struktur ua tetap ua dualism dualisme ue tetap ue

Page 183: “rental”. Hasilnya

169

suede sued duet duet ui tetap ui equinox ekuinoks conduite konduite uo tetap uo fluorescence fuoresin quorum kuorum quota kuota uu menjadi u prematuur prematur vacuum vakum v tetap v vitamin vitamin television televisi x pada awal kata tetap x xanthate xantat xenon xenon xylophone xilofon x pada posisi lain menjadi ks extra ekstra taxi taksi

Page 184: “rental”. Hasilnya

170

xc di muka e dan menjadi ks exception eksepsi excess ekses xc di muka a, o, u dan konsonan menjadi ksk excavation ekskavasi exclusive eksklusif y tetap y jika lafalnya i yakitori yakitori yen yen y menjadi i jika lafalnya i dynamo dinamo psychology psikologi z tetap z zenith zenit zodiac zodiak Konsonan ganda menjadi konsonan tunggal kecuali kalau dapat membingungkan. Misalnya : gabbro gabro accu aki effect efek commission komisi ferrum ferum

Page 185: “rental”. Hasilnya

171

5.2.4 Pemakaian Tanda Baca a. Tanda Titik (.) 1) Tanda titik digunakan pada akhir kalimat yang bukan

pertanyaan atau seruan. Misalnya: Ayahku tinggal di Pekalongan. Hari ini tanggal 6 Mei 2005.

2) Tanda titik digunakan di belakang angka atau huruf

dalam satu bagan, ikhtisar, atau daftar. Misalnya: a. III. Departemen Dalam Negeri

A. Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah B. Direktorat Jenderal Agraria I. ……

b.1 Patokan Umum 1.1 Isi Karangan 1.2 Ilustrasi 1.2.1 Gambar Tangan 1.2.2 Tabel 1.2.3 Grafik 3) Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam,

menit, dan detik yang menunjukkan waktu. Misalnya: pukul 21.25.10 (pukul 21 lewat 25 menit 10 detik)

Page 186: “rental”. Hasilnya

172

4) Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam,

menit, dan detik yang menunjukkan jangka waktu. Misalnya: 1.32.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik) 0.20.30 (20 menit, 30 detik)

5) Tanda titik digunakan di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan nada tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka. Misalnya: Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltervreden: Balai Poestaka.

6) Tanda titik digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya, yang menunjukkan jumlah.

Misalnya: Desa itu berpenduduk 25.200 orang. Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.611 jiwa.

Jika tidak menunjukkan jumlah, penulisannya: Ia lahir pada tahun 1993 di Semarang. Lihat halaman 2345 dan seterusnya. Nomor rekeningnya 0123456789. 7) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang

merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya. Misalnya:

Page 187: “rental”. Hasilnya

173

Acara Kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Salah Asuhan Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Kota Semarang Berdasarkan Umur Bentuk dan Kebudayaan (Bab I UUD 1945)

8) Tanda titik tidak dipakai di belakang (a) alamat pengirim dan tanggal surat, atau (b) nama dan alamat penerima surat. Misalnya: Jalan Diponegoro 82 Jakarta 1 April 2005 Yth. Sdr. Budi Hartono Jalan Akasia 45 Semarang Kantor Penempatan Tenaga Jalan Cikini 72 Jakarta

b. Tanda Koma (,) 1) Tanda koma digunakan di antara unsur-unsur dalam

suatu perincian atau pembilangan. Misalnya: Saya membeli kertas, pena, dan tinta. satu, dua, …tiga!

Page 188: “rental”. Hasilnya

174

2) Tanda koma digunakan untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan. Misalnya: Saya ingin datang, tetapi hari hujan. Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Haryo.

3) Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat, jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya. Misalnya: Kalau hari hujan, saya tidak akan datang. Karena sibuk, ia lupa akan janjinya. Tetapi jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya, tanda koma tidak dipakai. Misalnya: Saya tidak akan datang kalau hari hujan. Dia lupa akan janjinya karena sibuk.

4) Tanda koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kata. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, dan akan tetapi. Misalnya: …. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati. …. Jadi, kita tidak bertemu lagi. …. Meskipun begitu, saya tidak percaya lagi. …. Lagi pula, siapa yang akan percaya sama kamu.

Page 189: “rental”. Hasilnya

175

5) Tanda koma digunakan untuk memisahkan kata seperti o,

ya, wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat. Misalnya: O, begitu? Wah, bukan main! Hati-hati, ya, nanti jatuh.

6) Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan

langsung dari bagian lain dalam kalimat. Misalnya: Kata Ibu, “Saya gembira sekali.” “Saya gembira sekali,” kata Ibu, “karena kamu lulus.”

7) Tanda koma digunakan di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, dan (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. Misalnya: Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Jalan Raya Darmaga, Bogor. Sdr. Muhammad Abubakar, Jalan Pinangsia I, Jakarta Semarang, 6 Mei 1993 Kuala Lumpur, Malaysia

8) Tanda koma digunakan untuk menceraikan bagian nama

yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.

Page 190: “rental”. Hasilnya

176

Misalnya: Dwiloka, Bambang. 2001. Pangan dan Gizi. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

9) Tanda koma digunakan di antara bagian-bagian dalam catatan kaki. Misalnya: W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang (Yogyakarta: UP Indonesia. 1967), hlm. 4.

10) Tanda koma digunakan di antara nama orang dan gelar

akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Misalnya: B. Sasikirana, S.H. Ny. Andariyani, M.A.

11) Tanda koma digunakan di muka angka persepuluhan atau

di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. Misalnya: 12,5 m Rp12,50

12) Tanda digunakan untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi. Misalnya: Dosen saya, Pak Aman, pandai sekali.

Page 191: “rental”. Hasilnya

177

Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang laki-laki yang makan sirih. Semua siswa, baik laki-laki maupun yang perempuan, mengikuti latihan paduan suara.

Bandingkan dengan keterangan pembatas yang pemakaian-nya tidak diapit tanda koma: Semua siswa yang lulus ujian mendaftarkan namanya pada panitia. 13) Tanda koma digunakan untuk menghindari salah baca, di

belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat. Misalnya: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.

Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa. 14) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan

langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru. Misalnya: “Di mana Saudara tinggal?” tanya Monang. “Berdiri lurus-lurus!” perintahnya.

Page 192: “rental”. Hasilnya

178

c. Tanda Titik Koma (;) 1) Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagian-

bagian kalimat yang sejenis dan setara. Misalnya: Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.

2) Tanda titik koma digunakan sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk. Misalnya: Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; Ibu sibuk bekerja di dapur; Adik menghapal nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran “Pilihan Pendengar”

d. Tanda Titik Dua (:)

1) Tanda titik dua digunakan pada akhir suatu pernyataan

lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian. Misalnya: Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dam lemari. Jika rangkaian atau pemerian merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan, tanda titik dua tidak dipakai. Misalnya: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.

Page 193: “rental”. Hasilnya

179

Fakultas itu mempunyai jurusan ekonomi umum dan jurusan ekonomi perusahaan.

2) Tanda titik dua digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. Misalnya: a. Ketua : Etik Handayani Sekretaris : Sri Andariyani Bendahara : Poppy Sondakh b. Tempat Sidang : Ruang 108 Pengantar Acara : Sarwipeni Wulandaru Hari : Senin Waktu : pukul 09.30

3) Tanda titik dua digunakan pada teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. Misalnya: Ibu : (meletakkan beberapa kopor) “Bawa kopor ini, Mir!” Amir : “Baik Bu.” (mengangkat kopor dan masuk) Ibu : “Jangan lupa. Letakkan baik-baik!” (duduk di kursi besar)

4) Tanda titik dua di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) bab dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan subjudul suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan. Misalnya: Tempo, 1 (1971), 34:7 Surah Yasin: 9

Page 194: “rental”. Hasilnya

180

Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit. Dwiloka, Bambang. 2001. Pangan dan Gizi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

e. Tanda Hubung (-) 1) Tanda hubung digunakan untuk menyambung suku-suku

kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris. Misalnya: Suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris atau pangkal baris. Misalnya: atau atau

Di samping cara-cara lama itu ada ju- ga cara yang baru. Beberapa pendapat mengenai masalah itu telah disampaikan …. Walaupun sakit, mereka tetap tidak mau beranjak ….

Beberapa pendapat mengenai masalah itu telah disampaikan …. Walaupun sakit, mereka tetap tidak mau beranjak….

Page 195: “rental”. Hasilnya

181

bukan

2) Tanda hubung digunakan untuk menyambung awalan

dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris. Misalnya:

Akhiran –i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris.

3) Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-

unsur kata ulang. Misalnya: anak-anak berulang-ulang

Beberapa pendapat mengenai masalah i- tu telah disampaikan …. Walaupun sakit, mereka tetap tidak ma- u beranjak …

Kini ada cara baru untuk meng- ukur panas. Kukuran baru ini memudahkan kita me- ngukur kelapa. Senjata ini merupakan alat pertahan- an yang canggih.

Page 196: “rental”. Hasilnya

182

kemerah-merahan

4) Tanda hubung digunakan untuk menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tunggal. Misalnya: p-a-n-i-t-i-a 6-5-1993

5) Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (a) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan, dan (b) penghilangan bagian kelompok kata. Misalnya: ber-evolusi dua puluh lima-ribuan (20 5000) tanggung jawab dan kesetiakawanan-sosial Bandingkan dengan: ber-revolusi dua-puluh-lima-ribuan (1 2500) tanggung jawab dan kesetiakawanan social

6) Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan –an, (d) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan rangkap. Misalnya: se-Indonesia hadiah ke-2

Page 197: “rental”. Hasilnya

183

tahun 60-an mem-PHK-kan Menteri-Sekretaris Negara

7) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing. Misalnya: di-smash pen-tackle-an di-down load

f. Tanda Pisah (--)

1) Tanda pisah digunakan untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan khusus di luar bangun kalimat. Misalnya: Kemerdekaan bangsa itu –saya yakin akan tercapai—diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.

2) Tanda pisah digunakan untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas. Misalnya: Rangkaian temuan ini –evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.

Page 198: “rental”. Hasilnya

184

3) Tanda pisah digunakan di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti ‘sampai’. Misalnya: 1910 – 1945 Tanggal 5-10 April 2005 Semarang – Jakarta

g. Tanda Ellipsis (…) 1) Tanda ellipsis digunakan dalam kalimat yang terputus-

putus. Misalnya: Kalau begitu … ya, marilah kita bergerak.

2) Tanda ellipsis digunakan untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan. Misalnya: Sebab-sebab kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut.

Catatan : Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah titik (….); tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu buah untuk menandai akhir kalimat. Misalnya: Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati ….

Page 199: “rental”. Hasilnya

185

h. Tanda Tanya (?) 1) Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.

Misalnya: Kapan ia berangkat? Saudara tahu, bukan?

2) Tanda Tanya dipakai dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya. Misalnya: Ia dilahirkan tahun 1683 (?) Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?)

i. Tanda Seru (!) Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyata-an yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau pun rasa emosi yang kuat. Misalnya: Alangkah seramnya peristiwa itu! Bersihkan kamar itu sekarang juga! Masakan! Sampai hati juga ia meninggalkan anak istrinya. Merdeka!

Page 200: “rental”. Hasilnya

186

j. Tanda Kurung ( (…) ) 1) Tanda kurung digunakan untuk mengapit tambahan

keterangan atau penjelasan. Misalnya: Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.

2) Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan. Misalnya: Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962. Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.

3) Tanda kurung digunakan untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan. Misalnya: Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a). Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Semarang.

4) Tanda kurung digunakan untuk mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan. Misalnya: Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.

Page 201: “rental”. Hasilnya

187

k. Tanda Kurung Siku ([…])

1) Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli. Misalnya: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.

2) Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung. Misalnya: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya [lihat halaman 35-38] tidak dibicarakan) perlu dibentangkan di sini.

l. Tanda Petik (“…”) 1) Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung

yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain. Misalnya: “Saya belum siap,” kata Andar, “tunggu sebentar!” Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.”

2) Tanda petik dipakai untuk mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.

Page 202: “rental”. Hasilnya

188

Misalnya: Bacalah “Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat. Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul “Rapor dan Nilai Prestasi di SMA” diterbitkan dalam Tempo.

3) Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. Misalnya: Ia bercelana panjang yang dikenal dengan nama “cubrai”.

4) Tanda petik juga dipakai sebagai tanda baca penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung. Misalnya: Kata Tono, “Saya juga minta satu.”

5) Tanda petik juga dipakai sebagai tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat. Misalnya: Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “Si Hitam”. Bang Komar sering disebut “pahlawan”, ia sendiri tidak tahu sebabnya.

Page 203: “rental”. Hasilnya

189

Catatan: Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup pada pasangan tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris. m. Tanda Petik Tunggal (‘…’) 1) Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang

tersusun di dalam petikan lain. Misalnya: Tanya Meilia, “Kau dengan bunyi ‘kring-kring’ tadi?” “Waktu buka pintu kamar depan, kudengar teriak anakku, ‘Ibu, Bapak pulang’, dan rasa letihku lenyap seketika,” ujar Bapak Santoso.

2) Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata ungkapan asing. Misalnya: rate of inflation ‘laju inflasi’ feed-back ‘balikan’

n. Tanda Garis Miring (/) 1) Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat dan

nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim. Misalnya: No. 036/Kep/DIKTI/2002

Page 204: “rental”. Hasilnya

190

Jalan Kramat II/10 Tahun anggaran 2004/2005

2) Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan,

atau, atau tiap. Misalnya: mahasiswa/mahasiswi harganya Rp150,00/lembar

o. Tanda Apostrof (‘) Tanda penyingkat atau apostrof dipakai untuk menunjukkan peng-hilangan bagian kata atau bagian angka tahun. Misalnya: Ali ‘kan kusurati (‘kan = akan) 2 April ’05 (’05 = 2005) p. Tanda Ulang (…2) Tanda ulang dipakai dalam tulisan cepat dan notula untuk menyatakan pengulangan kata dasar. Misalnya: kata2 lebih2 ber-darah2

Page 205: “rental”. Hasilnya

191

5.2.5 Ejaan Kata dan Istilah Baku Berikut disajikan ejaan kata dan istilah baku bahasa Indonesia (sumber : Panitia Bulan Bahasa Tahun 1984, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dalam Arifin, 2003:97-106 dengan beberapa modifikasi dan penambahan).

Baku Tidak Baku e apotek atlet atmosfer cenderamata definisi kartotek komedi konkret problem problematik teori teoretis sistem sistematis rezeki telegram telepon i hakikat

i apotik atlit atmosfir cinderamata difinisi kartotik komidi konkrit problim problimatik tiori teoritis sistim sistimatis rizki; rejeki tilgram tilpun e hakekat

Page 206: “rental”. Hasilnya

192

kaidah nasihat penasihat ie hierarki karier spesies varietas e metode o khotbah u juang berjuang perjuangan lubang berlubang melubangi ubah berubah mengubah diubah perubahan

kaedah nasehat penasehat i hirarki karir sepsis varitas a metoda u khutbah o joang berjoang perjoangan lobang berlobang melobangi obah, robah, rubah berobah mengobah, merobah merubah diobah, dirubah, dirobah perobahan

Page 207: “rental”. Hasilnya

193

-al formal konsepsional operasional personalia rasional spiritual tradisional prinsipal f aktif Februari intensif konferensi positif tafsiran tarif f filologi fisik foto fotokopi v/f advis advokat November

-il formil konsepsionil operasionil personil rasionil spiritual tradisionil prinsipiil p aktip Pebruari intensip konperensi positip tpasiran tarip ph philology phisik photo photokopi, foto copy p/f adpis adpokat Nopember

Page 208: “rental”. Hasilnya

194

motif motivasi aktivitas kreatif kreativitas produktivitas j objek, objektif subjek, subjektif adjektif Catatan: Proyek k teknik keteknikan teknisi teknologi k arkais arkeologi psikis psikologi kh akhir akhlak ikhlas

motip motipasi, motifasi aktipitas, aktifitas kreatip kreatifitas produktifitas y obyek, obyektif, obyektip subyek, subyektif, subyektip ajektif projek h tehnik ketehnikan tehnisi tehnologi kh arkhais arkheologi psikhis psikhologi h ahir, akir ahlak ihlas, iklas

Page 209: “rental”. Hasilnya

195

ikhtiar ng kongres linguistik -ans ambulans balans resistans ons performans -eks kompleks teleks tripleks simpleks lateks -or ekspor impor paspor -isis analisis menganalisis penganalisisan hipotesis

ihtiar ngg konggres lingguistik -an ambulan balan, balens resistan ons performan -ek komplek telek triplek simplek latek -ort eksport import pasport -isa analisa mengalisa penganalisaan hipotesa

Page 210: “rental”. Hasilnya

196

sintesis katalisis hidrolisis -sya- masyarakat syakwasangka sykur mensyukuri s insaf sah sahih saraf -s asas asasi z ijazah z izin zaman -era- jenderal sutera

sintesa katalisa hidrolisa -sa- masarakat sakwasangka sukur mensukuri, menyukuri -sy insyaf syah syahih syaraf -z azas azasi s ijasah j ijin jaman -ra- jendral sutra

Page 211: “rental”. Hasilnya

197

terampil keterampilan terap penerapan -tr- istri mantra putra putri kue-, kui-, kuo- ekuivalen frekuensi kuantum konsekuensi kualifikasi kualitas kuarsa kuitansi kuorum kuota likuidasi -asi konfrontasi dikonfrontasi konsinyasi

trampil ketrampilan trap pentrapan pengetrapan, penetrapan -ter- isteri mantera putera puteri kwa-, kwir-, kwo- ekwivalen frekwensi kwantum konsekwensi kwalifikasi kwalitas kwarsa kwitansi kworum kwota likwidasi -ir konfrontir dikonfrontir konsinyir

Page 212: “rental”. Hasilnya

198

koordinasi nasionalisasi organisasi produksi memproduksi proklamasi diproklamasikan standar standardisasi transpor transportasi antar- antarinstansi antardaerah antaranggota antarpulau antarsuku sub- subbagian subbab subsubbab subbidang imbau mengimbau imbauan

koordinir, kordinir nasionalisir organisir produsir memprodusir proklamir diproklamirkan standard standarisasi transport transporter antar instansi antar daerah antar anggota antar pulau antar suku sub bagian sub bab sub sub bab sub bidang himbau mengimbau himbauan

Page 213: “rental”. Hasilnya

199

utang berutang mengutangkan lain-lain anggota teladan esai konduite risiko survai tim itikad diesel jadwal zona depot film manajemen manajer kategori ilustrasi konsesi masal misi profesor masalah kelola mengelola

berhutang menghutangkan lain-lain amnggauta tauladan esei kondite resiko survei, survey team iktikad disel jadual zone depo filem managemen manager katagori illustrasi konsessi missal missi professor masaalah lola melola

Page 214: “rental”. Hasilnya

200

pengelola dikelola sila silakan mempersilakan dipersilakan wujud berwujud lembap kelembapan kelas kristal pengkristalan sukses menyukseskan terjemah menerjemahkan penerjemah Rp5.000.000,00 10oC 15% persentase

pelola dilola silah silahkan mempersilahkan dipersilaahkan ujud berujud lembab kelembaban klas pengristalan mensukseskan menterjemahkan penterjemah Rp. 5.000.000,- 10 o C 15 % prosentase

Cara penulisan pembentukan istilah, pemenggalan kata, dan bahasa baku lainnya secara rinci dan lengkap dapat dilihat pada Pedoman Umum Pembentukan Istilah (Edisi kedua berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor 0389/U/1988, tanggal 11 Agustus 1988 dan dicermatkan dalam Rapat Kerja

Page 215: “rental”. Hasilnya

201

Panitia Kerja Sama Kebahasaan, tanggal 16-20 Desember 1990), dan Pedoman Pemenggalan Kata (Disahkan dalam Rapat Kerja Sama Kebahasaan di Tugu, 16-20 Desember 1990 dan Sidang ke-30 Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia di Bandar Seri Begawan, 4-6 Maret 1991).

Page 216: “rental”. Hasilnya

202

DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan; Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, dan

Anton M. Moeliono. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Arifin, E. Zaenal. 2003. Dasar-Dasar Penulisan Karangan

Ilmiah. Jakarta: PT Grasindo. Brotowidjoyo, Mukayat D. 1985. Penulisan Karangan

Ilmiah. Jakarta: Akademika Presindo. Dwiloka, Bambang. 1998. “Teknik Penyusunan Laporan

Penelitian”. Makalah disajikan dalam Penataran dan Lokakarya Metodologi Penelitian Dosen Senior se Kopertis-BMPTSI Wilayah VI Jawa Tengah. Semarang, 24-27 September.

Dwiloka, Bambang. 2001. “Menulis Karya Ilmiah”. Makalah

disajikan dalam Seminar Bulanan di STMIK Stikubank. Semarang, 21 April .

Dwiloka, Bambang. 2003. “Metodologi Penelitian, Sebuah

Pengantar”. Makalah disajikan dalam Penataran dan Lokakarya Metodologi Penelitian bagi Dosen-dosen Senior STIE Surakarta. Surakarta, 13 Juni.

Keraf, Gorys. 1980. Komposisi. Ende, Flores: Nusa Indah.

Page 217: “rental”. Hasilnya

203

Latief, A. (Ed). 2001. Ejaan. Jakarta: Pusat Bahasa,

Departemen Pendidikan Nasional. Marzuki. 1977. Metodologi Riset. Yogyakarta: BPFE-UII. Moeliono, Anton M. 1988. “Bangunan Karangan”. Bahan

taklimat yang disampaikan kepada para penyunting di Pusat Bahasa. Jakarta, 21 November.

Moeliono, Anton M. (Ed). 2001. Tata Istilah. Jakarta: Pusat

Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. Pitayaningrum, Candra Wahyuni. 2004. “Efek Perebusan 30

Menit dengan Daun Kumis Kucing terhadap Penurunan Kandungan Logam Berat dalam Hati dan Usus Sapi yang Digembalakan di TPA Jatibarang, Semarang”. Skripsi. Semarang: Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro.

Prayitno, Ngudi. 2003. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan

terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Hotel Grand Candi Semarang”. Skripsi. Semarang: STIEPARI.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2003.

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung: Yrama Widya.

Page 218: “rental”. Hasilnya

204

Riana, Rati. 2005. “Perbandingan Keefektifan Kalimat dalam Laporan Praktik Kerja Lapangan Mahasiswa yang Mendapat dan Tidak Mendapat Mata kuliah Bahasa Indonesia: Studi Kasus pada Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro”. Draft Proposal Tesis. Semarang: Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang.

Sari, Vita Tunjung. 2005. “Pengaruh Kualitas Pelayanan

terhadap Kepuasan Pelanggan di RestauranJanur Kuning Hotel Inna Garuda Yogyakarta”. Proposal Skripsi. Semarang: STIEPARI.

Sikumbang, Abdul Razak. 1981. “Penulisan Karangan

Ilmiah”. Padang: FKSS, IKIP Padang. Siswokartono, W.E. Soetomo. 2000. “Partisipasi dalam

Pelestarian Aset Budaya: Korelasi antara Pengetahuan Sejarah Kebudayaan, Sikap terhadap Kebudayaan, dan Minat Siswa SMU Negeri di Semarang terhadap Wisata Budaya (1999)”. Disertasi. Jakarta: Program Pascasarjana, Universitas Negeri Jakarta.

Soetomo, Y. 2005. “Pengaruh Kinerja, Lingkungan Kerja,

dan DP3 terhadap Karier Dosen PNS Dpk. Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah”. Draft Proposal Disertasi. Malang: Program Pascasarjana, Universitas Merdeka Malang.

Page 219: “rental”. Hasilnya

205

Sudarmoyo, Bambang. 1993. Metodologi Penelitian. Cetakan kedua. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Sudarmoyo, Bambang. 1994. “Metode Studi Pustaka dan

Tulisan Ilmiah Penulisan Usulan Penelitian I”. Makalah disajikan dalam Penataran dan Lokakarya

Metodologi Penelitian di Universitas Semarang. Semarang, 20 Juni.

Suprapto, Djoko. 1994. “Peran Tulisan Ilmiah”. Bahan

Ceramah disajikan dalam Pentaloka Teknik Menulis Karya Ilmiah di Universitas Semarang”. Semarang, 10 Mei.

Suryabrata, Sumadi. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta:

PT RajaGrafindo Persada. Umar, Husein. 1997. Metodologi Penelitian, Aplikasi dalam

Pemasaran. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Universitas Merdeka Malang. 2000. Pedoman Penulisan

Usulan Disertasi. Malang: Program Pascasarjana, Universitas Merdeka Malang.

Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan

Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel,

Page 220: “rental”. Hasilnya

206

Makalah, Laporan Penelitian. Malang: BAAPSI Universitas Negeri Malang.

Universitas Negeri Semarang. 2000. Pedoman Penulisan

Karya Ilmiah Tesis, dan Disertasi Program Pascasarjana. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Universitas Semarang. 1994. “Pedoman Penulisan Ilmiah”.

Acuan 23. Semarang: Yayasan Alumni Universitas Diponegoro, Universitas Semarang.

Wati, Hanum Permata. 2005. “Pengaruh Kompensasi

Finansial terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di Hotel Grand Candi Semarang”. Proposal Skripsi. Semarang: STIEPARI.

Widyamartaya, Al. dan Veronica Sudiati. 1997. Dasar-dasar

Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: PT Gramedia Widia-sarana Indonesia.

Page 221: “rental”. Hasilnya

207

LAMPIRAN

Page 222: “rental”. Hasilnya

208

Lampiran 1 Contoh Halaman Sampul 4 cm da r i

tepi a ta s

RESIDU PESTISIDA PADA DAGING SAPI DIPELIHARA DI TPA JATIBARANG SEMARANG 2 ,5 cm

SETELAH DIREBUS DENGAN VARIASI KONSENTRASI DAUN KUMIS KUCING

2 cm

SKRIPSI 0,5- 1 cm

2 cm

OLEH HARYANIK 1 ,5 cm

NIM H2E000297

3 cm

3 cm

3 cm

2 ,5 cm

UNIVERSITAS DIPONEGORO FAKULTAS PETERNAKAN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK MEI 2004 3 cm dr

tepi ba w a h

Page 223: “rental”. Hasilnya

209

Lampiran 2 Contoh Halaman Judul Lembar Kedua 4 cm da r i

tepi a ta s

RESIDU PESTISIDA PADA DAGING SAPI DIPELIHARA DI TPA JATIBARANG SEMARANG 2 ,5 cm

SETELAH DIREBUS DENGAN VARIASI KONSENTRASI DAUN KUMIS KUCING

3 ,5 cm

SKRIPSI

Diajukan kepada Univ ersitas Diponegoro 3 ,5 cm

untuk memenuhi salah satu persy aratan dalam meny elesaikan program

Sarjana Peternakan 3 ,5 cm

Oleh Hary anik 1 ,5 cm

NIm H2E000297

3 ,5 cm

UNIVERSITAS DIPONEGORO

FAKULTAS PETERNAKAN 2 cm PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK

Mei 2004 3 cm dr tepi

ba w a h

Page 224: “rental”. Hasilnya

210

Lampiran 3 Contoh Lembar Persetujuan Pembimbing

Skripsi oleh Haryanik, NIM H2E000297 ini, telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.

Semarang, 18 April 2004 Pembimbing I,

………………………….. NIP ………….

Semarang, 20 April 2004 Pembimbing II,

…………………………………… NIP ……………..

Page 225: “rental”. Hasilnya

211

Lampiran 4 Contoh Lembar Persetujuan dan Pengesahan

Skripsi oleh Hary anik, NIM H2E000297 ini,

telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 18 Mei 2004.

Dewan Penguji:

(nama lengkap) (nama lengkap) Ketua Anggota

(nama lengkap) (nama lengkap) Anggota Anggota Meny etujui: Mengetahui: Ketua Panitia Ujian Akhir Program, Ketua Program Studi,

(nama lengkap) (nama lengkap) Mengesahkan: Mengetahui: Dekan Fakultas ……………., Ketua Jurusan …………….,

(nama lengkap) (nama lengkap) NIP ………………… NIP ………………

Page 226: “rental”. Hasilnya

212

Lampiran 5.a Contoh Abstrak (Model I)

ABSTRAK

Mariyati, Siti. 1999. Pengaruh Suhu Penyimpanan terhadap Daya Kecambah Benih Kedelai. Skripsi, Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Prof. Drs. H. Widodo, (II) Herawati Susilo, M.Sc.,Ph.D. Kata Kunci: daya kecambah, kedelai, suhu. Suhu penyimpanan merupakan salah satu faktor yang ber-pengaruh terhadap daya kecambah benih kedelai (Glycine max (L) Merr.). Untuk mengetahui pengaruh suhu penyimpanan terhadap daya kecambah kedelai dilakukan dengan jalan menghitung daya kecambah dari benih tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu penyimpanan terhadap daya kecambah benih kedelai, dan diharapkan dapat digunakan dalam pengajaran pendidikan biologi di sekolah, yaitu pada materi biologi kelas II SMA bab pertumbuhan dan perkembangan, subbab pertumbuhan pada tumbuhan serta faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan. Benih kedelai yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Balai Benih Induk Palawija, Bedali, Lawang, Malang, yaitu benih kedelai varietas Wilis yang merupakan benih unggul. Penelitian dilakukan di Laboratorium Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang,

Page 227: “rental”. Hasilnya

213

tanggal 29 Juli sampai 25 Agustus 1999. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap. Analisis hasil penelitian yang dipakai adalah varian klasifikasi tunggal. Suhu perlakuan yang digunakan adalah rentangan suhu 15-20oC; 21-25oC; 26-30oC; 31-35oC; 36-40oC; 46-50oC; 51-55oC; 56-60oC; dan 61-65oC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu penyimpanan berpengaruh terhadap daya kecambah benih kedelai. Rentangan suhu yang paling efektif untuk penyimpanan benih kedelai adalah 26-30oC; sedangkan suhu yang menyebabkan daya kecambah benih tinggi adalah rentangan suhu 21-25oC; 31-35oC; 36-40oC; 41-45oC; dan 46-50oC. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut misalnya pengaruh kadar air benih, pengaruh kelembaban tempat penyimpanan serta lama penyimpanan terhadap daya kecambah kedelai. Dalam penyimpanan benih kedelai perlu diperhatikan hal-hal yang mempengaruhi penurunan daya kecambah benih kedelai. (Sumber: Universitas Negeri Malang 2003:117).

Page 228: “rental”. Hasilnya

214

Lampiran 5.b Contoh Abstrak (Model II)

ABSTRAK HARYANIK. H2E000297. Residu Pestisida pada Daging Sapi yang Dipelihara di TPA Jatibarang, Semarang Setelah Direbus dengan Variasi Konsentrasi Daun Kumis Kucing. (Pembimbing: BAMBANG DWILOKA dan MUKH ARIFIN). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan daun kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth) dalam mereduksi residu pestisida pada daging sapi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2003 sampai Januari 2004. Preparasi sampel dilakukan di Laboratorium Ternak Potong dan Kerja serta Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro; sedangkan analisis residu pestisida dilaksana-kan di Laboratorium Toksikologi, Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan, Bogor. Materi yang digunakan adalah daging punggung (longisimus dorsi) dan daging paha (bicep femoris) dari dua ekor sapi jantan yang diperoleh dari sapi yang dipelihara sekurang-kurangnya satu tahun di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang, Semarang. Jenis rancangan penelitian ini adalah kausal-komparatif dengan metode ex-post facto. Untuk mengetahui kemampuan daun kucing dalam menurunkan residu pestisida, masing-masing sampel direbus dengan daun kumis dengan konsentrasi 0, 5 dan 10%

Page 229: “rental”. Hasilnya

215

(b/v) selama 60 menit dalam air bersuhu ± 100oC . Analisis residu pestisida menggunakan teknik kromatografi gas. Data yang diperoleh, dianalisis secara deskriptif (kualitatif dan kuantitatif) yaitu dengan cara membandingkan data yang ada dengan standar residu pestisida secara nasional maupun internasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis residu pestisida daging yang terdeteksi adalah organoklorin (γ-BHC/Lindan dan Heptaklor Epoksida) dan residu organofosfat (Klorpirifos dan Profenofos). Perebusan daging punggung dengan 0, 5 dan 10% daun kumis kucing, dapat menurunkan Lindan sebesar 8,74; 19,30 dan 31,15%; sedangkan residu Heptaklor dapat turun sebesar 9,14 dan 32,57% pada perebusan 5 dan 10% daun kumis kucing. Pada daging paha, perebusan dengan 0, 5 dan 10% daun kumis kucing, dapat menurunkan Lindan sebesar 21,39; 30,72 dan 41,57%, Heptaklor turun 25,45, 41,52 dan 50,89%; Klorpirifos turun sebesar 26,67; 34,00 dan 46,00%; dan Profenofos turun sebesar 50,00, 66,50 dan 83,00%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpul-kan bahwa perebusan selama 60 menit dengan variasi 0, 5 dan 10% daun kucing selama 60 menit pada air bersuhu ± 100oC, dapat menurunkan residu pestisida pada daging sapi, meskipun Heptaklor Epoksida masih melampaui ambang batas maksimum residu yang telah ditetapkan oleh WHO/FAO. Kata Kunci: residu pestisida, daging, daun kumis kucing.

Page 230: “rental”. Hasilnya

216

Lampiran 6 Contoh Prakata

PRAKATA Penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa hati dan usus yang berasal dari sapi yang digembalakan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang, Semarang, mengandung logam berat yang melebihi batas maksimum yang diizinkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1998), WHO (1996), JECFA (1989), maupun FAO/WHO (2004). Penelitian ini dilakukan untuk mencari solusi dalam menurunkan kandungan logam berat dalam hati dan usus sapi yang digembalakan di TPA tersebut. Daun kumis kucing digunakan dalam perebusan hati dan usus sapi dengan tujuan menurunkan kandungan logam berat yang terikat di dalam jaringan hati dan usus sapi. Hasil penelitian ini melaporkan bahwa perebusan dengan kaun kumis selama 30 menit pada air bersuhu ± 100oC dapat menurunkan kandungan logam berat dalam hati dan usus sapi. Atas keberhasilan penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada kedua orang tua dan kakak penulis yang selalu memberikan dukungan dan doa. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada pimpinan proyek beserta tim, yaitu Dr. Ir. Mukh Arifin, M.Sc., Dr. Ir. Edy Rianto, M.Sc., Ir. Bambang Dwiloka, M.S., Dr. Ir. Agung Purnomoadi, M.Sc., dan Ir. Endang Purbowati,

Page 231: “rental”. Hasilnya

217

M.P., yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melakukan penelitian bersama serta mengambil sebagian materi penelitian untuk penyusunan skripsi ini. Penulis juga menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ir. June Mellawati, M.S. (peneliti P3TIR BATAN Jakarta) yang telah membantu dan membimbing penulis dalam mempelajari logam berat dan teknik analisis menggunakan NAA (Neutron Activated Analysis). Secara khusus penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ir. Bambang Dwiloka, M.S., selaku pembimbing utama yang telah memberikan bimbingannya dan memberi-kan dukungan baik secara moral maupun material. Terima kasih kepada Dr. Ir. Mukh Arifin, M.Sc. selaku pembimbing anggota, yang telah memberikan banyak pelajaran yang berharga kepada penulis. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dr. Ir. V. Priyo Bintoro, M.Agr. dan Ahmad Ni’matullah Albaarri, S.Pt., M.P. yang telah membantu penulis dalam penelitian ini, kepada redaksi majalah Trubus yang telah membantu bahan pustaka, kepada Kelomok Tani “Temu Kencono” yang telah membantu daun kumis kucing, kepada Daeng Linda Mustika Ratu Rasana’e sebagai sahabat dan teman seperjuangan yang selalu memberikan dukungan dan semangat, kepada sahabat penulis Ari Dwi Ningrum dan Hendra yang sangat membantu penulis selama mencari bahan-bahan pustaka di Bogor, kepada sahabat penulis Amylia dan Budi yang membantu penulis dalam mencari bahan-bahan pustaka di Yogyakarta, kepada rekan-rekan satu tim penelitian atas kerja samanya selama melakukan

Page 232: “rental”. Hasilnya

218

penelitian, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu di sini atas segala perhatian dan bantuannya. Penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi pangan, serta bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Semarang, Mei 2004 Penulis (Sumber: Penelitian Candra Wahyuni Pitayaningrum, 2004, Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro, bimbingan Ir. Bambang Dwiloka, M.S. dan Dr. Ir. Mukh Ariifin, M,Sc.).

Page 233: “rental”. Hasilnya

219

Lampiran 7 Contoh Daftar Isi untuk Skripsi

DAFTAR ISI Halaman PRAKATA …………………….……………………...... ii ABSTRAK ………………………………………………. iii DAFATAR ISI …………………………………….. iv DAFTAR TABEL …………………………………….. v DAFTAR GAMBAR ……………………………………. vi DAFTAR LAMPIRAN ………………………..... vii BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ……………. 1 1.2 Identifikasi Masalah …………………. 5 1.3 Cakupan Masalah …………………….. 6 1.4 Rumusan Masalah …………… ……… 7 1.5 Tujuan Penelitian …………………….. 7 1.6 Kegunaan Penelitian ………………… 8

BAB II TINJAUAN TEORETIS, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Manajemen Sumberdaya Manusia 10 2.2 Motivasi ………………………………….. 15

2.2.1 Pengertian Motivasi ………… 17 2.2.2 Teori Motivasi ………….……… 21 2.2.3 Motivasi dan Perilaku ………. 30

2.3 Kepemimpinan ………………………… 35

Page 234: “rental”. Hasilnya

220

2.3.1 Pengertian Kepemimpinan… 35 2.3.2 Teori Kepemimpinan………… 37 2.3.3 Tipe Kepemimpinan ………... 35 2.3.4 Fungsi Kepempinan…………. 45

2.4 Kepuasan Kerja………………………… 48 2.4.1 Pengertian Kepuasan Kerja.. 52 2.4.2 Teori Kepuasan Kerja………. 54 2.4.3 Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja…………….... 57 2.4.4 Manfaat Kepuasan Kerja….. 60 2.4.5 Pengukuran KepuasanKerja 67

4.5 Kerangka Pemikiran Penelitian… 70 4.6 Hipotesis ……………………………… 71

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Bidang Penelitian ………………….. 73 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian…… 73 3.3 Metode Penelitian …………………. 73 3.4 Alat Pengumpulan Data …………. 75 3.5 Sumber Data ………………………… 76 3.6 Populasi dan Sampel …………….. 77 3.7 Variabel dan Definisi Operasional 78 3.8 Validitas dan Reliabilitas ………… 80 3.9 Teknik Analisis Data ………………. 83

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.7 Deskripsi Hasil Temuan …………. 85 4.7.1 Gambaran Umum Perusahaan 85 4.7.2 Kondisi Sumberdaya Perusahaan 89

Page 235: “rental”. Hasilnya

221

4.7.3 Gambaran Umum Responden 94 4.8 Pengujian Persyaratan Analisis Data 97

4.8.1 Uji Validitas ………………….. 97 4.8.2 Uji Reliabilitas ………………. 100

4.9 Hasil Pengujian Hipotesis ……….. 102 4.9.1 Uji Asumsi …………………… 105 4.9.2 Uji Normalitas ……………… 108 4.9.3 Uji Linieritas ……………..... 109 4.9.4 Uji Signifikansi Pengaruh Motivasi dan kepemipinan terhadap Kepuasan

Kerja …………………………… 111 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis Variabel Motivasi …………. 113 5.2 Analisis Variabel Kepemimpinan .. 115 5.3 Analisis Variabel Kepuasan Kerja .. 117 5.4 Analisis Pengaruh Motivasi dan Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja 120

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan ……………………………….. 123 6.2 Saran ……………………………………. 124

DAFTAR RUJUKAN …………………………………… 125 LAMPIRAN ………………………………………………. 131

Page 236: “rental”. Hasilnya

222

Lampiran 8 Contoh Daftar Tabel

DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1.1 Persiapan, Penyelenggaraan, dan Pemanfaatan Pendidikan Luar Negeri ……………………………….. 10 1.2 Sebaran Sampel Lulusan ……………………………… 22 2.1 Informasi tentang Gelar Akademik dan Keahlian Lulusan (Responden: Sejawat) ……………………… 31 2.2 Informasi tentang Gelar Akademik dan Keahlian Lulusan (Responden: Mahasiswa) ………………… 32 3.1 Keterlibatan Lulusan dalam Program-program Pengembangan Staf (Responden: Lulusan) ……. 47 3.2 Keterlibatan Lulusan dalam Pengembangan Program dan relevansinya dengan Bidang Keahlian Lulusan (Respoden: Lulusan) ………… 49

Page 237: “rental”. Hasilnya

223

Lampiran 9 Contoh Daftar Gambar

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 2.1 Hubungan antara berbagai faktor yang mempengaruhi karier …………………………………… 39 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ……………………. 56 3.2 Model Analisis SEM Pengaruh Kinerja, Lingkungan Kerja dan DP3 terhadap Karier Dosen PNS DPK .................................................. 57 4.1 Langkah dalam SEM ............................................ 101

Page 238: “rental”. Hasilnya

224

Lampiran 10 Contoh Daftar Lampiran

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Perhitungan Penentuan Jumlah Sampel ……….. 139 2. Desain Inti Instrumen Penelitian …………………. 141 3. Instrumen Penelitian ………………………………….. 166 4. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen ……………….. 179 5. Data Lengkap Hasil Penelitian …………………….. 192 6. Penyusunan Tabel Distribusi Frekuensi dan Perhitungan Statistik Dasar ………………………… 202 7. Perhitungan Uji Normalitas ………………………… 208 8. Perhitungan Uji Homogenitas Varians …………. 210 9. Perhitungan Uji t-Student …………………………… 213 10. Perhitungan Koefisien Korelasi Product Moment …………………………………………………… 214

Page 239: “rental”. Hasilnya

225

Lampiran 11 Contoh Daftar Khusus

DAFTAR LAMBANG

α : alfa, konstanta regresi ß : beta, koefisien regresi µ : myu, rata-rata populasi σ : phi, nilai varians sampel ε : epsilon, galat (kesalahan) penelitian ∑ : jumlah data dan seterusnya

Page 240: “rental”. Hasilnya

226

Lampiran 12 Contoh Daftar Rujukan

DAFTAR RUJUKAN

Alwi, Hasan; Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, dan Anton M. Moeliono. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Arifin, E. Zaenal. 2003. Dasar-Dasar Penulisan Karangan

Ilmiah. Jakarta: PT Grasindo. Connel, D.W. dan G.J. Miller. 1990. Kimia dan Entoksikologi Pencemaran. Terjemahan oleh Y. Koestoer. 1995. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Cornet, L. dan K.Weeks. 1985a. Career Ladder Plans: Trends and Emerging Issues-1985. Atlanta, GA: Career Ladder Clearinghouse. Cornet, L. dan K. Weeks. 1985b. Planning Career Ladders : Lessons from the States. Atlanta, GA: Career Ladder Clearinghouse. Dwiloka, B. 1987. “Kulit Ternak, Lezat dan Bergizi Tinggi”. Suara Karya, 7 Juli, hlm. 12. Dwiloka, Bambang. 1998. “Teknik Penyusunan Laporan

Penelitian”. Makalah disajikan dalam Penataran dan

Page 241: “rental”. Hasilnya

227

Lokakarya Metodologi Penelitian Dosen Senior se Kopertis-BMPTSI Wilayah VI Jawa Tengah. Semarang, 24-27 September.

Dwiloka, B. 2003. “Cholesteremic Effects of Several Kinds of Eggs”. The Indonesian Journal of Community Nutrition and Family Studies. 27(2):48-57. Hartley, J.T., J.O.Harker, dan D.A.Walsh. 1980. “Contemporary Issues and New Directions in Adult Development of Learning and Memory”. Dalam L.W. Poon (Ed.), Aging in the 1980s : Psychological Issues (hlm. 239-252). Washington, D.C.: American Psychological Association. Hitchock, S., L.Carr, dan W. Hall. 1996. “A Survey of STM Online Journals, 1990-95: The Calm before the Storm”,(Online), (http://journal.ecs.soton.ac.uk/ survey/survey.html, diakses 12 Juni 1996). Hodgson, E. dan P.E. Levi 1997. A Textbook of Modern Toxicology. (2n d ed). Singapore: McGraw-Hill Company Inc. Kompas. 18 Maret 2005. “Rawan Pangan, Tanpa Basis Sumber Daya Lokal”, hlm. 41. Krashen, S., M.Long,dan R. Scarcella. 1997. “Age, Rate and Eventual Attaintment in Second Language Acquisi-

Page 242: “rental”. Hasilnya

228

tion”. TESOL Quarterly, 13:573-82 (CD-ROM:TESOL Quarterly Digital, 1997). Latief, A. (Ed). 2001. Ejaan. Jakarta: Pusat Bahasa,

Departemen Pendidikan Nasional. Letheridge, S. dan C.R. Cannon (Eds.). 1980. Bilingual Education: Teaching English as a Second Languange. New York: Praeger. Moeliono, Anton M. 1988. “Bangunan Karangan”. Bahan

taklimat yang disampaikan kepada para penyunting di Pusat Bahasa. Jakarta, 21 November.

Naga, Dali S. ([email protected]). 1 Oktober 1997. “Artikel untuk JIP”. E-mail kepada Ali Saukah (jipsi@mlg. ywcn.or.id). Pitayaningrum, Candra Wahyuni. 2004. “Efek Perebusan 30

Menit dengan Daun Kumis Kucing terhadap Penurunan Kandungan Logam Berat dalam Hati dan Usus Sapi yang Digembalakan di TPA Jatibarang, Semarang”. Skripsi. Semarang: Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro.

Prayitno, Ngudi. 2003. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan

terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Hotel Grand Candi Semarang”. Skripsi. Semarang: STIEPARI.

Page 243: “rental”. Hasilnya

229

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2003. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung: Yrama Widya.

Siswokartono, W.E. Soetomo. 2000. “Partisipasi dalam

Pelestarian Aset Budaya: Korelasi antara Pengetahuan Sejarah Kebudayaan, Sikap terhadap Kebudayaan, dan Minat Siswa SMU Negeri di Semarang terhadap Wisata Budaya (1999)”. Disertasi. Jakarta: Program Pascasarjana, Universitas Negeri Jakarta.

Suryabrata, Sumadi. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta:

PT RajaGrafindo Persada. Umar, Husein. 1997. Metodologi Penelitian, Aplikasi dalam

Pemasaran. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan

Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian. Malang: BAAPSI Universitas Negeri Malang.

Wilson, D. 20 November 1995. “Summary of Citing Internet Sites”. NETTRAIN Discussion List, (Online), ([email protected], diakses 22 November 1995).

Page 244: “rental”. Hasilnya

230

Lampiran 13 Contoh Pernyataan Keaslian Tulisan

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini, nama : NIM : jurusan/program studi : fakultas : menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri; tidak merupakan hasil pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila ternyata terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya tersebut. ……………,……………………………… Yang membuat pernyataan, Tanda tangan Nama terang

Page 245: “rental”. Hasilnya

231

Lampiran 14 Contoh Riwayat Hidup

RIWAYAT HIDUP Elevena Dewi Rosowulan, lahir di Demak, pada tanggal 13 November 1981, merupakan anak pertama dari dua bersaudara puteri dari Bapak Machmudi dan Ibu Suhartini. Pendidikan sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menegah atas ditempuh di SD Negeri Karyamulya I, SMP Negeri 5, dan SMU Negeri 1, semuanya di Cirebon, masing-masing lulus pada tahun 1993, 1996, dan 1999. Pada tahun 1999, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi S1 Teknologi Hasil Ternak, Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro, melalui seleksi reguler. Selama kuliah, penulis aktif meng-ikuti beberapa organisasi, antara lain Himpunan Mahasiswa Teknologi Hasil Ternak (2000), Kelompok Studi Agrobisnis dan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Peternakan (2000-2001). Selain itu, penulis juga aktif di kegiatan-kegiatan keagamaan, misalnya Kelompok Studi Keagamaan An-Nisa (2000-2002). Pada tahun 2001 penulis pernah menjadi finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa tingkat nasional, tetapi belum berhasil menjadi juara; dan pada tahun itu pula penulis menjadi mahasiswa berprestasi tingkat universitas. Pada bulan Mei 2002, penulis telah menyelesaikan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dengan judul “Proses

Page 246: “rental”. Hasilnya

232

Pembuatan Susu Bubuk di PT Ultrindo Intijaya, Bandung, dan lulus ujian PKL pada tanggal 20 Juni 2002. Sampai saat ini penulis masih terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi S1 Teknologi Hasil Ternak, Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro.

Page 247: “rental”. Hasilnya

233

SEPINTAS TENTANG PENULIS BAMBANG DWILOKA, dilahirkan di Pekalongan pada 30 Juni 1960. Lulus S1 dari Universitas Diponegoro (1985) dan S2 dari IPB (1993). Beberapa kursus/pelatihan telah diikutinya, misalnya pelatihan Metodologi Penelitian (di Jakarta, Bogor, Semarang). Saat ini, ia memiliki jabatan fungsional Lektor Kepala, dengan pangkat Pembina Utama Muda, Golongan IV-C, pada Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro. Selain mata kuliah utama pada bidangnya, ia juga mengajar mata kuliah Metodologi Penelitian di Fakultas Peternakan Undip, Metodologi Penelitian dan Statistika, di STIEPARI Semarang, dan beberapa fakultas di Universitas Stikubank Semarang (Fakultas Ekonomi, Fakultas Bahasa dan Ilmu Budaya, Fakultas Teknologi Informasi, dan Program Diploma Kepariwisataan). Memberikan mata kuliah Statistik untuk Penelitian pada program matrikulasi S2 Magister Manajemen STIEPARI Semarang. Sejak 1986 aktif menjadi anggota pengelola majalah ilmiah, misalnya Majalah MEDIA Peternakan dan Perikanan Universitas Diponegoro (1986-1990) dan Majalah Ilmiah Politeknik Semarang (1987-1993). Kemudian pada 1993-2000 menjadi Ketua Redaksi Pelaksana Jurnal Ilmiah SAINTEKS (akreditasi), dan saat ini menjadi Ketua Dewan Redaksi Jurnal Sains dan Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro, dan Ketua Redaksi WARTA APTISI Wilayah VI Jawa Tengah. Di samping itu, aktif pula menjadi penyunting ahli Jurnal Ilmiah

Page 248: “rental”. Hasilnya

234

GEMAWISATA (STIEPARI Semarang), Jurnal Ilmiah Dinamika Pariwisata, Dinamika Ekonomi, Dinamika Teknik, dan Dinamik (keempatnya di bawah pengelolaan Universitas Stikubank Semarang), dan Jurnal Sains dan Teknologi Maritim (AMNI Semarang). Di tingkat nasional, pernah menjadi anggota mitra bestari (peer review) Buletin Teknologi dan Industri Pertanian (IPB). Setiap kali ia menjadi panitia seminar (ketua/anggota), selalu menjadi anggota dewan editor prosiding yang diterbitkan. Dalam kurun waktu 1986-2004, ia telah menulis setidaknya 30 buah makalah yang disajikan pada berbagai forum ilmiah, 35 buah makalah diterbitkan dalam jurnal ilmiah/prosiding, 2 buah tulisan ilmiah populer diterbitkan di koran (Suara Karya dan Suara Merdeka), 1 buah buku ber-ISBN, 7 buah buku ber-ISBN sebagai anggota dewan editor, 3 buah buku dan 14 buah makalah tidak dipublikasi. Kini sedang mempersiapkan buku untuk diterbitkan, berjudul Pengawasan Mutu Hasil Ternak, Kimia Lipida Pangan, dan Teknik Menulis Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi, Makalah, dan Laporan Penelitian (ditulis bersama Rati Riana). Berdasarkan pengalaman menjadi pengelola/ penyunting jurnal, editor prosiding dan menulis buku/makalah/artikel itu, ia aktif pula menjadi pembicara pada berbagai forum dengan topik “Teknik Menulis Karya Ilmiah”.

Page 249: “rental”. Hasilnya

235

RATI RIANA, dilahirkan di Pekalongan, 31 Januari 1961. Lulus Sarjana Bahasa dan Sastra Indonesia dari Universitas Diponegoro (1988), kini (tahun ajaran 2004) sedang menempuh program S2 Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Negeri Semarang. Sebelum menjadi dosen tetap untuk mata kuliah Bahasa Indonesia di Universitas Semarang (sejak 1999), ia adalah seorang ibu rumah tangga yang mengasuh dan membesarkan ketiga anaknya, yang kini telah kuliah di UGM (Fakultas Filsafat), Undip (Teknik Sipil), dan sekolah di SD (kelas VI). Di sela-sela kesibukannya, di luar jam kerjanya di Universitas Semarang, ia aktif mengajar mata kuliah Bahasa Indonesia di beberapa perguruan tinggi, pada 2000 – 2002 di STIE Widya Manggala Semarang dan Akademi Keperawatan Depkes Semarang, dan 2004 – saat ini, di beberapa program studi perguruan tinggi swasta di Semarang. Selain mengajar, ia aktif menjadi pembicara pada forum seminar/pelatihan dengan topik “Teknik Membuat Surat Lamaran”, “Membuat Surat Dinas”, dan topik-topik lain di bidang kebahasaan. Beberapa karya ilmiah yang pernah ditulis, antara lain “Keefektifan Kalimat dalam Penulisan Karya Ilmiah” (terbit di Jurnal), “Kesalahan Umum Penggunaan Tanda Baca”, “Ketidakcermatan Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Karya Ilmiah Mahasiswa: Studi Kasus Pembelajaran Bahasa Indonesia”, dan “Ketepatan dan Kesesuaian Diksi dalam Berkomunikasi”.

Page 250: “rental”. Hasilnya

236