PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU EKONOMI/AKUNTANSI SMA/MA/SMK DI KOTA PEKALONGAN SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang Oleh Happy Purwaningsih NIM. 7101408106 JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012
257
Embed
PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI …lib.unnes.ac.id/19071/1/7101408106.pdf · Kata Kunci : Supervisi Kepala Sekolah, Motivasi Kerja Guru, Kinerja Guru Hasil observasi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU
TERHADAP KINERJA GURU EKONOMI/AKUNTANSI SMA/MA/SMK DI KOTA
PEKALONGAN
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Happy Purwaningsih
NIM. 7101408106
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang
panitia ujian skripsi pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 13 September 2012
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. Subkhan Agung Yulianto, S.Pd, M.Si NIP. 195003271978031002 NIP. 197407072003121002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi
Dra. Nanik Suryani, M.Pd NIP. 195604211985032001
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 1 November 2012
Penguji Skripsi
Dra. Margunani, M.P NIP. 195703181986012001
Anggota I Anggota II
Drs. Subkhan Agung Yulianto, S.Pd, M.Si NIP. 195003271978031002 NIP. 197407072003121002
Mengetahui : Dekan Fakultas Ekonomi,
Dr. S. Martono, M.Si NIP. 196603081989011001
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian
atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari
terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang, 25 September 2012
Happy Purwaningsih NIM. 7101408106
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO : Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-
orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS. At-Taubah:105)
“Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendakiNya diantara hamba-hambaNya dan Dia (pula) yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS. Al’Ankabuut:62)
“Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan”. (QS. Huud:115)
PERSEMBAHAN :
Kupersembahkan karya sederhana ini untuk :
1. Kedua orang tuaku (Bapak Suhaji, S.Pd dan Ibu
Saparita Triwaningrum). Terimakasih untuk
doa, cinta, kasih sayang dan pengorbanannya.
2. Adik- adikku (Enggar Kesawa dan Pygasta
Bagaskara) yang kusayang.
3. Teman-teman Pendidikan Akuntansi 2008 atas
kebersamaan kita
4. Almamaterku.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul : “Pengaruh Supervisi Kepala
Sekolah dan Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru Ekonomi/Akuntansi
SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan”, dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1
untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Semarang.
Dalam penyusunan skripsi ini, penyusun telah menerima banyak
bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak yang tak ternilai harganya.
Jasa baik mereka tentu tidak dapat penyusun lupakan begitu saja. Dan pada
kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang
yang memberikan kesempatan untuk dapat menuntut ilmu di UNNES.
2. Dr. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian.
3. Dra. Nanik Suryani, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk
mengadakan penelitian.
4. Drs. Subkhan, Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan
membimbing penyusunan skripsi ini dengan sabar dan penuh perhatian.
vii
5. Agung Yulianto, S.Pd, M.Si, Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan
waktu dan membimbing penyusunan skripsi ini dengan sabar dan penuh
perhatian.
6. Dra. Margunani, M.P, Dosen Penguji Skripsi yang telah memberi masukan
dan pengarahan pada penyusunan skripsi ini.
7. Kepala Sekolah SMA/ MA/ SMK di Kota Pekalongan yang telah bersedia
memberikan ijin dan fasilitas selama penyusun melakukan penelitian.
8. Seluruh guru ekonomi/ akuntansi SMA/ MA/ SMK di Kota Pekalongan yang
telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
9. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
penyusun sebutkan satu persatu.
Semoga segala bantuan dan kebaikan tersebut mendapat limpahan balasan
dari Allah SWT. Akhirnya penyusun berharap semoga skripsi ini dapat berguna
dan bermanfaat bagi pembaca. Amien.
Semarang, 25 September 2012
Penyusun
viii
SARI Purwaningsih, Happy. 2012. Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru Ekonomi/Akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi (Akuntansi). Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I : Drs. Subkhan, Pembimbing II : Agung Yulianto, S.Pd., M.Si. 166 hal. Kata Kunci : Supervisi Kepala Sekolah, Motivasi Kerja Guru, Kinerja Guru
Hasil observasi awal dengan media angket yang dilaksanakan dengan melibatkan guru-guru di SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan, dapat digambarkan bahwa yang masih diperlukan pengoptimalan kemampuan guru dalam perencanaan pembelajaran, pemahaman mengenai landasan kependidikan, serta pengembangan pengajaran yang berkaitan dengan metode dan bahan ajar. Tujuan dari penelitian: (1) mengetahui bukti empiris pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan; (2) mengetahui bukti empiris pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan , dan (3) mengetahui bukti empiris pengaruh motivasi kerja guru terhadap kinerja guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan.
Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan populasi, yaitu seluruh guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan yang berjumlah 49 guru. Variabel dalam penelitian ini yaitu supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru sebagai variabel bebas dan kinerja guru sebagai variabel terikat. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, sedangkan teknik pengolahan dan analisis data menggunakan analisis deskriptif persentase dan analisis regresi berganda.
Hasil penelitian: (1) ada pengaruh positif supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan secara simultan; (2) ada pengaruh positif supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan secara parsial; (3) ada pengaruh positif motivasi kerja guru terhadap kinerja guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan secara parsial.
Disimpulkan bahwa hipotesis kerja diterima, pada variabel supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru berpengaruh positif dan signifikan, baik secara simultan maupun parsial. Saran yang dapat diajukan yaitu: (1) pihak kepala sekolah dianjurkan tetap mengadakan supervisi pengajaran/pendidikan dan lebih memperhatikan teknik-teknik evaluasi pembelajaran yang tepat sehingga dapat digunakan guru dalam pembelajaran karena hal ini mampu meningkatkan rasa tanggungjawab guru sebagai pengajar; (2) guru ekonomi/akuntansi hendaknya tetap memotivasi dirinya dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya menjadi lebih efektif dengan lebih meningkatkan dirinya dan ulet dalam bekerja;(3) para guru dianjurkan sesering mungkin membaca, menerapkan dan membuat penelitan pendidikan yang berkaitan dengan pengajaran.
ix
ABSTRACT
Purwaningsih, Happy. 2012. The influency of Headmaster Supervision and Motivation of Work on Economic/Accounting Teacher’s Effort. Final project. Accounting Education Departement. Economic Faculty. University State of Semarang. Consultant I: Drs. Subkhan. Consultant II: AgungYulianto, S.Pd.,M.Si. 166 papers. Keyword: Headmaster Supervision, Motivationof Work, Teacher’s Effort
The result of observation by questionnaire for high school teacher’s SMA/MA/SMK in Pekalongan City, shows that still required optimalization ability of teachers in lesson planning, understanding the foundation of education, and the development of related teaching methods and materials. The purpose of this research are: (1) knows an empiric influence of headmaster supervision and motivation of work on economic/accounting teacher’s effort, (2) knows an empiric influence of headmaster supervision on economic/accounting teacher’s effort,(3) knows an empiric influence motivation of work on economic/accounting teacher’s effort.
Population approach research is used in this research, there are 49 economic/accounting teachers SMA/MA/SMK in Pekalongan City. Variables in this research include of head master supervision and motivation of work as independent variable and teacher’s effort as dependent variable. Questionnaire is used for gathering data. While, descriptive analysis percentage and double regression analysis are used as analysis method.
The result: (1) positive influence of head master supervision and motivation of work on economic/accounting teacher’s effort simultaneously; (2) a positive influence of head master supervision and motivation of work on economic/accounting teacher’s effort partially; (3) a positive influence of head master supervision and motivation of work on economic/accounting teacher’s effort partially.
The conclution of this research is hypothesis accepted, both headmaster supervision and motivation of work to teacher’s effort by positive influency and significant, simultaneously and partially. Based on the findings the writer suggest: (1) the principal is recommended still hold supervision of teaching/education and more attention to evaluation techniques appropriate learning that can be used by teachers in teaching because it is able to increase the sense of responsibility as a teacher of teachers, (2) teacher economics/accounting should remain motivated himself in the performance of duties and responsibilities to be more effective with more resilient in improving themselves and working, (3) the teachers are encouraged to read as much as possible, applying and educational research related to teaching.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ....................................................................... iii
PERNYATAAN ............................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi
SARI ................................................................................................................. viii
ABTRACT ........................................................................................................ ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
2.1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru ............... 262.2 Supervisi Kepala Sekolah .............................................................. 31
2.2.1 Pengertian Supervisi Kepala Sekolah .................................. 312.2.2 Tujuan Supervisi .................................................................. 322.2.3 Supervisi Pendidikan ........................................................... 342.2.4 Fungsi Supervisi .................................................................. 382.2.5 Prinsip-prinsip Supervisi ..................................................... 422.2.6 Teknik Supervisi .................................................................. 43
2.3 Motivasi Kerja ............................................................................... 502.3.1 Pengertian Motivasi Kerja ................................................... 502.3.2 Ciri-ciri Motivasi ................................................................. 522.3.3 Fungsi Motivasi ................................................................... 55
2.4 Hasil Peneltian Terdahulu .............................................................. 572.5 Kerangka Berfikir dan Perumusan Hipotesis ................................. 59
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 68
3.1 Jenis dan Desain Penelitian ............................................................ 683.2 Subjek dan Objek Penelitian .......................................................... 683.3 Variabel Penelitian ......................................................................... 69
3.3.1 Variabel Terikat (Y) ........................................................... 693.3.2 Variabel Bebas (X) ........................................................... 70
3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 723.4.1 Instrumen Penelitian .......................................................... 723.4.2 Uji Coba Instrumen Penelitian .......................................... 73
3.5 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data................................... 753.5.1. Analisis Deskriptif Presentase ........................................... 753.5.2. Analisis Statistik Inferensial .............................................. 77
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 84
4.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 844.1.1 Hasil Analisis Deskriptif ..................................................... 84
xii
4.1.1 Hasil Analisis Data Penelitian Inferensial ........................... 1414.2 Pembahasan.................................................................................... 153
4.2.1 Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru ................................................ 153
4.2.2 Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru ..................................................................................... 157
4.2.3 Pengaruh Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru ....... 161
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 165
Tabel 4.58 Hasil One- Sampel Kolmogrov- Smiornov Test ...............................142
Tabel 4.59 Hasil Perhitungan Uji Linearitas Data Penelitian Compare Means ..144
Tabel 4.60 Hasil Perhitungan Regresi .................................................................145
Tabel 4.61 Besaran Nilai Toleransi dan Variance Inflation Factor (VIF) ..........147
Tabel 4.62 Hasil Perhitungan Uji Heteroskedastisitas Data Penelitian Pada Uji Glejser ..............................................................................................149
xvi
Tabel 4.63 Hasil Perhitungan Uji F ....................................................................150
Tabel 4.64 Hasil Perhitungan Uji t ......................................................................151
Tabel 4.65 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Simultan .........................152
Tabel 4.66 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Parsial .............................153
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ..................................................................66
Gambar 4.1 Grafik Normal P-Plot ......................................................................143
Gambar 4.2 Sebaran Scatterlot pada Uji Heteroskedastisitas .............................148
xviii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.Hasil Wawancara dan Angket Observasi Awal ........................... 170
Lampiran 2.Hasil Analisis Angket Observasi Awal ........................................ 177
a. Supervisi hendaknya bersifat konstruktif dan kreatif, yaitu pada yang
dibimbing dan diawasi harus dapat menimbulkan dorngan untuk bekerja.
b. Supervisi harus didasarkan atas keadaan dan kenyataan yang sebenar-
benarnya (realistis, mudah dilaksanakan)
c. Supervisi harus sederhana dan informal dalam pelaksanaannya.
d. Supervisi harus dapat memberikan perasaan aman pada guru-guru dan
pegawai-pegawai sekolah yang disupervisi.
e. Supervisi harus didasarkan atas hubungan profesional, bukan atas dasar
hubungan pribadi.
f. Supervisi harus selalu memperhitungkan kesanggupan, sikap, dan mungkin
prasangka guru-guru dan pegawai sekolah.
g. Supervisi tidak bersifat mendesak (otoriter) karena dapat menimbulkan
perasaan gelisah atau bahkan antipati dari guru-guru.
h. Supervisi tidak boleh didasarkan atas kekuasaan pangkat, kedudukan, atau
kekuasaan pribadi.
43
i. Supervisi tidak boleh bersifat mencari-cari kesalahan dan kekurangan.
j. Supervisi adalah sebuah kegiatan yang hsilnya memerlukan proses yang
terkadang tidak sederhana. Oleh karena itu tidak dapat terlalu cepat
mengharapkan hasil, dan tidak boleh lekas merasa kecewa.
k. Supervisi hendaknya juga bersifat preventif, korektif, dan kooperatif.
Preventif berarti berusaha mencegah jangan sampai timbul hal-hal yang
negatif, dengan cara mengantisipasi. Korektif berarti memperbaiki kesalahan-
kesalahan yang telah diperbuat. Kooperatif berarti berusaha melakukan dan
mengatasi secara bersama-sama ketika terjadi hal yang tidak diinginkan.
2.2.6 Teknik Supervisi
Purwanto (2005:120), mengungkapkan bahwa supervisi dapat dilakukan
dengan berbagai cara, dengan tujuan agar apa yang diharapkan tercapai. Secara
garis besar, cara atau teknik supervisi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
teknik perseorangan dan teknik kelompok.
a. Teknik perseorangan
Yang dimaksud dengan teknik perseorangan ialah supervisi yang
dilakukan secara perseorangan, yaitu:
1. Mengadakan kunjungan kelas (classroom visitation)
Tujuannya untuk mengobservasi bagaimana guru mengajar, apakah
sudah memenuhi syarat-syarat didaktis atau metodik yang sesuai. Dengan
kata lain, untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang sekiranya
masih perlu diperbaiki. Setelah kunjungan kelas selesai, selanjutnya diadakan
diskusi empat mata antara supervisor dengan guru yang bersangkutan.
44
Supervisor memberikan saran-saran atau nasihat-nasihat yang diperlukan, dan
gurupun dapat mengajukan pendapat dan asal-usul yang konstruktif demi
perbaikan proses belajar-mengajar selanjutnya.
2. Mengadakan kunjungan observasi (observation visits)
Guru-guru dari suatu sekolah sengaja ditugaskan untuk melihat atau
mengamati seorang guru yang sedang mendemontrasikan cara-cara mengajar
suatu mata pelajaran tertentu. Demonstran ditunjuk seorang guru dari sekolah
sendiri atau sekolah lain, yang dianggap memiliki kecakapan atau
keterampilan mengajar sesuai dengan tujuan diadakan kunjungan kelas, atau
akan lebih baik jika dilakukan oleh kepala sekolah. Pada prinsipnya hal ini
sama dengan kegiatan kunjungan kelas.
3. Membimbing guru-guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa dan
atau mengatasi problema yang dialami siswa
Banyak masalah yang dialami guru dalam mengatasi kesulitan-
kesulitan belajar siswa. Meskipun di sekolah telah dibentuk bimbingan dan
konseling tetapi peran dari guru akan lebih efektif jika guru menjadi
pembimbing yang utama. Oleh karena itu, peranan supervisor terutama kepala
sekolah dalam hal ini sangat diperlukan.
4. Membimbing guru-guru dalam hal-hal yang berhubungan dengan
pelaksanaan kurikulum sekolah. Antara lain:
1) Menyusun Program semester
2) Menyusun atau membuat program satuan pelajaran
3) Mengorganisasi kegiatan-kegiatan pengelolaan kelas
45
4) Melaksanakan teknik-teknik evaluasi pengajaran
5) Menggunakan media dan sumber dalam proses belajar-mengajar
6) Mengorganisasi kegiatan-kegiatan siswa dalam bidang ekstrakurikuler,
study tour dan sebagainya.
b. Teknik kelompok
1. Mengadakan pertemuan atau rapat (meetings)
Perencanaan yang didalamnya adanya rapat-rapat secara periodik
dengan guru-guru untuk membicarakan berbagai hal yang berhubungan
dengan proses dan hasil belajar-mengajar.
2. Mengadakan diskusi kelompok (group discussions)
Kelompok-kelompok yang telah terbentuk itu diprogramkan untuk
mengadakan pertemuan atau diskusi guna membicarakan hal-hal yang
berhubungan dengan usaha pengembangan dan peranan proses belajar-
mengajar.
3. Mengadakan penataran-penataran (inservice training)
Memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mengikuti penataran
yang sesuai dengan bidang tugasnya, dan membimbing guru-guru dalam
mempraktekkan hasil-hasil penataran yang telah diikutinya. Kepala sekolah
berperan mengelola dan membimbing pelaksanaan tidak lanjut dari hasil
penataran agar dapat dipraktekkan oleh guru.
Sedangkan jika dari cara menghadapi guru yang dibimbing, menurut
Indrafachrudi (2006:93), dapat dibedakan menjadi teknik langsung dan teknik
tidak langsung:
46
a. Teknik langsung
1. Menyelenggarakan rapat guru
2. Menyelenggarakan workshop
3. Kunjungan kelas
4. Mengadakan conference
b. Teknik tidak langsung
1. Melalui Bulletin board
2. Questionnaire
3. Membaca terpimpin
Supervisi kepala sekolah adalah pembinaan dari kepala sekolah yang
diberikan kepada guru yang bertujuan memperbaiki dan mengoptimalkan proses
belajar mengajar. Dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk supervisi
kepala sekolah berdasar pendapat dan uraian diatas, peneliti menggabungkan
beberapa pendapat dari Purwanto (2005:120) dan Sahertian (2000:130), sebagai
indikator dalam penelitian ini, yaitu:
1. Kunjungan kelas
Tujuannya untuk mengobservasi bagaimana guru mengajar, apakah
sudah memenuhi syarat-syarat didaktis atau metodik yang sesuai. Dengan kata
lain, untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang sekiranya masih perlu
diperbaiki (Purwanto, 2005:120). Selama kunjungan kelas, kepala sekolah
mengambil tempat di belakang kelas dan mengamati hal yang terjadi dari
dekat. Supervisor tidak boleh mengganggu guru ketika guru itu bertugas
(Indrafachrudin, 2006:98).
47
2. Pemberian semangat kerja guru
Banyak masalah yang dialami guru dalam mengatasi kesulitan-kesulitan
belajar siswa. Meskipun di sekolah telah dibentuk bimbingan dan konseling
tetapi peran dari guru akan lebih efektif jika guru menjadi pembimbing yang
utama. Oleh karena itu, peranan supervisor terutama kepala sekolah dalam hal
ini sangat diperlukan untuk memberikan semangat bagi guru
(Purwanto,2005:121).
3. Rapat-rapat pembinaan
Perencanaan yang didalamnya adanya rapat-rapat secara periodik
dengan guru-guru untuk membicarakan berbagai hal yang berhubungan
dengan proses dan hasil belajar-mengajar (Purwanto,2005:122). Dimana ada
pembedaan rapat berdasar waktu (Indrafachrudin;2006:99), yaitu: (1) rapat
diadakan pada waktu tertentu, seperti rapat permulaan tahun ajaran baru; rapat
akhir tahun ajaran; dan rapat mingguan, bulanan dan rapat kenaikan kelas; (2)
rapat diadakan sewaktu-waktu, karena ada kejadian atau keperluan, guru
diundang untuk berunding; (3) rapat dalam keadaan darurat, diadakan dalam
keadaan mendesak.
4. Pemahaman tentang kurikulum
Merupakan bantuan bimbingan yang diberikan oleh kepala sekolah
maupun pengawas/ penilik kepada para guru dalam menghadapi kesulitan-
kesulitan dalam pelaksanaan dan pemahaman kurikulum. Tugas supervisor
adalah: (1) mensupervisi tentang perangkat pembelajaran yang harus dibuat
guru; (2) mensupervisi terhadap pemahaman kurikulum, termasuk di dalamnya
48
yaitu Standar Isi (SI), Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD)
(Sahertian,2000:130).
5. Pengembangan metode pengajaran
Tugas supervisor adalah: (1) membantu guru merencanakan demontrasi
mengajar dalam rangka memperkenalkan metode-metode pengajaran baru; (2)
mendiskusikan metode-metode belajar dengan guru; (3) kepala sekolah
melakukan peninjauan terhadap kesesuaian metode pembelajaran dengan
pelaksanaan pembelajaran (Sahertian,2000:130).
6. Pengembangan bahan ajar
Pengembangan bahan ajar dilakukan berdasarkan suatu proses yang
sistematik agar kesahihan dan keterpercayaan bahan ajar dapat dijamin. Ada
beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap kualitas bahan ajar yaitu isi,
cakupan, keterbacaan, bahasa, ilustrasi, perwajahan, dan pengemasan. Kualitas
bahan ajar sangat tergantung pada ketepatan dalam memperhitungkan faktor-
faktor tersebut dalam pengembangan bahan ajar (Wuryanto,2010).
7. Potensi pembelajaran
Supervisi tentang potensi pembelajaran digunakan untuk memotivasi
guru agar merencanakan apa yang akan disajikan dalam proses pembelajaran.
Bantuan yang diberikan supervisor adalah: (1) merancangkan program belajar-
mengajar; (2) melaksanakan proses belajar-mengajar; (3) menilai proses dan
hasil belajar; (4) mengembangkan manajemen kelas (Sahertian,2000:134).
49
8. Evaluasi pendidikan
Evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk
menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan
telah tercapai. Tugas supervisor adalah mengevaluasi apakah hasil belajar yang
telah diciptakan dari tahun ke tahun mengalami kenaikan atau tidak, sudah
memenuhi standar/ sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh sekolah atau
belum (Sahertian,2000:130).
9. Kegiatan diluar mengajar
Memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mengikuti penataran
yang sesuai dengan bidang tugasnya, dan membimbing guru-guru dalam
mempraktekkan hasil-hasil penataran yang telah diikutinya. Kepala sekolah
berperan mengelola dan membimbing pelaksanaan tidak lanjut dari hasil
penataran agar dapat dipraktekkan oleh guru Purwanto(2005:120).
Kepala sekolah sebagai supervisor harus mempunyai kemampuan dalam
menyusun dan melaksanakan program supervisi pendidikan, serta mampu
menterjemahkan dan memanfaatkan hasil supervisi tersebut Kemampuan
menyusun program supervisi pendidikan harus diwujudkan dalam penyusunan
program supervisi kelas, pengembangan program supervisi untuk kegiatan
kurikuler, pengembangan program supervisi perpustakaan, supervisi
laboratorium, dan supervisi ujian. Kemampuan melaksanakan supervisi
pendidikan dalam diwujudkan dalam pelaksanaan program supervisi klinis,
program supervisi nonklinis, dan program supervisi kegiatan ekstrakurikuler.
Sedangkan kemampuan memanfaatkan hasil supervisi pendidikan tercermin
50
dalam pemanfaatan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan
pemanfaatan hasil supervisi untuk mengembangkan sekolah (Mulyasa, 2004:98).
2.3 Motivasi Kerja
2.3.1 Pengertian Motivasi Kerja
Anoraga (2006:34), motivasi dikatakan sebagai kebutuhan yang
mendorong perbuatan ke arah suatu tujuan tertentu. Sedangkan pengertian
motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif. Jadi motivasi kerja adalah
sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, kuat
dan lemahnya motivasi kerja seorang tenaga kerja ikut menentukan besar
kecilnya prestasinya.
Siagian (2004:79), motivasi menjadi dasar utama bagi seseorang
memasuki berbagai organisasi adalah dalam rangka usaha orang yang
bersangkutan memuaskan kebutuhannya, baik yang bersifat politik, ekonomi,
sosial, dan berbagai kebutuhan lainnya yang semakin lama semakin kompleks.
Hasibuan (2010:95), motivasi adalah pemberian daya gerak yang
menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama,
bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai
kepuasan. Dijelaskan bahwa motivasi bermakna kecenderungan dalam diri
seseorang yang membangkitkan topangan dan mengarahkan tindak-tanduknya.
Motivasi meliputi faktor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat
diduga dari pengamatan tingkah laku manusia.
Surya (2003:92) mendefinisikan motivasi adalah suatu upaya untuk
menimbulkan atau meningkatkan dorongan untuk mewujudkan perilaku tertentu
51
yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu. Makmun (2001:37)
menjelaskan bahwa motivasi merupakan suatu keadaan yang kompleks (a
complex state) dan kesiapsediaan (preparatory set) dalam diri individu
(organisme) untuk bergerak (to move, motion, motive) ke arah tujuan tertentu,
baik disadari maupun tidak disadari.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja adalah suatu
dorongan dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan tertentu dengan
serangkaian gairah dan tingkah laku yang kuat atau lemah pada diri orang
tersebut juga turut mempengaruhi hasil yang akan dicapainya. Kebutuhan yang
semakin kompleks semakin membuat seseorang bergerak ke suatu tujuan
tertentu, baik disadari maupun tidak, dan akan mengintegrasikan segala daya
upaya untuk meraihnya.
Kebutuhan manusia yang kompleks dapat mempengaruhi seseorang
untuk bergerak mencapai dan memenuhi kebutuhan tersebut dengan
mengupayakan segala kemampuan. Mulyasa (2005:59) menerangkan teori
kebutuhan manusia berdasar teori Maslow secara hierarki yang mampu
memotivasi seseorang dalam mencapai suatu tujuan tertentu, yaitu: physiological
needs, safety needs, belongingness and love needs, esteem needs, and need for
self-actualization, dimana penjabarannya adalah:
a. Kebutuhan fisiologis (physiological needs)
Kebutuhan ini paling rendah tingkatannya, dan memerlukan pemenuhan
yang paling mendesak. Misalnya kebutuhan akan makanan, minuman, air, dan
udara.
52
b. Kebutuhan rasa aman (safety needs)
Kebutuhan tingkat kedua ini adalah suatu kebutuhan yang mendorong
individu untuk memperoleh ketentraman, kepastian, dan keteraturan dari
keadaan lingkungannya. Misalnya kebutuhan akan pakaian, tempat tinggal, dan
perlindungan atas tindakan yang sewenang-wenang.
c. Kebutuhan kasih sayang (belongingness and love needs)
Kebutuhan ini mendorong individu untuk mengadakan hubungan afektif
atau ikatan emosional dengan individu lain, baik dengan sesama jenis maupun
dengan yang berlainan jenis, di lingkungan keluarga ataupun di masyarakat.
Misalnya rasa disayangi, diterima, dan dibutuhkan oleh orang lain.
d. Kebutuhan akan rasa harga diri (esteem needs)
Kebutuhan ini terdiri dari dua bagian. Pertama adalah penghormatan atau
pengahargaan dari diri sendiri, dan kedua adalah penghargaan dari orang lain.
Misalnya hasrat untuk memperoleh kekuatan pribadi dan mendapat
penghargaan atas apa-apa yang dilakukannya.
e. Kebutuhan akan aktualisasi diri (need for self actualization)
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang paling tinggi dan akan
muncul apabila kebutuhan yang ada dibawahnya sudah terpenuhi dengan baik.
Misalnya seorang pemusik menciptakan komposisi musik atau seorang
ilmuwan menemukan suatu teori yang berguna bagi kehidupan.
2.3.2 Ciri-ciri Motivasi
Sardiman (2011:83), mengatakan bahwa motivasi yang ada pada diri
setiap orang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
53
a. Tekun menghadapi tugas
Seseorang dapat bekerja keras terus menerus dalam waktu yang lama
dan tidak akan pernah berhenti sebelum selesai. Orang tersebut memiliki
ketekunan dalam mengerjakan suatu tugas yang diberikan padanya.
b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).
Sifat yang tidak mudah lekas putus asa merupakan hal yang harus
dimiliki dalam menghadapi sebuah masalah dan kesulitan. Bila menemui
kegagalan dia akan terus mencoba untuk dapat menyelesaikannya.
c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah
Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang
melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan
keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.
d. Lebih senang bekerja mandiri
Dapat mengerjakan tugas tanpa perlu menggantungkan pada orang lain.
Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin serta
tidak cepat puas untuk prestasi yang telah dicapainya.
e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin
Menghadapi tugas yang rutin dan sama, terutama berkaitan dengan hal-
hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif
mampu membuat seseorang bosan. Dalam hal ini seseorang mampu termotivasi
untuk berinovasi dan kreatif yang meningkatkan motivasi dalam bekerja.
54
f. Dapat mempertahankan pendapatnya
Seseorang memiliki motivasi tinggi dalam mempertahankan pendapat
yang dirasa rasional. Keyakinan akan sesuatu dapat memotivasi kerja
seseorang karena dia memiliki keyakinan bahwa hal tersebut benar dan dapat
menghasilkan hal yang positif, baik bagi dirinya maupun orang lain.
g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini.
Jika sudah merasa yakin akan suatu hal, maka dia tidak akan mudah
melepaskan hal telah diyakini. Dalam hal ini seseorang memiliki motivasi kuat
bahwa pada suatu saat pendirian yang teguh dan kepercayaan diri yang tinggi
dapat mendukung dalam bekerja.
h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Kepekaan dan sikap responsif terhadap suatu masalah akan mendorong
seseorang termotivasi untuk memikirkan bagaimana cara memecahkan dan
menyelesaikan masalah. Hal ini akan menjadi salah satu titik tolak seseorang
mampu meningkatkan dirinya melalui masalah yang dihadapinya.
Motivasi dapat dikelompokkan menjadi berbagai jenis. Menurut
Sardiman (2011:88), ada beberapa pembagian macam-macam motivasi :
a. Motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis
1. Motif atau kebutuhan organis, meliputi : kebutuhan makan, minum, tidur,
dan lain-lain.
2. Motif-motif darurat, seperti : dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan
untuk membalas, dorongan untuk berusaha, dan lain-lain.
55
3. Motif-motif objektif, motif untuk eksplorasi, manipulasi, untuk menaruh
minat. Motif ini muncul karena dorongan untuk menghadapi dunia luar
secara efektif.
b. Motivasi Jasmaniah dan Rohaniah
Motivasi jasmaniah misalnya : refleks, insting otomatis, nafsu.
Sedangkan motivasi rohaniah yaitu kemauan.
c. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang aktif tanpa perlu dirangsang
dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu. Misalnya seseorang belajar, memang benar-benar ingin
mengetahui segala sesuatunya, bukan karena ingin pujian/ganjaran.
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh seseorang itu belajar, karena
tahu besok paginya akan ujian dengan harapan mendapatkan nilai baik, sehingga
akan dapat pujian oleh pacarnya atau temannya.
2.3.3 Fungsi Motivasi
Sardiman (2011:85), mengemukakan bahwa fungsi motivasi adalah
sebagai berikut :
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi. Jadi motivasi adalah sebagai penggerak dari setiap
kegiatan yang akan dilakukan.
56
b. Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak tercapai. Jadi
motivasi memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan
rumusan tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan, yaitu dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang
tidak bermanfaat bagi tujuan-tujuan tersebut.
Pemberian motivasi pada seseorang akan sangat mempengaruhi kinerja
seseorang tersebut. Bagi guru, dengan adanya motivasi diasumsikan guru akan
melakukan kegiatan belajar mengajar dengan baik. Tekun pada tugas serta ulet
dalam bekerja. Guru mampu untuk mempertahankan pendapat yang dirasa
rasional, responsive dan peka pada berbagai masalah umum serta mampu
mandiri dan kreatif.
Dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja guru adalah dorongan bagi
seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar yang ditujukan untuk mencapai
suatu tujuan belajar di dalam kelas yang kondusif serta guru tersebut mampu
mengaktualisasikan dirinya dalam bekerja secara optimal penuh percaya diri
akan kemampuannya. Indikator dari motivasi kerja guru diambil dari Sardiman
(2011:83) mengenai ciri-ciri motivasi, yang mampu mewakili bentuk motivasi
yang dimiliki oleh guru dalam bekerja, antara lain:
1. Tekun menghadapi tugas
2. Ulet menghadapi kesulitan
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah
4. Lebih senang bekerja mandiri
5. Cepat bosan pada tugas yang rutin
57
6. Dapat mempertahankan pendapatnya
7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini
8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal
Variabel motivasi kerja diindikatorkan dengan ciri-ciri motivasi dengan
alasan hal tersebut merupakan meruapakan ciri dari orang yang memiliki
motivasi tinggi dalam bekerja. Seseorang dengan ciri diri seperti yang telah
disebutkan diharapkan mampu menjalankan tugas dan kewajibannya dengan
optimal, serta mampu menginterpretasikan pengertian dan fungsi dari motivasi.
2.4 Hasil Penelitian Terdahulu
Nama Tahun Variabel
Penelitian Hasil Penelitian
Oluseyi, A.
Shadare 2009
Motivasi Kerja,
Efektifitas
Kepemimpinan,
Manajemen Waktu,
dan Kinerja
Variabel Independen (motivasi kerja, efektifitas kepemimpinan, dan manajemen waktu) secara simultan berpengaruh positif dan signifikan sebesar 27,2% terhadap kinerja, sedangkan variabel motivasi kerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan sebesar 8,35% terhadap kinerja.
Alimi dan
Akinfolarin 2012
Supervisi dan
Kinerja
Menunjukkan ada pengaruh signifikan dalam pemeriksaan catatan siswa, kunjungan kelas, pemeriksaan ketepatan waktu guru dan kehadiran, serta moderasi soal-soal ujian (supervisi) yang dilakukan kepala sekolah terhadap kinerja siswa pada sekolah menengah di Negara Ondo.
58
Pertiwi, C.
Ratna 2012
Supervisi
Pengajaran, Gaya
Kepemimpinan
Kepala Sekolah,
dan Kinerja Guru
Secara simultan ada pengaruh positif yang signifikan antara supervisi pengajaran dan gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru. Secara parsial ada pengaruh positif yang signifikan supervisi pengajaran terhadap kinerja guru SMA Negeri se-Kabupaten Lamongan.
Teta 2011
Supervisi Kepala
Sekolah, Fasilitas
Mengajar, dan
Kinerja Guru
Hasil penelitian di SMA Negeri 2 Sukoharjo menunjukkan: (1)ada pengaruh positif yang signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru; (2)ada pengaruh positif yang signifikan supervisi kepala sekolah terhadp kinerja guru; (3)ada pengaruh positif fasilitas mengajar terhadap kinerja guru.
Widodo 2006
Supervisi Kepala
Sekolah, Sarana
Prasarana, Kondisi
Lingkungan Kerja,
dan Kinerja Guru
Secara simultan ketiga variabel independen berpengaruh positif dan signifikan sebesar 42,2% terhadap kinerja guru, sedangkan secara parsial variabel supervisi kepala sekolah berpengaruh positif dan signifikan sebesar 10,17% terhadap kinerja guru.
Melita 2008
Kemampuan
Kognitif, Supervisi,
Sarana Prasarana,
dan Kinerja Guru
Secara simultan terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kemampuan kognitif, supervisi kepala sekolah, dan sarana prasarana terhadap kinerja guru. Secara parsial variabel supervisi kepala sekolah terdapat pengaruh poistif yang signinifikan terhadap kinerja guru.
Khairuddin 2011
Ragam Kecerdasan,
Motivasi Kerja, dan
Kinerja Guru
Variabel ragam kecerdasan dan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Secara parsial variabel motivasi kerja, yang terdiri dari dua jenis yaitu motivasi instrinsik dan ekstrinsik, berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru.
59
Rochmawati 2009
Kepemimpinan,
Motivasi, Kepuasan
Kerja, dan Kinerja
Guru
Ada pengaruh positif antara kepemimpinan, motivasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja guru, baik secara simultan maupun parsial.
Hakim 2012
Gaya
Kepemimpinan,
Motivasi Kerja,
Kompensasi, dan
Kinerja Guru
Motivasi kerja berpengaruh positif sebesar 24% terhadap kinerja guru SMA PPMI Assalam Surakarta, sedangkan secara simultan variabel gaya kepemimpinan, motivasi kerja, dan kompensasi berpengaruh positif sebesar 57,9% terhadap kinerja guru.
Rahardja 2004
Komunikasi
Antar Pribadi
Guru, Motivasi
Kerja, dan
Kinerja Guru
Hasil yang diperoleh yaitu: (1)terdapat hubungan positif antara komunikasi antar pribadi guru dan motivasi kerja guru secara bersama-sama dengan kinerja guru; (2)semakin baik komunikasi antar pribadi, semakin tinggi motivasi guru, maka kinerja guru pun semakin baik dan meningkat.
Purwanto 2005
Supevisi Kepala
Sekolah,
Keterbukaan
Manajemen
Sekolah, Motivasi
Kerja Guru, dan
Kinerja Guru
Secara Parsial variabel supervisi kepala sekolah berpengaruh 2% terhadap kinerja guru, dan variabel motivasi kerja guru berpengaruh 78,9% terhadap kinerja guru. Secara simultan semua variabel independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kinerja guru.
2.5 Kerangka Berpikir dan Perumusan Hipotesis
2.5.1 Kerangka Berpikir
Pembaharuan sumber daya manusia di masa mendatang merupakan tujuan
dari diadakannya pendidikan di bangku sekolah. Kualitas pendidikan yang baik
akan menjamin tujuan pendidikan berjalan dengan baik pula. Guru sebagai
60
pengajar sekaligus pendidik memegang peran penting bagi kemajuan
pendidikan. Secara harfiah, jika guru memiliki kualitas yang mencukupi dan
memadai serta layak, sudah dipastikan peserta didik akan memiliki kualitas yang
baik pula.
Kegiatan belajar mengajar di dalam kelas merupakan perwujudan dari
tujuan pembelajaran di sekolah. Baik buruknya pelaksanaan pembelajaran di
sekolah dalam hal ini proses belajar mengajar di kelas tergantung pada
kemampuan guru dalam mengelola kelas dan bagaimana melaksanakan
pembelajaran yang baik. Sehingga keberadaan guru yang professional dan
memiliki kinerja yang baik sangat diperlukan untuk dapat menciptakan
pembelajaran yang efektif. Saondi (2010:20), menuliskan kinerja adalah tingkat
keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya serta kemampuan untuk mencapai tujuan dan standar yang
telah ditetapkan.
Pencapaian kinerja guru yang optimal dipengaruhi oleh adanya motivasi
yang tinggi baik secara internal dan eksternal. Kinerja seseorang dipengaruhi
oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu: dorongan untuk
bekerja, tanggung jawab terhadap tugas, minat terhadap tugas. Sedangkan faktor
eksternal yaitu penghargaan atas tugas, peluang untuk berkembang, perhatian
dari kepala sekolah, hubungan interpersonal sesama guru, adanya pelatihan,
kelompok diskusi terbimbing, dan layanan perpustakaan Mulyasa (2007: 227).
Dari beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja tersebut, supervisi
kepala sekolah dan motivasi kerja guru diduga sebagai variabel yang
61
mempengaruhi kinerja guru. Salah satu tugas kepala sekolah adalah supervisi
pendidikan yang secara langsung berkaitan dengan pengajaran, diperlukan guru
sebagai bantuan dari kepala sekolah untuk mengoptimalkan pembelajaran.
Beberapa pendapat dari Purwanto (2005:120) dan Sahertian (2000:130), yang
akan mengoptimalkan supervisi kepala sekolah diantaranya: (1) Kunjungan
kelas; (2) Pemberian semangat kerja guru; (3) Rapat-rapat pembinaan; (4)
Pemahaman tentang kurikulum; (5) Pengembangan metode pengajaran; (6)
Pengembangan bahan ajar; (7) Potensi pembelajaran; (8) Evaluasi pendidikan;
(9) Kegiatan diluar mengajar. Secara logika, pemberian supervisi yang efektif
dan efisien akan mengoptimalkan kompetensi guru, dan hal ini akan
berpengaruh pada kinerja guru tersebut. Hal ini diperkuat Mulyasa (2004:45),
dimana kepala sekolah sebagai supervisor harus diwujudkan dalam kemampuan
menyusun, dan melaksanakan program supervisi pendidikan, serta
memanfaatkan hasilnya. Maka dari itu, kepala sekolah sebagai supervisor
menjadi titik tolak dimana kompetensi guru dapat optimal.
Alimi (2012) bahwa supervisi yang dilakukan kepala sekolah berpengaruh
signifikan terhadap kinerja. Teta (2011) menunjukkan bahwa secara parsial ada
pengaruh positif yang signifikan dari supervisi kepala sekolah terhadap kinerja
guru sebesar 70,2% dan secara simulatn berpengaruh positif yang signifikan
antara variabel supervisi kepala sekolah dan fasilitas mengajar terhadap kinerja
guru SMA Negeri 2 Sukoharjo. Pertiwi (2012) menunjukkan bahwa secara
simultan ada pengaruh signifikan antar supervisi pengajaran dan gaya
kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru, serta secara parsial ada
62
pengaruh signifikan supervisi pengajaran terhadap kinerja guru SMA Negeri se-
Kabupaten Lamongan. Widodo (2006) juga mengungkapkan bahwa secara
simultan variabel supervisi kepala sekolah, sarana prasarana, dan lingkungan
kerja berpengaruh signifikan sebesar 42,8% terhadap kinerja guru, secara parsial
variabel supervisi kepala sekolah berpengaruh signifikan sebesar 10,17%
terhadap kinerja guru. Melita (2008) juga menambahkan ada pengaruh positif
dan signifikan secara simultan antara variabel kepemimpinan kognitif, supervisi,
dan sarana prasarana terhadap kinerja guru, serta secara parsial variabel
supervisi terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Padang. Hasil dari beberapa
penelitian tersebut menunjukkan bahwa supervisi kepala sekolah berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja guru.
Anoraga (2006:34), motivasi dikatakan sebagai kebutuhan yang
mendorong perbuatan ke arah suatu tujuan tertentu. Jadi motivasi kerja adalah
sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Adanya motivasi
kerja pada diri guru juga ikut mempengaruhi tinggi atau rendahnya kompetensi
yang dimiliki oleh guru. Guru yang bersemangat dalam mengajar terlihat dalam:
(1) tekun menghadapi tugas; (2) ulet menghadapi kesulitan; (3) menunjukkan
minat terhadap bermacam-macam masalah; (4) lebih senang bekerja mandiri; (5)
cepat bosan pada tugas yang rutin; (6) dapat mempertahankan pendapatnya; (7)
tidak mudah melepaskan hal yang diyakini; (8) senang mencari dan
memecahkan masalah soal-soal (Sardiman, 2011: 83), sehingga dengan adanya
motivasi yang tinggi maka kinerja dapat dicapai secara optimal sesuai yang
63
diinginkan khususnya dalam pelajaran ekonomi/akuntansi. Hal ini berdampak
pada terciptanya kinerja yang baik.
Oluseyi (2009) variabel independen (motivasi kerja, efektifitas
kepemimpinan, dan manajemen waktu) secara simultan berpengaruh positif dan
signifikan sebesar 27,2% terhadap kinerja, sedangkan variabel motivasi kerja
secara parsial berpengaruh positif dan signifikan sebesar 8,35% terhadap kinerja.
Hakim (2012) menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif sebesar
24% terhadap kinerja guru SMA PPMI Assalam Surakarta, sedangkan secara
simultan variabel gaya kepemimpinan, motivasi kerja, dan kompensasi
berpengaruh positif sebesar 57,9% terhadap kinerja guru. Khairuddin (2011)
yang menguji tentang ragam kecerdasan dan motivasi kerja terhadap kinerja
guru SMAN Kota Jayapura, menunjukkan bahwa ragam kecerdasan dan
motivasi kerja berperan penting dalam peningkatan kinerja guru. Rochmawati
(2009) menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara kepemimpinan, motivasi
dan kepuasan kerja terhadap kinerja guru di SMAN 1 Mojolaban, baik secara
simultan maupun parsial. Ditambahkan pula pada hasil penelitian Rahardja
(2004), bahwa ada hubungan positif antara komunikasi antar pribadi guru dan
motivasi kerja guru secara simultan, serta dapat disimpulkan semakin baik
komunikasi antar pribadi dan semakin tinggi motivasi guru, maka kinerja
gurupun meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa dari beberapa hasil penelitian
diatas ada pengaruh positif motivasi kerja guru terhadap kinerja guru.
Adanya supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru dengan beberapa
indikator yang menjadi titik tolak pemberian pengarahan dan pembinaan guru
64
oleh kepala sekolah dan pendorong kerja bagi guru diduga dapat mempengaruhi
dan mengoptimalkan kinerja guru dalam bekerja. Didukung dengan beberapa
penelitian terdahulu yang menguatkan adanya supervisi kepala sekolah dan
motivasi kerja guru akan mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel
kinerja guru. Meskipun ada penelitian yang menyatakan bahwa supervisi kepala
sekolah tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru, hal tersebut menjadi
landasan hasil yang dirasa perlu dikaji kembali. Begitu pula dengan motivasi
kerja guru pada salah satu hasil penelitian yang hanya berpengaruh terhadap
kinerja guru, sedangkan variabel yang lain tidak berpengaruh.
Dalam PP RI Nomor 74 tahun 2008 yang menuliskan kompetensi Guru
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Namun,
dalam penelitian ini dengan tidak mengesampingkan kompetensi yang lain,
peneliti hanya akan mengkaji kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional
yang diduga menjadi variabel yang dipengaruhi.
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya
(Mulyasa,2009:75). Sedangkan kompetensi profesional adalah kemampuan
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang
ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan (Mulyasa, 2009:135). Dari
65
pengertian tersebut untuk indikator dari kinerja guru Sardiman (2011: 163)
menuliskan diantaranya adalah: (1) menguasai bahan; (2) mengelola program
belajar mengajar; (3) mengelola kelas; (4) menggunakan media/ sumber belajar;
(5) menguasai landasan-landasan kependidikan; (6) mengelola interaksi belajar-
mengajar; (7) menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran; (8)
mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah;
(9)mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah; (10) memahami
prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan
pengajaran.
Berdasarkan uraian tersebut, diduga bahwa Supervisi Kepala Sekolah dan
Motivasi Kerja Guru berpengaruh terhadap Kinerja Guru Ekonomi/Akuntansi
SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan, sehingga alur pemikiran dalam penelitian
ini dapat diilustrasikan seperti gambar berikut:
66
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir
H2
H1
H3
Kinerja Guru (Y) (Kompetensi Pedagogik & Kompetensi Profesional)
Indikatornya: 1. Menguasai bahan, 2. Mengelola program belajar-
mengajar, 3. Mengelola kelas, 4. Menggunakan media/
kepentingan pengajaran, 8. Mengenal fungsi dan layanan
bimbingan dan penyuluhan di sekolah,
9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah,
10. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran. (Sardiman,2011:163)
Supervisi Kepala Sekolah (X1) Indikatornya:
1) Kunjungan kelas 2) Pemberian semangat kerja guru 3) Rapat-rapat pembinaan 4) Pemahaman tentang kurikulum 5) Pengembangan metode
pengajaran 6) Pengembangan bahan ajar 7) Potensi pembelajaran 8) Evaluasi pendidikan 9) Kegiatan diluar mengajar
(modifikasi dari Purwanto, 2005:120 dan Sahertian, 2000:130)
Motivasi Kerja Guru (X2) Indikatornya :
1) Tekun menghadapi tugas 2) Ulet menghadapi kesulitan 3) Menunjukkan minat terhadap
bermacam-macam masalah 4) Lebih senang bekerja mandiri 5) Cepat bosan pada tugas yang
rutin 6) Dapat mempertahankan
pendapatnya 7) Tidak mudah melepaskan hal
yang diyakini 8) Senang mencari dan
memecahkan masalah soal-soal (Sardiman, 2011:83)
67
2.5.2 Perumusan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
yang diteliti. Berdasarkan kerangka berpikir di atas, hipotesis kerja dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ha1: Ada pengaruh positif supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru
terhadap kinerja guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota
Pekalongan secara simultan.
Ha2: Ada pengaruh positif supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru
ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan secara parsial.
Ha3: Ada pengaruh positif motivasi kerja guru terhadap kinerja guru
ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan secara parsial.
68
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan desain Penelitian
Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan metode survey
yang menggunakan angket (kuesioner) sebagai alat pengumpulan data kinerja
guru ekonomi/akuntansi terkait dengan kinerja guru, khususnya kompetensi
pedagogik dan kompetensi profesional. Penelitian ini dengan berbantuan SPSS for
windows release versi 16.0.
3.2 Subjek dan Objek Penelitian
Penelitian ini populasi penelitiannya berjumlah kurang dari 100, maka
dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian yaitu seluruh guru
ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan yang berjumlah 49 orang,
sedangkan objek penelitian ini adalah kinerja guru ekonomi/akuntansi
SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan. Rincian mengenai jumlah guru dapat dilihat
pada tabel 3.1:
69
Tabel 3.1 Daftar Nama Sekolah dan Jumlah Guru
No Nama Sekolah Jumlah Guru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
SMA Negeri 1 Pekalongan SMA Negeri 2 Pekalongan SMA Negeri 3 Pekalongan SMA Negeri 4 Pekalongan MAN 2 Pekalongan MAN 3 Pekalongan SMA Dwija Praja Pekalongan SMA St. Bernadus Pekalongan SMA Hasyim Asyari Pekalongan SMA Islam Pekalongan SMA Al-Irsyad Pekalongan MA Ribatul Mutta’alamin Pekalongan MA SalafiahPekalongan MA KH. Syafi’i Pekalongan SMK Negeri 2 Pekalongan SMK Veteran Pekalongan SMK Baitussalam Pekalongan SMK Gatra Praja Pekalongan
3 3 2 2 4 3 1 2 1 2 1 1 3 1 10 3 3 4
JUMLAH 49 Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Pekalongan 2012 (Lampiran 21, hal 218) 3.3 Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian, Suharsimi (2006:118). Variabel dalam penelitian ini ada tiga
variabel yaitu kinerja guru, supervisi kepala sekolah, dan motivasi kerja guru,
yang terbagi menjadi:
3.3.1 Variabel terikat ( Y )
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja guru yang
merupakan kemampuan yang ditunjukkan seorang guru dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya indikator pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
70
Pengukuran terhadap variabel kinerja guru adalah dengan soal angket
yang mengungkap kinerja guru ekonomi/akuntansi. Indikator yang digunakan
pada kinerja guru (Sardiman,2011:163) terkait dengan kompetensi guru adalah:
1. Menguasai bahan,
2. Mengelola program belajar-mengajar,
3. Mengelola kelas,
4. Menggunakan media/ sumber belajar,
5. Menguasai landasan-landasan kependidikan,
6. Mengelola interaksi belajar-mengajar,
7. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran,
8. Mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah,
9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah,
10. Memahami dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan
pengajaran.
3.3.2 Variabel bebas (X)
Variabel bebas adalah variabel yang akan mempengaruhi variabel
terikat. Variabel bebas yang digunakan adalah supervisi kepala sekolah (X1)
dan motivasi kerja guru (X2).
a. Supervisi kepala sekolah (X1)
Supervisi kepala sekolah adalah pembinaan dari kepala sekolah yang
diberikan kepada guru yang bertujuan memperbaiki dan mengoptimalkan
proses belajar mengajar. Pengukuran variabel supervisi kepala sekolah
adalah dengan soal angket yang mengungkap supervisi kepala sekolah,
71
sedangkan indikator yang digunakan untuk supervisi kepala sekolah
(Purwanto,2005:120 dan Sahertian,2000:130) adalah:
1. Kunjungan kelas
2. Pemberian semangat kerja guru
3. Rapat-rapat pembinaan
4. Pemahaman tentang kurikulum
5. Pengembangan metode pengajaran
6. Pengembangan bahan ajar
7. Potensi pembelajaran
8. Evaluasi pendidikan
9. Kegiatan diluar mengajar
b. Motivasi Kerja Guru (X2)
Motivasi kerja guru adalah dorongan bagi seorang guru dalam
kegiatan belajar mengajar yang ditujukan untuk mencapai suatu tujuan
tertentu dengan indicator (Sardiman,2011:83):
1. Tekun menghadapi tugas
2. Ulet menghadapi kesulitan
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah
4. Lebih senang bekerja mandiri
5. Cepat bosan pada tugas yang rutin
6. Dapat mempertahankan pendapatnya
7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini
8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal
72
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Instrumen Penelitian
Untuk mengungkap data tentang pengaruh supervisi kepala sekolah dan
motivasi kerja guru terhadap kinerja guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di
Kota Pekalongan, maka data tersebut diperoleh dengan menggunakan instrumen
penelitian berupa angket atau kuesioner.
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain
bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna
(Riduwan, 2010:71). Tujuan dari angket ini adalah memperoleh data mengenai
pengaruh variabel X yaitu supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru
dengan variabel Y yaitu kinerja guru.
Dalam penelitian ini, menggunakan angket tertutup yaitu angket yang
disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk
memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara
memberikan tanda checklist ( ). Checklist atau daftar cek adalah suatu daftar
yang berisi subjek dan aspek-aspek yang akan diamati, sehingga checklist dapat
menjamin bahwa peneliti mencatat tiap-tiap kejadian sekecil apapun yang
dianggap penting dengan menggunakan lima alternatif jawaban, dimana
nantinya responden dapat langsung memilih salah satu jawaban yang
menurutnya sesuai dengan kondisi/ keadaan yang dihadapi responden, yakni
pendapat guru sendiri.
73
3.4.2 Uji Coba Instrumen Penelitian
Instrumen ditentukan oleh tingkat kesahihan dan keterandalan. Uji
instrumen dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan reabilitas instrumen
sehingga dapat dikatakan layak atau tidaknya instrumen tersebut digunakan
dalam penelitian.
a. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen Suharsimi (2006:168). Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan analisis butir, yaitu
dengan mengkorelasikan tiap butir pertanyaan dengan skor total. Kemudian
dikonsultasikan antara nilai rtabel dengan taraf signifikansi 5% atau taraf
kepercayaan 95%. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan
SPSS for windows release versi 16.0.
Dari hasil uji coba yang telah dilaksanakan pada 30 responden guru
diluar sampel penelitian, yaitu guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di
Kabupaten Pekalongan, dapat disimpulkan bahwa uji validitas yang dilakukan
untuk menguji 23 soal pada variabel supervisi kepala sekolah diperoleh
semua butir soal dinyatakan valid karena signifikan <0,05. Pada variabel
motivasi kerja guru yang terdapat 22 soal diperoleh hanya 1 butir soal yang
dinyatakan tidak valid karena nilai signifikan >0,05 yaitu soal nomor 39.
Sedangkan pada variabel kinerja guru yang terdapat 43 soal diperoleh 10 butir
soal yang dinyatakan tidak valid karena nilai signifikan >0,05. Oleh karena
74
itu, semua butir soal yang valid saja yang akan digunakan dalam penelitian
ini.
b. Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik, Suharsimi (2006:178). Instrumen yang sudah
dapat dipercaya atau reliabel dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya
juga.
Untuk mengukur reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus
One Shot. One Shot atau pengukuran sekali, artinya pengukuran hanya
dilakukan sekali, kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain
atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan, Ghozali (2006:42). Uji
reabilitas dalam penelitian ini berbantuan SPSS for windows release Versi
16.0 dengan uji statistik Cronbach Alpha. Instrumen dikatakan reliabel jika
nilai Cronbach Alpha >0,60, Nunnally dalam Ghozali (2007:42).
Dari hasil uji reliabilitas instrumen yang dilakukan pada 30 responden
diluar sampel penelitian, yaitu guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di
Kabupaten Pekalongan, dengan menggunakan program SPSS release versi
16.0 dapat disimpulkan bahwa perhitungan reliabilitas menggunakan rumus
alpha untuk variabel supervisi kepala sekolah diperoleh Cronbach Alpha
0,957>0,60. variabel motivasi kerja guru diperoleh Cronbach Alpha
0,910>0,60, dan variabel kinerja guru diperoleh Cronbach Alpha 0,922>0,60.
75
3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Teknik analisis data adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengolah
hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Adapun analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
3.6.1 Analisis Deskriptif Persentase
Metode analisis deskriptif ini digunakan untuk mendeskripsikan masing-
masing indikator dalam setiap variabel, yaitu supervisi kepala sekolah dan
motivasi kerja guru terhadap kinerja guru. Hal ini dimaksudkan agar lebih
mudah dalam memahaminya. Metode ini digunakan untuk mengkaji variabel
supervisi kepala sekolah, motivasi kerja guru, dan kinerja guru. Dalam analisis
ini semua skor dari masing-masing variabel maupun dari setiap sub variabelnya
dijumlahkan dan dibandingkan dengan skor idealnya sehingga akan diperoleh
presentase skor. Dari deskriptif presentase inilah selanjutnya dibandingkan
dengan kriteria yang digunakan dan diketahui tingkatannya. Rumus yang
digunakan untuk mendeskripsikan nilai variabel adalah sebagai berikut:
% = 100%
Keterangan:
% = Persentase
n = Nilai yang diperoleh
N = Jumlah total responden
Ali (1994:104)
Masing-masing variabel dimana pengumpulannya dengan menggunakan
angket dapat diketahui apabila setiap indikator dari data yang dikumpulkan
terlebih dahulu diklasifikasikan dan diberi skor yaitu:
76
1. Jika memilih jawaban Selalu (SL) diberi skor 5
2. Jika memilih jawaban Sering (SR) diberi skor 4
3. Jika memilih jawaban Kadang - kadang (KD) diberi skor 3
4. Jika memilih jawaban Jarang (JR) diberi skor 2
5. Jika memilih jawaban Tidak Pernah (TP) diberi skor 1
Karena skor tertinggi masing-masing item adalah 5 dan skor terendahnya
1, maka menurut Sudjana (2005:47) untuk menentukan kategori Deskriptif
Persentase (DP) yang diperoleh, maka dibuat tabel kategori yang disusun dengan
perhitungan sebagai berikut:
a. Persentase maksimal = x 100% = 100%
b. Persentase minimal = x 100% = 20%
c. Rentang persetase = 100% - 20% = 80%
d. Interval kelas persentase = = 16%
e. Menetapkan jenjang kriteria
Dengan interval kelas presentase 16% dan presentase minimal 20%, maka
susunan tabel kriteria masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
77
Tabel 3.2 Kriteria Persentase Variabel Motivasi Kerja Guru
No Interval Persentase Kriteria 1 84% < % ≤ 100% Sangat Tinggi 2 68% < % ≤ 84% Tinggi 3 52% < % ≤ 68% Sedang 4 36% < % ≤ 52% Rendah 5 20% ≤ % ≤ 36% Sangat Rendah
Tabel 3.3 Kriteria Persentase Variabel Supervisi Kepala Sekolah
dan Kinerja Guru No Interval Persentase Kriteria
1 84% < % ≤ 100% Sangat Baik 2 68% < % ≤ 84% Baik 3 52% < % ≤ 68% Cukup Baik 4 36% < % ≤ 52% Kurang Baik 5 20% ≤ % ≤ 36% Tidak Baik
Pada statistik deskriptif ini juga akan dikemukakan dalam penyajian data
dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Tabel distribusi frekuensi
disusun bila jumlah data yang disajikan cukup banyak sehingga jika disajikan
dalam tabel biasa menjadi tidak efisien dan kurang komunikatif (Sugiyono,2007:
32). Tabel distribusi yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengungkap
data yaitu tabel distribusi frekuensi relatif. Dimana dalam tabel distribusi
frekuensi penyajian data lebih mudah dipahami bila dinyatakan dalam persen
(%) (Sugiyono,2007:39).
3.6.2 Analisis Statistik Inferensial
Analisis statistik inferensial digunakan sebagai kelanjutan atau
pengembangan dari proses statistik deskriptif karena pada metode ini dilakukan
78
berbagai perkiraan berdasarkan data-data yang terkumpul serta melakukan
pengujian hipotesis.
Model analisis yang digunakan untuk menganalisis pengaruh supervisi
kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru ekonomi-akuntansi
adalah model regresi linier berganda. Analisis data dilakukan dengan bantuan
dari program SPSS for Windows release versi 16.0 sebagai alat untuk
meregresikan model yang telah dirumuskan. Pengujian hipotesis dapat dilakukan
setelah model regresi telah memenuhi prasyarat analisis regresi dan terbebas dari
gejala asumsi klasik.
a. Uji Prasyarat
1. Uji Normalitas
Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi
variabel supervisi kepala sekolah, motivasi kerja guru, dan kinerja guru
mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang
memiliki distribusi normal atau mendekati normal.
Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau melihat
histogram residualnya. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas Ghozali
(2007:112). Uji normalitas data, juga bisa menggunakan uji statistik
Kolmogrov-Smirnov (K-S) dengan bantuan SPSS for windows relese Versi
79
16.0. Jika nilai signifikansi >0,05 maka data dalam penelitian berdistribusi
normal.
4. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifik model yang
digunakan sudah benar atau tidak. Dengan uji linearitas akan diperoleh
informasi apakah model empiris sebaiknya linear, kuadrat, atau kubik Ghozali
(2007:115). Jika nilai signifikansi pada tabel ANOVA <0,05 maka model
sebaiknya berbentuk linear. Jika data berbentuk linear maka penggunaan
analisis regresi pada pengujian hipotesis dapat dipertanggungjawabkan,
namun jika tidak linear maka harus digunakan analisis non linear.
b. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi
yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini BLUE (Best Linier Unbias
and Estimate) memenuhi asumsi klasik atau tidak. Uji asumsi klasik dalam
penelitian ini meliputi:
1. Multikolinearitas
Uji ini untuk mengetahui apakah antar variabel bebas (independen)
yang terdapat dalam model memiliki hubungan yang sempurna. Salah satu
cara untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dilakukan dengan
mengkorelasikan antar variabel dan apabila korelasinya signifikan maka antar
variabel bebas (independen) tersebut terjadi multikolinearitas.
Multikolinearitas artinya antara variabel bebas yang terdapat dalam model
regresi memiliki hubungan yang sempurna.
80
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen. Pengujian multikolinieritas dalam penelitian ini
berbantuan SPSS for windows relese Versi 16.0, dapat dilihat dari nilai
Tolerance dan nilai Variance Inflatio Factor (VIF), antara variabel bebas
dikatakan tidak terjadi multikolinearitas apabila nilai tolerance >0,1 dan nilai
VIF <10 Ghozali (2007:92).
2. Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui dan menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian atau tidak konstan.
Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk
mengetahui heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan mengamati grafik
scatter plot melalui program SPSS for windows relese Versi 16.0. Dari grafik
scatter plot jika terlihat titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik
diatas maupun dibawah 0 pada sumbu Y, berarti model regresi tersebut tidak
mengandung heteroskedastisitas Ghozali (2007:105).
c. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi digunakan untuk membuat model matematika yang dapat
menunjukan hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi ganda. Analisis
regresi ganda dilakukan untuk membuat model matematika antara supervisi
kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru
ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan. Model regresi dalam
penelitian ini untuk variabel kinerja guru (Y) dari teori Sardiman (2011:163),
81
variabel supervisi kepala sekolah ) dari teori Purwanto (2005:120) dan
Sahertian (2000:130), dan variabel motivasi kerja guru ( ) dari teori Sardiman
(2011:83) menunjukkan ada pengaruh positif, sehingga dapat disajikan sebagai
berikut:
Keterangan:
Y = Kinerja Guru Ekonomi/Akuntansi
a = konstanta
= variabel supervisi kepala sekolah
= variabel motivasi kerja guru
koefisien regresi supervisi kepala sekolah
= koefisien regresi motivasi kerja guru
d. Pengujian Hipotesis
1. Uji simultan (uji F)
Uji F atau simultan digunakan untuk membuktikan kebenaran pada
hipotesis 1 secara simultan atau keseluruhan yaitu untuk mengetahui
pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru secara bersama-
sama atau simultan terhadap kinerja guru ekonomi/akuntansi. Uji F juga dapat
dilakukan menggunakan bantuan program SPSS for Windows release versi
16.0 dengan membandingkan probabilitas dan taraf signifikansi (5%), maka
secara simultan variabel supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru
berpengaruh terhadap kinerja guru.
82
2. Uji parsial (uji t)
Uji t atau uji parsial digunakan untuk menguji kebenaran pada
hipotesis 2 dan 3 yaitu untuk mengetahui pengaruh supervisi kepala sekolah
terhadap kinerja guru ekonomi-akuntansi secara parsial, dan pengaruh
motivasi kerja guru secara parsial terhadap kinerja guru ekonomi-akuntansi,
maka dapat digunakan uji t dengan membandingkan probabilitas dan taraf
signifikansi (5%). Jika nilai statistik thitung >ttabel, atau jika probabilitas <0,05
maka dapat dikatakan variabel supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja
guru secara parsial berpengaruh terhadap kinerja guru.
3. Menentukan Koefisian determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variable kinerja guru. Nilai
determinasi (R2) adalah antara nol dan satu. Jika koefisien determinasi (R2)
yang diperoleh besarnya mendekati satu maka dapat dikatakan semakin kuat
model tersebut dalam menerangkan variasi variabel supervisi kepala sekolah
dan motivasi kerja guru terhadap variabel kinerja guru. Sebaliknya, jika
besarnya koefisien determinasi (R2) mendekati nol maka semakin lemah
variasi variabel supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru dalam
menerangkan variabel kinerja guru.
83
4. Menentukan Koefisian determinasi parsial (r2)
Koefisien determinasi parsial (r2) digunakan untuk mengetahui
besarnya kontribusi yang diberikan oleh masing-masing variabel supervisi
kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru secara parsial.
Besarnya pengaruh tiap variabel dapat diketahui dengan mengkuadratkan r
(partial correlations) pada tabel coefficients output SPSS for windows release
Versi 16.0.
84
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Hasil Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif bertujuan untuk mengetahui tingkat supervisi kepala
sekolah, motivasi kerja guru, dan kinerja guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK
di Kota Pekalongan. Penelitian ini melibatkan guru ekonomi/akuntansi pada 14
SMA/MA di Kota Pekalongan, baik negeri maupun swasta, dan guru akuntansi
pada 4 SMK di Kota Pekalongan, baik negeri maupun swasta, sehingga jumlah
keseluruhan guru dalam penelitian ini yaitu 49 orang guru ekonomi/ akuntansi
dari seluruh SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan. Pengumpulan data penelitian
menggunakan angket dengan skala likert. Gambaran dari masing-masing variabel
dalam penelitian ini yaitu kinerja guru sebagai variabel dependen (Y) dan
supervisi kepala sekolah (X1) dan motivasi kerja guru (X2) sebagai variabel
independen, dapat diketahui dari analisis deskriptif persentase sebagai berikut:
a. Kinerja guru
Pada variabel deskriptif kinerja guru, penilaian dilakukan dengan 10
indikator, diantaranya menguasai bahan, mengelola program belajar-mengajar,
mengelola kelas, menggunakan media/sumber belajar, menguasai landasan-
Sumber : Data penelitian, diolah 2012 (Lampiran 20,hal 213)
Berdasarkan hasil análisis pada Tabel 4.66 dapat diketahui besarnya
kontribusi masing-masing variabel bebas yaitu supervisi kepala sekolah dan
motivasi kerja terhadap kinerja guru dilihat dari nilai r 2 x 100%. Sehingga
besarnya kontribusi supervisi kepala sekolah (X1) terhadap kinerja guru (Y)
adalah sebesar (0,291)2 x 100% = 8,47% dan besarnya kontribusi motivasi kerja
guru (X2) terhadap kinerja guru (Y) adalah sebesar (0,474)2x 100% = 22,47%.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru
terhadap Kinerja Guru Ekonomi/Akuntansi SMA/MA/SMK di Kota
Pekalongan
Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam tugas dan
tanggung jawabnya dengan didasari aspek-aspek yang menunjukkan seseorang
memiliki kemampuan mencapai suatu tujuan tertentu. Hasil kerja tersebut akan
154
terpenuhi dengan optimal jika standar yang ditetapkan dapat ditempuh. Guru
memiliki kinerja yang baik jika guru mampu mencapai suatu tingkatan pada
tahap tertentu yang telah ditetapkan sesuai dengan peran dan tugasnya sebagai
pengajar.
Ditinjau dari masing-masing indikator yang digunakan untuk mengukur
kinerja guru, diperoleh hasil bahwa sebesar 59,67% atau sebanyak 30 guru
mempunyai kemampuan menguasai bahan ajar dalam kategori cukup baik. Hal
ini menunjukkan bahwa penguasaan bahan ajar akan menunjang kinerja guru di
dalam kelas saat menyampaikan materi, serta dapat meningkatkan kemampuan
guru dalam pengembangan selanjutnya. Indikator mengelola program belajar-
mengajar diperoleh hasil bahwa sebesar 59,18% atau sebanyak 29 guru yang
telah mempunyai kemampuan mengelola program belajar-mengajar dalam
kategori cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pengelolaan bprogram
belajar mengajar yang dipersiapkan sebelum mengajar akan mempermudah guru
dalam menyampaikan materi, serta mampu menuntaskan materi sesuai rencana.
Pada indikator mengelola kelas diperoleh hasil bahwa sebesar 59,18% atau
sebanyak 29 guru mempunyai kemampuan mengelola kelas dalam kategori
cukup baik. Kemampuan guru dalam memeriksa kesiapan ruang kelas dan alat
alat dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran sebelum pembelajaran
dimulai pada tiap pembelajaran akan menunjang guru dalam menyampaikan
materi dengan optimal.
Selain ketiga indikator diatas, kinerja guru juga dapat dilihat dari
kemampuan guru dalam menggunakan media/sumber belajar yang diperoleh
155
hasil cukup baik dengan persentase sebesar 67,35% atau sebanyak 33 guru.
Menerapkan metode pembelajaran, memanfaatkan media pembelajaran,dan
mencari sumber belajar yang relevan melalui internet dapat menambah khasanah
pembelajaran. Indikator menguasai landasan-landasan kependidikan diperoleh
hasil sebesar 68,37% atau sebanyak 34 guru yang telah mempunyai kemampuan
memahami hubungan pendidikan dengan pengajaran, menguasai dan
menghayati landasan kependidikan, menguasai proses-proses kependidikan, dan
menguasai konsep dasar keilmuan bahan yang diajar, dimana hal tersebut dapat
menambah dan mengoptimalkan kemampuan guru dalam memahami landasan
kependidikan yang berguna bagi pembelajaran. Sedangkan kemampuan guru
dalam mengelola interaksi belajar-mengajar menunjukkan hasil sebesar 66,12%
atau sebanyak 33 guru, dalam kategori cukup baik. Hal ini menunjukkan dengan
pengelolaan interaksi yang baik dapat menjalin komunikasi yang baik antar guru
dan siswa sehingga guru dapat memahami karakteristik siswa.
Hasil penelitian pada indikator menilai prestasi siswa untuk keperluan
pengajaran diperoleh hasil sebesar 73,37% atau sebanyak 36 guru dalam
kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa dalam mengajar guru telah memiliki
kemampuan guru dalam memberikan tugas kepada siswa diakhir proses belajar-
mengajar, melakukan analisis hasil evaluasi, menyusun laporan dan program
tindak lanjut, serta menyampaikan hasil prestasi belajar pada siswa, yang
mampu meningkatkan kemampuan dalam pembelajaran. Selain itu, pada
indikator mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah,
guru dalam katergori cukup baik dengan presentase 66,67% atau sebanyak 33
156
guru mampu memberikan layanan bimbingan dan penyuluhan yang optimal bagi
siswa yang bermasalah di sekolah. Pada indikator mengenal dan
menyelenggarakan administrasi sekolah guru termasuk dalam kategori baik,
dengan persentase 72,38% atau sebanyak 36 guru, dalam menaati dan
melaksanakan ketentuan yang telah ditetapkan sekolah, menjalankan tiap tugas
dan mengikuti disiplin pegawai yang telah ditetapkan dan berusaha menerapkan
pada diri sendiri maupun peserta didik. Indikator terakhir kinerja guru yaitu
memahami dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan
pengajaran, dimana dari hasil penelitian diperoleh 62,96% atau sebanyak 31
guru dalam kategori cukup baik. Kemampuan yang dimiliki antara lain
melakukan penelitian pendidikan, memahami kesulitan belajar siswa, melakukan
tindakan refleksi dan perbaikan, serta membaca dan memanfaatkan hasil-hasil
penelitian pendidikan agar tujuan pendidikan yang optimal dapat tercapai.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif dan
signifikan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja
guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan, terbukti dari hasil
uji F dimana nilai sig untuk variabel supervisi kepala sekolah (X1) dan motivasi
kerja guru (X2) kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Sedangkan dari hasil uji
koefisien determinasi simultan (R2) diperoleh hasil sebesar 41,1%, sehingga
dapat dikatakan bahwa kontribusi yang diberikan masih kurang besar karena
belum mencapai 50%. Hal ini dikarenakan masih kurang optimalnya kinerja
guru khususnya dalam mengelola program belajar-mengajar dan mengelola
kelas yang masih belum optimal dilakukan oleh guru.
157
Hasil penelitian ini mendukung pendapat Sardiman (2011:53) yang
menyebutkan bahwa guru tenaga profesional di bidang kependidikan, disamping
memahami hal-hal yang bersifat filosofis dan konseptual, juga harus mengetahui
dan melaksanakan hal-hal yang bersifat teknis, terutama kegiatan mengelola dan
melaksanakan interaksi belajar mengajar. Guru paling tidak harus memiliki dua
modal dasar yakni kemampuan mendesain program dan keterampilan
mengkomunikasikan program itu kepada anak didik.
Supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru merupakan hal yang
perlu diperhatikan dalam meningkatkan kinerja guru. Supervisi kepala sekolah
berfokus pada bantuan yang diberikan kepala sekolah pada guru dala mengatasi
masalah dalam pembelajaran maupun binaan dari kepala sekolah yang mampu
meningkatkan kinerja para guru dalam bekerja. Motivasi kerja guru diperlukan
seorang guru dalam bekerja. Motivasi yang positif akan menjadikan guru
termotivasi melakukan hal yang positif pula bagi diri sendiri dan orang lain,
yang kemudian dapat diterapkan oleh guru saat bekerja maupun dalam
kehidupan sehari-harinya.
4.2.2 Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru
Ekonomi/Akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan
Kepala sekolah dituntut memiliki kompetensi yang baik sebagai
pemimpin sekolah. kemampuan kepala sekolah dalam melakukan supervisi
merupakan salah satunya. Supervisi kepala sekolah yang dilaksanakan dengan
efektif dan efisien akan membantu guru dalam pembelajaran serta dapat
meningkatkan kinerja guru. Penelitian ini terdiri dari 9 indikator (kunjungan
158
kelas, pemberian semangat kerja guru, rapat-rapat pembinaan, pemahaman
tentang kurikulum, pengembangan metode pengajaran, pengembangan bahan
ajar, potensi pembelajaran, evaluasi pendidikan, kegiatan diluar mengajar),
dimana indikator yang digunakan tersebut dapat meningkatkan kinerja guru.
Ditinjau dari masing-masing indikator yang digunakan untuk mengukur
supervisi kepala sekolah, diperoleh hasil sebesar 81,63% atau sebanyak 40 guru
menyatakan bahwa supervisi yang dilakukan kepala sekolah termasuk kategori
baik dalam melakukan kunjungan kelas. Hal ini menunjukkan kepala sekolah
mampu memberikan bantuan pada guru saat guru mengalami masalah dalam
mengajar melalui kegiatan kunjungan kelas yang dilakukan secara rutin. Pada
indikator pemberian semangat kerja guru diperoleh hasil 78,10% atau sebanyak
39 guru menyatakan bahwa supervisi yang dilakukan kepala sekolah dalam
kategori baik. Terlihat dari cara kepala sekolah membantu masalah guru terkait
pembelajaran dalam pertemuan pribadi dan mampu memberikan solusi dan
semangat yang baik bagi guru. Indikator rapat-rapat pembinaan diperoleh hasil
75,92% atau sebanyak 38 guru menyatakan kepala sekolah telah melakukan
supervisi terkait pengajaran dalam sebuah rapat- rapat pembinaan dalam kategori
baik. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah memiliki koordinasi yang baik
dengan para guru melalui rapat yang diadakan secara berkala untuk membahas
masalah dalam pembelajaran. Hasil penelitian pada indikator pemahaman
tentang kurikulum menunjukkan hasil 76,12% atau sebanyak 38 guru
menyatakan bahwa kepala sekolah telah dengan baik melakukan supervisi dalam
hal memberikan pemahaman tentang kurikulum. Dengan pemahaman kurikulum
159
yang baik, maka guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan optimal.
Indikator pengembangan metode pengajaran diperoleh hasil 70,20% atau
sebanyak 35 guru menyatakan kepala sekolah termasuk kategori baik dalam
melakukan peninjauan kesesuaian metode dengan pelaksanaannya, dimana hal
tersebut dapat mengoptimalkan pembelajaran di dalam kelas.
Selain kelima indikator diatas, kepala sekolah juga melakukan supervisi
dalam hal pengembangan bahan ajar, dimana pada indikator ini diperoleh hasil
67,89% atau sebanyak 34 guru menyatakan kepala sekolah dalam kategori cukup
baik. Pengembangan bahan ajar diperlukan untuk kepentingan pembelajaran
yang memerlukan peran serta guru dalam mengembangkannya, dan tentunya
kepala sekolah ikut andil memberikan saran bagi pengembangan bahan ajar.
Indikator potensi pembelajaran diperoleh hasil 67,76% atau sebanyak 34 guru
menyatakan bahwa kepala sekolah berperan cukup baik dalam memotivasi guru
untuk memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran, sehingga dapat
mengoptimalkan pengajaran dan kinerja guru. Indikator evaluasi pendidikan
diperoleh hasil 67,35% atau sebanyak 33 guru menyatakan bahwa kepala
sekolah mampu mensupervisi evaluasi pendidikan dengan cukup baik. Teknik-
teknik evaluasi yang tepat dalam pembelajaran mampu meningkatkan kinerja
guru dan mengoptimalkan hasil evaluasi pembelajaran. Indikator yang terakhir
dalam supervisi kepala sekolah yaitu kegiatan diluar mengajar, diperoleh hasil
67,55% atau sebanyak 34 guru menyatakan kepala sekolah mampu memberikan
pengarahan dan binaan pada guru terkait kegiatan diluar mengajar dalam
160
kategori cukup baik. Kepala sekolah harus dapat membimbing dan mengarahkan
guru dengan baik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan
supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru ekonomi/akuntansi
SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan, terbukti dari hasil uji t dimana nilai sig
untuk variabel supervisi kepala sekolah (X1) kurang dari 0,05 yaitu sebesar
0,045. Sedangkan dari hasil uji koefisien determinasi parsial (r2) diperoleh hasil
sebesar 8,47%, sehingga dapat dikatakan bahwa kontribusi yang diberikan masih
kurang besar karena belum mencapai 50%. Hal ini dikarenakan masih kurang
optimalnya supervisi kepala sekolah, khususnya dalam supervisi mengenai
evaluasi pendidikan.
Hasil penelitian ini mendukung pendapat Sahertian (2000:16-17) yang
menyebutkan supervisi bersifat alamiah yakni menggunakan alat pencatat yang
dapat memberikan informasi sebagai umpan balik untuk mengadakan penilaian
terhadap proses pembelajaran di kelas. Supervisi merupakan usaha dalam
memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan
jabatan dan perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan,
bahan pengajaran dan metode serta evaluasi pengajaran. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian Alimi (2012) bahwa supervisi yang dilakukan kepala
sekolah berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Ditambahkan pula oleh Teta
(2011) tentang pengaruh supervisi kepala sekolah dan fasilitas mengajar
terhadap kinerja guru di SMAN 2 Sukoharjo, menunjukkan bahwa ada pengaruh
161
positif yang signifikan baik dari supervisi kepala sekolah maupun fasilitas
mengajar terhadap kinerja guru secara parsial dan simultan.
4.2.3 Pengaruh Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru
Ekonomi/Akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan
Motivasi kerja adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk
mencapai tujuan tertentu dengan serangkaian gairah dan tingkah laku yang kuat
atau lemah pada diri orang tersebut juga turut mempengaruhi hasil yang akan
dicapainya. Penelitian ini terdiri dari 8 indikator (tekun menghadapi tugas, ulet
menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah,
lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas yang rutin, dapat
mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini,dan
senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal), dimana indikator tersebut
dapat meningkatkan kinerja guru.
Ditinjau dari masing-masing indikator untuk mengukur motivasi kerja
guru, pada indikator tekun menghadapi tugas diperoleh hasil 70,00% atau
sebanyak 35 guru dalam kategori tinggi. Ketekunan dalam mengerjakan tugas
yang diberikan oleh kepala sekolah mampu diselesaikan guru dengan baik serta
guru mengikuti pendidikan dan pelatihan dengan tekun, dimana hal ini
menunjukkan bahwa guru memiliki ketekunan yang baik dalam bertugas.
Indikator ulet mengaadapi kesulitan diperoleh hasil 69,39% atau sebanyak 34
guru dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa guru tidak mudah putus
asa dan bila menemui kegagalan akan terus mencoba untuk menyelesaikan.
Indikator menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah diperoleh
162
70,82% atau sebanyak 35 guru dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan
bahwa guru memiliki minat dan rasa ingin tahu yang besar pada tiap
permasalahan. Indikator lebih senang bekerja mandiri diperoleh 70,41% atau
sebanyak 35 guru dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan guru mampu
bekerja tanpa menggantungkan pada orang lain. Pada indikator cepat bosan pada
tugas yang rutin diperoleh hasil 76,73% atau sebanyak 38 guru dalam kategori
tinggi. Menghadapi tugas yang rutin dan sama, terutama berkaitan dengan hal-
hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif
akan membuat guru termotivasi untuk berinovasi dan kreatif yang meningkatkan
motivasi dalam bekerja.
Selain kelima indikator diatas, motivsi kerja guru juga memiliki indikator
dapat mempertahankan pendapat dengan hasil persentase sebesar 78,50% atau
sebanyak 39 guru dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa guru
memiliki motivasi yang tinggi dalam mempertahankan ppendapat yang dirasa
rasional dan dapat bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Indikator tidak
mudah melepaskan hal yang diyakini diperoleh hasil 70,07% atau sebanyak 35
guru dalam kategori tinggi. Guru memiliki keyakinan bahwa pendirian teguh dan
rasa percaya diri dalam bekerja dapat mengoptimalkan kinerjanya. Indikator
motivasi kerja guru yang terakhir yaitu senang mencari dan memecahkan
masalah soal-soal diperoleh hasil 76,46% atau sebanyak 38 guru dalam kategori
tinggi. Kepekaan dan sikap responsif guru terhadap suatu masalah akan
mendorong guru termotivasi untuk memikirkan bagaimana cara memecahkan
dan menyelesaikan masalah.
163
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan
motivasi kerja guru terhadap kinerja guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di
Kota Pekalongan, terbukti dari hasil uji t dimana nilai sig untuk variabel
motivasi kerja guru (X2) kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,001. Sedangkan dari
hasil uji koefisien determinasi parsial (r2) diperoleh hasil sebesar 24,47%,
sehingga dapat dikatakan bahwa kontribusi yang diberikan masih kurang besar
karena belum mencapai 50%. Hal ini dikarenakan masih kurang optimalnya
motivasi kerja guru khususnya pada indikator ulet menghadapi kesulitan.
Hasil penelitian ini mendukung pendapat Sardiman (2011:80) yang
mengemukakan bahwa suatu kesulitan atau hambatan sebenarnya banyak
bergantung pada keadaan dan sikap lingkungan. Oleh karena itu, sehubungan
dengan ini maka peranan motivasi motivasi sangat penting dalam upaya
menciptakan kondisi-kondisi tertentu yang lebih kondusif bagi mereka untuk
berusaha agar memperoleh keunggulan. Penelitian ini juga mendukung hasil
penelitian Oluseyi (2009) variabel independen (motivasi kerja, efektifitas
kepemimpinan, dan manajemen waktu) secara simultan berpengaruh positif dan
signifikan sebesar 27,2% terhadap kinerja, sedangkan variabel motivasi kerja
secara parsial berpengaruh positif dan signifikan sebesar 8,35% terhadap kinerja.
Rochmawati (2009) yang menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara
kepemimpinan, motivasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja guru di SMAN 1
Mojolaban, baik secara simultan maupun parsial. Ditambahkan pula pada hasil
penelitian Rahardja (2004), bahwa ada hubungan positif antara komunikasi antar
pribadi guru dan motivasi kerja guru secara simultan, serta dapat disimpulkan
164
semakin baik komunikasi antar pribadi dan semakin tinggi motivasi guru, maka
kinerja guru pun meningkat.
165
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh simpulan
dan saran sebagai berikut:
5.1 Simpulan
Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru berpengaruh positif
terhadap kinerja guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota
Pekalongan secara simultan, dimana dari uji F diperoleh nilai sig untuk
variabel supervisi kepala sekolah (X1) dan motivasi kerja guru (X2)
0,000<0,05, sedangkan dari hasil uji koefisien determinasi simultan (R2)
diperoleh hasil sebesar 41,1%.
2. Supervisi kepala sekolah berpengaruh positif terhadap kinerja guru
ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan secara parsial,
dimana dari uji t diperoleh nilai sig untuk variabel supervisi kepala sekolah
(X1) sebesar 0,045<0,05, sedangkan dari hasil uji koefisien determinasi
parsial (r2) diperoleh hasil sebesar 8,47%,
3. Motivasi kerja guru berpengaruh positif terhadap kinerja guru
ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan secara parsial,
dimana dari uji t diperoleh nilai sig untuk variabel motivasi kerja guru (X2)
166
sebesar 0,001<0,05, sedangkan dari hasil uji koefisien determinasi parsial
(r2) diperoleh hasil sebesar 24,47%,
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pihak kepala sekolah dianjurkan mempertahankan dan senantiasa
melestarikan budaya menghargai, menghormati dan mengawasi kinerja para
guru dengan tetap mengadakan supervisi pengajaran/pendidikan dan lebih
memperhatikan teknik-teknik evaluasi pembelajaran yang tepat sehingga
dapat digunakan guru dalam pembelajaran karena hal ini mampu
meningkatkan rasa tanggungjawab guru sebagai pengajar.
2. Guru ekonomi/akuntansi hendaknya tetap memotivasi dirinya dalam
pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya menjadi lebih efektif dengan lebih
meningkatkan dirinya dan ulet dalam bekerja. Selain itu, usaha untuk lebih
percaya pada diri sendiri dan tidak mudah putus asa jika menemui kesulitan
sehingga mampu memecahkan masalah, dipandang sebagai salah satu cara
un tuk meningkatkan motivasi dalam bekerja.
3. Para guru dianjurkan sesering mungkin membaca, menerapkan dan
membuat penelitan pendidikan yang berkaitan dengan pengajaran. Hal ini
akan bermanfaat untuk menemukan bagaimana cara-cara pengelolaan kelas
yang baik seperti, perencanaan pembelajaran, kesiapan kelas sebelum
pengajaran dimulai serta menumbuhkan terjalinnya interaksi belajar-
mengajar yang kondusif antar siswa dengan guru.
167
DAFTAR PUSTAKA
Alimi and Akinfolarin. 2012. Impact of selected modes of instructional supervision on student’s academic performance in senior secondary schools in Ondo State, Nigeria. Dalam Education Research Journal Vol. 2 (1):1-6 January 2012.
Alit Ana, Ida Bagus. 1994. Inovasi Wawasan dan Profesionalisme Guru sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Pendidikan Era Pembangunan Jangka Panjang Kedua. Jember: UNEJ.
Dally, Dadang. 2010. Balanced Scorecard Suatu Pendekatan Dalam Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Depdikbud. 1997. Pembinaan Profesionalisme Guru. Jakarta:Depdikbud.
Ghozali, Imam. 2006. AplikasiAnalisis Multivariate dengan program SPSS.Semarang: BadanPenerbitUniversitasDiponegoro.
Hakim, A. Rahman. 2012. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan Kompensasi terhadap Kinerja Guru SMA PPMI Assalam Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Dalam Jurnal Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Hasibuan, Malayu SP. 2010. Organisasi & Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Indrafachrudi, Soekanto. 2006. Bagaimana Memimpin Sekolah yang Efektif. Bogor: Ghalia Indonesia.
Khairuddin, N.M. 2011. Pengaruh Ragam Kecerdasan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Sekolah Menengah Atas. Dalam Jurnal Aplikasi Manajemen Vol. 91 Nomor 31 Mei 2011.
Kurnia, Ijang. 2011. Peningkatan Kinerja Guru Melalui Kegiatan Supervisi Kepala Sekolah. Dalam Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halm. 548-555.
Makmun, A.S. 2001. Psikologi Kependidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
168
Melita, Irma. 2008. Pengaruh Kemampuan Kognitif, Supervisi, dan Sarana Prasarana terhadap Kinerja Guru SMA Negeri di SMA Negeri 11 Padang. Dalam Jurnal Thesis Universitas Andalas.
Mulyasa. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks Menyukseskan MBS & KBK. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
-----. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
-----. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru. 2008. Diunduh Tanggal 19 April 2011, 14:46 Wib.
Pertiwi, C. Ratna. 2012. Pengaruh Supervisi Pengajaran dan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri se-Kabupaten Lamongan. Dalam Jurnal Skripsi Universitas Negeri Malang.
Purwanto, Joko. 2005. Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah, Keterbukaan Manajemen Kepala Sekolah, dan Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru (Studi Kasus Guru Bantu dan Guru Tidak Tetap di SMP Negeri Pracimantoro, Wonogiri). Dalam Jurnal Thesis Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Purwanto, Ngalim. 2005. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rahardja, Alice Tjandralila. 2004. Hubungan Antar Komunikasi Antar Pribadi Guru dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru. Dalam Jurnal Pendidikan Penabur No. 03/ Th. III/ Desember 2004. (diunduh 2 Oktober 2012; jam 14:15 WIB).
Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
Rochmawati dan Siti Rahayu Binarsih. 2009. Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Guru Di SMA Negeri 1 Mojolaban. Dalam Jurnal Manajemen Bisnis Syariah No 01/ Th. III/ Januari 2009.
Sahertian, Piet, A. 2000. Profil Pendidikan Profesional. Yogyakarta: Andi Offset.
-----. 2000. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Surya, M. 2003. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Yayasan Bhakti Winata.
Suryosubroto, B. 2002. Manajemen Pendidikan Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Teta, Jenar. 2011. Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Fasilitas Mengajar Guru Terhadap Kinerja Guru SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. (diunduh 2 Oktober 2012; jam 13:46 WIB).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. http://www.google.com
Usman, Moh. Uzer. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Wahyudi. 2009. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta.
Widodo. 2006. Kontribusi Supervisi Kepala Sekolah, Sarana Prasarana, dan Kondisi Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Guru SMP di Kabupaten Karanganyar. Dalam Jurnal Thesis Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Wuryanto, Agus. 2010. Pengembangan Bahan Ajar. http://aguswuryanto.wordpress.com/2010/09/02/pengembangan-bahan-ajar/ (diunduh 8 Oktober 2012; jam 10:37 WIB).
170
LAMPIRAN 1 Hasil Wawancara dan Angket Observasi Awal
A. Daftar Pertanyaan 1. Bagaimanakah pendapat Bapak/ Ibu guru mengenai kinerja guru?
2. Dari keempat kompetensi guru, menurut Bapak/ Ibu guru, kompetensi
manakah yang paling dikuasai dan kurang menguasai?
3. Apa alasan Bapak/ Ibu merasa kurang dalam kompetensi tersebut?
4. Menurut Bapak/ Ibu guru, hal apakah yang menjadi faktor kompetensi
tersebut dirasa kurang oleh Bapak/ Ibu? Apakah bisa dijelaskan?
5. Bagaimanakah harapan untuk kedepannya?
B. Hasil Wawancara a. Jawaban Guru Pertama
1. Kinerja guru adalah hasil kerja seorang guru dalam mengajar.
2. Wah, kalau saya masih kesulitan dalam mengajar, berarti kompetensi
pedagogik ya? Kompetensi profesional juga saya belum paham betul.
3. Saya kurang paham dengan kedua kompetensi itu. Kebetulan saya juga
merangkap menjadi guru TIK, ya mungkin itu salah satu sebabnya.
4. Faktornya mungkin internal-eksternal juga. Kalau saya jujur saja
semangat saya kurang dalam mengajar.
5. Harapannya yang baik-baik saja. Semoga tambah semangat dalam
bekerja dan dimudahkan rejeki.
b. Jawaban Guru Kedua
1. Menurut saya, kinerja guru itu ya kompetensi guru. Dimana disitu ada
empat kompetensi. Sosial, pribadi, pedagogik, dan profesional.
2. Sepertinya kompetensi pedagogik dan profesional. Kurang paham
juga.
3. Sebenarnya saya juga kurang paham. Di dalam kompetensi profesional
itu ada penelitian tindakan kelas (PTK), lha wong saya saja nggak
pernah buat, mbak.
171
4. Kalau dari saya sendiri, kurang semangat dalam mengajar. Kurang
motivasi bisa jadi. Kepala sekolah juga jarang membantu. Seperti
membantu pengembangan bahan ajar, metode, biasanya dibantu
kurikulum saja, kepala sekolah jarang melakukan semacam supervisi.
5. Ya, harapannya dalam bekerja motivasi bertambah dan kepala sekolah
turut andil dalam pembelajaran.
c. Jawaban Guru Ketiga
1. Kinerja guru itu kemajuan dan keberhasilan seorang guru dalam
mengajar. Kalo tidak salah ada empat kompetensi yang harus
terpenuhi.
2. Saya tidak ada masalah dengan kompetensi sosial, karena saya juga
berkecimpung di masyarakat sekitar rumah, begitu juga kompetensi
pribadi, itu saya rasa saya paham. Tapi kompetensi profesional saya
tidak terlalu memahami. Pedagogik juga, mbak.
3. Sebenarnya di dalam kompetensi pedagogik, itu mengharuskan saya
sebagai seorang guru untuk mengajar dengan baik, dari cara buka tutup
pelajaran, sampai mungkin metodenya. Nah, saya pribadi merasa saya
kurang di penerapan metode, bingung juga. Kebetulan saya juga
merangkap menjadi guru TIK. Saya juga belum pernah membuat PTK.
4. Mungkin dari faktor internal dan eksternal. Internal mungkin dari
dalam diri saya sendiri, motivasi dalam bekerja, mengajar. Eksternal
mungkin seperti lingkungan bisa, fasilitas bisa, dari kepala sekolahpun
bisa. Kepala sekolah jugaa jarang melakukan supervisi tentang
pengajaran, itu mungkin bisa menjadi salah satu sebabnya juga.
5. Harapannya bisa lebih baik. Yang kurang ditingkatkan, yang sudah
baik dipertahankan kalau bisa ditingkatkan akan lebih bagus.
172
Angket Observasi Awal
Kepada:
Yth. Bapak/Ibu Guru Akuntansi
Di SMA/ MA/ SMK ………
Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarokatuh
Dalam kesibukan Bapak/Ibu Guru Akuntansi saat ini, perkenankanlah saya
memohon Bapak/Ibu Guru dapat menyisihkan waktu untuk mengisi angket
observasi awal seperti yang saya lampirkan.
Angket ini sebagai langkah awal saya dalam penyusunan proposal
penelitian sebagai tugas akhir studi saya di Universitas Negeri Semarang.
Angket ini semata-mata untuk tujuan ilmiah dan tidak ada pengaruhnya
terhadap profesi Bapak/Ibu Guru saat ini. Oleh karena itu, kesungguhan dan
kesediaan dalam mengisi angket ini sangat berarti bagi kelancaran penelitian saya.
Atas kesediaan Bapak/Ibu Guru dalam mengisi angket ini, saya ucapkan
terima kasih dan semoga kebaikan Bapak/Ibu Guru mendapat imbalan dari Tuhan
Yang Maha Esa.
Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarokatuh.
Semarang, Februari 2012
Hormat saya,
Happy Purwaningsih
173
I. Identitasresponden:
1. Nama :.....................................................(bolehtidakdiisi)
6. Pangkat/Golongan : .................................................................................. *) coret yang tidakperlu
II. Petunjukpengisian: 1. Mohon kesediaan Bapak/Ibu guru untuk mengisi sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya dengan memberi tanda silang (X) di depan alternatifjawaban yang tersedia.
2. Apabila sudah selesai mohon Bapak/ Ibu guru untuk mencermati semua jawaban sehingga tidak ada pernyataan yang belum terjawab.
Kompetensi Pedagogik
A. Penguasaan Teori Belajar 1. Memahami tentang teori belajar yang memperhatikan cara
pembelajaran di dalam kelas? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak
2. Menguasai proses-proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran siswa? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak
B. Pemahaman Peserta didik
3. Rencana pembelajaran disusun berdasar analisis kemampuan awal siswa? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak
4. Dalam pemberian materi pengajaran disesuaikan dengan kemampuan intelegensi siswa? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak
174
5. Memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada siswa yang mengalami kendala dalam proses belajar mengajar baik dari dalam maupun luar sekolah? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak
6. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik, misal perbedaan kemampuan, latar belakang, dan sikap terhadap sekolah sehingga memahami karakteristik siswa? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak
C. Pemahaman Kurikulum 7. Mengembangkan metode pengajaran dan bahan ajar sesuai dengan
kurikulum yang berlaku? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak
8. Mengkaji kurikulum bidang studi ekonomi/ akuntansi yang sedang berlaku sekarang? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak
D. Perencanaan Pembelajaran 9. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebelum
melakukan proses pembelajaran? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak
10. Memeriksa kesiapan siswa, kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media pembelajaran terlebih dahulu sebelum pelajaran dimulai? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak
11. Mempersiapkan dan mengembangkan materi yang akan disampaikan kepada siswa sebelum mengajar? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak
12. Mempersiapkan skenario penyampaian materi pelajaran di kelas, dari pembukaan, inti, dan penutup pada tiap pertemuan? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak
175
E. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi 13. Memanfaatkan dengan optimal media pembelajaran guna pengajaran
di dalam kelas? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak
14. Mencari sumber belajar yang relevan dan terbaru melalui internet? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak
F. Merancang dan melaksanakan Evaluasi Pembelajaran 15. Mengadakan penilaian prestasi belajar siswa untuk mengetahui
keberhasilan pembelajaran? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak
16. Melakukan analisis terhadap hasil evaluasi yang telah dilaksanakan? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak
17. Menyusun laporan dan program tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar siswa? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak
Kompetensi Profesional A. Penguasaan Materi
1. Menguasai bahan pelajaran beserta konsep-konsep keilmuan dalam menjelaskan materi pembelajaran secara sistematis? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak
2. Mempelajari aplikasi dari bidang ilmu akuntansi ke dalam bidang ilmu lain? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak
B. Pemahaman Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 3. Memahami fungsi standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam
perencanaan pembelajaran sebelum pembelajaran dimulai? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak
4. Merancang pembelajaran berdasar standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak
176
C. Pengembangan Materi, Penguasaan dan Pemahaman Landasan Kependidikan
5. Mengembangkan bahan ajar dan menyesuaikan dengan pelaksanaan pembelajaran? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak
6. Menguasai dan menghayati landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan? c. Selalu c. Kadang-kadang d. Sering d. Tidak
7. Memahami hubungan pendidikan dengan pengajaran? e. Selalu c. Kadang-kadang f. Sering d. Tidak
D. Pengembangan Keprofesionalan yang Berkelanjutan 8. Melakukan penelitian pendidikan yang mendukung peningkatan
pembelajaran? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak
9. Melakukan tindakan refleksi dan perbaikan guna meningkatkan keprofesionalan?
a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak
10. Membaca dan memanfaatkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan yang optimal? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak
E. Penyelenggaraan Administrasi Sekolah 11. Mengikuti disiplin pegawai yang diatur pemerintah dan menerapkan
kepada peserta didik maupun diri sendiri? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak
12. Mengolah hasil belajar siswa selama satu semester sebagai bahan informasi prestasi siswa kepada sekolah dan orang tua? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak
Jawablah pernyataan berikut ini dengan memberikan centang (V) sesuai dengan
pilihan bapak/ibu guru pada salah satu jawaban yang tersedia, yaitu:
SL = Selalu
SR = Sering
KD = Kadang-kadang
JR = Jarang
TP = Tidak Pernah
182
No Pernyataan Supervisi Kepala Sekolah Skala penilaian
SL SR KD JR TP A Kunjungan kelas 1
Kepala sekolah melakukan kunjungan kelas untuk mengamati seorang guru yang sedang mengajar
2 Kunjungan kelas oleh kepala sekolah dapat membantu memperbaiki cara mengajar
B Pemberian semangat kerja guru3 Kepala sekolah memberikan semangat kerja
terhadap tugas pada guru yang mengalami kesulitan dalam pekerjaan
4 Kepala sekolah membantu masalah yang dihadapi guru dalam pertemuan pribadi
5 Kepala sekolah mengadakan kontak dengan guru untuk pertemuan pribadi
C Rapat-rapat pembinaan6 Kepala sekolah mengadakan rapat koordinasi
dengan para guru
7 Kepala sekolah rutin mengadakan rapat (meeting) secara periodik dengan guru-guru berkaitan dengan KBM di sekolah.
D Pemahaman tentang kurikulum8 Kepala sekolah melakukan peninjauan
rencana pembelajaran Bapak/Ibu guru
9 Kepala sekolah membantu memberikan pengarahan tentang pemahaman kurikulum terhadap guru
E Pengembangan metode pengajaran10 Kepala sekolah mensupervisi tentang
pengembangan metode pembelajaran
11 Kepala sekolah melakukan peninjauan terhadap kesesuaian metode pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran
F Pengembangan bahan ajar 12 Kepala sekolah mensupervisi tentang
pengembangan bahan ajar
13 Kepala sekolah mensupervisi guru dalam melaksanakan strategi pembelajaran dalam pengembangan bahan ajar
14 Kepala sekolah melakukan peninjauan terhadap kesesuaian pengembangan bahan ajar dengan pelaksanaan pembelajaran
183
G Potensi pembelajaran15 Kepala sekolah mensupervisi guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran
16 Kepala sekolah memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi di dalam pembelajaran
H Evaluasi Pendidikan17 Kepala sekolah melaksanakan program
evaluasi pendidikan dengan baik
18 Kepala sekolah melakukan supervisi tentang teknik-teknik evaluasi pembelajaran
19 Kepala sekolah memberikan evaluasi terhadap proses KBM untuk memotivasi semangat kerja guru
I Kegiatan diluar mengajar20 Kepala sekolah membimbing pelaksanaan
penataran guru-guru bidang studi
21 Kepala sekolah membentuk diskusi kelompok guru bidang studi sejenis
22 Kepala sekolah mengarahkan guru berperan serta menjadi pembina pramuka dalam kegiatan ekstrakurikuler
23 Kepala sekolah mengarahkan guru membimbing siswa dalam mengikuti lomba olimpiade
No Pernyataan Motivasi Kerja Guru Skala penilaian SL SR KD JR TP
A Tekun menghadapi tugas24 Mengikuti pendidikan dan latihan dengan
tekun
25 Menyelesaikan tugas-tugas dari kepala sekolah dengan baik
B Ulet menghadapi kesulitan26 Tidak mudah putus asa dalam melaksanakan
tugas
27 Saat berhadapan dengan tugas yang berat, lebih terdorong untuk bekerja lebih giat
C Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah 28 Kemauan guru untuk senantiasa memperbaiki
dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki saat ini sudah tercapai
29 Mengikuti seminar, melaksanakan dan mengikuti secara aktif
30 Memiliki rasa keingintahuan yang tinggi
184
31 Berusaha untuk menguasai bahan ajar agar dapat mengajar siswa secara optimal
D Lebih senang bekerja mandiri32 Menyelesaikan sendiri tugas-tugas yang ada
tanpa menggantungkan kepada orang lain
33 Menyelesaikan sendiri tugas-tugas yang ada sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
E Cepat bosan pada tugas yang rutin 34 Merasa perlu meningkatkan kemampuan
menyusun bahan ajar
35 Mengikuti kegiatan diluar sekolah seperti pelatihan, guna pengembangan dalam bekerja
F Dapat mempertahankan pendapatnya36 Mempertahankan pendapat yang dirasa benar
pada saat rapat
37 Mengikuti dan memberikan usulan secara aktif pada saat rapat yang berkaitan dengan evaluasi KBM
38 Tidak mudah terpengaruh pendapat orang lain dalam pelaksanaan rapat
G Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini39 Menganggap disiplin kerja itu sangat penting
dalam sekolah
40 Saling mengingatkan ketika guru tidak disiplin kerja dalam hal KBM
41 Mempertahankan hal yang sudah diyakini 42 Berusaha bekerja keras karena merasa
prestasi sekolah belum optimal
H Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal43 Menyelesaikan persoalan dalam hal
kedisiplinan yang ada di sekolah
44 Mencari hal-hal yang baru dan bermanfaat untuk ilmu pengetahuan
45 Berpikir inovatif dan kreatif
No Pernyataan Kinerja Guru Skala Penilaian SL SR KD JR TP
A Menguasai bahan 46 Mempersiapkan materi yang akan
disampaikan kepada siswa sebelum mengajar
47 Mengembangkan materi sesuai dengan kebutuhan pendidikan dan perkembangan jaman
48 Memahami dan menguasai materi pelajaran yang diampu
185
49 Menguasai bahan pelajaran beserta konsep-konsep keilmuan dalam menjelaskan materi pembelajaran secara sistematis
50 Menghubungkan materi pembelajaran dengan pengetahuan lain yang relevan
B Mengelola program belajar-mengajar51 Menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) sebelum melakukan proses pembelajaran
52 Rencana pembelajaran disusun berdasar analisis kemampuan awal siswa
53 Mempersiapkan skenario penyampaian materi pelajaran di kelas, dari pembukaan, inti, dan penutup pada tiap pertemuan
54 Menuntaskan materi sesuai dengan rencana pada tiap pembelajaran
55 Melaksanakan program remidial untuk memperbaiki hasil ulangan siswa yang kurang memuaskan
C Mengelola kelas 56 Memeriksa kesiapan ruang, alat
pembelajaran, dan media pembelajaran terlebih dahulu sebelum pelajaran dimulai
57 Memeriksa kesiapan siswa antara lain mencakup kehadiran, kerapian, ketertiban, da perlengkapan pembelajaran
58 Menegur siswa yang berbuat gaduh pada saat pembelajaran
D Menggunakan media/ sumber belajar59 Menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi sesuai dengan kebutuhan
60 Memanfaatkan media pembelajaran modern seperti laptop dan LCD pada pokok bahasan tertentu supaya pembelajaran lebih menarik
61 Menyiapkan sumber yang relevan (modul, buku, serta sumber media yang lain) untuk digunakan dalam pembelajaran
62 Mencari sumber belajar yang relevan dan terbaru melalui internet
E Menguasai landasan - landasan kependidikan63 Memahami hubungan pendidikan dengan
pengajaran
64 Menguasai dan menghayati landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan
186
65 Menguasai proses-proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran siswa
66 Menguasai konsep-konsep dasar keilmuan bahan yang diajarkan
F Mengelola interaksi belajar-mengajar 67 Mengucapkan salam pada siswa sebelum
memulai pelajaran
68 Memberikan umpan balik agar siswa aktif dalam proses pembelajaran
69 Berinteraksi dengan siswa secara komunikatif dan memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya
70 Memperhatikan perbedaan individu peserta didik, misal perbedaan kemampuan, latar belakang, dan sikap terhadap sekolah sehingga memahami karakteristik siswa
71 Membentuk kelompok diskusi antar siswa sebagai sarana agar kegiatan belajar mengajar dapat terjalin komunikatif
G Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran 72 Memberikan ulangan harian setiap selesai
proses pembelajaran dalam satuan bahasan atau kompetensi tertentu
73 Mengadakan penilaian prestasi belajar siswa untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran
74 Memberikan tugas kepada siswa diakhir proses belajar mengajar
75 Melakukan analisis terhadap hasil evaluasi yang telah dilaksanakan
76 Menyusun laporan dan program tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar siswa
77 Menyampaikan hasil prestasi belajar kepada siswa
H Mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah 78 Memberikan bimbingan dan penyuluhan
kepada siswa yang mengalami kendala dalam proses belajar mengajar baik dari dalam maupun luar sekolah
79 Pemberian bimbingan dan penyuluhan disesuaikan dengan kemampuan intelegensi masing-masing siswa
80 Pemberian bimbingan dan penyuluhan oleh guru kepada siswa juga melibatkan guru BP
187
I Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
81 Menaati dan melaksanakan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan sekolah
82 Menjalankan setiap tugas dan tidak pernah bertentangan dengan ketentuan yang telah ditentukan
83 Mengikuti disiplin pegawai yang diatur pemerintah dan menerapkan kepada peserta didik maupun diri sendiri
84 Mengolah hasil belajar siswa selama satu semester sebagai bahan informasi prestasi siswa kepada sekolah dan orang tua
J Memahami prinsip-prinsp dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran
85 Melakukan penelitian pendidikan yang mendukung peningkatan pembelajaran
86 Memahami kesulitan belajar siswa dan berusaha mencari solusinya
87 Melakukan tindakan refleksi dan perbaikan guna meningkatkan keprofesionalan
88 Membaca dan memanfaatkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan yang optimal
188
LAMPIRAN 5
Validitas Dan Reliabilitas Variabel Supervisi Kepala Sekolah
1. Validitas Instrumen Variabel Supervisi Kepala Sekolah
ANALISIS DESKRIPTIF PRESENTASE PER INDIKATOR SUPERVISI KEPALA SEKOLAH
No KODE
81,63 78,10 75,92 76,12
Sangat BaikBaik
Cukup BaikKurang BaikTidak Baik
DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDENKriteria
RATA-RATA 67,35 70,20
∑F HA C D E G
Analisis Deskriptif Persentase Per Indikator Variabel Supervisi Kepala Sekolah
% Skor KriteriaB
67,89 67,76
I
67,55 71,89
210
SKOR % KRITERIA SKOR % KRITERIA SKOR % KRITERIA SKOR % KRITERIA SKOR % KRITERIA SKOR % KRITERIA SKOR % KRITERIA SKOR % KRITERIA1 R-01 10 100,00 ST 10 100,00 ST 19 95,00 ST 10 100,00 ST 10 100,00 ST 15 100,00 ST 14 93,33 ST 15 100,00 ST 103 98,10 ST2 R-02 7 70,00 T 4 40,00 R 13 65,00 S 7 70,00 T 7 70,00 T 11 73,33 T 14 93,33 ST 12 80,00 T 75 71,43 T3 R-03 10 100,00 ST 8 80,00 T 17 85,00 ST 10 100,00 ST 8 80,00 T 15 100,00 ST 15 100,00 ST 12 80,00 T 95 90,48 ST4 R-04 6 60,00 S 7 70,00 T 13 65,00 S 7 70,00 T 6 60,00 S 15 100,00 ST 13 86,67 ST 14 93,33 ST 81 77,14 T5 R-05 7 70,00 T 8 80,00 T 14 70,00 T 6 60,00 S 7 70,00 T 13 86,67 ST 9 60,00 S 11 73,33 T 75 71,43 T6 R-06 6 60,00 S 5 50,00 R 12 60,00 S 6 60,00 S 7 70,00 T 13 86,67 ST 14 93,33 ST 15 100,00 ST 78 74,29 T7 R-07 10 100,00 ST 9 90,00 ST 16 80,00 T 8 80,00 T 9 90,00 ST 15 100,00 ST 11 73,33 T 11 73,33 T 89 84,76 ST8 R-08 7 70,00 T 8 80,00 T 17 85,00 ST 6 60,00 S 8 80,00 T 15 100,00 ST 8 53,33 S 11 73,33 T 80 76,19 T9 R-09 5 50,00 R 4 40,00 R 12 60,00 S 6 60,00 S 7 70,00 T 10 66,67 S 11 73,33 T 12 80,00 T 67 63,81 S10 R-10 8 80,00 T 8 80,00 T 13 65,00 S 8 80,00 T 9 90,00 ST 15 100,00 ST 10 66,67 S 12 80,00 T 83 79,05 T11 R-11 4 40,00 R 4 40,00 R 11 55,00 S 6 60,00 S 6 60,00 S 15 100,00 ST 11 73,33 T 12 80,00 T 69 65,71 S12 R-12 5 50,00 R 4 40,00 R 11 55,00 S 6 60,00 S 7 70,00 T 13 86,67 ST 12 80,00 T 15 100,00 ST 73 69,52 T13 R-13 8 80,00 T 9 90,00 ST 15 75,00 T 10 100,00 ST 8 80,00 T 15 100,00 ST 10 66,67 S 12 80,00 T 87 82,86 T14 R-14 8 80,00 T 7 70,00 T 20 100,00 ST 8 80,00 T 8 80,00 T 13 86,67 ST 10 66,67 S 12 80,00 T 86 81,90 T15 R-15 5 50,00 R 7 70,00 T 14 70,00 T 4 40,00 R 10 100,00 ST 11 73,33 T 12 80,00 T 11 73,33 T 74 70,48 T16 R-16 6 60,00 S 7 70,00 T 16 80,00 T 10 100,00 ST 10 100,00 ST 15 100,00 ST 15 100,00 ST 15 100,00 ST 94 89,52 ST17 R-17 5 50,00 R 7 70,00 T 20 100,00 ST 10 100,00 ST 10 100,00 ST 15 100,00 ST 15 100,00 ST 15 100,00 ST 97 92,38 ST18 R-18 9 90,00 ST 7 70,00 T 13 65,00 S 6 60,00 S 6 60,00 S 9 60,00 S 10 66,67 S 9 60,00 S 69 65,71 S19 R-19 8 80,00 T 8 80,00 T 16 80,00 T 6 60,00 S 8 80,00 T 14 93,33 ST 13 86,67 ST 9 60,00 S 82 78,10 T20 R-20 10 100,00 ST 9 90,00 ST 20 100,00 ST 7 70,00 T 9 90,00 ST 13 86,67 ST 14 93,33 ST 12 80,00 T 94 89,52 ST21 R-21 5 50,00 R 5 50,00 R 8 40,00 R 6 60,00 S 7 70,00 T 11 73,33 T 6 40,00 R 10 66,67 S 58 55,24 S22 R-22 7 70,00 T 6 60,00 S 15 75,00 T 8 80,00 T 10 100,00 ST 12 80,00 T 13 86,67 ST 12 80,00 T 83 79,05 T23 R-23 7 70,00 T 5 50,00 R 11 55,00 S 7 70,00 T 8 80,00 T 13 86,67 ST 9 60,00 S 10 66,67 S 70 66,67 S24 R-24 5 50,00 R 6 60,00 S 9 45,00 R 6 60,00 S 5 50,00 R 9 60,00 S 9 60,00 S 15 100,00 ST 64 60,95 S25 R-25 8 80,00 T 10 100,00 ST 13 65,00 S 6 60,00 S 8 80,00 T 10 66,67 S 11 73,33 T 13 86,67 ST 79 75,24 T26 R-26 8 80,00 T 8 80,00 T 15 75,00 T 9 90,00 ST 8 80,00 T 14 93,33 ST 11 73,33 T 11 73,33 T 84 80,00 T27 R-27 7 70,00 T 6 60,00 S 11 55,00 S 6 60,00 S 4 40,00 R 8 53,33 S 8 53,33 S 13 86,67 ST 63 60,00 S28 R-28 8 80,00 T 6 60,00 S 17 85,00 ST 5 50,00 R 9 90,00 ST 10 66,67 S 15 100,00 ST 13 86,67 ST 83 79,05 T29 R-29 9 90,00 ST 8 80,00 T 16 80,00 T 6 60,00 S 7 70,00 T 12 80,00 T 8 53,33 S 14 93,33 ST 80 76,19 T30 R-30 8 80,00 T 8 80,00 T 14 70,00 T 5 50,00 R 9 90,00 ST 13 86,67 ST 11 73,33 T 11 73,33 T 79 75,24 T31 R-31 6 60,00 S 5 50,00 R 13 65,00 S 7 70,00 T 7 70,00 T 10 66,67 S 7 46,67 R 11 73,33 T 66 62,86 S32 R-32 7 70,00 T 5 50,00 R 14 70,00 T 8 80,00 T 8 80,00 T 11 73,33 T 3 20,00 SR 13 86,67 ST 69 65,71 S33 R-33 6 60,00 S 9 90,00 ST 12 60,00 S 6 60,00 S 8 80,00 T 13 86,67 ST 7 46,67 R 13 86,67 ST 74 70,48 T34 R-34 7 70,00 T 6 60,00 S 14 70,00 T 8 80,00 T 10 100,00 ST 6 40,00 R 8 53,33 S 5 33,33 SR 64 60,95 S35 R-35 8 80,00 T 9 90,00 ST 13 65,00 S 7 70,00 T 8 80,00 T 8 53,33 S 9 60,00 S 10 66,67 S 72 68,57 T36 R-36 9 90,00 ST 6 60,00 S 12 60,00 S 4 40,00 R 4 40,00 R 8 53,33 S 9 60,00 S 13 86,67 ST 65 61,90 S37 R-37 9 90,00 ST 9 90,00 ST 14 70,00 T 8 80,00 T 7 70,00 T 10 66,67 S 9 60,00 S 12 80,00 T 78 74,29 T38 R-38 7 70,00 T 8 80,00 T 14 70,00 T 7 70,00 T 7 70,00 T 9 60,00 S 7 46,67 R 10 66,67 S 69 65,71 S39 R-39 8 80,00 T 10 100,00 ST 16 80,00 T 8 80,00 T 10 100,00 ST 12 80,00 T 6 40,00 R 10 66,67 S 80 76,19 T40 R-40 6 60,00 S 5 50,00 R 15 75,00 T 10 100,00 ST 7 70,00 T 14 93,33 ST 10 66,67 S 13 86,67 ST 80 76,19 T41 R-41 7 70,00 T 7 70,00 T 12 60,00 S 6 60,00 S 7 70,00 T 12 80,00 T 9 60,00 S 10 66,67 S 70 66,67 S42 R-42 5 50,00 R 9 90,00 ST 16 80,00 T 8 80,00 T 8 80,00 T 11 73,33 T 7 46,67 R 6 40,00 R 70 66,67 S43 R-43 5 50,00 R 8 80,00 T 13 65,00 S 5 50,00 R 5 50,00 R 8 53,33 S 13 86,67 ST 6 40,00 R 63 60,00 S44 R-44 8 80,00 T 6 60,00 S 16 80,00 T 8 80,00 T 6 60,00 S 13 86,67 ST 11 73,33 T 8 53,33 S 76 72,38 T45 R-45 5 50,00 R 6 60,00 S 11 55,00 S 7 70,00 T 8 80,00 T 11 73,33 T 10 66,67 S 13 86,67 ST 71 67,62 S46 R-46 5 50,00 R 8 80,00 T 13 65,00 S 7 70,00 T 8 80,00 T 8 53,33 S 15 100,00 ST 13 86,67 ST 77 73,33 T47 R-47 7 70,00 T 5 50,00 R 14 70,00 T 6 60,00 S 6 60,00 S 11 73,33 T 11 73,33 T 12 80,00 T 72 68,57 T48 R-48 5 50,00 R 6 60,00 S 18 90,00 ST 7 70,00 T 10 100,00 ST 11 73,33 T 13 86,67 ST 6 40,00 R 76 72,38 T49 R-49 7 70,00 T 5 50,00 R 13 65,00 S 7 70,00 T 7 70,00 T 9 60,00 S 9 60,00 S 9 60,00 S 66 62,86 S