PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH, KEPEMIMPINAN GURU DAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP MUTU PEMBELAJARAN SMP NEGERI DI KOTA BANDAR LAMPUNG (Tesis) Oleh Titiek Wulandari PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019
86
Embed
PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH,digilib.unila.ac.id/56525/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengaruh supervisi akademik kepala sekolah, kepemimpinan guru dan motivasi berprestasi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH,KEPEMIMPINAN GURU DAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU
TERHADAP MUTU PEMBELAJARANSMP NEGERI DI KOTA BANDAR LAMPUNG
(Tesis)
OlehTitiek Wulandari
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKANFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF PRINCIPAL ACADEMIC SUPERVISION,TEACHER LEADERSHIP AND TEACHER ACHIEVEMENT
MOTIVATION ON THE LEARNING QUALITY OF PUBLIC JUNIORHIGH SCHOOLS IN BANDAR LAMPUNG CITY
By
TITIEK WULANDARI
The purpose of this study was to analyze and describe the effects of principal'sacademic supervision, teacher leadership and teacher achievement motivation onthe learning quality of the Public Junior High Schools in Bandar Lampung City.This research was a quantitative study with an asosiative method. Data collectionwas conducted using a questionnaire with 204 teacher samples at 100% responserate. The hypotheses were tested using simple linear regression analysis andmultiple regression analysis through the F test and t test to determine the effect ofindependent variables on the dependent variable at a confidence level of 95%(α = 0.05). The results showed that: (a) the principal academic supervision had apositive and significant effect on the quality of learning, (b) teacher leadership hada positive and significant effect on the quality of learning, (c) teacher achievementmotivation had a positive and significant effect on the quality of learning, (d)principal academic supervision, teacher leadership and teacher achievementmotivation also had a positive and significant effect on the quality of learning.
Key words: principal supervision, teacher leadership, teacher motivation, qualityof learning,
ABSTRAK
PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH,KEPEMIMPINAN GURU DAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU
TERHADAP MUTU PEMBELAJARAN SMP NEGERI DI KOTA BANDARLAMPUNG
Oleh
TITIEK WULANDARI
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan menjelaskan pengaruh supervisiakademik kepala sekolah, kepemimpinan guru dan motivasi berprestasi guruterhadap mutu pembelajaran SMP Negeri di Kota Bandar Lampung. Penelitianmerupakan penelitian kuantitatif dengan metode asosiatif. Pengumpulan datadilakukan dengan menggunakan kuesioner dengan jumlah sampel 204 guru.Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linear sederhana dan analisisregresi berganda melalui uji F dan uji t untuk mengetahui pengaruh variabelindependen terhadap variabel dependen pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05).Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) supervisi akademik kepala sekolahberpengaruh positif dan signifikan terhadap mutu pembelajaran, (b) kepemimpinanguru berpengaruh positif dan signifikan terhadap mutu pembelajaran, (c) motivasiberprestasi guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap mutu pembelajaran, (d)supervisi akademik kepala sekolah, kepemimpinan guru dan motivasi berprestasiguru berpengaruh positif dan signifikan terhadap mutu pembelajaran.
Kata kunci: supervisi akademik, kepemimpinan guru, motivasi berprestasi, mutupembelajaran.
PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH,
KEPEMIMPINAN GURU DAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU
TERHADAP MUTU PEMBELAJARAN
SMP NEGERI DI KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh Titiek Wulandari
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat umtuk Mencapai Gelar
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
Pada
Program Studi S2 Magister Manajemen Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Peneliti dilahirkan di kota Semarang, Jawa Tengah pada
tanggal 12 November 1984, sebagai anak pertama dari dua
bersaudara, dari Bapak Ir. Sutikno, M.Sc., Ph.D. dan Ibu Siti
Zulaikah, B.Sc. Peneliti memulai pendidikan Taman Kanak-
Kanak (TK) di Spartan Village Kindergarden School,
Michigan, United States of America yang diselesaikan pada tahun 1990. Peneliti
melanjutkan ke pendidikan Sekolah Dasar (SD) di Spartan Village Elementary
School, Michigan, United States of America pada tahun 1991-1996 yang
kemudian diselesaikan di SD Kartika II-5 Kota Bandar Lampung pada tahun
1997, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Al-Kautsar Kota Bandar
Lampung yang diselesaikan pada tahun 2000 dan Sekolah Menengah Atas (SMA)
di SMA Al-Kautsar Kota Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2003.
Peneliti melanjutkan Pendidikan Sarjana (S1) di Jurusan Manajemen, Fakultas
Ekonomi, Universitas Lampung yang diselesaikan pada tahun 2007. Pada tahun
2005- 2007, peneliti mendirikan kursus Bahasa Inggris yang memiliki dua cabang
di Kota Bandar Lampung. Pada tahun 2010 sampai dengan sekarang, peneliti
menjadi guru Bahasa Inggris di Kursus Bahasa Inggris, English First Kota Bandar
Lampung. Pada September 2017 peneliti diterima sebagai mahasiswa Magister
Manajemen Pendidikan di Universitas Lampung.
MOTTO
Gratitude is a powerful process for shifting your energy and bringing more of
what you want into your life. Be grateful of what you already have and you will
attract more good things.
( Rhonda Byrne)
Bersyukur adalah proses yang kuat untuk mengalihkan energi Anda dan
membawa lebih banyak dari apa yang Anda inginkan ke dalam hidup Anda.
Bersyukurlah atas apa yang sudah Anda miliki dan Anda akan menarik lebih
banyak hal baik.
( Rhonda Byrne )
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT, saya persembahkan karya
ini kepada:
Almamater Universitas Lampung
Ayahanda dan Ibunda tercinta,
Ir. Sutikno, M.Sc., Ph.D. dan Siti Zulaikah, B.Sc.
yang menjadi inspirasi dan telah memberikan banyak saran, motivasi,
arahan dan dukungan yang luar biasa dalam penyelesaian tesis ini.
Suamiku, Sulistyo Pamungkas, S.E. yang selalu mengispirasi hidupku,
memberikan arahan, motivasi dan dukungan yang luar biasa.
Anakku, Muhammad Hasan Falah Azka yang senantiasa sabar menemani
dan memberikan motivasi yang luar biasa.
Adikku, Kurniawan Shidiq Sutikno, S.T.P. yang senantiasa memberi
dukungan dan motivasi yang luar biasa.
Mertua dan kakak-kakak tercinta yang senantiasa mendukung dan
memberikan motivasi demi kelancaran penyelesaian tesis ini.
SANWACANA
Puji syukur peneliti kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga tesis ini dapat diselesaikan.
Tesis dengan judul “Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah,
Kepemimpinan Guru dan Motivasi Berprestasi Guru SMP Negeri di Kota Bandar
Lampung” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen
Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas
Lampung.
Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas Lampung
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh
pendidikan di Pascasarjana Manajemen Pendidikan Universitas Lampung.
2. Prof. Drs. Mustofa, M.A., Ph.D., selaku Direktur Pascasarjana Universitas
Lampung yang telah memberikan arahan dan kemudahan.
3. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung yang telah memfasilitasi penelitian ini.
4. Dr. Riswandi, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung yang telah memfasilitasi penelitian ini.
5. Dr. Sowiyah, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Magister Manajemen
Pendidikan Universitas Lampung atas bimbingan, arahan, saran, motivasi
serta dukungan yang sangat membantu dalam proses penyusunan tesis ini.
6. Dr. Irawan Suntoro, M.S., selaku pembimbing I atas bimbingan, arahan,
saran, motivasi serta dukungan yang sangat membantu dalam proses
penyusunan tesis ini.
7. Hasan Hariri, S.Pd., MBA, Ph.D., selaku pembimbing II dan pembimbing
akademik atas bimbingan, arahan, saran, motivasi serta dukungan yang sangat
membantu dalam proses penyusunan tesis ini.
8. Dr. Dedy Hermanto Karwan, M.M., selaku pembahas atas bimbingan, arahan,
saran, motivasi serta dukungan yang sangat membantu dalam proses
penyusunan tesis ini.
9. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Magister Manajemen Pendidikan
Universitas Lampung yang telah mendidik dan memberikan ilmu yang
bermanfaat.
10. Dr. M. Badrun, M.Ag., selaku Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah
SMP Kota Bandar Lampung yang telah memberikan izin untuk pengambilan
data pada penelitian ini.
11. Seluruh kepala sekolah dan guru SMP Negeri yang terpilih di Kota Bandar
Lampung sebagai perwakilan dalam penelitian ini yang telah berkontribusi
dalam pengambilan data.
12. Sahabat-sahabat mahasiswa Manajemen Pendidikan angkatan tahun 2017 dan
seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi
semoga dapat memberi kontribusi dalam bidang ilmu manajemen pendidikan.
Bandar Lampung, 20 Februari 2019
Titiek Wulandari
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ……………………………………………………………….….
LEMBAR PERNYATAAN ………………………………………………....
RIWAYAT HIDUP ………………………………………………………….
MOTTO……………………………..………………………………………..
PERSEMBAHAN……………………………………………………………
SANWACANA………………………………………………………..…….
DAFTAR ISI …………………………….………………………….………
i
iii
iv
vi
vii
viii
ix
DAFTAR TABEL ………………………………………..……………….… xiv
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….… xv
DAFTAR LAMPIRAN ….……………………………………………….… xvi
BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………….... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ………………………………..…….. 1
1.2 Identifikasi Masalah ………………………………………...….. 8
1.3 Pembatasan Masalah ………………………………………..….. 8
1.4 Rumusan Masalah ……………………………………………… 9
1.5 Tujuan Penelitian ………………………………...…………….. 9
1.6 Manfaat Penelitian ……………………………………….…….. 10
1.7 Ruang Lingkup Penelitian ………………………………...……. 11
dan 5) produktivitas. Pembelajaran yang bermutu akan bermuara pada
kemampuan guru dalam proses pembelajaran. Secara sederhana kemampuan yang
harus dimiliki oleh guru yaitu kemampuan merencanakan pembelajaran, proses
pembelajaran, serta evaluasi pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar
dilaksanakan dalam suasana tertentu dengan dukungan sarana dan prasarana
pembelajaran tertentu tertentu pula. Oleh karena itu, keberhasilan mutu
pembelajaran sangat tergantung pada: guru, siswa, sarana pembelajaran,
15
lingkungan kelas, dan budaya kelas. Semua indikator tersebut harus saling
mendukung dalam sebuah sistem kegiatan pembelajaran yang bermutu.
2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mutu Pembelajaran
Hadi (2009) menjelaskan bahwa dalam suatu pembelajaran, terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi mutu pembelajaran, yaitu: 1) tujuan, 2) guru,
3) siswa, 4) sarana dan prasarana, 5) kegiatan pembelajaran, 6) lingkungan,
7) bahan dan alat evaluasi dan 8) suasana evaluasi.
Perumusan tujuan akan mempengaruhi kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh
guru yang secara langsung mempengaruhi kegiatan belajar anak didik.
Keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas atau
kemampuan guru. Latar belakang siswa meliputi jenis kelamin siswa, tempat
kelahiran, tingkat sosial ekonomi, dari keluarga bagaimana siswa berasal dan lain-
lain juga sangat menentukan mutu pembelajaran. Sarana dan prasarana yang baik
sangat penting dalam mencapai mutu pembelajaran yang baik. Strategi
penggunaan metode mengajar sangat menentukan kualitas hasil pembelajaran.
Lingkungan, bahan, alat dan suasana evaluasi mempunyai peranan yang penting
untuk pencapaian mutu pembelajaran yang baik.
2.2.1 Pengertian Supervisi Akademik Kepala Sekolah
Pidarta (2009:2) menggambarkan supervisi sebagai kegiatan membina para
pendidik dalam mengembangkan proses pembelajaran. Anissyahmai (2016:315)
menjelaskan bahwa supervisi pendidikan merupakan kegiatan yang dilaukukan
untuk meningkatkan kemampuan profesional dan teknis bagi guru dan warga
16
sekolah agar proses pendidikan di sekolah lebih berkualitas. Anisari, Purwanti dan
Masrur (2017:3) menyatakan bahwa supervisi merupakan pendorong guru utuk
menjadi lebih berdaya, lebih efektif dan menjadikan pengajaran lebih baik.
Nugraha (2014:6) mengemukakan bahwa supervisi lebih menekankan kepad
persahabatan dan kekeluargaan yang dilandasi oleh pemberian pelayanan dan
kerjasama yang lebih baik di antara guru-guru karena bersifat demokratis.
Makawimbang (2012:86) merumuskan bahwa supervisi akademik adalah
serangkaian kegiatan yang menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah
akademik yaitu hal-hal yang berlangsung berada dalam lingkungan kegiatan
pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu.
Elliott, et al. (2010:135) menyatakan bahwa supervisi akademik ini yang
menghasilkan guru yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan mutu lulusan.
Pendapat lain diungkapkan oleh Musungu and Nasongo (2008:3), mereka
menyatakan supervisi akademik merupakan kegiatan untuk menentukan tingkat
kualitas guru dan mutu pembelajran. Ginawati (2014:40) juga mengungkapkan
bahwa supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam
mengelola pembelajaran.
Mengacu dari beberapa pengertian supervisi akademik yang telah dikemukakan
oleh para ahli, maka dapat disintesiskan bahwa supervisi akademik kepala
sekolah adalah kegiatan yang berupa bimbingan kepada bawahan untuk
mengembangkan dan menciptakan pembelajaran yang lebih efektif dan sesuai
dengan tujuan yang diharapakan.
17
2.2.2 Tujuan dan Fungsi Supervisi Akademik Kepala Sekolah
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007,
tujuan dan fungsi supervisi akademik yaitu :
1) Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dankecenderungan perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun matapelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis.2) Memahami konsep, prinsip, teori atau teknologi, karakteristik dankecenderungan perkembangan proses pembelajaran atau bimbingan tiapmata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolahmenengah yang sejenis.3) Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap mata pelajaran dalamrumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenisberlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, danprinsip-prinsip pengembangan KTSP.4) Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan teknikpembelajaran atau bimbingan yang dapat mengembangkan berbagaipotensi siswa melalui mata-mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaranyang relevan di sekolah menengah yang sejenis.5) Membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaranuntuk tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan disekolah menengah yang sejenis.6) Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatanpembelajaran/bimbingan (di kelas, laboratorium, dan atau di lapangan)untuk tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan disekolah menengah yang sejenis.7) Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan danmenggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran/bimbingan tiapmata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolahmenengah yang sejenis.8) Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi dalampembelajaran tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaan yangrelevan di sekolah menengah yang sejenis.
Prasojo (2011:3) menjelaskan bahwa ada tiga tujuan yang diperoleh dengan
diadakannya kegiatan supervisi akademik antara lain: membantu guru
18
mengembangkan kemampuan profesionalnya dalam memahami akademik,
memonitor kegiatan belajar mengajar di sekolah dan sebagai pendorong guru
untuk menerapkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya. Pidarta (2009) mengemukakan beberapa fungsi dari supervisi
akademik yaitu untuk memperoleh gambaran yang jelas dan objektif,
menekankan pada aspek positif, mengetahui bagaimana situasi pada umumnya
dan memperoleh bimbingan dalam pembinaan guru.
2.2.3 Prinsip-Prinsip Supervisi Akademik Kepala Sekolah
Kiflih (2016) menjelaskan bahwa ada beberapa prinsip supervisi akademik yang
harus direalisasikan pada setiap proses supervisi akademik yang dilakukan oleh
kepala sekolah, antara lain: praktis, sistematis, objektif, realistis, antisipatif,
Variabel kepemimpinan guru dalam penelitian ini akan diukur menggunakan skala
Likert, dengan lima pilihan. Masing-masing pilihan diberi nilai dengan
pembobotan seperti tertera pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9 Daftar Pembobotan Penilaian Kepemimpinan Guru
No Alternatif Jawaban Kode Bobot Nilai
1. Sangat setuju SS 5
2. Setuju S 4
3. Ragu-ragu R 3
4. Tidak Setuju TS 2
5. Sangat tidak setuju STS 1
Variabel kepemimpinan guru berisi 20 butir pertanyaan sehingga secara teoritis
nilai yang diperoleh untuk variabel kepemimpinan guru akan bervariasi antara
nilai minimal 20 dan nilai maksimal 100.
3.3.2.3 Variabel bebas Motivasi Berprestasi Guru
a. Definisi konseptual motivasi berprestasi guru (X3)
Motivasi berprestasi guru merupakan suatu dorongan yang berhubungan
dengan bagaimana seorang guru melakukan sesuatu dengan lebih baik, lebih
cepat, lebih efisien dibandingkan dengan apa yang telah dilakukan
sebelumnya, sebagai usaha mencapai sukses atau berhasil dalam kompetisi
dengan suatu ukuran keunggulan yang dapat berupa prestasi orang lain
maupun prestasi sendiri.
42
b. Definisi operasional variabel motivasi berprestasi guru (X3)
Definisi operasional variabel motivasi berprestasi guru adalah nilai total dari
persepsi guru tentang suatu dorongan yang berhubungan dengan bagaimana
seorang guru melakukan sesuatu dengan lebih baik, lebih cepat, lebih efisien
yang diukur melalui indikator upah yang adil dan layak, kesempatan untuk maju
atau promosi, pengakuan sebagai individu, keamanan bekerja, tempat kerja yang
baik, penerimaan oleh kelompok, perlakuan yang wajar, pengakuan akan prestasi,
tanggung jawab guru dalam menyelesaikan tugas dan melaksanakan tugas dengan
target dengan menggunakan angka 1-5.
Tabel 3.10 Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Berprestasi Guru
No Indikator No Item Jumlah1 Upah yang adil dan layak 1, 2 22 Kesempatan untuk maju atau promosi 3, 4 23 Pengakuan sebagai individu 5, 6 24 keamanan bekerja 7, 8 25 Tempat kerja yang baik 9, 10 26 Penerimaan oleh kelompok 11,12 27 Perlakuan yang wajar 13,14 28 Pengakuan akan prestasi 15,16 29 Tanggung jawab guru dalam menyelesaikan tugas 17,18 2
10 Melaksanakan tugas dengan target yang jelas. 19,20 2Jumlah 20
Variabel motivasi berprestasi guru dalam penelitian ini akan diukur menggunakan
skala Likert, dengan lima pilihan. Masing-masing pilihan diberi nilai dengan
pembobotan seperti tertera pada tabel di bawah ini.
43
Tabel 3.11 Daftar Pembobotan Penilaian Motivasi Berprestasi Guru
No Alternatif Jawaban Kode Bobot Nilai1. Sangat setuju SS 52. Setuju S 43. Ragu-ragu R 34. Tidak Setuju TS 25. Sangat tidak setuju STS 1
Variabel motivasi berprestasi guru berisi 20 butir pertanyaan, sehingga secara
teoritis nilai yang diperoleh untuk variabel motivasi berprestasi guru akan
bervariasi antara nilai minimal 20 dan nilai maksimal 100.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data. Hal ini
dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lengkap dan valid yang dapat
mendukung keberhasilan dalam penelitian.
3.4.1. Teknik Pokok
Teknik pokok dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner. Ini
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Menurut Sugiyono (2010:199), kuesioner merupakan instrumen penelitian yang
berisi serangkaian pernyataan yang akan dijawab oleh responden mengenai
kondisi kehidupan, keyakinan, atau sikap mereka dengan menggunakan skala
likert, yaitu sebuah alat ukur yang menetapkan subyek kepada kategori dengan
memberikan nomor atau angka pada kategori tersebut.
Berdasarkan penjelasan tersebut, kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
termasuk kuesioner langsung dan tertutup. Kuesioner ini disebut kuesioner
langsung karena disebarkan langsung kepada responden. Kuesioner ini juga
44
disebut kuesioner tertutup karena responden terikat pada jawaban yang telah
disediakan.
3.4.2. Teknik Penunjang
Teknik penunjang dalam penelitian ini adalah dokumentasi, studi kepustakaan,
teknik-teknik tersebut digunakan sebagai data pelengkap. Metode dokumentasi
digunakan untuk memperoleh data mengenai jumlah guru yang di teliti di SMP
Negeri Kota Bandar Lampung.
3.5 Uji Instrumen Penelitian
Penggunaan instrumen untuk mendapatkan data pada sampel yang telah
ditentukan harus diuji coba terlebih dahulu karena instrumen yang digunakan
tergolong non baku. Instrumen yang digunakan telah dikembangkan oleh peneliti
dengan memodifikasi instrumen yang telah ada. Nasution (2004:169) memberi
ciri-ciri harus memenuhi dua persyaratan penting, yakni valid dan reliabel.
3.5.1. Uji Validitas Instrumen
Arifin (2012:245) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu derajat ketetapan
instrumen yang bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan
betul-betul tepat untuk mengukur apa yang akan diukur. Untuk menguji validitas
instrumen angket pada penelitian ini digunakan teknik korelasi Product Moment
Kesesuaian nilai rxy yang diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan
rumus tersebut kemudian dikonsultasikan kepada tabel r kritik Product Moment
dengan kaedah keputusan sebagai berikut. Jika rhitung > rtabel , maka instrumen
tersebut dikategorikan valid. Tetapi sebaliknya, apabila rhitung < rtabel , maka
instrumen tersebut dikategorikan tidak valid dan tidak layak untuk digunakan
untuk pengambilan data. Reliabilitas bermakna bahwa suatu instrumen terpercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Menurut Arikunto (2010:86), suatu
instrumen dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi apabila
instrumen tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.
Tabel 3.12 Daftar Interpretasi nilai r (Validitas Instrumen)
No Besarnya Nilai r Interpretasi
1 Antara 0,800 – 1,000 Sangat Tinggi2 Antara 0,600 – 0,799 Tinggi3 Antara 0,400 - 0,599 Cukup Tinggi4 Antara 0,200 – 0,399 Rendah5 Antara 0,000 – 0,199 Sangat Rendah
Sumber: Sugiyono (2010)
46
3.5.1.1 Hasil Uji Validitas Mutu Pembelajaran
Valid dan tidaknya butir pernyataan pada mutu pembelajaran dapat dilihat dengan
membandingkan antara rhitung dengan r tabel. Jika rhitung > r tabel pada taraf
signifikansi α = 0,05 maka butir pernyataan dinyatakan valid dan jika sebaliknya,
maka dinyatakan tidak valid. Hasil perhitungan secara lengkap validitas mutu
pembelajaran (Y) disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3.13 Hasil Perhitungan Validitas Mutu Pembelajaran
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
.867 .882 20
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 22
3.5.2.2 Hasil Uji Reliabilitas Supervisi Akademik Kepala Sekolah
Perhitungan reliabilitas instrumen untuk Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1)
dilakukan pada 20 butir pernyataan. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan
bantuan program SPSS for windows versi 22. Berdasarkan perhitungan yang
diperoleh, koefisien reliabilitas instrumen supervisi akademik kepala sekolah (X1)
51
sebesar r11 = 0, 897. Hal ini menunjukkan bahwa reliabilitas dari supervisi
akademik kepala sekolah (X1) sangat tinggi.
Tabel 3.19 Statistika reliabilitas supervisi akademik kepala sekolah (X1)
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
.897 .918 20
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 22
3.5.2.3 Hasil Uji Reliabilitas Kepemimpinan Guru
Perhitungan reliabilitas instrumen untuk Kepemimpinan Guru (X2) dilakukan
pada 20 butir pernyataan. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan
program SPSS for windows versi 22. Berdasarkan perhitungan yang diperoleh,
koefisien reliabilitas instrumen kepemimpinan guru (X2) sebesar r11 = 0, 925. Hal
ini menunjukkan bahwa reliabilitas dari kepemimpinan guru (X2) sangat tinggi.
Tabel 3.20 Statistika reliabilitas kepemimpinan guru (X2)
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items.925 .931 20
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 22
3.5.2.4 Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Berprestasi Guru
Perhitungan reliabilitas instrumen untuk Motivasi Berprestasi Guru (X3)
dilakukan pada 20 butir pernyataan. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan
bantuan program SPSS for windows versi 22. Berdasarkan perhitungan yang
diperoleh, koefisien reliabilitas instrumen motivasi berprestasi guru (X3) sebesar
r11 = 0,894. Hal ini menunjukkan bahwa reliabilitas motivasi berprestasi guru (X3)
sangat tinggi.
52
Tabel 3.21 Statistika reliabilitas motivasi berprestasi guru (X3)
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 22
3.6 Teknik Analisis Data
3.6.1 Uji Prasyarat Analisis Data
Uji prasyarat analisis dapat dibedakan atas beberapa jenis, yaitu uji
normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas dan uji linearitas.
Adapun pengertian dan uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan
sebagai alat pengumpul data berdistribusi normal atau tidak. Menurut Sugiyono
(2010:239), hal tersebut penting karena bila data setiap variabel tidak normal,
maka pengujian hipotesis tidak bisa menggunakan statistik parametik.
Statistik parametrik dapat digunakan jika sebuah data lolos uji normalitas dan
berdistribusi normal. Dalam hal ini, peneliti menggunakan aplikasi program
SPSS 22. Pengujian normalitas data hasil penelitian dengan uji Kolomogrov
Smirnov, dilakukan dengan langkah langkah sebagai berikut:
a) Perumusan hipotesis
Ho : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1: sampel berasal dari populasi berdsitribusi tidak normal
b) Data diurutkan dari yang terkecil ke yang terbesar
c) Menentukan kumulatif proporsi (kp)
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
.894 .910 20
53
d) Data ditransformasikan ke nilai baku Zi=e) Menentukan luas kurva Z (Z – tabel)
f) Menentukan a1 dan a2:
a2: selisih Z tabel dan kp pada batas atas (a2=absolut (kp-z-tab )
a1: selisih Z tabel dan kp pada batas bawah (a1= absolut (a2-fi/n)
g). Nilai mutlak maksimum dari a1 dan a2 dinotasikan dengan D0
h). Menentukan nilai D-tabel
i). Kriteria pengujian
Jika D0 ≤ D- tabel maka H0 diterima
Jika D0 ≥ D- tabel maka H0 ditolak
j) Kesimpulan
D0 ≤ D- tabel: sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
D0 ≥ D- tabel : sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
Sugiyono (2010:229)
Kelebihan dari uji ini adalah sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan
persepsi di antara satu pengamat dengan pengamat yang lain. Konsep dasar dari
uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah dengan membandingkan distribusi
data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku.
2. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Sugiyono (2010:259), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan melihat pada grafik scatterplot. Deteksi ada
54
tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya
pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Jika hasil dalam
grafik, sebaran datanya tidak membentuk pola, berarti tidak mengalami
heteroskesdastisitas melainkan homoskesdasitisitas yang berarti datanya
homogen.
3. Uji Multikolinearitas
Menurut Sugiyono (2010:270), uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Untuk
menguji multikolinearitas, dapat dilakukan dengan cara melihat nilai VIF masing-
masing variabel independen, jika nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan data
bebas dari gejala multikolinieritas.
4. Uji Linearitas
Menurut Prayitno (2010:73), uji linearitas bertujuan untuk mengetahui hubungan
yang linear atau tidak secara signifikan variabel penelitian. Uji ini digunakan
sebagai persyaratan dalam analisis korelasi atau regresi linier. Pengujian
linearitas pada penelitian ini menggunakan test for linearity pada taraf
signifikan 0,05. Variabel penelitian dikatakan mempunyai hubungan yang linear
apabila signifikasi kurang dari 0,05.
Menurut Sugiyono (2010:356), uji linearitas adalah suatu prosedur yang
digunakan untuk mengetahui status linier tidaknya suatu distribusi data
penelitian. Hasil yang diperoleh melalui uji linearitas akan menetukan teknik
analisis yang akan digunakan. Apabila dari hasil uji linearitas diperoleh
kesimpulan bahwa distribusi data linear, maka penelitian diselesaikan dengan
55
teknik analisis linear, namun apabila distribusi data tidak linear, maka
penelitian diselesaikan dengan teknik non-linear. Adapun kriteria dari uji
linearitas adalah apabila F hitung< F tabel maka data tersebut linear dan sebaliknya
apabila diketahui nilai F hitung> F tabel maka data tersebut tidak linear. Perhitungan
dilakukan dengan menggunakan program perhitungan SPSS Versi 22.
3.6.2 Regresi Linear Berganda
Uji korelasi ganda atau persamaan regresi ganda digunakan untuk menguji
hipotesis dengan tiga variabel atau lebih dengan rumus sebagai berikut : Y = a +a1
X1 + a2 X2 + a3 X3
Keterangan :
Y : Variabel Mutu Pembelajaran
X1 : Variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah
X2 : Variabel Kepemimpinan Guru
X3 : Variabel Motivasi Berprestasi Guru
a1, a2, dan a3 : Koefisien regresi yang dicari kemudian dilanjutkan mengujihipotesis dengan ketentuan sebagai berikut :
Pengaruh X1, X2, X3 terhadap Y secara simultan (uji F)
a. H0: α = 0, artinya X1, X2, X3 secara simultan (bersama-sama) tidak berpengaruhsignifikan terhadap Y
b. H0: α ≠ 0, artinya X1, X2, X3 secara simultan (bersama-sama) berpengaruhsignifikan terhadap Y
Kaidah pengambilan keputusan :
a. Jika Sig Fhitung > Sig Ftabel maka H0 ditolak
b. Jika Sig Fhitung < Sig Ftabel maka H0 diterima
Untuk mengetahui apakah persamaan regresi yang diperoleh dapat dipergunakan
untuk menarik kesimpulan pengaruh antara variabel bebas X terhadap variabel
terikat Y, maka dilakukan uji linearitas dan signifikansi regresi.
56
3.6.3 Uji Signifikansi Regresi
Pengujian tingkat keberartian regresi yang didapat dilakukan dengan uji t untuk
persamaan regresi linear sederhana dan uji F untuk persamaan regresi ganda.
Hipotesis yang diajukan dalam uji ini adalah:
Ho: Persamaan regresi tidak signifikan
H1: Persamaan regresi signifikan
Kriteria uji yang digunakan untuk uji t pada taraf signifikan 0,05 adalah tolak Ho
jika nilai thitung > ttabel, dan dalam hal lain Ho diterima. Untuk uji F pada taraf
signifikan 0,05 adalah tolak Ho jika nilai Fhitung > Ftabel, dalam hal lain Ho diterima.
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab V ini akan menyimpulkan dari hasil, implikasi dan saran penelitian yang
berjudul “Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah, Kepemimpinan Guru
dan Motivasi Berprestasi Guru Terhadap Mutu Pembelajaran SMP Negeri di Kota
Bandar Lampung”.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian dan analisis
data penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara supervisi akademik kepala
sekolah terhadap mutu pembelajaran yang mengandung arti bahwa semakin
tinggi supervisi akademik kepala sekolah, maka semakin baik pula mutu
pembelajaran. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah supervisi akademik
kepala sekolah, maka akan semakin rendah mutu pembelajaran.
2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kepemimpinan guru
terhadap mutu pembelajaran yang mengandung arti bahwa semakin tinggi
kepemimpinan guru, maka semakin baik pula mutu pembelajaran. Begitu juga
sebaliknya, semakin rendah kepemimpinan guru, maka akan semakin rendah
mutu pembelajaran.
3. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi guru
terhadap mutu pembelajaran yang mengandung arti bahwa semakin tinggi
motivasi berprestasi guru, maka semakin baik pula mutu pembelajaran. Begitu
88
juga sebaliknya, semakin rendah motivasi berprestasi guru, maka akan semakin
rendah mutu pembelajaran
4 Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara supervisi akademik kepala
sekolah, kepemimpinan guru dan motivasi berprestasi guru terhadap mutu
pembelajaran yang mengandung arti bahwa semakin tinggi motivasi berprestasi
guru, maka semakin baik pula mutu pembelajaran. Begitu juga sebaliknya,
semakin rendah motivasi berprestasi guru, maka akan semakin rendah mutu
pembelajaran
5.2 Implikasi
Berdasarkan kesimpulan diatas, diketahui bahwa variabel bebas yang diteliti baik
secara parsial dan secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap variabel terikatnya. Penelitian ini telah memperkuat beberapa
teori bahwa mutu pembelajaran sebagai variabel dependen dipengaruhi oleh
berbagai variasi dari variabel independen yaitu supervisi akademik kepala
sekolah, kepemimpinan guru dan motivasi berprestasi guru. Dalam kaitan ini,
hasil penelitian yang diperoleh konsisten dengan teori yang diajukan. Hasil dalam
penelitian ini membuktikan bahwa motivasi berprestasi guru mempunyai
pengaruh paling kuat, kemudian diikuti supervisi akademik kepala sekolah dan
kepemimpinan guru terhadap mutu pembelajaran.
5.2.1 Implikasi Upaya Peningkatan Supervisi Akademik Kepala Sekolah
Persepsi guru atas supervisi akademik kepala sekolah merupakan pandangan guru
terhadap pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah di sekolah. Berdasarkan
persepsi guru pada hasil penelitian ini, supervisi akademik kepala sekolah
89
memberi sumbangan yang positif dan signifikan terhadap mutu pembelajaran.
Kepala sekolah harus dapat melakukan supervisi akademik dengan baik agar
dapat mencapai mutu pembelajaran yang baik. Upaya peningkatan supervisi
akademik kepala sekolah dapat dilakukan dengan pelatihan khusus supervisi
akademik bagi kepala sekolah, bertukar pendapat dengan kepala sekolah lainnya,
membaca literatur mengenai supervisi akademik dan lain-lain. Dengan demikian,
dapat dipastikan bahwa untuk mencapai mutu pembelajaran yang baik, maka
supervisi akademik kepala sekolah tidak dapat dipisahkan karena faktor tersebut
merupakan faktor pendukung yang penting. Persepsi guru atas supervisi akademik
kepala sekolah menjadi bagian yang terintegratif dari mutu pembelajaran.
5.2.2 Implikasi Upaya Peningkatan Kepemimpinan Guru
Persepsi guru atas kepemimpinan guru merupakan pandangan guru terhadap
pelaksanaan memimpin dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan persepsi guru
pada hasil penelitian ini, kepemimpinan guru memberi sumbangan yang positif
dan signifikan terhadap mutu pembelajaran. Kepemimpinan guru dalam
pembelajaran ini perlu diperhatikan oleh guru karena merupakan faktor yang
sangat penting dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Dalam kegiatan
pembelajaran, seorang guru yang dapat memimpin para siswa di kelas yang
memiliki fokus pada pengajaran dan pembelajaran sehingga dapat memperbaiki
prestasi belajar para siswa. Upaya peningkatan kepemimpinan guru dapat
dilakukan dengan pelatihan kepemimpinan bagi guru, rapat yang lebih sering
untuk membahas peningkatan kepemimpinan guru, bertukar pikiran dengan guru
dari sekolah lain, membaca literatur kepemimpinan guru dan lain-lain. Persepsi
90
guru atas penerapan kepemimpinan guru dalam pembelajaran menjadi bagian
yang terintegratif dari mutu pembelajaran. Dengan demikian, dapat dipastikan
bahwa untuk mencapai mutu pembelajaran yang baik, maka kepemimpinan guru
tidak dapat dipisahkan karena faktor tersebut merupakan faktor pendukung yang
penting.
5.2.3 Implikasi Upaya Peningkatan Motivasi Berprestasi Guru
Motivasi berprestasi guru merupakan hal yang perlu diperhatikan dan
ditingkatkan. Berdasarkan hasil penelitian ini, motivasi berprestasi guru memberi
sumbangan yang yang sangat positif dan signifikan terhadap mutu pembelajaran.
Upaya peningkatan motivasi berperstasi guru dapat dilakukan dengan
memberikan penghargaan kepada guru yang berprestasi, memberikan guru
kesempatan untuk maju dan berkarier, memberi tempat bekerja yang aman,
menyenangkan dan lain-lain. Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa untuk
mencapai mutu pembelajaran yang baik, maka motivasi berprestasi guru tidak
dapat dipisahkan karena faktor tersebut merupakan faktor pendukung yang
penting.
5.3 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan impilkasi penelitian seperti diuraikan di atas, maka
diajukan beberapa saran sebagai berikut:
5.3.1 Saran untuk Guru
Seorang guru hendaknya memiliki kepemimpinan dalam pembelajaran yang baik
dan motivasi berprestasi yang tinggi. Kesadaran untuk meningkatkan kedua hal
91
tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh faktor luar saja, tetapi akan lebih berarti jika
berasal dari dalam diri senidiri sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran.
5.3.2 Saran untuk Kepala Sekolah
Seorang kepala sekolah hendaknya senantiasa meningkatkan kualitas supervisi
akademik yang dapat memberi pengaruh terhadap bawahannya dan memberikan
suasana kerja yang kondusif sehingga warga sekolah dapat nyaman dalam bekerja
sama untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
5.3.3 Saran untuk Peneliti Lainnya
Keterbatasan pada penelitian ini memberikan peluang bagi peneliti lainnya untuk
melakukan penelitian dengan ruang lingkup yang lebih luas agar dapat melakukan
lebih banyak penelitian dan mengembangkan teori yang sudah ada sebelumnya.
5.3.4 Saran untuk Pengawas
Seorang pengawas hendaknya memberikan arahan, bantuan, bimbingan dan
penilaian untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan di sekolah
binaannya. Dengan proses tersebut, maka akan dapat menghasilkan peningkatan
dalam kualitas hail belajar dan kualitas sekolah.
5.3.5. Saran untuk Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan hendaknya memfasilitasi para guru dan kepala sekolah SMP
Negeri untuk mengikuti pelatihan kepemimpinan, bimbingan teknis mengenai
supervisi akademik, memberikan insentif bagi guru berprestasi baik dalam
lingkup nasional maupun internasional sehingga dapat meningkatkan mutu
pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Anisari, A., Purwanti, E., dan Masrur, M. 2017. Strategi Kepala Sekolah DalamMeningkatkan Mutu Pembelajaran Di Smp Nurul Islam KelurahanGaruntang Kecamatan Bumi Waras Kota Bandar Lampung. JurnalManajemen Pendidikan Islam Al-Idarah, 1, 1-9.
Anissyahmai, A. A. 2016. Supervisi Akademik Kepala Sekolah. ManagerPendidikan, 10(3).
Arikunto,S. 2010. Research Procedure. A Practical Approach. Edition Revision.Jakarta: Rineka Cipta.
Asf, Jasmani. 2013. Supervisi Pendidikan (terobosan baru dalam peningkatankinerja, pengawas sekolah dan guru). Jogjakarta: Ar-ruzz media, hl 26.
Bush, T. 2014. Instructional and transformational leadership: alternative andcomplementary models? : SAGE Publications Sage UK: London, England.
Deming, W. E. 2018. The new economics for industry, government, education:MIT press.
Djaali, H., dan Muljono, P. 2008. Pengukuran dalam bidang pendidikan. Jakarta,Grasindo.
Elliott, E. M., Isaacs, M. L., and Chugani, C. D. 2010. Promoting Self-Efficacy inEarly Career Teachers: A Principal's Guide for Differentiated Mentoringand Supervision. Florida Journal of Educational Administration & Policy,4(1), 131-146.
Eryadini, N. 2017. Pengaruh Kompetensi Dosen Terhadap Mutu Pembelajaran diSTKIP PGRI Lamongan. Jurnal STKIP PGRI Lamongan, 1(1), 6-6.
Fanani, Z., Mardapi, D., dan Wuradji, W. 2014. Model asesmen kepemimpinanpembelajaran kepala sekolah pendidikan dasar. Jurnal penelitian danevaluasi pendidikan, 18(1), 129-145.
Galland, C. 2008. Effective teacher leadership: A quantitative study of therelationship between school structures and effective teacher leaders.University of Missouri-Columbia.
93
Ginawati, S. 2014. Supervisi Akademik Berbasis Open Class Dalam PembelajaranTematik Terpadu. Jurnal Penelitian Tindakan Sekolah DanKepengawasan, 1(1).
Glickman, C., Gordon, S., and Ross-Gordon, J. 2009. Supervision andInstructional Leadership: A Developmental Approach Allyn and Bacon.Boston, MA.
Gonzales, S., and Lambert, L. 2014. Teacher Leadership In ProfessionalDevelopment Schools: Emerging conceptions, identities, and practices.Journal of School Leadership, 11(1), 6-24.
Hadi, S. 2009. Kepemimpinan Pembelajaran, Makalah Disampaikan padaSosialisasi Akuntabilitas Kinerja Kepala Sekolah Dalam InovasiPembelajaran. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat JenderalPeningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Direktorat TenagaKependidikan.
Hallinger, P. 2003. Leading educational change: Reflections on the practice ofinstructional and transformational leadership. Cambridge Journal ofeducation, 33(3), 329-352.
Hariri, H. 2011. Leadership styles, decision-making styles, and teacher jobsatisfaction: an Indonesian school context. James Cook University.
Harjanto, E. 2015. Pengaruh Motivasi Berprestasi Dan Kompetensi PedagogikTerhadap Kinerja Mengajar Guru. Jurnal Manajemen Pendidikan, 24,456-466.
Harris, A. 2013. Teacher Leadership and School Improvement: Effectiveleadership for school improvement (pp. 82-93): Routledge.
Jannah, M. 2010. Optimalisasi manajemen sarana dan prasarana dalammeningkatkan mutu pembelajaran di SMP Nasima Semarang. IAINWalisongo.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. Rekap Hasil Ujian NasionalTingkat Sekolah, https://puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-UN. Diaksestanggal 1 September 2018.
Kiflih, A. 2016. Supervisi Akademik Oleh Kepala Sekolah,www.kompasiana.com. Diakses 2 September 2018.
Kusumawati, H. 2016. Peningkatan Kompetensi Guru SD Dalam Menyusun RPPdan Melaksanakan Pembelajaran Menggunakan Tutor Sejawat. SatyaWidya, 32(2), 92-102.
94
Lee, M., Walker, A., and Ling Chui, Y. 2012. Contrasting effects of instructionalleadership practices on student learning in a high accountability context.Journal of Educational Administration, 50(5), 586-611.
Liana, Y. 2012. Iklim organisasi dan motivasi berprestasi terhadap kepuasan kerjadan kinerja guru. Jurnal manajemen dan Akuntansi, 1(2).
Makawimbang, J. H. 2012. Kepemimpinan pendidikan yang bermutu. Bandung:Alfabeta.
McClelland, D. C. 1987. Human motivation: CUP Archive.
Moller, G., and Pankake, A. 2013. Lead with me: A principal's guide to teacherleadership: Routledge.
Mulyana, C. 2015. Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah DanKinerja Mengajar Guru Terhadap Efektivitas Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi. Universitas PendidikanIndonesia.
Mulyono, D., dan Djaali, H. 2008. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan.Jakarta: Grasindo.
Musungu, L., and Nasongo, J. 2008. The head-teachers instructional role inacademic achievement in secondary schools in Vihiga district, Kenya.Educational Research and Reviews, 3(10), 316-323.
No, Permendiknas, (12), Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah.Motivasi kerja dan pengetahuan guru serta kepala sekolah.
Nugraha, M. S. 2014. Pelaksanaan Supervisi Akademik Oleh Kepala MadrasahAliyah Swasta di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. Nadwa, 9(1), 39-68.
Peariso, J. F. 2011. A Study of Principals' Instructional Leadership Behaviors andBeliefs of Good Pedagogical Practice Among Effective California HighSchools Serving Socioeconomically Disadvantaged and English LanguageLearners.
Pidarta, M. 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual: Rineka Cipta.
Prajitno, S. B. 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jurnal. Bandung: UINSunan Gunung Djati.
Prasojo, L. D. 2011. Supervisi pendidikan. Yogyakarta: Gaya Media.
95
Prayitno, D. 2010. Paham Analisa Data Statistik Dengan SPSS. MediaKom,Yogyakarta.
Rahmania. 2015. Pengaruh Konsep Diri, Motivasi Berprestasi dan SupervisiKepala Sekolah Terhadap Kompetensi Paedagogik Guru. UniversitasLampung. Bandar Lampung.
Sallis, E. 2014. Total quality management in education: Routledge.
Sastrawan, K. B. 2016. Profesionalisme Guru Dalam Upaya Meningkatkan MutuPembelajaran. Jurnal Penjaminan Mutu, 2(2), 65-73.
Siburian, P. 2012. Pengaruh Komunikasi Interpersonal, Dan Motivasi BerprestasiTerhadap Kepuasan Kerja Guru Sma Parulian 2 Medan. Jurnal GenerasiKampus, 5(2), 67-81.
Siregar, M. 2014. Pengaruh Kepemimpinan Pembelajaran, PengetahuanManajemen Pendidikan, Motivasi Kerja Dan Kepuasan Kerja TerhadapKomitmen Organisasi Kepala Sekolah Menengah Pertama Di KotaMedan. Unimed.
Sugiyono, P. D. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif.
Suhadi, E., Mujahidin, E., Bahrudin, E., dan Tafsir, A. 2014. PengembanganMotivasi dan Kompetensi Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran diMadrasah. Ta'dibuna, 3(1), 42-60.
Surachmi, S. 2011. Efektivitas Dimensi Internal Kepala Sekolah dalamKepemimpinan Pembelajaran. Cakrawala Pendidikan(3).
Suti, M. 2011. Strategi Peningkatan Mutu di Era Otonomi Pendidikan. JurnalMedtek, 3(2).
Syaodih, N., dan Syaodih, E. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi.Bandung: Refika Aditama.
Tjalla, A. 2010. UN dan Peningkatan Mutu Pembelajaran di Sekolah.
Triyono, A. 2011. Pengaruh Komunikasi Interpersonal, Komitmen Organisasidan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Guru Sekolah MenengahKejuruan Swasta di Kota Metro. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Usman, H. 2015. Model kepemimpinan instruksional kepala sekolah. CakrawalaPendidikan(3).
Usman, H., dan Eko Raharjo, N. 2013. Strategi kepemimpinan pembelajaranmenyongsong implementasi kurikulum 2013. Cakrawala Pendidikan(1).
96
Wahyuni, S. 2012. Kepemimpinan Kepala Sekolah Berbasis Mutu Pembelajaran(Studi Situs di SD Negeri Kunden 1 Blora). Universitas MuhammadiyahSurakarta.
Wardana, D. S. 2013. Motivasi berprestasi dengan kinerja guru yang sudahdisertifikasi. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 1(1), 98-109.
Wibowo, U. B. 2016. Kepemimpinan pembelajaran: untuk memperkuatpembentukan karakter. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi danAplikasi, 4(2), 194-202.
Zainal, A. 2011. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.