Top Banner
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ……….. .……………………………………......................….…(Ariadharma) 63 PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENJUALAN: STUDI KASUS PT. INTI (PERSERO) BANDUNG Andhika Ariadharma Alumni Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha Jl. Surya Sumantri Bandung Email: [email protected] ABSTRACT Sales is a major activity in companies that need to be taken seriously, because with the sale of the company to earn a profit for the company's survival. Given the importance of sales activity within the company, it is necessary to control the sale as well. Sales activity should be planned and carried out effectively and efficiently as possible in order to profit the company can achieve the optimum point, and the company can also handle and control the sales activity well in line with the growing company and competition in the business world. In this study, the researchers conducted a case study using descriptive analysis research methodology of data collection is done by questionnaires, interviews, observation, and research literature. The method used to test the hypothesis is a statistical method of Spearman Rank correlation. Based on the results of questionnaires and hypothesis testing is done, the results obtained by calculating the percentage of 69.22% so it can be concluded that the Internal Control System Sales is designed PT INTI (Persero) is very influence on sales effectivitness. Keywords: Internal Control System Sales, Sales Effectivitness. ABSTRAK Penjualan merupakan suatu aktivitas utama dalam perusahaan yang perlu diperhatikan secara serius, karena dengan adanya penjualan ini perusahaan akan memperoleh laba untuk kelangsungan hidup perusahaan. Mengingat pentingnya aktivitas penjualan dalam perusahaan, maka diperlukan pengendalian atas penjualan dengan baik. Aktivitas penjualan harus dapat direncanakan dan dilaksanakan secara efektif dan seefisien mungkin agar laba perusahaan dapat mencapai titik optimal serta perusahaan juga dapat menangani dan mengendalikan aktivitas penjualan dengan baik sejalan dengan semakin berkembangnya perusahaan dan persaingan dalam dunia bisnis. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian studi kasus dengan menggunakan metodologi penelitian analisis deskriptif yaitu pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, wawancara, observasi, serta penelitian kepustakaan dan metode yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah metode statistik korelasi Rank Spearman. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dan pengujian hipotesis yang dilakukan, didapatkan hasil perhitungan persentase sebesar 69,22% sehingga dapat disimpulkan bahwa Sistem Pengendalian Intern Penjualan yang dirancang PT INTI (Persero) sangat berpengaruh terhadap efektivitas penjualan. Kata Kunci: Sistem Pengendalian Intern Penjualan, Efektivitas Penjualan PENDAHULUAN Dunia usaha saat ini berkembang sangat pesat baik sektor industri, perdaga- ngan, maupun jasa. Perusahaan-perusahaan kecil akan tumbuh dan berkembang menjadi perusahaan besar dengan aktivitas dan permasalahan yang semakin kompleks. Pada
14

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN …

Oct 17, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN …

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ……….. .……………………………………......................….…(Ariadharma)

63

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN

PENJUALAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENJUALAN:

STUDI KASUS PT. INTI (PERSERO) BANDUNG

Andhika Ariadharma Alumni Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha

Jl. Surya Sumantri Bandung

Email: [email protected]

ABSTRACT

Sales is a major activity in companies that need to be taken seriously, because with the sale of the

company to earn a profit for the company's survival. Given the importance of sales activity within the

company, it is necessary to control the sale as well. Sales activity should be planned and carried out

effectively and efficiently as possible in order to profit the company can achieve the optimum point,

and the company can also handle and control the sales activity well in line with the growing company

and competition in the business world. In this study, the researchers conducted a case study using

descriptive analysis research methodology of data collection is done by questionnaires, interviews,

observation, and research literature. The method used to test the hypothesis is a statistical method of

Spearman Rank correlation. Based on the results of questionnaires and hypothesis testing is done, the

results obtained by calculating the percentage of 69.22% so it can be concluded that the Internal

Control System Sales is designed PT INTI (Persero) is very influence on sales effectivitness.

Keywords: Internal Control System Sales, Sales Effectivitness.

ABSTRAK

Penjualan merupakan suatu aktivitas utama dalam perusahaan yang perlu diperhatikan secara

serius, karena dengan adanya penjualan ini perusahaan akan memperoleh laba untuk kelangsungan

hidup perusahaan. Mengingat pentingnya aktivitas penjualan dalam perusahaan, maka diperlukan

pengendalian atas penjualan dengan baik. Aktivitas penjualan harus dapat direncanakan dan

dilaksanakan secara efektif dan seefisien mungkin agar laba perusahaan dapat mencapai titik optimal

serta perusahaan juga dapat menangani dan mengendalikan aktivitas penjualan dengan baik sejalan

dengan semakin berkembangnya perusahaan dan persaingan dalam dunia bisnis. Dalam penelitian

ini, peneliti melakukan penelitian studi kasus dengan menggunakan metodologi penelitian analisis

deskriptif yaitu pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, wawancara, observasi, serta

penelitian kepustakaan dan metode yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah metode statistik

korelasi Rank Spearman. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dan pengujian hipotesis yang

dilakukan, didapatkan hasil perhitungan persentase sebesar 69,22% sehingga dapat disimpulkan

bahwa Sistem Pengendalian Intern Penjualan yang dirancang PT INTI (Persero) sangat berpengaruh

terhadap efektivitas penjualan.

Kata Kunci: Sistem Pengendalian Intern Penjualan, Efektivitas Penjualan

PENDAHULUAN

Dunia usaha saat ini berkembang

sangat pesat baik sektor industri, perdaga-

ngan, maupun jasa. Perusahaan-perusahaan

kecil akan tumbuh dan berkembang menjadi

perusahaan besar dengan aktivitas dan

permasalahan yang semakin kompleks. Pada

Page 2: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN …

JRAK, Volume 11, No 1 Februari 2015

64

perusahaan kecil pemilik atau pemimpin

perusahaan dapat mengawasi secara langsung

kegiatan perusahaan dengan dibantu beberapa

orang saja, sedangkan perusahaan yang telah

berkembang besar maka pemimpin perusa-

haan harus dapat menyesuaikan keadaan

tersebut, karena dalam keadaan demikian

seorang pemimpin tidak akan lagi mampu

mengawasi semua kegiatan perusahaan yang

dipimpinnya secara langsung. Hal tersebut

disebabkan semakin luasnya lingkup penga-

wasan yang harus dilaksanakannya dan juga

karena adanya keterbatasan kemampuan

seorang pemimpin perusahaan. Hal ini yang

mengharuskan seorang pemimpin perusahaan

memilik sistem dan prosedur kegiatan operasi

yang tertata dan terencana secara baik untuk

mendelegasikan sebagian wewenang pada

bawahannya disertai batasbatas wewenang dan

kewajiban yang ditanggungkan kepada

bawahannya.

Struktur organsasi perusahaan merupa-

kan fondasi utama bagi perusahaan merupakan

fungsi bagianbagian yang tersusun dalam

suatu hubungan yang menunjukkan tingkatan

fungsi, tugas, wewenang dan tanggungjawab

dalam manajemen perusahaan. Struktur

Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan

antara tiap bagian serta posisi yang ada pada

suatu organisasi atau perusahaan dalam

menjalankan kegiatan operasional untuk

mencapai tujuan. Struktur organisai menggam-

barkan dengan jelas pemisahan kegiatan

pekerjaan antara yang satu dengan yang lain

dan bagaimana hubungan aktifitas dan fungsi

dibatasi.

Salah satu aktivitas usaha perusahaan

adalah penjualan, yang merupakan bagian

terpenting bagi setiap kegiatan usaha.

Penjualan dapat menjamin kelangsungan

hidup perusahaan karena dari penjualan ini

perusahaan akan mendapatkan laba yang dapat

digunakan untuk kelangsungan hidup perusa-

haan, selain itu penjualan yang maksimal

dapat menjadi ukuran keberhasilan perusahaan

dalam melaksanakan kegiatan usaha.

Setiap perushaan tentu memiliki target

penjualan, ini sebagai motivasi perusahaan

khususnya bagianpenjualan untuk terus

meningkatkan hasil penjualan sehingga target

penjulan dapat tercapai. Ada kalanya dalam

menjalankan kegiatan penjualan target

penjualan yang telah direncanakan oleh mana-

jemen tidak dapat tercapai sepenuhnya atau

tidak terrealisasikan dengan maksimal.

Sehingga dapat dikatakan penjualan perusa-

haan belum efektif. Sebaliknya jika target

penjualan dapat direalisasikan dengan optimal

maka penjualan perusahaan dapat dikatakan

efektif. Efektivitas dapat diukur dengan

membandingkan target penjualan dengan

realisasi penjualan.

Berdasarkan latar belakang tersebut

penulis mencoba membahas dan menganalisa

apakah pengendalian intern penjualan yang

dilakukan oleh PT. INTI telah memadai,

bagaimana keadaan efektivitas penjualan pada

PT. INTI, bagaimana pengaruh sistem

pengendalian intern penjualan pada PT. INTI

terhadap efektivitas penjualan. Penelitian ini

memilki beberapa tujuan yaitu untuk menge-

tahui seberapa memadai sistem pengendalian

intern penjualan yang dilakukan perusahaan,

keadaan efektivitas penjualan perusahaan,

seberapa besar pengaruh sistem pengendalian

intern penjualan pada PT. INTI terhadap

efektivitas penjualan yang dihasilkan.

KAJIAN LITERATUR

Efektivitas Penjualan

Efektivitas adalah hubungan dalam pencapaian

tujuan atau target kebijakan (hasil guna),

merupakan hubungan antara keluaran dengan

tujuan atau sasaran yang harus dicapai.

Kegiatan operasional dikatakan efektiv apabila

proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran

akhir kebijakan (Mardiasmo, 2005) .

Penjualan menurut (Kotler, 2000) adalah

suatu aktivitas bisnis yang menyebabkan

terjadinya pemindahan hak dan kepentingan

atas suatu barang atau jasa dari pihak penjual

ke pihak pembeli yang disertai dengan imbalan

seperti contohnya uang dari pihak pembeli ke

pihak penjaual. Tujuan umum perusahaan

dalam kegiatan penjualan adalah tercapainya

efektivitas penjualan yang dapat dilihat dari

tercapainya volume penjualan tertentu,

tercapainya laba maksimal, dan memperta-

hankan atau bahkan meningkatkan volume

penjualan dengan strategi perencanaan awal

yang telah di pantau secara terus menerus.

Page 3: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN …

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ……….. .……………………………………......................….…(Ariadharma)

65

Sistem Pengendalian Intern

Pengendalian intern (Boynton ,2003)

adalah suatu proses yang dilaksanakan oleh

dewan direksi, manajemen, dan personel

lainnya dalam suatu entitas yang dirancang

untuk memberikan keyakinan memadai

berkenaan dengan pencapaian tujuan kean-

dalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap

hukum dan peraturan yang berlaku, efektivitas

dan efisiensi operasi. Pengertian Pengendalian

Intern menurut (Arens dan Loebbecke, 2008)

adalah sistem pengendalian intern yang terdiri

dari beberapa kebijaksanaan dan prosedur

spesifikasi yang dirancang untuk memberikan

manajemen kepastian yang wajar bahwa

sasaran dan tujuan penting bagi perusahaan

untuk dipenuhi. Kebijaksanaan dan prosedur

ini sering kali disebut pengendalian dan secara

kolektif disebut pengendalian internal perusa-

haan.

Unsur Sistem Pengendalian Intern

Pengendalian internal terdiri atas

beberapa unsur-unsur, namun hendaknya tetap

diingat bahwa unsur-unsur tersebut saling

berhubungan dalam suatu sistem.

Menurut Committee of Sponsoring

Organizations of the Tradeway atau COSO

(Baidaie, 2005) yang meliputi unsur-unsur

pokok pengendalian intern adalah: 1) Ling-

kungan pengendalian (control environment),

suasana organisasi yang mempengaruhi

kesadaran penguasaan (control consciousness)

dari seluruh pegawainya. Lingkungan pengen-

dalian ini merupakan dasar dari komponen lain

karena menyangkut kedisiplinan dan struktur.

2) Penaksiran resiko (risk assestment), adalah

proses mengidentifi-kasi dan menilai resiko-

resiko yang dihadapi dalam mencapai tujuan.

Setelah teridentifikasi, manajemen harus

menentukan bagaimana mengelola/ mengenda-

likannya. 3) Aktivitas pengendalian (control

activities), adalah kebijakan dan prosedur yang

harus ditetapkan untuk meyakinkan manaje-

men bahwa semua arahan telah dilaksanakan.

Aktivitas pengendalian ini diterapkan pada

semua tingkat organisasi dan pengolahan data.

4) Informasi dan komunikasi (information and

communication), dua elemen yang dapat

membantu manajemen melaksanakan tang-

gung-jawabnya. Manajemen harus mem-

bangun sistem informasi yang efektif dan tepat

waktu. Hal tersebut antara lain menyangkut

sistem akuntansi yang terdiri dari cara-cara

dan perekaman (records) guna mengidentifi-

kasi, menggabungkan, menganalisa, menge-

lompokkan, mencatat dan melaporkan

transaksi yang timbul serta dalam rangka

membuat pertanggung jawaban (akuntabilitas)

asset dan utang-utang perusahaan. 5) Peman-

tauan (monitoring), suatu proses penilaian

sepanjang waktu atas kualitas pelaksanaan

pengendalian internal dan dilakukan perbaikan

jika dianggap perlu.

Pengendalian intern yang diciptakan

dalam suatu perusahaan harus mempunyai

beberapa tujuan. Tujuan dari pengendalian

intern yaitu: 1) Menjaga keamanan harta milik

perusahaan. 2) Memeriksa ketelitian dan

kebenaran data akuntansi. 3) Memajukan

efisiensi operasi perusahaan. 4) Membantu

menjaga kebijaksanaan manajemen yang telah

ditetapkan lebih dahulu untuk dipatuhi.

Sistem Pengendalian Intern Penjualan

Pengertian dari pengendalian intern

penjualan menurut Wilson dan Campbell yang

dialihbahasakan oleh (Tjendera 1996),

menggunakan pengertian sistem pengendalian

intern sebagai berikut: pengendalian intern

penjualan adalah kegiatan yang meliputi

analisis, penelaahan, dan penelitian yang

dilakukan terhadap kebijaksanaan, prosedur,

metode, dan pelaksanaan kegiatan penjualan

yang sesungguhnya untuk mencapai volume

penjualan yang dikehendaki, dengan biaya

yang wajar dan dapat menghasilkan laba kotor

yang diperlukan untuk mencapai hasil

pengembalian yang diharapkan atas investasi

(return of investmen). Dapat disimpulakan

bahwa pengendalian intern penjualan meliputi

rencana organisasi serta metode dan langkah-

langkah yang terkordinasi yang digunakan

dalam suatu perusahaan. Dengan demikian,

apabila metode dan tindakan yang digunakan

dapat diorganisir dengan baik, maka akan

menghasilkan tujuan dari sistem pengendalian

intern penjualan yang baik yaitu tujuan dari

perusahaan untuk memperoleh laba akan

tercapai.

Tujuan dari penerapan pengendalian

intern penjualan menurut Arens dan Loebecke

yang diterjemah oleh (Yusuf, 2008) adalah

Page 4: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN …

JRAK, Volume 11, No 1 Februari 2015

66

sebagai berikut: 1) Penjualan yang dicatat

adalah untuk pengiriman aktual kepada

pelanggan nok fiktif (keabsahan). 2) Transaksi

penjualan yang ada telah dicatat

(kelengkapan). 3) Penjaualan yang dicatat

adalah untuk jumlah barang yang dikirim dan

ditagih serta dicatat dengan benar (penilaian).

4) Transaksi penjualan yang diklasifikasikan

dengan pantas (klasifikasi). 5) Penjualan

dicatat dalam waktu yang sesuai (ketepatan).

6) Transaksi penjualan yang dimasukan

dengan pantas dalam berkas induk dan

diikhtisarkan dengan benar (posting dan

pengikhtisaran). Jelas bahwa aktivitas penju-

alan perlu dilindungi dari kemungkinan

terjadinya penggelapan, pencurian, ataupun

kesalah pencatatan agar perusahaan tidak

mengalami kerugian.

Kriteria Sitem Pengendalian Intern

Penjualan

Sementara itu, menurut Mulyadi, (1992) dalam

bukunya “Pemeriksaan Akuntan”

menyebutkan kriteria-kriteria dari sistem

pengendalian intern penjualan yang memadai

antara lain: Struktur Organisasi, Sistem

Organisasi dan Prosedur Pencatatan, Praktek

yang sehat, dan Karyawan yang cakap.

Pertama, Struktur Organisasi. Dalam

merancang struktur organisasi yang berkaitan

dengan kegiatan penjualan, elemen pokok

sitem pengendalian intern dijabarkan sebagai

berikut: 1) Fungsi penjualan harus terpisah

dari fungsi pemberi otoritas kredit. 2) Fungsi

pencatatan piutang harus terpisah dari fungsi

penjualan dan fungsi pemberian otoritas kredit.

3) Fungsi pencatatan piutang harus terpisah

dari fungsi penerimaan kas. 4) Fungsi

penjualan harus terpisah dari fungsi

penerimaan kas. 5) Transaksi harus dilaksa-

nakan oleh lebih dari satu orang atau lebih dari

satu unit organisasi.

Kedua. Sistem Organisasi dan Prosedur

Pencatatan. Dalam sistem pengendalian intern

penjualan, sistem wewenang dan prosedur

pencatatan diperlukan untuk mengendalikan

jalannya kegiatan penjualan. Agar kegiatan

penjualan berjalan dengan baik, maka

diperlukan suatu sistem wewenang atas sah

tidak nya suatu transaksi penjualan. Oleh

karena itu kegiatan penjualan harus dilaksa-

nakan melalui sistem dan prosedur yang telah

ditetapkan termasuk sistem prosedur

pencatatan atas berbagai dokumen yang harus

menggambarkan adanya tindakan persiapan,

pemeriksaan, dan persetujuan oleh pejabat

yang berwenang. Dokumen tersebut harus

didistribusikan dan diproses masing-masing

bagaian yang ada dalam kegiatan penjualan

dan menghasilkan berbagai informasi yang

dilaksanakan . Untuk lebih jelasnya sistem

otorisasi dan prosedur pencatatan di rancang

sebagai berikut: 1) Penerimaan order dari

pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan

dengan menggunakan formulir surat order

pengiriman. 2) Perse-tujuan pemberian kredit

diberikan oleh fungsi pemberi otorisasi kredit

dengan membubuhkan tanda tangan pada

kredit copy. 3) Pengiriman barang kepada

pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengiriman

barang dengan cara menanda-tangani dan

membubhakn cap “sudah dikirim” pada copy

surat order pengiriman. 4) Penetapan harga

jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan

barang, dan potongan penjualan berada

ditangan direktur pemasaran dengan

penerbitan surat keputusan mengenai hal

tersebut. 5) Terjadinya piutang diotorisasi oleh

fungsi penagihan dengan membubuhkan tanda

tangan pada faktur penjualan. 6) Penerimaan

order dari pembeli dalam sistem penjualan

tunai diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan

menggunakan formulir faktur penjualan tunai.

7) Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi

penerimaan kas dengan cara membubuhkan

cap “lunas” pada faktur penjualan tunai dan

penempelan pita register kas pada faktur

tersebut. 8) Penyerahan barang diotorisasi oleh

direktur keuangan dengan dikeluarkannya

surat keputusan direktur keuangan mengenai

penghapusan piutang. 9) Retur penjualan di

otorisasi oleh fungsi penjualan dengan

membubuhkan tanda tangan otorisasi pada

memo kredit. 10) Penghapusan piutang

diotorisasi oleh direktur keungan dengan

dikeluarkannya surat keputusan direktur

keuangan mengenai penghapusan piutang. 11)

Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus

didasarkan atas dokumen sumber yang

dilampirkan dengan dokumen pendukung yang

lengkap. 12) Pencatatan ke dalam catatan-

catatan akuntansi harus dilakukan oleh

karyawan yang diberi wewenang untuk itu.

Ketiga, Praktek yang sehat. Dalam

sistem pengendalian intern penjualan, praktek

Page 5: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN …

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ……….. .……………………………………......................….…(Ariadharma)

67

yang sehat dirancang sebagai berikut: 1)

Penggunaan formulir berhuruf cetak. 2) Jumlas

kas yang diterima dari penjualan tunai disetor

seluruhnya segera ke bank. 3) Pehitungan

saldo kas yang ada ditangan fungsi penerimaan

kas dilakukan secara periodik dan secara

mendadak oleh fungsi pemeriksaan intern. 4)

Secara periodik fungsi perencanaan piutang

mengirim pernyataan piutang kepada setiap

debitur untuk menguji ketelitian catatan

piutang yang diselenggarakan oleh bagian

tersebut. 5) Secara periodik diadakan

rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening

control piutang dalam buku besar.

Keempat, Karyawan yang cakap.

Karyawan yang mutunya sesuai dengan

tanggung jawabnya yaitu karyawan yang

cakap dan yang diharapkan oleh perusahaan.

Karena unsur karyawan yang cakap itu

merupakan unsur yang paling penting dalam

sistem pengendalian intern, maka dari itu

pihak karyawan hendaknya dapat merekrut

karyawan dengan selektif melakuakan

penerimaan karyawan sesuai dengan kriteria

yang ditetapkan dan dibutuhkan, dengan

memperhatikan pengetahuan dan kecakapan-

nya, bahwa karyawan yang ditempatkan dan

yang melakukan kegiatan penjualan

memahami sistem informasi akuntansi

penjualan perusahaan. Untuk meningkatkan

kemampuan karyawan perusahaan sebaiknya

memberikan training (pelatihan) kepada setiap

karyawan, dan untuk mengetahui hasil kerja

setiap karyawan perlu dilakukan evaluasi dan

diperlukan perputaran jabatan untuk menjaga

kualitas karyawan bagian penjualan.

Sitem Pengendalian Intern Penjualan

Dalam Hubungan Dengan Efektivitas

Penjualan

Mengingat pentingnya aktivitas

penjualan dalam perusahaan, maka diperlukan

pengendalian atas penjualan. Aktivitas

penjualan harus dapat direncanakan dan

dilaksanakan secara efektif dan seefisien

mungkin agar laba perusahaan dapat mencapai

titik optimal serta perusahaan juga dapat

menangani dan mengendalikan aktivitas

penjualan sejalan dengan semakin berkem-

bangnya perusahaan dan menjawab tuntutan

persaingan dalam dunia bisnis. Pernyataan

yang dikemukakan oleh (Susanto, 2008) :

“Suatu perusahaan beroperasi dengan tujuan

untuk mendapatkan laba. Banyak faktor yang

mempengaruhi pencapaian laba tersebut

diantaranya efisiensi, evektivitas, pengen-

dalian, an resiko.”

Berdasarkan uraian dan pernyataan-

pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan yang erat antara pengen-

dalian intern dengan efektivitas penjualan.

Efektivitas penjualan dapat tercapai jika

pengendalian intern penjualan dilaksana-kan

sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah

ditentukan oleh manajemen perusahaan,

terutama yang berkaitan dengan organisasi,

sistem otorisasi dan prosedur pencatatan serta

praktek yang sehat. Itu berarti pengendalian

intern penjualan sangat berperan terhadap

efektivitas penjualan.

METODA PENELITIAN

Objek penelitian yang dianalisis dalam

skripsi ini adalah perlakuan pengendalian

intern penjualan dan efektivitas penjualan di

PT. INTI divisi Penjualan dan divisi Akuntansi

(Industri Telekomunikasi Indonesia) Jl. Moch

Toha No. 77 Bandung.

Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah deskriptif analitis, dengan

demikian deskriptif analisis bertujuan untuk

membuat deskriptif, gambaran, atau lukisan

secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai

fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar

fenomena yang diselidiki secara terperinci

untuk menghasilkan rekomendasi-rekomendasi

untuk keperluan masa yang akan datang.

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

survey, data-data dalam penelitian ini

merupakan data primer yang diperoleh

melalui survey dengan menggunakan kuesio-

ner yang dikumpukan dari responden. Dalam

penelitian ini terdapat dua variabel yaitu

variabel bebas dan variabel terikat yang

menjadi variabel bebas (variabel yang

mempengaruhi) adalah sistem pengendalian

intern dan yang menjadi variabel terikat

(variabel yang dipengaruhi) adalah efektivitas

penjualan. Populasi dalam penelitian ini adalah

PT. INTI (Persero), teknik sampling yang

digunakan adalah sampling purposive yaitu

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu. Peneliti mengambil sampel untuk

variabel X sebanyak 12 responden yang terdiri

Page 6: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN …

JRAK, Volume 11, No 1 Februari 2015

68

dari 6 karyawan bagian akuntansi dan 6

karyawan bagian penjualan, bagian-bagian

tersebut dijadikan sampel dengan pertim-

bangan bahwa bagian tersebut berkaitan

dengan karakteristik responden yang sesuai

dengan penelitian yang dilakukan. Sedangkan

sampel untuk variabel Y peneliti mengambil

data penjualan selama tahun 2005-2007 yang

didapat dari perusahaan.

Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional masing-masing variabel

dijelakan dalam tabel 1. Masing-masing item

pernyataan diukur berdasarkan Skala Likert (5

= Selalu, 4 = Sering, 3 = Kadang-Kadang, 2=

Jarang Sekali, 1 = Tidak Pernah)

Tabel 1

Definisi Operasional Variabel

Struktur Organisasi

1. Terdapat Pembagian tugas yang jelas dibagian penjualan

2. Uraian tugas di penjualan diuraikan secara tertulis, lengkap, dan terperinci

3. Terdapat fungsi pemisahan akuntansi penjualan dengan fungsi penyimpanan dan

pencatatan

4. Tahapan-tahapan dalam penjualan tidak dilaksanakan oleh satu pihak

Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

5. Karyawan bagian penjualan mengetahui batas wewenang dan tanggung jawabnya

masing-masing

6. Diperlukannya sistem otorisasi dalam transaksi keuangan

7. Terdapat pengaruh dari sistem wewenang terhadap pengambilan keputusan penjualan

8. Seluruh karyawan diberikan suatu tanggung jawab atas tugas yang telah dilaksanakan

pada bagian

penjualan

9. Diperlukan review dan revisi terhadap prosedur pencatatan bagian penjualan

10. Diperlukan suatu pedoman khusus yang memuat tentang prosedur pencatatan bagian

penjualan

Praktik yang Sehat

11. Ketaatan dalam melaksanakan prosedur perusahaan untuk mencapai sasaran

12. Penggunaan formulis berhuruf cetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh

fungsi penjualan

13. Syarat penjualan, harga jual, syarat pengangkutan barang, dan potongan penjualan,

ditetapkan

oleh pihak-pihak yang berwenang

14. Dilakukan pengecekan antara satu bagian dengan bagian yang lain

15. Dilakukan evaluasi jika terjadi kesalahan dalam transaksi penjualan

Karyawan yang cakap

16. Perusahaan melakukan seleksi penerimaan karyawan dengan menetapkan kriteria

tertentu

17. Penempatan karyawan bagian penjualan sesuai dengan pengetahuan dan kecakapannya

18. Karyawan bagian penjualan memahami sistem informasi akuntansi penjualan

perusahaan

19. Adanya program training untuk peningkatan pengetahuan karyawan bagian penjualan

20. Adanya perputaran jabatan secara rutin untuk menjaga kualitas karyawan

Page 7: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN …

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ……….. .……………………………………......................….…(Ariadharma)

69

Uji Validitas

Uji Validitas yang dilakukan bertujuan

untuk mengetahui apakah tes tersebut dapat

menjelaskan fungsi ukurnya. Dalam penelitian

ini uji validitas dilakukan dengan

menggunakan rumus korelasi pearson product

moment. Intrumen dikatakan valid atau tidak,

maka ditentukan batas minimal korelasi yaitu

0,3. Jika hasil korelasi lebih besar atau sama

dengan 0,3 maka item pertanyaan dikatakan

valid dan jika nilai hasil korelasi kurang dari

0,3 maka dinyatakan tidak valid. Berikut ini

adalah hasil uji validitas terhadap variabel X

(Sistem Pengendalian Intern Penjualan).

Tabel 2

Hasil Uji Validitas Variabel Sistem Pengendalian Intern Penjualan

Item

Pertanyaan Hasil Korelasi Batasan Keterangan

Q1 0,797 0,3 Valid

Q2 0,678 0,3 Valid

Q3 0,271 0,3 Tidak Valid

Q4 0,114 0,3 Tidak Valid

Q5 0,240 0,3 Tidak Valid

Q6 0,000 0,3 Tidak Valid

Q7 0,932 0,3 Valid

Q8 -0,322 0,3 Tidak Valid

Q9 0,935 0,3 Valid

Q10 0,203 0,3 Tidak Valid

Q11 0,571 0,3 Valid

Q12 0,617 0,3 Valid

Q13 0,832 0,3 Valid

Q14 0,431 0,3 Valid

Q15 0,599 0,3 Valid

Q16 0,661 0,3 Valid

Q17 0,812 0,3 Valid

Q18 0,883 0,3 Valid

Q19 0,780 0,3 Valid

Q20 0,951 0,3 Valid

Sumber : Data Olah Primer, 2012

Berdasarkan tabel di atas, dapat

diketahui bahwa tidak semua item pertanyaan

yang diajukan sebagai sumber data dalam

kuesioner dinyatakan valid. untuk variabel

Sistem Pengendalian Intern Penjualan, dari 20

pertanyaan yang dinyatakan valid terdapat 14

item, dan sisanya 6 item dinyatakan tidak valid

yakni item pertanyaan no 3, 4, 5, 6, 8 dan 10.

Untuk setiap item pertanyaan yang dinyatakan

tidak valid, maka tidak diikutsertakan dalam

analisis selanjutnya.

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk menge-

nal apakah alat pengumpul data tersebut

menunjukan tingkat ketepatan, keakuratan,

kestabilan atau konsistensi dalam mengung-

kapkan gejala tertentu dari sekelompok

individu walaupun dilaksanakan pada waktu

Page 8: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN …

JRAK, Volume 11, No 1 Februari 2015

70

yang berbeda. Uji reliabilitas dalam penelitian

ini menggunakan metode teknik belah dua

(Split Half) dengan rumus Spearman Brown.

Untuk keperluan itu maka butir-butir

instrument dibelah menjadi dua kelompok,

yaitu kelompok instrument ganjil dan kelom-

pok genap. Selanjutnya skor data tiap

kelompok itu disusun sendiri. Skor butir dari

setiap kelompok dijumlahkan sehingga

menghasilkan skor total. Selanjutnya, skor

total antara kelompok ganjil dan genap dicari

korelasinya, setelah dapat korelasinya dima-

sukkan ke dalam rumus Spearman Brown.

ri =

Keputusan reliabilitas item dalam

penelitian ini menggunakan criteria Kaplan

yang menyatakan: “it has been suggested that

reliability estimates in the range of 0,7 to 0,8

are good enough for more purposes in basic

research”, (Kaplan and Saccuzzo, 1993:126).

Dari pernyataan tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa alat ukur dikatakan reliabel

jika koefisiensi reliabilitanya tidak kurang dari

0,7. Berikut hasil uji reliabilitas untuk variabel

X (Sistem Pengendalian Intern Penjualan).

Berdasarkan hasil analisis reliabilitas,

diketahui nilai Guttman Split-Half Coefficient

sebesar 0,849. Menurut Kaplan alat ukur

dinyatakan valid jika koesifien reliabilitasnya

tidak kurang dari 0,7. Sehingga berdasarkan

ketentuan tersebut dapat disimpulkan bahwa

reliabilitas intrumen variabel X (Sistem

Pengendalian Intern Penjualan) sudah reliabel

karena nilai koefisien reliabilitasnya (0,849)

sudah lebih dari 0,7.

Rancangan hipotesis dalam penelitian

ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya

hubungan dan besar tidaknya pengaruh sistem

pengendalian intern terhadap efektivitas

penjualan. Sehingga hipotesis ditetapkan

berdasarkan latar belakang permasalahan yang

telah diuraikan secara rinci di atas maka dapat

ditarik hipotesis sebagai berikut H1: “Sistem

pengendalian intern penjualan berpengaruh

terhadap efektivitas penjualan di PT. INTI

(Persero)”. Dengan mengetahui pengaruh

variabel X terhadap Y menggunakan korelasi

Rank Spearman, penerimaan atau penolakan

hipotesis melihat hasil correlation coefficient

masing-masing variabel setelah melihat pada

tingkatan interval untuk mengetahui kuat-

lemahnya hubungan. Hipotesis tersebut perlu

diuji, untuk mengujinya digunakan tes statistic

non parametric karena teknik statistic ini

sangat sesuai dengan data-data ilmu sosial dan

dapat digunakan untuk skor yang bukan skor

eksak dalam pengertian keangkaan, melainkan

hanya merupakan tingkatan (rank), selain itu

perhitungan yang sederhana. Hipotesis akan

diuji dengan menggunakan korelasi Rank

Spearman. Karena skor yang diperoleh dari

variabel X (sistem pengendalin intern

penjualan) mempunyai tingkat pengukuran

ordinal, maka pengukuran variabel X perlu

ditingkatkan menjadi interval melalui Methode

of Succesive Interval (MSI) agar dapat

dikorelasikan dengan perhitungan korelasi

Rank Spearman.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian atas variabel sistem

pengendalian intern penjualan diperoleh dari

penilaian atas kuisioner penelitian yang

disebarkan kepada 12 responden pada PT.

INTI (Persero) Bandung. Kecenderungan

jawaban responden terhadap item pernyataan

yang sudah memenuhi syarat uji validitas pada

variabel sistem pengendalian intern pen-

jualan.

Skor yang diperoleh dari variabel sistem

pengendalian intern penjualan sebesar 712,

sedangkan untuk skor kriteria (bila setiap butir

mendapat skor tertinggi) adalah 5 x 14 x 12 =

840. Skor tertinggi tiap butir = 5, jumlah butir

pertanyaan = 14 dan jumlah responden = 12.

Berdasarkan data tersebut, untuk mengetahui

kualitas sistem pengendalian intern penjualan

pada PT. INTI (PERSERO) Bandung adalah

dengan cara membandingkan antar skor

variabel yang diperoleh dengan skor mak-

simal.

Berikut ini adalah cara perhitungannya:

(712 : 840) X 100% = 84,76%

Keterangan Kriteria Interpretasi Skor :

Angka 0% - 20% = Sangat Lemah

Angka 21% - 40% = Lemah

Angka 41% - 60% = Cukup

Page 9: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN …

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ……….. .……………………………………......................….…(Ariadharma)

71

Angka 61% - 80% = Kuat

Angka 81% - 100% = Sangat Kuat

Dari hasil tersebut diperoleh angka

84,76%. Sehingga jika dilihat angka tersebut

berada pada interval 80% - 100%, dengan

kriteria sangat kuat. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern

penjualan pada PT. INTI (Persero) Bandung

sudah dinilai tergolong sangat kuat.

Hasil Penelitian Sistem Pengendalian Intern

Perusahaan

Struktur Organisasi

Dari hasil tersebut dapat menggam-

barkan bahwa penerapan struktur organisasi

pada PT. INTI (Persero) Bandung telah

berhasil, karena responden menjawab selalu

sebanyak 70,83%, yang berkaitan dengan

pembagian tugas yang jelas dibagian penjualan

dan uraian tugas di penjualan diuraikan secara

tertulis, lengkap, dan terperinci.

Sistem Operasi dan Prosedur Penca-tatan

Dari hasil tersebut dapat diketrahui

bahwa mayoritas responden menjawab

kadang-kadang terhadap sistem operasi dan

prosedur pencatatan pada PT. INTI (Persero)

Bandung yang menyatakan sebanyak 45,83%

terhadap pernyataan pengaruh dari sistem

wewenang terhadap pengambilan keputusan

penjualan dan diperlukan review dan revisi

terhadap prosedur pencatatan bagian

penjualan.

Praktik yang Sehat

Mayoritas reponden menyatakan setuju

terhadap praktik sehat yang menyatakan

sebanyak 50%, yang berkaitan dengan

ketaatan dalam melaksanakan prosedur

perusahaan untuk mencapai sasaran, penggu-

naan formulis berhuruf cetak dan pemakaian-

nya dipertanggung-jawabkan oleh fungsi

penjualan, syarat penjualan, harga jual, syarat

pengangkutan barang, dan potongan penjualan,

ditetapkan oleh pihak-pihak yang berwenang,

dilakukan pengecekan antara satu bagian

dengan bagian yang lain dan dilakukan

evaluasi jika terjadi kesalahan dalam transaksi

penjualan.

Karyawan yang Cakap

Hal ini dapat menggambarkan bahwa

karyawan bagian penjualan pada PT. INTI

(Persero) Bandung sudah sangat baik karena

perusahaan telah melakukan seleksi

penerimaan karyawan dengan menetapkan

kriteria tertentu, penempatan karyawan bagian

penjualan sesuai dengan pengetahuan dan

kecakapannya, karyawan bagian penjualan

memahami sistem informasi akuntansi

penjualan perusahaan, adanya program

training untuk peningkatan pengetahuan

karyawan bagian penjualan dan adanya

perputaran jabatan secara rutin untuk menjaga

kualitas karyawan melihat 45% responden

menjawab selalu pada butir pertanyaan

karyawan yang cakap .

Efektivitas Penjualan

Berikut disajikan gambaran mengenai

efektivitas penjualan pada PT. INTI (Persero)

Bandung periode 2005-2007.

Tabel 3

Efektivitas Penjualan PT. INTI (PERSERO) Bandung

Periode 2005-2007

Tahun Hasil Penjualan

% Kriteria RKAP Realisasi

2005 558,558,600 565,562,400 101,25 Sangat Efektif

2006 590,359,700 629,547,700 106,64 Sangat Efektif

2007 713,347,900 684,508,600 95,96 Efektif

Sumber: Laporan Keuangan PT INTI (Persero) 2005-2007

Page 10: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN …

JRAK, Volume 11, No 1 Februari 2015

72

Berdasarkan tabel di atas, meng-

gambarkan efektivitas penjualan di PT. INTI

(PERSERO) Bandung, pada tahun 2005 sudah

sangat efektif (101,25%) dan mengalami

peningkatan pada tahun 2006 mencapai

106,64% (sangat efektif) dan pada tahun 2007

terjadi penurunan menjadi 95,96% (efektif).

Hasil Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh variabel X

terhadap Y, digunakan korelasi Rank

Spearman. Berikut ini adalah tabel pengujian

hipotesis yang pengolahan datanya dibantu

menggunakan Software PSS 17.00 adalah

sebagai berikut:

Tabel 4

Korelasi Rank Spearman

Keterangan Variabel

X

Variabel

Y

Spearman’s rho Variabel X Correlation Coefficient 1.00 .832

Sig. (2-tailed) .00 .001

N 12 12

Variabel Y Correlation Coefficient .832 1.000

Sig. (2-tailed) .001 .

N 12 12

Berdasarkan hasil perhitungan di atas,

diketahui bahwa koefisien korelasi antara

variabel X (sistem pengendalian intern

penjualan) dengan Y (Efektivitas penjualan)

adalah sebesar 0,832. Berdasarkan tabel

interpretasi nilai koefisien korelasi pada tabel

3.3, nilai koefiein korelasi sebesar 0,832

berada pada interval 0,800-1,00 yang

tergolong pada hubungan yang sangat kuat.

Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang sangat kuat antara variabel

sistem pengendalian intern penjualan dengan

Efektivitas penjualan pada PT. INTI (Persero)

Bandung.

Kemudian untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh variabel sistem pengendalian

intern penjualan terhadap efektivitas

penjualan, menggunakan rumus koefisien

determinasi, dengan rumus sebagai berikut:

KD = ρ^2 x 100%; KD = 0,8322 x 100%;

KD = 0,6922 x 100%; dan KD = 69,22%

Berdasarkan hasil perhitungan di atas,

menunjukan bahwa besarnya koefisien

determinasi sebesar 69,22% yang berarti

bahwa perubahan pada variabel efektivitas

penjualan sebesar 69,22% dipengaruhi oleh

sistem pengendalian intern penjualan.

Sedangkan sisanya sebesar 30,78% dipengaru-

hi oleh faktor lain yang tidak diteliti.

Dari hasil penelitian ini maka dapat

disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini telah teruji dan dapat

diterima kebenarannya. Berdasarkan hasil

pengujian hipotesis yang sudah dibahas pada

sub bab sebelumnya, diketahui bahwa sistem

pengendalian intern penjulan memiliki

hubungan yang kuat dengan efektivitas

penjualan. Hasil yang didapat adalah 69,22%

dan jika diinterpretasikan angka tersebut

berada pada interval 0,600 sampai dengan

0,799. Dan karena nilai nilai koefisien korelasi

yang didapat mendekati 1 maka hasilnya itu

adalah positif, yang artinya sistem pengen-

dalian intern penjualan berpengaruh terhadap

efektivitas penjualan.

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Sistem Pengendalian Intern Penjualan

Penjualan merupakan salah satu

kegiatan terpenting dalam perusahaan, maka

akan sanagat diperlukan adanya suatu

pengendalian yang baik atas kegiatan pen-

jualan. Dengan adanya pengendalian intern

Page 11: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN …

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ……….. .……………………………………......................….…(Ariadharma)

73

penjualan diharapkan dapat meminimalisir

terjadinya penyimpangan atau kecurangan.

Sistem pengendalian intern penjualan yang

baik akan membantu perusahaan mencapai

target penjualan yang telah direncanakan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari

penelitian ini, diketahui bahwa PT. INTI

(Persero) telah melaksanakan sistem pengen-

dalian intern penjualan dengan sangat baik.

Hal ini terbukti dengan perhitungan yang telah

didapat sebelumnya bahwa hasil yang didapat

adalah sebesar 84,76%. Angka tersebut

diperoleh dengan cara membandingkan antar

skor variabel X yang didapat dengan skor

variabel X mkasimal. Hal ini menunjukan

bahwa hasil tersebut hampir mendekati

sempurna dan menggambarkan bahwa sistem

pengendalian intern penjualan pada PT. INTI

(Persero) telah memenuhi unsure-unsur.

Menurut Mulyadi dalam bukunya pemeriksaan

Akuntansi ada 4 unsur dari sistem pengen-

dalian intern penjualan, yaitu sturktur

organisasi, sistem otorisasi dan prosedur

pencatatan, praktek yang sehat, dan karyawan

yang cakap. Berikut ini akan dipaparkan

pelaksanaan sistem pengendalian intern penju-

alan berdasarkan tiap dimensinya:

Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan kerangka

pembagian tanggung jawab fungsional kepada

unit-unit organisasi yang dibentuk untuk

melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok

perusahaan. Stru-ktur Organisasi yang terdapat

di PT. INTI (Persero) telah sesuai dengan

aktivitas-aktivitas yang ada pada perusahaan.

Struktur organisasi pada perusahaan ini telah

disertai dengan uraian tugas dan tanggung

jawab serta fungsi dari masing-masing bagian

yang terlibat dalam aktivitas penjualan.

Dengan adanya pembagian tugas tersebut,

maka akan mempermudah perusahaan untuk

mencapai tujuan perusahaan. Hal tersebut

sesuai dengan pendapat Susanto (2009 : 98)

yang menyatakan bahwa: “Bagi suatu

organisasi yang memiliki struktur organisasi

yang mencerminkan fungsi manajemen,

wewenang, dan tanggung jawab dengan tepat

akan mempermudah mencapai tujuan

perusahaan”.

Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

Dalam organisasi, setiap transaksi hanya

terjadi atas dasar otorisasi dari yang memiliki

wewenang untuk menyetujui terjadinya

transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam

organisasi harus dibuat sistem yang mengatur

dalam pembagian wewenang untuk otorisasi

atas terlaksananya setiap transaksi dalam

organisasi. Selain itu, formulir juga merupakan

dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk

pencatatan transaksi dalam catatan akuntansi.

Prosedur pencatatan yang baik akan menjamin

data yang direkam dalam formulir dicatat

dalam catatan akuntansi dengan tingkat

ketelitian dan realiability yang tinggi. Dengan

demikian sistem otorisasi akan menjamin

dihasilkannya dokumen pembukuan yang

dapat dipercaya, sehingga akan menjadi

masukan dalam proses akuntansi. Pada PT.

INTI (Persero), sistem otorisasi dan prosedur

pencatatannya sudah cukup baik. Karena pada

PT. INTI (Persero) sudah terdapat sistem

otorisasi yang memiliki wewenang untuk

menyetujui setiap transaksi. Selain itu, untuk

setiap prosedur pada PT. INTI (Persero) selalu

menggunakan dokumen-dokumen yang ber-

fungsi sebagai bukti adanya transaksi. Dengan

adanya sistem otorisasi dan prosedur penca-

tatan yang baik, maka aktivitas penjualan pun

akan mudah dikendalikan sehingga dapat

meminimalisir terjadinya penyelewengan atau

kecurangan yang akan merugikan perusahaan.

Hal tersebut sesuai dengan penejelasan

Mulyadi (2005) yang telah dibahas pada bab

sebelumnya, yaitu: “Sistem otorisasi dan

prosedur untuk mengendalikan jalannya

kegiatan penjualan”.

Praktek yang Sehat

Praktek yang sehat diperlukan dalam

melaksanakan tugas dan fungsi pada setiap

organisasi. Pembagian tanggung jawab fungsi-

onal, sistem otoisasi, dan prosedur pencatatan

yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana

dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara

untuk menjamin praktek yang sehat dalam

pelaksanaannya. Pada PT. INTI (Persero) telah

melakukan cara-cara untuk menciptakan prak-

tek yang sehat, yaitu dengan dilaksanakannya

prosedur-prosedur perusahaan, digunakannya

formulir yang berhuruf cetak, selalu dilakukan

pengecekan fisik kekayaan perusahaan dan

dicocokan dengan catatan.

Page 12: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN …

JRAK, Volume 11, No 1 Februari 2015

74

Karyawan yang Cakap

Setiap kegiatan dalam perusahaan jika

tidak didukung oleh kejujuran dan kecakapan

karyawan sebagai pelaksana, maka kegitan

yang dilakukan tidak akan berjalan sesuai

dengan harapan yang diinginkan. Bagaimana-

pun baiknya struktur organisasi, sistem otori-

sasi dan prosedur pencatatan, serta berbagai

cara yang dilkukan untuk menciptakan praktek

yang sehat jika tidak didukung dengan tingkat

kecakapan karyawan yang tinggi maka

semuanya itu tidak akan berguna. Karyawan

yang jujur dan ahli dalam bidang yang menjadi

tanggung jawabnya akan dapat melaksanakan

pekerjaannya dengan efektif dan efisien. Oleh

karena itu PT. INTI (Persero) menempatkan

karya-wan sesuai dengan keahliannya, yang

berarti bahwa karyawan pada PT. INTI

(Persero) memiliki pengetahuan dan kecakap-

an sesuai dengan bidang yang menjadi

tanggung jawabnya.

Dengan diperkerjakannya karyawan

yang cakap, maka karyawan tersebut dapat

melaksanakan tugasnya dengan efektif dan

efisien, sehingga kesalahan dan pelanggaran

prosedur pun tidak akan sering terjadi. Dan

apabila di dalam organisasi kompetensinya

lemah atau karyawan yang bekerja tidak sesuai

dengan keahliannya, maka kesalahan dan

pelanggaran prosedur akan sering terjadi

(Susanto : 65).

Efektivitas Penjualan

Berdasarkan hasil penelitian, efektivitas

penjualan pada PT. INTI (Persero) pada tahun

2005, 2006, dan 2007 hampir setiap tahunnya

mencapai tingkat sangat efektif tetapi ditahun

2007 terjadi penurunan akibat peningkatan

anggaran yang tinggi tanpa diserta pening-

katan produktivitas perusahaannya. Tetapi dari

laporan tahunan yang diuji coba hasil

efektifitas penjualan di PT. INTI sudah sangat

baik karena berada di tingkat 106,64% (sangat

efektif - 95,96% (efektif).

Hal tersebut dapat dicapai kerena PT.

INTI (Persero) memiliki sistem pengendalian

intern penjualan yang baik, maka kecurangan-

kecurangan atau penyelewengan terhadap

kekayaan perusahaan dapat diminimalisir

sehingga kegiatan penjualan pun akan efektif.

Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan dari

pengendalian intern itu sendiri, yaitu dapat

meningkatkan efisiensi operasi dan menga-

mankan aktiva perusahaan.

Pengaruh Sistem Pengendalian Intern

Penjualan Terahadap Efektivitas Penjualan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis

yang sudah dibahas pada sub bab sebelumnya,

diketahui bahwa sistem pengendalian intern

penjulan memiliki hubungan yang kuat dengan

efektivitas penjualan. Hasil yang didapat

adalah 69,22% dan jika diinterpretasikan pada

table interpretasi koefisien korelasi angka

tersebut berada pada interval 0,600 sampai

dengan 0,799. Dan karena nilai nilai koefisien

korelasi yang didapat mendekati 1 maka

hasilnya itu adalah positif, yang artinya sistem

pengendalian intern penjualan berpengaruh

terhadap efektivitas penjualan.

Untuk mencapai efektivitas penjulan ada

berapa factor yang harus diperhatikan.

Menurut pendapat (Basu Swasta, 2009) ada 5

faktor yang mempengaruhi pen-jualan, antara

lain: Kondisi dan kemampuan penjual, kondisi

pasar, modal, kondisi organisasi perusahaan,

dan factor-faktor yang lain. Dari salah satu

factor tersebut adalah kondisi organisasi

perusa-haan yang dapat mempengaruhi penju-

alan. Kondisi organisasi penjulan merupakan

pengendalian intern yang sangat dibutuhkan

oleh perusahaan. Dengan adanya pengendalian

intern tersebut diharapkan dapat memberikan

kepuasan kepada konsumen sehingga banyak

konsumen yang membeli produk perusahaan

tersebut. Misalnya, pada PT. INTI (Persero)

yang fungsinya adalah melakukan penjualan.

Dengan adanya pengendalian tersebut maka

produk yang dihasilkanpun akan berkualitas,

sehingga banyak konsumen yang mencari pro-

duk tersebut karena merasa puas dengan pro-

duknya. Hal tersebut akan berpengaruh terha-

dap tingkat penjualan yang terus meningkat.

Selain itu keberhasilan dari sistem

pengendalian intern penjualan yang

dilaksanakan oleh PT. INTI (Persero) dapat

dilihat dari dipenuhi unsur-unsur dari sistem

pengendalian intern penjulan, yaitu struktur

organisasi yang sudah sesuai, sistem otorisasi

dan prosedur pencatatan yang baik, praktek

kerja yang sehat, dan karyawan yang bekerja

sesuai dengan keahliannya. Dengan terpenuhi-

Page 13: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN …

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ……….. .……………………………………......................….…(Ariadharma)

75

nya unsur-unsur tersebut maka efektivitas

penjualan akan tercapai.

Penelitian ini sebelumnya pernah

dilakukan oleh (Triandi dan Siregar, 2007) dan

hasilnya pun sejalan dengan hasil penelitian

yang peneliti lakukan ini yaitu sistem

pengendalian intern penjualan berpengaruh

terhadap efektivitas penjualan. Berdasarkan

hasil penelitian dan penelitian sebelumnya,

maka dapat disimpulkan bahwa sistem

pengendalian intern penjualan berpengaruh

terhdap efektivitas penjualan, yang artinya jika

sistem pengendalian intern penjualan yang

terdapat dalam suatu perusahaan itu baik maka

penjualan pada perusahaan pun akan mencapai

efektif.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan pada bab sebelumnya, maka

penulis mengambil beberapa kesimpulan

tentang pengaruh sistem pengendalian intern

penjualan terhadap efektivitas penjualan pada

PT. INTI (Persero) Bandung.

Sistem pengendalian intern penjua-lan

pada PT. INTI (Persero) Bandung sudah

sangat memadai. Hal ini dapat dilihat dari

jawaban responden terhadap kuesioner yang

disebarkan oleh peneltiti. Dengan sistem

pengendalian intern penjualan yang sudah

tergolong sangat kuat. Penjualan di PT. INTI

(Persero) Bandung pada tahun 2005 dan 2006

sudah sangat efektif, hanya pada tahun 2007

terjadi penurunan dibandingkan pada tahun

sebelumnya tapi secara keseluruhan dirasa

sudah sangat baik. Berdasarkan hasil

perhitungan koefisien korelasi, hasilnya

menunjukan adanya pengaruh dari sistem

pengendalian intern penjualan terhadap

efektivitas penjualan pada PT. INTI (Persero),

dengan pengaruh sebesar 69,22% sedangkan

sisanya sebesar 30,78% merupakan pengaruh

dari faktor lain yang tidak diteliti.

Saran

Setelah melakukan penelitian di PT.

INTI (Persero) Divisi Penjualan dan Divisi

Akuntansi serta memperoleh hasilnya, maka

pada bagian akhir ini peneliti mencoba

memberikan saran yang diharapkan dapat

meningkatkan dilaksana-kannya sistem

pengendalian intern penjulan dan

meningkatnya efektivitas penjualan, antara

lain:

Sistem Pengendalian Intern Penjualan

pada PT. INTI Divisi Penjualan dan Divisi

Akuntansi sudah dilaksanakan sangat baik,

namun walaupun demikian efektivitas

penjualan yang berada ditingkat sangat efektif

di tahun 2005 dan 2006 mengalami penurunan

di tahun 2007, sehingga peneliti menyarankan

kepada PT INTI (Persero) untuk terus

meningkatkan sistem pengendalian intern

penjualan khususnya pada kriteria yang ke dua

yaitu sistem operasi dan prosedur pencatatan

karena pada kriteria tersebut dapat diketahui

bahwa mayoritas responden menjawab

kadang-kadang terhadap sistem operasi dan

prosedur pencatatan apabila jika dibandingkan

dengan kriteria yang lain. Berdasarkan hal

tersebut, peneliti menyarankan kepada

perusahaan untuk terus memperhatiakan batas

wewenang dan tanggung jawab, review dan

revisi terhadap prosedur pencatatan secara

lebih terperinci dan jelas di tiap bagian, dan

pemberian suatu pedoman khusus dengan

aturan-aturan yang memuat tentang prosedur

pencatatan ditiap bagian khususnya penjualan.

Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan

permasalahan yang sama dengan peneliti ini,

sebaiknya melakukan penelitian terhadap

subyek yang lain yang lebih luas atau pun hal

lainnya yang mempunyai hubungan dengan

efektivitas penjualan.

DAFTAR REFERENSI

Arens, A. A. and Loebbecke, J. disadur oleh

Amir Abadi Yusuf. 2008. Auditing

Pendekatan Terpadu. Edisi ke-6. Jilid

Satu. Jakarta: Salemba Empat.

Baidaie, M. C. 2005. Corporate Governance

dan Kebijakan Audit. Edisi Revisi.

Yayasan Pendidikan Internal Audit,

Institut Pendidikan dan Pelatihan Audit

dan Manajemen, Jakarta.

Page 14: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN …

JRAK, Volume 11, No 1 Februari 2015

76

Basu Swastha, 2009. Manajemen Penjualan.

Yogyakarta: BPFE

Boynton, W.C., Johnson, R. N., and Kell,

W.G. 2001. Modern Auditing, Seventh

Edition, John Wiley and Sons, Inc, 2001

Kaplan, R. M. and Saccuzzo, D. P. 1993.

Psychological Testing: Principles,

Applications, And Issue. Wadsworth

Publishing.

Kotler, P. 2000. Marketing Manajemen

Analysis, Planning, Implementation, and

Control, 8th edition, a Paramount

Ommunication Company: Englewood

Cliff, New Jersey.

Mardiasmo. 2005. Akuntansi Sektor Publik.

Yogyakarta : Andi

Mulyadi. 1992. Pemeriksaan Akuntan.

Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE

YKPN.

Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Edisi

Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.

Susanto, A. 2008. Sistem Informasi Akuntansi:

Struktur Pengendalian Resiko Pengem-

bangan. Bandung: Lingga Jaya.

Susanto, A. dan La Midjan. 2001. Sistem

Informasi Akuntansi Pendekatan

Manual, Praktika Penyusunan Metode

dan Prosedur. Edisi ke-8 Bandung:

Lingga Jaya.

Triandi, dan Siregar, J. D. 2008. “Evaluasi

Sistem Pengendalian Intern Penjualan

Terhadap Peningkatan Efektivitas

Penjualan”. Jurnal Ilmiah Ranggading.

7(2):130-137

Wilson, J. D, and Campbell, J. B. 1996.

Controllership: The Work of The

Managerial Accounting. Third Edition.

Joho Willey and Sons, Inc. Edisi Bahasa

Indonesia. Terjemahan Tjintjin Fenix

Tjendera. Erlangga.