PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI 10 TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Deny Rizki Kurniawan 11150182000051 JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020
165
Embed
PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KINERJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49723...Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan ..... 51 3.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KINERJA GURU
DI SMA NEGERI 10 TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Deny Rizki Kurniawan
11150182000051
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
i
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
Deny Rizki Kurniawan (11150182000051), Pengaruh Sertifikasi Guru
terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri 10 Tangerang Selatan. Skripsi
Program Strata Satu (S-1) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sertifikasi guru
terhadap kinerja guru di SMA Negeri 10 Tangerang Selatan. Penelitian ini
bersifat penelitian deskriptif dengan metode penelitian kuantitatif.
Penelitian ini menggunakan Purposive Sampling dimana populasi penelitian
ini berjumlah 24 guru yang telah sertifikasi dari total keseluruhan berjumlah
38 guru. Dari total keseluruhann guru, maka sampel yang di gunakan
penelitian ini berjumlah 24 guru yang telah sertifikasi. Teknik pengumpulan
data utama menggunakan angket yang disebar ke 24 guru yang telah
sertifikasi. Teknik wawancara dan studi dokumen dilakukan untuk
mendukung hasil data angket. Narasumber dalam wawancara pada
penelitan ini yaitu kepada Kepala Sekolah dan Pengawas. Hasil yang
ditemukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh antara sertifikasi
guru dengan kinerja guru di SMA Negeri 10 Tangerang Selatan.
Berdasarkan pengolahan data hasil perhitungan SPSS Vers.23,
pengujian statistik uji t, hasil nilai Thitung sebesar 3,467 dan Ttabel sebesar
2,073, dengan signifikansi sebesar 0,002. Dengan kriteria pengujian jika
Thitung > Ttabel dan jika signifikansi < α (0,05), maka Ho ditolak H1 di
terima. Sehingga terdapat pengaruh yang cukup antara sertifikasi guru
terhadap kinerja guru di SMA Negeri 10 Tangerang Selatan. Pada
perhitungan koefisien determinasi diketahui pengaruh sertifikasi guru
dengan kinerja guru sebesar 35,3%. Sedangkan sisanya 64,7% dipengaruhi
oleh faktor lain yang tidak diteliti.
Dari hasil perhitungan tersebut maka terdapat pengaruh yang cukup
antara sertifikasi guru dengan kinerja guru di SMA Negeri 10 Tangerang
Selatan.
Kata Kunci: Sertifikasi Guru, Kinerja Guru.
vi
ABSTRACT
Deny Rizki Kurniawan (11150182000051), The Effect of Teacher Certification on
Teacher Performance in SMA Negeri 10 Tangerang Selatan. Thesis
Undergraduate Program (S-1) Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2019.
This study aims to determine the effect of teacher certification on teacher
performance in SMA 10 Tangerang Selatan. This research is a descriptive study with
quantitative research methods. This study uses purposive sampling where the study
population is 24 teachers who have been certified from a total of 38 teachers. From
the total number of teachers, the sample used in this study was 24 certified teachers.
The main data collection technique uses a questionnaire distributed to 24 certified
teachers. Interview techniques and document studies were conducted to support the
results of questionnaire data. Interviewees in this research are to the Principal and
Superintendent. The results found in this study are that there is an influence between
teacher certification and teacher performance in SMA Negeri 10 Tangerang Selatan.
Based on processing data from SPSS Vers.23 calculation results, t test
statistic testing, the results of the Tcount value of 3,467 and Ttable of 2,073, with a
significance of 0.002. With the testing criteria if Thitung> Ttable and if the
significance <α (0.05), then Ho is rejected H1 is accepted. So that there is sufficient
influence between teacher certification on teacher performance in SMA 10
Tangerang Selatan. In the calculation of the coefficient of determination is known the
effect of teacher certification with teacher performance of 35.3%. While the
remaining 64.7% is influenced by other factors not examined.
From the results of these calculations there is a sufficient influence between
teacher certification with the performance of teachers in SMA Negeri 10 Tangerang
Disisi lain, masih banyaknya keluhan dan masukan dari berbagai pihak
tentang kinerja guru yang masih banyak belum berubah padahal sudah lulus
sertifikasi, mendapat tunjangan dan hidupnya lebih sejahtera. Oleh karena itu,
guru diharapkan mempunyai kesadaran untuk mengelola sekolah agar lebih
tertib, lebih baik, serta teratur guna pembangunan karakter anak didik.
Namun, masih banyak guru belum bisa memenuhi kualifikasi tersebut.
Seperti Guru jarang membuat RPP dan silabus pembelajaran, guru mengajar
tidak sesuai dengan kurikulum yang berlaku serta tidak sesuai dengan bidang
study, guru belum menjadi teladan bagi peserta didik, dan juga sering
menemukan guru yang membolos mengajar tanpa alasan yang pasti. Harus
diketahui juga, tidak semua guru yang sudah sertifikasi kinerjanya menurun atau
tidak berubah. Banyak pula guru yang sudah sertifikasi menjadi guru yang
benar-benar profesional.10 Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel. 1.1 Total guru SMA Negeri 10 Tangerang Selatan
Guru SMA Negeri 10 Tangerang Selatan
Sertifikasi Belum Sertifikasi Total
PNS GTT GTY Honorer
24 0 0 14 38
Sumber: Di Olah Dari Data profil SMA Negeri 10 Tangerang Selatan, 2019
Guru di SMA Negeri 10 Tangerang Selatan hampir 75% tersertifikasi
namun dalam implementasiannya guru yang sudah tersertifkasi dan belum
tersertifikasi memiliki pengaruh dalam kinerja guru. Sebab guru yang
tersertifikasi dianggap memiliki keprofesionalan dan kompeten dibanding guru
yang belum tersertifikasi. Fakta dilapangan bahwa guru yang belum tersertifikasi
juga dapat menyaingi guru yang sudah tersertifikasi dalam keprofesionalan dan
kompetensinya hanya saja yang membedakan adalah sudah tersertifikasi. Jadi
10 Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Kurikulum, Bapak Nursalim, 20 Februari 2019
pukul 15.03 WIB.
6
serfikasi guru sangat berpengaruh baik bagi kinerjanya, tunjangannya, serta
perlindungan pemerintah terhadap guru.
Berdasarkan permasalahan di atas, sertifikasi guru memang sangat
penting bagi para guru dalam upaya meningkatkan kinerja guru, maka dari itu
penulis tertarik melakukan penelitian berjudul “PENGARUH SERTIFIKASI
GURU TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI 10
TANGERANG SELATAN”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis
mengidentifikasi beberapa masalah yang muncul antara lain:
1. Tujuan program sertifikasi guru belum tercapai
2. Belum optimalnya kinerja guru
3. Rendahnya penguasaan materi pembelajaran guru dalam kegiatan belajar
mengajar
4. Masih lemahnya kesiapan guru dalam menciptakan situasi menarik dalam
kegiatan belajar mengajar
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas luasnya permasalahan yang ada
dalam skripsi ini, perlu kirannya penulis membatasi penelitian ini pada
masalah: Pengaruh sertifikasi guru terhadap kinerja guru
D. Rumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian
yaitu: Adakah pengaruh sertifikasi guru terhadap kinerja guru di SMAN 10
Tangerang Selatan?
7
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan: Untuk menemukan pengaruh positif atau
negatif antara sertifika guru dengan kinerja guru di SMAN 10 Tangerang
Selatan
F. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik
secara teoritis maupun praktis.
a. Secara teoritis
Mengembangkan konsep keilmuan pendidikan khususnya pada
program studi manajemen pendidikan yang mengkaji tentang
sertifikasi guru dan dapat dijadikan bahan kajian untuk penelitian lain
mengenai sertifikasi guru
b. Secara Praktis
Penelitian ini secara praktis dapat memberikan manfaat bagi pihak
yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu:
1) Bagi sekolah, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan
untuk dapat meningkatkan kinerja guru SMA Negeri 10 Tangerang
Selatan yang sudah tersertifikasi
2) Bagi guru, sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kinerja
guru SMA Negeri 10 Tangerang Selatan yang sudah tersertifikasi.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kinerja Guru
1. Pengertian Kinerja Guru
Banyaknya pendapat yang dikemukakan oleh para ahli terkait dengan
pengertian kinerja guru, berikut pemaparan para ahli terkait dengan pengertian
kinerja guru:
Menurut Nawawi dalam buku Pupuh Fathurrohman berpendapat
bahwa, “kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan jabatan atau
tanggung jawab yan diberikan kepadanya”.11
Sedangkan menurut Tutik Rachmawati dan Daryanto berpendapat,
“kinerja guru adalah kemampuan yang ditunjukan oleh guru dalam
melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Kinerja dapat diartikan baik dan
memuaskan apabila hasil yang dicapai sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan”.12
Senada dengan pendapat Ahmad Susanto, “kinerja guru adalah
perilaku yang dihasilkan seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai
pendidikan dan pengajar ketika mengajar di depan kelas, sesuai dengan
kriteria tertentu. Serta kinerja guru akan terlihat pada situasi dan kondisi
dalam melaksanakan tugas tersebut”.13
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru yaitu
suatu kemampuan kerja guru yang ditampilkan dalam kegiatan proses belajar
11 Pupuh Fathurrohman dan Aa Suryana, Guru Profesional, (Bandung: PT Refika Aditama,
2012), h. 27 12 Tutik Rachmawati dan Daryanto, Penilaian Kinerja Profesi Guru dan Angka Kreditnya,
(Yogyakarta, Gava Media, 2013), h. 16. 13 Ahmad Susanto, Manajemen Peningkatan Kinerja Guru, (Jakarta: PRENADAMEDIA
GROUP, 2016), h. 70.
9
mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan.
2. Kompetensi Dasar Kinerja Guru
Banyak para ahli mengemukakan berbagai macam kompetensi yang
harus dimiliki oleh seorang guru.
Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pada Bab
IV Pasal 10, menyatakan bahwa “kompetensi guru meliputi, kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional yang diperoleh pendidikan profesi.”14
Proyek Pembinaan Pendidikan Guru (P3G) dalam buku Ali Mudlofir
mengemukakan kompetensi guru sebagai berikut:
(a) menguasi bahan, (b) mengelola program belajar mengajar, (c)
mengelola kelas, (d) menggunakan media/sumber belajar, (e) menguasai
landasan kependidikan, (f) mengelola interaksi belajar mengajar, (g)
menilai prestasi belajar, (h) mengenal fungsi dan layanan bimbingan
peyuluhan, (i) mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, (j)
memahami dan menafsirkan hasil penilitian guna keperluan pengajaran.15
Sedangkan menurut E. Mulyasa, “kompetensi guru merupakan
perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan
spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru,
yang mencangkup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik,
pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme”.16
Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat bahwa kompetensi dasar
kinerja guru merupakan hal yang haus dilakukan oleh setiap guru mencakup
berbagai bidang kompetensi. Dalam hal ini merupakan sebagai tolak ukur
14 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
op.cit., h. 6. 15 Ali Mudhlofir, Pendidik Profesional Konsep, Strategi, dan Aplikasi dalam Peningkatan
Mutu Pendidikan di Indonesia, (Jakarta, PT RajaGrafindo Persada: 2012), h. 76-77. 16 E. Mulyasa, Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2009), h. 26.
10
untuk menjadikan guru yang berprofesional dalam melakukan kinerja yang
baik bagi murid serta sekolah.
3. Indikator Kinerja Guru
Untuk mengetahui kinerja seseorang memerlukan penilaian secara
baik dan benar. Dalam penilaian guru, harus memiliki indikator untuk menjadi
tolak ukur penilaian tersebut. Secara konseptual lembaga administrasi
negara/LAN mengemukakan bahwa
Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang
menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah
ditetapkan. Indikator kinerja merupakan suatu yang akan dihitung dan
diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat
kinerja baik dalam tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, maupun tahap
setelah kegiatan selesai dan berfungsi.17
Menurut Moeheriono, indikator kinerja itu bermacam-macam, seperti:
(a) Indikator kinerja sebagai nilai atau karakterisktik tertentu yang
dipergunakan untuk mengukur output atau outcome suatu kegiaatan, (b)
sebagai alat ukur yang dipergunakan untuk menentukan derajat
keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya, (c) sebagai
ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian
suatu sasaran atas tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi, (d) suatu
informasi operasional yang berupa indikasi mengenai kinerja atas kondisi
suatu fasilitas atau kelompok fasilitas.18
Berbeda dengan pakar lainuku , menurut Colquitt dalam buku Jamil
mengemukakan ada tiga komponen yang dapat menjadi indikator kinerja,
yaitu: (a) kinerja dalam tugas, rutin maupun nonrutin, (b) kinerja perilaku
kewarganegaraan, mengerjakan tugas dengan sukarelawan yang tidak
termasuk tugasnya, (c) kinerja perilaku negatif, mengganggu tujuan
organisasi.19
17 Ismail Nawawi Uha, Budaya Organisasi Kepemimpian & Kinerja, (Jakarta:
PRENADAMEDIA GROUP, 2013), h. 240. 18 Moeheriono, Indikator Kinerja Utama (IKU), (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012), h.
32. 19 Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional, (Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), h. 39.
11
Berdasarkan penjelasan dari beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan
bahwa Indikator kinerja guru adalah suatu acuan/tolak ukur untuk menjadi
dasar sebuah penilaian kinerja yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan,
baik individu maupun kelompok organisasi tertentu.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Banyak faktor yang mempengaruhi terbangunnya suatu kinerja
profesional, termasuk kinerja guru yang berkaitan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Menurut Ahmad Susanto, faktor yang mempengaruhi kinerja guru
terbagi 2, yaitu: (a) faktor internal yang berasal dari sistem kepercayaan
menjadi pandangan hidup seorang guru, (b) faktor eksternal yang meliputi,
volume upah kerja yang dapat memenuhi kebutuhan seseorang, suasana kerja
yang menggairahkan, sikap jujur dan dapat dipercaya, penghargaan, dan juga
sarana yang menunjang”.20
Sedangkan menurut Ondi Saondi dan Aris Suherman menyatakan,
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru, antara lain: “(a) kepribadian
dan dedikasi, (b) pengembangan profesi, (c) kemampuan mengajar, (d)
komunikasi, (e) hubungan dengan masyarakat, (f) kedisiplinan, (g)
kesejahteraan, dan (h) iklim kerja”.21
Menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara dalam bukunya Fatah
Syukur ada dua faktor yang mempengaruhi kinerja seorang guru, yaitu:
(a) Faktor kemampuan, secara umum kemampuan dibagi menjadi 2
yaitu, kemampuan Potensi (IQ) dan kemampuan reality (Knowledge
dan Skill). Seorang guru seharusnya memiliki kemampuan tersebut
agar mampu menyelesaikan pendidikan formal dan mampu mengajar
dalam mata pelajaran ampuannya,
20 Ahmad Susanto, op.cit., h. 73. 21 Ondi Saondi dan Aris Suherman, Etika Profesi Keguruan, (Bandung: PT Refika Aditama,
2010), h. 24-45.
12
(b) Faktor motivasi, sikap motivasi terbentuk dalam menghadapi situasi
kerja. Motivasi guru sangatlah penting karena untuk mencapai visi
dan misi institusi pendidikan.22
Dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja guru
bermacam-macam, dari sifat, prilaku, baik dari dalam diri maupun dari luar
diri guru tersebut yang menjadi suatu kekuatan atau kelemahan kinerja guru.
B. Sertifikasi Guru
1. Pengertian Sertifikasi Guru
Dalam sub bab penulisan skripsi ini, akan diuraikan secara terpisah
antara pegertian sertifikasi & guru berdasarkan pandangan para ahli berikut
uraiannya.
a. Pengertian Sertifikasi
Selama ini pengertian tentang sertifikasi memang multi
interprestasi, setiap orang mempunyai pengertian sendiri mengenai
sertifikasi.
Dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik
Indonesia No. 37 Tahun 2017 tentang sertifikasi bagi guru dalam jabatan
pasal 1 butir 3, “Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik
kepada guru”.23
Menurut Marselus R. Payong, “Sertifikasi adalah proses pemberian
sertifikat kepada suatu objek tertentu (orang, barang, atau organisasi
tertentu) yang menandakan bahwa objek tersebut layak menurut kriteria,
atau standar tertentu”.24
22 Fatah Syukur, Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan, (Semarang: PT. Pustaka
Riski Putra, 2012), h. 132. 23 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 37 Tahun 2017
Tentang Sertifikasi Bagi Guru dalam Jabatan yang di Angkat Sampai dengan Akhir Tahun 2015 Pasal
1 butir 3, h. 2. 24 Marselus R. Payong, op.cit., h. 68
13
Sedangkan menurut Martinis Yamin, “Sertifikasi adalah proses
pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen atau bukti formal
sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga
profesional”.25
Dari kutipan diatas dapat dipahami bahwa sertifikasi adalah proses
pemberian sertifikat suatu objek yang telah memenuhi persyaratan tertentu,
dan juga sudah memenuhi standar bahwa objek tersebut layak untuk
digunakan sesuai dengan kualifikasi.
b. Pengertian Guru
Salah satu unsur terpenting dalam meningkatkan kualitas
pendidikan adalah seorang guru. Dibawah ini akan dipaparkan pengertian
guru.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005
tentang guru dan dosen pada Bab I pasal 1 menjelaskan bahwa “Guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah”.26
Menurut Sholeh Hidayat, “Guru adalah orang yang memberikan
ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Guru dalam pandangan masyarakat
adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu yang
tidak harus di lembaga-lembaga pendidikan formal”.27
Sedangkan pendapat lain dari Ondi Saondi dan Aris Suherman
mendefinisikan, “Pendidik atau guru merupakan tenaga profesional yang
bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai
25 Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, (Jakarta: Gaung Persada Press
Jakarta, 2007), h. 2. 26 Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, h. 2. 27 Sholeh Hidayat, Pengembangan Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2017), h. 2.
14
hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta
melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat, terutama bagi pendidik
pada perguruan tinggi”.28
Dapat disimpulkan dari berbagai definisi diatas guru adalah tenaga
profesi yang memiliki tugas untuk mencerdaskan anak bangsa dalam proses
mendidik, mengajar, membimbing serta mengarahkan anak didik dalam
dunia pendidikan formal maupun non formal.
c. Pengertian Sertifikasi Guru
Pada tahun 2005 pemerintah telah mengeluarkan Undang-undang
tentang Guru dan Dosen agar pemahaman tentang sertifikasi lebih jelas dan
mantap. Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang
guru dan dosen sebagai berikut: (a) Pasal 1 butir 11: Sertifikasi adalah
proses pemberian sertifikat pendidik guru dan dosen, (b) Pasal 11 butir 1:
Sertifikat pendidik dalam sebagaimana pasal 8 diberikan kepada guru yang
telah memenuhi persyaratan..29
Menurut Ahmad Susanto, “Sertifikasi guru adalah proses
pemberian sertifikat pendidik kepada guru. Sertifikat pendidik diberikan
kepada guru yang telah memenuhi standar profesional guru yang
merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan praktik pendidikan
yang berkualitas”.30
Pengertian sertifikasi menurut Masnur Muslich, “Sertifikasi adalah
proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah
memenuhi persyaratan tertentu, yaitu memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yang dibarengi dengan
peningkatan kesejahteraan yang layak”.31
28 Ondi Saondi dan Aris Suherman, op.cit., h. 2. 29 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, op.
cit.., h. 3,7 30 Ahmad Susanto, op.cit., h. 265 31 Masnur Muslich, Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2007), h. 2
15
Sedangkan menurut E. Mulyasa, Sertifikasi guru dapat diartikan
sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki
kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan
pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh
lembaga sertifikasi.32
Jadi dapat disimpulkan bahwa sertifikasi guru adalah proses
pemberian sertifikat keprofesian kepada guru yang telah memenuhi standar
kualifikasi dan standar kompetensi serta sudah dipastikan bahwa guru yang
sudah tersertifikasi dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai
guru yang profesional
2. Tujuan Sertifikasi guru
Banyak pakar yang mengemukakan tujuan sertifikasi guru.
Menurut Ahmad Susanto, “Sertifikasi guru bertujuan untuk
meningkatkan mutu dan menentukan kelayakan guru dalam melakukan tugas
sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.33
Sedangkan menurut Wibowo dalam buku Jejen Musfah
mengungkapkan bahwa sertifikasi guru bertujuan untuk hal-hal sebagai
berikut: “(a) melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan, (b)
melindungi masyarakat dari prakti-praktik tidak kompeten, (c) membantu
melindungi lembaga pendidikan, (d) membangun citra masyarakat terhadap
profesi pendidik dan tenaga kependidikan”.34
Pendapat lain dari Suyatno ada beberapa tujuan sertifikasi,
diantaranya: “(a) menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas
sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, (b)
32 E. Mulyasa, op.cit., h. 33-34. 33 Ahmad Susanto, op.cit., h. 265. 34 Jejen Musfah, Redesain Pendidikan Guru, (Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP, 2015), h.
63.
16
meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan, (c) meningkatkan martabat
guru, (d) meningkatkan profesionalitas guru”.35
Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat diatas bahwa tujuan
sertifikasi guru adalah untuk menjadikan guru berprofesionalisme dan
berkompeten dalam bidang yang diampu, serta untuk meningkatkan martabat,
jasa, dan memberikan penghargaan kepada guru dalam mewujudkan
pendidikan nasional.
3. Manfaat Sertifikasi Guru
Banyak pakar yang mengemukanan berbagai macam manfaat bagi
guru yang telah mengikuti sertifikasi.
Menurut Ahmad Susanto, Adapun Manfaat sertifikasi guru adalah
sebagai berikut:
(a) Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten,
yang dapat merusak citra profesi guru, (b) Melindungi masyarakat dari
praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan professional, (c)
Menjaga wahana penjaminan mutu bagi lembaga penyelenggara pendidik
dan tenaga kependidikan (LPTK), dan kontrol mutu dan jumlah guru bagi
pengguna layanan pendidikan (d) Menjaga lembaga penyelenggaran
pendidikan dari keinginan internal dan eksternal yang menyimpang, (e)
Memperoleh tunjangan profesi bagi guru yang lulus ujian sertifikasi.36
Sedangkan Menurut Marselus R. Payong manfaat sertifikasi guru
sebagai berikut: “(a) melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak
kompeten, yang dapat merusak citra profesi guru, (b) melindungi masyarakat
dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak profesional,
(c) meningkatkan kesejahteraan guru”.37
Menurut Masnur Muslich ada beberapa manfaat sertifikasi guru
antara lain:
35 Suyatno, Panduan Sertifikasi Guru, (Jakarta: Indeks, 2008), h. 2-3. 36Ahmad Susanto, op.cit., h. 265-266. 37 Marselus R. Payong, op.cit., h. 77-78.
17
“(a) melindung profesi guru dari praktik layanan pendidikan yang tidak
kompeten sehingga dapat merusak citra profesi guru itu sendiri, (b)
melindungi masyarakat dari praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan
profesional yang akan menghambat upaya peningkatan kualitas
pendidikan dan penyiapan sumber daya manusia dinegeri ini, (c) menjadi
wahana penjaminan mutu bagi LPTK yang bertugas mempersiapkan
calon guru dan juga berfungsi sebagai kontrol mutu bagi pengguna
layanan pendidikan, (d) menjaga lembaga penyelenggaran pendidikan
dari keinginan internal dan eksternal yang potensial dapat menyimpang
dari ketentuan yang berlaku”.38
Dapat disimpulkan bahwa manfaat sertifikasi guru merupakan sebuah
penghargaan pemerintah terhadap kinerja yang telah dicapai oleh guru dalam
proses sertifikasi untuk melindungi serta meningkatkan kesejahteraan guru
baik berupa fisik maupun non fisik.
4. Prosedur Sertifikasi Guru
Dalam peraturan menteri pendidikan nasional republik Indonesia
nomor 11 tahun 2011 tentang sertifikasi bagi guru dalam jabatan pasal 2
mengenai pelaksanaan sertifikasi: “Sertifikasi dilaksanakan melalui: (a)
penilaian portofolio, (b) pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG), (c)
pemberian sertifika pendidik secara langsung; atau, (d) pendidikan profesi
guru (PPG)”.39
a. Melalui penilaian portofolio
Banyak program yang dilakukan oleh pemerintah untuk menjadikan
guru yang berkompetensi dan profesional, salah satunya melalui protofolio.
Menurut Suryanto, “portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang
menggambarkan pengalaman berkarya/prestasi yang dicapai dalam
menjalankan tuhas profesi sebagai guru dan interval waktu tertentu.
Dokumen ini terkait dengan unsru pengalaman, karya, dan prestasi
selama guru yang bersangkutan menjalankan peran sebagai agen
38 Masnur Muslich, op.cit., h. 9. 39 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 Tentang
Sertifikasi Bagi Guru dalam Jabatan Pasal 2, h. 2.
18
pembelajaran (kompetensi kepribadian, paedagogik, profesional, dan
sosial).40
Menurut peraturan menteri pendidikan nasional republik Indonesia
nomor 11 tahun 2011 tentang sertifikasi bagi guru dalam jabatan pasal 3
menyatakan, “penilaian portofolio merupakan pengakuan atas pengalaman
profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen”.41
Terdapat 10 komponen yang dinilai dalam uji kompetensi untuk
memperoleh sertifikasi pendidik melalui jalur portofolio, yakni:
(a) kualifikasi akademik, (b) pendidikan dan pelatihan, (c) pengalaman
mengajar, (d) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (e)
penilaian dari atasan dan pengawas, (f) prestasi akademik, (g) karya
pengembangan profesi, (h) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (i)
pengalaman organisasi, (j) penghargaan yang relevan dengan bidang
pendidikan.42
Dapat disimpulkan dari pendapat diatas bahwa sertifikasi melalui
penilaian portofolio adalah penilaian seorang guru baik pengalamannya,
kompetensinya dan juga riwayat organisasinya untuk membuktikan bahwa
guru tersebut sudah dikatakan profesional, serta melalui penilaian
portofolio ini guru mendapatkan sertifikasi sesuai dengan prosedurnya.
b. Melalui Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG)
Berbagai cara yang dilakukan oleh pemerintah untuk menjadikan
guru yang berkompetensi dan profesional agar terciptanya pendidikan yang
bermutu. Pemerintah mengadakan program pendidikan dan pelatihan
profesi guru.
Menurut peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik
Indonesia nomor 62 tahun 2013 tentang sertifikasi guru dalam jabatan
dalam rangka penataan dan pemerataan guru, dalam bab 1 pasal 1 butir 4
40 Suyatno, op.cit., h. 110. 41Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 Tentang
Sertifikasi Bagi Guru dalam Jabatan Pasal 3, op.cit. h. 2. 42 Marselus R. Payong, op.cit., h. 96
19
berbunyi, “Pendidikan dan latihan profesi guru adalah proses pelatihan
guru bagi guru dalam jabatan untuk memperoleh sertifikasi nasional sesuai
dengan tugas atau yang diampu sebagai guru mata pelajaran atau guru
kelas”.43
Menurut Marselus R. Payong dalam bukunya berpendapat bahwa.
PLPG dilaksanakan selama 9 hari dengan bobot pertemuan 90 jam
dengan alokasi 30 jam teori dan 60 jam praktik. PLPG dilakukan di
LPTK atau dikabupaten/kota dengan mempertimbangkan kelayakan
untuk pembelajaran. Pelaksanaan PLPG dimulai dengan pre test secara
tertulis untuk mengukur kompetensi pedagogis dan profesional.
Dilanjutkan dengan pembelajaran yang mencangkup penyampaian
materi secara teoritis dan implementasi teori ke dalam praktik. Pada
akhir PLPG dilakukan uji kompetensi yang mencangkup ujian tulis
dan ujian praktik.44
Sedangkan menurut Jamil mengatakan bahwa “peserta yang
memiliki skor penilaian portofolio belum mencapai skor minimal kelulusan
harus mengikuti PLPG yang mencakup empat kompetensi guru dan
diakhiri uji kompetensi”.45
Dapat disimpulkan sertifikasi melalui program latihan profesi guru
(PLPG) dapat dilakukan ketika seorang guru tidak memenuhi syarat
kelulusan dari penilaian portofolio. Maka untuk memiliki sertifikasi guru
dapat mengikuti program pelatihan profesi guru selama kurang lebih 1-2
minggu.
c. Melalui Pendidikan Profesi Guru (PPG)
Salah satu cara mengembangkan kompetensi yang dimiliki oleh
guru, pemerintah membuat program untuk menjadikan guru yang
berkompeten dan profesional.
43 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2013
Tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan dalam Rangka Penataan dan Pemerataan Guru Pasal 1, h. 2. 44 Marselus R. Payong, op.cit., h. 101. 45 Jamil Suprihatiningrum, op.cit., h. 252.
20
Dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik
Indonesia nomor 37 tahun 2017 tentang sertifikasi bagi guru dalam jabatan
pasal 1 butir 4 menjelaskan, “Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah
program pendidikan yang diselenggarakan setelah program sarjana atau
sarjana terapan untuk mendapatkan sertifikat pendidik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah”.46
Menurut peraturan menteri pendidikan nasional republik Indonesia
nomor 9 tahun 2010 tentang program pendidikan profesi guru bagi guru
dalam jabatan pasal 2 menerangkan,
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) bertujuan untuk
menghasilkan guru profesional yang memiliki kompetensi dalam
merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran; menindak
lanjuti hasil penilaian dengan melakukan pembimbingan, dan pelatihan
peserta didik; dan mampu melakukan penelitian dan mengembangkan
keprofesian secara berkelanjutan.47
Sedangkan menurut pedoman penyelenggaraan program
pendidikan profesi guru di direktorat jenderal pembelajaran dan
kemahasiswaan kementeri riset, teknologi, dan pendidikan tinggi pasal 1
butir 5 Peraturan menteri riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi No.55
Tahun 2017 tentang Standar Penidikan Guru menyebutkan. “PPG adalah
program pendidikan yang diselenggarakan setelah program sarjana atau
sarjana terapan untuk mendapatkan sertifikat pendidik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan/atau
pendidikan menengah. Terdapat dua jenis program PPG yaitu PPG
prajabatan dan PPG dalam jabatan”.48
46 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2017
Tentang Sertifikasi Bagi Guru dalam Jabatan Pasal 1, op.cit., h. 2. 47 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2010 Tentang
Program Pendidikan Profesi Guru Bagi Guru dalam Jabatan Pasal 2, h. 3. 48 Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Pedoman Penyelenggaraan
Program PPG, (Jakarta, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2018), h. 11.
21
Dari pemaparan diatas bahwa sertifikasi melalui program
pendidikan profesi guru (PPG) adalah program yang harus diikuti seorang
guru untuk mendapatkan sertifikasi keprofesian, dimana program tersebut
bertujuan untuk menjadikan guru yang berkompetensi serta profesional.
5. Permasalahan Sertifikasi Guru
Sertifikasi merupakan pogram pemerintah untuk menjadikan guru
memiliki kompetensi, profesionalisme serta kesejahteraan yang terjamin,
apabila guru telah memiliki sertifikasi. Namun proses sertifikasi tidak berjalan
mulus mulai dari penilaian portofolio, Pendidikan dan latihan profesi guru
(PLPG), serta pendidikan profesi guru (PPG) perlu adanya evaluasi yang
berkelanjutan untuk mejadikan guru yang bermutu sesuai yang diharapkan.
Program sertifikasi guru ternyata tidak sesuai dengan yang
diharapkan, guru yang telah lolos sertifikasi ternyata tidak menunjukan
peningkatan kompetensi yang signifikan. Dari kajian yang dilakukan, ternyata
motivasi guru mengikuti sertifikasi umumnya terkait aspek finansial, yaitu
segera mendapatkan tunjangan profesi.49
Dengan demikian perlu upaya peninjauan lebih mendalam terhadap
program sertifikasi guru, khususnya tujuan dan makna sertifikasi, perlu ada
upaya pembenahan mind set guru dan perlu ada program perawatan dan
pengembangan profesionalisme bagi guru yang telah lulus program sertifikasi,
khususnya dalam upaya peningkatan mutu layanan pembelajaran.
Banyak kalangan masyarakat yang memandang pesimis dengan
pelaksanaan program sertifikasi guru. Selain ketidakjelasan dalam proses
pelaksanaannya, kompetensi guru pasca sertifikasi masih dianggap kurang
49 Kompas.com, Sertifikasi guru tidak tepat sasaran, Solo, 13 November 2009,
Data hasil penelitian perlu dianalisis untuk menginterpretasikan
data yang telah terkumpul sekaligus menjawab hipotesis penelitian.
Untukmenganalisis data yang diperoleh selama penelitian, ada beberapa
teknik analisis data yang digunakan, yaitu:
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk
menganalisis data. Yang termasuk dalam statistik deskriptif antara lain
penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram,
perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendensi sentral),
perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui
perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan persentase.62
Deskripsi data yang ditampilkan dalam penelitian ini yaitu:
a. Mean, Median, Modus dan Standar Deviasi
b. Tabel Distribusi Frekuensi
1) Menentukan rentang atau jarak data dengan rumus:
Rentang Data = Data terbesar – data terkecil
2) Menentukan jumlah kelas interval dengan menggunakan rumus
Sturges yaitu:
K = 1 + 3,3 log n
3) Menghitung panjang kelas interval dengan rumus:
Panjang kelas interval = 𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
c. Histogram
Histogram dibuat berdasarkan data dan frekuensi yang telah
disampaikan dalam tabel distribusi frekuensi.
62 Sugiyono, op.cit., h. 165
40
d. Tingkat Kecenderungan Variabel
Kecenderungan masing-masing variabel dilakukan dengan
pengkategorian skor yang diperoleh dari nilai mean dan
standar deviasi dengan pengelompokan pada 3 kategori seperti
pada tabel berikut ini:
Tabel 3.4 Tingkat Kecenderungan Variabel
No. Skor Nilai Kategori
1 X < (Mi – Sdi) Rendah
2 (Mi – Sdi) < X < (Mi + Sdi) Sedang
3 X > (Mi + Sdi) Tinggi
Keterangan :
Mi : Mean
Sdi : Standar Deviasi
X : Skor yang dicapai
Pengukuran tendensi sentral dan perhitungan penyebaran data
diambil dari skor total butir-butir pada angket variabel sertifikasi
guru dan angket variabel kinerja guru yang diolah menggunakan SPSS
versi 23.
2. Uji Asums i Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui
sebuah variabel berdistribusi normal atau tidak. Sebelum melakukan
pengujian hipotesis perlu dilakukan pengujian model distribusi normal
yang digunakan sebagai sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Teknik yang akan digunakan untuk pengujian
normalitas data pada penelitian ini adalah teknik Shapiro-Wilk.
41
“Uji Shapiro-Wilk merupakan metode uji normalitas yang pada
umumnya penggunaanya terbatas untuk sampel yang kurang dari lima
puluh agar menghasilkan keputusan yanng akurat”.63 dengan kriteria
pengambilan keputusan sebagai berikut:
1) Jika nilai Sig > 5%(0,05) sebaran bersifat normal.
2) Jika nilai Sig < 5%(0,05) sebaran bersifat tidak normal.64
b. Uji Linearitas
“Uji linieritas regresi dilakukan untuk mengukur derajat
keeratan hubungan, memprediksi besarnya arah hubungan itu, serta
memprediksi besarnya variabel dependen jika nilai variabel
independen diketahui”.65 Dasar pengambilan keputusan uji linearitas
yaitu:
1) Berdasarkan nilai signifikansi
a) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka terdapat hubungan linear
antara variabel X dengan variabel Y.
b) Jika nilai signifikansi < 0,05 maka tidak terdapat hubungan
linear antara variabel X dengan variabel Y.
2) Berdasarkan nilai F
a) Jika Fhitung<Ftabel maka terdapat hubungan linear antara
variabel X dengan variabel Y.
b) Jika Fhitung>Ftabel maka tidak terdapat hubungan linear
antaravariabel X dengan variabel Y.
63 Mitha Arvira Oktaviani dan Hari Basuki Notobroto,”Perrbandingan Tingkat
Konsistensi Normalitas Distribusi Metode Kolmogorov-Smirnov, Liliefors, Shapiro-Wilk, Dan
Skewness-Kurtosis” Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Vol.3, No.2 Desember 2014, h.134 64 J. Supranto dan Nandan Limakrisna, op.cit., h. 91 65 Riduwan M.B.A, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti pemula,
(Bandung: Alfabeta,2012), cet.8, h.220
42
c. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk menguji homogenitas antara
kelompok-kelompok skor variabel terikat Y yang dikelompokkan
berdasarkan kesamaan nilai variabel bebas X. Uji homogenitas
menggunakan uji Levene dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jika Niai Sig<5%(0,05) data berasal dari populasi-populasi yang
mempunyai varian yang tidak sama.
b. Jika Niai Sig>5%(0,05) data berasal dari populasi-populasi yang
mempunyai varian yang sama.66
3. Uji Hipotesis
a. Analisis regresi linear sederhana
Analisis regresi merupakan sarana yang dipergunakan untuk
mempelajari hubungan fungsional antara variabel-variabel. Persamaan
regresi yang dapat berbentuk garis lurus (linear) atau tidak lurus (non-
linear). Hubungan fungsional terdiri dari 2 jenis variabel yaitu variabel
bebas atau variabel prediktor (independent). Umumnya dinyatakan
dengan X dan terikat atau variabel respon (dependent) dinyatakan
dengan Y.67 Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau
negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen
apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau
penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.
Adapun rumus regresi linear sederhana sebagi berikut:
Y’ = a + bX
Keterangan:
Y’ = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)
66 J. Supranto dan Nandan Limakrisna, op.cit., h. 93 67 Budi Susetyo, Statistika untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung: Relika Aditama,
2010), h. 125.
43
X = Variabel independen
a = Konstanta (nilai Y’ apabila X = 0)
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
b. Uji Parsial (Uji t)
Untuk menguji koefisien regresi secara parsial guna
mengetahui apakah variabel bebas secara individu berpengaruh
terhadap variabel terikat digunakan uji-t.68 Untuk menunjukkan
apakah masing-masing variable bebas berpengaruh terhadap
variable terikat, maka perumusan hipotesisnya sebagai berikut:
1) Dengan membandingkan nilai Thitung dengan Ttabel
Apabia Thitung< Ttabel, maka H0diterima.
Apabila Thitung> Ttabel, maka H0ditolak.
2) Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi.
Apabila Sig. > (0, 05), maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Apabila Sig. < (0, 05), maka H0 ditolak dan H1 diterima.
c. Uji Koefsien Determinasi (R2)
Koefisien determminasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai
yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variabel- variabel dependen.69
68Alfina Dewi Ratnasari,“Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan
Usaha Bisnis Online Shop di Kota Samarinda”, eJournal Administrasi Bisnis,Vol. 5,No. 1, 2017,
h. 123. 69 Alfina Dewi Ratnasari, Ibid., h. 123.
44
I. Kisi-Kisi Instrumen
1. Kisi-kisi instrumen angket
a. Sertifikasi Guru
Tabel 3.5 Kisi-kisi Sertifikasi Guru
Variabel Dimensi Indikator Jumlah item
Sertifikasi
Guru
Pelaksanaan
sertifikasi dalam
jabatan
1. Tujuan sertifikasi 1,2,3
2. Kuota sertifikasi 4
3. Metode
pelaksanaan 5
4. Target sertifikasi 6
5. Monitoring
sertifikasi 7,8,9
6. Evaluasi
sertifikasi 10
Kompetensi
Keguruan
(paedagogik,
kepribadian,
profesional, dan
sosial,)
1. Memberikan
pemahaman dan
kesempatan
peserta didik
11,12
2. Kemampuan
personal yang
profesional
13,14,15
3. Penguasaan
materi
pembelajaran
16,17
4. Kemampuan
guru untuk
bersosial secara
internal maupun
eksternal
18,19,20
45
Prosedur
Sertifikasi
1. Penilaian
portofolio
2. PLPG 21
3. PPG
Permasalahan
Sertifikasi
1. Hambata/kendala
waktu, dana,
kesehatan dalam
pelaksanaan
sertifikasi
22,23
2. Pengembangan
diri (buku,
pelatihan,
seminar,
workshop)
24,25,26
3. LPTK yang
terakreditasi 27
4. Kesiapan dan
keterbatasan
sarana (ruang
kuliah,
penginapan/asra
ma)
28.29
4. Keterbatasan
dosen/pembimbin
g
30
5. Keterbatasan
konsep
pelaksanaan
31
Jumlah 31
46
b. Kinerja Guru
Table 3.6 Kisi-kisi Kinerja Guru
Variabel Dimensi Indikator Jumlah soal
Kinerja
guru
Merencanakan
pembelajaran
1. Menyusun silabus 1
2. Membuat RPP 2,3,4,5
3. Membuat program
tahunan
6
4. Membuat program
semester
7
5. Melakukan evaluasi
pembelajaran
8
6. Membuat program
perbaikan dan
pengayaan
9,10
Disiplin guru 1. Tepat waktu datang
kesekolah
11
2. Berpenampilan
rapih
12,13
3. Melaksanakan tugas
mengajar
14,15
4. Membuat laporan
kegiatan guru
16
Pengalaman dan
prestasi guru
1. Masa kerja guru 17
2. Peningkatan
kompetensi
(pelatihan, seminar,
workshop)
18
47
3. Menulis bahan ajar 19
4. Membuat media
pembelajaran
20,21
Jumlah 21
2. Kisi-kisi Wawancara
Tabel 3.7 kisi-kisi Wawancara
Variabel Dimensi Indikator Sumber
Data
Sertifikasi Guru Konsep sertifikasi guru 1. Pengertian
2. Tujuan sertifikasi
guru
3. Manfaat sertifikasi
guru
Kepala
sekolah,
pengawas
Program pendidikan
dan pelatihan
1. Frekuensi/jumlah
ikut pelatihan
2. Pelaksanaan
pelatihan
3. Metode
4. Hasil yang dicapai
Kepala
sekolah,
pengawas
Kinerja guru Pengembangan dan
pembinaan kinerja
guru
1. Workshop
2. Seminar
3. Pembinaan kepala
sekolah/advokasi
4. Bimbingan teknis
5. Pendidikan lanjut
Kepala
sekolah,
pengawas
Pengawasan kinerja
guru
1. Mekanisme
Pelaksanaan
(terbuka/tertutup)
2. Waktu pelaksanaan
(rutin/berkala)
3. Bentuk pelaksanaan
(tertulis/
lisan/pengawasan
secara
langsung/ujian
praktek)
Kepala
sekolah,
pengawas
48
4. Hasil pengawasn
(umpan balik)
3. Kisi-kisi Dokumentasi
Tabel 3.8 Daftar Ceklis Studi Dokumen
No.
Jenis
Dokumen
Objek
Status
Keterangan
Ada Tidak
Ada
1. Profil
Sekolah
a. Visi, Misi, Tujuan
b. Sejarah Sekolah
c. Struktur Organisasi
d. Prestasi sekolah
2. Data Guru
dan Staf
a. Guru PNS
b. Guru bantu
sementara
c. Kepala Tata Usaha
d. Staff Tata Usaha
e. Tenaga Kebersihan
f. Petugas Keamanan
g. Absensi guru
3. Data Siswa Jumlah keseluruhan siswa
Laki-laki dan Perempuan
tahun ajaran 2019/2020
4. Data sarana
dan
Prasarana
a. Status Tanah
b. Bangunan
c. Ruang Kelas
d. Ruang Guru
e. Ruang Kepala
sekolah
f. Ruang pertemuan/
rapat
g. Ruang TU
h. Ruang UKS
i. Masjid/ Mushalla
j. Lab. Komputer
k. Lab. Bahasa
l. Lab. Ipa
49
m. Aula
n. Dapur
o. Kamar Mandi Guru/
karyawan
p. Perpustakaan
q. Micro teaching
r. Ruang multimedia
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMA Negeri 10 Tangerang Selatan
1. Profil SMA Negeri 10 Tangerang Selatan
Tabel 4.1 Profil SMA Negeri 10 Tangerang Selatan
a. Identitas Sekolah
1) Nama Sekolah : SMAN 10 Kota Tangerang Selatan
2) NPSN : 20613553
3) Jenjang Pendidikan : SMA
4) Status Sekolah : Negeri
5) Alamat Sekolah : Jl. Raya Tegalrotan No.91 Bintaro Sektor 9 Ciputat