Top Banner
PENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANJUT USIA NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi Disusun oleh : ESTRI YULINIARSI J110100006 PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
15

PENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP …eprints.ums.ac.id/30807/26/NASKAH_PUBLIKASI.pdfPENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANJUT USIA

Mar 12, 2019

Download

Documents

HoàngNhi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP …eprints.ums.ac.id/30807/26/NASKAH_PUBLIKASI.pdfPENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANJUT USIA

PENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP PENINGKATAN

KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANJUT USIA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam

Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi

Disusun oleh :

ESTRI YULINIARSI

J110100006

PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

Page 2: PENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP …eprints.ums.ac.id/30807/26/NASKAH_PUBLIKASI.pdfPENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANJUT USIA

PENGESAHAN NASKAH PUBLIKASI

Naskah Publikasi Ilmiah dengan judul Pengaruh Senam Vitalisasi Otak

terhadap Peningkatan Keseimbangan Dinamis pada Lanjut Usia

Naskah Publikasi Ilmiah ini Telah Disetujui oleh Pembimbing Skripsi untuk

Dipublikasikan di Universitas Muhammadiyah Surakarta

Diajukan Oleh:

ESTRI YULINIARSI

J110100006

Pembimbing I Pembimbing II

Umi Budi Rahayu, S.Fis, M. Kes Yulisna Mutia Sari, SST.FT, M.Sc (GRS)

Mengetahui,

Ka. Prodi Fisioterapi FIK UMS

Isnaini Herawati, S.Fis, M.Sc

Page 3: PENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP …eprints.ums.ac.id/30807/26/NASKAH_PUBLIKASI.pdfPENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANJUT USIA

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Estri Yuliniarsi

NIM : J110100006

Jurusan : Fisioterapi D IV

Fakultas : Ilmu Kesehatan

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENGARUH

SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP PENINGKATAN

KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANJUT USIA” telah menyetujui

untuk:

1. Memberikan hak bebas royalti kepada perpustakaan UMS atas

penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih

formatkan, mengelola dalam bentuk softcopy untuk kepentingan

akademis kepada perpustakaan UMS, tanpa mencantumkan nama

saya sebelum tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/

pencipta.

3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa

melibatkan pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan

hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah

ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga

dapat digunakan sebagaimana mestinya

Surakarta, 18 Juli 2014

Yang menyatakan

Estri Yuliniarsi

Page 4: PENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP …eprints.ums.ac.id/30807/26/NASKAH_PUBLIKASI.pdfPENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANJUT USIA

ABSTRAK

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SKRIPSI, 10 JULI 2014

ESTRI YULINIARSI/ J110100006

“PENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP PENINGKATAN

KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANJUT USIA”.

V Bab, 72 Halaman, 10 Tabel, 4 Gambar, 8 Lampiran

(Dibimbing Oleh: Umi Budi Rahayu, S.Fis, M.Kes dan Yulisna Mutia Sari,

SST.FT, M.Sc(GRS))

Latar Belakang: Penuaan merupakan proses kehidupan yang ditandai dengan

penurunan kemampuan berbagai fungsi tubuh, salah satunya fungsi keseimbangan

tubuh yang menyebabkan terganggunya mobilitas fisik dan aktivitas fungsional

lanjut usia (lansia). Senam vitalisasi otak merupakan alternatif yang dapat

digunakan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut.

Tujuan Penelitian: mengetahui pengaruh pemberian senam vitalisasi otak

terhadap peningkatan keseimbangan dinamis pada lansia.

Metode Penelitian: Quasi eksperimental dengan pendekatan pre and post test

design with control group. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia

yang ada Panti Penyantunan Lansia Aisyiah dan Panti Wredha Dharma Bakti

Surakarta. Sampel yang diambil adalah total populasi yang memenuhi kriteria

inklusi dan eksklusi yaitu lansia pria dan wanita berusia diatas 60 tahun sebanyak

24 orang. Alat ukur untuk mengamati keseimbangan dinamis lanjut usia dengan

Time Up and Go (TUG) Test, lalu total sampel dibagi menjadi 1 kelompok

perlakuan dan 1 kelompok kontrol. Pada kelompok perlakuan diberikan senam

vitalisasi otak sebanyak 3 kali dalam seminggu selama 4 minggu.

Hasil Penelitian: Dari hasil uji Paired Sample T-test mendapatkan hasil p < 0,05

yang berarti menunjukkan adanya pengaruh pemberian senam vitalisasi otak.

Sedangkan dari hasil uji Independent Sampel T-test juga mendapatkan hasil p <

0,05 yang berarti menunjukkan bahwa TUG test pada kelompok perlakuan

mengalami penurunan waktu jarak tempuh pada sedangkan pada kelompok

kontrol mengalami peningkatan waktu jarak tempuh.

Kesimpulan: Senam vitalisasi otak dapat meningkatkan keseimbangan dinamis

lanjut usia.

Kata kunci : Senam vitalisasi otak, Keseimbangan dinamis, Lanjut usia.

Page 5: PENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP …eprints.ums.ac.id/30807/26/NASKAH_PUBLIKASI.pdfPENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANJUT USIA

1

PENDAHULUAN

Perkembangan penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia menarik untuk

diamati karena dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat. Jumlah

penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2010 sekitar 24 juta jiwa atau sekitar

9,77% dari seluruh jumlah penduduk. Prediksi untuk tahun 2020 adalah sekitar

28,8 juta jiwa atau sekitar 11,34% dari total jumlah penduduk (Sutriyanto, 2012).

Lanjut usia adalah seseorang yang sudah mencapai usia lebih dari 60 tahun

yang mana seluruh sistem biologisnya mengalami perubahan struktur dan fungsi

sehingga mempengaruhi status kesehatannya (Aswin, 2003 & Maryam, 2008).

Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses

kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan berbagai organ, fungsi

dan sistem tubuh yang bersifat alamiah/fisiologis untuk beradaptasi dengan

lingkungan. Penurunan tersebut disebabkan berkurangnya jumlah dan kemampuan

sel tubuh (Pudjiastuti, 2003). Penuaan menyebabkan penurunan sensorik dan

motorik pada susunan saraf pusat, termasuk juga otak mengalami perubahan

struktur dan biokimia (Depkes, 2004).

Terkait dengan penurunan fungsi otak, pada lansia terjadi perubahan pada

sistem persarafan dimana otak mengalami penyusutan (atropi). Hal ini

dikarenakan terjadinya penurunan jumlah sel otak serta terganggunya mekanisme

perbaikan sel otak yang disebabkan karena berkurangnya cabang-cabang neuron

(spina dendrit) dan kerapatan sinapsis serta merosotnya lapisan myelin yang

melapisi akson pada neuron (Nugroho, 2000 & Nelson, 2008).

Proses kemunduran fungsi kognitif pada lansia juga disertai dengan

kemunduran fungsi motorik yaitu terjadi penurunan kekuatan dan kontraksi otot,

elastisitas dan fleksibilitas otot, penurunan fungsi propioceptif serta kecepatan,

gangguan sistem vestibular, visual dan waktu reaksi. Akibat dari perubahan-

perubahan tersebut dapat mengakibatkan penurunan kemampuan dalam

mempertahankan keseimbangan tubuh pada lansia sehingga menyebabkan

terganggunya mobilitas fisik dan aktivitas fungsional serta resiko jatuh pada lansia

meningkat (Rohana, 2011 & Nitz, 2004).

Lansia adalah sekelompok usia yang sangat berisiko mengalami gangguan

keseimbangan tubuh secara postural yang disebabkan karena proses penuaan

(Ceranski, 2006 & Avers, 2007). Keseimbangan merupakan kemampuan untuk

mempertahankan keseimbangan tubuh baik statis maupun dinamis ketika

ditempatkan pada berbagai posisi. Faktor yang paling utama dalam mempengaruhi

gangguan keseimbangan adalah usia. Seiring dengan bertambahnya usia,

seseorang akan mengalami penurunan kemampuan fungsi otak, fungsi

propioseptif, fungsi fisiologis otot, gangguan sistem vestibular dan visual (Irfan,

2010).

Berdasarkan survei di Inggris terhadap 10.255 lansia diatas usia 75 tahun

menunjukkan bahwa lansia yang mengalami gangguan keseimbangan sebesar

50%. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya atau menurunnya kualitas hidup

pada lansia sehingga usia harapan hidup (life expectancy) juga akan menurun

(Sulianti, 2000). Penelitian lain yang dilakukan Unit Pelayanan Sosial Tresna

Werdha (UPSTW) Bangkalan, Jawa Timur, didapatkan hasil bahwa sekitar 63%

Page 6: PENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP …eprints.ums.ac.id/30807/26/NASKAH_PUBLIKASI.pdfPENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANJUT USIA

2

lansia ditempat tersebut mengalami gangguan keseimbangan tubuh akibat

kelemahan otot ektremitas bawah.

Aktivitas fisik termasuk mobilitas diidentifikasi merupakan salah satu

kegiatan yang dapat meningkatkan keseimbangan. Lansia dengan usia lebih dari

65 tahun direkomendasikan melakukan latihan aktivitas fisik yang bersifat aerobik

dengan intensitas dan waktu yang ringan kemudian meningkat secara pelahan-

lahan. Beberapa studi melaporkan bahwa latihan aktivitas fisik bagi lansia

bermanfaat untuk mempertahankan kebugaran dan kekuatan otak, meningkatkan

fungsi kognitif, serta meningkatkan keseimbangan tubuh dengan menjaga fungsi

otot dan postur (Rohana, 2011; Williamson, 2008 & Budiharjo, 2005).

Salah satu model aktivitas fisik yang didesain untuk lansia adalah senam

vitalisasi otak. Senam vitalisasi otak bertujuan untuk mempertahankan kesehatan

otak dengan melakukan gerak badan. Senam vitalisasi otak diduga mampu

mempertahankan kebugaran otak bahkan meningkatkan keseimbangan lansia.

Gerakan-gerakan dalam senam vitalisasi otak dapat merangsang kerja sama antar

belahan otak dan pusat-pusat otak yang akan menyebabkan aliran darah ke dalam

otak bertambah sehingga nutrisi akan terserap lebih banyak dan akan

memperbaiki fungsi struktural otak, salah satunya fungsi otak kecil (cerebelum)

yang erat kaitannya dengan keseimbangan tubuh (Markam, 2005).

TUJUAN

Untuk mengetahui pengaruh senam vitalisasi otak terhadap peningkatan

keseimbangan dinamis pada lanjut usia.

KERANGKA TEORI

Lansia adalah sekelompok orang yang telah berusia sekitar 45-60 tahun ke

atas dan mengalami penurunan fungsi biologis, sosial serta ekonomi (Saputri,

2009). World Health Organisation (WHO) menggolongkan usia lanjut menjadi 4

yaitu: usia pertengahan (middle age) adalah 45-59 tahun, lanjut usia (elderly)

adalah 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) adalah 75-90 tahun dan usia sangat tua

(very old) diatas 90 tahun (Nugroho, 2008).

Pada proses penuaan menunjukkan bahwa otak menua mengalami

mengalami penyusutan (atropi) sebesar 10-20%. Hal ini dikarenakan terjadinya

penurunan jumlah sel otak akibat berkurangnya cabang-cabang neuron (spina

dendrit), pengurangan kerapatan sinapsis, dan merosotnya lapisan myelin yang

melapisi akson pada neuron serta terganggunya mekanisme perbaikan sel otak

(Nugroho, 2000 dan Nelson, 2008). Perubahan pada sistem saraf ini diikuti

dengan penurunan persepsi sensorik dan respon motorik serta penurunan respon

propioseptif. Perubahan pada proses penuaan dapat pula terjadi pada sistem

muskuloskeletal dimana terjadi perubahan pada jaringan penghubung (kolagen

dan elastin), kartilago, tulang dan otot yang menimbulkan dampak berupa

penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari (Pudjiastuti, 2003).

Keseimbangan dinamis adalah kemampuan mempertahankan posisi tubuh

agar tetap stabil pada waktu bergerak dimana Center of Gravity (COG) selalu

berubah,contohnya saat berjalan (Abrahamova & Hlavacka, 2008). Keseimbangan

Page 7: PENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP …eprints.ums.ac.id/30807/26/NASKAH_PUBLIKASI.pdfPENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANJUT USIA

3

dinamis merupakan integrasi yang kompleks dari sistem somatosensorik yang

terdiri dari sistem visual, sistem vestibular dan sistem proprioseptif serta motorik

yang terdiri dari muskuloskeletal, otot, sendi dan jaringan lunak yang keseluruhan

kerjanya diatur oleh basal ganglia, serebelum, dan area assosiasi terhadap respon

atau pengaruh internal dan eksternal tubuh (Batson, 2009).

Keseimbangan dinamis berubah secara bermakna bersamaan dengan

lajunya proses penuaan, tetapi perubahan tersebut tidak seragam. Penelitian di

Inggris menunjukkan bahwa lansia diatas usia 75 tahun yang mengalami

penurunan keseimbangan dinamis sebesar 50% (Sulianti, 2000). Terjadinya

penurunan keseimbangan dinamis pada lansia disebabkan oleh faktor degeneratif

dimana terjadi penurunan stabilitas tubuh yang dipengaruhi oleh menurunnya

sistem sensoris, sistem saraf pusat, fungsi kognitif dan sistem muskuloskeletal.

Seiring dengan bertambahnya usia menyebabkan penurunan satu per satu sistem

tubuh yang akan mengakibatkan gangguan keseimbangan pada tubuh lansia

(Chandler, 2000).

Pemeriksaan keseimbangan yang dapat digunakan untuk menilai

keseimbangan dinamis pada lansia yang paling mudah, cepat, dan sederhana

menggunakan Time Up and Go Test (TUG Test). Nilai normal pada lansia sehat

umur 75 tahun, rata – rata waktu tempuh yang dibutuhkan adalah 8,5 detik

(Podsiadlo et al., 1991). Penilaian dari Time Up and Go Test jika skor < 14 detik;

87% maka tidak ada resiko tinggi untuk jatuh, sedangkan jika skor ≥ 14 detik;

87% resiko tinggi untuk jatuh.

Senam vitalisasi otak merupakan latihan fisik yang memberikan pengaruh

pada kebugaran otak manusia. Latihan ini merupakan penyelarasan fungsi gerak,

pernafasan dan pusat berfikir (memori dan imajinasi). Rangkaian gerakan yang

terangkum dalam latihan vitalisasi otak tidak hanya melibatkan pusat-pusat

gerakan otot-otot tertentu di otak (homunculus) dengan corpus calosum (gerakan

menyilang), tetapi juga melibatkan beberapa pusat yang lebih tinggi di otak (High

Cortical Finctions. Dengan menjaga kondisi otak tetap optimal maka dapat

mengoptimalkan kerja sama antara otak dan neuromuscular junction sehingga

aktivitas dari otot yang semakin aktif dapat memelihara dan meningkatkan

kekuatan otot-otot sehingga stabilititas dan keseimbangan pada tubuh juga

meningkat (Markam, 2005).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Panti Penyantunan Lansia Aisyiyah dan Panti

Wredha Darma Bakti Surakarta. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2014.

Sampel yang di peroleh dari penelitian ini berumlah 26 orang yang memenuhi

kriteria inklusi dan eksklusi. Jenis penelitian adalah penelitian quasi

exsperimental dengan menggunakan pendekatan pre and post test with control

group design. Sampel dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, setiap sampel akan di ukur tingkat

keseimbangan dinamis sebelum dan sesudah penelitian menggunakan alat ukur

Time Up and Go Test. Hasil pengukuran sebelum dan sesudah penelitian dicatat,

lalu dilakukan uji pengaruh dengan menggunakan uji Paired Sample T-test.

Page 8: PENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP …eprints.ums.ac.id/30807/26/NASKAH_PUBLIKASI.pdfPENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANJUT USIA

4

Kemudian untuk uji beda pengaruh dilakukan dengan uji independet Sample T-

test.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di Panti Penyantunan Lansia Aisyiyah dan Panti

Wredha Darma Bakti Surakarta. Dengan jumlah lansia berjumlah kurang lebih 77

orang lansia. Dalam penelitian ini mengambil sampel dengan kriteria usia lebih

dari 60 tahun dan mendapatkan sampel penelitian sebanyak 26 orang. Subyek

penelitian ini ada yang mengundurkan diri ataupun menjadi kriteria drop out

sebanyak 2 orang lansia sehingga subyek dalam penelitian ini mengalami

perubahan yaitu 24 orang. Sampel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua

kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian senam

vitalisasi otak terhadap peningkatan keseimbangan dinamis lansia. Dalam

penelitian ini pengambilan data dengan menggunakan instrument kuisioner dan

Time Up Go Test (TUG Test). Pada kelompok perlakuan telah didapatkan 11

subyek yang diberikan senam vitalisasi otak sedangkan pada kelompok kontrol

telah didapatkan 13 subjek yang tidak diberikan perlakuan apapun. Pada

kelompok perlakuan diberikan senam vitalisasi otak selama 4 minggu dengan

frekuensi latihan dilakuan setiap 3 kali dalam seminggu dan berikut adalah uraian

dari karakteristik hasil penelitian :

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia

No Usia Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

F % F %

1. 60-74 tahun 9 82 8 62

2. 75-89 tahun 2 18 5 38

3. 90 tahun ke atas 0 0 0 0

Jumlah 11 100 13 100

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis kelamin Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

F % F %

1. Perempuan 11 100 8 62

2. Laki – laki 0 0 5 38

Jumlah 11 100 13 100

Page 9: PENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP …eprints.ums.ac.id/30807/26/NASKAH_PUBLIKASI.pdfPENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANJUT USIA

5

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

F 5 F 5

1. SD 4 37 11 84

2. SMP 3 27 0 0

3. SMA 2 18 1 8

4. Sarjana 2 18 1 8

Jumlah 11 100 13 100

Hasil Keseimbangan Dinamis dengan Menggunakan Time Up and Go Test

(TUG Test)

Tabel 4.4 Distribusi Hasil Keseimbangan Dinamis

No Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

Pre Test Post Test Selisih Pre Test Post Test Selisih

1 33,12 32,9 0,22 13,68 18,72 -5,04

2 24,88 18,47 6,41 12,54 13,64 -1,1

3 8,71 6,69 2,02 10,37 10,72 -0,35

4 14,09 14,05 0,04 7,29 9,7 -2,41

5 16,49 13,08 3,41 12,57 17,03 -4,46

6 11,23 11,05 0,18 12,37 12,39 -0,02

7 15,04 13,92 1,12 6,56 8,46 -1,9

8 19,14 17,09 2,05 28,26 28,32 -0,06

9 21,82 20,19 1,63 16,2 17,12 -0,92

10 10,54 8,52 2,02 10,35 7,96 2,39

11 29,45 17,09 12,36 17,37 19,29 -1,92

12 - - - 26,76 24,4 2,36

13 - - - 9,69 9,72 -0,03 Keterangan:

Pre Test : Nilai keseimbangan dinamis sebelum perlakuan

Post Test : Nilai keseimbangan dinamis setelah perlakuan

Selisih : Nilai Pre – Nilai Post

Analisis Data

Uji Pengaruh

Pengujian pengaruh senam vitalisasi otak terhadap peningkatan

keseimbangan dinamis lansia pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol :

Tabel 4.6 Hasil Uji Paired Sample T-test

Variabel Nilai p Kesimpulan

Keseimbangan dinamis lansia kelompok perlakuan 0,026 Ha diterima

Keseimbangan dinamis lansia kelompok kontrol 0,115 Ha ditolak

Hasil uji Paired Sample T-test menunjukkan nilai signifikansi p < 0,05

pada kelompok perlakuan, berarti terdapat pengaruh pemberian senam vitalisasi

otak terhadap peningkatan keseimbangan dinamis lansia. Sedangkan nilai

signifikansi (p-value) pada kelompok kontrol menunjukan p > 0,05, berarti tidak

Page 10: PENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP …eprints.ums.ac.id/30807/26/NASKAH_PUBLIKASI.pdfPENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANJUT USIA

6

ada pengaruh yang signifikan (tidak ada peningkatan keseimbangan dinamis pada

lansia) pada kelompok kontrol karena tidak diberikan perlakuan apapun.

Uji Beda Pengaruh Antara Kelompok Perlakuan dan Kontrol

Pengujian perbedaan pengaruh antara kelompok perlakuan dan kelompok

kontrol terhadap keseimbangan dinamis menggunakan uji Independent Sample T-

test :

Tabel 4.7 Hasil Uji Independent Sample T-test

Variabel Mean Nilai p Kesimpulan

Kelompok Perlakuan 2,8600 0,004 Ha diterima

Kelompok Kontrol -1,0354

Hasil interprestasi dari uji Independent Sample T-test menunjukan rata-rata

pengaruh pemberian senam vitalisasi otak pada kelompok perlakuan sebesar

2,8600 dan pada kelompok kontrol yang tidak berikan senam vitalisasi otak

sebesar -1,0354. Dari penghitungan tersebut tampak bahwa senam vitalisasi otak

memiliki rata-rata pengaruh yang lebih besar terhadap keseimbangan dinamis

lansia pada kelompok perlakuan daripada keseimbangan dinamis lansia pada

kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan (2,8600 > -1,0354).

Dari hasil uji Independent Sample T-test didapatkan juga nilai signifikansi

yang menunjukkan bahwa nilai p = 0,0004. Karena 0,004 < 0,05 berarti ada

perbedaan pengaruh yang signifikan antara kelompok perlakuan yang diberikan

senam vitalisasi otak dan kelompok kontrol yang tidak diberikan senam vitalisasi

otak terhadap keseimbangan dinamis pada lansia.

Pembahasan

Karakteristik Subjek Penelitian

Pada penelitian ini didapatkan sebanyak 24 subyek penelitian dari Panti

Penyantunan Lansia Aisyiyah Surakarta dan Panti Wredha Dharma Bakti

Surakarta yang sudah memenuhi kriteria inklusi saat dilakukan pre dan post test

pada tingkat keseimbangan dinamis dengan menggunakan Time Up and Go Test.

Dari hasil data yang telah diperoleh pada penelitian ini terdapat subjek penelitian

dengan karakteristik berdasarkan usia yang rata-rata paling banyak didapatkan

subjek dengan usia 60-74 tahun baik pada kelompok perlakuan maupun pada

kelompok kontrol. Dengan adanya kelompok usia rata-rata hampir sama, dapat

dikatakan bahwa proses degenerasi dan penuaan juga sama. Pada proses penuaan

menunjukan bahwa otak menua mengalami penyusutan (atropi). Adanya

perubahan pada sistem saraf yang diikuti dengan penurunan persepsi sensorik dan

respon motorik, penurunan respon propioseptif serta gangguan sistem

muskuloskeletal menyebabkan penurunan stabilitas tubuh, gangguan mekanisme

mengontrol postur tubuh dan penurunan daya anti gravitasi akibatnya

keseimbangan dan gerakan pada lansia menurun (Nugroho, 2000; Nelson, 2008 &

Pudjiastuti, 2003).

Penelitian pada subjek penelitian berdasarkan karakterisktik jenis kelamin

adalah lansia dengan jenis kelamin perempuan maupun laki-laki. Hal ini

Page 11: PENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP …eprints.ums.ac.id/30807/26/NASKAH_PUBLIKASI.pdfPENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANJUT USIA

7

disebabkan karena seiring bertambahnya usia baik perempuan maupun laki-laki

akan mengalami penurunan kemampuan fungsi otak, fungsi propioseptif, fungsi

fisiologis otot, gangguan sistem vestibular dan visual sehingga menyebabkan

penurunan satu per satu sistem sensoris yang akan mengakibatkan gangguan

keseimbangan pada tubuh lansia (Chandler, 2000 & Irfan, 2010).

Penelitian pada subjek penelitian berdasarkan karakterisktik pendidikan

adalah lansia dengan tingkat pendidikan mulai dari sekolah dasar hingga sarjana.

Menurut WHO (2005) menyatakan bahwa rendahnya tingkat pendidikan dapat

mempengaruhi faktor resiko jatuh. Seseorang yang memiliki pengetahuan

kesehatan yang cukup serta kemampuan mengatasi permasalahan keseimbangan

tubuh dapat menurunkan risiko dan konsekuensi jatuh. Namun, dalam penelitian

ini tingkat pendidikan tidak terlalu mempengaruhi tingkat keseimbangan dinamis

pada lansia. Hal ini disebabkan karena faktor biomekanik maupun faktor eksternal

yang mempengaruhi keseimbangan tubuh saling berhubungan satu sama lain

Pengaruh Senam Vitalisasi Otak Terhadap Peningkatan Keseimbangan

Dinamis pada Lansia

Dari hasil uji Paired Sample T-Test pada hasil pre dan post test tingkat

keseimbangan dinamis pada kelompok perlakuan menunjukan bahwa adanya

pengaruh senam vitalisasi otak terhadap peningkatan keseimbangan dinamis

lansia yang signifikan karena nilai p = 0,026 yang berarti nilai p < 0,05. Hal ini

sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Markam (2005) bahwa gerakan-

gerakan dalam senam vitalisasi otak dapat merangsang kerja sama antar belahan

otak dan antar bagian-bagian otak yang akan menyebabkan aliran darah ke dalam

otak bertambah sehingga nutrisi akan terserap lebih banyak dan akan

memperbaiki fungsi semua bagian otak termasuk serebelum serta aktivitas di level

kortikal akan meningkat. Hal ini dapat meningkatkan kerjasama sel saraf dan

memperbanyak terbentuknya cabang–cabang julur sel yang saling berhubungan

dengan sinapsisnya sehingga dapat meningkatkan daya ingat dan fungsi kerja

otak. Kemudian reseptor sensoris (vestibular, visual, dan propioseptif) akan ikut

terstimulasi kemudian stimulus diubah menjadi impuls saraf yang akan dibawa

dan diteruskan ke otak, kemudian semua informasi sensoris dikumpulkan di

thalamus dan informasi tersebut dikirim dan diolah di otak kecil, pusat gerakan

otot di homunculus, pusat rasa sikap dan rasa gerakan di corpus calosum lalu

dipersepsikan oleh lobus frontalis (area motor dan kognisi) dan amigdala (pusat

emosi) yang mana informasi dari emosi diubah menjadi pola reaksi melalui reflek

vestibulo-ocular dimana potensial aksi masuk ke serabut otot melalui sinapsis

antara serabut saraf dan otot (neuromuscular junction). Adanya aktivitas dari otot

yang berkontraksi, yang mana semakin diaktifkan maka semakin baik hasil yang

diperoleh dimana dapat memelihara dan meningkatkan kekuatan otot-otot

sehingga stabilititas dan keseimbangan pada tubuh juga meningkat.

Dari hasil uji Paired Sample T-Test pada hasil pre dan post test tingkat

keseimbangan dinamis pada kelompok kontrol menunjukan bahwa tidak ada

pengaruh yang signifikan pada kelompok kontrol terhadap keseimbangan lansia

karena nilai p = 0,115 yang berarti nilai p > 0,05. Dilihat dari hasil antara nilai pre

dan post test tingkat keseimbangan dinamis, diperoleh lebih banyak nilai negatif

Page 12: PENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP …eprints.ums.ac.id/30807/26/NASKAH_PUBLIKASI.pdfPENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANJUT USIA

8

yang menunjukan adanya peningkatan waktu tempuh yang menandai bahwa

terjadi penurunan keseimbangan dinamis. Menurut Edward (2002) menyatakan

bahwa pada lansia terjadi penurunan dalam proses pembelajaran dan

pemprograman di otak yang menyebabkan kemunduran daya ingat, sulit

berkonsentrasi, cepat beralih perhatian, juga terjadi kelambanan pada tugas

motorik sederhana seperti berjalan, berlari, mengetuk jari, kelambanan dalam

persepsi sensoris serta dalam reaksi tugas kompleks. Hal ini dapat dihubungkan

dengan teori plastisitas otak yaitu kapasitas otak untuk berubah dan beradaptasi

terhadap kebutuhan fungsional dapat berkembang terus sesuai kebutuhan karena

stimulasi. Oleh sebab itu, bila tidak diberikan stimulus berupa latihan yang

membutuhkan konsentrasi, orientasi dan memori visual maka fungsi otak akan

mengalami kemunduran dan akan berdampak pada sistem neuromuskoskeletal

dimana stabilitas dan keseimbangan tubuh mengalami penurunan.

Beda Pengaruh Kelompok Perlakuan dengan Pemberian Senam Vitalisasi

Otak dengan Kelompok Kontrol Terhadap Peningkatan Keseimbangan

Dinamis pada Lansia Berdasarkan hasil uji Independent Sample T-Test pada hasil selisih antara

pre dan post test tingkat keseimbangan dinamis pada kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol menunjukkan hasil dengan nilai p = 0,004. Dari hasil nilai p

yang telah diperoleh dapat dikatakan bahwa nilai p < 0,05 sehingga diasumsikan

adanya perbedaan pengaruh yang signifikan antara kelompok perlakuan yang

diberikan senam vitalisasi otak dan kelompok kontrol yang tidak diberikan senam

vitalisasi otak terhadap keseimbangan dinamis pada lansia. Seiring dengan

bertambahnya usia, seseorang akan mengalami proses penuaan yang

menyebabkan perubahan pada sistem persarafan dimana otak mengalami

penyusutan (atropi), penurunan kekuatan dan kontraksi otot, elastisitas dan

fleksibilitas otot, penurunan fungsi propioceptif serta kecepatan, gangguan sistem

vestibular, visual dan waktu reaksi. Akibat dari perubahan-perubahan tersebut

dapat mengakibatkan penurunan kemampuan dalam mempertahankan

keseimbangan tubuh pada lansia sehingga menyebabkan terganggunya mobilitas

fisik dan aktivitas fungsional serta resiko jatuh pada lansia meningkat (Nelson,

2008; Rohana, 2011 & Nitz, 2004).

Senam vitalisasi otak bertujuan untuk mempertahankan kesehatan otak

dengan melakukan gerak badan. Gerakan-gerakan dalam senam vitalisasi otak

yang terdiri dari gerakan sistematis yang dilakukan dengan perlahan-lahan,

melibatkan pandangan mata dan pernapasan yang dimulai dari arah tubuh bagian

bawah terus ke tubuh bagian atas sampai batas maksimal sendi dengan beberapa

kali pengulangan. Gerakan tersebut akan mempengaruhi penyelaraskan pola gerak

otot (mulai dari bagian otot kecil sampai otot yang besar), gerak pernapasan, dan

metabolisme pada bagian-bagian otak yang terstimulasi (melatih

proprioseptif/rasa sendi) serta gerakan yang lambat tidak memberi beban berat

pada jantung. Adanya harmonisasi antara gerak (otot dan sendi) menyebabkan

tercapainya keseimbangan antara fungsi otak, kerja otot, dan stabilitas emosi

(Markam, 2005). Integrasi yang sinergis antara sistem somatosensorik (sistem

visual, sistem vestibular, dan sistem proprioseptif) serta motorik (muskuloskeletal,

Page 13: PENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP …eprints.ums.ac.id/30807/26/NASKAH_PUBLIKASI.pdfPENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANJUT USIA

9

otot, sendi dan jaringan lunak) yang keseluruhan kerjanya diatur oleh basal

ganglia, serebelum, dan area assosiasi otak akan mempengaruhi peningkatan

keseimbangan dan stabilitas tubuh (Riemann et al., 2002 & Baston, 2009).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dari penelitian ini adalah senam vitalisasi otak berpengaruh

terhadap peningkatan keseimbangan dinamis pada lanjut usia dan ada perbedaan

pengaruh yang signifikan antara kelompok perlakukan yang diberikan senam

vitalisasi otak dan kelompok kontrol yang tidak diberikan senam vitalisasi otak

terhadap keseimbangan dinamis pada lanjut usia. Saran yang diberikan untuk

mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik terhadap peningkatan nilai

keseimbangan dinamis adalah perlunya penelitian lanjutan yang lebih spesifik dan

beragam variabelnya, yaitu dapatkan dilaksanakan dengan jumlah sampel yang

lebih banyak, subjek penelitian yang bervariasi dengan usia responden < 60 tahun

agar senam vitalisasi otak dapat lebih bermanfaat seiring dengan bertambahnya

usia dan kelangsungan hidup serta waktu penelitian yang lebih lama sehingga

dapat diketahui keefektifan lamanya senam vitalisasi otak yang telah dilakukan.

Selain itu, untuk memelihara dan meningkatkan keseimbangan dinamis pada

lansia, disarankan kepada lansia agar melakukan senam vitalisasi otak dengan

rutin minimal 2 kali seminggu sehingga dapat mengurangi risiko jatuh dan

aktivitas fungsional menjadi lebih optimal. Selain itu, anak-anak hingga kalangan

dewasa juga diharapkan dapat melakukan senam vitalisasi otak yang bermanfaat

bagi aktifitas hidup sehari-hari. Senam vitalisasi otak diharapkan juga dapat

menjadi salah satu program kegiatan olahraga di panti lansia tersebut yang dapat

memberikan banyak manfaat bagi kesehatan lansia yaitu menjaga dan

meningkatkan kebugaran otak dan kebugaran fisik lansia.

DAFTAR PUSTAKA

Abrahamova, D. & Hlavacka, F. 2008. Age-Related Changes of Human Balance

during Quiet Stance. Physiological Research Institute of Physiology.

No.5, Vol. 6.

Avers. 2007. What you need to know about balance and falls.

http://www.apta.org/AM/Template.cfm?Section=Search&template=/C

M/HTMLDisplaycfm&ContentID=20396. Diakses tanggal 1 April

2014.

Aswin, S. 2003. Pengaruh Proses Menua Terhadap Sistem Muskuloskeletal.

Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Batson, G. 2009. Update On Proprioception Considerations For Dance Education.

Journal Of Dance Medicine And Science. No.2, Vol. 13.

Page 14: PENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP …eprints.ums.ac.id/30807/26/NASKAH_PUBLIKASI.pdfPENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANJUT USIA

10

Bishop, R.D. & Hay, J.G. 2009. Basketball: The Mechanics of Hanging in The

Air. Medicine and Science in Sports, 11 (3), 274-277.

Boedhi, D. 2009. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Edisi 4. Jakarta : Balai

Penerbit FKUI.

Budiharjo, S. 2005. Pengaruh Senam Aerobic Low Impact Intensitas Sedang

Terhadap Kelenturan Badan pada Wanita Lanjut Usia Terlatih. Jurnal

Ilmu Kedokteran. No.37, Vol. 4, Hal. 178.

Brown, S.P., Miller, W.C., & Eason, J.M. 2006. Neuroanatomy and

Neuromuscular Control of Movement. Exercise physiology: Basis

of human movement in health and disease. Philadephia: Lippincott

Williams & Wilkins. 217-246.

Ceranski & Sandy. 2006. Fall prevention and modifiable risk factor.

http://www.rfw.org/AgingConf/2006/Handouts/12_FallPrevention_Ce

ranski.pdf. Diakses tanggal 2 April 2014.

Consatantinides. 2006. Teori Proses Menua. (ed) Boedhi-Darmojo. Geriatri.

Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Depkes. 2004. Proses Penuan dan Penurunan Sistem Otak. Jakarta: Departemen

Kesehatan RI.

Edwards, S. 2002. Neurological Physiotherapy: A Problem Solving Approach.

Churchill Livingstone. Edinburgh.

Efendi & Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik

dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Irfan. 2010. Physionote. www.wordpress.com diakses tanggal 1 April 2014.

Lisnaini. 2012. Senam Vitalisasi Otak Dapat Meningkatkan Fungsi Kognitif Usia

Dewasa Muda. Penelitian Ilmiah Fisioterapi. Jakarta: Universitas

Kristen Indonesia.

Markam, S., Mayza, A., Pujiastuti, H., Erdat, M. S., Suwardhana, Solichien, A.

2005. Latihan Vitalisasi Otak (Senam untuk Kebugaran Fisik Dan

Otak). Jakarta: Grasindo.

Maryam, R. & Siti. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:

Salemba Medika.

Nugroho, W. 2000. Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta: EGC. Hal: 19-28, 34-

35, 37.

Page 15: PENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP …eprints.ums.ac.id/30807/26/NASKAH_PUBLIKASI.pdfPENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANJUT USIA

11

Nugroho & Wahyudi. 2008. Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Edisi ke 3.

Jakarta: EGC.

Pudjiastuti & Utomo. 2003. Fisioterapi pada Lansia. Jakarta: EGC, hal 2-8.

Riemann, B.L. & Lephart, S.M. 2002. The Sensorimotor System, Part II: The

Role of Proprioception in Motor Control and Functional Joint

Stability. Journal of Athletic Training. 37(1); 80-84.

Riwidikdo, H. 2012. Statistik Kesehatan. Edisi 4. Yogyakarta: Mitra Cendikia

Press.

Saladin, K. 2007. Anatomy and Physiology The Unity of Form and Function. 4th

ed.New York: McGraw-Hill Companies. Hal: 513-561.

Shumway. 2007. Time Up and Go Test (TUGT): Research Report.

http://nutritionandaging.fiu.edu/You_Can/TUG%20directions.pdf.

Diakses tanggal 1 April 2014.

Sulianti. 2009. Gangguan Fisik Pada Lansia. Jakarta: EGC.

Sutriyanto, A. 2012. Effect Cronic Osteoporosis of Knee Joint on Postural

Stability and Mobility in Women. Vol. 13 No 1.

Suharno. 2009. Latihan Jasmani dalam Pencegahan Penyakit Jantung Koroner.

Jakarta: Salemba Media.

WHO. 1989. Health of the Ederly. Geneva: WHO.

WHO. 2007. Who Global Report on Falls Prevention in Older Age. France:

Library Cataloguing-in-Publication Data.

Wicaksono, L. 2011. Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Antisipasi Reaksi dan

Koordinasi Mata dan Tangan pada Wanita Lansia Kelompok Elderly

(60-74 tahun). Skripsi. UPI Bandung.

Williamson, J. 1985. Preventive Aspects of Geriatric Medicine. (ed) , John

Wilwy and Sons. Principles and Practice of Geriatric Medicine.

Chichester-New York.