Page 1
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN: 2541-285X
89
PENGARUH SALES GROWTH, CAPITAL INTENSITY, PROFITABILITAS
DAN LEVERAGE TERHADAP TAX AVOIDANCE
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013 -2017)
Mochamad Kohar Mudzakar1
1Universitas Widayatama, Bandung, [email protected]
ABSTRAK
Pajak merupakan sumber pendapatan bagi Negara, namun pajak adalah beban bagi perusahaan. Mengingat
pajak adalah beban yang akan mengurangi laba bersih maka perusahaan akan berupaya maksimal agar
dapat membayar pajak seminimum mungkin. Tax avoidance adalah salah saatu cara untuk melakukan
penghindaran pajak dengan mengendalikan jumlah pajak hingga mencapai angka sekecil mungkin.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sales growth, capital intensity, profitabilitas dan
leverage baik secara parsial maupun simultan terhadap tax avoidance pada perusahaan manufaktur sektor
industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013 – 2017. Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanatori dan deskriptif. Populasi penelitian adalah
perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2013 – 2017 yang berjumlah 42 perusahaan. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive
sampling, sehingga sampel dalam penelitian ini berjumlah 70 perusahaan. Sedangkan analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis linier berganda pada taraf signifikansi 5%. Program yang
digunakan dalam menganalisis data menggunakan Eviews 10. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan
pada penelitian ini didapat secara parsial bahwa sales growth dan capital intensity berpengaruh terhadap tax
avoidance akan tetapi profitabilitas dan leverage tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Sedangkan
secara simultan sales growth, capital intensity, profitabilitas dan leverage berpengaruh terhadap tax
avoidance.
Kata kunci: Capital Intensity, Leverage, Pajak, Profitabilitas, Sales Growth dan Tax Avoidance
ABSTRACT Tax is a source of income for the State, but taxes are a burden on the company. Given that taxes are a
burden that will reduce net income, the company will make every effort to pay the minimum tax possible.
Tax avoidance is one way to avoid tax by controlling the amount of tax until it reaches the smallest number
possible. This study aims to determine the effect of sales growth, capital intensity, profitability and leverage
both partially and simultaneously on tax avoidance in manufacturing companies in the consumer goods
industry sector listed on the Indonesia Stock Exchange for the period 2013 - 2017. The method used in this
study is the method explanatory and descriptive. The study population is a consumer goods manufacturing
sector listed on the Indonesia Stock Exchange in the period 2013 - 2017, which amounted to 42 companies.
The sampling technique used purposive sampling method, so that the sample in this study amounted to 70
companies. While the data analysis used in this study is multiple linear analysis at a significance level of
5%. The program used in analyzing data uses Eviews 10. Based on the results of tests conducted in this
study, it was obtained partially that sales growth and capital intensity had an effect on tax avoidance but
profitability and leverage did not affect tax avoidance. While simultaneously sales growth, capital intensity,
profitability and leverage affect tax avoidance.
Keywords: Capital Intensity, Leverage, Tax, Profitability, Sales Growth and Tax Avoidance
PENDAHULUAN
Penerimaan negara berasal dari penerimaan yang bersumber dari pajak, bukan pajak, dan
hibah. Penerimaan pajak digunakan untuk pembangunan dan perbaikan fasilitas umum
yang berguna untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Pajak adalah
Page 2
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN: 2541-285X
90
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan undang–undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar – besarnya kemakmuran
rakyat (Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2007).
Tabel 1.1
Penerimaan Perpajakan Nasional
Tahun 2013 – 2017
(dalam miliar rupiah)
Pajak 2013 2014 2015 2016 2017
Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % Nilai %
PPh 506,442.80 49.18 546,180.90 49.51 602,308.10 49.96 657,162.70 52.59 783,970.30 54.57
PPN 384713.50 37.36 409,181.60 37.09 423,710.80 35.15 412,213.50 32.99 475,483.50 33.09
PBB 25,304.60 2.46 23,476.20 2.13 29,250.00 2.43 19,443.20 1.56 15,412.10 1.07
Cukai 108,452.10 10.53 118,085.50 10.70 144,641.30 12.00 143,525.00 11.49 153,165.00 10.66
Pajak
Lainnya 4,937.10 0.48 6,293.40 0.57 5,568.30 0.46 17,154.50 1.37 8,700.00 0.61
Total 1,029,850.10 100 1,103,217.60 100 1,205,478.50 100 1,249,498.90 100 1,436,730.90 100
Sumber: Nota Keuangan RAPBN 2018
Tabel 1.1 menunjukkan penerimaan pajak dari Pajak Penghasilan (PPh) memiliki
proporsi yang paling besar di antara sumber penerimaan pajak lainnya, hal ini
membuktikan bahwa PPh merupakan sumber utama bagi penerimaan negara.
Undang–Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (PPh) disebutkan
bahwa PPh dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau
diperolehnya dalam tahun pajak. Pasal 2 ayat (1) huruf b UU PPh disebutkan bahwa yang
menjadi subjek pajak adalah Badan. Subjek pajak badan dibedakan menjadi subjek pajak
badan dalam negeri dan luar negeri. Bagi perusahaan pajak adalah beban yang akan
mengurangi jumlah laba bersih yang akan diterima perusahaan, sehingga sedapat
mungkin perusahaan membayar pajak serendah-rendahnya. Bagi pemerintah pajak
merupakan penerimaan negara yang cukup penting, sehingga pemerintah akan menarik
pajak setinggi–tingginya (Putri, 2017).
Perbedaan pandangan antara perusahaan dengan pemerintah menyebabkan banyak
perusahaan cenderung meminimalkan beban pajak dalam batas yang tidak melanggar
aturan, karena pajak merupakan salah satu faktor pengurang laba (Sinaga dan Sukartha,
2018). Artinya, perusahaan akan berusaha meminimalkan beban pajak dengan
memanfaatkan ketentuan pajak yang ada, hal tersebut menyebabkan pemilik perusahaan
akan terdorong untuk melakukan manajemen pajak (tax management).
Manajemen pajak ada dua jenis, yaitu bersifat legal disebut penghindaran pajak
(tax avoidance), dan bersifat ilegal disebut penggelapan pajak (tax evasion). Pada
hakikatnya, tax avoidance merupakan perbuatan yang sifatnya mengurangi hutang pajak
secara legal dan bukan mengurangi kesanggupan atau kewajiban wajib pajak melunasi
pajak–pajaknya namun harus diperhatikan bahwa tindakan tax avoidance diupayakan
Page 3
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN: 2541-285X
91
tidak terperangkap dalam perbuatan yang dianggap sebagai perbuatan tax evasion
(Pohan, 2013:17).
Pengukuran penghindaran pajak dalam penelitian ini menggunakan model Effective
Tax Rate (ETR) yaitu total beban pajak penghasilan dibagi dengan laba sebelum pajak
(Rist dan Pizzica, 2014:54). ETR dapat digunakan sebagai indikator perencanaan pajak
yang efektif (Putri dan Lautania, 2016). Pengukuran tax avoidance dengan menggunakan
ETR baik digunakan untuk menggambarkan kegiatan penghindaran pajak oleh
perusahaan karena ETR tidak terpengaruh dengan adanya perubahan estimasi seperti
penyisihanpenilaian atau perlindungan pajak (Purwanti dan Sugiyarti, 2017).
Terdapat beberapa fakta bahwa perusahaan melakukan tindakan penghindaran
pajak. Perusahaan ternama seperti Google, Apple, Amazon dan Starbucks mempunyai
anak usaha yang berlokasi di yurisdiksi surga pajak. Tujuan utamanya adalah
meminimalkan beban pajak yang harus dibayar di negara asalnya (Amerika Serikat)
maupun di negara dimana penghasilan diperoleh (source country).
Fenomena penghindaran pajak yang terjadi di Indonesia dimuat di www.ekonomi.
kompas.com (2016). Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa kesehatan
terafiliasi perusahaan di Singapura, yakni PT RNI. Mantan Menteri Keuangan Bambang
PS Brodjonegoro memastikan perusahaan - perusahaan yang nakal dan tidak tertib
kewajiban pajak, seperti PT RNI, akan dikenakan sanksi hukum. Secara badan usaha, PT
RNI sudah terdaftar sebagai perseroan terbatas. Namun, dari segi permodalan,
perusahaan tersebut menggantungkan hidup dari utang afiliasi. Artinya, pemilik di
Singapura memberikan pinjaman kepada RNI di Indonesia. “Jadi, pemiliknya tidak
nanam modal, tapi memberikan seolah-olah seperti utang, di mana ketika utang
bunganya dibayarkan dianggap sebagai dividen oleh si pemilik di Singapura,” ungkap
Bambang. Lantaran modalnya dimasukkan sebagai utang, perusahaan ini praktis bisa
terhindar dari kewajiban. Apalagi, kata Bambang, jika dalam laporan keuangannya
tercatat kerugian demikian besar. Praktis tidak ada pajak yang masuk ke negara.
Penghindaran pajak dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah
pertumbuhan penjualan (sales growth). Pertumbuhan penjualan mencerminkan
keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi
pertumbuhan masa yang akan datang (Hidayat, 2018). Pengukuran pertumbuhan
penjualan menggambarkan baik atau buruknya tingkat pertumbuhan penjualan suatu
perusahaan. Perusahaan yang memiliki kecenderungan penjualan terus meningkat akan
mendapatkan profit yang meningkat pula. Artinya ketika profit yang diperoleh
perusahaan itu besar, maka beban pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan pun
besar. Oleh karena itu, perusahaan yang mendapatkan profit tinggi, cenderung berusaha
mengurangi pajak yang harus dibayarkan dengan cara melakukan praktik tax avoidance.
Penelitian yang dilakukan oleh Dewinta dan Setiawan (2016), Puspita dan Febrianti
(2017), Purwanti dan Sugiyarti (2017) dan Hidayat (2018) menunjukkan bahwa sales
growth berpengaruh terhadap tax avoidance. Penelitian yang dilakukan Swingly dan
Sukartha (2015), Titisari dan Mahanani (2017) dan Permata dkk. (2018) mendapatkan
hasil penelitian bahwa sales growth tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.
Faktor berikutnya yang dapat mempengaruhi aktivitas tax avoidance adalah capital
intensity. Perusahaan memiliki jumlah persediaan dan aktiva tetap dapat dihubungkan
dengan capital intensity. Pengukuran capital intensity menggunakan rasio yang
Page 4
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN: 2541-285X
92
mengukur jumlah aset yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu rupiah (atau satu dolar)
penjualan (Erhandt dan Brigham, 2016:524). Perusahaan dapat menginvestasikan
modalnya dalam bentuk aset tetap. Pemilihan investasi dalam bentuk aset tetap terkait
perpajakan adalah depresiasi. Menurut Undang - Undang No. 36 Tahun 2008 pasal 6 ayat
(2) tentang PPh, biaya depresiasi merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari
penghasilan dalam menghitung pajak, maka dengan semakin besar jumlah aset tetap
yang dimiliki oleh perusahaan akan semakin besar pula depresiasinya, sehingga jumlah
penghasilan kena pajak akan semakin kecil. Oleh karena itu, melalui capital intensity
perusahaan dapat melakukan praktik tax avoidance.
Hasil penelitian Irianto dkk. (2017) dan Anindyka dkk. (2018) menunjukkan
bahwa capital intensity berpengaruh terhadap tax avoidance. Hasil penelitian Putra dan
Merkusiwati (2016), Siregar dan Widyawati (2016), dan Puspita dan Febrianti (2017)
menunjukkan capital intensity tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.
Beberapa penelitian sebelumnya mencoba menghubungkan faktor kondsi
keuangan perusahaan terhadap tax avoidance di antaranya memfokuskan pada
profitabilitas. Perusahaan yang melakukan penghindaran pajak dengan melakukan
kegiatan manajemen pajak, umumnya adalah perusahaan yang memiliki tingkat
profitabilitas yang baik. Profitabilitas dapat mengukur efektivitas manajemen secara
keseluruhan yang ditunjukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh.
Variabel ROA penelitian oleh Saifudin dan Yunanda (2016), Dewinta dan
Setiawan (2016), Irianto dkk. (2017), Puspita dan Febrianti (2017) dan Hidayat (2018)
mendapatkan hasil penelitian bahwa ROA berpengaruh terhadap tax avoidance. Hal
yang tidak sejalan dengan penelitian dilakukan oleh Siregar dan Widyawati (2016) dan
Permata dkk. (2018) bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.
Kondisi keuangan berikutnya yang diprediksi akan mempengaruhi tax avoidance
adalah leverage. Leverage merupakan suatu ukuran yang menunjukkan besarnya
perusahaan dibiayai oleh hutang. Perusahaan akan berusaha mengurangi pajak dengan
cara meningkatkan leverage.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Swingly dan Sukartha (2015), Siregar
dan Widyawati (2016), dan Lestari dan Putri (2017) bahwa leverage berpengaruh
terhadap tax avoidance, sedangkan penelitian Putra dan Merkusiwati (2016), Saifudin
dan Yunnanda (2016), Dewinta dan Setiawan (2016), Irianto dkk. (2017), Puspita dan
Febrianti (2017), Permata dkk. (2018), Hidayat (2018) dan Anindyka dkk. (2018)
memperoleh hasil penelitian leverage tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.
Peneliti yang melakukan penelitian mengenai tax avoidance dengan menggunakan
variabel sales growth, capital intensity, profitabilitas dan leverage sebagai fokus dalam
penelitiannya menunjukkan hasil yang belum konsisten. Terdapat research gap yang
signifikan antar hasil penelitian. Dengan research gap yang signifikan antar hasil
penelitian yang satu dengan yang lainnya mendorong penelitian ini dilakukan kembali.
Dengan demikian, dalam penelitian ini motivasi penulis adalah untuk menguji kembali
penelitian - penelitian yang sebelumnya telah dilakukan. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya adalah periode waktu yang digunakan, yaitu dari tahun
2013 sampai dengan tahun 2017.
Page 5
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN: 2541-285X
93
ℎ
TINJAUAN PUSTAKA
Sales Growth
Sales growth menunjukan sejauh mana perusahaan dapat meningkatkan penjualannya
dibandingkan dengan total penjualan secara keseluruhan (Kasmir, 2012:107). Rumus
yang digunakannya, yaitu :
Capital Intensity
Capital intensity merupakan rasio antara aset tetap seperti peralatan, pabrik, mesin dan
berbagai property terhadap penjualan (Sartono, 2010:120). Adapun rumus yang
digunakan untuk menghitung capital intensity menurut Erhandt dan Brigham
(2016:524), yaitu :
Profitabilitas
Tingkat kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan
sumber daya yang ada (Budiman, 2018:40). Rasio profitabilitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah ROA (Return on Assets). Rumus yang digunakan untuk
menghitung ROA menurut Hery (2015:193) yaitu :
Leverage
Leverage adalah indikasi proporsi atas pemanfaatan utang untuk funding investasi
(Kariyoto, 2017:234). Rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to
Equity Ratio (DER). Rumus yang digunakan untuk menghitung DER menurut Hantono
(2018:12), yaitu :
Tax Avoidance
Tax avoidance adalah upaya penghindaran pajak yang dilakukan secara legal dan aman
bagi wajib pajak karena tidak bertentangan dengan ketentun perpajakan, di mana metode
dan teknik yang digunakan cenderung memanfaatkan kelemahan – kelemahan (grey area)
yang terdapat dalam undang – undang dan peraturan perpajakan itu sendiri, untuk
Page 6
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN: 2541-285X
94
memperkecil jumlah pajak yang terutang (Pohan, 2013:23). Indikator penghindaran pajak
model estimasi pengukuran tax avoidance dalam penelitian ini menggunakan model
Effective Tax Rate (ETR). Rumus yang digunakan untuk menghitung ETR menurut Rist
dan Pizzica (2014:54), yaitu:
Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Kerangka Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran, maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
H1: sales growth berpengaruh terhadap tax avoidance
H2: capital intensity berpengaruh terhadap tax avoidance
H3: profitabilitas berpengaruh terhadap tax avoidance
H4: leverage berpengaruh terhadap tax avoidance
H5: sales growth, capital intensity, profitabilitas dan leverage berpengaruh terhadap tax avoidance
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
Objek penelitian adalah tax avoidance, sales growth, capital intensity, profitabilitas dan
leverage. Penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2013 – 2017.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2013–2017. Jumlah populasi
dalam penelitian ini sebanyak 42 perusahaan, sampel sebanyak 70 pengamatan (14 x 5 tahun).
Tabel 3.1
Kriteria Penentuan Sampel
No. Kriteria Jumlah
Perusahaan
1
Perusahaan manufaktur yang termasuk pada sektor
industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI
periode 2013 - 2017
42
2 Perusahaan yang listing dan delisting periode 2013 -
2017 -(8)
3 Perusahaan yang tidak menggunakan rupiah (RP)
sebagai mata uang pelaporan (0)
4 Perusahaan dengan pretax income negatif (7)
Page 7
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN: 2541-285X
95
5 Perusahaan dengan pertumbuhan penjualan negatif (7)
6
Perusahaan yang tidak memiliki data lengkap untuk
melakukan perhitungan yang berkaitan dengan
penelitian
(6)
Jumlah Sampel Perusahaan 14
Tahun Observasi 5
Jumlah Observasi 2013 - 2017 70
Sumber: www.idx.co.id dan www.sahamok.com
Operasionalisasi Variabel
Variabel bebas adalah Sales Growth (X1), Capital Intensity (X2), Profitabilitas (X3) dan
Leverage (X4). Variabel terikat adalah Tax Avoidance (Y).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambar 4.1
Grafik Sales Growth
Gambar 4.1 di atas bahwa nilai sales growth dari nilai rata–rata sales growth menunjukan nilai yang fluktuatif. Tahun 2013 nilai rata – rata sales
growth sebesar 15,96. Tahun 2014 nilai rata – rata sales growth mengalami
penurunan menjadi 13,34 turun sebesar 2,62. Tahun 2015 nilai rata – rata sales
growth mengalami penurunan menjadi 7,99 turun sebesar 5,35. Tahun 2016 nilai
rata – rata sales growth mengalami peningkatan menjadi 10,26 naik sebesar 2,27.
Tahun 2017 nilai rata – rata sales growth mengalami penurunan menjadi 6,37
turun sebesar 3,89.
Page 8
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN: 2541-285X
96
Gambar 4.2
Grafik Capital Intensity
Gambar 4.2 di atas bahwa nilai capital intensity dari nilai rata – rata
capital intensity menunjukan nilai yang fluktuatif. Tahun 2013 nilai rata – rata
capital intensity sebesar 30,02. Tahun 2014 nilai rata – rata capital intensity
mengalami peningkatan menjadi 31,35 naik sebesar 1,33. Tahun 2015 nilai rata –
rata capital intensity mengalami penurunan menjadi 31,33 turun sebesar 0,02.
Tahun 2016 nilai rata – rata capital intensity mengalami peningkatan menjadi
32,28 naik sebesar 0,95. Tahun 2017 nilai rata – rata capital intensity mengalami
peningkatan menjadi 34,46 naik sebesar 2,18.
Gambar 4.3
Grafik Profitabilitas
Gambar 4.3 di atas bahwa nilai profitabilitas dari nilai rata – rata profitabilitas
menunjukan nilai yang fluktuatif. Tahun 2013 nilai rata – rata profitabilitas sebesar
14,99. Tahun 2014 nilai rata – rata profitabilitas mengalami penurunan menjadi 14,01
turun sebesar 0,98. Tahun 2015 nilai rata–rata profitabilitas mengalami penurunan
menjadi 12,89 turun sebesar 1,12. Tahun 2016 nilai rata – rata profitabilitas mengalami
Page 9
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN: 2541-285X
97
peningkatan menjadi 13,97 n a i k sebesar 1,08. Tahun 2017 nilai rata–rata
profitabilitas mengalami penurunan menjadi 13,09 turun sebesar 0,88.
Gambar 4.4
Grafik Leverage
Gambar 4.4 di atas bahwa nilai leverage dari nilai rata–rata leverage
menunjukkan nilai yang fluktuatif. Tahun 2013 nilai rata–rata leverage sebesar
75,29. Tahun 2014 nilai rata–rata leverage mengalami peningkatan menjadi
81,62 naik sebesar 6,33. Tahun 2015 nilai rata – rata leverage mengalami
peningkatan menjadi 86,16 naik sebesar 4,54. Tahun 2016 nilai rata–rata
leverage mengalami penurunan menjadi 76,42 turun sebesar 9,74. Tahun 2017
nilai rata–rata leverage mengalami penurunan menjadi 73,86 turun sebesar 2,56.
Gambar 4.5
Grafik Tax Avoidance
Gambar 4.5 di atas bahwa nilai tax avoidance dari nilai rata– rata tax avoidance menunjukkan nilai yang fluktuatif. Tahun 2013 nilai rata –rata tax
avoidance sebesar 25,35. Tahun 2014 nilai rata–rata tax avoidance mengalami
peningkatan menjadi 26,42 naik sebesar 1,07. Tahun 2015 nilai rata–rata tax
avoidance mengalami penurunan menjadi 25,28 turun sebesar 1,14. Tahun 2016
nilai rata–rata tax avoidance mengalami penurunan menjadi 24,32 turun sebesar
Page 10
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN: 2541-285X
98
0,96. Tahun 2017 nilai rata–rata tax avoidance mengalami peningkatan menjadi
25,43 naik sebesar 1,11.
Tabel 4.1
Regresi Linier Berganda
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 22.63910 0.919232 24.62828 0.0000
SG -0.090052 0.040771 -2.208751 0.0314
CIR 0.116861 0.017508 6.674734 0.0000
ROA 0.025728 0.029700 0.866251 0.3901
DER 0.000420 0.004819 0.087133 0.9309
Sumber: Output Eviews 10
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui nilai konstanta dan koefisien regresi, sehingga dapat
dibentuk dalam persamaan regresi data panel dengan model fixed effect sebagai berikut:
Persaman di atas dapat diartikan sebagai berikut :
1. 𝛼 sebesar 22,63910 artinya apabila Sales Growth, Capital Intensity,
Profitabilitas dan Leverage bernilai nol, maka Tax Avoidance akan bernilai
22,63910 satuan.
2. Koefisien regresi Sales Growth sebesar -0,090052 artinya jika terjadi
perubahan kenaikan Sales Growth sebesar 1 satuan (dengan asumsi variabel
lain konstan), maka Tax Avoidance akan mengalami penurunan sebesar
0,090052 satuan.
3. Koefisien regresi Capital Intensity sebesar 0,116861 artinya jika terjadi perubahan kenaikan Capital Intensity sebesar 1 satuan (dengan asumsi
variabel lain konstan), maka Tax Avoidance akan mengalami peningkatan
sebesar 0,116861 satuan.
4. Koefisien regresi Profitabilitas sebesar 0,025728 artinya jika terjadi perubahan kenaikan
Profitabilitas sebesar 1 satuan (dengan asumsi variabel lain konstan), maka Tax Avoidance
akan mengalami peningkatan sebesar 0,025728 satuan.
5. Koefisien regresi Leverage sebesar 0,000420 artinya jika terjadi perubahan kenaikan Leverage
sebesar 1 satuan (dengan asumsi variabel lain konstan), maka Tax Avoidance akan mengalami
peningkatan sebesar 0,000420 satuan.
Tabel 4.2
Koefisien Determinasi
R-squared 0.540300 Mean dependent var 25.76900
Adjusted R-squared 0.506867 S.D. dependent var 2.502586
S.E. of regression 1.757402 Akaike info criterion 4.045205
Sum squared resid 169.8654 Schwarz criterion 4.219734
Log likelihood -116.3562 Hannan-Quinn criter. 4.113473
F-statistic 16.16078 Durbin-Watson stat 2.066487
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Output Eviews 10
Page 11
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN: 2541-285X
99
Berdasarkan tabel 4.2, dapat diketahui bahwa nilai koefisien
determinasi R2 adalah 0,540300 atau 54,03%. Koefisien determinasi (R2)
digunakan untuk mengukur kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel independen (Ghozali, 2013:97). Hal ini menunjukkan bahwa sales
growth, capital intensity, profitabilitas dan leverage mampu menjelaskan tax
avoidance pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi
sebesar 54,03%, sedangkan sisanya 45,97% dijelaskan oleh variabel lain di
luar penelitian.
Uji Parsial (Uji t)
Tabel 4.3
Pengujian Hipotesis Secara Parsial
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 22.63910 0.919232 24.62828 0.0000
SG -0.090052 0.040771 -2.208751 0.0314
CIR 0.116861 0.017508 6.674734 0.0000
ROA 0.025728 0.029700 0.866251 0.3901
DER 0.000420 0.004819 0.087133 0.9309
Sumber: Output Eviews 10
Nilai signifikansi variabel sales growth sebesar 0,0314<0,05 (taraf signifikansi).
Perbandingan thitung dan ttabel menunjukkan nilai -thitung sebesar -2,208751,
sedangkan -ttabel sebesar -2,00404. Dari hasil tersebut bahwa -thitung < -ttabel yaitu -
2,208751 <-2,00404, maka disimpulkan bahwa Ho1 ditolak, artinya sales growth
berpengaruh terhadap tax avoidance.
Nilai signifikansi variabel capital intensity sebesar 0.0000 < 0.05 (taraf
signifikansi). Perbandingan antara thitung dan ttabel menunjukkan nilai thitung sebesar
6,674734, sedangkan ttabel sebesar 2,00404. Dari hasil tersebut bahwa thitung > ttabel
yaitu 6,674734 > 2,00404, maka disimpulkan bahwa Ho2 ditolak, artinya capital
intensity berpengaruh terhadap tax avoidance.
Nilai signifikansi variabel profitabilitas sebesar 0,3901 > 0,05 (taraf signifikansi).
Selain itu dapat dilihat juga dari hasil perbandingan antara thitung dan ttabel yang
menunjukkan nilai -thitung sebesar 0,866251, sedangkan ttabel sebesar 2,00404. Dari
hasil tersebut terlihat bahwa thitung < ttabel yaitu 0,866251 < 2,00404, maka dapat
disimpulkan bahwa Ho3 diterima, artinya profitabilitas tidak berpengaruh terhadap tax
avoidance pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi.
Nilai signifikansi variabel leverage sebesar 0,9309 > 0,05 (taraf signifikansi).
Selain itu dapat dilihat juga dari hasil perbandingan antara thitung dan ttabel yang
menunjukkan nilai thitung sebesar 0,866251, sedangkan ttabel sebesar 2,00404. Dari
hasil tersebut terlihat bahwa thitung < ttabel yaitu 0,087133 < 2,00404, maka dapat
disimpulkan bahwa Ho4 diterima, artinya leverage tidak berpengaruh terhadap tax
avoidance pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi.
Page 12
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019
ISSN NO:
100
Uji Simultan (Uji F)
Tabel 4.4
Pengujian Hipotesis Secara Simultan
R-squared 0.540300 Mean dependent var 25.76900
Adjusted R-squared 0.506867 S.D. dependent var 2.502586
S.E. of regression 1.757402 Akaike info criterion 4.045205
Sum squared resid 169.8654 Schwarz criterion 4.219734
Log likelihood -116.3562 Hannan-Quinn criter. 4.113473
F-statistic 16.16078 Durbin-Watson stat 2.066487
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Output Eviews 10
Hasil pengujian hipotesis (uji F) pada tabel 4.19, didapat nilai signifikansi model
regresi secara simultan sebesar 0,000000, nilai ini lebih kecil dari significance level
0,05 (5%), yaitu 0,000000 < 0,05. Selain itu dapat dilihat juga dari hasil perbandingan
antara Fhitung dan Ftabel yang menunjukkan nilai Fhitung sebesar 11,59371 sedangkan Ftabel
sebesar 2,50. Dari hasil tersebut terlihat bahwa Fhitung > Ftabel yaitu 11,59371 > 2,50,
maka dapat disimpulkan bahwa Ho5 ditolak yang berarti sales growth, capital intensity,
profitabilitas dan leverage berpengaruh terhadap tax avoidance pada perusahaan
manufaktur sektor industri barang konsumsi.
Pembahasan
Sales growth berpengaruh terhadap tax avoidance pada perusahaan manufaktur
sektor industri barang konsumsi. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Swingly dan Sukartha (2015), Titisari dan Mahanani
(2017) dan Permata dkk. (2018), yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sales
growth tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Namun hasil penelitian ini didukung
oleh hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dewinta dan Setiawan (2016),
Puspita dan Febrianti (2017), Purwanti dan Sugiyarti (2017) dan Hidayat (2018), yang
hasilpenelitiannya menunjukkan bahwa sales growth berpengaruh terhadap tax
avoidance.
Capital intensity berpengaruh terhadap tax avoidance pada perusahaan manufaktur
sektor industri barang konsumsi. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Merkusiwati (2016), Siregar dan Widyawati
(2016) dan Puspita dan Febrianti (2017), yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
capital intensity tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Namun hasil penelitian ini
didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Setyobudi dkk. (2017)
dan Anindyka dkk. (2018), yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa capital
intensity berpengaruh terhadap tax avoidance.
Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap tax avoidance pada perusahaan
manufaktur sektor industri barang konsumsi. Hasil penelitian ini bertolak belakang
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Saifudin dan Yunanda (2016), Dewinta dan
Page 13
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019
ISSN NO:
101
Setiawan (2016), Setyobudi dkk. (2017), Puspita dan Febrianti (2017) dan Hidayat
(2018), yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap
tax avoidance. Namun hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Siregar dan Widyawati (2016) dan Permata dkk. (2018), yang hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap tax
avoidance.
Leverage tidak berpengaruh terhadap tax avoidance pada perusahaan manufaktur
sektor industri barang konsumsi. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Swingly dan Sukartha (2015), Siregar dan Widyawati
(2016) dan Lestari dan Putri (2017), yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
leverage berpengaruh terhadap tax avoidance. Namun hasil penelitian ini didukung oleh
hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Putra dan Merkusiwati (2016), Saifudin
dan Yunanda (2016), Dewinta dan Setiawan (2016), Setyobudi dkk. (2017), Puspita dan
Febrianti (2017), Permata dkk. (2018), Hidayat (2018) dan Anindyka dkk. (2018), yang
hasil penelitiannya menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap tax
avoidance.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sales growth berpengaruh terhadap tax avoidance.
2. Capital intensity berpengaruh terhadap tax avoidance
3. Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap tax avoidance
4. Leverage tidak berpengaruh terhadap tax avoidance
DAFTAR PUSTAKA
Anindyka, Dimas, Dudi Pratomo dan Kurnia. 2018. Pengaruh Leverage (DAR),Capital
Intensitydan Inventory Intensity terhadap Tax Avoidance. e-Proceeding of Management
5(1): 713 - 719. Melalui http://openlibrary.telkomuniversit
y.ac.id/pustaka/files/141971/jurna l_eproc/pengaruh-leverage-dar- capital-intensity-dan-
inventory- intensity-terhadap-tax- avoidance.pdf.Diakses pada 20/12/2018.
Budiman, Raymond. 2018. Rahasia Analisis Fundamental Saham. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo
Bursa Efek Indonesia. Laporan Keuangan dan Tahunan. Melalui
https://www.idx.co.id/perusahaan- tercatat/laporan-keuangan-dan- tahunan/. Diakses pada
1/03/2019.
Dewinta, Ida Ayu Rosa dan Putu Ery Setiawan. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur
Perusahaan, Profitabilitas, Leverage dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Tax
Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 14(3): 1584-1613. Melalui
https://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/article/view/16009/14016. Diakses pada
20/12/2018.
Erhandt, MC and Brigham EF. 2016. Corporate Finance: A Focused Approach (6th Edition).
Boston: Cengage Learning
Irianto, Bambang Setyobudi, Yudha Aryo Sudibyo dan Abim Wafirli. 2017. The Influence of
Profitability, Leverage, Firm Size and Capital Intensity Towards Tax Avoidance.
International Journal of Accounting and Taxation 5(2): 33 – 41. Melalui
http://ijatnet.com/journals/ijat/Vol 5No 2 December_2017/3.pdf. Diakses pada 20/12/2018.
Page 14
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019
ISSN NO:
102
Hantono. 2018. Konsep Analisa Laporan Keuangan dengan Pendekatan Rasio dan SPSS. Edisi
Pertama. Yogyakarta: Deepublish
Hery. 2015. Analisis Kinerja Manajemen. Jakarta: Grasindo
Hidayat, Wastam Wahyu. 2018. Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Pertumbuhan Penjualan
terhadap Penghindaran Pajak. Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis (JRMB) Fakultas
Ekonomi UNIAT 3(1): 19 - 26. Melalui http://jrmb.ejournal -
feuniat.net/index.php/JRMB/articl e/view/82/66. Diakses pada 20/12/2018.
Kariyoto. 2017. Analisa Laporan Keuangan. Malang: UB Press
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Lestari , Gusti Ayu Widya dan I.G.A.M Asri Dwija Putri. 2016. Pengaruh Corporate
Governance, Koneksi Politik dan Leverage terhadap Penghindaran Pajak. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana 17(1): 690-714. . Melalui
https://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/ article/view/25562/18038. Diakses pada
20/12/2018.
Permata, Amanda Dhinari, Siti Nurlaela dan Endang Masitoh Wahyuningsih. 2018. Pengaruh
Size, Age, Profitability, Leverage dan Sales Growth Terhadap Tax Avoidance. Jurnal
Akuntansi dan Pajak 19 (1):10 – 20. Melalui https://jurnal.stie- aas.ac.id/index.php/
jap/article/ vie w/171. Diakses pada 20/12/2018.
Pohan, Chairil Anwar. 2013. Manajemen Perpajakan Strategi Perencanaan Pajak dan Bisnis.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Purwanti, Shinta Meilina dan Listya Sugiyarti.2017. Pengaruh Intensitas AsetTetap,
Pertumbuhan Penjualan dan Koneksi Politik Terhadap Tax Avoidance.
Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan 5(3): 1625 – 1642. Melalui http://ejournal.
upi.edu/index.php/J RAK/article/view/9225/5823. Diakses pada 20/12/2018.
Puspita, Deanna dan Meiriska Febrianti. 2017. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi
Penghindaran Pajak. Jurnal Bisnis dan Akuntansi 19(1): 38 – 46. Melalui
http://jurnaltsm.id/index.php/JBA/ article/download/63/54/. Diakses pada 20/12/2018.
Putra, I Gst Ln Ngr Dwi Cahyadi dan Ni Ketut Lely Aryani Merkusiwati. 2016. Pengaruh
Komisaris Indepenpenden, Leverage, Size dan Capital Intensity Ratio pada Tax Avoidance.
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 17(1): 690 – 714. Melalui https://ojs.unud.ac.id /
index.php/A kuntansi/article/view/22025. Diakses pada 20/12/2018.
Putri, Citra Lestari dan Maya Febrianty Lautania. 2016. Pengaruh Capital Intesity Ratio,
Inventory Intensity Ratio, Ownership Structure dan Profitability terhadap Effective Tax
Rate (ETR). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA) 1(1): 101-119.
Melalui http://www.jim.unsyiah.ac.id/EK A/article/view/759. Diakses pada 04/12/2018.
Putri, Khurin’in Kurnia. 2017. Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite Audit, Ukuran Perusahaan,
Leverage dan Sales Growth pada Tax Avoidance. JOM Fekon 4(1): 1501 – 1515. Melalui
https://jom.unri.ac.id/index.php/J OMFEKON/article/view/ 12966. Diakses pada
04/12/2018.
Titisari, Kartika Hendra dan Almaidah Mahanani. 2017. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Tax
Avoidance. Jurnal Riset Akuntansi (JUARA) 7(2): 111 – 122. Melalui
http://jurnal.unmas.ac.id/ index.ph p/JUARA/article/download/855/786. Diakses pada
20/12/2018.
Rist, Michael and Albert J Pizzica. 2014. Financial Ratios for Executives: How to Assess
Company Strength, Fix Problems and Make Better Decisions. New York: Apress
Saham Ok. Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi. Melalui https://
www.sahamok.com/emiten /sektor-industri-barang- konsumsi/. Diakses pada 1/03/2019.
Saifudin dan Derick Yunanda. 2016. Determinasi Return on Asset, Leverage, Ukuran
Perusahaan, Kompensasi Rugi Fiskal dan Kepemilikan Institusi terhadap
Penghindaran Pajak Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA 6 (2): 131–143. Melalui
Page 15
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019
ISSN NO:
103
http://ejournal.stiewidyagamalum ajang.ac.id/index.php/wiga/article /view/121. Diakses
pada 20/12/2018.
Sartono, R Agus. 2010. Manajemen KeuanganTeori dan Aplikasi. Edisi Keempat. Yogyakarta:
BPFE
Sinaga, Ricco Ronaldo dan I Made Sukartha. 2018. Pengaruh Profitabilitas, Capital Intensity
Ratio, Size, dan Leverage pada Manajemen Pajak. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana 22(3): 2177 – 2203. Melalui https://ojs.unud.ac.id/index. php/A
kuntansi/article/view/37516. Diakses pada 04/12/2018.
Siregar, Rifka dan Dini Widyawati. 2016. Pengaruh Karakteristik Perusahaanterhadap
Penghindaran Pajak. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi 5(2). Melalui
https://ejournal.stiesia.ac.id/jira/ar ticle/view/1648/0. Diakses pada 20/12/2018.
Swingly, Calvin dan I Made Sukartha. 2015. Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite Audit, Ukuran
Perusahaan, Leverage dan Sales Growth Terhadap Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana 10(1): 47–62. Melalui https://ojs.unud.ac.id/ index.php/A
kuntansi/article/view/9863. Diakses pada 20/12/2018.
Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan (UU KUP)
Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan (UU
PPh)
BIODATA
Nama Lengkap : Mochamad Kohar Mudzakar
Alamat : Griya Bandung Asri 2 L 5 No. 16 Bandung
Telepon : 022- 7532054
No. Handphone : 087822122353
Email : [email protected]
Alamat kantor : Jalan Cikutra No. 204 A Bandung 40125
Telepon kantor : 022 – 7275855; 022 - 7274010
Faksimili kantor : 022 - 7201711
Page 16
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 23 Oktober 2019
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN: 2541-285x
104