PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA SISWA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI PADA KELAS V SEKOLAH DASAR DI DESA TEMPUR Oleh ERNA LISTYANINGSIH NIM 201733004 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MURIA KUDUS 2021
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA SISWA TERHADAP
KEMAMPUAN MENULIS PUISI PADA KELAS V SEKOLAH DASAR DI
DESA TEMPUR
Oleh
ERNA LISTYANINGSIH
NIM 201733004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2021
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING PROPOSAL SKRIPSI
Proposal skripsi dengan judul “Pengaruh Penguasaan Kosakata Siswa terhadap
Kemampuan Menulis Puisi pada Kelas V Sekolah Dasar di Desa Tempur” oleh
Erna Listyaningsih NIM 201733004 program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
disetujui untuk diseminarkan.
Kudus, Juni 2021
Pembimbing I
Dr. Murtono, M.Pd.
NIDN 0007126601
Pembimbing II
M. Noor Ahsin, S.Pd., M.Pd.
NIDN 0605048701
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Siti Masfuah, S.Pd., M.Pd.
NIDN 0615129001
iii
ABSTRAK
Listyaningsih, Erna. 2021. Pengaruh Penguasaan Kosakata Siswa terhadap
Kemampuan Menulis Puisi pada Kelas V Sekolah Dasar di Desa Tempur.
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muria Kudus. Dosen Pembimbing (1) Dr. Murtono, M.Pd. (2) M.
Noor Ahsin, S.Pd., M.Pd.
Kata Kunci: Penguasaan Kosakata, Kemampuan Menulis Puisi.
Pada kurikulum 2013, kompetensi dasar membuat puisi pada kelas V Sekolah
Dasar dihilangkan. Sedangkan sastra sangat penting dipelajari oleh siswa agar dapat
melestarikan sastra Indonesia di kemudian hari. Hasil wawancara yang dilakukan
kepada siswa menyatakan bahwa mayoritas siswa masih kesulitan dalam membuat
puisi, yaitu kesulitan pada saat menuangkan ide pikirannya menjadi sebuah kata.
Sehingga masalah dalam penelitian ini adalah kepenguasaan kosakata yang kurang
mengakibatkan siswa kesulitan dalam menuangkan ide untuk membuat sebuah
puisi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penguasaan kosakata
terhadap kemampuan menulis puisi pada kelas V Sekolah Dasar.
Penguasaan kosakata adalah kemampuan seseorang dalam menuangkan
gagasannya dengan memanfaatkan kata baik secara lisan maupun tertulis.
Sedangkan kemampuan menulis puisi adalah kesanggupan seseorang dalam
mengekspresikan pikiran dan perasaannya melalui kata yang indah dan bermakna
secara tertulis.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yaitu Quasi
Experimental. Dengan menggunakan populasi dari kelas V MI Al-Anwar Tempur,
SDN 02 Tempur dan SDN 03 Tempur. Sedangkan sampel yang digunakan
merupakan populasi dari penelitian dengan jumlah 39 siswa, 20 siswa sebagai kelas
kontrol dan 19 siswa sebagai kelas eksperimen. teknik pengumpulan data yang
digunakan berupa wawancara, tes dan dokumentasi. Pengukuran instrumen
dilakukan dengan bantuan SPSS Statistic 21. Teknik analisis data menggunakan
statistik deskriptif, dengan uji hipotesis menggunakan Paired Sample T-Test.
iv
DAFTAR ISI
SAMPUL i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
ABSTRAK iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 6
1.3 Tujuan Penelitian 6
1.4 Manfaat Penelitian 6
1.5 Definisi Operasional 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA 9
2.1 Deskripsi Konseptual 9
2.1.1 Hakikat Pengaruh 9
2.1.2 Pengertian Kosakata 9
2.1.3 Penguasaan Kosakata 10
2.1.4 Pembentukan Kosakata 12
2.1.5 Pengembangan Kosakata 14
2.1.6 Kemampuan Menulis 15
2.1.7 Tujuan Menulis 16
2.1.8 Kemampuan Menulis Puisi 16
2.1.9 Ragam dan Unsur Puisi 17
2.1.10 Teknik Penulisan Puisi 20
2.1.11 Pembelajaran Blended Learning 22
2.2 Penelitian Relevan 23
2.3 Kerangka Berpikir 27
2.4 Hipotesis Penelitian 29
v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 30
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 30
3.2 Rancangan Penelitian 30
3.3 Populasi dan Sampel 31
3.4 Pengumpulan Data 32
3.5 Instrumen Penelitian 33
3.5.1 Variabel Penelitian 33
3.5.2 Jenis Instrumen dan Skala Pengukuran 34
3.5.3 Tahapan Pengembangan Instrumen 35
3.6 Teknik Analisis Data 40
DAFTAR PUSTAKA 43
LAMPIRAN 47
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Contoh Kata-kata Aktif dan Pasif 11
Tabel 2.2 Contoh Kata Konotasi 19
Tabel 2.3 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Relevan dengan Penenlitian
Peneliti 25
Tabel 3.1 Kisi-kisi Umum 35
Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Penguasaan Kosakata 35
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kemampuan Menulis Puisi 36
Tabel 3.4 Kriteria Istrumen Validitas Isi 37
Tabel 3.5 Skor Uji Validitas Isi 38
Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Korelasi 39
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir 28
Gambar 3.1 Nonequivalent Control Group 31
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Kegiatan 47
Lampiran 2 Daftar Nama Siswa 49
Lampiran 3 Lembar Wawancara 51
Lampiran 4 Soal Pretest 56
Lampiran 5 Kunci Jawaban 63
Lampiran 6 Uji Validitas Isi 64
Lampiran 7 Uji Validitas Kontruksi 67
Lampiran 8 Uji Reabilitas 68
Lampiran 9 Modul 69
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah kebutuhan pembelajaran pengetahuan dan keterampilan
melalui pengajaran yang wajib dilakukan untuk mencerdaskan kehidupan suatu
bangsa. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 6 tahun 2019
pasal (1) menyatakan bahwa “satuan pendidikan adalah kelompok layanan
pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal dan
informal pada setiap jenjang pendidikan.” Pendidikan formal di Indonesia biasanya
dibagi atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Satuan
pendidikan formal dalam sekolah dasar memuat pembelajaran yang berupa
pengetahuan umum, pengetahuan agama dan olahraga. Salah satu pembelajaran
pengetahuan umum yang sering diremehkan oleh siswa maupun guru adalah
Bahasa Indonesia.
Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memuat
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta memuat sastra Indonesia.
Gani dkk. (2018:1) menyatakan bahwa sastra adalah pencerminan komunikasi
budaya dalam masyarakat berisi pesan kemanusiaan yang bersifat umum. Dalam
Peraturan Pemerintah nomor 57 tahun 2014 pada pasal (1) menyatakan bahwa
“Sastra Indonesia adalah karya kreatif yang berisi pemikiran, pengalaman dan
penghayatan atas kehidupan yang diungkap secara estetis dalam Bahasa Indonesia,
tinjauan kritis atas karya sastra dalam Bahasa Indonesia, atau tinjauan kritis atas
karya sastra Indonesia.” Sedangkan tujuan diadakannya pembelajaran Bahasa
Indonesia di sekolah adalah agar siswa mampu menghargai dan memahami bahasa
dan sastra Indonesia baik makna, fungsi, maupun penggunaan bahasa yang tepat.
Sastra Indonesia mempunyai beberapa jenis yaitu novel, puisi, cerita
pendek, drama, roman dan prosa. Novel merupakan karya prosa yang menceritakan
kisah hidup seseorang. Puisi merupakan karya sastra yang bentuknya terikat. Cerita
pendek merupakan karya prosa yang menceritakan tentang seorang tokoh dengan
2
singkat. Drama merupakan karya sastra yang menggambarkan tokoh dalam bentuk
gerak. Roman merupakan sastra prosa yang menggambarkan watak tokoh dalam
cerita. Sedangkan prosa adalah karya sastra yang bentuknya bebas namun terikat.
Salah satu sastra Indonesia yang masih dianggap sukar oleh siswa yaitu pada puisi.
Sulkifli dkk (2016) menyatakan bahwa puisi adalah bahasa perasaan yang
mengandung arti mendalam dalam sebuah kata. Puisi merupakan salah satu bentuk
karya sastra dibuat oleh seseorang yang memiliki makna dalam syairnya serta
memiliki irama dalam pengucapannya. Puisi sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu
puisi lama dan puisi baru. Dalam membuat puisi yang benar harus memperhatikan
yaitu pemilihan kata (diksi), bait, irama, rima, dan larik (baris).
Sulkifli dkk (2016) juga menyatakan bahwa menulis merupakan proses
menuangkan ide menjadi tulisan yang bermakna. Kemampuan menulis merupakan
kemampuan dasar yang diajarkan dalam dunia pendidikan. Kemampuan menulis
puisi adalah suatu kemampuan dimana seseorang mengutarakan perasaannya
melalui tulisan berbait yang memiliki irama dan rima dalam pelafalannya. Kosakata
yang digunakan untuk menulis puisi tidak boleh sembarangan, biasanya penyair
menulis puisi menggunakan kata yang menggandung makna. Kosakata dalam
KBBI mempunyai arti perbendaharaan kata, sedangkan dalam Firman dkk (2019)
menyatakan bahwa kosakata adalah kumpulan kata yang dimiliki oleh seseorang.
Kosakata menurut Narigiyantoro (2001: 213) merupakan kekayaan kata yang
dimiliki individu. Sedangkan menurut Kridalaksana (1982: 98) kosakata diartikan
sebagai bagian dari bahasa yang digunakan untuk menyampaikan informasi dan
pemakaian kata dalam bahasa. Menurut Dowdowski (1982: 1454) menyatakan
bahwa kosakata adalah keseluruhan kata baik aktif maupun pasif yang terdapat
dalam suatu bahasa. Sehingga dapat diartikan bahwa kosakata adalah banyaknya
kata yang dimiliki oleh individu.
Peneliti mengambil populasi dari kelas V sekolah dasar dengan rata-rata
umur 10-11 tahun. Pada kelas V sekolah dasar siswa sudah mempunyai kosakata
yang relevan banyak. Kosakata yang dimiliki siswa kelas V sudah mencapai ribuan
kata. Dalam Tarigan (2015) pada umur 7-11 tahun perkembangan berpikir siswa
telah mencapai pada konsep-konsep abstrak dan potensial sedangkan dalam
3
perkembangan bahasa telah mencapai kompetensi penuh. Sehingga peneliti ingin
membuktikan bahwa kemampuan menulis puisi pada siswa kelas V cenderung
sudah baik dengan penguasaan kosakata yang dimilikinya.
Dari hasil wawancara kepada kepala sekolah bapak Supaat S.Pd pada
tanggal 10 september 2020, penguasaan kosakata siswa sudah diajarkan sejak awal
pembelajaran dengan diadakannya kegiatan literasi membaca dari pihak sekolah.
Berkaitan dengan adanya Penumbuhan Budi Pekerti yang dicantumkan dalam
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 23 tahun 2015 sehingga
menteri pendidikan dan kebudayaan mengharuskan sekolah untuk mengadakan
kegiatan literasi sekolah. Kegiatan literasi sekolah merupakan gerakan sosial
dengan memadukan beberapa kegiatan dasar seperti membaca, menulis, menyimak
dan mendengarkan. Saptarengga (2014) berargumentasi bahwa literasi adalah
kemampuan berpikir manusia dalam mengucapkan kata dengan jelas segala
kejadian dalam tulisan. Kegiatan literasi dilakukan kurang lebih 15 menit diawal
pembelajaran. Tujuan diadakannya kegiatan literasi membaca untuk menambah
penguasaan kosakata siswa dalam Bahasa Indonesia dan menjadikan kebiasaan
membaca untuk meningkatkan pengetahuan siswa. Tetapi pada masa pandemi
covid-19 pembelajaran literasi tidak dilaksanakan. Dampak yang terjadi akibat
tidak dilaksanakan literasi membaca yaitu siswa menjadi malas untuk membaca dan
menjadikan kosakata siswa cenderung lebih menurun.
Pembelajaran di sekolah dasar selama pandemi covid-19 dilakukan secara
daring. Pada kelas tinggi pembelajaran dilakukan melalui tatap muka dan aplikasi
di handphone seperti whatsapp, google classroom, dan aplikasi belajar lainnya.
Sedangkan pada pembelajaran di kelas rendah pembelajaran dilakukan dengan
menggunakan sistem belajar kelompok, dimana pembelajaran dilakukan dengan
berkumpul di salah satu rumah siswa dan pembelajaran hanya dilakukan selama
kurang lebih satu jam. Kelas rendah menggunakan pembelajaran daring hanya
untuk pembagian tugas saja. Dikarenakan tidak semua orangtua siswa mempunyai
handphone, sehingga pembelajaran dilakukan dengan kelompok belajar.
Dalam pembelajaran daring, kendala yang dirasakan pihak sekolah yaitu
pembelajaran tidak bisa secara optimal karena waktu pembelajaran hanya dilakukan
4
selama satu hingga dua jam saja. Pembelajaran membuat siswa jenuh dan bosan,
tidak adanya sinyal di desa Tempur, serta pembelajaran yang dilakukan kurang
sesuai dengan anjuran pemerintah dikarenakan pembelajaran masih dilakukan
secara luring.
Dari hasil wawancara dengan bapak Sudiro S.Pd guru kelas V di SD N 02
Tempur pada tanggal 10 September 2020, pada kelas V sekolah dasar di desa
Tempur dalam masa pandemi covid-19 penguasaan kosakata yang dimiliki siswa
rata-rata cukup baik. Kosakata siswa dapat dilihat dari bagaimana mereka
menjawab pertanyaan baik lisan maupun tertulis. Dalam menjawab pertanyaan
siswa masih berdominan dengan jawaban yang singkat. Dari keseluruhan siswa
kelas V sekolah dasar, terdapat beberapa siswa yang kurang aktif dalam melakukan
interaksi sosial dalam hal menjawab pertanyaan atau mengajukan pendapat baik
dengan guru maupun dengan teman sebaya. Sehingga dalam menjawab pertanyaan
terdapat perbedaan jawaban antara siswa yang aktif dengan siswa yang pendiam.
Adanya ketidaksesuaian jawaban dengan soal bagi siswa yang pendiam
membuktikan bahwa penguasaan kosakata siswa yang kurang aktif lebih rendah
dibandingkan dengan siswa yang aktif.
Sedangkan dalam wawancara dengan siswa kelas V, siswa menyatakan
bahwa dalam membuat puisi siswa masih kesulitan. Siswa dalam membuat puisi
harus mempunyai referensi terlebih dahulu untuk memudahkannya menulis puisi.
Siswa kesulitan dalam merancang ide dan menuangkannya ke dalam bait puisi.
Dalam hal ini siswa harus mencari buku tentang puisi dan mencari puisi dari
internet. Dari seluruh siswa kelas V terdapat beberapa siswa yang telah berhasil
membuat puisi sesuai dengan indikator puisi. Indikator puisi antara lain yaitu,
kesesuaian judul dengan isi, diksi atau pemilihan kata dan pencitraan atau
penggunaan majas. Siswa yang berhasil membuat puisi sesuai indikator adalah
siswa yang sering membaca buku dengan kosakata yang lebih banyak dibandingkan
dengan siswa yang kurang membaca buku. Siswa yang memiliki kosakata
cenderung lebih sedikit mengakibatkan kesulitan menentukan diksi dalam menulis
puisi.
5
Penguasaan kosakata berkaitan erat dengan kemampuan menulis puisi.
Dalam kemampuan menulis puisi seseorang harus menggunakan kata yang
bermakna, sehingga dalam pemilihan kata atau diksi seseorang harus memahami
kata-kata tersirat. Kata tersirat dalam KBBI adalah tersimpul; terkandung; atau
tersembunyi. Hal ini menyebabkan seseorang harus mengetahui kosakata yang
cenderung banyak agar dapat memudahkannya dalam menulis puisi. Seperti halnya
para penyair menggunakan kata tersirat dalam membuat puisi agar menciptakan
puisi yang indah dan bermakna.
Dalam penelitian Diana Saraswati R. yang berjudul “Hubungan Antara
Penguasaan Kosakata dan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas III SDN Gugus
Ki Hajar Dewantoro Kota Semarang”, menggunakan jenis penelitian korelasi dan
sampel sebanyak 90 siswa dengan teknik tes. Hasil dari penelitian adalah
penguasaan kosakata siswa memperoleh skor rata-rata 69 dengan kategori baik, dan
keterampilan menulis puisi rata-rata skor 68,6 dengan kategori baik, sehingga dapat
disimpulkan bahwa adanya hubungan antara penguasaan kosakata siswa dengan
keterampilan menulis puisi di kelas III SDN Gugus Ki Hajar Dewantara dengan
signifikasi korelasi sebesar 0,498.
Sedangkan dalam penelitian Siti A’isah yang berjudul “Hubungan
Penguasaan Kosakata dengan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas V SD
Negeri Se-Gugus Setya Secang Kabupaten Magelang”, menggunakan jenis
penelitian korelasi, teknik sampel rumus slovin dengan error sampling 5% dan
pengumpulan data dengan teknik tes. Hasil dari penelitian adalah hubungan kedua
variabel bersifat positif dimana hasil perhitungan teknik korelasi product moment
yaitu 0,729 dan jumlah N = 112 dengan taraf signifikan 5% yaitu 0,186. Hasil rhitung
lebih besar daripada rtabel yang artinya terdapat hubungan penguasaan kosakata
dengan keterampilan menulis puisi siswa kelas V SD Negeri Se-Gugus Setya
Secang kabupaten Magelang.
Dalam penelitian Damaris Simbolon yang berjudul “Hubungan Penguasaan
Kosakata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas V SDN 104204
Sambirejo Timur Tahun Ajaran 2017/2018”, penelitian menggunakan jenis
penelitian korelasi dengan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan yaitu
6
tes, dengan tes validitas untuk penguasaan kosakata menggunakan analisis product
moment soal sebanyak 30 butir dimana 25 soal dinyatakan valid sedangkan 5 soal
dinyatakan tidak valid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan
penguasaan kosakata siswa yaitu 71,68 dan rata-rata kemampuan menulis puisi
siwa yaitu 78,2. Dari data tersebut Rxy atau rhitung mendapatkan nilai sebesar 0,797
dengan taraf signifikan 0,05 dan N = 48. Sehingga diperoleh hasil bahwa Rxy >
rtabel (0,797 > 0,284). Dari hasil tersebut dapat dihitung nilai domisili dari Rxy
dengan rumus r2x100% sebesar 63,52%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
63,52% kemampuan menulis puisi dipengaruhi oleh penguasaan kosakata siswa
sedangkan 36,48% dipengaruhi oleh faktor lain.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian lebih mendalam tentang Pengaruh Penguasaan Kosakata Siswa Terhadap
Kemampuan Menulis Puisi pada Kelas V Sekolah Dasar di Desa Tempur. Dengan
harapan adanya pengaruh penguasaan kosakata siswa terhadap kemampuan
menulis puisi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Seberapa banyak kosakata yang dikuasai oleh siswa kelas V sekolah dasar
di desa Tempur?
2. Seberapa besar pengaruh penguasaan kosakata siswa dalam kemampuan
menulis puisi siswa kelas V sekolah dasar di desa Tempur?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Menemukan seberapa banyak kosakata yang dikuasai oleh siswa kelas V
sekolah dasar di desa Tempur.
2. Menemukan pengaruh penguasaan kosakata siswa dalam kemampuan
menulis puisi siswa kelas V sekolah dasar di desa Tempur.
1.4 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis dan praktis kepada pihak yang bersangkutan.
7
1.4.1 Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini diharapkan dapat penambah wawasan dalam melakukan
penelitian yang sama yaitu penguasaan kosakata dan kemampuan
menulis puisi.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi ilmiah dalam bidang
pendidikan.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Siswa
a. Dapat menjadikan siswa lebih mengenal ragam kosakata Bahasa
Indonesia dengan benar.
b. Meningkatkan pemahaman kosakata Bahasa Indonesia siswa.
c. Menyadarkan siswa bahwa pentingnya mempelajari kosakata
Bahasa Indonesia baik lisan maupun tulisan.
2. Bagi Guru
a. Sebagai informasi bagi guru bahwa pentingnya pembelajaran
kosakata Bahasa Indonesia kepada siswa.
b. Sebagai motivasi agar guru memberikan pengajaran kosakata baik
secara lisan maupun tertulis.
c. Sebagai motivasi guru mengajak siswa untuk membaca buku agar
menambah kosakata Bahasa Indonesia siswa.
3. Bagi Sekolah
a. Memberikan masukan kepada sekolah agar menyediakan
perpustakaan sehingga siswa dapat membaca buku untuk
menambah keragaman kosakata siswa.
4. Bagi Peneliti
Dalam penelitian ini diharapkan peneliti sebagai calon guru SD dapat
memahami bahwa penguasaan kosakata bagi siswa itu penting. Hal ini
meningkatkan semangat peneliti untuk meneliti penguasaan kosakata yang
dimiliki oleh siswa. Kosakata yang didapatkan oleh siswa tidak hanya
8
sebagai komunikasi lisan maupun tertulis, tetapi juga menciptakan minat
dan kreasi siswa dalam membuat sebuah karya.
1.5 Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang keliru dari pembaca dalam memahami
maksud yang terkandung dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Penguasaan
Kosakata Siswa Terhadap Kemampuan Menulis Puisi pada Siswa Kelas V Sekolah
Dasar di Desa Tempur”, maka peneliti akan memberikan batasan pengertian
sebagai berikut:
1. Penguasaan Kosakata
Penguasaan kosakata yang dimaksud oleh peneliti adalah kemampuan
siswa sekolah dasar dalam memahami dan mengungkapkan kata baik secara
lisan maupun tertulis. Kosakata yang dimiliki seseorang berfungsi untuk
memudahkan seseorang mengutarakan isi pikiran atau gagasan yang
dimilikinya sebagai alat komunikasi.
2. Kemampuan Menulis Puisi
Kemampuan menulis puisi yang dimaksud oleh peneliti adalah
kemampuan siswa sekolah dasar dalam menuangkan ide dan perasaannya
melalui tulisan yang berbentuk bait dan memiliki irama dalam pelafalannya.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka dalam penelitian ini memuat beberapa hal pokok yaitu
deskripsi konseptual, penelitian relevan, kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.
Deskripsi konseptual meliputi hakikat pengaruh, pengertian kosakata, penguasaan
kosakata, pembentukan kosakata, pengembangan kosakata, kemampuan menulis,
tujuan menulis, kemampuan menulis puisi, ragam dan unsur puisi, teknik penulisan
puisi, dan pembelajaran Blended Learning.
2.1 Deskripsi Konseptual
2.1.1 Hakikat Pengaruh
Pengaruh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti sesuatu
(orang, benda) yang menimbulkan kekuatan dan berperan dalam membentuk watak,
kepercayaan atau perbuatan seseorang. Menurut WJS. Poerwardaminta dalam
(Pratiwi, 2018) pengaruh merupakan seusatu yang dapat muncul karena adanya
daya. Dalam Roykhanah (2018) pengaruh merupakan seseorang atau benda yang
mengakibatkan timbulnya sesuatu yang mengakibatkan adanya perubahan di
sekitarnya. Sedangkan menurut Arifannisa dkk (2017) pengaruh adalah sesuatu
yang mempunyai daya untuk mengubah sesuatu yang lain. Dari pengertian diatas
dapat disimpulkan bahwa pengaruh adalah suatu kekuatan yang berperan terhadap
sesuatu baik itu benda, makhluk hidup maupun sesuatu yang ada di alam. Pengaruh
dalam penelitian ini merujuk pada penguasaan kosakata dalam kemampuan menulis
puisi.
2.1.2 Pengertian Kosakata
Kosakata berkaitan erat dengan bahasa, kosakata memudahkan seseorang
dalam berbicara maupun memahami pembicaraan orang lain. Pada saat usia anak
memasuki dunia pendidikan kosakata yang dimiliki oleh anak telah mencapai
ribuan kata. Kosakata dalam KBBI adalah perbendaharaan kata atau banyaknya
kata yang dimiliki. Dalam Wikipedia kosakata adalah kumpulan kata yang dimiliki
10
seseorang yang merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu. Sebagaimana
dikemukakan dalam Jana (2015) bahwa kosakata adalah dasar dari setiap bahasa
yang digunakan untuk mengungkapkan ide, keinginan, harapan, baik secara lisan
maupun tertulis. Dalam Munirah dkk (2016) kosakata merupakan keseluruhan kata
yang dimiliki oleh suatu bahasa baik lisan maupun tertulis. Kosakata dasar (basic
vocabulary) adalah kata-kata yang tidak mengalami perubahan atau sedikit sekali
berubah yang kemungkinannya diambil dari bahasa lain. Kosakata dasar terdiri atas
istilah kekerabatan, nama-nama anggota tubuh, kata ganti dan penunjuk, kata
bilangan pokok, kata kerja pokok, kata keadaan pokok, dan benda-benda umum
(Tarigan, 2015:3).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kosakata adalah
kumpulan kata untuk menyampaikan gagasan atau ide baik secara lisan maupun
tertulis yang dimiliki oleh seseorang. Kosakata merupakan dasar dari suatu bahasa
yang digunakan untuk menyusun kalimat.
Kosakata dalam dunia pendidikan sangat diperlukan siswa untuk
meningkatkan ragam bahasanya. Menurut Susanti (2016) tingkat pendidikan atau
intelejensi seseorang dapat dilihat dari penguasan kosakata yang dimilikinya.
Sedangkan Ramliyana (2016) menyatakan bahwa kosakata yang dimiliki oleh
seseorang dapat bertambah seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
usia, menurutnya kosakata adalah kata yang terdapat pada suatu bahasa yang
dimiliki oleh seseorang dan dipakai dalam dunia ilmu pengetahuan. Kosakata dapat
meningkatkan pemahaman siswa dalam melakukan pembelajaran, sehingga guru
sebagai fasilitator harus mengembangkan kosakata yang dimiliki siswanya, salah
satunya dengan cara memberikan bacaan.
2.1.3 Penguasaan Kosakata
Kosakata yang dimiliki oleh seseorang berbeda-beda, penguasaan kosakata
dapat dilihat dari penggunaan kata yang digunakan saat berbicara. Menurut Farida
dkk (2019) menyatakan bahwa mempelajari kosakata sangatlah penting karena jika
seseorang tidak bisa memahami kosakata, maka seseorang akan kesulitan dalam
aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Menurut Fajriah (2015)
11
penguasaan kosakata adalah kemampuan seseorang menggunakan dan
memanfaatkan kata dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial. Sedangkan Bakri
(2019) menyatakan bahwa penguasaan kosakata adalah kemampuan dalam
menguasai sejumlah kosakata yang dikuasai seseorang untuk digunakan dengan
tepat, baik secara pasif-reseptif maupun secara produktif-aktif. Adhani (2017:3)
menyatakan bahwa kosakata aktif adalah kosakata yang sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari baik dalam berbicara maupun menulis contohnya pada surat
kabar, majalah dan buku, sedangkan kosakata pasif adalah kosakata yang jarang
diketahui orang bahkan tidak pernah digunakan dalam kehidupan sehari-hari
contohnya pada buku sastra atau teks kuno. Menurut Djiwandono dalam (Firman,
2019) menyatakan bahwa penguasaan kosakata pasif-perseptif merupakan
pemahaman kata yang memiliki makna khusus dan hanya diketahui oleh sebagian
orang tetapi tidak dapat digunakan secara wajar, sedangkan penguasaan kosakata
aktif-produktif adalah pemahaman kata yang maknanya bersifat universal dan
digunakan secara wajar.
Berikut ini contoh kata-kata aktif dan pasif.
Tabel 2.1 contoh kata-kata aktif dan pasif
No Kata Aktif Kata Pasif
1 Akhir Purna
2 Anak Rini
3 Angin Bayu, Pawana
4 Awal Purba, Purwa
5 Malam Ratri
6 Ilmu Widya
7 Kasih Asih
8 Menang Jaya
12
9 Bulan Candra
10 Duduk Bersemayam
11 Bagus Elok
12 Berkata Bertitah
13 Gunung Ardi
14 Muka Durja
15 Sambil Seraya
Sumber: diadaptasi dari Agnes, A. (2017). Kosakata Bahasa Indonesia. Yogyakarta:
Textium.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata
adalah kemampuan seseorang memanfaatkan kata dalam menuangkan ide dan
gagasannya baik secara lisan maupun tulisan. Kosakata dibagi menjadi dua yaitu
kosakata aktif dan pasif. Penguasaan kosakata dapat dilakukan dengan cara
membaca, mendengar maupun menyimak.
2.1.4 Pembentukan Kosakata
Dalam Adhani (2017:9) menurut wujudnya kosakata terdiri dari beragam
bentuk yaitu kata dasar, kata turunan, bentuk ulang, gabungan kata serta singkatan
dan akronim.
a. Kata Dasar
Kata dasar merupakan kata yang belum terdapat imbuhan kata, biasanya terdiri
dari satu kata seperti makan, minum, pintar, belajar, mandi, tidur dan lain
sebagainya.
b. Kata Turunan
Kata turunan adalah kata yang mendapatkan imbuhan seperti ber-, ter-, -an, -
kan pem-an, ber-kan, dan lain-lain. Contohnya yaitu bermain, terduga, makanan,
berikan, pembuatan, berdasarkan dan lain sebagainya.
13
c. Bentuk Ulang
Bentuk ulang adalah hasil kaya yang diucapkan secara berulang biasanya
mempunyai arti jumlah yang banyak seperti pada kata anak maka kata tersebut
menunjukkan satu anak sedangkan pada kata anak-anak menunjukkan bahwa
terdapat beberapa anak atau lebih dari satu anak.
d. Gabungan Kata
Gabungan kata adalah dua kata yag memiliki arti berbeda ketika digabungkan
akan mendapatkan arti baru contohnya yaitu orangtua, kacamata, matahari dan lain
sebagainya.
e. Singkatan dan akronim
Singkatan adalah satu atau beberapa huruf yang digunakan dalam tulisan dan
memiliki arti.
1. Singkatan nama orang, gelar, sapaan atau jabatan misalkan A.H. Ubaidillah
(Ahmad Hasan Ubaidillah), Prof. Dr. Listyani (Profesor Doktor Listyani),
Bpk (Bapak).
2. Singkatan resmi lembaga pemerintah, organisasi, serta nama dokumen