PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA TERHADAP MINAT SISWA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA (Studi Eksperimen Madrasah Ibtida'iyah Taufiqul Athfal Ciseeng - Bogar) Oleh: O. Ropiudin NIM : 503016029901 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Unntuk memenuhi syarat - syarat mencapai gelar
Sarjana Pendidikan Matematika
Oleh:
O. RopiudinNIM : 503016029901
Dibawah Bimbingan
~Dra. Afidah Mas'ud
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMA11KA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1428 H 12007 M
LEMBARPENGESAHAN
Skripsi berjudul "Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Terhadap Minat Siswadalam Pelajaran Matematika" diajukan kepada Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan(FITK) UIN Syaruf Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam UjianMunaqasyah pada 05 Oktober 2007 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulisberhak memperoleh gelar Saljana Sl (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Matematika.
Jakarta, April 2008Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua Panitia(Ketua Jurusall/Prodi)
Maifalinda Fatra, M.PdNIP.: 150277 129
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)
Otong Suhyanto, M.SiNIP.: 150293239
Pengunji I
Maifalinda Fatra, M.PdNIP.: 150277 129
Penguji II
Tita Khalis Maryati, S.Si, M.KomNIP.: 150293238
Tallggal
J. >; . :;leo a
J../?!;coo'b
MengetahuiDekall
,SI
syada, MA231356
Aa da! angan
tJ~. •... .•• :•....1' .••••......
!
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda langan di bawah ini :
Nama
NIM
Jurusan 1Semester
Angkatan Tahun
AI8mal
: O. Ropiudill
: 503016029901
: Pencliclikan Malemalika IIX
: 2003/2006
: Kp. Selu RT 02/0 I Parigi Mekar Kee. Ciseeng
Kab. Bogor 16330
Menyalakan dellgan sesungguhnya, bahwa skripsi yang berjudlli "PENGARUII
PENGGUNAAN ALAT l'ERAGA TERHADAP MINAT SISWA DALAM
PELAJARAN MATEMATIKA" adalah benar hasil karya sendiri di bawah
bimbingan:
Nama
NIP
Dosen .1urusan
Alamat
: Dra. Afidah Mas'ud
: 150228775
: Pelldidikan Matemalika
: Taman Kedaung .11. Melali Pamulang
Demikiall snrat [lernyalaall illi saya buat dengan seseungguhnya dan saya Slap
menerima segala konsekuellsi apabila ternayala skripsi ini buakan hasil karya selldiri.
Jakarta, 02 {"lei 200S
ABSTRAK
O. Ropiudin, Pengarull Pellggullaan Alat Peraga Terlladap Minat Siswa Dalam
Pelajarall Matematika. Skripsi, Jurusan Pendidilmn Matematika, Fakultas Hum
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Nege.-i Syarif Hidayatullah Jakarta,
April 2008.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan latar belakang masalah yaitu adanya
sebuah tuntutan terhadap komptensi pembelajaran yang dilatarbelakangi oleh
10.Tabcl Bantu mcncari Mcan, Mcdian, dan Modus............................ 76
II.Pcrhitungan Mcncari Distribusi Frckucnsi Kelompok Kontrol .......... 7<)
12.Uji Normalitas Dcngan Uji LiJicfors 82
13. Ujji Homogcnitas 85
14. Skor Minat Kclompokn Ekspcrimcn dan Kontrol 87
BABI
PI~NDAHULUAN
A. Latar Bclakang Masalah
Pendidikan mempunyal peranan sangat penting dalam kerangka
pembangunan Nasional di segala bidang, terutama menyiapkan sumber daya
manusia yang berkualitas dan mampu berkompetisi khususnya bagi generasi
muda yang akan menjalankan dan meneruskan rada pembangunan nasional.
Selain itu melalui pendidikan manusia memeroleh ilmu pengetahuan yang dapat
di jadikan tuntunan dalam kehidupannya, dan dengan ilmu pengetahuan manusia
memperoleh kebahagiaan di dunia dan akherat.
Sebagaimana sabda Rasulallah SAW;
Artinya;
"Barang siapa yang mengehendaki kebahagiaan di dunia, hendaknya denganilmu. Dan barang siapa yang menghendaki kebahagiaan diakheral,hendaknya ia memiliki ilmu. Dan bw'ang siapa yang men¥hendaki kedua duanya, maka iapun harus berilmu." (HR. Bukhori Muslim)
Tujuan pendidikan pada ul11ul11nya ialah I11cnyediakan lingkungan yang
I11cl11ungkinkan anak didik mcngel11bangkan diJinya dan fungsi sepenuhnya
sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan l11asyarakat.
I H. Sukarno. Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam. Bandllng : Angkasa, 1985. hal 54
fl. "}
2
Mengingat sangat pentingnya bagi masa depan, maIm pendidikan hams
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya sehingga memperoleh hasil yang di
harapkan, untuk melaksanakan pendidikan harus dimulai dengan pengadaan
tenaga pendidik yang sesuai dengan apa yang di hadapinya dan diikuti dengan
upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan itu sendiri, sehingga tujuan
pendidikan yang dapat merubah manusia atau masyarakat yang kurang baik
menjadi baik dan seterusnya, akan tercapai. Peningkatan mutu ini dapat dilakukan
secm'a kofrehenshif; baik secara personil, social, maupun proposional hams benar
- benar di pikirkan, karena pada dasarnya guru sebagai tenaga kependidikan
mcrupakan tenaga lapangan yang langsung melaksanakan kepndidikan dan
sebagai ujung tombak keberhasilan kependidikan.
Tentang tersebut diatas tercermin dalam tujuan pendidikan nsional yang
berbunyi :
"Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan kemmnpuan dan membentukwatak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalmn rangka mencerdaskankehidupan bangsa, dan bertujuan juga untuk berkembangnya potensi pesertadidik agar menjadi manusia yang bel'iman dan bertaqwa kepada Tuhan YangMaha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mmldiri, dan
. d' N d k' b . b" ImenJa 1 warga egara yang emo ratls serta ertanggungJawa .
Untllk tercapainya tujuan pendidikan, perlu adanya sinergi antara guru
sebagai pemberi materi dan siswa sebagai penerima materi pelajaran. Selain itu
pendidikan akan tercapai melailli aspek pendidikan, antara lain aspek kecerdasan
yang di dn1amnya terdnpat matematika. Hampir disetiap jenjang pendidikan
I }-l[l,di Setia Tunggal, Undang-undang Sis/elll Pendidikan Nasional, (Jakarta: Hm"vindo, 2000
,)
malemalika di ajarkan, karena malemalika sangal berguna dalam kehidupan
sehari - hari unluk mcmecahkan pcrsoalan yang di hadapi oleh manusia, baik
masa kini maplln masa yang akan dalang. Seperli yang eli kemukakan olch
Ruseflcndi yailu "kita harus menyadaroi bahwa matematika ilu penting baik
sebagai alat l3'Ultll, sebagai ilmu, sebagai pembimbing dalam kehidupan sehari -
hari, telah menujukan hasil nyata, seperti dasar bagi desain ilmu leknik,
perhitungan untuk antariksa".1
Pendidikan matematika pada tingkat SD/MI , memegang peranan penting sebagai
dasar penguasaan materi matemalika pada jenjang berikulnya , karena apabila
kemampuan dasar matemalikanya tidak kuat akan lerus terbawa hingga jenjang
berikutnya. Matemalika yang diajarkan secara garis besar mancakup 3 (liga)
cabang, yailu : Arilemalika, aljabar, dan geomelri. Menurut Dali S Naga,
arilmatika atau berhitung adalah cabang matematika yang berkenan dengan Sinll
hllbungan bilangan-bilangan nyata dengan perhilungan terulama menyangklll
penjumlahan, pengurangan , perkalian dan pembagian. Empat kemampuan daar
lersebut belum dikua~ai akan sulit untllk mempelajari bagian -- bagian yang lain,
karena lidak akan terlepas dari empat hal tersebut. Materi matematika
membutllhka.l daya ingat dan claya nalar yang cukllp. Oleh kar-ena itu matemalika
clianggap sebagai mata pelajaran yang slilit, menaklltkan dan hanya siswa yang
berintelegensi yang tinggi yang bisa mempelajarinya.
I Jujun S. Suriasumantri, limit £la/am Pcrsepekl{/; Jakarta: Gramedia, 199~.
4
Maka ketika seorang guru kurang menguasai metode pernbelajaran yang
tepat, hal tersebut dapat menimbulkan kesulitan siswa dalam mengerti dan
memahami materi pembelajaran, yang nanti pada akhirnya akan menimbulkan
kejenuhan bagi siswa dalam peroses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Ruseffendi bahwa "matematika bagi a:lak-anak merupakan pelajaran
yang tidak disenangi".1
Setelah penulis melakukan observasi, ternyata dorongan siswa untuk
mempelujari matematika pada MI. Taufiqul Athfal tergolong rendah. Rendahnya
minat siswa belajar matematika dapat di lihat dari kurangnya semangat belajar
Aclapun factor renclahnya minat siswa untuk mempelajarai mata pelajaran
matematika yang dapat penulis ungkap adalah sebagai berikut :
l. Kurang bersemangat ketika mata pelajaran matematika disajikan clidalam
kelas maupaun cliluar kelas
2. Lemahnya claya nalar siswa terhadap mata pelajaran matematika
3. Mata pelajaran matcmatika yang suI it dicerna oleh siswa lemah
4. Cara guru dalam menyampaikan materi yangkurang menarik clan
membosankan
5. Kurangnya alat peraga disajikan oleh guru clalam menyampaikan materi yang
perlu aclfmya bukti konkrit yang tidak bisa cligambarkan clengan tulisan
lET. Rl13efcndi, Dasar-DAsur Alatematika A40deren dan Komputel', (Bandung;: Tarsino,1999) h. 15
5
Dari beberapa kemungkinan tersbut diatas penulis mencoba untuk
melakukan observasi dan uji coba yaitu dengan pendektan pada cara pengajaran
yang menggunakan alat peraga. Untuk menerapkan matematika agar dapat
disenangi dan diminati oleh anak - anak usia SD/MI, memerlukan bcrbagai
macam cara penyampaiannya, baik metode maupun alat-alat /media peraganya.
Hal ini dikarenakan siswa SD/MI berada dalam tahap berpikir operasi konkrit.
Dalam teori perkembangan intelektual yang dikemukakan oleh Jean Piagct,
bahwa "Periode operasi konkrit adalah pada usia 7 - 12 tah\m,dalam periode ini
siswa berpikir logikanya didasarkan atas manipulasi fisik dariobjek-objek".'
Siswa SD/MI bcrada dalam tahap bel'pikir operasi konkrit dari konsep itu
Slswa akan merasa kesulitan dalam mempelajarinya, dan jika demikian
kemungkinan besal' akan mengakibatkan siswa tidak memiliki minat dan
keinginan untuk mepelajarinya konsep tersebut.Oleh karena itu di butuhkan
berbagai metode dan media dalam mempelajal'i konsep-konsep matematika.
Metode mengaj ar dapat digunakan oleh pengajal' matematika bel'gaJltung kepada
siapa yang belajar. Menurut Herman Hudojo metode mengajar matematika adalah
"suatu cara atau teknik mengajar matematika yang disusun secara sistematik dan
logik di tinjau darisegi hakekat matemtika dan segi psikologi".2 Sebagai seorang
guru hendaknya dapat menggunakan metode mengajar yang dapat daJll11engerti
serta memahami kekurangan dan kelebihan dari masing - masing metode
I Herman Hudojo, Mengejar Be/ajar Matematika (Jaka!"la: Depdikbud, (989) h. 462 ibid. h. 59 .,
6
pengJaran. Beberapa mengajar diantaranya adalah : metode ceramah, metodc
permianan, metode pemberian tugas, metode eksperimen, meotde ekspositori, dan
lain- lain.
Untuk mengatasi atau membantu anak agar tidak J11'~ngalami kejenuhan
dalam menghadapi pelajaran matematika, dengan menggunakan alat peraga
matematika akan membantu dan memotivasi Slswa untuk mempelajari
matematika dan dapat mengaktualisasikan dirinya seeara bebas.
Dalam hal yang telah dikemukakan tersebut diatas maka penulis tertarik untuk
menyusun skripsi ini dengan judul "Pengaruh Pellggullaall ALat Peraga
Terhadap Millat Siswa dalam Pelajaran Matematika (Studi Eksperimen di
Madrasah Ibtida'iyah Taufiqul Athfal)".
B. Identifikasi Masalah
B<;:rdasarkan latar belakang masalah diatas maka dikemukakan identifikasi
masalah sebagai berikut :
I. Kemampuanmatematika siswa kelas V (lima) Ml. Taufiqul Athfal rendah
2. Siswa kelas V (lima) Ml. Taufiqul Athfal belum dapat mengoprasikan
penjumlahan campuran dan pcmbagian
3. Kurang semangatnya siswa ketika mata pelajaran yang diajarkan
4. Pada peruses pembalajaran maatemtika siswa belum menggunakan alat peraga
yang menarik schingga menimbulkan kejeuuhan.
7
C. Pcmbatasan dan Pcrumusan Masalah
Dari urian pemilihan pokok masalah tersebut, maka perlu adanya
pembatasan ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas, agar pembalasannya
sesuai dan tidak menyimpang dalam penelitian ini masalah dibatasi pada :
1. Masalah yang di teliti clibatasi pacla pengaruh penggunaan alat perga clalam
pembelajaran matel11atika. Pengaruhnya dilihat clari pel'bedaan minat anak
terhaclap pelajaran l11atel11atika yang diajar dengan menggunakan alat peraga
dengan siswa yang diajar dengan metode ekspositori.
2. Siswa yang dil11aksud adalah siswa Madrasah Ibtida'iyah Taufiqul Athflll
kelas V di Ciseeng - Bogor.
3. Minat belajar adalah yang dil11aksud keinginan atau dorongan seseorang untuk
melakukan atau mengikuti kegiatan belajar matematika di sekolah.
4. Alat peraga yang dimaksud adalah alat atau media yang dapat menunjang
pemahal11an siswa pada suatu l11ateri setelah diberikan benda yang lebih
konkrit, seperti bentuk kubus, balok, slinder dan lain-lain.
Berdasarkan pembatasan l11asalah yang tclah diuraikan diatas maim penulis
menetapkan perul11usan masalah sebagai berikut : Apakah ada perbedaan yang
signiiikan anlara 3kor rata-rala minat siswa dalam belajar yang menggunakan alat
peraga dengan skor rata-rata minat siswa yang diajar tanpa menggunakan alat
peraga
8
D. Tujuan dan Manfaat l'cnclitian
1. Tujuan Pcnclitilm
Tujuan penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui apakah penggunaan alat peraga dapat mengakibatkan
munculnya minat atau bahkan menambalmya minat siswa terhadap mata
pelajaran matematika
b. Untuk mengetallUi prestasi dan kesan Slswa terhadap mata pelajaran
matematika dengan menggunakan alat peraga
2. Manfaat PCllclitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, bagi siswa
maupun guru.
a. Manfaat bagi siswa
I) Menumbuhkan motivasi dan minat belajar siswa terhadap mata
pelajaran matematika.
2) Basil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkall kematnpuan siswa
terhadap mata pel<~aran matematika.
b. Manfaat bagi guru
I) Dapat dijadikan aCLIan mengenai alat peraga untuk mmeningkatkan
minat siswa terhadap mata pelajar~U1 matematika.
2) Dapat mendorong guru bahwa dengan menggunalmn alat peraga,
kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan menyenangkan.
c. Manfaat bagi sekolah
I) Mengarahkan kepada para dewan guru, bahwa pelltingnya penggunaan
alat peraga s()bagai alat/bahan pengqjaran yang lebih efektif dan
I1lcngena pada apa yang diharapkan oleh materi tersebut
2) Mengupayakan agar sekolah menyediakan/mempasilitasi kebutuhan
guru dalam penggunaan ala! peraga guna penunjang pembelajaran
khususnya mata pelajaran matematika.
BABII
KERANGKA TEORI, KERANGKABERPIKIR
DAN I'ENGAJUAN iIrpofESIS
A. Bclajar Matcmatika dan Hasil Bclajllr
1. Pcngcrtilln BcllIjllr
Belajar merupakan suatu peroses yang selalu ada dalam kehidupan sehari
hari, baik c1isengaja maupun tidak di sengajamaka dari itu setiap 111anusia
diwajibkan untuk belajar. Belajar merupakan suatu peruses usaha yang dilakukan
individu unluk memperoleh suatu perubahan tingkah lakU yang baru seem'a
keseluruhan sebagai hasI pengalaman individu itu sencliri dalam interaksi c1engan
lingkungannya.'
Belajar merupakan peruses perubahan lingkah laku individl.l. Perubahan ini terjadi
-terus menerus dalam diri individu. Faktor - faktor yang l1:1enentukan tersebut
mllngkin leljadi karena pengetahuan, ketera1llpilan, sikap, keptibadian,pandangan
hidup, persepsi, norma-norma, motivasi dan atau gabungllI1daJ:i uns\lre-unsur itu.
Gagne mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan yang dapat diamati dari
lingkah laku orang, dan hirarki belajar terdiri dari kemampl.lan-kema1llpuan yang
di amati atall c1illkur.2 Di kalangan ahli psikologi terclapat keragal11an dalam cara
I 8lal11eto, Be/ajar dan Faktor-faktor yang Mempe/lgaruhinya, (JakaI1" : PT.l3ina Aksara,1999) Cet. 1h. 2
2 Sutrisrnan Murtadho, lv/oteri Pokok Pengajaran A4atematikaModull-12.(Jakarta.IJT,1987), Modul 2, h. 37
10
11
menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar (learning). Namun, baik secara
eksplisit maupun implicit terdapat kesamaan makna yaitu bahwa dalam definisi
maupun ,konsep belajar itu selalu menunjukan kepada suatu peruses perubahan
prilaku atau pribadi seseotang berdasrkan peraktek atau pengalaman tertentu.J
Seperti yang dikemukakan oleh Kimble, bahwa belajar merupakan perubahan
yang relative menetap dalam potensi tingkah laku yang terdapat terjadi sebagai
akbiat latihan dengan penguatan dan tida1< termasuk perubahan-perubahan
kematangan, kelelahan atau kerusakan pada susunan syaraf; atau dengan kata lain
bahwa belajar adalah mengetahui dan memahami sesuatu sehingga teljadi
perubahan dalam diri seseorang yang belajar.4
Senada dengan Kimble, Morgan berpendapat bahwabelajar adalah sikap
perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu
hasil dari latihan atau pengalanlan.5 Dan seperti yangdikernukakan oleh Crow
bahwa belajar adalah perubahan individu dalamkebiasaan, pengetahuan dan
sikap.6 Lebih luas lagi, be/ajar menurut aliran Progresivisme adalah hidup itu
sendiri. Artinya seseorang yang hidup diduniapasti mengalami rangkaian-
rangkaian situasi yang sudah tenlu lidak dapat eli hindarkan adanya interaksi
anlara individu, objek-objek dan kelompok-keJompok masyarakatJainnya.7 Ignas
3 Makmun AS, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2000), h. 21'Lisnawati Simal\juntak, Metode Mengajar Matematika, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), h. 385 Erman Suherman dan Karso, Interaksi Belajar Mengajar Matematika, ModuI4-6, (Jakarta:
UT, 1986), h. 236 Roestiyah N.K Didaktik Melodik, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), Cet.1V, h. 87 Parsono. Landasan Pendidikan Modull-12, (Jakarta: UT, (994), Cet n, Modu11, h. 18
12
Kleden mengalakan bahwa belajar adalah pada dasarnya memperaktekan sesuatu.
Dalam kehidupan sehari-hari, dapat di tujukan banyak hal yang
sebenarnya merupakan sualll gejala belajar, ketika seseorang berinteraksi dengan
lingkllngannya, dan mengalami perubahan tingkah laku dari yang tidak bisa
meT\jadi bisa, atau dari yang tidak tahu menjadi lahu, maka :;esUl1ggllhnya orang
lersebut sedang belajar. Seperti yang diungkapkan oleh Wingkel tentang belajar,
dapat clikatakan bahwa "belajar merllpakan suatu peruses psikis, yang
berlangsung clalam interaksi aklif, subyekdengan lingkungannya, nilai sikap yang
bersipat konstan dan menetap"Y
Mengenai teori belajar banyak ahli penclidikan yang mengemukakan penclapatnya.
Dibawah ini aclalah penclapal-penclapat mereka yang berhasil dihimpun :
1) WHo Burlom : "Belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri individu
berkat adanya interaksi antara individu clengan individu dan indivicln dengan
lingkungan sekitar".
2) W.S Winkel : "Belajar aclalah suatu aklifitas mental atau pisikis yang
berlangsllng dalam interaksi aktif clengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan pengelahllan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap, perubahan
ilu bersipal relative, kosntan dan berbekas".lo
8 Andrias Haretn, Menjadi A1all11sia Pembe/ajar,(JakaJ1a : Kompas Media Nusantara, 2000),Cet, IV, h.24
9 WS. Wingkel, Psik%gi I'endidikan dan Eva/llasi Be/ajar, (Jakarta: Gramedia, 1986), h. 1510 WS. Wingkel, I'sik%g/ I'engqjaran, (Jakarla : Gramedia, 1996) Cet. 4, , h. 36
13
3) Herman Hudoyo : "BeJajar merupakan kegiatah bagi setiap orang,
pengetahuan, keterampiJan, kebiasaan kegemarandan sikap seseorang
terbentuk, dilllodiJikasi dan berkelllbang disebabkan ihelajar. Karen:1 itu
seseorang dikatakan belajar bila dapat diasul11sikan dalam diri orang itu suatu
peruses kegiatan yang menyebabkan perubahan tingkah Jaku. 11
4) Lester D. Crow dan Alice Crow: "BeJajar adaJah perubahmlindividu daJam
kebiasaan, pengetahuan, dan sikap".12 defenisi ini dikatakan bahwa seseorang
baru dapat dikatakan belajar bila ada peruahan dari tidal< tahu nlenjadi tahu
dalam menguasai iJmu pengetahuan. Hal ini berarti beJajar merupakan suatu
proses dimana seseorang mengalmni pengaJaman edukatif shingga dari tidak
tahu menjadi tahu.
BeJajar dapat dikatakan sebagai suatllusaha ataukegiatall.·yang
Illengadakan perubahan tingkah Jaku, sikap, kebiasaan, iJmupengetahuan,
keterampilan dan sebagainya. 13
Dari pendapat cliatas maka dapat disimpuJkan bahwabelajar adaJah kegiatanatau
usaha untuk mencapai perubahan tingkah Jaku yang dilakukansecara sengaja
sehingga memperoleh hasil dari kegiatan tersebut.
II I-Ierman Hudojo, S'rolegi Behu'or dan Mengajar Malemtllika, (Malang: lKIPMalang,1990), Cet. 2, h. I
12 N.K. Rustiyah, Masalah-masalah lima Keguruan, (Jakarta: Bina Aksa"a, 1986), h.4 J
13 Drs. M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakmla : Rineka Cipta, 1997), Cet. I
14
2. Pcmbclajaran Matcmatika
a. Pcngcdian Pcmbclajaran Matcmatika
Menurut Gagne bahwa "pembelajaran sebagai seperangkat aeara peristiwa
eksternal yang diraneang untuk mendukung teljadinya beberapa peruses bealajar
yang sifatnya internal." Suatu pengertian yang hampir sal1la dikemukakan oleh
Correy bahwa "pel1lbelajaran adalah suatu peruses dimana lingkungan seseorang
seeara sengaja dikelola untuk l11el1lungkinkan ia turut serta dalam kondisi khusus
a.tau l11enghasQkan respon terhadap situasi tertentu."
Dari pengertian-pengertian yang telah dikemukakan dapat disampaikan bahwa
pel11belajaran adalah sualll peruses yang sengaja diraneang oleh pendidik dengan
tujuan untuk meneiptakan suasana lingkungan (kelas/sekolah) yang
mCl11ungkinkan siswa lllciakukan kegiatan belajar
b. Faktor-faktor yang Mcmpcngaruhi Bclajar Matcmatika,
Til1lbulnya l11asalah dalam belajar yang dialmhi siswa disebabkan oleh
banyak faktor dan sangat beragal11. Seeara garis besar dapat dikelolllpokan
lllenjadi dua bagian. yaitu Illktor yang berasal dari dalal11lJ1dividu siswa dan
faktor yang berasal dari luar diri siswa.
Menurut A. SUhaClll,!h Suparno (200 I). faktor-faktor yang berasal dari dalalll diri
siswa (faktor internal) yang bersipat psikologis, ada tujuh faktor, yaitu :14
1. Merasa sukar I11cnccrna karena materinya dianggap sulit
2. Kchilangan gairah belajar karena nilainya yang dipcrolch rendah
3. Kesulitan untuk n1cdisiplinkan diri dalam be1ajar
4. Tidak ada konsentrasi
5. Tidak cukup tckunl11cngcrjakan sesuatu, khususnya bclajar
6. Konsep diri renclah
7. Gangguan emosi
Scdangkan faktor-faktor clari luar diri siswa (faktor ekstcrnal), yaitu :
I. Kcaclaan sosial
2. Guru kurang mcnguasai matcd dan pcnclckatan pcmbclajaran
3. Tugas - tugas non akeclcl11ik yang tcrlalu banyak
4. Kurang dllkungan clari orang-orang clisckitar
5. Lingkllngan fisik
6. Kesulitan bclajar yang bersul11bcr dad Icmbaga pcnclidikan itu scndiri
7. Kcsulit;ll1 yang tCljadi cli masyarakat.
3. Pcngcrtian Matcmatika
Pelajaran matcmatika aclalah salah satu mata pclajaran yang mcmpclajari
len lang bilangan-bi langan clengan opcrasinya, dan clengan <menggunkanaturan
tertentu. l·lerl11an Hudojo mengatakan bahwa "Matematika berkcnaan dengan iclc-
16
idc atau konscp-konscp abstrak yang tcrsusun sccaI'a hirarki dan penlaranya
dedukatif,.15
Dalam kamus besar bahasa Indoncsia dikatakan bahwa "Matematika diartikan
scbagai ilmll tentang bilangan-bilangan hubungan antar bilangan dan prosedur
opcrsaional yang digunakan dalam menyelesaikan masalah mengenai bilangan-
1'1 .. ,(,)1 angan . Adapun Andi Hakim Nasution dalam bukunya "Landasan
Matematika" l11enuliskan sejarah matematikasebagai berikut :
':slilah matcl11atika berasal dari kata Yunani 'Mathein'. atau 'manthenein'yang artinya I11cmpelnjari. Mungkin juga kataitu erat Intbungannyadengankata sansekerta 'Medha' atau '\Vedya' yang artinya ialahkepimdaiiln,ketahuan atau intelegensi. Kata ilmu pasti timbul sebagai terjemahan kata'Wiskunde' clalam bahasa Belanda sewaktu panitia istilah bahasa Indone,iamulai bekelja dizaman pendudukan Jepang, besar sekali: kemungkinankata'Wis' tclah clitafsirkan sebagai 'Pasti' karena dalam bithasa Belarida adaungkapan 'wis zeker' memeang 'zeker' berarti'pasti' tet8pi 'wis'disinilbihdekat al1inya ke 'wis' dari 'wisdom' dan 'wissenchaft'yangdell1ikianerathubllnganya 'widya' . oleh karena itu 'wiskuncle'harus cliterjemahkansebagaillmu tentang belajar sesuai dengan arti 'mathein'padamatematika.Jadi istilahmatematika lebih tepat digunakan dari padailnmpasti.lniberarticlenganmenguasai matematika orang akan belajar mengatur jalan pemikiranyadansekaligus belajar menambah kepandainnyaol7
Dari sejarah pengenalan matematika tersebut jelaslah bahwapanclanganyang
menganggap matell1atika scbagai ilmu pasti akan telapi matelnatika adalahihnu
tentang logika mengemu bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep
berhubungan lainnya yang jumlahnya banyak. 18 Selain itu matematika
15 Herman Hudoyo, Siralegi Belajar Mengajar Malenwlika, (MaJang: 1KII' Malang,1990),h.
merupakan studi atau perkembangan hubungan, keajegan, struktur atau
pengorgamsasmn skel11ata mengenai ruang, waktu, bobol, substansi, luas.
geomteri, dan angka-angka.
Jadi matematika dapat diartikan sebagai berikut :
1) Suatu yang abstark
2) Suatu pola untuk berpikir
3) Suatu bahasa yang menggunakan istilah-istilah
4) Sualu alat untuk mel11bantu l11anusia l11emahami perl11asalahan yang ada.
4. Pendekatan Pembelajaran Matematika
Dalal11 pel11bclajaran l11atel11atika ada beberapa hal penting mengapa
l11atematika tersebut harus di ajarkan, seperti yang dikel11ukakan oleh Cornelius
clan Cockroft. Carnal ius l11engemukakan lima alas an perlunya belajar
l11atematika, karena matematika merupakan :
I) Sarana berlikir yang jelas dan logis
2) Sarana untuk l11cl11ccahkan l11asalah schari-hari
3) Sarana l11engcnal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalal11an
4) Sarana untuk l11engcl11bangkan kractiiitas clan
5) Sarana untuk I11cningkatkan kesadaran terhadap perkel11bangan, buclaya.I'i
25319 Mulyono Abdurrahmaa, Pendidiku/1liAnukyu/1g Kes/llil/ln Bel'!i",r, (Jakarta: 1996), h.
18
Menurut Cockroft, bllhwa matematikll perIn di lIjatkan kepadll siswa
kal'cha :
I) Selalu digunakan dalam segala hal
2) Semua bidang studi memerlukan keterampilan metamatika yang sesuai
3) Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat clan jelas
4) Dapat di gunakan untuk menyajikan informasi clalam berbagai cara
5) Meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian, kesadaran, clan keruangan
6) Memberikan kepuasan terhaclap usaha memcahkan masalah yang
menantang.2°
Keberhasilan peruses belajar mengaJar matematika ticlak lepas clari
persiapan peserta diclik clan persiapan oleh para tenaga penclidik clibiclangnya, clan
bagi para peserta cliclik yang suclah mempunyai minat (siap) untuk belajar
matematika akan merasa senang clan dengan pellUh perhatian nlengikuti pelajaran
tersebut, oleh karena itu para penclidik harus benlpaya untukmemelihara maupun
mengembangkan minat atau kesiapan belajar anak didiknya atan dengan kata lain
nahwa teori belajar matematika harus di pahami betnl-betul oleh para pengelo!a
penclidik.
Dalam belajar .I.S Burner dalam bukunya E.T Ruseffel1cli berpal1clapat
bahwa langkah paling baik belajar matematika adalahpennulaan belajar konsep,
pengeruan akan lebih melihat bila legiatan~kegiatan yang. menunjuka>h
20 Ibid 11, ,254
19
respresntasi konsep dilakukan oleh siswa sendiri dan antara pelajar yang lalu
dengan yang dipelajari harus ada kaitanya.21
Ruseffendi mengemukakan bahwa matematika tcrdiri dari empat wawasan yang
luas, yaitu ; aljabar, geometri, dan analisa. Disi!li hanya di bicarakan tenlang
aritmatika yang berkenaan dengan konsep operasi hitung saja. Agar anak didik
memahami dan mengerti akan konsep (struktur) mate:matika seyogyanya
di'\iarkan clengan urutan konsep murni, dilanjutkan dengan konsep notasi, dan
diakhiri dengan konsep terapan, disamping itu untuk dapat memeplajari dengan
baik struktur matematika maka resprentasinya (model) dirnulai dengan bencla-
benda konkrit yang beranekaragam.
Menurut Dienes "Konsep adalah struktur matematika yang dapat dipelajari
dengan baik bila resprenatsinya climulai clengan benda-bencla konkrit yang
'2beranekaragam.-
System pengajaran akan lebih berbobot jika setiap konsep alau perinsip clisajikan
pertama kepacla peserta didik dengan memanifulasi bencla- benda konkrit,
laboratorium clan lain-lain. Dienes juga berpendapat bahwa ada 6 (enam) tahap
clalam belajar dan mengajar konsep matematika, tahap-tahap itu adalah :
I. Tahap bermain bebas : Tahap permulaan anak-anak belajar matematika.
Anak-anak bermain clengan benda-:,encla konkrit model matematika , mcreka
belajar bebas ticlak tcratur clan tidak diarahkan.
21 E.T Rusefcndi, Peng(!iaran Alalematika Moderen, (bandung: Tarsito, 1980), h. 1432! E.T Rusefendi, Peng{~iaJ'an Matematika Moderen Masa Kini untu Orang Tua dan SPG,
serf ke If, (Bandung : Tarsito, 1998). h. I
20
2. Tahap permianan : Tahap ini mulai mengal11ati pola, sifal:-sifat kesamaanatau
ticlak kesamaan, keteraturan atau tidak keteraturan suatu konsep yang
disajikan oleh benda _. benda konkrit.
3. Tahap penelaahan silllt bersama : Pada tahap ini Slswa benar-benar harus
l11empunyai secala bersama sehingga akhirnya diharapkan ia mampu
menunj ukan contoh dan bukan contoh.
4. Tahap respresentasi : pada tahap ini Slswa belajar rnembuat pernyataan
tentang sifat bersama yang dikemukakan pada tahap ketiga.
5. Tahap penyimpulan : Pada tahap ini siswa belajar membuat simbolnya.
6. Tahap pemformalan : Pada tahap ini siswa belajar mengorganisasikan konsep
konsep malematika seeara pormal sehingga sampai kepada aksiol11a.
Untuk membangkitkan dan memelihara minat belajar Slswa atau perta
didik perlu dieiptakan suasana santai saat belajar, memberikan kesempatan untuk
menggunakan alat perga matematika yang akan lebih baik lagi jika dikaitkan
dengan alat peraga yang ada hubungannya dengan materi pelajaran matematika.
Jadi menurut J.S Burner dalam belajar l11ate:natika lebih menekankan kepada
pendekatan dengan bentuk spiral. Pendekatan spiral dalam belajar mengajar
matemalika adalah menanamkan konsep dan di mulai dengan benda-benda
konkrit seeara iniuitif, kemudian pada tahap-tahap lebih tinggi (sesuai dengan
kemampuan siswa). Konsep ini diajarkan dalam bentuk yang abstrak dengan
menggunakan notasi yang lebih umU111 dipakai dalam matematika.
21
5. Pcngertian Hasil Bclajar
Ilasil bclajar pada hakckatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah
laku sebagai hasil bcl<\iar dalam pengertian yang Juas mencakup kognitif. afektiC
dan psikomotorik. 23 HasiJ bclajar adaJah kemampuan-kemarnpuan yang dimiliki
siswa sctelah ia mencrima penglaman belajarnya.
Hasil bclajar adalah tingkah Jaku yang mCl11cliki individu sebagai akibat dari
peruses bclajar yang di tempuh. Hasil belajar yang eli maksud berupa
perkembangan sikap dan kepribadian siswa yang sekaJigus menjadi tujuan
pengajaran yang ingin dicapai pada pokok bahasan bidang studi tertentu yang
sering dikaitkan dengan aspek kognetif. afektif, dan aspek psik:omotorik.
l-lasil yang diharapkan telah telah tertuJis dan di rencanakan untuk lebih
jclas maka clibuat tujuan intruksioanaJ khusus. Untuk mengetahui apakah tujuan
pengajaran suatu bidang stueli sudah dicapai maka diadakan t<~s atau evaluasi. M.
NgalimPurwanto mengemukakan bahwa "hasil belajar adalah hasil tes yang
digunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang diberikan oleh guru atau
dosen kepacla siswa daJam waktu tertentu.24
Horrwad Kingsley membagi tiga macam hasil beJajar, yakni kcterampiJan
dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap clan cita-cita. Begitu juga
Gagne mwmbagi 5 katagori hasil bcl<~a. yakni : informasi vrbaJ, ketcrampilan
inteJektual, startcgi kognctil: sikap dan ketcrampilan motoris.
23 Drs. M. Mulyono. Psikoiogi Pendidikan, (Jakm1a: Rincka Cipta, 1997), cet. 1-{' ...<lana Nm:iana, Penilaian Hasil Peroses Be/eJ.iar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karuya). 11.3
22
Hasil belajar dan keeakapan kognitif mempunyai himrki yang bertingkat-
tingkat, yaitu : informasi non verbal, infonuasi fakta dan pengetahuan verbal,
konsep prinsip, pemeeahan masalah dan kreativitas. lnl'ormasi non verbal di
pelajari dengan eam pengindraan terhadap objek-objek dan peristiwa-peristiwa
seem'a langsung. lnformasi fakta dan pengetahuan verbal eli pelajari elengan eam
-cara menelengarkan orang lain elengan eam membaea. Semua itu penting untuk
memperoleh konsep-konsep. Selanjutnya, konsep-konsep itu penting untuk
membentuk prinsip, kemudian prinsip-prinsip itu penting dielalam pemeeahan
masalah dan kreativitas?5
Hasil belajar eliri seseorang akan terlihat melalui kemapuan-kemampuan
yang dimilikinya. Dalam buku Didaktik Azas-Azas mengajar, S. Nasution
menyatakan bahwa "hasil belajar adalah suatu perubahan yang terjadi pada
indivielu, bukan hanya perubahan mengenai pengetahuan , tetapi juga perubahan
membentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penguasaan elan
penghargaan dalam eliri pribaeli indivielu yang belajar.26
Jika belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, maka perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari suatu proses belajar, elirumuskan elalam suatu
tujuan pembelajaran yang dibuat dalam suatu pembeh~aran yang menurul
Benyamin Bloom sepcrti yang dikutip oleh Nana Sujana, dikatakan bahwa
25Slamcto, Peroses Be/ajar Mengajar Dalam Sh'/em Kredit Semester, (Jakarta: Bumi Aksan.l,1991). h. 13/
26 S. Nasution, Didaklik Azas-azas Mengajar, (Bandllng : Jemmars, 1986), h. 38
23
"perubahan tingkah laku yang didapat setelah proses belajal', dapat dilihat melalui
tiga ranah yaitu :
I. Ranah Kognitif : berkenaan dengan hasil belajar intelektllal, yang terdiri dari
enal11 aspek, yaitu : pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, anal isis,
sintesis, dan evaluasi.
2. Ranah Afektif yaitu : berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,
yaitu : penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian , organisasi, dan interaksi.
3. Kanah Psikol11otorik, yaitu : berkenaan dengan hasil belajar keterampilan, dan
kel11ampuan bertindak.
B. Minat Anak
1. Pengertian Minat Belajar
Pengertian minat belajar terdiri dari dua suku kata, yakni kata "minat" dan
"bel~iar". Dari segi bahasa minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap
sesuatu. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Siameto bahwa "minat adalah
rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang
menyuruh. Minat erat kaitannya dengan persaan terutama pe:rasaan senang, karena
itu minat dapat dikatakan terjadi karena sikap senang kepada sesuatu.
Minat (interest) menurut psikologi adalah suatu kecendnmgan untuk
selalu memperhatikan dan meningat suatu secara terus menerus. Minat ini erat
kaitanya dengan persaan terutama perasaan senang, karena itu dapat dikatakan
24
bahwa minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu. Orang yang
bemlinat kepada sesuatu berarti ia sikapnya senang kepada se:matu itu.
Peranan minat dalam belajar lebih besar / kuat dari sikap yaitu minat akan
beberapa sebagai "motivating force" yaitu sebagai kekuatan yang akan
mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang minat kepada pelajaran akan tampak
terdorong terus untuk tekun belajar. Berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya
menerima pelajaran, mereka hanya bergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk
bisa terus tekun untuk belajar karena tidak ada pendorongnya.Z7
Minat merupakan kecendrungan seseorang untuk melakukan sesuatu apa yang
mereka inginkan dan memilih apa yang mereka kehendaki pada suatu objek atau
kegiatan. Bila mereka melihat alean timbulah minat untl!k melakukannya atau
memilikinya.
Menurut Suryaberata, minat adalal1 kecendrungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa objek atau kegiatan, objek yang
diminati seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang.28
Ibrahim Bafadal memberikan pengertian minat dengan "sifat atau sikap yang
memiliki kecendrungan-kecendlUngan atau tendensi tertentu,,?9 lebih lanjut
beliall menguktif lIngkapan Mark Sheffel dalam bllkunya yang berjlldul "Reading
in the second ary school", menjelaskan tenatang minat sebagai berikut :
27 AUsuf Sobri, Psikologi Pendidikan" Suryabroto, Dasar-dasar Psikologi UtlllItII Pendidikan Sekolah (Jakarta: Primakarya,
1998), h. ]0729 Ibraiiim Bafadal, Pengelolaalll Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Bina Aksara, 1992)nCet.
4, h. 191
25
1. Minat bukan hasil pembawaan manusia, tetapi dapat dibentuk atau
diusahakan, dipelajari dan dikembangkan.
2. Minat itu bisa dihubungkan untuk maksud-maksud tertentu untuk bertindak.
3. secara sempit, minat itu bisa diasosiasikan dengan keadaan social seseorang
dan emosi seseorang.
4. Minat itu biasanya membawa inisiatif dan mengarah pada kelakukan atau
tabiat manusia.
Wayan Nurkencana dan Sunarta dalam bukunya "Evaluasi Pendidikan"
mengatakan bahwa "Minat senantiasa erat hubungannya dengan kebutuhan,,30. hal
ini senada yang diungkapkan oleh Ahmad Marimba bahwa, "Minat adalah
kecendrungan jiwa terhadap sesuatu karena kita merasa ada kepentingan dengan
sesuatu itu, yang umumnya disertai persaaan senang terhadep sesuatu,,31.
Crow mengatakan minat bisa berhubungan dengan benda, keegiatan apapun bisa
sebagai pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. 32
Slameto dalam bukunya, belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
mengatakan bahwa "Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada
suatu hal atau kreativitas tanpa ada yang menyuruh,,33
30 Wayan Nul'''eneana dan Sunmta, Eva/llasi Nasiona/ (Jakm1a: Bina Aksara, 1986), eet. 4,h.229
31 Ahmad D. Marimba, Pengamar Jlmll Fi/safat Pendidikan Is/am, (Bandung : PT AI Maarif,1992), eet 8, h. 73
32 L. Crow dan A. Crow, Psik%gi Pendidikan (Teljemah A. Rahman Abl'oro), Yogyakm1a :Nurkeneana, 1989), h. 320
33 Siameto, Be/ajar dan Faktor-faktor yang mempengarllhinya, (.Jakm1a : Bina Aksal'a, 1988),Cel. I h. 182
26
Dari beberapa pengertian diatas terlihat saling melengkapi, sehingga dapat
disimpulkan bahwa minat adalah rasa suka dan perhatian seseorang terhadap
sesuatu baik seseorang, benda ataupun kegiatan yang membuat orang tersebut
merasa terikat dan memberikan perhatian penuh terhadap o~jek yang disukainya
tanpa ada yang menyuruh. Dengan demikian jika melihat pengaruh minat
terhadap pembelajaran matematika dapat dicapai, jika sbwa merasa adanya
kebutuhan terhadap pelajaran matematika, dari adanya kebutuhan ini siswa akan
menaruh minat untuk mempelajari dengan memberikan petnusatan perhatian lebih
banyak dari siswa lainnya yang tidak memiliki minat, kemudian karena
pemusatan perhatian inilah memungkinkan siswa tersebut untuk lebih giat belajar
dan akhirnya mencapai prestasi yang di inginkan. Oleh karena itu minat atau
keinginan yang terpendam dan menjaganya dalam kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan siswa akan menjadikan siswa itu lebih giat belajar, barang siapa
yang bekelja dengan minat yang kuat, ia tidak akan merasa lelah dan tidak cepat
bosan.
Oleh sebab itu guru harus berusaha dengan berbagai cara untuk
memelihara minat pelajar dan segala yang berkaiatan dengan minat. Metode dan
cara mengajar yang baik yang disertai dengan alat peraga merupakan upaya yang
sangat baik agar mampu menimbulkan minat terhadap pelajar dalam mengikuti
pelajaran.
27
Selain guru memperhatikan minat atau keinginan seperti yang diuraikan diatas,
iapun perlu memperhatikan tujuan pengajaran. karena tujuan itu justru akan
membantu guru dalam mencari bahan yang akan diajarkan.
2. Faktor yang mempenguruhi ntinat
Jika dilihat pengertian minat yang telah di maikan diatas, yaitu
kecendrungan untuk selalu memperhatikan dan mengiat sesuatu seeara terus
menerus. Dan kaitannya dengan perasaan seseorang, maka banyak hal yang dapat
kita kemukakan faetor-faktor yang mempengaruhi minat seseorang atau siswa
terhadap belajar disekolah terutama pada mata pelajaran matematika, diantaranya
yaitu :
a. Daya nalar siswa yang cerdas, sehingga tidaJ< kesulitan untuk siswa yang daya
nalarnya sangat baik
b. Guru atau penglijar yang baik dan memiliki kemampaun daJam
menyampaikan materi dan mampu membawa anak didi,k untuk kooperatif
dalam kelas maupun diluar kelas.
e. Sarana yang eukup dengan banyak 'IIat peraga yang dapat di gWlakan oleh
setiap siswa.
d. Dorongan orang tua atau orang yang terdekat yang mendukung prestasi siswa
dan masih bayak lagi faktor - faktor yang dapat membangkitkan minat anak
dalam mengikuti mala pelajaran yang dianggap suIit seperti halnya mala
pelajaran matematika
28
C. Alat Pcraga
a. Pcltgcrtian Alat })craga
Istilah alat atau media mempunyai kaitan yang sangat erato Oleh karena
sangat eratnya, maka banyak orang yang berbeda-beda pellaf:;irannya. Alat peraga
adalah segala alat yang dapat menunjang keefektifan dan "fesiensi pengajaran.
Terhadap alat peraga ini ada orang yang memberi istilah sararta be/ajar atau
sarana pengajaran. Alat peraga ini juga termasuk bagian dari sumber pengajaran
karena dapat mempengaruhi tingkah laku siswa.
Apabila dirancang, diaur, dan digunakan secara tepat, alat peraga dapat
mempermudah, mempercepat dan meningkatkan keefektifan pancapaian tujuan
pengaJaran.
Alat peraga ada yang bersipat umum, dapat digunakan dalam berbagai
bidang studi, ada pula yang bersipat khusus yaitu untuk bidang study tertentu,
yaitu mata pelajaran matematika. Alat peraga yang bersipat umum misalllya,
papan tulis, papan falnel, papan magnetic dan lain-lain. Adapun alat peraga yang
bersipat khusus yaitu untuk mata pelajaran matematika misalnya kubus, kerucut,
slinder, dan lain-lain yang ada hubungannya dengan materi pelajaran matematika.
Alat peraga ini ada yang dirancang sendiri oleh pengajar, karena bahan dan
alatnya mudah diperolah serta tidak suiit mencari dan membuatnya. Akan tetapi
banyak pula alat peraga yang pembuatan dan pengadaanya diluar kemampuan
pengajar (guru) sehingga harus didatangkan oleh ahlinya atau membeli di took-
29
toko yang menyediakan perlengkapan sekolah dengan kemasan dan bentuk yang
lebih baik dan menarik.
Disar.lping.alat peraga sebagai media yang langsung mcnunjukan kcgiatan
bclajar mengajar adapula alat pcraga yang bcrbentuk permainan yang secm'a tidak
langsung dapat di gunakan sebagai alat pembangkit atau memolivasi siswa untuk
mempelajm"i matcmatika. Alat peraga itu di mungkinkan sebab-sebab permain'ln
tcrsebutmengandung unsur-unsur matematika dan sclanjutnya discbut pcrmainan
"k 34matematl a.
Alat peraga ini merupakan pembantu di dalam peroses belajar mengajar, tujuan
alat peraga ini yaitu :
1) Mcmbantu tercapainya suatu tlyuan karena media alat peraga pendidikan
sebagai saralla dan prasarana dalam peroses pendidikan.
2) Membantu peroses belajar mengajar melalui pcnglihal.an dan pendengaran,
jadi dengan ala.t peraga tty uan pendidikan harus lebih berhasil
3) Memperoleh kecakapan untuk mcmbuat dan mcnerapkm1 alat peraga yang
mudah dan l11urah.
4) MCl11bantu l11enimbulkan suasana kelas hidup dan ml~rangsang perhatian serta
l11emotivasi siswa untuk belajar. Dcngan del11ikian kelu<lsan dapat diatasi
5) Dapat menanal11akan pengertiall yang lebih mendal1.ll11 dan jelas sehingga
tujuan mengajar mudl.lh dicapai.
34 Rusgiantoro. HS. Beberapa Alat Perga Mt.llematika dan Penggunaol1nya daltu/l PelajaranMal"II"':ika. (Vugynknrtn ; IKIP Y"Myn, 198.1). p, 95
30
Dalam menerapkan suatu metode mengajar dalam bidang matematika perlu kita
perhatikan agar siswa selain belajar aktif juga bergembira dan mengerti juga
belajar efektif.
b. Syarat-Syamt Alat Pcntga
Alat peraga dapat berupa benda rii!, gambar atau diagram. Keuntungan
alat peraga benda riil adalah dapat dipindah-pindahkan (dimanipulasikan),
sedangkan kelemahnnya tidak dapat disajikan dalam buku (tulisan). Oleh
karena itu disamping mengetahui alat peraga apa yang akan digunakan
seOt'ang guru juga harus terampil membuat alat peraga tersebut. Alat peraga
yang buat harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut ;
a. Rasional, sesuatu dengan akal dan mampu dipikrkan oleh kita
b. Ilmiah, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
c. Ekonomis, sesuai dengan kemampuan pembiayaan yang ada
d. Praktis, dapat digunakan dalam kondisi prakatek disekolah dan bersifat
sederhana.
e. Fungsional, berguna dalam pelajaran dapat digunakan oleh guru dan siswa
Dalam buku Strategi Pembelajaran Matematika kontl;mporer, syarat-syarat
membuat alat peraga adalah sebagai berikut :
a. Tahan lama
b. Bentuk dan warnanya mmenarik
c. Ukurannya sesuai dengan ukuran fisik siswa
31
d. Dapat menyajikan (dalam bentuk riil, gambar atau diagram) konsep
matematika
e. Sederhana dan mudah dibuat (tidak rumit)
f. Sesuai dengan konsep
g. Dapat menujukan konsep matematika dengan jelas
h. Pergaan itu supaya merupakan dasar bagi timbulnya konsep abstrak
1. Alat peraga itu dapal dimanipu1asikan
j. Bila mungkin dapal berfaedah.
Dari uraian dialas dapat disimpulkan bahwa dalam membuat alat peraga harus
dapal memenuhi persyaralan yang lelah disebutkan diatas. Dengan memenuhi
persyaratan dialas maka tujuan dan hasil pembelajaran dapat tercapai.
Sebaliknya penggunaan alat peraga bisa gagal apabila: Pertama, generalisasi
konsep abstrak dari representasi kongkrit itu tidak tercapai, Kedua, alat perga
tersebut hanya sekedar sajian yang tiadak memiliki nilai-nilai (konsep-~
konsep) matemalika. ~~tllgll~ bila disajikan tidak pada saat yang tepat.
Keempal, penggunaan alat peraga memboroskan wakktu. Kelima,
penggunnaan .alal peraga diberikan kepada anak yang sebenarnya tidak
memerlukannya.
d. Manfaal Ala! Pcraga
Manfaal alat peraga dalam pembelajaran matematika tidak hanya sebagai
alat yang digunakan oleh guru, melainkan juga mampu mengkomunikasikan
32
pesan kepada peserta didik. Pada dasarnya manfaat alat peraga adalah
menummbuhkan motivasi peseta didik, dapat mengingat pelajaran dengan
niudah, peserta didik menjadi aktif dalam merespon, membri umpan balik
dengan cepat, mendorong peserta didik untuk melaksanakan kegiatan praktek
dengan tepat. Dalam buku Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer
yang dikutip Em1an Suherman, ditulis bahwa manfaat alat peraga sebagai
berikut:
I. Peruses belajar mengajar termotivasi, sehingga minats.iswa akan timbul.
2. Konsep abstrak matematika akan lebih dapat dipahami dan dimengerti,
dan dapat ditanamkan pada tingkat yang lebih rendah.
3. I-lubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda di alam
sekitar akan lebih dapat dipahan1i.
4. Konsep-kosnep abstrak yang tersajikan dalam bentnk kongkrit yaitu dalam
bentuk model matematika yang dapat dipakai sebagai objek penelitian
maupun sebagai alat untuk meneliti ide-ide baru dan relasi baru menjadi
bertambah.
Sedangkan manfaat alat peraga menurut Hamalik (1986) yang dikutip Azhar
Arsyad mel1gemukakal1 bahwa pemakaian alat peraga dalam peruses belajar
mel1gajar dapat membangkitkan keil1ginan dan mil1at baru, membal1gkitkan
motivasi dan ral1gsangan kegiatan bekajar.
D. Kerangka Berpikir
Salah satu dilaksanakannya kegiatan belajar mengajar adalah supaya
terjadi peroses transfer ilmu dan pengetahuan. Transfer lImu dan pengetahuan
adalah bagian dari peroses belajar yang sifatnya kompleks, dan menyelUluh.
Keberhasilan belajar siswa di pengaruhi oleh banyak faktor, selain faktor
eksternal seperti lingkungan sosil dan nono-sosial juga pendekatan belajar yang
dipakai, lerdapat juga faktor internal seperti aspek fisiologis dan aspek psikologis.
Bagi sebagaian sekolah dasar, bukanlah suatu yang mudah untuk dapat
memahami dan mempel'\iari suatu konsep yang abstrak, khususnya konsep
kosnep dalam mata pelajaran matematika, sehingga dengan begitu siswa akan
merasa jenuh dan bosan untuk mengikuti pelajaran matematika . Kenyataan di
lapangan menandakan bahwa minat siswa terhadap mata pelajaran matematika
masih perlu ditingkatkan.
Berdasarkan kenyataan diatas, maka diperlukan usaha-usaha yang dapat
meningkatkan minat siswa terhadap mata pelajaran matemalika, salah satunya
yaill! dengan rnenggunakan melode yang tepat dalam pembelajaran matematika,
agar Slswa sekolah dasar menyukai dan senang belajar matematika, dirnana
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yang membantu memahami
konsep-kosnep yang abstrak, yang dapat menghubungkan konsep yang abstrak
tersebut dengan suatl! konsep konkrit yang mirif atau sej.~nis dengan konsep yang
sedang dipelajari. Oleh karena ilu minal siswa dapat ditingkatkan melalui usaha
34
yang dipersiapkan oleh pengelola pendidikan salah satunya yaitu dengan
pengajaran menggunakan alat peraga.
E. }>engajuan Hipotcsis
Berdasarkan deskripsi teori dall keral1gka berpikir diatas, maka hipotesis
pel1elitian ini di rumuskan sebagai berikut :
Ho : Tidak terdapat perbedaal1 rata - rata skor mil1at siswa yang diajar
dengan menggunakan alat peraga dengan siswa yang diajar dengan tidak
menggunakan alat peraga.
HI: Terdapat perbedaan rata-rata skor mil1at siswa yang diajar dengan
menggunakal1 alat peraga dengan siswa yang diajar dengan tidak
mel1ggunakan alat peraga.
BABAIIl
METODOLOGII)ENELITIAN
A. Tujuan Pcnclitian
Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui seear'a empiris sejauh mana pengaruh metode pembelajaran
dengan menggunakan alat peraga dalam meningkatkan rninat ar1ak pada mata
pelajaran matematika.
Adapun manfaat yal1ag diharapkar1 dari penelitian ini adalah mampu memberikan
informasi kepada guru matematika mengenai penggunaan alat dalam
mempelajari matematika untuk memabantu siswa dalam meningkatkan minat
anak.
B. Tcmpat dan Waktu Pcnclitian
1. Tempat ; MI. Taufiqul Athfal
2. Waktu ; Januari - April 2007
C. Populasi dan Sampcl
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa MI. Taufiqul Athfal Ciseeng
Bogor yang mcnjadi sample adalah siswa kclas V dcngan pertimhangan
diambilnya sampel dalam penelitian ini adalah dilihat dari tingkat usianya yaitu
antara 9 - 10 tahun yang menurut Piaget mempunyai tarap kognitif pra -
35
36
operasional fonnal, sehingga dianggap tepat untuk dibed perlakuall pembelajaran
dengan mengguankan alat peraga matematika dalanl menumbuhkan minat anak.
Sample dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
I. Populasi te~jangkau : Selurllh siswa MI. Tallfiqul Athfal Ciseeng - Bogor
Dari populasi tersebllt akan diambil sample. Sample adalab bagian dari
poplliasi yang akan dijadikan objek penelitian. Sample sebagai miniature
population, diperoleh dengan cara melakukan reduksi terhadap populasi, dan
dengan meredllksi populasi ke dalam bentuk sample tersebllt. i Dalam penelitian
ini, sample diambil, dimana semua populasi mendapatkan kesempatan yang sama
ulltuk dipilih menjadi anggota sample. 2
Adapun sempel yang diambil untuk dijadikan objek penelitian ini sebanayak 61
siswa dari populasi terjangkall yang perinciannya dapat dilihatpada tebel berikut :
Table I
nata Populasi dan Sampel
Kelas Kelompol{ Terjlmglmn Sample
VA Eksperimen 30 30
VB Kontrol 31 31
265
11.26
I Anas Sudijono, PefJganlar Sialislik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), h.
2 J. Supranto, Sialislik Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Penerbit ERLANGGA, 1984), JILID 1,
37
D. Instrumen Penelitian
Instrument yang di gunakan dalam penelitian ini berupa angket dalam
bentuk pilihan jawaban dengan alternative empat pilihml jawaban. Angket
tcrsebut digunakan untuk melihat seberapa besar minat anak terhadap mata
pelajaran matematika.
Sebelum diberikan angket sebagai instrument penelitian, dilakukan terIebih
dahulu uji coba kepada responden sebelum diberikan pengajaran dengan
menggllnakan alat peraga, angket tersebut dimaksudkan untuk mengetahui sejallh
mana tingkat minat siswa terhadap mata pelajaran matematika.
Angkct tersebut terdiri dm'i beberapa pelimlyaan tentang kegiatan belajar
siswa dalam mengghadapi mata pelajaran matematika. P(:rnyataan tersebut
diberikan sebanyak 24 pernyataan, adaplln perincimmya sebagai berikut :
Table 2
Kisi-Kisi Instrumen Pcnelitian
Pokok Sub PokokItem Pcrnyataan
--Jumlah
Bahasan Bahusull Positif Ncgatif
Memperhatikan 1,3 2,4 .4
Rasa Senang 5,7 6,8 4
MinatMengingat
9, I I 10, 12 4Anak
terus menerusTekun 13, 15 14, 16 4
Keinginan 17, 19 18,20 4
Pemilihan 21,23 22,24 4
Jumlah 12 12 24
38
a. Uji Validitas
Suatu alat penelitian disebut valid apabila alat tersebut mampu
mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi, atau dengan kata lain suatu alat
evaluasi disebut valid jika ia dapat mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang
dievaluasi itu. Vji validitas adalah uji kesanggupan alat penilaian dalam
mengukur isi yang sebenarnya. 3 Vji coba ini dilakuka31 dengan mengkorelasikan
skor masing - masing item dengan skor total. Untuk mengukur validitas soal
dalam penelitian ini digunakan rumus korelasi 'Product Moment' oleh Pearson, 4
yaitu :
n. LXY - (L:x)( LY)
Keterangan
.rxy = koefesien korelasi variable x dan variable y
L: xy = jumlah hasil perkalian antar variable x dan variable y
x = skor tiap item pemyataan
y = jumlah skor tiap item pemyataan
n = jumlah responden
3 Erman Suherman dan Kusuma, Petunjuk Perkatis Untuk Melaksanakan EvatuasiPendidikan Matematika, (Bandung: Wijaya Kusuma, 1990), h. 146
JlIdlil skripsi : Pengaruh alaI peraga malemalika dalam menumbuhkan mina/anak di Madrasah fblidaiyah Tm!fiqul A/lifal Ciseeng Bogor ".
adalah benar mahasiswa Faklillas lImli Tarbiyah dan Kegllrllan UIN Jakatta yangsedang menYlIslin skripsi, dan akan mengadakan penelitian eli instansi/sekolahyang Saudara pimpin.
Untllk itu kami mahan Salldara dapat mengizinkan mahasiswa terseblltmelaksanakan penelilian dimakslld.
Alas perhatian dan bantllan Saudara, kami ucapkan terirna kasih.
Wassalamu 'alaikum wr. wb.
a.n. DckanPembantll Dekan Bid. Akadcl11ik,
Tembusan:I. Dekan FITK2. Kelua Jurllsan ybs.3. Mahasiswa yang bersangklltan.
~H. Aziz ahrllrrozi, MANIP. 150202343 'F
DEPARTEMEN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HlDAYATULLAH JAKARTA
FAKUL'l'AS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
Tclp. . (62-21) 7443328, 7401925. Fax, i 6:-2 l) 7<l4J.'l!'
lr 95. CIPUlat lS<l12,lndoncs-;a Email: uinjkl@(;abLnct.id!!!mwa~-,!!!.!!!,!!!~W!!!',!!!· !!!'!!!'!!!-!!!!!!.!'!!!-!!!!!!-~!2!!!!2!!!C!!!!!!",-!!!",_",'",m",,=!!!' """'''''''''''!!!!J!!!:!~~!!!!!!M-'»!!,!!!~_~~<ww
UI/uk di Madmsuh fhlidaivuh naif/qui Athfu! Ciseeng Bogol' ",
aclalah bcnar mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yangsedang menyusun skripsi, dan akan mengaclakan peneiitian (rise!) eliinstansi/sekalalfyang Saudara pimpin,
Unluk itu kami mahan bantuan Sauclara terhaclap mahasiswa terschut c1alall1melaksanakan penelitian dimaksud,
Alas perhatian clan bantuan Sauelara, kami ueapkan terima kasih,
/FosSU!WIIII 'u/oikulII ll'1'. ,vh.
a,n, DekanPembanlu Dekan Bid, Akademik,
Temhllsnn:1. Dekan FITK2, Kctua Jurusan ybs.3. ivlahasis\va yang bcrsangkutan.