PENGARUH PENGALAMAN, KOMITMEN PROFESIONAL, ETIKA ORGANISASI DAN GENDER TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS AUDITOR Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat- syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Rika Dewi Kusumastuti 104082002667 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 H/ 2008 M
90
Embed
Pengaruh Pengalaman, Komitmen Profesional, Etika ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH PENGALAMAN, KOMITMEN PROFESIONAL,
ETIKA ORGANISASI DAN GENDER TERHADAP
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS AUDITOR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-
syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Rika Dewi Kusumastuti
104082002667
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1428 H/ 2008 M
PENGARUH PENGALAMAN, KOMITMEN PROFESIONAL, ETIKA
ORGANISASI DAN GENDER TERHADAP PENGAMBILAN
KEPUTUSAN ETIS AUDITOR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-
syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Rika Dewi Kusumastuti
NIM : 104082002667
Di Bawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Yahya Hamja, MM Yessi Fitri, SE., Ak.,MSi NIP. 130 676 334 NIP. 150 377 440
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1428 H/ 2008 M
PENGARUH PENGALAMAN, KOMITMEN PROFESIONAL, ETIKA
ORGANISASI DAN GENDER TERHADAP PENGAMBILAN
KEPUTUSAN ETIS AUDITOR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-
syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Rika Dewi Kusumastuti
NIM : 104082002667
Di Bawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Yahya Hamja, MM Yessi Fitri, SE., Ak.,MSi NIP. 130 676 334 NIP. 150 377 440
Penguji Ahli
Amilin, SE., Ak., M.si
NIP. 150 370 232
Hari ini Kamis Tanggal Dua Belas Bulan Juni Tahun Dua Ribu Delapan telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Rika Dewi Kusumastuti NIM:
104082002667 dengan judul skripsi “PENGARUH PENGALAMAN,
KOMITMEN PROFESIONAL, ETIKA ORGANISASI DAN GENDER
TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS AUDITOR”.
Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka
skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
THE INFLUENCE OF EXPERIENCE, PROFESSIONAL COMMITMENT,
CORPORATE ETHICAL AND GENDER OF THE ETHICAL DECISION
MAKING AUDITOR
By: Rika Dewi Kusumastuti
ABSTRACT
The objectives of this research was to examine the influence of experience, professional commitment, corporate ethical and gender to the ethical decision making auditor. This research using ten ethical decision making principal: honesty and transparency, integrity, promissory, loyalty, justice, Sociability, respectability, profession and organizational responsibilities, secrecy and objectivity.
Data used in this research was questionnaires from independent auditors at audit firms in Jakarta. Sampling method was using purposive sampling. 120 questionnaires were distribute, 15 for tryout and 105 for the auditor. Total returned questionnaires was 78 (74%). The method of data analyzing used in this research was multiple regression method with dummy variable.
This research showed that experience, professional commitment and gender didn’t significant to the ethical decision making auditor, but corporate ethical has significant to the ethical decision making auditor. The F test showed that value of significant is 0,00 or under 0,05 (0,000<0,05) and it means that experience, professional commitment, corporate ethical and gender has significant to the ethical decision making auditor.
Keywords: Experience, Professional Commitment, Corporate Ethical, Gender, The Ethical Decision Making Auditor
PENGARUH PENGALAMAN, KOMITMEN PROFESIONAL, ETIKA
ORGANISASI DAN GENDER TERHADAP PENGAMBILAN
KEPUTUSAN ETIS AUDITOR
Oleh: Rika Dewi Kusumastuti
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris tentang pengaruh pengalaman, komitmen profesional, etika organisasi dan gender terhadap pengambilan keputusan etis auditor.
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari auditor independen dari kantor akuntan publik di Jakarta. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner. Metode penentuan data yang digunakan adalah purposive sampling. Kuesioner yang disebarkan sebanyak 120 kuesioner, 15 untuk try out dan 105 untuk disebar kepada auditor. Jumlah kuesioner yang kembali adalah 78 kuesioner (74%). Metode analisis data yang digunakan adalah uji regresi linear berganda dengan variabel dummy .
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman, komitmen profesional dan gender tidak berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan etis auditor, sedangkan etika organisasi berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan etis auditor. Hasil uji F menunjukkan bahwa tingkat signifikan adalah sebesar 0,000 atau di bawah 0,05 (0,000<0,05), artinya pengalaman, komitmen profesional, etika organisasi dan gender berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan etis auditor.
Kata Kunci: Pengalaman, Komitmen Profesional, Etika Organisasi, Gender,
Pengambilan Keputusan Etis Auditor
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum wr. wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang telah
diberikan-Nya. Shalawat serta salam bagi baginda Rasulullah Nabi Muhammad
SAW, dimana atas kesemuanya penulis memperoleh kemampuan studi hingga
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pengalaman, komitmen
profesional, etika organisasi dan gender terhadap pengambilan keputusan etis
auditor”.
Dalam penyusunan skripsi ini, hambatan dan permasalahan tidak jarang pula
muncul. Penulis sadar sepenuhnya keberhasilan dalam menyelesaikan skripsi ini
bukanlah semata-mata atas usaha dari penulis sendiri, tetapi banyak pihak yang
telah rela mengulurkan tangannya untuk membantu atau hanya sekedar
memberikan semangat dan dukungannya yang begitu besar kepada penulis,
sehingga penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Kedua Orang Tuaku tercinta, Bapak Moch. Kusmantoro, Ibu Purwatiningsih
dan Ibu Sriwahyuni (yang telah melahirkanku ke dunia ini semoga Allah
memberikan Tempat yang terbaik disisi-Nya), untuk adik-adikku tersayang
Zaky & Rifa atas do’a, rasa cinta, perhatian, kasih sayang, & dukungannya.
2. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM. sebagai dosen pembimbing I yang selalu
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis atas setiap permasalahan
dan kesulitan yang dihadapi dalam proses penyelesaian skripsi ini. Penulis
juga ingin menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya jika
selama bimbingan terdapat kata-kata serta sikap yang kurang berkenan di hati
Bapak.
3. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak.,MSi, sebagai dosen pembimbing II atas waktu yang
diluangkannya untuk memberikan bimbingan dan motivasi serta
kepeduliannya kepada penulis. Penulis juga ingin menyampaikan
permohonan maaf yang sebesar-besarnya jika selama bimbingan terdapat
kata-kata serta sikap yang kurang berkenan di hati ibu.
4. Bapak Drs. Moh. Faisal Badroen, MBA sebagai Dekan Fakultas Ekonomi
dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA selaku Kajur Akuntansi.
2006) mengungkapkan beberapa penelitian empirik tentang pengambilan
keputusan etis. Mereka menyatakan bahwa salah satu determinan penting
perilaku pengambilan keputusan etis adalah faktor-faktor yang secara unik
berhubungan dengan individu pembuat keputusan dan variabel-variabel yang
merupakan hasil dari proses sosialisasi dan pengembangan masing-masing
individu. Faktor-faktor individual tersebut meliputi variabel-variabel yang
merupakan ciri pembawaan sejak lahir (gender, umur, kebangsaan),
sedangkan faktor faktor lainnya adalah faktor organisasi, lingkungan kerja,
profesi dan sebagainya.
Penelitian tentang pengambilan keputusan etis, telah banyak dilakukan
dengan berbagai pendekatan mulai dari psikologi sosial dan ekonomi.
Beranjak dari berbagai hasil penelitian tersebut kemudian dikembangkan
dalam paradigma ilmu akuntansi. Louwers, Ponemon dan Radtke (1997)
dalam Sasongko Budi (2006) menyatakan pentingnya penelitian tentang
pengambilan keputusan etis dari pemikiran dan perkembangan moral (moral
reasoning and development) untuk profesi akuntan dengan 3 alasan, yaitu:
1. Penelitian dengan topik ini dapat digunakan untuk memahami tingkat
kesadaran dan perkembangan moral auditor dan akan menambah
pemahaman tentang bagaimana perilaku auditor dalam menghadapi
konflik etika.
2. Penelitian dalam wilayah ini akan lebih menjelaskan problematika proses
yang terjadi dalam menghadapi berbagai pengambilan keputusan etis
auditor yang berbeda-beda dalam situasi dilema etika.
3. Hasil penelitian ini akan dapat membawa dan menjadi arahan dalam tema
etika dan dampaknya pada profesi akuntan.
Beberapa model penelitian etis seringkali hanya mendeskripsikan
bagaimana proses seseorang mengambil keputusan yang terkait dengan etika
dalam situasi dilema etika (Jones, 1991; Trevino, 1986 dalam Sasongko Budi,
2006). Sebuah model pengambilan etis tidak berada kepada pemahaman
bagaimana seharusnya seseorang membuat keputusan etis (ought to do),
namun lebih kepada pengertian bagaimana proses pengambilan keputusan etis
itu sendiri. Alasannya adalah sebuah pengambilan keputusan akan
memungkinkan menghasilkan keputusan yang etis dan keputusan yang tidak
etis, dan memberikan label atau mendefinisikan apakah suatu keputusan
tersebut etis atau tidak etis akan mungkin sangat menyesatkan (McMahon,
2002 dalam Sasongko Budi, 2006).
Rest dalam dalam Zeigenfuss dan Martison (2002) dalam Sasongko
Budi (2006) menyatakan bahwa model pengambilan keputusan etis terdiri dari
4 (empat tahapan), yaitu:
1. Pemahaman tentang adanya isu moral dalam sebuah dilema etika
(recognizing that moral issue exists)
Dalam tahapan ini menggambarkan bagaimana tanggapan seseorang
terhadap isu moral dalam sebuah dilema etika.
2. Pengambilan keputusan etis (make a moral judgment)
Pengambilan keputusan etis, yaitu bagaimana seseorang membuat
keputusan etis.
3. Moral Intention
Moral Intention yaitu bagaimana seseorang bertujuan atau bermaksud
untuk berkelakuan etis atau tidak etis.
4. Moral Behavior
Moral Behavior, yaitu bagaimana seseorang bertindak atau berperilaku
etis atau tidak etis.
Sedangkan menurut Jones (1991 dalam Andriyani, 2004) menyatakan
ada 3 unsur utama dalam pengambilan keputusan etis, yaitu:
1. Isu Moral (Moral Issue)
Menyatakan seberapa jauh ketika seseorang melakukan tindakan, jika dia
secara bebas melakukan tindakan itu, maka akan mengakibatkan kerugian
(harm) atau keuntungan (benefit) bagi orang lain. Dalam bahasa yang lain
adalah bahwa suatu tindakan atau keputusan yang diambil akan
mempunyai konsekuensi kepada orang lain.
2. Agen Moral (Moral Agent)
Agen moral adalah orang yang membuat keputusan moral walaupun
mungkin orang yang bersangkutan tidak mengenali isu moral tersebut.
3. Keputusan Etis (Ethical Decision)
Keputusan etis (ethical decision) per definisi adalah sebuah keputusan
yang baik secara legal maupun moral dapat diterima oleh masyarakat luas
(Trevino,1986; Jones, 1991 dalam Sasongko Budi, 2006). Kemampuan
dalam mengidentifikasi dan melakukan perilaku etis atau tidak etis adalah
hal yang mendasar dalam profesi akuntan. Sehingga menjadi kewajiban
dan tanggung jawab akuntan itu sendiri terhadap keputusan etis yang
diambil.
Perkembangan penalaran moral (cognitive moral development), sering
disebut juga kesadaran moral (moral reasoning, moral judgment, moral
thinking), merupakan faktor penentu yang melahirkan perilaku moral dalam
pengambilan keputusan etis, sehingga untuk menemukan perilaku moral yang
sebenarnya hanya dapat ditelusuri melalui penalarannya. Artinya, pengukuran
moral yang benar tidak sekedar mengamati perilaku moral yang tampak, tetapi
harus melihat pada kesadaran moral yang mendasari keputusan perilaku moral
tersebut. Dengan mengukur tingkat kesadaran moral akan dapat mengetahui
tinggi rendahnya moral tersebut.
Trevino (1986) dalam Sasongko Budi (2006) menyusun sebuah model
pengambilan keputusan etis dengan menyatakan bahwa keputusan etis adalah
merupakan sebuah interaksi antara faktor individu dengan faktor situasional
(person-situation interactionist model). Dia menyatakan bahwa pengambilan
keputusan etis seseorang akan sangat tergantung kepada faktor-faktor individu
(individual moderators) seperti ego strength, field dependence, and locus of
control dan faktor situasional seperti immediate job context, organizational
culture, and characteristics of the work. Model yang diajukan Trevino (1986)
dapat jelaskan yaitu, ketika seseorang dihadapkan pada sebuah dilema etika
maka individu tersebut akan mempertimbangkannya secara kognitif dalam
benaknya. Hal ini searah dengan pernyataan Jones (1991) dalam Sasongko
Budi (2006) tentang moral issue yang ada dalam dilema etika tersebut bahwa
kesadaran kognitif moral seseorang akan sangat tergantung kepada level
perkembangan moral. Pembentukan pemahaman tentang moral issue tersebut
akan tergantung kepada faktor individual (pengalaman, orientasi etika dan
komitmen kepada profesi) dan faktor situasional (etika organisasi).
James W. Brackner, penulis “ethics Column” dalam Management Accounting,
melakukan observasi sebagai berikut:
Agar pendidikan etika dan moral mempunyai arti, harus ada kesepakatan mengenai nilai-nilai yang dianggap “benar”. Sepuluh dari nilai ini diidentifikasidan dijelaskan oleh Michael Joseph dalam “Teaching Ethical Decision Making and Principled Reasoning. Studi terhadap sejarah, filsafat dan agama melahirkan suatu consensus yang kuat mengenai nilia-nilai tertentu yang bersifat universal dan abadi bagi kehidupan yang beretika. Sepuluh nilai inti ini yang dimaksud dalam kutipan diatas adalah
sebagai berikut:
1. Kejujuran & Keterbukaan (Honesty and Transparency)
2. Integritas yang tinggi (Integrity)
3. Pemenuhuan janji (Promissory)
4. Kesetiaan (Loyalty)
5. Keadilan (justice)
6. Kepedulian terhadap sesama (Sociability)
7. Penghargaan kepada orang lain (Respectability)
8. Tanggung Jawab ( Profession and Organizational Responsibilities)
9. Kerahasiaan (Secrecy)
10. Objektivitas (Objectivity)
C. Pengalaman Audit (Experience)
Pengalaman adalah keseluruhan pelajaran yang dipetik oleh seseorang
dari peristiwa-peristiwa yang dialami dalam perjalanan hidupnya (Anoraga,
1995:47 dalam Widiyanto dan Yuhertian, 2005). Pengalaman berdasarkan
lama bekerja merupakan pengalaman auditor yang dihitung berdasarkan
satuan waktu/tahun. Sehingga auditor yang telah lama bekerja sebagai auditor
dapat dikatakan auditor yang berpengalaman. Karena semakin lamanya
bekerja menjadi auditor, maka akan dapat menambah dan memperluas
pengetahuan auditor di bidang akuntansi dan auditing.
Ludigo dan Carnell (1985) dalam Mayangsari (2003) berpendapat
bahwa berbagai macam pengalaman individu akan mempengaruhi
pelaksanaan suatu tugas. Mereka berpendapat bahwa seseorang yang
berpengalaman akan memiliki cara berpikir yang lebih terperinci, lengkap dan
sohhisticated dibandingkan orang yang belum berpengalaman.
Pengalaman sebagai salah satu variabel yang banyak digunakan dalam
penelitian. Marinus,Wray (1997) dalam Yudhi Herliansyah dan Meifida Ilyas
(2006) menyatakan bahwa secara spesifik pengalaman dapat diukur dengan
rentang waktu yang telah digunakan terhadap suatu pekerjaan atau tugas (job).
Kolodner (1983) dalam risetnya menunjukkan bagaimana pengalaman dapat
digunakan untuk meningkatkan kinerja pengambilan keputusan.
Selain itu, beberapa badan menghubungkan antara pengalaman dan
profesionalitas sebagai hal yang penting di dalam menjalankan profesi
akuntan publik. AICPA AU section 100-110 mengaitkan pengalaman dan
profesionalisme dalam kinerja auditor:
“The profesional qualitification required of the independent auditor are those of person with the education dan experience to practice as such. They do not include those of person trained for qualified to engage in another professional or accupation”
Pengalaman kerja telah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam
memprediksi kinerja auditor (Sularso dan Na’im, 1999; Bonner, 1990; Davis,
1997; Jeffrey, 1992 dalam Yudhi Herliansyah dan Meifida Ilyas, 2006).
Pengalaman auditor akan semakin berkembang dengan bertambahnya
pengalaman audit, diskusi mengenai audit dengan rekan sekerja, pengawasan
dan review oleh akuntan senior, mengikuti program pelatihan dan penggunaan
standar auditing.
Kidwell, Stevens dan Bethke (1987) dalam Sasongko Budi (2006)
melakukan penelitian tentang perilaku manajer dalam menghadapi situasi
dilema etika, hasil penelitiannya adalah bahwa manajer dengan pengalaman
kerja yang lebih lama mempunyai hubungan yang positif dengan pengambilan
keputusan etis. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Larkin
(2000) dan Glover et.al. (2002) dalam Sasongko Budi (2006). Larkin (2000)
melakukan penelitian yang melibatkan internal auditor di lembaga keuangan
dan menyatakan bahwa internal auditor yang berpengalaman cenderung lebih
konservatif dalam menghadapi situasi dilema etika. Glover et.al. (2002)
melakukan penelitian pada beberapa mahasiswa program bisnis dan
menyatakan bahwa mahasiswa yang senior lebih berperilaku etis
dibandingkan dengan yang lebih yunior.
Kalbers dan Fogarty (1995) dalam Sasongko Budi (2006),
penelitiannya tentang internal auditor menyatakan ada hubungan antara
pengalaman kerja dengan profesionalisme dan afiliasi terhadap komunitasnya
(community affiliation). Meskipun hasil penelitian tersebut hanya
menunjukkan bukti yang terbatas, alasan ini dimungkinkan karena untuk
menguatkan komitmen profesional seorang auditor perlu waktu dalam
keterlibatannya untuk menjadi bagian dan menerima manfaat sebagai bagian
dari sebuah komunitas profesinya.
D. Komitmen Profesional (Professional Commitment)
Komitmen profesional diartikan sebagai intensitas identifikasi dan
keterlibatan individu dengan profesinya. Identifikasi ini membutuhkan
beberapa tingkat kesepakatan antara individu dengan tujuan dan nilai-nilai
yang ada dalam profesi termasuk nilai moral dan etika.
Istilah komitmen profesional juga dapat diartikan sebagai
tanggungjawab untuk berperilaku yang lebih dari sekedar memenuhi
tanggungjawab yang dibebankan kepadanya dan lebih dari sekedar memenuhi
undang-undang dan peraturan masyarakat. Sebagai profesional akuntan publik
mengakui tanggungjawabnya terhadap masyarakat, klien dan rekan seprofesi,
termasuk untuk berperilaku yang terhormat, sekalipun ini berarti pengorbanan
pribadi (Arens, 1997 dalam Lina Marhadi, 2006).
Jeffrey dan Weatherholt (1996) dalam Sasongko Budi (2006)
mendefinisi komitmen profesional banyak digunakan dalam literatur akuntansi
adalah sebagai:
1) Suatu keyakinan dan penerimaan tujuan dan nilai-nilai di dalam organisasi
profesi
2) Kemauan untuk memainkan peran tertentu atas nama organisasi profesi
3) Gairah untuk mempertahankan keanggotaan pada organisasi profesi
Menurut Arens (1997) prinsip perilaku professional yang berkaitan
dengan karakteristik tertentu dan harus dipenuhi oleh seorang akuntan adalah:
1. Tanggungjawab
Dalam melaksanakan tanggungjawabnya sebagai profesional, akuntan
harus mewujudkan kepekaan profesional dan pertimbangan moral dalam
semua aktivitas mereka.
2. Kepentingan Masyarakat
Akuntan harus menerima kewajibannya untuk melakukan tindakan yang
Ha1: Pengalaman berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
pengambilan keputusan etis auditor.
Ha2: Komitmen profesional berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap pengambilan keputusan etis auditor.
Ha3: Etika organisasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
pengambilan keputusan etis auditor.
Ha4: Gender berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
pengambilan keputusan etis auditor.
Ha5: Pengalaman, komitmen profesional, etika organisasi dan gender
secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pengambilan keputusan etis auditor.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menjelaskan pengaruh variabel independen yaitu
pengalaman, komitmen profesional, etika organisasi dan gender terhadap
variabel dependen yaitu keputusan etis auditor.
B. Metode Penentuan Populasi Dan Sampel
1. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau
hal minat yang ingin peneliti investigasi. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh auditor independen yang bekerja di kantor akuntan publik.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi (Sugiyono, 1999:73). Sedangkan menurut Sekaran
(2006:121) sampel merupakan bagian dari populasi yang diamati.
Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah kantor-kantor akuntan publik
yang berada di Jakarta.
2. Teknik Penentuan Sampel
Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan
teknik purposive sampling. Purposive sampling merupakan pengambilan
sampel yang disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian
(Indriantoro dan Supomo, 2002: 131) dengan kriteria auditor independen
yang terdiri dari auditor junior, senior, supervisor, manajer dan pertner.
Sedangkan pemilihan kota Jakarta lebih didasarkan pada pertimbangan
kemudahan pengumpulan data.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data untuk mendukung penelitian ini adalah
menggunakan data primer dan data sekunder, berikut ini penjelasan mengenai
penggunaan kedua metode tersebut, yaitu:
1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2004: 129). Dalam penelitian ini,
penelusuran data primer dilakukan dengan menggunakan metode survei.
Pengumpulan data primer yang dilakukan dengan menggunakan
pendekatan kuesioner secara personal (Personally Administered
Questionaires). Kesioner ini berisi daftar pernyataan kepada pihak yang
berhubungan langsung dengan masalah penelitian, untuk memperoleh data
yang sebenarnya. Kuesioner dibagikan secara langsung kepada responden,
yaitu dengan mendatangi tempat responden dan menitip kepada teman
yang bekerja di kantor akuntan publik. Sebelum penyebaran kuesioner
dilakukan, terlebih dahulu peneliti melakukan tryout kuesioner. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah kuesioner tersebut dapat dipahami
oleh responden dan dapat menangkap maksud dari pertanyaan yang
diberikan.
Kuesioner ini terdiri dari data umum seperti (nama, usia, jenjang
pendidikan, jabatan/kedudukan KAP dan lama bekerja sebagai auditor)
serta data khusus dalam bentuk soal-soal pernyataan tentang pengalaman,
komitmen professional, etika organisasi, dan pengambilan keputusan etis
auditor.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan
dicatat oleh pihak lain) (Indriantoro dan Supomo, 2002: 147). Data
sekunder penelitian ini mengambil dari buku dan literatur lainnya yang
terdiri dari: jurnal, sumber lain berupa buku, maupun skripsi yang tidak
diterbitkan dalam penelitian ini, dan dengan cara mendownload artikel di
internet.
D. Metode Analitis Data Dan Pengujian Statistik
Metode analisis data yang digunakan di penelitian ini adalah metode
analisis statistik yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan SPSS
versi 12.0. Analisis ini bertujuan untuk menentukan pengaruh antara variabel
pengalaman (X1), komitmen profesional (X2), etika organisasi (X3), dan
gender (D) terhadap pengambilan keputusan etis auditor (Y).
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi
mengenai karakteristik variabel penelitian dan demografi responden.
Statistik deskriptif menjelaskan skala jawaban responden pada setiap
variabel yang diukur dari minimum, maksimum, rata-rata dan standar
deviasi. Disamping itu juga untuk mengetahui demografi responden yang
terdiri dari kategori, jenis kelamin, tingkat pendidikan, umur, dan
sebagainya (Ghozali,2005).
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Suatu instrumen pengukur dikatakan valid jika instrumen
tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan kata lain,
instrumen tersebut dapat mengukur construct sesuai dengan yang
diharapkan oleh peneliti (Indriantoro dan Supomo, 1999: 181). Untuk
mengukur validitas data pada masing-masing pernyataan dengan skor
total memakai teknik korelasi product moment, dengan rumus sebagai
berikut:
n ( Σ XiYi ) – ( Σ Xi ) ( Σ Yi ) r =
√[n (Σ Xi2) – (Σ Xi)2 ][n (Σ Yi
2) – (Σ Yi)2] Dimana:
r = Nilai Koefisien Kolerasi
Σ Xi = Jumlah Pengamatan Variabel X
Σ Yi = Jumlah Pengamatan Variabel Y
Σ XYi = Jumlah hasil Perkalian Variabel X dan Y
(ΣXi2) = Jumlah Kuadrat dari Pengamatan Variabel X
(ΣXi)2 = Jumlah kuadrat dari Jumlah Pengamatan Variabel X
(ΣYi2) = Jumlah Kuadrat dari Pengamatan Variabel Y
(ΣYi)2 = Jumlah Kuadrat dari Jumlah Pengamatan Variabel Y
n = Jumlah Pasangan Pengamatan Y dan X
Suatu instrumen penelitian dikatakan valid apabila memenuhi kriteria
sebagai berikut:
1) Bila r hitung > r tabel, maka dinyatakan valid
2) Bila r hitung < r tabel, maka dinyatakan tidak valid
b. Uji Reliabilitas
Menurut Indriantoro & Supomo (2002) konsep reliabilitas
dapat dipahami melalui ide dasar konsep tersebut yaitu konsistensi.
Pengukuran reliabilitas menggunakan indeks numerik yang disebut
koefisien. Konsep reliabilitas menurut pendekatan ini adalah
konsistensi diantara butir-butir pernyataan atau pernyataan dalam suatu
instrumen. Untuk mengukur konsistensi internal, peneliti hanya
memerlukan pengujian dengan menggunakan teknik statistik tertentu
terhadap skor jawaban responden yang dihasilkan dari penggunaan
instrumen yang bersangkutan yaitu Cronbach’s alpha. Suatu instrumen
dapat dikatakan andal (reliable) bila memiliki koefisien di atas 0,6
(Nunually dalam Yarnest, 2004:68). Jadi Cronbach’s alpha > 0,6.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolineritas
Menurut Gozali (2001) uji multikolineritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara
variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi antar variabel independen. Multikolineritas dapat dilihat dari
(1) Nilai Tolerance dan lawannya, (2) Variance Inflation Factor (VIF).
Apabila nilai tolerance lebih dari 0,10 dan VIF kurang dari 10 maka
terjadi multikolineritas.
b. Uji Heterokedastisitas
Menurut Gozali (2001), untuk heterokedastisitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi kesamaan varians
dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari
residual satu ke pengamatan yang lain tetap maka disebut
homokedastisitas, dan jika berbeda disebut dengan heterokedastisitas.
Model yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi
heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heterokedastisitas maka dengan melihat grafik plot antara lain prediksi
variabel terikat dengan residualnya. Dasar analisisnya adalah jika tidak
ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu y maka terjadi heterokedastisitas.
4. Uji Hipotesis
Dalam pengolahan data penelitian ini menggunakan metode
analisis regresi berganda dengan menggunakan uji T dan uji F, dimana
dasar pengambilan keputusan adalah apabila signifikan lebih kecil dari
0,05 maka Ha diterima, sebaliknya jika signifikan lebih besar dari 0,05
maka Ha ditolak (Santoso,2000).
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variabel-variabel dependen.
Nilai R2 yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel dependen (Ghozali,2005:83).
b. Regresi Berganda Variabel Dummy
Analisis regresi linier berganda variabel dummy memprediksi
besar Variabel Tergantung menggunakan data variabel bebas, adalah
variabel dummy. Variabel dummy adalah variabel yang digunakan
untuk membuat kategori data yang bersifat kualitatif (nominal).
Rumus linier berganda dengan variabel dummy sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β3D + e
Keterangan :
Y = Pengambilan Keputusan Etis Auditor
α = Konstanta
β = Koefisien Regresi
X1 = Pengalaman Auditor
X2 = Komitmen Profesional
X3 = Etika Organisasi
D = Gender (Variabel Dummy)
D = 0 = Wanita
D = 1 = Pria
e = Standar error
c. Uji Statistik t
Uji t-statistik digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen secara individual berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen. Jika nilai t hitung lebih kecil dari t tabel pada
taraf signifikan 0,05 maka Ha ditolak. Sedangkan jika nilai t hitung
lebih besar dari tabel maka Ha diterima (Ghozali,2005:84-85).
d. Uji Statistik Fisher (F)
Uji F pada dasarnya digunakan untuk melihat apakah variabel
independen secara simultan dapat memprediksi atau memiliki
pengaruh terhadap variabel dependen. Dengan syarat jika
probabilitas memenuhi syarat signifikansi lebih kecil 0,05 atau dapat
dilihat dari nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel pada
tingkat signifikansi 5% (Ghozali,2005:84-85).
E. Definisi Operasional Variabel
1. Pengalaman Kerja Audit (Experience)
Pengalaman adalah keseluruhan pelajaran yang dipetik oleh
seseorang dari peristiwa-peristiwa yang dialami dalam perjalanan
hidupnya (Anoraga, 1995:47 dalam Widiyanto dan Yuhertian, 2005).
Variabel pengalaman audit ini diukur berdasarkan jangka waktu (tahun)/
berapa lama seorang auditor bekerja. Responden diminta untuk
memberikan tanggapan terhadap pernyataan dengan menjawab pada 5
skala Likert (1=Sangat Setuju sampai 5=Sangat Tidak Setuju).
2. Komitmen Profesional (Prefessional Commitment)
Variabel ini merupakan variabel independen yang
dioperasionalisasikan dengan tingkat identifikasi komitmen dan
keterlibatan individu dalam profesi. Variabel ini di ukur dengan
menggunakan 15 item pertanyaan yang digunakan oleh Khomsiyah
(1998). Responden diminta untuk memberikan tanggapan terhadap
pernyataan dengan menjawab pada 5 skala Likert (1=Sangat Setuju sampai
5=Sangat Tidak Setuju).
3. Etika Organisasi (Ethical Corporate)
Etika organisasi diukur dengan menggunakan 10 item pertanyaan.
Butir-butir pertanyaan tersebut menggambarkan tingkat persepsi pekerja
terhadap perilaku etis organisasinya, yaitu bagaimana organisasi
mempersepsikan dan memperhatikan terhadap isu-isu etika di lingkungan
organisasi itu sendiri. Responden diminta menjawab tentang bagaimana
persepsi mereka terhadap organisasi di mana responden itu berada tentang
tanggapan organisasinya terhadap isu-isu etika. Lima jawaban dengan
skala Likert mulai dari sangat setuju sampai ke jawaban sangat tidak
setuju (1=Sangat Setuju hingga 5=Sangat Tidak Setuju).
4. Gender
Gender adalah perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan
perempuan dari aspek sosial, budaya dan psikologis. Konsep gender dalam
penelitian ini berdasarkan konsep seks (jenis kelamin). Pengertian jenis
kelamin merupakan kodrat yang ditentukan secara biologis (Rahmawat
2003). dibagi menjadi dua yaitu pria dan wanita. Data ini diperoleh dari
kuesioner di bagian Data Demografi responden. Variabel yang digunakan
sebagai pengukur terhadap variabel gender adalah dengan menggunakan
dummy variable, yakni dengan memberikan nilai 1 pada pria dan memberi
nilai 0 pada wanita.
5. Pengambilan Keputusan Etis (Ethical Decision Making)
Pengambilan keputusan etis auditor merupakan respon auditor
dalam situasi dilemma etika. Sejauh mana auditor mau memenuhi tekanan
klien dalam situasi konflik yaitu suatu situasi yang terjadi ketika auditor
dan klien tidak sepakat dalam satu aspek fungsi atestasi yang merupakan
indikator perilaku auditor dalam pengambilan keputusan etis. Lima
jawaban dengan skala Likert mulai dari sangat setuju sampai ke jawaban
sangat tidak setuju (1=Sangat Setuju hingga 5=Sangat Tidak Setuju).
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kantor-kantor akuntan publik yang
berada di wilayah Jakarta. Kantor akuntan publik yang telah diberi
kuesioner sebanyak 14 KAP. Berikut data dari kantor-kantor akuntan
publik tersebut:
Tabel 4.1 Data Kantor Akuntan Publik
No Nama Kantor Akunan Publik (KAP)
1. KAP. DRA. E.M. WIDIANINGSIH
2. KAP. DRS. DANIEL HASSA & REKAN
3. KAP. DRS. USMAN & REKAN
4. KAP. HERTANTO, SIDIK, HADISOERYO & REKAN
5. KAP. HASNIL, M.YASIN & REKAN
6. KAP. SALAM RAUF & REKAN
7. KAP. THOMAS, LESMANA, HENKY & REKAN
8. KAP. NUGROHO & REKAN
9. KAP. RIZA, WAHONO & REKAN
10. KAP. ARIA & JONNARDI
11. KAP. DRS. IMAM SYAFEI & REKAN
12. KAP. JIMMY BUDHI & REKAN
13. KAP. ANWAR & REKAN
14. KAP. JOJO SUNARJO, RUCHIAT & ARIFIN
Sumber : IAPI 2008
Sebelumnya telah dikemukakan dalam metodologi penelitian
bahwa pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner
penelitian secara langsung kepada para responden. Penyebaran kuesioner
berlangsung selama tiga minggu, yaitu dimulai pada tanggal 27 Juni 2008
sampai tanggal 10 Juli 2008. Dalam penyebaran kuesioner ini dilakukan
secara rutin baik pada waktu menyebarkan kuesioner ataupun pada waktu
mengambil kuesioner tersebut, agar kuesioner yang cepat kembali dapat
segera diolah.
2. Karakteristik Responden
Kuesioner yang dibagikan berjumlah 120 buah, kuesioner untuk
tryout sejumlah 15 buah dan untuk disebar kepada auditor sejumlah 105
buah dengan tingkat proporsi pembagian sebagai berikut:
Tabel 4.2 Data Penyebaran Kuesioner
No Kantor Akuntan Publik Kuesioner disebar
Kuesioner kembali
1. KAP. Dra. E.M. Widianingsih 8 buah 8 buah 2. KAP. Drs. Daniel Hassa & Rekan 8 buah - 3. KAP. Drs. Usman & Rekan 8 buah 8 buah 4. KAP. Hertanto, Sidik, Hadisoeryo & Rekan 4 buah 4 buah 5. KAP. Hasnil, M.Yasin & Rekan 5 buah 4 buah 6. KAP. Salam Rauf & Rekan 8 buah 8 buah 7. KAP. Thomas, Lesmana, Henky & Rekan 5 buah 5 buah 8. KAP. Nugroho & Rekan 8 buah 8 buah 9. KAP. Riza Wahono & Rekan 10 buah 10 buah
Bersambung ke hal 40
Tabel 4.2 Data Penyebaran Kuesioner
Sambungan dari hal 39
10. KAP. Aria & Jonnardi 10 buah - 11. KAP. Imam Syafei & Rekan 10 buah 10 buah 12. KAP. Jimmy Budhi & Rekan 8 buah 8 buah 13. KAP. Anwar & Rekan 8 buah - 14. KAP. Jojo Sunarjo, Ruchiat & Arifin 5 buah 5 buah
Jumlah 105 buah 78 buah Sumber : Data primer diolah
Data sampel penelitian dari kuesioner yang disebar dan kembali adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.3 Data Sampel Penelitian
Responden (Auditor Eksternal)
Keterangan ∑ %
Jumlah Kuesioner yang disebar 105 100%
Kuesioner yang kembali 78 74%
Kuesioner yang dapat diolah 76 72%
Kuesioner yang tidak dikembalikan / tidak lengkap
29 28%
Sumber : Data primer diolah
Jumlah kuesioner yang kembali dari total kuesioner yang telah
disebar adalah sebanyak 78 kuesioner atau 74%. Jumlah kuesioner yang
tidak dikembalikan adalah 27 buah atau 26%, sedangkan kuesioner
kembali namun tidak dapat diolah dikarenakan data tidak lengkap
sebanyak 2 buah sehingga total kuesioner yang kembali dari total
kuesioner yang telah disebar adalah sebanyak 76 kuesioner atau 72%.
Jumlah kuesioner yang tidak dikembalikan/ tidak lengkap adalah 29 buah
atau 28% (lihat tabel 4.3). Kuesioner sebanyak 29 buah yang tidak
kembali disebabkan karena waktu penelitian yang diambil oleh peneliti
bertepatan dengan waktu penugasan auditor, sehingga ketika menyebarkan
kuesioner para auditor sedang tidak berada di kantor akuntan publik
melainkan di luar kota berdasarkan tempat klien yang mereka audit. Oleh
karena itu, para auditor tidak sempat untuk mengisi kuesioner penelitian
ini.
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Auditor Berdasarkan Gender Dan
Nugrahaningsih.2005). pada profesi auditor, isu gender tidak perlu
dibesar-besarkan karena secara statistik isu gender tidak
berpengaruh terhadap kemampuan koganatif perempuan dalam
pembuatan judgement (Dra.Zulaikha.M.Si 2006). Berdasarkan
penelitian-penelitian terdahulu yang menggunakan variabel gender
disimpulkan bahwa gender tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengambilan keputusan etis auditor.
d. Uji Statistik F
Uji statistik F ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
bersama-sama variabel independen (pengalaman, komitmen
professional, etika organisasi dan gender) terhadap variabel dependen
(pengambilan keputusan etis auditor). Hipotesisnya sebagai berikut:
Ha5: Pengalaman, komitmen profesional, etika organisasi dan gender
secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pengambilan keputusan etis auditor.
Kriteria pengujian: α = 0,05
Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak
Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima
Tabel 4.19 Uji Statistik F
Sumber : Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel 4.19, F hitung menunjukkan nilai sebesar
19,452 dengan tingkat signifikansi 0,000 dan lebih kecil dari α (0,000
< 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa probabilitas lebih kecil dari 0,05,
maka menerima Ha5, artinya pengalaman, komitmen profesional, etika
organisasi dan gender secara bersama-sama (simultan) berpengaruh
signifikan terhadap pengambilan keputusan etis auditor.
Pada penelitian Budi Sasongko yang menjadi starter point dari
penelitian ini juga menyimpulkan bahwa etika organisasi, orientasi
etika dan komitmen professional secara individu maupun simultan
berpengaruh terhadap keputusan etis auditor dalam situasi dilemma
etika. Demikian halnya dengan penelitian-penelitian lain yang
menggunakan variabel pengalaman, sebagai contoh penelitian yang
dilakukan oleh Zulaikha (2006) yang menyatakan bahwa variabel
pengalaman berpengaruh langsung terhadap pertimbangan audit,
demikian pula ketika isu gender berinteraksi dengan pengalaman tugas
auditor, maka interaksi tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap
pertimbangan audit yang dibuat.
Sehingga berdasarkan hasil uji statistik F diatas menyebutkan
bahwa pengalaman, komitmen profesional, etika organisasi dan gender
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pengambilan
keputusan etis auditor.
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh pengalaman, komitmen profesional, etika organisasi dan gender
terhadap pengambilan keputusan etis auditor. Hasil pengujian terhadap 76
responden auditor independen adalah sebagai berikut:
1. Pengalaman (X1) berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap
pengambilan keputusan etis auditor (Y) dengan nilai koefisien -0,011.
2. Komitmen profesional (X2) berpengaruh secara positif dan tidak
signifikan terhadap pengambilan keputusan etis auditor (Y) dengan nilai
koefisien sebesar 0,020.
3. Etika organisasi (X3) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
pengambilan keputusan etis auditor (Y) dengan nilai koefisien sebesar
0,674.
4. Gender berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap
pengambilan keputusan etis auditor dengan nilai koefisien sebesar -0,368.
5. Pengalaman, komitmen profesional, etika organisasi dan gender secara
simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengambilan
keputusan etis auditor berdasarkan hasil Uji F dengan koefisien sebesar
19,452 dengan tingkat signifikan pada alpha 0,000.
B. Implikasi
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, hasil regresi
memperlihatkan nilai koefisien pengalaman sebesar -0,011 dengan tingkat
signifikansi 0,922. Koefisien komitmen profesional sebesar 0,020 dengan
tingkat signifikansi 0,833. Koefisien etika organisasi berdasarkan jumlah
penugasan sebesar 0,674 dengan tingkat signifikansi 0,000, sedangkan
koefisien gender sebesar -0,638 dengan tingkat signifikansi 0,451.
Berdasarkan penjelasan di atas maka implikasi dari ketiga variabel ini adalah:
1. Variabel pengalaman mempunyai pengaruh yang negatif dan tidak
signifikan, artinya semakin banyak pengalaman tidak berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan etis auditor yang dibuat. Dalam
pengambilan keputusan etis auditor pengalaman tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan karena dalam pengambilan keputusan tidak
cukup hanya dengan pengalaman saja tetapi ada faktor lain yang harus
diperhatikan seperti sikap, kebiasaan dan budaya individu.
2. Variabel komitmen profesional mempunyai pengaruh yang positif namun
tidak signifikan, artinya semakin seseorang mentaati dan menjalankan
yang menjadi komitmen profesionalnya maka pengambilan keputusan etis
auditor yang dibuat akan meningkat atau dapat mengambil suatu
keputusan yang lebih baik lagi.
3. Variabel etika organisasi mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan, artinya semakin seseorang mentaati dan menjalankan yang
menjadi peraturan di dalam organisasi maka pengambilan keputusan etis
auditor yang dibuat menjadi lebih reliabel, obyektif serta dapat diterima
secara baik oleh berbagai pihak.
4. Variabel gender mempunyai pengaruh yang negatif dan tidak signifikan,
artinya perbedaan gender antara wanita dan pria tidak berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan etis auditor yang dibuat.
DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno. “Auditing (Pemeriksaan Akuntan Oleh Kantor Akuntan Publik”.
Edisi Ketiga, Lembaga Penerbit FE UI.1996.
Ananing, Dwi. “Pengaruh Pengalaman Terhadap Peningkatan Keahlian Auditor Dalam Bidang Auditing”. Skripsi FE Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2006.
Andriyani. “Pengaruh Orientasi Etika, Locus of Control, Komitmen Profesi Terhadap Perilaku Auditor Dalam Situasi KOnflik Audit Dengan Kesadaran Etis Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Beberapa KAP di Jakarta)”. Skripsi tidak dipublikasikan, Trisakti School of Management. 2004.
Depdiknas. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”. Edisi Ketiga, Balai Pustaka, Jakarta, 2001.
Farid, Indriana MSS. “Persepsi Akuntan, Mahasiswa Akuntansi dan Karyawan Bagian Akuntansi Dipandang Dari Segi Gender Terhadap Etika Bisnis dan Etika Profesi”. Simposium Nasional IX, 23-26 Agustus, Padang, 2006.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Edisi 3, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2002.
Halim, Abdul. “ Auditing : Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan”. Edisi ketiga, Cetakan pertama, Unit Penerbit, Yogyakarta, 2003.
Hamid, Abdul. “Panduan Penulisan Skripsi”. FEIS UIN Press, Jakarta, 2007.
Hansen, dan Mowen. “Management Accounting”. Edisi 7, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2004.
Herliansyah, Yudi dan Melfida Ilyas “Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap Penggunaan Bukti Tidak Relevan Dalam Auditor Judgement”. Simposium Nasional Akuntansi IX, 23-26 Agustus, Padang, 2006.
Husein, Muhammad F. “Keterkaitan Faktor-faktor Organisasional ,Individu, Konflik Peran, Perilaku Etis dan Kepuasan Kerja Akuntan Manajemen”. Makalah Simposium Dwi-tahunan, J-AME-R, Yogyakarta.2004
Ikatan Akuntan Indonesia. “Standar Profesi Akuntan Publik”. Jakarta, 2001.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis : Untuk Akuntansi dan Manajemen.” Edisi pertama, BPFE – Yogyakarta, Yogyakarta, 1999.
Khomsiyah, dan Nur Indriantoro. “Pengaruh Orientasi Etika Terhadap Komitmen dan Sensitivitas Etika Auditor Pemerintah di DKI Jakarta”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.1, No.1, Januari, Hal.13-28, 1998.
Ludigdo, Unti dan M. Machfoedz. “Persepsi Akuntan dan Mahasiswa Terhadap Etika Bisnis”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.2, Jan:1-9.1999.
Marhadi, Lina. “Pengaruh Orientasi Etika, Komitmen Profesi dan Kesadaran Etis Terhadap Perilaku Auditor Dalam Situasi Konflik Audit”. Skripsi tidak dipublikasikan, Trisakti School of Management. 2006.
Mayangsari, Sekar. “Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi terhadap pendapat Audit : Sebuah Kuasieksperimen”. Tesis Program Pasca sarjana Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 2003.
Mutmainah, Siti. “Studi Tentang Perbedaan Evaluasi Etis, Intensi Etis dan Orientasi Etis Dilihat Dari Gender dan Disiplin Ilmu: Potensi Rekruitment Staf Profesional Pada Kantor Akuntan publik”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 10, No.1, Januari, Hal.43-67.
Nugrahaningsih, Putri. “Analisis Perbedaan Perilaku Etis Auditor di KAP Dalam Etika Profesi (Studi Terhadap Peran Faktor-Faktor Individual: Locus of Control, Lama Pengalaman Kerja, Gender dan Equity Sensitivity”. Simposium Nasional Akuntansi VIII, 15-16 September, Solo, 2005.
Nuryanto, Muhammad dan Dewi Synthia. “Tinjauan Nilai Etika diatas Pengambilan Keputusan Etis Auditor Berdasarkan Pendekatan Moral”, Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi, 2001.
Rahayu, Wening. “Analisa Tentang Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi”. Arthawidya, Th 3, No.1, Januari, 2002.
Rianovita. “Pengaruh Etika, Keahlian Audit dan Independensi Terhadap Pengambilan Keputusan Auditor”. Skripsi tidak dipublikasikan, Trisakti School of Management. 2005.
Sasongko, Budi. “Internal Auditor dan Dilema Etika. STIE Perbanas, Surabaya. http://theakuntan.com/jornals/accounting/.2006.
Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis”. Alfabeta, Bandung, 2005.
Umar, Sekaran. “ Research Methods For Business : Metodologi Penelitian untuk Bisnis.” Edisi ke empat, Salemba Empat, Jakarta, 2006.
Widyanto, Adi K.D dan Indrawati Yuhertian. “Pengaruh Pendidikan, Pengalaman dan Pelatihan Terhadap Profesionalisme Auditor Pemerintah yang Bekerja Pada Badan Pengawas Kota Surabaya”. Konferensi Nasional Akuntansi, Jakarta, 2005.
Zulaikha. “Pengaruh Interaksi Gender, Kompleksitas Tugas dan Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgement (Sebuah Kajian Experimental Dalam Audit Saldo Akun Persediaan)”. Simposium Nasional Akuntansi IX, 23-26 Agustus, Padang, 2006.