PENGARUH PENERAPAN SISTEM E-FILLING TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DENGAN PEMAHAMAN INTERNET SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI PADA KPP PRATAMA KLATEN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: SARI NURHIDAYAH 11412141031 PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015
142
Embed
PENGARUH PENERAPAN SISTEM E-FILLING …eprints.uny.ac.id/19850/1/skripsi full.pdf · Kuesioner di uji valditas dan uji reliabilitas sebelum penelitian. Uji asumsi klasik yang digunakan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH PENERAPAN SISTEM E-FILLINGTERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DENGAN
PEMAHAMAN INTERNET SEBAGAI VARIABEL PEMODERASIPADA KPP PRATAMA KLATEN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakartauntuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
SARI NURHIDAYAH
11412141031
PROGRAM STUDI AKUNTANSIJURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015
ii
Pengaruh Penerapan Sistem E-Filling terhadap Kepatuhan Wajib Pajakdengan Pemahaman Internet sebagai Variabel Pemoderasi
pada KPP Pratama KlatenOleh:
Sari Nurhidayah
11412141031
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Penerapan Sistem E-Filling terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dengan Pemahaman Internet sebagaiVariabel Pemoderasi pada KPP Pratama Klaten. Data penelitian ini diperoleh darikuesioner (Primer) yang dibagikan kepada Wajib Pajak yang terdaftar di KPPPratama Klaten dengan metode sampling incidental.
Populasi penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftarsebagai Wajib Pajak e-filling di KPP Pratama Klaten. Sampel yang digunakanpada penelitian ini sebanyak 103 responden. Kuesioner di uji valditas dan ujireliabilitas sebelum penelitian. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah ujimultikolinieritas, uji heteroskedastisitas, uji normalitas, dan uji linearitas. Ujihipotesis yang digunakan adalah regresi linier sederhana dan ModeratedRegression Analysis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Penerapan Sistem E-Fillingberpengaruh postif dan signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Hal inidibuktikan melalui analisis regresi linier sederhana yang diperoleh nilai R Squaresebesar 0,358, yang dapat diartikan bahwa besarnya pengaruh Penerapan SistemE-Filling terhadap Kepatuhan Wajib Pajak adalah 35,8%. Hasil uji t statistikmenghasilkan nilai signifikansi lebih kecil dari level of significant yaitu 0,000 <0,05. (2) Pemahaman Internet dapat memoderasi pengaruh Penerapan Sistem E-Filling terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Hal tersebut dibuktikan melaluiModerated Regression Analysis yang memberikan nilai koefisien sebesar 0,071,yang dapat diartikan Pemahaman Internet dapat memoderasi pengaruh PenerapanSistem E-Filling terhadap Kepatuhan Wajib Pajak sebesar 71%. Hasil uji tstatistik menghasilkan nilai signifikan lebih kecil dari level of significant yaitu0,005 < 0,05.
Kata Kunci: E-Filling, Kepatuhan Wajib Pajak, Internet.
PENGART'H PEIYERAPAN SISTEM E-FILLINGTERIIADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DENGAI\I
PEMAHAMAN INTERNET SEBAGN YARIABEL PEMODERASIPADA KPP PRATAMA KLATEN
SKRIPSI
Oleh:SARINURHIDAYAH
t1412141031
Telah disetujui dan disahkanPada tanggal 20 April 201 5
Untuk dipertahankan di depan Tim Penguji SkripsiProgram Studi Akuntansi
Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas EkonomiUniversitas Negeri Yogyakarta
Berdasarkan statistik pengguna internet di Pulau Jawa yang
merupakan pulau terpadat di Indonesia tersebut terlihat sedikitnya
pengguna internet di Indonesia, sedangkan survai lain yang dilakukan
oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2012 menunjukkan bahwa di
Indonesia lebih dari 60% pengakses internet berumur dibawah 25 tahun.
Pengakses internet paling muda, didapati pada rentang umur 5 sampai 12.
Dari survai tersebut terlihat penggunaan internet didominasi oleh remaja.
Terdapat beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti
terdahulu mengenai kepatuhan Wajib Pajak, diantaranya penelitian yang
memiliki hasil sejenis yang dilakukan oleh Siti (2008) yang menunjukkan
adanya pengaruh peningkatan kepatuhan Wajib Pajak sebelum dan
7
sesudah program e-SPT dalam melaporkan SPT masa PPN yang diterima
dan penelitian yang dilakukan oleh Irmayanti (2013) mengenai pengaruh
modernisasi sistem administrasi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib
Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa modernisasi sistem administrasi
perpajakan yang terdiri dari restrukturisasi organisasi, penyempurnaan
proses bisnis dan teknologi informasi, penyempurnaan sumber daya
manusia, dan pelaksanaan Good Governance berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
Penelitian sejenis lainnya memiliki hasil berbeda, yaitu penelitian
yang dilakukan oleh Sri dan Ita (2009) mengenai pengaruh modernisasi
sistem administrasi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan penerapan Sistem Administrasi
Perpajakan Modern pada KPP Pratama Bandung ”X” sebagian besar
dalam kategori baik dan sistem administrasi perpajakan modern tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan diatas dan dari uraian
mengenai beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang
memiliki hasil berbeda, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang
mengkaji adakah pengaruhnya penerapan sistem e-filling terhadap
kepatuhan Wajib Pajak berdasarkan kenyataan bahwa kepatuhan Wajib
Pajak masyarakat Indonesia masih rendah. Selain itu, peneliti juga ingin
meneliti apakah pemahaman terhadap internet dapat memoderasi
8
hubungan antara penerapan sistem e-filling dengan kepatuhan Wajib Pajak
karena untuk dapat menggunakan e-filling Wajib Pajak harus dapat
mengoperasikan internet. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan,
maka dengan ini peneliti akan melakukan sebuah penelitian yang berjudul
“Pengaruh Penerapan Sistem E-Filling terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
dengan Pemahaman Internet sebagai Variabel Pemoderasi pada KPP
Pratama Klaten.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka diidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Keinginan masyarakat untuk membayarkan pajak masih rendah.
2. Masih banyak Wajib Pajak yang belum memanfaatkan atau
menggunakan sistem e-filling.
3. Masyarakat Indonesia yang dapat mengoperasikan internet masih
rendah dan sebagian besar pengguna internet di Indonesia didominasi
oleh remaja.
4. Terdapat perbedaan hasil penelitian terdahulu yang membahas
mengenai kepatuhan Wajib Pajak.
9
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan beberapa identifikasi masalah yang ada, peneliti
mencoba membatasi masalah yang hendak dipecahkan melalui kegiatan
penelitian. Batasan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah
mengenai Pengaruh Penerapan Sistem E-Filling terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak dengan Pemahaman Internet sebagai Variabel Pemoderasi.
Wajib Pajak yang dijadikan subyek penelitian adalah Wajib Pajak yang
terdaftar di KPP Pratama Klaten.
D. Rumusan Masalah
Sesuai latar belakang masalah yang telah dibahas di atas, dapat
dirumuskan beberapa masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Apakah Penerapan Sistem E-filling berpengaruh terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Klaten?
2. Apakah Pemahaman Internet dapat memoderasi hubungan antara
Penerapan Sistem E-Filling dengan Kepatuhan Wajib Pajak yang
terdaftar di KPP Pratama Klaten?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh Penerapan Sistem E-Filling terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Klaten.
2. Mengetahui Pemahaman Internet dapat memoderasi hubungan antara
Penerapan Sistem E-Filling dengan Kepatuhan Wajib Pajak yang
terdaftar di KPP Pratama Klaten.
10
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang dibedakan
menjadi dua macam yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk
penelitian sejenis yang tertarik melakukan penelitian selanjutnya.
b. Penelitian ini diharapkan mampu menambah dan mengembangkan
wawasan, informasi, serta pemikiran dan ilmu pengetahuan yang
khususnya berkaitan dengan Pengaruh Sistem E-Filling terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak dengan Pemahaman Internet sebagai
Variabel Pemoderasi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Direktorat Jendral Pajak dan KPP Pratama Klaten, diharapkan
hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi aparat pajak
dalam memberikan gambaran mengenai pengaruh sistem e-filling
terhadap kepatuhan Wajib Pajak sehingga dapat berinovasi dalam
mengembangkan teknologi untuk mengoptimalkan pelayanan
terhadap Wajib Pajak.
b. Bagi pihak pembaca dan penulis sendiri, hasil penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi untuk menambah
wawasan mengenai kemudahan pelaporan SPT bagi Wajib Pajak
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis
1. Perpajakan
Terdapat bermacam-macam pengertian atau definisi pajak, namun
pada hakekatnya maksud dan tujuan dari pajak itu seragam. Menurut
pasal 1 Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang KUP berbunyi:
“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang olehorang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkanUndang-Undang, dengan tidak mendapat imbalan secara langsungdan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnyakemakmuran rakyat.”
Kemudian menurut Dr. Soeparno Soemahamidjaja dalam Erly Suandy
(2005) pajak merupakan iuran yang bersifat wajib, berupa uang atau
barang, yang dipungut oleh pemerintah berdasarkan norma-norma
hukum, yang digunakan untuk menutupi biaya produksi barang-barang
dan jasa-jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum, sedangkan
menurut Prof. Dr. P. J. A. Andriani dalam Abdul Rahman (2010) pajak
adalah iuran dari masyarakat kepada negara yang dapat dipaksakan dan
terutang oleh pihak yang wajib membayarnya berdasarkan peraturan
perundang-undangan dengan tidak mendapat prestasi kembali secara
langsung yang digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
umum yang berhubungan dengan tugas negara dalam
menyelenggarakan pemerintahan. Berdasarkan beberapa definisi di
atas dapat disimpulkan bahwa pajak adalah kontribusi wajib, berupa
12
uang atau barang kepada negara yang terutang oleh Orang Pribadi atau
Badan yang dapat dipaksakan sesuai peraturan perundang-undangan
dengan tidak mendapat imbalan secara langsung yang digunakan untuk
membiayai keperluan negara dalam menyelenggarakan pemerintahan
untuk mencapai kesejahteraan umum.
Pajak mempunyai beberapa fungsi seperti yang diungkapkan oleh
Abdul Rahman (2010, 21-22), yaitu:
a. Fungsi Anggaran; sebagai sumber pendapatan negara, pajak
berfungi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Biaya
tersebut digunakan untuk menjalankan tugas rutin negara dan
untuk melaksanakan pembangunan.
b. Fungsi Mengatur; melalui kebijaksanaan pajak, pemerintah dapat
mengatur pertumbuhan ekonomi. Dengan fungsi mengatur, pajak
dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan.
c. Fungsi stabilitas; pemerintah memiliki dana yang berasal dari pajak
untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas
harga sehingga inflasi dapat dikendalikan.
d. Fungsi Redistribusi Pendapatan; pajak yang sudah dipungut oleh
negara dari masyarakat akan digunakan untuk membiayai semua
kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan
sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya
akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
13
2. Kepatuhan Wajib Pajak
a. Pengertian Wajib Pajak
Pengertian Wajib Pajak menurut UU No 16 Tahun 2009
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan berbunyi:
“Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar
pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak
dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.” Menurut Abdul Rahman (2010:
32) Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang ditentukan
untuk melakukan kewajiban perpajakan yaitu memungut atau
memotong pajak tertentu yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang – undangan perpajakan, sedangkan menurut Fidel
(2010: 136) Wajib Pajak merupakan subjek pajak yang memenuhi
syarat-syarat objektif yaitu masyarakat yang menerima atau
memperoleh Penghasilan Kena Pajak (PKP), yaitu penghasilan
yang melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) bagi wajib
pajak dalam negeri sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa Wajib Pajak adalah subyek pajak yang terdiri dari orang
pribadi atau badan yang memenuhi syarat-syarat obyektif yang
ditentukan oleh Undang-Undang, yaitu menerima atau memperoleh
penghasilan kena pajak yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
14
undangan. Subyek pajak adalah orang atau badan yang bertempat
tinggal atau berkedudukan di Indonesia. Obyek pajak menurut
Fidel (2010:136) adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis
yang diperoleh Wajib Pajak yang digunakan untuk konsumsi atau
untuk menambah kekayaan Wajib Pajak tersebut. Penghasilan
Kena Pajak adalah penghasilan yang melebihi penghasilan tidak
kena pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri. Kewajiban pajak
merupakan kewajiban publik yang bersifat pribadi, yang tidak
dapat dialihkan kepada orang lain. Wajib Pajak dapat menunjuk
atau meminta bantuan atau memberi kuasa pada orang lain, akan
tetapi kewajiban publik yang melekat pada dirinya, khususnya
mengenai pajak-pajak langsung tetap ada padanya. Dia tetap
bertanggung jawab walaupun orang lain dapat ikut
dipertanggungjawabkan.
Menurut Mardiasmo (2011: 56) Wajib Pajak memiliki
beberapa kewajiban yang harus dipenuhi yaitu:
1) Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP.
Wajib Pajak wajib mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan
Pajak yang berada di wilayah tempat tinggal atau tempat
kedudukan Wajib Pajak, kemudian akan diperoleh Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP). NPWP tersebut yang
kemudian digunakan sebagai identitas bagi Wajib Pajak.
15
Pendaftaran NPWP dapat dilakukan secara online melalui
e-register.
2) Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP.
Wajib Pajak yang merupakan pengusaha yang dikenakan
PPN wajib melaporkan usahanya untuk kemudian
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) kepada
KPP. Pengukuhan sebagai PKP juga dapat dilakukan secara
online melalui e-register.
3) Menghitung pajak terutang, memperhitungkan pajak yang
sudah dipotong oleh pihak lain, membayar, dan melaporkan
sendiri pajak dengan benar.
Sistem perpajakan di Indonesia menganut self assessment
system, sehingga Wajib Pajak diharuskan melakukan
penghitungan, pembayaran, dan pelaporan pajak dengan
sendiri.
4) Mengisi dengan benar SPT (SPT diambil sendiri), dan
memasukkan ke Kantor Pelayanan Pajak dalam batas waktu
yang telah ditentukan.
SPT merupakan surat yang digunakan Wajib Pajak untuk
melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran objek
pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Batas waktu maksimal yang telah ditentukan
untuk melaporkan SPT ke Kantor Pajak adalah tiga bulan
16
setelah akhir tahun pajak untuk SPT PPh tahunan Wajib
Pajak Orang Pribadi dan empat bulan setelah akhir tahun
pajak untuk SPT PPh tahunan Wajib Pajak Badan.
5) Menyelenggarakan pembukuan/pencatatan.
Pencatatan merupakan kumpulan data mengenai peredaran
dan/atau penghasilan bruto yang digunakan untuk
penghitungan jumlah pajak yang terutang. Pembukuan
adalah pencatatan yang dilakukan secara teratur yang
berupa data dan informasi keuangan serta jumlah harga
perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup
dengan menyusun laporan keuangan meliputi neraca dan
laporan laba rugi untuk periode tahun pajak tersebut.
6) Apabila diperiksa Wajib Pajak diwajibkan:
a. Memperlihatkan laporan pembukuan atau catatan,
dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan
penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha,
pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang
terutang pajak.
b. Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat
atau ruangan yang diperlukan dan yang dapat
memperlancar pemeriksaan.
7) Apabila ketika mengungkapkan pembukuan, pencatatan,
atau dokumen serta keterangan yang diminta, Wajib Pajak
17
terikat oleh suatu kewajiban untuk merahasiakan, maka
kewajiban untuk merahasiakan itu ditiadakan oleh
permitaan untuk keperluan pemeriksaan.
Hak-hak Wajib Pajak Menurut Mardiasmo (2011) yaitu:
1) Mengajukan surat keberatan dan surat banding.
Wajib Pajak berhak mengajukan surat keberatan apabila
merasa tidak puas dengan ketetapan pajak yang dikenakan
kepadanya atau atas pemotongan/pemungutan yang
dilakukan oleh pihak ketiga. Apabila Wajib Pajak belum
puas dengan hasil surat keputusan keberatan, Wajib Pajak
berhak mengajukan surat banding ke Pengadilan Pajak.
2) Menerima tanda bukti pemasukkan SPT.
Tanda bukti pemasukan SPT merupakan tanda bukti
diterimanya SPT. Tanda bukti diberikan oleh petugas pajak
kepada Wajib Pajak.
3) Melakukan pembetulan SPT yang telah dimasukkan.
Wajib Pajak dapat melakukan pembetulan SPT yang telah
dimasukkan dengan menyampaikan pernyataan tertulis
sebelum Direktur Jenderal Pajak melakukan pemeriksaan.
atau bukti potong PPh, SSP Lembar ke-3 PPh Pasal 29,
Surat Kuasa Khusus, perhitungan PPh terutang bagi
Wajib Pajak Kawin Pisah Harta dan/atau mempunyai
NPWP sendiri, fotokopi Bukti Pembayaran Zakat) tidak
perlu dikirim lagi kecuali diminta oleh KPP melalui
Account representative.
(www.pajak.go.id)
4. Pemahaman Internet
Internet (interconnected-networking) merupakan rangkaian
komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Menurut D.E
Conner dalam Ayu Ika Novarina (2005) mendefinisikan internet
adalah:
“Internet, sistem informasi global berbasis komputer. Internetmerupakan jaringan komputer yang saling terkoneksi. Tiapjaringan komputer dapat mencakup puluhan, ratusan bahkan ribuankomputer, dan memungkinkan mereka untuk berbagi informasisatu dengan yang lain dan untuk berbagi sumber-sumber dayakomputerisasi seperti superkomputer yang kuat dan data baseinformasi.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan
pemahaman memiliki kata dasar paham yang berarti pandai dan
mengerti benar proses, cara, perbuatan (tentang suatu hal).
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diambil kesimpulan pemahaman
internet adalah mengerti benar tentang apa itu internet dan mengetahui
bagaimana cara menggunakan internet.
31
Pada awalnya, internet dibentuk oleh Departemen Pertahanan
Amerika Serikat untuk tujuan militer. Dewasa ini, sesuai dengan
perkembangan internet yang sangat pesat, tujuan internet tidak hanya
untuk keperluan militer, akan tetapi memberikan banyak manfaat bagi
kehidupan sehari-hari, diantaranya:
a. Memperoleh informasi
Internet sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari,
salah satunya memberikan informasi yang dibutuhkan
pengguna. Dengan adanya internet, pengguna dapat dengan
mudah memperoleh berbagai informasi, contohnya adalah
informasi mengenai prosedur penggunaan dan perkembangan
e-filling.
b. Menambah pengetahuan
Di dalam kehidupan sehari-hari, seseorang memerlukan
banyak pengetahuan. Internet meberikan kebebasan akses
untuk kita mencari atau mendapatkan pengetahuan yang
diperlukan, sebagai contoh adalah pengetahuan mengenai
Peraturan Perundang-undangan. Pengetahuan tersebut akan
sangat bermanfaat bagi Wajib Pajak.
c. Memberikan kecepatan untuk mengaksesnya.
Internet memberikan kecepatan dalam mengakses berbagai
informasi, pengetahuan dan kepentingan lainnya. Contohnya
adalah dengan adanya internet akan memudahkan dan
32
mempercepat Wajib Pajak dalam mengakses e–filling dan
menerima verfikasinya.
B. Penelitian yang Relevan
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan yang
dapat digunakan sebagai acuan yaitu:
1. Sri Rahayu dan Ita Salsalina Lingga (2009)
Penelitian yang dilakukan oleh Sri dan Ita (2009) berjudul
“Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak dengan Survei atas Wajib Pajak Badan
pada KPP Pratama Bandung X.” Hasil penelitian tersebut
menunjukkan penerapan sistem administrasi perpajakan modern
pada KPP Pratama Bandung ”X” sebagian besar dalam kategori
baik misalnya penerapan penggunaaan fasilitas teknologi
perpajakan dalam mempermudah pemenuhan kewajiban
perpajakan sebagian besar dalam ketegori baik karena dapat
mempermudah petugas pajak dalam memberikan pelayanan prima
kepada Wajib Pajak akan tetapi untuk penerapan sistem
administrasi perpajakan modern tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak, hal tersebut
disebabkan oleh kurangnya sosialisasi mengenai penerapan sistem
tersebut. Selain itu karena jumlah account representative yang ada
di KPP Pratama tidak sebanding dengan jumlah Wajib Pajak yang
menjadi tanggung jawab petugas account representative. Disisi
33
lain, penggunaan teknologi internet oleh masyarakat masih
tergolong rendah, yang juga menjadi penyebab tidak
berpengaruhnya penerapan sistem administrasi perpajakan modern
tersebut.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak
pada variabel dependen. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
terdahulu terletak pada variabel independen dimana penelitian
terdahulu meneliti tentang modernisasi sistem administrasi
perpajakan sedangkan dalam penelitian ini, peneliti meneliti
mengenai e-filling yang merupakan bagian dari sistem administrasi
perpajakan modern.
2. Nugroho Agung Susanto (2011)
Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2011) berjudul
“Analisis Perilaku Wajib Pajak terhadap Penerapan Sistem E-
Filling Direktorat Jenderal Pajak”. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
penerimaan Wajib Pajak terhadap e-filling adalah persepsi
kegunaan, persepsi kemudahan penggunaan, sikap terhadap
penggunaan, kesukarelaan menggunakan dan norma subyketif.
Mayoritas responden dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa
e-filling dapat diterima sebagai sistem pelaporan pajak secara
online dan realtime.
34
Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak
pada penerapan sistem e-filling oleh kantor pajak. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah dalam penelitian
ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh penerapan sistem e-filling
terhadap kepatuhan Wajib Pajak sedangkan pada penelitian
terdahulu, ingin menganalisis perilaku Wajib Pajak terhadap
penerapan e-filling.
3. Irmayanti Madewing (2013)
Penelitian yang dilakukan oleh Irmayanti (2013) berjudul
“Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Makassar Utara.” Penelitian tersebut serupa dengan penelitian yang
dilakukan oleh penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan
oleh Sri dan Ita (2009) yaitu sama-sama meneliti tentang pengaruh
modernisasi sistem administrasi perpajakan terhadap kepatuhan
Wajib Pajak, akan tetapi kedua penelitian tersebut memiliki hasil
berbeda. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Irmayanti (2013)
menunjukkan bahwa modernisasi sistem administrasi perpajakan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan Wajib
Pajak, dimana dalam penelitian tersebut modernisasi sistem
adminitrasi perpajakannya yang terdiri dari restrukturisasi
organisasi, penyempurnaan proses bisnis dan teknologi informasi,
35
penyempurnaan sumber daya manusia, dan pelaksanaan Good
Governance .
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh
Irmayanti (2013) terletak pada variabel dependennya. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Irmayanti
Madewing terletak pada variabel independennya dimana penelitian
ini meneliti mengenai penerapan e-filling yang merupakan bagian
dari sistem administrasi perpajakan modern.
C. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh Penerapan Sistem E-Filling terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak
Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang
dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak. Untuk dapat
memaksimalkan sumber penerimaan negara, dibutuhkan Wajib
Pajak yang patuh melaksanakan kewajibannya yaitu membayarkan
pajaknya kepada negara. Maka dari itu, Direktorat Jenderal Pajak
selalu berupaya mengoptimalkan pelayanannya supaya Wajib
Pajak tidak enggan melaksanakan kewajibannya. Salah satu cara
mengoptimalkan pelayanan tersebut adalah dengan memperbarui
atau menyempurnakan sistem administrasi perpajakan atau biasa
dikenal dengan istilah sistem administrasi perpajakan modern yang
dilakukan melalui reformasi administrasi perpajakan yang
diharapkan dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam
36
pelayanannya kepada Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban
perpajakannya.
E-filling merupakan bagian dari reformasi administrasi
perpajakan yang bertujuan untuk memudahkan dalam pembuatan
dan penyerahan laporan SPT kepada Direktoran Jenderal Pajak.
Dengan diterapan sistem e-filling diharapkan dapat memberikan
kenyaman dan kepuasan kepada Wajib Pajak sehingga dapat
meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.
2. Pengaruh Penerapan Sistem E-Filling terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak dengan Pemahaman Internet sebagai Variabel Pemoderasi.
Sistem e-filling merupakan layanan pengisian dan
penyampaian Surat Pemberitahuan Wajib Pajak secara elektronik
kepada Direktorat Jenderal Pajak yang bertujuan untuk
memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi Wajib Pajak dalam
penyampaian Surat Pemberitahuannya dengan memanfaatkan
jaringan komunikasi internet. Untuk dapat menggunakan sistem
tersebut, Wajib Pajak dituntut untuk mengerti atau paham terhadap
internet yaitu mengetahui bagaimana cara mengoperasikan
internet. Apabila Wajib Pajak tidak dapat mengoperasikan internet,
penerapan sistem tersebut tidak berpengaruh apa-apa terhadap
kenyaman dan kemudahan dalam penyampaian SPT kepada kantor
pajak yang diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan Wajib
Pajak.
37
D. Paradigma Penelitian
Berdasarkan penjelasan kerangka pemikiran yang telah dipaparkan
sebelumnya, maka dapat dibuat sebuah paradigma penelitian mengenai
penelitian ini sebagai berikut :
Gambar 1. Paradigma Penelitian
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan penjelasan kerangka pemikiran dan paradigma
penelitian sebelumnya, maka hipotesis penelitian yang diajukan sebagai
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian ini adalah
sebagai berikut:
H1: Penerapan Sistem E-Filling berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Klaten.
H2: Pemahaman Internet memoderasi pengaruh Penerapan Sistem E-
Filling terhadap Kepatuhan Wajib Pajak yang tedaftar di KPP
Pratama Klaten.
11
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang
menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan bentuk
penelitian survai. Menurut Sugiyono (2013: 14) penelitian
kuantitatif bertujuan untuk menunjukkan hubungan antar variabel,
menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai
prediktif. Penelitian ini juga menggunakan variabel moderating,
yaitu tipe variabel-variabel yang memperkuat atau memperlemah
hubungan langsung antara variabel independen dengan variabel
dependen yang mempunyai pengaruh terhadap sifat atau arah
hubungan antar variabel (Nur dan Bambang, 2009: 64).
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data primer. Data primer menurut Nur dan Bambang (2009: 146)
adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Data
primer dalam penelitian ini berupa jawaban atas kuisioner yang
dibagikan kepada responden.
12
2. Tempat dan WaktuPenelitian
Penelitian dilaksanakan di KPP Pratama Klaten yang
beralamat di Jalan Veteran No. 82 Bareng Lor Klaten. Waktu
penelitian dimulai pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan
Maret 2015.
B. Definisi Operasional Variabel
Penelitian ini menggunakan tiga jenis variabel yaitu variabel
dependen, variabel independen dan variabel pemoderasi. Variabel terikat/
dependen dalam penelitian ini adalah Kepatuhan Wajib Pajak, variabel
bebas / independen dalam penelitian ini adalah Penerapan Sistem E-Filling
dan variabel pemoderasi dalam penelitian ini adalah Pemahaman Internet.
1. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah jenis variabel yang dijelaskan
atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah Kepatuhan Wajib Pajak. Kepatuhan
Wajib pajak adalah ketika Wajib Pajak memenuhi semua
kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya,
kewajiban perpajakan meliputi mendaftarkan diri, menghitung dan
membayar pajak terutang, membayar tunggakan dan menyetorkan
kembali Surat Pemberitahuan.
13
Indikator KepatuhanWajib Pajak menurut Sri dan Ita
(2009) adalah sebagai berikut:
a. Kepatuhan untuk mendaftarkan diri.
b. Kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak
terutang.
c. Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan pajak.
d. Kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat
Pemberitahuan.
Keempat indikator tersebut digunakan sebagai indikator
untuk pengukuran Kepatuhan Wajib Pajak. Indikator tersebut
diukur dengan menggunakan skala likert 1-4 untuk mengukur
jawaban dari responden yang berupa pernyataan sangat tidak
setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat setuju.
2. Variabel Independen
Variabel independen adalah jenis variabel yang tidak
dipengaruhi variabel lain akan tetapi mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Penerapan Sistem
E-Filling. E-Filling merupakan bagian dari sistem administrasi
perpajakan modern yang digunakan untuk menyampaikan surat
pemberitahuan Wajib Pajak secara elektronik kepada Direktorat
14
Jenderal Pajak yang dilakukan melalui sistem on-line yang
realtime dengan memanfaatkan jaringan komunikasi internet.
Terdapat beberapa keuntungan diterapkannya sistem e-
filling bagi Wajib Pajak yaitu:
a. Penyampaian SPT dapatdilakukansecaracepat, aman, dan
kapansaja (24 jam dalam 7 hari).
b. Penghitungan dapat dilakukan dengan cepat dan akurat
karena terkomputerisasi.
c. Mengisi SPT lebih mudah karena pengisian SPT dalam
bentuk wizard.
d. Data yang disampaikan Wajib Pajak selalu lengkap karena
adanya validasi pengisian SPT.
e. Lebih ramah lingkungan karena meminimalisir penggunaan
kertas.
f. Tidak merepotkan karena dokumen pelengkap tidak perlu
dikirim kembali kecuali diminta oleh KPP melalui Account
Representative (AR).
Keenam keuntungan tersebut digunakan sebagai indikator,
sebagai dasar untuk pengukuran Penerapan Sistem E-Filing.
Indikator tersebut diukur dengan menggunakan skala likert 1-4
untuk mengukur jawaban dari responden yang berupa pernyataan
sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat setuju.
15
3. Variabel Pemoderasi
Variabel pemoderasi adalah jenis variabel yang
mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan
langsung antara variabel independen dengan variabel dependen.
Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai variabel pemoderasi
adalah Pemahaman Internet. Pemahaman Internet adalah mengerti
benar tentang apa itu internet dan mengetahui bagaimana cara
menggunakan internet. Internet memberikan beberapa manfaat
bagi kehidupan sehari-hari, diantaranya:
a. Memperoleh informasi.
b. Menambah pengetahuan.
c. Kecepatan mengakses.
Ketiga manfaat tersebut digunakan sebagai indikator, sebagai dasar
untuk pengukuran Pemahaman Internet. Indikator tersebut diukur
dengan menggunakan skala likert 1-4 untuk mengukur jawaban
dari responden yang berupa pernyataan sangat tidak setuju, tidak
setuju, setuju, dan sangat setuju.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
16
Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu
yang mempunyai karakteristik tertentu (Nur Indrianto & Bambang
Supomo, 2009: 115), sedangkan menurut Sugiyono ( 2012: 61) populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian diambil kesimpulannya. Populasi dalam
penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar sebagai
Wajib Pajak E-Filling di KPP Pratama Klaten sebanyak 6.538 Wajib
Pajak.
Sampel menurut Sugiyono ( 2012: 62) merupakan bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi, sedangkan
menurut Bambang & Lina ( 2005: 119) sampel merupakan bagian dari
populasi yang akan diteliti. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sampling insidental. Menurut Sugiyono ( 2012:
67) sampling insidental adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sebagai sampel apabila orang yang secara kebetulan
ditemui tersebut cocok sebagai sumber data. Dalam menentukan jumlah
sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin ( Bambang &
Lina, 2005:137), sebagai berikut:
n =
n = × ,
17
n = 98,4935
(dibulatkan menjadi 99)
Keterangan:
n : besaran sampel
N: besaran populasi
e : nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan dengan
menyebarkan kuesioner kepada sampel penelitian yang bersangkutan.
Kuesioner yang disebarkan berupa daftar pertanyaan mengenai masalah
yang berkaitan dengan obyek yang diteliti. Kuesioner diberikan kepada
Wajib Pajak yang pernah menggunakan sistem e-filling yang terdaftar di
KPP Pratama Klaten. Di dalam kuesioner terdapat petunjuk pengisian
supaya memudahkan responden untuk menjawab pertanyaan.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan informasi kuantitatif tentang variabel yang
akan diteliti. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
instrumen kuesioner untuk variabel Kepatuhan Wajib Pajak, variabel
18
Pemahaman Internet dan variabel Penerapan Sistem E-Filling.Penelitian
ini menggunakan model uji coba terpakai yang berarti apabila hasil uji
coba instrumen yang dilakukan valid dan reliabel maka instrumen tersebut
digunakan kembali sebagai instrumen penelitian.Instrumen kuesioner yang
digunakan sebagai uji coba terpakai sebanyak 30 responden.
Instrumen kuesioner untuk variabel Kepatuhan Wajib Pajak
memodifikasi instrumen yang digunakan Sri dan Ita (2009). Instrumen ini
menggunakan 9 pertanyaan. Skala pengukuran yang digunakan adalah
skala likert. Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
kejadian atau gejala sosial (Moch. Idochi Anwar, 2007: 12). Pernyataan
yang digunakan merupakan pernyataan positif dengan kriteria sangat tidak
setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat setuju dengan rentang nilai 1-4.
Instrumen kuisioner untuk variabel Penerapan Sistem E-filling
yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada keuntungan
diterapkannya sistem e-filling yang digunakan sebagai indikator penelitian.
Instrumen ini menggunakan 15 pertanyaan. Skala pengukuran yang
digunakan adalah skala likert. Pernyataan yang digunakan merupakan
pernyataan positif dengan kriteria sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju,
dan sangat setuju dengan rentang nilai 1-4.
Instrumen kuisioner untuk variabel Pemahaman Internet yang
digunakan dalam penelitian ini mengacu pada manfaat internet dalam
kehidupan sehari-hari yang digunakan sebagai indikator penelitian.
19
Instrumen ini menggunakan 6 pertanyaan. Skala pengukuran yang
digunakan untuk mengukur jawaban responden adalah skala likert 1-4,
berupa pernyataan sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat
setuju.
Tabel 3. Kisi-kisi kuesioner:
No. Variabel Indikator No.Butir
1Kepatuhan WajibPajak (Sri & Ita,
2009)
a. Kepatuhan untuk mendaftarkan diri 1,2,b. Kepatuhan untuk menyetorkan
kembali Surat Pemberitahuan (SPT)3,4,5
c. Kepatuhan dalam penghitungan danpembayaran pajak terutang
6,7
d. Kepatuhan dalam pembayarantunggakan
8,9
2Penerapan Sistem
E-Filling(www.pajak.go.id)
a. Kecepatan pelaporan SPT 1,2b. Lebih hemat 3,4c. Penghitungan lebih cepat 5,6d. Kemudahan pengisian SPT 7,8,9e. Kelengkapan data pengisian SPT 10,11f. Lebih ramah lingkungan 12,13g. Tidak merepotkan 14,15
3Pemahaman
Internet
a. Memperoleh informasi 1,2b. Menambah pengetahuan 3,4c. Kecepatan akses 4,5
Dalam skala likert, untuk mengukur data kualitatif menjadi
kuantitatif, maka jawaban itu diberi skor seperti berikut ini:
Tabel 4. Skor skala likert
No Uraian Skor1. Sangat setuju 42. Setuju 33. Tidak setuju 24. Sangat tidak setuju 1
Sumber : Imam Ghozali (2011: 47)
20
F. Teknik Analisis Data
1. Uji Instrumen
Hasil suatu penelitian seharusnya valid dan reliabel, maka
untuk mendapatkan hasil tersebut dibutuhkan instrumen yang valid
dan reliabel.Uji coba instrumen dilakukan pada 30 Wajib Pajak
yang terdaftar sebagai Wajib Pajak e-filling di KPP Pratama
Klaten. Responden yang digunakan untuk uji coba instrumen
penelitian ini diambil dari dalam populasi dan digunakan kembali
sebagai sampel penelitian. Untuk menguji apakah instrumen yang
digunakan dalam penelitian valid dan reliabel dilakukan uji
validitas dan uji reliabilitas.
a. Uji Validitas
Menurut Imam Ghozali (2011: 52-53) uji validitas
digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila
pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Untuk
mengukur validitas dilakukan dengan menggunakan
korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator
dengan total skor konstruk.
Hasil analisis korelasi bivariate dapat diketahui
dengan melihat output Cronbach’s Alpha yang ada pada
21
kolom Correlated Item – Total Correlation. Pengujian
menggunakan tingkat signifikasi 5% dengan kriteria
pengujian apabila nilai pearson correlation < t tabel maka
butir pertanyaan dikatakan tidak valid, sedangkan apabila
nilai pearson correlation > t tabel maka butir pertanyaan
Apabila persamaan ke-2 dan ke-3 tidak berbeda secara
signifikan maka Z bukanlah variabel moderator,
melainkan variabel independen.
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Umum
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten merupakan unit kerja dari
Direktorat Jenderal Pajak yang berkedudukan di Klaten dan bertanggung
jawab secara langsung kepada Kantor Wilayah IV Propinsi Jawa Tengah II
yang melaksanakan pelayanan kepada masyarakat Klaten dibidang
perpajakan baik yang telah terdaftar sebagai Wajib Pajak maupun belum.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten beralamat di Jalan Veteran No. 82
Bareng Lor Klaten.
Visi KPP Pratama Klaten adalah melayani Wajib Pajak dengan
PASTI (Profesional, Anti KKN, Solutif, Tepat Waktu, Informatif). Untuk
mewujudkan visi tersebut, misi yang diterapkan di KPP Pratama Klaten
adalah mewujudkan masyarakat Klaten yang sadar dan tertib pajak dengan
edukasi, pengawasan dan penegakan hukum melalui layanan PASTI
(Profesional, Anti KKN, Solutif, Tepat Waktu, Informastif)
Salah satu aplikasi yang diterapkan Direktorat Jenderal Pajak
adalah E-Filling. E-Filling merupakan bagian dari sistem administrasi
perpajakan modern yang diterapkan untuk memudahkan Wajib Pajak
dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan secara elektronik kepada
Direktorat Jenderal Pajak yang dilakukan melalui sistem on-line yang
realtime dengan memanfaatkan jaringan komunikasi internet.
59
B. Deskripsi Data Khusus
Responden dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak yang terdaftar
di KPP Pratama Klaten yaitu sebanyak 99 Wajib Pajak. Peneliti menyebar
110 kuesioner, tetapi hanya 103 kuesioner yang bisa dijadikan data
penelitian karena terdapat 7 kuesioner yang tidak diisi dengan lengkap.
Tabel 9. Pembagian Kuesioner
Keterangan Jumlah PersentaseKuesioner yang disebar 110 100%Kuesioner yang tidak diiisi dengan lengkap 7 6,4%Kuesioner yang digunakan 103 93,6%Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Berdasarkan hasil survai dengan menggunakan kuesioner,
karakteristik responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini dibagi
menjadi beberapa kelompok yaitu menurut jenis kelamin, umur,
pendidikan, pekerjaan dan pengetahuan pajak. Berikut ini disajikan
karakteristik responden menurut jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan
dan pengetahuan pajak.
Gambar 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
47%53%
Jenis Kelamin
Perempuan
Laki-laki
60
Gambar diatas menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini
sebagian besar berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 53% dan yang
berjenis kelamin perempuan sebanyak 47%.
Gambar 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa responden dalam
penelitian ini sebagian besar berumur antara 22-30 tahun sebanyak 62%
(64 orang), dilanjutkan dengan umur 31-46 tahun sebanyak 29% (30
orang),selanjutnyaberumur 47-64 tahun sebanyak 9% (9 orang), dan yang
berumur >64 tahun tidak ada (0 orang).
62%
29%
9%
0%
Umur
22-30
31-46
47-64
65 ke atas
61
Gambar 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang
Pendidikan
Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa responden dalam
penelitian ini sebagian besar dalam jenjang pendidikan Sarjana yaitu
sebanyak 58% (60 orang), jenjang pendidikan Diploma sebanyak 34% (35
orang), jenjang pendidikan SMA sebanyak 8% (8 orang) dan jenjang
pendidikan Magister tidak ada.
Magister SarjanaDiploma SMA
0%58%
34%8%
Pendidikan
62
Gambar 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa pekerjaan responden
dalam penelitian paling banyak adalah PNS yaitu sebanyak 41% (42
orang), selanjutnya Lainnya sebanyak 33% (34 orang), selanjutnya Swasta
sebanyak 23% (24 orang) dan yang paling rendah adalah Wirausaha yaitu
sebanyak 3% (3 orang).
Gambar 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Pajak
PNS
Swasta
Wirausaha
Lainnya
41%
23%
3%
33%
PekerjaanPNS Swasta Wirausaha Lainnya
Brevet PenyuluhanPajak
Tidak ada Lainnya
20%30%
22% 27%
Pengetahuan PajakBrevet
Penyuluhan Pajak
Tidak ada
Lainnya
63
Berdasarkan gambar diatas diketahui bahwa responden memiliki
pengetahuan pajak terbanyak berasal dari penyuluhan pajak yaitu
sebanyak 30% (31 orang), selanjutnya dari lainnya yaitu sebanyak 27%
(28 orang), selanjutnya tidak ada sebanyak 22% ( 23 orang), dan yang
terakhir berasal dari brevet yaitu sebanyak 20% ( 21 orang).
Analisis data yang disajikan dalam penelitian ini meliputi harga rerata
Mean (M), Modus (Mo), Median (Me), dan Standar Deviasi (SD). Mean
merupakan rata-rata, modus merupakan nilai variabel atau data yang
mempunyai frekuensi tinggi dalam distribusi. Median adalah nilai yang
membatasi 50% dari frekuensi distribusi sebelah atas dan 50% dari
frekuensi distribusi sebelah bawah, sedangkan standar deviasi adalah akar
varians. Selain itu, disajikan tabel distribusi frekuensi dan melakukan
pengkategorian terhadap nilai masing-masing indikator.
Langkah-langkah yang digunakan dalam menyajikan tabel distribusi
frekuensi menurut Sugiyono (2012 :34) sebagai berikut:
1. Menghitung jumlah kelas interval (Rumus Sturges)
K = 1 + 3,3 log n
Keterangan:
K : Jumlah kelas interval
n : Jumlah data observasi
2. Menentukan rentang data, yaitu data terbesar dikurangi data
terkecil kemudian ditambah 1.
64
3. Menghitung panjang kelas = rentang data dibagi jumlah kelas.
Deskripsi selanjutnya adalah melakukan pengkategorian terhadap
nilai masing-masing indikator. Dari nilai tersebut dibagi menjadi tiga
kategori berdasarkan Mean ideal (Mi) dan Standar Deviasi ideal (SDi).
Rumus untuk mencari Mi dan SDi adalah:
Mean ideal (Mi) = 1/2 (nilai maksimum + nilai minimum)
Standar Deviasi ideal (SDi) = 1/6 (nilai maksimum – nilai minimum)
Sedangkan untuk mencari kategori sebagai berikut:
Rendah = < (Mi – SDi)
Sedang = (Mi – SDi) s/d (Mi + SDi)
Tinggi = > (Mi + SDi)
1. Kepatuhan Wajib Pajak
Variabel Kepatuhan Wajib Pajak terdiri dari empat
indikator yaitu kepatuhan untuk mendaftarkan diri, kepatuhan
untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan, kepatuhan
dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, kepatuhan
dalam pembayaran tunggakan. Dari empat indikator tersebut dibuat
9 pertanyaan dan dinyatakan valid. Penentuan skor menggunakan
skala likert yang terdiri dari empat alternatif jawaban. Skor yang
diberikan paling tinggi empat dan paling rendah satu, sehingga
dihasilkan skor tertinggi sebesar 36 (4 x 9 = 36) dan skor terendah
9 (1 x 9 = 9). Berdasarkan data penelitian yang sudah diolah,
variabel Kepatuhan Wajib Pajak memiliki skor tertinggi 36 dan
65
skor terendah 23, mean 29,86, median30,00 , modus 27, dan
standar deviasi 3,447. Jumlah kelas interval diukur dengan rumus
Sturges sebagai berikut:
K = 1 + 3,3 log n
Keterangan:
K = Jumlah kelas interval
n = Jumlah data observasi
log = logaritma
Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah kelas interval untuk
variabel Kepatuhan Wajib Pajak yaitu:
K = 1 + 3,3 log 103
= 7,6424
(dibulatkan menjadi 7)
Rentang Data =(Data terbesar - data terkecil) + 1.
= (36-23) + 1
= 14
Panjang kelas = Rentang data / Jumlah Kelas
= 14/7
= 2.
66
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Variabel Kepatuhan Wajib
Pajak
No Kelas Interval Frekuensi (F) F (%)1 23-24 7 7%2 25-26 10 10%3 27-28 25 24%4 29-30 12 12%5 31-32 27 26%6 33-34 9 9%7 35-36 13 13%
Jumlah 103 100%Sumber: Data Primer yang diolah, 2015
Tabel diatas menunjukkan bahwa frekuensi paling besar adalah 27
responden yaitu pada kelas interval 31-32 dengan persentase 26%,
sedangkan frekuensi yang paling rendah adalah 7 responden yang
terdapat pada kelas interval 23-24 dengan persentase 7%.
Penentuan kecenderungan variabel setelah nilai maksimum
dan minimum diketahui, kemudian mencari nilai Mean ideal (Mi)
dan Standar Deviasi ideal (SDi).
MeanIdeal (Mi) = (nilai maksimum + nilai minimum)
= (36+ 9)
= 22,5
Standar Deviasi Ideal (SDi) = (nilai maksimum - nilai minimum)
= (36 – 9)
= 4,5
67
Setelah Mi dan SDi diketahui, kemudian dikategorikan dalam tiga
kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi.
Penentuan Kategori:
Rendah = < (Mi – SDi)
= < (22,5 – 4,5)
= < 18
Sedang = (Mi – SDi) s/d (Mi + SDi)
= (22,5 – 4,5) s/d (22,5+4,5)
= 18 s/d 27
Tinggi = > (Mi + SDi)
= > (22,5+4,5)
= > 27
Tabel 11. Distribusi Kecenderungan Variabel Kepatuhan
Kolmogorov-Smirnov Z 1.063Asymp. Sig. (2-tailed) 0.208a. Test distribution is Normal.
78
Dari hasil uji linieritas pada tabel di atas menunjukkan bahwa
Linearity untuk dua variabel memiliki nilai signifikansi kurang dari
0,05 sehingga hal ini menunjukkan variabel penelitian memiliki
hubungan linier.
2. Uji Hipotesis
a. Hipotesis 1
H1 : Penerapan Sistem E-Filling berpengaruh terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak
Untuk menguji H1 dilakukan dengan analisis regresi linier
sederhana. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 20. Hasil Perhitungan Hipotesis 1
Variabel Koefisien Regresi t hitung SigKonstanta 8,999Penerapan Sistem E-Filling
0,404 7,506 0,000
R : 0,598R Square: 0,358
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
1) Persamaan Garis Regresi
Berdasarkan hasil analisis regresi tersebut dapat diketahui
persamaan regresi satu prediktor sebagai berikut:
Y = 8,999 + 0,404X1
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa konstanta sebesar
8,999; hal ini menunjukkan bahwa apa
bila variabel X1 dianggap nol, maka nilai variabel Kepatuhan
Wajib Pajak adalah sebesar 8,999 satuan. Koefisien regresi X1
79
sebesar 0,404 menunjukkan bahwa setiap kenaikan Penerapan
Sistem E-Filling sebesar 1 satuan akan menaikkan Kepatuhan
Wajib Pajak sebesar 0,404 satuan. Berdasarkan dari hasil
tersebut menunjukkan arah model regresi ini adalah positif.
2) Koefisien Determinasi
Berdasarkan hasil dari tabel di atas nilai koefisien korelasi (R)
bernilai positif sebesar 0,589 dan R square (R2) sebesar 0,358.
Hal ini berarti Penerapan Sistem E-Filling memiliki pengaruh
positif dan berpengaruh sebesar 35,8% terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak, sedangkan sisanya sebesar 64,2% dipengaruhi
oleh variabel lain di luar penelitian ini.
3) Pengujian signifikansi regresi sederhana
Pengujian signifikansi bertujuan untuk mengetahui
signifikansi Penerapan Sistem E-Filling terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai
signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05. Nilai t hitung 7,506
lebih besar dari t tabel 1,98326. Koefisien korelasi (R)
memiliki arah positif sebesar 0,598 maka hipotesis pertama
yang menyatakan Penerapan Sistem E-Filling berpengaruh
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak diterima.
80
b. Hipotesis 2
H2 : Pemahaman Internet memoderasi pengaruh Penerapan
Sistem E-Filling terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Untuk menguji H2 menggunakan Moderated Regression Analysis.
Hasil perhitungan hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 21. Hasil Perhitungan Hipotesis 2
Variabel Koefisien RegresiKonstanta 82,695Penerapan Sistem E-Filling -1,124Pemahaman Internet -3,427M 0,071R 0,654R Square 0,427F Hitung 24,609Sig F 0,000Sig Penerapan Sistem E-Filling 0,030Sig Pemahaman Internet 0,009Sig M 0,005
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
1) Persamaan Garis Regresi
Berdasarkan tabel di atas diperoleh persamaan untuk
hipotesis 2 sebagai berikut:
Y = 82,695 - 1,124 X1 – 3,427Z + 0,071 X1Z
Berdasarkan persamaan tersebut menunjukkan bahwa
konstanta sebesar 82,695 hal ini dapat diartikan apabila
variabel X1, Z dan X1Z tidak mengalami perubahan maka
Kepatuhan Wajib Pajak sebesar 82,695. Nilai koefisien
variabel Penerapan Sistem E-Filling sebesar -1,124 dengan
81
signifikansi 0,030. Variabel Pemahaman Internet memberikan
nilai koefisien -3,427 dengan signifikansi 0,009. Variabel
pemoderasi (interaksi antara Penerapan Sistem E-Filling dan
Pemahaman Internet) memberikan nilai koefisien 0,071 dengan
signifikansi 0,005. Ketiga variabel ini dapat disimpulkan
berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak, karena memiliki
tingkat signifikansi di bawah 0,05. Oleh karena itu, hipotesis 2
diterima atau dengan kata lain Pemahaman Internet dapat
digunakan sebagai variabel pemoderasi dalam penelitian ini.
2) Koefisien Determinasi
Berdasarkan hasil dari tabel di atas nilai koefisien korelasi (R)
sebesar 0,654 dan nilai R square (R2) yang diperoleh bernilai
0,427. Hal ini berarti Pemahaman Internet memoderasi
pengaruh Penerapan Sistem E-Filling sebesar 42,7% terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak, sedangkan sisanya sebesar 57,3%
dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.
3) Uji F
Berdasarkan hasil uji pada tabel di atas diperoleh nilai F
hitung sebesar 24,609 dan lebih besar dari nilai F tabel 3.93.
Tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05. Nilai koefisien
korelasi berarah positif sebesar 0,654, sehingga dapat
disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan bahwa
82
Pemahaman Internet memoderasi pengaruh Penerapan Sistem
E-Filling terhadap Kepatuhan Wajib Pajak diterima.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Penerapan Sistem E-Filling berpengaruh terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak
Hasil penelitian ini mendukung hipotesis pertama yang
menyatakan Penerapan Sistem E-Filling berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Hal ini dapat dibuktikan
dengan nilai t hitung 7,506 yang lebih besar dari t tabel 1,98326
dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Nilai
koefisien regresi sebesar 0,404 yang memiliki arah positif
menunjukkan semakin baik Penerapan Sistem E-Filling maka
Kepatuhan Wajib Pajak juga akan baik. Selain itu, berdasarkan hasil
koefisien korelasi sebesar 0,598 dan koefisien determinasi (R2) 0,358
menunjukkan Penerapan Sistem E-Filling berpengaruh terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak dan mempengaruhi 35,8% terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak, sedangkan sisanya sebesar 64,2% dipengaruhi oleh
variabel lain di luar penelitian ini. Penerapan Sistem E-Filling
memberikan pengaruh signifikan tetapi tidak dominan terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak karena Penerapan Sistem E-Filling merupakan
salah satu dari beberapa upaya yang dilakukan Direktorat Jenderal
Pajak dalam meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak.
83
E-filling merupakan bagian dari reformasi administrasi perpajakan
yang bertujuan untuk memudahkan Wajib Pajak dalam pembuatan dan
penyerahan laporan SPT kepada Direktorat Jenderal Pajak. Penerapan
Sistem E-filling diharapkan dapat memberikan kenyaman dan
kepuasan bagi Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya
sehingga dengan diterapkannya sistem e-filling diharapkan dapat
meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian dari Irmayanti
(2013) berjudul “Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi
Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Makassar Utara.”Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Irmayanti (2013) menunjukkan bahwa modernisasi sistem administrasi
perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan
Wajib Pajak, dimana dalam penelitian tersebut modernisasi sistem
adminitrasi perpajakannya yang terdiri dari restrukturisasi organisasi,
penyempurnaan proses bisnis dan teknologi informasi, penyempurnaan
sumber daya manusia, dan pelaksanaan Good Governance .
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa Penerapan Sistem E-
Filling berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Semakin
baik Penerapan Sistem E-Filling maka Kepatuhan Wajib Pajak akan
semakin meningkat.
84
2. Pemahaman Internet memoderasi pengaruh Penerapan Sistem E-
Filling terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Hasil penelitian ini mendukung hipotesis kedua yang menyatakan
Pemahaman Internet dapat memoderasi pengaruh Penerapan Sistem E-
Filling terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Hal ini dapat dibuktikan
dengan nilai F hitung 24,609 yang lebih besar dari F tabel 3,93 dengan
nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Nilai koefisien
regresi Penerapan Sistem E-Filling sebesar - 1,124, koefisien regresi
Pemahaman Internet sebesar -1,327 dan koefisien regresi interaksi
antara Penerapan Sistem E-Filling dan Pemahaman internet. Jika
Interaksi antara Penerapan Sistem E-Filling dan Pemahaman internet
semakin tinggi maka Kepatuhan Wajib Pajak akan meningkat. Selain
itu, berdasarkan hasil koefisien korelasi sebesar 0,654 dan koefisien
determinasi (R2) 0,427 menunjukkan Pemahaman Internet memoderasi
pengaruh Penerapan Sistem E-Filling sebesar 42,7% terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak, sedangkan sisanya sebesar 57,3% dipengaruhi
oleh variabel lain di luar penelitian ini. Hal tersebut menunjukkan
bahwa Pemahaman Internet dapat memperkuat pengaruh Penerapan E-
Filling terhadap Kepatuhan Wajib Pajak karena terdapat peningkatan
pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak setelah dimoderasi oleh Pemahaman
Internet.
Sistem e-filling merupakan layanan pengisian dan penyampaian
Surat Pemberitahuan Wajib Pajak secara elektronik kepada Direktorat
85
Jenderal Pajak yang bertujuan untuk memberikan kenyamanan dan
kemudahan bagi Wajib Pajak dalam penyampaian Surat
Pemberitahuan dengan memanfaatkan jaringan komunikasi internet.
Untuk dapat menggunakan sistem tersebut, Wajib Pajak dituntut untuk
mengerti atau paham terhadap internet yaitu mengetahui bagaimana
cara mengoperasikan internet. Apabila Wajib Pajak tidak dapat
mengoperasikan internet, penerapan sistem tersebut tidak berpengaruh
apa-apa terhadap kenyaman dan kemudahan dalam penyampaian SPT
kepada kantor pajak yang diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan
Wajib Pajak.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa Pemahaman Internet
memperkuat pengaruh Penerapan Sistem E-Filling terhadap kepatuhan
Wajib Pajak. Semakin baik Pemahaman Internet yang dimiliki Wajib
Pajak akan mendorong Wajib Pajak untuk menggunakan sistem e-
filling sehingga semakin meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak.
86
E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah diusahakan untuk dilaksanakan dengan benar dan
sesuai dengan prosedur ilmiah, namun demikian masih memiliki
keterbatasan yang dapat digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya
supaya diperoleh hasil yang lebih baik. Berikut ini keterbatasan-
keterbatasan dalam penelitian ini:
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada Wajib Pajak yang terdaftar di
KPP Pratama Klaten, dimana Wajib Pajak yang sudah
menggunakan e-filling hanyalah Wajib Pajak Orang Pribadi.
Sehingga hasil analisis yang diperoleh hanya berlaku untuk Wajib
Pajak Orang Pribadi.
2. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan
kuesioner sehingga data yang dihasilkan mempunyai kesempatan
terjadi bias. Kemungkinan terjadi bias disebabkan adanya
perbedaan persepsi antara peneliti dengan responden terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
3. Adanya kerahasiaan data Wajib Pajak menyebabkan teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan sampling
insidental yaitu pengambilan sampel berdasarkan kebetulan.
87
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data peneliti, maka diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Penerapan Sistem E-Filling
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Hal ini dibuktikan melalui analisis
regresi linier sederhana yang diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar
0,358, yang dapat diartikan bahwa besarnya pengaruh Penerapan
Sistem E-Filling terhadap Kepatuhan Wajib Pajak adalah 35,8%. Hasil
uji t statistik menghasilkan nilai signifikansi lebih kecil dari level of
significantyaitu 0,000 < 0,05. Besarnya nilai koefisien regresi 0,404
dengan bilangan konstanta 8,999. Persamaan garis regresinya adalah Y
= 8,999 + 0,404 . Hal ini berarti semakin tinggi Penerapan Sistem E-
Filling maka semakin tinggi Kepatuhan Wajib Pajak.
2. Pemahaman Internet dapat memoderasi (memperkuat) pengaruh
Penerapan Sistem E-Filling terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Hal
tersebut dibuktikan melalui Moderated Regression Analysis yang
memberikan nilai koefisien sebesar 0,071, yang dapat diartikan
Pemahaman Internet dapat memoderasi pengaruh Penerapan Sistem E-
Filling terhadap Kepatuhan Wajib Pajak sebesar 71%. Hasil uji t
statistik menghasilkan nilai signifikan lebih kecil dari level of
significant yaitu 0,005 < 0,05. Besarnya nilai koefisien regresi -
88
1,124, Z -3,427 dan bilangan konstantanya 82,695. Persamaan garis
regresinya Y = 82,695 - 1,124 X1 – 3,427 Z + 0,071 X1Z. Hal ini
berarti semakin tinggi pemahaman Wajib Pajak terhadap internet dan
Penerapan Sistem E-Filling maka semakin tinggi Kepatuhan Wajib
Pajak.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian serta hal-hal yang terkait dengan
keterbatasan penelitian ini, maka dapat diberikan saran-saran sebagai
berikut:
1. Penelitian ini menunjukkan bahwa Penerapan Sistem E-Filling
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
Maka dari itu, Direktorat Jenderal Pajak hendaknya lebih
mensosialisasikan e-filling dari segi manfaat yang dapat dirasakan oleh
Wajib Pajak sehingga diharapkan dapat semakin meningkatkan
Kepatuhan Wajib Pajak.
2. Bagi Direktorat Jenderal Pajak hendaknya menerapkan sistem e-filling
untuk Badan supaya manfaat Penerapan Sistem E-Filling juga dapat
dirasakan Wajib Pajak Badan.
3. Hendaknya prosedur penggunaan sistem e-filling lebih disederhanakan
supaya sistem e-filling mudah dipelajari bagi Wajib Pajak yang belum
pernah menggunakan sisteme-filling.
89
4. Hendaknya Wajib Pajak memanfaatkan internet untuk dapat
menambah pengetahuan mengenai penggunaane-filling dan peraturan
perpajakan.
91
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman. ( 2010). Panduan Pelaksanaan Administrasi Perpajakan UntukKaryawan, Pelaku Bisnis dan Perusahaan. Bandung : Nuansa.
AF. (2014). Kemkeu: Penerimaan Pajak Baru Rp.683 Triliun. Di ambil darim.beritasatu.com/ekonomi/213755-kemkeu-penerimaan-pajak-baru-rp-683-triliun.html diakses pada tanggal 30 September 2014 pukul 15.21 WIB.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. (2014). Statistik InternetIndonesia. Diakses darihttp://www.apjii.or.id/v2/read/article/Statistik/263/statistik-internet-indonesia-.html pada tanggal 6 nopember 2014 pukul 14.03
Ayu Ika Novarina. (2005). “Implementasi Electronic Filling System (E-Filling)dalam Praktik Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) di Indonesia”. Tesis.Program Studi Pasca Sarjana Magister Kenotariatan. Universitas DiponegoroSemarang.
Bambang Prasetyo & L.M. Jannah (2005). Metode Penelitian Kuantitatif Teoridan Aplikasi. Depok: PT. RajaGrafindo Persada.
Berly Angkoso. (2010). “Pengaruh Reformasi Administrasi Perpajakan,Pengetahuan Dasar Wajib Pajak tentang Perpajakan, dan KesadaranPerpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak”. Skripsi. Fakultas Ekonomi danBisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Diana Sari. (2013). Konsep Dasar Perpajakan. Bandung : PT.Refika Aditama.
DJP. (2012). Harmonisasi Membangun Negeri Laporan Tahunan 2012.
___. (2012). Mudahnya Pelaporan Pajak Melalui E-Filling. Di ambil darihttp://www.pajak.go.id/content/mudahnya-pelaporan-pajak-melalui-e-filing-0pada tanggal 17 Desember 2014 pada pukul 12.16 WIB.
Erly Suandy. (2005). Hukum Pajak. Jakarta : Salemba Empat.
Feri Kristianto. (2014). Fuad Rahmany : Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak MasihRendah. Di ambil darihttp://finansial.bisnis.com/read/20140907/10/255668/fuad-rahmany-tingkat-kepatuhan-wajib-pajak-masih-rendah pada tanggal 5 November 2014 padapukul 10.03 WIB.
Gita Gowinda Kirana. (2010). ”Analisis Perilaku Penerimaan Wajib Pajakterhadap Penggunaan E-Filling”. Skripsi. Fakultas Ekonomi. UniversitasDiponegoro Semarang.
92
Hendra. (2014). Fenomena Internet pada Anak-anak dan Remaja. Di akses darihttp://hendra.room318online.com/fenomena-internet-pada-anak-anak-dan-remaja/ pada tanggal 13 agustus 2014 pukul 18.48 WIB.
Husein Umar. (2011). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:PT Rajagrafindo Persada.
Irmayanti Madewing. (2013). “Pengaruh Modernisasi Sistem AdministrasiPerpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan PajakPratama Makassar Utara”. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. UniversitasHassanuddin Makassar.
Nur Indriantoro & Bambang Supomo. (2009). Metode Penelitian Bisnis untukAkuntansi & Manajemen. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.
Siti Hawa Kamelia. (2008). “Analisis Pengaruh Kepatuhan wajib Pajak Sebelumdan Sesudah Penerapan Program e-SPT dalam Melaporkan SPT Masa PPN”.Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
Sri Rahayu & Ita Salsalina Lingga. (2009). “Pengaruh Modernisasi SistemAdministrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak”. JurnalAkuntansi. Vol.1, No:119-138.
Sugiyono. (2012). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
_______. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.
Surya Manurung. (2013). Kompleksitas Kapatuhan Perpajakan. Di ambil dariwww.pajak.go.id/content/article/kompleksitas-kepatuhan-pajak pada tanggal25 September 2014 pukul 22.30 WIB.
Yuniar Rachdianti. (2011). “Hubungan antara Self-Control dengan IntensitasPenggunan Internet Remaja Akhir”. Skripsi. Fakultas Psikologi non-RegulerUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
93
Peraturan Perundang-undangan
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor Kep-88/PJ/2004 tentang Penyampaian
Surat Pemberitahuan Secara Elektronik.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 192/PMK.03/2007 tentang Tata Cara
Penetapan Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu dalam Rangka