Page 1
PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
TERHADAP KEMAMPUAN INTERPRETASI DAN ANALISIS
PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V
SD KANISIUS BANTUL
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Dipersiapkan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Veronika Endah Jatiningsih
NIM: 131134149
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 2
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 3
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 4
iv
PERSEMBAHAN
Karya ilmiah ini Penulis persembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas berkat dan kasih yang
melimpah dalam kehidupanku.
2. Kedua orang tuaku Yohanes Suharjo dan Christina Sri Suyatsih yang tulus
dan sabar dalam mendidikku.
3. Kelima kakakku yang selalu memberikan semangat.
4. Sahabat-sahabat yang selalu memberi motivasi serta menghiburku dengan
canda dan tawa.
5. Universitas Sanata Dharma almamaterku yang kubanggakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 5
v
MOTTO
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat;
ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu”
(Mat. 7: 7)
“Jangan mencari ketakutanmu melainkan carilah harapan dan impianmu.”
(Paus Yohanes XXII)
“Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putusnya dipukul
ombak. Ia tidak saja tetap kukuh, bahkan ia menenteramkan amarah ombak dari
gelombang itu”
(Marcus Aurelius)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 6
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
daftar kutipan dan daftar referensi sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 3 Januari 2017
Penulis,
Veronika Endah Jatiningsih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 7
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata
Dharma.
Nama : Veronika Endah Jatiningsih
Nomor Mahasiswa : 131134149
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
(PBL) TERHADAP KEMAMPUAN INTERPRETASI DAN ANALISIS
PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS BANTUL
YOGYAKARTA”, beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).
Dengan demikian saya berikan kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya
dalam bentuk perangkat data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal, 3 Januari 2017
Yang menyatakan,
Veronika Endah Jatiningsih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 8
viii
ABSTRAK
Jatiningsih, Veronika Endah (2017). Pengaruh penerapan model Problem Based
Learning terhadap kemampuan interpretasi dan analisis pada mata
pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Bantul. Skripsi. Yogyakarta: Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
Kata kunci: model PBL, kemampuan interpretasi, kemampuan analisis, mata
pelajaran IPA.
Latar belakang penelitian ini adalah keprihatinan terhadap rendahnya
pembelajaran IPA siswa Indonesia yang termuat dalam penelitian PISA tahun
2009 dan 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
penerapan model PBL terhadap kemampuan interpretasi dan analisis pada mata
pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Bantul pada semester gasal tahun ajaran
2016/2017.
Penelitian ini menggunakan penelitian quasi experimental tipe non-
equivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas V SD Kanisius Bantul sebanyak 51 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari
26 siswa kelas VA sebagai kelompok eksperimen dan 25 siswa kelas VB sebagai
kelompok kontrol. Treatment yang diterapkan di kelompok eksperimen adalah
model pembelajaran PBL. Ada 5 langkah dalam model PBL yaitu orientasi siswa
pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyeidikan
individual dan kelompok, menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Model PBL berpengaruh
terhadap kemampuan interpretasi. Rerata kelompok eksperimen (M= 0,92, SE=
0,12) lebih tinggi daripada kelompok kontrol (M= 0,31, SE= 0,16). Perbedaan
tersebut signifikan dengan t (49) = -3,085, dengan p= 0,003 (p < 0,05). Effect size
model pembelajaran PBL terhadap kemampuan interpretasi adalah r= 0,40 (16%)
termasuk kategori efek menengah. (2) Model PBL berpengaruh terhadap
kemampuan analisis.Rerata kelompok eksperimen (M= 0,71, SE= 0,14) lebih
tinggi daripada kelompok kontrol (M= 0,16, SE= 0,17). Perbedaan tersebut
signifikan dengan t (49) = -2,475, dengan p= 0,017 (p < 0,05). Effect size model
pembelajaran PBL terhadap kemampuan analisis adalah r= 0,33 (11%) termasuk
kategori efek menengah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 9
ix
ABSTRACT
Jatiningsih, Veronika Endah (2017). The effects of the implementation of
Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and
analysis in science subject for the fifth grade students in Kanisius Bantul
School. Thesis. Yogyakarta: Elementary Teacher Education Study
Program, Sanata Dharma University.
Keywords: PBL model, the ability to interpretation, ability to analysis, natural
science subject.
The background of this study was directed to concern of students science
learning at Indonesian contained in the study of PISA in 2009 and 2012. The aims
of the study was to find out the effect of the implementation of PBL model on the
ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students
in Kanisius Bantul Elementary School in odd semester 2016/2017
This study used quasi experimental research with nonequivalent control
group design. The population of this study were 51 of the 5th grade students in
Kanisius Bantul Elementary School. The samples were 26 students of class VA as
the experimental group and 25 students of class VB as the control group. The
treatment for the experimental group was PBL model. There are 5 steps in the
learning model including orientation of students on the problem, organizing
students to learn, guiding the investigation of individual and group, analyze and
evaluate the problem-solving process, analyze and evaluate the problem-solving
process.
The result of this study showed that 1) PBL model affects on the ability to
interpretation . The mean score of the experimental group was higher (M = 0,92,
SE = 0,12) than the control group (M = 0,31, SE = 0,16). That difference
significantly with the price of the t (49) = - 3,085, with p = 0,003 (p < 0,05. The
effect size of PBL model on the ability to interpretation was r= 0,40 (16%)
categorized into“medium effect”. 2) PBL model affects on the ability to analysis.
The mean score of the experimental group was higher (M = 0,71, SE = 0,14) than
the control group (M = 0,16, SE = 0,17). That difference significantly with the
price of the t (49) = - 2,475, with p = 0,017 (p < 0,05). The effect size of PBL
model on the ability to analysis was r= 0,33 (11%)categorized into“medium
effect”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 10
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih-Nya sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan tepat waktu. Skripsi
yang berjudul “PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED
LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN INTERPRETASI DAN
ANALISIS PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS
BANTUL YOGYAKARTA” disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, peneliti mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd selaku Wakil Ketua Program
Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Dosen
Pembimbing I yang telah membimbing dengan sabar dan bijaksana.
5. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang
membimbing kami dengan penuh kesabaran.
6. Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Penguji III yang telah
menguji saya dengan baik.
7. Ch. Winarsih, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Bantul
Yogyakarta yang telah memberikan ijin melakukan penelitian.
8. Ana Maria Suparti, S.Pd. selaku guru mitra yang telah membantu
pelaksanaan penelitian, sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.
9. Siswa kelas VA dan VB SD Kanisius Bantul Yogyakarta tahun ajaran
2016/2017 yang telah bersedia terlibat dalam penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 11
xi
10. Sekretariat PGSD Universitas sanata Dharma Yogyakarta yang telah
membantu proses perijinan penelitian skripsi.
11. Kedua orang tuaku, Yohanes Suharjo dan Christina Sri Suyatsih yang
selalu mendoakan dan membimbingku dengan tulus dan sabar.
12. Kelima kakakku Lusia, Albertus Asmarahadi, Anastasia Titik, Thomas
Sigit, dan Antonius yang selalu mendukung dan memberiku semangat.
13. Sahabat-sahabatku Achun, Ola, Nindi, Vera, Lola, Cicil, dan Listi yang
selalu mendukungku.
14. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu namun telah
banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia
pendidikan dan para pembaca. Semua kritik dan saran yang membangun
akan peneliti terima dengan senang hati.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 12
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... iv
MOTTO .......................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 5
1.5 Definisi Operasional .................................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 7
2.1 Kajian Pustaka ............................................................................................ 7
2.2.1 Teori –Teori Yang Mendukung .............................................................. 7
2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak ................................................................... 7
2.1.1.2 Model Pembelajaran ............................................................................ 10
2.1.1.3 PBL ...................................................................................................... 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 13
xiii
1. Pengertian PBL ............................................................................................ 11
2. Tujuan PBL .................................................................................................. 13
3. Prinsip-prinsip PBL ...................................................................................... 13
4. Langkah-langkah PBL ................................................................................. 14
2.1.1.4 Berpikir Kritis ..................................................................................... 15
2.1.1.5 Kemampuan Interpretasi dan Analisis ................................................. 17
2.1.1.6 Ilmu Pengetahuan Alam ....................................................................... 18
2.1.1.7 Materi Pembelajaran IPA Kelas V ....................................................... 19
2.2 Penelitian-Penelitian Terdahulu yang Relevan .......................................... 20
2.2.1 Penelitian tentang PBL ........................................................................... 20
2.2.2 Penelitian tentang Berpikir Kritis............................................................ 22
2.2.3 Literatur Map .......................................................................................... 24
2.3 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 24
2.4 Hipotesis Penelitian .................................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 27
3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................... 27
3.2 Setting Penelitian ........................................................................................ 27
3.2.1 Lokasi Penelitian ..................................................................................... 28
3.2.2 Waktu Pengambilan Data ........................................................................ 29
3.3 Populasi dan Sampel .................................................................................. 30
3.4 Variabel Penelitian ..................................................................................... 31
3.5 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 32
3.6 Instrumen Penelitian................................................................................... 32
3.7 Teknik Pengujian Instrumen ...................................................................... 34
3.7.1 Uji Validitas ............................................................................................ 34
3.7.2 Uji Reliabilitas ........................................................................................ 36
3.8 Teknik Analisis Data .................................................................................. 37
3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data ............................................................... 37
3.8.2 Pengaruh Perlakuan ................................................................................. 38
3.8.2.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ........................................................ 38
3.8.2.2 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ................................................... 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 14
xiv
3.8.2.3 Uji Besar Pengaruh Perlakuan (Effect size) ......................................... 40
3.8.3 Analisis Lebih Lanjut .............................................................................. 41
3.8.3.1 Uji Peningkatan Skor Pretest dan Posttest I ........................................ 41
1. Perhitungan Persentase dan Uji Signifikansi Peningkatan Rerata
Pretest ke Posttest I ............................................................................. 41
2. Uji Korelasi Antara Rerata Skor Pretest dan Posttest I ............................... 42
3. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan................................................................... 44
3.8.3.2 Persepsi terhadap Dampak Perlakuan ................................................. 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 49
4.1 Hasil Penelitian .......................................................................................... 49
4.1.1 Implementasi Pembelajaran .................................................................... 49
4.1.1.1 Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian ........................................... 50
4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran ................................................. 50
1. Deskripsi Pembelajaran Kelompok Kontrol ................................................ 50
2. Deskripsi Pembelajaran Kelompok Eksperimen .......................................... 52
4.1.2 Hasil Tabulasi data .................................................................................. 54
4.1.2.1 Kemampuan Interpretasi ..................................................................... 54
1. Kelompok Kontrol ....................................................................................... 54
2. Kelompok Eksperimen ................................................................................. 55
4.1.2.2 Kemampuan Analisis ........................................................................... 55
1. Kelompok Kontrol ...................................................................................... 55
2. Kelompok Eksperimen ................................................................................ 56
4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I .............................................................. 56
4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data............................................................. 57
4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ........................................................ 59
4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ................................................... 60
4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ............................................................ 62
4.1.3.5 Uji Analisis Lebih Lanjut .................................................................... 63
1. Perhitungan Persentase dan Uji Signifikansi Peningkatan Rerata
Pretest ke Posttest I ............................................................................. 63
2. Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I ............................. 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 15
xv
3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I ......................................... 66
4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan................................................................... 67
4.1.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II ............................................................ 70
4.1.4.1 Uji Normalitas Distribusi Data............................................................. 71
4.1.4.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ........................................................ 72
4.1.4.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ................................................... 74
4.1.4.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ............................................................. 76
4.1.5 Uji Analisis Lebih Lanjut ....................................................................... 76
1. Perhitungan Persentase dan Uji Signifikansi Peningkatan Rerata
Pretest ke Posttest I ............................................................................. 76
2. Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I ............................. 79
3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I ......................................... 80
4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan................................................................... 81
4.2 Pembahasan ................................................................................................ 83
4.2.1 Ancaman-ancaman terhadap Validitas Internal ...................................... 83
4.2.2 Pengaruh Model Pembelajaran PBL terhadap Kemampuan Interpretasi 85
4.2.2 Pengaruh Model Pembelajaran PBL terhadap Kemampuan Analisis ..... 88
4.2.3 Dampak Pengaruh Perlakuan .................................................................. 91
4.2.4 Pembahasan Lebih Lanjut ....................................................................... 96
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 98
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 98
5.2 Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 99
5.3 Saran .......................................................................................................... 99
DAFTAR REFERENSI ................................................................................. 100
LAMPIRAN .................................................................................................... 103
CURRICULUM VITAE .................................................................................. 197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 16
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Jadwal pengambilan data .................................................................... 30
Tabel 3.2 Matriks Pengembangan Instrumen...................................................... 32
Tabel 3.3 Perhitungan Validitas .......................................................................... 36
Tabel 3.4 Perhitungan Reliabilitas ...................................................................... 36
Tabel 3.5. Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan .................................................... 41
Tabel 3.6 Pedoman Wawancara Kelompok Eksperimen Sebelum .................... 47
Tabel 3.7 Pedoman Wawancara Kelompok Eksperimen Sesudah Perlakuan..... 47
Tabel 3.8 Pedoman Wawancara dengan Guru Mitra .......................................... 48
Tabel 4.1 Banyaknya siswa yang menjawab pada soal nomor 1, 2, dan 3 ......... 54
Tabel 4.2 Banyaknya siswa yang menjawab pada soal nomor 1, 2, dan 3 ......... 54
Tabel 4.3 Banyaknya siswa yang menjawab pada soal nomor 4, 7a, dan 7b...... 54
Tabel 4.4 Banyaknya siswa yang menjawab pada soal nomor 4, 7a, dan 7b...... 55
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas terhadap Kemampuan Interpretasi ................... 58
Tabel 4.6 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians ............................................. 59
Tabel 4.7 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan ......... 59
Tabel 4.8 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians ............................................. 61
Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikasi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Interpretasi . 61
Tabel 4.10 Hasil Besar Pengaruh pada Kemampuan Interpretasi ...................... 62
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke
Posttest I Kemampuan Interpretasi .................................................. 63
Tabel 4.12 Hasil Uji Besar Efek Peningkatan Skor Rerata Pretest ke Posttest I 66
Tabel 4.13 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I
Kemampuan Interpretasi .................................................................... 67
Tabel 4.14 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan
Interpretasi ....................................................................................... 68
Tabel 4.15 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Interpretasi ..... 69
Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas terhadap Kemampuan Analisis ....................... 71
Tabel 4.17 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians ........................................... 73
Tabel 4.18 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 17
xvii
Analisis .............................................................................................. 74
Tabel 4.19 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians ........................................... 74
Tabel 4.20 Hasil Uji Signifikasi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Analisis ..... 75
Tabel 4.21 Hasil Besar Pengaruh pada Kemampuan Analisis ............................ 76
Tabel 4.22 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke
Posttest I Kemampuan Analisis ....................................................... 77
Tabel 4.23 Hasil Uji Besar Efek Peningkatan Skor Rerata Pretest ke Posttest I 79
Tabel 4.24 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Kemampuan
Analisis ............................................................................................. 80
Tabel 4.25 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan
Analisis ............................................................................................. 81
Tabel 4.26 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Analisis ........... 83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 18
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bagan Hasil Penelitian yang Relevan ............................................. 23
Gambar 3.1 Desain Penelitian ............................................................................. 28
Gambar 3.2 Variabel Penelitian .......................................................................... 32
Gambar 3.3 Rumus Besar Efek Distribusi Normal ............................................. 40
Gambar 3.4 Rumus Besar Efek Distribusi Tidak Normal................................... 41
Gambar 3.5 Rumus Persentase Peningkatan Pretest ke Posttest I ...................... 42
Gambar 3.6 Rumus Gain Score .......................................................................... 43
Gambar 3.7 Rumus Persentasi Peningkatan Posttest I ke Posttest II ................. 45
Gambar 3.8 Rumus Persentasi Peningkatan Pretest ke Posttest II ..................... 46
Gambar 4.1 Diagram Selisih Rerata Skor Pretest-Posttest Kemampuan
Interpretasi ..................................................................................... 62
Gambar 4.2 Grafik Gain Score Kemampuan Interpretasi .................................. 65
Gambar 4.3 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan
Interpretasi ...................................................................................... 69
Gambar 4.4 Diagram Selisih Rerata Skor Pretest-Posttest Kemampuan
Analisis ............................................................................................ 75
Gambar 4.5 Grafik Gain Score Kemampuan Analisis ........................................ 78
Gambar 4.6 Grafik Pretest, Posttest I, Posttest II Kemampuan Analisis ........... 82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 19
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian ................................................................... 105
Lampiran 1.2 Surat Ijin Validasi Soal .............................................................. 106
Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Eksperimen ................................................. 107
Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Kontrol ........................................................ 110
Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen .... 113
Lampiran 2.3.1 Lembar Kerja Siswa Kelompok Eksperimen ......................... 124
Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol........... 131
Lampiran 2.4.1 Lembar Kerja Siswa Kelompok Kontrol ................................ 140
Lampiran 3.1 Soal Essay Pretest Posttest ........................................................ 143
Lampiran 3.2 Kunci Jawaban Soal Pretest Posttest ........................................ 148
Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian ........................................................................ 151
Lampiran 3.4 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement......................................... 157
Lampiran 3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas ............................................ 158
3.5.1 Hasil Uji Validitas Variabel Interpretasi ................................................ 158
3.5.2 Hasil Uji Validitas Variabel Analisis ...................................................... 159
Lampiran 3.6 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas ......................................... 160
Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Kemampuan Interpretasi Kelompok Kontrol
dan Eksperimen ........................................................................ 161
Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai Kemampuan Analisis Kelompok Kontrol dan
Eksperimen ............................................................................... 162
Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Data ............................................... 163
4.3.1 Kemampuan Interpretasi ........................................................................ 163
4.3.2 Kemampuan Analisis .............................................................................. 163
Lampiran 4.4 Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal .......................... 164
4.4.1 Kemampuan Interpretasi ........................................................................ 164
4.4.2 Kemampuan Analisis .............................................................................. 165
Lampiran 4.5 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ............................... 166
4.5.1 Kemampuan Interpretasi ........................................................................ 166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 20
xx
4.5.2 Kemampuan Analisis .............................................................................. 167
Lampiran 4.6 Perhitungan Manual Besar Pengaruh Perlakuan ....................... 168
Lampiran 4.7 Perhitungan Persentase Uji Signifikansi Peningkatan Rerata
Pretest ke Posttest I ........................................................................ 169
4.7.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I .......... 169
4.7.2 Perhitungan Persentase Gain Score ........................................................ 170
4.7.2.1 Tabulasi Gain Score Kemampuan Interpretasi.................................... 170
4.7.2.2 Perhitungan Persentase Gain Score 0,66 Kemampuan Interpretasi .. 170
4.7.2.3 Tabulasi Gain Score Kemampuan Analisis ......................................... 171
4.7.2.4 Perhitungan Persentase Gain Score 0,50 Kemampuan Analisis .......... 171
Lampiran 4.8 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest
ke Posttest I ........................................................................................ 172
4.8.1 Kemampuan Interpretasi ........................................................................ 172
4.8.1.1 Hasil SPSS Uji Signifikansi Peningkatan Pretest ke Posttest I ........... 172
4.8.1.2 Perhitungan Manual Besar Peningkatan Rerata Pretest ke
Posttest I Interpretasi Kelompok Kontrol dan Eksperimen .............. 173
4.8.2 Kemampuan Analisis .............................................................................. 174
4.8.2.1 Hasil SPSS Uji Signifikansi Peningkatan Pretest ke Posttest I .......... 174
4.8.2.2 Perhitungan Manual Besar Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I
Analisis Kelompok Kontrol dan Eksperimen ....................................... 175
Lampiran 4.9 Hasil SPSS Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I ... 176
4.9.1 Kemampuan Interpretasi ........................................................................ 176
4.9.1.1 Uji Korelasi Kelompok Kontrol ........................................................... 176
4.9.1.2 Uji Korelasi Kelompok Eksperimen .................................................... 176
4.9.2 Kemampuan Analisis .............................................................................. 177
4.9.2.1 Uji Korelasi Kelompok Kontrol ........................................................... 177
4.9.2.2 Uji Korelasi Kelompok Eksperimen .................................................... 177
Lampiran 4.10 Hasil Uji Retensi Perlakuan Posttest I ke Posttest II
dan Pretest ke Posttest II ...................................................................... 178
4.10.1 Kemampuan Interpretasi ...................................................................... 178
4.10.1.1 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan Posttest I ke Posttest II ............... 178
4.10.1.2 Perhitungan Persentase Posttest I ke Posttest II ................................ 179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 21
xxi
4.10.2 Kemampuan Analisis ............................................................................ 179
4.10.2.1 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan Posttest I ke Posttest II ............... 179
4.10.3 Kemampuan Interpretasi ...................................................................... 181
4.10.3.1 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan Pretest ke Posttest II ................... 181
4.10.3.2 Perhitungan Persentase Pretest ke Posttest II ....................................
4.10.4 Kemampuan Analisis ............................................................................ 182
4.10.3.1 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan Pretest ke Posttest II ................... 182
4.10.4.2 Perhitungan Persentase Pretest ke Posttest II .................................... 184
Lampiran 4.11 Transkip Wawancara Siswa..................................................... 184
4.11.1 Wawancara I Siswa A Sebelum Perlakuan ........................................... 184
4.11.2 Wawancara II Siswa A Setelah Perlakuan ............................................ 185
4.11.3 Wawancara I Siswa B Sebelum Perlakuan ........................................... 186
4.11.4 Wawancara II Siswa B Sesudah Perlakuan ........................................... 186
4.11.5 Wawancara I Siswa C Sebelum Perlakuan ........................................... 188
4.11.6 Wawancara II Siswa C Sesudah Perlakuan ........................................... 190
Lampiran 4.12 Transkip Wawancara Guru ...................................................... 192
Lampiran 5.1 Foto-foto Kegiatan Pembelajaran Kelompok Eksperimen
dan Pembelajaran Kelompok Kontrol ............................................. 193
Lampiran 5.2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian ................................... 196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 22
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab I akan dipaparkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.
1.1 Latar Belakang Masalah
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab (Trianto, 2009: 1). Pengembangan potensi pada peserta didik dapat menjadi
menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.
Pembelajaran merupakan proses dari pendidikan, dari sanalah lingkup
terkecil secara formal yang menentukan dunia pendidikan berjalan baik atau tidak.
Pembelajaran merupakan suatu proses menciptakan kondisi yang kondusif agar
terjadi interaksi komunikasi belajar antara guru, peserta didik, dan komponen
pembelajaran lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran (Hosnan, 2014: 18).
Di Sekolah Dasar pembelajaran berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dilaksanakan pada masing-masing mata pelajaran, salah
satunya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Sumatowa (2011: 4)
menjelaskan bahwa IPA melatih anak berpikir kritis dan objektf. Pengetahuan
yang benar artinya pengetahuan yang dibenarkan menurut tolak ukur kebenaran
ilmu, yaitu rasional dan objektif. Rasional artinya akal atau logis, diterima oleh
akal sehat. Objektif artinya sesuai dengan objeknya, sesuai dengan kenyataan atau
sesuai dengan pengalaman pengamatan melalui panca indera.
Pada abad 21, para siswa menghadapi berbagai resiko dan ketidakpastian
sejalan dengan perkembangan lingkungan yang begitu pesat, seperti teknologi,
ilmu pengetahuan, ilmu ekonomi dan sosial budaya, sehingga siswa dituntut untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 23
2
belajar lebih banyak dan proaktif agar mereka memiliki pengetahuan dan
ketrampilan/keahlian yang memadai. Para siswa saat ini hidup dalam dunia yang
berbeda dan jauh lebih komplek dibanding zaman sebelumnya. Guru pendidikan
di sekolah sebagai ujung tombak atau sebagai sosok terdepan di dalam
pendidikan, dituntut mampu memberikan pengetahuan, sikap, perilaku, dan
ketrampilan melaui strategi dan pola pembelajaran yang sesuai dengan tuntunan
dan perkembangan di abad 21 (Hosnan, 2014: 2).
Proses pembelajaran IPA di Indonesia sangat terbatas yaitu rendahnya
penguasaan materi siswa. Kemampuan untuk mengembangkan kemampuan dalam
berpikir kritis belum dilakukan secara maksimal. Keterbatasan dalam
mengembangkan kemampuan berpikir tersebut dibuktikan dengan data hasil studi
oleh Programme for International Student Assessment (PISA) yang berbasis di
Paris. PISA melakukan penelitian terhadap siswa-siswa usia 15 tahun dari negara-
negara anggota Organisation for Economic Co-operation and Development
(OECD) dan negara-negara yang menghasilkan studi pada tahun 2009 untuk
melakukan pemetaan bagaimana literasi membaca, matematika dan sains di
negara-negara tersebut (OECD, 2010). Hasil yang diperoleh dari studi tersebut,
dari 65 negara yang diteliti negara Indonesia memiliki tingkat capaian literasi
berada dalam urutan 57 (OECD, 2009: 8). Pada literasi sains dikatakan tidak
berubah antara tahun 2003, 2006, dan 2009, hal tersebut diketahui berdasarkan
hasil tes yang diperoleh negara-negara yang masuk daftar penelitian. Pada tahun
2012 literasi sains di Indonesia mengalami penurunan yaitu memperoleh
peringkat 64 dari 65 negara (OECD, 2012: 232). PISA menjelaskan bahwa literasi
sains merupakan kemampuan menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi
pertanyaan, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti, dalam rangka
memahami serta membuat keputusan berkenaan dengan alam dan perubahan yang
dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia. Adanya penurunan tingkat
literasi sains di Indonesia menunjukkan bahwa para siswa di Indonesia mengalami
kesulitan dalam berpikir tingkat tinggi atau berpikir kritis. Kemampuan
interpretasi dan analisis merupakan kemampuan berpikir kritis yang perlu
dikembangkan untuk menghadapi segala permasalahan yang nyata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 24
3
Berdasarkan realitas yang terjadi, penelitian dengan model pembelajaran
yang efektif perlu dilakukan untuk menumbuhkembangkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi para siswa di Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian menggunakan suatu model yang diduga dapat
meningkatkan kemampuan berpikir tinggi, yaitu model PBL. Hosnan (2014: 298)
menjelaskan bahwa model Problem Based Learning (PBL) adalah pembelajaran
yang menggunakan masalah nyata yang tidak terstruktur dan bersifat terbuka
sebagai konteks bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan
menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus membangun
pengetahuan baru. Langkah-langkah model PBL terdapat 5 langkah yaitu (1)
mengorientasi peserta didik terhadap masalah, (2) mengorganisasi peserta didik
untuk belajar, (3) membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, (4)
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan (5) menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Berbagai penelitian dan jurnal yang mendukung dan diterbitkan untuk
mendukung pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan model
tertentu. Berikut ini penelitian-penelitian tentang penerapan model pembelajaran
PBL dan tentang kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu:1) Djabir, Saleh, dan
Abdullah (2015) melakukan penelitian tentang pengaruh penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar. 2) Chiang
dan Lee H (2015) melakukan penelitian dengan tentang penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap motivasi belajar. 3) Istanti
(2015) melakukan penelitian tentang penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) terhadap motivasi belajar. 4) Nancy J, Clark, Raines M
(2015) melakukan penelitian tentang hubungan atau korelasi antara cara berpikir
kritis dengan motivasi belajar. 5) Anindyta dan Suwarjo (2014) melakukan
penelitian pengaruh penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) terhadap berpikir kritis dan regulasi diri. 6) Oktaviani (2014) melakukan
penelitian tentang pengaruh mind map terhadap kemampuan berpikir kritis yaitu
eksplanasi dan regulasi diri.
Penelitian ini dibatasi hanya pada pengaruh penerapan model PBL
terhadap kemampuan interpretasi dan analisis siswa kelas V SD Kanisisus Bantul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 25
4
Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017 khususnya pada mata
pelajaran IPA Kompetensi Dasar 2.1 yaitu “Mengidentifikasi fungsi organ
pernapasan manusia. Sekolah Dasar Kanisus Bantul dipilih menjadi tempat
penelitian karena memilki kelas paralel yang tepat digunakan untuk penelitian
eksperimental dan lokasi sekolah sangat strategis. Kelas yang digunakan untuk
penelitian adalah kelas VA sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah 26 siswa
dan kelas VB sebagai kelompok kontrol dengan jumlah 25 siswa. Pada penelitian
ini menggunakan jenis penelitian quasi exsperimental design tipe nonequivalent
control group design.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah penerapan model PBL berpengaruh terhadap kemampuan
interpretasi pada mata pelajaran IPA materi sistem pernapasan manusia
pada siswa kelas V di SD Kanisius Bantul Yogyakarta semester gasal
tahun ajaran 2016/2017?
1.2.2 Apakah penerapan model PBL berpengaruh terhadap kemampuan analisis
pada mata pelajaran IPA materi sistem pernapasan manusia pada siswa
kelas V di SD Kanisius Bantul Yogyakarta semester gasal tahun ajaran
2016/2017?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Mengetahui pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan
interpretasi pada mata pelajaran IPA materi sistem pernapasan manusia
pada siswa kelas V di SD Kanisius Bantul Yogyakarta semester gasal
tahun ajaran 2016/2017.
1.3.2 Mengetahui pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan
analisis pada mata pelajaran IPA materi sistem pernapasan manusia pada
siswa kelas V di SD Kanisius Bantul Yogyakarta semester gasal tahun
ajaran 2016/2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 26
5
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Mendapatkan pengalaman secara langsung menggunakan model PBL
dalam pembelajaran IPA sehingga bermanfaat sebagai bekal mengajar
pada masa mendatang.
1.4.2 Bagi Siswa
Mendapatkan pengalaman baru yaitu dapat melaksanakan proses
pembelajaran IPA menggunakan model PBL sehingga dapat
mengembangkan kemampuan interpretasi dan analisis.
1.4.3 Bagi Guru
Memperoleh pengetahuan mengenai penggunaan model PBL yang
diterapkan untuk pembelajaran di sekolah.
1.4.4 Bagi Sekolah
Mendapatkan pengetahuan dan wawasan mengenai model pembelajaran
PBL yang dapat mempengaruhi kemampuan interpretasi dan analisis
siswa.
1.5 Definisi Operasional
1.5.1 Kemampuan interpretasi adalah kemampuan untuk memahami dan
mengungkapkan makna dari berbagai pengalaman, situasi, data, kejadian,
penilaian, kesepakatan, kepercayaan, aturan, prosedur, atau kriteria.
1.5.2 Kemampuan analisis adalah kemampuan untuk mengidentifikasi
hubungan-hubungan logis dan pernyataan, pertanyaan, konsep, uraian,
atau bentuk ungkapan lain yang dimaksudkan mengemukakan
kepercayaan, penilaian, pengalaman, penalaran, informasi, atau opini.
1.5.3 Ilmu Pengetahuan Alam merupakan proses pembelajaran mengenai
pengetahuan alam yang disusun secara sistematis berdasarkan suatu
observasi atau penelitian.
1.5.4 Model PBL adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran
siswa pada masalah sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya
sendiri, dengan langkah-langkahnya yaitu mengorientasi siswa pada
masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 27
6
individual maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil
karya, dan menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
1.5.5 Siswa Sekolah Dasar adalah siswa kelas V SD Kanisisus Bantul
Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 28
7
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab II memaparkan kajian pustaka, penelitian-penelitian yang relevan,
kerangka berpikir, dan hipotesis. Kajian pustaka akan membahas tentang teori
perkembangan anak, model PBL, berpikir kritis, dan IPA. Pada penelitian
sebelumnya akan dibahas penelitian-penelitian tentang model pembelajara PBL,
penelitian tentang berpikir kritis, dan literature map. Selanjutnya kerangka
berpikir dan hipotesis penelitian berisi tentang jawaban sementara dari rumusan
masalah penelitian.
2.1 Kajian Pustaka
2.2.1 Teori – Teori Yang Mendukung
Model pembelajaran yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran PBL (Arends, dalam Hosnan, 2014: 295) mengatakan bahwa PBL
merupakan model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada
masalah autentik sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri,
mengembangkan keterampilan yang lebih tinggi, memandirikan siswa dan
meningkatkan kepercayaan diri sendiri. Hal ini akan menggali kemampuan siswa
dalam berpikir kritis saat pembelajaran berlangsung.
Sebelum mengkaji lebih jauh tentang model PBL, maka akan dibahas terlebih
dahulu tentang teori perkembangan anak.
.
2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak
Setiap anak mengalami perkembangan kognitif. Piaget (dalam Iskandar,
2001: 24-25) mengatakan bahwa mempergunakan istilah skema untuk mengacu
kepada struktur kognitif yang merupakan dasar dari pola tingkah laku. Skemata-
skemata ini atau struktur kognitif ini adalah kegiatan-kegiatan mental dan cara-
cara merespon terhadap pengalaman yang berbeda secara kualitatif pada anak-
anak yang berbeda tahap perkembangannya. Struktur kognitif bukanlah bagian
dari otak secara fisik, melainkan merupakan kelompok ingatan yang memahami
dunia sekitarnya. Terjadinya modifikasi struktur kognitif berlangsung secara terus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 29
8
menerus pada anak-anak sebagai hasil proses dan respons terhadap pengalaman.
Hal ini terjadi penggunaan prinsip-prinsip organisasi dan adaptasi. Organisasi
adalah situasi pengintegrasian pengkoordinasian struktur fisik atau struktur
psikologis ke arah sistem yang kompleks. Prinsip adaptasi mencakup proses
asimilasi dan akomodasi. Istilah asimilasi dipakai Piaget sebagai proses belajar
dimana informasi baru dimasukkan dan digabungkan ke dalam skemata yang ada
tanpa perubahan besar dalam skemata. Anak yang bersangkutan
memakai/mempergunakan skemata yang relevan untuk mengorganisasikan dan
memberi makna pada pengalaman baru. Istilah akomodasi mengacu kepada proses
belajar dimana skemata yang ada harus diubah agar skemata tersebut sesuai
dengan situasi yang baru. Pembentukan skema adalah akomodasi tipe pertama,
yang merupakan proses pembentukan skemata baru untuk memahami informasi
baru atau ide baru.
Teori Piaget (dalam Iskandar, 2001: 27) memandang perkembangan
intelektual berdasarkan perkembangan struktur kognitif. Piaget (dalam Trianto,
2009 : 107-108) mengklasifikasikan tahap-tahap perkembangan kognitif anak.
Tahapan pertama sensorimotor (0-2 tahun), kemampuan utama pada usia ini yaitu
terbentuknya konsep “kepermanenan obyek” dan kemajuan gradual dari prilaku
refleksif ke perilaku yang mengarah kepada tujuan. Tahapan kedua yaitu tahap
pra operasional (2-7 tahun), pada tahap ini anak mampu mengembangkan
kemampuan menggunakan simbol-simbol untuk menyatakan objek-objek dunia,
pemikirannya masih egosentris dan sentrasi. Tahapan yang ketiga yaitu
operasional konkret (7-11 tahun), kemampuan utama anak pada tahap ini yaitu
perbaikan dalam kemampuan untuk berpikir secara logis. Kemampuan-
kemampuan baru termasuk penggunaan operasi-operasi yang dapat-balik.
Pemikiran tidak lagi sentrasi tetapi desentrasi, dan pemecahan masalah tidak
dibatasi keegosentrisan. Tahapan yang keempat yaitu tahap operasional formal
(11-15 tahun), pada tahap ini pemikiran abstrak dan murni simbolis mungkin
dilakukan. Masalah-masalah dapat dipecahkan melalui penggunaan
eksperimentasi sistematis.
Teori Vygotsky (dalam Trianto, 2009: 112) menjelaskan bahwa teori
Vygotsky menekankan pada hakikat sosiokultur dari pembelajaran. Menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 30
9
Vygotsky bahwa pembelajaran terjadi apabila anak bekerja atau belajar
menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada
dalam zone of proximal development (wilayah perkembangan proksimal). Zone of
proximal development adalah perkembangan sedikit di atas perkembangan
seseorang saat ini. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi pada
umumnya muncul dalam percakapan atau kerja sama antar individu, sebelum
fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu tersebut.
Slavin (dalam Trianto, 2009: 112) mengemukakan ide penting lain dari
teori Vygotsky adalah scaffolding. Scaffolding berarti memberikan sejumlah besar
bantuan kepada anak selama tahap-tahap awal pembelajaran kemudian anak
tersebut mengambil alih tanggung-jawab yang semakin besar segera setelah ia
dapat melakukannya. Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk, peringatan,
dorongan, menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan,
memberikan contoh, ataupun yang lain sehingga memungkinkan siswa tumbuh
mandiri. Ada dua implikasi utama teori Vygotsky dalam pembelajaran sains.
Pertama, dikehendakinya susunan kelas berbentuk pembelajaran kooperatif antar
siswa, sehingga siswa dapat berinteraksi di sekitar tugas-tugas yang sulit dan
saling memunculkan strategi pemecahan masalah yang efektif dalam masing-
masing zone of proximal development Kedua, pendekatan Vygotsky dalam
pengajaran menekankan scaffolding sehingga siswa semakin lama semakin
bertanggung jawab terhadap perkembangannya sendiri.
Berdasarkan teori-teori perkembangan anak yang dijelaskan di atas yaitu
teori Piaget bahwa siswa Sekolah Dasar kelas V tergolong pada tahap operasional
konkret. Di dalam tahapan operasional konkret siswa berpikir atas dasar
pengalaman konkret atau nyata. Teori Vygotsky menambahkan bahwa dengan
adanya kelompok saat pembelajaran siswa dapat berinteraksi di sekitar tugas yang
sulit dan saling memunculkan strategi pemecahan masalah yang efektif. Salah
satu model pembelajaran yang sesuai dengan tahap perkembangan operasional
konkret oleh teori Piaget dan siswa yang berinteraksi dalam kelompok saat
pembelajaran oleh teori Vygotsky, adalah model pembelajaran PBL. Model
pembelajaran PBL mendorong siswa untuk berpikir tingkat tinggi atau berpikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 31
10
kritis, dengan demikian siswa mampu menyusun pengetahuan sendiri. Sehingga
lebih mudah memahami materi pelajaran yang sedang dipelajari.
2.1.1.2 Model Pembelajaran
Model Pembelajaran Joyce (dalam Trianto, 2009: 74) adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk
menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku,
film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Setiap model pembelajaran
mengarahkan kita untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan
pembelajaran tercapai. Adapun Soekamto, dkk (Trianto, 2009: 74)
mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual
yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman
bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan
aktivitas belajar mengajar.
Model pembelajaran yang sering dan praktis digunakan guru dalam
mengajar menurut Arends (dalam Trianto, 2009: 76) ada enam model
pembelajaran yaitu presentasi, pengajaran langsung, pengajaran konsep,
pembelajaran kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah, dan diskusi kelas.
Selanjutnya (Trianto, 2009: 75) mengatakan bahwa istilah model pembelajaran
meliputi suatu model pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Contohnya pada
model pembelajaran berdasarkan masalah, kelompok-kelompok kecil siswa
bekerja sama memecahkn suatu masalah yang telah disepakati oleh siswa dan
guru. Pada model pembelajaran ini pembelajaran dimulai dengan menyajikan
permasalahan nyata dan penyelesaiannya membutuhkan kerjasama antara siswa-
siswa. Dalam model pembelajaran ini guru memandu siswa menguraikan rencana
pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan.
Berdasarkan penjelasan para ahli tentang pengertian model pembelajaran
dan model pembelajaran yang sering digunakan guru. Maka peneliti
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah yaitu Problem Based
Learning yang disingkat PBL.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 32
11
2.1.1.3 PBL
1. Pengertian PBL
Model Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran dengan
pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik sehingga siswa dapat
menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan yang
lebih tinggi dan inquiry, memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan diri
sendiri (Arends, dalam Hosnan, 2014: 295). Model ini bercirikan penggunaan
masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari siswa untuk
melatih dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah
serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting, dimana tugas guru harus
memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan yang
mengarahkan diri. Pembelajaran berbasis masalah, pengunaannya di dalam tingkat
berpikir yang lebih tinggi, dalam situasi berorientasi pada masalah, termasuk
bagaimana belajar.Pembelajaran berbasis masalah bertujuan untuk membantu
siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan
masalah Ibrahim (dalam Hosnan 2014: 296).
Menurut Arends (dalam Hosnan, 2014: 296) pertanyaan dan masalah yang
diajukan haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Autentik, yaitu masalah harus lebih berakar pada kehidupan dunia
nyata siswa daripada berakar pada prinsip-prinsip disiplin lmu tertentu.
b. Jelas, yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, dalam arti tidak
menimbulkan masalah baru bagi siswa yang pada akhirnya
menyulitkan penyelesaian siswa.
c. Mudah dipahami, yaitu masalah yang diberikan hendaknya mudah
dipahami siswa. Selain itu masalah disusun dan dibuat sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa.
d. Luas dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, yaitu masalah yang
disusun dan dirumuskan hendaknya bersifat luas, artinya masalah
tersebut mencakup seluruh materi pelajaran yang akan diajarkan sesuai
dengan waktu, ruang, dan sumber yang tersedia. Selain itu, masalah
yang telah disusun tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran
yang telah diterapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 33
12
e. Bermanfaat, yaitu masalah yang telah disusun dan dirumuskan
haruslah bermanfaat, baik siswa sebagai pemecah masalah maupun
guru sebagai pembuat masalah. Masalah yang bermanfaat adalah
masalah yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir memecahkan
masalah siswa, serta membangkitkan motivasi belajar siswa.
PBL adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik)
yang tidak terstruktur (iil-structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi
peserta didik untuk mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan
berpikir kritis serta sekaligus membangun pengetahuan baru. Berbeda dengan
pembelajaran konvensional yang menjadikan masalah nyata sebagai penerapan
konsep, PBL menjadikan masalah nyata sebagai pemicu proses belajar peserta
didik sebelum mereka mengetahui konsep formal. Peserta didik secara kritis
mengidentifikasi informasi dan strategi yang relevan serta melakukan
penyelidikan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dengan menyelesaikan
masalah tersebut, peserta didik memperoleh atau membangun pengetahuan
tertentu dan sekaligus mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan
keterampilan menyelesaikan masalah. Mungkin, pengetahuan yang diperoleh
peserta didik tersebut masih bersifat informal. Namun, melalui proses diskusi,
pengetahuan tersebut dapat dikonsolidasikan sehingga menjadi pengetahuan
formal yang terjalin dengan pengetahuan-pengetahuan yang telah dimiliki peserta
didik (Hosnan, 2014: 298).
Penerapan PBL berdasarkan hasil berbagai penelitian menunjukkan hasil
positif. Misalnya, hasil penelitian Gijselaerd (dalam Hosnan 2014: 298)
menunjukkan bahwa penerapan PBL menjadikan peserta didk mampu
mengidentifikasi informasi yang diketahui dan diperlukan serta strategi yang
diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Jadi, penerapan PBL dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah.
2. Tujuan PBL
Tujuan pembelajaran adalah membantu siswa agar memperoleh berbagai
pengalaman dan mengubah tingkah laku siswa, baik dari segi kualitas maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 34
13
kuantitas. Perubahan tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan,
keterampilan dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan
prilaku siswa. Tujuan utama PBL yaitu pada pengembangan kemampuan berpikir
kritis dan kemampuan pemecahan masalah dan sekaligus mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk secara aktif membangun pengetahuan sendiri.
PBL juga untuk mengembangkan kemandirian belajar dan keterampilan sosial
peserta didik. Kamandirian belajar dan keterampilan sosial itu dapat terbentuk
ketika peserta didik berkolaborasi untuk mengidentifikasi informasi, strategi, dan
sumber belajar yang relevan untuk menyelesaikan masalah (Hosnan, 2014: 298).
3. Prinsip-Prinsip PBL
Prinsip utama PBL adalah penggunaan masalah nyata sebagai sarana bagi
peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan dan sekaligus mengembangkan
kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah. Masalah nyata
adalah masalah yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari dan bermanfaat
langsung apabila diselesaikan. Penentuan masalah nyata ini dapat dilakukan oleh
guru maupun peserta didik yang disesuaikan kompetensi dasar tertentu. Masalah
itu bersifat terbuka (open-ended problem), yaitu masalah yang memiliki banyak
jawaban atau strategi penyelesaian yang mendorong keingintahuan peserta didik
untuk mengidentifikasi strategi-strategi dan solusi-solusi tersebut. Masalah itu
juga bersifat tidak terstruktur dengan baik (ill-struktured) yang tidak dapat
diselesaikan secara langsung dengan cara menerapkan formula atau strategi
tertentu, melainkan perlu informasi lebih lanjut untuk memahami serta perlu
mengkombinasikan beberapa strategi atau bahkan mengkreasi strategi sendiri
untuk menyelesaikannya (Hosnan, 2014: 300).
Kurikulum 2013 menurut Permendikbud Nomor 8 la Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum, menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak
dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik adalah
subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah,
mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Di dalam PBL, pusat
pembelajaran adalah peserta didik (student-centered), sementara guru berperan
sebagai fasilitator yang memfasilitasi peserta didik untuk secara aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 35
14
menyelesaikan masalah dan membangun pengetahuannya secara berpasangan
ataupun berkelompok (kolaborasi antar peserta didik) (Hosnan, 2014: 301).
4. Langkah-langkah PBL
Penerapan model pembelajaran berbasis masalah oleh (Hosnan, 2014:
301) terdiri atas lima langkah utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan
siswa dengan situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil
kerja siswa.
a. Orientasi siswa pada masalah. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar telibat pada
aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
b. Mengorganisasi siswa untuk belajar. Guru membantu siswa
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut.
c. Membimbing penyelidikan individual dan kelompok. Guru mendorong
siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalahnya.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Guru membantu siswa
merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai, seperti laporan, video,
dan mosel serta membantu berbagai tugas dengan temannya.
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru
membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan
dan proses-proses yang mereka gunakan.
Proses penyelesaian masalah tersebut berimplikasi pada terbentuknya
keterampilan peserta didik dalam menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta
sekaligus membentuk pengetahuan baru. Proses tersebut dilakukan dalam
tahapan-tahapan atau sintaks pembelajaran yang disajikan pada tabel berikut
(Hosnan, 2014: 301):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 36
15
Sintaks atau Langkah-langkah PBL
Langkah Aktivitas Guru dan Peserta didik
Langkah 1
Mengorientasikan peserta
didik terhadap masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan sarana atau
logostik yang dibutuhkan. Guru memotivasi peserta didik
untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah nyata
yang dipilih atau ditentukan.
Langkah 2
Mengorganisasi peserta
didik untuk belajar
Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan
mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah yang sudah diorientasikan pada tahap
sebelumnya.
Langkah 3
Membimbing penyelidikan
individual maupun
kelompok.
Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai dan melaksanakan eksperimen
untuk mendapatkan kejelasan yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah.
Langkah 4
Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
Guru membantu peserta didik untuk berbagi tugas dan
merencanakan atau menyiapkan karya yang sesuai sebagai
hasil pemecahan masalah dalam bentuk laporan, video,
atau model.
Langkah 5
Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi
atau evaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang
dilakukan.
Penggunaan model PBL untuk siswa SD kelas V sesuai, karena siswa SD
kelas V termasuk dalam tahap perkembangan operasional konkret. Melalui model
PBL siswa dapat mengumpulkan informasi dan melakukan eksperimen untuk
mendapatkan jawaban yang jelas dalam menyelesaikan masalah. Kegiatan siswa
dalam mengumpulkan informasi dan melakukan eksperimen akan
mengembangakan kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi atau berpikir
kritis.
2.1.1.4 Berpikir Kritis
Rudinow dan Barry (dalam Tawil, 2013: 8) mendefinisikan bahwa berpikir
kritis sebagai sebuah proses yang menekankan sebuah basis kepercayaan-
kepercayaan yang logis dan rasional, dan memberikan serangkaian standar dan
prosedur untuk menganalisis, menguji, dan mengevaluasi. Angela (dalam Tawil,
2013: 8) memandang berpikir kritis sebagai proses disiplin cerdas dari
konseptualisasi, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi aktif dan
berketerampilan yang dikumpulkan dari, atau dihasilkan dari hasil observasi,
pengalaman, refleksi,penalaran atau komunikasi sebagai suatu penuntun menuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 37
16
kepercayaan dari aksi Filsaime (dalam Tawil, 2013: 8). Kemudian Silverman dan
Smith (dalam Tawil, 2013: 8) mendefinisikan berpikir kritis sebagai berpikir yang
memiliki maksud, masuk akal, dan berorientasi tujuam serta kecakapan untuk
menganalisis sesuatu informasi dan ide-ide secara hati-hati dan logis dari berbagai
macam perspektif.
Sedangkan menurut Liliasari (dalam Tawil, 2013: 8) mengemukakan
bahwa berpikir kritis untuk menganalisis argumen dan memunculkan wawasan
terhadap tiap-tiap makna dan interpretasi,untuk mengembangkan pola penalaran
yang kohesif dan logis, memahami asumsi dan bias yang mendasari tiap-tiap
posisi. Akhirnya dapat memberikan model presentasi yang dapat dipercaya,
ringkas dan menyakinkan. Edward De Bono (dalam Tawil, 2013: 8) menjelaskan
bahwa berpikir kritis merupakan suatu keterampilan dalam memilah mana yang
bernilai dari semakin banyak gagasan atau melakukan pertimbangan dari suatu
keputusan.
Indikator berpikir kritis dibagi menjadi 5 kelompok (Ennis dalam Tawil,
2013: 8), yaitu memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification),
membangun keterampilan dasar (basic support), membuat inferensi (inferring),
memberikan penjelasan lebih lanjut (advanced clarification), mengatur strategi
dan taktik (strategies and tactics). Facione (dalam Tawil, 2013: 8)
mengidentifikasi 6 keterampilan berpikir kritis, yakni interpretasi, analisis,
evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri.
Berikut ini indikator dan kata-kata operasional berdasarkan klasifikasi berpikir
kritis tersebut di atas :
Indikator Kata-kata operasional Teori
Memberikan
penjelasan
sederhana
Menganalisis pertanyaan, mengajukan dan menjawab
pertanyaan klarifikasi
Ennis (dalam
Tawil, 2013: 9)
Membangun
keterampilan dasar
Menilai kredibilitas suatu sumber, meneliti, menilai
hasil belajar
Membuat inferensi Mereduksi dan menilai deduksi, menginduksi dan
menilai induksi, membuat dan menilai penilaian yang
berharga
Membuat
penjelasan lebih
lanjut
Mendefinisikan istilah, menilai definisi,
mengidentifikasi asumsi
Mengatur strategi
dan teknik
Memutuskan sebuah tindakan, berinteraksi dengan
orang lain
Interpretasi Memahami, mengekspresikan, menyampaikan
signifikan, dan mengklasifikasi makna
Facione (dalam
Tawil, 2013: 9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 38
17
Analisis Mengidentifikasi, menganalisis
Evaluasi Menaksir pernyataan, representasi
Inferensi Menyimpulkan, merumuskan hipotesis,
mempertimbangkan
Eksplanasi Menjustifikasi penalaran, mempresentasikan penalaran
Regulasi diri Menganalisis, mengevaluasi
2.1.1.5 Kemampuan Interpretasi dan analisis
Facione (dalam Tawil, 2013: 8) mengidentifikasi 6 keterampilan berpikir
kritis, yakni interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi,eksplanasi, dan regulasi diri.
Kemampuan interpretasi merupakan kemampuan pertama dari enam kemampuan
yang diungkapkan oleh Facioce. Facione (1990) menjelaskan bahwa kemampuan
interpretasi merupakan kecakapan yang dimiliki oleh seseorang untuk memahami
dan mengekspresikan makna dari berbagai pengalaman, situasi, data, kejadian,
penilaian, kesepakatan, kepercayaan, aturan, prosedur,atau kriteria. Facione
(1990:6) membagi interpretasi menjadi tiga sub-kecakapan, yaitu (1) Memahami
kategori yaitu anak mampu merumuskan kategori atau perbedaan dengan tepat.
(2) Memahami makna yaitu anak mampu memahami materi atau informasi dari
pelajaran yang sedang dipelajari. (3) Menjelaskan makna yaitu anak mampu
menjelaskan kembali materi atau informasi yang sudah dipelajari.
Facione (1990) menjelaskan bahwa analisis merupakan kecakapan yang
dimiliki seseorang untuk mengidentifikasi hubungan-hubungan logis dari
peryataan, konsep, uraian, atau bentuk ungkapan yang lain yang dimaksudkan
untuk mengemukakan kepercayaan, penilaian, pengalaman, penalaran, informasi,
atau opini. Facione (1990: 7) membagi analisis menjadi tiga sub-kecakapan, yaitu
(1) Kecakapan untuk menguji gagasan yaitu kemampuan untuk membuktikan
bahwa sebuah ide, konsep atau peryataan itu benar. (2) Mengidentifikasi argumen
yaitu kecakapan dalam mengidentifikasi dokumen dengan memberikan satu
kumpulan peryataan,deskripsi,pertanyaan untuk mengungkapkan alasan pendapat
atau sudut pandang. (3) Menganalisis argumen yaitu mengingat ekspresi atau
alasan yang dimaksudkan untuk mendukung beberapa klaim, pendapat, atau sudut
pandang, untuk mengidentifikasi dan membedakan.
Penjelasan kemampuan interpretasi dan analisis menjadi dasar peneliti
dalam mencari penelitian-penelitian yang relevan tentang berpikir kritis.
Penelitian-penelitian yang relevan tersebut dapat digunakan sebagai acuan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 39
18
peneliti selanjutnya. Penelitian yang digunakan mengacu pada model
pembelajaran PBL dan berpikir kritis khususnya pada kemampuan interpretasi
dan analisis.
2.1.1.6 Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam adalah penyelidikan yang terorganisasi untuk
mencari pola atau keteraturan dalam alam. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai
produk tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sebagai proses. Produk Ilmu
Pengetahuan Alam adalah fakta – fakta, konsep-konsep dan prinsip-prinsip, serta
teori-teori. Prosedur yang dipergunakan oleh para ilmuan untuk mempelajari alam
ini adalah prosedur empirik dan analisis. Proses Empirik dalam Ilmu Pengetahuan
Alam mencakup observasi (pengamatan), klasifikasi dan pengukuran. Sedangkan
dalam prosedur analisis ilmuan menginterpretasi penemuan mereka dengan
mempergunakan proses-proses seperti hipotesis, eksperimentasi terkontrol,
menarik kesimpulan, dan memprediksi. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD harus
dimodifikasi agar anak-anak dapat mempelajarinya. Ide-ide dan konsep-konsep
harus disederhanakan agar sesuai dengan kemampuan anak untuk memahaminya
(Iskandar, 2001: 1-2) .
Sumatowa (2011: 3) menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan alam
merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa inggris yaitu natural science,
artinya imu pengetahuan alam (IPA). Berhubungan dengan alam atau
bersangkutan paut dengan alam, science artinya ilmu pengetahuan. Jadi ilmu
pengetahuan alam (IPA) atau science itu pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu
pengetahuan tentang alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang
terjadi di alam ini. IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang didasarkan
pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. IPA melatih
anak berpikir kritis dan objektif. Pengetahuan yang benar artinya pengetahuan
yang dibenarkan menurut tolak ukur kebenaran ilmu, yaitu rasional dan objektif.
Selanjutnya Powler (dalam Sumatowa, 2011: 3) mengatakan bahwa IPA tidak
hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup,
tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 40
19
Blough, et al (dalam Sumatowa, 2011: 104) menegaskan bahwa
pembelajaran IPA di sekolah dasar perlu didasarkan pada pengalaman untuk
membantu siswa belajar IPA, mendeskripsikan dan menjelaskan hasil kerja dan
prosedurnya. Tujuan utama pembelajaran IPA SD membantu siswa memperoleh
ide, pemahaman, dan keterampilan (life skills) esensial sebagai warga negara. Life
skills esensial yang perlu dimiliki siswa adalah kemampuan menggunakan alat
terrentu, kemampuan mengamati benda dan lingkungan sekitarnya, kemampuan
mendengarkan, kemampuan berkomunikasi secara efektif, menanggapi dan
memecahkan masalah secara efekif.
2.1.1.7 Materi Pembelajaran IPA Kelas V
Penelitian ini menggunakan mata pelajaran IPA kelas V dengan Standar
Kompetensi yaitu: 2.Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan.
Dengan Kompetensi Dasar 2.1 Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan
manusia. Haryanto (2007: 3) mengatakan bahwa bernapas adalah proses
menghirup udara dan mengeluarkan udara. Di dalam udara terkandung berbagai
gas, gas yang dibutuhkan tubuh adalah oksigen. Pernapasan mengeluarkan gas
karbon dioksida, yang dikelurkan dari tubuh melalui paru-paru.
Alat pernapasan manusia Haryanto (2007: 3-4) menjelaskan alat
pernapasan khusus untuk pernapasan pada tubuh manusia adalah paru-paru.
Parau-paru terletak dalam rongga dada di atas diafragma. Diafragma adalah sekat
antara rongga dada dan rongga perut. Paru-paru dilindungi oleh tulang dada dan
tulang rusuk. Di dalam paru-paru terjadi penyerapan gas oksigen dan pengeluaran
gas karbon dioksida. Bagian tubuh lain yang berperan dalam pernapasan adalah
hidung dan tenggorokan, kedua bagian tubuh ini merupakan jalan bagi keluar
masuknya udara pernapasan. Di dalam hidung terdapat rambut halus dan bulu
hidung yang berfungsi untuk menyaring udara agar bebas dari kotoran.
Tenggorokan bercabang dua, satu menuju paru-paru kanan dan satu menuju paru-
paru kiri. Cabang tenggorakan disebut bronkus. Di dalam paru-paru bronkus
bercabang yang disebut bronkiolus. Pada ujung bronkiolus, terdapat gelembung-
gelembung halus yang berisi udara yang disebut alveolus. Di dalam alveolus
terjadi pertukaran oksigen dengan karbon dioksida.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 41
20
Proses pernapasan berlangsung (Haryanto, 2007: 4) pada saat kita
menarik napas, udara masuk melalui hidung dan tenggorokan. Selanjutnya, udara
masuk ke paru-paru. Oksigen akan diserap oleh alveolus, sedangkan karbon
dioksida dilepaskan. Karbon dioksida dihembuskan keluar melalui tenggorokan
dan hidung.
Penyakit yang menyerang alat pernapasan manusia (Haryanto, 2007: 9-10)
mengakibatkan gangguan pada alat pernapasan. Gangguan pernapasan terjadi
karena tercemarnya udara yang kita hirup dan serangan kuman. Beberapa penyakit
yang dapat menyerang saluran pernapasan manusia adalah influenza, flu burung,
pneumonia, Tuberkolusis paru-paru. Penyakit-penyakit tersebut dapat dicegah
dengan melakukan pola hidup yang sehat. Haryanto (2007: 10) menyampaikan
cara memelihara kesehatan alat pernapasan dengan makan makanan bergizi,
berolahraga teratur, istirahat teratur, menjaga kebersihan, menjauhi asap rokok.
2.2 Penelitian-Penelitian Terdahulu yang Relevan
Berikut ini akan disajikan penelitian tentang model pembelajaran PBL dari
penelitian –penelitian sebelumnya.
2.2.1 Penelitian tentang PBL
Djabir, Saleh, dan Abdullah (2015) melakukan penelitian yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode kuasi
eksperimen. Subjek penelitian adalah siswa SDN 76 Kota Tengah Kota Gorontalo
kelas IV A yang menjadi kelas eksperimen dengan pemberian perlakuan model
pembelajaran Problem Based Learning dan IV B sebagai kelas kontrol yang
diberi perlakuan model pembelajaran konvensional, masing-masing kelas terdiri
dari 20 orang siswa. Data hasil belajar IPA siswa, dikumpulkan dengan
mengunakan tes. Tes diberikan dalam 2 tahap yakni pretest sebelum diberikan
perlakuan dan posttest setelah diberikan perlakuan Terdapat perbedaan hasil
posttest kelas eksperimen dengan rata-rata sebesar 76,58 dan hasil posttest kelas
kontrol dengan rata-rata sebesar 60,26. Berdasarkan hasil perbedaan rata-rata dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 42
21
kedua kelas menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model Problem
Based Learningterhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA yang
dilaksanakan pada kelas eksperimen di kelas IV SDN 76 Kota Tengah Kota
Gorontalo.
Chiang dan Lee H (2015) melakukan penelitian tentang pengaruh Problem
Based Learning (PBL) terhadap motivasi belajar pelajar SMK jurusan makanan
dan minuman. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh siswa jurusan makanan
dan minuman dari dua sekolah jurusan makanan dan minuman di Taiwan. Sampel
pada penelitian ini yaitu jurusan makanan sebagai kelompok kontrol dengan
jumlah siswa 42 dan jurusan minuman sebagai kelompok eksperimen dengan
jumlah siswa 46. Metode yang digunakan yaitu kuasi-eksperimen dan analisis
kualitatif. Sebelum melakukan analisis, peneliti melakukan uji homogenitas
varians pada Levene’s test. Hasil Levene’s test menunjukkan tidak ada
signifikansi yaitu dengan nilai (F = 3.18, p = 0,078 > 0,05).Selanjutnya uji
signifikansi kelompok perlakuan dan kontrol kelompok (F = 32,335, p = 0,000 <
0,05). Dengan harga Sig (2-tailed) sebesar 0,000 atau p < 0,05, maka dapat
diartikan bahwa Problem Based Learning (PBL) berpengaruh terhadap motivasi
belajar pelajar SMK jurusan makanan dan minuman di Taiwan.
Istanti (2015) melakukan penelitian yang betujuan untuk mengetahui
pengaruh penggunaan model Problem Based Learning terhadap motivasi belajar
IPA siswa kelas V SD Negeri Gadingan Kecamatan Wates. Sampel pada
penelitian ini yaitu kelas VA yang berjumlah 23 siswa sebagai kelompok
eksperimen dan kelas VB yang berjumlah 22 siswa sebagai kelompok kontrol.
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen yaitu quasi experimental
design dengan bentuk nonequivalent control group design. Teknik pengumpulan
pada penelitian ini yaitu observasi, kuesioner dan tes. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa mean kelompok eksperimen yaitu 81,82 berada pada
kategori motivasi belajar yang sangat tinggi dan mean kelompok kontrol yaitu
71,72 berada pada kategori motivasi belajar yang tinggi. Selain itu hasil nilai
evaluasi kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol .
Dengan demikian penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 43
22
Problem Based Learning mempunyai pengaruh terhadap motivasi belajar IPA
siswa kelas V SD Negeri Gadingan kecamatan Wates.
2.2.2 Penelitian tentang Berpikir Kritis
Nancy, Clark, dan Raines, J.M (2015) melakukan penelitian tentang
hubungan berpikir kritis dengan motivasi belajar pada pembelajaran strategi di
seluruh disiplin ilmu (biologi, bahasa Inggris, dan ilmu kemasyarakatan). Populasi
pada penelitian melibatkan tiga perguruan tinggi selama tahun ajaran 1987-1988
di Amerika Serikat. Lembaga itu disebut sebagai sebuah komunitas perguruan
tinggi, universitas komprehensif, dan perguruan tinggi swasta kecil. Sampel pada
penelitian ini yaitu kelas biologi sebanyak 219 pelajar, kelas bahasa inggris
sebanyak 110 pelajar, kelas ilmu masyarakat sebanyak 429 pelajar. Metode
pengumpulan data dengan kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan
nilai r= 0,05 pada pretest dan nilai r= 0,57 pada saat posttest. Hasil pretest dan
posttest membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari nilai r yang
diperoleh. Dengan demikian terdapat hubungan atau korelasi yang positif antara
cara berpikir kritis dengan motivasi pada pembelajaran strategi di seluruh disiplin
ilmu (biologi, bahasa Inggris, dan ilmu kemasyarakatan) yang terbukti dengan
hasil pretest dan posttest yang berbeda.
Anindyta dan Suwarjo (2014) melakukan penelitian untuk mengetahui
pengaruh Problem Based Learning terhadap kemampuan berpikir kritis dan
regulasi diri pada mata pelajaran IPA kelas V SD Santo Vincentius Jakarta.
Sampel dari penelitian ini adalah kelas VA sebagai kelompok eksprimen kelas VB
sebagai kelompok kontrol, jumlah siswa pada masing-masing kelas adalah 16
laki-laki dan 19 perempuan dengan jumlah masing-masing kelas ada 35 siswa.
Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi ekperimen, desain eksperimen yang
digunakan adalah pretest-posttest control group design. Hasil dari penelitian ini
adalah nilai F test untuk Hottelling’s Trace adalah 4,095 dengan nilai signifikansi
yang diperoleh 0,021. Nilai signifikasi yang diperoleh lebih kecil dari nilai alpha
yang ditetapkan yaitu 0,05. Dengan demikian penelitian ini membuktikan bahwa
penerapan model pembelajaran Problem Based Learning berpengaruh terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 44
23
keterampilan berpikir kritis dan regulasi diri siswa kelas V mata pelajaran IPA SD
Santo Vincentius.
Oktavia (2014) melakukan penelitian tentang pengaruh untuk
mengujicobakan metode mind map terhadap kemampuan berpikir kritis yaitu
eksplanasi dan regulasi diri di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Sampel dalam
penelitian ini adalah 39 siswa kelas V PL 3 sebagai kelompok eksperimen dan 39
siswa V PL 4 sebagai kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1)
metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan eksplanasi dengan nilai M =
0,68, SE = 0,10, SD = 0,63. Hasil uji selisih menunjukkan harga sig. (2-tailed) <
0,05 yaitu 0,002 dengan nilai t = 3, 262, df = 76. Berdasarkan data tersebut Hnull
ditolak dan Hi diterima yang berarti penggunaan metode mind map berpengaruh
terhadap kemampuan eksplanasi dan mempunyai efek besar dengan koefisien
korelasi r = 0,73 dan persentase pengaruh sebesar 53%. 2) metode mind map
berpengaruh terhadap kemampuan regulasi diri dengan nilai M = 0,92, SE = 0,12,
SD = 0,76. Hasil uji selisih menunjukkan harga sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,000
dengan nilai t= 3,989, df = 76. Berdasarkan data tersebut Hnull ditolak dan Hi
diterima yang berarti penggunaan metode mind map berpengaruh terhadap
kemampuan regulasi diri dan mempunyai efek besar dengan koefisien korelasi r =
0,79 dan persentase pengaruh sebesar 62%.
Penelitian-penelitian yang sebelumnya telah meneliti tentang pengaruh
penerapan model PBL terhadap hasil belajar dan pengaruh penerapan model PBL
terhadap motivasi belajar. Sedangkan pada penelitian tentang berpikir kritis
meneliti tentang pengaruh mind map terhadap eksplanasi dan regulasi diri,
hubungan berpikir kritis dengan motivasi belajar, dan tentang penerapan mind
map terhadap kemampuan berpikir kritis eksplanasi dan regulasi diri. Pada
penelitian sebelumnya, belum banyak meneliti tentang pengaruh model PBL
terhadap kemampuan berpikir kritis interprestasi dan analisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 45
24
2.2.3 Literature Map
Gambar 2.1 Bagan Hasil Penelitian yang Relevan
2.3 Kerangka Berpikir
Model PBL merupakan cara yang tepat untuk mengembangkan
kemampuan anak dalam berpikir kritis. PBL membantu siswa untuk
menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran, karena dalam PBL disajikan
cara-cara untuk menyelesaikan masalah dengan siswa melakukan kegiatan
pemecahan masalah, yaitu membuat hipotesis,merancang percobaan, melakukan
penyelidikan, mengumpulkan data, membuat kesimpulan, berdiskusi, membuat
laporan, dan mempresentasikan. Pembelajaran dengan model PBL dapat
memberikan pengalaman belajar secara nyata, sehingga dapat meningkatkan
pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari. Selain pengalaman belajar
Model Problem Based Learning
(PBL)
Keterampilan Berpikir Kritis
Djabir, Saleh & Abdullah
(2015)
PBL – Hasil belajar
Nancy, Clark & Raines
(2015)
Berpikir kritis – Motivasi
Chiang & Lee H
(2015)
PBL – Motivasi belajar
Anindyta & Suwarjo
(2014)
PBL – Berpikir kritis
Istanti
(2015)
PBL – Motivasi belajar
Oktaviani
(2014)
Mind map – Berpikir Kritis
Yang perlu diteliti:
Pengaruh model PBL
terhadap kemampuan
interpretasi dan analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 46
25
nyata, model pembelajaran PBL diharapkan dapat membantu siswa dalam kondisi
nyata pada kehidupan sehari – hari.
Berpikir merupakan kegiatan manusia yang melibatkan otak dalam
pengorganisasiannya. Kegiatan yang terorganisasi dan terarah dalam otak akan
mempermudah manusia untuk memecahkan masalah, dengan demikian berpikir
kritis dilibatkan dalam pemecahan masalah. Kemampuan berpikir kritis
mendorong siswa untuk membuat dugaan, mencari pembuktian, memecahkan
masalah dan membuat kesimpulan. Kemampuan interpretasi dan kemampuan
analisis termasuk bagian kemampuan berpikir kritis. Kemampuan interpretasi
adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk memahami dan mengekspresikan
makna dari berbagai pengalaman, sedangkan kemampuan analisis merupakan
kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mengidentifikasi hubungan-hubungan
logis dari konsep
Kemampuan berpikir kritis berkaitan dengan mata pelajaran IPA untuk
menemukan penyelesaian masalah dan mengetahui peristiwa yang terjadi di alam.
Pembelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran di SD yang berisi tentang
berbagai pengetahuan dari alam. Salah satu materi IPA yang dipelajari siswa kelas
V SD yaitu tentang sistem pernapasan manusia. Pada proses pembelajaran dengan
materi sistem pernapasan manusia perlu menggunakan suatu model pembelajaran.
Adanya model pembelajaran yang digunakan diharapkan dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kritis siswa pada saat mempelajari sistem pernapasan
manusia.
Model PBL dipilih sebagai salah satu model pembelajaran untuk
mengembangkan siswa dalam berpikir kritis. Pada proses pembelajaran PBL
disajikan cara-cara untuk menyelesaikan masalah dengan siswa melakukan
kegiatan pemecahan masalah. Adanya kegiatan pemecahan masalah yang
dilakukan siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, terutama
kemampuan berpikir kritis interpretasi dan analisis. Jika model pembelajaran
PBL diterapkan pada mata pelajaran IPA materi sistem pernapasan manusia pada
siswa kelas V SD Kanisius Bantul, maka penerapan model PBL berpengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 47
26
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa yaitu kemampuan interpretasi dan
analisis.
2.4 Hipotesis Penelitian
2.4.1 Penerapan model PBL berpengaruh terhadap kemampuan interpretasi
mata pelajaran IPA materi sistem pernapasan manusia pada siswa kelas V
di SD Kanisius Bantul Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017.
2.4.2 Penerapan model PBL berpengaruh terhadap kemampuan analisis mata
pelajaran IPA materi sistem pernapasan manusia pada siswa kelas V di SD
Kanisius Bantul Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 48
27
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab III membahas mengenai metode penelitian dalam penelitian ini.
Pembahasan metode penelitian yaitu mengenai jenis penelitian yang digunakan,
waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan
data, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen dan teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi
eksperimental tipe non-equivalent control group design (Cohen, 2007: 283).
Yusuf (2014: 185) menjelaskan bahwa quasi eksperimental tipe non-equivalent
control group design dalam rancangannya subjek yang diambil tidak secara
random, baik untuk kelompok eksperimen maupun untuk kelompok kontrol.
Penelitian ini menguji pengaruh dari suatu perlakuan (treatment). Peneliti
menggunakan treatment berupa penerapan model pembelajaran PBL saat
pembelajaran IPA di kelas. Treatment diberikan pada kelompok eksperimen,
sedangkan kelompok kontrol tidak diberi treatment. Selanjutnya kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol diberikan pretest dan posttest.
Campbell dan Stanley (Cohen, 2007: 275-276) menjelaskan bahwa hasil
penelitian menggunakan pretest dan posttest dapat dihitung dengan tiga langkah
yaitu: (1) mengurangkan skor pretest dari skor posttest untuk kelompok
eksperimen untuk menghasilkan skor 1; (2) mengurangkan skor pretest dari skor
posttest untuk kelompok kontrol untuk menghasilkan skor 2; (3) mengurangkan
skor 2 dari skor 1. Hasil dari perhitungan tersebut untuk mengetahui efek atau
pengaruh treatment yang diberikan pada kelompok eksperimen. Berdasarkan
Camplell dan Stanley (Cohen, 2007: 277) efek dari intervensi eksperimen dapat
diketahui melalui rumus: (O2 – O1) – (O4 – O3). Jika hasil perhitungannya negatif
maka efek negatif atau tidak ada pengaruh, dan jika hasil perhitungannya positif
maka efek kausal positif atau ada pengaruh. Rancangan quasi eksperimental tipe
non-equivalent control group design dapat dilihat pada gambar berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 49
28
Sumber: (Cohen, 2007: 283)
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Keterangan:
X = Perlakuan (treatment) dengan model pembelajaran PBL
O1 = Rerata skor pretest pada kelompok eksperimen
O2 = Rerata skor posttest pada kelompok ekperimen
O3 = Rerara skor pretest pada kelompok kontrol
O4 = Rerata skor posttest pada kelompok kontrol
Pada penelitian ini menggunakan kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah melakukan pretest
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Tujuan melakukan pretest
untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelompok, dan diharapkan kedua
kelompok memiliki kemampuan awal yang sama atau seimbang. Langkah kedua
kelompok eksperimen diberikan treatment berupa penerapan model PBL saat
pelaksanaan pembelajaran IPA kelas V, sedangkan kelompok kontrol
melaksanakan pembelajaran IPA kelas V seperti biasanya yaitu dengan metode
ceramah. Langkah ketiga yaitu memberikan posttest pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model
pembelajaran PBL pada kelompok eksperimen.
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Kanisius Bantul yang
terletak di Badegan, Bantul, Bantul, Yogyakarta. Jumlah guru seluruhnya ada 14
guru, 7 guru sebagai wali kelas, dan 7 lainnya sebagai guru bidang studi
kemudian ada 2 karyawan. Jumlah seluruh siswa dari kelas I – VI adalah 212
siswa. Di SD Kanisius Bantul terdapat 7 ruang kelas, ruang guru, ruang kepala
sekolah, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang UKS, kantin, dapur, 3 kamar
mandi untuk guru dan karyawan, 3 kamar mandi untuk siswa-siswi, ruang tunggu,
dan gudang yang digunakan untuk meletakkan peralatan olahraga dan peralatan
lain-lainnya. Lingkungan SD Kanisius Bantul nampak sejuk karena di lingkungan
O1 X O2
-------------------------------------------
O3 O4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 50
29
sekolah tumbuh beberapa pohon pepaya yang rindang dan di depan kelas terdapat
pot-pot yang ditanami berbagai macam bunga.
SD Kanisius Bantul sangat menerapkan kedisiplinan baik untuk siswa
maupun untuk guru dan karyawan. Pelajaran dimulai pukul 06.45 dan bagi yang
terlambat masuk kelas akan dikenai sanksi. Piket dilaksanakan siswa setelah
pelajaran selesai supaya pada pagi harinya ruangan sudah bersih dan siap
digunakan untuk proses pembelajaran. Sebelum pelajaran dimulai dilaksanakan
doa bersama yang dipimpin salah satu siswa, dan setiap hari sabtu semua warga
sekolah berkumpul untuk melakukan doa bersama. Seluruh warga sekolah juga
diminta untuk membuang sampah sesuai dengan jenis sampah pada bak sampah
yang sudah disediakan. Selain disiplin dan harus mematuhi peraturan, siswa-siswi
juga diwajibkan untuk mengikuti ekstrakulikuler wajib yaitu pramuka untuk kelas
atas, dan setiap siswa dari kelas I – VI disarankan untuk mengikuti ekstrakulikuler
yang ada. SD Kanisius Bantul memiliki 6 ekstrakulikuler yaitu pramuka, paduan
suara, pencak silat, keyboard, menari, dan dansa. SD Kanisius Bantul sering
memperoleh penghargaan baik di bidang akademik seperti non akademik, seperti:
memperoleh juara I Pencak Silat se-kabupaten tahun 2015, juara I Solo Dance
Standard Closed se-kabupaten Bantul tahun 2016, juara II lomba Bercerita dalam
Bahasa Jawa tingkat SD se-kota Yogyakarta tahun 2016, juara I membuat gambar
bercerita LCSPN se-kabupaten Bantul, juara II Ganda Putri 12 tahun Sportama
Junior Super Leries III di Sukoharjo, dan juara III Novice B Balroom dalam
Kejuaraan Pekan Olahraga Dansa XIII di Yogyakarta.
Peneliti memilih SD Kanisius Bantul sebagai tempat penelitian karena di
sekolah ini belum pernah diimplementasikan model PBL pada saat pembelajaran
IPA. Di sekolah ini kelas yang paralel adalah kelas V sehingga dapat dilakukan
penelitian quasi eksperimental.
3.2.2 Waktu Pengambilan Data
Waktu pengambilan data dilaksanakan pada bulan September – Oktober
2016. Berikut ini adalah jadwal pengambilan data dari kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 51
30
Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data
Kelompok Kegiatan Hari,tanggal Alokasi
waktu
Kelompok
Kontrol
Pretest Sabtu, 24 September
2016
2 x 35 menit
Pembelajaran tentang alat-alat pernapasan
manusia
Kamis, 29 September
2016 2 x 35 menit
Pembelajaran tentang hasil dari proses
pernapasan manusia
Jumat, 30 September
2016
2 x 35 menit
Pembelajaran tentang gangguan pada alat
pernapasan manusia
Sabtu, 1 Oktober 2016 2 x 35 menit
Posttest 1 Senin, 3 Oktober 2016 2 x 35 menit
Posttest 2 Sabtu, 15 Oktober 2016 2 x 35 menit
Kelompok
Eksperimen
Pretest Sabtu, 24 September
2016
2 x 35 menit
Pembelajaran tentang alat-alat pernapasan
manusia dengan model pembelajaran PBL
Senin, 26 September
2016
2 x 35 menit
Pembelajaran tentang hasil dari proses
pernapasan manusia dengan model
pembelajaran PBL
Selasa, 27 September
2016
2 x 35 menit
Pembelajaran tentang gangguan pada alat
pernapasan manusia dengan model
pembelajaran PBL
Rabu, 28 September
2016
2 x 35 menit
Posttest 1 Jumat, 30 September
2016
2 x 35 menit
Posttest 2 Jumat, 14 Oktober
2016
2 x 35 menit
3.3 Populasi dan Sampel
Yusuf (2014: 147) menjelaskan bahwa populasi merupakan totalitas
semua nilai-nilai yang mungkin daripada karakteristik tertentu sejumlah objek
yang ingin dipelajari sifatnya. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh siswa
kelas V SD Kanisius Bantul yang berjumlah 51 siswa. Yusuf (2014: 150)
mengemukakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih atau
mewakili populasi tersebut. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan covenience sampling yaitu pengambilan sampel yang sederhana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 52
31
dengan menggunakan kelas yang sudah ada sebelumnya (Cohen, 2007: 114).
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas VA sebagai
kelompok eksperimen yang terdiri dari 26 siswa dengan jumlah siswa laki-laki 14
dan jumlah siswa perempuan sebanyak 12 siswa. Berikutnya sampel untuk
kelompok kontrol adalah siswa kelas VB yang berjumlah 25 siswa dengan jumlah
siswa lak-laki 14 dan jumlah siswa perempuan sebanyak 11 siswa.
Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen ditentukan dari undian
yang disaksikan oleh dua guru kelas VA dan VB. Pengundian kelompok
dilaksanakan tanggal 14 September 2015 di ruang perpustakaan. Kertas yang
sudah ditulisi kelas VA dan VB dikocok dan kertas yang pertama kali keluar
dijadikan kelompok kontrol, dan yang keluar keluar ke dua dijadikan kelompok
eksperimen. Pada penelitian ini kelas VB sebagai kelompok kontrol melaksanakan
pembelajaran IPA seperti biasa menggunakan metode ceramah, sedangkam kelas
VA sebagai kelompok eksperimen yang melaksanakan pembelajaran IPA dengan
treatment yaitu penerapan model PBL.
3.4 Variabel Penelitian
Sumanto (2014 : 72) mengatakan bahwa variabel merupakan segala
sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai, merupakan penghubung antara
konstrak yang abstrak dengan fenomena yang nyata. Variabel yang digunakan
pada penelitian ini adalah variabel independen dan variabel dependen. Sugiyono
(2012: 39) menjelaskan bahwa variabel independen merupakan hal yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya perubahan. Variabel
independen pada penelitian ini adalah model pembelajaran PBL. Sedangkan
variabel dependen menurut Sugiyono (2012: 39) adalah variabel yang sangat
tergantung dengan variabel lainnya. Variabel dependen pada penelitian ini adalah
berpikir kritis pada kemampuan interpretasi dan kemampuan analisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 53
32
Variabel independen Variabel dependen
Gambar 3.2 Variabel Penelitian
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan teknik tes.
Tes yang digunakan berupa pretest, posttest I, dan posttest II terhadap kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen dengan menggunakan instrumen yang sama.
Langkah pertama kelompok kontrol dan eksperimen diberikan pretest . Setelah
langkah pertama pemberian pretest selanjutnya kedua kelompok melaksanakan
pembelajaran IPA dengan materi sistem pernapasan manusia. Pada kelompok
kontrol melaksanakan pembelajaran IPA seperti biasa, sedangkan pada kelompok
eksperimen melaksanakan pembelajaran IPA dengan diberikan treatment berupa
model pembelajaran PBL. Setelah proses pemberian materi kepada kelompok
kontrol dan eksperimen selesai, kedua kelompok diberi soal posttest untuk
mengetahui pengaruh adanya treatment atau pengaruh penggunaan model
pembelajaran PBL. Posttest dilaksanakan dua kali yaitu posttest I dan posstest
II,adanya posstest II bertujuan untuk mengetahui retensi pengaruh perlakuan.
Untuk lebih mengetahui sinsitivitas penelitian tersebut, maka jarak pelaksanaan
posttest I ke pelaksanaan posttest II selama dua minggu.
Pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber
sekunder (Sugiyono, 2012: 187). Sumber primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpulan data, dan sumber sekunder
merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpulan
data. Oleh karena itu peneliti selain menggunakan sumber sekunder juga
menggunakan sumber primer dengan melakukan pengumpulan data menggunakan
wawancara dan observasi. Wawancara adalah teknik pengumpulan data secara
lisan dengan memberikan sejumlah pertanyaan untuk dijawab oleh responden
(Sukmadinata, 2008: 216). Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara
Penerapan Model
Pembelajaran PBL
Kemampuan Interpretasi
Kemampuan Analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 54
33
tak berstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di
mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono, 2012: 191).
Wawancara dilakukan dengan guru mitra dan tiga siswa perwakilan dari
kelompok eksperimen yang mendapat nilai tinggi, sedang dan rendah. Observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai
proses biologis dan psikologis, dua di antara yang terpenting adalah proses-proses
pengamatan dan ingatan Sutrisno (dalam Sugiyono, 2012: 196). Observasi
dilakukan peneliti pada saat proses pembelajaran berlangsung yaitu pada saat
pretest, dan posttest dilaksanakan baik di kelompok kontrol maupun kelompok
eksperimen.
3.6 Instrumen Penelitian
Sumanto (2014: 111) menjelaskan bahwa instrumen adalah alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Sugiyono (2011:
148) mengatakan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan
untuk mengukur variabel yang diamati. Instrumen yang digunakan peneliti berupa
tes essay. Widoyoko (2012: 79) menjelaskan bahwa tes essay merupakan bentuk
tes yang memberikan kebebasan bagi siswa dalam menjawab soal sesuai dengan
pengetahuan yang diketahui. Instrumen penelitian yang digunakan berjumlah 18
soal essay yang disusun bersama 2 rekan peneliti untuk mengukur kemampuan
berpikir kritis yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi dan
regulasi diri. Soal essay yang digunakan peneliti berjumlah 6 soal untuk
mengukur kemampuan interpretasi dan kemampuan analisis.
Pada penelitian ini menggunakan Standar Kompetensi 2.
Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan. Kompetensi Dasar yang
digunakan 2.1 Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia. Berikut
merupakan matriks pengembangan instrumen yang digunakan peneliti untuk
mengukur kemampuan interpretasi dan analisis.
Tabel 3.2 Matriks Pengembangan Instrumen
No Variabel Indikator No soal
1. Interpretasi 2.1.1. Menyebutkan alat-alat pernapasan pada manusis
yang mengalami gangguan akibat pencemaran 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 55
34
2.1.2. Menjelaskan gangguan pada alat pernapasan
manusia akibat dari pencemaran udara udara
2
2.1.3. Menjelaskan alat pernapasan manusia bagian
terluar yang terkena gangguan akibat pencemaran
udara
3
2. Analisis 2.1.4. Membandingkan kondisi kesehatan pernapasan
manusia yang menghirup udara kotor dan udara
bersih
4
2.1.5. Mengidentifikasi pengaruh udara kotor bagi orang
disekitar
7a
2.1.6. Mengidentifikasi akibat udara kotor pada
pernapasan manusia 7b
Rubrik penilaiandapat dilihat dalam tabel berikut ini (lihat Lampiran 3.3).
3.7 Teknik Pengujian Instrumen
Teknik pengujian instrumen yang berupa 18 soal essay diujicobakan
di SD Negeri Plebengan, Bantul, Yogyakarta dengan jumlah 32 siswa pada kelas
V. Soal essay yang berjumlah 18 merupakan soal yang sudah digabungkan dengan
dua peneliti lain. Pada penelitian ini jumlah soal yang diujikan ada 6 soal essay
yang berdasarkan unsur-unsur kemampuan interpretasi dan kemampuan analisis.
3.7.1 Uji Validitas
Azwar (2008: 5-6) menjelaskan bahwa validitas berasal dari kata
validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat
ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen dikatakan
mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut memberikan hasil ukur yang
sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Yusuf (2014: 174)
menjelaskan bahwa validitas berdasarkan garis besar dibagi menjadi dua yaitu
validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal mengacu kepada kadar
kesahihan, ketepatan, ataupun keakuratan kesimpulan hasil penelitian sebagai
akibat perlakuan (treatment), sedangkan validitas eksternal mengacu kepada kadar
ketepatan kepada siapa penelitian dapat digeneralisasikan baik kepada kelompok
maupun lingkungan di luar setting penelitian. Pada validitas internal harus
memenuhi validitas isi dan validitas konstrak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 56
35
Surapranata (2004: 51) mengatakan bahwa validitas isi merupakan
suatu alat ukur yang dipandang valid apabila sesuai dengan isi yang hendak
diukur. Validitas isi merupakan sejauhmana aitem-aitem dalam tes mencakup
keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur atau sejauhmana isi tes
mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur. Cara yang dilakukan peneliti
untuk melakukan validitas isi yaitu dengan memberikan intrumen kepada para ahli
(expert judgement)(Azwar, 2008: 45). Peneliti memberikan intrumen kepada para
ahli yaitu dosen IPA, dosen Umum, dan guru SD. Para ahli memberi komentar
dan masukkan terhadap intrumen yang dibuat peneliti layak atau tidak untuk
diujikan. Sesudah melakukan expert judgement selanjutnya validitas isi juga
dilakukan dengan validitas muka atau face validity. Azwar (2008: 46)
menjelaskan bahwa validitas muka merupakan penilaian terhadap formal
penampilan tes, apabila penampilan tes telah meyakinkan dan memberikan kesan
mampu mengungkap apa yang hendak diukur maka dapat dikatakan bahwa
validitas muka telah terpenuhi. Cara mengujikan validitas muka dengan
memperlihatkan soal kepada siswa untuk menilai kejelasan dari soal yang dibuat
peneliti.
Selanjutnya peneliti menggunakan validitas konstruk. Validitas
konstruk lebih menekankan pada seberapa jauh isntrumen yang disusun itu terkait
secara teoritis mengukur konsep yang telah disusun oleh peneliti atau seberapa
jauhkan konstruk atau trait psikologis itu diwakili secara nyata dalam instrumen
(Azwar, 2004: 48). Validitas konstruk diberikan pada siswa kelas V SD, akan
tetapi tidak diberikan di SD yang dijadikan sebagai tempat penelitian. Sekolah
yang dipilih untuk melakukan validitas konstruk yaitu SD Negeri Plebengan,
Bantul, Yogyakarta. Peneliti memberikan soal kepada 32 siswa di SD Negeri
Plebengan, Bantul Yogyakarta. Peneliti memilih SD Negeri Plebengan karena
dianggap memiliki kemampuan yang setara dengan SD Kanisius Bantul.
Perhitungan validitas menggunakan program komputer IBM SPSS
Statistics 22 for Windows. Hasil perhitungan uji validitas menggunakan rumus
Product Moment Pearson terhadap 6 soal essay untuk mengukur kemampuan
interpretasi dan kemampuan analisis. Kriteria yang digunakan untuk menilai
validitas suatu item yaitu jika harga rhitung > rtabel maka item dapat dinyatakan valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 57
36
dengan tingkat signifikansi kurang dari 0,05 (Azwar, 2008: 110). Besar rtabel untuk
32 responden adalah 0,349 (Azwar, 2008: 220) . Uji validitas dapat dilihat pada
tabel berikut (lihat Lampiran 3.5).
Tabel 3.3 Perhitungan Validitas
Berdasarkan tabel perhitungan validitas di atas pada instrumen yang
mengukur kemampuan interpretasi dan analisis diketahui bahwa hasil Pearson
Correlation menunjukkan nilai rhitung > rtabel dengan tingkat signifikansi kurang
dari 0,05. Dengan demikian, instrumen tersebut termasuk valid.
3.7.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya,
walaupun reliabilitas mempunyai berbagai nama lain seperti keterpercayaan,
keterandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi, dan sebagainya (Azwar, 2008: 4).
Selanjutnya Cohen (2007: 147) menjelaskan bahwa suatu instrumen dikatakan
memiliki reliabilitas jika memberikan ketetapan hasil atau konsistensi dari waktu
ke waktu dan dari responden yang sama. Berdasarkan penjelasan kedua ahli
tersebut, dapat dimengerti bahwa reliabilitas instrumen adalah terdapatnya
kekonsistensinan hasil yang menunjukkan keterandalan suatu instrumen.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan peneliti berupa soal
essay. Nunnally (dalam Ghozali, 2009: 46) menjelaskan bahwa suatu konstruk
dikatakan reliabel jika harga Alpha Cronbach > 0,60. Hasil perhitungan
reliabilitas dihitung menggunakan IBM SPSS Statistics 22 for Windows untuk
mengukur kemampuan interpretasi dan analisis sebagai berikut (lihat Lampiran
3.6).
Tabel 3.4 Perhitungan Reliabilitas
No.Soal Variabel rtabel rhitung Sig.(2-tailed) Keterangan
1
Interpretasi
0,349 0,736 0,000 Valid
2 0,349 0,870 0,000 Valid
3 0,349 0.829 0,000 Valid
4
Analisis
0,349 0,910 0,000 Valid
7a 0,349 0,670 0,000 Valid
7b 0,349 0,861 0,000 Valid
N Alpha Cronbach Keterangan
32 0,629 Reliabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 58
37
Berdasarkan tabel 3.4 menunjukkan perhitungan reliabilitas harga
Alpha Cronbach untuk instrumen yang digunakan sebesar 0,629. Dengan
demikian, instrumen tersebut dapat dikatakan reliabel sehingga instrumen tersebut
dapat digunakan untuk pengukuran dalam pengumpulan data penelitian.
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan yaitu statistik inferensial. Statistik
inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sempel
dan hasilnya diberlakukan oleh populasi (Sugiyono, 2015: 29). Teknik analisis
data ini dilakukan setelah data terkumpul untuk menguji hipotesis yang diajukan.
Jenis statistik sudah ditentukan kemudian memilih jenis statistik yang ada di
statistik inferensial yaitu statistik parametris dan nonparametris. Sugiyono (2015:
210) menjelaskan bahwa statistik parametris digunakan untuk menguji ukuran
populasi melalui data sampel. Sedangkan statistik nonparametris tidak menuntut
terpenuhi banyak asumsi, misalnya data yang akan dianalisis tidak harus
berdistribusi normal. Peneliti melakukan analisis data dengan menggunakan
program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows yang melalui langkah-
langkah seperti uji normalitas, uji perlakuan dan uji analisis lebih lanjut. Data
yang diolah yaitu data kemampuan interpretasi dan kemampuan analisis.
3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data
Sugiyono (2015: 210) mengemukakan bahwa statistik parametrik
memerlukan terpenuhi banyak asumsi. Asumsi yang utama adalah data yang akan
dianalisis harus berdistribusi normal. Uji normalitas data digunakan untuk
menguji apakah data merupakan data normal atau tidak normal. Uji normalitas
data dihitung menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 22 for
Windows yaitu Kolmogorov Smirnov. Kriteria yang digunakan untuk mengambil
kesimpulan (Priyatno, 2012: 57) yaitu 1) Jika harga Sig. (2–tailed) > 0,05 maka
data berdistribusi normal. 2) Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka data tidak
berdistribusi secara normal. Jika data yang diperoleh berdistribusi normal, analisis
statistik selanjutnya menggunakan uji statistik parametrik misalnya Independent
samples t-test atau paired samples t-test, namun jika data tidak terdistribusi secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 59
38
normal, analisis selanjutnya menggunakan uji statiistik non parametrik misalnya
Mann Whitney U-test atau Wilcoxon Signed Ranks Test (Field, 2009: 345).
3.8.2 Pengaruh Perlakuan
3.8.2.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal
Uji perbedaan data pretest dilakukan untuk memastikan apakah
pretest dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki kemampuan
awal yang sama. Selain itu uji perbedaan kemampuan awal untuk mengendalikan
ancaman karakteristik subjek. Karakteristik subjek yang berbeda antara kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen menjadi ancaman validitas internal (Fraenkel,
Wallen, & Hyun, 2012: 282).
Analisis statistika untuk uji perbedaan kemampuan awal dihitung
menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan
tingkat kepercayaan 95%. Jika data berdistribusi normal maka menggunakan
statistik parametrik Independent samples t-test. Sedangkan untuk data yang tidak
berdistribusi normal maka menggunakan statistik non parametrik Mann-Whitney
U-test. Sebelum melakukan analisis, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa
homzogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’s test. Jika harga
Sig.Levene’s test < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians dari kedua data
yang dibandingkan. Jika harga Sig.Levene’s test > 0,05 maka terdapat
homogenitas varians dari kedua data yang dibandingkan (Field, 2009: 150).
Analisis data uji perbedaan kemampuan awal menggunakan hipotesis statistik
sebagai berikut.
Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan (Priyatno, 2012: 83) adalah:
1. Jika harga Sig. (2-tailed ) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya
tidak ada perbedaan yang yang signifikan antara skor pretest pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan demikian kedua kelompok
memiliki kemampuan awal yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 60
39
2. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada
perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Dengan demikian kedua kelompok tidak memiliki
kemampuan awal yang sama.
Kondisi yang ideal yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak ada
perbedaan yang signifikan atau memiliki kemampuan awal yang sama. Dengan
demikian kedua kelompok memiliki kemampuan yang sama untuk dibandingkan.
3.8.2.2 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan
Tujuan uji signifikansi pengaruh perlakuan untuk mengetahui pengaruh
perlakuan atau penerapan model pembelejaran PBL terhadap kemampuan
interpretasi dan analisis, dengan melihat perbedaan selisih skor pretest dan
posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Prinsip rumus yang
digunakan (O2 – O1) – (O4 – O3), yaitu dengan menggurangkan selisih skor
posttest I – pretest pada kelompok kontrol dengan selisih skor posttest I – pretest
pada kelompok eksperimen (Cohen, 2007: 283). Analisis statistik menggunakan
program IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%.
Jika data berdistribusi normal maka menggunakan Independent samples t-test dan
jika data tidak berdistribusi normal maka menggunakan Mann-Whitney U test.
Sebelum melakukan analisis, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa
homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’s test. Jika harga
Sig.Levene’s test < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians dari kedua data
yang dibandingkan. Jika harga Sig.Levene’s test > 0,05 maka terdapat
homogenitas varians dari kedua data yang dibandingkan (Field, 2009: 150).
Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut :
Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest – posttest
I pada kelompok eksperimen dan kontrol.
Hi :Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest – posttestI pada
kelompok eksperimen dan kontrol.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan (Priyatno, 2012: 126)
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 61
40
1. Jika harga Sig (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya
tidak ada perbedaan antara selisih skor pretest – posttest I pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penerapan model
pembelajaran PBL tidak berpengaruh terhadap kemampuan interpretasi atau
kemampuan analisis.
2. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya
ada perbedaan antara selisih skor pretest – posttest I pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penerapan model
pembelajaran PBL berpengaruh terhadap kemampuan interpretasi atau
kemampuan analisis.
3.8.2.3 Uji Besar Pengaruh Perlakuan (Effect size)
Uji besar pengaruh perlakukan dilakukan dengan tujuan mengetahui
seberapa besar pengaruh penerapan model pembelajaran PBL terhadap
kemampuan interpretasi dan kemampuan analisis. Teknik pengujian klasik (uji
selisih) hanya untuk mengetahui signifikansi pengaruh sehingga besar pengaruh
tidak dengan sendirinya apakah pengaruh tersebut cukup subtantif atau tidak.
Maka dari itu dilakukan pengujian besar efek. Effect size adalah suatu ukuran
objektif dan terstandarisasi untuk mengetahui efek yang dihasilkan (Field, 2009:
56-57). Cara yang digunakan untuk mengetahui koefisien korelasi adalah sebagai
berikut:
Jika distribusi data normal, harga t diubah menjadi harga r dengan rumus
sebagai berikut (Field, 2009: 332) :
Gambar 3.3 Rumus Besar Efek Distribusi Normal
Keterangan:
r = besarnya efek yang menggunakan koefisien korelasi Pearson
(effect size)
t = harga uji t
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 62
41
df = harga derajat kebebasan (degree of freedom)
Jika distribusi data tidak normal digunakan rumus sebagai berikut (Field,
2009: 550):
Gambar 3.4 Rumus Besar Efek Distribusi Tidak Normal
Keterangan:
r = besarnya efek yang menggunakan koefisien korelasi Pearson
Z = harga konveksi dari Standar Deviasi dari uji statistik Wilcoxon
signed rank test.
N = jumlah total observasi (2 x jumlah siswa)
Rumus effect size akan diperoleh nilai yang menunjukkan seberapa besar
pengaruh efek penerapan model pembelajaran PBL. Kriteria untuk menentukan
besar efek yaitu (Field, 2009: 57).
Tabel 3.5. Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan
r (effect size) Kategori Persentase
0,10 Kecil Setara dengan 1% pengaruh perlakuan
0,30 Menengah Setara dengan 9% pengaruh perlakuan
0,50 Besar Setara dengan 25% pengaruh perlakuan
Selanjutnya menghitung persentase pengaruh perlakuan menggunakan
harga r yang sudah diperoleh.Persentase pengaruh perlakuan diperoleh dengan
menghitung koefisien determinasi (R2) dengan cara mengkuadratkan harga r
(koefisien korelasi Pearson yang diperoleh) kemudian dikalikan 100%.
3.8.3 Analisis Lebih Lanjut
3.8.3.1 Uji Peningkatan Skor Pretest dan Posttest I
1. Perhitungan Persentase dan Uji Signifikansi Peningkatan Rerata
Pretest ke Posttest I
Uji perhitungan persentase rerata pretest ke posttest I untuk mengetahui
persentase peningkatan pada hasil skor rerata pretest ke posttest I pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Data rerata skor pretest dan posttest I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 63
42
kelompok kontrol yang terdapat pada analisis uji normalitas distribusi data
menggunakan One Samples Kolmogorov-Smirnov test dan uji Shapiro-Wilk yang
digunakan untuk menguatkan uji normalitas distribusi data untuk melakukan
perhitungan (Field, 2009: 57). Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest
ke posttest I yaitu dengan cara skor rerata posttest I dikurangi pretest kemudian
hasilnya dibagi dengan pretest dan dikalikan 100% (Field, 2009: 179).
Uji signifikansi peningkatan skor dari pretest ke posttest 1 bertujuan untuk
mengetahui signifikansi peningkatan skor dari pretest ke posttest 1 pada
kelompok kontrol maupun kelompokeksperimen. Analisis statistik yang
digunakan yaitu aplikasi komputer IBM SPSS Statistik 22 for Windows dengan
tingkat kepercayaan 95%. Jika data terdistribusi normal maka menggunakan
statistik parametrik Paired samples t-test atau jika data tidak normal maka
menggunakan statistik non parametrik Wilcoxon signed rangks test. Priyatno
(2012: 84) mengatakan bahawa Paired samples t-test digunakan untuk menguji
perbedaan rata-rata antara dua sampel yang berpasangan. Hipotesis statistiknya
adalah sebagai berikut:
Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Kriteria yang digunakan (Priyatno, 2012: 92) adalah sebagai berikut:
1. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya
tidak ada perbedaan antara skor pretest dan posttest pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain tidak ada peningkatan
skor yang signifikan dari pretest ke posttest.
2. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya
ada perbedaan antara skor pretest dan posttest pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Dengan kata lain terdapat peningkatan dari pretest ke
posttest.
Besar persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut (Gunawan, 2006: 575):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 64
43
Gambar 3.5 Rumus Persentase Peningkatan Pretest ke Posttest I
Persentase selisih skor pretest-posttest I (gain score) dilakukan menggunakan
perhitungan manual sebagai berikut;
Gambar 3.6 Rumus Gain Score
2. Uji Korelasi Antara Rerata Skor Pretest dan Posttest I
Uji Korelasi antara skor pretest dan posttest bertujuan untuk mengetahui
apakah para siswa yang memperoleh skor tinggi pada pretest apakah juga
memperoleh skor tinggi pada posttest, dan sebaliknya. Uji korelasi dilakukan
untuk memastikan sejauh mana validitas penelitian yang terkait karakteristik
subjek dapat terkontrol dengan baik atau tidak. Uji korelasi antara skor pretest dan
posttest menggunakan rumus bivariate correlation yang digunakan untuk
mengetahui korelasi antara dua variabel. Jika data berdistribusi normal maka uji
korelasi ini menggunakan rumus bivariate correlation yaitu Pearson’s correlation
coefficient, namun jika data tidak berdistribusi normal maka yang digunakan
statistik non-parametrik yaitu rumus Spearman’s correlation coefficient (Field,
2009: 177-179).
Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Hipotesis statistiknya
adalah sebagai berikut (Field, 2009: 181).
Hnull : Tidak ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest I
pada kelompok kontroldan kelompok eksperimen.
Hi : Ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
Peningkatan = x 100%
Gain score = x 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 65
44
1. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya
ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada kelompok
kontrol dan kelompokeksperimen.
2. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya
tidak ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
3. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan
Uji retensi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui retensi
pengaruh perlakuan (Krathwohl, 2004: 546). Jadi uji retensi dilakukan untuk
mengetahui apakah pengaruh penerapan model pembelajaran PBL terhadap
kemampuan interpretasi dan kemampuan analisis masih sama kuat seperti nilai
posttest I selama jangka waktu tertentu. Jarak yang dilakukan dari posttest I ke
posttest II adalah selama 2 minggu, adanya jarak waktu tersebut bertujuan untuk
mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran PBL masih berpengaruh
terhadap kemampuan interpretasi dan kemampuan analisis. Analisis statistik yang
digunakan IBM SPSS 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Jika data
terdistribusi normal maka digunakan statistik Paired samples t-test, dan jika data
tidak terdistribusi normal maka digunakan statistik non parametrik Wilcoxon
Signed Ranks Test.
Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:
Hnull : tidak ada perbedaan antara skor posttest I dan posttest II pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Hi : ada perbedaan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai
berikut (Priyatno, 2012: 92).
1. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penerapan
model pembelajaran PBL tidak terjadi penurunan/peningkatan yang sigifikan
skor dari posttest I ke posttest II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 66
45
2. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya
terdapat perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penerapan
model pembelajaran PBL terjadi peningkatan yang signifikan dari posttest I ke
posttest II.
Untuk mengetahui persentase peningkatan skor posttest I ke posttest II
digunakan rumus sebagai berikut:
Gambar 3.7 Rumus Persentase Peningkatan Posttest I ke Posttest II
Selanjutnya analisis terhadap perbedaan skor pretest dan posttest II
dengan tujuan untuk memastikan apakah capaian skor posttest II berbeda atau
tidak dengan kondisi awal. Analisis statistik yang digunakan IBM SPSS 22 for
Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Jika data terdistribusi normal maka
digunakan statistik Paired samples t-test, dan jika data tidak terdistribusi normal
maka digunakan statistik non parametrik Wilcoxon Signed Ranks Test.
Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:
Hnull : tidak ada perbedaan antara skor pretest dan posttest II pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen.
Hi : ada perbedaan antara skor pretest dan posttestII pada kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai
berikut (Priyatno, 2012: 92).
1. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest II
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain
penerapan model pembelajaran PBL tidak terjadi peningkatan yang signifikan
skor dari pretest ke posttest II.
Peningkatan= x 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 67
46
2. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya
terdapat perbedaan yang signifikan antara skorpretest dan posttest II pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penerapan
model pembelajaran PBL terjadi peningkatan yang signifikan dari pretest ke
posttest II.
`Untuk mengetahui persentase peningkatan skor pretest ke posttest
II.digunakan rumus sebagai berikut:
Gambar 3.8 Rumus Persentase Peningkatan Pretestke Posttest II
3.8.3.2 Persepsi terhadap Dampak Perlakuan
Pada bagian ini akan disingkap persepsi terhadap dampak perlakuan
dengan melakukan observasi dan wawancara. Tujuannya untuk mengetahui dan
melengkapi hasil penelitian mengenai dampak penerapan model pembelajaran
PBL terhadap siswa. Dampak perlakuan terhadap siswa diketahui dengan
menggunakan metode triangulasi. Triangulasi adalah teknik pengumpulan data
yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber
data yang telah ada (Sugiyono, 2011: 327). Krathwohl (2004: 547) menambahkan
bahwa setiap penelitian eksperimental sebaiknya menyertakan penelitian kualitatif
agar lebih dapat dipahami sudut pandang subjek yang diteliti terkait perlakuan dan
variabel-variabel yang diteliti antara lain dengan melakukan observasi dan
wawancara sesudah penelitian.
Peneliti menggunakan triangulasi untuk pengumpulan data dan untuk
mengetahui kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan
sumber. Teknik pengumpulan data kualitatif yang digunakan peneliti dalam
penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Peneliti melakukan observasi di
kelas selama penelitian berlangsung dari pretest, posttest I, posttest II baik di
kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Peneliti juga melakukan wawancara
dengan guru mitra dan 3 perwakilan siswa dari yang memiliki kemampuan tinggi,
Peningkatan= x 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 68
47
menengah dan bawah. Berikut pedoman wawancara yang peneliti lakukan untuk
melengkapi data penelitian.
Tabel 3.6 Pedoman Wawancara Kelompok Eksperimen Sebelum
Perlakuan
No Pertanyaan
1. Apakah kamu senang belajar IPA? Mengapa
2. Bagaimana cara guru mengajarkan IPA di kelas?
3. Apakah kamu senang ketika gurumu mengajar IPA dengan model
pembelajaran lain?
4. Apakah kamu bisa mengerjakan soal nomer 1 dan 3 tentang alat-
alat pernapasan manusia?
5. Apakah kamu bisa mengerjakan soal nomer 2 tentang gangguan
pernapasan manusia?
6. Dari soal nomer 1, 2, dan 3 manakah yang paling kamu anggap
sulit? Mengapa?
7. Apakah kamu bisa menjawab soal nomer 4, 7a, dan 7b tentang
pengaruh udara kotor dan udara bersih pada pernapasan manusia?
8. Dari soal nomer 4, 7a, dan 7b manakah yang paling kamu anggap
sulit? Mengapa?
Tabel 3.7 Pedoman Wawancara Kelompok Eksperimen Sesudah
Perlakuan
No Pertanyaan
1. Apakah model pembelajaran PBL memantumu memahami materi
sistem pernapasan manusia?
2. Apakah kamu merasa kesulitan saat belajar IPA dengan model
pembelajaran PBL (seperti pembelajaran kemarin)?
3. Apakah belajar IPA dengan model pembelajaran PBL lebih
menarik daripada dengan cara menjelaskan? Mengapa?
4. Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomer 1 dan 3 tentang
alat-alat pernapasan manusia, setelah belajar IPA dengan model
pembelajaran PBL?
5. Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomer 2 tentang
gangguan pada alat pernapasan, setelah belajar IPA dengan model
pembelajaran PBL?
6. Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomer 4, 7a, dan 7b
tentang pengaruh udara kotor dan udara bersih pada pernapasan,
setelah belajar IPA dengan model pembelajaran PBL?
7. Apakah kamu merasa senang belajar IPA dengan menggunakan
model pembelajaran PBL? Mengapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 69
48
Tabel 3.8 Pedoman Wawancara dengan Guru Mitra
No Topik
1. Model pembelajaran yang biasa digunakan
2. Pengetahuan tentang model pembelajaran PBL
3. Pengalaman mengajar dengan model pembelajaran PBL
4. Perbedaan kelompok kontrol dan eksperimen (keaktifan,
konsentrasi, kretifitas)
5. Rencana untuk menggunakan model pembelajaran PBL kembali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 70
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memaparkan hasil penelitian dan hasil analisis data. Hasil
penelitian memuat implementasi penelitian berupa deskripsi populasi dan
deskripsi implementasi pembelajaran. Hasil analisis data memuat uji hipotesis
penelitian I dan II berupa analisis pengaruh perlakuan dan analisis lebih lanjut.
Pada bagian pembahasan berisi uraian pengaruh perlakuan beserta dampaknya.
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Implementasi Pembelajaran
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan dua
kelas yaitu kelas VB sebagai kelompok kontrol dan kelas VA sebagai kelompok
eksperimen. Penentuan dua kelas tersebut dengan cara undian yang dilaksanakan
tanggal 14 September 2016 di ruang perpustakaan, dan disaksikan oleh dua guru
wali kelas VB dan VA. Implementasi Pembelajaran yang dilaksanakan pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebanyak 6 kali pertemuan dengan
setiap pertemuan 2 jam pembelajaran. Selama 6 kali pertemuan kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen melaksanakan pretest, posttest I, posttest II, dan tiga
kali pertemuan untuk pelaksanakan pembelajaran IPA dengan materi sistem
pernapasan manusia. Pada saat pelaksanaan pembelajaran kelompok eksperimen
diberikan treatment berupa penerapan model PBL, sedangkan kelompok kontrol
melaksanakan pembelajaran seperti biasa. Proses pembelajaran di kelompok
kontrol maupun kelompok eksperimen diampu oleh satu guru yang sama, guru
tersebut dapat disebut sebagai guru mitra.
Peneliti memberikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk
kelompok kontrol dan untukkelompok eksperimen kepada guru mitra. Proses
pembelajaran dilaksanakan oleh guru mitra sesuai dengan RPP yang telah disusun
oleh peneliti. Selama proses pembelajaran di kelompok kontrol guru mitra
melaksanakan pembelajaran di kelas seperti biasa, sedangkan di kelompok
eksperimen guru mitra melaksanakan pembelajaran di kelas dengan menerapkan
model pembelajaran PBL. Peran peneliti pada saat proses pembelajaran yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 71
50
menyiapkan peralatan yang dibutuhkan, mengamati tingkah laku siswa saat proses
pembelajaran dan mengambil beberapa gambar saat proses pembelajaran
dilaksanakan.
4.1.1.1 Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di SD Kanisius
Bantul. Sampel penelitian yang digunakan adalah kelas VB dan VA. Jumlah siswa
kelas VB 25 siswa dengan jumlah siswa laki-laki 14 siswa dan jumlah siswa
perempuan 11 siswa, sedangkan kelas VA 26 siswa dengan jumlah siswa laki-laki
14 siswa dan jumlah siswa perempuan 12 siswa. Wali kelas VA dan VB pada
tanggal 14 September 2016 menjelaskan bahwa kedua kelas ini memiliki
kemampuan akademik yang seimbang, karena pada awal pembagiannya diacak.
Siswa di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen ini berasal dari latar
belakang keluarga ekonomi menengah keatas. Berdasarkan data siswa
menunjukkan bahwa pekerjaan orang tua siswa antara lain petani, karyawan
swasta, wirausaha, guru, dosen, dan PNS. Latar belakang orang tua siswa di
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yaitu SLTA, D2, D3, S1 dan S2.
Dengan demikian latar belakang keluarga dari kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen seimbang.
4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran
1. Deskripsi Pembelajaran Kelompok Kontrol
Implementasi pembelajaran pada kelompok kontrol dilakukan selama 6
kali, setiap pertemuan 2 jam pembelajaran. Tiga kali pertemuan digunakan untuk
pretest, posstest I, posttest II, sedangkan tiga kali pertemuan lain digunakan untuk
pelaksanaan pembelajaran IPA dengan materi sistem pernapasan manusia. Guru
mitra melaksanakan pembelajaran pada kelompok kontrol sesuai dengan RPP
yang disusun oleh peneliti. Proses pembelajaran pada kelompok kontrol tidak
menggunakan treatment, namun menggunakan metode tradisional yaitu metode
ceramah. Proses penyampaian materi dilakukan guru dengan berpedoman pada
buku paket. Siswa membaca materi yang ada pada buku paket, kemudian guru
menjelaskan materi yang sudah dibaca siswa. Saat proses pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 72
51
berlangsung peneliti berada di dalam kelas untuk mengamati kegiatan
pembelajaran, mencatat hal-hal yang penting, dan menggambil dokumentasi
gambar berupa foto. Pada proses penyampaian materi dibagi menjadi tiga dan
setiap penyampaian materi menggunakan langkah-langkah yaitu kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Pertemuan pertama dilaksanakan hari Kamis, 29 September 2016 pukul
06.45 – 08.05 WIB. Pada pertemuan pertama guru menyampaikan materi
mengenai alat-alat pernapasan manusia dan proses pernapasan pada manusia.
Kegiatan awal pembelajaran yaitu guru mengucapkan salam dan melakukan doa
bersama sebelum pembelajaran dimulai, kemudian guru mengabsen siswa.
Kegiatan inti dimulai dengan guru menyampaikan materi yang akan dipelajari,
dan menyuruh siswa untuk membuka buku paket IPA. Siswa membaca materi
tentang alat-alat pernapasan manusia dan proses pernapasan manusia secara
bergantian. Sesudah siswa membaca materi, guru menjelaskan materi dengan
ceramah di depan kelas. Kegiatan akhir pembelajaran yaitu siswa mengerjakan
soal lembar kerja siswa yang dibagikan guru.
Pertemuan kedua dilaksanakan hari Jumat, 30 September 2016 pukul
06.45 – 08.05 WIB. Pada pertemuan kedua guru menyampaikan materi hasil
pernapasan manusia. Kegiatan awal yang dilakukan pada proses pembelajaran
yaitu guru mengabsen siswa dan memotivasi siswa agar semangat belajar,
kemudian guru menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini. Kegiatan inti
dilakukan dengan cara guru menjelaskan tentang materi hasil pernapasan manusia.
Guru menuliskan hal-hal penting dalam materi, dan siswa mencatat apa yang
ditulis oleh guru. Setelah penyampaian materi selesai, guru membagikan lembar
kerja siswa dan siswa mengerjakan soal pada lembar kerja siswa secara individu.
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru bersama siswa membahas lembar kerja
siswa yang sudah dikerjakan. Siswa membuat kesimpulan tentang pembelajaran
yang dilaksanakan hari ini.
Pertemuan ketiga dilaksanakan hari Sabtu, 1 Oktober 2016 pukul 09.00 –
10.10 WIB. Pada pertemuan ketiga guru menyampaikan materi mengenai udara
bersih dan udara kotor, gangguan pernapasan manusia dan pencegahannya. Guru
membuka kegiatan awal pembelajaran dengan mengucap salam pada siswa serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 73
52
mengajak siswa untuk berdoa sebelum pelajaran dimulai, dan guru menyampaikan
materi yang akan dipelajari. Kegiatan inti dimulai dengan siswa membaca materi
pembelajaran kemudian guru menjelaskan materi di depan kelas. Siswa yang tidak
mengerti dengan penjelasan guru langsung bertanya dan guru menjawab
pertanyaan siswa. Guru menuliskan hal-hal penting pada materi di papan tulis
kemudian siswa mencatat yang telah ditulis oleh guru. Setelah penyampaian
materi selesai guru membagikan lembar kerja siswa dan siswa mengerjakan soal-
soal yang terdapat pada lembar kerja siswa. Guru dan siswa membahas lembar
kerja yang sudah dikerjakan. Siswa membuat kesimpulan dan refleksi tentang
proses pembelajaran.
2. Deskripsi Pembelajaran Kelompok Eksperimen
Implementasi pembelajaran pada kelompok eksperimen dilakukan selama
6 kali dengan waktu 2 jam pembelajaran setiap pertemuan, tiga pertemuan
digunakan untuk pretest, posstest I, posttest II, sedangkan tiga pertemuan lagi
digunakan untuk menyampaikan materi tentang alat-alat pernapasan manusia.
Guru menyampaikan materi pada kelompok eksperimen dengan menggunakan
treatment berupa model PBL. Guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai
dengan RPP yang disusun oleh peneliti. Penyampaian materi alat-alat pernapasan
manusia dibagi tiga, pertemuan pertama dengan materi alat-alat pernapasan
manusia dan proses pernapasan manusia, pertemuan kedua dengan materi hasil
dari pernapasan manusia, dan pertemuan ketiga dengan materi mengenai udara
bersih dan udara kotor, gangguan pernapasan manusia dan pencegahannya. Setiap
penyampaian materi menggunakan tahap-tahap model PBL.
Pertemuan pertama dilaksanakan hari Senin, 26 September pukul 06.45 –
08.05 WIB. Pada pertemuan pertama guru menyampaikan materi alat-alat
pernapasan manusia. Kegiatan awal pembelajaran dimulai dengan berdoa dan
guru mengabsen siswa. Kegiatan inti dalam proses pembelajaran menerapkan
model PBL, langkah pertama guru memberikan permasalahan kepada siswa
berupa pertanyaan dan siswa mencoba menjawab pertanyaan dari guru. Dua
pertanyaan yang diberikan guru kepada siswa yaitu “Bagaimana jika hidungmu
kamu pencet/tutup dengan menggunakan tangan?” dan “Setelah udara masuk ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 74
53
hidung lalu bagaimana proses jalannya udara?” .Langkah kedua guru memberikan
instruksi terkait kegiatan yang dilakukan dan membagi siswa ke dalam kelompok,
langkah ketiga siswa dalam kelompok mengamati dan menggunakan model
pernapasan manusia, langkah keempat siswa bekerja sama dengan siswa lain
dalam kelompok untuk menyusun laporan, langkah kelima guru bersama siswa
melakukan evaluasi dan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.
Kegiatan akhir pembelajaran dilakukan dengan siswa membuat kesimpulan
tentang materi yang sudah dipelajari.
Pertemuan kedua dilaksanakan hari Selasa, 27 September pukul 06.45 –
08.05 WIB. Pada pertemuan kedua guru mitra menyampaikan materi tentang hasil
pernapasan manusia. Kegiatan awal dimulai dengan guru mengucapkan salam dan
menyampaikan materi yang akan dipelajari. Kegiatan inti dimulai dengan langkah
pertama yaitu memberikan permasalahan kepada siswa dengan pertanyaan yaitu
“Mengapa saat kita menghembuskan napas di dalam plastik, plastik menjadi
lembab?”, langkah kedua mengistruksi siswa terkait kegiatan yang akan dilakukan
dan membagi siswa ke dalam kelompok, langkah ketiga guru membagikan plastik
putih pada siswa,kemudian siswa mengunakan plastik tersebut, langkah keempat
siswa menuliskan laporan hasil kerja mereka, langkah kelima guru bersama siswa
melakukan evaluasi dan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.
Kegiatan akhir pembelajaran dilakukan dengan siswa membuat kesimpulan
tentang materi yang sudah dipelajari.
Pertemuan ketiga dilaksanakan hari Rabu, 28 September pukul 06.45 –
08.05 WIB. Pada pertemuan ketiga guru menyampaikan materi mengenai udara
bersih dan udara kotor, gangguan pernapasan manusia dan pencegahannya. Pada
kegiatan awal pembelajaran guru memotivasi siswa supaya semangat dalam
belajar. Kegiatan inti dilakukan dengan langkah pertama yaitu guru memberikan
permasalahan berupa pertanyaan kepada siswa yaitu “Apa dampaknya jika udara
yang kita hirup semua berasal dari asap pembakaran?” ,langkah kedua guru
memberikan instruksi tentang kegiatan yang akan dilakukan dan membagi siswa
ke dalam kelompok, langkah ketiga siswa melakukan percobaan bahayanya rokok
pada proses pernapasan manusia, langkah keempat siswa menyusun laporan dari
percobaan, langkah kelima siswa melakukan evaluasi dan refleksi kegiatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 75
54
Kegiatan akhir pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan materi yang sudah
dipelajari.
4.1.2 Hasil Tabulasi data
Hasil tabulasi data digunakan untuk memperlihatkan perbedaan data setiap
indikator pada kemampuan interpretasi dan kemampuan analisis baik untuk
kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Setiap indikator digunakan
untuk satu soal. Pada setiap soal terdapat skor nilai yaitu skor 1, 2, 3, dan 4.
Banyaknya siswa yang memperoleh skor 1, 2, 3, dan 4 saat pretest dan posttest
Ipada kelompok kontrol maupun eksperimen dicantumkan di tabel-tabel tabulasi
data berikut ini;
4.1.2.1 Kemampuan Interpretasi
1. Kelompok Kontrol
Tabel 4.1 Banyaknya siswa yang menjawab pada soal nomor 1, 2, dan 3
No
soal
Indikator Pretest Posttest I
1 2 3 4 Total 1 2 3 4 Total
1 Menyebutkan sistem
pernapasan pada manusia
yang mengalami
gangguan akibat
pencemaran udara
4
10 11 0 25 1 11 12 1 25
2 Menjelaskan gangguan
pada sistem pernapasan
manusia akibat dari
pencemaran udara
3 19 3 0 25 0 13 12 0 25
3 Menjelaskan sistem
pernapasan manusia
bagian terluar yang
terkena gangguan akibat
pencemaran udara
11 11 2 1 25 2 15 6 2 15
Jumlah 17 40 16 1 3 29 30 3
Pada tabel 4.1 menunjukkan siswa pada kelompok kontrol yang
menjawab soal nomer 1, 2, dan 3 yang memperoleh skor 1 saat pretest sebanyak
17 siswa sedangkan yang memperoleh skor 4 saat pretest adalah 1 siswa. Setelah
menerima pembelajaran dengan metode ceramah, siswa yang memperoleh skor 1
saat posttest sebanyak 3 siswa, sedangkan yang memperoleh skor 4 saat posttest
sebanyak 3 siswa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa setelah siswa menerima
pembelajaran dengan metode ceramah hanya terdapat 3 siswa memperoleh skor 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 76
55
2. Kelompok Eksperimen
Tabel 4.2 Banyaknya siswa yang menjawab pada soal nomor 1, 2, dan 3
No
soal
Indikator Pretest Posttest I
1 2 3 4 Total 1 2 3 4 Total
1 Menyebutkan sistem
pernapasan pada manusia
yang mengalami
gangguan akibat
pencemaran udara
4 11 11 0 26 0 2 12 12 26
2 Menjelaskan gangguan
pada sistem pernapasan
manusia akibat dari
pencemaran udara
4 15 7 0 26 0 2 15 9 26
3 Menjelaskan sistem
pernapasan manusia
bagian terluar yang
terkena gangguan akibat
pencemaran udara
7 14 4 1 26 0 3 15 8 26
Jumlah 15 29 22 1 0 7 42 29
Pada tabel 4.2 menunjukkan siswa pada kelompok eksperimen yang
menjawab soal nomer 1, 2, dan 3 yang memperoleh skor 1 saat pretest sebanyak
15 siswa, sedangkan yang memperoleh skor 4 saat pretest adalah 1 siswa. Setelah
menerima pembelajaran dengan model PBL, tidak ada siswa yang memperoleh
skor 1,sedangkan yang memperoleh skor 4 saat posttest sebanyak 29 siswa. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa setelah siswa menerima pembelajaran dengan model
PBL banyak siswa yang memperoleh skor tertinggi yaitu skor 4 yaitu sebanyak 29
siswa.
4.1.2.2 Kemampuan Analisis
1. Kelompok Kontrol
Tabel 4.3 Banyaknya siswa yang menjawab pada soal nomor 4, 7a, dan 7b
No
soal
Indikator Pretest Posttest I
1 2 3 4 Total 1 2 3 4 Total
1 Membandingkan kondisi
kesehatan pernapasan
manusia yang menghirup
udara kotor dan udara
bersih
4 12 8 1 25 0 11 13 1 25
2 Mengidentifikasi
pengaruh udara kotor
bagi orang disekitar 5 13 6 1 25 0 10 12 3 25
3 Mengidentifikasi akibat 4 12 8 1 25 0 10 12 2 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 77
56
udara kotor pada
pernapasan manusia
Jumlah 13 37 20 3 0 31 37 5
Pada tabel 4.1 menunjukkan siswa pada kelompok kontrol yang menjawab
soal nomer 4, 7a, dan 7b yang memperoleh skor 1 saat pretest sebanyak 14 siswa
sedangkan yang memperoleh skor 4 saat pretest adalah 1 siswa. Setelah menerima
pembelajaran dengan metode ceramah, tidak ada siswa yang memperoleh skor 1
saat posttest, sedangkan yang memperoleh skor 4 saat posttest sebanyak 5 siswa.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa setelah siswa menerima pembelajaran dengan
metode ceramah hanya terdapat 5 siswa memperoleh skor 4.
2. Kelompok Eksperimen
Tabel 4.4 Banyaknya siswa yang menjawab pada soal nomor 4, 7a, dan 7b
No
soal
Indikator Pretest Posttest I
1 2 3 4 Total 1 2 3 4 Total
1 Membandingkan kondisi
kesehatan pernapasan
manusia yang menghirup
udara kotor dan udara
bersih
2 15 6 3 26 0 2 14 10 26
2 Mengidentifikasi
pengaruh udara kotor
bagi orang disekitar 2 13 9 2 26 0 2 13 11 26
3 Mengidentifikasi akibat
udara kotor pada
pernapasan manusia
5 11 10 0 26 0 3 15 8 26
Jumlah 9 39 25 5 0 7 42 29
Pada tabel 4.4 menunjukkan siswa pada kelompok eksperimen yang
menjawab soal nomer 4, 7a, dan 7b yang memperoleh skor 1 saat pretest
sebanyak 9 siswa, sedangkan yang memperoleh skor 4 saat pretest adalah 5 siswa.
Setelah menerima pembelajaran dengan model PBL, tidak ada siswa yang
memperoleh skor 1, sedangkan yang memperoleh skor 4 saat posttest sebanyak 29
siswa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa setelah siswa menerima pembelajaran
dengan model PBL banyak siswa yang memperoleh skor tertinggi yaitu skor 4
yaitu sebanyak 29 siswa.
4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I
Hipotesis penelitian I adalah penerapan model PBL berpengaruh terhadap
kemampuan interpretasi pada pelajaran IPA materi sistem pernapasan manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 78
57
kelas V SD Kanisius Bantul semester gasal tahun ajaran 2016/2017. Pada
hipotesis ini variabel yang merupakan variabel dependen adalah kemampuan
interpretasi, sedangkan yang merupakan variabel independen adalah penerapan
model PBL. Instrumen yang digunakan berupa tiga soal essay yang digunakan
sebagai sarana untuk mengukur variabel dependen adalah tiga item soal essay
yaitu nomor 1, 2, dan 3.
Pada bagian ini ditampilkan hasil analisis statistik yang secara keseluruhan
menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows. Analisis
data untuk melihat pengaruh model pembelajaran PBL terhadap kemampuan
interpretasi dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Uji normalitas
data yang bertujuan untuk mengetahui jenis uji statistik yang digunakan apakah
parametrik atau non paramerik. 2) Uji perbedaan kemampuan awal yaitu analisis
data yang digunakan untuk membandingkan skor pretest kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen, untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelompok
tersebut. 3) Uji signifikansi pengaruh perlakuan untuk melihat perbedaan rerata
selisih skor pretest dan posttest I kedua kelompok. 4) Uji besar pengaruh
perlakuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan model
pembelajaran PBL. 5) Uji Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke
posttest I untuk mengetahui peningkatan rerata pretest ke posttest I. 6) Uji
signifikansi peningkatan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan atau
tidak. 7) Uji korelasi rerata pretest ke posttest I untuk memastikan kontrol
terhadap ancaman validitas internal berupa regresi statistik. 8) Uji retensi
pengaruh perlakuan untuk mengetahui apakah perlakuan yang diberikan masih
kuat setelah beberapa waktu.
4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas dilakukan dengan tujuan menentukan jenis uji statistik
yang digunakan dalam analisis data selanjutnya. Data yang diperoleh dari hasil
pretest, posttest I, dan posttest II diuji normalitasnya dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov dengan program IBM Statistics 22 for Windows dengan
tingkat kepercayaan 95%. Pada data yang berdistribusi normal menggunakan
analisis statistik parametrik yaitu Independent samples t-test, dan data tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 79
58
berdistribusi normal menggunakan analisis statistik non-parametrik yaitu Mann-
Whitney U test (Field, 2009: 345). Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka distribusi
data normal, sedangkan jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka distribusi data tidak
normal. Berdasarkan analisis uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov dan Shapiro-Wilk diperoleh hasil sebagai berikut (lihat lampiran 4.3.1).
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas terhadap Kemampuan Interpretasi
No Aspek Kolmogorov-
Sminov
Sig. (2-tailed)
Shapiro-Wilk
Sig.(2-tailed)
Keputusan
1 Skor pretest KelompokKontrol 0,19 0,27 Normal
2 Skor posttest I KelompokKontrol 0,08 0,14 Normal
3 Selisih skor pretest-posttest IKelompok
Kontrol 0,08 0,20 Normal
4 Skor posttest II Kelompok Kontrol 0,06 0,35 Normal
5 Skor pretest KelompokEksperimen 0,12 0,34 Normal
6 Skor posttestI KelompokEksperimen 0,16 0,41 Normal
7 Selisih skor pretest-posttest I Kelompok
Eksperimen 0,15 0,35 Normal
8 Skor posttest II Kelompok Eksperimen 0,05 0,13 Normal
Tabel 4.5 merupakan hasil uji normalitas distribusi data dri uji
Kolmogorov-Smirnov dan uji Shapiro-Wilk. Dahlan (2009) menjelaskan bahwa uji
Kolmogorov-Smirnov lebih tepat untuk sampel yang lebih dari 50 ,dalam
penelitian ini sampel kurang dari 50. Selanjutnya uji Shapiro-Wilk merupakan uji
normalitas yang umumnya penggunaannya terbatas untuk sampel yang kurang
dari 50 agar menghasilkan keputusan yang akurat (Shapiro dan Wilk dalam Razali
dan Wah). Dengan demikian supaya uji normalitas distribusi data akurat selain
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov juga menggunakan uji Shapiro-Wilk.
Berdasarkan uji normalitas tersebut menunjukkan bahwa hasil pretest,
posttest I, selisih skor pretest ke posttest I, dan posttest II pada kelompok kontrol
maupun kelompok eksperimen memiliki harga Sig. (2-tailed) > 0,05. Dengan
demikian menunjukkan bahwa data yang digunakan pada kemampuan interpretasi
berdistribusi normal. Oleh karena itu analisis statistik yang digunakan adalah
statistik parametrik dalam hal ini yaitu Independent samples t-test atau Paired
samples t-test sesuai dengan kebutuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 80
59
4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal
Uji perbedaan kemampuan awal bertujuan untuk mengetahui
apakah ada perbedaan antara skor pretest kelompok kontrol dengan skor pretest
kelompok eksperimen. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan awal terhadap kemampuan interpretasi pada kedua kelompok adalah
statistik parametrik, dalam hal ini yaitu Independent samples t-test dengan tingkat
kepercayaan 95%. Sebelum dilakukan uji Independent samples t-test dilakukan uji
asumsi untuk mengetahui homogenitas varians dengan Levene’s test. Jika harga
signifikansi pada Levene’s test > 0,05 (atau p > 0,05) maka suatu data dikatakan
memiliki homogenitas varians. Jika harga signifikansi pada Levene’s test < 0,05
maka suatu data tidak memiliki homogenitas varians pada kedua data yang
dibandingkan (Priyatno, 2012: 49). Hasil uji asumsi homogenitas varians dapat
dilihat pada tabel 4.6 (lihat Lampiran 4.4.1).
Tabel 4.6 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians
Uji Statistik F Sig. Keputusan
Levene’s Test for Equality of
Variance
0,005 0,94 Homogen
Hasil analisis Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh
nilai F sebesar 0,005 dengan signifikansi sebesar 0,94 (atau p > 0,05). Dengan
demikian menunjukkan bahwa data pretest kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen memiliki homogenitas varians. Jika variansnya homogen, maka data
uji statistik yang diambil yaitu data pada baris pertama output SPSS (Field, 2009:
340).
Uji perbedaan kemampuan awal yang digunakan memiliki tingkat
kepercayaan 95% yaitu uji statistik Independent samples t-test. Kriteria yang
digunakan untuk menolak Hnull yaitu jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 (Priyatno,
2012: 83). Berikut adalah tabel 4.7 yang menunjukkan hasil uji perbedaan
kemampuan awal pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen(lihat
Lampiran 4.4.1).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 81
60
Tabel 4.7 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan
Interpretasi
Hasil Pretest Sig. (2-tailed) Keputusan
Kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen 0,43 Tidak ada perbedaan
Tabel uji perbedaan kemampuan awal terhadap kemampuan interpretasi
pada kelompok kontrol dan eksperimen menunjukkan nilai Sig. (2-tailed) sebesar
0,43 > 0,05. Berdasarkan hasil pretest menunjukkan skor kelompok eksperimen
(M= 2,11, SE= 0,10) lebih tinggi daripada kelompok kontrol (M= 2,00, SE= 0,10).
Perbedaan tersebut tidak signifikan dengan t (49) = 0,790, dengan p= 0,43 (p >
0,05), sehingga Hnull diterima Hi dtolak. Hal tersebut menunjukkan tidak ada
perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Dengan kata lain kedua kelompok mempunyai
kemampuan awal yang sama pada kemampuan interpretasi.
4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan
Tujuan uji signifikansi pengaruh perlakuan untuk mengetahui pengaruh
perlakuan atau penerapan model pembelejaran PBL terhadap kemampuan
interpretasi, dengan melihat perbedaan selisih skor pretest dan posttest I pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dasar rumus yang digunakan (O2-
O1) – (O4-O3) yaitu dengan cara mengurangkan selisih skor posttest I-pretest pada
kelompok kontrol dengan selisih skor posttest I-pretest pada kelompok
eksperimen (Cohen, 2007: 283). Hasil perhitungan menunjukkan selisih skor
posttets I – pretest pada kelompok kontrol sebesar 0,31 dan selisih skor posttest –
pretest pada kelompok eksperimen sebesar 0,92. Besar pengaruh perlakuan
didapatkan dari selisih 0,92 dan 0,31 yaitu sebesar 0,61. Jika hasil perhitungan
lebih dari 0 maka ada pengaruh, dengan demikian ada pengaruh penerapan model
PBL terhadap kemampuan interpretasi. Setelah mengurangan posttest I-pretest
pada kedua kelompok data selisih yang sudah diuji normalitasnya menunjukkan
bahwa data berdistribusi normal. Dengan demikian analisis statistik yang
digunakan adalah statistik parametrik dalam hal ini Independent samples t-test.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 82
61
Sebelum melakukan analisis ini perlu dilakukan uji asumsi yang
bertujuan untuk memeriksa homogenitas varians dengan Levene’s test. Jika harga
Sig. > 0,05 maka ada homogenitas varians pada kedua kelompok yang
dibandingkan (Field, 2009: 340). Jika harga Sig. < 0,05 maka tidak ada
homogenitas varians pada kedua kelompok yang dibandingkan. Hasil analisis
Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% dilihat pada tabel 4.8 berikut (lihat
lampiran 4.5.1).
Tabel 4.8 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians
Uji Statistik F Sig. Keputusan
Levene’s Test for Equality of
Variance
0,74 0,39 Homogen
Tabel 4.8 menunjukkan hasil Levene’s test menunjukkan harga F= 0,74
dan harga Sig. 0,39 (p > 0,05). Dengan demikian terdapat homogenitas varians
data. Jika terdapat homogenitas varians maka data uji statistik Independent
samples t-test yang diambil data pada baris pertama (Field, 2009: 340).
Uji signifikansi pengaruh perlakuan menggunakan tingkat kepercayaan
95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull yaitu jika Sig.(2-tailed) < 0,05
(Field, 2009: 53). Tabel 4.9 menunjukkan hasil uji signifikansi pengaruh
perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap
kemampuan interpretasi (lihat lampiran 4.5.1).
Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikasi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Interpretasi
Selisih skor pretest ke posttest I Sig. (2-tailed) Keputusan
Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 0,003 Ada perbedaan
Rerata kelompok eksperimen (M= 0,92, SE= 0,12) lebih tinggi daripada
kelompok kontrol (M= 0,30, SE= 0,15). Perbedaan tersebut signifikan dengan t
(49) = -3,085, dengan p= 0,003 (p < 0,05), sehingga Hnull ditolak dah Hi diterima.
Hal tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara rerata
selisih skor pretest ke posttets I kemampuan interpretasi pada kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen. Kesimpulan dari hasil uji signifikansi pengaruh
perlakuan yaitu penerapan model PBL berpengaruh secara signifikan terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 83
62
kemampuan interpretasi. Berikut diagram yang memperlihatkan skor pretest dan
posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Gambar 4.1 Diagram Selisih Rerata Skor Pretest-Posttest Kemampuan Interpretasi
4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan
Uji besar pengaruh (effect size) bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh penerapan model pembelajaran PBL terhadap
kemampuan interpretasi. Jika distribusi data normal, maka digunakan rumus
koefisien korelasi Pearson untuk data normal (Field, 2009: 57). Data selisih skor
pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
berdistribusi normal, maka menggunakan rumus koefisien korelasi Pearson data
normal. Cara yang digunakan untuk mengetahui koefisien korelasi dengan
mengubah harga t menjadi r. Berikut merupakan perhitungan effect size pada
kemampuan interpretasi (lihat Lampiran 4.6).
Tabel 4.10 Hasil Besar Pengaruh pada Kemampuan Interpretasi
Kelompok kontrol dan eksperimen
Variabel t t2
df r (effect
size) R
2 % Kategori
interpretasi 3,08 9,48 49 0,40 0,16 16 Menengah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 84
63
Pada tabel 4.10 menunjukkan besar pengaruh penerapan model
pembelajaran PBL pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan interpretasi
yaitu dengan nilai r (effect size) sebesar 0,40 atau 16%. Berdasarkan kriteria untuk
menentukan besar efek (Field, 2009: 57), nilai r (effect size) sebesar 0,40
termasuk dalam kategori efek menengah.
4.1.3.5 Uji Analisis Lebih Lanjut
1. Perhitungan Persentase dan Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke
Posttest I
Tujuan melakukan perhitungan persentase rerata pretest ke posttest I
yaitu untuk mengetahui persentase peningkatan pada hasil skor rerata pretest ke
posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Data rerata skor
pretest dan posttest I kelompok kontrol yang terdapat pada analisis uji normalitas
distribusi data menggunakan One Samples Kolmogorov-Smirnov test dan Shapiro-
Wilk yang digunakan untuk melakukan perhitungan (Field, 2009: 57). Perhitungan
persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I yaitu dengan cara skor rerata
posttest I dikurangi pretest kemudian hasilnya dibagi dengan pretest dan dikalikan
100% (Field, 2009: 179).
Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest dilakukan untuk
mengetahui signifikansi peningkatan skor dari pretest ke posttest pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Perhitungan signifikansi peningkatan
menggunakan uji statistik parametrik dalam hal ini Paired samples t-test, dengan
tingkat kepercayaan 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull yaitu jika
harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Priyatno, 2012: 92). Berikut ini tabel hasil
perhitungan persentase dan hasil uji peningkatan rerata skor pretest ke posttest I
(lihat Lampiran 4.7.1):
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke
Posttest I Kemampuan Interpretasi
No Kelompok Rerata Peningkata
n (%)
Sig (2-
tailed)
Signifikansi
Pretest Posttest I
1 Kontrol 2,00 2,31 15 0,06 Tidak
signifikan
2 Eksperimen 2,11 3,04 44 0,00 Signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 85
64
Rerata kelompok eksperimen (M= 0,92, SE= 0,12) lebih tinggi daripada
kelompok kontrol (M= 0,30, SE= 0,15). Kriteria yang digunakan untuk menolak
Hnull yaitu jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05. Hasil uji peningkatan rerata skor
pretest ke posttest I kelompok kontrol pada kemampuan interpretasi diperoleh
harga Sig. (2-tailed) > 0,05 yaitu 0,06, sehingga Hnull diterima dan Hi ditolak. Hal
tersebut menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke
posttest I pada kelompok kontrol terhadap kemampuan interpretasi. Sedangkan
hasil uji peningkatan rerata skor pretest ke posttest I kelompok eksperimen pada
kemampuan interpretasi diperoleh harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,00,
sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Hal tersebut menunjukkan ada perbedaan
yang signifikan dari skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen terhadap
kemampuan interpretasi.
Pada tabel 4.11 menunjukkan rerata pretest pada kelompok kontrol
sebesar 2,00 dan rerata pretest pada kelompok eksperimen sebesar 2,11. Rerata
posttest I pada kelompok kontrol sebesar 2,31 dan rerata posttest I pada kelompok
eksperimen sebesar 3,03. Setelah dilakukan perhitungan persentase peningkatan
rerata pretest ke posttest I pada kelompok kontrol sebesar 15% sedangkan hasil
perhitungan pada kelompok eksperimen sebesar 44%. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mengalami
peningkatan skor pretest ke posttest I terhadap kemampuan interpretasi.
Persentase peningkatan skor pada kelompok eksperimen mengalami
peningkatan sebesar 44% lebih tinggi daripada kelompok kontrol yang mengalami
peningkatan sebesar 15%. Di bawah ini terdapat gambar 4.2 yang digunakan
untuk menunjukkan frekuensi selisih pretest ke posttest I pada kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 86
65
Gambar 4.2 Grafik Gain Score Kemampuan Interpretasi
Pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa gain terendah kelompok kontrol
yaitu -1,00 yang diperoleh empat siswa, sedangkan gain terendah pada kelompok
eksperimen -0,33 yang diperoleh dua siswa. Gain tertinggi pada kelompok kontrol
sebesar 2,33 namun hanya satu siswa yang mendapatkannya, sedangkan gain
tertinggi pada kelompok eksperimen sebesar 2,00 ada dua siswa yang
mendapatkannya. Dengan demikian menunjukkan bahwa selisih pretest ke
posttets I pada kelompok eksperimen lebih dominan daripada selisih pretest ke
posttets I pada kelompok kontrol.
Frekuensi siswa pada kelompok kontrol yang mendapat nilai > 0,66 ada
9 siswa, sedangkan pada kelompok eksperimen ada 20 siswa. Nilai 0,66 diperoleh
dari nilai tertinggi pada kelompok kontrol dikurangi nilai tengah. Hasil
perhitungan persentase gain score > 0,66 kelompok eksperimen yaitu 77% lebih
tinggi daripada persentase gain score > 0,66 kelompok kontrol yaitu 36%.
Berdasarkan hasil perhitungan persentase tersebut kelompok kontrol mendapat
keuntungan 36% dengan proses pembelajaran seperti biasa, sedangkan kelompok
eksperimen mendapat keuntungan 77% dengan adanya penerapan model PBL.
Hal ini menunjukkan penerapan model PBL memiliki persentase peningkatan
yang lebih dominan daripada penerapan proses pembelajaran seperti biasanya
yaitu dengan metode ceramah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 87
66
2. Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I
Uji besar efek peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui besarnya peningkatan rerata dari pretest ke posttest I
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji statistik yang digunakan
yaitu statistik parametrik karena data yang akan diolah berdistribusi normal,
dalam hal ini menggunakan uji statistik Paired samples t-test (Field, 2009: 325).
Kriteria untuk menolak Hnull yaitu jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009:
53). Berikut ini tabel hasil uji peningkatan rerata skor pretest ke posttest I (lihat
Lampiran 4.8.1).
Tabel 4.12 Hasil Uji Besar Efek Peningkatan Skor Rerata Pretest ke Posttest I
No Kelompok t t2
df r r2
% Kategori
1 Kontrol 1,93 3,72 24 0,36 0,13 13 Menengah
2 Eksperimen 7,50 56,25 25 0,83 0,69 69 Besar
Berdasarkan tabel 4.12 dapat menunjukkan persentase besar pengaruh
penerapan model pembelajaran PBL pada kelompok eksperimen lebih besar
daripada persentase besar pengaruh proses pembelajaran seperti biasanya pada
kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen nilai r = 0,83 atau 69% yang
termasuk kategori efek besar, sedangkan pada kelompok kontrol nilai r = 0,36
atau 13% yang termasuk dalam kategori efek menengah.
3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I
Uji Korelasi antara skor pretest dan posttest bertujuan untuk memastikan
kontrol terhadap ancaman validitas internal penelitian berupa regresi statistik.
Positif artinya skor pretest tinggi dan skor posttest I juga tinggi,atau skor pretest
rendah dan skor posttest I juga rendah. Signifikan berarti hasil skor korelasi
tersebut dapat digeneralisasikan ke populasi. Data rerata skor pretest dan posttest I
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi normal, maka
menggunakan uji statistik parametrik dalam hal ini Pearson Correlation. Tingkat
kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria untuk menolak Hnull jika harga
Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Berikut ini tabel hasil uji korelasi antara
rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen (lihat Lampiran 4.9.1).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 88
67
Tabel 4.13 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I
Kemampuan Interpretasi
No Kelompok Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed) Keputusan
1 Kontrol 0,07 0,73 Positif dan tidak signifikan
2 Eksperimen 0,41 0,03 Positif dan signifikan
Hasil uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I pada kelompok
kontrol diperoleh harga Sig. (2-tailed) 0,73 atau > 0,05, berarti Hnull diterima.
Dengan demikian, tidak ada korelasi yang signifikan antara hasil rerata skor
pretest dan hasil rerata skor posttest I pada kemampuan interpretasi kelompok
kontrol. Harga Pearson correlation nilai yang positif yaitu apabila rerata skor
siswa rendah pada saat pretest maka rerata skor pada saat posttest rendah, dan
sebaliknya apabila rerata skor tinggi pada saat pretest maka rerata skor pada saat
posttest tinggi. Pearson correlation pada kelompok kontrol menunjukkan 0,07
berarti korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I termasuk kategori sedang.
Pada kelompok eksperimen diperoleh harga Sig. (2-tailed) 0,03, berarti
Hnull ditolak dan Hi diterima. Dengan demikian ada korelasi yang signifikan
antara hasil rerata skor pretest dan hasil rerata skor posttest I pada kemampuan
interpretasi kelompok eksperimen. Harga Pearson correlation nilai yang positif
yaitu apabila rerata skor siswa rendah pada saat pretest maka rerata skor pada saat
posttest rendah, dan sebaliknya apabila rerata skor tinggi pada saat pretest maka
rerata skor pada saat posttest I tinggi. Pearson correlation pada kelompok
eksperimen menunjukkan 0,41 maka korelasi antara rerata skor pretest dan
posttest I termasuk kategori cukup besar.
4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan
Uji retensi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui apakah
perlakuan yang sudah diterapkan masih kuat setelah beberapa waktu. Cara
melakukan uji retensi pengaruh perlakuan dengan memberikan posttest II pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, dengan waktu dua minggu setelah
pemberian posttest I. Data yang diuji berdistribusi normal dan dalam kelompok
yang sama maka menggunakan uji statistik parametrik dalam hal ini Paired
samples t-test (Field, 2009: 325). Tingkat kepercayaan yang digunakan 95%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 89
68
Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull yaitu Sig. (2-tailed) < 0.05 (Field,
2009: 53). Perhitungan uji retensi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol dan
eksperimen dapat dilihat dalam tabel 4.12 (lihat Lampiran 4.10.1).
Tabel 4.14 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan
Interpretasi
No Kelompok Rerata Peningkatan
(%)
Sig. (2-
tailed)
Keputusan
Posttest
I
Posttest
II
1 Kontrol 2,31 2,09 - 9,52 0,69 Tidak ada perbedaan
2 Eksperimen 3,04 2,85 -6,25 0,60 Tidak ada perbedaan
Rerata kelompok eksperimen (M= -0,17, SE= 0,09) lebih tinggi daripada
kelompok kontrol (M= -0,21, SE= 0,11). Hasil uji retensi pengaruh perlakuan skor
posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol terhadap kemampuan interpretasi
menunjukkan harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,69 (Sig.(2-tailed) > 0,05), sehingga
Hnull diterima dan Hi ditolak. Hal tersebut menunjukkan tidak ada perbedaan skor
yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol terhadap
kemampuan interpretasi. Kesimpulannya tidak terjadi penurunan skor dari
posttest I ke posttest II secara signifikan pada kelompok kontrol terhadap
kemampuan interpretasi. Sedangkan pada kelompok eksperimen diperoleh harga
Sig.(2-tailed) sebesar 0,60 (Sig.(2-tailed) > 0,05), sehingga Hnull diterima dan Hi
ditolak. Hal tersebut menunjukkan tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari
skor posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan
interpretasi. Kesimpulannya tidak terjadi penurunan skor dari posttest I ke
posttest II secara signifikan pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan
interpretasi.
Pada tabel 4.14 menunjukkan persentase kenaikan rerata posttest I ke
posttest II pada kelompok eksperimen. Persentase pada kelompok eksperimen
sebesar -6,25% lebih tinggi daripada kelompok kontrol yaitu sebesar -9,25.
Peningkatan skor pretest, posttest I, dan posttest II pada kelompok kontrol dan
eksperimen terhadap kemampuan interpretasi dapat dilihat pada grafik berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 90
69
Gambar 4.3 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Interpretasi
Selanjutnya dilakukan analisis terhadap perbedaan skor pretest dan
posttest II dengan tujuan untuk memastikan apakah capaian skor posttest II
berbeda atau tidak dengan kondisi awal. Analisis terhadap perbedaan skor pretest
dan posttest II menggunakan statistik parametrik dalam hal ini Paired samples t-
test, dengan tingkat kepercayaan 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak
Hnull adalah harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Berikut ini hasil uji
retensi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol dan eksperimen pada tabel
4.13 (lihat Lampiran 4.10.3)
Tabel 4.15 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Interpretasi
No Kelompok Rerata Peningkata
n (%)
Sig. (2-
tailed)
Keputusan
Pretest Posttest II
1 Kontrol 2,00 2,09 4,5 0,49 Tidak ada perbedaan
2 Eksperimen 2,11 2,85 35,07 0,00 Ada perbedaan
Rerata kelompok eksperimen (M= 0,74, SE= 0,13) lebih tinggi daripada
kelompok kontrol (M= 0,09, SE= 0,13). Pada kelompok kontrol hasil uji retensi
pengaruh perlakuan skor pretest ke posttest II terhadap kemampuan interpretasi
menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,49 (Sig.(2-tailed) > 0,05), sehingga
Hnull diterima dan Hi ditolak. Hal tersebut menunjukkan ada perbedaan yang
signifikan antara skor pretest ke posttest II kemampuan interpretasi pada
kelompok kontrol. Kesimpulan yang dapat ditarik yaitu antara skor pretest ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 91
70
posttest II pada kelompok kontrol terhadap kemampuan interpretasi setara atau
tidak terjadi peningkatan skor yang signifikan atau dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran pada kelompok kontrol tidak efektif. Sedangkan hasil uji retensi
pengaruh perlakuan skor pretest ke posttest II pada kelompok eksperimen
terhadap kemampuan interpretasi yaitu harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 (Sig. (2-
tailed) < 0,05), sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Hal tersebut menunjukkan
ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke posttest II kemampuan
interpretasi pada kelompok eksperimen. Kesimpulan yang dapat ditarik yaitu
antara skor pretest ke posttest II pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan
interpretasi mengalami peningkatan skor yang signifikan atau dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran pada kelompok eksperimen efektif. Pada kelompok
eksperimen persentase peningkatan rerata pretest ke posttest II sebesar 35,07%
lebih tinggi daripada kelompok kontrol yaitu sebesar 4,5%.
4.1.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II
Hipotesis penelitian II adalah penerapan model PBL berpengaruh
terhadap kemampuan analisis pada pelajaran IPA materi sistem pernapasan
manusia kelas V SD Kanisius Bantul semester gasal tahun ajaran 2016/2017. Pada
hipotesis ini variabel yang merupakan variabel dependen adalah kemampuan
analisis, sedangkan yang merupakan variabel independen adalah penerapan model
pembelajaran PBL. Instrumen yang digunakan berupa tiga soal essay yang
digunakan sebagai sarana untuk mengukur variabel dependen adalah tiga item
soal essay yaitu nomor 4, 7a, dan 7b.
Pada bagian ini ditampilkan hasil analisis statistik yang secara keseluruhan
menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows. Analisis
data untuk melihat pengaruh model pembelajaran PBL terhadap kemampuan
interpretasi dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Uji normalitas
distribusi data yang bertujuan untuk mengetahui jenis uji statistik yang digunakan
apakah parametrik atau non paramerik. 2) Uji perbedaan kemampuan awal yaitu
analisis data yang digunakan untuk membandingkan skor pretest kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen, untuk mengetahui kemampuan awal kedua
kelompok tersebut. 3) Uji signifikansi pengaruh perlakuan untuk melihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 92
71
perbedaan rerata selisih skor pretest dan posttest I kedua kelompok. 4) Uji besar
pengaruh perlakuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan model
pembelajaran PBL. 5) Uji Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke
posttest I untuk mengetahui peningkatan rerata pretest ke posttest I. 6) Uji
signifikansi peningkatan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan atau
tidak. 7) Uji korelasi rerata pretest ke posttest I untuk memastikan kontrol
terhadap ancaman validitas internal berupa regresi statistik. 8) Uji retensi
pengaruh perlakuan untuk mengetahui apakah perlakuan yang diberikan masih
kuat setelah beberapa waktu.
4.1.4.1 Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas dilakukan dengan tujuan menentukan jenis uji statistik
yang digunakan dalam analisis data selanjutnya. Data yang diperoleh dari hasil
pretest, posttest I dan posttest II diuji normalitasnya dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov dengan program IBM Statistics 22 for Windows dengan
tingkat kepercayaan 95%. Pada data yang berdistribusi normal menggunakan
analisis statistik parametrik yaitu Independent samples t-test, dan data tidak
berdistribusi normal menggunakan analisis statistik non-parametrik yaitu Mann-
Whitney U test. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka distribusi data normal,
sedangkan jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka distribusi data tidak normal.
Berdasarkan analisis uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnow dan
Shapiro-Wilk diperoleh hasil sebagai berikut (lihat Lampiran 4.3.2).
Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas terhadap Kemampuan Analisis
No Aspek Kolmogorov-
Sminov
Sig. (2-tailed)
Shapiro-Wilk
Sig.(2-tailed)
Keputusan
1 Skor pretest KelompokKontrol 0,16 0,07 Normal
2 Skor posttest I KelompokKontrol 0,06 0,22 Normal
3 Selisih skor pretest-posttest IKelompok
Kontrol
0,14 0,10 Normal
4 Skor posttest II Kelompok Kontrol 0,11 0,31 Normal
5 Skor pretest KelompokEksperimen 0,14 0,07 Normal
6 Skor posttest I KelompokEksperimen 0,20 0,26 Normal
7 Selisih skor pretest-posttest I Kelompok
Eksperimen
0,20 0,13 Normal
8 Skor posttest II Kelompok Eksperimen 0,15 0,29 Normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 93
72
Tabel 4.16 merupakan hasil uji normlitas distribusi data dri uji
Kolmogorov-Smirnov dan uji Shapiro-Wilk. Dahlan (2009) menjelaskan bahwa
uji Kolmogorov-Smirnov lebih tepat untuk sampel yang lebih dari 50 ,dalam
penelitian ini sampel kurang dari 50. Selanjutnya uji Shapiro-Wilk merupakan uji
normalitas yang umumnya penggunaannya terbatas untuk sampel yang kurang
dari 50 agar menghasilkan keputusan yang akurat (Shapiro dan Wilk dalam Razali
dan Wah). Dengan demikian supaya uji normalitas distribusi data akurat selain
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov juga menggunakan uji Shapiro-Wilk.
Berdasarkan uji normalitas tersebut menunjukkan bahwa hasil pretest,
posttest I, selisih skor pretest ke posttest I, dan posttest II pada kelompok kontrol
maupun kelompok eksperimen memiliki harga Sig. (2-tailed) > 0,05. Dengan
demikian menunjukkan bahwa data yang digunakan pada kemampuan analisis
berdistribusi normal. Oleh karena itu analisis statistik yang digunakan adalah
statistik parametrik dalam hal ini yaitu Independent samples t-test atau Paired
samples t-test sesuai dengan kebutuhan (Field, 2009: 326).
4.1.4.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal
Uji perbedaan kemampuan awal bertujuan untuk mengetahui
apakah ada perbedaan antara skor pretest kelompok kontrol dengan skor pretest
kelompok eksperimen. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan awal terhadap kemampuan analisis pada kedua kelompok adalah
statistik parametrik, dalam hal ini yaitu Independent samples t-test dengan tingkat
kepercayaan 95%. Sebelum dilakukan uji Independent samples t-test dilakukan uji
asumsi untuk mengetahui homogenitas varians dengan Levene’s test. Jika harga
signifikansi pada Levene’s test > 0,05 (atau p > 0,05) maka suatu data dikatakan
memiliki homogenitas varians. Jika harga signifikansi pada Levene’s test < 0,05
maka suatu data tidak memiliki homogenitas varians pada kedua data yang
dibandingkan (Priyatno, 2012: 49). Berikut tabel 4.17 hasil uji asumsi varians
(lihat Lampiran 4.4.2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 94
73
Tabel 4.17 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians
Uji Statistik F Sig. Keputusan
Levene’s Test for Equality of
Variance
0,17 0,68 Homogen
Tabel 4.17 menunjukkan hasil analisis Levene’s test diperoleh nilai F
sebesar 0,17 dengan signifikansi sebesar 0,68 (atau p > 0,05). Dengan demikian
menunjukkan bahwa data pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
memiliki homogenitas varians. Jika varianasnya homogen maka data uji statistik
yang diambil yaitu data pada baris pertama output SPSS (Field, 2009: 340).
Uji perbedaan rerata pretest dari kelompok kontrol dan eksperimen
memiki tingkat kepercayaan 95%. Uji tersebut menggunakan uji statistik
Independent samples t-test. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull yaitu jika
Sig.(2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Berikut adalah tabel 4.18 yang
menunjukkan hasil uji perbedaan kemampuan awal pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen (lihat Lampiran 4.4.3).
Tabel 4.18 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan
Analisis
Hasil Pretest Sig. (2-tailed) Keputusan
Kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen
0,43 Tidak ada perbedaan
Tabel uji perbedaan kemampuan awal terhadap kemampuan analisis pada
kelompok kontrol dan eksperimen menunjukkan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,43
> 0,05. Berdasarkan hasil pretest menunjukkan skor kelompok eksperimen (M=
2,33, SE= 0,11) lebih tinggi daripada kelompok kontrol (M= 2,20, SE= 0,12).
Perbedaan tersebut tidak signifikan dengan t (49) = 0,790, dengan p= 0,43 (p >
0,05), sehingga Hnull diterima Hi dtolak. Hal tersebut menunjukkan tidak ada
perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Dengan kata lain kedua kelompok mempunyai
kemampuan awal yang sama pada kemampuan analisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 95
74
4.1.4.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan
Tujuan uji signifikansi pengaruh perlakuan untuk mengetahui
pengaruh perlakuan atau penerapan model pembelejaran PBL terhadap
kemampuan analisis, dengan untuk melihat perbedaan selisih skor pretest dan
posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dasar rumus yang
digunakan (O2-O1) – (O4-O3) yaitu dengan cara mengurangkan selisih skor
posttest I-pretest pada kelompok kontrol dengan selisih skor posttest I-pretest
pada kelompok eksperimen (Cohen, 2007: 283). Hasil perhitungan menunjukkan
selisih skor posttets I – pretest pada kelompok kontrol sebesar 0,16 dan selisih
skor posttest – pretest pada kelompok eksperimen sebesar 0,72. Besar pengaruh
perlakuan didapatkan dari selisih 0,72 dan 0,16 yaitu sebesar 0,56. Jika hasil
perhitungan lebih dari 0 maka ada pengaruh, dengan demikian ada pengaruh
penerapan model pembelajaran PBL terhadap kemampuan analisis. Setelah
mengurangan posttest I - pretest pada kedua kelompok data selisih yang sudah
diuji normalitasnya menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Dengan
demikian analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik dalam hal
ini Independent samples t-test (Field, 2009: 326).
Sebelum melakukan analisis ini perlu dilakukan uji asumsi yang
bertujuan untuk memeriksa homogenitas varians dengan Levene’s test. Jika harga
sig .> 0,05 maka ada homogenitas varians pada kedua kelompok yang
dibandingkan (Field, 2009: 340). Jika harga Sig. < 0,05 maka tidak ada
homogenitas varians pada kedua kelompok yang dibandingkan. Berikut tabel 4.19
hasil uji asumsi varians (lihat Lampiran 4.5.2).
Tabel 4.19 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians
Uji Statistik F Sig. Keputusan
Levene’s Test for Equality of
Variance
1,58 0,23 Homogen
Tabel 4.19 menunjukkan hasil analisis Levene’s test dengan tingkat
kepercayaan 95% diperoleh harga F= 1,58 dan harga Sig. 0,23 (p > 0,05). Dengan
demikian terdapat homogentas varians data pada kelompok kontrol dan
eksperimen. Jika varianasnya homogen maka data uji statistik yang diambil yaitu
data pada baris pertama output SPSS (Field, 2009: 340).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 96
75
Uji signifikansi pengaruh perlakuan yang digunakan memiliki tingkat
kepercayaan 95%. Uji tersebut adalah statistik parametrik dalam hal ini
Independent samples t-test. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull yaitu
jika Sig.(2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Berikut adalah tabel 4.20 yang
menunjukkan hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen terhadap kemampuan analisis (lihat Lampiran 4.5.2).
Tabel 4.20 Hasil Uji Signifikasi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Analisis
Selisih skor pretest ke posttest I Sig. (2-tailed) Keputusan
Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 0,017 Ada perbedaan
Rerata kelompok eksperimen (M= 0,71, SE= 0,14) lebih tinggi daripada
skor kelompok kontrol (M= 0,16, SE= 0,17). Perbedaan tersebut signifikan dengan
t (49) = -2,47, dengan p= 0,017 (p < 0,05), sehingga Hnull ditolak Hi diterima. Hal
tersebut menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor
pretest ke posttets I kemampuan analisis pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Kesimpulan dari hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan yaitu
penerapan model PBL berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan
analisis. Berikut diagram yang memperlihatkan skor pretest dan posttest I pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Gambar 4.4 Diagram Selisih Rerata Skor Pretest-Posttest Kemampuan Analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 97
76
4.1.4.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan
Uji besar pengaruh (effect size) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh penerapan model pembelajaran PBL terhadap kemampuan analisis. Jika
distribusi data normal, maka digunakan rumus koefisien korelasi Pearson untuk
data normal (Field, 2009: 57). Data selisih skor pretest ke posttest I pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi normal, maka
menggunakan rumus koefisien korelasi Pearson data normal. Cara yang
digunakan untuk mengetahui koefisien korelasi dengan mengubah harga t menjadi
r. Berikut merupakan perhitungan effect size pada kemampuan analisis (lihat
Lampiran 4.6)
Tabel 4.21 Hasil Besar Pengaruh pada Kemampuan Analisis
Kelompok kontrol dan eksperimen
Variabel t t2
df r (effect
size)
R2
% Kategori
analisis 2,47 6,10 49 0,33 0,11 11 Menengah
Pada tabel 4.21 dapat dilihat besar pengaruh penerapan model
pembelajaran PBL pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan analisis
yaitu dengan nilai r (effect size) sebesar 0,33 atau 11%. Berdasarkan kriteria untuk
menentukan besar efek (Field, 2009: 57), nilai r (effect size) sebesar 0,33
termasuk dalam kategori efek menengah.
4.1.5 Uji Analisis Lebih Lanjut
1. Perhitungan Persentase dan Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke
Posttest I
Tujuan melakukan perhitungan persentase rerata pretest ke posttest I
yaitu untuk mengetahui persentase peningkatan pada hasil skor rerata pretest ke
posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Data rerata skor
pretest dan posttest I kelompok kontrol yang terdapat pada analisis uji normalitas
distribusi data menggunakan One Samples Kolmogorov-Smirnov test yang
digunakan untuk melakukan perhitungan. Perhitungan persentase peningkatan
rerata pretest ke posttest I yaitu dengan cara skor rerata posttest I dikurangi pretes
kemudian hasilnya dibagi dengan pretest dan dikalikan 100% (Field, 2009: 179).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 98
77
Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan untuk
mengetahui signifikansi peningkatan skor dari pretest ke posttest I pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Perhitungan signifikansi peningkatan
menggunakan uji statistik parametrik dalam hal ini Paired samples t-test, dengan
tingkat kepercayaan 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull yaitu jika
harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Priyatno, 2012: 92). Berikut ini tabel hasil
perhitungan persentase dan hasil uji peningkatan rerata skor pretest ke posttest I:
Tabel 4.22 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke
Posttest I Kemampuan Analisis
No Kelompok Rerata Peningkata
n (%)
Sig (2-
tailed)
Signifikansi
Pretest Posttest I
1 Kontrol 2,20 2,36 7 0,368 Tidak
signifikan
2 Eksperimen 2,33 3,05 31 0,000 Signifikan
Rerata kelompok eksperimen (M= 0,71; SE= 0,14) lebih tinggi daripada
kelompok kontrol (M= 0,16; SE= 0,17). Kriteria yang digunakan untuk menolak
Hnull yaitu jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05. Hasil uji peningkatan rerata skor
pretest ke posttest I kelompok kontrol pada kemampuan analisis diperoleh harga
Sig.(2-tailed) > 0,05 yaitu 0,36, sehingga Hnull diterima dan Hi ditolak. Hal
tersebut menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke
posttest I pada kelompok kontrol terhadap kemampuan analisis. Sedangkan hasil
uji peningkatan rerata skor pretest ke posttest I kelompok eksperimen pada
kemampuan analisis diperoleh harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,00, sehingga
Hnull ditolak dan Hi diterima. Hal tersebut menunjukkan ada perbedaan yang
signifikan dari skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen terhadap
kemampuan analisis.
Berdasarkan tabel 4.22 menunjukkan rerata pretest pada kelompok
kontrol sebesar 2,20 dan rerata pretest pada kelompok eksperimen sebesar 2,33.
Rerata posttest I pada kelompok kontrol sebesar 2,36 dan rerata posttest I pada
kelompok eksperimen sebesar 3,05. Setelah dilakukan perhitungan persentase
peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok kontrol sebesar 7%
sedangkan hasil perhitungan pada kelompok eksperimen sebesar 31%. Dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 99
78
demikian dapat disimpulkan bahwa pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen mengalami peningkatan skor pretest ke posttest I terhadap
kemampuan analisis.
Persentase peningkatan skor pada kelompok eksperimen mengalami
peningkatan sebesar 31% lebih tinggi daripada kelompok kontrol yang mengalami
peningkatan sebesar 7%. Di bawah ini terdapat gambar 4.5yang digunakan untuk
menunjukkan frekuensi selisih pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen.
Gambar 4.5 Grafik Gain Score Kemampuan Analisis
Pada gambar 4.5 dapat dilihat bahwa gain terendah kelompok kontrol
yaitu -1,00, sedangkan gain terendah pada kelompok eksperimen -0,33. Gain
tertinggi pada kelompok kontrol sebesar 2,00 yang diperoleh satu siswa,
sedangkan gain tertinggi pada kelompok eksperimen sebesar 2,00 yang diperoleh
dua siswa. Dengan demikian menunjukkan bahwa selisih pretest ke posttets I pada
kelompok eksperimen lebih dominan daripada selisih pretest ke posttets I pada
kelompok kontrol.
Frekuensi siswa pada kelompok kontrol yang mendapat nilai > 0,50 ada
9 siswa, sedangkan pada kelompok eksperimen ada 16 siswa. Nilai 0,50 diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 100
79
dari nilai tertinggi pada kelompok kontrol dikurangi nilai tengah. Hasil
perhitungan persentase gain score > 0,50 kelompok eksperimen yaitu 61% lebih
tinggi daripada persentase gain score > 0,50 kelompok kontrol yaitu 36%.
Berdasarkan hasil perhitungan persentase kelompok kontrol mendapat keuntungan
36% dengan proses pembelajaran seperti biasa yaitu menggunakan metode
ceramah, sedangkan kelompok eksperimen mendapat keuntungan 61% dengan
adanya penerapan model pembelajaran PBL. Hal ini menunjukkan penerapan
model pembelajaran PBL memiliki persentase peningkatan yang lebih dominan
daripada penerapan proses pembelajaran menggunakan metode ceramah.
2. Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I
Uji besar efek peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui besarnya peningkatan rerata dari pretest ke posttest I
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji statistik yang digunakan
yaitu statistik parametrik karena data yang akan diolah berdistribusi normal,
dalam hal ini menggunakan uji statistik Paired samples t-test (Field, 2009: 325).
Kriteria untuk menolak Hnull yaitu jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009:
53). Berikut ini tabel hasil uji peningkatan rerata skor pretest ke posttest I (lihat
Lampiran 4.8.2).
Tabel 4.23 Hasil Uji Besar Efek Peningkatan Skor Rerata Pretest ke Posttest I
No Kelompok t t2
df r R2
% Kategori
1 Kontrol 0,92 0,85 24 0,17 0,03 3 Kecil
2 Eksperimen 4,98 24,9 25 0,70 0,49 49 Besar
Berdasarkan tabel 4.23 dapat menunjukkan persentase besar pengaruh
penerapan model PBL pada kelompok eksperimen lebih besar daripada persentase
besar pengaruh proses pembelajaran seperti biasanya pada kelompok kontrol.
Pada kelompok eksperimen nilai r = 0,70 atau 49% yang termasuk kategori efek
besar, sedangkan pada kelompok kontrol nilai r = 0,17 atau 3% yang termasuk
dalam kategori efek kecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 101
80
3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I
Uji Korelasi antara skor pretest dan posttes I bertujuan untuk
memastikan kontrol terhadap ancaman validitas internal penelitian berupa regresi
statistik. Positif artinya skor pretest tinggi dan skor posttest I juga tinggi,atau skor
pretest rendah dan skor posttest I juga rendah. Signifikan berarti hasil skor
korelasi tersebut dapat digeneralisasikan ke populasi. Data rerata skor pretest dan
posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi normal,
maka menggunakan uji statistik parametrik dalam hal ini Pearson Correlation.
Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria untuk menolak Hnull
jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Berikut ini tabel hasil uji
korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen (lihat Lampiran 4.9.2).
Tabel 4.24 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I
Kemampuan Analisis
No Kelompok Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed) Keputusan
1 Kontrol -0,07 0,75 Negatif dan tidak signifikan
2 Eksperimen 0,17 0,42 Positif dan tidak signifikan
Hasil uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I pada kelompok
kontrol diperoleh harga Sig. (2-tailed) 0,75 atau > 0,05, berarti Hnull diterima.
Dengan demikian, tidak ada korelasi yang signifikan antara hasil rerata skor
pretest dan hasil rerata skor posttest I pada kemampuan analisis kelompok
kontrol. Harga Pearson correlation nilai yang negatif yaitu apabila rerata skor
siswa rendah pada saat pretestdan rerata skor pada saat posttest tinggi, atau
sebaliknyaapabila rerata skor siswa tinggi pada saat pretestdan rerata skor pada
saat posttest rendah. Pearson correlation pada kelompok kontrol menunjukkan -
0,07 berarti korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I termasuk kategori
kecil.
Pada kelompok eksperimen diperoleh harga Sig. (2-tailed) 0,42, berarti
Hnull diterima dan Hi ditolak. Dengan demikian, tidak ada korelasi yang signifikan
antara hasil rerata skor pretest dan hasil rerata skor posttest I pada kemampuan
analisis kelompok eksperimen. Harga Pearson correlation nilai yang positif yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 102
81
apabila rerata skor siswa rendah pada saat pretest maka rerata skor pada saat
posttest rendah, atau sebaliknya apabila rerata skor tinggi pada saat pretest maka
rerata skor pada saat posttest tinggi. Pearson correlation pada kelompok kontrol
menunjukkan 0,17 berarti korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I
termasuk kategori menengah.
4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan
Uji retensi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui apakah
perlakuan yang sudah diterapkan masih kuat setelah beberapa waktu. Cara
melakukan uji retensi pengaruh perlakuan dengan memberikan posttest II pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, dengan waktu dua minggu setelah
pemberian posttest I. Data yang diuji berdistribusi normal dan dalam kelompok
yang sama maka menggunakan uji statistik parametrik dalam hal ini Paired
samples t-test (Field, 2009: 325). Tingkat kepercayaan yang digunakan 95%.
Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull yaitu Sig.(2-tailed) < 0.05 (Field,
2009: 53). Perhitungan uji retensi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol dan
eksperimen dapat dilihat dalam tabel 4.25 (lihat Lampiran 4.10.2).
Tabel 4.25 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan
Analisis
No Kelompok Rerata Peningkata
n (%)
Sig. (2-
tailed)
Keputusan
Posttest I Posttest II
1 Kontrol 2,36 2,24 - 5,08 0,345 Tidak ada perbedaan
2 Eksperimen 3,05 2,85 -6,25 0,061 Tidak ada perbedaan
Rerata kelompok eksperimen yaitu nilai (M = -0,1, SE= 0,09 lebih tinggi
daripada kelompok kontrol (M = -012, SE= 0,12). Hasil uji retensi pengaruh
perlakuan skor posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol terhadap
kemampuan analisis menunjukkan harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,345 (Sig.(2-
tailed) > 0,05), sehingga Hnull diterima dan Hi ditolak. Hal tersebut menunjukkan
tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II pada
kelompok kontrol terhadap kemampuan analisis. Kesimpulannya tidak terjadi
penurunan skor dari posttest I ke posttest II secara signifikan pada kelompok
kontrol terhadap kemampuan analisis. Sedangkan pada kelompok eksperimen
diperoleh harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,06 (Sig.(2-tailed) > 0,05), sehingga Hnull
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 103
82
diterima dan Hi ditolak. Hal tersebut menunjukkan tidak ada perbedaan skor yang
signifikan dari skor posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen terhadap
kemampuan analisis. Kesimpulannya tidak terjadi penurunan skor dari posttest I
ke posttest II secara signifikan pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan
analisis.
Pada tabel 4.25 menunjukkan persentase kenaikan rerata posttest I ke
posttest II pada kelompok eksperimen. Persentase pada kelompok sebesar kontrol
-5,08% sedangkan pada kelompok eksperimen yaitu sebesar -6,25. Peningkatan
skor pretest, posttest I, dan posttest II pada kelompok kontrol dan eksperimen
terhadap kemampuan analisis dapat dilihat pada grafik berikut ini .
Gambar 4.6 Grafik Pretest, Posttest I, Posttest II Kemampuan Analisis
Selanjutnya dilakukan analisis terhadap perbedaan skor pretest dan
posttest II dengan tujuan untuk memastikan apakah capaian skor posttest II
berbeda atau tidak dengan kondisi awal. Analisis terhadap perbedaan skor pretest
dan posttest II menggunakan statistik parametrik dalam hal ini Paired samples t-
test, dengan tingkat kepercayaan 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak
Hnull adalah harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Berikut ini hasil uji
retensi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol dan eksperimen pada tabel
4.26 (lihat Lampiran 4.10.4).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 104
83
Tabel 4.26 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Analisis
Rerata yang dicapai kelompok eksperimen yaitu (M = 0,52, SE= 0,11)
lebih tinggi daripada kelompok kontrol (M = 0,04, SE= 0,18). Pada kelompok
kontrol hasil uji retensi pengaruh perlakuan skor pretest ke posttest II terhadap
kemampuan analisis menunjukkan harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,31 (Sig.(2-tailed)
> 0,05),sehingga Hnull diterima dan Hi ditolak. Hal tersebut menunjukkan tidak
ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke posttest II kemampuan
analisis pada kelompok kontrol. Kesimpulan yang dapat ditarik yaitu antara skor
pretest ke posttest II pada kelompok kontrol terhadap kemampuan analisis setara
atau tidak terjadi peningkatan skor yang signifikan atau dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran pada kelompok kontrol tidak efektif. Sedangkan hasil uji retensi
pengaruh perlakuan skor pretest ke posttest II pada kelompok eksperimen
terhadap kemampuan analisis yaitu harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,00 (Sig.(2-
tailed) < 0,05),sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Hal tersebut menunjukkan
ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke posttest II kemampuan
analisispada kelompok eksperimen. Kesimpulan yang dapat ditarik yaitu antara
skor pretest ke posttest II pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan
analisis mengalami peningkatan skor yang signifikan atau dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran pada kelompok eksperimen efektif. Pada kelompok
eksperimen persentase peningkatan rerata pretest ke posttest II sebesar 22,32%
lebih tinggi daripada kelompok kontrol yaitu sebesar 1,8%.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Ancaman-ancaman terhadap Validitas Internal
Sejak awal peneliti mengendalikan ancaman-ancaman terhadap validitas
internal penelitian. Ancaman-ancaman terhadap validitas penelitian sudah
diidentifikasi oleh Campbell dan Stanley (1963), Bracht dan Glass (1968), dan
Lewis-Beck (1993). Ancaman terjadi lebih besar pada penelitian kuasi-
No Kelompok Rerata Peningkata
n (%)
Sig. (2-
tailed)
Keputusan
Pretest Posttest II
1 Kontrol 2,20 2,24 1,8 0,31 Tidak ada perbedaan
2 Eksperimen 2,33 2,85 22,32 0,00 Ada perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 105
84
eksperimental dibandingkan eksperimental murni karena dalam eksperimental
murni seleksi sampel dilakukan secara random dan lebih terkontrol. Jenis-jenis
ancaman terhadap validitas internal penelitian yaitu sejarah, difusi treatment atau
kontaminasi, perilaku kompensatoris, maturasi, regresi statistik, mortalitas,
pengujian, instrumentasi, lokasi, karakteristik subjek, dan implementasi. Pada
penelitian ini ancaman-ancaman yang digunakan peneliti yaitu:
Ancaman regresi statistik (statistical regression) adalah kecenderungan
umum bahwa partisipan dengan hasil skor pretest yang sangat tinggi (mencapai
skor tertinggi dalam skala pengukuran) biasanya memperoleh skor posttest yang
lebih rendah dan sebaliknya hasil pretest yang sangat rendah (mencapai skor
terendah dalam skala pengukuran) biasanya memperoleh skor posttest yang lebih
tinggi merupakan ancaman regresi statistik. Skor yang rendah pada pretest akan
cenderung naik mendekati mean pada posttest dan skor yang tinggi pada pretest
akan cenderung turun mendekati mean. Peneliti mengontrol ancaman regresi
statistik dengan cara melakukan uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I.
Hasil uji korelasi rerata pretest dan posttest I membuktikan bahwa ancaman
validitas internal berupa regresi statistik dapat terkontrol.
Instrumentasi (instrumentation) yaitu setiap perubahan atau perbedaan
instrumen pretest dan posttest yang digunakan untuk mengukur variabel dependen
akan meningkatkan ancaman terhadap validitas internal penelitian (Johnson &
Christensen, 2008: 262). Peneliti mengontrol ancaman instrumentasi dengan
memeriksa kondisi instrumen agar tidak rusak dan menggunakan instrumen yang
sama pada kelompok kontrol dan eksperimen.
Ancaman terhadap validitas berupa karakteristik subjek (subject
characteristics) adalah karakteristik subjek yang berbeda antara kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen menjadi ancaman besar bagi validitas internal
penelitian. Ancaman ini bisa dikelompokkan dalam dua bagian (Fraenkel, Wallen,
& Hyun, 2012: 282). Pertama kemampuann awal yeng berbeda pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Peneliti mengendalikan ancaman perbedaan
kemampuan awal dengan mengecek terlebih dahulu hasil pretest pada kedua
kelompok. Kedua yaitu jumlah kelompok gender yang berbeda pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Peneliti dapat mengontrol ancaman tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 106
85
karena pada kelas yang digunakan untuk penelitian memiliki kelompok gender
yang seimbang pada kedua kelompok.
Ancaman terhadap validitas berupa Implementasi (implementation) yaitu
perbedaan guru yang mengajar pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
bisa berpengaruh pada skor posttest. Guru yang berbeda juga akan memiliki style
mengajar yang berbeda. Solusi: guru yang mengimplementasikan pembelajaran di
kedua kelompok tersebut sama atau sama-sama dilaksanakan oleh guru yang
berbeda-beda (banyak guru). Perlu kontrol implementasi pembelajaran yang lebih
cermat. Jika diabaikan, tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian:
tinggi (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 284). Peneliti mengontrol ancaman
tersebut dengan cara guru yang mengimplementasikan pembelajaran pada kedua
kelompok sama yaitu guru tersebut adalah guru mitra.
4.2.2 Pengaruh Model PBL terhadap Kemampuan Interpretasi
Hipotesis I penelitian ini yaitu penerapan model pembelajaran PBL
terhadap kemampuan interpretasi mata pelajaran IPA dengan materi sistem
pernapasan manusisa pada siswa kelas V SD Kanisisus Bantul Yogyakarta
semester gasal tahun ajaran 2016/2017. Berdasarkan hasil analisis data
menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran PBL pada pembelajaran IPA
berpengaruh signifikan terhadap kemampuan interpretasi. Adanya pengaruh yang
signifikan tersebut terbukti melalui uji signiifikansi pengaruh perlakuan yang
menunjukkan harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,003 (Sig.(2-tailed) < 0,05), dengan
demikian Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan
antara rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Kesimpulannya yaitu penerapan model pembelajaran PBL
berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan interpretasi.
Besar pengaruh model pembelajaran PBL terhadap kemampuan
interpretasi dengan harga r = 0,40 atau setara dengan 16% yang dilakukan pada
uji besar pengaruh perlakuan. Model pembelajaran PBL berpengaruh 16%
terhadap kemampuan interpretasi, sedangkan 84% sisanya merupakan pengaruh
dari variabel lain di luar variabel yang diteliti (Kasmadi & Sunariah, 2013: 151).
Variabel lain tersebut dapat berasal dari diri siswa misalnya konsentrasi, motivasi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 107
86
inteligensi, minat, dan kesehatan tubuh, sedangkan variabel yang berasal dari
lingkungan misalnya latar belakang keluarga siswa dan kondisi lingkungan sekitar
kelas yang gaduh.
Perhitungan persentase dan uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke
posttest I pada kelompok kontrol (penerapan metode ceramah) dan eksperimen
(penerapan model pembelajaran PBL) terhadap kemampuan interpretasi.
Persentase peningkatan skor pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan
sebesar 44% lebih tinggi daripada kelompok kontrol yang mengalami peningkatan
sebesar 15%. Selanjutnya, uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I
pada kelompok kontrol memiliki harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,06 atau (Sig.(2-
tailed) > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan dari rerata pretest ke posttest pada kelompok kontrol. Uji
signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen
memiliki harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,000 atau (Sig.(2-tailed) < 0,05. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dari rerata
pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen.
Uji besar efek peningkatan rerata pretest ke posttest I menunjukkan
bahwa persentase peningkatan skor rerata pretest ke posttest I dengan penerapan
model PBL pada kelompok eksperimen lebih besar daripada dengan penerapan
metode ceramah pada kelompok kontrol. Persentase peningkatan skor rerata
pretest ke posttest I pada kelompok eksperimendengan penerapan model
pembelajaran PBL memiliki r (besar pengaruh) 0,83 atau 69% yang setara dengan
efek besar. Pada kelompok kontrol yang penerapan metode ceramah memiliki
memiliki r (besar pengaruh) 0,36 atau 13% yang setara dengan efek menengah.
Uji korelasi pada kelompok eksperimen dengan penerapan model PBL
positif dan signifikan, sedangkan pada kelompok kontrol dengan penerapan
metode ceramah positif dan tidak signifikan. Hal tersebut ditunjukkan dengan uji
korelasi rerata pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dengan harga
Sig.(2-tailed) sebesar 0,03 atau (Sig.(2-tailed)) < 0,05) maka ada korelasi
signifikan antara pretest dan posttest Idan nilai Pearson Correlation positif yaitu
sebesar 0,41. Pada kelompok kontrol harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,73 atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 108
87
(Sig.(2-tailed)) > 0,05) maka tidak ada korelasi yang signifikan antara pretest dan
posttest Idan Pearson Correlation positif yaitu sebesar 0,07.
Perlakuan yang diterapkan pada kelompok kontrol (metode ceramah) dan
kelompok eksperimen (model PBL) tidak mengalami penurunan skor rerata dari
posttest I ke posttest II secara signifikan terhadap kemampuan interpretasi. Hal
tersebut ditunjukkan dengan harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,69 atau (Sig.(2-tailed))
> 0,05) pada kelompok kontrol , sedangkan harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,60 atau
(Sig.(2-tailed)) > 0,05) pada kelompok eksperimen. Perhitungan persentase
kenaikan rerata dari posttest I ke posttest II kelompok eksperimen sebesar -6,25%
lebih tinggi daripada kelompok kontrol yaitu -9,25%. Uji retensi yang dilakukan
dari rerata skor pretest ke posttest II menunjukkan bahwa penerapan model
pembelajaran PBL pada kelompok eksperimen efektif untuk diterapkan. Hal
tersebut dapat ditunjukkan dengan harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,000 atau (Sig.(2-
tailed)) < 0,05 dengan peningkatan sebesar 31,07% dengan kata lain rerata skor
pretest ke posttest II ada perbedaan. Selanjutnya metode ceramah yang diterapkan
pada kelompok kontrol tidak efektif. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan harga
Sig.(2-tailed) sebesar 0,49 atau (Sig.(2-tailed)) > 0,05 dengan peningkatan sebesar
4,5% dengan kata lain rerata skor pretest ke posttest II tidak ada perbedaan.
Proses pembelajaran pada kelompok kontrol berbeda dengan proses
pembelajaran pada kelompok eksperimen. Proses pembelajaran pada kelompok
kontrol menggunakan metode ceramah, sedangkan proses pembelajaran pada
kelompok eksperimen menggunakan model PBL. Siswa pada kelompok kontrol
mengikuti pembelajaran dengan mendengarkan penjelasan materi dari guru.
Pembelajaran dengan metode ceramah hanya menggunakan interaksi satu arah
dari sumber belajar, yaitu guru (Sani, 2013: 159). Dengan demikian, pembelajaran
dengan metode ini kebanyakan komunikasi lisan dilakukan guru ke siswa. Siswa
pada kelompok eksperimen mengikuti pembelajaran dengan aktif dan melakukan
proses berpikir melalui kegiatan percobaan, interaksi dengan guru, teman, serta
lingkungan (Sanjaya, 2006: 197-199).
Proses pembelajaran pada kelompok eksperimen memberikan siswa
kesempatan untuk mengembangkan kemampuan interpretasi lebih banyak
daripada proses pembelajaran di kelompok kontrol. Siswa pada kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 109
88
eksperimen sangat antusias mengikuti proses pembelajaran dan siswa banyak
mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan materi pembelajaran yang
ingin siswa ketahui. Siswa membuat jawaban sementara dari pertanyaan-
pertanyaan tersebut. Selain banyak mengajukan pertanyaan siswa senang dapat
melaksanakan percobaan dengan alat dan bahan yang sudah disiapkan. Siswa
melakukan percobaan dengan menggunakan model alat pernapasan manusia,
sehingga siswa dapat melihat secara langsung alat-alat pernapasan manusia yang
digunakan dalam proses pernapasan manusia. Pada saat melakukan percobaan
siswa berinteraksi dengan guru dan teman-teman. Berdasarkan percobaan yang
telah dilakukan siswa menjelaskan pada guru dan teman-teman mengenai
pengetahuan yang diperoleh dari percobaan. Dengan demikian, siswa pada
kelompok eksperimen mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan
interpretasi, sedangkan pada siswa pada kelompok kontrol kurang mendapat
kesempatan untuk mengembangkan kemampuan interpretasi. Proses
pembelajaran siswa pada kelompok kontrol banyak diperoleh dari penjelasan guru
bukan dari pengalaman siswa berdasarkan pengamatan dan percobaan yang
dilakukan siswa.
4.2.2 Pengaruh Model PBL terhadap Kemampuan Analisis
Hipotesis II penelitian ini yaitu penerapan model PBL terhadap
kemampuan analisis mata pelajaran IPA dengan materi sistem pernapasan
manusisa pada siswa kelas V SD Kanisisus Bantul Yogyakarta semester gasal
tahun ajaran 2016/2017. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa
penerapan model PBL pada pembelajaran IPA berpengaruh signifikan terhadap
kemampuan analisis. Adanya pengaruh yang signifikan tersebut terbukti melalui
uji signiifikansi pengaruh perlakuan yang menunjukkan harga Sig.(2-tailed)
sebesar 0,017 (Sig.(2-tailed) < 0,05), dengan demikian Hnull ditolak dan Hi
diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest
ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kesimpulannya
yaitu penerapan model PBL berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan
analisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 110
89
Besar pengaruh model PBL terhadap kemampuan analisis dengan harga r
= 0,33 atau setara dengan 11% yang dilakukan pada uji besar pengaruh perlakuan.
Model PBL berpengaruh 11% terhadap kemampuan analisis, sedangkan 89%
sisanya merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti
(Kasmadi & Sunariah, 2013: 151). Variabel lain tersebut dapat berasal dari diri
siswa misalnya konsentrasi, motivasi, inteligensi, minat, dan kesehatan tubuh,
sedangkan variabel yang berasal dari lingkungan misalnya latar belakang keluarga
siswa dan kondisi lingkungan sekitar kelas yang gaduh.
Perhitungan persentase dan uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke
posttest I pada kelompok kontrol (penerapan metode ceramah) dan eksperimen
(penerapan model PBL) terhadap kemampuan analisis. Persentase peningkatan
skor pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan sebesar 31% lebih tinggi
daripada kelompok kontrol yang mengalami peningkatan sebesar 7%.
Selanjutnya, uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I pada
kelompok kontrol memiliki harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,368 atau (Sig.(2-tailed)
> 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan dari rerata pretest ke posttest pada kelompok kontrol. Uji signifikansi
peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen memiliki harga
Sig.(2-tailed) sebesar 0,000 atau (Sig.(2-tailed) < 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dari rerata pretest ke posttest
pada kelompok kontrol.
Uji besar efek peningkatan rerata pretest ke posttest I menunjukkan
bahwa persentase peningkatan skor rerata pretest ke posttest I dengan penerapan
model pembelajaran PBL pada kelompok eksperimen lebih besar daripada dengan
menerapkan metode ceramah pada kelompok kontrol. Persentase peningkatan
skor rerata pretest ke posttest I pada kelompok eksperimendengan penerapan
model PBL memiliki r (besar pengaruh) 0,70 atau 49% yang setara dengan efek
besar. Pada kelompok kontrol yang penerapan metode ceramah memiliki memiliki
r (besar pengaruh) 0,17 atau 3% yang setara dengan efek kecil.
Uji korelasi pada kelompok eksperimen dengan penerapan model PBL
positif dan tidak signifikan, sedangkan pada kelompok kontrol dengan penerapan
metode ceramah negatif dan tidak signifikan. Hal tersebut ditunjukkan dengan uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 111
90
korelasi rerata pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dengan harga
Sig.(2-tailed) sebesar 0,42 atau (Sig.(2-tailed)) > 0,05). dan nilai Pearson
Correlation positif yaitu sebesar 0,17. Pada kelompok kontrol harga Sig.(2-tailed)
sebesar 0,75 atau (Sig.(2-tailed)) > 0,05) dan Pearson Correlation negatif yaitu
sebesar -0,07.
Perlakuan yang diterapkan pada kelompok kontrol (metode ceramah) dan
kelompok eksperimen (model PBL) tidak mengalami penurunan skor rerata dari
posttest I ke posttest II secara signifikan terhadap kemampuan analisis. Hal
tersebut ditunjukkan dengan harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,345 atau (Sig.(2-
tailed)) > 0,05) pada kelompok kontrol , sedangkan harga Sig.(2-tailed) sebesar
0,061 atau (Sig.(2-tailed)) > 0,05) pada kelompok eksperimen.
Uji retensi yang dilakukan dari rerata skor pretest ke posttest II
menunjukkan bahwa penerapan model PBL pada kelompok eksperimen efektif
untuk diterapkan. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan harga Sig.(2-tailed)
sebesar 0,000 atau (Sig.(2-tailed)) < 0,05 dengan peningkatan sebesar 22,32%
dengan kata lain rerata skor pretest ke posttest II ada perbedaan. Selanjutnya
metode ceramah yang diterapkan pada kelompok kontrol tidak efektif. Hal
tersebut dapat ditunjukkan dengan harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,31 atau (Sig.(2-
tailed)) > 0,05 dengan peningkatan sebesar 1,8% dengan kata lain rerata skor
pretest ke posttest II tidak ada perbedaan.
Proses pembelajaran pada kelompok kontrol berbeda dengan proses
pembelajaran pada kelompok eksperimen. Proses pembelajaran pada kelompok
kontrol menggunakan metode ceramah, sedangkan proses pembelajaran pada
kelompok eksperimen menggunakan model PBL. Siswa pada kelompok kontrol
mengikuti pembelajaran dengan mendengarkan penjelasan materi dari guru.
Pembelajaran dengan metode ceramah hanya menggunakan interaksi satu arah
dari sumber belajar, yaitu guru (Sani, 2013: 159). Dengan demikian, pembelajaran
dengan metode ini kebanyakan komunikasi lisan dilakukan guru ke siswa. Siswa
pada kelompok eksperimen mengikuti pembelajaran dengan aktif dan melakukan
proses berpikir melalui kegiatan percobaan, interaksi dengan guru, teman, serta
lingkungan (Sanjaya, 2006: 197-199).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 112
91
Proses pembelajaran pada kelompok eksperimen memberikan siswa
kesempatan untuk mengembangkan kemampuan analisis lebih banyak daripada
proses pembelajaran di kelompok kontrol. Siswa pada kelompok eksperimen
sangat antusias mengikuti proses pembelajaran dan siswa banyak mengajukan
pertanyaan-pertanyaan terkait dengan materi pembelajaran yang ingin siswa
ketahui. Siswa membuat jawaban sementara dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Guru memberi intruksi pada siswa untuk bekerja dalam kelompok dalm
menggunakan alat-alat percobaan. Pada saat melakukan percobaan tentang
pengaruh udara bersih dan kotor bagi pernapasan manusia, siswa dapat
mengidentifikasi akibat udara kotor pada pernapasan manusia. Melalui percobaan,
siswa dapat mempraktikkan dan melihat secara langsung akibat yang terjadi pada
alat pernapasan manusia yang menghirup udara kotor. Berdasarkan percobaan
yang telah dilakukan siswa menjelaskan pada guru dan teman-teman mengenai
pengetahuan yang diperoleh. Dengan demikian, siswa pada kelompok eksperimen
mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan analisis, sedangkan
pada siswa pada kelompok kontrol tidak mendapat kesempatan untuk
mengembangkan kemampuan analisis. Proses pembelajaran siswa pada kelompok
kontrol banyak diperoleh dari penjelasan guru bukan dari pengalaman siswa
berdasarkan pengamatan dan percobaan yang dilakukan siswa.
4.2.3 Dampak Pengaruh Perlakuan
Analisis dampak pengaruh perlakuan bertujuan untuk menyingkirkan
persepsi terhadap proses pembelajaran yang berlangsung dari subjek-subjek yang
terlibat dalam penelitian. Setiap penelitian eksperimental sebaiknya menyertakan
penelitian kualitatif agar lebih dapat dipahami sudut pandang subjek yang diteliti
terkait perlakuan dan variabel-variabel yang diteliti antara lain dengan melakukan
observasi dan wawancara sesudah penelitian (Krathwohl, 2004: 546-547). Peneliti
melakukan analisis dampak pengaruh perlakuan dengan dua teknik pengumpulan
data yaitu teknik tes dan nontes. Teknik utama pada penelitian ini merupakan
teknik tes yang berupa pretest dan posttest, sedangkan teknik nontes digunakan
untuk melengkapi hasil penelitian kuantitatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 113
92
Peneliti menggunakan teknik nontes dengan triangulasi untuk
pengumpulan data dan untuk mengetahui kredibilitas data dengan berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber. Teknik pengumpulan data kualitatif yang
digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Peneliti
melakukan observasi selama pembelajaran di kelas kontrol dan eksperimen ,
wawancara kepada guru mitra dan 3 perwakilan siswa pada kelas eksperimen
sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan, dan dokumentasi berupa foto-foto
selama pembelajaran di berlangsung. Pada bagian ini dipaparkan hasil analisis
dampak pengaruh perlakuan berdasarkan hasil observasi dan wawancara.
Peneliti melakukan observasi saat proses pembelajaran di kelas
eksperimen selama tiga kali pertemuan. Observasi yang pertama dilaksanakan hari
Senin, 26 September 2016 pada pukul 06.45 – 08.05 WIB. Pada saat guru
menyampaikan bahwa pelajaran IPA hari ini akan melakukan percobaan
sederhana, siswa sangat senang dan penasaran untuk segera mengetahui
percobaan apa yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran. Siswa
memperoleh penjelasan guru mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan
oleh siswa. Sebelum memulai pembelajaran guru mengajukan pertanyaan kepada
siswa “Bagaimana jika hidungmu kamu pencet/tutup dengan tangan? Setelah
udara masuk ke hidung lalu bagaimana proses jalannya udara?”. Siswa mencoba
menjawab dengan jawaban sementara “Hidungku sakit bu” (Komunikasi pribadi,
26 Sepember 2016). Setelah itu, siswa melakukan percobaan menggunakan model
alat pernapasan manusia dan berdiskusi dengan teman satu kelompok. Siswa
bekerjasama menuliskan hasil percobaan, menentukan kesimpulan, dan
mempresentasikan hasil percobaan di depan kelas. Dengan percobaan siswa
memperoleh jawaban sendiri dan kemudian pada tahap akhir guru membantu
siswa untuk melakukan refleksi dan evaluasi kegiatan.
Observasi kedua dilaksanakan hari Selasa, 27 September 2016 pada
pukul 06.45 – 08.05 WIB. Sebelum pembelajaran berlangsung siswa memperoleh
pengarahan langkah-langkah percobaan yang akan dilakukan. Pada awal
pembelajaran guru memberikan permasalahan kepada siswa berupa pertanyaan
sebagai berikut ini, “Mengapa saat kita menghembuskan napas di dalam plastik,
plastik menjadi lembab?” Kemudian beberapa siswa melontarkan jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 114
93
sementara seperti berikut, “ karena ada udara di plastik bu”, kemudian siswa lain
ada yang menjawab lagi, “plastiknya ada airnya bu” (Komunikasi pribadi, 27
Sepember 2016).Guru tidak langsung memberikan jawaban yang sesuai, akan
tetapi guru meminta siswa bekerja dalam kelompok. Siswa dalam kelompok
melakukan percobaan menghembuskan napas ke dalam plastik dan menuliskan
hasil percobaan tersebut. Kemudian guru dan siswa menarik kesimpulan dari
pecobaan yang sudah dilakukan.
Observasi ketiga dilaksanakan hari Rabu, 28 September 2016 pada pukul
06.45 – 08.05 WIB. Seperti biasa, sebelum pelajaran dimulai guru memberikan
permasalahan kepada siswa berupa pertanyaan sebagai berikut, “Apa dampaknya
jika udara yang kita hirup semua berasal dari asap pembakaran?”, kemudian
beberapa siswa menjawab dengan jawaban sementara, “ batuk-batuk bu”, siswa
lain menjawab, “sakit tenggorokannya”, dan ada siswa yang menjawab, “ hidung
menjadi gatal” (Komunikasi pribadi, 28 Sepember 2016). Guru tidak langsung
memberikan jawaban, namun guru memberi arahan langkah-langkah melakukan
percobaan supaya siswa dapat memperoleh jawabannya sendiri. Siswa dalam
kelompok melakukan percobaan berupa pembuktian bahaya rokok bagi
pernapasan manusia. Siswa dalam satu kelompok membuat laporan hasil
percobaan mereka. Pada tahap akhir guru membantu siswa untuk melakukan
refleksi dan evaluasi kegiatan.
Peneliti melakukan wawancara terhadap guru mitra setelah dilakukannya
perlakuan pada Rabu, 28 September 2016. Guru mengungkapkan bahwa model
pembelajaran PBL belum pernah diterapkan sebelumnya dalam pembelajaran
IPA. Berikut pernyataan guru, ” Saya belum pernah menggunakan model
pembelajaran PBL” (W G N1). Model PBL dapat membuat siswa semangat
belajar, sehingga siswa lebih aktif bertanya, dan dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kritis. Berikut ini pemaparan guru mitra mengenai proses
pembelajaran menggunakan model PBL, “Proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran PBL membuat siswa lebih semangat karena
siswa penasaran dengan percobaan apa yang akan mereka lakukan. Dengan
semangat belajar yang tinggi siswa menjadi lebih aktif dan banyak mengajukan
pertanyaan-pertanyaan” (W G N3). Guru mitra mengungkapkan bahwa model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 115
94
PBL belum pernah diterapkan selama pembelajaran IPA, namun guru mitra
pernah melakukan percobaan sederhana dengan bahan-bahan yang mudah di dapat
dan dengan gambar untuk mempermudah siswa dalam belajar IPA. Silain itu guru
mitra juga mengungkapkan bahwa selama percobaan belum pernah mencari
jawaban sendiri dari percobaan yang dilakukan. Hal tersebut dipaparkan oleh guru
mitra, “Sebelumnya saya hanya menggunakan alat peraga dan mengamati
gambar, atau melakukan percobaan yang bahan-bahan dan alatnya mudah
didapat. Siswa dalam kelompok mencari jawaban sendiri dari hasil percobaan.”
(W G N5). “
Guru mitra sedikit mengalami kesulitan memahami langkah-langkah
pembelajaran model PBL di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
dibuat peneliti. Berikut penjelasan guru mitra, “Awalnya saya masih bingung
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PBL karena ini pertama
kali saya menerapkannya. Namun setelah saya medapatkan penjelasan dari anda
dan membaca ulang saya dapat memahaminya” (W G N2). Guru mitra
menjelaskan bahwa model PBL baik untuk diterapkan. Beikut saran yang
disampaikan guru mitra mengenai penerapan model pembelajaran PBL, Model
pembelajaran PBL baik jika diterapkan untuk pembelajaran IPA, akan tetap
lebih baik disosialisaikan telebih dahulu karena masih banyak yang belum
mengetahui model pembelajaran PBL” (W G N7).
Wawancara juga dilakukan terhadap tiga siswa pada kelompok
eksperimen. Ketiga siswa tersebut adalah siswa yang memiliki kemampuan
kognitif tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan hasil pretest dan posttest yang
sudah dilakukan. Peneliti melakukan wawancara dengan tiga siswa tersebut secara
terpisah. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa terungkap bahwa siswa
senang belajar dengan model PBL. Hal tesebut diungkapkan siswa dengan
jawaban berikut ini, ” Senang,ya karena bisa mencari jawaban sendiri dari
melakukan percobaan” (W2 SA N8). Siswa lain menjawab, “Sangat senang, saya
bisa praktik dan berdiskusi dengan teman sekelompok” (W2 SC N8). Penerapan
model pembelajaran PBL membantu siswa memahami materi sistem pernapasan
manusia, berikut pengakuan siswa, “Ya, sangat membantu” (W2 SC N1),
pengakuan dari siswa lain, “Membantu, karena saya mudah paham” (W2 SB N1).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 116
95
Siswa tidak mengalami kesulitan melaksanakan pembelajaran dengan model PBL.
Berikut ungkapan siswa mengenai hal tersebut, “Tidak, kan kerjasama jadi sedikit
lebih mudah melakukan percobaanya, hehe” (W2 SC N2). Melalui model
pembelajaran PBL siswa dapat bekerja dalam kelompok siswa dapat melatih sikap
sosial mereka. Berikut yang diungkapkan siswa terkait hal tersebut, “Senang,
karena bisa berdiskusi dengan teman satu kelompok dan saling memberi
pengetahuan. ” (W2 SB N8).
Wawancara selanjutnya dilakukan untuk mengetahui apakah siswa bisa
menjawab soal sebelum dan sesudah penerapan model PBL. Hasil wawancara
sebelum perlakuan menunjukkan bahwa ada siswa yang bisa dan tidak bisa
mengerjakan soal nomer 2. Berikut ungkapan ketiga siswa, “Bisa” (W1 SC N6),
“Bisa” (W1 SA N6), “Ya, bisa”, (W1 SB N6). Selain pada soal nomer 2, pada
soal nomer 1 dan 3 ada siswa yang merasa bisa mengerjakan dan ada yang merasa
belum bisa mengerjakan soal tersebut. Hasil wawancara setelah penerapan model
PBL menunjukkan bahwa siswa lebih bisa mengerjakan soal nomer 2. Berikut
pengakuan siswa, “Bisa” (WII SA N5), “Bisa, karena saya sudah mengerti” (WII
SC N5), “Bisa”, (WII SB N5). Selain lebih bisa mengerjakan soal nomer 2, siswa
juga merasa lebih bisa dalam mengerjakan soal no 1 dan 3.
Wawancara selanjutnya yaitu tentang soal yang dianggap siswa sulit.
Salah satu siswa mengungkapkan bahwa soal nomer 7a lebih sulit daripada soal
nomer 4 dan 7b karena dibutuhkan suatu percobaan untuk mengetahuinya. Berikut
ungkapan siswa tersebut, “Menurut saya nomer 7a, karena untuk menjawab perlu
ada percobaan” (WI SA N9). Sedangkan dua siswa lain mengungkapkan bahwa
soal nomer 7b lebih sulit daripada soal nomer 4 dan 7a. Berikut ungkapan kedua
siswa tersebut,”7b, tapi saya kerjakan” (WI SC N9), “7b, tapi saya
menjawabnya” (WI SB N9). Setiap siswa mengalami tingkat kesulitan yang
berbeda, namun mereka mengungkapkan bahwa model PBL mempermudah siswa
dalam mengerjakan soal yang sulit. Siswa juga mengungkapkan bahwa model
PBL dapat membuat siswa merasa ingin tau dan semangat dalam proses
pembelajaran daripada metode ceramah. Siswa mengungkapkan bahwa model
pembelajaran PBL mempermudah dalam memahami materi yang dipelajari.
Berikut ungkapan siswa “Ya, sangat membantu” (WII SC N1), “Ya, sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 117
96
membantu saya jadi lebih paham” (WII SA N1). Model PBL sangat menarik bagi
siswa, berikut pengakuan salah satu siswa, “Sangat menarik, saya bisa mencoba
sendiri” (WII SA N3).
4.2.4 Pembahasan Lebih Lanjut
Pada penelitian ini menunjukkan dua hasil, yaitu penerapan model PBL
berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan interpretasi dan penerapan
model PBL berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan analisis. Pada
penelitian juga terdapat hasil penelitian yang melaporkan bahwa model
pembelajaran PBL berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi belajar
(Chiang dan Lee H, 2015), penerapan PBL berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa (Djabir, Saleh, & Abdullah, 2015), dan penerapan model PBL berperngaruh
terhadap motivasi belajar IPA siswa (Istanti, 2015). Hal tersebut juga
diungkapkan oleh Hosnan (2014: 299) bahwa model PBL mengembangkan
kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah peserta didik.
Pembelajaran dengan menerapkan model PBL dapat membantu siswa
untuk mengembangkan kemampuan berpikir tinggi. Hasil penelitian yang
dilakukan PISA dalam bidang sains menunjukkan bahwa Indonesia mengalami
penurunan peringkat yaitu dari 64 dari 65 negara (OECD, 2012: 232). Pemerintah
melakukan usaha untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan cara
memberikan sertifikasi pada guru, namun tidak berpengaruh terhadap peningkatan
pembelajaran di kelas (Chang, Mae, dkk, 2014: 117). Perbaikan yang bisa
dilakukan untuk mengatasi penurunan peringkat tersebut, salah satu dengan
menggunakan model pembalajaran yang sesuai. Arends (dalam Hosnan, 2014:
295) mengemukakan bahwa model PBL merupakan model pembelajaran dengan
pendekatan pembelajaran pada masalah autentik sehingga siswa dapat menyusun
pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan ketrampilan yang lebih tinggi,
memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan diri. Jadi untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia terutama dalam
bidang sains dapat menggunakan model pembelajaran PBL.
Facione (dalam Tawil, 2013 : 8) mengidentifikasi 6 keterampilan berpikir
kritis, yakni interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi,eksplanasi, dan regulasi diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 118
97
Pada penelitian ini dikhususkan untuk meneliti pengaruh penerapan model PBL
terhadap kemampuan interpretasi dan analisis pada mata pelajaran IPA materi
sistem pernapasan manusia kelas V SD Kanisius Bantul Yogyakarta. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model PBL memberikan efek
menengah terhadap kemampuan interpretasi dengan nilai r = 0,40 atau sebesar
16%. Penerapan model pembelajaran PBL terhadap kemampuan analisis
memberikan efek yang menengah dengan nilai r = 0,33 atau 11%. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut, model pembelajaran PBL dapat diujicobakan pada mata
pelajaran lain, kemampuan lain, dan tingkat yang berbeda ke sekolah-sekolah
lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 119
98
BAB V
PENUTUP
Bab V memaparkan kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.
Kesimpulan berisi hasil penelitian dan menjawab hipotesis penelitian.
Keterbatasan penelitian berisi kekurangan yang ada selama penelitian
dilaksanakan. Saran berisi masukan dari peneliti untuk penelitian selanjunya.
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Penerapan model PBL berpengaruh terhadap kemampuan interpretasi
pada mata pelajaran IPA materi sistem pernapasan manusia pada siswa
kelas V di SD Kanisius Bantul Yogyakarta semester gasal tahun ajaran
2016/2017. Hasil analisis terhadap data penelitian menjawab hipotesis
peneliian. Rerata kelompok eksperimen (M= 0,92, SE= 0,12) lebih tinggi
daripada kelompok kontrol (M= 0,31, SE= 0,16). Perbedaan tersebut
signifikan dengan t (49) = -3,085, dengan p= 0,003 (p < 0,05), sehingga
Hnull ditolak dah Hi diterima. Hal tersebut menunjukkan ada perbedaan
yang signifikan pada rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan
interpretasi. Besar pengaruh perlakuan nilai r (effect size) terhadap
kemampuan interpretasi adalah r = 0,40 atau 16% termasuk dalam
kategori efek menengah.
5.1.2 Penerapan model PBL berpengaruh terhadap kemampuan analisis pada
mata pelajaran IPA materi sistem pernapasan manusia pada siswa kelas V
di SD Kanisius Bantul Yogyakara semeser gasal tahun ajaran 2016/2017.
Hasil analisis terhadap data penelitian menjawab hipotesis peneliian.
Rerata kelompok eksperimen (M= 0,71, SE= 0,14) lebih tinggi daripada
kelompok kontrol (M= 0,16, SE= 0,17). Perbedaan tersebut signifikan
dengan t (49)= -3,08, dengan p= 0,017 (p < 0,05), sehingga Hnull ditolak
dah Hi diterima. Hal tersebut menunjukkan ada perbedaan yang signifikan
pada rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan analisis. Besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 120
99
pengaruh perlakuan nilai r (effect size) terhadap kemampuan analisis
adalah r =0,33 atau 11% termasuk dalam kategori efek menengah.
5.2 Keterbatasan Penelitian
5.2.1 Kurangnya pemahaman guru mitra terhadap model PBL.
5.2.2 Kurangnya waktu untuk melakukan penelitian, dikarekan kelompok
eksperimen menggunakan percobaan dan suatu percobaan membutuhkan
waktu yang lama.
5.2.3 Hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan ke semua sekolah karena
peneliian hanya terbatas pada siswa kelas V SD Kanisius Bantul
Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017.
5.3 Saran
5.3.1 Perlunya koordinasi dengan guru mitra untuk membahas tentang model
PBL.
5.3.2 Perlunya konsultasi dengan guru mitra untuk meminta perpanjangan
waktu.
5.3.3 Penelitian ini dapat diujicobakan di Sekolah Dasar lain yang penelitiannya
hampir sama dengan penelitian di SD Kanisius Bantul Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 121
100
DAFTAR REFERENSI
Azwar,S. (2008). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Best, J. W. & Kahn, J. V. (2006). Research in education (10th ed.). Boston:
Pearson.
Chang, Mae, dkk. (2014). Teacher reform in indonesia the role of politics and
evidence in policy making. Washington, D.C: The World Bank.
Chiang C. L and Lee H (2016). International Journal of Information and
Education Technology, Vol. 6, No. 9, September 2016.
http://www.ijiet.org/vol6/779-EP00028.pdf
Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2007). Research methods in education.
New York: Routledge.
Dahlan, M.S. (2009). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 4
(Deskriptif, Bivariat dan Multivariat, dilengkapi Aplikasi dengan
Menggunakan SPSS). Jakarta: Salemba Medika.
Darmodjo & Kaligis R.E. (1992). Pendidikan IPA II.Jakarta : Depdikbud.
Djabir., Saleh.,& Abdullah (2015). Pengaruh model pembelajaran problem based
learning terhadap hasil berlajar siswa. Diakses pada 15 September 2016
dari http:/kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIP/article/download/8909/8996.
Facione, P. (1990). Critical thingking:A statement of expert consenius for purpose
of educational assessment and instruction. California: The California
Academic Press.
Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS, third edition. London: Sage.
Fraenkel, J., R., Wallen, N., E., & Hyun H., H. (2012). How to design and
evaluate research in Education. New York: Mc Graw-Hill.
Ghozali, I. (2009). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Gunawan, A. (2009). Buku pintar Sekolah Dasar. Jakarta: Lima Bintang
Haryanto. (2007). Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga
Hosnan. (2014). Pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad
21. Bogor: Ghalia Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 122
101
Iskandandar, S.M. (2001). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta :
Depdikbud.
Istanti., R. (2015). Pengaruh model PBL terhadap motivasi belajar siswa. Diakses
pada 15 September 2016 dari
http:/journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/pgsd/article/view/2770.
Johnson, B. & Christensen, L. (2008). Educational research: Quantitative,
qualitative, and mixed approaches (3rd. Ed.). California: Sage Publications.
Kasmadi, & Sunariah, N. S. (2013). Panduan modern penelitian kuantitatif.
Bandung: Alfabeta
Krathwohl, D.R. (2004). Methods of educational and social science research, an
integrated approach, second edition. Illinois: Waveland Press.
Linda M. Clark & Joan M. Raines (2015). Jurnal studi pendidikan.
http://www.macrothink.org/journal/index.php/jse/article/viewFile/8249/68
02
OECD. (2009). What students know and can do: Students performance in reading,
mathematics, and science. Diakses dari
http://www.oecd.org/pisa/46643496.pdf
OECD. (2010). PISA 2009 results. Jerusalem: PISA, OECD Publishing .
OECD. (2012). PISA 2012 result: Whats students know and can do: Students
performance in reading, mathematics, and science.
Oktaviani (2014). Pengaruh mind map terhadap kemampuan berpikir kritis dan
regulasi diri di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta.
PGSD Universitas Sanata Dharma.
Pricilia & Suwarjo S. (2014). Pengaruh PBL terhadap kemampuan berpikir kritis
san regulasi diri. Diakses pada 15 September 2016 dari
http:/journal.uny.ac.id/php/pj/article/view/2770.
Priyatno, D. (2012). Belajar praktis analisis parametrik dan non parametrik
dengan SPSS dan prediksi pertanyaan pendadaran skripsi dan tesis:
Simple, prektis, dan mudah dipahami untuk tingkat pemula dan menengah.
Yogyakarta: Gava Media.
Razali, N,M., Yap Bee Wah. (2011). Power Comparision of Shapiro-Wilk,
Kolmogorov-Smirnov, Lilliefors, and Anderson-Darling tests. Journal of
Statistical modeling and Analytics Volume 2 No. 1. 21-33.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 123
102
Rohmah. (2012). Psikologi pendidikan. Yogyakarta : Teras.
Sagala, (2014). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Sani, R. A. (2013). Inovasi pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Sanjaya, W. (2006). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses
pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Sumanto. (2014). Teori dan aplikasi metode penelitian. Jakarta: PT Buku Seru
Sumatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks
Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukmadinata, N.S. (2008). Metode penelitian tindakan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Supriadie &Darmawan, D. (2012). Komunikasi pembelajaran. Bandung:
PT Remaja Rosdarkarya.
Surapranata, S. (2004). Analisis, validitas, dan implementasi hasil tes. Bandung:
PT REMAJA ROSDAKARYA.
Tawil & Liliasari. (2013). Berpikir Kompleks dan Implementasi dalam
Pembelajaran IPA. Makasar: Badan Penerbit UNM.
Trianto. (2009). Mengembangkan model pembelajaran tematik. Jakarta: Prestasi
Pustaka
Widoyoko. E.P. (2012). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Yusuf. A. M (2014). Metode penelitian kuantitatif , kualitatif, dan penelitian
gabungan. Jakarta: Media Group.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 124
103
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 125
104
Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 126
105
Lampiran 1.2 Surat Ijin Validasi Soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 127
106
Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 128
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 129
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 130
109
Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 131
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 132
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 133
112
Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 134
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 135
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 136
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 137
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 138
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 139
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 140
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 141
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 142
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 143
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 144
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 145
124
Lampiran 2.3.1 Lembar Kerja Siswa Kelompok Eksperimen
LEMBAR KERJA SISWA 1
Nama anggota kelompok:
Tujuan:
2.1.1. Melalui mencoba dan mencari sumber siswa dapat menyebutkan alat-alat
pernapasan pada manusia.
2.1.6. Melalui mencoba siswa dapat menilai ketepatan cara berpikir diri sendiri
tentang proses pernapasan manusia
Kerjakan secara berkelompok!
1. Cobalah kamu menutup hidungmu dengan menggunakan tangan. Apa yang
kamu rasakan? Jelaskan!
Jawab:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………..
2. Carilah informasi tentang alat pernapasan manusia melalui artikel yang telah
disediakan! Tuliskanlah alat-alat pernapasan manusia beserta fugsinya!
Jawab:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 146
125
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………..
3. Amatilah model alat pernapasan manusia yang ditelah dibagikan ke dalam
kelompok. Dalam kelompok, cobalah kamu gunakan model alat pernapasan
tersebut sesuai dengan pemikiranmu.
a. Bagaimana kamu menggunakan model alat pernapasan?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………..
b. Apa yang terjadi ketika kamu menggunakan model tersebut?
Jawab :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………..
4. Kaitkanlah kegiatan pada nomer 3 dengan alat-alat pernapasan manusia dan
prosesnya?
Jawab :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 147
126
LEMBAR KERJA SISWA 2
Nama anggota kelompok:
Tujuan:
2.1.5. Melalui eksperimen siswa dapat menjelaskan salah satu hasil dari proses
pernapasan manusia.
Kerjakan secara berkelompok!
Alat dan Bahan : Plastik
Cara Kerja : Gunakan plastik sesuai dengan keinginanmu berdasarkan
masalah yang telah diajukan oleh gurumu!
Pertanyaan :
1. Apa yang kamu lakukan terhadap plastik tersebut?
Jawab:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………..
2. Bagaimana keadaan plastik setelah kamu memberikan perlakuan?
Jawab:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 148
127
3. Apa yang menyebabkan keadaan plastik menjadi demikian?
Jawab :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………..
4. Percobaan tersebut membuktikan bahwa pernapasan menghasilkan
……………….. dengan bukti …………..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 149
128
LEMBAR KERJA SISWA 3
Nama anggota kelompok:
Tujuan:
2.1.2. Melalui eksperimen siswa dapat membandingkan pengaruh udara bersih
dan kotor dan kegiatan manusia bagi pernapasan manusia
2.1.3. Melalui mencari sumber dari artikel siswa dapat menilai faktor penyebab
gangguan pernapasan manusia
2.1.4. Melalui mencari sumber dari artikel siswa dapat menentukan kesimpulan
kemungkinan penyakit yang terjadi dan cara pencegahan gangguan pada sistem
pernapasan manusia.
Kerjakanlah secara berkelompok!
Kegiatan 1
Alat dan Bahan
1. Rokok
2. Botol plastik dan tutupnya
3. Tisu
4. Peniup botol yang ada tutupnya
5. Air
6. Plastisin
Cara kerja
1. Lubangilah tutup botol kira-kira sebesar batang rokok!
2. Lubangi bagian bawah botol kira-kira sebesar peniup botol!
3. Tancapkan peniup botol beserta tutupnya pada lubang bagian bawah dan
berilah plastisin pada tepi lubang yang sudah tertancap oleh peniup!
4. Isilah air pada botol hampir penuh!
5. Tutuplah botol dan masukkan rokok pada lubang yang ada di tutup botol!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 150
129
6. Hidupkan rokok dan copot tutup peniup botol hingga air habis!
7. Gantilah tutup botol dengan tisu yang diikat dengan karet!
8. Tiuplah botol bagian bawah hingga asap habis ke atas!
9. Bukalah tisu dan amati apa yang terjadi pada tisu!
LEMBAR PENGAMATAN SISWA
1. Amatilah kegiatan yang dipraktekkan oleh gurumu.
Bagaimana keadaan tisu sebelum terkena asap rokok dengan tisu yang terkena
asap rokok?
Jawab:
Tisu sebelum terkena asap rokok Tisu yang terkena asap rokok
2. Apa yang menyebabkan adanya perubahan pada tisu?
Jawab:…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………..
3. Kaitkanlah percobaan tersebut dengan pernapasan pada manusia!
Jawab:…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………..
Kegiatan 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 151
130
Bacalah artikel yang telah disediakan oleh gurumu. Carilah informasi yang ada
pada artikel tersebut dan jawablah pertanyaan yang ada di bawah ini!
1. Sebutkan minimal 3 gagguan pada pernapasan manusia beserta penjelasannya!
Jawab:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………......
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………..
2. Sebutkan minimal 5 pencegahan gangguan pernapasan manusia!
Jawab:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 152
131
Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 153
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 154
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 155
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 156
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 157
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 158
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 159
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 160
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 161
140
Lampiran 2.4.1 Lembar Kerja Siswa Kelompok Kontrol
LEMBAR KERJA SISWA 1
Nama :
1. Tuliskan dan jelaskan alat pernapasan bagian terluar pada manusia?
Jawab :
........................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
2. Sebutkan alat – alat pernapasan bagian dalam pada manusia?
Jawab :
........................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
3. Jelaskan fungsi dari 3 alat – alat pernapasan pada manusia!
Jawab :
........................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
4. Jelaskan proses jalannya pernapasan manusia!
Jawab :
........................................................................................................
........................................................................................................
..........................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 162
141
LEMBAR KERJA SISWA 2
Nama :
1. Sebutkan salah satu hasil dari proses pernapasan manusia?
Jawab :
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
2. Jelaskan salah satu hasil dari proses pernapasan manusia tersebut!
Jawab :
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 163
142
LEMBAR KERJA SISWA 3
Nama :
1. Apa pengaruh yang terjadi pada pernapasan manusia jika menghirup udara
bersih?
Jawab :
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
2. Apa pengaruh yang terjadi pada pernapasan manusia jika menghirup udara
kotor?
Jawab :
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
3. Apa penyebab adanya gangguan pada sistem pernapasan manusia?
Jawab :
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
4. Jelaskan cara pencegahan gangguan pada sistem pernapasan manusia
Jawab :
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 164
143
Lampiran 3.1 Soal EssayPretest Posttest
Nama :
No. Absen :
Bacalah kasus di bawah ini untuk menjawab soal nomor 1, 2, 3, 4, dan 5!
Keluarga Rina dan keluarga Langga tinggal di pedesaan. Setiap malam Rina dan
Langga sulit tidur karena mereka terganggu oleh nyamuk. Ibunya Rina
menyalakan obat nyamuk bakar di kamar Rina supaya Rina tidak terganggu oleh
nyamuk. Rina sering mengalami batuk-batuk akibat obat nyamuk bakar tersebut.
Ia juga mengalami sesak napas di paru-parunya, dan hidungnya terasa gatal.
Sedangkan ibunya Langga meminta Langga untuk memakai lotion anti nyamuk,
dan Langga tidak mengalami batuk-batuk, sesak napas, dan hidung gatal.
1. Sebutkan minimal 4 alat pernapasan Rina yang mengalami gangguan akibat
menghirup asap obat nyamuk bakar!
Jawab:
…………………………………………………………………………………
……….…………………………………………………………………………
……
2. Sebutkan minimal 4 kemungkinan gangguan yang dialami Rina berdasarkan
alat pernapasan yang telah kalian sebutkan pada soal nomor 1!
Jawab:…………………………………………………………………………
…………….……………………………………………………………………
………
3. Berdasarkan cerita di atas tuliskan alat pernapasan manusia bagian terluar
yang terkena gangguan! Jelaskan alasanmu!
Jawab:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……
4. Pada cerita di atas, apa perbedaan kondisi kesehatan pernapasan Rina yang
menggunakan obat nyamuk bakar dan kondisi kesehatan pernapasan Langga
yang menggunakan lotion?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 165
144
Jawab:
Perbedaan kesehatan pernapasan Rina dan Langga
Kondisi kesehatan pernapasan Rina Kondisi kesehatan pernapasan
Langga
5. Dari kasus di atas, menurutmu bagaimana cara mencegah gangguan
pernapasan seperti yang dialami Rina?
Jawab:……………………………………………………………………………
………….………………………………………………………………………
………
6. Rumah Tito dan Arta berdekatan dengan pabrik. Setiap hari mereka
menghirup asap yang keluar dari cerobong asap pabrik tersebut. Rumah Agnes
dan Natan berada di pinggir sawah dan terdapat banyak pohon hijau. Manakah
yang lebih mudah terkena gangguan pernapasan jika dilihat dari situasi di
atas? Jelaskan alasanmu!
Jawab:…………………………………………………………………………
………..…...……………………………………………………………………
………
7. Perhatikanlah gambar di bawah ini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
berikut!
a. Apa yang akan dialami pria yang duduk di sebelah kiri tersebut yang
berkaitan dengan pernapasannya meskipun ia tidak merokok? Sebutkan
minimal 3 contoh akibatnya!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 166
145
Jawab:……………………………………………………………………….
..……...…..…………………………………………………………………
……
b. Apa yang dialami orang yang merokok yang duduk di sebelah kanan
tersebut yang berkaitan dengan pernapasannya?
Jawab:……………………………………………………………………….
..……...……………………………………………………………………
……
c. Dapatkah situasi tersebut menimbulkan gangguan pada pernapasan?
Mengapa?
Jawab:……………………………………………………………………….
..……...……………………………………………………………………
……
d. Manakah dari dua orang pada gambar tersebut yang mengalami gangguan
pernapasan lebih berat? Jelaskan alasanmu!
Jawab:……………………………………………………………………….
..…………...………………………………………………………………
……
e. Sebutkan minimal 3 gangguan pernapasan yang mungkin dialami oleh
orang yang dalam kesehariannya berada di tempat seperti itu?
Jawab:………………………………………………………………………
……...……...………………………………………………………………
……
8. Berilah tanda silang pada pernyataan yang merupakan penyebab gangguan
pernapasan yang lebih berat dan berilah tanda centang pada pernyataan yang
merupakan penyebab gangguan tidak berat pada tabel di bawah ini !
a.
Berada di dekat asap pembakaran
sampah selama 20 menit
Berada di dekat lilin yang sedang
menyala selama 20 menit
b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 167
146
Melewati jalan raya yang banyak
asap kendaraan bermotor setiap
pulang sekolah selama satu
semester.
Melewati jalan raya yang banyak
asap kendaraan bermotor setiap
berangkat dan pulang sekolah
selama satu semester.
c.
Di ruangan kelas tidak berac
terdapat 4 jendela yang selalu
dibuka dari awal pelajaran sampai
selesai
Di ruangan kelas tidak berac
terdapat 4 jendela tetapi tidak
pernah dibuka
9. Pilihlah pernyataan di bawah ini dengan melingkari kata benar/salah yang
sesuai dengan pernyataan!
a. Yoga menderita sesak napas namun dia tetap senang bermain di tempat
yang berdebu. Benar/Salah
b. Rana menderita penyakit amandel dan dia tidak meminum es.
Benar/Salah
c. Vian pergi ke sekolah melewati jalan raya yang ramai dengan kendaraan
bermotor. Ia memakai masker agar tidak batuk. Benar/Salah
10. Saat Andi berada di kelas, dia melihat luar kelas dengan menempelkan
wajahnya di kaca jendela dan kaca jendela menjadi berembun. Setelah Andi
duduk, kaca jendela menjadi kering kembali.
a. Mengapa kaca jendela tersebut menjadi berembun?
Jawab:………………………………………………………………………
…………..…...……………………………………………………………
………
b. Mengapa kaca jendela menjadi kering kembali?
Jawab:………………………………………………………………………
…………..…...……………………………………………………………
………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 168
147
11. Kamu memencet hidung temanmu. Lalu temanmu merasa kesulitan bernapas.
Apakah tindakan yang kamu lakukan itu benar? Jelaskan!
Jawab:…………………………………………………………………………
……….…..................…………………………………………………………
…………
12. Kamu sedang mengalami sakit flu yang menyebabkan hidungmu tersumbat
dan sulit bernapas. Meskipun demikian kamu tidak membersihkan hidungmu
yang tersumbat oleh lendir. Oleh sebab itu kamu bernapas melalui mulut
dalam waktu yang cukup lama.
a. Apakah tindakan yang kamu lakukan saat tidak membersihkan hidungmu
yang tersumbat oleh lendir itu benar? Jelaskan!
Jawab:………………………………………………………………………
………….…....……………………………...………………………………
……
b. Apakah tindakan yang kamu lakukan saat bernapas dengan mulut itu
benar? Jelaskan!
Jawab:………………………………………………………………………
………….…...………………………………………………………………
……
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 169
148
Lampiran 3.2 Kunci Jawaban Soal Pretest Posttest
Berikut kasus untuk nomor 1, 2, 4, dan 5
Keluarga Rina dan keluarga Langga tinggal di pedesaan. Setiap malam Rina dan Langga sulit tidur
karena mereka terganggu oleh nyamuk. Ibunya Rina menyalakan obat nyamuk bakar di kamar
Rina supaya Rina tidak terganggu oleh nyamuk. Namun Rina sering mengalami batuk-batuk akibat
obat nyamuk bakar tersebut. Ia juga mengalami sesak napas di paru-parunya, dan hidungnya terasa
gatal. Sedangkan ibunya Langga menyuruh Langga untuk memakai lotion anti nyamuk, dan
Langga tidak mengalami batuk-batuk, sesak napas, dan hidung gatal.
Berikut gambar untuk soal nomor 9a, 9b, 9c, 9d, 9e!
No Soal Kunci Jawaban
1 Sebutkan minimal 4 alat pernapasan Rina
yang mengalami gangguan akibat menghirup
asap obat nyamuk bakar!
Hidung, trakea, bronkus, paru-paru
2 Sebutkan minimal 4 kemungkinan gangguan
yang dialami Rina berdasarkan alat
pernapasan yang telah kalian sebutkan pada
soal nomor 1!
Gangguan pada hidung: polip
Gangguan pada trakea: radang tenggorokan
Gangguan pada bronkus: bronkitis
Gangguan pada paru-paru: asma
3 Berdasarkan cerita di atas tuliskan alat
pernapasan manusia bagian terluar yang
terkena gangguan! Jelaskan alasanmu!
Hidung, karena udara dari asap obat
nyamuk bakar dihirup melalui hidung
sehingga menyebabkan hidung gatal-gatal
4 Pada cerita di atas, apa perbedaan kondisi
kesehatan pernapasan Rina yang
menggunakan obat nyamuk bakar dan
kondisi kesehatan pernapasan Langga yang
menggunakan lotion?
Kondisi kesehatan pernapasan Rina menjadi
tergganggu karena Rina menghirup udara
kotor dari asap obat nyamuk bakar yang
mengakibatkan hidung Rina menjadi gatal
dan sesak napas pada paru-paru. Kondisi
kesehatan pernapasan Langga tidak
mengalami gangguan karena setiap malam
Langga tidak menghirup udara kotor.
5 Dari kasus di atas, menurutmu bagaimana
cara pencegahan gangguan pernapasan
seperti yang dialami Rina?
Pencegahan yang dialami Rina yaitu tidak
menggunakan obat nyamuk bakar setiap
malam.
6 Rumah Tito dan Arta berdekatan dengan
pabrik. Setiap hari mereka menghirup asap
yang keluar dari cerobong asap pabrik
tersebut. Rumah Agnes dan Natan berada di
pinggir sawah dan terdapat banyak pohon
hijau. Manakah yang lebih mudah terkena
gangguan pernapasan jika dilihat dari situasi
di atas? Jelaskan alasanmu!
Yang lebih mudah terkena gangguan
pernapasan yaitu Tito dan Arta karena
mereka setiap menghirup asap dari pabrik
sedangkan asap dari pabrik tidak baik untuk
pernapasan manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 170
149
7 Perhatikanlah gambar di bawah ini untuk
menjawab pertanyaan!
Apa yang akan dialami orang yang duduk di
tempat tersebut yang berkaitan dengan
pernapasannya meskipun ia tidak merokok?
Sebutkan minimal 3 contoh akibatnya!
Apa yang kemungkinan besar akan dialami
orang yang merokok dan duduk di tempat
tersebut?
Dapatkah tempat tersebut menimbulkan
penyakit pada pernapasan? Mengapa?
Manakah dari dua orang pada gambar
tersebut yang mengalami gangguan
pernapasan lebih berat? Jelaskan alasanmu!
Sebutkan minimal 3 gangguan pernapasan
yang mungkin dialami oleh orang yang
dalam kesehariannya berada di tempat seperti
itu!
Yang akan dialami orang tersebut meskipun
tidak merokok yaitu merasakan gangguan
pada pernapasannya, misalnya batuk-batuk
dan sesak napas.
Yang dialami orang yang merokok tersebut
yaitu dapat mengalami gangguan pada
pernapasannya, misalnya batuk-batuk dan
sesak napas bahkan jika merokok terus
menerus dapat menimbulkan penyakit
kanker paru-paru.
Dapat, karena terdapat banyak polusi
diantaranya : polusi yang berasal dari asap
kendaraan dan asap rokok.
Orang yang paling berat mengalami
gangguan pada pernapasan yaitu orang yang
merokok karena ia selain menghirup asap
rokok dan kendaraan ia juga menghisap
rokoknya.
Penyakit yang dialami orang jika berada di
tempat seperti itu adalah batuk-batuk, sesak
napas, kanker paru – paru, peradangan
tenggorokan
8 Berilah tanda silang pada pernyataan yang
merupakan penyebab gangguan pernapasan
yang lebih berat dan berilah tanda centang
pada pernyataan yang merupakan penyebab
gangguan tidak berat pada tabel di bawah ini!
Berada di dekat
asap pembakaran
sampah 20 menit
(tanda silang)
Berada di dekat
lilin menyala
selama 20 menit
(tanda centang)
Melewati jalan
raya yang banyak
asap kendaraan
bermotor setiap
pulang sekolah
selama satu
semester.
(tanda silang)
Melewati jalan
raya yang banyak
asap kendaraan
bermotor setiap
berangkat dan
pulang sekolah
selama satu
semester.
(tanda centang)
Di ruangan kelas
terdapat 4 jendela
yang selalu dibuka
dari awal pelajaran
sampai selesai
(tanda centang)
Di ruangan kelas
terdapat 4 jendela
tetapi tidak pernah
dibuka.
(tanda silang)
9 Pilihlah pernyataan di bawah ini dengan
melingkari kata benar/salah yang sesuai!
Yoga menderita sesak napas namun dia
sering berada di tempat yang berdebu.
Benar/Salah Rana menderita penyakit amandel dan dia
tidak meminum es. Benar/Salah
Vian pergi ke sekolah melewati jalan raya
yang ramai dengan kendaraan bermotor. Ia
memakai masker karena takut mengalami
batuk. Benar/Salah
Salah
Benar
Benar
10 Saat Andi berada di kelas, dia melihat luar
kelas dengan menempelkan wajahnya di kaca
jendela dan kaca jendela menjadi lembab.
Setelah andi duduk, kaca jendela menjadi
Kaca jendela menjadi lembab karena
jendela terkena napas Andi saat
menempelkan wajahnya di jendela sehingga
jendela menjadi lembab terkena uap air dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 171
150
kering kembali.
Mengapa kaca jendela tersebut menjadi
lembab?
Mengapa kaca jendela menjadi kering
kembali?
hasil pernapasan.
Kaca jendela menjadi kering kembali
karena tidak terkena hasil dari proses
pernapasan (uap air)
11 Kamu memencet hidung temanmu sangat
lama. Lalu temanmu merasa kesulitan
bernapas. Apakah tindakan yang kamu
lakukan itu benar? Jelaskan alasanmu!
Tindakan tersebut tidak benar karena teman
saya menjadi kesulitan untuk bernapas.
12 Kamu sedang mengalami sakit flu yang
menyebabkan hidungmu tersumbat dan sulit
bernapas. Namun kamu tidak membersihkan
hidungmu yang tersumbat oleh lendir. Oleh
sebab itu kamu bernapas melalui mulut
dengan waktu yang cukup lama.
Apakah tindakan yang kamu lakukan saat
tidak membersihkan hidungmu yang
tersumbat oleh lendir itu benar? Jelaskan!
Apakah tindakan yang kamu lakukan saat
bernapas dengan mulut terlalu lama itu
benar? Jelaskan!
Tindakan tersebut tidak benar karena dapat
mengganggu proses pernapasan yang ada di
hidung.
Tindakan tersebut tidak benar jika kamu
menggunakan mulut terlalu lama karena
debu ataupun udara kotor dapat masuk
melalui mulut yang menyebabkan
tenggorokan menjadi gatal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 172
151
Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian
Variabel Soal Kriteria Skor
Interpretasi
1. Sebutkan minimal 4 alat
pernapasan Rina yang
mengalami gangguan akibat
menghirup asap obat nyamuk
bakar!
Jikamenyebutkan minimal 4
jawaban dengan tepat
4
Jika menyebutkan 3 jawaban
dengan tepat
3
Jika menyebutkan 2 jawaban
dengan tepat
2
Jika menyebutkan 1 jawaban
dengan tepat
1
2. Sebutkan kemungkinan
gangguan yang dialami Rina
berdasarkan alat pernapasan
yang telah kalian sebutkan pada
soal nomor 1!
Jika menyebutkan 4 jawaban
dengan tepat
4
Jika menyebutkan 3 jawaban
dengan tepat
3
Jika menyebutkan 2 jawaban
dengan tepat
2
Jika menyebutkan 1 jawaban
dengan tepat
1
3. Berdasarkan cerita di atas
tuliskan alat pernapasan manusia
bagian terluar yang terkena
gangguan! Jelaskan alasanmu!
Jika menyebutkan jawaban
dengan benar dengan
penejelasan yang lengkap
4
Jika menyebutkan jawaban
dengan benar dengan
penejelasan yang kurang
lengkap
3
Jika menyebutkan jawaban
dengan benar namun
penjelasan tidak tepat
2
Jika menyebutkan jawaban
yang salah dan tidak ada
penjelasan
1
Analisis
4. Pada cerita di atas, apa
perbedaan kondisi kesehatan
pernapasan Rina yang
menggunakan obat nyamuk
bakar dan kondisi kesehatan
pernapasan Langga yang
menggunakan lotion?
Jika menuliskan perbedaan
dengan tepat dan alasan yang
lengkap
4
Jika menuliskan perbedaan
dengan tepat namun alasan
kurang lengkap
3
Jika menuliskan perbedaan
kurang tepat dan alasan
kurang lengkap
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 173
152
Jika menuliskan perbedaan
dengan tidak tepat
1
7.a. Apa yang akan dialami orang
yang duduk di tempat tersebut yang
berkaitan dengan pernapasannya
meskipun ia tidak merokok?
Jika menuliskan jawaban yang
benar dengan 3 contoh yang
tepat
4
Jika menuliskan jawaban
yang benar dengan 2 contoh
yang tepat
3
Jika menuliskan jawaban yang
benar dengan 1 contoh yang
tepat
2
Jika menuliskan jawaban yang
salah
1
7.b. Apa kemungkinan besar yang
akan dialami orang yang merokok
dan duduk di tempat tersebut?
Jika menuliskan jawaban
dengan benar dan lengkap
4
Jika menuliskan jawaban
dengan benar namun kurang
lengkap
3
Jika menuliskan jawaban
dengan tidak lengkap
2
Jika menuliskan jawaban
dengan salah
1
Evaluasi
6. Rumah Tito dan Arta berdekatan
dengan pabrik. Setiap hari mereka
menghirup asap yang keluar dari
cerobong asap pabrik tersebut.
Rumah Agnes dan Natan berada di
pinggir sawah dan terdapat banyak
pohon hijau. Manakah yang lebih
mudah terkena gangguan pernapasan
jika dilihat dari situasi di atas?
Jelaskan alasanmu!
Jika menuliskan jawaban
dengan benar dan memberikan
penjelasan dengan lengkap
4
Jika menuliskan jawaban
dengan benar dan memberikan
penjelasan namun kurang
lengkap
3
Jika menuliskan jawaban
dengan benar namun tidak
memberikan penjelasan
2
Jika menuliskan jawaban
namun salah
1
7d. Manakah dari dua orang pada
gambar tersebut yang mengalami
gangguan pernapasan lebih berat?
Jelaskan alasanmu!
Jika menuliskan jawaban
dengan benar dan memberikan
penjelasan dengan lengkap
4
Jika menuliskan jawaban
dengan benar dan memberikan
penjelasan namun kurang
lengkap
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 174
153
Jika menuliskan jawaban
dengan benar namun tidak
memberikan penjelasan
2
Jika menuliskan jawaban
namun salah
1
8. Berilah tanda silang pada
pernyataan yang merupakan
penyebab gangguan pernapasan yang
lebih berat dan berilah tanda centang
pada pernyataan yang merupakan
penyebab gangguan tidak berat pada
tabel di bawah ini !
a.
Berada di dekat
asap
pembakaran
sampah selama
20 menit
Berada di
dekat lilin
yang
sedang
menyala
selama 20
menit
b.
Melewati jalan
raya yang
banyak asap
kendaraan
bermotor
setiap pulang
sekolah selama
satu semester
Melewati
jalan raya
yang
banyak
asap
kendaraan
bermotor
setiap
berangkat
dan
pulang
sekolah
selama
satu
semester
c.
Di ruangan
kelas tidak
berac terdapat
4 jendela yang
selalu dibuka
dari awal
pelajaran
sampai selesai
Di ruangan
kelas tidak
berac terdapat
4 jendela tetapi
tidak pernah
dibuka
Jika memberikan 3 jawaban
yang benar
4
Jika memberikan 2 jawaban
yang benar
3
Jika memberikan 1 jawaban
yang benar
2
Jika jawaban tidak ada yang
benar
1
Variabel: 5. Dari kasus di atas, menurutmu
bagaimana cara pencengah
Jika menyebutkan minimal 3
jawaban dengan benar
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 175
154
Inferensi
gangguan pernapasan seperti
yang dialami Rina? Sebutkan
minimal 3 cara pencegahan
gangguan pernapasan yang
lainnya!
Jika menyebutkan 2 jawaban
dengan benar
3
Jika menyebutkan 1 jawaban
yang benar
2
Jika menyebutkan jawaban
namun tidak ada yang benar
1
7e. Sebutkan minimal 3 gangguan
pernapasan yang mungkin dialami
oleh orang yang dalam kesehariannya
berada di tempat seperti itu?
Jika menyebutkan minimal 3
jawaban dengan benar
4
Jika menyebutkan 2 jawaban
dengan benar
3
Jika menyebutkan 1 jawaban
yang benar
2
Jika menyebutkan jawaban
namun tidak ada yang benar
1
9. Pilihlah pernyataan di
bawah ini dengan melingkari kata
benar/salah yang sesuai!
a. Yoga menderita sesak
napas namun dia sering
berada di tempat yang
berdebu. Benar/Salah
b. Rana menderita penyakit
amandel dan dia tidak
meminum es.
Benar/Salah
c. Vian pergi ke sekolah
melewati jalan raya yang
ramai dengan kendaraan
bermotor. Ia memakai
masker karena takut
mengalami batuk.
Benar/Salah
Jika menjawab 3 soal dengan
benar
4
Jika memberikan 2 jawaban
dengan benar
3
Jika memberikan 1 jawaban
dengan benar
2
Jika jawaban tidak ada yang
benar
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 176
155
Eksplanasi
7c. Dapatkahsituasi tersebut
menimbulkan gangguan pada
pernapasan? Mengapa?
Jika menuliskan jawaban
dengan benar dan memberikan
penjelasan dengan lengkap
4
Jika menuliskan jawaban
dengan benar dan memberikan
penjelasan namun kurang
lengkap
3
Jika menuliskan jawaban
dengan benar namun tidak
memberikan penjelasan
2
Jika menuliskan jawaban
namun salah
1
10. Saat Andi berada di kelas,
dia melihat luar kelas dengan
menempelkan wajahnya di kaca
jendela dan kaca jendela menjadi
berembun. Setelah andi duduk,
kaca jendela menjadi kering
kembali.
a. Mengapa kaca jendela
tersebut menjadi
berembun?
Jika menuliskan jawaban
dengan benar dan memberikan
penjelasan dengan lengkap
4
Jika menuliskan jawaban
dengan benar dan memberikan
penjelasan namun kurang
lengkap
3
Jika menuliskan jawaban
dengan benar namun tidak
memberikan penjelasan
2
Jika menuliskan jawaban
namun salah
1
b. Mengapa kaca jendela
menjadi kering kembali?
Jika menuliskan jawaban
dengan benar dan memberikan
penjelasan dengan lengkap
4
Jika menuliskan jawaban
dengan benar dan memberikan
penjelasan namun kurang
lengkap
3
Jika menuliskan jawaban
dengan benar namun tidak
memberikan penjelasan
2
Jika menuliskan jawaban
namun salah
1
Regulasi Diri 11. Kamu memencet hidung
temanmu. Lalu temanmu merasa
kesulitan bernapas. Apakah tindakan
yang kamu lakukan itu benar?
Jelaskan!
Jika menuliskan jawaban
dengan benar dan memberikan
penjelasan dengan lengkap
4
Jika menuliskan jawaban
dengan benar dan memberikan
penjelasan namun kurang
lengkap
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 177
156
Jika menuliskan jawaban
dengan benar namun tidak
memberikan penjelasan
2
Jika menuliskan jawaban
namun salah
1
12. Kamu sedang mengalami
sakit flu yang menyebabkan
hidungmu tersumbat dan sulit
bernapas. Namun kamu tidak
membersihkan hidungmu yang
tersumbat oleh lendir. Oleh
sebab itu kamu bernapas melalui
mulut dengan waktu yang cukup
lama.
a. Apakah tindakan yang
kamu lakukan saat tidak
membersihkan hidungmu
yang tersumbat oleh
lendir itu benar?
Jelaskan!
Jika menuliskan jawaban
dengan benar dan memberikan
penjelasan dengan lengkap
4
Jika menuliskan jawaban
dengan benar dan memberikan
penjelasan namun kurang
lengkap
3
Jika menuliskan jawaban
dengan benar namun tidak
memberikan penjelasan
2
Jika menuliskan jawaban
namun salah
1
12.b. Apakah tindakan yang kamu
lakukan saat bernapas dengan
mulut itu benar? Jelaskan!
Jika menuliskan jawaban
dengan benar dan memberikan
penjelasan dengan lengkap
4
Jika menuliskan jawaban
dengan benar dan memberikan
penjelasan namun kurang
lengkap
3
Jika menuliskan jawaban
dengan benar namun tidak
memberikan penjelasan
2
Jika menuliskan jawaban
namun salah
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 178
157
Lampiran 3.4 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement
No.
Soal
Validator
1 2 3 Rerata
1 4 5 4 4,3333333
2 4 5 5 4,6666667
3 5 5 4 4,6666667
4 4 4 5 4,3333333
5 3 5 5 4,3333333
6 5 3 4 4
7a 4 4 4 4
7b 4 5 4 4,3333333
7c 4 5 5 4,6666667
7d 4 3 5 4
7e 5 5 3 4,3333333
8 4 4 5 4,3333333
9 5 4 5 4,6666667
10a 4 3 5 4
10b 5 3 5 4,3333333
11 5 4 5 4,6666667
12a 4 5 5 4,6666667
12b 4 3 5 4
Keterangan:
Kategori Kelayakan Rata-rata
Layak tanpa perbaikan 5
Layak dengan perbaikan 2,1 – 4,9
Tidak layak 1 – 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 179
158
Lampiran 3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas
3.5.1 Hasil Uji Validitas Variabel Interpretasi
Correlations
Total
soal1 Pearson
Correlation .736
**
Sig. (2-tailed) .000
N 32
soal2 Pearson
Correlation .870
**
Sig. (2-tailed) .000
N 32
soal3 Pearson
Correlation .829
**
Sig. (2-tailed) .000
N 32
totalinter Pearson
Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 32
**. Correlation is significant at the 0.01 level
(2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level
(2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 180
159
3.5.2 Hasil Uji Validitas Variabel Analisis
Correlations
Total
soal4 Pearson
Correlation .910
**
Sig. (2-tailed) .000
N 32
soal7a Pearson
Correlation .670
**
Sig. (2-tailed) .000
N 32
soal7b Pearson
Correlation .861
**
Sig. (2-tailed) .000
N 32
totalanalisis Pearson
Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 32
**. Correlation is significant at the 0.01 level
(2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level
(2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 181
160
Lampiran 3.6 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 32 100.0
Excludeda 0 .0
Total 32 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.629 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 182
161
Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Kemampuan Interpretasi Kelompok Kontrol
dan Eksperimen
No
.
Re
sp
PreKon
Inter
Post1Ko
nInter
SelKon
Inter
Pos2Ko
nInter
PreEks
Inter
Post1Ek
sInter
SelE
ks
Inter
Pos2Eks
Inter
1 1,67 3 1,33 2 2 3 1 2
2 2 2 0 2 1,33 2,33 1 2,33
3 2,33 1,67 -0,67 2,67 1 2 1 3
4 2 2,67 0,67 1,67 2,67 2,67 0 2,67
5 2,33 2 -0,33 2 2 4 2 3,67
6 2 2 0 3 2,33 3 0,67 3
7 1,67 2,33 0,67 2,33 2,33 3,33 1 2,33
8 2 2,33 0,33 2,33 2 2,67 0,67 2,67
9 1,33 2,67 1,33 1,67 1,67 2,67 1 1,67
10 1 1,67 0,67 1,67 2 1,67 -0,33 1,67
11 2,33 2,33 0 2 2,67 2,33 -0,33 2,33
12 2,67 3 0,33 2,33 1,67 3,67 2 2,67
13 1,33 2 0,67 2 2,33 3,33 1 3,33
14 2,33 3 0,67 3 2 3,67 1,67 3,67
15 1,67 2 0,33 1,67 2,33 3,67 1,33 3,67
16 1,67 2 0,33 2 1,67 3 1,33 3
17 3 2,33 -0,67 2,33 2 2,33 0,33 2,33
18 2,33 2,33 0 1,33 1,33 3 1,67 3
19 1,33 3 1,67 2,33 3 3,33 0,33 3,33
20 1,67 1 -0,67 1 2 3,33 1,33 3,33
21 2,33 2,33 0 2,33 2,33 3,33 1 3,33
22 2,33 2,67 0,33 1,67 2,33 4 1,67 3
23 2 1 -1 1,33 2,33 3 0,67 3
24 3 2,33 -0,67 2,33 3 3,33 0,33 3
25 1,67 4 2,33 3,33 1,67 2,33 0,67 2,33
26 3 4 1 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 183
162
Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai KemampuanAnalisis Kelompok Kontrol dan
Eksperimen
No.
Res
p
PreKon
Analis
Post1Ko
nAnalis
SelKon
Analis
Pos2Ko
nAnalis
PreEks
Analis
Post1Ek
sAnalis
SelEks
Analis
Pos2Ek
sAnalis
1 1,67 2,67 1 1,67 2,67 2,67 0 3,67
2 2 1,67 -0,33 2,67 2,33 4 1,67 3
3 2,67 2 -0,67 2 1,67 3,67 2 2,67
4 2 2 0 2,33 2,33 3 0,67 3
5 3,33 2,33 -1 1,33 2 3,33 1,33 2,33
6 2,33 2 -0,33 2 3,33 3 -0,33 3
7 1,67 2,33 0,67 1,33 2 2,33 0,33 2,33
8 2,33 2 -0,33 2 2,67 2,67 0 2,67
9 1,33 3,33 2 2,33 2,67 3,67 1 3,67
10 2,67 2 -0,67 2 2,33 3,33 1 3,33
11 1,33 1,33 0 2,33 3 2,67 -0,33 3
12 3,33 2,33 -1 2 2,33 3 0,67 2
13 2,67 2 -0,67 1,67 1,67 2,67 1 2,67
14 2 3 1 2 1,67 2,67 1 2,67
15 3,33 2,33 -1 2,33 2,33 3 0,67 3
16 1,67 2 0,33 3 2,67 3,67 1 2,67
17 2,67 3 0,33 2,33 2 2 0 2
18 2,67 3,67 1 3 3,33 3,33 0 3,33
19 2 2 0 2 1,67 3,33 1,67 2,33
20 1,67 2,67 1 2,67 2,33 2 -0,33 2
21 1,67 3 1,33 2,67 1,33 3 1,67 3
22 2,33 1,33 -1 1,67 1,67 3,67 2 3,33
23 2 3 1 3,33 1,67 2,67 1 2,67
24 2,33 2,33 0 2,33 3,33 4 0,67 4
25 1,33 2,67 1,33 3 2,33 3 0,67 3
26 3,33 3 -0,33 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 184
163
Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Data
4.3.1 Kemampuan Interpretasi
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
PreKonInter ,144 25 ,195 ,950 25 ,256
Post1KonInte
r ,164 25 ,083 ,939 25 ,142
SelKonInter ,165 25 ,078 ,946 25 ,205
Pos2KonInter ,171 25 ,058 ,957 25 ,354
PreEksInter ,156 25 ,121 ,956 25 ,336
Post1EksInter ,148 25 ,164 ,960 25 ,407
SelEksInter ,150 25 ,152 ,957 25 ,351
Pos2EksInter ,187 25 ,052 ,937 25 ,126
a. Lilliefors Significance Correction
4.3.2 Kemampuan Analisis
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
PreKonAnalis ,149 25 ,159 ,925 25 ,067
Post1KonAnali
s ,171 25 ,058 ,947 25 ,219
SelKonAnalis ,152 25 ,138 ,933 25 ,102
Post2KonAnali
s ,157 25 ,114 ,954 25 ,309
PreEksAnalis ,152 25 ,139 ,926 25 ,069
Post1EksAnali
s ,139 25 ,200
* ,950 25 ,257
SelEksAnalis ,135 25 ,200* ,937 25 ,125
Post2EksAnali
s ,151 25 ,147 ,953 25 ,287
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 185
164
Lampiran 4.4 Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal
4.4.1 Kemampuan Interpretasi
Group Statistics
Kelompok Interpretasi N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
PreKonEksInt
Pretes
Kontrol
Interpretasi 25 2,0000 ,50918 ,10184
Pretes
Eksperimen
Interpretasi 26 2,1154 ,51590 ,10118
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
PreKonEksInt Equal
variances
assumed 0,005 0,942
-
0,804 49 0,426 -0,1154 0,14359
-
0,4039 0,17317
Equal
variances
not
assumed
-
0,804 49 0,425 -0,1154 0,14355
-
0,4039 0,1731
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 186
165
4.4.2 Kemampuan Analisis
Group Statistics
Kelompok Analisis N Mean Std.
Deviation
Std. Error Mean
PreKonEksAnalis Pretes Kontrol Analisis 25 2,2000 ,60858 ,12172
Pretest Eksperimen Analisis 26 2,3333 ,59628 ,11694
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
PreKonEksAna Equal
variance
s
assumed
0,16
6
0,68
5
-
0,7
9 49 0,433 -0,1333 0,1687 -0,4724
0,205
7
Equal
variances not
assumed
-
0,7
9
48,
8 0,433 -0,1333 0,1688 -0,4726
0,205
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 187
166
Lampiran 4.5 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan
4.5.1 Kemampuan Interpretasi
Group Statistics
KELOMPOKINTER N Mean Std.
Deviation
Std. Error Mean
INTERPRETASI Selisih Kontrol Interpretasi 25 ,3067 ,79303 ,15861
Selisih Eksperimen Interpretasi
26 ,9231 ,62757 ,12308
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality
of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95%
Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
INTERPRETASI Equal variances
assumed 0,744 0,393
-3,085 49 0,003 -0,616 0,1998 -1,018
-0,215
Equal
variances
not assumed
-3,07 45,7 0,004 -0,616 0,2008 -1,021
-
0,212
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 188
167
4.5.2 Kemampuan Analisis
Group Statistics
KELOMPOKANALISIS N Mean Std.
Deviation
Std. Error Mean
ANALISIS Selisih Kontrol Analisis 25 ,1600 ,87199 ,17440
Selisih Eksperimen Analisis
26 ,7179 ,73450 ,14405
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean Differen
ce
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper
ANALISIS Equal variances assumed
1,484 ,229 -
2,475 49 ,017 -,55795 ,22543
-1,0109
6
-,1049
4
Equal variances not assumed
-
2,467 46,942 ,017 -,55795 ,22620
-1,0130
1
-,1028
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 189
168
Lampiran 4.6 Perhitungan Manual Besar Pengaruh Perlakuan
Effect Size Kemampuan Interpretasi
adalah sebagai berikut:
Effect Size Kemampuan Analisis
adalah sebagai berikut:
Persentase pengaruh penerapan model
pembelajaran PBL untuk kemampuan
interpretasi:
R2 = r
2
= (0,40)2
= 0,16
Persentase = R2
100%
= (0,16) 100%
= 16%
Persentase pengaruh penerapan model
pembelajaran PBL untuk kemampuan
analisis:
R2 = r
2
= (0,33)2
= 0,11
Persentase = R2
100%
= (0,11) 100%
= 11%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 190
169
Lampiran 4.7 Perhitungan Persentase Uji Signifikansi Peningkatan Rerata
Pretest ke Posttest I
4.7.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I
Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan
Interpretasi
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperiman
Persentase
%
%
0,15 x 100%
15 %
Persentase
%
%
0,44 x 100%
44 %
Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Analisis
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperiman
Persentase
%
%
0,07 x 100%
7%
Persentase
%
%
0,31 x 100%
31 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 191
170
4.7.2 Perhitungan Persentase Gain Score
4.7.2.1 Tabulasi Gain Score Kemampuan Interpretasi
4.7.2.2 Perhitungan Persentase Gain Score 0,66 Kemampuan Interpretasi
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Frekuensi gain score 0,66 adalah 9
siswa.
Persentase
100%
=
= 0,36 100%
= 36%
Frekuensi gain score 0,66 adalah 20
siswa.
Persentase
100%
=
= 0,77 100%
= 77%
Kelompok Kontrol
Gain score f
2,33 1
1,67 1
1,33 2
0,67 5
0,33 5
0,00 5
-0,33 1
-0,67 4
-1,00 1
Kelompok Eksperimen
Gain score f
2,00 2
1,67 3
1,33 3
1,00 8
0,67 4
0,33 3
0,00 1
-0,33 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 192
171
4.7.2.3 Tabulasi Gain Score Kemampuan Analisis
Kelompok Kontrol
Gain score f
2,00 1
1,33 2
1,00 5
0,67 1
0,33 2
0,00 4
-0,33 3
-0,67 3
-1,00 4
4.7.2.4 Perhitungan Persentase Gain Score 0,50 Kemampuan Analisis
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Frekuensi gain score 0,50
adalah 9 siswa.
Persentase
100%
=
= 0,36 100%
= 36%
Frekuensi gain score 0,50 adalah 16
siswa.
Persentase
100%
=
= 0,61 100%
= 61%
Kelompok Eksperimen
Gain score F
2,00 2
1,67 3
1,33 1
1,00 6
0,67 5
0,33 1
0,00 4
-0,33 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 193
172
Lampiran 4.8 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I
4.8.1 Kemampuan Interpretasi
4.8.1.1 Hasil SPSS Uji Signifikansi Peningkatan Pretest ke Posttest I
Paired Samples Statistics
Mean N
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Pair 1 Post1KonInter 2,3067 25 ,64492 ,12898
PreKonInter 2,0000 25 ,50918 ,10184
Pair 2 Post1EksInter 3,0385 26 ,62771 ,12310
PreEksInter 2,1154 26 ,51590 ,10118
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair
1
Post1KonInter &
PreKonInter 25 ,070 ,738
Pair
2
Post1EksInter &
PreEksInter 26 ,411 ,037
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig.
(2-
tailed
) Mean
Std.
Deviat
ion
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Post1KonInter
- PreKonInter ,30667 ,79303 ,15861
-
,02068 ,63401
1,93
4 24 ,065
Pair 2 Post1EksInter
- PreEksInter ,92308 ,62757 ,12308 ,66960
1,1765
6
7,50
0 25 ,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 194
173
4.8.1.2 Perhitungan Manual Besar Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I
Interpretasi Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Persentase = R2
100%
= r2
100%
= (0,36)2
100%
= 0,13 100%
= 13%
Persentase = R2 100%
= r2 100%
= (0,83)2 100%
= 0,69 100%
= 69%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 195
174
4.8.2 Kemampuan Analisis
4.8.2.1 Hasil SPSS Uji Signifikansi Peningkatan Pretest ke Posttest I
Paired Samples Statistics
Mean N
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Pair 1 Post1KonAnalis 2,3600 25 ,58468 ,11694
PreKonAnalis 2,2000 25 ,60858 ,12172
Pair 2 Post1EksAnalis 3,0513 26 ,53907 ,10572
PreEksAnalis 2,3333 26 ,59628 ,11694
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Post1KonAnalis &
PreKonAnalis 25 -,068 ,748
Pair 2 Post1EksAnalis &
PreEksAnalis 26 ,166 ,418
Paired Samples Test
Paired Differences
T df
Sig.
(2-taile
d) Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1 Post1KonAnalis -
PreKonAnalis ,16000 ,87199 ,17440 -,19994 ,51994 ,917 24 ,368
Pair 2 Post1EksAnal
is - PreEksAnalis
,71795 ,73450 ,14405 ,42128 1,01462 4,984 25 ,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 196
175
4.8.2.2 Perhitungan Manual Besar Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I
Analisis Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Persentase = R2
100%
= r2
100%
= (0,17)2
100%
= 0,03 100%
= 3%
Persentase = R2 100%
= r2 100%
= (0,70)2 100%
= 0,49 100%
= 49%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 197
176
Lampiran 4.9 Hasil SPSS Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I
4.9.1 Kemampuan Interpretasi
4.9.1.1 Uji Korelasi Kelompok Kontrol
Correlations
PreKonInter Post1KonInter
PreKonInter Pearson
Correlation 1 ,070
Sig. (2-
tailed) ,738
N 25 25
Post1KonInter Pearson
Correlation ,070 1
Sig. (2-
tailed) ,738
N 25 25
4.9.1.2 Uji Korelasi Kelompok Eksperimen
Correlations
PreEksInter Post1EksInter
PreEksInter Pearson
Correlation 1 ,411
*
Sig. (2-
tailed) ,037
N 26 26
Post1EksInter Pearson
Correlation ,411
* 1
Sig. (2-
tailed) ,037
N 26 26
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
4.9.2 Kemampuan Analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 198
177
4.9.2.1 Uji Korelasi Kelompok Kontrol
Correlations
PreKonAnalis Post1KonAnalis
PreKonAnalis Pearson
Correlation 1 -,068
Sig. (2-
tailed) ,748
N 25 25
Post1KonAnalis Pearson
Correlation -,068 1
Sig. (2-
tailed) ,748
N 25 25
4.9.2.2 Uji Korelasi Kelompok Eksperimen
Correlations
PreEksAnalis Post1EksAnalis
PreEksAnalis Pearson
Correlation 1 ,166
Sig. (2-
tailed) ,418
N 26 26
Post1EksAnalis Pearson
Correlation ,166 1
Sig. (2-
tailed) ,418
N 26 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 199
178
Lampiran 4.10 Hasil Uji Retensi Perlakuan Posttest I ke Posttest II dan
Pretest ke Posttest II
4.10.1 Kemampuan Interpretasi
4.10.1.1 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan Posttest I ke Posttest II
Paired Samples Statistics
Mean N
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
Pair 1 Post2KonInter 2,0933 25 ,54874 ,10975
Post1KonInter 2,3067 25 ,64492 ,12898
Pair 2 Post2EksInter 2,8590 26 ,61227 ,12008
Post1EksInter 3,0385 26 ,62771 ,12310
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Post2KonInter &
Post1KonInter 25 ,570 ,003
Pair 2 Post2EksInter &
Post1EksInter 26 ,720 ,000
Paired Samples Test
Paired Differences
T df
Sig. (2-
tailed) Mean
Std.
Deviatio
n
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Post2KonInter
-
Post1KonInter -,21333 ,56009 ,11202 -,44453 ,01786 -1,904 24 ,069
Pair 2 Post2EksInter
-
Post1EksInter -,17949 ,46410 ,09102 -,36694 ,00797 -1,972 25 ,060
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 200
179
4.10.1.2 Perhitungan Persentase Posttest I ke Posttest II
Persentase Peningkatan Rerata Posttest I ke Posttest IIKemampuan
Interpretasi
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperiman
Persentase
%
%
- 0,0952 x 100%
- 9,52 %
Persentase
%
%
- 0,0625x 100%
- 6,25 %
4.10.2 Kemampuan Analisis
4.10.2.1 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan Posttest I ke Posttest II
Paired Samples Statistics
Mean N
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
Pair 1 Post2KonAnalis 2,2400 25 ,52281 ,10456
Post1KonAnalis 2,3600 25 ,58468 ,11694
Pair 2 Post2EksAnalis 2,8590 26 ,51789 ,10157
Post1EksAnalis 3,0513 26 ,53907 ,10572
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Post2KonAnalis
&
Post1KonAnalis
25 ,372 ,067
Pair 2 Post2EksAnalis &
Post1EksAnalis 26 ,552 ,003
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 201
180
Paired Samples Test
Paired Differences
t Df
Sig. (2-
tailed) Mean Std.
Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1
Post2KonAnalis - Post1KonAnalis
-0,12 0,62272 0,12454 -0,37705 0,13705 -0,964 24 0,345
Pair 2
Post2EksAnalis - Post1EksAnalis
-0,19231 0,50043 0,09814 -0,39443 0,00982 -1,959 25 0,061
4.10.2.2 Perhitungan Persentase Posttest I ke Posttest II
Persentase Peningkatan Rerata Posttest I ke Posttest IIKemampuan
Analisis
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperiman
Persentase
%
%
- 0,0508 x 100%
- 5,08 %
Persentase
%
%
- 0,0655x 100%
- 6,55 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 202
181
4.10.3 Kemampuan Interpretasi
4.10.3.1 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan Pretest ke Posttest II
Paired Samples Statistics
Mean N
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Pair 1 Pos2KonInter 2,0933 25 ,54874 ,10975
PreKonInter 2,0000 25 ,50918 ,10184
Pair 2 Pos2EksInter 2,8590 26 ,61227 ,12008
PreEksInter 2,1154 26 ,51590 ,10118
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Pos2KonInter
& PreKonInter 25 ,215 ,301
Pair 2 Pos2EksInter
& PreEksInter 26 ,321 ,110
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig.
(2-
tailed
) Mean
Std.
Deviatio
n
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
Pos2KonInter –
PreKonInter
0,09333 0,66332 0,13266 -0,1805 0,36714 0,704 24 0,49
Pair
2
Pos2EksInter –
PreEksInter
0,74359 0,66204 0,12984 0,47619 1,01099 5,727 25 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 203
182
4.10.3.2 Perhitungan Persentase Pretest ke Posttest II
Persentase Peningkatan Rerata Posttest I ke Posttest IIKemampuan
Interpretasi
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperiman
Persentase
%
%
0,045 x 100%
4,5 %
Persentase
%
%
0,3507 x 100%
35,07 %
4.10.4 Kemampuan Analisis
4.10.3.1 Hasil SPSS Uji Retensi PerlakuanPretestke Posttest II
Paired Samples Statistics
Mean N
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
Pair 1 Post2KonAnalis 2,2400 25 ,52281 ,10456
PreKonAnalis 2,2000 25 ,60858 ,12172
Pair 2 Post2EksAnalis 2,8590 26 ,51789 ,10157
PreEksAnalis 2,3333 26 ,59628 ,11694
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair
1
Post2KonAnalis
&
PreKonAnalis
25 -,332 ,105
Pair
2
Post2EksAnalis
& PreEksAnalis 26 ,446 ,022
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 204
183
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig.
(2-
tailed) Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pai
r 1
Post2KonAnali
s -
PreKonAnalis ,04000 ,92456 ,18491 -,34164
,4216
4 ,216 24 ,831
Pai
r 2
Post2EksAnali
s -
PreEksAnalis
,52564 ,59009 ,11573 ,28730 ,7639
8 4,542 25 ,000
4.10.4.2 Perhitungan Persentase Pretest ke Posttest II
Persentase Peningkatan Rerata Posttest I ke Posttest IIKemampuan
Analisis
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperiman
Persentase
%
%
0,018 x 100%
1,8 %
Persentase
%
%
0,22 x 100%
22 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 205
184
Lampiran 4.11 Transkip Wawancara Siswa
4.11.1 Wawancara I Siswa A Sebelum Perlakuan
No Wawancara I Keterangan
1 Penanya Apakah kamu senang belajar IPA?
Mengapa?
Senang belajar
IPA
Siswa A Ya, karena belajar lingkungan sekitar
2 Penanya Bagaimana cara gurumu mengajar IPA? Belajar IPA degan
mejelaskan materi
(metode ceramah) Siswa A Dengan menjelaskan materi saja
3 Penanya Apakah kamu merasa senang ketika gurumu
mengajar IPA hanya dengan cara
menjelaskan?
Belajar dengan
metode ceramah
terkadang
membuat siswa
bosan Siswa A Terkadang saya senang, namun juga tidak,
karena bosan
4 Penanya Apakah gurumu pernah mengguakan cara
lain selain dengan cara menjelaskan?
Siswa A Sepertinya tidak pernah, hanya mengamati
gambar yang ada di buku paket
5 Penanya Apakah kamu bisa menjawab soal nomer 1
dan 3 tentang alat-alat pernapasan manusia?
Siswa A Bisa, tetapi tidak tau benar atau salah
6 Penanya Apakah kamu bisa menjawab soal nomer 2
tentang gangguan pada alat pernapasan
manusia?
Siswa A Bisa
7 Penanya Dari soal nomer 1, 2, dan 3 manakah yang
paling kamu anggap sulit? Mengapa?
Siswa A 2, tapi saya jawab
8 Penanya Apakah kamu bisa menjawab soal nomer 4,
7a, dan 7b tentang pengaruh udara kotor dan
udara bersih pada pernapasan manusia?
Siswa A Bisa, hehe
9 Penanya Dari soal nomer 4, 7a, dan 7b manakah yang
paling kamu anggap sulit? Mengapa?
Siswa A Menurut saya nomer 7a, karena untuk
menjawab perlu ada percobaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 206
185
4.11.2 Wawancara II Siswa A Setelah Perlakuan
No Wawancara I Keterangan
1 Penanya Apakah model pembelajarn PBL (seperti
pembelajaran kemarin) membantumu dalam
memahami materi sistem pernapasan
manusia?
Model
pembelajaran PBL
membantu siswa
memahami materi.
Siswa A Ya, sangat membantu saya jadi lebih paham
2 Penanya Apakah kamu mengalami kesulitan saat
belajar IPA dengan model pembelajaran
PBL (seperti pembelajaran kemarin)?
Tidak sulit
Siswa A Tidak, malahan saya sangat senang
3 Penanya Apakah belajar IPA dengan model
pembelajaran PBL (seperti pembelajaran
kemarin) lebiih menarik daripada dengan
cara menjelaskan? Mengapa?
Siswa A Sangat menarik, saya bisa mencoba sendiri
4 Penanya Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal
nomer 1 dan 3 tentang alat-alat pernapasan
manusia, setelah belajar IPA dengan model
pembelajaran PBL?
Lebih bisa
mengerjakan soal.
Siswa A Lebih bisa, karena saya dan teman-teman
melakukan percobaan
5 Penanya Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal
nomer 2 tentang gangguan pada alat
pernapasan, setelah belajar IPA dengan
model pembelajaran PBL?
Siswa A Bisa
6 Penanya Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal
nomer 4, 7a, dan 7b tentang pengaruh udara
kotor dan udara bersih pada pernapasan,
setelah belajar IPA dengan model
pembelajaran PBL?
Siswa A Bisa, karena saya melakukan praktik
langsung dan melihat pengaruh menghirup
udara kotor dan bersih.
7 Penanya Apakah belajar IPA dengan menggunakan
model pembelajaran PBL mempermudah
kamu untuk mengerjakan soal yang sulit?
Mempermudah
mengerjakan soal
yang sulit.
Siswa A Emmm... iya karena bisa bekerja dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 207
186
teman-teman dengan kerjasama
8 Penanya Apakah kamu merasa senang belajar IPA
dengan menggunakan model pembelajaran
PBL? Mengapa
Senang belajar
menggunakan
model PBL
Siswa A Senang,ya karena bisa mencari jawaban
sendiri dan melakukan percobaan.
4.11.3 Wawancara I Siswa B Sebelum Perlakuan
No Wawancara I Keterangan
1. Penanya Apakah kamu senang belajar IPA?
Mengapa?
Siswa B Ya, saya senang belajar IPA karena
bisa belajar tentang alam.
Senang belajar IPA
2. Penanya Bagaimana cara guru mengajar IPA?
Siswa B Dengan menjelaskan materi yang ada
di buku paket dan dengan
menjelaskan.
Dengan menjelaskan
(metode ceramah)
3. Penanya Apakah kamu merasa senang ketika
gurumu mengajarkan IPA hanya
dengan cara menjelaskan?
Siswa B Ya, senang Senang dengan cara
menjelaskan (metode
ceramah)
4. Penanya Apakah gurumu pernah
menggunakan cara lain selain dengan
cara menjelaskan?
Siswa B Pernah dengan alat peraga
5. Penanya Apakah kamu bisa menjawab soal
nomer 1 dan 3 tentang alat-alat
pernapasan manusia?
Siswa B Emmm... saya bisa menjawab
6. Penanya Apakah kamu bisa menjawab soal
nomer 2 tentang gangguan pada alat
pernapasan manusia?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 208
187
Siswa B Ya, bias
7 Penanya Dari soal nomer 1, 2, dan 3 manakah
yang paling kamu anggap sulit?
Mengapa?
. Siswa B Nomer 2, tapi saya menuliskan
jawaban kok
8. Penanya Apakah kamu bisa menjawab soal
nomer 4, 7a, dan 7b tentang
pengaruh udara kotor dan udara
bersih pada pernapasan manusia?
Siswa B Ya, saya bias
9. Penanya Dari soal nomer 4, 7a, dan 7b
manakah yang paling kamu anggap
sulit? Mengapa?
Siswa B 7a, tapi saya menjawabnya
4.11.4 Wawancara II Siswa B Sesudah Perlakuan
No Wawancara II Keterangan
1. Penanya Apakah model pembelajaran PBL
(seperti pembelajaran kemarin)
membantumu memahami materi
sistem pernapasan manusia?
Model PBL
membantu siswa
memahami materi
Siswa B Iya membantu kok
2. Penanya Apakah kamu merasa kesulitan saat
belajar IPA dengan model
pembelajaran PBL (seperti
pembelajaran kemarin)?
Sedikit kesulitan
Siswa B Sedikit kesulitan karena belum
terbiasa
3. Penanya Apakah belajar IPA dengan model
pembelajaran PBL lebih menarik
daripada dengan cara menjelaskan?
Mengapa?
Siswa B Lebih bias
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 209
188
4. Penanya Apakah kamu lebih bisa
mengerjakan soal nomer 1 dan 3
tentang alat-alat pernapasan manusia,
setelah belajar IPA dengan model
pembelajaran PBL?
Siswa B Ya, bias
5. Penanya Apakah kamu lebih bisa
mengerjakan soal nomer 2 tentang
gangguan pada alat pernapasan,
setelah belajar IPA dengan model
pembelajaran PBL?
Siswa B Bisa
6. Penanya Apakah kamu lebih bisa
mengerjakan soal nomer 4, 7a, dan
7b tentang pengaruh udara kotor dan
udara bersih pada pernapasan,
setelah belajar IPA dengan model
pembelajaran PBL?
Siswa B Ya, bias
7 Penanya Apakah belajar IPA dengan
menggunakan model pembelajaran
PBL mempermudah kamu untuk
mengerjakan soal yang sulit?
Siswa B Bisa
8. Penanya Apakah kamu merasa senang belajar
IPA dengan menggunakan model
pembelajaran PBL? Mengapa
Senang, karena bisa bekerja dengan
teman-teman dengan kerjasama
4.11.5 Wawancara I Siswa C Sebelum Perlakuan
No Wawancara I Keterangan
1 Penanya Apakah kamu senang belajar IPA?
Mengapa?
Siswa C Tidak. Karena membosankan. Tidak senang
IPA
2 Penanya Bagaimana cara guru mengajar IPA?
Siswa C Dengan menjelaskan materi dari buku
paket.
Menjelaskan
materi IPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 210
189
dengan metode
ceramah
3 Penanya Apakah kamu merasa senang ketika
gurumu mengajarkan IPA hanya dengan
cara menjelaskan?
Siswa C Tidak. Karena membuat ngantuk. Tidak senang
dengan metode
ceramah
4 Penanya Apakah gurumu pernah menggunakan
cara lain selain dengan cara menjelaskan?
Siswa C Pernah, hanya dengan mengamati gambar
di buku paket.
5 Penanya Apakah kamu bisa menjawab soal nomer
1 dan 3 tentang alat-alat pernapasan
manusia?
Siswa C Kurang bisa
6 Penanya Apakah kamu bisa menjawab soal nomer
2 tentang gangguan pada alat pernapasan
manusia?
Siswa C Lumayan bisa Tidak bisa
mengerjakan
7 Penanya Dari soal nomer 1, 2, dan 3 manakah
yang paling kamu anggap sulit?
Mengapa?
Siswa C Menurutku nomer 3
8 Penanya Apakah kamu bisa menjawab soal nomer
4, 7a, dan 7b tentang pengaruh udara
kotor dan udara bersih pada pernapasan
manusia?
Siswa C Lumayan bisa
9 Penanya Dari soal nomer 4, 7a, dan 7b manakah
yang paling kamu anggap sulit?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 211
190
Mengapa?
Siswa C 7b, tapi saya kerjakan
4.11.6 Wawancara II Siswa C Sesudah Perlakuan
No Wawancara II Keterangan
1 Penanya Apakah model pembelajaran PBL(seperti
pembejaran kemarin) membantumu
dalam memahami materi sistem
pernapasan manusia?
Siswa C Ya, sangat membantu. PBL sangat
membantu
2 Penanya Apakah kamu mengalami kesulitan saat
belajar IPA dengan model pembelajaran
PBL(seperti pembelajaran kemarin)?
Siswa C Enggak sih, kan kerjasama jadi sedikit
lebih mudah melakukan percobaanya,
hehe.
Cukup mudah
melakukan
percobaan dengan
PBL
3 Penanya Apakah belajar IPA dengan model
pembelajaran PBL(seperti pembejaran
kemarin) lebih menarik daripada dengan
cara menjelaskan? Mengapa?
Siswa C Iya, karena menggunakan percobaan dan
menggunakan alat. Jadi lebih gampang
memahami.
Lebih menarik
4 Penanya Apakah kamu lebih bisa mengerjakan
soal nomer 1 dan 3 tentang alat-alat
pernapasan manusia, setelah belajar IPA
dengan model pembelajaran PBL?
Siswa C Lebih bisa Lebih bisa
mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 212
191
5 Penanya Apakah kamu lebih bisa mengerjakan
soal nomer 2 tentang gangguan pada alat
pernapasan, setelah belajar IPA dengan
model pembelajaran PBL?
Siswa C Bisa, karena saya sudah mengerti Lebih bisa
mengerjakan
6 Penanya Apakah kamu lebih bisa mengerjakan
soal nomer 4, 7a, dan 7b tentang
pengaruh udara kotor dan udara bersih
pada pernapasan, setelah belajar IPA
dengan model pembelajaran PBL?
Siswa C Lebih bisa Lebih bisa
mengerjakan
7 Penanya Apakah belajar IPA dengan
menggunakan model pembelajaran PBL
mempermudah kamu untuk mengerjakan
soal yang sulit?
Siswa C Mempermudah Lebih bisa
mengerjakan
8 Penanya Apakah kamu merasa senang belajar IPA
dengan menggunakan model
pembelajaran PBL? Mengapa
Siswa C Sangat senang, saya bisa praktik dan
berdiskusi dengan teman sekelompok.
PBL
mempermudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 213
192
Lampiran 4.12 Transkip Wawancara Guru
No Wawancara I Keterangan
1 Penanya Apakah sebelumnya Ibu sudah pernah
menggunakan model pembelajaran PBL
dalam pembelajaran IPA?
Belum pernah
menggunakan
model PBL
Guru Saya belum pernah menggunakan model
pembelajaran PBL
2 Penanya Apakah terdapat kesulitan yang Ibu temui
saat menggunakan model pembelajaran
PBL?
Guru Awalnya saya masih bingung pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran
PBL karena ini pertama kali saya
menerapkannya. Namun setelah saya
medapatkan penjelasan dari anda dan
membaca ulang saya dapat memahaminya.
3 Penanya Bagaimana pendapat Ibu mengenai proses
pembelajaran menggunakan model
pembelajaran PBL?
Guru Proses pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran PBL membuat siswa
lebih semangat karena siswa penasaran
percobaan apa yang akan mereka lakukan.
Dengan semangat belajar yang tinggi siswa
menjadi lebih aktif dan banyak mengajukan
pertanyaan-pertanyaan.
4 Penanya Apakah model pembelajaran PBL efektif
jika diterapkan dalam pembelajaran IPA?
Model PBL efektif
Guru Ya cukup efektif
5 Penanya Apakah Ibu pernah menggunakan model
pembelajaran atau metode lain selain
menggunakan model pembelajaran PBL?
Guru Sebelumnya saya hanya menggunakan alat
peraga dan mengamati gambar, atau
melakukan percobaan yang bahan-bahan dan
alatnya mudah didapat. Pada saat percobaan
tersebut siswa belum pernah mencari
jawaban sendiri.
6 Penanya Bagaimana pembelajaran di kelas kontrol
dengan menggunakan metode ceramah?
Guru Ya berlagsung baik, tidak ada masalah.
7 Penanya Apa saran Ibu untuk pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran PBL?
Guru Model pembelajaran PBL baik jika
diterapkan untuk pembelajaran IPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 214
193
Lampiran 5.1 Foto-foto Kegiatan Pembelajaran
Kelompok Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 215
194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 216
195
Pembelajaran Kelompok Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 217
196
Lampiran 5.2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 218
197
CURRICULUM VITAE
Veronika Endah Jatiningsih adalah anak keenam dari
pasangan Yohanes Suharjo dan Christina Sri Suyatsih. Lahir
di Bantul pada tanggal 7 Januari 1994. Pendidikan dimulai
dari TK Greges Kretek, pada tahun 1999-2001 kemudian
pendidikan dilanjutkan di Sekolah Dasar Negeri I Kretek
tahun 2001-2007. Selanjutnya peneliti melanjutkan
pendidikan di Sekolah Menengah Pertama I Pundong pada tahun 2007-2010.
Peneliti kemudian menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri I
Pundong pada tahun 2010-2013. Setelah lulus peneliti melanjutkan pendidikan di
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma pada
tahun 2013. Selama menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma banyak
kegiatan kemahasiswaan yang telah diikuti. Kegiatan-kegiatan tersebut yaitu:
No. Nama Kegiatan Tahun Peran
1. Pelatihan Pengembangan Kebribadian Mahasiswa I 2014 Peserta
2. Pelatihan Pengembangan Kebribadian Mahasiswa II 2014 Peserta
3. Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar
(KMD).
2014 Peserta
4. Penguasaan Bahasa Inggris Aktif 2016 Peserta
5. English Club 2013-2015 Peserta
6. Week-End Moral 2014 Peserta
7. Inisiasi Fakultas (INFISA). 2013 Peserta
8. Panitia Perayaan Ekaristi Natal 2015 Dekorasi
9. Pengajar Aktif Kali Code (UKM Pengabdian
Masyarakat)
2013-2014 Pengajar
10. Seminar “Reinvemting Childhood Education” 2015 Peserta
11. Kuliah Umum “Indonesia Mengajar” 2014 Peserta
12. Seminar “Free Sex Thumbs up or thumbs down” 2013 Peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI