Top Banner
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN MENGEVALUASI DAN MENARIK KESIMPULAN SISWA KELAS V SD SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Eriene Denis Karina NIM: 151134035 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
233

pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

Jan 19, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT

DIVISION (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN

MENGEVALUASI DAN MENARIK KESIMPULAN SISWA

KELAS V SD

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Eriene Denis Karina

NIM: 151134035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

iii

HALAMAN PENGESAHAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

iv

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menjadi tempatku mengeluh sekaligus

memberikanku kekuatan.

2. Papa dan mama tercinta yang telah mencurahkan darah dan keringatnya untuk

membuatku menjadi manusia yang hebat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

v

MOTTO

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan

kepadaku.” (Filipi 4:13)

“Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu

akan menerimanya.” (Matius 21:22)

“I wasn’t born with anything, my weapon is hard work and determination.”

(Winner’s Seunghoon Lee)

“Love what you do, not the love you get for doing it.” (Tablo)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 29 Januari 2019

Peneliti

Eriene Denis Karina

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Eriene Denis Karina

Nomor Mahasiswa : 151134035

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP

KEMAMPUAN MENGEVALUASI DAN MENARIK KESIMPULAN

SISWA KELAS V SD”, beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 29 Januari 2019

Yang menyatakan

Eriene Denis Karina

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

viii

ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP

KEMAMPUAN MENGEVALUASI DAN MENARIK KESIMPULAN

SISWA KELAS V SD

Eriene Denis Karina

Universitas Sanata Dharma

2019

Latar belakang penelitian ini adalah keprihatinan terhadap rendahnya

tingkat literasi IPA siswa Indonesia pada penelitian PISA tahun 2012 dan 2015.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap kemampuan mengevaluasi dan

menarik kesimpulan pada materi sistem pernapasan hewan kelas V di salah satu

SD swasta di Yogyakarta.

Jenis penelitian ini adalah quasi experimental tipe pretest posttest

nonequivalent group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V

di salah satu SD swasta di Yogyakarta sebanyak 46 siswa. Sampel penelitian ini

terdiri dari 22 siswa kelas VB sebagai kelompok kontrol dan 24 siswa kelas VA

sebagai kelompok eksperimen. Treatment yang diterapkan di kelompok

eksperimen adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Ada enam langkah

dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu penyampaian tujuan dan

motivasi, pembagian kelompok, presentasi dari guru, kegiatan belajar dalam tim,

kuis, dan penghargaan prestasi tim .

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) model pembelajaran kooperatif

tipe STAD berpengaruh terhadap kemampuan mengevaluasi. Rerata selisih skor

pretest - posttest I kelompok eksperimen (M = 0,58; SE = 0,09) lebih tinggi

daripada kelompok kontrol (M = -0,01; SE = 0,13). Perbedaan tersebut signifikan

dengan harga t(44) = -3,62; p = 0,01 (p < 0,05). Besar pengaruh r = 0,47 setara

dengan 22% yang masuk kategori efek menengah; 2) model pembelajaran

kooperatif tipe STAD berpengaruh terhadap kemampuan menarik kesimpulan.

Rerata selisih skor pretest - posttest I kelompok eksperimen (M = 0,31; SE = 0,08)

lebih tinggi daripada kelompok kontrol (M = 0,00; SE = 0,08). Perbedaan tersebut

signifikan dengan harga t(44) = -2,67, p = 0,01 (p < 0,05). Besar pengaruh r =

0,37 setara dengan 13,69% yang masuk kategori efek menengah

Kata kunci: Model pembelajaran kooperatif tipe STAD, kemampuan

mengevaluasi, kemampuan menarik kesimpulan, kemampuan berpikir kritis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

ix

ABSTRACT

THE EFFECT OF THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE

LEARNING MODEL WITH STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

(STAD) TYPE ON THE ABILITY TO EVALUATE AND CONCLUDE FOR

THE FIFTH GRADE STUDENTS

Eriene Denis Karina

Sanata Dharma University

2019

The background of this research is related to the low science concern of

the Indonesian students, which have done by PISA in 2012 and 2015. The purpose

of the research to discover the effect of cooperative learning model with Student

Team Achievement Division (STAD) type towards the ability to evaluating and

concluding in animal respiratory system material of fifth grade on one of

elementary school at Yogyakarta.

This research used quasi experimental research with pretest and posttest

nonequivalent group design type. The population that is used in this research is

all of the fifth grade on one of elementary shool at Yogyakarta, which is 46

students. The sample of this research consists of two groups from VB, which is 22

students as the control group and VA, which is 24 students as the experiment

group the treatment that is applied to the experiment group is cooperative

learning with STAD type which has six steps, deliver the goals and motivation,

form team for study and practice, present the concept, learning team, individual

quizzes, recognize winning team.

The result of this tudy shows that 1) cooperative learning model with

STAD type affects on the ability to evaluating. The average o differences score of

experimentl group (M = 0,58; SE = 0,09) is higher than the average of differences

score of control group (M = -0,01; SE = 0,13). Those differences is significant

t(44) = -3,62; p = 0,01 (p < 0,05). The effect size r = 0,47 is equal to 22% in the

category of medium effect 2) cooperative learning model with STAD type affects

on the ability to concluding. The average o differences score of experimentl group

(M = 0,31; SE = 0,08) is higher than the average of differences score of control

group (M = 0,00; SE = 0,08). Those differences is significant t(44) = -2,67; p =

0,01 (p < 0,05). The effect size r = 0,37 is equal to 13,69% in the category of

medium effect

Keywords: Cooperative learning model with Student Team Achievement Division

type, ability to evaluate, ablity to conclude, critical thinking skills.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya

sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan tepat waktu.

Skripsi yang berjudul “PENGARUH PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM

ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN

MENGEVALUASI DAN MENARIK KESIMPULAN SISWA KELAS V SD”

disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, peneliti mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Dosen Pembimbing I

yang telah membimbing dengan sabar dan bijaksana.

5. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing

II yang telah membimbing dengan sabar dan bijaksana.

6. Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Penguji III yang telah

memberikan masukan pada penelitian ini.

7. Anna Maria Wahyuni, S.Pd. selaku Kepala Sekolah Dasar yang telah

memberikan izin melakukan penelitian.

8. Rosalia Septi Wulansari, S.Pd. selaku guru mitra yang telah membantu

pelaksanaan penelitian sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.

9. G. Tri Teguh Rahayu, S.Pd. selaku guru kelas V B yang telah memberikan

izin untuk melakukan penelitian di kelas tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

xi

10. Siswa kelas V A dan V B Sekolah Dasar Tahun Pelajaran 2018/2019 yang

bersedia terlibat dalam penelitian.

11. Sekretariat PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah

membantu proses perijinan penelitian skripsi.

12. Papa dan mamaku, Tjakra Krisna Takariana dan Isti Yunani yang tidak pernah

berhenti mendoakan dan mengusahakan segala yang kubutuhkan.

13. Kakakku, Emmanuel Dian Kharisma yang berjuang bersama untuk

menyelesaikan skripsi.

14. Sahabat seperjuangan dan tempat berkeluh kesah, Felisitas Laurina Christi dan

Melsaria Permatasari.

15. Sahabat Zuperghenxz Indonesia, Karin, Galang, Inge, Manes, Lala, dan Yuka

yang dengan tulus mendoakan, mendukung dan memberi semangat.

16. Teman-teman EXO-L, NCTzen, dan Inner Circle yang selalu memberikan

keceriaan dan penghiburan di kala bosan.

17. Teman-teman PPL, Sindhi, Sekar, Antonia, Rossa, Wulan, dan Elza yang

mendukung dan memberi semangat.

18. Teman-teman kelas VII A angkatan 2015 yang sama-sama berjuang meraih

gelar sarjana pendidikan.

19. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu per satu.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna karena keterbatasan

kemampuan peneliti. Maka peneliti mengharapkan saran dan kritik yang

membangun demi menyempurnakan skripsi ini. Peneliti berharap, semoga skripsi

ini dapat berguna bagi semua pihak.

Peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .... Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS........................................................... vii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

ABSTRACT ........................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................... x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi

DAFTAR GRAFIK ........................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 7

1.5 Definisi Operasional ...................................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 9 2.1 Kajian Pustaka ............................................................................................... 9

2.1.1 Teori-teori yang Mendukung ............................................................................... 9

2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak ..................................................................... 9

2.1.1.2 Teori Perkembangan Kognitif menurut Piaget ..................................... 10

2.1.1.3 Teori Sosiokultural menurut Vygotsky ................................................ 12

2.1.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif ........................................................... 14

2.1.1.5 Model Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) .... 15

2.1.1.6 Kemampuan Berpikir Kritis ................................................................. 19

2.1.1.7 Kemampuan Mengevaluasi .................................................................. 20

2.1.1.8 Kemampuan Menarik Kesimpulan ....................................................... 20

2.1.1.9 Materi Pembelajaran ............................................................................. 21

2.1.2 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan .............................................. 23

2.1.2.1 Penelitian Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD ....................... 23

2.1.2.2 Penelitian Kemampuan Berpikir Kritis ................................................ 24

2.1.2.3 Literature Map ...................................................................................... 27

2.3 Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 30

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 31 3.1 Jenis penelitian ............................................................................................ 31

3.2 Setting Penelitian ......................................................................................... 32

3.2.1 Lokasi Penelitian ..................................................................................... 32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

xiii

3.2.2 Waktu Penelitian ..................................................................................... 33

3.3 Populasi dan Sampel .................................................................................... 34

3.3.1 Populasi ................................................................................................... 34

3.3.2 Sampel..................................................................................................... 34

3.4 Variabel Penelitian....................................................................................... 35

3.4.1 Variabel Independen ............................................................................... 35

3.4.2 Variabel Dependen.................................................................................. 36

3.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 36

3.6 Instrumen Penelitian .................................................................................... 38

3.7 Teknik Pengujian Instrumen ........................................................................ 39

3.7.1 Uji Validitas ............................................................................................ 39

3.7.1.1 Validitas Permukaan ............................................................................. 39

3.7.1.2 Validitas Isi ........................................................................................... 40

3.7.1.3 Validitas Konstruk ................................................................................ 41

3.7.2 Uji Reliabilitas ........................................................................................ 42

3.8 Teknik Analisis Data ................................................................................... 43

3.8.1 Uji Pengaruh Perlakuan .......................................................................... 43

3.8.1.1 Uji Asumsi ............................................................................................ 43

3.8.1.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ........................................................ 44

3.8.1.3 Uji Signifikasi Pengaruh Perlakuan ...................................................... 45

3.8.1.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan .............................................................. 46

3.8.2 Analisis Lebih Lanjut .............................................................................. 48

3.8.2.1 Uji Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I ...................... 48

3.8.2.2 Besar Efek Peningkatan ........................................................................ 49

3.8.2.3 Uji Korelasi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I ......................... 50

3.8.2.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Posttest I ke Posttest II ..................... 51

3.8.2.5 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Pretest ke Possttest II ....................... 52

3.9 Ancaman terhadap Validitas Internal Penelitian ......................................... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 59 4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................ 59

4.1.1 Implementasi Penelitian .......................................................................... 59

4.1.1.1 Deskripsi Sampel Penelitian ................................................................. 59

4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran ................................................. 60

4.1.2 Deskripsi Sebaran Data ........................................................................... 67

4.1.2.1 Kemampuan Mengevaluasi .................................................................. 67

4.1.2.2 Kemampuan Menarik Kesimpulan ....................................................... 68

4.1.3 Uji Hipotesis Penelitian I ........................................................................ 70

4.1.3.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ........................................................ 70

4.1.3.2 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan .................................................... 72

4.1.3.3 Uji Besar Pengaruh Perlakuan .............................................................. 76

4.1.3.4 Analisis Lebih Lanjut ........................................................................... 76

4.1.4 Uji Hipotesis Penelitian II ....................................................................... 83

4.1.4.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ........................................................ 84

4.1.4.2 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan .................................................... 86

4.1.4.3 Uji Besar Pengaruh Perlakuan .............................................................. 90

4.1.4.4 Analisis Lebih Lanjut ........................................................................... 90

4.2 Pembahasan ................................................................................................. 97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

xiv

4.2.1 Analisis terhadap Ancaman Validitas Internal Penelitian ...................... 97

4.2.2 Analisis Pengaruh Kemampuan Mengevaluasi .................................... 100

4.2.3 Analisis Pengaruh Kemampuan Menarik Kesimpulan ......................... 104

4.2.4 Analisis Hasil Penelitian terhadap Teori............................................... 106

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 110 5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 110

5.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 110

5.3 Saran .......................................................................................................... 111

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 112

CURRICULUM VITAE ..................................................................................... 214

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kemampuan Berpikir Kritis Facione .................................................. 19

Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data ................................................................... 34

Tabel 3.2 Matriks Pengembangan Instrumen...................................................... 39

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Intrumen ............................................................... 41

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen .......................................................... 42

Tabel 3.5 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan ..................................................... 47

Tabel 4.1 Sebaran Data Mengevaluasi Kelompok Kontrol ................................ 67

Tabel 4.2 Sebaran Data Mengevaluasi Kelompok Eksperimen .......................... 68

Tabel 4.3 Sebaran Data Menarik Kesimpulan Kelompok Kontrol ..................... 68

Tabel 4.4 Sebaran Data Menarik Kesimpulan Kelompok Eksperimen .............. 69

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data .................................................. 71

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Varian ............................................................ 72

Tabel 4.7 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal ............................................. 72

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Selisih Skor Pretest-Posttest I . 73

Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Varian Selisih Skor Pretest-Posttest I ........... 74

Tabel 4.10 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ....................................... 74

Tabel 4.11 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan ................................................. 76

Tabel 4.12 Hasil Ui Normalitas Distribusi Data Skor Pretest-Posttest I ............ 77

Tabel 4.13 Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I .......................................... 77

Tabel 4.14 Hasil Uji Besar Pengaruh Peningkatan Pretest ke Posttest I ............ 79

Tabel 4.15 Hasil Uji Korelasi Rerata skor Pretest-Posttest I.............................. 80

Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Selisih Skor Posttest I dan

Posttest II ............................................................................................................ 82

Tabel 4.17 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Posttest I ke Posttest II ........ 86

Tabel 4.18 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Pretest ke Posttest II ............ 83

Tabel 4.19 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data ................................................ 85

Tabel 4.20 Hasil Uji Homogenitas Varian .......................................................... 85

Tabel 4.21 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal ........................................... 86

Tabel 4.22 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Selisih Skor Pretest-Posttest I 87

Tabel 4.23 Hasil Uji Homogenitas Varian Selisih Skor Pretest-Posttest I ......... 87

Tabel 4.24 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ....................................... 88

Tabel 4.25 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan ................................................. 90

Tabel 4.26 Hasil Ui Normalitas Distribusi Data Skor Pretest-Posttest I ............ 91

Tabel 4.27 Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I .......................................... 96

Tabel 4.28 Hasil Uji Besar Pengaruh Peningkatan Pretest ke Posttest I ............ 93

Tabel 4.29 Hasil Uji Korelasi Rerata skor Pretest-Posttest I.............................. 94

Tabel 4.30 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Selisih Skor Posttest I dan

Posttest II ............................................................................................................ 95

Tabel 4.31 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Posttest I ke Posttest II ........ 96

Tabel 4.32 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Pretest ke Posttest II ............ 97

Tabel 4.33 Ancaman dalam Penelitian................................................................ 98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.5 Literature Map ................................................................................ 27

Gambar 3.1 Rumus Pengaruh Perlakuan ............................................................ 32

Gambar 3.2 Desain Penelitian ............................................................................. 32

Gambar 3.3 Variabel Penelitian .......................................................................... 36

Gambar 3.4 Rumus Besar Pengaruh Perlakuan Distribusi Data Normal ............ 47

Gambar 3.5 Rumus Besar Pengaruh Perlakuan Distribusi Data Tidak Normal . 48

Gambar 3.6 Rumus Persentase Pengaruh............................................................ 48

Gambar 3.7 Rumus Persentase Peningkatan Pretest ke Posttest I ...................... 48

Gambar 3.8 Rumus Gain Score .......................................................................... 49

Gambar 3.9 Rumus Besar Efek Peningkatan Distribusi Data Normal................ 49

Gambar 3.10 Rumus Besar Efek Peningkatan Distribusi Data Tidak Normal ... 50

Gambar 3.11 Rumus Persentase Besar Pengaruh ............................................... 50

Gambar 3.12 Rumus Persentase Uji Retensi....................................................... 52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

xvii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Signifikansi Pengaruh Perlakuan ....................................................... 75

Grafik 4.2 Perbandingan Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I ......................... 75

Grafik 4.3 Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I ........................................... 77

Grafik 4.4 Gain Score ......................................................................................... 78

Grafik 4.5 Perbandingan Skor Pretest, Posttest I, dan Posttest II ...................... 82

Grafik 4.6 Signifikansi Pengaruh Perlakuan ....................................................... 89

Grafik 4.7 Perbandingan Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I ......................... 89

Grafik 4.8 Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I ........................................... 91

Grafik 4.9 Gain Score ......................................................................................... 92

Grafik 4.10 Perbandingan Skor Pretest, Posttest I, dan Posttest II .................... 96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.1 Surat Izin Penelitian...................................................................... 117

Lampiran 1.2 Surat Izin Validitas Soal ............................................................... 118

Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Eksperimen .................................................... 119

Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Kontrol ........................................................... 122

Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen ....... 125

Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol.............. 137

Lampiran 2.5 Lembar Kerja Siswa ..................................................................... 147

Lampiran 3.1 Soal Uraian ................................................................................... 153

Lampiran 3.2 Kunci Jawaban .............................................................................. 158

Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian ........................................................................... 163

Lampiran 3.4 Hasil Pekerjaan Siswa .................................................................. 167

Lampiran 3.5 Hasil Rekap Expert Judgement..................................................... 172

Lampiran 3.6 Hasil Uji Validasi oleh Expert Judgement ................................... 173

Lampiran 3.6.1 Hasil Uji Validasi oleh Dosen ................................................... 173

Lampiran 3.6.2 Hasil Uji Validasi oleh Guru ..................................................... 176

Lampiran 3.7 Data Uji Validitas Instrumen ........................................................ 182

Lampiran 3.8 Hasil SPSS Uji Validitas .............................................................. 183

Lampiran 3.8.1 Hasil Uji Validitas Setiap Item Soal .......................................... 183

Lampiran 3.9 Hasil SPSS Uji Reliabilitas........................................................... 185

Lampiran 4.1 Data Hasil Penelitian untuk Kemampuan Mengevaluasi ............. 186

Lampiran 4.2 Data Hasil Penelitian untuk Kemampuan Menarik Kesimpulan .. 187

Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Distribusi Data ................................. 188

Lampiran 4.3.1 Kemampuan Mengevaluasi ....................................................... 188

Lampiran 4.3.2 Kemampuan Menarik Kesimpulan ............................................ 188

Lampiran 4.4 Hasil SPSS Uji Homogenitas Varian Kemampuan Awal ........... 189

Lampiran 4.4.1 Kemampuan Mengevaluasi ....................................................... 189

Lampiran 4.4.2 Kemampuan Menarik Kesimpulan ............................................ 189

Lampiran 4.5 Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal ............................. 190

Lampiran 4.5.1 Kemampuan Mengevaluasi ....................................................... 190

Lampiran 4.5.2 Kemampuan Menarik Kesimpulan ............................................ 190

Lampiran 4.6 Hasil SPSS Uji Homogenitas Varian Selisih Pretest ke Posttest

I ........................................................................................................................... 192

Lampiran 4.6.1 Kemampuan Mengevaluasi ....................................................... 192

Lampiran 4.6.2 Kemampuan Menarik Kesimpulan ............................................ 192

Lampiran 4.7 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan .................................. 193

Lampiran 4.7.1 Kemampuan Mengevaluasi ....................................................... 193

Lampiran 4.7.2 Kemampuan Menarik Kesimpulan ............................................ 193

Lampiran 4.8 Perhitungan Manual Besar Pengaruh Perlakuan .......................... 195

Lampiran 4.9 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I 196

Lampiran 4.9.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest

I ........................................................................................................................... 196 Lampiran 4.9.2 Hasil SPSS Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I................ 197

Lampiran 4.9.2.1 Kemampuan Mengevaluasi .................................................... 197

Lampiran 4.9.2.2 Kemampuan Menarik Kesimpulan ......................................... 198

Lampiran 4.9.3 Perhitungan Persentase Gain Score ........................................... 200

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

xix

Lampiran 4.9.3.1 Tabulasi Gain Score Kemampuan Mengevaluasi .................. 200

Lampiran 4.9.3.2 Perhitungan Persentase Gain Score ≥ 0,00 Kemampuan

Mengevaluasi ...................................................................................................... 200

Lampiran 4.9.3.3 Tabulasi Gain Score Kemampuan Menarik Kesimpulan ....... 201

Lampiran 4.9.3.4 Perhitungan Persentase Gain Score ≥ 0,33 Kemampuan

Menarik ............................................................................................................... 201

Lampiran 4.10 Hasil Perhitungan Manual Peningkatan Rerata Pretest ke

Posttest I .............................................................................................................. 202

Lampiran 4.10.1 Kemampuan Mengevaluasi ..................................................... 202

Lampiran 4.10.1.1 Perhitungan Manual Peningkatan Rerata Pretest ke

Posttest I .............................................................................................................. 202

Lampiran 4.10.2 Kemampuan Menarik Kesimpulan .......................................... 202

Lampiran 4.10.2.1 Perhitungan Manual Peningkatan Rerata Pretest ke

Posttest I .............................................................................................................. 202

Lampiran 4.11 Hasil SPSS Uji Korelasi Antara Rerata Pretest ke Posttest I ..... 204

Lampiran 4.11.1 Kemampuan Mengevaluasi ..................................................... 204

Lampiran 4.11.1.1 Uji Korelasi Kelompok Kontrol ........................................... 204

Lampiran 4.11.1.2 Uji Korelasi Kelompok Eksperimen..................................... 204

Lampiran 4.11.2 Kemampuan Menarik Kesimpulan .......................................... 204

Lampiran 4.11.2.1 Uji Korelasi Kelompok Kontrol ........................................... 204

Lampiran 4.11.2.2 Uji Korelasi Kelompok Eksperimen..................................... 205

Lampiran 4.12 Hasil Uji Retensi Perlakuan ........................................................ 206

Lampiran 4.12.1 Kemampuan Mengevaluasi ..................................................... 206

Lampiran 4.12.1.1 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan Posttest I dan Possttest

II .......................................................................................................................... 206

Lampiran 4.12.1.2 Perhitungan Persentase Peningkatan Skor Posttest I dan

Posttest II ............................................................................................................ 207

Lampiran 4.12.1.3 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan Pretest ke Posttest II ..... 207

Lampiran 4.12.2 Kemampuan Menarik Kesimpulan .......................................... 209

Lampiran 4.12.2.1 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan Posttest I dan Posttest II 209

Lampiran 4.12.2.2 Perhitungan Persentase Peningkatan Skor Posttest I dan

Posttest II ............................................................................................................ 210

Lampiran 4.12.2.3 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan Pretest ke Posttest II ..... 210

Lampiran 5.1 Foto-foto Kegiatan Pembelajaran ................................................. 212

Lampiran 5.2 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ................................. 213

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini akan membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

1.1 Latar Belakang Masalah

Berpikir kritis memiliki peranan yang cukup penting dalam kehidupan

sehari-hari. Oleh sebab itu, tidak berlebihan jika Santrock (dalam Desmita, 2007:

161) menempatkan pemikiran kritis sebagai salah satu aspek penting dalam

penalaran sehari-hari. Para ahli psikologi dan pendidikan menyadari bahwa anak-

anak di sekolah tidak hanya harus mengingat atau menyerap secara pasif berbagai

informasi baru, melainkan mereka perlu berbuat lebih banyak dan belajar

bagaimana berpikir secara kritis (Desmita, 2007: 162). Anak kelas V Sekolah

Dasar berusia antara 10-11 tahun dan berada pada tahap operasional konkret

berdasarkan tahapan perkembangan kognitif Piaget. Anak sudah mulai berpikir

secara logis dan mampu menyelesaikan masalah yang bersifat konkret.

Sedangkan, pandangan Vygotsky menekankan pentingnya pola sosiokultural di

mana individu menjadi salah satu unsurnya, yaitu interaksi sosial memainkan

peran fundamental dalam perkembangan kognisi (Salkind, 2009: 371).

Proses fundamental pembelajaran berlangsung melalui interaksi anak

dengan seseorang yang berpengetahuan, entah itu orang dewasa (seperti orang tua

atau guru) atau teman sebaya (Salkind, 2009: 373). Vygotsky berpendapat bahwa

perkembangan anak bergantung pada interaksi anak dengan orang lain dan dengan

sarana-sarana tertentu (seperti bahasa) yang disediakan oleh kultur dan membantu

pandangan dunia anak (Salkind, 2009: 373). Tokoh pendidikan kritis

berkebangsaan Brazil, Paulo Freire menjelaskan bahwa untuk mengembangkan

kesadaran berpikir kritis anak di dalam proses pendidikan, guru dan murid harus

berperan sebagai pemain bersama (Desmita, 2007: 162).

Facione (2011) menjelaskan bahwa berpikir kritis adalah membuat

penilaian untuk tujuan tertentu yang menghasilkan interpretasi, analisis, evaluasi,

dan menarik kesimpulan atas dasar bukti, konsep, metode, kriteria, atau konteks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

2

tertentu yang digunakan untuk menilai. Terdapat enam dimensi kognitif dari

kemampuan berpikir kritis yang dikemukakan oleh Facione (2011). Enam

dimensi kognitif tersebut adalah kemampuan menginterpretasi, menganalisis,

mengevaluasi, menarik kesimpulan, mengeksplanasi, dan meregulasi diri.

Kemampuan mengevaluasi menurut Facione (2011) adalah kemampuan untuk

menilai kredibilitas suatu pernyataan atau argumen dan menilai bobot logika suatu

kesimpulan, sedangkan kemampuan menarik kesimpulan menurut Facione (2011)

adalah mengidentifikasi dan memastikan elemen-elemen yang dibutuhkan untuk

menarik kesimpulan yang masuk akal, merumuskan dugaan dan hipotesis,

mempertimbangkan informasi yang relevan dan memperkirakan konsekuensi-

konsekuensi yang timbul dari data, pernyataan, bukti, prinsip, penilaian,

kepercayaan, pertanyaan, dan konsep.

Facione (2011) menjelaskan bahwa kemampuan mengevaluasi akan

tampak ketika siswa dapat memunculkan dua unsur dalam kegiatan pembelajaran,

yaitu yang pertama adalah menilai sah tidaknya klaim-klaim, seperti menilai

faktor-faktor yang relevan yang dapat digunakan untuk menguji kredibilitas

sumber informasi dan menilai penerimaan kebenaran dari suatu pernyataan, dan

yang kedua adalah menilai sah tidaknya argumen-argumen, seperti menilai

kebenaran suatu argumen yang diambil secara induktif atau deduktif dan menilai

relevansi suatu argumen untuk suatu permasalahan. Kemampuan menarik

kesimpulan akan tampak ketika siswa dapat memunculkan tiga unsur dalam

kegiatan pembelajaran, yaitu yang pertama adalah menguji bukti-bukti, seperti

menilai premis-premis yang memerlukan dukungan informasi tambahan dan

menguji informasi-informasi yang relevan untuk membuat kesimpulan, yang

kedua adalah menerka alternatif-alternatif, seperti merumuskan berbagai alternatif

untuk memecahkan suatu permasalahan dan memproyeksikan berbagai

konsekuensi yang mungkin dari keputusan, teori, kepercayaan, kebijakan, atau

posisi tertentu, dan yang ketiga adalah menarik kesimpulan, seperti membuat

eksperimen dan menerapkan teknik yang relevan untuk menguji benar tidaknya

suatu hipotesis dan menentukan kesimpulan-kesimpulan mana yang paling kuat

menjamin suatu bukti dan mana yang harus ditolak karena tidak memadai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

3

Salah satu mata pelajaran yang membutuhkan kemampuan berpikir kritis

adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA merupakan pengetahuan yang

diperoleh melalui suatu metode tertentu (Wonorahardjo, 2010: 12). Program for

International Student Assessment (PISA) mendefinisikan literasi sains sebagai

kapasitas untuk menggunakan pengetahuan ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan,

dan menarik kesimpulan berdasarkan fakta dan data, memahami alam semesta,

dan membuat keputusan dari dampak yang terjadi karena aktivitas manusia.

Hasil belajar siswa Sekolah Dasar pada mata pelajaran IPA di Indonesia

masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan beberapa negara lainnya. Hal

ini terlihat dari penelitian yang dilakukan oleh Program for International Student

Assessment (PISA) yang bernaung pada sebuah organisasi bernama Organization

Economic Cooperation Development (OECD). PISA melakukan survei setiap tiga

tahun sekali, untuk mengetahui sistem pendidikan dan hasil belajar siswa di

berbagai negara dengan fokus mata pelajaran IPA, membaca, dan matematika.

Pada tahun 2012 Indonesia berada pada peringkat 64 dari 65 negara dengan hasil

skor literasi IPA sebesar 382 (OECD, 2013: 5). Pada tahun 2015, Indonesia

berada pada peringkat 62 dari 70 negara dengan hasil skor literasi IPA sebesar 403

(OECD, 2016: 5). Data tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil skor

literasi IPA dari 382 menjadi 403, namun peringkat Indonesia masih berada di 10

besar terbawah dari 70 negara peserta PISA tahun 2015. Peringkat tersebut

menunjukkan bahwa para siswa di Indonesia mengalami kesulitan pada

kemampuan berpikir tingkat tinggi yang melibatkan aspek kognitif karena soal-

soal yang digunakan pada PISA memerlukan penalaran dan pemecahan masalah.

Kesulitan tersebut bisa disebabkan karena pembelajaran yang diterima oleh siswa

kurang mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa, yang merupakan salah

satu kemampuan berpikir tingkat tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan model

pembelajaran yang inovatif agar siswa dapat mengembangkan kemampuan

berpikir kritis, serta dapat mengembangkan interaksi sosial siswa, salah satunya

adalah pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD).

Dari berbagai model pembelajaran, model pembelajaran kooperatif tipe

Student Team Achievement Division (STAD) menjadi alternatif yang baik untuk

digunakan dalam penelitian ini. Model pembelajaran STAD merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

4

pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana yang mengacu kepada

belajar kelompok siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap

minggu menggunakan presentasi verbal atau teks (Shoimin, 2014: 185). Ciri

terpenting dari model pembelajaran STAD ini adalah kegiatan belajar dalam tim

(Rusman, 2013: 215). Model pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan

enam langkah, yaitu penyampaian tujuan dan motivasi, pembagian kelompok,

presentasi dari guru, kegiatan belajar dalam tim, kuis, dan penghargaan prestasi

tim (Rusman, 2013: 215). Model pembelajaran ini dipilih peneliti karena siswa-

siswi di kelas V SD ini termasuk ke dalam kategori beragam, baik dalam hal

kemampuan, jenis kelamin hingga suku. Hal tersebut sesuai dengan komponen

dari model pembelajaran STAD, yaitu membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5

siswa yang heterogen dengan jenis kelamin yang berbeda, berasal dari berbagai

suku, dan memiliki kemampuan yang berbeda (Shoimin, 2014: 186). Slavin

(dalam Rusman, 2013: 214) mengemukakan bahwa gagasan utama di belakang

STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain

untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru. Melalui kegiatan belajar

dalam tim, siswa-siswi kelas V SD ini diharapkan dapat mengembangkan

kemampuan mengevaluasi dan menarik kesimpulan.

Berbagai jurnal penelitian tentang penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) diterbitkan.

Penelitian dilakukan oleh Sukmayani, Parmiti, dan Wibawa (2015) yang meneliti

tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap motivasi

dan hasil belajar IPS siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe STAD membawa pengaruh yang positif terhadap

motivasi belajar dan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD. Sudiarpa, Renda, dan

Rati (2015) meneliti pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD terhadap hasil belajar IPA kelas IV SDN 3 Songan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh

terhadap hasil belajar IPA siswa. Juraini, Taufik, dan Gunada (2016) meneliti

pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode

eksperimen terhadap keterampilan proses sains dan hasil belajar fisika pada siswa

SMA Negeri 1 Labuapi tahun pelajaran 2015/2016. Hasil penelitian menunjukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

5

bahwa terdapat pengaruh terhadap hasil belajar fisika siswa saat pembelajaran

kooperatif tipe STAD diterapkan.

Berbagai jurnal penelitian untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis

siswa juga diterbitkan. Penelitian dilakukan oleh Fitriani, Indrowati, dan Karyanto

(2015) yang meneliti pengaruh penerapan Accelerated Learning terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada pelajaran Biologi siswa kelas X SMA

Negeri Karangpandan Karanganyar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

penerapan Accelerated Learning berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa. Widura, Karyanto, dan Ariyanto (2015) melakukan penelitian untuk

mengetahui pengaruh model Guided Discovery Learning terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa kelas X SMA Negeri 8 Surakarta. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa penerapaan model pembelajaran Guided Discovery Learning

berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Usdalifat,

Ramadhan, dan Suleman (2016) meneliti pengaruh penerapan model

pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan berpikir kritis dan keterampilan proses

siswa pada mata pelajaran IPA Biologi kelas VII SMP Negeri 19 Palu. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis dan keterampilan proses siswa.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, model pembelajaran kooperatif tipe

Student Team Achievement Division (STAD) berpengaruh terhadap berbagai

kemampuan siswa. Peneliti belum menemukan penelitian tentang penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD)

untuk mengetahui pengaruh terhadap kemampuan mengevaluasi dan menarik

kesimpulan menurut Facione. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah quasi experimental tipe pretest posttest nonequivalent group

design. Penelitian dilaksanakan di salah satu SD swasta di Yogyakarta pada 19

September – 4 Oktober 2018. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas V di

salah satu SD swasta di Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2018/2019.

Sampel penelitian yang digunakan, yaitu kelas VB yang berjumlah 22 siswa

sebagai kelompok kontrol dan kelas VA yang berjumlah 24 siswa sebagai

kelompok eksperimen. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

6

(STAD) dan variabel dependen yang digunakan adalah dua dimensi kognitif dari

kemampuan berpikir kritis, yaitu kemampuan mengevaluasi dan menarik

kesimpulan.

Penelitian ini dibatasi hanya pada pengaruh penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap kemampuan mengevaluasi dan

menarik kesimpulan menurut Facione siswa kelas V di salah satu SD swasta di

Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2018/2019. Penelitian ini dikhusukan

pada materi Tema 2, yaitu “Udara Bersih bagi Kesehatan” dengan Subtema 1

“Cara Tubuh Mengolah Udara Bersih” Pembelajaran 1 yang terfokus pada mata

pelajaran IPA dengan materi sistem pernapasan hewan dengan kompetensi dasar

3.2 menjelaskan organ pernapasan dan fungsinya pada hewan dan manusia, serta

cara memelihara kesehatan organ pernapasan manusia.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team

Achievement Division (STAD) berpengaruh terhadap kemampuan

mengevaluasi siswa kelas V SD?

1.2.2 Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team

Achievement Division (STAD) berpengaruh terhadap kemampuan menarik

kesimpulan siswa kelas V SD?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Student Team Achievement Division (STAD) terhadap kemampuan

mengevaluasi siswa kelas V SD.

1.3.2 Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Student Team Achievement Division (STAD) terhadap kemampuan

menarik kesimpulan siswa kelas V SD.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

7

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Siswa

Siswa mendapatkan pengalaman belajar dengan menggunakan model

pembelajaran yang berkelompok, yaitu model pembelajaran Student Team

Achievement Division (STAD) dan dapat berpengaruh terhadap

kemampuan mengevaluasi dan menarik kesimpulan.

1.4.2 Bagi Guru

Guru memiliki pengalaman langsung menerapkan model pembelajaran

Student Team Achievement Division (STAD) dalam pembelajaran di kelas

dan dapat berpengaruh terhadap kemampuan mengevaluasi dan menarik

kesimpulan.

1.4.3 Bagi Sekolah

Sekolah memiliki referensi dan pengetahuan baru mengenai penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division

(STAD) dapat berpengaruh terhadap kemampuan mengevaluasi dan

menarik kesimpulan siswa.

1.4.4 Bagi Peneliti

Peneliti dapat menggunakan hasil penelitian sebagai acuan untuk

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team

Achievement Division (STAD) pada pembelajaran terhadap kemampuan

mengevaluasi dan menarik kesimpulan.

1.5 Definisi Operasional

1.5.1 Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berisi

kegiatan belajar mengajar secara kelompok-kelompok kecil yang

mendorong siswa belajar dan bekerja sama untuk sampai pada pengalaman

belajar yang optimal, baik pengalaman individu maupun kelompok.

1.5.2 Model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division

(STAD) adalah model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana

yang mengacu kepada belajar kelompok siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

8

1.5.3 Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan berpikir untuk

menghasilkan interpretasi, analisis, evaluasi, menarik kesimpulan,

eksplanasi, dan regulasi diri.

1.5.4 Kemampuan mengevaluasi adalah kemampuan untuk menilai kredibilitas

suatu pernyataan dan menilai bobot logika suatu kesimpulan.

1.5.5 Kemampuan menarik kesimpulan adalah kemampuan untuk

mengidentifikasi dan memastikan elemen-elemen yang dibutuhkan untuk

menarik kesimpulan yang masuk akal, merumuskan dugaan dan hipotesis,

konsekuensi yang timbul dari data, pernyataan, bukti, prinsip, penilaian,

kepercayaan, pertanyaan, dan konsep.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

9

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini berisi kajian pustaka, penelitian terdahulu yang relevan, kerangka

berpikir, dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka membahas teori-teori yang

mendukung dalam pelaksanaan penelitian. Hasil penelitian terdahulu berisi

pengalaman penelitian yang pernah ada yang dirumuskan dalam kerangka berpikir

dan hipotesis penelitian yang berisi dugaan sementara dari rumusan masalah

penelitian.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Teori-teori yang Mendukung

Teori yang mendukung merupakan teori yang melandasi penelitian ini.

Pada bagian ini akan dibahas teori perkembangan anak, model pembelajaran

kooperatif, model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement

Division (STAD), kemampuan berpikir kritis, kemampuan mengevaluasi dan

menarik kesimpulan, dan materi tentang sistem pernapasan pada hewan.

2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak

Perkembangan anak adalah suatu perubahan fungsional yang bersifat

kualitatif, baik dari fungsi-fungsi fisik maupun mental sebagai hasil

keterkaitannya dengan pengaruh lingkungan. Perkembangan ditunjukkan dengan

perubahan yang bersifat sistematis, progresif, dan berkesinambungan. Istilah

perkembangan merupakan sebuah konsep yang cukup rumit dan kompleks.

Perkembangan tidak terbatas pada pengertian perubahan secara fisik, melainkan di

dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan secara terus-menerus dari

fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju tahap

kematangan, melalui pertumbuhan dan belajar (Desmita, 2007: 4). Perkembangan

berhubungan dengan keseluruhan kepribadian individu, karena kepribadian

individu membentuk satu kesatuan yang terintegrasi. Terdapat beberapa aspek

utama kepribadian, yaitu aspek fisik dan motorik, aspek intelektual, aspek sosial,

aspek bahasa, aspek emosi, dan aspek moral dan keagamaan. Secara khusus aspek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

10

intelektual atau kognitif dari Piaget dan aspek sosial atau sosiokultural dari

Vygotsky. Kedua tokoh tersebut memiliki teori konstruktivisme dan telah

digunakan di beragam penelitian. Piaget dengan teori perkembangan kognitif dan

Vygotsky dengan teori sosiokultural.

2.1.1.2 Teori Perkembangan Kognitif menurut Piaget

Jean Piaget (1896-1980) merupakan seorang psikolog penting di abad ke

20 (Naisaban, dalam Ibda, 2105: 28). Piaget mengawali serangkaian studi penting

mengenai tingkah laku kognitif bayi kepada ketiga anaknya (Crain, 2014: 169).

Risetnya memberikan kontribusi yang jelas menuju sebuah teori pentahapan yang

tunggal dan terintegrasikan (Crain, 2014: 170). Piaget menyatakan bahwa anak-

anak harus berinteraksi dengan lingkungannya untuk berkembang dan

membangun struktur-struktur kognitif baru dalam dirinya. Perkembangan

merupakan proses konstruktif yang aktif, di mana anak-anak membangun

struktur-struktur kognitif yang semakin berbeda dan komprehensif melalui

aktivitas-aktivitas mereka sendiri (Crain, 2014: 173).

Perkembangan kognitif merupakan pertumbuhan berpikir secara logis dari

masa bayi hingga dewasa. Perkembangan kognitif anak-anak berjalan melalui

sebuah rangkaian tetap. Pola operasi yang dapat dilakukan anak-anak dapat

dikatakan sebagai sebuah level atau tahapan. Masing-masing level atau tahapan

ditentukan oleh bagaimana anak-anak melihat dunia mereka (Piaget, dalam

Schunk, 2012: 332). Piaget meyakini jika proses perkembangan kognitif terutama

berkenaan dengan skema, asimilasi, akomodasi, organisasi, dan keseimbangan

(Santrock, 2014: 43). Piaget menyatakan bahwa ketika anak berusaha membangun

pemahaman mengenai dunia, otak berkembang membentuk skema (schema).

Skema adalah pembuatan bangunan blok pengetahuan (Tung, 2015: 49). Ini

merupakan tindakan atau representasi mental yang mengatur pengetahuan. Skema

bayi disusun melalui tindakan sederhana yang bisa dilakukan terhadap objek-

objek, seperti menyedot, melihat dan menggenggam, sedangkan anak yang lebih

tua mempunyai skema yang meliputi strategi dan rencana untuk menyelesaikan

masalah (Santrock, 2014: 43-44).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

11

Piaget memberikan konsep asimilasi dan akomodasi untuk menjelaskan

bagaimana anak menggunakan dan menyesuaikan skema mereka. Asimilasi

(assimilation) terjadi ketika anak memasukkan informasi baru ke dalam skema

mereka yang sudah ada sebelumnya. Akomodasi (accomodation) terjadi ketika

anak menyesuaikan skema mereka agar sesuai dengan informasi dan pengalaman

baru yang mereka dapatkan (Santrock, 2014: 44). Selanjutnya anak mengatur

pengalaman mereka secara kognitif untuk mengartikan dunia mereka. Organisasi

(organization) adalah pengelompokan perilaku dan pikiran yang terisolasi ke

dalam susunan sistem yang lebih tinggi. Ekuilibrasi (equilibration) adalah

mekanisme yang diajukan Piaget untuk menjelaskan bagaimana anak beralih dari

satu tahap pemikiran ke tahap berikutnya. Peralihan ini terjadi ketika anak

mengalami konflik kognitif atau mengalami disekuilibrium dalam memahami

dunia. Akhirnya, mereka menyelesaikan konflik tersebut dan mencapai

keseimbangan atau ekuilibrium pemikiran (Santrock, 2014: 44).

Piaget berpendapat bahwa hasil dari proses asimilasi, akomodasi,

ekuilibrium, dan organisasi, anak tersebut melalui empat tahap perkembangan.

Setiap tahapan Piaget berkaitan dengan usia dan terdiri atas cara pikir yang

berbeda-beda (Santrock, 2014: 45), yaitu:

1. Tahap Sensorimotor (Usia 0 - 2 tahun)

Tahap sensorimotor adalah tahap yang menempati dua tahun pertama dalam

kehidupan. Selama periode ini, anak mengatur alamnya dengan indera (sensori)

dan tindakannya (motor), serta anak tidak mempunyai pemahaman tentang konsep

objek permanen.

2. Tahap Praoperasional (Usia 2 – 7 tahun)

Tahap ini disebut praoperasional karena pada usia ini, anak belum mampu

untuk melaksanakan operasi mental, seperti menambah, mengurangi, dan lain-

lain. Selain itu, anak pada tahap praoperasional tidak mempunyai kemampuan

untuk memecahkan masalah yang memerlukan berpikir reversibel tetapi anak

pada tahap praoperasional dapat berpikir irreversibel. Karakteristik lainnya adalah

anak memiliki sifat egosentris, yang berarti anak mempunyai kesulitan untuk

menerima pendapat orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

12

3. Tahap Operasional Konkret (7 – 11 tahun)

Tahap ini merupakan permulaan untuk anak dapat berpikir rasional. Hal ini

berarti anak memiliki operasi-operasi logis yang dapat diterapkannya pada

masalah-masalah yang konkret. Cara berpikir anak pada tahap operasional

konkret tidak lagi didominasi oleh persepsi. Anak dapat menggunakan

pengalaman-pengalaman mereka sebagai acuan dan tidak bingung dengan apa

yang mereka pahami.

4. Tahap Operasional Formal (Usia > 11 tahun)

Pada tahap ini anak dapat menggunakan operasi-operasi konkretnya untuk

membentuk operasi yang lebih kompleks. Kemajuan utama pada anak selama

tahap ini adalah ia tidak perlu berpikir dengan pertolongan benda atau peristiwa

konkret, karena ia telah mempunyai kemampuan untuk berpikir abstrak.

Tahapan-tahapan perkembangan kognitif menurut Piaget ini sangat

membantu dalam proses pembelajaran, khususnya bagi guru dalam memberikan

perlakuan yang tepat untuk siswa sesuai dengan usia dan tahapan perkembangan

kognitifnya. Siswa kelas lima sekolah dasar berusia antara 10-11 tahun dan berada

pada tahap operasional konkret berdasarkan tahapan perkembangan kognitif

Piaget. Pada tahap operasional konkret, siswa mulai menunjukkan perilaku belajar

sebagai berikut: (1) mulai memandang dunia secara objektif; bergeser dari satu

aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara

serentak; (2) mulai berpikir secara operasional; (3) mempergunakan cara berpikir

operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda; (4) membentuk dan

mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan

mempergunakan hubungan sebab akibat; dan (5) memahami konsep substansi,

volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat (Majid, 2014: 9).

2.1.1.3 Teori Sosiokultural menurut Vygotsky

Lev Semyonovich Vygotsky (1896-1934) adalah seorang psikolog asal

Rusia yang dikenal atas kontribusinya dalam teori perkembangan anak.

Pandangan Vygotsky menekankan pentingnya pola sosiokultural di mana individu

menjadi salah satu unsurnya, maksudnya yaitu interaksi sosial memainkan peran

fundamental dalam perkembangan kognisi (Salkind, 2009: 371). Proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

13

fundamental pembelajaran berlangsung melalui interaksi anak dengan seseorang

yang berpengetahuan, entah itu orang dewasa (seperti orang tua atau guru) atau

teman sebaya (Salkind, 2009: 373). Vygotsky menganggap bahwa lingkungan

sosial sangat penting bagi pembelajaran dan berpikir bahwa interaksi-interaksi

sosial mengubah atau mentransformasi pengalaman-pengalaman belajar (Schunk,

2012: 339). Pandangan Vygotsky merupakan bentuk konstruktivisme dialektikal

(kognitif) karena ia menyoroti interaksi antara orang-orang dan lingkungan-

lingkungan mereka (Schunk, 2012: 340).

Terdapat dua konsep penting dalam teori sosiokultural menurut Vygotsky

yaitu Zone of Proximal Development atau ZPD dan Scaffolding. Dalam teorinya,

Vygotsky menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila peserta didik bekerja

menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada

dalam jangkauan kemampuan atau tugas itu berada dalam zona perkembangan

proksimal atau ZPD. Pada zona ini terletak antara tingkat perkembangan anak saat

ini yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah

bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu (Nur &

Wikandari, dalam Hosnan, 2014: 35). ZPD merupakan jarak antara tingkat

perkembangan sesungguhnya yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan

masalah secara mandiri dan tingkat perkembangan potensial yang didefinisikan

sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau

melalui kerja sama dengan teman sejawat yang lebih mampu (Vygotsky dalam

Schunk, 2012: 341). Scaffolding merupakan pemberian sejumlah bantuan kepada

peserta didik selama tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian mengurangi

bantuan dan memberikan kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab yang

semakin besar setelah ia dapat melakukannya. Scaffolding merupakan bantuan

sementara yang diberikan kepada peserta didik untuk belajar dan memecahkan

masalah. Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk, dorongan, peringatan,

menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan, memberikan contoh,

dan tindakan-tindakan lain yang memungkinkan peserta didik itu belajar mandiri.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa menurut pandangan konstruktivisme

sosial, pengetahuan itu diperoleh secara individu yaitu dengan mengkonstruksi

sendiri pengetahuannya dari proses interaksi dengan objek yang dihadapinya serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

14

pengalaman sosial. Salah satu cara untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif yang memfasilitasi peserta didik

untuk dapat bekerja dalam kelompok untuk diterapkan dalam pembelajaran di

kelas.

2.1.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berisi kegiatan

belajar mengajar secara kelompok-kelompok kecil yang mendorong siswa belajar

dan bekerja sama untuk sampai pada pengalaman belajar yang optimal, baik

pengalaman individu maupun kelompok (Johnson, dalam Rofiq, 2010: 3). Model

pembelajaran kooperatif diterapkan melalui kelompok kecil pada semua mata

pelajaran dan tingkat umur disesuaikan dengan kondisi dan situasi pembelajaran.

Keanggotaan kelompok terdiri dari siswa yang berbeda (heterogen) baik dalam

kemampuan akademik, jenis kelamin, etnis, latar belakang sosial dan ekonomi.

Dalam hal kemampuan akademis, kelompok pembelajaran kooperatif biasanya

terdiri dari satu orang berkemampuan tinggi, dua orang dengan kemampuan

sedang, dan satu yang lainnya adalah orang dengan kemampuan akademis yang

kurang. Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mengkomunikasikan siswa

belajar, menghindari sikap persaingan dan rasa individualitas siswa, khususnya

bagi siswa yang berprestasi rendah dan tinggi.

Tidak semua kerja kelompok bisa dianggap sebagai pembelajaran

kooperatif (Roger dan Johnson, dalam Rofiq, 2010: 5). Untuk memperoleh

manfaat yang diharapkan dari implementasi pembelajaran kooperatif, Roger dan

Johnson menganjurkan lima unsur penting yang harus dibangun dalam aktivitas

instruksional, yaitu:

1. Saling Ketergantungan Positif (Positive Interdependence)

Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya.

Untuk mencipatakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas

sedemikian rupa, sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan

tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

15

2. Interaksi Tatap Muka (Face to Face Interaction)

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan

berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk

membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota.

3. Tanggung Jawab Individual (Individual Accountability)

Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas dan

pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran kooperatif, setiap

siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik.

4. Keterampilan Sosial (Social Skill)

Keterampilan sosial yang dimaksud di sini adalah keterampilan dalam

berkomunikasi dalam kelompok. Sebelum menugaskan siswa ke dalam kelompok,

pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi.

5. Evaluasi Proses Kelompok (Group Debrieving)

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk

mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar

selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa manfaat yang

dikemukakan oleh (Hill & Hill, dalam Rofiq, 2010: 9), yaitu: (1) meningkatkan

prestasi siswa; (2) memperdalam pemahaman siswa; (3) menyenangkan siswa; (4)

mengembangkan sikap kepemimpinan; (5) mengembangkan sikap positif siswa;

(6) mengembangkan sikap menghargai diri sendiri; (7) membuat belajar secara

inklusif; (8) mengembangkan rasa saling memiliki; dan (9) mengembangkan

keterampilan untuk masa depan. Terdapat beberapa tipe dalam model

pembelajaran kooperatif, yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Student Team

Achievement Division (STAD), Jigsaw, Group Investigation (Investigasi

Kelompok), Numbered Head Together (NHT), Think Pair Share (TPS), dan

sebagainya.

2.1.1.5 Model Pembelajaran STAD

Penelitian ini menggunakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif,

yaitu tipe STAD. Model pembelajaran STAD dikembangkan oleh Robert Slavin

dan koleganya di Universitas Johns Hopkins (Shoimin, 2014: 185). Model

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

16

pembelajaran STAD merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana yang mengacu kepada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi

akademik baru kepada siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau

teks (Shoimin, 2014: 185). Model pembelajaran STAD merupakan variasi

pembelajaran kooperatif yang paling banyak diteliti (Slavin, dalam Rusman, 2013:

213). Model ini juga sangat mudah diadaptasi dan telah digunakan dalam

beberapa mata pelajaran, seperti matematika, IPA, IPS, dan bahasa Inggris pada

tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

1. Komponen Pembelajaran STAD

STAD terdiri atas lima komponen utama, yaitu presentasi kelas, kerja

kelompok (tim), kuis, skor kemajuan individual, dan rekognisi (penghargaan)

kelompok (Slavin, dalam Shoimin, 2014: 186).

a. Presentasi Kelas (Class Presentation)

Pembelajaran STAD diawali dengan menyampaikan materi pelajaran

dengan presentasi kelas. Bentuk presentasi kelas yang biasa digunakan yaitu

pembelajaran langsung atau diskusi kelas yang dipandu oleh guru. Selama

presentasi kelas, siswa harus benar-benar memerhatikan karena dapat membantu

mereka dalam mengerjakan kuis individu yang juga akan menentukan nilai

kelompok.

b. Kerja Kelompok (Team Works)

Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa yang

heterogen dengan jenis kelamin yang berbeda, berasal dari berbagai suku, dan

memiliki kemampuan yang berbeda. Fungsi utama dari kelompok adalah

menyiapkan anggota kelompok agar mereka dapat mengerjakan kuis dengan baik.

Setelah guru menjelaskan materi, setiap anggota kelompok mempelajari dan

mendiskusikan LKS, membandingkan jawaban dengan teman kelompok, dan

saling membantu antaranggota jika ada yang mengalami kesulitan. Tugas guru

adalah mengingatkan dan menekankan pada setiap kelompok agar setiap anggota

melakukan yang terbaik untuk kelompoknya serta pada kelompok itu sendiri agar

melakukan yang terbaik untuk membantu anggotanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

17

c. Kuis (Quizzes)

Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi

yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja

masing-masing kelompok. Aturan dari kuis ini adalah siswa tidak diperbolehkan

membantu satu sama lain selama kuis berlangsung. Hal tersebut dilakukan untuk

menjamin agar siswa secara individu bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam

memahami materi yang telah disampaikan.

d. Peningkatan Nilai Individu (Individual Improvement Score)

Peningkatan nilai individu dilakukan untuk memberikan tujuan prestasi

yang ingin dicapai jika siswa dapat berusaha keras dan hasil presentasi yang lebih

baik dari yang telah diperoleh sebelumnya. Setiap siswa dapat menyumbangkan

nilai maksimum pada kelompoknya dan setiap siswa mempunyai skor dasar yang

diperoleh dari rata-rata tes atau kuis sebelumnya.

e. Penghargaan Kelompok (Team Recognation)

Kelompok akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan lain jika rata-

rata skor kelompok melebihi criteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga

digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka.

2. Langkah-langkah Model Pembelajaran STAD

Model pembelajaran STAD memiliki enam langkah, yaitu: (a)

penyampaian tujuan dan motivasi; (b) pembagian kelompok; (c) presentasi dari

guru; (d) kegiatan belajar dalam tim; (e) kuis; dan (f) pengahrgaan prestasi tim

(Rusman, 2013: 215).

a. Penyampaian Tujuan dan Motivasi

Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran

tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.

b. Pembagian Kelompok

Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, di mana setiap kelompoknya

terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman) kelas

dalam prestasi akademik, jenis kelamin, ras ataupun etnik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

18

c. Presentasi dari Guru

Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan dibantu oleh media,

demonstrasi, pertanyaan atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-

hari. Dijelaskan juga tentang keterampilan dan kemampuan yang diharapkan

dikuasai siswa, tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan serta cara-cara

mengerjakannya.

d. Kegiatan Belajar dalam Tim (Kerja Tim)

Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan

lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua anggota

menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi. Selama tim bekerja, guru

melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila

diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari model pembelajaran

STAD.

e. Kuis (Evaluasi)

Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi

yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja

masing-masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak

dibenarkan bekerja sama. Ini dilakukan untuk menjamin agar siswa secara

individu bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar

tersebut. Guru menetapkan skor batas penguasaan untuk setiap soal, misalnya 60,

75, 84, dan seterusnya sesuai dengan tingkat kesulitan siswa.

f. Penghargaan Prestasi Tim

Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan

angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya pemberian penghargaan atas

keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-

tahapan sebagai berikut: (1) menghitung skor individu; (2) menghitung skor

kelompok; dan (3) pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok.

3. Manfaat Model Pembelajaran STAD

Adapun beberapa manfaat positif dari penerapan model pembelajaran STAD

seperti yang dikemukakan dalam (Shoimin, 2014: 189), sebagai berikut: (a) siswa

bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma

kelompok; (b) siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

19

bersama; (c) siswa aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan

keberhasilan kelompok; (d) interaksi antarsiswa seiring dengan peningkatan

kemampuan mereka dalam berpendapat; (e) meningkatkan kecakapan individu

dan kelompok; dan (f) tidak bersifat kompetitif.

2.1.1.6 Kemampuan Berpikir Kritis

Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan membuat penilaian untuk

tujuan tertentu yang menghasilkan interpretasi, analisis, evaluasi, dan kesimpulan

atas dasar bukti, konsep, metode, kriteria, atau konteks tertentu yang digunakan

untuk menilai (Facione, 2011). Karena itu, berpikir kritis merupakan alat

penelitian yang sangat mendasar. Kecakapan berpikir kritis mencakup dua

dimensi, yaitu disposisi afektif dan dimensi kognitif.

Ciri-ciri ideal dari orang yang memiliki kecakapan berpikir kritis tampak

dalam disposisi afektif yang dikemukakan oleh Facione (2011) sebagai berikut:

(1) rasa ingin tahu yang tinggi terhadap berbagai permasalahan; (2) berusaha

untuk selalu mendapatkan informasi yang baik; (3) sadar untuk menggunakan

daya pikir kritis; (4) mengedepankan proses penelitian yang masuk akal; (5)

percaya akan kemampuan diri sendiri untuk bernalar; (6) pikiran terbuka terhadap

kenyataan pandangan yang bereda-beda; (7) fleksibiltas untuk mempertimbangkan

alternatif; (8) memahami opini orang lain; (9) menghargai penalaran; (10) jujur

dalam menghadapi prasangka, bias, stereotip, dan kecendurungan egosentris atau

sosiosentris; (11) hati-hati dalam menangguhkan, membuat, atau mengubah

penilaian; dan (12) kesediaan untuk meninjau ulang pandangan sendiri jika

refleksi yang jujur menyarankan demikian.

Dimensi kognitif dari kemampuan berpikir kritis yang dikemukakan oleh

Facione (2011) dapat dilihat dari tabel yang berada di bawah ini.

Tabel 2.1 Kemampuan Berpikir Kritis Facione

No Skills Sub-skills

1 Menginterpretasi Membuat kategori

Memahami arti

Menjelaskan makna

2 Menganalisis Menguji gagasan-gagasan

Mengidentifikasi argumen-argumen

Menganalisis argument-argumen

3 Mengevaluasi Menilai sah tidaknya klaim-klaim

Menilai sah tidaknya argumen-argumen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

20

No Skills Sub-skills

4 Menarik kesimpulan Menguji bukti-bukti

Menerka alternatif-alternatif

Menarik kesimpulan

5 Mengeksplanasi Menjelaskan hasil penalaran

Membenarkan prosedur yang digunakan

Memaparkan argumen-argumen yang digunakan

6 Meregulasi diri Refleksi diri

Koreksi diri

2.1.1.7 Kemampuan Mengevaluasi

Kemampuan mengevaluasi adalah kemampuan untuk menilai kredibilitas

suatu pernyataan atau argumen dan menilai bobot logika suatu kesimpulan

Facione (2011). Kemampuan mengevaluasi terdiri dari dua unsur, yaitu yang

pertama adalah menilai sah tidaknya klaim-klaim, seperti: (1) menilai faktor-

faktor yang relevan yang dapat digunakan untuk menguji kredibilitas sumber

informasi; (2) menilai apakah suatu prinsip dapat diterapkan untuk situasi tertentu;

(3) menilai apakah suatu klaim itu bisa dibenarkan atau tidak atas dasar

pengetahuan yang dimiliki; (4) menilai relevansi pertanyaan, prinsip, aturan, arah;

dan (5) menilai penerimaan kebenaran dari suatu pernyataan. Yang kedua adalah

menilai sah tidaknya argumen-argumen, seperti: (1) menilai kebenaran suatu

argumen yang diambil secara induktif atau deduktif; (2) menilai apakah suatu

kesimpulan ditarik dari premis-premis yang benar; (3) menemukan apakah

terhadap kekeliruan-kekeliruan dalam penalaran; (4) menilai bobot logis suatu

keberatan; (5) mengantisipasi keberatan-keberatan terhadap suatu argumen; (6)

menilai apakah suatu argumen didasarkan atas pemikiran hipotetis atau sebab-

akibat; (7) menilai apakah suatu argumen didasarkan atas asumsi yang benar; (8)

menilai relevansi suatu argumen untuk suatu permasalahan; dan (9) melihat

apakah informasi-informasi tambahan atau baru dapat memperkuat atau

memperlemah suatu argumen.

2.1.1.8 Kemampuan Menarik Kesimpulan

Kemampuan menarik kesimpulan adalah mengidentifikasi dan

memastikan elemen-elemen yang dibutuhkan untuk menarik kesimpulan yang

masuk akal, merumuskan dugaan dan hipotesis, mempertimbangkan informasi

yang relevan dan memperkirakan konsekuensi-konsekuensi yang timbul dari data,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

21

pernyataan, bukti, prinsip, penilaian, kepercayaan, pertanyaan, dan konsep

Facione (2011). Kemampuan menarik kesimpulan terdiri dari tiga unsur, yaitu

yang pertama adalah menguji bukti-bukti, seperti: (1) menilai premis-premis yang

memerlukan dukungan informasi tambahan dan (2) menguji informasi-informasi

yang relevan untuk membuat kesimpulan. Yang kedua adalah menerka alternatif-

alternatif, seperti: (1) merumuskan berbagai alternatif untuk memecahkan suatu

permasalahan, mengembangkan berbagai rencana berbeda untuk mencapai suatu

tujuan; (2) memproyeksikan berbagai konsekuensi yang mungkin dari keputusan,

teori, kepercayaan, kebijakan, atau posisi tertentu; dan (3) memperkirakan

kesulitan-kesulitan sekaligus keuntungan-keuntungan yang akan muncul kalau

skala prioritas tertentu digunakan. Yang ketiga adalah menarik kesimpulan,

seperti: (1) membuat eksperimen dan menerapkan teknik yang relevan untuk

menguji benar tidaknya suatu hipotesis; (2) menguji pandangan-pandangan yang

berbeda dan bertentangan, mengumpulkan data-data yang relevan, dan

merumuskan kesimpulan kita sendiri mengenai suatu permasalahan; (3)

menerapkan cara yang sesuai untuk menentukan posisi dan cara pandang yang

harus diambil terhadap suatu permasalahan; (4) menggunakan berbagai cara

berpikir yang mendukung penarikan kesimpulan (misalnya cara berpikir analogis,

aritmetis, dialektis, dan ilmiah); dan (5) menentukan kesimpulan-kesimpulan

mana yang paling kuat menjamin suatu bukti dan mana yang harus ditolak karena

tidak memadai.

2.1.1.9 Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran pada penelitian ini diambil dari Buku Siswa Kelas V

Kurikulum 2013 Revisi tahun 2017 Tema 2 yaitu “Udara Bersih bagi Kesehatan”

dengan subtema 1 “Cara Tubuh Mengolah Udara Bersih” pada kelas V SD.

Penelitian ini berdasarkan kompetensi dasar dalam subtema 1 pada kelas V, yaitu

3.2 menjelaskan organ pernapasan dan fungsinya pada hewan dan manusia, serta

cara memelihara kesehatan organ pernapasan manusia (Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan, 2017: 2-12). Cakupan materi pada penelitian ini adalah sistem

pernapasan hewan pada vermes, insecta, pisces, amphibi, reptile, aves, dan

mamalia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

22

Seperti manusia, hewan juga bernapas untuk mengambil oksigen dan

membuang karbon dioksida. Sistem pernapasan pada hewan berbeda dari

manusia. Bahkan, sistem pernapasan pada hewan pun berbeda-beda sesuai

jenisnya. Berikut adalah sistem pernapasan pada beberapa hewan.

1. Alat dan Sistem Pernapasan pada Cacing Tanah (Vermes)

Cacing bernapas melalui permukaan kulit. Saat udara masuk melalui kulit,

oksigen diikat oleh darah. Pada darah cacing terkandung hemoglobin sehingga

mampu mengikat oksigen. Oksigen yang diikat oleh hemoglobin lalu diedarkan ke

seluruh tubuh.

2. Alat dan Sistem Pernapasan pada Serangga (Insecta)

Alat pernapasan serangga berupa trakea. Udara memasuki trakea melalui pori-

pori kecil di permukaan tubuh serangga yang disebut spirakel. Selanjutnya udara

beredar melalui pembuluh udara kecil. Sel-sel tubuh mengambil oksigen langsung

dari pembuluh udara kecil itu.

3. Alat dan Sistem Pernapasan pada Ikan (Pisces)

Ikan bernapas menggunakan insang. Pertama-tama tutup insang menutup.

Secara bersamaan mulut terbuka dan dinding mulut mengembang. Saat itulah air

terisap masuk. Kedua, rongga mulut menyempit dan mulut menutup. Secara

bersamaan tutup insang terbuka. Akibatnya air keluar dari mulut dan melewati

insang. Saat itulah oksigen dari dalam air terserap dan karbon dioksida

dikeluarkan.

4. Alat dan Sistem Pernapasan pada Katak (Amphibi)

Katak termasuk hewan amfibi, yaitu hewan yang hidup di darat dan di air.

Saat masih berupa kecebong, katak hidup di dalam air dan bernapas menggunakan

insang. Sedangkan katak dewasa bernapas menggunakan paru-paru dan

permukaan kulit. Selain dengan paru-paru, katak juga bernapas melalui kulit.

5. Alat dan Sistem Pernapasan pada Reptile

Reptile bernapas mengunakan paru-paru. Udara masuk melalui hidung, lalu ke

batang tenggorokan, lalu ke paru-paru.

6. Alat dan Sistem Pernapasan pada Burung (Aves)

Burung bernapas dengan sepasang paru-paru. Udara yang mengandung

oksigen masuk melalui lubang hidung pada pangkal paruh sebelah atas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

23

Selanjutnya udara masuk ke pembuluh udara yang disebut trakea. Dari trakea,

udara sebagian masuk ke paru-paru dan sebagian lagi masuk ke kantong udara.

7. Alat dan Sistem Pernapasan pada Mamalia

Ada dua jenis mamalia, yaitu mamalia darat dan mamalia air. Alat pernapasan

mamalia darat terdiri atas hidung, pangkal tenggorok, batang tenggorok, dan paru-

paru. Pada mamalia air, hidungnya dilengkapi dengan katup. Saat mamalia

tersebut menyelam, katup akan menutup. Sebaliknya, saat mamalia tersebut

muncul ke permukaan air, katup terbuka.

2.1.2 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

2.1.2.1 Penelitian Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

Sukmayani, Parmiti, dan Wibawa (2015) melakukan penelitian untuk

mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap

motivasi belajar dan hasil belajar IPS siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian

eksperimen semu dengan desain penelitian nonequivalent posttest only control

group design. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD

Gugus IV Kecamatan Klungkung. Dalam penelitian sampel digunakan teknik

random sampling, didapatkan SDN 1 Semapura Klod, kelas IV B sebagai

kelompok kontrol dan kelas IV A sebagai kelompok eksperimen. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang dignifikan motivasi belajar dan

hasil belajar IPS antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran

konvensional (F = 73,425 dan Sig. = 0,000). Jadi dapat disimpulkan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD membawa pengaruh yang positif terhadap

motivasi belajar dan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD.

Sudiarpa, Renda, dan Rati (2015) melakukan penelitian untuk mengetahui

pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil

belajar IPA kelas IV SDN 3 Songan. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment

dengan desain posttest only control group design. Populasi pada penelitian ini

adalah siswa kelas IV SDN 3 Songan semester genap tahun pelajaran 2013/2014

yang berjumlah 79 siswa. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik random

sampling, didapatkan Kelas IV A sebagai kelompok kontrol dan kelas IV B

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

24

sebagai kelompok eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara

keseluruhan rata-rata skor hasil belajar IPA siswa pada kelompok eksperimen,

yaitu 13,69 lebih tinggi daripada rata-rata skor hasil belajar IPA siswa pada

kelompok kontrol, yaitu 11,73. Hasil uji-t pada taraf signifikansi 5% diperoleh

thitung = 2,1024, sementara ttabel = 1,9913. Dengan demikian thitung > ttabel, maka

terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara siswa yang mengikuti

pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan siswa

yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional.

Juraini, Taufik, dan Gunada (2016) melakukan penelitian untuk

mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

dengan metode eksperimen terhadap keterampilan proses sains dan hasil belajar

fisika pada siswa SMA Negeri 1 Labuapi tahun pelajaran 2015/2016. Jenis

penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan desain penelitian

untreated control group design with pretest and posttest. Teknik pengambilan

sampel yang digunakan adalah random sampling, didapatkan kelas X A dengan

jumlah 19 orang sebagai kelas kontrol dan siswa kelas X D dengan jumlah 20

orang sebagai kelas eksperimen. Hasil analisis uji hipotesis diperoleh nilai thitung >

ttabel, yaitu 2,63 > 2,03, sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif

diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh terhadap hasil belajar

fisika siswa saat pembelajaran kooperatif tipe STAD diterapkan.

2.1.2.2 Penelitian Kemampuan Berpikir Kritis

Fitriani, Indrowati, dan Karyanto (2015) melakukan penelitian untuk

mengetahui pengaruh penerapan Accelerated Learning terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa pada pelajaran Biologi siswa kelas X SMA Negeri

Karangpandan Karanganyar. Penelitian ini termasuk quasi experimental dengan

desain penelitian posttest only with nonequivalent group design. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri Karangpandan tahun

pelajaran 2012/2013. Teknik pengambilan sampel dengan cluster sampling.

Sampel yang ditetapkan kelas X6 sebagai kelas eksperimen dan X5 sebagai kelas

kontrol. Hasil analisis uji tes menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel, yaitu 7.899 >

1.66691 dan Sig. < 0,05 yaitu 0,000 sehingga dapat diambil keputusan bahwa Hnull

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

25

ditolak, hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara pembelajaran

accelerated learning dan pembelajaran ceramah bervariasi. Jadi dapat

disimpulkan bahwa penerapan Accelerated Learning berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa.

Widura, Karyanto, dan Ariyanto (2015) melakukan penelitian untuk

mengetahui pengaruh model Guided Discovery Learning terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa kelas X SMA Negeri 8 Surakarta. Penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen semu

(Quasi Experimental Research). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X

MIA 2 dan siswa kelas X MIA 4 SMA Negeri 8 Surakarta semester genap tahun

pelajaran 2014/2015 yang masing masing berjumlah 26 siswa dan 24 siswa.

Berdasarkan hasil analisis statistik uji-t menunjukkan bahwa model pembelajaran

Guided Discovery Learning berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa. Penyataan tersebut didasarkan pada hasil uji hipotesis terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa yang menunjukkan Hnull ditolak, karena

probabilitas signifikansinya 0,035 (<0,05). Hal ini berarti bahwa perolehan nilai

rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen

berbeda secara signifikan dimana nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis kelas

eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Nilai rata-rata kemampuan berpikir

kritis siswa lebih tinggi pada kelas eksperimen daripada kelas kontrol

membuktikan bahwa penerapaan model pembelajaran Guided Discovery Learning

berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.

Usdalifat, Ramadhan, dan Suleman (2016) melakukan penelitian untuk

mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri terhadap

kemampuan berpikir kritis dan keterampilan proses siswa pada mata pelajaran

IPA Biologi kelas VII SMP Negeri 19 Palu. Penelitian ini dirancang dengan

menggunakan eksperimen semu. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas

VII SMP Negeri 19 Palu tahun ajaran 2015/2016. Teknik sampling yang

digunakan adalah teknik simple random sampling. Subjek penelitian terdiri dari 2

kelas yaitu kelas VII A menggunakan metode konvensional dengan jumlah siswa

28 orang atau sebagai kelas kontrol dan kelas VII B menggunakan model

pembelajaran Inkuiri atau sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

26

orang. Berdasarkan analisis data dengan Anova untuk hipotesis pertama yaitu

pengaruh model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

kritis menunjukkan bahwa nilai Fhitung > Ftabel yaitu 31,003 > 4,02 dengan nilai

signifikan 0,000 < 0,05. Sedangkan dari analisis data dengan Anova untuk

pengaruh model pembelajaran inkuiri dengan ketrampilan proses siswa

menunjukkan bahwa nilai signifikansi Fhitung > dari Ftabel yaitu 22,666 > 4,02

dengan nilai signifikansi 0,001 < 0.05. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan

model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis dan

keterampilan proses siswa.

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh terhadap minat belajar dan hasil

belajar siswa. Ada beberapa penelitian terdahulu yang juga meneliti tentang

peningkatan kemampuan berpikir kritis secara umum. Berdasarkan beberapa

penelitian terdahulu tersebut, peneliti dapat melihat bahwa belum banyak

penelitian terdahulu yang meneliti tentang peningkatan kemampuan berpikir kritis

menurut Facione, khususnya kemampuan mengevaluasi dan menarik kesimpulan

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di tingkat

sekolah dasar. Oleh karena itu, peneliti mengadakan penelitian ini untuk

mengetahui pengaruh kemampuan mengevaluasi dan menarik kesimpulan dengan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

27

2.1.2.3 Literature Map

Penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.5 Literature Map

Model Pembelajaran Koperatif

tipe Student Team

Achievement Division (STAD)

Kemampuan Berpikir Kritis

Sukmayani, Parmiti, &

Wibawa (2015)

STAD – Motivasi dan hasil

belajar

Sudiarpa, Renda, & Rati

(2015)

STAD – Hasil belajar

Fitriani, Indrowati, &

Karyanto (2015)

Accelerated Learning –

Kemampuan berpikir kritis

Widura, Karyanto, &

Ariyanto (2015)

Guided Discovery Learning –

Kemampuan berpikir kritis

Usdalifat, Ramadhan, &

Suleman (2016)

Model pembelajaran inkuiri –

kemampuan berpikir kritis

Juraini, Taufik, dan Gunada

(2016)

STAD – Hasil belajar

Yang akan diteliti:

Model pembelajaran

kooperatif tipe STAD –

Kemampuan mengevaluasi

dan menarik kesimpulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

28

2.2 Kerangka Berpikir

Berlandaskan beberapa teori yang mendukung yang telah dijelaskan

sebelumnya, yaitu yang pertama adalah teori perkembangan kognitif menurut

Piaget, dapat dikatakan bahwa siswa kelas V SD yang berusia 10-11 tahun berada

pada tahap operasional konkret. Pada tahap operasional konkret, siswa mulai

menunjukkan perilaku belajar secara lebih objektif dan mulai berpikir secara

rasional. Yang kedua adalah teori sosiokultural menurut Vygotsky terdapat dua

konsep penting dalam teori Vygotsky, yaitu Zone of Proximal Development

(ZPD) dan scaffolding. Zone of Proximal Development (ZPD) merupakan jarak

antara tingkat perkembangan sesungguhnya yang didefinisikan sebagai

kemampuan pemecahan masalah secara mandiri dan tingkat perkembangan

potensial yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah

bimbingan orang dewasa atau melalui kerjasama dengan teman sejawat yang lebih

mampu. Scaffolding merupakan pemberian sejumlah bantuan kepada peserta didik

selama tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan

memberikan kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin

besar setelah ia dapat melakukannya.

Berdasarkan teori perkembangan kognitif Piaget dan teori sosiokultural

Vygotsky, penelitian ini menggunakan model pembelajaran Student Team

Achievement Division (STAD) yang memiliki ciri khas bekerja di dalam tim,

sehingga model pembelajaran STAD sangat membantu siswa dalam bekerja

dengan tim. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan enam

langkah, yaitu penyampaian tujuan dan motivasi, pembagian kelompok, presentasi

dari guru, kegiatan belajar dalam tim, kuis, dan penghargaan prestasi tim. Model

pembelajaran STAD memiliki beberapa manfaat, yaitu: (a) siswa bekerja sama

dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok; (b)

siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama; (c) siswa

aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan

kelompok; (d) interaksi antarsiswa seiring dengan peningkatan kemampuan

mereka dalam berpendapat; (e) meningkatkan kecakapan individu dan kelompok;

dan (f) tidak bersifat kompetitif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

29

Saat ini, berpikir kritis memiliki peranan yang cukup penting dalam

kehidupan sehari-hari. Terdapat enam dimensi kognitif dari kemampuan berpikir

kritis yang penting untuk dikuasai, yaitu kemampuan menginterpretasi,

menganalisis, mengevaluasi, menarik kesimpulan, mengeksplanasi, dan

meregulasi diri. Khususnya dalam penelitian ini adalah kemampuan mengevaluasi

dan menarik kesimpulan. Kemampuan mengevaluasi adalah kemampuan untuk

menilai kredibilitas suatu pernyataan dan menilai bobot logika suatu kesimpulan,

yang terdiri dari dua unsur, yaitu menilai sah tidaknya klaim-klaim dan menilai

sah tidaknya argumen-argumen. Sedangkan, kemampuan menarik kesimpulan

adalah kemampuan untuk mengidentifikasi dan memastikan elemen-elemen yang

dibutuhkan untuk menarik kesimpulan yang masuk akal, merumuskan dugaan dan

hipotesis, konsekuensi yang timbul dari data, pernyataan, bukti, prinsip, penilaian,

kepercayaan, pertanyaan, dan konsep, yang terdiri dari tiga unsur, yaitu menguji

bukti-bukti, menerka alternatif-alternatif, dan menarik kesimpulan.

Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) dengan materi sistem pernapasan pada hewan yang ada pada tema 2 yaitu

“Udara Bersih bagi Kesehatan” dengan subtema 1 “Cara Tubuh Mengolah Udara

Bersih” pada kelas V SD. Penelitian ini berdasarkan kompetensi dasar dalam

subtema 1 pada kelas V, yaitu 3.2 menjelaskan organ pernapasan dan fungsinya

pada hewan dan manusia, serta cara memelihara kesehatan organ pernapasan

manusia.

Pemilihan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement

Division (STAD) sesuai dengan teori sosiokultural menurut Vygotsky yang

mengemukakan pendapatnya tentang Zone of Proximal Development (ZPD),

bahwa siswa akan dapat memecahkan masalah di bawah bimbingan orang dewasa

atau melalui kerjasama dengan teman sejawat yang lebih mampu. Selain itu,

pemilihan model pembelajaran ini juga disesuaikan dengan kondisi siswa yang

heterogen, baik dari jenis kelamin maupun prestasi akademik. Jika model

pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD)

diterapkan, model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh terhadap

kemampuan mengevaluasi dan menarik kesimpulan pada materi sistem

pernapasan pada hewan siswa kelas V SD.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

30

2.3 Hipotesis Penelitian

2.3.1 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement

Division (STAD) berpengaruh terhadap kemampuan mengevaluasi siswa

kelas V SD.

2.3.2 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement

Division (STAD) berpengaruh terhadap kemampuan menarik kesimpulan

siswa kelas V SD.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

31

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini membahas metode penelitian yang digunakan peneliti. Metode

penelitian memuat jenis penelitian, setting penelitian, populasi dan sampel

penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengujian

instrumen, teknik analisis data, dan ancaman terhadap validitas internal.

3.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

experimental design tipe pretest posttest nonequivalent group design. Quasi

experimental adalah penelitian eksperimental yang tidak memberikan kontrol

penuh terhadap variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen

(Johnson & Christensen, 2008: 319). Jenis penelitian ini merupakan jenis

penelitian eksperimental yang banyak digunakan dalam dunia pendidikan. Peneliti

memilih jenis penelitian quasi experimental karena keterbatasan penelitian yang

tidak memungkinkan peneliti untuk memilih subjek penelitiannya secara random.

Peneliti menggunakan jenis penelitian quasi experimental design tipe pretest

posttest non-equivalent group design yang terdiri dari dua kelompok, yaitu

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol adalah kelompok

yang tidak menerima treatment, sedangkan kelompok eksperimen adalah

kelompok yang menerima treatment (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 66).

Penentuan kelompok tidak dilakukan secara acak, tetapi menggunakan kelas yang

sudah ada. Kedua kelompok diberikan pretest dan posttest. Pretest diberikan

untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum pembelajaran dan posttest

diberikan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah pembelajaran.

Pengaruh perlakuan dihitung dengan menggunakan tiga langkah, yaitu 1)

pada kelompok eksperimen skor posttest dikurangi skor pretest, 2) pada kelompok

kontrol skor posttest dikurangi skor pretest, 3) skor 1 dikurangi skor 2. Dengan

mengadaptasi rumus dari Campbell dan Stanley (1963), pengaruh perlakuan

dihitung dengan menggunakan rumus berikut (Cohen, Manion, & Morrison, 2007:

276-277).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

32

Gambar 3.1 Rumus Pengaruh Perlakuan

Jika hasil perhitungan bernilai lebih besar dari nol, maka ada perbedaan.

Apakah perbedaannya signifikan, dianalisis dengan program SPSS. Jika

perbedaannya signifikan maka ada pengaruh. Jika perbedaannya tidak signifikan

maka tidak ada pengaruh. Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai

berikut.

Gambar 3.2 Desain Penelitian

Keterangan:

O1 = rerata skor pretest kelompok eksperimen

O2 = rerata skor postest kelompok eksperimen

O3 = rerata skor pretest kelompok kontrol

O4 = rerata skor postest kelompok kontrol

X = treatment atau perlakuan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD

Garis putus-putus pada gambar desain penelitian menunjukkan cara

penentuan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak dilakukan secara

acak, tetapi dengan mengambil kelas yang sudah ada. Selain itu, garis putus-putus

berfungsi sebagai pemisah antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

yang disebut dengan pretest posttest nonequivalent group design (Cohen, Manion,

& Morrison, 2007: 283).

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SD swasta di Yogyakarta.

Sekolah ini memiliki akreditasi A. Saat ini terdapat 18 guru yang mengajar, 1

kepala sekolah dan 1 staff tata usaha, sedangkan jumlah siswa yang menempuh

(O2 – O1) – (O4 - O3)

Eksperimen O1 X O2

- - - - - - - - - - - - -

Kontrol O3 O4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

33

pendidikan di sekolah ini mencapai kurang lebih 317 siswa. Sekolah ini

menggunakan kurikulum 2013 dalam menyelenggarakan kegiatan belajar

mengajar. Sekolah ini memiliki fasilitas yang terbilang cukup memadai untuk

digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Penggunaan media-media

pembelajaran yang dapat membantu anak dalam memahami materi pelajaran

sudah cukup baik, karena beberapa guru hanya akan menggunakan media untuk

mengajarkan beberapa materi baru untuk dapat menarik minat siswa untuk belajar,

akan tetapi pada pertemuan selanjutnya guru berhenti menggunakan media

tersebut. Metode yang digunakan guru cenderung bersifat ceramah dan meminta

siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat di buku paket siswa

maupun soal yang dibuat oleh guru sendiri.

Pemilihan subjek penilitian ini didasarkan pada beberapa hal, yaitu

pertama berdasarkan hasil belajarnya terutama kemampuan mengevaluasi dan

menarik kesimpulan yang masih kurang terlihat dalam pembelajaran, sehingga

perlu ditingkatkan. Alasan kedua berdasarkan keberagaman siswa di kelas V SD

ini, karena penelitian ini menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe

Student Team Achievement Division (STAD) yang memiliki ciri khas kelompok

yang heterogen dimana anggota kelompoknya terdiri dari siswa yang beragam,

mulai dari jenis kelamin hingga kemampuan akademiknya. Selain itu,

keberagaman latar belakang ekonomi siswa juga menjadi alasan lainnya. Kondisi

ekonomi siswa kelas V SD ini berada pada tingkat menengah ke atas.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester gasal tahun ajaran 2018/2019.

Pengambilan data dilaksanakan sesuai dengan kalender pendidikan di SD, pada

bulan Juli hingga bulan Oktober. Pelaksanaan penelitian dilakukan kurang lebih

dalam rentang 2 minggu. Penelitian dilakukan dalam waktu yang singkat untuk

mengendalikan ancaman terhadap validitas internal penelitian, yaitu sejarah,

maturasi, dan mortalitas. Berikut ini adalah tabel jadwal pengambilan data yang

dilakukan oleh peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

34

Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data

Kelompok Alokasi Waktu Hari, tanggal Kegiatan

Kontrol 2 x 35 menit Rabu, 19 September 2018 Mengerjakan pretest

2 x 35 menit Jumat, 21 September 2018 Pertemuan I

(Sistem pernapasan pada

hewan mamalia)

2 x 35 menit Sabtu, 22 September 2018 Pertemuan II

(Sistem pernapasan pada

hewan pisces)

2 x 35 menit Senin, 24 September 2018 Pertemuan III

(Sistem pernapasan pada

hewan insecta)

2 x 35 menit Selasa, 25 September 2018 Pertemuan IV

(Amphibi, reptil, dan

cacing)

2 x 35 menit Jumat, 28 September 2018 Mengerjakan Posttest I

2 x 35 menit Kamis, 4 Oktober 2018 Mengerjakan Posttest II

Eksperimen 2 x 35 menit Rabu, 19 September 2018 Mengerjakan pretest

2 x 35 menit Jumat, 21 September 2018 Pertemuan I

(Sistem pernapasan pada

hewan mamalia)

2 x 35 menit Sabtu, 22 September 2018 Pertemuan II

(Sistem pernapasan pada

hewan pisces)

2 x 35 menit Senin, 24 September 2018 Pertemuan III

(Sistem pernapasan pada

hewan insecta)

2 x 35 menit Selasa, 25 September 2018 Pertemuan IV

(Amphibi, reptil, dan

cacing)

2 x 35 menit Jumat, 28 September 2018 Mengerjakan Posttest I

2 x 35 menit Senin, 4 Oktober 2018 Mengerjakan Posttest II

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010: 173).

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 117). Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di salah satu SD swasta di

Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019 dengan jumlah siswa sebanyak 46 siswa.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010:

174). Sugiyono (2010: 118) menjelaskan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

35

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan

peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya

karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan

sampel yang diambil dari populasi itu. Pemilihan sampel dalam penelitian ini

dilakukan dengan teknik nonprobability dengan tipe convenience sampling.

Convenience sampling adalah penggunaan sampel yang sudah tersedia bagi

penelitian. Peneliti tidak memilih sampel secara acak, tetapi menggunakan kelas

yang sudah ada. Sampel ditentukan melalui penarikan undian yang dilakukan oleh

guru mitra untuk menetapkan kelas mana yang menjadi kelas kontrol dan kelas

mana yang menjadi kelas kontrol. Guru mitra dalam penelitian ini adalah guru

kelas V A. Berdasarkan hasil pengundian, didapatkan hasil kelas V B sebagai

kelompok kontrol dengan jumlah 22 siswa dan kelas V A sebagai kelompok

eksperimen dengan jumlah 24 siswa.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peniliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008: 2). Hatch dan

Farhady (dalam Sugiyono, 2008: 3) menjelaskan bahwa variabel dapat

didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau objek, yang mempunyai “variasi”

antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain. Dalam

penelitian, variabel mempunyai tiga ciri, yaitu mempunyai variasi nilai,

membedaan satu objek dengan objek yang lain dalam satu populasi, dan dapat

diukur (Widoyoko, 2015: 2). Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel, yaitu

variabel independen dan variabel dependen.

3.4.1 Variabel Independen

Variabel independen atau dapat disebut juga dengan variabel bebas adalah

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2008: 4). Variabel ini disebut variabel

bebas karena adanya tidak tergantung pada adanya yang lain atau bebas dari ada

atau tidaknya variabel lain (Widoyoko, 2015: 4). Variabel bebas adalah variabel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

36

yang mempengaruhi atau menjadi penyebab terjadinya perubahan pada variabel

lain (Widoyoko, 2015: 4). Variabel independen dalam penelitian ini adalah

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement

Division (STAD).

3.4.2 Variabel Dependen

Variabel dependen atau dapat disebut juga dengan variabel terikat adalah

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel

independen (Sugiyono, 2008: 4). Variabel ini disebut variabel terikat karena

kondisi atau variasinya dipengaruhi oleh variabel bebas (Widoyoko, 2015: 5).

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah dua dimensi kognitif dari

kemampuan berpikir kritis menurut Facione, yaitu kemampuan mengevaluasi dan

menarik kesimpulan pada siswa kelas V dengan materi sistem pernapasan hewan.

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.3 Variabel Penelitian

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik tes. Tes adalah cara (yang dapat digunakan) atau prosedur (yang perlu

ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penelitian di bidang pendidikan, yang

berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-

pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan)

oleh testee (Taniredja & Mustafidah, 2011: 49). Tes pada umumnya digunakan

untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa (Taniredja & Mustafidah, 2011:

50). Widoyoko (2015: 57) menjelaskan bahwa tes merupakan salah satu alat untuk

melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik

suatu objek. Bentuk tes yang dipilih peneliti dalam penelitian ini adalah tes essay.

Model Pembelajaran

Kooperatif tipe Student

Team Achievement Division

(STAD)

Kemampuan Mengevaluasi

Kemampuan Menarik Kesimpulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

37

Tes essay adalah suatu bentuk tes yang terdiri dari suatu pertanyaan atau suatu

suruhan yang menghendaki jawaban yang berupa uraian-uraian yang relatif

panjang. Bentuk-bentuk pertanyaan atau suruhan yang meminta kepada subjek

penelitian untuk menjelaskan, membandingkan, menginterpretasikan dan mencari

perbedaan (Taniredja & Mustafidah, 2011: 50). Ciri khas tes essay adalah jawaban

terhadap soal tersebut tidak disediakan oleh penyusun soal, tetapi harus disusun

oleh peserta tes (Widoyoko, 2015: 83). Tes essay menuntut kemampuan peserta

tes untuk dapat mengorganisir, menginterpretasi, dan menghubungkan pengertian-

pengertian yang dimiliki (Widoyoko, 2015: 83). Secara singkat peserta tes harus

dapat mengingat-ingat dan mengenal kembali, dan terutama harus mempunyai

daya kreativitas yang tinggi.

Sebagai alat pengukur hasil belajar siswa, bentuk tes essay mempunyai

beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan tes essay antara lain: 1) Dapat

digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks, seperti kemampuan

megaplikasikan prinsip, kemampuan menginterpretasikan hubungan, kemampuan

merumuskan kesimpulan yang sahih dan sebagainya; 2) Meningkatkan motivasi

peserta tes untuk belajar dibandingkan bentuk tes objektif; 3) Mudah disiapkan

dan disusun, sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama bagi guru untuk

mempersiapkannya; 4) Tidak banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung-

untungan karena tidak ada alternatif jawaban yang disiapkan; 5) Mendorong

responden untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun dalam bentuk

kalimat yang bagus (Widoyoko, 2015: 86).

Kekurangan tes essay antara lain: 1) reliabilitas tes rendah; 2)

membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengoreksi lembar jawaban dan tidak

dapat diwakilkan kepada orang lain; 3) jawaban peserta tes kadang-kadang

disertai dengan bualan (hal lain yang tidak berhubungan dengan hal yang

ditanyakan) (Widoyoko, 2015: 88). Kekurangan tes essay tersebut dapat

diminimalisir dengan beberapa tindakan, antara lain: 1) indikator dan bahan ajar

yang dipilih untuk diteskan hendaknya berupa bahan utama yang dapat mewakili

indikator dan bahan ajar lain yang tidak diteskan yang dapat mewakili kompetensi

dasar yang diukur capaiannya; 2) pertanyaan hendaknya yang menuntut jawaban

tertentu artinya suatu jawaban dapat dinilai lebih tepat daripada jawaban yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

38

lain; dan 3) sebelum dilakukan penilaian, hendaklah disusun terlebih dahulu

kriteria tertentu yang dijadikan pedoman (Nurgiyantoro, 2010: 120).

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan pengukuran (Widoyoko,

2015: 51). Penelitian ini adalah penelitian kolaboratif atau penelitian payung.

Penelitian ini menggunakan instrumen tes, dalam bentuk tes essay. Peneliti

membuat instrumen penelitian dengan menggunakan enam soal essay untuk

mengukur kemampuan berpikir kritis menurut Facione, yaitu menganalisis,

menginterpretasi, mengevaluasi, menarik kesimpulan, mengeksplanasi, dan

meregulasi diri. Peneliti hanya akan meneliti dua kemampuan saja, yaitu

mengevaluasi dan menarik kesimpulan. Soal essay ini berisikan daftar pertanyaan

untuk materi IPA kelas V tentang sistem pernapasan hewan.

Soal essay tersebut digunakan oleh tiga peneliti yang masing-masing

meneliti dua kemampuan. Pembagian instrumen soal di antaranya adalah nomor

1a, 1b, 1c, 2a, 2b, dan 2c digunakan untuk mengukur kemampuan menganalisis

dan menginterpretasi, nomor 3a, 3b, 3c, 4a, 4b, dan 4c digunakan untuk mengukur

kemampuan mengevaluasi dan menarik kesimpulan, dan nomor 5a, 5b, 5c, 6a, 6b,

dan 6c digunakan untuk mengukur kemampuan mengeksplanasi dan meregulasi

diri. Peneliti hanya menggunakan instrumen soal untuk mengukur kemampuan

mengevaluasi dan menarik kesimpulan. Instrumen yang sama digunakan pretest

dan posttest untuk mengendalikan ancaman terhadap validitas internal penelitian

berupa instrumentasi. Berikut ini matriks pengembangan instrumen yang

digunakan peneliti untuk mengukur kemampuan mengevaluasi dan menarik

kesimpulan siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

39

Tabel 3.2 Matriks Pengembangan Instrumen

Variabel Indikator Implementasi No. Soal

Mengevaluasi

Menilai sah tidaknya klaim-klaim Menerka akibat dari hewan

yang berada di tempat yang

tidak sesuai dengan organ

pernapasannya

3a

Menilai sah tidaknya argumen-argumen Menilai sah tidaknya

fungsi organ pernapasan

hewan sesuai dengan

tempat hidupnya

3b

Menilai sah tidaknya argumen-argumen Menilai sah tidaknya

perilaku manusia terhadap

hewan

3c

Menarik

Kesimpulan

Menguji bukti-bukti Mengemukakan alternatif

tindakan yang dapat

dilakukan oleh manusia

terhadap hewan

4a

Menerka alternatif-alternatif Menerka akibat yang akan

terjadi pada hewan

terhadap tindakan manusia

4b

Menarik kesimpulan Menyimpulkan akibat dari

perlakuan terhadap hewan

4c

3.7 Teknik Pengujian Instrumen

Pengujian instrumen ini bertujuan untuk mendapatkan instrumen yang

valid dan reliabel. Pengujian instrumen yang dilakukan peneliti, meliputi uji

validitas dan uji reliabilitas.

3.7.1 Uji Validitas

Validitas adalah derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek

penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data

yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh

peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian (Sugiyono,

2010: 363). Validitas instrumen yang berupa tes harus memenuhi construct

validity (validitas konstruksi) dan content validity (validitas isi) (Sugiyono, 2016:

123). Oleh karena itu, validitas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi face

validity (validitas permukaan), content validity (validitas isi), dan construct

validity (validitas konstruk).

3.7.1.1 Validitas Permukaan

Validitas permukaan adalah validitas yang menunjukkan apakah alat

pengukuran atau instrumen penelitian dari segi rupanya tampak mengukur yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

40

ingin diukur atau tidak. Validitas ini lebih mengacu pada bentuk dan penampilan

instrumen (Siregar, 2013: 46). Validitas permukaan pada penelitian ini akan

digunakan untuk memvalidasi instrumen soal dan perangkat pembelajaran.

Validasi permukaan dilakukan oleh tiga ahli, yaitu guru kelas V SD, guru bidang

Biologi yang mengampu kelas III SD, dan dosen mata kuliah Biologi. Hasil

validasi instrumen soal teruji kelayakan instrumen dengan kategori instrumen

penelitian sangat layak diimplementasikan. Soal nomor 3 mendapatkan skor rerata

4 dari validator 1 dan 2 dan mendapatkan skor rerata 3,3 dari validator 3.

Sedangkan soal nomor 4 mendapatkan skor rerata 4 dari validator 1 dan 2 dan

mendapatkan skor 3 dari validator 3. Rerata skor untuk semua variabel dari

validator 1 sebesar 3,94, validator 2 sebesar 4, dan validator 3 sebesar 3,33. Hal

tersebut berarti semua validator memberikan penilaian dalam kategori instrumen

penelitian sangat layak diimplementasikan (lihat Lampiran 3.4).

3.7.1.2 Validitas Isi

Validitas isi adalah soal yang diujikan mencakup materi yang dituju

(Cohen Manion, & Morrison, 2007: 1562). Validitas isi berkenaan dengan isi dan

format dari instrumen yang kita kembangkan memuat semua materi yang hendak

diukur (Sanjaya, 2013: 254). Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi (content

validity) apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau

isi pelajaran yang diberikan (Arikunto, 2005: 67). Validitas isi dicapai dengan

meminta para ahli atau expert judgement untuk melakukan penilaian (Creswell,

2015: 327). Validitas isi dalam penelitian ini diperoleh dari pendapat tiga ahli,

yaitu guru kelas V SD, guru bidang Biologi yang mengampu kelas III SD, dan

dosen mata kuliah Biologi. Soal nomor 3 mendapatkan skor rerata 4 dari validator

1 dan 2 dan mendapatkan skor rerata 3,3 dari validator 3. Sedangkan soal nomor 4

mendapatkan skor rerata 4 dari validator 1 dan 2 dan mendapatkan skor 3 dari

validator 3. Rerata skor untuk semua variabel dari validator 1 sebesar 3,94,

validator 2 sebesar 4, dan validator 3 sebesar 3,33 (lihat Lampiran 3.4).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

41

3.7.1.3 Validitas Konstruk

Validitas konstruk berkaitan dengan apakah tes yang kita kembangkan

dapat mengukur sifat subjek. Validitas konstruk merupakan salah satu kriteria

untuk dipertimbangkan (Sanjaya, 2013: 255). Validitas konstruk dilakukan

melalui uji empiris. Uji empiris dilakukan pada minimal 30 responden agar

mendapatkan distribusi data normal (Field, 2009: 42). Peneliti melakukan

pengujian instrumen penelitian kepada 45 siswa kelas V di salah satu SD Negeri

di Yogyakarta semester genap untuk memperoleh data validitas konstruk. Peneliti

memilih SD ini sebagai SD untuk uji validitas konstruk karena beberapa alasan,

yaitu: 1) SD ini memiliki akreditasi A; 2) SD ini memiliki kelas paralel; dan 3)

SD ini menerapkan kurikulum 2013. Siswa mengerjakan soal pada hari Rabu, 6

Juni 2018 selama 2 x 35 menit.

Setelah dilakukan uji empiris, soal dihitung untuk mengetahui validitasnya

menggunakan rumus korelasi Pearson. Uji validitas konstruk menggunakan

program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows. Tingkat kepercayaan

yang digunakan, yaitu 95% dengan uji dua ekor (2-tailed). Kriteria yang

digunakan, yaitu jika harga p < 0,05 atau jika rhitung > rtabel, maka item termasuk

valid, sedangkan jika harga p > 0,05 atau jika rhitung < rtabel, maka item termasuk

tidak valid (Field, 2009: 177-178). Berikut ini adalah hasil uji validitas instrumen

(lihat Lampiran 3.7.1).

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen

No Item Soal Variabel Aspek rtabel rhitung p Keterangan

3a

Mengevaluasi

Menilai sah

tidaknya klaim-

klaim

0,2940 0,564 0,00 Valid

3b Menilai sah

tidaknya klaim-

klaim

0,2940 0,549 0,00 Valid

3c Menilai sah

tidaknya

argumen-

argumen

0,2940 0,543 0,00 Valid

4a

Menarik

Kesimpulan

Menguji bukti-

bukti

0,2940 0,571 0,00 Valid

4b Menerka

alternatif-

alternatif

0,2940 0,549 0,00 Valid

4c Menarik

kesimpulan

0,2940 0,543 0,00 Valid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

42

Berdasarkan hasil uji validitas, penelitian ini menggunakan dua variabel,

yaitu variabel mengevaluasi dan menarik kesimpulan dengan harga p < 0,05, atau

jika harga r hitung > r tabel. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa semua item soal

tersebut dinyatakan valid karena harga p sebesar 0,00 (p < 0,05) dan harga rhitung

dari setiap item soal tersebut lebih besar dari rtabel.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat

dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat

memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes, berhubungan

dengan masalah ketetapan hasil tes. Instrumen tes yang baik adalah instrumen

yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan

(Arikunto, 2005: 86). Penelitian ini menggunakan instrumen soal tes berbentuk

uraian dalam pengumpulan data. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan

menggunakan progran komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows. Nunnally

(dalam Ghozali, 2009: 46) menyatakan bahwa suatu konstruk termasuk reliabel

jika harga Alpha Cronbach > 0,60.

Pendapat ahli lain mengatakan bahwa suatu tes yang reliabel akan

menunjukkan ketepatan dan ketelitian hasil dalam satu atau berbagai pengukuran,

dengan kata lain skor-skor tersebut dari berbagai pengukuran tidak menunjukan

penyimpangan atau perbedaan yang berarti. Berikut ini merupakan hasil dari uji

reliabilitas instrumen penelitian (lihat Lampiran 3.8).

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Cronbach’s Alpha N Keputusan

Uji Reliabilitas Instrumen 0,931 18 Reliabel

Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus Alpha Cronbach, item soal

yang dinyatakan valid memiliki nilai Alpha Cronbach sebesar 0,931. Nilai Alpha

Cronbach 0,931 > 0,60, artinya isntrumen tersebut dikatakan reliabel atau

konsisten dan layak digunakan dalam penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

43

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk menghitung data agar dapat disajikan secara

sistematis dan memperoleh interpretasi data (Priyatno, 2012: 1). Analisis data

merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber lain

terkumpul. Data dianalisis menggunakan analisis nonparametrik yang

mempertimbangkan distribusi data untuk mengetahui apakah data terdistribusi

normal atau tidak (Priyatno, 2012: 11). Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan

tingkat kepercayaan 95% dan uji 2 ekor (2-tailed).

3.8.1 Uji Pengaruh Perlakuan

Sebelum melakukan langkah-langkah analisis statistik untuk menguji

hipotesis penelitian, diperlukan langkah-langkah pengujian awal untuk

memastikan syarat-syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu guna menentukan

jenis-jenis uji statistik yang sesuai untuk pengujian selanjutnya. Untuk itu

dilakukan uji asumsi berupa uji normalitas distribusi data, uji homogenitas varian,

dan uji perbedaan kemampuan awal.

3.8.1.1 Uji Asumsi

1. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi data digunakan untuk menentukan jenis uji statistik

dalam analisis selanjutnya (Field, 2009: 144). Uji normalitas dihitung dengan

menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan

tingkat kepercayaan 95% dan menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov

Test.

Jika distribusi data normal, maka teknik uji statistik selanjutnya menggunakan

statistik parametrik dengan Independent samples t-test untuk data tidak tidak

berpasangan (Field, 2009: 326). Jika distribusi data tidak normal, maka teknik uji

statistik selanjutnya menggunakan statistik nonparametrik dengan Man-Whitney

U-test untuk data tidak berpasangan (Field, 2009: 345). Berikut adalah hipotesis

statistik uji normalitas distribusi data yang digunakan.

Hnull : Tidak ada deviasi (penyimpangan) dari normalitas

Hi : Ada deviasi (penyimpangan) dari normalitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

44

Kriteria yang digunakan untuk mengetahui normalitas distribusi data adalah

sebagai berikut.

a. Jika harga p < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya distribusi data

tidak normal.

b. Jika harga p > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak, artinya distribusi data

normal.

2. Uji Homogenitas Varian

Uji homogenitas varian dilakukan untuk memastikan apakah skor rerata dua

kelompok yang dibandingkan memiliki varian yang homogen. Kondisi dikatakan

ideal jika variannya homogen. Uji homogenitas varian menggunakan Levene’s

test. Jika data berdistribusi normal maka data yang digunakan adalah data pada

baris pertama dari output SPSS pada Independent samples t-test dengan

keterangan equal variances assumed (Field, 2009: 340). Jika varian tida homogen

maka data yang digunakan adalah data pada baris kedua dengan keterangan equal

variances not assumed. Berikut adalah hipotesis statistiknya.

Hnull : Tidak ada perbedaan varian yang signifikan antara rerata (skor pretest

dan selisih skor pretest-posttest) kelompok kontrol dan eksperimen.

Hi : Ada perbedaan varian yang signifikan antara rerata (skor pretest dan

selisih skor pretest-posttest) kelompok kontrol dan eksperimen.

Kriteria yang digunakan untuk mengetahui homogenitas varian adalah sebagai

berikut.

a. Jika harga p < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada perbedaan

varian yang signifikan. Dengan kata lain varian kedua kelompok tidak

homogen.

b. Jika harga p > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak, artinya tidak ada

perbedaan varian yang signifikan. Dengan kata lain varian kedua

kelompok homogen.

3.8.1.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan dengan menganalisis hasil

pretest dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji perbedaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

45

kemampuan awal bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengevaluasi

dan menarik kesimpulan, sehingga kemampuan dua kelompok dapat

dibandingkan. Uji ini dilakukan dengan menghitung rerata skor pretest kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen. Uji perbedaan kemampuan awal menggunakan

statistik parametrik Independent samples t-test untuk data berdistribusi normal,

sedangkan statistik nonparametrik Mann-Whitney U test untuk data berdistribusi

tidak normal. Berikut ini adalah hipotesis statistik uji perbedaan kemampuan

awal.

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok

kontrol dan eksperimen

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok

kontrol dan eksperimen

Kriteria untuk mengambil keputusan adalah sebagai berikut (Priyatno, 2012:

24 & Santoso, 2015: 264).

a. Jika harga p < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada perbedaan

yang signifikan antara skor pretest pada kedua kelompok. Dengan kata

lain kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang tidak sama.

b. Jika harga p > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak, artinya tidak ada

perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kedua kelompok,

Dengan kata lain kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama.

Kondisi dikatakan ideal jika antara kelompok kontrol dan eksperimen

memiliki kemampuan awal yang sama, sehingga kedua kelompok dapat

disandingkan.

3.8.1.3 Uji Signifikasi Pengaruh Perlakuan

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Student Team Achievement Division berpengaruh terhadap

kemampuan mengevaluasi dan kemampuan menarik kesimpulan siswa. Uji

signifikansi pengaruh perlakuan dapat diketahui dengan membandingkan selisih

rerata pretest-posttest I kelompok kontrol dengan selisih rerata pretest-posttest I

kelompok eksperimen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

46

Uji signifikansi pengaruh perlakuan dapat dihitung menggunakan rumus

(O2-O1) – (O4-O3) (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 276-277). Jika hasilnya

lebih dari nol, maka ada perbedaan. Jika perbedaannya signifikan, maka ada

pengaruh perlakuan. Uji signifikansi pengaruh perlakuan dihitung dengan cara

sebagai berikut (Field, 2009: 325): 1) Jika data berdistribusi normal, maka uji

signifikansi pengaruh perlakuan menggunakan statistik parametrik Independent

sample t-test; 2) Jika data berdistribusi tidak normal, maka uji signifikansi

pengaruh perlakuan menggunakan statistik nonparametrik Mann Whitney U test

(Field, 2009: 345). Analisis data uji signifikansi menggunakan hipotesis statistik

sebagai berikut.

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih rerata pretest –

posttest I kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara selisih rerata pretest – posttest I

kelompok kontrol dan rerata pretest – postest kelompok eksperimen.

Berikut ini adalah pengambilan keputusan untuk uji signifikansi pengaruh

perlakuan (Priyatno, 2012: 24)

a. Jika p > 0,05 Hnull diterima dan Hi ditolak. Hal ini berarti tidak ada

perbedaan yang signifikan antara selisih rerata pretest–posttest I kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan demikian penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division tidak

berpengaruh terhadap kemampuan mengevaluasi dan kemampuan menarik

kesimpulan.

b. Jika p < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya, ada perbedaan

yang signifikan antara selisih rerata pretest–posttest I kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen. Dengan demikian penerapan metode

pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division

berpengaruh terhadap kemampuan mengevaluasi dan kemampuan menarik

kesimpulan.

3.8.1.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan

Uji besar pengaruh (effect size) perlakuan bertujuan untuk mengetahui

apakah pengaruh suatu perlakuan secara statistik signifikan tidak dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

47

sendirinya menunjukkan apakah pengaruh tersebut substantif atau penting (Field,

2009: 56). Untuk itu diperlukan teknik pengujian untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh suatu perlakuan (effect size). Teknik yang banyak digunakan

adalah teknik koefisien korelasi Pearson (r) yang menggunakan skala 0 (tidak ada

efek) dan 1 (efek sempurna). Teknik pengukuran efek ini merupakan teknik yang

berguna karena memberikan ukuran yang objektif untuk memastikan besarnya

efek dari suatu perlakuan.

Berikut merupakan kriteria yang digunakan untuk mengetahui besar

pengaruh perlakuan (Cohen, dalam Field, 2009: 57).

r = 0,10 : efek kecil atau setara dengan 1%.

r = 0,30 : efek menengah atau setara dengan 9%.

r = 0,50 : efek besar atau setara dengan 25%.

Berikut merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai kriteria besar

pengaruh perlakuan (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 253).

Tabel 3.5 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan

r (effect size) Interpretasi

0,00 – 0,40 Efek tidak penting secara praktis, bisa jadi masih penting secara teoretis untuk

membuat prediksi

0,41 – 0,60 Efek cukup besar secara praktis dan teoretis

0,61 – 0,80 Efek sangat penting tetapi jarang diperoleh dalam penelitian pendidikan

0,81 – 1,00 Kemungkinan terjadi kesalahan perhitungan, jika tidak, efeknya sangat besar

Untuk teknik pengujian besar pengaruh perlakuan, jika distribusi data

normal, digunakan rumus korelasi Pearson (Field, 2009: 332).

Gambar 3.4 Rumus Besar Pengaruh Perlakuan Distribusi Data Normal

Keterangan:

r : korelasi Pearson yang digunakan untuk mengukur besar pengaruh (effect size)

t : harga uji t (dari output SPSS Independent Samples t-test)

df : harga derajat kebebasan (degree of freedom)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

48

Jika distribusi data tidak normal, digunakan rumus korelasi Pearson

berikut (Field, 2009: 550).

Gambar 3.5 Rumus Besar Pengaruh Perlakuan Distribusi Data Tidak Normal

Keterangan:

r : korelasi Pearson yang digunakan untuk mengukur besar pengaruh (effect size)

Z : skor Z (dari output SPSS Mann-Whitney U test)

N : jumlah seluruh responden dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

Untuk mengubah harga r menjadi persen, digunakan koefisien determinasi

(R2) dikalikan 100% (Field, 2009: 179).

Gambar 3.6 Rumus Persentase Pengaruh

3.8.2 Analisis Lebih Lanjut

3.8.2.1 Uji Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Uji persentase peningkatan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I dari kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Berikut merupakan rumus yang digunakan.

Gambar 3.7 Rumus Persentase Peningkatan Pretest ke Posttest I

Untuk mengetahui apakah peningkatan tersebut signifikan, digunakan

paired samples t test jika data terdistribusi dengan normal atau Wilcoxon signed

rank test jika data terdistribusi tidak normal. Uji statistik menggunakan SPSS 22

for Windows dengan tingkat kepercayaan 95% untuk uji dua ekor atau Sig. (2-

tailed). Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut.

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest dan

posttest I

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest dan posttest I

Persentase pengaruh = R2 x 100%

Persentase peningkatan = (𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 𝐼 – 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡)

𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑥 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

49

Kriteria yang digunakan untuk mengetahui peningkatan adalah sebagai

berikut.

a. Jika harga p < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya jika rerata

posttest I > pretest, terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest

ke posttest 1.

b. Jika harga p > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya jika rerata

posttest I > pretest, terdapat peningkatan skor yang tidak signifikan dari

pretest ke posttest I.

Untuk uji persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I, data

diambil dari skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen. Berikut adalah cara untuk mengetahui peresentase selisih skor pretest

- posttest I (gain score).

Gambar 3.8 Rumus Gain Score

Frekuensi gain score yang diambil kurang lebih 50% dari skor tertinggi

selisih pretest - posttest I kedua kelompok. Grafik poligon pada gain score

menunjukkan perbandingan yang tepat pada rerata antara kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 250-251).

3.8.2.2 Besar Efek Peningkatan

Uji statistik ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besar efek

peningkatan dari pretest ke posttest I baik pada kelompok kontrol maupun

kelompok eksperimen. Rumus yang digunakan kurang lebih sama dengan rumus

korelasi Pearson pada bagian sebelumnya dengan sedikit modifikasi.

Jika distribusi data normal, digunakan rumus korelasi Pearson berikut

(Field, 2009: 332).

Gambar 3.9 Rumus Besar Efek Peningkatan Distribusi Data Normal

Gain score =𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

50

Keterangan:

r : korelasi Pearson yang digunakan untuk mengukur besar pengaruh (effect

size)

t : harga uji t (dari output SPSS Paired Samples t test)

df : harga derajat kebebasan (degree of freedom) yaitu (n-1)

Jika distribusi data tidak normal, maka digunakan rumus korelasi Pearson

berikut ini (Field, 2009: 550).

Gambar 3.10 Rumus Besar Efek Peningkatan Distribusi Data Tidak Normal

Keterangan:

r : korelasi Pearson yang digunakan untuk mengukur besar pengaruh (effect

size)

Z : skor Z (dari output SPSS Wilcoxon signed rank test)

N : 2 x jumlah responden dalam 1 kelompok yang sama

Untuk mengubah harga r menjadi persen, digunakan koefisien determinasi

(R2) dikalikan 100% (Field, 2009: 179).

Gambar 3.11 Rumus Persentase Besar Pengaruh

3.8.2.3 Uji Korelasi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Uji korelasi rerata pretest dan posttest I dilakukan untuk mengetahui

apakah ada bias regresi statisik (statistical regression) yang bisa mengancam

validitas internal penelitian (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 283). Regresi

statistik terjadi apabila korelasinya negatif dan signifikan. Ancaman terhadap

validitas internal penelitian berupa bias regresi statistik, yaitu kecenderungan

siswa dengan hasil pretest yang sangat tinggi (mencapai skor tertinggi dala skala

pengukuran) biasanya memperoleh skor pretest yang lebih rendah dan sebaliknya

hasil pretest yang sangat rendah (mencapai skor terendah dalam skala pengukuran

biasanya memperoleh skor posttest yang lebih tinggi. Skor yang rendah pada

pretest akan cenderung naik mendekati mean pada posttest dan skor yang tinggi

pada pretest akan cenderung turun mendekati mean. Jika perubahan yang terjadi

Persentase pengaruh = R2 x 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

51

pada posttest diklaim sebagai hasil treatment penelitian, kesimpulan tersebut bisa

diragukan persis karena efek regresi statistik ini. Hasilnya bisa diragukan karena

hasil pretest dan posttest belum tentu memiliki korelasi yang sempurna (Johnson

& Christensen, 2008: 263).

Pada kelompok kontrol, skor pretest dikorelasikan dengan skor posttest I

dan pada kelompok eksperimen dilakukan langkah yang sama menggunakan uji

statistik berikut: 1) jika data terdistribusi dengan normal digunakan rumus

Bivariate correlation coefficients, yaitu Pearson’s correlation coefficient (Field,

2009: 177), 2) jika data terdistribusi tidak normal digunakan rumus Bivariate

correlation coefficients, yaitu Spearman’s correlation coefficient (Field, 2009:

179). Korelasi positif berarti jika skor pretest tinggi, skor posttest juga tinggi dan

jika skor pretest rendah, skor posttest juga rendah. Korelasi negatif berarti jika

skor pretest tinggi, skor posttest akan rendah, dan jika skor pretest rendah, skor

posttest akan tinggi. Kondisi dikatakan ideal jika korelasinya positif. Korelasi

negatif merupakan ancaman terhadap validitas internal penelitian berupa regresi

statistik. Signifikan berarti hasil korelasi tersebut bisa digeneralisasi pada

populasi. Berikut adalah hipotesis statistiknya.

Hnull : Tidak ada perbedaan hasil korelasi pretest-posttest I dengan harga p <

0,05 dan r bernilai negatif

Hi : Ada perbedaan hasil korelasi pretest-posttest I dengan harga p < 0,05 dan

r bernilai negatif

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut.

a. Jika hasilnya bukan p < 0,05 dan r bernilai negatif, maka Hnull ditolak,

artinya ancaman terhadap validitas internal penelitian berupa regresi

statistik bisa dikendalikan dengan baik.

b. Jika hasilnya p < 0,05 dan r bernilai negatif, maka Hnull diterima, artinya

ancaman terhadap validitas internal penelitian berupa regresi statistik tidak

bisa dikendalikan dengan baik.

3.8.2.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Posttest I ke Posttest II

Uji retensi pengaruh perlakuan posttest I ke posttest II dilakukan untuk

melihat apakah masih ada pengaruh perlakuan beberapa waktu setelah posttest I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

52

dengan dilakukan posttest II. Posttest II dilakukan untuk memastikan yang lebih

akurat kekuatan pengaruh perlakuan (Krathwohl, 2004: 546). Teknik statistik

menggunakan SPSS 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95% untuk uji

dua ekor atau Sig. (2-tailed) untuk kelompok eksperimen maupun kelompok

kontrol. Uji menggunakan statistik parametrik Paired Samples t-test untuk data

berdistribusi normal, sedangkan statistik non-parametrik Wilcoxon Signed-rank

test untuk data berdistribusi tidak normal (Field, 2009: 345). Berikut adalah

hipotesis statistiknya.

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

Hi : Ada perbedaan yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

Berikut adalah kriteria untuk mengambil keputusan (Field, 2009: 53 &

Santoso, 2015: 396).

a. Jika harga p < 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada

perbedaan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada kelompok

kontrol dan eksperimen atau dengan kata lain ada penurunan skor yang

signifikan dari posttest I ke posttest II.

b. Jika harga p > 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya tidak ada

perbedaan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada kelompok

kontrol dan eksperimen atau dengan kata lain tidak ada penurunan skor

yang signifikan dari posttest I ke posttest II.

Berikut adalah rumus perhitungan persentase penurunan skor posttest I ke

posttest II.

Gambar 3.12 Rumus Persentase Uji Retensi

3.8.2.5 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Pretest ke Possttest II

Uji retensi pengaruh perlakuan pretest ke posttest II dilakukan untuk

melihat apakah masih ada pengaruh perlakuan setelah pretest, treatment, dan

posttest I dengan dilakukan posttest II. Uji menggunakan statistik parametrik

Persentase peningkatan = (𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 𝐼𝐼 – 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 𝐼)

𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑥 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

53

Paired samples t-test untuk data terdistribusi normal, sedangkat statistik

nonparametrik Wilcoxon signed-rank test untuk data terdistribusi tidak normal

(Field, 2009: 345). Berikut adalah hipostesis statistiknya.

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan dari pretest ke posttest II pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

Hi : Ada perbedaan yang signifikan dari pretest ke posttest II pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen

Berikut adalah kriteria untuk mengambil keputusan (Field, 2009: 53 &

Santoso, 2015: 396).

a. Jika harga p < 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada

perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest II pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen.

b. Jika harga p > 0,05, maka Hnull diterima dan Hi ditolak, artinya tidak ada

perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest II pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen.

3.9 Ancaman terhadap Validitas Internal Penelitian

Setelah dianalisis menggunakan statistik dan memperoleh kesimpulan,

langkah selanjutnya adalah memastikan pengaruh yang terjadi pada variabel

dependen hanya disebabkan oleh variabel independen dan bukan karena pengaruh

dari variabel lain di luar variabel independen itu sendiri.

Ancaman-ancaman terhadap validitas penelitian sudah diidentifikasi oleh

Campbell dan Stanley (1963), Bacht dan Glass (1968), dan Lewis-Beck (1993).

Ancaman terjadi lebih besar pada penelitian kuasi eksperimental dibandingkan

eksperimental murni karena dalam eksperimental murni, seleksi sampel dilakukan

secara random dan lebih terkontrol. Berikut ini jenis-jenis ancaman terhadap

validitas internal penelitian dan cara pengendaliannya.

1. Sejarah (history)

Setiap kejadian atau perlakuan yang terjadi di antara pretest dan posttest pada

kelompok yang diteliti dapat mempengaruhi hasil posttest pada variabel dependen

(Johnson & Christensen, 2008: 260, Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 155).

Pengaruh sejarah bisa terjadi terhadap salah satu kelmpok yang diteliti, terutama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

54

jika penelitian dilakukan dalam jangka waktu yang lama, misalnya dalam

beberapa bulan atau tahun. Perubahan atau peningkatan hasil hasil pada salah satu

kelompok tersebut bisa jadi disebabkan bukan melulu karena treatment penelitian

tetapi oleh faktor lain di luar treatment. Dengan demikian, perubahan tidak bisa

diklaim murni sebagai pengaruh treatment penelitian. Hal ini biasa terjadi di sela

treatment misalnya ada kegiatan workshop, ekstrakurikuler, atau acara TV di

mana materinya sama dengan yang digunakan sebagai treatment penelitian. Maka

untuk mengendalikan ancaman validitas internal berupa sejarah, melaksanakan

penelitian dalam jangka waktu yang singkat yaitu kurang lebih 2 minggu. Serta

koordinasi dengan sekolah mitra berkaitan dengan event sekolah. Jika kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen sama-sama mengikuti acara tersebut,

pengaruhnya terhadap hasil posttest akan seimbang sehingga tingkat ancaman

terhadap validitas internal penelitiannya rendah (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012:

283).

2. Difusi treatment atau kontaminasi (diffusion of treatment or contamination)

Ancaman ini terjadi ketika kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat

berkomunikasi tanpa sepengetahuan peneliti dan sama-sama mempelajari materi

dengan treatment yang diberikan pada kelompok eksperimen (Creswell, 2015:

597). Maka untuk mengendalikan terhadap ancaman validitas internal berupa

difusi treatment atau kontaminasi, yaitu: 1) memberikan pengertian usai setiap

pembelajaran kepada kedua kelompok agar tidak saling memperlajari treatment

setiap kelompok dan 2) kedua kelompok dipisahkan dan berjanji untuk tidak

saling mempelajari treatment yang diberikan pada kelompok eksperimen

(Neuman, 2013: 130). Jika diabaikan, ancaman terhadap validitas internal

penelitian rendah sampai menengah.

3. Perilaku kompensatoris

Ancaman ini terjadi ketika perlakuan yang diberikan di kelompok eksperimen

diketahui oleh kelompok kontrol. Keuntungan yang diperoleh oleh kelompok

eksperimen dirasa jauh lebih banyak dibanding kelompok kontrol. Dampaknya

kelompok kontrol bisa jadi berusaha menandingi kelompok eksperimen dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

55

belajar ekstra keras atau mengalami demoralisasi sehingga marah dan tidak

kooperatif (Neuman, 2013: 330). Maka untuk mengendalikan ancaman perilaku

kompensatoris, yaitu kelompok kontrol diberi pengertian bahwa sesudah

penelitian mereka juga akan mendapatkan treatment yang sama. Jika diabaikan,

tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian: rendah sampai menengah

(Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 283).

4. Maturasi (maturation)

Setiap perubahan biologis atau psikologis yang terjadi sepanjang waktu

penelitian bisa berpengaruh terhadap posttest pada variabel dependen (Johnson &

Christensen, 2008: 261). Contoh dari kasus tersebut seperti perubahan yang terjadi

karena kebosanan, rasa lapar, rasa haus, kelelahan, atau tambahan pengalaman

belajar di luar penelitian. Ancaman akan semakin berbahaya, jika penelitian

dilakukan dalam jangka waktu yang lama atau dalam beberapa tahun. Maka untuk

mengendalikan terhadap ancaman validitas internal berupa maturasi yaitu

melaksanakan penelitian dalam rentang waktu singkat kurang lebih 2 minggu.

Krathwohl (2004: 547) menyarankan pada penelitian jenis eksperimental

dilakukan dalam waktu yang relatif singkat untuk menghindari ancaman terhadap

validitas internal penelitian akibat history, mortality, selection, dan maturation.

Jika diabaikan, tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian rendah

(Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 283).

5. Regresi Statistik (statistical regression)

Regresi statistik adalah kecenderungan responden memperoleh skor pretest

tinggi biasanya memperoleh skor posttest yang lebih rendah, jika skor pretest

rendah biasanya memperoleh skor posttest yang lebih tinggi. Ancaman ini akan

lebih besar terjadi jika ada siswa berkebutuhan khusus yaitu, slow learner dan

talented. Pada pretest kelompok slow learner akan mendapat skor yang sangat

rendah. Sesudah treatment, mereka akan mendapatkan skor yang lebih tinggi.

Sementara yang talented biasanya langsung mendapat skor yang sangat tinggi

pada pretest, tetapi akan mendapat skor yang lebih rendah pada posttest. Jika

perubahan yang terjadi pada posttest dijadikan sebagai hasil treatment maka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

56

kesimpulan tersebut bisa diragukan karena efek regresi statistik. Hasilnya bisa

diragukan karena hasil pretest dan posttest belum tentu memiliki korelasi yang

sempurna (Johnson & Christensen, 2008: 263). Maka untuk mengantisipasi, perlu

kecermatan dalam mengamati responden dengan skor pretest yang sangat tinggi

atau sangat rendah dan membandingkannya dengan hasil posttest . Jika diabaikan,

ancaman terhadap validitas internal penelitian rendah (Fraenkel, Wallen, & Hyun,

2012: 283).

6. Mortalitas (mortality)

Mortalitas adalah perbedaan jumlah partisipan pada waktu pretest dan posttest

akibat mengundurkan diri dalam penelitian sehingga tidak ikut posttest dapat

berpengaruh terhadap validitas penelitian. Ancaman akan semakin berbahaya, jika

penelitian dilakukan dalam jangka waktu yang lama dalam beberapa bulan hingga

tahun. Hasil posttest dari responden yang tersisa bisa berbeda jika dikerjakan oleh

seluruh responden yang sama pada saat pretest. Maka solusinya adalah

menggunakan skor rerata untuk siswa yang tidak berangkat. Jika diabaikan,

tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian menengah (Fraenkel,

Wallen, & Hyun, 2012: 282).

7. Pengujian (testing)

Pretest pada awal penelitian bisa mempengaruhi hasil posttest sehingga hasil

posttest menjadi lebih tinggi dari jika tanpa ada pretest (Cohen, Manion, &

Morrison, 2007: 156). Dengan mengerjakan pretest, kelompok yang diteliti akan

tahu apa yang ditargetkan dan sudah memiliki pengalaman awal, sehingga jika

akan dilakukan posttest akan lebih fokus. Sesudah mengerjakan pretest, siswa bisa

saja menyadari kesalahan-kesalahan terdahulu dan mengantisipasi untuk

mengerjakan posttest lebih baik lagi. Jika demikian, skor posttest yang lebih

tinggi belum tentu sepenuhnya disebabkan oleh treatment penelitian. Jika

penelitian hanya dilakukan terhadap satu kelompok eksperimen saja, ancaman

terhadap validitas internal akan lebih tinggi (Johnson & Christensen, 2008: 262).

Maka solusi untuk mengurangi ancaman validitas internal tersebut adalah dengan

menggunakan kelompok kontrol yang sama-sama mengerjakan pretest. Jika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

57

diabaikan, tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian: rendah

(Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 283).

8. Instrumentasi (instrumentation)

Setiap perubahan atau perbedaan instrumen pretest dan posttest yang

digunakan untuk mengukur variabel dependen akan meningkatkan ancaman

terhadap validitas internal penelitian (Johnson & Christensen, 2008: 262).

Instrumen yang tidak valid dan tidak reliabel menjadi ancaman serius terhadap

hasil penelitian. Berikut adalah kategori ancaman validitas internal instrumentasi

(Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 283).

a. Instrumen yang digunakan untuk mengukur mengalami kerusakan.

Solusinya yaitu dilakukan pemeriksaan instrumen sehingga kondisi

instrumen saat posttest sama dengan saat pretest. Jika diabaikan, tingkat

ancaman terhadap validitas internal penelitian rendah.

b. Karakteristik alat pengumpul data yang digunakan berbeda antara

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau untuk pretest dan

posttest. Solusinya karakteristik alat pengumpul data yang digunakan

harus sama untuk kedua kelompok dan untuk pretest dan posttest. Jika

diabaikan, tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian

menengah.

c. Bias alat pengumpul data dapat terjadi terutama jika menggunakan teknik

observasi. Observer dapat memiliki pandangan yang berbeda atau bias

ketika mengamati kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Tingkat

kelelahan dapat saat observasi bisa berpengaruh juga. Solusinya yaitu

melakukan pelatihan terhadap observer atau tidak diberi tahu mana

kelompok kontrol dan mana kelompok eksperimen sehingga lebih objektif.

Jika diabaikan, tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian

tinggi.

9. Lokasi (location)

Ancaman validasi internal berupa lokasi dapat terjadi bila lokasi dilakukan

pretest, posttest, dan treatment di tempat yang berbeda (Fraenkel, Wallen, &

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

58

Hyun, 2012: 282). Seperti ukuran ruang, kenyamanan ruang, kebisingan ruang,

dan sebagainya. Maka solusinya adalah menggunakan lokasi yang sama, hanya

saja kelas yang digunakan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

berbeda ruangan. Meskipun demikian, sarana dan prasarana kelas kurang lebih

sama. Jika diabaikan, tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian

menengah sampai tinggi (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 282).

10. Karakteristik subjek (subject characteristics)

Karakteristik subjek yang berbeda antara kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen menjadi ancaman besar bagi validitas internal penelitian. Ancaman

validitas internal seperti kemampuan awal yang berbeda pada kedua kelompok

akan mempengaruhi hasil posttest. Maka solusinya, yaitu penentuan sampel

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan dengan pengundian.

Pengundian disaksikan oleh peneliti dan kedua guru dari kedua kelas. Untuk

mengetahui tingkat kemampuan awal kedua kelompok apakah sama atau tidak

dilakukan pretest. Jika hasil pretest kedua kelompok memiliki kemampuan awal

yang tidak berbeda, bias yang mungkin terjadi dianggap tidak ada (Neuman, 2013:

238). Jika diabaikan, ancaman terhadap validitas internal penelitian tinggi.

11. Impelementasi (implementation)

Perbedaan guru yang mengajar pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen bisa berpengaruh pada skor posttest karena berbedanya gaya mengajar

(Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 284). Maka solusinya adalah menggunakan

guru yang sama ketika menerapkan pembelajaran di kedua kelompok. Sebelum

penelitian, peneliti sudah memilih salah satu guru dari kedua kelas yang cocok

dan berkenan menjadi guru mitra. Pemilihan guru mitra telah disetujui oleh wali

kelas baik dari kelas VA dan VB. Jika diabaikan, tingkat ancaman terhadap

validitas internal penelitian tinggi (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 284).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi hasil penelitian dan hasil analisis data. Hasil penelitian ini

berisikan implementasi penelitian yang meliputi deskripsi populasi dan deskripsi

implementasi pembelajaran. Hasil analisis data berikut uji hipotesis penelitian I

dan uji hipotesis penelitian II yang meliputi pengaruh perlakuan dan analisis lebih

lanjut. Pada pembahasan diuraikan mengenai pengaruh perlakuan dan dampaknya.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Implementasi Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua kelas, yaitu kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Teknik pengambilan sampel menggunakan desain

nonprobability sampling tipe convenience sampling. Teknik tersebut biasa

digunakan untuk penelitian di bidang pendidikan yaitu menggunakan kelas yang

sudah ada karena keterbatasan peneliti untuk memilih secara acak (Best & Kahn,

2006: 18-19). Penentuan kelompok dilakukan dengan cara diundi yang disaksikan

oleh guru mitra dan wali kelas VB. Berdasarkan hasil pengundian, kelas VB

ditetapkan sebagai kelompok kontrol dan kelas VA ditetapkan sebagai kelompok

eksperimen. Selanjutnya akan dideskripsikan populasi penelitian dan

pembelajaran pada kedua kelompok.

4.1.1.1 Deskripsi Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD. Populasi terdiri

dari 46 siswa. Sampel penelitian ini adalah kelas VA dan VB. Kelas VB sebagai

kelompok kontrol sedangkan kelas VA sebagai kelompok eksperimen.

Sampel pertama adalah kelas VB sebagai kelompok kontrol. Jumlah siswa

kelas VB adalah 22 siswa yang terdiri dari 13 laki-laki dan 9 perempuan. Siswa

kelompok kontrol berasal dari berbagai latar belakang, sebagian besar berasal dari

ekonomi menengah hingga menengah atas. Data menunjukkan pekerjaan orang

tua siswa antara lain, pedagang, satpam, karyawan swasta, dan PNS. Ketika

dilakukan treatment, pretest, dan posttest semua siswa hadir di kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

60

Sampel kedua adalah kelas VA sebagai kelompok eksperimen. Jumlah

siswa kelas VA adalah 24 siswa yang terdiri dari 12 laki-laki dan 12 perempuan.

Siswa kelompok eksperimen berasal dari berbagai latar belakang, sebagian besar

berasal dari ekonomi menengah hingga menengah atas. Data menunjukkan

pekerjaan orang tua siswa antara lain, pedagang, perawat, karyawan swasta, dan

PNS. Ketika pretest, treatment, dan posttest semua siswa hadir di kelas.

4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran

Penelitian diawali dengan pretest pada kelompok kontrol dan eksperimen.

Pretest bertujuan untuk melihat kemampuan awal siswa pada kedua kelompok.

Pretest dilaksanakan pada Rabu, 19 September 2018. Siswa mengerjakan 18 butir

soal uraian selama 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit dengan pendampingan guru

mitra. Siswa diberikan instruksi oleh guru tentang cara pengerjaan soal. Siswa

juga diberi kesempatan untuk bertanya mengenai soal yang kurang dipahami.

Pembelajaran di kelompok kontrol menggunakan metode ceramah,

sedangkan kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Student Team Achievement Division (STAD). Lama waktu pembelajaran di

kedua kelompok adalah 2 x 35 menit. Pembelajaran dilakukan sebanyak 4 kali

pertemuan di setiap kelompok. Guru yang mendampingi siswa selama pretest,

treatment, posttest I, dan posttest II adalah guru yang sama. Penggunaan guru

yang sama bertujuan untuk mengendalikan ancaman validitas internal yaitu

implementasi (implementation). Perbedaan guru yang mengajar pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen dapat berpengaruh terhadap skor posttest

(Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 283). Guru yang berbeda juga akan memiliki

gaya mengajar yang berbeda pula. Peneliti berperan sebagai observer,

mendokumentasikan kegiatan, dan menyiapkan alat dan bahan sebelum treatment.

Berikut deskripsi implementasi pembelajaran pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen.

1. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Kontrol

Pembelajaran pada kelompok kontrol menggunakan metode ceramah.

Pembelajaran ini terdiri dari kegiatan awal kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

61

Kegiatan awal berisi apersepsi, motivasi, dan orientasi. Kegiatan inti dilakukan

dengan cara guru menjelaskan materi secara lisan, sedangkan siswa

memperhatikan penjelasan guru. Kegiatan akhir berisi penyimpulan materi,

pengerjaan soal evaluasi dan refleksi. Waktu yang dibutuhkan dalam

melaksanakan pembelajaran pada setiap pertemuan adalah 2 x 35 menit dengan

materi pokok yang dipelajari adalah sistem pernapasan hewan. Pembelajaran

dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan dengan materi yang berbeda di setiap

pertemuan.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada Jumat, 21 September 2018, pukul 08.50

– 10.20 WIB dengan materi sistem pernapasan hewan mamalia. Pada kegiatan

awal, pembelajaran diawali dengan melakukan tepuk semangat sebagai motivasi,

dilanjutkan dengan apersepsi berupa melakukan tanya jawab mengenai hewan-

hewan mamalia, dan orientasi berupa penyampaian tujuan dan kegiatan

pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru. Pada kegiatan inti, guru

menjelaskan materi dengan bantuan tayangan power point. Selama guru

menjelaskan materi, siswa mendengarkan dan mencatat hal yang penting. Pada

kegiatan akhir, guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari,

dilanjutkan dengan siswa mengerjakan soal evaluasi, dan refleksi yang dilakukan

secara lisan.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada Sabtu, 22 September 2018, pukul 08.50 –

10.20 WIB dengan materi sistem pernapasan hewan pisces. Pada kegiatan awal,

pembelajaran diawali dengan menyanyikan lagu “Kalau Kau Suka Hati” sebagai

motivasi, dilanjutkan dengan apersepsi berupa melakukan tanya jawab mengenai

hewan-hewan pisces, dan orientasi berupa penyampaian tujuan dan kegiatan

pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru. Pada kegiatan inti, guru

menjelaskan materi dengan bantuan tayangan power point. Selama guru

menjelaskan materi, siswa mendengarkan dan mencatat hal yang penting. Pada

kegiatan akhir, guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari,

dilanjutkan dengan siswa mengerjakan soal evaluasi, dan refleksi yang dilakukan

secara lisan.

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada Senin, 24 September 2018, pukul 11.50 –

13.00 WIB dengan materi sistem pernapasan hewan insecta. Pada kegiatan awal,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

62

pembelajaran diawali dengan melakukan tepuk semangat sebagai motivasi,

dilanjutkan dengan apersepsi berupa melakukan tanya jawab mengenai hewan-

hewan insecta, dan orientasi berupa penyampaian tujuan dan kegiatan

pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru. Pada kegiatan inti, guru

menjelaskan materi dengan bantuan tayangan power point. Selama guru

menjelaskan materi, siswa mendengarkan dan mencatat hal yang penting. Pada

kegiatan akhir, guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari,

dilanjutkan dengan siswa mengerjakan soal evaluasi, dan refleksi yang dilakukan

secara lisan.

Pertemuan keempat dilaksanakan pada Selasa, 25 September 2018, pukul

10.20 – 11.30 WIB dengan materi sistem pernapasan hewan amphibi, reptil, dan

cacing. Pada kegiatan awal, pembelajaran diawali dengan menyanyikan lagu

“Kalau Kau Suka Hati” sebagai motivasi, dilanjutkan dengan apersepsi berupa

melakukan tanya jawab mengenai hewan-hewan amphibi, reptil, dan cacing, dan

orientasi berupa penyampaian tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan

dilakukan oleh guru. Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi dengan bantuan

tayangan power point. Selama guru menjelaskan materi, siswa mendengarkan dan

mencatat hal yang penting. Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa

menyimpulkan materi yang telah dipelajari, dilanjutkan dengan siswa

mengerjakan soal evaluasi, dan refleksi yang dilakukan secara lisan.

Pada Jumat, 28 September 2018 pukul 08.50 – 09.50, kelompok kontrol

mengerjakan soal posttest I untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah

menerima pembelajaran dengan metode ceramah. Sekitar enam hari setelah

posstest I, yaitu hari Kamis, 4 Oktober 2018 pukul 11.50 – 13.00, siswa

mengerjakan soal posttest II. Posttest II bertujuan untuk mengetahui tingkat

pemahaman siswa setelah beberapa hari belajar menggunakan metode ceramah.

Soal yang dikerjakan pada posttest I dan posttest II adalah soal yang sama seperti

pretest yang telah dikerjakan oleh siswa sebelumnya. Soal nomor 3 digunakan

untuk meneliti variabel mengevaluasi yang terdiri dari 3 sub soal, yaitu nomor 1a,

1b, dan 1c. soal nomor 4 digunakan untuk meneliti variabel menarik kesimpulan

yang terdiri dari sub soal, yaitu nomor 4a, 4b, dan 4c.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

63

Penggunaan soal yang sama bertujuan untuk mengendalikan ancaman

validitas internal, yaitu instrumen. Jika suatu penelitian menggunakan instrumen

yang berbeda baik pada pretest dan posttest untuk mengukur variabel dependen

akan meningkatkan ancaman validitas internal penelitian (Johnson & Christensen,

2008: 262).

2. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Eksperimen

Pembelajaran pada kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD). Pembelajaran ini

meliputi kegatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal terdapat

langkah pertama model pembelajaran STAD, yaitu menyampaikan tujuan dan

motivasi yang berisi motivasi, apersepsi, dan orientasi. Pada kegiatan inti terdapat

5 langkah selanjutnya dari model pembelajaran STAD, yaitu pembagian

kelompok, presentasi dari guru, kegiatan belajar dalam tim, kuis, dan penghargaan

prestasi tim. Kegiatan akhir berisi penyimpulan materi dan refleksi. Waktu yang

dibutuhkan dalam melaksanakan pembelajaran pada setiap pertemuan adalah 2 x

35 menit dengan materi pokok yang dipelajari adalah sistem pernapasan hewan.

Pembelajaran dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan dengan materi yang

berbeda di setiap pertemuan. Guru yang mengajar di kelompok eksperimen sama

dengan guru di kelompok kontrol. Sebelum pembelajaran, guru membagi kelas

menjadi 4 kelompok yang beranggotakan 6 siswa yang heterogen jenis kelamin

dan prestasinya.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada Jumat, 21 September 2018, pukul 07.40

- 08.50 WIB dengan materi sistem pernapasan hewan mamalia. Pada kegiatan

awal, pembelajaran diawali dengan melakukan permainan “berhitung vs

bernapas” sebagai motivasi, dilanjutkan dengan apersepsi berupa tanya jawab

guru dengan siswa terkait dengan permainan yang dilakukan, dan orientasi berupa

penyampaian tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru.

Pada kegiatan inti, guru menyampaikan daftar nama kelompok dan meminta siswa

berkumpul sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Kegiatan selanjutnya

adalah guru menjelaskan materi dengan bantuan tayangan power point, video, dan

juga media berupa memasangkan nama organ sesuai dengan gambar organ hewan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

64

yang dicoba langsung oleh siswa. Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi kelompok

untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan pembahasan LKS yang

dipimpin oleh guru. Kemudian para siswa mengerjakan kuis berjumlah 20 butir

soal yang dikerjakan secara individu, dilanjutkan dengan siswa yang saling

mengoreksi jawaban teman dalam satu kelompok. Lalu para siswa kembali

mengerjakan kuis berjumlah 15 soal. Soal tersebut diambil dari Kuis I.

Selanjutnya, para siswa menukarkan lembar jawabnya dengan teman yang

berbeda kelompok dan saling mengoreksi. Setelah itu, guru membagikan hasil

kuis setiap siswa dan membantu siswa menghitung total skor setiap siswa dalam

kelompok. Kelompok yang memiliki skor tertinggi mendapatkan penghargaan

dari guru berupa stiker yang ditempelkan pada papan penghargaan. Pada kegiatan

akhir, guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari, dilanjutkan

dengan refleksi yang dilakukan secara lisan.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada Sabtu, 22 September 2018, pukul 07.40 –

08.50 WIB dengan materi sistem pernapasan hewan pisces. Pada kegiatan awal,

pembelajaran diawali dengan melakukan permainan “tebak kata” sebagai

motivasi, dilanjutkan dengan apersepsi berupa tanya jawab guru dengan siswa

terkait dengan permainan yang dilakukan, dan orientasi berupa penyampaian

tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru. Pada kegiatan

inti, guru membacakan ulang daftar nama kelompok dan meminta siswa

berkumpul sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Kegiatan selanjutnya

adalah guru menjelaskan materi dengan bantuan tayangan power point, video, dan

juga media berupa memasangkan nama organ sesuai dengan gambar organ hewan

yang dicoba langsung oleh siswa. Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi kelompok

untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan pembahasan LKS yang

dipimpin oleh guru. Kemudian para siswa mengerjakan kuis berjumlah 20 butir

soal yang dikerjakan secara individu, dilanjutkan dengan siswa yang saling

mengoreksi jawaban teman dalam satu kelompok. Lalu para siswa kembali

mengerjakan kuis berjumlah 15 soal. Soal tersebut diambil dari Kuis I.

Selanjutnya, para siswa menukarkan lembar jawabnya dengan teman yang

berbeda kelompok dan saling mengoreksi. Setelah itu, guru membagikan hasil

kuis setiap siswa dan membantu siswa menghitung total skor setiap siswa dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

65

kelompok. Kelompok yang memiliki skor tertinggi mendapatkan penghargaan

dari guru berupa stiker yang ditempelkan pada papan penghargaan. Pada kegiatan

akhir, guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari, dilanjutkan

dengan refleksi yang dilakukan secara lisan.

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada Senin, 24 September 2018, pukul 09.50 –

10.55 WIB dengan materi sistem pernapasan hewan insecta. Pada kegiatan awal,

pembelajaran diawali dengan melakukan permainan “tebak kata” sebagai

motivasi, dilanjutkan dengan apersepsi berupa tanya jawab guru dengan siswa

terkait dengan permainan yang dilakukan, dan orientasi berupa penyampaian

tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru. Pada kegiatan

inti, guru membacakan ulang daftar nama kelompok dan meminta siswa

berkumpul sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Kegiatan selanjutnya

adalah guru menjelaskan materi dengan bantuan tayangan power point, video, dan

juga media berupa memasangkan nama organ sesuai dengan gambar organ hewan

yang dicoba langsung oleh siswa. Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi kelompok

untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan pembahasan LKS yang

dipimpin oleh guru. Kemudian para siswa mengerjakan kuis berjumlah 20 butir

soal yang dikerjakan secara individu, dilanjutkan dengan siswa yang saling

mengoreksi jawaban teman dalam satu kelompok. Lalu para siswa kembali

mengerjakan kuis berjumlah 15 soal. Soal tersebut diambil dari Kuis I.

Selanjutnya, para siswa menukarkan lembar jawabnya dengan teman yang

berbeda kelompok dan saling mengoreksi. Setelah itu, guru membagikan hasil

kuis setiap siswa dan membantu siswa menghitung total skor setiap siswa dalam

kelompok. Kelompok yang memiliki skor tertinggi mendapatkan penghargaan

dari guru berupa stiker yang ditempelkan pada papan penghargaan. Pada kegiatan

akhir, guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari, dilanjutkan

dengan refleksi yang dilakukan secara lisan.

Pertemuan keempat dilaksanakan pada Selasa, 25 September 2018, pukul

07.40 – 08.50 WIB dengan materi sistem pernapasan hewan amphibi, reptil, dan

cacing. Pada kegiatan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan permainan

“rangkai kata” sebagai motivasi, dilanjutkan dengan apersepsi berupa tanya jawab

guru dengan siswa terkait dengan permainan yang dilakukan, dan orientasi berupa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

66

penyampaian tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru.

Pada kegiatan inti, guru membacakan ulang daftar nama kelompok dan meminta

siswa berkumpul sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Kegiatan

selanjutnya adalah guru menjelaskan materi dengan bantuan tayangan power

point, video, dan juga media berupa memasangkan nama organ sesuai dengan

gambar organ hewan yang dicoba langsung oleh siswa. Kegiatan dilanjutkan

dengan diskusi kelompok untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan

pembahasan LKS yang dipimpin oleh guru. Kemudian para siswa mengerjakan

kuis berjumlah 20 butir soal yang dikerjakan secara individu, dilanjutkan dengan

siswa yang saling mengoreksi jawaban teman dalam satu kelompok. Lalu para

siswa kembali mengerjakan kuis berjumlah 15 soal. Soal tersebut diambil dari

Kuis I. Selanjutnya, para siswa menukarkan lembar jawabnya dengan teman yang

berbeda kelompok dan saling mengoreksi. Setelah itu, guru membagikan hasil

kuis setiap siswa dan membantu siswa menghitung total skor setiap siswa dalam

kelompok. Kelompok yang memiliki skor tertinggi mendapatkan penghargaan

dari guru berupa stiker yang ditempelkan pada papan penghargaan. Pada kegiatan

akhir, guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari, dilanjutkan

dengan refleksi yang dilakukan secara lisan.

Pada Jumat, 28 September 2018 pukul 07.40 – 08.50, kelompok eksperimen

mengerjakan soal posttest I untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah

menerima pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team

Achievement Division (STAD). Sekitar enam hari setelah posstest I, yaitu hari

Kamis, 4 Oktober 2018 pukul 11.50 – 13.00, siswa mengerjakan soal posttest II.

Posttest II bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah beberapa

hari belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team

Achievement Division (STAD). Soal yang dikerjakan pada posttest I dan posttest

II adalah soal yang sama seperti pretest yang telah dikerjakan oleh siswa

sebelumnya. Penggunaan soal yang sama bertujuan untuk mengendalikan

ancaman validitas internal, yaitu instrumen. Jika suatu penelitian menggunakan

instrumen yang berbeda baik pada pretest dan posttest untuk mengukur variabel

dependen akan meningkatkan ancaman validitas internal penelitian (Johnson &

Christensen, 2008: 262). Soal nomor 3 digunakan untuk meneliti variabel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

67

mengevaluasi yang terdiri dari 3 sub soal, yaitu nomor 1a, 1b, dan 1c. soal nomor

4 digunakan untuk meneliti variabel menarik kesimpulan yang terdiri dari sub

soal, yaitu nomor 4a, 4b, dan 4c.

4.1.2 Deskripsi Sebaran Data

Pada deskripsi sebaran data, peneliti akan menunjukkan perbedaan data

yang diperoleh pada kelompok kontrol dengan data dari kelompok eksperimen

untuk setiap indikatornya.

4.1.2.1 Kemampuan Mengevaluasi

Hasil dari sebaran data dapat dilihat pada tabel berikut.

1. Kelompok Kontrol

Tabel 4.1 Sebaran Data Mengevaluasi Kelompok Kontrol

No Indikator Skor Pretest Skor Posttest I

1 2 3 4 Total 1 2 3 4 Total

1. Menerka akibat dari

hewan yang berada

di tempat yang tidak

sesuai dengan organ

pernapasannya

5 10 3 4 22 4 7 7 4 22

2. Menilai sah tidaknya

fungsi organ

pernapasan hewan

sesuai dengan

tempat hidupnya

3 14 3 2 22 5 8 4 5 22

3. Menilai sah tidaknya

perilaku manusia

terhadap hewan

3 5 3 11 22 4 8 5 5 22

Jumlah Frekuensi 11 29 9 17 66 13 23 16 14 66

Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil pengerjaan pretest kelompok kontrol

pada ketiga indikator diketahui jumlah frekuensi siswa yang mendapat skor 1

sebanyak 11 anak, yang mendapat skor 2 sebanyak 29 anak, yang mendapat skor 3

sebanyak 9 anak, dan yang mendapat skor 4 sebanyak 17 anak. Hasil posttest I

diketahui jumlah frekuensi siswa yang mendapat skor 1 sebanyak 13 anak, yang

mendapat skor 2 sebanyak 23 anak, yang mendapat skor 3 sebanyak 16 anak, dan

yang mendapat skor 4 sebanyak 14 anak. Skor 1 dan 3 mengalami peningkatan

jumlah frekuensi, sedangkan skor 2 dan 4 mengalami penurunan jumlah frekuensi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

68

2. Kelompok Eksperimen

Tabel 4.2 Sebaran Data Mengevaluasi Kelompok Eksperimen

No Indikator Skor Pretest Skor Posttest I

1 2 3 4 Total 1 2 3 4 Total

1. Menerka akibat dari

hewan yang berada di

tempat yang tidak

sesuai dengan organ

pernapasannya

4 9 5 6 24 1 5 10 8 24

2. Menilai sah tidaknya

fungsi organ

pernapasan hewan

sesuai dengan tempat

hidupnya

4 7 9 4 24 1 2 10 11 24

3. Menilai sah tidaknya

perilaku manusia

terhadap hewan

6 7 6 5 24 2 5 10 7 24

Jumlah Frekuensi 14 23 20 15 72 4 12 30 26 72

Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil pengerjaan pretest kelompok

eksperimen pada ketiga indikator diketahui jumlah frekuensi siswa yang mendapat

skor 1 sebanyak 14 anak, yang mendapat skor 2 sebanyak 23 anak, yang mendapat

skor 3 sebanyak 20 anak, dan yang mendapat skor 4 sebanyak 15 anak. Hasil

posttest I diketahui jumlah frekuensi siswa yang mendapat skor 1 sebanyak 4

anak, yang mendapat skor 2 sebanyak 12 anak, yang mendapat skor 3 sebanyak 30

anak, dan yang mendapat skor 4 sebanyak 26 anak. Skor 3 dan 4 mengalami

peningkatan jumlah frekuensi, sedangkan skor 1 dan 2 mengalami penurunan

jumlah frekuensi.

4.1.2.2 Kemampuan Menarik Kesimpulan

1. Kelompok Kontrol

Tabel 4.3 Sebaran Data Menarik Kesimpulan Kelompok Kontrol

No Indikator Skor Pretest Skor Posttest I

1 2 3 4 Total 1 2 3 4 Total

1. Mengemukakan

alternatif tindakan

yang dapat

dilakukan oleh

manusia terhadap

hewan

4 6 11 1 22 3 6 11 2 22

2. Menerka akibat

yang akan terjadi

pada hewan

terhadap tindakan

manusia

0 10 11 1 22 4 8 9 1 22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

69

3. Menyimpulkan

akibat dari

perlakuan terhadap

hewan

4 9 7 2 22 2 9 10 1 22

Jumlah Frekuensi 8 25 29 4 66 9 23 30 4 66

Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil pengerjaan pretest kelompok kontrol

pada ketiga indikator diketahui jumlah frekuensi siswa yang mendapat skor 1

sebanyak 8 anak, yang mendapat skor 2 sebanyak 25 anak, yang mendapat skor 3

sebanyak 29 anak, dan yang mendapat skor 4 sebanyak 4 anak. Hasil posttest I

diketahui jumlah frekuensi siswa yang mendapat skor 1 sebanyak 9 anak, yang

mendapat skor 2 sebanyak 23 anak, yang mendapat skor 3 sebanyak 30 anak, dan

yang mendapat skor 4 sebanyak 4 anak. Skor 1 dan 3 mengalami peningkatan

jumlah frekuensi, skor 2 mengalami penurunan jumlah frekuensi, dan skor 4 tidak

mengalami peningkatan atau penurunan jumlah frekuensi.

2. Kelompok Eksperimen

Tabel 4.4 Sebaran Data Memahami Kelompok Eksperimen

No Indikator Skor Pretest Skor Posttest I

1 2 3 4 Total 1 2 3 4 Total

1. Mengemukakan

alternatif tindakan

yang dapat

dilakukan oleh

manusia terhadap

hewan

4 7 12 1 24 0 7 12 5 24

2. Menerka akibat yang

akan terjadi pada

hewan terhadap

tindakan manusia

4 6 7 7 24 5 `4 8 7 24

3. Menyimpulkan

akibat dari perlakuan

terhadap hewan

6 9 7 2 24 2 9 8 5 24

Jumlah Frekuensi 14 22 26 10 72 7 20 28 17 72

Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil pengerjaan pretest kelompok

eksperimen pada ketiga indikator diketahui jumlah frekuensi siswa yang mendapat

skor 1 sebanyak 14 anak, yang mendapat skor 2 sebanyak 22 anak, yang mendapat

skor 3 sebanyak 26 anak, dan yang mendapat skor 4 sebanyak 10 anak. Hasil

posttest I diketahui jumlah frekuensi siswa yang mendapat skor 1 sebanyak 7

anak, yang mendapat skor 2 sebanyak 20 anak, yang mendapat skor 3 sebanyak 28

anak, dan yang mendapat skor 4 sebanyak 17 anak. Skor 3 dan 4 mengalami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

70

peningkatan jumlah frekuensi, sedangkan skor 1 dan 2 mengalami penurunan

jumlah frekuensi.

4.1.3 Uji Hipotesis Penelitian I

Hipotesis penelitian I adalah penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe Student Team Achievement Division (STAD) berpengaruh terhadap

kemampuan mengevaluasi siswa kelas V SD. Variabel dependen pada hipotesis

penelitian ini adalah kemampuan mengevaluasi, sedangkan variabel

independennya adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student

Team Achievement Division (STAD). Instrumen yang digunakan untuk mengukur

variabel mengevaluasi terdiri dari 3 soal uraian, yaitu soal nomor 3a yang memuat

indikator menerka akibat dari hewan yang beraa di tempat yang tidak sesuai

dengan organ pernapasannya, soal nomor 3b yang memuat indikator menilai sah

tidaknya fungsi organ pernapasan hewan sesuai dengan tempat hidupnya, dan soal

nomor 3c yang memuat indikator menilai sah tidaknya perilaku manusia terhadap

hewan.

Hasil analisis secara keseluruhan dihitung menggunakan program

komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%.

Tahapan analisis data yang dilakukan adalah 1) uji normalitas data yang bertujuan

untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak, sehingga dapat dilakukan

analisis tahap selanjutnya menggunakan statistik parametrik atau nonparametrik,

2) uji perbedaan kemampuan awal yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan

awal siswa pada kelompok kontrol dan eksperimen, 3) uji signifikansi pengaruh

perlakuan, dan 4) uji besar pengaruh perlakuan. Selanjutnya dilakukan analisis

lebih lanjut yang terdiri dari 1) perhitungan persentase peningkatan rerata pretest

ke posttest I, 2) uji besar efek peningkatan rerata pretest ke posttest I, 3) uji

korelasi rerata pretest ke posttest, dan 4) uji retensi pengaruh perlakuan.

4.1.3.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk mengetahui apakah

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang

sama terhadap kemampuan mengevaluasi. Data yang digunakan adalah rerata skor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

71

pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sebelum melakukan uji

pebedaan kemampuan awal, perlu dilakukan uji asumsi. Uji asumsi yang

dilakukan adalah uji normalitas data dan uji homogenitas varian.

1. Uji Asumsi

a. Uji Asumsi Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi data dilakukan untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak yang nantinya digunakan untuk menentukan jenis

analisis statistik tahap selanjutnya (Field, 2009: 144). Data pada kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen diuji menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov

test. Data yang digunakan, yaitu skor pretest, posttest I, dan selisih dari pretest ke

posttest I. Kriteria yang digunakan untuk kesimpulan uji normalitas data, yaitu

jika harga p > 0,05 maka distribusi data normal, sehingga uji statistik selanjutnya

menggunakan statistik parametrik. (Field, 2009: 326), sedangkan jika harga p <

0,05, maka distribusi data tidak normal, sehingga uji statistik berikutnya

menggunakan statistik nonparametrik. (Field, 2009: 345). Berdasarkan kriteria

tersebut, hasil uji normalitas kemampuan mengevaluasi sebagai berikut (lihat

Lampiran 4.3.1)

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data

Kelompok p Keputusan

Kontrol 0,146 Normal

Eksperimen 0,124 Normal

Tabel 4.5 menunjukkan harga p > 0,05 pada aspek pretest untuk kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen. Aspek tersebut menunjukkan distribusi data

normal, sehingga analisis data selanjutnya menggunakan statistik parametrik,

yaitu Independent samples t-test, untuk menganalisis data dari dua kelompok yang

berbeda, misalnya kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (Field, 2009:

326).

b. Uji Homogenitas Varian

Uji homogenitas varian dilakukan untuk memastikan apakah rerata skor

dua kelompok yang dibandingkan memiliki varian yang homogen. Teknik

pengujian yang dilakukan menggunakan Levene’s test. Jika harga p > 0,05 maka

ada homogenitas varian pada kedua data yang dbandingkan. Sedangkan jika harga

p < 0,05 maka tidak ada homogenitas varian pada kedua data yang dibandingkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

72

(Field, 2009: 150). Berikut ini adalah hasil uji asumsi homogenitas varian (lihat

Lampiran 4.4.1).

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Varian

Uji Statistik F df1 df2 p Keputusan

Levene’s Test for Equality of Variances 0,199 1 44 0,658 Homogen

Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F =

0,199 dan harga p = 0,658 (p > 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

terdapat homogenitas varian pada kedua data yang dibandingkan. Apabila varian

homogen, maka data uji statistik Independent samples t-test yang diambil adalah

data baris pertama pada output SPSS (Field, 2009: 340).

c. Uji Statistik

Uji statistik ini bertujuan untuk meemeriksa apakah kedua kelompok

memiliki kemampuan awal yang sama. Tingkat kepercayaan untuk melakukan uji

perbedaan kemampuan awal adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak

Hnull adalah jika p < 0,05 (Field, 2009: 53). Berikut adalah hasil uji perbedaan

kemampuan awal dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (lihat

Lampiran 4.5.1).

Tabel 4.7 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji Statistik p Keputusan

Independent samples t-test 0,916 Tidak ada perbedaan

Rerata skor yang dicapai pada kelompok eksperimen (M = 2,50; SE =

0,09) lebih tinggi daripada rerata kelompok kontrol yaitu (M = 2,48; SE = 0,11).

Meskipun demikian, perbedaan skor tersebut tidak signifikan t(44) = - 0,106, p =

0,916 (p > 0,05). Oleh karena itu, Hnull diterima dan Hi ditolak. Hal ini

menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan awal pada kedua

kelompok. Ancaman terhadap validitas internal berupa karakteristik subjek dapat

dikendalikan dengan baik.

4.1.3.2 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui pengaruh

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap kemampuan

mengevaluasi, dengan melihat rerata skor pretest dan posttest I kelompok kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

73

dan kelompok eksperimen. Pengaruh perlakuan dapat dihitung menggunakan

rumus (O2 – O1) – (O4 – O3), yaitu dengan mengurangkan selisih skor posttest I –

pretest pada kelompok eksperimen dengan selisih posttest I – pretest pada

kelompok kontrol (Cohen, Manion, & Morrison 2007: 277). Jika hasil

perhitungan bernilai lebih dari 0, ada perbedaan. Jika perbedaannya signifikan,

ada pengaruh. Berikut perhitungannya: (3,08 – 2,50) – (2,47 – 2,48) = 0,58 – (-

0,01) = 0,59. Hasil dari perhitungan diperoleh angka 0,59 atau lebih besar dari 0,

yang artinya ada perbedaan. Untuk mengetahui perbedaannya signifikan atau

tidak, dilakukan uji statistik.

1. Uji Asumsi

a. Uji Asumsi Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi data dilakukan untuk mengetahui normal atau

tidaknya distribusi data, sehingga dapat ditentukan jenis statistik yang digunakan

untuk menganalisis data tersebut (Field, 2009: 144). Kriteria yang digunakan

untuk kesimpulan uji normalitas data, yaitu jika harga p > 0,05, distribusi data

normal, sehingga uji statistik selanjutnya menggunakan statistik parametrik, yaitu

Independent samples t-test (Field, 2009: 326). Jika harga p < 0,05, Hnull ditolak

serta distribusi data tidak normal, sehingga uji statistik berikutnya menggunakan

statistik nonparametrik, yaitu Mann-Whitney (Field, 2009: 345). Berikut hasil uji

normalitas distribusi data kemampuan mengevaluasi (lihat Lampiran 4.3.1).

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Selisih Skor Pretest-Posttest I

Kelompok p Keputusan

Kontrol 0,148 Normal

Eksperimen 0,105 Normal

Tabel 4.8 menunjukkan harga p > 0,05 pada aspek posttest I untuk

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan demikian Hnull diterima,

artinya data berdistriusi normal, sehingga analisis data selanjutnya menggunakan

statistik parametrik, yaitu Independent samples t-test untuk menganalisis data dari

dua kelompok yang berbeda, misalnya kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen (Field, 2009: 326).

b. Uji Homogenitas Varian

Sebelum uji statistik, dilakukan uji homogenitas varian menggunakan

Levene’s test karena data berdistribusi normal. Data yang digunakan adalah data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

74

pada baris pertama dari output SPSS Independent samples t-test dengan

keterangan equal variances assumed. Kriteria untuk menolak Hnull adalah jika

harga p < 0,05, tidak terdapat homogenitas varian pada kedua data yang

dibandingkan. Berikut hasil uji homogenitas varian (lihat Lampiran 4.6.1).

Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Varian Selisih Skor Pretest-Posttest I

Uji Statistik F df1 df2 p Keputusan

Levene’s Test for Equality of Variances 1,277 1 44 0,265 Homogen

Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F =

1,277 dan harga p = 0,265 (p > 0,05), Hnull diterima, artinya data berdistribusi

normal. Dengan demikian, dapat diimpulkan bahwa terdapat homogenitas varian

pada kedua data yang dibandingkan. Apabila varian homogen, maka data uji

statistik Independent samples t-test yang diambil adalah data baris pertama pada

output SPSS (Field, 2009: 340).

c. Uji Statistik

Uji statistik ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap kemampuan mengevaluasi. Uji

signifikansi pengaruh perlakuan menggunakan statistik Independent samples

t-test dengan tingkat kepercayaan 95%. Data yang digunakan adalah data

rerata selisih skor pretest dan posttest I. Kriteria yang digunakan untuk

menolak Hnull adalah jika harga p < 0,05 (Field, 2009: 53). Berikut ini adalah

hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengevaluasi (lihat Lampiran

4.7.1).

Tabel 4.10 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Uji Statistik p Keputusan

Independent samples t-test 0,001 Signifikan

Rerata selisih skor yang dicapai pada kelompok eksperimen (M = 0,58; SE

= 0,09) lebih tinggi daripada rerata kelompok kontrol yaitu (M = -0,01; SE =

0,13). Perbedaan skor tersebut signifikan t(44) = -3,62; p = 0,01 (p < 0,05). Oleh

karena itu, Hnull ditolak dan Hi diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest – posttest I pada

kelompok kontrol dan eksperimen. Dengan demikian, penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh terhadap kemampuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

75

mengevaluasi. Berikut adalah diagram hasil perbandingan rerata selisih skor

pretest ke posttest I kemampuan mengevaluasi pada kelompok kontrol dan

eksperimen.

Grafik 4.1 Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Grafik 4.1 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan skor pada

kedua kelompok. Skor pretest kelompok eksperimen lebih tinggi daripada

kelompok kontrol. Setelah kedua kelompok menerima pembelajaran diketahui

kelompok eksperimen memperoleh skor posttest I sebesar 3,08 sedangkan pada

kelompok kontrol sebesar 2,47. Mean pada kelompok eksperimen sebesar 0,5829

lebih tinggi daripada kelompok kontrol sebesar -0,0015. Berikut grafik hasil

perbedaan selisih skor pretest-posttest I antara kedua kelompok.

Grafik 4.2 Perbandingan Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I

2,48 2,47

2,5

3,08

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

Pretest Posttest I

Mea

n

Kel Kontrol

Kel Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

76

4.1.3.3 Uji Besar Pengaruh Perlakuan

Uji besar pengaruh perlakuan (effect size) dilakukan untuk mengetahui

besar pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap

kemampuan mengevaluasi. Data yang diperoleh berdistribusi normal sehingga

menggunakan rumus koefisien korelasi Pearson (Field, 2009: 57). Independent

samples t-test digunakan untuk mengambil t dalam melakukan uji besar pengaruh

perlakuan. Persentase pengaruh perlakuan didapat dengan menghitung koefisien

determinasi (R2) dengan cara mengkuadratkan harga r (harga koefisien korelasi

Pearson yang didapat) selanjutnya dikalikan 100% (Field, 2009: 179). Berikut

hasil perhitungan effect size terhadap kemampuan mengevaluasi (lihat Lampiran

4.8).

Tabel 4.11 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan

Variabel t t2 df r (effect size) R

2 % Kategori Efek

Mengevaluasi -3,62 13,10 44 0,47 0,22 22 Menengah

Tabel 4.11 menunjukkan harga r (effect size) pada kemampuan

mengevaluasi sebesar 0,47. Harga R2, yaitu 0,22 sehingga jika dikalikan 100%,

persentase besar pengaruh perlakuan pada kemampuan mengevaluasi, yaitu 22%.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD memberikan pengaruh sebesar 22%

terhadap kemampuan mengevaluasi yang setara dengan kategori efek menengah.

4.1.3.4 Analisis Lebih Lanjut

1. Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

a. Persentase Peningkatan

Perhitungan persentase peningktan rerata pretest ke posttest I dilakukan

untuk mengetahui peningkatan rerata pretest ke posttest I kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengevaluasi. Selanjutnya,

dilakukan uji signifikansi penngkatan skor pretest ke posttest I dilakukan untuk

mengetahui apakah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke

posttest I pada kelompok kontrol maupun eksperimen. Skor pretest dan posttest I

diuji normalitasnya menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Kriteria untuk menolak

Hnull, jika harga p < 0,05, artinya data terdistribusi normal. Berikut hasil uji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

77

normalitas selisih skor pretest dan posttest I kemampuan mengevaluasi kelompok

kontrol dan eksperimen (lihat Lampiran 4.3.1).

Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Skor Pretest-Posttest I

Kelompok Aspek p Keputusan

Kontrol Pretest 0,146 Normal

Posttest I 0,053 Normal

Eksperimen Pretest 0,124 Normal

Posttest I 0,160 Normal

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa semua data skor pretest dan posttest I

pada kelompok kontrol dan eksperimen memiliki harga p > 0,05, artinya data skor

pretest dan posttest I kedua kelompok memiliki distribusi data yang normal.

Dengan demikian, uji peningkatan skor pretest ke posttest I dilakukan dengan

menggunakan Paired samples t-test. Berikut ini merupakan tabel hasil

perhitungan persentase peningkatan kemampuan mengevaluasi dan hasil uji

signifikansi peningkatan skor pretest dan posttest I (lihat Lampiran 4.9.1).

Tabel 4.13 Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

No Kelompok Rerata Peningkatan

%

Uji Statistik p Keputusa

n Pretest Posttest I

1 Kontrol 2,48 2,47 -0,58% Paired

samples t-test

0,91 Tidak

signifikan

2 Eksperimen 2,50 3,08 23,33% Paired

samples t-test

0,00 Signifikan

Grafik 4.3 Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Berdasarkan tabel 4.13 dan grafik 4.3 menunjukkan bahwa pada kelompok

kontrol mengalami penurunan rerata skor antara pretest ke posttest I, sedangkan

pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan skor antara pretest ke posttest

I. Nilai rerata pretest pada kelompok kontrol sebesar 2,48 dan nilai rerata posttest

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

Kontrol Eksperimen

Rer

ata

Pretest

Posttest I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

78

I sebesar 2,47. Persentase peningkatan pretest ke posttest I kelompok kontrol,

yaitu -0,58%. Persentase tersebut menunjukkan bahwa kelompok kontrol

mengalami penurunan. Harga p untuk kelompok kontrol adalah 0,91, artinya

kelompok kontrol memiliki nilai p > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan

antara rerata pretest dan posttest I kelompok kontrol. Sedangkan nilai rerata

pretest pada kelompok eksperimen sebesar 2,50 dan nilai rerata posttest I sebesar

3,08. Persentase peningkatan pretest ke posttest I kelompok eksperimen, yaitu

23,33%. Persentase tersebut menunjukkan bahwa kelompok eksperimen

mengalami peningkatan. Harga p untuk kelompok kontrol adalah 0,00, artinya

kelompok eksperimen memiliki harga p < 0,005 maka Hnull ditolak dan Hi

diterima. Dengan demikian dapat diketahui bahwa ada perbedaan yang signifikan

antara rerata pretest ke posttest I kelompok eksperimen. Berikut grafik yang

menunjukkan frekuensi selisih skor pretest ke posttest I (gain score) pada kedua

kelompok terhadap kemampuan mengevaluasi (lihat Lampiran 4.9.3.1).

Grafik 4.4 Gain Score

Grafik 4.4 menunjukkan gain terendah pada kelompok kontrol sebesar -

1,67 dan pada kelompok eksperimen 0,00. Sedangkan gain tertinggi pada

kelompok kontrol sebesar 1,00 dan pada kelompok eksperimen sebesar 1,33.

Namun frekuensi siswa yang mendapat nilai ≥ 0,00 pada kelompok kontrol

berjumlah 13 anak, sedangkan kelompok eksperimen berumlah 24 anak. Nilai

0,00 merupakan nilai tengah gain score yang didapat dengan menghitung 50%

dari nilai tertinggi. Persentase gain score ≥ 0,00 pada kelompok kontrol sebesar

59%, sedangkan pada kelompok eksperimen sebesar 100% (lihat Lampiran

1 1

2

5

3

5

4

1

0 0 0 0 0

6

5

6

3

4

0

1

2

3

4

5

6

7

-1,67 -1 -0,67-0,33 0 0,33 0,67 1 1,33

Fre

ku

ensi

Kel Kontrol

Kel Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

79

4.9.3.2). Hal ini berarti 59% siswa pada kelompok kontrol diuntungkan dengan

metode ceramah, sedangkan 100% siswa pada kelompok eksperimen diuntungkan

dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dengan demikian, penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kelompok eksperimen memberi

dampak pengaruh lebih besar daripada penerapan metode ceramah pada kelompok

kontrol.

b. Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Uji besar efek peningkatan skor pretest ke posttest I dilakukan untuk

mengetahui besar efek peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I

pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Uji yang digunakan pada

kedua kelompok menggunakan statistik parametrik Paired samples t-test karena

data berdistribusi normal. Kriteria untuk menolak Hnull adalah jika harga p <

0,05, maka ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I (Field:

2009: 53 & Santoso, 2015: 396). Berikut hasil uji besar pengaruh peningkatan

rerata skor pretest ke posttest I terhadap kemampuan mengevaluasi (lihat

Lampiran 4.10.1.1).

Tabel 4.14 Hasil Uji Besar Pengaruh Peningkatan Pretest ke Posttest I

Kelompok t t2 df r (effect size) R

2 % Kategori Efek

Kontrol -0,10 0,01 21 0,02 0,005 0,05 Kecil

Eksperimen 6,03 36,44 23 0,78 0,613 61 Besar

Tabel 4.14 menunjukkan bahwa setelah posttest I, kemampuan kelompok

kontrol berbeda secara signifikan dengan kelompok eksperimen. Hasil uji statistik

pada kelompok kontrol M = -0,01; SD = 0,638; SE = 0,13; df = 21; dan p = 0,91 (p

> 0,05), maka Hnull diterima, artinya tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari

pretest ke posttest I. Dengan demikian, pada kelompok kontrol tidak terjadi

peningkatan skor dari pretest ke posttest I. Sedangkan pada kelompok eksperimen

M = 0,58; SD = 0,47; SE = 0,09; df = 23; dan p = 0,00 (p < 0,05), maka Hnull

ditolak, artinya ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I.

Dengan demikian, pada kelompok eksperimen terjadi peningkatan skor dari

pretest ke posttest I. Persentase besar pengaruh penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD lebih besar daripada metode ceramah. Besar pengaruh

model pembelajaran pada kelompok kontrol r = 0,02 setara dengan 0,05% yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

80

masuk kategori efek kecil dan pada kelompok eksperimen r = 0,78 setara dengan

61% yang masuk kategori efek besar

2. Uji Korelasi Rerata Pretest dan Posttest I

Uji korelasi ini dilakukan untuk memeriksa apakah terdapat ancaman terhadp

validitas internal penelitian berupa regresi statistik. Terdapat ancaman regresi

statistik apabila korelasinya negatif dan signifikan. Regresi statistik adalah

kecenderungan siswa yang mendapat skor pretest lebih tinggi akan mendapat skor

posttest lebih rendah, sedangkan siswa yang mendapat skor pretest lebih rendah

akan mendapat skor pada posttest lebih tinggi (Cohen, Manion, & Morisson,

2007: 155). Data yang digunakan adalah skor rerata pretest dan posttest I pada

kelompok kontrdol dan kelompok eksperimen. Data yang digunakan berdistribusi

normal, sehingga menggunakan rumus Pearson Correlation. Tingkat kepercayaan

yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah

jika harga p < 0,05 (Field, 2009: 53). Berikut hasil uji korelasi antara rerata

pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (lihat

Lampiran 4.11.1.1 dan 4.11.1.2).

Tabel 4.15 Hasil Uji Korelasi Rerata skor Pretest-Posttest I

Kelompok Pearson Correlation p Keterangan

Kontrol 0,137 0,544 Positif dan tidak signifikan

Eksperimen 0,488 0,016 Positif dan signifikan

Tabel 4.15 menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol harga r (koefisien

korelasi Pearson) sebesar 0,137, sedangkan pada kelompok eksperimen harga r

(koefisien korelasi Pearson) sebesar 0,488, artinya kedua kelompok memiliki

korelasi yang positif antara skor pretest dan posttest I. Korelasi positif artinya

semakin tinggi skor pretest maka semakin tinggi pula skor posttest. Hasil uji

korelasi rerata pretest dan posttest I pada kelompok kontrol harga p sebesar 0,544

(p > 0,05), artinya Hnull diterima dan Hi ditolak, maka pada kelompok kontrol

memiliki korelasi yang tidak signifikan antara hasil rerata pretest dan hasil

posttest I. Sedangkan pada kelompok eksperimen harga p sebesar 0,016 (p <

0,05), artinya Hnull ditolak dan Hi diterima, maka pada kelompok eksperimen

memiliki korelasi yang signifikan antara hasil rerata pretest dan hasil posttest I.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

81

dengan demikian, ancaman validitas internal, yaitu regresi statistik dapat

dikendalikan dalam penelitian ini.

3. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui apakah perlakuan

yang diberikan masih memiliki efek yang sama beberapa waktu setelah dilakukan

posttest I. Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan dengan memberikan posttest

II pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Untuk menentukan uji yang

akan digunakan, perlu diketahui terlebih dahulu distribusi data skor posttest I dan

posttest II. Skor posttest I dan posttest II diuji normalitasnya menggunakan

Kolmogorov-Smirnov. Kriteria untuk menolak Hnull adalah harga p > 0,05, artinya

data terdistribusi normal. Berikut hasil uji normalitas selisih skor posttest I dan

posttest II kemampuan mengevaluasi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

(lihat Lampiran 4.3.1).

Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Selisih Skor Posttest I dan Posttest II

Kelompok Aspek p Keputusan

Kontrol Posttest I Ta0,053 Normal

Posttest II 0,071 Normal

Eksperimen Posttest I 0,160 Normal

Posttest II 0,052 Normal

Tabel 4.16 menunjukkan bahwa harga p > 0,05 pada skor posttest I dan

posttest II kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, artinya keempat data

tersebut memiliki distribusi data normal. Dengan demikian, uji retensi pengaruh

perlakuan dilakukan dengan menggunakan statistik parametrik Paired samples t-

test. Kriteria untuk menolak Hnull adalah harga p < 0,05, maka ada perbedaan skor

yang signifikan dari posttest I ke posttest II (Field, 2009: 53 & Santoso, 2015:

296). Berikut hasil uji retensi pengaruh perlakuan terhadap kemampuan

mengevaluasi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (lihat Lampiran

4.12.1.1 dan 4.12.1.2).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

82

Tabel 4.17 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Posttest I ke Posttest II

Kelompok Rerata Peningkatan

%

Uji Statistik p Keputusan

Posttest I Posttest II

Kontrol 2,47 2,43 -1,23 Paired

samples t-

test

0,78

3

Penurunan

tidak

signifikan

Eksperimen 3,08 2,80 -5,18 Paired

samples t-

test

0,03

6

Penurunan

signifikan

Tabel 4.17 menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol M = -0,03; SD = 0,51;

SE = 0,10; df = 21; dan p = 0,783 (p > 0,05), maka Hnull diterima, artinya tidak ada

perbedaan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II. Dengan demikian,

pada kelompok kontrol tidak terjadi penurunan skor yang signifikan dari posttest I

ke posttest II. Pada kelompok eksperimen M = -027; SD = 0,61; SE = 0,12; df =

23; dan p = 0,036 (p < 0,05), maka Hnull ditolak, artinya ada perbedaan skor yang

signifikan dari posttest I ke posttest II. Dengan demikian, pada kelompok

eksperimen mengalami penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest

II.

Persentase penurunan rerata skor posttest I ke posttest II pada kelompok

eksperimen lebih besar daripada kelompok kontrol. Hal tersebut dapat dilihat oada

hasil perhitungan bahwa penurunan skor pada kelompok kontrol sebesar -1,23%

dan pada kelompok eksperimen sebesar -5,18%. Berikut adalah grafik skor

pretest, posttest I, dan posttest II kemampuan mengevaluasi pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen.

Grafik 4.5 Perbandingan Skor Pretest, Posttest I, dan Posttest II

Selanjutnya, untuk mengetahui capaian skor pada posttest II berbeda atau

tidak berbeda dengan kondisi awal pada pretest, maka dilakukan analisis terhadap

perbedaan skor pretest dengan posttest II. Analisis perbedaan skor pretest dengan

2,48 2,47 2,43

2,5

3,08 2,8

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

Pretest Posttest I Posttest II

Mea

n

Kel Kontrol

Kel Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

83

posttest II menggunakan statistik parametrik, yaitu Paired samples t-test, karena

posttest II kelompok kontrol dan eksperimen memiliki distribusi data normal.

Kriteria untuk menolak Hnull adalah harga p < 0,05 (Field, 2009: 552). Berikut

adalah hasil uji retensi skor pretest ke posttest II (lihat Lampiran 4.12.1.3 dan

4.12.1.4).

Tabel 4.18 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Pretest ke Posttest II

Kelompok Rerata Uji Statistik p Keputusan

Pretest Posttest II

Kontrol 2,48 2,43 Paired samples t-test 0,713 Perbedaan tidak

signifikan

Eksperimen 2,50 2,80 Paired samples t-test 0,033 Perbedaan Signifikan

Tabel 4.18 menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol mengalami

penurunan skor. Hal tersebut dapat dilihat M = -0,04; SD = 0,56; SE = 0,12; df =

21; dan p = 0,713 (p > 0,05), maka Hnull diterima, artinya tidak ada perbedaan skor

yang signifikan dari pretest ke posttest II. Dengan demikian, pada kelompok

kontrol tidak terjadi perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest II.

Pada kelompok eksperimen M = 0,30; SD = 0,65; SE = 0,13; df = 23; dan p =

0,033 (p < 0,05), maka Hnull ditolak, artinya ada perbedaan skor yang signifikan

dari pretest ke posttest II. Dengan demikian, pada kelompok eksperimen

mengalami perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest II.

4.1.4 Uji Hipotesis Penelitian II

Hipotesis penelitian II adalah penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe Student Team Achievement Division (STAD) berpengaruh terhadap

kemampuan menarik kesimpulan siswa kelas V SD. Variabel dependen pada

hipotesis penelitian ini adalah kemampuan menarik kesimpulan, sedangkan

variabel independennya adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Student Team Achievement Division (STAD). Instrumen yang digunakan untuk

mengukur variabel mengevaluasi terdiri dari 3 soal uraian, yaitu soal nomor 4a

yang memuat indikator mengemukakan alternatif tindakan yang dapat dilakukan

oleh manusia terhadap hewan, soal nomor 4b yang memuat indikator menerka

akibat yang akan terjadi pada hewan terhadap tindakan manusia, dan soal nomor

4c yang memuat indikator menyimpulkan akibat dari perlakuan terhadap hewan.

Hasil analisis secara keseluruhan dihitung menggunakan program

komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

84

Tahapan analisis data yang dilakukan adalah 1) uji normalitas data yang bertujuan

untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak, sehingga dapat dilakukan

analisis tahap selanjutnya menggunakan statistik parametrik atau nonparametrik,

2) uji perbedaan kemampuan awal yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan

awal siswa pada kelompok kontrol dan eksperimen, 3) uji signifikansi pengaruh

perlakuan, dan 4) uji besar pengaruh perlakuan. Selanjutnya dilakukan analisis

lebih lanjut yang terdiri dari 1) perhitungan persentase peningkatan rerata pretest

ke posttest I, 2) uji besar efek peningkatan rerata pretest ke posttest I, 3) uji

korelasi rerata pretest ke posttest, dan 4) uji retensi pengaruh perlakuan.

4.1.4.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk mengetahui apakah

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang

sama terhadap kemampuan menarik kesimpulan. Data yang digunakan adalah

rerata skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sebelum

melakukan uji perbedaan kemampuan awal, perlu dilakukan uji asumsi. Uji

asumsi yang dilakukan adalah uji normalitas distribusi data dan uji homogenitas

varian.

1. Uji Asumsi

a. Uji Asumsi Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi data dilakukan untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak yang nantinya digunakan untuk menentukan jenis

analisis statistik tahap selanjutnya (Field, 2009: 144). Data pada kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen diuji menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov

test. Data yang digunakan, yaitu skor pretest, posttest I, dan selisih dari pretest ke

posttest I. Kriteria yang digunakan untuk kesimpulan uji normalitas data, yaitu

jika harga p > 0,05 maka distribusi data normal, sehingga uji statistik selanjutnya

menggunakan statistik parametrik. (Field, 2009: 326), sedangkan jika harga p <

0,05, maka distribusi data tidak normal, sehingga uji statistik berikutnya

menggunakan statistik nonparametrik. (Field, 2009: 345). Berdasarkan kriteria

tersebut, hasil uji normalitas kemampuan menarik kesimpulan sebagai berikut

(lihat Lampiran 4.3.2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

85

Tabel 4.19 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data

Kelompok p Keputusan

Kontrol 0,051 Normal

Eksperimen 0,192 Normal

Tabel 4.19 menunjukkan harga p > 0,05 pada aspek pretest untuk

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Aspek tersebut menunjukkan

distribusi data normal, sehingga analisis data selanjutnya menggunakan statistik

parametrik. Statistik parametrik yang digunakan yaitu Independent samples t-test,

untuk menganalisis data dari dua kelompok yang berbeda, misalnya kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen (Field, 2009: 326).

b. Uji Homogenitas Varian

Uji homogenitas varian dilakukan untuk memastikan apakah rerata skor

dua kelompok yang dibandingkan memiliki varian yang homogen. Teknik

pengujian yang dilakukan menggunakan Levene’s test. Jika harga p > 0,05 maka

ada homogenitas varian pada kedua data yang dbandingkan. Sedangkan jika harga

p < 0,05 maka tidak ada homogenitas varian pada kedua data yang dibandingkan

(Field, 2009: 150). Berikut ini adalah hasil uji asumsi homogenitas varian (lihat

Lampiran 4.4.2).

Tabel 4.20 Hasil Uji Homogenitas Varian

Uji Statistik F df1 df2 p Keputusan

Levene’s Test for Equality of Variances 0,002 1 44 0,968 Homogen

Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F =

0,002 dan harga p = 0,968 (p > 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

terdapat homogenitas varian pada kedua data yang dibandingkan. Apabila varian

homogen, maka data uji statistik Independent samples t-test yang diambil adalah

data baris pertama pada output SPSS (Field, 2009: 340).

c. Uji Statistik

Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa terdapat homogenitas data,

maka data uji statistik Independent samples t-test yang diambil adalah data baris

pertama pada output SPSS (Field, 2009: 340). Tingkat kepercayaan untuk

melakukan uji perbedaan kemampuan awal adalah 95%. Kriteria yang digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

86

untuk menolak Hnull adalah jika p < 0,05 (Field, 2009: 53). Berikut adalah hasil uji

perbedaan kemampuan awal dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

(lihat Lampiran 4.5.2).

Tabel 4.21 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji Statistik p Keputusan

Independent samples t-test 0,970 Tidak ada perbedaan

Rerata skor yang dicapai pada kelompok eksperimen (M = 2,44; SE =

0,09) lebih tinggi daripada rerata kelompok kontrol yaitu (M = 2,43; SE = 0,09).

Meskipun demikian, perbedaan skor tersebut tidak signifikan t(44) = - 0,037; p =

0,970 (p > 0,05). Oleh karena itu, Hnull diterima dan Hi ditolak. Hal ini

menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan awal pada kedua

kelompok. Ancaman terhadap validitas internal berupa karakteristik subjek dapat

dikendalikan dengan baik.

4.1.4.2 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui pengaruh

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap kemampuan

menarik kesimpulan, dengan melihat rerata skor pretest dan posttest I kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen. Pengaruh perlakuan dapat dihitung

menggunakan rumus (O2 – O1) – (O4 – O3), yaitu dengan mengurangkan selisih

skor posttest I – pretest pada kelompok eksperimen dengan selisih posttest I –

pretest pada kelompok kontrol (Cohen, Manion, & Morrison 2007: 277). Jika

hasil perhitungan bernilai lebih dari 0, ada perbedaan. Jika perbedaannya

signifikan, ada pengaruh. Berikut perhitungannya: (2,76 – 2,44) – (2,43 – 2,43) =

0,31 – 0,00 = 0,31. Hasil dari perhitungan diperoleh angka 0,31 atau lebih besar

dari 0, yang artinya ada pengaruh perlakuan. Maka penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh terhadap kemampuan menarik

kesimpulan. Untuk mengetahui pengaruhnya signifikan atau tidak, dilakukan uji

statistik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

87

1. Uji Asumsi

a. Uji Asumsi Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi data dilakukan untuk mengetahui normal atau

tidaknya distribusi data, sehingga dapat ditentukan jenis statistik yang digunakan

untuk menganalisis data tersebut (Field, 2009: 144). Kriteria yang digunakan

untuk kesimpulan uji normalitas data, yaitu jika harga p > 0,05, distribusi data

normal, sehingga uji statistik selanjutnya menggunakan statistik parametrik, yaitu

Independent samples t-test (Field, 2009: 326). Jika harga p < 0,05, Hnull ditolak

serta distribusi data tidak normal, sehingga uji statistik berikutnya menggunakan

statistik nonparametrik, yaitu Mann-Whitney U-test (Field, 2009: 345). Berikut

hasil uji normalitas distribusi data kemampuan menarik kesimpulan (lihat

Lampiran 4.3.2).

Tabel 4.22 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Selisih Skor Pretest-Posttest I

Kelompok p Keputusan

Kontrol 0,106 Normal

Eksperimen 0,051 Normal

Tabel 4.22 menunjukkan harga p > 0,05 pada aspek posttest I untuk

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan demikian Hnull diterima,

artinya data berdistriusi normal, sehingga analisis data selanjutnya menggunakan

statistik parametrik, yatu Independent samples t-test untuk menganalisis data dari

dua kelompok yang berbeda, misalnya kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen (Field, 2009: 326).

b. Uji Homogenitas Varian

Sebelum uji statistik, dilakukan uji homogenitas varian menggunakan

Levene’s test karena data berdistribusi normal. Data yang digunakan adaah data

pada baris pertama dari output SPSS Independent samples t-test dengan

keterangan equal variances assumed. Kriteria untuk menolak Hnull adalah jika

harga p < 0,05, tidak terdapat homogenitas varian pada kedua data yang

dibandingkan. Berikut hasil uji homogenitas varian selisih skor pretest-posttest I

(lihat Lampiran 4.6.2).

Tabel 4.23 Hasil Uji Homogenitas Varian selisih skor pretest-posttest I

Uji Statistik F df1 df2 p Keputusan

Levene’s Test for Equality of Variances 0,091 1 44 0,764 Homogen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

88

Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F =

0,091 dan harga p = 0,764 (p > 0,05), Hnull diterima, artinya data berdistribusi

normal. Dengan demikian, dapat diimpulkan bahwa terdapat homogenitas varian

pada kedua data yang dibandingkan. Apabila varian homogen, maka data uji

statistik Independent samples t-test yang diambil adalah data baris pertama pada

output SPSS (Field, 2009: 340).

c. Uji Statistik

Uji statistik ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap kemampuan menarik kesimpulan.

Uji signifikansi pengaruh perlakuan menggunakan statistik Independent samples

t-test dengan tingkat kepercayaan 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak

Hnull adalah jika harga p < 0,05 (Field, 2009: 53). Berikut ini adalah hasil uji

signifikansi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen terhadap kemampuan menarik kesimpulan (lihat Lampiran 4.7.2).

Tabel 4.24 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Uji Statistik p Keputusan

Independent samples t-test 0,01 Signifikan

Rerata selisih skor yang dicapai pada kelompok eksperimen (M = 0,31, SE

= 0,08) lebih tinggi daripada rerata kelompok kontrol yaitu (M = 0,00, SE = 0,08).

Perbedaan skor tersebut terlihat signifikan t(44) = -2,67, p = 0,01 (p < 0,05). Oleh

karena itu, Hnull ditolak dan Hi diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest – posttest I pada

kelompok kontrol dan eksperimen. Dengan demikian, penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh terhadap kemampuan menarik

kesimpulan. Berikut adalah diagram hasil perbandingan rerata selisih skor pretest

ke posttest I kemampuan mengevaluasi pada kelompok kontrol dan eksperimen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

89

Grafik 4.6 Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Grafik 4.6 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningktan skor pada

kedua kelompok. Skor pretest kelompok eksperimen lebih tinggi daripada

kelompok kontrol. Setelah kedua kelompok menerima pembelajaran diketahui

kelompok eksperimen memperoleh skor posttest I sebesar 3,08 sedangkan pada

kelompok kontrol sebesar 2,44. Mean pada kelompok eksperimen sebesar 0,320

lebih tinggi daripada kelompok kontrol sebesar 0. Berikut grafik hasil perbedaan

selisih skor pretest-posttest I antara kedua kelompok.

Grafik 4.7 Perbandingan Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I

2,43 2,43

2,44

2,76

2,2

2,3

2,4

2,5

2,6

2,7

2,8

Pretest Posttest I

Kel Kontrol

Kel Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

90

4.1.4.3 Uji Besar Pengaruh Perlakuan

Uji besar pengaruh perlakuan (effect size) dilakukan untuk mengetahui

besar pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap

kemampuan mengevaluasi. Data yang diperoleh berdistriusi normal sehingga

menggunakan rumus koefisien korelasi Pearson (Field, 2009: 57). Independent

samples t-test digunakan untuk mengambil t dalam melakukan uji besar pengaruh

perlakuan. Persentase pengaruh perlakuan didapat dengan menghitung koefisien

determinasi (R2) dengan cara mengkuadratkan harga r (harga koefisien korelasi

Pearson yang didapat) selanjutnya dikalikan 100% (Field, 2009: 179). Berikut

hasil perhitungan effect size terhadap kemampuan menarik kesimpulan (lihat

Lampiran 4.8).

Tabel 4.25 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan

Variabel t t2 df r (effect size) R

2 % Kategori Efek

Menarik

Kesimpulan

-2,67 7,13 44 0,37 0,13 13,69 Menengah

Tabel 4.25 menunjukkan harga r (effect size) pada kemampuan menarik

kesimpulan sebesar 0,37. Harga R2, yaitu 0,13 sehingga jika dikalikan 100%,

persentase besar pengaruh perlakuan pada kemampuan mengevaluasi, yaitu

13,69%. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD memberikan pengaruh

sebesar 13,69% terhadap kemampuan menarik kesimpulan yang setara dengan

kategori efek menengah.

4.1.4.4 Analisis Lebih Lanjut

1. Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

a. Persentase Peningkatan

Perhitungan persentase peningktan rerata pretest ke posttest I dilakukan

untuk mengetahui peningkatan rerata pretest ke posttest I kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengevaluasi. Selanjutnya,

dilakukan uji signifikansi peningkatan skor pretest ke posttest I dilakukan untuk

mengetahui apakah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke

posttest I pada kelompok kontrol maupun eksperimen. Skor pretest dan posttest I

diuji normalitasnya menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Kriteria untuk menolak

Hnull, jika harga p < 0,05, artinya data terdistribusi normal. Berikut hasil uji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

91

normalitas selisih skor pretest dan posttest I kemampuan menarik kesimpulan

kelompok kontrol dan eksperimen (lihat Lampiran 4.3.2).

Tabel 4.26 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Rerata Skor Pretest dan Posttest I

Kelompok Aspek p Keputusan

Kontrol Pretest 0,051 Normal

Posttest I 0,096 Normal

Eksperimen Pretest 0,192 Normal

Posttest I 0,200 Normal

Tabel 4.26 menunjukkan bahwa semua data skor pretest dan posttest I

pada kelompok kontrol dan eksperimen memiliki harga p > 0,05, artinya data skor

pretest dan posttest I kedua kelompok memiliki distribusi data yang normal.

Dengan demikian, uji peningkatan skor pretest ke posttest I dilakukan dengan

menggunakan Paired samples t-test. Berikut ini merupakan tabel hasil

perhitungan persentase peningkatan kemampuan menarik kesimpulan dan hasil uji

signifikansi peningkatan skor pretest dan posttest I (lihat Lampiran 4.9.1 dan

4.9.2.2).

Tabel 4.27 Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

No Kelompok Rerata Peningkata

n

%

Uji Statistik p Keputusa

n Pretest Posttest I

1 Kontrol 2,43 2,43 0,01 Paired

samples t-test

0,99 Tidak

signifikan

2 Eksperimen 2,44 2,76 13,07 Paired

samples t-test

0,00 Signifikan

Grafik 4.8 Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

2,2

2,3

2,4

2,5

2,6

2,7

2,8

Kel Kontrol Kel Eksperimen

Rer

ata

Pretest

Posttest I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

92

Berdasarkan tabel 4.27 dan grafik 4.8 menunjukkan bahwa pada kelompok

kontrol mengalami penurunan rerata skor antara pretest ke posttest I, sedangkan

pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan skor antara pretest ke posttest

I. Nilai rerata pretest pada kelompok kontrol sebesar 2,43 dan nilai rerata posttest

I sebesar 2,43. Persentase peningkatan pretest ke posttest I kelompok kontrol,

yaitu 0,01%. Persentase tersebut menunjukkan bahwa kelompok kontrol

mengalami penurunan. Harga p untuk kelompok kontrol adalah 0,99, artinya

kelompok kontrol memiliki nilai p > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan

antara rerata pretest dan posttest I kelompok kontrol. Sedangkan nilai rerata

pretest pada kelompok eksperimen sebesar 2,44 dan nilai rerata posttest I sebesar

2,76. Persentase peningkatan pretest ke posttest I kelompok eksperimen, yaitu

13,07%. Persentase tersebut menunjukkan bahwa kelompok eksperimen

mengalami peningkatan. Harga p untuk kelompok kontrol adalah 0,00, artinya

kelompok eksperimen memiliki harga p < 0,005 maka Hnull ditolak dan Hi

diterima. Dengan demikian dapat diketahui bahwa ada perbedaan yang signifikan

antara rerata pretest ke posttest I kelompok eksperimen. Berikut grafik yang

menunjukkan frekuensi selisih skor pretest ke posttest I (gain score) pada kedua

kelompok terhadap kemampuan menarik kesimpulan (lihat Lampiran 4.9.3.3).

Grafik 4.9 Gain score

Grafik 4.9 menunjukkan gain terendah pada kelompok kontrol dan

eksperimen sebesar -0,67. Sedangkan gain tertinggi pada kelompok kontrol

sebesar 0,67 dan pada kelompok eksperimen sebesar 1,00. Namun frekuensi siswa

2

6 6 6

2

0

1

2

5

7 7

2

0

1

2

3

4

5

6

7

8

-0,67 -0,33 0 0,33 0,67 1

Fre

ku

ensi

Kel Kontrol

Kel Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

93

yang mendapat nilai ≥ 0,33 pada kelompok kontrol berjumlah 8 anak, sedangkan

kelompok eksperimen berumlah 16 anak. Nilai 0,33 merupakan nilai tengah gain

score yang didapat dengan menghitung 50% dari nilai tertinggi. Persentase gain

score ≥ 0,00 pada kelompok kontrol sebesar 36%, sedangkan pada kelompok

eksperimen sebesar 60% (lihat Lampiran 4.9.3.4). Hal ini berarti 36% siswa pada

kelompok kontrol diuntungkan dengan metode ceramah, sedangkan 60% siswa

pada kelompok eksperimen diuntungkan dengan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD. Dengan demikian, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD pada kelompok eksperimen memberi dampak pengaruh lebih besar

daripada penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol.

b. Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Uji besar efek peningkatan skor pretest ke posttest I dilakukan untuk

mengetahui besar efek peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I

pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Uji yang digunakan pada

kedua kelompok menggunakan statistik parametrik Paired samples t-test karena

data berdistribusi normal. Kriteria untuk menolak Hnull adalah jika harga p <

0,05, maka ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I (Field:

2009: 53 & Santoso, 2015: 396). Berikut hasil uji besar efek peningkatan rerata

skor pretest ke posttest I terhadap kemampuan mengevaluasi (lihat Lampiran

4.10.2.1).

Tabel 4.28 Hasil Uji Besar Efek Peningkatan Pretest ke Posttest I

Kelompok t t2 df r (effect size) R

2 % Kategori Efek

Kontrol 0,006 0,000 21 0,001 1,71 0,00 Kecil

Eksperimen 3,705 13,72 23 0,611 0,37 37,37 Besar

Tabel 4.28 menunjukkan bahwa setelah posttest I, kemampuan kelompok

kontrol berbeda secara signifikan dengan kelompok eksperimen. Hasil uji statistik

pada kelompok kontrol M = 0,00; SD = 0,38; SE = 0,08; df = 21; dan p = 0,99 (p >

0,05), maka Hnull diterima, artinya tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari

pretest ke posttest I. Dengan demikian, pada kelompok kontrol tidak terjadi

peningkatan skor dari pretest ke posttest I. Sedangkan pada kelompok eksperimen

M = 0,31; SD = 0,42; SE = 0,08; df = 23; dan p = 0,001 (p < 0,05), maka Hnull

ditolak, artinya ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I.

Dengan demikian, pada kelompok eksperimen terjadi peningkatan skor dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

94

pretest ke posttest I. Persentase besar pengaruh penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD lebih besar daripada metode ceramah. Besar pengaruh

model pembelajaran pada kelompok kontrol r = 0,001 setara dengan 0,00% yang

masuk kategori efek kecil dan pada kelompok eksperimen r = 0,611 setara dengan

37,37% yang masuk kategori efek besar

2. Uji Korelasi Rerata Pretest dan Posttest I

Uji korelasi ini dilakukan untuk memeriksa apakah terdapat ancaman terhadap

validitas internal penelitian berupa regresi statistik. Terdapat ancaman regresi

statistik jika korelasinya negatif dan signifikan.. Regresi statistik adalah

kecenderungan siswa yang mendapat skor pretest lebih tinggi akan mendapat skor

posttest lebih rendah, sedangkan siswa yang mendapat skor pretest lebih rendah

akan mendapat skor pada posttest lebih tinggi (Cohen, Manion, & Morisson,

2007: 155). Data yang digunakan adalah skor rerata pretest dan posttest I pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Data yang digunakan berdistribusi

normal, sehingga menggunakan rumus Pearson Correlation. Tingkat kepercayaan

yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah

jika harga p < 0,05 (Field, 2009: 53). Berikut hasil uji korelasi antara rerata

pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (lihat

Lampiran 4.11.2.1).

Tabel 4.29 Hasil Uji Korelasi Rerata skor Pretest-Posttest I

Kelompok Pearson Correlation p Keterangan

Kontrol 0,611 0,003 Positif dan signifikan

Eksperimen 0,647 0,001 Positif dan signifikan

Tabel 4.29 menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol harga r (koefisien

korelasi Pearson) sebesar 0,611, sedangkan pada kelompok eksperimen harga r

(koefisien korelasi Pearson) sebesar 0,647, artinya kedua kelompok memiliki

korelasi yang positif antara skor pretest dan posttest I. Korelasi positif artinya

semakin tinggi skor pretest maka semakin tinggi pula skor posttest. Hasil uji

korelasi rerata pretest dan posttest I pada kelompok kontrol harga p sebesar 0,003

(p < 0,05), artinya Hnull ditolak dan Hi diterima, maka pada kelompok eksperimen

memiliki korelasi yang signifikan antara hasil rerata pretest dan hasil posttest I.

Sedangkan pada kelompok eksperimen harga p sebesar 0,001 (p < 0,05), artinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

95

Hnull ditolak dan Hi diterima, maka pada kelompok eksperimen memiliki korelasi

yang signifikan antara hasil rerata pretest dan hasil posttest I. Dengan demikian,

ancaman validitas internal, yaitu regresi statistik dapat dikendalikan dalam

penelitian ini.

3. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui apakah perlakuan

yang diberikan masih memiliki efek yang sama beberapa waktu setelah dilakukan

posttest I. Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan dengan memberikan posttest

II pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Untuk menentukan uji yang

akan digunakan, perlu diketahui terlebih dahulu distribusi data skor posttest I dan

posttest II. Skor posttest I dan posttest II diuji normalitasnya menggunakan

Kolmogorov-Smirnov. Kriteria untuk menolak Hnull adalah harga p < 0,05, artinya

data terdistribusi normal. Berikut hasil uji normalitas selisih skor posttest I dan

posttest II kemampuan menarik kesimpulan kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen (lihat Lampiran 4.3.2).

Tabel 4.30 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Selisih Skor Posttest I dan Posttest II

Kelompok Aspek p Keputusan

Kontrol Posttest I 0,096 Normal

Posttest II 0,140 Normal

Eksperimen Posttest I 0,200 Normal

Posttest II 0,145 Normal

Tabel 4.30 menunjukkan bahwa harga p > 0,05 pada skor posttest I dan

posttest II kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, artinya keempat data

tersebut memiliki distribusi data normal. Dengan demikian, uji retensi pengaruh

perlakuan dilakukan dengan menggunakan statistik parametrik Paired samples t-

test. Kriteria untuk menolak Hnull adalah harga p < 0,05, maka ada perbedaan skor

yang signifikan dari posttest I ke posttest II (Field, 2009: 53 & Santoso, 2015:

296). Berikut hasil uji retensi pengaruh perlakuan terhadap kemampuan

mengevaluasi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (lihat Lampiran

4.12.2.1 dan 4.12.2.2).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

96

Tabel 4.31 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Posttest I ke Posttest II

Kelompok Rerata Peningkatan

%

Uji

Statistik

p Keputusan

Posttest I Posttest II

Kontrol 2,43 2,36 -3,12 Paired

samples t-

test

0,49 Penurunan

tidak

signifikan

Eksperimen 2,76 2,69 -2,50 Paired

samples t-

test

0,33 Penurunan

tidak

signifikan

Tabel 4.31 menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol M = -0,07; SD = 0,51;

SE = 0,10; df = 21; dan p = 0,49 (p > 0,05), maka Hnull diterima, artinya tidak ada

perbedaan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II. Dengan demikian,

pada kelompok kontrol tidak terjadi penurunan skor yang signifikan dari posttest I

ke posttest II. Pada kelompok eksperimen M = -006; SD = 0,34; SE = 0,06; df =

23; dan p = 0,33 p > 0,05), maka Hnull diterima, artinya tidak ada perbedaan skor

yang signifikan dari posttest I ke posttest II. Dengan demikian, pada kelompok

kontrol tidak terjadi penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II.

Dengan demikian, pada kelompok kontrol dan eksperimen tidak terjadi penurunan

skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II.

Persentase penurunan rerata skor posttest I ke posttest II pada kelompok

eksperimen lebih besar daripada kelompok kontrol. Hal tersebut dapat dilihat oada

hasil perhitungan bahwa penurunan skor pada kelompok kontrol sebesar -3,12%

dan pada kelompok eksperimen sebesar -2,50%. Berikut adalah grafik skor

pretest, posttest I, dan posttest II kemampuan menarik kesimpulan pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen.

Grafik 4.10 Perbandingan Skor Pretest, Posttest I, dan Posttest II

2,43 2,43 2,36

2,44

2,76

2,69

2,1

2,2

2,3

2,4

2,5

2,6

2,7

2,8

Pretest Posttest I Posttest II

Mea

n

Kel Kontrol

Kel Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

97

Selanjutnya, untuk mengetahui capaian skor pada posttest II berbeda atau

tidak berbeda dengan kondisi awal pada pretest, maka dilakukan analisis terhadap

perbedaan skor pretest dengan posttest II. Analisis perbedaan skor pretest dengan

posttest II menggunakan statistik parametrik, yaitu Paired samples t-test, karena

posttest II kelompok kontrol dan eksperimen memiliki distribusi data normal.

Kriteria untuk menolak Hnull adalah harga p < 0,05 (Field, 2009: 552). Berikut

adalah hasil uji signifikansi skor pretest ke posttest II (lihat Lampiran 4.12.2.3

dan 4.12.2.4).

Tabel 4.32 Hasil Uji Retensi Skor Pretest ke Posttest II

Kelompok Rerata Uji Statistik p Keputusan

Pretest Posttest II

Kontrol 2,43 2,36 Paired

samples t-test

0,598 Perbedaan tidak

signifikan

Eksperimen 2,44 2,69 Paired

samples t-test

0,008 Perbedaan Signifikan

Tabel 4.32 menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol mengalami penurunan

skor. Hal tersebut dapat dilihat M = -0,07; SD = 0,66; SE = 0,14; df = 21; dan p =

0,598 (p > 0,05), maka Hnull diterima, artinya tidak ada perbedaan skor yang

signifikan dari pretest ke posttest II. Dengan demikian, pada kelompok kontrol

tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest II. Pada

kelompok eksperimen M = 0,25; SD = 0,42; SE = 0,08; df = 23; dan p = 0,008 (p <

0,05), maka Hnull ditolak, artinya ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest

ke posttest II. Dengan demikian, pada kelompok eksperimen mengalami

perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest II.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Analisis terhadap Ancaman Validitas Internal Penelitian

Penarikan kesimpulan dalam sebuah penelitian eksperimental memerlukan

kehati-hatian. Perlu dipastikan bahwa perubahan yang terjadi pada variabel

dependen hanya disebabkan karena variabel independen yang digunakan sebagai

treatment penelitian. Bisa jadi terdapat variabel lain di luar perlakuan yang turut

mempengaruhi hasil penelitian sehingga memunculkan keraguan terhadap

hubungan sebab-akibat yang ditarik dalam kesimpulan penelitian. Faktor-faktor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

98

luar ini bisa menjadi ancaman terhadap validitas penelitian. Berikut ancaman

validitas internal pada penelitian ini.

Tabel 4.33 Ancaman dalam Penelitian

No Ancaman

Validitas

Tingkat Ancaman Terkendali

Ya/Tidak

Cara Pengendalian

1 Sejarah Rendah Ya Penelitian dilakukan dalam waktu

yang singkat (dua minggu).

2 Difusi

treatment

Rendah-menengah Ya Tidak ada komunikasi tentang STAD

ke kelompok kontrol secara

sistematis.

3 Perilaku

kompensatoris

Rendah-menengah Tidak Kelompok kontrol tidak diberi

treatment STAD sesudah penlitian

selesai.

4 Maturasi Rendah Ya Penelitian dilaksanakan dalam waktu

yang singkat (dua minggu).

Penggunaan pretest dan posttest

yang sama untuk kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen.

5 Regresi

statistik

Rendah Ya Pada kemampuan mengevaluasi

hasil uji korelasi pretest dan posttest

I positif, pada kelompok kontrol

tidak signifikan sedangkan pada

kelompok eksperimen signifikan.

Pada kemampuan menarik

kesimpulan hasil uji korelasi pretest

dan posttest I positif dan signifikan

pada kedua kelompok.

6 Mortalitas Rendah Ya Penelitian dilaksanakan dalam waktu

yang singkat (dua minggu).

Semua siswa hadir saat pretest dan

posttest pada kelompok kontrol dan

eksperimen.

7 Pengujian Rendah Ya Kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen sama-sama diberi

pretest.

8 Instrumentasi Rendah-menengah-

tinggi

Ya Memeriksa kelayakan instrumen.

Menggunakan instrumen yang sama

saat pretest dan posttest.

9 Lokasi Menengah-tinggi Ya Lingkungan dan kondisi ruang kelas

kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen kurang lebih sama

10 Karakteristik

subjek

Menengah-tinggi Ya Kedua kelompok memiliki

kemampuan awal yang sama.

11 Implementasi Tinggi Ya Pembelajaran diimplementasikan

oleh guru yang sama untuk

kelompok kontrol dan eksperimen.

Tabel 4.33 menunjukkan ancaman yang dapat dikendalikan pada

penelitian ini adalah sejarah, difusi treatment, maturasi, regresi statistik,

mortalitas, pengujian, isntrumentasi, lokasi, karakteristik subjek, dan

implementasi. Ancaman validitas internal yang tidak dapat dikendalikan, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

99

perilaku kompensatoris dengan tingkat ancaman rendah-menengah. Ancaman

tersebut tidak berdampak secara praktis terhadap kredibilitas kesimpulan yang

diambil. Dengan demikian, 10 dari 11 ancaman validitas internal dapat

dikendalikan dengan baik dan tidak ada temuan data yang menunjukkan ancaman

yang berdampak sistemik. Maka kredibilitas kesimpulan penelitian bisa dipercaya.

Berikut penjelasan ancaman terhadap validitas internal penelitian dan cara

pengendaliannya. Selama penelitian, dijumpai peristiwa yang dapat mengancam

validitas internal penelitian. Setiap ancaman dikendalikan dengan solusi yang ada.

Pelaksanaan penelitian ini berlangsung kurang lebih 2 minggu untuk

mengendalikan ancaman validitas internal berupa sejarah, maturasi dan mortalitas.

Ancaman validitas internal berupada difusi treatment berhasil dikendalikan dalam

penelitian ini. Solusi yang ditawarkan peneliti, yaitu memberikan pengertian

setelah pembelajaran kepada kedua kelompok agar tidak saling mempelajari

treatment setiap kelompok. Ancaman validitas internal berupa perilaku

kompensatoris tidak berhasil dikendalikan dalam penelitian ini. Seharusnya

setelah seluruh treatment sudah diberikan pada kedua kelompok, kelompok

kontrol juga diberikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sama dengan

kelompok eksperimen, tetapi keterbatasan waktu guru mitra tidak memungkinkan

lagi untuk melaksanakan pembelajaran.

Penggunaan soal pretest dan posttest yang sama pada kedua kelompok dan

isntrumen soal sudah diperiksa terlebih dahulu kelayakannya juga membuat

ancaman validitas internal berupa maturasi dan instrumentasi dapat dikendalikan

dengan baik. Begitu pula dengan ancaman validitas internal berupa regresi

statistik yang dapat dikendalikan dengan baik, karena pada kemampuan

mengevaluasi hasil uji korelasi pretest dan posttest I positif, pada kelompok

kontrol tidak signifikan sedangkan pada kelompok eksperimen signifikan.

Sedangkan pada kemampuan menarik kesimpulan hasil uji korelasi pretest dan

posttest I positif dan signifikan pada kedua kelompok. Kehadiran semua siswa

selama pretest, treatment¸ dan posttest juga membuat ancaman validitas internal

berupa mortalitas dapat dikendalikan dengan baik. Ancaman validitas internal

berupa pengujian juga dapat dikendalikan dengan baik, karena kedua kelompok

sama-sama diberikan pretest sebelum treatment dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

100

Penelitian ini dilaksanakan di lokasi yang sama, yaitu di salah satu SD

swasta di Yogyakarta. Selama penelitian, setiap kelompok menggunakan kelas

seperti hari biasa, yaitu kelas VB ditempati oleh kelompok kontrol, sedangkan

kelas VA ditempati oleh kelompok eksperimen dengan kondisi kedua ruang kelas

kurang lebih sama. Pelaksanaan pretest bertujuan untuk mengetahui kemampuan

awal pada kedua kelompok. Setelah pretest ternyata kedua kelompok memiliki

kemampuan awal yang sama, sehingga ancaman validitas internal berupa

karakteristik subjek dapat dikendalikan. Selain itu, agar tidak terjad bias,

pembelajaran pada kedua kelompok dilakukan oleh guru yang sama, sehingga

ancaman validitas internal berupa implementasi dapat dikendalikan dengan baik.

4.2.2 Analisis Pengaruh Kemampuan Mengevaluasi

Hipotesis I pada penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD berpengaruh terhadap kemampuan mengevaluasi siswa

kelas V SD. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh secara

signifikan terhadap kemampuan mengevaluasi. Sebaran data posttest pada

kemampuan mengevaluasi menunjukkan bahwa siswa pada kelompok eksperimen

mendapat skor lebih tinggi daripada kelompok kontrol.

Indikator pertama, yaitu menerka akibat dari hewan yang berada di tempat

yang tidak sesuai dengan organ pernapasannya, pada kelompok kontrol perolehan

skor 3 meningkat sebanyak 4 siswa. Pada kelompok eksperimen perolehan skor 3

meningkat sebanyak 5 siswa dan skor 4 sebanyak 2 siswa.

Indikator kedua, yaitu menilai sah tidaknya fungsi organ pernapasan

hewan sesuai dengan tempat hidupnya, pada kelompok kontrol perolehan skor 1

meningkat sebanyak 2 siswa, skor 3 sebanyak 1 siswa, dan skor 4 sebanyak 3

siswa. Pada kelompok eksperimen perolehan skor 3 meningkat sebanyak 1 siswa

dan skor 4 sebanyak 7 siswa.

Indikator ketiga, yaitu menilai sah tidaknya perilaku manusia terhadap

hewan, pada kelompok kontrol perolehan skor 1 meningkat sebanyak 1 siswa,

skor 2 sebanyak 3 siswa, dan skor 3 sebanyak 2 siswa. Pada kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

101

eksperimen perolehan skor 3 meningkat sebanyak 4 siswa, dan skor 4 sebanyak 2

siswa.

Pada kelompok kontrol, skor yang sering muncul adalah skor 2, yaitu

sebanyak 29 siswa pada saat pretest dan 23 siswa pada saat posttest. Pada

kelompok eksperimen, skor yang sering muncul adalah skor 2 sebanyak 23 siswa

pada saat pretest dan skor 3 sebanyak 30 siswa pada saat posttest.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa kedua kelompok memiliki

kemampuan awal yang sama dengan harga p = 0,916 (p > 0,05), artinya tidak ada

perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Dengan demikian, kedua kelompok dapat dibandingkan

dan ancaman validitas internal berupa karakteristik subjek dapat dikendalikan

dalam penelitian ini.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh

terhadap kemampuan mengevaluasi dengan harga p = 0,001 (p < 0,05), artinya

ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest dan posttest I pada

kelompok eksperimen. Maka model pembelajaran kooperatif tipe STAD

berpengaruh terhadap kemampuan mengevaluasi.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD memberi pengaruh

kemampuan mengevaluasi sebesar 22% atau setara dengan kategori efek

menengah (Field, 2009: 57). Hal ini dibuktikan dengan hasil uji besar pengaruh

perlakuan sebesar r = 0,47 atau setara dengan 22%. Hal ini berarti model

pembelajaran kooperatif tipe STAD memberi pengaruh sekitar 22%, sedangkan

sisanya merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti

(Kasmadi & Sunariah, 2013: 151).

Perhitungan persentase peningkatan rerata selisih skor pretest ke posttest I

kemampuan mengevaluasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Pada kelompok eksperimen

terjadi peningkatan yang lebih besar daripada kelompok kontrol. Hal tersebut

terlihat dari persentase peningkatan skor rerata pretest ke posttest I kelompok

eksperimen sebesar 23,33%. Sedangkan peningkatan rerata skor pretest ke

posttest I kelompok kontrol sebesar -0,58%. Hasil rerata skor posttest I pada

kelompok kontrol menunjukkan angka yang negatif, artinya kelompok kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

102

mengalami penurunan hasil skor dari pretest ke posttest, hal tersebut

kemungkinan karena saat posttest I dilaksanakan pada hari Jumat setelah senam,

kemungkinan siswa tidak fokus ketika mengerjakan soal posttest I sehingga

mengalami penurunan skor.

Hasil uji besar efek peningkatan rerata skor pretest ke posttest I

menunjukkan bahwa peningkatan pada kelompok eksperimen lebih besar daripada

kelompok kontrol. Persentase peningkatan skor pretest ke posttest I pada

kelompok eksperimen memiliki harga r sebesar 0,78 atau setara dengan 60,8%

(kategori besar). Sedangkan pada kelompok kontrol memiliki harga r sebesar 0,02

atau setara dengan 0,05% (kategori kecil).

Pada kelompok kontrol mengalami peningkatan skor yang positif dan

tidak signifikan, sedangkan kelompok eksperimen mengalami peningkatan skor

yang positif dan signifikan. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji korelasi antara

rerata pretest ke posttest I pada kelompok kontrol, harga p sebesar 0,544 (p >

0,05), artinya kelompok kontrol mengalami peningkatan yang tidak signifikan.

Pada kelompok eksperimen, harga p sebesar 0,016 (p < 0,05), artinya kelompok

eksperimen mengalami peningkatan yang signifikan. Hasil Pearson Correlation

pada kelompok kontrol sebesar 0,137 dan pada kelompok eksperimen sebesar

0,488. Harga Pearson Correlation menunjukkan nilai positif pada kelompok

kontrol, artinya siswa yang mendapat rerata skor pretest rendah, pada posttest I

mendapat rerata skor rendah. Sedangkan siswa yang mendapat rerata skor pretest

tinggi, pada posttest I mendapat rerata skor tinggi.

Setelah kurang lebih lima hari dari posttest I, kedua keloompok

mengerjakan soal posttest II. Tujuannya untuk mengetahui apakah masih ada

pengaruh perlakuan setelah beberapa waktu dilakukan posttest I. Pada kelompok

kontrol hasil uji retensi menunjukkan harga p sebesar 0,783 (p > 0,05), artinya

tidak ada perbedaan signifikan antara skor posttest I ke posttest II dan persentase

penurunan sebesar -1,23%. Sedangkan pada kelompok eksperimen hasil uji retensi

menunjukkan harga p sebesar 0,036 (p < 0,05), artinya ada perbedaan signifikan

antara skor posttest I ke posttest II dan persentase penurunan sebesar -5,18%.

Dengan kata lain, pada kelompok eksperimen terjadi penurunan skor yang

signifikan antara posttest I ke posttest II. Meskipun demikian, skor posttest II pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

103

kelompok eksperimen tetap lebih tinggi daripada skor pretest. Sedangkan pada

kelompok kontrol, skor posttest II lebih rendah daripada pretest. Dengan

demikian, model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih efektif daripada

metode ceramah. Hal ini terbukti dengan hasil rerata skor pretest ke posttest II

kelompok kontrol sebesar 2,48 dan 2,43. Sedangkan hasil rerata skor pretest ke

posttest II kelompok eksperimen sebesar 2,50 dan 2,80.

Hasil perhitungan gain score pada kemampuan mengevaluasi diperoleh

skor ≥ 0,00. Frekuensi siswa yang memperoleh skor ≥ 0,00 dengan penerapan

metode ceramah sebanyak 13 anak, sedangkan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD sebanyak 24 anak. Dengan demikian, 100% siswa pada kelompok

eksperimen diuntungkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD,

sedangkan 59% siswa pada kelompok kontrol diuntungkan dengan metode

ceramah. Keuntungan pada kelompok eksperimen lebih besar daripada kelompok

kontrol, maka model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih mampu

mengembangkan kemampuan mengevaluasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

104

4.2.3 Analisis Pengaruh Kemampuan Menarik Kesimpulan

Hipotesis II pada penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD berpengaruh terhadap kemampuan menarik kesimpulan

siswa kelas V SD. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh secara

signifikan terhadap kemampuan menarik kesimpulan. Sebaran data posttest pada

kemampuan menarik kesimpulan menunjukkan bahwa siswa pada kelompok

eksperimen mendapat skor lebih tinggi daripada kelompok kontrol.

Indikator pertama, yaitu mengemukakan alternatif tindakan yang dapat

dilakukan oleh manusia terhadap hewan, pada kelompok kontrol perolehan skor 4

meningkat sebanyak 1 siswa. Pada kelompok eksperimen perolehan skor 4

meningkat sebanyak 4 siswa.

Indikator kedua, yaitu menerka akibat yang akan terjadi pada hewan

terhadap tindakan manusia, pada kelompok kontrol perolehan skor 1 meningkat

sebanyak 4 siswa. Pada kelompok eksperimen perolehan skor 1 meningkat

sebanyak 1 siswa dan skor 3 sebanyak 1 siswa.

Indikator ketiga, yaitu menyimpulkan akibat dari perlakuan terhadap

hewan, pada kelompok kontrol perolehan skor 3 meningkat sebanyak 3 siswa.

Pada kelompok eksperimen perolehan skor 3 meningkat sebanyak 1 siswa, dan

skor 4 sebanyak 3 siswa.

Pada kelompok kontrol, skor yang sering muncul adalah skor 3, yaitu

sebanyak 29 siswa pada saat pretest dan 30 siswa pada saat posttest. Pada

kelompok eksperimen, skor yang sering muncul adalah skor 3 sebanyak 26 siswa

pada saat pretest dan skor 3 sebanyak 28 siswa pada saat posttest.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa kedua kelompok memiliki

kemampuan awal yang sama dengan harga p = 0,970 (p > 0,05), artinya tidak ada

perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Dengan demikian, kedua kelompok dapat dibandingkan

dan ancaman validitas internal berupa karakteristik subjek dapat dikendalikan

dalam penelitian ini.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh

terhadap kemampuan menarik kesimpulan dengan harga p = 0,01 (p < 0,05),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

105

artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest dan posttest I

pada kelompok eksperimen. Maka model pembelajaran kooperatif tipe STAD

berpengaruh terhadap kemampuan menarik kesimpulan.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD memberi pengaruh

kemampuan menarik kesimpulan sebesar 13,69% atau setara dengan kategori efek

menengah (Field, 2009: 57). Hal ini dibuktikan dengan hasil uji besar pengaruh

perlakuan sebesar r = 0,37 atau setara dengan 13,69%. Hal ini berarti model

pembelajaran kooperatif tipe STAD memberi pengaruh sekitar 13,69%,

sedangkan sisanya merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang

diteliti (Kasmadi & Sunariah, 2013: 151).

Perhitungan persentase peningkatan rerata selisih skor pretest ke posttest I

kemampuan menarik kesimpulan pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Pada kelompok

eksperimen terjadi peningkatan yang lebih besar daripada kelompok kontrol. Hal

tersebut terlihat dari persentase peningkatan skor rerata pretest ke posttest I

kelompok eksperimen sebesar 13,07%. Sedangkan peningkatan rerata skor pretest

ke posttest I kelompok kontrol sebesar 0,01%.

Hasil uji besar efek peningkatan rerata skor pretest ke posttest I

menunjukkan bahwa peningkatan pada kelompok eksperimen lebih besar daripada

kelompok kontrol. Persentase peningkatan skor pretest ke posttest I pada

kelompok eksperimen memiliki harga r sebesar 0,6111 atau setara dengan 37,37%

(kategori besar). Sedangkan pada kelompok kontrol memiliki harga r sebesar

0,001 atau setara dengan 0,00% (kategori kecil).

Pada kelompok kontrol dan eksperimen mengalami peningkatan skor yang

positif signifikan. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji korelasi antara rerata pretest

ke posttest I pada kelompok kontrol, harga p sebesar 0,003 (p > 0,05), artinya

kelompok kontrol mengalami peningkatan yang signifikan. Pada kelompok

eksperimen, harga p sebesar 0,001 (p < 0,05), artinya kelompok eksperimen

mengalami peningkatan yang signifikan. Hasil Pearson Correlation pada

kelompok kontrol sebesar 0,611 dan pada kelompok eksperimen sebesar 0,647.

Harga Pearson Correlation menunjukkan nilai positif pada kelompok kontrol,

artinya siswa yang mendapat rerata skor pretest rendah, pada posttest I mendapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

106

rerata skor rendah. Sedangkan siswa yang mendapat rerata skor pretest tinggi,

pada posttest I mendapat rerata skor tinggi.

Setelah kurang lebih lima hari dari posttest I, kedua keloompok

mengerjakan soal posttest II. Tujuannya untuk mengetahui apakah masih ada

pengaruh perlakuan setelah beberapa waktu dilakukan posttest I. Pada kelompok

kontrol hasil uji retensi menunjukkan harga p sebesar 0,49 (p > 0,05), artinya

tidak ada perbedaan signifikan antara skor posttest I ke posttest II dan persentase

penurunan sebesar -3,12%. Sedangkan pada kelompok eksperimen hasil uji retensi

menunjukkan harga p sebesar 0,33 (p > 0,05), artinya tidak ada perbedaan

signifikan antara skor posttest I ke posttest II dan persentase penurunan sebesar -

2,50%. Dengan kata lain, pada kelompok eksperimen terjadi penurunan skor yang

signifikan antara posttest I ke posttest II. Meskipun demikian, skor posttest II pada

kelompok eksperimen tetap lebih tinggi daripada skor pretest. Sedangkan pada

kelompok kontrol, skor posttest II lebih rendah daripada pretest. Dengan

demikian, model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih efektif daripada

metode ceramah. Hal ini terbukti dengan hasil rerata skor pretest ke posttest II

kelompok kontrol sebesar 2,43 dan 2,36. Sedangkan hasil rerata skor pretest ke

posttest II kelompok eksperimen sebesar 2,44 dan 2,69.

Hasil perhitungan gain score pada kemampuan mengevaluasi diperoleh

skor ≥ 0,33. Frekuensi siswa yang memperoleh skor ≥ 0,33 dengan penerapan

metode ceramah sebanyak 8 anak, sedangkan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD sebanyak 16 anak. Dengan demikian, 60% siswa pada kelompok

eksperimen diuntungkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD,

sedangkan 36% siswa pada kelompok kontrol diuntungkan dengan metode

ceramah. Keuntungan pada kelompok eksperimen lebih besar daripada kelompok

kontrol, maka model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih mampu

mengembangkan kemampuan menarik kesimpulan.

4.2.4 Analisis Hasil Penelitian terhadap Teori

Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) berpengaruh

terhadap kemampuan mengevaluasi dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

107

memperlihatkan selisih skor kelompok eksperimen lebih tinggi daripada

kelompok kontrol. Hal ini terjadi karena model pembelajaran yang diterapkan

pada kedua kelompok berbeda. Perbedaan tersebut berpengaruh terhadap

meningkat tidaknya kemampuan mengevaluasi dan kemampuan menarik

kesimpulan. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang relevan yang

menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Team

Achievement Division (STAD) berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi

dan hasil belajar (Sukmayani, Parmiti, & Wibawa, 2015). Penelitian lain juga

menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh

tehadap hasil belajar IPA (Sudiarpa, Renda, & Rati, 2015). Selain itu sebuah

penelitian juga menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD berpengaruh terhadap keterampilan proses sains dan hasil belajar

fisika (Juraini, Taufik, & Gunada, 2016). Dari ketiga penelitian sebelumnya,

terdapat beberapa hal yang hampir sama dengan penelitian ini. Kesamaan tersebut

terletak pada model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement

Division (STAD) sebagai variabel independen yang mempengaruhi variabel

dependen. Selain itu, terdapat unsur baru yang berbeda dengan penelitian

sebelumnya pada penelitian ini, yaitu populasi penelitian yang merupakan siswa

kelas V di salah satu SD swasta di Yogyakarta dan materi yang digunakan dalam

penelitian adalah materi sistem pernapasan hewan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Programme for International Student

Assessment (PISA), pada tahun 2012 Indonesia berada pada peringkat 64 dari 65

negara dengan hasil skor literasi IPA sebesar 382 (OECD, 2013: 5). Pada tahun

2015, Indonesia berada pada peringkat 62 dari 70 negara dengan hasil skor literasi

IPA sebesar 403 (OECD, 2016: 5). Data tersebut menunjukkan adanya

peningkatan hasil skor literasi IPA dari 382 menjadi 403, namun peringkat

Indonesia masih berada di 10 besar terbawah dari 70 negara peserta PISA tahun

2015. Diduga rendahnya kemampuan siswa pada mata pelajaran IPA disebabkan

oleh faktor tertentu, di antaranya menerapkan metode ceramah khususnya

pembelajaran di SD, di mana guru yang berperan aktif sebagai sumber belajar

siswa. Meskipun telah banyak ditemukan berbagai model pembelajaran inovatif,

tetapi di Indonesia masih menerapkan metode ceramah dalam kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

108

pembelajaran. Dengan penerapan model pembelajaran yang inovatif ini

harapannya dapat memudahkan siswa dalam mengembangkan kemampuan

dirinya.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan kesesuaian dengan teori yang sudah

ada bahwa anak-anak harus berinteraksi dengan lingkungannya untuk berkembang

dan membangun struktur-stuktur kognitif baru dalam dirinya. Siswa kelas V SD

yang berusia 10-11 tahun berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap

operasional kronket, siswa mulai menunjukkan perilaku belajar secara lebih

objektif dan mulai berpikir secara rasional. Selain itu, model pembelajaran

kooperatif tipe Student Team Achivement Division (STAD) merupakan salah satu

tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi di antara

siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi

pembelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal (Slavin, dalam Isjoni, 2013:

74). Siswa menjadi aktif dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran di kelas

bersama kelompok-kelompok kecil, mereka juga berani dalam menyampaikan

pendapatnya di depan kelas.

Model ini juga sesuai dengan teori sosiokultural menurut Vygotsky yang

menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila peserta didik bekerja menangani

tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam

jangkauan kemampuan atau berada dalam Zone of Proximal Development (ZPD).

Siswa akan dapat memecahkan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau

melalui kerjasama dengan teman sejawat yang lebih mampu atau diberikan

bantuan sementara yang diberikan kepada peserta didik untuk belajar dan

memecahkan masalah yang dinamakan Scaffolding. Selain itu, pemilihan model

pembelajaran ini juga disesuaikan dengan kondisi siswa yang heterogen, baik dari

jenis kelamin maupun prestasi akademik. Kelompok yang heterogen ini

membantu siswa yang memiliki kemampuan akademik rendah merasa termotivasi

dengan teman satu kelompok yang memiliki kemampuan akademik lebih tinggi.

Selain itu, meskipun dinamakan kerja kelompok, dalam STAD tidak berarti

memberatkan pada satu siswa yang memiliki kemampuan akademik lebih tinggi,

karena skor kuis individu tiap anggota kelompok menjadi penentu total skor untuk

kelompok mereka sendiri. Nantinya kelompok yang memiliki skor tertinggi akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

109

mendapatkan penghargaan. Guru bertugas untuk membentuk kelompok dan

menyiapkan materi pembelajaran. Selain itu, selama kegiatan dalam kelompok

berlangsung, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dan bantuan

apabila diperlukan. Hal tersebut sesuai dengan komponen model pembelajaran

STAD, yaitu presentasi kelas, kerja kelompok, kuis, peningkatan nilai individu,

dan penghargaan kelompok.

Efek penerapan dapat terlihat pada hasil uji retensi, di mana penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD mengalami penurunan skor posttest II

yang lebih tinggi daripada penerapan metode ceramah. Akan tetapi pembelajaran

dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki skor posttest II yang

lebih tinggi daripada pretest, sedangkan metode ceramah justru mengalami

penurunan dari pretest ke posttest II. Pada hasil uji retensi dari pretest ke posttest

II, pembelajaran dengan metode ceramah mengalami perbedaan skor yang tidak

signifikan, sedangkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

mengalami perbedaan skor yang signifikan, yaitu skor posttest II tetap lebih tinggi

dari pretest.

Penelitian ini difokuskan untuk meneliti pengaruh penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD)

terhadap kemampuan mengevaluasi dan menarik kesimpulan materi sistem

pernapasan hewan pada siswa kelas V di salah satu SD swasta di Yogyakarta.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD memberi efek menengah terhadap kemampuan mengevaluasi dengan r

= 0,47 atau setara dengan 22%. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD memberi efek menengah terhadap kemampuan menarik kesimpulan

dengan r = 0,37 atau setara dengan 13,69%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut,

maka model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh terhadap

kemampuan mengevaluasi dan menarik kesimpulan siswa kelas V SD. Dengan

demikian, penelitian ini dapat menjadi langkah awal untuk dapat mengembangkan

penelitian selanjutnya tentang model pembelajaran kooperatif atau model

pembelajaran lainnya dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.

Harapannya, model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat menjadi salah satu

alternatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

110

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement

Division (STAD) berpengaruh terhadap kemampuan mengevaluasi siswa

kelas V SD. Hasil analisis terhadap data penelitian mengafirmasi hipotesis

penelitian. Hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan menggunakan

statistik parametrik dengan Independent samples t-test yang menunjukkan

rerata selisih skor kelompok eksperimen sebesar (M = 0,58; SE = 0,09)

lebih tinggi daripada rerata selisih skor kelompok kontrol (M = -0,01; SE =

0,13). Perbedaan skor tersebut signifikan t(44) = -3,62; p = 0,01 (p < 0,05).

Besar pengaruh perlakuan (effect size) terhadap kemampuan mengevaluasi

adalah r = 0,47 atau 22% yang setara dengan kategori efek menengah.

5.1.2 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement

Division (STAD) berpengaruh terhadap kemampuan menarik kesimpulan

siswa kelas V SD. Hasil analisis terhadap data penelitian mengafirmasi

hipotesis penelitian. Hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan

menggunakan statistik parametrik dengan Independent samples t-test yang

menunjukkan rerata selisih skor kelompok eksperimen sebesar (M = 0,31;

SE = 0,08) lebih tinggi daripada rerata selisih skor kelompok kontrol (M =

0,00; SE = 0,08). Perbedaan skor tersebut signifikan t(44) = -2,67, p = 0,01

(p < 0,05). Besar pengaruh perlakuan (effect size) terhadap kemampuan

mengevaluasi adalah r = 0,37 atau 13,69% yang setara dengan kategori

efek menengah.

5.2 Keterbatasan Penelitian

5.2.1 Ancaman terhadap validitas internal berupa perilaku kompensatoris tidak

dapat dikendalikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

111

5.2.2 Kurang adanya koordinasi dengan guru lain yang mengajar, sehingga

waktu pengerjaan posttest II dilaksanakan saat siang hari, yaitu pukul

11.50-13.00.

5.2.3 Hasil penelitian belum bisa digeneralisasikan ke semua sekolah, karena

penelitian ini terbatas pada siswa kelas V di salah satu SD swasta

Yogyakarta.

5.3 Saran

5.3.1 Peneliti sebaiknya dapat lebih memperhatikan ancaman terhadap validitas

internal supaya dapat dikendalikan dengan baik.

5.3.2 Peneliti sebaiknya berkoordinasi dengan guru lain yang mengajar supaya

tidak terjadi kesalahpahaman.

5.3.3 Penelitian di SD ini dapat diujicobakan di Sekolah Dasar yang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

112

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2008). Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktik. (Edisi

Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Best, J. W. & Kahn, J. V. (2006). Research in education (tenth edition). Boston:

Pearson Education Inc.

Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2007). Research methods in education

(6th

ed). London and New York: Routledge.

Crain, W. (2014). Teori perkembangan: Konsep dan aplikasi. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Creswell, J. (2015). Riset pendidikan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

riset kualitatif & kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Desmita. (2007). Psikologi perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Facione, P. A. (2011). Critical thinking: A statement of expert consensus for

purposes of educational assessment and instruction. The California

Academic Press. Diakses pada tanggal 28 Desember 2018 dari

https://eric.ed.gov/?id=ED315423

Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS (third edition). Los Angles:

Sage.

Fitriani, A., Indrowati, M., & Karyanto, P. (2015). Kemampuan berpikir kritis

siswa pada pembelajaran biologi melalui penerapan accelerated learning

siswa kelas x SMA negeri Karangpandan Karanganyar. Jurnal Pendidikan

Biologi, 7(2), (56-67). Diakses pada tanggal 22-11-2018, dari

https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/35196/Kemampuan-berpikir-

kritis-siswa-pada-pembelajaran-biologi-melalui-penerapan-accelerated-

learning-siswa-kelas-X-SMA-Negeri-Karangpandan-Karanganyar

Fraenkel, J. R., Wallen, N. E., & Hyun, H. H. (2012). How to design and evaluate

research in education, eight edition. New York: McGraw Hill.

Ghozali, I. (2009). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS.

Semarang: UNDIP.

Hosnan. (2014). Pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad

21. Bogor: Ghalia Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

113

Ibda, F. (2015). Perkembangan kognitif: teori Jean Piaget. Universitas Islam

Negeri Banda Aceh. Intelektualita, Vol. 3, No. 10. Diakses pada tanggal 27

Februari 2018 dari http://id.portalgaruda.org

Isjoni. (2013). Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Johnson, B., & Christensen, L. (2008). Educational research, quantitative,

qualitative, and mixed approaches, third edition. California: Sage

Publications.

Juraini, Taufik, M., & Gunada, I. W. (2016). Pengaruh model pembelajaran

kooperatif tipe STAD (student team achievement division) dengan metode

eksperimen terhadap keterampilan proses sains dan hasil belajar fisika

pada siswa SMA Negeri 1 Labuapi tahun pelajaran 2015/2016. Jurnal

Pendidikan Fisika dan Teknologi II(2). Diakses pada tanggal 22-11-2018,

dari https://www.neliti.com/publications/120389/pengaruh-model-

pembelajaran-kooperatif-tipe-stad-student-team-achievement-divisi

Kasmadi & Sunariah. (2013). Panduan modern penelitian kuantitatif. Bandung:

Alfabeta.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Udara Bersih bagi Kesehatan:

Buku Guru. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Udara Bersih bagi Kesehatan:

Buku Siswa. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Krathwohl, D. R. (2004). Methods of educational and social science research: An

integrated approach (2nd

ed.). Illnois: Waveland Press.

Majid, A. (2014). Pembelajaran tematik terpadu. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Masidjo. (2010). Penilaian pencapaian hasil belajar siswa si sekolah.

Yogyakarta: Kanisius.

Neuman, W. L. (2013). Metodologi penelitian sosial: Pendekatan kualitatif dan

kuantitatif, edisi ketujuh. Jakarta: PT Indeks.

Nurgiyantoro, B. (2010). Penilaian pembelajaran bahasa berbasis kompetensi.

Yogyakarta: BPFE.

OECD. (2010). PISA 2009 result: Executive summary. Diakses pada tanggal 22-

11-2018, dari https://www.oecd.org/pisa/pisaproducts/46619703.pdf

OECD. (2013). PISA 2012 result: Whats students know and can do: Students

performance in reading, mathematics, and science. Diakses pada tanggal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

114

22-11-2018, dari ttps://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-results-

overview.pdf

OECD. (2016). PISA 2105 result in focus. Diakses pada tanggal 22-11-2018, dari

https://www.oecd.org/pisa/pisa-2015-results-in-focus.pdf

Priyatno, D. (2012). Belajar praktis analisis parametrik dan nonparametrik

dengan SPSS dan prediksi pertanyaan pendadaran skripsi dan tesis:

Simple praktis dan mudah dipahami untuk tingkat pemula dan menengah.

Yogyakarta: Gava Media.

Rofiq, M. N. (2010). Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dalam

pengajaran Pendidikan Agama Islam. Jurnal Falasifa, 1(1). Diakses pada

tanggal 16 Oktober 2017 dari

https://jurnalfalasifa.files.wordpress.com/2012/11/m-nafiur-rofiq-

pembelajaran-kooperatif-cooperative-learning-dalam-pengajaran-

pendidikan-agama-islam.pdf

Rusman. (2013). Model-model pembelajaran mengembangkan profesionalisme

guru. Jakarta: PT Rajagrafinda Persada.

Salkind, N. J. (2009). Teori-teori perkembangan manusia. Bandung: Nusa media.

Sanjaya, W. (2013). Penelitian pendidikan: Jenis, metode, dan prosedur. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Santoso, S. (2015). Menguasai SPSS 22: From basic to expert skills. Jakarta: PT.

Gramedia.

Santrock, J. W. (2014). Psikologi pendidikan ed 5. Jakarta: Salemba Humanika.

Schunk, D. H. (2012). Teori-teori pembelajaran: Perspektif pendidikan.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Shoimin, A. (2014). 68 model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Siregar, S. (2013). Metode penelitian kuantitatif. Jakarta : Kencana Prenada

Media Group.

Slavin, R. E. (2005). Cooperative learning: theory, research and practice.

London: Allymand Bacon.

Sudiarpa, I. K., Renda, N. T., & Rati, N. W. (2015). Pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar IPA kelas IV

SD No 3 Songan. E-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, 3(1).

Diakses pada tanggal 22-11-2018, dari

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/5909

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

115

Sugiyono. (2008). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Sugiyono. (2016). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sukmayani, L. M. D., Parmiti, D. P., & Wibawa, I. M. C. (2015). Pengaruh

model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap motivasi belajar dan

hasil belajar IPS siswa. E-Journal PGSD Universitas Pendidikan

Ganesha, 3(1). Diakses pada tanggal 22-11-2018, dari

ttps://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/5649

Taniredja, T., & Mustafidah, H. (2011). Penelitian kuantitatif (sebuah pengantar).

Bandung: Alfabeta.

Tung, K. Y. (2015). Pembelajaran dan perkembangan belajar. Jakarta Indeks.

Usdalifat, S., Ramadhan, A., & Suleman, S. M. (2016). Pengaruh model

pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan berpikir kritis dan keterampilan

proses siswa pada mata pelajaran IPA biologi kelas VII SMP negeri 19

Palu. Jurnal Sains Dan Teknologi Tadulako, 5(3), (1-10). Diakses pada

tanggal 22-11-2018, dari

http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/JSTT/article/download/6975/561

2

Widoyoko, P. E. (2015). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Widura, H. S., Karyanto, P., Ariyanto, J. (2015). Pengaruh model guided

discovery learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas x sma

negeri 8 surakarta tahun pelajaran 2014/2015. Bio-Pedagogi, 4(2), (25 –

30). Diakses pada tanggal 22-11-2018, dari

ttp://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pdg/article/view/7343

Wonorahardjo, S. (2010). Dasar-dasar sains: Menciptakan masyarakat sadar

sains. Jakarta: PT. Indeks.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

116

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

117

Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

118

Lampiran 1.2 Surat Ijin Validitas Soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

119

Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

122

Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

123

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

125

Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

131

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

132

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

137

Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

140

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

141

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

142

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

143

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

144

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

145

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

147

Lampiran 2.5 Lembar Kerja Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

148

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

150

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

151

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

152

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

153

Lampiran 3.1 Soal Uraian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

154

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

155

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

156

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

157

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

158

Lampiran 3.2 Kunci Jawaban

1. a. 3 contoh hewan dengan organ pernapasan yang serupa:

Belalang bernapas dengan trakea

Contoh lain: jangkrik, kupu-kupu, lebah

Anjing bernapas dengan paru-paru

Contoh lain: kucing, macan, kambing

Ikan bernapas dengan insang

Contoh lain: kecebong, kuda laut, udang

b. 2 alasan anjing harus memunculkan kepalanya saat berenang:

Anjing memiliki organ pernapasan berupa paru-paru

Menghindari masuknya air ke dalam hidung

Untuk menghirup udara

Supaya tetap dapat bernapas

c. Perbedaan cara bernapas antara anjing dan ikan:

Anjing: melalui rongga hidung, faring, trakea, bronkus, hingga paru-

paru. Pada waktu anjing menarik nafas, maka secara otomatis otot

diagrafma akan berkontraksi. Dengan begitu, tulang rusuk juga akan

berkontraksi sehingga rongga dada mengembang. Mengembangnya

rongga dada akan membuat tekanan dalam rongga dada akan menjadi

berkurang, sehingga udara yang dihirup melalui hidung akan masuk ke

dalam paru-paru dan membuat paru-paru mengembang. Selanjutnya

terjadi suatu proses yang dinamakan fase ekspirasi pernapasan yang

ditantai dengan pelepasan udara melalui hidung. Proses ini disebabkan

oleh melemasnya otot diafragma dan otot tulang rusuk dan juga

dibantu oleh kontraksi otot perut. Melemasnya otot diafragma

membuat otot diafragma ini akan melengkung ke atas, sedangkan

tulang rusuk akan menurun yang mengakibatkan rongga dada mengecil

dan tekanannya naik. Meningkatnya tekanan rongga dada ini akan

membuat udara akan keluar dari paru-paru melalui sistem pernapasan.

Ikan: tahap I (pemasukan) mulut ikan membuka dan tutup insang

menutup sehingga air masuk rongga mulut, kemudian menuju

lembaran insang, di sinilah oksigen yang larut dalam air diambil oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

159

darah, selain itu darah juga melepaskan karbondioksida dan uap air dan

tahap II (pengeluaran) mulut menutup dan tutup insang membuka

sehingga air dari rongga mulut mengalir keluar melalui insang. Air

yang dikeluarkan ini telah bercmpur dengan CO2 dan uap air yang

dilepaskan darah untuk ikan.

2. a. Alasan dari fungsi organ pernapasan hewan itu sama:

Sama.

Fungsi organ pernapasan hewan itu sama yaitu untuk bernapas, hanya saja

yang membedakan adalah tempat penggunaannya (sesuai habitat).

Misalnya:

Fungsi trakea pada belalang adalah untuk bernapas (darat).

Fungsi paru-paru pada anjing adalah untuk bernapas (darat).

Fungsi insang pada ikan adalah untuk bernapas (air).

b. 2 alasan hewan memiliki organ pernapasan yang berbeda-beda:

Hewan memiliki tempat hidup yang berbeda-beda.

Hewan memiliki jenis yang berbeda-beda

c. Hewan yang memiliki organ pernapasan seperti anjing ada yang dapat

hidup di air meskipun memiliki organ pernapasanan berupa paru-paru,

contohnya paus. Akan tetapi, hewan yang memiliki organ pernapasan

seperti ikan tidak dapat hidup di darat karena organ pernapasannya adalah

insang sehingga hewan seperti ikan hanya bisa hidup di air, contohnya

ikan mas.

3. a. Benar.

Alasan:

Anjing memiliki organ pernapasan yang berbeda dengan ikan, anjing

bernapas menggunakan paru-paru sedangkan ikan bernapas

menggunakan insang.

Tempat hidup anjing berbeda dengan ikan, anjing hidup di darat

sedangkan ikan hidup di air.

b. Benar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

160

Alasan:

Hewan hanya akan mendapatkan suplai oksigen sesuai dengan tempat

hidupnya.

Hewan tersebut akan mati, apabila organ pernapasan yang dimiliki hewan

tidak sesuai dengan tempat hidupnya.

c. Benar.

Alasan:

Belalang tidak mendapat suplai oksigen untuk bernapas karena Rina

menutup botol dengan rapat.

Tidak ada sirkulasi udara di dalam botol plastik karena Rina tidak

membuat lubang pada botol.

4. a. 2 tindakan yang seharusnya dilakukan oleh Rina:

Apabila Rina ingin membawa belalang tersebut, Rina harus menempatkan

belalang tersebut di wadah yang memiliki sirkulasi udara yang cukup.

Rina harus membuat lubang pada botol plastik atau menempatkan belalang

tersebut pada wadah yang berjaring.

b. Serangga akan mengalami hal serupa dengan belalang, yaitu serangga

dapat terkulai lemas karena kekurangan oksigen dan bahkan serangga

dapat mati.

c. Apabila terlalau lama di daratan, ikan akan mati, karena ikan hanya dapat

mendapatkan suplai oksigen melalui air.

5. a. 2 alasan saat belalang dimasukkan ke dalam botol plastik dapat terkulai

lemas:

Rina menutup botol plastik dengan rapat, sehingga tidak ada proses

pertukaran udara di dalam botol plastik dan mengakibatkan belalang

tidak mendapat suplai oksigen.

Rina tidak membuat lubang udara.

b. Gerakan mulut dan tutup insang menunjukkan bahwa ikan sedang

bernafas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

161

Saat oksigen yang ada di dalam air akan berdifusi ke dalam pembuluh

kapiler darah yang terdapat pada lembaran insang, maka mulut terbuka, air

masuk ke dalam mulut dan tutup insang menutup.

Demikian juga karbondioksida dari pembuluh darah akan berdifusi ke

dalam air, maka mulut tertutup, tutup insang terbuka, dan air keluar

melalui insang.

c. 4 tahap pernapasan pada serangga khususnya belalang:

Proses pernapasan pada serangga (belalang) terjadi sebagai berikut:

Saat serangga melakukan pernapasan, udara masuk trakea melalui bagian

yang terletak pada permukaan tubuh. Bagian tersebut dinamakan spirakel.

Spirakel dilindungi oleh bulu halus dengan fungsi sebagai penyaring debu

dan benda asing yang masuk menuju trakea.

Setelah itu, udara tersebut akan melewati pipa kecil yang disebut trakeola.

Trakeola juga ini akan terhubung dengan membran sel. Trakeola memiliki

ujung kecil tertutup dan mengandung cairan dengan warna biru gelap.

Oksigen akan berdifusi masuk ke dalam sel tubuh melalui trakeola,

sedangkan karbondioksida akan berdifusi keluar.

Setelah melewati trakeola, karbondioksida akan dikeluarkan ke seluruh

tubuh melewati trakea.

6. a. Tidak setuju.

Belalang tidak mendapat suplai oksigen yang cukup untuk bernapas

Tidak ada sirkulasi udara

Belalang dapat terkulai lemas bahkan mati

b. 2 tindakan yang dilakukan agar belalang tidak terkulai lemas setelah

dimasukkan ke dalam botol plastik seperti pada cerita:

Tidak menangkap belalang, agar belalang dapat hidup bebas

Apabila ingin menangkap belalang dan memasukkan ke dalam botol

plastik, maka harus dilubangi agar ada sirkulasi udara yang masuk.

c. Tindakan yang dapat dilakukan untuk memelihara ikan dengan benar:

Membersihkan akuarium atau kolam maksimal dua minggu sekali.

Mengganti air akuarium atau kolam maksimal dua minggu sekali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

162

Akuarium atau kolam diberi airator untuk menghasilkan gelembung

udara agar ikan dapat bernapas dengan baik

Memberi makan ikan sehari dua kali

Gunakan tanaman air di dalam akuarium atau kolam agar ikan merasa

hidup di habitat aslinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

163

Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian

Variabel Aspek No.

Soal

Kriteria Skor

Menginterpretasi Membuat kategori 1a Jika menyebutkan organ

pernapasan dan menuliskan 3

contoh hewan yang memiliki organ

pernapasan yang serupa

4

Jika menyebutkan organ

pernapasan dan menuliskan 1

contoh hewan yang memiliki organ

pernapasan yang serupa

3

Jika tidak menyebutkan organ

pernapasan dan menuliskan 3

contoh hewan yang memiliki organ

pernapasan yang serupa

2

Jika tidak menjawab sama sekali

atau jawaban salah

1

Memahami arti 1b Jika menuliskan 2 alasan mengapa

anjing harus memunculkan

kepalanya saat berenang

4

Jika menuliskan 2 alasan mengapa

anjing harus memunculkan

kepalanya saat berenang tetapi 1

alasan salah

3

Jika menuliskan 1 alasan mengapa

anjing harus memunculkan

kepalanya saat berenang dengan

benar

2

Jika tidak menjawab sama sekali

atau jawaban salah

1

Menjelaskan

makna

1c Jika menuliskan cara bernapas

anjing dengan menyebut 5 organ

dan ikan dengan menyebut 2 tahap

4

Jika menuliskan cara bernapas

anjing dengan menyebut 4organ

dan ikan dengan menyebut 1 tahap

3

Jika menuliskan salah satu cara

bernapas anjing dengan menyebut 5

organ atau ikan dengan menyebut 2

tahap

2

Jika tidak menjawab sama sekali

atau jawaban salah

1

Menganalisis

Menguji gagasan-

gagasan

2a Jika menjawab sama dan

memberikan alasan dengan disertai

3 contoh hewan yang memiliki

organ pernapasan sesuai dengan

habitatnya

4

Jika menjawab sama dan

memberikan alasan dengan disertai

1 contoh hewan yang memiliki

organ pernapasan sesuai dengan

habitatnya

3

Jika menjawab sama dan tidak

memberikan alasan dengan disertai

3 contoh hewan yang memiliki

organ pernapasan sesuai dengan

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

164

habitatnya

Jika tidak menjawab sama sekali

atau jawaban salah

1

Mengidentifikasi

argumen-argumen

2b Jika menyebutkan 2 alasan

mengapa hewan memiliki organ

pernapasan yang berbeda-beda

4

Jika menyebutkan 2 alasan

mengapa hewan memiliki organ

pernapasan yang berbeda-beda

tetapi 1 alasan salah

3

Jika menyebutkan 1 alasan

mengapa hewan memiliki organ

pernapasan yang berbeda-beda

2

Jika tidak menjawab sama sekali

atau jawaban salah

1

Menganalisis

argumen-argumen

2c Jika menjelaskan 2 poin dengan

tepat

4

Jika menjelaskan 2 poin tetapi 1

poin salah

3

Jika menjelaskan 1 poin dengan

tepat

2

Jika tidak menjawab sama sekali

atau jawaban salah

1

Mengevaluasi

Menilai sah

tidaknya klaim-

klaim

3a Jika menjawab pertanyaan dengan

benar dan menuliskan alasan bahwa

anjing tidak mampu berenang bebas

di dalam air seperti ikan dengan

tepat

4

Jika menjawab pertanyaan dengan

salah dan menuliskan alasan bahwa

anjing tidak mampu berenang bebas

di dalam air seperti ikan dengan

tepat

3

Jika menjawab pertanyaan dengan

benar namun alasan bahwa anjing

tidak mampu berenang bebas di

dalam air seperti ikan salah

2

Jika tidak menjawab sama sekali

atau jawaban salah

1

Menilai sah

tidaknya

argumen-argumen

3b Jika menjawab pertanyaan dengan

benar dan menuliskan alasan bahwa

organ pernapasan hewan harus

sesuai dengan tempat hidupnya

4

Jika menjawab pertanyaan dengan

salah dan menuliskan alasan bahwa

organ pernapasan hewan harus

sesuai dengan tempat hidupnya

dengan tepat

3

Jika menjawab pertanyaan dengan

benar namun alasan bahwa organ

pernapasan hewan harus sesuai

dengan tempat hidupnya salah

2

Jika tidak menjawab sama sekali

atau jawaban salah

1

Menilai sah

tidaknya

3c

Jika menjawab pertanyaan dengan

benar dan menuliskan alasan bahwa

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

165

argumen-argumen

organ pernapasan hewan harus

sesuai dengan tempat hidupnya

dengan tepat

Jika menjawab pertanyaan dengan

salah dan menuliskan alasan bahwa

organ pernapasan hewan harus

sesuai dengan tempat hidupnya

dengan tepat

3

Jika menjawab pertanyaan dengan

benar namun alasan bahwa organ

pernapasan hewan harus sesuai

dengan tempat hidupnya salah

2

Jika tidak menjawab sama sekali

atau jawaban salah

1

Menarik

Kesimpulan

Menguji bukti-

bukti

4a Jika menjawab 2 tindakan yang

seharusnya dilakukan oleh Rina

4

Jika menjawab 2 tindakan yang

seharusnya dilakukan oleh Rina

tetapi 1 tindakan salah

3

Jika menjawab 1 tindakan yang

seharusnya dilakukan oleh Rina

2

Jika tidak menjawab sama sekali

atau jawaban salah

1

Menerka

alternatif-

alternatif

4b Jika menjawab pertanyaan dengan

tepat dan memberikan alasan

dengan tepat

4

Jika menjawab pertanyaan dengan

salah namun alasan benar

3

Jika menjawab pertanyaan dengan

tepat namun alasan salah

2

Jika tidak menjawab sama sekali

atau jawaban salah

1

Menarik

kesimpulan

4c Jika menjawab pertanyaan dengan

tepat dan memberikan alasan

dengan tepat

4

Jika menjawab pertanyaan dengan

salah namun alasan benar

3

Jika menjawab pertanyaan dengan

tepat namun alasan salah

2

Jika tidak menjawab sama sekali

atau jawaban salah

1

Mengeksplanasi

Menjelaskan hasil

penalaran

5a Jika menjawab 2 alasan bahwa saat

belalang dimasukkan ke dalam

botol plastik dapat terkulai lemas

4

Jika menjawab 2 alasan bahwa saat

belalang dimasukkan ke dalam

botol plastik dapat terkulai lemas,

tetapi 1 alasan salah

3

Jika menjawab 1 alasan bahwa saat

belalang dimasukkan ke dalam

botol plastik dapat terkulai lemas

2

Jika tidak menjawab sama sekali

atau jawaban salah

1

Membenarkan

prosedur yang

digunakan

5b Jika menjawab 2 alasan bahwa saat

ikan berenang di dalam air mulut

dan insangnya selalu membuka dan

menutup.

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

166

Jika menjawab 2 alasan bahwa saat

ikan berenang di dalam air mulut

dan insangnya selalu membuka dan

menutup, tetapi 1 alasan salah

3

Jika menjawab 1 alasan bahwa saat

ikan berenang di dalam air mulut

dan insangnya selalu membuka dan

menutup.

2

Jika tidak menjawab sama sekali

atau jawaban salah

1

Memaparkan

argumen-argumen

yang digunakan

5c Jika menjawab 4 tahap pernapasan

pada serangga khususnya belalang

4

Jika menjawab 3 tahap pernapasan

pada serangga khususnya belalang

3

Jika menjawab 2 tahap pernapasan

pada serangga khususnya belalang

2

Jika menjawab 1 tahap pernapasan

pada serangga khususnya belalang

atau jawaban salah

1

Meregulasi Diri Refleksi diri 6a Jika menjawab pertanyaan dengan

benar dan menuliskan 2 alasan

terhadap pernyataan dengan benar

4

Jika menjawab pertanyaan dengan

salah dan menuliskan 2 alasan

terhadap pernyataan dengan benar

3

Jika menjawab pertanyaan dengan

benar namun menuliskan 2 alasan

terhadap pernyataan yang salah

2

Jika tidak menjawab sama sekali

atau jawaban salah

1

Koreksi diri 6b Jika menjawab 2 tindakan agar

belalang tidak terkulai lemas

4

Jika menjawab 2 tindakan agar

belalang tidak terkulai lemas tetapi

1 tindakan salah

3

Jika menjawab 1 tindakan agar

belalang tidak terkulai lemas

2

Jika tidak menjawab sama sekali

atau jawaban salah

1

Koreksi diri 6c Jika menjawab 2 tindakan untuk

memelihara ikan dengan benar

4

Jika menjawab 2 tindakan untuk

memelihara ikan dengan benar

tetapi 1 tindakan salah

3

Jika menjawab 1 tindakan untuk

memelihara ikan dengan benar

2

Jika tidak menjawab sama sekali

atau jawaban salah

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

167

Lampiran 3.4 Hasil Pekerjaan Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

168

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

169

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

170

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

171

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

172

Lampiran 3.5 Hasil Rekap Expert Judgement

Variabel No.

Soal

Validator Komentar (Saran Perbaikan)

1 2 3 Rerata

Menginterpretasi 1a 4 4 3

3,67

Validator 3: Kata tanya yang

digunakan kurang sinkron

1b 4 4 4

4,00

Validator 3: Apakah gambar yang

diberikan representatif?

1c 4 4 4 4,00

Menganalisis 2a 4 4 3 3,67

2b 3 4 3

3,33

Validator 1: Beri keterangan jika

harus 2 alasan!

2c 4 4 4 4,00

Mengevaluasi 3a 4 4 3 3,67

3b 4 4 3 3,67

3c 4 4 4 4,00

Menarik

Kesimpulan

4a 4 4 3 3,67

4b 4 4 2 3,33

4c 4 4 4 4,00

Mengeksplanasi 5a 4 4 3

3,67

Validator 3: Menganalisis dan

menilai tidak sama

5b 4 4 4 4,00

5c 4 4 3

3,67

Validator 1: aspek item soal 5c

ditukar dengan aspek item soal 5b

Meregulasi Diri 6a 4 4 3 3,67

6b 4 4 3 3,67

6c 4 4 4 4,00

Total Skor 71 72 60

Rerata 3,94 4 3,33 Validator 1

Instrumen penelitian sangat layak

diimplementasikan.

Validator 2

Instrumen penelitian sangat layak

diimplementasikan.

Validator 3

Instrumen sangat layak

diimplementasikan.

Keterangan:

4 : sangat sesuai

3 : sesuai

2 : tidak sesuai

1 : sangat tidak sesuai

Kategori Kelayakan:

No Skor Kelayakan

1 58,50 – 72,00 Sangat layak

2 45,00 – 58,49 Layak dengan revisi kecil

3 31,50 – 44,99 Layak dengan revisi besar

4 18,00 – 31,49 Tidak layak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

173

Lampiran 3.6 Hasil Uji Validasi oleh Expert Judgement

3.6.1 Hasil Uji Validasi oleh Dosen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

174

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

175

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

176

3.6.2 Hasil Uji Validasi Oleh Guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

177

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

178

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

179

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

180

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

181

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

182

Lampiran 3.7 Data Uji Validitas Instrumen Variabel Mengevaluasi dan Menarik

Kesimpulan

No

Mengevaluasi Menarik Kesimpulan

Soal 3 Total

Soal 4 Total

a b c a b c

1 4 1 4 9 3 1 4 8

2 3 3 2 8 1 3 2 6

3 3 3 2 8 3 3 2 8

4 1 3 2 6 3 3 2 8

5 3 1 2 6 1 1 2 4

6 3 1 1 5 1 1 1 3

7 1 1 1 3 3 1 1 5

8 1 1 2 4 3 1 2 6

9 3 3 4 10 3 3 4 10

10 4 3 4 11 3 3 4 10

11 3 1 2 6 1 1 2 4

12 1 1 2 4 1 1 2 4

13 3 1 2 6 3 1 2 6

14 3 1 2 6 3 1 2 6

15 1 1 2 4 1 1 2 4

16 4 3 4 11 3 3 4 10

17 4 3 2 9 3 3 2 8

18 3 3 2 8 3 3 2 8

19 3 1 4 8 3 1 4 8

20 4 1 2 7 3 1 2 6

21 3 1 2 6 3 1 2 6

22 1 1 2 4 3 1 2 6

23 3 1 2 6 3 1 2 6

24 3 1 2 6 3 1 2 6

25 4 2 2 8 3 2 2 7

26 3 3 2 8 1 3 2 6

27 3 1 1 5 1 1 1 3

28 4 2 2 8 3 2 2 7

29 4 2 4 10 3 2 4 9

30 3 1 2 6 3 1 2 6

31 3 1 2 6 3 1 2 6

32 3 2 4 9 3 2 4 9

33 1 2 2 5 3 2 2 7

34 3 3 2 8 2 3 2 7

35 3 1 2 6 4 1 2 7

36 1 1 2 4 1 1 2 4

37 3 1 2 6 2 1 2 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

183

38 1 1 2 4 1 1 2 4

39 1 3 2 6 3 3 2 8

40 3 2 4 9 3 2 4 9

41 3 3 2 8 3 3 2 8

42 1 1 1 3 1 1 1 3

43 3 4 2 9 3 4 2 9

44 3 3 4 10 3 3 4 10

45 4 3 4 11 3 3 4 10

Lampiran 3.8 Hasil SPSS Uji Validitas

3.8.1 Hasil Uji Validitas Setiap Item Soal

Total

Aspek Total Pearson

Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 45

Menginterpretasi Item1a Pearson

Correlation .571**

Sig. (2-tailed) ,000

N 45

Item1b Pearson

Correlation .564**

Sig. (2-tailed) ,000

N 45

Item1c Pearson

Correlation .571**

Sig. (2-tailed) ,000

N 45

Menganalisis Item2a Pearson

Correlation .564**

Sig. (2-tailed) ,000

N 45

Item2b Pearson

Correlation .564**

Sig. (2-tailed) ,000

N 45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

184

Item2c Pearson

Correlation .549**

Sig. (2-tailed) ,000

N 45

Mengevaluasi Item3a Pearson

Correlation .564**

Sig. (2-tailed) ,000

N 45

Item3b Pearson

Correlation .549**

Sig. (2-tailed) ,000

N 45

Item3c Pearson

Correlation .543**

Sig. (2-tailed) ,000

N 45

Menarik

Kesimpulan

Item4a Pearson

Correlation .571**

Sig. (2-tailed) ,000

N 45

Item4b Pearson

Correlation .549**

Sig. (2-tailed) ,000

N 45

Item4c Pearson

Correlation .543**

Sig. (2-tailed) ,000

N 45

Mengeksplanasi Item5a Pearson

Correlation .571**

Sig. (2-tailed) ,000

N 45

Item5b Pearson

Correlation .743**

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

185

Sig. (2-tailed) ,000

N 45

Item5c Pearson

Correlation .549**

Sig. (2-tailed) ,000

N 45

Meregulasi Diri Item6a Pearson

Correlation .569**

Sig. (2-tailed) ,000

N 45

Item6b Pearson

Correlation .743**

Sig. (2-tailed) ,000

N 45

Item6c Pearson

Correlation .549**

Sig. (2-tailed) ,000

N 45

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed)

Lampiran 3.9 Hasil SPSS Uji Reliabilitas

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 45 100,0

Excludeda 0 0,0

Total 45 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of

Items

,931 18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

186

Lampiran 4.1 Data Hasil Penelitian untuk Kemampuan Mengevaluasi

Variabel: Kemampuan Mengevaluasi

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 2 2 1 1,67 2 1 4 2,33 0,66 1 2 2 1,67 1 4 2 3 3,00 4 3 2 3,00 0,00 4 2 2 2,67

2 1 2 4 2,33 3 2 3 2,67 0,34 3 2 3 2,67 2 2 3 1 2,00 3 3 2 2,67 0,67 3 2 4 3,00

3 1 2 4 2,33 1 4 2 2,33 0,00 2 3 1 2,00 3 3 2 4 3,00 3 4 2 3,00 0,00 4 4 2 3,33

4 2 2 2 2,00 4 3 1 2,67 0,67 3 2 4 3,00 4 4 3 2 3,00 4 3 3 3,33 0,33 2 2 4 2,67

5 2 1 1 1,33 3 2 1 2,00 0,67 2 4 1 2,33 5 3 2 1 2,00 2 3 1 2,00 0,00 3 4 1 2,67

6 2 2 4 2,67 2 3 4 3,00 0,33 1 2 3 2,00 6 2 4 3 3,00 3 4 3 3,33 0,33 1 2 4 2,33

7 2 2 4 2,67 4 2 3 3,00 0,33 2 3 4 3,00 7 1 3 4 2,67 4 4 4 4,00 1,33 4 2 4 3,33

8 4 2 4 3,33 2 1 4 2,33 -1,00 2 1 4 2,33 8 4 2 1 2,33 3 4 3 3,33 1,00 3 4 3 3,33

9 2 2 4 2,67 1 4 2 2,33 -0,34 3 3 1 2,33 9 1 3 4 2,67 2 3 4 3,00 0,33 2 3 3 2,67

10 1 2 4 2,33 3 2 4 3,00 0,67 2 3 3 2,67 10 2 4 2 2,67 2 3 3 2,67 0,00 2 4 4 3,33

11 1 2 2 1,67 2 4 2 2,67 1,00 3 2 1 2,00 11 2 3 1 2,00 3 4 1 2,67 0,67 3 2 2 2,33

12 2 2 4 2,67 3 2 1 2,00 -0,67 2 3 2 2,33 12 4 1 2 2,33 4 3 2 3,00 0,67 2 3 4 3,00

13 4 2 4 3,33 4 3 2 3,00 -0,33 3 3 3 3,00 13 2 4 2 2,67 3 4 4 3,67 1,00 2 3 2 2,33

14 1 4 2 2,33 2 4 2 2,67 0,34 3 3 1 2,33 14 1 3 1 1,67 4 2 3 3,00 1,33 2 4 3 3,00

15 2 3 3 2,67 3 1 2 2,00 -0,67 2 2 2 2,00 15 2 2 3 2,33 1 4 3 2,67 0,34 4 2 2 2,67

16 4 2 1 2,33 2 2 4 2,67 0,34 3 2 3 2,67 16 2 3 1 2,00 3 3 4 3,33 1,33 4 2 4 3,33

17 3 1 2 2,00 1 1 3 1,67 -0,33 2 3 4 3,00 17 3 1 2 2,00 2 4 3 3,00 1,00 3 2 4 3,00

18 2 4 3 3,00 3 4 2 3,00 0,00 4 2 2 2,67 18 2 4 3 3,00 4 3 3 3,33 0,33 3 3 2 2,67

19 3 1 4 2,67 2 2 3 2,33 -0,34 2 2 3 2,33 19 3 1 4 2,67 3 1 4 2,67 0,00 2 1 4 2,33

20 4 3 3 3,33 1 1 3 1,67 -1,66 2 2 4 2,67 20 4 3 3 3,33 4 4 4 4,00 0,67 4 3 3 3,33

21 3 2 2 2,33 4 2 1 2,33 0,00 3 2 1 2,00 21 3 2 2 2,33 2 3 2 2,33 0,00 2 4 3 3,00

22 2 3 4 3,00 3 3 2 2,67 -0,33 3 2 3 2,67 22 2 3 4 3,00 3 4 4 3,67 0,67 2 2 2 2,00

23 1 2 3 2,00 3 4 3 3,33 1,33 3 2 4 3,00

24 4 1 2 2,33 4 2 3 3,00 0,67 2 2 2 2,00

IndikatorNo

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Posttest 1

Selisih

Posttest 2 Pretest Posttest 1Pretest

Indikator Indikator IndikatorSelisih

Posttest 2

NoIndikator Indikator

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

187

Lampiran 4.2 Data Hasil Penelitian untuk Kemampuan Menarik Kesimpulan

Variabel: Kemampuan Menarik Kesimpulan

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 1 2 2 1,67 1 2 2 1,67 0,00 1 2 1 1,33 1 2 4 2 2,67 3 4 2 3,00 0,33 3 4 2 3,00

2 3 2 1 2,00 3 3 1 2,33 0,33 2 3 2 2,33 2 3 3 3 3,00 3 4 4 3,67 0,67 3 3 4 3,33

3 3 3 4 3,33 3 3 3 3,00 -0,33 3 4 3 3,33 3 3 2 2 2,33 3 4 3 3,33 1,00 3 4 3 3,33

4 2 3 2 2,33 3 2 3 2,67 0,34 2 4 2 2,67 4 1 4 2 2,33 2 3 2 2,33 0,00 1 2 2 1,67

5 3 2 2 2,33 3 2 2 2,33 0,00 3 1 2 2,00 5 2 2 3 2,33 2 1 3 2,00 -0,33 3 1 4 2,67

6 1 2 3 2,00 3 3 1 2,33 0,33 3 2 3 2,67 6 1 1 2 1,33 2 1 1 1,33 0,00 3 1 1 1,67

7 3 4 1 2,67 3 1 2 2,00 -0,67 2 2 2 2,00 7 3 4 3 3,33 3 3 2 2,67 -0,66 3 3 3 3,00

8 3 2 2 2,33 4 1 3 2,67 0,34 3 3 3 3,00 8 1 2 4 2,33 3 2 3 2,67 0,34 3 1 4 2,67

9 3 3 3 3,00 3 2 3 2,67 -0,33 4 2 1 2,33 9 3 3 3 3,00 4 4 2 3,33 0,33 4 4 1 3,00

10 3 3 4 3,33 3 4 3 3,33 0,00 1 2 2 1,67 10 3 4 1 2,67 3 4 2 3,00 0,33 3 4 2 3,00

11 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00 0,00 3 1 3 2,33 11 2 2 2 2,00 3 2 3 2,67 0,67 2 2 3 2,33

12 4 3 1 2,67 4 1 3 2,67 0,00 3 4 2 3,00 12 1 2 3 2,00 2 3 2 2,33 0,33 3 3 2 2,67

13 3 3 3 3,00 2 3 2 2,33 -0,67 1 3 2 2,00 13 3 4 1 2,67 3 2 3 2,67 0,00 1 3 3 2,33

14 2 2 3 2,33 2 3 4 3,00 0,67 2 2 3 2,33 14 4 3 1 2,67 4 1 2 2,33 -0,34 4 1 2 2,33

15 3 3 2 2,67 3 2 2 2,33 -0,34 3 1 2 2,00 15 3 4 1 2,67 3 3 4 3,33 0,66 3 2 4 3,00

16 1 3 2 2,00 3 2 3 2,67 0,67 2 2 3 2,33 16 2 3 3 2,67 3 1 4 2,67 0,00 4 1 4 3,00

17 2 2 3 2,33 1 3 2 2,00 -0,33 1 2 2 1,67 17 2 3 1 2,00 2 3 3 2,67 0,67 2 3 2 2,33

18 3 3 1 2,33 3 2 3 2,67 0,34 3 4 3 3,33 18 3 1 2 2,00 4 1 2 2,33 0,33 3 1 4 2,67

19 2 3 3 2,67 2 3 3 2,67 0,00 3 2 2 2,33 19 3 3 3 3,00 3 4 4 3,67 0,67 3 4 4 3,67

20 3 3 2 2,67 2 3 2 2,33 -0,34 2 4 2 2,67 20 3 1 2 2,00 4 3 2 3,00 1,00 4 3 2 3,00

21 1 2 2 1,67 1 3 2 2,00 0,33 3 3 2 2,67 21 2 3 4 3,00 2 3 4 3,00 0,00 3 1 4 2,67

22 2 2 3 2,33 2 1 3 2,00 -0,33 3 2 1 2,00 22 2 4 1 2,33 2 4 3 3,00 0,67 1 4 2 2,33

23 3 1 2 2,00 3 3 1 2,33 0,33 3 3 1 2,33

24 3 2 2 2,33 4 2 3 3,00 0,67 4 2 2 2,67

No

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Pretest Posttest 1

Selisih

Posttest 2 Pretest Posttest 1

NoIndikator Indikator Indikator IndikatorSelisih

Posttest 2

Indikator Indikator

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

188

Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Distribusi Data

4.3.1 Kemampuan Mengevaluasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

EvaKo

nPre

EvaEk

sPre

EvaKon

Post1

EvaEks

Post1

EvaKo

nSel

EvaE

ksSel

EvaKon

Post2

EvaEks

Post2

N 22 24 22 24 22 24 22 24

Normal

Parame

tersa,b

Mean 2,4845 2,5 2,47 3,0833 -0,015

0,582

9 2,4395 2,805

Std.

Devia

tion

0,5413

8

0,450

45 0,42002

0,4835

5

0,6386

9

0,473

58 0,39068

0,4268

1

Most

Extreme

Differen

ces

Absol

ute 0,16 0,158 0,183 0,152 0,16 0,162 0,177 0,176

Positi

ve 0,139 0,158 0,131 0,152 0,098 0,162 0,156 0,124

Negat

ive -0,16 -0,158 -0,183 -0,14 -0,16 -0,115 -0,177 -0,176

Test Statistic

0,16 0,158 0,183 0,152 0,16 0,162 0,177 0,176

Asymp. Sig. (2-

tailed)

,146c ,124

c ,053

c ,160

c ,148

c ,105

c ,071

c ,052

c

a Test distribution is Normal.

b Calculated from data.

c Lilliefors Significance Correction.

4.3.2 Kemampuan Menarik Kesimpulan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

KesK

onPre

KesEk

sPre

KesKon

Post1

KesEk

sPost1

KesK

onSel

KesE

KsSel

KesKon

Post2

KesEks

Post2

N 22 24 22 24 22 24 22 24

Normal

Paramete

rsa,b

Mean 2,4391 2,4442 2,4395 2,7638 0,0000 ,3196 2,3632 2,6946

Std.

Deviati

on

,46398 ,45825 ,40374 ,53454 ,38436 ,42324 ,52334 ,48061

Most

Extreme

Differenc

es

Absolut

e ,184 ,147 ,170 ,139 ,168 ,176 ,162 ,154

Positive ,184 ,140 ,152 ,121 ,168 ,121 ,162 ,138

Negativ

e -,134 -,147 -,170 -,139 -,168 -,176 -,111 -,154

Test Statistic ,184 ,147 ,170 ,139 ,168 ,176 ,162 ,154

Asymp. Sig. (2-

tailed) ,051

c ,192

c ,096

c ,200

c,d ,106

c ,051

c ,140

c ,145

c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

189

Lampiran 4.4 Hasil SPSS Uji Homogenitas Varian Kemampuan Awal

4.4.1 Kemampuan Mengevaluasi

Test of Homogeneity of Variances

EvaKonEksPre

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

,199 1 44 ,658

4.4.2 Kemampuan Menarik Kesimpulan

Test of Homogeneity of Variances

KesKonEksPre

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

,002 1 44 ,968

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

190

Lampiran 4.5 Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal

4.5.1 Kemampuan Mengevaluasi

Group Statistics

Kelompok N Mean Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

EvaKonPre

Evaluasi

Kontrol

Pretest

22 2,4845 ,54138 ,11542

Evaluasi

Eksperimen

Pretest

24 2,5000 ,45045 ,09195

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality

of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig

. t df

Sig.

(2-

taile

d)

Mean

Differen

ce

Std.

Error

Differen

ce

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lowe

r

Uppe

r

EvaKonP

re

Equal

varianc

es

assume

d

,19

9

,65

8

-

,10

6

44 ,916 -,01545 ,14638

-

,3104

7

,2795

6

Equal

varianc

es not

assume

d

-

,10

5

41,02

5 ,917 -,01545 ,14757

-

,3134

7

,2825

6

4.5.2 Kemampuan Menarik Kesimpulan

Group Statistics

Kelompok N Mean Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

KesKonEksPre

Menarik

Kesimpulan

Kontrol

Pretest

22 2,4391 ,46398 ,09892

Menarik

Kesimpulan

Eksperimen

Pretest

24 2,4442 ,45825 ,09354

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

191

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality

of

Variance

s

t-test for Equality of Means

F Sig

. t df

Sig.

(2-

taile

d)

Mean

Differen

ce

Std.

Error

Differen

ce

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lowe

r

Uppe

r

KesKonEks

Pre

Equal

varianc

es

assume

d

,00

2

,96

8

-

,03

7

44 ,970 -,00508 ,13607

-

,2793

0

,2691

5

Equal

varianc

es not

assume

d

-

,03

7

43,55

2 ,970 -,00508 ,13614

-

,2795

3

,2693

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

192

Lampiran 4.6 Hasil SPSS Uji Homogenitas Varian Selisih Pretest ke Posttest I

4.6.1 Kemampuan Mengevaluasi

Test of Homogeneity of Variances

EvaKonEksSel

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1,277 1 44 ,265

4.6.2 Kemampuan Menarik Kesimpulan

Test of Homogeneity of Variances

KesKonEksSel

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,091 1 44 ,764

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

193

Lampiran 4.7 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

4.7.1 Kemampuan Mengevaluasi

Group Statistics

Kelompok N Mean Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

EvaKonEksSel

Mengevaluasi

Kontrol

Selisih

22 -

,0150 ,63869 ,13617

Mengevaluasi

Eksperimen

Selisih

24 ,5829 ,47358 ,09667

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality

of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig

. t df

Sig.

(2-

taile

d)

Mean

Differen

ce

Std.

Error

Differen

ce

95%

Confidence

Interval of

the

Difference

Lowe

r

Uppe

r

EvaKonEks

Sel

Equal

varianc

es

assume

d

1,27

7

,26

5

-

3,62

7

44 ,001 -,59792 ,16485

-

,930

15

-

,265

68

Equal

varianc

es not

assume

d

-

3,58

0

38,5

59 ,001 -,59792 ,16699

-

,935

82

-

,260

02

4.7.2 Kemampuan Menarik Kesimpulan

Group Statistics

Kelompok N Mean Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

KesKonEksSel

Menarik

Kesimpulan

Kontrol

Selisih

22 0,0000 ,38436 ,08195

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

194

Menarik

Kesimpulan

Eksperimen

Selisih

24 ,3196 ,42324 ,08639

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality

of

Variance

s

t-test for Equality of Means

F Sig

. T df

Sig.

(2-

taile

d)

Mean

Differen

ce

Std.

Error

Differen

ce

95%

Confidence

Interval of

the

Difference

Lowe

r

Uppe

r

KesKonEks

Sel

Equal

varianc

es

assume

d

,09

1

,76

4

-

2,67

2

44 ,011 -,31958 ,11959

-

,560

59

-

,078

57

Equal

varianc

es not

assume

d

-

2,68

4

43,9

98 ,010 -,31958 ,11908

-

,559

57

-

,079

60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

195

Lampiran 4.8 Perhitungan Manual Besar Pengaruh Perlakuan

Effect size kemampuan mengevaluasi:

r = √

= √

= √

= √

= 0,479042212

= 0,47

Persentase pengaruh penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD

terhadap kemampuan mengevaluasi:

R2 = r

2

= (0,479042212) 2

= 0,229481441

= 0,22

Persentase pengaruh = R2 × 100%

= 0,229481441 × 100%

= 22%

Effect size kemampuan menarik

kesimpulan:

r = √

= √

= √

= √

= 0,373643867

= 0,37

Persentase pengaruh penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD

terhadap kemampuan menarik

kesimpulan:

R2 = r

2

= (0,373643867) 2

= 0,13960973934671

= 0,13

Persentase pengaruh = R2 × 100%

= 0,13960973934671× 100%

= 13%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

196

Lampiran 4.9 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

4.9.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Mengevaluasi

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Peningkatan

× 100%

× 100%

× 100%

-0,00583618434 × 100%

-0,58%

Peningkatan

× 100%

× 100%

× 100%

0,23332 × 100%

23,33%

Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Menarik

Kesimpulan

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Peningkatan

× 100%

× 100%

× 100%

× 100%

0,01%

Peningkatan

× 100%

× 100%

× 100%

0,13075853 × 100%

13,07%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

197

4.9.2 Hasil SPSS Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

4.9.2.1 Kemampuan Mengevaluasi

Kelompok Kontrol

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 EvaKonPost1 2,4700 22 ,42002 ,08955

EvaKonPre 2,4845 22 ,54138 ,11542

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 EvaKonPost1 & EvaKonPre 22 ,137 ,544

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-

taile

d) Mean

Std.

Deviati

on

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Uppe

r

Pair 1

EvaKonPo

st1 -

EvaKonPr

e

-,01455 ,63821 ,13607 -,29751 ,2684

2 -,107 21 ,916

Kelompok Eksperimen

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 EvaEksPost1 3,0833 24 ,48355 ,09870

EvaEksPre 2,5000 24 ,45045 ,09195

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 EvaEksPost1 & EvaEksPre 24 ,488 ,016

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-

tailed) Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95%

Confidence

Interval of the

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

198

Difference

Lower Upper

Pair

1

EvaEksPost1

- EvaEksPre ,58333 ,47336 ,09662 ,38345 ,78321 6,037 23 ,000

4.9.2.2 Kemampuan Menarik Kesimpulan

Kelompok Kontrol

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1

KesKonPost

1 2,4395 22 ,40374 ,08608

KesKonPre 2,4391 22 ,46398 ,09892

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 KesKonPost1 & KesKonPre 22 ,611 ,003

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-

tailed) Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

KesKonPost1

- KesKonPre ,00045 ,38643 ,08239

-

,17088 ,17179 ,006 21 ,996

Kelompok Eksperimen

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 KesEksPost1 2,7638 24 ,53454 ,10911

KesEksPre 2,4442 24 ,45825 ,09354

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

199

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 KesEksPost1 & KesEksPre 24 ,647 ,001

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-

tailed) Mean

Std.

Deviatio

n

Std.

Error

Mean

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pai

r 1

KesEksPost

1 -

KesEksPre

,3195

8 ,42256

,0862

6

,1411

5

,4980

2 3,705 23 ,001

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

200

4.9.3 Perhitungan Persentase Gain Score

4.9.3.1 Tabulasi Gain Score Kemampuan Mengevaluasi

Kelompok Kontrol

Gain f

-1,67 1

-1,00 1

-0,67 2

-0,33 5

0,00 3

0,33 5

0,67 4

1,00 1

1,33 0

Kelompok Eksperimen

Gain f

-1,67 0

-1,00 0

-0,67 0

-0,33 0

0,00 6

0,33 5

0,67 6

1,00 3

1,33 4

4.9.3.2 Perhitungan Persentase Gain Score ≥ 0,00 Kemampuan Mengevaluasi

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Frekuensi gain score ≥ 0,00 adalah

sebanyak 13 siswa.

Persentase

× 100%

× 100%

0,590 × 100%

59%

Frekuensi gain score ≥ 0,00 adalah

sebanyak 24 siswa.

Persentase

× 100%

× 100%

1 × 100%

100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

201

4.9.3.3 Tabulasi Gain Score Kemampuan Menarik Kesimpulan

Kelompok Kontrol

Gain f

-0,67 2

-0,33 6

0,00 6

0,33 6

0,67 2

1,00 0

Kelompok Eksperimen

Gain f

-0,67 1

-0,33 2

0,00 5

0,33 7

0,67 7

1,00 2

4.9.3.4 Perhitungan Persentase Gain Score ≥ 0,33 Kemampuan Menarik

Kesimpulan

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Frekuensi gain score ≥ 0,33 adalah

sebanyak 8 siswa.

Persentase

× 100%

× 100%

0,36 × 100%

36%

Frekuensi gain score ≥ 0,33 adalah

sebanyak 16 siswa.

Persentase

× 100%

× 100%

0,6 × 100%

60%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

202

Lampiran 4.10 Hasil Perhitungan Manual Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

4.10.1 Kemampuan Mengevaluasi

4.10.1.1 Perhitungan Manual Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

r = √

= √

= √

= √

= 0,0233429519

= 0,023

R2 = r

2

= (0,0233429519) 2

= 0,000529

= 0,00052

Persentase pengaruh = R2 × 100%

= 0,00052× 100%

= 0,0052%

r = √

= √

= √

= √

= 0,783000722

= 0,78

R2 = r

2

= (0,783000722) 2

= 0,61309013065252

= 0,61

Persentase pengaruh = R2 × 100%

= 0,61309013065252 × 100%

= 61%

4.10.2 Kemampuan Menarik Kesimpulan

4.10.2.1 Perhitungan Manual Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

r = √

= √

= √

r = √

= √

= √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

203

= √

= 0,00130903128

= 0,001

R2 = r

2

= (0,00130903128) 2

= 1,71430001

= 1,71

Persentase pengaruh = R2 × 100%

= 1,71430001 × 100%

= 0,000171430001%

= 0,00%

= √

= 0,6113576336488

= 0,611

R2 = r

2

= (0,6113576336488) 2

= 0,3737581520576

= 0,37

Persentase pengaruh = R2 × 100%

= 0,3737581520576 × 100%

= 37,37%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 223: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

204

Lampiran 4.11 Hasil SPSS Uji Korelasi Antara Rerata Pretest ke Posttest I

4.11.1 Kemampuan Mengevaluasi

4.11.1.1 Uji Korelasi Kelompok Kontrol

Correlations

EvaKonPre EvaKonPost1

EvaKonPre

Pearson

Correlation 1 ,137

Sig. (2-

tailed) ,544

N 22 22

EvaKonPost1

Pearson

Correlation ,137 1

Sig. (2-

tailed) ,544

N 22 22

4.11.1.2 Uji Korelasi Kelompok Eksperimen

Correlations

EvaEksPre EvaEksPost1

EvaEksPre

Pearson

Correlation 1 ,488

*

Sig. (2-

tailed) ,016

N 24 24

EvaEksPost1

Pearson

Correlation ,488

* 1

Sig. (2-

tailed) ,016

N 24 24

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

4.11.2 Kemampuan Menarik Kesimpulan

4.11.2.1 Uji Korelasi Kelompok Kontrol

Correlations

KesKonPre KesKonPost1

KesKonPre Pearson

Correlation 1 ,611

**

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 224: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

205

Sig. (2-

tailed) ,003

N 22 22

KesKonPost1

Pearson

Correlation ,611

** 1

Sig. (2-

tailed) ,003

N 22 22

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

4.11.2.2 Uji Korelasi Kelompok Eksperimen

Correlations

KesEksPre KesEksPost1

KesEksPre

Pearson

Correlation 1 ,647

**

Sig. (2-

tailed) ,001

N 24 24

KesEksPost1

Pearson

Correlation ,647

** 1

Sig. (2-

tailed) ,001

N 24 24

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 225: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

206

Lampiran 4.12 Hasil Uji Retensi Perlakuan

4.12.1 Kemampuan Mengevaluasi

4.12.1.1 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan Posttest I dan Posttest II

Kelompok Kontrol

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1

EvaKonPost2 2,4395 22 ,39068 ,08329

EvaKonPost1 2,4700 22 ,42002 ,08955

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 EvaKonPost2 & EvaKonPost1 22 ,203 ,365

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-

tailed

)

Mea

n

Std.

Deviatio

n

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1

EvaKonP

ost2 -

EvaKonP

ost1

-

,030

45

,51227 ,1092

2 -,25758 ,19667 -,279 21 ,783

Kelompok Eksperimen

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1

EvaEksPost2 2,8050 24 ,42681 ,08712

EvaEksPost1 3,0833 24 ,48355 ,09870

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 EvaEksPost2 & EvaEksPost1 24 ,102 ,637

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 226: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

207

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-

tailed) Mean

Std.

Deviatio

n

Std.

Error

Mean

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pai

r 1

EvaEksPost

2 -

EvaEksPost

1

-

,2783

3

,61160 ,1248

4

-

,5365

9

-

,0200

8

-2,229 23 ,036

4.12.1.2 Perhitungan Persentase Peningkatan Skor Posttest I dan Posttest II

Persentase Peningkatan Rerata Posttest I dan Posttest II Kemampuan

Mengevaluasi

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Peningkatan

× 100%

× 100%

× 100%

-0,0123481781 × 100%

-1,23%

Peningkatan

× 100%

× 100%

× 100%

-0,090260× 100%

-9,02%

4.12.1.3 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan Pretest ke Posttest II

Kelompok Kontrol

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1

EvaKonPost2 2,4395 22 ,39068 ,08329

EvaKonPre 2,4845 22 ,54138 ,11542

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 EvaKonPost2 & EvaKonPre 22 ,294 ,183

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 227: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

208

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-

tailed) Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

EvaKonPost2

- EvaKonPre

-

,04500 ,56673 ,12083

-

,29627 ,20627

-

,372 21 ,713

Kelompok Eksperimen

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 EvaEksPost2 2,8050 24 ,42681 ,08712

EvaEksPre 2,5000 24 ,45045 ,09195

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 EvaEksPost2 & EvaEksPre 24 -,126 ,557

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-

tailed) Mean

Std.

Deviat

ion

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1

EvaEksPost

2 –

EvaEksPre

,30500 ,65846 ,13441 ,02696 ,58304 2,269 23 ,033

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 228: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

209

4.12.2 Kemampuan Menarik Kesimpulan

4.12.2.1 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan Posttest I dan Posttest II

Kelompok Kontrol

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1

KesKonPost2 2,3632 22 ,52334 ,11158

KesKonPost1 2,4395 22 ,40374 ,08608

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 KesKonPost2 & KesKonPost1 22 ,411 ,057

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-

tailed

) Mean

Std.

Deviati

on

Std.

Error

Mean

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1

KesKonP

ost2 -

KesKonP

ost1

-,07636 ,51295 ,1093

6

-

,3037

9

,1510

7 -,698 21 ,493

Kelompok Eksperimen

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1

KesEksPost2 2,6946 24 ,48061 ,09810

KesEksPost1 2,7638 24 ,53454 ,10911

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 KesEksPost2 & KesEksPost1 24 ,779 ,000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 229: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

210

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-

tailed) Mean Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

KesEksPost2

-

KesEksPost1

-

,06917 ,34143 ,06969

-

,21334 ,07501

-

,992 23 ,331

4.12.2.2 Perhitungan Persentase Peningkatan Skor Posttest I dan Posttest II

Persentase Peningkatan Rerata Posttest I ke Posttest I Kemampuan Menarik

Kesimpulan

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Peningkatan

× 100%

× 100%

× 100%

-0,0312769010043 × 100%

-3,12%

Peningkatan

× 100%

× 100%

× 100%

-0,02503799117158× 100%

-2,50%

4.12.2.3 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan Pretest ke Posttest II

Kelompok Kontrol

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1

KesKonPost2 2,3632 22 ,52334 ,11158

KesKonPre 2,4391 22 ,46398 ,09892

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 230: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

211

Pair 1 KesKonPost2 & KesKonPre 22 ,094 ,676

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-

tailed) Mean Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

KesKonPost2

- KesKonPre

-

,07591 ,66580 ,14195

-

,37111 ,21929

-

,535 21 ,598

Kelompok Eksperimen

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 KesEksPost2 2,6946 24 ,48061 ,09810

KesEksPre 2,4442 24 ,45825 ,09354

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 KesEksPost2 & KesEksPre 24 ,600 ,002

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-

tailed) Mean Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

KesEksPost2

- KesEksPre ,25042 ,42014 ,08576 ,07301 ,42783 2,920 23 ,008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 231: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

212

Lampiran 5.1 Foto-foto Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan di Kelompok Kontrol

Kegiatan di Kelompok Eksperimen

Kegiatan di Kelompok Kontrol

Kegiatan di Kelompok Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 232: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

213

Lampiran 5.2 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 233: pengaruh penerapan model pembelajaran - USD Repository

214

CURRICULUM VITAE

Eriene Denis Karina merupakan anak bungsu dari pasangan

Tjakra Krisna Takariana dan Isti Yunani. Lahir di Bantul pada

tanggal 11 Juni 1997. Pendidikan peneliti dimulai dari TK

Pertiwi I Bantul pada tahun 2001-2003, kemudian pendidikan

dilanjutkan di Sekolah Dasar Kanisius Bantul pada tahun 2003-

2009. Pada tahun 2009, peneliti melanjutkan pendidikan di

Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bantul dan lulus pada tahun 2012.

Kemudian peneliti melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1

Bantul pada tahun 2012 dan lulus pada tahun 2015. Peneliti melanjutkan

pendidikan di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata

Dharma pada tahun 2015. Berikut ini daftar kegiatan yang pernah diikuti peneliti

selama menjadi mahasiswa Universitas Sanata Dharma.

No Kegiatan Tahun Peran

1 Inisiasi Universitas Sanata Dharma (Insadha) 2015 Peserta

2 Inisiasi Fakultas (Infisa) 2015 Peserta

3 Imisiasi Program Studi (Insipro) 2015 Peserta

4 Pelatihan Pengembangan Kepribadian

Mahasiswa I (PPKM I)

2015 Peserta

5 Seminar “Reinventing Childhood Education” 2015 Peserta

6 Kursus Mahir Dasar (KMD) 2016 Peserta

7 Week-end Moral 2016 Peserta

8 Pelatihan Pengembangan Kepribadian

Mahasiswa II (PPKM II)

2016 Peserta

9 Kuliah Umum PGSD “Masa Depan Toleransi di

Tangan Guru”

2016 Peserta

10 English Club Program 2015-2017 Peserta

11 Parade Gamelan Anak ke X 2017 Anggota Divisi

Konsumsi

12 Pelatihan Model-model Pembelajaran

Kooperatif untuk Meningkatkan Kerja Sama

dan Prestasi Belajar di SDK Bantul Yogyakarta

2018 Pembicara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI