PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Oleh Siti Halimah NIM. 1501030424 PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM 2019
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
Oleh
Siti Halimah NIM. 1501030424
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2019
i
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SISWA
Skripsi
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi
Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Siti Halimah
NIM. 1501030424
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2019
ii
iii
v
vi
MOTTO
“Surah Al-Insyrah Ayat 6-8
Artinya: (6) sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, (7) maka apabila
engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan
yang lain), (8) dan hanya kepada Tuhan-mulah engkau berharap.”
vii
PERSEMBAHAN
“Bismillahirrohmanirrohim, dengan rahmat
allah S.W.T, saya persembahkan skripsi ini
untuk kedua orang tuaku (khalid dan rabitah)
dan keluargaku tercinta, semua dosen
Matematika, guru dan teman-temanku tersayang
atas doa, dukungan dan bimbingan yang kalian
berikan.”
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam
yang telah memberikan limpahan nikmat dan karunia kepada penulis sehingga
mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW. keluarga, sahabat, serta seluruh umat yang setia
mengikuti sunnah-sunnahnya.
Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak yang telah mendorong dan membimbing penulis, baik do’a,
tenaga, ide-ide, maupun pemikiran. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Samsul Irpan, M.Pd, Selaku pembimbing I serta Bapak Susilahuddin
Putrawangsa, M.Sc. Selaku pembimbing II yang telah memberikan saran,
bimbingan dan pengarahan selama penyusunan skripsi ini, sehingga dapat
terselesaikan sesuai dengan yang diharapkan.
2. Bapak Dr. Alkusaeri, M.Pd selaku ketua jurusan Program Studi Tadris
Matematika.
3. Dr. Hj. Lubna, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan.
4. Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN)
Mataram.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Tadris Matematika atas bimbingan dan ilmu
yang telah diberikan tanpa mengenal lelah.
ix
6. Kepala sekolah Mts Nabi’ Nubu’ Kekait beserta semua staff dan tenaga
kependidikan yang telah memberikan bantuan informasi.
7. Seluruh keluarga, terima kasih atas do’a dan dukungan serta pengorbanan dalam
mendidik selama ini.
8. Rekan-rekan yang telah memberikan masukan yang berarti sehingga penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan.
Semoga segala bantuan yang diberikan yang tidak ternilai harganya ini
mendapat imbalan di sisi Allah SWT. Dan terhitung sebagai amal ibadah. Aamiin
Layaknya seorang pemula, penulis dengan sepenuh hati menyadari bahwa
dalam menyusun skripsi ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan yang termuat
di dalamnya, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak
sangat penulis harapkan demi perbaikan-perbaikan ke depan.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPU
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii
NOTA DINAS PEMBIMBING ..................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... iv
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ........................................................... v
HALAMAN MOTTO .................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
ABSTRAK ...................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah ........................................ 4
1. Rumusan Masalah ......................................................................... 4
2. Batasan Masalah ............................................................................ 4
C. Tujuan dan Manfaat .......................................................................... 5
1. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
Lampiran 4 : Pedoman Penskoran Dan Kunci Jawaban Soal Postest
Lampiran 5 : Soal Postest
Lampiran 6 : Validasi Ahli Instrumen Tes
Lampiran 7 : Surat-surat (Bakesbangpol, Balasan Dari Sekolah)
Lampiran 8 : Kartu Konsul
Lampiran 9 : analisis data hasil nilai ulangan harian dan posttest
Lampiran 10 : Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar Nama Gambar Halaman
Gambar 2.1 Lingkaran dan unsur-unsurnya 19
DAFTAR TABEL
No Tabel Nama Tabel Hal
Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 8
Tabel 3.1 Jumlah Populasi 27
Tabel 3.2 Desain Penelitian posttest only control desaign 29
Tabel 4.1 rekapitulasi nilai posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
37
Tabel 4.2 UjiNormalitas Post Test MenggunakanRumusLilifors 39
xiv
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOFERATIF
MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
Oleh
Siti Halimah NIM 1501030424
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penerapan model pembelajaran make a match terhadap hasil belajar matematika siswa. Materi yang dibahasa dalam penelitian ini adalah Lingkaran. Jenis penelitian yang digunakan adalah experiment menggunakan posttest only contro ldesaign. Variabel bebas pada penelitian ini adalah model pembelajaran make a match. Variabel terikatnya adalah hasil belajar matematika siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VIII SMPI NW Nabi’ Nubu’ Kekait yang jumlahnya 3 kelas. Sampel penelitian terdiri dari kelas VII A dengan jumlah 15 siswa sebagai kelas eksperimen dan VII B dengan jumlah 13 siswa sebagai kelas kontrol, Dalam pengambilan sampel peneliti menggunakan teknik random sampling.Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah tes hasil belajar. Tekhnik analisis data untuk menguji hipotesis menggunakan uji-t test polled varians dengan sebelumnya melakukan uji normalitas dan homogenitas. Hasi lpenelitian dengan menggunakan uji-t test polled varians menunjukan bahwa terdapat pengaruh dalam penerapan model pembelajaran make a match terhadap hasil belajar matematika siswa berdasarkan nilai ℎ� � = , dan = , , Didapatkan thitung>ttabel pada taraf signifikansi 5% maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapam model pembelajaran make a match terhadap hasil belajar matematika siswa khususnya pada siswa kelas VIII SMPI Nabi’ Nubu’ Kekait tahun ajaran 2018/2019
Kata Kunci: Make A Match, Hasil Belajar Siswa, Matematika
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Dengan pendidikan, manusia akan tumbuh dan berkembang sebagai pribadi
yang utuh. Maju-mundurnya proses pengembangan suatu bangsa di segala
bidang sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan bangsa itu sendiri. Oleh karena
itu, pengembangan sektor pendidikan perlu menjadi prioritas.
Kualitas pendidikan di Indonesia dapat dikembangkan dengan cara
mengganti sistem pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran
yang lebih bermakna yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dalam hal ini
guru sebagai pengajar adalah pencipta kondisi belajar siswa yang di desain secara
sengaja, sistematis dan berkesinambungan. Sedangkan siswa sebagai subyek
pembelajaran adalah pihak yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan.
Sehingga diharapkan akan dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Menurut Erawati dalam Ismi dan Hadi yakni berdasarkan hasil penelitiannya
menyatakan bahwa matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang
sebagian besar dianggap sulit oleh siswa, dengan anggapan yang telah tertanam
pada diri siswa tersebut dapat menyebabkan kurangnya minat dan motivasi
mereka untuk mempelajari matematika, sehingga hasil belajar siswa kurang baik.
2
Hal seperti ini tentu saja menjadi masalah yang perlu dibenahi, dan ini
merupakan tugas seorang pendidik dalam mengatasi hal tersebut.1
Berdasarka hasil pengamatan dilapangan, diperoleh informasi bahwa
pembelajaran disekolah NW Nabi’ Nubu’ kelas VIII, ditemukan bahwa aktivitas
siswa yang kurang bersemangat dalam belajar dan masih ada siswa yang
bercerita dengan teman sebangkunya saat proses pembelajaran matematika
berlangsung, sehingga pada saat siswa diminta untuk mengerjakan tugas oleh
gurunya masih banyak siswa yang menganggap matematika adalah pelajaran
yang sulit dan berdasarkan informasi dari guru matapelajaran pada saat ulangan
harian masih banyak siswa yang nilainya dibawah nilai KKM yakni 70. Dan
berdasarkan hasil pengamatan tersebut, salah satu faktor penyebab siswa menjadi
kurang aktif dan hasil belajarnya masih kurang baik disebabkan karena belum
diterapkannya model pembelajaran yang bervariasi pada saat proses
pembelajaran.2
Dari permasalahan tersebut, penerapan model pembeljaran kooperatif bisa
menjadi salah satu solusinya. Model pembelajaran kooperatif adalah sistem
pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama
dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstuktur dan dalam sistem ini
1Ismi Zakiah, Hadi Kusmanto, “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Make A Match Terhadap Kreativitas Siswa Dalam Pembelajaran Matematika”, EduMa, Vol. 6, Nomer 1, Juli 2017, hlm. 33
Kooperatif Tipe Make A Matchdengan Metode Tugas Yang Disertai Resitasi Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasilbelajar Siswa Pokok Bahasan Programlinier Kelas X Broadcasting Smk Negeri 1 Jember Tahunajaran 2012/2013, Kadikma, Vol. 5, Nomor. 1, April 2014. Hlm. 88
5 Ade Ipin Supriatin, “Penggunaan Kartu Make A Match untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Membedakan Jenis-Jenis Adaptasi”, Wahana Pendidikan, Vol. 4, Nomer 2, Agustus 2017, hlm. 2
4
yang menyenangkan. Dan tekhnik ini bisa digunakan dalam semua mata
pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.6
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “ Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make
a Match terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa” .
B. Rumusan dan Batasan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dari
penelitian ini, yaitu “ apakah terdapat pengaruh penerapan model
pembelajaran make a match terhadap hasil belajar matematika siswa pada
materi lingkaran?”
2. Batasan Masalah
Agar masalah yang dikaji terfokus dan terarah maka peneliti membatasi
masalah-masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
a. Penelitian ini dilakukan di kelas VIII.A SMPI NW Nabi’ Nubu’ Kekait
tahun pelajaran 2018/2019.
b. Penelitian ini dilakukan hanya untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe make a match terhadap hasil belajar
matematika siswa pada materi lingkaran”
6 ibid., hlm. 71
5
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
Sesuai dengan rumusan dan batasan masalah diatas, maka tujuan
penelitian ini, yaitu ‘Untuk mengetahui pengaruh penerapan model
pembelajaran make a match terhadap hasil belajar matematika siswa pada
materi lingkaran”
2. Manfaat
a. Bagi Guru
1) Untuk meningkstksn professional guru.
2) Meningkatkan tingkat kepercayaan diri bagi seorang guru.
3) Memberikan pengalaman, wawasan, pengetahuan dan keterampilan dalam
merancang model yang tepat dan menarik serta mempermudah proses
pembelajaran dan mengoptimalkan penggunaan model dala pembelajaran
matematika khusunya.
b. Bagi Siswa
Yaitu untuk membantu siswa menjadi lebih aktif dan unutuk meningkatkan
pemahaman materi matematika siswa.
c. Bagi Peneliti
1) Dapat mengembangkan wawasan tentang penggunaan model make a
match dalam pembelajaran matematika.
2) Untuk menyelesaikan syarat lulus S1
6
D. Definisi Operasioal
1. Model Pembelajaran Make a Match
model pembelajaran make a match dalam penelitian ini adalah model
pembelajar kelompok dengan cara mencari pasangan kartu soal dan kartu
jawaban. Model ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman materi yang
telah disampaikan sebelumnya melalui latihan soal yang disajikan dalam
bentuk kartu.setiap siswa yang selesai atau mengetahui jawaban dari soal yang
dimiliki, mencari siswa yang membawa kartu jawaban dari soal yang
dikerjakan.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitin ini adalah kemampuan yang
diperoleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran dikelas. Dalam
penelitian ini hasil belajar akan diukur dengan menggunakan tes yang akan
diberikan kepada kelas VIIIA sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIIB sebagai
kelas kontrol.
3. Lingkaran
Materi lingkaran yang dipelajari di SMP kelas VIII, mencakup materi
diantaranya: (1) lingkaran dan unsure-unsurnya, (2) titik pusat, jari-jari,
diameter,tali busur, apotema, busur, juring, dan tembereng, (3) keliling dan
luas lingkaran.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Pustaka
1. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Definisi model pembelajaran kooperatif
Menurut Slavin dalam Halidayani pembelajaran kooperatif adalah suatu
model pembelajaran yang mengharuskan siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif dengan struktur kelompok
heterogen.7 Menurut Lie dalam Made Wena pembelajaran kooperatif
adalah sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk
bekerja sama dengan sesame siswa dalam tugas-tugas yang tersruktur, dan
dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator .8
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah model pembelajaran yang digunakan untuk mewujudkan
kegiatan belajar yang berpusat pada siswa untuk mengatasi permasalahan yang
ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa dengan cara membelajarkan
kecakapan akademik sekaligus keterampilan-keterampilan sosial yang
menggunakan pengelompokan kecil yang bersifat heterogen untuk mencapai
tujuan.
7 Halidayani, “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Matri Kosakata Baku dan Tidak Baku di Kelas IV MIN 16 Aceh Besar, ( skipsi, PTK UIN Ar-Raniry, Darussalam Banda Aceh, 2018), hlm. 9
8Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovativ Kontemporer, ( Jakarta: Bumi Aksara ), hlm. 189-190.
8
b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Etin & Raharjo dalam Bayu Langkah-langkah pembelajaran di
kelas dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Tahap 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang akan dicapai pada kegiatan pelajaran dan menekankan pentingnya topik yang akan dipelajari dan memotivasi siswa belajar.
Tahap 2 Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi atau materi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau melalui bahan bacaan.
Tahap 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok- kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membimbing setiap kelompok agar melakukan transisi secara efektif dan efisien.
Tahap 4 Membimbing kelompok bekerja anak belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saaat mereka mengerjakan tugas mereka.
Tahap 5 Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Tahap 6 Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.9
9 Bayu Ganesa Putra, “ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Question Student
Have (Qsh) Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Siswa”, ( skipsi, FKIP UIN Mataram, Mataram, 2019), hlm. 15
9
Berdasarkan pendapat diatas, adapun langkah/tahapan pelaksanaan
pembelajaran koopertif yang peneliti terapkan didalam kelas adalah sebagai
berikut :
1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Dalam tahap ini peneliti menyampaikan indikator pembelajaran yang
ingin dicapai
2. Menyajikan informasi
Dalam tahap ini peneliti memberikan/ menyampaikan pokok- pokok
materi pembelajaran
3. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok- kelompok belajar
Dalam tahap ini peneliti mengelompokkan siswa menjadi dua
kelompok, yaiyu kelompok pemegang kartu pertanyaan dan
kelompok pemegang kartu jawaban dari pertanyan, dan setelah
kelompok terbentuk peneliti mengatur posisi kedua kelompok
tersebut agar saling berhadapan
4. Membimbing kelompok bekerja anak belajar
Dalam tahap ini penliti menginstruksikan kepada kepada siswa bahwa
mereka harus mencari/mencocokkan kartu yang dipegang dengan
kartu yang dipegang kelompok lain
5. Evaluasi
Dalam tahap evaluasi ini, peneliti meminta kepada siswa yang telah
menemukan pasanagan sebelum batas waktu untuk melaporkan
10
langsung kepada peneliti dan kemudian peneliti meminta tanggapan
kepada siswa lain apakah pasangat tersbut cocok atau tidak (kartu
pertayaan dan kartu jawaban yg dipasangkan sudah sesui atau tidak),
setelah itu baru peneliti memberikan konpirmasi tentang kebenaran
dan kecocokan pertanyaan dan jawaban dari pasangan tersebut
6. Memberikan penghargaan
Dalam tahap memberikan penghargaan ini peneliti memberikan point
kepada siswa yang menemukan pasangannya dengan tepat sebelum
batas waktu yang ditentukan
2. Pembelajaran Make a Match
a. Definisi pembelajaran make a match
Mulyantiningsih menyatakan bahwa model pembelajaran make a match
merupakan model pembelajaran kelompok yang memiliki dua orang
anggota. Masing-masing anggota kelompok tidak diketahui sebelumnya
tetapi dicari berdasarkan kesaman pasangan misalnya pasangan soal dan
jawaban.10
Menurut Suprijino model pembelajaran kooperatif make a match
merupakan model pembelajaran yang menggunakan kartu. Kartu-kartu
tersebut terdiri dari yang berisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu lainnya
berisi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.
10 Wirawan Andianto Abdullah, “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a
Match dalam Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SD Negeri Palar Kelaten, ( skipsi, FKIP UNY , Yogyakarta, 2015), hlm. 16
11
b. Tujuan pembelajaran Make a Match
Menurut Moh. Hamid tujuan dari pembelajaran ini antara lain : 1)
pendalaman materi, 2) penggalian materi, 3) edutainment. Dari segi bahasa
edutainment artinya pendidikan yang menghibur atau menyenangkan.
Sedangkan dari segi istilah edutainment adalah suatu proses pembelajaran
yang didesain sedemikian rupa sehingga pendidikan dan hinuran bisa
dikombinasikan secara harmonis untuk menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan. Maksud pembelajaran yang menyenangkan adalah yang
membuat suasana pembelajaran dikelas akan berubah, dari sesuatu yang
menakutkan menjadi sesuatu yang menyenangkan, dari sesuatu yang
membosankan menjadi membahagikan. Sehingga, mereka ingin dan ingin
terus dikelas, karna dipengaruhi rasa semangat dan antusias yang tinggi untuk
mengikuti pembelajaran.11 Adapun tujuan lain dari model pembelajaran
make a match yang dipaparkan oleh Fachrudin dalam Ade bahwa tujuan
dari model pembelajaran make a match adalah untuk melatih peserta didik
untuk lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi
pokok.12
Bedasarkan definisi dan tujuan diatas dapat disimpulkan make a match
adalah model belajar kelompok dengan cara mencari pasangan kartu soal
11 Tisha Fatmasari, , “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Untuk
Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan TKJ Kelas X SMK Muhadiyah 2 Jogjakarta”, ( skipsi, FT UNY , Yogyakarta, 2017), hlm. 17-18
12 Ade Ipin Supriatin, “Penggunaan Kartu Make A Match untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Membedakan Jenis-Jenis Adaptasi”, Wahana Pendidikan, Vol. 4, Nomer 2, Agustus 2017, hlm. 2
12
dan kartu jawaban. Model ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan
memperdalam pemahaman materi yang telah disampaikan sebelumnya
melalui latihan soal yang disajikan dalam bentuk kartu.setiap siswa yang
selesai atau mengetahui jawaban dari soal yang dimiliki, mencari siswa
yang membawa kartu jawaban dari soal yang dikerjakan.
c. Langkah-langkah pembelajaran make a match
Langkah-langkah pembelajaran make a match menurut Rusman adalah sebagai berikut:
1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep dan topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
2) Setiap peserta didik dapat satu buah kartu 3) Setiap peseta didik memikirkan soal dari kartu yang dipegang 4) Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang
cocok dengan kartunya (jawaban soal) 5) Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum
batas waktu diberi point 6) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar setiap peserta didik
mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya 7) kesimpulan.13
Sedangkan menurut Miftahul Huda langkah- langkah model
pembelajaran make a match adalah sebagai berikut: 1) guru menyampaikan materi atau memberi tugasa kepada siswa
untuk dikejakan dirumah. 2) Siswa dibagi dalam dua kelompok, misalnya kelompok A dan
kelompok B, kemudian kedua kelompok diminta untuk berhadapan. 3) Guru membagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu
jawaban kepada kelompok B. 4) Guru menyamaikan kepada siswa bahwa mereka harus mencari/
mencocokkan kartu yang dipegang dengan kartu kelompok lain.guru harus memberikan batasan maksimum waktu yang ia berikan kepada mereka.
13 Muhammad Afandi, Evi Chamalah, Oktarina Puspita Wardani, “ Model dan Metode
5) Guru meminta semua anggota kelompok A mencari pasanganya dikelompok B. jika mereka sudah menemukan pasangannya masing-masing, guru meminta mereka untuk melaporkan diri kepadanya. Guru mencatat nama mereka pada kertas yang telah dipersiapkan
6) Jika waktu sudah habis, mereka harus diberitau bahwa waktu telah habis, siswa yang belum menemukan pasangan diminta untuk berkumpul tersendiri
7) Guru memanggil satu pasangan untuk persentasi. Pasangan lain dan siswa yang tidak mendapatkan pasangan memperhtikn dan memberikn tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak.
8) Guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokan pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang memberikan persentasi.14
Adapaun menurut Agus Suprijono langkah-langkah dari pembelajaran make a match adala sebagai berikut: 1) guru harus menyiapkan kartu- kartu,dimana kartu tersebut terdiri dari kartu berisi pertanyaan-pertanyaan dan dan kartu- kartu lainnya berisi kartu jawaban dari pertanyaan. 2) guru siswa menjadi 3 kelompok, dimana kelompok pertama merupakan kelompok pembawa kartu berisi pertanyaan, kelompok kedua merupakan kelompok pembawa kartu jawaban dan kelompok ketiga adalah kelompok penilai. 3) guru mengatur posisi kelompok- kelompok tersebut membentuk huruf U, dimana kelompok pertama dan kedua harus berhadapan. 4) guru membunyikan peluit sebagai tanda agar kelompok pertama dan kedua saling bergerak mereka bertemu, mencari pertanyaan-jawaban yang cocok. 5) berikan waktu untuk mereka berdiskusi. 6) pasangan- pasangan yang sudah terbentuk wajib menunjukkan pertanyaan jawaban kepada kelompok penilai. 7) kemudian kelompok penilai membaca apakah pasangan pertanyaan-jawaban itu cocok. 8) setelah penilaian dilakukan, ataurlah sedemikian rupa kelompok pertama dan kedua bersatu kemudian memposisikan dirinya sebagai kelompok penilai. 9) kelompok penilai yang pertama kemudian dibagi menjadi dua kelompok, sebagian pemegang kartu pertanyaan dan sebagian pemegang kartu jawaban. 10) ualangi langakah 3 sampai 7.15
14 Ayu Nur Anisa, “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Kompetensi Dasar Membukukan Jurnal Penyesuaian Siswa Kelas X Akuntansi 1 SMK Kopeasi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/ 2017, ( skipsi, PTK UNY , Yogyakarta, 2015), hlm. 45-46
15 Agus Suprijino, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar ), hlm. 94-95
14
Berdasarkan pendapat diatas adapun langkah-langkah model
pembelajaran make a match yang akan peneliti terapakan dikelas adalah
sebagai berikut:
1) Terlebih dahulu guru menyiapkan dua kartu dengan warna yang
berbeda, dimana kartu warna pertama berisi pertanyaan-pertanyaan
dan kartu warna kedua berisi jawaban dari kartu pertanyaan
2) Guru memberikan materi kepada siswa
3) Kemudian guru mengelompokkan siswa menjadi dua kelompok
dengan cara membagi siswa berdasarkan urutan no absennya, dimana
kelompok pertama sebagai pemegang kartu pertanyaan dan kelompok
kedua sebagai pemegang kartu jawaban dan setiap siswa memegang
satu buah kartu
4) Guru mengatur posisi siswa dengan posisi saling berhadapan
(kelompok pertama berhadapan dengan kelompok kedua)
5) Guru menginstruksikan kepada siswa bahwa mereka harus mencari/
mencocokkan kartu yang dipegang dengan kartu kelompok lain, guru
memberiakan batas waktu maksimum untuk mencari pasangan mereka
dan jika mereka menemukan pasangan yang tepat sebelum batas waktu
yang ditentukan akan mendapatkan point
6) guru membunyikan peluit sebagai tanda agar kelompok pertama dan
kedua saling bergerak mereka bertemu, mencari pertanyaan-jawaban
yang cocok.
15
7) jika mereka sudah menemukan pasangan, guru meminta mereka untuk
melaporkan diri, kemudian peluit ditiup lagi sebagai tanda mereka
berhenti mencari pasangan bagi yang belum menemukan.
8) Guru meminta siswa yang tidak mendapatkan pasangan memberikn
tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak.
9) Guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokan
pertanyaan dan jawaban dari pasangan tersebut
10) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar setiap peserta didik
mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
d. Kelebihan pembelajaran make a match
Menurut Lie kelebihan dari model pembelajaran make a match ini yaitu
siswa mncari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep dan topik
dalam suasana yang menyenangkan. Dan tekhnik ini bisa digunakan dalam
semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.16
Kelebihan lain dari model pembelajaran kooperatif tipe mencari
pasangan menurut Huda dalam firdaus,dkk adalah sebagai berikut:
1. Siswa terlibat langsung dalam menjawab soal yang disampaikan
kepadanya melalui kartu
2. Meningkatkan kreativitas belajar siswa
3. Menghindari kejenuhan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar
16 ibid., hlm. 71
16
4. Pembelajaran lebih menyenangkan karena melibatkan media
pembelajaran yang dibuat oleh guru.17
Kelebihan Make a Match yang lain menurut S4aiful4min dalam
Misbahuddin adalah sebagai berikut:
1. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif
maupun fisik.
2. Karena ada unsur permainan, strategi ini menyenangkan.
3. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.
4. Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, terutama sebagai
sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi.
5. Melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untukbelajar.18
e. Kelemahan pembelajaran make a match
Adapun kelemahan dari pembelajaran make a match menurut Miftahul
Huda dalam Fitriyani antara lain:
1) Jika metode ini tidak dipersiapkan dengan baik, banyak waktu yang
terbuang
17 Firdaus, Syarifah, Tuti Handayani, “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Mencari Pasangan Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi Kelas Viii Di Mts ‘Aisyiyah Palembang”, Bioilmi, Vol. 1, Nomer 1, Agustus 2015, hlm. 16
18 Misbahuddin, “ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Viii Matteri Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Mts Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung Tahun Ajaran 2017/2018”, (skipsi, FKIP IAIN Tulungagung, Tulungagung, 2017), hlm. 30.
17
2) Pada awal-awal penerapan metode, banyak siswa yang malu
berpasangan dengan lawan jenisnya
3) Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, akan banyak siswa
yang tidak menperhatikan pada saat persentasi pasangan
4) Menggunakan metode ini terus menerus akan menimbulkan
kebosanan.19
Kekurangan Make a Match yang lain menurut S4aiful4min dalam
Misbahuddin adalah sebagai berikut:
1. Pada awal-awal penerapan strategi ini, banyak siswa yang malu bisa
berpasangan dengan lawan jenisnya.
2. Jika Anda tidak mengarahkan siswa dengan baik, saat presentasi
banyak siswa yang kurang memperhatika.
3. Guru harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman pada
siswa yang tidak mendapat pasangan, karena mereka bisa malu.
4. Menggunakan strategi ini secara terus menerus akan
menimbulkan kebosanan.20
19 Fitriyani, “ Pengaruh Peneran Metode Make A Match Terhadap Hasil Belajar Kelas V
Pada Mata Pelajaran Fiqih Di Madrasah Ibtidaiyah Daarul Aitam Palembang”, (skipsi, FKIP UIN Raden Fatah, Palembang, 2017), hlm. 50.
20 Misbahuddin, “ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Viii Matteri Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Mts Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung Tahun Ajaran 2017/2018”, (skipsi, FKIP IAIN Tulungagung, Tulungagung, 2017), hlm. 30.
18
3. Hasil Belajar
Menurut Rosma Hartin hasil belajar adalah untuk mengetahui sejauh mana
siswa telah mempelajari hasil belajar yang telah direncanakan sebelumnya.
Hasil belajar yang dicapai siswa dapat mencerminkan kemampuan dasar yang
siswa mliki. Sedangkan Alek menyatakan hasil belajar pada diri seseorang
tidak langsung tanpak tanpa seseoarng itu melakukan tindakan untuk
memperlihatkan kemampuan yang diperolehnya melalui belajar. Namun
demikian, hasil belajar merupakan perubahan yang mengakibatkan orang
berubah dalam prilaku, sikap, dan kemampuannya.21
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar
merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajar dalam mengikuti pembelajaran dikelas dan menerima
suatu pelajaran untuk mencapai suatu kemampuan yang lebih dari sebelumya.
4. Materi Lingkaran
Materi lingkaran yang dipelajari di SMP kelas VIII, mencakup materi
daiantaranya: titik pusat, jari-jari, diameter, busur, tali busur, juring, apotema
dan tembereng, (3) keliling dan luas lingkaran. Berikut ini akan dibahas
materi ajar yang berpedoman di buku Nuniek Avianti Agus, 2008, Mudah
21Halidayani, “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Matri Kosakata Baku dan Tidak Baku di Kelas IV MIN 16 Aceh Besar”, ( skipsi, FKIP UIN Ar-Raniry, Darussalam Banda Aceh, 2018), hlm. 15-16.
19
Belajar Matematika untuk Kelas VIII SMP/MTs Semester 2, Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
a. Pengertian lingkaran
Lingkaran adalah kumpulan titik-titik yang membentuk lengkungan
tertutup, dimana titik-titik pada lengkungan tersebut berjarak sama
terhadap suatu titik tertentu.
b. Unsur – unsur lingkaran
Ada beberapa bagian lingkaran yang termasuk dalam unsur-unsur
sebuah lingkaran diantaranya titik pusat, diameter, jari-jari, busur, tali
busur , tembereng, juring dan apotema. Untuk lebih jelasnya perhatikan
gambar dibawah ini
Gambar 2.1 Lingkaran dan unsur-unsurnya
1) Titik pusat
Titik pusat adalah titik yang terletak ditengah-tengah lingkaran. Pada
gambar diatas titik O merupakan titik pusat lingkaran.
20
2) Diameter
Diameter lingkaran adalah garis lurus dalam lingkaran yang
menghubungkan dua titik pada lengkungan lingkaran. Pada gambar
diatas garis AB pada lingkaran O merupakan diameter lingkaran
tersebut
3) Jari-jari
Jari- jari lingkaran adalah Garis dari titik pusat lingkaran ke
lengkungan lingkaran. Pada gambar diatas garis OA, OB dan OD
adalah jari-jari dari lingkaran tersebut
4) Busur
Busur lingkaran merupakan garis lengkung yang terletak pada
lengkungan lingkaran dan menghubungkan dua titik sebarang di
lengkungan tersebut. Pada gambar lingkaran diatas yang mertupakan
busur adalah garis lengkung AC, garis lengkung CB, garis lengkung
BD dan garis lengkung DA.
5) Tali busur
Tali busur lingkaran adalah garis lurus yang menghubungkan dua
titik pada lengkungan lingkaran dan tidak melalui titik pusat
lingkaran. Pada gambar lingkaran diatas yang merupakan tali busur
lingkaran adalah garis lurus AC dan garis lurus BD yang tidak
melalui titik pusat pada lingkaran diatas.
21
6) Juring
Juring lingkaran adalah luas daerah dalam lingkaran yang dibatasi
oleh dua buah jari-jari lingkaran dan sebuah busur yang diapit oleh
kedua jari-jari lingkaran terebut. Pada gambar lingkaran diatas juring
lingkaran ditunjukkan oleh daerah yang diarsir yang dibatasi oleh
jari- jari OC dan OB serta busur BC, dinamakan juring BOC.
7) Tembereng
Tembereng lingkaran adalah daerah dalam lingkaran yang dibatasi
oleh busur dan tali busur. Pada gambar diatas tembereng ditunjukkan
oleh daerah yang diarsir dan dibatasi oleh busur AC dan tali busur
AC.
8) Apotema
Apotema lingkaran adalah garis yang menghubungkan titik pusat
lingkaran dengan tali busur lingkaran tersebut. Pada gambar
lingkaran diatas yang merupakan apotema ditunjukan oleh garis OE
dan OF.
c. Keliling dan Luas Lingkaran
1. Keliling
Keliling lingkaran adalah panjang lengkungan pembentuk lingkaran
tersebut.
Keliling lingkaran dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
22
Dengan K : Keliling lingkaran
: 3, 14 atau 7
22
d : Diameter lingkaran
Oleh karena panjang diameter adalah dua kali panjang jari-jari
(r) sehingga,
2. Luas lingkaran
Luas lingkaran adalah luas daerah yang dibatasi oleh keliling
lingkaran.
Luas lingkaran dapat dihitung menggunakan rumus
Dengan : L : luas lingkaran
: 3, 14 atau 7
22
r : jari- jari lingkara
K = .d
K = 2 r
L = r2
23
5. Penelitian yang relevan
Berikut adalah bebeberapa penelitian yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe make a match.
Menurut Komsiatin, dalam skripsi mengatakan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan model make a match dapat menngkatkan hasil belajar
bahasa arab. Tingkat keberhasilan belajar meningkat dengan baik. Hal ini
dapat diketahui dari indicator keberhasilan yang berupa nilai hasilbelajar
peserta didik dan proses pembelajaan. Nilai hasil belajar siswa tes awal
mencapai 41,17% kemudian meningkat menjadi 73,52% pada siklus I, dan
siklus kedua meningkat 97%. Nilai hasil belajar ini berada pada kriteria baik.
Menurut Dwi Prasetia Ningrum, model pembelajaran make a match
berpengaruh efekif terhadapa hasil belajar siswa materi pemahaman pantun
dari pada model pembelajaran konvensional. Hal ini terbukti dari hasil post tes
siswa dikelas eksperimen (IV A) seluruh siswa telah mencapai KKM,
sementara siswa kelas kontrol (IV B) terdapat 5 siswa belum mencapai
KKM. 22
Sedangkan menurut Dina Murdliah, dalam skipsinya mengatakan bahwa
model make a match dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada
materi segitiga dan segiempat. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan
rata-rata tes hasil belajar yang diberikan pada tahap akhir siklus, rata-rata hasil
22 Ibid . hlm. 34
24
beajar pada siklus II mengalami penigkatan 8,1 yaitu dari 64,3 menjadi
72,4.23
Setelah dianalisis dari ketiga hasil penelitian diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif make a match dapat berpengaruh efektif terhadap hasil belajar siwa
pada materi tertentu. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan disini yaitu
penelitian akan dilakukan pada pembelajaran matematika pada materi
lingkaran
B. Kerangka Berpikir
Menggingat pentingnya peran matematika dalam sekolah, namun masih
banyak siswa yang menggap matematika itu sulit, salah satu penyebab dari hal
ini adalah karna masih kurang bermaknya pembelajaran matematika sehingga
siswa masih belum terlibat aktif dalam pembelajaran dan membuat pemahaman
siswa tentang matematika masih rendah, sehingga guru dituntut untuk terampil
dan kreatif dalam mengembangkan setiap proses pembelajaran yang mampu
memfasilitasi siswa serta menumbuhkan semangat dan minat belajarnya. Guru
perlu memahami dan mengenali karakteristik siswa terlebih dahulu. Dalam hal
ini khususnya pada jenjang sekolah menengah pertama bentuk karekteristik siswa
adalah masih senang bermain, masih senag bergerak, dan masih senang bekerja
dalam kelompok.
23 Dina Murdliah, “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match untuk
Meningkatkan Pehatian Siswa pada Pembelajaran Matematika di SMP YMJ Ciputat, ( skipsi, PTK UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2010), hlm. 71
25
Untuk memfasilitasi siswa dalam belajar sesuai karekteristiknya seperti yang
dijelaskan diatas, salah satu model pembelajaran yang sesuai yakni model
pembelajaran make a match.
Menurut shoimin “model pembelajaran make a match merupakan model
pembelajaran yang dikembangkan oleh Loma Curran. Ciri utama model make a
match adalah siswa diminta mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban
atau pertanyaan materi tertentu dalam pembelajaran. Siswa mencari pasangan
sambil belajar mengenai suatu topic atau konsep dalam suasana belajar yang
menyenangkan. Karakteristik model pembelajaran make a match memiliki
hubugan yang erat dengan karakteristik siswa yang masih gemar bermain.
Berdasarkan karakteristik model pembelajaran make a match tersebut,
diharapkan terdapat pengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa.
C. Hipotesis Penelitian
Menurut Cholid dan Abu dalam Bayu, ”hipotesis merupakan dugaan
sementara yang masih dibuktikan kebenarannya melalui suatu jawaban
sementara terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan dalam perumusan
masalah”.24
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah “penerapan model
pembelajaran kooperatif make a match berpengaruh terhadap hasil belajar
matematika siswa”
24 Bayu Ganesa Putra, “ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Question Student
Have (Qsh) Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Siswa”, ( skipsi, FKIP UIN Mataram, Mataram, 2019), hlm. 33
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Pada penelitian ini jenis penelitian kuantitatif dimana dalam penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka dalam penyajian data dan
analisis yang menggunakan uji statistik berdasarkan data kuantitatif yang
dikumpulkan melalui tes dari subjek penelitian dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan.
Sedangkan pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan
eksperimen. Dengan kata lain yaitu penelitian eksperimen ingin mengetahui ada
tidaknya hubungan sebab akibat, caranya yaitu dengan membandingkan satu atau
lebih kelompk eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih
kelompok pembanding yang tidak menerima perlakuan atau mendapatkan
perlakuan dengan cara yang berbeda.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sukardi dalam Bayu populasi adalah semua anggota kelompok
manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam suatu
tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu
penelitian.25 Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPI NW
25 Ibid. Hlm. 35
27
Nabi’ Nubu’ Kekait yang terdiri dari tiga kelas, dengan jumlah siswa
keseluruhan adalah 43 siswa.
Tabel 3.1 Jumlah Populasi
No Kelas Jumlah 1. A 15 2. B 13 3 C 15 Jumlah 43
2. Sampel
Sampel merupakan wakil populasi yang akan diteliti. Pengambilan
sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan random sampling jenis
Purposive sampling. Purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu.26 Adapun sampel dalam penelitian ini adalah
kelas VIIIA sebagai kelas eksperimen yang diberikan perlakuan model
pembelajaran make a match,dan kelas VIIIB sebagai kelas kntrol yang
diberikan perlakuan biasa.
Alasan peneliti memilih kelas VIII.A dan VIII.B sebagai sampel,
karena berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas yang dilakukan
peneliti terhadap hasil nilai ulangan harian siswa kelas VIII SMPI NW nabi’
nubu’ hanya kelas VIII.A dan VIII.B yang hasil nilai ulangan hariannya
normal dan homogen. Dari alasan tersebut peneliti menetapkan kelas VIII.A
dan VIII.B sebagai sampel dalam penelitian ini.
26 Ibid. Hlm. 36
28
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Adapun waktu dan tempat penelitian antara lain:
Waktu penelitian : 19 Mei sampai 30 Mei 2019
Tempat penelitian : SMPI NW Nabi’ Nubu’ Kekait, Gunungsari Lobar
D. Variabel Penelitian
Menurut Depdiknas dalam Bayu menjelaskan bahwa yang dimaksud
“variabel penelitian adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan
penelitian”.27 Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu variabel hasil belajar
yang merupakan variabel terikat atau variabel dependen yang dipengaruhi oleh
variabel bebas atau variabel indevenden yaitu metode Make A Match
E. Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kuantitatif dengan eksperimen (experiment). Eksperimen dengan jenis desain
penlitian posttest only control desaign.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua kelas yakni satu kelas sebagai
kelas eksperimen yang diberi pelakuan model pembelajaran make a match dan
satu kelas lagi sebagai kelas kontrol yang diberikan perlakuan seperti biasa
(konvensional), kemudian kedua kelas tersebut diajarkan materi yang sama yakni
“ lingkaran”. Pada akhir pembelajaran kemudian kedua diberikan posttest.
Tujuan dari pemberian posttest adalah untuk mengetahui kempuan kedua kelas
tersebut setelah diberikan perlakuan yang berbeda, dan kemudian hasilnya
27 Ibid,hlm. 37
29
dibandingkan untuk mengetahui apakah model pembelajaran make a match
berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kususnya kelas VIII SMPI
NW Nabi’ Nubu’ kekait. Adapun pola desain penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 3.2 Desain Penelitian posttest only control desaign Kelas Perlakuan Postest
VIII.A X O1
VIII.B - O1
Keterangan :
A = kelas eksperimen
B = kelas kontrol
X = pemberian perlakuan model pembelajaran make a match
O1 = pemberian posttes pada kelas eksperimen dan kontrol
F. Instrumen / Alat dan Bahan Penelitian
Menurut Suharsimi dalam Bayu instrument adalah alat bantu yang
digunakan dalam mengumpulkan data.28 Pada prinsipnya meneliti adalah
melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam
penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Instrumen penelitian adalah
suatu alat yang digunakan untuk fenomena alam maupun sosial yang diamati.
Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Pada penelitian
ini instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data, yaitu:
28 Ibid. hlm. 41
30
1. Tes hasil belajar
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan satu tes hasil belajar yakni
posttest. posttest diberikan setelah dilakukan perlakuan yang berbeda terhadap
kedu kelas yang tujuannya untuk membandingkan hasil belajar siswa setelah
diberikan perlakuan yang berbeda.
Adapun bentuk tes dalam penelitian ini adalah pilihan ganda dengan
jumlah 6 soal dan tes uraian dengan jumlah 4 soal dalam materi
lingkaran.dalam hal ini soal yang diberikan sudah dianggap layak atau valid
karena telah divalidasi oleh para ahli.
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat untuk satu kali pertemuan.
Rencana pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini disusun sesuai
dengan langkah-langkah model pembelajaran make a mach yang akan
diterapkan dalam kelas eksperimen dan langkah-langkah pembelajaran
konvensional yang akan diterapkan pada kelas kontrol. Dan dalam penelitian
ini, peneliti hanya melakukan 2 kali tatap muka dalam proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran make a mach dan konvensional sehingga
RPP yang dibuat hanya satu untuk masing-masing model pembelajaran.
G. Teknik Pengumpulan Data / Prosedur Penelitian
Adapun tahapan pengumpulan data tes hasil belajar yang dilakukan penulis
sebagai berikut :
31
1. Dilakukan observasi untuk menentukan kelas yang akan dijadikan obyek
penelitian.
2. setelah itu siswa diberikan perlakuan, bagi kelas eksperimen diajarkan
dengan model pembelajaran make a match, sedangkan kelas kontrol
diajarkan dengan metode pembelajaran biasa dengan materi yang sama
yakni “lingkaran”
3. Setelah kedua kelas diberikan perlakuan, kemudian peneliti memberikan
posttest pada kedua kelas tersebut. Tujuan diberikannya posttest adalah
untuk melihat hasil dari kedua kelas tersebut setelah diberikan perlakuan
yang berbeda.
4. Dari hasil posttest kemudian dilakukan uji prasyarat dan uji t-test untuk
mengetahui apakah hasil dari kedua kelas yakni kelas eksperimen dan
kelas kontrol memiliki perbedaan yang signifikan atau dalam arti lain
apakah model pembelajaran make a match berpengaruh terhadap hasil
belajar matematika siswa
H. Teknik Analisis Data
Sebelum dilakukan analisis data dengan menguji hipotesis, terlebih dahulu
dilakukan uji prasyarat analisis data untuk mempermudah dalam menganalisis
data. Adapun uji prasyarat yang harus dipenuhi sebelum data dianalisis adalah
sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
32
Menurut Juliansyah dalam Bayu uji normalitas dilakukan untuk
mengetahui apakah data yang diambil berasal dari populasi yang
berdistribusi normal atau tidak.29 Adapun metode pengujian normalitas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Lilliefors. Metode
Lilliefors menggunakan data dasar yang belum diolah dalam tabel
distribusi frekuensi. Data ditransformasikan dalam nilai Z untuk dapat
dihitung luasan kurva normal sebagai probabilitas komulatif normal.
Adapun langkah-langkah uji normalitas dengan metode
lilliefors,yaitu:30
a) Penentuan Hipotesis
H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi
normal
b) Taraf Signifikansi
05,0
c) Statistika uji yang digunakan
L=maks ,)()( ii zSzF dengan );1,0();()( NZzZPzF ii dan
)( izS proporsi cacah izZ terhadap seluruh iz .
d) Daerah Kritis
DK= L>LL tabelobs
29 Ibid. hlm. 53
30 Budiyono, Statistika untuk Penelitian, (Surakarta : UNS Press,2013), h. 170-171
33
e) Keputusan Uji
Jika tabelobs L>L , maka 0H ditolak. Sebaliknya jika tabelobs L<L
maka 0H diterima.
f) Kesimpulan
Jika 0H diterima, maka sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
Jika 0H ditolak, maka sampel berasal dari populasi yang tidak
berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Untuk menentukan rumus t-test mana yang akan digunakan untuk
pengujian hipotesis, maka perlu diuji dulu varians ke dua sampel
homogen atau tidak homogen. Uji homogenitas yang digunakan adalah
uji Fisher (F), Adapun langkah-langkah pada uji ini adalah sebagai
berikut:
1) Hipotesis
22
210 : H (variansi sampel homogen)
22
210 : H (variansi sampel tidak homogen)
2) Taraf signifikasi
05,0
3) Statistika uji yang digunakan
34
22
21
s
sF
Keterangan:
21s = varian terbesar
22s varian terkecil
4) Daerah kritis
22
-iF>,F< atauFFFDK
5) Keputusan uji
0H diterima jika DKFobs
0H ditolak jika DKFobs
6) Kesimpulan
Jika 0H diterima, maka variansi sampel homogen
Jika 0H ditolak, maka variansi sampel tidak homogen
3. Pengujian Hipotesis
Hipotesis statistik yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:
Ho = tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a
Match terhadap hasil belajar matematika siswa.
H1 = terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a
Match terhadap hasil belajar matematika siswa.
Adapun uji yang digunakan untuk menguji hipotesis di atas adalah:
35
Bila 21 nn dan varians homogen, maka rumus uji-t yang digunakan
adalah polled varians dengan rumus:
2121
22211
21
11
2
)1()1(
nnnn
snsn
xxt
Untuk mengetahui harga t tabel digunakan derajat kebebasan (dk) = n1
+ n2 – 2.
Keterangan:
t = uji t
1x = mean sampel kelompok eksperimen
2x = mean sampel kelompok kontrol
S12 = varians kelompok eksperimen
S22 = varians kelompok kontrol
n1 = banyaknya sampel kelompok eksperimen
n2 = banyaknya sampel kelompok control
kriteria pengujiannya adalah :
36
a) Jika tabelhitung tt maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti ada
pengaruh model pembelajaran make a match terhadap hasil belajar
matematika siswa.
b) Jika tabelhitung tt maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti tidak
ada pengaruh model pembelajaran make a match terhadap hasil
belajar matematika siswa.
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian
Pada bagian hasil penelitian ini akan dipaparkan mengenai hasil belajar dan
uji hipotesis penelitian.
1. Hasil Belajar
Setelah proses pembelajaran selesai peneliti memberikan posttest kepada
kedua kelas yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tujuan dari pemberian
posttes dalam penelitian ini adalah Tujuan diberikannya posttest adalah untuk
melihat hasil dari kedua kelas tersebut setelah diberikan perlakuan yang
berbeda. Adapun data hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam
penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data nilai posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
No. kelas eksperimen kelas kontrol 1 Rata-rata 77,2 66,9
2 Nilai tertinggi 94 85
3 Nilai terendah 66 50
4 Varians 68,72 125,91
5 Sd 8,29 11,22
38
Tabel 4.1 menjelaskan nilai tertinggi yang diperoleh dari hasil pemberian
soal posttest adalah 94, sedangkan nilai terendah yang diperoleh dare
pemberian soal posttes adalah 66. Berdasarkan hasil perhitungan, maka
diperoleh nilai rata-rata sebesar 77,2, nilai varians sebesar 68,72dan standar
deviasi sebesar 8,29. Sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh dari hasil
pemberian posttest adalah 85, sedangkan nilai terendah yang diperoleh dari
pemberian soal posttes adalah 55. Berdasarkan hasil perhitungan, maka
diperoleh nilai rata-rata sebesar 66,9, nilai varians sebesar 125,91 dan standar
deviasi sebesar 11,22.
2. Uji hipotesis penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengujian terhadap hipotesis yang
telah diajukan sebelumnya. Sebelum peneliti melakukan uji hipotesis peneliti
akan melakukan uji prasyarat untuk postest,dan penganalisisan datanya
menggunakan perhitungan manual yaitu:
a. Uji prasyarat
Pada bagian uji prasyarat ini adapun yang akan diibahas antara lain
uji normalitas dan uji homogenitas.
1) Uji normalitas
Pengujian normalitas data untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh dari lapangan berdistribusi normal atau tidak.
Adapun hasil data yang diuji normalitas yakni data posttest kelas
ekspuerimen dan kelas kontrol.
39
Tabel 4.1 Uji Normalitas Post Test Menggunakan Rumus Lilifors
Karakteristik Kelas A Kelas B Keputusan uji
Kesimpulan
Lo 0,19 0,12
Lobs Ltabel
Berdistribusi normal
Ltabel 0,22 0,23
Taraf signifikan (�)
5%
Berdasarkan tabel di atas uji normalitas pada kelas A diperoleh Lo=
0,19 dan nilai Ltabel = 0,22 pada taraf signifikan 5%. Karena Lo Ltabel
maka data tersebut dinyatakan berdistribusi normal. Adapun uji
normalitas pada kelas B diperoleh Lo= 0,12 dan nilai Ltabel = 0,23 pada
taraf signifikan 5%. Karena Lo Ltabel maka data tersebut dinyatakan
berdistribusi normal.
2) Uji homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk membuktikan dua sampel
homogen atau tidak dengan uji F. Adapu tahapan untuk melakukan uji
homogenitas dengan menggunakan uji F adalah sebagai berikut:
a) terlebih dahulu kita harus mencari varians dari kelas eksperimen
dan kelas kontrol dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
S2 = )1(
).()(. 22
nn
xfxfn ii
40
(1) varians kelas eksperimen
S12 =
)1(
).()(. 221
nn
xfxfn i
S2 = )115(15
1340964)90360)(15(
= 210
13409641355400
= 210
14436 = 68,74
(2) varians kelas kontrol
S22 =
)1(
).()(. 222
nn
xfxfn i
S2 = )12(13
756900)59734)(13( =
156
756900776542
= 156
19642 = 125,91
b) menentukan varians terbesar dan terkecil dari kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
Adapun varians terbesar dan terkecil dari kedua kelas tersebut
adalah sebagai berikut:
Varians terbesar = 125,91
Varians terkecil = 68,74
c) menentukan Fhitung dengan rumus sebagai berikut:
Kesimpulan : berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 1,87
dan nilai Ftabel dengan taraf signifikansi = 5% dan dk = 14 dan 12 di
peroleh 2 tabel = 2,58 sehingga Fhitung < Ftabel , ini berarti kedua
varians homogen.
b. Uji hipotesis
berdasarkan hasil uji prasyarat yang telah dilakukan yakni, dimana
hasil varians kedua kelas homogen dan jumlah siswa kelas eksperimen
dan kelas kontol berbeda (n1 ≠ n2), maka peneliti menggunakan rumus
poolend varian untuk melakukan uji t-test.
pengujian hipotesis menggunakan data posttest untuk mengetahui
apakah model pembelajaran yang diterapkan berpengaruh terhadap hasil
belajar matematika siswa.
Adapun hipotesis penelitian ini sebagai berikut:
Apakah terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran make a match
terhadap hasil belajar siswa.
Adapun analisis statistik untuk data posttest hasil belajar siswa
dengan menggunakan uji t-test poolend varian adalah sebagai berikut:
42
Menentukan nilai dari thitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
2121
22211
21
11
2
)1()1(
nnnn
snsn
xxthitung
Diketahui: 1
x = 77,2 dengan 1n = 15
2
x = 66,9 dengan 2n = 13
68,7421 S
125,9122 S
Maka :
2121
22211
21
11
2
)1()1(
nnnn
snsn
xxthitung
13
1
15
1
21315
125,91)113(74,168)115(
9,662,77hitungt
78,2
70,3
28,10
66,13
28,10
)14,0(26
92,151036,962
28,10
hitung
hitung
hitung
t
t
t
Menentukan nilai dari ttabel dengan α = 0,05 dan dk = 15 + 13 – 2 = 26
Sehingga ttabel = t(0,05;26) = 1,706
43
Berdasarkan hasil analisis uji t-test pooled varian menunjukkan
bahwa thitung yang diperoleh untuk data posttest hasil belajar kelas
eksperimen dan kelas kontrol sebesar 2,78, thitung selanjutnya
dibandingkan dengan nilai ttabel = t(0,05;26) = 1,706
Dengan ketentuan jika thitung < ttabel maka hipotesis H1 ditolak dan H0
diterima dan jika thitung > ttabel maka hipotesis H1 diterima dan H0 ditolak
dengan taraf signifikan (α) 5%. Keputusan, karna thitung > ttabel maka
hipotesis H1 diterima dan H0 ditolak, dan itu artinya model pembelajaran
kooperatif make a match mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar
matematika siswa.
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari model
pembelajaran make a match terhadap hasil belajar matematika siswa. Penelitian
ini dilakukan disekolah SMPI NW Nabi’ Nubu’ Kekait tepatnya kelas VIIIA
yang jumlahnya 15 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIIB yang
jumlahnya 13 siswa sebagai kelas kontrol. Dalam penelitian ini, kedua kelas
tersebut diberikan perlakuan yang berbeda dalam proses pembelajaran, dimana
kelas eksperimen diajarkan degan menggunakan model pembelajaran make a
mach, sedangkan kelas kontrol diajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran biasa (konvensional). Tekhnik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menggunakan tekhnik observasi dan tes. Tes yang
44
digunakan telah dilakukan validasi dibeberapa dosen tadris matematika. Soal
yang diberikan berupa soal posttest yang jumlahnya 10 soal yang terdiri dari 6
soal pilihan ganda dan 4 soal uraian.
Berdasarkan hasil penelitian dari hasil posttest kedua kelas, dimana hasil
rata-rata posttest pada kelas eksperimen 77,2, sedangkan rata-rata hasil posttest
kelas kontrol 66,9. Hal ini menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran
make a match lebih berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa
dibandingkan dengan penerapan model pembelajaran biasa (konvensional).
Selain itu, hasil uji hipotesis menggunakan uji-t pooled varians diperoleh nilai
thitung sebesar 2,78, sedangkan hasil dari ttabel dengan dk= n1+n2-2=15+13-2=26
dengan taraf signifikan 5% atau 0,05 adalah 1,703. Karena thitung=2,78 >
ttabel=1,703 sehingga H1 dalam penelitian ini diterima dan H0 ditolak. Ini berarti
terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif make a match terhadap hasil
belajar siswa.
Berasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa pada kenyataannya penerapan
model pembelajaran make a match berpengaruh dan memberikan kontribusi
berhadap hasil belajar matematika siswa. Sehingga dapat dinyatakan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran make a match dapat
berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa, hal ini sesuai dengan
tujuan dari model pembelajaran make a match yang dikemukakan oleh Fachrudin
dalam jurnal Ade bahwa model pembelajaran make a match untuk melatih
45
peserta didik untuk lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu
materi pokok.31
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti menyadari bahwa
terdapat keterbatasan dalam penelitian ini seperti keterbatasan waktu penelitian
dikarnakan sekolah akan mengadakan UAS smester genap sehingga tidak
memungkinkan bagi peneliti terlalu lama melakukan penelitian, kemudian
keterbatasan peneliti dalam mendesain kartu pertanyaan dan jawaban yang masih
kurang maksimal dan kreatif.
31 Ade Ipin Supriatin, “Penggunaan Kartu Make A Match untuk Meningkatkan
Kemampuan Siswa dalam Membedakan Jenis-Jenis Adaptasi”, Wahana Pendidikan, Vol. 4, Nomer 2, Agustus 2017, hlm. 2
46
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di SMPI NW Nabi’ Nubu’ Kekait dan data hasil
penelitian, pengolahan data, analisis dan pembahasan data maka dapat diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran make a
match terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMPI NW Nabi’
Nubu’ Kekait.
B. Saran
berdasarkan penelitian ini,adapun saran yang dapat peneliti berikan yaitu:
Bagi guru “ Guru hendaknya lebih kreatif dalam memilih model pembelajaran
yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran sehingga dapat berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa, dalam hal ini peneliti menyarankan untuk
menerapkan salah satu model pembelajaran yang sudah terbukti berpengaruh
terhadap hasil belajar matematika siswa yakni model pembelajaran make a
match.”
DAFTAR PUSTAKA
Ade Ipin Supriatin, “Penggunaan Kartu Make A Match untukMeningkatkan
Kemampuan Siswa dalam MembedakanJenis-Jenis Adaptasi”, Wahana
Pendidikan, Vol. 4, Nomer 2, Agustus 2017.
Alfira Mulya Astuti , Statistika Penelitian, Mataram: Insan Madani Publishing,
2016.
Andianto Wirawan Abdullah, “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Make a Match dalam Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas III SD Negeri Palar Kelaten.skipsi, FKIP UNY , Yogyakarta,
2015.
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Rineka Cipta:
Jakarta, 2010.
Ganesa Bayu Putra, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Question
Student Have (Qsh) Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika
Siswa”, skipsi, FKIP UIN Mataram, Mataram, 2019.
Fatmasari Tisha,“Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Untuk
Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Kompetensi Kejuruan TKJ Kelas X SMK Muhadiyah 2 Jogjakarta” .skipsi,
FKIP UNY, Yogyakarta, 2017.
Fitriyani, “ Pengaruh Peneran Metode Make A Match Terhadap Hasil Belajar
Kelas V Pada Mata Pelajaran Fiqih Di Madrasah Ibtidaiyah Daarul Aitam
Palembang” . skipsi, FKIP UIN Raden Fatah, Palembang, 2017.
Firdaus, dkk, “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran KooperatifTipe Mencari
Pasangan Terhadap Hasil Belajar SiswaPada Mata Pelajaran Biologi Kelas
Viii Di Mts ‘AisyiyahPalembang”, Bioilmi, Vol. 1, Nomer 1, Agustus 2015.
Halidayani, “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Matri Kosakata Baku dan
Tidak Baku di Kelas IV MIN 16 Aceh Besar”. skipsi, FKIP UIN Ar-Raniry,
Darussalam Banda Aceh, 2018.
Ismi Zakiah, Hadi Kusmanto, “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Make A Match Terhadap Kreativitas Siswa Dalam Pembelajaran Matematika”,
EduMa, Vol. 6, Nomer 1, Juli 2017.
Misbahuddin, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Viii Matteri Sistem
Persamaan Linier Dua Variabel Mts Darul Falah Bendiljati Kulon
Sumbergempol Tulungagung Tahun Ajaran 2017/2018”, skipsi, FKIP IAIN
Tulungagung, Tulungagung, 2017).
Muhammad Afandi dkk., “ Model dan Metode Pembelajaran Disekolah,
Semarang: Unissula Press, 2013.
Murdliah Dina, “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match
untuk Meningkatkan Pehatian Siswa pada Pembelajaran Matematika di
SMP YMJ Ciputat. skipsi, FTK UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2010.
Nur Ayu Anisa, “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match
untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Kompetensi Dasar Membukukan
Jurnal Penyesuaian Siswa Kelas X Akuntansi 1 SMK Kopeasi Yogyakarta
Tahun Ajaran 2016/ 2017.skipsi, FTK UNY , Yogyakarta, 2015.
Nurina Anggun Ratnaningtyas dkk.,” Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Make A Matchdengan Metode Tugas Yang Disertai Resitasi Untuk
Meningkatkan Aktivitas Dan Hasilbelajar Siswa Pokok Bahasan
Programlinier Kelas X Broadcasting Smk Negeri 1 Jember Tahunajaran
2012/2013”, Kadikma, Vol. 5, Nomor. 1, April 2014.
Suparni Nurul, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V Sd Negeri 1 Metro Timur”.
skripsi, FKIP Universitas Lampung, Bandar Lampung, 2017.
Suprijino Agus, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem,
Yogyakarta:Pustaka Pelajar,
Wena Made, Strategi Pembelajaran Inovativ Kontemporer, Jakarta: Bumi Aksara,
LAMPIRAN- LAMPIRAN
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
PERANGKAT PEMBELAJARAN
SILABUS PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Matematika Satuan Pendidikan : SMP/MTs
Kelas/Semester : VIII / 2
Nama Guru : .................................
NIP/NIK : .................................
Lampiran 1
SILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah : SMPI NW NABI’ NUBU’
Kelas : VIII (Delapan)
Mata Pelajaran : Matematika
Semester : II (dua)
GEOMETRI DAN PENGUKURAN Standar Kompetensi :4. Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik Bentuk Contoh Instrumen
4.1 Menentu kan unsur dan bagian-bagian lingkaran
Lingkaran Mendiskusikan unsur-unsur dan bagian-bagian lingkaran dengan menggunakan model
Menyebutkan unsur-unsur dan bagian-bagian lingkaran : pusat lingkaran, jari-jari, diameter, busur, talibusur, juring dan tembereng.
Tes tulis Pilihan ganda
Disebut apakah ruas garis CD ?
2x40mnt Buku teks, lingkaran, dan lingkungan
4.2 Menghitung keliling dan luas
Lingkaran Menyimpulkan nilai phi dengan menggunakan benda yang berbentuk lingkaran.
Menemukan nilai phi
Unjuk kerja
Tes uji petik kerja
Ukurlah keliling (K) sebuah benda berbentuk lingkaran dan juga diameternya (d).
2x40mnt
D
C
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik Bentuk Contoh Instrumen
lingkaran
Berapakah nilai ?
d
k
Menemukan rumus keliling dan luas lingkaran dengan menggunakan alat peraga
Menentukan rumus keliling dan luas lingkaran
Tes lisan Daftar Pertanyaa
n
Sebutkan rumus keliling lingkaran yang berjari-jari p.
Sebutkan rumus luas lingkaran yang berjari-jari q.
4x40mnt
Menggunakan rumus keliling dan luas lingkaran dalam pemecahan masalah.
Menghitung keliling dan luas lingkaran.
Tes tertulis
Uraian Hitunglah luas lingkaran jika ukuran jari-jarinya 14 cm.
4x40mnt
4.3 Mengguna-kan hu-bungan su-dut pusat, panjang busur, luas juring da-lam peme-cahan masalah.
Lingkaran Mengamati hubungan sudut pusat dan sudut keliling yang menghadap busur yang sama
Menjelaskan hubungan sudut pusat dan sudut keliling jika menghadap busur yang sama
Tes tertulis
Isian singkat
Jika sudut A adalah sudut pusat dan sudut B adalah sudut keliling, sebutkan hubungan antara sudut A dan sudut B jika kedua sudut itu menghadap busur yang sama.
2x40mnt
Menghitung besar sudut keliling jika menghadap
Menentukan besar sudut keliling jika menghadap diameter
Tes lisan Daftar Pertanyaa
Berapa besar sudut keliling jika menghadap diameter
2x40mnt
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik Bentuk Contoh Instrumen
diameter atau busur yang sama.
dan busur yang sama.
n lingkaran?
Menghitung panjang busur, luas juring dan tembereng.
Menentukan panjang busur, luas juring dan luas tembereng.
Tes tertulis
Uraian Di dalam lingkaran dengan jari-jari 12 cm, terdapat sudut pusat yang besarnya 900
Hitunglah: a. Panjang busur kecil
b. luas juring kecil
4x40mnt
Menemukan hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring dan menggunakannya dalam pemecahan masalah
Menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring dalam pemecahan masalah
Tes tertulis
Uraian Seorang anak harus minum tablet yang berbentuk lingkaran. Jika anak tersebut harus minum 1/3 tablet itu dan ternyata jari-jari tablet 0,7 cm. Berapakah luas tablet yang diminum?
4x40mnt
4.4 Menghitung panjang garis
Lingkaran Mengamati sifat sudut yang dibentuk oleh garis singgung dan garis yang melalui titik
Menemukan sifat sudut yang dibentuk oleh garis singgung dan garis yang melalui titik pusat.
Tes tertulis
Uraian Perhatikan gambar!
2x40mnt
Q
O
P
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik Bentuk Contoh Instrumen
singgung persekutuan dua lingkaran
pusat.
Berapakah besar sudut P?
Jelaskan!
Mencermati garis singgung persekutuan dalam dan persekutuan luar dua lingkaran
Menjelaskan garis singgung persekutuan dalam dan persekutuan luar dua lingkaran.
Tes tertulis
Isian singkat
Perhatikan gambar!
Disebut apakah:a) garis AB?
b) garis KL?
2x40mnt
Menghitung panjang garis singgung persekutuan dalam dan persekutuan luar dua lingkaran
Menentukan panjang garis singgung persekutuan dalam dan persekutuan luar
Tes tertulis
Uraian Panjang jari-jari dua lingkaran masing-masing 7cm dan 1cm. Jika jarak antara titik pusatnya 10cm, berapakah panjang garis singgung:
a) persekutuan dalam
4x40mnt
Q P
A B
K
L
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik Bentuk Contoh Instrumen
b) persekutuan luar
4.5 Melukis lingkaran dalam dan lingkaran luar suatu segitiga
Lingkaran Menggunakan jangka dan penggaris untuk melukis lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga
Melukis lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga
Tes tertulis
Uraian Dengan menggunakan jangka dan penggaris, lukislah lingkaran:
a) dalam suatu segitiga b) luar suatu segitiga
4x40mnt
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ) Rasa hormat dan perhatian ( respect )
1. Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya
Kompetensi Dasar
1.1 Menentukan unsure dan bagian- bagian lingkaran
1.2 Menghitung keliling dan luas lingkaran
Indikator pencapaian
1. Menyebutkan unsur- unsur dan bagian lingkaran : pusat lingkaran, jari-jari,
diameter, busur, tali busur, juring, tembereng dan apotema
2. Menentukan rumus dan keliling lingkaran
3. Menghitung keliling dan luas lingkaran
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat Menyebutkan unsur- unsur dan bagian lingkaran : pusat
lingkaran, jari-jari, diameter, busur, tali busur, juring, tembereng dan apotema
2. Siswa dapat Menentukan rumus dan keliling lingkaran
3. Siswa dapat menghitung keliling dan luas lingkaran
Lampiran 2
Materi Pokok
Lingkaran
1) Pengertian lingkaran
Lingkaran adalah kumpulan titik-titik yang membentuk lengkungan
tertutup, dimana titik-titik pada lengkungan tersebut berjarak sama terhadap
suatu titik tertentu.
2) Unsur – unsur lingkaran
Ada beberapa bagian lingkaran yang termasuk dalam unsur-unsur sebuah
lingkaran diantaranya titik pusat, diameter, jari-jari, busur, tali busur ,
tembereng, juring dan apotema. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar
dibawah ini
a. Titik pusat
Titik pusat adalah titik yang terletak ditengah-tengah lingkaran. Pada
gambar diatas titik O merupakan titik pusat lingkaran.
b. Diameter
Diameter lingkaran adalah garis lurus dalam lingkaran yang
menghubungkan dua titik pada lengkungan lingkaran. Pada gambar
diatas garis AB pada lingkaran O merupakan diameter lingkaran tersebut
c. Jari-jari
Jari- jari lingkaran adalah Garis dari titik pusat lingkaran ke lengkungan
lingkaran. Pada gambar diatas garis OA, OB dan OD adalah jari-jari dari
lingkaran tersebut
d. Busur
Busur lingkaran merupakan garis lengkung yang terletak pada
lengkungan lingkaran dan menghubungkan dua titik sebarang di
lengkungan tersebut. Pada gambar lingkaran diatas yang mertupakan
busur adalah garis lengkung AC, garis lengkung CB, garis lengkung BD
dan garis lengkung DA.
e. Tali busur
Tali busur lingkaran adalah garis lurus yang menghubungkan dua titik
pada lengkungan lingkaran dan tidak melalui titik pusat lingkaran. Pada
gambar lingkaran diatas yang merupakan tali busur lingkaran adalah
garis lurus AC dan garis lurus BD yang tidak melalui titik pusat pada
lingkaran diatas.
f. Juring
Juring lingkaran adalah luas daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh
dua buah jari-jari lingkaran dan sebuah busur yang diapitoleh kedua jari-
jari lingkaran terebut. Pada gambar lingkaran diatas juring lingkaran
ditunjukkan oleh daerah yang diarsir yang dibatasi oleh jari- jari OC dan
OB serta busur BC, dinamakan juring BOC.
g. Tembereng
Tembereng lingkaran adalah daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh
busur dan tali busur. Pada gambar diatas tembereng ditunjukkan oleh
daerah yang diarsir dan dibatasi oleh busur AC dan tali busur AC.
h. Apotema
Apotema lingkaran adalah garis yang menghubungkan titik pusat
lingkaran dengan tali busur lingkaran tersebut. Pada gambar lingkaran
diatas yang merupakan apotema ditunjukan oleh garis OE dan OF.
3) Keliling dan Luas Lingkaran
a. Keliling
Keliling lingkaran adalah panjang lengkungan pembentuk lingkaran
tersebut.
Keliling lingkaran dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
Dengan K : Keliling lingkaran
: 3, 14 atau 7
22
d :Diameter lingkaran
Oleh karena panjang diameter adalah dua kali panjang jari-
jari (r) sehingga,
K = 2 r
K = .d
b. Luas lingkaran
Luas lingkaran adalah luas daerah yang dibatasi oleh keliling lingkaran.
Luas lingkaran dapat dihitung menggunakan rumus
Dengan : L : luas lingkaran
: 3, 14 atau 7
22
r : jari- jari lingkaran
Kegiatan Pembelajaran
Waktu Metode pembelajaran/ aktivitas
guru
Aktivitas siswa
5 menit Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam
2. Guru mengecek kesiapan siswa
sebelum memulai pembelajaran
3. Guru menyampaikan indikator
pencapaian kompetensi
Siswa menjawab salam
Siswa mendengarkan dan
menjawab pertanyaan guru
Siswa mendengan guru
60 menit Kegiatan inti
1) Guru memberikan materi kepada
siswa
2) guru mengelompokkan siswa
menjadi dua kelompok, dimana
Siswa mendengarkan
materi yang disampaikan
guru
Siswa berpartisipasi aktif
dalam penerapan model
L = r2
kelompok pertama sebagai
pemegang kartu pertanyaan dan
kelompok kedua sebagai
pemegang kartu jawaban dan
setiap siswa memegang satu
buah kartu
3) Guru mengatur posisi siswa
dengan posisi saling berhadapan
(kelompok pertama berhadapan
dengan kelompok kedua)
4) Guru menginstruksikan kepada
siswa bahwa mereka harus
mencari/ mencocokkan kartu
yang dipegang dengan kartu
kelompok lain, guru
memberiakan batas waktu
maksimum untuk mencari
pasangan mereka dan jika
mereka menemukan pasangan
yang tepat sebelum batas waktu
yang ditentukan akan
mendapatkan point
5) guru membunyikan peluit
pembelajaran make a
match
sebagai tanda agar kelompok
pertama dan kedua saling
bergerak mereka bertemu,
mencari pertanyaan-jawaban
yang cocok.
6) jika mereka sudah menemukan
pasangan, guru meminta mereka
untuk melaporkan diri, kemudian
peluit ditiup lagi sebagai tanda
mereka berhenti mencari
pasangan bagi yang belum
menemukan.
7) Guru meminta siswa yang tidak
mendapatkan pasangan
memberikn tanggapan apakah
pasangan itu cocok atau tidak.
8) Guru memberikan konfirmasi
tentang kebenaran dan
kecocokan pertanyaan dan
jawaban dari pasangan tersebut
9) Setelah satu babak kartu dikocok
lagi agar setiap peserta didik
mendapat kartu yang berbeda
dari sebelumnya
15 menit Penutup
1. Guru memberikan evaluasi
2. Guru memberi salam
Siswa menyimak
penjelasan dari guru
Siswa menjawab salam
Media Dan Sumber Belajar
Media : - papan tulis
- Kartu dari kertas karton
Sumber belajar : Nuniek Avianti Agus, 2008, Mudah Belajar Matematika untuk
Kelas VIII SMP/MTs Semester 2, Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Alat bantu : spidol, penghapus
Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar
Teknik penilaian : tes
Bentuk instumen penilaian : pilihan ganda dan uraian
Contoh instumen : terlampir
Kekait,
Menyetujui :
Guru mata pelajaran peneliti
Kili Sara. ST Siti Halimah
Mengetahui :
Kepala sekolah SMPI NW Nabi’ Nubu’
Ahmad Taki udin. S,P
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(PRR)
Sekolah : SMPI NW NABI’ NUBU’
Mata pelajaran : Matematika
Kelas : VIII.B
Semester : II (dua)
Tahun ajaran : 2018 / 2019
Alokasi waktu : 2 × 40 ( satu pertemuan )
Model / metode : kooperatif / make a match
Standar Kompensi
2. Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya
Kompetensi Dasar
1.3 Menentukan unsure dan bagian- bagian lingkaran
1.4 Menghitung keliling dan luas lingkaran
Indikator pencapaian
4. Menyebutkan unsur- unsur dan bagian lingkaran : pusat lingkaran, jari-jari,
diameter, busur, tali busur, juring, tembereng dan apotema
5. Menentukan rumus dan keliling lingkaran
6. Menghitung keliling dan luas lingkaran
Tujuan Pembelajaran
4. Siswa dapat Menyebutkan unsur- unsur dan bagian lingkaran : pusat
lingkaran, jari-jari, diameter, busur, tali busur, juring, tembereng dan apotema
5. Siswa dapat Menentukan rumus dan keliling lingkaran
6. Siswa dapat menghitung keliling dan luas lingkaran
Materi Pokok
Lingkaran
4) Pengertian lingkaran
Lingkaran adalah kumpulan titik-titik yang membentuk lengkungan tertutup,
dimana titik-titik pada lengkungan tersebut berjarak sama terhadap suatu titik
tertentu.
5) Unsur – unsur lingkaran
Ada beberapa bagian lingkaran yang termasuk dalam unsur-unsur sebuah
lingkaran diantaranya titik pusat, diameter, jari-jari, busur, tali busur ,
tembereng, juring dan apotema. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar
dibawah ini
a. Titik pusat
Titik pusat adalah titik yang terletak ditengah-tengah lingkaran. Pada
gambar diatas titik O merupakan titik pusat lingkaran.
b. Diameter
Diameter lingkaran adalah garis lurus dalam lingkaran yang
menghubungkan dua titik pada lengkungan lingkaran. Pada gambar
diatas garis AB pada lingkaran O merupakan diameter lingkaran tersebut
c. Jari-jari
Jari- jari lingkaran adalah Garis dari titik pusat lingkaran ke lengkungan
lingkaran. Pada gambar diatas garis OA, OB dan OD adalah jari-jari dari
lingkaran tersebut
d. Busur
Busur lingkaran merupakan garis lengkung yang terletak pada
lengkungan lingkaran dan menghubungkan dua titik sebarang di
lengkungan tersebut. Pada gambar lingkaran diatas yang mertupakan
busur adalah garis lengkung AC, garis lengkung CB, garis lengkung BD
dan garis lengkung DA.
e. Tali busur
Tali busur lingkaran adalah garis lurus yang menghubungkan dua titik
pada lengkungan lingkaran dan tidak melalui titik pusat lingkaran. Pada
gambar lingkaran diatas yang merupakan tali busur lingkaran adalah
garis lurus AC dan garis lurus BD yang tidak melalui titik pusat pada
lingkaran diatas.
f. Juring
Juring lingkaran adalah luas daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh
dua buah jari-jari lingkaran dan sebuah busur yang diapitoleh kedua jari-
jari lingkaran terebut. Pada gambar lingkaran diatas juring lingkaran
ditunjukkan oleh daerah yang diarsir yang dibatasi oleh jari- jari OC dan
OB serta busur BC, dinamakan juring BOC.
g. Tembereng
Tembereng lingkaran adalah daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh
busur dan tali busur. Pada gambar diatas tembereng ditunjukkan oleh
daerah yang diarsir dan dibatasi oleh busur AC dan tali busur AC.
h. Apotema
Apotema lingkaran adalah garis yang menghubungkan titik pusat
lingkaran dengan tali busur lingkaran tersebut. Pada gambar lingkaran
diatas yang merupakan apotema ditunjukan oleh garis OE dan OF.
6) Keliling dan Luas Lingkaran
a. Keliling
Keliling lingkaran adalah panjang lengkungan pembentuk lingkaran
tersebut.
Keliling lingkaran dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
Dengan K : Keliling lingkaran
: 3, 14 atau 7
22
d :Diameter lingkaran
Oleh karena panjang diameter adalah dua kali panjang jari-
jari (r) sehingga,
K = 2 r
K = .d
b. Luas lingkaran
Luas lingkaran adalah luas daerah yang dibatasi oleh keliling lingkaran.
Luas lingkaran dapat dihitung menggunakan rumus
Dengan : L : luas lingkaran
: 3, 14 atau 7
22
r : jari- jari lingkaran
Kegiatan Pembelajaran
Waktu Metode pembelajaran/ aktivitas
guru
Aktivitas siswa
5 menit Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam
2. Guru mengecek kesiapan siswa
sebelum memulai pembelajaran
3. Guru menyampaikan indikator
pencapaian kompetensi
Siswa menjawab salam
Siswa mendengarkan dan
menjawab pertanyaan guru
Siswa mendengan guru
60 menit Kegiatan inti
4. Guru memberikan materi kepada
siswa
5. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
Siswa mendengarkan
materi yang disampaikan
guru
Siswa melaksanakan apa
yang diperintahkan oleh
L = r2
jika ada yang belum difahami
dari materi yang disampaikan
6. Guru memberikan latihan soal
kepada siswa tentang materi
yang disampaikan
7. Guru meminta siswa salah satu
siswa untuk mengerjakan
dipapan tulis
8. guru dan semua siswa
membahas secara bersama-sama
soal yang diberikan
guru
15 menit Penutup
9. Guru memberikan tugas rumah
10. Guru meminta siswa untuk
menyimpulkan tentang materi
yang dibahas
11. Guru mengucapkan salam
Siswa menyimak
penjelasan dari guru
Siswa menjawab salam
Media Dan Sumber Belajar
Media : - papan tulis
Sumber belajar : Nuniek Avianti Agus, 2008, Mudah Belajar Matematika untuk
Kelas VIII SMP/MTs Semester 2, Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Alat bantu : spidol, penghapus
Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar
Teknik penilaian : tes
Bentuk instumen penilaian : pilihan ganda dan uraian
Contoh instumen : terlampir
Kekait,
Menyetujui :
Guru mata pelajaran peneliti
Kili Sara. ST Siti Halimah
Mengetahui :
Kepala sekolah SMPI NW Nabi’ Nubu’
Ahmad Taki udin. S,Pd
Tabel Kisi-kisi Post Test Mata pelajaran : Matematika Kelas : VIII / MTs Materi : Lingkaran
No KD Indikator soal
Level kemampuan Bentuk soal
Jmlh soal
C1 C2 C3 C4,C5,C6
1 Menentukan unsur dan bagian- bagian lingkaran
Siswa dapat mengetahui definisi dari unsur dan bagian- bagian lingkaran: pusat lingkaran, jari-jari, diameter, busur, tali busur, juring dan tembereng
X Pilihan ganda
3
Dari gambar lingkaran yang diberikan siswa dapat menentukan unsur dan bagian- bagian lingkaran: pusat lingkaran, jari-jari, diameter, busur, tali busur, juring dan tembereng
X Pilihan ganda
3
2 Menghitung keliling dan luas lingkaran
Siswa dapat menghitung keliling dan luas dari
X Uraian 2
Lampiran 3
lingkaran
Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas lingkaran
X Uraian 2
Total soal 10
PEDOMAN PENSKORAN DAN KUNCI JAWABAN
SOAL UJI COBA (POST TEST)
Pilihan Ganda
Pedoman Pensekoran
Benar = 1
Salah = 0
Jawaban
1. D 2. A 3. A 4. C 5. A 6. A
Uraian
No Jawaban Skor 1. Lingkaran A
Dik : jari-jari ( r ) = 6cm........... 1
Dit : keliling lingkaran?........... 1
Penyelesaian:
K = 2 r ………………………..……………...…………… 2
= 2 ( 3,14 ) 6 ………………………..……………...…… 3
= ( 6, 28 ) 6………………………..……………...……… 3
= 37, 68………………………..……………...……………3
Jadi keliling lingkaran A adalah 37, 68 cm2…………………
2
Lingkaran B
Dik : diameter ( d ) = 14 cm....... 1
Dit : keliling lingkaran ?
Penyelesaian
K = d ………………………..……………...………………
29
Lampiran 4
2
= 7
22 x 14………………………..……………...………… 3
= 22 x 2………………………..……………...……………
3
= 44………………………..……………...……………… 3
Jadi keliling lingkaran B adalah 44 cm………………………
2
2. dik : diameter ( d ) = 20 cm.......... 1
dit : luas lingkaran ?......... 1
penyelesaian
r = 2
d ………………………..……………...……………… 2
r = 2
20 ………………………..……………...………………3
r = 10………………………..……………...……………… 2
L = r2………………………..……………...……………… 2
= 3,14 ( 10 )2………………………..……………...…………3
= 3,14 (100) ………………………..……………...……………
3
= 314 ………………………..……………...……………… 3
Jadi luas lingkaran tersebut adalah 314 cm2…………………….. 2
22
3. Dik : L = 154 cm2.........1
Dit : jari-jari ( r ) ?........ 1
Penyelesaian
L = r2 ………………………..……………...………………... 2
154 = 7
22 × r2 ………………………..……………...……………
4
154 × 22
7 = r2………………………..……………...……………
4
27
7 × 7 = r2………………………..……………...………………... 4
49 = r2………………………..……………...………………... 4
49 = r………………………..……………...………………... 3
7 = r ………………………..……………...………………... 3
Jadi jari – jari dari lingkaran tersebut adalah 7 cm
………………2
4. Dik: panjang sisi persegi = 28 cm....... 1 Dit : keliling lingkaran......? ............... 1 Penyelesaian: Karena lingkaran dan persegi berhimpitan maka diameter lingkaran sama dengan panjang sisi persegi yaitu 28 cm................... 4 Rumus : K = d.............2
K = 7
22×28............3
K = 22 × 4............. 3 K = 88cm............. 2
16
SKOR TOTAL 94
SOAL POST TEST
Mata Pelajaran : Matematika Materi : Lingkaran Kelas / Semester : VIII / 2 Hari tanggal : …………… Waktu : 2 × 40 menit PETUNJUK UMUM a. Bacalah basmallah terlebih dahulu ! b. Tuliskan identitas anda ke dalam lembar jawaban yang disediakan ! c. Periksalah jawaban anda sebelum dikembalikan kepada guru!
I. Pilihan Ganda
1. Garis lurus dalam lingkaran yang menghubungkan dua titik pada
lengkungan lingkaran, disebut …
a. Tali busur
b. Busur
c. Jari-jari
d. Diameter
2. Tembereng adalah …
a. Luas daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh busur dan tali busur
b. Garis lengkung yang terletak pada lengkungan lingkaran dan
menghubungkan dua titik sembarang dilengkungan
c. Garis yang menghubungkan titik pusat lingkaran dengan tali busur
lingkaran
d. Luas daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh dua buah jari-jari
lingkaran
3. Jari-jari adalah …
a. Garis dari titik pusat lingkaran ke lengkungan lingkaran
Lampiran 5
b. Garis lurus yang menghubungkan dua titik pada lengkungan
lingkaran dan melalui titik pusat
c. Garis lengkung yang terletak pada lengkungan lingkaran dan
menghubungkan dua titik sembarang dilengkungan
d. Garis yang menghubungkan titik pusat lingkaran dengan tali busur
lingkaran
4. Perhatikan gambar lingkaran di samping, dari gambar tersebut yang
merupakan tali busur adalah …
a. CF
b. AB
c. DE
d. AF
5. Berdasarkan gambar lingkaran pada No 4 yang merupakan busur adalah,
kecuali …
a. AC
b. CD
c. AC
d. BF
6. Berdasarkan gambar lingkaran pada No 4 garis AG merupakan …
a. Apotema
b. Jari-jari
c. Busur
d. Tali busur
II. Uraian
1. Tentukan luas dari lingkaran, jika diketahui panjang diameternya 20 cm
F E
G
A
C
D
B
2. Perhatikan gambar berikut
lingkaran A lingkaran B
Tentukan selisih dari keliling dari lingkaran A dan lingkaran B diatas!
3. Sebuah lingkaran memiliki luas 154 cm2. Maka tentukan jari-jari
Mencari nilai batas kelas (kolom 2) Batas kelas (BK1) = 45 - 0,5 = 44,5 (BK2) = BK1 + panjang kelas = 44,5 + 10 = 54,5 (BK3) = BK2 + panjang kelas = 54,5 + 10 = 64,5 . . . (BK6) = BK5 + panjang kelas = 84,5 + 10 = 94,5 Mencari nilai Z batasKelas(kolom 3)
Z = � −
Z BK1 = �� − =
, − ,, = - 1, 93
Z BK2 = �� − =
, − ,, = - 1, 18
Z BK3 = �� − =
, − ,, = - 0, 42
. . .
Z BK6 = �� − =
, − ,, = 1, 82
Untuk Mencari nilai Ztabel harus menggunakan daftar Z, lihat dalam lampiran Mencari luas Ztabel
L1 = Z-1,93 - Z- 1, 18
= 0,4732 - 0,3810 = 0,0922 L2 = Z-1,18 - Z- 0, 42
= 0,3810 - 0,1628 = 0,2182
L3 = Z-0,42 + Z0,32
= 0,1628 + 0,1255 = 0,2883
L4 = Z1,07 - Z0,32
= 0,3577 - 0,1255 = 0,2322
L4 = Z1,82 – Z1,07
= 0,4656 - 0,3577 = 0,1079
Menentukan nilai frekuensi ekspektasi (Ei) Ei = n × luas Ztabel
Mencari nilai batas kelas (kolom 2) Batas kelas (BK1) = 21 - 0,5 = 20,5 (BK2) = BK1 + panjang kelas = 20,5+ 13 = 33,5 (BK3) = BK2 + panjang kelas = 33,5+ 13 = 46,5 . . . (BK6) = BK5 + panjang kelas = 72,5 + 13 = 85,5 Mencari nilai Z batasKelas(kolom 3)
Z = � −
Z BK1 = �� − =
, − ,, = - 1, 97
Z BK2 = �� − =
, − ,, = - 1, 23
Z BK3 = �� − =
, − ,, = - 0,49
. . . Z BK6 = �� −
= , − ,, = 1, 726
Untuk Mencari nilai Ztabel harus menggunakan daftar Z, lihat dalam lampiran Mencari luas Ztabel
L1 = Z-1,97 - Z- 1, 23
= 0,0456- 0,3907 = 0,0849 L2 = Z-1,23 - Z- 0, 49
= 0,3907 - 0,1879= 0,2028
L3 = Z-0,49 + Z0,25
= 0,1879 + 0,0987= 0,2866
L4 = Z0,99 - Z0,25
= 0,3389 -0,0987 = 0,2402
L5 = Z1,73 – Z0,99
= 0,4582- 0,3389= 0,1193
Menentukan nilai frekuensi ekspektasi (Ei) Ei = n × luas Ztabel