perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SDNPLUPUH SRAGEN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI DisusunOleh: AL EsaHanafi K7108077 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013
78
Embed
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …/Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
IPA PADA SISWA SDNPLUPUH SRAGEN
TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
DisusunOleh:
AL EsaHanafi
K7108077
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
IPA PADA SISWA SDN PLUPUH SRAGEN
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh:
AL Esa Hanafi
K7108077
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
ABSTRAK
Al Esa Hanafi. PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP GAYA DALAM MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDN KARUNGAN 2 TAHUN AJARAN 2011/2012. Skipsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta: Agustus 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep gaya melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Students Teams Achievement Divisions (STAD) pada siswa kelas IV SDN Karungan 2 Plupuh Sragen Tahun Ajaran 2011/2012.
Penelitan ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas IV SDN Karungan 2 Plupuh Sragen Tahun Ajaran 2011/2012 berjumlah 15 siswa, 11 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan. Sumber data berupa informasi dari guru kelas IV, hasil pengamatan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Students Teams Achievement Divisions (STAD), dan dokumen resmi. Teknik pengumpulan data adalah wawancara, tes, observasi, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan triangulasi data. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan penguasaan konsep dan keaktifan belajar IPA materi gaya pada siswa kelas IV SDN Karungan 2 Plupuh Sragen Tahun Ajaran 2011/2012. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya rata-rata kelas penguasaan konsep sebelum tindakan yaitu 61.67 dengan ketuntasan klasikal 33.33 %, siklus I rata-rata siswa 74 dengan ketuntasan klasikal 73.33%, berarti ketuntasan klasikal dari sebeleum tindakan ke siklus I naik 40 %. Siklus II rata-rata siswa 83.33 dengan ketuntasan klasikal 100 %, berarti ketuntasan klasikal dari siklus I ke siklus II naik 26.67 %. Untuk aspek keaktifan belajar, siklus I terdapat 7 atau 46,67% dari 15 siswa aktif, dan pada siklus II keaktifan siswa naik menjadi 11 atau 73,33% dari 15 siswa aktif.
Kata Kunci : Penguasaan Konsep Gaya, Model Kooperatif tipe Students Teams Achievement Division (STAD).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
ABSTRACT
Al Esa Hanafi. THE APPLICATION OF THE COOPERATIVE LEARNING MODEL OF STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS TYPE TO IMPROVE THE MASTERY OF POWER CONCEPT IN THE NATURAL SCIENCE SUBJECT MATTER OF THE STUDENTS IN GRADE IV OF STATE PRIMARY SCHOOL KARUNGAN 2 IN ACADEMIC YEAR 2011/2012. Skripsi, Surakarta: The Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University, Surakarta, August 2012. The objective of this research is to investigate the improvement of the mastery of power concept in the Natural Science subject through the application of the cooperative learning model of Students Teams Achievement Divisions (STAD) type of the students in Grade IV of State Primary School Karungan 2 of Plupuh, Sragen in Academic Year 2011/2012.
This research used the classroom action research. It was conducted in two cycles. The subjects of the research were the students in Grade IV of State Primary School Karungan 2 of Plupuh, Sragen in Academic Year 2011/2012 as many as 15 students, 11 males and 4 females. The sources of the data were the class teacher, the results of observation on the learning process with the cooperative learning model of the STAD type, and official documents. The data of the research were gathered through in-depth interview, test, observation, and documentation. They were validated by using the data triangulation, and were then analyzed by using the interactive technique of analysis comprising three components, namely: data reduction, data display, and conclusion drawing or verification.
The result of the research shows that the application of the cooperative leaning model of the STAD type can improve the mastery of power concept in Natural Science and the learning activeness of the students in Grade IV of State Primary School Karungan 2 of Plupuh, Sragen in Academic Year 2011/2012 as indicated by the following: Prior to the treatment the average score of the students is 61.67, and the classical completeness is 33.33 %. Following the treatment, the average score of the students becomes 74 in Cycle I and 83.33 in Cycle II respectively, and the classical completeness becomes 73.33 % in Cycle I and 100% in Cycle II, meaning that the classical completeness increases up to 40% from in Cycle I and 26.67 % in Cycle II. 7 (46.67%) out of 15 students in Cycle I and 11 (73.33) out of 15 students in Cycle II respectively are active in term of learning activeness.
Keywords: The mastery of power concept and the cooperative learning model of Students Teams Achievement Division (STAD) type.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
MOTTO
sekarang ini adalah ilmu pengetahuan dan teknologi
(Alfin Toffler)
(Sugiyanto)
(Giring Ganesa)
(QS. Ar-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
PERSEMBAHAN
Dengan segala doa dan puji syukur kehadirat ALLAH SWT
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Kedua orang tuaku tercinta yang selalu membimbingku, menasehati, dan
mendoakan yang terbaik bagiku.
Adik-adikku tersayang yang selalu memberikan canda dan tawa dalam
hari-hariku.
Indah Dwi yang selalu memotivasiku untuk maju.
Teman-teman seperjuanganku angkatan 2008 S1 PGSD yang selalu
memberikan inspirasi dan semangat bagiku untuk menjadi lebih baik lagi,
terutama kelas A.
Keluarga besar FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
Almamaterku tercinta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan segala rahmat, hidayah dan karunia- Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi Penelitian Tindakan Kelas ini di SD Negeri Karungan 2
kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen, dengan judul:
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA
SDN PLUPUH SRAGEN TAHUN AJARAN 2011/2012. Penulis menyadari
terselesaikannya penyusunan Skripsi Penelitian Tindakan Kelas ini tidak lepas
dari bimbingan, arahan, petunjuk, dan saran-saran dari berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini penulis dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret,
yang telah memberikan izin penulisan skripsi.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan persetujuan
skripsi.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah
memberikan izin skripsi.
4. Sekretaris Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah
memberikan izin skripsi.
5. Prof. Dr. H. Soegiyanto, S.U., selaku dosen pembimbing I.
6. Bapak Joko Daryanto,S.Sn, M.Sn.,selaku dosen pembimbing II.
7. Kepala SD Negeri Karungan 2 yang telah memberikan izin penulis untuk
melakukan penelitian.
8. Guru kelas IV SD Negeri Karungan 2 yang telah merelakan waktunya
untuk wawancara dan memberi izin penulis melakukan penelitian di kelas
IV.
9. Ayah dan ibu tercinta yang telah memberikan dukungan baik secara moral
maupun materiil.
10. Adik-adik saya yang memotivasi saya untuk maju.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
11. Teman-teman PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta angkatan
2008.
12. Pembaca yang budiman serta semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari unsur
kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan skripsi ini, dan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan khususnya bagi penulis
sendiri.
Surakarta, 15 Januari 2013
AL Esa Hanafi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................... .... i
HALAMAN PENGAJUAN...................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................. iii
PERSETUJUAN........................................................................................ iv
PENGESAHAN......................................................................................... v
. vi
ABSTRACT ....... Vii
MOTTO..................................................................................................... viii
PERSEMBAHAN...................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .......................................................................... . x
DAFTAR ISI ......................................................................................... . xii
DAFTAR TABEL.................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xvii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................... 1
B. .... 4
C. Tujuan Penelitian ......................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ....................................................... 5
BAB II. LANDASAN TEORI .......................................................... 6
A. Tinjauan Pustaka .......................................................... 6
1. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD 6
a. Pengertian Model Pembelajaran ....................... 6
b. Macam-macam Model .... 7
c. ....... 8
d. Ciri- .. 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
Halaman
e. Student Teams Achievement Divisions........ .... 11
1) Komponen Mode .. 12
2) ... 14
3) Langkah- .. 15
4) ... 16
2. Hakikat Penguasaan Konsep Gaya .......... 16
a. .... 16
b. ... 17
c. Pengertian ..... 18
d. 19
e. Hakikat Gaya Dalam IPA di SD ........... 20
1) Pengertian 20
2) . 21
3) .. 22
4) . 22
5) 23
B. Hasil ... 23
C. Kerangka Berpikir .... 24
D. Hipotesis .... 25
BAB III. METODE PENELITIAN ..................................................... 26
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................... 26
B. Subjek Penelitian .......................................................... 26
C. 26
1. Bentuk .. 26
2. .. 27
D. Sumber Data ................................................................ 28
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................... 29
1. . 29
2. . 29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
Halaman
3. . 29
4. . 30
F. Validitas Data .............................................................. 30
G. Analisis Data ................................................................ 31
H. Indikator Kinerja .......................................................... 32
I. 33
1. . 33
2. Rancangan S 34
BAB IV. HASIL 36
A. Deskripsi Prat ..... 36
B. 38
1. De 38
2. De 47
C. 55
BAB V. SIMPULAN, IMP 59
A. 59
B. 59
C. 60
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 62
mengemukakan bahwa model pembelajaran cooperatif learning berasal
dari kata kooperatif yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-
sama dan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau
satu tim.
Dalam jurnal internasional yang ditulis Jacobs&Hannah
cooperative learning, also known as collaborative
learning, is a body of concepts and techniques for helping to maximize the
benefits of cooperation among students
yang juga dikenal sebagai pembelajaran kolaboratif, adalah suatu bentuk
dari konsep dan tehnik untuk membantu memaksimalkan keuntungan-
keuntungan kerjasama diantara siswa.
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi
semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk- bentuk yang lebih dipimpin
oleh guru atau diarahkan oleh guru (Agus Suprijono 2009: 54). Hal
tersebut diperkuat dengan pendapat Sugiyanto (2009 : 37) Pembelajaran
kooperatif (Cooperative learning) adalah pendekatan pembelajaran yang
berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama
dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Dalam jurnal internasional yang ditulis oleh Johnson&Johnson
cooperative learning exists when students work
together to accomplish shared learning goals
pembelajaran kooperatif ada ketika siswa-siswa bekerja bersama untuk
berbagi dalam menyelesaikan tujuan pembelajaran. Model pembelajaran
kooperatif merupakan suatu model pembelajaran siswa dalam kelompok-
kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda-beda.
`Dari pendapat yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh di atas dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah model
pembelajaran yang terdiri dari kelompok-kelompok kecil yang bekerja
sama dan saling membantu dalam memahami materi untuk mencapai
tujuan belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
d. Ciri Ciri Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang didalamnya
terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Elemen-elemen pembelajaran
kooperatif itu adalah saling ketergantungan positif, interaksi tatap muka,
akuntabilitas individual, dan keterampilan untuk menjalin hubungan antar
pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan (Sugiyanto,
2009: 40- 42).
Adapun elemen-elemen dalam pembelajaran kooperatif di atas
dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Saling Ketergantungan Positif
2) Interaksi Tatap Muka
3) Akuntabilitas Individual
4) Keterampilan Menjalin Hubungan antar Pribadi
Dalam pembelajaran tradisional dikenal pula belajar kelompok,
meskipun demikian, ada sejumlah perbedaan esensial antara kelompok
belajar kooperatif dengan kelompok belajar tradisional (Sugiyanto, 2009:
42- 43). Pada tabel 1 dapat dilihat perbedaan kelompok belajar kooperatif
dengan tradisional.
Tabel 1b. Perbedaan pembelajaran tradisional dengan pembelajaran kooperatif (Sugiyanto, 2009: 42- 43)
Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Tradisional
Adanya saling ketergantungan positif, saling membantu dan saling memberikan motivasi sehingga ada interaksi promotif
Guru sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok
Adanya akuntabilitas individual yang mengukur penguasaan materi pelajaran tiap anggota kelompok. Kelompok diberi umpan balik tentang hasil belajar anggotanya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat dapat memberikan bantuan
Akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering diborong oleh salah seorang anggota kelompok, sedangkan anggota kelompok
-atas keberhasilan temannya yang
Kelompok belajar heterogen, baik dalam kemampuan akademik, jenis,
Kelompok belajar biasannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
ras, eknik, dan sebagainya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan
homogen.
Pimpinan kelompok dipilih secara demokratis atau bergilir untuk memberikan pengalaman pemimpin bagi para anggota kelompok
Pemimpin kelompok sering ditentukan oleh guru/kelompok dibiarkan untuk memilih pemimpinnya dengan cara masing-masing.
Ketrampilan social yang diperlukan dalam kerja gotong royong seperti kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi, mempercayai orang lain, dan mengelola konflik secara langsung diajarkan
Ketrampilan sosial sering tidak diajarkan tidak langsung
Pada saat belajar kooperatif sedang berlangsung, guru terus melakukan pemantauan melalui observasi dan melakukan intervensi jika terjadi masalah dalam kerja sama antar anggota kelompok
Pemantauan melaui observasi dan intervensi sering dilakukan oleh guru pada saat belajar kelompok sedang berlangsung
Guru memperhatikan secara langsung proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar
Guru sering tidak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar
Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas tetapi juga hubungan interpersonal (hubungan antar pribadi yangsaling menghargai)
Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas
e. Pengertian Student Teams-Achievement Divisions (STAD)
Model pembelajaran STAD adalah salah satu Model pembelajaran
yang dikemukakan oleh Slavin dan kawan-kawan dari universitas John
Hopkins. Model pembelajaran ini merupakan teori belajar kontruktivisme
yang berdasarkan pada teori pembelajaran kognitif, dimana para guru
berfungsi sebagai fasilisator. Guru cukup menciptakan kondisi lingkungan
belajar yang kondusif bagi siswa. Menurut teori ini siswa akan lebih
mudah menemukan pengertian akan konsep-konsep yang sulit jika mereka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
dapat membicarakan dan mendiskusikan masalah tersebut dengan
temannya.
Isjoni (2009: 74) menjelaskan STAD adalah tipe pembelajaran
kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara
siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai
materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
Slavin (2008: 11) mengatakan bahwa : Dalam STAD, para siswa
dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang berbeda-beda
tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru
menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk
memastikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk
memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran.
Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara
sendiri-sendiri, di mana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling
bantu.
Sehingga dapat penulis simpulkan bahwasanya Students Teams
Achievement Divisions (STAD) adalah suatu model pembelajaran yang
tersusun atas dasar kerjasama tim untuk memecahkan permasalahan yang
sedang dihadapi.
1) Komponen Model Student Team Achievement Division (STAD)
Slavin (2008: 143-146) "STAD terdiri atas lima komponen
utama dalam model STAD yaitu: presentasi kelas, tim, kuis, skor
kemajuan individual, dan rekognisi tim". Komponen-komponen
tersebut dalam pelaksanaan model pembelajaran STAD tidak dapat
dipisah-pisahkan. Komponen tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Presentasi kelas
Materi dalam tipe STAD adalah pengenalan awal dalam presentasi
kelas. Dalam presentasi kelas ini, guru mengajarkan materi secara
langsung dalam pertemuan kelas. Presentasi kelas dalam tipe
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
STAD berbeda dengan presentasi kelas yang dilakukan guru pada
umumnya. Hal ini disebabkan karena presentasi kelas dalam tipe
STAD hanya dilakukan pada hal-hal pokok saja. Dengan cara ini
siswa dituntut untuk sungguh-sungguh dalam memperhatikan
materi yang diberikan oleh guru dalam presentasi kelas karena akan
membantu mereka dalam mengerjakan kuis dan menentuan skor
dari pengerjaan kuis yang nantinya akan mempengaruhi skor
kelompok mereka.
b) Tim
Kelompok terdiri dari 4-5 siswa yang mempunyai karakteristik
yang berbeda-beda atau heterogen baik dalam penguasaan materi,
jenis kelamin maupun keturunan. Fungsi utama dari kelompok
adalah memastikan bahwa semua anggota kelompok dapat belajar
dan juga untuk mempersiapkan anggota kelompok dalam
memghadapi tes. Setelah guru mempresentasikan materi, kelompok
segera mempelajari lembar kerja atau tugas yang diberikan oleh
guru. Bila terdapat kesulitan maka anggota kelompok secara
bersama mendiskusikan kesulitan tersebut, membandingkan
jawaban-jawaban dari masing-masing anggota dan membetulkan
kesalahan-kesalahan konsep dari anggota kelompok. Kelompok
merupakan hal yang sangat penting dalam tipe STAD. Pada setiap
pendapat, tekanan diberikan pada anggota kelompok yang terbaik
dan anggota kelompok yang terbaik tersebut harus membantu
anggota kelompok lain dalam penguasaan materi.
c) Kuis
Setelah kurang lebih 1-2 pertemuan dari presentasi guru dan 1-2
kali kelompok melakukan latihan dalam kelompoknya, siswa diberi
tes individu. Siswa tidak boleh saling membantu selama tes. Jadi
setiap siswa bertanggung jawab secara individu dalam menguasai
materi pembelajaran yang telah diberikan. Hasil selanjutnya diberi
skor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
d) Skor kemajuan individual
Maksud dari skor kemajuan individual adalah memberikan nilai
pada setiap siswa yang dapat dicapai jika mereka bekerja keras dan
mengerjakan lebih baik dari pada materi yang telah lampau.
Keadaannya mungkin siswa mengalami peningkatan skor atau
bahkan menurun. Kemudian guru menghitung besarnya skor
perkembangan yaitu dengan membandingkan skor tes materi yang
lalu dengan skor yang baru.
e) Rekognisi tim
Setelah melakukan kuis, perhitungan skor perkembangan individu
dan skor kelompok dilakukan. Skor individu setiap anggota
kelompok memberikan sumbangan pada skor kelompok
berdasarkan skor pada kuis sebelumnya dengan skor kuis terakhir.
2) Kelebihan dan Kelemahan Model STAD
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa Model STAD
mempunyai kelebihan antara lain:
(a) Siswa dan guru mendapatkan kemudahan untuk memahami materi
pelajaran yang disampaikan.
(b) Siswa secara kooperatif dapat menyelesaikan pokok-pokok materi
yang dipelajari.
(c) Siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya dengan adanya
kerjasama semua unsur dalam kelas.
(d) Siswa akan dapat meningkatkan kemampuannya dalam hal
berdiskusi dan menyelesaikan tugas.
Selain terdapat kelebihan, dalam model STAD juga terdapat
adanya kelemahan antara lain:
(a) Apabila ada siswa yang tidak cocok dengan anggota kelompoknya,
maka siswa tersebut kurang bisa bekerja sama dalam memahami
materi dan kurang bisa mengerjakan kuis.
(b) Ada siswa yang kurang memanfaatkan waktu sebaik-baiknya
dalam kelompok belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
(c) Apabila ada anggota kelompok yang malas, maka usaha kelompok
dalam memahami materi maupun untuk memperoleh penghargaan
tidak berjalan sebagaimana mestinya.
3) Langkah-langkah Penerapan Model STAD
Langkah-langkah dalam penerapan Model STAD sebagai
berikut (Sugiyanto, 2009: 44) :
(a) Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok atau
tim, masing-masing terdiri atas 4 atau 5 anggota kelompok. Tiap
tim memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras,
etnik, maupun kemampuan (tinggi, sedang, rendah).
(b) Tiap anggota tim menggunakan lembar kerja akademik dan
kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui
tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota tim.
(c) Secara individual atau tim, guru mengevaluasi untuk mengetahui
penguasaan mereka terhadap bahan akademik yang telah
dipelajari.
(d) Tiap siswa dalam tiap tim diberi skor atas penguasaannya
terhadap bahan ajar, dan kepada siswa secara individu atau tim
yang meraih prestasi tinggi atau meraih skor sempurna diberi
penghargaan. Para siswa mengumpulkan poin untuk tim mereka
berdasarkan tingkat dimana skor kuis mereka melampaui skor
awal mereka. Adapun kriteria poin kemajuan dapat dilihat pada
Nilai Sempurna 30 Lebih dari 10 poin diatas skor awal 30 Skor awal sampai 10 poin diatas skor awal 20 10 sampai 1 poin di bawah skor awal 10 Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
(e) Ada tiga macam tingkatan penghargaan diberikan, ketiganya
didasarkan pada rata-rata skor tim. Adapun tingkatan
penghargaan dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Kriteria Penghargaan Kriteria (Rata-rata Tim) Penghargaan
15-19 TIM BAIK
20-24 TIM SANGAT BAIK
25-30 TIM SUPER
4) Penilaian/Skoring dalam Model STAD
Muhamad Nur (2005:23), penilaian/scoring pada model
pembelajaran kooperatif tipe STAD meliputi 3 hal yaitu :
a) Skor Dasar
Skor dasar adalah skor yang diperoleh dari rata-rata siswa pada
kuis sebelumnya atau dapat juga diperoleh dari nilai final siswa
dari tahun yang lalu.
b) Skor perkembangan
Skor perkembangan adalah skor perbandingan antara skor dasar
dengan skor kuis. Skor ini diperoleh berdasarkan seberapa besar
skor kuis siswa melampaui skor dasar mereka.
c) Skor Kelompok
Skor kelompok adalah jumlah dari skor perkembangan semua
anggota kelompok dibagi jumlah anggota kelompok. Laporan nilai
akhir dalam Model STAD didasarkan pada skor kuis sebenarnya,
bukan didasarkan pada skor perkembangan atau skor kelompok.
2. Hakikat Penguasaan Konsep Gaya
a. Pengertian Penguasaan
Kata penguasaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal
dari kata kuasa yang berarti kemampuan atau kesanggupan untuk berrbuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
sesuatu. Kata kuasa mendapat -
yang berarti proses, cara, perbuatan menguasai atau menguasakan.
Penguasaan bisa juga diartikan sebagai kesanggupan untuk menggunakan
pengetahuan dan kepandaiannya (Tim Penyusun KBBI, 1990: 468). Begitu
juga Abin Syamsuddin (2009:187) penguasaan adalah melakukan suatu
tindakan untuk dapat menggunakan sesuatu dengan tepat, dapat
memberikan contoh-contoh, dan sebagainya.
Jadi seseorang dikatakan menguasai konsep apabila seseorang
tersebut mampu/sanggup memahami dan memaknai sesuatu pengertian
dari suatu konsep sehingga dapat menggunakannya dengan tepat, serta
dapat memberikan contoh-contoh konsep tersebut.
Adapun sifat-sifat atau ciri-ciri merupakan rancangan atau ide atas
pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa kongkret, dan berupa
gambaran mental dari obyek, proses atau apapun diluar bahasa yang
digunakan oleh akal budi untuk dipergunakan memahami hal-hal yang lain
(Tim Penyusun KBBI, 1990:456).
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan penguasaan
adalah proses yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain
seperti pengetahuan, kepandaian dsb.
b. Pengertian Konsep
Konsep merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan
secara abstrak suatu objek. Melalui konsep, seseorang diharapkan dapat
menyederhanakan pemikiran dengan menggunakan satu istilah. Parker
dalam Faqih Samlawi dan Bunyamin Maftuh (2008: 11) menyatakan
bahwa konsep adalah suatu gagasan yang ada melalui contoh- contohnya.
Proses berpikir ini disebut konseptualisasi, yaitu suatu proses terus
menerus yang berlangsung ketika seseorang menghadapi contoh-contoh
baru dari suatu konsep.
W.S.Winkel ( 1991 : 92 ) pengertian konsep adalah satuan arti
yang mewakili sejumlah obyek yang memiliki cirri-ciri yang sama. Belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
konsep merupakan salah satu cara belajar dengan penguasaan yang kerap
concept formation
Konsep adalah kesepakatan bersama untuk penamaan (pemberian
label) sesuatu dan merupakan alat intelektual yang membantu kegiatan
berpikir dan memecahkan masalah (Faqih Samlawi dan Bunyamin
Maftuh, 2001: 10). Penyederhanaan penamaan tersebut dilakukan agar
lebih mudah dalam mengenal, mengerti, dan memahami sesuatu tersebut.
kategori stimuli yang
memiliki ciri-ciri umum. Stimuli merupakan obyek- obyek atau orang
(person). Konsep-konsep tidak terlalu kongruen dengan pengalaman
pribadi kita tetapi menyajikan usaha-usaha manusia untuk
mengklasifikasikan pengalaman kita. Konsep adalah suatu yang sangat
(Oemar Hamalik, 2003:162). Sedangkan Agus Suprijono (2009: 9)
menjelaskan konsep sebagai suatu jaringan hubungan dalam objek,
kejadian, dan lain-lain yang mempunyai ciri-ciri tetap dan dapat
diobservasi.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat
disimpulkan bahwa konsep adalah sesuatu penyajian atau ggasan yang
umum mengenai ssesutu yang dapat berupa benda, peristiwa, atau
kegiatan, yang didalamnya terkandung makna yang luas.
c. Pengertian Penguasaan Konsep
Berdasarkan definisi di atas seseorang dapat dikatakan telah
menguasai suatu konsep jika individu mampu menyebutkan kesamaan-
kesamaan dan perbedaan-perbedaan dari contoh-contoh yang menyajikan
informasi tentang karakteristik dan nilai atribut dari konsep, kemudian
dirumuskan kembali tentang konsep itu.
Berikut merupakan beberapa hal yang harus dikuasai dalam
penguasaan konsep:
1) Dapat mendefinisikan konsep.
2) Dapat memilih, membedakan antara contoh-contoh dari yang bukan
contoh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
3) Mampu menyebutkan nama contoh-contoh serta ciri-ciri
(properties) konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
4) Dapat lebih mampu memecahkan masalah yang berkenaan
dengan konsep tersebut.
d. Hakikat Gaya
Dorongan atau tarikan tersebut dapat menyebabkan kedudukan
suatu benda berubah dari keadaan awalnya. Dalam sains, dorongan dan
tarikan ini dikenal dengan sebutan gaya.
Agus Riyadi (2011 : 1) Gaya merupakan dorongan , tarikan, dan
putaran yang membuat benda bergeraklebih cepat atau lebih lambat,
berubah arah atau bentuk. Sedangkan T. Hidayat (2011 : 2) menjelaskan
gaya adalah dorongan atau tarikan yang menyebabkan laju suatu benda
menjadi cepat atau lambat atau berubah bentuk, gaya dapat bekerja pada
arah yang sama atau arah berlawanan. Ada dua faktor yang mempengaruhi
gerak benda yaitu adanya gravitasi bumi dan dorongan atau tarikan. Berikut
merupakan jenis-jenis gaya (Heri Sulistyanto dan Edi Wibowo, 2008: 92):
1) Gaya Otot: Gaya otot merupakan gaya yang dihasilkan oleh tenaga otot.
Contoh gaya otot adalah pada saat kita menarik atau mendorong meja,
membawa belanjaan ibu, dan menendang bola. Karena terjadi sentuhan
maka gaya ini termasuk gaya sentuh.
2) Gaya Gesek antara Dua Benda: Gaya gesek merupakan gaya yang
terjadi karena bersentuhannya dua permukaan benda. Contoh gaya
gesek adalah gaya yang bekerja pada rem sepeda. Pada saat akan
berhenti, karet rem pada sepeda akan bersentuhan dengan pelek sepeda
sehingga terjadi gesekan yang menyebabkan sepeda dapat berhenti
ketika dilakukan pengereman.
3) Gaya Magnet: Gaya magnet merupakan gaya yang ditimbulkan oleh
tarikan atau dorongan dari magnet. Contoh gaya magnet adalah,
tertariknya paku ketika didekatkan dengan magnet. Benda-benda dapat
tertarik oleh magnet jika masih berada salam medan magnet.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
4) Gaya Gravitasi: Gaya gravitasi merupakan gaya yang ditimbulkan oleh
tarikan bumi. Contoh gaya gravitasi adalah jatuhnya buah dari atas
pohon dengan sendirinya. Semua benda yang dilempar ke atas akan
tetap kembali ke bawah karena pengaruh gravitasi bumi.
5) Gaya Listrik: Gaya listrik merupakan gaya yang terjadi karena aliran
muatan listrik. Aliran muatan listrik ini ditimbulkan oleh sumber energi
listrik. Contoh gaya listrik adalah bergeraknya kipas angin karena
dihubungkan dengan sumber energi listrik. Muatan listrik dari sumber
energi listrik mengalir ke kipas angin. Sehingga, kipas angin dapat
bergerak.
e. Hakikat Gaya dalam IPA di SD
1) Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
-
dari kata-kata Bahasa
dengan alam atau bersangkut paut dengan alam. Science artinya Ilmu
pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau science itu secara
harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam (Srini M. Iskandar,
2001: 2).
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains, dalam bahasa inggris
disebut dengan science mempunyai berbagai macam pengertian.
Beberapa ahli di berbagai bidang merumuskan suatu definisi science.
Menurut Carin, science adalah kumpulan pengetahuan yang
tersusun secara sistematik, yang di dalam penggunaannya secara umum
terbatas pada gejala alam. Perkembangan science tidak hanya
ditunjukkan oleh kumpulan fakta saja, tetapi juga oleh timbulnya
metode ilmiah dan sikap ilmiah.
Sedangkan Websters : New Collegiate Dictionary (1981)
natural science is knowledge concerned with the physical
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
world and its phenomena
pengetahuan tentang alam dan gejala-gejalanya.
Purnells dalam Concise Dictionary of Science ( 1983 )
Science is the broad field of humn knowledge,
acquired by rules, laws, principles, theories, and hyphotheses
Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan manusia yang luas yang
didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik.
H. W. Fowler mengemukakan IPA merupakan ilmu yang
sistematis yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan
didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa IPA
merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta
serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan
pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual.
2) Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD menurut
Paolo dan Martin dalam Carin ( 1993 : 5 ) adalah untuk:
a) Mengamati apa yang terjadi
b) Mencoba memahami apa yang diamati
c) Mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan
terjadi
d) Menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat
apakah ramalan tersebut benar.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan suatu mata pelajaran
dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah untuk SD. Alasan-alasan ini
dapat digolongkan menjadi empat golongan :
a) Mata pelajaran itu berfaedah bagi kehidupan atau pekerjaan anak di
kemudian hari
b) Mata pelajaran itu merupakan bagian kebudayaan bangsa
c) Mata pelajaran itu melatih anak berfikir kritis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
d) Mata pelajaran itu mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu
mempunyai potensi dapat membentuk pribadi anak secara keseluruhan
3) Fungsi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Mata pelajaran IPA di SD dan MI seperti pada Depdiknas (2006;
2) berfungsi untuk:
a) Menguasai konsep dan manfaat Sains dalam kehidupan sehari-hari
serta,
b) Untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi
4) Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di SD
Ruang lingkup mata pelajaran Sains Depdiknas (2006: 2) meliputi
dua aspek yaitu:
a) Kerja ilmiah mencakup: penyelidikan/ penelitian, berkomunikasi
ilmiah, pengembangan kreativitas dan pemecahan masalah, sikap dan
nilai ilmiah.
b) Penguasaan konsep :
(a) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu: manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan,
(b) Benda/ materi, sifat-sifat dan kegunaanya meliputi: cair, padat dan
gas,
(c) Energi dan perubahann yang meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,
listrik, cahaya dan pesawat sederhana,
(d) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan
benda- benda langit lainnya,
(e) Sains, Lingkungan Teknologi, dan Masyarakat merupakan
penerapan konsep sains dan saling keterkaitannya dengan
lingkungan, teknologi dan masyarakat melalui suatu karya
teknologi sederhana termasuk merancang dan membuat.
5) Karakteristik Pembelajaran IPA di SD
IPA merupakan disiplin ilmu yang memiliki ciri-ciri sebagaimana
disiplin ilmu lainnya. Setiap disiplin ilmu, selain memiliki ciri umum, juga
memiliki ciri khusus/ karakteristik. Ciri khusus Ilmu Pengetahuan Alam:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
a) IPA mempunyai nilai ilmiah
b) IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara
sistematis
c) IPA merupakan pengetahuan teoritis
d) IPA meliputi empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi dan sikap
e) IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Efektivitas Model
Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Terhadap
Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Geografi Pokok Bahasan Lingkungan
Hidup Di Kelas X SMA MTA Surakarta Tahun Ajaran
halaman 138 menyimpulkan hasil perhitungan statistik dengan uji-t pihak
kanan membuktikan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif STAD
diperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengajaran
ceramah pada pokok bahasan lingkungan hidup. Hal ini membuktikan
penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif STAD lebih efektif daripada
pendekatan pembelajaran ceramah. Hasil belajar ini dapat dilihat dari rata-rata
tes siswa yang diberi pengajaran kooperatif STAD adalah 7,686 dengan gain
score = 1,806 sedangkan rata-rata tes siswa yang diberi pengajaran ceramah
adalah 6,625 dengan gain score = 1,084.
2. Penelitian oleh Dedi Tri Sulistyo dengan judul Penerapan model pembelajaran
kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas IV
SD Negeri Tenggak 3 Sidoharjo Sragen tahun pelajaran 2010/2011. Jumlah
siswa kelas IV SDN Tenggak 3 sebanyak 24 siswa yang terdiri dari 14 siswa
laki laki dan 10 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan
observasi/pengamatan, kajian dokumen, tes dan wawancara. Teknik analisis
data menggunakan teknik analisis model interaktif yang terdiri dari tiga
komponen analisis yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan atau
verifikasi. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
penguasaan konsep gaya setelah dilaksanakan tindakan kelas dengan
menerapkan model pembelajaran kontekstual. Hal ini dapat dilihat dari nilai
rata-rata kelas juga terjadi peningkatan yaitu pada Nilai awal sebesar 57, 58,
pada siklus I sebesar 69, 91; dan pada siklus II sebesar 77, 88. Untuk siswa
tuntas belajar (nilai ketuntasan 65) pada Nilai awal 8 siswa atau 33, 33%,
siklus I 20 siswa atau 83, 3% setelah dilakukan refleksi terdapat 4 siswa yang
tidak tuntas (nilai ulangan dibawah 65), namun secara keseluruhan sudah
meningkat hasil belajarnya bila dilihat dari presentase ketuntasan siswa, dan
pada tes siklus II menjadi 91, 67% atau terdapat 2 siswa yang tidak tuntas.
C. Kerangka Berfikir
Kondisi awal pada siswa kelas IV SDN Karungan 2 guru menggunakan
metode pembelajaran yang mengandalkan teknik ceramah yang kurang menarik
perhatian siswa, sehingga hal ini menyebabkan penguasaan konsep gaya siswa
kelas IV SD Negeri Karungan 2 masih rendah. Dengan melihat hasil belajar yang
dicapai oleh 15 siswa sebagian besar tergolong rendah dan belum mencapai
kriteria ketuntasan minimal 67. Dari jumlah 15 siswa yang mendapat nilai 67 ke
atas (kategori tuntas) sebanyak 5 siswa (33%), yang mendapat nilai kurang dari 67
(kategori belum tuntas) sebanyak 10 siswa (67%). Dengan kondisi yang seperti itu
maka diperlukan suatu tindakan untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya
yaitu dengan diterapkannya model yang dapat menunjang siswa dalam memahami
konsep-konsep yang ada dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
khususnya pada materi gaya
Penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan di SD Negeri Karungan
2, melalui perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi terlebih dahulu
peneliti menerapkan model STAD. Pada siklus pertama peneliti mentargetkan
keberhasilan belajar siswa dalam meguasai konsep gaya sebesar 70 %. Pada siklus
kedua peneliti mentargetkan keberhasilan belajar siswa dalam meguasai konsep
gaya sebesar 80 %. Apabila sampai siklus kedua belum mencapai target yang
diingankan maka akan dilaksanakan siklus berikutnya sampai mencapai target
yang diinginkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Kondisi akhir dari penelitian tindakan kelas ini dengan diterapkannya
model pembelajaran STAD diharapkan dapat meningkatkan penguasaan konsep
gaya pada siswa kelas IV SD Negeri Karungan 2.
Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat dilihat
dalam gambar 1.
Gambar 1. Kerangka Berpikir
D. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di
atas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: Penerapan Model
STAD dapat meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas IV SD
Negeri Karungan 2 tahun ajaran 2011/2012.
Siklus ke-n
Kondisi Awal
Guru menggunakan
pembelajaran
konvensional
Penguasaan konsep gaya pada siswa
masih rendah
Tindakan
Guru
menggunakan
Model STAD
Perencanaan Pelaksanaan Pengamatan
refleksi Siklus I (70 %)
Kondisi Akhir
Melalui Model STAD dapat meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa
Perencanaan Pelaksanaan Pengamatan
refleksi
Siklus II (80 %)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Karungan 2 Kecamatan Plupuh,
Kabupaten Sragen. SDN Karungan 2 memiliki 6 ruang kelas. Kelas yang
digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah kelas IV.
Pemilihan sekolah ini didasarkan atas beberapa pertimbangan,
diantaranya adalah pertama waktu, biaya dan tempat penelitian yang dapat
dijangkau dengan mudah oleh peneliti. Kedua, sekolah tersebut belum pernah
digunakan sebagai obyek penelitian yang sejenis. Ketiga, hasil observasi
penulis di lapangan terdapat permasalahan dalam pemahaman konsep gaya di
SDN Karungan 2.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran
2011/2012 dimulai bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2012. Sebelum
diadakan penelitian perlu ada persiapan antara lain pembuatan proposal dan
perijinan, hal ini dilaksanakan pada bulan Januari dan Februari. Adapun
rincian waktu kegiatan penelitian dapat dilihat pada lampiran 1
B. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri
Karungan 2 tahun pelajaran 2011/2012 semester II sebanyak 15 siswa. Siswa
kelas IV sebagai subjek yang akan diamati kegiatan pembelajarannya dan dikenai
tindakan. Selain siswa, guru juga menjadi subjek penelitian berkaitan dengan
kegiatan guru saat mengajar.
C. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini yang
menekankan pada masalah perbaikan proses di kelas, maka jenis penelitian ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
adalah Penelitian Tindakan Kelas. Sarwiji Suwandi (2009: 15) mengemukakan
bahwa tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk mengadakan perbaikan
atau peningkatan mutu praktik pembelajaran di kelas. Dengan menggunakan
bentuk Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan akan mendapat informasi
yang sebanyak-banyaknya untuk meningkatkan praktek-praktek pembelajaran
di kelas secara professional.
2. Strategi Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif dan jenis penelitiannya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Menggunakan pendekatan jenis ini karena data yang akan diperoleh atau
dikumpulkan berupa data yang langsung tercatat dari kegiatan di lapangan.
Alasan mengadakan penelitian tindakan kelas adalah, karena PTK mengkaji
masalah pendidikan yang berkaitan dengan pembelajaran di dalam kelas yang
dilaksanakan oleh guru. Selain itu PTK dapat memecahkan masalah
pembelajaran yang dihadapi guru kelas.
Dalam penelitian ini menggunakan strategi model siklus. Wardhani
(2007 : 2.3) menyatakan bahwa PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian
berdaur atau siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu merencanakan,
melakukan tindakan, mengamati dan melakukan refleksi seperti pada gambar
2.
Gambar 2. Tahap-tahap dalam PTK
Adapun rancangan penelitian yang digambarkan dalam tahap-tahap
PTK adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
Kegiatan ini meliputi :
Merencanakan
Melakukan Tindakan Refleksi
Mengamati dan Mengevaluasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
1) Membuat perencanaan pengajaraan
2) Membuat lembar observasi
3) Membuat alat evaluasi
4) Pembuatan instrument pembelajaran
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan
kegiatan pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan.
c. Observasi dan Evaluasi
Dalam tahap ini dilaksanakan observasi dan evaluasi terhadap
pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi dan evaluasi
yang telah dipersiapkan. Observasi dilakukan baik kepada siswa maupun
guru dalam pembelajaran.
d. Refleksi
Dalam tahap ini data-data yang diperoleh melalui observasi dan
evaluasi dikumpulkan dan dianalisis, guna mengetahui seberapa jauh
tindakan telah membawa perubahan dan apa atau di mana perubahan terjadi.
D. Sumber Data
Keberhasilan suatu penelitian didukung oleh sumber data. Sumber data
dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu : sumber data primer dan
dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan lain-
Dalam penelitian ini sumber data primer yang dapat dimanfaatkan antara
lain :
1. Nara sumber yaitu, guru dan siswa kelas IV SDN Karungan 2.
2. Dokumen atau arsip yang berupa daftar nilai kelas IV SDN Karungan 2.
3. Hasil pengamatan dari pelaksanaan proses pembelajaran IPA pokok bahasan
penguasaan konsep gaya di kelas IV SDN Karungan 2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
E. Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan sumber data yang dikumpulkan dan untuk mempermudah
pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan antara dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna
dalam suatu topik tertentu.
Wawancara yang dilakukan peneliti bersifat lentur, tidak terstruktur
ketat, tidak dalam suasana formal, dan dapat dilakukan berulang pada
informan yang sama. Wawancara ini lebih tepat disebut wawancara
mendalam (in-depth interviewing), dengan wawancara mendalam akan
mendapat informasi yang rinci khususnya data mengenai konsep siswa.
2. Dokumentasi
St. Y. Slamet dan Suwarto (2007: 53) Dokumen merupakan sumber
data yang sering memiliki posisi penting dalam penelitian kualitatif. Dokumen
merupakan bahan tertulis ataupun film yang digunakan sebagai sumber data,
dokumen sejak lama digunakan sebagai sumber data karena dalam banyak hal
dokumen sebagai sumber data yang dapat digunakan untuk menguji,
menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.
Teknik pengumpulan data ini bersumber dari dokumen/ arsip.
Dokumen/ arsip tersebut berupa daftar nilai kelas IV.Dokumentasi ini berupa
data hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan.
3. Tes
Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 29) menjelaskan teknik tes
adalah suatu alat pengumpul informasi yang berupa serentetan pertanyaan atau
latihan yang dapat digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Tes digunakan untuk mengetahui implikasi dari tindakan yang telah dilakukan
terhadap tingkat penguasaan konsep gaya kelas IV.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan yang dicapai siswa setelah kegiatan pembelajaran tindakan. Tes
yang diberikan dalam penelitian ini dilakukan tiap pertemuan kepada siswa
kelas IV SD Negeri Karungan 2, yakni tes tertulis (soal-soal IPA pada materi
konsep gaya).
4. Observasi
Observasi adalah pengamatan mengenai sesuatu yang diteliti untuk
memperoleh data.Observasi ini digunakan untuk mendapatkan informasi
tentang pelaksanaan pembelajaran, letak geografis, kondisi siswa dan
masyarakat sekitar sekolah.
Observasi atau pengamatan digunakan untuk mengoptimalkan
kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian,perilaku tak sadar,
kebiasaan , dan sebagainya (Slamet.St.Y. dan Suwarto. 2007: 44). Observasi
yang dilaksanakan pada penelitian ini adalah observasi langsung dan
partisipasi agar hasilnya seobyektif mungkin. Observasi langsung terhadap
obyek yang diteliti, sedangkan observasi partisipatif yaitu pengamatan yang
dilakukan dengan cara ikut ambil bagian atau melibatkan diri dalam situasi
obyek yang diteliti.
Observasi dilakukan pada siswa dan guru kelas IV SD Negeri
Karungan 2 yang dilakukan pada setiap pertemuan untuk mengetahui situasi
dan perkembangan dalam proses belajar mengajar mata pelajaran IPA dengan
model STAD. Dalam penelitian ini yang dijadikan data observasi adalah
keaktifan siswa selama pembelajaran dan kegiatan guru saat melaksanakan
pembelajaran.
F. Validitas Data
Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa
validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggung jawabkan dan dapat
dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Validitas dapat
diketahui dengan menggunakan triangulasi data. Menurut Sarwiji Suwandi
(2009:60), Triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
pembandingan data itu. Adapun teknik yang digunakan dalam memeriksa
validitas data dalam penelitian ini adalah dengan triangulasi sumber data dan
triangulasi teknik metode. Trianggulasi data atau sumber yaitu dengan
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang
telah diperoleh melalui berbagai sumber yang berbeda yaitu: (1) Pengamatan
(observasi) dari proses pembelajaran dengan menggunakan model STAD; (2)
Silabus dan RPP; (3) Tes dengan materi gaya; (4) Foto kegiatan belajar
menggunakan model STAD. Triangulasi teknik yaitu dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Data yang
diperoleh dari hasil observasi dicek dengan hasil tes, dan foto.
G. Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
analisis kulitatif dengan model interaktif Miles & Huberman. Menurut Sugiyono
(2003:91) model analisis interaktif mempunyai tiga buah komponen pokok, yaitu
reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan (verifikasi). Aktivitasnya
dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu
proses siklus.
1. Reduksi data yaitu proses menyeleksi data awal, memfokuskan,
menyederhanakan dan mengabstraksi data kasar yang ada dalam fieldnote.
Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian. Data reduksi
adalah suatu bntuk analisis ang mempertegas, memperpendek, membuat fokus,
membuang hal-hal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa
sehingga kesimpulan akhir dilakukan. Proses ini berakhir sampai laporan akhir
penelitian selesai ditulis.
2. Sajian data adalah suatu rangkaian organisasi informasi yang memungkinkan
penelitian dapat dilakukan. Dengan melihat penyajian data, maka akan
dimengerti apa yang terjadi dan memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu
pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pengertian tersebut, dalam hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
ini penyajian data meliputi berbagai jenis matriks, gambar, jaringan kerja dan
tabel.
3. Penarikan kesimpulan, apabila dalam tahapan ini ditemukan data yan akurat,
maka peneliti tidak segan-segan untuk melakukan penyimpulan ulang. Peneliti
dalam hal ini bersifat terbuka dan skeptis, namun demikian akan meningkat
secara eksplisit dan memiliki landasan yang kuat. Kesimpulan akhir tidak akan
terjadi sampai proses pengumpulan data berakhir.
Untuk lebih jelasnya, proses analisis kualitatif dapat dijelaskan sebagai
berikut :
(a) Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas sudah cukup, maka
dapat dikumpulkan (b) Mengembangkan dalam bentuk sajian data, dengan
menyusun coding dan matrik yang berguna untuk penelitian lanjut (c)
Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik antar kelas (d)
Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman data apabila dalam
persiapan analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang
jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus (e)
Melakukan analisis antar kasus, dikembangkan struktur sajian datanya bagi
susunan laporan (f) Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian (g)
Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran
dalam laporan akhir penelitian.
H. Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan
dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Dalam penelitian ini
yang menjadi indikator kinerja adalah: apabila 80% dari jumlah siswa kelas IV
mencapai nilai KKM, sedangkan nilai KKM untuk mata pelajaran IPA adalah
67,00.
I. Prosedur Penelitian Tindakan
Mekanisme kerja dalam penelitian/pelaksanaan PTK ini diwujudkan
dalam 2 siklus dimana setiap siklusnya mencakup 4 kegiatan, yaitu 1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) observasi, dan 4) refleksi. Langkah-langkah
tersebut dapat divisualisasikan pada gambar 3.
Iskandar (2009: 114)
Gambar 3. Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Rancangan Siklus I
Siklus I ini direncanakan dua kali pertemuan selama 1 minggu yang
dilaksanakan pada bulan Maret minggu ke-1.
a. Perencanaan (Planning)
Langkah-langkah dalam persiapan penelitian yaitu :
1) Membuat skenario pembelajaran dengan model STAD
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
SIKLUS I
Pengamatan
Pelaksanaan
Perencanaan I
Indentifikasi Masalah
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi SIKLUS II
Permasalahan baru Hasil Refleksi
Refleksi
?
Perencanaan II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
3) Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam mengajar, misalnya
buku-buku penunjang, dan alat tulis
4) Menyiapkan peralatan dokumentasi, misalnya kamera
5) Menyiapkan media yang dipakai yaitu gambar-gambar/benda yang
nyata tentang materi gaya
6) Menyiapkan soal tes setelah dilaksanakan pembelajaran.
7) Menyiapkan lembar penilaian.
8) Membuat lembar observasi.
b. Pelaksanaan (Action)
Penerapan tindakan merupakan pelaksanaan dari rencana
pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan. Secara garis besar, tindakan
yang akan dilaksanakan yaitu melalui model pembelajaran STAD dalam
pembelajaran materi gaya. Dalam hal ini, pelakasanaan pembelajaran
dilakukan dalam dua kali pertemuan.
c. Pengamatan (Observasi)
Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku
dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran IPA materi konsep gaya
dengan menerapkan model STAD. Observasi juga dilakukan pada peneliti
yang berperan sebagai guru yang menerapkan model STAD.
d. Refleksi (Reflection)
Refleksi dilakukan setelah mengadakan pengamatan. Dalam
pembelajaran pada siklus I ini tentang konsep gaya didapatkan suatu
kendala yaitu adanya nilai siswa yang belum mencapai hasil yang
diharapkan atau tindakan belum tercapai secara optimal, maka perlu
adanya perbaikan pada siklus II. Pencapaian ketuntasan siswa siklus I
sebesar 73,3% dengan rata-rata kelas 74. Diputuskan penelitian dilanjutkan
pada siklus II karena siklus I hanya mencapai 73,3% sedangkan indikator
2. Rancangan Siklus II
Siklus I ini direncanakan dua kali pertemuan selama 1 minggu yang
dilaksanakan pada bulan Mei minggu ke-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
.
a. Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan dalam siklus II ini dipersiapkan rencana
pembelajaran yang telah diperbaiki dan disempurnakan dari rencana
pembelajaran siklus I. Materi yang diajarkan masih sama dengan materi
pada siklus I. akan tetapi, perencanaan pada siklus II ini merupakan
perbaikan dari siklus I. Segala sesuatu yang dipersiapkan pada siklus II,
masih sama seperti siklus I. Hanya saja, perencanaan siklus II lebih
dipersiapkan lebih matang lagi untuk memperbaiki kelemahan pada siklus
I, berdasarkan hasil analisis dan pembahasan siklus I.
b. Pelaksanaan (Action)
Tindakan pada siklus II sesuai dengan rencana pembelajaran yang
telah disusun. Tindakan pada siklus II merupakan penyempurnaan
tindakan pada siklus I. Pada tahap ini guru mengoptimalkan penggunaaan
model STAD untuk memperbaiki kekurangan dan masalah yang muncul
pada siklus I. Melalui model ini dapat melibatkan dan mengaktifkan
peserta didik dengan bimbingan guru, sehingga aktifitas/sikap peserta
didik dalam pembelajaran dapat diperbaiki.
c. Pengamatan (Observasi)
Pada siklus II ini selama proses pembelajaran berlangsung, peserta
didik tetap diamati. Pengamatan dilakukan untuk melihat peningkatan
hasil tes evaluasi pembelajaran dan perubahan perilaku/aktivitas peserta
didik.
d. Refleksi (Reflection)
Refleksi dilakukan untuk mengetahui keefektivan penggunaan
model pembelajaran STAD bagi materi penguasaan konsep gaya dan
memperbaiki sikap/perilaku peserta didik saat mengikuti pembelajaran.
Pencapaian ketuntasan siswa pada siklus II sebesar 100% dengan rata-rata
kelas sebesar 83,3. Diputuskan penelitian dihentikan pada siklus II karena
indikator ketercapaian telah dicapai sehingga peneliti telah berhasil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pra Tindakan
Kelas yang digunakan untuk penelitian adalah kelas IV yang terdiri dari
11 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan, dengan guru kelas yang bernama
Bapak Sutardjo. Kegiatan awal yang dilakukan adalah mengadakan kegiatan
survey awal untuk mengetahui keadaan sebenarnya serta mencari informasi dan
menemukan berbagai kendala yang dihadapi sekolah dalam proses pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya kelas IV. Setelah mengadakan
wawancara dengan guru kelas IV, mengamati kegiatan siswa melalui observasi
pembelajaran di kelas, diketahui bahwa pembelajaran IPA salah satunya materi
Gaya dirasa sulit bagi siswa. Hal ini dikarenakan siswa kurang antusias ketika
pembelajaran berlangsung, sehingga penguasaan konsep dan keaktifan siswa
dalam pembelajaran IPA materi Gaya masih rendah.
Rendahnya penguasaan konsep dan keaktifan belajar siswa diketahui dari
hasil observasi siswa dalam pembelajaran IPA siswa kelas IV SDN Karungan 2
yang ditunjukkan sebelum tindakan dengan menggunakan nilai siswa kelas IV
pada materi gaya dan lembar observasi. Penguasaan konsep diukur dengan
menggunakan tes penguasaan konsep, lembar observasi digunakan untuk
mengetahui tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran.
Dari siswa kelas IV yang berjumlah 15, terdapat 5 siswa atau 33,33%
yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 67 dalam aspek penguasaan
konsep gaya mata pelajaran IPA pada kondisi awal (lampiran 9). Untuk lebih
jelasnya maka kondisi awal penguasaan konsep gaya siswa kelas IV dapat dilihat
pada tabel 4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37 Tabel 4. Distribusi Frekuensi Penguasaan Konsep Gaya Mata Pelajaran IPA Siswa