Top Banner
ISSN : 2406-7415 e-ISSN : 2655-9919 JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS KRISNADWIPAYANA Vol. 6 No. 3 (September – Desember) 2019 DOI: http://dx.doi.org/10.35137/jabk.v6i3.327 14 PENGARUH PENERAPAN GREEN ACCOUNTING DAN MATERIAL FLOW COST ACCOUNTING TERHADAP SUSTAINABLE DEVELOPMENT DENGAN RESOURCE EFFICIENCY SEBAGAI PEMODERASI Mishelei Loen Program Studi Akuntasi Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana email:[email protected] ABSTRACT: This study aims to determine whether there is a relationship and influence between the application of Green Accounting, Material Flow Cost Accounting (MFCA) on Sustainable Development with Resource Efficiency as moderating. The sample used consisted of thirty-three manufacturing companies. The method used in this study uses quantitative methods. Where the form of this research is descriptive and inferential analysis. Inferential analysis uses purposive sampling and causality analysis. The data used in this study are primary data, using statistical analysis methods and using IBM SPSS Statistics 21 software assistance. The results of the study indicate that the Application of Material Flow Cost Accounting has no positive effect on Sustainable Development. Positive results on the adoption of Green Accounting for Sustainable Development. Resource Efficiency does not oppose Material Flow Cost Accounting towards Sustainable Development. Resource Efficiency positively implements the application of Green Accounting for Sustainable Development. Keywords: Green Accounting, Material Flow Cost Accounting, Sustainable Development, and Resource Efficiency PENDAHULUAN Respon bisnis pada Negara maju terhadap isu lingkungan muncul melalui tiga tahap dan yang kemudian menjadi gagasan pembangunan berkelanjutan. Pada tahap pertama, fase reaktif, yang berlangsung dari awal 1970 sampai pertengahan 1980an, pendorong utama peningkatan kinerja lingkungan adalah peraturan, dan solusi akhir hampir merupakan satu-satunya pilihan yang dipertimbangkan oleh industri pada saat itu. Tahap kedua sekitar pertengahan tahun 1980an sampai awal 1990an, pada tahap ini kinerja lingkungan yang lebih baik dapat memperbaiki bottom line dan perlahan mengubah respons bisnis terhadap masalah lingkungan dari reaktif menjadi lebih proaktif. Tahap ketiga sampai saat ini, kinerja lingkungan mulai diintegrasikan ke dalam strategi dan pengembangan bisnis dan semakin dikomunikasikan secara eksternal dalam bentuk laporan lingkungan. Tersedianya sumberdaya secara berkelanjutan untuk melaksaanakan pembangunan merupakan hal yang dapat menjamin terpeliharanya kegiatan membangun (development) secara berkelanjutan. Menurut Elewa (2007) konsep pengembangan keberkelanjutan perusahaan terus tumbuh dalam beberapa dekade terakhir dan telah menjadi pusat perhatian untuk sektor dan dunia bisnis. Azapagic (2003) merumuskan konsep dari Corporate Sustainability Management System (CSMS) empat indikator yaitu ekonomi, teknologi, sosial, dan lingkungan. Indikator ekonomi, teknologi, sosial, dan lingkungan merupakan indikator yang penting dalam suatu perusahaan. Perusahaan dituntut untuk meningkatkan dan memperbaiki kinerjanya dengan cara meningkatkan produktivitasnya. Perusahaan dalam proses produksinya harus mampu untuk
12

PENGARUH PENERAPAN GREEN ACCOUNTING DAN MATERIAL …

Apr 12, 2022

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH PENERAPAN GREEN ACCOUNTING DAN MATERIAL …

ISSN : 2406-7415 e-ISSN : 2655-9919

JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS KRISNADWIPAYANA Vol. 6 No. 3 (September – Desember) 2019

DOI: http://dx.doi.org/10.35137/jabk.v6i3.327

14

PENGARUH PENERAPAN GREEN ACCOUNTING DAN MATERIAL FLOW COST

ACCOUNTING TERHADAP SUSTAINABLE DEVELOPMENT DENGAN RESOURCE

EFFICIENCY SEBAGAI PEMODERASI

Mishelei Loen

Program Studi Akuntasi Fakultas Ekonomi

Universitas Krisnadwipayana

email:[email protected]

ABSTRACT: This study aims to determine whether there is a relationship and influence between the

application of Green Accounting, Material Flow Cost Accounting (MFCA) on Sustainable Development

with Resource Efficiency as moderating. The sample used consisted of thirty-three manufacturing

companies. The method used in this study uses quantitative methods. Where the form of this research is

descriptive and inferential analysis. Inferential analysis uses purposive sampling and causality analysis.

The data used in this study are primary data, using statistical analysis methods and using IBM SPSS

Statistics 21 software assistance. The results of the study indicate that the Application of Material Flow

Cost Accounting has no positive effect on Sustainable Development. Positive results on the adoption of

Green Accounting for Sustainable Development. Resource Efficiency does not oppose Material Flow Cost

Accounting towards Sustainable Development. Resource Efficiency positively implements the application

of Green Accounting for Sustainable Development.

Keywords: Green Accounting, Material Flow Cost Accounting, Sustainable Development, and Resource

Efficiency

PENDAHULUAN

Respon bisnis pada Negara maju terhadap

isu lingkungan muncul melalui tiga tahap dan

yang kemudian menjadi gagasan pembangunan

berkelanjutan. Pada tahap pertama, fase reaktif,

yang berlangsung dari awal 1970 sampai

pertengahan 1980an, pendorong utama

peningkatan kinerja lingkungan adalah

peraturan, dan solusi akhir hampir merupakan

satu-satunya pilihan yang dipertimbangkan oleh

industri pada saat itu. Tahap kedua sekitar

pertengahan tahun 1980an sampai awal 1990an,

pada tahap ini kinerja lingkungan yang lebih

baik dapat memperbaiki bottom line dan

perlahan mengubah respons bisnis terhadap

masalah lingkungan dari reaktif menjadi lebih

proaktif. Tahap ketiga sampai saat ini, kinerja

lingkungan mulai diintegrasikan ke dalam

strategi dan pengembangan bisnis dan semakin

dikomunikasikan secara eksternal dalam bentuk

laporan lingkungan. Tersedianya sumberdaya

secara berkelanjutan untuk melaksaanakan

pembangunan merupakan hal yang dapat

menjamin terpeliharanya kegiatan membangun

(development) secara berkelanjutan. Menurut

Elewa (2007) konsep pengembangan

keberkelanjutan perusahaan terus tumbuh dalam

beberapa dekade terakhir dan telah menjadi

pusat perhatian untuk sektor dan dunia bisnis.

Azapagic (2003) merumuskan konsep dari

Corporate Sustainability Management System

(CSMS) empat indikator yaitu ekonomi,

teknologi, sosial, dan lingkungan.

Indikator ekonomi, teknologi, sosial, dan

lingkungan merupakan indikator yang penting

dalam suatu perusahaan. Perusahaan dituntut

untuk meningkatkan dan memperbaiki

kinerjanya dengan cara meningkatkan

produktivitasnya. Perusahaan dalam proses

produksinya harus mampu untuk

Page 2: PENGARUH PENERAPAN GREEN ACCOUNTING DAN MATERIAL …

ISSN : 2406-7415 e-ISSN : 2655-9919

JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS KRISNADWIPAYANA Vol. 6 No. 3 (September – Desember) 2019

DOI: http://dx.doi.org/10.35137/jabk.v6i3.327

15

mengembangkan konsep berkelanjutan dan

industri ramah lingkungan yang terintegrasi,

menyeluruh, dan efisien. Permasalahan yang

timbul dari suatu perusahan dalam hal

peningkatan produksinya, perusahaan banyak

mengalami permasalahan pada dimensi

keberlanjutan perusahaan yaitu ekonomi,

teknologi, sosial, dan lingkungan mulai dari

level efisiensi dan efektifitas biaya produksi juga

proses produksi limbah. Green Accounting

merupakan konsep dimana perusahaan dalam

proses produksinya mengutamakan efisiensi dan

efektifitas penggunaan sumber daya secara

berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan

pembangunan perusahaan dengan fungsi

lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat

bagi masyarakat.

Keselarasan pembangunan perusahaan

dengan fungsi lingkungan hidup memberikan

kontribusi bagi keberlanjutan perusahaan.

Material Flow Cost Accounting (MCFA) adalah

sarana efektif yang berfungsi membantu

organisasi-organisasi untuk lebih memahami

dampak potensial lingkungan dan ekonomi yang

digunakan pada material dan tenaga kerja.

Konsep dari perbaikan proses pabrik biasanya

berfokus pada pengurangan lead time, limbah

atau material yang tidak berguna, dan lain-lain

yang memacu meningkatnya produktivitas jalur

produksi. Tafsiran dari investasi moneter atau

biaya struktur biasanya tidak diikutsertakan,

yang menimbulkan kesulitan personil

manajemen untuk memahami hasil dari

perbaikan tersebut Kasemset et al., (2013).

Ronny (2014) menyatakan Material Flow Cost

Accounting adalah instrument yang menjanjikan

akan komunikasi dan identifikasi akan ketidak

efisienan dan konsekuensi keuangan mereka dan

sehingga kemajuan efisiensi sumber daya

tercapai. Namun itu juga merupakan instrumen

yang masih baru dan memiliki potensial untuk

di kembangkan dikemudian hari. MFCA

berkontribusi dalam pencapaian objektif ekologi,

berhubungan karena pada kerugian dan laporan

terpisah akan biaya mereka, MFCA

mengarahkan perhatian manajer dan insinyur

untuk mengkorespondensikan antara ketidak

efisienan dengan relefansi ekonomi akan

kerugian.

Penelitian Material Flow Cost Accounting

sebelumnya dilakukan oleh Marota (2017) yang

melakukan penelitian di perusahaan yang

memproduksi peralatan medis dan perabotannya

dan memiliki pabrik. Dari hasil penelitian

menunjukan bahwa Green Concept dan Material

Flow Cost Accounting (MFCA) berpengaruh

signifikan terhadap dimensi keberlanjutan.

Dalam hal ini fokus green concept adalah

kepada penerapan produksi yang ramah

lingkungan. Pernyataan ini didukung oleh

penelitian Jaroslava, Miroslova, dan Palasek

(2011), Mario Schmidt, and Michiyasu

Nakajima (2013), Katherine et. al (2013)

Nakajima, Kimura, dan Wangner (2014), Shen-

Ho Chang (2015) yang menyatakan bahwa

Material Flow Cost Accounting berkaitan

dengan produk dan kerugian material dan

berguna untuk meningkatkan pendekatan

akuntansi saat ini dalam dua tingkatan yaitu

tingkat ekonomi dan lingkungan. Tajelawi, dan

Garbharran (2015) menyatakan bahwa Material

Flow Cost Accounting terbukti menyediakan

informasi limbah terbaik untuk memungkinkan

manajer perusahaan membuat keputusan

manajemen limbah yang terinformasi, sehingga

keberlanjutan perusahan tercapai. Berbeda

dengan pernyataan Mishelle Doorasmy (2014)

Material Flow Cost Accounting melalui proses

produksi saat ini tidak efisien dan memiliki

dampak negatif pada performance ekonomi dan

lingkungan perusahaan. Serta penelitian Fakoya

(2014) yang menyatakan terdapat kekurangan

umum dari kerangka spesifik akuntansi limbah

seperti Material Flow Cost Accounting untuk

menangkap informasi sisa limbah penyulingan

dalam industri penyulingan afrika selatan.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian

terdahulu, penelitian ini menggunakan resource

eficiency sebagai variabel pemoderasi. Penelitian

ini meneliti penerapan pengaruh Green

Accounting dan Material Flow Cost Accounting

kepada Perusahaan, menganalisa pengaruh

mereka di dalam dimensi sustainable

development yang dimoderasi oleh resource

Page 3: PENGARUH PENERAPAN GREEN ACCOUNTING DAN MATERIAL …

ISSN : 2406-7415 e-ISSN : 2655-9919

JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS KRISNADWIPAYANA Vol. 6 No. 3 (September – Desember) 2019

DOI: http://dx.doi.org/10.35137/jabk.v6i3.327

16

eficiency, dan memformulasikan saran untuk

perkembangan perusahaan dalam

mengembangkan keberlanjutannya, sedangkan

pada rujukan utama penelitian Marota (2017)

tidak menggunakan resource eficiency sebagai

variabel pemoderasi. Penelitian ini diharapkan

dapat berguna untuk perusahaan dalam hal

meningkatkan keberlanjutan perusahaan selama

proses produksi dengan penerapan Green

Accounting dan Material Flow Cost Accounting

sebagai alat acuan dalam pengembangan

penenelitian, dengan resource efficiency sebagai

variabel yang memperkuat atau memperlemah

hubungan keduanya.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui pentingnya Pengaruh penerepan

Green Accounting, Material Flow Cost

Accounting dan resource eficiency

mempengaruhi keberlanjutan perusahaan

manufaktur, menganalisa penerapan pengaruh

mereka didalam dimensi keberlanjutan

perusahaan, dan memformulasikan saran untuk

perkembangan performa perusahaan dalam

mengembangkan keberlanjutannya. Penelitian

ini diharapkan dapat berguna untuk perusahaan

manufaktur secara umum dalam meningkatkan

keberlanjutan perusahaan, terutama dalam

pengurangan limbah dan penggunaan bahan

baku dan energi yang tidak efisien dengan

penerapan Green Accounting dan Material Flow

Cost Accounting menjadi acuan dalam

pengembangan penelitian perkiraan pengelolaan

lingkungan. Ruang lingkup dari penelitian ini

termasuk proses produksi, rincian dari biaya

produksi, dan produksi aliran bahan baku juga

variabel yang akan diamati dan dianalisis untuk

meningkatkan keberlanjutan perusahaan dari

segi ekonomi, sosial, lingkungan, dan teknologi.

Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Apakah Material Flow Cost Accounting

berpengaruh Sustainable Development?

2. Apakah penerapan Green Accounting

berpengaruh terhadap Sustainable

Development?

3. Apakah Resoure Efficiency memoderasi

Material Flow Cost Accounting terhadap

Sustainabale Development?

4. Apakah Resoure Efficiency memoderasi

Green Accounting terhadap Sustainabale

Development?

Tinjauan Pustaka

Green Accounting

Bell dan Lehman (1999) mendefinisikan

akuntansi lingkungan sebagai :

“Green accounting is one of the contemporary

concepts in accounting that support the green

movement in the company or organization by

recognizing, quantifying, measuring and

disclosing the contribution of the environment

to the business process”.

Sesuai dengan definisi green accounting di

atas maka bisa dijelaskan bahwa green

accounting merupakan akuntansi yang di

dalamnya mengidentifikasi, mengukur, menilai,

dan mengungkapkan biaya-biaya terkait dengan

aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan

lingkungan Aniela (2012). Fungsi akuntansi

lingkungan dibagi menjadi fungsi internal dan

eksternal Fasua (2011: 1)

1. Fungsi internal

Sebagai salah satu langkah dari sistem

informasi lingkungan organisasi, fungsi

internal memungkinkan untuk mengelola

dan menganalisis biaya pelestarian

lingkungan yang dibandingkan dengan

manfaat yang diperoleh, serta

mempertimbangkan pelestarian lingkungan

yang efektif dan efisien melalui

pengambilan keputusan yang tepat. Hal ini

sangat diperlukan keberadaan fungsi

akuntansi lingkungan sebagai alat

manajemen bisnis untuk digunakan oleh

para manajer dan unit bisnis terkait.

2. Fungsi eksternal

Dengan mengungkapkan hasil pengukuran

kegiatan pelestarian lingkungan, fungsi

eksternal memungkinkan perusahaan untuk

mempengaruhi pengambilan keputusan

stakeholder. Diharapkan bahwa publikasi

hasil akuntansi lingkungan akan berfungsi

baik sebagai alat bagi organisasi untuk

Page 4: PENGARUH PENERAPAN GREEN ACCOUNTING DAN MATERIAL …

ISSN : 2406-7415 e-ISSN : 2655-9919

JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS KRISNADWIPAYANA Vol. 6 No. 3 (September – Desember) 2019

DOI: http://dx.doi.org/10.35137/jabk.v6i3.327

17

memenuhi tanggung jawab mereka atas

akuntabilitas kepada stakeholder dan secara

bersamaan, sebagai sarana untuk evaluasi

yang tepat dari kegiatan pelestarian

lingkungan

Material Flow Cost Accounting (MFCA)

Material Flow Cost Accounting

merupakan adopsi dari Flow Cost Accounting

(FCA) yang berasal dari Augsburg di Jerman, di

mana metode ini dikembangkan oleh Bernd

Wagner dan rekan-rekannya di Institut fur

Manajemen und Umwelt (IMU), yang kemudian

dipromosikan dan diadopsi oleh Jepang.

Menurut (Kokubu, Campos, Furukawa dan

Tachikawa 2009 : 15-16; Christ dan Burritt

2014: 3; Schaltegger dan Zvezdov 2014: 2).

Material Flow Cost Accounting telah

dipromosikan dan diadopsi di Jepang sejak

tahun 2000 setelah Menteri Ekonomi Jepang,

Perdagangan dan Industri (METI) menemukan

potensi penggunaan optimal metode ini di

bidang manufaktur. Keuntungan dari

penggunaan model MFCA dapat meningkatkan

laba dan produktivitas (internal) serta

mengurangi dampak negatif ke lingkungan

(eksternal) yang selanjutnya berkontribusi dalam

pengembangan keberkelanjutan perusahaan

(corporate sustainable development).

Menurut Hyršlová, Palásek dan Vagner

(2011: 6), konsep utama MFCA adalah setiap

dan semua input (material, energi, air dan input

lainnya) dan output (limbah, air limbah, emisi)

ditentukan dalam sebuah pusat kuantitas, dan

perhitungan dilakukan dalam hal materi, energi,

dan biaya sistem yang dikeluarkan untuk produk

serta kerugian material. Material Flow Cost

Accounting memberikan pemahaman yang lebih

baik dari biaya pendorong akan material dan

penggunaan energi serta menyediakan informasi

baru dan tepat biaya yang terkait dengan

ketidakefisiensian dan biaya perbedaan produk

tertentu Viere, Stok dan Genest (2013: 452).

Sustainability Development

Konsep sustainability mulai dikenalkan

secara global oleh sebuah entitas yang bernama

Brutland Commision pada kegiatan pelaporan

Our Common Future yang diselenggarakan oleh

World Commission on Environment and

Development (WCED, 1987). WCED

menghubungkan sustainability dengan integritas

lingkungan dan sosial dengan membuat sebuah

istilah bernama sustainable development yang

didefinisikan sebagai pembangunan yang

memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengurangi

kebutuhan generasi mendatang WCED, 1987,

p.43 dalam Linnenluecke, Griffiths (2010).

Menurut Babcicky (2013); Böhringer &

Jochem, (2007), Hák, Janousková, dan Parris

dan Kates, (2003) menyatakan bahwasanya

diperlukan indikator untuk melakukan penilaian

dan evaluasi kinerja dalam hubungannya dengan

sustainable development yang menunjukkan

kecenderungan adanya kemajuan atau

kemunduran dalam aspek-aspek sustainable

development seperti ekonomi, sosial dan

lingkungan, juga dapat menyediakan informasi

bagi para pengambil kebijakan untuk

menentukan strategi dan mengomunikasikan

hasilnya kepada para pemangku kepentingan.

Azapagic (2003) merumuskan konsep dari

Corporate Sustainability Management System

(CSMS) empat indikator yaitu ekonomi,

teknologi, sosial, dan lingkungan.

Efisiensi Sumber Daya (Resource Eficiency)

Resource Eficiency adalah suatu nilai

potensi yang dimiliki oleh suatu materi atau

unsur tertentu dalam kehidupan yang diolah

secara minimun untuk memperoleh hasil yang

optimum. Sumber daya tidak selalu bersifat

fisik, tetapi juga non-fisik (intangible).

Beberapa hal yang berkaitan dengan Resource

Eficiency adalah sebagai berikut :

1. Kekuatan keuangan (Financial strength).

2. Kemampuan produksi dan Fleksibilitas

(Producing capabilities and flexibility).

3. Kekuatan pemasaran (Marketing strength).

Rerangka Konseptual

Penelitian ini menggunakan tiga variabel,

yang diwakili oleh Pengaruh penerapan Green

Accounting dan Material Flow Cost Accounting,

sebagai variabel bebas (Indipendent), variabel

terikat (Dependent) dalam penelitian ini diwakili

oleh keberlanjutan perusahaan (Sustainable

Development). Sedangkan variabel pemoderasi

Page 5: PENGARUH PENERAPAN GREEN ACCOUNTING DAN MATERIAL …

ISSN : 2406-7415 e-ISSN : 2655-9919

JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS KRISNADWIPAYANA Vol. 6 No. 3 (September – Desember) 2019

DOI: http://dx.doi.org/10.35137/jabk.v6i3.327

18

dalam penelitian ini diwakili oleh efisiensi

sumberdaya (Resource Eficiency). Berdasarkan

hasil uraian di atas, maka kerangka konseptual

dapat disajikan sesuai dengan bagan yang

digambarkan sebagai berikut:

Pengembangan Hipotesis Penelitian ini meneliti mengenai pengaruh

penerapan Green Accounting, Material Flow

Cost Acconting terhadap Sustainable

Development dengan Resource Efficiency

sebagai variable pemoderasi. Dalam hal ini

peneliti meneliti beberapa perusahaan

manufaktur yang ada di Indonesia. Pada

penelitian sebelumnya Marota, Marimin dan

Sasongko (2015) yang meneliti tentang

perancanggan dan penerapan MFCA untuk

peningkatan keberlanjutan perusahaan. Dengan

tempat penelitian pada perusahaan minyak

kelapa sawit CPO. Hasilnya menunjukan

pengaruh yang signifikan antara penerapan

MFCA dan keberlanjutan perusahaan.

Berdasarkan penelitian sebelumnya peneliti

mencoba meneliti pengaruh Material Flow Cost

Acconting terhadap Suistainabale development.

Dengan demikian hipotesis yang pertama adalah

sebagai berikut :

H1= Terdapat pengaruh positif Material Flow

Cost Acconting MFCA terhadap Suistainabale

development (SDv)

Menurut Marota (2017) “Green concepts

dan Material Flow Cost Acconting MFCA

berpengaruh signifikan terhadap dimensi

keberlanjutan. Fokus green concepts adalah

kepada penerapan produksi yang ramah

lingkungan”. Dapat dikemukakan hipotesis

kedua adalah sebagai berikut :

H2 = Terpadat pengaruh positif Penerapan

Green Accounting terhadap Suistainabale

development (SDv)

Berkaitan dengan lingkungan Nakajima,

Kimura, dan Wangner (2014) mengemukakan

bahwa Pada saat memperkenalkan MFCA ke

rantai supply dengan tujuan membangun rantai

supply rendah karbon dan pentingnya

meningkatkan kesadaran isu-isu lingkungan

serta membantu kelancaran berbagi informasi

dengan pemasok, terutama dept pembelian maka

pada saat bersamaan kerangka kerja juga ikut

terbentuk dan efisiensi sumberdaya juga

terbentuk. Dapat dikemukakan hipotesis

keempat adalah sebagai berikut :

H3 = Resource Efficiency memperkuat

pengaruh Material Flow Cost Acconting

(MFCA) terhadap Suistainabale development

(SDv)

Mont (2002) Kecenderungan baru sistem

layanan produk yang berpotensi memperkecil

dampak lingkungan baik dari produksi maupun

konsumsi. Dalam hal ini temuan utamanya

adalah bahwa sistem layanan produk yang

sukses memerlukan infrastruktur masyarakat,

struktur manusia dan tata letak organisasi yang

berbeda agar berfungsi secara berkelanjutan.

Dapat dikemukakan hipotesis keempat adalah

sebagai berikut :

H4 = Resource Efficiency memperkuat

pengaruh penerapan Green Accounting

terhadap Suistainabale development (SDv)

Rerangka Konseptual

I G A

GPRD

GPRS

SDv

LGK

SOS

EKO

TEK

RE

MFCA

BP

APM

NP

LLCP

Page 6: PENGARUH PENERAPAN GREEN ACCOUNTING DAN MATERIAL …

ISSN : 2406-7415 e-ISSN : 2655-9919

JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS KRISNADWIPAYANA Vol. 6 No. 3 (September – Desember) 2019

DOI: http://dx.doi.org/10.35137/jabk.v6i3.327

19

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di perusahaan

manufaktur yang berada di Indonesia. Penelitian

ini untuk membuktikan dan mengkaji hipotesis

dari penelitian terdahulu apakah terdapat

pengaruh penerapan Implementasi Green

Accounting dan Material Flow Cost Accounting

terhadap dimensi Sustainable development

(keberlangsungan perusahaan), dengan variabel

moderating Resource Efficiency (efisiensi

sumberdaya). Penelitian ini dilakukan

menggunakan metode kuantitatif. Dimana

bentuk dari penelitian ini adalah analisa

diskriptif dan inferensial. Analisis inferensial

menggunakan purposive sampling dan analisis

kausalitas. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data primer, dengan

menggunakan metode analisis statistik dan

menggunakan bantuan software IBM SPSS

Statistics 21. Perusahaan yang akan di teliti

sebanyak tiga puluh tiga perusahaan manufaktur.

Data diperoleh dari menyebarkan kuesioner

kepada seratus delapan puluh perusahaan

manufaktur yang ada di Indonesia, dari seratus

tiga puluh tiga kuesioner hanya tiga puluh tiga

responden yang dikembalikan dan dapat diolah.

Pengukuran dari masing masing variabel

disajikan dalam tabel.

Tabel 1. Pengukuran variabel Variabel Dimensi Ukuran Skala Referen

si

Implement

asi Green

Accountin

g dan

Material

Flow Cost

Accountin

g (MFCA)

1. Biaya

Produksi

(BP),

2. Luas

Lahan

Cakupan

Produksi

(LLCP),

3. Nilai

Produksi

(NP),

4. Arus

Produksi

Material

(APM),

5. Green

Proces

(GPRS),

6. Green

Product

1. Unit

Monete

r

2. Luas

Unit

Area

3. Unit

Produk

si

4. Unit

Materi

al

5. Proses

Produk

si

6. Kualita

s

Produk

Interv

al

Marota

(2017)

(GPRD).

Suistainab

ale

Developm

ent (SDv)

1. Ekonom

i (EKO)

2. Teknolo

gi

(TEK)

3. Sosial

(SOS)

4. Lingkungan

(LGK).

1.

1. Penjual

an,

pemasu

kan

bersih,

dan

investa

si 2. Biaya

penyed

iaan,

penge

mbang

an dan

peneliti

an

3. Biaya

gaji,

tunjang

n dan

pensiu

n

4. Biaya

pemeli

haran

limbah,

K3 dan

biaya

perleng

kapan

lainnya

Interv

al

Azapagi

c (2003)

Resource

Efisiency

(RE)

Supplay

Chain

Management

Supplay

chain (low

carbon)

Interv

al

Nakaji

ma,

Kimura,

dan

Wangne

r (2014)

Sumber : Data diolah Penulis

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sample perusahaan diperoleh dari

menyebarkan kuesioner kepada seratus tiga

puluh tiga perusahaan manufaktur di Indonesia,

dari seratus tiga puluh tiga kuesioner yang

disebar hanya tiga puluh tiga responden yang

dapat diolah. Data termasuk data crossectional.

Sample yang diperoleh adalah tiga puluh tiga

perusahaan manufaktur, sehingga total terdapat

terdapat 528 observasi.

Tabel 2. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Page 7: PENGARUH PENERAPAN GREEN ACCOUNTING DAN MATERIAL …

ISSN : 2406-7415 e-ISSN : 2655-9919

JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS KRISNADWIPAYANA Vol. 6 No. 3 (September – Desember) 2019

DOI: http://dx.doi.org/10.35137/jabk.v6i3.327

20

Ite

m

N Mea

n

Maximu

m

Minimu

m

Standrt

. Dev

Material Flow Cost

Acconting

528 0,91 5 0 1,628

Penerapan Green

Accounting

528 0,75 5 0 1,532

Resource Efisiency 528 0,62 5 0 1,254

Suistainabale

Development

528 3,39 5 1 0,915

Material Flow Cost Accounting pada

hasil statistik diskriptif menunjukkan nilai

minimum nol, nilai maksimum sebesar 5, rata-

rata sebesar 0.91 dengan standard deviasi

sebesar 1.628. Hal ini berarti komponen

Material Flow Cost Accounting yang terdapat di

perusahaan manufaktur di Indonesia masih

relativ rendah. Nilai standard deviasi yang tidak

mendekati nol berarti data terdistribusi

heterogen. Penerapan Green Accounting pada

hasil deskriptif menunjukkan nilai minimum nol,

nilai maksimum sebesar 5, rata-rata sebesar 0.75

dengan standard deviasi sebesar 1.532. Hal ini

berarti komponen Penerapan green accounting

yang terdapat di perusahaan manufaktur di

Indonesia masih relativ rendah, nilai standard

deviasi yang tidak mendekati nol berarti data

terdistribusi heterogen. Resource Effisiency

memiliki nilai minimum sebesar nol, nilai

maksimum sebesar 5, rata-rata sebesar 0.62

dengan standard deviasi sebesar 1.254. Hal ini

berarti komponen Resource Effisiency yang

terdapat di perusahaan manufaktur di Indonesia

masih relativ rendah. nilai standard deviasi yang

tidak mendekati nol berarti data terdistribusi

heterogen. Data Suistainabale Development

memiliki nilai minimum sebesar 1, maksimum

sebesar 5, rata-rata sebsar 3.39 dengan standard

deviasi 0.915. Data Suistainabale Development

cenderung memiliki standard deviasi yang tidak

terlalu tinggi. Karena nilai standard deviasi

berada di bawah nilai rata-rata.

Tabel 3. Hasil Uji Validitas Correlations

MFCA

GA RE SDV MRE

MFCA

Pearson Correlation

1 ,557*

* ,831*

* ,079 ,847*

*

Sig. (2-tailed)

,000 ,000 ,070 ,000

N 528 528 528 528 528

GA

Pearson Correlation

,557** 1 ,473*

* ,200*

* ,490*

*

Sig. (2-tailed)

,000 ,000 ,000 ,000

N 528 528 528 528 528

RE

Pearson Correlation

,831** ,473*

* 1 ,080 ,973*

*

Sig. (2-tailed)

,000 ,000 ,067 ,000

N 528 528 528 528 528

SDV

Pearson Correlation

,079 ,200*

* ,080 1 ,091*

Sig. (2-tailed)

,070 ,000 ,067 ,037

N 528 528 528 528 528

MRE

Pearson Correlation

,847** ,490*

* ,973*

* ,091* 1

Sig. (2-tailed)

,000 ,000 ,000 ,037

N 528 528 528 528 528

GRE

Pearson Correlation

,627** ,681*

* ,744*

* ,086* ,771*

*

Sig. (2-tailed)

,000 ,000 ,000 ,048 ,000

N 528 528 528 528 528

Total_Score

Pearson Correlation

,852** ,694*

* ,926*

* ,187*

* ,948*

*

Sig. (2-tailed)

,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 528 528 528 528 528

Berdasar tabel output diatas didapat nilai

p-value variabel Material Flow Cost Accounting

(MFCA) sebesar 0.000 < 0.05, p-value variabel

Penerapan Green Accounting (GA) sebesar

0.000 < 0.05, p-value variabel Resource

Eficiency (RE) sebesar 0.000 < 0.05, dan p-value

variabel Sustainable Development (SDV)

sebesar 0.000 < 0.05. P-value yang lebih kecil

dari nilai α (0.05) menandakan tolak H0, yang

Page 8: PENGARUH PENERAPAN GREEN ACCOUNTING DAN MATERIAL …

ISSN : 2406-7415 e-ISSN : 2655-9919

JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS KRISNADWIPAYANA Vol. 6 No. 3 (September – Desember) 2019

DOI: http://dx.doi.org/10.35137/jabk.v6i3.327

21

berarti item pertanyaan ke-i berkorelasi dengan

skor total atau pertanyaan tersebut valid.

Nilai realibilitas dilihat dari nilai alfa. Jika

alpha > 0.90 maka reliabilitas sempurna. Jika

alpha antara 0.70 – 0.90 maka reliabilitas tinggi.

Jika alpha 0.50 – 0.70 maka reliabilitas moderat.

Jika alpha < 0.50 maka reliabilitas rendah. Jika

alpha rendah, kemungkinan satu atau beberapa

item tidak reliabel. Reability Statistics

menunjukan bahwa nilai Cronbach’s alfa

sebesar 0.841. > 0.7. Dapat disimpulkan bahwa

kuisioner tersebut reliabilitas tinggi.

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Item

Item

Skewness Kurtosis

Material Flow Cost Accounting 1,329 -0,015

Green Accounting

1,703 1,242

Resource Efisiency 2,042 3,037

Suistainabale Development -0,507 -0,051

Multivariate 4,56 4,21

Uji normalitas bertujuan untuk mengkaji

variabel dependen dan variabel independen

mempunyai distribusi normal atau tidak dalam

suatu model regresi. Model regresi yang baik

memiliki data normal atau mendekati normal.

Data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai

C.R. skewness maupun kurtosis lebih kecil dari

nilai kritis tabel ± 1,96 dengan tingkat

signifikansi 0,05 (p-value 5%). Pengujian

normalitas data diperoleh nilai 4.21 (lebih besar

dibandingkan dengan nilai krisis tabel) yakni

1.96. Sehingga, asumsi normalitas tidak

terpenuhi (4.21 > 1.96).

Gambar 1. Uji Heterokedasitas

Berdasarkan plot di atas, tidak terdapat

pola tertentu, dan plot titik-titik tidak berkumpul

di satu tempat. Sehingga dapat asumsi tidak

adanya heterokedastisitas terpenuhi.

Tabel 5. Hasil Uji Linieritas ANOVAa

Model Sum of Square

s

df Mean Squar

e

F Sig.

1

Regression

24,327 5 4,865 6,086

,000b

Residual 417,302 52

2 ,799

Total 441,629 52

7

a. Dependent Variable: SDV b. Predictors: (Constant), GRE, MFCA, GA, RE, MRE

Berdasarkan nilai Signifikansi di atas,

diperoleh nilai Sig 0.000 < 0.05. Sehingga dapat

asumsi linearitas terpenuhi.

Tabel 6. Hasil Uji Multikolinieritas Item VIF

Material Flow Cost Accounting 4,303

Green Accounting

2,262

Resource Efisiency 18,945

Nilai VIF yang lebih dari 10 menandakan

adanya mulikoleniaritas (adanya hubungan

antara variabel dependent). Nilai VIF untuk

Penerapan Green Accounting 2.262 < 10 dan

Material Flow Cost Accounting (MFCA)sbesar

4.303 < 10 moderating Resource Efficiency

(efisiensi sumberdaya) sebesar 18.945 > 10.

Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar data

tidak terdapat multikoleniaritas.

Tabel 7. Hasil Uji Determinasi Model Summaryb

Model

R R Squa

Adjusted R

Std. Error

Change Statistics

Page 9: PENGARUH PENERAPAN GREEN ACCOUNTING DAN MATERIAL …

ISSN : 2406-7415 e-ISSN : 2655-9919

JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS KRISNADWIPAYANA Vol. 6 No. 3 (September – Desember) 2019

DOI: http://dx.doi.org/10.35137/jabk.v6i3.327

22

re Square

of the Estimate

R Square Change

F Change

1 ,235a

,055 ,046 ,894 ,055 6,086

Dari output SPSS model summary diatas

dapat dilihat bahwa nilai R2 atau yang biasa kita

sebut koefisien determinasi sebesar 0.046 atau

sebesar 4.6%. hal ini berarti 4.6 % variabel

Sustainable Development (SDV) dipengaruhi

oleh variabel Penerapan Green Accounting

(GA), Material Flow Cost Accounting (MFCA),

Resource Eficiency (RE), moderasi MFCA dan

RE, dan moderasi GA dan RE sedangkan

sisanya 95.4% dijelaskan oleh variabel lain yang

tidak dimasukkan ke dalam model.

Tabel 8. Hasil Uji Statistik F Model Summaryb

Model Change Statistics

Durbin-Watson

df1 df2 Sig. F Change

1 5a 522 ,000 2,036

a. Predictors: (Constant), GRE, MFCA, GA, RE, MRE b. Dependent Variable: SDV

Dari uji F diatas memperlihatkan

informasi mengenai pengaruh variabel

Penerapan Green Accounting (GA), Material

Flow Cost Accounting (MFCA) dan Resource

Eficiency (RE) sebagai variabel moderating

terhadap variabel Sustainable Development

(SDV) secara simultan atau bersama-sama.

Tabel di atas memiliki nilai signifikasnsi sebesar

0.00 < α =0.05 sehingga Tolak H0. Maka dapat

disimpulkan, secara simultan Green Accounting

(GA), Material Flow Cost Accounting (MFCA)

dan Resource Eficiency (RE), moderasi MFCA

dan RE, moderasi GA dan RE dan Total Score

berpengaruh terhadap Sustainable Development

(SDV).

Tabel 9. Hasil Uji Statistik t

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error

Beta

1

(Constant)

3,301

,046 71,590

,000

MFCA -

,094 ,050 -,167 -

1,891 ,05

9

GA ,190 ,038 ,319 4,979 ,00

0

RE -

,102 ,135 -,140 -,756 ,45

0

MRE ,072 ,039 ,374 1,815 ,07

0

GRE -

,049 ,019 -,211 -

2,519 ,01

2

Berdasarkan hasil output di atas, dapat

dilihat dari kolom Sig (Signifikansi) bahwa ada

sebagian variabel independent (MFCA, GA, RE,

M_RE dan G_RE) yang tidak berpengaruh

secara parsial terhadap variabel dependen

(SDV). Dimana nilai signifikansi Material Flow

Cost Accounting (MFCA) sebesar 0.059 > 0.05,

Penerapan Green Accounting sebesar 0.000 <

0.05, Resource Eficiency sebesar 0.450 > 0.05,

moderasi MFCA dan RE sebesar 0.070 > 0.05

dan moderasi GA dan RE sebesar 0.012 < 0.05.

Tabel 10. Hasil Uji Hipotesis MODEL Hipotesa Beta P-value SDv = β0 + β1BP+β2 LLCP +

β3 NP + β4 APM + ε

H1 Ditolak

-0.094

0.059

SDv = β0 +β5 GPS + β6 GPR +

ε

H2 Diterima

0.190 0.000

SDv = β0 + β1BP+β2 LLCP+β3 NP+β4 APM +

β7(BP.RE+NP.RE+APM.RE) + ε

H3 Ditolak

0.072 0.070

SDv = β0 + β5 GPS+ β6 GPR +

β7(GPS.RE+GPR.RE) + ε

H4 Diterima

-0.049

0.012

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis,

didapat nilai signifikansi P-value variabel

Material Flow Cost Accounting sebesar 0.059 >

0.05, sehingga hipotesis H1 ditolak. Dari hasil

persamaan kedua, didapat nilai signifikasnsi P-

value sebsar 0.000 < 0.05. Sehingga hipotesis H2

Page 10: PENGARUH PENERAPAN GREEN ACCOUNTING DAN MATERIAL …

ISSN : 2406-7415 e-ISSN : 2655-9919

JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS KRISNADWIPAYANA Vol. 6 No. 3 (September – Desember) 2019

DOI: http://dx.doi.org/10.35137/jabk.v6i3.327

23

diterima, variabel Green Accounting memberi

pengaruh positif terhadap Suistainabale

development dengan nilai koefisien sebesar

0.190. Setiap kenaikan Green Accounting

sebesar satu satuan, maka Suistainabale

development akan naik sebesar 0.190 satuan

dengan asumsi variabel lain tetap. Berdasarkan

persamaan ketiga, didapatkan nilai signifikasni

P-value sebesar 0.070 > 0.05, sehingga hipotesis

H3 ditolak. Berdasarkan persamaan keempat,

didapatkan nilai signifikasni P-value sebesar

0.012 < 0.05. Sehingga hipotesis H4 diterima,

variabel Resource Efficiency memperkuat

Penerapan Green Accounting terhadap

Suistainabale development secara positif dengan

nilai koefisien sebesar -0.049. Sehingga

persamaan model dalam penelitian ini adalah:

SVD = 3.301 – 0.094 MFCA + 0.190 GA –

0.102 RE + 0.072 M_RE – 0.049 G_RE

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan yang

telah diuraikan, penulis menarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut, tidak terdapat

pengaruh positif Material Flow Cost Acconting

MFCA terhadap Suistainabale development

(SDv).Terpadat pengaruh positif Implementasi

Green Accounting terhadap Suistainabale

development (SDv) dengan nilai p-value

sebesar 0.000 < 0.05 dan nilai koefisien sebesar

0.190. Resource Efficiency tidak memperkuat

Material Flow Cost Acconting (MFCA) terhadap

Suistainabale development (SDv). Resource

Efficiency memperkuat penerapan Green

Accounting terhadap Suistainabale development

secara positif dengan nilai koefisien sebesar -

0.049.

Saran

Sebaiknya penelitian selanjutnya

menggunakan sampel lebih dari satu tahun,

serta menggunakan lebih dari satu moderasi,

yang sebenarnya terdapat banyak variabel

yang memoderasi hubungan antara Material

Flow Cost Acconting terhadap Sustainabale

development.

DAFTAR PUSTAKA

Aniela, Yoshi. 2012. Peran Akuntansi

Lingkungan Dalam Meningkatkan Kinerja

Lingkungan Dan Kinerja Keuangan

Perusahaan. Berkala Ilmiah Mahasiswa

Akuntansi – Vol 1, No. 1, Januari 2012

Ayes Daniel, 2009, Environmental and Material

Flow Cost Accounting, Issues in Social and

Environmental Accounting 3 (1) 95-97

Azapagic A. 2003. Systems approach to

corporate sustainability: a general

management framework. Trans IChemE

Journal 81 (B): 303–316.

Babcicky, P. (2013). Rethinking The Foundation

of Sustainability: The Limitation of The

Environmental Sustainability Index (ESI).

Social Indicators Research, 113, 133– 157

Bernd Wagner, 2015, A report on the origins of

MFCA research activities Journal of Cleaner

Production.

Bierer Annett, Götze Uwe, 2012 Energy Cost

Accounting: Conventional and Flow-oriented

Approaches, Journal of Competitiveness,

4(2), 128-144.

Böhringer, C., & Jochem, P. E. (2007).

Measuring the Immeasurable - A Survey of

Sustainability Indices (No. 06– 073).

Chompoonoot Kasemset, Jintana

Chernsupornchai, Wannisa Pala-ud (2014),

Application of MFCA In Waste Reduction:

Case Study On a Small Textile Factory In

Thailand, Journal of Cleaner Production,

http://dx.doi.org/10.1016/j.jclepro.2014.09.07

1

Christ KL, Burritt RL, 2014 Material Flow Cost

Accounting: A Review and Agenda for

Future Research, Journal of Cleaner

Production.

Fakoya MB. 2014. An adjusted material flow

cost accounting framework for process

waste-reduction decisions in the South

African brewery industry [Disertasi].

Pretoria: University of South Africa

Fasua, Kayode Olushola. 2011. Environmental

Accounting: Concept and Principles.

Certified National Accountant Volume 19

Number 2 April - June, 2011

Page 11: PENGARUH PENERAPAN GREEN ACCOUNTING DAN MATERIAL …

ISSN : 2406-7415 e-ISSN : 2655-9919

JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS KRISNADWIPAYANA Vol. 6 No. 3 (September – Desember) 2019

DOI: http://dx.doi.org/10.35137/jabk.v6i3.327

24

Hyrslova J, Vagner M, Palasek J. 2011. Material

flow cost accounting (MFCA) – tool for the

opti¬mization of corporate production

processes. Business, Management and

Education Journal 9(1): 5–18.

https://doi.org/10.3846/bme.2011.01.

Hák, T., Janousková, S., & Moldan, B. (2016).

Sustainable Development Goals : A need for

relevant indicators. Ecological Indicators, 60,

565–573.

Katherine Leanne Christ Roger Burritt , (2017),"

Material flow cost accounting for food waste

in the restaurant industry ", British Food

Journal, 119 (3)

http://dx.doi.org/10.1108/BFJ-07-2016-0318

Kokubu K, Kitada H. 2009. Conflicts and

Solutions Between Material Flow Cost

Accounting and Conventional Management

Thinking. Paper on 6th Asia-Pacific

Interdisciplinary Perspectives on Accounting

Research (APIRA) Conference at University

of Sydney on 12-13 July 2010.

Linnenluecke, M. K., & Griffiths, A. (2010).

Corporate sustainability and organizational

culture. Journal of world business, 45(4),

357-366

Lynch KD. 2011. Measuring corporate

sustainability performance: influences and

issues to consider in metric conceptualization

[disertasi]. Benedictine University.

M. Fischer-Kowalski, F. Krausmann, S. Giljum,

S. Lutter, A. Mayer, S. Bringezu, Y.

Moriguchi, H. Sch¨utz, H. Schandl, and H.

Weisz. 2011 Methodology and Indicators of

Economy-wide Material Flow Accounting,

Journal of Industrial Ecology, 15 (6), 855-

876

Marota R, Marimin, Sasongko H. 2015.

Perancangan dan Penerapan MFCA untuk

Peningkatan Keberlanjutan Perusahaan PT

XYZ. Jurnal Manajemen dan Agribisnis

12(2): 92–105.

Marota Rochman. 2017. Green Concepts and

Material Flow Cost Accounting Application

For Company Sustainability. Indonesian

Journal of Business and Entrepreneurship, 3

(1), 43-51.

Ministry of Economy, Trade and Industry of

Japan (METI). Environmental Management

Accounting: MFCA Case Examples; METI:

Tokyo, Japan, 2010.

Mishelle Doorasmy, 2014, The Effectiveness Of

Material Flow Cost Accounting (MFCA) In

Identifying Non-Product Output Costs And

Its Impact On Environmental Performance In

Paper Manufacturing Companies: A Case

Study In Kwa-Zulu Natal

Nakajima M, Kimura A, Wagner B, 2014,

Introduction of MFCA to the Supply Chain:A

Questionnaire Study on the Challenges of

Constructing a Low-Carbon Supply Chain to

Promote Resource Efficiency, Journal of

Cleaner Production.

Nakajima, M.; Kimura, A. Promotion of

innovative improvement integrated MFCA

with budgeting (in Japanese). J. Cost

Account. Res. 2012, 36, 15–24.

Omolola A. Tajelawi, Hari L. Garbharran, 2015

MFCA: An Environmental Management

Accounting Technique for Optimal Resource

Efficiency inProduction Processes,

International Scholarly and Scientific

Research & Innovation 9(11), 3699-3704.

Parris, T. M., & Kates, R. W. (2003).

Characterizing and Measuring Sustainable

Development.

https://doi.org/10.1146/annurev.e

nergy.28.050302.10551

Rieckhof R, Bergmann A, Guenther E, 2014,

Interrelating Material Flow Cost Accounting

with Management Control Systems to

Introduce Resource Efficiency into Strategy,

Journal of Cleaner Production

Rungchat Chompu-inwai, Benyaporn Jaimjit,

Papawarin Premsuriyanunt, 2014, A

Combination of Material Flow Cost

Accounting and Design of Experiments

Techniques in an SME: The Case of a Wood

Products Manufacturing Company in

Northern Thailand, Journal of Cleaner

Production

Page 12: PENGARUH PENERAPAN GREEN ACCOUNTING DAN MATERIAL …

ISSN : 2406-7415 e-ISSN : 2655-9919

JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS KRISNADWIPAYANA Vol. 6 No. 3 (September – Desember) 2019

DOI: http://dx.doi.org/10.35137/jabk.v6i3.327

25

Schaltegger S, Zvezdov D, 2014, Expanding

material flow cost accounting. Framework,

review and potentials, Journal of Cleaner

Production.

Schmidt A, Hache B, Herold F, Götze U. 2013.

Material flow cost accounting with

umberto®. Paper on Workshop of the cross-

sectional group 1 “Energy related technologic

and economic evaluation” of the Cluster of

Excellence eniprod, Wissenschaftliche

Scripten, Auerbach, Germany.

Schmidt, A., et al., 2014, Extending the scope of

Material Flow Cost Accounting e methodical

refinements and use case, Journal of Cleaner

Production,

http://dx.doi.org/10.1016/j.jclepro.2014.10.03

9

Schmidt, M., 2014 The interpretation and

extension of Material Flow Cost Accounting

(MFCA) in the context of environmental

material flow analysis, Journal of Cleaner

Production,

http://dx.doi.org/10.1016/j.jclepro.2014.11.03

8

Schmidt M, Nakajima M. 2013. Material flow

cost accounting as an approach to improve

resource efficiency in manufacturing

companies. International Journal 2(2): 358–

369.

https://doi.org/10.3390/resources2030358.

Schmidt, M. Material Flow Cost Accounting in

der produzierenden Industrie. In Industrial

Ecology Management; Von Hauff, M.,

Isenmann, R., Müller-Christ, G., Eds.;

Springer Gabler: Wiesbaden, Germany, 2012;

pp. 24

Shen-Ho Chang, 2015, Material Flow Cost

Accounting System for Decision Making:

The Case of Taiwan SME in the Metal

Processing Industry, Asian Journal of

Finance & Accounting , 7 (1), 117-134

Soemon Takakuwa, Run Zhao, Hikaru Ichimura

(2014), Analysis Of Manufacturing Systems

Using Simulations In Terms Of Material

Flow Cost Accounting, International Journal

of Computational Intelligence Systems,

7:sup2, 44-51,

http://dx.doi.org/10.1080/18756891.2014.947

112