Page 1
ISSN : 2406-7415 e-ISSN : 2655-9919
JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS KRISNADWIPAYANA Vol. 6 No. 3 (September – Desember) 2019
DOI: http://dx.doi.org/10.35137/jabk.v6i3.327
14
PENGARUH PENERAPAN GREEN ACCOUNTING DAN MATERIAL FLOW COST
ACCOUNTING TERHADAP SUSTAINABLE DEVELOPMENT DENGAN RESOURCE
EFFICIENCY SEBAGAI PEMODERASI
Mishelei Loen
Program Studi Akuntasi Fakultas Ekonomi
Universitas Krisnadwipayana
email:[email protected]
ABSTRACT: This study aims to determine whether there is a relationship and influence between the
application of Green Accounting, Material Flow Cost Accounting (MFCA) on Sustainable Development
with Resource Efficiency as moderating. The sample used consisted of thirty-three manufacturing
companies. The method used in this study uses quantitative methods. Where the form of this research is
descriptive and inferential analysis. Inferential analysis uses purposive sampling and causality analysis.
The data used in this study are primary data, using statistical analysis methods and using IBM SPSS
Statistics 21 software assistance. The results of the study indicate that the Application of Material Flow
Cost Accounting has no positive effect on Sustainable Development. Positive results on the adoption of
Green Accounting for Sustainable Development. Resource Efficiency does not oppose Material Flow Cost
Accounting towards Sustainable Development. Resource Efficiency positively implements the application
of Green Accounting for Sustainable Development.
Keywords: Green Accounting, Material Flow Cost Accounting, Sustainable Development, and Resource
Efficiency
PENDAHULUAN
Respon bisnis pada Negara maju terhadap
isu lingkungan muncul melalui tiga tahap dan
yang kemudian menjadi gagasan pembangunan
berkelanjutan. Pada tahap pertama, fase reaktif,
yang berlangsung dari awal 1970 sampai
pertengahan 1980an, pendorong utama
peningkatan kinerja lingkungan adalah
peraturan, dan solusi akhir hampir merupakan
satu-satunya pilihan yang dipertimbangkan oleh
industri pada saat itu. Tahap kedua sekitar
pertengahan tahun 1980an sampai awal 1990an,
pada tahap ini kinerja lingkungan yang lebih
baik dapat memperbaiki bottom line dan
perlahan mengubah respons bisnis terhadap
masalah lingkungan dari reaktif menjadi lebih
proaktif. Tahap ketiga sampai saat ini, kinerja
lingkungan mulai diintegrasikan ke dalam
strategi dan pengembangan bisnis dan semakin
dikomunikasikan secara eksternal dalam bentuk
laporan lingkungan. Tersedianya sumberdaya
secara berkelanjutan untuk melaksaanakan
pembangunan merupakan hal yang dapat
menjamin terpeliharanya kegiatan membangun
(development) secara berkelanjutan. Menurut
Elewa (2007) konsep pengembangan
keberkelanjutan perusahaan terus tumbuh dalam
beberapa dekade terakhir dan telah menjadi
pusat perhatian untuk sektor dan dunia bisnis.
Azapagic (2003) merumuskan konsep dari
Corporate Sustainability Management System
(CSMS) empat indikator yaitu ekonomi,
teknologi, sosial, dan lingkungan.
Indikator ekonomi, teknologi, sosial, dan
lingkungan merupakan indikator yang penting
dalam suatu perusahaan. Perusahaan dituntut
untuk meningkatkan dan memperbaiki
kinerjanya dengan cara meningkatkan
produktivitasnya. Perusahaan dalam proses
produksinya harus mampu untuk
Page 2
ISSN : 2406-7415 e-ISSN : 2655-9919
JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS KRISNADWIPAYANA Vol. 6 No. 3 (September – Desember) 2019
DOI: http://dx.doi.org/10.35137/jabk.v6i3.327
15
mengembangkan konsep berkelanjutan dan
industri ramah lingkungan yang terintegrasi,
menyeluruh, dan efisien. Permasalahan yang
timbul dari suatu perusahan dalam hal
peningkatan produksinya, perusahaan banyak
mengalami permasalahan pada dimensi
keberlanjutan perusahaan yaitu ekonomi,
teknologi, sosial, dan lingkungan mulai dari
level efisiensi dan efektifitas biaya produksi juga
proses produksi limbah. Green Accounting
merupakan konsep dimana perusahaan dalam
proses produksinya mengutamakan efisiensi dan
efektifitas penggunaan sumber daya secara
berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan
pembangunan perusahaan dengan fungsi
lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat
bagi masyarakat.
Keselarasan pembangunan perusahaan
dengan fungsi lingkungan hidup memberikan
kontribusi bagi keberlanjutan perusahaan.
Material Flow Cost Accounting (MCFA) adalah
sarana efektif yang berfungsi membantu
organisasi-organisasi untuk lebih memahami
dampak potensial lingkungan dan ekonomi yang
digunakan pada material dan tenaga kerja.
Konsep dari perbaikan proses pabrik biasanya
berfokus pada pengurangan lead time, limbah
atau material yang tidak berguna, dan lain-lain
yang memacu meningkatnya produktivitas jalur
produksi. Tafsiran dari investasi moneter atau
biaya struktur biasanya tidak diikutsertakan,
yang menimbulkan kesulitan personil
manajemen untuk memahami hasil dari
perbaikan tersebut Kasemset et al., (2013).
Ronny (2014) menyatakan Material Flow Cost
Accounting adalah instrument yang menjanjikan
akan komunikasi dan identifikasi akan ketidak
efisienan dan konsekuensi keuangan mereka dan
sehingga kemajuan efisiensi sumber daya
tercapai. Namun itu juga merupakan instrumen
yang masih baru dan memiliki potensial untuk
di kembangkan dikemudian hari. MFCA
berkontribusi dalam pencapaian objektif ekologi,
berhubungan karena pada kerugian dan laporan
terpisah akan biaya mereka, MFCA
mengarahkan perhatian manajer dan insinyur
untuk mengkorespondensikan antara ketidak
efisienan dengan relefansi ekonomi akan
kerugian.
Penelitian Material Flow Cost Accounting
sebelumnya dilakukan oleh Marota (2017) yang
melakukan penelitian di perusahaan yang
memproduksi peralatan medis dan perabotannya
dan memiliki pabrik. Dari hasil penelitian
menunjukan bahwa Green Concept dan Material
Flow Cost Accounting (MFCA) berpengaruh
signifikan terhadap dimensi keberlanjutan.
Dalam hal ini fokus green concept adalah
kepada penerapan produksi yang ramah
lingkungan. Pernyataan ini didukung oleh
penelitian Jaroslava, Miroslova, dan Palasek
(2011), Mario Schmidt, and Michiyasu
Nakajima (2013), Katherine et. al (2013)
Nakajima, Kimura, dan Wangner (2014), Shen-
Ho Chang (2015) yang menyatakan bahwa
Material Flow Cost Accounting berkaitan
dengan produk dan kerugian material dan
berguna untuk meningkatkan pendekatan
akuntansi saat ini dalam dua tingkatan yaitu
tingkat ekonomi dan lingkungan. Tajelawi, dan
Garbharran (2015) menyatakan bahwa Material
Flow Cost Accounting terbukti menyediakan
informasi limbah terbaik untuk memungkinkan
manajer perusahaan membuat keputusan
manajemen limbah yang terinformasi, sehingga
keberlanjutan perusahan tercapai. Berbeda
dengan pernyataan Mishelle Doorasmy (2014)
Material Flow Cost Accounting melalui proses
produksi saat ini tidak efisien dan memiliki
dampak negatif pada performance ekonomi dan
lingkungan perusahaan. Serta penelitian Fakoya
(2014) yang menyatakan terdapat kekurangan
umum dari kerangka spesifik akuntansi limbah
seperti Material Flow Cost Accounting untuk
menangkap informasi sisa limbah penyulingan
dalam industri penyulingan afrika selatan.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian
terdahulu, penelitian ini menggunakan resource
eficiency sebagai variabel pemoderasi. Penelitian
ini meneliti penerapan pengaruh Green
Accounting dan Material Flow Cost Accounting
kepada Perusahaan, menganalisa pengaruh
mereka di dalam dimensi sustainable
development yang dimoderasi oleh resource
Page 3
ISSN : 2406-7415 e-ISSN : 2655-9919
JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS KRISNADWIPAYANA Vol. 6 No. 3 (September – Desember) 2019
DOI: http://dx.doi.org/10.35137/jabk.v6i3.327
16
eficiency, dan memformulasikan saran untuk
perkembangan perusahaan dalam
mengembangkan keberlanjutannya, sedangkan
pada rujukan utama penelitian Marota (2017)
tidak menggunakan resource eficiency sebagai
variabel pemoderasi. Penelitian ini diharapkan
dapat berguna untuk perusahaan dalam hal
meningkatkan keberlanjutan perusahaan selama
proses produksi dengan penerapan Green
Accounting dan Material Flow Cost Accounting
sebagai alat acuan dalam pengembangan
penenelitian, dengan resource efficiency sebagai
variabel yang memperkuat atau memperlemah
hubungan keduanya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pentingnya Pengaruh penerepan
Green Accounting, Material Flow Cost
Accounting dan resource eficiency
mempengaruhi keberlanjutan perusahaan
manufaktur, menganalisa penerapan pengaruh
mereka didalam dimensi keberlanjutan
perusahaan, dan memformulasikan saran untuk
perkembangan performa perusahaan dalam
mengembangkan keberlanjutannya. Penelitian
ini diharapkan dapat berguna untuk perusahaan
manufaktur secara umum dalam meningkatkan
keberlanjutan perusahaan, terutama dalam
pengurangan limbah dan penggunaan bahan
baku dan energi yang tidak efisien dengan
penerapan Green Accounting dan Material Flow
Cost Accounting menjadi acuan dalam
pengembangan penelitian perkiraan pengelolaan
lingkungan. Ruang lingkup dari penelitian ini
termasuk proses produksi, rincian dari biaya
produksi, dan produksi aliran bahan baku juga
variabel yang akan diamati dan dianalisis untuk
meningkatkan keberlanjutan perusahaan dari
segi ekonomi, sosial, lingkungan, dan teknologi.
Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Apakah Material Flow Cost Accounting
berpengaruh Sustainable Development?
2. Apakah penerapan Green Accounting
berpengaruh terhadap Sustainable
Development?
3. Apakah Resoure Efficiency memoderasi
Material Flow Cost Accounting terhadap
Sustainabale Development?
4. Apakah Resoure Efficiency memoderasi
Green Accounting terhadap Sustainabale
Development?
Tinjauan Pustaka
Green Accounting
Bell dan Lehman (1999) mendefinisikan
akuntansi lingkungan sebagai :
“Green accounting is one of the contemporary
concepts in accounting that support the green
movement in the company or organization by
recognizing, quantifying, measuring and
disclosing the contribution of the environment
to the business process”.
Sesuai dengan definisi green accounting di
atas maka bisa dijelaskan bahwa green
accounting merupakan akuntansi yang di
dalamnya mengidentifikasi, mengukur, menilai,
dan mengungkapkan biaya-biaya terkait dengan
aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan
lingkungan Aniela (2012). Fungsi akuntansi
lingkungan dibagi menjadi fungsi internal dan
eksternal Fasua (2011: 1)
1. Fungsi internal
Sebagai salah satu langkah dari sistem
informasi lingkungan organisasi, fungsi
internal memungkinkan untuk mengelola
dan menganalisis biaya pelestarian
lingkungan yang dibandingkan dengan
manfaat yang diperoleh, serta
mempertimbangkan pelestarian lingkungan
yang efektif dan efisien melalui
pengambilan keputusan yang tepat. Hal ini
sangat diperlukan keberadaan fungsi
akuntansi lingkungan sebagai alat
manajemen bisnis untuk digunakan oleh
para manajer dan unit bisnis terkait.
2. Fungsi eksternal
Dengan mengungkapkan hasil pengukuran
kegiatan pelestarian lingkungan, fungsi
eksternal memungkinkan perusahaan untuk
mempengaruhi pengambilan keputusan
stakeholder. Diharapkan bahwa publikasi
hasil akuntansi lingkungan akan berfungsi
baik sebagai alat bagi organisasi untuk
Page 4
ISSN : 2406-7415 e-ISSN : 2655-9919
JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS KRISNADWIPAYANA Vol. 6 No. 3 (September – Desember) 2019
DOI: http://dx.doi.org/10.35137/jabk.v6i3.327
17
memenuhi tanggung jawab mereka atas
akuntabilitas kepada stakeholder dan secara
bersamaan, sebagai sarana untuk evaluasi
yang tepat dari kegiatan pelestarian
lingkungan
Material Flow Cost Accounting (MFCA)
Material Flow Cost Accounting
merupakan adopsi dari Flow Cost Accounting
(FCA) yang berasal dari Augsburg di Jerman, di
mana metode ini dikembangkan oleh Bernd
Wagner dan rekan-rekannya di Institut fur
Manajemen und Umwelt (IMU), yang kemudian
dipromosikan dan diadopsi oleh Jepang.
Menurut (Kokubu, Campos, Furukawa dan
Tachikawa 2009 : 15-16; Christ dan Burritt
2014: 3; Schaltegger dan Zvezdov 2014: 2).
Material Flow Cost Accounting telah
dipromosikan dan diadopsi di Jepang sejak
tahun 2000 setelah Menteri Ekonomi Jepang,
Perdagangan dan Industri (METI) menemukan
potensi penggunaan optimal metode ini di
bidang manufaktur. Keuntungan dari
penggunaan model MFCA dapat meningkatkan
laba dan produktivitas (internal) serta
mengurangi dampak negatif ke lingkungan
(eksternal) yang selanjutnya berkontribusi dalam
pengembangan keberkelanjutan perusahaan
(corporate sustainable development).
Menurut Hyršlová, Palásek dan Vagner
(2011: 6), konsep utama MFCA adalah setiap
dan semua input (material, energi, air dan input
lainnya) dan output (limbah, air limbah, emisi)
ditentukan dalam sebuah pusat kuantitas, dan
perhitungan dilakukan dalam hal materi, energi,
dan biaya sistem yang dikeluarkan untuk produk
serta kerugian material. Material Flow Cost
Accounting memberikan pemahaman yang lebih
baik dari biaya pendorong akan material dan
penggunaan energi serta menyediakan informasi
baru dan tepat biaya yang terkait dengan
ketidakefisiensian dan biaya perbedaan produk
tertentu Viere, Stok dan Genest (2013: 452).
Sustainability Development
Konsep sustainability mulai dikenalkan
secara global oleh sebuah entitas yang bernama
Brutland Commision pada kegiatan pelaporan
Our Common Future yang diselenggarakan oleh
World Commission on Environment and
Development (WCED, 1987). WCED
menghubungkan sustainability dengan integritas
lingkungan dan sosial dengan membuat sebuah
istilah bernama sustainable development yang
didefinisikan sebagai pembangunan yang
memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengurangi
kebutuhan generasi mendatang WCED, 1987,
p.43 dalam Linnenluecke, Griffiths (2010).
Menurut Babcicky (2013); Böhringer &
Jochem, (2007), Hák, Janousková, dan Parris
dan Kates, (2003) menyatakan bahwasanya
diperlukan indikator untuk melakukan penilaian
dan evaluasi kinerja dalam hubungannya dengan
sustainable development yang menunjukkan
kecenderungan adanya kemajuan atau
kemunduran dalam aspek-aspek sustainable
development seperti ekonomi, sosial dan
lingkungan, juga dapat menyediakan informasi
bagi para pengambil kebijakan untuk
menentukan strategi dan mengomunikasikan
hasilnya kepada para pemangku kepentingan.
Azapagic (2003) merumuskan konsep dari
Corporate Sustainability Management System
(CSMS) empat indikator yaitu ekonomi,
teknologi, sosial, dan lingkungan.
Efisiensi Sumber Daya (Resource Eficiency)
Resource Eficiency adalah suatu nilai
potensi yang dimiliki oleh suatu materi atau
unsur tertentu dalam kehidupan yang diolah
secara minimun untuk memperoleh hasil yang
optimum. Sumber daya tidak selalu bersifat
fisik, tetapi juga non-fisik (intangible).
Beberapa hal yang berkaitan dengan Resource
Eficiency adalah sebagai berikut :
1. Kekuatan keuangan (Financial strength).
2. Kemampuan produksi dan Fleksibilitas
(Producing capabilities and flexibility).
3. Kekuatan pemasaran (Marketing strength).
Rerangka Konseptual
Penelitian ini menggunakan tiga variabel,
yang diwakili oleh Pengaruh penerapan Green
Accounting dan Material Flow Cost Accounting,
sebagai variabel bebas (Indipendent), variabel
terikat (Dependent) dalam penelitian ini diwakili
oleh keberlanjutan perusahaan (Sustainable
Development). Sedangkan variabel pemoderasi
Page 5
ISSN : 2406-7415 e-ISSN : 2655-9919
JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS KRISNADWIPAYANA Vol. 6 No. 3 (September – Desember) 2019
DOI: http://dx.doi.org/10.35137/jabk.v6i3.327
18
dalam penelitian ini diwakili oleh efisiensi
sumberdaya (Resource Eficiency). Berdasarkan
hasil uraian di atas, maka kerangka konseptual
dapat disajikan sesuai dengan bagan yang
digambarkan sebagai berikut:
Pengembangan Hipotesis Penelitian ini meneliti mengenai pengaruh
penerapan Green Accounting, Material Flow
Cost Acconting terhadap Sustainable
Development dengan Resource Efficiency
sebagai variable pemoderasi. Dalam hal ini
peneliti meneliti beberapa perusahaan
manufaktur yang ada di Indonesia. Pada
penelitian sebelumnya Marota, Marimin dan
Sasongko (2015) yang meneliti tentang
perancanggan dan penerapan MFCA untuk
peningkatan keberlanjutan perusahaan. Dengan
tempat penelitian pada perusahaan minyak
kelapa sawit CPO. Hasilnya menunjukan
pengaruh yang signifikan antara penerapan
MFCA dan keberlanjutan perusahaan.
Berdasarkan penelitian sebelumnya peneliti
mencoba meneliti pengaruh Material Flow Cost
Acconting terhadap Suistainabale development.
Dengan demikian hipotesis yang pertama adalah
sebagai berikut :
H1= Terdapat pengaruh positif Material Flow
Cost Acconting MFCA terhadap Suistainabale
development (SDv)
Menurut Marota (2017) “Green concepts
dan Material Flow Cost Acconting MFCA
berpengaruh signifikan terhadap dimensi
keberlanjutan. Fokus green concepts adalah
kepada penerapan produksi yang ramah
lingkungan”. Dapat dikemukakan hipotesis
kedua adalah sebagai berikut :
H2 = Terpadat pengaruh positif Penerapan
Green Accounting terhadap Suistainabale
development (SDv)
Berkaitan dengan lingkungan Nakajima,
Kimura, dan Wangner (2014) mengemukakan
bahwa Pada saat memperkenalkan MFCA ke
rantai supply dengan tujuan membangun rantai
supply rendah karbon dan pentingnya
meningkatkan kesadaran isu-isu lingkungan
serta membantu kelancaran berbagi informasi
dengan pemasok, terutama dept pembelian maka
pada saat bersamaan kerangka kerja juga ikut
terbentuk dan efisiensi sumberdaya juga
terbentuk. Dapat dikemukakan hipotesis
keempat adalah sebagai berikut :
H3 = Resource Efficiency memperkuat
pengaruh Material Flow Cost Acconting
(MFCA) terhadap Suistainabale development
(SDv)
Mont (2002) Kecenderungan baru sistem
layanan produk yang berpotensi memperkecil
dampak lingkungan baik dari produksi maupun
konsumsi. Dalam hal ini temuan utamanya
adalah bahwa sistem layanan produk yang
sukses memerlukan infrastruktur masyarakat,
struktur manusia dan tata letak organisasi yang
berbeda agar berfungsi secara berkelanjutan.
Dapat dikemukakan hipotesis keempat adalah
sebagai berikut :
H4 = Resource Efficiency memperkuat
pengaruh penerapan Green Accounting
terhadap Suistainabale development (SDv)
Rerangka Konseptual
I G A
GPRD
GPRS
SDv
LGK
SOS
EKO
TEK
RE
MFCA
BP
APM
NP
LLCP
Page 6
ISSN : 2406-7415 e-ISSN : 2655-9919
JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS KRISNADWIPAYANA Vol. 6 No. 3 (September – Desember) 2019
DOI: http://dx.doi.org/10.35137/jabk.v6i3.327
19
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di perusahaan
manufaktur yang berada di Indonesia. Penelitian
ini untuk membuktikan dan mengkaji hipotesis
dari penelitian terdahulu apakah terdapat
pengaruh penerapan Implementasi Green
Accounting dan Material Flow Cost Accounting
terhadap dimensi Sustainable development
(keberlangsungan perusahaan), dengan variabel
moderating Resource Efficiency (efisiensi
sumberdaya). Penelitian ini dilakukan
menggunakan metode kuantitatif. Dimana
bentuk dari penelitian ini adalah analisa
diskriptif dan inferensial. Analisis inferensial
menggunakan purposive sampling dan analisis
kausalitas. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer, dengan
menggunakan metode analisis statistik dan
menggunakan bantuan software IBM SPSS
Statistics 21. Perusahaan yang akan di teliti
sebanyak tiga puluh tiga perusahaan manufaktur.
Data diperoleh dari menyebarkan kuesioner
kepada seratus delapan puluh perusahaan
manufaktur yang ada di Indonesia, dari seratus
tiga puluh tiga kuesioner hanya tiga puluh tiga
responden yang dikembalikan dan dapat diolah.
Pengukuran dari masing masing variabel
disajikan dalam tabel.
Tabel 1. Pengukuran variabel Variabel Dimensi Ukuran Skala Referen
si
Implement
asi Green
Accountin
g dan
Material
Flow Cost
Accountin
g (MFCA)
1. Biaya
Produksi
(BP),
2. Luas
Lahan
Cakupan
Produksi
(LLCP),
3. Nilai
Produksi
(NP),
4. Arus
Produksi
Material
(APM),
5. Green
Proces
(GPRS),
6. Green
Product
1. Unit
Monete
r
2. Luas
Unit
Area
3. Unit
Produk
si
4. Unit
Materi
al
5. Proses
Produk
si
6. Kualita
s
Produk
Interv
al
Marota
(2017)
(GPRD).
Suistainab
ale
Developm
ent (SDv)
1. Ekonom
i (EKO)
2. Teknolo
gi
(TEK)
3. Sosial
(SOS)
4. Lingkungan
(LGK).
1.
1. Penjual
an,
pemasu
kan
bersih,
dan
investa
si 2. Biaya
penyed
iaan,
penge
mbang
an dan
peneliti
an
3. Biaya
gaji,
tunjang
n dan
pensiu
n
4. Biaya
pemeli
haran
limbah,
K3 dan
biaya
perleng
kapan
lainnya
Interv
al
Azapagi
c (2003)
Resource
Efisiency
(RE)
Supplay
Chain
Management
Supplay
chain (low
carbon)
Interv
al
Nakaji
ma,
Kimura,
dan
Wangne
r (2014)
Sumber : Data diolah Penulis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sample perusahaan diperoleh dari
menyebarkan kuesioner kepada seratus tiga
puluh tiga perusahaan manufaktur di Indonesia,
dari seratus tiga puluh tiga kuesioner yang
disebar hanya tiga puluh tiga responden yang
dapat diolah. Data termasuk data crossectional.
Sample yang diperoleh adalah tiga puluh tiga
perusahaan manufaktur, sehingga total terdapat
terdapat 528 observasi.
Tabel 2. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Page 7
ISSN : 2406-7415 e-ISSN : 2655-9919
JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS KRISNADWIPAYANA Vol. 6 No. 3 (September – Desember) 2019
DOI: http://dx.doi.org/10.35137/jabk.v6i3.327
20
Ite
m
N Mea
n
Maximu
m
Minimu
m
Standrt
. Dev
Material Flow Cost
Acconting
528 0,91 5 0 1,628
Penerapan Green
Accounting
528 0,75 5 0 1,532
Resource Efisiency 528 0,62 5 0 1,254
Suistainabale
Development
528 3,39 5 1 0,915
Material Flow Cost Accounting pada
hasil statistik diskriptif menunjukkan nilai
minimum nol, nilai maksimum sebesar 5, rata-
rata sebesar 0.91 dengan standard deviasi
sebesar 1.628. Hal ini berarti komponen
Material Flow Cost Accounting yang terdapat di
perusahaan manufaktur di Indonesia masih
relativ rendah. Nilai standard deviasi yang tidak
mendekati nol berarti data terdistribusi
heterogen. Penerapan Green Accounting pada
hasil deskriptif menunjukkan nilai minimum nol,
nilai maksimum sebesar 5, rata-rata sebesar 0.75
dengan standard deviasi sebesar 1.532. Hal ini
berarti komponen Penerapan green accounting
yang terdapat di perusahaan manufaktur di
Indonesia masih relativ rendah, nilai standard
deviasi yang tidak mendekati nol berarti data
terdistribusi heterogen. Resource Effisiency
memiliki nilai minimum sebesar nol, nilai
maksimum sebesar 5, rata-rata sebesar 0.62
dengan standard deviasi sebesar 1.254. Hal ini
berarti komponen Resource Effisiency yang
terdapat di perusahaan manufaktur di Indonesia
masih relativ rendah. nilai standard deviasi yang
tidak mendekati nol berarti data terdistribusi
heterogen. Data Suistainabale Development
memiliki nilai minimum sebesar 1, maksimum
sebesar 5, rata-rata sebsar 3.39 dengan standard
deviasi 0.915. Data Suistainabale Development
cenderung memiliki standard deviasi yang tidak
terlalu tinggi. Karena nilai standard deviasi
berada di bawah nilai rata-rata.
Tabel 3. Hasil Uji Validitas Correlations
MFCA
GA RE SDV MRE
MFCA
Pearson Correlation
1 ,557*
* ,831*
* ,079 ,847*
*
Sig. (2-tailed)
,000 ,000 ,070 ,000
N 528 528 528 528 528
GA
Pearson Correlation
,557** 1 ,473*
* ,200*
* ,490*
*
Sig. (2-tailed)
,000 ,000 ,000 ,000
N 528 528 528 528 528
RE
Pearson Correlation
,831** ,473*
* 1 ,080 ,973*
*
Sig. (2-tailed)
,000 ,000 ,067 ,000
N 528 528 528 528 528
SDV
Pearson Correlation
,079 ,200*
* ,080 1 ,091*
Sig. (2-tailed)
,070 ,000 ,067 ,037
N 528 528 528 528 528
MRE
Pearson Correlation
,847** ,490*
* ,973*
* ,091* 1
Sig. (2-tailed)
,000 ,000 ,000 ,037
N 528 528 528 528 528
GRE
Pearson Correlation
,627** ,681*
* ,744*
* ,086* ,771*
*
Sig. (2-tailed)
,000 ,000 ,000 ,048 ,000
N 528 528 528 528 528
Total_Score
Pearson Correlation
,852** ,694*
* ,926*
* ,187*
* ,948*
*
Sig. (2-tailed)
,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 528 528 528 528 528
Berdasar tabel output diatas didapat nilai
p-value variabel Material Flow Cost Accounting
(MFCA) sebesar 0.000 < 0.05, p-value variabel
Penerapan Green Accounting (GA) sebesar
0.000 < 0.05, p-value variabel Resource
Eficiency (RE) sebesar 0.000 < 0.05, dan p-value
variabel Sustainable Development (SDV)
sebesar 0.000 < 0.05. P-value yang lebih kecil
dari nilai α (0.05) menandakan tolak H0, yang
Page 8
ISSN : 2406-7415 e-ISSN : 2655-9919
JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS KRISNADWIPAYANA Vol. 6 No. 3 (September – Desember) 2019
DOI: http://dx.doi.org/10.35137/jabk.v6i3.327
21
berarti item pertanyaan ke-i berkorelasi dengan
skor total atau pertanyaan tersebut valid.
Nilai realibilitas dilihat dari nilai alfa. Jika
alpha > 0.90 maka reliabilitas sempurna. Jika
alpha antara 0.70 – 0.90 maka reliabilitas tinggi.
Jika alpha 0.50 – 0.70 maka reliabilitas moderat.
Jika alpha < 0.50 maka reliabilitas rendah. Jika
alpha rendah, kemungkinan satu atau beberapa
item tidak reliabel. Reability Statistics
menunjukan bahwa nilai Cronbach’s alfa
sebesar 0.841. > 0.7. Dapat disimpulkan bahwa
kuisioner tersebut reliabilitas tinggi.
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Item
Item
Skewness Kurtosis
Material Flow Cost Accounting 1,329 -0,015
Green Accounting
1,703 1,242
Resource Efisiency 2,042 3,037
Suistainabale Development -0,507 -0,051
Multivariate 4,56 4,21
Uji normalitas bertujuan untuk mengkaji
variabel dependen dan variabel independen
mempunyai distribusi normal atau tidak dalam
suatu model regresi. Model regresi yang baik
memiliki data normal atau mendekati normal.
Data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai
C.R. skewness maupun kurtosis lebih kecil dari
nilai kritis tabel ± 1,96 dengan tingkat
signifikansi 0,05 (p-value 5%). Pengujian
normalitas data diperoleh nilai 4.21 (lebih besar
dibandingkan dengan nilai krisis tabel) yakni
1.96. Sehingga, asumsi normalitas tidak
terpenuhi (4.21 > 1.96).
Gambar 1. Uji Heterokedasitas
Berdasarkan plot di atas, tidak terdapat
pola tertentu, dan plot titik-titik tidak berkumpul
di satu tempat. Sehingga dapat asumsi tidak
adanya heterokedastisitas terpenuhi.
Tabel 5. Hasil Uji Linieritas ANOVAa
Model Sum of Square
s
df Mean Squar
e
F Sig.
1
Regression
24,327 5 4,865 6,086
,000b
Residual 417,302 52
2 ,799
Total 441,629 52
7
a. Dependent Variable: SDV b. Predictors: (Constant), GRE, MFCA, GA, RE, MRE
Berdasarkan nilai Signifikansi di atas,
diperoleh nilai Sig 0.000 < 0.05. Sehingga dapat
asumsi linearitas terpenuhi.
Tabel 6. Hasil Uji Multikolinieritas Item VIF
Material Flow Cost Accounting 4,303
Green Accounting
2,262
Resource Efisiency 18,945
Nilai VIF yang lebih dari 10 menandakan
adanya mulikoleniaritas (adanya hubungan
antara variabel dependent). Nilai VIF untuk
Penerapan Green Accounting 2.262 < 10 dan
Material Flow Cost Accounting (MFCA)sbesar
4.303 < 10 moderating Resource Efficiency
(efisiensi sumberdaya) sebesar 18.945 > 10.
Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar data
tidak terdapat multikoleniaritas.
Tabel 7. Hasil Uji Determinasi Model Summaryb
Model
R R Squa
Adjusted R
Std. Error
Change Statistics
Page 9
ISSN : 2406-7415 e-ISSN : 2655-9919
JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS KRISNADWIPAYANA Vol. 6 No. 3 (September – Desember) 2019
DOI: http://dx.doi.org/10.35137/jabk.v6i3.327
22
re Square
of the Estimate
R Square Change
F Change
1 ,235a
,055 ,046 ,894 ,055 6,086
Dari output SPSS model summary diatas
dapat dilihat bahwa nilai R2 atau yang biasa kita
sebut koefisien determinasi sebesar 0.046 atau
sebesar 4.6%. hal ini berarti 4.6 % variabel
Sustainable Development (SDV) dipengaruhi
oleh variabel Penerapan Green Accounting
(GA), Material Flow Cost Accounting (MFCA),
Resource Eficiency (RE), moderasi MFCA dan
RE, dan moderasi GA dan RE sedangkan
sisanya 95.4% dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak dimasukkan ke dalam model.
Tabel 8. Hasil Uji Statistik F Model Summaryb
Model Change Statistics
Durbin-Watson
df1 df2 Sig. F Change
1 5a 522 ,000 2,036
a. Predictors: (Constant), GRE, MFCA, GA, RE, MRE b. Dependent Variable: SDV
Dari uji F diatas memperlihatkan
informasi mengenai pengaruh variabel
Penerapan Green Accounting (GA), Material
Flow Cost Accounting (MFCA) dan Resource
Eficiency (RE) sebagai variabel moderating
terhadap variabel Sustainable Development
(SDV) secara simultan atau bersama-sama.
Tabel di atas memiliki nilai signifikasnsi sebesar
0.00 < α =0.05 sehingga Tolak H0. Maka dapat
disimpulkan, secara simultan Green Accounting
(GA), Material Flow Cost Accounting (MFCA)
dan Resource Eficiency (RE), moderasi MFCA
dan RE, moderasi GA dan RE dan Total Score
berpengaruh terhadap Sustainable Development
(SDV).
Tabel 9. Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta
1
(Constant)
3,301
,046 71,590
,000
MFCA -
,094 ,050 -,167 -
1,891 ,05
9
GA ,190 ,038 ,319 4,979 ,00
0
RE -
,102 ,135 -,140 -,756 ,45
0
MRE ,072 ,039 ,374 1,815 ,07
0
GRE -
,049 ,019 -,211 -
2,519 ,01
2
Berdasarkan hasil output di atas, dapat
dilihat dari kolom Sig (Signifikansi) bahwa ada
sebagian variabel independent (MFCA, GA, RE,
M_RE dan G_RE) yang tidak berpengaruh
secara parsial terhadap variabel dependen
(SDV). Dimana nilai signifikansi Material Flow
Cost Accounting (MFCA) sebesar 0.059 > 0.05,
Penerapan Green Accounting sebesar 0.000 <
0.05, Resource Eficiency sebesar 0.450 > 0.05,
moderasi MFCA dan RE sebesar 0.070 > 0.05
dan moderasi GA dan RE sebesar 0.012 < 0.05.
Tabel 10. Hasil Uji Hipotesis MODEL Hipotesa Beta P-value SDv = β0 + β1BP+β2 LLCP +
β3 NP + β4 APM + ε
H1 Ditolak
-0.094
0.059
SDv = β0 +β5 GPS + β6 GPR +
ε
H2 Diterima
0.190 0.000
SDv = β0 + β1BP+β2 LLCP+β3 NP+β4 APM +
β7(BP.RE+NP.RE+APM.RE) + ε
H3 Ditolak
0.072 0.070
SDv = β0 + β5 GPS+ β6 GPR +
β7(GPS.RE+GPR.RE) + ε
H4 Diterima
-0.049
0.012
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis,
didapat nilai signifikansi P-value variabel
Material Flow Cost Accounting sebesar 0.059 >
0.05, sehingga hipotesis H1 ditolak. Dari hasil
persamaan kedua, didapat nilai signifikasnsi P-
value sebsar 0.000 < 0.05. Sehingga hipotesis H2
Page 10
ISSN : 2406-7415 e-ISSN : 2655-9919
JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS KRISNADWIPAYANA Vol. 6 No. 3 (September – Desember) 2019
DOI: http://dx.doi.org/10.35137/jabk.v6i3.327
23
diterima, variabel Green Accounting memberi
pengaruh positif terhadap Suistainabale
development dengan nilai koefisien sebesar
0.190. Setiap kenaikan Green Accounting
sebesar satu satuan, maka Suistainabale
development akan naik sebesar 0.190 satuan
dengan asumsi variabel lain tetap. Berdasarkan
persamaan ketiga, didapatkan nilai signifikasni
P-value sebesar 0.070 > 0.05, sehingga hipotesis
H3 ditolak. Berdasarkan persamaan keempat,
didapatkan nilai signifikasni P-value sebesar
0.012 < 0.05. Sehingga hipotesis H4 diterima,
variabel Resource Efficiency memperkuat
Penerapan Green Accounting terhadap
Suistainabale development secara positif dengan
nilai koefisien sebesar -0.049. Sehingga
persamaan model dalam penelitian ini adalah:
SVD = 3.301 – 0.094 MFCA + 0.190 GA –
0.102 RE + 0.072 M_RE – 0.049 G_RE
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan yang
telah diuraikan, penulis menarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut, tidak terdapat
pengaruh positif Material Flow Cost Acconting
MFCA terhadap Suistainabale development
(SDv).Terpadat pengaruh positif Implementasi
Green Accounting terhadap Suistainabale
development (SDv) dengan nilai p-value
sebesar 0.000 < 0.05 dan nilai koefisien sebesar
0.190. Resource Efficiency tidak memperkuat
Material Flow Cost Acconting (MFCA) terhadap
Suistainabale development (SDv). Resource
Efficiency memperkuat penerapan Green
Accounting terhadap Suistainabale development
secara positif dengan nilai koefisien sebesar -
0.049.
Saran
Sebaiknya penelitian selanjutnya
menggunakan sampel lebih dari satu tahun,
serta menggunakan lebih dari satu moderasi,
yang sebenarnya terdapat banyak variabel
yang memoderasi hubungan antara Material
Flow Cost Acconting terhadap Sustainabale
development.
DAFTAR PUSTAKA
Aniela, Yoshi. 2012. Peran Akuntansi
Lingkungan Dalam Meningkatkan Kinerja
Lingkungan Dan Kinerja Keuangan
Perusahaan. Berkala Ilmiah Mahasiswa
Akuntansi – Vol 1, No. 1, Januari 2012
Ayes Daniel, 2009, Environmental and Material
Flow Cost Accounting, Issues in Social and
Environmental Accounting 3 (1) 95-97
Azapagic A. 2003. Systems approach to
corporate sustainability: a general
management framework. Trans IChemE
Journal 81 (B): 303–316.
Babcicky, P. (2013). Rethinking The Foundation
of Sustainability: The Limitation of The
Environmental Sustainability Index (ESI).
Social Indicators Research, 113, 133– 157
Bernd Wagner, 2015, A report on the origins of
MFCA research activities Journal of Cleaner
Production.
Bierer Annett, Götze Uwe, 2012 Energy Cost
Accounting: Conventional and Flow-oriented
Approaches, Journal of Competitiveness,
4(2), 128-144.
Böhringer, C., & Jochem, P. E. (2007).
Measuring the Immeasurable - A Survey of
Sustainability Indices (No. 06– 073).
Chompoonoot Kasemset, Jintana
Chernsupornchai, Wannisa Pala-ud (2014),
Application of MFCA In Waste Reduction:
Case Study On a Small Textile Factory In
Thailand, Journal of Cleaner Production,
http://dx.doi.org/10.1016/j.jclepro.2014.09.07
1
Christ KL, Burritt RL, 2014 Material Flow Cost
Accounting: A Review and Agenda for
Future Research, Journal of Cleaner
Production.
Fakoya MB. 2014. An adjusted material flow
cost accounting framework for process
waste-reduction decisions in the South
African brewery industry [Disertasi].
Pretoria: University of South Africa
Fasua, Kayode Olushola. 2011. Environmental
Accounting: Concept and Principles.
Certified National Accountant Volume 19
Number 2 April - June, 2011
Page 11
ISSN : 2406-7415 e-ISSN : 2655-9919
JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS KRISNADWIPAYANA Vol. 6 No. 3 (September – Desember) 2019
DOI: http://dx.doi.org/10.35137/jabk.v6i3.327
24
Hyrslova J, Vagner M, Palasek J. 2011. Material
flow cost accounting (MFCA) – tool for the
opti¬mization of corporate production
processes. Business, Management and
Education Journal 9(1): 5–18.
https://doi.org/10.3846/bme.2011.01.
Hák, T., Janousková, S., & Moldan, B. (2016).
Sustainable Development Goals : A need for
relevant indicators. Ecological Indicators, 60,
565–573.
Katherine Leanne Christ Roger Burritt , (2017),"
Material flow cost accounting for food waste
in the restaurant industry ", British Food
Journal, 119 (3)
http://dx.doi.org/10.1108/BFJ-07-2016-0318
Kokubu K, Kitada H. 2009. Conflicts and
Solutions Between Material Flow Cost
Accounting and Conventional Management
Thinking. Paper on 6th Asia-Pacific
Interdisciplinary Perspectives on Accounting
Research (APIRA) Conference at University
of Sydney on 12-13 July 2010.
Linnenluecke, M. K., & Griffiths, A. (2010).
Corporate sustainability and organizational
culture. Journal of world business, 45(4),
357-366
Lynch KD. 2011. Measuring corporate
sustainability performance: influences and
issues to consider in metric conceptualization
[disertasi]. Benedictine University.
M. Fischer-Kowalski, F. Krausmann, S. Giljum,
S. Lutter, A. Mayer, S. Bringezu, Y.
Moriguchi, H. Sch¨utz, H. Schandl, and H.
Weisz. 2011 Methodology and Indicators of
Economy-wide Material Flow Accounting,
Journal of Industrial Ecology, 15 (6), 855-
876
Marota R, Marimin, Sasongko H. 2015.
Perancangan dan Penerapan MFCA untuk
Peningkatan Keberlanjutan Perusahaan PT
XYZ. Jurnal Manajemen dan Agribisnis
12(2): 92–105.
Marota Rochman. 2017. Green Concepts and
Material Flow Cost Accounting Application
For Company Sustainability. Indonesian
Journal of Business and Entrepreneurship, 3
(1), 43-51.
Ministry of Economy, Trade and Industry of
Japan (METI). Environmental Management
Accounting: MFCA Case Examples; METI:
Tokyo, Japan, 2010.
Mishelle Doorasmy, 2014, The Effectiveness Of
Material Flow Cost Accounting (MFCA) In
Identifying Non-Product Output Costs And
Its Impact On Environmental Performance In
Paper Manufacturing Companies: A Case
Study In Kwa-Zulu Natal
Nakajima M, Kimura A, Wagner B, 2014,
Introduction of MFCA to the Supply Chain:A
Questionnaire Study on the Challenges of
Constructing a Low-Carbon Supply Chain to
Promote Resource Efficiency, Journal of
Cleaner Production.
Nakajima, M.; Kimura, A. Promotion of
innovative improvement integrated MFCA
with budgeting (in Japanese). J. Cost
Account. Res. 2012, 36, 15–24.
Omolola A. Tajelawi, Hari L. Garbharran, 2015
MFCA: An Environmental Management
Accounting Technique for Optimal Resource
Efficiency inProduction Processes,
International Scholarly and Scientific
Research & Innovation 9(11), 3699-3704.
Parris, T. M., & Kates, R. W. (2003).
Characterizing and Measuring Sustainable
Development.
https://doi.org/10.1146/annurev.e
nergy.28.050302.10551
Rieckhof R, Bergmann A, Guenther E, 2014,
Interrelating Material Flow Cost Accounting
with Management Control Systems to
Introduce Resource Efficiency into Strategy,
Journal of Cleaner Production
Rungchat Chompu-inwai, Benyaporn Jaimjit,
Papawarin Premsuriyanunt, 2014, A
Combination of Material Flow Cost
Accounting and Design of Experiments
Techniques in an SME: The Case of a Wood
Products Manufacturing Company in
Northern Thailand, Journal of Cleaner
Production
Page 12
ISSN : 2406-7415 e-ISSN : 2655-9919
JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS KRISNADWIPAYANA Vol. 6 No. 3 (September – Desember) 2019
DOI: http://dx.doi.org/10.35137/jabk.v6i3.327
25
Schaltegger S, Zvezdov D, 2014, Expanding
material flow cost accounting. Framework,
review and potentials, Journal of Cleaner
Production.
Schmidt A, Hache B, Herold F, Götze U. 2013.
Material flow cost accounting with
umberto®. Paper on Workshop of the cross-
sectional group 1 “Energy related technologic
and economic evaluation” of the Cluster of
Excellence eniprod, Wissenschaftliche
Scripten, Auerbach, Germany.
Schmidt, A., et al., 2014, Extending the scope of
Material Flow Cost Accounting e methodical
refinements and use case, Journal of Cleaner
Production,
http://dx.doi.org/10.1016/j.jclepro.2014.10.03
9
Schmidt, M., 2014 The interpretation and
extension of Material Flow Cost Accounting
(MFCA) in the context of environmental
material flow analysis, Journal of Cleaner
Production,
http://dx.doi.org/10.1016/j.jclepro.2014.11.03
8
Schmidt M, Nakajima M. 2013. Material flow
cost accounting as an approach to improve
resource efficiency in manufacturing
companies. International Journal 2(2): 358–
369.
https://doi.org/10.3390/resources2030358.
Schmidt, M. Material Flow Cost Accounting in
der produzierenden Industrie. In Industrial
Ecology Management; Von Hauff, M.,
Isenmann, R., Müller-Christ, G., Eds.;
Springer Gabler: Wiesbaden, Germany, 2012;
pp. 24
Shen-Ho Chang, 2015, Material Flow Cost
Accounting System for Decision Making:
The Case of Taiwan SME in the Metal
Processing Industry, Asian Journal of
Finance & Accounting , 7 (1), 117-134
Soemon Takakuwa, Run Zhao, Hikaru Ichimura
(2014), Analysis Of Manufacturing Systems
Using Simulations In Terms Of Material
Flow Cost Accounting, International Journal
of Computational Intelligence Systems,
7:sup2, 44-51,
http://dx.doi.org/10.1080/18756891.2014.947
112