Page 1
i
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN
KELUARGA TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN
DI PUSKESMAS BAMBANGLIPURO BANTUL
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
STIKES A. Yani Yogyakarta
Disusun oleh:
PUJI HARTONO
NPM. 32115011
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDRAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2013
Page 2
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN
KELUARGA TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN
DI PUSKESMAS BAMBANGLIPURO BANTUL
SKRIPSI
Diajuhkan Oleh :
PUJI HARTONO
NPM. 32115011
Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Dan Diterima Sebagai Salah
Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Keperawatan
Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta
Tanggal : 05 April 2013
Menyetujui :
Penguji,
Induniasih, S.Kp.,M.Kes.
NIP.195712201986032001
Pembimbing I,
Ida Nursanti, S.Kep.,Ns.,MPH
NIDN. 0619047702
Pembimbing II,
Sulistyaningsih, S.Kep.,Ns
NIDN. 0525097901
Mengesahkan,
Ketua Proram Studi Keperawatan
STIKES A. Yani Yogyakarta
Dwi Susanti,S.Kep.,Ns
NIDN. 0530058401
Page 3
iii
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Keluarga
Tentang Tanda Bahaya Kehamilan
Di Puskesmas Bambanglipuro Bantul
Puji Hartono1, Ida Nursanti
2, Sulistyaningsih
3
INTISARI
Latar Belakang: Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan perhatian negara-negara
di dunia. Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 AKI di
Indonesia merupakan kasus tertinggi diantara Negara ASEAN. Pendidikan
kesehatan pada keluarga sangat penting diberikan untuk meningkatkan
pengetahuan, mencegah terjadinya penyakit, dan perbaikan kesehatan. Keluarga
diharapkan mengetahui dan mengenali tanda bahaya kehamilan sehingga dapat
segera membawa ibu untuk mendapatkan pertolongan di fasilitas kesehatan.
Tujuan Penelitian: Diketahuinya pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
pengetahuan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan di Puskesmas
Bambanglipuro Bantul.
Metode Penelitian: Rancangan penelitian ini adalah eksperimen semu dengan
static group comparison. Pengambilan sampel dengan metode systematic random
sampling. Sampel adalah keluarga ibu hamil berjumlah 80 orang, terdiri dari 40
orang sebagai kelompok intervensi dan 40 orang sebagai kelompok kontrol.
Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat
menggunakan Mann Whitney U Test dengan tingkat kemaknaan α<0.05.
Hasil: Mayoritas keluarga kelompok intervensi mempunyai pengetahuan baik
60% dan mayoritas keluarga kelompok kontrol mempunyai pengetahuan cukup
55%. Ada perbedaan signifikan antara pengetahuan keluarga yang diberikan
pendidikan kesehatan dengan keluarga yang tidak diberikan pendidikan kesehatan.
Keluarga yang diberikan pendidikan kesehatan mempunyai nilai rata-rata
peringkat lebih baik (51.48) apabila dibandingkan dengan keluarga yang tidak
diberikan pendidikan kesehatan (29.53). Tingkat signifikansi, Z hitung<Z tabel (-
4.598<-1.96). Nilai signifikansi α hitung 0.000 < α tabel 0.05.
Kesimpulan: Keluarga yang diberikan pendidikan kesehatan mempunyai
pengetahuan yang lebih baik apabila dibandingkan dengan keluarga yang tidak
diberikan pendidikan kesehatan.
Kata Kunci: Pendidikan kesehatan, pengetahuan, tanda bahaya kehamilan. 1. Mahasiswa S1 Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta 2. Dosen STIKES A. Yani Yogyakarta 3. Dosen STIKES A. Yani Yogyakarta
Page 4
iv
The Influence the Health Education for Family Knowledge
About the Signs of Dangering Pregnancy
At The Public Health Center Bambanglipuro Bantul
Puji Hartono1, Ida Nursanti
2, Sulistyaningsih
3
ABSTRACT
Background: Maternal Mortality Rate (MMR) is a concern of the countries in all
over the world. Indonesia Demographic Health Survey (IDHS) in 2007 MMR in
Indonesia is the highest case among ASEAN countries. The Health education for
family is very important for improving the knowledge, disease prevention, and
health improvement. Families are expected to know and recognize the signs of
dangering pregnancy so that they can bring the mother to get help at the health
facility as fast as possible.
Objective: Knowing the influence of the health education for family knowledge
about the signs of dangering pregnancy at the Public Health Center
Bambanglipuro Bantul.
Methods: The study design was quasi-experimental with a static group
comparison. The Sampling was used of systematic random sampling method.
Samples are pregnant families with totaling 80 people, consisting of 40 people as
the intervention group and 40 others as the control group. Analysis of the data are
used univariate and bivariate analysis by using the Mann Whitney U Test with a
significance level of α <0.05.
Results: The majority of families have a good knowledge of the intervention
group 60% and the majority of the control group families have sufficient
knowledge of 55%. There are significant difference between the families which
are given of health education and the families who are not given health education.
Families were given health education have the better average rank (51.48) when
compared with families who were not given health education (29.53). The level of
significance, Z count <Z tables (-4598 <-1.96). 0.000 the value of significance
count α <α table 0.05.
Conclusion: Families are given health education have better knowledge when
compared with families which are not given health education.
Keywords: health education, knowledge, the signs of dangering pregnancy.
1. Nursing Students S1 STIKES A. Yani Yogyakarta
2. Lecturer STIKES A. Yani Yogyakarta
3. Lecturer STIKES A. Yani Yogyakarta
Page 5
v
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya tulis
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan
tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, April 2013
Puji Hartono
Page 6
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rakhmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul :
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Keluarga Tentang Tanda
Bahaya Kehamilan di Puskesmas Bambanglipuro Bantul Yogyakarta.
Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Keperawatan di STIKES A. Yani Yogyakarta. Selama proses penyusunan
penelitian ini, peneliti mendapatkan bimbingan, arahan, bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan
terima kasih kepada :
1. Dr. I Edy Purwoko, Sp.B selaku Ketua STIKES A. Yani Yogyakarta.
2. Ibu Dwi Susanti, S.Kep.,Ns. selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
STIKES A. Yani Yogyakarta.
3. Ibu Ida Nursanti, S.Kep.,Ns.,MPH selaku pembimbing I penelitian.
4. Ibu Sulistyaningsih, S.Kep.,Ns selaku pembimbing II penelitian.
5. Seluruh Staf Pengajar Jurusan Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta.
6. Kepala dan Staf Puskesmas Pundong Bantul.
7. Kepala dan Staf Puskesmas Bambanglipuro Bantul.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan penelitian ini.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan pada kita semua.
Akhirnya dengan harapan, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Yogyakarta, April 2013
Penulis
Page 7
vii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... 1
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ 1
INTISARI ........................................................................................................... 1
ABSTRACT ......................................................................................................... 1
PERNYATAAN ................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ....................................................................................... 1
DAFTAR ISI ...................................................................................................... 1
DAFTAR TABEL .............................................................................................. 1
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... 1
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... 1
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xi
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 1
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 1
E. Keaslian Penelitian .................................................................................... 1
1
4
4
5
5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 7
A. Landasan Teori .......................................................................................... 24
B. Kerangka Teori ........................................................................................... 26
C. Kerangka Konsep ........................................................................................ 27
D. Hipotesis .....................................................................................................
7
25
26
26
BAB III. METODE PENELITIAN 27
A. Desain Penelitian ........................................................................................ 28
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 28
C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................. 28
D. Variabel Penelitian ...................................................................................... 29
E. Definisi Operasional ................................................................................... 30
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data .......................................................... 31
G. Validitas dan Reliabilitas ............................................................................ 33
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ...................................................... 33
I. Etika Penelitian ...........................................................................................
J. Pelaksanaan Penelitian ................................................................................ 36
27
27
27
29
30
31
32
33
35
36
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 38
A. Hasil Penelitian ...........................................................................................
B. Pembahasan ................................................................................................
C. Keterbatasan Penelitian ..............................................................................
38
42
51
Page 8
viii
BAB V. PENUTUP 52
A. Kesimpulan .................................................................................................
B. Saran ...........................................................................................................
52
52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Page 9
ix
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1.
Tabel 3.2.
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.3.
Tabel 4.4.
Definisi Operasional …………………………………………...
Kisi-kisi Kuesioner Penelitian …………………………………
Karakteristik Responden Penelitian ……………..…………….
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Keluarga Tentang Tanda
Bahaya Kehamilan ……………………………………………..
Perbandingan Pengetahuan Keluarga Tentang Tanda Bahaya
Kehamilan ……………………………………………………...
Uji Statistik Pengaruh Pengetahuan Keluarga Tentang Tanda
Bahaya Kehamilan ……………………………………………..
30
31
39
41
41
42
Page 10
x
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1.
Gambar 2.2.
Gambar 3.1.
Kerangka Teori……………………………………………….
Kerangka Konsep.............. …………………………………..
Rancangan Penelitian ………………………………………...
25
26
27
Page 11
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Izin Penelitian
Lampiran 3. Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4. Leaflet Tanda Bahaya Kehamilan
Lampiran 5. Permohonan Menjadi Responden Penelitian
Lampiran 6. Persetujuan Menjadi Responden Penelitian
Lampiran 7. Kuesioner Penelitian
Lampiran 8. Kisi-Kisi Kuesioner
Page 12
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian ibu (AKI) merupakan perhatian negara-negara di dunia
sehingga merupakan salah satu diantara 8 tujuan yang tertuang dalam komitmen
bersama dalam Millenium Development Goals (MDGs). Komitmen ini
merupakan salah satu variabel untuk mengukur Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) suatu negara dan merupakan salah satu indikator status kesehatan di
masyarakat. Sesuai kesepakatan MDGs, AKI di Indonesia diharapkan mencapai
102 per 100.000 kelahiran hidup sebelum tahun 2015 (Kemenkes RI, 2011).
Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007
menunjukkan AKI di Indonesia sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup dan
merupakan kasus kematian ibu yang paling tinggi diantara Negara ASEAN
lainnya. Berdasarkan penelitian beberapa penyebabnya ada yang secara langsung
yaitu perdarahan pasca persalinan, infeksi dan eklampsia. Penyebab tidak
langsung antara lain status gizi dan Empat Terlalu (terlalu muda, terlalu tua,
terlalu dekat dan terlalu sering). Hal tersebut menjadi latar belakang kematian ibu
yang mengalami komplikasi obstetri. Kejadian selanjutnya terjadi Tiga Terlambat,
yakni terlambat mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan,
dan terlambat mendapat penanganan yang memadai di tempat pelayanan
kesehatan (Kemenkes RI, 2011).
Gambaran AKI di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2010 sebesar 90 per
100.000 kelahiran hidup, artinya angka kejadian lebih rendah bila dibandingkan
dengan rata-rata nasional. Kematian ibu disebabkan pre-eklamsi dan eklamsi
25.58%, perdarahan 34.88%, sepsis atau infeksi 4.65%, penyakit jantung 2.32%
dan penyebab lain 32.56%. Kabupaten Bantul pada tahun 2010 AKI sebesar 82
per 100.000 kelahiran hidup, lebih rendah bila dibandingkan dengan rata-rata
nasional dan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penyebab kematian ibu di
Kabupaten Bantul adalah pre-eklamsi dan eklamsi 40%, perdarahan 30%, sepsis
Page 13
2
atau infeksi 10%, serta penyebab lain 20% (SIGA Propinsi DIY., Dinkes
Kab.Bantul, 2011).
Upaya pemerintah daerah dalam menekan AKI antara lain melalui Making
Pregnancy Safer (MPS) pada tahun 2001 dengan menyiapkan tenaga kesehatan
terampil dan fasilitas pelayanan yang memadahi. Program pemerintah berikutnya
adalah pemberdayaan masyarakat dan swasta, dengan melibatkan, memantapkan
peran serta perempuan, suami, anggota keluarga lainya serta masyarakat. Sejak
tahun 2006 pemeritah mencanangkan Program Desa Siaga sesuai dengan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 564/Menkes/SK/VIII/2006, dilanjutkan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1529/Menkes/SK/2010 tentang Pedoman
Umum Pengembangan Desa Siaga Aktif. Upaya ini sebagai bentuk
pengembangan Program Desa Siaga. Wujud pelaksanaan di lapangan melalui
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). P4K
mempunyai tujuan memberdayakan ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat
melalui peningkatan pengetahuan tentang kehamilan, tanda bahaya dan
komplikasinya (Kemenkes RI, Kemendagri, 2011).
Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat mempunyai nilai strategis
dalam pembangunan kesehatan, karena setiap masalah individu merupakan
masalah keluarga oleh karena itu, untuk menanganinya perlu pendekatan secara
holistik. Pendidikan kesehatan pada keluarga sangat penting diberikan karena
bertujuan meningkatkan pengetahuan dan mencegah terjadinya penyakit, serta
perbaikan kesehatan. Keluarga diharapkan mengetahui dan mengenali tanda-tanda
bahaya pada kehamilan sehingga keluarga dapat segera membawa ibu untuk
mendapatkan pertolongan di fasilitas kesehatan terdekat tepat waktu (Kemenkes
RI, 2011).
Pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan sangat penting untuk
diketahui oleh keluarga terutama oleh ibu hamil trimester III, agar dapat segera
minta pertolongan apabila menemui tanda-tanda bahaya tersebut. Keterlambatan
dalam mengenal tanda-tanda bahaya akan sangat membahayakan jiwa ibu maupun
janin. Deteksi dini sangat diperlukan untuk menemukan ibu hamil yang
kemungkinan mengalami tanda bahaya atau komplikasi kehamilan sehingga dapat
Page 14
3
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu. Buku Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) adalah sarana yang tepat dalam upaya meningkatkan pengetahuan ibu
hamil dan keluarganya. Pada dasarnya pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh
umur, pendidikan, pengalaman, pekerjaan dan intelegensia. Faktor-faktor tersebut
akan mempengaruhi tingkat pemahaman seseorang terhadap suatu informasi
(Depkes RI, 2006). Penelitian yang dilakukan Ina (2008) membuktikan bahwa
pendidikan kesehatan berpengaruh pada pengetahuan ibu primigravida tentang
tanda bahaya kehamilan. Penelitian Suharni (2011) juga membuktikan bahwa
pendidikan kesehatan berpengaruh pada pengetahuan ibu hamil menjadi lebih baik
dan mempengaruhi sikap ibu hamil menjadi positif dalam menyikapi
kehamilannya.
Berdasarkan profil Puskesmas Bambanglipuro tahun 2011 terdapat satu
kematian ibu, hasil audit maternal perinatal di Dinas Kesehatan Bantul kematian
tersebut disebabkan karena post laparatomi explorasi atas indikasi atonía uteri,
penurunan kesadaran, suspek sepsis, gagal nafas, dan syok hipovolemik. Kasus
ibu hamil beresiko di Bambanglipuro sebesar 51.49% dan merupakan kasus
terbesar apabila dibandingkan dengan puskesmas lain di wilayah Kabupaten
Bantul. Kasus ibu hamil beresiko tersebut terdiri dari anemia ibu hamil 32.94%,
status gizi Kurang Energi Protein (KEK) 28.41%, multigravida kurang dari 35
tahun 24.54%, primigravida kurang dari 20 tahun 15.38%, dan hipertensi
kehamilan 0.51%.
Hasil pengamatan pada pelayanan kesehatan ibu hamil di Puskesmas
Bambanglipuro menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan tidak dijelaskan secara
lengkap tentang isi pesan seperti pada buku KIA. Petugas kesehatan hanya
menyarankan ibu dan keluarga untuk membacanya, apabila ada yang tidak jelas
supaya menanyakan pada petugas. Hal tersebut terjadi karena jumlah ibu hamil
yang periksa di Puskesmas terlalu banyak. Berdasarkan hasil wawancara pada 10
ibu hamil dan keluarganya yang melakukan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas
Bambanglipuro tanggal 1-6 Juni 2011 mendapatkan data 40% dapat menyebutkan
4 tanda bahaya, 50% dapat menyebutkan 5 tanda bahaya dan 10% menyebutkan
6 tanda bahaya kehamilan. Keluarga masih belum faham tentang informasi tanda
Page 15
4
bahaya kehamilan di buku KIA dan menganggap terlalu singkat, terutama masalah
demam, gerak janin dan penyakit yang menyertai saat kehamilan. Ibu hamil dan
keluarga juga mengaku informasi yang di dengar tentang tanda bahaya kehamilan
berbeda-beda antara petugas kesehatan dan media massa.
Kebijakan Departemen Kesehatan tentang operasional pelayanan pada ibu
hamil di wilayah puskesmas sejak tahun 2010 adalah pemberian penyuluhan
tentang tanda bahaya kehamilan. Bentuk penyuluhan berupa Komunikasi
Informasi dan Edukasi (KIE) pada keluarga, ibu hamil dan suami dengan
pemberian buku KIA (Kemenkes RI, 2011).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka dapat dikemukakan
perumusan masalah penelitian ini sebagai berikut: ”Bagaimanakah pengaruh
pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan keluarga tentang tanda bahaya
kehamilan di Puskesmas Bambanglipuro Bantul ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan
keluarga tentang tanda bahaya kehamilan di Puskesmas Bambanglipuro Bantul.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya gambaran pengetahuan keluarga yang diberikan pendidikan
kesehatan tentang tanda bahaya kehamilan.
b. Diketahuinya gambaran pengetahuan keluarga yang tidak diberikan
pendidikan kesehatan tentang tanda bahaya kehamilan.
c. Diketahuinya perbandingan tingkat pengetahuan antara keluarga yang
diberikan pendidikan kesehatan dengan keluarga yang tidak diberikan
pendidikan kesehatan tentang tanda bahaya kehamilan.
Page 16
5
D. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Bagi masyarakat
Sebagai informasi yang bermanfaat bagi masyarakat, khususnya keluarga agar
dapat lebih memahami tentang tanda bahaya kehamilan.
2. Bagi pelayanan kesehatan
Sebagai masukan bagi tenaga kesehatan untuk mengembangkan dan
meningkatkan pelayanan kesehatan pada ibu hamil terutama pada upaya
pendidikan kesehatan.
3. Bagi peneliti lain
Sebagai informasi untuk mengembangkan penelitian tentang pengetahuan
tanda bahaya kehamilan.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya antara lain sebagai berikut:
1. Ina (2008), judul penelitian Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Tanda-
tanda Bahaya Selama Kehamilan Terhadap Pengetahuan Ibu Primigravida Di
Semarang. Tujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang tanda-tanda bahaya selama
kehamilan. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan pre-
eksperimen menggunakan One group pretest-Post test design. Hasil penelitian
menunjukkan ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat
pengetahuan ibu primigravida tentang tanda-tanda bahaya selama kehamilan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian di atas adalah, desain penelitian,
subjek penelitian adalah Ibu primigravida dan lokasi serta waktu penelitian.
Persamaanya pada variabel pendidikan kesehatan dan pengetahuan tentang
tanda-tanda bahaya kehamilan.
2. Mulyasari (2009), judul penelitian Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Dengan
Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Di
Kelurahan Tanjung Marulak Kota Tebing Tinggi. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan karakteristik ibu hamil dengan tingkat pengetahuan
Page 17
6
tentang tanda bahaya kehamilan. Desain penelitian ini adalah deskriptif
korelatif dengan pendekatan cross sectional. Secara keseluruhan disimpulkan
adanya hubungan yang signifikan karakteristik ibu hamil dengan tingkat
pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan di kelurahan Tanjung Marulak
Kota Tebing Tinggi.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian di atas adalah pada desain
penelitian, subjek penelitian adalah ibu hamil, variabel tentang karakteristik
dan lokasi serta waktu penelitian. Persamaanya pada variabel pengetahuan
tentang tanda bahaya kehamilan.
3. Suharni ( 2011), judul penelitian Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang
Kehamilan Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Di Kecamatan
Mantingan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan
kesehatan kehamilan terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil di Kecamatan
Mantingan. Metode penelitian ini merupakan penelitian Quasi Experimen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan kehamilan dapat
mempengaruhi pengetahuan tentang kehamilan pada ibu hamil menjadi lebih
baik dan pendidikan kesehatan tentang kehamilan dapat menpengaruhi sikap
ibu hamil menjadi positif dalam menyikapi kehamilannya.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian di atas adalah subjek penelitian
adalah ibu, terdiri dari tiga variabel penelitian tentang kehamilan dan lokasi
serta waktu penelitian. Persamaanya pada metode penelitian, variabel
pendidikan kesehatan dan pengetahuan.
Page 18
38
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kecamatan Bambanglipuro terletak di sebelah selatan Kabupaten Bantul
Daerah Istimewa Yogyakarta. Wilayah kerja Puskesmas Bambanglipuro terdiri
dari 3 desa yaitu Desa Sidomulyo, Desa Mulyodadi, dan Desa Sumbermulyo.
Batas wilayah kerja Puskesmas Bambanglipuro meliputi: sebelah utara
berbatasan dengan Kecamatan Bantul, sebelah timur dengan Kecamatan
Pundong, sebelah selatan dengan Kecamatan Kretek, dan sebelah Barat dengan
Kecamatan Pandak.
Jumlah penduduk Kecamatan Bambanglipuro mencapai 45.613 jiwa
terdiri dari laki-laki 21.994 jiwa (48.22%), perempuan 23.619 jiwa (51.78%).
Jumlah rumah tangga ada 15.887. Mayoritas mata pencaharian penduduk
adalah petani (30.04%), Mayoritas penduduk berpendidikan SD (37.15%).
Penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan ada 28.94%.
Fasilitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Bambanglipuro antara lain:
pelayanan rawat jalan dan rawat inap dengan kapasitas 10 tempat tidur untuk
kasus umum dan ibu bersalin atau nifas. Jumlah tenaga di Puskesmas ada 50
orang terdiri dari tenaga dokter umum 2 orang, 1 dokter gigi, 14 bidan, 9
perawat, 1 apoteker, 2 laboran, 2 nutrisionis, 2 sanitarian, 2 perawat gigi, 1
fisioterapis dan selebihnya adalah tenaga administrasi.
Cakupan program pelayanan kesehatan berdasarkan penilaian kinerja
Puskesmas Bambanglipuro tahun 2012 meliputi: program promosi kesehatan
77.89%. Bentuk promosi kesehatan pada pelayanan ibu hamil yakni dengan
pendidikan kesehatan pada ibu hamil, diberikan secara perseorangan di
poliklinik KIA dan secara berkelompok setiap 3 bulan sekali dalam kelas ibu
hamil dan setiap 6 bulan sekali dalam program suami siaga. Cakupan program
pelayanan kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 85.67%, keluarga berencana 87.63%,
kesehatan lingkungan 74.95%, perbaikan gizi 88.12%, pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular 89.26%, serta pengobatan dasar 85.04%.
Page 19
39
2. Gambaran Karakteristik Responden
Subjek pada penelitian ini adalah keluarga dengan ibu hamil normal
berjumlah 80 orang. Keluarga yang diberikan perlakuan sejumlah 40 orang
sedangkan kelompok yang tidak diberikan perlakuan sebanyak 40 orang.
Gambaran karakteristik subjek penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.1.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Penelitian
di Puskesmas Bambanglipuro
Tahun 2013
Variabel
Kelompok
Intervensi
Kelompok
Kontrol
Frekuensi % Frekuensi %
Umur
20-29 13 32.5 12 30
30-39 22 55 18 45
40-49 5 12.5 10 25
Jenis Kelamin
laki-laki 36 90 38 95
Perempuan 4 10 2 5
Tingkat Pendidikan
SD 2 5 2 5
SLTP 6 15 11 27.5
SLTA 28 70 25 62.5
Diploma 2 5 2 5
Sarjana/Pasca Sarjana 2 5 0 0
Pekerjaan
Wira usaha 12 30 4 10
Petani 3 7.5 2 5
Karyawan swasta 15 37.5 15 37.5
PNS 3 7.5 2 5
Buruh 7 17.5 17 42.5
Hubungan Keluarga
Suami 36 90 37 92.5
Saudara 2 5 0 0
Orang tua 2 5 3 7.5
Total 40 100 40 100
Sumber : Data Primer, 2013
Page 20
40
Tabel 4.1. menggambarkan mayoritas responden berumur 30-39 tahun,
kelompok intervensi sejumlah 22 orang (55%) dan kelompok kontrol sejumlah
18 orang (45%). Jumlah responden laki-laki lebih banyak apabila dibandingkan
dengan responden perempuan. Responden laki-laki kelompok intervensi
sebanyak 36 orang (90%) dan kelompok kontrol berjumlah 38 orang (95%).
Tingkat pendidikan responden paling banyak adalah SLTA, kelompok
intervensi berjumlah 28 orang (70%) dan kelompok kontrol berjumlah 25
orang (62.5%). Pekerjaan reponden kelompok intervensi mayoritas adalah
karyawan swasta sebanyak 15 orang (37.5%) dan mayoritas pekerjaan
reponden kelompok kontrol adalah buruh sebanyak 17 orang (42.5%).
Berdasarkan hubungan keluarga, responden penelitian ini paling banyak adalah
suami ibu hamil, pada kelompok intervensi berjumlah 36 orang (90%) dan
kelompok kontrol berjumlah 37 orang (92.5%).
3. Analisis Hasil Penelitian
Pengambilan data pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol,
selanjutnya dilakukan analisis secara bertahap untuk mendapatkan makna atau
arti dari hasil penelitian. Adapun tahap analisis penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Analisis univariat
Analisis ini bertujuan untuk dapat mendeskrepsikan karakteristik
variabel dan menginterpretasikan data melalui distribusi frekuensi dan
persentase. Variabel yang diukur adalah pengetahuan pada 2 kelompok
keluarga, yakni keluarga yang diberikan pendidikan kesehatan (kelompok
intervensi) dan keluarga yang tidak diberikan pendidikan kesehatan
(kelompok kontrol). Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Page 21
41
Tabel 4.2.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Keluarga
Tentang Tanda Bahaya Kehamilan
di Puskesmas Bambanglipuro
Tahun 2013
Pengetahuan Intervensi Kontrol
n % n %
Kurang 1 2.5 12 30
Cukup 15 37.5 22 55
Baik 24 60 6 15
Total 40 100 40 100
Sumber : Data Primer, 2013
Berdasarkan tabel 4.2. keluarga kelompok intervensi mayoritas
mempunyai tingkat pengetahuan baik, berjumlah 24 orang (60%). Mayoritas
keluarga kelompok kontrol mempunyai tingkat pengetahuan cukup 22 orang
(55%).
b. Analisis bivariat
Untuk mengetahui perbedaan dan pengaruh variabel pendidikan
kesehatan dan pengetahuan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan pada
penelitian ini, maka dapat dilihat pada tabel 4.3. sebagai berikut :
Tabel 4.3.
Perbandingan Pengetahuan Keluarga
Tentang Tanda Bahaya Kehamilan
di Puskesmas Bambanglipuro
Tahun 2013
Kelompok n Mean Rank Sum of ranks
Intervensi 40 51.48 2059.00
Kontrol 40 29.53 1181.00
Total 80
Sumber : Data Primer, 2013
Hasil uji statistik non parametrik mann whitney pada mean rank
menunjukkan bahwa nilai rata-rata peringkat keluarga kelompok intervensi
Page 22
42
lebih tinggi atau lebih baik (51.48) apabila dibandingkan dengan nilai rata-
rata peringkat keluarga kelompok kontrol (29.53).
Untuk membuktikan bahwa pendidikan kesehatan dapat berpengaruh
pada pengetahuan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan, maka dapat
dilihat hasil uji statistik seperti pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.4.
Uji Statistik Pengaruh Pengetahuan Keluarga
Tentang Tanda Bahaya Kehamilan
di Puskesmas Bambanglipuro
Tahun 2013
Nilai
Mann-Whitney U 361.000
Wilcoxon W 1181.000
Z -4.598
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Sumber : Data Primer, 2013
Berdasarkan tabel 4.4. Z hitung = -4.598, apabila menggunakan taraf
signifikansi α 0.05 maka Z tabel nilai kritisnya adalah -1.96, artinya bahwa
Z hitung < Z tabel (-4.598 < -1.96). Nilai signifikansi 2-tailed menunjukkan
0.000 < 0.05. Hasil uji tersebut dapat disimpulkan signifikan secara statistik.
Berdasarkan hasil uji statistik diatas, maka dapat di interpretasikan bahwa
secara signifikan pendidikan kesehatan berpengaruh pada pengetahuan
keluarga. Pengaruh tersebut berupa keluarga yang diberikan pendidikan
kesehatan mempunyai pengetahuan yang lebih baik apabila dibandingkan
dengan keluarga yang tidak diberikan pendidikan kesehatan.
B. Pembahasan
1. Gambaran tingkat pengetahuan keluarga kelompok intervensi
Tabel 4.2. menggambarkan bahwa mayoritas keluarga yang diberikan
pendidikan kesehatan tentang tanda bahaya kehamilan mempunyai tingkat
pengetahuan yang baik dengan jumlah 24 orang (60%). Hasil penelitian ini
Page 23
43
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suharni (2011) tentang
pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan ibu hamil, dimana diketahui ibu
hamil yang mendapatkan pendidikan kesehatan 60.8% mempunyai
pengetahuan baik.
Pendidikan kesehatan pada penelitian ini menggunakan metode
pendidikan kelompok dengan ceramah. Metode tersebut ditujukan agar
keluarga akan mengingat materi yang telah dipelajari dan diterima berupa
tanda bahaya kehamilan sehingga keluarga dapat memahaminya. Pada
akhirnya keluarga dapat menjelaskan dan menyimpulkan, selanjutnya dapat
mengambil keputusan serta tindakan yang positif apabila menemukan adanya
tanda bahaya pada kehamilan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi baiknya pengetahuan adalah
pendidikan kesehatan antara lain dengan perencanaan atau persiapan dalam
memberikan pendidikan kesehatan, metode penyampaian yang lebih jelas,
terarah dan sistematis, adanya masukan dan pertanyaan dari peserta pada saat
sesi tanya jawab sehingga mempermudah peserta memahami materi yang
disampaikan. Materi pesan yang lengkap dan sistematis mulai dari macam–
macam, pengertian, gejala, penyebab dan dampak tanda bahaya kehamilan
dianggap menarik terutama pada keluarga dengan kehamilan ibu yang pertama.
Alat bantu seperti pemaparan dengan power point disertai contoh gambar
sangat membantu responden dalam memahami materi yang diberikan. Alat
bantu berupa leaflet diberikan pada peserta setelah selesai proses pembelajaran.
Fasilitas pendukung lainya seperti suasana ruangan yang nyaman juga
mempengaruhi penerimaan pesan pada responden menjadi lebih baik. Hal
tersebut didukung teori Notoadmojo (2003) bahwa pendidikan kesehatan dapat
tercapai secara optimal apabila faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pendidikan kesehatan dapat bekerjasama secara harmonis. Faktor- faktor
tersebut antara lain masukan, metode, materi pesan, kemampuan pendidik,
kemampuan penerima, besarnya kelompok, waktu pelaksanaan pendidikan
kesehatan dan alat-alat bantu atau alat peraga serta ketersediaan fasilitas
pendukung. Notoatmojo (2003) juga menambahkan bahwa pendidikan
Page 24
44
kesehatan pada kelompok sasaran yang besar atau berjumlah lebih dari 15
orang, metode yang baik salah satunya adalah ceramah.
Hasil penelitian ini tidak dapat diketahui kemampuan responden yang
berhubungan dengan tingkat intelektual. Hal tersebut karena pada penelitian ini
tidak dilakukan pengukuran hubungan antara karakteristik responden dengan
tingkat pengetahuan.
Tabel 4.1. memperlihatkan karakteristik umur responden mayoritas adalah
umur 30 – 39 tahun sebesar 55%. Responden penelitian ini mayoritas adalah
usia produktif. Hasil ini sesuai dengan penelitian Mulyasari (2009) tentang
hubungan karakteristik ibu hamil dengan tingkat pengetahuan ibu hamil
tentang tanda bahaya kehamilan, dimana mayoritas responden berusia 28 – 39
tahun (produktif) sebesar 57.9%. Bertambahnya umur seseorang maka
pengetahuan yang diperolehnya juga akan bertambah dan menjelang usia lanjut
kemampuan penerimaan suatu pengetahuan akan berkurang. Umur merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pemahaman seseorang terhadap
suatu informasi (Depkes RI, 2006).
Berdasarkan karakteristik jenis kelamin responden paling banyak adalah
laki-laki yaitu sebesar 90% yang juga suami ibu hamil. Suami sangat
berkepentingan terhadap kesehatan reproduksi pasangannya. Saling pengertian
serta keseimbangan peranan antara kedua pasangan dapat membantu
meningkatkan perilaku yang kondusif terhadap peningkatan kesehatan
reproduksi (Kemenkes RI, Kemendagri, 2011).
Karakteristik tingkat pendidikan responden penelitian ini menunjukkan
mayoritas adalah SLTA yaitu sebesar 70%. Tingkat pendidikan responden
penelitian ini juga mempunyai kontribusi dalam pengetahuan responden
menjadi baik. Notoatmojo (2003) menyatakan bahwa tingkat pendidikan
seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon terhadap sesuatu yang
datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberi respon yang
lebih baik. Dapat dikatakan pula semakin tinggi pendidikan seseorang maka
semakin mudah seseorang tersebut menerima informasi sehingga akan semakin
baik pula pengetahuannya.
Page 25
45
Berdasarkan karakteristik pekerjaan responden terbanyak adalah karyawan
swasta yaitu sebesar 37.5%. Jenis pekerjaan responden pada penelitian ini
jumlahnya tidak sama antara karyawan swasta, wira usaha, PNS, petani dan
buruh. Pengetahuan yang baik pada karyawan swasta dapat disebabkan karena
intensitas interaksi yang kontinyu sehingga sering terpapar informasi. Menurut
Depkes RI (2006) individu yang bekerja di sektor formal memiliki akses yang
lebih baik terhadap informasi termasuk kesehatan.
Karakteristik responden menurut hubungan keluarga diketahui mayoritas
responden pada kelompok intervensi adalah suami yaitu sebesar 90%. Artinya
bahwa banyak suami yang mempunyai pengetahuan yang baik tentang tanda
bahaya kehamilan. Hal ini sesuai dengan program desa siaga aktif bahwa suami
memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya perlindungan kesehatan
ibu. Salah satu tugas suami sebagai kepala rumah tangga adalah pengambilan
keputusan. Keputusan yang baik didukung oleh pengetahuan terhadap masalah.
Salah satu pengetahuan yang penting dimiliki oleh suami tentang kesehatan ibu
yaitu mengetahui tanda bahaya pada masa kehamilan, dengan harapan dapat
mencegah terjadinya keterlambatan mengenal tanda bahaya gawat darurat serta
mendapat pertolongan kesehatan yang memadai (Kemenkes RI, Kemendagri,
2011).
2. Gambaran tingkat pengetahuan keluarga kelompok kontrol
Keluarga yang tidak diberikan pendidikan kesehatan tentang tanda bahaya
kehamilan mayoritas mempunyai tingkat pengetahuan cukup (55%). Hasil
penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Ina (2008) tentang pengaruh
pendidikan kesehatan tentang tanda-tanda bahaya selama kehamilan terhadap
pengetahuan ibu primigravida, begitu juga penelitian Suharni (2011) tentang
pengaruh pendidikan kesehatan tentang kehamilan terhadap pengetahuan dan
sikap ibu hamil. Penelitian keduanya menyebutkan bahwa kelompok yang
tidak diberikan pendidikan kesehatan mempunyai tingkat pengetahuan yang
lebih rendah apabila dibandingkan dengan kelompok yang mendapatkan
pendidikan kesehatan.
Page 26
46
Kelompok kontrol pada penelitian ini tidak diberikan pendidikan
kesehatan secara khusus. Informasi tentang tanda bahaya kehamilan dapat
diperoleh dari informasi media seperti buku KIA, televisi, radio surat kabar,
selebaran atau petugas kesehatan. Notoatmojo (2003) menyatakan melalui
berbagai media baik cetak maupun elektronik berbagai informasi dapat
diterima oleh masyarakat. Berdasarkan penelitian ini terdapat 5 (12.5%)
responden yang mengatakan belum pernah mendapatkan informasi tentang
tanda bahaya kehamilan. Responden tersebut berusia dibawah 30 tahun, 3
orang mempunyai pekerjaan buruh dan 2 orang karyawan swasta serta
merupakan kehamilan anak pertama. Kenyataan ini dapat mempengaruhi
pengetahuan keluarga kelompok kontrol, dimana tingkat pengetahuan tentang
tanda bahaya kehamilan dikategorikan cukup. Hal ini sesuai dengan penjelasan
lebih lanjut Notoatmojo (2003) bahwa seseorang yang lebih sering terpapar
media massa akan memperoleh informasi lebih banyak dibandingkan dengan
orang yang tidak pernah terpapar informasi media.
Tabel 4.1. menunjukkan karaktersitik responden menurut umur, mayoritas
adalah umur 30 – 39 tahun sebesar 45%. Umur berhubungan dengan maturitas
(Bobak dkk, 2011). Rendahnya pengetahuan anggota keluarga tentang tanda
bahaya kehamilan dapat berakibat terlambat mengambil keputusan, terlambat
mencapai fasilitas kesehatan, dan terlambat mendapat penanganan yang
memadai di tempat pelayanan kesehatan (Kemenkes RI, 2011). Responden usia
40 – 49 tahun kelompok kontrol persentasenya lebih besar yaitu 25% apabila
dibandingkan kelompok intervensi (12.5%). Bertambahnya usia akan
berpengaruh pada pengetahuan seseorang karena menjelang usia lanjut
kemampuan penerimaan suatu pengetahuan pada seseorang akan berkurang
(Depkes RI, 2006).
Karakteristik responden menurut jenis kelamin kelompok kontrol paling
banyak adalah laki-laki sebesar 95% dan merupakan suami ibu hamil, artinya
persentasenya lebih besar dibandingkan dengan kelompok intervensi (90%).
Pengetahuan yang cukup atau lebih rendah dibandingkan dengan kelompok
intervensi dapat disebabkan karena kurangnya akses informasi, dapat juga
Page 27
47
disebabkan oleh pengalaman mengikuti kegiatan pendidikan yang berhubungan
dengan tanda bahaya kehamilan. Hal ini didukung pendapat Notoatmojo (2003)
bahwa faktor yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya akses informasi
dan pengalaman.
Berdasarkan tingkat pendidikan responden maka mayoritas adalah
berpendidikan SLTA sebesar 62.5%. Persentase responden pada kelompok
kontrol yang berpendidikan SLTP lebih besar dari kelompok intervensi yakni
27.5% dan tidak ada responden yang setingkat sarjana seperti pada kelompok
intervensi. Keadan ini dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan keluarga
mengingat pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan
seseorang, makin mudah orang tersebut menerima informasi (Notoatmojo,
2003).
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan menunjukkan bahwa
mayoritas responden penelitian adalah buruh yaitu sebesar 42.5%, terdiri dari
buruh tani, bangunan, pabrik dan buruh lepas. Salah satu faktor yang
mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmojo (2003) adalah faktor
ekonomi, dimana pekerjaan buruh berhubungan dengan faktor ekonomi.
Keluarga dengan status ekonomi rendah lebih sulit memenuhi kebutuhan
sekunder seperti informasi. Hal ini dapat disebabkan daya beli rendah, waktu
dan kesempatan yang kurang, sehingga akan berpengaruh pada tingkat
pengetahuanya.
Bedasarkan hubungan keluarga, maka mayoritas responden adalah suami
ibu hamil yakni sebesar 92.5%. Pengetahuan yang rendah pada kelompok
kontrol dapat disebabkan karena suami belum berpengalaman menghadapi
kehamilan sebelumnya atau kehamilan yang pertama dalam keluarga.
Notoatmojo (2003) menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi
pengetahuan adalah pengalaman, yaitu pengalaman individu tentang berbagai
hal yang biasa diperoleh dari tingkat kehidupan dalam proses
perkembangannya.
Page 28
48
3. Perbandingan tingkat pengetahuan antara keluarga kelompok intervensi dengan
kelompok kontrol
Hasil distribusi frekuensi dapat diinterpretasikan keluarga yang mendapat
pendidikan kesehatan mempunyai tingkat pengetahuan yang baik apabila
dibandingkan dengan keluarga yang tidak diberikan pendidikan kesehatan.
Berdasarkan hasil analisis uji beda 2 kelompok seperti pada tabel 4.3.
kelompok intervensi mempunyai nilai rata – rata peringkat sebesar 51.48
sedangkan kelompok kontrol mempunyai nilai rata – rata peringkat 29.53.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keluarga yang diberikan pendidikan
kesehatan mempunyai rata-rata yang lebih tinggi atau lebih baik apabila
dibandingkan dengan keluarga yang tidak diberikan pendidikan kesehatan.
Output uji statistik dari hasil rata-rata peringkat kelompok intervensi dan
kelompok kontrol pada tabel 4.4. menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan
secara signifikan berpengaruh terhadap pengetahuan keluarga tentang tanda
bahaya kehamilan di Puskesmas Bambanglipuro. Nilai signifikansi 0.000 dan Z
hitung -4.598. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Ina (2008) dan
Suharni (2011) yang membuktikan adanya pengaruh pendidikan kesehatan
terhadap pengetahuan. Besaran nilai hasil penelitianya juga sama dengan
penelitian ini yakni α hitung 0.000 < 0,05.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmodjo
(2003) antara lain : pendidikan, akses informasi, ekonomi, hubungan sosial dan
pengalaman. Hasil penelitian menunjukkan beberapa faktor tersebut memang
berpengaruh pada pengetahuan keluarga yang menjadi subjek penelitian.
Tingkat pendidikan keluarga pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol
paling banyak adalah SLTA. Tingkat pendidikan menentukan mudah tidaknya
seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh. Orang
yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih baik artinya
bahwa makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah orang tersebut
menerima informasi, akan tetapi bukan berarti orang yang berpendidikan
rendah pasti mempunyai pengetahuan kurang. Pengetahuan yang baik tidak
harus didapatkan dari pendidikan formal namun dapat diperoleh dari paparan
Page 29
49
media massa. Media massa dapat berupa cetak maupun elektronik seperti buku
KIA, selebaran, poster, radio, TV, surat kabar dan sebagainya. Semakin sering
seseorang terpapar media massa maka akan semakin banyak informasi yang
diperoleh (Notoatmodjo, 2003).
Faktor ekonomi keluarga dalam penelitian ini berhubungan dengan
pekerjaan walaupun peneliti tidak menganalisis secara khusus besarnya
penghasilan. Mayoritas responden kelompok intervensi adalah karyawan
swasta dan mayoritas kelompok kontrol adalah buruh, dimana penghasilan
karyawan swasta lebih besar dan lebih pasti apabila dibandingkan dengan
buruh. Menurut Notoatmojo (2003) pendapatan keluarga yang lebih besar akan
lebih mudah mencukupi kebutuhan primer maupun sekunder. Pada keluarga
dengan pendapatan kecil untuk mencukupi kebutuhan sekunder akan lebih sulit
salah satunya adalah informasi. Hal ini disebabkan daya beli rendah terhadap
sumber informasi misalnya: buku, internet, majalah dan surat kabar. Penyebab
lainya karena tidak ada waktu dan kesempatan atau tidak tertarik tentang
informasi karena kebutuhan primer menjadi prioritas.
Faktor yang berpengaruh pada pengetahuan selanjutnya menurut
Notoatmojo (2003) adalah hubungan sosial. Responden kelompok intervensi
dan kelompok kontrol mayoritas adalah suami ibu hamil. Suami mempunyai
kepentingan terhadap pasanganya dan merupakan pengambil keputusan.
Keputusan yang baik didukung oleh pengetahuan terhadap masalah (Kemenkes
RI, Kemendagri, 2011). Hal ini didukung pula oleh KPR RI (2011) bahwa
untuk meningkatkan pengetahuan tentang kehamilan perlu keterlibatan suami
dalam kehamilan istrinya dengan melalui KIE. Suami adalah anggota keluarga
yang juga merupakan anggota masyarakat dengan pekerjaan bervariasi.
Interaksi antar individu dan akses informasi sangat tinggi sehingga informasi
yang berhubungan dengan tanda bahaya kehamilan dapat juga diperoleh dari
interaksi dengan petugas kesehatan atau pengalaman orang lain. Sesuai
Notoatmojo (2003) individu yang dapat berinteraksi secara kontinyu akan lebih
besar terpapar informasi, sementara faktor hubungan sosial juga mempengaruhi
kemampuan individu untuk menerima pesan menurut model komunikasi media
Page 30
50
misalnya teknologi informasi. Pengaruh dari hubungan sosial ini peneliti tidak
dapat mencegah dan mengendalikanya sepenuhnya.
Baik dan tidaknya pengetahuan responden kelompok intervensi dan
kelompok kontrol tentang tanda bahaya kehamilan dapat pula dipengaruhi oleh
pengalaman antara lain mengikuti penyuluhan yang diberikan petugas
kesehatan atau dapat juga dari pengalaman merawat ibu hamil sebelumnya.
Rendahnya pengetahuan kelompok kontrol tentang tanda bahaya kehamilan
dibandingkan kelompok intervensi dapat disebabkan karena saat ini merupakan
kehamilan pertama ibu dalam keluarga tersebut, terbatasnya atau minimnya
mendapat informasi tentang kehamilan. Hal ini juga diperkuat oleh pendapat
Notoatmojo (2010) bahwa pengalaman pribadi dapat dijadikan sebagai upaya
untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang
kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan persoalan yang
dihadapi pada masa lalu.
Upaya meningkatkan pengetahuan keluarga tentang tanda bahaya
kehamilan pada penelitian ini dilakukan dengan pendidikan kesehatan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa keluarga yang diberikan pendidikan kesehatan
mempunyai pengetahuan yang lebih baik apabila dibandingkan dengan
keluarga yang tidak diberikan pendidikan kesehatan. Hal tersebut didukung
pendapat Suliha (2002) bahwa pendidikan kesehatan bertujuan untuk
mengubah pemahaman individu, kelompok, dan masyarakat di bidang
kesehatan menjadi lebih baik. Pengetahuan keluarga yang baik tersebut tidak
terlepas dari proses pendidikan kesehatan yang dilaksanakan dengan
perencanaan atau persiapan dengan menyusun Satuan Acara Pembelajaran
(SAP) serta memilih metode pembelajaran yang sesuai. Hal tersebut didukung
pendapat Bastable (2002) bahwa persiapan sebelum pendidikan kesehatan
sangat membantu kerja perawat dalam memberikan pendidikan kesehatan dan
diperkuat teori Notoatmojo (2003) bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi proses pendidikan kesehatan adalah metode pembelajaran.
Page 31
51
C. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini terdapat pada faktor pengganggu yang tidak
sepenuhnya dapat dicegah dan dikendalikan. Faktor-faktor tersebut antara lain:
tingkat pendidikan responden yang heterogen, informasi dari media massa tentang
tanda bahaya kehamilan, keadaan ekonomi keluarga atau pendapatan yang dapat
mempengaruhi akses informasi, dan hubungan social responden, serta
pengalaman responden memperoleh informasi tentang tanda bahaya kehamilan.
Page 32
52
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Keluarga yang diberikan pendidikan kesehatan mayoritas mempunyai
pengetahuan baik.
2. Keluarga yang tidak diberikan pendidikan kesehatan mayoritas berpengetahuan
cukup.
3. Ada perbedaan yang bermakna antara tingkat pengetahuan keluarga yang
diberikan pendidikan kesehatan dengan keluarga yang tidak diberikan
pendidikan kesehatan.
4. Pendidikan kesehatan berpengaruh secara signifikan terhadap pengetahuan
keluarga tentang tanda bahaya kehamilan.
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan penelitian tentang pengaruh
pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan keluarga tentang tanda bahaya
kehamilan, ada beberapa saran yang diajukan sebagai bahan pertimbangan,
sebagai berikut :
1. Bagi keluarga agar lebih aktif dalam mencari informasi untuk meningkatkan
pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan sehingga dapat meningkatkan
derajat kesehatan keluarga.
2. Bagi petugas kesehatan agar memberikan pendidikan kesehatan pada ibu hamil
dan keluarganya dengan memberikan penjelasan tidak hanya diberikan buku
KIA.
3. Bagi penelitian selanjutnya yang ingin mengembangkan penelitian tentang
pengetahuan agar mengendalikan faktor – faktor pengganggu atau yang
mempengaruhi pengetahuan.
Page 33
DAFTAR PUSTAKA
Alhusin, S. (2002). Aplikasi Statistik Praktis dengan SPSS. Yogyakarta : J&J
Learning.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Azwar, S. (2008). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Bastable, Susan, B. (2002). Perawat Sebagai Pendidik Prinsip-Prinsip
Pengajaran dan Pembelajaran. Jakarta : EGC.
Bobak, Lowdermilk, Jensen. (2011). Dasar Dasar Keperawatan Maternitas. Edisi
18. Jakarta : EGC.
Depkes RI. (2003). Pedoman Teknis Audit Maternal-Perinatal di Tingkat
Kabupaten/Kota. Jakarta : Dit.Jen. Pelayanan Medik dan Bina Kesehatan
Masyarakat, Depkes RI.
. (2006a). Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu. Jakarta : Dit.Jen. Bina
Kesehatan Masyarakat, Depkes RI.
. (2006b). Pedoman Sistem Rujukan Maternal dan Neonatal di Tingkat
Kabupaten/Kota. Jakarta : Dit.Jen. Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes
RI.
Dinkes Kabupaten Bantul. (2010). Profil Kesehatan Kabupaten Bantul.
. (2011a). Laporan Program Sub Dinas Kesehatan Keluarga Kabupaten
Bantul, Dinkes Kabupaten Bantul.
. (2011b). Modul DB4MK Plus. Desa Bebas Masalah Kesehatan Plus.
Jakarta : PT. Gunatomo Manunggal.
Ina, A. (2008) Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Tanda-tanda Bahaya
Selama Kehamilan terhadap Pengetahuan Ibu Primigravida. Nursing
Study Program Medical Faculty Diponegoro University Semarang dalam
http://eprints.undip.ac.id/10320. diakses tanggal 14 Mei 2012 pukul
16.45 WIB.
KPP RI. (2004). Gerakan Sayang Ibu. Pedoman Kegiatan Tingkat
Kabupaten/Kota. Jakarta : Kementerian Pemberdayaan Perempuan RI.
Kemenkes RI. (2011a). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Kemenkes RI dan
JICA.
Page 34
53
. (2011b). Buku Pedoman Pengenalan Tanda Bahaya pada Kehamilan
Persalinan dan Nifas. Jakarta : Dit.Jen. Bina Gizi Kesehatan Ibu dan
Anak, Kemenkes RI.
Kemenkes RI. Kemendagri. (2011). Pedoman Umum Pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif. Jakarta : Pusat Promosi Kesehatan. Kemenkes RI.
Mulyasari, F. (2010). Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Dengan Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya Kehamilan di Kelurahan
Tanjung Marulak Kota Tebing Tinggi Tahun 2009. Program D-IV Bidan
Pendidik. Dalam http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/16572.
diakses tanggal 16 Mei 2012 pukul 01.15. WIB.
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
. (2010). Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Pemerintah Propinsi DIY. (2011). Sistem Informasi Gender dan Anak (SIGA).
Prawirohardjo, S. (2007). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka.
Puskesmas Bambanglipuro. (2011). Profil Kesehatan Puskesmas Bambanglipuro.
Saifudin, A.B., Wiknjosastro, H., Affandi, B. Waspodo, D. (2002). Buku Acuan
Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi I. Cetakan
II. Jakarta : YBP – SP.
Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
Suharni, S. (2012). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Kehamilan
terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil di Kecamatan Mantingan.
Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret dalam
http://etd.eprints.ums.ac.id/9515/1/J210060100. diakses tanggal 16 Mei
2012 pukul 01.15. WIB.
Suliha, Herawati, Sumiati. (2002). Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan.
Jakarta : EGC.
Wiknjosastro, H., Saifudin, A.B., Rachimhadi, T. (2006). Ilmu Kebidanan. Edisi
III. Cetakan VIII. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
. (2007). Ilmu Kandungan. Edisi II. Cetakan V. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka.