Page 1
PENGARUH PENDAPATAN, BIAYA OPERASIOANAL, PERPUTARAN
PERSEDIAN, TERHADAP LABA BERSIH PADA SPBU Se-PULAU
BINTAN
Hj. ASmaul Husna, Jack Febriand Adel, Inge Lengga S Munthe,
Prima Aprilyani
Universitas Maritim Raja Ali Haji, Fakultas Ekonomi
Tanjungpinang, Kepulauan Riau 2016
ABSTRAK
ENNY SUSILAWATI. 2016. PENGARUH PENDAPATAN, BIAYA
OPERASIOANAL, PERPUTARAN PERSEDIAN, TERHADAP LABA BERSIH
PADA SPBU Se-PULAU BINTAN
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan apakah variabel pengaruh pendapatan,
biaya operasional, perputaran persediaan, berpengaruh terhadapa laba bersih pada
SPBU Se-Pulau Bintan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan
cara mengambil data dari perusahaan di SPBU Se-Pulau Bintan. Metode analisis
yang digunakan adalah Metode Kuantitatif yang rumus yaitu uji Reliabilitas, uji
Normalitas, uji Multikoliniearitas, uji Heteroskedastisitas, Analisa Regresi
Berganda, Uji T-test, Uji F serta Uji Koefisien Determinasi (R2) dengan bantuan
software SPSS 22.0 for windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan, biaya operasional,
perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap laba bersih pada SPBU Se-
Pulau Bintan.
Kata Kunci : Pendapatan, Biaya Operasional, Perputaran Persediaan
Terhadap Laba Bersih
PENDAHULUAN
Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong
perusahaan untuk semakin memperluas usaha nya dengan meraih pangsa pasar.
Hal tersebut mendorong terjadinya persaingan ketat antar perusahaan. Perusahaan
adalah suatu instansi yang terorganisir, berdiri dan berjalan yang tidak dapat
terlepas dari hukum ekonomi dan prinsip dasar perusahaan pada umumnya.
Tujuan utama dari perusahaan adalah memperoleh laba seoptimal mungkin
serta mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Salah satu tujuan dari
sebuah perusahaan adalah mendapatkan laba yang maksimal. Laba merupakan
salah satu tujuan dari didirikannya suatu perusahaan. Laba terdapat pada laporan
Page 2
laba rugi, dimana laporan laba rugi merupakan laporan keuangan yang
menunjukkan hasil kegiatan perusahaan pada suatu periode tertentu.
Laba biasanya dihitung secara berkala, yaitu sebulan atau setahun sekali.
Penetapan laba secara periodik memerlukan perhatian yang serius, sebab laba atau
rugi harus benar-benar mencerminkan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita
pada periode yang bersangkutan. Penetapan laba secara periodik mengandung
konsekuensi bahwa didalamnya terdapat unsur-unsur taksiran bukan merupakan
angka yang pasti. Oleh karena laba adalah hasil pengurangan biaya terhadap
pendapatan maka menentukan jumlah pendapatan yang dihasilkan dan jumlah
biaya yang terjadi dalam periode yang bersangkutan akan merupakan kunci
kelayakan penetapan laba.
Pendapatan merupakan pos yang penting dari laporan keuangan dan
mempunyai penggunaan yang bermacam-macam untuk sebagai tujuan.
Penggunaan informasi pendapatan yang paling utama adalah untuk tujuan
pengambilan keputusan, baik itu keputusan untuk pembayaran deviden, keputusan
investasi dan keputusan penting lainnya. Dengan meningkatnya tingkat
pendapatan pada akhirnya akan meningkatkan laba bersih (net income), kemudian
dengan laba bersih yang besar bank akan mampu menghadapi persaingan
sekaligus melakukan ekspansi pasar dan kontinuitas usaha.
Biaya adalah semua pegeluaran mulai dari (untuk) mendapatkan barang
dagangan, baik yang diproduksi sendiri maupun hasil pembelian dari pihak lain
(pemasok) hingga barang tersebut dapat terjual kepada pembeli (pelanggan) baik
yang berkaitan dengan maupun diluar usaha pokok perusahaan.
Perputaran persediaan menentukan berkali persediaan terjual atau
digantikan dengan persediaan yang baru selama satu tahun, dan memberikan
beberapa pengukuran mengenai likuiditas dan kemampuan suatu perusahaan
untuk mengkonversikan barang persediaannya menjadi uang secara cepat.
SPBU Sepulau Bintan adalah salah satu perusahaan yang dimana jenis
kegiatan operasional usaha yang dijalankan adalah bergerak dibidang
perdagangan BBM, khususnya minyak solar, premium dan pertamax plus.
Perusahaan - perusahaan ini mensuplay bahan bakar minyak dari PT. Pertamina
(persero)-UPMS I Instalasi Tanjung Uban dan PT. Pertamina (persero) Depot
kijang. Yang kemudian disalurkan kepada konsumen berkendaraan yang ada di
sekitar Tanjung pinang dan Bintan.
Penelitian ini merupakan reflika dari penelitian sumaya (2011) yang
berjudul pengaruh volume penjualan dan biaya produksi terhadap laba bersih pada
PT. Metrodata Elektronik,Tbk. Hasil penelitiannya adalah dengan menggunakan
teknik regresi linier berganda ,terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan
antara volume penjualan, biaya produksi dan laba usaha hal ini disebabkan
semakin tinggi penjualan serta diikuti biaya produksi yang seimbang maka laba
Page 3
bersih akan meningkat. Artinya hubungan volume penjualan dan laba bersih
termasuk sangat kuat ketika biaya produksi tidak mengalami perubahan.dan ketika
biaya produksi menurun, selama volume penjualan tidak berubah maka akan
meningkatkan laba bersih perusahaan kemudian besar pengaruh biaya produksi
terhadap laba bersih perusahaan ketika volume penjualan tetap.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan suatu
penelitian mengenai permasalahan akan disajikan dalam bentuk proposal dengan
judul : “PENGARUH PENDAPATAN, BIAYA OPERASIONAL DAN
PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA BERSIH PADA SPBU
SE-PULAU BINTA.”
Tinjauan Pustaka, Kerangka Pemikiran, Hipotesis
Laba
Laba merupakan pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang
memiliki berbagai macam kegunaan dalam berbagai konteks, pengertian laba itu
sendiri merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan.
Laba perusahaan dalam hal ini dapat dilakukan dijadikan sebagai ukuran
dari efisiensi dan efektifitas dalam sebuah unit kerja dikarenakan tujuan utama
dari pendirian perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Laba merupakan tujuan
perusahaan, dimana dengan laba perusahaan dapat memperluas usahanya.
Kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba merupakan salah satu petunjuk
tentang kualitas manajemen serta operasi perusahaan tersebut, yang berarti
mencerminkan nilai perusahaan.
Pendapatan
Pendapatan merupakan unsur yang sangat penting dalam laporan keuangan,
karena dalam melakukan suatu aktivitas usaha, manajemen perusahaan tentu ingin
mengetahui nilai atau jumlah pendapatan yang diperoleh dalam suatu periode
akuntansi yang diakui sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku umum.
Menurut Toto Prihadi (2012: 32) pendapatan adalah barang atau jasa yang
sudah diserahkan kepada pembeli. Artinya hak atas barang tersebut sudah pindah
kepembeli, terlepas apakah sudah dibayar oleh pembeli ataupun belum. Sekali lagi
perlu diingat bahwa cara pengakuan semacam ini adalah karena kita
menggunakan konsep akrual.
Biaya Operasional
Menurut Mulyadi (2005: 76) “Biaya operasional adalah biaya usaha pokok
perusahaan selain harga pokok penjualan. Biaya usaha terdiri dari biaya
penjualan, biaya administrasi dan umum”.Ongkosadalah jumlah aktiva yang
terpakai atau jasa yang digunakan dalam proses menghasilkan pendapatan,
Page 4
sedangkan biaya adalah pengeluaran kas ( komitmen membayar kas dimasa
depan) dengan tujuan menghasilkan pendapatan. Jumlah yang terpakai itu
maksudnya adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh
penghasilan selain dari biaya untuk memperoleh barang dan jasa (produksi),
misalnya biaya penjualan, biaya gaji, dan penyusutan.
Perputaran Persediaan
Perputaran persediaan merupakan indikasi perusahaan untuk menyediakan
persediaan dalam mendukung tercapainya penjualan. Tentu saja rasio ini terutama
cocok untuk perusahaan yang menjual barang. Dan jenis usaha yang bisa diukur
perputaran persediaannya adalah perusahaan perdagangan dan manufaktur.
Menurut Munawir (2010: 77) perputaran persediaan merupakan rasio antara
jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang
dimiliki oleh perusahaan.
Kerangka Pemikiran
Untuk lebih menjelaskan hubungan antara variabel dependen dan variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini, maka digambarkan model
penelitian sebagai berikut :
Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh atas kegiatan-kegiatan
perusahaan dalam suatu periode atau merupakan kenaikan gross/kotor dari
keuntungan ekonomi selama suatu periode dari aktivitas utama perusahaan yang
menyebabkan kenaikan laba. Pendapatan timbul dari peristiwa ekonomi antara
lain penjualan barang maupun jasa dan penggunaan aktiva perusahaan. Sedangkan
biaya operasional merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam
satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu.
Perputaran persediaan merupakan rasio antara jumlah harga pokok barang
yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan.
Laba merupakan pertambahan kekayaan dari suatu badan usaha dalam
periode tertentu. Sedangkan pengertian lain, laba dapat didefinisikan sebagai
peningkatan dalam kesejahteraan dalam hal suatu perusahaan dapat
dioperasionalkan sebagai satuan usaha perubahan dalam nilai perusahaan tersebut.
Pengembangan Hipotesis
Menurut Admaja (2009: 111) Hipotesis adalah suatu pernyataan tentang
parameter suatu populasi. Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang
didasarkan pada bukti sampel dan teori propabilitas yang digunakan untuk
menetukan apakah suatu hipotesis adalah pernyataan beralasan atau tidak
beralasan.
Page 5
Berdasarkan masalah pokok yang telah dilakukan sebelumnya, maka
dapatdisajikan hipotesis sebagai jawaban sementara atas masalah pokok yaitu:
Ha : Pendapatan tidak berpengaruh terhadap laba bersih pada SPBU
Sepulau Bintan.
H0 : Pendapatan berpengaruh terhadap laba bersih pada SPBU Sepulau
Bintan.
Ha : Biaya operasional tidak berpengaruh terhadap laba bersih pada SPBU
Sepulau Bintan.
H1 : Biaya operasional berpengaruh terhadap laba bersih pada SPBU
Sepulau Bintan.
Ha : Perputaran persediaan tidak berpengaruh terhadap laba bersih pada
SPBU Sepulau Bintan.
H1 : Perputaran persediaan berpengaruh terhadap laba bersih pada SPBU
Sepulau Bintan.
Ha : Pendapatan, biaya operasional, perputaran persediaan tidak
berpengaruh terhadap laba bersih pada SPBU Sepulau Bintan.
H1 : Pendapatan, biaya operasional, perputaran persediaan berpengaruh
terhadap laba bersih pada SPBU Sepulau Bintan.
METODE PENELITIAN
Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Adapun objek penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan
skripsi ini adalah mengenai pengaruh pendapatan, biaya oprasioanal, dan
perputaran persediaan terhadap laba bersih. Dimana lokasi yang dijadikan tempat
penelitian adalah pada SPBU Sepulau Bintan.Penelitian ini dilakukan pada SPBU
Sepulau Bintan yaitu di Tanjung pinang dan Bintan yang bergerak sebagai
perusahaan dagang yang menjual Bahan Bakar Minyak (BBM). Data yang
digunakan dalam penelitian adalah Laporan L/R SPBU Se-pulau Bintan periode 1
Januari 2009 – 31 Desember 2013.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Kuantitatif. Menurut Danang Sunyoto (2011:29) analisis kuantitatif adalah
analisis yang menggunakan bantuan statistik untuk membantu dalam penelitian
dalam penghitungan angka-angka untuk menganalisis data yang diperoleh.
Menurut Sugiyono (2010:8) metode penelitian kuantitatif adalah sebagai
berikut: Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang berlandaskan pada sample filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sample tertentu, pengumpulan data menggunkan istrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik, dengan tujuan untuk menguji
Page 6
hipotesis yang telah ditetapkan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskritip kuantitatif. Menurut Kuncoro
(2009: 145), data kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala numerik
(angka) yang dapat dibedakan menjadi :
1. Data interval, yaitu data yang diukur dengan jarak diantara dua titik pada
skala yang sudah diketahui.
2. Data rasio, yaitu data yang diukur dengan proporsi.
Penelitian yang menggunakan pendekatan deskriptif yang bertujuan untuk
memberikan kepada peneliti sebuah riwayat atau untuk menggambarkan aspek-
aspek relevan dengan fenomena perhatian perspektif seseorang.
Jenis dan Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah Data Sekunder. Data sekunder
adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan
penelitian dari sumber-sumber yang telah ada.
Operasionalisasi Variabel Penelitian
1. Pendapatan
pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari
aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan/atau jasa kepada
pelanggan. Bagi investor, pendapatan kurang penting
dibanding keuntungan, yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah
dikurangi pengeluaran.
Pendapatan dalam penelitian ini adalah pendapatan yang dihitung dan
diukur dalam jutaan rupiah.
2. Biaya Operasional
Biaya operasional sebagai biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah
bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya adalah
biaya depresiasi mesin, equipmen, biaya bahan baku, biaya bahan penolong,
biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian-bagian baik yang langsung
maupun tidak langsung berhubungan dengan proses produksi.
Biaya operasional dalam penelitian ini adalah biaya operasional yang
dihitung dan diukur dalam jutaan rupiah.
3. Perputaran Persediaan
Perputaran persediaan adalah cara untuk mengetahui berapa kali dalam
suatu periode tertentu sebuah perusahaan menjual persediaannya.
Perusahaan-perusahaan menggunakan perputaran persediaan untuk menilai
Page 7
kemampuan mereka dalam menghadapi persaingan, merencanakan laba
usaha, dan secara umum mengetahui seberapa baiknya mereka menjalankan
kegiatan perusahaan mereka.
Perputaran persediaan dalam penelitian ini adalah perputaran persediaan
yang dihitung dan diukur dalam kali
4. Laba
Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi
sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan
dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempunyai badan usaha
selama satu periode, kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau
investasi pemilik.
Laba dalam penelitian ini adalah laba yang dihitung dan diukur dalam jutaan
rupiah
Teknik Analisis Data
Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
terdiri dari pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan bantuan
komputer yang menggunakan software SPSS 22.0.
1. Uji Normalitas
MenurutGhozali (2005:110) Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam suatu model regresi linier variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal.Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan melalui
metode statistik yakni Kolmogorov- smirnov dan analisis grafik.
a. Analisis Statistik
Untuk menentukan uji ini, didasarkan pada Kolmogorov_smirnov dengan
melakukan pengujian pada unstandardize residual pada model penelitian.
Pedoman untuk pengambilan keputusannya didasarka pada:
1) Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, maka distribusi data
normal.
2) Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, maka distribusi data
tidak normal.
b. Analisis Grafik
Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data
(titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari
residualnya. Dasar pengambilan kesimpulan:
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Page 8
2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali,
2006:112).
2. Uji Multikolonieritas
Uji multikolinearitas bertujuan menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2006:
91).Jika dalam model regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau
sempurna di antara variabel bebas berarti terjadi masalah multikolinieritas. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Uji ini dilakukan dengan menggunakan metode Variance Inflation Factor (VIF).
Ghozali (2005:91)
mengemukakanbahwapengujianmultikolinieritasdapatdilakukandenganmelihatvar
ians Inflation Factor (VIF) dankorelasidiantara variable independen.JikanilaiVIF
< 10 ataunilaitolerance > 0.10,makatidakterjadimultikolinieritas. Disampingitu,
suatu model dikatakanterdapatgejalamultikolonieritasyaitujikakorelasidiantara
variable indenpendenlebihbesardari 0.9.
3. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2006:95) uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam
suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena
observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang
lainnya.
Menurut Ghozali (2006:96) terdapat beberapa cara untuk mendeteksi
masalah autokorelasi, yaitu: Durbin Watson Test, LM Test, uji Statistik Q: Box
Pierce dan Ljung Box, serta Run Test. Penelitian ini menggunakan uji Durbin
Watsonuntuk menguji ada tidaknya autokolerasi.
Durbin Watson digunakan untuk aotokorelasi tingkat satu (firs order
autocorrelastion) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model
regresi dan tidak ada variabel lag di antara variabel indepenen. Model yang baik
adalah model yang tidak terdapat autokorelasi dengan melihat (du < d < 4-du)
maka tidak ada autokorelasi positif dan negatif (Ghozali, 2006:96).
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variabel dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap,
makadisebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut dengan
Page 9
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau
tidak terjasi heteroskedastisitas.
Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen dengan
residualnya. Dasar analisis:
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali,
2005:105).
Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dari Debt
To Equity Ratio (DER), Debt To Asset Ratio (DAR), Longterm Debt to Asset
Ratio (LDAR),Longterm Debt to Equity Ratio (LDER), dan Equity to Asset Ratio
(EAR)terhadap Return On Equity (ROE). Persamaan regresi berganda yang
dipakai adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 +e
Dimana:
Y = Laba Bersih
a = Konstanta
b1 danb2 = Koefisien Regresi
X1 = Pendapatan
X2 = Biaya Operasional
X = Perputaran Persediaan
e = Faktor lain diluar model
Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis berguna untuk memeriksa atau menguji apakah
koefisienregresi yang didapat signifikan. Ada dua jenis koefisien regresi yang
dapat dilakukan yaitu uji F dan uji t.
Uji t (t-test)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara
simultan(bersama-sama) terhadap variabel dependen. Tingkat signifikansi yang
digunakan adalah sebesar 5%, dengan level of confidence 95% (α = 0.05) dan
degree of freedom (n-k) dan (k-1), dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k)
adalah jumlah variabel. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
Ho = Pendapatan, biaya operasional dan perputaran persediaan tidak
berpengaruh signifikan terhadap laba bersih pada SPBU se-Pulau Bintan
Page 10
Ha = Pendapatan, biaya operasional dan perputaran persediaan berpengaruh
signifikan terhadap laba bersih pada SPBU se-Pulau Bintan
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi Fhitung dengan Ftabel
dengan ketentuan:
a. Jika Fhitung< Ftabel, maka H0 tidak dapat ditolak dan Ha tidak dapat diterima
untuk α = 5%,
b. Jika Fhitung> Ftabel, maka Ha diterima dan H0 ditolak untuk α.= 5%.
Uji F (F-test)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara
parsial (individu) terhadap variabel dependen. Untuk menentukan nilai ttabel
ditentukan dengan tingkat signifikasi 5% dengan derajat kebebasan df= (n-k-1)
dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel. Hipotesis yang
akan diuji adalah sebagai berikut:
Ho = Pendapatan, biaya operasional dan perputaran persediaan tidak
berpengaruh signifikan terhadap laba bersih pada SPBU se-Pulau Bintan
Ha = Pendapatan, biaya operasional dan perputaran persediaan berpengaruh
signifikan terhadap laba bersih pada SPBU se-Pulau Bintan
Uji ini dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Jika thitung< ttabel, atau -thitung> -ttabel maka H0 tidak dapat ditolak dan Ha tidak
dapat diterima untuk α = 5%,
b. Jika thitung> ttabel, atau -thitung< -ttabel maka Ha diterima dan H0 ditolak untuk α
= 5%.
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Besarnya
koefisien determinasi ini adalah 0 sampai dengan 1 Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi-variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel- variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali 2005:169).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sejarah Singkat Perusahaan
Setiap perusahaan dagang, sudah tentu kegiatan utamanya adalah jual beli
barang dagangan karena dari kegiatan trsebut merupakan dasar untuk dapat
merelisir tujuan didirikanya perusahaan. Demikian juga halnya dengan SPBU,
dimana jenis kegiatan operasional usaha dijalankan adalah bergerak dibidang
Page 11
perdagangan BBM, khususnya minyak solar,pre,ium dan pertamax plus. BBM
yang disalurkan kepada masyarakat merupakan bahan bakar yang disubsidi oleh
pemerintah.
Perusahaan ini mensuplay bahan bakar minyak dari PT. Pertamina
(persero)-UPMS I Istalasi Tanjung Uban dan PT. Pertamina (persero) Depot
Kijang. Yang kemudian disalurkan kepada konsumen kendaraan bermotor yang
ada disekitar Tanjungpinang,Bintan dan sekitarnya.
Penjualan yang diberikan kepada konsumen pemakai kendaraan bermotor
sudah sesuai dengan takarannya dimana konsumen tidak akan mengeluh
kekurangan dalam pengisian kedalam tangki konsumen SPBU tanjungpinang dan
bintan sudah mendapatkan predikat Pasti PAS dari PT. Pertamina (persero)
dimana yang memberikan peredikat tersebut adalah PT. Pertamina (persero).
Tidak semua SPBU yang ada bisa mengikuti program tersebut karena ada syarat
tertentu yang harus dipenuhi. Adapun syarat-syarat tersebut secara keseluruhan
adalah sebagi berikut :
1. Kondisi fisik bangunan harus sesuai format fisik SPBU tahun 2006 keatas.
2. Operator yang terlatih
3. Kebersihan
4. Perawatan fisik berkala
5. Takaran pas
6. Pelayanan
Didalam aktifitas tersebut, hal yang dilakukan mencakup beberapa tahap
yaitu:
1. Konfirmasi Pembelian
Pihak perusahaan melakukan transaksi pembelian kepada pihak Pertamina
dengan menstransfer sejumlah dana yang dibutuhkan melalui pihak Bank.
2. Proses Pengangkutan
Sehari setelah diselesaikannya proses administrasi baru dilakukan
pengangkutan BBM dari pertamina / instalasi yang kemudian menuju
lokasi SPBU dengan menggunakan truk tangki dr pertamina.
3. Proses Pembongkaran
Setelah minyak tiba di SPBU dialnjutakan dengan pembongkaran dari truk
tangki persediaan. Pemindahan minyak ini dilakukan dengan
menggunakan meteran.
4. Proses Penjualan
Penjualan minyak kepada konsumen harus sesuai yang tertera pada surat
rekomendasi. Konsumen yang telah melakukan pembelian langsung
membayarnya melalui operator.
Page 12
Struktur Organisasi Perusahaan
Setiap perusahaan yang berorganisasi baik perusahaan negara maupun
swasta haruslah mempunyai struktur organisasi. Karena dengan adanya struktur
organisasi memungkinkan orang-orang yang terlibat didalamnya dapat
bekerjasama dengan baikagar pekerjaan tersebut lebih mudah untuk dilaksanakan.
Dalam mengorganisir suatu kegiatan langkah pertama yang harus dilakukan
adalah menetapkan pekerjaan-pekerjaan yang harus dikerjakan oleh masing-
masing karyawan agar dapat merealisir apa yang menjaditujusn perusahaan.
Pola yang ditetapkan disusun dalam bentuk suatu organisasi perusahaan
yang merupakan alat untuk membantu pihak manajemen dalam upaya
merelisasikan tujuan perusahaan. Struktur organisasi yang tepat bagi suatu
perusahaan belum tentu baik bagi perusahaan lain, perbedaan struktur organisasi
diantara berbagai perusahaan disebabkan oleh beberapa hal seperti jenis usaha
yang dijalankan,luasnya perusahaan, banyaknya bagian-bagian / departemen yang
sesuai dengan jenis usaha yang dijalankan,dan sebagainya.
Penyusunan organisasi digambarkan dalam suatu hubungan antara fungsi
dan wewenang serta tanggung jawab setiap orang atas pekerjaan yang diberikan
kepadanya. Adapun struktur organisasi garis (line organisazation). Pada bentuk
orgaisasi ini disebut juga bentuklurus, dimana bentuk struktur organisasi ini
adalah struktur organisasi yang sangat sederhana, praktis karena tata
hubungannya sangat sederhana.
Didalam upaya merelisasikan tujuan yang ditetapkan oleh SPBU,
pemberian tugas wewenag serta tanggungjawab kepada anggotanya. Adapun
uraian tugas dan tanggungjawab dari setiap bagian dalam struktur perusahaan
pada SPBUsebagai berikut :
1. Pemilik / Direktur
SPBU memiliki seorang pemilik. Pemilikini merupakan pemegang saham
yang mempunyai peran sebagai penanam modal secara umum dan atau
khusus serta memberikan nasehat kepada manager dalam menjalankan
perusahaan.
2. Manager
Perusahaan ini dipimpin oleh seorang pengurus atau di sebut juga dengan
manager. Adapun tugas dan tanggungjawab manager diantaranya :
a. Mewakili perusahaan dalam komunikasi dengan pihak luar dan
senantiasa memelihara hubungan yang baik dengan instansi
pemerintah, pemasok,pelanggan dan pihak perbankan.
b. Merencanakan jadwal pekerjaan disemua aktifitas organisasi.
c. Memimpin semua kegiatan yang ada dalam organisasi agar terdapat
suatu keharmonisan untuk mencapai tujuan perusahaan.
d. Memutuskan kebijaksanaan perusahaan.
Page 13
3. Supervisor
Bertugas menangani BBM, mengontrol catatan perawatan harian dari bagian
administrasi dan keuangan dan mengukur kualitas BBM disaat penerimaan.
4. Bagian administrasi dan keuangan
a. Bagian akuntansi dan pajak
Bagian ini memiliki tugas menyelenggarakan aktivitas
pengadministrasian perusahaan dalam rangka mengujikan tata tertip
administrasi yang baik, antara lain :
1). Membuat surat pengantar pembelian BBM untuk disetor ke
Bank maupun pertamina / Instalasi.
2). Menyelnggarakan buku-buku kas berdasarkan bukti-bukti
penerimaan dan pengeluaran Bank.
3). Membuat laporan tentang keadaan persediaan minyak.
4). Bertanggungjawabatas laporan pajak dan menangani semua
masalah yang berhubungan dengan pajak.
b. Kasir
1). Bertugas dalam menangani penjualan.
2). Bertanggungjawab atas penggunaan keuangan perusahaan
secara keseluruhan dan melaksanakan prosedur administrasi
keuangan dalam rangka operasional perusahaan.
3). Membuat atau menyusun laporan keuangan bulanan.
4). Bagian Pemesanan (Delivery Order )
Bertugas melaksanakan setoran dan pengurusan / penyelesaian
administrasi yang berhubungan dengan realisai BBM SPBU
baik di Pertamina Depot Kijang maupun Pertamina Tanjung
uban.
5. Bagian Lapangan / Pengawasan
Bagian lapangan ini mempunyai tugas mengurus DO penebusan atau
pembelian BBM kedepot pertamina. Dan juga mempunyai tugas
menyalurkan BBM kepada konsumen.Dan bertugas juga mengawasi keluar
masuknya BBM yang didistribusikan kepada masyarakat.
6. Bagian Pengangkutan
Bertanggung jawab melaksanakan pengisian dan pengangkutan dari instalasi
/ Depot pertamina sesuai dengan yag tertera /tercantum pada Dokumen /
Faktur / PNPB serta muatan tidak untukdikurangi / dipindahkan ataupun
diperjual belikan selama dalam perjalanan sampai ketempat tujuan.
Apabilaternyata terbukti melakukan penyimpangan / pelanggaran
perusahaan ini akan menerima resiko sansi serta tindakan hukum yang
berlaku.
Page 14
7. Operator
Bertanggungjawab melaksanakan pengisian BBM kepada kendaraan
bermotor dimana langsung menerima uang dan disetorkan kepada kasir saat
pertukaran jam kerja. Dimana pembagian jam kerja operator dibagi dua pagi
hari 07.00 s.d 14.00, 14.00 s.d 21.00.
8. Security
Bertanggung jawab atas keamanan dankelancaran pengisian BBM dan
mengatur keluar masuknya kendaraan bermotor masyarakat / konsumen
yang akan mengisi bahan bakar minyak ke kendaraan di SPBU.
9. Clening Service
Bertanggung jawab memberikan SPBU dan semua yang berhubungan
dengan kebersihan mengelap, mengepel, memotong rumput dan lain
sebagainya.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berdasarkan data penelitian diatas, untuk selanjutnya akan dilakukan
pengujian statistic dengan menggunakan alat bantu statistic SPSS Versi 22 dengan
tujuan untuk mengetahui pengaruh antar variable penelitian didalam penelitian ini.
Berikut ini akan disajikan hasil pengujian tersebut.
4.2.1. Penelitian
Berikut ini akan disajikan data penelitian untuk keseluruhan variabel dalam
penelitian ini pada SPBU se-Pulau Bintan, sebagai berikut:
1. Pendapatan
Pendapatan
( dalam jutaan rupiah )
Nama
Perusahaan
Tahun
2009
Tahun
2010
Tahun
2011
Tahun
2012
Tahun
2013
PT.Sinar
Mustika Bintan 38.451 34.282 38.331 38.346 38.224
PT.Bintan Bakti
Putra 36.340 41.266 33.572 30.981 34.411
PT.Sarana
Rusel Pictori 30.819 32.569 28.761 29.165 33.830
PT.Bintan Inti
Sukses 39.010 43.004 43.292 40.366 39.897
PT.Cahaya
Belawan Inhil 42.490 41.010 48.027 44.183 44.714
PT.Kharisma
Petro Gemilang 45.161 45.612 46.068 46.529 47.087
Sumber : SPBU Se-Pulau Bintan
Page 15
-
20,000
40,000
60,000
1 4 7 10131619222528
Pendapatan X1
Pendapatan X1
Dari tabel diatas menunjukkan adanya fluktuasi untuk pendapatan yang
diterima SPBU se-Pulau Bintan, namun untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:
Pendapatan
Sumber: Data penelitian diolah
Dari data diatas menunjukkan adanya fluktuasi perolehan pendapatan pada
perusahaan, jika dilihat hal-hal yang menyebabkan berfluktuasi pendapatan
tersebut adalah dikarenakan tingkat volume pemakaian kendaraan untuk wilayah
kabupaten bintan tidak banyak dan volume tertinggi dirasakan oleh perusahaan
adalah apabila ada acara-acara atau adanya hari liburan yang meningkatkan
pengunjung ke arah bintan. Disamping itu juga menurunnya pendapatan BBM
juga dikarenakan terkadang adanya stok BBM yang terbatas.
2. Biaya Operasional
Biaya Operasional
( dalam jutaan rupiah )
Nama
Perusahaan
Tahun
2009
Tahun
2010
Tahun
2011
Tahun
20012
Tahun
2013
PT.Sinar
Mustika
Bintan
168 173 184 182 159
PT.Bintan
Bakti Putra 116 133 122 146 110
PT.Sarana
Rusel Pictori
155
152
188
170
188
PT.Bintan
Inti Sukses
169
187
163
130
126
PT.Cahaya
Belawan
147
149
171
165
167
Page 16
-
200
1 6 11 16 21 26 31
Biaya Operasional X2
BiayaOperasional X2
Inhil
PT.Kharisma
Petro
Gemilang
169
171
172
174
176
Sumber : SPBU Se-Pulau Bintan
Dari tabel diatas menunjukkan adanya fluktuasi untuk biaya operasional
yang diterima SPBU se-Pulau Bintan, namun untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar dibawah ini:
Biaya Operasional
Sumber: Data penelitian diolah
Dari data diatas menunjukkan adanya fluktuasi perolehan biaya operasional
pada perusahaan, jika dilihat hal-hal yang menyebabkan berfluktuasi biaya
operasional tersebut adalah dikarenakan adanya perubahan atas biaya pemasaran
dan biaya administrasi dan umum yang dikeluarkan
3. Perputaran Persediaan
Perputaran Persediaan
Tahun Pendapatan Persediaan Perputaran
Persediaan
2009 38.451.405.358 3.466.521.109 11
2010 34.282.443.225 2.937.220.217 12
2011 38.330.860.422 3.362.123.328 11
2012 38.346.151.649 3.300.039.797 12
2013 38.224.266.628 4.299.266.157 9
2009 36.340.337.858 4.489.917.302 8
2010 41.265.595.578 5.149.139.959 8
Page 17
2011 33.572.266.526 4.729.856.195 7
2012 30.981.334.492 3.794.067.518 8
2013 34.410.729.292 4.260.810.936 8
2009 30.818.508.444 4.124.660.425 7
2010 32.568.579.815 4.008.753.238 8
2011 28.761.326.622 3.525.625.722 8
2012 29.165.402.212 4.720.445.498 6
2013 33.830.369.777 3.527.995.340 10
2009 39.010.252.230 4.688.692.866 8
2010 43.004.475.813 5.392.260.903 8
2011 43.291.536.308 6.313.087.214 7
2012 40.366.073.401 5.045.012.989 8
2013 39.896.538.928 4.897.488.428 8
2009 42.489.606.544 5.684.872.532 7
2010 41.009.622.207 5.776.542.209 7
2011 48.026.989.500 6.637.654.705 7
2012 44.183.308.802 6.411.797.969 7
2013 44.713.509.215 6.488.739.542 7
2009 45.160.644.307 6.553.627.033 7
2010 45.612.250.151 6.619.163.327 7
2011 46.068.372.367 6.685.354.926 7
2012 46.529.056.576 6.752.208.528 7
2013 47.087.404.479 6.833.235.019 7
Sumber : SPBU Se-Pulau Bintan
Dari tabel diatas menunjukkan adanya fluktuasi untuk perputaran persediaan
yang diterima SPBU se-Pulau Bintan, namun untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar dibawah ini:
Page 18
-
20
1 6 11 16 21 26
Perputaran Persediaan
PerputaranPersediaan
Perputaran Persediaan
Sumber: Data penelitian diolah
Dari data diatas menunjukkan adanya fluktuasi perolehan perputaran
persediaan pada perusahaan, jika dilihat hal-hal yang menyebabkan berfluktuasi
perputaran persediaan tersebut adalah dikarenakan turunnya jumlah harga pokok
penjualan dan jumlah rata-rata persediaan.
4. Laba
Laba
(dalam jutaan rupiah)
Nama
Perusahaan
Tahun
2009
Tahun
2010
Tahun
2011
Tahun
2012
Tahun
2013
PT.Sinar
Mustika Bintan
4.529
4.038
4.514
4.516
4.502
PT.Bintan
Bakti Putra
4.280
4.860
3.954
3.649
4.053
PT.Sarana
Rusel Pictori
3.630
3.836
3.387
3.435
3.984
PT.Bintan Inti
Sukses
4.594
5.065
5.099
4.754
4.699
PT.Cahaya
Belawan Inhil
5.004
4.830
4.656
4.204
4.266
PT.Kharisma
Petro Gemilang
4.319
4.372
4.426
4.480
4.546
Sumber : SPBU Se-Pulau Bintan
Dari tabel diatas menunjukkan adanya fluktuasi untuk laba yang diterima
SPBU se-Pulau Bintan, namun untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
Page 19
-
10,000
1 6 11 16 21 26
Laba Bersih Y
Laba BersihY
Laba
Sumber: Data penelitian diolah
Dari data diatas menunjukkan adanya fluktuasi perolehan laba perusahaan,
jika dilihat hal-hal yang menyebabkan berfluktuasi laba tersebut adalah
dikarenakan adanya flukuasi dari aktivitas penjualan yang diterima oleh
perusahaan dan biaya-biaya usaha yang dikeluarkan
1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah
data penelitian mengikuti atau mendekati normal, yakni distribusi data penelitian
dengan bentuk lonceng. Cara yang paling sederhana adalah dengan melihat
histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang
mendekati normal sebagaimana dapat dilihat dibawah ini:
Uji Normalitas (Histogram)
Sumber: Data penelitian diolah
Dari gambar histogram diatas dapat pula disimpulkan bahwa grafik
histogram menunjukkan pola distribusi normal. Yang mana jika dilihat polygon
kecenderungan dalam keadaan seimbang dan tidak menceng ke kiri maupun ke
kanan. Namun jika hanya melihat grafik histogram, hal ini dapat memberikan
hasil yang meragukan, adapun metode lain yang lebih handal adalah dengan
melihat normal probability plot, dimana pada grafik normal plot terlihat titik-titik
menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis
diagonal, sebagaimana ditampilkan pada gambar dibawah ini:
Page 20
Gambar 4.7.
Uji Normalitas (Probability Plot)
Sumber: Data penelitian diolah
Berdasarkan grafik normal probability plot, menunjukkan bahwa data
berdistribusi normal yang terlihat dari titik-titik plot menyebar disekitar garis
diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Model regresi ini
layak dipakai dalam penelitian ini karena memenuhi asumsi normalitas. Untuk
menentukan data dengan uji Kolmogrov-Smirnov, nilai signifikansi harus diatas
0,050 atau 5%. Pengujian terhadap normalitas data dengan menggunakan
Kolmogrov-Smirnov dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Uji Normalitas (Kolmogorov Smirnov)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 30
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 265,01376406
Most Extreme Differences
Absolute ,119
Positive ,119
Negative -,083
Kolmogorov-Smirnov Z ,654
Asymp. Sig. (2-tailed) ,786
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data penelitian diolah
Untuk memastikan apakah data berdistribusi normal maka pengambilan
keputusan data terdistribusi normal dapat dilihat dari nilai Asymp. Sig. (2-Tailed)
jika nilai sig > 0,05 maka data terdistribusi normal. Pada table diatas
menunjukkan bahwa nilai asymp sig. (2-tailed) diatas menunjukkan nilai 0,786 >
0,05. Dengan kata lain variable dalam penelitian ini dengan uji kolmogorov
smirnov tersebut berdistribusi normal.
Page 21
2. Uji Multikolonieritas
Tujuan uji ini adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya. pengujian terhadap ada tidaknya
multikolonieritas dalam model regresi dapat dilakukan dengan melihat nilai
tolerance dan lawannya, serta Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai
tolerance value lebih tinggi daripada 0,10 atau VIF lebih kecil daripada 10 maka
dapat disimpulkan tidak terjadi multikolonieritas, adapun hasil pengujian ini dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Uji Multikolonieritas Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
X1 ,858 1,165
X2 ,842 1,188
X3 ,808 1,237
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Data penelitian diolah
Dari table diatas diketahui bahwa nilai tolerance semua variable independen
yaitu pendapatan 0.858, biaya operasional 0.842 dan perputaran persediaan
0.808> 0,10 sedangkan nilai VIF variable independen yaitu pendapatan 1.165,
biaya operasional 1.188 dan perputaran persediaan 1.237< 10. Dari hasil nilai
tolerance dan VIF tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolonieritas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variabel pengganggu dari satu pengamatan dengan
pengamatan yang lain. Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heterokedastisitas., yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Page 22
Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data penelitian diolah
Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas pada gambar diatas menunjukkan
bahwa data tersebar secara acak dan tidak memmbentuk suatu pola tertentu. Data
tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas dalam model regresi yang
digunakan.
4. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1. persamaan regresi yang baik adalah yang tidak
memiliki masalah autokorelasi.Uji Autokorelasi pada penelitian ini dapat dilihat
dari nilai Durbin Watson, seperti terlihat pada Tabel dibawah ini:
Uji Autokorelasi Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,818a ,669 ,631 279,886 1,724
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
b. Dependent Variable: Y
Sumber: Data penelitian diolah
Hasil uji autokorelasi diatas menunjukkan tidak adanya autokorelasi dengan
nilai hitung Durbin Watson sebesar 1,724 atau mendekati dan berada diangka 2.
Persamaan Regresi Linier Berganda
Tahapan selanjutnya setelah penulis melakukan uji asumsi klasik adalah
melakukan analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil pengujian, adapun
persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Page 23
Persamaan Regresi
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 1674,521 554,346
3,021 ,006
X1 ,072 ,010 ,882 7,237 ,000
X2 -5,798 2,523 -,283 -2,298 ,030
X3 99,132 36,723 ,339 2,699 ,012
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Data penelitian diolah
Dari table diatas dapat dibentuk persamaan regresi seperti dibawah ini:
Y = 1.674,521+ 0,072X1 -5,798X2 + 99,132X3 + e
Penjelasan tersebut dapat dijelaskan dibawah ini:
a. Nilai B Constant =1.674,521
Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada nilai variable
bebas yaitu pendapatan, biaya operasional dan perputaran persediaan maka
laba bersih sebesar 1.674,521
b. Nilai X1=0,072= Pendapatan
Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap perubahan pendapatan
sebesar 1 satuan, maka laba bersih akan meningkat sebesar 0,072 satuan
dengan asumsi variable lain dianggap tetap.
c. Nilai X2=5,798= Biaya Operasional
Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap perubahan biaya
operasional sebesar 1 satuan, maka laba bersih akan menurun sebesar 5,798
satuan dengan asumsi variable lain dianggap tetap.
d. Nilai X3=99,132= Perputaran Persediaan
Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap perubahan perputaran
persediaan sebesar 1 satuan, maka laba bersih akan meningkat sebesar
99,132 satuan dengan asumsi variable lain dianggap tetap.
Page 24
Uji Hipotesis
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan
metode analisis regrei berganda. Adapun untuk menguji signifikan tidaknya
hipotesis tersebut digunakan Uji t dan Uji F. Yang mana dapat dijelaskan dibawah
ini:
1. Uji t (Parsial)
Uji statistik t bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel independen. Uji t digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial
pendapatan (X1), biaya operasional (X2) dan perputaran persediaan (X3)
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laba bersih (Y), dan hasil
penelitian tersebut dapat dilihat dibawah ini sebagai berikut:
Uji t (Parsial)
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 1674,521 554,346
3,021 ,006
X1 ,072 ,010 ,882 7,237 ,000
X2 -5,798 2,523 -,283 -2,298 ,030
X3 99,132 36,723 ,339 2,699 ,012
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Data penelitian diolah
1. Pengaruh pendapatan (X1) terhadap laba bersih (Y).
Berdasarkan table diatas menunjukkan variabel pendapatan (X1) memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap laba bersih (Y) pada SPBU se-Pulau
Bintan,hal ini ditunjukkan dengan probability siginikan 0,000 lebih kecil
dari 0,050 dan nilai thitung 7,237> ttabel 2,04523. Untuk uji koefisien korelasi
(r1) dari masing-masing variabel bebas menunjukkan pendapatan(X1)
memiliki pengaruh terhadap laba bersih sebesar 77.79% yang manadapat
Page 25
diartikan variabel pendapatan mempengaruhi laba bersih sebesar 77,79%,
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lainnya.
2. Pengaruh biaya operasional (X2) terhadap laba bersih(Y).
Berdasarkan table diatas menunjukkan variabel biaya operasional (X2)
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba bersih (Y) pada SPBU se-
Pulau Bintan, hal ini ditunjukkan dengan probability siginikan 0,030 lebih
kecil dari 0,050 dan nilai thitung-2,298> ttabel-2,04523. Selain itu koefisien
korelasi (r2) untuk variabel biaya operasional (X2) menunjukan pengaruh
terhadap laba bersih sebesar 8.01% yang artinya variabel biaya operasional
dapat mempengaruhi laba bersih sebesar 8,01% dan sisanya dipengaruhi
variabel lainnya.
3. Pengaruh perputaran persediaan (X3) terhadap laba bersih (Y).
Berdasarkan table diatas menunjukkan variabel perputaran persediaan (X3)
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba bersih (Y) pada SPBU se-
Pulau Bintan, hal ini ditunjukkan dengan probability siginikan 0,012 lebih
kecil dari 0,050 dan nilai thitung2,699> ttabel 2,04523. Selain itu koefisien
korelasi (r3) untuk variabel perputaran persediaan (X3) menunjukan
pengaruh terhadap laba bersih sebesar 11.49% yang artinya variabel
perputaran persediaan dapat mempengaruhi laba bersih sebesar 11,49% dan
sisanya dipengaruhi variabel lainnya.
2. Uji F (Simultan)
Uji signifikan simultan (Uji F) pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji F
digunakan untuk mengetahui apakah secara simultan pendapatan (X1), biaya
operasional (X2) dan perputaran persediaan (X3) mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap laba bersih (Y). Hasil Uji F dapat juga dilihat pada tabel
dibawah ini:
Uji F (Simultan)
ANOVA
a
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 4112204,408 3 1370734,803 17,498 ,000b
Residual 2036736,559 26 78336,022
Total 6148940,967 29
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
Dari table diatas menunjukkan pendapatan (X1), biaya operasional (X2) dan
perputaran persediaan (X3) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laba
Page 26
bersih (Y) karena probabilitas signifikan lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 (0,000<
0,05) dan nilai Fhitung17,498> Ftabel 2.98 maka Ho ditolak dan H1 diterima yang
dapat disimpulkan bahwa secara simultan pendapatan (X1), biaya operasional (X2)
dan perputaran persediaan (X3) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
laba bersih (Y) pada SPBU se-Pulau Bintan.
3. Koefisien Determinasai (R2)
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui kontribusi seberapa besar
pengaruh pendapatan (X1), biaya operasional (X2) dan perputaran persediaan (X3)
terhadap laba bersih (Y) sebagaimana dapat dilihat pada table dibawah ini:
Uji Koefisien Determinasi (R-Square) Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,818a ,669 ,631 279,886 1,724
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
b. Dependent Variable: Y
Sumber: Data penelitian diolah
Dilihat dari nilai R Square diatas yaitu sebesar 0,669 atau 67%, artinya
pengaruh pendapatan, biaya operasional dan perputaran persediaan secara
simultan terhadap laba bersih sebesar 67%, sedangkan sisanya yaitu 33%
merupakan dipengaruhi variable lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat pula ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pendapatan berpengaruh signifikan terhadap laba bersih pada SPBU se-
Pulau Bintan.
2. Biaya operasional berpengaruh signifikan terhadap laba bersih pada SPBU
se-Pulau Bintan.
3. Perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap laba bersih pada
SPBU se-Pulau Bintan.
4. Pendapatan, biaya operasional dan perputaran persediaan
berpengaruh signifikan terhadap laba bersih pada SPBU se-Pulau Bintan.
Saran
Dari pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat pula diberi saran
sebagai berikut:
Page 27
1. SPBU Sepulau Bintan sebaiknya memperbaiki sistem biaya perusahaan
khususnya biaya operasional. Agar biaya yang telah dikeluarkan dapat
efektif dan efisien atau tidak ada pemborosan serta menghasilkan laba
bersih yang optimal. Maka perusahaan harus mengoptimalkan biaya yang
telah dikeluarkan sehingga tidak ada pemborosan. Mengoptimalkan biaya
yang telah dikeluarkan sehingga dapat menghasilkan laba bersih yang
optimal.
2. Agar laba bersih yang diperoleh maksimal, maka perusahaan hendaknya
lebih memperhatikan perputaran persediaan bahan bakar minyak. Agar
hal-hal yang menyebabkan perputaran persediaan berjalan tidak baik dapat
diketahui sehingga dampaknya terhadap laba bersih dikontrol.
3. Hasil penelitian ini perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut untuk
mengetahui adanya beda pengaruh antara ketiga variabel independen
tersebut terhadap laba bersih SPBU Sepulau Bintan danuntuk mengetahui
adanya faktor lain yang mempengaruhi laba bersih SPBU Sepulau Bintan.
DAFTAR PUSTAKA
Admaja, Lukas Setia, 2009. Statistika Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Andi
Ahmed Riahi, Belkaoui, 2006. Teori Akuntansi. Edisi Lima. Jakarta : Salemba
Empat.
Dewi Roseeha, 2010. Sukses Menulis Proposal Skripsi, Tesis, Disertasi. Jakarta.
Keen Books.
Danang Sunyoto, 2011. Metodologi Penelitian Ekonomi. Cetakan Pertama.
Yogyakarta. CAPS.
Dergibson Siagian dan Sugiarto, 2006. Metode statistic. Jakarta. PT. Gramedia
pustaka Utama.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan: Per 1 September
2007. Jakarta. Salemba Empat.
Jumingan, 2008. Analisis Laporan Keuangan. Surakarta: Bumi Aksara.
Jusup, Al Haryono, 2005. Dasar-dasar Akuntansi. Edisi keenam. Jakarta: YKPN.
Kuncoro, Murajad, 2009. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi ke tiga.
Jakarta: Erlangga.
Page 28
Kuswadi, 2009. Pencatatan Keuangan Untuk Orang-orang Awam. Jakarta: PT.
Elex Media Komputndo.
Mulyadi, 2005. Akuntansi Biaya. Edisi kelima. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN.
Munawir,S, 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi keempat. Yogyakarta:
Liberty.
Ristono, Agus, 2009. Manajemen Persediaan Edisi 1. Jakarta : Graham Ilmu.
Sofyan Syafri Harahap, 2011. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. Jakarta. Rajawali
Pers.
Sofyan Syafri Harahap, 2011. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Edisi 1.
Rajawali Pers.
Subramanyam, K.R dan Wild, John J, 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R & D. Bandung. Alfabeta.
Toto Prihadi, 2012. Memahami Laporan Keuangan sesuai IFRS dan PSAK.
Cetakan I. Jakarta. PPM.