Page 1
PENGARUH PEMBUKAAN JALAN RUAS WAMENA-
KARUBAGA-MULIA TERHADAP LALU LINTAS DAN
PERKERASAN DI JALAN ARTERI DI KOTA WAMENA
1Manahara Nababan dan
2A. Agung Gde Kartika, S.T., M.Sc
1Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya,
[email protected] 2Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
ABSTRAK
Kabupaten Wamena, Karubaga dan Mulia merupakan wilayah strategis di
Propinsi Papua yang mempunyai potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia
yang perlu dikembangkan secara terpadu dan didukung oelh tersedianya pelayanan
infrastruktur transportasi. Pembangunan jalan ruas Wamena-Karubaga-Mulia
diharapkan mampu meningkatkan pergerakan orang maupun barang sehingga akan
meingkatkan makro perekonomian kota Wamena pada khususnya pada penelitian ini
akan ditinjau mengenai dampak pembangunan jalan ruas Wamena-Karubaga-Mulia
terhadap kinerja lalu lintas dan perkerasan jalan arteri di Kota Wamena. Tujuan
penelitian ini adalah menghitung kinerja jalan arteri di Kota Wamena pada saat
sekarang dibandingkan dengan sebelum dibangun jalan ruas Wamena-Karubaga-Mulia,
menghitung volume lalu lintas yang diakibatkan oleh dibukanya jalan ruas Wamena-
Karubaga-Mulia, Menghitung dampak pengaruh terhadap lalu lintas akibat dibukanya
jalan ruas Wamena-Karubaga-Mulia, menghitung berkurangnya umur jalan akibat
dibukanya jalan ruas Wamena-Karubaga-Mulia.
Sumber data diperoleh dari survey matrik asal tujuan yang nantinya akan
dihitung matrik asal tujuan setelah dibukanya jalan ruas Wamena-Karubaga-Mulia.
Pengurangan umur perkerasan dihitung dengan EAL. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Matrik Asal Tujuan dan EAL.
Hasil penelitiannya adalah terjadi perbedaan jumlah volume kendaraan sebelum
dan sesudah dibukanya jalan ruas Wamena-Mulia-Karubaga, jumlah volume kendaraan
semakin banyak dan berdampak pada pengurangan umur perkerasan jalan ruas akibat
dibukanya jalan ruas Wamena-Mulia-Karubaga. Melalui penghitungan, didapatkan
volume LL sebelum dan sesudah dibuka jalan ruas Mulia-Karubaga terdapat selisih,
pada ruas jalan Pike untuk tujuan Mulia – Karubaga terdapat selisih 132 truk. dan juga
ruas jalan yang lain. Sedangkan untuk total Zona Asal dan Zona Tujuan Mulia-
Karubaga didapatkan nilai sebesar 130.63 EAL/Kendaraan.
Kata Kunci : Jalan Arteri, Jalan Wamena-Karubaga-Mulia, Matrik Asal Tujuan,
EAL
Page 2
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan infrastruktur transportasi mempunyai peran penting dalam
pengembangan suatu wilayah serta mendukung pertumbuhan sektor-sektor lain.
Ketersediaan aksesibilitas atau pun keterjangkauan pelayanan infrastruktur transportasi
dapat lebih mempererat dukungan antar wilayah maupun pemerataan pembangunan antar
wilayah. Kabupaten Wamena Karubaga dan Mulia merupakan wilayah strategis di
Propinsi Papua yang mempunyai potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia
yang perlu dikembangkan secara terpadu dan didukung oleh tersedianya pelayanan
infrastruktur transportasi. Jalan ruas Wamena-Karubaga-Mulia adalah jalan arteri primer
yang menghubungkan Kabupaten Wamena, Karubaga dan Mulia di Propinsi Papua.
Jalan ini dibangun untuk mempercepat proses pemekaran dan pembangunan makro
perekonomian di tiga Kabupaten tersebut. Jalan ruas Wamena-Karubaga-Mulia baru
dibuka pada tahun 2002 dengan panjang kurang lebih 190 kilometer, lebar jalan 4 meter
dan panjang marka jalan 1 meter. Kondisi jalan untuk saat ini baru teraspal 24%,
sedangkan sisanya masih jalan japat (jalan dengan perkerasan kerikil) sehingga
kendaraan yang melewati jalan ini masih terbatas.
Pembangunan jalan ruas Wamena-Karubaga-Mulia diharapkan mampu
meningkatkan pergerakan orang maupun barang sehingga akan meningkatkan makro
perekonomian kota Wamena pada khususnya. Kendaraan yang mengangkut bahan
pangan maupun bahan industri melewati jalan–jalan utama sebagai akses utama
perekonomian makin meningkat.. Oleh karena itu pada penelitian ini akan ditinjau
mengenai dampak pembangunan jalan ruas Wamena-Karubaga-Mulia terhadap kinerja
lalu lintas dan perkerasan jalan di kota Wamena.
1.2 Permasalahan
1. Bagaimana kinerja jalan arteri di Kota Wamena pada saat sekarang?
2. Berapa volume lalu lintas yang diakibatkan oleh dibukanya jalan ruas Wamena-
Karubaga-Mulia?
3. Berapa besar dampak pengaruh terhadap lalu lintas akibat dibukanya jalan ruas
Wamena-Karubaga-Mulia?
4. Berapa besar dampak berkurangnya umur jalan akibat dibukanya jalan ruas
Wamena-Karubaga- Mulia?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang diuraikan diatas, tujuan penelitian ini bisa
dirangkum sebagai berikut :
1. Menghitung kinerja jalan arteri di Kota Wamena pada saat sekarang.
2. Mengitung volume lalu lintas yang diakibatkan oleh dibukanya jalan ruas Wamena-
Karubaga-Mulia.
3. Menghitung dampak pengaruh terhadap lalu lintas akibat dibukanya jalan ruas
Wamena-Karubaga-Mulia.
4. Mengitung berkurangnya umur jalan akibat dibukanya jalan ruas Wamena-
Karubaga- Mulia.
Page 3
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Transportasi
Transportasi adalah kegiatan perpindahan penumpang dan barang dari suatu tempat
ke tempat lain. Dalam transportasi terdapat unsur pergerakan secara fisik terjadi
perpindahan tempat atas barang atau penumpang dengan atau tanpa alat angkut
ketempat lain (Sistem Transportasi U.G.D Jakarta, 1996). Transportasi adalah
perpindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan dan hubungannya
dibedakan dalam 3 hal. Pertama ada muatan yang diangkut, kedua ada jalan yang dilalui
dan yang ketiga adalah tersedianya kendaraan sebagai alat angkut.
Selanjutnya adanya kesenjangan jarak lokasi sumber produk dan lokasi konsumen
kemudian melahirkan perangkutan (Warpani, 1990). Didalam perangkutan memuat lima
unsur pokok yaitu manusia, barang yang dibutuhkan, jalan sebagai prasarana
pengangkutan, pengelola dan sarana angkutan.
2.2 Arus Lalu Lintas.
Berdasarkan MKJI 1997 fungsi utama dari suatu jalan adalah memberikan
pelayanan transportasi sehingga pemakai jalan dapat berkendaraan dengan aman dan
nyaman. Parameter arus lalu lintas yang merupakan faktor penting dalam perencanaan
lalu lintas adalah volume, kecepatan, dan kerapatan lalu lintas.
2.2.1 Volume
Volume adalah jumlah kendaraan yang melewati satu titik pengamatan selama
periode waktu tertentu. Volume kendaraan dihitung berdasarkan persamaan :
T
NQ (1)
Dengan
Q = Volume kendaraan (kend/jam) ; N = Jumlah Kendaraan (ken) ; T = Waktu
pengamatan (jam)
2.3 Derajad Kejenuhan
Derajad kejenuhan (DS) didefinisikan sebagai rasio arus terhadap kapasitas,
digunakan faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja simpang dan segmen jalan
(MKJI, 1997). Nilai DS menunjukkan apakah segmen jalan tersebut mempunyai
masalah kapasitas atau tidak.
C
QDS (2)
dengan :
DS = Derajad kejenuhan.
Q = Volume lalu lintas (smp/jam)
C = Kapasitas (smp/jam)
Derajad kejenuhan (DS) dihitung dengan menggunakan data arus dan kapasitas lalu
lintas dinyatakan dalam smp/jam. DS digunakan untuk analisa tingkat kinerja yang
berkaitan dengan kecepatan (analisis perilaku lalulintas).
Page 4
2.4 Kapasitas
Kapasitas didefinisikan sebagai arus maksimum melalui suatu titik dijalan yang
dipertahankan per satuan per jam pada kondisi tertentu. Untuk jalan dua lajur dua arah,
kapasitas ditentukan oleh arus dua arah (kombinasi dua arah), tetapi untuk jalan banyak
lajur, arus dipisahkan per arah dan kapasitas ditentukan per lajur. Persamaan dasar
untuk menentukan kapasitas adalah sebagai berikut :
C = CO.FCW. FCSP.FCSF.FCCS (3)
dengan :
C : Kapasitas sesungguhnya (smp/jam).
CO : Kapasitas dasar (ideal) untuk kondisi (ideal) tertentu (smp/jam).
FCW : Penyesuaian lebar jalan.
FCSP : Faktor penyesuaian pemisah arah (hanya untuk jalan tak terbagi).
FCSF : Faktor Koreksi kapasitas akibat gangguan samping
Kapasitas dasar (Co) kapasitas segmen jalan pada kondisi geometri, ditentukan
berdasarkan tipe jalan sesuai dengan Tabel 1
Tabel 1 Kapasitas Dasar (C0) Jalan Perkotaan.
Tipe Jalan
Capasitas
Dasar (C0) Catatan
Empat-lajur terbagi atau Jalan satu-arah 1650 Per lajur
Empat-Lajur tak terbagi 1500 Per lajur
Dua Lajur tak terbagi 2900 Total dua arah
Sumber : MKJI 1997
2.5 Metode Menghitung EAL
Volume lalu lintas yang diperoleh dari traffic counting dikonversi ke Beban EAL
dengan menggunakan persamaan berikut (JICA, 2005) :
EAL single axle =
4
8160
,kgP (4)
EAL double axle =
4
8160
,086.0
kgP (5)
Beban EAL juga bergantung dengan kendaraan yang melintas, dan ada perbedaan
untuk beban EAL dari komposisi roda tiap jenis kendaraan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 2.14 komposisi roda dan unit ekivalen 8.16 Ton beban As Tunggal
tiap jenis kendaraan dibawah ini (sumber : Dept PU, Bina Marga)
2.6 Matrik Asal Tujuan (MAT)
MAT adalah matrik berdimensi dua yang berisi informasi mengenai besarnya
pergerakan antar lokasi (zona) di dalam daerah tertentu. Baris menyatakan zona asal dan
kolom menyatakan zona tujuan., sehingga sel matriknya menyatakan besarnya arus dari
zona asal ke zona tujuan. Jumlah zona dan nilai setiap sel matrik adalah dua unsur
penting dalam MAT, karena jumlah zona menunjukkan banyaknya sel MAT yang harus
Page 5
didapatkan dan berisi informasi jarak, waktu, biaya atau kombinasi ketiga informasi
tersebut yang digunakan sebagai ukuran aksebilitas (kemudahan).
Berbagai usaha digunakan untuk mendapatkan MAT dan terdapat beberapa metode
yang dapt digunakan. Hadirnya beberapa metode yang tidak begitu mahal
pelaksanaanya dirasakan sangat berguna karena MAT sangat sering dipakai dalam
berbagai kajian transportasi. Contohnya MAT dapat digunakan untuk
1. Pemodelan kebutuhan akan transportasi untuk daerah pedalaman atau antar kota.
2. Pemodelan kebutuhan akan transportasi untuk daerah perkotaan.
3. Pemodelan kebutuhan akan transportasi di daerah yang ketersediaan datanya tidak
begitu mendukung baik sisi kuantitas maupaun kualitas misalnya di Negara yang
sedang berkembang.
4. Perbaikan data MAT pada masa lalu dan pemeriksaan MAT yang dihasilkan oleh
metode lainya.
Tabel 2 Bentuk umum dari Matrik Asal Tujuan (MAT).
Zona 1 2 3 …. N Oi
1 T11 T12 T13 …. T1N O1
2 T21 T22 T23 …. T2N O2
3 T31 T32 T33 …. T3N O3
.
.
.
.
.
.
.
.
….
….
.
.
.
.
N TN1 TN2 TN3 …. TNN ON
Dd D1 D2 D3 …. D1 D1
Sumber : Tamin, 1997.
Sel dari setiap baris i berisi informasi mengenai pergerakan yang berasal dari zona i
tersebut ke setiap zona tujuan d. Sel pada diagonal berisis informasi mengei pergerakan
intrazona.
Tid = pergerakan dari zona i ke zona d
Oi = jumlah pergerkan yang berasal dari zona asal i.
Dd = jumlah pergerakan yang menuju ke zona tujuan d.
T = total matrik.
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan data
Data yang dipakai dalam penelitian ini ada 2 yaitu data sekunder dan data primer.
Data sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari observasi secara langsung di
lapangan melainkan dari observasi orang atau dinas lain. Dalam hal ini data sekunder
diambil dari Dinas Pekerjaan Umum dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Jaya Wijaya.
Data primer adalah data yang diperoleh melalui observasi secara langsung di lapangan,
yaitu dengan melalui survei di lapangan.
Page 6
a. Data sekunder b. Data Primer
- Survei Volume lalu lintas - Survei Waktu Tempuh - Survey Asal Tujuan Lalu Lintas
3.1.1 Alur penelitian
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Kapasitas dan Derajad Kejenuhan Jalan Arteri
Kapasitas didefinisikan sebagai arus maksimum melalui suatu titik jalan yang
dipertahankan persatuan perjam dalam kondisi tertentu. Derajad kejenuhan (DS)
didefinisikan sebagai rasio arus terhadap kapasitas, digunakan faktor utama dalam
penentuan tingkat kinerja simpang dan segmen jalan (MKJI, 1997). Nilai DS
menunjukkan apakah segmen jalan tersebut mempunyai masalah kapasitas atau
tidak.Nilai kapasitas dan derajad kejenuhan jalan arteri di kota Wamena disajikan pada
Tabel 4
Persiapan
Pengumpulan Data
Data Sekunder 1. Peta Lokasi penelitian 2.Data Profil Kota Wamena 3.Data perkerasan jalan 4.Data jumlah penerbangan
Data Primer 1.Data hasil survei volume lalulintas 2.Data hasil survei waktu tempuh 3.Data hasil survei asal dan tujuan
Perhitungan Kinerja Lalu Lintas eksisting 1.Menghitung Volume Lalu lintas 2.Menghitung Kapasitas 3.Menghitung Derajad Kejenuhan 4.Menghitung Kecepatan
Perhitungan Kinerja Lalu Lintas sebelum 1.Menghitung Volume Lalu lintas 2.Menghitung Kapasitas 3.Menghitung Derajad Kejenuhan 4.Menghitung Kecepatan
Menghitung Dampak Pengurangan Umur Perkerasan Berbasis EAL
Analisis dan Pembahasan: Analisis dan pembahasan kinerja lalu lintas dan perkerasan jalan setelah dibuka jalan ruas Wamena-Karubaga-Mulia.
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Menghitung pertambahan volume lalu lintas akibat dibukanya jalan ruas Wamena-Karubaga-
Mulia (volume sesudah dikurangi volume sebelum)
Menghitung dampak pembukaan jalan terhadap lalu lintas kota yaitu lalu lintas saat ini dikurangi
lalulintas Wamena-Karubaga (A) dan lalulintas Wamena-Mulia (B)
Page 7
Tabel 4 Nilai Kapasitas dan derajat kejenuhan jalan arteri di Kota Wamena
Jalan Kapasitas (smp/jam) DS
Jl. Yos Sudarso 1532.52 0.23
Jl. Trikora 1341.193 0.58
Jl. Hom-Hom 1382.67 0.39
Jl. Pike 1341.193 0.35
Jl. Wamena-Piramid 1382.674 0.41
Jl. Elelim Tengon 1341.193 0.11
Jl. Piramid-Tiom 1382.674 0.28
4.2 Matrik Asal Tujuan (MAT)
MAT adalah matrik berdimensi dua yang berisi informasi mengenai besarnya
pergerakan antar lokasi (zona) di dalam daerah tertentu. Baris menyatakan zona asal dan
kolom menyatakan zona tujuan., sehingga sel matriknya menyatakan besarnya arus dari
zona asal ke zona tujuan. Jumlah zona dan nilai setiap sel matrik adalah dua unsur
penting dalam MAT, karena jumlah zona menunjukkan banyaknya sel MAT yang harus
didapatkan dan berisi informasi jarak, waktu, biaya atau kombinasi ketiga informasi
tersebut yang digunakan sebagai ukuran aksebilitas (kemudahan).
4.2.1 Matrik Asal Tujuan (MAT) untuk kendaraan berat.
Pada tabel 5 dibawah adalah jumlah kendaraan untuk kendaraan berat (dump truk
dan Bus) yang melintas di 5 Ruas jalan di Kota Wamena berdasarkan Traffic Counting.
Tabel 5 Jumlah volume truk untuk tiap ruas jalan (kend/hari)
No Ruas Jalan TujuanTruk dari / menuju
Mulia - Karubaga
Utara 132
Selatan 194
Utara 132
Selatan 194
Utara 132
Selatan 194
Utara 85
Selatan 97
Utara 47
Selatan 97
Utara 14
Selatan 37
Utara 47
Selatan 97
Utara 132
Selatan 224
Piramid - Tiom
Mulia- Karubaga
1
2
3
4
5
6
7
8
Pike
Hom-hom
Trikora I
Trikora II
Pattimura
Yos Sudarso
4.2.2 Matrik Asal Tujuan (MAT) untuk kendaraan ringan.
Pada tabel 6 dibawah adalah kondisi sekarang volume kendaraan untuk kendaraan
ringan yang melintas di 5 Ruas jalan di Kota Wamena.
Page 8
Tabel 6 Jumlah Volume Kendaraan Ringan Pada Tiap Ruas Jalan (kend/hari)
No Ruas Jalan TujuanSedan dari / menuju
Mulia - Karubaga
Utara 130
Selatan 196
Utara 130
Selatan 196
Utara 130
Selatan 196
Utara 67
Selatan 98
Utara 63
Selatan 98
Utara 14
Selatan 38
Utara 63
Selatan 98
Utara 130
Selatan 226
1 Pike
2 Hom-hom
3 Trikora I
7 Piramid - Tiom
8 Mulia- Karubaga
4 Trikora II
5 Pattimura
6 Yos Sudarso
4.3 Besar Dampak Pengaruh Terhadap Lalu Lintas Akibat Dibukanya Jalan
Ruas Mulia – Karubaga
Pada uraian sebelumnya dijelaskan jumlah truk yang melintas di ruas jalan Mulia -
Karubaga setelah dibukanya ruas jalan Mulia – Karubaga, dan untuk mengetahui
seberapa besar dampak pengaruh terhadap Lalu Lintas akibat dibukanya jalan ruas
Mulia – Karubaga adalah sebagai berikut
Tabel 7 Dampak pengaruh Lalu Lintas akibat dibukanya jalan Ruas Mulia –
Karubaga untuk kendaraan berat (truk)
No Ruas Jalan Tujuan
Truk
dari/menuju
Mulia - Karubaga
Total Truk
yang
melintas
Volume LL
sebelum dibuka
Ruas Mulia -
Karubaga
Utara 132 285 153
Selatan 194 414 220
Utara 132 285 153
Selatan 194 414 220
Utara 132 285 153
Selatan 194 414 220
Utara 85 265 180
Selatan 97 309 212
Utara 47 197 150
Selatan 97 282 185
Utara 14 64 50
Selatan 37 160 123
Utara 47 236 189
Selatan 97 325 228
Utara 132 176 44
Selatan 224 224 0
1 Pike
2 Hom-hom
3 Trikora I
4 Trikora II
5 Pattimura
6 Yos Sudarso
7 Piramid - Tiom
8 Mulia- Karubaga
Pada tabel 7 Di atas dijelaskan bahwa Volume LL sebelum dibukanya jalan ruas
Mulia – Karubaga yang ditandai dengan warna merah, tetapi setelah dibuka jalan ruas
Mulia – Karubaga, maka volume lalu lintas pada ruas jalan yang dilalui oleh truk
menuju atau dari Mulia – Karubaga adalah bertambah. Untuk lebih lengkapnya dapat
dilihat pada tabel 7 di atas.
Untuk volume kendaraan ringan (sedan/Roda 4) mengalami kenaikan yang sangat
signifikan dari sebelum dan sesudah dibukanya jalan Ruas Mulia – Karubaga, hal ini di
akibatkan volume kendaraan pun meningkat yang menuju dan dari Mulia – Karubaga,
dan dapat dijelaskan pada tabel 8 dibawah ini.
Page 9
Tabel 8 Dampak pengaruh Lalu Lintas akibat dibukanya jalan Ruas Mulia –
Karubaga untuk kendaraan ringan (sedan/Roda 4)
No Ruas Jalan Tujuan
Sedan/Roda 4
dari/menuju
Mulia -
Karubaga
Total
Sedan/Roda
4
Volume LL
sebelum dibuka
Ruas Mulia -
Karubaga
Utara 130 289 159
Selatan 196 416 220
Utara 130 289 159
Selatan 196 416 220
Utara 130 289 159
Selatan 196 416 220
Utara 67 258 191
Selatan 98 334 236
Utara 63 197 134
Selatan 98 282 184
Utara 14 65 51
Selatan 38 171 133
Utara 63 238 175
Selatan 98 300 202
Utara 130 174 44
Selatan 226 226 0
1 Pike
2 Hom-hom
3 Trikora I
7 Piramid - Tiom
8 Mulia- Karubaga
4 Trikora II
5 Pattimura
6 Yos Sudarso
Pada tabel 8 di atas dijelaskan bahwa Volume LL sebelum dibukanya jalan ruas
Mulia – Karubaga yang ditandai dengan warna merah, tetapi setelah dibuka jalan ruas
Mulia – Karubaga, maka volume lalu lintas pada ruas jalan yang dilalui oleh sedan /
Roda 4 menuju atau dari Mulia – Karubaga adalah bertambah, contohnya adalah pada
Ruas jalan Pike yang menuju Mulia – Karubaga sebelum dibukanya ruas jalan Mulia –
Karubaga adalah sebanyak 159 kendaraan, tetapi setelah dibuka maka jumlah kendaraan
yang melintas di ruas jalan pike bertambah sebanyak 130 kendaraan menjadi 289
kendaraan.
4.4 Dampak Pengurangan Umur Jalan Akibat Dibukanya Jalan Ruas Mulia –
Karubaga
Akan dilakukan perhitungan total EAL dan Rata – rata EAL antara kendaraan berat
truk dan kendaraan sedan / roda 4 pada masing – masing ruas jalan yang dilalui baik
menuju dan dari Mulia – Karubaga, adapun nilainya adalah sebagai berikut yang tersaji
pada tabel 9 dibawah ini.
Tabel 9 Perhitungan penggabungan EAL Truk dan EAL Sedan / roda 4
No Ruas Jalan TujuanEAL kendaraan berat
(truk)
EAL kendaraan
ringan
(sedan/Roda 4)
Jumlah EAL
Truk dan
Sedan (roda
4)
Rata-rata
EAL Truk
dan Sedan
(roda 4)
Utara 45.144 0.05863 45.20263 22.601315
Selatan 66.348 0.088396 66.436396 33.218198
Utara 45.144 0.05863 45.20263 22.601315
Selatan 66.348 0.088396 66.436396 33.218198
Utara 45.144 0.05863 45.20263 22.601315
Selatan 66.348 0.088396 66.436396 33.218198
Utara 29.07 0.030217 29.100217 14.5501085
Selatan 33.174 0.044198 33.218198 16.609099
Utara 16.074 0.028413 16.102413 8.0512065
Selatan 33.174 0.044198 33.218198 16.609099
Utara 4.788 0.006314 4.794314 2.397157
Selatan 12.654 0.017138 12.671138 6.335569
Utara 16.074 0.028413 16.102413 8.0512065
Selatan 33.174 0.044198 33.218198 16.609099
Utara 45.144 0.05863 45.20263 22.601315
Selatan 76.608 0.101926 76.709926 38.354963
1 Pike
2 Hom-hom
3 Trikora I
7 Piramid - Tiom
8 Mulia- Karubaga
4 Trikora II
5 Pattimura
6 Yos Sudarso
Page 10
5. KESIMPULAN
1. Nilai kapasitas dan derajat kejenuhan masing-masing jalan di kota Wamena adalah Jalan Kapasitas (smp/jam) DS
Jl. Yos Sudarso 1532.52 0.23
Jl. Trikora 1341.193 0.58
Jl. Hom-Hom 1382.67 0.39
Jl. Pike 1341.193 0.35
Jl. Wamena-Piramid 1382.674 0.41
Jl. Elelim Tengon 1341.193 0.11
Jl. Piramid-Tiom 1382.674 0.28
2. Besar dampak pengaruh terhadap lalu lintas akibat dibukanya jalan ruas Mulia –
Karubaga untuk truk
No Ruas Jalan Tujuan
Truk
dari/menuju
Mulia - Karubaga
Total Truk
yang
melintas
Volume LL
sebelum dibuka
Ruas Mulia -
Karubaga
Utara 132 285 153
Selatan 194 414 220
Utara 132 285 153
Selatan 194 414 220
Utara 132 285 153
Selatan 194 414 220
Utara 85 265 180
Selatan 97 309 212
Utara 47 197 150
Selatan 97 282 185
Utara 14 64 50
Selatan 37 160 123
Utara 47 236 189
Selatan 97 325 228
Utara 132 176 44
Selatan 224 224 0
1 Pike
2 Hom-hom
3 Trikora I
4 Trikora II
5 Pattimura
6 Yos Sudarso
7 Piramid - Tiom
8 Mulia- Karubaga
3. Dampak pengurangan umur perkerasan jalan dengan berbasis EAL untuk berat
maksimal jenis kendaraan berat/truk roda 6 sebesar 8 ton, berdasarkan
penghitungan didapatkan nilai EAL sebelum dan sesudah dibukanya ruas jalan
Mulia – Karubaga adalah 57.21% yang berarti bahwa kontribusi penurunan umur
jalan di kabupaten Wamena yang dilintasi setelah dibukanya ruas jalan Mulia –
Karubaga adalah 57.21%. untuk kendaraan ringan (roda 4) dan sepeda motor tidak
dianalisa karena kontribusinya kecil terhadap pengurangan umur perkerasan jalan.
6. SARAN
Karena keterbatasan waktu peneliti dalam melakukan penelitian, maka saran yang
dapat diberikan untuk dapat menyempurnakan penelitian berikutnya adalah penambahan
sample survey dan jumlah hari dalam survey, agar data yang didapatkan bisa mendekati
kebenaran dengan fakta yang terjadi.