Top Banner
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAAN i PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP PENINGKATAN STATUS GIZI PADA BALITA KURANG ENERGI PROTEIN (KEP)DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS IMOGIRI II KABUPATEN BANTULTAHUN 2009 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi sebagian persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Diajukan Oleh : JOKO SARWONO NPM.3207501 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL AHMAD YANI YOGYAKARTA 2009
37

PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

Oct 30, 2019

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

i

PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP PENINGKATAN STATUS GIZI PADA BALITA KURANG ENERGI PROTEIN (KEP)DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS IMOGIRI II KABUPATEN BANTULTAHUN 2009

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi sebagian persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

Diajukan Oleh :

JOKO SARWONO NPM.3207501

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL AHMAD YANI YOGYAKARTA

2009

Page 2: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ii

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP PENINGKATAN STATUS GIZI PADA BALITA KURANG ENERGI PROTEIN (KEP)DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS IMOGIRI II KABUPATEN BANTULTAHUN 2009

Disusun oleh :

JOKO SARWONO NPM.3207501

Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta

Yogyakarta,10 Juni 2009

Dosen Pembimbing I

Rahayu PujiLestari,S.Kep.,Ns. NIK.2006.13.18

Dosen Pembimbing II

Sri Rahayu,S.Kep.,Ns. NIP.140 152 436

Mengetahui, Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta

Ledy Martha A,S.Kep.,Ns., M.Kes.

Page 3: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

iii

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP PENINGKATAN STATUS GIZI PADA BALITA KURANG ENERGI PROTEIN (KEP)DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS IMOGIRI II KABUPATEN BANTULTAHUN 2009

Disusun oleh :

JOKO SARWONO NPM.3207501

Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta pada tanggal 10 Juni 2009 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

guna memperolah gelar Sarjana Keperawatan

SUSUNAN DEWAN PENGUJI SKRIPSI

Ketua

Sekretaris

Anggota

: Rahayu PujiLestari,S.Kep.,Ns.

: Sri Rahayu,S.Kep.,Ns.

: Nugroho Susanto, SKM,M.Kes.

1. .................

2. .................

3. .................

Mengetahui, Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta

Ledy Martha A,S.Kep,Ns., M.Kes.

Page 4: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi

dengan judul :

PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP PENINGKATAN STATUS GIZI PADA BALITA KURANG ENERGI PROTEIN (KEP)DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS IMOGIRI II

KABUPATEN BANTULTAHUN 2009 Yang dibuat untuk memenuhi persyaratan menjadi Sarjana Keperawatan

pada Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta, sejauh yang saya ketahui bukan

merupakan tiruan atau duplikasi dari skripsi yang sudah dipublikasikan

atau pernah dipakai untuk mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta maupun

Perguruan Tinggi atau instansi manapun, kecuali bagian yang sumber

informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya.

.

Yogyakarta, Juni 2009

Joko Sarwono

Page 5: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT, yang telah memberikan hidayah, bimbingan dan kekuatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ” Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Peningkatan Status Gizi pada Balita Kurang Energi Protein (KEP)di Wilayah Kerja Puskesmas Imogiri II Kabupaten Bantul Tahun 2009”. Terima kasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya kami ucapkan kepada yang terhormat :

1. Ibu Sri Werdati, SKM, M.Kes. Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta.

2. Ibu Ledy Marta Aridiana,S.Kep Ns.M.Kes Selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta.

3. Ibu Rahayu PujiLestari,S.Kep Ns Selaku Koordinator Skripsi. 4. Ibu Sri Rahayu S.Kep Ns Selaku dosen pembimbing skripsi 5. Bapak Nugroho Susanto,SKM., M.Kes Selaku penguji yang telah

memberikan saran dan masukan. 6. Ibu Kepala Puskesmas dan Petugas Gizi Puskesmas Imogiri II

Kabupaten Bantul yang telah banyak memberikan informasi. 7. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang

telah memberikan bimbingan, dorongan, petunjuk, bantuan baik moral maupun material kepada kami sehingga selesainya skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pembaca yang budiman sangat kami harapkan demi perbaikan skripsi ini. Dan semoga skripsi ini bermanfaat seperti yang diharapkan. Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh

Yogyakarta, Juni 2009

Penulis

Page 6: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

vi

DAFTAR ISI Halaman

Halaman judul ............................................................................................. i Halaman Persetujuan ................................................................................ ii Halaman Pengesahan ............................................................................. iii Halaman Pernyataan ................................................................................ iv Kata Pengantar .......................................................................................... v Daftar Isi .................................................................................................... vi Daftar Gambar ......................................................................................... vii Daftar Tabel ............................................................................................ viii Daftar singkatan ........................................................................................ ix Daftar Lampiran ......................................................................................... x Intisari ....................................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 3 D. Keaslian Penelitian .......................................................................... 4 E. Manfaat ............................................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 6 A. Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ........................... 6

1. Tujuan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ............................ 6 2. Penentuan Lokasi .......................................................................... 7 3. Kriteria Sasaran PMT Pemulihan .................................................. 8 4. Pelaksanaan Program PMT .......................................................... 8 5. Menu Makanan PMT ..................................................................... 9 6. Pengawasan dan bimbingan ....................................................... 12 7. Rujukan ........................................................................................ 13

B. Status gizi Balita ............................................................................ 13 1. Zat Gizi ........................................................................................ 13 2. Balita ............................................................................................ 25 3. Definisi Status Gizi ...................................................................... 26 4. Penilaian Status gizi .................................................................... 27

a. Penilaian Secara langsung ....................................................... 27 b. Penilaian secara tidak langsung ............................................... 28 c. Jenis Parameter ........................................................................ 28

5. Klasifikasi Status Gizi .................................................................. 31 a. Standart Nasional ..................................................................... 31 b. Standart Deviasi Unit (SD) ........................................................ 32 c. Standart WHO-NCHS ............................................................... 33 d. Kurva Center Of Chronic Disease ............................................ 34

6. Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi ..................................... 35 7. Kurang Energi Protein (KEP) pada balita .................................... 37 8. Hubungan Pemberian Makanan Tambahan dan Peningkatan

status gizi ...................................................................................... 40 C. Landasan Teori .............................................................................. 42

Page 7: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

vii

D. Kerangka Teori .............................................................................. 44 E. Kerangka Konsep .......................................................................... 44 F. Hipotesis ........................................................................................ 45

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 46 A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................... 46 B. Unit Analisis dan Populasi Penelitian ............................................ 46 C. Variabel Penelitian ......................................................................... 47 D. Definisi Operasional Variabel ........................................................ 47 E. Instrumen Pengumpulan Data ....................................................... 48 F. Validitas dan Reliabilitas ................................................................ 48 G. Jalannya Penelitian ....................................................................... 51 H. Tehnik Analisa Data....................................................................... 52 I. Etika Penelitian .............................................................................. 52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 53

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................. 53 B. Karakteristik Subyek Penelitian ..................................................... 54 C. Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ......................... 58 D. Perubahan Berat Badan ................................................................ 59 E. Perubahan Status Gizi ................................................................... 60 F. Pengaruh PMT Terhadap Status Gizi ............................................ 62 G. Pembahasan ................................................................................. 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 67 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 68 LAMPIRAN ...................................................................................................

Page 8: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

viii

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kerangka teori penelitian ...................................................... 43 Gambar 2. Kerangka Konsep penelitian ............................................... 44 Gambar 3. Distribusi subyek penelitian berdasarkan jenis kelamin ....... 54 Gambar 4. Distribusi subyek penelitian berdasarkan jenis Pekerjaan KK . ................................................................................................................. 55 Gambar 5. Distribusi tingkat pendidikan ibu subyek penelitian .............. 56 Gambar 6. Distribusi subyek penelitian berdasarkan urutan anak dalam keluarga ................................................................................................... 57 Gambar 7. Perubahan berat badan balita KEP ...................................... 60 Gambar 8. Perubahan Status Gizi Balita KEP ....................................... 61

Page 9: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ix

DAFTAR TABEL Tabel 1. Contoh menu 7 hari untuk PMT Balita ..................................... 12 Tabel 2. Penggolongan fungsi zat gizi .................................................... 16 Tabel 3. Masukan energi,protein dan cairan yang dianjurkan oleh FAO 26 Tabel 4. Klasifikasi status gizi menurut baku WHO-NCHS ..................... 35 Tabel 5. Definisi CDC Body Mass Index terhadap umur ......................... 36 Tabel 6. Klasifikasi status gizi menurut SK Menkes RI ........................... 38 Tabel 7. Jenis bahan makanan PMT balita KEP ..................................... 58 Tabel 8. Pengaruh PMT terhadap peningkatan status gizi balita KEP ... 62

Page 10: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

x

DAFTAR SINGKATAN

PMT :Pemberian Makanan Tambahan KEP : Kurang Energi Protein ASI : Air Susu Ibu MP ASI : Makanan Pemndamping Air Sisu Ibu KMS : Kartu Menuju Sehat Balita : Bawah Lima Tahun FAO : Food Ascociation Organization WHO : World Health Organization WHO-NCHS : World Health Organization-National Center Health Statistic SD : Standart Deviasi BB/U : Berat Badan/Umur BB/TB : Berat Badan/Tinggi Badan CDC : Center of Chronic Desease

Page 11: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner bagi ibu balita .......................................................... Lampiran 2 ceklist jenis PMT dan nilai gizi .................................................. Lampiran 3 Ceklis pemantauan status gizi .................................................. Lampiran 4 Surat permohonan menjadi responden .................................... Lampiran 5 Surat pernyataan responden .................................................... Lampiran 6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................ Lampiran 7 Lembar Konsul dan Bimbingan Skripsi .................................... Lampiran 8 Hasil pengolahan data dengan program SPSS Lampiran 9 Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi ............................... Lampiran 10 Surat ijin permohonan Penelitian ...........................................

Page 12: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xii

PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP PENINGKATAN STATUS GIZI PADA BALITA KURANG ENERGI PROTEIN (KEP)DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS IMOGIRI II KABUPATEN BANTULTAHUN 2009

Joko Sarwono1,Rahayu PujiLestari2,Sri Rahayu3

INTISARI

Latar Belakang :Anak adalah manusia sejak pembuahan sampai berakhirnya proses tumbuh kembang yang merupakan investasi yang harus dilindungi. Di Indonesia permasalahan yang berkaitan dengan kelangsungan hidup anak saat ini antara lain berkaitan dengan angka kematian bayi yang masih tinggi yang erat kaitannya dengan masalah gizi diantaranya adalah masalah kurang energi protein (KEP). Tujuan : Untuk mengetahui Pengaruh pemberian makanan tambahan (PMT) terhadap peningkatan status gizi pada balita kurang energi protein di wilayah kerja Puskesmas Imogiri II. Metode :Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperiment (eksperimen semu) pada sasaran balita kurang energi protein (KEP) di wilayah kerja Puskesmas Imogiri II Kabupaten Bantul, dengan intervensi berupa pemberian PMT, dan menggunakan rancangan one group pre test post test. Pengambilan populasi sekaligus sampel diperoleh 30 subyek penelitian. Untuk mengetahui perbedaan status gizi menggunakan uji chi square. Pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan pengukuran berat badan. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi Subyek penelitian sebelum pemberian makanan tambahan, dari 30 anak terdapat 8 ( 26,7 %) anak dengan status gizi buruk, dan 22 (73,3%) anak dengan status gizi kurang. Tiga bulan setelah pemberian makanan tambahan, dari 30 anak terdapat 3 (10%) anak dengan status gizi buruk, dan 25 (83,3%) anak dengan status gizi kurang, dan 2 (6,7%) dengan gizi baik. Ada penurunan proporsi gizi buruk sebesar16,7%, dan ada peningkatan proporsi gizi kurang sebesar 10% serta adanya peningkatan proporsi gizi baik sebesar 6,7%. Uji statistik dikerjakan dengan bantuan komputer program SPSS dan diperoleh nilai X2 sebesar 33,80 dengan nilai p=0,000 (<0,05). Kesimpulan : Ada perbedaan bermakna status gizi sebelum dan sesudah mendapat PMT, yang membuktikan ada pengaruh pemberian PMT terhadap peningkatan status gizi balita KEP. Kata kunci :Pemberian Makanan Tambahan (PMT),status gizi, balita KEP

Page 13: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xiii

Page 14: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangAnak adalah manusia sejak pembuahan sampai berakhirnya

proses tumbuh kembang, yang secara operasional diterjemahkan

menjadi dari saat awal kehidupan sampai dengan usia 18 tahun. Anak

merupakan investasi yang harus dilindungi karena usia anak relatif

singkat dibandingkan dengan usia dewasa. Realitas kesehatan anak

global tahun 2008 menunjukkan bahwa 11 juta anak di bawah usia 5

tahun meninggal terutama karena penyakit yand dapat dicegah dan

diobati, 4 juta dari mereka adalah bayi usia kurang 1 minggu atau 1

bulan dan jutaan lainnya hidup dengan gangguan kesehatan dan

perkembangan.Populasi anak di dunia saat ini adalah 246 juta

dengan angka kematian bayi 35/1000 dan angka kematian anak

45/1000(Badriul hegar.2008).

Di Indonesia permasalahan yang berkaitan dengan

kelangsungan hidup anak saat ini antara lain berkaitan dengan angka

kematian bayi yang masih tinggi. Angka kematian bayi tahun 2007

adalah 30/1000 kelahiran hidup (Depkominfo.2007). Angka kematian

bayi yang tinggi ini erat kaitannya dengan masalah gizi. Salah satu

masalah gizi yang dihadapi pada masa balita adalah masalah kurang

energi protein (KEP). Sebagai negara berkembang masalah gizi masih

merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia. (UNICEF, 2001).

Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan

yang pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas

sekaligus periode kritis. Periode emas dapat diwujudkan apabila pada

masa ini bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk

tumbuh kembang optimal. Sebaliknya apabila bayi dan anak pada

masa ini tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka

Page 15: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

2

periode emas akan berubah menjadi periode kritis yang akan

mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak, baik pada saat ini

maupun masa selanjutnya (Depkes RI, 2006).

Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di

Indonesia dengan menggunakan metode z-score baku WHO-NCHS,

ditemukan gizi baik 72,02%, KEP ringan/sedang 17,13%, dan KEP

berat 7,53%..Laporan hasil program perbaikan gizi di Propinsi DIY

khususnya hasil pemantauan status gizi tahun 2007, menunjukkan

dari 183.415 anak balita ditimbang diperoleh, gizi buruk ada 1.882

(1,03%), gizi kurang ada 19.998 (10,90%), dan KEP total ada

21.880(11,93%). Di Kabupaten Bantul hasil pemantauan gizi buruk

ada 362 (0,74%), balita Gizi Kurang ada 5.668 (11,08%), dan jumlah

balita KEP total ada 6.030(12,36%)(Dinkes Bantul.2007).

Di wilayah kerja Puskesmas Imogiri II pada tahun 2006, terdapat

209 anak atau 11,1% dengan gizi kurang. Hasil pemantauan status

gizi oleh petugas gizi puskesmas pada tahun 2007 dari 1693 balita

terdapat gizi kurang sebesar 226 anak atau 13,34%, yang berarti ada

kenaikan kasus gizi kurang 17 anak atau 2,24%..

Dampak KEP pada balita sangat merugikan bagi kehidupan,

hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat

antara KEP dan kematian anak. Anak yang KEP daya tahan tubuh

anak menurun sehingga mudah terserang penyakit. Hal ini berarti

akan menambah beban masyarakat dan pemerintah untuk perawatan

dan pengobatan.(Kodyat,dkk.1998).

Keadaan Kurang Energi Protein (KEP) pada balita merupakan

masalah yang perlu mendapatkan penanganan dan perhatian yang

lebih serius. Ada dua alasan mengapa mengatasi masalah Kurang

Energi Protein pada balita merupakan masalah besar yang perlu

diperhatikan dalam proses pembangunan bangsa. Alasan utama yaitu

Kurang Energi Protein pada balita tidak menjamin bahwa mereka

dikemudian hari tumbuh sebagai orang dewasa yang mampu bekerja

Page 16: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

3

badaniah yang berat. Sedangkan alasan kedua adalah Kurang Energi

Protein dapat menghambat pertumbuhan otak sehingga dapat

menurunkan tingkat kecerdasan anak (Soegeng,S.1999).

Upaya untuk menangani masalah gizi pemerintah telah

menerbitkan kebijakan sebagai dasar yaitu Instruksi presiden No 1

tahun 1997 tentang pemberian makanan tambahan(PMT). Kebijakan

pemerintah itu oleh Kabupaten Bantul telah di lakukan antara lain :

pemberian PMT ibu hamil, pemberian makanan pendamping ASI,

pemberian PMT pemulihan pada balita kurang energi protein (KEP)

dan pemberian makanan tambahan pada anak sekolah (PMT-AS).

Program PMT pemulihan pada balita KEP di wilayah kerja

Puskesmas Imogiri II belum dilakukan penelitian mengenai dampak

PMT terhadap peningkatan status gizi. Sehingga peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian mengenai pengaruh pemberian PMT terhadap

peningkatan status gizi pada balita Kurang energi protein di wilayah

kerja Puskesmas Imogiri II Kabupaten Bantul .

B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah : “Adakah pengaruh pemberian makanan

tambahan (PMT) terhadap peningkatan status gizi pada balita kurang

energi protein di wilayah kerja Puskesmas Imogiri II ?”.

C. Tujuan Penelitian1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Pengaruh pemberian makanan

tambahan (PMT) terhadap peningkatan status gizi pada balita

kurang energi protein di wilayah kerja Puskesmas Imogiri II.

Page 17: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

4

2. Tujuan KhususDiketahuinya:

a. Rata rata berat badan anak sebelum dan sesudah

program PMT.

b. Peningkatan berat badan anak setelah program PMT.

c. Status gizi balita sebelum dan sesudah program PMT.

D. Keaslian Penelitian

Penelitian tentang status gizi telah banyak dilakukan oleh

penulis – penulis lain, tetapi dengan lingkup waktu, tempat, sasaran

serta factor keterkaitan yang berbeda – beda yaitu :

1. Faix Firdaus (2001) dalam penelitian yang berjudul “ Perbedaan

Status gizi bayi sebelum dan sesudah mendapat program PMT

JPSBK di Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul

Propinsi DIY”. Menggunakan desain penelitian quasi eksperimen,

penelitian ini mengambil populasi bayi berusia 6 sampai 11 bulan

yang mendapat PMT JPSBK dengan kriteria berasal dari keluarga

miskin tinggal di Desa Sriharjo. Analisa data dengan uji T Test

sampel terikat.

2. Tri Agustina (2003) dalam penelitian berjudul “Pengaruh waktu

pemberian PMT terhadap status gizi bayi di Desa Duwet dan Mulo

Wonosari Gunungkidul. Menggunakan desain penelitian pre

eksperimen dengan rancangan static group comparation

responden yang diambil bayi di Desa Mulo dan Duwet yang

mendapat PMT sebelum usia 4 bulan dan sesudah 4 bulan.

Analisa data dengan uji statistic T Test.

Perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya adalah pada

desain penelitian yaitu dengan rancangan one group pretest post

test. Subyek penelitian balita Kurang energi protein di wilayah kerja

Puskesmas Imogiri II Kabupaten Bantul. Analisa data dengan uji

statistik chi square (X2).

Page 18: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

5

E. Manfaat Penelitian1. Bagi Masyarakat Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul

Sebagai bahan informasi dan menambah wawasan tentang

makanan tambahan bagi balita.

2. Bagi Puskesmas, Dinas Kesehatan dan Departemen Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu

pertimbangan dalam kebijakan program pemberian makanan

tambahan (PMT) terhadap balita Kurang Energi Protein (KEP)

sehingga dapat dilakukan langkah lebih lanjut terhadap program

PMT dimasa yang akan datang.

3. Bagi Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES A YANI

Hasil dari penelitian ini dapat menambah kepustakaan

dalam penelitian di bidang keperawatan kesehatan masyarakat

tentang pemberian makanan tambahan bagi Balita Kurang Energi

Protein (KEP).

Page 19: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

52

Selanjutnya dibuat tabel-tabel univarians berupa tabel

frekuensi dan tabel silang serta disajikan dalam bentuk grafik.

3. Tahap akhir

Menganalisis data dan penyusunan laporan penelitian.

H. Tehnik analisa dataUntuk mengetahui pengaruh pemberian PMT terhadap

peningkatan status gizi balita dilakukan analisa statistik dengan uji

Chi square pada tingkat kemaknaan = 0,05 dengan

menggunakan bantuan komputer dengan rumus :

X2 = Σ(fo-fh)2

fhKeterangan :X2 = Chi kuadratfo = Frekuensi yang diobservasifh = Frekuensi yang diharapkan.

I. Etika Penelitian

1. Sebelum penelitian berlangsung, peneliti akan melakukan ijin dan

memberi penjelasan kepada Kepala Puskesmas dan Petugas Gizi

untuk tentang tujuan dari penelitian ini.

2. Semua data dan informasi dari penelitian ini hanya akan digunakan

untuk kepentingan ilmiah, serta identitas subyek penelitian akan

dirahasiakan.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

Page 20: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

53

A. Gambaran Umum Lokasi PenelitianPenelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Imogiri II

dari tanggal 28 Februari sampai 28 April 2009. Puskesmas Imogiri II

merupakan salah satu dari dua puskesmas di wilayah Kecamatan

Imogiri yang terletak di Dusun Mojohuro, Sriharjo, Kecamatan Imogiri,

Kabupaten Bantul, 10 km sebelah Timur kota Bantul. Luas wilayah

kerja Puskesmas Imogiri II adalah 33,82 km2 dan membawahi empat

desa yaitu Desa Kebonagung (5 dusun), Desa Karangtengah ( 6

dusun) , Desa Sriharjo (13 dusun) dan Desa Selopamioro (18 dusun).

Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Imogiri II adalah 31.857

Jiwa dengan proporsi laki – laki 15.420 (48,40%) dan proporsi

perempuan 16,437 jiwa(51,60%).

Sebagian besar wilayah kerja Puskesmas Imogiri II merupakan

pegunungan, selain area pertanian dan peternakan. Batas wilayah

kerja puskesmas Imogiri II :

a. Utara : Berbatasan dengan Desa Karangtalun Kecamatan Imogiri

b.Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Panggang Kabupaten

Gunungkidul

c. Timur : Berbatasan dengan Desa Mangunan Kecamatan Dlingo

dan Desa Girisuko Kecamatan Panggang.

d. Barat : Berbatasan dengan Desa Canden Kecamatan Jetis.

B. Karakteristik Subyek Penelitian1. Jenis Kelamin Subyek Penelitian

Page 21: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

54

23%

77%

Laki lakiPerempuan

Gambar 3. distribusi subyek penelitian berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan gambar 3 di atas terlihat bahwa karakteristik

subyek penelitian berdasarkan jenis kelamin terdiri dari sebagian

besar berjenis kelamin perempuan 23 (77%) dan sebagian kecil

berjenis kelamin laki – laki 7 (23%).

Hal ini sesuai dengan penelitian Anton Kristijono(2000)

bahwa penderita KEP yang dirawat inap di RSU Dr Pirngadi

Medan lebih banyak ditemukan balita penderita KEP berjenis

kelamin perempuan dari pada laki–laki (60,2% vs.39,80%), hasil ini

sesuai penelitian Agustina Lubis dkk.(1997) bahwa prevalensi laki

– laki : perempuan adalah 1 : 4. Hal ini disebabkan karena

perbedaan nilai anak, anak laki – laki dianggap lebih berharga

daripada anak perempuan sehingga anak laki – laki akan

mendapatkan perawatan kesehatan dan pemberian makanan yang

lebih baik.

2. Usia

Dari 30 subyek penelitian angka kejadian kurang energi

protein (KEP) terjadi pada usia terendah 11 bulan dan tertinggi 53

bulan, usia rata–rata pada usia 30,67 bulan. Sedangkan

berdasarkan kelompok umur angka kejadian KEP tertinggi terjadi

pada usia 25 sampai 48 bulan sebanyak 20 (67%).

Balita pada usia ini baru memasuki tahapan baru dalam

proses tumbuh kembangnya, di antaranya tahapan untuk mulai

beralih dari ketergantungan besar pada ASI atau susu formula ke

Page 22: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

55

makanan semi padat. Sebagian balita mengalami masa ini tanpa

kesulitan, namun sebagian lagi menderita kesulitan makan yang

berat. Akibat kesulitan makan ini menyebabkan masukan makanan

yang kurang sehingga anak jatuh pada keadaan gizi kurang hingga

gizi buruk(Anton Kristijono.2000).

3. Jenis pekerjaan orang tua

Jenis pekerjaan orangtua (Kepala Keluarga) subyek penelitian

dapat terlihat pada gambar 3 berikut :

BuruhPetaniSwasta

Gambar 4. Distribusi Subyek Penelitian Berdasarkan Pekerjaan KK

Berdasarkan gambar 4 dapat dilihat bahwa mata pencaharian

sebagian besar orangtua (kepala keluarga) dari subyek penelitian

adalah buruh sebanyak 19 orang (63,3%), dan sebagian kecil adalah

petani sebanyak 5 orang (16,7%), dan swasta sebanyak 6 orang

(20%).

Jenis pekerjaan kepala keluarga sangat menentukan pendapatan

keluarga yang berakibat pada kemampuan menyediakan bahan

makanan yang bergizi. Pendapatan yang rendah merupakan halangan

utama dalam perbaikan status gizi. Rumiasih (2003) menyimpulkan

bahwa selain konsumsi energi, konsumsi protein serta penyakit infeksi

yang mempunyai peranan kuat terjadinya KEP pada anak balita faktor

pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga, pengetahuan ibu

Page 23: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

56

serta pendidikan ibu mempunyai peranan yang tidak kalah penting

terhadap terjadinya KEP pada anak balita.

4. Tingkat Pendidikan orang tua Subyek Penelitian

Gambar 5. Distribusi Tingkat pendidikan orang tua(ibu)balita KEP di wilayah Kerja Puskesmas Imogiri II

tahun 2009

SDSLTPSLTA

Berdasarkan gambar 5 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan

sebagian besar orang tua subyek penelitian (ibu) adalah SLTP

sebanyak 17 orang (56,7%), dan sebagian kecil adalah SD sebanyak

9 orang (30%) dan SLTA sebanyak 4 orang (13,3%).

Hasil analisa data Susenas(1986) dalam Kristijono (2000)

menunjukkan bahwa pendidikan orangtua ternyata berhubungan

negatif dengan prevalensi kurang gizi. Jadi mungkin ada faktor lain

yang menyebabkan anak dari orangtua dengan tingkat pendidikan

SLTA menderita KEP bahkan sampai tingkat berat. Faktor tersebut

mungkin tingkat pengetahuan gizi orangtua penderita terutama ibu.

Beberapa pakar pendidikan gizi berpendapat bahwa di samping

tingkat pendidikan , tingkat pengetahuan ibu sangat berpengaruh

terhadap praktik gizi ibu dalam rumah tangga. Sebab sekalipun

kurangnya daya beli merupakan halangan utama, sebagian

kekurangan gizi akan bisa diatasi jika orang tahu bagaimana

seharusnya memanfaatkan segala sumber yang dimiliki.

5. Urutan anak dalam keluarga

Page 24: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

57

Gambar 6. Distribusi Subyek Penelitian BerdasarkanUrutan Anak Dalam Keluarga

Anak PertamaAnak ke duaAnak ke tigaAnak ke empatAnak ke lima

Berdasarkan gambar 6 di atas terlihat bahwa sebagian besar

subyek penelitian adalah anak pertama 15 anak (50%) dan anak

kedua 12 anak (40%) dan lainnya adalah anak ketiga, keempat, dan

kelima masing – masing 1 anak (3,3%). Hal ini menunjukkan bahwa

proporsi anak pertama maupun bukan adalah sama. Meskipun anak

pertama akan mendapat perlakuan yang terbaik dari orangtua tetapi

bila tidak tersedia sumber dana dan pengetahuan maka anak juga

dapat mengalami KEP.

Menurut Erledis Simanjuntak Dalam Kristijono (2000) bahwa

faktor resiko yang paling dominan terhadap terjadinya KEP di Kota

Medan adalah penyakit infeksi, pekerjaan ayah dengan tingkat sosial

ekonomi rendah, jumlah anak dalam keluarga lebih dari 2 dan tidak

diberikan ASI ekslusif.

6. Jenis Penyakit yang diderita selama 3 bulan

Dari 30 subyek penelitian setelah diobservasi selama tiga bulan

terdapat 10 anak (33,3%) menderita penyakit infeksi diantaranya

infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), diare dan primer komplek

tuberculosis, dan penyakit non infeksi 3 (10%) anak yaitu penderita

penyakit jantung bawaan 1 anak(3,3%) , dan 2 anak (6,7%) penderita

penyakit asma. Sedangkan 17 anak (56,7%) sehat.

Page 25: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

58

Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi

kurang. Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan

makanan yang kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat

cukup makanan tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat

menderita gizi kurang.

C. Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT)1. Sistem Pemberian PMT

PMT yang diterima subyek penelitian merupakan salah satu

bentuk program perbaikan gizi khususnya pada balita. PMT diberikan

setiap hari selama 3 bulan. Proses pemberian PMT dari puskesmas

adalah dalam bentuk makanan mentah diberikan setiap 2 minggu

sekali, selanjutnya ibu balita diajari cara mengolah makanan dan

dianjurkan untuk memberikan makanan tambahan tersebut setiap hari

serta apabila anak menderita sakit diberikan pengobatan. Selanjutnya

setiap bulan dilakukan pengukuran berat badan dan status gizi

subyek penelitian.

2. Jenis PMT yang diberikan.

Bentuk makanan tambahan yang diberikan kepada subyek

penelitian adalah berupa bahan makanan. Adapun jenis dan nilai gizi

energi dan protein dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7.Jenis bahan makanan PMT balita KEP di wilayah kerjaPuskesmas Imogiri II tahun 2009

No Jenis bahanmakanan

jumlah Nilai GiziEnergi Protein

1 Telur ayam 60 gr 97,2 7,682 Susu 30 gr 152,7 7,383 Gula jawa 50 gr 193 1,54 Kacang hijau 50 gr 172,5 11,1

jumlah 615,4 27.66

Dari tabel di atas tampak bahwa jenis PMT yang diberikan

setiap hari adalah bahan mentah dari bahan – bahan lokal dan

Page 26: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

59

memberikan tambahan asupan makanan dengan nilai gizi energi

615,4 kalori dan protein 27,66 gram. Nilai gizi ini cukup tinggi dan

bahkan melampaui standart pedoman pemberian makanan tambahan

nasional (Energi 300 - 400 kkal dan 5 – 6 gr Protein). jika proses

pelaksanaan dilakukan dengan baik, sampai sasaran dapat diterima

dengan tepat oleh balita, akan meningkatkan tingkat asupan energi

dan protein sehari-hari, sehingga mampu meningkatkan status

gizinya.

D. Perubahan Berat Badan1. Berat badan sebelum program PMT

Pada penelitian didapatkan hasil bahwa rata – rata berat

badan Subyek penelitian sebelum diberikan makanan tambahan

adalah 8,673 kg dengan berat badan terendah 4,4 kg dan berat

badan tertinggi 11,0 kg, dengan range 6,6 kg.

2. Berat badan sesudah program PMT

Setelah dilakukan pengukuran berat badan awal selanjutnya

subyek penelitian mendapat perlakuan dengan adanya program

pemberian PMT pada bulan Januari sampai Maret 2009. Untuk

mengetahui ada atau tidak perbedaan berat badan setelah adanya

program pemberian makanan tambahan maka setiap bulan

dilakukan pemantauan berat badan pada awal bulan Februari,

Maret dan April . Dan hasil pengukuran berat sesudah program

PMT tampak pada gambar berikut :

Page 27: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

60

Gambar 7. Perubahan berat badan balita KEPdi wilayah kerja Puskesmas Imogiri II Tahun 2009

02468

101214

SebelumPMT

Bulan ke-1 Bulan ke -2 Bulan ke 3

BB minimalBB MaksimalBB rata - ratarange

Berdasarkan gambar 7 di atas terlihat adanya perubahan berat

badan pada bulan pertama setelah subyek penelitian mendapat PMT.

Berat badan terendah meningkat dari 4,4 kg menjadi 4,6 kg , berat

badan tertinggi juga meningkat dari 11 kg menjadi 11,2 kg dan rata –

rata berat badan 8,953 kg.

Pada bulan ke-dua program pemberian makanan tambahan

berat badan terendah meningkat dari 4,6 kg menjadi 4,8 kg , berat

badan tertinggi juga meningkat dari 11,2 kg menjadi 12,5 kg dan rata

– rata berat badan 9,293kg. Dan pada bulan ke-tiga perubahan berat

badan terjadi pada berat badan terendah meningkat dari 4,8 kg

menjadi 4,9 kg , berat badan tertinggi tetap 12,5 kg dan rata – rata

berat badan 9,550 kg.

Perubahan berat badan ini juga disertai dengan perubahan

status gizi subyek penelitian.

E. Perubahan Status Gizi1. Status Gizi Awal Penelitian

Dari hasil penelitian status gizi Subyek penelitian sebelum

diberikan makanan tambahan adalah gizi buruk sejumlah 8 anak

(26,7%) dan gizi kurang 22 anak (73,3%).

Page 28: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

61

2. Perubahan Status Gizi subyek penelitian setelah mendapat PMT

Gambar 8. Perubahan status gizi balita KEP di wilayah kerja Puskesmas Imogiri IITahun 2009

0

5

10

15

20

25

30

SebelumPMT Bulan ke 1 Bulan ke 2 bulan ke 3

Gizi burukGizi kurangGizi baikGizi lebih

Peningkatan status gizi pada subyek penelitian setelah diberi

PMT selama satu bulan terjadi pada status gizi kurang menjadi gizi

baik sejumlah 2 anak (6,7%),jumlah subyek dengan status gizi kurang

menurun dari 22 (73,3) menjadi 20 (66,7) dan jumlah subyek dengan

status gizi buruk tetap berjumlah 8 (26,7%).

Pada bulan ke-dua setelah program pemberian makanan

tambahan peningkatan status gizi terjadi pada subyek dengan status

gizi kurang bertambah dari 20 (66,7%) menjadi 25 (83,3%) dan jumlah

subyek dengan status gizi buruk berkurang dari 8 (26,7%) menjadi 3

(10%).proporsi status gizi baik tetap 2 anak (6,7%). Kondisi status gizi

tersebut tetap pada bulan ke-tiga pelaksanaan program PMT.

Page 29: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

62

F. Pengaruh PMT Terhadap Status Gizi

Tabel 10. Pengaruh pemberian makanan tambahan(PMT)terhadap peningkatan status gizi balita KEPdi wilayah kerja Puskesmas Imogiri II

Tahun 2009

Kondisi Status gizi PValue

X2

Gizilebih

Gizi baik Gizi Kurang Giziburuk

SebelumPMT

0 0 22 (76,3%) 8(23,7%)

0,000 33,80

SesudahPMT

0 2 (6,7%) 25 (83,3) 3 (10%)

Hasil uji statistik chi square diperoleh X2 = 33,80 dan nilai p =

0,000 pada α= 0,05, berarti ada perbedaan yang bermakna status

gizi sebelum dan sesudah mendapat PMT. Hal ini menunjukkan ada

pengaruh pemberian makanan tambahan terhadap peningkatan status

gizi balita Kurang energi protein (KEP) di wilayah kerja Puskesmas

Imogiri II.

G. PembahasanPada awal sebelum pemberian makanan tambahan rata-rata

berat badan anak adalah 8,673 kg dan rata-rata Berat badan anak

setelah diberi PMT adalah 9,550 kg. Ada peningkatan rata-rata berat

badan anak anak sebelum dan sesudah diberi PMT sebesar 0,9 kg .

Peningkatan berat badan anak ini juga akan mempengaruhi

peningkatan status gizi anak.

Status gizi anak sebelum pemberian makanan tambahan

adalah dari 30 anak terdapat 8 (26,7 %) anak dengan status gizi

buruk, dan 22 (73,3%) anak dengan status gizi kurang. Tiga bulan

setelah pemberian makanan tambahan, dari 30 anak terdapat 3

(10%) anak dengan status gizi buruk, dan 25 (83,3%) anak dengan

status gizi kurang, dan 2 (6,7%) dengan gizi baik. Ada penurunan

Page 30: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

63

jumlah gizi buruk sebesar 16,7% (dari 8 anak menjadi 3 anak), dan

ada peningkatan jumlah gizi kurang sebesar 10% (dari 22 anak

menjadi 25 anak) serta adanya peningkatan jumlah gizi baik sebesar

6,7% ( dari 0 menjadi 2 anak).

Hal ini menunjukkan bahwa adanya program PMT dapat

meningkatkan status gizi anak. PMT adalah program pemberian

makanan tambahan bagi balita yang menderita KEP, jika proses

pelaksanaan dilakukan dengan baik, sampai sasaran dapat diterima

dengan tepat oleh balita, akan meningkatkan tingkat asupan energi

dan protein sehari-hari, sehingga mampu meningkatkan status

gizinya.

Sebagaimana dijelaskan Depkes (2000) kasus balita KEP ini

terkait dengan jumlah makanan yang dimakan anak setiap hari

makanan yang dimakan anak sangat kurang baik kuantitas maupun

kualitasnya. Kurang Energi Protein adalah keadaan kurang gizi yang

disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan

sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (Depkes,

1999).

Makanan dan penyakit dapat secara langsung mempengaruhi

status gizi Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan

makanan yang kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat

cukup makanan tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat

menderita gizi kurang. Demikian pula pada anak yang tidak

memperoleh cukup makan, maka daya tahan tubuhnya akan melemah

dan akan mudah terserang penyakit.

Menurut Supariasa, dkk (2001) kurang gizi yang disebabkan

oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-

hari dan atau gangguan penyakit tertentu. Anak disebut KEP apabila

berat badan dibandingkan dengan panjang (tinggi) badan < –2 SD

standart baku WHO-NCHS.Kurang Energi Protein adalah suatu

kondisi kekurangan bahan-bahan nutrisi esensial pada tingkat seluler

Page 31: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

64

sebagai akibat dari faktor fisiologi, sosial, pendidikan, ekonomi,

budaya dan politik.

Status gizi dipengaruhi secara langsung oleh konsumsi

makanan dan ada atau tidaknya penyakit infeksi. Disamping kedua

faktor tesebut secara tidak langsung status gizi dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain: nilai gizi makanan yang dimakan, ada

tidaknya pemberian makanan tambahan dari luar keluarga,

pendapatan atau daya beli keluarga, pengetahuan atau kebiasaan ibu

terhadap gizi dan kesehatan, jangkauan pelayanan kesehatan dan

faktor lingkungan sosial (Supariasa, 2002 ).

Program PMT adalah program pemberian makanan tambahan

bagi balita yang menderita KEP, guna melengkapi makanan yang

sudah diberikan sehari-hari, untuk mencukupi kebutuhan zat gizi balita

agar meningkat status gizinya, sehingga mencapai status gizi yang

baik. (Depkes RI, 1997)

Kandungan gizi pada PMT, terutama energi dan protein harus

tersedia dan harus bisa menambah asupan energi dan protein yang

diperoleh dari hidangan makan keluarga setiap hari. Jumlah kalori

yang disediakan untuk PMT pemulihan dalam sehari harus

mengandung energi 300 - 400 kal dan 5 – 6 gr protein atau setara

dengan 1/3 kebutuhan kalori dan protein Balita per-hari. (Depkes RI,

1997). Sedangkan nilai gizi dari program PMT ini adalah energi 615,4

kalori dan protein 27,66 gram. Kondisi ini jauh melebihi standart yang

ditetapkan dalam pedoman pelaksanaan program PMT.

Soekirman (2000) menjelaskan bahwa status gizi balita sangat

dipengaruhi oleh lingkungan sosial terdekat. Disamping itu peran

keluarga sangat besar dalam membentuk kepribadian anak. Pola

pendidikan yang tepat yang diterapkan oleh orang tua akan sangat

membantu anak dalam menghadapi kondisi lingkungan pada masa

yang akan datang. Kenyataan membuktikan bahwa seorang anak

belajar dari lingkungan yang paling dekat sehingga orang tua menjadi

Page 32: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

65

orang yang paling dibutuhkan oleh anaknya. Orang tua merupakan

tempat bergantung anak-anaknya dan harus memberikan kasih

sayang dan perhatian sepenuhnya pada anak hingga remaja. Untuk

memenuhi kebutuhan dan kasih sayang tersebut sangat tergantung

pada kondisi keluarga.

Untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi anak khususnya

kebutuhan gizi, pengetahuan ibu tentang makanan anak memegang

peranan yang sangat penting. Seseorang yang berpengetahuan baik

dalam memberi makan anak akan mempengaruhi status gizi anak. Ibu

akan selalu memperhatikan kecukupan makan anak sesuai dengan

kebutuhan. Ibu akan memilih bahan makanan yang baik dan bergizi

untuk anaknya.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

Khabib Mualim(2000) status gizi balita sebelum PMT-P program JPS-

BK rata – rata adalah berstatus gizi buruk, sesudah PMT-P program

JPS-BK rata – rata adalah berstatus gizi KEP sedang. Uji T-test for

paired sample menunjukkan ada perbedaan status gizi balita sebelum

dan sesudah PMT-P program JPS-BK dengan peningkatan status gizi

7,87%, ada perbedaan tingkat kecukupan energi sebelum dan

sesudah PMT-P program JPS-BK dengan peningkatan 9% dan ada

peningkatan tingkat kecukupan protein sebelum dan sesudah PMT-P

program JPS-BK dengan peningkatan 10,4%.

Sejalan dengan penelitian Joko Arif Isnandar (2003) , bahwa

status gizi anak sebelum dan sesudah pemberian makanan tambahan

pemulihan pada balita KEP umur 12 sampai 36 bulan di wilayah

Puskesmas Sambi II Kabupaten Boyolali berdasarkan indeks BB/U

ada peningkatan rata – rata nilai Z skor sebesar 0.18, demikian juga

pada indeks BB/PB ada peningkatan sebesar 0,47. Namun nilai rata –

rata pada PB/U mengalami penurunan sebesar 0,52.

Hasi penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Nurqomariah

(2006) bahwa ada perbedaan yang bermakna sebelum dan sesudah

Page 33: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

66

perlakuan pada masing–masing kelompok, hal tersebut berarti

pemberian PMT PAN ENTERAL maupun Biskuit MP-ASI dapat

meningkatkan status gizi balita sampel yang mengalami gizi kurang

Hasil ini juga sejalan dengan pendapat Karjati (1985) dalam

Soegeng Santoso (1999), bahwa penurunan angka prevalensi gizi

salah pada anak balita dapat dicapai dengan peningkatan status gizi

dan kesehatan anak. Gizi kurang pada anak disebabkan oleh tidak

cukupnya makanan tambahan dan penyakit infeksi yang keduanya

dapat berawal dari kemiskinan serta lingkungan yang tidak sehat dan

sanitasi yang buruk. Sehingga untuk mempertahankan status gizi

yang baik perlu intervensi gizi melalui pemberian makanan tambahan

(PMT) khususnya kepada anak.

Page 34: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

67

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Berat badan rata rata sebelum program PMT adalah 8,673 kg dan

setelah Program PMT adalah 9.550 kg, dengan peningkatan rata

– rata berat badan 0,9 kg.

2. Status gizi sebelum program PMT adalah gizi buruk 76,3% dan

gizi kurang 23,7% dan status gizi setelah program PMT gizi buruk

10%, gizi kurang 83,3% dan gizi baik 6,7%.

3. Sehingga dapat diambil kesimpulan ada pengaruh positif program

pemberian makanan tambahan (PMT) terhadap peningkatan status

gizi Balita KEP.

B. Saran

1. Bagi Departemen Kesehatan

Program PMT bagi Balita KEP ini perlu terus dilaksanakan

sebagai kebijakan dan dilakukan secara konsisten yang disertai

dengan monitoring untuk mengatasi KEP pada balita yang ada di

masyarakat.

2. Bagi Orangtua Balita KEP dan Masyarakat

Dimohon untuk tetap memberikan makanan tambahan

dirumah dan di Posyandu seperti dalam contoh menu program

PMT, dengan menggunakan sumber – sumber yang ada di

lingkungan sekitar dan memperhatikan variasi makanan.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Penelitian ini masih banyak keterbatasan maka bagi peneliti

selanjutnya agar memperhatikan perlunya kelompok kontrol.

Page 35: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

68

DAFTAR PUSTAKAAlmatsier Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Arif Isnandar,Joko.2003.Pengaruh Pemberian Makanan TambahanPemulihan (PMT-P) Terhadap Perubahan Status Gizi BalitaKEP Umur 12 Sampai 36 Bulan di Wilayah Puskesmas Sambi IIKabupaten Boyolali Available from :http//www.fkm undip.ac.id.

Arikunto. S. 2002. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: Rineka Cipta.

_______2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta.

Arisman. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta:EGC

Badriul Hegar.2008.IDAI dan IPANI Mitra Kerja dalam MeningkatkanKesehatan Anak. Jakarta

Baliwati, Y.F, & Retnaningsih. 2004. Kebutuhan Gizi . In Baliwati, Y.F,Khomsan A., A., Dwiriani, C.M. (ed). Pengantar Pangan danGizi. Jakarta : Penebar Swadaya.

Basuni Abas, 2002, Penilaian Status Gizi dengan Antropometri, KongresNasional dan Temu Ilmia Persatuan Ahli Gizi Indonesia. Jakarta

Depkes RI, 2006. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping AirSusu Ibu (MP-ASI) Tahun 2006, Jakarta : Depkes RI

Depkes RI. 2000.Informasi Pembangunan Kesehatan Propinsi DIY (1999-2000)

Depkominfo.2007. Laporan Angka Kematian Bayi Nasional. Availablefrom : http://www.Depkominfo.com

Dinkes Bantul.2007. Laporan Pemantauan Status Gizi. Bantul

Direktorat Bina Gizi Masyarakat.1997. Petunjuk teknis PelaksanaanPemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan untuk balita.Jakarta

Hidayat, Boerhan, 1999, Makanan Bayi dan Anak Sehat. Mimbar,Volumen 3-4 tahun 1999, RSUD Dr Soetomo, Surabaya

Page 36: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

69

Karsin, E.S. 2004. Klasifikasi Pangan dan Gizi. In Baliwati, Y.F, KhomsanA., A., Dwiriani, C.M. (ed). Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya.

Khomsan, A. 2004. Peranan Pangan dan Gizi untuk Kualitas Hidup.Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia

Kodyat,Beny A.dkk,1998 Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi,Serpong,17-20 Februari 1998

Kristijono,Anton.2000. Karakteristik Balita Kurang Energi Protein(KEP)yang Dirawat Inap di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun.1999-2000.Available from :http//www.cermin kedokteran.ac.id.

Kusmiati 2002, Karya Tulis Hubungan Tingkat Pendidikan Formal danPengetahuan Gizi Ibu dengan MP-ASI Serta PengaruhnyaPada Status Gizi Balita, Akademi Gizi Malang, Malang

Mualim, Khabib.2001.Pengaruh Pemberian Makanan Pemulihan(PMT-P)Program Jaring Pengaman Sosial Bidang Keesehatan (JPS-BK) Terhadap Peningkatan Status Gizi Balita (studi pada BalitaGizi Buruk di Kabupaten Temanggung tahun 2000). Availablefrom : http://www.fkm undip.ac.id.

Mudanijah, S. (2004). Pola Konsumsi Pangan. In Baliwati, Y.F, A.,Dwiriani, C.M. (ed). Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta :Penebar Swadaya.

Notoadmojo Soekidjo. 2003. Dasar-dasar dan Perilaku Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta.

________2005. Pendidikan dan Perilaku . Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian IlmuKeperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Prastuti, B. 2005. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap TingkatPenerimaan Makanan pada Anak-Anak Prasekolah di Full DaySchool TKIT Salman Al-Farisi Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah.Program Studi Gizi Kesehatan FK UGKM. Yogyakarta

Rumiasih.2003.Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Status GiziBuruk Pada Anak Balita di Kabupaten Magelang. Available from:http//www.fkm undip.ac.id.

Page 37: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/10/2/Joko Sarwono_3207501_nonfull.pdf · Hasil analisis data Susenas 2000 terhadap status gizi balita di Indonesia

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

70

RSCM dan PERSAGI. 2003. Penuntun Diit Anak. Jakarta : GramediaPustaka Utama

Sediaoetama, A.D. 2004. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid I.Jakarta : Dian Rakyat

Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga danMasyarakat. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Soegeng santoso,1999.Kesehatan dan gizi.Jakarta:Rineka Cipta

Soetjiningsih,1998.Tumbuh Kembang Anak.Jakarta:EGC

Sugiyono.2003. Statistika Untuk Penelitian.Bandung : Alvabeta

Suhardjo dan Clara M.Kusharto.1992 Prinsip – Prinsip IlmuGizi.Yogyakarta:Kanisius.

Supariasa IDN, dkk.2002, Penilaian Status Gizi, Jakarta: EGC,

Supriadi, 2002. Gambaran Tingkat Pendapatan Keluarga dengan KasusAnak Balita Kurang Energi Protein (Karya Tulis Ilmiah), PoltekesMalang, Malang.

Trintrin Tjukarni.2002. Potensi Lembaga keagamaan dan Posyandudalam mengentaskan masalah Kekurangan Energi Protein Nyatapada Anak Usia 3 – 5 Tahun di Pedesaan . Available from :http://www.digilib.ekologi.litbang.depkes.go.id.

Winarno,F.G.1991.Gizi dan Makanan Bagi Bayi dan Anak Sapihan.Jakarta;Pustaka Sinar Harapan.