PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS WEB TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS RESENSI SISWA KELAS XII SMA NEGERI 2 TILATANG KAMANG TESIS Oleh AILEN ROSSA NANDA NIM 19222 Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Magister Pendidikan PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012
148
Embed
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS WEB TERHADAPpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/2_AILEN ROSSA...pengaruh pembelajaran berbasis web terhadap keterampilan menulis resensi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS WEB TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS RESENSI SISWA KELAS XII
SMA NEGERI 2 TILATANG KAMANG
TESIS
Oleh
AILEN ROSSA NANDA
NIM 19222
Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Magister Pendidikan
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012
i
ABSTRACT
Ailen Rossa Nanda. 2012. “The Influence of Web Based Learning on Students Review Writing Skills in Class XII SMAN 2 Tilatang Kamang”. Thesis. Padang: Post Graduate Program of Padang State Univercity.
In learning activities in the classroom we know that students find it difficult to write reviews. These difficulties are seen in the lack of students' creativity in writing reviews. They tend to imitate the review sample given by teacher and only change the title and the writer's name. This research aims to discover the effects of web-based studying on students' review writing skills in class XII SMAN 2 Tilatang Kamang. The hypothesis in this research is that there are differences in students' review writing skill between those exposed to web-based learning and those exposed to conventional learning.
This research is quantitative quasi-experiment post-test only type. The population of this research is 91 students of class XII SMAN 2 Tilatang Kamang. The samples were taken by group random technique. 29 students of class XII IPS 2 became the experimental group and 31 students of class XII IPS 1 as the control group. The data from this research is taken from performance tests, observation papers and questionnaires. The data, the results of the test is processed using SPSS 16 program with formula t two independent samples.
We get a t-score of 2.740 and t table 2.00. T-score > t tableat the 0.05 level of significance. This means that H0 is rejected by H1, and the former hypothesis is accepted. Based on the research findings we can conclude that web-based learning can improve students' review writing skills. The results of this research implies that the teacher can facilitate students ' creativity and ability in writing reviews by using web learning.
ii
ABSTRAK
Ailen Rossa Nanda. 2012. “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Web terhadap Keterampilan Menulis Resensi Siswa Kelas XII SMAN 2 Tilatang Kamang”. Tesis. Padang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.
Dalam kegiatan pembelajaran di kelas diketahui bahwa siswa kesulitan dalam menulis resensi. Kesulitan siswa terlihat pada kurangnya kreativitas siswa dalam menulis resensi. Mereka cenderung meniru contoh resensi yang diberikan guru dan hanya menukar judul dan penulisnya saja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembelajaran berbasis web terhadap keterampilan menulis resensi siswa kelas XII SMAN 2 Tilatang Kamang. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan keterampilan menulis resensi siswa antara pembelajaran berbasis web dengan pembelajaran konvensional.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif kuasi eksperimen tipe posttest only. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XII SMAN 2 Tilatang Kamang yang berjumlah 91 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik acak berkelompok. Kelompok sampel yang terpilih adalah kelas XII IPS2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XII IPS 1 yang berjumlah 31 orang sebagai kelas kontrol. Data penelitian diperoleh dari tes kinerja, lembar observasi dan angket. Data berupa hasil tes kinerja diolah menggunakan program SPSS 16 dengan rumus uji t dua sampel independen.
Diperoleh hasil uji t hitung sejumlah 2,740. Nilai ini > dari t tabel yaitu 2,00 pada taraf signifikan 0,05. Hal ini berarti hipotesis yang diajukan diterima. Berdasarkan temuan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis web dapat meningkatkan keterampilan menulis resensi siswa. Hasil penelitian ini berimplikasi untuk menjadikan siswa terampil menulis resensi dan guru dapat memotivasi dan memfasilitas siswa dengan menggunakan web pembelajaran.
iii
iv
v
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberi kesempatan,
kesehatan, dan kemampuan kepada peneliti untuk menyelesaikan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Web terhadap Keterampilan Menulis
Resensi Siswa Kelas XII SMAN 2 Tilatang Kamang”. Terselenggaranya
penelitian ini tidak terlepas dari kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan rasa terimakasih
kepada:
1. Prof. Dr. Atmazaki, M.Pd. sebagai pembimbing I, yang telah memberikan
ilmu yang sangat berguna dan membimbing hingga penulisan laporan ini
selesai.
2. Prof. Dr. Ermanto, M.Hum. sebagai pebimbing II, yang telah meluangkan
waktu disela jadwal yang padat untuk membimbing peneliti sehingga
penelitian ini selesai.
3. Prof. Dr. Hasanuddin WS, M.Hum sebagai dosen kontributor yang telah
memberi sumbangan pemikiran dan keteladanan yang sangat berguna baik
dalam proses maupun pada hasil penelitian ini.
4. Dr. Novia Juita, M.Hum sebagai dosen kontributor yang dengan ketelitian
beliau memberi banyak masukan yang berguna baik pada isi dan
penulisan laporan penelitian ini.
5. Prof. Dr. A. Muri Yusuf, M.Pd. sebagai dosen kontributor yang ramah dan
sabar memberi masukan pada proses dan hasil penelitian ini.
6. Drs. Edi Mukhiar, M.Pd. Kepala SMAN 2 Tilatang Kamang yang telah
memberi izin belajar dan memfasilitasi penelitian ini hingga terlaksana
sesuai dengan rencana.
7. Teman-teman mahasiswa kelas kerjasama diknas angkatan 2010 yang
senantiasa bersedia menjadi teman diskusi selama kuliah sampai saat ini
dan semoga untuk seterusnya.
vii
8. Keluarga besar peneliti yang senantiasa mengerti dan selalu memberi
semangat agar dapat menyelesaikan perkuliahan dan penelitian ini dengan
baik.
9. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang tentunya
juga memberi kontribusi yang bermanfaat demi terselenggaranya
penelitian ini.
Peneliti menyadari sepenuhnya hasil penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu masukan, kritikan, dan saran sangat diharapkan demi
kesempurnaan hasil penelitian ini. Semoga karya ini memberi manfaat bagi kita
semua. Amin!
Peneliti
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 8
D. Rumusan Masalah ................................................................................ 8
E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 8
F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori .................................................................................... 10
1. Keterampilan Menulis ................................................................... 10
2. Menulis Resensi ............................................................................. 11
3. Penilaian Keterampilan Menulis Resensi ...................................... 14
4. Word Wide Web ............................................................................. 16
5. Pembelajaran Berbasis Web .......................................................... 17
a. Konsep Pemebelajaran Berbasis Web ...................................... 17
b. Proses Pembelajaran Berbasis Web ......................................... 20
ix
c. Kelebihan Pembelajaran Berbasis Web .................................... 21
d. Kekurangan Pembelajaran Berbasis Web ................................ 22
Lampiran 18 Resensi Siswa Kelas Eksperimen .............................................. 146
Lampiran 19 Resensi Siswa Kelas Kontrol ...................................................... 148
Lampiran 20 Surat Izin Penelitian ................................................................... 152
Lampiran 21 Surat Keterangan Melakukan Penelitian ................................... 155
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan pengajaran bahasa Indonesia adalah agar peserta didik
memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan
etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan. Berkaitan dengan tujuan di
atas diharapkan siswa dapat mengembangkan potensi dirinya dalam berbahasa.
Potensi itu dapat dipraktikkan dalam mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis.
Keterampilan menulis pada hakikatnya adalah menyampaikan ide,
gagasan, dan pikiran dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan kegiatan yang
produktif dan ekspresif. Dikatakan produktif karena dengan menulis dapat
dihasilkan bentuk tulisan yang dapat dibaca dan diambil manfaatnya oleh orang
lain. Kegiatan ekspresif karena seseorang dapat mengekspresikan perasaannya
dalam bentuk tulisan.
Pada silabus KTSP dari kelas X sampai XII terdapat 35 kompetensi dasar
(selanjutnya KD) menulis yang harus dikuasai siswa. Kompetensi itu antara lain
menulis berbagai bentuk paragraf, puisi, proposal, surat, cerpen, drama, karya
tulis ilmiah, resensi, kritik dan esai. Sesuai dengan tujuan pengajaran bahasa
Indonesia, kompetensi dasar ini diharapkan dapat digunakan untuk berkomunikasi
melalui tulisan.
Jika setiap KD dikuasai siswa dengan baik, siswa tentu telah terampil
menulis. Namun, pada kenyataannya menulis masih menjadi beban bagi siswa.
Dari hasil pengamatan saat pembelajaran menulis, siswa sering bertanya jumlah
2
halaman yang harus diselesaikan. Tulisan yang dihasilkanpun tidak sesuai dengan
yang diharapkan. Ketika diadakan lomba menulis antarkelas kurang dari 10%
siswa yang berminat. Demikian pula jika ada lomba antarsekolah, sering
undangan untuk mengikuti lomba tidak dipenuhi.
Di kelas XII terdapat 11 KD menulis, di antaranya adalah menulis
resensi. Kompetensi dasar itu berbunyi menulis resensi buku pengetahuan
berdasarkan format baku dan menulis resensi buku kumpulan cerpen
berdasarkan unsur-unsur resensi. KD ini dijabarkan dalam beberapa indikator
yang pada hakikatnya adalah menghasilkan sebuah resensi yang benar.
Menulis resensi merupakan keterampilan yang sangat bermanfaat jika
dikuasai siswa dengan baik. Manfaat itu tidak saja dirasakan oleh siswa sebagai
penulis resensi, tetapi juga oleh pembaca. Bagi penulis resensi, selain memperoleh
ilmu dari buku yang dibacanya, kepuasan tersendiri juga dirasakan ketika
menghasilkan tulisan dalam bentuk resensi. Sedangkan bagi pembaca, resensi
berguna sebagai informasi dan rekomendasi ketika ingin membaca buku.
Jika siswa mengikuti, memahami dan menguasai KD ini dengan baik,
bukan hal yang mustahil siswa akan menjadi penulis resensi yang handal. Namun
pada kenyataannya, menulis resensi selalu menjadi KD yang sulit dikuasai siswa.
Kesulitan siswa terbukti dari hasil pengamatan saat pembelajaran berlangsung.
Siswa kebingungan saat ditugaskan menulis resensi buku. Umumnya siswa
meniru dari contoh resensi yang diberikan.
Kesulitan yang dialami siswa dalam menulis resensi tidak saja dialami
oleh siswa SMAN 2 Tilatang Kamang. Ketika masalah ini dibicarakan dalam
MGMP, hampir semua sekolah mengalami hal yang sama. Dari hasil musyawarah
3
dengan guru-guru sekolah lain, cara yang sering dilakukan adalah dengan
memberikan contoh resensi kepada siswa kemudian menjelaskan langkah-langkah
penulisannya.
Cara tersebut memang berhasil, semua siswa dapat menulis resensi sesuai
dengan contoh yang diberikan. Namun 60% siswa meniru kalimat contoh resensi
tersebut dan hanya menukar judul bukunya saja. Amati kutipan resensi siswa
kelas XII IPA SMAN 2 Tilatang Kamang tahun 2009/2010 berikut!
Kutipan 1: Membaca cerpen-cerpen dalam “Seribu Kunang-kunang di Manhattan”, bagaikan melakukan tamasya ke Manhattan. Selain itu, kita juga akan diajak merasakan suasana belantara yang dipenuhi oleh kunang-kunang Umar Kayam. Pengarang yang juga berprofesi sebagai dosen ini, membingkai kekayaan warna lokal dalam kisah-kisah yang bertemakan cinta dan kebudayaan, tapi tidak bisa dipungkiri, bahwa dalam cerita yang dibuatnya ada beberapa ejaan, kata dan kalimat yang sulit dibaca. (Deny Ariona)
Kutipan 2: Membaca cerpen-cerpen dalam “Cinta dan kewajiban” bagaikan masuk ke dalam perjalanan hidup yang datang silih berganti, sehingga tidak tertahan lagi di luar batas kewajaran. Namun dengan ketabahan, kesabaran, kesucian hati, segala penderitaan hidup itu dapat dilalui. Dengan suatu keyakinan bahwa Tuhan tidak akan memberi cobaan pada makhluknya jika dia tidak mampu menerimanya.(Misra Hayati)
Kutipan 3 Membaca cerpen-cerpen dalam “Hadiah dari Rantau” bagaikan melakukan tamasya ke Australia. Kita akan diajak ke Universitas yang ada di Australia menemukan pengalaman-pengalaman yang ada di Australia berikut nama-nama jalan dan kota-kota besar di Australia. Ismet Fanani, pengarang dengan jam menulis sangat tinggi membingkai kekayaan yang ada di negara Australia dalam kisah-kisah perjalanan dan pengalaman hidup dan cinta seseorang. (Yuli Andriani) Untuk memancing ide siswa dengan menggunakan contoh adalah cara
yang tepat. Siswa yang kesulitan menyampaikan idenya akan terpancing dengan
contoh yang diberikan. Jika hanya membaca satu resensi siswa saja, akan terlihat
4
kemajuan siswa dalam menulis. Siswa seolah-olah telah mampu menulis resensi
dengan baik. Namun ketika menemukan hampir seluruh siswa memulai dengan
kalimat yang sama, terasa bahwa siswa tidak kreatif sama sekali.
Selain kurangnya kreativitas siswa, dalam resensi yang ditulis terlihat
kedangkalan pemahaman siswa terhadap buku yang diresensinya. Siswa tidak
dapat mengungkapkan kembali isi buku secara mendalam. Penilaian terhadap
buku yang dibaca hanya secara umum saja.
Keluhan siswa tentang kesulitan menulis resensi dapat dipahami karena
dalam KD menulis resensi tidak menuntut kemampuan menulis saja. Sebelum
menulis siswa harus mampu memahami isi buku yang akan dinilainya. Kemudian
membaca secara kritis kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam buku
tersebut. Yang lebih penting lagi, siswa harus mampu menuangkan hasil penilaian
tersebut ke dalam bentuk tulisan. Siswa setidaknya harus menguasai dua
keterampilan yaitu membaca dan menulis.
Beratnya tuntutan terhadap keterampilan yang harus dikuasai siswa
mengharuskan guru terampil mengajarkan keterampilan tersebut. Guru harus
mampu memilih cara dan media yang tepat. Banyak cara dan media yang dapat
digunakan, salah satunya adalah dengan memanfaatkan teknologi.
Pada saat ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat.
Perkembangannya sampai ke segala segi kehidupan. Menurut Darmansyah
(2010:1) hampir seluruh tatanan kehidupan umat manusia menjadi tak terpisahkan
dari teknologi informasi dan komunikasi. Mulai dari kebutuhan rumah tangga,
masyarakat umum, bisnis, industri, politik, keamanan, perbankan dan lembaga
pendidikan. Teknologi informasi dan komunikasi bukan lagi kebutuhan sekunder
5
tetapi, menjadi kebutuhan utama dalam menunjang berbagai aktivitas kehidupan
manusia.
Internet sebagai salah satu teknologi informasi telah dikenal luas di
masyarakat termasuk siswa. Hampir semua siswa telah menggunakan teknologi
ini untuk berbagai keperluan. Salah satu yang sering digunakan adalah jejaring
sosial facebook.
Di SMAN 2 Tilatang Kamang akses internet bukan hal yang sulit lagi.
Sekolah telah memiliki jaringan internet gratis dan siswa boleh
memanfaatkannya. Selain itu siswa juga dapat memanfaatkan warnet yang berada
di sekitar sekolah dan tempat tinggalnya.
Berdasarkan hasil tanya jawab dengan siswa diketahui bahwa semua siswa
telah menggunakan internet. Motivasi yang paling utama digunakannya internet
ini adalah untuk bermain dan situs pertemanan facebook. Berbagai permainan
menarik ditawarkan agar pemakai betah berjam-jam di depan teknologi ini.
Kemajuan teknologi informasi ini disamping memberi banyak dampak
positif juga ada dampak negatifnya. Hal ini menyebabkan timbul berbagai
keluhan baik dari orang tua maupun masyarakat. Melarang siswa menggunakan
internet karena adanya dampak negatif merupakan hal yang mustahil. Akses
internet dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Melakukan pengawasan 24
jam terhadap siswa tidak mungkin dilakukan. Yang dapat dilakukan adalah
mengurangi dampak negatifnya dengan memanfaatkan internet sebagai sumber
belajar.
Sebagai sumber belajar, internet merupakan sumber yang sangat produktif.
Darmansyah (2010:2) menyatakan bahwa internet adalah sumber belajar
6
terlengkap, mudah dan murah dibanding sumber cetakan. Internet dapat melayani
kebutuhan belajar peserta didik dalam berbagai tingkat dan strata. Internet sumber
belajar yang fleksibel sehingga dapat diakses kapan dan dimana saja.
Selain itu penggunaan internet dalam pembelajaran dapat meningkatkan
minat dan aktivitas siswa. Jika dalam suasana belajar di kelas siswa cenderung
malu menyampaikan pendapat karena takut ditertawaan teman, pada saat chating
di internet siswa yang tidak biasa bertanya lebih berani bertanya atau
berkomentar. Rasa percaya diri siswa lebih tinggi dibanding bertatap muka di
kelas. Hal ini salah satu alasan dilakukannya penelitian ini.
Pemilihan pembelajaran berbasis web dilatarbelakangi oleh kecenderungan
siswa telah menggunakan internet dalam kegiatannya sehari-hari. Selain itu KD
menulis resensi mengharuskan siswa banyak membaca dan mencari informasi
tentang resensi tersebut. Pemanfaatan teknologi ini salah satu cara yang tepat
untuk mempublikasikan bahan ajar, tulisan siswa dan bahan bacaan tambahan
yang dibutuhkan siswa.
B. Identifikasi Masalah
Dari berbagai permasalahan dalam pembelajaran menulis di atas dapat
diidentifikasi permasalahan yang akan diteliti. Permasalahan tersebut adalah
kurangnya kemampuan menulis resensi siswa. Hal ini terlihat dari resensi yang
ditulis siswa yang hanya meniru contoh yang diberikan. Selain itu jika diamati
resensi yang ditulis siswa terlihat bahwa pembahasan terhadap buku yang dibaca
sangat dangkal.
7
Munculnya permasalahan ini disebabkan oleh berbagai faktor di antaranya
pertama menulis resensi adalah KD yang sulit bagi siswa karena membutuhkan
keterampilan membaca dan menulis. Yang dilakukan siswa selama ini hanya
meniru kalimat-kalimat yang ada pada resensi yang dicontohkan guru. Kesulitan
yang dialami siswa ini menjadikan resensi yang dihasilkan tidak maksimal.
Faktor kedua adalah setelah siswa membaca sebuah buku, siswa tidak bisa
mengungkapkan kembali isi buku tersebut dengan bahasa sendiri. Faktor ketiga
siswa tidak mampu memberi penilaian baik atau buruknya sebuah buku dengan
bahasa yang baik dan benar. Kompetensi yang sesulit apapun sebenarnya dapat
diatasi dengan berbagai metode dan media yang tepat, maka faktor keempat
adalah belum dimanfaatkannya secara maksimal fasilitas teknologi komunikasi
yang digemari siswa saat ini untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam
menulis resensi tersebut.
Kemajuan teknologi dan informasi yang pesat dan dilengkapinya sekolah
dengan fasilitas jaringan internet merupakan salah satu cara yang dapat diterapkan
dalam proses pembelajaran. Internet merupakan sumber informasi yang tercepat,
lengkap dan baru. Pemanfaatan fasilitas ini sebagai sumber belajar merupakan
cara yang tepat untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa. Siswa dapat
mengakses berbagai contoh resensi dan cara menulis resensi dari berbagai situs.
Dengan membaca banyak sumber akan menambah wawasan siswa dan diharapkan
dapat meningkatkan keterampilan menulis resensi siswa.
8
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas permasalahan yang diangkat
pada penelitian ini adalah kurangnya pemanfaatan teknologi informasi dalam
pembelajaran keterampilan menulis resensi siswa. Karena dengan memanfaatkan
teknologi yang digemari siswa ini, siswa dapat belajar secara aktif. Masalah
dalam penelitian ini dibatasi pada pengaruh pembelajaran berbasis web terhadap
keterampilan menulis resensi siswa kelas XII SMAN 2 Tilatang Kamang. Adapun
KD yang diteliti adalah KD 8.1 Menulis resensi buku kumpulan cerpen
berdasarkan unsur-unsur resensi.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas dirumuskan masalah penelitian
berikut ini. “Apakah terdapat perbedaan pengaruh antara pembelajaran berbasis
web dan pembelajaran konvensional terhadap keterampilan menulis resensi siswa
kelas XII SMAN 2 Tilatang Kamang?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara
pembelajaran berbasis web dan pembelajaran konvensional terhadap keterampilan
menulis resensi siswa kelas XII SMAN 2 Tilatang Kamang.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoretis dan praktis.
Secara teoretis dapat membuktikan dan memperkuat teori bahwa pembelajaran
berbasis web dapat meningkatkan keterampilan menulis resensi siswa. Dan
9
diharapkan dapat diterapkan pada kompetensi dasar yang lain. Secara praktis,
hasil penelitian ini dapat diterapkan pada pembelajaran bahasa Indonesia
khususnya KD Menulis resensi. Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat
menjadi motivasi bagi teman sejawat baik pada mata pelajaran yang sama
maupun disiplin ilmu lain.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Dalam bab ini akan dijelaskan beberapa konsep, teori-teori, dan pendapat
para ahli yang berhubungan dengan keterampilan menulis resensi dan
pembelajaran berbasis web. Teori dan pendapat ahli yang dikemukakan adalah
(1) keterampilan menulis, (2) menulis resensi, (3) penilaian resensi (4) web (5)
pembelajaran berbasis web, (6) pembelajaran konvensional, dan (7) landasan teori
belajar.
1. Keterampilan Menulis
Menulis merupakan kegiatan menuangkan ide, gagasan, dan pendapat ke
dalam bentuk tulisan. Menurut Akhadiah (1992:1), menulis merupakan
keterampilan yang menuntut kreativitas penulisnya. Menulis juga merupakan
pengetahuan yang kompleks, yang menuntut sejumlah pengetahuan dan
keterampilan. Kegiatan menulis juga membutuhkan banyak tenaga, waktu dan
perhatian yang sungguh-sungguh.
Atmazaki (2006:107) menyebut keterampilan ini dengan mengarang.
Dalam buku ini dinyatakan bahwa mengarang menurut sebagian orang lebih
mudah daripada keterampilan berbahasa yang lain. Mengarang dapat dilakukan
dengan santai misalnya dengan memakai celana pendek saja di kamar, tidak ada
yang mengamati sehingga tidak stres, tidak perlu hafalan karena bisa membuka
referensi sebanyak mungkin. Apabila kehabisan ide dapat berhenti dan
11
membiarkan draf tulisan seberapa lama hingga mendapakan ide kembali. Dapat
juga dilakukan sambil memutar kaset senyaring yang dinginkan.
Menurut Tarigan (2008:3-4) menulis adalah suatu kegiatan yang produktif
dan ekspresif. Penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa
dan kosakata. Proses kreatif menurut Komaidi (2008:6) adalah suatu proses
bagaimana sebuah gagasan lahir dan diciptakan oleh seorang penulis menjadi
karya tulis.
Tarigan (2008:22) memberi batasan bahwa menulis adalah menirukan atau
melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang
dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang
grafik tersebut. Semi (2009:2) menyatakan bahwa menulis merupakan
pemindahan pikiran dan perasaan ke dalam bentuk-bentuk lambang-lambang
bahasa. Artinya, pikiran dan perasaan yang awalnya ada dalam bahasa lisan
dipindahkan wujudnya ke dalam bentuk tulisan dengan menggunakan lambang-
lambang grafem.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis adalah
keterampilan mengungkapkan ide, gagasan, perasaan ke dalam bentuk tulisan.
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang produktif karena
menghasilkan tulisan yang dapat dinikmati oleh pembaca.
2. Menulis Resensi
Resensi merupakan salah satu jenis tulisan yang berisi informasi tentang
sebuah karya. Keraf (1994:274) memberikan definisi bahwa resensi adalah suatu
12
tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah karya atau buku. Dalam KBBI
(2007:951) istilah resensi diartikan dengan pertimbangan atau pembicaraan
tentang buku, ulasan buku. Sementara itu Thahar (2008:92) mengutip definisi
resensi secara etimologinya. Dalam bukunya dinyatakan bahwa resensi berasal
dari bahasa Belanda, recensie dan dari bahasa Latin recenseo yang berarti
memeriksa kembali, meninjau, atau menimbang. Dalam bahasa Inggris resensi
disebut review yang artinya sebuah laporan tanpa kritik tentang suatu peristiwa
kesenian (pertunjukan drama, pameran lukisan, film, buku dll)
Definisi yang sama juga dikemukakan oleh Warsidi (2008:8). Menurutnya
resensi ialah suatu tulisan atau ulasan mengenai sebuah karya (buku). Di media
massa lanjutnya disediakan ruang resensi dengan beragam nama seperti tinjauan
buku, pustaka, bedah buku, kupas buku, kitabah, dan bedah kitab. Semua istilah
tersebut pada hakikatnya sama dengan resensi.
Rahayu (2007:151) mendefinisikan resensi dengan pertimbangan buku,
atau ulasan buku, atau dengan bahasa yang agak mentereng berarti membedah,
menganalisis, dan mencari roh/inti buku. Peresensi lanjutnya adalah orang yang
berkompeten yang memberi penilaian tentang buku dan memberitahu kepada
khalayak tentang perlu tidaknya sebuah buku dibaca. Nurudin (2009:5)
menyatakan bahwa meresensi buku adalah kegiatan memberikan penilaian
terhadap sebuah buku, menginformasikan data buku dengan tujuan
menginformasikan pada masyarakat lewat media massa (cetak atau elektronik).
Karena tujuannya memberikan informasi yang lengkap, maka penulis resensi
memberikan penilaiannya terhadap buku termasuk kekurangan buku tersebut.
13
Menurut Kosasih (2003:263), resensi merupakan suatu bentuk tulisan
yang berisi tinjauan terhadap kualitas suatu novel atau karya lainnya. Selanjutnya
dijelaskan bahwa resensi ditulis untuk menarik minat baca masyarakat agar
mereka membaca buku atau novel yang dikupas.
Menulis resensi menurut Warsidi (2008:15) adalah kegiatan untuk melatih
daya kritis. Membaca buku sebelum membuat resensi adalah kegiatan membaca
kritis. Peresensi bukan hanya mengetahui atau memahami apa yang ada dalam
buku tetapi peresensi sampai pada jawaban pertanyaan mengapa hal itu
dikemukakan, bagaimana hal itu dapat terjadi.
Ramadansyah (2010:160) menyatakan bahwa resensi merupakan suatu
tulisan atau ulasan mengenai nilai hasil karya yang sifatnya baru untuk
dipertimbangkan pembaca/penikmat. Tujuan dari resensi tersebut adalah untuk
menyampaikan kepada pembaca/penikmat apakah sebuah buku patut mendapat
sambutan atau tidak.
Untuk dapat menulis resensi buku, seorang penulis resensi harus memiliki
budaya baca. Seperti yang diungkapkan oleh Nurudin (2009:10) bahwa
peningkatan budaya baca banyak manfaatnya bagi peresensi. Peresensi dapat
meningkatkan pengetahuannya. Ia lebih tahu perkembangan buku-buku baru dan
memiliki peluang mengasah ketajaman intelektual dengan membaca buku. Selain
itu juga dapat mengasah ketajaman analisis terhadap buku.
Disamping meningkatkan budaya baca, penulis resensi juga harus banyak
membaca rubrik resensi di media massa. Nurudin (2009:20) menjelaskan bahwa
dengan banyak membaca rubrik resensi, peresensi akan mengetahui buku-buku
yang baru terbit dan mengetahui mana buku yang telah diresensi atau belum.
14
Selain itu, dengan banyak membaca resensi buku, perensensi akan mengetahui
karakter resensi buku yang sering dimuat di media tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa resensi merupakan tulisan yang berisi tentang
penilaian sebuah karya. Karya tersebut dapat berupa buku, film dan karya seni
lainnya. Sehubungan dengan penelitian ini, resensi yang dimaksud adalah resensi
buku. Adapun tujuan ditulisnya resensi adalah untuk menginformasikan kepada
pembaca mengenai kualitas sebuah buku.
3. Penilaian Keterampilan Menulis Resensi
Menurut Sudjana (1989:30) tipe hasil belajar ranah psikomotoris
berkenaan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah siswa
menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ini merupakan tahap lanjutan
dari hasil belajar afektif. Selanjutnya dijelaskan lagi bahwa hasil belajar afektif
dan psikomotor ada yang tampak pada saat proses belajar mengajar berlangsung
dan ada pula yang baru tampak kemudian dalam praktik kehidupannya.
Keterampilan menulis resensi adalah salah satu keterampilan yang harus
dikuasai siswa. Keterampilan ini dapat dikategorikan ke dalam keterampilan
menulis. Keterampilan menulis menurut Nurgiyantoro (2001:296) termasuk
keterampilan yang sulit dikuasai siswa dibanding tiga keterampilan lainnya. Hal
ini disebabkan keterampilan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur
kebahasaan dan unsur di luar bahasa. Keterampilan menulis menghendaki penulis
menguasai lambang-lambang visual dan aturan tata tulis menyangkut ejaan dan
tanda baca. Menulis juga menghendaki keterampilan menuangkan gagasan ke
dalam bahasa tulis yang tepat dan teratur.
15
Penilaian terhadap hasil tulisan termasuk resensi mempunyai kelemahan
yaitu rendahnya unsur objektivitas. Menurut Nurgiyantoro (2001:304)
bagaimanapun juga unsur subjektivitas dalam menilai tulisan pasti berpengaruh.
Yang perlu dipikirkan adalah bagaimana kita mendapatkan atau memilih teknik
penilaian yang memungkinkan untuk memperkecil unsur subjektivitasnya. Untuk
mengatasi hal ini Machmood dalam (Nurgiyantoro, 2001:305) menyatakan
perlunya dilakukan pendekatan analisis. Pendekatan ini merinci karangan ke
dalam aspek-aspek atau kategori-kategori tertentu. Kategori pokok hendaknya
meliputi: (1) kualitas dan ruang lingkup isi, (2) organisasi dan penyajian isi,
(3) gaya dan bentuk bahasa, (4) mekanik: tatabahasa, ejaan, dan tanda baca, dan
(5) respon efektif guru terhadap karya tulis.
Menurut Abdurrahman dan Ellya Ratna (2003:168) langkah selanjutnya
adalah dengan menyusun pedoman penilaian sesuai dengan yang telah ditetapkan
dalam kisi-kisi. Hal yang lebih penting lagi adalah mencantumkan bobot masing-
masing komponen yang dinilai.
Untuk penilaian terhadap resensi dapat dipedomani indikator pencapaian
siswa terhadap KD tersebut. Aspek yang dinilai antara lain kelengkapan identitas
buku, pokok-pokok isi buku, kelebihan dan kekurangan buku, bahasa dan pilihan
kata dan penilaian terhadap buku. Di samping aspek di atas gaya dan bentuk
bahasa, tata bahasa, ejaan dan tanda baca juga harus dijadikan indikator penilaian.
Masing-masing aspek diberi bobot yang berbeda sesuai dengan tingkat
keterampilannya.
Kriteria penilaian serta deskriptor masing-masing aspek yang dinilai
dituliskan dalam panduan penilaian yang disebut rubrik. Rubrik dibuat untuk
16
mengurangi subjektivitas dalam penilaian kinerja. Rubrik penilaian resensi dapat
dilihat pada bab 3.
4. Word Wide Web
Word Wide Web (www) atau yang sering disebut web merupakan salah
satu fasilitas jaringan internet yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna untuk
berbagai keperluan. Menurut Munir (2009:147) web adalah sistem client/server
yang dirancang untuk menggunakan dokumen hypertext dan hypermedia via
internet. Menurut Prasojo (2011:188) word wide web (www) adalah suatu ruang
informasi yang dipakai oleh pengenal global yang disebut URL ( uniform
resource identifier) untuk mengidentifikasi sumber daya yang berguna. Informasi
yang dihasilkan web dapat berupa teks, gambar, audio visual, model grafis, film
dan lain-lain.
Keberadaan web sejak tahun 1990-an menurut Munir (2009:153) telah
membuka babak baru dalam perkembangan internet yang sudah ada sejak tahun
1950-an. Internet tidak lagi menjadi “a sleeping giant” tetapi telah digunakan
untuk mengakses berbagai informasi dan secara luar telah digunakan sebagai alat
pembayaran, perdagangan dan pendidikan.
Warsita (2008:146) menyatakan bahwa world wide web (www) merupakan
kumpulan koleksi besar tentang berbagai macam dokumentasi yang tersimpan
dalam berbagai server di seluruh dunia. Dokumentasi tersebut dikembangkan
dalam format hypertext dan hypermedia, dengan menggunakan Hypertex Markup
Language (HTML) yang memungkinkan terjadinya koneksi (link) dokumen yang
satu dengan yang lain baik dalam bentuk teks, visual dan lain-lainnya.
17
Nama hypertext atau hypermedia menurut Ayersman dalam Darmasyah
(2010:251) diterapkan untuk jaringan (artikel, video, file, kartu, frame, layar) yang
berisikan informasi dalam teks, grafik, video, suara yang dikaitkan oleh link.
Hypertext dikaitkan dengan teks. Hypertext digunakan untuk memperluas teks
linear tradisional dengan memberi kesempatan untuk melompat ke beberapa
artikel terkait. Hypermedia untuk menyampaikan keterlibatan media lain terutama
audio dan video.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa web merupakan salah satu
fasilitas jaringan internet yang memungkinkan pengguna dapat mengakses
berbagai informasi berupa teks, gambar, audio, video dan sebagainya. Dalam
penelitian ini web memungkinan siswa mengaskses bahan ajar dan berbagai
informasi tentang resensi. Dapat juga sebagai media berinteraksi antara guru
dengan siswa dan siswa dengan siswa.
5. Pembelajaran Berbasis Web
a. Konsep Pembelajaran Berbasis Web
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah memberi
pengaruh yang luar biasa pada dunia pendidikan khususnya dalam proses
pembelajaran. Pemanfaatan internet dalam bidang pendidikan lebih dikenal
dengan istilah e-learning. Menurut Munir (2009:169) istilah e- learning terdiri
atas huruf e yang merupakan singkatan dari electronic dan learning yang artinya
pembelajaran. Dengan demikian e-learning bisa diartikan sebagai pembelajaran
dengan bantuan perangkat elektronik, khususnya komputer. Fokus paling penting
18
dari e-learning adalah proses belajarnya karena elektronik hanya sebagai alat
bantu saja.
Istilah ini lanjutnya dapat pula didefinisikan sebagai sebuah bentuk
teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk dunia
maya. Istilah e-learning sendiri sebenarnya sangatlah luas, namun lebih tepat
ditujukan sebagai usaha untuk membuat sebuah transformasi proses pembelajaran
yang ada di sekolah atau perguruan tinggi ke dalam bentuk digital yang
dijembatani oleh teknologi internet.
Sehubungan dengan pemanfaatan internet, Mukhtar (2010:226)
menyatakan bahwa keberhasilan kegiatan belajar mengajar di lembaga
pendidikan tidak hanya ditentukan oleh faktor pendidik saja, melainkan sangat
dipengaruhi oleh keaktifan peserta didik. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) mempertegas bahwa proses pembelajaran harus berpusat pada siswa.
Pengajar atau guru bukanlah sumber satu-satunya melainkan hanya berperan
sebagai fasilitator, dinamisator dan motivator.
Selanjutnya dikatakan Mukhtar bahwa selain perpustakaan, sekarang ini
perkembangan teknologi internet memberikan kemudahan dan keluasaan dalam
menggali ilmu pengetahuan. Melalui internet peserta didik dapat mengakses
berbagai literatur dan referensi ilmu pengetahuan yang dibutuhkan dengan cepat.
Melalui internet dapat diakses sumber-sumber informasi tanpa batas dan aktual
dengan sangat cepat. Peserta didik cukup memanfaatkan search engine, materi-
materi yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan cepat dan up to date.
Menurut Prasojo (2011:207) teknologi e-learning ini merupakan sebuah
teknologi yang dijembatani oleh teknologi internet. Teknologi ini membutuhkan
19
sebuah media untuk dapat menampilkan materi-materi kursus dan pertanyaan-
pertanyaan dan juga membutuhkan fasilitas komunikasi untuk dapat saling
bertukar informasi antara peserta dan pengajar. Menurut Rosenberg dalam
Darmansyah (2010:195) e-learning merupakan satu penggunaan teknologi
internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas. E-learning
berlandaskan tiga kriteria yaitu: (1) e-learning merupakan jaringan dengan
kemampuan untuk memperbarui, menyimpan, mendistribusikan dan membagi
materi ajar atau informasi, (2) pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui
komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar, (3)
memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik
paradigma pembelajaran tradisional.
Definisi yang sama juga diungkapkan oleh Rusman (2011:335) yang
menyatakan bahwa pembelajaran berbasis web yang populer disebut Web-Based
Education atau kadang disebut e-learning (electronic learning) dapat
didefinisikan sebagai aplikasi teknologi web dalam dunia pembelajaran untuk
sebuah proses pendidikan. Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa semua
pembelajaran yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi internet dan
selama proses itu dirasakan terjadi oleh yang mengikutinya, maka kegiatan itu
dapat disebut sebagai pembelajaran berbasis web.
Munir (2009:231) memberikan konsep yang agak berbeda. Menurutnya
antara e-learning, online/internet learning dan web based learning ada beberapa
perbedaan. E-learning adalah belajar berbasiskan teknologi informasi dan
komunikasi atau digital. Online/internet learning pengertiannya lebih sempit,
yaitu hanya menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, khususnya
20
internet seperti menggunakan email, situs web, dan aplikasi berbasis internet.
Sedangkan web based learning adalah sistem pembelajaran jarak jauh berbasis
teknologi informasi dan komunikasi dengan antarmuka web.
Menurut Warsita (2008:147) program pembelajaran berbasis web atau
portal pembelajaran ini ditujukan untuk menyediakan fasilitas berbasis web yang
memungkinkan pembelajaran lebih mandiri tanpa dibatasi oleh waktu dan jarak.
Fasilitas standar yang dapat disediakan untuk program pembelajaran ini adalah:
(1) direktori pengelolaan modul-modul pembelajaran online; (2) kelas virtual;
(3) managemen komunikasi dan kolaborasi; (4) forum diskusi; dan (5)
managemen informasi; dan perpustakaan digital.
b. Proses Pembelajaran Berbasis Web
Haughey dalam Rusman (2011:350) menyatakan bahwa terdapat tiga
kemungkinan dalam pengembangan pembelajaran berbasis internet, yaitu web
course, web centric course dan web enhaced course. Web course adalah
penggunaan internet untuk keperluan pendidikan yang mana antar pendidik dan
anak didik sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka. Seluruh
bahan ajar, diskusi, konsultasi penugasan sepenuhnya disampaikan melalui
internet.
Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara
belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampaikan
melalui internet, dan sebagian lagi melalui tatap muka. Fungsi kedua cara di atas
saling melengkapi. Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk
menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi
21
internet adalah untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara mahasiswa
dan dosen, sesama mahasiswa, anggota kelompok, atau mahasiswa dengan nara
sumber lain.
Pemanfaatan internet untuk pembelajaran menurut Warsita (2008:159) salah
satunya adalah dalam bentuk E-dukasi net. E-dukasi net adalah portal pendidikan
yang menyediakan bahan ajar, fasilitas komunikasi, dan interaksi antar komunitas
pendidikan. Situs atau portal pembelajaran dapat dilengkapi dengan fasilitas-
fasilitas penyediaan bahan belajar untuk seluruh mata pelajaran dan seluruh
jenjang dan jalur pendidikan.
Pembelajaran berbasis web yang dimaksud pada penelitian ini adalah Web
centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara belajar jarak
jauh dan tatap muka. Fungsinya saling melengkapi. Dalam prosesnya siswa
mengakses bahan ajar dan tugas melalui web. Berinteraksi dalam ruang diskusi
melalui web sedangkan proses penulisan resensi dilakukan di kelas dengan
diawasi oleh guru dan seorang pengamat.
c. Kelebihan Pembelajaran Berbasis Web
Rusman (2011:351) menjelaskan bahwa manfaat yang dapat diperoleh dari
pembelajaran berbasis web antara lain: (1) tersedianya fasilitas e-moderating yaitu
fasilitas berkomunikasi antara pendidik dan peserta didik kapan saja tanpa dibatasi
oleh jarak, tempat dan waktu; (2) dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk
belajar yang terstruktur dan terjadwal sehingga dapat menilai seberapa jauh bahan
ajar dipelajari; (3) peserta didik dapat me-review bahan pelajaran setiap saat dan
dimana saja jika diperlukan karena tersimpan di komputer; (4) jika membutuhkan
22
informasi tambahan dapat mengakses situs yang diinginkan; (5) peserta didik
lebih aktif dan mandiri; (6) relatif efisien karena tidak membutuhkan waktu dan
biaya yang banyak.
Sependapat dengan Rusman, di samping enam manfaat di atas Munir
(2009) menambahkan manfaat lainnya seperti: (1) mempermudah dan
mempercepat mengakses atau memperoleh banyak informasi yang berkaitan
dengan materi pembelajaran yang dipelajarinya dari berbagai sumber; dan
(2) dapat dijadikan media untuk melakukan diskusi antara pengajar dengan
pembelajar dan pembelajar dengan pembelajar.
Selain manfaat di atas, kelebihan pembelajaran berbasis web juga
dikemukakan oleh Bates dan Wulf seperti yang dikutip Munir (2009: 174)
menurutnya pembelajaran berbasis web dapat meningkatkan kadar (kualitas)
interaksi pembelajaran (enchance interactivity). Pembelajaran online yang
dirancang dan dilaksanakan secara cermat dapat meningkatkan kualitas interaksi
pembelajaran antara pembelajar dengan materi pembelajaran, pembelajar dengan
pengajar, dan antara pembelajar dengan pembelajar lainnya. Pembelajaran
terpisah ini memungkinkan pembelajar lebih leluasa mengungkapkan pendapat
karena tidak ada pembelajar lain yang mengamatinya. Dengan demikian
pembelajar yang pemalu atau lamban tidak akan merasa khawatir dicemooh.
b. Kekurangan Pembelajaran Berbasis Web
Selain banyak manfaatnya, pembelajaran berbasis web juga memiliki
beberapa kekurangan. Munir (2009:176) menjelaskan kekurangan itu antara lain:
(1) terpisahnya antara pengajar dan pembelajar menjadikan terhambatnya
23
pembentukan sikap, nilai (value), moral atau sosial dalam proses pembelajaran;
(2) proses pembelajaran lebih cenderung ke arah pelatihan dan lebih menekankan
pada aspek pengetahuan dan psikomotor; dan (3) jika pembelajar tidak mampu
mandiri dan motivasi belajarnya rendah akan dapat menyebabkan gagalnya
pembelajaran atau tidak tercapainya tujuan pembelajaran.
6. Pembelajaran Konvensional
Dalam KBBI (2007:523) konvensional artinya berdasarkan kebiasaan atau
tradisional. Pembelajaran konvensional dapat diartikan dengan pembelajaran
tradisional atau pembelajaran yang biasa. Pembelajaran yang biasa dilakukan
selama ini adalah pembelajaran yang berpusat pada guru. Metode yang paling
sering digunakan adalah metode ceramah.
Soenarwan (1983:54) menyatakan bahwa dalam pembelajaran konvensional
guru sangat berperan sebagai pemberi informasi. Pembelajaran konvensional
biasanya didasarkan pada ceramah atau perkuliahan. Selanjutnya dijelaskan
bahwa apabila ada siswa yang kehilangan atau ketinggalan sebagian dari
pembelajaran, ia harus menanyakan kepada guru atau mereview catatan teman.
keduapuluh dua 77,9%, keduapuluh tiga 86,9%, keduapuluh empat 82,8%, dan
keduapuluh lima 76,6%.
Dari persentase analisis hasil angket di atas terlihat respon siswa berada
pada kisaran 74,5% sampai 95,9%. Berdasarkan kriteria interpretasi skala Likert
persentase di atas berada pada interpretasi tinggi dan sangat tinggi. Hal ini berarti
respon siswa terhadap pembelajaran berbasis web tinggi.
B. Pengujian Persyaratan Analisis
Untuk membuktikan hipotesis penelitian, data penelitian harus memenuhi
beberapa persyaratan terlebih dahulu. Menurut Sudjana (1996:86) terdapat tiga
persyaratan dalam menggunakan statistik parametris. Persyaratan itu adalah
1) ukuran minimal sampel terpenuhi, 2) data sampel berdistribusi normal, dan
3) variansi kelompok data homogen.
Untuk persyaratan pertama mengenai jumlah sampel, penelitian ini telah
memenuhi syarat. Sampel penelitian ini termasuk sampel kecil karena berjumlah
49
29 orang untuk kelas eksperimen dan 31 orang untuk kelas kontrol. Dengan
demikian syarat untuk jumlah sampel telah terpenuhi. Syarat uji normalitas dan
homogenitas data akan dijelaskan secara rinci berikut ini.
1. Uji Normalitas
Normalitas masing-masing sampel diuji dengan rumus Kolmogorov-
Smirnov yang ada pada program SPSS 16. Penentuan normalitas data adalah
berdasarkan rumusan hipotesis berikut:
�� : sampel berdistribusi normal
�! : sampel berdistribusi tidak normal
Pengambilan keputusan didasarkan pada kriteria:
Terima ��, jika nilai signifikan > α 0,05. Tolak �� jika nilai signifikan
< α 0,05. Hasil uji normalitas kedua sampel terdapat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4 Hasil Uji Normalitas Data
Kelas Sig. α Keterangan
Eksperimen 0,097 0,05 Normal
Kontrol 0,112 0,05 Normal
a. Uji Normalitas Kelas Eksperimen
Hasil uji normalitas kelas eksperimen pada tabel di atas adalah 0,097.
Karena 0,097 > 0,05 maka �� diterima. Keputusan yang diambil adalah data
sampel kelas eksperiman berdistribusi normal.
Normalitas data juga dapat dilihat pada grafik Q-Q Plot. Grafik Q-Q Plot
yang berupa garis diagonal kiri dan kanan. Titik-titik di sekitar garis adalah data.
50
Apabila data tersebar disekitar garis maka distribusi data adalah normal (Yulius,
2010:42). Hasil uji data Q-Q Plot seperti terlihat pada gambar berikut.
Gambar 3 Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dengan Q-Q Plot
Hasil uji data Q-Q Plot kelas eksperimen menunjukkan bahwa titik-titik
data berada di sekitar garis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data-data
kelas eksperimen berdistribusi normal.
b. Uji Normalitas Kelas Kontrol
Hasil uji normalitas pada tabel di atas menunjukkan jumlah 0,112. Karena
0.112 > 0,05 maka �� diterima. Keputusan yang diambil adalah data sampel kelas
kontrol berdistribusi normal.
Hasil uji normalitas Q-Q Plot seperti terlihat pada gambar berikut ini.
51
Gambar 4 Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol dengan Q-Q Plot
Pada hasil uji data Q-Q Plot kelas kontrol menunjukkan bahwa titik-titik
data berada di sekitar garis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data kelas
kontrol juga berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas sampel diuji dengan rumus Levene Statistic program
SPSS 16 dengan taraf signifikan α 0.05. Syarat pengujian varian apabila nilai
signifikan (probabilitas) > 0,05 maka data mempunyai varian yang sama atau
homogen. Apabila nilai signifikan (probabilitas) < 0,05 maka data mempunyai
varian yang berbeda atau tidak homogen.
Hasil analisis dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
52
Tabel 5 Hasil Uji Homogenitas Data
Data df Sig. α
Ket
Eksperimen dan kontrol
58 0.524 0.05 Homogen
Dari hasil analisis yang terdapat pada kolom Levene test, nilai signifikan
probabilitas adalah 0,524. Berdasarkan kriteria di atas maka nilai ini dibandingkan
dengan nilai signifikan α 0,05. Karena 0,524 > α 0,05 maka data penelitian ini
mempunyai varian sama atau homogen.
C. Pengujian Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini adalah “ Terdapat perbedaan keterampilan
menulis resensi siswa antara pembelajaran berbasis web dengan pembelajaran
konvensional”.
Simbol statistik yang digunakan adalah :
�� : ! = "
�! : ! # "
Untuk membuktikan hipotesis di atas digunakan rumus t 2 sampel
independen dengan program SPSS16. Rumus t digunakan karena jumlah sampel
pada penelitian ini adalah sampel kecil. Statistik yang digunakan adalah statistik
parametris karena data yang digunakan berdistribusi normal dan homogen. Hasil
penghitungan uji t terdapat pada tabel berikut ini.
53
Tabel 6 Rangkuman Hasil Analisis Uji t
Hasil uji t
T hitung Df T tabel Keterangan
2,740 58 2,00 Tolak ��
Dari tabel di atas terdapat hasil t hitung 2,740. Nilai t hitung > daripada t tabel
yaitu 2,00. Sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis yaitu apabila t hitung < t
tabel maka �� diterima dan �! ditolak, sebaliknya jika t hitung > t tabel maka ��
ditolak dan �! diterima. Dari hasil uji t di atas terlihat bahwa nilai t hitung > dari t
tabel. Dengan demikian maka �� ditolak dan �! diterima.
Pengujian hipotesis dapat juga dibuktikan kurva uji dua pihak. Dalam
pengujian dua pihak berlaku ketentuan bahwa jika harga t hitung berada pada
daerah penerimaan �� atau terletak di antara harga tabel maka �� diterima dan
�! ditolak. Dan sebaliknya jika t hitung berada di luar harga tabel maka ��
ditolak dan �! diterima. Harga t hitung adalah mutlak, jadi tidak dilihat positif (+)
atau negatif (-)nya.
Nilai t hitung adalah 2,740, nilai t tabel pada df 58 adalah 2,00. Posisi
t hitung pada kurva berikut ini.
54
Gambar 5 Kurva Hasil Uji Hipotesis
Dari gambar kurva terlihat bahwa t hitung berada pada daerah penolakan
�� atau t hitung tidak berada di antara nilai t tabel. Jika �� ditolak, maka rumusan
hipotesis penelitian (�!( diterima. Dengan demikian rumusan hipotesis yang
berbunyi terdapat perbedaan keterampilan menulis resensi siswa SMAN 2
Tilatang Kamang antara pembelajaran berbasis web dengan pembelajaran
konvensional diterima.
D. Pembahasan
1. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang
diajukan diterima. Hipotesis berbunyi terdapat perbedaan keterampilan menulis
resensi siswa antara pembelajaran berbasis web dan pembelajaran konvensional.
Hal ini berarti bahwa pembelajaran berbasis web memberi pengaruh terhadap
keterampilan menulis resensi siswa.
Perbedaan keterampilan yang dimiliki siswa terlihat pada hasil uji t dan
hasil statistik dasar kedua kelas sampel. Kelas eksperimen memperoleh mean
1 2
daerah penerimaan Ho
daerah penolakan Ho
t hitung = 2,74 t hitung = -
2,74
-3 -1 0 3 -2 -2,74 2,74
55
74,62 sedangkan kelas kontrol hanya 68,10. Tingginya nilai kelas eksperimen
disebabkan oleh perlakuan yang diperoleh kelas ini.
Perlakuan yang maksud adalah pembelajaran berbasis web. Pada
pembelajaran ini siswa dikondisikan untuk belajar secara aktif dan mandiri yaitu
mengakses bahan ajar yang yang terdapat pada web pembelajaran yang dibuat
guru yaitu www.arossaedukatif.com. Perlakuan yang diterima ini sesuai dengan
teori yang disampaikan oleh Rusman (2011:351) yang menjelaskan salah satu
manfaat dari pembelajaran berbasis web adalah menjadikan peserta didik aktif dan
mandiri.
Pada kelas eksperimen siswa tidak menerima pengarahan dari guru tentang
teori resensi. Siswa secara mandiri dan aktif mencari sendiri informasi tentang
resensi dan berbagai contoh resensi. Jika siswa terkendala, siswa dapat berdiskusi
dengan guru atau sesama siswa pada ruang diskusi web yang telah disediakan.
Menjadikan siswa aktif ini sesuai pula dengan teori belajar
konstruktivisme Piaget. Dalam Mukhtar (2010:99) dijelaskan bahwa teori
konstruktivisme juga melandasi pembelajaran berbasis web ini. Teori belajar
kognitif Piaget ini menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran
seorang anak dengan kegiatan asimilasi dan akomodasi sesuai dengan skemata
yang dimilikinya. Belajar merupakan proses aktif untuk mengembangkan skemata
sehingga pengetahuan terkait bagaikan jaring laba-laba dan bukan tersusun secara
hirarkis. Teori ini menyatakan bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu
saja dari pikiran guru ke pikiran siswa. Artinya, bahwa siswa harus aktif secara
mental membangun struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif
yang dimilikinya.
56
Teori di atas terbukti bahwa siswa harus aktif mengembangkan skemata
yang dimilikinya. Guru tidak dapat memindahan pengetahuan dari pikiran guru ke
pikiran siswa, akan tetapi siswa sendiri harus aktif menemukan dan
menghubungkannya dengan skemata yang dia miliki. Apalagi menulis resensi
merupakan keterampilan yang harus dilatih dan sangat erat kaitannya dengan
keterampilan membaca siswa.
Seperti yang diungkapkan oleh Nurudin (2009:10) bahwa peningkatan
budaya baca banyak manfaatnya bagi peresensi. Peresensi dapat meningkatkan
pengetahuannya. Ia akan lebih tahu perkembangan buku-buku baru dan memiliki
peluang mengasah ketajaman intelektual dengan membaca buku. Selain itu juga
dapat mengasah ketajaman analisis terhadap buku.
Untuk dapat mengasah ketajaman analisis dalam menulis resensi, siswa
harus banyak membaca dan berlatih. Membaca untuk memperluas dan
memperkaya wawasan dalam bidang apa saja. Berlatih untuk meningkatkan
keterampilan menulis resensi.
Sehubungan dengan menulis resensi, siswa dianjurkan banyak membaca
rubrik resensi. Seperti yang diungkapkan Nurudin (2009:20) bahwa dengan
banyak membaca rubrik resensi, peresensi akan mengetahui buku-buku yang baru
terbit dan mengetahui mana buku yang telah diresensi atau belum. Selain itu,
dengan banyak membaca resensi buku, peresensi akan mengetahui karakter
resensi buku yang sering dimuat di media tersebut.
Walaupun pengiriman ke media bukan tujuan dari pembelajaran ini,
namun teori yang menyatakan bahwa siswa harus banyak membaca dan
mempelajari berbagai contoh resensi dapat diterima. Sebab semakin banyak siswa
57
membaca contoh resensi, semakin luas wawasannya tentang resensi. Hal ini
terbukti dari resensi yang dihasilkan kelas eksperimen.
Jika dilihat dan dibaca sepintas, hasil resensi kelas eksperimen dan kontrol
tidak jauh berbeda. Namun jika dianalisis lebih dalam sesuai dengan rubrik
penilaian dan analisis rata-rata nilai menurut kriteria penilaian, keunggulan kelas
eksperimen terletak pada kriteria identitas buku, analisis unsur instrinsik dan
ekstrinsik kumpulan cerpen, penjelasan keunggulan dan kekurangan buku,
penilaian terhadap buku, dan penggunaan variasi bahasa. Amati kutipan identitas
buku pada resensi siswa kelas eksperimen dan kontrol berikut:
Kutipan 1:
Judul resensi : Selubung Cinta 2 Sisi Judul buku : Lovaskeptika Pengarang : Dadan Herlangga Penerbit : Masmedia Buana Pustaka Cetakan : 1 Februari 2009 Tebal : 146 Ukuran : 110 mm x 175 mm ISBN : 978-602-8350-62-4 Genre : Kumpulan Kisah Cinta ( M.Abd. Aziz Kls XII IS2) Kutipan 2: Judul : Surat terakhir sang kekasih Penulis : Aswi, Yuri Penerbit : Madani Grafika Tahun Terbit : 2004 Genre : Kumpulan cerita pendek Tebal : 212 halaman ISBN : 979-98470-1x813 (Suryani Kls XII IPS1) Kutipan pertama adalah identitas buku yang diresensi oleh siswa kelas
eksperimen sedangkan kutipan kedua oleh kelas kontrol. Adapun kedua siswa ini
merupakan siswa yang memperoleh nilai tertinggi untuk KD menulis resensi
kumpulan cerpen ini. Jika diamati identitas buku pada kutipan lebih lengkap
58
daripada kutipan kedua. Pada kutipan ertama identitas buku dilengkapi dengan
judul resensi. Resensi pada kutipan pertama diberi judul “Selubung Cinta 2 Sisi”
Judul resensi adalah judul yang diberi oleh penulis resensi untuk resensi yang
ditulisnya. Pada judul resensi ini telah dapat dinilai kreativitas siswa yang
menulisnya. Pada kutipan kedua tidak terdapat judul resensi. Siswa langsung
menulis judul buku yang diresensi saja.
Identitas lain yang terdapat pada kutipan pertama adalah cetakan dan
ukuran buku. Cetakan buku perlu diketahui oleh pembaca buku. Semakin sering
buku dicetak, semakin banyak pembaca buku tersebut. Salah satu yang menjadi
ukuran kualitas sebuah buku dapat dilihat dari banyaknya pembaca buku tersebut.
Semakin sering buku dicetak ulang, menandakan buku tersebut banyak digemari
pembaca. Kutipan pertama identitas buku ini memberi informasi yang lebih
lengkap daripada kutipan kedua.
Kriteria yang kedua adalah unsur instrinsik dan ekstrinsik kumpulan
cerpen. Untuk kriteria ini amatilah kutipan berikut ini.
Kutipan 1:
Apa yang menerawang di benak anda saat mendengar kata “mati?” apakah perasaan takut atau perasaan tentram yang mengisyaratkan keserbasiapan. Namun itulah yang dialami Panji, seorang tokoh dalam cerpen yang berjudul “Sebiji Badai”. Cerita ini berawal dari seorang wartawan yang terjebak dalam kasus rekaman pembicaraan dua orang pejabat yang ingin melakukan suap, tetapi kemudian si wartawan dihadapkan pada tiga pilihan yang akhirnya merenggut nyawa si wartawan. Cerita ini berlatar di sebuah kantor dengan suasana yang menegangkan.
Cerita kedua berjudul “Dilarang Mempercayai Hati Nurani”, judul yang seakan-akan membuat orang bertanya-tanya dan dalam ceritanya banyak sekali hikmah yang dapat dipetik, karena isinya sangat menyentuh hati sampai bisa membuat pembaca menangis. Cerpen ini mengisahkan tentang tokoh yang bernama Sugali yang baru keluar dari penjara. Ketika berada di rumah kakak pengasuh tba-tiba mereka dikejutkan dengan kedatangan tentara yang ternyata ingin menangkap Sugali. Dengan wajah
59
yang menghiba dan dengan cucuran air mata Sugali mencoba memohon, tetapi entah mengapa keadaan berubah tegang. Dengan sudut pandang yang dilukiskan pengarang orang ketiga serba tahu. (Yondra Basri, kls XII IPS2)
Kutipan 2: Tersenyumlah Qilla adalah salah satu cerpen yang ada dalam
kumpulan cerpen yang berjudul Kecil-kecil punya karya, The Pinky Girl. Sikap Arika dan keluarganya yang mau menolong Qilla dan menerima Qilla menjadi sahabatnya merupakan sikap yang sangat saya kagumi dari cerpen ini. Tidak ada salahnya kita belajar dari Qilla yang juga mau bekerja keras demi menolong ayahnya yang sakit keras, padahal ia masih kecil. (Mulyani Mayang Sari, Kls XII IPS 1)
Dari dua kutipan di atas terlihat bahwa hasil resensi kelas eksperimen
lebih detail membahas unsur instrinsik dan ekstrinsik cerpen. Resensi kelas
eksperimen pertama-tama menjelaskan tentang tokoh yang berperan dalam cerpen
tersebut. Penjelasan dilanjutkan dengan alur cerita, latar cerita kemudian sudut
pandang pengarang.
Pada resensi kelas kontrol, ada beberapa siswa yang memperoleh nilai
maksimal untuk kriteria ini. Namun sebagian besar dari mereka hanya membahas
tentang alur dan penokohan saja. Seperti pada kutipan resensi kelas kontrol di atas
mereka seolah-olah mengabaikan berbagai unsur instrinsik dan ekstrinsik yang
lain, seperti latar. Padahal unsur latar cerita menarik untuk dibicarakan, karena
dari latar dapat diungkap kekhasan bahasa dan budaya penulisnya.
Kriteria ketiga adalah pengungkapan keunggulan dan kekurangan buku.
Untuk kriteria penilaian ini rata-rata nilai kelas eksperimen juga lebih tinggi
daripada kelas kontrol. Jika diamati setiap resensi siswa selalu membahas
kelebihan dan kekurangan buku karena pada hakikatnya resensi adalah timbangan
buku yang tujuannya untuk mengungkapkan kelebihan dan kekurangan tersebut.
60
Namun yang membedakan antara kedua kelompok sampel ini adalah kelompok
kelas eksperimen membahasnya lebih detail. Amati kutipan berikut!
Kutipan 1:
Buku kumpulan cerpen ini karya Esti Nuryani Kasam dengan judul “Resepsi Kematian” menjadikan kita sadar akan hakikat kehidupan yang sesungguhnya, kita juga dapat sadar dalam menjalani hidup ini agar lebih baik ke depannya. Kelebihan yang paling menonjol dari buku ini adalah judulnya yang bagus, sederhana dan energik membuat pembaca bertanya-tanya dan timbul hasrat untuk membacanya. Selain itu pengarang mengakhiri masing-masing cerita dengan ending tidak terduga dan dengan gaya bahasa yang menarik dan mudah dicerna. Cerpen ini juga memiliki sedikit kekurangan yaitu alur yang digunakan berbelit-belit dan terburu-buru. (Yondra Basri, Kls XII IPS 2). Dari kutipan di atas terlihat bahwa resensi ini ditulis berdasarkan hasil
membaca beberapa cerpen dari buku tersebut. Penulis resensi juga dapat
menemukan kekhasan penulis cerpen yang dibacanya. Hal ini sangat penting
dalam menulis resensi. Bagaimana cara penulis resensi mengungkapkan kelebihan
sebuah buku yang dibacanya sehingga pembaca akan tertarik untuk ikut membaca
buku tersebut.
Pada resensi kelas kontrol kriteria kelebihan dan kekurangan buku juga
dapat diungkapkan siswa dengan cara yang berbeda-beda. Bukan berarti tidak ada
yang bagus. Siswa pada kelas kontrol juga ada yang mendapatkan skor tertinggi
pada kriteria ini. Yang membuat rata-rata nilai pada kriteria ini lebih rendah,
karena sebagian besar siswa pada kelas ini hanya mengungkapkan kelebihan
secara umum saja. Kesan yang ditimbulkan seolah-olah siswa kelas ini tidak
membaca cerpen-cerpen tersebut dan memberi penilaian tidak berdasarkan pada
hasil membaca. Amati beberapa kutipan berikut!
61
Kutipan 2:
Kelima cerpen ini sangat menarik untuk dibaca, di dalamnya banyak nasihat-nasihat dan motivasi yang dapat kita ambil. Tidak hanya manusia yang memiliki kelebihan dan kekurangan, kumpulan cerpen ini juga memiliki kekurangan, jalan ceritanya yang berbelit-belit dan susah dimengerti oleh pembaca.(Nur Azizah, Kls XII IPS 1)
Kutipan 3:
Menurut saya cerpen-cerpen sangat bagus untuk dibaca karena
banyak terdapat nilai-nilai yang dapat diambil. Bukan hanya itu juga terdapat tentang ajaran agama Islam. (Swety Novita Sari, Kls XII IPS 1). Untuk kriteria keempat yaitu penilaian terhadap buku rata-rata perolehan
kelas eksperimen juga lebih tinggi. Sama seperti kriteria kelebihan dan
kekurangan buku di atas, pada kriteria ini keunggulan yang dimiliki kelas
eksperimen adalah mereka sebagian besar memberi penilaian setelah membaca
dan memahami cerpen tersebut. Pada kelas kontrol, beberapa siswa yang
mendapatkan nilai tertinggi juga dapat memberi penilaian dengan baik dan
memperoleh skor maksimal, namun sebagian besar siswa tidak memberikan
penilaian terhadap buku. Kalaupun ada, penilaian yang diberikan bersifat umum
saja. Seperti kutipan berikut ini.
Kutipan 1:
Variasi bahasa adalah salah satu kekuatan Korrie Layun Rampan dalam buku ini. Lima diantara duabelas cerpen, berbeda yang akan kita dapatkan. Kisah tragis dan sadis bisa disajikan dengan manis. Tanpa sadar dalam waktu empat jam saja saya dapat menyelesaikan bacaan ini. Buku ini wajib dikoleksi pada tahun 2012 ini karena dengan buku ini kita dapat mengetahui bagaimana perkembangan hidupnya cinta sampai saat ini. Selamat membaca!
(Evi Nirmala Sari, Kls XII IPS 2) Kutipan 2:
...Tapi, terlepas dari semua itu kumpulan cerpen ini sangat layak untuk dibaca karena banyak pelajaran-pelajaran yang bisa kita dapatkan.
(Sari Mulya, Kls XII IPS 1)
62
Kutipan 3:
Menurut saya cerpen ini sangat bagus untuk dibaca kerena memiliki cerita yang menarik bagi kalangan remaja, dan banyak hikmah yang dipetik dalam cerpen M.Irfan Hidayatullah ini. (Putri Shintia Purnama, XII IPS 1) Pada kutipan pertama di atas dapat disimak bahwa peresensi memberi
penilaian terhadap buku yang dibacanya. Peresensi menyatakan bahwa buku ini
wajib untuk dimiliki karena dalam buku ini pembaca dapat mengetahui kehidupan
dan cinta. Peresensi memandu pembaca mengenai apa yang akan diperoleh
pembaca jika membaca buku tersebut. Pada kutipan kedua dan ketiga, juga
terdapat penilaian terhadap buku. Namun penilaian yang diberikan terkesan sangat
umum tanpa merinci mengapa buku ini layak dibaca.
Kriteria yang sangat menonjol perpedaannya antara kedua kelas sampel
adalah penggunaan bahasa. Untuk kriteria penilaian ini rata-rata nilai siswa kelas
eksperimen dan kontrol terpaut cukup jauh dibandingkan dengan kriteria yang
lain. Kelas eksperimen memperoleh rata-rata 16,6 sedangkan kelas kontrol 14,26.
Skor tertinggi untuk kriteria ini adalah 20.
Kriteria penggunaan bahasa ini memberi perbedaan yang sangat jelas pada
kedua kelas sampel ini. Pada kriteria ini pula terlihat keunggulan yang dimiliki
siswa kelas eksperimen. Kelebihan kelas eksperimen ini disebabkan oleh
keaktifan siswa mencari berbagai contoh resensi melalui web. Dalam web
pembelajaran disediakan partner site yang dapat diangkes siswa. Partner site
tersebut adalah situs wisata buku yang didalamnya terdapat resensi buku
termasuk buku kumpulan cerpen. Pada situs ini siswa dapat membaca banyak
sekali contoh-contoh resensi. Amati kutipan resensi berikut!
63
Kutipan 1:
Cinta, sebagai kebutuhan abadi yang tak terpisahkan dari naluri insani. Cinta selalu mempunyai dua wajah yang tidak pernah sepadan. Bak dua mata coin berbeda, cinta tak selalu membius penikmatnya dengan kehangatan, tetapi selalu ada nilai lebih yang harus dikorbankan untuk semuanya.
Lovaskeptika, layak disebut sebagai cermin yang merefleksikan sisi-sisi kelam sebuah percintaan. Disuguhi “lovaskeptika”, sebagai rantai pertama dari kisah abu-abu selanjutnya membuat nilai keindahan dalam hal cinta harus dipandang dari sudut yang samasekali berbeda. Berkisah tentang Lisa, wanita muda yang digelung resah karena didera keraguan dalam penerimaan cinta tulus seorang laki-laki bernama Dante. Dipicu trauma cinta pertama yang tak mudah kering dilumat waktu membuat Lisa akhirnya harus terkurung dalam keputusan tak termaafkan. ( M.Abdul Aziz, Kls XII IPS 2)
Kutipan 2:
Cerpen yang berjudul “Di Ujung Bayang” adalah sebuah cerpen yang menceritakan tentang seorang anak remaja yang sangat menyukai keindahan senja. Setiap senja akan datang ia langsung bergegas ke lantai atas rumahnya dan duduk di kursi goyang tua miliknya. Suatu hari ia ingin menikmati senja di tepi pantai, disanalah ia bertemu dengan seorang pemuda bernama Leo yang sesaat menjadi temannya. Tetapi kebersamaan itu tidak berlangsung lama dan akhirnya Leo meninggalkannya.
Cerpen ini merupakan salah satu cerpen dari kumpulan cerpen “Seutas Ganal” yang ditulis oleh jari-jari muda Yolla Miranda yang masih duduk dibangku kelas 3 SMP. Jangan pandang remeh pemikiran remaja ini sebelum membaca buku pertamanya ini, karena ia memiliki pandangan tersendiri tentang hidup. Hal ini dibuktikan oleh karya-karyanya yang berkisar tentang masalah penentuan jalan hidup, filosofi kehidupan ataupun gejolak yang kerap melanda manusia.
( Indri Fitriani, Kls XII IPS 2)
Kutipan 3: Adakah hidup manusia seperti itu? Hidup dalam angin dan terbang
dalam cuaca musim bunga? Tak mampu menggapai surga, khayangan atau nirwana. Tak mampu juga mendiami bumi, akan tetapi terus mengembara dalam pusaran waktu. Pernyataan dalam cerpen “ Sebuah Cerita Kepada Kelam” ini membuat kita merasakan bagaimana lika-liku kehidupan cinta yang terbelenggu di dalam hati yang tulus mencintai dengan angan-angan yang ditujukan kepada orang yang kita cintai. Kelelahan membuat semua angan-angan seperti fatamorgana yang terlihat nyata, akan tetapi tidak bisa dirasakan. (Evi Nirmalasari, Kls XII IPS 2).
64
Dari ketiga kutipan resensi di atas dapat dinilai bahwa siswa telah mampu
memilih diksi yang menarik dalam tulisannya. Sesuai dengan deskriptor dalam
rubrik penilaian resensi yang telah ditetapkan sebelumnya, siswa kelas
eksperimen ini sebagian besar menggunakan bahasa yang baku, kalimat efektif
dan komunikatif, diksi variatif dan menarik. Setiap siswa pada kelas ini
menampilkan variasi bahasa yang variatif. Hal ini disebabkan oleh siswa kelas ini
membaca berbagai contoh resensi sehingga mereka dapat menuliskan pula diksi
yang variatif dalam resensinya.
Berbeda dengan siswa kelas kontrol yang hanya menerima satu atau dua
contoh resensi dari gurunya. Siswa kelas ini hanya memahami contoh yang
diberikan guru saja, mereka tidak aktif mencari berbagai contoh sehingga bahasa
resensi yang mereka hasilkan agak monoton dan tidak variatif. Mereka juga
terkesan meniru dan mengubah judul cerpen saja. Permasalahan yang diajukan
pada latar belakang penelitian ini ditemukan di kelas kontrol ini. Amati kutipan 4,
5, 6, dan 7 berikut ini!
Kutipan 4: Setelah menekuni cerpen ini, jujur saya lebih menikmati cerpen
“Saksi Sampah” dan “Logika Membunuh Nafsu”. Kedua cerpen ini sangat saya sukai karena berisikan makna dari kehidupan. (Nur Azizah, Kls XII IPS 1)
Kutipan 5:
Setelah membaca cerpen ini, saya sangat menikmati cerpen “Bidadariku adalah Mama”, “Embun di Waktu Subuh, dan “Pertemuan itu”. Cerita tersebut sangat ada kaitannya dengan kehidupan saya. ( Fitri Maryenti, Kls XII IPS 1)
Kutipan 6:
Setelah membaca kumpulan cerpen ini, jujur saya merasa puas. Semua ceritanya sangat menarik dan bagus untuk dibaca. Ceritanya santai dan bawaannya enak. Gaya bahasanya tidak rumit dan mudah dimengerti... (Ardinal Surya, Kls XII IPS 1)
65
Kutipan 7: Setelah membaca cerpen yang ada, jujur saya lebih menyukai
cerpen ”Komedo Cinta dan Love by Accident”. Dua cerpen ini dapat menarik hati dan kita dapat terbawa suasana. Mungkin karena saya masih SMA bisa dikatakan anak-anak yang baru mengenali cerita-cerita yang berbau romantis. (Putri Akhirul Sakbani, Kls XII IPS 1). Pada kutipan 4 sampai 7 di atas terlihat bahwa resensi siswa kelas kontrol
kurang dapat memilih diksi yang lebih menarik. Hal ini disebabkan oleh mereka
terpaku pada satu contoh resensi saja. Mereka tidak berusaha tampil dengan
variasi bahasa mereka sendiri. Mereka cenderung meniru kalimat-kalimat yang
ada pada contoh resensi yang diberikan guru.
Berbeda dengan siswa kelas eksperimen yang dapat mengakses berbagai
teori dan contoh tentang resensi. Kelas ini telah banyak membaca contoh resensi.
Mereka punya banyak referensi tentang resensi. Saat proses kreatif menulis
resensi di kelas, mereka memulai menulis resensi dengan cara yang berbeda.
Mereka seolah-olah ingin menampilkan gaya menulis masing-masing.
Pada kriteria penilaian yang keenam yaitu penulisan ejaan dan tanda baca,
kelas kontrol memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dari kelas eksperimen. Penilaian
ada kriteria ini didasarkan pada jumlah kesalahan pada penulisan ejaan, huruf
kapital, tanda baca, kalimat dan paragraf. Kesalahan terbanyak adalah pada
pengetikan, penggunaan huruf besar dan tanda baca.
Meskipun bobot penilaian pada kriteria ini kecil, namun hasilnya sangat
mempengaruhi. Kebiasaan siswa menganggap sepele penulisan ejaan dan tanda
baca adalah salah satu penyebab rendahnya nilai pada kriteria ini. Selain itu
kebiasaan tidak mengedit tulisan sebelum dikumpulkan juga menyebabkan
banyaknya kesalahan penulisan ejaan dan tanda baca. Inilah salah satu alasan rata-
rata nilai kelas eksperimen lebih rendah daripada kelas kontrol. Kelas eksperimen
66
langsung mengirimkan resensinya ke email yang telah ditentukan guru, sementara
kelas kontrol mengumpulkan setelah dicetak. Kesalahan akan tampak setelah
tulisan dicetak dan siswa kelas kontrol dapat memperbaiki kesalahan itu sebelum
dikumpulkan.
Terlepas dari kriteria penilaian yang terakhir ini, terbukti bahwa
keterampilan menulis resensi siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas
kontrol. Perbedaan ini jelas disebabkan oleh siswa kelas eksperimen lebih aktif
dan mandiri mempelajari teori dan contoh-contoh resensi. Sesuai dengan pendapat
Nurudin, bahwa penulis resensi harus banyak membaca berbagai contoh resensi
agar dapat mengetahui selera media mengasah ketajaman analisis. Untuk membeli
surat kabar dan berbagai buku tentang resensi menjadi kendala bagi umumnya
siswa terutama siswa SMAN 2 Tilatang Kamang. Kemudahan yang ditawarkan
web pembelajaran dapat dimanfaatkan siswa untuk memperkaya wawasan dengan
banyak membaca. Siswa tidak perlu membeli berbagai buku tetapi cukup dengan
mengakses informasi tentang resensi pada web, karena web ini juga menyediakan
partner site yang dapat memberi informasi dan berbagai contoh kepada siswa.
Keunggulan yang dimiliki oleh web ini sesuai dengan teori pembelajaran
berbasis web yang dikemukakan oleh Munir (2009:147) bahwa web adalah sistem
client/server yang dirancang untuk menggunakan dokumen hypertext dan
hypermedia via internet. Hypertext atau hypermedia menurut Ayersman dalam
Darmasyah (2010:251) diterapkan untuk jaringan (artikel, video, file, kartu,
frame, layar) yang berisikan informasi dalam teks, grafik, video, suara yang
dikaitkan oleh link. Hypertext dikaitkan dengan teks. Hypertext digunakan untuk
memperluas teks linear tradisional dengan memberi kesempatan untuk melompat
67
ke beberapa artikel terkait. Hypermedia untuk menyampaikan keterlibatan media
lain terutama audio dan video.
Keunggulan Hypertext dan Hypermedia inilah yang dimanfaatkan oleh
web pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan menulis resensi siswa.
Keunggulan ini tidak dimiliki oleh teks yang berupa buku atau kertas. Hypertext
menawarkan berlapis-lapis informasi yang bisa diperoleh hanya dengan meng-klik
dari satu halaman saja.
Sesuai dengan teori di atas, web ini menyediakan berlapis-lapis teks
seperti bahan ajar, partner site dan ruang diskusi. Ruang diskusi digunakan
sebagai media bertukar pikiran antara guru dan siswa, siswa dengan sesama
siswa. Interaksi dalam proses pembelajaran tetap terlaksana tanpa mengurangi
aktifivas dan kreativitas siswa. Bahkan siswa yang sebelumnya jarang
berpartisipasi, pada ruang diskusi lebih berani mengeluarkan pendapatnya.
Temuan ini sesuai dengan kelebihan pembelajaran berbasis web yang
dikemukakan oleh Bates dan Wulf seperti yang dikutip Munir (2009: 174)
menurutnya pembelajaran berbasis web dapat meningkatkan interaksi
pembelajaran (enchance interactivity). Pembelajaran online yang dirancang dan
dilaksanakan secara cermat dapat meningkatkan kadar (kualitas) interaksi
pembelajaran antara pembelajar dengan materi pembelajaran, pembelajar dengan
pengajar, dan antara pembelajar dengan pembelajar lainnya. Pembelajaran
terpisah ini memungkinkan pembelajar lebih leluasa mengungkapkan pendapat
karena tidak ada pembelajar lain yang mengamatinya. Dengan demikian
pembelajar yang pemalu atau lamban tidak akan merasa khawatir dicemooh.
68
Dapat di amati pada history ruang diskusi www.arossaedukatif.com
kegiatan siswa yang berpartisipasi di ruang diskusi. Pembelajaran berbasis web
ini tidak lantas menghilangkan ciri-ciri remaja yang iseng dan kreatif. Hal ini
terlihat pada karakter huruf yang diwarnai saat berkomentar di ruang diskusi, dan
menambahkan dengan gambar-gambar. Temuan lain yang menarik untuk
dibicarakan adalah dalam interaksi di ruang diskusi secara tidak sengaja juga
terdapat campur kode antar siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru.
Terbuktinya pembelajaran berbasis web dapat meningkatkan keterampilan
menulis resensi siswa tidak berarti bahwa pembelajaran konvensional dan tatap
muka tidak cocok untuk mengajarkan keterampilan ini. Sesuai dengan pendapat
Subana (2009:97) yang menyatakan bahwa salah satu kekurangan pembelajaran
konvensional seringkali tidak cukup untuk mengajarkan keterampilan dan tingkah
laku. Hal ini berarti untuk mendapatkan hasil yang maksimal guru harus mampu
menemukan cara dan media yang dapat membantu agar siswa lebih aktif dan
mandiri.
Dengan demikian, jelaslah bahwa dengan pemilihan cara dan media yang
tepat keterampilan menulis resensi siswa dapat ditingkatkan. Pembelajaran
berbasis web salah satu cara dan media yang dapat diterapkan. Pembelajaran
berbasis web telah terbukti dapat meningkatkan keterampilan menulis resensi
siswa.
2. Pembahasan Hasil Analisis Angket
Berdasarkan hasil analisis angket pada bab sebelumnya dapat dijelaskan
bahwa jawaban siswa berkisar antara 75% sampai 95 %. Sesuai dengan
69
interpretasi hasil angket, jawaban siswa diatas berada pada kriteria tinggi dan
sangat tinggi. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa siswa kelas eksperimen tinggi
dan sangat tinggi responnya terhadap pembelajaran berbasis web.
Respon positif siswa terhadap media yang digunakan sangat berpengaruh
terhadap proses dan hasil belajar siswa. Respon positif ini di sebabkan oleh media
pembelajaran berbasis web ini sangat digemari siswa. Memanfaatkan teknologi
yang digemari siswa menjadikan proses pembelajaran menjadi menyenangkan.
Sesuai dengan konsep pembelajaran menyenangkan yang disampaikan
Mulyasa dalam Rusman (2010:226) bahwa pembelajaran menyenangkan
merupakan suatu proses yang didalammya terdapat suatu kohesi yang kuat antara
guru dan siswa, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan. Guru harus berupaya
menciptakan strategi maupun media untuk mewujudkan pembelajaran yang
menyenangkan bagi siswa. Dengan perasaan yang menyenangkan ini siswa dapat
menikmati pembelajaran tanpa beban sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai.
Berdasarkan hasil analisis angket yang terdiri dari 25 pernyataan tentang
respon siswa terhadap pembelajaran berbasis web terbukti bahwa respon siswa
berada pada kriteria tinggi dan sangat tinggi. Hal ini membuktikan bahwa
pembelajaran berbasis web menyenangkan bagi siswa. Sesuai dengan teori
pembelajaran yang menyenangkan, bahwa proses dan hasil pembelajaran akan
lebih baik. Dari hasil uji hipotesis pada penelitian ini juga terbukti bahwa
keterampilan menulis resensi siswa dengan pembelajaran berbasis web lebih baik
daripada pembelajaran konvensional.
70
E. Keterbatasan Penelitian
1. Variabel yang diteliti dalam penelitian terdiri dari dua variabel yaitu
keterampilan menulis resensi sebagai variabel terikat atau yang
dipengaruhi dan variabel pembelajaran berbasis web sebagai variabel
bebas atau yang mempengaruhi. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan keterampilan menulis resensi siswa karena
dipengaruhi oleh pembelajaran berbasis web ini. Hasil penelitian ini tidak
menutup kemungkinan bahwa terdapat pengaruh variabel lain terhadap
keterampilan menulis resensi ini seperti minat, motivasi, intelegensi dan
sebagainya. Namun variabel lain tersebut belum dikaji dalam penelitian
ini.
2. Penelitian dilakukan bertepatan dengan program sukses UN yang telah
diprogramkan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten
Agam. Hal ini berpengaruh pada proses pembelajaran siswa terutama
siswa kelas eksperimen. Di saat siswa dituntut belajar melalui web, siswa
juga dituntut harus mengikuti pembelajaran tambahan dan remedial
sampai pukul 17.00 wib. Hal ini berpengaruh pada kurangnya kesempatan
bagi siswa untuk lebih leluasa mengakses web pembelajaran.
3. Bagi siswa kelas kontrol yang mengikuti pembelajaran secara
konvensional, tidak tertutup kemungkinan juga ikut mengakses web
pembelajaran. Walaupun kemungkinan ini telah diantisipasi sebelumnya
dengan memberi sandi pada siswa kelas eksperimen untuk mengakses
bahan ajar, namun kemungkinan mereka mengakses web atau situs lain
tidak mungkin dicegah/dihalangi. Jika hal ini dilakukan secara alami tanpa
71
instruksi dari guru, siswa yang berinisiatif untuk belajar mandiri
persentasenya sangat kecil dan itu tidak akan mempengaruhi hasil
penelitian ini.
72
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Dari analisis data, hasil penelitian, dan pembahasan dapat diambil
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan keterampilan menulis resensi siswa antara
pembelajaran berbasis web dan konvensional. Hasil uji t memperlihatkan hasil t
hitung adalah 2,740. Nilai ini > dari t tabel yaitu 2,00. Jika t hitung > dari t tabel
maka �� ditolak dan �! diterima. Dengan demikian rumusan hipotesis yang
berbunyi terdapat perbedaan keterampilan menulis resensi siswa SMAN 2
Tilatang Kamang antara pembelajaran berbasis web dengan pembelajaran
konvensional diterima.
Perbedaan keterampilan menulis resensi ini disebabkan oleh karena siswa
kelas eksperimen yang memperoleh perlakuan dengan pembelajaran berbasis web
lebih aktif dan lebih banyak memperoleh informasi tentang resensi dan contoh
resensi dari web pembelajaran. Dengan mempelajari banyak contoh, siswa lebih
luas wawasannya dan dapat pula mengembangkan kreativitasnya dalam menulis
terutama menulis resensi. Dari hasil penelitian terbukti bahwa pembelajaran
berbasis web dapat meningkatkan keterampilan menulis resensi siswa.
B. Implikasi
Keterampilan menulis resensi merupakan keterampilan yang sangat
bermanfaat. Jika siswa menguasai keterampilan ini dengan baik, tidak tertutup
73
kemungkinan siswa akan menjadi seorang penulis resensi yang handal.
Keterampilan ini akan dapat dimanfaatkan sampai kapan saja oleh siswa.
Terampil menulis resensi dengan sendirinya mengharuskan siswa banyak
membaca. Sesuatu yang mustahil seorang dapat menulis resensi tanpa membaca
terlebih dahulu buku dan berbagai referensi yang terkait dengan buku yang
diresensinya. Dengan demikian untuk menjadi seorang penulis resensi yang
handal, siswa harus banyak membaca berbagai jenis buku dan berbagai jenis
resensi.
Sesuai dengan fungsi guru sebagai motivator, sudah selayaknya guru harus
dapat memotivasi siswa dan meyakinkan siswa bahwa mereka mampu dan pantas
menjadi seorang penulis resensi. Menjadi penulis resensi bahkan menjadi penulis
besar bukan impian lagi. Guru akan dapat memotivasi yang memiliki potensi
untuk itu dengan memfasilitasinya salah satunya dengan pembelajaran berbasis
web.
C. Saran
Berdasarkan temuan penelitian ini dikemukakan bebarapa saran, sebagai
berikut.
1. Pembelajaran berbasis web telah terbukti dapat meningkatkan
keterampilan menulis resensi siswa. Untuk itu guru harus terampil
memanfaatkan teknologi web ini untuk menunjang pembelajaran.
Pembelajaran berbasis web juga dapat digunakan untuk keterampilan
menulis lainnya. Untuk guru mata pelajaran lain penelitian ini hendaknya
74
dapat menjadi inspirasi untuk meningkatkan kemampuan dan hasil belajar
siswa.
2. Bagi siswa SMAN 2 Tilatang Kamang hendaknya memanfaatkan fasilitas
jaringan internet gratis di sekolah. Jaringan internet tersebut dapat
digunakan untuk mengakses berbagai informasi. Salah satu situs
pembelajaran yang dapat dimanfaatkan adalah situs
www.arossaedukatif.com khusus untuk KD menulis resensi.
3. Bagi sekolah agar dapat mempertahankan adanya jaringan internet/ wifi di
lingkungan sekolah. Diharapkan juga sekolah dapat membuat website
sekolah yang dapat dimanfaatkan untuk membuplikasikan sekolah. Selain
itu dapat juga dimanfaatkan oleh guru-guru untuk mempublikasikan bahan
ajar. Fasilitas ini dapat digunakan siswa di luar jam belajar untuk
mengakses informasi, memperluas wawasan dan meningkatkan proses dan
hasil belajar.
75
DAFTAR RUJUKAN
Abdurrahman dan Ellya Ratna. 2003. “Buku Ajar Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia”. Padang: UNP.
Akhadiah, Sabarti, dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa
Indonesia.Jakarta: Erlangga. Alwi, Hasan dkk. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3. Jakarta: Balai
Nurgiyantoro, Burhan. 2011. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: PT. BPFE.
Nurudin. 2009. Kiat Meresensi Buku di Media Cetak. Jakarta: Murai Kencana.
76
Prasojo, Lantip dan Riyanto. 2011. Teknologi Informasi Pendidikan. Yogyakarta:
Penerbit Gava Media. Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian. Jakarta: PT. Gramedia. Ramadhan, Dedi. 2009. “Pengaruh Pembelajaran Bermedia Website dan
Pengetahuan Awal terhadap Hasil Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas VIII SMP Cendana Pekanbaru”. Padang: PPS UNP. ( Tesis tidak diterbitkan).
Ramadansyah. 2010. Paham dan Terampil Berbahasa dan Bersastra Indonesia.
Bandung: Dian Aksara Press. Rianawaty, Ida. 2010. “Pengembangan Bahan Ajar Sains Berbasis Web dengan
Portal E- Learning Moodle untuk Siswa SMP SBI” Yogyakarta: PPs Universitas Negeri Yogyakarta. (Tesis tidak diterbitkan) diakses melalui http//Ida Rianawaty Blgspot.// tanggal 3 April 2012.
Riduwan. 2011. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta. Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesioalisme
Guru. Bandung: Rajawali Pers. Soenarwan. 1983. Pengajaran Individual dan Klasikal. Surabaya:Usaha Nasional. Subana dan Sunarti. 2009. Berbagai Pendekatan, Metode, Teknik dan Media
Pengajaran. Bandung: Pustaka Setia. Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Rosyda Karya. Supranto, J. 1989. Metode Ramalan Kuantitatif untuk Perencanaan.
Jakarta:Gramedia. Thahar, Harris Effendi. 2008. Menulis Kreatif Panduan Bagi Pemula. Padang:
UNP Press. Tarigan, Hendri Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Penerbit Angkasa. Triton, P.B. 2011. Kiat Sukses Menjadi Penulis. Jakarta:PT. Suka Buku.
Waluyo, Herman J. 1994. Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra. Surakarta:
Sebelas Maret University Press.
77
Warsidi, Edi. 2008. Resensi Buku. Apa dan Bagaimana Tekniknya. Bekasi: Penerbit Mitra Umum.
Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran. Landasan dan Aplikasinya.
Jakarta:Rineka Cipta. Widodo,T. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif. Surakarta:UNS Press. Yulius, Oscar. 2010. Kompas IT Kreatif SPSS 18. Yogyakarta: Panser Pustaka. Zainal, Ali. 2011. Cepat dan Mudah Membuat Website Keren dengan Word Press
Aspek : Afektif, kognitif dan psikomotor (Menulis)
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
8. Mengungkapkan pendapat, informasi dan pengamalan dalam bentuk resensi dan cerpen
8.1 Menulis resensi buku kumpulan cerpen berdasarkan unsur-unsur resensi
Indikator Pencapaian Kompetensi Tujuan Pembelajaran
• Menulis resensi buku kumpulan
cerpen dengan memperhatikan kriteria penulisan resensi
• Menentukan keunggulan dan kelemahan resensi buku kumpulan cerpen
Setelah meyimak keterangan guru, siswa dapat:
1. Menentukan identitas lima cerpen dalam buku kumpulan cerpen yang dibacanya.
2. Menentukan unsur instrinsik dan ekstrinsik lima cerpen yang ada dalam buku kumpulan cerpen tersebut.
3. Menemukan kelebihan dan kekurangan cerpen yang dibaca.
4. Menuliskan resensi berdasarkan unsur-unsur yang harus ada dalam resensi buku kumpulan cerpen.
79
Materi pembelajaran
Fakta : dalam meresensi sebuah cerpen , seseorang harus membaca semua isi cerpen yang akan diresensi atau cerpen yang akan diberi penilaian atau pertimbangan buku
Konsep : resensi adalah timbangan buku/ cerpen atau penilaian seseorang terhadap sebuah buku/ cerpen yang akan di kemukakan kelebihan dan keunggulan buku/ cerpen
: komponen/ unsur-unsur dari sebuah resensi:
- judul resensi yang berkaitan dengan cerpen yang diresensi - identitas cerpen /buku - kepengarangan cerpen /buku - kelebihan cerpen/ buku - kelemahan cerpen/ buku - kesimpulan/ ihktisar terhadap penilaian cerpen/ buku - saran dari penulis resensi terhadap cerpen/ buku tersebut
prinsip : apabila kita inggin meresensi sebuah cerpen/ buku dengan baik kita harus mengetahui atau faham akan isi cerpen /buku tersebut
Alokasi waktu
BEBAN BELAJAR
WAKTU BENTUK KEGIATAN / TUGAS
TM 90 menit
- proses kreatif penulisan resensi
PT menit - membaca minimal 5 cerpen dalam buku kumpulan cerpen yang telah dilaporkan
-membuat sinopsis dan analisis unsur instrinsik dan ekstrinsik cerpen
-mengakses web pembelajaran “bahasaku” pada situs www.arossaedukatif.com
KMTT menit Membaca dan menulis resensi cerpen lainnya.
80
Metode Pembelajaran
- penugasan Kegiatan Pembelajaran
a. Pendahuluan ( 10 menit ) o Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran dengan membaca do’a dan mengambil absen. o Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang
akan dicapai. o Bertanya jawab tentang bahan ajar yang dibaca siswa melalui web.
b. Kegiatan inti ( 75 menit )
1. Eksplorasi o Berdasarkan teori dan contoh yang didapat dari web dan situs lain siswa menulis draf resensi buku kumpulan cerpen. o Guru mengamati kegiatan siswa.
2. Elaborasi
o Siswa berdiskusi dengan sesama siswa dan guru jika ragu dalam menulis resensi.
c. Penutup ( 5 menit )
o Guru mengingatkan siswa untuk mengetik dan mengirimkan resensi melalui web.
o Bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman pelajaran o Menyampaikan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya agar siswa bisa lebih mempersiapkan diri untuk pelajaran berikutnya.
Sumber dan Alat Belajar
- Bahan ajar pada web pembelajaran.
- Sumber lain pada internet
- Buku yang terkait dengan resensi
- Cerpen yang akan diresensi
81
Penilaian
1. penilaian afektif : penilaian terhadap sikap siswa yang diamati selama proses belajar mengajar berlangsung.
2. penilaian psikomotor:
Soal : Tulislah resensi kumpulan cerpen berdasarkan kelima cerpen yang kamu baca dengan memperhatikan unsur-unsur resensi! Kriteria penilaian resensi berpedoman pada rubrik berikut ini!
Kriteria Bobot
Tingkat Kinerja
1 (Jelek) 2 (Kurang)
3 (sedang)
4 (Baik) 5 (sangat Baik)
1.Identitas buku
2
Tidak terdapat identitas buku sam sekali
Tidak lengkap
Kurang lengkap
Lengkap Sangat lengkap
2.Unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen 4
Tidak membahas sama sekali unsur instrinsik dan ekstrinsik-nya
Terdapat hanya 2 unsur instrinsik saja
Terdapat 3 unsur instrinsik dan telah menyinggung unsur ekstrinsik
Terdapat lebih dari 3 unsur instrinsik dan menyinggung unsur ekstrinsik
Terdapat semua unsur instrinsik dan ekstrinsik
82
3. Keunggul-an dan kekurang-an buku 4
Tidak mengung-kapkan kelebihan dan kekurang-an
Mengung-kapkan kelebihan dan kekurangan tetapi sepintas saja
Mengungkapkan kelebih-an dan kekurangan secara rinci
4.Penilaian terhadap buku
4
Tidak terdapat penilaian sama sekali
Terdapat penilaian tetapi tidak menunjukan sikap terhadap buku
Terdapat penilaian dan menun-jukkan sikap terhadap buku
5.Bahasa
4
Banyak bahasa tidak baku, tidak efektif, diksi tidak variatif
Bahasa baku, ada kalimat yang tidak komunika-tif, diksi kurang variatif
Bahasa baku, komunikatif, diksi variatif
Bahasa baku, kalimat efektif dan komuni-katif, diksi variatif dan menarik
6.Pengguna-an ejaan dan tanda baca
2
Terdapat lebih dari 10 kesalahan pengguna-an ejaan dan tanda
Terdapat 7-9 kesalahan pengguna-an ejaan dan tanda baca
Terdapat 4-6 kesalahan pengguna-an ejaan dan tanda baca
Terdapat 2-3 kesalahan pengguna-an ejaan dan tanda baca
Tidak terdapat kesalah- an penggunaan ejaan dan tanda baca
83
baca sama sekali
JUMLAH 20 20 40 60 80 100
Keterangan:
Nilai resensi siswa dapat ditentukan dengan menggunakan
Aspek : Afektif, kognitif dan psikomotor (Menulis)
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
8. Mengungkapkan pendapat, informasi dan pengamalan dalam bentuk resensi dan cerpen
8.1 Menulis resensi buku kumpulan cerpen berdasarkan unsur-unsur resensi
Indikator Pencapaian Kompetensi Tujuan Pembelajaran
• Menulis resensi buku kumpulan
cerpen dengan memperhatikan kriteria penulisan resensi
• Menentukan keunggulan dan kelemahan resensi buku kumpulan cerpen
Setelah meyimak keterangan guru, siswa dapat:
1. Menentukan identitas lima cerpen dalam buku kumpulan cerpen yang dibacanya.
2. Menentukan unsur instrinsik dan ekstrinsik lima cerpen yang ada dalam buku kumpulan cerpen tersebut.
3. Menemukan kelebihan dan kekurangan cerpen yang dibaca.
4. Menuliskan resensi berdasarkan unsur-unsur yang harus ada dalam resensi buku kumpulan cerpen.
85
Materi pembelajaran
Fakta : dalam meresensi sebuah cerpen , seseorang harus membaca semua isi cerpen yang akan diresensi atau cerpen yang akan diberi penilaian atau pertimbangan buku.
Konsep : resensi adalah timbangan buku/ cerpen atau penilaian seseorang terhadap sebuah buku/ cerpen yang akan di kemukakan kelebihan dan keunggulan buku/ cerpen
: komponen/ unsur-unsur dari sebuah resensi:
- judul resensi yang berkaitan dengan cerpen yang diresensi - identitas cerpen /buku - kepengarangan cerpen /buku - kelebihan cerpen/ buku - kelemahan cerpen/ buku - kesimpulan/ ihktisar terhadap penilaian cerpen/ buku - saran dari penulis resensi terhadap cerpen/ buku tersebut
prinsip : apabila kita inggin meresensi sebuah cerpen/ buku dengan baik kita harus mengetahui atau faham akan isi cerpen /buku tersebut.
Langkah-langkah menulis resensi:
Agar resensi yang kalian tulis bagus, ikutilah petunjuk berikut ini!
a. Pilihlah buku kumpulan cerpen yang akan kalian resensi. Jika penulisan
resensi ini bertujuan untuk dikirim ke media massa, kalian harus memilih
buku kumpulan cerpen yang baru terbit. Tetapi kali ini kalian akan belajar
menulis resensi, kalian boleh membeli buku kumpulan cerpen apa saja
atau memnijamnya dari perpustakaan.
b. Langkah kedua yang sangat penting adalah membaca buku yang akan
diresensi secara komprehensif, cermat dan teliti. Inilah langkah yang
sangat menentukan berkualitas tidaknya sebuah resensi. Kalian tidak akan
bisa mengungkapkan kembali isi buku kumpulan cerpen tersebut tanpa
membacanya dengan benar.
c. Mulailah menulis dengan menuliskan judul resensi. Pentingnya judul
resensi seperti pentingnya penunjuk arah dalam rambu lalu lintas. Judul
adalah pintu pembuka seorang pembaca untuk masuk dalam tulisan kita.
86
Pemilihan judul yang tepat akan menarik perhatian pembaca. Kemudian
tulislah identitas buku dengan lengkap.
d. Membuat sinopsis cerpen-cerpen yang diresensi dan menandai bagian-
bagian buku yang diperhatikan secara khusus, kemudian mengutip bagian-
bagian tertentu sebagai data. Dalam kumpulan cerpen yang biasa dikutip
sebagai data misalnya unsur instrinsik seperti persamaan karakter tokoh
pada beberapa cerpen yang dibaca, latar cerita, kekhasan bahasa pengarang
dan sebagainya.
e. Bukalah resensi dengan paragraf pembuka yang menarik. Paragraf
pembuka, dalam hal ini adalah pengait pertama dan utama agar pembaca
penasaran. Paragraf pembuka yang buruk membikin kita malas membaca.
Padahal resensi yang baik adalah memiliki pembuka yang bagus. Maka
cari apa yang paling menarik dari buku itu yang perlu diletakkan di
paragraf pembuka.
f. Lanjutkan menulis dengan melihat kelebihan dan kelemahan dari
kumpulan cerpen yang kalian baca. Hal yang kalian nilai boleh yang
berkenaan dengan organisasi penulisan, ide cerita pengarang, aspek
bahasanya, dan aspek teknisnya. Banyak hal yang dapat kalian ungkapkan
disini. Kalian dapat mengomentari cerita yang enak dibaca atau tidak, bisa
juga ukuran fontnya, ilustrasinya kalau ada dan sebagainya.
g. Langkah selanjutnya adalah menyuting tulisan kalian. Editlah bahasa,
kesalahan ejaan, tanda baca dan huruf kapitalnya. Setelah yakin tidak ada
kesalahan kalian tinggal mengirimkan tulisan.
h. Langkah terakhir adalah men-scan sampul buku untuk dilampirkan pada
resensi kalian.
Alokasi waktu
BEBAN BELAJAR
WAKTU BENTUK KEGIATAN / TUGAS
TM 90 menit
- Menjelaskan pengertian dan contoh resensi
- Penulisan draf resensi
87
PT Menit - Membaca minimal 5 cerpen dalam buku kumpulan cerpen yang telah dilaporkan.
- Membuat sinopsis dan analisis unsur instrinsik dan ekstrinsik
KMTT Menit - Membaca dan menulis resensi cerpen yang lain
Metode Pembelajaran
- Ceramah - Tanya jawab - Penugasan
Kegiatan Pembelajaran
a. Pendahuluan ( 10 menit ) o Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran dengan membaca do’a dan mengambil absen. o Menanyakan pada siswa tentang menulis resensi. o Memberikan sebuah contoh resensi cerpen. o Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang
akan dicapai. o Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
sesuai silabus. b. Kegiatan inti ( 75 menit )
1. Eksplorasi o Siswa mendengarkan penjelasan tentang resensi dan cara menulis
resensi. o Siswa dan guru membahas unsur-unsur yang terdapat dalam
resensi berdasarkan contoh resensi kumpulan cerpen. o Berdasarkan contoh yang diberikan guru, siswa menulis resensi
buku kumpulan cerpen.
2. Elaborasi o Siswa bertanya jawab tentang resensi buku kumpulan cerpen
3. Konfirmasi o Secara bergantian siswa menyunting resensi teman sebangku.
c. Penutup ( 5 menit )
o Bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman
pelajaran
88
o Melakukan penilaian atau refleksi o Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran o Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi atau pengayaan o Menyampaikan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya agar
siswa bisa lebih mempersiapkan diri untuk pelajaran berikutnya. Sumber dan Alat Belajar
- Buku yang terkait dengan resensi - Cerpen yang akan diresensi - Buku kompetensi berbahasa Indonesia
Penilaian
1. Penilaian afektif : penilaian terhadap sikap siswa yang diamati selama proses belajar mengajar berlangsung.
2. Penilaian psikomotor:
Soal : Tulislah resensi kumpulan cerpen berdasarkan kelima cerpen yang kamu baca dengan memperhatikan unsur-unsur resensi!
Kriteria penilaian resensi berpedoman pada rubrik berikut ini!
Kriteria Bobot Tingkat Kinerja
1
(Jelek)
2
(Kurang)
3
(sedang)
4
(Baik)
5 (sangat Baik)
Identitas buku
2
Tidak terdapat identitas buku sam sekali
Tidak lengkap
Kurang lengkap
Lengkap Sangat lengkap
Unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen 4
Tidak memba-has sama sekali unsur instrinsik dan ekstrin-
Terdapat hanya 2 unsur instrinsik saja
Terdapat 3 unsur instrinsik dan telah menyinggung unsur ekstrin-
Terdapat lebih dari 3 unsur instrinsik dan menyinggung unsur
Terdapat semua unsur instrinsik dan ekstrin-sik
89
siknya sik ekstrinsik
Keunggul-an dan kekurang-an buku
4
Tidak mengung-kapkan kelebihan dan kekurang-an
Mengung-kapkan kelebihan dan kekurangan tetapi sepintas saja
Mengungkapkan kelebih-an dan kekurangan secara rinci
Penilaian terhadap buku
4
Tidak terdapat penilaian sama sekali
Terdapat penilaian tetapi tidak menunjukan sikap terhadap buku
Terdapat penilaian dan menun-jukkan sikap terhadap buku
Bahasa
4
Banyak bahasa tidak baku, tidak efektif, diksi tidak variatif
Bahasa baku, ada kalimat yang tidak komunika-tif, diksi kurang variatif
Bahasa baku, komunikatif, diksi variatif
Bahasa baku, kalimat efektif dan komuni-katif, diksi variatif dan menarik
Pengguna-an ejaan dan tanda baca
2
Terdapat lebih dari 10 kesalahan pengguna-an ejaan dan tanda bac
Terdapat 7-9 kesalahan pengguna-an ejaan dan tanda baca
Terdapat 4-6 kesalahan pengguna-an ejaan dan tanda baca
Terdapat 2-3 kesalahan pengguna-an ejaan dan tanda baca
Tidak terdapat kesalah- an penggunaan ejaan dan tanda baca sama
90
sekali
JUMLAH 20 20 40 60 80 100
Keterangan:
Nilai resensi siswa dapat ditentukan dengan menggunakan
Menyimak kulit muka dan nama penulisnya, bisa diperkirakan bahwa muatan dakwah dalam kumpulan cerpen ini cukup tebal. Hal tersebut telah langsung terpapar dalam cerpen pertama yang juga dijadikan judul buku. Sayangnya, judul yang indah tidak didukung keterbaruan pengolahan tema.
Ilustrasi yang menghiasi setiap pembukaan cerpen kentara bernapas Jepang, menghadirkan nuansa yang lebih semarak sehingga kepembacaannya lebih
Judul
: Sakura Mekar di Padang Salju
Penulis : FLP Jepang
Penerbit : Azka Media
Tahun : 2009
Genre : Kumpulan Cerpen Islami
Tebal : 218 Halaman
ISBN : 978-602-8583-50-3
127
nikmat. Namun salah satu cerpen, yakni Sendiri Tak Selalu Sepi (hal. 123) tampak ganjil sebab wajah muslimah dalam ilustrasi seperti tengah mengatakan sesuatu yang keji dan ekspresinya terkesan licik, padahal cerita sama sekali tidak menggambarkan demikian.
Tidak berarti semua cerpen membungkus materi dakwah semata. Siluet Hatsukuru karangan Tethy Ezokanzo, misalnya, mencoba mengangkat legenda Jepang berupa seribu bangau yang biasanya mengutarakan harapan. Sebagaimana layaknya fiksi berkomponen ‘rantau’, Sakura Mekar di Padang Salju mengemas banyak pengenalan budaya negeri matahari terbit. Khususnya bahasa dan aneka peristilahan, termasuk ini-itu menyangkut makanan.
Tanpa bubuhan puisi di muka cerpen, sebenarnya tiap karya tetap hadir dengan kekhasan masing-masing. Aan Wulandari berhasil menggali sudut pandang unik dalam Kenapa Mau Seperti Itu, yakni ketercengangan seorang warga Jepang akan keseharian dan ibadah kaum muslim. Topik yang cukup segar, meski penutupnya terburu-buru sehingga terasa menggantung.
Secara keseluruhan, kumpulan cerpen terbitan Azka Media, lini fiksi Ganeca Exact, ini patut dibaca oleh mereka yang ingin dan pernah ke Jepang. (rini)
(http://wisata-buku.com)
6. Tugas
Setelah membaca bahan ajar di atas, kerjakanlah tugas berikut ini!
a. Bacalah buku kumpulan cerpen yang telah ditentukan dan dilaporkan
judulnya dengan saksama!
b. Tulislah identitas lengkap dari buku tersebut!
c. Pilihlan lima cerpen yang terbaik menurutmu dalam buku kumpulan
cerpen tersebut!
d. Tulislah sinopsis, unsur instrinsik dan ekstrinsik dari kelima cerpen yang
telah kamu pilih!
e. Catatlah data kepengarangan jika ada.
f. Gunakanlah data-data diatas untuk membuat resensi buku kumpulan
cerpen dengan memperhatikan unsur-unsur resensi.
g. Waktu kalian menyelesaikan resensi ini adalah dua minggu.
h. Kirimkan hasil resensi ke email bahasa.arossaedukatif.com Nilai kalian
dapat dilihat pada web www.arossaedukatif.com seminggu kemudian.
128
Kepustakaan
Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Keraf, Gorys. 1994. Komposisi. Ende Flores:Penerbit Nusa Indah.
Kosasih, E. 2003. Kompetensi Kebahasaan dan Kesastraan. Cermat Berbahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya.
Nurudin. 2009. Kiat Meresensi Buku di Media Cetak. Jakarta: Murai Kencana. Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian. Jakarta: PT. Gramedia. Tahar, Haris Efendi. 2008. Menulis Kreatif Panduan Bagi Pemula. Padang: UNP
Press. Warsidi, Edi. 2008. Resensi Buku. Apa dan Bagaimana Tekniknya. Bekasi:
Penerbit Mitra Umum.
(http://www.slideshare.net/buwarnisutopo/4-cerpen-dan-resensi diakses tanggal 23 Desember 2011).
http://freddydoni.wordpress.com/2011/09/28/contoh-resensi-kumpulan-cerpen diakses tanggal 23 Desember2011)
(http://wisata-buku.com diakses tanggal 2 Januari 2012)
129
Lampiran 18 Dokumentasi Penelitian
Kegiatan Pembelajaran di Kelas Kontrol
130
131
Sosialisasi Penggunaan Web pada Kelas Eksperimen
132
133
RIWAYAT HIDUP PENELITI
Ailen Rossa Nanda dilahirkan di Bukittinggi pada
tanggal 6 April 1969. Menamatkan Sekolah Dasar tahun
1983, Sekolah Menengah Pertama tahun 1985 kemudian
melanjutkan ke Sekolah Pendidikan Guru dan tamat
tahun 1988. Tahun 1988 diterima di IKIP Padang
jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Bulan Maret 1993
diwisuda menjadi sarjana pendidikan.
Sebelum menjadi PNS pernah mengajar di SMEA Cipta Karya Cawang
Jakarta Timur dan SMA dan SMP Mutiara 17 Agustus Bekasi Utara. Pada tahun
1998 diangkat menjadi guru di SMP Negeri 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir
Selatan. Tahun 2004 pindah tugas mengajar ke SMA Negeri 2 Tilatang Kamang
Kabupaten Agam sampai sekarang.
Tahun 2010 mendapatkan beasiswa pendidikan S2 dari Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olah Raga Propinsi Sumatera Barat pada Prodi Pendidikan Bahasa
Indonesia Pasca Sarjana UNP. Tahun 2012 menamatkan pendidikan ini dengan
predikat sangat memuaskan.
Pernah menulis beberapa karya tulis antara lain, tahun 1993 menulis
“Perbandingan Penguasaan Kosa Kata Siswa SMP di Kotamadya Bukittinggi dan
Kabupaten Agam”. Karya ini merupakan tesis untuk memenuhi persyaratan
mendapatkan gelar sarjana pendidikan. Tahun 1999 menulis Karya Ilmiah Guru-
guru yang diadakan Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Selatan berjudul
“Keefektifan Buku Paket Pintar Berbahasa Indonesia dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia SMP”. Tahun 2008 mengadakan Penelitian Tindakan Kelas di SMA
Negeri 2 Tilatang Kamang dengan judul “ Peningkatan Keterampilan Berbahasa
Siswa Pendekatan CTL Learning Community dan Authentic Assesment Siswa
Kelas XII IPS 2 SMA Negeri 2 Tilatang Kamang”.
Sejak diangkat menjadi guru, peneliti aktif mengikuti berbagai pertemuan
ilmiah baik tingkat propinsi, nasional dan internasional. Pernah menjadi pelaksana
seminar nasional tentang multimedia di Bukittinggi dengan mendatangkan
134
pembicara yang berprestasi di tingkat nasional. Tahun 2012 menjadi pemakalah
pada seminar Nasional tentang Pendidikan berkarakter yang diadakan Universitas
Bung Hatta Padang. Judul makalah yang ditulis adalah “ Guru Berkarakter untuk
Pendidikan Berkarakter: Langkah awal Menerapkan Pendidikan Berkarakter
melalui Guru Bahasa dan Budaya”. Pada tahun 2012 juga menulis Tesis yang
berjudul “ Pengaruh Pembelajaran Berbasis Web terhadap Keterampilan Menulis
Resensi Siswa Kelas XII SMA Negeri 2 Tilatang Kamang”. Tesis ini merupakan
syarat mendapatkan gelar Magister Pendidikan.
Menikah dengan Seftriwan,S.H pada tahun 2000. Sekarang menetap di
Bukik Palapah Aro Kandikir Gadut Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten