PENGARUH PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK TERHADAP PERILAKU SISWA KELAS V SDI DARUL MU’MININ CILEDUG TANGERANG Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah SatuSyaratMencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Syifa Fauziyah 1111011000089 JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
110
Embed
PENGARUH PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33775/1/Syifa... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan ... Tabel 10 Guru
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK TERHADAPPERILAKU SISWA KELAS V SDI DARUL MU’MININ CILEDUG
TANGERANG
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah SatuSyaratMencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Syifa Fauziyah
1111011000089
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2016
iv
ABSTRAK
Syifa Fauziyah (NIM: 1111011000089): Pengaruh Pembelajaran AkidahAkhlak Terhadap Perilaku Siswa Kelas V SDI Darul Mu’minin Ciledug KotaTangerang
Pembelajaran Akidah Akhlak memiliki pengaruh penting dalam kaitannyadengan pendidikan anak. Kerapkali kemunduran anak di sekolah seringdisebabkan oleh keadaan pembelajaran di sekolah. Melalui pembelajaran akidahakhlak maka akan sangat membantu anak untuk berprilaku yang baik atauberakhlakul karimah. Baik buruknya pembelajaran akidah akhlak turutmempengaruhi terhadap perilaku siswa, karena sekolah ikut serta dalam upayamembentuk karakter seorang anak berdasarkan study penelitian si SDI DarulMu’minin Ciledug Kota Tangerang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antaraPembelajaran Akidah Akhlak terhadap perilaku siswa, seberapa besar kontribusiyang diberikan, dan apakah hal tersebut memiliki signifikansi atau tidak.
Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa perilaku siswa memilikiketergantungan terhadap pembelajaran akidah akhlak. Dari asumsi tersebut, makadiajukan suatu hipotesis bahwa “ semakin efektif pembelajaran akidah akhlak disekolah maka semakin baik perilaku siswa ”. Untuk membuktikan hipotesistersebut, di adakan penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif, dan teknikpengambilan datanya dilakukan dengan angket dan kuesioner. Sedangkan teknikanalisis datanya melalui analisis regresi.
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh hasil bahwa : 1 pembelajaranakidah akhlak mencapai kualifikasi tinggi (skor 4.24); 2 realitas perilaku siswamencapai kualifikasi tinggi (skor 3.96); realitas pengaruh antar keduanya : a)realitas korelasinya termasuk tinggi (skor 0,74); b) kadar pengaruhnya 54,8% danmasih ada 45,2% di pengaruhi oleh faktor lain yang mempengaruhinya; c)hipotesisnya di terima ( thitung 10,3 > ttable 1,98)
v
ABSTRAK
Syifa Fauziyah (NIM: 1111011000089): Pengaruh Pembelajaran AkidahAkhlak Terhadap Perilaku Siswa Kelas V SDI Darul Mu’minin Ciledug KotaTangerang
Learning Akidah Akhlak has important influence in relation to the child'seducation. These setbacks in school is often caused by circumstances of learningat school. Through the moral soundness of learning it will be very helpful forchildren to behave is good or berakhlakul karimah. Good bad the moral soundnessof plundering of learning affect against the student behavior, because the schoolparticipated in an attempt to form a child's character is based on a research studythe SDI Darul Mu'minin Ciledug Tangerang.
This research aims to find out whether there is influence between the Moralsoundness of Learning towards student behavior, how big the contributionsprovided, and whether it has significance or not.
In this study it is assumed that the student as a dependency behavior towardslearning moral creed. From that assumption, then proposed a hypothesis that "themore effective learning moral creed at school then the better student behavior". Toprove the hypothesis, in the conduct of research using quantitative methods, andtechniques where data retrieval is done with question form and questionnaire.While its data analysis techniques through regression analysis.
Based on the results of the analysis of the data obtained results that: l).learning moral creed qualify high (score 4.24); 2). Reality of student behavioraccomplishing high qualifications (score 3.96); the reality of influence betweenthe two: a) the reality correlation including high (score 0.74); b) levels ofinfluence 54.8% and still no 45.2% in influence by other factors that affected him;c) whose hypotheses in receive (10.3 thitung > ttable 1.98)
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahi rabibbil-a’aalamiin. Segala puji bagi Allah SWT yang
telah memberikan banyak rahmat, nikmat, dan hidayah sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Hanya kepada-Nya penulis memohon
pertolongan dan kemudahan dalam segala urusan. Allahumma shali ‘alaa
sayyidina Muhammad wa ‘alaa sayyidinaa Muhammad. Shalawat serta salam
tidak lupa saya kirimkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, makhuk mulia
yang penuh cinta dan kasih sayang kepada sesama manusia dan membawa kita
pada jalan yang di ridhai Allah SWT. Terimakasih yang teramat banyak kepada
kedua orang tua tercinta Ayahanda Nasril Latief dan Ibunda Rodiyah
Widyaningrat, atas segala pengorbanan dan kasih sayang yang tercurahkan, yang
telah mengajarkan penulis kebaikan, arti cinta, makna kehidupan dan yang telah
mendidik penulis dengan kasih sayang. Semoga kita selalu dikumpulkan dalam
rahmah-Nya di dunia maupun di akhirat. Allahumma ij’alna jam’an hadza jam’an
marhuman wa tafarruqana mim ba’dihi tafarruqan ma’shuman.
Dalam proses penyusunan skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), penulis banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materi, maka
penulis mengucapkan terima kasih juga kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. H. Majid Khon, MA. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Marhamah Saleh. Lc. MA. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Drs. Achmad Gholib, M.Ag Dosen pembimbing yang selalu meluangkan
waktunya untuk membimbing dan memotivasi penulis.
vii
5. H. Imam Asy’ari, M.Ag, Kepala Sekolah SDI Darul Mu’minin yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SDI Darul
Mu’minin.
6. Adik-adikku tersayang Ahmad Faishal Imaddudin, Shofi Nurul Fathiyyah
dan Gina Rahelia Maqbillah, serta seluruh keluarga yang telah memberikan
dukungan dan mendoakan kepada penulis selama ini.
7. Teruntuk Darojatul Adzkaa, Deri Ardito Satria dan Nisa Colica Sri Rizki
kalian adalah sahabat-sahabat super terimakasih sudah menjadi sahabat
sekaligus pembimbing skripsi ini, hingga akhirnya skripsi ini selesai.
8. Sahabat-sahabat ku Iis Sudiyanti, Huda Tsaniati Zidni, Astrid Brenda
Tabel 19 siswa malas mengerjakan Ibadah Puasa di Bulan Ramadhan……… 62
xiii
Tabel 20 Siswa mematuhi nasihat orang tua ………………………………… 62
Tabel 21 Siswa membiarkan Orang Tuanya ketika sakit ……………………. 63
Tabel 22 Siswa membantah perkataan orang tua ……………………………. 63
Tabel 23 Jika bertemu dengan Guru siswa memberikan salam ……………... 64
Tabel 24 Siswa membantu temannya ketika mengalami kesulitan ………….. 64
Tabel 25 Siswa membiarkan temannya ketika sedang tidur di kelas ………... 65
Tabel 26 Siswa memarahi temannya yang meminta maaf …………………... 65
Tabel 27 Siswa mengerjakan PR di rumah ………………………………….. 66
Tabel 28 Siswa membuang sampah pada tempatnya …………………….….. 66
Tabel 29 Siswa turut memelihara tanaman agar dapat tumbuh dengan baik ... 67
Tabel 30 Siswa membiarkan tanaman tumbuh tanpa perawatan………….….. 67
Tabel 31 Siswa tidak menyakiti hewan yang ditemui …………………….…. 68
Tabel 32 Siswa mengganggu hewan ………………………………………… 69
Tabel 33 Daftar Jawaban Responden untuk Variabel Y …………………….. 69
Tabel 34 Tabulasi Data Penelitian …………………………………………... 65
Tabel 35 Tabel Variable yang di masukkan …………………………………. 69
Tabel 36 Nilai Korelasi ……………………………………………………… 70
Tabel 37 Table ANOVA …………………………………………………….. 70
Tabel 38 Coefficients ………………………………………………… …….. 71
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat
ditinggalkan dalam kehidupan setiap manusia. Hal itu dikarenakan bahwa
dengan pendidikan manusia mampu mengangkat harkat martabat dirinya
menuju kepada peradaban budaya dan pola berfikir yang lebih maju, dinamis
dan ilmiah.
Berkaitan dengan pendidikan yang berlandaskan ketuhanan, pendidikan
Agama Islam merupakan upaya untuk menanamkan ajaran Agama Islam
kepada manusia, salah satunya adalah mempelajari dan menanamkan Akidah
dan Akhlak yang baik agar tercermin pribadi muslim yang baik, selain
dipelajari akhlak tersebut wajib diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan Akhlak adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa agar
memahami ajaran Islam (knowing) terutama dalam aspek Akidah (tauhid) dan
Akhlak, terampil melakukan ajaran Islam (doing), dan melakukan ajaran Islam
dalam kehidupan sehari-hari (being) sehingga mencerminkan ajaran Agma
Islam yang Rahmatan lil alamin.1
Ajaran Islam membimbing umat manusia dimulai dengan memperbaiki
akhlak. Apabila akhlak manusia baik, maka keluarga, masyarakat dan
bangsanya akan baik pula. Islam senantiasa mengajarkan agar setiap umat
selalu berusaha memperbaiki akhlak pribadi dan masyarakatnya. Lingkungan
masayarakat yang rusak agar segera di ubah akhlaknya, sehingga perbuatan
dan perilakunya menjadi baik.
1 Khalimi, Pembelajaran Akidah dan Akhlak, (Jakarta: KEMENAG, 2009) h. 51
2
Dalam kehidupan sehari-hari akhlak merupakan hal yang sangat penting
dalam bertingkah laku. Dengan akhlak yang baik seseorang tidak akan
terpengaruh hal-hal yang negatif. Dalam Agama Islam telah diajarkan kepada
semua pemeluknya agar dirinya menjadi manusia berguna untuk dirinya serta
berguna bagi orang lain. Manusia yang berakhlak dapat menghiasi dirinya
dengan sifat kemanusiaan yang sempurna, menjadi manusia yang shaleh
dalam arti yang sebenarnya, selalu menjaga kualitas kepribadiaanya sesuai
dengan tuntunan Allah SWT. dan Rasul-Nya.
Perhatian terhadap pentingnya akhlak itu semakin kuat, yaitu disaat
manusia dizaman modern ini dihadapkan pada masalah moral dan akhlak yang
serius, kalau dibiarkan akan menghancurkan masa depan bangsa yang
bersangkutan. Praktik hidup yang menyimpang dan penyalahgunaan
kesempatan dengan mengambil bentuk perbuatan sadis dan merugikan orang
lain tumbuh subur di wilayah yang tak berakhlak. Korupsi, kolusi,
penodongan, perampokan, pembunuhan, pemerkosaan, tawuran antar pelajar
dan warga, dan perampasan hak-hak asasi manusia pada umumnya terlalu
banyak yang dapat dilihat dan disaksikan. Cara mengatasianya bukan hanya
dengan uang, ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus dibarengi dengan
penenangan dibidang mental spiritual (menanamkan akidah yang kuat) dan
akhlak yang mulia.2 Seiring berkembangnya ilmu sains dan teknologi,
membuat manusia terseret ikut tenggelam dalam dunia yang transparan tanpa
rahasia. Manusia dihadapkan pada perubahan cepat dalam berbagai dimensi
kehidupan.3
Banyak hal yang melatarbelakangi perubahan atau kemerosotan perilaku
mental akidah dan akhlaknya tidak sesuai dengan ajaran Islam. Yang
ironisnya lagi melanda siswa dimana nilai-nilai akhlakul karimah atau akhlak
terpuji sudah sering ditinggalkan seperti adab kepada Allah, orang tua, guru,
teman, makhluk lainnya, kurang sopan, berkata kasar/jorok, berbohong, rasa
2 Aminuddin dkk, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2002), h. 1573 Zakiah Drajat, Remaja Harapan dan Tantangan , (Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya, 1995)
h.51
3
takut kepada selain Allah yang secara berlebihan dan lain-lain. Pada zaman
sekarang dari sudut akhlak mulia kita mengamati fenomena yang
memprihatinkan. Dihadapan mata kita terpampang realitas yang sering tidak
masuk akal. Akhlak mulia dan budi pekerti luhur baik pada tingkat individual
maupun sosial, seolah-olah tenggelam. Kemerosotan akhlak di kalangan
masyarakat makin menjadi-jadi.
Menurut Mudzakin Hafidz dalam artikelnya tentang perbedaan siswa
zaman dahulu yaitu di era 90 an kebawah dengan siswa sekarang yaitu di
akhir 90an hingga sekarang. Menurut opininya siswa zaman dahulu seperti:
1. Lebih patuh dan hormat kepada guru dan senantiasa menjaga
kesopanannya.
2. Ketika diberitahu/dinasehati mendengarkannya dengan seksama.
3. Lebih perhatian kepada guru, jika ada guru yang sakit langsung
menjenguknya
4. Ketika diperintah guru langsung mendengarkan dan bahkan malu kalau ke
sekolah sebelum mengerjakan tugas tersebut
5. Siswa dulu menganggap guru adalah orang tua sehingga sangat
menghormatinya, meskipun guru itu kadang keras.
6. Mengganggap hukuman adalah pelajaran dan konsekuensi dari sebuah
kesalahan.
Siswa Sekarang:
1. kurang menghormati guru bahkan cenderung berani
2. Ketika diberitahu/dinasehati tidak langsung mendengar bahkan kadang
membantah
3. Kurang perhatian kepada guru, bahkan lebih senang kalau gurunya tidak
hadir.
4. Ketika diperintahkan guru untuk mengerjakan tugas, menggerutu, kalau
SD ia meminta tolong kepada orang tua/guru kelasnya
5. Tidak malu kalau belum mengerjakan tugas
4
6. Kalau dihukum/diberitahu malah menantang, bahkan tidak jarang jika
dihukum malah senang.
7. Menganggap guru sebagai teman, bukan orang tua. bahkan tak jarang ada
yang panggil bukan sebagai pak guru misalnya dibeberapa sekolah SMA
memanggil dengan gurauan
Dan ada beberapa hal yang mempengaruhi keadaan perilaku siswa seperti
sekarang:
1. Karena arus informasi dan teknologi, sehingga mempengaruhi pemikiran
para siswa.
2. Karena keikhlasan guru mulai luntur, guru sekarang seperti jualan ada
uang ada barang, coba kita perhatikan guru dulu diberi berapapun ia tetap
ikhlas. hal ini mempengaruhi martabat dan kehormatan guru.
3. Guru lebih takut pada orang tua, terutama pada sekolah-sekolah yang
berbiaya mahal, karena disana murid adalah nasabah, sebagaimana
nasabah dalam Bank, yang harus dihormati dan dilayani.
4. Kurangnya sifat keteladanan pada guru, murid dilarang merokok, guru
merokok, murid dilarang mencontek, guru malah memberitahu dll.
5. Guru takut pada hukum dan peraturan secara berlebihan, sehingga
cenderung membiarkan saja ketika siswanya kurang benar. bahkan kadang
guru merasa bingung untuk berbuat ketika salah satu siswanya
berulangkali melanggar.4
Demikian opini yang disampaikan oleh Mudzakin Hafidz berkaitan
dengan keadaan siswa dahulu dan siswa saat ini.
Pendidikan akhlak merupakan salah satu aspek yang sangat fundamental
dalam kehidupan masayarakat. Karena sepintar-pintarnya seorang anak didik
tanpa dilandasi dengan akhlak yang baik maka tidak dapat mencerminkan
kepribadian yang baik pula. Masalah akhlak merupakan masalah yang penting
4Mudzakin Hafidz, Membandingkan siswa dahulu dan siswa sekarang,https://ideguru.wordpress.com/2010/04/14/membandingkan-perilaku-siswa-dulu-dan-siswa-sekarang/, di akses pada 30 Desember 2015, Jam 00.00 WIB
5
bagi ajaran Islam dan bagi kehidupan umatnya. Akhlak adalah nilai pribadi
dan harga diri seseorang, maka orang yang tidak berakhlak akan hilang harga
dirinya dihadapan Allah SWT dan masyarakat. Semua itu tidak dapat
dipungkiri perkembangan keduanya merupakan hasil dari pendidikan dan
pengajaran. Pendidikan dan pengajaran sangat dibutuhkkan oleh manusia
karena tanpa pendidikan dan pengajaran manusia bisa terjerumus dalam
jurang kehancuran, serta akan selalu mengedepankan hawa nafsunya saja.
Sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. sepatutnya manusia harus dapat
mengendalikan diri dari hal-hal yang buruk. Akhlak merupakan sifat yang
meresap dalam jiwa yang mencerminkan prilaku spontan tanpa dibuat-buat.
Seseorang yang berakhlak baik maka ia akan mendapatkan ketenangan,
kebahagiaan dan kemashlahatan baik bagi dirinya maupun orang lain.
Dengan demikian jelas bahwa pembelajaran Akidah Akhlak merupakan
tahap dasar penerapan keyakinan dan juga bagian integral dari sistem
pendidikan nasional.5 Memang pendidikan akhlak di Sekolah bukanlanlah
satu-satunya faktor yang mempengaruhi terhadap tingkah laku siswa. Namun
di samping itu, pendidikan akhlak juga sangat berpengaruh terhadap
perkembangan tingkahlaku siswa. Pendidikan akidah dan akhlak merupakan
dasar dari setiap pendidikan, juga merupakan pondasi serta benteng dari
perkembangan zaman yang tidak lepas dari budaya luar yang menyesatkan.
Maka dari itu, pendidikan Akidah Akhlak mempunyai arti dan peranan
penting dalam pembentukan tingkah laku siswa. Sebab dalam pendidikan
Akidah akhlak ini siswa tidak hanya diarahkan kepada kebahagiaan hidup di
dunia saja, tetapi juga untuk kebahagiaan hidup di akhirat.
Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pendidikan akidah
akhlak dapat dipandang sebagai suatu wadah untuk membina dan membentuk
tingkah laku siswa dalam mengembangkan pengetahuan (kognitif), sikap
(afektif) serta pembiasaan (psikomotorik).
5 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikann, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada. 2005) Cet ke-4, h. 174
6
Dan untuk mewujudkan tujuan di atas tentunya harus di tunjang dengan
berbagai faktor, seperti guru atau pendidik, lingkungan, motivasi dan sarana
yang relevan. Perkembangan dan pertumbuhan tingkahlaku siswa berjalan
cepat atau lambat tergantung pada sejauh mana faktor–faktor pendidikan
Akidah Akhlak dapat disediakan dan difungsikan sebaik mungkin. Dalam hal
ini, lembaga sekolah tidak hanya menyangkut kecerdasan anak semata,
melainkan juga menyangkut tingkah dan perilaku serta kepribadian anak.
Karena melihat pembelajaran Akidah Akhlak penting ditanamkan sejak
dini, maka sekolah merupakan salah satu tempat membina, mempersiapkan
anak didik dan tempat anak bergaul teman sebaya serta tempat berkumpul
para guru. Oleh karena itu, sangat perlu sekali jika pembinaan perilaku
tersebut dilakukan melalaui pembelajaran Akidah Akhlak di sekolah, di
samping dalam kehidupan keluarga, karena pembelajaran Akidah Akhlak
banyak memuat materi-materi yang mengarahkan siswa untuk selalu
bertingkah laku baik dan menjauhkan tingkah laku yang buruk.
Sekolah Dasar Islam Darul Mu’minin adalah salah satu lembaga
pendidikan yang berbasis Islam yang ingin mencetak para siswanya agar
mempunyai akhlak yang mulia karena seseorang yang berakhlak mulia sudah
tentu dilandasi dengan akidah yang kuat. Dalam materi Akidah Akhlak kelas
V SD terutama di sekolah SDI Darul Mu’minin pada materi akidah terdapat
materi kalimat thayyibah, Asmaul Husna, ciri-ciri beriman kepada Allah,
Rasul dan Kitab-Nya. Sedangkan pada materi akhlak terdapat pembelajaran
mengenai akhlak terpuji dan tercela, adab bekerja dan adab kepada orang tua,
dan sifat optimis. Dari penjabaran materi tersebut siswa kelas V SDI Darul
Mu’minin diharapkan dapat mengaplikasikan pembelajaran tersebut kedalam
kehidupan sehari-hari.
Atas dasar alasan tersebut diatas maka penulis mencoba mengangkatnya
dalam bentuk penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh Pembelajaran
Akidah Akhlak terhadap Perilaku Siswa Kelas V SDI Darul Mu’minin
Ciledug Kota Tangerang”, untuk melihat sejauh mana terdapat pengaruh
7
yang signifikan antara pembelajaran Akidah Akhlak dalam upayanya
membentuk perilaku peserta didiknya yang menjunjung tinggi nilai-nilai
akhlakul karimah sebagai akhlak yang terpuji sesuai dengan ajaran agama
islam.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka masalah-masalah yang
dapat diidentifikasikan adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran Akidah Akhlak kurang memberikan kontribusi dalam
membentuk perilaku siswa, disebabkan kurangnya pendidikan akhlak yang
diterima siswa
2. Pendidikan agama khususnya pembelajaran Akidah Akhlak kurang
mendapatkan perhatian dan dukungan dari pemerintah dan masyarakat.
3. Karena arus informasi dan teknologi yang begitu bebasnya sehingga
mempengaruhi pemikiran para siswa.
4. Banyaknya siswa yang mempelajari Akidah Akhlak namun belum
terbentuk perilaku yang mencerminkan muslim yang teladan.
5. Perilaku siswa yang telah dilanda problem akan berdampak pada masa
depannya.
C. Pembatasan Masalah
Dari hasil identifikasi masalah di atas terdapat berbagai penyebab yang
dapat mempengaruhi perilaku siswa. Agar pembahasan skripsi ini tidak terlalu
meluas dan pemabahasannya lebih terarah maka penulis membatasi
peneliatian ini hanya pada penguasaan siswa terhadap materi Akidah Akhlak
yang telah dipelajari di SDI Darul Mu’minin khususnya kelas V, sebagai
berikut:
1. Pendidikan akhlak yang dimaksud adalah penguasaan materi Akidah
Akhlak dalam pengetahuan siswa, pemahaman siswa, penerapan siswa,
pada mata pelajaran akidah kahlak di SDI
8
2. Perilaku siswa yang dimaksudakan adalah setiap gerak-gerik siswa sebagai
hasil belajar materi Akidah Akhlak.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pembelajaran Akidah Akhlak di SDI Darul Mu’minin
Ciledug Kota Tangerang?
2. Bagaimana perilaku siswa di SDI Darul Mu’Minin Ciledug Kota
Tangerang?
3. Adakah pengaruh pembelajaran Akidah Akhlak di SDI Darul Mu’minin
Ciledug Kota Tangerang?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat diketahui tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui proses pembelajaran Akidah Akhlak di SDI Darul
Mu’minin Ciledug Kota Tangerang
2. Untuk mengetahui perilaku siswa di SDI Darul Mu’minin Ciledug Kota
Tangerang
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh pembelajaran Akidah Akhlak di SDI
Darul Mu’minin Ciledug Kota Tangerang
F. Kegunaan Penelitian
Dengan adanya penelitian yang menjadi salah satu syarat untuk
menyelesaikan program pendidikan strata satu (S1) pada jurusan Pendidikan
Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini berguna untuk:
1. SDI Darul Mu’minin Ciledug Kota Tangerang, dalam mengetahui
pengaruh pembelajaran Akidah Akhlak terhadap perilaku sisa
9
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi para upendidik dalam
menerapkan mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi pengaruh
terhadap perilaku di SDI Darul Mu’minin Ciledug Kota Tangerang
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Pembelajaran Aqidah Akhlak
1. Pengertian Pembelajaran Aqidah Akhlak
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat
belajar dengan baik.1 Dalam pemebelajaran Aqidah Akhlak pembelajaran
yang berisi dapat dapat mengarahkan kepada pencapaian kemampuan
dasar peserta didik untuk memahami rukun iman dengan sederhana serta
pengamalan dan pembiasaan berakhlak islami sederhana pula, untuk dapat
dijadikan perilaku dalam sehari-hari serta sebagai bekal untuk jenjang
pendidikan berikutnya.
Kata Aqidah secara etimologi berasal dari Bahasa Arab یعقد, عقد, عقیدة
yang berarti menghubungkan ujung sesuatu dengan ujung sesuatu lainnya
sehingga menjadi suatu ikatan yang kuat dan sulit terbuka.2
1 Wikepedia, Pembelajaran dalam Dunia Pendidikan,https://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran, diakses pada 23 November 2015, jam 10.24 WIB
Adalapun secara istilah adalah menurut Sutrisna dan Rafi’udin dalambukunya mengatakan bahwa Aqidah: suatu kesatuan keyakinan yang utuhdan murni dalam hati dan perbuatan yang tersusun mulai yakin akan ke-Esa-an Allah, Malaikat-Nya, Kitab –Nya, Rasul-Nya hari pembalasan danTakdir baik dan buruk semuanya dari Allah. Dan ini merupakan syarattercapainya penghambaan diri dan diterimanya semua amal manusia.3
Sedangkan Syekh Al-Banna menyatakan Aqidah sebagai sesuatu yang
seharusnya hati membenarkannya sehingga menjadi ketenangan jiwa, yang
menjadikannya kepercayaan bersih dari kebimbangan.4 Menurut ahli tafsir
Indonesia M. Quraisy Shihab dalam bukunya Wawasan AlQur’an ia
mengatakan bahwa pokok-pokok Al-Qur’an yang diturunkan Allah dan
Rasulnya terdapat bab keimanan menyangkut tentang: Tuhan, Kenabian,
takdir, kematian, hari akhir dan keadilan serta kesejahteraan.5 Dengan kata
lain, keyakinan yang pasti tidak terkandung suatu keraguan apapun pada
orang yang menyakininya. Dan harus sesuai dengan keyataannya yang
tidak menerima keraguan atau prasangka. Jika hal tersebut tidak sampai
pada singkat keyakinan yang kokoh maka tidak dinamakan aqidah karena.
Dinamakan Aqidah, karena orang mengikat hatinya diatas hal tersebut.
Berdasarkan kutiapan tersebut diatas, maka ayat dapat dijadikan dasar
dalam Aqidah adalah dalam firman Allah:
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi Karena Allah biarpun terhadapdirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia Kaya ataupunmiskin, Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamumengikuti hawa nafsu Karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jikakamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, Maka
3 Sutrisna & Rafi’udin, Pedoman Pendidikan Aqidah Remaja, (Jakarta: Pustaka Quantum,2002), h. 33.
4 A. Syihab, Aqidah AkhusSunnah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1998), h. 15 M. Quraisy Shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Jakarta: Mizan, 1999), h. 14
12
Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa yang kamukerjakan.” (Q.S. An-Nisaa,4:135)
Dari berbagai pendapat diatas mengenai Aqidah, dapat diketahui
bahwa pengertian Aqidah adalah pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan
pengertian keimanan, karena pokok-pokok ajaran yang disampaikan sama.
Yaitu mengenai kepercayaan kepada Allah SWT. kepada malaikat-
malaikatnya, kepada kitab-kitabnya, kepada rasul-rasulnya, kepada hari
akhir dan takdir. Dan menurut pendapat lainnya aqidah adalah hal-hal
yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa merasa tentram kepadanya,
sehingga menjadi keyakinan kukuh yang tidak tercampur oleh keraguan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Akhlak diartikan sebagai
budi pekerti atau kelakuan.6
Menurut Ali Abdul Halim Mahmud (2004:28) dengan merujuk padapendapat Imam al-Ghazali, mengatakan menurut Bahasa kata al-Khalaq(fisik) dan al-Khuluq (Akhlak) adalah dua kata yang sering dipakai secarabersamaan. Seperti redaksi Bahasa Arab ini, “Fulan husnu al-khalaq waal-khuluq” yang artinya: “seseorang baik lahirnya dan batinnya “ sehinggayang dimaksud al-khalaq adalah bentuk lahirnya. Hal ini karena manusiayang tersusun dari dua unsur fisik dan non fisik. Unsur fisik dapat dilihatoleh mata kepala. Sedangkan unsur non fisik dpat dilihat oleh mata batin.Dimana kedua-duanya membbawa bentuk dan gambaran ada yang burukdan ada pula yang baik. Dan jiwa yang di tangkap oleh mata batin ini lebihtinggi nilainya daripada fisik yang ditangkap dengan mata kepala.7
Menurut sebagian ahli bahwa akhlak tidak perlu dibentuk, karena
akhlak adalah insting. Bagi golongan ini bahwa masalah akhlak adalah
pembawaan dari manusia sendiri, yaitu kecenderungan kepada kebaikan
atau fitrah yang ada dalam diri manusia. 8 Selanjutnya ada pula pendapat
yang mengatakan bahwa akhlak adalah hasil dari pendidikan, latihan,
pembinaan dan perjuangan keras dan sungguh-sungguh. Kelompok yang
mendukung pendapat kedua ini umumnya datang dari Ulama-ulam islam
6 Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, (Bandung, Alfabeta, 2012), h.4
7 Ibid, h. 58 Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA, Akhlak TasawufI, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), 2012,
cet. Ke-11, h. 156
13
yang cenderung pada akhlak seperti Ibnu Maskawih. Menurut Ibnu
Maskawih akhlak adalah perangrai itu adalah keadaan gerakan jiwa yang
mendorong kearah melakukan perbuatan dengan tidak menghajatkan
pikiran.9 Dan al-Ghazali juga menjelaskan bahwa akhlak adalah gambaran
dari keadaan di dalam jiwa yang tertanam kokoh (terintenalisasi), dimana
perilaku menyandar padanya dengan gampang dan mudah tanpa
membutuhkan pemikiran dan pertimbangan lagi.10
Menurut Prof. Dr. Ahmad Amin, ada beberapa perkara yangmenguatkan pendidikan akhlak dan meninggikannya. (1) Meluaskanlingkungan fikiran, (2) Berkawan dengan orang yang terpilih, (3)Membaca dan menyelidiki perjalanan para pahlawan dan yang berfikiranluar biasa, (4) Mendorong diri agar selalu berperilaku baik, (5)Membiasakan jiwa agar taat, dan memelihara kekuatan penolak sehinggaditerima ajakan baik dan ditolak ajakan buruk.11
Sebagaimana pendapat-pendapat yang berkembang dimasyarakat
bahwa aqidah akhlak adalah suatu hal yang dapat berdiri sendiri maka
penulis mempunyai kesimpulan bahwa antar aqidah dan akhlak dalah
suatu hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Dan hubungannya penulis
dapatkan sebagai berikut:
1) Akidah merupakan pondasi dasar untuk manusia mengerti segala
keyakinan pada suatu yang telah digariskan oleh Allah SWT. Apabila
manusia mengikuti garis-garis tersebut ia tidak akan celaka.
2) Sementara Akhlak yang mempunya arti tingkah laku, watak, tabiat,
moral atau budi pekerti yang dihasilkan secara sadar, dari usaha-usaha
manusia untuk berbuat baik ataupun buruk.
Dari dua analisa diatas, hubungan antara aqidah dan akhlak adalah
apabila manusia beraqidah dengan baik maka dengan aqidah yang kuat
tersebut dapat mempengaruhi perilakunya. Untuk berbuat baik dan buruk
9 Gunawan. loc. cit.10 Jurnal Pendidikan Agama Islam, (Jakarta, Jurusan Pendidikan Agama Islam, 2009)Volume
III, h. 211 Ahmad amin, Etika Ilmu Akhlak, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), h. 65
14
seseorang dapat dipengaruhi oleh kuat lemahnya iman seseorang terhadap
Allah SWT.
Dengan demikian pembelajaran Aqidah Akhlak adalah Agar siswa
memiliki pengetahuan, penghayatan, dan keinginan yang kuat untuk
mengamalkan ahlak yang baik dan berusaha sekuat tenaga untuk
meninggalkan akhlak yang buruk, baik dalam hubungannya dengan Allali
SWT, diri sendiri, antar manusia maupun hubungannya dengan alam
lingkungan.
2. Ruang Lingkup Akidah Akhlak
a. Ruang Lingkup Akidah
Akidah Islamiyah bisa disamakan artinya dengan keimanan dan
tauhid. Sayyid Sabiq membagi aqidah islam dalam arti keimanan
menjadi enam bagian:
1) Mengenal kepada Allah.2) Percaya tentang alam gaib yang ada di balik alam semsta ini.3) Mengenal dan memahami kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah
kepada para Rasul.4) Mengenal kepada kisah Rasul-rasul yang di utus Allah.5) Percaya akan berakhirnya seluruh makhluk atau hari akhir.6) Percaya kepada taqdir (Qodho dan Qadar).12
Cak Nur lebih lanjut menyatakan, bahwa ilmu Tauhid menempatiposisi yang cukup terhormat dalam tradisi keilmuan kaum Muslimin.Hal itu, terbukti dar jenis-jenis penyebutan lain ilmu tersebut, yaitusebutan sebagai ilmu Aqa’id (Ilmu Aqidah-Aqidah, yakni simpulan-simpul [kepercayaan], ilmu Kalam (ilmu tentang firman [Allah]), danilmu Ushul al-Din (Ushuludin, yakni Ilmu pokok-pokok Agama).13
Landasan Akidah Islam adalah beriman kepada Allah, malaikat-
malakat, kitab-kitab, para Rasul, hari akhir, dan beriman kepada Qodho
(takdir), yang baik ataupun yang buruk sebagimana Firman Allah :
12Khalimi, Op.cit. h. 12913 Mahrus, M.Ag, Aqidah, (Jakarta: DIREKTORAT Jendral Pendidikan Islam DEPAG RI,
2009), h. 5
15
“Bukanlah menghadapkan wajahmu kearah timur dan barat itusuatu kebajikan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah berimankepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab,Nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepadakerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan sholat, danmenunaikan za kat , dan orang0orang yang menempati janjinyaapabila ia berjanji, dan orangorang yang sabar dalam kesempitan,penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orangyang benar (imannya): dan mereka itulah orang-orang yangbertakwa.” (QS. Al-Baqarah,2:177)
Dengan demikian dalam ruang lingkup Aqidah atau Tauhid
bisa dipahami sebagai ilmu yang mengkaji persoalan keesaan dan
eksistensi Allah berikut seluruh unsur yang tercakup didalamnya:
suatu kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa.
b. Ruang Lingkup Akhlak
Jika defenisi tentang Ilmu akhlak tersebut kita perhatikan dengan
seksama, akan tampak bahwa ruang lingkup pembahasan Ilmu Akhlak
adalah membahas tentang perbuatan-perbuatan manusia, kemudian
menetapkannya apakah perbuatan tersebut tergolong perbuatan yang
baik atau perbuatan yang buruk. Ilmu akhlak dapat pula disebut
sebagai ilmu yang berisi pembahasan dalam upaya mengenal tingkah
laku manusia, kemudian memberikan nilai atau hukum kepada
perbuatan tersebut, yaitu apakah perbuatan tersebut tergolong baik atau
buruk.
16
Ruang lingkup Akhlak dalam pandangan syariat Islam sangat luas.
Akhlak tidak berhenti pada pembahasan masalah etika pergaulan dan
tata sopan santun belaka, tapi mencankup semua pola pikir, selera,
pandangan, sikap, perilaku, kecenderungan, dan keinginan yang ada
pada seseorang. Semua itu masuk dalam kategori akhlak.
Tepatlah ketika Aisyah ra. ditanya tentang Akhlak Rasulullah saw.
beliau menjawab dengan jawaban yang singkat dan padat, “Akhlak
Rasullulah saw. itu adalah Al-Qur’an”. Jadi ruang lingkupnya menjadi
tidak terbatas, karena semua sikap, tindakan, perilaku dan apapun yang
dikerjakan manusia, tidak bisa lepas masalah akhlak. Semua yang
dilakukan dan diajarkan oleh sosok Rasulullah saw. itu menjadi
teladan bagi umatnya. Allah SWT. Berfirman:
“sesungguhnya telah ada pada diri Rasullulah itu suri tauladan yangbaik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharapkan (rahmat) Allahdan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Q.S.Al-Ahzab, 33:21)
Akan tetapi perbuatan yang bersifat alami, dan perbuatan yang
dilakukan tidak karena senagaja, atau khilaf tidak termasuk perbuatan
akhlak, karena dilakukan atas dasar pilihan.
Dengan memperhatikan keterangan tersebut, kita dapat memahami
bahwa yang dimaksud dengan akhlak adalah ilmu yang mengkaji suatu
perbuatan yang dilakukan manusia dalam keadaan sadar, kemauan
sendiri, tidak terpaksa, dan sungguh-sungguh atau sebenarnya, bukan
perbuatan pura-pura.
17
3. Aspek-aspek Akidah Akhlak
a. Aspek Akidah
Aspek dalam Akidah (keimanan) meliputi:
1) Kalimat Thoyyibah sebagai materi pembiasaan, yaitu kalimat Laa
1) Adab terhadap diri sendiri yaitu: adab mandi, tidur, buang air
besar/kecil, berbicara, meludah, berpakaian, makan dan minum,
bersin, belajar, dan bermain.
2) Adab terhadapa Allah yaitu mengaji, adab di masjid, dan adab
beribadah.
3) Adab terhadap sesama, yaitu: kepada orang tua, saudara, guru,
teman dan tetangga.
4) Adab terhadap lingkungan yaitu kepada binatang, tumbuhan, di
tempat umum dan di jalan.
d. Aspek Kisah Teladan
Aspek kisah teladan, meliputi kisah Nabi Ibrahim mencari Tuhan,
Nabi Sulaiman dengan tentara semut, masa kecil Nabi Muhammad
saw. masa remaja Nabi Muhammad saw. Nabi Ismail, Kan’an,
kelicikan saudara-saudara Nabi Yusuf a.s, Tsa’labah, Mashithah, Ulul
Azmi’ Abu Lahab, Qarun, Nabi Sulaiman dan umatnya, Ashabul
Kahfi, Nabi Yunus dan Nabi Ayub. Materi kisah-kisah telada ini
disajikan sebagai penguat terhadap isi materi yaitu Aqidah dan Akhlak,
sehingga tidak ditampilkan dalam Standar Kompetensi, tapi
ditampilkan dalam Kompetensi, tapi ditampilkan dlam Kompetensi
dasar dan Indikator
19
4. Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlak
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang mulia karena
karunia yang diberikan Allah kepadanya berupa akal pikiran yang
membedakannya dengan makhluk-makhluk lainnya. Akhlak merupakan
mutiara hidup yang mebedakan manusia dengan manusia lainnya. Tanpa
Akhlak, manusia akan kehilangan derajat kemanusiaanya yang mulia dan
akan turun ke derajat binatang, atau bahkan lebih rendah. Sebab dengan
potensi akalnya manusia bias berbuat lebih hina dan lebih jahat daripada
binatang.
Bedasarkan Permenag No. 2 Tahun 2008 tentang tujuan pembelajaran
Aqidah Akhlak adalah: memberikan kemampuan dasar kepada siswa
tentang Aqidah Islam untuk mengembangkan kehidupan beragama
sehingga menjadi muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
serta berakhlak mulia sebagai pribadi, sebagai anggota masyarakat dan
sebagai warga negara.15
Tujuan dari pendidikan akhlak dalam Islam adalah untuk membentuk
manusia yang bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam berbicara dan
perbuatan, mulia dalam tingkah laku perangai, bersifat bijaksana,
sempurna, sopan dan beradab, ikhlas, jujur dan suci. Dengan kata lain
pendidikan akhlak bertujuan untuk melahirkan manusia yang memiliki
keutamaan (al-fadhilah).16
Berdasarkan tujuan ini, maka setiap saat, keadaan, pelajaran, aktifitas,
merupakan sarana pendidikan akhlak. Dan setiap pendidik harus
memelihara akhlak dan memperhatikan akhlak di atas segala-
galanya.Bedasarkan penegrtian diatas, pada sub bab ini penulis
menghubungkan antara pengertian Aqidah Akhlak denga tujuan
dipelajarinta kedua materi tersebut, baik secara formal di sekolah-sekolah
yang berciri khas kan Islam, ataupun sekolah umum yang memasukan
15 Kementrian Agama RI, 2008, Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam MadrasahIbtidaiyah, Jakarta, SKK Kemenag.
16 Prof. Dr. H. Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, ( PT. Mitra Cahaya Utama, 2005), Cet ke-2, h.49-57
20
materi Aqidah Akhlak pada bidang studi Agama Islam dan juga secara
kehidupan umum di tengah-tengah kehidupan masyarakat kita pada
perinsipnya pemabelajaran ataupun penanaman Aqidah Akhlak
mempunyai tujuan untuk membersihkan hati dan perbuatan manusia dari
syirik menyekutukan Allah swt. dan dari sikap teguh kukuh pada
keyakinan dan ajaran-ajaran Allah swt. yang disampaikan Nabi-nabi
beserta Rasulnya, maka akan tercermin sikap positif menjadi tabiat dalam
diri mereka tersebut.
Tujuan Aqidah Akhlak dalam membersihkan hati manusia dari
perbuatan syirik kepada Allah swt. dapat kita lihat dari materi yang
diajarkan pada bidang studi Aqidah Akhlak, sebagai berikut:
a. Pengertian Aqidah Akhlak
b. Kewajiban Manusia
c. Adab pergaulan: dengan masyarakat, dengan orangtua, dengan teman
sebaya, dengan teman yang lebih muda, dengan yang berbeda agama,
dengan makhluk hidup, adab berbicara, adab berpakaian, adab makan
dan minum, serta adab memandang.
d. Sifat-sifat terpuji dan tercela
e. Rukun Iman yang 6 perkara. Berdasarkan pemaparan materi tersebut di
atas, maka penulis menyimpulkan bahwa tujuan pembelajaran Aqidah
Akhlak adalah membuat hati manusia bersih dari sifat syirik dan
menciptakan manusia sebagai makhluk Allah yang mempunyai sifat
terpuji dan menjauhi sifat tercela.
Akhlak secara umum, mempunya faedah yang signifikan dalam
kehidupan manusia, diantaranya manusia adalah:
a. Meningkatkan derajat manusia.
b. Menuntun kepada kebaikan.
c. Menunjukan manifestasi kesempurnaan iman.
d. Menjadi unsur penolong di hari kiamat kelak.17
17 Didiek Ahmad Supadie, dkk, Pengantar Studi Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada), h. 220
21
5. Materi Pembelajaran Akidah Akhlak Kelas V di SDI Darul Mu’minin
Ada beberapa materi yang di pelajari di kelas V di SDI Darul Mu’minin
yaitu:
Materi Aqidah
a. Kalimat Thayyibah (Alhamdulillah dan Allahu Akbar)
b. Asmaul Husna (Ar-Razaq, Al-Mughni, Al-Fattah, Al-Wahab, dan Asy
Syakur)
c. Ciri-ciri beriman kepada Allah, Rasul dan Kitab
d. Syukur Nikmat
Materi Akhlak
a. Akhlak terpuji (optimis, qana’ah dan tawakal)
b. Akhlak tercela (pesimis, bergantung, serakah/tama’ dan putus asa)
c. Adab bekerja
d. Adab pada orang tua
e. Sifat optimis, teliti, cermat Nabi Sulaiman atau tokoh lain)
f. Tokoh yang berakhlak tercela putus asa/ tama’18
B. Perilaku Siswa
1. Pengertian Perilaku
Menurut bahasa kata perilaku berasal dari kata “peri” dan “laku”. Peri
berarti cara berbuat kelakuan perbuatan, dan laku berarti perbuatan,
kelakuan, cara menjalankan. Dan menurut istilah Perilaku adalah respon
individu terhadapa suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati
dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun
tidak.19
18 Tim Bina Guru, Bina Akidah dan Akhlak, (Jakarta: Earlangga, 2009), h. 5-11919 Wawan dan Dewi, Teori & Pengukurran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia,
(Yogyakarta: Nuha Medika, 2010), h. 49
22
Psikologi memandang perilaku manusia (human behavior) sebagai
reaksi yang dapat bersifat sederhana maupun bersifat kompleks.20 .Pada
manusia, perilaku operan atau psikologis inilah yang dominan. Sebagian
terbesar perilaku ini merupakan perilaku yang dibentuk, perilaku yang
diperoleh perilaku yang dikendalikan oleh pusat kesadaran atau otak
(kognitif). Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu
kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan.21
Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku manusia adalah sebuah respon
individu terhadap stimus yang reaksinya bersifat sederhana atau kompleks.
Dan sebagian besar perilaku adalah dibentuk dan dikendalikan oleh pusat
kesadaran atau otak. Perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu
aktivitas manusia itu sendiri.
Oleh sebab itu, perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang
sangat luas, mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan
sebagainya. Bahkan kegiatan internal sperti berpikir, persepsi dan emosi
juga merupakan perilaku manusia. Untuk kepentingan kerangka analisis
dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh
organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak
langsung.
Skinner (1938) seorang ahli perilaku mengemukakan bahwa perilaku
merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan
(respon) dan respons. Ia membedakan adanya 2 respons, yakni:
a. Respondent Respons atau Reflexive Respons
Adalah respons yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan
tertentu. Respondent respons (respondent behavior) ini mencangkup
juga emosi respons atau emotional behaviour. Emotional respons ini
timbul karena hal yang kurang mengenakan organisme yang
bersangkutan.
b. Operant Respons atau Instrumental Respons
20 Saifuddin Azwar, Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya, (Yogyakarta: Pustaka Belajar,2013), hal. 1121 Wawan, Op Cit, hal. 50
23
Adalah respons yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh
perangsang tertentu. Perangsang semacam ini disebut reinforcement.
Reinforcement adalah proses di mana akibat atau perubahan yang
terjadi dalam lingkungan memperkuat perilaku tertentu dimasa datang.
Misalnya, jika kapan saja kita selalu terseyum kepada orang asing
(yang belum kita kenal sebelumnya) dan mereka terseyum kembali
kepada kita, maka muncul kemungkinan bahwa jika dikemudian hari
kita bertemu dengan orang asing maka kita akan terseyum. Dan
refinforcement atau penguat, bisa bersifat negatif atau positif.22
Oleh sebab itu, perangsang yang demikina itu mengikuti atau
memperkuat suatu perilaku yang telah dilakukan. Apabila seorang anak
belajar atau telah melakukan suatu perbuatan kemudian memperoleh
hadian makan ia akan menjadi lebih giat belajar atau akan lebih baik lagi
melakukan perbuatan tersebut. Dengan kata lain responnya akan lebih
intensif atau lebih kuat lagi.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Siswa
Secara garis besar ada 2 faktor yang mempengaruhi perilaku manusia.
Faktor internal dan factor eksternal. Faktor internal yaitu factor yang
berasal dari dir sendiri dan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari
lingkungan di luar dirinya bahwa dalam tingkah laku organisme tidak
lepas dari pengaruh organisme itu sendiri.23
Setiap perilaku manusia yang bersifat Iradah, mempunyai tujuan
tertentu. Tiap tindakan manusia (suluk) mempunyai pendorong tersendiri
(ba’its).
Manusia sebagai makhluk terbaik ciptaan Allah mempunyai keunikan
dalam berprilaku. Keunikan yang dimaksud dikarenakan adanya
22 Hasan Mustafa, Perilaku Manusia dalam Perspektif Sosiologi, (Jurnal: UNPAR), 27 Januari2012
23 Maila Dinia Husni Rahim, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Diktat Perkuliah2011), hal. 117
24
perpaduan perbedaan fisik dan mental ini yang akan melahirkan perilaku
yang beralasan.
Untuk melahirkan perilaku yang baik yang dapat dirasakan oleh orang
lain dalam berinteraksi memerlukan persiapan fisik dan mental yang
selaras, karena apabila keselarasan tidak terjadi akan menciptakan
ketidakseimbangan antara kesanggupan penghayatan dan kesanggupan
pengalaman agama. Setipa kelakuan dan tindakan manusia berasal dari
sebuah kehendak yang digerakan oleh naluri. Naluri ini merupakan sesuatu
yang dibawa manusia sejak lahir dan merupakan pembawaan asli manusia
sebagai makhluk hidup dan makhluk sosial. Dalam kehidupannya manusia
harus menyalurkan nalurinya sesuia dengan norma dan ajaran agama untuk
menghasilkan perilaku yang baik. Apabila manusia menyalurkan nalurinya
dengan salah akan menghasilkan perilaku yang buruk dan akibat yang
merugikan.
Naluri yang menjadi pendorong tingkah laku manusia salah satunya
adalah naluri bertuhan. Yaitu berupa tabiat manusia mencari dan
merindukan penciptanya yang mengaur dan memberikan rahmat
kepadanya, naluri ini disalurkan kedalam hidup beragama.24 Dengan
demikian, kebutuha manusia untuk beragama tidak dapat dihindarkan.
Karena pada dasarnya manusia akan merasakan ada sebuah kekuatan yang
melebihi selain dirinya. Ketika ia sedang berada dalam kesulitan dan
orang-orang yang beriman akan menjalankan perintah Allah secara Kaffah
yang direalisasikan dalam perilaku.
Adapun dengan kebiasaan itu, dimaksudkan dengan perbuatan yang
selalu berulang-ulang sehingga menjadi mudah untuk dikerjakan. Karena
seseorang ingin mengubah kebiasaan lama dengan sebuah perilaku yang
baru yang lebih baik, tentu akan membutuhkan waktu dalam
pelaksanannya. Hal itu dikarenakan kuatnya pengaruh kebiasaan lama
yang apabila ada perubahan akan menimbulkan reaksi dari dalampribadi
Dalam berprilaku, reaksi yang timbul itu diredam dengan usaha
pemahaman terhadap ajaran Agama, dengan demikian maka kesadaran
pengalamannya dalam hal ini berprilaku akan terlaksana dengan baik juga.
Islam mengajarkan, baik buruk seseorang tergantung hatinya, bila
hatinya baik maka akan baik seluruh perilakunya dan bila hatinya buruk
maka buruk pula seluruh perilakunya. Hati tidak akan terlihat
kebaikannya. Apabila pemiliknya hanya mengikuti hawa nafsunya saja,
hal ini akan menyebabkan hati tertutup dalam menerima pncaran cahaya
kebenaran, sedangkan hati yang selalu dituntun untuk meninggalkan
kegelapan akan menjadi landasan bagi pola tingkah laku yang baik.
Manusia dilahirkan dengan mewarisi sifat-sifat yang diturunkan orang
tuanya, adapun yang diturunkan bukanlah sifat yang dimiliki yang tumbuh
dengan matang karena pengaruh lingkungan, adat atau pendidikan,
melainkan sifat-sifat bawaan sejak lahir, sifat-sifat ini berupa sifat
jasmaniah dan sifat rohaniah. Orang yang mewarisi kekuatan fisik
tentunya berbeda dengan orang yang tidak memiliki kekuatan fisik dalam
bertindak. Demikian pula orang yang memiliki kekuatan rohaniah dengan
orang yang tidak memiliki kekuatan rohaniah akan memperlihatkan
perbedaan dalam bersikap. Orang yang memiliki kekuatan fisik dan
kesehatan rohani akan memiliki perilaku yang diwujudkan dalam aktifitas
yang energik cerdas dan terkendali.
Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan terlepas dari lingkungan
sekitarnya, lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan alam dan
lingkungan pergaulan, orang yang hidup dilingkungan alam yang subur
akan berbeda dengan orang yang hidup dilingkungan yang tidak subur,
orang yang hidup dlingkungan kurang subur akan cenderung lebih bisa
menghadapi kesulitan dan tantang hidup, begitupun dalam kehidupan
pergaulan, setiap lingkungan dimana individu berada akan mempengaruhi
karakter dan perilakunya. Perilaku akan muncul bila lingkungan
pergaulannya mendukung.
26
Dengan gambaran diatas dapat difahami faktor yang memepengaruhi
perilaku pada seseorang meliputi faktor internal dan eksternal. Yang
termasuk kedalam perilau internal adalah manusai sebagai pelaku akhlak,
insting, kehendak dan suara hati. Sedangkan faktor eksternal adalah
mencakup keturunan, pergaulan dan lingkungan.
3. Indikator Perilaku Siswa
Agama islam sebagai agama yang sempurna memiliki seorang Rasul
yang mulia, Rasulullah selain di utus untuk menbarkan ajaran agama islam
beliau juga di utus untuk menyempurnakan akhlak mulia. Di dalam islam
akhlak atau perilaku di bagi menjadi tiga yang meliputi, hubungan
individu dengan Allah, hubungan individu dengan sesame manusia,
hubungan individu dengan lingkungan.
Perilaku yang religius atau islami sepanjang ajaran agama berkisar
pada perbuatan ibadah, dan akhlak mulia baik secara vertikal maupun
horizontal terhadap sesama makhluk.25
Adapun Indikator perilaku menurut Moh. Ardani dalam bukunyaantara lain sebagai berikut:
a. Hubungan individu dengan Allah diantaranya Shalat dan Shaumb. Hubungan individu dengan sesame manusia antara lain berbuat
baik kepada orang tua, berbuat baik kepada guru, berbuat baikkepada teman, dan berbuat baik kepada diri sendiri.
c. Hubungan individu dengan alam sekitar seperti menjagakebersihan dan memelihara tanaman dan hewan. 26
Berdasarkan pendapat diatas dapat di tentukan bahwa indikator
perilaku siswa yaitu:
a. Hubungan Manusia dengan Allah SWT.
Allah adalah pencipta segala sesuatu. Dia menciptakan manusia
dalam bentuk sebaik-baik kejadian dan menganugrahkan kedudukan
terhormat pada manusia di hadapan ciptaan-Nya yang lain.
25 M. Hafi, Dasar-dasar Ilmu Jiwa, Surabaya: Usaha Nasional, 1991, Hal. 4826 Moh. Ardani, op.cit. h. 49-57
27
Kedudukan seperti itu ditandai dengan pemberian daya fikir,
kemampuan berkreasi dan kesadaran moral. Potensi itulah yang
memungkinkan manusia memerankan fungsi sebagai khalifah dan
hamba Allah. Dalam kehidupan sebagai khalifah, manusia
memberanikan diri untuk mengemban amanat berat yang oleh Allah
ditawarkan kepada makhluk-Nya. Sebagai hamba Allah, manusia harus
melaksanakan ketentuan-ketentauan-Nya. Untuk itu, manusia
dilengkapi dengan kesadaran moral yang selalu harus dirawat, jika
manusia tidak ingin terjatuh ke dalam kedudukan yang rendah.
Dengan demikian, dalam kehidupan manusia sebagai ciptaan
Allah, terdapat dua pola hubungan manusia dengan Allah,
yaitu pola yang didasarkan pada kedudukan manusia sebagai khalifah
Allah dan sebagai hamba Allah. Kedua pola ini dijalani secara
seimbang, lurus dan teguh, dengan tidak menjalani yang satu sambil
mengabaikan yang lain. Sebab memilih salah satu pola saja akan
membawa manusia kepada kedudukan dan fungsi kemanusiaan yang
tidak sempurna. Sebagai akibatnya manusia tidak akan dapat
mengejawentahkan prinsip tauhid secara maksimal.
Sifat hubungan antara manusia dengan Allah SWT dalam ajaran
Islam bersifat timbal-balik, yaitu bahwa manusia melakukan hubungan
dengan Tuhan dan Tuhan juga melakukan hubungan dengan manusia.
Tujuan hubungan manusia dengan Allah adalah dalam rangka
pengabdian atau ibadah. Dengan kata lain, tugas manusia di dunia ini
adalah beribadah, sebagaimana firman Allah swt:
“Dan tidak aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya merekamenyembah kepada ku.” (Q.S. Adz-Dzariat, 51:56)
Dari penjelasan dia ats maka wajiblah manusia mengadakan
hubungan kepada Allah yang mencerminkan pemhambaan diri,
28
tunduk, dan menyerahkan semua keputusan di dalam kehidupannya
kepada Allah SWT.
Bukti hubungan manusia dengan Allah dalam ajaran agama
direalisasikan dalam ibadah shalat, shaum dan lainnya.
1) Shalat
Shalat secara Bahasa adalah doa. Adapun secara istilah sholat
adalah perbuatan yang diajarkan oleh syara’ yang dimulai dari
takbir dan diakhiri dengan salam.27
Shalat merupakan rukun Islam yang kedua yang wajib dikerjakan
oleh setiap mukallaf. Shalat fardhu sebagai ibadah paling utama
yang banyak mengandung faidah dan hikmah bagi yang
mengerjakannya, diantaranya adalah shalat dapat memberikan
ketenangan jiwa, mencegah dari perbuatana keji dan munkar serta
menjaga kesucian jasmani. Sebagaimana Firman Allah SWT.
dalam surat Al-Ankabut ayat 45.
“Bacalah apa yang diwahyukan keapdamu, yaitu al-Kitab (Al-Qur’an)dan dirikan shalat. Sesungguhnya Shalat itu mencegahdari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. dan sesungguhnyamengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dariibadat-ibadat lain) dan Allah mengetahui apa yang kamukerjakan.” (Q.S Al-Ankabut, 29:45)
2) Shaum
Shaum menurut bahasa adalah menahan diri dari sesuatu yang
membatalkannya, dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari,
dengan niat dan beberapa syarat.28 Sebagaimana Allah berfirman:
27 M. Hafi Anshari. Op cit. hal. 14928 Ibid, hal. 172
29
“Dihalakan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampurdengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dankamupun pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasaanyakamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampunikamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurimereka dan ikutilah apa yang ditetapkan Allah untukmu, makandan minumlah hingga terang bagimu dari benang putih daribenang hitam, yaitu fajar. Kemudian semprnakannlah puasa itusampai datang (malam), (tetapi) janganlah kamu campuri merekaitu, sedang beri’tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allahmenerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya merekabertakwa.” (Q.S. Al-Baqarah, 1:187)
Berpuasa di bulan Ramadhan merupakan kewajiban ummat
Islam sebagai pelaksanaan rukun islam sebagaimana Firman Allah
swt:
“Hai orang-orang yang beriman, di wajibkan atas kamu berpuasasebagaimana diawajibkan atas orang-orang sebelum kamu agarkamu bertakwa” (Q.S. Al-Baqarah, 1:183)
Perintah yang terkandung dalam ayat diatas adalah puasa
Ramadhan itu diwajibkan bagi tiap-tiap mukallaf selama satu
Bulan penuh di bulan Ramadhan, adapun hikmahnya yang dapat
diambil sebagai berikut:
30
a) Disiplin rohani
b) Pembentukan Akhlak Karimah
c) Pengembangan nilai-nilai sosial
d) Penjelasan tentang psikologis manusia yang berpengaruh dalam
kondisi fisiknya.29
b. Hubungan manusia dengan sesama manusia
Pada hakikatnya, tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri
tanpa berhubungan dengan orang lain. Manusia memiliki naluri untuk
hidup berkelompok dan berinteraksi dengan orang lain.30 Karena pada
dasarnya, setiap manusia memiliki kemampuan dasar yang berbeda-
beda dan memiliki ciri khas tersendiri yang dapat dijadikan sebagai
alat tukar menukar pemenuhan kebutuhan hidup.
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk
bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang
berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan
manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan
manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan
selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan
sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya.
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri
manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi)
dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai
manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa
berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa
menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa
mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
29 Maila Dinia Husni Rahim, Op Cit, hal. 18730 Wirawan Sarwono, Psikologi Sosial: Psikologi Kelompok danPpsikologi Terapan (Jakarta: PT.Balai Pusta, 1999), hal. 4
31
Menurut Yatimin Abdullah dalam bukunya, seorang muslim harusmencintai saudaranya sebagaimana mencintai diri sendiri, maka dariitu akhlak yang harus dikembangkan adalah1) Jangan menyakiti hatinya baik dengan tindakan atau perbuatan;2) Harus bersikap tawadhu (rendah hati);3) Jangan memasuki rumah orang lain tanpa seizinnya;4) Menghormati orang tua dan kasih saying terhadap yang kecil.31
Sebagai seorang muslim harus menjaga perasaan orang lain, tidak
boleh membedakan sikap terhadap seseorang baik dia yang berpangkat
atau rakyat jelata, saling merahasiakan rahasia sesama muslim, tidak
boleh menggemborkan kesalahan orang lain baik lisan maupun tulisan,
harus saling tolong menolong dalam kabaikan dan ketakwaan pada
AllaH SWT. Adapun akhlak sesame manusia dapat diperincikan
sebagai berikut:
1) Akhlak kepada Orang Tua
Sebagai anak wajib, berbakti kepada orang tua, setelah takwa
kepada Allah. Orang tua telah bersusah payah memelihara,
mengasuh, mendidik sehingga menjadi orang yang berguna dan
berbahagia. Karena itu anak wajib menghormatinya, menjunjung
tinggi titahnya, mencintai mereka dengan ikhlas, berbuat baik
kepada mereka, lebih-lebih bila usia mereka lebih lanjut. Jangan
berkata keras dan kasar dihadapan mereka.32
Allah berfirman:
31 M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an, Jakarta: AMZAH, 2007, Hal.21332 Ibid, Hal. 215
32
“Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu janganmenyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibubapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antarakeduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalampemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakankepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentakmereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuhkesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah merekakeduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktukecil.” (Q.S. Al-Isra’ 17:23-24)
2) Akhlak Kepada Guru
Selain kepada Orang tua, seorang anak pun harus berbuat baik
kepada Guru. Guru adalah seorang manusia yang mengabdikan
sebagian hidupnya untuk kepantingan anka didik, diakui atau tidak
jsanya tidak ternilai yakni mendidik siswa sampai tahu segala hal.
Melalui tangan halus dan sikap lemah lembut mereka, siswa yang
tidak tahu apa-apa menjadi tahu, gurulah yang mendidik jiwa,
memelihara otak, menunjukan kepada kebaikan dan kebahagiaan.
Guru mengajarkan anak didiknya menulis, membaca,
mengajarkan aneka pengetahuan, melatih erbagai ilmu
keterampilan, dan lainnya sebagainya. oleh karena itu hendaklah
sepatutnya siswa mentaati, mematuhi, dan menghormati gurunya,
terlebih lagi Guru Agama, karena Guru Agama selain mengajarkan
membaca, menulis, juga telah mengenalkan kepada Allah sang
pencipta alam, mengajarkan kit acara beribadah, menunjukan
segala sifat kesempurnaan dan sifat terpuji.
3) Akhlak Terhadap Teman
Salah satu kewajiban muslim adalah tidak mengganggu
muslim lainnya, manusia sebagai makhluk sosial memerlukan
orang lain dalam kehidupannya, manusia membutuhkan teman
untuk bergaul dan berbudaya, teman sangat besar berpengaruhnya
bagi seseorang bahkan Rasulullah Saw. pernah mengatakan bahwa
33
untuk mengetahui bagaimana seseorang itu maka lihatlah siapa
temannya, dalam Al-Quran pun Allah SWT. berfirman:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nyadengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin,tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh dan teman sejawat,ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidakmenyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakandiri.” (Q.S. An-Nisaa, 4:36)
4) Akhlak terhadap Diri Sendiri
Manusia mempunyai kewajiban terhadap dirinya sendiri. Islam
melarang manusia mencelakakan dirinya tidak peduli dengan
keadaan diri dan masa depannya, dengan menjaga dirinya dari hal-
hal buruk, itu menandakan manusia sedang mensyukuri karunia
Allah. Berbuat baik kepada diri sendiri ini meliputi aspek jasmani
dan rohani, manusia dilarang membiarkan jasmaninya kotor dan
rusak juga tidak menjaga jasmaninya. Membiarkan diri tidak
bertambah ilmu dan mengikuti hawa nafsu adalah merupakan hal
yang menyebabkan rohani tidak sehat, perintah berbuat baik
terhadap diri sendiri tercantum dalam Al-Qur’an.
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dankeluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusiadan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dantidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
34
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.“(QS. At-Tahrim, 66:6)
c. Hubungan Manusia dengan Alam Sekitar
Hubungan manusia dengan alamnya mengandung beberapa aspek,
antara lain manusia tidak lepas dari interaksinya bersama
sesama manusia juga dengan hewan,tumbuhan, lingkungan / alam.
Karena aspek-aspek tersbeut sangat berarti bagi manusia, karena
manusia adalah mahluk yang tidak dapat hidup sendiri, tanpa bantuan
disekitar lingkungan hidupnya. Selain itu juga manusia diciptakan oleh
Tuhan untuk beribadah sebagaimana mestinya seperti ketentuan yang
telah diberikan Tuhan dalam kitab kepercayaan masing-masing agama.
Sungguh terlalu bila manusia tidak bersyukur atas segala apa yang
diberikan oleh Tuhan, manusia diciptakan sebagai khalifah dimuka
bumi ini, sebagai penguasa alam semesta, karena diciptakan oleh
Tuhan sebagai mahluk yang paling sempurna dibandingkan mahluk
hidup lainnya. Manusia dapat bersyukur pada Tuhanya dengan cara
beribadah yang rajin menjauhi segala larangannya dan mentaati segala
perintah- Nya.
Di alam dunia ini kita manusia diciptakan berpasang-pasangan,
ada laki-laki ada perempuan, dan uniknya manusia memiliki sifat
yang beragam, ada yang baik, jahat, pemarah, pemalu, sabar, dan tidak
sabar dalam menghadapi masalah.
Walaupun setiap manusia mempunyai sifat yang berbeda-beda
namun kita sebagai manusia harus saling menghormati dengan
manusia lainnya, sebab dengan terjalinnya hubungan yang baik antar
manusia dengan manusia, maka akan tercipta ketentraman hidup.
Bayangkan bila manusia di dunia ini tidak saling menghormatidan
mengerti dengan segala kepentingan dan kesibukannya? Mungkin
tidak akan tercipta ketentraman hidup dan dunia ini akan semrawut
dengan ulah manusia.
35
Ketentraman hidup dapat dijalin dengan cara saling berinteraksi
antar manusia,saling menyayangi, saling mencintai. Cara tersebut
dapat dijalankan pada berbagai keadaan, antara lain dalam
bermasyarakat, keluarga dan dalam lingkungan keluarga juga, meski
terkadang sekarang ini sulit untuk menjalin ketentraman hidup
dikarenakan pola pikir manusia yang telah diracuni oleh pola pikir
yang menyimpang.
Lalu hubungan manusia dengan hewan, cara kita sebagai manusia
menghormati binatang dengan cara menyayanginya dan tidak
menyiksanya /membunuhnya bila binatang itu tidak mengganggu.
Ada sebagian manusia yang menyayangi binatang dengan cara
memeliharanya. Binatang tersebut bisa dikategorkan menjadi 2
macam, antara lain binatang yang jinak dan tidak jimak. Kedua
kategori sifat binatang ini sebagian besar ada yang dipeliharaoleh
manusia juga. Binatang juga sangat bermanfaat bagi manusia, selain
dapat dimanfaatkantenaga dan dapat dimakan juga sebagai sarana
penambah kebutuhan untuk konsumsimakanan.
Bila binatanag yang ada disekitar kita tidak disayangi maka dapat
merugikan jiwa manusia sebab secara tidak langsung binatang itu
dapat menyerang dan membunuh kita, terutama seperti harimau, ular,
banteng. Karena kita hidup di dunia ini tidak hanya berdampingan
dengan manusia sajatapi dengan binatang juga.
Hubungan manusia dengan tumbuhan, bayangkan bila dunia ini
tidak ada tumbuhan/pohon, mungkin dunia ini akan begitu gersang dan
panas, tidak ada penahan panas yang membantu mengurangi pantulan
sinar matahari yang menuju ke bumi tempat kita berpijak.
Selain itu tumbuhan juga sebagai penyalur oksigen, karena mereka
juga makhluk hidup, tumbuhan sangat penting perannya dalam
kehidupan manusia.Mungkin bila di dunia ini dan di lingkungan
tempat manusia tidak ada tumbuhan,mungkin tidak akan keindahan
36
yang terlihat dimata kita. Mungkin hanyalah padang pasir yang telihat
dan panas.
Manusia dapat hidup berdampingan dengan tumbuhan dengan cara
memelihara dan melestarikannya. Jangan membakar hutan, karena
dapat terjadi erosi, karena hutan juga sebagai paru-paru dunia. Maka
dari itu tanamilah dunia ini dengan tumbuhan agar terlihat indah
dan asri, maka tumbuhanpun akan memebrikan dampakyang positif
juga untuk kita sebagai manusia yang hidup di dunia ini.
Kita hidup di dunia in juga berdampingan dengan lingkungan,
lingkungandisini adalah menyangkut alam dunia, yang terbagi menjadi
beberapa aspek; tanah,air, udara beserta benda langit yang mengitari
dunia ini. Bila kita tidak menyayangi mereka maka mereka juga dapat
membahayakan kita. Contohnya air bila kita tidak memanfaatkannya
dengan baik maka akan bisa terjadi banjir, udara saat ini kabarnya
atmosfer kita mulai menipis dikarenakan ulah manusia yang tidak
dapat menghindari pemanasan global/global warning. Pada dasarnya
akhlak yang diajarkar Al-Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari
manusia sebagai khlaifah. Kekhalifahan mengandung arti
pengayoman, pemeliharaan, serta bimbingan, agar setiap makhluk
mencapai tujuan penciptaannya. 33Jadi intinya kita harus saling hidup
berdampingan di dunia ini, karena kita mempunyai sifat simbiosis
mutualisme. Sayangilah alam sekitar sebagaimana kita menyayangi
keluarga / pasangan hidup kita. Jangan lupa juga beribadah yang rajin
agar teman tetap menyayangi kita, dan kita kelak nanti dapat menjadi
ahli surga.
33 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam: Upaya Pembentukan Pemikiran dan KepribadianMuslim, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011) Cet-2, h. 158
37
C. Pengaruh Pembelajaran Aqidah Akhlak terhadapa Perilaku
Siswa
Dalam Pendidikan Agama Islam. Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha
sadar untuk mengembangkan intelektualitas dalam arti bukan hanya
meningkatkan kecerdasan saja, melainkan juga mengembangkan seluruh aspek
kepribadian manusia, yang mencakup aspek keimanan, moral atau mental, prilaku
dan sebagainya.
Pembinaan kepribadian atau jiwa utuh hanya mungkin dibentuk melalui
pengaruh lingkungan khususnya pendidikan. Sasaran yang ditempuh atau dituju
dalam pembentukan kepribadian ini adalah kepribadian yang memiliki akhlak
yang mulia dan tingkat kemulian akhlak erat kaitannya dengan tingkat keimanan.
Dalam pembentukan akhlak siswa, hendaknya setiap guru menyadari bahwa
dalam pembentukan akhlak sangat diperlukan pembinaan dan latihan-latihan
akhlak pada siswa bukan hanya diajarkan secara teoritis, tetapi harus diajarkan ke
arah kehidupan praktis.
Agama sebagai unsur esensi dalam kepribadian manusia dapat memberi
peranan positif dalam perjalanan kehidupan manusia, selain kebenarannya masih
dapat diyakini secara mutlak.
Dalam hal pembentukan akhlak remaja, pendidikan agama mempunyai
peranan yang sangat penting dalam kehidupannya. Pendidikan agama berperan
sebagai pengendali tingkah laku atau perbuatan yang terlahir dari sebuah
keinginan yang berdaran emosi. Jika ajaran agama sudah terbiasa dijadikannya
sebagai pedoman dalam kehidupannya sehari-hari dan sudah ditanamkannya sejak
kecil, maka tingkah lakunya akan lebih terkendali dalam menghadapisegala
keinginan-keinginannya yang timbul.
D. Penelitian yang Relevan
1. Efa Sovawati, skripsi tahun 2006 di UIN Jakarta yang berjudul “Hubungan
Pembelajaran Akidah Akhlak dengan Akhlak Siswa MTs Fatahillah Buncit
Raya Kalibata Pulo”. Hasil penelitian yang diambil dari random sample
38
sebanyak 40 siswa yang terdapat di kelas VII dan Kelas IX MTs Fatahillah
Buncit Raya Kalibata Pulo ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
positif antara Pembelajaran Akidah Akhlak terhadap akhlak siswa di MTs
Fatahillah Buncit Raya Kalibata Pulo. Hal tersebut dilihat dari Koefisiean
Korealasi sebesar 0,99 yang terletak pada rentang 0,90-1,00 yang berarti
kolerasi berada pada derajat sangat kuat.
2. Ahmad Amirudin, Skripsi Tahun 2010 di STAIN Salatiga yang berjudul
Siswa (Studi kasus pada siswa kelas IV MI Salafiyah Kaligentong kecamatan
Ampel Boyolali)”. Hasil dari penelitian yang diambil dari 26 siswa yaitu
siswa kelas IV MI Salafiyah Kaligentong kecamatan Ampel Boyolali
kesimpulannya adalah pada umumnya pengaruh pembelajaran Akidah Akhlak
terhadap Perilaku siswa kelas IV MI Salafiyah Kaligentong kecamatan Ampel
Boyolali dalam tingkatan yang cukup baik yaitu sebesar 61,54%. Dengan
Koefisien Korelasi (Rxy) sebesar 0,575 dengan nilai r table product moment
dengan N=26 dan taraf signifikasi 5% yaitu 0,388 terbukti nilai r hitung lebih
besar daripada r tabel
3. Sofyan, skripsi tahun 2012 di UIN Jakarta yang berjudul “Pelaksanaan
Shalat Berjamah dalam Pembentukam Akhlak Siswa Kelas VI SDN Kebon
Pala 03 Pagi”. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kegiatan shalat
berjamah di SDN Kebon Pala 03 pagi secara umum adalah sebuat upaya untuk
mewujudkan pendidikan nasional yakni melalui kegiatan tersebut diharapkan
dapat memperbaiki akhlak siswa, memperkuat keimanan dan ketakwaan siswa
serta memperluas keilmuan siswa. Secara khusus kegiatan shota berjamah ini
bertujuan agar siswa terbiasa mejalankan ibadah secara lebih baik dan benar
terbiasa berakhlak mulia. Pelaksanaan shalat berjamaah yang diterapkan di
sekolah dapat disimpulkan memiliki hubungan dengan pembentukan akhlak
siswa, hal ini dapt dibuktikan dengan nilai korelasi 0,305 dan diterimanya Ha
yang berarti ada pengaruh positif yang signifikan antara pelaksanaan shalat
berjamaah terhadap pembentukan akhlak siswa.
39
Dari ketiga penelitian diatas, penulis dapat menyimpulkan adanya Pengaruh
positif antara Pembelajaran Akidah Akhlak terhadap Perilaku siswa. Perilaku dan
akhlak siswa sangat tepat untuk dijadikan referensi skripsi ini.
E. Kerangka Berpikir
Akhlak adalah segala sesuatu yang telah tertanam kuat atau terpatri dalam diri
seseorang, yang akan melahirkan perbuatan-perbuatan yang tanpa melalui
pemikiran atau perenungan terlebih dahulu, artinya bahwa perbuatan itu dilakukan
dengan refleks da spontan tanpa dipikirkan terlebih dahulu. Jika sifat yang
tertanam itu darinya muncul perbuatan-perbuatan terpuji menurut rasio dan
syariat, maka sifat tersebut dinamakan akhlak yang baik (akhlak mahmudah)
sedangkan jika terlahir perbuatan-perbutan buruk maka sifat tersebut dinamakan
dengan akhlak buruk (akhlak mahmudah).
Perhatian terhadap pentingnya kahlak kini muncul kembali, yaitu disaat
manusia zaman modern ini dihadapkan pada masalah moral dan akhlak yang
cukup serius, yang kalua dibiarkan akan mengahancurkan masa depan bangsa
yang bersangkutan. Pada realita kehidupan saat ini, dapat dilihat dan dinilai
sendiri bagaimana moral dan perilaku seorang anak terhadap dirinya sendiri dan
orang lain.
Pada hakekatnya pendidikan merupakan kebutuhan yang utama bagi manusia,
yang dimulai sejak manusia lahir sampai meninggal dunia, bahkan manusia tidak
akan menjadi manusia yang berkepribadian utama tanpa melalui pendidikan.
Pendidikan merupakan peranan penting dalam kehidupan setiap manusia dalam
mencapai hidup yang sesungguhnya.
Begitu pula dengan pendidikan aqidah akhlak di Sekolah Dasar Islam memang
bukan satu – satunya faktor yang mempengaruhi terhadap perilaku siswa. Namun
disamping itu, pendidikan akhlak juga sangat berpengaruh terhadap perilaku
siswa. Pendidikan aqidah dan akhlak merupakan dasar dari setiap pendidikan,
juga merupakan pondasi serta benteng dari perkembangan zaman yang tidak lepas
dari budaya luar yang menyesatkan.
40
F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori yang dikemukakan di atas maka penelitian ini melibatkan
dua variable yaitu pembelajaran Aqidah Akhlak di sekolah sebagai variable
pertama atau variable bebas, dan perilaku siswa sebagai variable kedua atau
variable terikat. Bedasarkan pemikiran-pemikiran sebelumnya dapat di
identifikasi secara teoritik dan ditarik asumsi perilaku siswa tidak dapat
dilepaskan dari siapa yang memberikan pendidikan. Beranjak dari asumsi dasar
tersebut maka hipotetsis penelitian ini adalah
H0 = Hipotesis nol, tidak Pengaruh antara Pembelajaran Aqidah Akhlak
terhadap Perilaku Siswa Kelas VI SD Islam Darul Mu’minin
Ha = Hipotesis tandingan, terdapat Pengaruh antara Pembelajaran Aqidah
Akhlak terhadap Perilaku Siswa Kelas VI SD Islam Darul Mu’minin.
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian:
Penelitian dilakukan di SD Islam Darul Mu’minin yang berlokasi di
Jl. Swadaya III No. 20 A Larangan, Ciledug Kota Tangerang.
2. Waktu Penelitian:
Penelitian ini dilakukan selama 3 (Tiga) bulan terhitung mulai bulan
Januari sampai dengan bulan Maret 2016.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu data yang
berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan. 1 Pada dasarnya
menguji teori atau konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah penelitian
melalui berfikir yang dirumuskan dalam bentuk hipotesis penelitian.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analisi regresi
sederhana yaitu analisis yang dilakukan terhadap satu variabel terikat dan satu
variabel bebas. 2 penelitian yang bertujuan untuk mencari pengaruh antara
variabel yang satu dengan variabel yang lain.
1 Sugiyono, Statistik Nonparametris untuk Penelitian, (Bandung: CV. Alfabeta, 1999) h. 42 Fridayana Yudiatmaja, Analisis Regresi dengan Menggunakan Aplikasi Komputer Statistik
SPSS, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013) h. 5
42
C. Variabel Penelitian
Kata ‘variabel’ berasal dari Bahasa Inggris variable yang berarti ubahan,
faktor tak tetap, atau gejala yang dapat diubah-ubah.3 Variabel yang diteliti
ada dua macam, yaitu variabel X (Independent Variable) dan variabel Y
(Dependent Variable).
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu:
1. Variabel bebas (Independent Variable) atau variabel X, yaitu
Pembelajaran Aqidah Akhlak
2. Variabel terikat (Dependent Variable) atau variabel Y, yaitu Perilaku Siwa
SD Islam Darul Mu’minin
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek-objek penelitian sedangkan sampel
adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dan sampel adalah bagian
dari populasi yang hendak di teliti dan mewakili karakteristik populasi.
Apabila populasi penelitian berjumlah kurang dari 100 maka sampel diambil
semuanya. Karena jumlah sample kurang dari 100 responden maka, populasi
pada penelitian ini adalah siswi-siswi kelas V SD Islam Darul Mu’minin yang
sebanyak 91 orang.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan supatu usaha sadar untuk
mengumpulkan data yang dilaksanakan secara sistematis dengan prosedur
standar yang ada.4 Teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara
sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik
3 Sugiyono, loc. Cit., h. 364 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: Cipta, 1998), h.
225
43
dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk
mencapai tujuan tertentu.5
Observasi ini dilaksanakan untuk memperoleh data yang menyeluruh
mengenai kondisi objek yang sedang diteliti. Dalam hal ini peneliti
mengadakan observasi langsung yaitu mengadakan pengamatan secara
langsung ke SDI Darul Mu’minin untuk mengamati lingkungan sekolah,
kemudian guru-guru, keadaan siswa, fasilitas yang dimiliki dan Strutur
Organisasi yang dimiliki oleh SDI Darul Mu’minin.
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data
yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung
maupun tidak langsung dengan peserta didik. 6 Wawancara bersifat
langsung yaitu data yang akan dikumpulkan langsung diperoleh dari
objek/individu yang bersangkutan, misalnya wawancara dengan guru yang
bersangkutan untuk memperoleh keterangan mengenai dirinya.
Wawancara yang bersifat tidak langsung yaitu wawancara yang
dilakukan seseorang/objek untuk memperoleh keterangan mengenai orang
lain, misalnya wawancara dengan kepala sekolah untuk memperoleh
keterangan mengenai keadaan guru atau staff/karyawan sebagai
bawahannya. Juga wawancara dapat bersifat insidentil, yaitu apabila
dilakukan sewaktu-waktu bila dipandang perlu. Juga dapat bersifat
berencana pada waktu-waktu yang telah ditetapkan.
Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara dengan Guru Pelajaran
Aqidah Akhlak kelas V SD Islam Darul Mu’minin guna mendapat
informasi tentang upaya yang dilakukan dalam pembelajaran Aqidah
Akhlak.
5 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h. 1526 Ibid, h. 157
44
3. Angket
Angket yaitu mengumpulkan data dengan cara mengajukan daftar
pertanyaaan tertulis kepada siswa yang telah ditetapkan menjadi responden
sebagai sample penelitian dengan memberikan angket pertanyaan
sebanyak jumlah yang ditentukan, mengenai responden adalah siswa kelas
V SD Islam Darul Mu’minin.
Dalam skala Likert, peserta didik tidak diperintahkan untuk memilih
peryataan-pernyataan yang positif saja, tetapi memilih juga pernyataan-
pernyataan yang negatif. Adapun pengukuran setiap item jawaban atau
variabel-variabel menggunakan sistem skor/ nilai untuk pernyataan positif
dengan Skala Likert sebagai berikut:
a. Bila responden memilih kolom ‘Selalu’ diberi skor : 5
b. Bila responden memilih kolom ‘Sering’ diberi skor : 4
c. Bila responden memilih kolom ‘Kadang-kadang’ diberi skor : 3
d. Bila responden memilih kolom ‘Jarang’ diberi skor : 2
e. Bila responden memilih kolom ‘Tidak Pernah’ diberi skor : 1
Dan skor/ nilai untuk pernyataan negatif dengan Skala Likert sebagai
berikut:
a. Bila responden memilih kolom ‘Selalu’ diberi skor : 1
b. Bila responden memilih kolom ‘Sering’ diberi skor : 2
c. Bila responden memilih kolom ‘Kadang-kadang’ diberi skor : 3
d. Bila responden memilih kolom ‘Jarang’ diberi skor : 4
e. Bila responden memilih kolom ‘Tidak Pernah’ diberi skor : 5
Dan berikut adalah kisi-kisi instrumen angket setelah uji validitas yang
terdiri dari 14 soal untuk angket variable X dan 16 soal untuk variable Y
Untuk menentukan nilai rata-rata variabel Y, jumlah rata-rata pada tabel
di atas di jumlahkan kemudian di bagi 20 yaitu 30.45 + 33.01 = 63.46 : 20 =
3.96 dan angka indeks ini termasuk kategori tinggi karena berada di interval
3.51 – 4.50. dengan demikian perilaku siswa di sekolah termasuk bagus
karena berada di atas garis interval tinggi.
C. Analisis Regresi Linier Sederhana
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara Pembelajaran Aqidah
Akhlak terhadap Perilaku siswa Kelas V SDI Darul Mu’minin maka akan di
lakukan uji Regersi. Uji Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan
secara linear antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen
(Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi
nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami
71
kenaikan atau penurunan.. Data yang digunakan biasanya berskala interval
atau rasio.
Rumus regresi linear sederhana sebagi berikut:
Y’ = a + bX
Keterangan:
Y = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)
X = Variabel independen
a = Konstanta (nilai Y apabila X = 0)
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
untuk pengambilan keputusan dalam uji regresi sederhana dapt mengacu pada
dua hal yakni dengan membandingkan t hitung dan t tabel atau dengan
membandingkan bilai signifikan dengan nilai probilitas 0,05.
1. Membandingkan nilai t hitung dan t tabel :
Jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel, artinya variabel bebas
berpengaruh terhadap variabel terikat.
Jika nilai t hitung tidak lebih besar dari t tabel, artinya variabel bebas tidaj
berpengaruh terhadap variabel terikat.
2. Membandingkan dengan nilai signifikasi dengan probilitas 0,05
Jika nilai signifikansi tidak lebih dari nilai probilitas 0,05, artinya variabel
bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat
Jika nilai signifikansi lebih dari nilai probilitas 0,05, artinya variabel bebas
tidak berpengaruh secara sigfinikan terhadap variabel terikat.
Selanjutnya adalah melakukan analisis uji regresi dengan SPSS,
dengan terlebih dahulu meyiapkan tabel data.
Tabel 4.34
Tabulasi Data Penelitian
No.
PembelajaranAqidah
Akhlak (X)
PerilakuSiswa
(Y)1 65 70
2 60 70
72
3 62 68
4 56 62
5 60 65
6 56 62
7 67 73
8 58 75
9 62 68
10 56 68
11 56 68
12 56 62
13 65 74
14 58 70
15 56 60
16 62 70
17 58 68
18 65 74
19 64 74
20 60 70
21 58 64
22 68 74
23 65 73
24 60 69
25 64 76
26 68 78
27 64 76
28 62 74
29 58 70
30 62 67
31 67 77
32 64 76
33 60 70
34 68 71
35 60 66
36 66 72
37 62 71
38 58 66
39 58 70
40 63 76
41 60 79
73
42 58 70
43 58 69
44 62 76
45 63 72
46 62 68
47 70 79
48 65 77
49 68 78
50 70 80
51 60 80
52 68 82
53 57 73
54 68 81
55 70 84
56 68 79
57 68 78
58 69 80
59 64 81
60 60 79
61 58 62
62 68 85
63 69 78
64 70 88
65 65 76
66 65 79
67 68 80
68 67 70
69 65 86
70 62 78
71 68 79
72 64 77
73 58 68
74 62 72
75 63 68
76 58 68
77 60 75
78 64 78
79 62 70
80 60 70
74
81 60 74
82 66 77
83 64 72
84 56 64
85 56 66
86 58 72
87 59 65
88 57 65
89 57 74
90 66 72
91 68 78
Jumlah 5688 6638
Setelah melakukan analisis regresi dengan SPSS maka ini hasil yang
didapat
Tabel 4.35
Tabel Variable yang di masukkan
Variables Entered/Removedb
Mo
del
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 Pembelajaran
Aqidah Akhlaka. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: perilaku siswa
1. Output bagian pertama (Variabel Entered/removed): tabel diatas
menjelaskan tentang variabel yang dimasukkan atau dibuang dan metode
yang digunakan. Dalam hal ini variabel yang dimasukkan adalah variabel
nilai Pembelajaran Aqidah Akhlak sebagai predictor dan metode yang
digunakan adalah metode enter.
75
Tabel 4.36Nilai Korelasi
Model Summaryb
Mo
del R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .740a .548 .543 4.004
a. Predictors: (Constant), pengaruhaqidahakhlak
b. Dependent Variable: perilakusiswa
2. Output bagian kedua (Model Summary): tabel diatas menjelaskan besarnya
nilai korelasi/hubungan (R) yaitu sebesar 0,740. Nilai ini dapat
diinterpretasikan bahwa hubungan kedua variabel penelitian ada di
kategori kuat.
Melalui tabel ini juga di peroleh nilai R square atau koefisien detrminasi
(KD) yang menunjukan seberapa bahus model regresi yang dibentuk oleh
interaksi variabel bebas dan variabel terikat. Nilai KD yang di peroleh
adalah 0,548 yang dapat ditafsirkan bahwa variabel bebas X memiliki
pengaruh kontribusi sebesar 54,8% terhadap variabel Y (Perilaku Siswa)
dan 45.2 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar variabel.
Tabel 4.37Table ANOVA
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression1730.092 1 1730.092
107.93
1.000a
Residual 1426.633 89 16.030
Total 3156.725 90
a. Predictors: (Constant), pengaruhaqidahakhlak
b. Dependent Variable: perilakusiswa
3. Output bagian ketiga (ANOVA): tabel ini di gunakan untuk menentukan
taraf signifikansi atau linieritas dari regresi. Kriterianya dapat ditentukan
berdasarkan uji F atau uji nilai signifikansi (Sig.). car yang paling mudah
76
dengan uji Sig., dengan ketentuan, jika nilai Sig. <0,05, maka model
regresi adalah linier dan berlaku sebaliknya. Berdasarkan tabel ketiga,
diperoleh nilai Sig. = 0,000 yang berarti < kriteria signifikan (0,05),
dengan demikian model persamaan regresi berdasarkan data penelitian
adalah signifikan artinya regresi linier memenuhi kriteria linieritas.
Tabel 4.38
Coefficients
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 8.365 6.230 1.343 .183
Pengaruhaqidahakhlak 1.033 .099 .740 10.389 .000
a. Dependent Variable: perilakusiswa
4. Output Bagian Keempat (Coefficients): pada tabel Coefficients, pada
kolom B pada Constant (a) adalah 8,365, sedangkan nilai Pembelajaran
Aqidah Akhlak (b) adalah 1,033, sehingga persamaan regresinya dapat
ditulis :
Y = a + bX atau 8,365 + 1,033
Koefisien b dinamakan koefisien arah regresi dan menyatakan perubahan
rata-rata variabel Y untuk setiap perubahan variabel X sebesar satu-satuan.
Perubahan ini merupakan pertambahan bila b bertanda positif dan
penurunan bila b bertanda negative sehingga dari persamaan tersebut dapat
diterjemahkan
1) Konstanta sebesar 8,365 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai
Pembelajaran Aqidah Akhlak maka nilai Partisipasi sebesar 8,365.
2) Koefisien regresi X sebesar 1,033 menyatakan bahwa setiap
penambahan 1 nilai Pembelajaran Aqidah Akhlak maka nilai
partisipasi bertambah sebesar 1,033.
77
D. Uji Koefisien Regresi Sederhana (Uji t)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel indenpenden (X)
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Signifikan
berarti pengaruh yang terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat
digeneralisasikan). Langkah-langkas pengujian sebagai berikut :
1. Menentukan Hipotesis
Ho : Ada pengaruh secara signifikan antara pembelajaran Aqidah
Akhlak dengan perilaku siswa kelas V SDI Darul Mu’minin
Ha : Tidak ada pengaruh secara signifikan antara pembelajaran Aqidah
Akhlak dengan perilaku siswa kelas V SDI Darul Mu’minin
2. Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan = 5% (signifikansi 5% atau 0,05
adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian)
3. Menentukan t hitung
Berdasarkan tabel t hitung sebesar 10,389
4. Menentukan t tabel
Tabel distribusi dicari pada = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi), dengan derajat
kebebasan (df ) n-k-1
n = jumlah kasus
k = jumlah variabel independen
91 – 2 – 1 = 88
Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) maka hasil yang diperoleh
untuk t tabel sebesar 1,987
5. Membandingkan t hitung dengan t tabel
Nilai t hitung > t tabel (10,389 > 1,987) maka Ho ditolak
6. Kesimpulan
Oleh karena nilai t hitung > t tabel (10,389 > 1,987) maka Ho ditolak,
artinya bahwa ada pengaruh secara signifikan antara Pembelajaran Aqidah
Akhlak terhadap Perilaku Siswa kelas V SDI Darul Mu’minin
78
E. Hasil Wawancara
Dilihat dari hasil penelitian diatas tentang pengruh pembelajaran Akidah
Akhlak terhadap Perilaku Siswa SDI Darul Mu’minin dengan angka sebesar
54,8%. Dari gambaran angka tersebut mengidentifikasikan bahwa tujuan
pembelajaran Akidah Akhlak sudah tercapai. Hal ini terlihat dari kemauan
yang kuat untuk mengamalkan akhlak yang baik, dan menjauhi akhlak yang
buruk, baik hubungan dengan Allah, dengan dirinya sendiri, dengan sesama
manusia maupun alam lingkungannya.
Dari hasil wawancara dengan salah satu Guru Pengajar Akidah Akhlak
yaitu Bapak Ahmad Dahlan, S.Pd.I bahwa bentuk-bentuk pelaksanaan
pendiidkan Aqidah Akhlak di SDI Darul Mu’minin berbentuk program
pelajaran, pelatihan dan pembinaan, seperti kegiatan belajar mengajar, sholat
dzuhur berjama’ah, tertib mengantri ketika jam makan siang, hafalan hadist-
hadist dan ayat-ayat mengenai perilaku.
Metode pembelajaran yang diterapkan sangat beragam mulai dari
ceramah, Tanya jawab, praktek, demonstrasi, tugas dan yang paling penting
adalah keteladanan
Kemudian beliau menjelaskan ada beberapa perilaku yang dituntut di
sekolah SDI Darul Mu’minin, mulai dai berprilaku sopan terhadap Guru
maupun staf dan juga terhadap sesama murid, kedisiplinan, berpakain rapih,
saling menghormati dan saling tolong menolong.
Ada beberapa hal perilaku yang diajarkan di sekolah SDI Darul Mu’minin
yaitu seperti akhlak dalam berpakaian, adab berbicara kepada guru dan sesama
murid, tertib mengantri ketika jam makan siang, dan datang sekolah tepat pada
waktunya.
Dan terkahir menurut beliau sejauh mana pengaruh pendidikan Akidah
Akhlak terhadap pembentukan perilaku siswa adalah Pendidikan Akidah
Akhlak yang diajarkan di SDI Darul Mu’minin secara tidak langsung sangat
79
mempengaruhi, walaupun dampak yang ditunjukan tidak terlihat tapi anak-
anak sudah paham tentang bagaimana cara berakhlak yang baik.
79
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan analisis pada bab satu sampai bab empat maka pada
bab ini peneliti akan mengemukakan beberapa kesimpulan yang merupakan hasil
penelitian tentang pengaruh pembelajran akidah akhlak terhadap perilaku siswa
yang mana penelitian ini bertempat di SDI Darul Mu’minin, kesimpulannya
adalah:
1. Proses Pembelajaran Akidah Akhlak yang dilakukan SD Islam Darul
Mu’minin sudah berjalan dengan baik, terlihat dari hasil-hasil penelitiaan. Ini
bisa terlihat dari realitas pembelajaran Akidah Akhlak dengan kualifikasi
tinggi yaitu dengan skor 4.24 yang berada di antara interval 3.51 – 4.50.
Keberhasilan ini sesuai dengan cita-cita sekolah yang mau mengahasilkan
siswa berilmu dan berakhlak mulia.
2. Begitu juga dengan perilaku siswa di SDI Darul Mu’minin bisa dikatakan
baik ini terbukti dengan realitas perilaku siswa SDI Darul Mu’minin termasuk
Kualifikasi tinggi dengan skor 3.96 yang berada di antara intervar 3.51-4.50.
3. Realitas pengaruh pembelajaran akidah akhlak terhadap siswa diperoleh hasil
sebagai berikut: pertama, koefisien korelasinya termasuk kategori tinggi
dengan skor 0.74, kedua kadar hubungan pembelajran akidah akhlak terhadap
perilaku siswa 54,8% faktor lain yang turut mempengaruhi perilaku siswa
sebesar 45.2%, dan ketiga, hipotesisnya di terima yaitu semakin bagus
pembelajaran akidah akhlak maka semakin positif pula perilaku siswa di
ketahui t hitung = 10,3 dan t tabel = 1,98 berdasarkan taraf signifikan 5%.
4. Pengaruh pendidikan aqidah akhlak berdasarkan penelitian. Sangat
berpengaruh terhadap pembentukan perilaku siswa. Diantaranya pengaruh
tersebut dapat diidentifikasi dari berbagai faktor antara lain:
80
a. Pembelajaran Aqidah Akhlak membantu siswa menyakini adanya Allah
SWT.
b. Dengan adanya pembelajaran Aqidah Akhlak membantu siswa
berperilaku baik, menghormati orang tua, guru, dan sesama orang lain.
c. Pembelajaran Aqidah Akhlak membuat siswa semakin rajin beribadah
kepada Allah SWT.
5. Respon siswa terhadap pelaksanaan pendidikan aqidah akhlak adapun indikasi
keberhasilan aqidah akhlak tidak terlepas bagaimana respon siswa dalam
menerima pelajaran Aqidah Akhlak dapat diterima dengan baik oleh siswa.
Materi aqidah akhlak yang diajarkan oleh guru maka menjadikan faktor
kemajuan pembinaan akhlak.
6. Kekurangan pembelajaran Akidah Akhlak di SDI Darul Mu’minin adalah
Guru kurang menciptakan pemebelajaran yang lebih menarik. Dan para siswa
masih kurang optimal dalam kegiatan-kegiatan keagamaan dilingkungan
keluarga, sekloah maupun masyarakat.
B. Saran
Dari hasil penelitian itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, untuk
dijadikan bahan masukan dan saran dalam peningkatan perilaku siswa yang baik
di SD Islam Darul Mu’minin.
1. Para guru seyogyanya lebih menciptakan pembelajaran yang lebih menarik
lagi, mengingat bukti yang diperoleh dalam penelitian ini mengenai
pembelajaran Aqidah Akhlak sangat positif. Dan juga para guru diharapkan
ikut berpatisipasi dalam menjalin hubungan komunikasi dengan baik dengan
orang tua murid dalam rangka mengontrol siswa diluar lingkungan sekolah,
guru senantiasa memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi kepada siswa.
Semua pihak yang ada disekolah atau guru beserta stafnya diharapkan mampu
81
menciptakan lingkungan yang islami, sehingga bisa menjadi suri tauadan bagi
siswanya.
2. Para Siswa SD Islam Darul Mu’minin agar lebih berusaha mengoptimalkan
kegiatan-kegiatan keagamaan baik dilingkungan keluarga, sekolah maupun
masyarakat karena realitas perilaku siswa SD Islam Darul Mu’minin termasuk
kategori tinggi.
3. Kepala Sekolah bertanggung jawab atas kegiatan belajar SD Islam Darul
Mu’minin, diharapkan lebih memotivasi para guru dalam menerapkan
pendidikan Aqidah Akhlak, sehingga meningkatkan perilaku yang baik bagi
siswa.
xii
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. Yatimin, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an, Jakarta:AMZAH, 2007
Alim, Muhammad, Pendidikan Agama Islam: Upaya Pembentukan Pemikirandan Kepribadian Muslim, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011
Amin, Ahmad, Etika Ilmu Akhlak, Jakarta: Bulan Bintang, 1975
Aminuddin dkk, Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Ghalia Indonesia, 2002
Anshari, M. Hafi, Dasar-dasar Ilmu Jiwa, Surabaya: Usaha Nasional, 1991
Ardani, Moh, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT. Mitra Cahaya Utama, Cet ke-2, 2005
Arifin, Zainal, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktis, Jakarta:Cipta, 1998
Azwar, Saifuddin, Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta:Pustaka Belajar, 2013
Darajat, Zakiah, Remaja Harapan dan Tantangan , Jakarta: PT. RemajaRosdakarya, 1995
Gunawan, Heri, pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, Bandung:Alfabeta, 2012
Hafidz, Mudzakin, Membandingkan Siswa Dahulu dan Siswa Sekarang,https://ideguru.wordpress.com/2010/04/14/membandingkan-perilaku-siswa-dulu-dan-siswa-sekarang/, di akses pada 30 Desember 2015, Jam00.00 WIB
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikann, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,Cet ke-4, 2005
Kementrian Agama RI, Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam MadrasahIbtidaiyah, Jakarta: SKK Kemenag, 2008