PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP STRES KERJA KARYAWAN SKRJPSI Dm-ta. Kepada Fakultas Psikologi Dan ,,„,„ SosM ^ ^^ ^ .nd„„esia lln,„k Me„,e„„hi Sebagian Dari Syarat-Syara, C„a Men.pero.eh Derajat Sarjana SI Psikologi Oleh : FEBBVANTT 01 320 268 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2006
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAPSTRES KERJA KARYAWAN
SKRJPSI
Dm-ta. Kepada Fakultas Psikologi Dan ,,„,„ SosM ^ ^^ ^.nd„„esia lln,„k Me„,e„„hi Sebagian Dari Syarat-Syara, C„a Men.pero.eh
Derajat Sarjana SI Psikologi
Oleh :
FEBBVANTT
01 320 268
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYAUNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA2006
HALAMAN PENGESAHAN
Dipertahankan didepan dewan penguji Skripsi Program Studi FakultasPsikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia untuk
memenuhi sebagian syarat-syaart guna memperoleh derajat sarjana S-lpsikologi
Pada Tanggal
•21 M 2006
Dewan Penguji :
1. Irwan Nuryana K, S.Psi.,M.Si
2. Ratna Syifa'a R, S.Psi.,M.Si
3. QurotuI Uyun, S.Psi.,M.Si
Mengesahkan,
Fakultas Psikologi Dan
Ilmu Sosial Budaya
versitas Islam Indonesia
:ua Program Studi
QurotuI Uyun^Psi.,M.Si
n
{'f>ni v^
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa selama melakukan penelitian dan dalam
membuat laporan penelitian, tidak melanggar kode etik akademik seperti
penjiplakan, pemalsuaan data, dan manipulasi data. Apabila dikemudian hari saya
terbukti melanggar etika akademik, maka saya sanggup menerima konsekuensi
berupa pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.
Yang menyatakan,
Febbyanti
111
Ku PersembahkanSebagian KecilKaryaku Ini Buat:
Allah SWT
Segalapujian adalah milik-mu semoga karya ini menjadipemberattimbangan amal kebijakan ku diakhirat nanti
Rasullullah SA WAku niatkan setiap lembar karya ini dibuka, maka 10 shalawatterlantun untukmu
Ayah dan Ibuyang telah mendidik, mendukung dan senantiasamendoakanku
Adekuyang udah jadipenyemangat
Sahabat ku Mahrita
IV
VI
PRAKATA
Assalamu 'alaikum Wr. Wh.
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT
yang telah memberikan Rahmat dan hidayah-Nya dan Atas karunia-Nya pulamelalui proses yang sangat panjang, akhirnya penyusun mampu menvelesaikanskripsi dengan judul "Pengaruh Pelatihan Keeerdasan Emosi terhadap Stres KerjaKaryawan PT.Matarindo Kreasi sarana", guna melengkapi syarat kelulusan jenjangStrata 1 pada Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Buadaya Universitas IslamIndonesia
Penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik dan lancar tanpabantuan dan kerja sama dari berbagai pihak. Untuk itu tidak lupa penyusunmengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu danmendukung penyusunan skripsi ini, terutama kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Drs. Edy. Suandi Hamid,M.Ec, selaku Rektor UniversitasIslam Indonesia, beserta seluruh staf Fakultas Psikolaogi dan Ilmu Sosial
Budaya yang telah membantu penyusun saat menempuh pendidikan diUniversitas Islam Indonesia.
2. Ibu QurotuI Uyun,S.Psi.,M.Si selaku Ketua Program Studi Psikologi FakultasPsikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia.
3- Bapak Irwan Nuryana K,S.Psi.,M.Si selaku pembimbing dengan sabarmembimbing penyusun untuk dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Tabel 1 Desain Rancangan Penelitian 30Tabel 2 Rancangan Pemberian Perlakuan 30Table 3Blue Print Skala Stres Kerja 33Tabel 4Distribusi Butir Skala Stres Kerja Sebelum Try-Out 33Tabel 5Skoring Aitem-aitem Skala Stres Kerja 34Tabel 6 Distribusi Butir Skala Stres Kerja Yang Gugur 33Tabel 7 Sebaran Aitem-Aitem Skala Stres Kerja Yang Valid 38Tabel 8 Jadwal Keg. Pemberian Materi Pelatihan Kecerdasan Emosi 41Tabel 9 Kategori Nilai Pretest Stres Kerja Subjek penelitian 44Tabel 10 Kategori Nilai Posttest Stres Kerja Subjek Penelitian 45Tabel 11 Deskripsi Data Penelitian 46Tabel 12 Hasil Uji Normalitas 47Tabel 13 Hasil Uji Homogenitas 47Tabel 14 Hasil Uji T 48
XI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Grafik skor Srres Kerja Aspek tugas 49
Gambar 2. Grafik Skor Stres Kerja Aspek Lingkungan Sosial 49
Gambar 3. Grafik Skor Stres Kerja Aspek Lingkungan Fisik 50
Gambar 4. Grafik Skor Stres Kerja Aspek Lingkungan Peran 50
Gambar 5. Grafik Skor Stres Kerja Subjek 1 51
Gambar 6. Grafik Skor Aspek Stres Kerja Subjek 1 52
Gambar 7. Grafik Skor Stres Kerja Subjek 2 53
Gambar 8. Grafik Skor Aspek Stres Kerja Subjek 2 53
Gambar 9. Grafik Skor Stres Kerja Subjek 3 55
Gambar 10. Grafik Skor Aspek Stres Kerja Subjek 3 55
Gambar 11. Grafik Skor Stres Kerja Subjek 4 56
Gambar 12. Grafik Skor Aspek Stres Kerja Subjek 4 57
Gambar 13. Grafik Skor Stres Kerja Subjek 5 58
Gambar 14. Grafik Skor Aspek Stres Kerja Subjek 5 59
Gambar 15. Grafik Skor Stres Kerja Subjek 6 60
Gambar 16. Grafik Skor Aspek Stres Kerja Subjek 6 60
Gambar 17. Grafik Skor Stres Kerja Subjek 7 6J
Gambar 18. Grafik Skor Aspek Stres Kerja Subjek 7 62
Gambar 19. Grafik Skor Stres Kerja Subjek 8 63
Gambar 20 Grafik Skor Aspek Stres Kerja Subjek 8 64
xn
Gambar 21. Grafik Skor Stres Kerja Subjek 9 65
Gambar 22. Grafik Skor Aspek Stres Kerja Subjek 9 66
Gambar 23. Grafik Skor Stres Kerja Subjek 10 66
Gambar 24. Grafik Skor Aspek Stres Kerja Subjek 10 67
xm
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Alat Ukur Skala Try-outJ 76
Lampiran 2. Data Try-out82
Lampiran 3. Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas 94Lampiran 4. Alat Ukur Skala Penelitian
v6
Lampiran 5. Data Penelitian Stres Kerja I00Lampiran 6. Output Stres KerjaLampiran 7. Modul Pelatihan...
104
Lampiran 8. Kontrak Pelatihan
Lampiran 9. Daftar Hadir Peserta Pelatihan (pretest, kelompokEksperimen saat pelatihan dan posttest) 125
Lampiran 10. Surat-surat Perizinan Pelatihan dan Surat Bukti Pelatihan 129Lampiran 11. Hasil WawancaraLampiran 12. Foto Pelatihan
138
xiv
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik apakah pelatihanmeCtodea"k ^ ^T**""""^*«* ^ P"^ nieng'gun kanmetode eksperimen dengan memberikan perlakuan berupa pelatihan kecerdasanemosi pada kelompok eksperimen. Materi yang diberikan dalam pelatl^ini antar"lam : ranah intrapribadi (asertif, penghargaan din), ranah anLpribadiTempanhubungan antar pnbadi), pemecahan masalah, ketahanan menang'gung st e7d n
Subjek dalam pelatihan ini adalah karyawan PT Matarindo Kreasi SaranaKeseluruhan subjek berjumlah 20 orang dan terbagi menjadi dua kelompok yaituToorang kelompok eksperimen dan 10 orang kelompok kontrol. Subjek 20 orangtersebut berjenis kelamin laki-laki 14 orang dan wanita sebanyak 6orang Lata?belakang pendidikan subjek adalah SMP dan SMU
Desain eksperimen dalam penelitian ini adalah nonrandomized pretestposttest control group design dengan metode analisis d^ paired sample test Ha1dan penelitian mi menunjukan adanya pengaruh yang signifTan pelafihankecerdasan emosi terhadap stres kerja. Peatman
Kata kunci :Kecerdasan Emosi, Stres Kerja
xv
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang Masalah
Di zaman yang sudah serba maju di segala bidang seperti saat ini orang jadi
semakin sibuk bekerja dengan peralatan kerja yang digunakan sudah semakin
canggih, modern dan efisien. hal itu berdampak pada beban kerja di satuan-satuan
organisasi pun menjadi bertambah dan secara tidak langsung itu akan membuat
karyawan-karyawan untuk lebih mengeluarkan energi ekstra. Karyawan sering
mendapat tekanan yang berat untuk meningkatkan hasil kerjanya. Akibatnya para
pekerja mengalami stres karena beban kerja berlebihan. Hal itu menimbulkan
gangguan-gangguan kesehatan seperti penyakit fisik, gangguan jiwa ringan (mudah
gugup, marah, sulit konsentrasi, dll), kecelakaan kerja dan terjadinya lesu kerja.
Ditempat kerja, sekitar satu juta orang per hari jatuh sakit dikarenakan serangan
stres. Angka ini kemudian terwujud dalam 550 juta absent per tahun. Penelitian-
penelitian lainya menunjukkan bahwa secara kasar, 50 persen pekerja Amerika Utara
menderita keletihan dan kelelahan mental yang disebabkan stres (Rosental, 2002).
Akibatnya tanpa di sadari cepat atau lambat stres dalam taraf cukup tinggi pun akan
semakin terasa.
Menurut ILO (International Labour Organization) kerugian ekonomi akibat
stres pekerjaan di Amerika Serikat setara dengan 200 milyar dollar AS dalam bentuk
kehilangan produktivitas, pengeluaran untuk kesehatan, dan upah yang hilang karena
tingkat ketidakhadiran (glorianet.org/lowongan/arti-o36.html). Penyakit yang
berkaitan dengan stress diperkirakan menguras 200 milyar dollar AS setiap tahun di
Amerika Serikat. Menurut perhitungan, 75 hingga 85 persen dari semua kecelakaaan
dibidang industri berkaitan dengan stres (www.mail-archive.com). Stres pekerjaan
juga bisa menimbulkan kecelakaan kerja, terutama pada pekerja dengan tuntutan
beban kerja tinggi, perhatian kurang, bekerja gilir (shift) pada hari pertama dan akhir
minggu serta penyalahgunaan zat. Dari data, penyebab terjadinya kecelakaan 90
persen disebabkan tindakan kurang berhati-hati (unsafe act) dan 4 persen karena
kondisi tidak aman (unsafe condition). Dari tindakan kurang berhati-hati, 80 persen
akibat kondisi kesehatan jiwa yang kurang optimal saat terjadi kecelakaan (kompas,
28/02/02)
Di seluruh dunia setiap tahun ada sekitar 1,1 juta kematian karena penyakit
atau kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan. Data dari International Labor
Organization (ILO) mengungkapkan terjadinya 250 juta kecelakaan yang terjadi di
industri-industri di dunia yang menyebabkan 300.000 kematian. Setiap tahun terjadi
160 juta penyakit akibat hubungan kerja yang baru. Menurut dr Yusmansyah Idris
SpKJ masalah kesehatan jiwa yang sering dijumpai dalam lingkup industri dan
perusahaan akibat stres pekerjaan adalah penyakit fisik yang diinduksi stres,
misalnya penyakit jantung koroner, hipertensi, tukak lambung (Juanita, 2004). Hal
tersebut didukung dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh dua orang peneliti
yaitu Plaut dan Friedman (1981) yang berhasil menemukan hubungan antara stres
dengan kesehatan. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa stres sangat
berpotensi mempertinggi peluang seseorang untuk terinfeksi penyakit, terkena alergi
serta menurunkan sistem autoimmune-nya. Selain itu ditemukan pula bukti
penurunan respon antibodi tubuh di saat mood seseorang sedang negatif, dan akan
meningkat naik pada saat mood seseorang sedang positif(Rini, 2002)
Karyawan-karyawan PT. Matarindo Kreasi sarana dalam menjalankan tugas,
dihadapkan pada suara bising yang ditimbulkan oleh mesin-mesin seperti pada saat
proses pengamplasan dan pada proses sending seller yaitu proses merapatkan pori-
pori kayu dan menghaluskannya, bahan kimia yang berasal dari penggunaan
pewarnaan pada kayu, ruangan yang tertutup membuat udara tidak sehat juga terasa
panas dan jenis pekerjaannya berulang-ulang sehingga bisa menimbulkan kebosanan.
Mereka dituntut bekerja dengan maksimal dan tidak melakukan kesalahan, karena
setiap produk sebelumnya telah dipesan oleh konsumen dan waktunya kadang
dibatasi. Karyawan meubel tidak kerja lembur jadi semua pekerjaan dikerjakan pada
siang hari. Dengan beban kerja sedemikian banyaknya, tidak tertutup kemungkinan
karyawan meubel akan mengalami stres kerja. Beberapa dari karyawan dalam
bekerja mengalami gejala-gejala stress kerja seperti terburu-buru dalam bekerja,
merasa cemas, ingin cepat selesai dalam mengerjakan tugas, sulit berkonsentrasi,
cepat berkeringat kalau merasa gugup, dan merasa tertekan dengan beban kerja
berlebih. Menurut Juanita (2004). di tempat kerja yang sering menggunakan berbagai
bahan kimia. suhu yang tinggi, radiasi, bising, dan Iain-lain. Dalam melakukan
pekerjaannya, pekerja sering harus menangani beban yang berat atau menggunakan
sikap tubuh dan gerakan yang tidak alamiah. Tuntutan pekerjaan juga menambah
beban mental bagi seseorang sehingga dapat menimbulkan stres yang
berkepanjangan. Tanda-tanda distress menurut Gregson & Looker (2004) dari segi
mental seperti cemas, tergesa-gesa, sulit berkonsentrasi, tidak sabaran. bosan, mudah
tersinggung, mudah marah dan Iain-lain. Menurut Handoko (1998) penyebab-
penyebab stres "on-the-job" antara lain, beban kerja yang berlebihan tekanan atau
desakan waktu dan Iain-lain.
Schuller (1980) mengidentifikasi beberapa perilaku negatif karyawan yang
berpengaruh terhadap organisasi. Menurut peneliti ini, stres yang dihadapi oleh
karyawan berkorelasi dengan penurunan prestasi kerja, peningkatan ketidakhadiran
kerja, serta mengalami kecelakaan. Menurunkan pemasukan dan keuntungan
perusahaan. Kerugian finansial yang dialami perusahaan karena tidak imbangnya
antara produktivitas dengan biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji, tunjangan,
dan fasilitas lainnya. Banyak karyawan yang tidak masuk kerja dengan berbagai
alasan. atau pekerjaan tidak selesai pada waktunya entah karena kelambanan atau
pun karena banyaknya kesalahan yang berulang (Rini, 2002)
Sebuah penelitian terhadap sekelompok karyawan yang bekerja di suatu
organisasi menunjukkan, bahwa stres kerja menyebabkan terjadinya ketegangan dan
konflik antara pihak karyawan dengan pihak manajemen. Tingginya sensitivitas
emosi berpotensi menyulut pertikaian dan menghambat kerja sama antara individu
satu dengan yang lain (Rini, 2002)
Menurut Theresa dalam Widhiastuti (2002) jika dilihat karakteristik
psikologis karyawan yang mengalami stres pada umumnya hampir sama dengan
tanda-tanda stress kerja yaitu sakit kepala, susah tidur, kurang dapat berkonsentrasi,
temperamental/mudah tersinggung, sakit maag, tidak ada kepuasan kerja, dan moral
kerja. Sedangkan menurut Ancok (1991) dari segi psikologis stres bisa menimbulkan
perasaan tidak bahagia, perasaan tertekan dan perasaan tidak aman. Seringkali
keadaan ini menimbulkan masalah emosi seperti cepat marah, produktivitas kerja
rendah, sering membuat kesalahan dalam kerja.
Mengendalikan emosi mempunyai peranan penting dalam menentukan stres
yang dialami seseorang, jika bisa mengendalikan emosi tentunya stres kerja pun bisa
dihindari atau dikurangi. Seperti menurut pendapat Battaudin (1999) yang
menyatakan bahwa jika seseorang mempunyai kecerdasan emosi yang tinggi maka
mempunyai kemampuan atau keterampilan dalam mengendalikan dirinya,
mempunyai semangat dan ketekunan yang tinggi, mampu memotivasi dirinya sendiri
dalam mengerjakan sesuatu dan mampu berinteraksi yang baik dengan orang lain.
Berdasarkan penjelasan tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa stres kerja
dan kecerdasan emosi saling berhubungan dimana kecerdasan emosi yang rendah
bisa menimbulkan stres dalam bekerja karena kurang bisa mengendalikan diri
sehingga jadi mudah marah dan cepat tersinggung, tidak mampu memotivasi diri
sendiri, tidak mempunyai semangat dalam bekerja ini bisa mempengaruhi
produktivitas kerja, dan yang terakhir tidak mampu berinteraksi dengan orang lain.
Jika stres kerja sudah tidak bisa dihindari maka dampak yang ditimbulkannya pun
akan sangat merugikan baik bagi karyawan maupun perusahaan. Karyawan menjadi
tidak berprestasi, turunnya kepuasan kerja. mundurnya kinerja, kemangkiran kerja
(absenteisme) dan penyalahgunaan obat sedangkan secara kognitif dapat
menimbulkan pengambilan keputusan yang jelek, sulitnya berkonsentrasi dan sering
lupa. Jika sudah begitu karyawan bisa dikeluarkan dari perusahaan. Hal tersebut bisa
dihindari jika kecerdasan emosi karyawan tersebut tinggi sehingga dampak negatif
dari stres kerja dapat ditanggulangi.
Menurut Bachroni dan Aswani (1999) untuk mengurangi tingkat stres kerja
Sumber Daya Manusianya harus ditingkatkan dengan memberikan pelatihan-
pelatihan yang bisa membantu karyawan untuk lebih maju dan terampil. Patton
(1998) menjelaskan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan
mengendalikan perasaan emosi serta mengarahkan pikiran dan tindakan.
Kemampuan tersebut dapat dikembangkan melalui kemauan, pengetahuan, dan
latihan. Berdasarkan latar belakang diatas dan pentingnya mengajarkan kecerdasan
emosi, maka penulis dalam penelitian ini merumuskan permasalahan sebagai berikut:
"Apakah pelatihan kecerdasan emosi secara efektif mampu menurunkan stres kerja
karyawan?"
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pelatihan
kecerdasan emosi terhadap penurunan stres kerja karyawan.
C. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian secara teoritis adalah untuk memperluas wacana psikologi
industri dan organisasi serta menambah referensi teoritis yang ilmiah tentang
efektifitas pelatihan kecerdasan emosi pada karyawan.
Sedangkan manfaat praktis yang di dapat dari penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini diharapkan membantu menurunkan stres kerja
2. Dengan memberikan pelatihan kecerdasan emosional pada karyawan, maka akan
sangat bermanfaat bagi perkembangankecerdasan emosi mereka.
D. Keaslian Penelitian
Penelitian yang pernah dilakukan berkaitan dengan stres kerja antara lain
seperti Meliana, F.X, Sutyas Prihanto, dan A.J. Thahjoanggoro (2001) mengenai
Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Kinerja Karyawan dan penelitian yang
dilakukan oleh Mirzha (2001) tentang Hubungan Stres Kerja pada karyawan Hotel
ditinjau dari Kecerdasan emosi, serta penelitian yang dilakukan oleh Suyati dan
Mangunhardjana (2002) mengenai Pengaruh Pelatihan Emotional Literacy terhadap
Kecerdasan Emosi remaja. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian
terdahulu antara lain :
1. Keaslian topik
Penelitian-penelitian yang terdahulu mempunya topik berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh penulis, antara lain penelitian yang dilakukan oleh Meliana,
F.X, Sutyas Prihanto, dan A.J. Thahjoanggoro (2001) dengan topik Hubungan
antara Kecerdasan Emosi dengan Kinerja Karyawan dan penelitian yang
dilakukan oleh Mirzha (2001) tentang Hubungan Stres Kerja pada karyawan
Hotel ditinjau dari Kecerdasan emosi, serta penelitian yang dilakukan oleh Suyati
dan Mangunhardjana (2002) dengan topik Pengaruh Pelatihan Emotional
Literacy terhadap Kecerdasan Emosi Remaja sedangkan penelitian dari penulis
memiliki topik Pengaruh Pelatihan Kecerdasan Emosi terhadap Stres Kerja
Karyawan, maka penelitian yang dilakukan adalah asli.
2. Keaslian teori
Teori yang digunakan oleh penulis berdasaran teori dari Bar-On dan memiliki
aspek variabel stres kerja yang merupakan sintesa dari berbagai para ahli yang
dirumuskan menjadi teori baru teori dinyatakan asli.
3. Keaslian Alat ukur
Alat ukur yang digunakan peneliti dibuat sendiri oleh peneliti dengan
berdasarkan pada teori-teori yang dirumuskan menjadi aspek penelitian yang
akan diukur.
4. Keaslian subjek penelitian
Subjek yang digunkan dalam penelitian berbeda dengan subjek yang digunakan
dalam penelitian acuan. Subjek penelitian ini adalah karyawan meubel
PT.Matarindo Kreasi sarana, sedangkan subjek penelitian acuan subjeknya yaitu
karyawan Hotel, karyawan PT Dharmabakti Pakindo dan remaja.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian lain yang juga menggunakan metode
yang sama yaitu eksperimen adalah dalam penelitian ini mengungkap stres kerja
sedangkan penelitian Suyati & Mangunhardjana (2002) mengungkap kecerdasan
emosi. Berdasarkan perbedaaan-perbedaan tersebut maka penelitian ini dianggap
asli.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Stres Kerja
1. Pengertian Stress
Anorogo dan Widiyanti (1990) mendefinisikan stres sebagai suatu akibat dari
tekanan emosional, rangsangan-rangsangan atau suasana yang merusak keadaan
fisiologis seorang individu. Stres menurut Muchlas (1991) adalah kondisi dinamis
yang padanya individu menghadapi pertentangan antara kesempatan,
hambatan/tuntutan dalam hubungan dengan sesuatu yang diinginkan dan dianggap
pesting, tapi untuk memperolehnya masih menghadapi ketidakpastian.
Disebutkan oleh Hardjana (1994) bahwa pengalaman stres cenderung disertai
emosi. Ditambahkan bahwa orang yang mengalami stress menggunakan emosi itu
untuk menilai stres. Takut merupakan emosi yang biasa muncul pada waktu
seseorang merasa dalam keadaan yang dapat mendatangkan stres. Masih menurut
Hardjana bahwa manusia takut akan bersiap-siap melakukan intisipasi agar perasaan
takut tersebut tidak berlarut-larut. Antisipasi inilah yang digunakan seseorang umtuk
mengatasi dan mengelola stres (coping &manage stress).
Schuler (Robins, 1996) stres adalah suatu kondisi yang dinamik dimana
seseorang individu dikonfrontasikan dengan suatu peluang, kendala (contraits) atau
tuntutan (demands) yang dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkannya dan
hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti dan penting.
10
Berdasarkan uraian diatas definisi stres adalah suatu akibat dari tekanan
emosi sehingga individu dihadapkan pada suatu pertentangan antara kesempatan,
hambatan/tuntutan yang dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkannya dan
hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti dan penting.
2. Pengertian Stres Kerja
Menurut Rosyid (1996) stres yang dirasakan seseorang merupakan kondisi
yang muncul dari perpaduan antara faktor-faktor di dalam pekerjaan dengan faktor-
faktor di dalam diri seseorang. Kondisi ini menyebabkan yang bersangkutan tidak
dapat berfungsi sebagaimana mestinya, sewaktu orang berada pada keadaan normal.
DuBrin dalam (Hartanti dan Rahaju, 2003) menyatakan stres kerja diartikan
sebagai stres yang terjadi pada pekerjaan, yang disebabkan oleh kondisi-kondisi
tertentu, yang apabila berlarut-larut akan menimbulkan burn-out (keletihan mental,
fisik dan emosional yang berlebihan).
Stres kerja adalah stres yang terjadi dalam bidang pekerjaan sebagai akibat
dari adanya ketidakseimbangan antara karakteritik individu dengan tuntutan
pekerjaan dan lingkungannya yang dipersepsikan sebagai hal-hal yang mengancam
kesejahteraan individu (Frasser, 1985)
Shinn (1984) mendefinisikan stres kerja sebagai kondisi lingkungan kerja
yang bersifat negatif yang dihadapi oleh karyawan dan menimbulkan respon
karyawan terhadap kondisi tersebut baik respon yang bersifat psikologik maupun
respon yang bersifat fisiologik.
Berdasarkan pendapat para ahli penulis menarik kesimpulan stres kerja
adalah suatu keadaan dimana subjek dihadapkan tekanan di tempat kerja, disebabkan
11
oleh kondisi-kondisi yang berkaitan dengan lingkungan fisik, tugas-tugas yang
dihadapi, struktur dan iklim organisasi, dan hubungan interpersonal, yang
berpengaruh pada perubahan kondisi fisologis dan/atau psikologis sedemikian rupa
sehingga membuat individu menyimpang dari fungsi normalnya.
3. Aspek-aspek stres kerja karyawan
Tenaga kerja dalam interaksinya dipekerjaan, dipengaruhi oleh hasil interaksi
di tempat lain, di rumah, di perkumpulan dan sebagainya. Sumber stres kerja yang
menyebabkan seseorang tidak berfungsi optimal atau yang menyebabkan seseorang
jatuh sakit, tidak hanya datang dari satu macam pembangkit stres tetapi dari beberapa
pembangkit stres. Lingkungan pekerjaan mempunyai pengaruh yang besar terhadap
kesehatan karyawannya. Pembangkit stres di pekerjaan merupakan pembangkit stres
yang besar perannya terhadap kurang berfungsinya atau jatuh sakitnya karyawan.
Beberapa sumber stres menurut Cooper (Rini, 2002) yang dianggap sebagai sumber
stres kerja adalah stres karena kondisi pekerjaan, masalah peran, hubungan
interpersonal, kesempatan pengembangan karir, dan struktur organisasi.
McGrath (Oktasela, 2001) mengemukakan ada enam aspek yang pentingdalam dinamika terbentuknya stres kerja yaitu:
a. Stres yang bersumber dari tugas, berupa hal-hal yang berhubungan dengan tugas-tugas pekerjaan
b. Stres yang bersumber dari peran, yaitu adanya pertentangan peran dan kekaburanperan
12
c. Stres yang timbul karena behavioral setting, hal ini sangat tergantung pada
kemampuan individu untuk membaca situasi serta memanfaatkan fasilitas-
fasilitas yang ada
d. Stres yang bersumber pada lingkungan fisik, misal: pencahayaan yang kering,suhu yang terlalu dingin atau panas
e. Stres yang bersumber dari lingkungan sosial yang berupa ketidaksesuaian
hubungan interpersonal, isolasi dan Iain-lain
f Stres yang bersumber pada karakteristik individual, faktor ini berisi aspek-aspektertentu dalam individu yang membuat individu lebih mudah stres
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dan hasil diskusi penulis dengan dosen
pembimbing maka aspek stres kerja terbagi menjadi empat aspek, yaitu:
1• Stres yang bersumber dari tugas, berupa hal-hal yang berhubungan dengan tugas-
tugas pekerjaan seperti merasa putus asa dan tanpa daya, tidak sabar dalam
bekerja, sering terlambat masuk kerja, ketidakhadiran, kesulitan membuat
keputusan, kesalahan yang sembrono, kelalaian menyelesaikan pekerjaan.
2. Stres yang bersumber dari peran, yaitu adanya pertentangan peran dan kekaburan
peran seperti kurang mendapat tanggung jawab yang memadai, adanya
ambiguitas peran, bingung dengan tuganya, perbedaan nilai dengan perusahaan,
tertekan dengan peraturan, perubahan tipe pekerjaan, konflik peran.
3. Stres yang bersumber pada lingkungan fisik, misal: pencahayaan yang kurang,suhu yang terlalu dingin atau panas, khawatir, gelisah, sulit berkonsentrasi dalam
pengambilan keputusan dan masa-masa lelah yang panjang, iklim kerja yangmenimbulkan rasa tidak aman.
13
4. Stres yang bersumber dari lingkungan sosial yang berupa ketidaksesuaian
hubungan interpersonal, isolasi, lupa akan janji yang telah dibuat dan kegagalan
diri sendiri, kesulitan berhubungan dengan orang lain, kerisauan tentang
kesalahan, menarik diri, merasa rendah diri, kehilangan ketertarikan pada orang
lain.
Berdasarkan hasil diskusi, maka dapat disimpulkan oleh penulis bahwa stres
kerja adalah berupa stres yang bersumber dari adanya tugas yang beriebihan, adanya
peran dimana terjadi kekaburan peran, lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Stres Kerja
Suatu organisasi/perusahaan harus mempunyai kesesuaian antara kebutuhan
organisasi dan kebutuhan individu pekerja. Tidak adanya keseimbangan diantara
keduanya menimbulkan berbagai macam penyimpangan, baik penyimpangan fungsi
fisik, psikologis, maupun perilaku anggota organisasi/perusahaan. Secara umum
semua kondisi pekerjaan menyebabkan stres, tetapi ada sejumlah faktor-faktor
spesifik dalam pekerjaan yang memang sering menimbulkan stres.
Menurut Handoko (1998) stres yang terlalu besar dapat mengancam
kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan. Kondisi-kondisi yang
cenderung menyebabkan stres disebut stresors. Meskipun stres dapat di akibatkan
oleh hanya satu stresors, biasanya karyawan mengalami stres. Ada dua kategori
e. Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak memadai
f. Wewenang yang tidak mencukupi untuk melaksanakan tanggung jawabg. Kemenduan peran (role ambiguity)
h. Frustrasi
i. Konflik antar pribadi dan antar kelompok
j. Perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dan karyawan
k. Berbagai bentuk perubahan
Di lain pihak stres karyawan juga dapat disebabkan masalah yang terjadi diluarperusahaan. Penyebab-penyebab stres "off-the-job" yaitu:
a. Kekuatiran finansial
b. Masalah-masalah yang bersangkutan dengan anak
c. Masalah-masalah fisik
d. Masalah-masalah perkawinan (misal, perceraian)
e. Perubahan-perubahan yang terjadi ditempat tinggal
f Masalah-masalah pribadi lainnya, seperti kematian sanak saudara
Lebih lanjut lagi Davis (1981) mengatakan bahwa beberapa faktor penyebabstres kerja adalah beban kerja terlalu tinggi, jam kerja terlalu menekan, sistem
pengawasan yang kurang baik, keadaan politik yang tidak tenang, kurangnya
otoritas, kekaburan peran, perbedaan nilai antara pekerja dan perusahaaan,perubahan-perubahan yang ada dalam perusahaan dan adanya frustasi dari pekerja.
15
Namun demikian, kondisi-kondisi yang tidak menyenangkan belum tentu
menimbulkan stres dalam diri individu. Kemunculan stres kerja tergantung padapersepsi dan reaksi individu tersebut.
Faktor-faktor yang menyebabkan stres kerja menurut NIOSH Research
(widhiastuti, 2002) dapat di bagi dua yaitu yang berasal dari dalam diri individu dan
dari luar individu, antara lain:
1. Faktor dari dalam diri individu
a. Usia
b. Kondisi fisik
c. Faktor kepribadian tipe A atau tipe B
2. Faktor dari luar diri individu -
a. Lingkungan keluarga
b. Lingkungan kerja
5. Tanda-tanda stress
Menurut Munandar (2001) stres akan mempunyai dampak pada suasana hati
(mood), otot kerangka (musculoskeletal) dan organ-organ dalam badan (visceral).Tanda-tanda distress adalah sebagai berikut:
a. Tanda-tanda suasana hati (mood) seperti cemas, merasa tidak pasti, sulit tidur
pada malam hari, menajdi mudah bingung dan lupa, menjadi sangat tidak
enak dan gelisah, menjadi gugup.
16
b. Tanda-tanda otot kerangka (musculoskeletal) seperti jari-jari dan tangan
gemetar, tiadk dapat duduk diam atau berdiri ditempat, mengembangkan tic
(gerakan tidak disengaja), kepala mulai sakit, merasa otot menjadi tegangatau kaku, menggagap jika berbicara dan leher menjadi kaku.
c. Tanda-tanda organ-organ dalam badan (visceral) seperti perut terganggu,
merasa jantung berdebar, banyak berkeringat, tangan berkeringat, merasa
kepala ringan ataua akan pingsan, mengalami kedinginan, wajah menjadipanas, mulut menjadi kering.
Tanda-tanda distress menurut Gregson &Looker (2004) dibagi menjadi dua yaitusecara fisik dan mental.
a. Fisik seperti merasakan detak jantung berdebar-debar, sesak napas, mulut
kering, ketegangan otot secara keseluruhan khususnya rahang, kegelisahan,lelah, sulit tidur, merasa sedih, berkeringat khususnya ditelapak tangan dan
bibir atas, tangan kaki dingin, sering kencing, makan beriebihan, kehilanganselera makan, makin banyak minum alcohol,
b. Mental seperti cemas, menangis, rendah diri, putus asa, menarik diri, tidak
sabar, mudah tersinggung dan beriebihan mudah marah, frustasi, bosan,
kehilangan ketertarikan pada penampilan sendiri dan pada orang lain,
polifasis (mengerjakan banayk hal sekaligus), tergesa-gesa, gagal
menyelesaikan tugas-tugas sebelum beralih ketugas berikutnya, sulit berpikir
jernih, berkonsentrasi, punya banyak hal untuk dikerjakan tapi tidak tahu
dimana memulainya sehingga mengakhiri sesuatu tanpa hasil.
17
Berdasar uraian di atas stres kerja berasal dari dalam diri individu yang bisa
membuat individu menjadi tidak mempunyai semangat dalam bekerja. Hal ini
disebabkan oleh faktor dari dalam diri individu yang mempengaruhi bagaimana
seseorang tersebut bertindak, terutama bila itu berhubungan dengan kecerdasan
emosi. Oleh sebab itu sangat perlu untuk mengkaji pelatihan kecerdasan emosi.
B. Pelatihan Kecerdasan Emosi
1. Pengertian Pelatihan Kecerdasan Emosi
Kata pelatihan berasal dari kata dalam bahasa Inggris training yang diartikan
Chaplin (2000) dalam kamus lengkap Psikologi sebagai suatu serangkaian kegiatan
yang sistematis, berisikan instruksi, praktek, pemeriksaan ujian, dan dikenakan
kepada seseorang yang tengah dilatih, diajar atau dididik.
Menurut Salovey dan Mayer (Goleman, 2002) kecerdasan emosi adalah sebagai
kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk
membantu pikiran memahami perasaan dan maknanya, dan mengendalikan perasaan
secara mendalam sehingga membantu perkembangan emosi dan intelektual.
Bar-On (Stein & Book, 2002) menyatakan bahwa kecerdasan emosi merupakan
serangkaian kemampuan, kompetensi, dan kecakapan non-kognitif, yang
mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil mengatasi tuntutan dan tekanan
lingkungan.
Patton (2002) mendefinisikan kecerdasan emosi sebagai suatu kekuatan dibalik
singgasana kemampuan intelektual, dan merupakan dasar-dasar pembentukan emosi
yang mencakup keterampilan-keterampilan untuk menunda kepuasan,
mengendalikan impuls-impuls, tetap optimis, menyalurkan emosi yang kuat secara
efektif, mampu memotivasi diri, mampu menangani kelemahan, bisa menunjukkan
rasa empati kepada orang lain dan mampu membangun kesadaran diri dan
pemahaman pribadi.
Berdasarkan uraian di atas penulis mendefinisikan pelatihan kecerdasan
emosi sebagai suatu cara untuk meningkatkan kemampuan emosional individu
melalui serangkaian kegiatan yang bertujuan agar individu tersebut mampu
mengelola, memahami emosi dan bisa mengekspresikan emosinya yang ia miliki
serta dapat mengenali emosi orang lain secara tepat sehingga mampu mengatasi
berbagai macam tekanan, mampu berinteraksi dengan orang lain secara tepat, dan
mampu memotivasi dirinya sendiri.
2. Aspek-aspek kecerdasan emosi
Goleman (1999) membagi kecerdasan emosi menjadi lima dasar aspek yaitu :
a. Kesadaran diri
Mengetahui apa yang dirasakan pada suatu saat, dan menggunakannya untuk
memnadu pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolak ukur yang realistis atas
kemampuan diri dan kepercaan diri yang kuat.
b. Pengaturan diri
Menangani emosi kita sehingga berdampak positif pada pelaksanaan tugas,
mampu pulih kembali dari tekanan emosi.
19
c. Motivasi
Menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk menggerakkan dan
menuntun kita menuju sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak
sangat efektif, dan untuk bertahan mengahadapi kegagalan dan frustasi.
d. Empati
Merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, mampu memahami perspektif
mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan
bermacam-macam orang seratamenjalin hubungan denganorang lain.
e. Keterampilan sosial
Menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan
dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar,
menggunakan keterampilan-keterampilan ini mempengaruhi dan memimpin
bermusyawarah dan memnyelesaikan perselisihan dan untuk bekerja sama dalam
tim.
Komponen dasar kecerdasan emosional menurut Bar-On (Stein & Book, 2002)
dibagi menjadi lima bagian :
a. Ranah Intrapribadi mencakup kesadaran diri emosional, asertivitas, mpnghajgai
diri dan aktualisasi diri.
b. Ranah Antarpribadi, mencakup empati, hubungan interpersonal, tanggung jawab
sosial.
c. Ranah penyesuaian diri mencangkup untuk memecahkan masalah, menguji
kenyataan, dan fleksibilitas.
20
d. Ranah pengendalian stres mencakup ketahanaan menanggung stres dan
pengendalian impuls.
e. Ranah suasana hati umum, mencakup optimis dan kebahagiaan.
Aspek-aspek kecerdasan emosi dari para ahli dapat disimpulkan oleh
penulis menjadi lima aspek yang mengarah pada aspek yang diungkapkan oleh Bar-
On yaitu Ranah Intrapribadi, Ranah Antarpribadi, Pemecahan masalah, ketahanan
menanggung stres dan Optimis.
3. Materi-materi Pelatihan Kecerdasan emosi
Materi-materi yang akan diberikan dalam pelatihan kecerdasan emosi adalah :
a. Ranah Intrapribadi
Tujuannya adalah agar karyawan memiliki kemampuan berupa kesadaran diri
emosional dalam menghadapi masalah, asertifitas atau ketegasan, menghargai diri
sendiri dengan berperilaku yang tidak memalukan diri dan aktualisasi diri yang
maksimal akan kemampuan diri
b. Ranah Antarpribadi
Tujuan materi ini adalah meningkatkan keterampilan karyawan agar mampu
bersikap empati, mampu menjalin hubungan dengan orang lain secara efektif tanpa
mengabaikan tanggung jawab sosial
c Pemecahan Masalah
Tujuan dari pemberian materi ini adalah agar karyawan dapat meningkatkan
kemampuan untuk memecahkan masalah, menguji fakta atau kenyataan yang ada
Azwar. S. 1999. Penyusunan Skala Psikologi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Battaudin, T. 1999. Brainware Management; Generasi Kelima Manajemen Manusia.Gramedia. Jakarta
Chaplin, J.P. 2000. Kamus LengkapPsikologi. Rajawali Pers. Jakarta
Daryanto, D. 1996. Kamus Bahasa Indonesia. Grafindo. Jakarta.
Davis, K & Newstrom, J.W. 1993. Perilaku Dalam Organisasi (Terjemahan).Erlangga. Jakarta
Dede. 2001. Stres Pekerjaan suatu Fenomena Global, http://www.mail-archive.com/balita-anda(q)Jndoglobal.com/msg30781 .html
Frasser,T.M. 1992. Stres & Kepuasan Kerja. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta
F.X. Melianawati & P. Sutyas & Tjahjoanggoro. A.J. Hubungan Antara KecerdasanEmosi dengan Kinerja karyawan. Anima. Vol 17 No 1, 57-62 Tahun 2001.Yogyakarta
Goleman, D. 1996. Kecerdasan Emosi (Terjemahan). Gramedia Pustaka Utama.Jakarta
. 1997. Emotional Intelligent (Terjemahan). Gramedia Jakarta
1999. Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi. PTGramedia. Jakarta
. & Boyatzis, R & Mckee, A. 2004. Primal Leadership (Terjemahan).Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Handoko, H.T. 1998. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. BPFE.Yogyakarta
Hardjana, M.A. 1994. Stres Tanpa Distres; Seni Mengolah Stres. Kanisius.Yogyakarta
Juanita, V.S. 2004. Kerja Sehat Membawa Berkat.http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2004/2006/kes4.html
Looker, T & Gregson, O. 2004. Managing Stres (Terjemahan). Baca. Surabaya
Mirzha, A. B.R. 2001. Hubungan Stres Kerja Padaa Karyawan Hotel ditinjau dariKecerdasan Emosi. Skripsi, (Tidak diterbitkan). Fakulats Psikologi UniversitasIslam Indonesia. Yogyakarta
Munandar, A. S. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Universitas Indonesia.Jakarta
Nurahayu, Rini. Pengaruh Resistensi Perubahan dan Kecerdasan Emosi DosenTerhadap Sikap Dosen Mengenai Perubahan ITS Dari PTN MenujuPT.BHMN. www.Demandiri.or.id/2005
Nusantara, D. 1991. Stres dan Kepuasan Kerja. Dian Nusantara. Yogyakarta
Oktasela, D. 2001. Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Stress Kerja Skripsi,(Tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Rini, F. J. 2002. Stres ^er/a.http//www.epsikologi.com/manaiemeri/2002/0301
Robins, P. S. 1986. Organization Bahavior Concept, Controversies & Application.New Jersey: Prentice Hall, A Division of Simon & Schuster Inc
. 1996. Perilaku Organisasi Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Prehallindo.Jakarta
Rosyid, H.F. 1996. Burnout: Penghambat Produktifitas Yang Perlu Dicermati.Buletin Psikologi. Tahun IV No I Agustus 1996, Yogyakarta.
Santoso, S. 1999. SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Elex MediaKomputindo. Jakarta
Siagian, P.S. 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta
Sigit, S. 2003. Psikologi Industri dan Organisasi. Universitas Sarjanawinata.Yogyakarta
Suryabrata. S. 1983. Metodologi Penelitian. CV Rajawali. Jakarta
Stein, S.J & Book, H.E. 2002. Ledakan EQ; 15 Prinsip Dasar Kecerdasan EmosiMeraih Sukses (Terjemahan). Bandung. Kaifa
Umar, H. 1998. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Gramedia PustakaUtama. Jakarta
www. Demandiri.or.id.
www.glorianet.org/lowongan/arti-036.html
www.kompas.com/health/news/0202/28/013556.htm
www.kompas.com/kesehatan/news/0210/29/223209.htm
Yogyakarta, Februari 2006
Dengan hormat,
Peneliti meminta Anda untuk mengisi skala berikut sebagai data yang penting
dalam penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk penyusunan skripsi. Sebagai
wujud tanggung jawab, peneliti akan menjamin kerahasiaan dalam pengisian skala
ini. Peneliti berharap Anda mengisi angket dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan
kondisi Anda saat ini.
Skala ini terdiri dari sejumlah pertanyaan yang hams diisi. Tugas Anda
adalah membaca petunjuknya dengan seksama, kemudian mejawab dengan pilihan
jawaban yang tersedia. Jawablah dengan teliti dan mohon perhatiaannya untuk tidak
terlewat satu nomor pun pernyataan dalam skala berikut ini. Anda diminta mengisi
identitas Anda dalam kolom yang telah disediakan.
Demikian petunjuk dan tata cara pengerjaan skala ini. Atas kesediaan dan perhatian
serta partisipasi anda, peneliti mengucapkan terima kasih. Selamat mengerjakan.
Hormat kami,
Peneliti
Febbyanti
IDENTITAS DIRI
Isilah identitas diri anda dengan selengkap-lengkapnya
Nama
Umur
Jabatan
Pendidikan
Jenis kelamin :
tahun
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
Skala berikut disajikan dalam bentuk pernyataan-pernyataan. Anda diminta
untuk memberikan jawaban sesuai dengan kondisi diri anda yang sebenarnya.
Berikan tanda silang (X) pada jawaban dengan alternatif pilihan jawaban
sebagai berikut:
SL : Selalu
SR : Sering
KD : Kadang-kadang
TP : Tidak pernah
NO PERTANYAAN SL SR KD TP
1 Saya merasa tertekan jika diberikan beban kerja yang
berlebih
2 Saya tetap berusaha meskipun menemukan kesulitan
dalam bekerja
Saya sering merasa tertekan bila harus lembur bekerja
sementara anak-anak sedang butuh perhatian saya
4 Kritikan yang ditujukan kepada saya membuat kerja
saya menjadi lebih baik
5 Saya merasa cemas dengan kondisi dilingkungan tempat
kerja
6 Suara bising ditempat kerja tidak mempengaruhi
kinerja saya.
7 Saya bingung dengan tugas yang semestinya saya
kerjakan
8 Target perusahaan dan tuntutan tugas dari perusahan
tidak memberatkan saya
9 Saya sulit berkonsentrasi dalam menjalankan tugas yang
diberikan
10 Saya berusaha menjalankan tugas sebaik-baiknya dan
menyelesaikannya tepat waktu
11 Saya merasa tertekan dengan prestasi rekan kerja yang
lain.
12 Jika sedang bekerja pikiran saya sepenuhnya hanya
tertuju pada pekerjaan
13 Pikiran saya terganggu dengan ruangan yang terlalu
sesak
14 Saya sudah merasa aman dengan kondisi lingkungan
sekitar tempat saya bekerja
15 Biasanya saya mengerti dengan jelas apa yang
diharapkan dari saya didalam pekerjaan saya
16 Semua pekerjaan saya kerjakan dengan teliti dan hati-
hati
17 Saya ingin cepat selesai dalam mengerjakan tugas
18 Secara keseluruhan pekerjaan saya bervariasi dan
menarik
19 Masalah dalam keluarga mengganggu konsentrasi saya
dalam bekerja
20 Adanya rasa kekeluargaan membuat kami saling
membantu dalam menyelesaikan tugas
21 Kondisi ruangan yang panas membuat saya menjadi
lamban dalam bekerja
22 Saya merasa nyaman bekerja ditempat ini
23 Dalam mejalankan tugas saya merasa tertekan oleh
banyaknya peraturan dan prosedur kerja yang
menghambat keberhasilan tugas
24 Prosedur dan adanya peraturan membuat saya merasa
lebih disiplin
25 Saya merasa gugup jika harus mengerjakan pekerjaan
yang waktunya terbatas
26 Dalam bekerja saya lebih suka mengerjakannya sendiri
daripada harus bekerja sama dengan rekan yang lain
27 Berkumpul dengan rekan-rekan kerja saat istirahat
membuat saya lebih bersemangat dalam bekerja
28 Saya merasa tidak tenang dalam bekerja jika teringat
kondisi ruangan yang kurang aman
29 Saya tetap konsentrasi dan giat bekerja walaupun
kondisi ruangannya panas
30 Instruksi yang saya terima sering bertentangan satu
sama lain sehingga membingungkan
merasa tertekan
46 Saya kurang berhati-hati dalam bekerja sehingga
melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang
47 Saya merasa tidak nyaman harus berkumpul dengan
rekan kerja yang lain
48 Pebu yang banyak membuat dada saya terasa sesak
49 Jika jam istirahat saya lebih memilih idak bergabung
dengan yang lainnya
50 Saya lebih suka diam daripada harus berteman dengan
yang lain
Untuk kelengkapan data dan keakuratan data, mohon jawaban diperiksakembali agar tidak ada yang terlewati. Atas bantuan dan kerjasama Anda,kami ucapkan terima kasih.
nama
a1
a2
a3
a4
a5
a6
a7
a8
a9
1A
21
14
14
24
22
B2
11
22
4i
11
3C
21
11
13
14
14
D2
32
12
21
32
5E
13
22
41
14
2
6E
22
34
21
23
27
E2
22
31
31
32
8E
21
21
33
21
19
E2
12
22
31
41
10
E2
33
33
43
34
11
E2
13
34
32
42
12
E2
12
32
42
34
13
E2
32
12
32
32
14
E3
22
13
12
22
15
E2
11
14
33
32
16
E1
12
13
32
34
17
E2
12
32
42
32
18
E3
33
33
42
32
19
E1
12
11
41
41
20
E3
13
34
32
12
21
E2
12
12
31
42
22
E2
23
24
31
31
23
E2
21
12
41
31
24
E3
11
12
44
31
25
E2
33
13
31
33
5/9
/20
06
8:5
6:2
3A
M1
/12
31
-/3W
V£
3:9
5:8
90
03
/6/5
fr3
fr3
frI
££
35
3z
£fr
£fr
£t
33
VZ
z3
frfr
I3
£fr
1-£
3z
3I
V3
££
I.t
33
z3
s£
££
£V
3\z
zI
fr3
3£
£3
£0
3V
eV
fr£
VI
£t
61.e
Vc
££
£I
I3
81
1e
fr3
3P
£t
IL
\z
33
frI
3I
3I
91
Ie
fr3
1.t
I1.
VS
te
efr
fr£
3I
3i
n3
e3
I3
fr£
3I
£t
3e
fr3
I.3
1.3
I31-
t3
fr3
frfr
3V
In
.3
ee
33
3i
Zz
01.3
e3
fr£
33
3I
63
e3
fr£
fr3
1.I
8I
3£
££
3£
1.£
LZ
tfr
frI
frI.
VI
9Z
te
frV
fr£
IE
5e
cE
frV
fr3
33
frt
i£
frI
"7i-
£t
£3
Efr
3fr
IZ
tI
I3
3I
V3
IZ
I3
Vl
6te
81
-eZ
te9
1B
Sl-B
He
Eie
31
.BH
.BO
tB
a20
a21
a22
a23
a24
Ia25
a26
a27
a28
a29
11
21
21
14
22
1
23
21
11
22
21
3
31
41
21
22
24
1
41
33
21
21
32
3
51
22
14
23
22
1
61
34
21
22
34
1
72
11
12
11
21
2
81
23
11
21
12
1
91
23
23
11
32
2
10
23
42
22
32
21
11
42
44
43
24
43
12
14
32
12
23
21
13
34
21
22
32
1
14
13
21
22
13
1
15
11
21
22
12
1
16
13
21
42
13
1
17
12
11
22
1•2
4
18
23
22
33
22
12
19
11
34
11
21
41
20
31
12
34
22
21
21
22
31
11
12
22
22
13
23
12
12
32
23
12
34
31
24
31
24
24
24
41
23
43
25
14
23
13
33
34
5/9
/20
06
8:5
6:2
3A
M3
/12
Ol
CD
MOOCD
00
cnCD
toco
>s
to
IO
ro
toto
CO
IO
IO
CO00-JCD
tocototoroto
COtoooco
coto•utototo
cn4^co
to
to
Q>COo
toco
0)CO
4^COCOtototototocoCOto
cotoCOcotocoto
totototototoMto
cototoIOtocotoCOcococoro
tototocotoIOtocorototo
cototoCOtotorororoCO
COtoCO-b..&.COCO
COto
ro
0)COto
->•ACOCO•u-uro
COCOCO
toCO
toro-i
COro
toroto
coto
ro
roto
to
coco
*.JkCOION)to|co|j».j>.->mum»mmJUMN)1co|toro
_A
oCO
co_i
•&.roro
COCO_*
-t».to
-UCOto
Aro
COto
-&>ro_•
J>.toto
COCO_k
5/9
/20
06
8:5
6:2
3A
M
a50
12
22
31
42
52
64
71
81
91
10
3
11
2
12
2
13
1
14
1
15
2
16
1
17
2
18
2
19
2
20
2
21
2
22
1
23
1
24
1
25
1
6/1
2
nama
a1
a2
a3
a4
a5
a6
a7
a8
a9
26
E2
12
12
22
32
27
E2
22
24
31
32
28
E2
11
31
41
31
29
E2
13
34
32
12
30
E2
12
21
12
12
31
E3
31
12
44
31
32
R2
22
13
31
22
33
R2
11
12
31
21
34
R2
12
12
31
34
35
R2
32
22
12
31
36
R1
12
32
41
41
37
R2
12
12
31
32
38
R2
12
13
42
32
39
R3
11
12
44
31
40
R2
33
14
13
32
41
R1
31
13
41
41
42
E2
23
14
23
32
5/9
/20
06
8:5
6:2
3A
M7
/12
a10
a11
a12
a13
a14
a15
a16
a17
a18
a19
26
11
34
32
14
22
27
31
14
13
14
33
28
11
12
14
14
11
29
34
32
22
34
12
30
21
31
32
14
32
31
12
13
43
14
32
32
11
31
34
14
33
33
21
31
12
32
22
34
11
33
14
14
22
35
11
12
33
24
22
36
11
13
32
14
11
37
12
12
34
32
32
38
11
32
32
14
32
39
12
13
43
14
22
40
32
34
42
14
14
41
11
12
14
14
31
42
31
22
21
31
12
5/9
/20
06
8:5
6:2
3A
M8
/12
a20
a21
a22
a23
a24
a25
a26
a27
a28
a29
26
12
42
12
13
31
27
22
32
23
13
33
28
14
11
32
11
13
29
31
12
34
22
21
30
11
32
13
12
11
31
24
24
41
23
43
32
11
33
12
24
24
33
33
33
33
21
21
34
11
11
12
11
21
35
22
32
22
22
32
36
12
32
11
23
22
37
21
32
32
11
23
38
11
32
23
11
21
39
23
22
22
12
32
40
14
44
12
23
44
41
22
11
34
43
11
42
23
13
22
34
22
5/9
/20
06
8:5
6:2
3A
M9
/12
a30
a31
a32
a33
a34
a35
a36
a37
a38
a39
26
22
43
33
32
3
27
23
32
32
33
3
28
21
13
21
42
1
29
23
34
32
44
41
30
21
13
11
33
4
31
44
43
42
21
4
32
32
24
23
24
4
33
32
33
32
33
4
34
21
31
22
41
2
35
22
31
11
32
3
36
12
21
11
31
1
37
32
24
32
13
22
38
21
13
11
11
4
39
24
43
42
11
4
40
21
12
31
43
24
41
21
11
11
44
12
42
33
32
23
11
22
5/9
/20
06
8:5
6:2
3A
M1
0/1
2
Reliability
Case Processing Summary
N %
Cases Valid
Excluded3
Total
42
0
42
100.0
.0
100.0
a Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.871 29
Item Statist cs
Mean Std. Deviation N
a1 2.02 .517 42
a2 1.67 .846 42
a3 1.98 .715 42
a5 2.50 .994 42
a7 1.79 .898 42
a10 1.52 .773 42
a11 1.76 .958 42
a14 2.40 1.127 42
a19 2.07 .778 42
a20 1.60 .798 42
a23 2.19 .943 42
a24 1.88 1.064 42
a27 2.24 .958 42
a28 2.40 .939 42
a30 2.43 .737 42
a31 1.95 1.011 42
a33 1.81 .943 42
a34 2.29 .891 42
a35 2.12 .968 42
a36 1.90 .958 42
a39 2.67 1.028 42
a40 1.98 1.093 42
a41 2.55 1.194 42
a42 1.67 .816 42
a43 1.83 1.146 42
a45 1.95 .825 42
a46 1.60 .734 42
a47 1.50 .862 42
a48 2.90L
.878 J 42
Srn
CD
to
U>
Ti
--J
<i
CU
cn
*-
0)
rn
3
wC
D
cn
ex
O 01
to
<
^ co
o^
:3 ;7
o -h
;^
'D
M:i
cd
Io
CO
o w (D CO
fl)
SI91
11H
ID
IU
01Ji
{>^
Ji
<i
Ji
Jv
00
vj
O)
Ol
UM
-i
UU
WW
UU
UM
MW
MM
-i-i-i
CO
OlO
l.U
W-'O
CO
-vl.U
CO
OC
O.^-'
0)
0)
->•
-~l
o
tl
DI
01H
Icn
co
ro
->
p^
.^
.^
.^
r^
P.^
p^
r^
^P
^^
c^
mai^
OT
^^
p^
^^
co
-v
J-ii
OT
^^
^co
oto
cD
oo
>o
ia>
o>
^4
^ro
co
co
c»
^o
ro
oA
»^
co
o
4*.
J*.
•*.
Ol
UO
l
CD
-g
CD
-g
CO
00
CO
CJ1
OC
O*
CO
U*
UJi
Mo
ocd
cn
-^
CO
Ol
00
00
00
00
00
01
Ol
Ol
Ol
CD
Ol
-J
Ol
-p>
.4
*.
oi
cn
4*
4*
4*
4*
4*-
Ol
4*
co
co
co
cd
ai
;vj
.u_L
MU
(3)
00
00
-vl
O0
0o
-^O
OO
OO
CD
OIG
OW
Olo
*-~
——
*•
—-
o0
00
00
0C
OC
OC
OC
OC
Oco
io
oo
oo
aio
o-v
i
CO
o o
ai
co
co
J*,
co
co
oo
OC
OO
4>>
4*
00
01
AIO
l»C
tJ
N*
»
00
00
00
00
00
00
00
01
Ol
-vl
Ol
Ol
Ol
Ol
-^
00
OOl
00
00
00
UA
cn
oiA
Au
ciico
OO
—I
—^
AA
CD
Ol
CO
00
CD
OO
W0
0C
D4
*0
0
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
oo
aiaiaiaiaiaiaiaiai
CD
-vlrO
OlO
lO
l-vJO
-vl
cn
ai
-J
4*.
*.
4>.
to
-~J
dco
co
cn
~~J
~n|
4»
4*.
00
-vl
4-
OIO
M
co
CO
4»-
co
*-
CO
CO
CO
CO
4*.
-vj
oo
cn
oC
D->
.-»
•C
O0
00
0o
->•
oC
O4
*->
•4
*
00
00
01
Ol
00
00
00
00
01
Ol
Ol
00
CO
00
ai
ai
-vl
00
00
00
00
oi
oi
ai
CD
CD
CD
~2?
35L
=CD
°2"
CDQ
)C
D3
a.
_.
CD<
~O
J=
.C
Oo
CD
o 01
O
CD
O CD
CD
fu
CD
Q.
^•i
CO
0)
CA
O OC
D 3 i H
o OO C
O
CD
(11
—*
—*
CD
o
O 35L
CI)
•F0
_.
cr
cd=
r.3
">
NO PERTANYAAN
10
11
12
13
14
15
Saya merasa tertekan diberikan beban kerja yang berlebih
Saya merasa tertekan bila harus lembur bekerja sementara
anak-anak/saudara sedang butuhperhatian
Saya merasa cemas dengan kondisi di lingkungan tempat
kerja
Saya menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan
kesalahan yang telah dilakukan daripada mencari jalan
keluarnya
Hubungan yang tidak harmonis ditempat kerja
mengganggu pikiran saya
Saya tetap berusaha meskipun menemukan kesulitan
dalam bekerja
Masalah dalam keluarga mengganggu konsentrasi saya
dalam bekerja
Suara bising yang di akibatkan oleh alat membuat
konsentrasi saya berkurang
Saya bingung dengan tugas yang semestinya saya
kerjakan
Saya berusaha menjalankan tugas sebaik-baiknya dengan
menyelesaikannya tepat waktu
Saya meresa tertekan denagn prestasi rekan kerja yang lain
Saya sudah merasa aman dengan kondisi lingkungan
tempat saya berkerja
Kami saling membantu dalam menyelesaikan tugas
Dalam menjalankan tugas saya merasa tertekan dengan
dengan banyaknya peraturan yang menghambat
keberhasilan tugas
Berkumpul dengan rekan-rekan kerja membuat saya
bersemangat dalam bekerja
SL SR KD
16 Saya merasa tidak tenang jika teringat kondisi ruangan
yang kurang aman
17 Instruksi yang saya terima bertentangan satu sama lain
sehingga membingungkan
18 Adanya peratuaran membuat saya lebih disiplin
19 Saya merasa terabaikan dalam setiap kesempatan
20 Saya kesal apabila ada teman yang menegur kesalahan
vavq
21 Saya berusaha tetap tenang walaupun merasa terganggu
dengan sikap rekan kerja yang menjengkelkan
22 Saya cenderung cepat lelah dalam bekerja karena
pekerjaan saya tidak sesuai dengan ilmu yang saya tekuni
sebelumnya
23 Tempat kerja yang terlalu bising membuat saya terburu-
buru dalam bekerja
24 Pikiran saya tidak bisa berkembang karena terbatasnya
kesempatan
25 Saya tidak cocok dengan lingkungan yang mengutamakan
kebersamaan dalam bekerja
26 Adanya ketentuan target dari perusahaan membuat saya
merasa tertekan
27 Saya kurang berhati-hati dalam bekreja sehingga
melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang
28 Debu yang banyak membuat dada saya terasa sesak
29 Saya merasa tidak nyaman harus berkumpul dengan rekan
pekerjaan yang mengharuskannya untuk lembur, lalu datang kerumah anda
untuk berkeluh kesah, " aku tidak jadi naik pangkat; Ridwan yang diangkat.
Lalu, aku dapat surat tilang karena ngebut dalam perjalanan pulang. Aku
benar-benar pusing jadinya".
Anda menanggapi
a) "Tidak jadi naik pangkat, padahal kita sudah memperkirakannya dan
sudah membayangkan dapat pengahasilan lebih banyak apa yang
terjadi.
b) "Tak usah terlalu dipikirkan; kamukan pintar. Aku sangat yakin
padamu. Pasti bakal ada kesempatan lain.
c) "Tidak usah heran. Ridwan memang luar biasa; sangat pintar;
peramah dan lebih berpengalaman".
d) "Wah...,benar-benar hari sial dong. Pasti kamu mikir apa mungkin
hari ini akan semakin menjengkelkan".
e) "Wow.. .kamu pasti merasa tidak ada satupun yang beres hari ini."
f) "Ah, kamu pasti merasa sebal sekali. Ayo dimakan dulu kuenya.
Kamu pasti belum makan ya?
g) "Ya ampun kedengaraanya menjengkelkan sekali, tapi ada kok orang
lain pengalamannya lebih buruk lagi. Masih ingat Pak Rudi? Bulan
lalu dia kehilangan pekerjaan empat hari kemudian istrinyakabur."
Isilah beberapa pernyataan berikut ini :
Andalebih sukaberkumpul dengan orang lain ataukah sendirian?
Dalam situasi apakah anda lebih suka berkumpul dengan orang lain?
Apakah yang umumnya disukai orang dari anda?
Apakah yang mereka tidak sukai?
Dari beberapa kegiatan di bawah ini manakah yang membuat anda merasa
tidak nyaman; berkenalan dengan orang baru, pergi kerja, pesta pernikahan,
berbicara depan umum, bertanya kepada orang asing, melakukan
pembicaraan yang serius dengan seseorang, mengajarkan hal baru kepada
orang dekat dengan anda, ataukah akrab dengan seseorang?
Yang manakah dari berbagai kegiatan diatas (atau aneka kegiatan lain yang
anda susun sendiri) yang paling membuat anda tidak nyaman? Mengapa
demikian?
Gambarkan secara ringkas terakhir kalinya anda merasa tidak nyaman ketika
mengalami salah satu situasi diatas. Bagaimana perasaan anda? Apakah anda
menyadari perasaan orang lain yang terlibat dalam situasi tersebut? Apa yang
terlintas dalam benak anda? Bagaimana anda dapat menangani situasi
tersebut dengan lebih baik?
Contoh Percakapan Empati
Wahyu
Iwan
Wahyu
Iwan
Wahyu
Iwan
Wahyu
Iwan
Wahyu
Aku tidak diterima masuk tim sepak bola
Yaa, payah kamu
(setelah terdiam sejenak, cemberut) kamu pasti tidak tahu bagaimana
apa rasanya.
: Pasti rasanya tidak enak sekali. Ayah tahu kamu ingin sekali masuk
tim itu.
: Ah kamu sok tahu? Kamu kan pernah cerita bahwa dulu kamu satu-
satunya orang yang bahkan mengoper bola saja tidak bisa.: Memang, tapi aku tahu kamu pasti merasa kecewa.
: Iya, aku nggak ngomongin rasa kecewanya, tapi soal sepak bola.Wan. Sepak bola!
: Iya, aku tahu tapi...
:Nggak Wan, kamu sama sekali tidak tahu, dan juga tidak mengerti.
Kesan pertama Iwan berusaha bersikap baik dengan mengatakan hal yangsemestinya. Dengan mengutarakan betapa kecewanya Wahyu tidak diterima di timinti. Tanggapan Wahyu menunjukkan bahwa Iwan tidak memahami apa yangdirasakan dan dipikirkannya. Iwan malah menambah kesalahannya denganmengalihkan topik pembicaraan kepada dirinya sendiri dan rasa kecewa yang tidakspesifik yang pernah dialaminya. Dengan bersikap seperti itu, cara pandang Iwandalam melihat persoalan semakin jauh dari sudut pandang Wahyu.
Jika percakapanya dirubah menjadi:
Iwan : Sepertinya sulit ya membicarakan hal ini dengan ayah? Kamu pastiberpikir bahwa ayah tidak tahu apa-apa tentang hal ini, padahalsepakbola itu sangat penting bagimu.
Wahyu : yaa, begitulah
Iwan : Masalahnya juga mungkin tidak menjadi lebih mudah, karenasemua temanmu punya Ayah yang benar-benar tahu tentang
sepakbola dan mengajak mereka menyaksikan pertandingan.
Optimis
Tuliskan dibawah ini, hal-hal yang menurut Anda dapat Anda lakukan untuk
membuat masa depan Anda di tempat kerja, di dalam keluarga dan juga di
kehidupan sosial menjadi lebih baik
2. Coba pikirkan orang yang menurut Anda dapat di kategorikan sebagai orang
pesimis, dan pelajaran apa yang dapat Anda petik dari hal tersebut?
HASIL WAWANCARA SUBJEK PENELITIAN
1. Nama subjek : S
T : Apa yang anda rasakan, sebelum mengikuti pelatihan?
J : sebelum mengikuti pelatihan saya merasa belum mengerti apa yang
dimaksud dengan asertif maupun empati
T : Apa yang anda rasakan selama mengikuti pelatihan?
J : selama mengikuti pelatihan saya merasa hati saya tergugah untuk bisa
mempelajari asertif dan empati dan juga bisa bertanya mengenai masalah-
masalah saya.
T : sesi apa yang membuat anda berkesan?
J : Saya merasa mendapat pelajaran ketika mengikuti materi empati, saya baru
tahu pentingnya kita berempati, dan menjaga emosi kita
T : Apa yang anda rasakan, sesudah anda mengikuti pelatihan?
J : sesudah mengikuti pelatihan saya merasa mengerti apa yang dikemukakan
oleh pembimbing dan saya berusaha merubah sikap saya
T : Apakah anda merasakan adanya perubahan, jika iya perubahan apa yang
anda rasakan?
J : saya merasa ada perubahan, kalau bicara lebih hati-hati jangan sampai
menyinggung atau melukai orang lain
T : berikan saran dan kritik dari pelatihan yang kami adakan guna perbaikan dan
masukan-masukan
J : pelatihannya sudah cukup baik hanya waktunya kurang lama seperti 3 hari
2. Nama subjek : W
T: Apa yang anda rasakan, sebelum mengikuti pelatihan?
J : Saya merasa penasaran dengan pelatihan ini dan sebelum mengikuti pelatihan
saya merasa biasa-biasa
T : Apa yang anda rasakan selama mengikuti pelatihan?
J : saya merasa adanya rasa kekeluargaan dan lebih menghargai antar sesama
rekan kerja
4. Nama subjek : B
T : Apa yang anda rasakan, sebelum mengikuti pelatihan?
J : Saya merasa biasa-biasa saja
T : Apa yang anda rasakan selama mengikuti pelatihan?
J : Ternyata banyak hal yang belum saya tahu
T : Sesi apa yang membuat anda berkesan?
J : Keseluruhan materi pelatihan mempunyai manfaat buat saya dan membuat
saya sadar bahwa masih banyak kekurangan dan hal-hal yang belum saya
mengerti
T : Apa yang anda rasakan, sesudah anda mengikuti pelatihan?
J : Saya jadi banyak tahu apa arti empati, bagaimana harus berteman dengan
baik
T : Apakah anda merasakan adanya perubahan, jika iya perubahan apa yang anda
rasakan?
J : ya, saya merasa sedikit lebih tenang kalo menghadapi rekan kerja yang
menjengkelkan
T : berikan saran dan kritik dari pelatihan yang kami adakan guna perbaikan dan
masukan-masukan
J : sudah baik, perlu diadakan kegiatan seperti ini
5. Nama subjek : H
T : Apa yang anda rasakan, sebelum mengikuti pelatihan?
J : rasa ingin tahu apa pelatihan itu
T : Apa yang anda rasakan selama mengikuti pelatihan?
J : yang saya rasakan selama pelatihan adalah mendapat pengetahuan tentang
mengendalikan emosi dan lain lain
T : sesi apa yang membuat anda berkesan?
J : Sesi dimana kita diajarkan bagaimana cara membina hubungan yang baik
dengan teman kerja kita
T : Apa yang anda rasakan, sesudah anda mengikuti pelatihan?
J : rasanya lega dengan pelatihan ini seakan-akan bisa merubah diri sendiri tidak
menjadi emosional dan bisa mendidik dalam keluarga yang harmonis
T : Apakah anda merasakan adanya perubahan, jika iya perubahan apa yang
anda rasakan?
J : ya, yang saya rasakan bisa membuat saya tidak terlalu emosi dan bisa
menjaga sifat-sifat
T : berikan saran dan kritik dari pelatihan yang kami adakan guna perbaikan dan
masukan-masukan
J : saya merasa semuanya sudah berjalan dengan baik
6. Nama subjek : S
T : Apa yang anda rasakan, sebelum mengikuti pelatihan?
J : saya kurang bisa bergaul dengan yang lain dan lebih tertutup
T : Apa yang anda rasakan selama mengikuti pelatihan?
J : saya menjadi mengerti semua masalah ada penyelesaiannya
T : sesi apa yang membuat anda berkesan?
J : Sesi Optimis
T : Apa yang anda rasakan, sesudah anda mengikuti pelatihan?
J : Saya jadi paham bahwa sikap optimis itu perlu
T : Apakah anda merasakan adanya perubahan, jika iya perubahan apa yang
anda rasakan?
J : Ya, saya jadi lebih optimis dalam menjalani semua hal dalam hidup ini
T : berikan saran dan kritik dari pelatihan yang kami adakan guna perbaikan dan
masukan-masukan
J : pelatihannya menyenangkan
7. Nama subjek : H
T: Apa yang anda rasakan, sebelum mengikuti pelatihan?
J : saya kurang bisa membawakan diri
T : Apa yang anda rasakan selama mengikuti pelatihan?
J : senang dan banyak mendapat pengetahuan
T : sesi apa yang membuat anda berkesan?
J : Saat materi manajemen stres, ternyata setiap orang mempunyai caranya
tersendiri untuk menyelesaikan masalahnya dan caranya ternyata lucu-lucu
T : Apa yang anda rasakan, sesudah anda mengikuti pelatihan?
J : lebih santai dan lebih menghargai perasaan orang lain
T : Apakah anda merasakan adanya perubahan, jika iya perubahan apa yang anda
rasakan?
J : saya merasa lebih tenang menghadapi masalah dan lebih terbuka
T : berikan saran dan kritik dari pelatihan yang kami adakan guna perbaikan dan
masukan-masukan
J : pelatihannya sudah bagus
8. Nama subjek : I
T : Apa yang anda rasakan, sebelum mengikuti pelatihan?
J : saya tidak tahu kelebihan dan kekurangan saya
T : Apa yang anda rasakan selama mengikuti pelatihan?
J : saya dapat mengerti apa yang ada pada diri saya entah itu potensi yang saya
miliki maupun kekurangana yang harus saya perbaiki
T : sesi apa yang membuat anda berkesan?
J : semua materi membuat saya menjadi belajar dan mengevaluasi diri
mengenai kekurangan dan kelebihan diri saya
T : Apa yang anda rasakan, sesudah anda mengikuti pelatihan?
J : saya jadi tahu apa kekurangan diri saya
T : Apakah anda merasakan adanya perubahan, jika iya perubahan apa yang
anda rasakan?
J : ya, perubahan tentang kebersamaan yang mulanya bekerja sendiri-sendiri
sekarang saling membantu dan saling pengertian
T : berikan saran dan kritik dari pelatihan yang kami adakan guna perbaikan
dan masukan-masukan
J : sarannya waktunya lebih lama lagi
9. Nama subjek : S
T : Apa yang anda rasakan, sebelum mengikuti pelatihan?
J : saya agak pendiam dan tertutup
T : Apa yang anda rasakan selama mengikuti pelatihan?
J : saya belajar sedikit terbuka dan pelatihannya menyenangkan
T : sesi apa yang membuat anda berkesan?
J : materi penghargaan diri, sedikit banyak membuat saya agar lebih
menghargai diri saya sendiri dengan segala kekurangan dan kelebihannya
T : Apa yang anda rasakan, sesudah anda mengikuti pelatihan?
J :saya lebih tenang
T : Apakah anda merasakan adanya perubahan, jika iya perubahan apa yang
anda rasakan?
J : saya lebih optimis dalam menjalani hidup dan mengerti setiap orang pasti
punya kekurangan dan kelebihan
T : berikan saran dan kritik dari pelatihan yang kami adakan guna perbaikan
dan masukan-masukan
J : pelatihan seperti ini seharusnya sering diadakan
10. Nama subjek : IR
T : Apa yang anda rasakan, sebelum mengikuti pelatihan?
J : saya merasa kurang mengerti orang lain
T : Apa yang anda rasakan selama mengikuti pelatihan?
Dengan ini kami memohon bantuan Bapak/Ibu untuk memberi ijin padamahasiswa kami :
Nama
No. Mahasiswa
: Febbyanti: 01320268
Agar dapat melakukan penelitian/try out angket di instansi yang Bapak/Ibupimpin.Kegiatan ini dilakukan oleh mahasiswa yang bersangkutan dalam rangkapenyusunan skripsi sebagai syarat kelulusan study di fakultas kami.
Adapun judul skripsinya adalah:"Pengaruh Pelatihan Kecerdasan Emosi Terhadap Stres Kerja Karyawan"
Demikian permohonan kami, atas perhatian dan bantuan Bapak/Ibu/Saudarakami ucapkan terima kasih.
Manajemen PT.Matarindo Kreasi sarana.Yogyakarta dengan ini menerangkanBahwa:
Nama
Nomor Mahasiswa
Fakultas /Program StudiPerguruan Tinggi
FEBBYANTI
01320628
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Telah melaksanakan penelitian tanggal 25 Febuari 2006 dan 04 Maret 2006 Dengan Judul* PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP STRESKERJA KARYAWAN " di PT Matarindo Kreasi sarana, JL. RING ROAD BARATDowangan ,Banyuraden,Gamping ,Sleman Yogyakarta.
Demikian Surat Keterangan ini di BerikanKepadayang bersangkutan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta :06 Maret 2006Manajemen~PT.Matarindo Kreasi sarana