Top Banner
1 PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARATUR PEMERINTAH DAERAH DENGAN BUDAYA ORGANISASI DAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI MODERATOR (STUDI KASUS PADA PEMERINTAH KABUPATEN BARRU SUL-SEL) Effect Of Participation On Budget Preparing To Performance Of Local Government Officials With Organizational Culture And Organizational Commitment As A Moderator (Case Study On Gevernment of Barru Regency, Sul-Sel MUHLIS, SYARIFUDDIN DAN MEDIATY ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah, pengaruh budaya organisasi dalam hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah, dan pengaruh komitmen organisasi dalam hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja aparatur pemerintah daerah. Metoda analisis data yang digunakan dalam peneilitian ini adalah model regresi, dengan demikian maka untuk mendapatkan hasil yang lebih mutlak dalam penggunaan model regresi maka terlebih dahulu diadakan pengujian kualitas instrumen pengamatan, uji normalitas data dan uji asumsi klasik. Pengolahan data menggunakan software SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bukti bahwa parstisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial mempunyai hubungan positif dan signifikan. Demikian pula interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dengan variabel moderasi dalam hal ini budaya organisasi dan komitmen organisasi terhadap kinerja manajerial juga menunjukkan hasil yang positif dan signifikan. Kata Kunci : Partisipasi penyusunan anggaran, budaya organisasi, komitmen organisasi dan kinerja manajerial. ABSTRACT This study aims to examine the effect of participation in budget preparation to the performance of local government officials, the influence of organizational culture in the relationship between participatory budgeting to the performance of local government officials, and the influence of organizational commitment in the relationship between participatory budgeting with the performance of local government officials. Methods of data analysis used in this study is regression model, and thus to obtain a more absolute results in the use of regression models testing the first place the quality of observational instruments, the normality test data and test the classical assumption. Processing data using SPSS software. The results show evidence that participation in budgeting with managerial performance have a positive and significant relationship. Similarly, the interaction between budgetary participation with variable moderation in this organizational culture and organizational commitment on managerial performance also showed a positive and significant. Keywords: Participation of budgeting, organizational culture, organizational commitment and managerial performance.
13

Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja

Aug 21, 2015

Download

Documents

delila_89
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja

1

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARATUR PEMERINTAH DAERAH DENGAN BUDAYA ORGANISASI DAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI MODERATOR (STUDI KASUS PADA

PEMERINTAH KABUPATEN BARRU SUL-SEL)

Effect Of Participation On Budget Preparing To Performance Of Local Government Officials With Organizational Culture And Organizational Commitment As A Moderator (Case Study

On Gevernment of Barru Regency, Sul-Sel

MUHLIS, SYARIFUDDIN DAN MEDIATY

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah, pengaruh budaya organisasi dalam hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah, dan pengaruh komitmen organisasi dalam hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja aparatur pemerintah daerah. Metoda analisis data yang digunakan dalam peneilitian ini adalah model regresi, dengan demikian maka untuk mendapatkan hasil yang lebih mutlak dalam penggunaan model regresi maka terlebih dahulu diadakan pengujian kualitas instrumen pengamatan, uji normalitas data dan uji asumsi klasik. Pengolahan data menggunakan software SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bukti bahwa parstisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial mempunyai hubungan positif dan signifikan. Demikian pula interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dengan variabel moderasi dalam hal ini budaya organisasi dan komitmen organisasi terhadap kinerja manajerial juga menunjukkan hasil yang positif dan signifikan. Kata Kunci : Partisipasi penyusunan anggaran, budaya organisasi, komitmen

organisasi dan kinerja manajerial.

ABSTRACT

This study aims to examine the effect of participation in budget preparation to the performance of local government officials, the influence of organizational culture in the relationship between participatory budgeting to the performance of local government officials, and the influence of organizational commitment in the relationship between participatory budgeting with the performance of local government officials. Methods of data analysis used in this study is regression model, and thus to obtain a more absolute results in the use of regression models testing the first place the quality of observational instruments, the normality test data and test the classical assumption. Processing data using SPSS software. The results show evidence that participation in budgeting with managerial performance have a positive and significant relationship. Similarly, the interaction between budgetary participation with variable moderation in this organizational culture and organizational commitment on managerial performance also showed a positive and significant. Keywords: Participation of budgeting, organizational culture, organizational commitment and managerial performance.

Page 2: Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja

2

PENDAHULUAN

Penyusunan anggaran merupakan suatu proses yang berbeda antara sektor swasta

dengan sektor pemerintah, termasuk diantaranya pemerintah daerah. Pada sektor swasta,

anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang tertutup untuk publik, namun

sebaliknya pada sektor pemerintahan atau publik anggaran justru harus diinformasikan

kepada publik untuk dikritik dan didiskusikan dengan tujuan untuk mendapatkan masukan.

Anggaran sektor publik merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan

pelaksanaan program-program yang dibiayai dari uang publik (Mardiasmo, 2005; 61).

Penganggaran sektor publik terkait dalam proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-

tiap program dan aktivitas dalam satuan moneter. Tahap penganggaran menjadi sangat

penting, karena anggaran yang tidak efektif dan tidak berorientasi pada kinerja akan dapat

menggagalkan perencanaan yang telah disusun.

Perubahan paradigma anggaran daerah dilakukan untuk menghasilkan anggaran

daerah yang benar-benar mencerminkan kepentingan dan pengharapan masyarakat daerah

setempat terhadap pengelolaan keuangan daerah secara ekonomis, efisien dan efektif.

Reformasi anggaran daerah dimulai dengan penyusunan anggaran daerah yang tidak lagi

mengacu kepada PP No. 6 tahun 1975 tentang Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah, dan Penyusunan Perhitungan

Anggaran Pendapatan dan Belanja. Perubahan kebijakan tentang anggaran mengikuti

perubahan kebijakan pengelolaan keuangan negara. Salah satu bentuk perubahan kebijakan

tersebut dengan mulai diberlakukannya PP No. 105 tahun 2000, tentang Pengelolaan dan

Pertanggung jawaban Keuangan Daerah (Yuwono dkk, 2005: 64), selanjutnya diganti

dengan PP No. 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, yang diikuti dengan

diterbitkannya Permendagri No. 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah.

Peran penting anggaran dalam organisasi sektor publik berasal dari kegunaannya

dalam menentukan estimasi pendapatan atau jumlah tagihan atas jasa yang diberikan

(Nordiawan, 2006: 47). Anggaran adalah sebuah proses yang dilakukan oleh organisasi

sektor publik untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya ke dalam kebutuhan-

kebutuhan yang tidak terbatas. Pengertian tersebut mengungkap peran strategis anggaran

dalam pengelolaan kekayaan sebuah organisasi publik. Organisasi sektor publik tentunya

berkeinginan memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat, tetapi seringkali

terkendala oleh terbatasnya sumber daya yang dimiliki.

Page 3: Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja

3

Mardiasmo (2005: 63) menyatakan bahwa terdapat beberapa alasan pentingnya

anggaran sektor publik yaitu: (a).anggaran merupakan alat bagi pemerintah untuk

mengarahkan pembangunan sosial-ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan

kualitas hidup masyarakat, (b).anggaran diperlukan karena adanya masalah keterbatasan

sumber daya (scarcity of resources), pilihan (choice) dan trade off. (c).anggaran diperlukan

untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah bertanggungjawab terhadap rakyat. Dalam hal ini

anggaran publik merupakan instrumen pelaksanaan akuntabilitas publik oleh lembaga-

lembaga publik yang ada.

Mengingat pentingnya anggaran sektor publik, maka APBD harus disusun

berdasarkan prinsip-prinsip pokok anggaran sektor publik. Permendagri No. 26 tahun 2006

tentang Pedoman Penyusunan APBD tahun anggaran 2007 menyatakan bahwa dalam

penyusunan APBD harus memperhatikan prinsip-prinsip, sebagai berikut; (a).partisipasi

masyarakat; (b).transparansi dan Akuntabilitas Anggaran; (c). disiplin anggaran; (d).keadilan

anggaran; (e).efisiensi dan efektivitas anggaran, dan (f).taat azas.

Proses anggaran diawali dengan penetapan tujuan, target dan kebijakan. Kesamaan

persepsi antar berbagai pihak tentang apa yang akan dicapai dan keterkaitan tujuan dengan

berbagai program yang akan dilakukan, sangat penting bagi kesuksesan anggaran. Di tahap

ini, proses distribusi sumber daya mulai dilakukan. Pencapaian konsensus alokasi sumber

daya menjadi pintu pembuka bagi pelaksanaan anggaran. Proses panjang dari penentuan

tujuan ke pelaksanaan anggaran seringkali melewati tahap yang melelahkan, sehingga

perhatian terhadap tahap penilaian dan evaluasi sering diabaikan. Kondisi inilah yang

tampaknya secara praktis sering terjadi (Bastian, 2006a: 188).

Proses penyusunan anggaran merupakan kegiatan penting yang melibatkan berbagai

pihak, baik manajer tingkat atas maupun manajer tingkat bawah dimana masing-masing pihak

memainkan peran dalam rnempersiapkan dan mengevaluasi berbagai alternatif dan tujuan

anggaran. Anggaran yang dihasilkan senantiasa digunakan sebagai tolok ukur bagi kinerja

manajer dan para karyawan (Leslie, 1992). Oleh karenanya, penyusunan anggaran partisipatif

diharapkan akan meningkatkan kinerja para manajer, di mana ketika suatu tujuan dirancang

dan secara partisipasi disetujui, maka karyawan akan menginternalisasi tujuan yang

ditetapkan, dan memiliki rasa tanggungjawab pribadi untuk mencapainya karena mereka ikut

terlibat dalam penyusunan anggaran tersebut.

Penelitian mengenai partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial

masih menunjukkan hasil yang bertentangan. Beberapa peneliti menunjukkan bukti bahwa

partisipasi penyusunan anggaran mempunyai efek positif yang kuat terhadap kinerja

Page 4: Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja

4

manajerial (Argyris,1952). Penelitian lain juga melaporkan bahwa hubungan tersebut positif

(Brownell, 1982; Brownell dan Mohines, 1986). Penelitian yang menunjukkan bahwa

partisipasi penyusunan anggaran mempengaruhi kinerja secara tidak signifikan adalah

penelitian yang dilakukan oleh Cherrington dan Cherrington (1973); Milani (1975); dan

Kenis (1979). Sementara Govindarajan (1986) menyatakan bahwa kemungkinan belum

adanya kesatuan hasil penelitian anggaran disebabkan karena hubungan antara partisipasi

anggaran terhadap prestasi kerja dan kepuasan kerja karyawan adalah tergantung pada faktor

kondisional, dimana faktor- faktor tersebut disebut juga sebagai variabel kontinjensi. Prestasi

kerja merupakan faktor yang dapat memperbaiki keefektifan organisasi. Prestasi kerja

ditentukan atas dasar fungsi- fungsi manajemen yang dibahas dalam teori manajemen klasik

yang meliputi prestasi manajerial dalam planning, investigating, coordinating, evaluating,

supervising, staffing, negotiating and representing. Oleh karena beberapa hasil penelitian

menunjukkan partisipasi dalam penyusunan anggaran mempunyai pengaruh positif terhadap

prestasi kerja (Brownell, 1982, Brownell dan Mannes, 1986). Beberapa hasil penelitian

(French, dkk, 1989; Frucot dan Shearon, 1991), menunjukkan bahwa partisipasi anggaran

mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan kerja. Menurut mereka kepuasan kerja sangat

tergantung pada tingkat masukan instrinsik dan ekstrinsik serta bagaimana seseorang

memandang masukan tersebut.

Penelitian mengenai hubungan antara partisipasi dalam proses penyusunan anggaran

terhadap kinerja manajerial merupakan penelitian yang masih banyak diperdebatkan.

Beberapa penelitian mengenai hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan

kinerja manajerial menunjukkan hasil yang tidak konsisten; Indriantoro (1993) menemukan

hubungan positif dan signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja

manajerial. Berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan Brownell 1986, dan Sukardi

(2002), di mana mereka menemukan hasil yang tidak signifikan antara partisipasi penyusunan

anggaran dengan kinerja manajerial. Hal ini terjadi karena hubungan partisipasi penyusunan

anggaran dengan kinerja manajerial tergantung pada faktor-faktor situasional atau lebih

dikenal dengan istilah variabel kontinjensi (contingency variable).

Penelitian yang dilakukan oleh Frucot dan Shearon (1991) dan Indriantoro (1999)

menemukan pengaruh dimensi budaya terhadap efektivitas partisipasi penyusunan anggaran

dalam peningkatan kinerja manajerial. Penelitian oleh Mustikawati (1999) juga menunjukkan

bahwa interaksi partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan budaya paternalistik

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja manajerial. Sementara

penelitian Supomo (1998) dalam Susanti (2002) juga menemukan kondisi yang sama, yaitu

Page 5: Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja

5

interaksi antara anggaran partisipatif dan budaya organisasional memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap kinerja manajerial. Sedangkan berkaitan dengan variabel komitmen

organisasi, penelitian Randall (1990) dalam Nouri dan Parker (1998) menunjukkan komitmen

organisasi sebagai variabel moderating mempengaruhi secara signifikan hubungan partisipasi

anggaran terhadap kinerja manajerial.

Tujuan Penelitian.

Sesuai dengan perumusan masalah tersebut di atas, maka penelitian ini dilakukan

dengan tujuan sebagai berikut :

1.Untuk menguji pengaruh antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja

aparatur pemerintah daerah

2.Untuk menguji pengaruh budaya organisasi dalam hubungan antara partisipasi

penyusunan anggaran terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah.

3.Untuk menguji pengaruh komitmen organisasi dalam hubungan antara partisipasi

penyusunan anggaran dengan kinerja aparatur pemerintah daerah.

METODA PENELITIAN

Obyek dan Lokasi Penelitian

Obyek dari penelitian ini adalah seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) pada

pemerintah Kabupaten Barru Propinsi Sulawesi Selatan dengan dibatasi pada manajerial

SKPD dalam penyusunan anggaran SKPD, yaitu kepala satuan kerja selaku pengguna

anggaran dan pejabat penatausahaan keuangan.

Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah merupakan

penelitian kausal ( causal ) atau hubungan sebab akibat. Umar (2008) mengungkapkan

desain kausal berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel

yang lain, dan juga berguna pada penelitian yang bersifat eksperimen di mana variabel

independennya diperlakukan secara terkendali oleh peneliti untuk melihat dampaknya pada

variabel dependennya secara langsung.

Rancangan penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan bukti empiris dan

menganalisis penyusunan partisipasi anggaran, budaya organisasi, dan komitmen organisasi

sebagai variabel independen terhadap kinerja aparatur pemerintah Kabupaten Barru sebagai

variabel dependen.

Page 6: Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja

6

Populasi dan Sampel Penelitian.

Dalam penelitian ini, jumlah populasi adalah 86 (delapan puluh enam) orang yang

diambil dari 43 (empatpuluh tiga) satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang ada di

Kabupaten Barru, yang terdiri dari 14 (empat belas) dinas, 5 (lima) badan, 1 (satu)

inspektorat, 4 (empat) kantor, 10 (sepuluh) bagian, 7 (tujuh) kecamatan, 1 (satu) sekretariat

daerah dan 1 (satu) sekretariat dewan. Kemudian yang menjadi sampel adalah 43 (empat

puluh tiga) orang yang terkait dalam penyusunan anggaran pada lingkungan pemerintah

Kabupaten Barru yaitu kepala SKPD sebagai pengguna anggaran dan pejabat penatausahaan

keuangan (PPK-SKPD), dengan demikian total populasi yang menjadi sampel adalah 43

populasi (43 SKPD).

Model Analisis.

Model yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model penelitian regresi

linier berganda dan analisis regresi bertingkat dengan pendekatan uji interaksi, yang

dijabarkan dibawah ini :

Model yang digunakan dalam penelitian ini disajikan dalam persamaan sebagai berikut:

Model I : Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e

Model II : Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3[{X1-X2} + e

Model III : Y = α + β1 X1 + β3 X3 + β3{X1-X3}] + e

Keterangan :

Y = Kinerja aparatur pemerintah daerah

α = Konstanta

β = Koefisien regresi

X1 = Partisipasi penyusunan anggaran

X2 = Budaya organisasi

X3 = Komitmen organisasi

{X1-X2} = Interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dengan budaya organisasi

{X1-X3} = Interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kommitmen organisasi

Metoda Analisis Data

Metoda analisis data yang digunakan dalam peneilitian ini adalah model regresi.

Kemungkinan-kemungkinan munculnya masalah dalam model regresi cukup sering dalam

mencocokkan model prediksi ke dalam sebuah model yang dimasukkan dalam serangkaian

data. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang lebih mutlak dalam penggunaan model

Page 7: Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja

7

regresi maka terlebih dahulu diadakan pengujian kualitas instrumen pengamatan, uji

normalitas data dan uji asumsi klasik. Pengolahan data menggunakan software SPSS.

Definisi Operasional Variabel

Terdapat empat variabel yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Partisipasi Anggaran, adalah tingkat seberapa jauh keterlibatan dan pengaruh individu

(manajer) didalam menentukan dan menyusun anggaran yang ada dalam divisi atau

bagiannya, baik secara periodik maupun tahunan. Instrumen yang digunakan untuk

mengukur variabel ini diadopsi dari Millani (1975) yang banyak digunakan oleh

peneliti-peneliti sebelumnya. Ada 6 (enam) item pertanyaan yang dipakai untuk

mengukur partisipasi dengan menggunakan skala lima poin, di mana skor terendah

(poin 1) menunjukkan partisipasi rendah, sedangkan skor tinggi (poin 5)

menunjukkan partisipasi tinggi.

2. Budaya Organisasi, adalah nilai-nilai dari keyakinan yang dimiliki para anggota

organisasi yang dimanifestaikan dalam bentuk norma-norma perilaku para individu

atau kelompok organisasi yang bersangkutan (pendekatan dimensi praktek) (Hofstede

dkk, 1990).

Secara spesifik variabel budaya menjelaskan orientasi budaya perusahaan pada level

departemen atau bagian. Pengukuran variabel dengan instrument yang dikembangkan

Supomo (1998) berdasarkan analisi faktor pada instrumen Hofstede dkk, (1990)

3. Komitmen Organisasi, didefinisikan sebagai keyakinan dan dukungan yang kuat

terhadap nilai dan sasaran yang ingin dicapai organisasi. Variabel komitmen

organisasi diukur dengan instrumen yang digunakan oleh Mowday dkk, 1979. Item-

item disesuaikan dengan konteks pemerintah daerah oleh Darma (2004) dan

Dwianasari (2004). Jumlah item pertanyaan adalah 9 item dengan skala ordinal 1-5.

4. Kinerja Aparatur. Pemerintah daerah mengadopsi pertanyaan yang dikembangkan

oleh Mahoney dkk (1963) diukur dengan menggunakan 9 (sembilan) item. Setiap

responden diminta untuk menjawab sembilan item pertanyaan yang menyangkut

tingkat kinerja manajerial di setiap bidang yang meliputi: perencanaan, investigasi,

pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pengaturan staff (staffing), negosiasi,

perwakilan/representasi dan kinerja secara keseluruhan. Pada variabel dependen

kinerja aparatur ini juga menggunakan skala ordinal 1-5.

Page 8: Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja

8

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penyajian Data

Obyek penelitian ini adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) pada pemerintah

Kabupaten Barru, maka sebelumnya diuraikan perkembangan manajerial SKPD dalam

penyusunan anggaran SKPD sebagai pendukung penelitian.

Hasil Penelitian

Setelah melalui berbagai tahapan penelitian yang telah direncanakan, penelitian ini

menghasilkan berbagai hal terkait dengan masalah yang diajukan pada bagian awal. Hasil

statistik deskriptif akan memberikan gambaran umum terhadap data yang digunakan dalam

penelitian ini. Sebelum melakukan pengujian hipotesis melalui pengujian model, penelitian

ini terlebih dahulu melakukan pengujian terhadap kualitas data yang digunakan. Pengujian ini

digunakan untuk menjamin terpenuhinya asumsi yang diperlukan dalam melakukan

pengujian terhadap model regresi.

Data yang telah dikumpulkan berupa hasil jawaban responden yaitu pada seluruh SKPD

pada pemerintah Kabupaten Barru dengan sasaran kami batasi pada manajerial SKPD dalam

penyusunan anggaran SKPD, yaitu kepala satuan kerja selaku pengguna anggaran dan pejabat

penatausahaan keuangan. Hasil pengolahan data berupa informasi untuk mengetahui

bagaimana pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparatur pemerintah

daerah,bagaimana pengaruh budaya organisasi dalam hubungan antara partisipasi

penyusunan anggaran dengan kinerja aparatur pemerintah daerah, dan bagaimana pengaruh

komitmen organisasi dalam hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan

kinerja aparatur pemerintah daerah. Jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 43 kuesioner.

Pembahasan Hipotesis I

Pada hipotesis I dilakukan untuk melihat pengaruh partisipasi penyusunan anggaran

terhadap kinerja aparatur, dan hipotesis yang dikemukakan dalam hal ini adalah :

H1 : Semakin tinggi tingkat partisipasi penyusunan anggaran, semakin tinggi tingkat kinerja

aparat pemerintah daerah.

Untuk mengetahui hasil dari adanya pengaruh partisipasi penyusunan anggaran

dengan kinerja aparat, maka diadakan uji regresi sederhana. Berdasarkan pengujian yang

dilakukan dengan menggunakan SPSS, maka dapat dijelaskan bahwa ternyata terdapat

pengaruh antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial, yang

ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 4,823 dengan signifikansi sebesar 0,000 yang lebih

kecil dari α = 0,05. Adanya pengaruh positif antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap

Page 9: Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja

9

kinerja aparat pemerintah daerah menunjukkan bahwa semakin tinggi partisipasi penyusunan

anggaran, maka akan semakin meningkatkan kinerja aparat pemerintah daerah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Schuler

dan Kim (1976), Brownell (1982), Brownell dan Mc. Innes (1986) serta Nur Indriantoro

(1993). Dengan demikian, maka hipotesis pertama yang menyatakan adanya pengaruh antara

partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat terbukti.

Pembahasan Hipotesis II

Hipotesis II dalam penelitian diungkapkan :

H2: Semakin tinggi tingkat kesesuaian antara partisipasi penyusunan anggaran dengan

budaya organisasi orientasi pada orang, semakin tinggi kinerja aparat pemerintah daerah.

Untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel budaya organisasi dalam

memoderasi hubungan partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial,

digunakan uji interaksi atau disebut moderated regretion analysis. Berdasarkan hasil

pengujian yang dilakukan (budaya organisiasi sebagai variabel moderat) menunjukkan t

hitung sebesar 8,603 dengan signifikasi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05, berarti

hipotesis 2 yang diajukan dapat diterima. Dengan demikian, hasil penelitian ini mendukung

hipotesis yang menyatakan semakin tinggi tingkat kesesuaian antara partisipasi penyusunan

anggaran dan budaya organisasi yang berorientasi pada orang akan semakin tinggi kinerja

aparat. Sebaliknya semakin rendah tingkat kesesuaian antara partisipasi penyusunan anggaran

dan budaya organisasi berorientasi pada pekerjaan, semakin rendah kinerja aparat. Kombinasi

kesesuaian antara partisipasi penyusunan anggaran dan budaya organisasional yang

berorientasi pada orang merupakan kesesuaian terbaik yaitu faktor budaya organisasi

memenuhi prasarat kondisional atau efektif dari partisipasi penyusunan anggaran yang dapat

meningkatkan kinerja aparat.

Hal ini berarti partisipasi anggaran dapat meningkatkan kinerja aparat jika disertai

dengan budaya organisasi yang berorientasi pada orang. Dengan kata lain, budaya organisasi

secara signifikan mampu bertindak sebagai variabel moderating yang mempengaruhi

hubungan partisipasi anggaran dalam meningkatkan kinerja aparat. Temuan penelitian ini

seperti halnya penelitian Supomo (1998) mengindikasikan bahwa partisipasi bawahan dalam

penyusunan anggaran lebih efektif jika keputusan-keputusan yang penting dalam organisasi

lebih sering dibuat secara kelompok. Partisipasi anggaran akan meningkatkan kinerja

manajerial para anggota organisasi jika atasan setingkat kepala dinas peduli dan perhatian

terhadap masalah pribadi para bawahan, serta lebih tertarik pada orang (yang mengerjakan)

daripada hasil pekerjaan orang tersebut. Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris

Page 10: Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja

10

mengenai pentingnya aspek hubungan antara bawahan dan atasan dalam upaya meningkatkan

kinerja para pegawai.

Pembahasan Hipotesis III

Pada Hipotesis III dijelaskan :

H3: Semakin tinggi tingkat kesesuain partisipasi penyusunan anggaran dengan

komitmen organisasi, semakin tinggi kinerja aparat pemerintah daerah.

Untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel komitmen organisasi dalam

memoderasi hubungan partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial,

digunakan uji regresi berganda dengan variabel moderasi. Berdasarkan hasil pengujian yang

dilakukan, maka terdapat pengaruh antara variabel komitmen organisasi dalam memoderasi

partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja aparat yang ditunjukkan dengan nilai t

hitung sebesar 2,027 dengan signifikasi sebesar 0,004 yang lebih kecil dari α = 0,05. Dengan

demikian, hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang menyatakan peningkatan komitmen

organisasi akan menyebabkan peningkatan kinerja aparat pemerintah yang berpatisipasi

dalam penyusunan anggaran. Sebaliknya, penurunan komitmen organisasi dapat berakibat

pada terjadinya kecenderungan untuk menurunnya kinerja aparat. baik kepala SKPD maupun

PPK dalam berpartisipasi menyusun anggaran.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Randall, (1990) dalam

Nouri dan Parker (1998). Partisipasi anggaran akan meningkatkan kinerja manajerial para

anggota organisasi, jika atasan setingkat kepala dinas peduli dan perhatian terhadap

komitmen para bawahan dalam berpartisipasi untuk menyusun anggaran. Oleh karenanya,

maka tujuan sasaran anggaran dapat dicapai. Komitmen organisasi yang tinggi akan

meningkatkan kinerja yang tinggi pula, sementara komitmen yang rendah dari aparat

pemerintah daerah akan berimplikasi pada rendahnya kinerja komitmen untuk

bertanggungjawab terhadap tujuan sasaran anggaran yang hendak dicapai.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Terdapat pengaruh yang signifikan partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja

aparat pemerintah daerah, dengan demikian maka semakin tinggi partisipasi penyusunan

anggaran, akan semakin meningkatkan kinerja aparat pemerintah daerah.

Page 11: Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja

11

2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel budaya organisasi dalam memoderasi

partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja aparat pemerintah daerah. Hasil ini

menunjukkan semakin tinggi tingkat kesesuaian partisipasi penyusunan anggaran dengan

budaya organisasi yang berorientasi pada orang, akan semakin tinggi kinerja aparat

pemerintah daerah.

3. Terdapat pengaruh signifikan antara variabel komitmen organisasi dalam memoderasi

partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja aparat pemrintah daerah. Hasil ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat komitmen organisasi akan menyebabkan

peningkatan kinerja aparat pemerintah daerah dalam berpatisipasi atas penyusunan

anggaran.

DAFTAR PUSTAKA

Adoc, M, H, 2002, Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran Terhadap Perilaku dan Kinerja

Pemerintah Daerah diprovensi Nusa Tenggara Timur, Tesis Program Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta.

Argyris, C,(1952), The Impact Budget on People, The Controllership Foundation, Inc, The Scool of Business and Public Administration, Cornell University.

Bashaw dan Grant, 1994. Exploring the Distinctive Nature of Work Commitment, Journal of personal

Bastian, Indra, 2006, Sistem Akuntansi Sektor Publik, Edisi 2, Jakarta, Salemba empat

Beynon P. & Davies (2004). Database systems. Houndmills, Basingstoke, UK: Palgrave.

Gozali, Imam, 2002, Aplikasi analisis Multifariat dengan program SPSS, BP, Undip

Halim, Andul, 2007, Akuntansi Sektor Publik, Akuntansi Keuangan Daerah, Edisi 3, Jakarta , Salemba Empat

Hassan, Iqbal, 2008, Pokok-pokok Materi Statistik 2, Statistik Inferensif, Edisi kedua, Jakarta, Bumi Aksara.

Hansen Dan Mowen. 2001. Akuntansi Manajemen. Salemba Empat. Jakarta.

Henry Simamora. 1999. Akuntansi Manajemen. Salemba Empat. Jakarta.

Irene Rini. DP. 2003. Analisis Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Kultur Organisasi dan Locus Of Control Sebagai Variabel Moderating. Jurnal Bisnis Strategi. Vol. 11. pp 23-33.

Ikhsan, Arfan, 2008, Metodologi Penelitian Akuntansi Keperilakuan, Edisi pertama, Yogyakarta, Graha Ilmu.

Irvan H 2008. Pendekatan Budaya Organisasi untuk Employee Engagement, Portalhr.com.

Kusnadi. 2005. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Peran kecukupan Anggaran dan Komitmen Organisai Sebagai variabel Intervening. JMK. Vol. 3 No. 1. pp 75-97.

Leslie, 1992, Keuangan Dan Akunting, diterjemahkan oleh Dra. Dyah Ratna Permatasari, Penerbit Binarupa aksara, Jakarta.

Page 12: Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja

12

Luthans, Fred. (2002). Organization Behavior. Ninth Edition. McGraw Hill Book Company. Boston 3

Mardiasmo, 2005. Akuntansi Sektor Publik : Penentuan harga pelayanan publik, jokjakarta Mayer, J.P., N.J. Allen and A.C. Smith, 1993. Commitment to Organization and Occupation:

Extension and Test of A Three-Component Conceptualization. Journal of Applied Psychology, vol. 78, p.538-551.

Milani, K. W. ,The Relationship of Participation in Budget-Setting to Industrial Supervisor Performance and Attitudes: A Field Study, The Accounting Review (April 1975), pp. 274-284.

Mathis, dan Jackson, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi pertama, Cetakan Pertama, Yogyakarta : Salemba Empat

Moreland, R., Levine, J., & Cini, M., (1993) Group Socialization: The Role of Commitment. Dalam Group Motivation Social Psychology Perspectives. Editor. Michael A Hogg & Dominic Abrams. New York: Harvester Wheatsheaf.

Mowday R.T. 1992. Commitment Propensity, Organizational Commitment and Voluntary Turnover: A longitudional Study of Organizational Entry Process. Journal of Management, 18 (1):15-32

Munawar, 2001, Pendapatan Asli Daerah Dalam Otonomi Daerah, Vol II. No 1. Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.

Mathieu, J.E and Zajac, DM, 1990, A review and meta analisys of the antecendents, correlates, and consequences of organizational commitment, Pcycological Bulletin, Vol 108.

Mayer, Allen J. (1994). The Measurement and Antecedents of Affective, Continuance,and Normative Commitment to the Organization. Journal of Occupational Psychology. London

M. Nafarin. 2004. Penganggaran Perusahaan. Edisi Revisi. Salemba Empat. Jakarta.

Mulyadi. 1997. Akuntansi Manajemen. Edisi 2, Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi. Yogyakarta.

Mia, L, 1989, The Impact of Participation in Budgeting and Job Difficulty on managerial performance, work motivation, a research note, Accounting Organizational and Society, Vol 13.

Nordiawan,. 2006. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta : Salemba Empat.

Nouri H. and Parker R. J. (1996), The Effect of Organizational Commitmenton The Relation Between Budgetary Participation and Budgetary

Osborne, . 1999. Mewirausahakan Birokrasi, Jakarta : Pustaka Binaman Pressindo.

O’Reilly,(1989), Organizational Commitmeent and Psychological Attachment ; The Affective Complience Identification, and Internalizen on Pro Social Behavior, Journal of Applied Psychology, Vol IV,471-493.

Pareek.1994.Perilaku Organisasi, Jakarta : PT Pustaka Binaman Pressindo

Randall D.M, 1990, The Consekuencess of Organization Commitment: Methodological Investigation, Journal of Organization Behavior. Pp 361-378

R.A. Supriyono. 2005. Pengaruh Variabel Perantara Kecukupan Anggaran dan Partisipasi Penganggaran terhadap Hubungan Antara Komitmen Organisasi dan Kinerja Manajerial di Indonesia. Jurnal Ekonomi Perusahaan. Vol. 12. No. 1 pp 13-29.

R.A. Supriyono. 2005. Pengaruh Usia, Keinginan Sosial, Kecukupan Anggaran dan Partisipasi Penganggaran terhadap Kinerja Manajerial di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia”. Vol. 21. No. 1 pp 59-74.

Steers, Richard, 1995. Efektivitas Organisasi II, Jakarta. Penerbit Erlangga

Page 13: Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja

13

Sutarto, 1997, Dasar-Dasar Organisasi, Gajah Mada University Press, Jogjakarta.

Santrock, John W. Educational Psychology. 2nd Edition. Terjemahan Tri Wibowo B.S. Jakarta: Prenada Media Group, 2008.

Siagian, Sondang P. Filsafat Administrasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008.

Simamora, Henry, Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarya: STIE YKPN, 2004.

Soeprihanto, 1996 John. Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan. Yogyakarta: BPFE.

Sopiah, Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Penerbit Andi. 2008

Sumadi Suryabrata. 1992. Metodologi Penelitian. Rajawali Pers. Jakarta.

STAR, ADB, 2007, Laporan Sektor Tentang Akuntabilitas dan Audit di Indonesia, State Audit Reform-Sector Development Program, Program Loan Monitoring Unit (PLMU).

Steers, R.M. (1979), Factors Affecting Job Attitudes in a Goal-Setting Environment”, dalam Kenis; “Effect of Budgetary Goal Characteristics on Management Attitudes and Performance, The Accounting Review, October, P. 707-721

Vroom, V. H. & Jago, A. G. 1988, The new leadership: Managing participation in organizations. Englewood Cliffs, N. J. Prentice Hall.

Wentzel, Kristin, 2002, The Influence of Fairness Perceptions and Goal commitment on Managers Performance in A Budget Setting, Behavior Research in Accounting, 14: 247- 271.

Wignyosoebroto, Sritomo, 2000. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Surabaya: Guna Widya. Edisi I, Cetakan II. 2000.

Yuki, G. A. 2006, Leadership In Organization, 5th ed. New York: Pearson Prentice Hall. 2006.

Yuki H. 2004. Hubungan antara kesenjangan iklim kerja dan motivasi kerja. Skripsi sarjana fakultas Psikologi Unpad, Bandung.