perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH OW UNDERWRITER, U TERHADAP PENG DALAM PROSPEK SEBAGA Ditujukan untuk Melen Mencapai Derajat Ma Fakultas Ekon RIRIK YUN UNIV i WNERSHIP RETENTION, REPUTAS UMUR, DAN KOMISARIS INDEPEN GUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPI KTUS IPO DENGAN PROPRIETARY C AI VARIABEL PEMODERASI HALAMAN JUDUL TESIS ngkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat agister Sains Program Studi Magister Akunt nomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh: NITA HENDRY KOESWORO SARI NIM : S4308014 FAKULTAS EKONOMI VERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 SI NDEN ITAL COST Guna tansi
149
Embed
PENGARUH OWNERSHIP RETENTION, REPUTASI UNDERWRITER, … · Samsung yang menggandeng Google Android dan Blackberry serta I-phone. ... misalnya goodwill, patent, copyright, dan trade
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH OWNERSHIP RETENTIONUNDERWRITER, UMUR,TERHADAP PENGUNGKAPAN
DALAM PROSPEKTSEBAGAI VARIABEL PEMODERASI
Ditujukan untuk Melengkapi TugaMencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
RIRIK YUNITA HENDRY KOESWORO SARI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
i
OWNERSHIP RETENTION, REPUTASI , UMUR, DAN KOMISARIS INDEPENDEN
PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITALDALAM PROSPEKTUS IPO DENGAN PROPRIETARY COST
SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI
HALAMAN JUDUL
TESIS
Ditujukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi
nomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh: RIRIK YUNITA HENDRY KOESWORO SARI
NIM : S4308014
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
, REPUTASI KOMISARIS INDEPENDEN
INTELLECTUAL CAPITAL PROPRIETARY COST
Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kahadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat, karunia dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis
dengan judul “Pengaruh Ownership Retention, Reputasi Underwriter, Umur, dan
Komisaris Independen Terhadap Pengungkapan Intellectual Capital dalam
Prospektus IPO dengan Proprietary Cost sebagai Variabel Pemoderasi” ini
disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi
Magister Akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam proses penulisan tesis ini, penulis telah mendapat bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S., selaku rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc., P.hD., selaku ketu program Pasca Sarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Dr. Bandi, M.Si., Ak., selaku ketua program Magister Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Muhammad Agung Prabowo, M.Si., P.hD., Ak selaku sekretaris program
Magister Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak., selaku pembimbing tesis, yang
dengan penuh kesabaran, keramahan, keikhlasan, dan penuh perhatian telah
meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan arahan yang sangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
membantu penulis untuk mencapai hasil yang terbaik di tengah jadwal beliau
yang padat.
6. Anas Wibawa, S.E., M.Si., Ak., selaku pembimbing tesis, yang dengan penuh
kesabaran, keramahan, keikhlasan, dan penuh perhatian telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis sejak awal sampai dengan penyelesaian
penulisan tesis ini.
7. Dra. Y. Anni Aryani, M.Prof.Acc., Ph.D., Ak. dan Drs. Djoko Suhardjanto,
M.Com(Hons), Ph.D., Ak., selaku penguji dalam ujian tesis.
8. Bapak dan ibu dosen program Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ilmu yang
bermanfaat kepada penulis.
9. Staf program Magister Akuntansi yang telah membantu kelancaran
administrasi.
10. Semua teman-teman yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung selama penulis
menyelesaikan studi. Penulis meminta maaf kepada semua pihak yang terkait
dalam penulisan tesis ini atas segala kekurangan dan kekhilafan penulis. Harapan
penulis semoga tesis ini dapat bermanfaat.
Surakarta, Mei 2011
Ririk Yunita H. K. S.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN .............................. Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .......... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ............................................................................................ iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................ 1
DAFTAR TABEL .................................................................................................... 5
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... 6
DAFTAR LAMPIRAN .......................................... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ............................................................. Error! Bookmark not defined.
ABSTRACT ........................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 7
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................7
B. Perumusan Masalah .................................................................................20
C. Tujuan Penelitian .....................................................................................23
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................24
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ......... 25
A. Signaling Theory .....................................................................................25
B. Intellectual Capital ..................................................................................28
C. Ownership Retention ...............................................................................33
D. Reputasi Underwriter ..............................................................................34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
E. Umur Perusahaan .....................................................................................37
F. Komisaris Independen .............................................................................38
G. Konsentrasi Industri dan Proprietary Cost ..............................................40
H. Variabel Kontrol ......................................................................................43
I. Penelitian Terdahulu ................................................................................47
J. Pengembangan Hipotesis .........................................................................51
1. Ownership Retention dan Pengungkapan Intellectual Capital ..........51
2. Reputasi Underwriter dan Pengungkapan Intellectual Capital ........55
3. Umur Perusahaan dan Pengungkapan Intellectual Capital ...............58
4. Komisaris Independen dan Pengungkapan Intellectual Capital .......60
5. Proprietary Cost, Ownership Retention, dan Pengungkapan
Intellectual Capital ............................................................................64
K. Rerangka Konseptual ...............................................................................70
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 71
A. Populasi dan Sampel Penelitian ...............................................................71
B. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data .......................................................73
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .......................................73
D. Analisis Data ............................................................................................82
1. Uji Asumsi Klasik .............................................................................82
*** Tingkat signifikansi 0,10 ** Tingkat signifikansi 0,05 * Tingkat signifikansi 0,01
Sumber: Data sekunder, diolah
1. Koefisien determinasi
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur kemampuan model
regresi dalam menerangkan variasi variabel dependen. Oleh karena jumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
variabel independen dalam penelitian ini lebih dari dua, maka yang digunakan
sebagai dasar analisis adalah nilai koefisien adjusted R2 (Ghozali 2002).
Pada tabel 9 menunjukkan nilai adjusted R2 model regresi 1adalah sebesar
0,298. Hal ini menunjukkan bahwa 29,8% variasi yang terjadi pada pengungkapan
intellectual capital dapat dijelaskan oleh ownership retention, reputasi
underwriter, umur perusahaan, komisaris independen, gross proceed, rencana
kompensasi eksekutif, leverage, dan reputasi auditor, sedangkan sisanya sebesar
70,2% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam
model pertama penelitian ini.
Pada tabel 11 menunjukkan nilai adjusted R2 model regresi 2 adalah
sebesar sebesar 0,307. Hal ini menunjukkan bahwa 30,7% variasi yang terjadi
pada pengungkapan intellectual capital dapat dijelaskan oleh ownership retention,
reputasi underwriter, umur perusahaan, komisaris independen, proprietary cost,
interaksi ownership retention dengan proprietary cost, gross proceed, rencana
kompensasi eksekutif, leverage, dan reputasi auditor, sedangkan sisanya sebesar
69,3% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam
model penelitian ini.
2. Uji signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Hasil pengujian statistik F model regresi 1 pada tabel 9 menunjukkan nilai
Fhitung sebesar 3,285 dengan signifikansi sebesar 0,007. Nilai probabilitas
signifikan pengujian tersebut lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.
Dengan kata lain hasil pengujian ini menunjukkan bahwa semua variabel dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
model pertama ini dapat digunakan sebagai instrumen penentu untuk
meningkatkan pengungkapan intellectual capital.
Hasil pengujian statistik F model regresi 2 pada tabel 9 menunjukkan nilai
Fhitung sebesar 2,906 dengan signifikansi sebesar 0,010. Nilai probabilitas
signifikan pengujian tersebut lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
semua variabel dalam model regresi ke-dua ini secara simultan berpengaruh
terhadap pengungkapan intellectual capital .
3. Uji Statistik t
Hasil pengujian koefisien regresi Model 1 secara parsial dan hasil
pengujian koefisien regresi Model 2 secara parsial pada tabel 9 dapat
diinterpretasikan sebagai berikut:
a. Koefisien regresi variabel ownership retention adalah bertanda positif. Hal
ini berarti bahwa ownership retention akan meningkatkan pengungkapan
intellectual capital.
b. Koefisien regresi variabel reputasi underwriter adalah bertanda positif. Hal
ini berarti bahwa reputasi underwriter akan meningkatkan pengungkapan
intellectual capital.
c. Koefisien regresi variabel umur perusahaan adalah bertanda positif. Hal ini
berarti bahwa umur perusahaan semakin tua akan semakin meningkat
pengungkapan intellectual capital-nya.
d. Koefisien regresi variabel komisaris independen adalah bertanda negatif.
Hal ini berarti bahwa eksistensi komisaris independen tidak meningkatkan
pengungkapan intellectual capital.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
e. Koefisien regresi variabel proprietary cost adalah bertanda positif. Hal ini
berarti bahwa semakin tinggi proprietary cost semakin meningkatkan
pengungkapan intellectual capital.
f. Koefisien regresi antara variabel ownership retention dengan proprietary
cost adalah memiliki arah negatif. Hal ini berarti bahwa interaksi antara
ownership retention dengan proprietary cost menurunkan pengungkapan
intellectual capital.
g. Koefisien regresi variabel gross proceed adalah bertanda negatif. Hal ini
berarti bahwa semakin tinggi gross proceed maka semakin menurun
pengungkapan intellectual capital-nya.
h. Koefisien regresi variabel rencana kompensasi eksekutif adalah bertanda
positif. Hal ini berarti bahwa adanya rencana kompensasi eksekutif maka
semakin meningkatkan pengungkapan intellectual capital.
i. Koefisien regresi variabel leverage adalah bertanda positif. Hal ini berarti
bahwa semakin tinggi leverage maka semakin meningkat pengungkapan
intellectual capital.
j. Koefisien regresi variabel reputasi auditor adalah bertanda positif. Hal ini
berarti bahwa kalau auditor reputasinya baik maka pengungkapan
intellectual capital-nya tinggi.
Hipotesis ke-1 menguji pengaruh ownership retention terhadap
pengungkapan intellectual capital pada perusahaan yang melakukan IPO. Hasil
pengujian regresi pada tabel 9 menunjukkan bahwa koefisien regresi ownership
retention (LnOwnRet) sebesar 0,105 dengan t-statistik sebesar -2,183 dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
signifikansinya 0,036. Berdasarkan hasil pengujian tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa variabel ownership retention secara parsial berpengaruh
terhadap pengungkapan intellectual capital. Hal ini dikarenakan nilai signifikansi
variabel ownership retention < 0,05. Sesuai dengan hasil pengujian di atas maka
hipotesis pertama (H1) yang menyatakan terdapat pengaruh positif ownership
retention terhadap pengungkapan intellectual capital pada perusahaan yang
melakukan IPO secara statistik mendapat dukungan, sehingga H1 diterima.
Hipotesis ke-2 menguji pengaruh reputasi underwriter terhadap
pengungkapan intellectual capital pada perusahaan yang melakukan IPO. Hasil
pengujian regresi pada tabel 9 menunjukkan bahwa koefisien regresi underwriter
(Undw) sebesar 0,084 dengan t-statistik sebesar 2,873 dan signifikansinya 0,007.
Berdasarkan hasil pengujian di atas maka dapat disimpulkan bahwa variabel
underwriter secara parsial berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual
capital. Hal ini dikarenakan nilai signifikansi variabel underwriter < 0,05. Sesuai
dengan hasil pengujian di atas maka hipotesis kedua (H2) yang menyatakan
terdapat pengaruh positif reputasi underwriter terhadap pengungkapan intellectual
capital pada perusahaan yang melakukan IPO secara statistik mendapat dukungan,
sehingga H2 diterima.
Hipotesis ke-3 menguji pengaruh umur perusahaan terhadap
pengungkapan intellectual capital pada perusahaan yang melakukan IPO. Hasil
pengujian regresi pada tabel 9 menunjukkan bahwa koefisien regresi umur
perusahaan (LnUP) sebesar 0,015 dengan t-statistik sebesar 0,813 dan
signifikansinya 0,422. Berdasarkan hasil pengujian di atas maka dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
disimpulkan bahwa variabel umur perusahaan secara parsial tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan intellectual capital. Hal ini dikarenakan nilai signifikansi
variabel umur perusahaan > 0,05. Sesuai dengan hasil pengujian di atas maka
hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan terdapat pengaruh positif umur perusahaan
terhadap pengungkapan intellectual capital pada perusahaan yang melakukan IPO
secara statistik tidak mendapat dukungan, sehingga H3 ditolak.
Hipotesis ke-4 menguji pengaruh komisaris independen terhadap
pengungkapan intellectual capital pada perusahaan yang melakukan IPO. Hasil
pengujian regresi pada tabel 9 menunjukkan bahwa koefisien regresi komisaris
independen (KomInd) sebesar -0,024 dengan t-statistik sebesar -0,681 dan
signifikansinya 0,500. Berdasarkan hasil pengujian di atas maka dapat
disimpulkan bahwa variabel komisaris independen secara parsial tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual capital. Hal ini dikarenakan nilai
signifikansi variabel komisaris independen > 0,05. Sesuai dengan hasil pengujian
di atas maka hipotesis keempat (H4) yang menyatakan terdapat pengaruh positif
komisaris independen terhadap pengungkapan intellectual capital pada
perusahaan yang melakukan IPO secara statistik tidak mendapat dukungan,
sehingga H4 ditolak.
Hipotesis ke-5 menguji proprietary cost memoderasi hubungan ownership
retention terhadap pengungkapan intellectual capital pada perusahaan yang
melakukan IPO. Hasil pengujian regresi pada tabel 9 menunjukkan bahwa
koefisien regresi interaksi antara ownership retention dengan proprietary cost
(LnOwnRet.HerfIndCon) sebesar -0,193 dengan t-statistik sebesar 0,988 dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
signifikansinya 0,331. Berdasarkan hasil pengujian di atas maka dapat
disimpulkan bahwa proprietary cost bukan merupakan variabel yang memoderasi
hubungan antara ownership retention terhadap pengungkapan intellectual capital.
Hal ini dikarenakan nilai signifikansi variabel > 0,05, walaupun koefisien
regresinya bertanda negatif. Sesuai dengan hasil pengujian di atas maka hipotesis
kelima (H5) yang menyatakan proprietary cost memoderasi (dengan arah negatif)
pengaruh ownership retention terhadap pengungkapan intellectual capital pada
perusahaan yang melakukan IPO secara statistik tidak mendapat dukungan,
sehingga H5 ditolak.
D. Pembahasan
1. Pengujian hipotesis pengaruh positif ownership retention terhadap pengungkapan intellectual capital pada perusahaan yang melakukan IPO
Hasil hipotesis 1 membuktikan bahwa ownership retention memiliki
pengaruh positif terhadap pengungkapan intellectual capital pada perusahaan
yang melakukan IPO.
Hal tersebut dapat terjadi karena dalam kondisi IPO lazim terjadi asimetri
informasi dan nilai lebih yang dimiliki oleh perusahaan (sumber daya intellectual
capital) tidak diketahui oleh investor potensial , hal ini menjadikan investor sulit
untuk mengetahui kualitas IPO. Oleh karena itu, sinyal positif seperti ownership
retention diperlukan, sinyal ini akan ditangkap oleh investor potensial bahwa
perusahaan memiliki prospek yang bagus. Untuk menguatkan kepercayaan
investor terhadap kualitas IPO, maka emiten akan memberikan tambahan
pengungkapan yang berhubungan dengan topik yang memiliki kontribusi terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
terjadinya asimetri informasi, yaitu berupa pengungkapan intellectual capital.
Pengungkapan intellectual capital dalam prospektus akan memfasilitasi investor
dalam penilaian terhadap perusahaan secara lebih akurat dan menurunkan
ketidakpastian tentang prospek masa depan perusahaan. Karena melalui
pengungkapan intellectual capital investor akan mengetahui potensi perusahaan
dalam penciptaan nilai. Oleh karena itu, semakin tinggi ownership retention oleh
pemilik lama maka perusahaan akan semakin terdorong untuk memberikan
pengungkapan intellectual capital lebih banyak. Hubungan ini mengindikasikan
bahwa ownership retention dan pengungkapan intellectual capital bersifat
komplementer.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Singh dan Zahn (2008).
2. Pengujian hipotesis positif pengaruh reputasi underwriter terhadap pengungkapan intellectual capital pada perusahaan yang melakukan IPO
Hasil pengujian hipotesis 2 membuktikan bahwa reputasi underwriter
dapat berdampak positif pada pengungkapan intellectual capital pada perusahaan
yang melakukan IPO.
Underwriter berperan dalam mengurangi asimetri informasi yang terjadi
antara issuer dengan investor melalui dorongan underwriter terhadap perusahaan
untuk melakukan pengungkapan intellectual capital. Dengan pengungkapan
intellectual capital maka keyakinan investor tentang kualitas IPO akan meningkat
dan persepsi persepsi risiko investor akan berkurang, yang pada akhirnya akan
membuat investor melakukan keputusan investasi. Sementara itu, dalam penelitian
ini kontrak penjaminan emisi yang dilakukan oleh underwriter terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
perusahaan IPO adalah dalam bentuk penjaminan full commmitment, sehingga
underwriter berkepentingan atas terjualnya seluruh saham IPO. Jadi dengan
alasan kepentingan tersebut akan membuat underwriter mendorong perusahaan
untuk memberikan pengungkapan intellectual capital, karena dengan
pengungkapan intellectual capital pada akhirnya akan membuat investor bersedia
untuk membeli saham. Oleh karena itu, penggunaan underwriter yang bereputasi
diharapkan memberikan dorongan yang semakin besar akan pengungkapan
intellectual capital dalam prospektus. Dengan kata lain, penggunaan underwriter
yang bereputasi akan mendorong perusahaan untuk tidak menahan informasi
intellectual capital, sehingga konsekuensinya adalah meningkatnya pengungkapan
intellectual capital.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Singh dan Zahn (2008) dan Romadani (2010).
3. Pengujian hipotesis pengaruh positif umur perusahaan terhadap pengungkapan intellectual capital pada perusahaan yang melakukan IPO
Hasil pengujian hipotesis 3 tidak dapat membuktikan bahwa umur
perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan intellectual capital pada
perusahaan yang melakukan IPO.
Koefisien regresi variabel umur perusahaan ini bernilai positif, sehingga
dapat dikatakan bahwa umur perusahaan berdampak positif terhadap
pengungkapan intellectual capital. Meskipun koefisien regresi bernilai positif
namun tidak menunjukkan hasil yang signifikan. Hal ini berarti lamanya
perusahaan berdiri tidak dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut akan
memberikan pengungkapan intellectual capital lebih banyak. Bukh et al. (2005)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
mengindikasikan bahwa yang mendorong pengungkapan intellectual capital
adalah lebih pada masalah latar belakang tim manajemen yang sedang menjabat
dibandingkan dengan umur perusahaan. Jadi soal telah berapa lamanya
perusahaan telah beroperasi nampaknya tidak menjadi pendorong meningkatnya
pengungkapan intellectual capital. Lebih lanjut, jika mengacu pada pendapat
Woodcock dan Whiting (2009), maka alasan tidak diketemukannya pengaruh
umur perusahaan terhadap pengungkapan intellectual capital dapat dijelaskan
dengan menggunakan legitimacy theory. Jadi tidak menjadi soal sudah berapa
lama suatu perusahaan beroperasi, perusahaan tersebut harus secara kontinyu
melakukan pengungkapan intellectual capital agar sejalan dengan ekspektasi
komunitas mengenai legitimasi.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh
White et al. (2007) dan Singh dan Zahn (2008), namun menunjukkan hasil yang
sama dengan penelitian Bukh et al. (2005), Woodcock dan Whiting (2009), dan
Prabowo (2010).
4. Pengujian hipotesis pengaruh positif komisaris independen terhadap pengungkapan intellectual capital pada perusahaan yang melakukan IPO
Hasil pengujian hipotesis 4 tidak dapat membuktikan bahwa komisaris
independen berpengaruh positif terhadap pengungkapan intellectual capital pada
perusahaan yang melakukan IPO.
Kemungkinan tidak ditemukannya pengaruh tersebut adalah karena
eksistensi komisaris independen dalam perusahaan nampaknya baru sekedar
menjadi pelengkap atau hanya untuk memenuhi kebutuhan formal semata.
Komisaris independen belum berfungsi sebagaimana yang diharapkan, yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
sebagai wujud implementasi good corporate governance. Hal ini dimungkinkan
karena dalam praktiknya terdapat kecenderungan bahwa komisaris independen
tidak benar-benar independen yang akan semakin bertambah jika komisaris
independen memiliki kinerja yang lemah kompetensi maupun integritasnya.
Menurut Prabowo (2010) dalam praktiknya belum ada mekanisme tentang
bagaimana pemegang saham memilih komisaris independen, sehingga walaupun
dewan komisaris independen ini ada namun tidak diketahui penunjukannya.
Kondisi yang demikian memungkinkan pengangkatan komisaris independen
hanya didasarkan atas hubungan kekerabatan atau penghargaan semata. Hal
tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi dua hal yang bersifat mendasar yaitu
masalah independensi dan kapabilitas. Akibat selanjutnya adalah
ketidakmampuan komisaris independen untuk mendorong dan menciptakan iklim
yang independen, obyektif, dan transparan sebagai bentuk perhatian terhadap
kepentingan investor. Keberadaan komisaris independen yang belum dapat
berjalan efektif ini menyebabkan ekspektasi bahwa komisaris independen
mendorong pengungkapan intellectual capital tidak terwujud. Sementara itu hasil
koefisien regresi yang menunjukkan arah negatif mungkin merupakan sifat
substitusi terhadap pengungkapan intellectual capital.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Cerbioni dan Parbonetti (2007) dan Li et al. (2008), namun menunjukkan hasil
yang sama dengan penelitian Wardhani (2009), Hanan (2010), dan Prabowo
(2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
5. Pengujian hipotesis proprietary cost memoderasi (dengan arah negatif) pengaruh ownership retention terhadap pengungkapan intellectual capital pada perusahaan yang melakukan IPO
Hasil pengujian hipotesis 5 menunjukkan bahwa proprietary cost tidak
memoderasi (dengan arah negatif) pengaruh ownership retention terhadap
pengungkapan intellectual capital pada perusahaan yang melakukan IPO,
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel proprietary cost bukanlah variabel
pemoderasi. Artinya, proprietary cost yang diproksikan dengan konsentrasi
industri yang selanjutnya diukur menggunakan indeks HI tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan intellectual capital.
Hasil penelitian ini tidak berhasil mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Singh dan Zahn (2008) yang menemukan bahwa hubungan ownership
retention dan pengungkapan intellectual capital akan melemah saat proprietary
cost meningkat. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis tersebut maka dapat
dijelaskan bahwa dalam mengungkapkan informasi intellectual capital hanya
memandang besaran ownership retention oleh pemilik lama tanpa terpengaruh
adanya proprietary cost. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
terkonsentrasi (proprietary cost tinggi) atau tidaknya suatu industri (proprietary
cost rendah) tidak berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual capital
perusahaan dalam prospektus IPO.
E. Pembahasan mengenai variabel kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang faktornya dikontrol untuk
menetralisir pengaruhnya yang dapat mengganggu antara variabel independen dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
dependen. Variabel kontrol yang digunakan adalah gross proceed, rencana
kompensasi eksekutif, leverage, dan reputasi auditor.
Variabel kontrol yang pertama adalah gross proceed. Variabel gross
proceed memiliki nilai signifikansi di atas 0,05 (tabel 9). Artinya gross proceed
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan intellectual capital.
IPO dengan gross proceed yang tinggi justru kurang memberikan pengungkapan
intellectual capital. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Singh dan
Zahn (2008).
Variabel kontrol yang kedua adalah rencana kompensasi eksekutif.
Variabel rencana kompensasi eksekutif memiliki nilai signifikansi di atas 0,05
(tabel 9). Artinya rencana kompensasi eksekutif (bonus atau opsi) tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap pengungkapan intellectual capital. Hasil penelitian
ini sama dengan hasil penelitian Singh dan Zahn (2008).
Variabel kontrol yang ketiga adalah leverage. Variabel leverage memiliki
nilai signifikansi di atas 0,05 (tabel 9). Artinya leverage tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap pengungkapan intellectual capital. Leverage yang tinggi
bukan merupakan good news bagi investor. Kondisi tersebut mengakibatkan
leverage yang tinggi tidak mempengaruhi keputusan investasi. Oleh karena itu,
pada akhirnya leverage yang tinggi tidak menjadi pendorong bagi perusahaan
untuk meningkatkan pengungkapan intellectual capital. Argumentasi ini
didasarkan pada pendapat Woodcock dan Whiting (2009) bahwa hubungan
leverage dan pengungkapan intellectual capital dapat dijelaskan oleh media
agenda setting theory, yaitu jika leverage suatu perusahaan rendah maka akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
meningkatkan pengungkapan sukarela (seperti pengungkapan intellectual capital)
untuk menginformasikan pada pasar tentang posisi kuatnya.
Variabel kontrol yang keempat adalah reputasi auditor. Variabel reputasi
auditor memiliki nilai signifikansi di atas 0,05 (tabel 9). Artinya reputasi auditor
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan intellectual capital.
Zhou dan Panbunyuen (2008) dalam Prabowo (2010) berpendapat bahwa auditor
Big Four lebih berperan dalam memastikan pemenuhan mandatory disclosure
oleh perusahaan. Sementara itu Vergauwen dan Alem (2005) berpendapat bahwa
konservatisme auditor sebagai hasil dari risiko reputasi dan litigasi dapat menjadi
eksekutif, leverage, reputasi auditor, dan variabel pemoderasi yaitu
proprietary cost tidak berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual capital
dalam prospektus IPO.
2. Ownership retention berpengaruh positif terhadap pengungkapan intellectual
capital pada perusahaan yang melakukan IPO. Dalam kondisi IPO lazim
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
terjadi asimetri informasi, untuk menguatkan kepercayaan investor terhadap
kualitas IPO, maka emiten akan memberikan tambahan pada ownership
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
retention sebagai sinyal positif dengan pengungkapan yang berhubungan
dengan topik yang memiliki kontribusi terhadap terjadinya asimetri informasi,
yaitu berupa pengungkapan intellectual capital. Semakin tinggi ownership
retention oleh pemilik lama maka perusahaan akan semakin terdorong untuk
memberikan pengungkapan intellectual capital lebih banyak. Hasil penelitian
ini mendukung hasil penelitian Singh dan Zahn (2008).
3. Reputasi underwriter berpengaruh positif terhadap pengungkapan intellectual
capital pada perusahaan yang melakukan IPO. Dalam penelitian ini kontrak
penjaminan emisi yang dilakukan oleh underwriter terhadap perusahaan IPO
adalah dalam bentuk penjaminan full commmitment, sehingga underwriter
berkepentingan atas terjualnya seluruh saham IPO. Lebih lanjut, underwriter
berkepentingan untuk menjaga reputasinya. Jadi dengan alasan kepentingan
tersebut akan membuat underwriter yang bereputasi baik mendorong
perusahaan untuk lebih banyak memberikan pengungkapan intellectual
capital. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Singh dan Zahn
(2008) dan Romadani (2010).
4. Umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual
capital pada perusahaan yang melakukan IPO. Ini berarti bahwa lamanya
perusahaan beroperasi tidak mempengaruhi pengungkapan intellectual capital.
Dengan kata lain lamanya perusahaan berdiri tidak dapat dikatakan bahwa
perusahaan tersebut akan memberikan pengungkapan intellectual capital lebih
banyak. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
oleh White et al. (2007) dan Singh dan Zahn (2008), namun menunjukkan
hasil yang sama dengan penelitian Bukh et al. (2005) dan Prabowo (2010).
5. Komisaris independen tidak berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual
capital pada perusahaan yang melakukan IPO. Artinya sudah melampaui atau
belumnya jumlah komisaris independen yang dimiliki oleh perusahaan dari
mandatory minimum yang ditetapkan oleh BAPEPAM-LK tidak
mempengaruhi pengungkapan intellectual capital. Hasil ini mendukung hasil
penelitian Wardhani (2009), Hanan (2010), dan Prabowo (2010).
6. Proprietary cost tidak memoderasi hubungan antara ownership retention
dengan pengungkapan intellectual capital pada perusahaan yang melakukan
IPO. Artinya, tinggi atau rendahnya proprietary cost (yang diproksikan
dengan konsentrasi industri yang selanjutnya diukur menggunakan indeks HI)
dalam perusahaan yang memiliki ownership retention tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan intellectual capital. Hasil penelitian ini tidak berhasil
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Singh dan Zahn (2008).
B. Keterbatasan
1. Penilaian skor indeks pengungkapan intellectual capital hanya didasarkan
pada interpretasi pribadi penulis semata, sehingga masih bersifat subyektif.
2. Item yang terdapat dalam framework pengungkapan intellectual capital yang
digunakan dalam penelitian ini belum tentu relevan bagi tiap perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
C. Saran
1. Penelitian selanjutnya dapat meneliti pengungkapan intellectual capital pada
sektor industri tertentu guna melihat apakah hasilnya sejalan dengan penelitian
ini.
2. Penelitian selanjutnya agar menambah jumlah sampel dan memperpanjang
periode pengamatan agar hasilnya bisa lebih representatif dan mendapatkan
temuan yang lebih kuat (robust findings).
3. Dalam penelitian mendatang dapat mengurangi masalah subyektifitas dalam
penilaian skor indeks pengungkapan intellectual capital dalam prospektus
perusahaan sampel dengan melibatkan beberapa peneliti.
4. Dalam penelitian mendatang dapat menggunakan framework yang disesuaikan
dengan kondisi sampel penelitian.
5. Penelitian selanjutnya perlu dilakukan guna menguji konsistensi hasil serta
memperbaiki desain penelitian.
6. Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata indeks pengungkapan intellectual
capital dalam prospektus masih rendah. Oleh karena itu disarankan bagi
Bapepam-LK dan lembaga penunjang pasar modal untuk berperan dalam
meningkatkan masalah transparansi pengungkapan intellectual capital dalam
prospektus.
7. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ownership retention yang ditambah
dengan sinyal tambahan berupa lamanya menahan kepemilikan berpengaruh
terhadap pengungkapan intellectual capital, sehingga hasil penelitian ini
menambah literatur yang mendukung pengujian yang dilakukan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
penelitian Singh dan Zahn (2008). Oleh karena itu, penelitian selanjutnya
dapat menambahkan sinyal lamanya menahan kepemilikan pada variabel
ownership retention dalam menguji ownership retention sebagai determinan
pengungkapan intellectual capital pada prospektus IPO.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
DAFTAR PUSTAKA
Abdolmohammadi, M. J. 2005. Intellectual capital disclosure and market capitalization. Journal of Intellectual Capital 6 (3): 397-416.
Abody, D., dan B. Lev. 2000. Information asymmetry, R&D, and insider gains. Journal of Finance 55 (6): 2747-2766.
Abeysekera, I., dan J. Guthrie. 2005. An empirical investigation of annual reporting of annual reporting trends of intellectual capital in Sri Lanka. Critical Perspectives in Accounting. 16 (3): 151-163.
Amihud, Y., dan H. Mendelson. 1986. Asset pricing and the bid-ask spread. Journal of Financial Economics 17: 223-249.
Anatan, T. L., dan L. Ellitan. 2005. Strategi inovasi dan kinerja operasional perusahaan: sebuah review aplikasi intellectual capital management dalam era baru manufaktur. Proceeding, Seminar Nasional PESAT (23-24 Agustus): E217-E228.
Arosio, R.; G. Giudici; dan S. Paleari. 2000. What drives the initial market performance of Italian IPOs? An empirical investigation on underpricing and price support. Financial Management Association Conference Oct 25th – 28th, Seattle, USA.
Arthurs, J. D.; L. W. Busenitz; R. E. Hoskisson; dan R. A. Johnson. 2009. Signaling and initial public offerings: the use and impact of lockup period. Journal of Business Venturing 24: 360-372.
Beasly, M. 1996. An empirical analysis of the relation between the board of director composition and financial statement fraud. Accounting Review 71 (4): 443-465.
Beatty, R. P. 1989. Auditor reputation and the pricing of initial public offerings. The Accounting Review 64 (4): 693-709.
Berger, P. G., dan R. N. Hann, 2007. Segment profitability and the proprietary and agency costs of disclosure. The Accounting Review 82 (4): 869-906.
Birt, J. L.; C. M. Bilson; T. Smith; dan R. E. Whalley. 2006. Ownership, competition, and financial disclosure. Australian Journal of Management 31 (2): 235-263.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
Boedi, S. 2008. Pengungkapan intellectual capital dan kapitalisasi pasar: studi empiris pada perusahaan publik di Indonesia. Tesis Universitas Diponegoro.
Boesso, G., dan K. Kumar. 2007. Drivers of corporate voluntary disclosure: a framework and empirical evidence from Italy and the United States. Accounting, Auditing and Accountability Journal 20 (2): 269-296.
Bontis, N. 2000. Intellectual capital and business performance in Malaysian industries. Journal of Intellectual Capital 1 (1): 85-100.
________. 2003. Intellectual capital disclosure in Canadian corporations. Journal of Human Resource Costing and Accounting 7(1/2): 9-20.
Botosan, C. 1997. Disclosure level and the cost of equity capital. Accounting Review 72 (3): 323-350.
_________. 2006. Disclosure and the cost of capital: what do we know?. Accounting and Business Research 36 (Special Issue): 31-40.
_________, dan M. Harris. 2000. Motivations for a change in disclosure frequency and its consequences: an examination of voluntary quarterly segment disclosures. Journal of Accounting Research 38: 329-353.
_________, dan M. Stanford. 2005. Managers’ motives to withhold segment disclosures and the effect of SFAS No. 131 on analysts’ information environment. The Accounting Review 80: 751-771.
Branco, M. C.; C. Delgado; M. Sa’; dan C. Sousa. 2010. An analysis of intellectual capital disclosure by Portuguese companies. EuroMed Journal of Business 5 (3): 258-278.
Budiyanawati, A. 2009. Pengaruh karakteristik dewan komisaris terhadap pengungkapan intellectual capital (studi pada perbankan syariah di Asia). Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Bukh, P. 2003. The relevance of IC disclosure: A paradox?. Accounting, Auditing and Accountability Journal 16 (1): 49-56.
_______; C. Nielsen; P. Gormsen; dan J. Mouritsen. 2005. Disclosure of information on intellectual capital in Danish IPO prospectuses. Accounting, Auditing & Accountability Journal 18 (6): 713-732.
Cai, X. C.; D. Duxbury; dan K. Keasey. 2007. A new test of signaling theory. Finance Letters 5 (2): 1-5.
Carter, R., dan S. Manaster. 1990. Initial public offerings and underwriter reputation. The Journal of Finance 45 (4): 1045-1067.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
Cerbioni, F., dan A. Parbonetti. 2007. Exploring the effects of corporate governance on intellectual capital disclosure: an analysis of European biotechnology companies. European Accounting Review 16 (4): 791-826.
Certo, S.; C. M. Daily; dan D. Dalton. 2001. Signalling firm value through board structure: An investigation of initial public offerings. Enterpreneurship Theory and Practice (Winter): 33-50.
Chen, C., dan N. Mohan. 2002. Underwriter spread, underwriter reputation, and IPO underpricing: a simultaneous equation analysis. Journal of Business Finance and Accounting 29 (3/4): 521-540.
Clarkson, P.; A. Dontoh; G. Richardson; dan S. Sefcik. 1991. Retained ownership and the valuation of initial public offerings: Canadian evidence. Contemporary Accounting Research 7 (1): 115-131.
_________________________________________. 1992. The voluntary inclusion of earning forecasts in IPO prospectuses. Contemporary Accounting Research 8 (2): 601-626.
Cohen, D. A. 2002. Financial reporting quality and proprietary costs. www.ssrn.com.
Cordazzo, M. 2007. Intangibles and Italian IPO prospectuses: a disclosure analysis. Journal of Intellectual Capital 8 (2): 288-305.
___________; C. van der. Wielen; dan P. Vergauwen. 2008. Intellectual capital disclosure by biotech IPOs in the UK. http://ssrn.com/abstract=1511607.
Courteau, L. 1995. Under-diversification and retention comitments in IPOs. Journal of Financial And Quantitative Analysis 30 (4): 487-517.
Cumby, J., dan J. Conrod. 2001. Non-financial performance measures in the Canadian biotechnology industry. Journal of Intellectual Capital 2 (3): 261-273.
Davey, J.; L. Schneider; dan H. Davey. 2009. Intellectual capital disclosure and the fashion industry. Journal of Intellectual Capital 10 (3): 401-424.
Darmadji, T., dan H. M. Fakhruddin. 2001. Pasar modal di Indonesia. Penerbit Salemba Empat.
Diamond, D., dan R. Verrechia. 1991. Disclosure, liquidity and cost of capital. Journal of Finance 46 (4): 1325-1359.
Downes, D., dan R. Heinkel. 1982. Signalling and the valuation of unseasoned new issues. Journal of Finance 37 (1): 1-10.
Dye, R. 1986. Proprietary and non-proprietary disclosures. Journal of Business 59 (2): 331-366.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
Elliott, R., dan P. Jacobson. 1994. Commentary: costs and benefits of business information disclosure. Accounting Horizons 8 (4): 80-96.
Firth, M. 1979. The impact of size, stock market listing, and auditors on voluntary disclosure in corporate annual reports. Accounting and Business Research (Autumn): 273-280.
______, dan C. Liau-Tan. 1998. Auditor quality, signalling, and the valuation of initial public offerings. Journal of Business Finance and Accounting 25 (1 dan 2): 145-165.
______, dan A. Smith. 1992. The accuracy of profits forecasts in initial public offering prospectus. Accounting and Business Research 22 (87): 239-247.
Forker, J. J. 1992. Corporate governance and disclosure quality. Accounting and Business Research 22 (86): 111-124.
Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). 2003. Indonesia Company Law. http://www.fcgi.org.id.
Garcia-Meca, E., dan I. Martinez. 2005. Assessing the quality of disclosure on intangibles in the Spanish capital market. European Business Review 17 (4): 305-313.
__________; I. Parra; M. Larran; dan I. Martinez. 2005. The explanatory factors of intellectual capital disclosure to financial analyst. European Accounting Review 14 (1): 63-64.
Ghozali, I. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Badan Penerbitan Universitas Diponegoro Semarang.
Goh, P. C., dan K. P. Lim. 2004. Disclosing intellectual capital in company annual reports. Journal of Intellectual Capital 4 (3): 500-510.
Gompers. P. 1995. Optimal investment, monitoring, and the staging of venture capital. Journal of Finance 50: 1461-1489.
Gujarati, D. 2003. Basic Econometrics, Edisi Empat. New York: McGraw-Hill.
Guo, R.; B. Lev; dan N. Zhou. 2004. Competitive costs of disclosure by biotech IPOs. Journal of Accounting Research 42 (2): 319-355.
Gutrie, J., dan R. Petty. 2000. Intellectual capital: Australian annual reporting practices. Journal of Intellectual Capital 1 (3): 241- 251.
Gutrie, J.; R. Petty; K. Yongvanich; dan F. Ricceri. 2004. Using content analysis as a research method to inquire into intellectual capital reporting. Journal of Intellectual Capital 5 (2): 282-293.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
Gutrie, J.; R. Petty; dan F. Riccerri. 2006. The voluntary reporting of: comparing evidence from Hong Kong and Australia. Journal of Intellectual Capital 7 (2): 254-271.
Hanan, F. S. 2010. Pengaruh corporate governance terhadap intellectual capital disclosure: studi pada bank konvensional di Indonesia. Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Haniffa, R. M., dan T. E. Cooke. 2002. Culture, corporate governance and disclosure in Malaysian corporations. ABACUS 38 (3): 317-348.
Harris, M. S. 1998. The association between competition and managers’ business segment reporting decisions. Journal of Accounting Research (Spring) 36 (1): 111-128.
Hartono. 2008. Pertimbangan return dan risiko dalam keputusan investasi. Pidato Penyuluhan Guru Besar dalam Bidang Manajemen Keuangan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Ho, S. S. M,. dan K. S. Wong. 2001. A study of the relationship between corporate governance structures and the extent of voluntary disclosure. Journal of International Accounting, Auditing and Taxation 10: 139-156.
How, J., dan J. Howe. 2001. Warrants in initial public offerings: empirical evidence. Journal of Business 74 (3): 433-457.
Hughes, P. J. 1986. Signalling by direct disclosure under asymmetric information. Journal of Accounting and Economics (June): 119-142.
Jaswadi dan H. Purnomo. 2006. Hubungan variabel fundamental perusahaan dengan pengungkapan laporan tahunan. Jurnal Aplikasi Manajemen 4 (3): 359-369.
Jog, V., dan B. McConomy. 2003. Voluntary disclosure of management earnings forecast in IPO prospectuses. Journal of Business & Accounting 30 (1/2): 125-167.
Kartika. 2009. Analisis hubungan karakteristik sumber daya manusia komite audit dengan nilai underpricing. Skripsi Universitas Diponegoro.
Khlifi, F., dan A. Bouri. 2010. Corporate disclosure and firm characteristics: A puzzling relationship. Journal of Accounting-Business & Management 17 (1): 62-89.
Komite Nasional Kebijakan Governance. 2004. Pedoman tentang komisaris independen. http://www.governance-indonesia.or.id/main.htm.
Krinsky, I., dan W. Rotenberg. 1989. Signalling and the valuation of unseasoned new isues revisited. Journal of Financial and Quantitative Analysis 24 (2) : 257-266.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
Kurniawati, I. 2003. Analisis pengaruh pengumuman deviden terhadap abnormal return: pengujian signaling hypothesis di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi & Manajemen (Agustus): 1-11.
La Porta, R.; F. L-de-Silanes; A. Shleifer; dan R. Vishny. 1998. Law and finance. Journal of Political Economy 106 (6): 1113-1155.
Leland, H., dan D. Pyle. 1977. Informational assymetrics, financial structure, and financal intermediation. Journal of Finance 32 (2): 371-387.
Leuz, C., dan R. E. Verrecchia. 2000. The economic consequences of increased disclosure. Journal of Accounting Research 38 (Supplement): 91-124.
Li, K.; R. Pike; dan P. Haniffa. 2008. Intellectual capital disclosure and corporate governance structure in UK Firms. Accounting and Business Research 38 (2) : 137-159.
Mangena, M., dan R. Pike. 2005. The effect of audit committee shareholding, financial expertise and size on interim financial disclosures. Accounting and Business Research 38 (2): 327-349.
Martani, D. 2003. Pengaruh informasi selama proses penawaran terhadap initial return perusahaan yang listing di bursa efek jakarta dari tahun 1990-2000. Simposium Nasional Akuntansi V. Surabaya.
Meer-Kooistra, J. van. der., dan S. Zijlstra. 2001. Reporting on intellectual capital. Accounting, Auditing and Accountability Journal 14 (4): 456-476.
Miller, C., dan H. Whiting. 2005. Voluntary disclosure of intellectual capital and the “hidden value”. Proceedings of the Accounting and Finance Association of Australia and New Zeland Conference.
Mouritsen, J.; P. N. Bukh; H. T. Larsen; dan M. R. Johansen. 2002. Developing and managing knowledge through intellectual capital statement. Journal of Intellectual Capital 3 (1): 10-29.
Muawanah, U., dan N. Indriantoro. 2001. Perilaku auditor dalam situasi konflik audit: peran locus of control, komitmen profesi dan kesadaran etis. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia 4 (2):133-150.
Murdiyani. 2009. Pengaruh informasi prospektus perusahaan terhadap initial return pada penawaran saham perdana (studi pada perusahaan LQ-45 2001-2008). Tesis Universitas Diponegoro.
Naylah, M. 2010. Pengaruh struktur pasar terhadap kinerja industri perbankan Indonesia. Tesis Universitas Diponegoro.
Nielsen, C.; P. N. Bukh; J. Mouritsen; M. R. Johansen; dan P. Gormsen. 2006. Intellectual capital statements on their way to the stock exchange. Journal of Intellectual Capital 7 (2): 221-240.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
Nugroho, A. S. 2009. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi initial return setelah IPO di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Oliveira, L.; L. L. Rodrigues; dan R. Craig. 2008. Applying voluntary disclosure theories to intangibles reporting: evidence from the Portuguese stock market. www.ssrn.com.
Ousama, A. A., dan A. H. Fatima. 2010. Factors influencing voluntary disclosure: an empirical evidence from shariah approved companies. Malaysian Accounting Review 9 (1): 85-105.
Patelli, L., dan A. Prencipe. 2007. The relationship between voluntary disclosure and independent directors in the presence of a dominant shareholder. European Accounting Review 16 (1): 5-33.
Pike, R. 2006. Intellectual capital disclosures in corporate annual reports: a european comparison. Bradford University School of Management. Working paper.
Prabowo, A. 2010. Pengaruh corporate governance terhadap pengungkapan intellectual capital (studi empiris pada sektor perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia). Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Prasetyo, P. P. 2002. Pengaruh locus of control terhadap hubungan antara ketidakpastian lingkungan dengan karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia 5 (1): 119-136.
Prencipe, A. 2004. Proprietary costs and determinants of voluntary segment disclosure: evidence from Italian listed companies. European Accounting Review 13 (2): 319-340.
Purnomisidhi, B. 2006. Praktik pengungkapan model intelektual pada perusahaan publik di BEJ. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia 9 (1): 1-20.
Raffournier, B. 1995. The determinants of voluntary financial disclosure by swiss listed companies. The European Accounting Review 4 (2): 261-280.
Razaee, Z. 2003. Causes, consequences, and deterence of financial statement fraud. Critical Perspective on Accounting : 1-22.
Romadani, M. 2010. Pengaruh ownership retention, auditor type, underwriter reputation, dan leverage terhadap pengungkapan modal intelektual perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2008. Skripsi Universitas Sebelas Maret.
Rubhyanti, R. 2008. Hubungan antara modal intelektual dengan nilai pasar dan kinerja keuangan. KOMPAK 1 (1): 55-61.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
Sawarjuwono, T., dan A. P. Kadir. 2003. Intellectual capital: perlakuan, pengukuran dan pelaporan (sebuah library research). Jurnal Akuntansi & Keuangan 5 (1): 35-57.
Scoot, W. 2000. Financial Accounting Theory, 2nd ed. Prentice-Hall Canada.
Sengupta, P. 1998. Corporate disclosure quality and the cost of debt. The Accounting Review 73 (4): 459-474.
Setyapurnama, Y. S., dan A. M. V. Norpratiwi. 2007. Pengaruh corporate governance terhadap peringkat obligasi dan yields obligasi. Jurnal Akuntansi dan Bisnis 7 (2).
Sihotang, P., dan A. Winata. 2008. The intellectual capital disclosure of technology-driven companies: evidence from Indonesia. International Journal Learning and Intellectual Capital 5 (1): 63-82.
Simanjuntak, B. H., dan L. Widiastuti. 2004. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia 7 (3): 351-358.
Simpson, A. 2008. Voluntary disclosure of advertising expenditures. Journal of Accounting, Auditing & Finance: 403-436.
Sinarwati, N. K. 2010. Mengapa perusahaan manufaktur Yng terdaftar di BEI melakukan pergantian kantor akuntan publik?. Simposium Nasional Akuntansi XIII.
Singhvi, S., dan H. Desai. 1971. An empirical analysis of the quality of corporate financial disclosure. The Accounting Review 46: 129-138.
Singh, I., dan J-L. W. M. Van der. Zahn. 2007. Does intellectual capital disclosure reduce an IPO’s cost of capital. The case of underpricing. Journal of Intellectual Capital 8 (3): 494-516.
_______________________________. 2008. Determinants of intellectual capital disclosure in prospectus of initial public offerings. Accounting and Business Research 38 (5): 409-431.
Sir, J.; B. Subroto; dan G. Chandrarin. 2010. Intellectual capital dan abnormal return saham (studi peristiwa pada perusahaan publik di Indonesia). Simposium Nasional Akuntansi XIII.
Sonnier, B. M.; K. D. Carson; dan P. P. Carson. 2008. An explanation of the impact of firm size and age on managerial disclosure of intellectual capital by high-tech companies. Journal of Business Strategies 26 (2): 1-24.
Suhendah, R. 2005. Intellectual capital. Jurnal Akuntansi IX (03): 278-292.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
Sulistio, H. 2005. Pengaruh informasi akuntansi dan non akuntansi terhadap initial return: studi pada perusahaan yang melakuakn initial public offering di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII.
Sunariyah. 2006. Pengantar pasar modal. Edisi Ketiga, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Ujiantho, M. A., dan B. A. Pramuka. 2007. Mekanisme corporate governance, manajemen laba dan kinerja keuangan. Simposium Nasional Akuntansi X.
Vergauwen, P. G. M. C., dan F. J. C. van. Alem. 2005. Annual report intellectual capital disclosures in the Netherlands, France, and Germany. Journal of Intellectual Capital 6 (1): 89-104.
Wafiya. 2003. Due diligence dan tanggung jawab profesi penunjang pasar modal dalam rangka penawaran umum. Tesis Undip.
Walker, M. 2006. How business reporting be improved? A research prospective. Accounting and Business Research 36 (Special Issue): 95-105.
Wardhani, M. 2009. Intellectual capital disclosure: Studi empiris pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
White, G.; A. Lee; dan G. Tower. 2007. Drivers of voluntary intellectual capital disclosure in listed biotechnology companies. Journal of Intellectual Capital 8 (3): 517-537.
Widarjo, W. 2010. Pengaruh ownership retention, investasi dari proceeds, dan reputasi auditor terhadap nilai perusahaan dengan kepemilikan manajerial dan institusional sebagai variabel pemoderasi. Tesis Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Widyaningdyah, A. U. 2008. Sebuah tinjauan akuntansi atas pengukuran dan pelaporan knowledge. The 2nd National Conference UKWMS, Surabaya.
Williams, S. M. 2001. Is intellectual capital performance and disclosure practices related?. Journal of Intellectual Capital 2 (3):192-203.
Wiyasha, I. B. M. 2003. Analisis proporsi penyertaan saham pemilik lama sebagai sinyal prospek perusahaan setelah pasar perdana: studi empiris di Bursa Efek Jakarta. http:/lib.ugm.ac.id/digitasi/upload/1246_RD1002002.pdf.
Woodcock, J., dan R. H. Whiting. 2009. Intellectual capital disclosures by Australian companies. http://eprints.otago.ac.nz/859/1/03_2009_Ros_Whiting.pdf.
Yau, F. S.; L. sin. Chun; dan R. Balaraman. 2009. Intellectual capital reporting and corporate characteristics of public-licensed companies in Malaysia. Journal of Financial Reporting & Accounting 7 (1): 17-35.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
Yoga. 2010. Hubungan teori signaling dengan underpricing saham pada penawaran perdana (IPO) di Bursa Efek Jakarta. Eksplanasi 5 (1): 69-86.
Yusuf. dan P. Sawitri. 2009. Modal intelektual dan market performance perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Proceeding PESAT 3 (Oktober): B49-B55.
Zahn, J-L. W. M. Van der., dan I. Singh. 2007. Intellectual capital disclosures and the association with first-day returns in initial public offerings. International Journal of Accounting, Auditing and Performance Evaluation 4 (4/5): 443-476.
Zhang, G. 2001. Private information production, public disclosure, and the cost of capital: theory and implication. Contemporary Accounting Research 18 (2): 363-384.
Zhang, M. H. 2005. The differential effects of proprietary cost on the quality versus quantity of voluntary corporate disclosure. Dissertation The University of Texas.