PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PERILAKU KONSUMSI CD BAJAKAN DAN CD ORIGINAL Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Atma Jaya, Yogyakarta Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Oleh: Rusyiati NIM: 032214108 PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2006
126
Embed
Pengaruh Motivasi Terhadap Perilaku Konsumsi CD bajakan ... · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan motivasi (rasional dan emosional) antara perilaku konsumsi CD
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PERILAKU KONSUMSI CD BAJAKAN DAN CD ORIGINAL
Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Atma Jaya, Yogyakarta
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Rusyiati
NIM: 032214108
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
2006
ii
iii iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Orang yang paling cerdas dimuka bumi ini adalah orang yang tahu
bagaimana menjadi orang yang bahagia.
Kehidupan adalah serangkaian pelajaran yang harus dialami untuk dimengerti.
Kesuksesan berarti melakukan yang terbaik yang dapat kita lakukan dengan
apa yang kita miliki. Kesuksesan adalah suatu proses, bukan hasil akhir-
mengenai mengusahakannya, bukan keberhasilannya.
Pandanglah kesulitan sebagai sesuatu bagian yang tidak terelakkan dari
kehidupan dan ketika kesulitan itu datang, tetap tegakkan kepala, tataplah
tepat dimatanya dan katakanan, “Saya akan menjadi lebih besar darimu. Kau
tidak dapat mengalahkan saya.”
Semua hal yang menyakitkan melatih kita.
(Stephen R. Covey dalam buku life is greatest lessons)
“Hargailah apa yang sudah Anda miliki saat ini, jangan pernah menyakiti sesamamu
dengan kata yang kasar, jangan sering mengeluh, dan hidup dengan penuh makna
sebagaimana Anda pergunakan waktu dengan bijak.”
Skripsi ini kupersembahkan untuk Lao Mu dan Mi Lek Fo yang selalu
memberi kekuatan dan semangat kepadaku setiap saat, setiap waktu, setiap
detik, dan selalu memberikan cahaya-Nya untuk penerangan jalanku.
Untuk ayah dan ibu, tanpa kalian aku adalah tiada dan tak berguna
Untuk Asui, Asoi, Aching, Alung, dan Afen yang senantiasa
menyemangatiku
Untuk yang tersayang, Afandi dan teman-temanku yang terkasih yang telah
membantuku dengan penuh kasih dalam membuat skripsi ini.
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah di sebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 28 Oktober 2006
Penulis
Rusyiati
v
ABSTRAK
PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PERILAKU KONSUMSI
CD BAJAKAN DAN CD ORIGINAL
Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Atma Jaya, Yogyakarta
Rusyiati UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2006
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan motivasi (rasional dan emosional) antara perilaku konsumsi CD bajakan dan CD original; dan pengaruh motivasi (kebutuhan, rasional, emosional, dan kebiasaan) terhadap perilaku konsumsi CD bajakan dan CD original. Jenis penelitian ini adalah studi kasus terhadap mahasiswa Atma Jaya, Yogyakarta. Pada penelitian ini diambil sampel sebanyak 100 untuk konsumen CD bajakan dan 100 untuk konsumen CD original. Kriteria responden yang diambil sebagai sampel adalah mereka yang hanya membeli CD bajakan dan CD original selama tahun 2005-Agustus 2006. Untuk mengetahui perbedaan motivasi (rasional dan emosional) antara perilaku konsumsi CD bajakan dan CD original digunakan analisis varians (ANOVA). Kemudian untuk mengetahui pengaruh motivasi (kebutuhan, rasional, emosional, dan kebiasaan) terhadap perilaku konsumsi CD bajakan dan CD original digunakan uji F untuk keseluruhan variabel penelitian dan uji t untuk masing-masing variabel bebas penelitian terhadap variabel terikat. Pengukuran variabel terikat dalam penelitian ini adalah banyaknya jumlah CD bajakan dan CD original yang dibeli oleh konsumen selama tahun 2005-Agustus 2006. Berdasarkan hasil olahan SPSS, dengan taraf signifikansi 5% diketahui bahwa ada perbedaan motivasi rasional dan emosional yang signifikan antara perilaku konsumsi CD bajakan dan CD original. Kemudian, dengan taraf signifikansi 5% diperoleh bahwa secara bersama-sama maupun individual motivasi (kebutuhan, rasional, emosional, dan kebiasaan) berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumen dalam membeli CD bajakan dan CD original.
vi
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF MOTIVATION ON PIRATED VERSUS ORIGINAL
COMPACT DISCS CONSUMPTION BEHAVIOR
A Case Study On University Atma Jaya Students, Yogyakarta
Rusyiati SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA 2006
The purposes of this research were to know the difference between rational and emotional motivations underlying pirated versus original compact discs (CD) consumption behavior; and the influence of motivation factors (that is, needs, rational, emotional, and habits) towards pirated and original CDs consumption behavior. This research was a case study conducted on University of Atma Jaya students, Yogyakarta. The amount of sample of this research was 100 for the pirated CD consumers and 100 for the original CD consumers. Criteria of respondents were those who bought either a pirated or original CD during 2005-August 2006. To know the differences of rational and emotional motivation between pirated versus original CDs consumption behavior, the analysis of variance (ANOVA) was used. Then, to know the influences of motivation on pirated versus original CDs consumption behavior, an F-test for all of the variables and a t-test for each of the independent variables towards dependent variables were used. Results show that there was a significant difference on rational and emotional motivation between pirated and original CDs consumption behavior (p<0.05). Then, results show that motivation (needs, rational, emotional, and habits) had a significant influence on consumers who bought pirated and original CDs. (p<0.05).
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan dan Buddha Maitreya yang telah memberikan
limpahan karunia dan rahmat-Nya yang begitu besar, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Motivasi Terhadap Perilaku
Konsumsi CD Bajakan dan CD Original, yang diajukan untuk memenuhi salah
satu syarat memperoleh gelar sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari
bahwa begitu banyak pihak yang telah membantu dengan tulus dalam
penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini, dengan sepenuh hati penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Dosen Pembimbing I yang dengan penuh kesabaran, ketulusan hati dan
ketelitian dalam membimbing penulis.
2. Bapak Drs. L. Bambang H., M. Si., selaku Dosen Pembimbing II yang
telah meluangkan banyak waktu dan penuh kesabaran dalam membimbing
penulis.
3. Bapak Drs. G. Hendra Poerwanto, M. Si., selaku Kepala Prodi Manajemen
yang penuh dengan jiwa humoris dan kesediaan untuk membantu
mahasiswanya.
4. Ibu Dra. Caecilia Wahyu Estining Rahayu, M. Si. selaku Dosen
Pembimbing Akademik yang penuh kesabaran dalam membimbing kami.
viii
5. Ibu Ike Janita Dewi, SE, MBA, Ph. D. yang penuh dengan jiwa antusiasme
dalam mengajarkan dan memberikan banyak ilmu dan wawasan.
6. Bapak Drs. P. Rubiyatno, MM. yang telah menyumbang ide kepada
penulis, sehingga penulis dapat mengolah data dengan komputer.
7. Bapak Drs. Marianus M Modesir, MM. yang selalu mendoakan anak-anak
didiknya dengan tulus.
8. Semua dosen di Fakultas Ekonomi, khususnya Program Studi Manajemen
yang telah memberikan banyak sekali ilmu, wawasan, dan juga pandangan
hidup yang luhur.
9. Rektorat Universitas Atma Jaya yang telah mengizinkanku untuk meneliti
mahasiswanya dan juga untuk rekan mahasiswa UAJY yang bersedia
meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner.
10. Ayah dan Ibu, Asui, Asoi, Aching, Alung, dan Afen atas semua
kebahagiaan, semangat, dukungan, dan perhatian yang begitu besar
kepadaku serta percaya sepenuhnya kepadaku.
11. Sekali lagi, terkhusus untuk Ibu yang tersayang. Untuk semua
pengorbananmu yang luar biasa, sehingga saya dapat kuliah dan
menegakkan kepala saya dihadapan banyak orang, sungguh terima kasih!!!
12. Nenek (Alm) dan Kakek yang tercinta terima kasih untuk ketulusan dan
kasih sayang dari kalian berdua.
13. Afandy yang banyak mengorbankan waktu dan tenaga untuk senantiasa
membantuku dan memberiku semangat yang luar biasa.
Sudah sejak lama sampai sekarang CD dan VCD bajakan beredar
bersamaan dengan CD dan VCD original. Dengan berbagai alasan, pihak yang
mendukung peredaran CD dan VCD bajakan membenarkan pembelian atau
penyewaan CD ataupun VCD bajakan. Alasan ekonomi dari masyarakat
ataupun uang saku dari mahasiswa bisa saja membenarkan hal ini. Apapun
alasannya pembajakan ataupun pemalsuan terhadap barang dan jasa yang
sudah mempunyai hak milik tetap saja melanggar hukum. Dan pihak
kepolisian bertanggung jawab atas penerapan sanksi terhadap kasus seperti ini.
Di lain pihak, dengan alasan kualitas ataupun kelas sosial, seseorang bisa saja
lebih menyukai CD dan VCD original.
Adapun yang dimaksud dengan CD dan VCD bajakan adalah CD
ataupun VCD yang secara sengaja maupun tidak sengaja diperbanyak dari CD
atau VCD aslinya (original) tanpa sepengetahuan pihak yang berwenang.
Dalam hal ini, yang dimaksudkan sebagai pihak yang berwenang adalah pihak
yang terlibat dalam proses pembuatan CD ataupun VCD original. Sedangkan
CD dan VCD original adalah CD atau VCD yang proses pembuatannya
dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai izin dan persyaratan dalam
melakukan rekaman lagu, video klip, ataupun film.
1
2
Berkaitan dengan kasus pembajakan CD dan VCD original, tidak
peduli seberapa keras atau besar sanksi yang diberikan oleh pihak pemerintah,
dalam hal ini adalah para aparat kepolisian, pembajakan terhadap CD dan
VCD original tetap saja terjadi. Walaupun pada saat raziah begitu banyak CD
dan VCD bajakan yang dihancurkan, tetap saja CD dan VCD bajakan beredar
dalam jumlah yang banyak di pasaran. Para pembajak dan konsumen
sepertinya tidak terlalu menghiraukan perlakuan dari aparat kepolisian
tersebut. Konsumen sepertinya sudah menganggap pembelian CD dan VCD
bukan sebatas pertimbangan harus membeli bajakan ataupun original, tetapi
lebih kepada pertimbangan akan rutinitas yang mungkin sudah dibentuk oleh
kebutuhan mereka.
Parahnya, dari keseluruhan CD dan VCD yang beredar, yang
paling banyak membuat pihak pemilik hak cipta menderita kerugian besar
adalah peredaran CD bajakan untuk kategori lagu-lagu yang dinyanyikan oleh
artis terkenal. Sedangkan untuk VCD original yang lebih sering ditemukan
dalam kategori film, yang kalau dibajak kualitas gambar dan suaranya jarang
ada yang sebaik VCD original lebih sedikit menarik minat konsumen. Tetapi,
sekarang tren VCD sudah mulai menurun karena munculnya DVD yang
menghasilkan kualitas gambar yang lebih terang dan bagus.
Walaupun DVD hampir menggantikan VCD, CD tetap bertahan
karena banyak sekali orang yang begitu senang dan menikmati musik. Sebagai
contoh, Anak kos menikmati musik hampir setiap hari. Untuk itu, pertarungan
3
antara CD original dan CD bajakan untuk kategori musik ataupun lagu akan
terus berlangsung. Maka, berdasarkan uraian di atas penulis memilih judul:
Pengaruh Motivasi terhadap Perilaku Konsumsi CD Bajakan dan CD
Original.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada perbedaan motivasi (rasional dan emosional) antara perilaku
konsumsi CD bajakan dan CD original?
2. Apakah motivasi (kebutuhan, rasional, emosional, dan kebiasaan)
mempengaruhi perilaku konsumsi CD bajakan dan CD original?
C. Batasan Masalah
1. Yang dimaksud dengan perilaku konsumsi pada penelitian ini adalah
membeli CD bajakan dan CD original.
2. Pada penelitian ini konsumen dibedakan menjadi dua kategori, yaitu
konsumen yang hanya membeli CD bajakan selama tahun 2005-Agustus
2006 dan konsumen yang hanya membeli CD original selama tahun 2005-
Agustus 2006.
3. Untuk rumusan masalah pertama, hal yang termasuk dalam motivasi
adalah rasional dan emosional. Sedangkan untuk rumusan masalah kedua,
hal yang termasuk dalam motivasi mencakup kebutuhan, rasional,
emosional, dan kebiasaan.
4
4. CD bajakan dan CD original yang dimaksud disini adalah CD bajakan dan
CD original untuk kategori musik dan lagu saja.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Perbedaan motivasi (rasional dan emosional) antara perilaku konsumsi
CD bajakan dan CD original.
2. Pengaruh motivasi (kebutuhan, rasional, emosional, dan kebiasaan)
terhadap perilaku konsumsi CD bajakan dan CD original.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Konsumen CD bajakan dan CD original
Mereka diharapkan dapat mengetahui hal-hal yang memotivasi atau
mendukung mereka dalam mengkonsumsi CD bajakan dan CD original.
2. Bagi Produsen CD Original
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
produsen CD original untuk dapat menjadikan CD original semakin
banyak diminati oleh konsumen.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi bagi
perpustakaan dan bisa menjadi salah satu bahan acuan bagi pembaca untuk
melakukan penelitian yang lebih lanjut.
5
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai
motivasi dan perilaku konsumen terhadap CD bajakan dan CD original.
F. Sistematika Penulisan
Bab I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
Bab II LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan teori-teori yang bersangkutan dengan judul
penelitian yang penulis lakukan.
Bab III METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan jenis penelitian, lokasi penelitian, waktu
penelitian, subjek dan objek penelitian; populasi, sampel dan
teknik pengambilan sampel; alat pengumpulan data, variabel
penelitian, definisi operasional, data yang diperlukan, teknik
pengujian instrumen, dan teknik analisis data.
Bab IV GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS ATMA JAYA,
YOGYAKARTA
Bab ini berisikan gambaran umum mengenai lokasi atau tempat
dilakukannya penelitian.
6
Bab V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan hasil pengolahan data, analisis data,
pembahasan dan jawaban dari rumusan masalah.
Bab VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan yang dapat diambil dari hasil
penelitian dan saran yang dapat diberikan oleh penulis
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pasar dan Manajemen Pemasaran
Pasar dapat dipandang dari banyak perbedaan perspektif, dan, sebagai
akibatnya, adalah hal yang tidak mungkin untuk menetapkan definisi pasar
secara tepat. Dalam kaitan untuk menetapkan beberapa kejelasan, disediakan
sebuah definisi dasar dari pasar. Pasar adalah sebuah kelompok dari pembeli
potensial dengan kebutuhan dan keinginan serta kekuatan pembelian untuk
memuaskan diri mereka (Burnett, 2002: 28).
Market is a group of potential buyers with needs and wants and the purchasing power to satisfy them.
Definisi pasar yang lebih ringkas diberikan oleh Armstrong dan Kotler (2003:
5), yaitu:
Market is the set of actual and potential buyers of a product. (pasar adalah sekelompok dari pembeli aktual dan pembeli potensial sebuah produk).
Sedangkan pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dengan mana
individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuh dan inginkan
dengan menghasilkan dan menukarkan produk dan nilai dengan orang lain
(Armstrong dan Kotler, 2003: 5).
Marketing is a social and managerial process whereby individuals and groups obtain what thet need and want through creating and exchanging products and value with others.
7
8
Definisi pemasaran yang lain dikemukakan oleh Burnett (2003: 4), yaitu:
Marketing is the process of planning and executing the conception, pricing, promotion, and distribution of ideas, goods, and services to create exchanges that satisfy individual (customer) and organizational objectives. (pemasaran adalah proses dari perencanaan dan pelaksanaan gambaran, harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan jasa untuk menghasilkan pertukaran yang dapat memuaskan individu (pelanggan) dan sasaran organisasi.
Tugas pokok pemasaran adalah menciptakan nilai bagi pelanggan, di mana
nilai pelanggan adalah perbedaan antara persepsi pelanggan terhadap manfaat
yang mereka terima dari membeli dan menggunakan suatu produk atau jasa ,
dengan persepsi biaya yang harus mereka tanggung (Churchill, 2005: 7).
B. Konsep-Konsep Pemasaran
1. Konsep Produksi
Konsep produksi adalah salah satu konsep bisnis tertua. Konsep produksi
berpendapat bahwa konsumen akan lebih menyukai produk yang tersedia
secara luas dan murah. Para manajer perusahaan yang berorientasi
produksi berkonsentrasi untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi,
biaya yang rendah, dan distribusi secara masal. Mereka mengasumsikan
bahwa konsumen terutama tertarik pada ketersediaan produk dan harga
yang rendah (Kotler, 2005: 20).
2. Konsep Produk
Perusahaan-perusahaan lain dipandu oleh konsep produk, yang
berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk-produk yang
menawarkan fitur yang paling bermutu, berkinerja, atau inovatif. Para
9
manajer organisasi itu memusatkan perhatian untuk menghasilkan produk
yang unggul dan memperbaiki mutunya dari waktu ke waktu. Mereka
mengasumsikan bahwa para pembeli mengagumi produk yang dibuat
dengan baik serta dapat menilai mutu dan kinerja (Kotler, 2005: 20).
3. Konsep Penjualan
Konsep penjualan merupakan orientasi bisnis umum lainnya. Konsep
penjualan berkeyakinan bahwa para konsumen dan perusahaan bisnis, jika
dibiarkan, tidak akan secara teratur membeli cukup banyak produk yang
ditawarkan oleh organisasi tertentu. Oleh karena itu, organisasi tersebut
harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif. Konsep itu
mengasumsikan bahwa para konsumen umumnya menunjukkan
keengganan atau penolakan untuk membeli sehingga harus dibujuk untuk
membeli. Konsep itu juga mengasumsikan bahwa perusahaan memiliki
banyak sekali alat penjualan dan promosi yang efektif yang dapat
merangsang lebih banyak pembelian (Kotler, 2005: 21).
4. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran muncul pada pertengahan tahun 1950-an dan
menentang berbagai konsep sebelumnya. Sebagai ganti filosofi “buat dan
jual,” yang berpusat pada produk, kita bergeser ke filosofi “pahami dan
tanggapi.” Sebagai ganti “berburu,” pemasaran adalah “berkebun.”
Pekerjaan pemasaran bukan untuk menemukan pelanggan yang tepat bagi
produk Anda, melainkan menemukan produk yang tepat bagi pelanggan
Anda. Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai
10
sasaran organisasi adalah perusahaan harus menjadi lebih efektif
dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan
mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih
(Kotler, 2005: 22).
5. Konsep Pemasaran Holistik
Konsep pemasaran holistik didasarkan pada pengembangan, desain, dan
implementasi dari program, proses, dan aktivitas pemasaran yang
mengenalkan mereka pada keluasan dan ketergantungan. Pemasaran
holistik mengenalkan bahwa “segala sesuatu penting” dengan pemasaran
dan hal itu meluas, menyatukan perspektif adalah sesuatu yang sering
diperlukan. Empat komponen dari pemasaran holistik adalah pemasaran
relasi (hubungan), pemasaran terpadu, pemasaran internal, dan pemasaran
masyarakat (Kotler dan Keller, 2006: 16).
C. Bauran Pemasaran
1. Produk
Produk (dan jasa) merupakan elemen bauran pemasaran utama yang
memuaskan keinginan dan kebutuhan pelanggan dan menyediakan tempat
yang pokok di antara organisasi dan pelanggannya (Burnett, 2002: 19).
Ada tiga level dari sebuah produk, yaitu (Armstrong dan Kotler, 2003:
279):
11
Core Benefitor
Service
Packaging
BrandName
Quality Level
Design
Features
Installation
Deliveryand Credit
Warranty
After SaleService
CoreProduct
ActualProduct
AugmentedProduct
Gambar 2.1 Level dari Sebuah Produk
2. Harga
Harga adalah arti pokok dengan mana pelanggan berpendapat tentang
ketertarikannya pada sebuah barang atau jasa. Akhirnya, harga adalah alat
kompetitif, yang digunakan sebagai dasar untuk membandingkan produk
dan nilai yang dirasakan pada organisasi yang berbeda (Burnett, 2002: 19).
3. Promosi (komunikasi)
Manfaat dari produk harus bisa dikomunikasikan kepada distributor dan
pelanggan akhir. Oleh karena itu, organisasi pemasaran harus menyiapkan
informasi pemasaran yang diterima oleh distributor dan pelanggan akhir
dengan menguntungkan (Burnett, 2002: 19).
12
4. Distribusi
Sistem distribusi sebuah organisasi memindahkan produk kepada
pelanggan akhir (Burnett, 2002: 19).
D. Perilaku Konsumen
1. Pengertian Perilaku Konsumen
Tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan
serta keinginan pelanggan sasaran. Bidang ilmu perilaku konsumen
mempelajari cara individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli,
memakai, serta memanfaatkan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman
dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka (Kotler, 2005:
201).
Perilaku konsumen adalah sejumlah tindakan nyata individu
(konsumen) yang dipengaruhi faktor kejiwaan (psikologis) dan faktor luar
lainnya (eksternal) yang mengarahkan mereka untuk memilih dan
mempergunakan barang-barang yang diinginkannya (Amirullah, 2002: 3).
Consumer behavior is the study of consumer as they exchange something of value for a product or service that satisfies their needs (Wells dan Prensky, 1996: 5). (perilaku konsumen adalah studi tentang konsumen sebagaimana mereka menukarkan suatu nilai untuk mendapatkan sebuah produk atau jasa yang memuaskan kebutuhan mereka).
Ada lagi pengertian perilaku konsumen menurut Wilkie (1994: 14):
Consumer behavior is the mental, emotional, and physical activities that people engage in when selecting, purchasing, using, and disposing of products and services so as to satisfy needs and desires. (perilaku konsumen adalah aktivitas mental, emosional, dan fisik yang digunakan manusia dalam menyeleksi, membeli, memakai, dan
13
menentukan produk dan jasa untuk memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka).
Jadi, perilaku konsumen yang dimaksud disini adalah aktivitas atau
tindakan membeli CD bajakan dan CD original yang dilakukan oleh
konsumen.
Menurut Wilkie (1994: 15) ada tujuh kunci pada perilaku
konsumen, yaitu:
a) Perilaku Konsumen yang Termotivasi
Seperti yang terlihat pada definisi perilaku konsumen di atas:
“Perilaku konsumen adalah aktivitas mental, emosional, dan fisik
yang digunakan manusia dalam menyeleksi, membeli, memakai,
dan menentukan produk dan jasa untuk memuaskan kebutuhan dan
hasrat mereka”. Hal ini berarti, pada umumnya, perilaku konsumen
adalah perilaku yang termotivasi untuk mencapai tujuan yang
partikular.
b) Perilaku Konsumen Meliputi Banyak Aktivitas
Berikut ini adalah beberapa aktivitas yang terlibat dalam perilaku
konsumsi:
14
Berpikir tentang produk Mengunjungi toko Menyimpan produk
Mengamati iklan Mengevaluasi berbagai
alternatif Menyiapkan produk
Melihat pameran Diskusi dengan pelayan
toko Memakai produk
Mengamati yang lain Memutuskan untuk
membeli Menambah pengalaman
Diskusi dengan teman atau
keluarga Which brand?
Memberitahukan teman atau
keluarga
• Memperoleh informasi Which type? Mengeluh kepada penjual lainnya
• Menanyakan pendapat How much to pay? Membuat pembayaran
• Memberikan nasehat Etc.
Memutuskan untuk membeli
What product?
Where?
How?
When?
Tabel 2.1 Aktivitas yang Terlibat dalam Perilaku Konsumsi
15
c) Perilaku Konsumen Adalah Sebuah Proses
Hal ini berhubungan dengan penyeleksian, pembelian,
pemakaian, dan penentuan produk. Bagan dibawah ini
menampilkan secara lengkap isi dari sebuah orientasi proses:
Bagan 2.1 Orientasi Proses
Hubungan dari tingkatan di atas menggambarkan pendekatan
proses keputusan pada perilaku konsumen. Dengan menekankan
fakta bahwa pembelian aktual hanya terjadi di satu tingkat dalam
rangkaian hubungan tingkatan di atas, pendekatan proses
keputusan membantu dalam menganalisis mengapa pembelian
yang pasti akan dilakukan oleh individu tertentu. Pendekatan
tersebut juga membantu untuk menjelaskan aktivitas apa yang
kelihatannya mendahului sebuah pembelian dan apa pengaruhnya
terhadap pembelian berikutnya pada beberapa konsumen
(memperhatikan, juga, bahwa aktivitas setelah pembelian
seseorang untuk suatu pembelian akan menjadi umpan balik dalam
aktivitas sebelum pembelian untuk pembelian selanjutnya).
Tingkat 1
Aktivitas Sebelum
Pembelian
Tingkat 2 Tingkat 3
Aktivitas Pembelian
Aktivitas Setelah
Pembelian
16
Jadi, konsumen CD bajakan dan CD original melewati
proses ini, yaitu dalam menyeleksi, mungkin mendengar, dan
menentukan CD bajakan dan CD original yang akan mereka beli.
Dan setelah itu, melakukan evaluasi untuk menentukan apakah
akan melakukan pembelian kembali atau tidak.
d) Perilaku Konsumen Bervariasi dalam Pemilihan Waktu (timing)
dan Kompleksitas (complexity)
Timing berhubungan dengan kapan sebuah keputusan berlangsung
dan berapa lama seluruh proses berlangsung. Complexity
berhubungan dengan jumlah aktivitas yang terlibat dalam sebuah
keputusan dan kesukaran dari keputusan itu sendiri. Dalam hal ini,
konsumen CD bajakan dan CD original sendirilah yang membuat
keputusan , baik dalam membeli CD bajakan maupun CD original
dari orang lain.
e) Perilaku Konsumen Melibatkan Peranan-Peranan yang Berbeda
Paling tidak ada tiga fungsi yang secara signifikan berbeda yang
dilakukan dalam proses perilaku konsumen. Setiap fungsi tersebut
mempunyai peranan konsumen yang dihubungkan dengan proses
perilaku konsumen. Secara singkat, seorang konsumen dapat
menjadi.
Penyebab
Pembeli
Pemakai
17
Seorang konsumen dapat memainkan kombinasi peranan
yang berbeda pada kesempatan apa saja yang diberikan. Juga,
untuk pembelian partikular apa saja, lebih dari satu orang mungkin
terlibat di satu atau lebih peranan. Sekalipun kita sering dapat
mengabaikan pengaruh yang lainnya, ketika lebih dari satu orang
terlibat, proses keputusan konsumen tetap dipengaruhi.
Jadi, konsumen yang membeli CD bajakan dan CD original
bisa saja menyewakan atau meminjamkan CD bajakan dan CD
original mereka kepada orang lain dengan pertimbangan tertentu.
Dan sebaliknya, konsumen yang peranannya meminjamkan atau
menyewakan CD bajakan dan CD original bisa juga menjadi
seseorang yang meminjam atau menyewa CD bajakan dan CD
original dari orang lain dengan alasan tertentu.
f) Perilaku Konsumen Dipengaruhi oleh Faktor Eksternal
Banyak sumber daya eksternal bertindak untuk
mempengaruhi perilaku konsumen, diantaranya adalah budaya,
sub-budaya, kelas sosial, keluarga, kelompok referensi dan teman,
kondisi eksternal, lingkungan pemasaran, dan pengaruh situasi.
Dalam hal ini, seseorang membuat keputusan untuk
mengkonsumsi CD bajakan dan CD original salah satunya dapat
dipengaruhi oleh kelas sosial. Misalnya, Seseorang yang berasal
dari kelas sosial menengah ke atas akan lebih memutuskan untuk
membeli CD original.
18
g) Perilaku Konsumen Berbeda untuk Orang yang Berbeda
Perbedaan antar individu merupakan sebuah pernyataan
formal yang berhubungan dengan analisis mengapa setiap
konsumen melakukan agak sedikit aktivitas yang berbeda,
membuat agak sedikit pembelian yang berbeda, dan mempunyai
pilihan yang agak sedikit berbeda.
Jadi, konsumen yang mempunyai status sosial menengah ke
atas mungkin akan merasa gengsi jika membeli CD bajakan.
Berbeda dengan konsumen yang berasal dari kelas sosial
menengah ke bawah, mereka mungkin tidak akan peduli dengan
status mereka hanya karena membeli CD bajakan.
Untuk mempermudah pemahaman mengenai perilaku konsumen, berikut
ini diberikan bagan mengenai model perilaku konsumen (Kotler dan
Keller, 2006: 174):
19
Psikologi Konsumen
Bagan 2.2 Model Perilaku Konsumen
Rangsangan pemasaran dan lingkungan memasuki alam sadar
konsumen. Sejumlah proses psikologi dikombinasikan dengan
karakteristik konsumen yang tepat untuk menghasilkan proses
pengambilan keputusan dan keputusan pembelian. Tugas seorang pemasar
adalah untuk mengerti apa yang terjadi dalam alam sadar konsumen
diantara rangsangan pemasaran dari luar dan keputusan pembelian akhir.
Rangsangan Pemasaran
Produk dan Jasa
Harga Distribusi Komunikasi
Rangsangan Lain
Ekonomi Teknologi Politik Budaya
Motivasi Persepsi Pembelajaran Memori
Karakteristik Konsumen
Proses Keputusan Pembelian
Pengenalan Masalah
Pencarian Informasi
Pengevaluasian barbagai alternatif
Keputusan Pembelian
Perilaku Setelah Pembelian
Budaya Sosial Pribadi
Keputusan Pembelian
Pemilihan Produk
Pemilihan Merek
Pemilihan Dealer
Jumlah Pembelian
Waktu Pembelian
Metode Pembayaran
20
Empat kunci dalam proses psikologi diantaranya adalah motivasi, persepsi,
pembelajaran, dan memori yang secara mendasar mempengaruhi respon
konsumen terhadap berbagai rangsangan pemasaran.
2. Sikap Konsumen yang Alamiah
Keragaman yang luas dari perilaku konsumen, yang meliputi
pembelian, rekomendasi kepada orang lain, tingkatan atas, kepercayaan,
evaluasi dan maksud yang konsisten berhubungan dengan sikap. Sikap
mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang dipengaruhi
oleh beberapa objek (misalnya terhadap sebuah merek, pelayanan, dan
toko eceran) (Bednall, et al., 2005: 222).
Dalam konteks perilaku konsumen, sikap diartikan sebagai
kecenderungan yang dipelajari untuk menanggapi (melakukan) cara yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan secara konsisten dengan rasa
hormat kepada suatu objek.
Attitude is a learned predisposition to respond (behave) in a consistenly favourable or unfavourable way with respect to a given object (Bednall, et al., 2005: 222).
Kunci dari pernyataan sikap tersebut adalah sikap untuk suatu objek
tertentu (misalnya merek, isu-isu sosial, dan seseorang); perilaku yang
dipelajari; perilaku sebagai kecenderungan (yang terletak pada pikiran);
perilaku mempunyai konsistensi, arah, dan intensitas (Bednall, et al.,
2005: 222).
Jadi, seseorang bisa saja membeli CD bajakan dan CD original
karena perilaku yang dipelajari dari waktu ke waktu secara konsisten dan
21
akhirnya membentuk sebuah kebiasaan, sehingga cenderung diperlukan
motivasi yang khusus untuk membeli CD bajakan maupun original. Dari
perspektif pemasaran, pembelajaran konsumen merupakan proses dengan
mana seseorang memperoleh pengetahuan dan pengalaman akan
pembelian dan konsumsi mereka, yang mereka gunakan untuk berperilaku
pada waktu yang akan datang.
Consumer learning is the prosses by which individuals acquire the purchase and consumption knowledge and experience they apply to future related behaviour (Bednall, et al., 2005: 180).
3. Perilaku Pembelian
Henry Assael membedakan empat jenis perilaku pembelian
konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan
antarmerek. Keempat jenis perilaku pembelian diantaranya adalah sebagai
berikut (Kotler, 2005: 221):
a) Perilaku Pembelian Yang Rumit
Perilaku pembelian yang rumit terdiri dari tiga langkah. Pertama,
pembeli mengembangkan keyakinan tentang produk tertentu. Kedua, ia
membangun sikap tentang produk tersebut. Ketiga, ia membuat pilihan
pembelian yang cermat. Konsumen terlibat dalam perilaku pembelian
yang rumit bila mereka sangat terlibat dalam pembelian dan sadar akan
adanya perbedaan besar antarmerek.
b) Perilaku Pembelian Pengurang Ketidaknyamanan
Kadang-kadang konsumen sangat terlibat dalam pembelian namun
melihat sedikit perbedaan antarmerek. Keterlibatan yang tinggi
22
didasari oleh fakta bahwa pembelian tersebut mahal, jarang dilakukan,
dan berisiko. Dalam kasus itu, pembeli akan berbelanja dengan
berkeliling untuk mempelajari merek yang tersedia.
c) Perilaku Pembelian Karena Kebiasaan
Banyak produk dibeli pada kondisi rendahnya keterlibatan
konsumen dan tidak adanya perbedaan antar merek yang signifikan.
Jika seseorang tetap mengambil merek yang sama, hal itu karena
kebiasaan, bukan karena kesetiaan yang kuat terhadap merek. Bagi
produk dengan keterlibatan rendah, proses pembelian dimulai dari
keyakinan merek yang dibentuk oleh pemahaman pasif, dilanjutkan
oleh perilaku pembelian, dan kemudian mungkin diikuti oleh evaluasi.
Jadi, seseorang yang membeli CD bajakan dan CD original bisa
saja mengatakan bahwa mereka kurang atau tidak mempertimbangkan
mengenai kualitas ataupun harga CD yang mereka beli, tetapi lebih
mempertimbangkan bahwa mereka membeli CD bajakan dan CD
original karena aktivitas yang biasa atau rutin mereka lakukan setiap
bulan bersama teman-teman mereka.
d) Perilaku Pembelian yang Mencari Variasi
Beberapa situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan
konsumen yang rendah tetapi perbedaan antar merek signifikan. Dalam
situasi itu, konsumen sering melakukan peralihan merek. Misalnya
pembeli memiliki keyakinan tentang suatu produk, memilihnya tanpa
melakukan banyak evaluasi, dan mengevaluasi produk selama
23
konsumsi. Namun, pada kesempatan berikutnya, konsumen mungkin
mengambil merek lain karena ingin mencari rasa yang berbeda.
Peralihan merek terjadi karena mencari variasi dan bukannya karena
ketidakpuasan.
E. Motivasi
Semua perilaku konsumen berawal dari motivasi.
Motivation is the process by which an individual recognizes a need and takes action to satisfy it (Wells dan Prensky, 1996: 227). (motivasi adalah proses dengan mana seorang individu mengakui kebutuhannya dan melakukan tindakan untuk memuaskannya).
Definisi tentang motivasi yang lain diantaranya adalah:
Motivation is the reason for behavior (Hawkins, et al., 1998: 366). (motivasi adalah alasan untuk berperilaku). Motivation are the processes that move a person to behave in certain ways: how behavior gets started and is energized, sustained, directed, and stopped (Wilkie, 1994: 123). (motivasi adalah proses yang menggerakkan seorang untuk berperilaku dalam cara-cara yang pasti: bagaimana perilaku dimulai dan dikuatkan, diteruskan, diarahkan, dan dihentikan).
Jadi, motivasi konsumen yang dimaksud disini adalah motivasi yang
mempengaruhi perilaku konsumsi CD bajakan dan CD original.
Motivasi adalah faktor dinamis, yang menempatkan manusia dalam
gerakan (kata motivasi berasal dari kata latin movere, yang berarti “to move”
atau bergerak). Motivasi timbul dari kebutuhan yang belum terpuaskan, dan
tindakan kemudian muncul karena adanya motivasi, jika berhasil, maka
kebutuhan akan terpuaskan. Kepuasan dari terpenuhinya kebutuhan tidak
mengakhiri motivasi. Beberapa kebutuhan, seperti lapar, tidak pernah
24
terpuaskan untuk jangka pendek, bahkan jika beberapa kebutuhan, katakanlah
kebutuhan akan persahabatan, yang terpuaskan dalam jangka waktu yang
lama, kebutuhan lainnya tersisa untuk bertindak sebagai motivator (Stoner dan
Dolan, 1985: 352).
Berikut ini diberikan bagan mengenai proses motivasi (Bednall, et al.,
2005: 71):
Bagan 2.3 Model dari Proses Motivasi
Bagan di atas menggambarkan motivasi sebagai wilayah (state) kebutuhan,
kemudian menyebabkan tegangan yang menggerakkan individu untuk
menggunakan perilakunya (pria ataupun wanita) dengan harapan akan
memuaskan kebutuhan, dan mengurangi tegangan tersebut (Bednall, et al.,
2005: 70). Anak panah dari “pengurangan tegangan” ke “tegangan”,
maksudnya adalah bahwa seseorang yang sudah dapat mencapai tujuan
Kebutuhan, keinginan, dan hasrat yang tak terpenuhi
Tegangan Dorongan Perilaku
Belajar
Tujuan dan kebutuhan terpenuhi
Proses kognitif
Pengurangan tegangan
25
tertentu seringkali mempunyai tujuan lain sebagai lanjutan. Maka seringkali
dikatakan bahwa kebutuhan manusia itu tidak pernah terpenuhi atau
terpuaskan secara mutlak (Prasetijo dan Ihalauw, 2005: 26).
. Beberapa Segi dari Motivasi: Kebutuhan, Emosi, dan Psikografik
a segi:
kebutu
asilkan
pengala
eliputi (dari yang paling rendah menuju
logis
matan dan keamanan
F
Apapun arah dari motivasi, motivasi diterangkan dalam tig
han, emosi, dan psikografik. Kebutuhan adalah celah di antara hasrat
dan keadaan sekarang, dan memberikan kepada mereka sendiri untuk lebih
siap memikirkan kesadaran dan penghargaan (Sheth, et al., 1999: 344).
Kebutuhan manusia, kebutuhan konsumen adalah dasar dari semua pemasaran
modern. Kebutuhan adalah pokok dari konsep pemasaran. Kunci untuk
kelangsungan hidup, profitabilitas, dan pertumbuhan dalam pasar dengan
persaingan yang tinggi adalah adanya kemampuan untuk mengidentifikasi dan
memuaskan kebutuhan konsumen yang tidak terpenuhi, lebih baik dan lebih
cepat daripada kompetisi itu sendiri (Schiffman dan Kanuk, 2004: 85).
Emosi adalah sesuatu yang lebih bersifat otonom dan mengh
man pribadi yang lebih. Psikografik mengkombinasikan perilaku yang
digerakkan oleh kebutuhan dan emosi (Sheth, et al., 1999: 344).
1. Hierarki Kebutuhan dari Maslow
Hierarki kebutuhan dari Maslow m
yang paling tinggi):
a) Kebutuhan psiko
b) Kebutuhan akan kesela
26
c) Kebutuhan akan hak milik dan cinta
d) Kebutuhan akan penghargaan diri dan ego
butuhan pada level yang lebih atas
jika ke
bedakan antara kebutuhan dan keinginan, tetapi
kebany
h sebagai
berikut
n sex.
keamanan fisik, stabilitas,
c) lam hasrat akan cinta,
d) ulan, harga diri, dan
gengsi.
e) Kebutuhan untuk aktualisasi diri
Seseorang “maju” menuju ke
butuhan pada level yang lebih bawah sudah dipuaskan; seseorang
“mundur” kembali pada kebutuhan pada level yang lebih rendah apabila
kebutuhan yang berada pada level atas menjadi tidak memuaskan lagi
(Sheth, et al., 1999: 344).
Maslow tidak mem
akan buku-buku pemasaran melakukannya. Berkaitan dengan
perbedaan ini, hanya dua kebutuhan dari level bawah yang merupakan
“kebutuhan” dalam hierarki kebutuhan Maslow, sementara tiga kebutuhan
dari level atas merupakan “keinginan” (Sheth, et al., 1999: 344).
Beberapa contoh dari hierarki kebutuhan Maslow adala
(Hawkins, et al., 1998: 368):
a) Psikologis: makanan, air, tidur, da
b) Keselamatan: mencari keselamatan dan
mengenal lingkungan di sekeliling, dan seterusnya yang merupakan
perwujudan dari kebutuhan akan keselamatan.
Hak milik: motif hak milik direfleksikan da
persahabatan, afiliasi, dan dukungan kelompok.
Penghargaan diri: hasrat akan status, keungg
27
e) Aktualisasi diri: hal ini meliputi hasrat akan pemenuhan diri agar
semuanya menjadi selaras.
Dal jakan dan CD original, seseorang dapat
emenuhi kebutuhan psikologisnya, misalnya hiburan. Dewasa ini,
2.
eorang alami dalam reaksi
ab: walaupun emosi sering meletus dari pikiran kita,
kita m
but adalah artis idolanya.
Seseora
3.
r psikologi dari pikiran dan
nsumen (Wells dan Prensky, 1996: 186). Psikografik
merupa
am mengkonsumsi CD ba
m
hiburan adalah sangat penting, bahkan bisa disetarakan dengan kebutuhan
manusia akan makan dan minum. Tanpa hiburan, manusia cenderung akan
mudah dan bahkan sering kali mengalami stres.
Emosi Konsumen
Emosi adalah keadaan perasaan yang ses
untuk beberapa seb
engalami emosi melalui perasaan yang khusus. Cinta, gembira,
kejutan, rasa takut, marah, dan kesedihan adalah beberapa emosi yang
pada umumnya kita alami (Wilkie, 1994:167).
Dengan mendengarkan lagu seseorang dapat merasa gembira,
apalagi orang yang melantunkan lagu terse
ng juga dapat merasakan adanya cinta di sekelilingnya hanya
dengan mendengarkan lagu tentang cinta.
Psikografik
Psikografik berfokus pada dasa
perasaan ko
kan karakteristik dari individu yang menggambarkan mereka dalam
hubungannya memutuskan psikologi dan perilaku mereka. Bagaimana
seseorang menempati diri mereka sendiri (perilaku) dan faktor psikografik
28
apa yang mendasari pola aktivitas tersebut. Psikografik mempunyai tiga
komponen, yaitu nilai, konsep diri, dan gaya hidup (Sheth, et al., 1999:
362).
Dalam hal ini, konsumen bisa saja berpikir dan merasa bahwa CD
bajakan memberikan kepuasan yang relatif sama bila dibandingkan dengan
CD ori
mption-related fulfillment, including levels of underfulfillment or overfulfillment”
n dari
Sedikit
kepuas
hap produk dan pengalaman
b)
Pemenuhan datang dalam variasi yang berbeda. Sebagai contoh,
membeli CD
bajak
ginal. Dengan alasan seperti itu, mereka bisa saja menjadi lebih
memilih untuk membeli CD bajakan daripada CD original.
Definisi tentang kepuasan dapat diberikan sebagai berikut:
“Satisfaction is a judgment of a pleasurable level of consu
(Arnould, et al., 2002: 617). (Kepuasan adalah sebuah pendapat tentang tingkat kenyamanakonsumsi-berhubungan dengan pemenuhan, meliputi tingkat pemenuhan yang kurang atau pemenuhan yang lebih).
komentar dibawah ini adalah penting dalam menjelaskan definisi
n, yaitu (Arnould, et al., 2002: 617): a
a) Konsumen dapat membuat pendapat kepuasan dengan menghormati
aspek apapun atau semua aspek atau ta
jasa.
Kepuasan berfokus pada pemenuhan (pemenuhan diri).
konsumen mungkin merasa terpenuhi atau puas dengan
an dengan harga yang terjangkau dalam jumlah yang banyak.
Atau konsumen barangkali merasa terpenuhi dengan lebih
(overfulfillment) dan puas dengan membeli CD original di mal-mal
29
besar, di mana mereka bisa menikmati beragam jenis musik dan lagu
sebelum melakukan pembelian.
Akhirnya, konsumen dapat mengalami kepuasan ketika
penga
c)
internal, tetapi kepuasan
Dapat ditambahkan disini, bahwa untuk melihat kepuasan konsumen
n dengan motivasi
dibahas
G. ekuatan Psikologis
uatan dari dalam individu yang
memak
laman akan penggunaan sebuah produk atau jasa memberikan
kesenangan yang lebih besar daripada situasi yang sudah diharapkan
sekalipun hal itu tidak secara tepat memenuhi kepuasannya (misalnya
pemenuhan yang kurang atau underfulfillment).
Kepuasan adalah bagian dari proses internal.
Walaupun kepuasan adalah bagian dari proses
Juga adalah proses sosial.
dalam pembelian CD bajakan atau CD original dapat juga dengan melihat
seberapa sering mereka melakukan pembelian ulang.
Sebagai tambahan, beberapa hal yang berkaita
berikut ini:
Motivasi Sebagai K
Motivasi adalah penggerak kek
sa mereka untuk beraksi. Kekuatan penggerak ini dihasilkan oleh
hadirnya ketegangan yang ada sebagai hasil dari kebutuhan yang tidak
dipenuhi. Individu dengan sadar dan bawah sadar berusaha keras untuk
mengurangi ketegangan ini lewat perilaku yang mereka harapkan dapat
memenuhi kebutuhan mereka dan membebaskan mereka dari stres yang
mereka rasakan. Tujuan khusus yang mereka seleksi dan sejumlah aksi mereka
30
lakukan untuk mencapai tujuan mereka adalah hasil dari pikiran dan
pembelajaran individu (Schiffman dan Kanuk, 2004:87).
Setiap individu mempunyai kebutuhan: beberapa adalah pembawaan
lahir (
pelajari dalam
bereaks
H. Motiva i Positif dan Motivasi Negatif
an negatif. Beberapa psikologi yang
berhub
dan menyokong perilaku manusia (Schiffman dan Kanuk, 2004: 92).
lahiriah), dan lainnya adalah yang didapatkan. Kebutuhan lahiriah
adalah psikologis (misalnya: biogenik); yang meliputi kebutuhan akan makan,
air, udara, pakaian, perlindungan, dan seks. Karena hal tersebut dibutuhkan
untuk menyokong kehidupan biologis, kebutuhan biogenik dianggap
kebutuhan atau motif primer (Schiffman dan Kanuk, 2004:87).
Kebutuhan yang didapatkan adalah kebutuhan yang kita
i dengan kebudayaan atau lingkungan kita. Hal tersebut meliputi
kebutuhan akan penghargaan diri, gengsi, kasih sayang, kekuasaan, dan
belajar. Karena kebutuhan yang didapatkan adalah kebutuhan psikologis
secara umum, maka dianggap merupakan kebutuhan atau motif sekunder
(Schiffman dan Kanuk, 2004: 89).
s
Motivasi dapat berupa positif d
ungan dengan penggerak positif adalah kebutuhan, keinginan, atau
hasrat dan penggerak negatif seperti ketakutan atau keengganan. Akan tetapi,
walaupun kekuatan motivasi positif dan negatif kelihatannya berbeda secara
dramatis dalam hubungannya dengan aktivitas fisik (dan kadang-kadang
emosi), kedua motivasi tersebut pada dasarnya adalah sama dalam memulai
31
Kebutuhan, keinginan, atau hasrat dapat menghasilkan tujuan yang
akan menjadi positif atau negatif. Tujuan positif merujuk pada perilaku mana
yang d
endiri sebagai sebuah hiburan, maka tindakannya diawali dengan
motiva
I.
eberapa perilaku konsumen dibedakan antara rational motives dan
kan rasionalitas dalam pengertian
ekonom
iarahkan; jadi, tujuan positif sering dihubungkan sebagai benda yang
ingin kita dapatkan. Tujuan negatif merujuk pada dari mana perilaku
diarahkan dan hal tersebut dihubungkan sebagai benda yang ingin kita hindari.
Karena kedua tujuan tersebut, yang ingin didapatkan dan dihindari, adalah
hasil dari perilaku yang termotivasi, kebanyakan peneliti menghubungkan
kedua tujuan tersebut secara sederhana sebagai tujuan (Schiffman dan Kanuk,
2004: 93).
Misalnya, seseorang yang membeli CD original dengan tujuan untuk
dinikmati s
si positif. Tetapi, apabila seseorang membeli banyak CD original
dengan tujuan untuk diperbanyak dan dijual kepada konsumen lain, maka
tindakannya diawali dengan motivasi negatif.
Motif Rasional versus Motif Emosional
B
emotional motives. Seseorang mengguna
i tradisional , yang berasumsi bahwa konsumen berperilaku secara
rasional, dengan hati-hati mempertimbangkan semua alternatif dan memilih
semua yang memberikan kepada mereka kegunaan paling besar. Dalam
konteks pemasaran, secara tidak langsung rasionalitas menyatakan bahwa
konsumen menyeleksi tujuan berdasarkan kriteria objektif secara total, seperti
32
ukuran, berat, harga, atau mili per gallon. Motif emosional menyatakan
pemilihan tujuan yang berhubungan dengan kriteria pribadi atau kriteria
subjektif (contohnya, kebanggaan, ketakutan, kasih sayang, atau status)
(Schiffman dan Kanuk, 2004: 93).
Dalam konsumsi CD bajakan dan CD original, seseorang dapat saja
menggunakan motif rasional ataupun motif emosional. Konsumen yang
membe
J. mikiran
Untuk mempermudah pembaca dalam memahami konsep mengenai
iteliti, maka penulis menyediakan kerangka pemikiran
sebaga
li CD bajakan bisa saja lebih mempertimbangkan motif rasional,
seperti soal harga. Sedangkan konsumen yang membeli CD original lebih
mempertimbangkan motif emosional, seperti status atau gengsi dan bisa juga
kebanggaan.
Kerangka Pe
variabel-variabel yang d
i berikut:
33
Kebutuhan
Rasional
Emosional
Kebiasaan
Perilaku Konsumsi
Bagan 2.4 Kerangka Pemikiran
K. Hipotesis
1. Ada perbedaan motivasi (rasional dan emosional) antara perilaku
konsumsi CD bajakan dan CD original.
2. Ada pengaruh motivasi (kebutuhan, rasional, emosional, dan kebiasaan)
terhadap perilaku konsumsi CD bajakan dan CD original.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus, sehingga kesimpulan yang
dibuat hanya berlaku untuk subjek dan objek yang diteliti.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Universitas Atma Jaya di
Yogyakarta.
C. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan September-Oktober 2006.
D. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang memberikan informasi mengenai hal yang diteliti
adalah para responden, yaitu mahasiswa Universitas Atma Jaya,
yogyakarta yang pernah dan hanya membeli CD bajakan dan CD original
selama tahun 2005-Agustus 2006.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian disini meliputi variabel-variabel yang diteliti, yaitu:
34
35
a) Motivasi (kebutuhan, rasional, emosional, dan kebiasaan) dalam
mengkonsumsi CD bajakan dan CD original.
b) Perilaku konsumsi CD bajakan dan CD original.
E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi pada penelitian ini bersifat infinit, yang artinya besaran
anggota populasi belum atau tidak dapat ditentukan lebih dahulu. Oleh karena
itu, penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling atau juga
disebut dengan teknik non random sampling (Supardi, 2005: 114).
Pada penelitian ini digunakan accidental sampling, di mana penulis
menetapkan seseorang sebagai responden dengan cara kebetulan. Apabila
penulis secara kebetulan bertemu dengan responden yang memenuhi kriteria
yang sudah ditetapkan, artinya responden merupakan konsumen CD bajakan
dan CD original selama tahun 2005-Agustus 2006, maka dia ditetapkan
sebagai sampel. Jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 100 untuk
konsumen CD bajakan dan 100 untuk konsumen CD original.
F. Alat Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan dua metode pengumpulan data, yaitu:
1. Wawancara
Dalam hal ini, penulis melakukan percakapan dan tanya-jawab terlebih
dahulu kepada para responden sebelum membagikan kuesioner. Hal ini
36
dilakukan untuk mengetahui mana yang merupakan konsumen CD bajakan
dan mana yang merupakan konsumen CD original.
2. Kuesioner
Kuesioner dibagikan setelah responden bersedia mengisi daftar
pertanyaan yang telah dibuat oleh penulis. Kuesioner ini berisi beragam
pertanyaan untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap perilaku
konsumsi CD bajakan dan CD original. Skala yang digunakan pada
penelitian ini adalah skala Likert, dengan ketentuan:
Skor 1---------------------- sangat tidak setuju
Skor 2---------------------- tidak setuju
Skor 3---------------------- netral
Skor 4---------------------- setuju
Skor 5---------------------- sangat setuju
Dengan jumlah total pernyataan sebanyak 19 butir untuk semua
variabel penelitian pada masing-masing responden CD bajakan dan CD
original, apabila responden sangat setuju dengan pernyataan kuesioner
maka skor totalnya adalah 95, tetapi apabila responden sangat tidak setuju
maka skor totalnya adalah 19. Setelah mendapatkan skor total, maka range
dan interval kelas dicari dengan rumus:
Range = Nilai terbesar - Nilai terkecil
= 95-19
= 76
37
Interval Kelas = 76 / 5
= 15,2
Setelah diperoleh interval kelas, maka data yang terkumpul
dikelompokkan sebagai berikut:
Skor total 19-34,1 = Tanggapan sangat tidak setuju
Skot total 34,2-49,3 = Tanggapan tidak setuju
Skor total 49,4-64,5 = Tanggapan netral
Skor total 64,6-79,7 = Tanggapan setuju
Skor total 79,8-95 = Tanggapan sangat setuju
G. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel penelitian, yaitu:
1. Variabel Terikat
Variabel terikat yang dipengaruhi oleh variabel bebas pada penelitian ini
adalah perilaku konsumsi CD bajakan dan CD original yang diukur
dengan banyaknya jumlah pembelian CD bajakan dan CD original.
2. Variabel Bebas
Variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat pada penelitian ini
adalah motivasi konsumsi CD bajakan dan CD original, yang meliputi
kebutuhan, rasional, emosional, dan kebiasaan.
Karena ada lebih dari satu variabel bebas dan diuji dengan satu variabel terikat
secara sendiri-sendiri antara konsumsi CD bajakan dan konsumsi CD original;
38
maka pada penelitian ini digunakan regresi linier berganda (Suharyadi dan
Purwanto, 2004: 508).
H. Definisi Operasional
1. Perilaku konsumsi adalah tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh
konsumen (seseorang) untuk memuaskan kebutuhan dan keinginannya.
Tindakan atau kegiatan yang dimaksud disini adalah membeli CD bajakan
dan CD original. Pengukuran variabel perilaku konsumsi dalam penelitian
ini adalah jumlah CD bajakan dan CD original yang dibeli selama tahun
2005-Agustus 2006.
2. Motivasi adalah motif atau hal-hal yang menjadi alasan konsumen untuk
membeli CD bajakan dan CD original. Untuk mengukur variabel motivasi
dalam penelitian ini digunakan kuesioner dengan skala Likert. Motivasi
yang tercakup pada penelitian ini terdiri atas:
a) Kebutuhan merupakan sesuatu yang dirasakan harus dipenuhi oleh
konsumen CD bajakan dan CD original untuk mendapatkan kepuasan
tersendiri, misalnya kebutuhan akan hiburan dan hobi.
b) Rasional (rasio) merupakan sesuatu yang bersumber dari pikiran
ataupun logika konsumen yang membeli CD bajakan dan CD original,
misalnya pertimbangan soal harga dan kualitas.
c) Emosional (emosi) merupakan sesuatu yang bersumber dari perasaan
atau “hati” konsumen yang membeli CD bajakan dan CD original,
misalnya pertimbangan akan gengsi, status, dan kebanggaan.
39
d) Kebiasaan merupakan perilaku atau sikap yang dilakukan secara terus-
menerus (berulang-ulang) oleh konsumen dalam membeli CD bajakan
maupun CD original. Dengan kata lain, ada motivasi khusus lainnya
selain ketiga motivasi di atas yang mempengaruhi mereka dalam
membeli CD bajakan dan CD original. Pembelian yang dilakukan
adalah karena faktor kebiasaan atau rutinitas.
I. Data yang Diperlukan
Penelitian ini memerlukan berbagai sumber data untuk mendukung suksesnya
penelitan. Berdasarkan sumber pengambilannya, data dibedakan atas dua,
yaitu:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung atau dikumpulkan
langsung dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang
bersangkutan yang memerlukannya. Data primer ini, disebut juga data asli
atau data baru (Hasan, 2002: 82). Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan kuesioner sebagai data primer.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang
yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini,
biasanya diperolah dari perpustakaan atau laporan-laporan peneliti
terdahulu. Data sekunder ini disebut juga data tersedia (Hasan, 2002: 82).
40
J. Teknik Pengujian Instrumen
1. Validitas
Validitas merupakan tingkat di mana suatu alat pengukur mengukur
apa yang seharusnya diukur. Karena terdapat beberapa jenis teknik
pengumpulan data dari berbagai jenis validitas, maka validitas yang akan
diuji hanya dibatasi pada penyusunan dengan validitas konstruk. Berikut
ini prosedur dalam menentukan validitas konstruk:
a) Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur.
b) Melakukan uji coba skala pengukur pada sejumlah responden, minimal
30 orang. Dengan batas minimal 30 orang, maka distribusi skor akan
lebih mendekati kurva normal.
c) Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.
d) Menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor
total dengan rumus korelasi product moment yang rumusnya sebagai
berikut:
( )2 2 2
( )( ) ( )
N XY X Yr
N X X N Y Y∑ − ∑ ∑
=2⎡ ⎤ ⎡ ⎤∑ − ∑ ∑ − ∑⎣ ⎦ ⎣ ⎦
Secara statistik, angka korelasi yang diperoleh harus dibandingkan dengan
angka kritik tabel korelasi nilai r. Cara melihat angka kritik adalah dengan
melihat tingkat kebebasan (df) = N-2. Tingkat signifikansi yang digunakan
adalah 5%. Jika koefisien hitung > dari koefisien tabel, maka suatu
pernyataan dapat dikatakan valid (Supardi, 2005: 159).
41
2. Reliabilitas
Djamaludin Ancok, menyebutkan reliabilitas adalah instrumen yang
dipakai untuk menunjukkan apakah hasil pengukuran relatif konsisten
apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Soemanto, menyebutkan
reliabilitas adalah tingkatan pada mana suatu tes secara konsisten
mengukur berapapun hasil pengukuran itu. Secara matematik pengukuran
reliabilitas dapat dirumuskan sebagai berikut (Supardi, 2005: 159):
Xp = Xs + Xe
Xp: skor yang diperoleh
Xs: skor yang sebenarnya
Xe: error pengukuran
Teknik yang dapat digunakan untuk menghitung indeks reliabilitas adalah
teknik realibilitas belah dua atau “split half”. Rumus yang digunakan
dikenal dengan “Spearman-Brown Prophecy” yaitu (Supardi, 2005: 160):
21
r split halfr tes totalr split half
=+
K. Teknik Analisis Data
1. Untuk menjawab masalah pertama, yaitu Apakah ada perbedaan motivasi
(rasional dan emosional) antara perilaku konsumsi CD bajakan dan CD
original?, maka penulis menggunakan analisis varians (ANOVA).
42
Analisis varians digunakan untuk menentukan apakah rata-rata dua
atau lebih kelompok berbeda secara nyata (Trihendradi, 2004: 102). Perlu
diketahui bahwa untuk menjawab masalah pertama ini, penulis tidak
memasukkan variabel kebutuhan (X1) karena baik kebutuhan untuk
membeli CD bajakan maupun CD original merupakan hal yang sama,
yaitu adanya kebutuhan untuk mendengarkan dan menikmati lagu atau
musik kegemaran mereka; dan variabel kebiasaan (X4) karena variabel
kebiasaan dalam penelitian ini lebih bersifat mengukur konsistensi dari
sikap konsumen dalam membeli CD bajakan dan CD original. Jadi,
penulis ingin menguji perbedaan motivasi rasional (X2) antara konsumen
CD bajakan dan konsumen CD original; dan perbedaan motivasi
emosional (X3) antara konsumen CD bajakan dan konsumen CD original.
Beberapa langkah yang dilakukan untuk menguji masalah di atas
adalah (Suharyadi dan Purwanto, 2004: 442):
a) Menetapkan tingkat signifikansi sebesar 5% (0,05) dan degrees of
freedom (df) dengan rumus: df1 = k-1 dan df2 = n-k, dimana k
merupakan banyaknya kolom dan n merupakan banyaknya sampel
yang diambil.
b) Menentukan uji statistik
Nilai F diperoleh dengan cara sebagai berikut:
/ 1/
SST kFSSE n k
−=
−
MSTRMSE
=
43
Di mana:
F : Nilai uji statistik F
SST : Sum of square treatment atau sum of square antar
perlakuan
k-1 : Derajat bebas pembilang
SSE : Sum of square error atau sum of square dalam perlakuan
n-k : Derajat bebas penyebut
MSTR : Mean square between treatment atau mean square antar
perlakuan
MSE : Mean square error
SST dan SSE dalam rumus F diperoleh dengan cara:
SST = 2( / ) ( /c cT n n2⎡ ⎤ ⎡ ⎤∑ − ∑Χ)⎣ ⎦ ⎣ ⎦
SSE = ) 2 /c cT n∑(
Di mana:
cT : Kuadrat dari setiap kolom, nilai setiap pengamatan (X) dalam
satu kolom atau perlakuan dijumlahkan kemudian
dikuadratkan.
cn : Jumlah pengamatan dalam setiap kolom atau perlakuan
X : Jumlah setiap pengamatan
n : Jumlah total pengamatan
44
c) Menentukan daerah keputusan sesuai dengan nilai kritis F
d) Menentukan keputusan dengan membandingkan nilai uji F dengan
daerah keputusan
Apabila F hitung > dari F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima,
sehingga ada perbedaan motivasi rasional antara perilaku konsumsi
CD bajakan dan CD original; dan ada perbedaan motivasi emosional
antara perilaku konsumsi CD bajakan dan CD original.
2. Untuk menjawab masalah kedua, yaitu Apakah motivasi (kebutuhan,
rasional, emosional, dan kebiasaan) mempengaruhi perilaku konsumsi CD
bajakan dan CD original?, maka penulis menggunakan analisis regresi
linier berganda, dengan rumus:
1) YB = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4
2) YO = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4
Keterangan:
YB = Perilaku konsumsi (banyaknya pembelian CD bajakan)
YO = Perilaku konsumsi (banyaknya pembelian CD original)
a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi X1
45
b2 = Koefisien regresi X2
b3 = Koefisien regresi X3
b4 = Koefisien regresi X4
X1 = Kebutuhan
X2 = Rasional
X3 = Emosional
X4 = Kebiasaan
Untuk melakukan pengujian secara menyeluruh terhadap variabel bebas
dan variabel tidak bebas digunakan uji signifikansi serentak atau uji F.
Beberapa langkah yang diperlukan dalam uji F adalah sebagai berikut
(Suharyadi dan Purwanto, 2004: 523):
a) Menyusun hipotesis untuk YB dan Yo
H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0
H1 : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0
b) Menentukan daerah keputusan
Untuk ini digunakan tabel F. Untuk mencari nilai F tabel perlu
diketahui derajat bebas pembilang pada kolom, derajat bebas penyebut
pada baris dan taraf nyata. Taraf nyata yang dipakai pada penelitian ini
adalah 5% (0,05). Untuk derajat pembilang digunakan nilai k-1, yaitu
jumlah variabel dikurang 1. Untuk derajat penyebut digunakan n-k,
yaitu jumlah sampel dikurangi dengan jumlah variabel.
c) Menentukan nilai F hitung
Nilai F hitung ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
46
2
2
/( 1)(1 ) /( )
R kFR n k
−=
− −
R² merupakan koefisien determinasi.
d) Menentukan daerah keputusan
e) Memutuskan hipotesis
Apabila nilai F hitung > dari nilai F tabel, maka H0 ditolak dan H1
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh motivasi
(kebutuhan, rasional, emosional, dan kebiasaan) secara bersama-sama
terhadap perilaku konsumsi CD bajakan; dan ada pengaruh motivasi
(kebutuhan, rasional, emosional, dan kebiasaan) secara bersama-sama
terhadap perilaku konsumsi CD original.
Untuk menguji apakah suatu variabel bebas berpengaruh atau tidak
terhadap variabel tidak bebas digunakan uji signifikansi parsial atau
individual yang biasa disebut dengan uji-t. Untuk melakukan uji t beberapa
langkah yang diperlukan adalah sebagai berikut (Suharyadi dan Purwanto,
2004: 525):
47
a) Menentukan hipotesis untuk YB dan YO
H0 : b1 = 0
H0 : b2 = 0
H0 : b3 = 0
H0 : b4 = 0
H1 : b1 ≠ 0
H1 : b2 ≠ 0
H1 : b3 ≠ 0
H1 : b4 ≠ 0
b) Menentukan daerah kritis
Daerah kritis ditentukan oleh nilai t tabel dengan derajat bebas yaitu n-
k, dan taraf nyata sebesar 5% (0,05).
c) Menentukan nilai t-hitung
b
b Bt hitungS−
=
Di mana:
b : Koefisienb
b Bt hitungS−
=
B : Bernilai 0
bS : Kesalahan baku penduga
48
d) Menentukan daerah keputusan
e) Menentukan keputusan
Apabila nilai t hitung < dari nilai -t tabel dan nilai t hitung > dari nilai
t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti bahwa ada
pengaruh antara masing-masing variabel bebas (kebutuhan, rasional,
emosional, dan kebiasaan) terhadap perilaku konsumsi CD bajakan;
dan ada pengaruh antara masing-masing variabel bebas (kebutuhan,
rasional, emosional, dan kebiasaan) terhadap perilaku konsumsi CD
original.
BAB IV
GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS
ATMA JAYA, YOGYAKARTA
A. Sejarah
Ide pendirian Universitas Atma Jaya Yogyakarta pertama kali
dilontarkan oleh Drs. A.J Liem Sioe Siet. Ide ini kemudian dibawa dalam
Rapat Umum Anggota Ikatan Sarjana Katolik (ISKAT) Cabang Yogyakarta
yang saat itu mempunyai susunan pengurus sebagai berikut:
Ketua : A. Sutijoso, S.H.
Wakil Ketua I : A. Djakatirtana, S.H.
Wakil Ketua II : F.X. Soedijana, S.H.
Sekretaris I : Drs. A.J. Liem Sioe Siet
Sekretaris II : Drs. St. Vembriarto
Bendahara I : J. Imam Widayat, S.H.
Bendahara II :P. Liem Liang Hoei, S.H. (Paul W.
Suleman,S.H.)
Untuk mewujudkan gagasan ini, pada tanggal 1 November 1964
ISKAT Cabang Yogyakarta membentuk Panitia Kecil dengan ketua : Prof.
R.A. Soehardi,S.H. dan sekretaris: Drs. A.J. Liem Sioe Siet. Dalam kegiatan
selanjutnya, panitia ini dibantu oleh A., Sutijoso, S.H., Prof. Drs. Oey Liang
Lee dan Dr. Leo Sukoto, S.J. Kelima orang ini kemudian terkenal dengan
49
50
sebutan "Lima Serangkai". Pada tanggal 13 Mei 1965 "Lima Serangkai" itu
berhasil membentuk Yayasan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Cabang Yogyakarta, yang sekarang menjadi YAYASAN SLAMET RIJADI
YOGYAKARTA.
Di bawah lindungan Santo Albertus Magnus, kelahiran Universitas
Katolik Indonesia Atma Jaya Cabang Yogyakarta diresmikan dalam sebuah
upacara di gedung Bank Negara Indonesia Unit V (sekarang Bank Tabungan
Negara) Jalan Sudirman 43 Yogyakarta pada tanggal 27 September 1965,
setelah didahului dengan Misa Kudus yang dipimpin oleh Romo Dr. Leo
Soekoto, S.J di Gereja Santo Antonius, Kotabaru. Sejak 31 Agustus 1973
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Cabang Yogyakarta melepaskan diri
dari Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya di Jakarta, dan berdiri sendiri
sebagai Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Memasuki era globalisasi, sejak awal dekade 90-an hingga kini,
Universitas Atma Jaya telah mempersiapkan diri menyongsong abad baru.
Universitas Atma Jaya Yogyakarta kini memiliki lebih dari 10.000 mahasiswa
program S1 dan 150 mahasiswa program S2 berasal dari seluruh penjuru
Indonesia. Sampai dengan tahun 1998, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
telah meluluskan lebih dari 8.885 sarjana dan 105 Magister.