PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL STUDI KASUS PADA SUKU PAMONA PU’UMBOTO KECAMATAN PAMONA SELATAN KAB. POSO ALCOHOLIC DRINK CONSUMPTIVE BEHAVIOR A Case Study at Ethnic Pamona Puumboto , South Pamona District Poso Regency DJANI MOULA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2008
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL
STUDI KASUS PADA SUKU PAMONA PU’UMBOTO KECAMATAN PAMONA SELATAN KAB. POSO
ALCOHOLIC DRINK CONSUMPTIVE BEHAVIOR
A Case Study at Ethnic Pamona Puumboto , South Pamona District Poso Regency
DJANI MOULA
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2008
PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL
STUDI KASUS PADA SUKU PAMONA PU’UMBOTO KECAMATAN PAMONA SELATAN KAB. POSO
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Magister
Program Studi
Kesehatan masyarakat
Disusun dan diajukan oleh
DJANI MOULA
kepada
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2008
LEMBAR PENGESAHAN
PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL
( STUDI KASUS PADA SUKU PAMONA PU’UMBOTO KECAMATAN PAMONA SELATAN KAB. POSO )
Disusun Oleh
DJANI MOULA P1805206545
Menyetujui
Komisi Penasehat Prof.Dr.dr .H.M. Rusli Ngatimin, MPH Dr.Ridwan M. Thaha,M.Sc Ketua Anggota
Mengetahui, Ketua Program Studi, Ketua Konsentrasi Kesehatan Masyarakat PPS Unhas Promosi Kesehatan Dr.drg. A. Zulkifli Abdullah, M.Kes Dr.Ridwan M. Thaha, M.Sc NIP 131 909 788 NIP 131 568 593
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Djani Moula
Nomor mahasiswa : 1805206545
Program Studi : Promosi Kesehatan
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar
benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan
tulisan atau pemikiran orang lain . Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat
dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini karya orang lain, saya
bersedia menerima sangsi atas perbuatan tersebut .
Makassar , 9 Januari 2008
Yang menyatakan
Djani Moula
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpah kasih dan
rahmatnya dengan selesainya tesis ini.
Gagasan yang melatari tajuk permasalahan ini timbul dari hasil
pengamatan penulis terhadap kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol
masyarakat Suku Pamona Puumboto yang telah dan akan berakibat buruk
dalam kehidupan mereka. Penulis bermaksud menyumbangkan kajian
mendalam beberapa fenomena perilaku untuk mendapatkan solusinya.
Banyak kendala yang dihadapi dalam rangka penyusunan tesis ini ,
namun berkat bantuan dari berbagai pihak maka tesisi ini selesai pada
waktunya . Dalam kesempatan ini penulis dengan tulus menyampaikan terima
kasih yang sebesarnya kepada: Prof. Dr. dr. H.M Rusli Ngatimin ,MPH, selaku
Ketua Komisi Penasehat dan Dr. Ridwan Thaha, MSc selaku Sekretaris
Komisi Penasehat sekaligus sebagai Ketua Konsentrasi Promosi Kesehatan
PPS Universitas Hasanuddin , yang secara khusus telah meluangkan waktu,
tenaga dan pemikiran tanpa pamrih dalam membimbing penulis .
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya
kepada : Dr. drg. A. Zulkifli Abdulah, M.Kes , selaku Ketua Program Studi
Kesehatan Masyarakat PPS Unhas, Prof. Dr. dr. A .Razak Thaha, M.Sc,
Selaku Angota Komisi Penasehat, Dr.dr. H. Muh. Syafar .MS, selaku Anggota
Komisi Penasehat, Dr. Saifuddin Sirajuddin, Drs, MS, selaku Anggota Komisi
Penasihat, Segenap Dosen dan Karyawan/Pengelola dilingkungan Program
Pascasarjana Unhas, Pemerintah Daerah Kabupaten Poso, Camat Pamona
Selatan, Kepala desa se Kec. Pamona Selatan, Polsek Pamona Selatan,
Puskesmas Pendolo, Petugas POM, Tokoh masyarakat, Tokoh Adat, Tokoh
Agama, informan penelitian dan Seluruh masyarakat Kec. Pamona Selatan,
Seluruh Rekan rekan seperjuangan Mahasiswa Promosi Kesehatan
Pascasarjana Unhas Angkatan VI Tahun 2006.
Terima kasih khusus kepada istriku tercinta Ellen Mamentu, anakku
Jenner G. Moula dan Y. Jonathan Moula yang senantiasa memberikan
pengorbanan, motivasi, serta doa yang tulus .
Penulis menyadari ada kekurangan dalam tesis ini, olehnya penulis
dengan kerendahan hati mengharapkan kritik dan saran kontruktif untuk
penyempurnaan tulisan ini. Penulispun memohon maaf jika selama penelitian
ada pihak lain yang dirugikan tanpa sengaja .
Akhirnya ,semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat untuk masyarakat,
Pemerintah dan pengembangan Ilmu Pengetahuan.
Makassar , Januari 2008
Djani Moula
ABSTRAK DJANI MOULA , Perilaku Konsumsi Minuman Beralkohol, Studi Kasus pada Suku Pamona Puumboto,Kec. Pamona Selatan ,Kab. Poso .(dibimbing oleh H.M. Rusli Ngatimin dan Ridwan M.Thaha) Penelitian ini adalah Penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan studi kasus bertujuan untuk mengetahui (1) Pengaruh pgetahuan pada kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol, (2) Pengaruh persepsi masyarakat terhadap pembentukan kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol, (3) Peran dan pengaruh Kebijakan pada kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol, (4) Pengaruh sosial budaya sehingga terbentuk kebiasaan Konsumsi minuman beralkohol pada masyarakat . Penelitian ini dilaksanaan Pada Suku Pamona Puumboto di Kecamatan Pamona Selatan Kabupaten Poso, Pengumpulan data dengan melakukan FGD (Focus Group Discussion), Wawancara Mendalam pada informan kunci dan informan biasa, serta didukung dengan data sekunder yang diperoleh dari Aparat Pemerintah Kabupaten dan Kecamatan, Kepolisian Sektor Pamona Selatan, dan Puskesmas Pendolo. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Pengetahuan masyarakat tentang minuman beralkohol merupakan minuman alamiah yang berguna untuk memenuhi kebutuhan biologis, psikologis, dan sosial ; Persepsi masyarakat bahwa mengkonsumsi minuman beralkohol tidak membawa dampak buruk dalam tubuh dan jiwa serta kehidupan sosial, iika diminum dalam jumlah terbatas dan terkontrol Kebijakan Pemerintah saat ini belum terpadu terpadu, belum menyentuh semua rantai, dan belum dilaksanakan secara konsisten, Pengaruh pola hidup sosial budaya yang nilainya telah berubah dan tidak jelas sehingga menciptakan, memperkuat dan seakan melegitimasi kebiasan mengkonsumsi minuman beralkohol di suku Pamona Puumboto . Diperlukan metode Promosi Kesehatan terpadu (melakukan advokasi. Membentuk dukungan sosial dan Pemberdayaan masyarakat/KIE) untuk mengubah kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol .
ABSTRACT The aim of the study was to discover the efect of knowledge, public perception, role, and socio-culture on the habit of alcoholic drink consumption of the community. The study was qualitative using a case study. The study was conducted in south Pamona district, Poso regency. The data were collected through focus group discussion and in-depth interview . The secundery data were obtained from the government official, police station, and the Pendolo Public Health Center. The results of the the study indicate that the community perception on the alcoholic drink does is it is a kind of natural drink used to satisfy bio;ogical, psychological , and social needs. According to their perception, consuming alcoholic drink does not have any bad effect on their bodies and minds and social life if it is consumed in limited amount and is under control. The government policy has not been integrated and touched all parties yet and it has not been done consistently. The change of life style and socio-cultural values has created, strenghthened, and legitimated the habit to consume alcoholic drink among the ethnic Pamona Community . Therefore, integrated health promotion, social support, and community empowerment are necessary to change the habit of the community to consume alcoholic drink .
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA v
ABSTRAK vii
ABSTRACKT viii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
GLOSARI xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………. 9
C. Tujuan Penelitian ……………………………………….... 9
D. Manfaat penelitian ……………………………………….. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum tentang Persepsi …………………… 11
B. Tinjauan Umum tentang Pengetahuan ...………………. 19
C. Tinjauan Umum tentang Perilaku………………………. 22
D. Tinjauan Umum tentang Perilaku makan dan minum.... 31
E. Tinjauan Umum tentang Alkohol……..………………….. 37
F. Tinjauan umum Tentang kebijakan................................. 50
G. Tinjauan Umum tentang Kebijakan Alkohol ................... 53
H. Tinjauan Umum tentang Masyarakat Kebudayaan ........ 55
I . Tinjauan Umum tentang Suku Pamona …...…………..... 59
BAB III KERANGKA KONSEPSIONAL
A. Dasar Pemikiran Variabel yang diteliti………………….. 69
B. Pola pikir Variabel yang diteliti ……. …………………… 71
C. Klasifikasi variabel yang diteliti ………………………… 75
D. Definisi Konsep ...............……………………………….. 75
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian …………………...…..……………….. 77
B. Lokasi Penelitan ……. ……………………………….….. 77
C. Sumber Informan …………………………………….….. 77
D. Teknik Pengumpulan Data……………………………….. 81
E. Instrumen Penelitian...................................................... 82
F. Tehnik Analisa Data ……….……………………………… 82
G. Tehnik Validasi Data........................................................ 83
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A . Hasil Penelitian .............................................................. 85
B . Pembahasan……………………………………………….. 100
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A . Kesimpulan...................................................................... 106
B . Saran ............................................................................... 108
DAFTAR PUSTAKA 111
LAMPIRAN 114
DAFTAR TABEL Nomor halaman 1. Hubungan Kadar Etanol dalam darah dalam Manifestasi Klinik 46
2 . Sumber data sekunder 80
DAFTAR GAMBAR
Nomor halaman
1 . Skema terciptanya struktur kepribadian 14
2 . Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku 25
3 . Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku makan individu 35
4 . Skema lahirnya sistim pengendalian sosial 58
5 . Pola pikir perilaku konsumsi minuman beralkohol suku Pamona 74
DAFTAR LAMPIRAN Nomor halaman 1 . Panduan wawancara mendalam 114 2 . Hasil reduksi awal wawancara mendalam masing masing varian Informan 117 3 . Topik dan Hasil Focus Group Discusion (FGD) 135 4 . Hasil reduksi wawancara mendalam dengan Aparat Pemerintah Tentang Kebijakan Alkohol 140 5 . Sekilas cara pembuatan tuak/saguer sesuai tradisi adat Pamona Puumboto 142 6 . Data jumlah kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Polsek Pamona Selatan tahun 2005 s/d agustus 2007 145 7 . Jumlah Data Penyakit Hati yang berhubungan Konsumsi minuman
beralkohol pada Praktek Umum / Klinik dr Djani Moula tahun 2005 – 2006 146 8 . Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes RI No 86/ Men.Kes/Per/IV/77) 147 9 . Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan tentang Tata cara Pemberian Surat Izin Usaha Perdagangan Minuman Beralkohol 148 10. Peraturan Daerah Kabupaten Poso No 27 Tahun 2001 Tentang Larangan peredaran minuman keras di Kabupaten Poso 149 11. Surat Keputusan Bupati Poso tentang Pembentukan Tim Penertiban /Pelarangan atas Minuman Keras 153 12. Kitab Undang Undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 204 dan Pasal 205 dan Penjelasannya 154
13. Foto rekaman penelitian : - Seorang Penderita Kecelakaan Lalu-lintas yang berhubungan dengan konsumsi minuman beralkohol yang sedang diwawancarai 155 - Seorang penderita korban perkelahian karena mabuk- mabukan 155 - Pohon Enau di halaman rumah penduduk 156 - Pohon Enau yang sedang di tadah dijadikan tuak 156 - Bahan Campuran rempah untuk tuak (wuli) yang berasal dari tali hutan Kalamente 157 - Minuman Saguer (tuak) dan Minuman Pongas ( air tape beras ketan ) 157 - Pesta Syukuran yang menyediakan minuman beralkohol Saguer (Tuak) 158 - Gotong royong panen padi disawah yang menyediakan saguer ( tuak ) 158 - Wawancara mendalam pada beberapa informan kunci 159 - Proses wawancara mendalam pada informan biasa 160 - Proses FGD ( Focus Group Discusion ) Aparat Pemerintah, Tokoh Adat , Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, Tokoh Wanita didesa 160 14. Surat Ijin Penelitian 161
GLOSARI
ISTILAH DAN PENGERTIAN BAHASA PAMONA
KATA / ISTILAH ARTI DAN KETERANGAN
Baru atau Saguer Sejenis minuman yang dapat mengandung alkohol, berwarna putih susu, dibuat atau ditadah dari Pohon Enau yang citarasa , kadar alkoholnya 0–8 %, kandungan alkoholnya ditentukan dengan campuran rempah khusus
Cap tikus Minuman berwarna bening, merupakan hasil
penyulingan, mengandung alkohol 20 – 45 % Doti / pancani Ilmu hitam Konau Pohon enau Kalamente Sejenis tali hutan yang hidup merayap dan bergantung
pada pohon pohon besar di hutan yang digunakan sebagai rempah campuran tuak agar mengandung alkohol
Kajumbana Sejenis Pohon yang hidup di padang ditengah hutan
yang digunakan sebagai rempah campuran tuak agar mengadung alkohol
Metukana Acara adat meminang calon pengantin wanita Molanggo Pesta adat beberapa hari sebelum hari pernikahan
bagi pengantin yang akan di kawinkan bertempat jauh atau bagian dari pesta persiapan keluarga mempelai pria untuk hari pernikahan nantinya.
Mopawawa / metaa Rangkaian Pesta pernikahan , bagi keluarga dan
penganten pria disebut mopawawa (mengantar) dan bagi pengantin wanita disebut metaa (menunggu/menerima).
Mopadungku Pesta syukuran desa atas selesainya panen raya ladang atau sawah , dirayakan secara bersama bisa lebih dari sekali setahun
Mokomisi Acara agama Kristen protestan yang dilakukan dalam
kelompok 10-15 kepala keluarga ,yang digilir , dilaksanakan seminggu sekali. dan kadang kadang dirangkaiankan dengan syukuran keluarga .
Mesale Kegiatan kerja bakti yang dilakukan oleh kelompok
kerja tetap atau dadakan atas undangan penerima gotong royong untuk satu kegiatan pekerjaan seperti: menanam padi, panen padi, membuat rumah, menggali selokan ,dll
Montomu Linggona Upacara adat Menjemput tamu agung Pongas sejenis minuman yang terbuat dari beras ketan yang diberi
ragi tape setelah mengalami fermentasi 3 hari terbentuklah airberas yang mengandung alkohol , dibuat pada pesta pesta ,tetap awet selama 5-8 minggu.kadar alkoholnya 0 – 8 %.
Powuku Upacara adat memsasukan tulang mayat kedalam peti
kecil dan mengantarnya ke pekuburan batu dengan mengantung atau meletakan pada celah batu .
Rasajambul Citarasa minuman tuak yang terasa agak mani, pahit
dan sedikit asam Tadumburake semacam Pendeta suku pamona jsebelum agama
kristen memasuki wilayah Poso, yang bertugas Memimpin upacara upacara adat .
Terongka peristiwa Kambuh kembali penyakit seseorang Wuli Sejenis rempah untuk mengubah citarasa minuman
tuak yang diambil dari tali hutan/ Kalamente (untuk menciptakan kadar alkohol sedang) atau sejenis pohon di hutan/ kajumbana (untuk menciptakan kadar alkohol tinggi)
BAB I
PENDAHULUAN
A . Latar Belakang
Salah satu kebutuhan primer manusia adalah makan dan minum .
Makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh manusia sangat bervariasi yang
dipengaruhi oleh ketersediaan pangan, pengaruh kebudayaan dan kebiasaan,
penguasaan teknologi pengolahan, selera makan , kebutuhan biologis , dan
banyak faktor lainnya seperti : mode, self konsep, teman sebaya, media
massa,dll.
Salah satu desakan kebutuhan biologis dan psikologis manusia adalah rasa
haus . Untuk memenuhi desakan rasa haus tersebut mendorong manusia
untuk minum . Tujuan orang minum air selain untuk memenuhi rasa haus,
juga untuk kepuasan jiwa, pengobatan, dan menimbulkan reaksi/tujuan
tertentu.
Ada bergagai jenis minuman yang sering dikonsumsi orang antara lain air
putih (air yang dimasak, air kemasan, air tanpa dimasak), air es, air yang
dicampur dengan bahan pemanis, citarasa, vitamin dan mineral, serta bahan
pengawet (sirup, minuman kaleng, minuman mineral, dll), Air dari tumbuh
tumbuhan (air/jus jeruk, jus alpukat, jus tomat, air kelapa, tuak, pongas, tape,
dll), Serta minuman olahan yang diracik dengan jamu dan alkohol, atau bahan
lain dengan alkohol (Bir, Champagne, Brendy, Anggur orang tua, Gin ,dll)
Salah satu minuman yang banyak menimbulkan persoalan dalam
kehidupan manusia adalah minuman yang beralkohol , maka pemerintah
mengeluarkan aturan khusus tentang minuman beralkohol ini. Berdasarkan
ketentuan Standar Industri Indonesia (SII) dari Departemen Perindustrian RI,
minuman berkadar Alkohol dibawah 20 % tidak tergolong minuman keras tapi
juga bukan minuman ringan . Sedangkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan
RI No 86/Men.Kes/ Per/IV/1977 tanggal 29April 1977 yang mengatur produksi
dan peredaran minuman keras, yang dimaksud dengan minuman keras
adalah semua jenis minuman yang beralkohol tetapi bukan obat , yang
meliputi 3 golongan yaitu :
A . Golongan A , dengan kadar etanol 1 sampai 5 %
B . Golongan B , dengan kadar etanol dari 5 % sampai 20 %
C . Golongan C , dengan kadar etanol dari 20 % sampai 55 %
Sedangkan untuk anggur, arak dan sejenisnya yang didaftar sebagai obat
tradisional , diatur dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No
1516/A/SK/V/1981 tanggal 15 Mei 1981 tentang anggur dan sejenisnya serta
penggunaan etanol dalam obat dan obat tradisional yang menyebutkan bahwa
anggur, arak, dan sejenisnya termasuk kedalam jenis minuman keras, dan
harus memenuhi peraturan perundang undangan yang berlaku untuk
minuman keras .
Ada beberapa jenis minuman keras yang mengandung etanol (etil
alkohol) : a) Anggur, mengandung etanol antara 7 % sampai 22 %, tapi
umumnya 12-14 %. Anggur merah mengandung etanol kira-kira 10 %.
Champagne atau disebut juga ”sparkling wine ” ,mengandung etanol 10 – 13
% tapi bisa mencapai 20 %. Port dan Sherry merupakan minuman keras
dengan kandungan etanol 20 % atau lebih .b) Golongan Bir, mengandung
etanol antara 4 % sampai 7 %. Ale, porter dan bir hitam mengandung etanol 6
– 8 % .c) Tuak merupakan hasil fermentasi nira atau enau, Pongas hasil
fermentasi beras ketan, dan tape, mengandung etanol sampai 8 %. d)
Minuman keras yang dihasilkan dengan cara destilasi antara lain : Gin ( 37-45
a Pengetahuan peserta didik terhadap materi pendidikan yang
diberikan (knowledge).
b Sikap atau tanggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang
diberikan (attitude).
c .Praktek atau tindakan yang dilakukan oleh peserta didik sehubungan
dengan materi yang diberikan (practice).
Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa
dimulai pada dominan kognitif, subyek atau terlebih dahulu terhadap
yang berupa objek atau materi diluar dirinya sehingga menimbulkan
respon batin dalam bentuk sikap, terhadap obyek yang diketahuinya itu.
Akhirnya obyek yang diketahuinya dan didasari sepenuhnya tersebut,
akan menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan (action)
terhadap stimulus tadi.
Pengetahuan yang dimiliki seseorang dapat merupakan
dorongan motivasi bersikap dan melakukan sesuatu tindakan bagi
orang tersebut.
a. Sikap
Membicarakan tentang sikap seperti yang dikutip oleh (Ngatimin,
2003) bahwa effective dominan terdiri dari atas 5 tingkat.
1) Penerimaan (receiving), ditandai adanya rangsangan dari luar
yang menyadarkan seseorang bahwa telah terjadi sesuatu.
2) Penjawaban (responding), rangsangan tidak mampu mengubah
seseorang untuk memberi perhatian dan ikut serta.
3) Memberikan nilai (voluting), ditandai dengan adanya nilai baru di
dalam masyarakat, nilai itu belum merupakan nilai yang khas
bagi masyarakat.
4) Pengorganisasian (organization), nilai yang ada itu telah
terorganisasi menjadi milik masyarakat.
5) Memiliki kekhususan dalam suatu nilai yang kompleks.
Bahwa sikap ada kecenderungan untuk melakukan atau tidak
melakukan hal-hal tertentu atau memberikan proses baik berupa
respons yang positif ataupun respons yang negatif terhadap
seseorang.
Sikap merupakan hal yang kompleks dan untuk mengubah
diperlukan proses yang tidak sederhana. Perubahan sikap dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu :
1) Faktor kognisi
Bahwa terjadinya perubahan persepsi yang didasari oleh
adanya perubahan pengetahuan, cakrawala pengalaman dan
pendidikan.
2) Faktor komunikasi
Ternyata memerlukan komunikasi untuk mengubah diri dari
pengetahuan sampai timbulnya rasa percaya diri.
3) Faktor psikologis
Adanya rasa senang/tidak senang pada komunikator akan
berakibat sikap menerima/menolak apa yang dibawahkannya.
4) Faktor antropologik
Sesuatu yang tidak dianggap wajar sebagai salah satu aspek
kesehatan dalam suatu kebudayaan tertentu, dan sulit diterima oleh
masyarakat.
5) Faktor sosiologik
Mudahnya sikap berubah ikut dipengaruhi oleh adanya factor
in group dalam masyarakat.
Sikap merupakan perubahan respon yang masih ditutup
(tanggapan batin) terhadap suatu rangsangan/stimulus dari luar diri
subjek. Menurut Lars Thurstone (1928), Rensis (1932) dan Classur OS
Good. Sikap adalah suatu bentuk evaluatif atau reaksi perasaan. Sikap
seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau
memihak (unfavorable) pada obyek tersebut. Sikap sebagai efek positif
atau efek negatif terhadap objek psikologis (Notoadmojo, 1993).
Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang
lain. Sikap membuat seseorang untuk berbuat atau menjauhi sesuatu
objek. Adapun ciri-ciri sikap yaitu :
1) Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dipelajarinya sepanjang
perkembangan orang tersebut dalam hubungannya dengan
objeknya.
2) Sikap dapat berubah-ubah karena sikap itu dapat dipelajari orang
atau sebaliknya.
3) Sikap berdiri sendiri tetapi senantiasa mengandung relasi tertentu
terhadap suatu objek.
4) Objek sikap dapat merupakan dari hal-hal tersebut.
5) Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan perasaan sifat yang
membedakan sikap cakupan atau pengetahuan yang dimiliki orang.
b. Praktik/perbuatan
Praktik/perbuatan adalah respon seseorang terhadap stimulus
(rangsangan) dalam bentuk tindakan nyata yang dapat diobservasi
secara langsung melalui wawancara dan kegiatan responden,
merupakan bentuk tindakan nyata/tindakan seseorang (overt behavior).
Sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk
terwujudnya sikap menjadi diperlukan faktor pendukung yang
memungkinkan, antara lain fasilitas dan dukungan dari pihak lain.
Seseorang berbuat bila hal tersebut dapat memenuhi kebutuhannya.
5 . Perubahan Perilaku
Menurut Notoatmojo (1993), perubahan perilaku dibedakan atas tiga
macam yaitu :
a. Perubahan alamiah (natural change)
Perilaku manusia selalu berubah, sebahagian perubahan itu
disebabkan karena kejadian alamiah. Apabila di suatu masyarakat terjadi
perubahan, maka anggota masyarakat lainnya sering mengikuti perubahan
tersebut tanpa banyak pikir.
b. Perubahan terencana (planned change)
Perubahan ini terjadi karena memang direncanakan sendiri.
c. Ketersediaan untuk berubah (readiness to change)
Sebagian orang sangat cepat menerima suatu pembaharuan atau
berubah perilakunya. Tetapi sebagian orang sangat lambat untuk
menerima suatu perubahan. Setiap orang mempuyai kesediaan untuk
berubah yang berbeda satu sama lain. Mereka tidak sama kesediannya
untuk berubah meskipun mungkin kondisinya sama.
Sehubungan dengan perubahan perilaku khususnya perubahan
perilaku yang diharapkan, Kelmen (Sarwono, 1997) membagi perubahan
perilaku dalam tiga macam, yaitu :
a. Perubahan Perilaku Karena Terpaksa
Individu mengubah perilakunya karena mengharapkan akan
memperoleh imbalan dan pengakuan dari kelompoknya, terhindar dari
hukuman dan agar tetap terpelihara hubungan baik dengan sang
penganjur perubahan perilaku.
b. Perubahan Perilaku karena Meniru
Individu mengubah perilakunya karena keinginan ingin meniru atau
ingin sama dengan orang yang dikaguminya.
c. Perubahan Perilaku Karena Menyadari Manfaatnya
Individu mengubah perilakunya karena menyadari manfaat dari
perilaku terbarunya. Perubahan dengan alasan ini dapat menjadi motivasi
bagi seseorang untuk bersikap disiplin terhadap sesuatu yang
dilaksanakan.
D. Tinjauan Umum Tentang Perilaku Makan dan Minum
1 . Perilaku Makan dan minum
Perilaku makan dan minum adalah perilaku konsumtif seseorang atau
kelompok orang terhadap susunan jenis dan jumlah pangan pada waktu
tertentu (Pusat Studi Kebijakan Pangan dan Gizi IPB – Pusat Pengembangan
Konsumsi Pangan Badan Bimas Ketahanan Pangan, 2002).
Perilaku makan dapat diartikan sama dengan kebiasaan makan yaitu
tindakan manusia terhadap makanan dan minuman yang dipengaruhi oleh
pengetahuan, perasaan dan persepsi mengenai perilaku makan (Khusnaidi,
2000).
Perilaku konsumsi pangan meliputi keragaman pengetahuan dan
persepsi seseorang terhadap frekuensi, kualitas dan kuantitas bahan serta
macam pengolahan / pemasakan pangan dalam menu sehari-hari (Khusnaidi,
2000).
Hong (Santoso dan Ranti, 2001) mengartikan bahwa perilaku makan
atau minum adalah pengetahuan dan tindakan seseorang atau sekelompok
orang yang menggambarkan banyak dan jenis makanan yang dimakan setiap
hari, serta merupakan ciri khas oleh kelompok masyarakat tertentu.
Sarwono (1997) mengatakan, perilaku makan atau minum sebagai
segala bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya,
khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap tentang makanan dan
minuman, serta tindakannya yang berhubungan dengan makanan dan
minuman .
Menurut Jaringan Informasi Pangan dan Gizi (2002) perilaku makan
adalah pengaturan menu makanan yang dikonsumsi setiap hari, baik dengan
memperhatikan kandungan gizinya (kualitas) maupun berdasarkan jumlahnya
(kuantitas). Globalisasi cenderung merubah gaya hidup seseorang termasuk
perubahan perilaku makan/minum. Sebagian masyarakat cenderung tidak
mempertimbangkan tujuan makan/minum atau akibat dari mengkonsumsi
suatu makanan/minuman, namun hanya mempunyai pertimbangan
kesenangan atau kepuasan saja.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Makan atau Minum
Makanan mempunyai peranan sosio-kultural, menurut Den Hartog,
Haurvast (1990) mengelompokan dalam :
a . Fungsi Kenikmatan atau Gastronomik
Manusia makan untuk mendapatkan kenikmatan. Makanan yang
disukai adalah makanan yang memenuhi selera atau citarasa/indrawi dalam
hal rupa, warna, bau, rasa, suhu dan tekstur sesuai dengan latar belakang
bangsa, daerah dan suku individu .
b. Makanan untuk menyatakan jati diri
Makanan sering dianggap sebagai bagian penting untuk menyatakan
diri seseorang atau kelompok orang. Ada Makanan tertentu yang disajikan
untuk menerima tamu dan menentukan prestise yang menerima tamu.
c. Fungsi religi dan magis
Banyak simbol religi dan magis yang dikaitkan pada makanan. Seperti
kambing pada agama islam sangat berkaitan dengan upacara selamatan bayi
atau khitanan. Dalam Agama Katolik Anggur dan Roti dilambangkan dengan
darah Kristus dan tubuhnya. Nasi tumpeng atau nasi kuning berkaitan dengan
upacara selamatan pada adat Jawa .
d. Fungsi Komunikasi
Makanan merupakan media penting dalam upaya manusia
berhubungan satu sama lain. Melalui makan bersama akan terjadi
kehangatan, mempererat, memelihara, menghormati hubungan antar anggota
/ keluarga dan mayarakat .
e. Fungsi status ekonomi
Makanan sering digunakan untuk menunjukan prestise dan status
ekonomi. Seperti makan nasi dianggap lebih berprestise dibanding jagung dan
umbi umbian .
f. Simbol kekuasaan
Melalui makanan sesorang atau kelompok masyarakat dapat
menunjukan kekuasaan terhadap orang atau kelompok masyarakat lain .
Seperti memisahkan antara makanan majikan dan pembantu, makanan untuk
tahanan yang kualitasnya rendah sebagai hukuman. embargo makanan pada
negara tertentu .
Menurut Hidayat (1979) ada beberapa faktor yang mempengaruhi
konsumsi makanan sesorang : Kebiasaan makan, pendidikan dan
pengetahuan, sosial ekonomi, aktifitas dan jenis kelamin .
Whortington – Robert (2000) mengatakan bahwa yang mempengaruhi
perilaku makan itu adalah faktor internal dan faktor eksternal . seperti terlihat
dalam diagram berikut :
Gambar 3 : Faktor faktor yang mempengaruhi Perilaku Makan Individu
Sumber : Whortington – Robert ( 2000 ) BS, Williams SR, editors. NutritionThroughout
the Life Cycle. Boston; McGraw-Hill: 2000 disadur oleh Fikawati S. dan
Syafiq A. dalam buku Gizi dan Kesehatan Masyarakat 2007.
Khusnaidi (2000, Dalam Nuraeni Mustari, Studi Perilaku makan
penderita DM tipe 2 di RSU Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar)
mengembangkan model untuk mempelajari faktor-faktor sosial yang
mempengaruhi perilaku makan. Perilaku makan individu, keluarga dan
masyarakat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :
Sosial Ekonomi politik, ketersediaan makanan, produksi,
sitem distribusi
Faktor Eksternal: Jumlah & karakteristik Keluarga, Peranan orang tua Teman sebaya,Sosial Budaya Nilai dan norma, Media masa Fast food, Mode,Pengetahuan Pengalaman individu
Faktor Internal : Kebutuhan Fisiologis Body image, Self Konsep Nilai dan Kepercayaan Individu, Pemilihan dan arti Makanan, Psikososial Kesehatan
Life Style
Perilaku makan individu
a. Faktor lingkungan sosial, segi kependudukan dengan susunan strata dan
sifat-sifatnya.
b. Faktor lingkungan ekonomi, daya beli, ketersediaan uang kontan, dan
sebagainya.
c. Faktor lingkungan ekologi, kondisi tanah, iklim, lingkungan biologi, sistem
usaha tani, sistem pasar dan sebagainya.
d. Faktor perkembangan teknologi. Banyaknya sekali faktor teknologi yang
mempengaruhi perilaku kebiasaan makan, antara lain bioteknologi yang
dapat menghasilkan jenis-jenis makanan yang lebih praktis dan lebih
bergizi.
Santoso & Ranti (2001) memaparkan bahwa perilaku makan dan
minum di suatu daerah pun dapat berubah – ubah sesuai dengan perubahan
beberapa faktor ataupun kondisi setempat yang dapat dibagi dalam tiga
kelompok :
a. Faktor yang berhubungan dengan persediaan atau pengadaan bahan
pangan, termasuk geografi, iklim, kesuburan tanah, berkaitan dengan
produksi bahan makanan.
b. Faktor adat kebiasaan yang berhubungan dengan konsumen, taraf sosial,
ekonomi dan adat kebiasaan setempat memegang peranan penting dalam
perilaku konsumsi penduduk.
c. Bantuan atau subsidi terhadap bahan-bahan tertentu selain perilaku
makan atau minum setempat juga dapat diperkaya dengan pengaruh
budaya asing.
E . Tinjauan Umum Tentang Alkohol
1 . Jenis dan Sifat Kimia Alkohol
Alkohol adalah golongan senyawa kimia alifatik yang mempunyai 1
gugusan –OH . Ada Berbagai bentuk alkohol yang dikenal : Etanol (Etil
Alkohol), Metanol (Metil alkohol) dan isopropanol. Etanol atau etil alkohol,
digunakan sebagai pelarut, antiseptik, campuran obat batuk, anggur obat,
minuman keras dan minuman lain yang mengandung alkohol
Alkohol adalah suatu jenis cairan yang dalam ilmu kimia mempunyai
rumus C2H5OH dengan nama Ethyl Alkohol atau Etanol. Ethyl alkohol atau
Etanol ini adalah cairan jernih, tidak berwarna dan rasanya pahit. Nama Ethyl
alkohol ini diberikan agar dapat diberikan dengan sekian banyak jenis alkohol
lainnya, baik yang berupa cairan sampai yang berwujud padat.
Metanol (metil alkohol) banyak digunakan sebagai pelarut, dan
digunakan juga dalam bahan anti freeze, de-icing, penghapus cat, dan dalam
sintesa bahan kimia. Metabolit metanol berupa senyawa formaldehid dan
formiat yang mengandung bahan toksik.
Isopropanol atau isopropil alkohol digunakan sebagai disinfektan dapat
sampai 70 %, terdapat pada after shave lotion, cairan pembersih, dan juga
anti freeze.
Dalam pembicaraan selanjutnya yang akan dibicarakan adalah etil
alkohol atau lebih dikenal dengan istilah alkohol saja .
2. Bentuk Minuman beralkohol
Alkohol dapat diperoleh dengan melalui proses fermentasi oleh
mikroorganisme dari bahan gula, sari buah, biji-bijian, umbi-umbian, dan getah
kaktus tertentu.
Ada beberapa bentuk minuman keras yang mengandung etanol (etil
alkohol) :
a. Anggur, mengandung etanol antara 7 % sampai 22 %, tapi umumnya 12-
14% . Anggur merah mengandung etanol kira kira 10 %. Champagne atau
disebut juga ”sparkling wine ”, mengandung etanol 10 – 13 % tapi bisa
mencapai 20 %. Port dan Sherry merupakan minuman keras dengan
kandungan etanol 20 % atau lebih .
b. Golongan Bir, mengandung etanol antara 4 % sampai 7 %. Ale, porter dan
bir hitam mengandung etanol 6 – 8 % .
c. Tuak merupakan hasil fermentasi nira atau enau, Pongas hasil fermentasi
beras ketan, tape , yang mengandung etanol sampai 8 % .
d. Minuman keras yang dihasilkan dengancara destilasi antara lain : Gin (37