Top Banner
PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL STUDI KASUS PADA SUKU PAMONA PU’UMBOTO KECAMATAN PAMONA SELATAN KAB. POSO ALCOHOLIC DRINK CONSUMPTIVE BEHAVIOR A Case Study at Ethnic Pamona Puumboto , South Pamona District Poso Regency DJANI MOULA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2008
85

PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

Apr 07, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

STUDI KASUS PADA SUKU PAMONA PU’UMBOTO KECAMATAN PAMONA SELATAN KAB. POSO

ALCOHOLIC DRINK CONSUMPTIVE BEHAVIOR

A Case Study at Ethnic Pamona Puumboto , South Pamona District Poso Regency

DJANI MOULA

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2008

Page 2: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

STUDI KASUS PADA SUKU PAMONA PU’UMBOTO KECAMATAN PAMONA SELATAN KAB. POSO

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Magister

Program Studi

Kesehatan masyarakat

Disusun dan diajukan oleh

DJANI MOULA

kepada

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2008

Page 3: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

LEMBAR PENGESAHAN

PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

( STUDI KASUS PADA SUKU PAMONA PU’UMBOTO KECAMATAN PAMONA SELATAN KAB. POSO )

Disusun Oleh

DJANI MOULA P1805206545

Menyetujui

Komisi Penasehat Prof.Dr.dr .H.M. Rusli Ngatimin, MPH Dr.Ridwan M. Thaha,M.Sc Ketua Anggota

Mengetahui, Ketua Program Studi, Ketua Konsentrasi Kesehatan Masyarakat PPS Unhas Promosi Kesehatan Dr.drg. A. Zulkifli Abdullah, M.Kes Dr.Ridwan M. Thaha, M.Sc NIP 131 909 788 NIP 131 568 593

Page 4: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Djani Moula

Nomor mahasiswa : 1805206545

Program Studi : Promosi Kesehatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar

benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan

tulisan atau pemikiran orang lain . Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat

dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini karya orang lain, saya

bersedia menerima sangsi atas perbuatan tersebut .

Makassar , 9 Januari 2008

Yang menyatakan

Djani Moula

Page 5: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpah kasih dan

rahmatnya dengan selesainya tesis ini.

Gagasan yang melatari tajuk permasalahan ini timbul dari hasil

pengamatan penulis terhadap kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol

masyarakat Suku Pamona Puumboto yang telah dan akan berakibat buruk

dalam kehidupan mereka. Penulis bermaksud menyumbangkan kajian

mendalam beberapa fenomena perilaku untuk mendapatkan solusinya.

Banyak kendala yang dihadapi dalam rangka penyusunan tesis ini ,

namun berkat bantuan dari berbagai pihak maka tesisi ini selesai pada

waktunya . Dalam kesempatan ini penulis dengan tulus menyampaikan terima

kasih yang sebesarnya kepada: Prof. Dr. dr. H.M Rusli Ngatimin ,MPH, selaku

Ketua Komisi Penasehat dan Dr. Ridwan Thaha, MSc selaku Sekretaris

Komisi Penasehat sekaligus sebagai Ketua Konsentrasi Promosi Kesehatan

PPS Universitas Hasanuddin , yang secara khusus telah meluangkan waktu,

tenaga dan pemikiran tanpa pamrih dalam membimbing penulis .

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya

kepada : Dr. drg. A. Zulkifli Abdulah, M.Kes , selaku Ketua Program Studi

Kesehatan Masyarakat PPS Unhas, Prof. Dr. dr. A .Razak Thaha, M.Sc,

Selaku Angota Komisi Penasehat, Dr.dr. H. Muh. Syafar .MS, selaku Anggota

Komisi Penasehat, Dr. Saifuddin Sirajuddin, Drs, MS, selaku Anggota Komisi

Page 6: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

Penasihat, Segenap Dosen dan Karyawan/Pengelola dilingkungan Program

Pascasarjana Unhas, Pemerintah Daerah Kabupaten Poso, Camat Pamona

Selatan, Kepala desa se Kec. Pamona Selatan, Polsek Pamona Selatan,

Puskesmas Pendolo, Petugas POM, Tokoh masyarakat, Tokoh Adat, Tokoh

Agama, informan penelitian dan Seluruh masyarakat Kec. Pamona Selatan,

Seluruh Rekan rekan seperjuangan Mahasiswa Promosi Kesehatan

Pascasarjana Unhas Angkatan VI Tahun 2006.

Terima kasih khusus kepada istriku tercinta Ellen Mamentu, anakku

Jenner G. Moula dan Y. Jonathan Moula yang senantiasa memberikan

pengorbanan, motivasi, serta doa yang tulus .

Penulis menyadari ada kekurangan dalam tesis ini, olehnya penulis

dengan kerendahan hati mengharapkan kritik dan saran kontruktif untuk

penyempurnaan tulisan ini. Penulispun memohon maaf jika selama penelitian

ada pihak lain yang dirugikan tanpa sengaja .

Akhirnya ,semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat untuk masyarakat,

Pemerintah dan pengembangan Ilmu Pengetahuan.

Makassar , Januari 2008

Djani Moula

Page 7: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

ABSTRAK DJANI MOULA , Perilaku Konsumsi Minuman Beralkohol, Studi Kasus pada Suku Pamona Puumboto,Kec. Pamona Selatan ,Kab. Poso .(dibimbing oleh H.M. Rusli Ngatimin dan Ridwan M.Thaha) Penelitian ini adalah Penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan studi kasus bertujuan untuk mengetahui (1) Pengaruh pgetahuan pada kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol, (2) Pengaruh persepsi masyarakat terhadap pembentukan kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol, (3) Peran dan pengaruh Kebijakan pada kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol, (4) Pengaruh sosial budaya sehingga terbentuk kebiasaan Konsumsi minuman beralkohol pada masyarakat . Penelitian ini dilaksanaan Pada Suku Pamona Puumboto di Kecamatan Pamona Selatan Kabupaten Poso, Pengumpulan data dengan melakukan FGD (Focus Group Discussion), Wawancara Mendalam pada informan kunci dan informan biasa, serta didukung dengan data sekunder yang diperoleh dari Aparat Pemerintah Kabupaten dan Kecamatan, Kepolisian Sektor Pamona Selatan, dan Puskesmas Pendolo. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Pengetahuan masyarakat tentang minuman beralkohol merupakan minuman alamiah yang berguna untuk memenuhi kebutuhan biologis, psikologis, dan sosial ; Persepsi masyarakat bahwa mengkonsumsi minuman beralkohol tidak membawa dampak buruk dalam tubuh dan jiwa serta kehidupan sosial, iika diminum dalam jumlah terbatas dan terkontrol Kebijakan Pemerintah saat ini belum terpadu terpadu, belum menyentuh semua rantai, dan belum dilaksanakan secara konsisten, Pengaruh pola hidup sosial budaya yang nilainya telah berubah dan tidak jelas sehingga menciptakan, memperkuat dan seakan melegitimasi kebiasan mengkonsumsi minuman beralkohol di suku Pamona Puumboto . Diperlukan metode Promosi Kesehatan terpadu (melakukan advokasi. Membentuk dukungan sosial dan Pemberdayaan masyarakat/KIE) untuk mengubah kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol .

Page 8: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

ABSTRACT The aim of the study was to discover the efect of knowledge, public perception, role, and socio-culture on the habit of alcoholic drink consumption of the community. The study was qualitative using a case study. The study was conducted in south Pamona district, Poso regency. The data were collected through focus group discussion and in-depth interview . The secundery data were obtained from the government official, police station, and the Pendolo Public Health Center. The results of the the study indicate that the community perception on the alcoholic drink does is it is a kind of natural drink used to satisfy bio;ogical, psychological , and social needs. According to their perception, consuming alcoholic drink does not have any bad effect on their bodies and minds and social life if it is consumed in limited amount and is under control. The government policy has not been integrated and touched all parties yet and it has not been done consistently. The change of life style and socio-cultural values has created, strenghthened, and legitimated the habit to consume alcoholic drink among the ethnic Pamona Community . Therefore, integrated health promotion, social support, and community empowerment are necessary to change the habit of the community to consume alcoholic drink .

Page 9: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

DAFTAR ISI

Halaman

PRAKATA v

ABSTRAK vii

ABSTRACKT viii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR LAMPIRAN xiv

GLOSARI xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………………………………… 1

B. Rumusan Masalah ………………………………………. 9

C. Tujuan Penelitian ……………………………………….... 9

D. Manfaat penelitian ……………………………………….. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Persepsi …………………… 11

B. Tinjauan Umum tentang Pengetahuan ...………………. 19

C. Tinjauan Umum tentang Perilaku………………………. 22

D. Tinjauan Umum tentang Perilaku makan dan minum.... 31

E. Tinjauan Umum tentang Alkohol……..………………….. 37

Page 10: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

F. Tinjauan umum Tentang kebijakan................................. 50

G. Tinjauan Umum tentang Kebijakan Alkohol ................... 53

H. Tinjauan Umum tentang Masyarakat Kebudayaan ........ 55

I . Tinjauan Umum tentang Suku Pamona …...…………..... 59

BAB III KERANGKA KONSEPSIONAL

A. Dasar Pemikiran Variabel yang diteliti………………….. 69

B. Pola pikir Variabel yang diteliti ……. …………………… 71

C. Klasifikasi variabel yang diteliti ………………………… 75

D. Definisi Konsep ...............……………………………….. 75

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian …………………...…..……………….. 77

B. Lokasi Penelitan ……. ……………………………….….. 77

C. Sumber Informan …………………………………….….. 77

D. Teknik Pengumpulan Data……………………………….. 81

E. Instrumen Penelitian...................................................... 82

F. Tehnik Analisa Data ……….……………………………… 82

G. Tehnik Validasi Data........................................................ 83

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A . Hasil Penelitian .............................................................. 85

B . Pembahasan……………………………………………….. 100

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A . Kesimpulan...................................................................... 106

Page 11: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

B . Saran ............................................................................... 108

DAFTAR PUSTAKA 111

LAMPIRAN 114

Page 12: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

DAFTAR TABEL Nomor halaman 1. Hubungan Kadar Etanol dalam darah dalam Manifestasi Klinik 46

2 . Sumber data sekunder 80

Page 13: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

DAFTAR GAMBAR

Nomor halaman

1 . Skema terciptanya struktur kepribadian 14

2 . Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku 25

3 . Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku makan individu 35

4 . Skema lahirnya sistim pengendalian sosial 58

5 . Pola pikir perilaku konsumsi minuman beralkohol suku Pamona 74

Page 14: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

DAFTAR LAMPIRAN Nomor halaman 1 . Panduan wawancara mendalam 114 2 . Hasil reduksi awal wawancara mendalam masing masing varian Informan 117 3 . Topik dan Hasil Focus Group Discusion (FGD) 135 4 . Hasil reduksi wawancara mendalam dengan Aparat Pemerintah Tentang Kebijakan Alkohol 140 5 . Sekilas cara pembuatan tuak/saguer sesuai tradisi adat Pamona Puumboto 142 6 . Data jumlah kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Polsek Pamona Selatan tahun 2005 s/d agustus 2007 145 7 . Jumlah Data Penyakit Hati yang berhubungan Konsumsi minuman

beralkohol pada Praktek Umum / Klinik dr Djani Moula tahun 2005 – 2006 146 8 . Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes RI No 86/ Men.Kes/Per/IV/77) 147 9 . Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan tentang Tata cara Pemberian Surat Izin Usaha Perdagangan Minuman Beralkohol 148 10. Peraturan Daerah Kabupaten Poso No 27 Tahun 2001 Tentang Larangan peredaran minuman keras di Kabupaten Poso 149 11. Surat Keputusan Bupati Poso tentang Pembentukan Tim Penertiban /Pelarangan atas Minuman Keras 153 12. Kitab Undang Undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 204 dan Pasal 205 dan Penjelasannya 154

Page 15: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

13. Foto rekaman penelitian : - Seorang Penderita Kecelakaan Lalu-lintas yang berhubungan dengan konsumsi minuman beralkohol yang sedang diwawancarai 155 - Seorang penderita korban perkelahian karena mabuk- mabukan 155 - Pohon Enau di halaman rumah penduduk 156 - Pohon Enau yang sedang di tadah dijadikan tuak 156 - Bahan Campuran rempah untuk tuak (wuli) yang berasal dari tali hutan Kalamente 157 - Minuman Saguer (tuak) dan Minuman Pongas ( air tape beras ketan ) 157 - Pesta Syukuran yang menyediakan minuman beralkohol Saguer (Tuak) 158 - Gotong royong panen padi disawah yang menyediakan saguer ( tuak ) 158 - Wawancara mendalam pada beberapa informan kunci 159 - Proses wawancara mendalam pada informan biasa 160 - Proses FGD ( Focus Group Discusion ) Aparat Pemerintah, Tokoh Adat , Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, Tokoh Wanita didesa 160 14. Surat Ijin Penelitian 161

Page 16: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

GLOSARI

ISTILAH DAN PENGERTIAN BAHASA PAMONA

KATA / ISTILAH ARTI DAN KETERANGAN

Baru atau Saguer Sejenis minuman yang dapat mengandung alkohol, berwarna putih susu, dibuat atau ditadah dari Pohon Enau yang citarasa , kadar alkoholnya 0–8 %, kandungan alkoholnya ditentukan dengan campuran rempah khusus

Cap tikus Minuman berwarna bening, merupakan hasil

penyulingan, mengandung alkohol 20 – 45 % Doti / pancani Ilmu hitam Konau Pohon enau Kalamente Sejenis tali hutan yang hidup merayap dan bergantung

pada pohon pohon besar di hutan yang digunakan sebagai rempah campuran tuak agar mengandung alkohol

Kajumbana Sejenis Pohon yang hidup di padang ditengah hutan

yang digunakan sebagai rempah campuran tuak agar mengadung alkohol

Metukana Acara adat meminang calon pengantin wanita Molanggo Pesta adat beberapa hari sebelum hari pernikahan

bagi pengantin yang akan di kawinkan bertempat jauh atau bagian dari pesta persiapan keluarga mempelai pria untuk hari pernikahan nantinya.

Mopawawa / metaa Rangkaian Pesta pernikahan , bagi keluarga dan

penganten pria disebut mopawawa (mengantar) dan bagi pengantin wanita disebut metaa (menunggu/menerima).

Page 17: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

Mopadungku Pesta syukuran desa atas selesainya panen raya ladang atau sawah , dirayakan secara bersama bisa lebih dari sekali setahun

Mokomisi Acara agama Kristen protestan yang dilakukan dalam

kelompok 10-15 kepala keluarga ,yang digilir , dilaksanakan seminggu sekali. dan kadang kadang dirangkaiankan dengan syukuran keluarga .

Mesale Kegiatan kerja bakti yang dilakukan oleh kelompok

kerja tetap atau dadakan atas undangan penerima gotong royong untuk satu kegiatan pekerjaan seperti: menanam padi, panen padi, membuat rumah, menggali selokan ,dll

Montomu Linggona Upacara adat Menjemput tamu agung Pongas sejenis minuman yang terbuat dari beras ketan yang diberi

ragi tape setelah mengalami fermentasi 3 hari terbentuklah airberas yang mengandung alkohol , dibuat pada pesta pesta ,tetap awet selama 5-8 minggu.kadar alkoholnya 0 – 8 %.

Powuku Upacara adat memsasukan tulang mayat kedalam peti

kecil dan mengantarnya ke pekuburan batu dengan mengantung atau meletakan pada celah batu .

Rasajambul Citarasa minuman tuak yang terasa agak mani, pahit

dan sedikit asam Tadumburake semacam Pendeta suku pamona jsebelum agama

kristen memasuki wilayah Poso, yang bertugas Memimpin upacara upacara adat .

Terongka peristiwa Kambuh kembali penyakit seseorang Wuli Sejenis rempah untuk mengubah citarasa minuman

tuak yang diambil dari tali hutan/ Kalamente (untuk menciptakan kadar alkohol sedang) atau sejenis pohon di hutan/ kajumbana (untuk menciptakan kadar alkohol tinggi)

Page 18: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

BAB I

PENDAHULUAN

A . Latar Belakang

Salah satu kebutuhan primer manusia adalah makan dan minum .

Makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh manusia sangat bervariasi yang

dipengaruhi oleh ketersediaan pangan, pengaruh kebudayaan dan kebiasaan,

penguasaan teknologi pengolahan, selera makan , kebutuhan biologis , dan

banyak faktor lainnya seperti : mode, self konsep, teman sebaya, media

massa,dll.

Salah satu desakan kebutuhan biologis dan psikologis manusia adalah rasa

haus . Untuk memenuhi desakan rasa haus tersebut mendorong manusia

untuk minum . Tujuan orang minum air selain untuk memenuhi rasa haus,

juga untuk kepuasan jiwa, pengobatan, dan menimbulkan reaksi/tujuan

tertentu.

Ada bergagai jenis minuman yang sering dikonsumsi orang antara lain air

putih (air yang dimasak, air kemasan, air tanpa dimasak), air es, air yang

dicampur dengan bahan pemanis, citarasa, vitamin dan mineral, serta bahan

pengawet (sirup, minuman kaleng, minuman mineral, dll), Air dari tumbuh

tumbuhan (air/jus jeruk, jus alpukat, jus tomat, air kelapa, tuak, pongas, tape,

dll), Serta minuman olahan yang diracik dengan jamu dan alkohol, atau bahan

lain dengan alkohol (Bir, Champagne, Brendy, Anggur orang tua, Gin ,dll)

Page 19: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

Salah satu minuman yang banyak menimbulkan persoalan dalam

kehidupan manusia adalah minuman yang beralkohol , maka pemerintah

mengeluarkan aturan khusus tentang minuman beralkohol ini. Berdasarkan

ketentuan Standar Industri Indonesia (SII) dari Departemen Perindustrian RI,

minuman berkadar Alkohol dibawah 20 % tidak tergolong minuman keras tapi

juga bukan minuman ringan . Sedangkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan

RI No 86/Men.Kes/ Per/IV/1977 tanggal 29April 1977 yang mengatur produksi

dan peredaran minuman keras, yang dimaksud dengan minuman keras

adalah semua jenis minuman yang beralkohol tetapi bukan obat , yang

meliputi 3 golongan yaitu :

A . Golongan A , dengan kadar etanol 1 sampai 5 %

B . Golongan B , dengan kadar etanol dari 5 % sampai 20 %

C . Golongan C , dengan kadar etanol dari 20 % sampai 55 %

Sedangkan untuk anggur, arak dan sejenisnya yang didaftar sebagai obat

tradisional , diatur dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No

1516/A/SK/V/1981 tanggal 15 Mei 1981 tentang anggur dan sejenisnya serta

penggunaan etanol dalam obat dan obat tradisional yang menyebutkan bahwa

anggur, arak, dan sejenisnya termasuk kedalam jenis minuman keras, dan

harus memenuhi peraturan perundang undangan yang berlaku untuk

minuman keras .

Page 20: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

Ada beberapa jenis minuman keras yang mengandung etanol (etil

alkohol) : a) Anggur, mengandung etanol antara 7 % sampai 22 %, tapi

umumnya 12-14 %. Anggur merah mengandung etanol kira-kira 10 %.

Champagne atau disebut juga ”sparkling wine ” ,mengandung etanol 10 – 13

% tapi bisa mencapai 20 %. Port dan Sherry merupakan minuman keras

dengan kandungan etanol 20 % atau lebih .b) Golongan Bir, mengandung

etanol antara 4 % sampai 7 %. Ale, porter dan bir hitam mengandung etanol 6

– 8 % .c) Tuak merupakan hasil fermentasi nira atau enau, Pongas hasil

fermentasi beras ketan, dan tape, mengandung etanol sampai 8 %. d)

Minuman keras yang dihasilkan dengan cara destilasi antara lain : Gin ( 37-45

% etanol), whiskey ( 37 – 53 % etanol ), Brandy ( 37 – 43 % etanol ).

Alkohol adalah golongan senyawa kimia alifatik yang mempunyai 1

gugusan –OH . Ada berbagai bentuk alkohol yang dikenal : Etanol (Etil

Alkohol), Metanol ( Metil alkohol ) dan isopropanol.

Etanol atau etil alkohol , digunakan sebagai pelarut, antiseptik, campuran

obat batuk, anggur obat, minuman keras dan minuman lain yang mengandung

alkohol . Keracunan etil alkohol melalui mulut (termasuk dengan sengaja

minum alkohol) dan diserap melalui kulit pada waktu mengompres dengan

alkohol. Hampir 95 % etil alkohol dalam tubuh akan teroksidasi menjadi

asetaldehid dan asam asetat sedangkan 5 % sisanya akan dieksresi / dibuang

melalui air kencing .

Page 21: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

Akibat keracunan etil alkohol ini, antara lain depresi pernafasan,

pneumonitis aspirasi, hipoglikemi yang menyebabkan kejang kejang, asidosis

laktat, hipotermia, koma, dan kematian karena gagal pernafasan. Pada

penggunaan etil alkohol yang terus menerus dapat menyebabkan antara lain :

ketergantungan (dengan gejala : hipertensi, takikardia, halusinasi, tremor dan

konvulsi), sirosis hepatis, hepatoma, varises esophagus, pankreatitis,

malnutrisi, koma hepatik, gangguan darah, hematoma subdural kronik akibat

trauma berulang karena mabuk .Gejala orang keracunan etil alkohol sangat

bervariasi tergantung pada kadar etil alkohol dalam darah . Dari gejala ringan

sampai yang berat , seperti : mabuk emosional, kontrol diri berkurang, bicara

tidak jelas, penglihatan berkurang, kurang rasa sensorik, jalan terhuyung,

respon refleks berkurang, penglihatan ganda, pingsan , kejang koma,

penekanan saraf pusat dan kematian .

Secara historis pada mulanya mengkonsumsi minuman beralkohol ini

bertujuan untuk pengobatan, upacara adat, menghangatkan tubuh,

menimbulkan rasa keberanian dan rasa kuat. Namun dalam

perkembangannya terjadi penyalahgunaan alkohol yang menyebabkan

masalah biologis, psikologis dan sosial ekonomi yang sangat kompleks.

Penyalahgunaan alkohol akan menimbulkan kecelakaan, kehilangan

produktivitas, terlibat kejahatan, gangguan hubungan sosial, gangguan tubuh,

gangguan psikologis, sampai terjadi kematian .

Page 22: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

Menurut data di USA diperkirakan 41 % kecelakaan diakibatkan oleh

pengguna alkohol. Prevalensi alkoholisme diperkirakan antar 12 – 16 % .Dan

diperkirakan 15 – 30 % penderita yang ada di rumah sakit berhubungan

dengan masalah alkohol .

Seseorang disebut alkoholisme/ketergantungan alkohol bila terdapat 2

atau lebih tanda dibawah ini : pola penggunaan alkohol yang patologik

(pelesir, pemabuk). Ketidakmampuan untuk menjauhkan diri dari minuman ,

gangguan fungsi kerja atau sosial sekurangnya 1 bulan .

Usaha untuk menemukan faktor penyebab atau mengidentifikasi yang

bermakna yang mendasari variabel penyalahgunaan alkohol biasanya

memberikan hasil yang mengecewakan. Jenis kepribadian, tekanan hidup

yang berat, kelainan psikiatri, dan pengaruh orang tua yang berlaku sebagai

contoh bukanlah merupakan faktor penyebab yang dapat dipastikan

menimbulkan penyalahgunaan alkohol. Penggunaan alkohol tidak tersebar

merata dalam kelompok masyarakat. Ditemukan beberapa bukti yang

menunjukkan bahwa penyalahgunaan alkohol ini banyak terdapat pada

anggota keluarga dari pecandu alkohol (Devor 1989). Bukti baru yang

ditemukan bahwa faktor genetik berperan dalam penggunaan alkohol pada

manusia dan komplikasi medisnya . Pengaruh genetika dalam mengkonsumsi

alkohol pada binatang percobaan telah dibuktikan dengan adanya suatu

hubungan yang erat antara gen D2 suatu alel dari dopamin dan alkoholisme

pada manusia. ( Blum 1990 ) .

Page 23: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

Di Indonesia ada beberapa daerah yang memiliki kebiasaan minum

alkohol yang telah berakar kuat, karena merupakan bagian dari upacara adat

dan bagian dari pola hidup keseharian hidup suku suku tertentu . Salah satu

daerah atau suku yang memiliki kebiasaan minum alkohol adalah Suku

Pamona di Sulawesi Tengah . Suku Pamona berdiam disekitar Danau Poso di

Kabupaten Poso .

Kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol di suku Pamona

merupakan bagian dari upacara adat , serta pesta lainnya . Bukan pesta jika

tidak menyediakan minuman tuak, Sampai pada upacara penyambutan tamu

(Mantomu Linggona), tamupun diwajibkan minum tuak. Segala sesuatu yang

berbentuk minuman haruslah Tuak (Baru), bahkan minum tuak adalah

minuman yang disajikan setiap hari pada waktu makan pagi, makan siang dan

makan malam suku ini pada waktu lampau, karena minuman ini sangat mudah

didapat .Suku Pamona mempercayai bahwa dengan minum alkohol orang

dianggap lelaki tulen , terbukti memperkuat keakraban sosial, menambah

tenaga untuk bekerja .Akhir akhir ini alasan minum alkohol berkembang untuk:

mendapatkan euforia, melepaskan emosi, dan melepaskan diri sementara dari

depresi atau kecemasan yang dideritanya . Bagi kalangan pemuda dengan

alasan, sekedar coba coba, menambah keberanian/menghilangkan rasa malu,

ingin terlihat gaul dan untuk mencari identitas diri.

Berdasarkan data dari Puskesmas Pendolo Kecamatan Pamona

Selatan, Praktek dokter dan Polsek Pamona Selatan Tahun 2006 ditemukan

Page 24: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

data : 70 % Kecelakaan lalulintas berhubungan dengan penggunaan alkohol,

85 % dari jumlah kecelakaan lalulintas yang meninggal berhubungan dengan

penggunaan alkohol, 65 % tindakan kekerasan/ kriminal berhubungan dengan

Alkohol. Dan berdasarkan pengamatan lapangan 75 % acara Pesta

pernikahan (Molanggo,mopawawa ), pesta syukuran keluarga, syukuran panen

kampung (Mopadungku), pesta ibadah kelompok (mokomisi) , Kerja bakti

Gotong royong (mesale) selalu menyediakan minuman beralkohol . Hampir 70

% pemuda desa pernah meminum minuman beralkohol terutama Tuak .

Tuak ini dihasilkan dari air tangkai tandan buah pohon enau yang

diproses, dipotong dan ditadah. Untuk 1 pohon enau yang dewasa dapat

mengeluarkan 1-2 buah tandan enau, 1 tandan muda yang telah diproses dan

ditadah dalam 1 hari menghasilkan 10 -15 liter tuak/hari. Tuak ini dapat

diproses lagi dengan menambahkan ramuan (wuli) untuk fermentasi, sehingga

citarasanya berubah agak asam dan pahit. Bahkan dilakukan penyulingan

sehingga menjadi minuman berkadar alkohol tinggi yang disebut Cap Tikus.

Beras ketan pula dapat dibuat minum beralkohol dengan bantuan jamur

sehingga jadi Pongas. Saat ini lebih banyak minuman beralkohol yang

tersedia di warung dan toko toko antara lain : bir, anggur, vodka, gin, bir

hitam,dll yang lebih mempermudah orang mendapatkan varian minuman

beralkohol.

Upacara adat dan kebiasaan hidup sehari-hari mengkonsumsi minuman

beralkohol suku Pamona ini, terbawa hingga saat ini, seakan melembaga dan

Page 25: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

melegitimasi penggunaan tuak beralkohol tanpa mempersoalkan akibat buruk

penggunaan minuman beralkohol ini dalam jangka pendek maupun jangka

panjang pada kesehatan . Seakan akibat buruk alkohol pada kesehatan

sebagai hal yang biasa saja, padahal akibat konsumsi minuman beralkohol

tersebut telah dan sedang mengancam, merugikan, menghambat ,

menimbulkan bencana dalam kehidupan sekarang dan masa depan

masyarakat Suku Pamona di Kecamatan Pamona Selatan.

Dari uraian diatas terlihat besarnya pengaruh perilaku sosial budaya

Pamona pada perilaku konsumsi minuman beralkohol dan penyalahgunaan

alkohol dalam masyarakat Suku Pamona Puumboto didaerah Kecamatan

Pamona Selatan. Perilaku yang berakibat buruk ini perlu diteliti secara lebih

mendalam dan jelas untuk mengetahui kenyataan yang sebenarnya motivasi

dan perilaku suku pamona dalam mengkonsumsi minuman beralkohol,

mengkaji variabel yang terkait dengan perilaku tersebut untuk dapat menjadi

bahan penyusun strategi intervensi promosi kesehatan dalam upaya

mencegah akibat penyalahgunaan alkohol di Suku Pamona Puumboto, tanpa

mereduksi adat istiadat Suku Pamona yang ada .

Page 26: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

B . Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang sebelumnya, maka dapat ditarik rumusan

masalah sebagai berikut :

” Mengapa perilaku mengkonsumsi minuman beralkohol disuku Pamona

terus berlangsung, yang kenyataannya perilaku tersebut akan membawa

akibat buruk dalam kehidupan masyarakat ? ”

C . Tujuan Penelitian

1 . Tujuan Umum :

Memperoleh gambaran fenomena perilaku konsumsi minuman beralkohol

pada Suku Pamona di Kecamatan Pamona Selatan .

2 . Tujuan Khusus :

A. Memperoleh gambaran secara mendalam pengetahuan masyarakat

pada pembentukan perilaku konsumsi minuman beralkohol

B. Memperoleh gambaran secara mendalam persepsi masyarakat pada

pembentukan perilaku konsumsi minuman beralkohol

C. Memperoleh gambaran secara mendalam pengaruh kebijakan terhadap

pembentukan perilaku konsumsi minuman beralkohol.

D . Memperoleh gambaran secara mendalam peran aspek sosial

budaya dalam pembentukan perilaku konsumsi minuman beralkohol.

Page 27: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

D . Manfaat Penelitian

1 . Bagi Masyarakat

Sebagai informasi pada masyarakat umum agar mengetahui faktor faktor yang

berhubungan dengan kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol .

2 . Bagi Pemerintah

Sebagai sumbangan pikiran dalam bentuk informasi kepada instansi terkait

dengan faktor faktor penyebab serta akibat dari kebiasaan mengkonsumsi

minuman beralkohol, untuk dapat menjadi bahan pertimbangan dalam

mengambil langkah untuk membuat kebijakan Tentang produk alkohol dan

penanggulangan masalah penggunaan alkohol.

3 . Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangsih pengembangan

pengetahuan khususnya masalah-masalah yang berkaitan dengan konsumsi

minuman beralkohol.

Sebagai bahan informasi awal atau bahan bacaan bagi peneliti berikutnya

yang ingin meneliti lebih lanjut permasalahan yang berhubungan perilaku

konsumsi minuman beralkohol .

4 . Bagi Peneliti Sendiri

Merupakan pengalaman yang sangat berharga dalam memperluas wawasan

dan pengetahuan tentang perilaku konsumsi minuman beralkohol, yang akan

menjadi bahan untuk merencanakan pelurusan nilai untuk hidup sehat di

masyarakat Pamona tempat peneliti bekerja sebagai dokter.

Page 28: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A . Tinjauan umum Tentang Persepsi

Individu mengenali dunia luarnya dengan menggunakan alat inderanya.

Bagaimana individu dapat mengenali dirinya sendiri maupun keadaan

sekitarnya, hal ini berkaitan dengan persepsi (perception). Melalui stimulus

yang diterimanya, individu akan mengalami persepsi. Persepsi merupakan

suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses yang

berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Namun

proses itu tidak berhenti sampai di situ saja, melainkan stimulus itu diteruskan

ke pusat susunan syaraf yaitu otak, dan terjadilah proses psikologis, sehingga

individu menyadari apa yang ia lihat, apa yang ia dengar dan sebagainya,

individu mengalami persepsi. Karena itu proses penginderaan tidak dapat

lepas dari proses persepsi, dan proses penginderaan merupakan proses

pendahulu dari persepsi. Proses penginderaan akan selalu terjadi setiap saat,

pada waktu individu menerima stimulus melalui alat inderanya, melalui

reseptornya. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan

dunia luarnya (Branca, 1965; Woodworth dan Marquis, 1957).

Stimulus yang diindera itu oleh individu diorganisasikan, kemudian

diinterpretasikan, sehingga individu menyadari, mengerti tentang apa yang

diindera itu, inilah yang disebut persepsi (Davidoff, 1981). Menurut Kurt Lewin

Page 29: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

(1999) Persepsi adalah proses menerima informasi atau stimuli dari

lingkungan dan mengubahnya kedalam kesadaran psikologis . Seperti telah

dikemukakan di depan bahwa persepsi ini merupakan keadaan yang

integrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Karena persepsi

merupakan keadaan yang integrated dari individu yang bersangkutan, maka

apa yang ada dalam diri individu, pengalaman-pengalaman individu, akan ikut

aktif dalam persepsi individu (Moskowitz dan Orgel. 1969). Agar individu dapat

menyadari dapat mengadakan persepsi, adanya beberapa syarat yang perlu

dipenuhi yakni :

1. Adanya objek yang dipersepsi

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.

Stimulus dapat datang dari luar langsung mengenai alat indera (reseptor),

dapat datang dari dalam, yang langsung mengenai syaraf penerima

(sensoris), yang bekerja sebagai reseptor.

2 Alat indera atau reseptor, yaitu merupakan alat untuk menerima stimulus. Di

samping itu harus ada pula syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan

stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf yaitu otak

sebagai pusat kesadaran. Dan sebagai alat untuk mengadakan respons

diperlukan syaraf motoris.

3 Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi sesuatu diperlukan pula

adanya perhatian, yang merupakan langkah pertama sebagai suatu

Page 30: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

persiapan dalam mengadakan persepsi. Tanpa perhatian tidak akan terjadi

persepsi.

Dari hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mengadakan

persepsi ada syarat-syarat yang bersifat :

1) fisik atau kealaman

2) fisiologis

3) psikologis

Dengan demikian dapat dijelaskan terjadinya proses persepsi sebagai

berikut :

Objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau

reseptor. Proses ini dinamakan proses kealaman (fisik). Stimulus yang

diterima oleh alat indera dilanjutkan oleh syaraf sensoris ke otak. Proses ini

dinamakan proses fisiologis. Kemudian terjadilah suatu proses di otak,

sehingga individu dapat menyadari apa yang ia terima dengan reseptor itu,

sebagai suatu akibat dari stimulus yang diterimanya. Proses yang terjadi

dalam otak atau pusat kesadaran itulah yang dinamakan proses psikologis.

Dengan demikian taraf terakhir dari proses persepsi ialah individu menyadari

tentang apa yang diterima melalui alat indera atau reseptor.

Proses ini merupakan proses terakhir dari persepsi dan merupakan persepsi

yang sebenarnya. Respons sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh

individu dalam berbagai-bagai macam bentuk.

Page 31: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

Keadaan menunjukkan bahwa individu tidak hanya dikenai satu

stimulus saja, melainkan individu dikenai berbagai-bagai macam stimulus

yang ditimbulkan oleh keadaan sekitar. Tetapi tidak semua stimulus itu

mendapatkan respons individu. Secara skematis dapat dikemukakan sebagai

berikut :

St = stimulus (faktor luar)

Fi = faktor intern (dalam)

Sp = struktur pribadi (organisme)

Gambar 1 : Skema terciptanya struktur pribadi

Skema tersebut memberikan gambaran bahwa individu menerima

bermacam-macam stimuli yang datang dari lingkungan. Tetapi tidak semua

stimulus akan diberikan responsnya. Hanya beberapa stimulus yang menarik

individu yang akan diberikan respons. Individu mengadakan seleksi stimulus

mana yang akan diberikan respons. Sebagai akibat dari stimulus yang diplilih

dan diterima oleh individu, individu menyadari dan memberikan respons

sebagai reaksi terhadap stimulus tersebut.

Skema di atas dapat dilanjutkan sebagai berikut :

Sp

RESPONS

St St

St

St

Fi

Fi Fi

Fi

Page 32: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

L ? S ? O ? R ? L

L = Lingkungan

S = Stimulus

O = Organisme atau individu

R = Respons atau reaksi

Respons diberikan oleh individu terhadap stimulus yang ada

persesuaian atau yang menarik individu. Dengan demikian maka yang

dipersepsi oleh individu selain tergantung pada stimulusnya juga tergantung

kepada keadaan individu itu sendiri. Stimulus yang akan mendapat pemilihan

dari individu tergantung kepada bermacam-macam faktor, salah satu faktor

ialah perhatian dari individu, yang merupakan aspek psikologis individu dalam

mengadakan persepsi.

a. Perhatian

Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas

individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. Kalau

individu sedang memperhatikan sesuatu benda misalnya, ini berarti bahwa

seluruh aktitivitas individu dicurahkan atau dikonsentrasikan kepada benda

tersebut. Tetapi di samping itu individu juga dapat memperhatikan banyak

objek sekaligus dalam suatu waktu. Jadi yang dicakup bukanlah hanya satu

objek, tetapi sekumpulan objek-objek. Sudah barang tentu tidak semua objek

tersebut dapat diperhatikan secara sama. Jadi perhatian merupakan

Page 33: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

penyeleksian terhadap stimulus. Attention away be defined either as the

selective characteristic of the mental life (Drever. 1960 : 22).

Berdasarkan atas penyelidikan-penyelidikan menunjukkan bahwa

perhatian itu ada bermacam-macam, sesuai dari segi mana perhatian itu akan

ditinjau.

Ditinjau dari segi timbulnya perhatian, perhatian dapat dibedakan atas

perhatian spontan dan perhatian tidak spontan.

1) Perhatian spontan, yaitu perhatian yang timbul dengan sendirinya, timbul

dengan secara spontan. Perhatian ini erat hubungannya dengan minat

individu. Bila individu telah mempunyai minat terhadap sesuatu objek,

maka terhadap objek itu biasanya timbul perhatian yang spontan, secara

otomatis perhatian itu akan timbul.

2) Perhatian tidak spontan yaitu perhatian yang ditimbulkan dengan sengaja,

karena itu harus ada kemauan untuk menimbulkannya.

Dilihat dari banyaknya objek yang dapat dicakup oleh perhatian pada

suatu waktu, perhatian dapat dibedakan, perhatian yang sempit dan perhatian

yang luas.

1) Perhatian yang sempit, yaitu perhatian individu pada suatu waktu hanya

dapat memperhatikan sedikit objek

2) Perhatian yang luas, yaitu individu pada suatu waktu dapat memperhatikan

banyak objek pada suatu saat sekaligus.

Page 34: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

Dilihat dari fluktuasi perhatian, maka perhatian dapat dibedakan

perhatian yang statis dan perhatian yang dinamis.

1) Perhatian yang statis, yaitu individu dalam waktu yang tertentu dapat

dengan statis atau tetap perhatiannya tertuju kepala objek tertentu. Orang

yang mempunyai perhatian semacam ini sukar memindahkan perhatiannya

dari satu objek ke objek lain.

2) Perhatian yang dinamis, yaitu individu dapat memindahkan perhatiannya

secara lincah dari satu objek ke objek lain. Individu yang mempunyai

perhatian semacam ini akan mudah memindahkan perhatiannya dari satu

objek ke objek lain.

b. Stimulus

Stimulus yang lebih menguntungkan untuk dapat menarik perhatian

individu, sehingga adanya kemungkinan dipersepsinya. Hal ini dapat

dikemukakan sebagai berukur.

1) Intensitas atau kekuatan Stimulus

2) Ukuran Stimulus

3) Perubahan Stimulus

4) Ulangan dari Stimulus

5) Pertentangan atau Kontras dari Simulus

c. Faktor Individu

Jika stimulus merupakan faktor eksternal dalam proses, pengamatan,

maka faktor individu merupakan faktor internal. Menghadapi stimulus dari luar

Page 35: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

itu, individu bersikap selektif untuk menentukan stimulus mana yang akan

diperhatikan sehingga menimbulkan kesadaran pada individu yang

bersangkutan. Keadaan individu pada suatu waktu ditentukan oleh :

1) Sifat struktural dari individu, yaitu keadaan individu yang lebih bersifat

permanen. Ada individu yang suka memperhatikan sesuatu hal sekalipun

hal itu kecil atau tidak berarti, tetapi sebaliknya ada individu yang

mempunyai sifat acuh tak acuh terhadap keadaan yang ada disekitarnya.

2) Sifat temporer dari individu, yaitu keadaan individu pada sesuatu waktu.

Orang yang sedang dalam keadaan marah misalnya akan lebih emosional

daripada kalau dalam keadaan biasa, sehingga individu akan mudah sekali

memberikan reaksi terhadap stimulus yang mengenainya. Keadaan yang

temporer ini erat sekali hubungannya dengan stemming dari individu.

3) Aktivitas yang sedang berjalan pada individu. Hal ini juga akan turut

menentukan apakah sesuatu itu akan diperhatikan atau tidak. Sesuatu hal

atau benda pada suatu waktu tidak menarik perhatian seseorang, tetapi

pada waktu yang lain justru sebaliknya, oleh karena pada waktu itu

aktivitas jiwanya sedang berhubungan dengan benda tersebut.

Menurut Kurt Lewin (1999) persepsi manusia itu bersifat relatif, selektif,

terorganisir, memiliki arah, dan ditentukjan oleh kognitif sesorang .

Page 36: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

B . Tinjauan umum Tentang Pengetahuan

Sifat dasar manusia adalah keingintahuan tentang sesuatu.

Dorongan untuk memenuhi keingintahuan bagi manusia tersebut

menyebabkan seseorang melakukan upaya-upaya pencaharian.

Serangkaian pengalaman-pengalaman selama proses interaksi

dengan lingkungan menghasilkan suatu pengetahuan bagi orang tersebut.

Menurut Soekidjo Nototmojo (1997) pengetahuan ( Knowledge )

adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan

penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

pancaindra manusia yakni penglihatan, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata atau telinga.

Pengetahuan atau kognitif dominan yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (over behanior). Perilaku yang didasari

oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari perilaku yang tidak didasari

oleh pengetahuan.

Rogers (Notoatmojo,1997) mengungkapkan bahwa sebelum

seseorang mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi

proses yang berurutan yakni :

a. Awarnes (kesadaran), dimana seseorang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek).

b. Interest (merasa tertarik), terhadap stimulus atau obyek tersebut

dimana sikap obyek sudah mulai timbul.

Page 37: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

c. Evaluation (menimbang-nimbang), baik dan tidaknya stimulus tersebut

bagi dirinya. Hal ini sikap responden sudah lebih baik lagi.

d. Trial/Mencoba, dimana subyek telah mencoba melakukan sesuatu

dengan apa yang dikehendaki stimulus.

e. Adaptation, dimana subyek lebih berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimuslus

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam

pembentukan tindakan seseorang dimana domain ini mempunyai 6

tingkatan yaitu :

a . Know (Tahu)

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang lebih diterima. Oleh sebab

itu adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata

kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari

antara lain : menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan

dan sebagainya.

b, Memahami (komprhension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara benar

tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau

Page 38: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.

c . Aplikasi (application)

Aplikasi telah dipelajari sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi rill (sebenarnya).

Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan

hukum-hukum rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks

atau situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

obyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja :

dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan dan sebagainya.

e. Sintetis (synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk melakukan

atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan

untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

Misalnya dapat menyusun, meringkaskan, menyesuaikan yang

Page 39: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah

ada.

f , Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu

berdasarkan suatu kriteri yang ditentukan sendiri atau menggunakan

kriteriakriteri yang ada.

C . Tinjauan umum Tentang Perilaku

1 . Pengertian Perilaku

Perilaku dipandang dari segi biologis adalah salah satu kegiatan

atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia

pada hakekatnya adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri. Perilaku

manusia mempunyai bentangan yang luas, mencakup: berjalan,

berpakaian, dan lain sebagainya. Dapat diartikan yang dikerjakan oleh

organisme baik yang dapat diamati secara lansung ataupun yang dapat

diamati secara tidak lansung.

Perilaku adalah tindakan atau perubahan suatu organisme yang

dapat diamati dan dipelajari. Didalam proses pembentukan dan

perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor dari dalam

(intern) dan dari luar (ekstern) individu itu sendiri. Faktor intern

mencakup pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi dan

Page 40: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

sebagainya yang berfungsi untuk mengelola rangsangan dari luar.

Sedangkan faktor ekstern meliputi lingkungan sekitar baik fisik maupun

non fisik seperti iklim, manusia, sosial ekonomi, kebudayaan dan

sebagainya. Perilaku tidak dibentuk mulai dari suatu proses dan

berlangsung dalam interaksi manusia dengan lingkungannya

(Notoadmojo, 1993).

Masalah perilaku merupakan penyebab timbulnya berbagai

masalah kesehatan, para ahli kesehatan masyarakat sepakat bahwa

untuk mengatasinya diperlukan suatu upaya dalam proses pendidikan

kesehatan masyarakat.

Melalui proses tersebut diharapkan terjadinya perubahan

perilaku menuju perilaku sehat. Pada proses perubahan ini, perlu

ditunjang perubahan sikap dan pengetahuan (Ngatimin, 2003).

2 . Bentuk Perilaku

Secara operasional perilaku dapat diartikan suatu respon

seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari subyek tertentu.

Respon ini dua macam, yakni :

a. Bentuk pasif dan respon internal yaitu yang terjadi didalam diri

manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat orang lain,

misalnya berfikir, tanggapan (sikap batin), dan pengetahuan.

Pengetahuan dan sikap merupakan perilaku yang terselubung

(cover behavior).

Page 41: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

b. Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara

langsung. Perilaku ini dapat tampak dalam bentuk tindakan nyata

(over behavior). (Notoadmojo, 1993).

3 . Determinan Perilaku

Perilaku ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor, yaitu :

a Faktor-faktor penguat (predisposing factors) yang berwujud dalam

pengetahuan fisik, sikap, kepercayaan nilai-nilai dan sebagainya

b Faktor-faktor pendukung (enabling factors) yang berwujud dalam

lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas

atau sarana-sarana.

c. Faktor pendorong (reinforcing factors) yang berwujud dalam sikap

dan perilaku petugas (provider) yang menjadi referensi perilaku

masyarakat. Model ini dapat digambarkan sebagai berikut :

B = f (PF,EF,RF)

Dimana :

B = Behavior

PF = Predisposing Factors

EF = Enabling Factors

RF = Reinforcing Factor

f = Function

Page 42: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

Menurut Sarwono ( 1997 ) Perilaku manusia merupakan refleksi dari

berbagai gejala kejiwaan, misalnya keinginan, minat, pengetahuan, emosi,

berpikir, sikap, motivasi, reaksi, dan sebagainya. Namun demikian, sukar

dibedakan refleksi dari gejala kejiwaan yang manakah seseorang itu

berperilaku tertentu .

Gambar 2 : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku

4 . Ranah Perilaku

Perilaku manusia sangatlah kompleks dan mempunyai ruang

lingkup yang sangat luas. Benyamin Bloom (1908) seorang ahli

psikologis pendidikan membagi perilaku itu kedalam 3 (tiga) dominan

(ranah/kawasan) meskipun kawasan-kawasan tersebut tidak

mempunyai batasan-batasan yang jelas dan tegas. Ketiga kawasan itu

adalah knowledge, attitude, dan practice.

Dalam perkembangan selanjutnya oleh parah ahli dan untuk

kepentingan kegunaan hasil pendidikan, kegiatan dominan itu diukur

dari :

- Pengetahuan - Sikap - Keinginan - Kehendak - Keperluan - Emosi - Motivasi - Reaksi - Persepsi

Perilaku

Page 43: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

a Pengetahuan peserta didik terhadap materi pendidikan yang

diberikan (knowledge).

b Sikap atau tanggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang

diberikan (attitude).

c .Praktek atau tindakan yang dilakukan oleh peserta didik sehubungan

dengan materi yang diberikan (practice).

Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa

dimulai pada dominan kognitif, subyek atau terlebih dahulu terhadap

yang berupa objek atau materi diluar dirinya sehingga menimbulkan

respon batin dalam bentuk sikap, terhadap obyek yang diketahuinya itu.

Akhirnya obyek yang diketahuinya dan didasari sepenuhnya tersebut,

akan menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan (action)

terhadap stimulus tadi.

Pengetahuan yang dimiliki seseorang dapat merupakan

dorongan motivasi bersikap dan melakukan sesuatu tindakan bagi

orang tersebut.

a. Sikap

Membicarakan tentang sikap seperti yang dikutip oleh (Ngatimin,

2003) bahwa effective dominan terdiri dari atas 5 tingkat.

1) Penerimaan (receiving), ditandai adanya rangsangan dari luar

yang menyadarkan seseorang bahwa telah terjadi sesuatu.

Page 44: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

2) Penjawaban (responding), rangsangan tidak mampu mengubah

seseorang untuk memberi perhatian dan ikut serta.

3) Memberikan nilai (voluting), ditandai dengan adanya nilai baru di

dalam masyarakat, nilai itu belum merupakan nilai yang khas

bagi masyarakat.

4) Pengorganisasian (organization), nilai yang ada itu telah

terorganisasi menjadi milik masyarakat.

5) Memiliki kekhususan dalam suatu nilai yang kompleks.

Bahwa sikap ada kecenderungan untuk melakukan atau tidak

melakukan hal-hal tertentu atau memberikan proses baik berupa

respons yang positif ataupun respons yang negatif terhadap

seseorang.

Sikap merupakan hal yang kompleks dan untuk mengubah

diperlukan proses yang tidak sederhana. Perubahan sikap dipengaruhi

oleh beberapa faktor, yaitu :

1) Faktor kognisi

Bahwa terjadinya perubahan persepsi yang didasari oleh

adanya perubahan pengetahuan, cakrawala pengalaman dan

pendidikan.

2) Faktor komunikasi

Ternyata memerlukan komunikasi untuk mengubah diri dari

pengetahuan sampai timbulnya rasa percaya diri.

Page 45: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

3) Faktor psikologis

Adanya rasa senang/tidak senang pada komunikator akan

berakibat sikap menerima/menolak apa yang dibawahkannya.

4) Faktor antropologik

Sesuatu yang tidak dianggap wajar sebagai salah satu aspek

kesehatan dalam suatu kebudayaan tertentu, dan sulit diterima oleh

masyarakat.

5) Faktor sosiologik

Mudahnya sikap berubah ikut dipengaruhi oleh adanya factor

in group dalam masyarakat.

Sikap merupakan perubahan respon yang masih ditutup

(tanggapan batin) terhadap suatu rangsangan/stimulus dari luar diri

subjek. Menurut Lars Thurstone (1928), Rensis (1932) dan Classur OS

Good. Sikap adalah suatu bentuk evaluatif atau reaksi perasaan. Sikap

seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau

memihak (unfavorable) pada obyek tersebut. Sikap sebagai efek positif

atau efek negatif terhadap objek psikologis (Notoadmojo, 1993).

Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang

lain. Sikap membuat seseorang untuk berbuat atau menjauhi sesuatu

objek. Adapun ciri-ciri sikap yaitu :

Page 46: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

1) Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dipelajarinya sepanjang

perkembangan orang tersebut dalam hubungannya dengan

objeknya.

2) Sikap dapat berubah-ubah karena sikap itu dapat dipelajari orang

atau sebaliknya.

3) Sikap berdiri sendiri tetapi senantiasa mengandung relasi tertentu

terhadap suatu objek.

4) Objek sikap dapat merupakan dari hal-hal tersebut.

5) Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan perasaan sifat yang

membedakan sikap cakupan atau pengetahuan yang dimiliki orang.

b. Praktik/perbuatan

Praktik/perbuatan adalah respon seseorang terhadap stimulus

(rangsangan) dalam bentuk tindakan nyata yang dapat diobservasi

secara langsung melalui wawancara dan kegiatan responden,

merupakan bentuk tindakan nyata/tindakan seseorang (overt behavior).

Sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk

terwujudnya sikap menjadi diperlukan faktor pendukung yang

memungkinkan, antara lain fasilitas dan dukungan dari pihak lain.

Seseorang berbuat bila hal tersebut dapat memenuhi kebutuhannya.

Page 47: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

5 . Perubahan Perilaku

Menurut Notoatmojo (1993), perubahan perilaku dibedakan atas tiga

macam yaitu :

a. Perubahan alamiah (natural change)

Perilaku manusia selalu berubah, sebahagian perubahan itu

disebabkan karena kejadian alamiah. Apabila di suatu masyarakat terjadi

perubahan, maka anggota masyarakat lainnya sering mengikuti perubahan

tersebut tanpa banyak pikir.

b. Perubahan terencana (planned change)

Perubahan ini terjadi karena memang direncanakan sendiri.

c. Ketersediaan untuk berubah (readiness to change)

Sebagian orang sangat cepat menerima suatu pembaharuan atau

berubah perilakunya. Tetapi sebagian orang sangat lambat untuk

menerima suatu perubahan. Setiap orang mempuyai kesediaan untuk

berubah yang berbeda satu sama lain. Mereka tidak sama kesediannya

untuk berubah meskipun mungkin kondisinya sama.

Sehubungan dengan perubahan perilaku khususnya perubahan

perilaku yang diharapkan, Kelmen (Sarwono, 1997) membagi perubahan

perilaku dalam tiga macam, yaitu :

Page 48: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

a. Perubahan Perilaku Karena Terpaksa

Individu mengubah perilakunya karena mengharapkan akan

memperoleh imbalan dan pengakuan dari kelompoknya, terhindar dari

hukuman dan agar tetap terpelihara hubungan baik dengan sang

penganjur perubahan perilaku.

b. Perubahan Perilaku karena Meniru

Individu mengubah perilakunya karena keinginan ingin meniru atau

ingin sama dengan orang yang dikaguminya.

c. Perubahan Perilaku Karena Menyadari Manfaatnya

Individu mengubah perilakunya karena menyadari manfaat dari

perilaku terbarunya. Perubahan dengan alasan ini dapat menjadi motivasi

bagi seseorang untuk bersikap disiplin terhadap sesuatu yang

dilaksanakan.

D. Tinjauan Umum Tentang Perilaku Makan dan Minum

1 . Perilaku Makan dan minum

Perilaku makan dan minum adalah perilaku konsumtif seseorang atau

kelompok orang terhadap susunan jenis dan jumlah pangan pada waktu

tertentu (Pusat Studi Kebijakan Pangan dan Gizi IPB – Pusat Pengembangan

Konsumsi Pangan Badan Bimas Ketahanan Pangan, 2002).

Page 49: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

Perilaku makan dapat diartikan sama dengan kebiasaan makan yaitu

tindakan manusia terhadap makanan dan minuman yang dipengaruhi oleh

pengetahuan, perasaan dan persepsi mengenai perilaku makan (Khusnaidi,

2000).

Perilaku konsumsi pangan meliputi keragaman pengetahuan dan

persepsi seseorang terhadap frekuensi, kualitas dan kuantitas bahan serta

macam pengolahan / pemasakan pangan dalam menu sehari-hari (Khusnaidi,

2000).

Hong (Santoso dan Ranti, 2001) mengartikan bahwa perilaku makan

atau minum adalah pengetahuan dan tindakan seseorang atau sekelompok

orang yang menggambarkan banyak dan jenis makanan yang dimakan setiap

hari, serta merupakan ciri khas oleh kelompok masyarakat tertentu.

Sarwono (1997) mengatakan, perilaku makan atau minum sebagai

segala bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya,

khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap tentang makanan dan

minuman, serta tindakannya yang berhubungan dengan makanan dan

minuman .

Menurut Jaringan Informasi Pangan dan Gizi (2002) perilaku makan

adalah pengaturan menu makanan yang dikonsumsi setiap hari, baik dengan

memperhatikan kandungan gizinya (kualitas) maupun berdasarkan jumlahnya

(kuantitas). Globalisasi cenderung merubah gaya hidup seseorang termasuk

Page 50: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

perubahan perilaku makan/minum. Sebagian masyarakat cenderung tidak

mempertimbangkan tujuan makan/minum atau akibat dari mengkonsumsi

suatu makanan/minuman, namun hanya mempunyai pertimbangan

kesenangan atau kepuasan saja.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Makan atau Minum

Makanan mempunyai peranan sosio-kultural, menurut Den Hartog,

Haurvast (1990) mengelompokan dalam :

a . Fungsi Kenikmatan atau Gastronomik

Manusia makan untuk mendapatkan kenikmatan. Makanan yang

disukai adalah makanan yang memenuhi selera atau citarasa/indrawi dalam

hal rupa, warna, bau, rasa, suhu dan tekstur sesuai dengan latar belakang

bangsa, daerah dan suku individu .

b. Makanan untuk menyatakan jati diri

Makanan sering dianggap sebagai bagian penting untuk menyatakan

diri seseorang atau kelompok orang. Ada Makanan tertentu yang disajikan

untuk menerima tamu dan menentukan prestise yang menerima tamu.

c. Fungsi religi dan magis

Banyak simbol religi dan magis yang dikaitkan pada makanan. Seperti

kambing pada agama islam sangat berkaitan dengan upacara selamatan bayi

atau khitanan. Dalam Agama Katolik Anggur dan Roti dilambangkan dengan

Page 51: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

darah Kristus dan tubuhnya. Nasi tumpeng atau nasi kuning berkaitan dengan

upacara selamatan pada adat Jawa .

d. Fungsi Komunikasi

Makanan merupakan media penting dalam upaya manusia

berhubungan satu sama lain. Melalui makan bersama akan terjadi

kehangatan, mempererat, memelihara, menghormati hubungan antar anggota

/ keluarga dan mayarakat .

e. Fungsi status ekonomi

Makanan sering digunakan untuk menunjukan prestise dan status

ekonomi. Seperti makan nasi dianggap lebih berprestise dibanding jagung dan

umbi umbian .

f. Simbol kekuasaan

Melalui makanan sesorang atau kelompok masyarakat dapat

menunjukan kekuasaan terhadap orang atau kelompok masyarakat lain .

Seperti memisahkan antara makanan majikan dan pembantu, makanan untuk

tahanan yang kualitasnya rendah sebagai hukuman. embargo makanan pada

negara tertentu .

Menurut Hidayat (1979) ada beberapa faktor yang mempengaruhi

konsumsi makanan sesorang : Kebiasaan makan, pendidikan dan

pengetahuan, sosial ekonomi, aktifitas dan jenis kelamin .

Page 52: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

Whortington – Robert (2000) mengatakan bahwa yang mempengaruhi

perilaku makan itu adalah faktor internal dan faktor eksternal . seperti terlihat

dalam diagram berikut :

Gambar 3 : Faktor faktor yang mempengaruhi Perilaku Makan Individu

Sumber : Whortington – Robert ( 2000 ) BS, Williams SR, editors. NutritionThroughout

the Life Cycle. Boston; McGraw-Hill: 2000 disadur oleh Fikawati S. dan

Syafiq A. dalam buku Gizi dan Kesehatan Masyarakat 2007.

Khusnaidi (2000, Dalam Nuraeni Mustari, Studi Perilaku makan

penderita DM tipe 2 di RSU Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar)

mengembangkan model untuk mempelajari faktor-faktor sosial yang

mempengaruhi perilaku makan. Perilaku makan individu, keluarga dan

masyarakat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :

Sosial Ekonomi politik, ketersediaan makanan, produksi,

sitem distribusi

Faktor Eksternal: Jumlah & karakteristik Keluarga, Peranan orang tua Teman sebaya,Sosial Budaya Nilai dan norma, Media masa Fast food, Mode,Pengetahuan Pengalaman individu

Faktor Internal : Kebutuhan Fisiologis Body image, Self Konsep Nilai dan Kepercayaan Individu, Pemilihan dan arti Makanan, Psikososial Kesehatan

Life Style

Perilaku makan individu

Page 53: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

a. Faktor lingkungan sosial, segi kependudukan dengan susunan strata dan

sifat-sifatnya.

b. Faktor lingkungan ekonomi, daya beli, ketersediaan uang kontan, dan

sebagainya.

c. Faktor lingkungan ekologi, kondisi tanah, iklim, lingkungan biologi, sistem

usaha tani, sistem pasar dan sebagainya.

d. Faktor perkembangan teknologi. Banyaknya sekali faktor teknologi yang

mempengaruhi perilaku kebiasaan makan, antara lain bioteknologi yang

dapat menghasilkan jenis-jenis makanan yang lebih praktis dan lebih

bergizi.

Santoso & Ranti (2001) memaparkan bahwa perilaku makan dan

minum di suatu daerah pun dapat berubah – ubah sesuai dengan perubahan

beberapa faktor ataupun kondisi setempat yang dapat dibagi dalam tiga

kelompok :

a. Faktor yang berhubungan dengan persediaan atau pengadaan bahan

pangan, termasuk geografi, iklim, kesuburan tanah, berkaitan dengan

produksi bahan makanan.

b. Faktor adat kebiasaan yang berhubungan dengan konsumen, taraf sosial,

ekonomi dan adat kebiasaan setempat memegang peranan penting dalam

perilaku konsumsi penduduk.

Page 54: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

c. Bantuan atau subsidi terhadap bahan-bahan tertentu selain perilaku

makan atau minum setempat juga dapat diperkaya dengan pengaruh

budaya asing.

E . Tinjauan Umum Tentang Alkohol

1 . Jenis dan Sifat Kimia Alkohol

Alkohol adalah golongan senyawa kimia alifatik yang mempunyai 1

gugusan –OH . Ada Berbagai bentuk alkohol yang dikenal : Etanol (Etil

Alkohol), Metanol (Metil alkohol) dan isopropanol. Etanol atau etil alkohol,

digunakan sebagai pelarut, antiseptik, campuran obat batuk, anggur obat,

minuman keras dan minuman lain yang mengandung alkohol

Alkohol adalah suatu jenis cairan yang dalam ilmu kimia mempunyai

rumus C2H5OH dengan nama Ethyl Alkohol atau Etanol. Ethyl alkohol atau

Etanol ini adalah cairan jernih, tidak berwarna dan rasanya pahit. Nama Ethyl

alkohol ini diberikan agar dapat diberikan dengan sekian banyak jenis alkohol

lainnya, baik yang berupa cairan sampai yang berwujud padat.

Metanol (metil alkohol) banyak digunakan sebagai pelarut, dan

digunakan juga dalam bahan anti freeze, de-icing, penghapus cat, dan dalam

sintesa bahan kimia. Metabolit metanol berupa senyawa formaldehid dan

formiat yang mengandung bahan toksik.

Page 55: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

Isopropanol atau isopropil alkohol digunakan sebagai disinfektan dapat

sampai 70 %, terdapat pada after shave lotion, cairan pembersih, dan juga

anti freeze.

Dalam pembicaraan selanjutnya yang akan dibicarakan adalah etil

alkohol atau lebih dikenal dengan istilah alkohol saja .

2. Bentuk Minuman beralkohol

Alkohol dapat diperoleh dengan melalui proses fermentasi oleh

mikroorganisme dari bahan gula, sari buah, biji-bijian, umbi-umbian, dan getah

kaktus tertentu.

Ada beberapa bentuk minuman keras yang mengandung etanol (etil

alkohol) :

a. Anggur, mengandung etanol antara 7 % sampai 22 %, tapi umumnya 12-

14% . Anggur merah mengandung etanol kira kira 10 %. Champagne atau

disebut juga ”sparkling wine ”, mengandung etanol 10 – 13 % tapi bisa

mencapai 20 %. Port dan Sherry merupakan minuman keras dengan

kandungan etanol 20 % atau lebih .

b. Golongan Bir, mengandung etanol antara 4 % sampai 7 %. Ale, porter dan

bir hitam mengandung etanol 6 – 8 % .

c. Tuak merupakan hasil fermentasi nira atau enau, Pongas hasil fermentasi

beras ketan, tape , yang mengandung etanol sampai 8 % .

Page 56: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

d. Minuman keras yang dihasilkan dengancara destilasi antara lain : Gin (37

45 % etanol), whiskey ( 37 – 53 % etanol ), Brandy ( 37 – 43 % etanol .

3 . Farmakokinetik Alkohol

Absorbsi etanol dalam lambung, oleh usus halus dan kolon

berlangsung cepat. Waktu mencapai kadar maksimum 30 – 90 menit dari saat

minum terakhir. Uap alkohol dapat diabsorpsi lewat paru paru dan

menimbulkan keracunan. Makanan menunda pengosongan lambung dengan

demikian absorpsi dari usus halus juga tertunda. Ini yang menjelaskan

mengapa minum alkohol setelah makan mencegah mabuk alkohol. Perbedaan

kecepatan absobsi antar individu dan pada kondisi berbeda terutama

berhubungan dengan perbedaan waktu pengosongan lambung .

Distribusi alkohol merata keseluruh jaringan tubuh dan cairan

tubuh. Alkohol dapat menembus jaringan plasenta dan masuk ke janin.

Metabolisma, Kira kira 90 – 98 % etanol dioksidasi dalam tubuh .

Metabolismanya mengikuti kinetika Zero order artinya jumlah yang

dimetabolisma tetap per satuan waktu lepas dari tinggi – rendahnya kadar

metabolisma terjadi di hati .

Terdapat polimorfisme genetik dari alkohol dehirogenase dan

aldehid dehirogenase, Variant memperlihatkan kemampuan katabolisma

alkohol yang berbeda . ini yang menjelaskan mengapa orang asia (misalnya

Jepang) lebih cepat menjadi mabuk .

Page 57: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

Alkohol dapat merupakan sumber energi bagi tubuh. Energi yang

dihasilkan + 7 Kcal/g. Tetapi menambah alkohol pada diet cukup nutrisi dan

cukup kalori seringkali menyebabkan penurunan berat badan . Hal ini diduga

berhubungan dengan efek toksik alkohol/asetaldehid pada mitokondria

sehingga efisiensi fosforilasi terganggu .

Ekskresi, hanya + 2 % etanol yang diminum tidak mengalami

metabolisma. Pada alkoholime berat dapat meningkat sampai 10 % . Ekskresi

etanol dilakukan pada ginjal dan paru paru .

4 . Toleransi dan Ketergantungan Fisik Alkohol / Sindrom Putus Alkohol

Konsumsi alkohol dalam jumlah besar pada jangka panjang

menyebabkan toleransi dan ketergantunga fisik. Toleransi terhadap efek

intoksikasi alkohol merupakan proses yang kompleks yang melibatkan

perubahan didalam metabolisme dan perubahan perubahan pada sistem saraf

yang baru sedikit diketahui. Beberapa penelitian yang baru menyatakan

bahwa toleransi mungkin diikuti dengan perubahan sesuatu pengangkut

adenosin, menyebabkan perubahan kadar cAMP yang dirangsang oleh

reseptor (Nagy et al,1990). Toleransi akut dapat terjadi beberapa jam setelah

minum alkohol, hal ini dapat terjadi pada pecandu maupun peminum dalam

pergaulan (sosial drinker). Meskipun ada toleransi metabolik ringan setelah

penggunaan alkohol kronis dimana kemampuan untuk metabolisma obat pada

individu meningkat, namun peningkatan maksimal metabolisme alkohol,

kurang untuk dinilai sebagai penyebab gejala toleransi klinik .

Page 58: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

Pecandu alkohol yang kronis, bila dipaksa mengurangi atau

menghentikan penggunaan alkohol, akan mengalami sindroma putus obat

(withdrawal syndrom), yang menyatakan adanya ketergantungan fisik .

Meskipun mekanisme ketergantungan fisik untuk obat obat hipnotik sedatif

dan alkohol tidak diketahui, namun diketahui bahwa dosis, frekuensi dan

lamanya pengunaan alkohol menentukan intensitas sindroma putus obat . Bila

konsumsi sangat banyak , maka dengan mengurangi konsumsi sudah dapat

menyebabkan sindroma putus obat .

5 . Farmakodinamik Alkohol akut dan Kronik

a . Susunan Saraf Pusat

Susunan saraf pusat lebih banyak dipengaruhi alkohol dibanding

dengan organ lain. Alkohol mendepresi susunan saraf pusat seperti halnya

obat anastetik lainnya. Karena efek depresinya pada pusat pusat hambatan

maka didapat kesan adanya efek stimulasi susunan saraf pusat dari alkohol.

Proses mental yang dipengaruhi paling awal ialah yang berhubungan dengan

pengalaman dan latihan, yang berperan dalam proses terjadinya

kebijaksanaan dan pengendalian diri. Daya ingat, konsentrasi dan daya

mawas diri menjadi tumpul lalu hilang. Rasa percaya diri meningkat,

kepribadian menjadi ekspresif dan bersemangat, menghilangkan kecemasan,

letupan emosi menjadi nyata, bicara tidak karuan, kemampuan menyatakan

pendapat terganggu, perasaan tidak terkontrol, mudah marah, dan disertai

Page 59: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

gangguan motorik (jalan sempoyongan/ataksia, bola mata bergerak gerak,

dll), mata merah, keadaan ini biasanya disebut mabuk .

Minum alkohol secara kronis, secara langsung terkait dengan

gangguan mental dan neurologis yang berat misalnya kerusakan otak,

kehilangan ingatan, gangguan tidur, dan gangguan psikis. Selain itu defisiensi

vitamin dan nutrisi akibat gangguan saluran cerna dan fungsi hati, akan

mengakibatkan berbagai gejala neuropsikiatrik yang biasa terdapat pada

peminum alkohol, misalnya: ensefalopati werniche & psikosis korsakoff dan

polineuritis dan ensefalopati akibat defisiensi asam nikotinamit, mengganggu

ketajaman penglihatan .

Pada bukan pecandu, penggunaan sewaktu pada saat tidur

mengurangi waktu untuk masuk tidur dan tidur REM, tetapi meningkatkan

waktu tidur nonREM yang dalam. Tetapi dalam 3 hari penggunaan, efek

memudahkan masuk tidur hilang disusul rebaound bila obat dihentikan. Dalam

survei terungkap bahwa sejumlah orang percaya bahwa alkohol mengurangi

kualitas tidur. Pada alkoholisme gangguan tidur terjadi dengan terganggunya

masa jaga (awakening) .

b . Sistem Kardiovaskuler

Efek langsung alkohol terhadap sirkulasi sangat kecil. Tekanan

darah, curah jantung dan kekuatan kontraksi otot jantung tidak banyak

berubah sesudah minum alkohol dalam jumlah sedang. Nadi mungkin

meningkat tetapi hal itu disebabkan oleh aktifitas otot atau stimulasi refleks.

Page 60: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

Depresi kardiovaskuler yang terlihat pada keracunan akut alkohol yang berat

disebabkan oleh faktor sentral dan depresi napas. Alkohol dosis sedang dapat

menimbulkan vasodilatasi terutama pembuluh darah kulit dan menimbulkan

rasa hangat serta kulit merah .

Penggunaan alkohol berlebihan jangka panjang menyebabkan

kerusakan jantung menetap, dan merupakan penyebab utama kardiomiopati.

Vasodilatasi terjadi karena hambatan vasomotor secara sentral. Efek

vasodilatasi tidak berguna untuk meningkatkan vasodilatasi koroner,

menyebabkan penyakit koroner serta dapat menurunkan uji toleransi fisik.

Hasil penelitian di Perancis ditemukan hipotesis penggunaan alkohol dalam

jumlah tidak lebih 20 g setiap hari dapat menurunkan insidens aterosklerosis

koroner, tetapi kandungan alkohol bukan satu satunya penjelasan untuk efek

proteksi ini. Anggur merah mengandung zat fenolitik dan sifat antioksidansnya

yang juga berperan penting. Penelitian invitro zat fenolitik tersebut mendapat

penghabatan oksidasi LDL yang dikatalisis Cu.

c . Saluran Pencernaan

Alkohol merangsang sekresi asam lambung dan saliva secara

psikis terutama bila individu menyukainya sehingga cairan lambung yang

terbentuk kaya akan asam tetapi jumlah pepsinnya normal. Alkohol melalui

refleks dan juga secara langsung merangsang pelepasan gastrin. Karena

merupakan stimulan sekresi asam lambung yang kuat maka jelas alkohol

dikontra indikasikan dengan pasca ulkus peptikum.

Page 61: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

d . Hati

Keracunan akut alkohol pada manusia tidak menyebabkan

gangguan fungsi hati menetap. Jika alkohol diminum secara kronik, alkohol

menyebabkan berbagai kerusakan yang berhubungan dosis, terutama akibat

metabolismanya . Malnutrisi memperkuat gangguan hati dan saluran

pencernaan, tetapi nutrisi yang baik tidak mencegah hepatitis alkoholik dan

progresinya menjadi sirosis. Perlemakan hati merupakan kejadian dini pada

alkoholisme, terjadi akibat penghambatan siklus trikarboksilat dan oksidasi

lemak, yang sebagian berhubungan dengan adanya akses NAD yang

dihasilkan alkohol dehidrogenase. Asetaldehid bersifat toksik karena bersifat

reaktif dapat merusak protein antara lain enzim, dan menghasilkan derifat

protein imunogenik. Penderita yang minum alkohol secara kronis dapat

menunjukan gejala hipoglikemia karena nutrisi yang jelek dan pengosongan

glikogen hati .

e . Efek Teratogenik

Alkohol menimbulkan efek teratogenik yang disebut Fetal Alkohol

Syndroma. Kelainan susunan saraf pusat berupa penurunan IQ rendah dan

mikrosefali, pertumbuhan yang lambat, abnormalitas didaerah muka dan

kelainan kelainan lain yang mungkin disebabkan oleh efek langsung etanol

dalam menghambat proliferasi sel embrio pada kehamilan dini . Penderita

dengan kelainan ini mudah terinfeksi karena kerusakan sisitim kekebalan.

Jumlah terkecil alkohol yang dilaporkan dapat menimbulkan fetal alkohol

Page 62: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

syndroma ialah 75 ml sehari, karena itu wanita hamil tidak dibenarkan minum

alkohol. Pada peminum berat juga dapat terjadi bayi lahir mati atau aborsi .

f . Otot Polos

Efek vasodilator metabolit asetaldehid menyebabkab relaksasi otot

polos yang dapat menyebabkab hipotermi, relaksasi otot uterus (mudah terjadi

keguguran)

g . Darah

Dapat terjadi anemia ringan karena defisiensi asam folat, Dapat pula

terjadi anemia defisiensi sat besi dan anemia sideroblastik akibat perdarahan

lambung yang kronis, dapat terjadi sindrom hemolitik dan hiperlipidemia.

Alkohol menghambat proliferasi semua elemen sum sum tulang, yag

menyebabkan gangguan hemostatik dan peningkatan frekuensi infeksi .

h . Sistim endokrin

Penggunaan alkohol yang lama mempengaruhi sistim endokrin yang

dapat menyebabkan atrofi testis, ginekomasti dan gangguan sistim elektrolit

(asites, udema dan efusi). hipertensi portal, penurunan sintesis protein, mual

dan diare, kelemahan otot, kemandulan, hipoglikemia, ketosis .

i . Peningkatan Resiko Kanker

Penggunaan alkohol yang lama dapat meningkatkan resiko kanker

mulut, farings, larings, esophagus, hati dan payudara. Alkohol bukan bahan

karsinogen, namun pada saat proses pengolahan minuman beralkohol dapat

mengandung zat yang karsinogen .

Page 63: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

Tabel 1 . Hubungan Kadar Etanol dalam darah dalam Manifestasi Klinik

Kadar Etanol

darah (mg/dl)

Efek

100

Intoksikasi ringan, pertimbangan sering terganggu,waktu

reaksi menurun, relaksasi, disinhibisi, garis dasar bagi

intoksikasi legal pada sebagian negara .

200

Intoksikasi ringan hingga sedang mencerca, gerakan tidak

stabil, muka merah, Mata bergerak gerak, mual, perubahan

alam perasaan, atau mudah marah, dapat memperlihatkan

permusuhan, kemungkinan memiliki keinginan untuk

berkelahi .

300 Dapat terjadi intoksikasi yang nyata, bicara inkoheren ,

stupor, pertimbangan, ketrampilan motorik yang tergangu

dengan nyata, dan muntah (semua pasien dengan kadar

alkohol darah sekurangnya 300 mg/dl merupakan alkoholik)

400 Stupor, tidur atau koma yang dalam , sukar atau tidak

mungkin untuk dibangunkan dengan rangsangan yang kuat

(ada beberapa alkholik yang toleran dan tidak begitu

terkena)

500 Pada kadar alkohol ini dan kadaryang lebih tinggi dapat

terjadi kematian

( dari Rund DA : Emergency Psychiatry , St Luis, CV Mosby Co,1983 )

Page 64: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

6 . Alkoholisme

Pada mulanya alkohol ini digunakan sebagai minuman perangsang untuk

menambah tenaga, untuk menghilangkan rasa dingin, untuk upacara adat.

Saat ini telah dikembangkan sehingga bermanfaat di bidang kedokeran,

industri parfum, industri tekstil, dll. Dalam penggunaannya di masyarakat

alkohol ini disalahgunakan .

Penyalahgunaan alkohol yang dimaksud disini adalah “pemakaian obat

tanpa petunjuk ahli kesehatan dan penyimpangan dari peraturan atau pola

pemakaian yang benar, atau penyimpan dari pola budaya masyarakat yang

ada ”.

Apabila dikatakan bahwa alkohol merupakan obat yang aman, “a safe

drug” maka itu artinya kalau dipakai dalam jumlah yang semestinya. Karena

pemakaian alkohol dapat membahayakan kehidupan individu maupun

hubungan sosialnya. Sifat alkohol itu antara lain adalah menimbulkan

ketergantungan pada pemakaiannya. Makin mengkonsumsi atau meminum

alkohol, makin besar ketergantungannya, sehingga pada suatu saat tidak bisa

melepaskan diri lagi. Pada tahap ini yang bersangkutan bisa menjadi kriminal

untuk sekedar memperoleh uang pembeli minuman beralkohol. Jadi

pemakaian minuman keras secara berulang-ulang dalam jangka waktu yang

cukup lama, dapat menimbulkan ketergantungan, dimana seorang tidak dapat

tenang sebelum minum minuman keras setiap harinya. Apabila seseorang

sudah tergantung sama sekali dengan alkohol, maka timbullah apa yang

Page 65: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

dinamakan “alkoholisme”. Demikianlah alkoholisme ini didefinisikan sebagai

“suatu keadaan dimana seseorang individu tidak mampu mengontrol dan

mengendalikan banyaknya alkohol yang diminumnya (Dirjosisworo, 1984)

dalam arti orang tersebut tidak mampu menjauhkan diri dari minuman keras

atau menghentikan minumnya sesaat sebelum keracunan.

World Health Organization (WHO) pada tahun 1955 menyimpulkan bahwa

“Alkoholisme merupakan istilah kolektif untuk sekumpulan masalah yang

bertalian dengan alkohol “ (Dirjosisworo, 1984). M. Levin memberikan

pengertian pemabuk sebagai “penggunaan secara berulang kali minuman

yang mengandung alkohol sehingga membahayakan fisik, jiwa maupun

kehidupan sosial bagi dirinya atau orang lain” (Dirjosisworo, 1984).

Sedangkan menurut Rita L. Atkinson dkk. Alkoholisme adalah ketidak

mampuan berpantang (perasaan bahwa anda tidak dapat hidup tanpa minum)

dan tidak adanya kendali (tidak dapat berhenti setelah sekali atau dua kali

minum). Walaupun dalam kenyataan masih banyak faktor yang menyebabkan

sorang dikatakan alkoholisme. Dalam permasalahan penyalahgunaan

minuman keras ini ada orang yang kecanduan alkohol akan tetapi tidak

menyebabkan ketergantungan. Orang tersebut minum oleh karena persoalan

psikologis atau sosial atau bertujuan untuk lari dari kenyataan. Betapa

pentingnya permasalahan mengenai minuman keras ini sehingga ada yang

menyebutkan: Alkohol disamping merupakan penyakit masyarakat yang

melanggar Undang-Undang, juga merupakan faktor kriminogen yang dapat

Page 66: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

menimbulkan kejahatan dan berbagai bentuk (Dirjosisworo, 1984). Berbagai

alasan yang muncul berhubungan dengan seorang minum minuman keras

secara umum dalam pembahasan ini kita dapat melihat tipe-tipe

penyalahgunaan minuman keras sebagai berikut :

1. Type Alpha

Yaitu yang menggunakan minuman keras sebagai bahan untuk

menyelesaikan persoalan. Mungkin mereka merasa pusing, bingung, merasa

terjepit atau merasa sakit-sakitan dan mendapatkan bahwa minuman keras

ternyata adalah bahan yang tepat untuk mengatasi persoalan itu.

2 .Type Beta

Yaitu golongan orang-orang yang menurut adat istiadat setempat

membiasakan diri untuk mengkonsumsi minuman keras. Kemungkinan pada

orang itu tidak membahayakan lingkungan sekitarnya, bahkan kelihatannya

tidak menampakkan tanda-tanda yang membahayakan dirinya. Tetapi jika

diadakan pemeriksaan, maka akan terdapat adanya gangguan pada hepar

ataupun neorologis tertentu.

3 .Type Gamma

Yaitu golongan orang yang mengkonsumsi minuman keras secara

semena-mena ataupun dengan tanpa alasan. Golongan orang-orang seperti

ini sangat membahayakan, karena pada diri mereka tidak dapat lagi

mengatasi keinginan sendiri. Jika mereka menghentikan minum minuman

keras, justru akan menimbulkan keganjilan pada diri ataupun perasaannya.

Page 67: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

4 . Type Delta

Yaitu golongan orang yang menunjukkan gangguan-gangguan serius

akibat kebiasaan sosial atau adat minum. Orang-orang dengan type ini

mengkonsumsi minuman keras dari hari ke hari tanpa menunjukkan adanya

tanda-tanda gangguan, sehingga pada suatu saat mereka akan mengalami

suatu gangguan. Sedemikian biasanya mereka mengkonsumsi minuman

keras, sehingga seandainya mereka tidak meneguk minuman keras, akan

menunjukkan tanda-tanda gangguan alkohol yang parah seperti tremor,

insomnia dan halusinasi yang aneh-aneh.

Kalau kita telah lebih lanjut mengenai kepribadian alkoholisme dapat

dicirikan sebagai berikut :

1 . Terlalu mengutamakan atau mementingkan diri sendiri

2 . Ketahanan yang rendah sekali terhadap ketagihan dan tarikan untuk

minum minuman keras

3 . Ketergantungan kepada sesuatu atau orang lain

4 . Perasaan yang berlebihan mengenai kemampuan diri sendiri yang

dikenal dengan “Megalomonia”.

F . Tinjauan umum Tentang Kebijakan

Kebijakan adalah suatu deklarasi mengenai suatu dasar pedoman

bertindak, suatu arah tertentu, suatu program mengenai aktivitas tertentu atau

suatu rencana (United Nations ,1975 diambil Wahab SA, 2005). Menurut Carl

Friedrich mengatakan kebijakan adalah suatu tindakan yang mengarah pada

Page 68: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

tujuan yang diusulkan oleh seseorang , kelompok atau pemerintah dalam

lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan hambatan tertentu

seraya mencari peluang peluang untuk mencapai tujuan atau mewujudkan

sasaran yang diinginkan .

Sebelum suatu kebijakan itu dikeluarkan atau diputuskan haruslah

melalui tahap pengolahan ( Teori Rasional Komprehensif, Teori Inkremental,

Teori pengamatan terpadu ).

Berikut disajikan salah satu Teori Rasional Komprehensif yang memiliki unsur:

1 . Pembuat keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang dapat

dibedakan dari masalah masalah lain .

2 . Tujuan tujuan , nilai nilai, atau sasaran yang mempedomani pembuat

keputusan amat jelas dan dapat ditetapkan urutan kepentingannya .

3 . Meneliti dengan saksama pelbagai alterna tif pemecahan masalah tersebut.

4 . Meneliti akibat akibat ( biaya dan manfaat ) yang ditimbulkan oleh setiap

alternatif keputusan .

5 . Membandingkan setiap akibat yang menyertai dari setiap alternatif yang di

pilih .

6. Pembuat keputusan akan memilih alternatif, dan akibat akibatnya, yang

dapat memaksimasi tercapai tujuan, nilai atau sasaran yang telah

digariskan .

Dari hasil proses ini akan menghasilkan keputusan/kebijakan yang

rasional. Sesudah keputusan itu disepakati, selanjutnya di implementasi

Page 69: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

(Sosialisai dan implementasi) dan evaluasi. Proses implementasi adalah

proses melaksanakan keputusan kebijaksanaan (biasanya dalam bentuk

undang undang, peraturan pemerintah, keputusan peradilan, perintah

eksekutif atau dekrit presiden, ketua adat, dll).

Syarat syarat implementasi yang baik :

1 . Kondisi eksternal yang dihadapi oleh badan/instansi pelaksana tidak akan

menimbulkan gangguan atau kendala yang serius .

2 . Untuk pelaksanaan program tersedia waktu dan sumber sumber yang

memadai .

3 . Perpaduan sumber sumber yang diperlukan benar benar tersedia .

4 . Kebijakan yang akan diimplementasikan didasari oleh suatu hubungan

kausalitas yang andal .

5 . Hubungan kausalitas bersifat langsung dan sedikit mata rantai

penghubungnya.

6 . Hubungan saling ketergantungan harus kecil agar mudah prosedurnya .

7 . Pemahaman yang mendalam dan kesepakatan terhadap tujuan .

8 . Tugas tugas diperinci dan ditempatkan dalam urutan yang tepat

9 . Komunikasi dan koordinasi yang sempurna

10.Pihak pihak yang memiliki wewenang kekuasaan dapat menuntut dan

mendapatkan kepatuhan yang sempurna .

Tahap tahap dalam proses Implementasi :

1 . Output kebijakan oleh badan badan pelaksana

Page 70: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

2 . Kesediaan kelompok sasaran mematuhi output kebijakan

3 . Dampak nyata output kebijakan

4 . Persepsi Dampak output kebijakan

5 . Evaluasi sistem dan Perbaikan dalam undang undang/ peraturan

G. Tinjauan umum tentang Kebijakan Aklohol di Indonesia

Pemerintah Indonesia telah mengatur tentang minuman keras tersebut

seperti tertuang dalam : Peraturan Menteri Kesehatan R.I Nomor :

86/Men.Kes/Per/IV/77, bahwa yang dimaksud dengan minuman keras adalah

semua jenis minuman beralkohol tetapi bukan obat.

Penggolongan minuman keras berdasarkan Permenkes R.I. No :

86/Men.Kes/Per/IV/77, meliputi :

b.1 . Minuman keras Golongan A : Minuman keras golongan Etanol

(C2H5OH) 1%-5%, seperti, Bintang beru bir, Champindo Anggur Buas, Green

Sand, San Miguel, Jinro, Teger Lager Beer, Anker Bir, Heineken Bier, Wolf,

Baby Breem.

b.2. Minuman Keras Golongan B : Minuman keras dengan kadar Etanol

(C2H5OH) 5%-20% seperti, Anggur Malaga, Anggur Kolesom, Whisky,

Lengkeng Port intisari, Anggur Bebas Kencur, Mahoni, Malaga, Mc Donald

(Arak Kolesom), Orang Tua Anggur.

b.3. Minuman Keras Golongan C : Minuman keras dengan kadar Etanol

(C2H5OH) 20%-55%, seperti, Kuda Mas (Brendi), Kuda Pacu Jenever,

Page 71: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

Mansion house (Brandy VSOP), Mc. Donald (Brandy), Orang Tua Arak,

Scotch Brady, Sea Hors (Brandy), tevenson (Brandy), TKW, Wincarno

Anggur.

Menurut Irianto Kus (2004) Alasan sehingga minuman Beralkohol

(Minuman Keras) perlu diatur /dibuat kebijakan adalah :

a. Agar setiap Produk yang ada dalam pasaran memenuhi persyaratan mutu

yang dipertanggung jawabkan (termasuk syarat keamanan, komposisi, kadar

metanol sesuai dengan jenis produk yang bersangkutan)

b. Untuk melindungi kesehatan dan keselamatan masyarakat terhadap

kemungkinan peredaran produk yang tidak memenuhi syarat .

c. Menciptakan cara dan iklim yang sehat dalam bidang usaha dan mencegah

adanya persaingan yang tidak jujur .

d. Perlu mendapat perhatian khusus yaitu masalah penggunaan dan

kemungkinan penyalahgunaan terutama penyalahgunaan diantara para

remaja.

Selanjutnya disarankan agar peraturan tersebut dapat diterapkan

dengan efektif maka diperlukan pengawasan, upaya pengawasan meliputi :

a. Pemerintah pada dasarnya berkewajiban untuk melakukan\

pembinaan, bimbingan, dan pengarahan .

b. Pemerintah, produsen dan distributor harus bertanggung jawab atas

peningkatan dan pemeliharaan mutu .

Page 72: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

c. Peran serta masyarakat konsumen merupakan kunci berhasilnya

usaha pengawasan.

d. Untuk penggunaan dan penyalahgunaan minuman keras, khususnya

di antara para remaja, peranan orang tua sangat menentukan .

H . Tinjauan umum Tentang Masyarakat Budaya

Masyarakat budaya terbentuk dari sistem sosial yang ada . Sistem

sosial adalah terdiri dari dua orang individu atau lebih yang melakukan

interaksi secara langsung atau tidak langsung, didalam suatu kebersamaan,

yang mungkin memiliki batas batas fisik dan teritorial. (A Dictionary of

Sociolog ).

Setiap manusia mempunyai apa yang dinamakan perilaku (behavior) ,

yakni suatu totalitas dari gerak motoris, persepsi dan fungsi kognitif dari

manusia . Salah satu dari unsur perilaku adalah gerak sosial (social action)

yakni suatu gerak yang terikat oleh empat syarat (Soekanto S . 1981) :

1 . Diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu

2 . Terjadi pada situasi tertentu

3 . Diatur oleh kaidah tertentu

4 . Terdorong oleh motifasi tertentu .

Setiap gerak sosial merupakan suatu sistem yang mencakup

subsitem- subsistem tertentu yakni (A M M Hoogvelt, 1986):

Page 73: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

1 . Subsistem budaya

2 . Subsistem sosial

3 . Subsistem kepribadian

4 . Subsistem organisme perilaku

Subsistem budaya merupakan susunan daripada unsur unsur yang

berisikan dasar dasar hakiki dari masyarakat, yaitu nilai nilai. Subsistem sosial

merupakan pedoman pedoman, bagaimana manusia sepantasnya bertingkah

laku atas dasar nilai nilai. Selanjutnya sub sistem kepribadian berisikan sikap

atau kecenderungan kecenderungan untuk bertingkah laku terhadap manusia,

benda benda maupun keadaan tertentu. Akhirnya subsitem organisme

perilaku merupakan perilaku nyata dari manusia. Subsisitem-subsistem

tersebut pada hakekatnya merupakan tindakan atau gerak manusia,

merupakan suatu hirarki pengaturan atau cybernetik order. Artinya , setiap

subsistem yang berada diatasnya, merupakan pengawas atau pengatur bagi

subsistem yang berada dibawahnya. Kecuali gerak manusia dibatasi oleh

lingkungan alam fisik dan organis (yang sifatnya fisik) serta lingkungan realitas

(yang ideal) .

Ciri Struktur Sosial saat ini dibagi atas tiga klasifikasi :

1 . Masyarakat dengan struktur sosial dan kebudayaan sederhana (Hubungan

kekeluargaan sangat kuat , Didasarkan pada hukum adat, masih kuat pada

kepercayaan gaib ,dll )

2 . Masyarakat dengan struktur sosial dan kebudayaan madya (peralihan)

Page 74: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

3 . Masyarakat dengan struktur sosial dan kebudayaan Pra Modern atau

Modern (Hubungan antar manusia atas dasar kepentingan pribadi ,

bersifat terbuka, kepercayaan pada ilmu dan teknologi sangat kuat,

berlaku hukum terulis, dll )

Manusia senantiasa berinteraksi atau melakukan hubungan

interpersonal, oleh karena kebutuhan atau inklusi, kontrol dan afeksi,

pengalaman berinteraksi tersebut menghasilkan sistem nilai. Sistem nilai yaitu

konsepsi abstrak mengenai apa yang buruk dan apa yang baik. Sistem nilai

perpengaruh pada pola pikir manusia, yang kemudian membentuk sikap

manusia. Sikap manusia yakni cenderung untuk berbuat atau tidak berbuat

terhadap manusia, benda atau keadaan tertentu, sikap ini kemudian

menghasilkan perilaku yang bila di abstrakkan menjadi norma atau kaidah

yang merupakan patokan tentang perilaku yang pantas. norma ini kemudian

mengatur interaksi antara manusia .

Manusia memiliki hasrat yang kuat untuk hidup teratur, mekanisme itu

diatur dengan sisitem pengendalian sosial, yang merupakan suatu kegiatan

direncanakan maupun tidak direncanakan dan melembaga, untuk mendidik,

mengajak, atau bahkan memaksa warga masyarakat, agar mematuhi kaidah

kaidah dan nilai nilai yang berlaku dalam masyarakat. Berikut skema lahirnya

sistem pengendalian sosial :

Page 75: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

Gambar 4 : Skema lahirnya Sistem Pengendalian Sosial

Sumber : Soekanto S, 1981, Hukum adat Indonesia

Cara adalah suatu bentuk perbuatan, Kebiasaan adalah perbuatan

yang diulang ulang dalam bentuk yang sama, Tata kelakuan adalah

kebiasaan yang diterima sebagai norma atau kaidah pengatur, Adat istiadat

adalah kebiasaan yang terintegrasi dengan kuat dalam masyarakat , Hukum

adat adalah adat istiadat yang mempunyai akibat hukum .

Sumber : Kesusilaan

perseorangan

Sumber : Kesusilaan

Umum

Cara ( usage )

Kebiasaan ( folksways)

Tata Kelakuan ( mores )

Adat Istiadat (custom)

Hukum Adat

Lembaga Sosial

Membudaya

Penjiwaan (internalisasi )

Melalui pelembagaan, diketahui, dimengerti, ditaati, dan dihargai .

Page 76: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

Ranjar Jacobus, 2006 menyebutkan pengertian Sosial Budaya yaitu

merupakan suatu keseluruhan dari unsur -unsur tata nilai , tata sosial da tata

laku manusia yang saling berkaitan dan masing- masing unsur belkerja secara

mandiri serta bersama-sama satu sama lain saling mendukung untuk

mencapai tujuan hidup manusia dalam bermasyarakat. Dalam uraiannya

disebutkan bahwa yang dimaksud dengan sosial adalah segala sesuatu yang

bertalian dengan sistem hidup bersama atau hidup bermayarakat dari orang

atau sekelompok orang yang didalamnya sudah tercakup struktur, organisasi,

nilai-nilai sosial, aspirasi hidup da cara mencapainya. Budaya (kultur) artinya

adalah cara atau sikap hidup manusia dalam hubungannya secara timbal balik

dengan alam dan lingkungan hidupnya yang didalamnya tercakup hasil cipta,

rasa, karsa dan karya baik fisik materil maupun psikologis, idiil dan spiritual .

I . Tinjauan umum Tentang Suku Pamona Puumboto

Pulau sulawesi adalah pulau yang memiliki suku terbanyak di

Indonesia , yakni 117 (Majalah Sosiografi 1,1959), Salah satu suku tersebut

adalah suku Pamona Puumboto

1 . Asal Usul

Pada tahun 1632 Tentara Belanda masuk dan meyerang Makasar .

Dalam Perang Bone, Makasar menyerah setelah Sultan Hasanudin ditangkap

oleh Belanda. Berita tertangkapnya Sultan Hasanudin dengan segera tersiar

diseluruh hingga kepelosok Sulawesi Selatan, yang menimbulkan rasa cemas,

Page 77: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

terancam dan ketakutan . Keadaan ini mendesak beberapa suku pedalaman

antara lain : Sangalla (Toraja), Jalaja – Waibunta, Kalomba, Salumaoge,

Waliane, Watangkume, dari Kerajaan Luwu mulai mengadakan pengungsian.

Salah satu kelompok suku ini (sangala) berkelana kearah utara dan bermukim

didaerah utara Danau Poso tepatnya di Tumungku Pamona, dan menamai

suku tersebut Suku Pamona . Semakin lama ,jumlah penghuni wilayah

Tumungku Pamona semakin penuh sesak, mulai terjadi pertengkaran tanah

garapan, mulai terjadi pergesekan dalam kepentingan hidup. Sebelum terjadi

perpecahan yang lebih parah, Pada tahun 1750 Datu Rombenunu sebagai

kepala suku, memanggil para kepala kelompok keluarga untuk mengadakan

rapat untuk membagi wilayah kekuasaan. Dalam rapat tersebut diputuskan

pembagian wilayah menjadi 7 anak suku Pamona . Agar kehidupan suku

Pamona itu tetap saling mengasihi dan merasa bersaudara disepakati untuk

membuat Tugu Peringatan yang berupa susunan 7 buah batu, satu ditengah

dan dikelilingi oleh enam batu lainnya. Batu susunan Batu peringatan tersebut

diberi nama Watu Mpoga’a (batu perpisahan) . Watu Mpoga’a tersebut hingga

saat ini ada di Pamona.

Kedudukan/posisi batu tersebut adalah sebagai berikut :

a . Batu yang berada ditengah lingkaran adalah kelompok anak suku yang

akan mendiami sekitar Tumungku Mpamona (saat itu dikenal dengan

anak suku Wingke Mposo). Sekarang kita kenal dengan:

Page 78: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

Sangele,Tentena, Tendeadongi, Sawidago,Buyumpondoli, Peura ,

Dulumai, dan sekitarnya .

b . Batu yang condong kearah matahari terbit, adalah kelompok anak suku

yang akan mendiami Dataran Onda’e, Pakambia, Pu’umbana, Pada dan

Bau .

c . Batu yang condong kearah utara ,adalah kelompok anak suku Pebato dan

Lage .

d . Batu yang condong kearah selatan danau poso (untu ndano) , adalah

anak suku Pu’umboto , Lamusa, Palande, Bancea, Kandela,Tolambo.

saat ini Kecamatan Pamona Selatan .

e . Batu yang condong kearah timur laut , adalah anak suku Tora’u, Tolaleo

f . Batu yang condong kearah barat laut, adal;ah anak suku Kameasi

g . Batu yang berada dibelakang selatan adalah anak suku salumaoge

takolekaju.

2 . Batas Wilayah dan penduduk

Suku Pamona Tesebar di Kabupaten Poso, yang terdiri 12 Kecamatan .

Salah satu kecamatan terletak di sebelah selatan Danau Poso .Pada zaman

Belanda Seluruh lembah utara danau Poso yang terdiri dari 19 desa kecil itu

dijadikan 1 distrik yakni Distrik Puumboto . Pada zaman kemerdekaan dirubah

menjadi Kecamatan Pamona Selatan yang sebelah utara berbatasan dengan

Kecamatan Pamona Utara, Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten

Morowali, sebelah Barat berbatasan dengan Pamona Barat dan Kecamatan

Page 79: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

Lore Selatan , Sebelah selatan berbatasan dengan Propinsi Sulawesi Selatan.

Jumlah penduduk kecamatan Pamona selatan saat ini + 24 .000 jiwa .

3. Mata Pencaharian

Mata pencaharian utama suku Pamona adalah bertani padi sawah dan

ladang . Pada saat menunggu panen mereka berkebun coklat, ubi, jagung,

sayur mayur . sedangkan sebagian kecil sebagai pegawai negeri, nelayan,

dagang, bengkel, dll.

4 . Pola Pemerintahan

Seperti daerah lain di Indonesia, Kecamatan Pamona Selatan saat ini di

Pimpin oleh Camat. Ditingkat Desa Terdiri dari Kepala Desa yang dibantu oleh

Perangkat desa ( Kepala Urusan Keamanan, Urusan Pembangunan dan

ekonomi, Urusan Pemerintahan ) serta didampingi oleh Ketua Penggerak

PKK. Yang berbeda dari daerah lain adalah Peranan Dewan Adat yang

terbentuk di masyarakat Pamona . Banyak persoalan dalam Masyarakat

terlebih dahulu diselesaikan secara adat, bila gagal barulah melibatkan

Pemerintah Desa .

5 . Pola Kehidupan Sosial , Budaya dan Agama

Masyarakat Suku Pamona termasuk masyarakat yang bersifat terbuka ,

terbuka dalam menerima hal hal yang baru . Dinamis dan sangat senang

berkumpul, bekerja gotong royong dan suka berpesta. Hampir setiap ada

peristiwa yang bermakna dibuatkan pesta syukuran, seperti pesta

peminangan (Metukana), pesta membuka pinang (Mabulere tukana), pesta

Page 80: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

persiapan pernikahan (Molanggo), pesta pernikahan (Mopawawa ), pesta

memasuki keluarga (Motelaa), syukuran kelahiran, syukuran kematian (hari 1,

hari ke 3, hari ke 7, hari ke 40, hari ke 100, dan setiap tahun) Syukuran

membabat lahan kebun, syukuran memananam, syukuran awal panen,

syukuran selesai panen (Padungku), syukuran membeli kendaraan, naik

rumah baru, anak sukses, serta ada berbagai jenis pesta adat lainnya. Hampir

sebagian besar penghasilan dihabiskan untuk pesta pesta seperti ini.

Dalam perillaku kehidupan, selain Pemerintah dan Agama peranan

Adat dalam Norma kehidupan sehari hari sangat dominan. Banyak persoalan

kehidupan sosial yang diselesaikan secara adat, misalnya dalam pernikahan,

penerima tamu, bercocok tanam, tatakrama hubungan antar orang, perlakuan

pada harta, perlakuan pada hewan, pertengkaran, pelanggaran-pelanggaran

lain, pakaian adat, kegiatan kesenian, dll, diatur oleh oleh Hukum Adat.

Pelaksana Hukum adat ini di sebut Dewan adat terdiri dari ketua dan anggota

yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah penduduk, dipilih oleh

masyarakat desa masing-masing, yang memiliki kredibilitas yang kuat dan

mengetahui benar tentang adat Pamona. Jika persoalan tidak mampu

diselesaikan secara adat, baru dilanjutkan ke Pemerintah setempat atau

Kepolisian.

Pada mulanya suku pamona yang mendiami wilayah Tumungku

Pamona belum menganut satu agamapun, mereka hanya mengenal adanya

satu penguasa didunia ini yakni PUE, yang mereka percayai diwakilkan pada

Page 81: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

Todumburake (semacam pendeta) yang akan membacakan mantra atau doa

untuk setiap kegiatan adat dalam bahasa penyembahan tersendiri dan

sebagian masih Politeisme. Pada tahun 1936 Tuan Kryut, misionari dari

Belanda memasuki daerah ini yang mengajarkan agama Kristen Protestan,

sehingga merubah pola hidup yang baru suku Pamona ini setelah memeluk

agama Kristen Protestan . Keinginan suka berperang, seorang dianggap

perkasa jika telah memburu (mongae) suku lain dan mengambil kepala orang,

memakan kulit kepala dan meminum darah musuh, mengeksekusi orang yang

bersalah besar dengan menengelamkan kedasar danau/sungai, dan beberapa

kebiasaan lain yang bertentangan dengan ajaran agama di hilangkan. Cara

menguburkan jenasah dan upacara upacara adat disesuaikan dengan ajaran

Agama Kristen. Dan saat ini masyarakat umumnnya menganut Agama

Kristen, Katolik, islam, hindu .

6 . Bahasa

Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia (dikenal ” malayu “)

dan Bahasa Baree (Bahasa Pamona) sebagai bahasa daerah, yang logatnya

berbeda dari satu desa kedesa yang lain. Sehingga mendengar logat

bicaranya kita dengan mudah dapat menerka asal desanya. Adanya asimilasi

dan mobilisasi penduduk antar suku, daerah, serta program transmigrasi,

sehingga saat ini Kecamatan Pamona selatan sudah terdiri dari beberapa

suku dan bahasa antara lain : Suku dan bahasa Pamona, Suku dan bahasa

Page 82: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

Toraja, Suku dan bahasa Bugis, Suku dan bahasa Bali, suku dan bahasa

Lombok, dan suku lain seperti Batak, Tionghoa, Minahasa.

7 . Pola Makan dan kegiatan keseharian

Dalam buku Sejarah dan Rangkuman Adat Pamona Puumboto yang

ditulis oleh Silele menyebutkan : Makanan utama Masyarakat suku Pamona

Puumboto adalah : Nasi, Ubi ubian, jagung , sayurnya : daun pakis (batea),

daun gappu, daun ubi, rebung, dll, lauk pauknya : ikan, daging siput (Wuriri

dan Bukoe), minumannya adalah saguer/tuak (baru) dianggap minuman

istimewa dan utama, selain itu air putih sebagai minuman pelengkap. Salah

satu pemberian wajib yang dianjurkan oleh kepala suku adalah otak kepala

ikan kosa dan minuman saguer. Makanan-makanan ini masih menjadi

makanan utama hingga saat ini, kecuali minuman saguer tidak diminum

sebagai air minum saat makan sehari hari, tetapi saguer masih dianggap

minuman istimewa yang disediakan saat pesta syukuran, pesta duka, acara

kerja gotong royong (mesale), dan merupakan minuman hiburan setiap

malam. Saguer / tuak dibuat sendiri oleh masyarakat (lihat lampiran 5).

Siklus hidup keseharian masyarakat petani umumnya adalah : bangun

dini hari atau pagi hari, minum kopi atau makan seadanya, selanjunya pergi

bekerja. Saat bekerja disajikan minuman air putih atau Tuak (baru) supaya

lebih bersemangat dan kuat bekerja, jam istirahat mereka minum kopi dan

kue, makan siang (nasi, ikan dan sayur) air putih dan tuak, lalu bekerja lagi,

jam tiga sore istirahat minum kopi dan kue lalu bekerja lagi, jam 4 sore pulang

Page 83: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

kerumah. Setelah membersihkan diri makan malam suami atau laki laki akan

mengunjungi tetangga atau warung untuk bercengkerama sambil minum tuak

bersama hingga larut malam sedangkan ibu ibu dan anak anak serta sebagian

laki laki menonton TV dan selanjutnya tidur malam. Paginya siklus tersebut

berulang, kecuali sabtu minggu tidak bekerja tetapi, kegiatan lebih dipusatkan

dikampung untuk kegiatan ibadah .

8 . Konsep terhadap kesehatan

a . Perilaku terhadap peningkatan dan pemeliharaan kesehatan

Masyarakat suku pamona dalam meningkatkan dan memelihara kesehatan

secara tradisional mengkonsumsi makanan tertentu yang dianggap jika

dikonsumsi akan lebih kuat dan lebih sehat (minuman tuak, pucuk kelapa,

akar kayu) . Memiliki prinsip hidup selalu bekerja agar tetap sehat .

b . Perilaku terhadap pencegahan penyakit

Menghindari bicara sembarangan/kotor pada pohon, pada batu, pada

orang cacat atau orang sakit , orang mati. Sebaliknya memperlakukan segala

sesuatu dengan baik seakan segala sesuatu memiliki jiwa yang kekal,

dipercayai tindakan ini akan mencegah terjadinya penyakit .

c . Perilaku terhadap pencarian pengobatan

Jika sakit ada penderita kemungkinan disebabkan oleh, salah urat (jatuh)

yang tidak disadari, dimasuki roh jahat, ditegur oleh penghuni (pohon, batu,

rumah tua, hutan, orang mati, dll), dikirim oleh musuh/atau orang yang sakit

hati dengan kita (Rapakatu/ doti), sehingga jika terjadi penyakit mereka akan

Page 84: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

mencari pengobatan pada tukang urut atau pada ”orang pintar” (maria

pancani). Jika dipijat terasa sakit maka disitulah pusat penyakit itu. Orang

dianggap benar sakit dan akan sembuh jika dukun telah mengeluarkan paku

atau jarum dari tubuh orang yang sakit.

Jika keadaan semakin memburuk dikirim ke pelayanan medik (bidan, perawat/

Pustu, dokter/ puskesmas) Selama proses mencari dan mengobati selalu di

selingi dengan doa keagamaan .

d . Perilaku terhadap pemulihan kesehatan

Untuk memulihkan kesehatan penderita, harus istirahat, bergerak secara

hati hati, makan makanan lembek dengan lauk yang dibatasi rempah

rempahnya, dilarang menggunting rambut, kumis,jenggot dan kuku. Jika

larangan ini tidak diperhatikan maka penyakit akan kambuh kembali

(terongka).

e . Perilaku terhadap penanganan penderita yang sakit

Penderita yang sakit dilayani secara istimewa, jika ada orang yang

berselisih dengannya dihadirkan dan saling memaafkan, meminum ramuan

atau obat yang tersedia. Pada kaki dan tangan dililitkan daun alang alang

yang dipercayai menolak bala yang hendak lebih memperparah penyakitnya.

Lilitan ini akan dilepas jika benar benar telah sembuh.

f . Perilaku terhadap orang meninggal .

Orang mati dianggap sebagai ajal, hukuman atas`pelangaran, panggilan

orang mati terdahulu, yang lambat atau cepat akan menimpa pada setiap

Page 85: PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

orang. Orang mati itu hanya jasadnya yang mati tetapi rohnya akan tetap ada

selamanya sehingga harus dihormati selamanya .

Dahulu orang mati dibusukan didepan rumah 1 sampai 4 minggu, setelah

membusuk dimasukan tulangnya pada sebuah peti kecil dan diupacarakan

(powuku) dan diantar di gua/celah batu yang khusus. Setelah Belanda

memasuki wilayah ini semua orang mati dimasukan dalam peti jenasah dan

dikuburkan dalam tanah.