PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN VISUAL, AUDITORI, KINESTETIK (VAK) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK KELAS IV DI SD MUHAMMADIYAH MERUYUNG SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: Nama : Ananda Akmalia R NIM : 2016820027 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2021
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN VISUAL, AUDITORI,
KINESTETIK (VAK) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA
PESERTA DIDIK KELAS IV DI SD MUHAMMADIYAH
MERUYUNG
SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Nama : Ananda Akmalia R
NIM : 2016820027
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2021
ii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR Skripsi, 4 Agustus 2021 Ananda Akmalia R (2016820027) PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN VISUAL, AUDITORI, KINESTETIK (VAK) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK KELAS IV DI SD MUHAMMADIYAH MERUYUNG
xviii + 127 hal., 19 tabel, 1 gambar, 32 lampiran
ABSTRAK
Penelitian ini di latar belakangi oleh tingkat prestasi belajar siswa yang masih rendah. Sebagai satuan pendidikan seyogyanya guru menerapkan model pembelajaran yang lebih inovatif untuk menarik perhatian siswa dan menjadikannya bahwa belajar merupakan hal yang menyenangkan. Dan dengan menggunakan ketiga modalitas yang dimiliki oleh peserta didik, dapat mengambangkan kemampuan yang dimilikinya. Saat ini anak lebih menyukai belajar menurut sisi kreatif yang dimilikinya, kami sebagai guru hanyak sebagai fasilitator yang dapat menunjang perkembangan anak. Metode yang digunakan peneliti adalah kuantitatif dengan pendekatan eksperimen dengan menggunakan tolah ukur soal. Penelitian ini diambil berdasarkan nilai dari dua kelas sebanyak 30 butir soal. yang dilakukan pada kelas B sebagai kelas eksperimen yaitu sebanyak 32 siswa dan kelas D sebagai kelas control sebanyak 32 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran VAK terhadap hasil belajar IPA SD Muhammadiyah Meruyung. Pengaruhnya pada kelas kontrol 70.17 sebesar dan kelas eksperimen sebesar 79.69 Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran VAK terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD Muhammadiyah Meruyung.
Kata Kunci: Model Visual, Auditori, Kinestetik, Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam
Daftar Pustaka 32 (2003-2019)
iii
LEMBAR PENGESAHAN
YANG ADA TTD KAAPRODI DAN DOSPEM
iv
PERSETUJUAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
Skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Visual, Auditori,
Kinestetik (VAK) terhadap Hasil Belajar IPA Peserta Didik Kelas IV di
SD Muhammadiyah Meruyung” yang ditulis oleh Ananda Akmalia
Ramadhani Nomor Pokok 2016820027 telah di ujikan pada tanggal 4
Agustus 2021 diterima dan disahkan untuk memenuhi sebagian
persyaratan dalam mencapai gelar sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Mengesahkan,
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
Dekan,
Dr. Iswan, M.Si.
Panitia Ujian Tanda Tangan Tanggal
Ismah, M.Si. Ketua
Azmi Al Bahij, M.Si. Sekertaris
Dr. Iswan, M.Si. Pembimbing
Dr. Ahmad Susanto, M.Pd. Penguji-1
Dr. Sri Imawati, M.Pd. Penguji-2
v
LEMBAR PENGESAHAN
Diterima dan disahkan oleh Komisi Penguji Skripsi Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk memenuhi
sebagian persyaratan dalam menempuh ujian Sarjana Strata Satu (S1)
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Nama : Ananda Akmalia R
Nomor Pokok : 2016820027
Judul Skripsi : Pengaruh Model Pembelajaran Visual, Auditori,
Kinestetik (VAK) terhadap Hasil Belajar IPA
Peserta didik Kelas IV di SD Muhammadiyah
Meruyung
Angkatan : 2016
Pada Hari : Rabu
Tanggal : 4 Agustus 2021
……………………………………………… Ismah, M.Si. Ketua
……………………………………………… Azmi Al Bahij, M.Si. Sekretaris
……………………………………………… Dr. Ahmad Susanto, M.Pd. Penguji -1 ……………………………………………… Dr. Sri Imawati, M.Pd. Penguji -2
vi
PAKTA INTEGRITAS
Yang bertanda tangan di bawah ini:
a. Nama : Ananda Akmalia Ramadhani
b. Tempat/tanggal lahir : Bogor/ 2 Januari 1999
c. Fakultas/Prodi : Ilmu Pendidikan/PGSD
d. Nomor Pokok : 2016820027
e. Alamat rumah : Jl. Masjid Al-Hukama Rt.03/04 no.36
Rangkapan Jaya Baru Pancoran Mas,
Depok 16434
f. No. Tlp/Hp : 0896-2550-1437
g. Judul Skripsi : Pengaruh Model Pembelajaran Visual,
Auditori, Kinestetik (VAK) terhadap
Hasil Belajar IPA Peserta didik Kelas
IV di SD Muhammadiyah Meruyung
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa seluruh
dokumen/data yang saya sampaikan dalam skripsi ini adalah bener
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian dokumen/data
terdapat indikasi penyimpangan/pemalsuan pada bagian tertentu, saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan perundang-undangan yang
berlaku.
Demikian pakta integritas ini saya buat dengan sesungguhnya tanpa ada
paksaan dari siapapun juga, untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Jakarta, 4 Agustus 2021
Mahasiswa yang bersangkutan
Ananda Akmalia R
vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK PENINGKATAN AKADEMIK
Sebagai sivitas Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Jakarta, saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Ananda Akmalia R
No. Pokok : 2016820027
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Ilmu Pendidikan
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pendidikan menyetujui untuk memberikan
kepada fakultas ilmu pendidikan universitas muhammadiyah Jakarta hak
bebas royalty non ekslusif ( non exlusive royalty free right ) atas karya ilmiah
saya yang berjudul :
Pengaruh Model Pembelajaran Visual, Auditori, Kinestetik (VAK)
terhadap Hasil Belajar IPA Peserta didik Kelas IV di SD
Muhammadiyah Meruyung
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan ini hak bebas royalty
fakultas ilmu pendidikan berhak menyimpan, menggali media, mengelola
dalam bentuk perangkat data (data base), merawat dan mempublikasikan
skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Jakarta, 4 Agustus 2021
Ananda Akmalia R
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk
Ayah dan Ibu tercinta yang sangat saya Hormati dan sayangi, apa yang
kuraih sampai detik ini adalah atas kehendah Allah SWT melalui do’a
orangtua ku yang tiada henti dan selalu mengiringi setiap langkah,
dukungan yang selalu kalian berikah merupakan semangat dan
motivasiku agar kelak bisa membahagiakan kalian.
Abang teteh yang selalu memberikan do’a dan semangat untuk saya.
Untuk luthfi, dan sukma yang sudah saya anggap sebagai bagian dari
keluarga, terimakasih atas segala support yang kalian berika, sangat
berarti dan takkan terlupakan.
Keluarga besar yang senantiasa memberikan motivasi, dukungan doa
maupun dukungan finansial.
Tak lupa kupersembahkan juga untuk teman-teman seperjuangan
wabilkhusus kelas ASD angkatan 2016
Semoga kita semua selalu dalam lindungan-Nya, rahmat-Nya, dan Ridho-
Nya.
Aamiin Allahumma Aamiin.
ix
Motto
“Optimisme merupakan kepercayaan yang menuju pencapaian.
Tidak ada yang bisa dilakukan tanpa adanya harapan dan keyakinan”.
x
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahim
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT atas segala berkah dan rahmat-Nya, penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran
Visual, Auditori, Kinestetik (VAK) terhadap Hasil Belajar IPA Peserta
Didik Kelas IV di SD Muhammadiyah Meruyung”. Skripsi ini sengaja
penulis ajukan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Jakarta.
Dalam penulisan skripsi ini cukup sering penulis temui berbagai
hambatan dan rintangan, tapi berkat bimbingan, pertolongan, nasihat serta
saran dari semua pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan pembuatan
skripsi ini. Walaupun begitu, penulis tahu masih terdapat banyak
keterbatasan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini, maka dari itu
penulis menerima berbagai saran dan kritik yang membangun agar dimasa
yang akan datang tulisan ini dapat menjadi lebih baik lagi. Penyusunan
skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai
pihak, maka dalam kesempatan yang baik ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini, terutama kepada:
xi
1. Bapak Dr. Iswan, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu pendidikan Universitas
Muhammadiyah Jakarta yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk mengikuti studi di fakultas ini sekaligus dosen
pembimbing yang telah memberikan saran serta pengarahan dan
jalan pikiran penulis dalam penyusunan skripsi ini, sehingga dapat
terselesaikan dengan waktu yang tepat.
2. Bapak Azmi Al Bahij, M.Si. Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Jakarta yang telah
memberikan motivasi dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
3. Ibu Munawaroh, S.Pd., Selaku guru SD yang telah membantu
penulis untuk melakukan uji validitas.
4. Bapak Ade Irma Gunawan, S.Pd., Selaku Kepala Sekolah SD
Muhammadiyah meruyung yang telah mengizinkan penulis untuk
melakukan penelitian di sekolah.
5. Ibu Rosmawati, S.Pd., Ibu Dahlia, S.Pd., serta dewan guru kelas IV
lainnya yang telah membantu proses penelitian saya di SD
Muhammadiyah Meruyung.
6. Ayah Na’am dan Ibu Suryanih yang tiada henti mendo’akan anakmu,
selalu memberikan motivasi baik moral maupun materil dan tak
pernah henti memberikan semangat.
7. Ahmad Akmaludin selaku abangku yang selalu memberikan
semangat dan motivasi.
xii
8. Teman sekaligus sudah menjadi Kaka saya sendiri, terimakasih
sudah banyak memberikan dukunganmu untuk ku, Sukma Ning
Setiowati.
9. Abang teteh yang selalu memberikan semangat dan motivasi.
10. Teman-teman seperjuangan khususnya (Amel, Devi, Karim, Elsa,
Mamay, Bilah dan Ira) yang tak henti pula memberikan penulis
semangat dalam melewati skripsi ini.
11. Teman-teman keluarga besar ASD angkatan 2016 yang tidak bisa
saya sebutkan satu persatu, terimakasih banyak atas dukungan dan
supportnya.
12. Dan buat seseorang yang selalu memberikan saya support, waktu,
selalu memberikan semangat dan membantu saya dalam Proses
pembuatan Skripsi ini yaitu Luhtfi Nursubana, S.Kom.
13. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang telah memberikan bantuan dan dukungan serta semangat
kepada penulis dalam rangka menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan.
Semoga skripsi ini bermanfaat dan berguna bagi yang membaca dan
mempelajarinya serta menjadi referensi khazanah pengetajuan yang
dapat dimanfaatkan dalam kehidupan terutama dalam duni pendidikan.
mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan dirinya dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
حوا في المجالس فافسحوا يفسح الله لكم وإذا ها الذين ءامنوا إذا قيل لكم تفس ياأي
ءامنوا منكم والذين أوتوا العلم درجات والله بما قيل انشزوا فانشزوا يرفع الله الذين
{11تعملون خبير }
Artinya:
Wahai orang-orang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “ Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah SWT akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti apa yang kamu kerjakan. (QS.Al-Mujaadilah {58}: 11)
Salah satu hal yang perlu dipersiapkan oleh peserta didik agar
dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang selanjutnnya ialah hasil
2
pembelajaran. Hasil pembelajaran yaitu tolok ukur sejauh mana pelajar
mampu menguasai suatu teori pembelajaran. Hasil pembelajaran
diperoleh oleh siswa setelah siswa mengikuti pembelajaran dan
melakukan evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran dapat berupa
tes secara tertulis ataupun secara lisan.
Pembelajaran yang paling banyak digunakan dalam kurikulum
2013 ialah tematik dengan pendekatan scientific. Tujuannya untuk
mengatasi rasa bosan anak pada saat pembelajaran dan guna
meningkatkan kemampuan belajar siswa. Ada 5 proses yang
dilaksanakan pada pendekatan scientific yaitu: mengamati, bertanya,
mencoba, menghubungkan, lalu dikaitkan dengan mapel lainnya.
Pembelajaran IPA di sekolah merupakan pembelajaran yang asik
menyenangkan dan tidak membosankan tidak terlepas pada kegiatan
mengamati, menyimak ataupun mendengar. Kemudian melakukan
aktivitas fisik yang akan membangun suatu pengetahuan melalui fakta
atau kejadian yang didapat melalui panca indera terutama penglihatan,
pendengaran serta pembuktian melalui aktivitas fisik.
Namun, pada kenyataannya kini kualiitas hasil belajar IPA di
tingkat dasar masih sangat rendah. Karena ada permasalahan pada
proses pembelajaran salah satunya di kelas IV SD muhammadiyah
meruyung khususnya Kelas IV B. Suasana di dalam kelas masih terlihat
kaku, siswa kurang memperhatikan, dan terkesan membosankan.
3
Masalah itu terjadi karena peserta didik kurang dilibatkan untuk
menemukan dan mengembangkan potensi yang ia miliki. Hal ini diyakini
guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional. Hal
tersebut berdampak pada kurangnya penguasaan siswa terhadap
materi yang di berikan.
Untuk mengembangkan pembelajaran secara optimal, guru
seyogyanya memakai model pembelajaran yang tepat. Model
pembelajaran VAK bisa digunakan agar belajar saintifik menjadi
menarik dan bermakna. Model pembelajaran VAK memudahkan siswa
dalam memahami materi, karena memungkinkan siswa berperan aktif,
dan pendidik cuma berfungsi menjadi fasilitator, coordinator, mediator,
motivator dan evaluator. Model pembelajaran VAK dapat memotivasi
siswa untuk belajar secara mandiri, juga dapat memudahkan dalam
mempelajari mata pelajaran sains. Model pembelajaran VAK dapat
menyesuaikan dengan setiap gaya pembelajaran yang dimiliki setiap
peserta didik, termasuk siswa dengan gaya belajar melihat, mendengar
serta mencoba.
Bersumber pada uraian di atas, penulis akan meneliti dengan
judul Pengaruh Model Pembelajaran Visual, Auditori, Kinestetik (VAK)
terhadap Hasil Belajar IPA Peserta Didik Kelas IV Di SD Muhammadiyah
Meruyung.
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti mengidentifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Hasil belajar IPA Peserta didik kelas IV di SD Muhammadiyah
Meruyung masih rendah.
2. Sistem pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher center)
3. Guru masih mengenakan model konvensional.
4. Pembelajaran kurang inovatif.
5. Peserta didik masih kurang dilibatkan dalam pembelajaran IPA.
6. Penerapan Model Pembelajaran Visual, Auditori, Kinestetik (VAK)
terhadap hasil belajar IPA Kelas IV SD Muhammadiyah Meruyung.
7. Pengaruh penerapan Model Pembelajaran Visual, Auditori,
Kinestetik (VAK) terhadap Hasil Belajar IPA Kelas IV di SD
Muhammadiyah Meruyung.
C. Batasan Masalah
Berasaskan identifikasi di atas penelitian dibatasi karena
pendidik masih menggunakan model lama. Permasalahan yang dapat
diambil ialah terdapat pengaruh hasil belajar siswa yang menggunakan
model pembelajaran VAK terhadap hasil belajar siswa yang
meggunakan model pembelajaran konvensional di SD Muhammadiyah
Meruyung.
5
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
batasan masalah dan batasan masalah yang telah diuraikan di atas,
maka perumusan masalah yang akan dicari pemecahannya melalui
penelitian adalah: “Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran
Visual, Auditori, Kinestetik (VAK) terhadap hasil belajar IPA peserta didik
kelas IV di SD Muhammadiyah Meruyung?”
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang akan dicapai dari penelitian sesuai dengan
rumusan masalah yang telah ditemukan yaitu untuk mengetahui adanya
pengaruh model pembelajaran Visual, Auditori, Kinestetik (VAK)
terhadap hasil belajar IPA peserta didik kelas IV di SD Muhammadiyah
Meruyung.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi peserta didik
a. Membuat individu memiliki motivasi lebih saat belajar IPA
sehingga belajar akan terasa lebih bermakna bagi siswa. Guna
membangun kemampuan untuk menaikkan hasil belajar IPA.
b. Mampu membuat suasana menyenangkan dan tidak
menegangkan pada proses belajar Science.
c. Dapat mengmbangkan kemampuan siswa untuk meningkatkan
hasil belajar IPA.
6
2. Bagi Pendidik
a. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menginovasi guru
untuk menggunakan model VAK agar individu paham betul materi
yang di sampaikan.
3. Bagi Sekolah
a. Bagi sekolah, dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
mengevaluasi keberhasilan pembelajaran IPA di Sekolah.
b. Sebagai acuan untuk mengembangkan keilmuan mengenai
berbagai model pembelajaran yang inovatif untuk proses belajar
mengajar guna meningkatkan kompetensi professional guru.
4. Bagi Peneliti
a. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai
penerapan pengaruh model pembelajaran Visual, Auditori,
Kinestetik (VAK) terhadap hasil belajar IPA peserta didik Kelas IV
SD Muhammadiyah Meruyung.
b. Sebagai uji kemampuan terhadap bekal teori yang diperoleh di
bangku kuliah serta sebagai upaya pengembangan ilmu.
c. Untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran
Visual, Auditori, Kinestetik (VAK) terhadap hasil belajar IPA.
7
d. Untuk mengetahui hasil belajar IPA peserta didik Kelas IV di SD
Muhammadiyah Meruyung, setelah menerapkan model
pembelajaran Visual, Auditori, Kinestetik (VAK).
5. Bagi Penelitian Selanjutnya
Dapat memperbanyak pengetahuan serta bermanfaat bagi yang
membaca yang terpaut oleh model pembelajaran VAK terhadap hasil
pembelajaran Science.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam
a. Pengertian Belajar
Aktivitas masing-masing individu dalam keseharian hampir
tidak luput dari kata belajar. Baik yang dilakukan sendiri ataupun
dalam kelompok. Mengenal ideal belajar dipastikan mempunyai
definisi yang berbeda-beda. Terlebih bermula para pakar
pendidikan, jelas memiliki interpretasi, transcendental dan
definisi yang berbeda-beda, alhasil terdapat kesepakatan di
dalam memaparkan makna belajar. Salah satu pengertian belajar
menurut Woolfolk dalam Wahyuni & Baharudin (2015: 27)
menyatakan Pembelajaran akan terlihat permanen berdasarkan
pengalaman dan pengetahuan seorang individu. Ketika
pengalaman mengarah pada pembelajaran yang relatif
permanen, pengetahuan pribadi atau perilaku berubah.
Menurut Nurmila (2017: 12) belajar adalah proses
seseorang yang melibatkan kegiatan atau proses berpikir.
Pengalaman belajar dan respon terhadap lingkungan individu
akan membawa pada perubahan perilaku individu, karena pada
7
hakikatnya setiap orang akan melalui tahapan yang disebut
tumbuh kembang dalam hidupnya. Dalam masa
perkembangannya, seseorang akan mengalami berbagai macam
kegiatan yang dilakukan melalui interaksi yang kemudian
memberikan pengaruh pada tingkah lakunya. Perubahan perilaku
ini merupakan hasil dari pengalaman seseorang dalam proses
belajar.
Secara komprehensif Bell Gredler dalam Winataputra, Dkk.
(2015: 5) pembelajaran ialah proses dimana manusia
memperoleh banyak keterampilan, kemampuan dan sikap.
Ketiga jenis ini secara bertahap diperoleh melalui serangkaian
proses pembelajaran berkelanjutan.
Berdasarkan definisi dari ahli dapat disimpulkan belajar
ialah perkembangan dari proses yang mempengaruhi dalam
tingkah laku atau kemampuan dalam potensi perilaku yang
dimiliki individu sebagai berkelanjutan terhadap hasil dari
pengetahuan yang dilatih dan diperkuat. Belajar dihasilkan dari
hubungan antara insentif dan akuntabilitas. Jika setiap peserta
didik dapat menunjukkan perubahan perilaku, ia dianggap
sedang mempelajari sesuatu. Belajar juga merupakan proses
perubahan perilaku, yang merupakan hasil dari kebiasaan,
pengetahuan, sikap, keterampilan, dan kemampuan berpikir
manusia.
8
1) Prinsip-Prinsip Belajar
Saat menyusun rencana kegiatan pembelajaran selain
memahami materi pembelajaran pendidik juga harus
mengetahui prinsip-prinsip belajar agar dapat memilih
tindakan yang tepat dan cocok untuk peserta didik.
Sadirman (2014: 24-25), berpendapat bahwa terdapat
prinsip belajar, yaitu:
a) Belajar pada dasarnya adalah tentang potensi dan
perilaku manusia.
b) Pembelajaran menuntut proses dan tahapan siswa serta
kematangan diri.
c) Jika ada motivasi, terutama dari internal / kebutuhan dasar
/ kesadaran atau motivasi internal, pembelajaran akan
lebih stabil dan efektif, belajar berbeda dengan belajar
dengan ketakutan atau belajar dengan depresi dan
kesakitan.
d) Pembelajaran disulap menjadi berbagai tugas sebanyak-
banyaknya, sehingga siswa dapat berdialog dalam dirinya
atau mengalami dialog secara langsung.
Berdasarkan pendapat Sadirman di atas maka prinsip
belajar berkenaan dengan potensi dan kelakuan peserta
didik. Belajar memerlukan proses dan tahap-tahap
pematangan pada peserta didik. Motivasi belajar peserta didik
9
sendiri juga merupakan proses eksperimen, dan pendidik
harus lebih memperhatikan kebiasaan kemampuan belajar
peserta didik agar dapat menentukan materi pembelajaran.
Pembelajaran dapat dilakukan dengan cara langsung,
pengalaman langsung dan peniruan.
Proses pembelajaran dengan metode praktik Ini lebih
efektif dalam membangun sikap, keterampilan, cara berfikir
kritis, dll. Pengalaman setiap peserta didik mempengaruhi
kemampuan belajarnya. Proses pembelajaran bermakna
lebih mudah dipahami. Keberhasilan maupun kesalahan pada
peserta didik banyak membantu kelancaran belajar, inovasi
pembelajaran sedemikian rupa agar peserta didik dapat
mengalaminya sendiri.
2) Ciri-ciri Belajar
Menurut Djamarah (2011: 15-16), menjelaskan
beberapa karakteristik belajar yaitu:
a) Trasnformasi yang disadari.
b) Trasnformasi fungsional pembelajaran.
c) Trasnformasi pembelajaran yang aktif dan positif.
d) Trasnformasi pembelajaran tidak bersifat sementara.
e) Trasnformasi tujuan pembelajaran.
f) Trasnformasi mencakup semua aspek perilaku.
10
Berdasarkan paparan di atas, disimpulkan bahwasannya
belajar bersifat sadar, berkelanjutan, terarah dan bertujuan,
serta mencangkup semua aspek perilaku.
b. Pengertian Hasil Belajar
Menurut penelitian Gagne dalam Purwanto (2014: 42) hasil
belajar ialah pembentukan konsep, yaitu kami memberikan
skema terorganisir untuk menyerap rangsangan baru dan
menentukan hubungan di dalam dan di antara beberapa kategori
dan memberikan kategori rangsangan di lingkungan.
Susanto (2016: 5), diyakini bahwasanya prestasi belajar
ialah perubahan yang terjadi karena adanya aktivitas
pembelajaran yang melibatkan kognisi, emosi dan gerakan
mental. Lain kata dengan Dimyati dan Mudjiono pada buku
Belajar dan Pembelajaran Parwati (2019: 24) menekankan
bahwa hasil belajar adalah hubungan peserta didik dengan
perilaku mendidik. Dapat diartikan hasil belajar menjadikan
interaksi pendidik yang memberikan umpan terhadap peserta
didik, kemudian hasil peserta didik memberikan interaksi
terhadap pendidik. Dapat di simpulkan bahwa hasil belajar ialah
sebuah perubahan yang dimaksud adalah seperti pengetahuan,
pemahaman, emosional, etika dan sikap. Setelah mempelajari
tentang suatu peristiwa siswa mengetahui, kapan di mana dan
11
bagaimana proses suatu sistem sehingga meka mengerti sebab
akibatnya.
1) Jenis Hasil Belajar
Hasil belajar siswa termasuk ke dalam aspek kognitif,
psikomotorik selanjutnya emosional, yaitu termasuk dalam
pemahaman yang akan dipaparkan menjadi:
a) Pemahaman Konsep
Menurut Bloom dalam Susanto (2016: 10),
pemahaman merupakan hasil dari pembelajaran yang
diberikan kepada siswa dengan bahasa dan peragaan
yang mudah di mengerti.
b) Keterampilan Proses
Peserta didik dikatakan mampu memahami
pembelajaran dalam bentuk kesesuaian antara stimulus
dan respon yaitu peserta didik melakukan proses
pembelajaran secara sadar dan terampil. Indrawati dalam
Susanto (2016: 16) Keterampilan proses adalah bentuk
orientasi sains yang berguna untuk menemukan konsep,
serta teori dan dapat mengembangkannya.
c) Keterampilan Sikap
Seseorang yang mengalami proses belajar diharapkan
memiliki suatu keterampilan sikap yang hendak diperoleh
bersesuaian dengan arah pembelajaran yang akan
12
dicapai. Lange dalam (Susanto, 2016: 18)
mengungkapkan format prinsip terbagi tiga faktor yang
saling mendukung, yaitu: komponen kognitif, emosional,
serta kebiasaan.
2) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Wasliman dalam Susanto (2016: 12-13),
mengemukakan faktor yang mempengaruhi terbagi menjadi
dua:
a) Faktor Internal
Faktor dari dalam diri siswa yang dapat mempengaruhi
kemampuan belajar contohnya yaitu: motivasi belajar,
semangat, kecerdasan, gaya belajar, serta kesehatan
individu tersebut.
b) Faktor Eksternal
Faktor dari luar siswa yaitu keluarga, teman, sekolah, dan
lingkungan.
c. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam
Menurut Susanto (2013: 165) Ilmu pengetahuan alam
adalah satu mata pelajaran utama dari kurikulum pendidikan
Indonesia. Menurut Tim Abdi Guru (2013: 1) IPA ialah teori yang
diperoleh melalui observasi dan penelitian fenomena alam.
Menurut Iskandar (2001: 2) science merupakan studi
tentang peristiwa yang terjadi dialam.
13
Dengan demikian IPA yakni bidang yang mendalami
mengenai keadaan fenomena alam, dan SDA itu sendiri.
Manusia, hewan dan tumbuhan adalah alam. Proses terbit,
tergelincir, dan terbenam nya matahari juga termasuk fenomena
alam. Tumbuh kembangnya tumbuhan ialah proses alam yang
selalu silih berganti. Oleh karenanya ilmu pengetahuan tentang
alam sangat berguna bagi siswa untuk dapat mengetahui tentang
hidup dan kehidupan serta pelestariannya.
Dalam pembelajaran IPA, sikap ilmiah peserta didik dapat
dikembangkan melalui kegiatan diskusi, percobaan, observasi,
simulasi, atau kegiatan proyek di lapangan. Pembelajaran IPA di
SD memberi kesempatan untuk menggali rasa ingin tahu peserta
didik secara alamiah. Hal ini akan membantu peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban
berdasarkan bukti dan juga mengembangkan cara berpikir
ilmiah. IPA tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan atau
kumpulan fakta, konsep, prinsip, atau teori semata, tetapi IPA
juga menyangkut tentang cara kerja, cara berpikir dan cara
memecahkan masalah. Berdasarkan uraian diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa mempelajari IPA merupakan hal yang penting
bagi peserta didik.
14
1) Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Seiring kemajuan zaman sering kali orang
mengangggap bahwa kehidupan terjadi dengan sendirinya
bahwasanya hidup memang sudah zamannya. Akan tetapi
tidak demikian sebenarnya kehidupan itu tergantung dengan
individu tersebut. Jika seseorang tata cara kehidupannya
bergantung pada alam, maka kehidupan orang tersebut tidak
mumpuni tetapi jika kita melakukan perubahan niscaya
kehidupan akan penuh dengan keindahan dan perdamaian
yang beragam.
Maksud mata pelajaran IPA di SD berdasarkan (RI,
2006:377-378) adalah:
a) Meningkatkan rasa syukur terhadap Allah SWT atas
berbagai nikmat dalam kehidupan dengan memelihara
dan melestarikan serta tidak merusaknya.
b) Mengembangkan pengetahuan guna diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
c) Memotivasi rasa keingin tahuan dan menumbuhkan
kesadaran siswa mengenai hubungan kehidupan antara
alam, teknologi, dan manusia.
Dapat disimpulkan bahwa hakikat pembelajaran sains
tidak hanya membahas mengenai alam, melainkan
meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari dengan
15
menjaga alam sehingga terciptanya keyakinan akan adanya
Kekuatan Sang Pencipta, disamping itu siswa juga dapat
mengembangkan teknologi serta keterampilan yang akan
dibutuhkan untuk kehidupan yang akan datang.
2) Ruang Lingkup Pembelajaran IPA
Sekolah yang memiliki taman atau kebun dapat
mempermudah peserta didik untuk mempelajari tentang
siklus kehidupan makhluk hidup. Mulai dari siklus hidup
hewan, cara memberikan makan dan pemeliharaanya. Begitu
pula dengan tana
Ruang lingkup materi pembelajaran sains yang juga
berdasarkan (RI, 2006:378) antara lain:
a) Terdapat kesinambungan antara manusia, hewan dan
tumbuhan sebagai makhluk hidup seperti kesehatan,
proses kehidupan dan cara berinteraksi dengan
lingkungan.
b) Benda yaitu memiliki tiga sifat cair, gas dan padat.
c) Energi yang selalu kita gunakan yaitu seperti: gaya, panas
cahaya matahari, dan lain sebagainya.
Dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup IPA dilaksanakan
secara alamiah dan menghubungkannya menjadi bagian
bermakna dalam kehidupan. Karenanya belajar ilmu
pengetahuan alam di SD lebih diinginkan dalam hal
16
memberikan keahlian secara langsung dan mengembangkan
keterampilan proses dan suatu pemahaman terhadap mahluk
hidup, lingkungan dan alam.
3) Materi Pembelajaran Kelas 4
Materi pembelajaran pada tema 4F subtema 3 ialah
mengenai siklus makhluk hidup dan upaya pelestariannya.
Siklus hidup ialah tahap alamiah suatu makhluk hidup mulai
dari lahir hingga dewasa. Tahap perubahan yang sangat
berbeda disebut dengan metamorfosis.
c) Metamorfosis tidak sempurna.
d) Metamorfosis sempurna.
Pelestarian hewan dan tumbuhan merupakan usaha
untuk melindungi hewan dan tumbuhan agar tidak punah.
Pelestarian hewan dan tumbuhan dilakukan agar manusia
dapat memenuhi kebutuhannya.
Pelestarian hewan dan tumbuhan secara garis besar
dapat dilakukan dengan du acara, yaitu pelestarian insitu dan
eksitu.
a) Pelestarian Insitu
(1) Cagar alam adalah
(2) Suaka margasatwa
(3) Hutan lindung
17
b) Pelestarian Eksitu
(1) Kebun binatang
(2) Tempat penangkaran
(3) Kebun binatang Surabaya
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber
daya alam. Kekayaan yang dimilikinya ialah sumber
kehidupan bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Sumber daya alam meliputi:
a) Sumber daya alam kekal atau dapat diperbaharui
b) Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
Dengan adanya sumber daya alam kehidupan manusia
akan lebih baik dan lestari, oleh karenanya manusia harus
menjaga kelestarian tersebut agar tidak punah. Untuk
menjaga kelestarian lingkungan misalnya: kita harus
menjaga kebersihan dan memanfaatkan lahan yang kita
punya di sekitar rumah. Dengan menanamkan apotik hidup,
warung hidup, dan sebagainya.
Kegiatan manusia yang bisa mengganggu kelestarian
alam yaitu:
a) Menebang pohon secara liar
b) Membakar hutan
c) Memburu binatang yang dilindungi
18
d) Menangkap ikan menggunakan zat berbahaya
e) Membuang sampah tidak pada tempatnya
Untuk dapat melestarian alam dirumah, berikut adalah
hal-hal kecil yang bisa kita lakukan:
a) Menghemat penggunaan air, dan listrik
b) Mematikan lampu di pagi hari
c) Melakukan gotong royong
d) Mendaur ulang sampah anorganik
Cita-cita melestarikan tumbuhan dan hewan dari
kepunahan misalnya dengan bekerja di kebun binatang
merupakan perkerjaan mulia. Keanekaragaman makhluk
hidup harus kita lestarikan agar mampu memberi manfaat
yang sebesar-besarnya kepada manusia. Pelestarian hewan
dan tumbuhan merupakan usaha untuk melindungi hewan
dan tumbuhan agar tidak punah. Pelestarian hewan dan
tumbuhan langka merupakan tanggung jawab kita semua.
Melalui upaya berikut, kami dapat melindungi tumbuhan dan
hewan langka.
Beberapa upaya yang harus dilakukan untuk melindungi
hewan langka di antaranya:
a) Jangan berburu hewan langka dan melaporkan aktivitas
berburu apa pun dan kalau menemukan lapor pada pihak
berwenang.
19
b) Lindungi hewan yang terancam punah.
c) Mengembangbiakkan hewan langka dengan membuat
tempat berkembang biak bagi hewan yang jarang untuk
dapat bereproduksi selanjutnya kemudian melepaskan
mereka ke alam liar bisa hidup secara alami.
d) Jangan membeli atau menjual hewan langka, terutama
hewan hidup.
e) Menemukan pemanfaatan alternatif untuk hewan langka
dengan membuat bahan alternatif campuran.
2. Hakikat Model Pembelajaran Visual, Auditori, dan Kinestetik
(VAK)
a. Pengertian Model Pembelajaran VAK
Menurut Apipah dan Kartono (2013: 150) model
pembelajaran VAK adalah proses belajar mengajar yang
memberikan bukti bahwa belajar harus menggunakan semua
potensi yang individu miliki, yaitu dengan menggabungkan indera
pendengaran, penglihatan, dan gerakan.
Model pembelajaran yang tepat ialah harus disesuaikan
dengan modalitas yang dimiliki siswa. Saat peserta didik mampu
menemukan hal mendasar dari kehidupan, dapat
mengembangkan kemampuan menalar, dan kreativitas pada
peserta didik. Karenanya, proses belajar sains di tingkat dasar
harus mengacu dengan proses dan produk. Dalam belajar proses
20
dan produk IPA. Pendidik dapat berperan sebagai penyedia,
koordinator, pemandu, ataupun evaluator, peserta didik yang
menuntut pendidik dalam memudahkan pembelajaran dengan
kreatif dan menarik yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik. Model pembelajaran banyak ragamnya, salah
satunya model pembelajaan VAK.
Shoimin (2014: 68) mengatakan VAK merupakan
penggabungan 3 modalitas belajar yang dimiliki individu dan
dapat menjadikan pembelajaran menjadi aktif dan
menyenangkan. Sedangkan menurut Ngalimun (2012: 43)
pembelajaran VAK yakni suatu cara yang dilakukan pendidik
dalam memberikan suatu bahasan materi dengan menstimulus
tiga gaya belajar sehingga individu dapat melatih, dan
mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Model pembelajaran VAK pada ketiga modalitas diatas
bahwa cenderung pendidik dapat menerapkan pembelajaran
dengan salah satu dari gaya belajar itu sendiri baik dari
mendengarnya atau dengan melihatnya ataupun dengan
melakukan. Kemudian modalitas disebut dengan gaya belajar.
Gaya belajar merupakan cara yang lebih disukai dalam
memperoleh informasi yang didapatkan. Model pembelajaran ini
dapat mengotimalkan ketiga gaya belajar yang dimiliki peserta
21
didik yang bertujuan agar peserta didik merasa nyaman dan
menyenangkan.
Apapun cara belajar yang dipilih oleh peserta didik,
perbedaan tersebut adalah potensi yang dimiliki dengan beragam
modalitas gaya belajar masing-masing. Apabila pendidik dapat
memahami perbedaan cara mengajar yang tepat untuk peserta
didik dikelasnya, diharapkan mendapatkan hasil yang maksimal
dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan teori yang telah diuraikan, peneliti
menyimpulkan bahwa model belajar VAK yaitu model
pembelajaran yang inovatif yang di modifikasi dengan modalitas
yang dimiliki oleh peserta didik. Model pembelajaran ini dapat
meningkatkan potensi peserta didik secara optimal. Namun pada
kenyataannya semua peserta didik dapat menerapkan ketiga
modalitas tersebut secara bersamaan, biasanya peserta didik
cenderung akan menggunakan satu hingga dua modalitas.
Perbedaan modalitas yang dimiliki peserta didik merupakan cara
yang tepat dalam memahami dan menyerap materi ajar yang
telah disampaikan oleh pendidik, sehingga dapat memberikan
hasil akhir yang maksimal dalam proses pembelajaran.
b. Ciri-Ciri Pembelajaran VAK
Karakteristik model pembelajaran yang diungkapkan oleh
DePorter & Herncki ( 2003: 117- 120 ) ialah sebagai berikut:
22
1) V (Visual)
Siswa dengan gaya belajar visual biasanya berperilaku rapih,
teratur, cepat mengingat apa yang dilihat, cenderung
berbahasa lebih cepat, lebih mudah menuliskan apa yang
sedang dibicarakan dari pada hanya mendengarkan, dan
biasanya tidak terganggu dengan keributan.
2) A (Auditory)
Siswa dengan gaya belajar ini biasanya banyak berbicara
sendiri, konsentrasi yang mudah terganggu, suka membaca
dan mendengarkan dengan suara keras, dapat mengulang
dan meniru nada, waktu dan intonasu serta sulut untuk
menulis tetapi pandai untuk bercerita.
3) K (Kinesthetic)
Peserta didik dengan gaya belajar kinestetik terkadang
berbicara secara perlahan dan hati-hati, membaca dengan
menunjuk menggunakan jari, banyak menggunakan isyarat,
ingin selalu melakukan segala hal, menyukai permainan yang
menyibukkan.
Berlandaskan teori yang telah diuraikan, dapat disimpulkan
bahwa ciri-ciri belajar VAK yaitu: secara visual, peserta didik
cenderung rapi dan teratur, teliti, lebih suka seni daripada musik.
23
Secara auditori, peserta didik cenderung merasa kesulitan dalam
menulis, berbicara dalam irama yang terpola, lebih pandai
mengeja daripada menuliskannya. Sedangkan secara kinestetik,
peserta didik cenderung berbicara dengan perlahan,
menggunakan jari sebagai penujuk ketika membaca, serta
memiliki kemungkinan tulisannya kurang jelas untuk dibaca, dan
lain-lain.
c. Tahap - tahap Model Pembelajaran VAK
Menurut Herdian dalam Shoimin (2014: 19) tahap dalam
model pembelajaran VAK, yaitu: persiapan, penyampaian,
pelatihan dan terakhir penampilan hasil. Empat tahapan tersebut
tercantum dalam Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
24
Tabel 2.1
Kelebihan dan Kekurangan Model VAK menurut
(Shoimin, 2014:228).
No Keunggulan Kelemahan
1. Belajar dengan menggabungkan ketiga gaya belajar.
Tidak banyak orang mampu mengkombinasi tiga gaya belajar, hanya akan mampu menangkap materi jika menggunakan metode yang lebih memfokuskan kepada salah satu gaya belajar yang didominasi.
2. Pengalaman langsung dan menyenangkan
3. Cara belajar mengingingat, mendengar serta dengan gerak dan emosi
4. Individu terlibat langsung dalam proses pembelajaran yakni melalui kegiatan fisik seperti diskusi dan eksperimen.
5. Dapat memenuhi gaya belajar siswa sesuai dengan karakteristiknya.
6. Siswa yang lebih mampu tidak akan dibatasi oleh lebih sedikit teman, karena model ini dapat memenuhi kebutuhan di atas rata-rata.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan
bahwa untuk memperoleh hasil belajar pada pelajaran IPA materi
siklus makhluk hidup menurut peneliti model pembelajaran VAK
dapat memfasilitasi peserta didik sesuai dengan modalitas gaya
belajar masing-masing, sehingga diharapkan peserta didik dapat
memperoleh hasil belajaran sesuai dengan kompetensi yang
ingin dicapai.
25
B. Kerangka Berpikir
Terlihat masih rendahnya nilai belajar IPA kelas IV, dikarenakan
terdapat suatu masalah pada proses belajar IPA berlangsung salah
satunya di kelas IV B. Siswa dituntut untuk berpikir kritis serta menalar
dan memecahkan masalah. Suasana di dalam kelas yang terlihat kaku
dan siswa banyak yang tidak memperhatikan karena pembelajaran
kurang menarik. Permasalahan tersebut terjadi karena siswa kurang
dilibatkan untuk menemukan dan mengambangkan potensi yang dimiliki
karena masih menggunakan model pembelajaran konvensional.
Dengan itu maka di butuhkan keterlibatan peserta didik dan guru secara
opimal agar tercapainya proses pembelajaran yang baik. Peneliti akan
menerapkan model pembelajaran yang menarik dan inovatif yaitu model
pembelajaran VAK yang dapat mengembalikan semangat belajar siswa.
Model pembelajaran VAK ialah model pembelajaran yang
mengkombinaksikan ketiga gaya belajar yaitu melihat, mendengar dan
bergerak. Sehingga setiap individu dapat melatih diri dan
mengembangkan potensi yang dimiliki secara maksimal. Bisa
ditetapkan model pembelajaran VAK (Visual, Auditori, Kinestetik) dapat
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
26
Adapun bagan kerangka penelitian adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Berpikir
Kondisi saat ini
1. Hasil belajar IPA yang masih rendah.
2. Sistem pembelajaran yang berpusat pada guru.
3. Guru masih mengenakan model konvensional.
4. Monotonnya proses belajar science.
Tindakan
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Model Pembelajaran VAK
Postest
Terdapat pengaruh model pembelajaran VAK terhadap hasil belajar IPA peserta didik kelas IV SD
Muhammadiyah Meruyung
27
C. Hipotesis Penelitian
Menurut penelitian teoritis dan kerangka ideologis di atas, hipotesis
merupakan jawaban sementara atas pertanyaan penelitian, maka
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini terdapat pengaruh Hasil
Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Meruyung Terhadap
Model Pembelajaran Visual, Auditori, dan Kinestetik (VAK).
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
1. Tempat Penelitian
Lokasi pada observasi ini dilaksanakan di SD Muhammadiyah
Meruyung. Jalan Raya Meruyung No. 03 Rt. 04/01, Meruyung,
Kecamatan Limo, Kota Depok, Jawa Barat. 16515. Telepon: 021-
77887105.
2. Waktu Penelitian
Observasi ini dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran
2020/2021 yang dimulai dari bulan Januari 2020 s/d Agustus 2021,
dapat dilihat dari tabel di bawah ini:
Tabel 3.1 Jadwal penyusunan Skripsi
No. Tahap Kegiatan Bulan
Jan 20
Feb 20
Mar 20
Jan 21
Feb 21
Agust 21
1. Penyusunan Proposal
2. Observasi Penelitian ke Sekolah
3. Penyusunan Instrumen
4. Pengumpulan Data
5. Analisis Data
6. Perbaikan Skripsi
7. Penjilidan dan Penggandaan Skripsi
8. Sidang Skripsi
27
B. Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam metode kuantitatif. Sugiyono (2017:
8) mengatakan bahwa penelitian kuantitatif ialah penelitian yang bersifat
statistic, dengan menggunakan populasi dan sample dan menggunakan
alat penelitian untuk mengumpulkan data.
Motode yang pengkaji gunakan adalah penelitian eksperimental.
Menurut Sugiyono (2016: 72) Metode penelitian Eksperimen adalah
metode (teknik) yang dilakukan dalm kondisi yang dapat di kendalikan.
Pengkaji menggunakan desain True Experiments.
Eksperimen quasi dibagi menjadi beberapa desain, peneliti
menggunakan Post-test Only Control Grup Design. Dalam design ini
kedua kelas hanya diberikan O2 (test akhir) saya tanpa O1 (tes awal).
Tabel 3.2
Desain Penelitian
Keterangan:
K : Kelas Kontrol, tanpa menggunakan pembelajaran VAK
E : Kelas Experimen, menggunakan model pembelajaran VAK
O1 : Hasil belajar Kelas Kontrol
O2 : Hasil belajar Kelas Experimen
X : Perlakuan model belajar VAK
K O2
-------------------------
E X O2
28
C. Variable dan Definisi Operasional Variable
1. Variabel Penelitian
Sugiyono (2014: 61) macam-macam variabel dalam penelitian
dibedakan menjadi variabel dependen, variabel independen,
moderator dan kontol. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
dua yaitu variabel bebas (independen) yaitu model pembelajaran
VAK dan variabel terikat (dependen) yakni hasil belajar IPA.
Perbedaannya variabel bebas terhadap variabel terikat dapat
dilakukan dengan memberikan perlakuan pada satu kelompok yaitu
kelompok eksperimen, dan tidak memberikan perlakuan pada
kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen pembelajaran IPA
dilakukan dengan menggunakan model VAK, sedangkan kelompok
kontrol tanpa menggunakan model VAK.
2. Definisi Operasional Variabel Penelitan
a. Definisi Konseptual
1) Variable X
Secara konseptual model pembelajaran VAK ialah
pembelajaran yang mengajak siswa untuk melakukan
pengalaman langsung yaitu dengan melihat video, diskusi,
dan melakukan eksperimen.
29
2) Variable Y
Hasil belajar adalah hasil kemampuan belajar yang di
peroleh siswa setelah menyelesaikan serangkaian belajar.
Materi yang akan dibahas pada penelitian ini ialah siklus
makhluk hidup & pelestariannya.
b. Definisi Opersional
1) Variable X ( Model pembelajaran VAK)
Penelitian ini model pembelajaran VAK digunakan
sebagai perlakuan yang di terapkan pada kelas penelitian.
Setelah mendapatkan perlakuan dilakukan penilaian pada
ranah kognitif yaitu dengan cara post-test.
2) Variable Y ( Hasil Belajar IPA)
Data yang disajikam sebagai variable Y berupa
instrument pilihan ganda (PG) dengan materi siklus makhluk
hidup dan pelestariannya dengan menggunakan google
formulir.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2016: 80) Populasi didefinisikan menja di
daerah umum yang terdiri dari objek atau tema dengan tingkat dan
ciri khusus, yang diputuskan dan disimpulkan oleh pengkaji untuk
diteliti. Populasi yang digunakan ialah kelas IV SD Muhammadiyah
Meruyung yaitu sebanyak 113 individu.
30
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2016: 81) sampel merupakan setengah
yang mewakili komunitas, dilihat dari karakter yang sama. Yaitu
dengan menentukan kelompok eksperimen peserta didik kelas IV B
yakni 29 dan kelas IV D sebagai kelas kontrol yaitu sebanyak 29
peserta didik. Maka dapat dilihat bahwa sampel penelitian ini
berjumlah 58 peserta didik. Pengambilan kelas tidak dilakukan
secara acak. Metode sampling yang di pakai pada penelitian ini ialah
non-probability sampling, adapun jenis yang digunakan pada
sampling ini adalah setting purposive. Sampling purposive ialah
penentuan sample berdasar ciri khusus yang ditetapkan oleh
pengkaji (Sugiyono, 2015: 122). Dengan demikian kelas IV B dan IV
D sebagai sampel karena memenuhi kriteria yang ditetapkan.
Terdapat 58 murid yang mencakup 2 kelas tersebut.
Tabel 3.3
Sample Penelitian
Sampel
Kelas
Subjek
Penelitian Keterangan
IVB 29 siswa Eksperimen
IVD 29 siswa Kontrol
Sumber: Data Guru Kelas IV SD Muhammadiyah Meruyung
31
E. Kisi-kisi Instrumen
Peneliti menerapkan kategori tes objektif dalam bentuk multiple
choice dengan total 40 item. Tes objektif adalah teknik yang digunakan
untuk melakukan kegiatan pengukuran, yang berisi berbagai soal yang
harus dikerjakan oleh peserta didik. Test evaluasi dalam penelitian ini
berupa post test. Dengan berbentuk pilihan ganda a,b,c dan d pada
materi siklus makhluk hidup dan pelestariannya dengan hanya satu
jawaban yang benar. Pada saat melakukan post test merupakan akhir
dalam proses pembelajaran dikelas sehingga peneliti mengetahui
Ngalimun. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran. Aswaja Pressindo.
Ni Nyoman Parwati, Suryawan, I. P. P., & Apsari, R. A. (2019). Belajar dan Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada.
Nurmila. (2017). PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) BERBANTU
60
MEDIA KARTU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADAMATERI TATA NAMA SENYAWA DI SMAN 2 ABDYA. Skripsi, 151.
Priansa. (2017). Pengembangan Strategi dan Model Pembelajaran. CV. Pustaka Setia.
Purwanto. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Pustaka Pelajar.
Riadi, E. (2015). Statistik Penelitian. Tangerang. Pustaka Mandiri.
Sadirman. (2014). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Press.
Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Ar-Ruzz Media.
Sudijono, A. (2015). Pengantar Statistik Pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada.
Sukiman. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Sugiyono. (2017a). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Sugiyono. (2017b). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
61
Alfabeta.
Suprijono, A. (2013). Cooperative Learning: Teori & Aplikasi PAIKEM. Pustaka Belajar.
Suprijono, A. (2014). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Pustaka Pelajar.
Susanto, A. (2016). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Prenada Media Group.
Thobroni, M. (2015). Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Praktik. Ar-Ruzz Media.
Tim Abdi Guru. IPA Terpadu Jilid 1 Kelas VII Smp/MTS. Jakarta: Erlangga.
Trianto. (2014). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan Kontekstual. Prenada Media Group.
Wahyuni, & Baharudin. (2015). Teori Belajar & Pembelajaran. Ar-Ruzz Media.
Winataputra, U. S. (2015). Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas Terbuka Press.
62
LAMPIRAN
63
Lampiran 1
SILABUS PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SD Muhammadiyah Meruyung
Kelas/Semester : IV (empat) / 2 (dua)
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kompetensi Inti (KI)
KI 1: Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
KI 3: Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
KI 4: Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam
gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia.
Kompetensi
Dasar Indikator
Materi
Pembelaja
ran
Penilaia
n
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
3.2
Membandingka
n siklus hidup
beberapa jenis
makhluk hidup
serta
mengaitkan
dengan upaya
pelestariannya.
3.2.1 Menjelaskan
siklus hidup
beberapa
jenis
makhluk
hidup serta
mengaitkann
ya dengan
upaya
pelestariann
Siklus
hidup
beberap
a jenis
makhluk
hidup.
Pentingn
ya
pelestari
an
Tes
Tertulis
2 x 35
Menit
Buku
Ilmu
Penge
tahuan
Alam
(IPA)
Interne
t
Buku
siswa
64
ya dengan
tepat.
3.2.2 Mengidentifik
asi siklus
beberapa
makhluk
hidup serta
mengaitkann
ya dengan
upaya
pelestarianny
a dengan
tepat.
makhluk
hidup.
Aplika
si
media
SCI
Lingku
ngan
4.2
Memahami
sumber daya
alam dan
upaya
pelestarianny
a bagi
lingkungan
sekitar.
4.2.1 Menjelaska
n pelestarian
sumber daya
alam dan
upaya
pelestariannya
.
4.2.2 Membuat
poster
pentingnya
pelestarian
makhluk hidup
bagi
lingkungan
sekitar.
Sumbe
r Daya
Alam
dan
pelesta
riannya
.
Membu
at
poster
pelesta
rian
makhlu
k
hidup.
Tes
Tertulis
2 x 35
Menit
Buku
Ilmu
Penge
tahuan
Alam
(IPA)
Interne
t
Buku
siswa
Aplika
si
media
SCI
Lingku
ngan
65
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
RPP Kelas Eksperimen 1
Kelas / Semester : IV (Empat) / 2
Tema 4F : Cita-citaku
Subtema 1 : Giat Berusaha Meraih Cita-cita
Pembelajaran : 1
Alokasi Waktu : 1 x 35 menit
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca dan menanya) dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di
rumah, sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,
istematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR
IPA Kompetensi Dasar (KD)
3.2 Membandingkan siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup serta
mengaitkan dengan upaya pelestariannya.
66
Indikator:
3.2.1 Menjelaskan siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup serta
mengaitkannya dengan upaya pelestariannya dengan tepat.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa memahami tentang siklus makhluk hidup.
2. Siswa dapat menjelaskan siklus makluk hidup yang bermetamorfosis
dan tidak bermetamorfosis.
3. Siswa dapat mengurutkan metamorfosis kecoa,dan kupu-kupu.