1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X MA NEGERI 1 LUBUKLINGGAU Pikal Amirul Mukminin 1 , Merti Triyanti 2 , Yuli Febrianti 3 1 Alumni S1 STKIP-PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X MA Negeri 1 Lubuklinggau”. Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar Biologi siswa kelas X MA Negeri 1 Lubuklinggau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni yang dilaksanakan adanya kelas pembanding dua kelompok sampel yaitu satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain Random, Pre-Test, Post-Test . Populasinya adalah siswa kelas X MA Negeri 1 Lubuklinggau yang berjumlah 265 orang yang diambil secara acak. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X MA Negeri 1 Lubuklinggau. Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen sebesar 80,02 dan kelas kontrol sebesar 75,07. Hasil perhitungan uji t diperoleh t hitung 6,78 dan t tabel dengan taraf kepercayaan α = 0,05 dan drajat kebebasan (dk) = 76 di dapat, t hitung > t tabel (6,78 > 1,658), maka Ha diterima. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang sigfnifikan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X MA Negeri 1 Lubuklinggau. Kata kunci: Numbered Head Together (NHT), Hasil Belajar Biologi. A. PENDAHULUAN Kualitas pendidikan indonesia dianggap oleh banyak kalangan masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator. Pertama, lulusan dari sekolah atau perguruan tinggi yang belum siap memasuki dunia kerja karena minimnya kompetensi yang dimiliki. Kedua, peringkat Human Development Index (HDI). Indonesia yang masih rendah (tahun 2004 peringkat 111 dari 117 negara dan tahun 2005 peringkat 110 di bawah Vietnam dengan peringkat 108). Ketiga, laporan International Educational Achievement (IEA) bahwa kemampuan membaca siswa indonesia berada diurutan 38 dari 39 negara yang disurvei. Keempat, mutu akademik antarbangsa melalui
15
Embed
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Pikal Amirul...1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD
TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X MA
Negeri 1 Lubuklinggau”. Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Numbered Head
Together (NHT) terhadap hasil belajar Biologi siswa kelas X MA Negeri 1 Lubuklinggau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni yang dilaksanakan adanya kelas pembanding
dua kelompok sampel yaitu satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
Random, Pre-Test, Post-Test. Populasinya adalah siswa kelas X MA Negeri 1 Lubuklinggau yang berjumlah 265 orang yang diambil secara acak. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan penggunaan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X MA
Negeri 1 Lubuklinggau. Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen sebesar 80,02 dan kelas kontrol sebesar 75,07. Hasil perhitungan uji t diperoleh thitung 6,78 dan ttabel dengan taraf kepercayaan α = 0,05 dan drajat kebebasan (dk) = 76 di dapat, thitung > ttabel (6,78 > 1,658), maka Ha
diterima. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang sigfnifikan model pembelajaran Numbered Head
Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X MA Negeri 1 Lubuklinggau.
Kata kunci: Numbered Head Together (NHT), Hasil Belajar Biologi.
A. PENDAHULUAN
Kualitas pendidikan indonesia dianggap oleh banyak kalangan masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator. Pertama,
lulusan dari sekolah atau perguruan tinggi yang belum siap memasuki dunia kerja karena minimnya kompetensi yang dimiliki. Kedua,
peringkat Human Development Index (HDI). Indonesia yang masih rendah (tahun 2004 peringkat 111 dari 117 negara dan tahun 2005 peringkat 110 di bawah Vietnam dengan peringkat 108). Ketiga,
laporan International Educational Achievement (IEA) bahwa kemampuan membaca siswa indonesia berada diurutan 38 dari 39
negara yang disurvei. Keempat, mutu akademik antarbangsa melalui
2
Programme For International Student Assessment (PISA) 2003
menunjukkan bahwa dari 41 negara yang disurvei untuk bidang IPA, Indonesia menepati peringkat ke 38, sementara untuk bidang Matematika dan kemampuan membaca menempati peringkat ke 39
(Kunandar, 2010:1-2). Untuk memperoleh hasil pembelajaran yang optimal, salah satu
tugas seorang guru yang sangat penting adalah membuat persiapan pembelajaran, sedangkan untuk membuat persiapan pembelajaran, seorang guru perlu dituntut memiliki sejumlah kemampuan. Maka dari
itu seorang guru harus menguasai materi pelajaran, kemampuan merumuskan tujuan pembelajaran, kemampuan membuat alat evaluasi
yang relevan, kemampuan memilih materi, kemampuan merancang pengalaman belajar, kemapuan mengembangkan keterampilan proses sesuai dengan hakekat IPA, menguasai berbagai pendekatan dan teori
belajar, menguasai berbagai metode dan media pembelajaran, kemampuan memilih dan mengkombinasikan materi pelajaran,
metode, media dan kemampuan-kemampuan yang menunjang keberhasilan proses pembelajaran (Rustaman, dkk. 2003:107).
Guru sebagai komponen utama dalam dunia pendidikan dituntut
untuk mampu mengimbangi bahkan melampaui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dalam masyarakat.
Melalui sentuhan guru di sekolah diharapkan mampu menghasilkan peserta didik yang memiliki kompetensi tinggi dan siap menghadapi tantangan hidup dengan penuh keyakinan dan percaya diri yang tinggi.
Sekarang dan kedepan, sekolah (pendidikan) harus mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, baik secara
keilmuan (akademis) maupun secara sikap mental (Kunandar, 2010:37).
Berdasarkan hasil wawancara tanggal 20 Januari 2016 dengan guru
mata pelajaran Biologi di MA Negeri 1 Lubuklinggau, menunjukan bahwa hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Biologi ternyata
masih rendah. Hal ini dapat dilihat dalam kegiatan pembelajaran masih belum adanya keinginan siswa yang mengajukan diri untuk menjawab pertanyaan dari guru. Guru harus menunjuk siswa secara langsung
untuk menjawab pertanyaan. Selain itu, kurangnya minat juga dapat dilihat dari masih seringnya siswa menunda-nunda untuk mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru dan kebiasaan siswa yang hanya menunggu materi pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru. Sebagian besar siswa belum mempunyai keinginan untuk mencari
sumber materi belajar selain dari apa yang disampaikan oleh guru. Hal ini akan berakibat pada kemampuan siswa itu sendiri. Selain
terbatasnya ilmu yang mereka dapatkan, juga mengakibatkan pada kemampuan siswa yang dapat kurang berkembang secara maksimal. Selain itu, rata-rata nilai ulangan harian siswa 70,00 yang mencapai
KKM 78 dari 39 siswa hanya 17 siswa yang mencapai nilai 78 ke atas. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan salah satu strategi
pembelajaran yaitu model pembelajaran NHT.
3
Model pembelajaran NHT adalah merupakan jenis pembelajaran
kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional, untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup
dalam suatu pembelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran (Trianto, 2009:82).
Berdasarkan dengan pemikiran di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Biologi
Siswa Kelas X MA Negeri 1 Lubuklinggau”.
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Belajar
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya (Slameto, 2010:2). Sedangkan menurut Hamalik (2009:27-28) belajar merupakan
suatu proses, suatu kegiatan dan buka suatu hasil atau tujuan.
Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami.
2. Hasil Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:3), mendefenisikan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak
belajar dan tindak mengajar. Selain itu, menurut Suprijono (2009:7), hasil belajar adalah perubahan prilaku secara keseluruhan
bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. sedangkan menurut Jihat dan Haris (2010:14), menyatakan bahwa hasil belajar adalah pencapaian bentuk perubahan perilaku yang
cenderung menetap dari rana kognitif, afektif, dan psikomotorik dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu.
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Suatu belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang
datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan (Slameto, 2010:54-69).
4. Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)
Numbered Head Together (NHT) pada dasarnya, merupakan varian dari diskusi kelompok, teknis pelaksanaannya hampir sama
dengan diskusi kelompok (Huda, 2011:130). Sedangkan menurut Trianto (2009:82), Numbered Head Together (NHT) penomran
berfikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional, untuk
melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran tersebut. Sedangkan menurut Shoimin (2014:108), mengatakan Numbered Head Together (NHT)
4
merupakan suatu model pembelajaran berkelompok yang setiap
anggota kelopoknya bertanggung jawab atas tugas kelompoknya, sehingga tidak ada pemisahan antara siswa yang satu dengan yang lain dalam satu kelompok untuk saling memberi dan menerima
antara satu dengan yang lainnya. 5. Langkah-langkah Model Pembelajaran Numbered Head
Together (NHT)
Menurut Trianto (2009:82-83), mengatakan bahwa langkah-langkah model pembelajaran Numbered Head Together (NHT)
sebagai berikut: a. Fase 1: Penomoran
Dalam fase ini guru membagi siswa kedalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5.
b. Fase 2: Mengajukan pertanyaan Mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan
dapat bervariasi. Pertanyaan dapat sangat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya.
c. Fase 3: Berpikir bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan menyakinkan tiap anggota dalam timnya
mengetahui jawaban tim. d. Fase 4: Menjawab
Guru memangil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang
nomornya sesuai mengacukan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
Sedangkan menurut (Shoimin, 2014:108) langkah- langkah penerapan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)
sebagai berikut:
a. Siswa dibagi dalam kelompok. Setiap siswa dalam setiap
kelompok mendapatkan nomor. b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok
mengerjakannya. c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan
memastikan tiap anggota kelompok dapat
mengerjakannya/mengetahui jawabannya dengan baik. d. Guru memangil salah satu nomor siswa dan nomor yang
dipanggil keluar dari kelompoknya melaporkan atau menjelaskan hasil kerja sama mereka.
e. Tanggapan dengan teman yang lain, kemudian guru
menunjuk nomor yang lain. f. Kesimpulan.
6. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Numbered
Head Together (NHT).
Menurut Shoimin (2014:108), ada beberapa kelebihan dan
kelemahan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT)
5
a. Kelebihan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)
1) Setiap murid menjadi siap. 2) Dapat melakukan diskusi dengan sunguh-sunguh. 3) Murid yang pandai dapat mengajari murid yang kurang pandai.
4) Terjadi interaksi secara intens antar siswa dalam menjawab soal.
5) Tidak ada murid yang mondominasi dalam kelompok karena ada nomor yang membatasi.
b. Kekurangan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)
1) Tidak terlalu cocok diterapkan dalam jumlah siswa banyak karena membutuhkan waktu yang lama.
2) Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru karena kemungkinan waktu yang terbatas.
C. METODE PENELITIAN
Sesuai dengan permasalahan yang di teliti, maka jenis metode
penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni yang di laksanakan adanya kelas pembanding dua kelompok sampel yaitu satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Sampel dipilih dengan
menggunakan teknik sampel random sampling. Rancangan penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah desain Random, Pre-Test,
post-test Desain. Dengan desain ini sudah ada kelompok kontrol, subjek dipilih secara random. Sebelum dilakukan perlakuan, diberikan pre-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, kemudian dilakukan
perlakuan pada kelas eksperimen dengan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT), kelas kontrol secara langsung.
Setelah perlakuan, kemudian diadakan Post-Test di kelas eksperimen dan kelas kontrol (Arikunto, 2010:126).
Adapun Menurut Arikunto (2010:126), desain penelitian yang
digunakan berbentuk control group Pre-Test, Post-Test yang melibatkan dua kelompok, adalah sebagai berikut: Menurut Arikunto,
(2010:126). Desain Penelitian
Keterangan:
E : Kelompok eksperimen
K : Kelompok kontrol
O1 : Tes awal (Pre-Test) pada kelas eksperimen
O2 : Tes akhir (Post-Test) pada kelas eksperimen
O3 : Tes awal (Pre-Test) pada kelas kontrol
O4 : Tes akhir (Post-Test) pada kelas kontrol
X : Perlakuan Model Pembelajaran NHT
E O1 x O2
K O3 O4 R
6
Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas X MAN 1
Lubuklinggau. Sampel dalam penelitian ini yaitu kelas X MIA 1 dan kelas X MIA 2. Cara pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini
yaitu dengan tes. Tes dalam penelitian ini sebanyak dua kali yaitu sebelum melakukan pembelajaran (pretest) dan sesudah melakukan pembelajaran
(post-test). Tes yang digunakan berbentuk uraian sebanyak 15 soal. Teknik analisis data hasil penelitian dianalisis dengan cara menghitung rata-rata dan simpangan baku, normalitas, uji homogenitas dan uji kesamaan dua
rata-rata dengan menggunakan uji-t pada taraf signifikan α = 0,05.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Analisis Deskripsi Data Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di dua kelas sampel yaitu kelas
X MIA1 sebagai kelas kontrol dan kelas X MIA2 kelas eksperimen. Pada pelaksanaan tes awal kelas eksperimen diikuti
oleh semua siswa dan kelas kontrol juga diikuti semua siswa. Dan hasil tes akhir diperoleh setelah kedua kelas mendapat perlakuan yang berbeda dalam pembelajaran biologi pokok bahasan
Arthropoda. Data tersebut digunakan untuk menentukan perbedaan hasil belajar antara dua kelas. Sebelum dilaksanakan pembelajaran
terlebih dahulu dilaksanakannya Pre-Test yang berfungsi untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum dilakukan proses belajar mengajar.
a. Kemampuan Awal Siswa (Pre-Test)
Kemampuan awal siswa sebelum mengikuti pembelajaran materi Artropoda adalah merupakan data penelitian yang
didapat dari tes awal. Pelaksanaan Pre-Test berfungsi untuk mengetahui kemampuan awal tentang suatu pokok bahasan dari
masing-masing kelas sebelum dilakukan pembelajaran. Berdasarkan hasil perhitungan (Lampiran C), rata-rata dan simpangan baku dari hasil Pre-Test dapat dilihat pada Tabel 4.1
sebagai berikut: Tabel 4.1
Rata-rata dan Simpangan Baku data tes awal (Pre-Test)
N
𝑋 S
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
40,00 39,65
17,60
38,00 39,50
15,77
Berdasarkan Tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa skor
rata-rata kelas eksperimen 39,65 dan skor rata-rata kelas kontrol 39,50. Hal ini berarti secara deskriptif kemampuan awal siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki
kesamaan. b. Kemampuan Akhir Siswa (Post-Test)
Kemampuan akhir siswa dalam penguasaan materi Arthropoda, merupakan hasil belajar siswa setelah mengikuti
7
proses pembelajaran. pelaksanaan tes akhir dimaksud untuk
mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar pada pelaksanaan kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Berdasarkan hasil perhitungan data (Lampiran C) rata-
rata dan simpangan baku dari hasil tes akhir dapat dilihat pada Tabel 4.2 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Rata-Rata Dan Simpangan Baku Data Tes Akhir (Post-test)
N
𝑋 S
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
40,00 80,02 12,89
30,00 75,07 8,56
Berdasarkan Tabel 4.2 dibandingkan dengan kemampuan awal siswa, terdapat peningkatan setelah mengikuti
pembelajaran. Skor rata-rata tes awal kelas eksperimen adalah 39,65 sedangkan skor rata-rata tes akhir adalah 80,02 berarti terjadi peningkatan sebesar 55,71 . Skor rata-rata tes awal pada
kontrol adalah 39,50 sedangkan skor rata-rata tes akhir adalah 75,07 hal ini berarti terjadi peningkatan rata-rata skor sebesar
51,71. Peningkatan rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan pada kelas kontrol.
2. Analisis Inferensial Data Penelitian
Untuk dapat menarik kesimpulan dari data (Post-Test)
maka dilakukan pengujian hipotesis secara statistik. Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitiaan ini adalah “Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar mata pelajaran biologi siswa
kelas X MA Negeri 1 Lubuklinggau”. Sebelum pengujian dilakukan terlebih dahulu diadakan uji normalitas dan uji hipotesis
data tersebut.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data hasil tes siswa berdistribusi normal atau tidak. Untuk lebih
jelas uji normalitas ini dapat dilihat pada Lampiran C. Berdasarkan ketentuan perhitungan statistik mengenai uji normalitas data dengan taraf kepercayaan α=0,05. Jika X2
hitung < X2 tabel maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Hasil uji coba normalitas data tes awal
dan tes akhir untuk dua kelompok dapat dilihat pada Tabel 4.3.
8
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Skor Tes Awal dan Tes Akhir
2
hitung
DK 2 tabel Kesimpulan
Kelas Eksperimen
1. Tes Awal
2. Tes Akhir
4,3376
2,0422
5
5
11,07
11,07
Normal
Normal
Kelompok
Kontrol
1. Tes Awal
2. Tes Akhir
6,9809
6,2696
5
5
11,07
11,07
Normal
Normal
Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai X
2hitung
data tes awal maupun tes akhir untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih kecil dari pada X
2tabel. Berdasarkan
ketentuan pengujian normalitas dengan penggunaan uji X2(chi-
kuadrat) dapat disimpulkan bahwa masing-masing kelompok data untuk tes awal maupun tes akhir pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol berdistribusi normal pada taraf kepercayaan α = 0,05.
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas ini bertujuan untuk melihat apakah
data Pre-Test dan Post-Tes pada kedua kelas sampel mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Uji
homogenitas varians tes awal dan tes akhir pada taraf kepercayaan α = 0,05 dapat dilihata pada Tabel 4.4
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Skor Tes Awal dan Tes Akhir
Fhitung
DK F tabel
Keterangan
Tes Awal 1,24 (38:40) 1,69 Homogen
Tes Akhir 2,26 (38:40) 1,69 Tidak Homogen
Pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa Pre-Test kedua
kelompok kelas eksperimen dan kelas kontrol diketahui bahwa perhitungan uji homogenitas Pre-Test termasuk
kategori homogen, karena Fhitung (1,24) < Ftabel (1,69) . Sedangkan perhitungan uji homogenitas Post-Test termasuk kategori tidak homogen yaitu Fhitung (2,26) > Ftabel (1,69).
c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Berdasarkan uji normalitas dan homogenitas, yang telah dilakukan maka diketahui bahwa hasil analisis uji normalitas
Pre-Test berdistribusi normal dan homogen. Sedangkan hasil
9
analisis uji normalitas Post-Test berdistribusi normal tetapi
tidak homogen, sehingga uji kesamaan rata-rata menggunakan uji-t semu. Pasangan uji hipotesis yang digunakan dalam Pre-Test adalah sebagai berikut:
Ho Rata-rata hasil belajar biologi siswa menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) kurang
dari atau sama dengan rata-rata hasil belajar biologi siswa yang menggunakan model pembelajaran Direct Instruction (µ1 ≤ µ2).
Ha Rata-rata hasil belajar biologi siswa menggunakan model
pembelajaran Numbered Head Together (NHT) lebih dari rata-rata hasil belajar biologi siswa yang menggunakan model pembelajaran Direct Instruction (µ1 > µ2).
Dengan demikian uji kesamaan dua rata-rata Pre-t=Test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk data dapat
menggunakan uji-t. Hasil uji-t (Lampiran C) untuk tes awal dan tes akhir dapat dilihat pada Tabel 4.5 adalah sebagai
berikut: Tabel 4.5
Uji Kesamaan Dua Rata-rata Tes Awal
thitung DK ttabel Keterangan
Tes Awal
0,02 76 1,980 Ho diterima
Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukkan bahwa hasil
perhitungan uji-t mengenai kemampuan awal siswa menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada taraf kepercayaan α = 0,05.
Sedangkan pasangan uji hipotesis yang digunakan
dalam Pos-Test adalah sebagai berikut: Ho Rata-rata hasil belajar biologi siswa menggunakan
model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) kurang dari atau sama dengan rata-rata hasil belajar biologi siswa yang menggunakan model
pembelajaran Direct Instruction (µ1 = µ2).
Ha Rata-rata hasil belajar biologi siswa menggunakan
model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) lebih dari rata-rata hasil belajar biologi siswa yang menggunakan model pembelajaran Direct
Instruction (µ1 ≠ µ2).
Uji kesamaan dua rata-rata bertujuan untuk membuktikan hipotesis dan mendapatkan suatu kesimpulan. Hasil rekapitulasi perhitungan uji-t semu kesamaan dua
rata-rata Pos-Test.
10
Tabel 4.6
Uji Kesamaan Dua Rata-rata Tes Akhir
thitung DK ttabel Keterangan
Tes Akhir
6,78 76 1,658 Ho diterima
Berdasarkan hasil perhitungan uji-t semu mengenai
kemampuan akhir siswa (Tabel 4.6) menunjukkan bahwa
thitung > ttabel (6,78 > 1,658). Hal ini berati Ho diterima.
Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima kebenarannya. Jadi, “Terdapat pengaruh yang signifikan menggunakan model pembelajaran
Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X MA Negeri 1 Lubuklinggau”.
3. Pembahasan Sebelum melaksanakan penelitian terlebih dahulu peneliti
melakukan uji instrumen soal. Uji instrumen soal dilaksanakan
pada tanggal 25 April 2016 dikelas XI MIA 1 soal yang diujikan berbentuk essay sebanyak 15 soal yang diikuti sebanyak 39 orang
siswa. Setelah soal diujikan maka peneliti melakukan Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Daya Pembeda dan Indeks Kesukaran untuk menentukan kevalidtan soal. Berdasarkan perhitungan, dari 15 soal
yang diujikan hanya 5 soal yang valid dan layak untuk dijadikan sebagai soal Pre-Test dan Post-Test.
Tahap pelaksanaan pembelajaran ini dilaksanakan sebanyak
enam kali pertemuan yang masing-masing pertemuan di bagi kedalam tiga pertemuan untuk kelas Eksperimen dan kelas
Kontrol. Pertemuan pertama peneliti melaksanakan Pre-Test terlebih dahulu untuk mengetahui kemapuan awal siswa di kelas Eksperimen dan kelas Kontrol pada tanggal 4 Mei 2016.
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa skor rata-rata kelas Eksperimen 39,65 dan rata-rata skor kelas Kontrol 39,50. Hal ini
berarti secara deskriftif kemampuan awal siswa antara kelas Eksperimen dan kelas Kontrol memiliki kemampuan yang sama.
Pertemuan kedua peneliti melakukan pembelajaran dikelas
Eksperimen pada tanggal 7 Mei 2016. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan Model Pembelajaran Numbered Head Together
(NHT). Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Trianto (2009:82-83) maka peneliti menerapkam langkah- langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Fase 1: Penomoran Dalam fase ini guru membagi siswa kedalam kelompok 3-5 orang siswa dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor
antara 1 sampai 5.
2. Fase 2: Mengajukan pertanyaan
11
Mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan bervariasi.
Pertanyaan dapat sangat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya.
3. Fase 3: Berfikir bersama Siswa menyatukan Pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan
itu dan menyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.
4. Fase 4: Menjawab Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacukan tangannya dan mencoba untuk
menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
Aktivitas pada pertemuan ini siswa mengalami perubahan
dan peningkatan belajar. Hal ini membuat siswa semakin bersemangat dan aktifitas belajar Biologi meningkat karena bukan hanya siswa kreatif dalam menjawab, bertanya dan mengerjakan
soal, suasana tidak tegang dan ada unsur bermain didalamnya membuat siswa tidak bosan memahami materi yang sedang
dipelajari. Hal ini terlihat terjadinya interaksi antara kelompok satu dengan kelompok yang lainnya dalam menjawab dan menyampaikan jawaban dengan baik. Siswa sudah berani
mengeluarkan masing-masing pendapat saat diskusi kelompok berlangsung dan sudah muncul kesadaran akan tanggungjawab
yang diberikan kepada kelompoknya. Hal ini sesuai dengan pendapat Huda (2011:130) dan Trianto (2009:82), dapat disimpulkan bahwa model Pembelajaran Numbered Head Together
(NHT) adalah merupakan suatu model pembelajaran yang berkelompok setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab atas
tugas kelompoknya, sehingga tidak ada pemisa antara siswa yang satu dengan siswa yang lain dalam satu kelompok untuk saling memberi dan menerima antara satu dengan yang lainnya.
Sedangkan untuk pertemuan kedua di kelas Kontrol
dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016. Pada pertemua ini peneliti tidak menggunakan model pembelajaran seperti yang diberikan di kelas Eksperimen tetapi peneliti secara langsung melakukan
pengajaran di kelas Kontrol dengan konvensional. Pada pertemuan ketiga tanggal 11 Mei 2016 peneliti melakukan Post-Test dikelas
Eksperimen dan kelas Kontrol.
Berdasarkan analisis data tes akhir terdapat perbedaan hasil
belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Ini disebabkan dari perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together
(NHT), diperoleh rata-rata 80,02 dan standar deviasi 12,89. Pada kelas kontrol secara langsung tanpa menggunakan model, diperoleh
rata-rata 75,07 dan standar deviasi 8,56. Hal ini menunjukkan rata-rata hasil Post-Test kelas eksperimen lebih baik dibandingkan
12
dengan kelas kontrol. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada
taraf kepercayaan α = 0,05 dan drajat kebebasan (dk) = 76, di dapat
thitung 6,78 dan ttabel 1,658 dapat disimpulkan bahwa “Terdapat
pengaruh yang signifikan penggunaan Model Pembelajaran
Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X MA Negeri 1Lubukinggau”.
Tingginya hasil belajar siswa pada kelas eksperimen disebabkan oleh adanya perbedaan dalam proses pembelajaran
pada kedua kelas tersebut, karena pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran sedangkan kelas kontrol tanpa
diberikan model pembelajaran dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan kelebihan dari Model Pembelajaran NHT yaitu: Setiap siawa menjadi siap, Dapat melakukan diskusi dengan
sunguh-sunguh, Siswa yang pandai dapat mengajari Siswa yang kurang pandai, Terjadinya interaksi secara intens siswa dalam
menjawab soal dan tidak ada siswa yang mondominasi dalam kelompok karena ada nomor yang membatasi. Perlakuan disini maksudnya adalah penggunaan model pembelajaran yang berbeda.
Sehingga dengan adanya penggunaan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) siswa lebih mudah dalam
mempelajari materi yang sudah diajarkan serta mampu mengolah kembali materi pelajaran, menyusun jalan pikirannya secara runtun, belajara mengemukakan pendapatnya, belajar teknik-teknik studi
yang efektif dan efesien.
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan Trianto (2009:82), Numbered Head Together (NHT) penomoran berfikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran
kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional, untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang
tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Dan juga sesuai dengan penelitia
dilakukan oleh Fajrin (2014), dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Driblling Sepak Bola”. Penelitian
tersebut meyimpulkan bahwa hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together
(NHT) memberikan pengaruh yang signifikan.
E. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 80,02 dan nilai rata-rata hasil belajar
kelas kontrol sebesar 75,07. Sedangkan untuk perhitungan uji t diperoleh thitung 6,78 dan ttabel dengan taraf kepercayaan α = 0,05 dan drajat kebebasan (dk) = 76 di dapat, thitung > ttabel (6,78 > 1,658), maka
13
Ha diterima. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh yang sigfnifikan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X MA Negeri 1 Lubuklinggau.
F. DARTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rieneka Cipta.
Fajrin, N.Y. 2014, Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Dribbling Sepak Bola. Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Vol 02 No. 02 Halaman 481-484.
ISSN: 2338-798X.
Febriany, D. D. dkk. 2013. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi. Jurnal Pendidikan Ekonomi BKK Akuntansi
UNS, Vol 1. No 2. Halaman 1-11.
Hamalik, O. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Huda, M. 2011. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan
Model Terapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jihad, A. dan Haris, A. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta:
Multi Pressindo.
Kunandar. 2010. Guru Profesonal Implementasi Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) dan sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Rustaman, Y. N. dkk. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Universitas Pendidikan Indonesia. Tim penulis
Shoimin, A. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Siregar, A. F. 2010. Pengaruh Model Kooperatif Tipe NHT Terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 18 Medan. Jurnal Pendidikan Fisika, Vol 1. No 1 Halaman 33-38. ISSN: 2252-732X.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta.
14
Slamet, P. dan Sri, H. 2013. Konsep dan Penerapan Biologi SMA/MA
Kelas X. Jakarta: Cahaya Prima Sentosa.
Sudijono, A. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali
Pers.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alpabeta.
2015. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alpabeta.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara
Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.