PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 6 Kota Depok) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Disusun Oleh: EUIS KURNIA NINGSIH 1113016100054 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018
180
Embed
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA
(Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 6 Kota Depok)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruanuntuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh:
EUIS KURNIA NINGSIH
1113016100054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
i
ii
iii
iv
ABSTRAK
Euis Kurnia Ningsih, NIM.1113016100054. “Pengaruh Model Pembelajaraan
Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar
Siswa”. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan IPA,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2018.
Model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) merupakan model
pembelajaran kooperatif yang menciptakan lingkungan kelas yang efektif, dimana
semua siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran dan secara konsisten
meneriman dukungan untuk meningkatkan hasil belajar. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Team Games
Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan
penelitian kuasi eksperimen yang dilaksanakan pada siswa kelas XI IPA SMAN 6
Depok dengan materi sistem sirkulasi manusia. Variabel hasil belajar diukur
melalui instrumen tes pilihan ganda. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai
sig. 0.002 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada
materi sistem sirkulasi manusia yang diajarkan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) lebih tinggi daripada siswa yang
diajarkan dengan pembelajaran saintifik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa
model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa
Kata Kunci: Model Pembelajaraan Kooperatif, Team Games Tournament, Hasil
Belajar Siswa, Kuasi eksperimen.
v
ABSTRACT
Euis Kurnia Ningsih, NIM.1113016100054. “The effect of Team Games
Tournament (TGT) cooperative learning on Student Achievement”. Skripsi.
Departement of Biology Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Learning,
Syarif Hidayatullah University Jakarta.
Team Games Tournament (TGT) learning model is a cooperative learning that
creates an effective classroom environment, where all students are directly involved
in the learning process and consistently receive support to improve learning
outcomes. This research purposed to see the effect of cooperative learning model
of Team Games Tournament (TGT) to student achievement. This research is Quasi
experimental was conducted on the student of class XI IPA SMAN 6 Depok with the
material of human circulating system. The result of hypothesis testing with U Mann
Whitney test shows that the value of sig. 0.002 < 0.05. This shows that the average
student achievement on human circulatory system material taught by cooperative
learning model of Team Games Tournament (TGT) is higher than students taught
by scientific learning. This study concluded there is effect between cooperative
learning model of Team Games Tournament (TGT) towards student achievement.
Key words: Cooperative Learning Model, Team Games Tournament, Student
Achievement, Quasi experiment.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahi rabbil ‘alamiin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan nikmat, rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah berupa skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
wasallam. para Anbiya, keluarga, dan sahabat-sahabatnya, serta umatnya yang tetap
istiqomah dalam menjalani sunnahnya.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dala memperoleh gelar
sarjana pendidikan (S.Pd) pada program studi Pendidikan biologi. Penulis
menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini
dikarenakan terdapat berbagai hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi. Akan
tetapi, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik berkat kekuatan do’a,
dukungan, dan keikhlasan dalam memotivasi penulis dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, perkenankan penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang setulus-tulusnya kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd., Dosen pembimbing I dan Ibu Novitasari
S.Pd., M.Biomed, Dosen pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis selama masa
bimbingan skripsi. Semoga Bapak selalu dalam lindungan-Nya.
5. Ibu Yuke Mardiati, M.Sc., selaku Dosen Penasihat Akademik yang selalu
memberikan bimbingan, arahan, perhatian, dan motivasi untuk segera
menyelsaikan penulisan skripsi ini.
vii
6. Seluruh dosen dan staf jurusan Pendidikan IPA, khususnya program studi
Pendidikan Biologi, yang telah memberikan ilmu selama proses perkuliahan di
FITK UIN Syarif Hidayatullah.
7. Bapak Tugino S.Pd., MM., selaku Kepala SMAN 6 Depok dan jajarannya,
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk penelitian di tempat tersebut.
8. Bapak Abdul Malik M.Pd, selaku Guru Biologi SMAN 6 Depok yang
memberikan izin dan bimbinga kepada penulis selama penelitian.
9. Siswa Kelas XI IPA-2, XI IPA-5, dan XII IPA-2 yang telah membantu
terlaksananya penelitian ini, dan selalu memberikan doa semangat dan kepada
penulis.
10. Ayahanda Mukri dan Ibunda Esih, atas kasih sayangnya yang tak terbatas, doa
yang selalu dilangitkan untuk kelancaran penulis, adik tercinta Ria Ayu
Ningsih dan Rieska Ameliya yang selalu memberikan motivasi serta semangat
yang tak hentinya, semoga Allah selalu memberikan kesehatan dan
perlindungan-Nya.
11. Bapak H.Eddy Suryadi dan Hj,Erna Triwiadiati, atas doa, nasihat, dukungan,
motivasi, semangat dan memberikan kesempatan menjalani pendidikan hingga
S1 dengan penuh kesabaran, dan perhatian yang luar biasa kepada penulis
sehingga penulis dapat meraih gelar sarjana pendidikan, semoga Allah
senantiasa selalu memberikan kesehatan serta perlindungan-Nya.
12. Bang Bugi, kakak Astri, bang Reza, kak Satria yang selalu memberikan
dukungan yang tulus, serta Andrea Zafira, Ardio Gibran, Padika Dama Rangkai
Bumi, dan Rumaisha Naomi Putri Dyza yang selalu menjadi obat hati bagi
penulis, semoga selalu sehat dan selalu dalam lindungan Allah.
13. Semua teman seperjuangan Pendidikan Biologi 2013, khususnya Amalia Ulfa,
Dian Rahmawati, Khoirotun Nihlah, Firda Madaniah yang selalu memberikan
doa, motivasi, dukungan, serta canda tawa suka duka selama menjalani
perkuliahan, semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan dan melindungi
kalian dimanapun berada.
viii
14. Kepada teman satu bimbingan Putri Rahayu Sekarini, dan Luthfi Adzkia yang
selalu bersama dan saling memberikan dukungan dan bantuan selama proses
pembuatan skripsi.
15. Kak Della Fauziah S.Pd, kak Latifa Nurachman S.Pd, kak Marlina S.Pd, dan
kak Eka Safitri S.Pd yang telah banyak membantu penulis dalam penulisan
Terdapat lima elemen kompetensi penting sebagai outcomes yang berkaitan
hubungan pendidikan dengan dunia kerja abad ke 21 yaitu; berpikir kritis (critical
thinking), pemecahan masalah masalah (problem solving), teknologi dan
komunikasi (technology and communication), kolaborasi (collaboration), dan
keterampilan belajar mengarahkan pembelajaran secara mandiri (self directed
learning).4
Kelima elemen kompetensi abad 21 tersebut dapat diperoleh peserta didik
melalui proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan sebuah proses interaksi
peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses tersebut guru memberikan
ilmu pengetahuan, penguasaan konsep, keterampilan, kepercayaan diri serta
pembentukan sikap. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia
serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Dalam kurikulum 2013, ketiga
konsep pendidikan abad 21 diharapkan menghasilkan peserta didik yang tidak
hanya paham konsep materi pelajaran tetapi juga dapat menghasilkan siswa yang
produktif, inovatif, kreatif, dan afektif yang diintegrasikan dengan sikap,
keterampilan dan pengetahuan.
Proses pembelajaran harus mengacu pada standar proses yang tertuang dalam
Permendiknas No. 41 tahun 2007, meliputi perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan
proses pembelajaran. Berdasarkan permen ini, proses pembelajaran dilakukan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.5
Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah dalam merancang program
pembelajaran di sekolah belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini
ditunjukkan dari penelitian yang dilakukan oleh PISA (Program for International
4 Putu Yasa, Strategi Belajar Berbasis Pengembangan Kompetensi Generik dalam PendidikanSains, Artikel: Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA III, 2013, h.92.
5 Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru Edisi Kedua,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), h.3-4.
3
Student Assessment) tahun 2015 menyatakan bahwa Indonesia berada pada
peringkat 62 dari 70 negara pada mata pelajaran sains dengan skor rata-rata 403,
skor rata-rata tersebut berada di bawah skor rata-rata PISA yaitu 493.6 Prestasi
biologi di SMA Negeri 6 Depok belum optimal, hal ini dibuktikan dengan data rata-
rata hasil UN mata pelajaran biologi dari tahun 2015 tergolong rendah. Tahun
pelajaran 2014/2015 nilai rata-rata UN Biologi 53,22., Tahun pelajaran 2015/2016
nilai rata-rata UN Biologi 57,71., dan Tahun pelajaran 2016/2017 nilai rata-rata UN
Biologi 54,44.7
Rusman mengungkapkan bahwa rendahnya kualitas pendidikan yang
dihasilkan tidak terlepas dari berbagai faktor diantaranya adalah pengemasan
pembelajaran. Proses pembelajaran biologi masih berorientasi pada penyelesaian
masalah pada konteks materi, suasana kelas cenderung teacher centered sehingga
siswa menjadi pasif saat pembelajaran dan ketercapaian kurikulum dengan
didominasi oleh pembelajaran langsung.8
Model pembelajaran langsung lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka
akan sulit mengembangkan kemampuan peserta didik dalam hal kemampuan
sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis. Dalam
penerapan pembelajaran langsung, guru mendemontrasikan pengetahuan atau
keterampilan yang akan dilatih kepada peserta didik. Guru lebih banyak berperan
sebagai pengendali dan aktif mentransfer pengetahuan, sehingga peserta didik
hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi peserta
didik untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal peserta didik.
Dalam pembelajaran langsung peran guru sangat dominan sehingga ditutut menjadi
model yang sangat menarik bagi siswa. 9 Wartawan megungkapkan bahwa
6 OECD, Programme for International Student Assesment (PISA) Result from 2015, 2016, h.4,(http://www.oecd.org.edu/pisa). [Diakses pada 24 Agustus 2018]
7 Rekap Hasil Ujian Nasional (UN) Tingkat Sekolah, 2017,(http://puspendik.kemendikbud.go.id). [Diakses pada 24 Agustus 2018]
8 M.E Adnyana, dkk, Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)terhadap Hasil Belajar Biologi dan Kecerdasan Emosional Siswa, e-Journal Program PascasarjanaUniversitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA, Vol.4, 2014, h.2
9 Ibid.
4
pembelajaran dengan metode ceramah kurang merangsang peserta didik untuk
mencapai kemampuan berpikir peserta didik.10
Peserta didik dalam belajar biologi cenderung mengalami kesulitan dan
membosankan karena banyak istilah latin yang harus dihafal sehingga masih
banyak peserta didik yang mendapatkan hasil belajar yang rendah. Pembelajaran
biologi dengan materi yang menurut peserta didik sulit untuk dipahami, sebagian
konsep yang bersifat abstrak, banyak istilah dalam bahasa latin, serta membutuhkan
penalaran yang tinggi. Dalam prosesnya peserta didik cenderung belajar secara
individualis, memecahkan kesulitan belajar secara individu, peserta didik yang
kesulitan belajar memahami konsep akan terjebak dengan kesulitannya. Dengan
konsep biologi yang abstrak, banyak istilah bahasa latin, pembelajaran biologi
terasa membosankan karena guru tidak menyajikan pembelajaran yang menarik.
Oleh sebab itu dibutuhkan metode atau model pembelajaran yang melibatkan
interaksi antar peserta didik, agar menimbulkan motivasi, meningkatkan hasil
belajar, kemampuan komunikasi dan kerjasama pada peserta didik.
Pembelajaran yang baik adalah ketika interaksi guru dan peserta didik dapat
dioptimalkan. Artinya selama proses pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru
saja tetapi mengoptimalkan aktivitas siswa. Pada kurikulum 2013 yang
diintegrasikan pembelajaran abad 21, masih banyak tenaga pendidik di Indonesia
yang melakukan pembelajaran teacher centered. Dengan berlakunya kurikulum
2013 yang diintegrasikan dengan pembelajaran abad 21 para guru berinovasi dalam
melaksanakan proses pembelajaran agar tidak hanya pembelajaran yang bersifat
teacher centered tetapi menjadi pembelajaran yang bersifat student centered.
Banyak metode atau model pembelajaran yang melibatkan interaksi peserta
didik dengan guru yang dapat meningkatkan kognitif, afektif serta psikomotorik
peserta didik. Salah satunya adalah dengan model pembelajaran kooperatif. Dalam
pembelajaran kooperatif peserta didik dituntut untuk belajar secara berkelompok,
memecahkan masalah bersama, saling bertukar pendapat, berpikir kritis dan kreatif,
10 Wartawan, P.G., Implementasi Strategi Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Fisikauntuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar Siswa, Jurnal IKAUniversitas Pendidikan Ganesha, Vol. 4(2), 2006, h.69.
5
saling membantu satu sama lain agar setiap anggota dapat memahami materi
dengan baik. Belajar bersama dengan teman sejawat dapat menumbuhkan motivasi
belajar yang tinggi, karena dengan belajar bersama peserta didik dapat memahami
konsep-konsep yang sulit. Selama proses pembelajaran kooperatif juga dapat
membantu peserta didik dalam meningkatkan hasil belajar, karena dalam proses
pembelajarannya semua peserta didik terlibat sehingga peserta didik yang memiliki
pemahaman yang rendah dapat terbatu dengan peserta didik yang memiliki
pemahaman yang lebih unggul. Ketergantungan positif yang lebih diunggulkan
dalam pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh psikologis Levi Vgotsky,
Jean Piaget dan yang lainnya yang menyatakan bahwa siswa lebih aktif membangun
pengetahuan dalam konteks sosial. Dalam kerjasama tim penampilan individual
sangat ditekankan. Siswa tidak hanya mendapatkan informasi atau ide, peserta didik
juga membuat sesuatu yang baru dengan informasi atau ide yang didapatkan. Hal
ini merupakan proses intelektual dalam membangun pemahaman yang penting
untuk pembelajaran.11
Berbagai macam penelitian mengungkapkan dampak positif dari interaksi
pembelajaran kooperatif diantara peserta didik diantaranya banyak peserta didik
mempelajari materi pelajaran lebih banyak ketika mereka belajar bersama secara
berkelompok (kooperatif) dibandingkan mereka harus bersaing satu sama lain, dan
juga peserta didik mampu membangun sikap positif lebih banyak terhadap sains
dan ketika mereka belajar dan bekerja bersama dibandingkan ketika belajar secara
individual.12
Pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran sains akan sangat diperkuat
dengan seringnya kegiatan kelompok, karena akan menumbuhkan tanggungjawab
siswa ketika belajar bersama, mengeluarkan pendapat pada apa yang telah
ditemukan, dan meningkatkan progres dari tugasnya. Dalam hal tanggungjawab,
timbal balik dan komunikasi menjadi lebih nyata dan hal ini yang membedakan
11 Nneka Rita Norom, Effect Cooperative Learnig Instructional Strategy on Senior Secondaryschool Students Achievement in Biology in Anambra State, Nigeria, International Journal forCross-Disciplinary Subjects in Education (IJCDSE),Vol.5, 2015, p.2424.
12 Ibid.
6
antara pembelajaran yang secara individual dibandingkan dengan yang belajar
secara kelompok.
Pembelajaran biologi yang baik merupakan pembelajaran yang melibatkan
peserta didik secara aktif dalam proses pembelajarannya. Pembelajaran yang
disajikan dengan permainan dapat menumbuhkan motivasi, peningkatan hasil
belajar, kemampuan berkomunikasi dan kerjasama yang baik. Dengan adanya
permaianan antar peserta didik dalam kelompok, peserta didik dapat termotivasi
dalam belajar karena suasana belajar yang menyenangkan. Melibatkan
psikomotorik siswa, dapat menumbuhkan rasa kompetisi yang tinggi. Pembelajaran
kooperatif yang sesuai dengan permsalahan tersebut adalah model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).
Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)
merupakan salah satu model pembelajaran yang melibatkan interaksi antar peserta
didik secara langsung. Proses pembelajaran dirancang dalam bentuk yang
memungkinkan peserta didik untuk saling bekerja sama, berkomunikasi satu sama
lain, saling berdiskusi yang membantu siswa mengembangkan sikap ilmiahnya,
saling membantu memahami materi pelajaran dan mengerjakan LKS serta peserta
didik berkompetisi dalam turnamen dengan peserta didik yang berkemampuan
hampir sama untuk mewakili masing-masing kelompoknya. Turnamen dilakukan
melalui permainan-permainan menarik sehingga pembelajaran dapat lebih
menyenangkan bagi peserta didik, sehingga peserta didik merasa lebih santai dan
tenang.
Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)
merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang memberikan
kesempatan peserta didik bekerja dalam kelompok dan dapat mengungkapkan ide
dan gagasan topik yang dibahas. Penggunaan model ini diharapkan peserta didik
akan lebih aktif dalam pembelajaran, memberikan kontribusi yang penting terhadap
anggota kelompok yang lain, serta meningkatkan kepercayaan diri, mampu bekerja
dalam tim dan komunikasi diantara peserta didik, serta dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik sehingga guru lebih mudah dalam pembelajaran.
7
Berdasakan latar belakang tersebut, maka penulis perlu mengadakan penelitian
yang berkaitan dengan judul: “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Teams Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar Siswa”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka
terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi yaitu:
1. Metode pembelajaran yang diterapkan guru hanya terbatas pada pembelajaran
saintifik. dengan metode tanya jawab, dan diskusi.
2. Peserta didik tidak terbiasa melakukan kuis (game dan
tournament).
3. Hasil belajar biologi tergolong rendah akibat proses pembelajaran yang kurang
mendukung.
4. Banyak siswa yang masih pasif dalam proses pembelajaran, kurang interaksi
satu sama lain.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, pembatasan masalah dalam penelitian ini
adalah :
1. Penelitian ini diterapkan pada siswa kelas XI MIA SMAN 6 Depok Semester
Satu Tahun Ajaran 2017/2018.
2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif
tipe Teams Games Tournament (TGT).
3. Konsep materi biologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi
sistem sirkulasi manusia.
D. Rumusan Masalah Penelitian
Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: ”Bagaimana model
pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa?”.
8
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil
Belajar Siswa pada konsep sistem sirkulasi manusia kelas XI MIA pada Semester
Satu Tahun Ajaran 2017/2018 SMA Negeri 6 Depok.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1. Bagi siswa pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
2. Bagi guru menambah wawasan tentang alternatif model pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar siswa serta dapat meningkatkan profesionalisme
guru dalam proses belajar mengajar di kelas.
3. Bagi pembaca hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan suatu kajian yang
menarik untuk diteliti lebih lanjut dan lebih mendalam sehingga menghasilkan
model pembelajaran baru yang dapat menjadi solusi dari pembelajaran biologi.
4. Bagi peneliti memberikan pengetahuan dan pengalaman baru mengenai model
pembelajaran tipe Team Games Tournament (TGT) serta memahami
bagaimana kondisi sosial yang cocok dalam sebuah aktivitas belajar.
9
BAB II
DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA PIKIR, DAN
HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
1. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori kontruktivisme. pembelajaran
ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan
memahami konsep yang sulit jika siswa saling berdiskusi dengan temannya.
Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan
masalah-masalah yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok
sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif. Tujuan dari
pembentukan kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada
semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan
belajar.1
Model pembelajaran kooperatif adalah serangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam
pembelajaran kooperatif, yaitu: 1) adanya peserta dalam kelompok, 2) adanya
aturan kelompok, 3) adanya upaya belajar setiap anggota kelompok, 4) adanya
tujuan yang harus dicapai. Aspek tujuan dimaksudkan untuk memberikan arah
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. melalui tujuan yang jelas, setiap anggota
kelompok dapat memahami sasaran setiap kegiatan belajar.2
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kelompok
yang memiliki aturan tertentu dan memiliki prinsip dasar siswa membentuk
kelompok kecil dan saling mengajarkan satu sama lain untuk mencapai tujuan
5 Leonard dan Kiki Dwi Kusumaningsih, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif TipeTeams Games Tournaments (TGT) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Biologi Pada KonsepSistemPencernaan Manusia, Jurnal Ilmiah Exacta, Vol.2, No.1, 2009, h. 88.
6 Trianto, op.cit., h.58.
11
Pendapat lain tentang pembelajaran kooperatif adalah merupakan strategi
belajar dimana siswa belajar dalam kelompok yang saling membantu satu sama
lain untuk memahami suatu bahan pembelajaran, memeriksa dan memperbaiki
jawaban teman, serta kegiatan lainnya dengan tujuan mencapai prestasi belajar
tertinggi.7 Pembelajaran kooperatif menurut dua pengertian di atas merupakan
strategi pembejaran yang baik didalam kelompok kecil dengan siswa yang
memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-beda, menggunakan ragam aktivitas
untuk meningkatkan pemahaman siswa pada sebuah subyek (mata pelajaran).
Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan hanya belajar dalam
kelompok, tetapi terdapat unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang
membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.
Pelaksanaan prosedur model kooperatif dengan benar akan memungkinkan
pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif. Artinya bahwa pembelajaran
kooperatif ini sangat memperhatikan pembagian kelompok yang adil dan merata
sesuai dengan kondisi di kelas agar pendidik mudah dalam menjalankan proses
pembelajarannya.8
Pembelajaran kooperatif mempunyai dua komponen utama, yaitu komponen
tugas (cooperative task), dan komponen struktur insentif kooperatif (cooperative
incentive structure). Tugas kooperatif berkaitan dengan hal yang menyebabkan
anggota bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok, sedangkan struktur
insentif kooperatif merupakan sesuatu yang membangkitkan motivasi individu
untuk bekerja samamencapai tujuan kelompok. Struktur insentif kooperatif
dianggap sebagai keunikan dari pembelajaran kooperatif, karena setiap anggota
kelompok bekerja keras untuk belajar, mendorong dan memotivasi anggota lain
menguasai materi pelajaran, sehingga mencapai tujuan kelompok.9
Definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif
merupakan strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil dengan
7 Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains. (Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h.130.
8 Anita Lie, Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-ruangKelas, (Jakarta: PT. Grasindo, 2002), h.29.
9 Wina Sanjaya, op.cit., h.242.
12
keahlian berbeda, dan didalam kelompok kecil tersebut siswa saling belajar dan
bekerja sama untuk sampai pada pengalaman belajar yang optimal baik
pengalaman individu maupun pengalaman kelompok. Didalam kelompok tersebut
siswa dapat berdiskusi dan saling membantu untuk memahami suatu bahan
pembelajaran, memeriksa dan memperbaiki jawaban teman, serta kegiatan lainnya
dengan tujuan mencapai prestasi belajar tinggi.
b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Ide utama dari pembelajaran kooperatif adalah siswa bekerja sama untuk
belajar dan bertanggung jawab pada kemajuan belajar temannya. Slavin juga
menambahkan pembelajaran kooperatif menekankan pada tujuan dan kesuksesan
kelompok, yang hanya dapat dicapai jika semua anggota kelompok mencapai
tujuan atau penguasaan materi.10
Tujuan utama pembelajaran kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa
untuk meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu
maupun secara kelompok. Karena siswa bekerja dalam satu team, maka dengan
sendirinya dapat memperbaiki hubungan di antara para siswa dari berbagai latar
belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan keterampilan-keterampilan
proses kelompok dan pemecahan masalah.11
Struktur tujuan pembelajaran kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai
tujuan hanya jika siswa tersebut dengan siapa bekerja sama mencapai tujuan
tersebut. Tujuan-tujuan pembelajaran kooperatif mencakup tiga jenis tujuan
penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan
pengembangan keterampilan sosial.12
Para ahli telah menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan kinerja siswa dan tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu
siswa memahami konsep-konsep yang sulit, dan membantu siswa menumbuhkan
kemampuan berpikir kritis. Pembelajaran kooperatif dapat memberikan
keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang
Beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan model Team Games
Tuornament (TGT), diuraikan sebagai berikut:
Penelitian yang dilakukan oleh N.D Muldayanti yang dihasilkan bahwa
model TGT lebih efektif dibandingkan dengan model STAD karena dengan model
TGT siswa cenderung lebih aktif dan terarah, siswa terdorong untuk berpikir
secara bebas dan terbuka sehingga akan memberikan kepuasan pada dirinya
sendiri.66
Penelitian tentang TGT juga dilakukan oleh Arsaythamby Veloo dan Siti
Chairhany tahun 2013 dengan hasil dari penelitiannya terdapat peningkatan
signifikan model pembelajaran TGT terhadap sikap dan prestasi siswa (hasil
belajar kognitif).67
Viha Ancillia Bintusi Sakti dan Rudiana Agustini dalam penelitiannya
menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan metode latihan
terstruktur berpengaruh terhadap hasil belajar (kognitif), aktivitas dan respon
siswa.68
C. Kerangka Berpikir
Biologi merupakan mata pelajaran yang memiliki banyak istilah penting
dalam dalam konsep materinya. Sehingga belajar biologi bagi sebagian siswa
merupakan pembelajaran hafalan sehingga dianggap sulit untuk dipahami. Banyak
konsep biologi yang mengharuskan siswa melakukan pengamatan, misalnya pada
konsep sistem sirkulasi manusia yang akan dijadikan konsep penelitian ini.
Dengan konsep tersebut hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti memilih model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games and Tournament (TGT) sebagai
66 N.D Muldayanti, Pembelajaran Biologi Model STAD dan TGT Ditinjau dariKeingintahuan dan Minat Belajar Siswa, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, Vol. 2 (1), 2013, p.12-17.
67 Arsaythamby Veloo, Sitie Chairhany. Fostering Students attitudes and Achievment inProbability Using Team Games Tournaments (TGT), Journal Procedia: Social and BehaviorSciences 93, 2013, p.59-64.
68 Viha Ancillia Bintusi Sakti, Rudiana Agustini. Implementasi Pembelajaran Kooperatif tipeTGT dengan Metode Latihan Terstruktur terhadap Hasil Belajar, Aktivitas dan ResponSiswa.UNESA: Journal of Chemistry Education, vol.3, No.33, 2014, p.216-223.
39
model untuk meningkatkan keterampilan generik siswa. Model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games and Tournament (TGT) merupakan salah satu
model pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan siswa bekerja
dalam kelompok dan siswa dapat mengungkapkan ide dan gagasan topik yang
dibahas. Penggunaan model ini diharapkan siswa akan lebih aktif dalam
pembelajaran, memberikan kontribusi yang penting terhadap anggota kelompok
yang lain, serta meningkatkan kepercayaan diri, mampu bekerja dalam tim dan
komunikasi diantara siswa, sehingga guru lebih mudah dalam pembelajaran.
Penggunaan pembelajaran kooperatif tipe TGT ini siswa diharapkan dapat
memahami materi dengan maksimal, dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran biologi konsep sistem sirkulasi manusia.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi teoritis dan hasil penelitian yang relevan, maka
hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut: Terdapat Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap Hasil
Belajar Siswa.
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 6 Depok yang beralamat di Jalan Limo
Raya No.30 Limo Kota Depok. Adapun waktu penelitian pada bulan November
2017 Semester Ganjil Tahun Ajaran 2017/2018.
B. Metode Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi
eksperimen (eksperimen semu) yaitu metode penelitian yang menguji hipotesis
berhubungan sebab akibat. Desain penelitian ini pretest posttest control group
design, objek yang akan diteliti akan diberikan tes sebelum dan setelah kedua kelas
mendapatkan perlakuan. Kelas eksperimen diberikan perlakuan (treatment) berupa
penggunaan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT), sedangkan
pada kelompok kontrol, peneliti melakukan proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran saintifik. Desain ini digambarkan pada tabel
3.1.
Tabel. 3.1 Desain Penelitian
Kelas Pretest Perlakuan Postest
Kontrol O1 X1 O2
Eksperimen O1 X2 O2
Keterangan:
O1 = Pretest kelas kontrol dan eksperimen.
O2 = Postest kelas kontrol dan eksperimen.
X1 & X2 = Pemberian proses belajar mengajar pada kelas kontrol dengan
menggunakan model pembelajaran saintifik (X1) dan kelas
eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran
TeamsGames Tournament (TGT) (X2).
41
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.1 Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi Kelas XI SMAN 6 Depok Semester Ganjil
Tahun Ajaran 2017/2018. Sedangkan populasi terjangkau dalam penelitian ini
adalah seluruh Kelas XI IPA SMAN 6 Depok Tahun Ajaran 2017/2018.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.2 Teknik sampling
yang digunakan adalah probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota populasi) untuk dipilih
menjadi anggota sampel.3 Teknik penentuan sampel menggunakan Simple random
sampling, peneliti memberi hak sama kepada setiap subjek untuk memperoleh
kesempatan dipilih menjadi sampel.4
Berdasarkan teknik penentuan sampel yang digunakan, maka peneliti
mengambil dua kelas dari lima kelas XI IPA sebagai sampel penelitian. Satu kelas
sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lainnya sebagai kelas kontrol. Penggunaan
teknik Simple Random Sampling karena kelima kelas yang ada bersifat sama, tidak
ada kelas yang memiliki karakteristik tertentu yang membedakannya dari kelas
lainnya, seperti kelas unggulan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data dalam penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini adalah berupa tes. Tes yang diberikan dalam bentuk soal pilihan ganda (tes
objektif) yang disesuaikan dengan indikator sistem sirkulasi manusia. Selama
1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016),
Test statistic 0,141 0,107Asymp. Sig. (2-tailed) 0,043 0,200
Berdasarkan Tabel 4.4, hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
pada taraf signifikansi α = 0,05 menunjukkan bahwa data skor tes hasil belajar
53
sains siswa kelas kontrol berdistribusi normal sedangkan data skor hasil belajar
kelas eksperimen tidak berdistribusi normal. Ini terlihat dari sedangkan nilai
signifikansi kelas eksperimen sebesar 0,043 lebih kecil dari taraf signifikansi α =
0,05, dan nilai signifikansi kelas kontrol sebesar 0,200 lebih besar dari taraf
signifikansi α = 0,05.
b. Uji Homogenitas
Uji prasyarat yang kedua adalah uji homogenitas viarians data. Uji
homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari
populasi homogen (variannya sama) atau heterogen (variansnya berbeda-beda).
Hasil perhitungan uji homogenitas menggunakan perangkat lunak SPSS 22
disajikan dalam Tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Pretest Hasil Belajar Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Lavene Statistic df1 df2 Sig.
0,016 1 78 0,899
Berdasarkan Tabel 4.5, hasil uji homogenitas pada taraf signifikansi α = 0,05
menunjukkan bahwa data pretest hasil belajar siswa kedua kelas adalah homogen.
Hal ini diketahui berdasarkan nilai signifikansi dari hasil pengujian homogenitas
adalah 0,899 lebih besar dari taraf signifikansi α = 0,05.
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Posttest Hasil Belajar Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Lavene Statistic df1 df2 Sig.
5,161 1 78 0,026
Berdasarkan Tabel 4.6, hasil uji homogenitas pada taraf signifikansi α = 0,05
menunjukkan bahwa data posttest keterampilan genetik sains siswa kedua kelas
adalah tidak homogen. Hal ini diketahui berdasarkan nilai signifikansi dari hasil
pengujian homogenitas adalah 0,026 lebih kecil dari taraf signifikansi α = 0,05
54
2. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji Hipotesis Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Setelah dilakukan uji prasyarat analisis normalitas dan homogenitas pada data
pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol dihasilkan data yang berdistribusi
normal dan homogen, maka selanjutnya dilakukan Uji t pretest pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Hasil dari Uji t pretest pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol disajikan dalam Tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.17 Hasil Uji Hipotesis Pretest Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Lavene’s Test ForEquality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Std. Error Mean0,016 0,899 -,174 78 0,863 1,923 -,334
Pengujian hipotesis pretest bertujuan untuk mengetahui kondisi awal dari
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil Uji t pretest maka Ho
diterima yang artinya tidak ada perbedaan hasil rata-rata pretest antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
b. Uji Hipotesis Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Hasil uji pra syarat dan homogenitas posttest menghasilkan kesimpulan
bahwa data tidak berdistribusi normal dan memiliki varians data tidak homogen,
maka uji hipotesis akan dilakukan dengan uji non parametrik. Pengujian hipotesis
ini dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata hasil belajar siswa kelas
eksperimen memiliki perbedaan yang signifikan dengan rata-rata hasil belajar
siswa kelas kontrol. Pengujian hipotesis ini menggunakan pada perangkat lunak
SPSS 22.
Data hasil perhitungan hipotesis Uji U Mann Whitney disajikan dalam Tabel
4.8 berikut.
55
Tabel 4.8 Hasil Uji U Mann Whitney Hipotesis Posttest Hasil Belajar Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
PosttestMann-Whitney U 478,000
Wilxocon W 1298,000Z -3,118
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,002
Berdasarkan Tabel 4.8, terlihat bahwa hasil uji kesamaan dua rata-rata
kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,002
dengan taraf signifikansi < 0,005. Hal ini menunjukkan penolakan Ho dan
penerimaan H1. H1 menyatakan bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas
eksperimen yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif Teams Games
and Tournament (TGT) lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar kelas kontrol
yang diajarkan dengan pembelajaran Saintifik.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games and Tournament (TGT)
yang digunakan dalam penelitian ini merupakan model pembelajaran yang setiap
anggota kelompoknya memiliki kemampuan berbeda-beda (heterogen) serta
membantu siswa saling berinteraksi satu sama lain, suasana belajar menjadi lebih
menyenangkan dikarena terdapat tahapan games dan tournament diakhir
pembelajaran. Tahapan tersebut yang menjadikan siswa lebih semangat dalam
belajar, meningkatkan interaksi antar siswa serta memiliki daya saing yang kuat
antar kelompok karena ingi memberikan yang terbaik bagi kelompoknya.
Proses pembelajaran yang sudah dilalui siswa pada kelas eksperimen yang
diberikan perlakuan model pembelajaran kooperatif Teams Games and
Tournament (TGT) menunjukan peningkatan dalam aktivitas pembelajaran
dikelas. Peningkatan tersebut sangat berdampak besar terhadap proses
pembelajaran, siswa lebih aktif dalam setiap pembelajaran, interaksi antar siswa
pun meningkat. Mencatat hal yang penting dan menginformasikan kepada teman
sekelompoknya, saling bekerja sama selama proses pembelajaran, saling
56
berdiskusi memecahkan masalah bersama-sama. Aktivitas tersebut dapat
menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran, ketika semua siswa mampu
mengatur dirinya sendiri, mampu bekerja sama dengan siswa lain, dan memiliki
sikap dan perhatian yang dibutuhkan selama proses pembelajaran dapat
membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Hal terpenting yang dapat digaris bawahi dalam penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games and Tournament (TGT) adalah
tanggung jawab setiap individu dan juga kelompok. Sehingga dalam diri siswa
terbentuk sikap ketergantungan positif yang menjadikan hubungan antar individu
dalam kelompok dalam berjalan dengan maksimal. Dalam hal ini setiap siswa
dalam kelompoknya menumbuhkan rasa bertanggung jawab dan bersungguh-
sungguh untuk menjadi kelompok terbaik.
Tahapan penelitian ini dilaksanakan pretest terlebih dahulu pada kedua
kelas, yaitu kelas XI MIA 2 yang dijadikan kelas eksperimen dan kelas XI MIA 5
yang dijadikan kelas kontrol. Pemberian pretest pada kedua kelas dimaksudkan
untuk melihat seberapa kemampuan awal pada kedua kelas tersebut. Sebagaimana
yang sudah tertera pada hasil penelitian diatas kedua kelas dalam memiliki
kemampuan awal yang sama. Artinya kedua kelas belum pernah mendapatkan
materi sistem sirkulasi manusia yang akan dijadikan konsep dalam penelitian ini.
Kedua kelas memiliki jumlah siswa yang banyak yaitu 40 siswa masing-
masing kelas sehingga dalam pelaksanaan tahapan TGT peneliti merasa kesulitan
dengan membagi siswa kedalam tujuh kelompok. Pembelajaran biologi dalam
Kurikulum 2013 kelas XI terdapat 4 jam pertemuan dalam satu minggu, maka
peneliti menggunkan waktu penelitian sebanyak 4 pertemuan dalam dua minggu,
termasuk pertemuan eksperimen dan posttest.
Pertemuan pertama dalam kelas eksperimen membentuk kelompok-
kelompok secara acak/heterogen. Proses awal pembelajaran berlangsung lancer
karena setiap kelompok diberikan LKS tentang komponen-komponen darah,
mereka saling bekerja sama dalam menyelesaikan LKS. Lanjut pada tahapan
games, antusias siswa bertambah. Proses games pada kelas ekperimen, setiap
kelompok mengirimkan salah satu anggota kelompoknya yang akan
57
melaksanakan games didepan kelas bersama dengan wakil dari kelompok yang
lain. Pada setiap kartu yang dijawab oleh siswa memiliki nilai skor yang nantinya
akan menjadi poin penting bagi kelompok, semakin banyak dapat menjawab kartu
games maka skor yang dikumpulkan juga semakin banyak. Skor inilah yang
nantinya akan diakumulasi pada akhir pertemuan dengan diakannya tournament
terlebih dahulu. Dengan adanya skor tersebut, setiap perwakilan siswa saling
antusias dan semangat dalam menjawab setiap kartu games yang diberikan. Akan
tetapi tidak semua wakil kelompok dapat menjawab pertanyaan dalam kartu
games, hal ini yang menjadi pemicu semangat kelompok yang tertinggal poin
untuk ditingkatkan pada pertemuan selanjutnya. Dengan 11 kartu games yang
disiapkan peneliti hanya 9 kartu games yang berhasil dijawab oleh siswa, waktu
yang butuhkan dalam tahapan games cukup banyak, sehingga peneliti
memutuskan menyudahi sampai kartu ke sembilan saja.
Berbeda dengan kelas eksperimen, pertemuan pertama kelas kontrol tidak
melakukan tahapan games, kelas kontrol hanya melakukan proses pembelajaran
sesuai dengan tahapan pembelajaran saintifik saja, tentu dengan pembelajaran
secara berkelompok seperti dengan kelas eksperimen. Proses mengungkapkan
pada kelas kontrol hanya terjadi dalam proses diskusi kelompok dan proses
menyimpulakan pembelajaran pada akhir pertemuan. Pada kelas kontrol
mengerjaka LKS yang sama dengan kelas ekperimen, hal ini dimaksudkan agar
tidak ada perbedaan dalam hal penggunaan media pembelajaran. Dalam tahapan
diskusi kelompok, interaksi antar siswa terlihat jelas dengan saling membantu
dalam menyelesaikan LKS secara bersama-sama.
Pertemuan kedua baik dikelas ekperimen dan kelas kontrol proses
pembelajaran dilaksanakan dengan metode eksperimen dan diskusi kelompok,
tentu terdapat perbedaan pada kelas eksperimen yaitu tetap diadakannya tahapan
games. Eksperimen dalam pertemuan kedua ini adalah praktikum tes golongan
darah. Kedua kelas melaksanakan praktikum dengan antusias dan banyak siswa
yang sudah mengetahui golongan darahnya masing-masing, maka proses
praktikum hanya dilakukan beberapa siswa saja yang belum mengetahui golongan
darahnya masing-masing. Hal ini dimaksudkan untuk mempersingkat waktu.
58
Walaupun yang melakukan praktikum tidak semua, tetapi semua siswa
memperhatikan bagaimana proses tes golongan darah tersebut.
Pertemuan ketiga merupakan pertemuan terakhir bagi kedua kelas dalam
mendapatan materi pembelajaran sebelum pertemuan untuk posttest. Pada
pertemuan ini membahas tentang faktor yang mempengaruhi denyut nadi, serta
kelainan atau gangguan pada sistem sirkulasi manusia. Untuk melakukan
praktikum denyut nadi, pada setiap kelompok melakukan praktikum hanya pada
bebrapa anggota kelompok saja, hal ini dimaksudkan agar tidak membutuhkan
waktu yang banyak dalam mempelajari satu subkonsep materi. Pada kelas
ekperimen setelah mengerjakan LKS, diadakan tournament. Skor yang diperoleh
setiap kelompok diakumulasi pada pertemuan ini. Kelompok yang mendapatkan
skor tertinggi berhak mendapatkan hadiah, pemberian ini termasuk tahap
recognition pada tahapan pembelajaran TGT.
Berdasarkan hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan
hasil belajar yang signifikan antara kelompok siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran kooperatif Teams Games and Tournament (TGT) dan kelompok
siswa yang diajarkan dengan pembelajaran Saintifik. Hal ini ditunjukkan dengan
hasil posttest yang diberikan pada kelas eksperimen lebih unggul d engan hasil
posttest pada kelas kontrol. Nilai lebih unggul tersebut dapat dilihat dari nilai rata-
rata siswa kelas eksperimen dibandingkan dengan siswa kelas kontrol.
Ketercapaian suatu konsep, ranah pengetahuan dan jenjang kognitif
keterampilan generik sains siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
dipengaruhi oleh kelebihan dan kekurangan dari masing-masing model dan
pendekatan yang diterapkan selama proses pembelajaran. Kelebihan model Teams
Games and Tournament (TGT) yakni membantu siswa dalam meningkatkan
pemahaman suatu konsep dengan belajar aktif secara kelompok serta proses
belajar yang menyenangkan karena adanya permainan dalam kegiatan belajar.
Sementara itu, kekurangan dari model Teams Games and Tournament
(TGT) yakni membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuat pelajaran
lebih bermakna serta terdapat kesulitan bagi siswa yang saling berinteraksi karena
kelompok bersifat heterogen. Sedangkan kelebihan pendekatan saintifik yakni
59
mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat
dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, serta
mengaplikasikan materi pembelajaran. Disisi lain pendekatan saintifik juga
mempunyai kekurangan yaitu membutuhkan alokasi waktu yang cukup lama serta
tidak adanya permainan dalam proses pembelajaran. Kekurangan saintifik
tersebutlah yang menyebabkan nilai rata-rata kognitif kelas kontrol lebih rendah
dari kelas eksperimen.
Hasil uji normalitas posttest keterampilan generik sains siswa kelas
eksperimen tidak normal sedangkan data berdistribusi normal di kelas kontrol.
Oleh karena distribusi data yang beragam tersebut (data berdistribusi normal dan
tidak normal), maka uji statistik lanjutan sebagai uji beda adalah uji non
parametrik jenis Uji U Mann Whitney. Data uji beda berdasarkan hasil Uji U
Mann Whitney diperoleh hasil bahwa nilai probabilitas Uji U Mann Whitney pada
hasil belajar yaitu penerimaan H1. H1 menyatakan bahwa rata-rata hasil belajar
kelas eksperimen yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif Teams
Games and Tournament (TGT) lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar kelas
kontrol yang diajarkan dengan pembelajaran Saintifik.
Beberapa penelitian di bawah ini membahas mengenai penelitian tentang
model pembelajaran kooperatif Team Games and Tournament (TGT). Penelitian
mengenai model TGT dilakukan oleh Elsa Nopita Sitorus dan Edy Surya yang
menghasilkan data bahwa model pembelajaran kooperatif Teams Games and
Tournament (TGT) memberikan pengaruh sebanyak 63,71 % secara langsung
terhadap kreatifitas siswa dalam pembelajaran matematika.1
Penelitian lainnya tentang TGT adalah yang dilakukan oleh Abdus Salam
dkk, kesimpulan dari penelitiannya yaitu terdapat perbedaan sikap siswa yang
1 Elsa Nopita Sitorus and Edy Surya, The Influence of Teams Games TournamentCooperative Learning on Students’ Creativity Learning Mathematics, International Journal ofScineces: Basic and Applied Research (IJSBAR), 2017, vol 34, No.1, p.16-24.
60
signifikan antara kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif Teams Games and Tournament (TGT) dengan kelas kontrol.2
Model pembelajaran kooperatif Teams Games and Tournament (TGT)
mendorong siswa lebih aktif dalam setiap kegiatan belajar, berdiskusi dengan
setiap anggota kelompoknya membantu siswa dalam mengeluarkan kemampuan
kerjasama, saling membantu dan menghargai pendapat setiap anggota, melakukan
praktikum dengan penuh antusias, serta permainan pembelajaran yang dapat
memacu motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Hal tersebut yang dapat
mendorong hasil belajar siswa meningkat. Hipotesis yang sudah dibuktikan
menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif Teams Games and
Tournament (TGT) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
2 Abdus Salam, dkk, Teams Games Tournaments (TGT), Cooperative Technique forLearning Mathematics in Secondary School in Bangladesh, Journal of Research in MathematicsEducation (REDIMAT), 2015, vol 4 No.3, p.271-287.
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar
dengan menggunakan model Teams Games and Tournament (TGT) dibandingkan
dengan siswa yang menggunakan model saintifik pada konsep sistem sirkulasi
manusia. Hal ini dapat dilihat dari hasil Uji U Mann Whitney pada taraf
signifikansi α = 0,05 diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,002 antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games and Tournament (TGT)
dapat diterapkan pada konsep lain dan dengan media lain.
2. Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games and Tournament (TGT)
dapat dijadikan alternatif model pembelajaran biologi untuk meningkatkan
hasil belajar siswa.
3. Perlu persiapan yang lebih baik dalam menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games and Tournament (TGT) agar diperoleh hasil
yang optimal sesuai dengan apa yang diharapkan.
4. Penelitian ini masih memiliki kekurangan karena dilakukan pada kelas
dengan jumlah siswa yang banyak, oleh karena itu peneliti berikutnya
disarankan untuk meneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games and Tournament (TGT) pada kelas dengan jumlah siswa yang
lebih sedikit.
62
DAFTAR PUSTAKA
Adnyana, M.E., dkk. Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games Tournament(TGT) terhadap Hasil Belajar Biologi dan Kecerdasan Emosional Siswa, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha ProgramStudi IPA.Vol.4. 2014.
Ahmad, Khoiru,Iif., dkk. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta:Prestassi Pustaka. 2011.
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta,2004.
Aunurrahman. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. 2009.
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta:Ar-Ruzz Media. 2010.
Bahri Djamarah, Syaiful. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2011.
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.2013.
Eggen, Paul., dan Don Kauchak. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta: PT.Indeks. 2012.
Huda, Miftahul. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Malang: PustakaPelajar. 2013.
Ilyas. Peranan Motivasi Mengajar Guru dan Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa.Jurnal Dinamika, Vol.II No. 02. 2004.
Kadir. Statistika Terapan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2015.
Leonard dan Kiki Dwi Kusumaningsih. Pengaruh Model Pembelajaran KooperatifTipe Teams-Games-Tournaments (TGT) Terhadap Peningkatan Hasil BelajarBiologi Pada Konsep Sistem Pencernaan Manusia, Jurnal Ilmiah Exacta.Vol.2 No.1 Mei 2009.
Lord, Thomas R. 101 Reason for Using Cooperative Learning in Biology Taeching,Journal The American Biology Teache., Vol.63. 2001
63
Muldayanti, N.D. Pembelajaran Biologi Model STAD dan TGT Ditinjau dariKeingintahuan dan Minat Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia.Vol. 2. 2013.
OECD. Programme for International Student Assesment (PISA) Result from 2015.2016. http://www.oecd.org.edu/pisa). [Diakses pada 24 Agustus 2018]
P.G., Wartawan. Implementasi Strategi Pemecahan Masalah dalam PembelajaranFisika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Prestasi BelajarSiswa. Jurnal IKA Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 4(2). 2006.
Purwanto, M. Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya,2002.
Rekap Hasil Ujian Nasional (UN) Tingkat Sekolah. 2017(http://puspendik.kemendikbud.go.id). [Diakses pada 24 Agustus 2018]
Rita Nnorom, Nneka. Effect of Cooperative Learning Intructional Strategy onSenior Secondary School Students Achievement in Biology in AnambraState, Nigeria. International Journal for Cross-Disciplinary Subjects inEducation (IJCDSE). Vol.5. Issue 1, 2015.
Rusman. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2012.
Salam, Abdus, dkk, Teams Games Tournaments (TGT), Cooperative Technique forLearning Mathematics in Secondary School in Bangladesh, Journal ofResearch in Mathematics Education (REDIMAT). Vol 4. No.3. 2015.
Salim, Peter dan Yasni Salim. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta:Modern English. 1991.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta: Kencana Predana Media Group. 2006.
Sitorus, Elsa Nopita and Edy Surya. The Influence of Teams Games TournamentCooperative Learning on Students’ Creativity Learning Mathematics.International Journal of Scineces: Basic and Applied Research (IJSBAR).2017.
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. RinekaCipta. 2010.
Slavin, Robert E. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik, Terj. DariTheory, Research and Practice oleh Nurulita Yusron. Jakarta: Nusa Media.2008.
Sofyan, Ahmad dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta:UIN Press. 2006.
Sugiyono.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta,2008.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SistemPendidikan Nasional. 2003.
Veloo, Arsaythamby Sitie Chairhany. Fostering Students attitudes and Achievmentin Probability Using Team Games Tournaments (TGT). Procedia: Social andBehavior Sciences 93. 2013.
Viha, Ancillia Bintusi Sakti, dan Rudiana Agustini. Implementasi PembelajaranKooperatif tipe TGT dengan Metode Latihan Terstruktur terhadap HasilBelajar, Aktivitas dan Respon Siswa. UNESA : Journal of ChemistryEducation.vol.3. 2014.
Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT. BumiAksara. 2009.
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains.Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta. 2009.
65
Lampiran 1.
Kisi – kisi Instrumen Tes Hasil belajar
Jenjang Sekolah : SMAN 6 Kota Depok
Mata Pelajaran : Biologi
Kompetensi Inti : 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
Kompetensi Dasar : 3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ
pada sistem sirkulasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya
sehingga dapat menjelaskan mekanisme peredaran darah serta
gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem sirkulasi
manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan
simulasi
Tabel Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Sistem Sirkulasi Manusia
Sub Konsep Indikator SoalAspek Kognitif Jml Jml
validC1 C2 C3 C4 C5 C6
Komponensistemperedaran darahmanusia
Menjelaskan hubunganantara komponen,struktur dan fungsidarah
1 50,00 Sedang 0,349 Signifikan2 41,67 Sedang 0,337 Signifikan3 8,33 Sedang 0,121 -4 58,33 Sedang 0,443 Sangat Signifikan5 50,00 Sedang 0,287 Signifikan6 16,67 Sedang 0,074 -7 -8,33 Sedang 0,128 -8 50,00 Sedang 0,328 Signifikan9 8,33 Sedang 0,057 -10 0,00 Sedang 0,057 -11 41,67 Sedang 0,307 Signifikan12 16,67 Sedang 0,128 -13 33,33 Sedang 0,311 Signifikan14 50,00 Sedang 0,453 Sangat Signifikan15 16,67 Sedang 0,207 -16 16,67 Sedang 0,138 -17 25,00 Sedang 0,292 Signifikan18 8,33 Sedang 0,100 -19 58,33 Sedang 0,377 Sangat Signifikan20 50,00 Sedang 0,349 Signifikan21 33,33 Sedang 0,343 Signifikan22 8,33 Sedang 0,043 -23 33,33 Sedang 0,357 Sangat Signifikan24 -8,33 Sedang 0,121 -25 50,00 Sukar 0,412 Sangat Signifikan26 25,00 Sedang 0,326 Signifikan27 75,00 Sedang 0,484 Sangat Signifikan28 50,00 Sukar 0,390 Sangat Signifikan29 41,67 Sedang 0,363 Sangat Signifikan30 41,67 Sedang 0,452 Sangat Signifikan31 33,33 Sedang 0,321 Signifikan
85
32 25,00 Sukar 0,302 Signifikan33 8,33 Sedang 0,005 -34 33,33 Sedang 0,321 Signifikan35 33,33 Sedang 0,545 Sangat Signifikan36 58,33 Sedang 0,493 Sangat Signifikan37 33,33 Sedang 0,282 Signifikan38 25,00 Sedang 0,307 Signifikan39 16,67 Sedang 0,128 -40 58,33 Sedang 0,393 Sangat Signifikan41 0,00 Sedang -0,008 -42 25,00 Sedang 0,171 -43 50,00 Sedang 0,343 Signifikan44 33,33 Sedang 0,288 Signifikan45 0,00 Sedang -0,040 -46 0,00 Sedang -0,008 -47 41,67 Sedang 0,396 Sangat Signifikan48 8,33 Mudah 0,069 -49 25,00 Sedang 0,307 Signifikan50 -8,33 Sangat Sukar -0,002 -
86
Lampiran 4.
Soal Pretest dan Postest Sistem Peredaran Darah Manusia
Nama :
Kelas :
Materi : Sistem Peredaran Darah Manusia
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan tepat!
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan
pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar :
3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
sirkulasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat
menjelaskan mekanisme peredaran darah serta gangguan fungsi yang
99
mungkin terjadi pada sistem sirkulasi manusia melalui studi literatur,
pengamatan, percobaan, dan simulasi
C. Indikator :
1. Memahami komponen, struktur, dan fungsi darah, jantung serta pembuluh
darah pada manusia
2. Menjelaskan mekanisme proses pembekuan darah
D. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat memahami komponen, struktur, dan fungsi darah, jantung serta
pembuluh darah pada manusia melalui gambar
2. Siswa dapat menjelaskan mekanisme proses pembekuan darah melalui skema
3. Siswa dapat membedakan pembuluh vena dan pembuluh arteri
4. Siswa dapat membuat tabel perbedaan pembuluh darah vena dan pembuluh
darah arteri.
E. Materi Pembelajaran :
• Peta konsep peredaran darah
100
• Komponen-komponen darah
• Pembekuan darah
• Organ peredaran darah
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Cooperative learning tipe TGT
101
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media : PPT, LKS, Kartu Games
2. Alat/Bahan : Alat tulis, Proyektor, Papan tulis, Papan Skor.
3. Sumber Belajar : Irnaningtyas. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI
Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam.
Jakarta: Erlangga.2017.
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal (5 menit)
Tahapan
pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Pendahuluan
• Mempersiapkan belajar
siswa dengan salam,
berdoa dan mengabsen
siswa.
• Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
• Menjawab salam guru,
berdoa, dan merespon
kehadiran.
• Siswa menyimak
penjelasan guru.
2 menit
Apersepsi
dan
motivasi
• Memberikan apersepsi
bahwa dalam tubuh kita
ada ada sebuah sistem
trasnportasi yang
mengatur jalannya lalu
lintas lengkap dengan
polisinya yang
mengatur keamanan.
Sistem tersebut adalah
sistem peredaran darah.
• Menyampaikan
manfaat mempelajari
materi ini dan
memotivasi
pembelajaran.
• Siswa menanggapi
pernyataan guru.
• Siswa termotivasi
3 menit
Kegiatan Inti (83 menit)
Tahapan
pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Persiapan
kelas
Menjelaskan komponen-
komponen darah, proses
pembekuan darah, dan
organ peredaran darah,
Siswa menyimak
penjelasan guru
5 menit
102
Pembentukan
tim
• Membentuk kelompok
dan membagikan LKS
kepada tiap-tiap
kelompok.
• Meminta siswa
berdiskusi dengan
kelompoknya masing-
masing
• Mengawasi jalannya
diskusi.
• Meminta siswa
mempersiapkan diri
untuk bermain games.
• Siswa berkumpul
dengan
kelompoknya
masing-masing
• Siswa beserta
kelompoknya
masing-masing
saling berdiskusi dan
mempersiapkan diri
untuk bermain
games.
• Siswa mengerjakan
LKS
37
menit
Permainan
(games)
• Meminta setiap
perwakilan kelompok
maju ke depan kelas
untuk bermain games.
• Memberikan nomor kartu
soal yang akan dijawab
oleh masing-masing
kelompok.
• Mengecek setiap
jawaban dari setiap
kelompok, apabila
jawaban benar
mendapatkan skor 20,
jawaban salah nol.
• Memberikan kartu soal
bonus, bagi kelompok
yang bisa menjawab
mendapatkan skor.
• Setiap perwakilan
kelompok maju ke
depan kelas dan
bermain games.
• Perwakilan siswa
menjawab pertayaan
sesuai dengan nomor
kartu soal. Apabila
siswa tidak dapat
menjawab soal, soal
tersebut dilempar
pada kelompok lain.
• Perwakilan salah
satu siswa menulis
hasil skor sementara
yang diperoleh
setiap kelompok.
40
menit
Kegiatan Penutup (3 menit)
Tahapan
pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Penutup
• Permaian selesai, guru
meminta siswa kembali
ke kelompoknya
masing-masing dan
meminta salah satu
siswa menyimpulkan
• Setiap perwakilan
siswa kembali ke
kelompoknya masing-
masing.
• Salah satu siswa
memberikan
3 menit
103
pembelajaran hari ini.
• Menginformasikan
pembelajaran untuk
pertemuan selanjunya.
• Menutup pembelajaran
dengan membaca doa
dan menutup pertemuan
dengan mengucapkan
salam.
kesimpulan tentang
materi yang didapatkan
hari ini.
• Siswa mendengarkan
menyimak apa yang
guru sampaikan.
• Siswa membaca doa
dan menjawab salam.
I. Penilaian
Penilaian kognitif : Skor games dan LKS
Depok, November 2017
Guru Mata Pelajaran Biologi Peneliti
Abdul Malik, M.Pd Euis Kurnia Ningsih
NIM.1113016100054
Kartu Games Pertemuan Pertama Kelas Eksperimen
Kartu soal Jawaban
Sebutkan fungsi darah!
1. Mengangkut sari makanan dan O2 keseluruh tubuh dan
CO2 ke luar tubuh.
2. Mempertahankan tubuh dari infeksi
3. Menjaga stabilitas suhu
4. Mengedarkan hormon dari kelenjar endokrin ke organ
tertentu
Sebutkan ciri dan fungsi
eritrosit!
Eritrosit, dengan ciri-ciri bentuk bikonkaf tidak berinti,
mengandung Hemoglobin yang berfungsi untuk membawa
O2.
Mengapa eritrosit tidak
mengandung nucleus?
Karena, nukleus yang sudah terbentuk akan hilang
digantikan ruangan yang lebih besar untuk hemoglobin
agar dapat mengikat O2 lebih banyak.
Sebutkan ciri dan fungsi
trombosit!
Trombosit, memiliki ciri berukuran paling kecil, bentuk
tidak beraturan dan tidak berinti, mudah hancur.
Sebutkan fungsi limfosit! Dapat membentuk antibodi dan berperan dalam sistem
kekebalan tubuh.
104
Kartu soal Jawaban
Sebutkan
leukosit yang termasuk ke
dalam granulosit dan
fungsinya!
1. Limfosit, berfungsi membentuk antibodi.
2. Monosit, disebut makrofag, berperan dalam pertahanan
terhadap infeksi yang bersifat kronik, seperti TBC dan
tifus.
Jelaskan proses
pembekuan
darah?
Trombosit pecah, mengaktifkan trombokinase, dengan
bantuan trombokinase dan kalsium maka merubah
protombin menjadi trombin kemudian trombin dengan
bantuan vit. K merubah fibrinogen menjadi benang-benang
fibrin sehingga dapat menghambat pengeluaran darah
dengan mengikat eritrosit dan keping darah.
Sebutkan fungsi limfosit! Dapat membentuk antibodi dan berperan dalam sistem
kekebalan tubuh.
Sebutkan bagian-bagian
jantung manusia beserta
fungsinya!
1. Atrium kanan menerima darah yang miskin oksigen,
darah dari seluruh tubuh
2. Ventrikel kanan berfungsi memompa darah yang dari
atrium kanan ke paru-paru
3. Atrium kiri berfungsi menerima darah dari
paru-paru (kaya akan oksigen)
4. Ventrikel kiri berfungsi mengedarkan darah
ke seluruh tubuh yang berasal dari atrium
Jelaskan struktur dan
fungsi pembuluh arteri!
Arteri (pembuluh nadi), memiliki struktur kecil, kuat,
elastis, struktur terdiri dari endotelium, otot polos,
jarningan elastis, dan jaringan ikat. Berfungsi membawa
darah dari jantung yang kaya O2 untuk dibawa ke seluruh
tubuh.
Jelaskan struktur dan
fungsi pembuluh vena!
Vena (pembuluh balik), bersifat, besar, tidak beraturan,
struktur terdiri dari endotelium, otot polos, jaringan ikat,
dan memiliki sekat diantara pembuluhnya. Berfungsi
membawa siswa pembakaran dan CO2 dari jaringan tubuh
menuju jantung.
Jelaskan struktur dan
fungsi pembuluh kapiler!
Pembuluh kapiler, merupakan pembuluh halus yang
dindingnya terdiri dari selapis sel, berfungsi sebagai
penghubung antara arteri dan vena, menyerap zat makanan
dari usus, menyaring darah yang terdpat pada ginjal,
mengambil zat-zat dari kelenjar, dan tempat pertukaran
antara darah dengan cairan jaringan
105
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 6 Depok
Kelas/Semester : XI IPA/1
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Sistem Peredaran Darah
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit ( 2 jam pelajaran)
Pertemuan : 2 (kedua)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan
pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar :
3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
sirkulasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat
menjelaskan mekanisme peredaran darah serta gangguan fungsi yang
106
mungkin terjadi pada sistem sirkulasi manusia melalui studi literatur,
pengamatan, percobaan, dan simulasi
C. Indikator :
1. Menjelaskan golongan darah sistem ABO dan sistem rhesus
2. Menjelaskan aglutinogen dan aglutinin dalam darah
3. Menjelaskan trasnfusi darah manusia
4. Menganalisis peristiwa eritroblastosis pada bayi
D. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menentukan golongan darah golongan darah sistem ABO dan
sistem rhesus melalui percobaan
2. Siswa dapat menjelaskan aglutinogen dan aglutinin dalam darah
3. Siswa dapat menjelaskan trasnfusi darah manusia
4. Siswa dapat menghubungkan golongan darah dan rhesus dengan transfusi
darah melalui tabel
5. Siswa dapat menganalisis peristiwa eritroblastosis pada bayi
E. Materi Pembelajaran :
• Golongan darah manusia
Terdapat 4 jenis Golongan Darah yang berdasarkan ada atau tidak
adanya 2 antigen yaitu antigen A dan antigen B pada permukaan membran Sel
Darah Merah. Keempat jenis Golongan Darah tersebut adalah :
Golongan Darah Aglutinogen (Antigen) Aglutinin (Antibodi)
A Anti-A β
B Anti-B α
AB Anti-AB -
O - α β
Setiap Golongan Darah tersebut kemudian dikelompokkan lagi
berdasarkan Faktor Rhesus (Rh) yaitu Rhesus Positif (Rh+) dan Rhesus
Negatif (Rh-) sehingga dapat dikatakan bahwa pada dasarnya golongan
darah sebenarnya terdiri dari 8 jenis yakni A+, A-, B+, B-, AB+, AB-, O+ dan
O-.
107
• Skema transfusi darah
Yang dimaksud dengan Transfusi darah adalah proses penyaluran darah
atau produk berbasis darah dari satu orang ke sistem peredaran darah orang
lainnya. Dalam Tranfusi darah, seseorang yang menerima darah harus
disesuaikan dengan golongan darah yang didonorkan untuknya. Transfusi
darah yang tidak sesuai akan mengakibatkan reaksi transfusi imunologis
seperti anemia hemolisis, gagal ginjal bahkan kematian.
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Cooperative learning tipe TGT
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media : PPT, LKS, Kartu Games
2. Alat/Bahan : Alat tulis, Papan tulis, Papan Skor, seperangkat
perlengkapan uji golongan darah (Reagen serum anti-
A, anti-B, anti-AB, Anti-D, kertas golongan darah,
Blood lancet).
3. Sumber Belajar : Irnaningtyas. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI
Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam.
Jakarta: Erlangga.2017.
108
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal (7 menit)
Tahapan
pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Pendahuluan
• Mempersiapkan belajar
siswa dengan salam,
berdoa dan mengabsen
siswa.
• Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
• Menjawab salam guru,
berdoa, dan merespon
kehadiran.
• Menyimak penjelasan
guru.
2 menit
Apersepsi
dan
motivasi
• Memberikan apersepsi
berupa pertanyaan
“Pentingkah kita
mengetahui golongan
darah masing-masing?
mengapa”
• Menyampaikan manfaat
donor darah dan
memotivasi
pembelajaran.
• Menanggapi pertanyaan
guru.
• Siswa termotivasi
5 menit
Kegiatan Inti (78 menit)
Tahapan
pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Persiapan
kelas
Menjelaskan golongan
darah manusia, kandungan
dalam golongan darah,
sistem rhesus, proses
aglutinasi dan transfusi
darah
Menyimak penjelasan
guru
10
menit
Team
• Membagikan LKS
golongan darah kepada
tiap-tiap kelompok.
• Menyiapkan praktikum
golongan darah
• Meminta siswa untuk
melakukan langkah-
langkah yang tercantum
dalam LKS, serta
berdiskusi dan
• Siswa berkumpul
dengan kelompoknya
masing-masing
• Siswa melakukan
langkah-langkah dalam
LKS
• Siswa saling berdiskusi
dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan
di LKS.
35
menit
109
menjawab pertanyaan-
pertanyaan dalam LKS.
• Mendampingi jalannya
percobaan dan
mengawasi jalannya
diskusi
• Meminta salah satu
kelompok untuk
mempersentasikan hasil
percobaan dan diskusi
kelompok.
• Meminta siswa
mempersiapkan diri
untuk bermain games.
• Siswa mempersiapkan
diri untuk bermain
games
Permainan
(games)
• Meminta setiap
perwakilan kelompok
maju ke depan kelas
untuk bermain games.
• Memberikan nomor
kartu soal yang akan
dijawab oleh masing-
masing kelompok.
• Mengecek setiap
jawaban dari setiap
kelompok, apabila
jawaban benar
mendapatkan skor 20,
jawaban salah nol.
• Memberikan kartu soal
bonus, bagi kelompok
yang bisa menjawab
mendapatkan skor.
• Setiap perwakilan
kelompok maju ke
depan kelas dan
bermain games.
• Perwakilan siswa
menjawab pertayaan
sesuai dengan nomor
kartu soal. Apabila
siswa tidak dapat
menjawab soal, soal
tersebut dilempar pada
kelompok lain.
• Perwakilan salah satu
siswa menulis hasil skor
sementara yang
diperoleh setiap
kelompok.
33
menit
Kegiatan Penutup (5 menit)
Tahapan
pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Penutup
• Permaian selesai, guru
meminta siswa kembali
ke kelompoknya
masing-masing dan
meminta salah satu
• Setiap perwakilan siswa
kembali ke kelompoknya
masing-masing.
• Salah satu siswa
memberikan kesimpulan
5 menit
110
siswa menyimpulkan
pembelajaran hari ini.
• Menginformasikan
pembelajaran untuk
pertemuan selanjunya.
• Menutup pembelajaran
dengan membaca doa
dan menutup pertemuan
dengan mengucapkan
salam.
tentang materi yang
didapatkan hari ini.
• Siswa mendengarkan
menyimak apa yang guru
sampaikan.
• Siswa membaca doa dan
menjawab salam.
I. Penilaian
Penilaian kognitif : Skor games dan LKS
Depok, November 2017
Guru Mata Pelajaran Biologi Praktikan
Abdul Malik, M.Pd Euis Kurnia Ningsih
NIM.1113016100054
Kartu Games
Kartu soal Jawaban
Sebutkan faktor yang menentukan
golongan darah!
Aglutinogen (antigen) dan Aglutinin
(antibodi)
Apa yang dimaksud dengan
aglutinasi?
Proses penggumpalan darah oleh
aglutinogen
Siapa yang bersifat menggumpalkan
dan di gumpalkan?
Aglutinogen menggumpalkan, dan
agglutinin yang digumpalkan.
Mengapa golongan darah O disebut
donor universal?
Karena, Golongan darah O memiliki
aglutinin α dan β, sehingga tidak
menyebabkan aglutinasi pada orang yang
didonorkan.
Mengapa golongan darah AB bersifat
resipien universal?
Karena, Golongan darah AB hanya
memiliki aglutinogen A dan B, sehingga
111
golongan darah AB dapat menerima donor
darah dari golongan darah manapun.
Jelaskan peristiwa peristiwa
eritroblastosis fetalis pada janin!
Anti Rh-D yang ada pada tubuh ibu (Rh-)
masuk kedalam pembuluh darah janin
(Rh+), sehingga menyebabkan sel darah
merah janin hemolisis dan menyebabkan
kematian janin.
Sebutkan kandungan golongan darah
AB!
Aglutinogen A dan B, dan tidak
mempunyai aglutinin
Mengapa transfusi darah dari donor
bergolongan darah A ke resipien
bergolongan darah B menyebabkan
aglutinasi?
Karena, bertemunya aglutinogen b
bertemu dengan aglutinin β
Apakah wanita yang memiliki Rh-
selalu membahayakan janin?
Tidak, berbahaya jika wanita Rh-
menikah dengan laki-laki bergolongan
darah Rh+.
112
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 6 Depok
Kelas/Semester : XI IPA/1
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Sistem Peredaran Darah
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit ( 2 jam pelajaran)
Pertemuan : 3 (ketiga)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan
pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar :
3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
sirkulasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat
menjelaskan mekanisme peredaran darah serta gangguan fungsi yang
113
mungkin terjadi pada sistem sirkulasi manusia melalui studi literatur,
pengamatan, percobaan, dan simulasi
C. Indikator :
1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi
2. Menjelaskan mekanisme peredaran darah manusia serta tekanan darah arteri
(sistole dan diastole)
3. Menjelaskan sistem limfa
4. Menganalisis gangguan sistem peredaran darah manusia
D. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menjelaskan mekanisme sistem peredaran darah pulmonalis
dengan sistem peredaran darah sistemik
2. Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut
nadi melalui percobaan
3. Siswa dapat menjelaskan pengukuran tekanan darah arteri (sistole dan diastole)
4. Siswa dapat menjelaskan sistem limfa
5. Siswa dapat menganalisis gangguan dan teknologi sistem peredaran darah
manusia
E. Materi Pembelajaran :
Mekanisme peredaran darah manusiaPeredaran pulmonik (ventrikel kanan-arteri pulmonalis-paru-alveolus-kapiler-vena pulmonalis-atrium kiri).
Peredaran sistemik (ventrikel kiri-aorta-arteri-seluruh jaringan tubub-kapiler-vena-vena cava superior/inferior-atrium kanan).
114
Sistole dan Diastole JantungSistol merupakan tekanan darah pada saat bilik jantung berkontraksi
(ruang bilik menguncup). Pada saat otot bilik berkontraksi, darah dari bilik kiri
yang kaya O2 dipompakan ke luar menuju aorta. Darah dari bilik kanan yang
kaya CO2 dipompakan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Adapun diastol
merupakan tekanan darah pada saat serambi jantung menguncup dan bilik
jantung mengembang (relaksasi). Pada saat bilik jantung relaksasi, darah dari
vena cava superior dan vena cava inferior yang kaya CO2 masuk ke serambi
kanan, dan darah dari vena pulmonalis yang kaya O2 masuk ke serambi kiri
Faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi
Secara umum faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut jantung:
Jenis kelamin. Usia. Berat badan. Keadaan emosi atau psikis. Kebiasaan aktifitas sehari-hari. Sikap tubuh saat di ukur denyut nadi nya. Suhu/ temperatur udara di seklilingnya. Konsumsi obat saat di ukur.
Sistem limfa
Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi
mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa (bukan limpa)
berasal dari plasma darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam
jaringan sekitarnya.
Gangguan dan teknologi sistem peredaran darah manusia
Anemia
Leukimia
Talasemia
Hemofilia
Hipertensi
Hipotensi
Aterosklerosis
Ateriosklerosis
Jantung koroner
Varises
Teknologi sistem peredaran darah manusia
Operasi bypass
Ekokardiograf
Angioplasti
Transplantasi jantung
115
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Cooperative learning tipe TGT
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media : LKS, Kartu Turnamen
2. Alat/Bahan : Alat tulis, Papan tulis, Papan Skor, seperangkat
perlengkapan uji golongan darah (Reagen serum
anti-A, anti-B, anti-AB, Anti-D, kertas golongan
darah, Blood lancet).
3. Sumber Belajar : Irnaningtyas. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI
Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam.
Jakarta: Erlangga.2017.
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal (7 menit)
Tahapanpembelajaran
Kegiatan Pembelajaran AlokasiwaktuAktivitas Guru Aktivitas Siswa
Pendahuluan Mempersiapkan belajar
siswa dengan salam,berdoa dan mengabsensiswa.
Menyampaikan tujuanpembelajaran.
Menjawab salam guru,berdoa, dan meresponkehadiran.
Menyimak penjelasanguru.
2 menit
Apersepsidanmotivasi
Memberikan apersepsiberupa pertanyaan“apakah denyut nadiorang yang sedangistirahat dan olahragasama? mengapa?”
Menyampaikan manfaatdonor darah danmemotivasipembelajaran.
Menanggapi pertanyaanguru.
Siswa termotivasi
5 menit
116
Kegiatan Inti (73 menit)
Tahapanpembelajaran
Kegiatan Pembelajaran AlokasiwaktuAktivitas Guru Aktivitas Siswa
Persiapankelas
Menjelaskan mekanismeperedaran darah manusia,sistem limfa, gangguan danteknologi sistem peredarandarah manusia secarasingkat
Menyimak penjelasanguru
5 menit
Team Membagikan LKS
kepada tiap-tiapkelompok.
Meminta siswa untukmengerjakan apa yangtercantum dalam LKS(praktikum menghitungfrekuensi denyut nadi),serta berdiskusi danmenjawab pertanyaan-pertanyaan dalam LKS.
Aterosklerosis adalah proses pengerasanpembuluh darah yang ditandai denganpenimbunan plak ateroma pada dindingbagian dalam pembuluh darah sedangkanAteriosklerosis adalah penurunanelastisitas pembuluh darah atau kekakuanpembuluh darah yang disebabkan olehhilangnya elastisitas otot-otot arteri.
Jelaskan penyakit Talasemia!
Talasemia merupakan penyakit keturunanberupa sel darah merah berbentuk tidaknormal, cepat rusak, kekurangan O2,berumur pendek.
Jelaskan proses sistol dan diastole jantung!
Sistol adalah fase dalam siklus jantungketika kontraksi ventrikel untukmemompa darah ke dalam arteri. Diastoladalah fase rileks dari siklus jantungketika seluruh jantung santai dan darahmengalir ke bilik atas jantung.
Sebutkan minimal 3 teknologi dalam sistemperedaran darah manusia!
Angiplasti, Operasi bypass, Terapi gen,Ekokardiograf, Pacemaker, Transplantasijantung.
Jelaskan proses peredaran darah pulmonalis(peredaran darah kecil)!
Seorang dokter mengalami pengaduan daripasiennya bahwa mereka sering merasa
pusing, dan setelah menjalani pemeriksaanpasien tersebut memiliki jumlah eritrosit 3,2
juta/mm3. Apa penyakit pasien tersebut?
Anemia
Siapa yang bertugas membawa darah kaya O2
ke jantung?Vena pulmonalis
Perbedaan golongan darah ibu dan darah bayiyang dikandung seharusnya menyebabkan
penggumpalan pada darah dari masing masingindividu ketika berada didalam plasenta. Akan
tetapi hal tersebut tidak terjadi.
Karena darah yang masuk (darah bayi)tidak membawa antigen
Sebutkan kondisi jantung jika terjadi prosesdiastol!
serambi menguncup dan bilikmengembang, darah mengalir dari serambike bilik
Sebutkan jenis leukosit yang diserang olehvirus HIV!
Limfosit
119
Seseorang yang tinggal di dataran tinggimemiliki jumlah eritrosit yang lebih banyakdibandingkan dengan orang yang tinggal di
dataran rendah. Mengapa? Jelaskan!
Karena di daratan tinggimengandung kadar udara O2 lebihrendah daripada di daerah dataran rendah.sehingga eritrosit menjadi lebih meningkatproduksinya sehingga jumlah eritrositmenjadi lebih banyak.
Teknik apa yang digunakan untuk membukasumbatan timbunan lemak dalam pembuluhdarah menggunakan kateter yang dilengkapi
dengan balon?
Teknik Angioplasti
Mengapa ibu yang memiliki Rh- lebihberesiko mempunyai anak kedua jika dia
menikah dengan dengan suami yang memilikiRh+?
Karena pada kehamilan kedua, antibodiRh-D ibu meningkat, akibatnya janin yangdikandungnya akan mengalamieritroblastosis fetalis.
Jelaskan gangguan sistem peredaran darahhemofilia!
Hemofilia adalah jenis penyakit keturunanyang mengakibatkan trombosit darahsukar membeku akibat kelainan genetik.
120
Lampiran 11.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 6 Depok
Kelas/Semester : XI IPA/1
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Sistem Peredaran Darah
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit ( 2 jam pelajaran)
Pertemuan : 1 (pertama)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar :
3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem sirkulasi
dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan mekanisme
peredaran darah serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem sirkulasi
manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi
121
C. Indikator :
1. Memahami komponen, struktur, dan fungsi darah, jantung serta pembuluh darah pada
manusia
2. Menjelaskan mekanisme proses pembekuan darah
D. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat memahami komponen, struktur, dan fungsi darah, jantung serta pembuluh
darah pada manusia melalui gambar
2. Siswa dapat menjelaskan mekanisme proses pembekuan darah melalui skema
3. Siswa dapat membedakan pembuluh vena dan pembuluh arteri
4. Siswa dapat membuat tabel perbedaan pembuluh darah vena dan pembuluh darah
arteri.
E. Materi Pembelajaran :
• Peta konsep peredaran darah
122
• Komponen-komponen darah
• Pembekuan darah
• Organ peredaran darah
F. Model dan Metode Pembelajaran
a. Metode Pembelajaran : Saintifik dan diskusi kelompok.
123
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Power Point, LKS.
2. Alat/Bahan : Alat tulis, Proyektor, Papan tulis, Papan Skor.
3. Sumber Belajar : Irnaningtyas. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok
Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga.2017.
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal (10 menit)
Tahapan
pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Pendahuluan
• Mempersiapkan belajar siswa
dengan salam, berdoa dan
mengabsen siswa.
• Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
• Menjawab salam
guru, berdoa, dan
merespon kehadiran.
• Siswa menyimak
penjelasan guru.
5 menit
Apersepsi
dan
motivasi
• Memberikan apersepsi bahwa
dalam tubuh kita ada ada sebuah
sistem trasnportasi yang
mengatur jalannya lalu lintas
lengkap dengan polisinya yang
mengatur keamanan. Sistem
tersebut adalah sistem peredaran
darah.
• Guru menyampaikan manfaat
mempelajari materi ini dan
memotivasi pembelajaran.
• Siswa menanggapi
pernyataan guru.
• Siswa termotivasi
5 menit
Kegiatan Inti (70 menit)
Tahapan
pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Mengamati
Guru meminta siswa secara
berkelompok mengamati
gambar komponen-komponen
darah yang terdapat pada LKS
Siswa mengamati
gambar komponen-
komponen darah yang
terdapat pada LKS
10 menit
Menanya
Guru menanya pada siswa
apakah setiap komponen darah
memiliki ciri dan fungsi yang
sama?
Siswa menanggapi
pertanyaan guru dengan
memperhatikan LKS
yang sedang dikerjakan
10 menit
124
Mengumpulkan data
Guru meminta siswa agar
melengkapi LKS dengan
seksama bersama
kelompoknya masing-masing
Siswa secara
berkelompok saling
berdiskusi dan
melengkapi LKS
masing-masing
20 menit
Mengasosiasi
Guru meminta setiap
kelompok untuk memeriksa
LKS yang sudah mereka isi
dengan teori yang ada dibuku
paket atau internet
Siswa memeriksa LKS
yang sudah dikerjakan
dan
mengasosiasikannya
dengan sumber yang
ada.
20 menit
Mengkomunikasikan
Guru meminta salah satu
perwakilan siswa untuk maju
kedepan menjelaskan apa yang
sudah mereka dapatkan dari
pembelajaran hari ini.
Salah satu siswa maju
kdepan menjelaskan
apa yang sudah mereka
catat dan pelajari hari
ini.
10 menit
Kegiatan Penutup (10 menit)
Tahapan
pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Penutup
• Menginformasikan pembelajaran
untuk pertemuan selanjunya.
• Menutup pembelajaran dengan
membaca doa dan menutup
pertemuan dengan mengucapkan
salam.
• Siswa
mendengarkan
menyimak apa yang
guru sampaikan.
• Siswa membaca
doa dan menjawab
salam.
10 menit
I. Penilaian
Penilaian kognitif : LKS
Depok, November 2017
Guru Mata Pelajaran Biologi Peneliti
Abdul Malik, M.Pd Euis Kurnia Ningsih
NIM.1113016100054
125
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 6 Depok
Kelas/Semester : XI IPA/1
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Sistem Peredaran Darah
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit ( 2 jam pelajaran)
Pertemuan : 2 (kedua)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar :
3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem sirkulasi
dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan mekanisme
peredaran darah serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem sirkulasi
manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi
126
C. Indikator :
1. Menjelaskan golongan darah sistem ABO dan sistem rhesus
2. Menjelaskan aglutinogen dan aglutinin dalam darah
3. Menjelaskan trasnfusi darah manusia
4. Menganalisis peristiwa eritroblastosis pada bayi
D. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menentukan golongan darah golongan darah sistem ABO dan sistem rhesus
melalui percobaan
2. Siswa dapat menjelaskan aglutinogen dan aglutinin dalam darah
3. Siswa dapat menjelaskan trasnfusi darah manusia
4. Siswa dapat menghubungkan golongan darah dan rhesus dengan transfusi darah melalui
tabel
5. Siswa dapat menganalisis peristiwa eritroblastosis pada bayi
E. Materi Pembelajaran :
Golongan darah manusia
Terdapat 4 jenis Golongan Darah yang berdasarkan ada atau tidak adanya 2
antigen yaitu antigen A dan antigen B pada permukaan membran Sel Darah Merah.
Keempat jenis Golongan Darah tersebut adalah :
Golongan Darah Aglutinogen (Antigen) Aglutinin (Antibodi)
A Anti-A β
B Anti-B α
AB Anti-AB -
O - α β
Setiap Golongan Darah tersebut kemudian dikelompokkan lagi berdasarkan
Faktor Rhesus (Rh) yaitu Rhesus Positif (Rh+) dan Rhesus Negatif (Rh-) sehingga
dapat dikatakan bahwa pada dasarnya golongan darah sebenarnya terdiri dari 8 jenis
yakni A+, A-, B+, B-, AB+, AB-, O+ dan O-.
Skema transfusi darah
Yang dimaksud dengan Transfusi darah adalah proses penyaluran darah atau
produk berbasis darah dari satu orang ke sistem peredaran darah orang lainnya. Dalam
Tranfusi darah, seseorang yang menerima darah harus disesuaikan dengan golongan
127
darah yang didonorkan untuknya. Transfusi darah yang tidak sesuai akan
mengakibatkan reaksi transfusi imunologis seperti anemia hemolisis, gagal ginjal
bahkan kematian.
F. Model dan Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran : Saintifik dan diskusi kelompok.
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media : LKS
2. Alat/Bahan : Alat tulis, Papan tulis, Papan Skor, seperangkat perlengkapan
uji golongan darah (Reagen serum anti-A, anti-B, anti-AB,
Anti-D, kertas golongan darah, Blood lancet).
3. Sumber Belajar : Irnaningtyas. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok
Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta:
Erlangga.2017.
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal (10 menit)
Tahapanpembelajaran
Kegiatan Pembelajaran AlokasiwaktuAktivitas Guru Aktivitas Siswa
Pendahuluan Mempersiapkan belajar
siswa dengan salam,berdoa dan mengabsensiswa.
Menyampaikan tujuanpembelajaran.
Menjawab salam guru,berdoa, dan meresponkehadiran.
Menyimak penjelasanguru.
5 menit
128
Apersepsidanmotivasi
Memberikan apersepsiberupa pertanyaan“mengapa transfusidarah diperlukan?”
Menyampaikan manfaatdonor darah danmemotivasipembelajaran.
Menanggapi pertanyaanguru.
Siswa termotivasi
5 menit
Kegiatan Inti (70 menit)Tahapan
pembelajaranKegiatan Pembelajaran Alokasi
waktuAktivitas Guru Aktivitas Siswa
MengamatiGuru meminta mengamaticontoh tabel hasil uji golongandarah pada powerpoint
Siswa mengamatisecara seksama 5 menit
Menanya
Guru menanya pada siswaapakah setiap orang memilikigolongan darah yang sama?