Page 1
i
PENGARUH MODAL INTELEKTUAL, CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY, DAN KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP
KINERJA KEUANGAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memenuhi Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
RYAN TRILAKSONO
11140820000039
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
Page 2
ii
PENGARUH MODAL INTELEKTUAL, CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY, DAN KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP
KINERJA KEUANGAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Oleh:
RYAN TRILAKSONO
NIM. 1114082000039
Di Bawah Bimbingan:
Atiqah, SE., MS., Ak.,
NIP.19820120 200912 2 004
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
Page 3
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Page 4
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Page 5
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Page 6
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Ryan Trilaksono
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 12 September 1996
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Agama : Islam
5. Alamat : Kompleks Bukit Kencana
Blok E No. 8 RT 003/016
Kel. Jatimakmur,
Kec. Pondok Gede, Bekasi
6. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SD ( 2002-2008) : SDS Angkasa 9
2. SMP ( 2008-2011) : SMP Negeri 272
3. SMA (2011-2014) : SMA Negeri 64 Jakarta
4. S1 (2014-2019) : UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Page 7
vii
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Koordinator Keamanan Gebyar Lomba Akuntansi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. Panitia Orientasi Pengenalan Akademik Jurusan Akuntansi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Waluyo Purbowo, MBA
2. Ibu : Vita Savitri., SE
3. Anak Ke- dari : 3 dari 3 bersaudara
Page 8
viii
THE INFLUENCE OF INTELLECTUAL CAPITAL, CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY, AND ENVIRONMENTAL PERFORMANCE ON
FINANCIAL PERFORMANCE
ABSTRACT
The purpose of this research is to examine the influence of intellectual
capital, corporate social responsibility, and environmental performance on
financial performance. The populations of this research used manufacturing
companies listed in the Indonesia Stock Exchange (IDX) of 145 companies. Based
on criteria, selected a sample of 25 companies with 3 years observation from
2015-2017. Hypothesis in this research was tested use multiple regression
analysis. Financial performance is measured based on return on asset formula.
The results of this research indicated that intellectual capital have an effect
on financial performance. Corporate social responsibility and environmental
performance has no effect on financial performance.
Keywords: Financial performance, intellectual capital, corporate social
responsibility, environmental performance
Page 9
ix
PENGARUH MODAL INTELEKTUAL, CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY, DAN KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP
KINERJA KEUANGAN
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh modal intelektual,
corporate social responsibility, dan kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan.
Populasi dalam penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur sebanyak 145
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan kriteria,
terpilih sampel berjumlah 25 perusahaan dengan pengamatan selama 3 tahun dari
2015-2017. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pusposive sampling. Hipotesis dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis
regresi berganda. Kinerja keuangan diukur berdasarkan rumus return on asset.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modal intelektual berpengaruh
terhadap kinerja keuangan. Corporate social responsibilty dan kinerja lingkungan
tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
Kata Kunci: Kinerja Keuangan, modal intelektual, corporate social
responsibility, kinerja lingkungan
Page 10
x
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“PENGARUH MODAL INTELEKTUAL, CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY, DAN KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA
KEUANGAN”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian
syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu
dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah
penulis haturkan atas kekuatan Allah SWT yang telah menganugerahkannya.
Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua saya, Waluyo Purbowo dan Vita Savitri yang telah
memberikan semangat, motivasi dan pelajaran hidup yang sangat berharga
serta doa dan dukungan yang tidak tiada hentinya.
2. Kedua Kakak saya (Harry Dimas Radityo dan Dicky Prakoso) yang telah
memberikan semangat dan doanya dalam proses penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. Amilin, M.Si.,Ak.,CA.,QIA.,BKP.,CMRP selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri, SE, M.Si.,Ak.,CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Page 11
xi
5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE, MM,Ak.,CA. selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Atiqah, SE, MS.AK. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
memberikan waktu dan nasihatnya yang sangat berharga untuk membimbing
penulis selama menyusun skripsi.
7. Semua dosen, guru, dan pendidik yang telah memberikan ilmu-ilmu serta
nasihat-nasihat kepada penulis sejak Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi.
8. Sekawanan (Bang Rahman, Abdul, Acong, Febri, Bambang, Bang Adam,
Bang Andre, Atinio, Bang Dzaky, Diko, Kak Fika, Bang Joni, Indra, Kak
Nabil, Nazif, Bang Reja, Rizza, Tirto) terimakasih atas kekompakan dan
motivasinya selama ini.
9. Keluarga besar Akuntansi 2014 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terima kasih
karena telah menjadi sahabat-sahabat yang menyenangkan selama ini.
10. Oryca Coffehouse (Bu pipit selaku pemilik dan Rizky, Duma dan Daus
selaku rekan) terimakasih atas kekompakan dan motivasinya selama ini.
11. Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu, terima kasih untuk bantuannya selama ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, 22 April 2019
( Ryan Trilaksono)
Page 12
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP........................................................................................... vi
ABSTRACT ....................................................................................................................... viii
ABSTRAK ......................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ x
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xv
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................................... 8
BAB II ............................................................................................................................... 11
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................... 11
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................................... 11
1. Resourced – Based Theory ................................................................................ 11
2. Teori Stakeholder .............................................................................................. 12
3. Teori Legitimasi ................................................................................................ 13
4. Kinerja Keuangan ............................................................................................. 14
5. Modal Intelektual .............................................................................................. 16
6. Corporate Social Responsibility ....................................................................... 19
7. Kinerja Lingkungan .......................................................................................... 33
B. Hasil Penelitian Terdahulu .................................................................................... 36
C. Kerangka Pemikiran .............................................................................................. 42
D. Perumusan Hipotesis ............................................................................................. 43
1. Pengaruh Modal Intelektual terhadap Kinerja Keuangan. ................................ 43
Page 13
xiii
2. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Keuangan. ......... 44
3. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Kinerja Keuangan. ............................ 45
BAB III ............................................................................................................................. 47
METODOLOGI PENELITIAN .................................................................................... 47
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................. 47
B. Metode Penentuan Sampel ................................................................................ 47
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................................... 48
D. Metode Analisis Data ........................................................................................ 49
BAB IV ............................................................................................................................. 60
HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................................... 60
A. Deskripsi Objek Penelitian................................................................................ 60
B. Analisis Data ..................................................................................................... 61
C. Interpretasi Hasil ............................................................................................... 73
BAB V .............................................................................................................................. 77
KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................................... 77
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 77
B. Saran ................................................................................................................. 78
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 79
LAMPIRAN - LAMPIRAN ............................................................................................. 85
85
Page 14
xiv
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1 Daftar Indikator Pengungkapan CSR Berdasarkan GRI-G4 . 21
2.2 Tabel Peringkat PROPER ..................................................... 34
2.2 Tabel Penelitian Terdahulu ................................................... 36
3.1 Tabel Skor PROPER ............................................................. 58
3.2 Tabel Operasional Variabel................................................... 58
4.1 Sampel Perusahaan Manufaktur ............................................ 60
4.2 Analisis Statistik Deskriptif .................................................. 61
4.3 Uji Kolmogorov-Smirnov ..................................................... 65
4.4 Uji Multikolonieritas ............................................................. 66
4.5 Uji Autokorelasi .................................................................... 67
4.6 Uji Glejser ............................................................................. 69
4.7 Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................................. 70
4.8 Uji Statistik F ........................................................................ 71
4.9 Uji Statistik t ......................................................................... 72
Page 15
xv
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.4 Skema Kerangka Pemikiran .................................................. 42
4.1 Grafik Histogram .................................................................. 63
4.2 Grafik Normal P-P Plot ......................................................... 64
4.3 Grafik Scatterplot .................................................................. 68
Page 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan di era globalisasi telah mendorong banyak perusahaan
untuk terus berkembang dan mempertahankan eksistensinya. Hal ini ditandai
dengan adanya MEA atau Masyarakat Ekonomi ASEAN yang diberlakukan
pada tahun 2015. Maka negara – negara yang tergabung dalam keanggotaan
ASEAN akan mengalami integrasi ekonomi di kawasan dan hal ini memicu
persaingan usaha yang lebih ketat. Mengacu pada rilis terbaru World
Economic Forum (WEF) 2018, diketahui peringkat indeks daya saing
Indonesia berada pada posisi 45 dari 140 negara dalam Global
Competitiveness Index 4.0, posisi ini naik dua peringkat dibanding sebelumya
namun peringkat tersebut masih tertinggal dari negara ASEAN lainnya seperti
Singapura yang berada pada peringkat 2, Malaysia yang berada di posisi 25
dan Thailand pada posisi 38. Dari indeks tersebut mencerminkan bahwa
Indonesia masih memerlukan sejumlah perbaikan di berbagai sektor, salah
satunya adalah daya saing produk lokal di pasar internasional (inews.id).
Oleh karena itu, salah satu faktor agar produk lokal dapat meningkatkan
daya saingnya di pasar internasional, perusahaan harus bisa mengelola sumber
daya yang mereka miliki agar lebih efektif dan efisien. Apabila sumber daya
tersebut dapat dikelola dengan baik maka perusahaan dapat menciptakan
produk yang memiliki nilai tambah dan memiliki keunggulan kompetitif. Hal
Page 17
2
tersebut dapat menunjang apa yang telah menjadi tujuan utama perusahaan
yaitu untuk meningkatkan laba perusahaan (Mustika, 2017). Setiap perusahaan
diharapkan mampu meningkatkan kinerja yang dimilikinya, bukan hanya
kinerja saat ini saja namun juga kinerja perusahaan secara keberlanjutan yang
menjamin prospek di masa depan.
Kinerja perusahaan dapat tercermin melalui kondisi keuangan suatu
perusahaan yang dapat dianalisis dengan alat analisis keuangan, sehingga
dapat diketahui mengenai baik atau buruknya keadaan keuangan dan prestasi
kerja perusahaan dalam periode tertentu (Izati dan Margaretha, 2014).
Penilaian kinerja keuangan perusahaan dirasa sangat penting agar para
stakeholder dapat menilai bagaimana capaian kinerja perusahaan dengan
menggunakan analisis laporan keuangan. Tentunya apabila kinerja keuangan
memiliki penilaian yang hasilnya positif maka ini menjadi salah tanda bahwa
perusahaan tersebut berhasil dalam mencapai tujuannya.
Kelangsungan hidup perusahaan dan kinerja keuangan perusahaan
bukan hanya dihasilkan oleh aset perusahaan yang bersifat nyata (tangible
assets) tetapi hal yang lebih penting adalah adanya intangible assets yang
berupa sumber daya manusia (SDM) yang mengatur dan mendayagunakan
aset perusahaan yang ada. Karena berbagai macam faktor seperti teknologi,
persaingan serta ilmu pengetahuan yang semakin berkembang dengan pesat,
Sawarjuwono dan Kadir (2003) dalam Syuwaibatul (2015) berpendapat bahwa
agar perusahaan dapat bertahan sesuai dengan konsep going concern,
perusahaan-perusahaan harus dengan cepat mengubah strateginya dari bisnis
Page 18
3
yang berdasarkan tenaga kerja (labor-based business) menuju knowledge
based business (bisnis berdasarkan pengetahuan, faktor inilah yang
menyebabkan modal intelektual merupakan salah satu kekayaan yang penting
di dalam perusahaan. Teori sumberdaya menyatakan bahwa modal intelektual
memenuhi kriteria sebagai sumber daya yang unik untuk menciptakan
keunggulan kompetitif sehingga mampu meningkatkan nilai tambah bagi
perusahaan, Hal ini membuat perusahan memiliki pemikiran bahwa ilmu
pengetahuan, inovasi, serta keahlian yang dimiliki sumber daya manusianya
akan menjadi aset yang berharga dalam rangka mencapai tujuannya, terlebih
di era modern seperti saat ini. Modal intelektual sendiri diakui dapat
meningkatkan keuntungan perusahaan dimana laba perusahaan tersebut
dipengaruhi oleh inovasi dan pengetahuan yang intensif (Budiasih 2015). Hal
ini didukung oleh penelitian Agustina dkk, (2015) yang menjelaskan bahwa
modal intelektual berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.
Model Modified Value Added Intellectual Coefficient (M-VAIC) di
gunakan pada penelitian ini yang telah dimodifikasi oleh Ulum (2014).
MVAIC menunjukkan ukuran komprehensif dari modal intelektual. Semua
komponen pembentuk M-VAIC yang terdiri dari : HCE (Human Capital
Efficiency Coefficient), SCE (Structural Capital Efficiency Coefficient), RCE
(Relational Capital Efficiency Coefficient) dan CEE (Capital Employed
Efficiency Coefficient).
Page 19
4
Sebagaimana tertuang dalam Pasal 74 UU Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas yang menyatakan bahwa perseroan yang
menjalankan kegiatan usaha di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya
alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Atas dasar
landasan undang – undang tersebut, perusahaan dituntut untuk wajib
memperhatikan peran dan interaksi antara stakeholder dengan perusahaan
dengan mengembangkan program corporate social responsibility. Laporan
keuangan dan tahunan perusahaan merupakan salah satu media yang dapat
digunakan untuk mengungkap informasi sosial dan lingkungan perusahaan
(Yaparto et, al,. 2013). Tanggung jawab sosial dan lingkungan memiliki
berbagai pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Menurut Sudaryanto (2011)
bahwa pembuat keputusan perusahaan harus mempertimbangkan berbagai hal
mengenai sosial dan lingkungan jika mereka ingin memaksimalkan
keuntungan jangka panjang. Sejalan dengan Syahnaz, (2012) menjelaskan
bahwa sebuah perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya dan pengambilan
keputusan tidak hanya didasarkan oleh faktor keuangan saja melainkan juga
harus didasarkan pada konsekuensi lingkungan dan saat ini maupun yang akan
datang. Perusahaan dipandang perlu melakukan CSR disclosure dalam annual
report-nya. Dengan begitu, daya tarik stakeholder dan loyalitas konsumen
akan terus meningkat. CSR disclosure sendiri berisikan semua kegiatan yang
berhubungan tentang sosial dan lingkungan perusahaan. Hal ini dipercaya
dapat memberikan image baik perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat
tercapai yaitu meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. (Tunggal dan
Page 20
5
Fachrurrozie, 2014). Hal ini sejalan dengan penelitian Hastawati dan Sarsiti
(2016) bahwa corporate social responsibility berpengaruh positif terhadap
kinerja keuangan.
Selain modal intelektual dan corporate social responsibility, kinerja
lingkungan suatu perusahaan juga tak kalah penting bagi kinerja keuangan,
karena dengan aktivitas perusahaan yang peduli terhadap lingkungan dapat
membuat perusahaan memiliki nilai lebih dimata para stakeholder dan
investor serta kinerja perusahaan yang berkelanjutan.
Saat ini perusahaan mulai menyadari bahwa tujuan dari kegiatan usaha
yang dilakukan bukan hanya sekedar menghasilkan laba sebesar-besarnya,
tetapi juga bagaimana agar laba yang dihasilkan dapat memberikan manfaat
bagi masyarakat (Setyaningsih & Asyik, 2016). Menurut Anggraini (2006)
investor individual tertarik terhadap informasi yang variabelnya berkaitan
dengan masalah sosial dan kelestarian lingkungan. Investor cenderung
berinvestasi pada perusahaan yang memiliki etika baik, karyawan yang baik,
peduli terhadap dampak lingkungan dan memiliki tanggung jawab sosial. hal
tersebut menandakan bahwa kinerja lingkungan akan memberikan dampak
positif bagi kondisi keuangan perusahaan.
Kinerja lingkungan sendiri adalah upaya yang dilakukan perusahaan
untuk menciptakan lingkungan yang baik dengan melaksanakan aktifitas dan
menggunakan bahan-bahan yang tidak merusak lingkungan hidup (Putri dkk,
2013). Pemerintah pun melalui Kementerian Lingkungan Hidup telah
Page 21
6
membentuk program yang disebut PROPER atau Program Peringkat Penilaian
Kerja sebagai bentuk penataan lingkungan hidup perusahaan-perusahaan di
Indonesia dan hal ini dilakukan dengan menilai kinerja perusahan agar
perusahaan semakin terpacu dalam usaha peduli terhadap lingkungan (Putra
dan Utami 2017). Kemudian Yanti (2015) menjelaskan bahwa pemberian
penghargaan PROPER bertujuan mendorong perusahaan untuk taat terhadap
peraturan lingkungan hidup dan mencapai keunggulan lingkungan
(Environmental Excellence) melalui integrasi prinsip prinsip pembangunan
berkelanjutan dalam proses produksi dan jasa, penerapan sistem manajemen
lingkungan, 3R (reuse, reduce, recycle), efisiensi energi, konservasi sumber
daya dan pelaksanaan bisnis yang beretika serta bertanggungjawab terhadap
masyarakat melalui program pengembangan masyarakat. Kriteria penilaian
PROPER tercantum dalam peraturan menteri negara lingkungan hidup tahun
2013 tentang program penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam
pengelolaan lingkungan. Secara umum peringkat kinerja PROPER dibedakan
menjadi 5 warna Emas, Hijau, Biru, Merah, dan Hitam, dimana kriteria
ketaatan digunakan untuk pemeringkatan biru, merah, dan hitam, sedangkan
kriteria penilaian aspek lebih dari yang dipersyaratkan (beyond compliance)
adalah hijau dan emas.
Adapun dengan melakukan kinerja lingkungan, maka perusahaan dapat
meningkatkan citra perusahaan agar menarik minat para investor dan
memperkuat kemampuan untuk menjual produk dan jasanya serta
membangkitkan keinginan para manajer untuk melakukan inovasi dan peluang
Page 22
7
baru (Hansen dan Mowen 2007), hal ini dapat berimbas kepada meningkatnya
kinerja keuangan di perusahaannya dan memiliki keunggulan kompetitif dari
para pesaingnya. Hal ini didukung oleh penelitian Setyono (2016) yang
menjelaskan bahwa kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan perusahaan.
Penelitian ini merupakan modifikasi dari penelitian yang dilakukan
oleh Agustina, dkk (2015) dengan menggunakan sampel perusahaan BUMN
non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013,
namun peneliti dalam penelitian ini mengganti satu variabel independen yaitu
Kinerja Lingkungan serta mengambil sampel perusahaan manufaktur pada
tahun 2015 – 2017.
Berdasarkan uraian diatas peneliti termotivasi melakukan penelitian
untuk melihat apakah modal Intelektual, corporate social responsibility dan
kinerja lingkungan berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada perusahaan
manufaktur di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Modal Intelektual, Corporate Social
Responsibility dan Kinerja lingkungan terhadap Kinerja Keuangan”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah dipaparkan diatas,
maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah Modal Intelektual berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan?
Page 23
8
2. Apakah Corporate Social Responsibility berpengharuh terhadap Kinerja
Keuangan?
3. Apakah Kinerja Lingkungan berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah dipaparkan
diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pegaruh Modal Intelektual terhadap Kinerja
Keuangan
2. Untuk mengetahui pengaruh Corporate Social Responsibility
terhadap Kinerja Keuangan
3. Untuk mengetahui pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Kinerja
Keuangan.
b. Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis, diharapkan penelitian
ini bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan manajemen, kalangan
akademisi, pembaca dan penulis dengan penjelasan sebaai berikut:
1. Manfaat Praktis
a. Bagi pengguna laporan keuangan, diharapkan penelitian ini
dapat menjadi acuan tambahan dalam menganalisis informasi
Page 24
9
terkait dengan faktor – faktor yang dapat mempegaruhi kinerja
keuangan perusahaan
b. Bagi manajemen, diahrapkan penelitian ini dapat memberikan
masukan dalam penentuan kebijakan mengenai faktor – faktor
yang dapat mempegaruhi kinerja keuangan perusahaan.
c. Bagi kalangan akademisi, diharapakan penelitian ini
memberikan kontribusi terhadap literatur penelitian akuntansi
yang berhubungan dengan Kinerja Keuangan.
2. Manfaat Teoritis.
a. Bagi pembaca, penelitian ini memberikan bukti empiris
mengenai pengaruh Modal Intelektual, Corporate Social
Responsibility dan Kinerja lingkungan terhadap Kinerja
Keuangan pada Perusahaan manufaktur yang Terdaftar di
Bursa efek Indonesia Tahun 2015-2017.
b. Bagi penulis, diharapakan penelitian ini dapat membantu serta
menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pengaruh
Modal Intelektual, Corporate Social Responsibility dan Kinerja
lingkungan terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan
manufaktur yang Terdaftar di Bursa efek Indonesia Tahun
2015-2017.
Page 25
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Resourced – Based Theory
Resource-Based Theory dipelopori oleh Penrose (1959) yang
memberikan pandangan bahwa perusahaan merupakan kumpulan dari
berbagai sumber daya. Sumber daya perusahaan adalah heterogen, tidak
homogen, jasa produktif yang tersedia berasal dari sumber daya
perusahaan yang memberikan karakter unik bagi tiap-tiap perusahaan.
Wernerfelt (1984) menjelaskan bahwa menurut resourced based theory
perusahaan akan unggul dalam persaingan usaha dan mendapatkan kinerja
keuangan yang baik dengan cara memiliki, menguasai dan memanfaatkan
aset-aset strategis yang penting (aset berwujud dan tidak berwujud).
Belkaoui (2003) menyatakan strategi yang potensial untuk meningkatkan
kinerja perusahaan adalah dengan menyatukan aset berwujud dan tidak
berwujud. Resource based theory adalah suatu pemikiran yang
berkembang dalam teory manajemen strateji dan keunggulan kompetitif
perusahaan yang meyakini bahwa perusahaan akan mencapai keunggulan
apabila memiliki sumberdaya yang unggul (Solikhah, dkk 2010).
Page 26
12
2. Teori Stakeholder
Menurut Freeman (1984) stakeholder merupakan kelompok atau
individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh proses
pencapaian tujuan suatu organisasi. Hadi (2011) memberikan pandangan
bahwa stakeholder adalah semua pihak baik internal maupun eksternal
yang memiliki hubungan baik bersifat mempengaruhi maupun
dipengaruhi, bersifat langsung maupun tidak langsung oleh perusahaan.
Dapat disimpulkan bahwa keberadaan para stakeholder akan sangat
penting bagi perusahaan, hal ini dikarenakan kelangsungan hidup
perusahaan bergantung pada dukungan yang diberikan oleh stakeholder
karena stakeholder perusahaan tidak hanya terdiri dari shareholder
(investor dan kreditur) saja, tetapi juga termasuk pegawai, pemasok,
pelanggan, pemerintah, masyarakat, termasuk lingkungan hidup sebagai
bagian dari kehidupan sosial.
Manajemen sebuah organisasi diharapkan melakukan aktivitas
yang dianggap penting bagi stakeholder mereka dan kemudian
melaporkan kembali aktivitas-aktivitas tersebut kepada para stakeholder
(Setyaningsih dan Asyik, 2016). Laporan tersebut harus diberikan kepada
stakeholder karena para stakeholder memilik hak menerima berbagai
informasi penting mengenai bagaimana aktivitas perusahaan tersebut.
Tujuan utama dari stakeholder theory adalah untuk membantu manajer
korporasi mengerti lingkungan stakeholder mereka dan melakukan
pengelolaan dengan lebih efektif di antara keberadaan hubungan-hubungan
Page 27
13
di lingkungan perusahaaan mereka. Namun demikian, tujuan yang lebih
luas dari stakeholder theory adalah untuk membantu manajemen
perusahaan dalam memaksimalkan nilai dari dampak aktifitas aktifitas
mereka, dan meninimalkan kerugian-kerugian bagi stakeholder.
3. Teori Legitimasi
Teori legitimasi adalah sebuah gagasan mengenai kontrak sosial
diantara perusahaan dengan masyarakat di sekitar perusahaan. Menurut
Deegan dan Rankin (1996) dinyatakan bahwa organisasi bukan hanya
harus terlihat memperhatikan hak –hak investor namun secara umum juga
harus memperhatikan hak-hak publik. Karena publik juga merupakan
bagian dari stakeholder perusahaan. Legitimasi adalah upaya perusahaan
untuk terus memastikan bahwa mereka beroperasi dalam bingkai dan
norma yang ada didalam masyarakat atau lingkungan dimana perusahaan
itu berada, dimana mereka berusaha untuk memastikan bahwa aktivitas
perusahaan diterima oleh pihak luar sebagai sesuatu yang “sah” (Deegan,
2004 dalam Bahri dan Cahyani 2016).
Legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang diberikan
masyarakat kepada perusahaan dan sesuatu yang diinginkan atau dicari
perusahaan dari masyarakat O’Donovan, (2002) dalam Putra dan Utami
(2017). Legitimasi juga dapat menjadi wahana bagi perusahaan dalam
membangun strategi perusahaan, utamanya yang berkaitan dengan usaha
menempatkan diri atas keberpihakan perusahaan dalam lingkungan
masyarakat Hadi, (2010) dalam Sandika (2017). Oleh karena itu, teori
Page 28
14
legitimasi ini menekankan pada perusahaan dalam melakukan kegiatannya
perlu mempertimbangkan keselarasan dan norma dan nilai sosial agar
dapat diakui dan diterima dalam lingkungannya. hal ini penting guna
menjaga eksistensi sebuah perusahaan.
4. Kinerja Keuangan
Untuk memenuhi kepentingan para anggotanya, perusahaan
sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan
tertentu yang ingin dicapai. Dalam hal ini pihak manajemen berperan
penting dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan
dan juga untuk memenuhi kewajibannya terhadap para investor adalah
penilaian kinerja keuangan perusahaan (Setyaningsih dan Asyik, 2016).
Kinerja keuangan menurut Sucipto (2003) adalah penentuan
ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu
perusahaan dalam menghasilkan suatu laba. Salah satu cara yang dapat
dilakukan oleh pihak manajemen untuk Dalam memberikan suatu
gambaran tentang posisi keuangan suatu perusahaan, dapat dilihat dari
kinerja keuangan perusahaan yang diukur dari laporan keuangan yang
dikeluarkan secara periodik. Penilaian prestasi atau kinerja suatu
perusahaan diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan
keputusan baik pihak internal maupun pihak eksternal (Pujiasih, 2013
dalam Setyaningsih dan Asyik, 2016)
Pemilihan untuk indikator penilaian sebagai proksi untuk
mengukur kinerja keuangan perusahaan merupakan faktor yang sangat
Page 29
15
penting untuk diperhatikan karena menyangkut ketepatan hasil dalam
penilaian tersebut. Penilaian kinerja keuangan dapat dilihat melalui dua
sudut pandang yaitu (Amir, 2002) :
a. Sudut pandang finansial : adalah pengukuran kinerja dari aspek-aspek
finansial perusahaan seperti solvabilitas, likuiditas dan rentabilitas.
b. Sudut pandang non finansial : adalah pengukuran kinerja dari aspek-
aspek non finansial perusahaan seperti kepuasan pelanggan, inovasi
produk dan pengembangan perusahaan.
Pengukuran Kinerja keuangan pada penelitian ini diukur
menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan yang digunakan ialah ROA
atau Return On Assets. ROA dipilih sebagai proksi karena rasio ini
berfungsi untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan
keuangan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya, serta rasio ini
merupakan rasio yang paling penting dibandingkan dengan jenis rasio
yang lainnya. (Sagara dan Chairunissa, 2018). Rumus untuk menghitung
ROA sebagai berikut :
𝑅𝑂𝐴 =𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥𝑒𝑠
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑥 100%
Page 30
16
5. Modal Intelektual
Stewart (1997) dalam Sudarno dan Yulia (2013) mendefinisikan modal
intelektual sebagai berikut:
a) Modal intelektual adalah semua hal yang diketahui dan diberikan oleh
semua orang dalam perusahaan, yang memberikan keunggulan
bersaing.
b) Modal intelektual adalah materi intelektual (pengetahuan, informasi,
hak kekayaan intelektual, pengalaman) yang dapat digunakan untuk
menciptakan kekayaan.
Sedangkan menurut Roos, Pike dan Fernstorm (2005) dalam
Puspitosari (2016) modal intelektual adalah semua sumber daya non fisik
dan non keuangan yang sebagian atau seluruhnya dikendalikan oleh
organisasi dan berkontribusi dalam menciptakan nilai. Sementara menurut
Pulic (2000) dalam Chusnah (2014) mendefinisikan modal intelektual
sebagai seluruh kemampuan pekerja yang menciptakan nilai tambah.
a. Modified Value Added Intellectual Coefficient (M-VAIC)
Modified Value Added Intellectual Coefficient (M-VAIC)
merupakan model pengukuran yang dikembangkan oleh Ulum (2014)
dalam pengukuran modal intelektual yang didasarkan pada model
VAICTM. Hal yang menjadi pembeda antara Value Added Intellectual
Coefficient (VAICTM) dan Modified Value Added Intellectual
Coefficient (M-VAIC) yaitu dengan adanya penambahan komponen
yang diperhitungkan yaitu RCE. Pada VAICTM, komponennya terdiri
Page 31
17
dari HCE, SCE, dan CEE, sedangkan komponen M-VAIC terdiri dari
HCE, SCE, RCE, dan CEE (Ulum, 2014 dalam Syuwaibatul 2015).
1) Human Capital Efficiency Coefficient (HCE)
Human Capital Efficiency Coefficient mengindikasikan
kemampuan tenaga kerja untuk menghasilkan nilai bagi perusahaan
dari dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tersebut. Semakin
banyak value added dihasilkan dari setiap rupiah yang dikeluarkan
oleh perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan telah mengelola
sumber daya manusia secara maksimal sehingga menghasilkan
tenaga kerja berkualitas yang pada akhirnya akan meningkatkan
kinerja keuangan perusahaan (Wijayanti 2012).
2) Structural Capital Efficiency Coefficient (SCE)
Structural Capital Efficiency Coefficient (SCE) menunjukkan
kontribusi structural capital (SC) dalam penciptaan nilai. SCE
mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1
rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan
SC dalam penciptaan nilai. SC bukanlah ukuran yang independen
sebagaimana HC, SC dependen terhadap valuecreation. Artinya,
semakin besar kontribusi HC dalam valuecreation, maka akan
semakin kecil kontribusi SC dalam hal tersebut (Wijayanti, 2012)
Page 32
18
3) Relational Capital Efficiency Coefficient (RCE)
Relational capital merupakan hubungan yang harmonis yang
dimiliki perusahaan dengan para mitranya, baik yang berasal dari
para pemasok, yang andal dan berkualitas, berasal dari pelanggan
yang loyal dan merasa puas akan pelayanan perusahaan yang
bersangkutan, berasal dari hubungan perusahaan dengan
pemerintah maupun dengan masyarakat sekitar. Relational capital
dapat muncul dari berbagai bagian diluar lingkungan perusahaan
yang dapat menambah nilai bagi perusahaan tersebut
(Sawarjuwono dan Kadir, 2003 dalam Syuwaibatul 2015). Menurut
Ulum (2014) relational capital efficiency menggambarkan efisiensi
dari investasi dalam aspek relasi dimana relational capital
diproksikan dengan biaya pemasaran.
4) Capital Employed Efficiency Coefficient (CEE)
Capital Employed Efficiency (CEE) merupakan indikator
nilai tambah terhadap efisiensi dari capital employed Chen et al,
(2005) dalam Syuwaibatul (2015). Capital Employed Efficiency
Coefficient (CEE) menggambarkan seberapa banyak value added
yang dihasilkan dari modal fisik yang digunakan. Perusahaan akan
terlihat lebih baik dalam memanfaatkan CE (Capital Employed)-
nya jika 1 unit dari CE menghasilkan return lebih besar daripada
perusahaan lain.
Page 33
19
6. Corporate Social Responsibility
a. Definisi Corporate Social Responsibility
Definisi coporate social responsibility menurut Hackston dan
Milne (1996) sebagai proses mengkomunikasikan dampak sosial dan
lingkungan dari kegiatan ekonomi organsiasi terhadap kelompok
khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara
keseluruhan. Bahri dan Cahyani (2016) mendefinisikan coporate
social responsibility sebagai suatu kepedulian organisasi bisnis untuk
bertindak dengan cara-cara mereka sendiri dalam melayani
kepentingan organisasi dan kepentingan publik eksternal. Pada
dasarnya tanggung jawab sosial dilakukan oleh perusahaan untuk
menanggulangi dampak sosial dan lingkungan yang terjadi akibat
kegiatan perusahaan. Karena tangung jawab perusahaan tidak lagi
hanya berpijak pada single bottom line yaitu nilai perusahaan yang
direfleksikan pada kondisi keuangannya saja, namun juga harus
berorientasi pada prinsip triple bottom lines, dimana sosial dan
lingkungan juga berpengaruh pada nilai perusahaan. Karena jika hanya
melihat dari kondisi keuangan perusahaan saja tak akan menjamin nilai
perusahaan tumbuh secara berkelanjutan (Candrakirana, 2009).
b. Pengungkapan coporate social responsibility
Coporate social responsibility wajib diungkapkan dalam laporan
tahunan perusahaan. Wilman (2012) dalam rafianto (2015)
mengemukakan bahwa pengungkapan corporate social responsibility
Page 34
20
adalah pengungkapan atas kegiatan – kegiatan sosial yang dilakukan
oleh perusahaan sebagai wujud dari tanggung jawab sosialnya. karena
dengan diungkapkannya tanggung jawab sosial perusahaan merupakan
salah satu cara bagi perusahaan untuk berkomunikasi dengan para
stakeholder secara sukarela. Indikator yang dapat dipakai untuk
mengukur seberapa luas pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan pada laporan tahunan salah satunya adalah Global
Reporting Initiative atau (GRI). Standar terbaru yang saat ini dimiliki
oleh GRI adalah GRI-G4.
GRI-G4 menyediakan kerangka kerja yang relevan secara global
untuk mendukung pendekatan yang terstandardisasi dalam pelaporan,
yang mendorong tingkat transparansi dan konsistensi yang diperlukan
untuk membuat informasi yang disampaikan menjadi berguna dan
dapat dipercaya oleh pasar dan masyarakat. Dalam standar GRI-G4
(2013) indikator kinerja dibagi menjadi 3 komponen utama, yaitu
ekonomi, lingkungan, dan sosial mencakup praktik ketenagakerjaan
dan kenyamanan bekerja, hak asasi manusia, masyarakat, tanggung
jawab atas produk dengan total kinerja indikator mencapai 91
indikator. (www.globalreporting.org). Corporate social responsibility
dihitung berdasarkan jumlah tanggung jawab yang diungkapkan oleh
perusahaan dibagi dengan 91 indikator berdasarkan GRI-G4 tersebut.
Adapun indikator – indikator yang harus diungkap menurut standar
GRI-G4 adalah sebagai berikut.
Page 35
21
Tabel 2.1 (lanjutan)
Daftar Indikator Pengungkapan CSR berdasarkan GRI-G4
KATEGORI EKONOMI
Kinerja Ekonomi EC1 Nilai ekonomi langsung yang
dihasilkan dan didistribusikan
EC2 Implikasi finansial dan risiko
serta peluang lainnya kepada
kegiatan organisasi karena
perubahan iklim
EC3 Cakupan kewajiban organisasi
atas program imbalan pasti
EC4 Cakupan kewajiban organisasi
atas program imbalan pasti
Keberadaan Pasar EC5 Rasio upah standar pegawai
pemula (entry level) menurut
gender dibandingkan dengan upah
minimum regional di lokasi-
lokasi operasional yang signifikan
EC6 Perbandingan manajemen senior
yang dipekerjakan dari
masyarakat local di lokasi operasi
yang signifikan
Dampak Ekonomi
Tidak Langsung
EC7 Pembangunan dan dampak dari
investasi infrastruktur dan jasa
yang diberikan
EC8 Dampak ekonomi tidak langsung
yang signifikan, termasuk
besarnya dampak
Praktek Pengadaan EC9 Perbandingan dari pembelian
pemasok lokal di operasional
yang signifikan
Tabel 2.1
Daftar Indikator Pengungkapan CSR Berdasarkan GRI-G4
Page 36
22
Tabel 2.1 (lanjutan)
Daftar Indikator Pengungkapan CSR berdasarkan GRI-G4
KATEGORI LINGKUNGAN
Bahan EN1 Bahan yang digunakan
berdasarkan berat atau volume
EN2 Persentase bahan yang digunakan
yang merupakan bahan input daur
ulang
Energi EN3 Konsumsi energi dalam
organisasi
EN4 Konsumsi energi di luar
organisasi
EN5 Intensitas Energi
EN6 Pengurang Konsumsi energi
Air EN7 Pengurangan kebutuhan energi
pada produk dan jasa
EN8 Total pengambilan air
berdasarkan sumber
EN9 Sumber air yang secara signifikan
dipengaruhi oleh pengambilan air
EN10 Persentase dan total volume air
yang didaur ulang dan digunakan
kembali
Keanekaragaman Hayati EN11 Lokasi-lokasi operasional yang
dimiliki, disewa, dikelola
didalam, atau yang berdekatan
dengan, kawasan lindung dan
kawasan dengan nilai
keanekaragaman hayati tinggi
Page 37
23
Tabel 2.1 (lanjutan)
Daftar Indikator Pengungkapan CSR berdasarkan GRI-G4
diluar kawasan lindung
EN12 Uraian dampak signifikan
kegiatan, produk, dan jasa
terhadap keanekaragaman hayati
di kawasan lindung dan kawasan
dengan nilai keanekaragaman
hayati tinggi diluar kawasan
lindung
EN13 Habitat yang dilindungi dan
dipulihkan
EN14 Jumlah total spesies dalam iucn
red list dan spesies dalam daftar
spesies yang dilindungi nasional
dengan habitat di tempat yang
dipengaruhi operasional,
berdasarkan tingkat risiko
kepunahan
Emisi EN15 Emisi gas rumah kaca (GRK)
langsung (Cakupan 1)
EN16 Emisi gas rumah kaca (GRK)
energi tidak langsung (Cakupan
2)
EN17 Emisi gas rumah kaca (GRK)
tidak langsung lainnya (Cakupan
3)
EN18 Intensitas emisi gas rumah kaca
(GRK)
EN19 Pengurangan emisi gas rumah
kaca (GRK)
EN20 Emisi bahan perusak ozon (BPO)
Page 38
24
Tabel 2.1 (lanjutan)
Daftar Indikator Pengungkapan CSR berdasarkan GRI-G4
EN21 NOX, SOX, dan emisi udara
signifikan lainnya
Efluen dan limbah EN22 Total air yang dibuang
berdasarkan kualitas dan tujuan
EN23 Bobot total limbah berdasarkan
jenis dan metode pembuangan
EN24 Jumlah dan volume total
tumpahan signifikan
EN25 Bobot limbah yang dianggap
berbahaya menurut ketentuan
konvensi Basel 2, Lampiran I, II,
III, dan VIII yang diangkut,
diimpor, diekspor, atau diolah,
dan persentase limbah yang
diangkut untuk pengiriman
internasional
EN26 Identitas, ukuran, status lindung,
dan nilai keanekaragaman hayati
dari badan air dan habitat terkait
yang secara signifikan terkena
dampak dari pembuangan dan air
limpasan dari organisasi
Produk dan Jasa EN27 Tingkat mitigasi dampak terhadap
dampak lingungan produk dan
jasa
EN28 Persentase produk yang terjual
dan kemasannya yang direklamasi
menurut kategori
Kepatuhan EN29 Nilai moneter denda signifikan
dan jumlah total sanksi non
moneter atas ketidakpatuhan
terhadap undang undang dan
Page 39
25
Tabel 2.1 (lanjutan)
Daftar Indikator Pengungkapan CSR berdasarkan GRI-G4
peraturan lingkungan
Transportasi EN30 Dampak lingkungan signifikan
dari pengangkutan produk dan
barang lain serta bahan untuk
operasional organisasi, dan
pengangkutan tenaga kerja
Lain – lain EN31 Total pengeluaran dan investasi
perlindungan lingkungan
berdasarkan jenis
Asesmen Pemasok
atas Lingkungan
EN32 Persentase penapisan pemasok
baru menggunakan kriteria
lingkungan
EN33 Dampak lingkungan negatif
signifikan aktual dan potensial
dalam rantai pasokan dan
tindakan yang diambil
Mekanisme Pengaduan
Masalah Lingkungan
EN34 Jumlah pengaduan tentang
dampak lingkungan yang
diajukan, ditangani, dan
diselesaikan melalui mekanisme
pengaduan resmi
KATEGORI SOSIAL
SUB-KATEGORI : PRAKTEK KETENAGAKERJAAN
DAN KENYAMANAN BEKERJA
Kepegawaian LA1 Jumlah total dan tingkat
perekrutan karyawan baru dan
turnover karyawan menurut
kelompok umur, gender, dan
wilayah
LA2 Tunjangan yang diberikan bagi
karyawan purnawaktu yang tidak
Page 40
26
Tabel 2.1 (lanjutan)
Daftar Indikator Pengungkapan CSR berdasarkan GRI-G4
diberikan bagi karyawan
sementara atau paruh waktu,
berdasarkan lokasi operasi yang
signifikan
LA3 Tunjangan yang diberikan bagi
karyawan purnawaktu yang tidak
diberikan bagi karyawan
sementara atau paruh waktu,
berdasarkan lokasi operasi yang
signifikan
Hubungan Industrial LA4 Jangka waktu minimum
pemberitahuan mengenai
perubahan operasional, termasuk
apakah hal tersebut tercantum
dalam perjanjian bersama
Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
LA5 Persentase total tenaga kerja yang
diwakili dalam komite bersama
formal manajemen-pekerja yang
membantu mengawasi dan
memberikan saran program
kesehatan dan keselamatan kerja
LA6 Jenis dan tingkat cedera, penyakit
akibat kerja, hari hilang, dan
kemangkiran, serta jumlah total
kematian akibat kerja, menurut
daerah dan gender
LA7 Pekerja yang sering terkena atau
berisiko tinggi terkena penyakit
yang terkait dengan pekerjaan
mereka
LA8 Topik kesehatan dan keselamatan
yang tercakup dalam perjanjian
formal dengan serikat pekerja
Page 41
27
Tabel 2.1 (lanjutan)
Daftar Indikator Pengungkapan CSR berdasarkan GRI-G4
Pelatihan dan Pendidikan LA9 Jam pelatihan rata-rata per tahun
per karyawan menurut gender,
dan menurut kategori karyawan
LA10 Program untuk manajemen
keterampilan dan pembelajara
seumur hidup yang mendukung
keberkelanjutan kerja karyawan
dan membantu mereka mengelola
purna bakti
LA11 Persentase karyawan yang
menerima review kinerja dan
pengembangan karier secara
reguler, menurut gender dan
kategori karyawan
Keberagaman dan
Kesetaraan Peluang
LA12 Komposisi badan tata kelola dan
pembagian karyawan per kategori
karyawan menurut gender,
kelompok usia, keanggotaan
kelompok minoritas, dan
indikator keberagaman lainnya
Kesetaraan Remunerasi
Perempuan dan Laki laki
LA13 Rasio gaji pokok dan remunerasi
bagi perempuan terhadap laki-laki
menurut kategori karyawan,
berdasarkan lokasi operasional
yang signifikan
Asesmen Pemasok
Terkait Praktik
Ketenagakerjaan
LA14 Persentase penapisan pemasok
baru menggunakan kriteria
praktik ketenagakerjaan
LA15 Dampak negative aktual dan
potensial yang signifikan
terhadap praktik ketenagakerjaan
dalam rantai pasokan dan
Page 42
28
Tabel 2.1 (lanjutan)
Daftar Indikator Pengungkapan CSR berdasarkan GRI-G4
tindakan yang diambil
LA16 Jumlah pengaduan tentang
praktik ketenagakerjaan yang
diajukan, ditangani, dan
diselesaikan melalui mekanisme
pengaduan resmi
SUB-KATEGORI : HAK ASASI MANUSIA
Investasi HR1 Jumlah total dan persentas
perjanjian dan kontrak investasi
yang signifikan yang
menyertakan klausul terkait hak
asasi manusia atau penapisan
berdasarkan hak asasi manusia
HR2 Jumlah waktu pelatihan karyawan
tentang kebijakan atau prosedur
hak asasi manusia terkait dengan
Aspek hak asasi manusia yang
relevan dengan operasi, termasuk
persentase karyawan yang dilatih
Non-Diskriminasi HR3 Jumlah total insiden diskriminasi
dan tindakan korektif yang
diambil
Kebebasan Berserikat
dan Perjanjian Kerja
Bersama
HR4 Operasi pemasok teridentifikasi
yang mungkin melanggar atau
berisiko tinggi melanggar hak
untuk melaksanakan kebebasan
berserikat dan perjanjian kerja
bersama, dan tindakan yang
diambil untuk mendukung hak-
hak tersebut
Pekerja Anak HR5 Operasi dan pemasok yang
diidentifikasi berisiko tinggi
melakukan eksploitasi pekerja
Page 43
29
Tabel 2.1 (lanjutan)
Daftar Indikator Pengungkapan CSR berdasarkan GRI-G4
anak dan tindakan yang diambil
untuk berkontribusi dalam
penghapusan pekerja anak yang
efektif
Pekerja Paksa Atau
Wajib Kerja
HR6 Operasi dan pemasok yang
diidentifikasi berisiko tinggi
melakukan pekerja paksa atau
wajib kerja dan tindakan untuk
berkontribusi dalam penghapusan
segala bentuk pekerja paksa atau
wajib kerja
Praktik Pengamanan HR7 Persentase petugas pengamanan
yang dilatih dalam kebijakan atau
prosedur hak asasi manusia di
organisasi yang relevan dengan
operasi
Hak Adat HR8 Jumlah total insiden pelanggaran
yang melibatkan hak-hak
masyarakat adat dan tindakan
yang diambil
Asesmen HR9 Jumlah total dan persentase
operasiyang telah melakukan
reviu atauasesmen dampak hak
asasi manusia
Asesmen Pemasok
Atas Hak Asasi
Manusia
HR10 Persentase penapisan pemasok
baru menggunakan kriteria hak
asasi manusia
HR11 Dampak negatif aktual dan
potensial yang signifikan
terhadap hak asasi manusia dalam
rantai pasokan dan tindakan yang
diambil
Page 44
30
Tabel 2.1 (lanjutan)
Daftar Indikator Pengungkapan CSR berdasarkan GRI-G4
Mekanisme Pengaduan
Masalah Hak Asasi
Manusia
HR12 Jumlah pengaduan tentang
dampak terhadap hak asasi
manusia yang diajukan, ditangani,
dan diselesaikan melalui
mekanisme pengaduan formal
SUB-KATEGORI : MASYARAKAT
Masyarakat Lokal SO1 Persentase operasi dengan
pelibatan masyarakat lokal,
asesmen dampak, dan program
pengembangan yang diterapkan
SO2 Operasi dengan dampak negatif
aktual dan potensial yang
signifikan terhadap masyarakat
lokal
Anti-Korupsi SO3 Jumlah total dan persentase
operasi yang dinilai terhadap
risiko terkait dengan korupsi dan
risiko signifikan yang
teridentifikasi
SO4 Komunikasi dan pelatihan
mengenai kebijakan dan prosedur
anti-korupsi
SO5 Insiden korupsi yang terbukti dan
tindakan yang diambil
Kebijakan Publik SO6 Nilai total kontribusi politik
berdasarkan negara dan
penerima/penerima manfaat
Page 45
31
Tabel 2.1 (lanjutan)
Daftar Indikator Pengungkapan CSR berdasarkan GRI-G4
Anti Persaingan SO7 Jumlah total tindakan hukum
terkait Anti Persaingan, anti-trust,
serta praktik monopoli dan
hasilnya
Kepatuhan SO8 Nilai moneter denda yang
signifikan dan jumlah total sanksi
non-moneter atas ketidakpatuhan
terhadap undang undang dan
peraturan
Asesmen Pemasok
Atas Dampak
Terhadap Masyarakat
SO9 Persentase penapisan pemasok
baru menggunakan kriteria untuk
dampak terhadap masyarakat
SO10 Dampak negatif aktual dan
potensial yang signifikan
terhadap masyarakat dalam rantai
pasokan dan tindakan yang
diambil
Mekanisme Pengaduan
Dampak Terhadap
Masyakat
SO11 Jumlah pengaduan tentang
dampak terhadap masyarakat
yang diajukan, ditangani, dan
diselesaikan melalui mekanisme
pengaduan resmi
SUB-KATEGORI : TANGGUNG JAWAB ATAS PRODUK
Kesehatan
Keselamatan
Pelanggan
PR1 Persentase kategori produk dan
jasa yang signifikan dampaknya
terhadap kesehatan dan
keselamatan yang dinilai untuk
peningkatan
PR2 Total jumlah insiden
ketidakpatuhan terhadap
peraturan dan koda sukarela
Page 46
32
Tabel 2.1 (lanjutan)
Daftar Indikator Pengungkapan CSR berdasarkan GRI-G4
terkait dampak kesehatan dan
keselamatan dari produk dan jasa
sepanjang daur hidup, menurut
jenis hasil
Pelabelan Produk dan
Jasa
PR3 Jenis informasi produk dan jasa
yang diharuskan oleh prosedur
organisasi terkait dengan
informasi dan pelabelan produk
dan jasa, serta persentase kategori
produk dan jasa yang signifikan
harus mengikuti persyaratan
informasi sejenis
PR4 Jumlah total Insiden
ketidakpatuhan terhadap
peraturan dan koda sukarela
terkait dengan informasi dan
pelabelan produk dan jasa,
menurut jenis hasil
PR5 Hasil survei untuk mengukur
kepuasan pelanggan
Komunikasi
Pemasaran
PR6 Penjualan produk yang dilarang
atau disengketakan
PR7 Jumlah total Insiden
ketidakpatuhan terhadap
peraturan dan koda sukarela
tentang komunikasi pemasaran,
termasuk iklan, promosi, dan
sponsor, menurut jenis hasil
Privasi Pelanggan PR8 Jumlah total keluhan yang
terbukti terkait dengan
pelanggaran privasi pelanggan
dan hilangnya data pelanggan
Page 47
33
Tabel 2.1 (lanjutan)
Daftar Indikator Pengungkapan CSR berdasarkan GRI-G4
Kepatuhan
PR9 Nilai moneter denda yang
signifikan atas ketidakpatuhan
terhadap undang undang dan
peraturan terkait penyediaan dan
penggunaan produk dan jasa
Sumber : www.globalreporting.org
7. Kinerja Lingkungan
Kinerja Lingkungan menurut Suratno dan Mutmaina (2006)
didefinisikan sebagai mekanisme bagi perusahaan untuk secara sukarela
mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan ke dalam operasinya dan
interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggung jawab
organisasi dibidang hukum. Pengukuran kinerja lingkungan merupakan
bagian penting dari sistem manajemen lingkungan. Hal tersebut
merupakan ukuran hasil dari sistem manajemen lingkungan yang diberikan
terhadap perusahaan secara riil dan konkrit.
Di Indonesia penilaian kinerja lingkungan perusahaan dilakukan
oleh Kementerian Lingkungan Hidup melalui Program Peringkat
Pengelolaan Lingkungan pada Perusahaan (PROPER). PROPER bertujuan
mendorong perusahaan taat terhadap peraturan lingkungan hidup dan
mencapai keunggulan lingkungan (environmental excellency) melalui
integrasi prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam proses
produksi dan jasa, dengan jalan penerapan sistem manajemen lingkungan,
3R, efisiensi energi, konservasi sumber daya dan pelaksanaan bisnis yang
Page 48
34
berketika serta bertanggung jawab terhadap masyarakat. (Kementerian
Lingkungan Hidup, 2011)
Adapun penilaian PROPER yang diberikan ke pada tiap
perusahaan dapat dilihat dengan 5 indikator warna, yang mana setiap
warna masing-masing mewakili capaian kinerja lingkungan yang telah
dilakukan. Lebih lanjut dijelaskan pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Peringkat PROPER (lanjutan)
Warna Keterangan
Emas
Adalah untuk usaha dan/atau kegiatan yang telah
secara konsisten menunjukkan keunggulan lingk-
ungan dalam proses produksi atau jasa, melaksan-
akan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab
terhadap masyarakat.
Hijau
Adalah untuk usaha dan/atau kegiatan yang telah
melakukan pengelolan lingkungan dari yang
dipersyaratkan dalam peraturan (Beyond compliance)
melalui pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan,
pemanfaatan sumber daya secara efisien dan
melakukan upaya tanggung jawab sosial dengan
baik.
Biru
Adalah untuk usaha dan/atau kegiatan yang telah
melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang
dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan atau peratu-
ran perundang -undangan yang berlaku.
Merah
Adalah upaya pengelolaan lingkungan yang dila-
kukan belum sesuai dengan persyaratan sebagaimana
diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Hitam Adalah untuk usaha dan/atau kegiatan yang sengaja
melakukan perbuatan atau melakukan kelalaian yang
Tabel 2.2 Peringkat PROPER
Page 49
35
Tabel 2.2 Peringkat PROPER (lanjutan)
Warna Keterangan
mengakibatkan pencemaran atau kerusakan
lingkungan serta pelanggaranm terhadap peraturan
perudang-undangan yang berlaku atau tidak
melaksanakan sanksi administrasi.
Page 50
36
Bersambung ke halaman berikutnya
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 2.3 berikut merupakan penelitian – penelitian yang menjadi sumber referensi dalam penelitian ini :
Tabel 2.3 (lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No. Penelitian
(Tahun)
Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Wahyuni
Agustina, et, al.
(2015)
Pengaruh Intellectual
Capital, Corporate Social
Responsibility dan Good
Corporate Governance
Terhadap Kinerja
Keuangan (Studi Kasus
Pada Perusahaan BUMN
yang Terdafatar di Bursa
Efek Indonesia pada
Tahun 2011-2013)
Variabel
Independen
Modal
Intelektual,
Corporate
Social
Responsibility
Variabel
Dependen
Kinerja
Keuangan
Variabel
Independen
Kinerja
Lingkungan,
Good
Corporate
Governance
Tahun sampel
Sampel yang
digunakan
adalah
perusahaan
BUMN yang
terdaftar di
BEI
Hasil penelitian ini
menyimpulkan
bahwa Intellectual
Capital, Corporate
Social
Responsibility dan
Good Corporate
Governance
berpengaruh
terhadap Kinerja
Keuangan
2. Retno Rahayu
Hastawati dan
Pengaruh Kinerja
Lingkungan dan
Variabel
Independen Variabel
Independen
Hasil penelitian ini
menyimpulkan
Tabel 2.3
Penelitian Terdahulu
Page 51
37
Bersambung ke halaman berikutnya
Sarsiti (2016) Corporate Social
Responsibility terhadap
Kinerja Keuangan pada
perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun
2011 – 2013
Kinerja
Lingkungan,
Corporate
Social
Responsibility, Variabel
Dependen
Kinerja
Keuangan
Modal
Intelektual
Tahun Sampel
bahwa Kinerja
lingkungan tidak
berpengaruh
terhadap kinerja
keuangan,
sedangkan
Corporate Social
Responsibility
berpengaruh
terhadap Kinerja
Keuangan
3. Robith Hudaya
(2017)
Pengaruh Struktur Modal
dan Intellectual Capital
Terhadap Kinerja
Keuangan pada
Perusahaan Keluarga
Variabel
Independen
Modal
Intelektual
Variabel
Dependen
Kinerja
Keuangan
Variabel
Independen
Struktur
Modal, Kinerja
Lingkungan
Sampel Yang
digunakan
adalah
perusahaan
keluarga
Tahun Sampel
Hasil penelitian ini
menyimpulkan
bahwa Struktur
Modal dan
Intellectual Capital
berpengaruh
Terhadap Kinerja
Keuangan
4. Joko Setyono
(2016)
Pengaruh Kebijakan Sosial
dan Kinerja Lingkungan
Terhadap Kinerja
Keuangan Studi Pada
Perusahaan Manufaktur go
Variabel
Independen
Corporate
Social
Responsibility,
Variabel
Independen
Modal
Intelektual
Tahun Sampel
Hasil penelitian
Menunjukan Bahwa
Corporate Social
Responsibility tidak
berpengaruh
Page 52
38
Bersambung ke halaman berikutnya
public yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia
Kinerja
Lingkungan
Variabel
Dependen
Kinerja
Keuangan
terhadap Kinerja
Keuangan,
sedangkan Kinerja
Lingkungan
berpengaruh
terhadap Kinerja
keuangan
5. Kamatra dan
Kartikaningdyah
(2015)
Effect Corporate Social
Responsibility on
Financial Performance
Variabel
Independen
Corporate
Social
Responsibility
Variabel
Dependen
Kinerja
Keuangan
(ROA)
Variabel
Independen
Modal
Intelektual,
Variabel
Dependen
Kinerja
Keuangan,
ROE, NPM
dan EPS
Tahun sampel
Sampel
Menggunakan
perusahaan
industri kimia
Hasil penelitian
menyimpulkan
bahwa Corporate
Social responsibility
berpengaruh
terhadap ROA dan
tidak berpengaruh
terhadap ROE,
NPM dan EPS
6.
Suroso et, al
(2015)
Intellectual Capital and
Corporate Governance in
Financial Performannce
Indonesia Islamic Banking
Variabel
Independen
Modal
Intelektual
Variabel
Variabel
Independen
Corporate
Social
Responsibility,
Hasil penelitianm
Menyimpukan
bahwa modal
intelektual dan
Corporate
Page 53
39
Bersambung ke halaman berikutnya
Dependen
Kinerja
Keuangan
Kinerja
Lingkungan,
Tahun Sampel
Sampel yang
digunakan
merupakan
sektor
perbankan
islam.
Governance
berpengaruh
terhadap ROA,
namun tidak
Berpengaruh
terhadap Assets
Growth ,
7. Haninun et., al.
(2018)
The Effect of
Environmental
Performance and
Disclosure on financial
Performance
Variabel
Independen
Corporate
Social
Responsibility
dan Kinerja
Lingkungan
Variabel
Dependen
Kinerja
Keuangan
Variabel
Independen
Modal
Intelektual,
Tahun sampel
Hasil penelitian
menunjukan bahwa
Corporate Social
Responsibility dan
Kinerja Lingkungan
Berpengaruh
terhadap Kinerja
Keuangan
8. Rizky Anshari
Rafianto (2015)
Pengaruh Pengungkapan
Corporate Social
Responsibility dan Kinerja
Lingkungan terhadap
Kinerja Keuangan
Variabel
Independen
Corporate
Social
Responsibility,
Kinerja
Lingkungan
Kinerja
Variabel
Independen
Modal
Intelektual,
Tahun sampel
dan
Sampel yang
diambil adalah
Hasil penelitian
Menunjukan Bahwa
Corporate Social
Responsibility
berpengaruh
terhadap Kinerja
Keuangan
sedangkan Kinerja
Page 54
40
Bersambung ke halaman berikutnya
Keuangan perusahaan
Pertambangan
Lingkungan tidak
berpengaruh
terhadap Kinerja
keuangan
9. Yanti
(2015)
Pengaruh Corporate social
Responsibility dan
Environmental
Performance terhadap
Kinerja Keuangan pada
Perusahaan BUMN dan
Non BUMN Yang
Terdafatar di Bursa Efek
Indonesia 2009-2012
Variabel
Independen
Corporate
Social
Responsibility
Variabel
Independen
Kinerja
Lingkungan
Variabel
Dependen
Kinerja
Keuangan
Variabel
Modal
Intelektual,
Tahun Sampel
Sampel yang
diambil
merupakan
Perusahaan
BUMN dan
Non BUMN
Hasil penelitian
Menunjukan bahwa
Corporate Social
Responsibility dan
Environmental
Performance
berpengaruh
terhadap Kinerja
Keuangan
10.
Jian Xu dan
Binghan Wan
(2018)
Intellectual Capital,
Financial Performance
and Companies
Sustainable Growth :
Evidence from the Korean
Manufacturing Industries
Variabel
Independen
Modal
Intelektual
Variabel
Dependen
Kinerja
Keuangan
Variabel
Independen
Corporate
Social
Responsibility,
Kinerja
Lingkungan,
Variabel
Dependen
Companies
Hasil penelitian
menunjukan bahwa
Modal Intelektual
berpengaruh
terhadap Kinerja
keuangan dan
Companies
Sustainable Growth.
Page 55
41
Sustainable
Growth,
Tahun Sampel
Sampel yang
digunakan
merupakan
perusahaan
manufaktur
yang terdaftar
di bursa efek
Korea
Page 56
42
C. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
Pengaruh Modal Intelektual, Corporate Social Responsibility dan Kinerja Lingkungan
terhadap Kinerja Keuangan
Basis Teori :Resource-Based Theory, Teori Stakeholder, Teori Legitimasi
Metode Analisis: Analisis Regresi Berganda
Hasil yang diharapkan
Kesimpulan, Implikasi, Saran dan Keterbatasan
Modal Intelektual (X1)
Corporate Social Responsibility
(X2)
Kinerja Keuangan
(ROA) (Y)
Kinerja Lingkungan (X3)
42
Page 57
43
D. Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh Modal Intelektual terhadap Kinerja Keuangan.
Teori sumberdaya menyatakan bahwa modal intelektual memenuhi
kriteria sebagai sumber daya yang unik untuk menciptakan keunggulan
kompetitif apabila perusahaan mampu mengelola sumber dayanya dan
pengetahuannya dengan baik dan hal tersebut akan berpengaruh terhadap
kinerja keuangan perusahaan. Modal intelektual sendiri diakui dapat
meningkatkan keuntungan perusahaan dimana laba perusahaan tersebut
dipengaruhi oleh inovasi dan pengetahuan yang intensif (Budiasih 2015).
Kemudian Chen et. al. (2005) menyatakan bahwa modal intelektual
diakui sebagai aset strategis penting bagi keunggulan kompetitif
perusahaan yang berkelanjutan. Hasil penelitiannya memberikan bukti
empiris bahwa investor menempatkan nilai lebih tinggi pada perusahaan-
perusahaan dengan efisiensi modal intelektual yang lebih baik, dan bahwa
perusahaan-perusahaan dengan efisiensi modal intelektual yang lebih baik
menghasilkan keuntungan yang lebih besar dan pertumbuhan pendapatan
di tahun - tahun sekarang dan tahun - tahun berikutnya.
Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa dengan pengelolaan
modal intelektual yang baik maka perusahaan dapat menciptakan nilai
tambah yang berguna dalam meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Agustina dkk (2015) serta Xu dan Wang (2018) bahwa Modal Intelektual
berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
Page 58
44
Berdasarkan pengungkapan dan kesimpulan penelitian terdahulu,
maka dapat ditarik suatu hipotesis sebagai berikut :
H1 : Modal Intelektual berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan.
2. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Keuangan.
Corporate social responsibility merupakan bentuk tanggung jawab
sosial perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat sekitarnya. karena
menurut teori stakeholder bahwa perusahaan bukanlah entitas yang
beroperasi untuk kepentingannya sendiri, tetapi juga harus memperhatikan
stakeholder (Bahri dan Cahyani, 2016).
Dengan melaksanakan corporate social responsibility serta
mengungkapkanya pada laporan keuangan perusahaan maka diharapkan
reputasi perusahaan akan semakin baik sehingga mendapatkan respon
positif oleh masyarakat dan stakeholder. Menurut Sihotang (2012) dalam
Rafianto (2015) Respon positif yang diberikan oleh masyarakat dan
stakeholder berupa kepercayaan dan diterimanya produk atau jasa yang
dihasilkan perusahaan, sebagai akibatnya dapat meningkatjan operasi
perusahaan, Dalam hal ini pelaksanaan corporate social responsibility
akan berimplikasi terhadap meningkatkannya kinerja keuangan
perusahaan. Lalu Yaparto et., al. (2013) menyatakan bahwa penerapan
corporate social responsibility dipercaya dapat meningkatkan kinerja
keuangan dimana investor cenderung berinvestasi pada perusahaan yang
melakukan kegiatan corporate social responsibility sebab perusahaan yang
Page 59
45
memiliki kepedulian sosial dapat menggunakan informasi sosial tersebut
sebagai salah satu keunggulan kompetitif perusahaan.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hastawati
dan Sarsiti (2016) serta Haninun et. al. (2018) bahwa Corporate social
responsibility berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Namun
Penelitian dari Pratama dan Yuliandhari (2016) menyatakan Corporate
social responsibility tidak berpengaruh positif kinerja keuangan.
Berdasarkan pengungkapan dan kesimpulan penelitian terdahulu,
maka dapat ditarik suatu hipotesis sebagai berikut :
H2 : Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap Kinerja
Keuangan.
3. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Kinerja Keuangan.
Perusahaan dapat memaksimalkan peran kinerja lingkungannya
dalam rangka membentuk citra dan menjaga eksistensinya di masyarakat
luas. Sejalan dengan teori legitimasi yang menyatakan bahwa masyarakat
dengan perusahaan sangat tidak bisa dipisahkan, hubungan antar keduanya
sangat saling mempengaruhi satu sama lain, adanya timbal balik positif
maka balasan yang positif pun akan muncul dengan sendirinya.
(Mustika 2017).
Dengan melakukan kinerja lingkungan maka perusahaan dapat
memperbaiki citra perusahaan dan menarik minat investor untuk
menanamkan modalnya dan dapat memperkuat kemampuan untuk menjual
produk dan jasanya serta dapat membangkitkan keinginan para manajer
Page 60
46
untuk melakukan inovasi dan mencari peluang baru (Hansen dan Mowen
2007). Penelitian yang dilakukan Fitriani (2013) membuktikan bahwa
PROPER sebagai alat ukur kinerja lingkungan perusahaan berpengaruh
terhadap kinerja keuangan perusahaan, yang menunjukan bahwa semakin
baik kinerja lingkungan maka akan direspon positif oleh investor melalui
fluktuasi harga saham. Hal ini akan berpengaruh terhadap pendapatan dan
laba perusahaan yang merupakan indikator kinerja keuangan.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yanti (2015)
dan Setyono (2016) bahwa kinerja lingkungan berpengaruh positif
terhadap Kinerja Keuangan. Namun penelitian dari Rafianto (2015)
menyatakan bahwa kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap kinerja
keuangan.
Berdasarkan pengungkapan dan hasil kesimpulan dari penelitian
terdahulu, maka dapat ditarik suatu hipotesis sebagai berikut :
H3 : Kinerja Lingkungan berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan.
Page 61
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia digunakan sebagai sampel dikarenakan BEI merupakan satu –
satunya bursa efek yang ada di Indonesia sehingga diharapkan akan
memperoleh sampel yang representatif. Perusahaan-perusahaan di BEI juga
mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan tahunan kepada
stakeholder, sehingga data laporan keuangan tahunan tersebut bisa diperoleh
dalam penelitian ini.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Data yang
digunakan dalam penelitian ini memiliki periode waktu selama 3 tahun yaitu
sejak 2015-2017.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) dengan periode waktu tahun 2015-2017. Sampel yang
digunakan adalah perusahaan yang termasuk dalam sektor manufaktur di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel dipilih dengan menggunakan metode
purposive sampling yaitu metode pengumpulan sampel berdasarkan
pertimbangan tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun kriteria
pertimbangan dalam pemilihan sampel ialah:
Page 62
48
1. Sampel merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia secara berturut – turut pada periode 2015, 2016 dan 2017
2. perusahaan manufaktur yang mengikuti program PROPER berturut – turut
selama periode 2015, 2016 dan 2017 yang diselenggerakan oleh
Kementerian Lingkungan Hidup.
3. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang
mempublikasikan laporan tahunan dan laporan keuangan dalam website
Bursa Efek Indonesia atau website perusahaan selama periode tahun 2015,
2016, 2017.
4. Mengungkapkan data-data yang diperlukan yang berkaitan dengan
variabel penelitian dan tersedia dengan lengkap (data secara keseluruhan
tersedia pada publikasi selama periode 2015, 2016, dan 2017)
C. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Dalam memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini , penulis
menggunakan studi kepustakaan. Penelitian dilakukan dengan cara mengambil
data laporan tahunan (annual report) dan laporan keuangan perusahaan
manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dengan cara
mengunduh langsung melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu
www.idx.co.id, situs resmi perusahaan.
Page 63
49
D. Metode Analisis Data
1. Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi umum
dari variabel penelitian, yaitu gambaran suatu data yang dilihat dari nilai
rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum,
range, kurtoris, dan Skewness (Ghozali, 2013).
2. Uji Asumsi Klasik
Uji regresi linier berganda dapat dilakukan setelah model
penelitian telah memenuhi syarat, yakni lolos dari uji asumsi klasik. Uji
asumsi klasik diperlukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik atas persamaan regresi berganda yang
digunakan. Pengujian ini terdiri dari uji normalitas, multikolonieritas,
autokorelasi dan heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
(Ghozali, 2013).
Dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas data adalah
sebagai berikut :
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan,/atau mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola
distribusi normal, dan pada tabel Kolmogorov-smirnov
Page 64
50
signifikansinya lebih dari 5% (>0,05) maka model regresi
memenuhi syarat normalitas.
2) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan,/atau tidak
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya
menunjukan pola distribusi normal, dan pada tabel Kolmogorov-
smirnov signifikansinya kurang dari 5% (<0,05) maka model
regresi tidak memenuhi syarat normalitas. (Ghozali, 2013)
b. Uji Multikolonieritas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen
(Ghozali, 2013). Cara untuk mengetahui akankah terjadi
multikolonieritas atau tidak yaitu dengan menggunakan Variance
Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel
independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen
menjadi variabel dependen (terikat) dan diregresi terhadap variable
independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas - variabel
independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Jadi nilai Tolerance yang rendah sama dengan
nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Kriteria pengambilan
keputusan dengan nilai tolerance dan VIF adalah apabila nilai
Tolerance > 0,10 atau nilai VIF < 10 maka tidak terjadi >
Page 65
51
multikolonieritas, namun apabila nilai Tolerance < 0,10 atau nilai VIF
> 10 maka terjadi multikolonieritas (Ghozali, 2013).
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linear ada korelasi anatara kesalahan penggangu (problem auto
korelasi) pada periode tn dengan kesalahan pengganggu pada periode
t-l (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas
dari autokorelasi.
Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji run test.
Jika nilai run test memiliki tingkat signifikan diatas a > 0,05 berarti
tidak terjadi autokorelasi (Ghozali, 2013)
d. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah terjadinya ketidaksamaan varians dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk menguji ada
tidaknya heteroskedastisitas, dalam penelitian ini digunakan grafik plot
antara nilai prediksi variabel dependen (ZPRED) dengan residualnya
(SRESID). Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui
apakah pada model regresi penyimpangan variable bersifat konstan
atau tidak. Salah satu cara untuk mengetahui adanya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik scatterplot antara variabel dependen (terikat)
dengan residualnya. Apabila grafik yang ditunjukan dengan titik - titik
tersebut membentuk suatu pola tertentu, maka telah terjadi
Page 66
52
heteroskedastisitas dan apabila polanya acak serta tersebar, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali, 2013) Deteksi adanya
heteroskedastisitas dengan melihat kurva heteroskedastisitas atau
diagram pencar (chart), dengan dasar pemikiran sebagai berikut:
A. Jika titik - titik terikat menyebar secara acak membentuk pola
tertentu yang beraturan (bergelombang), melebar kemudian
menyempit maka terjadi heteroskedostisitas.
B. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik - titik menyebar baik
dibawah atau diatas 0 ada sumbu Y maka hal ini tidak terjadi
heteroskedastisitas.
3. Uji Hipotesis
Penelitian ini menggunakan softaware SPSS untuk memprediksis
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
1. Pengujian dengan Analisis Regresi Berganda
Penelitian ini akan menggunakan alat analisis regresi berganda
untuk menguji pengaruh antara variabel dependen ke semua variabel
independen. Tujuan analisis regresi berganda ialah menggunakan nilai-
nilai variabel independen yang diketahui, untuk meramalkan nilai
variabel dependen.
Page 67
53
Persamaan regresi berganda dirumuskan sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b3X3 + e
Dimana :
Y = Kinerja Keuangan
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X1= Modified Value Added Intellectual Capital
X2 = Corporate social Responsibility
X3 = Kinerja Lingkungan
e = error
2. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar
variabel independen dapat menjelaskan variabel dependennya. Nilai
koefisien determinasi terletak antara 0 dan 1 ( 0 < R2 < 1), dimana
semakin besar nilai R2 suatu regresi atau nilainya mendekati 1, maka
hasil regresi tersebut semakin baik. Hal ini berarti variabel – variabel
independen memberikan hampir seluruh informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen penelitan.
Page 68
54
3. Uji Statistik F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimaksud dalam penelitian mempunyai pengaruh
secara simultan terhadap variabel dependen Ghozali (2013). Uji F
dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dan
melihat nilai signifikansi F pada output hasil regresi menggunakan
SPSS dengan nilai signifikansi 0,05 dengan cara sebagai berikut:
1. Bila F hitung > F tabel atau probabilitas < nilai signifikan (Sig
≤ 0,05), maka hipotesis tidak dapat ditolak, ini berarti bahwa
secara simultan variabel independen mempunyai pengaruh
signifikan terhadap variabel dependen; dan
2. Bila F hitung < F tabel atau probabilitas > nilai signifikan (Sig
≥ 0,05), maka hipotesis tidak dapat diterima, ini berarti bahwa
secara simultan variabel independen tidak mempunyai
pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
4. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-
masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.
Dengan tingkat signifikansi sebesar 5%, maka kriteria pengujian atau
dasar pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikansi t < 0,05,
berarti variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap
variabel dependen, namun apabila nilai signifikansi t > 0,05, berarti
Page 69
55
variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen (Ghozali, 2013)
A. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kinerja Keuangan
yang di ukur dengan tingkat profitabilitas yang diproksikan dengan Return
On Assets. Menurut Kasmir (2012) Return On Assets (ROA) merupakan
rasio yang menunjukan hasil atas jumlah aktiva yang digunakan dalam
perusahaan, selain itu ROA memberikan ukuran yang lebih baik atas
profitabilitas perusahaan karena menunjukan efektivitas manajemen dalam
menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan.
Rumus menghitung Return On Asset. menurut (Buana dan Nuzula,
2017) adalah sebagai berikut :
Return On Assets = 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥𝑒𝑠
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠𝑥100%
2. Variabel Independen (X)
Penelitian ini mengunakan tiga variabel independen, yaitu Modal
Intelektual, Corporate Social Responsibility dan Kinerja Lingkungan.
a) Modal Intelektual
Modal intelektual diukur dengan menggunakan Modified Value
Added Intellectual Coefficient (M-VAIC) yang komponennya terdiri
Page 70
56
atas Human Capital Efficiency (HCE), Structural Capital Efficiency
(SCE), Relational Capital Efficiency (RCE), dan Capital Employed
Efficiency (CEE). Menurut Ulum (2016) dalam Hudaya (2017)
perhitungannya di rumuskan sebagai berikut:
1) Value Added (VA)
VA = Pendapatan Operasi + Pendapatan Lain – Beban Penjualan
– Beban Lain Selain beban karyawan
2) Human Capital Efficiency (HCE)
HCE = VA / Beban Karyawan
3) Structural Capital Efficiency (SCE)
SCE = VA – Beban Karyawan / VA
4) Relational Capital Efficiency (RCE)
RCE = Beban Pemasaran / VA
5) Capital Employed Efficiency (CEE)
CEE = VA / Nilai Buku Aset Perusahaan
Page 71
57
b) Corporate Social Responsibility
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah pengungkapan
informasi yang berkaitan dengan tanggung jawab perusahaan.
Corporate Social Responsibility diukur dengan menggunakan standar
GRI-G4 yang memiliki 91 item pengungkapan yang mewakili
tanggung jawab sosial, ekonomi dan lingkungan. Dalam menentukan
indeks ini dilakukan dengan cara pemberian skor pengungkapan,
dimana sebuah item pengungkapan akan diberi skor 1 apabila item
tersebut diungkapkan dan akan diberi nilai 0 jika item tersebut tidak
diungkapkan (Hastawati dan Sarsiti, 2016). Adapun rumus untuk
menghitung indeks CSR ialah :
𝐶𝑆𝑅 = V
𝑀
Dimana :
CSRIj : Indeks Pengungkapan CSR
V : Jumlah item yang diungkapkan perusahaan
M : jumlah item yang seharusnya diungkapkan perusahaan
c) Kinerja Lingkungan
Kinerja lingkungan adalah kinerja lingkungan yang baik (green)
(Suratno dkk, 2006). Indikator yang digunakan dalam mengukur
kinerja lingkungan yaitu dengan menggunakan PROPER rank,
PROPER rank diperoleh dari Laporan Hasil Penilaian PROPER yang
Page 72
58
diterbitkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (Yanti 2015).
Adapun sistem pemberian skornya sebagai berikut :
Tabel 3.1
Skor Kinerja Lingkungan
Warna Skor
Emas 5
Hijau 4
Biru 3
Merah 2
Hitam 1
Tabel 3.2
Tabel Operasional Variabel
NO. Variabel Indikator Skala
1. Modified Value
Added Intellectual
Capital (M-VAIC)
(Hudaya, 2017)
M-VAIC = (HCE + SCE + RCE) + CEE Rasio
Page 73
59
2 Corporate Social
Responsibility
(Hastawati dan
Sarsiti, 2016)
Menggunakan item pengungkapan sosial
yang terdapat pada laporan tahunan
perusahaan, jika perusahaan menyajikan
pengungkapan sosial diberikan skor 1, dan
apabila tidak menyajikan maka diberikan
skor 0
𝐶𝑆𝑅 = V
𝑀
Rasio
3. Kinerja
Lingkungan
(Yanti, 2015)
Peringkat PROPER yang di berikan skor 1
sampai 5, yang mewakili setiap warna yang
dicapai. Dimana :
Emas = 5
Hijau = 4
Biru = 3
Merah = 2
Hitam = 1
Ordinal
4. Return On Asset
(ROA)
(Buana dan
Nuzula, 2017)
ROA = 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥𝑒𝑠
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠𝑥100%
Rasio
Page 74
60
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di
BEI periode 2015-2017. Sedangkan sampel pada penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Berdasarkan data yang
didapat terdapat perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama
periode 2015-2017. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive
sampling, dan data yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1
Sampel Perusahaan Manufaktur
Keterangan Jumlah
Perusahaan manufaktur terdaftar di BEI tahun 2015-
2017 dan tidak delisting dalam periode tersebut.
145
Perusahaan manufaktur yang memiliki data lengkap
terkait dengan variabel yang digunakan selama periode
penelitian
26
Perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria untuk
penelitian
25
Total sampel penelitian selama 3 tahun 75
Sumber: Data yang telah diolah
Dari keseluruhan jumlah perusahaan manufaktur yang ada di BEI
periode 2015-2017, terdapat 25 perusahaan yang digunakan dalam
pemilihan sampel sehingga jumlah observasi (n) dalam penelitian ini
adalah 3 x 25 = 75.
Page 75
61
B. Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif akan memberikan gambaran atau
deskripsi data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-
rata (mean), dan standar deviasi yang dihasikan dari variabel
penelitian. Hasil analisis dengan statistik deskriptif menghasilkan
data sebagai berikut:
Tabel 4.2
Analisis Statistik Deskriptif
Sumber: Data yang telah diolah
Berdasarkan tabel hasil statistik deskriptif diperoleh data
sebanyak 75 data observasi yang berasal dari perkalian periode 3
tahun penelitian dari 2015 sampai 2017 dengan jumlah sampel
sebanyak 25 perusahaan. Tabel 4.2 Menggambarkan statistik
deskriptif untuk variabel dependen (ROA) dan variabel independen
(MVAIC, CSR dan PROPER ).
Hasil statistik deskriptif terhadap variabel independen
Modal Intelektual yang diproksikan MVAIC menunjukkan nilai
minimum 0,50 yaitu PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk, nilai
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 75 ,03 ,73 ,3330 ,13783
MVAIC 75 ,50 4,61 2,3717 ,64459
CSR 75 ,15 ,70 ,3216 ,11374
PROPER 75 ,00 1,41 ,7766 ,44677
Valid N (listwise) 75
Page 76
62
maksimum 4,61 yaitu PT. Delta Djakarta Tbk, sedangkan nilai
rata-rata sebesar 2,3717 dengan nilai standar deviasi 0,64459 .
Hasil statistik deskriptif terhadap variabel independen
Corporate Social Responsibility yang diproksikan CSR
menunjukkan nilai minimum 0,15 yaitu PT. KMI Wire and Cable
Tbk, nilai maksimum 0,70 yaitu PT Indocement Tunggal Prakasa
Tbk, sedangkan nilai rata-rata sebesar 0,32216 dengan nilai standar
deviasi 0,11374.
Hasil statistik deskriptif terhadap variabel independen
Kinerja Lingkungan yang diproksikan PROPER menunjukkan
nilai minimum 0,00 nilai maksimum 1,41, sedangkan nilai rata-
rata sebesar 0,7766 dengan nilai standar deviasi 0,44677.
Hasil statistik deskriptif terhadap variabel dependen Kinerja
Keuangan yang diproksikan ROA menunjukkan nilai minimum
0,03 yaitu PT. Indospring Tbk, nilai maksimum 0,73 yaitu PT.
Multi Bintang Indonesia Tbk, sedangkan nilai rata-rata sebesar
0,3330 dengan nilai standar deviasi 0,13783.
Hasil statistik deskriptif menghasilkan seluruh variabel
memiliki nilai rata-rata yang lebih besar dibandingkan nilai standar
deviasinya. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas dari data tersebut
cukup baik, karena nilai rata-rata yang lebih besar dari nilai standar
deviasinya mengidentifikasikan bahwa standar error dari variabel
tersebut rendah.
Page 77
63
2. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Tujuan dilakukan uji normalitas adalah untuk menguji
apakah dalam model regresi, residual memiliki distribusi
normal. Cara yang dilakukan untuk melihat normalitas adalah
menggunakan grafik histogram, normal probabiliy plot, dan uji
kolmogorov smirnov (K-S). Grafik histogram membandingkan
antara data observasi dengan distribusi yang mendekati
distribusi normal. Dalam normal probability plot, jika data
residual normal maka garis yang menggambarkan data
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
Gambar 4.1
Grafik Histogram
Sumber: Data yang telah diolah
Page 78
64
Berdasarkan grafik histogram pada gambar 4.1
terlihat bahwa data terdistribusi secara normal dan
berbentuk simetris tidak menceng (skewness) ke kanan atau
ke kiri, maka dapat dikatakan bahwa model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
Gambar 4.2
Grafik Normal P-P Plot
Sumber: Data yang telah diolah
Berdasarkan grafik normal P-Plot pada gambar 4.2
terlihat titik - titik menyebar di sekitar garis diagonal hal ini
menunjukkan pola distribusi normal, sehingga dapat
disimpulkan model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Page 79
65
Tabel 4.3
Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 75
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,10031443
Most Extreme Differences Absolute ,088
Positive ,088
Negative -,055
Test Statistic ,088
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
Sumber: Data yang telah diolah
Dari hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik
histogram dan normal probability plot, tampak bahwa histogram
memberikan pola terdistribusi secara normal dan tidak menceng
ke kanan atau ke kiri. Pada grafik normal probability plot,
tampak titik-titik menyebar dan mendekati garis diagonalnya.
Hal ini menunjukan bahwa data terdistribusi normal, sedangkan
pada uji kolmogorov-smirnov, nilai dari Asymp. sig 2-tailed
sebesar 0,200 dan signifikan pada 0,05 (karena p = 0,200 > 0,05)
yang berarti bahwa residual terdistribusi secara normal.
Page 80
66
2. Uji Multikonieritas
Tujuan dilakukannya uji multikolonieritas yaitu untuk
menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen). Hasil dari uji
multikolonieritas adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4
Uji Multikolonieritas
Sumber: Data yang telah diolah
Hasil uji multikolonieritas menunjukan nilai
tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10 untuk semua variabel
yaitu Modal Intelektual, Corporate Social Responsibility
dan Kinerja Lingkungan. Hal ini menunjukan bahwa tidak
ada multikolonieritas dalam model regresi.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah
dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan
penggangu, pada periode t dengan kesalahan penggangu
pada perode t-1 (sebelumya). Untuk mengetahui apakah
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
MVAIC ,979 1,022
CSR ,787 1,271
PROPER ,783 1,278
Page 81
67
model regresi terdeteksi ada atau tidaknya autokorelasi
maka salah satu caranya dengan melakukan Runs Test
dalam (Ghozali, 2013).
Adapun hasil pengujian autokorelasi dengan
menggunakan Runs Test pada tabel 4.5 yaitu sebagai
berikut:
Tabel 4.5
Uji Autokorelasi
Sumber: Data yang telah diolah
Hasil output spss menunjukkan bahwa nilai Asymp.
Sig. (2-tailed) sebesar 0,081 lebih besar dari 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa hipotesis nol gagal ditolak sehingga
dapat disimpulkan bahwa residual random atau tidak terjadi
autokorelasi antara nilai residual.
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -,01597
Cases < Test Value 37
Cases >= Test Value 38
Total Cases 75
Number of Runs 31
Z -1,743
Asymp. Sig. (2-tailed) ,081
a. Median
Page 82
68
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan
menggunakan grafik scatterplot dan menggunakan uji
glejser.
Gambar 4.3
Grafik Scatterplot
Sumber: Data yang telah diolah
Dari grafik scatterplots diatas dapat dilihat bahwa
titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas
Page 83
69
maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada
model regresi. Sehingga model regresi layak dipakai untuk
memprediksi hubungan antara Modal Intelektual, Corporate
Social Responsibility, dan Kinerja Lingkungan dengan
Kinerja Keuangan.
Tabel 4.6
Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,008 ,042 ,189 ,851
MVAIC ,019 ,010 ,207 1,775 ,080
CSR ,069 ,066 ,136 1,044 ,300
PROPER ,009 ,017 ,070 ,540 ,591
Sumber: Data yang telah diolah
Dari hasil output di atas memberikan informasi
koefisien variabel independen tidak ada yang signifikan.
Semua variabel independen mempunyai nilai signifikansi >
0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak
terdapat heteroskedastisitas
Page 84
70
\
1. Uji Hipotesis
1. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel independen.
Tabel 4.7
Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,686a ,470 ,448 ,10241
Sumber: Data yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai dari
nilai adjusted R² sebesar 0,448 yang berarti sebesar 44,8%
variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi dari
variabel independen. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa sebesar 44,8% kinerja keuangan yang diproksikan
dengan Return on Asset dipengaruhi oleh variabel Modal
Intlelektual, Corporate Social Responsibility, dan Kinerja
Lingkungan. Sedangkan sisanya dijelaskan yaitu sebesar
Page 85
71
55,2% dipengaruhi oleh variabel lain selain variabel yang
digunakan dalam penelitian ini.
2. Uji Statistik F
Uji Statistik F digunakan untuk mengetahui apakah
semua variabel independen yang dimasukan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen atau untuk menguji apakah model
regresi yang kita buat baik/signifikan atau tidak baik/ non
signifikan. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut :
Tabel 4.8
Uji Statistik F
Sumber: Data yang telah diolah
Pada tabel 4.8 uji F dapat dilihat bahwa nilai F
sebesar 21,011 dengan Sig. 0,000. Karena Sig. < 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa model penelitian signifikan
sehingga dapat digunakan untuk prediksi/peramalan dan
variabel Modal Intelektual, Corporate Social
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression ,661 3 ,220 21,011 ,000b
Residual ,745 71 ,010
Total 1,406 74
Page 86
72
Responsibility, dan Kinerja Lingkungan secara bersama-
sama berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan.
3. Uji Statistik t (T test)
Uji t dilakukan untuk menunjukan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen pada tingkat
signifikansi 0,05. Adapun hasil dari uji regresi secara
parsial (uji t) dapat dilihat pada tabel 4.9
Tabel 4.9
Uji Statistik T
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -,035 ,075 -,464 ,644
MVAIC ,142 ,019 ,666 7,628 ,000
CSR ,145 ,118 ,120 1,232 ,222
PROPER -,022 ,030 -,070 -,721 ,473
a. Dependent Variable: ROA
Sumber: Data yang telah diolah
Hasil dari tabel 4.9 menunjukan tingkat signifikansi
variabel Modal Intelektual sebesar 0,000 dan lebih kecil
dari 0,05 menunjukan bahwa Modal Intelektual
Page 87
73
berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan, variabel
Corporate Social Responsibility menunjukan signifikansi
sebesar 0,222 dan lebih besar dari 0,05 yang artinya
Corporate Social Responsibility tidak berpengaruh terhadap
Kinerja Keuangan, dan variabel Kinerja Lingkungan
menunjukan signifikansi sebesar 0,473 dan lebih besar dari
0,05 yang artinya Kinerja Lingkungan tidak berpengaruh
terhadap Kinerja Keuangan.
C. Interpretasi Hasil
1. Pengaruh Modal Intelektual terhadap Kinerja Keuangan
Berdasarkan hasil pengujian variabel Modal Intelektual memiliki t
hitung sebesar 7,628 dan nilai sig sebesar 0,000. Nilai sig sebesar 0,000 <
α 0,05 berarti variabel Modal Intelektual berpengaruh signifikan terhadap
Kinerja Keuangan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Agustina et., al.,
(2015), Puspitosari (2016) serta Xu dan Wang (2018), bahwa modal
intelektual berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hal tersebut dapat
dijelaskan oleh pendapat Rahmatiah et. al. (2018) bahwa modal intelektual
mencerminkan sumber daya yang dimiliki perusahaan berupa pengetahuan
untuk menghasilkan aset yang lebih tinggi. Modal kerja intelektual
mencakup semua pengetahuan karyawan, organisasi, dan kemampuan
mereka untuk menciptakan nilai tambah dan menyebabkan keunggulan
Page 88
74
kompetitif berkelanjutan dan jika perusahaan berhasil mengelola modal
intelektual, maka hal itu dapat meningkatkan kinerja keuangan
perusahaan. Hasil penelitian sejalan dengan Resource based theory yang
menyatakan bahwa perusahaan akan mencapai keunggulan apabila
memiliki sumberdaya yang unggul. Namun penelitian ini tidak konsisten
dengan penelitian Kuryanto dan Syafruddin (2008) yang menyatakan
bahwan modal intelektual tidak berpengaruh dengan kinerja perusahaan.
2. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Keuangan
Berdasarkan hasil pengujian variabel Corporate Social Responsibility
memiliki t hitung sebesar 1,232 dan nilai sig sebesar 0,222. Nilai sig
sebesar 0,222 > α 0,05 berarti variabel Corporate Social Responsibility
tidak berpengaruh terhadap Kinerja keuangan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Pratama dan
Yuliandhari (2016) serta Parengkuan (2017) yang menyatakan bahwa
corporate social responsibility tidak berpengaruh terhadap kinerja
keuangan yang dicerminkan oleh return on asset. Yaparto et, al., (2013)
dalam Pratama dan Yuliandhari (2016) berpendapat bahwa perusahaan
dengan perilaku yang bertanggung jawab mungkin memiliki kelemahan
kompetitif, Karena adanya pengeluaran yang lebih besar dibanding
dengan tidak melakukan corporate social responsibility dan tentu ini akan
mengurangi keuntungan pemegang saham dan kekayaan. Hal inilah yang
menyebabkan laba perusahaan menurun dan diikuti dengan peningkatan
return on asset yang tidak signifikan.
Page 89
75
Akan tetapi, hasil penelitian tidak konsisten dengan penelitian
Hastawati dan Sarsiti (2016) dan Haninun et., al. (2018) yang menyatakan
bahwa corporate social responsibility berpengaruh terhadap kinerja
keuangan.
Menurut Teori stakeholder, dinyatakan bahwa perusahaan bukanlah
entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri, tetapi juga
harus memperhatikan kepentingan stakeholder. Karena setiap aktivitas
perusahaan pasti memiliki dampak bagi lingkungan sekitar. Oleh sebab
itu, perusahaan harus bertanggung jawab kepada para stakeholder, salah
satunya dengan melakukan corporate social responsibility. Dengan
melakukan corporate social responsibility dapat membantu perusahaan
dalam meningkatkan laba perusahaan akibat dari image baik perushaan
yang di respon masyarakat dengan membeli produk yang dihasilkan oleh
perusahaan dan dengan meningkatnya penjualan maka kinerja keuangan
akan menjadi lebih baik (hastawati dan Sarsiti, 2016). Namun ternyata
hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa corporate social responsibility
yang dilakukan oleh perusahaan belum mampu mempengaruhi kinerja
keuangan perusahaan yang dicerminkan oleh return on assets.
3. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Kinerja Keuangan.
Berdasarkan hasil pengujian variabel Kinerja Lingkungan memiliki t
hitung sebesar -0,721 dan nilai sig sebesar 0,473. Nilai sig sebesar 0,473 >
α 0,05 berarti variabel Kinerja Lingkungan tidak berpengaruh terhadap
Kinerja Keuangan.
Page 90
76
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Rafianto (2015) serta
Putra (2017) yang menyatakan bahwa kinerja lingkungan tidak
berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hal ini tidak sejalan dengan teori
legitimasi yang menyatakan bahwa agar perusahaan mendapatkan citra
positif dari masyarakat serta investor maka perusahaan harus melakukan
kegiatan yang menunjukan keberpihakan pada lingkungan masayarakat,
Salah satunya dengan melakukan kinerja lingkungan. Hal ini dapat terjadi
karena menurut Putra (2017) masyarakat belum menganggap pentingnya
produk atau perusahaan yang ramah lingkungan, serta produk ramah
lingkungan cenderung lebih mahal sehingga menurunkan minat konsumen
untuk membelinya serta kesadaran akan pelestarian akan lingkungan
masih rendah. Dari perspektif perusahaan, alokasi dana untuk pelestarian
lingkungan akan menambah biaya bagi perusahaan sehingga dapat
mengurangi laba yang dimana mencerminkan penurunan kinerja
keuangan, dampak dari pengurangan laba tersebut akan berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan investor.
Akan tetapi hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian
Fitriani (2013) dan Setyono (2016) yang menyatakan bahwa kinerja
lingkungan berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
Page 91
77
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal intelektual,
corporate social responsibility dan kinerja lingkungan terhadap kinerja
keuangan perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
tahun 2015-2017. Dari tiga hipotesis yang diajukan, hanya satu hipotesis
yang diterima dan dua hipotesis lainnya ditolak. Berdasarkan hasil
penelitian didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Modal intelektual berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini didukung dengan
penelitian Agustina et., al., (2015), Puspitosari (2016) serta Xu
dan Wang (2018). Namun berbeda dengan penelitian Kuryanto dan
Syafruddin (2008) yang menyatakan Modal intelektual tidak
berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.
2. Corporate Social Responsibility tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini
didukung dengan penelitian Pratama dan Yuliandhari (2016), serta
Parengkuan (2017). Hal ini berbeda dengan penelitian Hastawati
dan Sarsiti (2016) dan Haninun et. al. (2018) yang menyatakan
bahwa corporate social responsibility berpengaruh terhadap
kinerja keuangan perusahaan.
Page 92
78
3. Kinerja lingkungan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini didukung dengan
penelitian Rafianto (2015) dan Putra (2017). Hal ini berbeda
dengan penelitian Fitriani (2013), Setyono (2016) yang
menyatakan bahwa kinerja lingkungan berpengaruh terhadap
kinerja keuangan.
B. Saran
Peneliti menyadari adanya beberapa keterbatasan dalam penelitian ini,
maka peneliti mengemukakan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan
bagi peneliti yang akan datang. Saran ini diharapkan dapat memberi
gambar dan peluang bagi peneliti yang akan datang untuk melakukan
peneltian yang lebih baik lagi, sebagai berikut:
1. Untuk penelitian selanjutnya, indikator penelitian dapat diganti
dengan proxy yang lain ataupun ditambah dengan variabel yang
lain seperti struktur modal atau ukuran perusahaan .
2. Mempertimbangkan sampel yang lebih luas dengan menambah
sampel penelitian menjadi lebih dari 3 tahun dan objek penelitian
dapat meliputi seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Hal ini dimaksudkan agar kesimpulan yang
dihasilkan dari peneliti tersebut memiliki cakupan yang lebih luas
sehingga mungkin akan didapatkan hasil yang lebih kuat dan
akurat, serta sampel yang lebih banyak.
Page 93
79
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Wahyuni. Dkk. 2015. Pengaruh Intelectual Capital, Corporate Social
Responsbility dan Good Coporate Governance Terhadap Kinerja
Keuangan (Studi Kasus Pada Perusahaan BUMN yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Pada Tahun 2011-2013). E-Journal S1 Ak Universitas
Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol.3 No.1 Tahun
2015)
Amir. 2002. “Analisis Kinerja Keuangan pada Perusahaan Penerbit Pers” Tesis
Universitas Negeri Makasar, Makasar
Anggraini, Fr. R. 2006. “Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan
Tahunan ”, Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang, 23-26 Agustus
2006.
Bahri, Syaiful dan Cahyani, F., A. 2016. “ Pengaruh Kinerja Lingkungan
Terhadap Corporate Financial Performance Dengan Corporate Social
Responsbilty Disclosure Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)”. Jurnal Ekonomi
Universitas Kediri Vol.1, No.2, September 2016 : 117-142
Belkaoui, A.R. 2003. Intellectual Capital and Firm Performance of US
Multinational Firms. Journal of Intellectual Capital. Vol 4, No. 2 pp. 215-
226.
Budiasih, I Gusti A. N. 2015. “Intellectual Capital dan Corporate Social
Responsbility Pengaruhnya Pada Profitabilitas Perbankan”. Jurnal
Dinamika Akuntansi Vol. 7, No. 1, Maret 2015, pp. 75-84 ISSN 20185-
4277
Buana, V. A. dan Nuzula, N. F. 2017. Pengaruh Environmental Cost terhadap
Profitabilitas dan Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Kimia First
Section yang Terdaftar di Japan Exchange Group Periode 2013-2015).
Jurnal Adminstrasi dan Bisnis (JAB) Vol. 50, No. 1 September 2017.
Chandrakirana, Rosita. 2019. “Studi Perbandingan Pengaturan Tentang
Corporate Social Repsonsbility Di Berberapa Negara Dalam Upaya
Perwujudan Prinsip Good Corporate Governance” Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.
Page 94
80
Chen et., al., 2005. “An empirical investigation of the relation between intellectual
capotal and firm’s market value and financial performance”. Journal of
Intellectual Capital Vol. 6 No.2, 2005 pp. 159-176
Chusnah, Dkk. 2014. “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja
Perusahaan Dengan Strategi Sebagai Pemoderasi”. Makalah disampaikan
dalam Simposium Nasional Akuntansi XVII. Mataram, 24-27 September.
Deegan, C dan Rankin, M. 1996. “The Materiality of Environmental Information
to Users of Annual Report”. Accounting, Auditing and Accountibility
Journal, Vol. 10, No. 4, Page. 562-58
Fitriani, Anis. 2013. Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Biaya Lingkungan
Terhadap Kinerja Keuangan Pada BUMN. Jurnal Ilmu Manajemen.
Volume 1 Nomor 1 Januari 2013.
Ghozali, Imam. 2013. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS 21” Edisi 7. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hackston, David dan Milne, Markus J 1996. "Some determinants of social and
environmental disclosures in New Zealand companies", Accounting,
Auditing & Accountability Journal, Vol. 9 Issue: 1, pp.77-108
Hadi, Noor. 2011. Corporate Social Responsbility. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Haninun, et., al. (2018). The Effect of Environmental Performance and Disclosure
on Financial Performance. International. Journal Trade and Global
Markets, Vol 11, Nos 1/2 2018
Hansen dan Mowen. 2007. “Akuntansi Manajemen”. Edisi7 Buku 2. Jakarta :
Salemba Empat.
Hastawati, R. R. dan Sarsiti (2016). Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Corporate
Social Responsbility terhadap Kinerja Keuangan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 – 2013.
Smooting ISSN 2085-2215, Vol. 14 No.4 Oktober 2016
Hudaya, Robith 2017. Pengaruh Struktur Modal dan Intellectual Capital Terhadap
Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Keluarga. Jurnal Riset akuntansi
Aksioma Vol. 16, No. 2, Desember 2017.
Ikhsan, Abdul A. N. dan Muharam H. 2016. Pengaruh Kinerja Lingkungan
Terhadap Kinerja Keuangan: Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di /
Kementerian Lingkungan Hidup dan Listing di BEI (Periode 2008-2014).
Diponegoro Journal of Management, Vol.5, No.3, Tahun 2016, Halaman
1-11 ISSN 2337-3806.
Izati, Chaerunisa dan Margaretha, Farah (2014). Faktor – Faktor yang
Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Basic Industry and
Page 95
81
Chemical di Indonesia. e – Journal Manajemen Fakultas Ekonomi,
Universitas Trisakti. Vol 1 No. 2 , September 2014 hal. 21-43
Kamatra, Novrianty, Kartikaningdyah, Ely. 2015. Effect Corporate Social
Responsbility on Financial Performance. International Journal of
Economics and Financial Issues ISSN: 2146-4138.
Kasmir. 2012. “Analisis Laporan Keuangan”. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Kuryanto, Benny dan M. Syafruddin. 2008. “Pengaruh Modal Intelektual terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan”. Proceeding SNA IX Pontianak.
Mustika. R. R. 2017. Pengaruh Environment Performance, Environmental Cost
dan CSR Disclosure Terhadap Financial Performance. Universitas Dian
Nuswantoro Semarang.
Parengkuan, Winnie E. 2017. Pengaruh Corporate Social Responsbility (CSR)
Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Melalui Pojok Bursa FEB- UNSRAT. Jurnal EMBA
Vol. 5 No. 2 Juni 2017, Hal 564-571. ISSN 2303-1174
Penrose, E.T. 1959. The Theory of the Growth of the Firm. Oxford: Basil
Blackwell.
Pike, S., Fernstrom, L. and Roos G. 2005. “Intellectual Capital: Management
Approach in ICS Ltd”. Journal of Intellectual Capital, Vol.6, No. 4, pp
489-509.
Pratama, T. M. Dan Yuliandhari, Willy S. 2016. . Perngaruh Corporate Social
Responsbility Terhadap Kinerja Keuangan yang Diukur Dengan Return On
Assets dan Return On Equity (Studi Pada Perusahaan Pertambangan
Batubara yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-
2013). E-Proceeding of Management, Vol. 3, No.1, April 2016. Hlm 348,
ISSN 2335-9357
Puspitosari, Indriyana. 2016. Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja
Keuangan Pada Sektor Perbankan. LP3M STIEBANK Vol. 7, 1 Juni 2016.
ISSN 2087 - 1406
Putra, Dedi dan Utami, I. L. 2017. Pengaruh Environmental Performance
Terhadap Environmental Disclosure dan Economic Performance. Jurnal
Akuntansi Vol 9 No.1 Mei 017 ; 1 – 11
Putra, Partama Y. 2017. Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Kinerja
Keuangan dengan Corporate Social Social Responsbility (CSR) Sebagai
Variabel Intervening.Vol. 2 , N0.2, November 2017
Page 96
82
Rahmatiah et., al. 2018. Pengaruh Tanggung Jawab Sosial dan Modal Intelektual
Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Pada BUMN yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia) “Jurnal Akun Nabelo” Vol 1, No. 1, Juli
2018 hal.73 – 80.
Rakhiemah, Aldila Noor. 2009 Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap
Corporate Social Responsbility dan Kinerja Finansial. Universitas A
irlangga.
Rafianto, Rizky Anshari. 2015. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social
Responsbility dan Kinerja Lingkungan terhadap Kinerja Keuangan. E –
Proceeding of Management : Vol. 2, No.1 April 2015. Hlm 497.
Sagara, Y. dan Cahirunnisa, C. 2018. The Effect of the Intellectual Capital
Measurment, the Corporate Social Responsibility, and the Firm’s Capital
Structure on the financial Performance. in International Conference on
Islamic Finance, Economic and Bussiness, KnE Social Science, pages 167-
182
Sandika, Merlina Putri. 2017. Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Biaya Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan Terhada Kinerja Keuangan Perusahaan. Jurnal
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya
Setyaningsih, Riska D. dan Asyik, N. F. 2016. Pengaruh Kinerja Lingkungan
terhadap Kinerja Keuangan dengan Corporate Social Responsbility
Sebagai Variabel Moderating. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume
5, No. 4, April 2016. ISSN 2460-0508
Setyono, Joko 2016. Pengaruh Kebijakan sosial dan kinerja lingkungan terhadap
kinerja keuangan perusahaan manufaktur go public di Bursa Efek
Indonesia. Journal Of Bussiness and Banking, ISSN 2088-7841, Vol. 5
No.2 November 2015 – April 2016, pp. 183 – 194.
Solikhah. Dkk 2010.”Implikasi Intellectual Capital Terhadap Financial
Performance, Growth, dan Market Value; Studi Empiris Dengan
Pendekatan Simplistic Specification”. Simposium Nasional Akuntansi XIII
Stewart, T.A. 1997. Intellectual Capital. Nicholas Brealey Publishing, London.
Sucipto 2003. “Penilaian Kinerja Keuangan” Jurnal Akuntansi. Universtas
Sumatera Utara Digital Library
Sudarno dan Yulia, Nourma. 2013. “Intellectual Capital : Pendefinisian,
Pengakuan, Pengukuran, Pelaporan dan Pengungkapan”. Jurnal Akuntansi
Universitas Jember.
Sudaryanto, Raharja S. 2011. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Kinerja
Finansial Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility Disclosure
Page 97
83
sebagai Variabel Intervening. Jurnal Ekonomi Universitas Diponegoro: 1–
26.
Suratno, Darsono, dan Siti Mutmainah. 2006. Pengaruh Environmental
Performance Terhadap Environmental Disclosure dan Economic
Performance (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar
di BEJ Periode 2001-2004). Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang
Syahnaz, Melisa. 2012. Pengaruh Corporate Social Responsbility Terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan. JIMFEB Universitas Brawijaya.
Syuwaibatul. 2015. “Pengaruh Modal Intelektual dan Tata Kelola Perusahaan
Terhadap Kinerja Keuangan pada Efek Syariah”. Jurnal Akuntansi
Universitas Negeri Surabaya.
Tunggal, Whino Sekar Prasetyaning dan Fachrurrozie. 2014. Pengaruh
Environmental performance, Environmental cost dan CSR Disclosure
Terhadap Financial Performance. Accounting Analysis Journal. Vol. 3,
No. 1.
Ulum, Ihyahul, Ghozali, Imam dan Purwanto, Agus. 2014. : “Intellectual
Performance Of Indonesian Banking Sector : A Modified VAIC (M-
VAIC) Perspective”. Asian Journal Of Finance & Accounting. Vol. 6 (2).
Wernerfelt, B. 1984. A Resource-Based View of The Firm. Strategic Management
Journal. Vol.5 pp. 171-180.
Wijayanti, Puput. 2012. “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Harga Saham
Melalui Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2009 – 2011”. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisni Universitas Brawijaya, Malang.
www.globalreporting.org
www.inews.id/finance/makro/daya-saing-indonesia-terus-membaik-namun-masih-
tertinggal-di-asean/284665?
www.idx.co.id
www.menlh.go.id
Xu, J. dan Wang, B. 2018. Intellectual Capital, Financial Performance and
Companies Sustainable Growth : Evidence from the Korean
Manufacturing Industries. Sustainbility 2018, 10, 4651.
Yanti. 2015. Pengaruh Corporate Social Responsbility dan Environmental
Performance Terhadap Kinerja Keuangan BUMN dan NON BUMN yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonedia 2009-2012. Jurnal Akuntansi/Volume
XIX, No.02, Mei 2015 : 242-259
Page 98
84
Yaparto, M. Frisko, D. Eriandani, 2013. “Pengaruh Corporate Social
Responsbility Terhadap Kinerja Keuangan Pada Sektor Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 2010-2011.” Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Universitas Surabay Vol.2 No.1
Page 99
85
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Page 100
86
Lampiran 1
Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2015 - 2017
NO. Kode
Perusahaan Nama Perusahaan
1 ADES PT. Akasha Wira International. Tbk
2 BUDI PT. Budi Starch and Sweetener. Tbk
3 CPIN PT. Charoen Phokpand Indonesia. Tbk
4 DLTA PT. Delta Djakarta. Tbk
5 GGRM PT. Gudang Garam.Tbk
6 HMSP PT. Hanjaya Mandala Sampoerna. Tbk
7 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur. Tbk
8 INDF PT. Indofood Sukses Makmur. Tbk
9 INDS PT. Indospring. Tbk
10 INTP PT. Indocement Tunggal Prakasa. Tbk
11 JPFA PT. Japfa Comfeed Indonesia. Tbk
12 KAEF PT. Kimia Farma. Tbk
13 KBLI PT. KMI Wire and Cable. Tbk
14 KBLM PT. Kabelindo Murni. Tbk
15 KINO PT. Kino Indonesia. Tbk
16 KLBF PT. Kalbe Farma. Tbk
17 MERK PT. Merck. Tbk
18 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia. Tbk
19 MYOR PT. Mayora Indah. Tbk
20 SIDO PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul. Tbk
21 SMBR PT. Semen Baturaja Persero. Tbk
22 SMGR PT. Semen Indonesia. Tbk
23 TOTO PT. Surya Toto Indonesia. Tbk
24 ULTJ PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company. Tbk
25 UNVR PT. Unilever Indonesia. Tbk
Page 101
87
Lampiran 2 : Data Perhitungan Sampel
Tahun 2015
No
Kode
Perusahaan Tahun ROA M-VAIC CSR
PROPER
Skor Warna
1 ADES 2015 0,050272 2,857667 0,043956 3 Biru
2 BUDI 2015 0,006452 2,686415 0,087912 3 Biru
3 CPIN 2015 0,073461 7,208390 0,043956 3 Biru
4 DLTA 2015 0,184957 21,221241 0,087912 3 Biru
5 GGRM 2015 0,101611 5,221453 0,054945 3 Biru
6 HMSP 2015 0,272642 5,816145 0,087912 3 Biru
7 ICBP 2015 0,110056 4,784118 0,076923 4 Hijau
8 INDF 2015 0,040395 3,472067 0,087912 4 Hijau
9 INDS 2015 0,000757 1,218553 0,043956 3 Biru
10 INTP 2015 0,157631 8,595985 0,494505 4 Hijau
11 JPFA 2015 0,030565 0,248333 0,274725 3 Biru
12 KAEF 2015 0,077310 2,333458 0,142857 3 Biru
13 KBLI 2015 0,074347 5,550893 0,032967 3 Biru
14 KBLM 2015 0,019500 4,472917 0,043956 3 Biru
15 KINO 2015 0,081894 3,869565 0,076923 3 Biru
16 KLBF 2015 0,150236 4,006211 0,120879 3 Biru
17 MERK 2015 0,222156 3,995541 0,065934 3 Biru
18 MLBI 2015 0,236527 9,514456 0,076923 3 Biru
19 MYOR 2015 0,110223 10,141315 0,032967 2 Merah
20 SIDO 2015 0,256217 6,134477 0,131868 3 Biru
21 SMBR 2015 0,108356 7,366171 0,153846 3 Biru
22 SMGR 2015 0,118613 6,498927 0,351648 4 Hijau
23 TOTO 2015 0,116922 8,873961401 0,098901 3 Biru
24 ULTJ 2015 0,147769 7,476820 0,043956 3 Biru
25 UNVR 2015 0,372017 10,889489 0,142857 4 Hijau
Page 102
88
Tahun 2016
NO
Kode
Perusahaan Tahun ROA M-VAIC CSR
PROPER
Skor Warna
1 ADES 2016 0,072902 3,242039 0,043956 2 Merah
2 BUDI 2016 0,013174 2,613099 0,076923 3 Biru
3 CPIN 2016 0,091940 7,082260 0,043956 3 Biru
4 DLTA 2016 0,212481 7,160192 0,098901 3 Biru
5 GGRM 2016 0,105997 4,449547 0,065934 3 Biru
6 HMSP 2016 0,300229 6,208932 0,120879 3 Biru
7 ICBP 2016 0,125642 6,335762 0,076923 4 Hijau
8 INDF 2016 0,064094 3,968466 0,087912 4 Hijau
9 INDS 2016 0,020004 2,312990 0,043956 3 Biru
10 INTP 2016 0,128366 6,004431 0,373626 4 Hijau
11 JPFA 2016 0,112805 4,029969 0,263736 3 Biru
12 KAEF 2016 0,058882 2,240063 0,164835 3 Biru
13 KBLI 2016 0,178655 9,864769 0,032967 3 Biru
14 KBLM 2016 0,033243 7,120391 0,054945 3 Biru
15 KINO 2016 0,055141 3,440773 0,120879 3 Biru
16 KLBF 2016 0,154399 4,181944 0,10989 3 Biru
17 MERK 2016 0,206796 4,033272 0,076923 3 Biru
18 MLBI 2016 0,431698 13,862191 0,10989 3 Biru
19 MYOR 2016 0,107463 9,749286 0,032967 3 Biru
20 SIDO 2016 0,160839 7,037102 0,142857 4 Hijau
21 SMBR 2016 0,059304 6,617326 0,098901 3 Biru
22 SMGR 2016 0,107290 6,122124 0,186813 4 Hijau
23 TOTO 2016 0,065299 5,888115 0,098901 3 Biru
24 ULTJ 2016 0,167443 8,915003 0,043956 3 Biru
25 UNVR 2016 0,381631 11,274574 0,153846 4 Hijau
Page 103
89
Tahun 2017
NO
Kode
Perusahaan Tahun ROA M-VAIC CSR
PROPER
Skor Warna
1 ADES 2017 0,045513 3,210306 0,043956 3 Biru
2 BUDI 2017 0,015544 2,720218 0,076923 3 Biru
3 CPIN 2017 0,100464 5,548622 0,043956 3 Biru
4 DLTA 2017 0,208654 7,825155 0,098901 3 Biru
5 GGRM 2017 0,116168 4,755581 0,054945 3 Biru
6 HMSP 2017 0,293700 5,168995 0,10989 4 Hijau
7 ICBP 2017 0,112057 6,017783 0,142857 4 Hijau
8 INDF 2017 0,058507 4,659889 0,153846 4 Hijau
9 INDS 2017 0,046677 3,674569 0,043956 3 Biru
10 INTP 2017 0,064435 5,956162 0,373626 3 Biru
11 JPFA 2017 0,052531 3,010007 0,296703 3 Biru
12 KAEF 2017 0,054413 2,317917 0,164835 3 Biru
13 KBLI 2017 0,138532 9,478533 0,021978 2 Merah
14 KBLM 2017 0,035618 5,443096 0,054945 3 Biru
15 KINO 2017 0,033882 3,393426 0,131868 3 Biru
16 KLBF 2017 0,147642 4,288014 0,098901 3 Biru
17 MERK 2017 0,170810 3,725075 0,065934 3 Biru
18 MLBI 2017 0,526704 11,327117 0,10989 4 Hijau
19 MYOR 2017 0,109344 9,442521 0,098901 3 Biru
20 SIDO 2017 0,178671 7,285101 0,131868 4 Hijau
21 SMBR 2017 0,028980 3,665805 0,164835 4 Hijau
22 SMGR 2017 0,041725 3,819030 0,21978 4 Hijau
23 TOTO 2017 0,098686 7,431306775 0,098901 3 Biru
24 ULTJ 2017 0,137206 8,867057509 0,054945 3 Biru
25 UNVR 2017 0,370486 11,36186566 0,230769 3 Biru
Page 104
90
Lampiran 3 : Hasil Output SPSS
Analisis Statistik Deskriptif
Grafik Histogram Grafik Normal P-P Plot
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 75 ,03 ,73 ,3330 ,13783
MVAIC 75 ,50 4,61 2,3717 ,64459
CSR 75 ,15 ,70 ,3216 ,11374
PROPER 75 ,00 1,41 ,7766 ,44677
Valid N (listwise) 75
Page 105
91
Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 75
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,10031443
Most Extreme Differences Absolute ,088
Positive ,088
Negative -,055
Test Statistic ,088
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
Uji Multikolonieritas
Uji Autokorelasi
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
MVAIC ,979 1,022
CSR ,787 1,271
PROPER ,783 1,278
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -,01597
Cases < Test Value 37
Cases >= Test Value 38
Total Cases 75
Number of Runs 31
Z -1,743
Asymp. Sig. (2-tailed) ,081
a. Median
Page 106
92
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Grafik Scatterplot
Hasil Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,008 ,042 ,189 ,851
MVAIC ,019 ,010 ,207 1,775 ,080
CSR ,069 ,066 ,136 1,044 ,300
PROPER ,009 ,017 ,070 ,540 ,591
Page 107
93
Hasil Uji Hipotesis
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,686a ,470 ,448 ,10241
Hasil Uji Statistik F
Uji Statistik T
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -,035 ,075 -,464 ,644
MVAIC ,142 ,019 ,666 7,628 ,000
CSR ,145 ,118 ,120 1,232 ,222
PROPER -,022 ,030 -,070 -,721 ,473
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression ,661 3 ,220 21,011 ,000b
Residual ,745 71 ,010
Total 1,406 74