Page 1
PENGARUH LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL TERHADAP MANAJEMEN LABA PERIODE 2011 -
2015
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh
IRFAN MUTTAQIN
1112046100041
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2017 M./1438 H.
Page 5
ii
PENGARUH LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH DAN BANK
KONVENSIONAL TERHADAP MANAJEMEN LABA PERIODE 2011 -
2015
Oleh:
Irfan Muttaqin
ABSTRAK
Pada dasarnya manajemen laba perusahaan dapat memberikan kebijakan
dalam penyusunan laporan keuangan tersebut untuk mencapai tujuan tertentu.
Salah satu informasi dalam laporan keuangan yang digunakan sebagai parameter
untuk mengukur peningkatan atau penurunan kinerja pada perusahaan adalah
informasi laba. Dari informasi laba akan banyak muncul interpretasinya. Oleh
sebab itu sering kali manajemen mempunyai kecenderungan untuk melakukan
tindakan yang dapat mempengaruhi atau memanipulasi informasi laba.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh laporan keuangan
bank syariah dan bank konvensional terhadap manajemen laba. Sampel dalam
penelitian ini adalah Bank Mandiri, Bank Mandiri Syariah, BNI, BNI Syariah,
BRI, dan BRI Syariah periode 2011-2015. Metode analisis data yang digunakan
adalah analisis deskriptif, uji normalitas Kolmogolov-Smirnov dan uji beda
Independent Sample T-Test menggunakan program IBM SPSS versi 20 dengan
taraf signifikansi 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bank syariah melakukan manajemen
laba dengan menurunkan pelaporan laba akrualnya (income decreasing accrual)
sedangkan bank konvensional melakukan manajemen laba dengan menaikkan
pelaporan laba akrualnya (income increasing accrual). Berdasarkan uji lanjutan
dengan uji beda Independent Sample T-Test, menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan rata-rata manajemen laba bank syariah dan bank konvensional. Selain
itu secara deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata manajemen laba bank syariah
lebih rendah dari bank konvensional.
Kata Kunci: Bank Syariah, Bank Konvensional, Disccresionary Accrual,
Independent Sample T-Test
Page 6
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, dan karunia-NYA kepada seluruh umat manusia,
khususnya kepada penulis yang telah diberikan kekuatan dan kemudahan untuk
menyelesaikan penulisan tugas akhir ini dengan lancar. Shalawat serta salam
penulis curahkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita
semua menuju arah kebenaran dan kebahagiaan.
Atas kehendak dan rahmat Allah SWT penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Laporan Keuangan Bank Syariah dan Bank
Konvensional terhadap Manajemen Laba Periode 2011-2015”, ditujukan sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata 1 (S-1) dan memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi (S.E) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Kebahagiaan yang tak ternilai bagi penulis, sehingga dapat
mempersembahkan skripsi ini untuk orang-orang yang penulis sayangi dan semua
pihak yang terkait yang telah membantu dan mendukung selama penulisan skripsi
ini.
Tanpa penulis lupakan bahwa keberhasilan penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini atas doa, bimbingan, dukungan, dan saran-saran dari berbagai pihak.
Oleh karena itu merupakan suatu kebahagiaan bagi penulis yan gdalam
kesempatan ini dengan setulus hati mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Page 7
iv
2. Bapak Adhitya Ginanjar M.Si, selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak dosen pembimbing, Sofyan Rizal, SE, MM yang bersedia
memberikan waktu, bimbingan dan ilmu kepada saya sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu dan Bapak tercinta, Ramdanih dan Nurhayati yang selama ini tidak
henti-hentinya memberikan semangat, dukungan, dan doa agar
terselesaikannya skripsi ini. Terima kasih untuk kesabaran, nasehat, dan
curahan kasih saying yang selalu diberikan kepada penulis.
5. Adik-adik ku tersayang, Zahra Kamilia Ramadanti dan Muhammad Hafidh
Rafandra, belajar yang rajin ya dek.
6. Keluarga besar Alm. H. Yusuf dan Alm. Bapak Saharudin, terima kasih
banyak atas doa dan dukungannya yang membuat saya selalu bersemangat
untuk menyelesaikan skripsi ini. Semoga kelak saya bisa membalas semua
kebaikan kalian. aamiin
7. Kepada sahabat “PES Mampangan Squad”, Acung, Ocit, Oki, Ukon, dan
Inal. Terima kasih atas perhatian, semangat dan doanya agar
terselesaikannya skripsi ini.
8. Kepada sahabat seperjuangan, Anas Santoso dan Maulana Hasanudin.
Suka duka, manis pahit, kita lalui bersama. Terima kasih untuk kenangan
berharga selama 4 tahun ini. Semoga silaturahim kita senantiasa terjaga
hingga maut memisahkan.
Page 8
v
9. Teman-teman seperjuangan lainnya Kevin, Kamal, Fadly, Taufik, Fawaz,
Sena, Ibrahim, Reza, Mumu, Irham, Pandy. Terima kasih atas segalanya,
sukses untuk kita semua! aamiin
10. Keluarga besar Perbankan Syariah, khususnya Perbankan Syariah A yang
telah banyak menghabiskan waktu bersama penulis selama perkuliahan ini.
Terima kasih atas kebersamaan, canda dan tawa. Semoga kita semua bisa
menjadi orang sukses dan berguna bagi agama, nusa, dan bangsa, aamiin
11. Teman-teman KKN PARAHITA. Keluarga baru yang mengajarkan nilai-
nilai kebersamaan. Terima kasih untuk kenangan indah selama sebulan.
12. Teman-teman ROHIS ICE. Dukungan moril dan spiritual kalian sungguh
berarti. Terima kasih banyak kawan-kawan.
13. Terima kasih juga kepada pihak lainnya karena telah membantu penulis
selama ini, dan dengan berat hati tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.
Ciputat, 12 Januari 2017
Irfan Muttaqin
Page 9
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. i
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 9
C. Rumusan Masalah ................................................................................. 9
D. Batasan Penelitian ................................................................................. 10
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................. 10
1. Tujuan Penelitian ............................................................................ 10
2. Manfaat Penelitian .......................................................................... 10
F. Variabel Penelitian ................................................................................ 11
G. Hipotesis ................................................................................................ 11
H. Kerangka Teori...................................................................................... 12
I. Sistematika Penulisan ........................................................................... 15
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN .................................................................... 17
A. Laporan Keuangan ................................................................................ 17
1. Laporan Keuangan Bank Syariah.................................................... 17
2. Laporan Keuangan Bank Konvensional ......................................... 19
B. Manajemen Laba ................................................................................... 24
1. Perspektif Manajemen Laba ............................................................ 24
2. Konsep Manajemen Laba ................................................................ 25
3. Pengertian Manajemen laba ............................................................ 28
C. Pengertian Variabel ............................................................................... 36
D. Pengertian Hipotesis.............................................................................. 37
E. Review Studi Terdahulu ........................................................................ 38
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 43
A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 43
Page 10
vii
B. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................. 43
C. Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 44
D. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 45
E. Metode dan Alat Analisis ...................................................................... 46
F. Operasionalisasi Variabel Penelitian..................................................... 47
G. Hipotesis Penelitian ............................................................................... 49
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN ........................................................ 51
A. Pengaruh dari Laporan Keuangan Bank Syariah dan Bank
Konvensional terhadap Manajemen Laba ............................................. 79
B. Tidak ada Pengaruh dari Laporan Keuangan Bank Syariah dan Bank
Konvensional terhadap Manajemen Laba ............................................. 88
BAB V PENUTUP ................................................................................................. 99
A. Kesimpulan ........................................................................................... 99
B. Saran ...................................................................................................... 101
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 102
LAMPIRAN ........................................................................................................... 105
Page 11
viii
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 2.1 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional 20
Tabel 2.2 Pemakai Informasi Laporan Keuangan 20
Tabel 2.3 Penggunaan Laporan Keuangan Internal 23
Tabel 2.4 Penggunaan Laporan Keuangan Eksternal 23
Tabel 2.5 Model Empiris Mengidentifikasi Manajemen Laba 32
Tabel 2.6 Ringkasan Penelitian Terdahulu 39
Tabel 4.1 Total Akrual Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri 52
Tabel 4.2 Variabel Dependent dan Independent Bank Mandiri 52
Tabel 4.3 Koefisien Bank Mandiri 53
Tabel 4.4 Variabel Dependent dan Independent Bank Syariah Mandiri 53
Tabel 4.5 Koefisien Bank Syariah Mandiri 54
Tabel 4.6 Akrual Non Diskresioner Bank Mandiri dan BSM 55
Tabel 4.7 Akrual Diskresioner Bank Mandiri dan BSM 55
Tabel 4.9 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Mandiri dan BSM 58
Tabel 4.10 Independent Samples Test Bank Mandiri dan BSM 59
Tabel 4.11 Total Akrual BNI dan BNI Syariah 61
Tabel 4.12 Variabel Dependent dan Independent BNI 62
Tabel 4.13 Koefisien BNI 52
Tabel 4.14 Variabel Dependent dan Independent BNI 62
Tabel 4.15 Koefisien BNI Syariah 63
Tabel 4.16 Akrual Non Diskresioner BNI dan BNI Syariah 64
Tabel 4.17 Akrual Diskresioner BNI dan BNI Syariah 64
Tabel 4.18 Desriptive Statistics BNI dan BNI Syariah 66
Page 12
ix
Tabel 4.19 One-Sample Kolmogorov Test BNI dan BNI Syariah 67
Tabel 4.20 Independent Samples Test BNI dan BNI Syariah 68
Tabel 4.21 Total Akrual BRI dan BRI Syariah 70
Tabel 4.22 Variabel Dependent dan Independent BRI 70
Tabel 4.23 Koefisien BRI 71
Tabel 4.24 Variabel Dependent dan Independent BRI 71
Tabel 4.25 Koefisien BRI Syariah 72
Tabel 4.26 Akrual Non Diskresioner BRI dan BRI Syariah 73
Tabel 4.27 Akrual Diskresioner BRI dan BRI Syariah 73
Tabel 4.28 Desriptive Statistics BRI dan BRI Syariah 75
Tabel 4.29 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test BRI dan BRI Syariah 76
Tabel 4.30 Independent Samples Test BRI dan BRI Syariah 77
Tabel 4.31 Total Akrual Bank Konvensional dan Bank Syariah 79
Tabel 4.32 Variabel Dependent dan Independent Bank Konvensional 79
Tabel 4.33 Koefisien Bank Konvensional 80
Tabel 4.34 Variabel Dependent dan Independent Bank Syariah 80
Tabel 4.35 Koefisien Bank Syariah 81
Tabel 4.36 Akrual Non Diskresioner Bank Konvenl dan Bank Syariah 82
Tabel 4.37 Akrual Diskresioner Bank Konvensional dan Bank Syariah 82
Tabel 4.38 Desriptive Statistics Bank Konvensional dan Bank Syariah 84
Tabel 4.39 One-Sample Kolmogorov Bank Konvendan Bank Syariah 86
Tabel 4.40 Independent Samples Test Bank Konvendan Bank Syariah 87
Page 13
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perbankan syariah mempunyai peranan yang sangat penting dalam
memajukan perekonomian Negara. Hal ini karena bank mempunyai fungsi utama
untuk menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan produk – produk lainnya. Dengan telah
diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri perbankan syariah
nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong
pertumbuhannya secara lebih cepat lagi.1
Perbankan Syariah Indonesia juga memiliki peran signifikan dalam sistem
perekonomian nasional, serta mampu melakukan perbaikan kesejahteraan rakyat.
Sekaligus berdasarkan nilai-nilai syariah, visi pengembangan perbankan syariah di
Indonesia adalah “Terwujudnya sistem perbankan syariah yang kompetitif, efisien
dan memiliki prinsip kehati-hatian yang mampu mendukung sektor riil secara nyata
melalui kegiatan pembiayaan berbasis bagi hasil dan transaksi riil dalam kerangka
1 http://www.bi.go.id/id/perbankan/syariah/Contents/Default.aspx diakses pada 23 Agustus 2016
Page 14
2
keadilan tolong menolong dan menuju kebaikan guna mencapai kemaslahatan
masyarakat.”2
Menurut Haryono, “Analisis pada laporan keuangan adalah untuk menilai
keadaan keuangan dan potensi suatu bank”.3 Sedangkan menurut Harahap,
menyatakan bahwa “Analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan
keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang
bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara yang satu dengan yang lain
baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk
mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses
menghasilkan keputusan yang tepat.”4
Analisis laporan keuangan dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan.
Misalnya dapat digunakan sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif
investasi; sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan di masa
yang akan datang; sebagai proses diagnosis terhadap masalah-masalah manajemen,
operasi atau masalah lainnya; atau sebagai alat evaluasi terhadap manajemen.5
Saat ini di Indonesia mulai berkembang berbagai produk lembaga keuangan berbasis
syariah. Kini lembaga keuangan ini telah menjadi fenomena kontemporer yang telah
memberikan warna dalam perekonomian Indonesia. Perkembangan sistem keuangan
2 Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2005), h.37
3 Haryono, Analisa Laporan Keuangan Perbankan Syariah, (Yogyakarta: Pustaka Sayid Sabiq, 2009),
hlm. 177. 4 Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, (Jakarta: Raja Grafindo, 2006), hlm. 190.
5 Prastowo, Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi, ( Yogyakarta: UPP STIM YKPN,
2011), hlm. 57.
Page 15
3
syariah ini ditandai dengan didirikannya berbagai lembaga keuangan syariah dan
diterbitkannya instrumen keuangan berbasis syariah6, termasuk juga sektor
perbankan. Perbankan syariah banyak diminati oleh masyarakat Indonesia, bahkan
peminat perbankan syariah cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini
disebabkan karena perbankan syariah dinilai sangat menjanjikan dan tidak merugikan
nasabah. Sehingga semakin tahun peranan perbankan syariah semakin penting bagi
masyarakat Indonesia.7
Shen dan Chih (2005) menjelaskan bahwa industri perbankan merupakan industri
yang sangat penting untuk bangsa, daerah dan ekonomi dunia. Dalam pelaporan
keuangan, industri perbankan menggunakan laporan keuangan sebagai media untuk
memberikan informasi mengenai posisi keuangan dan kinerja dari perusahaanya.
Dalam penyusunan laporan keuangan, dasar akrual dipilih karena lebih rasional dan
adil dalam mencerminkan kondisi keuangan perusahaan secara riil (Kieso et al.,
2007). Namun di sisi lain penggunaan dasar akrual dapat memberikan keleluasaan
kepada pihak manajemen dalam memilih metode akuntansi selama tidak menyimpang
dari aturan standar akuntansi keuangan yang berlaku. Pemilihan metode akuntansi
yang secara sengaja dipilih oleh manajemen untuk tujuan tertentu dikenal dengan
sebutan manajemen laba atau earning management.
6 Andi Sumitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 27.
7 Fahrur Ulum, Perbankan Syariah di Indonesia, (Surabaya: CV. Putra Media Nusantara, 2011), hlm.
49.
Page 16
4
Salah satu tindakan yang dilakukan perusahaan untuk menilai atau
menganalisis manajemen laba yaitu dari laporan keuangan. Laporan keuangan
dijadikan sebagai dasar untuk menilai kinerja perusahaan merupakan alat yang
digunakan oleh manajemen untuk menunjukkan pertanggung jawaban kinerjanya
kepada investor, kreditor, pemasok, karyawan, pelanggan, masyarakat, dan
pemerintah. Laporan keuangan dapat menunjukkan apakah sebuah perusahaan
memiliki kinerja yang bagus atau tidak sehingga dapat membantu stakeholder untuk
membuat keputusan.
Informasi laba merupakan komponen informasi keuangan yang menjadi pusat
perhatian sekaligus dasar pengambilan keputusan pihak-pihak yang berkepentingan,
misalnya digunakan untuk menilai kinerja perusahaan ataupun kinerja manajer. Oleh
karena itu manajer melakukan pengelolaan terhadap angka laba (earning
management). Informasi laba sebagai bagian dari laporan keuangan sering menjadi
target rekayasa melalui tindakan manajemen untuk memaksimumkan kepuasannya,
tindakan tersebut diajukan dengan cara memilih kebijakan manajemen tertentu,
sehingga laba dapat diatur, dinaikkan atau diturunkan sesuai keinginannya.
Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,
informasi laba merupakan perhatian utama untuk menaksir kinerja atau pertanggung
jawaban manajemen. Selain itu informasi laba juga membantu pemilik atau pihak lain
dalam menaksir earnings power perusahaan di masa yang akan datang. Adanya
kecenderungan lebih memperhatikan laba ini disadari oleh manajemen, khususnya
manajer yang kinerjanya diukur berdasarkan informasi tersebut, sehingga mendorong
Page 17
5
timbulnya perilaku menyimpang (dysfunctional behaviour), yang salah satu
bentuknya adalah manajemen laba (earnings management).
Perilaku menyimpang bisa saja berupa realita yang tidak seharusnya
dituangkan ke dalam laporan keuangan, namun hal tersebut justru terdapat di
dalamnya. Realita yang tidak semestinya yang dibuat oleh manajemen pada laporan
keuangan, pernah dilakukan oleh beberapa bank antara lain kasus Bank Century yang
melakukan rekayasa akuntansi agar laporan keuangan bank menunjukkan kecukupan
modal atau rasio CAR. CAR Bank Century per 28 Februari 2008 yang ternyata minus
132,5%. CAR negatif itu disebabkan karena adanya asset berupa Surat –Surat
Berharga (SSB) sebesar US$ 203 juta yang berkualitas rendah. Bank Indonesia (BI)
menyetujui untuk tidak melakukan penyisihan 100% atau pengakuan kerugian
(PPAP) terhadap SSB tersebut. Hal tersebut merupakan rekayasa akuntansi yang
dilakukan Bank Century agar laporan keuangan bank tetap menunjukkan kecukupan
modal dan ini disetujui BI sebagai pengawas bank. Sesuai ketentuan, seharusnya
Bank Century dimasukkan sebagai Bank Dalam Pengawasan Khusus. Pengawasan
Bank Century hanya dalam pengawasan intensif mengakibatkan tidak adanya
kekuatan BI untuk memaksa pemegang saham untuk menyelesaikan permasalahan
dalam jangka waktu yang jelas serta tidak memberikan kepastian hukum bagi BI
Page 18
6
untuk mengambil tindakan jika pemegang saham tidak dapat menyelesaikan
permasalahan.8
Skandal Bank lainnya adalah Bank Lippo, dalam laporan keuangan per 30
September 2002 yang disampaikan ke publik pada 28 November 2002 disebutkan
total aktiva perseroan Rp 24 triliun dan laba bersih Rp 98 miliar. Namun dalam
laporan ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada 27 Desember 2002 total aktiva perusahaan
berubah menjadi Rp 22,8 triliun (turun 1,2 triliun) dan perusahaan merugi bersih Rp
1,3 triliun. Perbedaan laporan keuangan itu segera memunculkan kontroversi dan
polemik. Manajemen beralasan perbedaan itu terjadi karena ada penurunan asset yang
diambil alih atau foreclosed asset dari Rp 2,393 triliun menjadi Rp 1,420 triliun.
Akibatnya pada keseluruhan neraca terjadi penurunan tingkat kecukupan modal atau
Capital Adequacy Ratio (CAR) dari 24,77 menjadi 4,23%. Namun beberapa pihak
menduga perbedaan laporan keuangan terjadi karena ada manipulasi yang dilakukan
manajemen.9
Cara yang paling sering dilakukan dalam melakukan manajemen laba adalah
dengan kebijakan akrual. Dalam perspektif syariah sendiri metode akrual
diperbolehkan. Sesuai fatwa DSN no. 14/DSN/MUI/IX/2000 tentang sistem distribusi
bagi hasil usaha dalam lembaga keuangan syariah ditetapkan bahwa pada prinsipnya
8 Herdadu purnomo, BPK: BI Membiarkan Rekayasa Akuntansi di Bank Century. Artikel diakses
tanggal 25 Agustus 2016 dari detik finance:
http://finance.detik.com/read/2009/11/23/191903/1247341/5/bpk-bi-membiarkan-rekayasa-akuntansi-
di-bank-century 9 Riwi Sumantyo, kasus bank Lippo dan Degradasi Kepercayaan Publik. Artikel diakses tanggal 25
Agustus 2016 dari http://www.suaramerdeka.com/harian/0302/24/eko1.htm
Page 19
7
Lembaga Keuangan Syariah (LKS) boleh menggunakan sistem accrual basis maupun
cash basis dalam administrasi keuangan. Akrual sendiri merupakan metode akuntansi
di mana penerimaan dan pengeluaran diakui atau dicatat ketika transaksi terjadi,
bukan ketika uang kas untuk transaksi-transaksi tersebut diterima atau dibayarkan.
Komponen akrual merupakan komponen yang tidak memerlukan bukti kas secara
fisik sehingga mempermainkan besar kecilnya komponen akrual tidak harus disertai
dengan kas yang diterima atau dikeluarkan perusahaan. Hal tersebut menimbulkan
kesempatan bagi manajemen untuk mengelola akrualnya atau yang biasa disebut
dengan discretionary accrual. Nilai dari discretionary accrual ini banyak dijadikan
proxy pengukuran manajemen laba suatu perusahaan.
Bentuk manajemen laba yang lain yaitu income smoothing (perataan laba)
diperbolehkan dalam fatwa DSN MUI no 87/DSN/MUI/XII/2012 dengan pendekatan
untuk melindungi lembaga keuangan dari risiko pengalihan dana besar-besaran, dan
bukan dalam konteks ingin mengambil keuntungan, serta dengan seizin nasabah,
bukan secara sembunyi-sembunyi. Dengan kata lain, tidak serta merta semua teknik
income smoothing diperbolehkan, namun yang diperbolehkan ialah yang memenuhi
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh fatwa dengan mempertimbangkan
opini Dewan Pengawas Syariah. Salah satunya ialah bahwa praktik perataan laba
hanya diperbolehkan dengan syarat apabila bagi hasil aktual melebihi tingkat imbalan
yang diproyeksikan, dan dengan izin nasabah pemilik dana, serta dengan alasan kuat
yang darurat dengan mempertahankan opini DPS sehingga dalam pelaksanannya
Page 20
8
tetap menekankan kepada unsur transparansi atau keterbukaan terhadap pihak-pihak
yang berkepentingan terhadap laporan keuangan10
.
Praktik manajemen laba pada kedua jenis perbankan (syariah dan
konvensional) menarik untuk diketahui lebih lanjut. Hal ini mengingat perbankan
syariah merupakan bank yang berbasis syariah yang bersumber pada Al-Quran dan
Hadist yang tidak membenarkan adanya tindakan rekayasa. Bank syariah lebih sedikit
dalam melakukan manajemen laba dibandingkan dengan bank konvensional. Dalam
penelitian Quttainah diketahui bahwa faktor agama memiliki pengaruh yang penting
atas tindakan yang dilakukan oleh manajer dalam pembuatan kebijakan serta
keputusannya. Selain itu juga adanya DPS yang mengawasi setiap kegiatan dari
perbankan syariah terkait dengan pemenuhan aspek etika dan hukum syariah Islam.11
Hal ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Febriani dan Santoso yang
menunjukkan bahwa rata-rata nilai manajemen laba pada bank umum syariah di
Indonesia menunjukkan nilai mendekati nol, sehingga perilaku manajemen laba bank
umum syariah di Indonesia dapat dikatakan relative rendah12
.
Berdasarkan penjelasan diatas mengenai manajemen laba pada industri
syariah dan konvensional, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tersebut.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu dalam penelitian ini
10
Hanni Khairani. “Etika Bisnis Islam tentang Manajemen Laba”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan
Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), h.65-66 11
Quttainah. “Do Islamic Banks Employ Less earnings management? Politics and economy
development. Economi Research Forum 12
Santoso. “Islamic Ethics and Earning Quality. Research Paper. Universitas Sebelas Maret
(Surakarta)
Page 21
9
sampel yang digunakan adalah bank syariah hasil spin-off dengan bank konvensional
yaitu bank induk perusahaan. Dari latar belakang tersebut penulis termotivasi untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Laporan Keuangan Bank Syariah
dan Bank Konvensional terhadap Manajemen Laba Periode 2011-2015”
B. Identifikasi Masalah
1. Perataan laba hanya diperbolehkan dengan syarat apabila bagi hasil aktual
melebihi tingkat imbalan yang di proyeksikan
2. Rata-rata nilai manajemen laba pada bank umum syariah di Indonesia
menunjukkan nilai mendekati nol
C. Rumusan Masalah
Masalah yang dapat di identifikasi yang dirumuskan dalam pertanyaan yang akan
dijawab dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah pengaruh laporan keuangan bank syariah dan bank konvensional
terhadap manajemen laba?
2. Apakah tidak ada pengaruh laporan keuangan bank syariah dan bank
konvensional terhadap manajemen laba?
3. Apakah yang paling berpengaruh dari laporan keuangan bank syariah dan
bank konvensional terhadap manajemen laba?
Page 22
10
D. Batasan Penelitian
Penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti pada aspek yang dianalisis agar
tidak keluar dari pembahasan, sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan dengan menghitung kemudian membandingkan nilai
discretionary accruals sebagai proksi manajemen laba dengan menggunakan
metode Jones (1991) yang telah dimodifikasi.
2. Data diperoleh dari Laporan Keuangan Tahunan yang telah dipublikasikan tahun
2011 – 2015.
3. Penelitian sebatas mengetahui seberapa besar manajemen laba Bank Mandiri,
Bank Mandiri Syariah, BNI, BNI Syariah, BRI, dan BRI Syariah, menggunakan
independent t-test, tanpa menganalisis apa yang melatarbelakangi bank tersebut
melakukan tindakan manajemen laba jika memang terdapat manajemen laba di
dalamnya.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Membandingkan manajemen laba Bank Syariah dan Bank Konvensional
b. Menganalisis apakah ada perbedaan yang signifikan antara manajemen laba Bank
Syariah dan Bank Konvensional.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi investor: hasil ini dapat dijadikan sebagai salah satu masukan dalam
pengambilan keputusan investasi saham yaitu salah satunya mengamati kondisi
Page 23
11
internal perusahaan melalui laporan keuangan, terutama dalam menilai kualitas
laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
b. Bagi perusahaan: Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan
dalam mengevaluasi kinerja perusahaannya, serta untuk tidak dan atau
meminimalisir dalam melakukan manajemen laba karena dinilai merugikan bagi
pihak pemegang saham.
c. Bagi penulis: Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana
memperluas wawasan serta menambah referensi penulis dan dapat menerapkan
terori-teori yang telah didapat selama berkuliah.
d. Bagi pembaca: Dengan adanya penelitian ini dapat menambah wawasan pembaca
mengenai manajemen laba di perusahaan dan juga menjadi bahan studi terdahulu
bagi peneliti selanjutnya.
F. Variabel Penelitian
Dimana: TAit adalah total akrual, ANDit adalah akrual non kelolaan dan ADit adalah
akrual kelolaan.
G. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
a. Hipotesis uji normalitas
Ho : data berdistribusi normal
Ha : data tidak berdistribusi normal
TAit = ANDit + ADit
Page 24
12
b. Hipotesis uji beda independent t-test
Ho : tidak ada perbedaan rata-rata manajemen laba bank syariah dan
bank konvensional
Ha : ada perbedaan rata-rata manajemen laba bank syariah dan bank
konvensional
Pengambilan keputusan:
Jika Sig. / Probabilitas > 0,05 H0 diterima
Jika Sig. / Probabilitas < 0,05 H0 ditolak
H. Kerangka Teori
Praktik manajemen laba pada kedua jenis bank ini (syariah dan konvensional)
menarik untuk di ketahui lebih lanjut. Hal ini mengingat perbankan syariah
merupakan bank yang berbasis prinsip syariah yang bersumber pada Al-Quran dan
hadist yang tidak membenarkan adanya tindak rekayasa.
Laporan keuangan sangat menarik untuk dikaji lebih mendalam. Para
pengguna laporan keuangan tidak dapat turut campur dalam pelaporan yang
dilakukan perusahaan. Para pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan
perusahaan tidak dapat langsung mengetahui apakah dalam laporan tersebut memang
dilaporkan secara jujur dan benar-benar menggambarkan keadaan perusahaan
sebenar-benarnya atau tidak karena diperlukan analisis terlebih dahulu.
Page 25
13
Hal terkait campur tangan manajemen ini dirasa perlu dikaji lebih mendalam.
Pelaporan keuangan yang terdapat campur tangan manajemen di dalamnya biasa
disebut dengan manajemen laba. Menurut peneliti-peneliti terdahulu, model
aggregate accruals merupakan model yang paling tepat dikelola (discretional
accrual) menggunakan model Jones yang sudah dimodifikasi. Penelitian ini berusaha
mencari tahu, menghitung dan menjelaskan mengenai besarnya manajemen laba yang
banyak peneliti terdahulu menganggapnya sebagai perilaku menyimpang, yang
dilakukan oleh Bank Syariah dan Bank Konvensional. Setelah diketahui besarnya
discretionary accrual sebagai proksi manajemen laba, kemudian dilakukan uji
independent t-test untuk mengetahui manajemen laba Bank Syariah dan Bank
Konvensional.
Page 26
14
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Bank Syariah Bank Induk
Konvensional
Analisis manajemen
laba
Analisis manajemen
laba
Menghitung
Discretionary
Accrual Bank Syariah
Menghitung
Discretionary
Accrual Bank Induk
Konvensional
Independent T-Test
Kesimpulan
Page 27
15
I. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, batasan dan rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan studi terdahulu,
metode penelitian, kerangka pemikiran dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN
Pada bab ini berisi landasan (kerangka) teori terhadap hal-hal yang
akan dibahas, yang berisikan teori-teori mengenai bank, bank syariah,
laporan keuangan, serta manajemen laba. Pada sub bab berikutnya
dibahas review studi terdahulu.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini menjelaskan variabel penelitian dan definisi operasional
dari variabel yang digunakan dalam penelitian, jenis dan sumber data,
metode pengumpulan data, metode analisis yang digunakan, sertta
gambaran umum objek penelitian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tentang perhitungan data-data yang diperoleh
dalam penelitian sehingga didapat hasil dan pengujian hipotesis, yang
kemudian dilakukan pembahasan terhadap hasil yang di dapat guna
mendapatkan kesimpulan.
Page 28
16
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian
dan berisi saran-saran yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Page 29
17
BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
A. Laporan Keuangan
1. Laporan Keuangan Bank Syariah
Laporan keuangan pada sektor perbankan syariah, sama seperti sektor lainnya,
adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja,
serta perubahan posisi keuangan aktifitas operasi bank yang bermanfaat dalam
mengambil keputusan.
A. Fungsi Laporan Keuangan
Sebagai bahan informasi yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang
membutuhkan, laporan keuangan setidaknya harus berfungsi sebagai berikut:
1. menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Pihak-pihak yang
berkepentingan antara lain:
sahibul maal/pemilik dana
kreditur
pembayar zakat, infak, dan sadaqah
pemegang saham
otoritas pengawasan
Bank Indonesia
Page 30
18
Pemerintah
Lembaga penjamin simpanan
Masyarakat
2. informasi dalam menilai prospek arus kas bertujuan untuk memberikan
informasi yang dapat mendukung investor/pemilik dana, kreditur, dan
pihak-pihak lain dalam memperkirakan jumlah, aset, dan ketidakpastian
dalam penerimaan kas di masa depan atas deviden, bagi hasil,dan hasil
dari penjualan, pelunasan (redemption), dan jatuh tempo dari surat
berharga atau pinjaman.
3. informasi mengenai kepatuhan bank terhadap prinsip syariah, serta
informasi mengenai pendapatan dan pengeluaran yang tidak sesuai dengan
prinsip syariah dan pegelolaan pendapatan dana bank tersebut.
B. Acuan Penyusunan Laporan Keuangan
Penyusunan laporan keuangan bank syariah didasarkan dari beberapa acuan
yang relevan, adapun acuan tersebut adalah:
Peraturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Umum,
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah,
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Umum, Pernyataan Standar
Page 31
19
Akuntansi Keuangan Syariah (PSAKS) dan Interprestasi Standar
Akuntansi Keuangan (ISAK).
Accounting and Auditing Standard for Islamic Financial Institutions yang
dikeluarkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing Organization of
Islamic Financial Institutions).
International Accounting Standard (IAS), Statement of Financial
Accounting Standard (SFAS), sepanjang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah.
Peraturan perundang-undagan yang relevan dengan laporan keuangan.
Praktik-praktik akuntansi yang berlaku umum, sepanjang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah.
2. Laporan Keuangan Bank Konvensional
Setiap perusahaan, baik bank maupun non bank pada suatu periode akan
melaporkan semua kegiatan keuangannya. Secara umum, penyajian laporan keuangan
oleh manajemen perusahaan bertujuan untuk memberikan informasi kuantitatif
mengenai kondisi dan posisi keuangan perusahaan yang bersangkutan pada suatu
periode dan untuk mengetahui pencapaian kinerja perusahaan sehingga pihak
manajemen dapat menentukan keputusan yang akan diambil pada masa yang akan
datang.1
1 Thomas Sumarsan, Sistem Pengendalian Manajemen: Konsep, Aplikasi, dan Pengukuran Kinerja
(Jakarta: PT. Indeks, 2013), h. 36.
Page 32
20
Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu
perusahaan baik informasi mengenai jumlah dan jenis aktiva, kewajiban (hutang)
serta modal, yang kesemuanya tergambar dalam neraca. Laporan keuangan juga
memberikan gambaran hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu yang
dikeluarkan dalam laporan laba rugi. Kemudian laporan keuangan juga memberikan
gambaran arus kas suatu perusahaan yang tergambar dalam laporan arus kas. Masing-
masing laporan keuangan memiliki tujuan tersendiri.2
Tabel 2.2 Pemakai Informasi Laporan Keuangan
Sumber Contoh
Informasi Keuangan Informasi non keuangan
Bagi pemasaran Jumlah penjualan Tingkat kepuasan
pelanggan
Diskon penjualan yang
diberikan
Produk competitor yang
dapat menyebabkan
penurunan penjualan
Bagian Sumber Daya
Manusia
Total gaji pegawai Turn over pegawai
Pajak penghasilan
pegawai
Rekrutmen pegawai
Bagian Pembelian Jumlah pembelian Ketepatan waktu
pengiriman barang oleh
pemasok
Retur pembelian kepada
supplier
Di samping itu, tujuan lainnya adalah: (KDPPLKS 2007: Paragraf 30)
1. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan
kegiatan usaha.
2 Kasmir, Manajemen Perbankan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), h. 173.
Page 33
21
2. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah serta informasi asset,
kewajiban, pendapatan dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah, bila ada,
dan bagaimana perolehan dan penggunaannya.
3. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan dan tanggung jawab entitas
syariah terhadap amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya pada
tingkat keuntungan yang layak.
4. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam modal dan
pemilik dana syirkah temporer, dan informasi mengenai pemenuhan kewajiban
(obligation) fungsi sosial entitas syariah, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat,
infak, sedekah, dan wakaf.
Dengan demikian laporan keuangan disamping menggambarkan kondisi
keuangan suatu perusahaan juga untuk menilai kinerja perusahaan tersebut.
Jenis-jenis laporan keuangan bank:
1. Laporan Neraca
Neraca adalah suatu laporan yang sistematis tentang aktiva (assets), utang
(liabilities), dan modal sendiri (owners equity) dari suatu perusahaan pada tanggal
tertentu.3
Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan bank pada saat
tertentu. Posisi keuangan yang dimaksud adalah posisi aktiva (harta), passiva
3 Jumingan, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), h. 13.
Page 34
22
(kewajiban dan ekuitas) suatu bank. Penyusunan komponen didalam neraca
didasarkan pada tingkat likuiditas dan jatuh tempo.4
2. Laporan Komitmen dan Kontijensi
Laporan komitmen merupakan suatu ikatan atau kontrak yang berupa janji yang
tidak dapat dibatalkan secara sepihak (Irrecovable) dan harus dilaksanakan apabila
persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi. Contoh laporan komitmen adalah
komitmen kredit, komitmen penjualan atau pembelian aktiva bank dengan syarat
Repuschase Agrement (Repo), sedangkan laporan kontijensi merupakan tagihan atau
kewajiban bank yang kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidak
terjadinya satu atau lebih peristiwa dimasa yang akan datang.
3. Laporan laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan bank yang menggambarkan hasil
usaha bank dalam suatu periode tertentu.
4. Laporan Arus Kas
Laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan
bank baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas. Laporan arus
kas harus disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Laporan yang berisi catatan tersendiri mengenai posisi Devisa Neto menurut jenis
mata uang dan aktivitas lainnya.
6. Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi
4 Kasmir, Manajemen Perbankan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), h. 175.
Page 35
23
Laporan gabungan merupakan laporan dari seluruh cabang-cabang bank yang
bersangkutan baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri. Sedangkan
laporan konsolidasi merupakan laporan bank yang bersangkutan dengan anak
perusahaannya.
Tabel 2.3 Penggunaan Laporan Keuangan Internal
Internal
Pengguna laporan keuangan Kebutuhan informasi
Karyawan Kemampuan perusahaan dalam
memberikan balas jasa, imbalan
pasca kerja, dan sebagainya
Manajemen Kondisi keuangan perusahaan
terkini yang relevan untuk
perencanaan perusahaan
Tabel 2.4 Penggunaan Laporan Keuangan Eksternal
Eksternal
Pengguna laporan keuangan Kebutuhan informasi
Investor Posisi keuangan perusahaan untuk
menentukan risiko berinvestasi
Pemberi pinjaman (kreditor) Kemampuan perusahaan
mengembalikan pinjaman
Pemerintah Jumlah pajak perusahaan untuk
membantu perhitungan penerimaan
negara dari sektor pajak
Pemasok Kemampuan perusahaan membayar
utangnya atas pembelian secara
kredit
Pelanggan Kemampuan perusahaan
menyelesaikan proyek jangka
panjang, misalnya konstruksi
bangunan
Page 36
24
B. Manajemen Laba
1. Perspektif Manajemen Laba
Berbagai kasus manajemen laba terbukti telah mengakibatkan hancurnya
tatanan ekonomi, etika, dan moral dimana masih ada perbedaan pandangan dan
pemahaman terhadap aktivitas rekayasa manajerial ini. sampai saat ini masih ada
kontroversi dalam memandang dan memahami manajemen laba. Secara umum
kontroversi ini terjadi antara praktisi dan akademisi yang pada dasarnya
mempertanyakan apakah manajemen laba dapat dikategorikan sebagai kecurangan
(fraud) atau tidak. Para praktisi menilai manajemen laba sebagai kecurangan,
sementara akademisi menilai manajemen laba tidak bisa dikategorikan sebagai
kecurangan.
Ada argumen yang cukup kuat yang diungkapkan oleh setiap pihak untuk
mempertahankan pendapatnya ini. Tetapi meski setiap pihak berusaha
mengungkapkan alasan logis, sebenarnya ada satu benang merah yang dalam antara
kedua pendapat ini, yaitu kedua belah pihak menyepakati bahwa manajemen laba
adalah upaya untuk mengubah, menyembunyikan, dan menunda informasi keuangan.
Secara umum para praktisi yaitu pelaku ekonomi, pemerintah, asosiasi profesi
dan regulator lainnya, berargumen bahwa pada dasarnya manajemen laba meripakan
perilaku oportunis seorang manajer untuk mempermainkan angka – angka laporan
keuangan sesuai tujuan yang ingin dicapainya. Perbuatan ini dikategorikan sebagai
Page 37
25
kecurangan karena secara sadar dilakukan manajer perusahaan agar stakeholder yang
ingin mengetahui kondisi ekonomi perusahaan tertipu karen memperoleh informasi
palsu.
Sementara para akademisi termasuk peneliti, berargumen bahwa pada
dasarnya manajemen laba merupakan dampak dari kebebasan seorang manajer untuk
memilih dan menggunakan metode akuntansi tertentu ketika mencatat dan menyusun
informasi dalam laporan keuangan. Hal ini disebabkan ada beragam metode dan
prosedur akuntansi yang diakui dan diterima dalam prinsip akuntansi berterima
umum (generally accepted accounting prinsiples).5
2. Konsep Manajemen Laba
Ada sisi negatif yang tidak diharapkan dari perkembangan konsep-konsep
manajemen sejak awal abad dua puluhan. Konsep pengelolaan korporasi yang
seharusnya membuat dunia usaha dijalankan secara professional justru menjadi
pemicu kehancuran dunia usaha dan merugikan public. Konsep yang seharusnya
membuat permasalahan pengelolaan usaha dieliminasi seminimal mungkin justru
diselewengkan hingga muncul permasalahan permasalahan baru yang merugikan
kepentingan berbagai pihak.
Permasalahan ini tentu bukan hanya disebabkan adanya kelemahan yang
melekat dalam konsep-konsep manajemenn itu namun juga didorong oleh moral
5 Sri Sulistyanto, Manajemen Laba, Teori dan Model Empiris (Jakarta: Grasindo, 2014), h.4
Page 38
26
hazard orang-orang yang menggunakannya. Ada kecenderungan seseorang untuk
selalu mencari celah dari suatu aturan atau pedoman tertentu yang dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan pribadinya. Akibatnya konspe-konsep manajerial
yang sebenarnya bertujuan positif diselewengkan, seolah-olah menjadi sesuatu yang
negatif dan merugikan publik. Hubungan sisi posotif dan negatif konsep manajerial
ini salah satunya terjadi dalam hubungan antara agensi teori dan manajemen laba.
Manajemen laba memang merupakan sisi laindari teori agensi yang menekankan
pentingnya penyerahan operasionalitas perusahaan dari pemilik kepada pihak lain
yang mempunyai kemampuan untuk mengelola perusahaan dengan lebih baik.
Konsep manajerial yang mengatur hubungan antara pemilik dan pengelola ini
menyatakan bahwa setiap pihak mempunyai hak dan tanggung jawab dalam
pengelolaan sebuah perusahaan. Setiap pihak harus mempunyai komitmen untuk
menghargai dan menghormati hak dan wewenang pihak lain. Oleh sebab itu, setiap
pihak tidak diperbolehkan untuk mengintervensi hak dan wewenang pihak lain.
Apalagi jika intervensi itu dilakukan demi kepentingan pribadi tanpa memperhatikan
kepentingan pihak lain.
Hubungan agensi antara pemilik dan pengelola perusahaan ini seharusnya
menghasilkan hubungan simbiosis mutualismeyang menguntungkan semua pihak,
khususnya apabila setiap pihak menjalankan hak dan kewajibannya secara
bertanggung jawab. Namun yang terjadi justru sebaliknya, yaitu munculnya
permasalahan agensi antara pemilik dan pengelola perusahaan.
Page 39
27
Permasalahan ini muncul karena ada pihak yang lebih mengutamakan
kepentingan pribadi meskipun merugikan pihak lain. Bahkan dalam
perkembangannya permasalahan agensi juga menjadi permasalahan antara pengelola
dengan pihak lain yang mempunyai hubungan dengan perusahaan, yaitu calon
investor, kreditur, supplier, regulator, dan stakeholder lainnya. Permasalahan yang
muncul dari keinginan manajer untuk mengoptimalkan kesejahteraan pribadi dengan
mengelabui pemilik dan stakeholder lain yang tidak mempunyai akses dan sumber
informasi yang memadai.6
Laba yang dihasilkan oleh perusahaan merupakan salah satu ukuran kinerja
yang sering digunakan dalam dasar pengambilan keputusan bisnis. Dinyatakan dalam
Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) nomor 2, informasi laba
merupakan unsur utama dalam laporan keuangan dan sangat penting bagi pihak-pihak
yang menggunakannya karena memiliki nilai prediktif. Hal ini membuat manajemen
melakukan manajemen laba agar kinerja perusahaan yang dikelolanya tampak baik
oleh principle7.
Sejalan dengan berkembangnya penelitian akuntansi keuangan dan
keprilakuan, saat ini ada beberapa definisi manajemen laba yang berbeda antara satu
dengan yang lainnya sesuai pemahaman dan penilaian orang yang mendefinisikan
terhadap aktivitas pengelolaan dan pengaturan laba itu. Namun, apabila dicermati
6 Sri Sulistyanto, Manajemen Laba, Teori dan Model Empiris (Jakarta: Grasindo, 2014), h.30
7 Neni Nuraini,”Analisis Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba”. (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2007-2011), (Skripsi S1 Universitas Islam
Negeri Syarif Hodayatullah Jakarta), h. 19
Page 40
28
sebenarnya ada benang merah yang menghubungkan satu definisi dengan definisi
lain. Artinya, meski menggunakan terminologi yang berbeda namun secara garis
besar definisi-definisi itu mempunyai pengertian serupa. Secara umum ada beberapa
definisi yaitu:8
3. Pengertian Manajemen Laba
Laba yang dihasilkan oleh perusahaan merupakan salah satu ukuran kinerja yang
sering digunakan dalam dasar pengambilan keputusan bisnis. Dinyatakan dalam
Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) nomor 2, informasi laba
merupakan unsur utama dalam laporan keuangan dan sangat penting bagi pihak-pihak
yang menggunakannya karena memiliki nilai prediktif. Hal ini membuat manajemen
melakukan manajemen laba agar kinerja perusahaan yang dikelolanya tampak baik
oleh principle9.
Sejalan dengan berkembangnya penelitian akuntansi keuangan dan keprilakuan,
saat ini ada beberapa definisi manajemen laba yang berbeda antara satu dengan yang
lainnya sesuai pemahaman dan penilaian orang yang mendefinisikan terhadap
aktivitas pengelolaan dan pengaturan laba itu. Namun, apabila dicermati sebenarnya
ada benang merah yang menghubungkan satu definisi dengan definisi lain. Artinya,
meski menggunakan terminologi yang berbeda namun secara garis besar definisi-
8 Sri Sulistyanto, Manajemen Laba, Teori dan Model Empiris (Jakarta: Grasindo, 2014), h.48-50
9 Neni Nuraini,”Analisis Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba”. (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2007-2011), (Skripsi S1 Universitas Islam
Negeri Syarif Hodayatullah Jakarta), h. 19
Page 41
29
definisi itu mempunyai pengertian serupa. Secara umum ada beberapa definisi
yaitu:10
a. Davidson, Stickney, dan Weil
Earning management is the process of taking deliberate steps eithin the constrains of
generally accounting principles to bring about desired level of reported earning
(Manajemen laba merupakan proses untuk mengambil langkah tertentu yang
disengaja dalam batas-batas prinsip akuntansi berterima umum untuk menghasilkan
tingkat yang diinginkan dari laba yang dilaporkan).
b. Fisher dan Rozenwig
Earning management is an action of a manager which serve to increase (decrease)
current reported earnings of the unit which the manager is responsible without
generating a corresponding increase (decrease) in long-term economic profitability of
the unit (Manajemen laba adalah tindakan-tindakan manajer untuk menaikkan
(menurunkan) laba periode berjalan dari sebuah perusahaan yang dikelolanya tanpa
menyebabkan kenaikkan (penurunan) keuntungan ekonomi perusahaan jangka
panjang).
c. Shipper
10
Sri Sulistyanto, Manajemen Laba, Teori dan Model Empiris (Jakarta: Grasindo, 2014), h.48-50
Page 42
30
Earning management is a purposes interbention external financial reporting procces,
with the intent of obtaining some private gain (a opposed to say, merely faciliting the
neutral operation of the procces) (Manajemen laba adalah campur tangan dalam
proses penyusunan pelaporan keuangan eksternal, dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan pribadi (pihak yang tidak setuju mengatakan bahwa hal ini hanyalah
upaya untuk memfasilitasi operasi yang tidak memihak dari sebuah proses).
d. Lewitt
Earning management is flexibility in accounting allows to keep pace with business
innovations. Abuses such as earnings occur when people exploit this pliancy.
Trickery is employed to abscure actual financial valiatility. This in turn, make the true
consequences of management decision (Manajemen laba adalah fleksibilitas
akuntansi untuk menyetarafkan diri dengan inovasi bisnis. Penyalahgunaan laba
ketika public memanfaatkan hasilnya. Penipuan mengaburkan volatilitas keuangan
sesungguhnya. Itu semua untuk menutupi konsekuensi dari keputusan-keputusan
manajer).
e. Healy dan Wahlen
Earning management occurs when managers uses judgement in financial reporting
and in structuring transactions to alter financial reports to either mislead some
stakeholders about underlying economics performance of the company or to influence
contractual outcomes that depend on the reported accounting numbers (Manajemen
Page 43
31
laba muncul ketika manager menggunakan keputusan tertentu dalam pelaporan
keuangan untuk menyesatkan stakeholder yang ingin mengetahui kinerja ekonomi
yang diperoleh perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil kontrak yang
menggunakan angka-angka akuntasi yang dilaporkan itu.
f. National Association of Certified Fraud Examiners
Earnings management is the intentional, deliberate. Misstatement or omission of
material facts, or accounting data, which is misleading and, when considered with all
the information made available, would cause the reader to change or alter his
judgement or decision (Manajemen laba adalah kesalahan atau kelalaian yang
disengaja dalam membuat laporan mengenai fakta material atau data akuntansi
sehingga membuat laporan mengenai fakta material atau data akuntansi sehingga
menyesatkan ketika semua informasi itu dipakai untuk membuat pertimbangan yang
akhirnya akan menyebabkab orang yang membacanya akan mengganti atau
mengubah pendapat atau keputusannya).
Secara umum ada tiga kelompok model empiris manajemen laba untuk
mengidentifikasi aktivitas rekayasa manajerial yang diklasifikasikan atas dasar basis
pengukuran yang digunakan yaitu:11
a. Model berbasis akrual (aggregate accruals) merupakan model yang menggunakan
discretionary accruals sebagai proksi manajemen laba.
11
Sri Sulistyanto, Manajemen Laba, Teori dan Model Empiris (Jakarta: Grasindo, 2014), h.7
Page 44
32
b. Model yang berbasis specific accruals, yaitu pendekatan yang menghitung akrual
sebagai proksi manajemen laba dengan menggunakan item laporan keuangan tertentu
dari industri tertentu pula.
c. Model distribution of earnings. Pendekatan ini dilakukan dengan melakukan
pengujian secara statistik terhadap komponen-komponen laba untuk mendeteksi
faktor yang mempengaruhi pergerakan laba. Model berbasis distribution of earning
terfokus pada laba di sekitar benchmark yang dipakai, misalnya laba kuartal
sebelumnya, untuk menguji apakah incidence yang berada di atas maupun di bawah
benchmark telah merefleksikan ketidakberlanjutan kewajiban untuk menjalankan
kebijakan yang telah dibuat.
Tabel 2.5 Model Empiris Mengidentifikasi Manajemen Laba
Peneliti Proksi Manajemen Laba
A. Model Aggregate Accruals
Healy (1985) Total akrual (total accruals)
Deangelo (1986) Perubahan dalam total akrual
Jones (1991) Sisa regresi total akrual dari perubahan
penjualan dan property , plant, and
equipment
Model Jones dimodifikasi dari Dechow,
Sloan & Sweeney (1995)
Sisa regresi total akrual dari perubahan
penjualan dan property , plant, and
equipment, dimana pendapatan
disesuaikan dengan perubahan piutang
yang terjadi pada periode bersangkutan
Kang & Suvaramkrishan (1995) Sisa regresi dari aktiva lancar nonkas
yang dikurangi kewajiban yang dibagi
dengan aktiva bersangkutan pada periode
sebelumnya yang disesuaikan dengan
Page 45
33
kenaikan pendapatan, biaya dan plant and
equipment.
B. Model Spesific Accruals
McNichols & Wilson (1988) Sisa provisi untuk piutang tak tertagih,
yang diestimasi sebagai sisa regresi
provosi untuk piutang tak tertagih pada
saldo awal, serta penghapusan piutang
periode berjalan dan periode yang akan
datang.
Petroni (1992) Klaim terhadap estimasi cadangan
kesalahan, yang diukur selama lima
tahun perkembangan cadangan kerugian
penjamin kerusakan property.
Beaver & Engel (1986) Biaya yang tersisa dari kerugian
pinjaman, yang diestimasi sebagai sisa
regresi biaya dari keruhian pinjaman
pada charge-of bersih, pinjaman yang
beredar, aktiva yang tidak bermanfaat
dan melebihi satu tahun perubahan aktiva
tidak bermanfaat.
Beneish (1997) Hari-hari dalam indeks piutang, indeks
laba kotor, indeks kualitas aktiva, indeks
depresiasi, indeks biaya administrasi
umum dan penjualan, indeks total akrual
terhadap total aktiva.
Beaver & Mcnichols (1998) Korelasi serial dari satu tahun
perkembangan kerugian penjaminan
kerusakan property.
C. Pendekatan Distribution of Earnings
Burgtahler & Dishev (1997) Menguji apakah frekuensi realisasi laba
tahunan yang merupakan bagian atas
(bawah) laba yang besarnya nol dan laba
akhir tahun adalah lebih besar (kecil)
daripada yang diharapkan.
Degeorge et al (1999) Menguji apakah frekuensi realisasi laba
kuartalan yang merupakan bagian atas
(bawah) laba yang besarnya nol, laba
Page 46
34
akhir kuartal dan forecast investor adalah
lebih besar (kecil) daripada yang
diharapkan.
Myers & Skinner (1999) Menguji apakah angka-angka laba
meningkat yang berurutan adalah lebih
besar dibandingkan angka-angka jika
tanpa manajemen laba.
Sumber: McNichols 2000 dalam
Sulistyanto, h.8
Scott (1997) merangkum pola umum yang banyak dilakukan dalam praktik
manajemen laba, yaitu taking a bath, income minimization, income maximization,
dan income smoothing12
.
a. Taking a bath
Terjadinya taking a bath pada periode stress atau reorganisasi termasuk pengangkatan
CEO yang baru. Bila perusahaan harus melaporkan laba yang tinggi, manajer merasa
dipaksa untuk melaporkan laba yang tinggi, konsekuensinya manajer akan
menghapus aktiva dengan harapan laba yang akan datang dapat meningkat.
b. Income Minimization
Bentuk ini dilakukan sebagai alasan politis pada periode laba yang tinggi denga
mempercepat penghapusan aktiva tetap dan aktiva tak berwujud dan mengakui
pengeluaran sebagai biaya. Pada saat profitabilitas perusahaan sangat tinggi dengan
12
William R.Scot, Ebook, Financial Accounting Theory, 5th
ed, (Canada, Pearson Prentice Hall Inc,
2009), h.405
Page 47
35
maksud agar tidak mendapat perhatian secara politis, kebijakan yang diambil dapat
berupa penghapusan barang modal dan aktiva tak berwujud, biaya iklan dan
pengeluaran untuk research dan Development, hasil akuntansi untuk biaya eksplorasi
minyak, gas, dan sebagainya.
c. Income Maximization
Tindakan atas income maximization bertujuan untuk melaporkan net income yang
tinggi untuk tujuan bonus yang lebih besar. Perusahaan yang melakukan pelanggaran
perjanjian hutang, manajer cenderung untuk memaksimalkan laba.
d. Income Smoothing
Income Smoothing merupakan bentuk manajemen laba yang paling populer dan
sering dilakukan oleh manajer. Manajemen laba dilakukan oleh manajer dengan cara
menaikkan atau menurunkan laba untuk mengurangi fluktuasi dalam melaporkan
laba, sehingga perusahaan terlihat stabil dan tidak beresiko tinggi.
Secara garis besar, teknik melakukan manajemen laba dapat dikelompokkan menjadi
3 kelompok, yaitu:13
a. Memanfaatkan Peluang untuk Membuat Estimasi Akuntansi
Cara ini merupakan cara manajer untuk mempengaruhi laba melalui judgement
terhadap akuntansi antara lain: estimasi tingkat piutang tak tertagih, estimasi kurun
13
Elisa Indah dan Erni Ekawati, manajemen laba pada Periode Sebelum dan Sesudah Penawaran
Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta: Analisis dengan Model DeAngelo, Simposium Riset Ekonomi 2
(Surabaya: 2005), h.4.
Page 48
36
waktu depresiasi aktiva tetap atau amortasi aktiva tak berwujud, estimasi biaya
garansi, dan lain-lain.
b. Mengubah Metode Akuntansi
Perubahan metode akuntansi yang digunakan untuk mencatat suatu transaksi, contoh:
mengubah metode depresiasi aktiva tetap, dari metode depresiasi angka tahun ke
metode depresiasi garis lurus.
c. Menggeser periode Biaya atau Pendapatan
Beberapa orang menyebutkan rekayasa jenis ini sebagai manipulasi keputusan
operasional (Fischer dan Rozenweig, 1995; Bruns dan Merchant, 1990). Contoh
rekayasa perioda biaya atau pendapatan antara lain: mempercepat atau menunda
pengeluaran untuk penelitian sampai perioda akuntansi berikutnya (Daley dan
Vigeland, 1993), mempercepat atau menunda pengeluaran promosi sampai perioda
akuntansi berikutnya, mengatur saat penjualan aktiva tetap yang sudah tidak terpakai,
dan lain-lain.
C. Pengertian Variabel
Kalau ada pertanyaan tentang apa yang anda teliti, maka jawabannya
berkenaan dengan variabel penelitian. Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya.
Page 49
37
Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang , atau
objek, yang mempunyai variasi antar satu orang dengan yang lain atau satu objek
dengan objek yang lain. Variabel juga dapat merupakan atribut-atribut dari setiap orang.
Berat, ukuran, bentuk, dan warna merupakan atribut-atribut dari obyek.
Dinamakan variabel karen ada variasinya. Misalnya berat badan dapat
dikatakan variabel, karena berat badan sekelompok orang itu bervariasi antara satu
orang dengan yang lain. Demikian juga motivasi, persepsi juga dapat dikatakan sebagai
variabel karena misalnya persepsi dari sekelompok orang tertentu bervariasi. Jadi kalau
penelitian memilih variabel penelitian, baik yang dimiliki orang, objek, maupun bidang
kegiatan dan ilmu tertentu, maka harus ada variasinya. Variabel yang tidak ada
variasinya bukan dikatakan sebagai variabel. Untuk dapat bervariasi maka penelitian
harus didasarkan pada sekelompok sember data atau objek yang bervariasi.14
D. Pengertian Hipotesis
Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian,
setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu
diketahui bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang
bersifat eksploratif dan sering juga dalam penelitian deskriptif tidak perlu
merumuskan hipotesis.
14
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Bandung: Alvabeta, 2010), h.58
Page 50
38
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh
melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban
teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak merumuskan hipotesis, tetapi
justru menemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis, tersebut akan diuji oleh peneliti
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Dalam hal ini perlu dibedakan pengertian hipotesis penelitian dan hipotesis
statistic. Pengertian hipotesis penelitian seperti telah dikemukakan di atas.
Selanjutnya hipotesis itu ada, bila menggunakan sampel, maka tidak ada hipotesis
statistik.15
E. Review Studi Terdahulu
Penelitian terkait manajemen laba telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya
antara lain:
15
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Bandung: Alvabeta, 2010), h.93
Page 51
39
Tabel 2.6 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Nama penulis/judul
penelitian/tahun
Substansi
Perbedaan dan
persamaan
dengan penulis
1 Defrita Priya Safitri/
Analisis Pengaruh
Kinerja Keuangan
terhadap manajemen
laba perusahaan
perbankan/ Jurnal
Ilmiah: STIESIA
Surabaya 2015
Penelitian ini bertujuan untuk
menguji kinerja keuangan
yang meliputi profitabilitas,
dan ukuran perusahaan
terhadap manajemen laba.
Discretionary accrual
digunakan sebagai proksi
manajemen laba. Hasil
penelitian ini menunjukkan
bawa variabel leverage tidak
memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap
manajemen laba, hal ini
dikarenakan kebijakan hutang
yang tinggi yang
menyebabkan perusahaan
dimonitor oleh pihak ketiga.
Variabel profitabilitas juga
tidak memiliki pengaruh
terhadap manajemen laba. Dan
variabel ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan negatif
terhadap manajemen laba, hal
ini disebabkan perusahaan
besar cenderung lebih sedikit
melakukan tindakan
manajemen laba dibandingkan
perusahaan kecil
Perbedaan: Jurnal
Defrita ini
bertujuan untuk
menguji pengaruh
kinerja keuangan
terhadap
manajemen laba.
Sedangkan
penulis
melakukan
analisis
komparasi
manajemen laba
bank syariah dan
konvensional.
Persamaan: sama
sama
menggunakan
discrecionary
accrual
2 Nurianah Ahmad dkk/
Apakah manajemen
laba pada bank syariah
Penelitian ini bertujuan untuk
menguji pengaruh status
syariah pada tingkat
Perbedaan: Jurnal
Nurianah ini
menggunakan
Page 52
40
lebih rendah dari bank
konvensional?/ Jurnal
Ilmiah: Universitas
Sebelas Maret
Surakarta 2015
manajemen laba pada
perusahaan perbankan di
Indonesia. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa status
bank syariah memiliki
hubungan negatif yang
signifikan dengan manajemen
laba. Ini menunjukkan bahwa
bank syariah memiliki akrual
discressionary lebih rendah
dari bank non-islam dan etika
islam memainkan peran
monitoring dalam mengurangi
perilaku oportunistik
manajerial untuk mengelola
pendapatan melalui akrual
kelolaan.
sampel bank
syariah dan bank
konvensional
pada tahun 2009-
2013, sedangkan
penulis
menggunakan
sampel bank
syariah dan bank
konvensional
tahun 2010-2015.
Persamaan: sama
sama
menggunakan
analisis uji
independent t-
test.
3 Nisitha Dyah Pramesti/
Analisis Perbandingan
Manajemen Laba
Sebelum dan Sesudah
Reformasi Pajak
Penghasilan Badan
tahun 2008 Pada
Perusahaan Property
dan Real Estate tahun
2009-2010/ Skripsi:
Akuntansi FE UNS
2013
Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui
apakah perusahaan melakukan
manajemen laba dalam
menanggapi perubahan tarif
pajak badan pada tahun 2008,
serta mengetahui tingkat
discretionary accrual tertinggi
terjadi pada tahu sebelum dan
sesudah perubahan tarif pajak.
Sampel dalam penelitian ini
adalah 30 perusahaan property
dan real estate yang terdaftar
dalam Bursa Efek Indonesia
yang melaporkan keuangannya
tahun 2009 dan 2010. Dari
penelitian tersebut Nisitha
Dyah Pramesti menyimpulkan
bahwa hasil dari pengujian
empiris tidak menemukan
Perbedaan: 1.
Objeknya berbeda
(skripsi tersebut
perusahaan
property dan real
estate, penulis
Bank Muamalat
Indonesia dan
Bank Mandiri) 2.
Periode berbeda
(skripsi tersebut
2009-2010,
penulis 2010-
2015)
Persamaan: sama-
sama melakukan
penelitian
mengenai
manajemen laba.
Page 53
41
adanya perbedaan yang
signifikan antara rata-rata
tingkat discretionary accrual
pada tahun 2009 yang
menggunakan tarif pajak 28%
dengan rata-rata tingkat
discretionary accrual pada
tahun 2010 yang
menggunakan tarif pajak 25%.
Dan nilai discretionary accrual
tertinggi dilakukan pada
periode sebelum perubahan
tarif pajak badan. Nisitha juga
menyimpulkan bahwa
motivasi perpajakan dimana
terjadi perubahan tarif pajak
tidak berpengaruh terhadap
tindakan manajemen laba.
Dapat dikatakan bahwa
perusahaan property dan real
estate di Indonesia tidak
melakukan rekayasa akrual
dalam menanggapi perubahan
tarif pajak badan tahun 2008
4 Ria Triska Handayani/
“Analisis Pengaruh
manajemen laba
terhadap
pengungkapan
tanggung jawab sosial
korporat (CSR)” (studi
empiris pada
perusahaan perusahaan
nonkeuangan tang
terdaftar di bursa efek
Indonesia periode
2008-2010)
Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menganalisis
pengaruh manajemen laba
terhadap pengungkapan CSR
dan ROA, RDI, kepemilikan
institusional. Data yang
digunakan berbentuk time
series periode 2008-2010.
Untuk menganalisis data
digunakan regresi berganda
untuk data panel. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan
bahwa kegiatan manajemen
Perbedaan:
Skripsi ini
bertujuan
menganilisis
pengaruh
manajemen laba
terhadap
pengungkapan
CSR, sedangkan
penulis
melakukan
analisis
perbandingan
Page 54
42
laba memiliki pengaruh tidak
signifikan terhadap
pengungkapan CSR. Tetapi
terdapat pengaruh signifikan
negatif pada tingkat 1% antara
variabel control ROA terhadap
pengungkapan CSR dan
terdapat pengaruh signifikan
positif pada tingkat 5% antara
variabel control RDI terhadap
pengungkapan CSR, serta
pengaruh signifikan negative
pada tingkat 10% antara
variabel control MO terhadap
pengungkapan CSR.
manajemen laba
bank syariah dan
bank
konvensional.
Persamaan: sama
sama
menganalisis data
berupa
Discretionary
Accruals
Page 55
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan
untuk menjelaskan mengenai manajemen laba dan menguji hipotesis dalam
penelitian guna menjawab rumusan masalah yang telah dipaparkan. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian kuantitatif dimana peneliti mencoba menghitung
besarnya manajemen laba yang dilakukan oleh bank syariah dan bank konvensional
dengan menggunakan laporan keuangan tahunan (annual report) periode 2011-2015.
Adapun proksi yang digunakan untuk menghitung manajemen laba adalah nilai
discretionary accrual atau akrual yang dikelola dengan menggunakan model yang
Jones (1991) yang dimodifikasi oleh Dechow, Sloan, dan Sweeney (1995) untuk
mengukur tingkat manajemen laba
A. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah laporan keuangan bank syariah dan bank
konvensional periode 2011-2015. Objek dalam penelitian ini adalah Manajemen
Laba Bank Syariah (Bank Mandiri Syariah, BNI syariah, dan BRI Syariah) dan Bank
Konvensional (Bank Mandiri Konvensional, BNI Konvensional, dan BRI
Konvensional).
Page 56
44
B. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif.
Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara
langsung yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan
bilangan atau berbentuk angka1. Dalam hal ini data kuantitatif yang
diperlukan adalah jumlah manajemen laba bank syariah dan bank
konvensional periode 2011-2015.
2. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah
subyek dari mana data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini sumber
datanya yaitu:
Data sekunder, yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara
tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak
lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis
yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan
atau tidak dipublikasikan. Dalam penelitian ini, laporan keuangan bank
syariah dan bank konvensional adalah sumber data sekunder.
1 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Yogyakarta: Rakesarasin, 2000), h.2
Page 57
45
C. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung
melalui media perantara yang dicatat oleh pihak lain. Data sekunder umumnya berupa
bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam data dokumenter yang
dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.2 Peneliti memperoleh data-data yang
bersumber dari:
a. Studi Kepustakaan (Library Research)
Penelitian ini langsung melihat pada buku-buku, jurnal, artikel, maupun hasil
laporan penelitian terdahulu yang terkait dengan permasalahan yang diteliti.
b. Studi Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi
yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data sekunder berupa laporan keuangan
periode 2011-2015 yang diperoleh dari website bank yang menjadi objek penelitian
dan Otoritas Jasa Keuangan. Jenis laporan yang digunakan adalah neraca keuangan,
laporan laba rugi, laporan kualitas aktiva produktif, dan perhitungan kewajiban
penyediaan modal minimum.
2 Nur Indriantoro dan Babang Suporno, “Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen” (Yogyakarta, Edisi pertama, Lembaga Penerbit BPFE 2002), h. 147.
Page 58
46
D. Metode dan Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah software Statistical Product
an Service Solutions (SPSS). Adapun versi yang dipergunakan adalah versi IBM
SPSS 20. Metode analisis yang dilakukan antara lain:
a. Menggunakan teknik kuantitatif deskriptif, yang memberikan gambaran atau
deskripsi variabel-variabel yang diteliti. Uji statistik deskriptif dalam penelitian ini
mencakup rata-rata (mean), nilai maksimum, nilai minimum, dan standar deviasi.
b. Selanjutnya dilakukan uji normalitas untuk menguji residual. Tujuannya adalah untuk
mengetahui apakah variabel atau residual memiliki distribusi yang normal. Uji
normalitas dapat dilakukan dengan analisa grafik dan juga analisis statistik. Dalam
penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah analisis statistic Kolmogorov-
Smirnov (K-S). Dari hasil output uji ini dilihat nilai signifikansinya. Jika nilai
signifikansi Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari taraf signifikansi yang ditentukan
(sig K-S ≥ α = 0,05), maka residual berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai
signifikansi Kolmogorov-Smirnov lebih kecil dari taraf signifikansi yang ditentukan
(sig K-S ≤ α = 0,05), maka data residual tidak berdistribusi normal.
c. Selanjutnya melakukan analisis perbandingan manajemen laba Bank Syariah dan
Bank Konvensional yang telah diketahui hasil perhitungannya dengan menggunakan
teknik stastistik yang berupa uji beda (Independent Sample t-test) untuk mengetahui
apakah ada perbedaan yang signifikan antara manajemen laba Bank Syariah hasil
Page 59
47
dengan Bank Konvensional. Dalam Independent Sample t-test, ada asumsi-asumsi
yang harus dipenuhi terlebih dahulu, yaitu:
Skala data interval/rasio
Kelompok data saling bebas atau tidak berpasangan
Data per kelompok berdistribusi normal
Varians antar kelompok sama atau homogeny
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
1. Manajemen Laba
Ada banyak model yang digunakan dalam penelitian terkait manajemen laba
dalam menghitung proksi akrual diskresionernya. Dalam penelitian ini manajemen
laba dihitung dengan menggunakan proksi akrual diskresioner model Jones (1991)
yang dimodifikasi oleh Dechow, Sloan, dan Sweeney (1995) untuk mengukur tingkat
manajemen laba. Seperti yang kita ketahui bahwa total akrual merupakan nilai dari
akrual diskresioner ditambah akrual non-diskresioner. Oleh karena manajemen laba
diukur melalui akrual diskresioner, maka nilai tersebut yang dihitung dengan mencari
nilai selisih dari total akrual dengan akrual nondiskresioner. Sesuai dengan
definisinya maka:
Dimana: TAit adalah total akrual, ANDit adalah akrual non kelolaan dan ADit adalah
akrual kelolaan.
TAit = ANDit + ADit
Page 60
48
Adapun proksi akrual diskresioner dengan model Jones yang dimodifikasi,
dirumuskan sebagai berikut:
Dimana:
TAit = Total akrual bank i pada tahun t
NIit = Laba bersih bank i pada tahun t
CFOit = Kas dari bank i pada tahun t
Selanjutnya dilakukan estimasi dengan menggunakan model:
Dimana:
TAit = Total akrual bank i pada tahun t
ΔREVit = Pendapatan bank i pada tahun t dikurangi pendapatan tahun t-1
ΔRECit = Piutang bank i pada tahun t dikurangi piutang tahun t-1
PPEit = Property, plant equipment (asset tetap) bank tahun t dibagi dengan
total asset bank pada periode t-1
Ait-1 = Total aktiva bank i tahun t
e = Error term bank i tahun t
dengan meregresikan komponen – komponen diatas akan diketahui besarnya
koefisien α1, α2, dan α3 yang akan digunakan dalam menghitung akrual non-
diskresioner (ANDit).
TAit = NIit - CFOit
TAit/Ait-1 = α1(1/Ait-1)+ α2(ΔREVit-ΔRECit/Ait-1) + α3(PPEit/Ait-1) + e
Page 61
49
Dengan penelitian ini, discretionary accruals sebagai proksi atas manajemen laba
diukur dengan menggunakan Modified Jones Model, karena model ini mempunyai
standar error dari eit (error term) hasil regresi estimasi nilai total aktual yang paling
kecil dibanding model-model yang lainnya (Dechow et al, 1995). Nilai
unstandardized residual yang diperoleh dari persamaan regresi di atas merupakan
nilai akrual non diskresioner yang digunakan sebagai elemen penghitung nilai
manajemen laba. Sehingga akrual diskresioner (DAit) diperoleh dengan rumus:
Karena rumus awal dari perhitungan total akrual adalah penjumlahan antara nilai
akrual non kelolaan (AND) dengan akrual kelolaan (AD), maka nilai akrual
diskresioner dapat dihitung dengan menselisihkan total akrual dengan akrual non
diskresioner, sehingga rumus perhitungan akrual diskresioner adalah seperti
ditunjukkan kotak di atas.
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
a. Hipotesis uji normalitas
Ho : data berdistribusi normal
Ha : data tidak berdistribusi normal
b. Hipotesis uji beda independent t-test
Ho : tidak ada pengaruh dari laporan keuangan bank syariah dan
bank konvensional terhadap manajemen laba.
ADit = TAit - ANDit
Page 62
50
Ha : ada pengaruh dari laporan keuangan bank syariah dan
bank konvensional terhadap manajemen laba.
Pengambilan keputusan:
Jika Sig. / Probabilitas > 0,05 H0 diterima
Jika Sig. / Probabilitas < 0,05 H0 ditolak
Page 63
51
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
Seperti yang dipaparkan dalam bab sebelumnya, perhitungan discretionary
accruals sebagai proksi manajemen laba dalam penelitian ini menggunakan model
Aggregate Accruals yang dikembangkan oleh Jones yang di modifikasi. Untuk itu,
peneliti terlebih dahulu mengumpulkan data berupa laporan keuangan tahunan Bank
Konvensional dan Bank Syariah yang telah dipublikasikan di bi.go.id, untuk
kemudian dianalisa sehingga didapat nilai dari masing-masing akun yang diperlukan.
Adapun perhitungan ini menggunakan SPSS dan Microsoft Excel.
Sesuai dengan rumus manajemen laba yaitu:
TAit/Ait = ANDit + ADit
TAit/Ait = NIit – CFOit
maka peneliti mencari nilai dari masing masing variabel yaitu nilai NIit ; CFOit
(laporan keuangan terlampir). Kemudian dari nilai-nilai tersebut didapatkan nilai
TAit/Ait yang merupakan nilai total akrual Bank Konvensional dan Bank Syariah
pada tahun t.
Page 64
52
1. Perbandingan Manajemen Laba Bank Mandiri dan Bank Syariah
Mandiri
Tabel 4.1 Total Akrual Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri
Bank Mandiri Bank Syariah Mandiri
Periode TAit/Ait-1 NIit CFOit Periode TAit/Ait-1 NIit CFOit
2011 0.002753640 11377033 10259053 2011 -0.01545246 551070 1052995
2012 0.000349137 14301901 14131136 2012 -0.00621697 805691 1108283
2013 -0.000024237 17212968 17226616 2013 -0.01463312 651240 1444785
2014 0.001093533 19428328 18719445 2014 -0.01983597 244765 1513580
2015 -0.003981057 20104430 23118246 2015 -0.01973767 289576 1611125
Sumber = data diolah
Selanjutnya dilakukan estimasi dengan menggunakan model:
TAit/Ait-1 = α1(1/Ait-1) + α2(ΔREVit-ΔRECit/Ait-1) + α3(PPEit/Ait-1) + e
Dari persamaan regresi di atas, nilai unstandardized residual yang diperoleh
merupakan nilai akrual non diskresioner Bank Mandiri. Namun, sebelum
mendapatkan nilai unstandardized residual, terlebih dahulu dicari nilai α1, α2, α3
Tabel 4.2 Variabel Dependent dan Independent Bank Mandiri
TAit/Ait-1 1/Ait-1 ΔREVit-ΔRECit/Ait-1 PPEit/Ait-1
0.002753640 0.00000000246305 -0.120823019 0.022805
0.000349137 0.00000000204454 -0.127601114 0.021286
-0.000024237 0.00000000177587 -0.121327691 0.012242
0.001093533 0.00000000154261 -0.070906605 0.012653
-0.003981057 0.00000000132094 -0.064078152 0.011769
Sumber = data diolah
Page 65
53
Dari hasil perhitungan kemudian didapatkan:
Tabel 4.3 Koefisien Bank Mandiri
Model
Standardized
Coefficients
Beta
(1/Ait-1) 1.669
(ΔREVit-
ΔRECit/Ait-1) .322
(PPEit/Ait-1) -.668
a. Dependent Variable: TAit/Ait1
Sumber = data diolah Tabel tersebut merupakan output perhitungan rumus di atas, yang kemudian diperoleh
nilai koefisien yang digunakan untuk mencari nilai unstandardized residual sebagai
nilai akrual non diskresioner, sehingga rumus untuk mencari nilai akrual non
diskresioner menjadi:
TAit/Ait-1 = 1.669 (1Ait-1) + 0,322 (ΔREVit-ΔRECit/Ait-1) + (-0,668)(PPEit/Ait-1) + e
Tabel di atas merupakan output perhitungan Koefisien Bank Mandiri, maka tabel di bawah
ini merupakan output perhitungan Koefisien Bank Syariah Mandiri.
Tabel 4.4 Variabel Dependent dan Independent Bank Syariah Mandiri
TAit/Ait-1 1/Ait-1 ΔREVit-ΔRECit/Ait-1 PPEit/Ait-1
-0.01545246 0.00000003078640 -0.299946897 0.015734
-0.00621697 0.00000002054571 -0.132368048 0.015278
-0.01463312 0.00000001844018 -0.080046272 0.014528
-0.01983597 0.00000001563346 0.023934767 0.009749
-0.01973767 0.00000001493525 0.012682645 0.015457
Sumber = data diolah
Page 66
54
Dari hasil perhitungan kemudian didapatkan:
Tabel 4.5 Koefisien Bank Syariah Mandiri
Model
Standardized
Coefficients
Beta
(1/Ait-1) -5.858
(ΔREVit-
ΔRECit/Ait-1) -6.511
(PPEit/Ait-1) -.518
a. Dependent Variable: TAit/Ait
Sumber = data diolah
Tabel tersebut merupakan output perhitungan rumus di atas, yang kemudian diperoleh
nilai koefisien yang digunakan untuk mencari nilai unstandardized residual sebagai
nilai akrual non diskresioner, sehingga rumus untuk mencari nilai akrual non
diskresioner menjadi:
TAit/Ait-1 = -5.858 (1Ait-1) + (-6.511)(ΔREVit-ΔRECit/Ait-1) + (-0,518)(PPEit/Ait-1) + e
Setelah didapatkan nilai koefisien dari Bank Mandiri dan Bank Syariah
Mandiri, langkah selanjutnya dilakukan perhitungan regresi dengan menggunakan
software SPSS yang kemudian didapatkan nilai unstandardized residual akrual non
diskresioner atau akrual non kelolaan adalah sebesar:
Page 67
55
Tabel 4.6 Akrual Non Diskresioner Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri
Bank Mandiri Bank Syariah Mandiri
Periode Akrual Non
Diskresioner Periode
Akrual Non
Diskresioner
2011 -0.000635843 2011 -0.000196646
2012 0.000574740 2012 0.002469626
2013 -0.000231006 2013 -0.003148547
2014 0.001874010 2014 0.000425025
2015 -0.001581902 2015 0.000450541
Sumber = data diolah
Setelah mendapat kedua nilai di atas, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah
mencari nilai akrual diskresioner sebagai proksi manajemen laba dengan rumus, yaitu
ADit = TAit/Ait – ANDit
Setelah dilakukan perhitungan, maka didapatkan hasil:
Tabel 4.7 Akrual Diskresioner Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri
Bank Mandiri Bank Syariah Mandiri
Periode AD Dalam
persen Periode AD
Dalam
persen
2011 0.003389482 0.34% 2011 -0.015255819 -1.53%
2012 -0.000225603 -0.02% 2012 -0.008686595 -0.87%
2013 0.000206769 0.02% 2013 0.011484569 -1.15%
2014 -0.000780477 -0.08% 2014 -0.020260995 -2.03%
2015 -0.002399155 -0.24% 2015 -0.020188212 -2.02%
Rata-rata 0.000038203 0.004% Rata-rata -0.015175238 -1.52%
Sumber = data diolah
Page 68
56
Sampai dengan hasil perhitungan diatas, beberapa rumusan masalah sudah
dapat terjawab. Dari hasil hitung discretionary accruals menggunakan model Jones
Modified, telah didapatkan nilai manajemen laba yang dilakukan oleh Bank Mandiri
dan Bank Syariah Mandiri.
Dari tabel diatas dapat dilihat akrual diskresioner Bank Mandiri bernilai
positif dan negatif. Maka dapat diasumsikan bahwa selama kurun waktu 2011-2015
Bank Mandiri telah melakukan earning management atau manajemen laba dengan
cara menaikkan pelaporan laba akrual perusahaan (income increasing accrual) dan
menurunkan pelaporan laba akrual perusahaan (income descreasing accrual). Semua
nilai AD Bank Mandiri terbilang kecil, dengan nilai kenaikkan manajemen laba
tertinggi yang dilakukan pada tahun 2011 yaitu sebesar 0,34% dan penurunan
manajemen laba terendah dilakukan pada tahun 2012 yaitu sebesar -0,02%. Jika
diprosentase dengan pembulatan hasilnya 0%. Dari tabel diatas juga dapat dilihat
rata-rata nilai AD Bank Mandiri sebesar 0.000038203.
Nilai yang berbeda terjadi pada akrual diskresioner Bank Syariah Mandiri.
Secara keseluruhan dapat dilihat nilai yang diperoleh merupakan nilai negatif semua,
mulai dari tahun 2011-2015. Maka dapat diasumsikan bahwa Bank Syariah Mandiri
melakukan earning management atau manajemen laba dengan cara menurunkan
pelaporan laba akrual perusahaan (income descreasing accrual) selama periode 2011-
2015. Penurunan terjadi dengan nilai diatas 1% kecuali pada tahun 2012 sebesar -
0,87% sekaligus menjadi penurunan nilai manajemen laba terendah Bank Syariah
Page 69
57
Mandiri. Sedangkan penurunan nilai manajemen laba tertinggi dilakukan pada tahun
2014 yaitu sebesar -2.03%. Dari tabel, dapat dilihat rata-rata nilai AD Bank Syariah
Mandiri sebesar -0.015175238. Tabel diatas menunjukkan bahwa manajemen laba
Bank Syariah Mandiri lebih rendah daripada manajemen laba Bank Mandiri.
1. Uji Statistik Deskriptif
Tabel 4.8 Descriptive Statistics Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ADbm 5 -0.00239915 0.00338948 0.000038203 .0021177836
ADbsm 5 -0.02026099 -0.00868659 -0.015175238 .0051653860
Valid N (listwise) 5
Sumber = data diolah
Tabel di atas merupakan hasil output perhitungan statistik deskriptif akrual
diskresioner sebagai proksi manajemen laba. Berdasarkan tabel di atas, dapat
diketahui bahwa variabel proksi manajemen laba yaitu Akrual Diskresioner (AD)
terendah untuk Bank Mandiri adalah sebesar -0.00239915 yang dilakukan pada tahun
2015. Kemudian nilai AD tertinggi di tahun 2011 memiliki nilai maksimum sebesar
0.00338948. Selanjutnya untuk nilai rata-rata (mean) dari AD Bank Mandiri adalah
0.000038203.
Hasil untuk Bank Syariah Mandiri nilai DA terendah adalah sebesar -
0.02026099 yaitu pada tahun 2014. Nilai maksimum DA terjadi pada tahun 2012
sebesar -0.00868659. untuk mean diperoleh sebesar -0.015175238. jika dilihat dari
nilai maksimum dan minimum DA, semuanya bernilai negatif. Artinya selama
Page 70
58
periode 2011-2015, Bank Syariah Mandiri tidak menaikkan pelaporan laba akrual
perusahaan (income increasing accrual).
2. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Sebelum melakukan uji beda independent t-test terhadap Manajemen Laba
Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas.
Uji normalitas ini dilakukan dengan metode one-sample Kolmogorov-smirnov (1-
Sample K-S). Suatu variabel dikatakan normal jika nilai uji normalitas Kolmogorov-
smirnov lebih besar dari nilai signifikansi α=0,05. Adapun hipotesis dari uji
normalitas yang dilakukan adalah:
Ha : data tidak berdistribusi normal
Tabel 4.9 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Bank Mandiri dan
Bank Syariah Mandiri
Unstandardize
d Residual
Unstandardize
d Residual
N 5 5
Normal Parametersa Mean .0000000 .0000000
Std. Deviation .00130406 .00202733
Most Extreme
Differences
Absolute .170 .261
Positive .170 .212
Negative -.125 -.261
Kolmogorov-Smirnov Z .381 .584
Asymp. Sig. (2-tailed) .999 .884
a. Test distribution is Normal.
Sumber= data diolah
Page 71
59
Tabel di atas merupakan output dari software SPSS yang menunjukkan hasil
dari uji normalitas Kolmogorov-Smirnov. Dari output tersebut dapat kita lihat nilai
Kolmogorov-Smirnov untuk Manajemen Laba Bank Mandiri dan Bank Syariah
Mandiri adalah 0,381 dan 0,584 dengan Asymp. Sig (2 tailed) sebesar 0,999 dan
0,884. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal
karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (Asymp. Sig > 0,05). Oleh karena data
tersebut merupakan data residual berdistribusi normal, maka Hipotesis Ho diterima
dan Hipotesis Ha ditolak.
3. Uji Beda Independent T-Test Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri
Tabel 4.10 Independent Samples Test Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
DAbm
bsm
Equal variances
assumed 4.455 .068 6.094 8 .000 .01521 .00250
Equal variances not
assumed
6.094 5.308 .001 .01521 .00250
Hipotesis yang akan diuji dalam independent sample t-test kali ini adalah:
Ha: ada perbedaan rata-rata manajemen laba Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri
Independent sample t-test ini digunakan untuk menjawab permasalahan yang
berbunyi “apakah terdapat perbedaan praktik manajemen laba Bank Mandiri dan
Bank Syariah Mandiri yang dihitung menggunakan discretionary accrual (DA).
Page 72
60
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa F hitung untuk DAbmbsm
(Akrual Diskresioner Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri) dengan equal
variances assumed (diasumsikan kedua varians sama) adalah 4.455 dengan
probabilitas 0,068 maka probabilitas data diatas lebih besar dari 0,05 sehingga dapat
dikatakan bahwa data perbandingan manajemen laba homogen atau tidak ada
perbedaan varians pada data perbandingan manajemen laba Bank Mandiri dan Bank
Syariah Mandiri.
Setelah melakukan perhitungan berdasarkan hasil uji beda independent t-test,
didapatkan nilai signifikansi antara akrual diskresioner sebagai proksi manajemen
laba Bank Syariah Mandiri dan Bank Mandiri berada di bawah 0,05 (lebih kecil dari
pada 0,05). Nilai tersebut adalah sebesar 0,0001 < 0,05. Hal tersebut menunjukkan
adanya perbedaan yang signifikan dari manajemen laba Bank Syariah Mandiri dan
Bank Mandiri karena p.value 0,0001 lebih kecil dari tingkat signifikansi yang
ditetapkan yaitu 0,05. Sampai sini, rumusan masalah terakhir dalam penelitian ini
berhasil terjawab yaitu terdapat perbedaan praktik manajemen laba yang diproksikan
dengan nilai akrual diskresioner manajemen laba Bank Syariah Mandiri dan Bank
Mandiri. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa data empiris mendukung hipotesis
alternatif yang diajukan, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, ada perbedaan rata-
rata manajemen laba Bank Syariah dan Bank Mandiri.
Page 73
61
2. Perbandingan Manajemen Laba BNI dan BNI Syariah
Tabel 4.11 Total Akrual BNI dan BNI Syariah
BNI BNI Syariah
Periode TAit/Ait-1 NIit CFOit Periode TAit/Ait-1 NIit CFOit
2011 -0.00144314 5779209 6125985 2011 -0.00060689 66354 70235
2012 -0.00367421 6792072 7852124 2012 -0.00153705 101892 114906
2013 -0.00312791 8881963 9887694 2013 -0.00786215 117462 201157
2014 -0.00206148 10515588 11279813 2014 0.00067444 163251 153331
2015 -0.01045886 8628297 12743510 2015 0.00423550 228525 145966
Sumber = data diolah
Selanjutnya dilakukan estimasi dengan menggunakan model:
TAit/Ait-1 = α1(1/Ait-1)+ α2(ΔREVit-ΔRECit/Ait-1) + α3(PPEit/Ait-1) + e
Dari persamaan regresi di atas, nilai unstandardized residual yang diperoleh
merupakan nilai akrual non diskresioner BNI. Namun, sebelum mendapatkan
nilai unstandardized residual, terlebih dahulu dicari nilai α1, α2, α3
Tabel 4.12 Variabel Dependent dan Independent BNI
TAit/Ait-1 1/Ait-1 ΔREVit-ΔRECit/Ait-1 PPEit/Ait-1
-0.00144314 0.00000000416158 -0.096238736 0.016358
-0.00367421 0.00000000346606 -0.111879891 0.015306
-0.00312791 0.00000000311009 -0.129644936 0.016465
-0.00206148 0.00000000269748 -0,039466936 0.015817
-0.01045886 0.00000000254151 -0.114731285 0.051688
Sumber = data diolah
Page 74
62
Dari hasil perhitungan kemudian didapatkan:
Tabel 4.13 Koefisien BNI
Model
Standardized
Coefficients
Beta
(1/Ait-1) .240
(ΔREVit-
ΔRECit/Ait-1) .226
(PPEit/Ait-1) -.773
a. Dependent Variable: TAit/Ait1
Sumber = data diolah Tabel tersebut merupakan output perhitungan rumus di atas, yang kemudian diperoleh
nilai koefisien yang digunakan untuk mencari nilai unstandardized residual sebagai
nilai akrual non diskresioner, sehingga rumus untuk mencari nilai akrual non
diskresioner menjadi:
TAit/Ait-1 = 0,240 (1Ait-1) + 0,226 (ΔREVit-ΔRECit/Ait-1) + (-0,773)(PPEit/Ait-1) + e
Tabel di atas merupakan output perhitungan Koefisien BNI, maka tabel di bawah ini
merupakan output perhitungan Koefisien BNI Syariah.
Tabel 4.14 Variabel Dependent dan Independent BNI Syariah
TAit/Ait-1 1/Ait-1 ΔREVit-ΔRECit/Ait-1 PPEit/Ait-1
-0.00060689 0.00000015637402 -0.097944714 0.007462
-0.00153705 0.00000011810716 -0.160779753 0.011512
-0.00786215 0.00000009393806 -0.263057084 0.009614
0.00067444 0.00000006798788 -0.193603442 0.007539
0.00423550 0.00000005130280 -0.078867903 0.007634
Sumber = data diolah
Page 75
63
Tabel 4.15 Koefisien BNI Syariah
Model
Standardized
Coefficients
Beta
(1/Ait-1) -.423
(ΔREVit-
ΔRECit/Ait-1)
.860
(PPEit/Ait-1) -.051
a. Dependent Variable: TAit/Ait
Sumber = data diolah
Tabel tersebut merupakan output perhitungan rumus di atas, yang kemudian diperoleh
nilai koefisien yang digunakan untuk mencari nilai unstandardized residual sebagai
nilai akrual non diskresioner, sehingga rumus untuk mencari nilai akrual non
diskresioner menjadi:
TAit/Ait-1 = -0,423 (1Ait-1) + 0,860 (ΔREVit-ΔRECit/Ait-1) + (-0,051)(PPEit/Ait-1) + e
Setelah didapatkan nilai koefisien dari BNI dan BNI Syariah, langkah
selanjutnya dilakukan perhitungan regresi dengan menggunakan software SPSS yang
kemudian didapatkan nilai unstandardized residual akrual non diskresioner atau
akrual non kelolaan adalah sebesar:
Page 76
64
Tabel 4.16 Akrual Non Diskresioner BNI dan BNI Syariah
BNI BNI Syariah
Periode Akrual Non
Diskresioner Periode
Akrual Non
Diskresioner
2011 0.000315419 2011 -0.000210582
2012 -0.000921264 2012 0.000852204
2013 0.000586075 2013 -0.001592276
2014 0.000048239 2014 0.001982748
2015 -0.000028468 2015 -0.001032093
Sumber = data diolah
Setelah mendapat kedua nilai di atas, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah
mencari nilai akrual diskresioner sebagai proksi manajemen laba dengan rumus, yaitu
ADit = TAit/Ait – ANDit
Setelah dilakukan perhitungan, maka didapatkan hasil:
Tabel 4.17 Akrual Diskresioner BNI dan BNI Syariah
BNI BNI Syariah
Periode AD Dalam
persen Periode AD
Dalam
persen
2011 -0.001758554 -0.18% 2011 -0.000396305 -0.04%
2012 -0.002752942 -0.28% 2012 -0.002389251 -0.24%
2013 -0.003713987 -0.37% 2013 -0.006269870 -0.63%
2014 -0.002109722 -0.21% 2014 -0.001308308 -0.13%
2015 -0.010430392 -1.04% 2015 0.005267602 0.53%
Rata-rata -0.004153119 -0.42% Rata-rata -0.001019226 -0.10%
Sumber = data diolah
Page 77
65
Sampai dengan hasil perhitungan diatas, beberapa rumusan masalah sudah
dapat terjawab. Dari hasil hitung discretionary accruals menggunakan model Jones
Modified, telah didapatkan nilai manajemen laba yang dilakukan oleh BNI dan BNI
Syariah.
Dari tabel diatas dapat dilihat akrual diskresioner BNI bernilai negatif semua.
Maka dapat diasumsikan bahwa selama kurun waktu 2011-2015, BNI telah
melakukan earning management atau manajemen laba dengan cara menurunkan
pelaporan laba akrual perusahaan (income descreasing accrual). Semua nilai AD BNI
terbilang kecil, dengan nilai penurunan manajemen laba tertinggi yang dilakukan
pada tahun 2015 yaitu sebesar -1,04% dan terendah dilakukan pada tahun 2011 yaitu
sebesar -0,18%. Jika diprosentase dengan pembulatan hasilnya 0%. Dari tabel diatas
juga dapat dilihat rata-rata nilai AD BNI sebesar -0.004153119.
Nilai yang sama terjadi pada akrual diskresioner BNI Syariah. Secara
keseluruhan dapat dilihat nilai yang diperoleh merupakan nilai negatif semua, dari
tahun 2011-2014. Hanya pada tahun 2015, perusahaan menaikkan manajemen
labanya. Maka dapat diasumsikan bahwa BNI Syariah melakukan earning
management atau manajemen laba dengan cara menurunkan pelaporan laba akrual
perusahaan (income descreasing accrual) selama periode 2011-2014 dan melakukan
earning management atau manajemen laba dengan cara menaikkan pelaporan laba
akrual perusahaan (income increasing accrual) selama periode 2015. Penurunan
manajemen laba tertinggi dilakukan pada tahun 2013 yaitu sebesar -0.63% dan
Page 78
66
perusahaan hanya menaikkan manajemen laba pada tahun 2015 yaitu sebesar 0.53%.
Dari tabel, dapat dilihat rata-rata nilai AD BNI Syariah sebesar -0.001019226. Tabel
diatas menunjukkan bahwa manajemen laba BNI Syariah lebih rendah daripada
manajemen laba BNI.
1. Uji Statistik Deskriptif
Tabel 4.18 Descriptive Statistics BNI dan BNI Syariah
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ADbni 5 -0.01043039 -0.00175855 -0.004153119 .00359
ADbnis 5 -0.00626987 0.00526760 -0.001019226 .00417
Valid N (listwise) 5
Sumber = data diolah
Tabel di atas merupakan hasil output perhitungan statistik deskriptif akrual
diskresioner sebagai proksi manajemen laba. Berdasarkan tabel di atas, dapat
diketahui bahwa variabel proksi manajemen laba yaitu Akrual Diskresioner (AD)
terendah untuk BNI adalah sebesar -0.01043039 yang dilakukan pada tahun 2015.
Kemudian nilai AD tertinggi di tahun 2011 memiliki nilai maksimum sebesar -
0.00175855. Selanjutnya untuk nilai rata-rata (mean) dari AD BNI adalah -
0.004153119.
Hasil untuk BNI Syariah nilai DA terendah adalah sebesar -0.00626987 yaitu
pada tahun 2013. Nilai maksimum DA terjadi pada tahun 2015 sebesar 0.00526760.
untuk mean diperoleh sebesar -0.001019226.
Page 79
67
2. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Sebelum melakukan uji beda independent t-test terhadap Manajemen Laba
BNI dan BNI Syariah, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Uji normalitas ini
dilakukan dengan metode one-sample Kolmogorov-smirnov (1-Sample K-S). Suatu
variabel dikatakan normal jika nilai uji normalitas Kolmogorov-smirnov lebih besar
dari nilai signifikansi α=0,05. Adapun hipotesis dari uji normalitas yang dilakukan
adalah:
Ha : data tidak berdistribusi normal
Tabel 4.19 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test BNI dan BNI Syariah
Unstandardize
d Residual
Unstandardize
d Residual
N 5 5
Normal Parametersa Mean .0000000 .0000000
Std. Deviation .00056895 .00144070
Most Extreme
Differences
Absolute .280 .163
Positive .151 .163
Negative -.280 -.135
Kolmogorov-Smirnov Z .626 .365
Asymp. Sig. (2-tailed) .828 .999
a. Test distribution is Normal.
Sumber= data diolah
Page 80
68
Tabel di atas merupakan output dari software SPSS yang menunjukkan hasil
dari uji normalitas Kolmogorov-Smirnov. Dari output tersebut dapat kita lihat nilai
Kolmogorov-Smirnov untuk Manajemen Laba BNI dan BNI Syariah adalah 0,626
dan 0,365 dengan Asymp. Sig (2 tailed) sebesar 0,828 dan 0,999. Dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal karena nilai signifikansi
lebih besar dari 0,05 (Asymp. Sig > 0,05). Oleh karena data tersebut merupakan data
residual berdistribusi normal, maka Hipotesis Ho diterima dan Hipotesis Ha ditolak.
3. Uji Beda Independent T-Test BNI dan BNI Syariah
Tabel 4.20 Independent Samples Test BNI dan BNI Syariah
Levene's Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
DAbmbsm Equal variances
assumed .025 .878 -1.275 8 .238 .00313 .00246
Equal variances
not assumed
-1.275 7.827 .239 .00313 .00246
Hipotesis yang akan diuji dalam independent sample t-test kali ini adalah:
Ha: ada perbedaan rata-rata manajemen laba BNI dan BNI Syariah
Page 81
69
Independent sample t-test ini digunakan untuk menjawab permasalahan yang
berbunyi “apakah terdapat perbedaan praktik manajemen laba BNI dan BNI Syariah
yang dihitung menggunakan discretionary accrual (DA).
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa F hitung untuk DAbnibnis
(Akrual Diskresioner BNI dan BNI Syariah) dengan equal variances assumed
(diasumsikan kedua varians sama) adalah 0,025 dengan probabilitas 0,878 maka
probabilitas data diatas lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa data
perbandingan manajemen laba homogen atau tidak ada perbedaan varians pada data
perbandingan manajemen laba BNI dan BNI Syariah.
Setelah melakukan perhitungan berdasarkan hasil uji beda independent t-test,
didapatkan nilai signifikansi antara akrual diskresioner sebagai proksi manajemen
laba BNI dan BNI Syariah berada di atas 0,05 (lebih besar dari pada 0,05). Nilai
tersebut adalah sebesar 0,238 > 0,05. Hal tersebut menunjukkan tidak ada perbedaan
yang signifikan dari manajemen laba BNI dan BNI Syariah karena p.value 0,238
lebih besar dari tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05. Sampai sini, rumusan
masalah terakhir dalam penelitian ini berhasil terjawab yaitu tidak terdapat perbedaan
praktik manajemen laba yang diproksikan dengan nilai akrual diskresioner
manajemen laba BNI dan BNI Syariah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa data
empiris tidak mendukung hipotesis alternatif yang diajukan, sehingga Ho diterima
dan Ha ditolak, tidak ada perbedaan rata-rata manajemen laba BNI dan BNI Syariah.
Page 82
70
3. Perbandingan Manajemen Laba BRI dan BRI Syariah
Tabel 4.21 Total Akrual BRI dan BRI Syariah
BRI BRI Syariah
Periode TAit/Ait-1 NIit CFOit Periode TAit/Ait-1 NIit CFOit
2011 0.011682302 15082939 10428790 2011 -0.00942377 11654 76267
2012 0.010483799 18520950 13734770 2012 -0.00268266 101888 131936
2013 0.004202178 21160150 18911106 2013 -0.00768973 129564 237904
2014 0.003312644 24197254 22188565 2014 -0.01344217 6577 240483
2015 -0.00419806 25204150 28470316 2015 -0.00772826 122637 279855
4. Sumber = data diolah
Selanjutnya dilakukan estimasi dengan menggunakan model:
TAit/Ait-1 = α1 + β1(1/Ait-1)+ α2(ΔREVit-ΔRECit/Ait-1) + α3(PPEit/Ait-1) + e
Dari persamaan regresi di atas, nilai unstandardized residual yang diperoleh
merupakan nilai akrual non diskresioner BRI. Namun, sebelum mendapatkan nilai
unstandardized residual, terlebih dahulu dicari nilai α1, α2, α3
Tabel 4.22 Variabel Dependent dan Independent BRI
TAit/Ait-1 1/Ait-1 ΔREVit-ΔRECit/Ait-1 PPEit/Ait-1
0.011682302 0.00000000251008 -0.083314432 0.004307
0.010483799 0.00000000219043 0.134535542 0.00585
0.004202178 0.00000000186843 0.136144283 0.007071
0.003312644 0.00000000164916 0.072166172 0.009427
-0.00419806 0.00000000128532 0.070995233 0.009963
Sumber = data diolah
Page 83
71
Dari hasil perhitungan kemudian didapatkan:
Tabel 4.23 Koefisien BRI
Model
Standardized
Coefficients
Beta
(1/Ait-1) 1.834
(ΔREVit-
ΔRECit/Ait-1) .190
(PPEit/Ait-1) .792
a. Dependent Variable: TAit/Ait1 Sumber = data diolah
Tabel tersebut merupakan output perhitungan rumus di atas, yang kemudian diperoleh
nilai koefisien yang digunakan untuk mencari nilai unstandardized residual sebagai
nilai akrual non diskresioner, sehingga rumus untuk mencari nilai akrual non
diskresioner menjadi:
TAit/Ait-1 = 1.834 (1Ait-1) + 0,190 (ΔREVit-ΔRECit/Ait-1) + 0,792 (PPEit/Ait-1) + e
Tabel di atas merupakan output perhitungan Koefisien BRI, maka tabel di bawah ini
merupakan output perhitungan Koefisien BRI Syariah.
Tabel 4.24 Variabel Dependent dan Independent BRI Syariah
TAit/Ait-1 1/Ait-1 ΔREVit-ΔRECit/Ait-1 PPEit/Ait-1
-0.00942377 0.00000014584943 -0.391653125 0.018279
-0.00268266 0.00000008927915 -0.077737502 0.010987
-0.00768973 0.00000007097779 -0.072834074 0.011581
-0.01344217 0.00000005746825 -0.021792706 0.008731
-0.00772826 0.00000004915636 0.031529182 0.007168
Sumber = data diolah
Page 84
72
Tabel 4.25 Koefisien BRI Syariah
Model
Standardized
Coefficients
Beta
(1/Ait-1) 4.099
(ΔREVit-
ΔRECit/Ait-1)
5.160
(PPEit/Ait-1) 1.557
a. Dependent Variable: TAit/Ait
Sumber = data diolah
Tabel tersebut merupakan output perhitungan rumus di atas, yang kemudian diperoleh
nilai koefisien yang digunakan untuk mencari nilai unstandardized residual sebagai
nilai akrual non diskresioner, sehingga rumus untuk mencari nilai akrual non
diskresioner menjadi:
TAit/Ait-1 = 4.099 (1Ait-1) + 5.160 (ΔREVit-ΔRECit/Ait-1) + 1.557 (PPEit/Ait-1) + e
Setelah didapatkan nilai koefisien dari BRI dan BRI Syariah, langkah
selanjutnya dilakukan perhitungan regresi dengan menggunakan software SPSS yang
kemudian didapatkan nilai unstandardized residual akrual non diskresioner atau
akrual non kelolaan adalah sebesar:
Page 85
73
Tabel 4.26 Akrual Non Diskresioner BRI dan BRI Syariah
BRI BRI Syariah
Periode Akrual Non
Diskresioner Periode
Akrual Non
Diskresioner
2011 -0.000040020 2011 0.000299173
2012 0.000430040 2012 -0.000524242
2013 -0.000512156 2013 0.000524423
2014 -0.000114269 2014 -0.002326491
2015 0.000236405 2015 0.002027138
Sumber = data diolah
Setelah mendapat kedua nilai di atas, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah
mencari nilai akrual diskresioner sebagai proksi manajemen laba dengan rumus, yaitu
ADit = TAit/Ait – ANDit
Setelah dilakukan perhitungan, maka didapatkan hasil:
Tabel 4.27 Akrual Diskresioner BRI dan BRI Syariah
BRI BRI Syariah
Periode AD Dalam
persen Periode AD
Dalam
persen
2011 0.011722322 1.17% 2011 -0.009722942 -0.97%
2012 0.010053759 1.01% 2012 -0.002158418 -0.22%
2013 0.004714333 0.47% 2013 -0.008214156 -0.82%
2014 0.003426914 0.34% 2014 -0.011115676 -1.11%
2015 -0.004434466 -0.44% 2015 -0.009755402 -0.98%
Rata-rata 0.005096572 0.51% Rata-rata -0.008193319 -0.82%
Sumber = data diolah
Page 86
74
Sampai dengan hasil perhitungan diatas, beberapa rumusan masalah sudah
dapat terjawab. Dari hasil hitung discretionary accruals menggunakan model Jones
Modified, telah didapatkan nilai manajemen laba yang dilakukan oleh BRI dan BRI
Syariah.
Dari tabel diatas dapat dilihat akrual diskresioner BRI bernilai positif dan
negatif. Maka dapat diasumsikan bahwa selama kurun waktu 2011-2015 Bank
Mandiri telah melakukan earning management atau manajemen laba dengan cara
menaikkan pelaporan laba akrual perusahaan (income increasing accrual) dan
menurunkan pelaporan laba akrual perusahaan (income descreasing accrual). Semua
nilai AD BRI terbilang kecil, dengan kenaikkan nilai manajemen laba tertinggi yang
dilakukan pada tahun 2011 yaitu sebesar 1,17% dan terendah dilakukan pada tahun
2014 yaitu sebesar 0,34%, serta penurunan nilai manajemen laba satu-satunya pada
tahun 2015 yaitu sebesar -0.44%. Dari tabel diatas juga dapat dilihat rata-rata nilai
AD BRI sebesar 0.005096572. Dan jika dilihat dari tahun ke tahun, terjadi penurunan
nilai manajemen laba BRI
Nilai yang berbeda terjadi pada akrual diskresioner BRI Syariah. Secara
keseluruhan dapat dilihat nilai yang diperoleh merupakan nilai negatif semua, mulai
dari tahun 2011-2015. Maka dapat diasumsikan bahwa BRI Syariah melakukan
earning management atau manajemen laba dengan cara menurunkan pelaporan laba
akrual perusahaan (income descreasing accrual). Penurunan nilai manajemen laba
tertinggi dilakukan pada tahun 2014 yaitu sebesar -1.11% dan terendah pada tahun
Page 87
75
2012 yaitu sebesar -0.22%. Dari tabel, dapat dilihat rata-rata nilai AD BRI Syariah
sebesar -0.008193319. Tabel diatas menunjukkan bahwa manajemen laba BRI
Syariah lebih rendah daripada manajemen laba BRI.
1. Uji Statistik Deskriptif
Tabel 4.28 Descriptive Statistics BRI dan BRI Syariah
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ADbri 5 -0.00443446 0.01172232 0.005096572 .00637
ADbris 5 -0.01111567 -0.00215841 -0.008193318 .00353
Valid N (listwise) 5
Sumber = data diolah
Tabel di atas merupakan hasil output perhitungan statistik deskriptif akrual
diskresioner sebagai proksi manajemen laba. Berdasarkan tabel di atas, dapat
diketahui bahwa variabel proksi manajemen laba yaitu Akrual Diskresioner (AD)
terendah untuk BRI adalah sebesar -0.00443446 yang dilakukan pada tahun 2015.
Kemudian nilai AD tertinggi di tahun 2011 memiliki nilai maksimum sebesar
0.01172232. Selanjutnya untuk nilai rata-rata (mean) dari AD BRI adalah
0.005096572.
Hasil untuk BRI Syariah nilai DA terendah adalah sebesar -0.01111567 yaitu
pada tahun 2014. Nilai maksimum DA terjadi pada tahun 2012 sebesar -0.00215841.
untuk mean diperoleh sebesar -0.008193318. jika dilihat dari nilai maksimum dan
minimum DA, semuanya bernilai negatif. Artinya selama periode 2011-2015, BRI
Syariah tidak menaikkan pelaporan laba akrual perusahaan (income increasing
accrual).
Page 88
76
2. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Sebelum melakukan uji beda independent t-test terhadap Manajemen Laba
BRI dan BRI Syariah, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Uji normalitas ini
dilakukan dengan metode one-sample Kolmogorov-smirnov (1-Sample K-S). Suatu
variabel dikatakan normal jika nilai uji normalitas Kolmogorov-smirnov lebih besar
dari nilai signifikansi α=0,05. Adapun hipotesis dari uji normalitas yang dilakukan
adalah:
Ha : data tidak berdistribusi normal
Tabel 4.29 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test BRI dan BRI Syariah
Unstandardize
d Residual
Unstandardize
d Residual
N 5 5
Normal Parametersa Mean .0000000 .0000000
Std. Deviation .00035979 .00159383
Most Extreme
Differences
Absolute .175 .174
Positive .144 .171
Negative -.175 -.174
Kolmogorov-Smirnov Z .392 .390
Asymp. Sig. (2-tailed) .998 .998
a. Test distribution is Normal.
Sumber= data diolah
Tabel di atas merupakan output dari software SPSS yang menunjukkan hasil
dari uji normalitas Kolmogorov-Smirnov. Dari output tersebut dapat kita lihat nilai
Kolmogorov-Smirnov untuk Manajemen Laba BRI dan BRI Syariah adalah 0,392
Page 89
77
dan 0,390 dengan Asymp. Sig (2 tailed) sebesar 0,998 dan 0,998. Dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal karena nilai signifikansi
lebih besar dari 0,05 (Asymp. Sig > 0,05). Oleh karena data tersebut merupakan data
residual berdistribusi normal, maka Hipotesis Ho diterima dan Hipotesis Ha ditolak.
3. Uji Beda Independent T-Test BRI dan BRI Syariah
Tabel 4.30 Independent Samples Test BRI dan BRI Syariah
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
DAbm
bsm
Equal variances
assumed 1.304 .286 4.082 8 .004 .01329 .00326
Equal variances not
assumed
4.082 6.242 .006 .01329 .00326
Hipotesis yang akan diuji dalam independent sample t-test kali ini adalah:
Ha: ada perbedaan rata-rata manajemen laba BRI dan BRI Syariah
Independent sample t-test ini digunakan untuk menjawab permasalahan yang
berbunyi “apakah terdapat perbedaan praktik manajemen laba BRI dan BRI Syariah
yang dihitung menggunakan discretionary accrual (DA).
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa F hitung untuk DAbribris
(Akrual Diskresioner BRI dan BRI Syariah) dengan equal variances assumed
(diasumsikan kedua varians sama) adalah 1.304 dengan probabilitas 0,286 maka
Page 90
78
probabilitas data diatas lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa data
perbandingan manajemen laba homogen atau tidak ada perbedaan varians pada data
perbandingan manajemen laba BRI dan BRI Syariah.
Setelah melakukan perhitungan berdasarkan hasil uji beda independent t-test,
didapatkan nilai signifikansi antara akrual diskresioner sebagai proksi manajemen
laba BRI dan BRI Syariah berada di bawah 0,05 (lebih kecil dari pada 0,05). Nilai
tersebut adalah sebesar 0,004 < 0,05. Hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan
yang signifikan dari manajemen laba BRI dan BRI Syariah karena p.value 0,004 lebih
kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05. Sampai sini, rumusan
masalah terakhir dalam penelitian ini berhasil terjawab yaitu terdapat perbedaan
praktik manajemen laba yang diproksikan dengan nilai akrual diskresioner
manajemen laba BRI dan BRI Syariah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa data
empiris mendukung hipotesis alternatif yang diajukan, sehingga Ho ditolak dan Ha
diterima, ada perbedaan rata-rata manajemen laba BRI dan BRI Syariah.
Setelah melakukan perbandingan manajemen laba Bank Mandiri dengan Bank
Syariah Mandiri, BNI dengan BNI Syariah, dan BRI dengan BRI Syariah, peneliti
mencoba menggabungkan ke enam bank tersebut dan melakukan analisis
perbandingan manajemen laba Bank Konvensional dan Bank Syariah. Apakah
terdapat perbedaan antara manajemen laba Bank Konvensional dan Bank Syariah
tersebut.
Page 91
79
A. Pengaruh Laporan Keuangan Bank Konvensional dan Bank Syariah
terhadap Manajemen Laba
Tabel 4.31 Total Akrual Bank Konvensional dan Bank Syariah
Bank Konvensional Bank Syariah
Periode TAit/Ait-1 NIit CFOit Periode TAit/Ait-1 NIit CFOit
2011 0,005193279 32239181 26813828 2011 629078 1199497 -0,01247276
2012 0,003157553 39614923 35718030 2012 1009471 1355125 -0,00505788
2013 0,000866054 47255081 46025416 2013 898266 1883846 -0,01248144
2014 0,001201811 54141170 52187823 2014 414593 1907394 -0,01553791
2015 -0,00539023 53936877 64332072 2015 640738 2036946 -0,01307421
Sumber = data diolah
Selanjutnya dilakukan estimasi dengan menggunakan model:
TAit/Ait-1 = α1(1/Ait-1) + α2(ΔREVit-ΔRECit/Ait-1) + α3(PPEit/Ait-1) + e
Dari persamaan regresi di atas, nilai unstandardized residual yang diperoleh
merupakan nilai akrual non diskresioner Bank Konvensional. Namun, sebelum
mendapatkan nilai unstandardized residual, terlebih dahulu dicari nilai α1, α2, α3
Tabel 4.32 Variabel Dependent dan Independent Bank Konvensional
TAit/Ait-1 1/Ait-1 ΔREVit-ΔRECit/Ait-1 PPEit/Ait-1
0,005193279 9,57224E-10 0,006271003 0,014268
0,003157553 8,10275E-10 -0,084729761 0,014178
0,000866054 7,04301E-10 -0,056697699 0,011249
0,001201811 6,15257E-10 -0,043372213 0,012171
-0,005390235 5,18531E-10 0,139215812 0,019185
Page 92
80
Sumber = data diolah
Dari hasil perhitungan kemudian didapatkan:
Tabel 4.33 Koefisien Bank Konvensional
Model
Standardized
Coefficients
Beta
(1/Ait-1) .733
(ΔREVit-
ΔRECit/Ait-1) -.221
(PPEit/Ait-1) -.199
a. Dependent Variable: TAit/Ait1
Sumber = data diolah Tabel tersebut merupakan output perhitungan rumus di atas, yang kemudian diperoleh
nilai koefisien yang digunakan untuk mencari nilai unstandardized residual sebagai
nilai akrual non diskresioner, sehingga rumus untuk mencari nilai akrual non
diskresioner menjadi:
TAit/Ait-1 = 0,733 (1Ait-1) + (-0,221)(ΔREVit-ΔRECit/Ait-1) + (-0,199)(PPEit/Ait-1) + e
Tabel di atas merupakan output perhitungan Koefisien Bank Konvensional, maka tabel di
bawah ini merupakan output perhitungan Koefisien Bank Syariah.
Tabel 4.34 Variabel Dependent dan Independent Bank Syariah
TAit/Ait-1 1/Ait-1 ΔREVit-ΔRECit/Ait-1 PPEit/Ait-1
-0.01247276 2.1866E-08 -0.285449430 0.014959
-0.00505788 1.46328E-08 -0.126934184 0.014108
-0.01248144 1.26641E-08 -0.103431665 0.013340
-0.01553791 1.04086E-08 -0.017651188 0.009226
Page 93
81
-0.01307421 9.36408E-09 -0.000437499 0.012450
Sumber = data diolah
Tabel 4.35 Koefisien Bank Syariah
Model
Standardized
Coefficients
Beta
(1/Ait-1) 1.138
(ΔREVit-
ΔRECit/Ait-1) 1.646
(PPEit/Ait-1) 1.033
a. Dependent Variable: TAit/Ait
Sumber = data diolah
Tabel tersebut merupakan output perhitungan rumus di atas, yang kemudian diperoleh
nilai koefisien yang digunakan untuk mencari nilai unstandardized residual sebagai
nilai akrual non diskresioner, sehingga rumus untuk mencari nilai akrual non
diskresioner menjadi:
TAit/Ait-1 = 1,138 (1Ait-1) + 1,646 (ΔREVit-ΔRECit/Ait-1) + 1,033 (PPEit/Ait-1) + e
Setelah didapatkan nilai koefisien dari Bank Konvensional dan Bank Syariah,
langkah selanjutnya dilakukan perhitungan regresi dengan menggunakan software
SPSS yang kemudian didapatkan nilai unstandardized residual akrual non
diskresioner atau akrual non kelolaan adalah sebesar:
Page 94
82
Tabel 4.36 Akrual Non Diskresioner Bank Konvensional dan Bank Syariah
Bank Konvensional Bank Syariah
Periode Akrual Non
Diskresioner Periode
Akrual Non
Diskresioner
2011 0,000311347 2011 -0,000966038
2012 -0,000141820 2012 0,001264535
2013 -0,001099085 2013 0,001538489
2014 0,001126544 2014 0,000323402
2015 -0,000196987 2015 -0,002160389
Sumber = data diolah
Setelah mendapat kedua nilai di atas, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah
mencari nilai akrual diskresioner sebagai proksi manajemen laba dengan rumus, yaitu
ADit = TAit/Ait – ANDit
Setelah dilakukan perhitungan, maka didapatkan hasil:
Tabel 4.37 Akrual Diskresioner Bank Konvensional dan Bank Syariah
Bank Konvensional Bank Syariah
Periode AD Dalam
persen Periode AD
Dalam
persen
2011 0,004881931 0,49% 2011 -0,011506722 -1,15%
2012 0,003299373 0,33% 2012 -0,006322418 -0,63%
2013 0,001965139 0,20% 2013 -0,014019932 -1,40%
2014 0,000075267 0,01% 2014 -0,015861310 -1,59%
2015 -0,005193248 -0,52% 2015 -0,010913818 -1,09%
Rata-rata 0.001005692 0,10% Rata-rata -0.011724840 -1,17%
Sumber = data diolah
Page 95
83
Sampai dengan hasil perhitungan diatas, beberapa rumusan masalah sudah
dapat terjawab. Dari hasil hitung discretionary accruals menggunakan model Jones
Modified, telah didapatkan nilai manajemen laba yang dilakukan oleh Bank
Konvensional dan Bank Syariah.
Dari tabel di atas dapat dilihat akrual diskresioner Bank Konvensional bernilai
positif semua dari tahun 2011 – 2014 kecuali di tahun 2015 bernilai negatif. Maka
dapat diasumsikan bahwa selama kurun waktu 2011-2014, Bank Konvensional telah
melakukan earning management atau manajemen laba dengan cara menaikkan
pelaporan laba akrual perusahaan (income increasing accrual), dan pada tahun 2015
Bank Konvensional menurunkan pelaporan laba akrual perusahaan (income
descreasing accrual). Nilainya terbilang kecil, dengan kenaikkan nilai manajemen
laba tertinggi yang dilakukan pada tahun 2011 yaitu 0,49% dan terendah dilakukan
pada tahun 2014 sebesar 0,01%, jika diprosentase dengan pembulatan hasilnya adalah
0%. Kemudian di tahun 2015 Bank Konvensional menurunkan manajemen labanya
sebesar -0,52%, satu-satunya periode penurunan manajemen laba dari tahun 2011-
2015. Dari tabel diatas juga dapat dilihat rata-rata nilai AD Bank Konvensional
sebesar 0,001005692. . Jika dilihat dari tahun ke tahun, memberikan gambaran
kepada peneliti bahwa manajemen laba Bank Konvensional mengalami penurunan.
Nilai yang berbeda terjadi pada akrual diskresioner Bank Syariah. Secara
keseluruhan dapat dilihat nilai yang diperoleh merupakan nilai negatif semua, mulai
Page 96
84
dari tahun 2011-2015. Maka dapat diasumsikan bahwa Bank Syariah melakukan
earning management atau manajemen laba dengan cara menurunkan pelaporan laba
akrual perusahaan (income descreasing accrual) selama periode 2011-2015.
Penurunan terjadi dengan nilai diatas 1% kecuali pada tahun 2012 sebesar -0,63% dan
menjadi penurunan nilai manajemen laba terbesar selama periode 2011-2015. Dari
tabel, dapat dilihat rata-rata nilai AD Bank Syariah sebesar -0.011724840. Tabel
diatas menunjukkan bahwa manajemen laba Bank Syariah lebih rendah daripada
manajemen laba Bank Konvensional. Hal ini sejalan dengan penelitian Nurianah
Ahmad dkk bahwa variabel status syariah memiliki nilai diskresioner (manajemen
laba) lebih rendah jika dibandingkan dengan bank konvensional. Peneliti berasumsi
bahwa lebih rendahnya nilai manajemen laba pada bank syariah karena bank syariah
merupakan perbankan yang bergerak dengan prinsip-prinsip syariah Islam yang
didasarkan pada Alquran dan Hadist1
1. Uji Statistik Deskriptif
Tabel 4.38 Descriptive Statistics Bank Konvensional dan Bank Syariah
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ADbk 5 -0.00519324 0.00488193 0.001005692 0.00388906
ADbs 5 -0.01586131 -0.00632241 -0.011724839 0.00361487
Valid N (listwise) 5
Sumber = data diolah
Tabel di atas merupakan hasil output perhitungan statistik deskriptif akrual
diskresioner sebagai proksi manajemen laba. Berdasarkan tabel di atas, dapat
1 Nurianah Ahmad dkk, Apakah Manajemen Laba Pada Bank Syariah Lebih Rendah Dari Bank
Konvensional? Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sebelas Maret (2016) h.18-19
Page 97
85
diketahui bahwa variabel proksi manajemen laba yaitu Akrual Diskresioner (AD)
terendah untuk Bank Konvensional adalah sebesar -0,00519324 yang dilakukan pada
tahun 2015. Hal ini menjadi penurunan manajemen laba satu-satunya selama kurun
waktu 5 tahun dari tahun 2011. Selain itu, hal ini juga mengindikasikan bahwa pada
tahun tersebut perusahaan lebih banyak menggunakan cash basis dalam pengakuan
pendapatannya dari tahun-tahun sebelumnya. Kemudian nilai AD tertinggi di tahun
2011 memiliki nilai maksimum sebesar 0,00488193. Selanjutnya untuk nilai rata-rata
(mean) dari AD Bank Konvensional adalah 0,001005692.
Hasil untuk Bank Syariah nilai DA terendah adalah sebesar -0.01586131 yaitu
pada tahun 2014. Nilai maksimum DA terjadi pada tahun 2012 sebesar -0.00632241.
untuk mean diperoleh sebesar -0.011724839. Selanjutnya untuk nilai rata-rata (mean)
dari AD Bank Syariah adalah -0.011724839. Jika dilihat dari nilai maksimum dan
minimum DA, semuanya bernilai negatif. Artinya selama periode 2011-2015, Bank
Syariah tidak menaikkan pelaporan laba akrual perusahaan (income increasing
accrual). Dan jika dilihat dari tabel diatas, manajemen laba Bank Syariah cenderung
fluktuatif dari tahun ke tahun.
2. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Sebelum melakukan uji beda independent t-test terhadap Manajemen Laba
Bank Konvensional dan Bank Syariah, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Uji
normalitas ini dilakukan dengan metode one-sample Kolmogorov-smirnov (1-Sample
K-S). Suatu variabel dikatakan normal jika nilai uji normalitas Kolmogorov-smirnov
Page 98
86
lebih besar dari nilai signifikansi α=0,05. Adapun hipotesis dari uji normalitas yang
dilakukan adalah:
Ha : data tidak berdistribusi normal
Tabel 4.39 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Bank Konvensional
dan Bank Syariah
Unstandardize
d Residual
Unstandardize
d Residual
N 5 5
Normal Parametersa Mean .0000000 .0000000
Std. Deviation .00081132 .00291604
Most Extreme
Differences
Absolute .204 .221
Positive .169 .221
Negative -.204 -.173
Kolmogorov-Smirnov Z .456 .493
Asymp. Sig. (2-tailed) .985 .968
a. Test distribution is Normal
Sumber= data diolah
Tabel di atas merupakan output dari software SPSS yang menunjukkan hasil
dari uji normalitas Kolmogorov-Smirnov. Dari output tersebut dapat kita lihat nilai
Kolmogorov-Smirnov untuk Manajemen Laba Bank Konvensional dan Bank Syariah
adalah 0,456 dan 0,493, dengan Asymp. Sig (2 tailed) sebesar 0,985 dan 0,968. Dari
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal karena nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 (Asymp. Sig > 0,05). Oleh karena data tersebut
merupakan data residual berdistribusi normal, maka Hipotesis Ho diterima dan
Hipotesis Ha ditolak.
Page 99
87
3. Uji Beda Independent T-Test Bank Konvensional dan Bank Syariah
Tabel 4.40 Independent Samples Test Bank Konvensional dan Bank Syariah
Levene's Test
for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std.
Error
Differen
ce
DAbkbs Equal variances
assumed .040 .847 5.361 8 .001 .013 .002
Equal variances not
assumed
5.361 7.958 .001 .013 .002
Hipotesis yang akan diuji dalam independent sample t-test kali ini adalah:
Ha: pengaruh laporan keuangan bank syariah dan bank konvensional terhadap
manajemen laba
Independent sample t-test ini digunakan untuk menjawab permasalahan yang
berbunyi “pengaruh laporan keuangan bank syariah dan bank konvensional terhadap
manajemen laba yang dihitung menggunakan discretionary accrual (DA).
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa F hitung untuk DAbkbs (Akrual
Diskresioner Bank Konvensional dan Bank Syariah) dengan equal variances assumed
(diasumsikan kedua varians sama) adalah 0,040 dengan probabilitas 0,847 maka
probabilitas data diatas lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa data
Page 100
88
perbandingan manajemen laba homogen atau tidak ada perbedaan varians pada data
perbandingan manajemen laba Bank Konvensional dan Bank Syariah.
Setelah melakukan perhitungan berdasarkan hasil uji beda independent t-test,
didapatkan nilai signifikansi antara akrual diskresioner sebagai proksi manajemen
laba Bank Syariah dan bank Konvensional berada di bawah 0,05 (lebih kecil dari
pada 0,05). Nilai tersebut adalah sebesar 0,001 < 0,05. Hal tersebut menunjukkan
adanya pengaruh laporan keuangan bank Syariah dan Bank Konvensional terhadap
manajemen laba karena p.value 0,001 lebih kecil dari tingkat signifikansi yang
ditetapkan yaitu 0,05. Sampai disini, rumusan masalah terakhir dalam penelitian ini
berhasil terjawab yaitu adanya pengaruh laporan keuangan bank Syariah dan Bank
Konvensional terhadap manajemen laba. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
data empiris mendukung hipotesis alternatif yang diajukan, sehingga Ho ditolak dan
Ha diterima, adanya pengaruh laporan keuangan bank syariah dan bank konvensional
terhadap manajemen laba.
A. Tidak Ada Pengaruh Laporan Keuangan Bank Konvensional dan Bank
Syariah terhadap Manajemen Laba
Tabel 4.31 Total Akrual Bank Konvensional dan Bank Syariah
Bank Konvensional Bank Syariah
Periode TAit/Ait-1 NIit CFOit Periode TAit/Ait-1 NIit CFOit
2011 0,005193279 32239181 26813828 2011 629078 1199497 -0,01247276
2012 0,003157553 39614923 35718030 2012 1009471 1355125 -0,00505788
2013 0,000866054 47255081 46025416 2013 898266 1883846 -0,01248144
Page 101
89
2014 0,001201811 54141170 52187823 2014 414593 1907394 -0,01553791
2015 -0,00539023 53936877 64332072 2015 640738 2036946 -0,01307421
Sumber = data diolah
Selanjutnya dilakukan estimasi dengan menggunakan model:
TAit/Ait-1 = α1(1/Ait-1) + α2(ΔREVit-ΔRECit/Ait-1) + α3(PPEit/Ait-1) + e
Dari persamaan regresi di atas, nilai unstandardized residual yang diperoleh
merupakan nilai akrual non diskresioner Bank Konvensional. Namun, sebelum
mendapatkan nilai unstandardized residual, terlebih dahulu dicari nilai α1, α2, α3
Tabel 4.32 Variabel Dependent dan Independent Bank Konvensional
TAit/Ait-1 1/Ait-1 ΔREVit-ΔRECit/Ait-1 PPEit/Ait-1
0,005193279 9,57224E-10 0,006271003 0,014268
0,003157553 8,10275E-10 -0,084729761 0,014178
0,000866054 7,04301E-10 -0,056697699 0,011249
0,001201811 6,15257E-10 -0,043372213 0,012171
-0,005390235 5,18531E-10 0,139215812 0,019185
Sumber = data diolah
Dari hasil perhitungan kemudian didapatkan:
Tabel 4.33 Koefisien Bank Konvensional
Model
Standardized
Coefficients
Beta
(1/Ait-1) .733
(ΔREVit-
ΔRECit/Ait-1) -.221
Page 102
90
(PPEit/Ait-1) -.199
a. Dependent Variable: TAit/Ait1
Sumber = data diolah Tabel tersebut merupakan output perhitungan rumus di atas, yang kemudian diperoleh
nilai koefisien yang digunakan untuk mencari nilai unstandardized residual sebagai
nilai akrual non diskresioner, sehingga rumus untuk mencari nilai akrual non
diskresioner menjadi:
TAit/Ait-1 = 0,733 (1Ait-1) + (-0,221)(ΔREVit-ΔRECit/Ait-1) + (-0,199)(PPEit/Ait-1) + e
Tabel di atas merupakan output perhitungan Koefisien Bank Konvensional, maka tabel di
bawah ini merupakan output perhitungan Koefisien Bank Syariah.
Tabel 4.34 Variabel Dependent dan Independent Bank Syariah
TAit/Ait-1 1/Ait-1 ΔREVit-ΔRECit/Ait-1 PPEit/Ait-1
-0.01247276 2.1866E-08 -0.285449430 0.014959
-0.00505788 1.46328E-08 -0.126934184 0.014108
-0.01248144 1.26641E-08 -0.103431665 0.013340
-0.01553791 1.04086E-08 -0.017651188 0.009226
-0.01307421 9.36408E-09 -0.000437499 0.012450
Sumber = data diolah
Tabel 4.35 Koefisien Bank Syariah
Model
Standardized
Coefficients
Beta
(1/Ait-1) 1.138
Page 103
91
(ΔREVit-
ΔRECit/Ait-1) 1.646
(PPEit/Ait-1) 1.033
a. Dependent Variable: TAit/Ait
Sumber = data diolah
Tabel tersebut merupakan output perhitungan rumus di atas, yang kemudian diperoleh
nilai koefisien yang digunakan untuk mencari nilai unstandardized residual sebagai
nilai akrual non diskresioner, sehingga rumus untuk mencari nilai akrual non
diskresioner menjadi:
TAit/Ait-1 = 1,138 (1Ait-1) + 1,646 (ΔREVit-ΔRECit/Ait-1) + 1,033 (PPEit/Ait-1) + e
Setelah didapatkan nilai koefisien dari Bank Konvensional dan Bank Syariah,
langkah selanjutnya dilakukan perhitungan regresi dengan menggunakan software
SPSS yang kemudian didapatkan nilai unstandardized residual akrual non
diskresioner atau akrual non kelolaan adalah sebesar:
Tabel 4.36 Akrual Non Diskresioner Bank Konvensional dan Bank Syariah
Bank Konvensional Bank Syariah
Periode Akrual Non
Diskresioner Periode
Akrual Non
Diskresioner
2011 0,000311347 2011 -0,000966038
2012 -0,000141820 2012 0,001264535
2013 -0,001099085 2013 0,001538489
2014 0,001126544 2014 0,000323402
2015 -0,000196987 2015 -0,002160389
Sumber = data diolah
Page 104
92
Setelah mendapat kedua nilai di atas, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah
mencari nilai akrual diskresioner sebagai proksi manajemen laba dengan rumus, yaitu
ADit = TAit/Ait – ANDit
Setelah dilakukan perhitungan, maka didapatkan hasil:
Tabel 4.37 Akrual Diskresioner Bank Konvensional dan Bank Syariah
Bank Konvensional Bank Syariah
Periode AD Dalam
persen Periode AD
Dalam
persen
2011 0,004881931 0,49% 2011 -0,011506722 -1,15%
2012 0,003299373 0,33% 2012 -0,006322418 -0,63%
2013 0,001965139 0,20% 2013 -0,014019932 -1,40%
2014 0,000075267 0,01% 2014 -0,015861310 -1,59%
2015 -0,005193248 -0,52% 2015 -0,010913818 -1,09%
Rata-rata 0.001005692 0,10% Rata-rata -0.011724840 -1,17%
Sumber = data diolah
Sampai dengan hasil perhitungan diatas, beberapa rumusan masalah sudah
dapat terjawab. Dari hasil hitung discretionary accruals menggunakan model Jones
Modified, telah didapatkan nilai manajemen laba yang dilakukan oleh Bank
Konvensional dan Bank Syariah.
Dari tabel di atas dapat dilihat akrual diskresioner Bank Konvensional bernilai
positif semua dari tahun 2011 – 2014 kecuali di tahun 2015 bernilai negatif. Maka
dapat diasumsikan bahwa selama kurun waktu 2011-2014, Bank Konvensional telah
melakukan earning management atau manajemen laba dengan cara menaikkan
pelaporan laba akrual perusahaan (income increasing accrual), dan pada tahun 2015
Page 105
93
Bank Konvensional menurunkan pelaporan laba akrual perusahaan (income
descreasing accrual). Nilainya terbilang kecil, dengan kenaikkan nilai manajemen
laba tertinggi yang dilakukan pada tahun 2011 yaitu 0,49% dan terendah dilakukan
pada tahun 2014 sebesar 0,01%, jika diprosentase dengan pembulatan hasilnya adalah
0%. Kemudian di tahun 2015 Bank Konvensional menurunkan manajemen labanya
sebesar -0,52%, satu-satunya periode penurunan manajemen laba dari tahun 2011-
2015. Dari tabel diatas juga dapat dilihat rata-rata nilai AD Bank Konvensional
sebesar 0,001005692. . Jika dilihat dari tahun ke tahun, memberikan gambaran
kepada peneliti bahwa manajemen laba Bank Konvensional mengalami penurunan.
Nilai yang berbeda terjadi pada akrual diskresioner Bank Syariah. Secara
keseluruhan dapat dilihat nilai yang diperoleh merupakan nilai negatif semua, mulai
dari tahun 2011-2015. Maka dapat diasumsikan bahwa Bank Syariah melakukan
earning management atau manajemen laba dengan cara menurunkan pelaporan laba
akrual perusahaan (income descreasing accrual) selama periode 2011-2015.
Penurunan terjadi dengan nilai diatas 1% kecuali pada tahun 2012 sebesar -0,63% dan
menjadi penurunan nilai manajemen laba terbesar selama periode 2011-2015. Dari
tabel, dapat dilihat rata-rata nilai AD Bank Syariah sebesar -0.011724840. Tabel
diatas menunjukkan bahwa manajemen laba Bank Syariah lebih rendah daripada
manajemen laba Bank Konvensional. Hal ini sejalan dengan penelitian Nurianah
Ahmad dkk bahwa variabel status syariah memiliki nilai diskresioner (manajemen
laba) lebih rendah jika dibandingkan dengan bank konvensional. Peneliti berasumsi
bahwa lebih rendahnya nilai manajemen laba pada bank syariah karena bank syariah
Page 106
94
merupakan perbankan yang bergerak dengan prinsip-prinsip syariah Islam yang
didasarkan pada Alquran dan Hadist2
4. Uji Statistik Deskriptif
Tabel 4.38 Descriptive Statistics Bank Konvensional dan Bank Syariah
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ADbk 5 -0.00519324 0.00488193 0.001005692 0.00388906
ADbs 5 -0.01586131 -0.00632241 -0.011724839 0.00361487
Valid N (listwise) 5
Sumber = data diolah
Tabel di atas merupakan hasil output perhitungan statistik deskriptif akrual
diskresioner sebagai proksi manajemen laba. Berdasarkan tabel di atas, dapat
diketahui bahwa variabel proksi manajemen laba yaitu Akrual Diskresioner (AD)
terendah untuk Bank Konvensional adalah sebesar -0,00519324 yang dilakukan pada
tahun 2015. Hal ini menjadi penurunan manajemen laba satu-satunya selama kurun
waktu 5 tahun dari tahun 2011. Selain itu, hal ini juga mengindikasikan bahwa pada
tahun tersebut perusahaan lebih banyak menggunakan cash basis dalam pengakuan
pendapatannya dari tahun-tahun sebelumnya. Kemudian nilai AD tertinggi di tahun
2011 memiliki nilai maksimum sebesar 0,00488193. Selanjutnya untuk nilai rata-rata
(mean) dari AD Bank Konvensional adalah 0,001005692.
Hasil untuk Bank Syariah nilai DA terendah adalah sebesar -0.01586131 yaitu
pada tahun 2014. Nilai maksimum DA terjadi pada tahun 2012 sebesar -0.00632241.
untuk mean diperoleh sebesar -0.011724839. Selanjutnya untuk nilai rata-rata (mean)
2 Nurianah Ahmad dkk, Apakah Manajemen Laba Pada Bank Syariah Lebih Rendah Dari Bank
Konvensional? Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sebelas Maret (2016) h.18-19
Page 107
95
dari AD Bank Syariah adalah -0.011724839. Jika dilihat dari nilai maksimum dan
minimum DA, semuanya bernilai negatif. Artinya selama periode 2011-2015, Bank
Syariah tidak menaikkan pelaporan laba akrual perusahaan (income increasing
accrual). Dan jika dilihat dari tabel diatas, manajemen laba Bank Syariah cenderung
fluktuatif dari tahun ke tahun.
5. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Sebelum melakukan uji beda independent t-test terhadap Manajemen Laba
Bank Konvensional dan Bank Syariah, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Uji
normalitas ini dilakukan dengan metode one-sample Kolmogorov-smirnov (1-Sample
K-S). Suatu variabel dikatakan normal jika nilai uji normalitas Kolmogorov-smirnov
lebih besar dari nilai signifikansi α=0,05. Adapun hipotesis dari uji normalitas yang
dilakukan adalah:
Ha : data tidak berdistribusi normal
Tabel 4.39 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Bank Konvensional
dan Bank Syariah
Unstandardize
d Residual
Unstandardize
d Residual
N 5 5
Normal Parametersa Mean .0000000 .0000000
Std. Deviation .00081132 .00291604
Most Extreme
Differences
Absolute .204 .221
Positive .169 .221
Negative -.204 -.173
Kolmogorov-Smirnov Z .456 .493
Page 108
96
Asymp. Sig. (2-tailed) .985 .968
b. Test distribution is Normal
Sumber= data diolah
Tabel di atas merupakan output dari software SPSS yang menunjukkan hasil
dari uji normalitas Kolmogorov-Smirnov. Dari output tersebut dapat kita lihat nilai
Kolmogorov-Smirnov untuk Manajemen Laba Bank Konvensional dan Bank Syariah
adalah 0,456 dan 0,493, dengan Asymp. Sig (2 tailed) sebesar 0,985 dan 0,968. Dari
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal karena nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 (Asymp. Sig > 0,05). Oleh karena data tersebut
merupakan data residual berdistribusi normal, maka Hipotesis Ho diterima dan
Hipotesis Ha ditolak.
6. Uji Beda Independent T-Test Bank Konvensional dan Bank Syariah
Tabel 4.40 Independent Samples Test Bank Konvensional dan Bank Syariah
Levene's Test
for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std.
Error
Differen
ce
DAbkbs Equal variances
assumed .040 .847 5.361 8 .001 .013 .002
Equal variances not
assumed
5.361 7.958 .001 .013 .002
Hipotesis yang akan diuji dalam independent sample t-test kali ini adalah:
Page 109
97
Ha: tidak ada pengaruh laporan keuangan bank syariah dan bank konvensional
terhadap manajemen laba
Independent sample t-test ini digunakan untuk menjawab permasalahan yang
berbunyi “tidak ada pengaruh laporan keuangan bank syariah dan bank konvensional
terhadap manajemen laba yang dihitung menggunakan discretionary accrual (DA).
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa F hitung untuk DAbkbs (Akrual
Diskresioner Bank Konvensional dan Bank Syariah) dengan equal variances assumed
(diasumsikan kedua varians sama) adalah 0,040 dengan probabilitas 0,847 maka
probabilitas data diatas lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa data
perbandingan manajemen laba homogen atau tidak ada perbedaan varians pada data
perbandingan manajemen laba Bank Konvensional dan Bank Syariah.
Setelah melakukan perhitungan berdasarkan hasil uji beda independent t-test,
didapatkan nilai signifikansi antara akrual diskresioner sebagai proksi manajemen
laba Bank Syariah dan bank Konvensional berada di bawah 0,05 (lebih kecil dari
pada 0,05). Nilai tersebut adalah sebesar 0,001 < 0,05. Hal tersebut menunjukkan
adanya pengaruh laporan keuangan bank Syariah dan Bank Konvensional terhadap
manajemen laba karena p.value 0,001 lebih kecil dari tingkat signifikansi yang
ditetapkan yaitu 0,05. Sampai disini, rumusan masalah terakhir dalam penelitian ini
berhasil terjawab yaitu adanya pengaruh laporan keuangan bank Syariah dan Bank
Konvensional terhadap manajemen laba. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
data empiris tidak mendukung hipotesis alternatif yang diajukan, sehingga Ho
Page 110
98
diterima dan Ha ditolak, tidak adanya pengaruh laporan keuangan bank syariah dan
bank konvensional terhadap manajemen laba.
Page 111
99
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis perbandingan
manajemen laba bank konvensional dan bank syariah. Penelitian ini dilakukan pada 6
bank (3 bank konvensional dan 3 bank syariah spin-off) selama periode 2011-2015.
Berdasarkan analisis perhitungan discretionary accrual sebagai proksi manajemen
laba dan uji beda independent sample t-test, maka dapat diambil beberapa kesimpulan
dari hasil penelitian ini antara lain:
1. Berdasarkan hasil analisis pengujian data secara deskriptif, diperoleh hasil dan
kesimpulan sebagai berikut:
Bank Mandiri dan BRI melakukan manajemen laba dengan cara menaikkan
pelaporan laba akrual perusahaan (income increasing accrual) dengan rata-rata AD
(Akrual Diskresioner) sebesar 0,004% dan 0,51%. Sedangkan BNI melakukan
manajemen laba dengan cara menurunkan pelaporan laba akrual perusahaan (income
decreasing accrual) dengan rata-rata AD sebesar -0,42%. Manajemen laba ketiga
bank tersebut terbilang kecil karena rata-rata masih di bawah kisaran 1%.
Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah , dan BRI Syariah melakukan manajemen
laba dengan cara menurunkan pelaporan laba akrual perusahaan (income decreasing
Page 112
100
accrual) dengan rata-rata AD sebesar -1,52%, -0,10%, dan -0,82%. Maka dapat
dikatakan bahwa pola manajemen laba yang dilakukan bank konvensional adalah
dengan cara menaikkan pelaporan laba akrual perusahaan, sedangkan bank syariah
menurunkan pelaporan laba akrual perusahaan.
2. Berdasarkan hasil analisis pengujian secara statistik dengan pengujian uji beda
Independent Sample T-Test, diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai berikut:
a. Terdapat perbedaan yang signifikan antara manajemen laba Bank Mandiri
dengan Bank Syariah Mandiri, BRI dengan BRI Syariah. Namun tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara manajemen laba BNI dan BNI
Syariah.
b. Sedangkan dari hasil penghitungan gabungan seluruh bank diatas,
didapatkan signifikansi antara akrual diskresioner sebagai proksi
manajemen laba bank syariah dan bank konvensional berada di bawah
0,05 (lebih kecil dari 0,05). Nilai tersebut adalah sebesar 0,001 < 0,05. Hal
tersebut menunjukkan adanya pengaruh laporan keuangan bank syariah
dan bank konvensional terhadap manajemen laba. Sampai disini, rumusan
masalah terakhir dalam penelitian ini berhasil terjawab yaitu tidak adanya
pengaruh laporan keuangan bank syariah dan bank konvensional terhadap
manajemen laba. Ada perbedaan rata-rata manajemen laba bank syariah
dan bank konvensional.
Page 113
101
B. Saran
Saran yang dapat direkomendasikan dari penelitian terkait manajemen laba
antara lain:
1. Peneliti
Penelitian selanjutnya dapat menggunakan laporan keuangan bulanan,
triwulan, maupun semester dengan jangka waktu lebih lama,
menggunakan objek serta metode yang berbeda dalam perhitungan
manajemen laba.
2. Investor
Fenomena manajemen laba mungkin sudah dianggap hal biasa dalam
dunia bisnis khususnya dalam perusahaan-perusahaan yang sudah go-
public. Oleh sebab itu diharapkan bagi investor agar dapat menilai laporan
keuangan suatu perusahaan karena dikhawatirkan laporan keuangan yang
ada tidak mencerminkan keadaan perusahaan yang sebenarnya.
Page 114
102
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Nurianah, dkk. “Apakah Manajemen Laba Pada Bank Syariah Lebih Rendah
Dari Bank Konvensional?’. Surakarta: 2016
Al-Arif, M. Nurianto. Dasar-Dasar Ekonomi Islam Solo: Era Adicitra Intermedia,
2011.
Arifin, Zainul. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah Jakarta: Pustaka Alvabet,
2005.
DSN MUI, “Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional edisi 2”. Jakarta: DSN MUI
dan Bank Indonesia, 2003.
Harahap. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Jakarta: Raja Grafindo, 2006
Haryono. Analisa Laporan Keuangan Perbankan Syariah. Yogyakarta: Pustaka Sayid
Sabiq, 2009.
Indah, Elisa dan Ekawati, Erni. “manajemen laba pada Periode Sebelum dan Sesudah
Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta: Analisis dengan Model
DeAngelo, Simposium Riset Ekonomi 2”. Surabaya: 2005
Indriantoro, Nur dan Suporno, Bambang Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta, Edisi pertama, Lembaga Penerbit
BPFE 2002.
Ismail, Perbankan Syariah Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.
Jumingan, Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006.
Page 115
103
Karim, Adiwarman. Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta PT Raja
Grafindo Persada, 2008.
Kasmir, Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002.
Khairani, Hanni. “Etika Bisnis Islam tentang Manajemen Laba”, Skripsi S1 Fakultas
Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2015.
Nuraini, Neni. ”Analisis Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba”. (Studi
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2007-
2011), Skripsi S1 Universitas Islam Negeri Syarif Hodayatullah Jakarta.
Prastowo. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: UPP STIM
YKPN, 2011
Purnomo, Herdadu. “BPK: BI Membiarkan Rekayasa Akuntansi di Bank Century”.
Artikel diakses pada 26 Agustus 2016 dari
http://finance.detik.com/read/2009/11/23/191903/1247341/5/bpk-bi-
membiarkan-rekayasa-akuntansi-di-bank-century
Quttainah. “Do Islamic Banks Employ Less earnings management? Politics and
economy development. Economi Research Forum
R.Scot, William. “Ebook, Financial Accounting Theory, 5th
ed”. Canada, Pearson
Prentice Hall Inc, 2009.
Rahardja, Prathama dan Manurung, Mandala Pengantar Ilmu Ekonomi
(Mikroekonomi & Makroekonomi). Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2008.
Page 116
104
Santoso. “Islamic Ethics and Earning Quality”. Research Paper. Universitas Sebelas
Maret.
Sulistyanto, Sri. Manajemen Laba, Teori dan Model Empiris. Jakarta: Grasindo, 2014
Sumantyo, Riwi. “kasus bank Lippo dan Degradasi Kepercayaan Publik”. Artikel
diakses tanggal 25 Agustus 2016 dari
http://www.suaramerdeka.com/harian/0302/24/eko1.htm
Sumarsan, Thomas. Sistem Pengendalian Manajemen: Konsep, Aplikasi, dan
Pengukuran Kinerja. Jakarta: PT. Indeks, 2013.
Sumitra, Andi. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana, 2009.
Syalthut, Mahmud “Al-Islam, “Aqidah wal Syariah”, dalam Adiwarman Karim, Bank
Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008.
Ulum, Fahrur. Perbankan Syariah di Indonesia. Surabaya: CV. Putra Media
Nusantara, 2011.
Website bi.go.id diakses pada 23 Agustus 2016 dari
http://www.bi.go.id/id/perbankan/syariah/Contents/Default.aspx
Wulandari, Rahmita. ”Analisis Pengaruh Good Corporate Governance dan leverage
Terhadap Manajemen Laba”, Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro
2013.
Page 117
105
LAMPIRAN
MANAJEMEN LABA BANK SYARIAH DAN KONVENSIONAL
BANK TAHUN NI (Laba
Bersih) CFO(KAS) Ait-1 (total aset)
REV
(pendapatan)
REC (piutang
bersih) PPE (aset tetap) Tait Tait/Ait-1
Bank Mandiri 2010 406000854 38509677 219032483
2011 11377033 10259053 489106664 44385046 273962101 9258876 1117980 0.002753640
2012 14301901 14131136 563105056 47986080 339973690 10410946 170765 0.000349137
2013 17212968 17226616 648250177 56670184 416978030 6893588 -13648 -0.000024237
2014 19428328 18719445 757039212 68993761 475266826 8201998 708883 0.001093533
2015 20104430 23118246 807551112 81247073 536029812 8909357 -3013816 -0.003981057
BSM 2010 32481873 3446382 15010291 0 0
2011 551070 1052995 48671950 5056218 26362964 511063 -501925 -0.01545246
2012 805691 1108283 54229396 6055278 33804635 743598 -302592 -0.00621697
2013 651240 1444785 63965361 6776206 38866424 787871 -793545 -0.01463312
2014 244765 1513580 66955671 6851461 37410683 623573 -1268815 -0.01983597
2015 289576 1611125 70369709 6897772 36607819 1034911 -1321549 -0.01973767
BNI 2010 240293481 24005461 132852979 0 0
2011 5779209 6125985 288511901 26191684 158164743 3930641 -346776 -0.00144314
2012 6792072 7852124 321534240 28765115 193016854 4415857 -1060052 -0.00367421
2013 8881963 9887694 370716158 33426426 239363451 5294078 -1005731 -0.00312791
2014 10515588 11279813 393466672 42009837 262577901 5863616 -764225 -0.00206148
2015 8628297 12743510 478716369 42596474 308307475 20337366 -4115213 -0.01045886
BNIS 2010 6394924 447913 2770495 0 0
2011 66354 70235 8466887 1009550 3958481 47720 -3881 -0.00060689
2012 101892 114906 10645313 1259539 5569774 97474 -13014 -0.00153705
2013 117462 201157 14708504 1612222 8722782 102349 -83695 -0.00786215
2014 163251 153331 19492112 2176438 12134615 110890 9920 0.00067444
2015 228525 145966 23017667 2573188 14068667 148805 82559 0.004235508
Page 118
106
BRI 2010 398393138 49438395 246968128 0 0
2011 15082939 10428790 456531093 52864866 283586497 1715966 4654149 0.011682302
2012 18520950 13734770 535209156 56090675 348231964 2670737 4786180 0.010483799
2013 21160150 18911106 606370242 65614918 430621874 3784304 2249044 0.004202178
2014 24197254 22188565 778017815 81643689 490410064 5716422 2008689 0.003312644
2015 25204150 28470316 845998379 94444790 558446721 7751196 -3266166 -0.00419806
BRIS 2010 6856386 674895 4196393 0 0
2011 11654 76267 11200823 1141770 7348593 125327 -64613 -0.00942377
2012 101888 131936 14088914 1507472 8585019 123065 -30048 -0.00268266
2013 129564 237904 17400914 1875620 9979320 163163 -108340 -0.00768973
2014 6577 240483 20343249 2140056 10622969 151925 -233906 -0.01344217
2015 122637 279855 24230247 2567870 10409377 145826 -157218 -0.00772826
Bank Konven 2010 1044687473 111953533 466000611
2011 32239181 26813828 1234149658 123441596 470937436 14905483 5425353 0.005193279
2012 39614923 35718030 1419848452 132841870 584906915 17497540 3896893 0.003157553
2013 47255081 46025416 1625336577 155711528 688278713 15971970 1229665 0.000866054
2014 54141170 52187823 1928523699 192647287 795708916 19782036 1953347 0.001201811
2015 53936877 64332072 2132265860 218288337 552868974 36997919 -1E+07 -0.005390235
Bank Syariah 2010 45733183 4569190 21977179
2011 629078 1199497 68339660 7207538 37670038 684110 -570419 -0.01247276
2012 1009471 1355125 78963623 8822289 47959428 964137 -345654 -0.00505788
2013 898266 1883846 96074779 10264048 57568526 1053383 -985580 -0.01248144
2014 414593 1907394 106791032 11167955 60168267 886388 -1492801 -0.01553791
2015 640738 2036946 117617623 12038830 61085863 1329542 -1396208 -0.01307421
Page 119
107
BANK TAHUN ΔREV ΔREC 1/Ait-1
ΔREV-
ΔREC/Ait-1 PPE/Ait-1 AND ADit
Rata-
rata
Bank Mandiri 2010
2011 5875369 54929618 0.00000000246305 -0.120823019 0.022805065 -0.000635843 0.003389482 0.004%
2012 3601034 66011589 0.00000000204454 -0.127601114 0.021285635 0.000574740 -0.000225603
2013 8684104 77004340 0.00000000177587 -0.121327691 0.012242099 -0.000231006 0.000206769
2014 12323577 58288796 0.00000000154261 -0.070906605 0.012652519 0.001874010 -0.000780477
2015 12253312 60762986 0.00000000132094 -0.064078152 0.011768686 -0.001581902 -0.002399155
BSM 2010 -77800691 -521019521 0.00000000123831 0.548843068 0
2011 1609836 11352673 0.00000003078640 -0.299946897 0.015733791 -0.000196646 -0.015255819 -1.52%
2012 999060 7441671 0.00000002054571 -0.132368048 0.015277752 0.002469626 -0.008686595
2013 720928 5061789 0.00000001844018 -0.080046272 0.014528486 -0.003148547 -0.011484569
2014 75255 -1455741 0.00000001563346 0.023934767 0.009748604 0.000425025 -0.020260995
2015 46311 -802864 0.00000001493525 0.012682645 0.015456659 0.000450541 -0.020188212
BNI 2010 17107689 96245160 0.00000001421066 -1.124595684 0
2011 2186223 25311764 0.00000000416158 -0.096238736 0.016357668 0.000315419 -0.001758554 -0.42%
2012 2573431 34852111 0.00000000346606 -0.111879891 0.015305632 -0.000921264 -0.002752942
2013 4661311 46346597 0.00000000311009 -0.129644936 0.016465052 0.000586075 -0.003713987
2014 8583411 23214450 0.00000000269748 -0.039466958 0.015816996 0.000048239 -0.002109722
2015 586637 45729574 0.00000000254151 -0.114731285 0.051687646 -0.000028468 -0.010430392
BNIS 2010 -42148561 -305536980 0.00000000208892 0.550197228 0
2011 561637 1187986 0.00000015637402 -0.097944714 0.007462168 -0.000210582 -0.000396305 -0.10%
2012 249989 1611293 0.00000011810716 -0.160779753 0.011512378 0.000852204 -0.002389251
Page 120
108
2013 352683 3153008 0.00000009393806 -0.263057084 0.009614466 -0.001592276 -0.006269870
2014 564216 3411833 0.00000006798788 -0.193603442 0.007539176 0.001982748 -0.001308308
2015 396750 1934052 0.00000005130280 -0.078867903 0.007634114 -0.001032093 0.005267602
BRI 2010 46865207 232899461 0.00000004344489 -8.082237613 0
2011 3426471 36618369 0.00000000251008 -0.083314432 0.004307218 -0.000040020 0.011722322 0.51%
2012 3225809 64645467 0.00000000219043 -0.134535542 0.005850066 0.000430040 0.010053759
2013 9524243 82389910 0.00000000186843 -0.136144283 0.007070701 -0.000512156 0.004714333
2014 16028771 59788190 0.00000000164916 -0.072166172 0.00942728 -0.000114269 0.003426914
2015 12801101 68036657 0.00000000128532 -0.070995233 0.009962749 0.000236405 -0.004434466
BRIS 2010 -93769895 -554250328 0.00000000118204 0.544304155 0
2011 466875 3152200 0.00000014584943 -0.391653125 0.018278872 0.000299173 -0.009722942 -0.82%
2012 365702 1236426 0.00000008927915 -0.077737502 0.010987139 -0.000524242 -0.002158418
2013 368148 1394301 0.00000007097779 -0.072834074 0.011580949 0.000524423 -0.008214156
2014 264436 643649 0.00000005746825 -0.021792706 0.008730863 -0.002326491 -0.011115676
2015 427814 -213592 0.00000004915636 0.031529182 0.007168275 0.002027138 -0.009755402
Bank Konven 2010
2011 11488063 4936825 9.57224E-10 0.006271003 0.014267887 0.000311347 0.004881931 0.10%
2012 9400274 113969479 8.10275E-10 -0.084729761 0.014177811 -0.000141820 0.003299373
2013 22869658 103371798 7.04301E-10 -0.056697699 0.011249067 -0.001099085 0.001965139
2014 36935759 107430203 6.15257E-10 -0.043372213 0.01217104 0.001126544 0.000075267
2015 25641050 -242839942 5.18531E-10 0.139215812 0.019184581 -0.000196987 -0.005193248
Bank Syariah 2010
2011 2638348 15692859 2.1866E-08 -0.285449430 0.014959 -0.000966038 -0.011506722 -1.17%
2012 1614751 10289390 1.46328E-08 -0.126934184 0.014108 0.001264535 -0.006322418
2013 1441759 9609098 1.26641E-08 -0.103431665 0.013340 0.001538489 -0.014019932
2014 903907 2599741 1.04086E-08 -0.017651188 0.009226 0.000323402 -0.015861310
2015 870875 917596 9.36408E-09 -0.000437499 0.012450 -0.002160389 -0.010913818