PENGARUH KONSUMSI TEH HIJAU TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA KELINCI KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Dewi Wulandari NIM : 03.010. AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN YAYASAN PUTERA INDONESIA MALANG 2007
PENGARUH KONSUMSI TEH HIJAU
TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA KELINCI
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh:
Dewi Wulandari
NIM : 03.010.
AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN
YAYASAN PUTERA INDONESIA
MALANG
2007
1
Tidak ada yang jatuh dari langit dengan Cuma-Cuma Semua Perlu Usaha dan Doa Hidup adalah Perjuangan Bukanlah arah dan tujuan Kerena Hidup adalah Perjalanan Karya Tulis Ilmiah ini aku persembahkan untuk Sang Hyang Widhi Wasa yang Selalu Melimpahkan Sinar Suci-Nya Buat ayah dan ibuku yang tercintaterima kasih atas semuanya. Suamiku tercinta, yang telah memberikan kepercayaan kepadaku untuk menuntut ilmu lagi.. Anakku tersayang kanaya kolan suputra, kamulah nafas bagi mama untuk selalu semangat dalam hidup dan belajar Seluruh Keluarga Besarku, yang telah banyak memberi aku motivasi dan bantuan dalam menyelesaikan study Semua sahabat-sahabatku, tak ada yang aku bisa ucapkan selain ucapan terima kasih yang lutus, Setulus Persahabatan yang telah kalian berikan kepadaku Semoga Persahabatan kita tak akan pernah putus meski Kita tlah berpisah Inilah Persembahanku Semoga Dapat Diterima Sebagai Sebuah Karya yang Berguna
2
ABSTRAK
Wulandari, Dewi. 2007. Pengaruh konsumsi teh hijau terhadap penurunan berat badan pada kelinci. Karya Tulis Ilmiah. Akademi analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang. Pembimbing Drs Djamhari Hs, Mpd, Apt.
Kata Kunci : Penurunan Barat Badan Pada Kelinci.
Gaya hidup modern menuntut segala sesuatu yang serba praktis dan cepat, termasuk dalam hal makanan. Sayangnya makanan cepat saji biasanya berciri khas tinggi kalori dan lemak, tetapi rendah serat. Sehingga dampak negative yang sering muncul adalah kelebihan berat badan atau sering juga disebut sebagai obesitas. Penderita obesitas atau kegemukan akan beresiko lebih besar untuk terserang penyakit. Banyak sekali sekarang obat-obat yang telah dibuat manusia untuk menurunkan berat badan. Tetapi dengan meminum obat tidaklah bisa dilakukan secara kontinyu karena selain harganya biasanya mahal, juga rasanya tidak enak.
Minuman teh, yang merupakan minuman nikmat yang telah dikonsumsi manusia disemua benua sejak ratusan tahun yang lalu dan diyakini mempunyai banyak kegunaannya diantaranya menurunkan berat badan. Untuk itu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh teh hijau terhadap penurunan berat badan.
Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah penurunan berat badan pada kelinci yang berusia 2-3 bulan selama 30 hari. Adapun keterbatasan penelitian ini adalah bahwa penelitian ini dilakukan hanya untuk mengetahui pengaruh daun teh hijau terhadap penurunan berat badan pada kelinci.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan daun teh hijau dapat mengurangi laju pertumbuhan berat badan pada kelinci.
3
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 3
1.5 Hipotesis Penelitian .................................................................... 4
1.6 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian ....................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Obesitas ...................................................................................... 5
2.1.1 Pengertian Obesitas .................................................................... 5
2.1.2 Teh dan Klasifikasinya ............................................................... 5
2.1.3 Pengertian Teh Hijau .................................................................. 7
2.3.1 Teh hijau dan Proses Pembuatan ................................................ 7
2.3.2 Kandungan Teh Hijau ................................................................. 7
2.3.3 Manfaat Teh Hijau ...................................................................... 8
2.3.4 Cara Menyimpan Teh ................................................................. 9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian .................................................................. 10
3.2 Rancangan Percobaan ................................................................. 10
3.3 Sampel dan Bahan ...................................................................... 11
3.4 Instrumen Penelitian dan Bahan ................................................... 11
3.4.1 Perlakuan Terhadap Sampel ........................................................ 12
3.4.2 Pengukuran Berat Badan ............................................................. 13
4
3.4.3 Analisis Hasil ............................................................................. 13
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Percobaan .......................................................................... 16
4.2 Pengolahan Data ......................................................................... 17
BAB V PEMBAHASAN ......................................................................... 18
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan ................................................................................ 20
6.2 Saran .......................................................................................... 20
DAFTAR RUJUKAN ..................................................................................... viii
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran I. Perhitungan Uji t ................................................................. 21
5
DAFTAR TABEL
Tabel Pengukuran Berat Badan Kelinci ........................................................... 21
Tabel Uji t ....................................................................................................... 22
6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Gaya hidup modern menuntut segala sesuatu yang serba praktis dan cepat,
termasuk dalam hal makanan. Sayangnya makanan cepat saji biasanya berciri khas
tinggi kalori dan lemak, tetapi rendah serat. Disamping itu, banyak makanan yang
penampilannya menarik dan rasanya lezat, tetapi komposisi gizinya tidak
seimbang. Makanan seperti ini bisa berpengaruh terhadap kesehatan, lebih-lebih
jika disajikan sebagai makanan favorit sehingga sering dikonsumsi. Akibat negatif
yang sering muncul adalah kelebihan berat badan yang dikenal sebagai kegemukan
atau obesitas. Obesitas juga disebabkan oleh gaya hidup yang cenderung makan apa
saja yang disukai tanpa memperhatikan takaran gizi. Kegemukan tidak saja
mengganggu penampilan fisik seseorang, tetapi juga mengganggu kesehatan.
Seorang penderita kegemukan akan beresiko lebih besar untuk terserang penyakit
jantung koroner, tekanan darah tinggi, diabetes melitus, dan stroke (Purwati et al.,
2004, hal: 2).
Dibandingkan dengan karbohidrat dan protein, lemak merupakan
penyumbang kalori yang terbesar bagi tubuh (9 kkal/gram), sehingga lemak
berperan penting dalam perkembangan proses kegemukan. Oleh karena itu, reduksi
pada pencernaan lemak adalah sebuah pendekatan yang dapat diterapkan dalam
menagani masalah kegemukan. Banyak sekali obat-obatan yang telah dibuat
manusia untuk menurunkan berat badan. Tetapi minum obat tidaklah bisa
dilakukan secara kontinyu karena selain harganya biasanya mahal, juga rasanya
7
tidak enak. Minuman teh, yang merupakan minuman nikmat yang telah dikonsumsi
oleh manusia di semua benua sejak ratusan tahun yang lalu (Fulder, S, 2004)
diyakini mempunyai banyak kegunaan diantaranya menurunkan berat badan. Teh
hijau, yang karena proses pembuatannya tidak mengalami fermentasi, diyakini
mempunyai khasiat yang lebih baik dari teh yang lain. Miura et al, 1999 (dalam
Hartoyo, A, 2003, hal:31), menemukan khasiat ekstrak teh hijau yang dapat
menghambat aktivitas lipolisis dari lipase gastrik dan lipase mamalia lainnya),
sehingga pencernaan lemak dihambat. Sebagai akibatnya, lemak tidak dapat
diserap oleh usus halus, sehingga lemak dikeluarkan bersama feses.
Konsumsi minuman teh hingga saat ini telah menjadi budaya di beberapa
negara. Di Jepang, kegiatan minum teh justru dilaksanakan dalam upacara yang
sakral. Di Indonesia sendiri, minum teh juga telah menjadi budaya. Dengan adanya
trend back to nature atau kembali ke alam, maka minuman teh yang diyakini
mempunyai banyak khasiat bagi tubuh menjadi semakin populer di kalangan
masyarakat.
Penelitian menggunakan tikus percobaan yang diberi diet kaya lemak, tikus
yang diberi perlakuan ekstrak teh hijau (100 mg/hari) selama satu bulan
mempunyai berat badan yang jauh rendah dibandingkan dengan tikus kontrol
(tanpa perlakuan ekstrak teh hijau) (Hartoyo, A, 2003, hal: 30-31). Bagaimanapun
juga, penelitian terhadap tikus tidak bisa serta merta memberikan justifikasi yang
sahih bahwa hasil yang sama juga bisa berlaku pada manusia. Penelitian dengan
sampel hewan juga tidak cukup dilakukan terhadap tikus. Penelitian dengan sampel
hewan yang lain juga diperlukan untuk menambah bukti-bukti ilmiah yang kuat
khasiat teh hijau terhadap penurunan berat badan. Penelitian ini menggunakan
8
sampel kelinci untuk membuktikan khasiat teh hijau terhadap penurunan berat
badan. Dan teh yang digunakan adalah teh hijau yang dibikin sendiri. Dan
kandungan yang terdapat pada teh hijau yang dipercaya sebagai penurunan berat
badan adalah polifenol, karena polifenol merupakan antioksidan yang diyakini baik
bagi kesehatan dan berfungsi sebagai peluntur lemak.
1.2 Rumusan Masalah
Teh, khususnya teh hijau telah diyakini masyarakat mempunyai banyak
khasiat diantaranya kemampuannya menurunkan berat badan. Sementara itu,
belum ada penelitian ilmiah mengenai khasiat teh hijau terhadap penurunan berat
badan pada manusia. Hal ini bisa dipahami karena penelitian menggunakan sampel
manusia sangat sulit untuk bisa memenuhi persyaratan ilmiah karena gaya hidup
yang sangat berbeda-beda pada manusia. Sedangkan penelitian terhadap hewan
juga hanya dilakukan dengan sampel tikus. Untuk memperkaya khasanah ilmiah
dan manfaat bukti-bukti ilmiah khasiat teh hijau terhadap penurunan berat badan,
maka penelitian dengan sampel hewan yang lain juga perlu dilakukan. Penelitian
ini menggunakan kelinci sebagai sampel. Ukuran kelinci yang jauh lebih besar dan
berat daripada tikus diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih baik dengan
kesalahan penimbangan yang lebih kecil. Bagaimanapun juga tiap jenis hewan
mempunyai karakteristik perilaku yang berbeda-beda. Apakah pemberian teh hijau
dapat menurunkan berat badan pada kelinci secara bermakna?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh daun
teh dalam menurunkan berat badan. Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah
9
membuktikan secara eksperimen apakah teh hijau berkhasiat menurunkan berat
badan pada kelinci.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah teh hijau berkhasiat
menurunkan berat badan pada kelinci. Dengan diketahuinya khasiat teh hijau maka
hasil penelitian ini bisa menyumbangkan informasi ilmiah yang benar tentang
manfaat teh hijau dalam kaitannya dengan penurunan berat badan.
Penelitian ini juga bermanfaat sebagai bahan referensi karya tulis ilmiah
selanjutnya yang meneliti tentang pengaruh daun teh hijau terhadap penurunan
berat badan pada binatang yang lain.
1.5 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa daun teh hijau tidak berkhasiat
dalam menurunkan berat badan, tetapi hanya dapat menghambat naiknya berat
badan yang lebih tinggi pada kelinci dalam kurun waktu sati bulan Terutama berat
badan pada kelinci yaitu dengan mengunakan uji t, dimana uji t diperoleh dengan
hasil -1,63804 dengan satu arah karena hipotesisnya menurunkan. Jadi arahnya
negatif artinya satu arah.
1.6 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah penurunan berat badan pada
kelinci yang berusia 2-3 bulan selama 30 hari. Adapun keterbatasan penelitian ini
adalah bahwa penelitian ini hanya untuk mengetahui pengaruh daun teh hijau
terhadap penurunan berat badan pada kelinci. Meskipun hasil penelitian ini
10
memperkaya khasanah ilmiah dan memperkuat bukti-bukti ilmiah pengaruh teh
hijau terhadap penurunan berat badan, tidak bisa serta merta dijustifikasi bahwa
hasil penelitian ini juga berlaku bagi manusia.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Obesitas
2.1.1 Pengertian Obesitas atau Kegemukan
Obesitas secara umum adalah keadaan tubuh yang terlalu gemuk karena
banyaknya lemak. Obesitas atau adipositas sebagai terdapatnya lemak tubuh dalam
jumlah abnormal, yang mengakibatkan terlalu gemuk dan overweight pada keadaan
badan normal dan otot tertentu (Tjay, 1978, hal: 345)
Pengertian lain dari kegemukan adalah adanya lemak berlebihan didalam
tubuh yang disebabkan campuran makanan yang tidak sepadan serta banyaknya
kanji dan gula dalam makanan.
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa obesitas adalah
suatu keadaan dimana tubuh terlalu gemuk yang disebabkan karena timbunan
lemak yang berlebihan.
2.1.2 Teh dan Klasifikasinya
Minuman selain air yang paling populer di masyarakat adalah teh.
Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa setelah air, teh adalah jenis minuman yang
paling banyak dikonsumsi manusia dewasa. Diperkirakan tak kurang dari 120 ml
setiap harinya (Fulder, S, 2004, hal: vii). Komoditas teh dihasilkan dari pucuk daun
tanaman teh (Camellia sinensis) melalui proses pengelolahan tertentu.
Secara umum, teh diklasifikasikan menjadi 3 jenis berdasarkan cara
pengelolahannya, yaitu:
6
1. Teh hijau, yaitu teh yang dibuat dengan cara menginaktifasi enzim
oksidase/fenolase yang ada dalam daun teh segar, dengan cara pemanasan atau
penguapan menggunakan uap panas. Teh hijau disebut juga sebagai teh
non-fermentasi.
2. Teh oolong, yaitu teh yang dihasilkan melaui proses pemanasan yang
dilakukan segera setelah proses penggulungan daun, dengan tujuan untuk
menghentikan proses fermentasi. Oleh karena itu, teh oolong disebut juga
sebagai teh semi-fermentasi.
3. Teh hitam, yaitu teh yang dibuat melalui proses fermentasi penuh.
Di Indonesia, kebanyakan masyarakatnya mengkonsumsi teh hitam untuk
minuman sehari-hari.
2.1.3 Teh Hijau
Teh hijau adalah teh yang tidak mengalami fermentasi dalam proses
pengolahannya dari daun teh segar menjadi teh siap seduh. Teh hijau dibuat dengan
cara menginaktifasi enzim oksidase/fenolase yang ada dalam daun teh segar,
dengan cara pemanasan atau penguapan menggunakan uap panas (Hartoyo, A,
2003, hal: 11). Inilah yang membedakan teh hijau dengan teh yang lain yaitu teh
oolong dan teh hitam yang dalam proses pengolahannya masing-masing
mengalami semi fermentasi dan fermentasi penuh (Fulder, S, 2004, hal: viii).
Meskipun teh hijau, teh oolong, dan teh hitam berasal dari tanaman yang
sama, yakni teh (Camelia sinensis), namun ada perbedaan yang cukup berarti
dalam kandungan polifenolnya karena perbedaan cara pengolahan. Karena proses
pembuatannya yang tanpa mengalami fermentasi, kandungan polifenol teh hijau
lebih besar dibandingkan dengan kedua teh yang lain.
7
2.3.1 Teh Hijau dan Proses Pembuatan
Petik daun teh hijau dari kebun teh secara manual dan daun teh yang sudah
dipetik segera dibawa ke tempat pemrosesan. Kemudian daun-daun teh tersebut
masuk ke alat penguapan (steamer) melalui ban berjalan (conveyor belt) dan
kemudian didinginkan. Selanjutnya proses penghancuran yaitu dengan
menggunakan mesin penggiling dan mengeringkan daun teh. Kemudian
penggilingan dan pengeringan ulang yaitu penggilingan kedua dan merupakan
yang terakhir. Pengeringan fase akhir daun teh tersebut siap untuk dipasarkan.
2.3.2 Kandungan Teh Hijau
Kandungan komposisi aktif utama yang terkandung dalam daun teh adalah:
kafein (dulu disebut tehine), tannin (flavonols), theophylline, theobromine, lemak,
wax, saponin, minyak esensial, katekin, vitamin C (Acidum ascorbicum) alam
jumlah besar, juga mengandung vitamin A (Akseroftol), B1 (Thiaminii
chloridum), B2 (Rebloflafin), B12 (Sianokobalamin), dan P, fluorite, zat besi,
magnesium, kalsium, strontium, tembaga, nikel, seng, elemen-elemen lain seperti
molybdenum dan fosfor, juga masih ada sekitar 300 zat tambahan, sebagian darinya
merupakan aroma alami (Fulder, S, 2004, hal: 22). Katekin, yang merupakan
senyawa dominan dari polifenol, adalah komponen bioaktif yang menjadi kunci
utama dari khasiat teh.
Teh hijau mengandung lebih dari 36 persen polifenol, sekalipun jumlah ini
masih dipengaruhi oleh cuaca (iklim), varietas, jenis tanah, dan tingkat kemasakan.
Teh hijau mempunyai kadungan polifenol yang tertinggi dibandingkan teh oolong
dan teh hitam. Polifenol merupakan antioksidan yang diyakini bersifat bagi
kesehatan, termasuk penurunan lemak.
8
2.3.3 Manfaat Teh Hijau
Manfaat dan khasiat teh hijau terlihat nyata pada masyarakat Jepang. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penduduk di kawasan Shizuoka dikenal sebagai
peminum teh hijau terbanyak di Jepang. Kegemaran minum teh hijau ini dilakukan
sejak jaman nenek moyang mereka. Fakta menunjukkan bahwa angka kematian
akibat penyakit berbahaya seperti kanker dan jantung yang rendah. Angka ini jauh
lebih rendah dari pada penduduk kota-kota lain yang bukan peminum teh hijau.
Penduduk Jepang yang gemar minum teh hijau juga tercatat sebagai penduduk
dengan usia harapan hidup tertinggi di dunia (Suriawarna, U., 2002).
Karena senyawa bioaktif yang dikandungnya, teh hijau diyakini
mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan. Menurut Hartoyo, A., (2003, hal:
23-35), teh (khususnya teh hijau) bermanfaat untuk mencegah atau mengatasi
jantung koroner, diabetes mellitus, karies gigi, kanker, kegemukan, stres,
hipertensi, gangguan konsentrasi, anemia, dan lain-lain. Kandungan polifenol pada
teh hijau yang lebih tinggi daripada teh lainnya menjadikan teh hijau dapat
digunakan sebagai obat pelangsing karena kemampuannya menghilangkan
racun-racun dalam tubuh dan memperlancar metabolisme, juga melarutkan lemak
(Mursito, B., 2004, hal: 82). Kandungan kafein yang rendah pada teh hijau juga
cocok dikonsumsi pada saat menjalani diet atau pada saat berpuasa (Fulder, S.,
2004, hal: 103).
9
2.3.5 Cara Menyimpan Teh
a. Teh harus selalu disimpan dengan kemasan yang disegel dengan baik dan
disimpan di tempat yang kering.
b. Teh harus disimpan di tempat yang dingin dan gelap, jauh dari cahaya, sinar
matahari atau temperatur yang tinggi.
c. Simpanlah teh dalam kotak yang berkuantitatif sedikit.
d. Teh yang disimpan dengan benar sempurna bisa bertahan hingga lima tahun
tanpa mengurangi kualitasnya.
10
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh daun teh hijau terhadap penurunan berat badan
kelinci, digunakan metode eksperimental. Adapun tahap - tahap dalam penelitian
ini meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.
Tahap persiapan meliputi, proses pembuatan prosedur, persiapan alat dan
bahan. Tahap pelaksanaan terdiri dari pemilihan sampel, pemeliharaan kelinci, dan
pengukuran berat badan kelinci setiap hari. Sedangkan tahap akhir yaitu melakukan
analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian.
3.2 Rancangan Percobaan
Disediakan 20 ekor kelinci.
Semua kelinci ditimbang.
Hasil penimbangan diurutkan dari yang paling ringan hingga yang paling
berat, kemudian diberi nomor 1,2,3,4,...20.
Untuk mendapatkan distribusi berat badan yang seimbang maka kelompok
A diambil dari nomer 1,4,5,8,9,12,13,16,17, dan 20 sedangkan kelompok B
diambil dari nomer 2,3,6,7,10,11,14,15,18, dan 19.
Dari kedua kelompok tersebut kemudian dilakukan pemilihan secara acak
untuk menentukan kelompok mana yang diberi perlakuan dan kelompok
mana yang tidak diberi perlakuan. Misalnya hasil pemilihan acak ini
adalah kelompok A sebagai kelompok yang diberi perlakuan dan
kelompok B sebagai kelompok kontrol.
11
3.3 Sampel dan Bahan
Dalam penelitian ini digunakan sampel berupa varietas kelinci Australia
berusia 2 - 3 bulan yang memiliki berat badan relatif lebih besar daripada kelinci
lokal. Kelinci jenis ini juga memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan
dengan kelinci lokal. Ukuran yang lebih besar dan pertumbuhan yang lebih cepat
diharapkan dapat memperkecil kesalahan pengukuran dan mendapatkan efek
penurunan berat badan yang lebih signifikan. Jenis kelamin sampel tidak
ditentukan, melainkan diambil secara acak. Jumlah kelompok uji dan kontrol dalam
penelitian ini masing-masing sebanyak 10 ekor kelinci. Kelompok kontrol
diperlukan sebagai pembanding kelompok uji. 10 ekor kelinci kelompok uji dan 10
ekor kelinci kelompok kontrol masing-masing ditandai dengan tanda yang berbeda.
Semua kelinci ditempatkan dalam kandang yang sama untuk mendapatkan
perlakuan, terutama makanan, yang sama. 10 ekor kelinci uji diberi minuman teh
hijau, sedangkan 10 ekor kelinci kontrol tidak diberi minuman teh hijau. Pemberian
minuman teh hijau dilaksanakan selama 30 hari dengan pengukuran berat badan
dilaksanakan pada saat akhir perlakuan.
3.4 Instrumen Penelitian dan Bahan
Untuk mengetahui pengaruh teh hijau terhadap penurunan berat badan
kelinci digunakan instrumen penelitian yaitu metode eksperimental.
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
12
Alat
1. Kandang kelinci
2. Timbangan berat badan kelinci
Bahan
1. Teh hijau yang diambil dari kebun wonosari
2. Makanan kelinci
Prosedur
1. 20 kelinci diberi perlakuan yang sama dalam satu kandang.
2. 10 kelompok uji dan kelompok kontrol diberi makanan yang sama ukurannya
yaitu 200 gr sebanyak 3x dalam sehari
3. Pemberian makan dilakukan 3x dalam sehari, yaitu pagi, siang dan sore
berturut-turut selama 1 bulan
4. Untuk kelompok uji setelah diberi makan, 1 jam kemudian diberikan minuman
teh hijau sebanyak 20 ml dalam satu sendok makan yang dilakukan sebanyak
3x dalam sehari.
5. Yang terakhir yaitu penimbangan pada kelinci yang uji, apakah ada penurunan
atau tidak.
3.4.1 Perlakuan Terhadap Sampel
1. 20 ekor sampel yang telah dipilih dan dipisahkan secara acak menjadi
kelompok uji dan kelompok kontrol dimasukkan ke dalam kandang yang sama.
2. Pada hari pertama hingga hari ke limabelas semua sampel diberi makanan
berupa sayur mayur campuran kangkung dan wortel, dan minuman air putih.
Dan ditimbang tiap 5 hari sekali untuk menyeimbangkan berat badan kelinci
13
yang akan diberikan perlakuan dengan sampel teh hijau.
3. Hari ke-15 hingga hari ke-45, semua sampel tetap diberi makanan seperti
hari-hari sebelumnya, dan ditambahkan dengan minuman teh hijau.
4. Dan pada hari ke 45, pemberian minuman yang mengandung teh pada
kelompok A dihentikan. Yang kemudian dilakukan penimbangan berat badan
kelinci dan hasilnya di catat dalam tabel. Penelitian di hentikan setelah hari
yang ke 45.
5. Dalam masa perlakuan ada salah satu kelinci yang mati, yang di sebabkan
karena kondisi kelinci kurang sehat.
3.4.2 Pengukuran Berat Badan
Setelah 30 hari pemberian teh hijau di hentikan, semua kelompok uji di
timbang apakah ada penurunan berat badan atau tidak. Dan penimbangan berat
badan dilakukan setetah pemberian teh hijau dihentikan.begitu pula dengan
kelompok kontrol ditimbang untuk mengetahui apakah ada perbedaan berat badan
atau tidak. Apabila kelompok uji ada perbedaan berat badan yaitu lebih ringan
dibanding dengan kelompok kontrol, maka pemberian teh hijau selama 30 hari ada
penurunan berat badan.
3.4.3 Analisis Hasil
Untuk mengetahui efek konsumsi teh hijau terhadap penurunan berat badan
pada kelinci, dilakukan analisis data menggunakan metode statistik yaitu uji t dua
kelompok bebas. Untuk mengurangi atau memperkecil kesalahan bisa juga
menggunakan uji kovarian.
14
Analisis uji t dilakukan terhadap semua data hasil pengukuran berat badan
setiap sampel baik kelompok uji dan kelompok kontrol sebelum, selama, dan
sesudah perlakuan. Dengan membandingkan semua kelompok uji, maka bisa
diketahui pengaruh konsumsi teh hijau terhadap penurunan berat badan secara
ilmiah dengan menghilangkan faktor kondisi kandang dan makanan karena
digunakannya kontrol dalam penelitian ini.
Rumusnya t sebagai berikut:
t =
2121
222
211
21
112
)1)1(NNNN
SNSNXX
Dimana :
= Selisih berat (akhir-awal) rata-rata kelinci kelompok A (perlakuan)
= Selisih berat (akhir-awal) rata-rata kelinci kelompok B (kontrol)
S1 = Standard deviasi kelompok A
S2 = Standard deviasi kelompok B
N1 = Jumlah kelinci kelompok A (10)
N2 = Jumlah kelinci kelompk B (9)
Standard deviasi dihitung dengan rumus:
211
N
nx
ix
NS
Dimana
xi
x : selisih berat akhir tiap-tiap kelinci dengan nilai rata-ratanya.
15
Dengan demikian maka diperoleh:
S1 = 17.77639
S2 = 19.55761
t = -1,63804
16
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan selama 30 hari atau satu bulan
diperoleh hasil berupa data data sebagai berikut:
4.1 Hasil Percobaan
Hasil penimbangan berat badan kelinci sebelum masa percobaan dan
sesudah masa percobaan tertera dalam tabel di bawah ini.
Tabel di bawah ini adalah tabel pengukuran berat badan kelinci.
Kelompok
A
Berat Kelinci Kelompok
B
Berat Kelinci Awal Akhir Awal Akhir
A1 1460 1710 B1 1460 1740
A2 1490 1760 B2 1480 1750
A3 1500 1770 B3 1540 1800
A4 1560 1810 B4 1550 1840
A5 1580 1840 B5 1590 1860
A6 1620 1870 B6 1610 1890
A7 1640 1890 B7 1650 Mati
A8 1680 1970 B8 1680 1950
A9 1690 1960 B9 1710 1950
A10 1740 1960 B10 1730 1950
Rata-rata 1596 1854 Rata-rata 1594,444 1858,889
Dimana :
A = adalah kelompok pengujian
B = adalah sebagai kelompok kontrol
17
4.2 Pengolahan Data
Menghitung Uji-t
Untuk mengetahui perbedaan tersebut bermakna atau tidak, maka dilakukan
uji-t. Uji-t dilakukan terhadap data awal dan akhir periode perlakuan untuk tiap-tiap
sample kelinci. Rumus uji t untuk 2 kelompok data yang jumlahnya sama.
Sementara itu t table untuk uji t searah dengan derajat kebebasan dan
kedrajat kebermaknaan 0,05 adalah sebesar 2,11. Harga mutlak t yang lebih kecil
dari pada t table menunjukkan bahwa hipotesis ditolak.
Dimana hasil adalah :
S1 = 17,77639
S2 = 19,55761
t = -1,63804
18
BAB V
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan terhadap 20 ekor kelinci yang dikelompokkan
menjadi 2, yaitu kelompok perlakuan (A, 10 ekor) dan kelompok kontrol (B, 10
ekor). Telah dilakukan pembagian kelompok yang seadil-adilnya berdasarkan
distribusi berat badan, sehingga diperoleh rata-rata berat badan yang hampir sama
antara kelompok A dan kelompok B. Kelompok A dan kelompok B diperlakukan
secara sama dalam hal kondisi kandang dan makanan. Hanya saja kelompok A
diberi minuman berupa air teh hijau.
Akan tetapi meskipun telah diberikan perlakuan yang sama dalam hal
makanan dan perawatan lainnya, tetapi dalam perjalanannya terdapat 1 ekor kelinci
yang mati dalam kelompok kontrol. Sehingga dalam perhitungan akhirnya terdapat
perbedaan populasi antara kelompok perlakuan (10 ekor) dan kelompok kontrol (9
ekor).
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa:
1. Berat badan rata-rata awal kelompok A adalah 1596 gram
2. Berat badan rata-rata akhir kelompok A adalah 1854 gram
3. Berat badan rata-rata awal kelompok B adalah 1594,444 gram
4. Berat badan rata-rata akhir kelompok B adalah 1858,889 gram
Sehingga ada peningkatan berat badan pada kelompok A adalah 258 gram
sedangkan peningkatan berate badan pada kelompok B adalah 264,445 gram. Kalau
melihat angka ini maka sebenarnya ada perbedaan peningkatan berat badan dimana
kelompok A meningkat lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok B.
19
Perhitungan dengan uji t juga menunjukkan bahwa nilai t adalah negative.
Ini artinya nilai rata-rata pertambahan berat badan kelinci kelompok A (perlakuan)
lebih kecil daripada kelompok B (kontrol). Ini menunjukkan bahwa sebenarnya
terjadi penurunan berat badan akibat perlakuan. Karena jika tidak ada penurunan
berat badan akibat perlakuan maka rata-rata berat badan kelompok A dan kelompok
B akan sama Tetapi masalahnya adalah apakah penurunan berat badan itu
bermakna atau tidak.
Uji t menunjukkan bahwa nilai t hitung adalah sebesar 1,63804. Sementara
itu, t tabel pada derajat kebebasan df=17 dan derajat kebermaknaan =0,05 adalah
sebesar 2,11 yang menunjukkan bahwa harga mutlak t hitung lebih kecil daripada t
table. Artinya adalah bahwa hipotesis (h0) ditolak. Jadi dapat di simpulkan bahwa
dengan tingkat kepercayaan 95% (100-), pemberian teh hijau pada kelinci
memberikan pengaruh yang tidak bermakna.
20
BAB VI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh teh hijau pada
penurunan berat badan kelinci.
2. Pemberian teh hijau hanya memberikan pengaruh pada pengurangan laju
pertumbuhan kelinci. Kelompok A yang diberi teh hijau, berat badannya
bertambah hanya 258 gram selama 30 hari. Sementara kelompok B yang
tidak diberi teh berat badannya bertambah sebanyak 264,444 gram.
3. Untuk mengetahui apakah pemberian teh hijau memberikan pengaruh
yang bermakna untuk menghambat laju pertumbuhan kelinci, maka telah
dilakukan uji t. Hasil pengujian menunjukkan bahwa t hitung lebih kecil
daripada t table pada derajat kebermaknaan 0,05.
4. Dengan tingkat kepercayaan 90%, pemberian teh hijau pada kelinci tidak
memberikan pengaruh yang bermakna terhadap berat badan.
5.2 Saran
1. Bagi peneliti selanjutnya di harapkan untuk memperpanjang waktu
penelitian, karena, akan mengahasilkan hasil yang lebih akurat.
2. Dalam penelitian selanjutnya selanjutnya menggunakan teh yang berbeda
jenisnya sehingga dapat diketehui perbandingan hasilnya.
21
Lampiran Perhitungan Uji t
Berikut ini data yang akan diuji dengan uji-t.
No. Kel percobaan (A) Kel Kontrol (B)
Awal Akhir Beda (x1) Awal Akhir Beda (x2) 1 1460 1710 250 1460 1740 280
2 1490 1760 270 1480 1750 270
3 1500 1770 270 1540 1800 260
4 1560 1810 250 1550 1840 290
5 1580 1840 260 1590 1860 270
6 1620 1870 250 1610 1890 280
7 1640 1890 250 1680 1950 270
8 1680 1970 290 1710 1950 240
9 1690 1960 270 1730 1950 220
10 1740 1960 220
Rata2 1596 1854 =258 1594,444 1858,889 =264,44444
Data beda (selisih) berat badan antara sebelum perlakuan dan sesudah
perlakuan untuk kedua kelompok dihitung untuk mencari nilai t dengan cara seperti
di bawah ini:
22
No. Kel percobaan (A) Kel Kontrol (B)
x1 (=x1-258)
x2 (=x2-265)
1 250 -8 64 280 15 225
2 270 12 144 270 5 25
3 270 12 144 260 -5 25
4 250 -8 64 290 25 625
5 260 2 4 270 5 25
6 250 -8 64 280 15 225
7 250 -8 64 270 5 25
8 290 32 1024 240 -25 625
9 270 12 144 220 -45 2025
10 220 -38 1444
= 258 =3160 = 264,44444 = 3825
Sebelum menghitung nilai t maka dihitung dulu nilai standard deviasi dengan
rumus:
211
N
nx
ix
NS
Untuk kelompok A dengan jumlah N sebanyak 10 maka standard deviasinya
adalah:
3160101
1S
= 316
= 17.77639
Sedangkan untuk kelompok B dengan jumlah N sebanayk 9 maka standard
deviasinya adalah:
23
3825101
2S
= 5,382
= 19.55761
Setelah itu t dihitung dengan rumus:
2N1
1N1
2N2N122
1)S(N212
1)S(N1
2X1Xt
91
101
29101)382,5(91)316(10
264,4258t .
9019x63583,18
44444,6
08077,354
9996,579
63804,1