Top Banner
PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DISCLOSURE (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Disusun oleh: VIRGIAWAN ADITYA PERMANA NIM. C2C607150 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012 i
72

Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

Jan 20, 2017

Download

Documents

lytruc
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN DAN

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

DISCLOSURE (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di BEI)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan Program Sarjana (S1)

pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Diponegoro

Disusun oleh:

VIRGIAWAN ADITYA PERMANA

NIM. C2C607150

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2012

i

Page 2: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama Penyusun : Virgiawan Aditya Permana

Nomor Induk Mahasiswa : C2C607150

Fakultas / Jurusan : Ekonomika dan Bisnis / Akuntansi

Judul Skripsi : PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN DAN

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN

TERHADAP CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY (CSR) DISCLOSURE

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di BEI)

Dosen Pembimbing : Dr. H. Raharja, M.Si., Akt.

Semarang, 11 Juni 2012

Dosen Pembimbing,

( Dr. H. Raharja, M.Si., Akt. )

NIP. 19491114 198001 1001

ii

Page 3: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN

Nama Mahasiswa : Virgiawan Aditya Permana

Nomor Induk Mahasiswa : C2C607150

Fakultas / Jurusan : Ekonomika dan Bisnis / Akuntansi

Judul Skripsi : PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN DAN

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN

TERHADAP CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY (CSR) DISCLOSURE

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di BEI)

Dosen Pembimbing : Dr. H. Raharja, M.Si., Akt.

Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal 25 Juli 2012

Tim Penguji:

1. Dr. H. Raharja, M.Si., Akt. (….…………………………)

2. Prof. Drs. H. M. Nasir., M.Si., Ph.D, Akt. (….…………………………)

3. Dr. Haryanto., S.E., M.Si., Akt. (…………………………….)

iii

Page 4: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Virgiawan Aditya Permana,

menyatakan bahwa skripsi dengan judul : PENGARUH KINERJA

LINGKUNGAN DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DISCLOSURE (Studi Empiris

pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI), adalah tulisan saya sendiri.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak

terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara

menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang

menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya

akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan/atau tidak terdapat bagian atau

keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang

lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.

Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut

di atas, baik disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi

yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti

bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-

olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan

oleh universitas batal saya terima.

Semarang, 11 Juni 2012

Yang membuat pernyataan,

Virgiawan Aditya Permana

NIM. C2C607150

iv

Page 5: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

∙ “Bahwa tiada yang orang dapatkan, kecuali yang dia usahakan, Dan bahwa usahanya akan kelihatan nantinya.”

∙ “Dare to dream big!”

(Q.S. An Najm ayat 39-40)

∙ “Success is not about how much money you make, but about how much difference you make in the lives of others.”

∙ “It’s not about how you start, it’s about how you end that matters most.” (Merry Riana)

∙ “In daily life we must see that it is not happiness that makes us grateful, but

gratefulness that makes us happy.”

∙ “Amat victoria curam.”

(Brother David Steindly-Rast)

(Anonymous)

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

∙ Kedua orang tuaku tercinta

∙ Keluarga besarku

∙ Teman-temanku “Tim Mejik” pada khususnya

∙ Almamaterku

v

Page 6: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

ABSTRACT

The aim of this research was to examine the effect of environmental

performance and corporate characteristic toward corporate social responsibility

(CSR) disclosure of manufacturing company. The environmental performance was

measured by the company performance in PROPER (Program Penilaian Peringkat

Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup). This research

attampts to used five corporate characteristic, they are company size,

profitability, profile, size of board commissioner and leverage. Dependent

variable used in this research was CSR disclosure.

The population of this research is all the manufacturing company listed in

Indonesia Stock Exchange during 2008-2010. The total sample of this research

was 159 companies. The collection of research data used purposive sampling

method. The data analysis method used is analysis regression and descriptive

statistics.

The result showed that environmental performance, profitability, company

size, and profile significantly influence to CSR disclosure. Meanwhile, size of

board commissioner and leverage has no significant impact toward CSR

disclosure.

Keywords : corporate social responsibility (CSR), environmental performance,

company characteristic, size, profile, profitability, size of board

commissioner, leverage

vi

Page 7: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kinerja

lingkungan dan karakteristik perusahaan terhadap corporate social responsibility

(CSR) disclosure pada perusahaan manufaktur. Kinerja lingkungan perusahaan

dalam penelitian ini diukur melali PROPER (Program Penilaian Peringkat Kinerja

Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup). Karakteristik perusahaan

yang digunakan antara lain size perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan

komisaris, profile, dan leverage. Variabel dependen pada peneletian ini adalah

CSR disclosure.

Populasi dari penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang

tercatat (go-public) di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2010. Total sampel

penelitian adalah sebanyak 159 perusahaan. Metode pengambilan sampel yaitu

dengan purposive sampling. Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis

regresi dan statistik deskriptif untuk analisis data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja lingkungan, profitabilitas,

size, dan profil berpengaruh signifikan terhadap CSR disclosure. Sementara itu,

ukuran dewan komisaris dan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap CSR

disclosure.

Kata kunci : corporate social responsibility (CSR), kinerja lingkungan,

karakteristik perusahaan, size, profile, profitabilitas, ukuran

dewan komisaris, leverage

vii

Page 8: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

KATA PENGANTAR

Puji syukur hanya kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-

Nya. Sungguh pertolongan dan kasih sayang-Nya sungguh besar sehingga dapat

tersusun skripsi yang berjudul “PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN DAN

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY (CSR) DISCLOSURE (Studi Empiris pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di BEI)”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan

untuk memenuhi salah satu persyaratan akademis dalam menyelesaikan studi

Program Sarjana S-1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Diponegoro Semarang.

Penulis sangat menyadari bahwa tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari

bimbingan, bantuan, dan dukungan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Maka

dalam kesempatan ini, penulis dengan ketulusan hati mengucapkan terima kasih

yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Drs. H. Mohamad Nasir, M.Si, Akt, PhD. Selaku Dekan Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro beserta para Pembantu Dekan

dan stafnya.

2. Prof. Dr. Muchamad Syafruddin, M.Si, Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang.

3. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Rohman, S.E., M.Si., Akt. selaku dosen wali yang

telah membimbing dan memberi pengarahan kepada penulis dari awal sampai

akhir kuliah di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

viii

Page 9: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

4. Bapak Dr. H. Raharja, M.Si., Akt. selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah meluangkan waktu, memberikan saran, bimbingan, masukan, arahan, dan

motivasi demi terwujudnya skripsi ini.

5. Seluruh dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis, khususnya Jurusan Akuntansi

Universitas Diponegoro atas segala ilmu yang diberikan.

Ucapan terima kasih juga ditunjukkan kepada orang-orang terdekat penulis

yang telah memberikan dukungan baik moral maupun material selama kuliah di

jurusan akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis UNDIP, terutama untuk :

1. Kedua orang tua tercinta, Bapak Taufik dan Ibu Sinta atas kasih sayang,

bimbingan, do’a serta dukungan yang tak pernah terputus kepada penulis.

2. Adikku tersayang, terima atas dukungan yang diberikan.

3. Seluruh keluarga besarku, yang telah memberikan do’a dan dukungannya.

4. Teman-teman Akuntansi Reguler 2 Kelas B Angkatan 2007 khususnya Team

Magic yang selalu memotivasi, memberikan kecerian, memberi dukungan, ada

dalam susah maupun sedih: Gema, Danu, Dion, Indra, Jo, Inug dan Difa.

Terima kasih atas persahabatan yang tak akan pernah terlupakan, dukungan

serta semangat yang tak henti kepada penulis.

5. Teman-teman seperjuangan yang selalu memotivasi dan memberi semangat

Astutik, Dudy dan Adi.

6. Untuk sahabatku SMA, Kurniawan terima kasih telah berjuang bersama dan

terima kasih atas dukungan, semangat, dan motivasi dalam menyelesaikan

skripsi.

ix

Page 10: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

7. Teman-teman KKN 2011 Desa Samirejo, Kecamatan Dawe, Kabupaten

Kudus. Yan, Dani, Novi, Restu, Yudi, Yasmin, Arif, Tirta, Tety dan Rangga

terima kasih untuk pengalaman singkat yang sangat berharga, kebersamaan

dan perjuangan selama KKN.

8. Perpustakaan FE UNDIP yang telah menyediakan semua materi dalam

penyusunan skripsi.

9. Kepada pihak-pihak lain yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang

telah memberikan dorongan baik secara langsung maupun tidak langsung atas

kelancaran penyusunan tugas penelitian ini.

Penulis sadar dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan sebagai masukan yang

berharga. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak

yang berkepentingan.

Semarang, 11 Juni 2012

Penulis

x

Page 11: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN ................................. iii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ............................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ v

ABSTRACT .................................................................................................... vi

ABSTRAK .................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah..................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 9

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................... 10

1.4 Kegunaan Penelitian........................................................... 10

1.5 Sistematika Penulisan ........................................................ 11

BAB II TELAAH PUSTAKA ................................................................. 13

2.1 Teori Agensi ....................................................................... 13

2.2 Pengungkapan (Disclosure) ............................................... 16

xi

Page 12: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

2.3 Corporate Social Responsibility ........................................ 18

2.4

CSR disclosure ...................................................................

21

2.5

Kinerja Lingkungan Perusahaan ........................................

25

2.6

Karakteristik Perusahaan....................................................

27

2.6.1 Size .......................................................................... 27

2.6.2

Profitabilitas ...........................................................

28

2.6.3

Profile.....................................................................

28

2.6.4

Ukuran Dewan Komisaris ......................................

29

2.6.5

Leverage .................................................................

30

2.7 Penelitian Terdahulu .......................................................... 30

2.8

Kerangka Pemikiran ...........................................................

33

2.9

Perumusan Hipotesis ..........................................................

37

2.9.1 Hubungan Kinerja Lingkungan dengan CSR ......... 37

2.9.2

Hubungan Size dengan CSR ..................................

38

2.9.3

Hubungan Profitabilitas dengan CSR.....................

39

2.9.4

Hubungan Profile dengan CSR ..............................

40

2.9.5

Hubungan Ukuran Dewan Komisaris dengan CSR

42

2.9.6

Hubungan Leverage dengan CSR...........................

42

BAB III METODE PENELITIAN............................................................ 44

3.1 Variabel Penelitian .............................................................

44

3.2 Definisi Operasional Variabel ............................................

44

3.2.1 CSR disclosure .......................................................

44

3.2.2 Kinerja Lingkungan ...............................................

45

xii

Page 13: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

3.3 Populasi dan Sampel .......................................................... 48

3.4

Jenis dan Sumber Data .......................................................

48

3.4.1 Jenis Data ...............................................................

48

3.4.2 Sumber Data...........................................................

49

3.5

Metode Pengumpulan Data ................................................

49

3.6

Metode Analisis .................................................................

49

3.6.1 Uji Asumsi Klasik ..................................................

49

3.6.2 Uji Regresi Parsial (Uji t).......................................

52

3.6.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ..............................

53

3.6.4 Uji Regresi Simultan (Uji F) ..................................

53

3.6.5 Uji Hipotesis ..........................................................

54

HASIL DAN PEMBAHASAN................................................... 56

4.1

Gambaran Umum Perusahaan Sampel ...............................

56

4.2

Statistik Deskriptif .............................................................

57

4.3

Uji Asumsi Klasik ..............................................................

60

4.4

Hasil Uji Regresi ................................................................

66

4.5

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................

67

4.6

Hasil Uji Regresi Simultan (Uji F).....................................

68

3.2.3 Size ......................................................................... 45

3.2.4

Profitabilitas ...........................................................

46

3.2.5

Profile.....................................................................

46

3.2.6

Ukuran Dewan Komisaris ......................................

47

3.2.7

Leverage .................................................................

47

BAB IV

xiii

Page 14: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

4.7 Hasil Uji Regresi Parsial (Uji t) ......................................... 69

4.8

Uji Hipotesis ......................................................................

70

4.9

Pembahasan ........................................................................

72

PENUTUP................................................................................... 77

5.1

Kesimpulan ........................................................................

77

5.2

Keterbatasan .......................................................................

78

5.3

Saran...................................................................................

79

BAB V

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 80

LAMPIRAN .................................................................................................. 85

xiv

Page 15: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................... 32

Tabel 4.1

Distribusi Sampel ........................................................................

56

Tabel 4.2

Deskripsi Statistik .......................................................................

57

Tabel 4.3

One-Sample Kolgomorov-Smirnov Test ....................................

61

Tabel 4.4

Normalitas Data ..........................................................................

62

Tabel 4.5

Multikolinieritas ..........................................................................

63

Tabel 4.6

Hasil Perhitungan Uji Glejser .....................................................

64

Tabel 4.7

Hasil Pengujian Uji Autokorelasi ...............................................

65

Tabel 4.8

Model Persamaan Regresi...........................................................

67

Tabel 4.9

Koefisien Determinasi.................................................................

68

Tabel 4.10

Hasil Uji Signifikansi Secara Simultan .......................................

69

Tabel 4.11

Hasil Uji t ....................................................................................

70

xv

Page 16: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Tingkatan Tanggung Jawab Perusahaan .................................. 20

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran .................................................................

36

Gambar 4.1

Hasil Pengujian Durbin Watson...............................................

66

xvi

Page 17: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hasil Olah Data ........................................................................ 85

xvii

Page 18: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sekarang ini informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para

investor dan calon investor untuk pengambilan keputusan. Adanya informasi yang

lengkap, akurat serta tepat waktu memungkinkan investor untuk melakukan

pengambilan keputusan secara rasional sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan

yang diharapkan. Menurut Undang-undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 pasal 1:

Informasi atau fakta material adalah informasi atau fakta penting dan relevan

mengenai peristiwa, kejadian atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada

Bursa Efek, dan atau keputusan pemodal, calon pemodal atau pihak lain yang

berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut.

Salah satu informasi yang sering diminta untuk diungkapkan perusahaan saat

ini adalah informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Guthrie dan Mathews

(Sembiring, 2005).Tanggung jawab sosial perusahaan itu sendiri dapat digambarkan

sebagai ketersediaan informasi keuangan dan non-keuangan berkaitan dengan

interaksi organisasi dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya, yang dapat

dibuat dalam laporan tahunan perusahaan atau laporan sosial terpisah.

Menurut Gray et. al.,(1987) dalam Sembiring (2005) pertumbuhnya kesadaran

publik akan peran perusahaan di tengah masyarakat melahirkan kritik karena

1

Page 19: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

2

menciptakan masalah sosial, polusi, sumber daya, limbah, mutu produk, tingkat safety

produk, serta hak dan status tenaga kerja. Tekanan dari berbagai pihak memaksa

perusahaan untuk menerima tanggung jawab atas dampak aktivitas bisnisnya terhadap

masyarakat. Perusahaan dihimbau untuk bertanggung jawab terhadap pihak yang

lebih luas dari pada kelompok pemegang saham dan kreditur saja.

Di Indonesia sendiri belakangan ini banyak terdapat berbagai konflik industri

sepertikerusakan alam akibat eksploitasi alam yang berlebihan tanpa diimbangi

dengan perbaikan lingkungan ataupun keseimbangan alam dan lingkungan sekitar

seperti adanya limbah ataupun polusi pabrik yang sangat merugikan lingkungan

sekitarnya. Masalah kesejahteraan karyawan pun akhir-akhir ini semakin marak kita

dengar yang merupakan salah satu konflik yang menimbulkan aksi protes sehingga

karyawan melakukan aksi demo dan mogok kerja, mereka menuntut suatu kebijakan

yang dilakukan oleh perusahaan yang tidak memihak pada mereka seperti pemberian

upah yang rendah serta pemberian fasilitas kesejahteraan yang diterapkan oleh

perusahaan yang tidak mencerminkan keadilan.

Dalam hal ini perusahaan manufaktur memiliki kontribusi yang cukup besar

dalam masalah-masalah seperti polusi,limbah,keamanan produk dan tenaga kerja. Ini

disebabkan karenaa perusahaan manufakturadalah perusahaan yang paling banyak

berinteraksi dengan masyarakat. Dilihat dari produksinya perusahaan manufaktur

mau tidak mau akan menghasilkan limbah produksi dan hal ini berhubungan erat

dengan masalah pencemaran lingkungan. Proses produksi yang dilakukan perusahaan

manufaktur juga mengharuskan mereka untuk memiliki tenaga kerja bagian produksi

Page 20: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

3

dan ini erat kaitannya dengan masalah keselamatan kerja. Selain itu perusahaan

manufaktur adalah perusahaan yang menjual produk kepada konsumen sehingga isu

keselamatan dan keamanan produk menjadi penting untuk diungkapkan kepada

masyarakat. Hal–hal inilah yang membedakan perusahaan manufaktur dari

perusahaan lainnya misalnya perbankan dan hal ini menjadi alasan yang kuat untuk

dilakukannya penelitian tentang pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan

pada perusahaan manufaktur. Masalah yang ditimbulkan oleh perusahaan manufaktur

mengakibatkan adanya aksi protes yang dilakukan oleh berbagai pihak yang

berkepentingan, baik yang bersifat internal seperti karyawan, shareholder, ataupun

yang bersifat eksternal yakni serikat pekerja, pemasok, konsumen, pesaing, LSM

(Lembaga Swadaya Masyarakat), dan badan-badan pemerintah (Belkaoui, 1993).

Tuntutan melalui aksi protes yang dilakukan oleh pihak internal maupun eksternal,

bertujuan agar perusahaan lebih meningkatkan kesadaran akan tanggung jawab sosial,

dengan cara memperhatikan dan mempertimbangkan akibat dari kegiatan operasional

yang dilakukan perusahaan.

Berbagai aksi protes yang dilakukan oleh para karyawan dan buruh, misalnya

menuntut perusahaan untuk memperbaiki kebijakan upah dan pemberianfasilitas

kesejahteraan lain yang dirasakan kurang mencerminkan nilai keadilan. Selain itu

aksi protes serupa juga tidak jarang dilakukan olehpihak masyarakat, baik masyarakat

sebagai konsumen maupun masyarakat yang berada dilingkungan sekitar pabrik.

Masyarakat sebagai konsumen seringkali melakukan protes terhadap hal-hal yang

berkaitan dengan mutu produk sehubungan dengan kesehatan, keselamatan, dan

Page 21: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

4

kehalalan suatu produk bagi konsumennya. Sedangkan protes yang dilakukan oleh

masyarakat disekitar pabrik biasanya berkaitan dengan pencemaran lingkungan yang

disebabkan oleh limbah yang dihasilkan pabrik.

Deskripsi - deskripsi di atas menujukan adanya ketidakselarasan sosial antara

perusahan dan masyarakat. Banyak keluhan-keluhan yang ditujukan kepada

perusahaan dimana perusahaan dituntut untuk lebih memperhatikan tanggung jawab

sosialnya kepada masyarakat. Selain itu tekanan dari berbagai pihak luar mendesak

perusahaan agar menerima tanggung jawab dari dampak aktivitas bisnis terhadap

masyarakat karena mereka berharap perusahaan tidak hanya bertanggung jawab

kepada investor dan manajemen, tetapi juga pada masyarakat yang lebih luas

(Hackston dan Milne, 1996 dalam Sembiring, 2003).

Ikatan Akutansi Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar Akutansi

Keuangan (PSAK) Nomor 1 (revisi 2009) paragraf keduabelas secara implisit

menyarankan untuk mengungkapkan tanggung jawab akan masalah sosial sebagai

berikut :

“Entitas dapat pula menyajikan,terpisah dari laporan keuangan, laporan mengenai

lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi

industri dimana faktor lingkungan hidup memegang peran penting dan bagi industri

yang menganggap karyawan sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang

peranan penting. Laporan tambahan tersebut di luar ruang lingkup Standar Akuntansi

Keungan.”

Page 22: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

5

Program CSR (Corporate Social Responsibility) sendiri merupakan salah satu

kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan isi pasal 74

Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, tanggung jawab

sosial, dan lingkungan yang berlaku bagi perseroan yang mengelola/memiliki dampak

terhadap sumber daya alam dan tidak dibatasi kontribusinya serta dimuat dalam

laporan keuangan.

Undang-undang tersebut mewajibkan industri atau korporasi-korporasi untuk

melaksanakannya, tetapi kewajiban ini bukan merupakan suatu beban yang

memberatkan. Perlu diingat bahwa pembangunan suatu negara bukan hanya tanggung

jawab pemerintah dan industri saja, tetapi setiap insan manusia berperan untuk

mewujudkan kesejahteraan sosial dan pengelolaan kualitas hidup masyarakat. Industri

dan korporasi berperan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan

mempertimbangkan pula faktor lingkungan hidup. Kini dunia usaha tidak lagi hanya

memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata (single bottom line), melainkan

sudah meliputi aspek keuangan, sosial, dan lingkungan yang biasa disebut sinergi tiga

elemen (Triple bottom line) yang merupakan kunci dari konsep pembangunan

berkelanjutan. Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah dikenal sejak awal

tahun 1970, yang secara umum diartikan sebagai kumpulan kebijakan dan praktik

yang berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum,

penghargaan masyarakat, lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk

berkontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan (Corporate Social

Responsibility).

Page 23: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

6

Geliat untuk selalu mengungkapkan tanggung jawab sosial dalam bentuk CSR

reporting sudah nampak dan perusahaan mulai tidak ragu lagi. Bagi perusahaan

dengan menjalankan praktik akuntansi dan pelaporan atas aktivitas sosialnya

diharapkan dapat memberikan nilai tambah yang diperoleh dari para stakeholdernya.

Namun begitu tidak semua perusahaan mengungkapkan aktivitas sosialnya.

Berbagai penelitian yang terkait dengan pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan menunjukkan keanekaragaman hasil. Seperti penelitian yang

menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara size perusahaan dengan

pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh Gunawan (2000),

Hasibuan (2001), Sembiring (2003), Rosmasita (2007). Sedangkan Singh dan Ahuja

(1983) dalam Gray et. al., (2001) tidak menemukan hubungan antara kedua variabel

tersebut. Keanekaragaman hasil tersebut sebagian disebabkan karena model yang

dikembangkan merupakan model yang sangat sederhana dan pengukuran yang

digunakan juga tidak konsisten (Belkaoui dan Karpik, 1989 dalam Sembiring, 2005).

Hubungan antara pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan

profitabilitas merupakan hal sulit untuk dipahami. Misalnya Belkaoui dan Karpik

(1989), Hasibuan (2001) menemukan tidak ada hubungan antara variabel tersebut,

sedangkan Freedman dan Jaggi (1988) serta Donovan dan Gibson (2000) menemukan

hubungan yang negatif dari variabel tersebut. Pada sisi lain beberapa penelitian yang

disebutkan dalam Hackston dan Milne (1996) seperti Bowman dan Haire (1976) serta

Preston (1978) menemukan hubungan yang signifikan, sedangkan Gray etal., (2001)

menemukan hubungan yang bervariasi setiap tahun untuk kedua variabel tersebut.

Page 24: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

7

Dalam hubungan antara profile dengan pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan juga terjadi ketidak konsistenan hasil. Di Indonesia, Utomo (2000)

melakuan penelitian pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan high profile

dan lowprofile dalam laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Jakarata. Dalam penelitiannya mereka menemukan bahwa tipe industri high profile

mengungkapkan lebih banyak dari tipe industri low profile. Sedangkan penelitian

yang dilakukan Davey (1982) dan Ng (1985) dalam Hackston dan Milne (1996) tidak

menemukan hubungan antara kedua variabel tersebut.

Hubungan antara leverage dan pengungkapan sosial juga menunjukkan hasil

yang tidak konsisten. Penelitian yang dilakukan oleh Belkaoui dan Karpik (1989)

serta Cormier dan Magnan (1999) menemukan hubungan yang negatif signifikan

antara kedua variabel tersebut. Suda dan Kokubu (1994) dan Kokubu et. al., (2001)

tidak menemukan hubungan antara kedua variabel tersebut. Selain itu Robert (1992)

menemukan hubungan yang positif antara kedua variabel tersebut.

Salah satu cara untuk mengatasi berbagai masalah diatas adalah dengan

memasukan Dewan Komisaris dalam susunan organisasi, yang diambil dari dalam

maupun dari luar lingkungan perusahaan. Dewan komisaris adalah wakil shareholder

dalam perusahaan yang berbadan hukum perseroan terbatas yang berfungsi

mengawasi pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan oleh manajemen (direksi), dan

bertanggung jawab untuk menentukan apakah manajemen memenuhi tanggung jawab

mereka dalam mengembangkan dan menyelenggarakan pengendalian intern

perusahaan. Alasan yang mendasari bahwa dewan komisaris dapat mempengaruhi

Page 25: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

8

luasnya pengungkapan tanggung jawab sosial adalah karena dewan komisaris

merupakan pelaksana tertinggi dalam perusahaan.

Dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan akan dipandang lebih

baik, karena pihak dari luar akan menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan

perusahaan dengan lebih objektif dibanding perusahan yang memiliki susunan dewan

komisaris yang hanya berasal dari dalam perusahaan. Selain itu jumlah dewan

komisaris yang terdapat dalan susunan organisasi dapat mempengaruhi kinerja dan

tanggung jawab terhadap masyarakat di lingkungan internal ataupun eksternal

perusahaan tersebut. Karena semakin banyak dewan komisaris yang ada dalam suatu

perusahaan, maka kecurangan atau tindakan penyimpangan terhadap kebijakan yang

telah ditetapkan perusahaan dapat sedikit diminimalkan.

Penelitian Rakhiemah dan Agustia (2009), meneliti tentang pengaruh kinerja

lingkungan terhadap CSR dan kinerja finansial pada industri manufaktur di BEI. Hasil

dari penelitian adalah kinerja lingkungan berpengaruh terhadap CSR, akan tetapi

kinerja lingkungan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja finansial dan CSR

tidak berpengaruh terhadap kinerja finansial.

Penelitian ini menguji ulang penelitian Sembiring (2005) dan Sulastini (2007),

dengan menambahkan variabel bebas yang digunakan oleh Rakhiemah dan Agustia

(2009), yaitu kinerja lingkungan.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis mengambil judul,

“PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN DAN KARAKTERISTIK

PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

Page 26: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

9

DISCLOSURE (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

BEI)”.

1.2 Rumusan Masalah

Corporate Social Responsibility sebagai konsep akuntansi yang baru adalah

transparansi pengungkapan sosial atas kegiatan atau aktivitas sosial yang dilakukan

oleh perusahaan, dimana transparansi informasi yang diungkapkan tidak hanya

informasi keuangan perusahaan, tetapi perusahaan juga diharapkan mengungkapkan

informasi mengenai dampak sosial dan lingkungan hidup yang diakibatkan aktivitas

perusahaan. CSR disclosure sebagai wujud tanggung jawab perusahaan terhadap CSR

merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan

ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap

masyarakat secara keseluruhan. Kinerja lingkungan perusahaan serta karakteristik

perusahaan yang diproksikan dengan size perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan

komisaris, profile, dan leverage diduga berpengaruh terhadap CSR.

Hasil yang tidak konsisten dalam penelitian-penelitian sebelumnya mengenai

pengaruh karakteristik perusahaan terhadap CSR mendorong perumusan masalah,

yaitu apakah karakteristik perusahaan yang diproksikan dengan size perusahaan,

profitabilitas, ukuran dewan komisaris, profile, dan leverage diduga berpengaruh

terhadap CSR. Dari pertanyaan tersebut, pertanyaan penelitian untuk menjawab

masalah yang dirumuskan adalah sebagai berikut:

Page 27: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

10

1. Apakah kinerja lingkungan berpengaruh terhadap CSR ?

2. Apakah karakteristik perusahaan yaitu size perusahaan, profitabilitas, ukuran

dewan komisaris, profile dan leverage berpengaruh terhadap CSR ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menguji secara empiris pengaruh kinerja lingkungan terhadap CSR.

2. Menguji secara empirispengaruh karakteristik perusahaan (size perusahaan,

profitabilitas, ukuran dewan komisaris, profile, dan leverage) terhadap CSR.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan

sebagai berikut:

1. Kegunaan Akademis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang

berarti dalam pengembangan ilmu ekonomi, khususnya pada bidang

ilmuakuntansi. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan

referensi dan perbandingan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang

berkaitan dengan pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan dan kinerja

finansial.

Page 28: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

11

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi Pihak Perusahaan / Manajemen

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk

pengambilan kebijakan oleh manajemen perusahaan mengenai pengungkapan

tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan keuangan yang disajikan.

b. Bagi Calon Investor

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentanglaporan

keuangan tahunan sehingga dijadikan sebagai acuan untuk pembuatan

keputusan investasi.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Bab I Pendahuluan, membahas mengenai pendahuluan penelitian yang

meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan

penelitian serta sistematika penelitian.

BAB II Telaah Pustaka, membahas mengenai landasan teori, penelitian

terdahulu, selain itu dalam bab ini juga membahas tentang teori-teori yang berkaitan

dan mendukung, kerangka pikir dan pengembangan hipotesis mengenai masalah yang

diteliti.

BAB III Metode Penelitian, membahas mengenai metode yang digunakan

dalam penelitian ini. Bab ini berisi tentang uraian variabel penelitian dan definisi

Page 29: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

12

operasional, penentuan populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode

pengumpulan data, dan metode analisis data.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, membahas uraian deskripsi objek

penelitian, analisis data dan interpretasi hasil olah data.

BAB V Penutup, berisi tentang kesimpulan penelitian, keterbatasan penelitian,

saran dan implikasi penelitian selanjutnya.

Page 30: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Teori Agensi

Teori keagenan (agency theory) merupakan basis teori yang mendasari

praktek bisnis perusahaan yang dipakai selama ini. Teori tersebut berakar dari sinergi

teori ekonomi, teori keputusan, sosiologi dan teori organisasi. Prinsip utama teori ini

meyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang (prinsipal)

yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang (agensi) yaitu manajer, dalam

bentuk kontrak kerja sama yang disebut “nexus of contract”.

Dalam teori agensi terdapat perbedaan “kepentingan ekonomis”. Perbedaan

kepentingan ini dapat disebabkan ataupun menyebabkan timbulnya kesenjangan

informasi antara pemegang saham (Stakeholders) dan organisasi. Jensen dan

Meckling (1976) menyatakan bahwa keagenan mendiskripsikan bahwa manajer

adalah agen bagi para pemegang saham atau dewan direksi adalah benar sesuai teori

agensi. Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas

kepentingan mereka sendiri. Pemegang saham sebagai prinsispal diasumsikan hanya

tertarik kepada hasil keuangan yang bertambah atau investasi mereka didalam

perusahaan. Sedangkan para agen diasumsikan menerima kepuasan berupa

kompensasi keuangan dan syarat-syarat yang menyertai dalam hubungan tersebut.

13

Page 31: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

14

Karena perbedaan kepentingan ini masing-masing pihak berusaha

memperbesar keuntungan bagi diri sendiri. Prinsipal menginginkan pengembalian

yang sebesar-besarnya dan secepatnya atas investasi yang salah satunya dicerminkan

dengan kenaikan porsi deviden dari tiap lembar saham yang dimiliki. Agen

menginginkan kepentingannya diakomodir dengan pemberian kompensasi / bonus /

insentif / remunerasi yang memadai dan sebesar-besarnya atas kinerjanya. Prinsipal

menilai presatasi agen berdasarkan kemampuannya memperbesar laba untuk

dialokasikan pada pembagian deviden. Makin tinggi laba, harga saham dan makin

besar deviden, maka agen dianggap berhasil / berkinerja baik sehingga layak

mendapat insentif yang tinggi. Sebaliknya agen pun memenuhi tuntutan principal

agar mendapatkan kompensasi yang tinggi. Sehingga bila tidak ada pengawasan yang

memadai maka sang agen dapat memainkan beberapa kondisi perusahaan agar

seolah-olah target tercapai. Permainan tersebut bisa atas prakarsa principal ataupun

inisiatif agen sendiri. Maka terjadilah Creative accounting yang menyalahi aturan,

misalnya: adanya piutang yang tidak mungkin tertagih yang tidak dihapuskan;

Capitalisasi expense yang tidak semetinya; pengakuan penjualan yang tidak

semestinya; yang kesemuanya berdampak pada besarnya nilai aktiva dalam Neraca

yang “mempercantik” laporan keuangan walaupun bukan nilai sebenarnya. Atau bisa

juga dilakukan dengan income smoothing (pembagian keuntungan ke periode lain)

agar setiap tahun keliatan perusahaaan meraih keuntungan, padahal kenyataannya

merugi atau laba turun.

Page 32: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

15

Salah satu hipotesis ini adalah bahwa manajemen dalam mengelola

perusahaan cenderung lebih mementingkan kepentingan pribadinya daripada

meningkatkan nilai perusahaan. Contoh nyata yang dominan terjadi dalam kegiatan

perusahaan dapat disebabkan karena pihak agensi memiliki informasi yang lebih

keuangan daripada pihak prinsipal (keunggulan informasi), sedangkan dari pihak

persipal boleh jadi memanfaatkan kepentingan pribadi atau golongannya sendiri (self-

interest) karena memiliki keunggulan kekuasaan (discreationary power).

Menurut Elqorni (2009) terdapat tiga masalah utama dalam hubungan agensi

yaitu:

1. Kontrol pemegang saham sebagai manajer.

2. Biaya yang menyertai hubungan agensi.

3. Menghindari dan meminimalisasi biaya agensi.

Hubungan agensi ini memotivasi setiap individu untuk memperoleh sasaran

yang harmonis, dan menjaga kepentingan masing-masing antara agen dan prinsipal.

Hubungan keagenan ini merupakan hubungan timbal balik dalam mencapai tujuan

dan kepentingan msing-masing pihak yang secara eksplisit dan sadar memasukkan

penekanan seperti:

1. Kebutuhan prinsipal akan memberikan kepercayaan kepada manajer dengan

imbalan atau kompensasi keuangan.

2. Budaya organisasi yang berlaku dalam perusahaan.

3. Faktor luar seperti karakteristik industri pesaing, praktek kompensasi, pasar

tenaga kerja manajerial dan isu-isu legal.

Page 33: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

16

4. Strategi yang dijalankan perusahaan dalam memenangkan kompetisi global.

Watts (1992) menegaskan bahwa hubungan agensi kaitannya dengan laporan

keuangan sangat dipengaruhi oleh kepentingan pasar politik.

2.2 Pengungkapan (Disclosure)

Tujuan dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi keuangan

yang bermanfaat untuk membantu pengambilan keputusan ekonomi. Agar hal

tersebut dapat dicapai diperlukan suatu pengungkapan yang jelas mengenai data

akuntansi dan informasi lain yang relevan. Pelaporan keuangan mencakupi semua

informasi yang dapat disediakan manajemen yaitu :

1. Statemen keuangan.

2. Catatan atas statemen keuangan.

3. Informasi pelengkap.

4. Sarana pelaporan keuangan lain.

5. Informasi lain.

Kata pengungkapan atau disclosure memiliki arti tidak menutupi atau tidak

menyembunyikan. Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan, disclosure

mengandung arti bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi dan

penjelasan yang cukup mengenai hasil aktifitas suatu unit usaha (Hendriksen, 1992).

Untuk dapat lebih bersaing, perusahaan dihadapkan pada kondisi untuk dapat lebih

transparan dalam mengungkapkan informasi perusahaannya, sehingga akan lebih

Page 34: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

17

membantu para pengambil keputusan dalam mengantisipasi kondisi yang semakin

berubah.

Berpegang pada peraturan atau regulasi primer yaitu surat keputusan ketua

BAPEPAM No.38/PM/1996, terdapat dua jenis pengungkapan dalam laporan tahunan

perusahaan, yakni:

1. Mandatory disclosure

Dalam UU No. 8/PM/1995 mandatory disclosure yaitu pengungkapan yang

diwajibkan oleh peraturan pemerintah. Bagi emiten setelah go public

pengungkapan wajib merupakan pengungkapan minimum yang

disyaratkanoleh standar akuntansi yang berlaku. Pengungkapan wajib setelah

go public dapat terjadi selama perusahaan masih merupakan perseroan

terbuka.

2. Voluntary disclosure

Voluntary disclosure atau pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang

dilakukan perusahaan diluar apa yang diwajibkan oleh standar akuntansi atau

peraturan badan pengawas.

Pengungkapan sosial yang diungkapkan perusahaan merupakan informasi

yang sifatnya sukarela. Karenanya, perusahaan memiliki kebebasan untuk

mengungkapkan informasi yang tidak diharuskan oleh badan penyelenggara pasar

modal. Keragaman dalam pengungkapan disebabkan oleh entitas yang dikelola oleh

manajer yang memiliki filosofis manajerial yang berbeda dan keluasan dalam

kaitannya dengan pengungkapan informasi kepada masyarakat.

Page 35: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

18

Menurut Imam Ghozali (2001) ada tiga konsep pengungkapan yang umunya

di usulkan yaitu (1) pengungkapan yang cukup (adequate), (2) wajar (fair), (3) dan

lengkap (full). Yang paling umum digunakan dari tiga konsep yang ada adalah

pengungkapan cukup (adequate). Pengungkapan ini mencakup pengungkapan

minimal yang harus dilakukan agar laporan keungan tidak menyesatkan. Wajar dan

lengkap merupakan konsep yang lebih positif. Pengungkapan secara wajar

menujukkan tujuan etis agar dapat memberikan perlakuan yang sama dan bersifat

umum bagi semua pemakai laporan keuangan.

Menurut Chariri dan Ghozali (2001) metode yang umum digunakan dalam

pengungkapan informasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Bentuk dan susunan laporan yang formal.

b. Terminology dan penyajian yang relevan.

c. Informasi sisipan.

d. Catatan kaki.

e. Ikhtisar tambahan dan skedul-skedul.

f. Komentar dalam laporan auditor.

g. Pernyataan direktur utama atau ketua dewan komisaris.

2.3 Corporate Social Responsibility

Perusahaan memiliki kewajiban sosial atas apa yang terjadi disekitar

lingkungan masyarakat. Selain menggunakan dana dari pemegang saham, perusahaan

juga menggunakan dana dari sumber daya lain yang berasal dari masyarakat

Page 36: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

19

(konsumen) sehingga hal yang wajar jika masyarakat mempunyai harapan tertentu

terhadap perusahaan.

Dauman dan Hargreaves (1992) dalam Januarti dan Apriyanti (2005)

menyatakan bahwa tanggung jawab perusahaan dapat dibagi menjadi tiga level

sebagai berikut :

1. Basic responsibility (BR)

Pada level pertama, menghubungkan tanggung jawab yang pertama dari

suatu perusahan, yang muncul karena keberadaan perusahaan tersebut

seperti; perusahaan harus membayar pajak, memenuhi hukum, memenuhi

standar pekerjaan, dan memuaskan pemegang saham. Bila tanggung jawab

pada level ini tidak dipenuhi akan menimbulkan dampak yang sangat

serius.

2. Organization responsibility (OR)

Pada level kedua ini menunjukan tanggung jawab perusahaan untuk

memenuhi perubahan kebutuhan ”Stakeholder” seperti pekerja, pemegang

saham, dan masyarakat di sekitarnya.

3. Sociental responses (SR)

Pada level ketiga, menunjukan tahapan ketika interaksi antara bisnis dan

kekuatan lain dalam masyarakat yang demikian kuat sehingga perusahaan

dapat tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan, terlibat dengan

apa yang terjadi dalam lingkungannya secara keseluruhan.

Page 37: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

20

Gambar 2.1

BR

OR

SR

Tingkatan Tanggung Jawab Perusahaan

Sumber : Dauman dan Hargreaves (1992) dalam Hasibuan (2001)

Teuku dan Imbuh (1997) dalam Cahyonowati (2003) mendeskripsikan

tanggung jawab sosial sebagai kewajiban organisasi yang tidak hanya menyediakan

barang dan jasa yang baik bagi masyarakat, tetapi juga mempertahankan kualitas

lingkungan sosial maupun fisik, dan juga memberikan kontribusi positif terhadap

kesejahteraan komunitas dimana mereka berada. Sedangkan menurut Sevic dalam

(Hasibuan,2001) tanggung jawab sosial diartikan bahwa perusahaan mempunyai

tanggung jawab pada tindakan yang mempengaruhi konsumen, masyarakat, dan

lingkungan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab sosial

adalah suatu bentuk pertanggungjawaban yang seharusnya dilakukan perusahaan, atas

dampak positif maupun dampak negatif yang ditimbulkan dari aktivitas

operasionalnya, dan mungkin sedikit-banyak berpengaruh terhadap masyarakat

internal maupun eksternal dalam lingkungan perusahaan. Selain melakukan aktivitas

Page 38: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

21

yang berorientasi pada laba, perusahaan perlu melakukan aktivitas lain, misalnya

aktivitas untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman bagi karyawannya,

menjamin bahwa proses produksinya tidak mencemarkan lingkungan sekitar

perusahaan, melakukan penempatan tenaga kerja secara jujur, menghasilkan produk

yang aman bagi para konsumen, dan menjaga lingkungan eksternal untuk

mewujudkan kepedulian sosial perusahaan.

2.4 CSR disclosure

Menurut Hackston dan Milne, tangggung jawab sosial perusahaan sering

disebut juga sebagai corporate social responsibility atau social disclosure, corporate

social reporting, social reporting merupakan proses pengkomunikasian dampak

sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus

yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan (Sembiring, 2005).

Hal tersebut memperluas tanggung jawab organisasi dalam hal ini perusahaan, di luar

peran tradisionalnya untuk menyediakan laporan keuangan kepada pemilik modal,

khususnya pemegang saham. Perluasan tersebut dibuat dengan asumsi bahwa

perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih luas dibanding hanya mencari

laba untuk pemegang saham (Gray et.al (1995) dalam Hasibuan (2001).

Menurut Gray et.al dalam Sembiring (2005) ada dua pendekatan yang secara

signifikan berbeda dalam melakukan penelitian tentang pengungkapan tanggung

jawab sosial perusahaan. Pertama, pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan

mungkin diperlakukan sebagai suatu suplemen dari aktivitas akuntansi konvensional.

Page 39: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

22

Pendekatan ini secara umum akan menganggap masyarakat keuangan sebagai

pemakai utama pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan cenderung

membatasi persepsi tentang tanggung jawab sosial yang dilaporkan.

Pendekatan alternatif kedua dengan meletakkan pengungkapan tanggung

jawab sosial perusahaan pada suatu pengujian peran informasi dalam hubungan

masyarakat dan organisasi. Pandangan yang lebih luas ini telah menjadi sumber

utama kemajuan dalam pemahaman tentang pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan dan sekaligus merupakan sumber kritik yang utama terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Banyak teori yang menjelaskan mengapa perusahaan cenderung

mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan aktivitasnya dan dampak yang

ditimbulkan oleh perusahaan tersebut. Gray et al (1995) dalam Henny dan Murtanto

(2001) menyebutkan ada tiga studi yaitu :

1. Decision usefullness studies.

Sebagian dari studi-studi yang dilakukan oleh para peneliti yang

mengemukakan teori ini menemukan bukti bahwa informasi sosial

dibutuhkan oleh para pemakai laporan keuangan. Dalam hal ini para

analis, banker, dan pihak lain yang dilibatkan dalam penelitian tersebut

diminta untuk melakukan pemeringkatan terhadap informasi akuntansi.

Informasi akutansi tersebut tidak terbatas pada informasi akuntansi

tradisioanal yang telah dikenal selama ini, namun juga informasi lain yang

relatif baru dalam wacana akuntansi. Mereka menempatkan informasi

Page 40: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

23

aktivitas sosial perusahaan pada posisi yang moderately important untuk

digunakan sebagai pertimbangan oleh para users dalam pengambilan

keputusan.

2. Economic theory studies

Studi ini menggunakan agency theory dan positive accounting theory,

dimana teori tersebut menganalogikan manajemen sebagai agen dari suatu

prinsipal. Dalam penggunaan agency theory, prinsipal diartikan sebagai

pemegang saham atau traditional users lain. Namun pengertian prinsipal

tersebut meluas menjadi seluruh interest group perusahaan yang

bersangkutan. Sebagai agen manajemen akan berupaya mengoperasikan

perusahaan sesuai dengan keinginan publik (stakeholder).

3. Social and political theory studies.

Studi di bidang ini menggunakan teori stakeholders, teori legitimasi

organisasi, dan teori ekonomi politik. Teori stakeholders mengasumsikan

bahwa eksistensi perusahaan ditentukan oleh para stakeholders.

Perusahaan berusaha mencari pembenaran dari para stakeholders dalam

menjalankan operasi perusahaannya. Sehingga berakibat semakin besar

pula kecenderungan perusahaan mengadaptasi diri terhadap keinginan

para stakeholders-nya.

Menurut Murtanto (2006) dalam Media Akuntansi, pengungkapan kinerja

perusahaan seringkali dilakukan secara sukarela (voluntary disclosure) oleh

Page 41: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

24

perusahaan. Adapun alasan-alasan perusahaan mengungkapkan kinerja sosial secara

sukarela antara lain:

1. Internal Decision Making : Manajemen membutuhkan informasi untuk

menentukan efektivitas informasi sosial tertentu dalam mencapai tujuan

sosial perusahaan. Walaupun hal ini sulit diidentifikasi dan diukur, namun

analisis secara sederhana lebih baik daripada tidak sama sekali

2. Product Differentiation : Manajer perusahaan memiliki insentif untuk

membedakan diri dari pesaing yang tidak bertanggung jawab secara sosial

kepada masyarakat. Akuntansi kontemporer tidak memisahkan pencatatan

biaya dan manfaat aktivitas sosial perusahaan dalam laporan keuangan,

sehingga perusahaan yang tidak peduli sosial akan terlihat lebih sukses

daripada perusahaan yang peduli. Hal ini mendorong perusahaan yang

peduli sosial untuk mengungkapkan informasi tersebut sehingga

masyarakat dapat membedakan mereka dari perusahaan lain.

3. Enlightened Self Interest : perusahaan melakukan pengungkapan untuk

menjaga keselarasan sosialnya dengan para stakeholder karena mereka

dapat mempengaruhi pendapatan penjualan dan harga saham perusahaan.

Pertanggungjawaban sosial berhubungan juga dengan social contract theory.

Menurut teori ini, diantara bisnis perusahaan dan masyarakat terdapat suatu kontrak

sosial yang secara implisit maupun eksplisit. Dimana dalam kontrak sosial, akuntansi

sosial digunakan sebagai serangkaian teknik pengumpulan dan pengungkapan data

sehingga memungkinkan masyarakat untuk mengevaluasi kinerja sosial organisasi

Page 42: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

25

dalam memberi penilaian mengenai kelayakan operasi organisasi menurut Parker

(2002) dalam Cahyonowati (2003). Disamping itu, pertanggungjawaban perusahaan

diperlukan untuk menilai apakah kegiatan perusahaan telah memenuhi ketentuan,

standar, dan peraturan yang berlaku. Misalnya mengenai polusi, kesehatan dan

keselamatan, bahaya pengunaan bahan-bahan yang beracun.

Pada saat perusahaan mulai berinteraksi dan dekat dengan lingkungan luarnya

(masyarakat), maka berkembang hubungan saling ketergantungan dan kesamaan

minat serta tujuan antara perusahaan dengan lembaga sosial yang ada. Interaksi ini

menyebabkan perusahaan tidak bisa lagi membuat keputusan atau kebijakan yang

hanya menguntungkan pihaknya saja. Tetapi perusahaan juga harus memikirkan

kebutuhan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan (stakeholder

needs). Jika tekanan dari stakeholder berpengaruh kuat terhadap kontinuitas dan

kinerja perusahaan maka perusahaan harus bisa menyusun kebijakan sosial dan

lingkungan yang terarah dan terlegitimasi (Cahyonowati, 2003).

2.5 Kinerja Lingkungan Perusahaan

Kinerja lingkungan perusahaan menurut Suratno dkk. (2006) adalah

kinerja perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik (green).

Kinerja lingkungan perusahaan dalam penelitian ini diukur melalui PROPER atau

Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan

Hidup yang merupakan instrumen yang digunakan oleh Kementerian Negara

Lingkungan Hidup untuk mengukur tingkat ketaatan perusahaan berdasarkan

Page 43: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

26

peraturan yang berlaku. PROPER diumumkan secara rutin kepada masyarakat,

sehingga perusahaan yang dinilai akan memperoleh insentif maupun disinsentif

reputasi, tergantung kepada tingkat ketaatannya.

Penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolan lingkungan mulai

dikembangkan Kementrian Lingkungan Hidup, sebagai satu alternatif instrumen sejak

1995. Program ini awalnya dikenal dengan nama PROPER PROKASIH. Alternatif

instrumen penataan dilakukan melalui penyebaran informasi tingkat kinerja penataan

masing–masing perusahaan kepada stakeholder pada skala nasional. Program ini

diharapkan dapat mendorong perusahaan untuk meningkatkan kinerja pengelolaan

lingkungannya. Dengan demikian dampak lingkungan dari kegiatan perusahaan

dapat diminimalisasi.

Penggunaan warna di dalam penilaian PROPER merupakan bentuk

komunikatif penyampaian kinerja kepada masyarakat, mulai dari yang terbaik,

EMAS, HIJAU, BIRU, MERAH, sampai ke yang terburuk, HITAM. Secara

sederhana masyarakat dapat mengetahui tingkat penaatan pengelolaan lingkungan

pada perusahaan dengan hanya melihat peringkat warna yang ada. Bagi pihak-pihak

yang memerlukan informasi yang lebih rinci, KLH dapat menyampaikan secara

khusus.

Aspek penilaian PROPER adalah ketaatan terhadap peraturan pengendalian

pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, pengelolaan limbah B3, AMDAL

serta pengendalian pencemaran laut. Ketentuan ini bersifat wajib untuk dipenuhi.

Jika perusahaan memenuhi seluruh peraturan tersebut (in compliance) maka akan

Page 44: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

27

diperoleh peringkat BIRU, jika tidak maka MERAH atau HITAM, tergantung kepada

aspek ketidaktaatannya.

2.6 Karakteristik Perusahaan

Karakteristik perusahaan dapat menjelaskan variasi luas pengungkapan

sukarela dalam laporan tahunan, karakteristik perusahaan merupakan prediktor

kualitas pengungkapan Lang and Lundholm (1993) dalam Rosmasita (2007). Setiap

perusahaan memiliki karakteristik yang berbeda satu entitas dengan entitas lainnya.

Lang and Lundhlom (1993) dan Wallance (1994) membagi karakteristik perusahaan

menjadi tiga kategori yaitu, variabel struktur (structure-related variables), variabel

kinerja (performance-related variable), dan variabel pasar (market-related variable).

Dalam penelitian ini karakteristik perusahaan yang dapat mempengaruhi

pertanggungjawaban sosial ,seperti size perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan

komisaris, profile maupun leverage yang dianggap sebagai variabel penduga dalam

pengungkapan pertanggungjawaban sosial.

2.6.1 Size

Ukuran perusahaan merupakan variabel penduga yang banyak digunakan

untuk menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan. Hal ini

dikaitkan dengan toeri agensi, dimana perusahaan besar memiliki biaya keagenan

yang lebih besar akan mengungkapkan informasi yang lebih luas untuk mengurangi

biaya keagenan tersebut (Sembiring, 2005). Perusahaan besar merupakan emiten yang

Page 45: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

28

paling banyak disoroti oleh publik sehingga pengungkapan yang lebih besar

merupakan pengurangan biaya politis sebagai wujud tanggung jawab sosial

perusahaan (Sembiring, 2005).

Di samping itu, perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki

public demand akan informasi yang lebih tinggi dibanding perusahaan yang

berukuran lebih kecil. Lebih banyak pemegang saham, berarti memerlukan lebih

banyak juga pengungkapan, hal ini dikarenakan tuntutan dari para pemegang saham

dan para analis pasar modal (Yuniarti, 2000).

2.6.2 Profitabilitas

Pengungkapan mengenai pertanggungjawaban sosial perusahaan

mencerminkan suatu pendekatan perusahaan dalam melakukan adaptasi dengan

lingkungan yang dinamis dan bersifat multidimensi (Sulastini, 2007).

2.6.3 Profile

Profile perusahaan telah diidentifikasi sebagai faktor potensial yang

mempengaruhi praktek pengungkapan sosial perusahaan. Utomo (2000)

mendefinisikan industri high profile sebagai industri yang memiliki

consumervasibility, resiko politik yang tinggi, atau kompetisi yang tinggi. Hal ini

karena perusahaan yang berorientasi pada pelanggan akan lebih memperhatikan

pertanggungjawaban sosialnya kepada masyarakat, karena hal ini akan meningkatkan

citra perusahaan dan dapat mempengaruhi tingkat penjualan.

Page 46: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

29

2.6.4 Ukuran Dewan Komisaris

Dewan komisaris merupakan mekanisme pengendalian intern tertinggi yang

bertanggung jawab untuk memonitor tindakan manajemen puncak. Komposisi

individu yang bekerja sebagai anggota dewan komisaris merupakan hal penting

dalam memonitor aktivitas manajemen secara efektif (Fama dan Jesen, 1983, dalam

Sembiring, 2003). Dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan akan

dipandang lebih baik, karena pihak dari luar akan menetapkan kebijakan yang

berkaitan dengan perusahaan dengan lebih objektif dibanding perusahan yang

memiliki susunan dewan komisaris yang hanya berasal dari dalam perusahaan.

Dewan komisaris terdiri dari inside dan outside director yang akan memiliki akses

informasi khusus yang berharga dan sangat membatu dewan komisaris serta

menjadikannya sebagai alat efektif dalam keputusan pengendalian. Sedangkan fungsi

dewan komisaris itu sendiri adalah mengawasi pengelolaan perusahaan yang

dilaksanakan oleh manajemen (direksi) dan bertanggung jawab untuk menentukan

apakah manajemen memenuhi tanggung jawab mereka dalam mengembangkan dan

menyelenggarakan pengendalian intern perusahaan.

Suatu item dan kualitas informasi yang diungkapkan dalam laporan yang

disiapkan manajemen dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dan kebijakan

perusahan. Manajemen memiliki dorongan untuk mengungkapkan informasi yang

menguntungkan dan “menyembunyikan” informasi yang tidak menguntungkan.

Informasi yang menguntungkan akan diungkap seluas-luasnya, sedangkan informasi

yang tidak menguntungkan kelihatannya tidak diungkap dan sebagai hasilnya, para

Page 47: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

30

pemegang saham tidak akan mengetahui secara khusus informasi yang

disembunyikan. Untuk mengatasi hal tersebut, pemegang saham mendelegasikan

wewenang mereka dalam memonitor aktivitas manajemen kepada dewan komisaris.

2.6.5 Leverage

Perjanjian terbatas seperti perjanjian hutang yang tergambar dalam tingkat

leverage dimaksudkan membatasi kemampuan manajemen untuk menciptakan

transfer kekayaan antar pemegang saham dan pemegang obligasi (Jensen dan

Meckling, 1976; Smith dan Warner, 1979 dalam Belkaoui dan Karpik, 1989).

2.7 Penelitian Terdahulu

Eddy Rismanda Sembiring (2005) pernah melakukan penelitian dengan judul

“Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial : Study

Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta”. Penelitian ini

menggunakan sampel semua perusahaan go publik di BEJ sesuai yang tercantum

dalam IDMC tahun 2002. Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu karakteristik

perusahaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial. Metode analisis yang

digunakan yaitu metode analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini yaitu size,

profitabilitas, profile, ukuran dewan komisaris dan leverage berpengaruh signifikan

dengan pengungkapan tanggung jawab sosial.

Penelitian lain mengenai pengungkapan tanggung jawab sosial dilakukan oleh

Sri Sulastini (2007) dengan judul “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap

Page 48: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

31

Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Manufaktur yang telah Go

Publik”. Sampel pada penelitian ini ada semua perusahaan manufaktur yang telah Go

Publik di BEJ seperti yang tercantum dalam ICMD tahun 2006. Variabel penelitian

ini adalah pengungkapan tanggung jawab sosial, size perusahaan, profile,

profitabilitas dan ukuran dewan komisaris. Metode anasilis yang digunakan adalah

metode analisis regresi linear berganda. Hasil dari penelitian ini adalah size

perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris dan profile secara

simultanberpengaruh terhadap pertanggungjawaban social perusahaan.

Pada tahun 2009, Aldilla Noor Rakhiemah dan Dian Agustia melakukan

penelitian mengenai kinerja lingkungan dengan judul “Pengaruh Kinerja Lingkungan

Terhadap Cosporate Social Responsibility (CSR) Disclosure dan Kinerja Finansial

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini

memiliki tiga variabel yaitu kinerja lingkungan, CSR, dan kinerja finansial. Hasil dari

penelitian ini adalah kinerja lingkungan berpengaruh terhadap CSR akan tetapi

kinerja lingkungan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja finansial dan CSR

tidak berpengaruh terhadap kinerja financial.

Hasil penelitian terdahulu, secara ringkas dapat dilihat dalam tabel 2.1.

Page 49: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

32

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No. Peneliti dan

tahun

Sampel dan

periode

penelitian

Variabel dan

metode analisi

Hasil

1 Eddy

Rismanda

Sembiring

(2005)

Semua

perusahaan go

publik di BEJ

seperti yang

tercantum dalam

Indonesia Capital

Market Directory

tahun 2002.

Karakteristik

perusahaan dan

pengungkapan

tanggung jawab

sosial.

Metode analisis

regresi berganda.

Size, profitabilitas, profile,

ukuran dewan komisaris dan

leverage berpengaruh

signifikan dengan

pengungkapan tanggung

jawab sosial.

Adjusted R Square = 0.375

2 Sri Sulastini

(2007)

Semua

perusahaan

manufaktur yang

(Go Public) di

BEJ seperti yang

tercantum dalam

Indonesia Capital

Market Directory

(2006)

Pengungkapan tanggung jawab

social, size

perusahaan,

profitabilitas,

profile, Ukuran

dewan komisaris,

metode analisis

regresi linear

berganda.

Size perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan

komisaris, dan profile secara

simultan berpengaruh

terhadappertanggungjawaban

sosial perusahaan.

Adjusted R Square = 0,23

Page 50: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

33

3. Aldilla Noor

Rakhiemah

dan Dian

Agustia

(2009)

Pengaruh Kinerja

Lingkungan

Terhadap

Corporate Social

Responsibility

(CSR) dan Kinerja

Finansial

Perusahaan

Manufkatur Yang

Terdaftar di BEI

Kinerja

lingkungan, CSR

dan kinerja

finansial

Hasil dari penelitian adalah

kinerja lingkungan

berpengaruh terhadap CSR,

akan tetapi kinerja

lingkungan tidak

berpengaruh signifikan

terhadap kinerja finansial

dan CSR tidak berpengaruh

terhadap kinerja financial

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2012

2.8 Kerangka Pemikiran

Kinerja lingkungan perusahaan menurut Suratno dkk. (2006) adalah

kinerja perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik (green).

Kinerja lingkungan perusahaan dalam penelitian ini diukur melalui PROPER atau

Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan

Hidup yang merupakan instrumen yang digunakan oleh Kementerian Negara

Lingkungan Hidup untuk mengukur tingkat ketaatan perusahaan berdasarkan

peraturan yang berlaku. PROPER diumumkan secara rutin kepada masyarakat,

sehingga perusahaan yang dinilai akan memperoleh insentif maupun disinsentif

reputasi, tergantung kepada tingkat ketaatannya

Page 51: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

34

Size perusahaan merupakan variabel yang banyak digunakan untuk

menjelaskan pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan dalam laporan tahunan

yang dibuat. Secara umum perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih

banyak daripada perusahaan kecil. Hal ini karena perusahaan besar akan menghadapi

risiko politis yang lebih besar dibanding perusahaan kecil. Dengan mengungkapkan

kepedulian pada lingkungan melalui pelaporan keuangan, maka perusahaan dalam

jangka waktu panjang bisa terhindar dari biaya yang sangat besar akibat dari tuntutan

masyarakat.

Donovan dan Gibson (2000) dalam Hasibuan (2001) menyatakan berdasarkan

teori legitimasi, salah satu argumen dalam hubungan antara profitabilitas dan tingkat

pengungkapan tanggung jawab sosial adalah ketika perusahaan memiliki laba yang

tinggi, perusahaan tidak perlu melaporkan hal-hal yang mengganggu informasi

tentang suksesnya keuangan perusahaan. Sebaliknya pada saat tingkat profitabilitas

rendah, mereka berharap para pengguna laporan akan membaca “good news” kinerja

perusahaan. Misalnya dalam lingkup sosial, ketika investor membaca laporan

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan diharapkan mereka tetap

berinvestasi di perusahaan tersebut.

Hubungan antara profile perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab

sosial dapat dikaitkan dengan variasi dampak operasi perusahaan terhadap lingkungan

dan masyarakat. Industri high profile sebagai industri yang memiliki consumer

vasibility, risiko politik yang tinggi, atau kompetisi yang tinggi akan lebih

Page 52: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

35

memperhatikan pertanggungjawaban sosialnya kepada masyarakat, karena hal ini

akan meningkatkan citra perusahaan dan dapat mempengaruhi tingkat penjualan.

Dewan komisaris merupakan mekanisme pengendalian intern tertinggi yang

bertanggung jawab untuk memonitor tindakan manajemen puncak. Dikaitkan dengan

pengungkapan tanggung jawab sosial, maka tekanan terhadap manajemen akan

semakin besar untuk mengungkapkannya.

Perjanjian terbatas seperti hutang yang tergambar pada tingkat leverage

dimaksudkan membatasi kemampuan manajemen untuk menciptakan transfer

kekayaan antar pemegang saham dan pemegang obligasi. Menurut Belkaoui dan

Karpik (1989) dalam Sembiring (2005) keputusan untukmengungkapkan informasi

sosial akan mengikuti suatu pengeluaran untuk pengungkapan yang menurunkan

pendapatan

Dengan menerapkan CSR, diharapkan perusahaan akan memperoleh

legitimasi sosial dan memaksimalkan kekuatan keuangannya dalam jangka panjang

(Kiroyan, 2006). Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang menerapkan

CSR mengharapkan akan direspon positif oleh para pelaku pasar.

Page 53: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

36

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Kinerja

lingkungan

(X1)

Size

(X2)

Profitabilitas

(X3) CSR disclosure

(Y)

Profile

(X4)

Ukuran Dewan

Komisaris (X5)

Leverage

(X6)

Page 54: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

37

2.9 Perumusan Hipotesis

2.9.1 Hubungan Kinerja Lingkungan dengan CSR

World Bank sebagai lembaga keuangan global memandang CSR

sebagai “The commitment of business to contribute to sustainable economic

development working with employees and their representatives the local

community and society at large to improve quality of life, in ways that are both

good for business and good for development.” (IFC, 2002). Sementara CSR

disclosure oleh Gray dkk, (2001) didefinisikan sebagai suatu proses penyediaan

informasi yang dirancang untuk mengemukakan masalah seputar social

accountability, yang mana secara khas tindakan ini dapat

dipertanggungjawabkan dalam media-media seperti laporan tahunan maupun

dalam bentuk iklan-iklan yang berorientasi sosial.

Menurut Verrecchia (1983, dalam Suratno dkk., 2006) dengan

discretionary disclosure teorinya mengatakan pelaku lingkungan yang baik

percaya bahwa dengan mengungkapkan performance mereka berarti

menggambarkan good news bagi pelaku pasar. Oleh karena itu, perusahaan

dengan environmental performance yang baik perlu mengungkapkan informasi

kuantitas dan mutu lingkungan yang lebih dibandingkan dengan perusahaan dengan

environmental performance lebih buruk. Penelitian dari Tuwaijri, et al. (2004)

yang menemukan hubungan positif signifikan antara environmental disclosure

dengan environmental performance menunjukkan hasil yang konsisten dengan teori

tersebut. Begitu pula halnya dengan penelitian serupa di Indonesia oleh Suratno dkk.

Page 55: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

38

(2006) yang menemukan hubungan yang positif dan signifikan secara statistik antara

kinerja lingkungan dengan kinerja ekonomi. Dengan demikian, hipotesis pertama

penelitian ini adalah

H1 : Kinerja lingkungan memiliki pengaruh positif terhadap CSR

disclosure.

2.9.2 Hubungan Size dengan CSR

Dalam berbagai penelitian yang mendukung hubungan antara size perusahaan

dengan tanggung jawab sosial perusahaan tidak semua penilitian memperlihatkan

hasil yang signifikan. Penelitian yang tidak berhasil menunjukkan hubungan kedua

variabel ini seperti yang disebutkan dalam Sembiring (2005) antara lain Roberts

(1992), Sigh dan Ahuja (1983). Davey (1982) dan Ng (1985) juga tidak menemukan

hubungan antara variabel ini dan hal tersebut menurut Guthrie dan Mathews (1985)

mungkin disebabkan oleh rendahnya jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian

tersebut..Sedangkan penelitian yang berhasil menunjukkan hubungan kedua variabel

ini antara lain Belkaoui dan Karpik (1989), Adam et. al., (1995, 1998), Hackston dan

Milne (1996), Kokubu et. al., (2001), Hasibuan (2001) dan Gray et. al., (2001), Hadi

dan Arifin (2002), Yuniati (2000), Suripto dan Baridwan (1989), Yuliani (2003).

Berdasarkan asumsi teori agensi, maka penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai

berikut:

H2 : Size perusahaan berpengaruh positif terhadap CSR disclosure.

Page 56: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

39

2.9.3 Hubungan Profitabilitas dengan CSR

Hubungan antara pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan

profitabilitas perusahaan telah diyakini mencerminkan pandangan bahwa reaksi sosial

memerlukan gaya manajerial yang sama dengan gaya manajerial yang dilakukan

pihak manajemen untuk membuat suatu perusahaan memperoleh keuntungan

(Bowman dan Haire, 1976 dalam Sembiring, 2003).

Heinze (1976) dalam Gray et.al. (1995b) menyatakan bahwa profitabilitas

merupakan faktor yang memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada manajemen

untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham. Hal ini

berarti semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar

pengungkapan informasi sosial. Riset penelitian empiris terhadap hubungan

pengungkapan sosial perusahaan, profitabilitas menghasilkan hasil yang sangat

beragam. penelitian yang dilakukan Hackston dan Milne (1996) dalam Sulastini

(2007) melaporkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan

tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian di Indonesia yang dilakukan oleh

Yuliani (2003) menunjukan hasil bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap

pengungkapan sosial dan lingkungan perusahaan.

Berbeda dengan pendapat di atas yang menyatakan bahwa profitabilitas

berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan,

Donovan dan Gibson (2000) menyatakan bahwa berdasarkan teori legitimasi, salah

satu argumen dalam hubungan antara profitabilitas dan tingkat pengungkapan

tanggung jawabsosial adalah bahwa ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang

Page 57: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

40

tinggi, perusahaan (manajemen) menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang

dapat mengganggu informasi tentang sukses keuangan perusahaan. Sebaliknya, pada

saat tingkat profitabilitas rendah, mereka berharap para pengguna laporan akan

membaca “goodnews” kinerja perusahaan, misalnya dalam lingkup sosial, dan

dengan demikian investor akan tetap berinvestasi di perusahaan tersebut. Misalnya

dalam lingkup sosial, ketika investor membaca laporan pengungkapan tanggung

jawab sosial perusahaan diharapkan mereka tetap berinvestasi di perusahaan tersebut.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profitabilitas mempunyai hubungan negatif

terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Mengingat ketidakkonsistenan dari hasil penelitian para ahli yang telah

dikemukakan di atas, maka dalam penelitian ini menguji kembali pengaruh

profitabilitas terhadap pengungkapan sosial perusahaan manufaktur dalam laporan

tahunan di Bursa Efek Indonesia. maka hipotesis yang dikemukakan:

H3 : Profitabilitas perusahaan berpengaruh positif terhadap CSR

disclosure

2.9.4 Hubungan Profile dengan CSR

Penelitian yang berkaitan dengan profile perusahaan kebanyakan mendukung

bahwa industri high-profile mengungkapkan informasi tentang tanggung jawab

sosialnya lebih banyak dari industri low-profile.

Cowen et al. (1987) dalam Devina (2004) menyatakan bahwa perusahaan

yangberorientasi pada konsumen akan lebih memperhatikan pertanggungjawaban

Page 58: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

41

sosialnya kepada masyarakat karena hal ini akan meningkatkan citra perusahaan dan

mempengaruhi tingkat penjualan. Di Indonesia, Hasibuan (2001), Utomo (2000),

maupun Hackston dan Milne (1996) memasukan perminyakan dan pertambangan,

kimia, hutan, kertas, otomotif, penerbangan, agrobisnis,tembakau dan rokok,

makanan dan minuman, media dan komunikasi, energi (listrik), engineering

kesehatan, transportasi dan pariwisata sebagai perusahaan yang high profile

sedangkan bangunan, keuangan dan perbankan, suplier peralatan medis, properti,

retailer, tekstil dan produk tekstil, produk personal, produk rumah tangga sebagai

perusahaan yang low profile.

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya dan definisi di atas, penelitian

ini akan memasukkan perminyakan dan pertambangan, kimia, hutan, kertas, otomotif,

agrobisnis, tembakau dan rokok, makanan dan minuman, media dan komunikasi,

kesehatan, transportasi dan pariwisata sebagai perusahaan yang high profile

sedangkan bangunan, keuangan dan perbankan, supplier peralatan medis, retailer,

tekstil dan produk tekstil, produk personal, produk rumah tangga sebagai perusahaan

yang low profile. Penelitian berkaitan dengan pengungkapan sosial yang dilakukan

pada perusahaan high profile dan low profile di Selandia Baru menunjukkan bahwa

perusahaan high profile melakukan pengungkapan sosial yang lebih tinggi daripada

perusahaan low profile (Hackston dan Milne, 1996). Hasil penelitian yang sama

ditemukan oleh Hasibuan (2001), Yuliani. (2003), Utomo (2000), Hackston dan

Milne (1996). Penelitian ini akan mencoba menguji kembali pengaruh profile

Page 59: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

42

perusahaan terhadap praktek pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan

dengan mengemukakan hipotesis sebagai berikut:

H4 : Profile perusahaan berpengaruh positif terhadap CSR disclosure

2.9.5 Hubungan Ukuran Dewan Komisaris dengan CSR

Berkaitan dengan ukuran dewan komisaris, Coller dan Gregory (1999) dalam

Sembiring (2006) menyatakan bahwa semakin besar jumlah anggota dewan

komisaris, maka akan semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan memonitoring

yang dilakukan akan semakin efektif. Jika dikaitkan dengan pengungkapan tanggung

jawab sosial, maka tekanan terhadap manajemen juga akan semakin besar untuk

mengungkapkannya. Oleh karena itu, sejalan dengan pendapat Coller dan Gregory

(1999), Beasley (2000) dan Arifin (2002), hipotesis berikut ini dikemukakan.

H5 : Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap CSR

disclosure

2.9.6 Hubungan Leverage dengan CSR

Perjanjian terbatas seperti perjanjian hutang yang tergambar dalam tingkat

leverage dimaksudkan membatasi kemampuan manajemen untuk menciptakan

transfer kekayaan antar pemegang saham dan pemegang obligasi (Jensen dan

Meckling, 1976; Smith dan Warner, 1979 dalam Belkaoui dan Karpik, 1989).

Menurut Belkaoui dan Karpik (1989) keputusan untuk mengungkapkan informasi

sosial akan mengikuti suatu pengeluaran untuk pengungkapan yang menurunkan

Page 60: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

43

pendapatan. Sesuai dengan teori agensi maka manajemen perusahaan dengan tingkat

leverage yang tinggi akan mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial yang

dibuatnya agar tidak menjadi sorotan dari para debtholders. Hasil penelitiannya

menunjukkan leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap pengungkapan

tanggung jawab sosial perusahaan. Konsisten dengan penelitian Belkaoui dan Karpik

(1989) serta Cormier dan Magnan (1999), variabel leverage akan diuji kembali

pengaruhnya terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial yang dibuat

perusahaan. Oleh karena itu, hipotesis berikut ini dikemukakan:

H6 : Leverage perusahaan berpengaruh negatif terhadap CSR disclosure

Page 61: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

BAB III METODE

PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel dependen dan lima

variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah CSR, sedangkan

variabel independenya adalah kinerja lingkungan size perusahaan, profitabiitas,

profile, ukuran dewan komisaris dan leverage. Definisi dari variabel dependen dan

independen dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut :

3.2 Definisi Operasional Variabel

3.2.1 CSR disclosure

Dalam penelitian ini pengungkapan tanggung jawab sosial merupakan

variabel dependen. Pengungkapan tanggung jawab sosial merupakan data yang

diungkap oleh perusahaan berkaitan dengan aktivitas sosialnya yang meliputi tema

lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatantenaga kerja, lain-lain tentang tenaga

kerja, produk, keterlibatan masyarakat danumum (Sulastini, 2007).

Check list dilakukan dengan melihat pengungkapan tanggung jawab social

perusahaan yang mencakup tujuh kategori, yaitu; lingkungan, energi, kesehatandan

keselamatan tenaga kerja, lain-lain tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat dan

44

Page 62: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

45

umum. Kategori ini diadopsi dari penelitian yang dilakukan Hackston dan Milne

(1996) dalam Sembiring (2005).

3.2.2 Kinerja lingkungan

Kinerja lingkungan perusahaan adalah kinerja perusahaan dalam menciptakan

lingkungan yang baik (green). Kinerja lingkungan ini diukur dari prestasi perusahaan

mengikuti program PROPER yang merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh

Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) untuk mendorong penataan perusahaan dalam

pengelolaan lingkungan hidup melalui instrumen informasi. Sistem peringkat kinerja

PROPER mencakup pemeringkatan perusahaan dalam lima (5) warna yakni :

• Emas : Sangat sangat baik; skor = 5

• Hijau : Sangat baik; skor = 4

• Biru : Baik skor = 3

• Merah : Buruk; skor = 2

• Hitam : Sangat buruk skor = 1

3.2.3 Size

Size perusahaan bisa didasarkan pada jumlah aktiva (aktiva tetap, tidak

berwujud dan lain-lain), jumlah tenaga kerja, volume penjualan dan kapitalisasi pasar

(Cahyonowati, 2003). Pada penelitian ini size perusahaan dinyatakan dengan jumlah

tenaga kerja yang dimiliki oleh perusahaan manufaktur yang sudah terdaftar di BEI.

Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui bahwa semakin besar jumlah tenaga

Page 63: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

46

kerja yang dimiliki maka akan semakin besar pula tanggung jawab sosial yang harus

diungkapkan (Bramantya, 2010).

3.2.4 Profitabilitas

Sri Sulastini (2007) Profitabilitas diartikan sebagai kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan laba atau profit dalam upaya meningkatkan nilai pemegang

saham. Terdapat beberapa ukuran untuk menentukan profitabilitas perusahaan, yaitu :

return of equity, return on assets, earning per share, net profit dan operating ratio.

Variabel profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan Return On Asset

(ROA). ROA adalah perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan aktivauntuk

mengukur tingkat pengembalian investasi total (Stoner dan Sirait, 1994 dalam

Bramantya, 2010). Return on asset merupakan ukuran efektifitas perusahaan di

dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.

Adapun pengukurannya dengan menggunakan rumus (Indira dan Dini, 2005):

Laba Bersih Setelah Pajak

ROA =

Total aktiva

3.2.5 Profile

Dummy variabel akan digunakan untuk mengklasifikasikan high-profile dan

low-profile. High-profile akan diberi nilai 1 yaitu untuk perusahaan-perusahaan yang

Page 64: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

47

bergerak di bidang: perminyakan dan pertambangan, kimia, hutan, kertas, otomotif,

agrobisnis, tembakau dan rokok, makanan dan minuman, media dan komunikasi,

kesehatan, transportasi, dan pariwisata (Hasibuan, 2010; Utomo 2000). Nilai 0

diberikan untuk perusahaan yang low-profile, yang meliputi bidang bangunan,

keuangan dan perbankan, suplier peralatan medis, retailer, tekstil dan produk tekstil,

produk personal, dan produk rumah tangga.

3.2.6 Ukuran Dewan Komisaris

Ukuran dewan komisaris yang digunakan dalam penelitian ini konsisten

dengan Beasley (2000) dalam Sembiring (2005) yaitu jumlah anggota dewan

komisaris.

3.2.7 Leverage

Leverage yang digunakan dalam penelitian ini konsisten dengan pengukuran

yang digunakan Kokubu et. al. , (2001) yaitu rasio hutang terhadap modal sendiri.

Semakin tinggi tingkat leverage (rasio hutang / ekuitas) semakin besar kemungkinan

akan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan berusaha untuk

melaporkan laba sekarang lebih tinggi (Belkaoui dan Karpik ,1989 dalam Rosmasita,

2007), supaya laba yang dilaporkan tinggi maka manajer harus mengurangi biaya-

biaya (termasuk biaya untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial)

Page 65: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

48

3.3 Populasi dan Sampel

Menurut Indriantoro dan Bambang Supomo (2002) Populasi yaitu

sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik

tertentu. Sedangkan sampel merupakan sebagian elemen-elemen populasi. Populasi

dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang tercatat (go-public) di

Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2010 seperti yang tercantum dalam

Indonesian Capital Market Directory 2011. Penggunaan perusahaan yang tercatat di

BEI sebagai populasi karena perusahaan tersebut mempunyai kewajiban untuk

menyampaikan laporan tahunan kepada pihak luar perusahaan, sehingga

memungkinkan data laporan tahunan tersebut diperoleh dalam penelitian ini.

Metode pengambilan sampel adalah purposive sampling. Jumlah sampel ini

cukup representatif karena Roscoe (1975) dalam Sembiring (2005) menyatakan

bahwa dalam analisis regresi berganda ukuran sampel hendaknya minimal sepuluh

kali dari jumlah variabel dalam penelitian.

3.4 Jenis dan Sumber Data

3.4.1 Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung

melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) berupa bukti, catatan

atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang

Page 66: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

49

dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan (Indriantoro dan Bambang Supomo,

2002).

3.4.2 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

diperoleh dari:

1. ICMD (Indonesian Capital Market Directory).

2. Data base pasar modal, pojok BEI fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro,

tahun 2008-2010, untuk mengetahui Informasi pengungkapan sosial yang

diungkapkan.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi.

Metode dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengan kategori dan

klasifikasi dari berbagai sumber dan juga data dari laporan tahunan yang

dipublikasikan oleh BEI yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.6 Metode Analisis

3.6.1 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik harus dilakukan dalam penelitian ini, untuk menguji apakah

data memenuhi asumsi klasik. Hal ini untuk menghindari terjadinya estimasi yang

bias mengingat tidak pada semua data dapat diterapkan regresi. Pengujian yang

Page 67: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

50

dilakukan adalah uji Normalitas, uji Multikolinieritas, uji Heteroskedastisitas dan uji

Autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam metode regresi, variabel

terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak

(Ghozali, 2005). Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau

mendekati normal.

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas terjadi jika ada hubungan linear yang sempurna atau hampir

sempurna antara beberapa atau semua variabel independen dalam model regresi. Uji

multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi di antara variabel bebas (Ghozali, 2005). Untuk menguji adanya

multikolinearitas dapat dilakukan dengan menganalisis korelasi antar variabel dan

perhitungan nilai tolerance serta variance inflationfactor (VIF). Multikolinearitas

terjadi jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 yang berarti tidak ada korelasi antar

variabel independen yang nilainya lebih dari 95% . Dan nilai VIF lebih besar dari 10,

apabila VIF kurang dari 10 dapat dikatakan bahwa variabel independen yang

digunakan dalam model adalah dapat dipercaya dan objektif.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

Page 68: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

51

lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,

maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas

(Ghozali, 2005). Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan

dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antar SRESID dan

ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu x adalah

residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Dasar analisisnya

adalah:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) akan

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik penyebaran di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y, maka terjadi heteroskedastisitas.

Untuk lebih menjamin keakuratan hasil maka dilakukann uji statistic dengan

menggunakan uji Glejser. Uji Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolut

residual terhadap variabel independen (Ghozali, 2005). Jika dari hasil uji Glejser

didapat bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik

mempengaruhi variabel depeden nilai absolut Ut (AbsUt) dan probabilitas

signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% maka dapat diambil kesimpulan

model regresi tersebut tidak mengandung adanya Heteroskedastisitas.Hasil pengujian

ini sejalan dengan grafik scatterplot.

Page 69: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

52

d. Uji Autokorelasi

Digunakan uji statistik dari Durbin Watson untuk mendeteksi apakah ada

serial korelasi (Autokorelasi) atau tidak dalam data time series yang digunakan. Serial

korelasi adalah problem dimana dalam sekumpulan observasi untuk variabel tertentu

antara observasi yang satu dengan yang lain ada hubungan atau korelasi. Langkah

awal pendeteksian ini adalah mencari nilai d dari analisis regresi dan selanjutnya

mencari nilai d1 dan du pada tabel dengan kriteria (Ghozali, 2005). Pengambilan

Keputusan ada tidaknya autokorelasi :

1. Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du),

maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.

2. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl), maka

koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelas positif.

3. Bila nilai DW lebih besar daripada (4-dl), maka koefisien korelasi

autokerelasi lebih kecil dari pada nol, berarti ada autokorelasi negatif.

4. Bila nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau DW

terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

3.6.2 Uji Regresi Parsial (Uji t)

Menurut Ghozali (2005) uji stastistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa

jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan

variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05

Page 70: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

53

(α=5%). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai

berikut :

1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak

signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi

signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen

2

3.6.3 Uji koefisien determinasi (R )

2

Ghozali (2005) menyatakan nilai R

digunakan untuk mengukur tingkat

2

kemampuan model dalam menerangkan variabel independen. Tapi, karena R

mengandung kelemahan mendasar di mana adanya bias terhadap jumlah variabel

independen yang dimasukkan dalam model. Oleh karena itu, pada penelitian ini yang

2

digunakan adjusted R 2

berkisar antar nol dan satu. Jika nilai adjusted R

makin

mendekati satu maka makin baik kemampuan model tersebut dalam menjelaskan

variabel dependen dan sebaliknya.

3.6.4 Uji Regresi Simultan (Uji F)

Menurut Ghozali (2005) uji stastistik F pada dasarnya menunjukkan apakah

semua variabel bebas yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara

Page 71: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

54

simultan terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan

significance level 0,05 (α=5%). Ketentuan peneriman atau penolakan hipotesis adalah

sebagi berikut :

1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi tidak

signifikan). Ini berarti bahwa secara simultan kelima variabel independen

tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen.

2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi

signifikan). Ini berarti secara simultan kelima variabel independen tersebut

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

3.6.5 Uji Hipotesis

Metode regresi linier berganda (multiple regression) pada dasarnya

merupakan ekstensi dari metode regresi dalam analisis bivariate yang umunya

digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap

variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio suatu persamaan

linear (Indriantoro dan Supomo, 2002).

Pengaruh antara karakteristik perusahaan dengan CSR, diukur dengan rumus, sbb:

Y = a+ b1X1+ b2X2+ b3X3 + b4X4+ b5X5+ b6 X6 + e

Dimana :

a = konstanta

Y = CSR

Page 72: Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan ...

55

X1 = kinerja lingkungan

X2 = size

X2 = profitabilitas

X3 = Profile

X4 = Jumlah anggota dewan komisaris

X5 = leverage

e = Error

b1, b2, b3, b4, b5, b6 = koefisien regresi