JEMI, Vol.6, No.1, Juni 2016 39 Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Swastika Universal Inovasi Pekanbaru Nurhasanah S. (Universitas Maritim Raja Ali Haji) ABSTRACT This research was conducted at Swastika Universal Inovasi Limited Company Pekanbaru which is located at the Grand Sudirman Office Complex, Block D 18 Pekanbaru. This research was conducted to know to what extent the effect of leadership, work environment and motivation variables simultaneously toward the employees’ performance at Swastika Universal Inovasi Limited Company Pekanbaru. 84 employees of the company were all taken as the sample of the research, so data were collected by census method. The result of the research showed that the employees’ performance at Swastika Universal Inovasi Limited Company Pekanbaru was good. The effect of leadership toward the employees’ performance was 28 percent, the effect of work environment toward the employees’ performance was 57 percent, and the effect of motivation toward the emplyees’ performance was 58 percent. It can be inferred from the research results that leadership, work environment and work motivation variables influence significantly toward the employees’ performance at Swastika Universal Inovasi Limited Company Pekanbaru. Keywords : Performance, Leadership, Work Environment, Motivation PENDAHULUAN Kepemimpinan sebagai salah satu penentu arah dan tujuan organisasi harus mampu mensikapi perkembangan zaman. Hal ini didukung oleh pendapat Hersmastho (2001) yang menyatakan bahwa salah satu kunci untuk bertahan dan berhasil dalam situasi yang tidak pasti adalah kepemimpinan. Menurut Handoko (2002:161) mengatakan bahwa pemimpin adalah seseorang yang mempunyai wewenang untuk mempengaruhi orang lain, yang didalam pekerjaannya untuk mencapai tujuan organisasi memerlukan bantuan orang lain. Sebagai seorang pemimpin, seseorang mempunyai peranan yang aktif dan senantiasa ikut campur tangan dalam segala masalah yang berkenaan dengan kebutuhan anggotanya. Tipe kepemimpinan yang sering ditemukan akhir-akhir ini adalah tipe kepemimpinan yang memberikan kebebasan penuh pada karyawan. Walaupun tipe kepemimpinan ini cukup baik, namun efek negatif yang timbul adalah para karyawan akan merasa kesulitan mendapatkan pedoman kerja yang diinginkan.
14
Embed
Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Motivasi ...riset.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/04-JURNAL-JEMI-bu-Ana... · Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Motivasi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
JEMI, Vol.6, No.1, Juni 2016
39
Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan
Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.
Swastika Universal Inovasi Pekanbaru
Nurhasanah S.
(Universitas Maritim Raja Ali Haji)
ABSTRACT
This research was conducted at Swastika Universal Inovasi
Limited Company Pekanbaru which is located at the Grand Sudirman
Office Complex, Block D 18 Pekanbaru. This research was
conducted to know to what extent the effect of leadership, work
environment and motivation variables simultaneously toward the
employees’ performance at Swastika Universal Inovasi Limited
Company Pekanbaru. 84 employees of the company were all taken as
the sample of the research, so data were collected by census
method. The result of the research showed that the employees’
performance at Swastika Universal Inovasi Limited Company
Pekanbaru was good. The effect of leadership toward the
employees’ performance was 28 percent, the effect of work
environment toward the employees’ performance was 57 percent,
and the effect of motivation toward the emplyees’ performance
was 58 percent. It can be inferred from the research results
that leadership, work environment and work motivation variables
influence significantly toward the employees’ performance at
Swastika Universal Inovasi Limited Company Pekanbaru.
Keywords : Performance, Leadership, Work Environment, Motivation
PENDAHULUAN
Kepemimpinan sebagai salah satu penentu arah dan tujuan
organisasi harus mampu mensikapi perkembangan zaman. Hal ini
didukung oleh pendapat Hersmastho (2001) yang menyatakan bahwa
salah satu kunci untuk bertahan dan berhasil dalam situasi yang
tidak pasti adalah kepemimpinan. Menurut Handoko (2002:161)
mengatakan bahwa pemimpin adalah seseorang yang mempunyai
wewenang untuk mempengaruhi orang lain, yang didalam
pekerjaannya untuk mencapai tujuan organisasi memerlukan bantuan
orang lain.
Sebagai seorang pemimpin, seseorang mempunyai peranan yang
aktif dan senantiasa ikut campur tangan dalam segala masalah
yang berkenaan dengan kebutuhan anggotanya. Tipe kepemimpinan
yang sering ditemukan akhir-akhir ini adalah tipe kepemimpinan
yang memberikan kebebasan penuh pada karyawan. Walaupun tipe
kepemimpinan ini cukup baik, namun efek negatif yang timbul
adalah para karyawan akan merasa kesulitan mendapatkan pedoman
kerja yang diinginkan.
Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Motivasi Terhadap
Kinerja Karyawan Pada PT. Swastika Universal Inovasi Pekanbaru
40
Telah diketahui bahwa kepemimpinan (leadership) merupakan
inti dari manajemen karena kepemimpinan merupakan structuring
the situation, controlinggroup of behavior dan motor penggerak
bagi seluruh sumber daya yang ada dalam suatu perusahaan
(manusia dan alat-alat lainnya). Dengan demikian kelangsungan
hidup dari suatu organisasi dan perusahaan ditentukan oleh
kepemimpinan, yaitu orang-orang yang diserahi tugas memimpin
dalam perusahaan tersebut.
Seorang pemimpin yang baik haruslah mampu mempengaruhi
perilaku orang lain terutama para karyawan, oleh karena itu
semestinya seorang pemimpin memperhatikan kebutuhan dan
keinginan para karyawan, hal ini tentunya akan mempengaruhi
kinerja karyawan dalam melaksanakan tugas-tugasya. Pimpinan juga
harus mampu menyesuaikan tipe kepemimpinan yang akan diterapkan
dalam organisasinya berdasarkan tujuan dan kondisi perusahaan,
demi tercapainya keefektifan dan keefisienan kerja karyawan.
Maka dari itu perusahaan sebaiknya dapat
memperhatikan karyawan dan menjaga karyawan sebagai salah satu
asset perusahaan, maka hak karyawan tersebut dapat terpenuhi.
Tentunya hal ini dapat memotivasi karyawan dalam melaksanakan
pekerjaannya. Menurut Robbins (2002) menyatakan bahwa motivasi
adalah keinginan yang terdapat pada seorang individu yang
merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan. Dan menurut
Kusriyanto (2001) memotivasi merupakan suatu keterampilan dalam
memadukan kepentingan karyawan dan kepentingan organisasi
sehingga keinginan-keinginan karyawan dipuaskan bersamaan dengan
tercapainya sasaran organisasi. Dengan demikian berarti motivasi
adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan
memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja.
Karyawan yang memiliki motivasi dalam melakukan
pekerjaannya atau tugas-tugas rutinnya, maka kinerja karyawan
akan meningkat dan begitu juga dengan produktivitas perusahaan
secara umum. Menurut Handoko (1999) mengatakan bahwa kinerja
adalah sejauh mana keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan
pekerjaannya, biasanya disebut “level of performance”. Banyak
faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan, seperti gaya
kepemimpinan, motivasi, kompensasi, budaya organisasi dan lain
sebagainya. Dari semua faktor-faktor tersebut, pada penelitian
ini hanya melihat pengaruh tipe kepemimpinan dan motivasi
terhadap kinerja karyawan. Pemilihan variabel penelitian ini
disebabkan karena pimpinan merupakan faktor utama dalam
mengerakan atau menjalankan aktivitas perusahaan, serta motivasi
merupakan dorongan diri seseorang untuk berbuat. Dengan demikian
setiap karyawan tentunya mempunyai dorongan dan tujuan masing-
masing dalam melaksanakan tugasnya.
Permasalahan yang dihadapi oleh pimpinan PT. Swastika
Universal Inovasi adalah kepemimpinan tidak mampu memberikan
solusi dari setiap permasalahan yang ditemui dalam aktivitas
perusahaan.Oleh karena itu, direktur PT. Swastika Universal
Inovasi menerapkan tipe kepemimpinan yang partisipatif, dimana
pemimpin selalu mendengarkan ide-ide bawahan sebelum mengambil
keputusan untuk menerapkan suatu kebijakan. Menurut peneliti,
hal ini sudah sesuai dengan kebutuhan perusahaan, mengingat
JEMI, Vol.6, No.1, Juni 2016
41
sifat pekerjaan dalam perusahaan tersebut yang sangat
membutuhkan inovasi dan kreativitas yang tinggi dalam memberikan
kepuasan kepada para pelanggan.
Sebagai salah satu bentuk keberhasilkan kepemimpinan dalam
menjalankan kegiatan dapat dilihat dari perkembangan jumlah
Pelanggan atau Konsumen itu sendiri. Hal ini tentunya juga
menjadi indikator bagi PT. Swastika Universal Inovasi Pekanbaru.
Untuk lebih jelasnya berikut dapat dilihat perkembangan jumlah
Pelanggan PT. Swastika Universal Inovasi Tahun 2007 sampai 2011.
Permasalahan yang dihadapi oleh pimpinan PT. Swastika
Universal Inovasi adalah kepemimpinan tidak mampu memberikan
solusi dari setiap permasalahan yang ditemui dalam aktivitas
perusahaan.Oleh karena itu, direktur PT. Swastika Universal
Inovasi menerapkan tipe kepemimpinan yang partisipatif, dimana
pemimpin selalu mendengarkan ide-ide bawahan sebelum mengambil
keputusan untuk menerapkan suatu kebijakan. Menurut peneliti,
hal ini sudah sesuai dengan kebutuhan perusahaan, mengingat
sifat pekerjaan dalam perusahaan tersebut yang sangat
membutuhkan inovasi dan kreativitas yang tinggi dalam memberikan
kepuasan kepada para pelanggan.
Sebagai salah satu bentuk keberhasilkan kepemimpinan dalam
menjalankan kegiatan dapat dilihat dari perkembangan jumlah
Pelanggan atau Konsumen itu sendiri. Hal ini tentunya juga
menjadi indikator bagi PT. Swastika Universal Inovasi Pekanbaru.
Untuk lebih jelasnya berikut dapat dilihat perkembangan jumlah
Pelanggan PT. Swastika Universal Inovasi Tahun 2007 sampai 2011.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Vroom dalam As`ad (2000:48) mendefinisikan bahwa kinerja
adalah sejauh mana keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan
pekerjaannya, disebut “level of performance”. Biasanya orang
yang level performance-nya tinggi disebut sebagai orang yang
produktif, dan sebaliknya orang yang levelnya tidak mencapai
standar dikatakan sebagai tidak produktif atau performance-nya
rendah. Penilaian kinerja adalah salah satu tugas penting untuk
dilakukan oleh seorang manajer atau pimpinan. Walaupun demikian
pelaksanaan penilaian kinerja yang objektif bukanlah tugas yang
sederhana. Penilaian harus dihindarkan adanya “like” dan
“dislike” dari penilaian, agar objektifitas penilaian dapat
terjadi. Kegiatan penilaian ini penting, karena dapat digunakan
untuk memperbaiki keputusan-keputusan personalia yang akan
memberikan umpan balik kepada pekerja.
Pekerjaan hampir saja memiliki lebih dari satu kriteria
pekerjaan atau dimensi. Kriteria pekerjaan adalah faktor yang
penting dari apa yang dilakukan orang di pekerjaannya. Dalam
artian, kriteria pekerjaan menjelaskan apa yang dilakukan orang
di pekerjaannya. Oleh karena itu kriteria-kriteria ini penting,
kinerja individual dalam pekerjaan haruslah diukur, dibandingkan
standar yang ada dan hasilnya dikomunikasikan pada setiap
karyawan.
Penilaian kinerja karyawan merupakan suatu proses
organisasi untuk menilai kinerja karyawannya. Tujuan dilakukan
Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Motivasi Terhadap
Kinerja Karyawan Pada PT. Swastika Universal Inovasi Pekanbaru
42
penilaian kinerja secara umum adalah untuk memberikan umpan
balik kepada karyawan dalam upaya memperbaiki kinerjanya dan
meningkatkan produktivitas perusahaan, khususnya yang berkaitan
dengan kebijaksanaan terhadap karyawan seperti untuk tujuan
promosi, kenaikan gaji dan lain sebagainya.
Sekarang ini dengan lingkungan bisnis yang bersifat
dinamis, penilaian kinerja merupakan suatu yang sangat berarti
bagi organisasi. Organisasi haruslah memilih kriteria secara
subjektif maupun objektif. Kriteria kinerja secara objektif
adalah evaluasi kinerja terhadap standar-standar spesifik,
sedangkan ukuran yang subjektif adalah seberapa baik seorang
karyawan bekerja keseluruhan. Penilaian kinerja (performance
appraisal = PA) adalah proses evaluasi seberapa baik karyawan
mengerjakan, ketika dibandingkan dengan satu set standar dan
kemudian mengkomunikasikannya dengan para karyawan (Mathis dan
Jackson, 2002 ; 21). Penilaian kinerja disebut juga sebagai