Top Banner
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5 Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 Page 349 PENGARUH KEPEMILIKAN PERUSAHAAN DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Istianingsih 1) , Agus Sudiyar Tanjung 2) Program Magister Akuntansi Universitas Mercu Buana, Jakarta [email protected] Abstract This study aimed to test whether the ownership structure and corporate governance mechanisms have an influence on earnings management company. Value discretion revenue is used to measure the magnitude of the predicted earnings management is influenced by institutional stock ownership, the composition of independent directors, independent audit committee composition as well as some of the control variables, namely firm size, leverage and quality of the audit results. The total sample used is a manufacturing company that was observed from 2012 to 2014 as many as 62 companies with a total 181 firm-years of observation. The results show that institutional ownership variable, the composition of independent directors and independent audit committee did not significantly affect earnings management. Similarly, the variable quality of the audit was also no significant effect on earnings management. Only the variable firm size and leverage are significantly affect earnings management. Companies need to improve understanding and seriousness in implementing corporate governance practices so that it can be a way to create a good condition of the company and thoughtful. Keywords: earnings management, discretionary revenue, size of the company, institutional stock ownership, the composition of independent directors, independent audit committee composition, size, leverage and quality of the audit results. 1. PENDAHULUAN Teori keagenan menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang (prinsipal) yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang (agen) yaitu manajer, dalam bentuk kontrak kerja sama (Palagung, 2008 dalam Kusumawardhani 2012). Hubungan antara prinsipal dan agen dapat mengarah pada kondisi ketidakseimbangan informasi karena agen memiliki informasi yang lebih banyak tentang perusahaan dibandingkan dengan prinsipal. Ketidakseimbangan informasi dapat menyebabkan moral hazard dan adverse selection (Scott, 2015). Baik kreditur maupun investor, menggunakan laba untuk mengevaluasi kinerja manajemen, memperkirakan earnings power dan juga untuk memprediksi laba dimasa yang akan datang (Siallagan dan Machfoedz,2006). Manajemen laba mencakup usaha manajemen untuk memaksimumkan atau meminimumkan laba, termasuk perataan laba sesuai keinginan manajer (Utami, 2005). Dalam kondisi asimetri tersebut, agen dapat mempengaruhi angka-angka akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan dengan cara melakukan manajemen laba (earnings management). Tindakan earnings management telah memunculkan beberapa kasus skandal pelaporan akuntansi yang secara luas diketahui,antara lain Enron, Merck, World Com dan mayoritas perusahaan lain di Amerika Serikat, selain itu di Indonesia juga terjadi hal serupa, seperti PT. Lippo Tbk., dan PT. Kimia Farma Tbk., dan bahkan juga terjadi lagi di sektor Perbankan Indonesia dalam skandal kasus Bank Century, dimana perusahaan ini juga melibatkan pelaporan keuangan ( financial reporting) yang berawal dari terdeteksi adanya manipulasi (Gideon, 2005).
12

PENGARUH KEPEMILIKAN PERUSAHAAN DAN …fkbi.akuntansi.upi.edu/wp-content/uploads/2017/10/FKBI-V_GVRC_09... · Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5 Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016

Sep 07, 2018

Download

Documents

hahanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH KEPEMILIKAN PERUSAHAAN DAN …fkbi.akuntansi.upi.edu/wp-content/uploads/2017/10/FKBI-V_GVRC_09... · Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5 Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016

Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5

Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 Page 349

PENGARUH KEPEMILIKAN PERUSAHAAN DAN CORPORATE GOVERNANCE

TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Istianingsih 1), Agus Sudiyar Tanjung 2)

Program Magister Akuntansi Universitas Mercu Buana, Jakarta

[email protected]

Abstract

This study aimed to test whether the ownership structure and corporate governance mechanisms have

an influence on earnings management company. Value discretion revenue is used to measure the

magnitude of the predicted earnings management is influenced by institutional stock ownership, the

composition of independent directors, independent audit committee composition as well as some of

the control variables, namely firm size, leverage and quality of the audit results. The total sample

used is a manufacturing company that was observed from 2012 to 2014 as many as 62 companies

with a total 181 firm-years of observation. The results show that institutional ownership variable, the

composition of independent directors and independent audit committee did not significantly affect

earnings management. Similarly, the variable quality of the audit was also no significant effect on

earnings management. Only the variable firm size and leverage are significantly affect earnings

management. Companies need to improve understanding and seriousness in implementing corporate

governance practices so that it can be a way to create a good condition of the company and

thoughtful.

Keywords: earnings management, discretionary revenue, size of the company, institutional stock

ownership, the composition of independent directors, independent audit committee composition, size,

leverage and quality of the audit results.

1. PENDAHULUAN

Teori keagenan menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang

(prinsipal) yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang (agen) yaitu manajer, dalam bentuk

kontrak kerja sama (Palagung, 2008 dalam Kusumawardhani 2012). Hubungan antara prinsipal dan

agen dapat mengarah pada kondisi ketidakseimbangan informasi karena agen memiliki informasi

yang lebih banyak tentang perusahaan dibandingkan dengan prinsipal. Ketidakseimbangan informasi

dapat menyebabkan moral hazard dan adverse selection (Scott, 2015). Baik kreditur maupun investor,

menggunakan laba untuk mengevaluasi kinerja manajemen, memperkirakan earnings power dan juga

untuk memprediksi laba dimasa yang akan datang (Siallagan dan Machfoedz,2006). Manajemen laba

mencakup usaha manajemen untuk memaksimumkan atau meminimumkan laba, termasuk perataan

laba sesuai keinginan manajer (Utami, 2005). Dalam kondisi asimetri tersebut, agen dapat

mempengaruhi angka-angka akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan dengan cara

melakukan manajemen laba (earnings management).

Tindakan earnings management telah memunculkan beberapa kasus skandal pelaporan akuntansi

yang secara luas diketahui,antara lain Enron, Merck, World Com dan mayoritas perusahaan lain di

Amerika Serikat, selain itu di Indonesia juga terjadi hal serupa, seperti PT. Lippo Tbk., dan PT. Kimia

Farma Tbk., dan bahkan juga terjadi lagi di sektor Perbankan Indonesia dalam skandal kasus Bank

Century, dimana perusahaan ini juga melibatkan pelaporan keuangan (financial reporting) yang

berawal dari terdeteksi adanya manipulasi (Gideon, 2005).

Page 2: PENGARUH KEPEMILIKAN PERUSAHAAN DAN …fkbi.akuntansi.upi.edu/wp-content/uploads/2017/10/FKBI-V_GVRC_09... · Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5 Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016

Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5

Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 Page 350

Manajemen laba tidak selalu diartikan dengan proses manipulasi laporan keuangan karena terdapatnya

beberapa pilihan metode yang dapat digunakan dan bukan sebagai sebagai suatu larangan. Salah satu

cara yang dapat digunakan untuk memonitor suatu perusahaan adalah masalah kontrak dan untuk

membatasi perilaku manajemen adalah dengan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate

governance). Corporate Governance diarahkan untuk mengurangi asimetri informasi antara prinsipal

dan agen, sehingga dapat diharapkan mampu meminimalkan tindakan manajemen untuk melakukan

manajemen laba. Karena itulah Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa ada kemungkinan

besar agent tidak selalu bertindak untuk kepentingan principal. Perilaku manajemen laba dapat

dimaksimalkan melalui suatu mekanisme monitoring yang bertujuan untuk menyelaraskan berbagai

kepentingan antara prinsipal dan agen.

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang akan diteliti dapat dirumuskan adalah: 1) Apakah

struktur kepemilikan mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba perusahaan; dan 2) Apakah

mekanisme corporate governance mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba perusahaan.

2. KAJIAN LITERATUR

Teori Keagenan

Agency theory digunakan untuk memprediksi adanya konflik kepentingan di antara individu-individu

yang rasional (Scott, 2015). Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan agency theory adalah sebuah

kontrak dimana satu atau lebih principal menggunakan pihak lain (agent) untuk melakukan sesuatu

berdasarkan kepentingan principal yang mencakup pendelegasian wewenang pengambilan keputusan

kepada agent. Kontrak tersebut bertujuan untuk melindungi kepentingan agent dan principal. Agar

hubungan kontraktual ini dapat berjalan dengan lancar, pemilik akan mendelegasikan otoritas

pembuatan keputusan kepada manajer. Perencanaan kontrak yang tepat untuk menyelaraskan

kepentingan manajer dan pemilik dalam hal konflik kepentingan inilah yang merupakan inti dari

agency theory. Namun untuk menciptakan kontrak yang tepat merupakan hal yang sulit diwujudkan.

Oleh karena itu, investor diwajibkan untuk memberi hak pengendalian residual kepada manajer

(residual control right) yakni hak untuk membuat keputusan dalam kondisi-kondisi tertentu yang

sebelumnya belum terlihat di kontrak. Teori agensi berfokus pada hubungan dua individu, yaitu agen

dan principal (Dirgantiri, dkk., 2000). Dalam teori agensi, manajer didefinisikan sebagai agen dan

pemegang saham sebagai prinsipal. Dalam hal ini, para pemegang saham sebagai pemilik perusahaan

atau prinsipal mendelegasikan wewenang pembuatan keputusan dalam perusahaan kepada direktur

yang merupakan agen para pemegang saham (Solomon, 2007).

Manajemen Laba (Earnings Management)

Menurut (Copeland, 1968:10), manajemen laba mencakup usaha manajemen untuk

memaksimumkan, atau meminimumkan laba, termasuk perataan laba sesuai dengan keinginan

manajemen. Secara umum earnings management didefinisikan sebagai upaya yang dilakukan oleh

manajemen untuk memanipulasi laba perusahaan dengan tujuan tertentu. Sedangkan secara khusus

earnings management memiliki beberapa definisi antara lain menurut Scott (2015) mendefinisikan

earnings management sebagai pilihan kebijakan akuntansi oleh manajer untuk mencapai tujuan

tertentu. Earnings management didefinisikan oleh Setiawati dan Na’im (2000) adalah campur tangan

manajemen dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan dirinya

sendiri. Scott (2015) menyatakan bahwa earning management bisa dilihat dari dua sisi yang berbeda

yaitu dari sisi financial reporting dan contracting. Pertama, financial reporting menjelaskan bahwa

manajer menggunakan earnings management untuk memenuhi perkiraan earning yang dibuat oleh

analis untuk menghindari pengaruh negatif dari kegagalan untuk memenuhi ekspektasi investor

terhadap harga saham. Kedua, sebagai alat bagi manajemen untuk menyampaikan inside information

kepada investor. Contracting menilai earnings management digunakan oleh manajer sebagai cara

untuk melindungi perusahaan dari konsekuensi yang disebabkan oleh kejadian-

Page 3: PENGARUH KEPEMILIKAN PERUSAHAAN DAN …fkbi.akuntansi.upi.edu/wp-content/uploads/2017/10/FKBI-V_GVRC_09... · Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5 Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016

Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5

Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 Page 351

terduga ketika kontrak rigid (kaku) dan tidak lengkap. Earning management digunakan oleh manajer

untuk mengurangi fluktuasi dari kompensasinya.

Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional adalah proporsi saham perusahaan yang dimiliki oleh pihak institusional

(eksternal), seperti perusahaan investasi, bank, asuransi dan lembaga lain (Imanta dan Satwiko, 2011).

Kepemilikan institusional memiliki arti penting dalam memonitor manajemen karena dengan adanya

kepemilikan oleh institisional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal.

Monitoring tersebut akan menjamin kemakmuran untuk pemegang saham, dimana pengaruh

kepemilikan institusional sebagai agen pengawas ditekan melalui investasi mereka yang cukup besar

dalam pasar modal.

Corporate Governance

Corporate governance merupakan suatu mekanisme pengelolaan perusahaan yang didasarkan pada

teori agensi. Dengan adanya penerapan Corporate Governance diharapkan bisa berfungsi sebagai alat

untuk memberi keyakinan kepada investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang

mereka investasikan pada suatu perusahaan. Corporate Governance berkaitan dengan bagaimana

investor yakin bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi investor, yakin bahwa manajer

tidak akan mencuri/menggelapkan atau menginvestasikan ke dalam proyek-proyek yang tidak

menguntungkan berkaitan dengan dana yang telah ditanamkan oleh investor dan berkaitan dengan

bagaimana para investor mengendalikan para manajer (Shleifer dan Vishny, 1997 dalam Herawaty,

2008).

3. METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini akan diuji dua hipotesis utama yaitu mengenai dampak Struktur Kepemilikan dan

Penerapan Good Corporate Governance (GCG) terhadap Manajemen Laba. Struktur kepemilikan

yang akan diuji dampaknya terhadap manajemen laba dalam penelitian ini adalah kepemilikan

institusional. Sedangkan Corporate Governance yang akan diuji dampaknya terhadap Manajemen

Laba adalah Komposisi Dewan Komisaris Independen dan Komite Audit Independen. Untuk menguji

hipotesis penelitian ini akan digunakan model regresi sebagai berikut:

DISREV = α + β1INST + β2KDKI + β3KAI + β4SIZE + β5LEV + β6UKAP + ɛ .................. (1)

Keterangan:

α dan β = konstanta dan koefisien regresi

DISREV = Manajemen laba yang dilakukan melalui discretionary revenue

INST = Kepemilikan institusional

KDKI = Komposisi Dewan Komisaris Independen

KAI = Komite Auditor Independen

SIZE = Ukuran perusahaan

LEV = Leverage

UKAP = Ukuran KAP (untuk kualitas audit)

ɛ = error / kesalahan (faktor pengganggu)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah earning management yang merupakan campur

tangan manajemen dalam penyusunan dan pelaporan keuangan perusahaan untuk mencapai tingkat

laba tertentu (Siallagan, 2009). Dalam penelitian ini manajemen laba diukur dengan discretionary

revenue diberikan simbol DISREV. Stubben (2010:3) menyebutkan bahwa penggunaan discretionary

revenue sebagai proksi manajemen laba yang dihitung dengan pendekatan penerimaan dapat

mengukur manajemen laba lebih baik dibandingkan menggunakan pendekatan akrual. Hasil temuan

ini

Page 4: PENGARUH KEPEMILIKAN PERUSAHAAN DAN …fkbi.akuntansi.upi.edu/wp-content/uploads/2017/10/FKBI-V_GVRC_09... · Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5 Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016

Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5

Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 Page 352

menunjukkan bahwa ukuran discretionary revenue menghasilkan bias dan kesalahan yang lebih kecil

dibandingkan model akrual, dimana discretionary revenue dapat mendeteksi tidak hanya pendapatan

manajemen, tetapi juga manajemen laba (melalui pendapatan).

Model of Discretionary Revenue:

∆ARit = α + β1∆Rit + β2∆Rit×SIZEit + β3∆Rit×AGEit + β4∆Rit ×AGE_SQit + β5∆Rit×GRR_Nit

+ β6∆Rit×GRMit + β7∆Rit×GRM_SQit + ɛit ................................................................ (2)

Keterangan:

Δ = annual change;

AR = end of fiscal year account receivable;

R = annual revenue;

SIZE = natural log of total asset at end of fiscal year;

AGE = age of firm (years)

GRR_N = industry-median-adjusted revenue growth (_0 if positif)

GRM = industry-median-adjusted gross margin at end of fiscal year;

_SQ = square of variable; and

ɛ = error

Error yang didapat dari hasil regresi persamaan (2) kemudian digunakan untuk mengestimasi besar

manajemen laba sebagai Discretion dalam persamaan (3) berikut:

Discretion = ∆ARit - α + β1∆Rit + β2∆Rit×SIZEit + β3∆Rit×AGEit + β4∆Rit×AGE_SQit +

β5∆Rit× GRR_Nit + β6∆Rit×GRMit + β7∆Rit×GRM_SQit + ɛit ................................. (3)

Adapun penjelasan lebih lanjut dari formula conditional revenue model adalah sebagai berikut:

1. Perubahan pendapatan, yang diperoleh dari:

∆𝑅𝑡 = 𝑅𝑡 − 𝑅𝑡−1

dimana: R adalah pendapatan

2. Size, yang merupakan ukuran perusahaan yang diperoleh melalui natural log dari total asset.

3. Age, adalah umur perusahaan yang diperoleh dengan cara menghitung berapa lamanya suatu

perusahaan telah berdiri sampai dengan tahun dikeluarkannya laporan tahunan untuk masing-

masing tahun, kemudian untuk age square diperoleh dengan mengkuadratkan hasil dari age

tersebut. 4. Growth rate in revenue (GRR), yang diperoleh dari:

𝐺𝑅𝑅𝑡 =𝑅𝑡 − 𝑅𝑡−1𝑅𝑡−1

GRR yang digunakan adalah GRR_N yang mempunyai nilai 1 jika GRR bernilai negatif dan nilai

0 jika GRR bernilai positif. 5. Gross margin (GRM), yang diperoleh dari:

𝐺𝑅𝑀𝑡 =𝑅𝑡 − 𝐶𝑂𝐺𝑆𝑡

𝑅𝑡

dimana: COGS adalah harga pokok penjualan.

Untuk GRM_SQ hanya tinggal mengkuadratkan GRM.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah Komposisi Kepemilikan Institusional dan Index

Corporate Governance serta variabel kontrol sebagai berikut:

Page 5: PENGARUH KEPEMILIKAN PERUSAHAAN DAN …fkbi.akuntansi.upi.edu/wp-content/uploads/2017/10/FKBI-V_GVRC_09... · Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5 Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016

Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5

Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 Page 353

Komposisi Kepemilikan Institusional (X1)

Kepemilikan institusional adalah jumlah kepemilikan saham oleh stakeholders. Kepemilikan

institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring

secara efektif sehingga dapat mengurangi manajemen laba. Penelitian ini mengukur kepemilikan

institusional dengan menggunakan indikator persentase jumlah saham yang dimiliki pihak stakeholder

(pemegang saham) dari seluruh modal saham perusahaan yang beredar. Skala yang digunakan dalam

perhitungan jumlah kepemilikan institusional adalah skala rasio.

Komposisi Dewan Komisaris Independen (X2)

Komposisi dewan komisaris adalah susunan keanggotaan yang terdiri dari komisaris dari luar

perusahaan (komisaris independen) dan komisaris dari dalam perusahaan (Nuryaman, 2008). Dewan

komisaris bertanggung jawab dan berwenang mengawasi tindakan manajemen dan memberikan

nasihat kepada manajemen. Dewan komisaris independen diukur berdasarkan persentase jumlah

dewan komisaris independen terhadap jumlah total komisaris yang ada dalam susunan dewan

komisaris perusahaan (Farida, Yuli, dan Eliada, dalam Rahmawati, 2013).

Komposisi Komite Audit Independen (X3)

Sesuai dengan Kep. 29/PM/2004 seperti yang dikutip oleh Nasution dan Setiawan (2007)

komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas pengawasan

pengelolaan perusahaan. Komite audit yang bertanggung jawab untuk mengawasi laporan keuangan,

mengawasi auditor eksternal dan mengamati sistem pengendalian internal. Komite audit independen

pada penelitian ini diukur berdasarkan persentase jumlah anggota komite audit yang berasal dari luar

komite audit terhadap seluruh anggota komite audit (Guna dan Herawaty dalam Rahmawati, 2013).

Ukuran Perusahaan (X4)

Ukuran perusahaan (size) menggambarkan kepemilikan basis pemegang kepentingan. Jika

perusahaan yang berukuran besar, maka memiliki basis pemegang kepentingan yang lebih luas dan

sebaliknya, sehingga berbagai kebijakan perusahaan besar akan berdampak lebih besar terhadap

kepentingan publik dibanding perusahaan kecil. Penelitian ini menggunakan rumus logaritma natural

dari total asset. Logaritma natural total asset perusahaan dapat menunjukkan bahwa semakin besar

ukuran atau asset perusahaan berarti semakin besar pula angka logaritmanya (Cornett et al.,2008).

Tingkat Hutang atau Leverage (X5)

Leverage adalah perbandingan antara hutang dan asset yang menunjukkan beberapa bagian

asset yang digunakan untuk menjamin hutang. Ukuran ini berhubungan dengan keberadaan serta ketat

atau tidaknya suatu persetujuan hutang. Perusahaan yang memiliki kemungkinan lebih tinggi dalam

melanggar perjanjian hutang cenderung terlibat dalam praktik manajemen laba untuk meningkatkan

laba perusahaan (Healy dan Palepu; DeFond dan Jiambalvo; dalam Rusmin, 2010).

Ukuran Kantor Akuntan Publik (X6)

Ukuran KAP digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur kualitas audit, dimana jika

perusahaan diaudit oleh KAP Big Four maka kualitas auditnya tinggi. Begitu pula sebaliknya, jika

perusahaan diaudit oleh KAP Non Big Four maka kualitas auditnya rendah. Konsisten dengan

penelitian Al Thuneibat et al. (2010) dan Giri (2010), variabel ini akan mengukur menggunakan

variabel dummy. Nilai 1(satu) jika perusahaan diaudit oleh KAP big four dan nilai 0 (nol) jika

perusahaan diaudit oleh KAP non big four. Auditor yang masuk dalam kelompok KAP big four

dianggap mempunyai reputasi yang baik, hal ini dikarenakan memiliki jumlah klien yang terbanyak.

Dengan kondisi ini mengindikasikan tingginya kepercayaan perusahaan emiten terhadap jasa audit

Page 6: PENGARUH KEPEMILIKAN PERUSAHAAN DAN …fkbi.akuntansi.upi.edu/wp-content/uploads/2017/10/FKBI-V_GVRC_09... · Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5 Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016

Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5

Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 Page 354

yang diberikan oleh keempat KAP tersebut. KAP di Indonesia yang saat ini berafiliasi dengan

KAP big four adalah antara lain:

a. Pricewaterhouse Coopers (KAP Tanudireja Wibisana & Rekan).

b. Ernst & Young (KAP Purwantono Sarwoko & Sandjaja).

c. Deloitte Touche Tohmatsu (KAP Osman Bing Satrio & Rekan).

d. KPMG (KAP Siddharta & Widjaja).

Populasi yang menjadi fokus penelitian ini adalah dengan mengambil data dari laporan keuangan

tahunan perusahaan go public yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dari tahun 2012 – 2014.

Sedangkan sampel data akan dilakukan dengan metode pemilihan secara non random. Data-data

tersebut akan diperoleh dari www.idx.co.id. Pemilihan sampel dilakukan berdasarkan metode

purposive sampling.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan strategi pengumpulan

data arsip, dimana sumber datanya dapat bersifat sekunder, dengan teknik basis data, yaitu mencari

data yang bersumber dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) yang dikeluarkan oleh Bursa

Efek Indonesia (BEI) serta Indonesia Institute of Corporate Directory (IICD) dari tahun 2012 sampai

2014, serta data-data lain yang terkait dengan penelitan ini.

Data yang dikumpulkan akan dilakukan analisis statistik, yaitu melalui analisis regresi linier

berganda, dimana sebelumnya akan dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas,

multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Jika telah melewati semua uji tersebut, maka

data dinyatakan layak untuk dianalisis dengan regresi linier berganda. Pada analisis ini, terlebih

dahulu akan dilakukan uji koefisien korelasi secara simultan dan parsial. Langkah terakhir adalah

melakukan pengujian terhadap persamaan regresi linier berganda melalui analysis of variance

(ANOVA).

Rumusan hipotesisnya adalah:

Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan variabel-variabel independen terhadap Manajemen Laba.

Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah sebesar 5%.

2. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis didasarkan pada signifikansi probabilitas, dengan

kriteria:

Jika probabilitas > α = 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan.

Jika probabilitas < α = 0,05 maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh signifikan.

Hasil yang diperoleh selanjutnya akan dilakukan pembahasan secara deskriptif.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Statistik Deskriptif Data Variabel Discretion

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) selama periode 2012-2014. Berdasarkan data yang diperoleh dari Indonesia Capital

Market Directory (ICMD), jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan dijadikan sampel

adalah 62 perusahaan, sedangkan data yang digunakan masing-masing selama 3 tahun, yaitu tahun

2012, 2013 dan 2014. Jadi, jumlah data adalah sebanyak 186 data. Akan tetapi, setelah dilakukan

pengujian outlier, ternyata ditemui ada tiga data yang outlier, yaitu data No. 66, 90 dan 102. Ketiga

data tersebut menyebabkan hasil regresi variabel Discretion menjadi kurang akurat. Oleh karena itu

ketiga data tersebut harus dieliminasi, yaitu data dari PT. Alumindo Light Metal Industri Tbk (ALMI)

tahun 2013 (No. 66), PT. Jembo Cable Company Tbk (JECC) tahun 2013 (No. 90) dan PT. Merck

Page 7: PENGARUH KEPEMILIKAN PERUSAHAAN DAN …fkbi.akuntansi.upi.edu/wp-content/uploads/2017/10/FKBI-V_GVRC_09... · Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5 Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016

Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5

Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 Page 355

Tbk (MERK) tahun 2013 (No. 102). Setelah dilakukan revisi, yaitu dengan mengeliminasi ketiga

data tersebut, maka dilakukan pengujian kembali dan hasil statistik deskriptifnya dapat dilihat pada

tabel 1.

Tabel 1. Hasil Statistik Deskriptif Variabel-variabel untuk Discretion

Variable Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

AR -0,4533 0,9331 0,1427 0,2483 183

R -1,0578 1,6036 0,1465 0,2831 183

RxSIZE -14,4627 21,6830 2,1396 3,9268 183

RxAGE -45,4842 114,2258 6,1233 13,9087 183

RxAGE_SQ -2.064,9117 9.594,9659 306,0996 924,1471 183

RxGRR_N -1,0578 0,0000 -0,0272 0,1041 183

RxGRM -0,7384 0,8718 0,0383 0,1166 183

RxGRM_SQ -0,5154 0,5589 0,0132 0,0672 183

Statistik Deskriptif Data Variabel Manajemen Laba

Data yang akan digunakan dalam pembahasan selanjutnya adalah data yang tersisa dari hasil

eliminasi, yaitu sebanyak 183 data. Data inilah yang akan digunakan untuk mengestimasi Manajemen

Laba. Akan tetapi, setelah dilakukan pengujian outlier, ternyata ditemui ada satu data yang outlier,

yaitu data No. 100. Data tersebut menyebabkan hasil regresi variabel Discretion menjadi kurang

akurat. Oleh karena data tersebut harus dieliminasi, yaitu data dari PT. Multi Bintang Indonesia Tbk

(MLBI) tahun 2013. Selanjutnya dilakukan pengujian kembali dan ditemui kondisi outlier pada data

No. 136, yaitu PT. Delta Djakarta Tbk (DLTA) tahun 2014. Setelah dilakukan revisi yang kedua,

yaitu dengan mengeliminasi data tersebut, maka dilakukan pengujian kembali dan hasil statistik

deskriptifnya dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil Statistik Deskriptif Variabel-variabel untuk Manajemen Laba

Variable Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

DISREV -1,0806 1,4332 0,0954 0,4749 181

INST 0,7334 1,0000 0,9758 0,0578 181

KDKI 0,2000 1,0000 0,4148 0,1254 181

KAI 0,3333 1,0000 0,9822 0,0959 181

SIZE 11,4612 19,2795 14,5175 1,7001 181

LEV 0,1306 19,2795 5,2230 6,8045 181

UKAP 0,0000 1,0000 0,4300 0,4960 181

Uji Asumsi Klasik Variabel Discretion

Data yang sudah melalui tahap seleksi di atas selanjutnya akan dilakukan pengujian asumsi

klasik, yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil Uji Asumsi Klasik Variabel Discretion

Uji Tipe

Pengujian

Kriteria Hasil Kesimpulan

Normalitas Kolmogorov-

Smirnov

≤ 0,05 = 0,813 Ditolak Data normal

Multikolinieritas VIF VIF > 10 R : 7,801

RxSIZE : 5,507

RxAGE : 7,040

RxAGE_SQ : 5,402

RxGRR_N : 2,093

Ditolak

Ditolak

Ditolak

Ditolak

Ditolak

Tidak terdapat

multikolinieritas

Page 8: PENGARUH KEPEMILIKAN PERUSAHAAN DAN …fkbi.akuntansi.upi.edu/wp-content/uploads/2017/10/FKBI-V_GVRC_09... · Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5 Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016

Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5

Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 Page 356

RxGRM : 5,342

RxGRM_SQ :

4,359

Ditolak

Ditolak

Heteroskedastisitas Uji Glesjer ≤ 0,05 R : 0,835

RxSIZE : 0,943

RxAGE : 0,781

RxAGE_SQ : 0,512

RxGRR_N : 0,059

RxGRM : 0,615

RxGRM_SQ :

0,884

Ditolak

Ditolak

Ditolak

Ditolak

Ditolak

Ditolak

Ditolak

Tidak tedapat

heteroskedastisitas

Autokorelasi Durbin-

Watson

d > 1,8380 d = 1,873 Ditolak Tidak terjadi

autokorelasi

Uji Hipotesis Variabel Discretion

Data variabel Discretion yang sudah melalui tahap uji asumsi klasik, selanjutnya akan dilakukan

pengujian hipotesis, yaitu uji terhadap koefisien korelasi secara simultan (uji F) dan parsial (uji t).

Hasil pengujian secara simultan dapat dilihat pada tabel 4, sedangkan hasil pengujian secara parsial

dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 4. Hasil Uji F (F Test dengan ANOVA)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2,912 7 0,416 8,761 0,000(a)

Residual 8,311 175 0,047

Total 11,223 182

Tabel 5. Hasil Uji t

Variabel

Independen Coefficients Nilai t Signifikansi Kesimpulan

R 0,083 0,109 0,913 Diterima

RxSIZE 0,102 1,967 0,051 Diterima

RxAGE -0,042 -2,751 0,007* Ditolak

RxAGE_SQ 0,000 2,821 0,005* Ditolak

RxGRR_N 0,263 1,170 0,243 Diterima

RxGRM -1,024 -1,011 0,313 Diterima

RxGRM_SQ 1,332 0,839 0,403 Diterima

Hasil pengujian koefisien korelasi menunjukkan bahwa secara simultan, ada hubungan yang

signifikan antara variabel-variabel independen terhadap variabel Discretation. Akan tetapi, secara

parsial hanya ada dua variabel yang mempunyai hubungan yang signifikan terhadap variabel

Discretation, yaitu variabel RxAGE dan RxAGE_SQ. Dengan demikian hanya kedua variabel ini

akan digunakan untuk menaksir Discretation.

Uji Asumsi Klasik Variabel Penelitian

Variabel dependen yang akan digunakan adalah Manajemen Laba (DISREV), yang merupakan

hasil perhitungan Discretation. Tahapan selanjutnya adalah melakukan uji asumsi klasik untuk data

seluruh variabel, yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 5

Tabel 5. Hasil Uji Asumsi Klasik Variabel Manajemen Laba

Uji Tipe

Pengujian

Kriteria Hasil Kesimpulan

Normalitas Kolmogorov-

Smirnov

≤ 0,05 = 0,296 Ditolak Data normal

Multikolinieritas VIF VIF > 10 INST : 1,185 Ditolak Tidak terdapat

Page 9: PENGARUH KEPEMILIKAN PERUSAHAAN DAN …fkbi.akuntansi.upi.edu/wp-content/uploads/2017/10/FKBI-V_GVRC_09... · Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5 Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016

Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5

Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 Page 357

KDKI : 1,052

KAI : 1,077

SIZE : 1,485

LEV : 1,030

UKAP : 1,326

Ditolak

Ditolak

Ditolak

Ditolak

Ditolak

multikolinieritas

Heteroskedastisit

as

Uji Glesjer ≤ 0,05 INST : 0,746

KDKI : 0,401

KAI : 0,947

SIZE : 0,446

LEV : 0,403

UKAP : 0,644

Ditolak

Ditolak

Ditolak

Ditolak

Ditolak

Ditolak

Tidak tedapat

heteroskedastisitas

Autokorelasi Durbin-

Watson

d > 1,8256 d = 1,978 Ditolak Tidak terjadi

autokorelasi

Uji Hipotesis Variabel Tujuan

Data variabel tujuan yang sudah melalui tahap uji asumsi klasik, selanjutnya akan dilakukan

pengujian hipotesis, yaitu uji terhadap koefisien korelasi secara simultan (uji F) dan parsial (uji t).

Hasil pengujian secara simultan dapat dilihat pada tabel 6, sedangkan hasil pengujian secara parsial

dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 6. Hasil Uji F (F Test dengan ANOVA)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3,102 6 0,517 2,399 0,030(a)

Residual 37,500 174 0,216

Total 40,603 180

Tabel 7. Hasil Uji t

Variabel

Independen Coefficients Nilai t Signifikansi Kesimpulan

INST 0,393 0,602 0,548 Diterima

KDKI -0,032 -0,112 0,911 Diterima

KAI -0,177 -0,473 0,637 Diterima

SIZE 0,070 2,812 0,005* Ditolak

LEV -0,011 -2,167 0,032* Ditolak

UKAP -0,106 -1,324 0,187 Diterima

Hasil pengujian koefisien korelasi menunjukkan bahwa secara simultan, ada hubungan yang

signifikan antara variabel-variabel independen terhadap variabel Manajemen Laba. Akan tetapi,

secara parsial hanya ada dua variabel yang tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap

variabel Manajemen Laba, yaitu variabel SIZE dan LEV. Dengan demikian hanya kedua variabel ini

yang dapat digunakan untuk menaksir Manajemen Laba.

Interpretasi Hasil Penelitian

a. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba

Berdasarkan hasil penelitian, variabel kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap

manajemen laba, sehingga hipotesis penelitian ini yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional

berpengaruh negatif terhadap manajemen laba ditolak. Hasil penelitian ini mendukung penelitian

Veronica dan Utama (2006) yang menyebutkan bahwa proporsi kepemilikan institusional memiliki

pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap pengelolaan laba. Selain itu, hasil penelitian juga

berlawanan dengan Nuraini dan Zain

Page 10: PENGARUH KEPEMILIKAN PERUSAHAAN DAN …fkbi.akuntansi.upi.edu/wp-content/uploads/2017/10/FKBI-V_GVRC_09... · Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5 Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016

Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5

Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 Page 358

(2007) yang menyimpulkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap manajemen laba.

Tetapi, hasil penelitian ini mendukung penelitian Ujhiyantho dan Pramuka (2007) yang juga

memperoleh hasil yang sama yaitu variabel kepemilikan institusional tidak berpengaruh

terhadap variabel discretionary accruals dengan tingkat signifikan 5%. Tidak ditemukannya

pengaruh yang signifikan antara kepemilikan institusional dan manajemen laba dalam

penelitian ini kemungkinan juga karena hanya sedikitnya perusahaan sampel dalam

penelitian ini yang memiliki kepemilikan institusional. Hal ini dapat dilihat pada tabel

statistik deskriptif lampiran 3 dimana rata-rata kepemilikan institusional hanya sebesar

9,54%. Rata-rata perusahaan menjadi sampel penelitian ini kepemilikan saham oleh institusi

tidak cukup besar sehingga belum mampu dijadikan sebagai salah satu indikator peran

pengawasan yang seharusnya dapat dilakukan oleh pemilik saham yang berupa institusi.

Oleh karena itu besar kecilnya kepemilikan saham oleh institusional tidak terbukti dapat

menurunkan manajemen laba dalam penelitian ini.

b. Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Manajemen Laba

Berdasarkan hasil penelitian, variabel komisaris independen tidak berpengaruh terhadap

manajemen laba, sehingga hipotesis 2b yang menyatakan bahwa komisaris independen

berpengaruh negatif terhadap manajemen laba diterima. Dalam penelitian ini, pengaruh

kepemilikan asing terhadap manajemen laba tidak terbukti menurunkan manajemen laba.

Hasil ini kemungkinan disebabkan oleh karena rata-rata perusahaan yang menjadi sampel

penelitian ini yang memiliki persentase komisaris independen masih lebih kecil. Hal ini

ditunjukkan oleh tabel statistik deskriptif (lampiran 3 tabel 20) yang menunjukan bahwa

rata-rata komisaris independen pada perusahaan sampel masih tegolong rendah, yaitu

sebesar 41,48%.

c. Pengaruh Komite Audit Independen Terhadap Manajemen Laba

Berdasarkan hasil penelitian, variabel Komite Audit Independen terbukti tidak berpengaruh

terhadap manajemen laba perusahaan. Penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Meutis (2004) yang menyatakan bahwa komite audit

independen dapat menjadi salah satu faktor dalam mendeteksi manajemen laba.

Tetapi penelitian ini mendukung hasil penelitian Welvin dan Herawaty (2010) yang

menyimpulkan bahwa komite audit independen tidak berpengaruh terhadap manajemen

laba. Dalam penelitian ini, terlihat dari nilai rata-rata pada statistik deskriptif bahwa 98,22%

perusahaan sampel penelitian telah menggunakan jasa komite audit independen. Namun,

pengaruhnya terhadap manajemen laba yang tidak terlihat kemungkinan disebabkan karena

auditor yang belum mampu mendeteksi terjadinya manajemen laba melalui proses audit

laporan keuangan perusahaan.

d. Pengaruh Ukuran Perusahaan (Size) terhadap Manajemen Laba

Berdasarkan hasil penelitian, variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Welvin dan Herawaty (2010)

yang menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba. Tetapi, hasil

penelitian ini tidak mendukung penelitian Veronica dan Utama (2006) serta Nuryaman (2008) yang

menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pengelolaan laba.

Dalam penelitian ini ukuran perusahaan dilihat dari

Page 11: PENGARUH KEPEMILIKAN PERUSAHAAN DAN …fkbi.akuntansi.upi.edu/wp-content/uploads/2017/10/FKBI-V_GVRC_09... · Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5 Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016

Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5

Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 Page 359

total aset yang dimiliki perusahaan, sehingga dianggap bahwa perusahaan besar relatif stabil

dalam pengelolaan kegiatan operasionalnya. Selain itu, perusahaan besar yang sudah dikenal

masyarakat tentu lebih berhati-hati dalam menyajikan laporan keuangannya secara akurat,

sehingga dorongan untuk melakukan manajemen laba juga lebih sedikit dibandingkan

perusahaan berukuran kecil. Hasil penelitian ini mengkonfirmasi teori tentang political cost

hypothesis yang menyatakan bahwa perusahaan besar akan menjadi sorotan publik sehingga

mereka cenderung akan mengelola labanya agar terlihat stabil.

e. Pengaruh Leverage terhadap Manajemen Laba

Berdasarkan hasil penelitian, variabel leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

manajemen laba. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Tarjo (2008) yang

menghasilkan kesimpulan bahwa leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap

manajemen laba, serta konsisten dengan hasil penelitan Widyaningdyah (2001) maupun

Welvin dan Herawaty (2010) yang menyatakan jika leverage berpengaruh signifikan

terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori debt covenant hypothesis

yang dikemukan oleh Scott (2012), dimana suatu perusahaan yang dekat dengan waktu jatuh

tempo pinjaman hutang akan cenderung menggeser laba periode mendatang ke periode

sekarang. Dalam hal ini manajemen laba sengaja dilakukan untuk menciptakan image

perusahaan yang baik dimata kreditur terkait kemampaun membayar hutangnya.

f. Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba

Berdasarkan hasil penelitan, variabel kualitas audit yang diproksikan dengan KAP Big Four

dan KAP Non Big Four tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil penelitan ini

tidak mendukung penelitian Veronica dan Utama (2006) serta Sanjaya (2008) yang

menyatakan bahwa perusahaan yang diaudit oleh auditor dalam kelompok KAP Big Four

cenderung akan membatasi praktik manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan.

Tetapi, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Puritama dan Rahmawati (2008) serta

Rahmadika (2011) yang menyatakan bahwa kualitas audit yang diproksikan dengan auditor

spesialis industri dan auditor Big Four tidak berpengaruh terhadap manajemen laba yang

diproksikan dengan discretionary accruals. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan yang

diaudit oleh auditor Big Four tidak terbukti membatasi praktik manajemen laba yang

dilakukan oleh perusahaan. Nilai rata-rata (mean) dalam variabel kualitas audit pada tabel

statistik deskriptif (lampiran 3 tabel 20) menunjukan angka 0,4300 yang berarti bahwa

hanya 43% perusahaan yang menggunakan jasa KAP Big Four. Oleh karena itu, hubungan

antara kualitas audit terhadap manajemen laba dalam penelitian ini belum cukup mewakili

untuk dilihat pengaruh keduanya.

5. KESIMPULAN

Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa: 1) Kepemilikan institusional tidak terbukti

berpengaruh terhadap manajemen laba. Kemungkinan hal ini disebabkan karena dalam survei yang

dilakukan IICD sudah mencakup struktur kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan

kepemilikan asing tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba; dan 2) Komponen

corporate governance tidak terbukti berpengaruh terhadap manajemen laba. Ini berarti praktek

corporate governance yang ditandai dengan keberadaan komisaris independen dan komite audit

independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba. Hanya faktor ukuran (size)

Page 12: PENGARUH KEPEMILIKAN PERUSAHAAN DAN …fkbi.akuntansi.upi.edu/wp-content/uploads/2017/10/FKBI-V_GVRC_09... · Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5 Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016

Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5

Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 Page 360

dan leverage saja yang mempengaruhi manajemen laba, dimana faktor size memiliki pegaruh

positif dan leverage memiliki pengaruh negatif terhadap manajemen laba.

6. REFERENSI

Boediono, GS. B. (2005). Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan

Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisa Jalur. Simposium Nasional Akuntansi

VIII, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Darmawati, D., Khomsiyah., & Rahayu, R.G. (2005). Hubungan Corporate Governance dan Kinerja

Perusahaan. The Indonesian Journal of Accounting Research, 8(1), 1-30

Dechow, P.M., Sloan, R.G., & Sweeney, A.P. (1995). Detecting Earnings Management. The

Accounting Review, 70(2), 193-225.

Eisenhardt, Kathleen M. 1989. Agency Theory: An Assesment and Review. Academy of Management

Review. Vol. 14. No. 1, pp. 57-74.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. (6ed).

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Jensen, M., & Meckling, W.H. (1976). Theory of the Firm: Managerial Behaviour, Agency, and

Ownership Structure. Journal of Financial Economic, 3(4), 305-360.

Kusumawardhani, I. (2012). Pengaruh Corporate Good Governance, Struktur Kepemilikan, dan

Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi

Informasi, 9(1), 41-54.

Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). 2004. The OECD Principles of

Corporate Governance. Diakses pada 25 Mei 2015 dari World Wide Web: http: www.oecd.org.

Rahmawati, H.I. (2013). Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap Manajemen Laba

pada Perusahaan Perbankan. Accounting Analysis Journal, 2(1), 9-18.

Scott, William.Robert. 2015. Financial Accounting Theory. (7th ed). Ontario: Pearson Canada.

Stubben, Stephen.R. (2010). Discretionary Revenues as a Measure of Earnings Management. The

Accounting Review, 85(2), 695-717.

Siregar, Sylvia Veronica N.P dan Siddharta Utama. 2006. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran

Perusahaan, dan Corporate Governance terhadap Manajemen Laba. Jurnal Skripsi Akuntansi.

Surat Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Jakarta. No: Kep-305/BEJ/07-2004 Tentang Peraturan No-

1A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh

Perusahaan Tercatat.

Utami, Wiwik. 2005. Pengaruh Manajemen Laba terhadap Biaya Modal Ekuitas (Studi Pada

Perusahaan Publik Sektor Manufaktur). Simposium nasional Akuntansi VIII, 100-116.

Visvanathan, Gnanakumar (2008). Corporate Governance and Real Earnings Management. Academy

of Accounting and Financial Studies Journal, 12(1)