Top Banner
PENGARUH KEMAMPUAN BERBAHASA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS IX MTsN MODEL MAKASSAR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar Oleh M A R D I A N T O NIM. 20404108033 JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2012
92

Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

Nov 29, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

PENGARUH KEMAMPUAN BERBAHASA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

KELAS IX MTsN MODEL MAKASSAR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Fisika

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar

Oleh

M A R D I A N T O

NIM. 20404108033

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2012

Page 2: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan penuh kesadaran, penyusun yang bertanda tangan di bawah ini,

menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penyusun sendiri. Jika

dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat

atau dibantu orang lain secara keseluruhan, maka skripsi dan gelar yang diperoleh

karenanya batal demi hukum.

Samata – Gowa, 18 Mei 2012

Penulis

M a r d i a n t o

NIM. 20404108033

Page 3: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pembimbing penulisan skripsi saudara Mardianto, Nim. T.20404108033, mahasiswa

Jurusan Pendidikan Fisika pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin

Makassar. Setelah dengan seksama meneliti dan mengoreksi skripsi yang

bersangkutan dengan judul “Pengaruh Kemampuan Berbahasa dan Kemampuan

Berpikir terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas IX MTsN Model

Makassar”. Memandang bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat-syarat ilmiah

dan dapat disetujui untuk diajukan ke sidang munaqasyah.

Demikian persetujuan ini diberikan untuk proses selanjutnya.

Samata – Gowa, 18 Mei 2011

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Andi Halimah, M. Pd. Dra. Hamsiah Djafar, M. Hum.

Nip. 19691114 199403 2 004 Nip. 19630803 199303 2 002

Page 4: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

iv

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Kemampuan Berbahasa dan

Kemampuan Berpikir terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas IX MTsN

Model Makassar” yang disusun oleh saudara Mardianto, Nim. 20404108033,

mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Alauddin Makassar, telah diuji dan dipertahankan dalam sidang munaqasyah yang

diselenggarakan pada hari Jum’at tanggal 25 Mei 2012 M, bertepatan dengan

tanggal 04 Rajab 1433 H dan dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu

syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan Jurusan Pendidikan Fisika dengan beberapa perbaikan.

Samata – Gowa, 25 Mei 2012 M

04 Rajab 1433 H

DEWAN PENGUJI

(SK Dekan No. 090 Tahun 2012)

Ketua : Drs. H. Muh. Yahya, M. Ag. (……………….……)

Sekretaris : Dra. Hamsiah Djafar, M. Hum. (…………..….……..)

Munaqisy I : Drs. Muh. Yusuf Hidayat, M. Pd. (…………....……….)

Munaqisy II : Muhammad Qaddafi, S. Si., M. Si. (………….…………)

Pembimbing I : Dra. Andi Halimah, M. Pd. (…………………….)

Pembimbing II : Dra. Hamsiah Djafar, M. Hum. (…………….………)

Diketahui Oleh :

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Alauddin Makassar

Dr. H. Salehuddin, M. Ag.

NIP. 19541212 198503 1 001

Page 5: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur tak terhingga penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. Yang telah

melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini walaupun di dalamnya masih bersifat sederhana. Tak lupa pula penulis

mengucapkan salam dan salawat semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi

Muhammad SAW serta para sahabat dan pengikutnya.

Ucapan terima kasih yang tulus kepada orang tua tercinta, Ayahanda dan

Ibunda (H. Tenri Ajeng dan Almarhumah Hj. Saberia) yang telah melahirkan,

mengasuh, memelihara, mendidik dan membimbing penulis dengan penuh kasih

sayang serta pengorbanan yang tak terhitung sejak dalam kandungan hingga dapat

menyelesaikan studi di perguruan tinggi ini serta sauadara-saudaraku yang selalu

memberikan motivasi kepada saya. Serta tidak lupa penulis mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. A. Qadir Gassing, HT. MS., Rektor Universitas Islam Negeri

Alauddin Makassar selaku penanggung jawab Perguruan Tinggi tempat penulis

menimba ilmu di dalamnya.

2. Dr. H. Salehuddin, M.Ag., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Alauddin Makassar.

3. Drs. Muh. Yusuf Hidayat, M.Pd. dan Muhammad Qaddafi, S.Si.,M.Si., Ketua dan

Sekretaris Jurusan Pendidikan Fisika beserta stafnya.

Page 6: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

vi

4. Ibu Rafiqah, S.Si., dosen dan penanggung jawab Laboratorium Jurusan

Pendidikan Fisika UIN Alauddin Makassar, atas segala ilmu yang telah diberikan

kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini dengan baik.

5. Dra. Andi Halimah, M.Pd. dan Dra. Hamsiah Djafar, M.Hum., yang masing-

masing Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah banyak meluangkan

waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

6. Bapak dan Ibu Dosen pada Jurusan Pendidikan Fisika UIN Alauddin Makassar,

atas segala bimbingan yang diberikan selama perkuliahan, sehingga penulis dapat

menyelesaikan tulisan ini.

7. Bapak Dr. H. Wahyuddin Hakim, S. Pd., M. Hum., Kepala MTsN Model

Makassar, dan guru-guru yang telah memberikan bantuannya kepada penulis,

serta siswa(i) MTsN Model Makassar khususnya kelas IX sehingga penulisan

skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Tim “the big five” (Danawir, Risaldy A Bustam, Ghegen Suryanto dan Imran

Nangki) atas bantuan, do’a, dan dukungannnya, serta yang selalu menjadi

motivator dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini.

9. Teman-teman di Gem_Bel (Fitriani, Rina S Bakri, Feni Kamal, Eko Putra Wira

Guna dan sebagainya) yang telah banyak memberikan motivasi dan bantuan

kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

10. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika khususnya angkatan “08”

yang selalu menasehati dan menemani penulis menjalani hari-hari di kampus dan

Page 7: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

vii

menjadi kenangan yang tak akan pernah terlupakan, meskipun perpisahan adalah

sunnatullah.

Tiada balasan yang dapat diberikan penulis, kecuali kepada Allah SWT

penulis harapkan balasannya dan semoga bernilai pahala disisi-Nya.

Amin ya Rabbal Alamin

Billahi Taufik Wal Hidayat Wassalamu Alakum Wr. Wb.

Samata – Gowa, 18 Mei 2011

Penulis

M a r d i a n t o

Nim. 20404108033

Page 8: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

ABSTRAK ...................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1-12

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5

C. Hipotesis Penelitian ............................................................................ 6

D. Definisi Operasional Judul ................................................................. 7

E. Tujuan dan Kegunaan ........................................................................ 9

F. Garis Besar Isi Skripsi ...................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 13-33

A. Kemampuan Berbahasa ...................................................................... 13

1. Pengertian ..................................................................................... 13

2. Perkembangan Bahasa Remaja ..................................................... 15

B. Kemampuan Berpikir ......................................................................... 17

1. Pengertian .................................................................................... 17

2. Hakikat Berpikir........................................................................... 22

3. Proses Berpikir ............................................................................. 22

C. Hubungan antara Bahasa dan Proses Berpikir ................................... 23

1. Bahasa Memengaruhi Pikiran ...................................................... 27

2. Pikiran Memengaruhi Bahasa ...................................................... 27

3. Bahasa dan Pikiran Saling Memengaruhi .................................... 27

D. Hasil Belajar Fisika Siswa ................................................................. 28

1. Siswa ............................................................................................ 28

2. Belajar .......................................................................................... 29

3. Hakikat Belajar ............................................................................ 30

4. Hasil Belajar................................................................................. 30

5. Manfaat Hasil Evaluasi ................................................................ 31

Page 9: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

ix

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 34-46

A. Populasi dan Sampel ............................................................................ 34

B. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian ................................................. 35

C. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................ 36

D. Instrumen Penelitian............................................................................. 37

E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 48-73

A. Hasil Penelitian .................................................................................... 48

B. Pembahasan .......................................................................................... 70

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 74-75

A. Kesimpulan .......................................................................................... 74

B. Saran ..................................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 76-77

LAMPIRAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Page 10: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

x

DAFTAR TABEL

Tabel Hal.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Siswa Kelas IX MTsN

Model Makassar .......................................................................... 38

Tabel 3.2 Lembar Observasi Kemampuan Berbahasa Siswa Kelas IX MTsN

Model Makassar .......................................................................... 41

Tabel 3.3 Kategori Kemampuan Berbahasa Kelas IX MTsN Model

Makassar ..................................................................................... 44

Tabel 3.4 Kategori Kemampuan Berpikir Kelas IX MTsN Model

Makassar ..................................................................................... 44

Tabel 3.5 Kategori Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas IX MTsN Model

Makassar ..................................................................................... 44

Tabel 4.1 Skor Kemampuan Berbahasa Siswa Kelas IX MTsN Model

Makassar ..................................................................................... 47

Tabel 4.2 Daftar Distribusi Frekuensi Skor Responden ............................. 50

Tabel 4.3 Tabel Penolong untuk Menghitung Nilai Mean ......................... 50

Tabel 4.4 Tabel Penolong untuk Menghitung Standar Deviasi .................. 51

Tabel 4.5 Tabel Kategori Skor Kemampuan Berbahasa Siswa

Kelas IX MTsN Model Makassar ............................................... 52

Tabel 4.6 Tabel Penolong Uji Normalitas Data Kemampuan Berbahasa

Siswa Kelas IX MTsN Model Makassar .................................... 52

Tabel 4.7 Skor Kemampuan Berpikir Siswa Kelas IX MTsN Model

Makassar ..................................................................................... 53

Tabel 4.8 Daftar Distribusi Frekuensi Skor Responden ............................. 56

Tabel 4.9 Tabel Penolong untuk Menghitung Nilai Mean ......................... 56

Tabel 4.10 Tabel Penolong untuk Menghitung Standar Deviasi .................. 57

Tabel 4.11 Tabel Kategori Skor Kemampuan Berpikir Siswa Kelas IX

MTsN Model Makassar .............................................................. 57

Tabel 4.12 Tabel Penolong Uji Normalitas Data Kemampuan Berpikir

Siswa Kelas IX MTsN Model Makassar .................................... 57

Tabel 4.13 Skor Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas IX MTsN Model

Makassar ..................................................................................... 59

Tabel 4.14 Daftar Distribusi Frekuensi Skor Responden ............................. 61

Tabel 4.15 Tabel Penolong untuk Menghitung Nilai Mean ......................... 62

Tabel 4.16 Tabel Penolong untuk Menghitung Standar Deviasi .................. 62

Page 11: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

xi

Tabel 4.17 Tabel Kategori Skor Hasil Belajar Fisika Siswa

Kelas IX MTsN Model Makassar ............................................... 63

Tabel 4.18 Tabel Penolong Uji Normalitas Data Hasil Belajar Fisika Siswa

Kelas IX MTsN Model Makassar ............................................... 63

Page 12: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A: INSTRUMEN PENELITIAN

Lampiran B: PERSURATAN

Page 13: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

xiii

ABSTRAK

Nama Penyusun : Mardianto

Nim : 20404108033

Judul Skripsi : “Pengaruh Kemampuan Berbahasa dan Kemampuan

Berpikir terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas IX

MTsN Model Makassar”

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menginterpretasikan

pengaruh kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir terhadap hasil belajar

fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini

dilaksanakan selama 6 kali pertemuan. Penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu

kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir sebagai variabel bebas dan hasil

belajar fisika siswa sebagai variabel terikat.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX MTsN Model

Makassar. Adapun sampelnya adalah siswa kelas IX1 MTsN Model Makassar yang

terdiri dari 40 orang karena peneliti menggunakan sistem sampel random class.

Untuk memperoleh data mengenai kemampuan berbahasa siswa, peneliti

menggunakan pedoman observasi. Untuk memperoleh data tentang kemampuan

berpikir siswa, peneliti menggunakan instrumen angket. Untuk memperoleh data

tentang hasil belajar fisika siswa, peneliti mengambil dokumen hasil belajar siswa,

dalam hal ini nilai rapor fisika siswa. Teknik analisis data yang digunakan yaitu

statistik deskriptif dan statistik inferensial untuk uji hipotesis.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis deskriptif diperoleh skor rata-rata

kemampuan berbahasa siswa adalah 84 dan skor rata-rata kemampuan berpikir siswa

adalah 71,7 serta skor rata-rata hasil belajar fisika siswa adalah 85,5. Adapun hasil

analisis inferensial menunjukkan nilai Fhitung adalah 525,61 sedangkan Ftabel pada taraf

signifikansi 5% dan 1% berturut-turut adalah 3,26 dan 5,25. Dengan demikian, nilai

Fhitung jauh lebih besar dari pada nilai Ftabel dan hipotesis nihil ditolak, artinya terdapat

pengaruh yang signifikan antara kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir

terhadap hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar.

Page 14: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya dalam kegiatan berkomunikasi terjadi proses memproduksi

dan memahami ujaran. Dapat dikatakan bahwa psikolinguistik adalah studi tentang

mekanisme mental yang terjadi pada orang yang menggunakan bahasa, baik pada saat

memproduksi atau memahami ujaran. Dengan kata lain, dalam penggunaan bahasa

terjadi proses mengubah pikiran menjadi kode dan mengubah kode menjadi pikiran.

Ujaran merupakan sintesis dari proses pengubahan konsep menjadi kode, sedangkan

pemahaman pesan tersebut hasil analisis kode.

Bahasa sebagai wujud atau hasil proses dan sebagai sesuatu yang diproses

baik berupa bahasa lisan maupun bahasa tulis. Psikolinguistik adalah studi mengenai

manusia sebagai pemakai bahasa, yaitu studi mengenai sistem-sistem bahasa yang

ada pada manusia yang dapat menjelaskan cara manusia dapat menangkap ide-ide

orang lain dan bagaimana ia dapat mengekspresikan ide-idenya sendiri melalui

bahasa, baik secara tertulis ataupun secara lisan. Apabila dikaitkan dengan

keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh seseorang, hal ini berkaitan dengan

keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis

(http://keterkaitan/antara/bahasa/dan/pikiran.html).

Semua bahasa yang diperoleh pada hakikatnya dibutuhkan untuk

berkomunikasi. Psikolinguistik adalah telaah tentang hubungan antara kebutuhan-

kebutuhan kita untuk berekspresi dan berkomunikasi dan benda-benda yang

Page 15: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

14

ditawarkan kepada kita melalui bahasa yang kita pelajari sejak kecil dan tahap-tahap

selanjutnya. Manusia hanya akan dapat berkata dan memahami satu dengan lainnya

dalam kata-kata yang terbahasakan. Bahasa yang dipelajari semenjak anak-anak

bukanlah bahasa yang netral dalam mengkoding realitas objektif. Bahasa memiliki

orientasi yang subjektif dalam menggambarkan dunia pengalaman manusia. Orientasi

inilah yang selanjutnya memengaruhi bagaimana manusia berpikir dan berkata

(http://keterkaitan/antara/bahasa/dan/pikiran.html).

Perilaku yang tampak dalam berbahasa adalah perilaku manusia ketika

berbicara dan menulis atau ketika dia memproduksi bahasa, sedangkan perilaku yang

tidak tampak adalah perilaku manusia ketika memahami yang disimak atau dibaca

sehingga menjadi sesuatu yang dimilikinya atau memproses sesuatu yang akan

diucapkan atau ditulisnya (http://keterkaitan/antara/bahasa/dan/pikiran.html).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan ruang lingkup psikolinguistik

yaitu perolehan bahasa, pemakaian bahasa, pemproduksian bahasa, pemrosesan

bahasa, proses pengkodean, hubungan antara bahasa dan perilaku manusia, hubungan

antara bahasa dengan otak. Psikolinguistik meliputi pemerolehan atau akusisi bahasa,

hubungan bahasa dengan otak, pengaruh pemerolehan bahasa dan penguasaan bahasa

terhadap kecerdasan cara berpikir, hubungan encoding (proses mengkode) dengan

decoding (penafsiran/pemaknaan kode), hubungan antara pengetahuan bahasa dengan

pemakaian bahasa dan perubahan bahasa.

Manusia sebagai pengguna bahasa dapat dianggap sebagai organisme yang

beraktivitas untuk mencapai ranah-ranah psikologi, baik kognitif, afektif, maupun

Page 16: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

15

psikomotor. Kemampuan menggunakan bahasa baik secara reseptif (menyimak dan

membaca) ataupun produktif (berbicara dan menulis) melibatkan ketiga ranah tadi

(http://keterkaitan/antara/bahasa/dan/pikiran.html).

Istilah kognitif berasal dari cognition yang padanannya knowing berarti

mengetahui. Dalam arti yang luas cognition (kognisi) ialah perolehan, penataan, dan

penggunaan pengetahuan. Dalam perkembangan selanjutnya istilah kognitiflah yang

menjadi populer sebagai salah satu domain, ranah/wilayah/bidang psikologis manusia

yang meliputi perilaku mental manusia yang berhubungan dengan pemahaman,

pertimbangan, pemecahan masalah, pengolahan informasi, kesengajaan, dan

keyakinan. Ranah ini berpusat di otak yang juga berhubungan dengan konasi

(kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan ranah rasa

(http://keterkaitan/antara/bahasa/dan/pikiran.html).

Ranah kognitif yang berpusat di otak merupakan ranah yang terpenting.

Ranah ini merupakan sumber sekaligus pengendali ranah-ranah kejiwaan lainnya,

yaitu ranah afektif (rasa) dan ranah psikomotor (karsa). Tanpa ranah kognitif sulit

dibayangkan seseorang dapat berpikir. Tanpa kemampuan berpikir mustahil

seseorang tersebut dapat memahami dan meyakini faedah materi-materi yang

disajikan kepadanya (Syah, 2005: 22).

Afektif adalah ranah psikologi yang meliputi seluruh fenomena perasaan

seperti cinta, sedih, senang, benci, serta sikap-sikap tertentu terhadap diri sendiri dan

lingkungannya. Sedangkan, psikomotor adalah ranah psikologi yang segala amal

Page 17: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

16

jasmaniah yang konkret dan mudah diamati baik kuantitas maupun kualitasnya

karena sifatnya terbuka (Syah, 2005: 52).

Beberapa ahli mencoba memaparkan bentuk hubungan antara bahasa dan

pikiran, atau lebih disempitkan lagi, bagaimana bahasa memengaruhi pikiran

manusia. Dari banyak tokoh yang memaparkan hubungan antara bahasa dan pikiran,

penulis melihat bahwa paparan Edward Sapir dan Benyamin Whorf yang banyak

dikutip oleh berbagai peneliti dalam meneliti hubungan bahasa dan pikiran

(http://keterkaitan/antara/bahasa/dan/pikiran.html).

Sapir dan Worf mengatakan bahwa tidak ada dua bahasa yang memiliki

kesamaan untuk dipertimbangkan sebagai realitas sosial yang sama. Sapir dan Worf

menguraikan dua hipotesis mengenai keterkaitan antara bahasa dan pikiran.

1. Hipotesis pertama adalah lingusitic relativity hypothesis yang menyatakan

bahwa perbedaan struktur bahasa secara umum paralel dengan perbedaan

kognitif non bahasa (nonlinguistic cognitive). Perbedaan bahasa

menyebabkan perbedaan pikiran orang yang menggunakan bahasa tersebut.

2. Hipotesis kedua adalah linguistics determinism yang menyatakan bahwa

struktur bahasa mempengaruhi cara inidvidu mempersepsi dan menalar

dunia perseptual. Dengan kata lain, struktur kognisi manusia ditentukan

oleh kategori dan struktur yang sudah ada dalam bahasa.

(http://keterkaitan-bahasa-dan-pikiran.html).

Pengaruh bahasa terhadap pikiran dapat terjadi melalui habituasi dan

beroperasinya aspek formal bahasa, misalnya grammar dan leksikon. Grammar dan

leksikon dalam sebuah bahasa menjadi penentu representasi konseptual yang ada

dalam pengguna bahasa tersebut. Selain habituasi dan aspek formal bahasa, salah satu

aspek yang dominan dalam konsep Whorf dan Sapir adalah masalah bahasa

Page 18: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

17

mempengaruhi kategorisasi dalam persepsi manusia yang akan menjadi premis dalam

berpikir, seperti apa yang dikatakan oleh Whorf berikut ini :

“Kita membelah alam dengan garis yang dibuat oleh bahasa native kita.

Kategori dan tipe yang kita isolasi dari dunia fenomena tidak dapat kita temui

karena semua fenomena tersebut tertangkap oleh majah tiap observer. Secara

kontras, dunia mempresentasikan sebuah kaleidoscopic flux yang penuh

impresi yang dikategorikan oleh pikiran kita, dan ini adalah sistem bahasa

yang ada di pikiran kita. Kita membelah alam, mengorganisasikannya ke

dalam konsep, memilah unsur-unsur yang penting”.

(http://keterkaitan-bahasa-dan-pikiran.html).

Bahasa bagi Whorf pemandu realitas sosial dan mengondisikan pikiran

individu tentang sebuah masalah dan proses sosial. Individu tidak hidup dalam dunia

objektif, tidak hanya dalam dunia kegiatan sosial seperti yang biasa dipahaminya,

tetapi sangat ditentukan oleh simbol-simbol bahasa tertentu yang menjadi medium

komunikasi sosial. Tidak ada dua bahasa yang cukup sama untuk mewakili realitas

yang sama. Dunia tempat tinggal berbagai masyarakat dinilai oleh Whorf sebagai

dunia yang sama akan tetapi dengan karakteristik yang berbeda. Singkat kata, dapat

disimpulkan bahwa pandangan manusia tentag dunia dibentuk oleh bahasa sehingga

karena bahasa berbeda maka pandangan tentang dunia pun berbeda. Secara selektif

individu menyaring sensori yang masuk seperti yang diprogramkan oleh bahasa yang

dipakainya. Dengan begitu, masyarakat yang menggunakan bahasa yang berbeda

memiliki perbedaan sensori pula (Rakhmat, 2009: 76).

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian mengenai bahasa dan pikiran kaitannya dengan hasil belajar siswa. Selain

itu, berdasarkan hasil survey sebelumnya, sekolah yang menjadi lokasi penelitian

Page 19: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

18

belum pernah menjadi objek penelitian sehubungan dengan pengaruh kemampuan

berbahasa jika dikaitkan kemampuan berpikir siswa. Oleh sebab itu, peneliti

mengangkat judul tentang “Pengaruh Kemampuan Berbahasa dan Kemampuan

Berpikir terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas IX MTsN Model Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Dalam sebuah penelitian, masalah merupakan kunci dari kegiatan. Dari

rumusan masalah inilah tujuan penelitian, hipotesis, populasi dan sampel, teknik

untuk mengumpulkan dan menganalisis data ditentukan. Rumusan masalah

merupakan pertanyaan yang dijadikan tonggak bagi peneliti dengan tes

mengemukakan problematika (Arikunto, 2007: 11).

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kemampuan berbahasa siswa kelas IX MTsN Model Makassar?

2. Bagaimana kemampuan berpikir siswa kelas IX MTsN Model Makassar?

3. Bagaimana hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar?

4. Adakah pengaruh yang signifikan dari kemampuan berbahasa dan kemampuan

berpikir terhadap hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar?

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian. Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang

menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan

hipotesis, tetapi diharapkan dapat ditemukan hipotesis, yang selanjutnya, hipotesis

tersebut diuji dengan menggunakan pendekatan kuantitatif (Sugiyono, 2009: 64).

Page 20: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

19

Adapun hipotesis dari penelitian ini yaitu:

“Ada pengaruh yang signifikan dari kemampuan berbahasa dan kemampuan

berpikir terhadap hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar”.

Ditinjau dari operasinya, hipotesis dibedakan menjadi hipotesis nol (H0),

yakni hipotesis yang menyatakan tidakadanya hubungan antarvariabel, dan hipotesis

alternatif (Ha) yakni hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antar variabel

(Arikunto, 2007: 47).

Adapun hipotesis statistik dari penelitian ini yaitu:

H0: berlaku jika tidak ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan

berbahasa dan kemampuan berpikir dengan hasil belajar fisika siswa

kelas IX MTsN Model Makassar.

Ha: berlaku jika ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan berbahasa

dan kemampuan berpikir dengan hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN

Model Makassar.

D. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel X1: Kemampuan Berbahasa

Bahasa adalah media manusia berpikir secara abstrak yang memungkinkan

objek-objek faktual ditransformasikan menjadi simbol-simbol abstrak. Dengan

adanya transformasi ini, maka manusia dapat berpikir mengenai sebuah objek,

meskipun objek itu tidak terinderakan saat proses berpikir itu dilakukan olehnya

(Sumantri, 1998: 16).

Page 21: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

20

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bahasa adalah sistem

lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk

bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.

Materi bahasa bisa dipahami melalui linguistik. Linguistik adalah ilmu yang

mengkaji bahasa, biasanya menghasilkan teori-teori bahasa (Yudibrata, 1998: 2).

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa sebagai alat

pergaulan, terdapat bermacam-macam bahasa. Ada bahasa lisan yang diucapkan

dengan lisan dan alat pengucap lainnya, ada bahasa tulisan, serta ada bahasa gerak.

Dalam ilmu, terutama dalam logika, bahasa itu harus bisa mencerminkan maksud

setepat-tepatnya. Lain halnya dengan bahasa yang dipergunakan dalam kesusasteraan.

Di situ yang diutamakan adalah keindahan bahasa. Memang maksud juga penting,

tetapi di samping maksud juga ada faktor indah. Jadi, bahasa menurut caranya

mengutarakan ada bahasa lisan, tertulis, dan gerak.

2. Variabel X2: Kemampuan Berpikir

Siswa sebagai organisme dengan segala perilakunya, termasuk proses yang

terjadi dalam diri siswa ketika belajar bahasa tidak bisa dipahami oleh linguistik,

tetapi hanya bisa dipahami melalui ilmu lain yang berkaitan dengannya, yaitu

psikologi. Atas dasar hal tersebut, muncullah disiplin ilmu baru yang disebut

Psikolinguistik atau disebut juga dengan istilah Psikologi Bahasa.

Berpikir tidak dilakukan manusia sejak lahirnya. Walaupun kemampuan itu

ada, pada umumnya mengikuti perkembangan fisik manusia secara biologis.

kemampuan berpikir pada manusia merupakan kemampuan potensial.

Page 22: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

21

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa manusia

berpikir itu untuk tahu. Kalau ia berpikir tidak semestinya, mungkin ia tidak akan

mencapai pengetahuan yang benar. Tak seorang pun yang mencita-citakan

kekeliruan, tetapi kita ingin mencapai kebenaran dalam proses tahunya itu.

3. Variabel Y: Hasil Belajar Fisika

Hasil belajar merupakan sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yakni “hasil

dan belajar”. Hasil adalah prestasi dari sebuah kegiatan yang telah dikerjakan,

diciptakan baik secara individu maupun kelompok (Djamarah, 1991: 91). Sedangkan

“belajar adalah aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah

kesan dari bahan yang telah dipelajari” (Djamarah, 1991: 21). Hasil adalah

kemampuan yang dimiliki oleh seorang anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar

itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh

suatu perubahan perilaku yang relatif menetap (Mulyono, 2003: 37).

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajar yang berupa nilai yang mencakup ranah kognitif,

afektif, dan psikomotorik.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan penelitian menunjukkan tentang apa yang ingin diperoleh (Arikunto,

2007: 15). Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mendeskripsikan kemampuan berbahasa siswa kelas IX MTsN Model

Makassar.

Page 23: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

22

2. Untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir siswa kelas IX MTsN Model

Makassar.

3. Untuk mendapatkan gambaran adanya pengaruh yang signifikan antara

kemampuan berpikir dan kemampuan berbahasa dengan hasil belajar fisika siswa

kelas IX MTsN Model Makassar.

Penelitian dilakukan tidak hanya untuk memenuhi hasrat ingin tahu dan fungsi

penjelasan bagi suatu fenomena, tetapi juga harus memberi manfaat bagi seorang

peneliti maupun masyarakat sekitar. Sasaran pertama mahasiswa melakukan

penelitian ialah sebagai bahagian dari proses belajar untuk memperdalam wawasan

ilmiah. Adapun kegunaan dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah akan pentingnya bahasa dan pikiran

seseorang, khususnya bahasa dan pikiran seorang siswa dalam proses

pembelajaran serta menjadi bahan pertimbangan kepada pemerintah untuk

melihat kemampuan seorang siswa dalam membentuk sumber daya Indonesia

yang terampil dan berkualitas.

2. Sebagai bahan masukan bagi para guru untuk lebih meningkatkan kemampuan

dan daya pikir siswa dalam pencapaian tujuan Pendidikan Nasional.

3. Sebagai bahan informasi kepada mahasiswa untuk lebih meningkatkan serta

mengembangkan pengetahuannya dalam menemukan penelitian– penelitian baru

yang dapat dimanfaatkan untuk siswa.

Page 24: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

23

4. Penelitian ini diharapakan dapat memberikan kontribusi positif dalam upaya

meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya siswa kelas IX MTsN Model

Makassar.

F. Garis Besar Isi Skripsi

Untuk memperoleh penjelasan atau uraian yang jelas tentang skripsi ini,

maka penulis mengemukakan garis besar isi skripsi ini yang berjudul “Pengaruh

Kemampuan Berbahasa dan Kemampuan Berpikir Terhadap Hasil Belajar

Fisika Siswa Kelas IX MTsN Model Makassar”, yang terdiri dari lima bab yaitu:

Bab I merupakan bab pendahuluan mengemukakan latar belakang sehingga

judul skripsi ini yang diangkat oleh penulis, kemudian dari latar belakang dibuatkan

rumusan masalah. Latar belakang membahas tentang issue, pendapat ahli, dan

keinginan penulis untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. Akan tetapi, yang

menjadi dasar skripsi ini adalah karena adanya suatu masalah yang membutuhkan

suatu penyelesaian atau solusi, defenisi operasional judul terdiri atas kemampuan

berbahasa dan kemampuan berpikir serta hasil belajar dan kemudian tujuan yang

berdasar pada rumusan masalah dan kegunaan yang hendak dicapai setelah

melakukan penelitian.

Bab II merupakan tinjauan pustaka menyangkut variabel-variabel skripsi

yang menjelaskan tentang kemampuan berbahasa, kemampuan berpikir, hubungan

antara bahasa dan pikiran serta hasil belajar siswa.

Bab III mengemukakan tentang metode penelitian yang digunakan dalam

penyusunan skripsi ini. Dalam hal ini, penulis menjangkau sampel penelitian yang

Page 25: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

24

dijadikan sebagai responden, yang dimana sampel penelitian ini adalah siswa kelas

IX MTsN Model Makassar kemudian melakukan tindakan sesuai dengan rencana dan

mengumpulkan data sesuai dengan instrumen yang dibuat, yaitu angket dan pedoman

observasi kemudian data tersebut diolah menjadi data kualitatif dan kuantitatif.

Bab IV merupakan hasil penelitian yang memberikan gambaran tentang

pengaruh kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir terhadap hasil belajar

siswa kelas IX MTsN Model Makassar.

Bab V merupakan bab terakhir yang mengemukakan beberapa implikasi

yang menyangkut mengenai kemampuan berpikir dan kemampuan berbahasa dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa serta saran untuk penelitian ke depannya.

Page 26: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Berbahasa

1. Pengertian

Bahasa adalah medium tanpa batas yang membawa segala sesuatu mampu

termuat dalam lapangan pemahaman manusia. Oleh karena itu memahami bahasa

akan memungkinkan peneliti untuk memahami bentuk-bentuk pemahaman manusia.

Bahasa adalah media manusia berpikir secara abstrak yang memungkinkan objek-

objek faktual ditransformasikan menjadi simbol-simbol abstrak. Dengan adanya

transformasi ini maka manusia dapat berpikir mengenai tentang sebuah objek,

meskipun objek itu tidak terinderakan saat proses berpikir itu dilakukan olehnya

(Sumantri, 1998: 54).

Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh

anggota suatu masyarakat bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar

sesamanya, berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama. Sistem pada

definisi ini merujuk pada adanya elemen-elemen beserta hubungan satu sama lainnya

yang akhirnya membentuk suatu konstituen yang sifatnya hirarkis (Soenjono, 2005:

16).

Sistem dalam bahasa adalah sistem yang terdiri dari simbol-simbol. Karena

bahasa adalah lisan, maka simbol-simbol ini juga simbol-simbol lisan. Simbol-simbol

ini bersifat arbitrer, yakni, tidak ada keterkaitan antara simbol-simbol ini dengan

benda, keadaan, atau peristiwa yang diwakilinya. Sistem simbol lisan yang arbitrer ini

Page 27: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

26

dipakai oleh masyarakat bahasa tersebut, yakni, masyarakat yang memiliki bahasa itu.

Orang dari masyarakat bahasa lain tentunya tidak dapat memakai sistem ini. Pemakai

bahasa menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi antara sesama

mereka. Prilaku bahasa mereka merupakan cerminan dari budaya mereka (Soenjono,

2005: 18).

Kemampuan dalam menggunakan kata-kata secara terampil dan

mengekspresikan konsep-konsep secara fasih (fluently). Menurut James (1998: 225)

dalam Agus Efendi, kecerdasan linguistik ditunjukkan oleh kepekaan akan makna dan

urutan kata, serta kemampuan membuat beragam penggunaan bahasa. Kemampuan

alamiah yang berkaitan dengan kecerdasan bahasa ini adalah: percakapan spontan,

dongeng, humor, kelakar, membujuk orang untuk mengikuti tindakan, memberi

penjelasan atau mengajar.

Menurut Howard Gardner (1993: 76) dalam Agus Efendi, kecerdasan

linguistik antara lain ditunjukkan oleh sensitivitas terhadap fonologi, penguasaan

sintaksis, pemahaman semantik dan pragmatik. Kecerdasan bahasa sendiri, menurut

Noam Chomsky, adalah kecerdasan bawaan sejak lahir (birthright) (Efendi, 2005:

141).

Komunikasi dengan sesama manusia akan terhenti karena tanggapan terhadap

ujaran interlokutor ditentukan pula oleh kemampuan memori kita untuk menerima

dan menyimpan input itu untuk jangka waktu yang pendek dan secara sementara. Kita

juga tidak akan bisa melanjutkan ujaran kita tanpa kita dapat mengingat apa yang

baru saja kita ucapkan. Kita benci atau kita cinta pada seseorang karena perasaan

Page 28: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

27

yang tumbuh di masa lalu yang semuanya itu kita simpan dalam memori. Dengan

singkat, manusia akan berhenti sebagai manusia pada saat dia tidak dapat lagi

mengingat (Soenjono, 2005: 269).

2. Perkembangan Bahasa Remaja

Sesuai dengan fungsinya, bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan

oleh seorang dalam pergaulannya atau hubungannya dengan orang lain. bahasa

merupakan alat bergaul. Oleh karena itu, penggunaan bahasa menjadi efektif sejak

seorang individu memerlukan berkomunikasi dengan orang lain. Sejak seorang bayi

mulai berkomunikasi dengan orang lain, sejak itu pula bahasa diperlukan. Sejalan

dengan perkembangan hubungan sosial, maka perkembangan bahasa seorang (bayi

anak) dimulai dengan meraba (suara atau bunyi tanpa arti) dan diikuti dengan bahasa

atau suku kata, dua suku kata, menyusun kalimat sederhana dan seterusnya

melakukan sosialisasi dengan menggunakan bahasa yang kompleks sesuai dengan

tingkat perilaku sosial (http://perkembangan-bahasa-remaja.html).

Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang, ia telah banyak belajar

dari lingkungan, dan dengan demikian bahasa remaja terbentuk dari kondisi

lingkungan. Lingkungan remaja mencakup lingkungan keluarga, masyarakat dan

khususnya pergaulan teman sebaya, dan lingkungan sekolah. Pola bahasa yang

dimiliki adalah bahasa yang berkembang di dalam keluarga atau bahasa itu

(http://perkembangan-bahasa-remaja.html).

Perkembangan bahasa remaja dilengkapi dan diperkaya oleh lingkungan

masyarakat di mana mereka tinggal. Hal ini berarti pembentukan kepribadian yang

Page 29: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

28

dihasilkan dari pergaulan masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam

perilaku bahasa. Bersamaan dengan kehidupannya di dalam masyarakat luas, anak

(remaja) mengkutip proses belajar disekolah. Sebagaimana diketahui, dilembaga

pendidikan diberikan rangsangan yang terarah sesuai dengan kaidah-kaidah yang

benar. Proses pendidikan bukan memperluas dan memperdalam cakrawala ilmu

pengetahuan semata, tetapi juga secara berencana merekayasa perkembangan sistem

budaya, termasuk perilaku berbahasa. Pengaruh pergaulan di dalam masyarakat

(teman sebaya) terkadang cukup menonjol, sehingga bahasa anak (remaja) menjadi

lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya.

Dari kelompok itu berkembang bahasa sandi, bahasa kelompok yang bentuknya amat

khusus, seperti istilah baceman di kalangan pelajar yang dimaksudkan adalah bocoran

soal ulangan atau tes. Bahasa prokem terutama secara khusus untuk kepentingan

khusus pula (http://perkembangan-bahasa-remaja.html).

Pengaruh lingkungan yang berbeda antara keluarga masyarakat, dan sekolah

dalam perkembangan bahasa, akan menyebabkan perbedaan antara anak yang satu

dengan yang lain. Hal ini ditunjukkan oleh pilihan dan penggunaan kosakata sesuai

dengan tingkat sosial keluarganya. Keluarga dari masyarakat lapisan pendidikan

rendah atau buta huruf, akan banyak menggunakan bahasa pasar, bahasa

sembarangan, dengan istilah-istilah yang kasar. Masyarakat terdidik yang pada

umumnya memiliki status sosial lebih baik, menggunakan istilah-istilah lebih selektif

dan umumnya anak-anak remajanya juga berbahasa lebih baik (http://perkembangan-

bahasa-remaja.html).

Page 30: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

29

B. Kemampuan Berpikir

1. Pengertian

Pendapat para ahli mengenai berpikir itu bermacam-macam. Misalnya ahli-

ahli psikologi asosiasi menganggap bahwa berpikir adalah kelangsungan tanggapan-

tanggapan dimana yang berpikir pasif. Plato beranggapan bahwa berpikir itu adalah

berbicara dalam hati. Sehubungan dengan pendapat Plato ini adalah berpendapat

bahwa berpikir adalah aktivitas ideasional. Pendapat yang terakhir itu dikemukakan

dua kenyataan, yaitu:

a) berpikir itu adalah aktivitas, jadi subjek yang berpikir aktif.

b) aktivitas itu sifatnya idesional, jadi bukan sensoris dan bukan motoris, walaupun

dapat disertai oleh kedua hal itu, berpikir itu mempergunakan abstraksi-abstraksi

atau “ideas” (Suryabrata, 2002: 54).

Selanjutnya ada pendapat yang lebih menekankan kepada tujuan berpikir itu,

yaitu yang mengatakan bahwa berpikir itu adalah meletakkan hubungan antara

bagian-bagian pengetahuan kita (Bigot dkk, 1950: 103). Bagian-bagian pengetahuan

kita yaitu segala sesuatu yang telah kita miliki, yang berupa pengertian-pengertian

dan dalam batas tertentu juga tanggapan-tanggapan. Berpikir adalah proses yang

dinamis yang dapat dilukiskan menurut proses atau jalannya (Suryabrata, 2002: 54).

Pada manusia, proses belajar tidak hanya menyangkut aktivitas fisik saja,

tetapi terutama sekali menyangkut kegiatan otak, yaitu berpikir. Dalam hubungan ini,

ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar, yaitu:

Page 31: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

30

1) waktu istirahat, khususnya dalam mempelajari sesuatau yang meliputi

bahan yang banyak, perlu disediakan waktu-waktu tertentu untuk

beristirahat. Dalam waktu istirahat sebaiknya tidak banyak melakukan

kegiatan yang mengganggu pikiran sehingga bahan yang sudah dipelajari

mempunyai cukup kesempatan untuk mengendap dalam ingatan.

2) pengetahuan tentang materi yang dipelajari secara menyeluruh, dalam

mempelajari sesuatu, lebih baik kalau pertama-tama kita pelajari materi

atau bahan yang ada secara keseluruhan. Setelah itu, mempelajari dengan

lebih seksama bagian-bagiannya. Akan tetapi, untuk melakukan hal ini,

diperlukan taraf kecerdasan yang relatif tinggi. Makin rumit persoalannya,

makin sukar materi untuk ditangkap secara keseluruhan. Karena itu, bagi

seseorang yang kurang mampu, lebih baik mempelajari terlebih dahulu

detail-detailnya, baru kemudian menyatukannya dalam suatu keseluruhan.

3) pengertian terhadap materi yang dipelajari, kalau hendak mempelajari

sesuatu, maka kita harus mengerti materi yang kita pelajari itu. Tanpa

pengertian, kita mendapat kesulitan.

4) pengetahuan akan prestasi sendiri, kalau kita tiap kali mengetahui hasil

prestasi kita sendiri, yaitu mengetahui perbuatan-perbuatan yang masih

salah, maka akan lebih mudah kita memperbaiki kesalahan-kesalahan itu

daripada kalau kita meraba-raba terus. Dengan demikian, pengetahuan dan

prestasi sendiri akan mempercepat kita dalam mempelajari sesuatu.

Page 32: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

31

5) transfer, pengetahuan kita mengenai hal-hal yang pernah kita pelajari

sebelumnya, kadang-kadang mempengaruhi juga proses belajar yang

sedang kita lakukan sekarang. Pengaruh ini disebut transfer. Transfer

dapat bersifat positif. Jika hal yang lalu mempermudah proses belajar

yang sekarang atau dapat juga bersifat negatif jika proses belajar yang lalu

justru mempersulit proses belajar yang sekarang. Transfer positif,

misalnya kemampuan mengendarai sepeda mempermudah seseorang

dalam mengendarai sepeda motor. Transfer negatif, misalnya kemampuan

kita dalam berbicara bahasa Indonesia akan mempersukar kita

mempelajari bahasa Inggris.

(Fauzi, 2004: 46)

Belajar adalah pengalaman yang universal. Setiap orang harus selalu belajar

sepanjang hidupnya. Balita harus belajar bicara, berpakaian dan makan sendiri. Para

remaja harus belajar melakukan kebiasaan-kebiasaan sosial yang dapat yang dapat

diterima oleh masyarakat. Orang dewasa harus belajar bagaimana melakukan

pekerjaan dan memenuhi tanggung jawab kehidupan rumah tangga. Kehidupan

sehari-hari penuh dengan problem-problem yang harus dipecahkan dengan belajar.

Perkataan belajar mempunyai tiga arti, yaitu:

a) menemukan;

b) mengingat;

c) menjadi efisien.

Page 33: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

32

Sudah dikatakan di atas, bahwa proses belajar pada manusia erat sekali

hubungannya dengan proses berpikir. Berpikir adalah tingkah laku yang

menggunakan ide, yaitu suatu proses simbolis. Kalau kita makan, kita bukan berpikir.

Tetapi kalau kita membayangkan suatu makanan yang tidak ada, maka kita

menggunakan ide atau simbol-simbol tertentu dan tingkah laku ini disebut berpikir

(Fauzi, 2004: 46).

Sebagai makhluk berpikir (rational animal), manusia bukan saja memikirkan

lingkungannya, tapi juga dirinya. Tidak hanya sampai di situ, manusia pun

menciptakan diri dan lingkungannya. Lingkungannya berubah karena imajinasinya.

Kita juga berubah sesuai bagaimana kita berpikir tentang diri kita. Potensi kecerdasan

akal dan imajinasi manusia sungguh luar biasa. Hal ini tidak terlepas dari mukjizat

otak, struktur mental dan anatomi-fisiologis tubuh manusia dan fakultas ruhaninya

yang diciptakan Tuhan dalam bentuknya yang sangat paripurna serta struktur

kesadaran yang mampu melampaui batas-batas diri dan lingkungannya (Efendi, 2005:

3).

Macam-macam kegiatan berpikir dapat kita golongkan sebagai berikut:

1) berpikir asosiatif, yaitu proses berpikir dimana suatu ide merangsang timbulnya

ide lain. Jalan pikiran dalam proses berpikir asosiatif tidak ditentukan atau

diarahkan sebelumnya, jadi ide-ide timbul secara bebas. Jenis-jenis berpikir

asosiatif yaitu:

i. Asosiasi bebas, suatu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain, tanpa ada

batasnya.

Page 34: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

33

ii. Asosiasi terkontrol, satu ide tertentu akan menimbulkan ide mengenai hal lain

dalam batas-batas tertentu.

iii. Melamun, yaitu menghayal bebas, sebebas-bebasnya tanpa batas, juga

mengenai hal-hal yang tidak realistis.

iv. Mimpi, ide-ide tentang berbagai hal, yangh timbul secara tidak disadari pada

waktu tidur.

v. Berpikir artistik, yaitu proses berpikir yang sangat subjektif. Jalan pikiran

sangat dipengaruhi oleh pendapat dan pandangan diri pribadi tanpa

menghiraukan keadaan sekitar.

b) berpikir terarah, yaitu proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumnya dan

diarahkan pada sesuatu, biasanya diarahkan pada pemecahannya persoalan. Ada

dua macam berpikir terarah yaitu:

i. Berpikir kritis, yaitu membuat keputusan atau pemeliharaan terhadap suatu

keadaan.

ii. Berpikir kreatif, yaitu berpikir untuk menentukan hubungan-hubungan baru

antara berbagai hal, menemukan pemecahan baru dari suatu soal, menemukan

sistem baru, menemukan bentuk artistik baru, dan sebagainya.

(Fauzi, 2004: 48)

2. Hakikat Berpikir

Menurut analisis berpikir, proses berpikir itu terdiri dari keaslian, kritik, dan

penerimaan atau penolakan hipotesis. Dalam pemecahan problem yang bersifat

nonsimbolis, sasaran atau kritik terhadap hipotesis dilaksanakan bersama-sama,

Page 35: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

34

dalam perbuatan trial and eror yang bersifat terbuka. Responnya berwujud gerakan-

gerakan otot besar (Fauzi, 2004: 49).

Dalam pemecahan problem yang bersifat simbolis (reasoning), sasaran

hipotesis berbeda dari kritiknya. Sasaran itu selalu dilambangkan sedangkan kritik

bisa dilambangkan. Sasaran dan kritik itu dilambangkan oleh respon-respon yang

bersifat tertutup, seperti sensasi, fantasi, bahasa, atau geraka-gerakan kecil (Fauzi,

2004: 49).

Kesimpulannya, seseorang berpikir bukan saja dengan otaknya, tetapi juga

dengan seluruh tubuhnya. Meskipun sistem saraf itu mempunyai peranan yang

penting dalam berpikir karena mengintegrasikan semua bagian tubuh, alat indera, otot

dan kelenjar juga memegang peranan yang tidak kalah penting (Fauzi, 2004: 49).

3. Proses Berpikir

Simbol-simbol yang digunakan dalam berpikir pada umumnya berupa kata-

kata atau bahasa (language), karena itu sering dikemukakan bahwa bahasa dan

berpikir mempunyai kaitan yang erat. Dengan bahasa manusia mampu menciptakan

ratusan, ribuan simbol-simbol yang memungkinkan manusia dapat berpikir begitu

sempurna apabila dibandingkan dengan makhluk lain. Sekalipun bahasa merupakan

alat yang cukup ampuh (powerful) dalam proses berpikir, namun bahasa bukan satu-

satunya alat yang dapat digunakan dalam proses berpikir, sebab masih ada lagi yang

dapat digunakan yaitu bayangan atau gambaran (image) (Walgito, 2004: 187).

Kekurangan data atau kurang jelasnya data akan menjadikan hambatan dalam

proses berpikir seseorang, lebih-lebih kalau datanya bertentangan satu dengan yang

Page 36: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

35

lain, misalnya dalam ceritera-ceritera detektif. Karena itu rumit tidaknya sesuatu

masalah, lengkap tidaknya data akan dapat membawa sulit tidaknya dalam proses

berpikir seseorang (Walgito, 2004: 191).

C. Hubungan Antara Bahasa dan Proses Berpikir

Dalam penggunaan bahasa terjadi proses mengubah pikiran menjadi kode dan

mengubah kode menjadi pikiran. Ujaran merupakan sintesis dari proses pengubahan

konsep menjadi kode, sedangkan pemahaman pesan tersebut hasil analisis kode. Bagi

logika, ucapan adalah buah pikiran. Pikiran hanya bisa berbuah jika dia diucapkan

melalui suara, ucapan, tulisan, atau isyarat. Isyarat adalah perkataan yang dipadatkan,

karena itu ia adalah perkataan juga (http://bahasa-untuk-berpikir.com).

Perilaku yang tampak dalam berbahasa adalah perilaku manusia ketika

berbicara dan menulis atau ketika dia memproduksi bahasa, sedangkan perilaku yang

tidak tampak adalah perilaku manusia ketika memahami yang disimak atau dibaca

sehingga menjadi sesuatu yang dimilikinya atau memroses sesuatu yang akan

diucapkan atau ditulisnya. Dalam proses berbahasa terjadi proses memahami dan

menghasilkan ujaran, yaitu berupa kalimat-kalimat. Pada hakikatnya dalam kegiatan

berkomunikasi terjadi proses memproduksi dan memahami ujaran (http://bahasa-

untuk-berpikir.com).

Semua bahasa yang diperoleh pada hakikatnya dibutuhkan untuk

berkomunikasi. Manusia hanya akan dapat berkata dan memahami satu dengan

lainnya dalam kata-kata yang terbahasakan. Bahasa memiliki orientasi yang subjektif

dalam menggambarkan dunia pengalaman manusia. Orientasi inilah yang selanjutnya

Page 37: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

36

mempengaruhi bagaimana manusia berpikir dan berkata (http://bahasa-untuk-

berpikir.com).

Manusia sebagai pengguna bahasa dapat dianggap sebagai organisme yang

beraktivitas untuk mencapai ranah-ranah psikologi, baik kognitif, afektif, maupun

psikomotor. Kemampuan menggunakan bahasa baik secara reseptif (menyimak dan

membaca) ataupun produktif (berbicara dan menulis) melibatkan ketiga ranah tadi

(http://bahasa-untuk-berpikir.com).

Ranah kognitif yang berpusat di otak merupakan ranah yang yang terpenting.

Ranah ini merupakan sumber sekaligus pengendali ranah-ranah kejiwaan lainnya,

yaitu ranah afektif (rasa) dan ranah psikomotor (karsa) (http://bahasa-untuk-

berpikir.com).

Sapir dan Worf menguraikan dua hipotesis mengenai keterkaitan antara

bahasa dengan pikiran, yaitu sebagai berikut.

a) perbedaan struktur bahasa secara umum paralel dengan perbedaan kognitif

non-bahasa (nonlinguistic cognitive). Perbedaan bahasa menyebabkan

perbedaan pikiran orang yang menggunakan bahasa tersebut.

b) struktur bahasa mempengaruhi cara indvidu mempersepsi dan menalar dunia

perseptual. Dengan kata lain, struktur kognisi manusia ditentukan oleh

kategori dan struktur yang sudah ada dalam bahasa.

(http://bahasa-untuk-berpikir.com).

Pandangan manusia tentang dunia dibentuk oleh bahasa, sehingga karena

bahasa berbeda, maka pandangan tentang dunia pun berbeda. Secara selektif individu

menyaring sensori yang masuk seperti yang diprogramkan oleh bahasa yang

dipakainya. Dengan begitu, masyarakat yang menggunakan bahasa yang berbeda

memiliki perbedaan sensori pula (http://bahasa-untuk-berpikir.com).

Page 38: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

37

Ketika manusia berkomunikasi dengan kata-kata, pada saat yang sama otak

harus mencari, memilah, merumuskan, merapikan, mengatur, menghubungkan, dan

menjadikan campuran antara gagasan-gagasan dengan kata-kata yang sudah

mempunyai arti itu dapat dipahami. Pada saat yang sama, kata-kata ini dirangkai

dengan gambar, simbol, citra (kesan), bunyi, dan perasaan. Sekumpulan kata yang

bercampur aduk tak berangkai di dalam otak, keluar secara satu demi satu,

dihubungkan oleh logika, diatur oleh tata bahasa, dan menghasilkan arti yang dapat

dipahami (http://bahasa-untuk-berpikir.com).

Dapat dikatakan sebenarnya manusia dapat berpikir tanpa menggunakan

bahasa, tetapi bahasa mempermudah kemampuan belajar dan mengingat,

memecahkan persoalan, dan menarik kesimpulan. Bahasa memungkinkan individu

menjadi peristiwa dan objek dalam bentuk kata-kata. Dengan bahasa, individu

mampu mengabstraksikan pengalamannya dan mengomunikasikannya pada orang

lain (http://bahasa-untuk-berpikir.com).

Hipotesis Whorf dan Sapir tidak dapat dilepaskan dari apa yang diartikan oleh

mereka sebagai bahasa. Melalui struktur terkecil dari bahasa yaitu kata-kata akan

dapat diketahui bahwa bahasa dapat mempengaruhi pikiran individu. Berikut ini akan

dipaparkan beberapa pengertian dari kata yang memungkinkan kata dapat berkaitan

dengan pikiran manusia (http://bahasa-untuk-berpikir.com).

Pertama, kata sebagai simbol (words as simbols). Kata sebagai simbol

berarti kata lebih mewakili suatu objek daripada dirinya sendiri. Hubungan antara

kata dan simbol ini dibangun oleh konvensi sosial dalam sebuah budaya. Kedua,

Page 39: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

38

kata sebagai atribut objek (words as attribute). Kata dan objek adalah satu bagian

yang tidak dapat dipisahkan. Piaget dan Vigotsky melaporkan bahwa penerimaan

anak-anak terhadap nama sebuah objek tidak dapat dibedakan lagi. Bagi mereka

nama meja atau kursi adalah bagian dari objek meja. Kata dan objek yang

diatribusikan adalah satu bagian. Kata meja menjadi milik sebuah meja. Ketiga,

kata sebagai objek (words as object) (http://bahasa-untuk-berpikir.com).

Kata-kata adalah bagian dari dunia manusia. Kata diterima sebagai

sesuatu yang dalam pikiran. Ketika individu mendengar sebuah kata terucap, ia

akan mereaksi ucapan ini dengan berpikir objek itu ada di dalam dunia nyatanya.

Kata-kata adalah bagian dari bahasa yang digunakan oleh manusia untuk

menerima, mengolah, serta menyampaikan informasi. Segala sesuatu yang berkaitan

dengan manusia selalu menggunakan media bahasa. Manusia tidak mungkin

melakukan apa-apa tanpa menggunakan bahasa dalam hal ini

direpresentasikan dalam kata-kata (Sumaryono, 1993: 187).

Keterkaitan antara bahasa dan pikiran dimungkinkan karena berpikir adalah

upaya untuk mengasosiasikan kata atau konsep untuk mendapatkan satu kesimpulan

melalui media bahasa. Beberapa uraian para ahli mengenai keterkaitan antara bahasa

dan pikiran antara lain:

1. Bahasa Memengaruhi Pikiran

Pemahaman terhadap kata mempengaruhi pandangannya terhadap realitas.

Pikiran dapat membuat manusia terkondisikan oleh kata yang manusia gunakan.

Page 40: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

39

Tokoh yang mendukung hubungan ini adalah Benyamin Whorf dan gurunya, Edward

Saphir. Whorf mengambil contoh Bangsa Jepang. Orang Jepang mempunyai

pikiran yang sangat tinggi karena orang Jepang mempunyai banyak kosa kata

dalam mejelaskan sebuah realitas. Hal ini membuktikan bahwa mereka mempunyai

pemahaman yang mendetail tentang realitas (http://hubungan-antara-bahasa-dan-

pikiran.pdf).

2. Pikiran Memengaruhi Bahasa

Pendukung pendapat ini adalah tokoh psikologi kognitif yang tak asing bagi

manusia, yaitu Jean Piaget. Melalui observasi yang dilakukan oleh Piaget

terhadap perkembangan aspek kognitif anak. Ia melihat bahwa perkembangan aspek

kognitif anak akan mempengaruhi bahasa yang digunakannya. Semakin tinggi aspek

tersebut semakin tinggi bahasa yang digunakannya (http://hubungan-antara-bahasa-

dan-pikiran.pdf).

3. Bahasa dan Pikiran Saling Memengaruhi

Hubungan timbal balik antara kata-kata dan pikiran dikemukakan oleh

Benyamin Vigotsky, seorang ahli semantik berkebangsaan Rusia yang teorinya

dikenal sebagai pembaharu teori Piaget mengatakan bahwa bahasa dan pikiran

saling memengaruhi. Penggabungan Vigotsky terhadap kedua pendapat di atas

banyak diterima oleh kalangan ahli psikologi kognitif (http://hubungan-antara-bahasa-

dan-pikiran.pdf).

Page 41: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

40

D. Hasil Belajar Fisika Siswa

1. Siswa

Anak didik atau sering juga disebut sebagai siswa adalah setiap orang yang

menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan

kegiatan pendidikan. Sedangkan dalam arti sempit ialah anak atau pribadi yang belum

dewasa yang diserahkan kepada tanggung jawab pendidik, karena itu anak didik

memiliki beberapa karakteristik, di antaranya:

a) belum memiliki pribadi dewasa susila sehingga masih menjadi tanggung

jawab pendidik.

b) masih menyempurnakan aspek tertentu dari kedewasaannya, sehingga masih

menjadi tanggung jawab pendidik.

c) sebagai manusia memiliki sifat-sifat dasar yang sedang ia kembangkan secara

terpadu, menyangkut seperti kebutuhan biologis, rohani, sosial, intelegensi,

emosi, kemampuan berbicara, perbedaan individual dan sebagaiannya

(Hasbullah, 2005: 23).

Dalam proses pendidikan, kedudukan siswa sangatlah penting. Proses

pendidikan tersebut akan berlangsung di dalam situasi pendidikan yang dialaminya.

Dalam situasi pendidikan yang dialami tersebut, anak didik merupakan komponen

yang hakiki (Hasbullah, 2005: 24).

Inti dari kegiatan pendidikan adalah memberikan bantuan kepada anak didik

dalam rangka mencapai kedewasaan. Implikasinya dalam hal ini adalah sebagai

berikut:

Page 42: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

41

a) orang yang dibantu bukanlah seseorang yang sama sekali tidak dapat berbuat

akan tetapi makhluk yang bisa bereaksi terhadap rangsang yang ditunjukan

kepadanya.

b) pencapaian kemandirian harus dimulai dengan menerima realita tentang

ketergantungan anak yang mencakup kemampuan untuk beridenteksi, bekerja

sama, dan meniru pendidikannya (Hasbullah, 2005: 25).

2. Belajar

Belajar merupakan suatu kata yang sudah akrab dengan semua lingkungan

masyarakat. Bagi para pelajar kata “belajar” merupakan kata yang tidak asing lagi

bagi mereka, bahkan merupakan bagian yang tidak akan terpisahkan dari semua

kegiatan mereka dalam menempuh ilmu baik di lembaga pendidikan formal maupun

di lembaga pendidikan nonformal (Djamarah, 2008: 12).

Howard L. Kingskey mengatakan bahwa belajar merupakan psoses di mana

tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan. Sedangkan

Slameto merumuskan pengertian belajar merupakan proses usaha yang dilakukan

individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya (Djamarah, 2008: 13).

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian

kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman individu dalam interkasi dengan lingkungannya yang menyangkut

kognitif, afektif, dan psikomotorik (Djamarah, 2008: 13).

Page 43: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

42

Menurut pendapat aliran Skolastik, belajar pada hakikatnya yaitu mengulang-

ulang bahan yang harus dipelajari atau yang telah dipelajari. Karena dengan

mengulang-ulang maka bahan pelajaran akan makin diingat atau dikuasai. Sehingga

alran ini menyimpulkan bahwa belajar adalah ulangan (Suryabrata, 2004: 244).

3. Hakikat Belajar

Dalam pengertian belajar kata yang sangat penting untuk dibahas yaitu kata

“change” atau perubahan (Djamarah, 2008: 14).

Ketika kata perubahan dibicarakan dan dipermasalahkan maka kata itu bagian

dari masalah belajar. Inti dari pengertian dari belajar yaitu masalah perubahan yang

terjadi dalam diri individu yang belajar (Djamarah, 2008: 14).

Seseorang yang melakukan aktivitas belajar dan diakhiri dari aktivitasnya itu

telah memperoleh perubahan dalam dirinya dengan pemilikan pengalaman baru,

maka seseorang itu telah melakukan kegiatan belajar (Djamarah, 2008: 15).

Maka dapat disimpulkan bahwa hakikat belajar merupakan perubahan dan

setiap perubahan adalah hasil belajar (Djamarah, 2008: 14-15).

4. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang

diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga

dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari

(http://pengertian-definisi-hasil-belajar.html).

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari

dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa. Dari pendapat ini faktor yang

Page 44: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

43

dimaksud adalah faktor dalam diri siswa perubahan kemampuan yang dimilikinya

seperti yang dikemukakan oleh Clark menyatakan bahwa hasil belajar siswa di

sekolah 70 % dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh

lingkungan. Demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan yang paling

dominan berupa kualitas pembelajaran (http://pengertian-definisi-hasil-belajar.html).

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan kualitas

pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh

guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual), bidang

sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik) (http://pengertian-definisi-hasil-

belajar.html).

Dari beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua

faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal (internal) dan faktor

dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu

yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal

tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar

yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri indivdu

penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang

terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga tampak pada diri individu

perubahan tingkah laku secara kuantitatif (http://pengertian-definisi-hasil-

belajar.html).

Page 45: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

44

5. Manfaat Hasil Evaluasi

Untuk melihat pemanfaatan hasil evaluasi secara komprehensif, kita dapat

meninjau dari berbagai pihak yang berkepentingan, yaitu:

a) bagi peserta didik, dimanfaatkan untuk:

1) membangkitkan minat dan motivasi belajar.

2) membentuk sikap yang positif terhadap belajar dan pembelajaran.

3) membantu pemahaman peserta didik menjadi lebih baik.

4) membantu peserta didik dalam memilih metode belajar yang baik dan

benar.

5) mengetahui kedudukan peserta didik dalam kelas (Arifin, 2009: 288).

b) bagi guru dapat dimanfaatkan untuk:

1) promosi peserta didik, seperti kenaikkan kelas atau kelulusan.

2) mendiagnosis peserta didik yang memiliki kelemahan atau kekurangan,

baik secara perseorangan maupun kelompok.

3) menentukan pengelompokkan dan penempatan peserta didik berdasarkan

prestasi masing-masing.

4) feedback dalam melakukan perbaikan terhadap sistem pembelajaran.

5) menyusun laporan kepada orang tua guna menjelaskan pertumbuhan dan

perkembangan peserta didik.

6) dijadikan dasar pertimbangan dalam membuat perencanaan pembelajaran.

7) menentukan perlu tidaknya pembelajaran remedial (Arifin, 2009: 288).

Page 46: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

45

c) bagi orang tua dimanfaatkan untuk:

1) mengetahui kemajuan belajar peserta didik

2) membimbing kegiatan belajar peserta didik di rumah

3) menentukan tindak lanjut pendidikan yang sesuai dengan kemampuan

anaknya.

4) memperkirakan kemungkinan berhasil tidaknya anak tersebut dalam

bidang pekerjaannya (Arifin, 2009: 289).

d) bagi administrasi sekolah dimanfaatkan untuk:

1) menentukan penempatan peserta didik.

2) menentukan kenaikan kelas.

3) pengelompokkan peserta didik di sekolah mengingat terbatasnya fasilitas

pendidikan yang tersedia serta indikasi kemajuan peserta didik pada waktu

mendatang (Arifin, 2009: 289).

Page 47: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

BAB III

METODE PENELITIAN

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010: 3).

Dalam melakukan suatu penelitian, cara atau prosedur dalam melakukan

penelitian sangatlah penting dalam upaya memformat jalannya kegiatan penelitian.

Adapun metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

A. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 117).

Berdasarkan uraian di atas dapatlah diketahui bahwa populasi merupakan

keseluruhan objek yang menjadi sasaran penelitian. Dengan demikian, yang menjadi

populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX MTsN Model Makassar.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua

yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka

peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Untuk itu sampel

yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili) ( Sugiyono,

2010: 118 ).

Page 48: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

47

Mengingat besarnya populasi melebihi 100 orang, maka sampel dalam

penelitian ini diambil secara random class dengan mengambil siswa kelas IX1 MTsN

Model Makassar yang berjumlah 40 siswa yang diantaranya 14 orang laki-laki dan 26

orang perempuan yang ada dalam kelas tersebut.

B. Jenis dan Desain Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kuantitatif, dimana penelitian ini merupakan metode penelitian yang berusaha

mengambarkan dan menginterpretasikan pengaruh kemampuan berbahasa dan

kemampuan berpikir terhadap hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model

Makassar.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan yaitu paradigma ganda dengan dua variabel

independen dan satu variabel dependen. Secara umum, bentuk diagramatik dari

model penelitian ini yaitu:

X1

X2

Y

Page 49: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

48

Keterangan :

X1 : Kemampuan Berbahasa (Variabel Independen)

X2 : Kemampuan Berpikir (Variabel Independen)

Y : Hasil Belajar Fisika (Variabel Dependen)

C. Prosedur Pengumpulan Data

Adapun tahap-tahap prosedur pengumpulan data yang akan dilakukan oleh

peneliti adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan yaitu tahap awal dalam memulai suatu kegiatan sebelum

peneliti mengadakan penelitian langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data,

yaitu membuat draft skripsi, mengurus surat izin untuk mengadakan penelitian

kepada pihak-pihak yang bersangkutan, dan yang terpenting adalah melakukan survey

ke sekolah yang akan menjadi lokasi penelitian.

2. Tahap Penyusunan

Tahap ini dilakukan dengan tujuan agar peneliti mengetahui permasalahan

yang terjadi di lapangan sehingga mempermudah dalam pengumpulan data. Selain itu

menyusun instrumen penelitian yang meliputi lembar observasi, angket dan dokumen

untuk proses pengumpulan data.

3. Tahap Pelaksanaan

Adapun cara yang dilakukan dalam tahap ini yaitu dengan melakukan

penelitian lapangan untuk mendapatkan data yang konkrit dengan menggunakan

instrument penelitian serta dengan jalan membaca referensi/literatur yang berkaitan

Page 50: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

49

dengan pembahasan ini baik dengan menggunakan kutipan langsung atapun kutipan

tidak langsung.

Langkah awal dalam tahap pelaksanaan ini adalah peneliti menyampaikan

maksud dan tujuan peneli mengadakan penelitian ini. Kemudian membagikan lembar

angket untuk mengukur kemampuan berpikir siswa dan lembar observasi untuk

mengukur kemampuan berbahasa siswa, serta mengambil dokumen yang ada di

sekolah berupa nilai rapor siswa untuk melihat sejauh mana hasil belajarnya

khususnya dalam mata pelajaran fisika.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk mendapatkan data atau informasi yang

dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dalam hal ini data atau informasi

mengenai pengaruh kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir terhadap hasil

belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar.

Secara fungsional kegunaan instrumen penelitian adalah memperoleh data

yang diperlukan ketika peneliti telah menginjak pada langkah pengumpulan data atau

informasi di lapangan. Ada empat media untuk mengumpulkan data dalam proses

penelitian tersebut diantaranya adalah kuesioner, observasi, wawancara dan angket.

Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Page 51: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

50

1. Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-

hal yang ia ketahui (Arikunto, 2002: 128).

Angket yang digunakan dalam penelitian ini memakai empat alternatif

jawaban untuk masing-masing pertanyaan. Angket ini merupakan angket yang di

adaptasi dari angket yang mempunyai variabel yang sama dan disesuaikan dengan

variabel dalam penelitian ini. Berikut disajikan kisi-kisi instrumen angket untuk

mengukur kemampuan berpikir siswa kelas IX MTsN Model Makassar.

Tabel 3.1: Kisi-kisi instrumen kemampuan berpikir siswa

Variabel Indikator Deskripsi

No.

Butir

Soal

Kemampuan

Berpikir

Fleksibel

dalam

berpikir

o Pemikiran saya sering dikatakan aneh oleh

teman-teman dalam mengerjakan soal-soal

fisika.

o Mencoba sesuatu yang baru, saya rasa akan

bermanfaat bagi peningkatan pengetahuan

saya.

o Saya memutuskan cara belajar yang lebih

baik dibandingkan dengan cara belajar

yang telah ada terutama dalam belajar

fisika

o Ide baru yang datang selalu saya terima

dengan terbuka karena hal tersebut belum

pernah saya lakukan

o Saya mengetahui pendapat orang berbeda

dengan pendapat sebagian besar orang,

saya akan ikut membuktikan kebenaran

pendapat tersebut

o Berpikir adalah sumber gagasan yang

berguna untuk melaksanakan tugas-tugas

fisika

1, 3, 5,

10, 13

dan 28

Page 52: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

51

Menyenangi

kebebasan

dalam

ekspresi dan

pernyataan

o Apabila menghadapi rumus-rumus yang

rumit, saya mudah jenuh dan malas untuk

menyelesaikannya

o Saya mempunyai rasa ingin tahu yang

tinggi terutama dalam menyelesaikan soal-

soal fisika

o Saya tidak mudah menerima pendapat baru

dalam menyelesaiakan soal-soal fisika

o Saya mempunyai imajinasi yang baik

dalam menyelesaikan soal-soal fisika

11, 14,

15, dan

17

Percaya

pada

gagasan

sendiri

o Bila saya telah memutuskan untuk berbuat

sesuatu tiada hal yang dapat mencegah

saya terutama dalam mengerjkan soal

fisika

o Untuk menghindari terjadinya keributan

dalam berdiskusi, saya lebih baik mengalah

walau saya yakin pendapat saya benar

o Setiap keputusan yang saya ambil

senantiasa berdasarkan pertimbangan yang

dapat dipertanggung jawabkan

o Saya kadang bersifat keras kepala

2, 6, 9

dan 20

Keinginan

untuk maju

o Saya akan memanfaatkan setiap

kesempatan yang ada untuk

mengembangkan diri termasuk pelajaran

fisika

o Saya menganggap mengerjakan soal-soal

fisika sebagai tantangan

o Hasil temuan baru akan lebih baik jika

disebarluskan untuk kepentingan kemajuan

umat

o Saya mempunyai dorongan pribadi yang

kuat dan kebutuhan untuk maju

o Saya bersedia berkorban sementara, untuk

mendapatkan imbalan dalam jangka

panjang

o Saya memiliki kepekaan yang tinggi atas

keindahan

o Saya menyukai kebiasaan menyendiri

sepanjang hari, sambil merenung dari dan

memikirkan soal-soal fisika

7, 12,

16, 18,

19, 21

dan 30

Page 53: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

52

Daya kerja

yang tinggi

o Saya mempunyai daya kerja yang tinggi

dalam menyelesaikan soal-soal fisika

o Saya selalu menggunakan cara-cara lama

dalam mengerjakan soal-soal fisika

o Kadang-kadang saya dihinggapi semangat

yang berlebihan terutama dalam

mengerjakan soal-soal fisika

o Saya menyukai pekerjaan dimana saya

harus berusaha untuk memengaruhi orang

lain

4, 8, 23

dan 25

Mempunyai

minat yang

luas

o Saya sering memikirkan bagaiamana

pandangan orang lain terhadap diri saya

22

Mempunyai

ingatan

yang baik

o Saya menyukai orang-orang yang

mendahulukan pekerjaan daripada

kesenangan

o Saya menyukai orang-orang yang

mempunyai keyakinan yang kuat dalam

mempertahankan pendapatnya

24, 26

Bersedia

mengambil

resiko

o Saya kurang menghargai orang-orang yang

tidak memiliki pendirian yang jelas dan

ragu-ragu ketika menyelesaikan soal-soal

fisika

o Saya lebih mudah bergaul dengan orang-

orang yang berasal dari kelas sosial-

ekonomi yang kurang lebih setara dengan

saya

27, 29

2. Lembar Observasi

Menurut Nana Sudjana, Ibrahim (2009: 109), observasi sebagai alat

pengumpul data yang banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu

ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang

sebenarnya maupun dalam situasi buatan.

Dengan demikian, yang menjadi objek observasi dalam penelitian ini yaitu

kemampuan berbahasa siswa kelas IX MTsN Model Makassar. Adapun lembar

observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Page 54: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

53

Tabel 3.2: Lembar observasi kemampuan berbahasa siswa kelas IX MTsN Model

Makassar

No. Nama Siswa

Aspek Yang

Dinilai/Indikator*

Jumlah

Skor Nilai

I II III IV V

Keterangan (*):

I : Kelancaran menyampaikan pendapat/tanggapan

II : Kejelasan vokal

III : Ketepatan intonasi

IV : Ketepatan pilihan kata (diksi)

V : Struktur kalimat (tuturan)

Kriteria Penilaian

Sangat Sesuai : 4

Sesuai : 3

Kurang Sesuai : 2

Tidak Sesuai : 1

Pedoman Penilaian

Nilai = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟 𝑜𝑙𝑒𝑕 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 x 100

Page 55: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

54

3. Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono

2010: 329).

Data mengenai hasil belajar siswa yang diperoleh dari dokumentasi nilai rapor

fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu:

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendriskipsikan atau

memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi

sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum (Sugiyono, 2010: 29).

Penggunaan statistik deskriptif dalam hal ini berfungsi untuk menjawab

permasalahan pertama dan kedua. Pada data statisitik deskriptif ini, disajikan dengan

tabel distribusi frekuensi melalui penjelasan sebagai berikut:

a) Tabulasi frekuensi

Dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) rentang (RT) adalah nilai terbesar dikurangi nilai terkecil.

𝑅𝑇 = 𝑁𝑇 − 𝑁𝑅

Page 56: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

55

2) banyak kelas interval

Banyak kelas interval = 1 + 3,3 log 𝑛

3) panjang kelas interval

𝑝 =𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔

𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

4) menghitung rata-rata (mean) dengan menggunakan rumus:

𝑋 = 𝑓𝑖𝑋𝑖

𝑓𝑖 (Sudjana, 1996: 70)

Dengan :

𝑋 = Rata-rata variabel

𝑓𝑖 = Frekuensi untuk variabel

𝑋𝑖 = Tanda kelas interval variabel

5) menghitung simpangan baku (standar deviasi) dengan menggunakan

rumus:

𝑆𝐷 = 𝑓𝑖(𝑋𝑖−𝑋 )

𝑛−1 (Sudjana, 1996: 95)

Dengan :

𝑆𝐷 = Standar Deviasi

𝑓𝑖 = Frekuensi untuk variabel

𝑋𝑖 = Tanda kelas interval variabel

𝑋 = Rata-rata

n = Jumlah populasi

Page 57: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

56

6) kategori kemampuan berbahasa

𝐼 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑆𝑜𝑎𝑙 𝑥 𝐴𝑙𝑡𝑒𝑟𝑛𝑎𝑡𝑖𝑓 𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛

𝐾𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖

𝐼 = 25 𝑥 4

4

= 25

dimana, I = Interval

Tabel 3.3: Kategori Kemampuan Berbahasa

Tingkat Keseimbangan Kategori/Kualifikasi

1 – 25

26 – 50

51 – 75

76 – 100

Kurang

Cukup

Baik

Sangat Baik

7) kategori kemampuan berpikir

𝐼 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑆𝑜𝑎𝑙 𝑥 𝐴𝑙𝑡𝑒𝑟𝑛𝑎𝑡𝑖𝑓 𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛

𝐾𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖

𝐼 = 30 𝑥 4

4

= 30

dimana, I = Interval

Tabel 3.4: Kategori Kemampuan Berpikir

Tingkat Keseimbangan Kategori/Kualifikasi

1 – 30

31 – 60

61 – 90

91 – 120

Kurang

Cukup

Baik

Sangat Baik

Page 58: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

57

8) kategori hasil belajar fisika

Untuk mengelompokkan tingkat hasil belajar fisika siswa, digunakan standar

yang ditetapkan oleh Depdikbud (2003) yaitu:

Tabel 3.5: Kategori Hasil Belajar Fisika Siswa

Tingkat Pencapaian Kategori/Kualifikasi

< 24

25 – 48

49 – 72

73 – 96

> 96

Sangat Kurang

Kurang

Cukup

Baik

Sangat Baik

2. Analisis Statistik Inferensial

Statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis. Pengujian hipotesis

dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kemampuan berbahasa dan

kemampuan berpikir terhadap hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model

Makassar. Pengolahan data X1 dan X2 sekaligus disatukan untuk melihat besar

kecilnya sumbangan (kontribusi) Variabel (X1 dan X2) terhadap variabel Y tersebut.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengaruh kemampuan berbahasa

dan kemampuan berpikir terhadap hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model

Makassar, dapat diketahui dengan menggunakan analisis regresi linear berganda,

yaitu:

Page 59: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

58

a) Membuat Ha dan H0 dalam bentuk kalimat:

Ha: “berlaku jika ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan

berbahasa dan kemampuan berpikir dengan hasil belajar fisika siswa

kelas IX MTsN Model Makassar”.

H0: “berlaku jika tidak ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan

berbahasa dan kemampuan berpikir dengan hasil belajar fisika siswa

kelas IX MTsN Model Makassar”.

b) melakukan persamaan regresi Ŷ = 𝑎 + b1X1 + b2X2

Ŷ = Nilai Variabel dependen

𝑋1 = Nilai variabel independen ke – 1

𝑋2 = Nilai variabel independen ke – 2

𝑎 = Harga Y, jika X = 0/ konstan

𝑏1𝑏2 = Koefisien arah regresi linear (Usman dkk, 2008: 216)

c) menetukan a, b1 dan b2 dengan menggunakan persamaan berikut:

b1 = X2

2 . X1Y− X1X2 . X2Y

X12 . X2

2− X1X2 2

b2 = 𝑋1

2 . 𝑋2Y− X1X2 . X1Y

X12 . X2

2− X1X2 2

a = Y

n− 𝑏1

X1

n− 𝑏2

X2

n

d) melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dicari kesalahan baku regresi dan

kesalahan baku koefisien regresi. Adapun langkah-langkahnya sebagai

berikut :

Page 60: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

59

(1) menentukan koefisien korelasi berganda (R)

RX1X2r = b1 ∑ X1Y− b2∑ X2Y

Y2 (Sugiono, 2004: 221)

(2) Koefisien Determinasi (R)2

(3) mencari nilai kontribusi peren pengaruh dengan rumus:

Kp = (RX1X2r)2. 100 %

(4) menguji signifikan dengan membanding Fhitung dengan Ftabel dengan

rumus :

F = R2(n−k−1)

k(1−R2) (Sugiyono, 2011: 286)

Keterangan: k = jumlah variabel bebas

(5) membuat kesimpulan, jika:

Fhitung ≥ Ftabel, maka Ha diterima artinya signifikan, dan jika

Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima artinya tidak signifikan.

Page 61: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Kemampuan Berbahasa Siswa Kelas XI MTsN Model

Makassar

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di MTsN Model Makassar,

penulis dapat mengumpulkan data kemampuan berbahasa siswa Kelas XI MTsN

Model Makassar melalui lembar observasi yang kemudian diberikan skor pada

masing-masing item pertanyaan yang telah di konversi dan disajikan dalam bentuk

tabel sebagai berikut.

Tabel 4.1: Skor Kemampuan Berbahasa Siswa Kelas IX MTsN Model Makassar

No. Nama Skor Nilai

1 Abdul Rasyid Kadir 14 70

2 Aghnina Nur Imani 16 80

3 Ahmad Musyafiq Arif 19 95

4 Akhmad Hanif Fauzan 16 80

5 Dinar Khaerunnisa 16 80

6 Dwi Ayu Marlia 18 90

7 Fadhilah Arhamy Darussalam 17 85

8 Husnul Khatimah Rusyid 17 85

9 Ira Adeliya Lestari 17 85

10 Khaerul Razaq AR. 18 90

11 Khusnul Hatimah 16 80

Page 62: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

61

No. Nama Skor Nilai

12 Kurniawan 18 90

13 Latifah Nabila Ramadhana 15 75

14 Maryam Marzuki 15 75

15 Miftakhol Haeriyah M. 14 70

16 Muh. Amri Munsir 17 85

17 Muh. Auzan Haq 19 95

18 Muh. Fadly Ahmad 15 75

19 Muh. Fikri Fahri 18 90

20 Muh. Ihsan Dahri 17 85

21 Muh. Khaidir Usman 18 90

22 Muhammad Junaid Azis 13 65

23 Muhammad Nurrahman 15 75

24 Nadia Widiawati Mutty 17 85

25 Nur Afiah Ulfah 14 70

26 Nur Amalina Dwi Lestari 16 80

27 Nur Fitri Annisa 18 90

28 Nur Hildah Inayah 17 85

29 Nurul Aqilah Gunawan 17 85

30 Nurul Fauziyah 16 80

31 Nurul Izzah Arfai S. 17 85

32 Nurul Ulfah 14 70

33 Rahmat Hidayat 17 85

34 Ratih Kumala Dewi 17 85

35 Rifdha Fakhirah 16 80

Page 63: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

62

No. Nama Skor Nilai

36 Risky Amalia 17 85

37 Rizdha Adzidzah Fadhilah 17 85

38 Syafira Ashari Salsabila 16 80

39 Tri Permata Ayu M. Nur 15 75

40 Ummu Salamah 17 85

Sumber: Hasil Pengolahan Lembar Observasi Kemampuan Berbahasa

a) Menghitung rentang

Rentang = Data terbesar – Data terkecil

= 95 – 65

= 30

b) Menghitung banyaknya kelas interval

Banyak Kelas = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 40

= 1 + 3,3 (1,60)

= 6,28 ≈ 7

c) Menghitung panjang kelas interval

Panjang Kelas = 𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔

𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 30

7

= 4,28 ≈ 5

Page 64: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

63

d) membuat tabel distribusi frekuensi skor kemampuan berbahasa siswa kelas IX

MTsN Model Makassar

Tabel 4.2: Daftar Distribusi Frekuensi Skor Responden

Interval Tabulasi Frekuensi

65 – 69 I 1

70 – 74 IIII 4

75 – 79 IIII 5

80 – 84 IIII III 8

85 – 89 IIII IIII IIII 14

90 – 94 IIII I 6

95 – 99 II 2

Jumlah 40

e) menghitung rata-rata (mean)

Tabel 4.3: Tabel Penolong untuk Menghitung Nilai Mean

Interval fi X1 fi .X1

65 – 69 1 67 67

70 – 74 4 72 288

75 – 79 5 77 385

80 – 84 8 82 656

85 – 89 14 87 1218

90 – 94 6 92 552

95 – 99 2 97 194

Jumlah 40 - 3360

Page 65: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

64

𝒙 = 𝑓𝑖 .𝑥𝑖

𝑓𝑖

= 3360

40

= 84

f) menghitung standar deviasi

Tabel 4.4: Tabel Penolong Untuk Menghitung Standar Deviasi

Interval fi X1 X1– X (X1 – X)2 fi (X1 – X)

2

65 – 69 1 67 -17 289 289

70 – 74 4 72 -12 144 576

75 – 79 5 77 -7 49 245

80 – 84 8 82 -2 4 32

85 – 89 14 87 3 9 126

90 – 94 6 92 8 64 384

95 – 99 2 97 13 169 338

Jumlah 40 - 1990

SD = 𝑓𝑖(𝑥𝑖 − 𝑥)

2

𝑛 − 1

= 1990

40−1

= 7,14

g) mengategorikan nilai responden

Nilai yang menunjukkan kemampuan berbahasa siswa kelas IX MTsN Model

Makassar yang ditunjukkan pada tabel di atas, selanjutnya dibuat dalam tabel

frekuensi sebagai berikut:

Page 66: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

65

Tabel 4.5: Tabel Kategori Skor Kemampuan Berbahasa

Nilai Frekuensi Kategori

1 – 25 0 Kurang

26 – 50 0 Cukup

51 – 75 10 Baik

76 – 100 30 Sangat Baik

h) uji normalitas data kemampuan berbahasa siswa kelas IX MTsN Model

Makassar

Membuat tabel penolong uji normalitas data, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.6: Tabel penolong uji normalitas data kemampuan berbahasa

Interval

Batas

Kelas

(Xi)

Z Batas

Kelas

Nilai

Z tabel

Luas tiap

kelas

interval

Frekuensi

Pengamatan

(Oi)

Frekuensi

Harapan

(Ei)

χ2

65 – 69 64,5 -2,73 -0,4968 0,018 1 0,72 0,11

70 – 74 69,5 -2,03 -0,4788 0,0706 4 2,824 0,49

75 – 79 74,5 -1,33 -0,4082 0,1725 5 6,9 0,52

80 – 84 79,5 -0,63 -0,2357 0,2078 8 8,312 0,01

85 – 89 84,5 0,07 0,0279 0,2515 14 10,06 1,54

90 – 94 89,5 0,77 0,2794 0,1498 6 5,992 1,07

95 – 99 94,5 1,47 0,4292 0,0558 2 2,232 0,02

99,5 2,17 0,485

Jumlah - - - - 40 37,04 3,77

Catatan : X = 84 dan SD = 7,14

Page 67: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

66

Dari tabel pengujian normalitas di atas dapat dilihat bahwa banyak kelas

interval k = 7, sehingga besarnya derajat kebebasan untuk distribusi Chi Kuadrat

adalah:

dk = k – 3 = 7 – 3 = 4

Dengan taraf nyata untuk pengujian, α = 0,05. Dengan demikian harga Chi

Kuadrat pada tabel yaitu: χ2

(1-α)(dk) = χ2

(0,95)(4) = 9,49. Harga Chi Kuadrat hitung lebih

kecil dari harga Chi Kuadrat tabel (3,77 < 9,49), maka distribusi data hasil observasi

kemampuan berbahasa (variabel X1) tersebut normal.

2. Gambaran Kemampuan Berpikir Siswa Kelas XI MTsN Model

Makassar

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di MTsN Model Makassar,

penulis dapat mengumpulkan data kemampuan berpikir siswa Kelas XI MTsN Model

Makassar melalui angket yang kemudian diberikan skor pada masing-masing item

pertanyaan yang telah di konversi dan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut.

Tabel 4.7: Skor kemampuan berpikir siswa kelas IX MTsN Model Makassar

No. Nama Skor Nilai

1 Rifdha Fakhirah 86 72

2 Nurul Fauziyah 87 73

3 Risky Amalia 79 66

4 Nurul Izzah Arfai S. 85 71

5 Muh. Khaidir Usman 92 77

6 Muh. Fikri Fahri 81 68

7 Muhammad Nurrahman 82 68

Page 68: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

67

No. Nama Skor Nilai

8 Miftakhol Haeriyah M. 93 78

9 Dinar Khaerunnisa 76 63

10 Nadia Widiawati Mutty 82 68

11 Nur Amalina Dwi Lestari 83 69

12 Dwi Ayu Marlia 86 72

13 Rizdha Adzidzah Fadhilah 79 66

14 Khusnul Hatimah 84 70

15 Nurul Ulfah 84 70

16 Latifah Nabila Ramadhana 77 64

17 Ahmad Musyafiq Arif 87 73

18 Syafira Ashari Salsabila 89 74

19 Muh. Auzan Haq 95 79

20 Rahmat Hidayat 90 75

21 Abdul Rasyid Kadir 75 63

22 Khaerul Razaq AR. 83 69

23 Ira Adeliya Lestari 91 76

24 Muh. Ihsan Dahri 90 75

25 Kurniawan 83 69

26 Muh. Fadly Ahmad 91 76

27 Aghnina Nur Imani 85 71

28 Akhmad Hanif Fauzan 92 77

29 Maryam Marzuki 86 72

30 Nur Afiah Ulfah 76 63

31 Fadhilah Arhamy Darussalam 79 66

Page 69: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

68

No. Nama Skor Nilai

32 Nurul Aqilah Gunawan 87 73

33 Husnul Khatimah Rusyid 76 63

34 Nur Fitri Annisa 96 80

35 Ummu Salamah 94 78

36 Muhammad Junaid Azis 78 65

37 Ratih Kumala Dewi 86 72

38 Tri Permata Ayu M. Nur 90 75

39 Nur Hildah Inayah 97 81

40 Muh. Amri Munsir 103 86

Sumber: Hasil Pengolahan Lembar Angket Kemampuan Berpikir

a) Menghitung rentang

Rentang = Data terbesar – Data terkecil

= 86 – 63

= 23

b) Menghitung banyaknya kelas interval

Banyak Kelas = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 40

= 1 + 3,3 (1,60)

= 6,28 ≈ 6

c) Menghitung panjang kelas interval

Panjang Kelas = 𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔

𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 23

6

= 3,84 ≈ 4

Page 70: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

69

d) membuat tabel distribusi frekuensi skor kemampuan berpikir siswa kelas IX

MTsN Model Makassar

Tabel 4.8: Daftar Distribusi Frekuensi Skor Responden

Interval Tabulasi Frekuensi

63 – 66 IIII IIII 9

67 – 70 IIII III 8

71 – 74 IIII IIII 10

75 – 78 IIII IIII 9

79 – 82 III 3

83 – 86 I 1

Jumlah 40

e) Menghitung rata-rata (Mean)

Tabel 4.9: Tabel Penolong untuk Menghitung Nilai Mean

Interval fi X2 fi .X2

63 – 66 9 64,5 580,5

67 – 70 8 68,5 548

71 – 74 10 72,5 725

75 – 78 9 76,5 688,5

79 – 82 3 80,5 241,5

83 – 86 1 84,5 84,5

Jumlah 40 - 2868

x2 = 𝑓𝑖 .𝑥𝑖

𝑓𝑖

= 2868

40

= 71,7

Page 71: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

70

f) Menghitung Standar Deviasi

Tabel 4.10: Tabel Penolong Untuk Menghitung Standar Deviasi

Interval fi X2 X2 – X (X2 – X)2 fi (X2 – X)

2

63 – 66 9 64,5 -7,2 51,84 466,56

67 – 70 8 68,5 -3,2 10,24 81,92

71 – 74 10 72,5 0,8 0,64 6,4

75 – 78 9 76,5 4,8 23,04 207,36

79 – 82 3 80,5 8,8 77,44 232,32

83 – 86 1 84,5 12,8 163,84 163,84

Jumlah 40 1158,4

SD = 𝑓𝑖(𝑥𝑖 − 𝑥)

2

𝑛 − 1

= 1158,4

40−1

= 5,45

g) mengkategorikan nilai responden

Nilai yang menunjukkan kemampuan bepikir siswa kelas IX MTsN Model

Makassar yang ditunjukkan pada tabel di atas, selanjutnya dibuat dalam tabel

frekuensi sebagai berikut:

Tabel 4.11: Tabel kategori skor kemampuan berpikir

Nilai Frekuensi Kategori

1 – 30 0 Kurang

31 – 60 0 Cukup

61 – 90 40 Baik

91 – 120 0 Sangat Baik

Page 72: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

71

h) uji normalitas data kemampuan berpikir siswa kelas IX MTsN Model

Makassar

Membuat tabel penolong uji normalitas data, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.12: Tabel Penolong Uji Normalitas Data kemampuan berpikir siswa

Interval

Batas

Kelas

(Xi)

Z Batas

Kelas

Nilai

Z tabel

Luas tiap

kelas

interval

Frekuensi

Pengamatan

(Oi)

Frekuensi

Harapan

(Ei)

χ2

63 – 66 62,5 -1,69 -0,4545 0,1256 9 5,024 3,15

67 – 70 66,5 -0,95 -0,3289 0,2418 8 9,672 0,29

71 – 74 70,5 -0,22 -0,0871 0,2821 10 11,284 0,15

75 – 78 74,5 0,51 0,195 0,1994 9 7,976 0,13

79 – 82 78,5 1,25 0,3944 0,0817 3 3,268 0,02

83 – 86 82,5 1,98 0,4761 0,0206 1 0,824 0,04

86,5 2,72 0,4967

Jumlah 40 38,048 3,77

Catatan : x2 = 71,7 dan SD = 5,45

Dari tabel pengujian normalitas di atas dapat dilihat bahwa banyak kelas

interval k = 7, sehingga besarnya derajat kebebasan untuk distribusi Chi Kuadrat

adalah:

dk = k – 3 = 6 – 3 = 3

Dengan taraf nyata untuk pengujian, α = 0,05. Dengan demikian harga Chi Kuadrat

pada tabel yaitu: χ2

(1-α)(dk) = χ2

(0,95)(3) = 7,81. Harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil dari

harga Chi Kuadrat tabel (3,77 < 7,81), maka distribusi data hasil observasi

kemampuan berpikir (variabel X2) tersebut normal.

Page 73: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

72

3. Gambaran Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI MTsN Model Makassar

Deskripsi hasil penelitian yang telah dilakukan di MTsN Model Makassar,

penulis dapat mengumpulkan data hasil belajar siswa Kelas XI MTsN Model

Makassar melalui nilai rapor yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut.

Tabel 4.13: Skor hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar

No. Nama Nilai

1 Rifdha Fakhirah 75

2 Nurul Fauziyah 86

3 Risky Amalia 92

4 Nurul Izzah Arfai S. 90

5 Muh. Khaidir Usman 94

6 Muh. Fikri Fahri 92

7 Muhammad Nurrahman 91

8 Miftakhol Haeriyah M. 88

9 Dinar Khaerunnisa 75

10 Nadia Widiawati Mutty 89

11 Nur Amalina Dwi Lestari 91

12 Dwi Ayu Marlia 90

13 Rizdha Adzidzah Fadhilah 89

14 Khusnul Hatimah 88

15 Nurul Ulfah 80

16 Latifah Nabila Ramadhana 80

17 Ahmad Musyafiq Arif 93

18 Syafira Ashari Salsabila 87

Page 74: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

73

No. Nama Nilai

19 Muh. Auzan Haq 93

20 Rahmat Hidayat 89

21 Abdul Rasyid Kadir 88

22 Khaerul Razaq AR. 91

23 Ira Adeliya Lestari 77

24 Muh. Ihsan Dahri 89

25 Kurniawan 80

26 Muh. Fadly Ahmad 85

27 Aghnina Nur Imani 80

28 Akhmad Hanif Fauzan 85

29 Maryam Marzuki 80

30 Nur Afiah Ulfah 84

31 Fadhilah Arhamy Darussalam 90

32 Nurul Aqilah Gunawan 85

33 Husnul Khatimah Rusyid 84

34 Nur Fitri Annisa 85

35 Ummu Salamah 91

36 Muhammad Junaid Azis 66

37 Ratih Kumala Dewi 90

38 Tri Permata Ayu M. Nur 85

39 Nur Hildah Inayah 93

40 Muh. Amri Munsir 85

Sumber: Bagian Kurikulum MTsN Model Makassar, tanggal 23 Desember 2011

Page 75: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

74

a) Menghitung rentang

Rentang = Data terbesar – Data terkecil

= 94 – 66

= 28

b) Menghitung banyaknya kelas interval

Banyak Kelas = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 40

= 1 + 3,3 (1,60)

= 6,28 ≈ 6

c) menghitung panjang kelas interval

Panjang Kelas = 𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔

𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 28

6 = 4,67 ≈ 5

d) membuat tabel distribusi frekuensi skor hasil belajar fisika siswa kelas IX

MTsN Model Makassar

Tabel 4.14: Daftar Distribusi Frekuensi Skor Responden

Interval Tabulasi Frekuensi

66 – 70 I 1

71 – 75 II 2

76 – 80 IIII I 6

81 – 85 IIII III 8

86 – 90 IIII IIII III 13

91 – 95 IIII IIII 10

Jumlah 40

Page 76: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

75

e) Menghitung rata-rata (Mean)

Tabel 4.15: Tabel Penolong untuk Menghitung Nilai Mean

Interval fi Yi fi .Yi

66 – 70 1 68 68

71 – 75 2 73 146

76 – 80 6 78 468

81 – 85 8 83 664

86 – 90 13 88 1144

91 – 95 10 93 930

Jumlah 40 - 3420

𝒀 = 𝑓𝑖 .𝑦𝑖

𝑓𝑖

= 3420

40

= 85,5

f) Menghitung Standar Deviasi

Tabel 4.16: Tabel Penolong Untuk Menghitung Standar Deviasi

Interval fi Yi Yi – Y (Yi – Y)2 fi (Yi – Y)

2

66 – 70 1 68 -17,5 306,3 306,3

71 – 75 2 73 -12,5 156,3 312,5

76 – 80 6 78 -7,5 56,25 337,5

81 – 85 8 83 -2,5 6,25 50

86 – 90 13 88 2,5 6,25 81,25

91 – 95 10 93 7,5 56,25 562,5

Jumlah 40 - - - 1650

Page 77: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

76

SD = 𝑓𝑖(𝑥𝑖−𝑥)

2

𝑛−1

= 1650

40−1

= 6,5

g) mengategorikan nilai responden

Nilai yang menunjukkan hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model

Makassar yang ditunjukkan pada tabel di atas, selanjutnya dibuat dalam tabel

frekuensi sebagai berikut:

Tabel 4.17: Kategori Hasil Belajar Fisika Siswa

Tingkat

Pencapaian

Frekuensi Kategori/Kualifikasi

< 24

25 – 48

49 – 72

73 – 96

> 96

0

0

1

39

0

Sangat Kurang

Kurang

Cukup

Baik

Sangat Baik

h) uji normalitas hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar

Membuat tabel penolong uji normalitas data, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.18: Tabel Penolong Uji Normalitas Data Hasil Belajar Fisika Siswa

Interval

Batas

Kelas

(Xi)

Z Batas

Kelas

Nilai

Z tabel

Luas tiap

kelas

interval

Frekuensi

Pengamatan

(Oi)

Frekuensi

Harapan

(Ei)

χ2

66 – 70 65,5 -3,08 -0,499 0,0396 1 1,584 0,215

71 – 75 70,5 -2,31 -0,4594 0,0212 2 0,848 1,565

76 – 80 75,5 -1,54 -0,4382 0,1588 6 6,352 0,02

Page 78: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

77

Interval

Batas

Kelas

(Xi)

Z Batas

Kelas

Nilai

Z tabel

Luas tiap

kelas

interval

Frekuensi

Pengamatan

(Oi)

Frekuensi

Harapan

(Ei)

χ2

81 – 85 80,5 -0,77 -0,2794 0,2794 8 11,176 0,903

86 – 90 85,5 0 0 0,2794 13 11,176 0,298

91 – 95 90,5 0,77 0,2794 0,1588 10 6,352 2,095

95,5 1,54 0,4382

Jumlah - - - - 40 37,488 5,09

Catatan : Y = 85,5 dan SD = 6,5

Dari tabel pengujian normalitas di atas dapat dilihat bahwa banyak kelas

interval k = 7, sehingga besarnya derajat kebebasan untuk distribusi Chi Kuadrat

adalah:

dk = k – 3 = 6 – 3 = 3

Dengan taraf nyata untuk pengujian, α = 0,05. Dengan demikian harga Chi

Kuadrat pada tabel yaitu: χ2

(1-α)(dk) = χ2

(0,95)(3) = 7,81. Harga Chi Kuadrat hitung lebih

kecil dari harga Chi Kuadrat tabel (5,09 < 7,81), maka distribusi data hasil belajar

fisika siswa (variabel Y) tersebut normal.

4. Pengaruh kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir terhadap

hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar

Adapun Hipotesis yang diajukan, yaitu:

Ha: “terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan berbahasa dan

kemampuan berpikir dengan hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN

Model Makassar”.

Page 79: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

78

Sebelum hipotesis alternatif diuji, maka terlebih dahulu diajukan hipotesis nol

sebagai berikut :

H0: “tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan berbahasa

dan kemampuan berpikir dengan hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN

Model Makassar”.

Membuat Ha dan H0 dalam bentuk statistik:

Ha : R ≠ 0

Ho : R = 0

Adapun langkah – langkah analisis multi regresi atau regresi ganda dalam

menguji ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara dua variabel ini adalah sebagai

berikut :

a) mentabulasi seluruh data baik data penilaian kemampuan berbahasa,

kemampuan berpikir dan hasil belajar fisika siswa

Tabel 4.19: Tabel penolong menghitung angka statistik

No. X1 X2 Y X1 Y X2 Y X1 X2 X12 X2

2 Y

2

1 70 72 75 5250 5400 5040 4900 5184 5625

2 80 73 86 6880 6278 5840 6400 5329 7396

3 95 66 92 8740 6072 6270 9025 4356 8464

4 80 71 90 7200 6390 5680 6400 5041 8100

5 80 77 94 7520 7238 6160 6400 5929 8836

6 90 68 92 8280 6256 6120 8100 4624 8464

7 85 68 91 7735 6188 5780 7225 4624 8281

8 85 78 88 7480 6864 6630 7225 6084 7744

9 85 63 75 6375 4725 5355 7225 3969 5625

Page 80: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

79

No. X1 X2 Y X1 Y X2 Y X1 X2 X12 X2

2 Y

2

10 90 68 89 8010 6052 6120 8100 4624 7921

11 80 69 91 7280 6279 5520 6400 4761 8281

12 90 72 90 8100 6480 6480 8100 5184 8100

13 75 66 89 6675 5874 4950 5625 4356 7921

14 75 70 88 6600 6160 5250 5625 4900 7744

15 70 70 80 5600 5600 4900 4900 4900 6400

16 85 64 80 6800 5120 5440 7225 4096 6400

17 95 73 93 8835 6789 6935 9025 5329 8649

18 75 74 87 6525 6438 5550 5625 5476 7569

19 90 79 93 8370 7347 7110 8100 6241 8649

20 85 75 89 7565 6675 6375 7225 5625 7921

21 90 63 88 7920 5544 5670 8100 3969 7744

22 65 69 91 5915 6279 4485 4225 4761 8281

23 75 76 77 5775 5852 5700 5625 5776 5929

24 85 75 89 7565 6675 6375 7225 5625 7921

25 70 69 80 5600 5520 4830 4900 4761 6400

26 80 76 85 6800 6460 6080 6400 5776 7225

27 90 71 80 7200 5680 6390 8100 5041 6400

28 85 77 85 7225 6545 6545 7225 5929 7225

29 85 72 80 6800 5760 6120 7225 5184 6400

30 80 63 84 6720 5292 5040 6400 3969 7056

31 85 66 90 7650 5940 5610 7225 4356 8100

32 70 73 85 5950 6205 5110 4900 5329 7225

33 85 63 84 7140 5292 5355 7225 3969 7056

34 85 80 85 7225 6800 6800 7225 6400 7225

35 80 78 91 7280 7098 6240 6400 6084 8281

36 85 65 66 5610 4290 5525 7225 4225 4356

37 85 72 90 7650 6480 6120 7225 5184 8100

Page 81: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

80

No. X1 X2 Y X1 Y X2 Y X1 X2 X12 X2

2 Y

2

38 80 75 85 6800 6375 6000 6400 5625 7225

39 75 81 93 6975 7533 6075 5625 6561 8649

40 85 86 85 7225 7310 7310 7225 7396 7225

∑ 3280 2866 3445 282845 247155 234885 270950 206552 298113

Dari tabel diperoleh :

∑ X1 = 3280 ∑ X1 X2 = 234885

∑ X2 = 2866 ∑ X12 = 270950

∑ Y = 3445 ∑ X22 = 206552

∑ X1 Y = 282845 ∑ Y2 = 298113

∑ X2 Y = 247155

b) Menghitung harga – harga a, b1 dan b2 dapat menggunakan persamaan

berikut:

b1 = X2

2 . X1Y− X1X2 . X2Y

X12 . X2

2−( X1X2)2

b1 = 206552 282845 − 234885 247155

270950 206552 − 234885 2

= 58422200440 − 58053002175

55965264400 − 55170963225

= 369198265

794301175

= 0,46

Page 82: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

81

b2 = 𝑋1

2 . 𝑋2Y− X1X2 . X1Y

X12 . X2

2−( X1X2)2

b2 = 270950 247155 − 234885 282845

270950 206552 − 234885 2

= 66966647250 − 66436047825

55965264400 − 55170963225

= 530599425

794301175

= 0,66

a = Y

n− b1

X1

n− b2

X2

n

a = 3445

40− 0,4

3280

40− 0,6

2866

40

= 86,12 – 0,46 (82) – 0,66 (71,65)

= 86,12 – 37,72 – 47,28

= 1,12

Jadi :

a = 1,12

b1 = 0,46

b2 = 0,66

Memasukkan nilai 𝑎, b1, dan b2kepersamaan regresi :

Ŷ = a + b1X1 + b2X2

Ŷ= 1,12 + 0,46X1 + 0,66X2

Page 83: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

82

c) melakukan uji hipotesis dengan langkah – langkah sebagai berikut:

i) mencari korelasi Ganda

R𝑋1𝑋2𝑟 =b1 X1𝑌+b2 X2𝑌

Y2

=0,46 282845 + 0,66 247155

298113

= 130108 ,7 +163122 ,3

298113

= 293231

298113

= 0,983

ii) koefisien determinasi (R2) = (0,983)2 = 0,966

iii) mencari nilai kontribusi peren pengaruh dengan rumus :

Kp = (R𝑋1𝑋2𝑟)2. 100%

= 0,966 . 100%

= 96,6%

iv) menguji signifikan dengan membanding Fhitung dengan Ftabel dengan

rumus:

F𝑕 = R2(𝑛−𝑘−1)

𝑘 (1−R2)

= 0,966 (40−2−1)

2(1−0,966)

= 36,2637

2(0,0199)

= 35,742

0,068

= 525,61

Page 84: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

83

v) kaidah pengujian signifikan :

Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka Ha diterima (signifikan) dan jika Fhitung ≤ Ftabel, maka

H0 ditolak (tidak signifikan). Mencari nilai Ftabel dengan menggunakan Tabel F

dengan didasarkan pada dk pembilang = 2 dan dk penyebut (40 – 2 – 1) = 37. Untuk

taraf kesalahan 5% adalah 3,26.

vi) menarik kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh, maka diketahui bahwa Fhitung ≥

Ftabel atau 525,61 ≥ 3,26 maka Ha diterima dan H0 ditolak, artinya terdapat pengaruh

kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir terhadap hasil belajar fisika siswa

kelas IX MTsN Model Makassar, sehingga dapat diberlakukan ke populasi.

B. Pembahasan

1. Kemampuan berbahasa siswa kelas IX MTsN Model Makassar

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan statistik deskriptif dapat

dikemukakan bahwa kemampuan berbahasa siswa kelas IX MTsN Model Makassar

mempunyai skor rata-rata 84 dan simpangan bakunya 7,14 dari nilai ideal 100,

dengan nilai terendah 65 dan nilai tertinggi 95. Hal ini berarti kemampuan berbahasa

siswa akan mempengaruhi hasil belajar fisika siswa. Dengan kata lain, baik tidaknya

kemampuan berbahasa siswa akan turut menentukan sejauh mana hasil belajar siswa

itu sendiri khususnya pada mata pelajaran IPA Fisika.

Page 85: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

84

2. Kemampuan berpikir siswa kelas IX MTsN Model Makassar

Sementara itu, berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan statistik

deskriptif dapat dikemukakan bahwa kemampuan berpikir siswa kelas IX MTsN

Model Makassar mempunyai skor rata-rata 71,7 dan simpangan bakunya 5,45. Skor

ini berada dalam kategori baik tepatnya pada interval 61 - 90. Semua siswa yang

menjadi objek penelitian berada pada kategori tersebut. Hal ini menunjukkan bahwan

kemampuan berpikir siswa kelas IX MTsN Model Makassar tergolong baik.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir siswa akan turut

menentukan sejauh mana hasil belajar siswa itu sendiri.

3. Hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dipaparkan di atas, kategori hasil

belajar fisika siswa dari hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata 85,5 dengan

standar deviasi 6,5. Skor ini berada dalam kategori baik tepatnya pada interval 73 –

96. Banyaknya siswa yang yang berada dalam interval tersebut yaitu 39 siswa dari 40

siswa yang menjadi responden. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar fisika siswa

kelas IX MTsN Model Makassar tergolong baik. Suatu proses belajar diharapkan

menghasilkan sesuatu yang disebut dengan hasil belajar. Hasil belajar itu dapat

berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dapat diklarifikasikan ke dalam

aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Page 86: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

85

4. Pengaruh kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir terhadap hasil belajar

fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar

Berdasarkan hasil pengujian statistik inferensial yang telah di uraikan, maka

dapat dikemukakan bahwa kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir terhadap

hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar memiliki pengaruh yang

signifikan.

Dari data yang tersebut di atas, dapat dilihat bahwa kemampuan berbahasa

dan kemampuan berpikir siswa kelas IX MTsN Model Makassar berpengaruh

terhadap hasil belajar pada mata pelajaran fisika. Hal ini tercermin dari persamaan

regresi yang diperoleh yaitu Ŷ= 1,12 + 0,46X1 + 0,66X2. Jika nilai X1 dan X2

(kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir siswa) makin diperbesar maka nilai

Ŷ (hasil belajar fisika siswa) juga akan makin meningkat. Data ini juga semakin

diperkuat oleh hasil pengujian hipotesisnya yang memperlihatkan bahwa nilai Fh

yang diperoleh dari hasil perhitungan lebih besar daripada nilai Ft yang diperoleh dari

tabel distribusi F itu sendiri. Hal Ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir terhadap hasil

belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar.

Page 87: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dalam hal ini observasi

mengenai kemampuan berbahasa siswa kelas IX MTsN Model Makassar, dengan

memperhatikan 40 siswa sebagai sampel, 30 orang siswa memperoleh nilai yang

berada dalam kategori baik dan 10 orang berada pada kategori sangat baik.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa rata-rata kemampuan berbahasa siswa

kelas IX MTsN Model Makassar berada dalam kategori baik.

2. Sesuai dengan data dan hasil analisis yang diperoleh mengenai kemampuan

berpikir siswa kelas IX MTsN Model Makassar, dengan memperhatikan 40 siswa

sebagai sampel jenuh, semuanya berada dalam kategori baik. Sehingga dapat

dikatakan bahwa kemampuan berpikir siswa kelas IX MTsN Model Makassar

berada dalam kategori baik.

3. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dalam hal ini dokumentasi

mengenai hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar, dengan

memperhatikan 40 siswa sebagai sampel, 1 orang siswa memperoleh nilai yang

berada dalam kategori cukup dan 39 orang berada pada kategori baik. Dengan

melihat kenyataan yang ada, dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa kelas IX

MTsN Model Makassar berada dalam kategori baik.

Page 88: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

87

4. Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan analisis

regresi ganda dengan taraf signifikan α = 5% diperoleh Fhitung ≥ Ftabel atau 525,61

≥ 3,26 maka Ha diterima dan H0 ditolak, artinya kemampuan berbahasa dan

kemampuan berpikir berpengaruh terhadap hasil belajar fisika siswa kelas IX

MTsN Model Makassar.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disarankan beberapa

hal sebagai berikut :

1. Dalam pengumpulan data penelitian seharusnya berhati-hati, lebih teliti, dan

bersabar.

2. Dalam memperoleh data yang akurat, haruslah digunakan metode, strategi dan

tekhnik penelitian yang ilmiah dan berlandaskan landasan teori-teori yang ada.

3. Dalam penelitian untuk memperoleh data, peneliti harus lebih bersikap ilmiah,

objektif, dan apa adanya, sesuai data lapangan yang ada.

4. Dalam pengumpulan data penelitian, peneliti harus bekerja sama dengan pihak-

pihak tertentu yang sesui dengan sasaran penelitian seperti sekolah, kepala

sekolah, guru-guru bidang studi serta yang paling utama adalah siswa yang

menjadi objek penelitian.

Page 89: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

88

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2009.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Peneltian. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006.

Bahri, Djamarah Syaiful. Psikologi Belajar. Edisi II. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008.

Danim Sudarman. Pengantar Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2010.

Dardjowidjojo, Soenjono. Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Edisi II. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia, 2005.

Efendi, Agus. Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung: Alfabeta, 2005.

Fauzi, Ahmad. Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia, 2004.

Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005.

http:// aksiguru.org/2011/06/12/pengertian-hasil-belajar.html

http://aksiguru.org/2011/06/12/pengertian-definisi-hasil-belajar.html

http://belajar.org/2011/06/15/keterkaitan/antara/bahasa/dan/pikiran.html

Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Bandung: Rosda, 2009.

Siregar, Syofian. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2010.

Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Rajagarfindo Persada,

2010.

Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press, 2011.

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Cet. 6. Bandung:

Alfabeta, 2009.

Sugiyono. Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2008.

Page 90: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

89

Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 2011.

Sukardi, 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara.

Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rajagarfindo Persada, 2004.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2005.

Tanjung, Bahdin Nur dan Ardial. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Proposal,

Skripsi, dan Tesis) dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah.

Jakarta: Kencana, 2008.

Tiro, Muhammad Arif. Penelitian Skiripsi, Tesis, dan Disertasi. Makassar: Andira

Publisher, 2009.

Tiro, Muhammad Arif. Pengenalan Biostatistika. Makassar: Andira Publisher, 2008.

Tohirin. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2006.

Uno, Hamzah. Model Pembelajaran (Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang

Kreatif dan Efektif). Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

Walgito, Bimo. Pengantar Psikologi Umum. Edisi IV. Jakarta: Andi, 2004.

Wiranaputra, S. Nur. Teori Belajar dan Pembelajaran. Edisi I. Jakarta: Universitas

Terbuka, 2008.

Page 91: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Where there is a will, there is away” “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, dan nasihat-menasehati supaya menaati kebenaran, dan nasihat-menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Q.S. Al-‘Asr

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk…..

Ayahanda H. Tenri Ajeng dan Ibunda Hj.

Saberia (Almarhumah) yang telah

melahirkan, membesarkan, dan mendidik

serta mendo’akan penulis sehingga dapat

menyelesaikan studi ini.

Saudara-saudaraku tercinta yang selalu

memberikan motivasi dan dorongan yang

tiada batas.

Keluarga besar penulis yang tiada henti-

hentinya memberikan dorongan dan

nasehat sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi ini.

Adinda Rahmawaty yang selalu setia

menemani penulis menjalani hari-hari di

kampus.

Page 92: Pengaruh Kemampuan Berbahasa Dan Kemampuan Berpikir

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Mardianto, lahir di Dampang Kab. Bulukumba,

pada tanggal 31 Desember 1990. Penulis merupakan

buah hati dari pasangan H. Tenri Ajeng dan Hj.

Saberia (Almarhuma). Penulis adalah anak terakhir

dari 6 (enam) bersaudara. Penulis pertama kali

menginjakkan kakinya di dunia pendidikan formal

pada tahun 1996 di SDN 44 Dampang Kabupaten

Bulukumba dan tamat pada tahun 2002.

Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikannya di SLTP Negeri 2

Gantarang Kabupaten Bulukumba dan tamat pada tahun 2005. Kemudian pada tahun

itu juga, penulis melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Gantarang Kabupaten

Bulukumba dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis diterima sebagai

mahasiswa Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan Jurusan Pendidikan Fisika melalui jalur PMJK.

Masa pendidikannya dihabiskan dengan segudang prestasi akan tetapi tidak

membuatnya puas dengan hal itu. Keinginan terbesar dalam hidupnya adalah

membahagiakan orang tua dengan melakukan yang terbaik hingga akhir hayatnya.

“Hidup adalah perbuatan”, adalah salah satu prinsip dalam hidupnya.