Page 1
PENGARUH KEMAMPUAN BERBAHASA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR
TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA
KELAS IX MTsN MODEL MAKASSAR
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar
Oleh
M A R D I A N T O
NIM. 20404108033
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2012
Page 2
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan penuh kesadaran, penyusun yang bertanda tangan di bawah ini,
menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penyusun sendiri. Jika
dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat
atau dibantu orang lain secara keseluruhan, maka skripsi dan gelar yang diperoleh
karenanya batal demi hukum.
Samata – Gowa, 18 Mei 2012
Penulis
M a r d i a n t o
NIM. 20404108033
Page 3
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing penulisan skripsi saudara Mardianto, Nim. T.20404108033, mahasiswa
Jurusan Pendidikan Fisika pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin
Makassar. Setelah dengan seksama meneliti dan mengoreksi skripsi yang
bersangkutan dengan judul “Pengaruh Kemampuan Berbahasa dan Kemampuan
Berpikir terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas IX MTsN Model
Makassar”. Memandang bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat-syarat ilmiah
dan dapat disetujui untuk diajukan ke sidang munaqasyah.
Demikian persetujuan ini diberikan untuk proses selanjutnya.
Samata – Gowa, 18 Mei 2011
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Andi Halimah, M. Pd. Dra. Hamsiah Djafar, M. Hum.
Nip. 19691114 199403 2 004 Nip. 19630803 199303 2 002
Page 4
iv
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Kemampuan Berbahasa dan
Kemampuan Berpikir terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas IX MTsN
Model Makassar” yang disusun oleh saudara Mardianto, Nim. 20404108033,
mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Alauddin Makassar, telah diuji dan dipertahankan dalam sidang munaqasyah yang
diselenggarakan pada hari Jum’at tanggal 25 Mei 2012 M, bertepatan dengan
tanggal 04 Rajab 1433 H dan dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu
syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan Jurusan Pendidikan Fisika dengan beberapa perbaikan.
Samata – Gowa, 25 Mei 2012 M
04 Rajab 1433 H
DEWAN PENGUJI
(SK Dekan No. 090 Tahun 2012)
Ketua : Drs. H. Muh. Yahya, M. Ag. (……………….……)
Sekretaris : Dra. Hamsiah Djafar, M. Hum. (…………..….……..)
Munaqisy I : Drs. Muh. Yusuf Hidayat, M. Pd. (…………....……….)
Munaqisy II : Muhammad Qaddafi, S. Si., M. Si. (………….…………)
Pembimbing I : Dra. Andi Halimah, M. Pd. (…………………….)
Pembimbing II : Dra. Hamsiah Djafar, M. Hum. (…………….………)
Diketahui Oleh :
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar
Dr. H. Salehuddin, M. Ag.
NIP. 19541212 198503 1 001
Page 5
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur tak terhingga penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. Yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini walaupun di dalamnya masih bersifat sederhana. Tak lupa pula penulis
mengucapkan salam dan salawat semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW serta para sahabat dan pengikutnya.
Ucapan terima kasih yang tulus kepada orang tua tercinta, Ayahanda dan
Ibunda (H. Tenri Ajeng dan Almarhumah Hj. Saberia) yang telah melahirkan,
mengasuh, memelihara, mendidik dan membimbing penulis dengan penuh kasih
sayang serta pengorbanan yang tak terhitung sejak dalam kandungan hingga dapat
menyelesaikan studi di perguruan tinggi ini serta sauadara-saudaraku yang selalu
memberikan motivasi kepada saya. Serta tidak lupa penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. A. Qadir Gassing, HT. MS., Rektor Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar selaku penanggung jawab Perguruan Tinggi tempat penulis
menimba ilmu di dalamnya.
2. Dr. H. Salehuddin, M.Ag., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar.
3. Drs. Muh. Yusuf Hidayat, M.Pd. dan Muhammad Qaddafi, S.Si.,M.Si., Ketua dan
Sekretaris Jurusan Pendidikan Fisika beserta stafnya.
Page 6
vi
4. Ibu Rafiqah, S.Si., dosen dan penanggung jawab Laboratorium Jurusan
Pendidikan Fisika UIN Alauddin Makassar, atas segala ilmu yang telah diberikan
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini dengan baik.
5. Dra. Andi Halimah, M.Pd. dan Dra. Hamsiah Djafar, M.Hum., yang masing-
masing Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah banyak meluangkan
waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
6. Bapak dan Ibu Dosen pada Jurusan Pendidikan Fisika UIN Alauddin Makassar,
atas segala bimbingan yang diberikan selama perkuliahan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tulisan ini.
7. Bapak Dr. H. Wahyuddin Hakim, S. Pd., M. Hum., Kepala MTsN Model
Makassar, dan guru-guru yang telah memberikan bantuannya kepada penulis,
serta siswa(i) MTsN Model Makassar khususnya kelas IX sehingga penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan.
8. Tim “the big five” (Danawir, Risaldy A Bustam, Ghegen Suryanto dan Imran
Nangki) atas bantuan, do’a, dan dukungannnya, serta yang selalu menjadi
motivator dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini.
9. Teman-teman di Gem_Bel (Fitriani, Rina S Bakri, Feni Kamal, Eko Putra Wira
Guna dan sebagainya) yang telah banyak memberikan motivasi dan bantuan
kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
10. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika khususnya angkatan “08”
yang selalu menasehati dan menemani penulis menjalani hari-hari di kampus dan
Page 7
vii
menjadi kenangan yang tak akan pernah terlupakan, meskipun perpisahan adalah
sunnatullah.
Tiada balasan yang dapat diberikan penulis, kecuali kepada Allah SWT
penulis harapkan balasannya dan semoga bernilai pahala disisi-Nya.
Amin ya Rabbal Alamin
Billahi Taufik Wal Hidayat Wassalamu Alakum Wr. Wb.
Samata – Gowa, 18 Mei 2011
Penulis
M a r d i a n t o
Nim. 20404108033
Page 8
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
ABSTRAK ...................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1-12
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Hipotesis Penelitian ............................................................................ 6
D. Definisi Operasional Judul ................................................................. 7
E. Tujuan dan Kegunaan ........................................................................ 9
F. Garis Besar Isi Skripsi ...................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 13-33
A. Kemampuan Berbahasa ...................................................................... 13
1. Pengertian ..................................................................................... 13
2. Perkembangan Bahasa Remaja ..................................................... 15
B. Kemampuan Berpikir ......................................................................... 17
1. Pengertian .................................................................................... 17
2. Hakikat Berpikir........................................................................... 22
3. Proses Berpikir ............................................................................. 22
C. Hubungan antara Bahasa dan Proses Berpikir ................................... 23
1. Bahasa Memengaruhi Pikiran ...................................................... 27
2. Pikiran Memengaruhi Bahasa ...................................................... 27
3. Bahasa dan Pikiran Saling Memengaruhi .................................... 27
D. Hasil Belajar Fisika Siswa ................................................................. 28
1. Siswa ............................................................................................ 28
2. Belajar .......................................................................................... 29
3. Hakikat Belajar ............................................................................ 30
4. Hasil Belajar................................................................................. 30
5. Manfaat Hasil Evaluasi ................................................................ 31
Page 9
ix
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 34-46
A. Populasi dan Sampel ............................................................................ 34
B. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian ................................................. 35
C. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................ 36
D. Instrumen Penelitian............................................................................. 37
E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 48-73
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 48
B. Pembahasan .......................................................................................... 70
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 74-75
A. Kesimpulan .......................................................................................... 74
B. Saran ..................................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 76-77
LAMPIRAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Page 10
x
DAFTAR TABEL
Tabel Hal.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Siswa Kelas IX MTsN
Model Makassar .......................................................................... 38
Tabel 3.2 Lembar Observasi Kemampuan Berbahasa Siswa Kelas IX MTsN
Model Makassar .......................................................................... 41
Tabel 3.3 Kategori Kemampuan Berbahasa Kelas IX MTsN Model
Makassar ..................................................................................... 44
Tabel 3.4 Kategori Kemampuan Berpikir Kelas IX MTsN Model
Makassar ..................................................................................... 44
Tabel 3.5 Kategori Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas IX MTsN Model
Makassar ..................................................................................... 44
Tabel 4.1 Skor Kemampuan Berbahasa Siswa Kelas IX MTsN Model
Makassar ..................................................................................... 47
Tabel 4.2 Daftar Distribusi Frekuensi Skor Responden ............................. 50
Tabel 4.3 Tabel Penolong untuk Menghitung Nilai Mean ......................... 50
Tabel 4.4 Tabel Penolong untuk Menghitung Standar Deviasi .................. 51
Tabel 4.5 Tabel Kategori Skor Kemampuan Berbahasa Siswa
Kelas IX MTsN Model Makassar ............................................... 52
Tabel 4.6 Tabel Penolong Uji Normalitas Data Kemampuan Berbahasa
Siswa Kelas IX MTsN Model Makassar .................................... 52
Tabel 4.7 Skor Kemampuan Berpikir Siswa Kelas IX MTsN Model
Makassar ..................................................................................... 53
Tabel 4.8 Daftar Distribusi Frekuensi Skor Responden ............................. 56
Tabel 4.9 Tabel Penolong untuk Menghitung Nilai Mean ......................... 56
Tabel 4.10 Tabel Penolong untuk Menghitung Standar Deviasi .................. 57
Tabel 4.11 Tabel Kategori Skor Kemampuan Berpikir Siswa Kelas IX
MTsN Model Makassar .............................................................. 57
Tabel 4.12 Tabel Penolong Uji Normalitas Data Kemampuan Berpikir
Siswa Kelas IX MTsN Model Makassar .................................... 57
Tabel 4.13 Skor Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas IX MTsN Model
Makassar ..................................................................................... 59
Tabel 4.14 Daftar Distribusi Frekuensi Skor Responden ............................. 61
Tabel 4.15 Tabel Penolong untuk Menghitung Nilai Mean ......................... 62
Tabel 4.16 Tabel Penolong untuk Menghitung Standar Deviasi .................. 62
Page 11
xi
Tabel 4.17 Tabel Kategori Skor Hasil Belajar Fisika Siswa
Kelas IX MTsN Model Makassar ............................................... 63
Tabel 4.18 Tabel Penolong Uji Normalitas Data Hasil Belajar Fisika Siswa
Kelas IX MTsN Model Makassar ............................................... 63
Page 12
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A: INSTRUMEN PENELITIAN
Lampiran B: PERSURATAN
Page 13
xiii
ABSTRAK
Nama Penyusun : Mardianto
Nim : 20404108033
Judul Skripsi : “Pengaruh Kemampuan Berbahasa dan Kemampuan
Berpikir terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas IX
MTsN Model Makassar”
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menginterpretasikan
pengaruh kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir terhadap hasil belajar
fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini
dilaksanakan selama 6 kali pertemuan. Penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu
kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir sebagai variabel bebas dan hasil
belajar fisika siswa sebagai variabel terikat.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX MTsN Model
Makassar. Adapun sampelnya adalah siswa kelas IX1 MTsN Model Makassar yang
terdiri dari 40 orang karena peneliti menggunakan sistem sampel random class.
Untuk memperoleh data mengenai kemampuan berbahasa siswa, peneliti
menggunakan pedoman observasi. Untuk memperoleh data tentang kemampuan
berpikir siswa, peneliti menggunakan instrumen angket. Untuk memperoleh data
tentang hasil belajar fisika siswa, peneliti mengambil dokumen hasil belajar siswa,
dalam hal ini nilai rapor fisika siswa. Teknik analisis data yang digunakan yaitu
statistik deskriptif dan statistik inferensial untuk uji hipotesis.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis deskriptif diperoleh skor rata-rata
kemampuan berbahasa siswa adalah 84 dan skor rata-rata kemampuan berpikir siswa
adalah 71,7 serta skor rata-rata hasil belajar fisika siswa adalah 85,5. Adapun hasil
analisis inferensial menunjukkan nilai Fhitung adalah 525,61 sedangkan Ftabel pada taraf
signifikansi 5% dan 1% berturut-turut adalah 3,26 dan 5,25. Dengan demikian, nilai
Fhitung jauh lebih besar dari pada nilai Ftabel dan hipotesis nihil ditolak, artinya terdapat
pengaruh yang signifikan antara kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir
terhadap hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar.
Page 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada hakikatnya dalam kegiatan berkomunikasi terjadi proses memproduksi
dan memahami ujaran. Dapat dikatakan bahwa psikolinguistik adalah studi tentang
mekanisme mental yang terjadi pada orang yang menggunakan bahasa, baik pada saat
memproduksi atau memahami ujaran. Dengan kata lain, dalam penggunaan bahasa
terjadi proses mengubah pikiran menjadi kode dan mengubah kode menjadi pikiran.
Ujaran merupakan sintesis dari proses pengubahan konsep menjadi kode, sedangkan
pemahaman pesan tersebut hasil analisis kode.
Bahasa sebagai wujud atau hasil proses dan sebagai sesuatu yang diproses
baik berupa bahasa lisan maupun bahasa tulis. Psikolinguistik adalah studi mengenai
manusia sebagai pemakai bahasa, yaitu studi mengenai sistem-sistem bahasa yang
ada pada manusia yang dapat menjelaskan cara manusia dapat menangkap ide-ide
orang lain dan bagaimana ia dapat mengekspresikan ide-idenya sendiri melalui
bahasa, baik secara tertulis ataupun secara lisan. Apabila dikaitkan dengan
keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh seseorang, hal ini berkaitan dengan
keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis
(http://keterkaitan/antara/bahasa/dan/pikiran.html).
Semua bahasa yang diperoleh pada hakikatnya dibutuhkan untuk
berkomunikasi. Psikolinguistik adalah telaah tentang hubungan antara kebutuhan-
kebutuhan kita untuk berekspresi dan berkomunikasi dan benda-benda yang
Page 15
14
ditawarkan kepada kita melalui bahasa yang kita pelajari sejak kecil dan tahap-tahap
selanjutnya. Manusia hanya akan dapat berkata dan memahami satu dengan lainnya
dalam kata-kata yang terbahasakan. Bahasa yang dipelajari semenjak anak-anak
bukanlah bahasa yang netral dalam mengkoding realitas objektif. Bahasa memiliki
orientasi yang subjektif dalam menggambarkan dunia pengalaman manusia. Orientasi
inilah yang selanjutnya memengaruhi bagaimana manusia berpikir dan berkata
(http://keterkaitan/antara/bahasa/dan/pikiran.html).
Perilaku yang tampak dalam berbahasa adalah perilaku manusia ketika
berbicara dan menulis atau ketika dia memproduksi bahasa, sedangkan perilaku yang
tidak tampak adalah perilaku manusia ketika memahami yang disimak atau dibaca
sehingga menjadi sesuatu yang dimilikinya atau memproses sesuatu yang akan
diucapkan atau ditulisnya (http://keterkaitan/antara/bahasa/dan/pikiran.html).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan ruang lingkup psikolinguistik
yaitu perolehan bahasa, pemakaian bahasa, pemproduksian bahasa, pemrosesan
bahasa, proses pengkodean, hubungan antara bahasa dan perilaku manusia, hubungan
antara bahasa dengan otak. Psikolinguistik meliputi pemerolehan atau akusisi bahasa,
hubungan bahasa dengan otak, pengaruh pemerolehan bahasa dan penguasaan bahasa
terhadap kecerdasan cara berpikir, hubungan encoding (proses mengkode) dengan
decoding (penafsiran/pemaknaan kode), hubungan antara pengetahuan bahasa dengan
pemakaian bahasa dan perubahan bahasa.
Manusia sebagai pengguna bahasa dapat dianggap sebagai organisme yang
beraktivitas untuk mencapai ranah-ranah psikologi, baik kognitif, afektif, maupun
Page 16
15
psikomotor. Kemampuan menggunakan bahasa baik secara reseptif (menyimak dan
membaca) ataupun produktif (berbicara dan menulis) melibatkan ketiga ranah tadi
(http://keterkaitan/antara/bahasa/dan/pikiran.html).
Istilah kognitif berasal dari cognition yang padanannya knowing berarti
mengetahui. Dalam arti yang luas cognition (kognisi) ialah perolehan, penataan, dan
penggunaan pengetahuan. Dalam perkembangan selanjutnya istilah kognitiflah yang
menjadi populer sebagai salah satu domain, ranah/wilayah/bidang psikologis manusia
yang meliputi perilaku mental manusia yang berhubungan dengan pemahaman,
pertimbangan, pemecahan masalah, pengolahan informasi, kesengajaan, dan
keyakinan. Ranah ini berpusat di otak yang juga berhubungan dengan konasi
(kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan ranah rasa
(http://keterkaitan/antara/bahasa/dan/pikiran.html).
Ranah kognitif yang berpusat di otak merupakan ranah yang terpenting.
Ranah ini merupakan sumber sekaligus pengendali ranah-ranah kejiwaan lainnya,
yaitu ranah afektif (rasa) dan ranah psikomotor (karsa). Tanpa ranah kognitif sulit
dibayangkan seseorang dapat berpikir. Tanpa kemampuan berpikir mustahil
seseorang tersebut dapat memahami dan meyakini faedah materi-materi yang
disajikan kepadanya (Syah, 2005: 22).
Afektif adalah ranah psikologi yang meliputi seluruh fenomena perasaan
seperti cinta, sedih, senang, benci, serta sikap-sikap tertentu terhadap diri sendiri dan
lingkungannya. Sedangkan, psikomotor adalah ranah psikologi yang segala amal
Page 17
16
jasmaniah yang konkret dan mudah diamati baik kuantitas maupun kualitasnya
karena sifatnya terbuka (Syah, 2005: 52).
Beberapa ahli mencoba memaparkan bentuk hubungan antara bahasa dan
pikiran, atau lebih disempitkan lagi, bagaimana bahasa memengaruhi pikiran
manusia. Dari banyak tokoh yang memaparkan hubungan antara bahasa dan pikiran,
penulis melihat bahwa paparan Edward Sapir dan Benyamin Whorf yang banyak
dikutip oleh berbagai peneliti dalam meneliti hubungan bahasa dan pikiran
(http://keterkaitan/antara/bahasa/dan/pikiran.html).
Sapir dan Worf mengatakan bahwa tidak ada dua bahasa yang memiliki
kesamaan untuk dipertimbangkan sebagai realitas sosial yang sama. Sapir dan Worf
menguraikan dua hipotesis mengenai keterkaitan antara bahasa dan pikiran.
1. Hipotesis pertama adalah lingusitic relativity hypothesis yang menyatakan
bahwa perbedaan struktur bahasa secara umum paralel dengan perbedaan
kognitif non bahasa (nonlinguistic cognitive). Perbedaan bahasa
menyebabkan perbedaan pikiran orang yang menggunakan bahasa tersebut.
2. Hipotesis kedua adalah linguistics determinism yang menyatakan bahwa
struktur bahasa mempengaruhi cara inidvidu mempersepsi dan menalar
dunia perseptual. Dengan kata lain, struktur kognisi manusia ditentukan
oleh kategori dan struktur yang sudah ada dalam bahasa.
(http://keterkaitan-bahasa-dan-pikiran.html).
Pengaruh bahasa terhadap pikiran dapat terjadi melalui habituasi dan
beroperasinya aspek formal bahasa, misalnya grammar dan leksikon. Grammar dan
leksikon dalam sebuah bahasa menjadi penentu representasi konseptual yang ada
dalam pengguna bahasa tersebut. Selain habituasi dan aspek formal bahasa, salah satu
aspek yang dominan dalam konsep Whorf dan Sapir adalah masalah bahasa
Page 18
17
mempengaruhi kategorisasi dalam persepsi manusia yang akan menjadi premis dalam
berpikir, seperti apa yang dikatakan oleh Whorf berikut ini :
“Kita membelah alam dengan garis yang dibuat oleh bahasa native kita.
Kategori dan tipe yang kita isolasi dari dunia fenomena tidak dapat kita temui
karena semua fenomena tersebut tertangkap oleh majah tiap observer. Secara
kontras, dunia mempresentasikan sebuah kaleidoscopic flux yang penuh
impresi yang dikategorikan oleh pikiran kita, dan ini adalah sistem bahasa
yang ada di pikiran kita. Kita membelah alam, mengorganisasikannya ke
dalam konsep, memilah unsur-unsur yang penting”.
(http://keterkaitan-bahasa-dan-pikiran.html).
Bahasa bagi Whorf pemandu realitas sosial dan mengondisikan pikiran
individu tentang sebuah masalah dan proses sosial. Individu tidak hidup dalam dunia
objektif, tidak hanya dalam dunia kegiatan sosial seperti yang biasa dipahaminya,
tetapi sangat ditentukan oleh simbol-simbol bahasa tertentu yang menjadi medium
komunikasi sosial. Tidak ada dua bahasa yang cukup sama untuk mewakili realitas
yang sama. Dunia tempat tinggal berbagai masyarakat dinilai oleh Whorf sebagai
dunia yang sama akan tetapi dengan karakteristik yang berbeda. Singkat kata, dapat
disimpulkan bahwa pandangan manusia tentag dunia dibentuk oleh bahasa sehingga
karena bahasa berbeda maka pandangan tentang dunia pun berbeda. Secara selektif
individu menyaring sensori yang masuk seperti yang diprogramkan oleh bahasa yang
dipakainya. Dengan begitu, masyarakat yang menggunakan bahasa yang berbeda
memiliki perbedaan sensori pula (Rakhmat, 2009: 76).
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian mengenai bahasa dan pikiran kaitannya dengan hasil belajar siswa. Selain
itu, berdasarkan hasil survey sebelumnya, sekolah yang menjadi lokasi penelitian
Page 19
18
belum pernah menjadi objek penelitian sehubungan dengan pengaruh kemampuan
berbahasa jika dikaitkan kemampuan berpikir siswa. Oleh sebab itu, peneliti
mengangkat judul tentang “Pengaruh Kemampuan Berbahasa dan Kemampuan
Berpikir terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas IX MTsN Model Makassar”.
B. Rumusan Masalah
Dalam sebuah penelitian, masalah merupakan kunci dari kegiatan. Dari
rumusan masalah inilah tujuan penelitian, hipotesis, populasi dan sampel, teknik
untuk mengumpulkan dan menganalisis data ditentukan. Rumusan masalah
merupakan pertanyaan yang dijadikan tonggak bagi peneliti dengan tes
mengemukakan problematika (Arikunto, 2007: 11).
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kemampuan berbahasa siswa kelas IX MTsN Model Makassar?
2. Bagaimana kemampuan berpikir siswa kelas IX MTsN Model Makassar?
3. Bagaimana hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar?
4. Adakah pengaruh yang signifikan dari kemampuan berbahasa dan kemampuan
berpikir terhadap hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar?
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang
menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan
hipotesis, tetapi diharapkan dapat ditemukan hipotesis, yang selanjutnya, hipotesis
tersebut diuji dengan menggunakan pendekatan kuantitatif (Sugiyono, 2009: 64).
Page 20
19
Adapun hipotesis dari penelitian ini yaitu:
“Ada pengaruh yang signifikan dari kemampuan berbahasa dan kemampuan
berpikir terhadap hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar”.
Ditinjau dari operasinya, hipotesis dibedakan menjadi hipotesis nol (H0),
yakni hipotesis yang menyatakan tidakadanya hubungan antarvariabel, dan hipotesis
alternatif (Ha) yakni hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antar variabel
(Arikunto, 2007: 47).
Adapun hipotesis statistik dari penelitian ini yaitu:
H0: berlaku jika tidak ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan
berbahasa dan kemampuan berpikir dengan hasil belajar fisika siswa
kelas IX MTsN Model Makassar.
Ha: berlaku jika ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan berbahasa
dan kemampuan berpikir dengan hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN
Model Makassar.
D. Definisi Operasional Variabel
1. Variabel X1: Kemampuan Berbahasa
Bahasa adalah media manusia berpikir secara abstrak yang memungkinkan
objek-objek faktual ditransformasikan menjadi simbol-simbol abstrak. Dengan
adanya transformasi ini, maka manusia dapat berpikir mengenai sebuah objek,
meskipun objek itu tidak terinderakan saat proses berpikir itu dilakukan olehnya
(Sumantri, 1998: 16).
Page 21
20
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bahasa adalah sistem
lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk
bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
Materi bahasa bisa dipahami melalui linguistik. Linguistik adalah ilmu yang
mengkaji bahasa, biasanya menghasilkan teori-teori bahasa (Yudibrata, 1998: 2).
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa sebagai alat
pergaulan, terdapat bermacam-macam bahasa. Ada bahasa lisan yang diucapkan
dengan lisan dan alat pengucap lainnya, ada bahasa tulisan, serta ada bahasa gerak.
Dalam ilmu, terutama dalam logika, bahasa itu harus bisa mencerminkan maksud
setepat-tepatnya. Lain halnya dengan bahasa yang dipergunakan dalam kesusasteraan.
Di situ yang diutamakan adalah keindahan bahasa. Memang maksud juga penting,
tetapi di samping maksud juga ada faktor indah. Jadi, bahasa menurut caranya
mengutarakan ada bahasa lisan, tertulis, dan gerak.
2. Variabel X2: Kemampuan Berpikir
Siswa sebagai organisme dengan segala perilakunya, termasuk proses yang
terjadi dalam diri siswa ketika belajar bahasa tidak bisa dipahami oleh linguistik,
tetapi hanya bisa dipahami melalui ilmu lain yang berkaitan dengannya, yaitu
psikologi. Atas dasar hal tersebut, muncullah disiplin ilmu baru yang disebut
Psikolinguistik atau disebut juga dengan istilah Psikologi Bahasa.
Berpikir tidak dilakukan manusia sejak lahirnya. Walaupun kemampuan itu
ada, pada umumnya mengikuti perkembangan fisik manusia secara biologis.
kemampuan berpikir pada manusia merupakan kemampuan potensial.
Page 22
21
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa manusia
berpikir itu untuk tahu. Kalau ia berpikir tidak semestinya, mungkin ia tidak akan
mencapai pengetahuan yang benar. Tak seorang pun yang mencita-citakan
kekeliruan, tetapi kita ingin mencapai kebenaran dalam proses tahunya itu.
3. Variabel Y: Hasil Belajar Fisika
Hasil belajar merupakan sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yakni “hasil
dan belajar”. Hasil adalah prestasi dari sebuah kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan baik secara individu maupun kelompok (Djamarah, 1991: 91). Sedangkan
“belajar adalah aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah
kesan dari bahan yang telah dipelajari” (Djamarah, 1991: 21). Hasil adalah
kemampuan yang dimiliki oleh seorang anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar
itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh
suatu perubahan perilaku yang relatif menetap (Mulyono, 2003: 37).
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajar yang berupa nilai yang mencakup ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan penelitian menunjukkan tentang apa yang ingin diperoleh (Arikunto,
2007: 15). Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mendeskripsikan kemampuan berbahasa siswa kelas IX MTsN Model
Makassar.
Page 23
22
2. Untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir siswa kelas IX MTsN Model
Makassar.
3. Untuk mendapatkan gambaran adanya pengaruh yang signifikan antara
kemampuan berpikir dan kemampuan berbahasa dengan hasil belajar fisika siswa
kelas IX MTsN Model Makassar.
Penelitian dilakukan tidak hanya untuk memenuhi hasrat ingin tahu dan fungsi
penjelasan bagi suatu fenomena, tetapi juga harus memberi manfaat bagi seorang
peneliti maupun masyarakat sekitar. Sasaran pertama mahasiswa melakukan
penelitian ialah sebagai bahagian dari proses belajar untuk memperdalam wawasan
ilmiah. Adapun kegunaan dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah akan pentingnya bahasa dan pikiran
seseorang, khususnya bahasa dan pikiran seorang siswa dalam proses
pembelajaran serta menjadi bahan pertimbangan kepada pemerintah untuk
melihat kemampuan seorang siswa dalam membentuk sumber daya Indonesia
yang terampil dan berkualitas.
2. Sebagai bahan masukan bagi para guru untuk lebih meningkatkan kemampuan
dan daya pikir siswa dalam pencapaian tujuan Pendidikan Nasional.
3. Sebagai bahan informasi kepada mahasiswa untuk lebih meningkatkan serta
mengembangkan pengetahuannya dalam menemukan penelitian– penelitian baru
yang dapat dimanfaatkan untuk siswa.
Page 24
23
4. Penelitian ini diharapakan dapat memberikan kontribusi positif dalam upaya
meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya siswa kelas IX MTsN Model
Makassar.
F. Garis Besar Isi Skripsi
Untuk memperoleh penjelasan atau uraian yang jelas tentang skripsi ini,
maka penulis mengemukakan garis besar isi skripsi ini yang berjudul “Pengaruh
Kemampuan Berbahasa dan Kemampuan Berpikir Terhadap Hasil Belajar
Fisika Siswa Kelas IX MTsN Model Makassar”, yang terdiri dari lima bab yaitu:
Bab I merupakan bab pendahuluan mengemukakan latar belakang sehingga
judul skripsi ini yang diangkat oleh penulis, kemudian dari latar belakang dibuatkan
rumusan masalah. Latar belakang membahas tentang issue, pendapat ahli, dan
keinginan penulis untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. Akan tetapi, yang
menjadi dasar skripsi ini adalah karena adanya suatu masalah yang membutuhkan
suatu penyelesaian atau solusi, defenisi operasional judul terdiri atas kemampuan
berbahasa dan kemampuan berpikir serta hasil belajar dan kemudian tujuan yang
berdasar pada rumusan masalah dan kegunaan yang hendak dicapai setelah
melakukan penelitian.
Bab II merupakan tinjauan pustaka menyangkut variabel-variabel skripsi
yang menjelaskan tentang kemampuan berbahasa, kemampuan berpikir, hubungan
antara bahasa dan pikiran serta hasil belajar siswa.
Bab III mengemukakan tentang metode penelitian yang digunakan dalam
penyusunan skripsi ini. Dalam hal ini, penulis menjangkau sampel penelitian yang
Page 25
24
dijadikan sebagai responden, yang dimana sampel penelitian ini adalah siswa kelas
IX MTsN Model Makassar kemudian melakukan tindakan sesuai dengan rencana dan
mengumpulkan data sesuai dengan instrumen yang dibuat, yaitu angket dan pedoman
observasi kemudian data tersebut diolah menjadi data kualitatif dan kuantitatif.
Bab IV merupakan hasil penelitian yang memberikan gambaran tentang
pengaruh kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir terhadap hasil belajar
siswa kelas IX MTsN Model Makassar.
Bab V merupakan bab terakhir yang mengemukakan beberapa implikasi
yang menyangkut mengenai kemampuan berpikir dan kemampuan berbahasa dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa serta saran untuk penelitian ke depannya.
Page 26
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Berbahasa
1. Pengertian
Bahasa adalah medium tanpa batas yang membawa segala sesuatu mampu
termuat dalam lapangan pemahaman manusia. Oleh karena itu memahami bahasa
akan memungkinkan peneliti untuk memahami bentuk-bentuk pemahaman manusia.
Bahasa adalah media manusia berpikir secara abstrak yang memungkinkan objek-
objek faktual ditransformasikan menjadi simbol-simbol abstrak. Dengan adanya
transformasi ini maka manusia dapat berpikir mengenai tentang sebuah objek,
meskipun objek itu tidak terinderakan saat proses berpikir itu dilakukan olehnya
(Sumantri, 1998: 54).
Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh
anggota suatu masyarakat bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar
sesamanya, berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama. Sistem pada
definisi ini merujuk pada adanya elemen-elemen beserta hubungan satu sama lainnya
yang akhirnya membentuk suatu konstituen yang sifatnya hirarkis (Soenjono, 2005:
16).
Sistem dalam bahasa adalah sistem yang terdiri dari simbol-simbol. Karena
bahasa adalah lisan, maka simbol-simbol ini juga simbol-simbol lisan. Simbol-simbol
ini bersifat arbitrer, yakni, tidak ada keterkaitan antara simbol-simbol ini dengan
benda, keadaan, atau peristiwa yang diwakilinya. Sistem simbol lisan yang arbitrer ini
Page 27
26
dipakai oleh masyarakat bahasa tersebut, yakni, masyarakat yang memiliki bahasa itu.
Orang dari masyarakat bahasa lain tentunya tidak dapat memakai sistem ini. Pemakai
bahasa menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi antara sesama
mereka. Prilaku bahasa mereka merupakan cerminan dari budaya mereka (Soenjono,
2005: 18).
Kemampuan dalam menggunakan kata-kata secara terampil dan
mengekspresikan konsep-konsep secara fasih (fluently). Menurut James (1998: 225)
dalam Agus Efendi, kecerdasan linguistik ditunjukkan oleh kepekaan akan makna dan
urutan kata, serta kemampuan membuat beragam penggunaan bahasa. Kemampuan
alamiah yang berkaitan dengan kecerdasan bahasa ini adalah: percakapan spontan,
dongeng, humor, kelakar, membujuk orang untuk mengikuti tindakan, memberi
penjelasan atau mengajar.
Menurut Howard Gardner (1993: 76) dalam Agus Efendi, kecerdasan
linguistik antara lain ditunjukkan oleh sensitivitas terhadap fonologi, penguasaan
sintaksis, pemahaman semantik dan pragmatik. Kecerdasan bahasa sendiri, menurut
Noam Chomsky, adalah kecerdasan bawaan sejak lahir (birthright) (Efendi, 2005:
141).
Komunikasi dengan sesama manusia akan terhenti karena tanggapan terhadap
ujaran interlokutor ditentukan pula oleh kemampuan memori kita untuk menerima
dan menyimpan input itu untuk jangka waktu yang pendek dan secara sementara. Kita
juga tidak akan bisa melanjutkan ujaran kita tanpa kita dapat mengingat apa yang
baru saja kita ucapkan. Kita benci atau kita cinta pada seseorang karena perasaan
Page 28
27
yang tumbuh di masa lalu yang semuanya itu kita simpan dalam memori. Dengan
singkat, manusia akan berhenti sebagai manusia pada saat dia tidak dapat lagi
mengingat (Soenjono, 2005: 269).
2. Perkembangan Bahasa Remaja
Sesuai dengan fungsinya, bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan
oleh seorang dalam pergaulannya atau hubungannya dengan orang lain. bahasa
merupakan alat bergaul. Oleh karena itu, penggunaan bahasa menjadi efektif sejak
seorang individu memerlukan berkomunikasi dengan orang lain. Sejak seorang bayi
mulai berkomunikasi dengan orang lain, sejak itu pula bahasa diperlukan. Sejalan
dengan perkembangan hubungan sosial, maka perkembangan bahasa seorang (bayi
anak) dimulai dengan meraba (suara atau bunyi tanpa arti) dan diikuti dengan bahasa
atau suku kata, dua suku kata, menyusun kalimat sederhana dan seterusnya
melakukan sosialisasi dengan menggunakan bahasa yang kompleks sesuai dengan
tingkat perilaku sosial (http://perkembangan-bahasa-remaja.html).
Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang, ia telah banyak belajar
dari lingkungan, dan dengan demikian bahasa remaja terbentuk dari kondisi
lingkungan. Lingkungan remaja mencakup lingkungan keluarga, masyarakat dan
khususnya pergaulan teman sebaya, dan lingkungan sekolah. Pola bahasa yang
dimiliki adalah bahasa yang berkembang di dalam keluarga atau bahasa itu
(http://perkembangan-bahasa-remaja.html).
Perkembangan bahasa remaja dilengkapi dan diperkaya oleh lingkungan
masyarakat di mana mereka tinggal. Hal ini berarti pembentukan kepribadian yang
Page 29
28
dihasilkan dari pergaulan masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam
perilaku bahasa. Bersamaan dengan kehidupannya di dalam masyarakat luas, anak
(remaja) mengkutip proses belajar disekolah. Sebagaimana diketahui, dilembaga
pendidikan diberikan rangsangan yang terarah sesuai dengan kaidah-kaidah yang
benar. Proses pendidikan bukan memperluas dan memperdalam cakrawala ilmu
pengetahuan semata, tetapi juga secara berencana merekayasa perkembangan sistem
budaya, termasuk perilaku berbahasa. Pengaruh pergaulan di dalam masyarakat
(teman sebaya) terkadang cukup menonjol, sehingga bahasa anak (remaja) menjadi
lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya.
Dari kelompok itu berkembang bahasa sandi, bahasa kelompok yang bentuknya amat
khusus, seperti istilah baceman di kalangan pelajar yang dimaksudkan adalah bocoran
soal ulangan atau tes. Bahasa prokem terutama secara khusus untuk kepentingan
khusus pula (http://perkembangan-bahasa-remaja.html).
Pengaruh lingkungan yang berbeda antara keluarga masyarakat, dan sekolah
dalam perkembangan bahasa, akan menyebabkan perbedaan antara anak yang satu
dengan yang lain. Hal ini ditunjukkan oleh pilihan dan penggunaan kosakata sesuai
dengan tingkat sosial keluarganya. Keluarga dari masyarakat lapisan pendidikan
rendah atau buta huruf, akan banyak menggunakan bahasa pasar, bahasa
sembarangan, dengan istilah-istilah yang kasar. Masyarakat terdidik yang pada
umumnya memiliki status sosial lebih baik, menggunakan istilah-istilah lebih selektif
dan umumnya anak-anak remajanya juga berbahasa lebih baik (http://perkembangan-
bahasa-remaja.html).
Page 30
29
B. Kemampuan Berpikir
1. Pengertian
Pendapat para ahli mengenai berpikir itu bermacam-macam. Misalnya ahli-
ahli psikologi asosiasi menganggap bahwa berpikir adalah kelangsungan tanggapan-
tanggapan dimana yang berpikir pasif. Plato beranggapan bahwa berpikir itu adalah
berbicara dalam hati. Sehubungan dengan pendapat Plato ini adalah berpendapat
bahwa berpikir adalah aktivitas ideasional. Pendapat yang terakhir itu dikemukakan
dua kenyataan, yaitu:
a) berpikir itu adalah aktivitas, jadi subjek yang berpikir aktif.
b) aktivitas itu sifatnya idesional, jadi bukan sensoris dan bukan motoris, walaupun
dapat disertai oleh kedua hal itu, berpikir itu mempergunakan abstraksi-abstraksi
atau “ideas” (Suryabrata, 2002: 54).
Selanjutnya ada pendapat yang lebih menekankan kepada tujuan berpikir itu,
yaitu yang mengatakan bahwa berpikir itu adalah meletakkan hubungan antara
bagian-bagian pengetahuan kita (Bigot dkk, 1950: 103). Bagian-bagian pengetahuan
kita yaitu segala sesuatu yang telah kita miliki, yang berupa pengertian-pengertian
dan dalam batas tertentu juga tanggapan-tanggapan. Berpikir adalah proses yang
dinamis yang dapat dilukiskan menurut proses atau jalannya (Suryabrata, 2002: 54).
Pada manusia, proses belajar tidak hanya menyangkut aktivitas fisik saja,
tetapi terutama sekali menyangkut kegiatan otak, yaitu berpikir. Dalam hubungan ini,
ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar, yaitu:
Page 31
30
1) waktu istirahat, khususnya dalam mempelajari sesuatau yang meliputi
bahan yang banyak, perlu disediakan waktu-waktu tertentu untuk
beristirahat. Dalam waktu istirahat sebaiknya tidak banyak melakukan
kegiatan yang mengganggu pikiran sehingga bahan yang sudah dipelajari
mempunyai cukup kesempatan untuk mengendap dalam ingatan.
2) pengetahuan tentang materi yang dipelajari secara menyeluruh, dalam
mempelajari sesuatu, lebih baik kalau pertama-tama kita pelajari materi
atau bahan yang ada secara keseluruhan. Setelah itu, mempelajari dengan
lebih seksama bagian-bagiannya. Akan tetapi, untuk melakukan hal ini,
diperlukan taraf kecerdasan yang relatif tinggi. Makin rumit persoalannya,
makin sukar materi untuk ditangkap secara keseluruhan. Karena itu, bagi
seseorang yang kurang mampu, lebih baik mempelajari terlebih dahulu
detail-detailnya, baru kemudian menyatukannya dalam suatu keseluruhan.
3) pengertian terhadap materi yang dipelajari, kalau hendak mempelajari
sesuatu, maka kita harus mengerti materi yang kita pelajari itu. Tanpa
pengertian, kita mendapat kesulitan.
4) pengetahuan akan prestasi sendiri, kalau kita tiap kali mengetahui hasil
prestasi kita sendiri, yaitu mengetahui perbuatan-perbuatan yang masih
salah, maka akan lebih mudah kita memperbaiki kesalahan-kesalahan itu
daripada kalau kita meraba-raba terus. Dengan demikian, pengetahuan dan
prestasi sendiri akan mempercepat kita dalam mempelajari sesuatu.
Page 32
31
5) transfer, pengetahuan kita mengenai hal-hal yang pernah kita pelajari
sebelumnya, kadang-kadang mempengaruhi juga proses belajar yang
sedang kita lakukan sekarang. Pengaruh ini disebut transfer. Transfer
dapat bersifat positif. Jika hal yang lalu mempermudah proses belajar
yang sekarang atau dapat juga bersifat negatif jika proses belajar yang lalu
justru mempersulit proses belajar yang sekarang. Transfer positif,
misalnya kemampuan mengendarai sepeda mempermudah seseorang
dalam mengendarai sepeda motor. Transfer negatif, misalnya kemampuan
kita dalam berbicara bahasa Indonesia akan mempersukar kita
mempelajari bahasa Inggris.
(Fauzi, 2004: 46)
Belajar adalah pengalaman yang universal. Setiap orang harus selalu belajar
sepanjang hidupnya. Balita harus belajar bicara, berpakaian dan makan sendiri. Para
remaja harus belajar melakukan kebiasaan-kebiasaan sosial yang dapat yang dapat
diterima oleh masyarakat. Orang dewasa harus belajar bagaimana melakukan
pekerjaan dan memenuhi tanggung jawab kehidupan rumah tangga. Kehidupan
sehari-hari penuh dengan problem-problem yang harus dipecahkan dengan belajar.
Perkataan belajar mempunyai tiga arti, yaitu:
a) menemukan;
b) mengingat;
c) menjadi efisien.
Page 33
32
Sudah dikatakan di atas, bahwa proses belajar pada manusia erat sekali
hubungannya dengan proses berpikir. Berpikir adalah tingkah laku yang
menggunakan ide, yaitu suatu proses simbolis. Kalau kita makan, kita bukan berpikir.
Tetapi kalau kita membayangkan suatu makanan yang tidak ada, maka kita
menggunakan ide atau simbol-simbol tertentu dan tingkah laku ini disebut berpikir
(Fauzi, 2004: 46).
Sebagai makhluk berpikir (rational animal), manusia bukan saja memikirkan
lingkungannya, tapi juga dirinya. Tidak hanya sampai di situ, manusia pun
menciptakan diri dan lingkungannya. Lingkungannya berubah karena imajinasinya.
Kita juga berubah sesuai bagaimana kita berpikir tentang diri kita. Potensi kecerdasan
akal dan imajinasi manusia sungguh luar biasa. Hal ini tidak terlepas dari mukjizat
otak, struktur mental dan anatomi-fisiologis tubuh manusia dan fakultas ruhaninya
yang diciptakan Tuhan dalam bentuknya yang sangat paripurna serta struktur
kesadaran yang mampu melampaui batas-batas diri dan lingkungannya (Efendi, 2005:
3).
Macam-macam kegiatan berpikir dapat kita golongkan sebagai berikut:
1) berpikir asosiatif, yaitu proses berpikir dimana suatu ide merangsang timbulnya
ide lain. Jalan pikiran dalam proses berpikir asosiatif tidak ditentukan atau
diarahkan sebelumnya, jadi ide-ide timbul secara bebas. Jenis-jenis berpikir
asosiatif yaitu:
i. Asosiasi bebas, suatu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain, tanpa ada
batasnya.
Page 34
33
ii. Asosiasi terkontrol, satu ide tertentu akan menimbulkan ide mengenai hal lain
dalam batas-batas tertentu.
iii. Melamun, yaitu menghayal bebas, sebebas-bebasnya tanpa batas, juga
mengenai hal-hal yang tidak realistis.
iv. Mimpi, ide-ide tentang berbagai hal, yangh timbul secara tidak disadari pada
waktu tidur.
v. Berpikir artistik, yaitu proses berpikir yang sangat subjektif. Jalan pikiran
sangat dipengaruhi oleh pendapat dan pandangan diri pribadi tanpa
menghiraukan keadaan sekitar.
b) berpikir terarah, yaitu proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumnya dan
diarahkan pada sesuatu, biasanya diarahkan pada pemecahannya persoalan. Ada
dua macam berpikir terarah yaitu:
i. Berpikir kritis, yaitu membuat keputusan atau pemeliharaan terhadap suatu
keadaan.
ii. Berpikir kreatif, yaitu berpikir untuk menentukan hubungan-hubungan baru
antara berbagai hal, menemukan pemecahan baru dari suatu soal, menemukan
sistem baru, menemukan bentuk artistik baru, dan sebagainya.
(Fauzi, 2004: 48)
2. Hakikat Berpikir
Menurut analisis berpikir, proses berpikir itu terdiri dari keaslian, kritik, dan
penerimaan atau penolakan hipotesis. Dalam pemecahan problem yang bersifat
nonsimbolis, sasaran atau kritik terhadap hipotesis dilaksanakan bersama-sama,
Page 35
34
dalam perbuatan trial and eror yang bersifat terbuka. Responnya berwujud gerakan-
gerakan otot besar (Fauzi, 2004: 49).
Dalam pemecahan problem yang bersifat simbolis (reasoning), sasaran
hipotesis berbeda dari kritiknya. Sasaran itu selalu dilambangkan sedangkan kritik
bisa dilambangkan. Sasaran dan kritik itu dilambangkan oleh respon-respon yang
bersifat tertutup, seperti sensasi, fantasi, bahasa, atau geraka-gerakan kecil (Fauzi,
2004: 49).
Kesimpulannya, seseorang berpikir bukan saja dengan otaknya, tetapi juga
dengan seluruh tubuhnya. Meskipun sistem saraf itu mempunyai peranan yang
penting dalam berpikir karena mengintegrasikan semua bagian tubuh, alat indera, otot
dan kelenjar juga memegang peranan yang tidak kalah penting (Fauzi, 2004: 49).
3. Proses Berpikir
Simbol-simbol yang digunakan dalam berpikir pada umumnya berupa kata-
kata atau bahasa (language), karena itu sering dikemukakan bahwa bahasa dan
berpikir mempunyai kaitan yang erat. Dengan bahasa manusia mampu menciptakan
ratusan, ribuan simbol-simbol yang memungkinkan manusia dapat berpikir begitu
sempurna apabila dibandingkan dengan makhluk lain. Sekalipun bahasa merupakan
alat yang cukup ampuh (powerful) dalam proses berpikir, namun bahasa bukan satu-
satunya alat yang dapat digunakan dalam proses berpikir, sebab masih ada lagi yang
dapat digunakan yaitu bayangan atau gambaran (image) (Walgito, 2004: 187).
Kekurangan data atau kurang jelasnya data akan menjadikan hambatan dalam
proses berpikir seseorang, lebih-lebih kalau datanya bertentangan satu dengan yang
Page 36
35
lain, misalnya dalam ceritera-ceritera detektif. Karena itu rumit tidaknya sesuatu
masalah, lengkap tidaknya data akan dapat membawa sulit tidaknya dalam proses
berpikir seseorang (Walgito, 2004: 191).
C. Hubungan Antara Bahasa dan Proses Berpikir
Dalam penggunaan bahasa terjadi proses mengubah pikiran menjadi kode dan
mengubah kode menjadi pikiran. Ujaran merupakan sintesis dari proses pengubahan
konsep menjadi kode, sedangkan pemahaman pesan tersebut hasil analisis kode. Bagi
logika, ucapan adalah buah pikiran. Pikiran hanya bisa berbuah jika dia diucapkan
melalui suara, ucapan, tulisan, atau isyarat. Isyarat adalah perkataan yang dipadatkan,
karena itu ia adalah perkataan juga (http://bahasa-untuk-berpikir.com).
Perilaku yang tampak dalam berbahasa adalah perilaku manusia ketika
berbicara dan menulis atau ketika dia memproduksi bahasa, sedangkan perilaku yang
tidak tampak adalah perilaku manusia ketika memahami yang disimak atau dibaca
sehingga menjadi sesuatu yang dimilikinya atau memroses sesuatu yang akan
diucapkan atau ditulisnya. Dalam proses berbahasa terjadi proses memahami dan
menghasilkan ujaran, yaitu berupa kalimat-kalimat. Pada hakikatnya dalam kegiatan
berkomunikasi terjadi proses memproduksi dan memahami ujaran (http://bahasa-
untuk-berpikir.com).
Semua bahasa yang diperoleh pada hakikatnya dibutuhkan untuk
berkomunikasi. Manusia hanya akan dapat berkata dan memahami satu dengan
lainnya dalam kata-kata yang terbahasakan. Bahasa memiliki orientasi yang subjektif
dalam menggambarkan dunia pengalaman manusia. Orientasi inilah yang selanjutnya
Page 37
36
mempengaruhi bagaimana manusia berpikir dan berkata (http://bahasa-untuk-
berpikir.com).
Manusia sebagai pengguna bahasa dapat dianggap sebagai organisme yang
beraktivitas untuk mencapai ranah-ranah psikologi, baik kognitif, afektif, maupun
psikomotor. Kemampuan menggunakan bahasa baik secara reseptif (menyimak dan
membaca) ataupun produktif (berbicara dan menulis) melibatkan ketiga ranah tadi
(http://bahasa-untuk-berpikir.com).
Ranah kognitif yang berpusat di otak merupakan ranah yang yang terpenting.
Ranah ini merupakan sumber sekaligus pengendali ranah-ranah kejiwaan lainnya,
yaitu ranah afektif (rasa) dan ranah psikomotor (karsa) (http://bahasa-untuk-
berpikir.com).
Sapir dan Worf menguraikan dua hipotesis mengenai keterkaitan antara
bahasa dengan pikiran, yaitu sebagai berikut.
a) perbedaan struktur bahasa secara umum paralel dengan perbedaan kognitif
non-bahasa (nonlinguistic cognitive). Perbedaan bahasa menyebabkan
perbedaan pikiran orang yang menggunakan bahasa tersebut.
b) struktur bahasa mempengaruhi cara indvidu mempersepsi dan menalar dunia
perseptual. Dengan kata lain, struktur kognisi manusia ditentukan oleh
kategori dan struktur yang sudah ada dalam bahasa.
(http://bahasa-untuk-berpikir.com).
Pandangan manusia tentang dunia dibentuk oleh bahasa, sehingga karena
bahasa berbeda, maka pandangan tentang dunia pun berbeda. Secara selektif individu
menyaring sensori yang masuk seperti yang diprogramkan oleh bahasa yang
dipakainya. Dengan begitu, masyarakat yang menggunakan bahasa yang berbeda
memiliki perbedaan sensori pula (http://bahasa-untuk-berpikir.com).
Page 38
37
Ketika manusia berkomunikasi dengan kata-kata, pada saat yang sama otak
harus mencari, memilah, merumuskan, merapikan, mengatur, menghubungkan, dan
menjadikan campuran antara gagasan-gagasan dengan kata-kata yang sudah
mempunyai arti itu dapat dipahami. Pada saat yang sama, kata-kata ini dirangkai
dengan gambar, simbol, citra (kesan), bunyi, dan perasaan. Sekumpulan kata yang
bercampur aduk tak berangkai di dalam otak, keluar secara satu demi satu,
dihubungkan oleh logika, diatur oleh tata bahasa, dan menghasilkan arti yang dapat
dipahami (http://bahasa-untuk-berpikir.com).
Dapat dikatakan sebenarnya manusia dapat berpikir tanpa menggunakan
bahasa, tetapi bahasa mempermudah kemampuan belajar dan mengingat,
memecahkan persoalan, dan menarik kesimpulan. Bahasa memungkinkan individu
menjadi peristiwa dan objek dalam bentuk kata-kata. Dengan bahasa, individu
mampu mengabstraksikan pengalamannya dan mengomunikasikannya pada orang
lain (http://bahasa-untuk-berpikir.com).
Hipotesis Whorf dan Sapir tidak dapat dilepaskan dari apa yang diartikan oleh
mereka sebagai bahasa. Melalui struktur terkecil dari bahasa yaitu kata-kata akan
dapat diketahui bahwa bahasa dapat mempengaruhi pikiran individu. Berikut ini akan
dipaparkan beberapa pengertian dari kata yang memungkinkan kata dapat berkaitan
dengan pikiran manusia (http://bahasa-untuk-berpikir.com).
Pertama, kata sebagai simbol (words as simbols). Kata sebagai simbol
berarti kata lebih mewakili suatu objek daripada dirinya sendiri. Hubungan antara
kata dan simbol ini dibangun oleh konvensi sosial dalam sebuah budaya. Kedua,
Page 39
38
kata sebagai atribut objek (words as attribute). Kata dan objek adalah satu bagian
yang tidak dapat dipisahkan. Piaget dan Vigotsky melaporkan bahwa penerimaan
anak-anak terhadap nama sebuah objek tidak dapat dibedakan lagi. Bagi mereka
nama meja atau kursi adalah bagian dari objek meja. Kata dan objek yang
diatribusikan adalah satu bagian. Kata meja menjadi milik sebuah meja. Ketiga,
kata sebagai objek (words as object) (http://bahasa-untuk-berpikir.com).
Kata-kata adalah bagian dari dunia manusia. Kata diterima sebagai
sesuatu yang dalam pikiran. Ketika individu mendengar sebuah kata terucap, ia
akan mereaksi ucapan ini dengan berpikir objek itu ada di dalam dunia nyatanya.
Kata-kata adalah bagian dari bahasa yang digunakan oleh manusia untuk
menerima, mengolah, serta menyampaikan informasi. Segala sesuatu yang berkaitan
dengan manusia selalu menggunakan media bahasa. Manusia tidak mungkin
melakukan apa-apa tanpa menggunakan bahasa dalam hal ini
direpresentasikan dalam kata-kata (Sumaryono, 1993: 187).
Keterkaitan antara bahasa dan pikiran dimungkinkan karena berpikir adalah
upaya untuk mengasosiasikan kata atau konsep untuk mendapatkan satu kesimpulan
melalui media bahasa. Beberapa uraian para ahli mengenai keterkaitan antara bahasa
dan pikiran antara lain:
1. Bahasa Memengaruhi Pikiran
Pemahaman terhadap kata mempengaruhi pandangannya terhadap realitas.
Pikiran dapat membuat manusia terkondisikan oleh kata yang manusia gunakan.
Page 40
39
Tokoh yang mendukung hubungan ini adalah Benyamin Whorf dan gurunya, Edward
Saphir. Whorf mengambil contoh Bangsa Jepang. Orang Jepang mempunyai
pikiran yang sangat tinggi karena orang Jepang mempunyai banyak kosa kata
dalam mejelaskan sebuah realitas. Hal ini membuktikan bahwa mereka mempunyai
pemahaman yang mendetail tentang realitas (http://hubungan-antara-bahasa-dan-
pikiran.pdf).
2. Pikiran Memengaruhi Bahasa
Pendukung pendapat ini adalah tokoh psikologi kognitif yang tak asing bagi
manusia, yaitu Jean Piaget. Melalui observasi yang dilakukan oleh Piaget
terhadap perkembangan aspek kognitif anak. Ia melihat bahwa perkembangan aspek
kognitif anak akan mempengaruhi bahasa yang digunakannya. Semakin tinggi aspek
tersebut semakin tinggi bahasa yang digunakannya (http://hubungan-antara-bahasa-
dan-pikiran.pdf).
3. Bahasa dan Pikiran Saling Memengaruhi
Hubungan timbal balik antara kata-kata dan pikiran dikemukakan oleh
Benyamin Vigotsky, seorang ahli semantik berkebangsaan Rusia yang teorinya
dikenal sebagai pembaharu teori Piaget mengatakan bahwa bahasa dan pikiran
saling memengaruhi. Penggabungan Vigotsky terhadap kedua pendapat di atas
banyak diterima oleh kalangan ahli psikologi kognitif (http://hubungan-antara-bahasa-
dan-pikiran.pdf).
Page 41
40
D. Hasil Belajar Fisika Siswa
1. Siswa
Anak didik atau sering juga disebut sebagai siswa adalah setiap orang yang
menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan
kegiatan pendidikan. Sedangkan dalam arti sempit ialah anak atau pribadi yang belum
dewasa yang diserahkan kepada tanggung jawab pendidik, karena itu anak didik
memiliki beberapa karakteristik, di antaranya:
a) belum memiliki pribadi dewasa susila sehingga masih menjadi tanggung
jawab pendidik.
b) masih menyempurnakan aspek tertentu dari kedewasaannya, sehingga masih
menjadi tanggung jawab pendidik.
c) sebagai manusia memiliki sifat-sifat dasar yang sedang ia kembangkan secara
terpadu, menyangkut seperti kebutuhan biologis, rohani, sosial, intelegensi,
emosi, kemampuan berbicara, perbedaan individual dan sebagaiannya
(Hasbullah, 2005: 23).
Dalam proses pendidikan, kedudukan siswa sangatlah penting. Proses
pendidikan tersebut akan berlangsung di dalam situasi pendidikan yang dialaminya.
Dalam situasi pendidikan yang dialami tersebut, anak didik merupakan komponen
yang hakiki (Hasbullah, 2005: 24).
Inti dari kegiatan pendidikan adalah memberikan bantuan kepada anak didik
dalam rangka mencapai kedewasaan. Implikasinya dalam hal ini adalah sebagai
berikut:
Page 42
41
a) orang yang dibantu bukanlah seseorang yang sama sekali tidak dapat berbuat
akan tetapi makhluk yang bisa bereaksi terhadap rangsang yang ditunjukan
kepadanya.
b) pencapaian kemandirian harus dimulai dengan menerima realita tentang
ketergantungan anak yang mencakup kemampuan untuk beridenteksi, bekerja
sama, dan meniru pendidikannya (Hasbullah, 2005: 25).
2. Belajar
Belajar merupakan suatu kata yang sudah akrab dengan semua lingkungan
masyarakat. Bagi para pelajar kata “belajar” merupakan kata yang tidak asing lagi
bagi mereka, bahkan merupakan bagian yang tidak akan terpisahkan dari semua
kegiatan mereka dalam menempuh ilmu baik di lembaga pendidikan formal maupun
di lembaga pendidikan nonformal (Djamarah, 2008: 12).
Howard L. Kingskey mengatakan bahwa belajar merupakan psoses di mana
tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan. Sedangkan
Slameto merumuskan pengertian belajar merupakan proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya (Djamarah, 2008: 13).
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian
kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interkasi dengan lingkungannya yang menyangkut
kognitif, afektif, dan psikomotorik (Djamarah, 2008: 13).
Page 43
42
Menurut pendapat aliran Skolastik, belajar pada hakikatnya yaitu mengulang-
ulang bahan yang harus dipelajari atau yang telah dipelajari. Karena dengan
mengulang-ulang maka bahan pelajaran akan makin diingat atau dikuasai. Sehingga
alran ini menyimpulkan bahwa belajar adalah ulangan (Suryabrata, 2004: 244).
3. Hakikat Belajar
Dalam pengertian belajar kata yang sangat penting untuk dibahas yaitu kata
“change” atau perubahan (Djamarah, 2008: 14).
Ketika kata perubahan dibicarakan dan dipermasalahkan maka kata itu bagian
dari masalah belajar. Inti dari pengertian dari belajar yaitu masalah perubahan yang
terjadi dalam diri individu yang belajar (Djamarah, 2008: 14).
Seseorang yang melakukan aktivitas belajar dan diakhiri dari aktivitasnya itu
telah memperoleh perubahan dalam dirinya dengan pemilikan pengalaman baru,
maka seseorang itu telah melakukan kegiatan belajar (Djamarah, 2008: 15).
Maka dapat disimpulkan bahwa hakikat belajar merupakan perubahan dan
setiap perubahan adalah hasil belajar (Djamarah, 2008: 14-15).
4. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang
diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga
dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari
(http://pengertian-definisi-hasil-belajar.html).
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari
dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa. Dari pendapat ini faktor yang
Page 44
43
dimaksud adalah faktor dalam diri siswa perubahan kemampuan yang dimilikinya
seperti yang dikemukakan oleh Clark menyatakan bahwa hasil belajar siswa di
sekolah 70 % dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh
lingkungan. Demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan yang paling
dominan berupa kualitas pembelajaran (http://pengertian-definisi-hasil-belajar.html).
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan kualitas
pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh
guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual), bidang
sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik) (http://pengertian-definisi-hasil-
belajar.html).
Dari beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua
faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal (internal) dan faktor
dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu
yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal
tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar
yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri indivdu
penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang
terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga tampak pada diri individu
perubahan tingkah laku secara kuantitatif (http://pengertian-definisi-hasil-
belajar.html).
Page 45
44
5. Manfaat Hasil Evaluasi
Untuk melihat pemanfaatan hasil evaluasi secara komprehensif, kita dapat
meninjau dari berbagai pihak yang berkepentingan, yaitu:
a) bagi peserta didik, dimanfaatkan untuk:
1) membangkitkan minat dan motivasi belajar.
2) membentuk sikap yang positif terhadap belajar dan pembelajaran.
3) membantu pemahaman peserta didik menjadi lebih baik.
4) membantu peserta didik dalam memilih metode belajar yang baik dan
benar.
5) mengetahui kedudukan peserta didik dalam kelas (Arifin, 2009: 288).
b) bagi guru dapat dimanfaatkan untuk:
1) promosi peserta didik, seperti kenaikkan kelas atau kelulusan.
2) mendiagnosis peserta didik yang memiliki kelemahan atau kekurangan,
baik secara perseorangan maupun kelompok.
3) menentukan pengelompokkan dan penempatan peserta didik berdasarkan
prestasi masing-masing.
4) feedback dalam melakukan perbaikan terhadap sistem pembelajaran.
5) menyusun laporan kepada orang tua guna menjelaskan pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik.
6) dijadikan dasar pertimbangan dalam membuat perencanaan pembelajaran.
7) menentukan perlu tidaknya pembelajaran remedial (Arifin, 2009: 288).
Page 46
45
c) bagi orang tua dimanfaatkan untuk:
1) mengetahui kemajuan belajar peserta didik
2) membimbing kegiatan belajar peserta didik di rumah
3) menentukan tindak lanjut pendidikan yang sesuai dengan kemampuan
anaknya.
4) memperkirakan kemungkinan berhasil tidaknya anak tersebut dalam
bidang pekerjaannya (Arifin, 2009: 289).
d) bagi administrasi sekolah dimanfaatkan untuk:
1) menentukan penempatan peserta didik.
2) menentukan kenaikan kelas.
3) pengelompokkan peserta didik di sekolah mengingat terbatasnya fasilitas
pendidikan yang tersedia serta indikasi kemajuan peserta didik pada waktu
mendatang (Arifin, 2009: 289).
Page 47
BAB III
METODE PENELITIAN
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010: 3).
Dalam melakukan suatu penelitian, cara atau prosedur dalam melakukan
penelitian sangatlah penting dalam upaya memformat jalannya kegiatan penelitian.
Adapun metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
A. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 117).
Berdasarkan uraian di atas dapatlah diketahui bahwa populasi merupakan
keseluruhan objek yang menjadi sasaran penelitian. Dengan demikian, yang menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX MTsN Model Makassar.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Untuk itu sampel
yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili) ( Sugiyono,
2010: 118 ).
Page 48
47
Mengingat besarnya populasi melebihi 100 orang, maka sampel dalam
penelitian ini diambil secara random class dengan mengambil siswa kelas IX1 MTsN
Model Makassar yang berjumlah 40 siswa yang diantaranya 14 orang laki-laki dan 26
orang perempuan yang ada dalam kelas tersebut.
B. Jenis dan Desain Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif, dimana penelitian ini merupakan metode penelitian yang berusaha
mengambarkan dan menginterpretasikan pengaruh kemampuan berbahasa dan
kemampuan berpikir terhadap hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model
Makassar.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan yaitu paradigma ganda dengan dua variabel
independen dan satu variabel dependen. Secara umum, bentuk diagramatik dari
model penelitian ini yaitu:
X1
X2
Y
Page 49
48
Keterangan :
X1 : Kemampuan Berbahasa (Variabel Independen)
X2 : Kemampuan Berpikir (Variabel Independen)
Y : Hasil Belajar Fisika (Variabel Dependen)
C. Prosedur Pengumpulan Data
Adapun tahap-tahap prosedur pengumpulan data yang akan dilakukan oleh
peneliti adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan yaitu tahap awal dalam memulai suatu kegiatan sebelum
peneliti mengadakan penelitian langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data,
yaitu membuat draft skripsi, mengurus surat izin untuk mengadakan penelitian
kepada pihak-pihak yang bersangkutan, dan yang terpenting adalah melakukan survey
ke sekolah yang akan menjadi lokasi penelitian.
2. Tahap Penyusunan
Tahap ini dilakukan dengan tujuan agar peneliti mengetahui permasalahan
yang terjadi di lapangan sehingga mempermudah dalam pengumpulan data. Selain itu
menyusun instrumen penelitian yang meliputi lembar observasi, angket dan dokumen
untuk proses pengumpulan data.
3. Tahap Pelaksanaan
Adapun cara yang dilakukan dalam tahap ini yaitu dengan melakukan
penelitian lapangan untuk mendapatkan data yang konkrit dengan menggunakan
instrument penelitian serta dengan jalan membaca referensi/literatur yang berkaitan
Page 50
49
dengan pembahasan ini baik dengan menggunakan kutipan langsung atapun kutipan
tidak langsung.
Langkah awal dalam tahap pelaksanaan ini adalah peneliti menyampaikan
maksud dan tujuan peneli mengadakan penelitian ini. Kemudian membagikan lembar
angket untuk mengukur kemampuan berpikir siswa dan lembar observasi untuk
mengukur kemampuan berbahasa siswa, serta mengambil dokumen yang ada di
sekolah berupa nilai rapor siswa untuk melihat sejauh mana hasil belajarnya
khususnya dalam mata pelajaran fisika.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk mendapatkan data atau informasi yang
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dalam hal ini data atau informasi
mengenai pengaruh kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir terhadap hasil
belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar.
Secara fungsional kegunaan instrumen penelitian adalah memperoleh data
yang diperlukan ketika peneliti telah menginjak pada langkah pengumpulan data atau
informasi di lapangan. Ada empat media untuk mengumpulkan data dalam proses
penelitian tersebut diantaranya adalah kuesioner, observasi, wawancara dan angket.
Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Page 51
50
1. Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-
hal yang ia ketahui (Arikunto, 2002: 128).
Angket yang digunakan dalam penelitian ini memakai empat alternatif
jawaban untuk masing-masing pertanyaan. Angket ini merupakan angket yang di
adaptasi dari angket yang mempunyai variabel yang sama dan disesuaikan dengan
variabel dalam penelitian ini. Berikut disajikan kisi-kisi instrumen angket untuk
mengukur kemampuan berpikir siswa kelas IX MTsN Model Makassar.
Tabel 3.1: Kisi-kisi instrumen kemampuan berpikir siswa
Variabel Indikator Deskripsi
No.
Butir
Soal
Kemampuan
Berpikir
Fleksibel
dalam
berpikir
o Pemikiran saya sering dikatakan aneh oleh
teman-teman dalam mengerjakan soal-soal
fisika.
o Mencoba sesuatu yang baru, saya rasa akan
bermanfaat bagi peningkatan pengetahuan
saya.
o Saya memutuskan cara belajar yang lebih
baik dibandingkan dengan cara belajar
yang telah ada terutama dalam belajar
fisika
o Ide baru yang datang selalu saya terima
dengan terbuka karena hal tersebut belum
pernah saya lakukan
o Saya mengetahui pendapat orang berbeda
dengan pendapat sebagian besar orang,
saya akan ikut membuktikan kebenaran
pendapat tersebut
o Berpikir adalah sumber gagasan yang
berguna untuk melaksanakan tugas-tugas
fisika
1, 3, 5,
10, 13
dan 28
Page 52
51
Menyenangi
kebebasan
dalam
ekspresi dan
pernyataan
o Apabila menghadapi rumus-rumus yang
rumit, saya mudah jenuh dan malas untuk
menyelesaikannya
o Saya mempunyai rasa ingin tahu yang
tinggi terutama dalam menyelesaikan soal-
soal fisika
o Saya tidak mudah menerima pendapat baru
dalam menyelesaiakan soal-soal fisika
o Saya mempunyai imajinasi yang baik
dalam menyelesaikan soal-soal fisika
11, 14,
15, dan
17
Percaya
pada
gagasan
sendiri
o Bila saya telah memutuskan untuk berbuat
sesuatu tiada hal yang dapat mencegah
saya terutama dalam mengerjkan soal
fisika
o Untuk menghindari terjadinya keributan
dalam berdiskusi, saya lebih baik mengalah
walau saya yakin pendapat saya benar
o Setiap keputusan yang saya ambil
senantiasa berdasarkan pertimbangan yang
dapat dipertanggung jawabkan
o Saya kadang bersifat keras kepala
2, 6, 9
dan 20
Keinginan
untuk maju
o Saya akan memanfaatkan setiap
kesempatan yang ada untuk
mengembangkan diri termasuk pelajaran
fisika
o Saya menganggap mengerjakan soal-soal
fisika sebagai tantangan
o Hasil temuan baru akan lebih baik jika
disebarluskan untuk kepentingan kemajuan
umat
o Saya mempunyai dorongan pribadi yang
kuat dan kebutuhan untuk maju
o Saya bersedia berkorban sementara, untuk
mendapatkan imbalan dalam jangka
panjang
o Saya memiliki kepekaan yang tinggi atas
keindahan
o Saya menyukai kebiasaan menyendiri
sepanjang hari, sambil merenung dari dan
memikirkan soal-soal fisika
7, 12,
16, 18,
19, 21
dan 30
Page 53
52
Daya kerja
yang tinggi
o Saya mempunyai daya kerja yang tinggi
dalam menyelesaikan soal-soal fisika
o Saya selalu menggunakan cara-cara lama
dalam mengerjakan soal-soal fisika
o Kadang-kadang saya dihinggapi semangat
yang berlebihan terutama dalam
mengerjakan soal-soal fisika
o Saya menyukai pekerjaan dimana saya
harus berusaha untuk memengaruhi orang
lain
4, 8, 23
dan 25
Mempunyai
minat yang
luas
o Saya sering memikirkan bagaiamana
pandangan orang lain terhadap diri saya
22
Mempunyai
ingatan
yang baik
o Saya menyukai orang-orang yang
mendahulukan pekerjaan daripada
kesenangan
o Saya menyukai orang-orang yang
mempunyai keyakinan yang kuat dalam
mempertahankan pendapatnya
24, 26
Bersedia
mengambil
resiko
o Saya kurang menghargai orang-orang yang
tidak memiliki pendirian yang jelas dan
ragu-ragu ketika menyelesaikan soal-soal
fisika
o Saya lebih mudah bergaul dengan orang-
orang yang berasal dari kelas sosial-
ekonomi yang kurang lebih setara dengan
saya
27, 29
2. Lembar Observasi
Menurut Nana Sudjana, Ibrahim (2009: 109), observasi sebagai alat
pengumpul data yang banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu
ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang
sebenarnya maupun dalam situasi buatan.
Dengan demikian, yang menjadi objek observasi dalam penelitian ini yaitu
kemampuan berbahasa siswa kelas IX MTsN Model Makassar. Adapun lembar
observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
Page 54
53
Tabel 3.2: Lembar observasi kemampuan berbahasa siswa kelas IX MTsN Model
Makassar
No. Nama Siswa
Aspek Yang
Dinilai/Indikator*
Jumlah
Skor Nilai
I II III IV V
Keterangan (*):
I : Kelancaran menyampaikan pendapat/tanggapan
II : Kejelasan vokal
III : Ketepatan intonasi
IV : Ketepatan pilihan kata (diksi)
V : Struktur kalimat (tuturan)
Kriteria Penilaian
Sangat Sesuai : 4
Sesuai : 3
Kurang Sesuai : 2
Tidak Sesuai : 1
Pedoman Penilaian
Nilai = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟 𝑜𝑙𝑒 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 x 100
Page 55
54
3. Dokumen
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono
2010: 329).
Data mengenai hasil belajar siswa yang diperoleh dari dokumentasi nilai rapor
fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu:
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendriskipsikan atau
memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi
sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum (Sugiyono, 2010: 29).
Penggunaan statistik deskriptif dalam hal ini berfungsi untuk menjawab
permasalahan pertama dan kedua. Pada data statisitik deskriptif ini, disajikan dengan
tabel distribusi frekuensi melalui penjelasan sebagai berikut:
a) Tabulasi frekuensi
Dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) rentang (RT) adalah nilai terbesar dikurangi nilai terkecil.
𝑅𝑇 = 𝑁𝑇 − 𝑁𝑅
Page 56
55
2) banyak kelas interval
Banyak kelas interval = 1 + 3,3 log 𝑛
3) panjang kelas interval
𝑝 =𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
4) menghitung rata-rata (mean) dengan menggunakan rumus:
𝑋 = 𝑓𝑖𝑋𝑖
𝑓𝑖 (Sudjana, 1996: 70)
Dengan :
𝑋 = Rata-rata variabel
𝑓𝑖 = Frekuensi untuk variabel
𝑋𝑖 = Tanda kelas interval variabel
5) menghitung simpangan baku (standar deviasi) dengan menggunakan
rumus:
𝑆𝐷 = 𝑓𝑖(𝑋𝑖−𝑋 )
𝑛−1 (Sudjana, 1996: 95)
Dengan :
𝑆𝐷 = Standar Deviasi
𝑓𝑖 = Frekuensi untuk variabel
𝑋𝑖 = Tanda kelas interval variabel
𝑋 = Rata-rata
n = Jumlah populasi
Page 57
56
6) kategori kemampuan berbahasa
𝐼 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑆𝑜𝑎𝑙 𝑥 𝐴𝑙𝑡𝑒𝑟𝑛𝑎𝑡𝑖𝑓 𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛
𝐾𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖
𝐼 = 25 𝑥 4
4
= 25
dimana, I = Interval
Tabel 3.3: Kategori Kemampuan Berbahasa
Tingkat Keseimbangan Kategori/Kualifikasi
1 – 25
26 – 50
51 – 75
76 – 100
Kurang
Cukup
Baik
Sangat Baik
7) kategori kemampuan berpikir
𝐼 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑆𝑜𝑎𝑙 𝑥 𝐴𝑙𝑡𝑒𝑟𝑛𝑎𝑡𝑖𝑓 𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛
𝐾𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖
𝐼 = 30 𝑥 4
4
= 30
dimana, I = Interval
Tabel 3.4: Kategori Kemampuan Berpikir
Tingkat Keseimbangan Kategori/Kualifikasi
1 – 30
31 – 60
61 – 90
91 – 120
Kurang
Cukup
Baik
Sangat Baik
Page 58
57
8) kategori hasil belajar fisika
Untuk mengelompokkan tingkat hasil belajar fisika siswa, digunakan standar
yang ditetapkan oleh Depdikbud (2003) yaitu:
Tabel 3.5: Kategori Hasil Belajar Fisika Siswa
Tingkat Pencapaian Kategori/Kualifikasi
< 24
25 – 48
49 – 72
73 – 96
> 96
Sangat Kurang
Kurang
Cukup
Baik
Sangat Baik
2. Analisis Statistik Inferensial
Statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis. Pengujian hipotesis
dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kemampuan berbahasa dan
kemampuan berpikir terhadap hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model
Makassar. Pengolahan data X1 dan X2 sekaligus disatukan untuk melihat besar
kecilnya sumbangan (kontribusi) Variabel (X1 dan X2) terhadap variabel Y tersebut.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengaruh kemampuan berbahasa
dan kemampuan berpikir terhadap hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model
Makassar, dapat diketahui dengan menggunakan analisis regresi linear berganda,
yaitu:
Page 59
58
a) Membuat Ha dan H0 dalam bentuk kalimat:
Ha: “berlaku jika ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan
berbahasa dan kemampuan berpikir dengan hasil belajar fisika siswa
kelas IX MTsN Model Makassar”.
H0: “berlaku jika tidak ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan
berbahasa dan kemampuan berpikir dengan hasil belajar fisika siswa
kelas IX MTsN Model Makassar”.
b) melakukan persamaan regresi Ŷ = 𝑎 + b1X1 + b2X2
Ŷ = Nilai Variabel dependen
𝑋1 = Nilai variabel independen ke – 1
𝑋2 = Nilai variabel independen ke – 2
𝑎 = Harga Y, jika X = 0/ konstan
𝑏1𝑏2 = Koefisien arah regresi linear (Usman dkk, 2008: 216)
c) menetukan a, b1 dan b2 dengan menggunakan persamaan berikut:
b1 = X2
2 . X1Y− X1X2 . X2Y
X12 . X2
2− X1X2 2
b2 = 𝑋1
2 . 𝑋2Y− X1X2 . X1Y
X12 . X2
2− X1X2 2
a = Y
n− 𝑏1
X1
n− 𝑏2
X2
n
d) melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dicari kesalahan baku regresi dan
kesalahan baku koefisien regresi. Adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut :
Page 60
59
(1) menentukan koefisien korelasi berganda (R)
RX1X2r = b1 ∑ X1Y− b2∑ X2Y
Y2 (Sugiono, 2004: 221)
(2) Koefisien Determinasi (R)2
(3) mencari nilai kontribusi peren pengaruh dengan rumus:
Kp = (RX1X2r)2. 100 %
(4) menguji signifikan dengan membanding Fhitung dengan Ftabel dengan
rumus :
F = R2(n−k−1)
k(1−R2) (Sugiyono, 2011: 286)
Keterangan: k = jumlah variabel bebas
(5) membuat kesimpulan, jika:
Fhitung ≥ Ftabel, maka Ha diterima artinya signifikan, dan jika
Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima artinya tidak signifikan.
Page 61
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Kemampuan Berbahasa Siswa Kelas XI MTsN Model
Makassar
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di MTsN Model Makassar,
penulis dapat mengumpulkan data kemampuan berbahasa siswa Kelas XI MTsN
Model Makassar melalui lembar observasi yang kemudian diberikan skor pada
masing-masing item pertanyaan yang telah di konversi dan disajikan dalam bentuk
tabel sebagai berikut.
Tabel 4.1: Skor Kemampuan Berbahasa Siswa Kelas IX MTsN Model Makassar
No. Nama Skor Nilai
1 Abdul Rasyid Kadir 14 70
2 Aghnina Nur Imani 16 80
3 Ahmad Musyafiq Arif 19 95
4 Akhmad Hanif Fauzan 16 80
5 Dinar Khaerunnisa 16 80
6 Dwi Ayu Marlia 18 90
7 Fadhilah Arhamy Darussalam 17 85
8 Husnul Khatimah Rusyid 17 85
9 Ira Adeliya Lestari 17 85
10 Khaerul Razaq AR. 18 90
11 Khusnul Hatimah 16 80
Page 62
61
No. Nama Skor Nilai
12 Kurniawan 18 90
13 Latifah Nabila Ramadhana 15 75
14 Maryam Marzuki 15 75
15 Miftakhol Haeriyah M. 14 70
16 Muh. Amri Munsir 17 85
17 Muh. Auzan Haq 19 95
18 Muh. Fadly Ahmad 15 75
19 Muh. Fikri Fahri 18 90
20 Muh. Ihsan Dahri 17 85
21 Muh. Khaidir Usman 18 90
22 Muhammad Junaid Azis 13 65
23 Muhammad Nurrahman 15 75
24 Nadia Widiawati Mutty 17 85
25 Nur Afiah Ulfah 14 70
26 Nur Amalina Dwi Lestari 16 80
27 Nur Fitri Annisa 18 90
28 Nur Hildah Inayah 17 85
29 Nurul Aqilah Gunawan 17 85
30 Nurul Fauziyah 16 80
31 Nurul Izzah Arfai S. 17 85
32 Nurul Ulfah 14 70
33 Rahmat Hidayat 17 85
34 Ratih Kumala Dewi 17 85
35 Rifdha Fakhirah 16 80
Page 63
62
No. Nama Skor Nilai
36 Risky Amalia 17 85
37 Rizdha Adzidzah Fadhilah 17 85
38 Syafira Ashari Salsabila 16 80
39 Tri Permata Ayu M. Nur 15 75
40 Ummu Salamah 17 85
Sumber: Hasil Pengolahan Lembar Observasi Kemampuan Berbahasa
a) Menghitung rentang
Rentang = Data terbesar – Data terkecil
= 95 – 65
= 30
b) Menghitung banyaknya kelas interval
Banyak Kelas = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 40
= 1 + 3,3 (1,60)
= 6,28 ≈ 7
c) Menghitung panjang kelas interval
Panjang Kelas = 𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 30
7
= 4,28 ≈ 5
Page 64
63
d) membuat tabel distribusi frekuensi skor kemampuan berbahasa siswa kelas IX
MTsN Model Makassar
Tabel 4.2: Daftar Distribusi Frekuensi Skor Responden
Interval Tabulasi Frekuensi
65 – 69 I 1
70 – 74 IIII 4
75 – 79 IIII 5
80 – 84 IIII III 8
85 – 89 IIII IIII IIII 14
90 – 94 IIII I 6
95 – 99 II 2
Jumlah 40
e) menghitung rata-rata (mean)
Tabel 4.3: Tabel Penolong untuk Menghitung Nilai Mean
Interval fi X1 fi .X1
65 – 69 1 67 67
70 – 74 4 72 288
75 – 79 5 77 385
80 – 84 8 82 656
85 – 89 14 87 1218
90 – 94 6 92 552
95 – 99 2 97 194
Jumlah 40 - 3360
Page 65
64
𝒙 = 𝑓𝑖 .𝑥𝑖
𝑓𝑖
= 3360
40
= 84
f) menghitung standar deviasi
Tabel 4.4: Tabel Penolong Untuk Menghitung Standar Deviasi
Interval fi X1 X1– X (X1 – X)2 fi (X1 – X)
2
65 – 69 1 67 -17 289 289
70 – 74 4 72 -12 144 576
75 – 79 5 77 -7 49 245
80 – 84 8 82 -2 4 32
85 – 89 14 87 3 9 126
90 – 94 6 92 8 64 384
95 – 99 2 97 13 169 338
Jumlah 40 - 1990
SD = 𝑓𝑖(𝑥𝑖 − 𝑥)
2
𝑛 − 1
= 1990
40−1
= 7,14
g) mengategorikan nilai responden
Nilai yang menunjukkan kemampuan berbahasa siswa kelas IX MTsN Model
Makassar yang ditunjukkan pada tabel di atas, selanjutnya dibuat dalam tabel
frekuensi sebagai berikut:
Page 66
65
Tabel 4.5: Tabel Kategori Skor Kemampuan Berbahasa
Nilai Frekuensi Kategori
1 – 25 0 Kurang
26 – 50 0 Cukup
51 – 75 10 Baik
76 – 100 30 Sangat Baik
h) uji normalitas data kemampuan berbahasa siswa kelas IX MTsN Model
Makassar
Membuat tabel penolong uji normalitas data, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.6: Tabel penolong uji normalitas data kemampuan berbahasa
Interval
Batas
Kelas
(Xi)
Z Batas
Kelas
Nilai
Z tabel
Luas tiap
kelas
interval
Frekuensi
Pengamatan
(Oi)
Frekuensi
Harapan
(Ei)
χ2
65 – 69 64,5 -2,73 -0,4968 0,018 1 0,72 0,11
70 – 74 69,5 -2,03 -0,4788 0,0706 4 2,824 0,49
75 – 79 74,5 -1,33 -0,4082 0,1725 5 6,9 0,52
80 – 84 79,5 -0,63 -0,2357 0,2078 8 8,312 0,01
85 – 89 84,5 0,07 0,0279 0,2515 14 10,06 1,54
90 – 94 89,5 0,77 0,2794 0,1498 6 5,992 1,07
95 – 99 94,5 1,47 0,4292 0,0558 2 2,232 0,02
99,5 2,17 0,485
Jumlah - - - - 40 37,04 3,77
Catatan : X = 84 dan SD = 7,14
Page 67
66
Dari tabel pengujian normalitas di atas dapat dilihat bahwa banyak kelas
interval k = 7, sehingga besarnya derajat kebebasan untuk distribusi Chi Kuadrat
adalah:
dk = k – 3 = 7 – 3 = 4
Dengan taraf nyata untuk pengujian, α = 0,05. Dengan demikian harga Chi
Kuadrat pada tabel yaitu: χ2
(1-α)(dk) = χ2
(0,95)(4) = 9,49. Harga Chi Kuadrat hitung lebih
kecil dari harga Chi Kuadrat tabel (3,77 < 9,49), maka distribusi data hasil observasi
kemampuan berbahasa (variabel X1) tersebut normal.
2. Gambaran Kemampuan Berpikir Siswa Kelas XI MTsN Model
Makassar
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di MTsN Model Makassar,
penulis dapat mengumpulkan data kemampuan berpikir siswa Kelas XI MTsN Model
Makassar melalui angket yang kemudian diberikan skor pada masing-masing item
pertanyaan yang telah di konversi dan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut.
Tabel 4.7: Skor kemampuan berpikir siswa kelas IX MTsN Model Makassar
No. Nama Skor Nilai
1 Rifdha Fakhirah 86 72
2 Nurul Fauziyah 87 73
3 Risky Amalia 79 66
4 Nurul Izzah Arfai S. 85 71
5 Muh. Khaidir Usman 92 77
6 Muh. Fikri Fahri 81 68
7 Muhammad Nurrahman 82 68
Page 68
67
No. Nama Skor Nilai
8 Miftakhol Haeriyah M. 93 78
9 Dinar Khaerunnisa 76 63
10 Nadia Widiawati Mutty 82 68
11 Nur Amalina Dwi Lestari 83 69
12 Dwi Ayu Marlia 86 72
13 Rizdha Adzidzah Fadhilah 79 66
14 Khusnul Hatimah 84 70
15 Nurul Ulfah 84 70
16 Latifah Nabila Ramadhana 77 64
17 Ahmad Musyafiq Arif 87 73
18 Syafira Ashari Salsabila 89 74
19 Muh. Auzan Haq 95 79
20 Rahmat Hidayat 90 75
21 Abdul Rasyid Kadir 75 63
22 Khaerul Razaq AR. 83 69
23 Ira Adeliya Lestari 91 76
24 Muh. Ihsan Dahri 90 75
25 Kurniawan 83 69
26 Muh. Fadly Ahmad 91 76
27 Aghnina Nur Imani 85 71
28 Akhmad Hanif Fauzan 92 77
29 Maryam Marzuki 86 72
30 Nur Afiah Ulfah 76 63
31 Fadhilah Arhamy Darussalam 79 66
Page 69
68
No. Nama Skor Nilai
32 Nurul Aqilah Gunawan 87 73
33 Husnul Khatimah Rusyid 76 63
34 Nur Fitri Annisa 96 80
35 Ummu Salamah 94 78
36 Muhammad Junaid Azis 78 65
37 Ratih Kumala Dewi 86 72
38 Tri Permata Ayu M. Nur 90 75
39 Nur Hildah Inayah 97 81
40 Muh. Amri Munsir 103 86
Sumber: Hasil Pengolahan Lembar Angket Kemampuan Berpikir
a) Menghitung rentang
Rentang = Data terbesar – Data terkecil
= 86 – 63
= 23
b) Menghitung banyaknya kelas interval
Banyak Kelas = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 40
= 1 + 3,3 (1,60)
= 6,28 ≈ 6
c) Menghitung panjang kelas interval
Panjang Kelas = 𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 23
6
= 3,84 ≈ 4
Page 70
69
d) membuat tabel distribusi frekuensi skor kemampuan berpikir siswa kelas IX
MTsN Model Makassar
Tabel 4.8: Daftar Distribusi Frekuensi Skor Responden
Interval Tabulasi Frekuensi
63 – 66 IIII IIII 9
67 – 70 IIII III 8
71 – 74 IIII IIII 10
75 – 78 IIII IIII 9
79 – 82 III 3
83 – 86 I 1
Jumlah 40
e) Menghitung rata-rata (Mean)
Tabel 4.9: Tabel Penolong untuk Menghitung Nilai Mean
Interval fi X2 fi .X2
63 – 66 9 64,5 580,5
67 – 70 8 68,5 548
71 – 74 10 72,5 725
75 – 78 9 76,5 688,5
79 – 82 3 80,5 241,5
83 – 86 1 84,5 84,5
Jumlah 40 - 2868
x2 = 𝑓𝑖 .𝑥𝑖
𝑓𝑖
= 2868
40
= 71,7
Page 71
70
f) Menghitung Standar Deviasi
Tabel 4.10: Tabel Penolong Untuk Menghitung Standar Deviasi
Interval fi X2 X2 – X (X2 – X)2 fi (X2 – X)
2
63 – 66 9 64,5 -7,2 51,84 466,56
67 – 70 8 68,5 -3,2 10,24 81,92
71 – 74 10 72,5 0,8 0,64 6,4
75 – 78 9 76,5 4,8 23,04 207,36
79 – 82 3 80,5 8,8 77,44 232,32
83 – 86 1 84,5 12,8 163,84 163,84
Jumlah 40 1158,4
SD = 𝑓𝑖(𝑥𝑖 − 𝑥)
2
𝑛 − 1
= 1158,4
40−1
= 5,45
g) mengkategorikan nilai responden
Nilai yang menunjukkan kemampuan bepikir siswa kelas IX MTsN Model
Makassar yang ditunjukkan pada tabel di atas, selanjutnya dibuat dalam tabel
frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.11: Tabel kategori skor kemampuan berpikir
Nilai Frekuensi Kategori
1 – 30 0 Kurang
31 – 60 0 Cukup
61 – 90 40 Baik
91 – 120 0 Sangat Baik
Page 72
71
h) uji normalitas data kemampuan berpikir siswa kelas IX MTsN Model
Makassar
Membuat tabel penolong uji normalitas data, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.12: Tabel Penolong Uji Normalitas Data kemampuan berpikir siswa
Interval
Batas
Kelas
(Xi)
Z Batas
Kelas
Nilai
Z tabel
Luas tiap
kelas
interval
Frekuensi
Pengamatan
(Oi)
Frekuensi
Harapan
(Ei)
χ2
63 – 66 62,5 -1,69 -0,4545 0,1256 9 5,024 3,15
67 – 70 66,5 -0,95 -0,3289 0,2418 8 9,672 0,29
71 – 74 70,5 -0,22 -0,0871 0,2821 10 11,284 0,15
75 – 78 74,5 0,51 0,195 0,1994 9 7,976 0,13
79 – 82 78,5 1,25 0,3944 0,0817 3 3,268 0,02
83 – 86 82,5 1,98 0,4761 0,0206 1 0,824 0,04
86,5 2,72 0,4967
Jumlah 40 38,048 3,77
Catatan : x2 = 71,7 dan SD = 5,45
Dari tabel pengujian normalitas di atas dapat dilihat bahwa banyak kelas
interval k = 7, sehingga besarnya derajat kebebasan untuk distribusi Chi Kuadrat
adalah:
dk = k – 3 = 6 – 3 = 3
Dengan taraf nyata untuk pengujian, α = 0,05. Dengan demikian harga Chi Kuadrat
pada tabel yaitu: χ2
(1-α)(dk) = χ2
(0,95)(3) = 7,81. Harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil dari
harga Chi Kuadrat tabel (3,77 < 7,81), maka distribusi data hasil observasi
kemampuan berpikir (variabel X2) tersebut normal.
Page 73
72
3. Gambaran Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI MTsN Model Makassar
Deskripsi hasil penelitian yang telah dilakukan di MTsN Model Makassar,
penulis dapat mengumpulkan data hasil belajar siswa Kelas XI MTsN Model
Makassar melalui nilai rapor yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut.
Tabel 4.13: Skor hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar
No. Nama Nilai
1 Rifdha Fakhirah 75
2 Nurul Fauziyah 86
3 Risky Amalia 92
4 Nurul Izzah Arfai S. 90
5 Muh. Khaidir Usman 94
6 Muh. Fikri Fahri 92
7 Muhammad Nurrahman 91
8 Miftakhol Haeriyah M. 88
9 Dinar Khaerunnisa 75
10 Nadia Widiawati Mutty 89
11 Nur Amalina Dwi Lestari 91
12 Dwi Ayu Marlia 90
13 Rizdha Adzidzah Fadhilah 89
14 Khusnul Hatimah 88
15 Nurul Ulfah 80
16 Latifah Nabila Ramadhana 80
17 Ahmad Musyafiq Arif 93
18 Syafira Ashari Salsabila 87
Page 74
73
No. Nama Nilai
19 Muh. Auzan Haq 93
20 Rahmat Hidayat 89
21 Abdul Rasyid Kadir 88
22 Khaerul Razaq AR. 91
23 Ira Adeliya Lestari 77
24 Muh. Ihsan Dahri 89
25 Kurniawan 80
26 Muh. Fadly Ahmad 85
27 Aghnina Nur Imani 80
28 Akhmad Hanif Fauzan 85
29 Maryam Marzuki 80
30 Nur Afiah Ulfah 84
31 Fadhilah Arhamy Darussalam 90
32 Nurul Aqilah Gunawan 85
33 Husnul Khatimah Rusyid 84
34 Nur Fitri Annisa 85
35 Ummu Salamah 91
36 Muhammad Junaid Azis 66
37 Ratih Kumala Dewi 90
38 Tri Permata Ayu M. Nur 85
39 Nur Hildah Inayah 93
40 Muh. Amri Munsir 85
Sumber: Bagian Kurikulum MTsN Model Makassar, tanggal 23 Desember 2011
Page 75
74
a) Menghitung rentang
Rentang = Data terbesar – Data terkecil
= 94 – 66
= 28
b) Menghitung banyaknya kelas interval
Banyak Kelas = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 40
= 1 + 3,3 (1,60)
= 6,28 ≈ 6
c) menghitung panjang kelas interval
Panjang Kelas = 𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 28
6 = 4,67 ≈ 5
d) membuat tabel distribusi frekuensi skor hasil belajar fisika siswa kelas IX
MTsN Model Makassar
Tabel 4.14: Daftar Distribusi Frekuensi Skor Responden
Interval Tabulasi Frekuensi
66 – 70 I 1
71 – 75 II 2
76 – 80 IIII I 6
81 – 85 IIII III 8
86 – 90 IIII IIII III 13
91 – 95 IIII IIII 10
Jumlah 40
Page 76
75
e) Menghitung rata-rata (Mean)
Tabel 4.15: Tabel Penolong untuk Menghitung Nilai Mean
Interval fi Yi fi .Yi
66 – 70 1 68 68
71 – 75 2 73 146
76 – 80 6 78 468
81 – 85 8 83 664
86 – 90 13 88 1144
91 – 95 10 93 930
Jumlah 40 - 3420
𝒀 = 𝑓𝑖 .𝑦𝑖
𝑓𝑖
= 3420
40
= 85,5
f) Menghitung Standar Deviasi
Tabel 4.16: Tabel Penolong Untuk Menghitung Standar Deviasi
Interval fi Yi Yi – Y (Yi – Y)2 fi (Yi – Y)
2
66 – 70 1 68 -17,5 306,3 306,3
71 – 75 2 73 -12,5 156,3 312,5
76 – 80 6 78 -7,5 56,25 337,5
81 – 85 8 83 -2,5 6,25 50
86 – 90 13 88 2,5 6,25 81,25
91 – 95 10 93 7,5 56,25 562,5
Jumlah 40 - - - 1650
Page 77
76
SD = 𝑓𝑖(𝑥𝑖−𝑥)
2
𝑛−1
= 1650
40−1
= 6,5
g) mengategorikan nilai responden
Nilai yang menunjukkan hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model
Makassar yang ditunjukkan pada tabel di atas, selanjutnya dibuat dalam tabel
frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.17: Kategori Hasil Belajar Fisika Siswa
Tingkat
Pencapaian
Frekuensi Kategori/Kualifikasi
< 24
25 – 48
49 – 72
73 – 96
> 96
0
0
1
39
0
Sangat Kurang
Kurang
Cukup
Baik
Sangat Baik
h) uji normalitas hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar
Membuat tabel penolong uji normalitas data, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.18: Tabel Penolong Uji Normalitas Data Hasil Belajar Fisika Siswa
Interval
Batas
Kelas
(Xi)
Z Batas
Kelas
Nilai
Z tabel
Luas tiap
kelas
interval
Frekuensi
Pengamatan
(Oi)
Frekuensi
Harapan
(Ei)
χ2
66 – 70 65,5 -3,08 -0,499 0,0396 1 1,584 0,215
71 – 75 70,5 -2,31 -0,4594 0,0212 2 0,848 1,565
76 – 80 75,5 -1,54 -0,4382 0,1588 6 6,352 0,02
Page 78
77
Interval
Batas
Kelas
(Xi)
Z Batas
Kelas
Nilai
Z tabel
Luas tiap
kelas
interval
Frekuensi
Pengamatan
(Oi)
Frekuensi
Harapan
(Ei)
χ2
81 – 85 80,5 -0,77 -0,2794 0,2794 8 11,176 0,903
86 – 90 85,5 0 0 0,2794 13 11,176 0,298
91 – 95 90,5 0,77 0,2794 0,1588 10 6,352 2,095
95,5 1,54 0,4382
Jumlah - - - - 40 37,488 5,09
Catatan : Y = 85,5 dan SD = 6,5
Dari tabel pengujian normalitas di atas dapat dilihat bahwa banyak kelas
interval k = 7, sehingga besarnya derajat kebebasan untuk distribusi Chi Kuadrat
adalah:
dk = k – 3 = 6 – 3 = 3
Dengan taraf nyata untuk pengujian, α = 0,05. Dengan demikian harga Chi
Kuadrat pada tabel yaitu: χ2
(1-α)(dk) = χ2
(0,95)(3) = 7,81. Harga Chi Kuadrat hitung lebih
kecil dari harga Chi Kuadrat tabel (5,09 < 7,81), maka distribusi data hasil belajar
fisika siswa (variabel Y) tersebut normal.
4. Pengaruh kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir terhadap
hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar
Adapun Hipotesis yang diajukan, yaitu:
Ha: “terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan berbahasa dan
kemampuan berpikir dengan hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN
Model Makassar”.
Page 79
78
Sebelum hipotesis alternatif diuji, maka terlebih dahulu diajukan hipotesis nol
sebagai berikut :
H0: “tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan berbahasa
dan kemampuan berpikir dengan hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN
Model Makassar”.
Membuat Ha dan H0 dalam bentuk statistik:
Ha : R ≠ 0
Ho : R = 0
Adapun langkah – langkah analisis multi regresi atau regresi ganda dalam
menguji ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara dua variabel ini adalah sebagai
berikut :
a) mentabulasi seluruh data baik data penilaian kemampuan berbahasa,
kemampuan berpikir dan hasil belajar fisika siswa
Tabel 4.19: Tabel penolong menghitung angka statistik
No. X1 X2 Y X1 Y X2 Y X1 X2 X12 X2
2 Y
2
1 70 72 75 5250 5400 5040 4900 5184 5625
2 80 73 86 6880 6278 5840 6400 5329 7396
3 95 66 92 8740 6072 6270 9025 4356 8464
4 80 71 90 7200 6390 5680 6400 5041 8100
5 80 77 94 7520 7238 6160 6400 5929 8836
6 90 68 92 8280 6256 6120 8100 4624 8464
7 85 68 91 7735 6188 5780 7225 4624 8281
8 85 78 88 7480 6864 6630 7225 6084 7744
9 85 63 75 6375 4725 5355 7225 3969 5625
Page 80
79
No. X1 X2 Y X1 Y X2 Y X1 X2 X12 X2
2 Y
2
10 90 68 89 8010 6052 6120 8100 4624 7921
11 80 69 91 7280 6279 5520 6400 4761 8281
12 90 72 90 8100 6480 6480 8100 5184 8100
13 75 66 89 6675 5874 4950 5625 4356 7921
14 75 70 88 6600 6160 5250 5625 4900 7744
15 70 70 80 5600 5600 4900 4900 4900 6400
16 85 64 80 6800 5120 5440 7225 4096 6400
17 95 73 93 8835 6789 6935 9025 5329 8649
18 75 74 87 6525 6438 5550 5625 5476 7569
19 90 79 93 8370 7347 7110 8100 6241 8649
20 85 75 89 7565 6675 6375 7225 5625 7921
21 90 63 88 7920 5544 5670 8100 3969 7744
22 65 69 91 5915 6279 4485 4225 4761 8281
23 75 76 77 5775 5852 5700 5625 5776 5929
24 85 75 89 7565 6675 6375 7225 5625 7921
25 70 69 80 5600 5520 4830 4900 4761 6400
26 80 76 85 6800 6460 6080 6400 5776 7225
27 90 71 80 7200 5680 6390 8100 5041 6400
28 85 77 85 7225 6545 6545 7225 5929 7225
29 85 72 80 6800 5760 6120 7225 5184 6400
30 80 63 84 6720 5292 5040 6400 3969 7056
31 85 66 90 7650 5940 5610 7225 4356 8100
32 70 73 85 5950 6205 5110 4900 5329 7225
33 85 63 84 7140 5292 5355 7225 3969 7056
34 85 80 85 7225 6800 6800 7225 6400 7225
35 80 78 91 7280 7098 6240 6400 6084 8281
36 85 65 66 5610 4290 5525 7225 4225 4356
37 85 72 90 7650 6480 6120 7225 5184 8100
Page 81
80
No. X1 X2 Y X1 Y X2 Y X1 X2 X12 X2
2 Y
2
38 80 75 85 6800 6375 6000 6400 5625 7225
39 75 81 93 6975 7533 6075 5625 6561 8649
40 85 86 85 7225 7310 7310 7225 7396 7225
∑ 3280 2866 3445 282845 247155 234885 270950 206552 298113
Dari tabel diperoleh :
∑ X1 = 3280 ∑ X1 X2 = 234885
∑ X2 = 2866 ∑ X12 = 270950
∑ Y = 3445 ∑ X22 = 206552
∑ X1 Y = 282845 ∑ Y2 = 298113
∑ X2 Y = 247155
b) Menghitung harga – harga a, b1 dan b2 dapat menggunakan persamaan
berikut:
b1 = X2
2 . X1Y− X1X2 . X2Y
X12 . X2
2−( X1X2)2
b1 = 206552 282845 − 234885 247155
270950 206552 − 234885 2
= 58422200440 − 58053002175
55965264400 − 55170963225
= 369198265
794301175
= 0,46
Page 82
81
b2 = 𝑋1
2 . 𝑋2Y− X1X2 . X1Y
X12 . X2
2−( X1X2)2
b2 = 270950 247155 − 234885 282845
270950 206552 − 234885 2
= 66966647250 − 66436047825
55965264400 − 55170963225
= 530599425
794301175
= 0,66
a = Y
n− b1
X1
n− b2
X2
n
a = 3445
40− 0,4
3280
40− 0,6
2866
40
= 86,12 – 0,46 (82) – 0,66 (71,65)
= 86,12 – 37,72 – 47,28
= 1,12
Jadi :
a = 1,12
b1 = 0,46
b2 = 0,66
Memasukkan nilai 𝑎, b1, dan b2kepersamaan regresi :
Ŷ = a + b1X1 + b2X2
Ŷ= 1,12 + 0,46X1 + 0,66X2
Page 83
82
c) melakukan uji hipotesis dengan langkah – langkah sebagai berikut:
i) mencari korelasi Ganda
R𝑋1𝑋2𝑟 =b1 X1𝑌+b2 X2𝑌
Y2
=0,46 282845 + 0,66 247155
298113
= 130108 ,7 +163122 ,3
298113
= 293231
298113
= 0,983
ii) koefisien determinasi (R2) = (0,983)2 = 0,966
iii) mencari nilai kontribusi peren pengaruh dengan rumus :
Kp = (R𝑋1𝑋2𝑟)2. 100%
= 0,966 . 100%
= 96,6%
iv) menguji signifikan dengan membanding Fhitung dengan Ftabel dengan
rumus:
F = R2(𝑛−𝑘−1)
𝑘 (1−R2)
= 0,966 (40−2−1)
2(1−0,966)
= 36,2637
2(0,0199)
= 35,742
0,068
= 525,61
Page 84
83
v) kaidah pengujian signifikan :
Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka Ha diterima (signifikan) dan jika Fhitung ≤ Ftabel, maka
H0 ditolak (tidak signifikan). Mencari nilai Ftabel dengan menggunakan Tabel F
dengan didasarkan pada dk pembilang = 2 dan dk penyebut (40 – 2 – 1) = 37. Untuk
taraf kesalahan 5% adalah 3,26.
vi) menarik kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh, maka diketahui bahwa Fhitung ≥
Ftabel atau 525,61 ≥ 3,26 maka Ha diterima dan H0 ditolak, artinya terdapat pengaruh
kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir terhadap hasil belajar fisika siswa
kelas IX MTsN Model Makassar, sehingga dapat diberlakukan ke populasi.
B. Pembahasan
1. Kemampuan berbahasa siswa kelas IX MTsN Model Makassar
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan statistik deskriptif dapat
dikemukakan bahwa kemampuan berbahasa siswa kelas IX MTsN Model Makassar
mempunyai skor rata-rata 84 dan simpangan bakunya 7,14 dari nilai ideal 100,
dengan nilai terendah 65 dan nilai tertinggi 95. Hal ini berarti kemampuan berbahasa
siswa akan mempengaruhi hasil belajar fisika siswa. Dengan kata lain, baik tidaknya
kemampuan berbahasa siswa akan turut menentukan sejauh mana hasil belajar siswa
itu sendiri khususnya pada mata pelajaran IPA Fisika.
Page 85
84
2. Kemampuan berpikir siswa kelas IX MTsN Model Makassar
Sementara itu, berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan statistik
deskriptif dapat dikemukakan bahwa kemampuan berpikir siswa kelas IX MTsN
Model Makassar mempunyai skor rata-rata 71,7 dan simpangan bakunya 5,45. Skor
ini berada dalam kategori baik tepatnya pada interval 61 - 90. Semua siswa yang
menjadi objek penelitian berada pada kategori tersebut. Hal ini menunjukkan bahwan
kemampuan berpikir siswa kelas IX MTsN Model Makassar tergolong baik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir siswa akan turut
menentukan sejauh mana hasil belajar siswa itu sendiri.
3. Hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dipaparkan di atas, kategori hasil
belajar fisika siswa dari hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata 85,5 dengan
standar deviasi 6,5. Skor ini berada dalam kategori baik tepatnya pada interval 73 –
96. Banyaknya siswa yang yang berada dalam interval tersebut yaitu 39 siswa dari 40
siswa yang menjadi responden. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar fisika siswa
kelas IX MTsN Model Makassar tergolong baik. Suatu proses belajar diharapkan
menghasilkan sesuatu yang disebut dengan hasil belajar. Hasil belajar itu dapat
berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dapat diklarifikasikan ke dalam
aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Page 86
85
4. Pengaruh kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir terhadap hasil belajar
fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar
Berdasarkan hasil pengujian statistik inferensial yang telah di uraikan, maka
dapat dikemukakan bahwa kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir terhadap
hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar memiliki pengaruh yang
signifikan.
Dari data yang tersebut di atas, dapat dilihat bahwa kemampuan berbahasa
dan kemampuan berpikir siswa kelas IX MTsN Model Makassar berpengaruh
terhadap hasil belajar pada mata pelajaran fisika. Hal ini tercermin dari persamaan
regresi yang diperoleh yaitu Ŷ= 1,12 + 0,46X1 + 0,66X2. Jika nilai X1 dan X2
(kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir siswa) makin diperbesar maka nilai
Ŷ (hasil belajar fisika siswa) juga akan makin meningkat. Data ini juga semakin
diperkuat oleh hasil pengujian hipotesisnya yang memperlihatkan bahwa nilai Fh
yang diperoleh dari hasil perhitungan lebih besar daripada nilai Ft yang diperoleh dari
tabel distribusi F itu sendiri. Hal Ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir terhadap hasil
belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar.
Page 87
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dalam hal ini observasi
mengenai kemampuan berbahasa siswa kelas IX MTsN Model Makassar, dengan
memperhatikan 40 siswa sebagai sampel, 30 orang siswa memperoleh nilai yang
berada dalam kategori baik dan 10 orang berada pada kategori sangat baik.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa rata-rata kemampuan berbahasa siswa
kelas IX MTsN Model Makassar berada dalam kategori baik.
2. Sesuai dengan data dan hasil analisis yang diperoleh mengenai kemampuan
berpikir siswa kelas IX MTsN Model Makassar, dengan memperhatikan 40 siswa
sebagai sampel jenuh, semuanya berada dalam kategori baik. Sehingga dapat
dikatakan bahwa kemampuan berpikir siswa kelas IX MTsN Model Makassar
berada dalam kategori baik.
3. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dalam hal ini dokumentasi
mengenai hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar, dengan
memperhatikan 40 siswa sebagai sampel, 1 orang siswa memperoleh nilai yang
berada dalam kategori cukup dan 39 orang berada pada kategori baik. Dengan
melihat kenyataan yang ada, dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa kelas IX
MTsN Model Makassar berada dalam kategori baik.
Page 88
87
4. Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan analisis
regresi ganda dengan taraf signifikan α = 5% diperoleh Fhitung ≥ Ftabel atau 525,61
≥ 3,26 maka Ha diterima dan H0 ditolak, artinya kemampuan berbahasa dan
kemampuan berpikir berpengaruh terhadap hasil belajar fisika siswa kelas IX
MTsN Model Makassar.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disarankan beberapa
hal sebagai berikut :
1. Dalam pengumpulan data penelitian seharusnya berhati-hati, lebih teliti, dan
bersabar.
2. Dalam memperoleh data yang akurat, haruslah digunakan metode, strategi dan
tekhnik penelitian yang ilmiah dan berlandaskan landasan teori-teori yang ada.
3. Dalam penelitian untuk memperoleh data, peneliti harus lebih bersikap ilmiah,
objektif, dan apa adanya, sesuai data lapangan yang ada.
4. Dalam pengumpulan data penelitian, peneliti harus bekerja sama dengan pihak-
pihak tertentu yang sesui dengan sasaran penelitian seperti sekolah, kepala
sekolah, guru-guru bidang studi serta yang paling utama adalah siswa yang
menjadi objek penelitian.
Page 89
88
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2009.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Peneltian. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006.
Bahri, Djamarah Syaiful. Psikologi Belajar. Edisi II. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008.
Danim Sudarman. Pengantar Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2010.
Dardjowidjojo, Soenjono. Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Edisi II. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia, 2005.
Efendi, Agus. Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung: Alfabeta, 2005.
Fauzi, Ahmad. Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia, 2004.
Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005.
http:// aksiguru.org/2011/06/12/pengertian-hasil-belajar.html
http://aksiguru.org/2011/06/12/pengertian-definisi-hasil-belajar.html
http://belajar.org/2011/06/15/keterkaitan/antara/bahasa/dan/pikiran.html
Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Bandung: Rosda, 2009.
Siregar, Syofian. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2010.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Rajagarfindo Persada,
2010.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press, 2011.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Cet. 6. Bandung:
Alfabeta, 2009.
Sugiyono. Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2008.
Page 90
89
Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 2011.
Sukardi, 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara.
Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rajagarfindo Persada, 2004.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2005.
Tanjung, Bahdin Nur dan Ardial. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Proposal,
Skripsi, dan Tesis) dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah.
Jakarta: Kencana, 2008.
Tiro, Muhammad Arif. Penelitian Skiripsi, Tesis, dan Disertasi. Makassar: Andira
Publisher, 2009.
Tiro, Muhammad Arif. Pengenalan Biostatistika. Makassar: Andira Publisher, 2008.
Tohirin. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2006.
Uno, Hamzah. Model Pembelajaran (Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
Kreatif dan Efektif). Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Walgito, Bimo. Pengantar Psikologi Umum. Edisi IV. Jakarta: Andi, 2004.
Wiranaputra, S. Nur. Teori Belajar dan Pembelajaran. Edisi I. Jakarta: Universitas
Terbuka, 2008.
Page 91
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Where there is a will, there is away” “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, dan nasihat-menasehati supaya menaati kebenaran, dan nasihat-menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Q.S. Al-‘Asr
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini kupersembahkan untuk…..
Ayahanda H. Tenri Ajeng dan Ibunda Hj.
Saberia (Almarhumah) yang telah
melahirkan, membesarkan, dan mendidik
serta mendo’akan penulis sehingga dapat
menyelesaikan studi ini.
Saudara-saudaraku tercinta yang selalu
memberikan motivasi dan dorongan yang
tiada batas.
Keluarga besar penulis yang tiada henti-
hentinya memberikan dorongan dan
nasehat sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi ini.
Adinda Rahmawaty yang selalu setia
menemani penulis menjalani hari-hari di
kampus.
Page 92
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Mardianto, lahir di Dampang Kab. Bulukumba,
pada tanggal 31 Desember 1990. Penulis merupakan
buah hati dari pasangan H. Tenri Ajeng dan Hj.
Saberia (Almarhuma). Penulis adalah anak terakhir
dari 6 (enam) bersaudara. Penulis pertama kali
menginjakkan kakinya di dunia pendidikan formal
pada tahun 1996 di SDN 44 Dampang Kabupaten
Bulukumba dan tamat pada tahun 2002.
Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikannya di SLTP Negeri 2
Gantarang Kabupaten Bulukumba dan tamat pada tahun 2005. Kemudian pada tahun
itu juga, penulis melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Gantarang Kabupaten
Bulukumba dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis diterima sebagai
mahasiswa Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Jurusan Pendidikan Fisika melalui jalur PMJK.
Masa pendidikannya dihabiskan dengan segudang prestasi akan tetapi tidak
membuatnya puas dengan hal itu. Keinginan terbesar dalam hidupnya adalah
membahagiakan orang tua dengan melakukan yang terbaik hingga akhir hayatnya.
“Hidup adalah perbuatan”, adalah salah satu prinsip dalam hidupnya.