Top Banner
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA PADA ANAK KELOMPOK B (KELOMPOK SALMAN) RA TAQIYYA KARTASURA SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Oleh: NINDA OKTARIA A 520 080 130 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2011/2012
18

upaya meningkatkan kemampuan berbahasa melalui permainan ...

Jan 20, 2017

Download

Documents

hoangquynh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: upaya meningkatkan kemampuan berbahasa melalui permainan ...

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PERMAINAN

ULAR TANGGA PADA ANAK KELOMPOK B (KELOMPOK SALMAN) RA

TAQIYYA KARTASURA SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

NINDA OKTARIA

A 520 080 130

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

TAHUN 2011/2012

Page 2: upaya meningkatkan kemampuan berbahasa melalui permainan ...

ii

PENGESAHAN NASKAH PUBLIKASI

Page 3: upaya meningkatkan kemampuan berbahasa melalui permainan ...

iii

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PERMAINAN

ULAR TANGGA PADA ANAK KELOMPOK B (KELOMPOK SALMAN) RA

TAQIYYA KARTASURA SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012

Ninda Oktaria, A 520 080 130, Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012, 131 halaman.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa melalui permainan ular

tangga pada anak kelompok B (Kelompok Salman) RA Taqiyya Kartasura Sukoharjo tahun

ajaran 2011/2012. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang merupakan

kegiatan pemecahan masalah yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data

dan menganalisis data atau informasi untuk memutuskan sejauh mana kelebihan dan

kelemahan tindakan tersebut. Metode pengumpulan data digunakan melalui metode

observasi, dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah

deskriptif kualitatif. Analisis data kualitatif yang dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi

data, paparan data dan penyimpulan. Berdasarkan perhitungan tiap siklus tentang peningkatan

kemampuan berbahasa pada anak diperoleh hasil pada prasiklus 41,5%, siklus I 63,5 %,

siklus II 82,5 %. Kesimpulan pada penelitian ini adalah bahwa melalui permainan ular tangga

dapat meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak kelompok B (Kelompok Salman) RA

Taqiyya Kartasura Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012.

Kata kunci: Kemampuan Berbahasa, Permainan Ular Tangga.

Page 4: upaya meningkatkan kemampuan berbahasa melalui permainan ...

1

Pendahuluan

Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk mengungkapkan

berbagai keinginan maupun kebutuhan. Anak-anak yang memiliki kemampuan berbahasa

yang baik umumnya memiliki kemampuan dalam mengungkapkan pemikiran, perasaan, serta

tindakan interaktif dengan lingkungan.

Dalam Kurikulum Taman Kanak-Kanak (Kurikulum 2010), lingkup perkembangan

bahasa meliputi menerima bahasa, mengungkapkan bahasa dan keaksaraan. Menerima bahasa

mempunyai beberapa indikator diantaranya yaitu melakukan 3-5 perintah secara berurutan

dengan benar, menunjukkan beberapa gambar yang diminta serta memahami aturan dan

melakukan bermacam-macam permainan. Permainan ular tangga merupakan permainan yang

dapat digunakan untuk membantu anak dalam pembelajaran bahasa khususnya dalam

menerima bahasa. Permainan ular tangga terdiri dari papan permainan ular tangga yang

terdapat gambar, dadu, mobil pemain (pion). Dengan bermain ular tangga diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan berbahasa anak, kemampuan tersebut dapat diketahui dari

beberapa indikator. Indikator pertama, mampu melakukan 3-5 perintah secara berurutan

dengan benar, anak mampu melakukan urutan bermain yaitu hompimpa, melempar dadu dan

menjalankan pion dalam permainan ular tangga dan anak memahami dan mengetahui giliran

urutan bermain ular tangga. Indikator kedua, menunjukkan beberapa gambar yang diminta,

anak mampu mencari gambar yang sesuai dengan dadu kata pada permainan ular tangga.

Indikator ketiga, memahami aturan dan melakukan bermacam-macam permainan, anak

mampu bermain ular tangga dengan teman dan anak memahami aturan permainan ular tangga

yaitu mengetahui apabila berhenti pada gambar tangga maka naik ke atas dan apabila

berhenti pada gambar ular maka turun ke bawah.

Page 5: upaya meningkatkan kemampuan berbahasa melalui permainan ...

2

Dengan bermain ular tangga anak dapat memperoleh pengalaman melalui bermain.

Lerner (1982) dalam Anggani Sudono (2006:54-55) menyatakan bahwa dasar utama

perkembangan bahasa adalah melalui pengalaman berkomunikasi yang kaya. Pengalaman

tersebut dapat menunjang faktor-faktor bahasa yang lain yaitu (a) mendengarkan (b)

berbicara (c) membaca (d) menulis. Mendengarkan dan membaca termasuk ketrampilan

berbahasa yang menerima atau reseptif sedangkan berbicara dan menulis merupakan

ketrampilan yang ekspresif.

Permainan ular tangga dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa

anak, yaitu anak diberikan kegiatan untuk bermain ular tangga bahasa dengan mencari

gambar yang berada pada kertas mainan ular tangga. Yunanto (2004:53)

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk meningkatkan kemampuan berbahasa

pada anak melalui permainan ular tangga, sedangkan tujuan penelitian secara khusus adalah

untuk mengetahui peningkatan kemampuan menerima bahasa melalui permainan ular tangga

pada anak kelompok B (Kelompok Salman) RA Taqiyya Kartasura Sukoharjo tahun ajaran

2011/2012. Manfaat penelitian ini secara teoritis adalah, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan sumbangan kepada pembelajaran di kelas, terutama pada peningkatan

kemampuan berbahasa melalui permainan ular tangga dan penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi terhadap pemakaian permainan sebagai upaya mengoptimalkan

kemampuan berbahasa anak, sedangkan manfaat penelitian secara praktis adalah hasil

penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk menggunakan permainan yang kreatif dan

inovatif dalam peningkatan kemampuan berbahasa anak, hasil penelitian ini memberikan

pengaruh untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak melalui permainan ular tangga.

Page 6: upaya meningkatkan kemampuan berbahasa melalui permainan ...

3

Landasan teori

Bahasa adalah suatu bentuk komunikasi lisan, tertulis atau isyarat yang berdasarkan

pada suatu sistem dari simbol-simbol. Bahasa terdiri dari kata-kata yang digunakan oleh

masyarakat beserta aturan-aturan untuk menyusun berbagai variasi dan

mengkombinasikannya. Santrock (2007: 353) Bahasa mencakup setiap sarana komunikasi

dengan menyimbolkan pikiran dan perasaan untuk menyampaikan makna kepada orang lain.

Termasuk didalamnya perbedaan bentuk komunikasi yang luas seperti: tulisan, bicara, bahasa

symbol, ekspresi muka, isyarat pantomim dan seni. Hurlock (2001: 176)

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa bahasa merupakan tanda

atau simbol-simbol dari benda-benda, serta menunjuk pada maksud-maksud tertentu. Kata-

kata, kalimat dan bahasa selalu menampilkan arti-arti tertentu. Sehubungan dengan arti

simbolik tadi, bahasa dipakai juga sebagai sebagai alat untuk menghayati pengertian-

pengertian dan peristiwa-peristiwa di masa lampau, masa kini dan masa mendatang. Oleh

karena itu bahasa sangat besar artinya bagi anak sebagai alat bantu mengembangkan fungsi-

fungsi rokhaniahnya. Kartini Kartono (1995: 126) Kemampuan adalah kesanggupan;

kecakapan; kekuatan; berusaha dengan diri sendiri (Depdiknas: 369). Indikator dalam

meningkatkan kemampuan berbahasa yaitu:

1) Melakukan 3-5 perintah secara berurutan dengan benar. (kurikulum 2010)

a) Mampu melakukan hompimpa, melempar dadu dan menjalankan pion atau orang

dalam permainan ular tangga.

b) Mampu memahami dan mengetahui urutan giliran bermain.

2) Menunjukkan beberapa gambar yang diminta. (kurikulum 2010)

a) Mampu mencari gambar yang sesuai dengan dadu kata pada permainan ular tangga.

3) Memahami aturan dan melakukan bermacam-macam permainan. (kurikulum 2010)

a) Mampu bermain ular tangga dengan teman.

Page 7: upaya meningkatkan kemampuan berbahasa melalui permainan ...

4

b) Mampu memahami aturan permainan ular tangga yaitu mengetahui urutan bermain,

mengetahui apabila berhenti pada gambar tangga maka naik ke gambar yang di atas,

dan apabila berhenti pada gambar ekor ular maka turun ke gambar yang di bawah.

Strategi-strategi yang tepat untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak. Yulianti

Siantayani (2011:82-92) strategi untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak yaitu:

1) Belajar sambil bermain.

2) Menempelkan tulisan-tulisan bermakna pada benda-benda yang ada di ruangan.

3) Menggunakan banyak tulisan dalam permainan anak. Memberikan kesempatan

kepada anak untuk mengutarakan idenya.

4) Menjelaskan sesuatu hal kepada anak langkah demi langkah.

5) Memberikan kesempatan pada anak untuk berpatisipasi dalam kegiatan di kelas dan

peraturan bersama.

6) Membacakan cerita.

7) Mendengarkan saat anak berbicara.

8) Mengajak anak untuk bertatakrama dalam berbicara.

Faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa anak adalah sebagai berikut:

1) Faktor internal

a) Kesehatan

Anak yang sehat lebih cepat belajar bahasa dibandingkan dengan anak yang sakit.

b) Intelegensi

Anak yang memiliki kecerdasan tinggi lebih mudah dalam menerima bahasa.

c) Kognisi

Tinggi rendahnya kemampuan kognisi anak akan mempengaruhi cepat atau lambat

perkembangan bahasa anak. Ali ( 2004: 128)

Page 8: upaya meningkatkan kemampuan berbahasa melalui permainan ...

5

2) Faktor Eksternal

a) Lingkungan

Anak yang berada di lingkungan yang kaya kemampuan bahasa cenderung

memiliki kesempatan lebih banyak untuk mengembangkan kemampuan bahasa.

Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan

lingkungan di sekitar anak. Ali ( 2004:128)

b) Status sosial ekonomi keluarga

Betty Hart dan Todd Risley (1995) dalam Santrock (2007:373) meneliti

lingkungan bahasa anak-anak yang memiliki orang tua dari golongan pekerja dan anak-

anak yang memiliki orang tua kaya. Dibandingkan dengan orang tua dari golongan

pekerja, orang tua yang kaya cenderung lebih sedikit berbicara kepada anak-anak,

jarang membicarakan peristiwa-peristiwa yang lalu dan menyediakan sedikit elaborasi.

Tetapi hal tersebut relative bisa berubah tergantung pada peran orang tua di rumah.

Berdasarkan uraian diatas diambil kesimpulan bahwa lingkungan keluarga sangat

berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa anak.

a) Posisi urutan kelahiran

Perkembangan bahasa anak yang posisi urutan kelahiran di tengah akan lebih cepat

dibandingkan dengan anak pertama atau anak terakhir. Hal ini di sebabkan karena anak

urutan tengah memiliki arah komunikasi ke atas atau ke bawah. Adapun anak pertama hanya

memiliki arah komunikasi ke bawah dan anak terakhir hanya memiliki arah komunikasi ke

atas. Ali ( 2004:129).

Permainan adalah salah satu bentuk aktifitas sosial yang dominan pada awal masa

kanak-kanak. anak-anak menghabiskan lebih banyak waktunya di luar rumah bermain dengan

teman-temannya dibanding terlibat dalam aktifitas lain. Karena itu kebanyakan hubungan

Page 9: upaya meningkatkan kemampuan berbahasa melalui permainan ...

6

sosial dengan teman sebaya dalam masa ini terjadi dalam bentuk permainan. Samsunuwiyati

Mar’at (2011: 141).

Hetherington dalam Samsunuwiyati Mar’at (2011: 141) mendefinisikan permainan

sebagai “A non serious and self-contained actifity engaged in for the sheer satisfaction it

brings. “Permainan bagi anak-anak adalah suatu bentuk aktifitas yang menyenangkan yang

dilakukan semata-mata untuk aktifitas itu sendiri, bukan karena ingin memperoleh sesuatu

yang dihasilkan dari aktivitas tersebut. Karena anak-anak lebih tertarik pada proses saat

melakukan permainan daripada hasil yang diperoleh. Schwartzman dalam Samsunuwiyati

Mar’at (2011: 141). Dalam tatanan pendidikan Taman Kanak-Kanak, bermain dapat

digambarkan sebagai suatu rangkaian kesatuan yang berujung pada bermain bebas, bermain

dengan bimbingan dan berakhir pada bermain dengan diarahkan. Bermain bebas dapat

didefinisikan sebagai suatu kegiatan bermain dimana anak mendapat kesempatan melakukan

berbagai pilihan alat dan mereka dapat memilih bagaimana menggunakan alat tersebut.

Bermain dengan bimbingan, model bermain dimana guru memilih alat permainan dan

diharapkan anak-anak dapat memilih guna menemukan konsep (pengertian tertentu). Bermain

diarahkan, guru mengajarkan bagaimana cara menyelesaikan suatu tugas yang khusus.

Soemiarti Patmonodewo (2000: 103).

Bermain merupakan tuntutan dan kebutuhan yang esensial bagi anak TK. Melalui

bermain anak akan dapat memuaskan tuntutan dan kebutuhan perkembangan dimensi

motorik, kognitif, kreatifitas, bahasa, emosi, sosial, nilai, dan sikap hidup. Alat permainan

adalah alat yang digunakan oleh anak untuk memenuhi naluri permainannya dan memiliki

berbagai macam sifat, seperti bongkar pasang, mengelompokkan, memadukan, mencari

padanannya, merangkai, membentuk, mengetok, meyempurnakan desain, atau menyusun

sesuai bentuk utuhnya. Anggani Sudono (2000:7)

Page 10: upaya meningkatkan kemampuan berbahasa melalui permainan ...

7

Permainan ular tangga adalah permainan yang tergolong sudah tua. Permainan ini

diciptakan pada tahun 1870. Bentuknya sangat sederhana, yakni berupa permainan papan

yang dimainkan oleh 2 orang atau lebih. Papan permainan dibagi dalam kotak-kotak kecil dan

di beberapa kotak digambari sejumlah “tangga“ dan “ular“ yang menghubungkan dengan

kotak lain. Tidak ada papan permainan standar dalam ular tangga. Setiap orang dapat

menciptakan papan mereka sendiri dengan jumlah kotak,ular dan tangga yang berlainan

sesuai keinginan mereka. Cahyo (2011: 51). Permainan ular tangga adalah suatu alat

permainan yang digunakan oleh guru dengan menggunakan papan ular tangga yang terdapat

gambar yang akan dipasangkan sesuai dengan tulisan yang ada pada dadu kata.

Melalui kegiatan bermain dapat melatih kemampuan berbahasa anak yaitu dengan

cara mendengarkan dan melakukan perintah secara urut, memahami simbol benda-benda di

sekitar dan memahami aturan permainan yang sudah disepakati bersama teman. Menurut

moeslichatoen (2011:34-36) fungsi bermain antara lain sebagai berikut:

a) Mempertahankan keseimbangan

Kegiatan bermain dapat membantu penyaluran kelebihan tenaga. Setelah melakukan

kegiatan bermain anak memperoleh keseimbangan dengan antara kegiatan dengan

menggunakan kekuatan tenaga dan kegiatan yang memerlukan ketenangan.

b) Menghayati berbagai pengalaman yang di peroleh dari kehidupan sehari-hari.

Fungsi bermain sebagai sarana untuk menghayati kehidupan sehari-hari ini berguna

untuk menumbuhkan kebiasaan pada anak. Anak akan mengenal berbagai profesi

yaitu dengan memahami peristiwa yang ada pada kehidupan sehari-hari. Dengan

pengalaman yang diperoleh saat anak sakit maka pergi ke rumah sakit akan

mendorong anak untuk bermain peran menjadi dokter kecil.

c) Mengantisipasi peran yang akan dijalani di masa yang akan datang.

Page 11: upaya meningkatkan kemampuan berbahasa melalui permainan ...

8

Pada kegiatan bermain, anak berpura-pura memerankan seorang ayah. Kegiatan

tersebut merupakan upaya untuk mempersiapkan anak melaksanakan peran tersebut di

masa yang akan datang.

d) Menyempurnakan ketrampilan-ketrampilan yang di pelajari.

Dengan bermain dapat meningkatkan anak dalam ketrampilan kognitif, ketrampilan

bahasa, berhitung, mengenal lingkungan sosial dan fisik, membandingkan,

mengumpulkan dan membuat generalisasi.

e) Menyempurnakan ketrampilan memecahkan masalah.

Anak dapat menggunakan kegiatan bermain sebagai sarana untuk memecahkan

masalah intelektualnya. Dengan bermain anak dapat menyalurkam rasa ingin tahu,

sebagai contoh anak akan memahami bagai mana cara merawat tanaman agar tidak

layu maka tanaman harus diberi air.

f) Meningkatkan ketrampilan berhubungan dengan anak lain.

Melalui kegiatan bermain anak dapat memperoleh kesempatan untuk meningkatkan

ketrampilan berbahasa seperti bagaimana menghindari pertentangan dengan teman,

tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, berbagi kesempatan menuntut hak

dengan cara yang dapat diterima, mengkomunikasikan keinginan dan mengetahui cara

mengungkapkan perasaan dan kebutuhan anak.

Rubin dalam Tedjasaputra (2001:28) mengemukakan tahapan perkembangan bermain pada

anak-anak adalah sebagai berikut:

a) Bermain fungsional

Kegiatan bermain ini dapat dilakukan dengan alat permainan atau dengan ide-ide

permainan. Contoh: permainan tebak nama.

b) Bangun membangun

Dalam kegiatan bermain ini anak membentuk sesuatu dengan balok kayu dan plastisin.

Page 12: upaya meningkatkan kemampuan berbahasa melalui permainan ...

9

c) Bermain pura-pura

Anak bermain memerankan tokoh kartun dan menirukan kegiatan orang di sekitarnya.

d) Permainan dengan peraturan

Dalam kegiatan bermain ini anak sudah memahami dan bersedia memahami aturan

permainan . Aturan permainan pada awalnya diikuti anak berdasarkan yang diajarkan

orang lain, contoh permainan yaitu permainan kasti, permainan ular tangga dan monopoli.

Dalam pelaksanaan permainan ular tangga ini ada beberapa hal yang harus dipersiapkan

yaitu:

a) Permainan Ular Tangga

1) Bahan

Print gambar ular tangga di Kertas karton berukuran A3 yang digunakan sebagai papan

permainan ular tangga, gambar bulan gambar bintang, gambar matahari, pion dan dadu kata.

2) Prosedur Permainan

a) Guru menjelaskan tentang aturan permainan ular tangga.

b) Anak dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 2-3 anak.

c) Dalam menentukan urutan bermain bisa menggunakan cara suit atau hompimpa.

d) Anak yang mendapatkan urutan pertama melempar dadu dan menjalankan pion

menuju kotak gambar yang sesuai dengan kata pada dadu yang diperoleh saat

melempar dadu.

e) Setelah selesai, dilanjutkan dengan pemain kedua dan selanjutnya sesuai dengan

urutan.

f) Ketika pion berhenti pada kotak yang terdapat gambar tangga, maka anak

menjalankan pion keatas sesuai dengan gambar tangga tersebut.

g) Apabila pion berhenti pada kotak yang terdapat gambar ular, maka anak menjalankan

pion kebawah sesuai dengan gambar ular tersebut.

Page 13: upaya meningkatkan kemampuan berbahasa melalui permainan ...

10

h) Anak yang memenangkan permainan adalah anak yang menjalankan pion sampai ke

kotak finish.

b) Permainan Ular Tangga Besar

1) Bahan

Evamat berukuran 30x30 yang dirangkai menjadi sebuah papan ular tangga besar, dadu kata

berukuran besar, gambar ( gambar bulan,gambar bulan gambar matahari, angka, ular dan

tangga) yang ditempel pada evamat.

2) Prosedur Permainan.

a) Guru menjelaskan dan memberi contoh cara bermain ular tangga besar.

b) Anak dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 2-3 anak.

c) Urutan bermain ditentukan dengan hompimpa atau suit.

d) Anak yang mendapat urutan pertama, melempar dadu dan berjalan menuju gambar

pada permainan ular tangga besar sesuai dengan kata yang ada pada dadu kata.

e) Setelah pemain pertama selesai dilanjut dengan pemain kedua dan seterusnya sesuai

urutan.

f) Jika anak berhenti pada kotak yang terdapat gambar tangga, maka anak naik ke kotak

yang diatas.

g) Jika anak berhenti pada kotak yang terdapat gambar ular, maka anak turun ke kotak

yang di bawah.

h) Anak yang memenangkan permainan adalah anak yang pertama sampai di kotak

finish.

Kerangka pemikiran

a) kondisi awal : kemampuan berbahasa anak belum optimal, dalam pembelajaran di

kelas anak mengerjakan LKA (Lembar Kerja Anak). b) langkah tindakan : pemecahan

masalah dengan menggunakan permainan ular tangga untuk meningkatkan

Page 14: upaya meningkatkan kemampuan berbahasa melalui permainan ...

11

kemampuan berbahasa anak. c) kondisi akhir : dengan menggunakan permainan ular

tangga, dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak.

Hipotesis

Berdasarkan hasil tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran tersebut maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut : “Ada peningkatan kemampuan berbahasa malalui permainan ular

tangga pada anak kelompok B (Kelompok Salman) RA Taqiyya Kartasura Sukoharjo tahun

ajaran 2011/2012“.

Metode penelitian

Tempat yang digunakan peneliti untuk melakukan penelitian adalah RA Taqiyya Kartasura,

Surakarta. Sekolah ini beralamat di Mangkubumen, Rt 02/Rw 01 Ngadirejo Kartasura

Sukoharjo. Subyek penelitian ini adalah anak kelompok B (Kelompok Salman) di RA

Taqiyya Kartasura Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012 dengan jumlah 11 anak. Jenis

penelitian ini merupakan PTK atau Classroom Action Researh (CAR). Penelitian ini

dilakukan melalui proses kerja kolaborasi antara guru kelas dan peneliti. Penelitian tindakan

kelas merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dimulai dari: perencanaan, pelaksanaan,

pengumpulan data, menganalisis data atau informasi untuk memutuskan sejauh mana

kelebihan dan kelemahan tindakan tersebut. PTK bercirikan perbaikan terus menerus

sehingga kepuasan peneliti menjadi tolak ukur berhasilnya (berhentinya) siklus-siklus

tersebut. Dalam penelitian tindakan kelas, peneliti melakukan suatu tindakan yang secara

khusus diamati terus-menerus kemudian diadakan pengubahan terkontrol sampai pada upaya

maksimal dalam bentuk tindakan yang paling tepat. Penelitian ini menggunakan data primer

dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber pertama melalui

prosedur dan tehnik pengambilan data yang berupa wawancara, observasi dan penggunaan

Page 15: upaya meningkatkan kemampuan berbahasa melalui permainan ...

12

instrument pengukuran yang khusus dirancang sesuai dengan tujuan penelitian. Data

sekunder yaitu data yang diperoleh dari data dokumentasi dan arsip resmi. Azwar (2010:36).

Teknik analisis data pada penelitian ini adalah dengan cara deskriptif kualitatif. Data

kualitatif adalah data yang bersifat deskripsi, keterangan, informasi, kata-kata bukan bersifat

angka-angka. Rubiyanto (2009:77). Dalam penelitian tindakan kelas ini, analisis data

kualitatif dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data dan penyimpulan.

Instrument penelitian

Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan untuk mencatat atau mendapatkan data yang

diperlukan. Dalam Penelitian ini instrument yang digunakan yaitu: observasi dan

dokumentasi.

Indikator pencapaian

Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian yaitu terjadi Peningkatan Kemampuan

Berbahasa Melalui Permainan Ular Tangga pada Anak Kelompok B ( kelompok Salman) di

RA Taqiyya Kartasura Sukoharjo sebesar 75% pada Tahun Ajaran 2011/2012.

Hasil penelitian

Sebelum melakukan tindakan peneliti melakukan observasi prasiklus yaitu dengan

melakukan pengamatan untuk mengetahui kemampuan berbahasa anak sebelum tindakan.

Penelitian tindakan ini dilaksanakan pada kelompok B dengan jumlah murid 11 anak. Pada

observasi prasiklus diperoleh hasil dengan prosentase 41,5%. Kemampuan berbahasa anak

pada pelaksanaan siklus I sudah meningkat dibandingkan dengan sebelum ada tindakan,

dengan prosentase 63,5%. Prosentase tersebut belum mencapai target dan dilanjutkan pada

siklus II. Kesimpulan yang dapat diambil dari keseluruhan tindakan yang telah dilakukan

Page 16: upaya meningkatkan kemampuan berbahasa melalui permainan ...

13

pada siklus I ini adalah masih perlu diadakan perbaikan pada siklus selanjutnya karena semua

indikator belum mencapai prosentase yang sudah ditetapkan. Rencana tindakan I perlu

diperbaiki, dan hasilnya akan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan tindakan siklus II.

Beberapa perbaikan yang akan dilakukan adalah 1) dalam pertemuan selanjutnya akan

diberikan variasi berupa permainan ular tangga besar dari evamat untuk meningkatkan

kemampuan berbahasa anak 2) guru perlu memberikan motivasi kepada anak 3) guru perlu

memberikan yel-yel yang menarik 4) guru akan memberikan reward berupa dadu kata.

Tindakan siklus II diperoleh prosentase 82,5 %. Kesimpulan pada tindakan siklus II yaitu

kemampuan berbahasa anak meningkat dibandingkan sebelum ada tindakan dan

dibandingkan pada pelaksanaan siklus I. Hasil penelitian sudah mencapai prosentase yang

ditetapkan. Hasil penelitian menjelaskan adanya peningkatan dengan hipotesis “Ada

peningkatan kemampuan berbahasa malalui permainan ular tangga pada anak kelompok B

(Kelompok Salman) RA Taqiyya Kartasura Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012“.

Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak.

Peningkatan kemampuan berbahasa dapat dilihat dari hasil pengamatan, dimulai dari hasil

pengamatan pra siklus di RA Taqiyya Kartasura Sukoharjo pada kelompok B (kelompok

Salman) kemampuan berbahasa anak mencapai 41,5%. Tindakan siklus I peningkatan

kemampuan berbahasa pada anak mencapai 63,5%, hasil tersebut masih belum memenuhi

prosentase yang sudah ditetapkan sehingga dilaksanakan siklus II dengan perkembangan

kemampuan berbahasa mencapai 82,5%.

Page 17: upaya meningkatkan kemampuan berbahasa melalui permainan ...

14

Kesimpulan

Berdasarkan seluruh pembahasan pada skripsi ini dapat diambil kesimpulan bahwa untuk

meningkatkan kemampuan berbahasa anak kelompok B (kelompok salman) di RA Taqiyya

Kartasura Sukoharjo dapat dilakukan dengan menggunakan permainan ular tangga.

Prosentase kemampuan berbahasa anak sebelum tindakan 41,5%, Siklus I 63,5%, Siklus II

82,5%.

Saran

1) Terhadap guru kelas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan untuk menggunakan

permainan yang kreatif dan inovatif dalam peningkatan kemampuan berbahasa anak.

2) Terhadap Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengaruh untuk meningkatkan

kemampuan berbahasa anak melalui permainan ular tangga.

3) Terhadap Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk meningkatkan

kualitas dari proses dan hasil pembelajaran.

4) Terhadap peneliti berikutnya

Dalam penelitian selanjutnya dapat melakukan tindakan yang serupa dengan

penelitian ini terutama penggunaan media permainan ular tangga pada anak untuk

meningkatkan kemampuan lain yang ada pada anak. Dalam penelitian ini masih

banyak kekurangan yang harus diperbaiki.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad. 2004. perkembangan peserta didik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka

Cipta.

Azwar, Saifuddin. 2010. Metode penelitian.Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Page 18: upaya meningkatkan kemampuan berbahasa melalui permainan ...

15

Cahyo, Agus N. 2011. Gudang Permainan Kreatif Khusus Asah Otak Kiri Anak. Yogyakarta:

FlashBooks.

Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Depdiknas. 2004. Kurikulum Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Depdiknas.

Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Depdiknas. 2010. Kurikulum Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Depdiknas.

Hurlock. 2001. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Kartono, Kartini. 1995. Psikologi Anak. Bandung: Mandar Maju.

Mar’at, Samsunuwiyati. 2011. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Marwanti, Siti. 2011. “Upaya meningkatkan kemampuan berbahasa anak melalui permainan

kaleng bersuara di taman-kanak islam bakti VI kelompok A“. Skripsi. Surakarta:

UMS(Tidak Dipublikasikan)

Moeslichatoen. 2011. Metode pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Patmonodewo, Soemiarti. 2000. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta : Rineka Cipta.

Rubiyanto, Rubino. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: Universitas

Muhammadiyah Surakarta Perss.

Santrock. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Setyaningsih, Nurjanah Dwi. 2010. “ Pengembangan Kemampuan Berbahasa Melalui

Permainan Tebak Nama di TK Aisyiyah Cabang Blimbing

Polokarto,Sukoharjo“Skripsi.Surakarta: UMS (TidakDipublikasikan)

Siantayani, Yulianti. 2011. Persiapan Membaca Bagi Balita. Yogyakarta: Krizter Publisher.

Sudono, Anggani 1995. Alat Permainan dan Sumber Belajar TK. Jakarta: Depdikbud.

Sutama. 2010. Penelitian Tindakan. Semarang: Surya offset.

Tedjasaputra, Mayke S. 2001. Bermain, Mainan dan Permainan. Jakarta: PT Gramedia.

Yunanto, Sri Joko. 2004. Sumber Belajar Anak Cerdas. Jakarta: Grasindo.

Zulkifli. 1992. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.