1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi umum perkembangan perbankan dan sistem pembayaran mengonsentrasikan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK), pertumbuhan kredit, dan sistem pembayaran tunai. Kontradiksi signifikan terjadi ketika sebuah penelitian menyebutkan kekayaan negara yang disertakan dalam persero adalah kekayaan persero itu sendiri dan berdasarkan hukum, baik itu unifikasi maupun adopsi hukum, kekayaan yang disertakan, adalah sebagai government linked company. Adalah kekayaan perusahaan tersebut akibat ditempatkannya kekayaan negara pada persero maka tidak lagi tunduk pada prinsip-prinsip anggaran pemerintah belanja negara (APBN) atau anggaran pemerintah belanja daerah (APBD), melainkan prinsip good corporate governance (GCG), kontrak-kontrak yang dibuat oleh persero berlaku bagi persero, bukan negara, sehingga ketaatan oleh persero terhadap ketentuan kontrak dan tanggung jawab yang muncul akibat kontrak menjadi tanggung jawab persero. Oleh karenanya utang yang muncul menjadi akibat kontrak persero tersebut menjadi piutang persero, bukan piutang negara. Namun demikian, dalam pelaksanaannya seringkali terjadi inkonsistensi perlakuan terhadap persero (misalnya audit finansial dan persero tidak bisa menjadi penjamin bagi perusahaan lainnya). Intervensi seperti past reserves dan dampak keleluasaan berkontrak menjadi implikasi perbankan menyebutkan perlambatan yang mereka alami. Terdapat banyak bukti yang menunjukan bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia menghadapi kendala kredit.
81
Embed
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kondisi umum perkembangan perbankan dan sistem pembayaran
mengonsentrasikan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK), pertumbuhan kredit,
dan sistem pembayaran tunai. Kontradiksi signifikan terjadi ketika sebuah
penelitian menyebutkan kekayaan negara yang disertakan dalam persero adalah
kekayaan persero itu sendiri dan berdasarkan hukum, baik itu unifikasi maupun
adopsi hukum, kekayaan yang disertakan, adalah sebagai government linked
company. Adalah kekayaan perusahaan tersebut akibat ditempatkannya kekayaan
negara pada persero maka tidak lagi tunduk pada prinsip-prinsip anggaran
pemerintah belanja negara (APBN) atau anggaran pemerintah belanja daerah
(APBD), melainkan prinsip good corporate governance (GCG), kontrak-kontrak
yang dibuat oleh persero berlaku bagi persero, bukan negara, sehingga ketaatan
oleh persero terhadap ketentuan kontrak dan tanggung jawab yang muncul akibat
kontrak menjadi tanggung jawab persero. Oleh karenanya utang yang muncul
menjadi akibat kontrak persero tersebut menjadi piutang persero, bukan piutang
negara. Namun demikian, dalam pelaksanaannya seringkali terjadi inkonsistensi
perlakuan terhadap persero (misalnya audit finansial dan persero tidak bisa
menjadi penjamin bagi perusahaan lainnya). Intervensi seperti past reserves dan
dampak keleluasaan berkontrak menjadi implikasi perbankan menyebutkan
perlambatan yang mereka alami. Terdapat banyak bukti yang menunjukan bahwa
perusahaan-perusahaan di Indonesia menghadapi kendala kredit.
2
Hal ini membawa implikasi yang signifikan terhadap jenis-jenis investasi
yang ada didalam ekonomi, terutama pada perusahaan-perusahaan inovatif yang
umumnya memiliki aliran kas negatif pada tahap-tahap awal operasinya, dan
membutuhkan pembiayaan dari bank dan non bank untuk bertumbuh dan
menciptakan pekerjaan-pekerjaan berkualitas tinggi. Kendala kredit yang
dihadapi oleh perusahaan-perusahaan mencerminkan tidak dalamnya pasar
keuangan Indonesia. Namun demikian, potensi ancaman dari risiko pasar tersebut
terhadap perbankan masih relatif terbatas. Studi-studi sebelumnya menyatakan
bahwa pasar selalu bereaksi terlebih dahulu sebelum pengawas bertindak yang
mengindikasikan pencantuman bank pada daftar bank bermasalah tidak
menyebabkan timbulnya reaksi pasar signifikan (:metode pengungkapan
sukarela). Harus ada suatu kebijakan kepatuhan tertulis yang mengidentifikasi
masalah utama risiko kepatuhan yang dihadapi bank dan menjelaskan bagaimana
bank bermaksud mengendalikannya. Bagaimanapun juga nasabah adalah hal
yang sangat penting dari kegiatan operasional perbankan, hal inilah yang
menjadikan bank semakin gencar untuk memberikan layanan terbaik berupa
priority banking. Oleh karenanya, pada sambutan kepala eksekutif pengawas
pasar modal otoritas jasa keuangan (OJK) sebagai ketua pengarah annual report
awards (ARA) tahun 2015, Nurhaida, menyatakan keikutsertaan Bank Sumsel
Babel dalam acara penghargaan ARA untuk kategori badan usaha milik daerah
(BUMD) Non Listed ini, adalah bentuk kesediaan perusahaan untuk memperoleh
masukan atas kinerja perusahaan, juga sebagai media komunikasi yang efektif,
termasuk memperlihatkan prospek perusahaan ke depan (15/9/2015).
3
Priority banking menjadi strategi yang digunakan oleh bank untuk
menarik lebih banyak nasabahnya. Semakin baik priority banking yang diberikan
kepada nasabah maka semakin mudah bank untuk menarik mereka menjadi
pelanggan tetap. Dengan adanya layanan banking yang begitu banyak dan
memudahkan nasabah, apakah bank berharap bisa lebih meningkatkan pendapatan
selain untuk meningkatkan jumlah pelanggannya?, dan adakah suatu pendekatan
manajemen yang dapat meningkatkan nilai BUMD sebagai perusahaan?.
1.1.1. Perumusan Masalah
1.1.1.1. Asimetri Informasi
Ketika timbul asimetri informasi, apakah transaksi dengan pihak terkait
umumnya dilakukan oleh direksi atau pemegang saham pengendali dengan pihak
terkait diantara mereka sendiri dengan menggunakan wewenangnya dapat
memengaruhi kondisi transaksi agar sesuai dengan tujuan pribadi?.
1.1.1.2. Karakteristik Perusahaan
Semakin banyak jumlah nasabah yang dimiliki bank, semakin banyak
pendapatan yang akan diperoleh dari biaya administrasi yang dikeluarkan oleh
bank selama per bulan. Sehingga meningkatnya pendapatan dari biaya
administrasi ini akan dapat memberikan dampak terhadap pertumbuhan laba bank,
maka apakah bank selalu dihadapkan pada dilema, yaitu antara pemeliharaan
likuiditas atau peningkatan earning power?.
4
1.1.1.3. Pengungkapan Sukarela
Semakin tinggi rasio utang dan modal semakin rendah pengungkapan
sosialnya karena semakin tinggi tingkat leverage, maka semakin besar
kemungkinan perusahaan akan melanggar perjanjian kredit. Sehingga perusahaan
harus menyajikan laba yang lebih tinggi pada saat sekarang dibandingkan laba di
masa depan, dan apakah pengungkapan sukarela menyebabkan investor dapat
lebih baik dalam menilai kemampuan perusahaan menciptakan kekayaan di masa
datang?.
1.1.1.4. Rasio Likuiditas
Pendapatan bunga dan pemberian kualitas jasa sangat baik sebagai sarana
menarik nasabah baru atau meningkatkan jumlah nasabah, maka apakah semakin
tingginya likuiditas suatu bank dapat menjadi tolok ukur keberhasilan manajemen
bank untuk memperoleh keuntungan yang tinggi?.
1.1.1.5. Service Recovery
Akhir dari perusahaaan yang kehilangan sales dan profit menyebabkan
nasabah akan keluar atau dilakukan tindakan yang menenangkan ketidakpuasan
nasabah, maka usaha apa yang dilakukan oleh perusahaan untuk merespon
keluhan dan persepsi kepuasan pelanggan?.
5
1.1.1.6. Word of Mouth
Model pemrosesan kognitif dari pengambilan keputusan menunjukan
bahwa suatu evaluasi menyeluruh dibentuk ketika nasabah mengintegrasikan
pengetahuan, arti, atau kepercayaan tentang konsep sikap. Tujuan proses integrasi
ini adalah untuk menganalisis relevansi pribadi dari konsep word of mouth dan
menentukan apakah itu menyenangkan atau tidak menyenangkan, maka apakah
hubungan mutualisme dapat menguntungkan perusahaan maupun konsumen,
memastikan konsumen berulang kali memiliki kemungkinan yang lebih besar
untuk merasa terpuaskan, dan pegawai yang berurusan dengan konsumen yang
puas cenderung lebih menikmati pekerjaannya, melakukan pekerjaannya dengan
lebih baik, dan tetap bekerja di perusahaan tersebut?.
Maka berdasarkan penyusunan batasan-batasan variabel tersebut diatas,
pencapaian sasaran dalam perumusan masalah, adalah sebagai berikut:
1) Bagaimanakah pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan
sukarela Bank Sumsel Babel?,
2) Bagaimanakah pengaruh asimetri informasi terhadap karakteristik Bank
Sumsel Babel?,
3) Bagaimanakah pengaruh asimetri informasi terhadap pengungkapan
sukarela Bank Sumsel Babel?,
4) Bagaimanakah pengaruh service recovery terhadap word of mouth Bank
Sumsel Babel?,
5) Bagaimanakah hubungan word of mouth memoderasi karakteristik Bank
Sumsel Babel?,
6
6) Bagaimanakah hubungan word of mouth memoderasi pengungkapan
sukarela Bank Sumsel Babel?,
1.1.1.7. Tujuan Penelitian
Berdasarkan regionalisasi variabel yang teridentifikasi dan kurikulum
berbasis kompetensi yang membutuhkan kuantifikasi maka tujuan penelitian ini
disebutkan dalam beberapa persepsi sebagai berikut:
1) Mempelajari kemampuan daya saing terhadap industri perbankan di
wilayah Bank Sumsel Babel,
2) Mempelajari kemampuan manajemen dalam meningkatkan
pendayagunaan sumber daya Bank Sumsel Babel,
3) Pengukuran risiko dari hasil investasi yang dilakukan terhadap produk
produk perbankan Bank Sumsel Babel,
1.2. Manfaat Penelitian
Sumber daya yang terbatas mensinyalkan bahwa pemerintah harus
menerapkan pengelolaan finansial, sosial, dan lingkungan yang bijaksana, dan
membuat keputusan dan kebijakan-kebijakan yang memrioritaskan terciptanya
pengadaan pelayanan terhadap masyarakat yang memenuhi kebutuhan dan
harapan masyarakat.
7
Relatif kebutuhan perusahaan pada go public-nya, mensinyalkan
keinginan untuk mendapatkan dana modal bagi perusahaan dan juga menciptakan
sebuah pasar publik dimana pendiri dan pemilik saham lainnya dapat menukar
beberapa saham kekayaannya kedalam bentuk tunai di masa mendatang. Dengan
dana masyarakat atau utang, pihak bank akan dimonitor oleh deposan, sehingga
bank akan bekerja hati-hati. Hal ini mengindikasikan bahwa pembatasan
simpanan sangat diperlukan agar disiplin pasar berlaku di suatu negara. Oleh
karena itu, Bank Sumsel Babel harus menentukan bagaimana pengadaan tersebut
akan terjadi dan apa yang diperlukan untuk mewujudkan pengadaan tersebut.
Pula mempertimbangkan komponen-komponen berikut ini, (a) perencanaan dan
strategi dalam pengadaan pelayanan, termasuk jangka hidup operasional dan
pengelolaan aset, (b) memastikan kebutuhan bangunan aset baru maupun lama, (c)
alokasi dan pemantauan anggaran secara rutin, dan (d) kemampuan organisasi
dalam mengakses dan meningkatkan hubungan kemitraan sosial dan organisasi
lain.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka kebijakan riset dirumuskan
kepada manfaat-manfaat ilmiah dan praktis berikut ini:
1) Manfaat Ilmiah:
Status tidak go public terkait sistem, hukum, dan ketentuan kelembagaan
menjadikan Bank Sumsel Babel sebagai kajian permasalahan hukum yang
mungkin timbul dari pengaturan kepailitan bank yang berbeda-beda.
8
Khususnya adalah tidak dapat dilaksanakannya suatu putusan kepailitan
dari pengadilan suatu negara atas kepailitan bank yang mempunyai kreditur dan
aset di luar negara tersebut dikarenakan tidak diakuinya putusan kepailitan bank
tersebut oleh negara lainnya.
Harmonisasi hukum khususnya terkait dengan pengaturan cross border
insolvency. Harmonisasi ketentuan insolvency atau kepailitan bank tersebut
merupakan salah satu infrastruktur penunjang yang diperlukan apabila nantinya
disepakati akan beroperasi qualified ASEAN banks secara lintas batas di kawasan
ASEAN dan akan melengkapi infrastruktur lain yang diperlukan seperti cross
border bank supervision dan cross border bank resolution.
2) Manfaat Praktis:
Memberikan kajian bagi deposan dalam pengambilan keputusan
menghukumi perbankan, khususnya Bank Sumsel Babel melalui persepsi-persepsi
berikut ini:
a. Consumer Banking, adalah jasa-jasa keuangan yang diberikan oleh bank
kepada nasabah perorangan dan umum namun dengan tidak mengacuhkan
tingkat kekayaan dari orang yang dilayaninya,
b. Corporate Banking, adalah jasa-jasa keuangan yang diberikan oleh bank
kepada nasabah yang berupa perusahaan,
9
c. Private Banking, adalah jasa-jasa keuangan dan jasa-jasa lain kepada
orang-orang kaya, terutama dengan bertindak sebagai penasihat keuangan
(financial advisor), estate planner, dan credit source dalam rangka
mengupayakan kebutuhan kredit kepada nasabahnya, dan manajer
investasi (investment manager) yang bertugas menginvestasikan dan
mengelola investasi nasabah, dan
d. Pendekatan Aset, sebagai konsekuensi dari perbankan yang mengambil
risiko tinggi dengan cara melakukan migrasi atau menarik dananya.
10
1.3. Sistematika Penelitian
Gambar 1.1. Sistematika Penelitian
TAHAP 1 Studi Empiris
TAHAP 2 Perumusan Masalah
TAHAP 3 Hipotesis
TAHAP 4 Metodologi Penelitian Menentukan Variabel
TAHAP 5 Menyusun Instrumen
Mengumpulkan Data
Analisis Data
Rumusan H0 Dan H1
Memilih Pendekatan
Taraf Nyata
Uji Hipotesis
Aturan Pengambilan Keputusan
Mengambil Sampel Dan Keputusan
Tidak Menolak H0
Menolak H0 dan Menerima H1
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Pengertian Bank
Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
usahanya. Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan
penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan
dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah
peningkatan taraf hidup rakyat banyak (Bank Bersubsidi Yang Membebani,2008).
2.1.2. Definisi Bank
1) Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
masyarakat,
2) Bank Konvensional adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya
secara konvensional dan berdasarkan jenisnya terdiri atas bank umum
konvensional (BUK) dan bank perkreditan rakyat (BPR), dan
3) Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank umum
syariah (BUS) dan bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS) (Bank
Bersubsidi Yang Membebani, ibid.,)
12
2.1.3. Karakteristik Perusahaan
Karakteristik perusahaan merupakan ciri-ciri dari suatu perusahaan yang
menggambarkan bentuk badan usaha yang dapat dilihat dari struktur modal,
peraturan dan prosedur pendirian, perubahan, pembubaran, dan size, serta status
kepemilikan modal. Selain itu, karakteristik perusahaan dapat pula diukur dengan
membedakan kelompok industri yaitu high profile dan low profile (Utomo, 2000).
Identifikasi dan pengukuran berbagai spektrum risiko likuiditas sebagai
karakteristik perusahaan dapat dipantau dengan early warning indicators yakni,
(a) kualitas aset yang memburuk, (b) penurunan kinerja profitabilitas, interest
margin, dan kinerja keuangan, dan (c) informasi publik yang negatif.
Bagaimana perusahaan dapat memastikan bahwa sinyal yang
diberikannya dianggap kredibel oleh investor, di saat yang sama perusahaan lain
juga berusaha memberikan sinyal yang baik? Agar sinyal tersebut dipandang
kredibel bagi pengguna, sinyal tersebut harus tidak mudah serta menimbulkan
biaya jika ditiru oleh perusahaan lain.
2.1.3.1. Asimetri Informasi
Asimetri informasi merupakan kondisi dimana suatu pihak memiliki
informasi yang tidak diketahui pihak lain sehingga beberapa konsekuensi tertentu
hanya akan diketahui oleh suatu pihak tanpa diketahui pihak lain yang juga
memerlukan informasi tersebut (Komalasari, 2000).
13
2.1.4. Pengungkapan Sukarela
Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan butir-butir yang dilakukan
secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh standar atau peraturan
yang berlaku (Naim dan Rakhman, 2000: 73). Mengasumsikan insentif untuk
memberikan sinyal informasi pada pasar modal, teori sinyal memprediksi bahwa
perusahaan akan mengungkapkan lebih banyak dari yang diharuskan.
Konsekuensi logis dari teori sinyal adalah ada banyak insentif kepada seluruh
manajer untuk memberikan sinyal harapan keuntungan masa depan. Berdasarkan
pengeluaran informasi, laporan keuangan yang disajikan perlu disertai dengan
informasi-informasi pendukung yang sering kali disebut dengan istilah
pengungkapan (disclosure) agar laporan keuangan yang disajikan mudah
dipahami dan tidak menimbulkan salah interpretasi dalam menafsirkan laporan
keuangan.
2.1.5. Service Recovery
Service recovery adalah tindakan spesifik yang dilakukan perusahaan
untuk memastikan pelanggan menerima layanan pada tingkat yang reasonable
setelah terjadinya permasalahan yang mengganggu layanan yang normal (Lewis
and Spyrakopoulos, 2001). Proses yang menambah business value adalah
aktivitas yang dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan menjalankan bisnis yang
hidup.
14
2.1.6. Word of Mouth
Tjiptono (2002) mendefinisikan word of mouth (WOM) sebagai
pernyataan (secara personal atau non personal) yang disampaikan oleh orang lain
selain organisasi (service provider) kepada pelanggan. WOM dibedakan menjadi
2 (dua) jenis, yaitu (a) organic word of mouth, tercipta ketika seorang konsumen
yang puas terhadap sebuah produk dengan sukarela dan antusias, dan (b)
amplified word of mouth, didesain agar konsumen mau menceritakannya kepada
konsumen lain dengan membidik para opinion leaders yaitu pemuka pendapat
atau orang yang pendapatnya didengar dari para pembeli ahli (surrogate buyers).
2.2. Penelitian Terdahulu
2.2.1. Karakteristik Perusahaan
Tabel 2.1. Hasil Penelitian Karakteristik Perusahaan
Nama Peneliti Variabel Hasil Penelitian
Simanjuntak
&
Widiastuti
(2004)
Return on
Equity
&
Net Profit
Margin
Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan sukarela.
Douma S,
Rejie George
&
Rezaul Kabir
(2002)
&
Atif Mian
(2003)
Non
Performing
Loan,
Loan to
Deposit Ratio
&
Biaya Ekuitas
Struktur kepemilikan domestik secara
signifikan berpengaruh negatif terhadap
struktur modal.
15
2.2.2. Pengungkapan Sukarela
Tabel 2.2. Hasil Penelitian Pengungkapan Sukarela
Nama Peneliti Variabel Hasil Penelitian
Endah Widayati
(2011)
Biaya
Keagenan
Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi.
2.2.3. Word of Mouth
Tabel 2.3. Hasil Penelitian Word of Mouth
Nama Peneliti Variabel Hasil Penelitian
Cleland (2000) Talking,
Selling &
Promoting
Word of mouth cenderung lebih efektif dalam
pemasaran sebuah produk.
Wang
&
Young (2003)
eBanking Pengaruh signifikan kualitas sistem dan
layanan terhadap niat menggunakan eBanking
dan merupakan konstruk yang menentukan niat
pengguna untuk menggunakan sistem
informasi baru.
2.2.4. Service Recovery
Tabel 2.4. Hasil Penelitian Service Recovery
Wirtz
&
Matilla (2003)
Service
Performance,
Kepuasan
Nasabah
&
Loyalitas
Nasabah
Distributive fairness, procedural fairness, dan
interactional fairness (service recovery)
terbukti mempunyai kontribusi pengaruh yang
signifikan terhadap word of mouth.
16
2.3. Kerangka Konseptual Penelitian
Gambar 2.2. Konsep Penelitian
2.4. Hipotesis
2.4.1. Karakteristik Perusahaan
1) Hipotesis Mayor:
Observasi langsung terhadap perusahaan-perusahaan bersangkutan,
sehingga memperoleh informasi yang lebih obyektif. Selain itu perlu
adanya pedoman baku tentang perusahaan sebagai pertimbangan bagi
badan yang berwenang untuk menetapkan jenis perusahaan yang tergolong
high profile dalam melakukan investasi.
H0 = karakteristik perusahaan berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap pengungkapan sukarela.
Kegiatan Usaha Bank Sumsel Babel
Laporan Keuangan Publikasi Laporan Laba Rugi Komprehensif
Kuesioner
Laporan Keuangan Publikasi Laporan Neraca
Rasio Keuangan Bank Sumsel Babel
Laporan Kinerja Bank Pembangunan Daerah (BPD) Konvensional
17
2) Hipotesis Minor:
a. Likuiditas (LIQUID):
Likuiditas merupakan tingkat kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban jangka pendek. Keadaan yang kurang atau
tidak likuid akan menyebabkan perusahaan tidak dapat melunasi
utang jangka pendek pada tanggal jatuh temponya. Hal ini
didasarkan pada harapan bahwa kuatnya finansial suatu perusahaan
akan cenderung memberikan pengungkapan yang lebih luas
daripada perusahaan yang kondisi finansialnya lemah.
H1 = likuiditas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap luas
pengungkapan sukarela.
b. Net Profit Margin (NPM):
Apabila net profit margin rasionya tinggi menunjukan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan
tertentu, sebaliknya kalau rasionya rendah menandakan penjualan
yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu. Hubungan antara
net profit margin terhadap pengungkapan sosial dapat dikaitkan
dengan perolehan laba yang semakin besar, yang akan membuat
perusahaan mengungkapkan informasi sosial yang lebih luas.
H1 = net profit margin berpengaruh positif signifikan terhadap
pengungkapan sukarela.
18
c. Asimetri Informasi:
1) Hipotesis Mayor:
Jika informasi private mengandung value relevance yang
tinggi, maka kontrak akan menjadi desain untuk lebih
mengutamakan manajemen laba yang efisien. Namun
demikian, kebijakan tersebut menyediakan alat yang penting
bagi manajer untuk menyesatkan pengetahuan para investor.
Jika informasi private tersebut tidak memiliki value relevance,
maka kontrak akan lebih mengutamakan manajemen laba yang
oportunistik. Kebijakan pengungkapan asimetri informasi dan
likuiditas dalam pasar ekuitas menghasilkan kesimpulan bahwa
pengungkapan informasi laporan keuangan (disclosure) yang
lebih baik dapat mengurangi asimetri informasi dan kemudian
menaikan likuiditas dalam pasar modal.
H0 = asimetri informasi berpengaruh positif signifikan terhadap
karakteristik perusahaan dan pengungkapan sukarela.
2) Hipotesis Minor:
a) Kepemilikan Manajerial (MO):
Untuk mengurangi konflik asimetri informasi dengan cara
meningkatkan kepemilikan manajerial yaitu, untuk
mensejajarkan kedudukan manajer dengan pemegang
saham sehingga manajer bertindak sesuai dengan keinginan
pemegang saham.
19
Peningkatan persentase kepemilikan, manajer akan
termotivasi untuk meningkatkan kinerja, dan
bertanggungjawab meningkatkan kemakmuran pemegang
saham. Peningkatan kepemilikan saham oleh manajer ini
akan berpengaruh terhadap keputusan kebijakan keuangan
ketika memanfaatkan kesempatan investasi. Pemegang
saham akan melakukan pengawasan terhadap manajemen
namun bila biaya monitoring tersebut tinggi maka mereka
akan menggunakan pihak ketiga (debtholders atau
bondholders) untuk membantu melakukan monitoring.
Debtholders yang sudah menanamkan dananya di
perusahaan dengan sendirinya akan berusaha melakukan
pengawasan terhadap penggunaan dana tersebut. Hal ini
terjadi karena kontrol yang besar dari pihak manajerial
menyebabkan mereka mampu melakukan investasi dengan
lebih baik sehingga memerlukan tambahan dana melalui
utang untuk pendanaannya. Ini membuktikan pemegang
saham yang sekaligus sebagai pengelola perusahaan
cenderung memilih kompensasi berupa gaji dan bonus atau
insentif jangka panjang lainnya dibandingkan dengan
dividen.
20
Adanya asimetri informasi membuat manajer lebih leluasa
bertindak dalam menentukan strategi capital structure
karena lebih menguasai informasi dalam perusahaan. Jika
perusahaan mengumumkan peningkatan dividen, maka
investor akan menganggap kondisi perusahaan saat ini dan
akan datang relatif baik dan sebaliknya. Hal ini
membuktikan asimetri informasi berpengaruh positif bagi
pendanaan perusahaan.
H1 = kepemilikan manajerial berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap karakteristik perusahaan dan
pengungkapan sukarela.
2.4.2. Pengungkapan Sukarela
1) Hipotesis Mayor:
Botosan (1997: 326) menyatakan bahwa pengukuran yang dilakukan atas
tingkat disclosure, dimana terbatas pada disclosure laporan tahunan, tidak
akan memberikan pengganti yang kuat untuk keseluruhan tingkat
disclosure ketika perusahaan dihadapkan dengan sejumlah besar analis dan
menggunakan para analis ini untuk berkomunikasi dengan pasar.
H0 = pengungkapan sukarela berpengaruh positif signifikan antara tingkat
disclosure terhadap biaya-biaya ekuitas.
21
2) Hipotesis Minor:
a. Struktur Kapital (CSE):
Bentuk capital structures disclosure merupakan informasi yang
bernilai bagi investor, yang dapat membantu mereka mengurangi
ketidakpastian mengenai prospek ke depan dan memfasilitasi ketepatan
penilaian terhadap perusahaan. Perusahaan lebih memilih untuk
meningkatkan salah satu komitmen karena manajemen menganggap
penerapan corporate governance merupakan garansi bagi investor,
serta dapat mengurangi biaya keagenan yang ditimbulkan oleh asimetri
informasi. Oleh karena itu, semakin besar dukungan finansial
perusahaan akan semakin banyak pengungkapan informasi termasuk
capital structures disclosure. Hal ini menjelaskan pengaruh positif
antara profitabilitas dan keluasan pengungkapan termasuk capital
structures disclosure.
H1 = struktur kapital berpengaruh positif tidak signifikan terhadap
pengungkapan sukarela.
22
2.4.3. Word of Mouth
1) Hipotesis Mayor:
Jasa dikatakan berkualitas bila jasa yang diterima relatif lebih memuaskan
daripada apa yang diharapkan pelanggan. Dalam proses tugas service
provider adalah, untuk menemukan penyelesaian dari faktor-faktor yang
mengakibatkan timbulnya kesenjangan, serta melakukan pemulihan gap
bahkan bila mungkin memberikannya kompensasi. Dibutuhkan waktu
yang lama melalui suatu proses pembelian yang berulang-ulang, yang
mengungkapkan perubahan loyalitas mempunyai pengaruh terhadap
pertumbuhan volume tabungan dan structured product. Selain itu,
awareness diperlukan untuk menarik nasabah baru tetapi dibutuhkan
loyalitas untuk pengembangan dalam mempertahankan nasabah tersebut.
Hal ini menegaskan word of mouth mengalami pengaruh positif bagi sales
person, rekomendasi produk, dan pelayanan bank .
H0 = karakteristik perusahaan dan pengungkapan sukarela berhubungan
positif terhadap word of mouth.
2) Hipotesis Minor:
a. Recall (talking):
Pengasosiasian dengan merek pengiklan sangat penting terutama pada
consumer goods karena kehadiran suatu merek akan menggambarkan
eksistensi merek tersebut diantara sekian banyak merek yang ada.
23
Bagi konsumen convenience goods, paparan merupakan legalitas
karena produk yang diiklankan pastilah telah melewati berbagai uji,
misalnya sertifikat halal. Sedangkan bagi konsumen shopping goods,
paparan merupakan penguat kebanggaan dan meredam disonansi
(perasaan tidak nyaman setelah membeli produk suatu merek). Berikut
asosiasi-asosiasi ini berupaya menyadarkan nasabah perihal recall
spesial yang exclusive dan personal:
(1) Membership card, kartu keanggotaan yang berfungsi sebagai
identitas bagi anda yang istimewa,
(2) Priority banking officer, nasabah prioritas dilayani secara istimewa
oleh priority banking officer professional,
(3) Meeting room (ultimates absolute recall), fasilitas ruang pertemuan
untuk menunjang kemudahan aktivitas anda yang istimewa,
(4) Airport executive lounge (second absolutes recall), fasilitas ruang
tunggu yang disediakan di berbagai bandara keberangkatan baik
domestik maupun internasional,
(5) Servis reservasi hotel (third absolutes recall), layanan pemesanan
hotel memudahkan anda yang istimewa untuk berkunjung ke
berbagai kota,
(6) Gratis majalah, fasilitas majalah yang kami persembahkan sesuai
pilihan anda yang istimewa, dan
24
(7) Pick up services (fourth absolutes recall), fasilitas untuk
memudahkan transaksi anda yang istimewa, baik penyetoran
maupun penarikan.
Pengasosiasian ini penting untuk mendapatkan dampak brand image
serta memasukan merek (awareness group) kedalam alternatif
sehingga memiliki peluang sebagai pilihan dalam tahap pencarian
informasi
H1 = recall on talking berpengaruh positif signifikan terhadap
karakteristik perusahaan.
b. eCommerce (selling):
Kriptografi atau enkripsi sangat meyakinkan untuk otentifikasi,
integritas, dan privasi dari transaksi-transaksi dan komunikasi
komunikasi yang memberikan keamanan bagi dunia digital.
eCommerce terklasifikasi sebagai karakteristik dari high risk product
dan high risk services, adalah produk dan jasa yang ditawarkan kepada
nasabah yang mudah dikonversi menjadi kas, atau yang dananya
mudah dipindah-pindahkan dari satu yurisdiksi ke yurisdiksi lainnya
dengan maksud mengaburkan asal-usul dana tersebut. Sebagai contoh
(a) electronic banking, (b) internet banking, (c) pemindahan dana, (d)
pemberian kredit atau pembiayaan dan pendanaan, atau (e) jual beli
valuta asing (bank notes).
H1 = selling (eCommerce) berpengaruh positif signifikan terhadap
word of mouth.
25
c. Signage (promoting):
Semakin sebuah produk dikenal, disimpan dalam ingatan dan diingat
oleh seseorang maka semakin besar kemungkinannya untuk dipilih dan
dibeli oleh konsumen. Konsumen akan lebih cenderung membeli
sebuah barang yang sudah dikenalnya secara baik, dalam hal ini
tingkat brand awareness produk tersebut adalah tinggi.
H1 = promoting (signage) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap
pengungkapan sukarela.
d. Service Recovery:
1) Hipotesis Mayor:
Keputusan perusahaan melakukan tindakan perbaikan
pelayanan yang sistematis merupakan payung yang
menentukan dalam menindaklanjuti komplain konsumen dari
suatu kegagalan. Perusahaan yang memiliki layanan yang
superior akan dapat memaksimalkan performa keuangan
perusahaan. Hal tersebut menegaskan pengaruh langsung
service recovery melakukan upaya perbaikan sistem kualitas
pelayanan, akan jauh lebih efektif bagi keberlangsungan bisnis,
dan pengaruh dari memperhatikan kebutuhan pelanggan
dengan sungguh-sungguh.
H0 = service recovery berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap word of mouth intentions.
26
2) Hipotesis Minor:
a) Kepuasan Karyawan:
Pentingnya pemahaman proses dimana partisipasi anggaran
memengaruhi kepuasan kerja dan komitmen organisasi.