PENGARUH INTENSITAS MENGAKSES AKUN TIKTOK DAKWAH @BASYASMAN00 TERHADAP SIKAP KEBERAGAMAAN (Survei Pada Followers TikTok @basyasman00) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Desviana 11170510000086 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H/ 2021 M
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH INTENSITAS MENGAKSES AKUN TIKTOK
DAKWAH @BASYASMAN00 TERHADAP SIKAP
KEBERAGAMAAN
(Survei Pada Followers TikTok @basyasman00)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Desviana
11170510000086
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1442 H/ 2021 M
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Desviana
NIM : 11170510000086
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul
PENGARUH INTENSITAS MENGAKSES AKUN TIKTOK
DAKWAH @BASYASMAN00 TERHADAP SIKAP
KEBERAGAMAAN (Survei Pada Followers TikTok
@basyasman00) adalah benar merupakan karya saya sendiri dan
tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya. Adapun
kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya
cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia
melakukan proses semestinya sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku jika teryata skripsi ini sebagaian atau
keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang lain.
Demikian pemyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Jakarta, 27 Mei 2021
Desviana
NIM 11170510000086
PENGARUH INTENSITAS MENGAKSES AKUN TIKTOK
DAKWAH @BASYASMAN00 TERHADAP SIKAP
KEBERAGAMAAN
(Survei Pada Followers TikTok @basyasman00)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Desviana
11170510000086
Pembimbing
Dra. Rochimah Imawati, M.Psi
NIP. 196612032014112001
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1442 H/ 2021 M
i
ABSTRAK
DESVIANA, 11170510000086, PENGARUH INTENSITAS
MENGAKSES AKUN TIKTOK DAKWAH
@BASYASMAN00 TERHADAP SIKAP KEBERAGAMAAN
(Survei Pada Followers TikTok @basyasman00)
Keberadaan media sosial TikTok menimbulkan berbagai
pro dan kontra khususnya bagi masyarakat Indonesia yang
menilai aplikasi tersebut berdampak negatif karena konten-konten
yang berisi tari-tarian dan sejenisnya. Seiring berjalannya waktu,
para konten kreator mulai menggunakan TikTok untuk
memposting konten positif termasuk dakwah. Media salah satu
faktor yang bisa mempengaruhi sikap karena intensitas dalam
mengaksesnya maka intensitas mengakses dan sikap
keberagamaan menjadi variabel bebas dan terikat dalam
penelitian ini.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan uji teoritik
mengenai pengaruh dan seberapa besar pengaruh diantara kedua
variable yaitu intensitas mengakses dan sikap keberagamaan yang
dilakukan survei pada followers akun TikTok @basyasman00.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan
rumus Slovin terdapat sebanyak 100 responden. Program yang
digunakan dalam pengolahan data dan analisis data dalam
penelitian adalah software IBM SPSS statistic 25.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa adanya pengaruh
yang bersifat positif dengan kekuatan hubungan dalam kategori
kuat, yaitu 0,793. Artinya semakin tinggi intensitas mengakses
TikTok @basyasman00 maka sikap keberagamaan mad’u akan
meningkat. Adapun besar pengaruh yang diberikan variabel
intensitas terhadap sikap keberagamaan sebesar 62,0%.
Berdasarkan skor rata-rata variabel sikap keberagamaan yang
memiliki skor mendominasi adalah indikator kognitif, kedua
afektif dan ketiga konatif.
Kata kunci: Sikap Keberagamaan, Intensitas Mengakses,
Dakwah, TikTok.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim …
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur penulis
panjatkan atas kehadirat Allah yang Maha pengasih lagi Maha
penyayang. Karena berkat rahmat, hidayah, serta inayahNya
penulis dapat menyelesaikan penelitian ini yang berjudul
Khalayak Media Massa. (Jakarta: PT Rajagafindo Persada, 2013) hal. 75. 2 Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), hal. 91-92.
3
melalui media sosial. Di dalam media sosial kita dapat
menggunakannya sebagai sarana berkomunikasi, membuat
status, membagikan foto atau video, dan masih banyak lagi fitur
yang dapat digunakan seiring perkembangan media sosial
tersebut.
Media sosial menjadi sangat diminati oleh berbagai kalangan
dikarenakan karakteristiknya yang praktis, yakni dapat diakses
melalui ponsel atau komputer yang berhubungan dengan koneksi
internet. Selain itu media sosial juga memberikan keuntungan
untuk mempermudah manusia dalam berkomunikasi dan
memperoleh informasi melalui lisan, tulisan, audio atau visual
dengan cepat.3 Ada banyak jenis media sosial seperti facebook,
twitter, instagram, path, whatsapp, line, TikTok dan lainnya.
Salah satu media sosial yang sangat populer saat ini adalah
TikTok.
TikTok adalah salah satu platform media sosial yang
perkembangannya paling cepat di dunia. TikTok memungkinkan
penggunanya untuk membuat video pendek berdurasi 15 detik
disertai musik, filter, dan beberapa fitur kreatif lainnya.4 TikTok
di Indonesia meresahkan masyarakat karena berisi konten-konten
negatif sehingga Kominfo di tahun 2018 lalu memutuskan untuk
memblokir aplikasi tersebut. Pemblokiran hanya dilakukan
selama satu minggu, hingga akhirnya TikTok dapat diakses
3 Thea Rahmani, Penggunaan Media Sosial Sebagai Penguasaan
Dasar-Dasar Fotografi Ponsel, Skripsi (Yogayakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016), hal. 1. 4 Diakses dari kumparan.com “Ini Asal Muasal TikTok yang Kini
Mendunia” pada tanggal 21 Januari 2021 pukul 18.28 WIB.
4
kembali. Hal ini dikarenakan TikTok bersedia memenuhi syarat
yaitu membersihkan dan menjaga kontennya.
"Tim Kementerian Kominfo telah menghubungi pengelola
Tik Tok, meminta mereka menangani konten negatif di dalam
platformnya, serta sampaikan bahwa Tik Tok harus mengikuti
peraturan Indonesia dan harus memiliki tim monitoring dan
pusat monitoring yang berada di Indonesia," papar Chief RA.
"Setelah bersih dan ada jaminan untuk menjaga kebersihan
kontennya, Tik Tok bisa kami buka kembali," pungkasnya.5
Selanjutnya TikTok hingga saat ini, tidak hanya di Indonesia
menjadi aplikasi terpopuler kedua di dunia setelah WhatsApp
per-November 2020.
Gambar 1. 1 Aplikasi Terpopuler di Dunia
Sumber: Sensor Tower
5 Diakses dari inet.detik.com “Blokir Tik Tok Resmi Dibuka!” pada
tanggal 28 Januari 2021 pukul 13.28 WIB.
5
TikTok was the second most installed non-gaming app
worldwide last month with close to 55 million installs. The
countries with the largest number of TikTok installs were from
Douyin in China at 12 percent, followed by Indonesia at 8
percent. Facebook, Weather & Radar USA, and
Instagram rounded out the top five most installed non-gaming
apps worldwide for the month.6
Saat ini, konten-konten TikTok sudah diisi dengan beragam
konten kreatif dan positif salah satunya yaitu dakwah. Berdakwah
adalah kewajiban bagi umat muslim dengan cara yang baik.
Kewajiban berdakwah diperintahkan Allah SWT dalam Al-
Qur’an surah An-Nahl ayat 125:
دلهم بٱلتى هى ٱدع إلى سبيل رب ك بٱلحكمة وٱلموعظة ٱلحسنة وج
أحسن إن ربك هو أعلم بمن ضل عن سبيلهۦ وهو أعلم بٱلمهتدين
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan
cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah
yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.7
Pada prinsipnya dakwah merupakan aktivitas mengubah
sasaran dakwah agar mengikuti dan menjalankan ajaran Islam.
Ajakan ini dilakukan dengan mendekati sasaran sesuai dengan
karakteristik mereka dan kecenderungan mereka. Ketika kita
6 Diakses dari sensortower.com “Top Apps Worldwide for November 2020 by Downloads” pada taggal 28 Januari 2021 pukul 15.00 WIB.
7 Diakses dari tafsirweb.com “Quran Surat An-Nahl Ayat 125” pada
taggal 29 Januari 2021 pukul 12.04 WIB.
6
menggunakan suatu media, maka jenis media dan karakter
komunitas pengguna media perlu difahami, sebab perbedaan
kultur pengguna mempengaruhi kekuatan efek penggunaan media
sosial (McGarth, 2009).8
Pemanfaatan media sosial sebagai media untuk berdakwah
sudah dilakukan banyak pendakwah di Indonesia. Salah satunya
adalah Husain, pemuda ini menggunakan media sosial TikTok
untuk berdakwah. Pengguna TikTok saat ini diisi oleh berbagai
kalangan tak terkecuali para remaja di Indonesia. Hal ini
menjadikan TikTok sebagai media dakwah yang cocok karena
untuk mendekati para remaja tersebut sebagai sasaran dakwahnya.
yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen
sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan
terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah
mengubah sikap komponen afektif disamakan dengan
perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
Pada umumnya, reaksi emosional yang merupakan
komponen afektif ini banyak dipengaruhi oleh
kepercayaan atau apa yang kita percayai sebagai benar
dan berlaku bagi objek termaksud.
3) Konatif
Komponen konatif merupakan aspek
kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan
sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi tendensi
atau kecenderungan untuk bertindak/ bereaksi terhadap
sesuatu dengan cara-cara tertentu. Dan berkaitan
dengan objek yang dihadapinya adalah logis untuk
mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah
dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku.
Konsistensi antara kepercayaan sebagai komponen
kognitif, perasaan sebagai komponen afektif, dengan
tendensi perilaku sebagai komponen konatif seperti
itulah yang menjadi landasan dalam usaha
penyimpulan sikap yang dicerminkan oleh jawaban
terhadap skala sikap.
16
c. Keberagamaan
Keberagamaan (Religiusitas) menurut Ghufron,
mengutip Gazalba berasal dari kata religi dalam bahasa
latin “religio” yang akarnya adalah religure yang berarti
mengikat. Dengan demikian, mengandung makna bahwa
religi atau agama pada umumnya memiliki aturan-aturan
dan kewajiban-kewajiban yang harus dipatuhi dan
dilaksanakan oleh pemeluknya. Kesemuanya itu berfungsi
mengikat seseorang atau sekelompok orang dalam
hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam
sekitarnya.6
Keberagamaan (religiusity) adalah perilaku yang
bersumber langsung atau tidak langsung kepada ajaran
agama. Perilaku keagamaam merupakan suatu keadaan
yang ada dalam diri seseorang yang berdasarkan pada
ketaatan terhadap agama yang dianutnya. Perasaan
terhadap agama sebagai unsur afektif dan perilaku
terhadap agama sebagai unsur konatif. Jadi perilaku
keagamaan merupakan integrasi secara kompleks antara
pengetahuan agama serta tindakan agama.7
Secara koprehensif, religiusitas dalam prespektif Islam
terdiri dari tiga dimensi dasar, yaitu akidah (Islam),
ibadah (syariah) dan akhlak (Ihsan).8 Menurut Haidar
6 M. Nur Ghufron & Rini Risnawinta S, Teori-Teori Psikologi,
(Yogyakarta: ARR-RUZZ MEDIA, 2011), hal. 167 7 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Agama Sebuah Pengantar, (Bandung: Mizan, 2004), hal. 44. 8 Hanif Agung Prabowo, Dkk, Hubungan Antara Religiusitas Islam
Dengan Tingkat Kecemasan Pada Usia Remaja Di SMA Negeri 3 Kota
17
Putra Daulay (2004), aspek ajaran Islam meliputi tiga hal
pokok, yaitu: pertama, aspek akidah atau keimanan
mencakup seluruh arkanul iman (rukun iman). Kedua,
aspek syari’ah atau ibadah mencakup seluruh arkanul
Islam (rukun Islam). Ketiga, aspek akhlak mencakup
seluruh akhlaqul karimah.9 Penjelasan mengenai ketiga
hal pokok tersebut, yaitu sebagai berikut:
1) Akidah
Arti aqidah dalam bahasa Arab secara bahasa
adalah “ikatan”, “sangkutan”. Disebutkan demikian,
karena ia mengikat dan menjadi sangkutan atau
gantungan segala sesuatu. Dalam pengertian teknis
artinya adalah iman atau keyakinan. Oleh karenanya
akidah Islam (aqidah islamiyah) merupakan keyakinan
yang ditautkan dengan rukun iman yang menjadi asas
seluruh ajaran Islam.10 Adapun rukun iman dalam
islam diantaranya, iman kepada Allah SWT, iman
kepada Malaikat, iman kepada Kitab-kitab Allah, iman
kepada Nabi dan Rasul, iman kepada hari kiamat, dan
iman kepada Qada’ dan Qadar.
2) Syari’ah
Dari asal katanya, syari’at artinya jalan menuju
mata air. Menurut istilah, syari’ah berarti aturan atau
Magelang, Tesis (Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang, 2018),
hal. 12 9 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam: Dalam Sistem Pendidikan Nasional Di Indonesia (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2004), hal. 38. 10 Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, Cet. 5 (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2004), hal. 199
18
undang-undang yang diturunkan Allah untuk mengatur
hubungan manusia dengan Tuhannya, hubungan
sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam
semesta.11
Kaidah syari’ah yang secara khusus mengatur pola
hubungan manusia secara vertikal dengan Tuhan
disebut ibadah, manusia sebagai hambaNya harus taat,
menjalani perintah dan menjauhi larangan Allah Swt,
yang dibuktikan dalam bentuk pelaksanaan ibadah
dimana tata caranya telah diatur sedemikian rupa oleh
syariat. Sedangkan kaidah syari’ah yang secara khusus
mengatur pola hubungan horizontal dengan sesamanya
disebut muamalah. Dimana manusia sebagai makhluk
sosial untuk membentuk kepribadian islam yang sholeh
dan sholehah, syari’ah mengatur hubungan manusia
dengan manusia lainnya dalam bentuk mu’amalah.
Dengan demikian syari’ah meliputi ibadah dan
mu’amalah.
3) Akhlak
Kata “akhlak” secara etimologi berasal dari bahasa
Arab “khalaqa” yang berarti mencipta, membuat atau
menjadikan. “Akhlak” merupakan kata bentuk jamak
(plural) dari kata “khuluqun” yang artinya perangai,
tabiat, adat, atau “khalqun” yang berarti kejadian,
11 Direktorat PTAI Ditjen Kelembagaan Agama Islam, Pendidikan
Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum (Jakarta: Depag RI, 2001), hal.
99.
19
buatan, ciptaan. Jadi akhlak adalah perangai, adat,
tabiat.12 Abdul Karim Zaidan mengatakan bahwa
akhlak adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam
dalam jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya
seseorang dapat menilai perbuatan baik atau buruk,
untuk kemudian memilih melakukan atau
meninggalkannya.13
Dilihat dari sifatnya, akhlak terbagi menjadi dua
yaitu: Akhlaqul Karimah (akhlak terpuji), ialah akhlak
yang baik dan benar menurut syari’ah Islam dan
Akhlaqul Madzmumah (akhlak tercela) yaitu suatu sifat
dan perbuatan yang tercela (tidak baik) menurut Islam
serta dilarang oleh norma-norma yang berlaku dalam
kehidupan sehari-hari, apabila orang melakukannya
niscaya akan mendapat dosa dari Allah Swt.14
Menurut Jalaluddin mengenai sikap
keberagamaan, yaitu merupakan suatu keadaan yang
ada dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatanyaa
terhadap agama, sikap keberagamaan terwujud oleh
adanya konsistensi antara pemahaman terhadap agama
sebagai unsur kognitif, perasaan agama sebagai unsur
12 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2005), hal. 2. 13 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak (Yogyakarta: LPPI Universitas Muhammadiyah), hal. 2. 14 Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an,
(Jakarta: AMZAH, 2007), hal. 198-200.
20
afektif, dan perilaku terhadap agama sebagai unsur
konatif.15
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap
Keberagamaan
Sikap keberagamaan dapat berubah berdasarkan
banyaknya kondisi, baik adanya pengaruh dari dalam
maupun dari luar individu itu sendiri. Pengaruh dari
dalam membuat bertambahnya pengetahuan dan wawasan
yang kemudian menumbuhkan kesadaran sehingga
terjadilah perubahan sikap, sedangkan pengaruh dari luar
seperti lingkungan maupun pergaulan. Adapun menurut
Azwar (2005), faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
terhadap suatu objek antara lain:16
a) Pengalaman Pribadi. Pengalaman pribadi seseorang
dapat menjadi dasar pembentukan sikap apabila
pengalaman tersebut meninggalkan kesan yang kuat
dan melibatkan faktor emosional. Dalam suatu yang
emosional, penghayatan terhadap sesuatu pengalaman
pribadi akan lebih mendalam dan lebih lama
membekas.
b) Pengaruh Orang Lain yang Dianggap Penting. Orang
yang dianggap paling penting adalah sosok individu
15 Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1996) cet 1, hal. 197 16 A. Wawan dan Dewi M. Teori dan Pengukuran (Pengetahuan, Sikap,
dan Perilaku Manusia), (Yogyakarta: Nuha Medika, 2010) h. 35-36
21
yang memiliki power. Umumnya, individu cenderung
bersikap konformis atau searah dengan sikap orang
yang dianggap penting sebagai wujud adanya suatu
afiliasi serta menghindari adanya konflik.
c) Pengaruh Kebudayaan. Tanpa disadari kebudayaan
telah menanamkan garis pengaruh sikap seseorang
terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah
mewarnai sikap anggota masyarakat karena
memberikan corak pengalaman kepada masing-
masing individu.
d) Media. Adanya pemberitaan pada suatu media cetak
maupun media elektronik seharusnya dikemas secara
faktual dan objektif, jika pesan yang disampaikan
media cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya
dan intensitas dalam penggunaannya, makan akan
mengakibatkan pengaruh kepada sikap komunikannya
atau penikmatnya.
e) Pengaruh Lembaga Pendidikan dan Agama.
Lembaga pendidikan dan agama merupakan sistem
yang mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap
karena keduanya meletakkan dasar pengertian dan
konsep moral dalam diri individu. Oleh karena
konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan
sistem kepercayaan, maka tidak mengherankan jika
pada gilirannya akan menentukan pembentukan sikap.
f) Pengaruh Emosional. Kadang kala sikap merupakan
pernyatan yang didasari emosi sebagai salah satu
22
penyaluran frustasi atau pengalihan mekanisme
pertahanan ego. Salah satu bentuk sikap yang didasari
oleh emosi adalah prasangka.
2. Intensitas
a. Pengertian Intensitas
Intensitas berarti keadaan tingkatan atau ukuran
intensnya. Intens berarti kekuatan, efek, berkobar-kobar
(tentang perasaan), sangat emosional (tentang orang).
Dengan kata lain, yaitu sungguh-sungguh dan terus
menerus mengerjakan sesuatu hingga memperoleh hasil
yang optimal.17 Menurut Ajzen (1991) intensitas diartikan
sebagai suatu usaha individu dalam melakukan suatu
tindakan, yang dimana tindakan tersebut dilakukan pada
kurun waktu tertentu dan memiliki jumlah volume
tindakan yang dikatakan memiliki intensitas.18
Dari penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
Show Dengan Kecenderungan Perilaku Prososial Pada Remaja.” E-Jurnal
Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan. Vol. 1, No. 1 Desember 2012.
23
digunakan dalam berbagai media, jenis isi media, media
yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan.19
b. Aspek-aspek Intensitas
Menurut Ajzen yang dikutip oleh Aulia Rahma,
intensitas dibagi menjadi empat, yakni:20
1. Perhatian, merupakan ketertarikan terhadap objek
tertentu yang menjadi target perilaku. Hal ini
diilustrasikan bahwa khalayak bersifat aktif
menggunakan media dengan kebutuhannya. Dengan
adanya pemenuhan kebutuhan maka khalayak akan
memusatkan perhatiannya dalam mengakses media.
2. Penghayatan, merupakan pemahaman dan penyerapan
akan suatu informasi dan kemudian informasi tersebut
dipahami, dinikmati dan disimpan sebagai
pengetahuan baru bagi individu yang bersangkutan.
3. Durasi, merupakan lamanya selang waktu yang
dibutuhkan individu untuk melakukan perilaku atau
kegiatan yang menjadi target. Menghitung berapa
lama khalayak bergabung dengan suatu media (berapa
menit dalam sehari, atau berapa jam khalayak
mengakses media).
4. Frekuensi, merupakan banyaknya pengulangan
penggunaan media. Masing-masing individu memiliki
19 Jalaludin Rakhmat. Metode Penelitian Komunikasi dilengkapi dengan Contoh Analisis Statsitik. (Bandung: Remaja Rosdakarta, 2005) hal. 66. 20 Frisnawati. A, Hubungan Antara Intensitas Menonton Reality Show
Dengan Kecenderungan Perilaku Prososial. Empathy Vol. 1, 2012, 15-16.
24
frekuensi yang berbeda-beda dalam menginginkan
informasi, tergantung tingkat ketertarikan dan
kebutuhan.
3. Dakwah
a. Pengertian Dakwah
Ditinjau dari segi bahasa, dakwah berasal dari bahasa
Arab “Da’wah” داعواه dari kata do’a دعاء yad’u یدعو yang
berarti panggilan, ajakan, seruan. Sedangkan menurut
istilah, para ulama’ memberikan ta’rif (definisi) yang
bermacam-macam antara lain:21
1. Syech Ali Mahfudh dalam kitabnya “Hidayatul
Mursyidin” mengatakan dakwah adalah: Mendorong
manusia untuk berbuat kebajikan dan mengikuti
petunjuk (agama), menyeru mereka pada kebaikan dan
mencegah mereka dari perbuatan munkar agar mereka
memperoleh kebahagiaan dunia akhirat.
2. HSM. Nasaruddin Latif dalam bukunya teori dan
praktek Dakwah Islamiyah mendefinisikan dakwah
Islamiyah sebagai: Setiap aktivitas dengan lisan dan
tulisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil
manusia lainnya untuk beriman dan mentaati Allah
SWT, sesuai dengan garis-garis aqidah dan syariaat
serta akhlaq Islamiyah.
21 H. Mohammad Hasan, Metodologi Pengembangan Ilmu Dakwah,
(Surabaya: Pena Salsabila, 2013) hal. 8-9.
25
3. Prof. Dr. H. Aboebakar Atjeh dalam bukunya
“beberapa Catatan Mengenai Dakwah Islam’
mengatakan: Dakwah adalah seruan kepada semua
manusia untuk kembali dan hidup sepanjang ajaran
Allah yang benar, dilakukan dengan penuh
kebijaksanaan dan nasehat yang baik.
4. Prof. Toha yahya Oemar, MA. Mengatakan bahwa
dakwah adalah Mengajak manusia dengan cara
bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan
perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan
mereka dunia dan akhirat
5. Drs. H. Masdar Helmi mengatakan bahwa dakwah
adalah: Mengajak dan menggerakkan manusia agar
mentaati ajaran-ajaran Allah (Islam) termasuk amar
ma’ruf nahyi munkar untuk memperoleh kebahagiaan
didunia dan di akhirat.
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan dakwah
adalah suatu kegiatan mengajak untuk mengikuti perintah
Allah SWT dan menjauhi laranganNya agar mendapat
kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dan berdakwah
hukumnya adalah wajib, sebagaimana hadis riwayat
Bukhari. Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ta’ala
‘anhu, bahwa Nabi shallallaahu‘alaihi wa sallam
bersabda,
بل غوا عن ى ولو آية
26
Artinya: “Sampaikanlah dariku walau hanya satu
ayat” (HR.Bukhari)22
b. Unsur-unsur Dakwah
Unsur-unsur dakwah adalah hal-hal yang tedapat dalam
setiap kegiatan dakwah, diantaranya ada subjek dakwah
(da’i), objek dakwah (mad’u), materi dakwah, metode
dakwah, media dakwah, dan logistik dakwah.
1. Subjek Dakwah (Da’i)
Dai secara etimologi berasal dari bahasa Arab,
artinya orang yang melakukan dakwah. Secara
terminologis dai yaitu setiap muslim yang berakal
mukallaf (aqil baligh) dengan kewajiban dakwah.23
Jadi da’i dapat diartikan sebagai orang yang
menyampaikan pesan atau komunikator kepada
komunikan atau objek dakwah (mad’u).
2. Objek Dakwah (mad’u)
Mad’u adalah individu atau kelompok yang menjadi
objek dakwah atau menerima pesan atau dalam
komunikasi disebut komunikan berupa ajaran islam
dari seorang da’i.
3. Materi Dakwah
Materi adalah pesan yang disampaikan oleh seorang
dai. Materi dakwah tidak lain adalah Islam yang
22 Diakses dari muslim.or.id “Sampaikan Ilmu Dariku Walau Satu
Ayat”, Pada tanggal 20 Februari 2021 pukul 16:29 WIB. 23 Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta:Raja Grafindo
Persada, 2012), hal. 261.
27
bersumber dari Alquran dan Hadits sebagai sumber
utama yang meliputi aqidah, akhlak dan syariah dengan
berbagai ilmu yang diperoleh darinya.24
4. Metode Dakwah
Terdapat beberapa metode dakwah:25
a) Pertama, dakwah Fardiah merupakan metode
dakwah yang dilakukan seseorang kepada orang lain
(satu orang) atau kepada beberapa orang dalam
jumlah yang kecil dan terbatas.
b) Kedua, dakwah Ammah yang dilakukan oleh
seseorang dengan media lisan yang ditujukan
kepada orang banyak dengan maksud menanamkan
pengaruh kepada mereka. Mereka biasanya
menyampaikan khotbah (pidato).
c) Ketiga, dakwah bil-Lisan, yakni penyampaian
informasi atau pesan dakwah melalui lisan (ceramah
atau komunikasi langsung antara subyek dan obyek
dakwah).
d) Keempat, dakwah bil-Haal, dengan mengedepankan
perbuatan nyata.
e) Yang kelima, dakwah bit-Tadwin, atau pola dakwah
melalui tulisan, baik dengan menerbitkan kitab-
24 Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta:
Logos, 1997), hal. 33-34. 25 Diakses dari www.republika.co.id “6 Metode Dakwah” pada tanggal
20 Januari 2021 pukul 12.31WIB.
28
kitab, buku, majalah, internet, koran, dan tulisan-
tulisan yang mengandung pesan dakwah.
f) Keenam adalah dakwah bil Hikmah, yang
berdakwah dengan cara arif bijaksana, semisal
melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga
pihak obyek dakwah mampu melaksanakan dakwah
atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan,
tekanan maupun konflik.
5. Media Dakwah
Adapun yang dimaksud dengan media dakwah,
adalah alat yang dipergunakan untuk menyampaikan
materi dakwah kepada mad’u.26 Hamzah Ya’qub
membagi wasilah dakwah menjadi lima macam, yaitu
lisan, tulisan, lukisan, audio visual, dan akhlak.
1) Lisan, inilah wasilah dakwah yang paling
sederhana yang menggunakan lidah dan suara,
dakwah dengan wasilah ini dapat berbentuk pidato,
ceramah, kuliah, bimbigan, penyuluhan, dan
sebagainya.
2) Tulisan, buku majalah, surat kabar, surat menyurat
(korespondensi), spanduk, flash card, dan
sebagainya.
3) Lukisan, gambar, karikatur, dan sebagainya.
4) Audio visual, yaitu alat dakwah yang merangsang
indra pendengaran atau penglihatan dan kedua-
26 Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta:Raja Grafindo
Persada, 2012), hal. 288.
29
duanya, televisi, film, slide, ohap, internet, dan
sebagainya.
5) Akhlak, yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang
mencerminkan ajaran Islam dapat dinikmati serta
didengarkan oleh mad’u.27
Dalam penelitian ini media (wasilah) dakwah yang
digunakan termasuk media audio visual karena mad’u
dapat menerima dakwah melalui internet dengan
melihat dan mendengarkan video yang dipublikasikan
di sosial media.
6. Logistik Dakwah
Logistik Dakwah dapat diartikan sebagai teknis,
pengadaan, pemeliharaan, dan pnggantian barang dan
jasa untuk kelangsungan kegiatan dakwah.28 Logistik
dakwah sangat diperlukan bagi lembaga dakwah
daripada dakwah individu.
4. New Media
Denis McQuail mendefinisikan new media atau media
baru sebagai perangkat teknologi elektronik yang berbeda
dengan penggunaan yang berbeda pula. Media elektronik
baru ini mencakup beberapa sistem teknologi seperti: sistem
transmisi (melalui kabel atau satelit), sistem miniaturisasi,
sistem penyimpanan dan pencarian informasi, sistem
27 Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag. Ilmu Dakwah. (Jakarta: Kencana, 2004), hal. 120. 28 Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag. Ilmu Dakwah. (Jakarta: Kencana, 2004),
hal. 433.
30
penyajian gambar (dengan menggunakan kombinasi teks dan
grafik secara lentur), dan sistem pengendalian (oleh
komputer).29
Adapun fungsi New Media diantaranya, sebagai berikut:
1. Berfungsi menyajikan arus informasi yang dapat dengan
mudah dan cepat diakses dimana saja dan kapan saja.
Sehingga memudahkan seseorang memperoleh sesuatu
yang dicari atau dibutuhkan yang biasanya harus mencari
langsung dari tempat sumber informasinya.
2. Sebagai media transaksi jual beli. Kemudahan memesan
produk melalui fasilitas internet ataupun menghubungi
customer service.
3. Sebagai media hiburan. Contohnya: game online, jejaring
sosial, streaming video, dan lain sebagainya.
4. Sebagai media komunikasi yang efisien. Penggunanya
dapat berkomunikasi dengan siapapun tanpa terkendala
jarak dan waktu, bahkan dapat melakukan video
conference.
5. Sebagai sarana pendidikan dengan adanya e-book yang
mudah dan praktis. Bagi mahasiswa dan pelajar
penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan,
proses pembelajaran menjadi jelas dan menarik, lebih
interaktif, efisiensi waktu dan tenaga, memungkinkan
29 Denis McQuail, “Teori Komunikasi Massa suatu pengantar”,
diterjemahkan oleh Agus Dharma dan Aminuddin Ram, (Jakarta: Penerbit
Erlangga, 1987), hal. 16.
31
proses belajar bisa dilakukan dimana saja dan mengubah
peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.30
5. Media Sosial
Media sosial adalah sebuah sarana interaksi sosial
berbasis daring (dalam jaringan) yang terhubung dengan
internet, yang berfungsi memudahkan penggunanya untuk
saling berbagi informasi atau cerita, berpartisipasi,
melakukan komunikasi lewat berkirim pesan, menjalin relasi
dan membuat sebuah jaringan.31 Media sosial memiliki
karakteristik sebagai berikut:32
a) Jaringan (network), media sosial membentuk jaringan
diantara penggunanya. Tidak peduli apakah di dunia nyata
para pengguna saling mengenal satu sama lain atau tidak,
kehadiran media sosial telah menjadi medium bagi
pengguna media sosial agar terhubung secara teknologi.
Pada saat ini media sosial bukanlah hanya sebuah alat,
internet membuat media sosial berkontribusi terhadap
munculnya ikatan sosial dan nilai-nilai di dalam
masyarakat virtual.
b) Informasi (information), informasi merupakan salah satu
hal yang paling penting di dalam media sosial. Informasi
30 Lia Herliani, “Analisis Pemanfaatan Situs Jejaring Sosial Facebook
sebagai Media Promosi Anggota BUSAM (Bubuhan Samarinda)”, eJournal
kuesioner kepada responden yaitu followers (pengikut) aktif
akun TikTok @basyasman00 dengan kriteria-kriteria tertentu.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk
yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak
lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi.4 Pada penelitian
ini menggunakan data buku, jurnal, internet dan skripsi yang
memiliki keterkaitan dengan objek penelitian tentang
pengaruh intensitas mengakses media sosial untuk
menguatkan penelitian ini.
E. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel
1. Definisi Konseptual
a) Intensitas adalah kekuataan ataupun kesungguhan
seseorang dalam mengakses atau mengkonsumsi media
untuk mendapatkan sesuatu yang menjadi tujuannya.
Mengakses adalah kegiatan seseorang dalam
menggunakan atau mengkonsumsi suatu media.
Penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang
digunakan dalam berbagai media, jenis isi media,
media yang dikonsumsi atau dengan media secara
keseluruhan.5
b) Menurut Jalaluddin mengenai sikap keberagamaan,
yaitu merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri
4 Suryani, Hendrayani, Metode Riset Kuantitatif Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Prenada Group, 2015), hal. 171. 5 Jalaludin Rakhmat. Metode Penelitian Komunikasi dilengkapi dengan
sesuai dengan kadar ketaatanyaa terhadap agama, sikap
keberagamaan terwujud oleh adanya konsistensi antara
pemahaman terhadap agama sebagai unsur kognitif,
perasaan agama sebagai unsur afektif, dan perilaku
terhadap agama sebagai unsur konatif.6
2. Definisi Operasional
Menurut Koentjaraningrat mengutip dari Young tahun
1991, bahwa definisi operasional adalah suatu definisi
yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi
dari apa yang sedang didefinisikan atau “mengubah
konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata- kata
yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat
diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya
oleh orang lain”. Penekanan pengertian definisi
operasional ialah pada kata “dapat diobservasi”. Apabila
seorang peneliti melakukan suatu observasi terhadap suatu
gejala atau obyek, maka peneliti lain juga dapat
melakukan hal yang sama, yaitu mengidentifikasi apa
yang telah didefinisikan oleh peneliti pertama.7
a. Intensitas mengakses adalah tindakan mengakses yang
dilakukan seseorang secara terus-menerus pada kurun
waktu yang cukup lama untuk mendapatkan tujuan
6 Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1996) cet 1, hal. 197. 7 Sarwono, Jonathan, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif,
(Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu), 2006, hal. 68.
46
tertentu. Pada penelitian ini mengacu kepada intensitas
mengakses akun TikTok dakwah dan pengukuran
intensitas mengakses mengacu kepada aspek intensitas
yang dikemukakan oleh Ajzen, yaitu perhatian,
penghayatan, durasi dan frekuensi.
b. Sikap keberagamaan merupakan suatu keadaan dalam
diri seseorang yang memotivasi dirinya untuk
bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya
terhadap agama. Keadaan tersebut menghasilkan
kesiapan individu untuk merespon dan bertingkah laku
sesuai ajaran agama yang diyakininya. Pada penelitian
ini, pengukurannya dilakukan menggunakan skala
sikap yang mengacu kepada aspek Secord dan
Backman yang mengemukakan bahwa sikap adalah
keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi),
pemikiran (kognitif) dan predisposisi tindakan
(konasi).
F. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan bagian dari alat pengumpulan data,
peneliti perlu menyajikan informasi detail mengenai instrument-
instrumen yang akan digunakan dalam penelitian yang
diajukan.8 Instrumen penelitian adalah suatu alat yang dapat
digunakan untuk memperoleh, mengolah dan
menginterpretasikan informasi yang diperoleh dari para
8 Suryani Hendrayani, Metode Riset Kuantitatif Teori dan Aplikasi,
(Jakarta: Prenada Group, 2015), hal. 171.
47
responden yang dilakukan dengan menggunakan pola ukur yang
sama.9 Dalam penelitian ini, instrumen penelitian yang
digunakan peneliti yaitu Skala Likert untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang
fenomena sosial.
Dengan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator
tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
Jawaban setiap item instrument yang menggunakan Skala Likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif,
yang dapat berupa kata-kata. Oleh karena itu, jawaban setiap
item dalam penelitian ini adalah:10
Tabel 3. 1 Skala Likert
Skala Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
9 Siregar, Syofian, Metode Penelitian Kuantitatif dilengkapi dengan perbandingan perhitungan manual & spss, (Jakarta: Kencana), 2017, hal .46. 10 Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R&D, (Bandung: Alfabeta), 2014, hal. 93.
48
Tabel 3. 2 Blue Print Skala Intensitas
Aspek
Indikator
Item
Jumlah
Fav Unfav
Perhatian Ketertarikan dalam
mengakses
1, 2, 3,
4, 5
5
Penghayatan
Pemahaman dan
penyerapan dalam
mengakses
6, 7, 8,
9, 10
5
Durasi Rentang waktu
mengakses
11, 12 2
Frekuensi Kuantitas dalam
mengakses
13, 14,
15
3
TOTAL >> 15
Tabel 3. 3 Blue Print Skala Sikap Keberagamaan
Aspek
Indikator
Item Jumlah
Fav Unfav
Kognitif
a. Pemahaman
mengenai akidah
b. Pemahaman
mengenai ibadah
c. Pemahaman
mengenai akhlak
16, 17,
18, 19,
20, 21,
22, 23,
24
9
49
Afektif
a. Penghayatan
terhadap akidah
b. Penghayatan
terhadap ibadah
c. Penghayatan
terhadap akhlak
25, 26,
27, 28,
29, 30,
31, 32,
33
9
Konatif
a. Kecenderungan
berperilaku sesuai
akidah
b. Kecenderungan
berperilaku sesuai
ibadah
c. Kecenderungan
berperilaku sesuai
akhlak
34, 35,
36, 37,
38, 39,
40
7
TOTAL >> 25
G. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, adapun peniti teknik pengumpulan data
yang digunakan antara lain:
a. Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu
proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan
50
psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-
proses pengamatan dan ingatan.11
b. Kuesioner
Kuesioner merupakan jawaban tertulis dari informan atas
daftar kuisioner dari peneliti.12 Dalam penelitian ini
kuesioner akan dibagikan secara online yang dikirim melalui
media sosial TikTok, Instagram, Twitter, dan Whatsapp
kepada para pengikut akun @basyasman00.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah peninggalan tertulis mengenai data
tentang kegiatan dari organisasi atau objek penelitian dengan
segi waktu yang masih atau baru saja dilakukan.13 Dalam
penelitian ini data dokumentasi yang akan digunakan
merupakan gambar dari video unggahan akun TikTok
@basyasman00 untuk mendukung penelitian ini.
H. Teknik Pengolahan Data
Terdapat empat tahapan dalam proses tehnik pengolahan data
penelitian, yaitu:14
11 Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R&D, (Bandung: Alfabeta), 2014, hal. 145.
12 Sugiharto dkk, Teknik Sampling (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2003), hal.18. 13 Sofar Silaen dan Widiyono, Metodologi Penelitian Sosial Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis (Jakarta: iN Media, 2013), hal. 163 14 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana
Prenada, Media Grup), 2008, hal. 164-168.
51
1) Menyiapkan data
Pengolahan data adalah kegiatan lanjuran setelah
pengumpulan data dilaksanakan. Pada penelitian kuantitatif,
pengolahan data secara umum dilaksanakan dengan melalui
tahap memeriksa (editing), proses pemberian identitas
(coding) dan proses pembeberan (tabulating).
2) Editing
Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti
selesai menghimpun data di lapangan. Proses editing dimulai
dengan memberi identitas pada instrumen penelitian yang
telah terjawab. Kemudian memeriksa satu per satu lembaran
instrumen pengumpulan data, kemudian memeriksa poin-
poin serta jawaban yang tersedia.
3) Pengkodean
Setelah tahap editing selesai dilakukan, kegiatan berikutnya
adalah mengklasifikasi data- data tersebut melalui tahapan
koding. Maksudnya bahwa data yang telah diedit tersebut
diberi identitas sehingga memiliki arti tertentu pada saat
dianalisis.
4) Tabulasi (pembeberan)
Tabulasi adalah bagian terakhir dari pengolahan data.
Maksud tabulasi adalah memasukkan data pada tabel- tabel
tertentu dan mengatur angka - angka serta menghitungnya.
Ada beberapa dua jenis tabel yang bisa dipakai dalam
penelitian sosial, yaitu tabel data dan tabel kerja. Tabel data
adalah tabel yang dipakai untuk mendeskripsikan data
52
sehingga memudahkan peneliti untuk memahami struktur
dari sebuah data.
I. Uji Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas merupakan uji instrumen data untuk
mengetahui seberapa cermat suatu item dalam mengukur apa
yang ingin diukur.15 Validitas atau kesahihan adalah
menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur
apa yang akan diukur.16 Untuk menentukan nomer-nomer
item yang valid dan gugur, perlu dikonsultasikan dengan
tabel r. kriteria penilaian uji validitas adalah:
a) Apabila r hitung > r tabel (pada signifikasi 0.05 atau
5%), maka item kuesioner tersebut valid.
b) Apabila r hitung < r tabel (pada signifikasi 0.05 atau
5%), maka item kuesioner tersebut tidak valid.
Perhitungan valid atau tidaknya suatu data dapat diketahui
dengan menggunakan rumus:17
15 Duwi Priyatno, SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis, (Yogyakarta:
Andi Offset, 2014), hal. 51. 16 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS, (Jakarta: Kencana, 2017), hal.
46. 17 Slamet, Riyanto dan Aglis Andhita H, Metode Penelitian Kuantitatif
Penelitian Di Bidang Manajemen, Teknik, Pendidikan, dan Eksperimen,
(Yogyakarta: Deepublish, 2020), hal. 63.
rxy =n ∑ xy − (∑ x) (∑ y)
√n ∑ x2 − (∑ x2) (n ∑ y2 − (∑ y)2)
53
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 : koefisien kolerasi antara variabel X dan Variabel Y
X : Jumlah skor dari tiap item dari seluruh responden
y : jumlah skor responden
n : jumlah responden
Dalam penelitian ini uji validitas akan dilakukan dengan
menggunakan bantuan Software IBM SPSS versi 25
(Statistical Program for Social Sciences) dengan tingkat
signifikasi 5% (0,05) dan nilai (n) atau jumlah sampel
sebanyak 100 responden sehingga menjadi (n-2), yaitu 100-2
= 98. Oleh karena itu, nilai r tabel (0,05; 98) sebesar 0,196.
Adapun hasil uji validitas variabel X dan Y, sebagai berikut:
Tabel 3. 4 Hasil Uji Validitas Variabel X (Intensitas)
Item
Pernyataan
r-hitung r-tabel Keterangan
1 0,547 0,196 Valid
2 0,495 0,196 Valid
3 0,806 0,196 Valid
4 0,755 0,196 Valid
5 0,575 0,196 Valid
6 0,576 0,196 Valid
7 0,656 0,196 Valid
8 0,723 0,196 Valid
9 0,644 0,196 Valid
54
10 0,638 0,196 Valid
11 0,681 0,196 Valid
12 0,803 0,196 Valid
13 0,817 0,196 Valid
14 0,726 0,196 Valid
15 0,805 0,196 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 25
Berdasarkan tabel 3. 4. Item-item pernyataan kuesioner
mengenai intensitas (X) sebagai independent variabel (variabel
bebas) diperoleh hasil uji validitas dengan nilai rata-rata lebih
besar dari r tabel, yaitu terdapat sebanyak 15 item valid dari 15
item pernyataan. Artinya semua pernyataan dinyatakan valid dan
tidak ada yang dieliminasi (dihilangkan).
Tabel 3. 5 Hasil Uji Validitas Variabel Y (Sikap
Keberagamaan)
Item
Pernyataan
r-hitung r-tabel Keterangan
1 0,698 0,196 Valid
2 0,696 0,196 Valid
3 0,745 0,196 Valid
4 0,746 0,196 Valid
5 0,730 0,196 Valid
6 0,647 0,196 Valid
7 0,779 0,196 Valid
55
8 0,800 0,196 Valid
9 0,745 0,196 Valid
10 0,645 0,196 Valid
11 0,620 0,196 Valid
12 0,582 0,196 Valid
13 0,671 0,196 Valid
14 0,795 0,196 Valid
15 0,812 0,196 Valid
16 0,832 0,196 Valid
17 0,796 0,196 Valid
18 0,819 0,196 Valid
19 0,777 0,196 Valid
20 0,669 0,196 Valid
21 0,805 0,196 Valid
22 0,733 0,196 Valid
23 0,775 0,196 Valid
24 0,661 0,196 Valid
25 0,800 0,196 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 25
Sedangkan, berdasarkan tabel 3. 5. Item-item pernyataan
kuesioner mengenai sikap keberagamaan (Y) sebagai dependent
variabel (variabel terikat) diperoleh hasil uji validitas dengan
nilai rata-rata lebih besar dari r tabel, yaitu terdapat sebanyak 25
item valid dari 25 item pernyataan. Artinya semua pernyataan
dinyatakan valid dan tidak ada yang dieliminasi (dihilangkan).
56
2. Uji Reliabilitas
Yang dimaksud dengan realibilitas adalah untuk mengetahui
sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan
menggunakan alat pengukur yang sama pula. Uji reliabilitas alat
ukur dapat dilakukan secara eksternal maupun internal.18 Untuk
mengukur konsisten atau tidaknya responden menjawab
pernyataan pada kuesioner dilakukan uji realibilitas dengan
menggunakan metode Alpha Cronbach diukur berdasarkan skala
Alpha Cronbach’s 0 sampai 1.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode
pengujian dengan menggunakan IBM SPSS versi 25. Berikut
tingkat reliabilitas Alpha Cronbach:
Tabel 3. 6 Nilai Cronbach’s Alpha
Alpha Tingkat Reliabilitas
0,00 – 0,20
>0,20 – 0,40
>0,40 – 0,60
>0,60 – 0,80
0,80 – 1,00
Kurang Reliabel
Sedikit Reliabel
Cukup Reliabel
Reliabel
Sangat Reliabel
Sumber: Sugiyono (2016)
18 Siregar, Syofian, Metode Penelitian Kuantitatif: dilengkapi dengan