-
PENGARUH INTELLIGENCE QUOTIENT, EMOTIONAL QUOTIENT
DAN SPIRITUAL QUOTIENT TERHADAP PRESTASI BELAJAR
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SISWA SMA
MUHAMMADIYAH 1 KARANGANYAR
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi
Strata II
pada Program Studi Magister Administrasi Pendidikan Sekolah
Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
Oleh
ANDI SUHARYANTO
NIM. Q100160204
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2019
-
i
-
ii
-
iii
-
1
PENGARUH INTELLIGENCE QUOTIENT, EMOTIONAL QUOTIENT
DAN SPIRITUAL QUOTIENT TERHADAP PRESTASI BELAJAR
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SISWA SMA
MUHAMMADIYAH 1 KARANGANYAR
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) besarnya
kontribusi
intelligence quotient (IQ) terhadap prestasi belajar Teknologi
Informasi dan
Komunikasi, (2) besarnya kontribusi emotional quotient (EQ)
terhadap prestasi
belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi, (3) besarnya
kontribusi spiritual
quotient (SQ) terhadap prestasi belajar Teknologi Informasi dan
Komunikasi, dan
(4) besarnya kontribusi intelligence quotient (IQ), emotional
quotient (EQ), dan
spiritual quotient (SQ) terhadap prestasi belajar Teknologi
Informasi dan
Komunikasi.
Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
pendekatan
korelasional. Populasi penelitian ini adalah Siswa SMA
Muhammadiyah 1
Karanganyar kelas XII yang berjumlah 589 siswa. Sampel diperoleh
berjumlah 70
Siswa dengan teknik sample random sampling. Teknik pengumpulan
data
dilakukan melalui angket. Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan
analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, analisis
regresi berganda, Uji t, Uji
F, koefisien determinasi (R2), dan sumbangan efektif, serta
sumbangan relatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada kontribusi yang
signifikan
intelligence quotient terhadap prestasi belajar Teknologi
Informasi dan
Komunikasi dengan tingkat signifikasi 0,000 lebih kecil dari
0,05 dan sumbangan
efektif sebesar 29,41%, (2) ada kontribusi yang signifikan
Emotional quotient
terhadap prestasi belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi
dengan tingkat
signifikasi 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan sumbangan efektif
sebesar 23,52%, (3)
ada kontribusi yang signifikan Spiritual quotient terhadap
prestasi belajar
Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan tingkat signifikasi
0,000 lebih kecil
dari 0,05 dan sumbangan efektif sebesar 13,19%, (4) ada
kontribusi yang
signifikan intelligence quotient (X1), emotional quotient (X2),
dan spiritual
quotient (X3) dengan prestasi belajar Teknologi Informasi dan
Komunikasi (Y)
dengan tingkat signifikasi 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan
koefisien determinasi
(R2) sebesar 66,1%.
Kata kunci: intelligence quotient, emotional quotient, spiritual
quotient, prestasi
belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi
-
2
ABSTRACT
ANDI SUHARYANTO, Q100160204. THE EFFECT OF INTELLIGENCE
QUOTIENT, EMOTIONAL QUOTIENT AND SPIRITUAL QUOTIENT
ON THE LEARNING ACHIEVEMENT OF INFORMATION AND
COMMUNICATION TECHNOLOGY OF MUHAMMADIYAH 1 HIGH
SCHOOL STUDENTS IN KARANGANYAR. [email protected],
[email protected]
This study aims to determine: (1) the contribution of
intelligence quotient
(IQ) to the learning achievement of Information and
Communication Technology,
(2) the contribution of emotional quotient (EQ) to the learning
achievement of
Information and Communication Technology, (3) the magnitude of
the
contribution of spiritual quotient ( SQ) on the achievement of
Information and
Communication Technology learning, and (4) the contribution of
intelligence
quotient (IQ), emotional quotient (EQ), and spiritual quotient
(SQ) to the
achievement of Information and Communication Technology
learning.
The method of this research is quantitative research with a
correlational
approach. The population of this study were students of
Muhammadiyah 1
Karanganyar High School in class XII, totaling 589 students. The
sample is 70
students with sample random sampling technique. The technique of
data
collection is done through questionnaires. Data analysis in this
study used
descriptive statistical analysis, classic assumption test,
multiple regression
analysis, t test, F test, determination coefficient (R2), and
effective contribution, as
well as relative contributions.
The results showed that: (1) there was a significant
contribution of
intelligence quotient to the learning achievement of Information
and
Communication Technology with a significance level of 0,000 less
than 0.05 and
an effective contribution of 29,41%, (2) there was a significant
contribution of
Emotional quotient to learning achievement of Information and
Communication
Technology with a significance level of 0,000 less than 0.05 and
effective
contribution of 23,52%, (3) there is a significant contribution
of Spiritual quotient
to learning achievement in Information and Communication
Technology with a
significance level of 0,000 less than 0.05 and effective
contribution of 13,19%, (4)
there is a significant contribution of intelligence quotient
(X1), emotional quotient
(X2), and spiritual quotient (X3) with learning achievement of
Information and
Communication Technology (Y) with a significance level of 0,000
less than 0, 05
and the coefficient of determination (R2) is 66,1%.
Keywords: intelligence quotient, emotional quotient, spiritual
quotient, learning
achievement in Information and Communication Technology
mailto:[email protected]
-
3
1. PENDAHULUAN
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
kehidupan
manusia sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok
sosial.
Pendidikan telah mampu mengembangkan sumber daya manusia
dalam
seluruh aspek kepribadian serta memahami berbagai potensi
individu yang
setinggi-tingginya dalam aspek fisik, intelektual, emosianal dan
sepiritual
sesuai dengan perkembangan serta karakteristik lingkungan fisik
dan
lingkungan sosial budaya. Akan tetapi tidak semua orang
mempunyai
pendapat yang sama tentang pendidikan, namun pendidikan tetap
menjadi
kebutuhan manusia nomor satu. Keahlian dan bakat seseorang akan
terbentuk
dan terarah melalui pendidikan.
Keberhasilan dalam belajar dipengaruhi oleh banyak faktor,
yang
bersumber dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal)
diri orang yang
belajar. Faktor dari dalam meliputi; aspek fisiologis atau
fisik, dan aspek
psikologis. Azwar (2008:165) mengatakan aspek fisiologis
mencakup:
kondisi panca indera dan kondisi fisik, aspek psikologis
mencakup: variabel
non kognitif, seperti minat, motivasi dan variabel-variabel
kepribadian, dan
aspek kognitif meliputi, bakat dan intelegensi (IQ). sedangkan
faktor yang
dari luar antara lain: pertama kondisi fisik seperti tempat
belajar, sarana dan
perlengkapan belajar, materi pelajaran, serta kondisi lingkungan
belajar, dan
kedua adalah kondisi sosial, meliputi dukungan sosial dan juga
pengaruh
budaya. Masyarakat kita Masih banyak yang beranggapan bahwa
intelegensi
atau intelligence quotient sebagai faktor penentu bagi
keberhasilan belajar.
-
4
Sebagian orang bahkan menganggap bahwa hasil tes intelegensi
atau
intelligence quotient (IQ) yang tinggi merupakan jaminan
kesuksesan dalam
belajar. Sehingga kegagalan belajar pada anak yang memiliki
intelligence
quotient (IQ) tinggi akan menimbulkan reaksi berlebihan, berupa
hilangnya
kepercayaan pada institusi tempat belajar anak atau pada
institusi yang
memberikan diagnosa intelligence quotient (IQ) nya. Berdasarkan
hasil
beberapa penelitian, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya
intelegensi atau
intelligence quotient (IQ) memang memiliki pengaruh yang kuat
terhadap
kesuksesan belajar, namun Intelligence Quotient (IQ) bukan
penentu tapi
didukung oleh faktor lain.
Emotional quotient (EQ) merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan belajar seseorang, dengan emotional quotient (EQ)
orang akan
mampu mengendalikan diri, memelihara dan memacu motivasi untuk
terus
berupaya dan tidak mudah putus asa dan menyerah. Goleman
(2000:58)
mengatakan bahwa kemampuan mengenali emosi, mengelola emosi,
kemampuan memotivasi diri, kemampuan mengetahui emosi orang lain
dan
kemampuan dalam membina kerja sama dengan orang lain.
Kecerdasan
spiritual yang dikenal dengan spiritual quotient (SQ) membuat
kita mampu
menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang
luas.
Menurut Danah Zohar dan Ian Marshall, spiritual quotient (SQ)
adalah
landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara
efektif.
Bahkan SQ merupakan kecerdasan tertinggi manusia. Spiritual
quotient (SQ)
juga memberikan potensi bagi seseorang untuk tumbuh dan berubah,
bersikap
-
5
kreatif, luwes, berwawasan luas serta memungkinkan seseorang
untuk
menyatukan hal-hal yang bersifat intra personal dan
interpersonal, serta
menjembatani kesenjangan antara diri dan orang lain.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka masalah
dalam
penelitian ini dapat dirumuskan: Pertama Adakah kontribusi
signifikan dari
intelligence quotient (IQ) terhadap prestasi belajar Teknologi
Informasi dan
Komunikasi?; Kedua, Adakah kontribusi signifikan dari emotional
quotient
(EQ) terhadap prestasi belajar Teknologi Informasi dan
Komunikasi?; Ketiga
Adakah kontribusi signifikan dari spiritual quotient (SQ)
terhadap prestasi
belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi?; Keempat Adakah
kontribusi
signifikan dari intelligence quotient (IQ), emotional quotient
(EQ), dan
spiritual quotient (SQ) secara bersama terhadap prestasi belajar
Teknologi
Informasi dan Komunikasi?.
Adanya tujuan dalam penelitian ini merupakan hal yang sangat
penting karena dengan tujuan yang tepat menjadikan tolok
ukur
keberhasilan dalam penelitian. Adapun tujuan penelitian yang
ingin
dicapai adalah: Pertama, mengetahui kontribusi positif dan
signifikan dari
intelligence quotient (IQ) terhadap prestasi belajar Teknologi
Informasi dan
Komunikasi; Kedua, mengetahui kontribusi positif dan signifikan
dari
emotional quotient (EQ) terhadap prestasi belajar Teknologi
Informasi dan
Komunikasi; Ketiga, mengetahui kontribusi positif dan signifikan
dari
spiritual quotient (SQ) terhadap prestasi belajar Teknologi
Informasi dan
Komunikasi; Keempat, mengetahui kontribusi positif dan
signifikan dari
-
6
intelligence quotient (IQ), emotional quotient (EQ), dan
spiritual quotient
(SQ) secara bersama terhadap prestasi belajar Teknologi
Informasi dan
Komunikasi.
Berdasarkan pada perumusan masalah, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, terdapat
kontribusi
signifikan dari intelligence quotient (IQ) terhadap prestasi
belajar Teknologi
Informasi dan Komunikasi; Kedua, terdapat kontribusi signifikan
dari
emotional quotient (EQ) terhadap prestasi belajar Teknologi
Informasi dan
Komunikasi; Ketiga, terdapat kontribusi signifikan dari
spiritual quotient
(SQ) terhadap prestasi belajar Teknologi Informasi dan
Komunikasi;
Keempat, terdapat kontribusi signifikan dari intelligence
quotient (IQ),
emotional quotient (EQ), dan spiritual quotient (SQ) secara
bersama terhadap
prestasi belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research)
yang
bersifat korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian
lapangan (field
research) merupakan suatu penelitian lapangan untuk memperoleh
data-data
yang sebenarnya terjadi di lapangan. Populasi dalam penelitian
ini berjumlah
589 siswa, maka sampel yang dapat diambil adalah 10% nya,
sehingga
sampel yang diperoleh berjumlah 58,9 dan dibulatkan menjadi 59
anak. Akan
tetapi peneliti mengambil sampel 70 siswa untuk memudahkan
dalam
pengelompokan. Dengan menggunakan teknik sample random
sampling
dengan cara diundi. Teknik pengumpulan data menggunakan
dokumentasi
-
7
dan angket yang telah diujicobakan terlebih dahulu dan kemudian
diuji
validitas serta uji reliabilitas. Teknik analisis data yang
digunakan adalah
analisis regresi ganda, uji t, uji f, uji R2, serta sumbangan
relatif dan efektif.
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kontribusi prediktor digunakan untuk mengetahui besarnya
Kontribusi masing-masing variabel X terhadap variabel Y.
3.1 Kontribusi Intelligence Quotient (X1) terhadap Prestasi
belajar Teknologi
Informasi dan Komunikasi (Y)
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .664a .440 .432 4.222
a. Predictors: (Constant), INTELLIGENCE QUOTIENT
Koefisien korelasi antara Intelligence Quotient dengan
Prestasi
belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan rXY = 0,664
yang
berarti terdapat hubungan yang positif di antara keduanya.
Setelah
diperoleh nilai koefisien korelasi tersebut dapat dihitung pula
sumbangan
efektif dari variabel Intelligence Quotient sebagaimana dalam
tabel
berikut:
Variabel Koefisien regresi
(Beta)
Koefisien
korelasi
R2
Intelligence
Quotient (X1)
0,443 0,664 0,440
SE(X1)% = beta (X1) x rXY x 100%
= 0,443 x 0,664 x 100%
= 0,2941 x 100%
= 29,41%
-
8
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh variabel
Intelligence Quotient terhadap prestasi belajar Teknologi
Informasi dan
Komunikasi memberikan kontribusi atau sumbangan efektif
disimbolkan
dalam uji regresi dengan R square (R2) sebesar 0,2941 atau
29,41% yang
merupakan pengkuadratan dari koefisien nilai R. Hal ini
menunjukkan
bahwa variabel Intelligence Quotient memberikan sumbangan
atau
kontribusi efektif kepada prestasi belajar Teknologi Informasi
dan
Komunikasi sebesar 29,41%. Sedangkan sisanya (100% - 29,41%
=
70,59%) dipengaruhi faktor lain di luar penelitan. RSquare
berkisar pada
angka 0 sampai 1 dengan catatan semakin kecil angka RSquare
maka
semakin lemah hubungan kedua variabel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan intelektual
memiliki kontribusi yang lebih besar dibandingkan dengan
Kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual, hal itu disebabkan
Intelligence
Qoutient (IQ) merupakan kemampuan untuk menggunakan skema
berfikir
dan abstraksi, termasuk didalamnya kemampuan untuk melakukan
berbagai fungsi mental yang meliputi: penalaran, pemahaman,
mengingat,
dan mengaplikasikan, dapat berfikir cepat, logis dan mampu
menyesuaikan
diri terhadap situasi yang baru.
Materi pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi
berhubungan dengan sistem komputer dan perkembangan
teknologi,
sehingga siswa yang mempunyai tingkat Intelligence Qoutient (IQ)
tinggi
lebih mudah memahami materi. Kondisi inilah yang menyebabkan
tingkat
-
9
Intelligence Qoutient (IQ) memiliki kontribusi paling tinggi
terhadap
prestasi belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi.
3.2 Kontribusi Emotional Quotient (X2) terhadap Prestasi belajar
Teknologi
Informasi dan Komunikasi (Y)
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .629a .396 .387 4.387
a. Predictors: (Constant), EMOTIONAL QUOTIENT
Koefisien korelasi antara Emotional Quotient dengan Prestasi
belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan rXY = 0,629
yang
berarti terdapat hubungan yang positif di antara keduanya.
Setelah
diperoleh nilai koefisien korelasi tersebut dapat dihitung pula
sumbangan
efektif dari variabel Emotional Quotient sebagaimana dalam tabel
berikut:
Variabel Koefisien regresi
(Beta)
Koefisien
korelasi
R2
Emotional
Quotient (X2)
0,374 0,629 0,396
SE(X2)% = beta (X2) x rXY x 100%
= 0,374 x 0,629 x 100%
= 0,2352 x 100%
= 23,52%
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan variabel
Emotional Quotient terhadap prestasi belajar Teknologi Informasi
dan
Komunikasi memberikan kontribusi atau sumbangan efektif
disimbolkan
dalam uji regresi dengan R square (R2) sebesar 0,2352 atau
23,52% yang
merupakan pengkuadratan dari koefisien nilai R. Hal ini
menunjukkan
-
10
bahwa variabel Emotional Quotient memberikan sumbangan atau
kontribusi efektif kepada prestasi belajar Teknologi Informasi
dan
Komunikasi sebesar 23,52%. Sedangkan sisanya (100% - 23,52%
=
76,48%) dipengaruhi faktor lain di luar penelitan. RSquare
berkisar pada
angka 0 sampai 1 dengan catatan semakin kecil angka RSquare
maka
semakin lemah hubungan kedua variabel.
Bentuk pengaruh kecerdasan emosional dengan hasil belajar
Teknologi Informasi dan Komunikasi dijelaskan sebagai berikut.
Belajar
Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan aktifitas mental
yang
sangat kompleks. Realitanya seringkali terdapat hambatan belajar
yang
berasal dari luar. Dari pernyataan di atas dapat diperjelas
bahwa tingkat
kecerdasan emosional memberikan pengaruh untuk hasil belajar
Teknologi
Informasi dan Komunikasi.
Dari pembahasan tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa
semakin tinggi tingkat kecerdasan emosional siswa maka hasil
belajar
akan semakin tinggi. Dimana siswa yang mempunyai kecerdaan
emosional akan mampu mengenali, memahami, mengatur dan
menggunakan emosi secara efektif dalam hidup kita.
Singkatnya
keberadaan kecerdasan emosional memberikan pengaruh untuk
hasil
belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi.
3.3 Kontribusi Spiritual Quotient (X3) terhadap Prestasi belajar
Teknologi
Informasi dan Komunikasi (Y)
-
11
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .559a .312 .302 4.679
a. Predictors: (Constant), SPIRITUAL QUOTIENT
Koefisien korelasi antara Spiritual Quotient dengan Prestasi
belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan rXY = 0,559
yang
berarti terdapat hubungan yang positif di antara keduanya.
Setelah
diperoleh nilai koefisien korelasi tersebut dapat dihitung pula
sumbangan
efektif dari variabel Spiritual Quotient sebagaimana dalam tabel
berikut:
Variabel Koefisien regresi
(Beta)
Koefisien
korelasi
R2
Spiritual Quotient
(X3)
0,236 0,559 0,312
SE(X3)% = beta (X3) x rXY x 100%
= 0,236 x 0,559 x 100%
= 0,1319 x 100%
= 13,19%
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan variabel
Spiritual
Quotient terhadap prestasi belajar Teknologi Informasi dan
Komunikasi
memberikan kontribusi atau sumbangan efektif disimbolkan dalam
uji
regresi dengan R square (R2) sebesar 0,1319 atau 13,19% yang
merupakan
pengkuadratan dari koefisien nilai R. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel
Spiritual Quotient memberikan sumbangan atau kontribusi efektif
kepada
prestasi belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi sebesar
13,19%.
Sedangkan sisanya (100% - 13,19% = 86,81%) dipengaruhi faktor
lain di
luar penelitan. RSquare berkisar pada angka 0 sampai 1 dengan
catatan
-
12
semakin kecil angka RSquare maka semakin lemah hubungan
kedua
variabel.
Bentuk pengaruh kecerdasan spiritual akan membuat seseorang
mampu berpikir secara luas dan mendalam kecerdasan ini membuat
kita
kreatif dalam memecahkan persoalan yang dihadapi. Kecerdasan
ini
membuat seseorang mampu menjelaskan berbagai macam
pengetahuan
yang tidak bisa dijelaskan oleh kecerdasan IQ dan EQ. Sehingga
dengan
adanya kecerdasan spiritual akan membuat seseorang terbiasa
untuk
berpikir luas, mendalam. Tentunya hal itu akan banyak
mempengaruhi
kualitas belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi mengingat
kajian
Teknologi Informasi dan Komunikasi yang kompleks dan
membutuhkan
aktifitas berpikir yang tinggi.
Dari pembahasan tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa
semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritual siswa maka prestasi
belajar
akan semakin tinggi. Singkatnya keberadaan kecerdasan
spiritual
memberikan pengaruh untuk hasil belajar Teknologi Informasi
dan
Komunikasi.
3.4 Kontribusi Intelligence Quotient (X1) Emotional Quotient
(X2) Spiritual
Quotient (X3) terhadap prestasi belajar Teknologi Informasi
dan
Komunikasi (Y).
Sumbangan relatif merupakan kelanjutan dari sumbangan
efektif.
Tabel untuk menghitung sumbangan relatif adalah sebagai
berikut.
-
13
Variabel Sumbangan
Efektif R2
Sumbangan
Relatif
Intelligence Quotient (X1) 29,41 0,661 44,50%
Emotional Quotient (X2) 23,52 0,661 35,58%
Spiritual Quotient (X3) 13,19 0,661 19,92%
Sumbangan relatif variabel Intelligence Quotient (X1)
sebesar
44,50%, variabel Emotional Quotient (X2) sebesar 35,58% dan
Spiritual
Quotient (X3) sebesar 19,92%.
Berdasarkan data hasil penelitian dan pengujian analisis
secara
simultan, menunjukkan bahwa ada kontribusi yang signifikan
Intelligence Quotient (X1), Emotional Quotient (X2), dan
Spiritual
Quotient (X3) dengan prestasi belajar Teknologi Informasi
dan
Komunikasi (Y). Berdasarkan hasil Uji F (simultan) diperoleh
nilai Fhitung
= 42,897 dan nilai signifikansi dengan probabilitas 0,000 <
0,005. Jadi
dapat disimpulkan bahwa Intelligence Quotient (X1), Emotional
Quotient
(X2), dan Spiritual Quotient (X3) dengan prestasi belajar
Teknologi
Informasi dan Komunikasi (Y) secara bersama-sama berpengaruh
terhadap prestasi belajar Teknologi Informasi dan
Komunikasi.
Gambaran singkat pengaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual terhadap hasil belajar
Teknologi
Informasi dan Komunikasi adalah sebagai berikut. Keadaan
emosi
seseorang yang terkendali atau kecerdasan emosional tinggi
akan
menunjang kecerdasan spiritual bekerja maksimal. Apabila
kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual ini berada dalam keadaan
terkendali
selanjutnya akan menunjang IQ untuk bekerja secara maksimal.
Apabila
-
14
kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual berada dalam
kondisi
yang bersinergi serta didukung keberadaan IQ. Aktifitas
belajar
Teknologi Informasi dan Komunikasi berjalan dengan maksimal
tentunya akan sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan siswa
dalam
belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan
spiritual yang bersinergi akan mendukung IQ dalam aktifitas
belajar. Hal
ini akan mempengaruhi kwalitas belajar Teknologi Informasi
dan
Komunikasi yang pada gilirannya akan menunjang siswa untuk
dapat
hasil yang baik. Berdasarkan hasil penelitian ini besar
pengaruh
kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan
spiritual
secara bersama-sama terhadap prestasi belajar Teknologi
Informasi dan
Komunikasi adalah sebesar 66,12%.
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diambil adalah: Pertama, Terdapat
kontribusi yang positif dan signifikan Intelligence Quotient
(IQ) terhadap
prestasi belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan
jumlah
kontribusi sebesar sebesar 29,41%; Kedua, Emotional Quotient
(EQ)
memberikan kontribusi yang positif dan signifikan terhadap
prestasi
belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan jumlah
kontribusi
sebesar 23,52%; Ketiga, Ada kontribusi yang positif dan
signifikan
Spiritual Quotient (SQ) terhadap prestasi belajar Teknologi
Informasi
-
15
dan Komunikasi dengan jumlah kontribusi sebesar 13,19%;
Keempat,
Ada kontribusi yang positif dan signifikan Intelligence Quotient
(IQ),
Emotional Quotient (EQ) dan Spiritual Quotient (SQ) secara
bersama
terhadap prestasi belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi
diperoleh
nilai Fhitung = 42,897 > 3,98 (Ftabel). Nilai r sebesar 0,813
dan R2 sebesar
0,661 sehingga secara bersama-sama memberikan sumbangan atau
kontribusi kepada prestasi belajar Teknologi Informasi dan
Komunikasi
sebesar 66,1%. Sedangkan sisanya (100% - 66,1% = 33.9%)
dipengaruhi
oleh faktor lain di luar penelitian ini.
4.2 Saran
Bagi Guru, Guru harus dapat mengetahui dan memahami
kecerdasan inteligensi (IQ) yang dimiliki masing-masing siswa,
supaya
guru dapat menentukan sikap dalam menangani perbedaan IQ
peserta
didik. Tidak kalah penting, guru juga perlu untuk meningkatkan
hasil
belajar siwsanya, dengan meningkatkan kecerdasan emosional
dan
kecerdasan spiritual pada pembelajaran TIK siswa.
Bagi Kepala Sekolah Supaya Tesis ini dapat dijadikan bahan
pertimbangan dalam menyusun program pendidikan bagi siswa
khususnya dalam meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa.
Bagi Peneliti Selanjutnya untuk menambah wawasan berpikir
ilmiah dan pengalaman dalam penelitian lapangan maka
peneliti
selanjutnya disarankan untuk menambah waktu proses penelitian
dengan
sampel yang lebih banyak. Sehingga hasil penelitian dapat lebih
baik,
-
16
sesuai dengan harapan. Selain itu, peneliti selanjutnya juga
disarankan
untuk benar-benar memahami langkah-langkah terkait penelitian
yang
akan dilakukan, sehingga tidak kebingungan ketika
pelaksanaan
penelitian.
PERSANTUNAN
Terima kasih kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya. Saya
ingin
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.Maryadi, M.A dan ibu
Dr.
Darsinah, M.Si atas bimbingan yang selama ini diberikan, bapak
dan ibu,
keluarga, serta teman-teman yang senantiasa memberikan dukungan.
Saya
benar-benar bersyukur.
DAFTAR PUSTAKA
Aswar Syaifudin, 2008. Penyusunan Psikologi Intelegensi, cet.6,
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Zohar, Danah dan Marshal, Ian, 2007. SQ, Kecerdasan Spiritual,
Bandung.
Martin, E. 1999. Managing Information Technology What Managers
Need to
Know (3rd ed.). New Jersey: Pearson Education International.
Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta:
PT Raja
Grafindo Persada, cet VII , 2000).
Cepi Riyana, 2004, Strategi implementasi Teknologi Informasi dan
Komunikasi
dengan menerapkan Konsep Instructional Technology, Jurnal
Edutech,
Jurusan Kurtek Bandung.
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:
KENCANA
PRENADA MEDIA GROUP, 2005).
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi (Editor). Metode
Penelitian Survey.
Cetakan Pertama. Edisi Revisi. Jakarta: LP3ES 1995.
Muchtar, (2006). Korelasi antara Kecerdasan Emosional Dengan
Kemandirian
Belajar dan Prestasi Belajar, Tesis. Semarang: IAIN
Walisongo.
-
17