Page 1
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI
ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS
KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL
KABUPATEN BANGKA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Oleh:
NAMA : CAHYA ADIGUNA NATAMA
NIM : 302 11 11 002
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat
Gelar sarjana Ekonomi
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2015
Page 2
2
ABSTRACT
Cahya Adiguna Natama. 302 11 11 002. The Effects of Leadership Style
andOrganizational Communication on Employee Performance in the Population and
Civil Registration.
The study aims to study and analyze the effects ofleadership styleand
organizational communicationon employee performance, either partially or
simultaneously.
This is a descriptive quantitative study with a total of 51 respondents consisting
of civil servants and contract employee using census sampling. The independent variables
of the study are leadership style andorganizational communication, while the dependent
variable is employee performance. The instrument testing used validity and reliability
tests. The data was analyze using the multiple linear regressions analysis with t test and F
test.
The result of descriptive study showed that the variables of leadership style into
the medium rattings, which are at intervals of 2,61 to 3,40. While organizational
communication and employee competence into the high ratings, which are at intervals of
3.41 to 4.20. The independent variable (X1) resulted in tcount (2,616)> Ttable (2,014) and
variable X2 resulted in tcount (2,894) > Ttable (2,014). Thus, X1and X2have partial effects on
variable Y. The F test showed that Fcount (16,082) > Ftable (3,19), while the significance is
0,000 < alpha on the rate of significance of 0,05, thus Ho is rejected and Ha is accepted
which means that the independent variables simultaneously affect the dependent variable
significantly. The coefficient of determinant (Adjusted R Square) is of 0,376 or 37,6%,
which means employee performance can be explained byleadership style and
organizational communication.
Keywords: Leadership Style,Organizational communication, Employee Performance.
Page 3
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor utama dalam suatu
organisasi. Apapun bentuk dan tujuannya, suatu organisasi didirikan berdasarkan visi
untuk kepentingan bersama, dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh
manusia. Ruang lingkup penelitian ini adalah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Bangka, yang merupakan sebuah Instansi pemerintah daerah yang
keseluruhan pekerjaan di dalamnya sangat mengandalkan faktor manusia.
Dengan jumlah pegawai yang cukup banyak tentunya diharapkan kinerja
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil juga baik. Namun dari beberapa kali
observasi dan wawancara langsung dengan pegawai dan kepala dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil Kabupaten Bangka serta berdasarkan data yang diperoleh dari
laporan evaluasi hasil Rencana Kerja (RENJA) SKPD Kabupaten Bangka tahun
2014, kinerja Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bangka ini dinilai
kurang baik dan masih banyak capaian yang belum terealisasi. Evaluasi Hasil
Rencana Kerja SKPD terhadap RKPD Dapat dilihat hasil pencapaian kinerja
pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bangka per november
2014 hanya memperoleh rata- rata capaian kinerja sebesar 31,52% dengan predikat
sangat rendah sebagaimana Rencana Kerja (RENJA) yang telah ditetapkan pada
awal tahun. Hal ini cukup mengecewakan karena Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil Kabupaten Bangka memiliki jumlah pegawai dan juga alokasi dana APBD
yang sebenarnya sudah cukup memadai .
Secara umum penyebab rendahnya kinerja pegawai pada Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bangka disebabkan oleh banyak hal,
seperti pada salah satu sasaran kerja meningkatkan kapasitas dan kualitas sumber
daya aparatur, salah satu indikatornya adalah pelayanan administrasi perkantoran.
Pada bagian administrasi banyak pegawai yang hanya duduk-duduk dan bersantai
walaupun masih banyak tugas yang harus dikerjakan.
Selain itu dari hasil observasi langsung ditemukan pula penyebab lain dari
rendahnya kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten
Bangka. Dari hasil observasi ditemukan fakta bahwa para pegawai pada jam-jam
tertentu dan ketika pimpinan tidak ditempat, sering meninggalkan kantor walaupun
masih ada masyarakat yang datang untuk mengurus administrasi kependudukan.
Dari beberapa hasil observasi diatas, dapat diduga bahwa pemimpin dalam hal ini
kepala dinas kurang tegas terhadap masalah kedisiplinan pegawai Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bangka.
Selain masalah gaya kepemimpinan diatas, ditemukan pula faktor lain
penyebab rendahnya kinerja pegawai di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Bangka yaitu komunikasi organisasi, diketahui salah satu program kerja
mereka yaitu peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya dokumen
kependudukan dan tertib administrasi kependudukan. Dari hasil observasi ditemukan
fakta bahwa para pegawai pada jam-jam tertentu dan ketika pimpinan tidak ditempat,
sering meninggalkan kantor walaupun masih ada masyarakat yang datang untuk
mengurus administrasi kependudukan.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk
meneliti tentang “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Organisasi
Page 4
4
Terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Bangka”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Bagaimana gaya kepemimpinan, komunikasi organisasi dan kinerja pegawai
pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bangka?
2. Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bangka?
3. Apakah komunikasi organisasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai
pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bangka?
4. Apakah gaya kepemimpinan dan komunikasi berpengaruh terhadap kinerja
pegawai pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bangka?
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka penelitian ini hanya membatasi masalah
yang akan diteliti sebagai berikut:
1. Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Organisasi pegawai Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bangka
2. Kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bangka.
3. Data yang digunakan adalah data tahun 2014.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memberikan gambaran mengenai gaya kepemimpinan, komunikasi
organisasi dan kinerja pegawai pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Bangka.
2. Untuk mengetahui apakah gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja
pegawai pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bangka.
3. Untuk mengetahui apakah komunikasi organisasi berpengaruh terhadap kinerja
pegawai pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bangka.
4. Untuk mengetahui apakah gaya kepemimpinan dan komunikasi organisasi
berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil Kabupaten Bangka.
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong
perkembangan ilmu pengetahuan Manajemen Sumber Daya Manusia, khususnya
yang terkait dengan bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan dan komunikasi
organisasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti bagi Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bangka dalam rangka
meningkatkan potensi sumber daya manusia sehingga mampu bekerja dengan
optimal.
Page 5
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu usaha untuk
mengarahkan dan mengelola sumber daya manusia untuk mencapai suatu
tujuan yang ingin dicapai. Manajemen sumber daya manusia merupakan
konsep luas tentang filosofi, kebijakan, prosedur, dan praktik yang digunakan
untuk mengelola individu atau manusia melalui organisasi.
Menurut Rivai (2009: 1) mengemukakan bahwa manajemen sumber
daya manusia adalah salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi
segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian.
2.1.2. Pengertian Gaya Kepemimpinan
Menurut Ismail Nawawi Uha (2013: 155) kepemimpinan adalah
kesanggupan untuk membujuk (persuade) orang lain untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan dengan intuisitas. Sedangkan menurut Rivai dan
Mulyadi (2011:42) Gaya kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari tindakan
seorang pemimpin, baik yang tampak maupun yang tidak tampak oleh
bawahannya.
2.1.2.1. Dimensi Gaya Kepemimpinan
Menurut Malayu S.P.Hasibuan (2005:170) gaya kepemimpinan ada
tiga yaitu :
1. Kepemimpinan Otoriter
Kepemimpinan Otoriter adalah jika kekuasaaan atau wewenang, sebagian
besar mutlak tetap berada pada pimpinan atau kalau pimpinan itu
menganut sistem sentralisasi wewenang. Pengambilan keputusan dan
kebijakan hanya ditetapkan sendiri oleh pemimpin, bawahan tidak
diikutsertakan untuk memberikan saran, ide, dan pertimbangan dalam
proses pengambilan keputusan.
2. Kepemimpinan Partisipatif
Kepemimpinan Partisipatif adalah apabila kepemimpinannya dilakukan
dengan cara persuasif, menciptakan kerja sama serasi, menumbuhkan
loyalitas, dan partisipasi para bawahan. Pemimpin memotivasi bawahan
agar merasa ikut memiliki perusahaan.
3. Kepemimpinan Delegatif
Kepemimpinan Delegatif apabila seorang pemimpin mendelegasikan
wewenang kepada bawahan dengan agak lengkap. Dengan demikian,
bawahan dapat mengambil keputusan dan kebijakan dengan bebas atau
leluasa dalam melaksanakan pekerjaannya. Pemimpin tidak peduli cara
bawahan mengambil keputusan dan mengerjakan pekerjaannya,
sepenuhnya diserahkan kepada bawahan.
2.1.3. Pengertian Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai
pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu
organisasi (Wiryanto, 2005:34).
Page 6
6
Sedangkan menurut Goldhaber (1986) dalam Khomsahrial Romli
(2014:13) komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling
menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu
sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu
berubah-ubah.
2.1.3.1. Dimensi Komunikasi Organisasi
Komunikasi adalah hal yang mutlak diperlukan dalam kehidupan
berorganisasi, organisasi yang berhasil tidak akan pernah terlepas dari
kualitas komunikasi yang baik pula.
Menurut Khomsahrial Romli (2014:6) ada 2 dimensi yang sangat
mempengaruhi kualitas komunikasi dalam organisasi, yaitu:
1. Komunikasi internal
Organisasi sebagai kerangka (framework) menunjukan adanya pembagian
tugas antara orang – orang di dalam organisasi itu dan dapat di
klasifikasikan sebagai tenaga pimpinan dan tenaga yang dipimpin.
Dengan demikian, pimpinan cukup berkomunikasi dengan para
penanggung jawab kelompok. Jumlah kelompok serta besarnya kelompok
bergantung pada besar kecilnya organisasi. Dimensi komunikasi internal
terdiri dari komunikasi vertikal dan horisontal.
a. Komunikasi vertikal
Komunikasi vertikal yakni komunikasi dari atas ke bawah
(downward communication) dan komunikasi dari bawah ke atas
(upward communication) yang merupakan komunikasi dari
pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan
secara timbal balik (two-way traffic communication). Dalam
komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi, petunjuk,
informasi dan penjelasan kepada bawahannya.
b. Komunikasi horizontal
Komunikasi horizontal adalah komunikasi secara mendatar, antara
anggota staf dengan anggota staf, karyawan dengan karyawan dan
sebagainya. Berbeda dengan komunikasi vertikal yang sifatnya lebih
formal, komunikasi horisontal sering kali berlangsung tidak formal.
Mereka berkomunikasi satu sama lain bukan pada waktu mereka
sedang bekerja, melainkan pada saat waktu – waktu luang.
Komunikasi diagonal atau yang disebut juga dengan komunikasi
silang (cross communication) adalah komunikasi pimpinan divisi
dengan anggota lain.
2. Komunikasi eksternal
Komunikasi eksternal adalah komunikasi antara pimpinan organisasi
dengan khalayak diluar organisasi. Komunikasi eksternal terdiri atas
dua jalur secara timbal balik yaitu komunikasi dari organisasi kepada
khalayak dan komunikasi dari khalayak kepada organisasi.
a. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak
Komunikasi dari organisasi kepada khalayak pada umumnya
bersifat informatif, yang di lakukan sedemikian rupa sehingga
khalayak merasa memiliki keterlibatan. Kegiatan ini sangat
Page 7
7
penting dalam usaha memecahkan suatu masalah jika terjadi
tanpa di duga.
b. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi
Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan
umpan balik sebagai efek dari kegiatan komunikasi yang
dilakukan oleh organisasi. Jika informasi yang di sebarkan
kepada khalayak itu menimbulkan efek yang sifatnya
kontroversial (menyebabkan adanya pro dan kontra di kalangan
khalayak), maka itu disebut opini publik.
2.1.4. Pengertian Kinerja “Kinerja sumber daya manusia merupakan istilah yang berasal dari
kata Job Performance atau Actual Performance yaitu prestasi kerja atau
prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang” Mangkunegara
(2010:14). Kinerja sendiri adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dalam
penilaian terhadap seorang pegawai/ karyawan.
Mangkunegara (2010:14) menjelaskan bahwa kinerja individu adalah
hasil kerja baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja
yang telah ditentukan. Kinerja individu ini akan tercapai apabila didukung
oleh atribut individu, upaya kerja (work effort) dan dukungan organisasi.
2.1.4.1. Indikator Kinerja
Untuk mengukur kualitas kerja, diperlukan adanya indikator-indikator
pendukung kinerja. Menurut Robbins (2008:260) Indikator untuk mengukur
kinerja ada lima, yaitu:
1. Kualitas.
Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan
yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan
kemampuan karyawan.
2. Kuantitas.
Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti
jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.
3. Ketepatan waktu.
Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang
dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta
memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.
4. Efektivitas.
Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang,
teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil
dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya.
5. Kemandirian.
Merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat
menjalankan fungsi kerjanya Komitmen kerja. Merupakan suatu tingkat
dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan
tanggung jawab karyawan terhadap kantor.
2.2. Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini penulis menyajikan kerangka pemikiran untuk
memudahkan dalam memahami permasalahan yang diteliti dan disajikan dalam
bentuk skema yang menunjukkan hubungan masing-masing variabel. Kerangka
Page 8
8
tersebut merupakan dasar pemikiran dalam melakukan analisis dalam penelitian ini
yaitu sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
H1
H2
H3
H4
Sumber : Sugiyono (2013), diolah peneliti 2015
2.3. Hipotesis Menurut Sugiyono (2013 :64) “hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian,dimana rumusan masalah penelitian telah
dinayatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Berdasarkan rumusan masalah maka
hipotesis penelitian ini adalah :
H1 : Gaya Kepemimpinan, Komunikasi Organisasi dan Kinerja Pegawai Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bangka diduga rendah.
H2 : Diduga adanya pengaruh yang kuat, positif dan signifikan antara Gaya
Kepemimpinan terhadap kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil Kabupaten Bangka.
H3 : Diduga adanya pengaruh yang kuat, positif dan signifikan antara Komunikasi
Organisasi terhadap kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Bangka.
H4 : Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Organisasi secara simultan mempunyai
pengaruh yang positif terhadap kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kabupaten Bangka
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian Menurut Sugiyono (2013:3) Metode penelitian pada dasarnya merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian
yang dilakukan ini menggunakan analisis deskriptif dan metode kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2013:11) Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Penelitian ini bertujuan
mengumpulkan data dan informasi sesuai dengan kondisi yang sebenarnya,
kemudian data dan informasi tersebut diolah dan dianalisis untuk dapat menjelaskan
bagaimana pengaruh masing-masing variabel terhadap peningkatan kualitas SDM di
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bangka.
Kinerja Pegawai Dinas
Kependudukan dan
Catatan Sipil Kabupaten
Bangka
(Y)
Gaya Kepemimpinan
(X1)
KomunikasiOrganisasi
(X2)
Page 9
9
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Objek penelitian yang menjadi fokus penulis dalam penelitian ini yaitu
dengan judul “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, dan
Komunikasi Terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Bangka”. Penelitian ini dilakukan di kantor Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kabupaten Bangka Jl. Ahmad Yani Jalur 2 Sungailiat Kabupaten
Bangka. Penelitian ini dilakukan pada hari senin tanggal 24 november 2014 sampai
dengan selesai.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh
peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya menurut
Sugiyono (2013:119).Di dalam penelitian ini, yang menjadi populasi
penelitian adalahpara pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Bangka yaitu sebanyak 51 orang.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut menurut Sugiyono (2013:120). Metode pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode sampling jenuh (metode
sensus) yaitu teknik pengumpulan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel.Di dalam penelitian ini, yang menjadi sampel
penelitian yaitu sejumlah 51 orang pegawai DUKCAPIL Kabupaten Bangka.
3.4. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan Data dapat dilakukan dalam berbagai Setting,berbagai sumber
dan berbagai cara (Sugiyono,2013:187). Metode pengumpulan data yang digunakan
untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah dengan
mengunakan metode kuesioner, metode wawancara, metode literatur dan metode
observasi.
3.5. Jenis Data
3.5.1. Data Primer Data primer adalah data yang langsung dari sumber asli tanpa melalui
media perantara. Dalam penelitian ini data primer yang digunakan bersumber
dari responden yaitu Kepala dinas dan pegawai yang ada di yaitu Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bangka.
3.5.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data
sekunder dari peenlitian ini diperoleh dari yaitu Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kabupaten Bangka.
3.6. Teknik Analisis Data
3.6.1. Analisis Deskriptif dan Analisis Verifikatif
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk mendenskripsikan dan
menggambarkan tentang ciri-ciri responden dan variabel penelitian. Dalam
penelitian,penulis menggunakan analisis deskriptif atas variabel indpenden
Page 10
10
dan dependennya yang selanjutnya dilakukan pengklasifikasian terhadap
jumlah skor responden.
2. Analsis verifikatif
Analsis verifikatif digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian
yang mengungkap hubungan dan pengaruh antar variabel yang diteliti dengan
menggunakan perhitungan statistik. Adapun alat verifikatif yang digunakan
adalah SPSS for windows 22.
3.6.2. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuisioner. Menurut Sugiyono (2013:168) instrumen yang valid berarti
alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Untuk itu peneliti
menggunakan alat bantu program SPSS 22 for windows. SPSS memberikan
fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpa (α).
Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai α > 0,60.
3.6.3. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk
mengetahui ada tidaknya normalitas dalam model regresi, yaitu dengan
melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif
dari distibusi normal.
2. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi,
yakni dengan melihat dari nilai tolerance, dan lawannya yaitu variance
inflation factor (VIF).
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskesdatisitas dengan melihat
ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED
dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual.
3.6.4. Analisis Regresi Linear Berganda
Regresi berganda sering kali digunakan untuk mengatasi
permasalahan analisis regresi yang melibatkan hubungan dari dua atau lebih
variabel bebas.
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Page 11
11
Keterangan :
Y = Kinerja Pegawai DUKCAPIL Kabupaten Bangka
a = Nilai konstan
b1, b2 = Koefisien Regresi
X1 = Gaya Kepemimpinan
X2 = Komunikasi Organisasi
e = error/ variabel pengganggu
3.6.5. Pengujian Hipotesis
1. Uji F atau Uji Simultan
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen
atau bebas (X) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen/ terikat (Y).
2. Uji T atau Uji Parsial
Digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel
independen ( X1, X2,...X3) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.
3.6.6. Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui presentase
sumbangan pengaruh variabel independen ( X1,X2, ... , X3) secara serentak
terhadap variabel dependen (Y). Koefisien ini menunjukkan seberapa besar
presentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu
menjelaskan variasi variabel dependen.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel IV.1
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
B Std.Error Beta
1 (Constant) 15,560 3,610
X1.Total ,502 ,192 ,344
X2.Total ,710 ,245 ,380
Sumber : Data SPSS diolah peneliti, 2015 Berdasarkan data pada Tabel IV.1 dimana hasil analisis regresi
diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y= 15,560+ 0,502 X1 + 0,710 X2
Hasil analisis regresi berganda yang masih berbentuk angka dapat
dijelaskan dalam bahasa yang akan mudah dipahami sebagai berikut:
A. Konstanta 15,560
Nilai konstanta 15,560, bearti jika variabel, gaya kepemimpinan
dan komunikasi organisasi bernilai 0, maka nilai kinerja pegawai bernilai
15,560. Variabel gaya kepemimpinan dan komunikasi organisasi
memiliki makna setiap kenaikan satu satuan, kedua variabel tersebut
akan meningkatkan satu satuan kinerja pegawai.
Page 12
12
B. b1= 0,502
Berarti variabel gaya kepemimpinan mempengaruhi kinerja
pegawai sebesar 0,502 atau berpengaruh secara positif yang artinya jika
variabel gaya kepemimpinan meningkat sebesar 1%, maka kinerja
pegawai akan meningkat. Sebaliknya, jika gaya kepemimpinan menurun
sebesar 1%, maka kinerja pegawai akan menurun.
C. b2= 0,710
Berarti variabel komunikasi organisasi mempengaruhi kinerja
pegawai sebesar 0,710 atau berpengaruh secara positif yang artinya jika
variabel komunikasi organisasi meningkat 1%, maka kinerja pegawai
akan meningkat. Sebaliknya, jika komunikasi organisasi menurun maka
kinerja pegawai akan menurun.
4.2. Uji Parsial atau Uji T
Tabel IV. 2
Hasil Uji t
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig
B Std.Error Beta
1 (Constant) 15.560 3.610 4.311 .000
X1Total .502 .192 .344 2.616 .012
X2Total .710 .245 .380 2.894 .006
Sumber : Data SPSS diolah peneliti, 2015
Hasil Coefficient melalui pengujian hipotesis dan kemudian
dibandingkan dengan ttabel yaitu dengan á=0,05 dan n=jumlah sampel (51),
dengan rumus df = n-k dimana n adalah sampel sedangkan k adalah
banyaknya variabel (bebas dan terikat), maka didapat ttabel sebesar 2,012. Jadi
hasil dari tiap-tiap variabel dapat diketahui variabel manakah yang
berpengaruh terhadap kinerja pegawai sebagai berikut:
H1 : Uji hipotesis Gaya kepemimpinan terhadap Kinerja pegawai
Dari hasil perhitungan diperoleh thitung untuk X1 sebesar 2,616 lebih
besar dari ttabel 2,012 dan dengan signifikansi sebesar 0,012 lebih kecil
dari taraf signifikansi sebesar 0,05. Berarti H1 diterima dan Ho
ditolak, maka ini menunjukkan variabel gaya kepemimpinan memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.
H2 : Uji hipotesis Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja pegawai
Dari hasil perhitungan diperoleh thitung untuk X2 sebesar 2,894 lebih
besar dari ttabel 2,012 dan dengan signifikansi sebesar 0,006 lebih kecil
dari taraf signifikansi sebesar 0,05. Berarti H2 diterima dan Ho
ditolak, maka ini menunjukkan variabel komunikasi organisasi
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja
pegawai.
Page 13
13
4.3. Uji Simultan atau Uji F Tabel IV.3
Hasil Uji F
ANOVA
Model Sum of Squares DF Mean
Square F Sig
1 Regression 858.107 2 429.054 16.082 .000b
Residual 1280.599 48 26.679
Total 2138.706 50
Sumber : Data SPSS diolah peneliti, 2015
Berdasarkan data dari tabel IV.3 hasil perhitungan uji F, dapat dilihat
bahwa Fhitung sebesar 16,082 dan kemudian dibandingkan dengan Ftabel.
Rumus nya mencari Ftabel yaitu df1 = k-1 dan df2 = n - k , dimana n adalah
banyaknya sampel dan k adalah jumlah variabel independen dan dependen.
Jadi nilai Ftabelnya adalah 3,19. Taraf signifikansi adalah 0.05. Dengan
membandingkan Fhitung dan Ftabel maka didapat Fhitung (16,082) lebih besar
dari Ftabel (3,19), dan nilai signifikansi adalah 0,000 lebih kecil dari taraf
signifikansi 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti variabel
independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel
dependen secara signifikan. Berdasarkan analisis dapat disimpulkan bahwa
gaya kepemimpinan dan komunikasi organisasi berpengaruh secara simultan
terhadap kinerja pegawai.
4.4. Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Angka koefisien determinasi dilihat dari hasil perhitungan SPSS dapat
dilihat pada Tabel IV. 4 sebagai berikut:
Tabel IV.4
Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model
Change Statistic
R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .633a .401 .376 5.165
Sumber : Data SPSS diolah peneliti, 2015
Dilihat dari Tabel IV.4 koefisien determinasi (R2) menunjukkan angka
Adjusted R Square 0,376 atau 37,6% yakni berarti variasi variabel kinerja
pegawai dapat dijelaskan oleh variabel gaya kepemimpinan dan komunikasi
organisasi, sisanya 62,4% dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar dari
variabel penelitian.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab
IV mengenai Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Organisasi terhadap
Kinerja Pegawai pada Dinas Kependudukan dan catatan Sipil Kabupaten Bangka,
maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hipotesis pertama (H1) dari hasil penelitian deskriptif dapat disimpulkan bahwa
variabel Gaya Kepemimpinan masuk kedalam klasifikasi penilaian sedang
Page 14
14
dengan skor rata-rata 3,31 dan berada pada interval 2,61-3,40, variabel
Komunikasi Organisasi masuk dalam klasifikaasi penilaian tinggi dengan skor
rata-rata 3,50 dan berada pada interval 3,41-4,20. Sedangkan variabel Kinerja
Pegawai masuk dalam klasifikasi penilaian tinggi dengan skor rata-rata 3,50 dan
berada pada interval 3,41- 4,20
2. Hipotesis kedua (H2) yang menyatakan Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja pegawai diterima. Hal tersebut ditunjukan dari
hasil perhitungan (terlampir) uji t, terlihat thitung untuk variabel komunikasi
organisasi sebesar 2,616 dengan signifikansi sebesar 0,012. Dengan
menggunakan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai probabilitas lebih kecil dari
0,05, yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima. Dan dapat
disimpulkan gaya kepemimpinan yang paling tinggi adalah gaya kepemimpinan
partisipatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Gaya Kepemimpinan
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Semakin
baik gaya kepemimpinan pada Dinas Kependudukan dan catatan Sipil Kabupaten
Bangka, maka akan meningkatkan kinerja pegawai.
3. Hipotesis Ketiga (H3) yang menyatakan komunikasi organisasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai diterima. Hal tersebut ditunjukan
dari hasil perhitungan (terlampir) uji t, terlihat thitung untuk variabel komunikasi
organisasi sebesar 2,894 dengan signifikansi sebesar 0,006. Dengan
menggunakan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai probabilitas lebih kecil dari
0,05, yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi mempunyai pengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Semakin baik komunikasi
organisasi pada Dinas Kependudukan dan catatan Sipil Kabupaten Bangka, maka
akan memuaskan bagi pegawai maupun atasan sekaligus dan menjadi dasar pada
peningkatan efektifitas dalam pekerjaan.
4. Pengujian secara bersama-sama menyatakan bahwa gaya kepemimpinan dan
komunikasi organisasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja
pegawai. Hal tersebut ditunjukan dari hasil perhitungan (terlampir) uji F, terlihat
Fhitung sebesar 16,082 dengan signifikansi sebesar 0,000. Dengan menggunakan
taraf signifikansi 5% diperoleh nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, yang
berarti bahwa variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel
dependen secara signifikan.
1.2. Saran
Berdasarkan simpulan yang diperoleh dari penelitian ini, penulis merasa
perlu menuliskan beberapa saran berkenaan dengan penelitian yaitu sebagai berikut:
A. Kepada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bangka diharapkan
memperhatikan peranan variabel gaya kepemimpinan karena variabel tersebut
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bangka. Dengan gaya
kepemimpinan yang baik, diharapkan kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kabupaten Bangka dapat terus meningkat. Selain itu diharapkan
pula memperhatikan peranan variabel komunikasi organisasi karena variabel
tersebut berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Dengan
komunikasi yang baik diharapkan hubungan antar pegawai akan terjalin baik dan
tentunya mendorong peningkatan kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kabupaten Bangka.
B. Bagi penelitian mendatang, diharapkan instrumen penelitian lebih diperdalam dan
dikembangkan lagi sehingga kemampuan mengukurnya lebih baik.
Page 15
15
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz Wahab, 2008: Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan. Bandung
: Alfabeta.
Alo Liliweri. 2007, Wacana Komunikasi Organisasi, Bandung: Mandar Maju
Basu Swastha. 2007, Manajemen Penjualan, Yogyakarta: Liberty
Ghozali,Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21
Update PLS Regresi. Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponogero
Guritno, Bambang dan Waridin. 2008. Pengaruh Persepsi Karyawan Mengenai Perilaku
Kepemimpinan, Kepuasan Kerja Dan Motivasi Terhadap Kinerja. JRBI. Vol 1.
No 1
Hasibuan, Malayu.(2012).Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi.Jakarta: PT
bumi aksara.
Ida Ayu Brahmasari. “Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya
Organisasi Terhadap Kepuasaan serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan
(Studi kasus pada PT.Pei Hai International Wiratama Indonesia)”. Jurnal
Manajemen Dan Kewirausahaan. Vol.10, No.2 September 2008, 124-135.
Ismuhadjar. 2006. Pengaruh Motivasi Kerja, Komunikasi Antar Pribadi dan Komitmen
Organisasi terhadap Kinerja Pejabat Struktural dan Dosen Tetap di beberapa
Perguruann Tinggi Swasta di Jakarta. Jurnal Bisnis Strategi. Vol. 15 No.2. P 52-
61.
Ivancevich, John M. Konopaske, Robert dan Matteson, Michael T. 2007. Perilaku dan
Manajemen Organisasi. Jilid 1. Edisi Ketujuh. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Khomsahrial Romli. 2014, Komunikasi Organisasi Lengkap, Jakarta : Grasindo
Muhammad, Dr. Arni. 2009. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara
Prayitno,Duwi. (2010). Paham Analisa statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit
mediakom
Rivai, Veithzal dan Basri. 2007. Performance Appraisal: Sistem Yang Tepat Untuk
Menilai Kinerja Karyawan Dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan.
Rajagrafindo Persada. Jakarta.
Robbins, Stephen P., 2008. Perilaku Organisasi, PT Indeks, Kelompok Gramedia,
Jakarta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian kombinasi (Mixed Methods). Bandung : Penerbit
Alfabeta
Tubbs, Stewart L,Moss, Sylvia, 2005. Human Communication: Konteks-Konteks
Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wibowo. (2013). Perilaku Dalam Organisasi. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.
Wiryanto, 2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Grameia Wiiasarana Indonesia.
Zohar, Danah dan Marshall, Ian, 2008, Memberdayakan SC di Dunia Bisnis. Terjemahan.
Helmi Mustofa. Bandung: Mizan.