PENGARUH ELEKTROAKUPUNTUR PADA TITIK ZUSANLI DAN NEIGUAN TERHADAP PERBAIKAN KERUSAKAN MUKOSA ILEUM AKIBAT PEMBERIAN 5-FLUOROURASIL SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran ADHITYARI IKKE PUTRI G 0006032 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
64
Embed
PENGARUH ELEKTROAKUPUNTUR PADA TITIK ZUSANLI …eprints.uns.ac.id/3591/1/142831208201001151.pdf · B. Rumusan Masalah ... Hasil Pengukuran Tinggi Vili Ileum Hewan Coba ... samping
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH ELEKTROAKUPUNTUR PADA TITIK ZUSANLI DAN
NEIGUAN TERHADAP PERBAIKAN KERUSAKAN MUKOSA ILEUM
AKIBAT PEMBERIAN 5-FLUOROURASIL
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
ADHITYARI IKKE PUTRI
G 0006032
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Surakarta, 17 Februari 2010 Adhityari Ikke Putri NIM G0006032
PERSETUJUAN
Laporan Penelitian/Skripsi dengan judul : Pengaruh Elektroakupuntur Pada
Titik Zusanli Dan Neiguan Terhadap Perbaikan Kerusakan Mukosa Ileum
Akibat Pemberian 5-Fluorourasil
Adhityari Ikke Putri, G.0006032, Tahun 2010
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Validasi Laporan
Penelitian/Tim Ujian Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada Hari Rabu, Tanggal 17 Februari 2010
Pembimbing Utama Penguji Utama S. Andhy Jusup, dr., MKes, AIFM Balqis, dr., MSc., CMFM, AIFM NIP : 132 296 401 NIP : 132 230 852 Pembimbing Pendamping Anggota Penguji M.Arief Taufiqurrahman, dr., Mkes, PHK Arif Suryawan, dr. NIP: 130 817 795 NIP : 131 569 250 Tim Skripsi Diding H. Prasetyo, dr., M.Si NIP. 132 233152
ABSTRAK
Adhityari Ikke Putri, G0006032, 2010. Pengaruh Elektroakupuntur pada Titik Zusanli dan Neiguan terhadap Perbaikan Kerusakan Mukosa Ileum Akibat Pemberian 5-Fluorourasil, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Latar Belakang : Antikanker menyebabkan efek samping terhadap sel normal terutama yang berproliferasi cepat seperti sel di gastrointestinal. Hal ini menyebabkan mukositis yang ditandai berkurangnya tinggi vili dan kedalaman kripte. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah EA pada kedua titik tersebut dapat mempercepat perbaikan mukosa saluran cerna. Metode : Tikus jantan galur Wistar, usia 3 bulan, 130-200 gr, dibagi dalam 4 kelompok yaitu K, P1, P2, dan P3. K diinjeksi 2ml normal salin intraperitoneal pada hari ke-1, dikorbankan pada hari ke-7. P1, P2, P3 diinjeksi 150 mg/kgBB 5-Fluorourasil (5-FU) intraperitoneal pada hari ke-1. P1 dikorbankan pada hari ke-3 dan P2 pada hari ke-7. P3 mendapat terapi EA pada titik Zusanli dan Neiguan setiap hari mulai hari ke-3 sampai dikorbankan pada hari ke-7. EA diberikan dengan frekuensi 2 Hz, amplitudo 10 mA, durasi 15 menit hingga timbul kontraksi otot. Ileum dibiopsi untuk dibuat preparat histologis dengan pewarnaan Hematoksilin-Eosin. Perbaikan mukosa ileum ditentukan dengan menjumlahkan tinggi vili dan kedalaman kripte (v+c) dengan mikrometer di bawah mikroskop cahaya. Hasil : Rata-rata tinggi vili ileum untuk K;P1;P2;P3 adalah 51,56; 43,22; 54,75; 58,49 µm dan rata-rata kedalaman kripte ileum adalah18,5; 13,38; 17,11; 17,9 µm. Rata-rata (v+c) untuk K;P1;P2;P3 adalah 70,06; 56,77; 71,86; 76,43 µm. Percepatan perbaikan vili, kripte, dan mukosa ileum berbeda signifikan antara P1 dengan K, P2 dan P3. Tidak ada perbedaan signifikan antara K dengan P2 dan P3 dan antara P2 dengan P3 untuk percepatan perbaikan vili, kripte, dan mukosa ileum. Kesimpulan : Elektroakupuntur pada titik Zusanli dan Neiguan tidak berpengaruh terhadap perbaikan kerusakan mukosa ileum akibat pemberian 5-Fluorourasil. Kata kunci : Elektroakupuntur, Mukositis, Ileum
ABSTRACT
Adhityari Ikke Putri, G0006032, 2010. The Effect of Electroacupuncture at Acupoint Zusanli and Neiguan Toward Recovery of Ileum Mucosal Damage Consequence of 5-Fluorouracyl Administration, Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta. Background : Anticancer brings side effect in normal cells especially high proliferating cells such as gastrointestinal cells. It causes mucositis in gastrointestinal signed by decreament of villi height and crypt depth. This study intent on proofing whether electroacupuncture at Zusanli and Neiguan can accelerate mucosal recovery. Methode : 24 male Wistar rates, 3 months old, 130-200 gr, were devided into 4 groups including K, P1, P2 and P3. K was injected with 2 ml NaCl intraperitoneal on the 1st day and sacrificed on the 7th day. P1, P2 and P3 were injected with 150 mg/kg 5- Fluorouracyl (5-FU) intraperitoneal on the 1st day. P1 was sacrificed on the 3rd day and P2 on the 7th day. P3 got EA at acupoint Zusanli and Neiguan everyday began on the 3rd day until sacrificed on the 7th day. EA was set on 2 Hz and 10 mA, given for 15 minutes until appear muscles contraction. Ileums were biopsied to made into histological preparation with Hematoxilin-Eosin pigmentation. Recovery of Ileum mucous was determined by summed villi hight and crypt depth (v+c) measured with micrometer under light microscope. Result: Mean of villi height for K;P1;P2;P3 are 51,56; 43,22; 54,75; 58,49 µm and mean of crypt depth are 18,5; 13,38; 17,11; 17,9 µm. Mean of (v+c) are 70,06; 56,77; 71,86; 76,43 µm. Acceleration of villi, crypt and ileum mucous recovery are significantly different between P1 and K, P2, P3. No significant different between K and P2, P3 also between P2 and P3. Conclusion: Electroacupuncture at acupoint Zusanli and Neiguan had no effect on recovery of ileum mucosal damage consequence of 5-fluorouracyl administration Keyword : Electroacupuncture, Mucositis, Ileum
PRAKATA Puji syukur senantiasa terpanjat ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Elektroakupuntur pada Titik Zusanli dan Neiguan terhadap Perbaikan Kerusakan Mukosa Ileum Akibat Pemberian 5-Fluorourasil”. Shalawat serta salam senantiasa tertuju kepada Rasulullah Muhammad SAW, suri tauladan bagi seluruh umat manusia yang mengilhami penulis untuk mengawali pembuatan karya ini dengan niat Lillahita’ala dan menguatkan semangat penulis untuk menyelesaikan karya ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Skripsi ini dapat tersusun berkat adanya bimbingan, petunjuk, bantuan dan sarana dari berbagai pihak. Untuk itu Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. A.A. Subijanto, dr., MS, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Sri Wahjono, dr., MKes, selaku Ketua Tim Skripsi. 3. S.Andhy Jusup, dr., MKes, AIFM, selaku Pembimbing Utama 4. Arief Taufiqurrahman, dr., MS, PHK, selaku Pembimbing Pendamping 5. Balgis, dr., M.Sc., CMFM, AIFM , selaku Penguji Utama 6. Arif Suryawan, dr., selaku Pembimbing Pendamping 7. Dono Indarto, dr., Mbiotech St. AIFM, atas kepercayaan, ilmu dan
pengalaman yang diberikan kepada saya dalam melaksanakan penelitian ini.
8. Segenap staf Laboratorium Fisiologi FK UNS atas segala bantuan yang diberikan, Pak Kidi dan Bu Kus dari Laboratorium Histologi FK UNS atas bantuannya dalam mengerjakan penelitian.
9. Ayah Setiyo Susilo, Ibu Uji Widaningsih, adikku Vidi dan Tiya, Eyang Sumasri, Eyang Yatmo Kakung dan Putri, serta segenap keluarga terimakasih untuk doa dan kasih sayang yang selalu tercurah untukku, terimakasih telah menjadi sumber inspirasi dan semangatku.
10. Rekan-rekan FK UNS angkatan 2006, sahabat-sahabat yang memberikan bantuan serta dukungan, dan untuk segenap pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk karya yang lebih baik di kemudian hari. Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat. Surakarta, Februari 2010 Adhityari Ikke Putri
DAFTAR ISI
halaman
PRAKATA ............................................................................................ vi
DAFTAR ISI ......................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................... 2
C. Tujuan Penelitian .......................................................... 2
D. Manfaat Penelitian ........................................................ 3
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ........................................................... 4
Penjumlahan tinggi vili dan kedalaman kripte Kedalaman kripte
dianalisis menggunakan program SPSS for Windows Release. Dari uji
normalitas dan homogenitas didapatkan data tidak normal dan tidak homogen
sehingga tidak memenuhi syarat untuk uji one way anova. Oleh karena itu
digunakan uji non parametrik dengan uji Kruskal-Wallis dan dilanjutkan uji
Mann-Whitney. Analisis data dengan uji Kruskal-Wallis menunjukkan
adanya perbedaan bermakna di antara semua kelompok perlakuan dengan
p=0,005 (p<0,05). Hasil analisis penjumlahan tinggi vili dan kedalaman
kripte dengan uji Mann-Whitney ditampilkan dalam tabel 4.7.
Tabel 4.7. Uji Mann Whitney Penjumlahan Tinggi Vili dan Kedalaman
Kripte Ileum Hewan Coba
Dari data tersebut tampak perbedaan bermakna antara K-P1, hal ini
mengindikasikan mukosa ileum kelompok P1 mengalami mukositis ditandai
dengan rata-rata P1<K. Tidak adanya perbedaan bermakna antara K-P2
menunjukkan perbaikan mukosa ileum kelompok P2 (regenerasi spontan)
mendekati kondisi normal. Tidak adanya perbedaan bermakna antara K-P3
Kelompok Mean 1(µm) Mean 2(µm) n p Signifikansi
K-P1 70,06 ±5,17 56,77 ±4,15
12 0,002 Signifikan
K-P2 70,06 ±5,17 71,86 ±1,04 12 0,699 Tidak Signifikan
K-P3 70,06 ±5,17 76,43 ±6,49 12 0,132 Tidak Signifikan
P1-P2 56,77 ±4,15 71,86 ±1,04 12 0,015 Signifikan
P1-P3 56,77 ±4,15 76,43 ±6,49 12 0,002 Signifikan
P2-P3 71,86 ±1,04 76,43 ±6,49 12 0,394 Tidak signifikan
menunjukkan perbaikan mukosa ileum kelompok P3 (terapi
elektroakupuntur) mendekati kondisi normal. Adanya perbedaan signifikan
antara P1-P2 maupun P1-P3 menunjukkan terjadi perbaikan mukosa ileum
pada kelompok P2 maupun P3 dibandingkan kelompok P1, yang ditandai
dengan rata-rata P2 dan P3 lebih besar dibanding P1. Tidak adanya
perbedaan bermakna antara P2-P3 menunjukkan perbaikan mukosa ileum
P3 tidak banyak berbeda dibandingkan dengan kelompok P2.
E. Gambaran Mikroskopis
Pengamatan mikroskopis mukosa ileum masing – masing kelompok
dapat dilihat sebagai berikut :
K P1
Gambar 4.3. Preparat histologis mukosa ileum tikus wistar dengan pengecatan
Hematoksilin-Eosin, perbesaran 100x. (K) Kelompok kontrol. (P1) Kelompok Perlakuan 1, mukosa ileum mengalami mukositis yang ditadai dengan pemendekan vili dan pendangkalan kripte. (P2) Kelompok perlakuan 2, mukosa ileum mengalami regenerasi spontan, kondisi vili dan kripte mendekati kontrol. (P3) Kelompok perlakuan 3, mukosa ileum mengalami regenerasi dengan terapi elektroakupuntur titik Zusnli dan Neiguan, vili dan kripte mendekati kontrol.
kerusakan vili dengan perbandingan persentase P1:P3 sebesar 83,82% :
113%. Antara kelompok K-P3 didapatkan perbedaan tinggi vili yang
signifikan dengan persentase K:P3 sebesar 100%:113%. Hal ini
menunjukkan terjadi hiperplasi vili yang kemungkinan disebabkan
kemampuan elektroakupuntur titik Zusanli dan Neiguan dalam
meningkatkan produksi NO (Pei et al., 2000; Wang et al., 2000) dan
mengaktifkan EGFR (Yang et al.,2006). Stimulasi pada kedua titik
elektroakupuntur tersebut mengaktifkan NOS endogen sehingga produksi
NO juga meningkat. NO berfungsi meningkatkan aliran darah mukosa dan
memelihara integritas epithel mukosa (Pei et al., 2000; Whittle et al.,
1990). Elektroakupuntur pada titik Zusanli terbukti mengaktifkan EGFR.
Aktivasi EGFR meningkatkan ikatan dengan EGF yang berfungsi
merangsang proliferasi, diferensiasi dan migrasi sel-sel epithel mukosa .
Adanya aktivasi EGFR juga kemungkinan menimbulkan hiperplasi vili
(Yang et al., 2006).
Antara kelompok P2-P3 tidak didapatkan perbedaan signifikan
baik tinggi vili maupun kedalaman kripte. Perbandingan persentase P2:P3
untuk tinggi vili adalah 106%:113% dan kedalaman kripte
92,48%:96,75%. Meskipun tidak didapatkan perbedaan signifikan, pada
kelompok P3 yang mendapat terapi elektroakupuntur terjadi peningkatan
regenerasi vili dan kripte daripada kelompok P2 yang mengalami
regenerasi spontan. Kondisi vili kelompok P3 pada hari ke-7 perlakuan
tampak lebih mengalami hiperplasi daripada kelompok P2. Niscola et
al.(2007) mengemukakan bahwa pada hari ke-5 terjadi hiperplasi mukosa,
maka kemungkinan pada hari ke-7 hiperplasi yang terjadi belum kembali
normal. Kondisi mukosa akan kembali normal pada hari ke-8-10 (Verberg
et al.,2001).
Perbaikan mukosa ditandai dengan peningkatan tinggi vili dan
kedalaman kripte. Untuk mengetahui kondisi mukosa ileum secara utuh,
rata-rata tinggi vili dan kedalaman kripte dijumlahkan. Hasil penelitian ini
menunjukkan pada kelompok P2 (regenerasi spontan) dan kelompok P3
(terapi elektroakupuntur) terjadi perbaikan mukosa ileum yang mendekati
kondisi normal. Dibandingkan dengan kelompok P1 (mengalami
mukositis), perbaikan mukosa ileum pada kelompok P2 dan P3 mengalami
peningkatan yang signifikan. Perbaikan mukosa ileum antara kelompok P2
dan P3 tidak menunjukkan perbedaan signifikan. Meskipun demikian,
rata-rata perbaikan mukosa ileum pada kelompok P3 lebih besar daripada
kelompok P2.
Pada penelitian ini diharapkan terjadi peningkatan perbaikan
mukosa ileum yang bermakna pada kelompok yang mendapat terapi
elektroakupuntur dibandingkan kelompok yang mengalami regenerasi
spontan. Rata-rata perbaikan mukosa ileum kelompok P3 lebih besar
daripada kelompok P2. Namun, tidak ada perbedaan bermakna perbaikan
mukosa ileum pada kedua kelompok tersebut. Perbaikan mukosa pada
penelitian ini diamati pada hari ke-7. Menurut Verberg et al. (2001) dan
Niscola et al. (2007) hari ke-7 merupakan fase pemulihan yang mendekati
fase regenerasi lengkap. Hal ini dapat menjelaskan mengapa pada
penelitian ini tidak ada perbedaan signifikan perbaikan mukosa ileum pada
hari ke-7 antara kelompok P2 dan P3. Kondisi mukosa ileum kedua
kelompok tersebut pada hari ke-7 mendekati kondisi semula yang
dibuktikan dengan tidak ada perbedaan signifikan antara kedua kelompok
tersebut dengan kontrol. Perbedaan bermakna perbaikan mukosa ileum
kemungkinan akan tampak sebelum hari ke-7 ketika mukosa ileum
mengalami kerusakan berat.
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Elektroakupuntur pada titik Zusanli dan Neiguan tidak berpengaruh terhadap perbaikan kerusakan mukosa ileum akibat pemberian 5-Fluorourasil.
B. Saran
1. Dilakukan pengamatan saat regenerasi dimulai yaitu hari ke-5 untuk
mengetahui perbedaan percepatan regenerasi mukosa ileum dan
pengamatan hingga fase regenerasi lengkap yaitu hari ke 8-10 untuk
mengetahui apakah hiperplasi vili ileum yang terjadi dapat kembali
normal.
2. Dilakukan penelitian serupa dengan pemberian terapi elektroakupuntur
yang lebih dini untuk melihat pengaruh eletroakupuntur pada titik
Zusanlli dan Neiguan dalam mencegah mukositis ileum.
DAFTAR PUSTAKA
Acupuncture Course. 1997. http://www.acupuncturecourse.org/images/article1_1.jpg (19 April 2009).
Blijlevens, Donnelly, dan De Pauw. 2000.Mucosal barrier injury: biology,
pathology, clinical counterparts and consequences of intensive treatment for haematological malignancy: an overview. Bone Marrow Transplant. 25: 1269-78.
Cancer Research UK. 2002. Fluorouracil.
http://www.cancerhelp.org.uk/help/default.asp?page=21006 (7 Februari 2009).
Codacci-Pisanelli, Kralovanszky, van der Wilt, Noordhuis, Colofiore, Martin,
Franchi dan Peters. 1997. Modulation of 5-Fluoruracil in mice using uridine diphosphoglucose. Clin Cancer Res 3: 309-315.
Conklin Kenneth A. 2001. Acupuncture And The Cancer Patient. Medical
Acupuncture Volume 14 / Number 1. Dharmananda. 2001a. Zusanli (Stomach-36).
http://www.itmonline.org/arts/pc6.htm (7 Februari 2009). Dharmananda. 2001b. Neiguan(Pericardium-6).
http://www.itmonline.org/arts/pc6.htm (9 Februari 2009). Discovery TCM. 2003.
http://www.tcmadvisory.com/upload_pic/D200782193733.jpg(19 April 2009).
Dundee, Yang, dan McMillan.1991. Non-invasive stimulation of the P6 (Neiguan) antiemetic acupuncture point in cancer chemotherapy. Journal of the Royal Society of Medicine. Volume 84 April 1991.
Feng Ifrim-Chen dan Mircea Ifrim. 2004. Further study on the anatomical,
histological and biochemical basesunderlying clinical acupuncture effectiveness. J Chin Med 15(2): 69-78, 2004
Filshie Jacqueline. 1998. Acupuncture for the relief of cancer related
Gao, Huang, Chen, Song, dan Wang. 2000. Regulatory effects of electro-acupuncture at Tsusanli on ir-SP content in rats pituitary gland and peripheral blood and their immunity. World J Gastroenterol.6(4):581-584.
Garrett, Tsuruta, Walke, Jackson, dan Sweat. 2003. Managing nausea and vomiting.
Critical Care Nurse. 23, No1 2003 3.
Goodsell. 2003. The mollecular perspective : epidermal growth factor. The Oncologist. 8:496-497.
Guyton dan Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta : EGC,
pp: 580-583, 719-723.
Iwa, Matsushima, Nakade,Pappas, Fujimiya, dan Takahashi. 2006. Electroacupuncture at ST-36 accelerates colonic motility and transit in freely moving conscious rats. Am J Physiol Gastrointest Liver Physiol. 290: G285–G292.
Ma Ling. 2009. Acupuncture as complementary therapy in chemoterapy-induced
nausea and vomiting. Baylor Univ Med Center. 22 (2) : 138-141 Malet-Martino dan Martino. 2002. Clinical studies of three oral prodrugs of 5-
Fluorouracil (capecitabine, UFT, S-1): a review. The Oncologist. 7: 288-323.
Manzano, Bueno, Rueda, Ramirez-Tortosa, Prieto, dan Lopez-Pedrosa. 2007.
Intestinal Toxicity Induced by 5-Fluorouracil in Pigs: A New Preclinical Model. Chemotherapy. 53:344-355.
Morris, William R. 2004. Acupuncture, neurobiology and the nitric oxide
connection. http://pulsediagnosis.com/AcupunctureNeurobiologyandtheNitricOxideConnection.htm. (10 januari 2010)
Nafrialdi dan Gan, 2007. Antikanker. Dalam : Gunawan (ed): Farmakologi dan
Terapi. Ed:5, Jakarta, Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia p.737, 747.
National Institute of Heallth. 1997.NIH Consensus Statement : Acupuncture. NIH.
Mucositis in patients with hematologic malignancies: an overview. Haematologica. 92:222-231.
Noguchi. 2007.Mechanism of Reflex Regulation of the Gastroduodenal Function
by Acupuncture. eCAM. 5(3)251–256. Ouyang, Yin, Wang, Pasricha, dan Chen. 2002. Electroacupuncture accelerates
gastric emptying in association with changes in vagal activity. Am J Physiol Gastrointest Liver Physiol. 282: G390–G396.
Pei, Xu, Sun, Zhu dan Zhang. 2000. Protective effect of electroacupuncture and
moxibustion on gastric mucosal damage and its relation with nitric oxide in rats. World J Gastroenterol. 6(3):424-427.
Phenome.2002. http://phenome.jax.org/phenome/protodocs/Mogil1/imgs/ZusanliAcupoint.jpg (19 April 2009).
Shi Renhua. 1998. Effects of electroacupuncture and twirling reinforcing-reducing
manipulations on volume of microcirculatory blood flow in cerebral pia mater. Journal of Traditional Chinese Medicine. 18(3): 220–224.
Saputra Kosnadi. 2005. Akupuntur Dasar. Surabaya : Airlangga University Press,
pp : 10-25. Shen, Wenger, Glaspy. 2000. Electroacupuncture for control of myeloablative
chemotherapy-induced emesis: a randomized controlled trial. JAMA. 2000;284:2755-2761.
Sonis , Elting , Keefe, Peterson, Schubert M, Hauer-Jensen. 2004. Mucositis Study
Section of the Multinational Association for Supportive Care in Cancer; International Society for Oral Oncology. Perspectives on cancer therapy-induced mucosal injury: pathogenesis, measurement, epidemiology, and consequencesfor patients. Cancer. 100 Suppl 9:1995-2025.
Tarcin, Gurbuz, Pocan, Keskin, dan Demirturk. 2004. Acustimulation of the
neiguan point during gastroscopy Its effects on nausea and retching. Turk J Gastroenterol. 15 (4): 258-262.
Tatewaki M, Harris M, Uemura K, Ueno T, Hoshino E, Shiotani A, Pappas TN, and Takahashi T. 2004. ual effects of acupuncture on gastric motility in conscious rats. Am J Physiol Regul Integr Comp Physiol 285: R862–R872.
Rong. 2009. Electroacupuncture Zusanli (ST-36) on release of NO in the Grascile Nucleus and improve on sensory neuropathy in zucker diabetic fatty rats. eCAM. doi:10.1093/ecam/nep103.
Verburg, Renes, Nispen, Ferdinandusse, Jorritsma, Büller, Einerhand, dan Dekker.
2001. Specific Responses in Rat Small Intestinal Epithelial mRNA Expression and Protein Levels During Chemotherapeutic Damage and Regeneration. The Journal of Histochemistry & Cytochemistry. 50(11): 1525–1536.
Wang, Chen, Gao, Luo, dan Liu. 2008. Effects of electroacupuncture on cardiac
and gastric activities in acute myocardial ischemia rats. World J Gastroenterol. 14(42): 6496-6502.
Wang. 2001. Modern Studies on the Mechanisms of Acupuncture Therapy.
Whittle, Lopez-Belmonte, Moncada. 1990. Regulation of gastric mucosal integrity
by endogenous nitric oxide : interaction with prostanoids and sensory neuropeptides in the rat. J.Pharmacol. 99;607-611.
Wyatt Michael D. and Wilson David. 2009. Participation of DNA repair in the
response to 5-Fluorouracil. Cell Mol Life Sci. 66 (5) : 788-799 Yang, Yan, Yi, Chang, Lin, dan Li. 2006. Enhanced expression of epidermal
growth factor receptorgene in gastric mucosal cells by the serum derived from rats treated with electroacupuncture at stomach meridian acupoints. World J Gastroenterol. 12(34): 5557-5561.