INTERPROF (Jurnal Manajemen) Program Studi Magister Manajemen STIE MURA Page 39 Volume 3. Nomor 1 Juni 2017 ISSN 2527- 7243 PENGARUH DISIPLIN DAN KOMPETENSI TERHADAP KINERJA GURU DI MADRASAH TSANAWIYAH ITTIHAADUL ULUM KOTA LUBUKLINGGAU Oleh 1. Aminatuzzuhro Mahasiswa Magister Manajemen STIE MURA 2. Dr. Gunadi Dosen Tetap STIE MURA Abstract The research objective to be achieved are as follows: the objectives of this research are: 1) To determine the effect of discipline and competence of the performance of teachers at MTs Ittihaadul Ulum Lubuklinggau. 2) To determine the effect of discipline on the performance of teachers at MTs Ittihaadul Ulum Lubuklinggau. 3) To determine the effect of competence on the performance of teachers at MTs Ittihaadul Ulum Lubuklinggau. T test results can be explained that the discipline variables (X1) on teacher performance showed the value t = 10.414 is greater than the value ttable 2,042 with a significant level = 0.000 <(α) 12:05, df (n-2) 35-2 = 33 amounted to 2,042 , suggesting that Ho is rejected and Ha accepted and partially discipline variables have a significant effect on the performance of teachers at MTs Ittihaadul Ulum Lubuklinggau.Kemudian City t test results above can be explained that the competence variable (X2) on teacher performance showed the value t = 5,575 greater than the value ttable 5,575 with a significant level = 0.000 <(α) 12:05, df (n-2) 35-2 = 33 is equal to 2.042, suggesting that Ho is rejected and Ha accepted and in partial competency has significant influence the performance of teachers at MTs Ittihaadul Ulum Lubuklinggau. Further testing of the hypothesis that Fhitung obtained is 87.116> F table = 3.30 significance level simultaneously and significance is 0.000 <(α) = 0.05 df = n - k = 35 - 2-1 = 32 amounted to 3.30 so Ho rejected and Ha accepted. means shows that together (simultaneously) the independent variable X1 (discipline) and X2 (competence) have a significant effect on the dependent variable Y (the teacher's performance) so the hypothesis proved to be true and acceptable. Keywords: Discipline, Competency and Performance Teach I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru sebagai tenaga profesional harus memiliki kemandirian dalam keseluruhan kegiatan pendidikan baik dalam jalur sekolah maupun luar sekolah, guru memegang posisi yang paling strategis. Dalam tingkatan operasional, guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya pada tingkat institusional, dan eksperiensial. Guru merupakan sumber daya manusia yang mampu mendayagunakan faktor-faktor lainnya sehingga bermutu dan menjadi faktor utama yang menentukan mutu pendidikan. Keberadaan guru amatlah penting, terlebih bagi keberlangsungan hidup
21
Embed
PENGARUH DISIPLIN DAN KOMPETENSI TERHADAP KINERJA …
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
INTERPROF (Jurnal Manajemen) Program Studi Magister Manajemen STIE MURA Page 39
Volume 3. Nomor 1 Juni 2017 ISSN 2527-
7243
PENGARUH DISIPLIN DAN KOMPETENSI TERHADAP KINERJA
GURU DI MADRASAH TSANAWIYAH ITTIHAADUL ULUM KOTA
LUBUKLINGGAU
Oleh
1. Aminatuzzuhro
Mahasiswa Magister Manajemen STIE MURA
2. Dr. Gunadi
Dosen Tetap STIE MURA
Abstract
The research objective to be achieved are as follows: the objectives of this research
are: 1) To determine the effect of discipline and competence of the performance of
teachers at MTs Ittihaadul Ulum Lubuklinggau. 2) To determine the effect of
discipline on the performance of teachers at MTs Ittihaadul Ulum Lubuklinggau.
3) To determine the effect of competence on the performance of teachers at MTs
Ittihaadul Ulum Lubuklinggau. T test results can be explained that the discipline
variables (X1) on teacher performance showed the value t = 10.414 is
greater than the value ttable 2,042 with a significant level = 0.000 <(α) 12:05, df
(n-2) 35-2 = 33 amounted to 2,042 , suggesting that Ho is rejected and Ha accepted
and partially discipline variables have a significant effect on the performance of
teachers at MTs Ittihaadul Ulum Lubuklinggau.Kemudian City t test results above
can be explained that the competence variable (X2) on teacher performance showed
the value t = 5,575 greater than the value ttable 5,575 with a significant level =
0.000 <(α) 12:05, df (n-2) 35-2 = 33 is equal to 2.042, suggesting that Ho is
rejected and Ha accepted and in partial competency has significant influence the
performance of teachers at MTs Ittihaadul Ulum Lubuklinggau. Further testing of
the hypothesis that Fhitung obtained is 87.116> F table = 3.30 significance level
simultaneously and significance is 0.000 <(α) = 0.05 df = n - k = 35 - 2-1 = 32
amounted to 3.30 so Ho rejected and Ha accepted. means shows that together
(simultaneously) the independent variable X1 (discipline) and X2 (competence)
have a significant effect on the dependent variable Y (the teacher's performance)
so the hypothesis proved to be true and acceptable.
Keywords: Discipline, Competency and Performance Teach
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Guru sebagai tenaga
profesional harus memiliki
kemandirian dalam keseluruhan
kegiatan pendidikan baik dalam jalur
sekolah maupun luar sekolah, guru
memegang posisi yang paling
strategis. Dalam tingkatan
operasional, guru merupakan penentu
keberhasilan pendidikan melalui
kinerjanya pada tingkat institusional,
dan eksperiensial. Guru merupakan
sumber daya manusia yang mampu
mendayagunakan faktor-faktor
lainnya sehingga bermutu dan
menjadi faktor utama yang
menentukan mutu pendidikan.
Keberadaan guru amatlah penting,
terlebih bagi keberlangsungan hidup
INTERPROF (Jurnal Manajemen) Program Studi Magister Manajemen STIE MURA Page 40
Volume 3. Nomor 1 Juni 2017 ISSN 2527-
7243
bangsa ditengah-tengan lintasan
perjalanan jaman dengan teknologi
yang kian canggih dan segala
perubahan serta meningkatkan
peranan dan kemampuannya serta
disiplin. Disiplin merupakan salah
satu upaya perbaikan yang perlu
dilakukan melalui pembenahan,
karena itu disiplin harus mampu
ditanamkan pada seluruh sumber
daya manusia yang dinyatakan
sebagai kualitas usaha dan dihasilkan
oleh seseorang untuk memperoleh
hasil yang diharapkan sesuai dengan
tujuan organisasi. pendisiplinan
pegawai merupakan suatu bentuk
pelatihan yang berusaha memperbaiki
dan membentuk pengetahuan, sikap
dan perilaku karyawan sehingga para
karyawan tersebut secara sukarela
berusaha bekerja secara kooperatif
dengan para karyawan yang lain serta
meningkatkan prestasi kerjanya.
Seorang guru dikatakan memiliki
hasil kerja yang tinggi, jika beban
kerja yang ditetapkan oleh lembaga
tercapai. Namun lemabaga juga harus
memperhatikan tuntutan guru dan
tuntutan-tuntutan yang tidak mampu
dikendalikan oleh lembaga ini akan
menimbulkan ketegangan dalam diri
guru dan jika tidak dapat diatasi maka
guru tersebut akan mengalami
penurunan semangat keja dan disiplin
kerja dalam berproduksi di lembaga.
Dalam menciptakan disiplin
diperlukan bimbingan dan arahan
bagi pegawai agar tercipta suasana
yang tertib dan baik dalam organisasi,
sebab disiplin suatu organisasi
dikatakan baik jika sebagian pegawai
mentaati peraturan-peraturan yang
ada.
Disiplin kerja guru sangatlah
penting dalam suatu lembaga, karena
disiplin adalah suatu alat yang
digunakan para manajer untuk
berkomunikasi dengan karyawan agar
mereka bersedia untuk mengubah
suatu perilaku serta sebagai suatu
upaya untuk meningkatkan kesadaran
dan kesediaan seseorang mentaati
semua peraturan perusahaan dan
norma-norma sosial yang
berlaku.Disiplin yang baik
mencerminkan besarnya rasa
tanggung jawab seseorang terhadap
tugas-tugas yang diberikan
kepadanya. Hal ini mendorong gairah
kerja, semangat kerja dan
terwujudnya tujuan organisasi. Oleh
karena itu, setiap pimpinan selalu
berusaha agar para bawahannya
mepunyai disiplin yang baik. Seorang
pimpinan dikatakan efektif dalam
kepemimpinannya, jika para
bawahannya berdisiplin dengan baik.
Untuk memelihara dan meningkatkan
disiplin yang baik adalah hal yang
sulit, karena banyak faktor yang
mempengaruhi. Manajemen
mempunyai tanggung jawab dalam
membangun untuk menciptakan suatu
iklim disiplin di mana sebagian
standar harus diketahui dan dipahami
oleh semua guru. Bila para guru tidak
mengetahui standar-standar apa yang
harus dicapai, akan cenderung
menjadi salah arah. Hal lain yang
dapat mempengaruhi kinerja selain
disiplin adalah kompetensi.
Kompetensi dilakukan agar dapat
memberikan hasil yang sesuai dengan
tujuan dan sasaran serta menyangkut
kewenangan setiap individu untuk
melakukan tugas dan tanggung jawab
atau mengambil keputusan sesuai
dengan perannya dalam organisasi
yang relevan dengan keahlian,
pengetahuan, dan kemampuan yang
dimiliki. Kompetensi dapat juga
berkaitan dengan mengerjakan tugas
kantor, bekerja dengan teknologi
komputer, menggunakan peralatan
lain, mendemonstrasikan keahlian
teknis dan professional dan
INTERPROF (Jurnal Manajemen) Program Studi Magister Manajemen STIE MURA Page 41
Volume 3. Nomor 1 Juni 2017 ISSN 2527-
7243
membiasakan bekerja dengan data,
menjadi motivasi diri, bertindak
dengan percaya diri, mengelola
pembelajaran sendiri dan lain
sebagainya. Agar guru memiliki
kompetensi atau kemampuan untuk
melaksanakan atau melakukan suatu
pekerjaan atau tugas harus dilandasi
atas keterampilan dan pengetahuan
serta didukung oleh sikap kerja yang
dituntut oleh pekerjaan tersebut.
Sekolah harus terus menerus
melakukan perbaikan secara
berkelanjutan untuk lebih
meningkatkan kualitas yang
diharapkan sesuai dengan tuntutan
dan perubahan. Perbaikan kualitas
tersebut harus dimulai dari disiplin
seorang guru agar dapat bertanggung
jawab atas penyelenggaraan
pendidikan di sekolah, walaupun pada
hakekatnya setiap personil sekolah
memiliki tanggung jawab. Kulitas
sekolah dapat dilihat salah satunya
melalui kinerja guru (hasil output)
yang berupa kelulusan dan nilai yang
diperoleh.
Dari hasil pengamatan atau
observasi sementara di lapangan,
bahwa peneliti menemui fenomena
yang terjadi pada Madrasah
Tsanawiyah Ittihaadul Ulum Kota
Lubuklinggau adalah masalah
disiplinnya yakni masih adanya guru
yang kurang mematuhi jadwal
kehadiran disekolah minimal 15
menit pelajaran dimulai, masih
seringnya guru dalam menyelesaikan
tugas-tugas belum sesuai dengan
program kerja, kurangnya disiplin
guru dan belum adanya tindakan
sanksi yang tegas, tugas yang
diberikan dari pimpinan belum
dilaksanakan susuai dengan waktu
yang diinginkan, masih adanya guru
belum mendapat perhatian,
bimbingan, petunjuk dan
pengawasan, kurangnya rasa
tanggung jawab para guru untuk
melaksanakan tugas dengan sebaik-
baiknya, adanya guru yang masih
belum melaksanakan tugas sesuai
dengan harapan lembaga ini dapat
terlihat dari perilaku guru dalam
bekerja. Kemudian fenomena yang
terjadi mengenai kompetensi adalah
masih adanya guru yang mempunyai
latar belekang pendidikan yang
rendah, masih adanya guru yang
belum bisa menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran RPP),
selanjutnya masih memiliki wawasan
yang kurang luas sebagai upaya
meningkatkan kompetensi, serta
kompetensi guru sebagian belum
terbangun. Seyogyanya setiap guru
perlu memperlihatkan sikap teladan
sebagai seorang pendidik, bukan
hanya sebagai pengajar. Hanya
melalui karya nyata dan sikap
keseharian yang diperlihatkan oleh
seorang gurulah yang mampu
mengangkat harkat dan martabatnya
serta diakui kompetensi.
B. Rumusan Masalah
1. Adakah pengaruh disiplin dan
kompetensi terhadap kinerja guru
di Madrasah Tsanawiyah
Ittihaadul Ulum Kota
Lubuklinggau ?
2. Adakah pengaruh disiplin
terhadap kinerja guru di
Madrasah Tsanawiyah Ittihaadul
Ulum Kota Lubuklinggau ?
3. Adakah pengaruh kompetensi
terhadap kinerja guru Madrasah
di Tsanawiyah Ittihaadul Ulum
Kota Lubuklinggau ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh
disiplin dan kompetensi terhadap
kinerja guru di Madrasah
Tsanawiyah Ittihaadul Ulum
Kota Lubuklinggau.
INTERPROF (Jurnal Manajemen) Program Studi Magister Manajemen STIE MURA Page 42
Volume 3. Nomor 1 Juni 2017 ISSN 2527-
7243
2. Untuk mengetahui pengaruh
disiplin terhadap kinerja guru di
Madrasah Tsanawiyah Ittihaadul
Ulum Kota Lubuklinggau.
3. Untuk mengetahui pengaruh
kompetensi terhadap kinerja guru
di Madrasah Tsanawiyah
Ittihaadul Ulum Kota
Lubuklinggau
.
D. Manfaat Penelitian
1. Dari hasil penelitian yang
dilakukan, diharapkan dapat
bermanfaat bagi peneliti lain
sebagai bahan referensi dan
bahan masukan bagi pihak-pihak
berkepentingan terutama yang
akan mengadakan penelitian
berhubungan dengan
permasalahan yang sejenis.
2. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan dan
pertimbangan kepada Kepala
Sekolah Madrasah Tsanawiyah
Ittihaadul Ulum Kota
Lubuklinggau dalam mengambil
suatu kebijakan ataupun
keputusan khusunya berkenaan
dengan masalah disiplin dan
kompetensi terhadap kinerja
guru.
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN
HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Wujud dari kinerja guru
direalisasikan oleh kompetensi
Menurut pasal 8, UUGD
14/2005 dalam penelitian Melta
Tjumiatinih. 144, wujud dari kinerja
guru direalisasikan oleh kompetensi
adalah a) Pedagogik, b) Kepribadian,
c) Sosial, dan d) Profesional. Menurut
Ani. M Hasan, dalam penelitian
Sumiati, Riduwan, 2009, h. 132
menjelaskan bahwa guru yang
profesional harus memenuhi beberapa
kriteria, antara lain : 1) mempunyai
komitmen terhadap siswa dan proses
belajarnya, 2) menguasai secara
mendalam bahan/mata pelajaran yang
diajarkannya serta cara mengajarnya
kepada siswa, 3) bertanggung jawab
memantau hasil belajar siswa melalui
berbagai cara evaluasi, 4) mampu
berfikir sistematis tentang apa yang
dilakukannya dan belajar dari
lingkungan profesinya.
2. Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Kinerja
Menurut Siagian (2009 : 40),
kinerja seseorang pekerja ditentukan
oleh tiga faktor dan dijadikan peneliti
sebagai indikator yaitu:
1. Motivasi adalah daya dorong
yang dimiliki, baik secara
intrinsik maupun ekstrinsik, yang
membuatnya mau dan tidak rela
untuk bekerja sekuat tenaga
dengan mengarahkan segala
kemampuan yang ada demi
keberhasilan organisasi dalam
mencapai tujuan dan berbagai
sasarannya. Keberhasilan
organisasional tersebut
memungkinkan yang
bersangkutan untuk mencapai
tujuan pribadinya berupa
harapan, keinginan,cita-cita dan
berbagai jenis kebutuhannya.
2. Kemampuan Ada kemampuan
bersipat fisik dan ini lebih
diperlukan oleh karyawan yang
dalam pelaksanaan tugasnya
lebih banyak menggunakan otot
dilain pihak ada kemampuan
yang bersipat mental intelektual
yang lebih banyak oleh
penyelesaian tugas yang lebih
digunakan otak. Sudah barang
tentu mereka yang lebih banyak
menggunakan otak tetap dituntut
memiliki kemampuan fisik.
3. Ketetapan Penugasan, Dalam
dunia manajemen ada ungkapan
INTERPROF (Jurnal Manajemen) Program Studi Magister Manajemen STIE MURA Page 43
Volume 3. Nomor 1 Juni 2017 ISSN 2527-
7243
yang menyatakan bahwa tidak
ada stap yang bodoh, yang bodoh
adalah para pimpinan yang tidak
mengenal secara pengetahuan,
ketrampilan, kemampuan bakat
dan minat parah bawahannya,
memang telah terbukti bahwa
penempatan yang tidak tepat,
kinerja seseorang tidak sesuai
dengan harapan manajemen dan
tuntutan organisasi dengan
demikian mereka menampilkan
produktivitas kerja yang rendah.
3. Faktor-faktor Disiplin
Menurut Singodimedjo (dalam
Sutrisno, 2012, h. 89) faktor yang
mempengaruhi disiplin pegawai dan
dijadikan oleh peneliti sebagai
indikator adalah :
1. Besar kecilnya pemberian
kompensasi Besar kecilnya
kompensasi dapat mempengaruhi
tegaknya disiplin. Para karyawan
akan mematuhi segala peraturan
yang berlaku, bila ia merasa
mendapat jaminan balas jasa
yang setimpal dengan jerih
payahnya yang telah
dikontribusikan bagi perusahaan.
Bila ia menerima konpesansi
yang memadai, mereka akan
dapat bekerja tenang dan tekun,
serta selalu berusaha bekerja
dengan sebaik-baiknya. Akan
tetapi, bila ia merasa kompesansi
yang diterimanya jauh dari
memadai, maka ia berpikir
mendua, dan berusaha untuk
mencari tambahan penghasilan
lain dari luar, sehingga
menyebabkan ia sering mangkir,
sering minta izin keluar.
2. Ada tidaknya keteladanan
pimpinan dalam perusahaan
Keteladanan pimpinan sangat
penting sekali, karena dalam
lingkungan perusahaan, semua
karyawan akan selalu
memerhatikan bagaimana
pimpinan dapat menegakan
disiplin dirinya dan bagaimana ia
dapat mengendalikan dirinya dari
ucapan, perbuatan, dan sikap
yang dapat merugikan, aturan
disiplin yang sudah ditetapkan.
Misalnya, biala aturan jam kerja
pukul 08.00, maka si pemimpin
tidak akan masuk kerja terlambat
dari waktu yang sudah ditetakan.
3. Ada tidaknya aturan pasti yang
dapat dijadikan pegangan.
Pembinaan disiplin tidak akan
dapat terlaksakan dalam
perusahaan, bila tidak ada aturan
penulis yang pasti dapat
dijadikan pegangan bersama.
Disiplin tidak mungkin ditegakan
bila peraturan yang dibuat hanya
berdasarkan intruksi lisan yang
dapat berubah-ubah sesuai
kondisi dan situasi.
4. Keberanian pimpinan dalam
mengmbil tindakan. Bila ada
seseorang karyawan yang
melanggar disiplin, maka perlu
ada keberanian pimpinan untuk
mengambil tindakan yang sesuai
dengan tingkat pelanggaran yang
dibuatnya. Dengan adanya
tindakan terhadap pelanggaran
disilplin, sesuai dengan sanksi
yang ada, maka semua karyawan
akan merasa terlindungi, dan
dalam hatinya berjanji tidak akan
berbuat hal yang serupa.
5. Ada tidaknya pengawasan
pimpinan. Dalam setiap kegiatan
yng dilakukan oleh perusahan
perlu ada pengawasaan, yang
akan mengarahkan para
karyawan agar dapat
melaksanakan pekerjaan dengan
tepat dan sesuai dengan yang
telah ditetapkan. Namun sudah
menjadi tabiat manusia pula
INTERPROF (Jurnal Manajemen) Program Studi Magister Manajemen STIE MURA Page 44
Volume 3. Nomor 1 Juni 2017 ISSN 2527-
7243
bahwa mereka selalu ingin bebas,
tanpa terikat atau diikat oleh
peraturan apapun juga. Dengan
adanya pengawasan seperti
demikian, maka sedikitnya
banyak para karyawan akan
terbiasa melaksanakan disiplin
kerja. Mungkin untuk sebagian
karyawan yang sudah menyadari
arti disiplin, pengawasan seperti
ini tidak perlu, tetapi bagi
karyawan lainnya, tegaknya
disiplin masih perlu agak
dipaksakan, agar mereka tidak
berbuat semaunya dalam
perusahaan.
6. Ada tidaknya perhatian kepada
para karyawan, Karyawan adalah
manusia yang mempunyai
perbedaan karakter antara yang
satu dengan yang lain. seorang
karyawan tidak hanya puas
dengan penerimaan kompensasi
yang tinggi, pekerjaan yang
menantang, tetapi juga mereka
masih membutuhkan perhatian
yang besar dari pimpinannya
sendiri.
7. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan
yang mendukung tegaknya
disiplin. Kebiasaan – kebiasaan
positif itu antara lain :
a. Saling menghormati, bila
ketemu di lingkungan
pekerjaan
b. Melontarkan pujian sesuai
dengan tempat dan waktunya,
sehingga para karyawan akan
turut merasa bangga dengan
pujian tersebut.
c. Sering mengikut sertakan
karyawan dalam pertemuan-
pertemuan, apalagi pertemuan
yang berkaitan dengan nasib
dan pekerjaan mereka.
d. Memberi tahu bila ingin
meninggalkan tempat kepada
rekan sekerja, dengan
menginformasikan, kemana
dan untuk urusan apa,
walaupun kepada bawahan
sekalipun.
B. Hasil Penelitian terdahulu yang
Relevan
1. Enny Rachmawati, Y. Warella,
Zaenal Hidayat (2006),
pengaruh motivasi kerja,
kemampuan kerja dan gaya
kepemimpinan terhadap kinerja
karyawan pada Badan Kesatuan
Bangsa dan Perlindungan
Masyarakata Propinsi Jawa
Tengah.
Hubungan antara motivasi
kerja dengan kinerja pegawai
menunjukkan hubungan yang cukup
kuat. Hal ini terlihat dari pegawai
dengan motivasi kerja yang rendah
cenderung mempunyai kriteria yang
rendah pula. Sedangkan pegawai
dengan motivasi kerja yang tinggi
sebagian besar mempunyai kinerja
yang tinggi pula. Hasil uji statistik
membuktikan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara variabel
motivasi kerja dengan kinerja
pegawai yang menunjukkan terdapat
koefisien sebesar 0,784. Koefisien
korelasi ini termasuk cukup tinggi
karena melebihi 0,50. Uji signifikan
antara kedua variabel tersebut
menunjukkan koefisien Z sebesar
17,503 dan Z tabel dengan tingkat
kebenaran 95 adalah 1,96 (Sidney
Siegel dalam Statistik Non
Paramerik) sehingga harga hitung
lebih besar dari harga tabel (17,503 >
1,96). Hasil ini menunjukkan bukti
bahwa hipotesis penelitian terbukti
bahwa ada hubungan yang signifikan
antara motivasi kerja dengan kinerja
pegawai. Hubungan antara
Kemampuan Kerja dengan Kinerja
Pegawai Hubungan antara
kemampuan kerja dengan kinerja
INTERPROF (Jurnal Manajemen) Program Studi Magister Manajemen STIE MURA Page 45
Volume 3. Nomor 1 Juni 2017 ISSN 2527-
7243
pegawai menunjukkan hubungan
yang cukup kuat. Hal ini terlihat dari
pegawai dengan kemampuan kerja
yang rendah cenderung mempunyai
kinerja yang rendah pula. Sedangkan
pegawai dengan kemampuan kerja
yang tinggi sebagian besar
mempunyai kinerja yang tinggi pula.
Hasil uji statistik membuktikan
bahwa ada hubungan yang signifikan
antara variabel kemampuan kerja
dengan kinerja pegawai yang
menunjukkan terdapat koefisien
sebesar 0,685. Uji signifikansi antara
kedua variabel tersebut menunjukkan
koefisien Z sebesar 9,405 dan Z tabel
dengan tingkat kebenaran 95 adalah
1,96 (Sidney Siegel dalam Statistik
Non Parametik sehingga harga hitung
lebih besar dari harga tabel (9,405>
1,96). Hasil ini menunjukkan bukti
bahwa hipotesis penelitian terbukti
bahwa ada hubungan yang signifikan
antara kemampuan kerja dengan
kinerja pegawai. Hubungan antara
Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja
Pegawai. Hubungan antara gaya
kepemimpinan dengan kinerja
pegawai menunjukkan hubungan
yang cukup kuat. Hal ini terlihat dari
gaya kepemimpinan yang tidak
mendukung cenderung mempunyai
kinerja yang rendah pula. Sedangkan
pegawai dengan dukungan penuh
gaya kepemimpinan sebagian besar
mempunyai kinerja yang tinggi pula.
Hasil uji statistik membuktikan
bahwa ada hubungan yang signifikan
antara variabel gaya kepemimpinan
dengan kinerja pegawai yang
menunjukkan terdapat koefisien
sebesar 0,275.Uji signifikansi antara
kedua variabel tersebut menunjukan
koefisien Z sebesar 2,371 dan Z tabel
dengan tingkat kebenaran 95 adalah
1,96 (Sidney Siegel dalam Statistik
Non Paramerik) sehingga harga
hitung lebih besar dari harga tabel
(2,371 > 1,96). Hasil ini menunjukkan
bukti bahwa hipotesis penelitian
terbukti bahwa ada hubungan yang
signifikan antara gaya kepemimpinan
dengan kinerja pegawai. Hubungan
Antara Motivasi Kerja, Kemampuan
Kerja serta Gaya Kepemimpinan
dengan Kinerja Pegawai. Hasil
perhitungan Koefisien Konkordansi
Kendall menunjukkan koefisien
sebesar 0,497. Guna menguji tingkat
kebenarannya maka dapat dilihat dari
nilai chi- Square (X2) di mana
terdapat nilai sebesar 21,736 dan
apabila dilihat dengan harga Chi-
Square tabel dengan tingkat
kebenaran 95 (DF = 3, N = 58) maka
nilai Chi-Square tabel adalah sebesar
7,82. Hasil ini telah memberikan
bukti bahwa nilai X2 hitung lebih
besar jika dibanding dengan nilai X2
tabel (21,736 > 7,82). Hasil ini telah
dapat dipakai untuk menarik
kesimpulan bahwa ada hubungan
yang signifikan secara bersama-sama
antara variabel motivasi kerja,
kemampuan kerja serta gaya
kepemimpinan dengan kinerja
pegawai. Sedangkan koefisien
determinasi Konkordansi Kendall
(W2) yang mencerminkan seberapa
besar keeratan hubungan antara
ketiga variabel independen dengan
dependen menunjukkan nilai sebesar
0,247 (0,497 x 100 ). Atau dapat
dinyatakan bahwa ketiga variabel
independen ini adalah faktor-faktor
lain yang tidak dalam penelitian ini.
Hasil ini memberikan gambaran
bahwa kinerja pegawai sebetulnya
tidak hanya ditentukan oleh motivasi
kerja, kemampuan kerja dan gaya
kepemimpinan. Faktor-faktor lain
seperti, sikap, persepsi terhadap
pekerjaan, serta faktor-faktor lain
diluar organisasi merupakan faktor
yang perlu dikaji lebih mendalam.
INTERPROF (Jurnal Manajemen) Program Studi Magister Manajemen STIE MURA Page 46