PENGARUH DIFERENSIASI PRODUK DAN LOKASI USAHA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA UD. BEN TANI FANAYAMA KABUPATEN NIAS SELATAN SKRIPSI Disusun Oleh: WILMA HALAWA NIM. 13100121463 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NIAS SELATAN TELUKDALAM 2019
117
Embed
PENGARUH DIFERENSIASI PRODUK DAN LOKASI USAHA … · Menurut Kotler (2002: 2), diferensiasi produk adalah “penawaran produk perusahaan yang mempunyai sesuatu yang lebih murah, lebih
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH DIFERENSIASI PRODUK DAN LOKASI USAHA
TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA UD. BEN
TANI FANAYAMA KABUPATEN NIAS SELATAN
SKRIPSI
Disusun Oleh:
WILMA HALAWANIM. 13100121463
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NIAS SELATAN
TELUKDALAM
2019
PENGARUH DIFERENSIASI PRODUK DAN LOKASI USAHA
TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA UD. BEN
TANI FANAYAMA KABUPATEN NIAS SELATAN
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
Untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
WILMA HALAWANIM. 13100121463
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NIAS SELATAN
TELUKDALAM
2019
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul: “Pengaruh
Diferensiasi Produk dan Lokasi Usaha Terhadap Kepuasan Konsumen Pada
UD. Ben Tani Imanuel Fanayama Kabupaten Nias Selatan”. Penelitian ini
diharapkan dapat memperkaya khasanah kepustakaan manajemen, pada Program
Studi Manajemen di STIE Nias Selatan.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis tidak luput dari kekurangan. Hal
tersebut dapat diatasi penulis, berkat adanya bantuan, bimbingan dan dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Taosige Wau, S.E., M.Si, sebagai Ketua STIE Nias Selatan yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk meneliti dan menulis skripsi ini.
2. Bapak Samalua Waoma, S.E.,M.M, sebagaiWakil Ketua I Bidang Akademik
STIE Nias Selatan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk meneliti
dan menulis skripsi ini.
3. Ibu Alwinda Manao, S.E., M.M, sebagai Wakil Ketua II Bidang Administrasi
dan Keuangan STIE Nias Selatan dan sekaligus sebagai dosen pembimbing I
penulis yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk membimbing
serta memberikan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Yohanes Dakhi, S.E.,M.M, sebagai Wakil Ketua III Bidang
Kemahasiswaan STIE Nias Selatan yang telah memberikan izin kepada
penulis untuk meneliti dan menulis skripsi ini.
iv
5. Bapak Timotius Duha, S.E., M.M, sebagai Kepala Lembaga Penjaminan
Mutu Internal (LPMI) yang telah memberikan pelayanan Akademik kepada
penulis.
6. Bapak Paskalis Dakhi, S.E.,M.M., M.AP, sebagai Ketua Program Studi
Manajemen yang telah memberikan pelayanan Akademik kepada penulis
dalam menyusun skripsi ini.
7. Ibu Elistina Wau, S.E.,M.M, sebagai Sekretaris Program Studi Manajemen
yang telah memberikan pelayanan Akademik kepada penulis dalam
menyusun skripsi ini.
8. Ibu Erasma F. Zalogo, S.E., M.M, sebagai Kepala Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIE Nias Selatan yang telah memberikan
pelayanan Akademik kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
9. Bapak Progresif Buulolo, S.Kom, M.M, sebagai dosen pembimbing II penulis
yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk membimbing serta
memberikan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Seluruh Bapak/Ibu Dosen, dilingkungan STIE Nias Selatan, yang telah
membekali penulis dengan segudang ilmu dibangku perkuliahan.
11. Ayah dan Ibu serta keluarga lainnya yang telah memberikan bantuan
dukungan material dan moral kepada penulis.
12. Teman-teman angkatan 2013 yang memberikan dukungan dan motivasi
kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
v
Akhir kata, penulis berharap ada saran dan kritikan yang membangun dari
semua pihak agar menjadi perbaikan dalam menyusun skripsi ini. Semoga skripsi
ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Telukdalam, Maret 2019Penulis,
WILMA HALAWANIM.13100121463
vi
DAFTAR ISI
Lembaran Pengesahan..……………………………….................................. i
Surat Pernyataan…………………………………………………………… ii
Kata Pengantar ……………………………………………………............... iii
Tabel 4.9 Uji Reliablitas Variabel Kepuasan Konsumen (Y) ………..……… 63
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Data ………………………………………. 64
Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinearitas ……………………………………… 67
Tabel 4.12 Hasil Uji t………………………………………………………… 68
Tabel 4.13 Hasil Uji F ……………………………………………………… 69
Tabel 4.14 Hasil Uji Determinasi …………………………………………… 70
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ………..…………………………………….. 29
Gambar 4.1 Histogram Variabel Diferensiasi Produk ……………………….. 54
Gambar 4.2 Histogram Variabel Lokasi Usaha……………………………… 56
Gambar 4.3 Histogram Variabel Kepuasan Konsumen…...…………………. 58
Gambar 4.4 Normal Probability Plot…………………………………………. 65
Gambar 4.5 Uji Heterokedastisitas …………………………………………. 66
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Daftar Nama Konsumen UD. Rio Tani Telukdalam
Lampiran 3 Skor Responden Perolehan Uji Coba Variabel Penelitian
Lampiran 4 Uji Validitas dan Realibilitas Variabel Penelitian
xi
ABSTRAK
PENGARUH DIFERENSIASI PRODUK DAN LOKASI USAHA
TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA UD. BEN TANI
IMANUEL FANAYAMA KABUPATEN NIAS SELATAN
Oleh:
WILMA HALAWANIM. 13100121463
Dosen Pembimbing:
Alwinda Manao, S.E., M.M dan Progresif Buulolo, S.Kom., M.M
Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah adapengaruh diferensiasi produk dan lokasi usaha terhadap kepuasan konsumen diUD. Ben Tani Imanuel Fanayama Kabupaten Nias Selatan. Jenis penelitian iniadalah penelitian kuantitatif yang bersifat asosiatif. Metode analisis data yangdigunakan peneliti dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda.Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, Dengan nilai thitung untuk X1
(2,612) > ttabel (1,668) dan tingkat signifikansi 0,011 < 0,05, maka variabeldiferensiasi produk (X1) berpengaruh terhadap kepuasan konsumen (Y) di UD.Ben Tani Imanuel Fanayama Kabupaten Nias Selatan, nilai thitung untuk X2
(8,479) > ttabel (1,668) dan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05, maka variabel lokasiusaha (X2) berpengaruh terhadap kepuasan konsumen (Y) di UD. Ben TaniImanuel Fanayama Kabupaten Nias Selatan, dan hasil dari Fhitung untuk variabelbebas (Harga produk dan lokasi usaha) sebesar 43.972 dengan tingkat signifikansebesar 0.000 dan tingkat signifikan > nilai Ftabel maka variabel diferensiasiproduk dan variabel lokasi usaha secara simultan berpengaruh terhadap kepuasankonsumen (Y) di UD. Ben Tani Imanuel Fanayama Kabupaten Nias Selatan.
Kata Kunci : Diferensiasi Produk, Lokasi Usaha dan Kepuasan Konsumen.
xii
ABSTRACTION
THE EFFECT OF DIFFERENTIALIZATION OF PRODUCTS ANDBUSINESS LOCATIONS ON CUSTOMER SATISFACTION IN UD. BEN
TANIIMANUEL FANAYAMA NIAS SELATAN DISTRICT
By:WILMA HALAWANIM. 13100121463
Supervisor:Alwinda Manao, S.E., M.M and Progressif Buulolo, S.Kom., M.M
The scope of this study aims to determine whether there is an influence of productdifferentiation and business location on customer satisfaction at UD. Ben TaniImanuel Fanayama South Nias Regency. This type of research is associativequantitative research. Data analysis method used by researchers in this study ismultiple linear regression analysis. Based on the results of research anddiscussion, with a tcount for X1 (2,612)> t table (1,668) and a significance levelof 0.011 <0.05, the product differentiation variable (X1) influences consumersatisfaction (Y) at UD. Ben Tani Imanuel Fanayama South Nias Regency, thevalue of tcount for X2 (8.479)> t table (1,668) and the significance level of 0,000<0.05, then the business location variable (X2) has an effect on customersatisfaction (Y) at UD. Ben Tani Imanuel Fanayama, South Nias Regency, and theresults of Fcount for independent variables (product price and business location)amounted to 43,972 with a significant level of 0,000 and a significant level>Ftable values, product differentiation variables and business location variablessimultaneously influence customer satisfaction ( Y) at UD. Ben Tani ImanuelFanayama South Nias Regency.
Keywords: Product Differentiation, Business Location and Consumer Satisfaction.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan pasar yang senantiasa berubah atau dinamis dari waktu ke
waktu terutama dalam era globalisasi seperti sekarang ini, menuntut perusahaan
untuk bijak dalam penetapan harga dan meningkatkan kualitas produknya.
Perubahan teknologi dan arus informasi yang sangat cepat ini mendorong
timbulnya laju persaingan di dalam dunia usaha. Era globalisasi ditandai dengan
adanya perkembangan dunia usaha secara pesat, hal ini ditandai dengan tingkat
persaingan yang semakin ketat, oleh karena itu bagi perusahaan yang mempunyai
keinginan untuk memenangkan persaingan tersebut harus mampu merebut
konsumen. Dalam merebut konsumen diperlukan suatu manajemen pemasaran
yang handal dan mampu mengantisipasi setiap persaingan yang dapat
menjalankan kegiatan usaha secara efektif dan efisien.
Menurut Swastha dan Irawan (2008:105) tujuan kegiatan pemasaran
adalah mempengaruhi konsumen untuk bersedia membeli barang dan jasa
perusahaan di saat mereka membutuhkan. Hal ini sangat penting bagi perusahaan
untuk memahami “mengapa” dan “bagaimana” tingkah laku konsumen tersebut
sehingga perusahaan dapat menjual produk, menentukan harga, mempromosikan
dan mendistribusikan produknya secara lebih baik. Dengan mempelajari prilaku
konsumen, perusahaan akan mengetahui kesempatan baru yang berasal dari belum
terpenuhinya kebutuhan dan kemudian mengidentifikasikannya untuk segmentasi
pasar dan mengantisipasi setiap persaingan. Pemasaran juga sebagai langkah
2
awal yang harus dilaksanakan dalam memasarkan produk agar dapat di terima dan
dikenal oleh masyarakat luas. Dengan demikian semakin banyak barang-barang
sejenis bersaing maka dituntut untuk lebih memperhatikan bidang pemasaran.
Setiap usaha harus memiliki pengakuan dan izin operasional pada saat
didirikan, salah satu badan usaha yang diakui di Indonesia adalah usaha dagang.
Usaha dagang merupakan badan usaha yang memasarkan berbagai jenis/variasi
produk kebutuhan primer konsumen. Perkembangan usaha dagang sudah sangat
pesat, kebanyakan usaha dagang lebih mengarah pada sektor penjualan barang-
barang kebutuhan sehari-hari seperti sembako, perlengkapan mandi dan lain-lain.
Tingginya tingkat kebutuhan konsumen memicu para wirausaha untuk mendirikan
usaha dagang. Usaha dagang harus dapat melihat peluang usaha dan menentukan
kebutuhan konsumen yang paling primer. Oleh sebab itu, usaha dagang dapat
menentukan jenis/variasi produk yang diminati oleh konsumen dan memberikan
banyak pilihan kepada konsumen di dalam membeli barang. Pada dasarnya
keberhasilan suatu usaha dagang di dalam memasarkan produknya, sangat
ditentukan juga oleh ketepatan pengambilan keputusan dalam menganalisis
kepuasan konsumen konsumen.
Diferensiasi produk ialah upaya dari suat usha dagang untuk membedakan
produk yang dimilikinya dari produk-produk pesaing dalam sebuah sifat yang
membuatnya lebih spesial atau diinginkan. Menurut Kotler (2002:2), diferensiasi
produk adalah “penawaran produk perusahaan yang mempunyai sesuatu yang
lebih murah, lebih cepat, dan lebih baik, yang akan menciptakan nilai yang lebih
tinggi bagi konsumen dibandingkan dengan produk pesaing”. Melakukan
3
diferensiasi produk merupakan hal yang sangat penting bagi kesuksesan bisnis
yang dijalankan oleh usaha dagang. Dimana dengan melakukan diferensiasi,
bisnis perusahaan akan semakin berkembang, semakin baik dan semakin maju.
Selain diferensiasi produk, maka variabel yang paling berpengaruh terhadap
kepuasan konsumen adalah lokasi usaha.
Lokasi usaha adalah tempat dimana suatu usaha atau aktivitas usaha
dilakukan. Faktor penting dalam pengembangan suatu usaha adalah letak lokasi
terhadap daerah perkotaan, cara pencapaian dan waktu tempuh lokasi ke tujuan.
Faktor lokasi usaha yang baik adalah relatif untuk setiap jenis usaha yang
berbeda. Salah satu kunci menuju sukses adalah lokasi, lokasi dimulai dengan
memilih komunitas. Keputusan ini sangat bergantung pada potensi pertumbuhan
ekonomis dan stabilitas, persaingan, iklim politik, dan sebagainya. Tempat
merupakan komitmen sumber daya jangka panjang yang dapat mengurangi
fleksibilitas masa depan usaha. Lokasi usaha akan mempengaruhi pertumbuhan di
masa depan. Area yang dipilih haruslah mampu untuk tumbuh dari segi ekonomi
sehingga ia dapat mempertahankan kelangsungan hidup usaha. Sehingga dapat
dikatakan bahwa faktor lokasi usaha dapat mempengaruhi perilaku konsumen
dalam melakukan keputusan membeli agar dapat menimbulkan kepuasan
konsumen.
Kepuasan konsumen menjadi parameter penting sehingga bisnis dapat
terus berkelanjutan. Kepuasaan atau ketidakpuasan konsumen sebagai respons
konsumen terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang dipersepsikan antara harapan
awal sebelum pembelian atau norma kinerja lainnya dan kinerja aktual produk
4
yang dipersepsikan setelah pemakaian atau konsumsi produk bersangkutan.
Banyak manfaat yang diterima oleh perusahaan dengan tercapainya tingkat
kepuasan konsumen yang tinggi, yakni selain dapat meningkatkan loyalitas
konsumen tapi juga dapat mencegah terjadinya perputaran konsumen, mengurangi
sensitivitas konsumen terhadap harga, mengurangi biaya kegagalan pemasaran,
mengurangi biaya operasi yang diakibatkan oleh meningkatnya jumlah konsumen,
dan meningkatkan diferensiasi produk di segala sektor.
Untuk mengetahui pengaruh diferensiasi produk dan lokasi usaha terhadap
kepuasan konsumen, penulis memilih obyek penelitian di UD. Ben Tani Imanuel
yang berada di Kecamatan Fanayama Kabupaten Nias Selatan. UD. Ben Tani
Imanuel yang berlokasi di Jalan Menuju Simpang Lόhό Km. 5 Kecamatan
Fanayama Kabupaten Nias Selatan merupakan salah satu contoh pedagang yang
Aksesoris, Vitamin dan Pakan Ayam Jago, Saprodi Pertanian dan Pupuk Non
Subsidi serta Sembako.
Dari hasil observasi awal, penulis menemukan bahwa bervariasinya
produk yang dijual oleh UD. Ben Tani sehingga konsumen dapat bebas untuk
memilih dan membeli produk serta UD. Ben Tani Imanuel menjual produk pakan
ternak yang berkualitas. Selain itu, UD. Ben Tani Imanuel memiliki keunggulan
dari segi lokasi usaha yang strategis dalam memasarkan produknya yaitu dekat
dengan pemukiman penduduk sehingga konsumen merasa puas dan tidak perlu
lagi membeli di kota.
5
Berdasarkan uraian masalah diatas, maka penulis merasa perlu
mengadakan penelitian secara ilmiah mengenai “Pengaruh Diferensiasi Produk
dan Lokasi Usaha Terhadap Kepuasan Konsumen Pada UD. Ben Tani
Imanuel Fanayama Kabupaten Nias Selatan”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka adapun masalah-masalah yang
diidentifikasi pada penelitian yaitu:
1. Bervariasinya produk yang dijual oleh UD. Ben Tanisehingga konsumen dapat
bebas untuk memilih dan membeli produk.
2. UD. Ben Tani Imanuel menjual produk pakan ternak yang berkualitas.
3. Lokasi usaha yang strategis dalam memasarkan produknya karena masih
berada dekat dengan pemukiman penduduk.
1.3 Batasan Masalah
Karena keterbatasan penulis dalam hal waktu, tenaga, biaya dan untuk
menjaga penelitian lebih terarah dan lebih terfokus serta didasari latar belakang
masalah dan identifikasi masalah, maka peneliti membatasi masalah mengenai
“Pengaruh diferensiasi produk dan lokasi usaha terhadap kepuasan konsumen
pada UD. Ben Tani Imanuel Fanayama Kabupaten Nias Selatan”.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah diatas, maka pembahasan
pada penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
6
1. Adakah pengaruh diferensiasi produk terhadap kepuasan konsumen pada UD.
Ben Tani Imanuel Fanayama Kabupaten Nias Selatan?
2. Adakah pengaruh lokasi usaha terhadap kepuasan konsumen pada UD. Ben
Tani Imanuel Fanayama Kabupaten Nias Selatan?
3. Adakah pengaruh diferensiasi produkdan lokasi usaha terhadap kepuasan
konsumen pada UD. Ben Tani Imanuel Fanayama Kabupaten Nias Selatan?
1.5 Tujuan Penelitian
Merujuk pada rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai melalui
penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh diferensiasi produkterhadap kepuasan konsumen
pada UD. Ben Tani Imanuel Fanayama Kabupaten Nias Selatan.
2. Untuk mengetahui pengaruh lokasi usaha terhadap kepuasan konsumen pada
UD. Ben Tani Imanuel Fanayama Kabupaten Nias Selatan.
3. Untuk mengetahui pengaruh diferensiasi produkdan lokasi usaha terhadap
kepuasan konsumen pada UD. Ben Tani Imanuel Fanayama Kabupaten Nias
Selatan.
1.6 Manfaat Penelitian
Bertitik tolak pada tujuan penelitian yang dikemukakan, dari hasil
penelitian ini, diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Penulis,
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai pengaruh
antara diferensiasi produkdan lokasi usaha terhadap kepuasan konsumen.
2. Bagi UD. Ben Tani Imanuel Fanayama Kabupaten Nias Selatan,
7
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada UD. Ben Tani
Imanuel Fanayama dalam mengambil keputusan.
3. Bagi Akademik (STIE Nias Selatan),
Hasil penelitian ini nantinya, diharapkan dapat memperkaya khasanah
kepustakaan manajemen, khususnya mengenai pengaruh antara diferensiasi
produkdan lokasi usaha terhadap kepuasan konsumen serta dapat menjadi
bahan masukan kepada peneliti yang berminat.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan oleh penulis untuk skripsi ini
adalah sebagai berikut dari Bab Satu membahas mengenai Pendahuluan dimana
menguraikan dan menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi
Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat
Penelitian dan Sistematika Penulisan, Bab Dua membahas mengenai Tinjauan
Literatur: Kerangka Konseptual, Kerangka Teori (teori-teori yang relefan dengan
penelitian), Indikator Variabel Penelitian, Penelitian Terdahulu, Kerangka
Berpikir dan Hipotesis Penelitian, Bab Tiga membahas mengenai Metode
Penelitian: Jenis Penelitian, Populasi dan Sampel, Tempat dan Waktu Penelitian,
Subjek dan Objek Penelitian, Defenisi Operasional Penelitian, Data Penelitian
(jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data) dan Metode Analisis Data,
Pengujian Instrumen Penelitian, Pengujian Asumsi Klasik dan Pengujian
Hipotesis. Bab Empat membahas mengenai Hasil dan Pembahasan: Gambaran
Umum Objek Penelitian, Deskriptif Data Variabel Penelitian, Analisis dan
Pembahasan, Bab Lima membahas mengenai Penutup: Kesimpulan dan Saran dan
bagian akhir skripsi terdiri dari Lampiran dan Daftar Riwayat Hidup.
8
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
2.1 Kerangka Konseptual
2.1.1 Konsep Diferensiasi Produk
Diferensiasi produk adalah tindakan mendiferensiasikan serangkaian
perbedaan yang berarti untuk membedakan tawaran perusahaan dengan tawaran
pesaing. Menurut Raharjo (2007:126) “diferensiasi produk merupakan strategi
yang membuat produk berbeda dengan kompetitor bahkan melebihinya, sehingga
hasil yang dapat dinilai oleh konsumen dan nilai yang diharapkan dapat
mempengaruhi pilihan dan kepentingan konsumen yang paling istimewa”.
Perusahaan melakukan diferensiasi terhadap para pesaingnya bilamana dia
berhasil menampilkan keunikan yang dinilai penting oleh pembeli, selain dari
penawaran harga rendah. “Perusahaan melakukan diferensiasi produk terhadap
para pesaingnya bilamana dia berhasil menampilkan keunikan yang dinilai
penting oleh pembeli, selain dari penawaran harga rendah” (Porter, 1993:110).
Pengertian diferensiasi menurut Kotler (2009) adalah “sebagai proses
menambahkan serangkaian perbedaan yang penting bernilai, guna menambahkan
penawaran perusahaan itu dari tawaran pesaing”. Kartajaya (2005:132)
berpendapat, bahwa “diferensiasi produk merupakan sesuatu yang amat penting
bagi strategi produk, merek dan perusahaan”. “Perusahaan biasanya
mendiferensiasikan produknya dengan memusatkan perhatian pada atribut-atribut
produk, baik dalam dimensi fungsi produk (product function), mauapun dimensi
9
bentuk produk yang didasarkan untuk memperoleh dan meningkatkan porsi pasar
serta mematahkan pesaing” (Ferdinand, 2000:24).
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa diferensiasi produk
menjadi salah satu elemen yang paling penting bagi strategi produk, merek dan
perusahaan.
2.1.2 Konsep Lokasi Usaha
Pemilihan lokasi usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan, pada
dasarnya diharapkan dapat membuat penjualan menjadi meningkat. Menurut
Heizer dan Render (2015) “lokasi usaha adalah pendorong biaya dan pendapatan,
maka lokasi seringkali memiliki kekuasaan untuk membuat strategi bisnis
perusahaan”. Lokasi yang strategis bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan
dari lokasi bagi perusahaan. Salah satu strategi yang perlu diperhatikan oleh
perusahaan adalah pemilihan lokasi, baik lokasipabrik untuk perusahaan
manufaktur ataupun lokasi usaha untuk perusahaan jasa/retail maupun lokasi
perkantorannya. Pemilihan lokasi usaha, diperlukan pada saat perusahaan
mendirikan usaha baru, melakukan ekspansi usaha yang telah ada maupun
memindahkan lokasi perusahaan ke lokasi lainnya. “Lokasi usaha adalah salah
satu determinan yang paling penting dalam perilaku konsumen, pengecer harus
memilih lokasi yang strategis dalam menempatkan tokonya (Raharjani, 2005).
Menurut Kotler (2008) “Salah satu kunci menuju sukses adalah lokasi
usaha, lokasi usaha dimulai dengan memilih komunitas. Keputusan ini sangat
bergantung pada potensi pertumbuhan ekonomis dan stabilitas, persaingan, iklim
politik, dan sebagainya”. “Lokasi usaha merupakan letak toko atau pengecer pada
daerah yang strategis sehingga dapat memaksimumkan laba” (Swastha, 2000).
10
“Sebelum suatu perusahaan mendirikan pabrik, biasanya direncanakan sebaik
mungkin sebab letak berpengaruh pada biaya operasi/produksi, harga jual, serta
kemampuan perusahaan untuk bersaing di pasar” (Subagyo, 2000).
Berdasarkan teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemilihan lokasi
sangat penting karena berkaitan dengan besar kecilnya biaya operasi, harga
maupun kemampuan bersaing.
2.1.3 Konsep Kepuasan Konsumen
Untuk membuat konsumen puas setelah pembelian akan sangat tergantung
pada kinerja dalam memenuhi harapan pembeli. Menurut Kotler dalam buku
Sunyoto (2013:35), “kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang
setelah membandingkan (kinerja atau hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan
harapannya”. Menurut Tjiptono (2006:349) mendefinisikan “kepuasan konsumen
sebagai evaluasi secara sadar atau penilaian kognitif menyangkut apakah kinerja
produk relatif bagus atau jelek atau apakah produk bersangkutan cocok atau tidak
cocok dengan tujuan pemakaiannya”.
Menurut teori Supranto dalam Susanti (2012), “kepuasan konsumen
merupakan label yang digunakan oleh konsumen untuk meringkas suatu
himpunan aksi atau tindakan yang terlihat, terkait dengan produk atau jasa”.
“Kepuasan konsumen sebagai sikap keseluruhan terhadap sutu barang atau jasa
setelah perolehan (acquisition) dan pemakaiannya. Seorang konsumen yang puas
adalah pelanggan yang merasa mendapatkan value dari pemasok, produsen atau
penyedia jasa. Value atau nilan ini bisa berasal dari produk, pelayanan, sistem,
atau sesuatu yang bersifat emosi” (Irawan, 2002:2). Sedangkan menurut Bachtiar
(2011), “kepuasan konsumen merupakan perasaan positif konsumen yang
11
berhubungan dengan produk/jasa selama menggunakan atau setelah menggunakan
jasa atau produk”.
Berdasarkan teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Seorang
konsumen yang puas adalah pelanggan yang merasa mendapatkan value (nilai)
dari pemasok, produsen atau penyedia jasa.
2.2 Kerangka Teoritis
2.2.1 Pengaruh Diferensiasi Produk Terhadap Kepuasan Konsumen
Kepuasan konsumen sebagai sikap keseluruhan terhadap suatu barang atau
jasa setelah perolehan dan pemakaiannya. Menurut Gitosudarmo (2014:271)
menyatakan bahwa “mendiferensiasikan suatu produk yang melebihi harapan
konsumen, maka akan menilai kepuasan konsumen yang diharapkan terhadap
produk yang akan dibelinya itu tinggi”.
Dalam menentukan sebuah produk, perusahaan seharusnya bisa
menentukan diferensiasi. Menurut Raharso (2005) “membuktikan bahwa
diferensiasi produk yang dirasakan oleh konsumen berpengaruh untuk
menimbulkan kepuasan konsumen”. Produk-produk fisik bervariasi dalam potensi
mereka untuk diferensiasi.
Menurut Sundalangi (2014) “Para konsumen tertarik untuk mendapatkan
produk yang berkualitas. Diferensiasi produk merupakan nilai yang dipersepsikan
pada kepuasan konsumen saat transaksi dilakukan”. Penetapan diferensiasi produk
yang sudah bersaing di pasar merupakan cara perusahaanya agar dapat
meningkatkan kepuasan konsumen.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa diferensiasi
produk adalah faktor yang berpengaruh langsung terhadap kepuasan konsumen.
12
2.2.2 Pengaruh Lokasi Usaha Terhadap Kepuasan Konsumen
Lokasi usaha merupakan tempat usaha yang sangat mempengaruhi
keinginan seseorang konsumen untuk datang dan berbelanja. Menurut Berman
(2001:600) “terdapat enam komponen citra usaha yang membuat usaha menarik
sehingga dapat mempengaruhi kepuasan konsumen pada saat melakukan kegiatan
berbelanja, yaitu: lokasi usaha (store location), poduk (merchandise), harga
(price), pelayanan konsumen (customer services), promosi (promotion), dan
fasilitas fisik (phisical facilities)”.
Menurut Akhmad (2012) “pemilihan lokasi usaha yang tepat akan
menentukan keberhasilan usaha tersebut di masa yang akan datang. Lokasi usaha
yang strategis membuat konsumen lebih mudah dalam menjangkau dan juga
keamanan yang terjamin”. Kotler (2007:173) menyatakan “lokasi usaha
merupakan jarak yang ditempuh oleh seseorang untuk melakukan transaksi.
Konsumen akan puas berdasarkan penilaiannya terhadap sebuah usaha
berdasarkan pengalaman mereka atas lokasi usaha tersebut”.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa lokasi usaha
merupakan suatu komunikasi antara penjual dan pembeli mengenai suatu barang
untuk meningkatkan kepuasan konsumen.
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Variabel-Variabel
2.3.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Diferensiasi Produk
Dalam menetapkan diferensiasi produk suatu produk, harus
dipertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kepekaan konsumen terhadap
diferensiasi produk tersebut. Menurut Ferdinand (2000:26-27), faktor-faktor yang
mempengaruhi diferensiasi produk yaitu:
13
1. Diferensiasi Berbasis Fungsi ProdukStrategi ini dilakukan dengan cara mendiferensiasikan produkyang ditawarkan melalui pemerkayaan fungsi produk.Atribut dari fungsi produk antara lain :a. Kecanggihan dari produk.b. Kenyamanan dalam pemakaian produk.c. Kemudahan dalam pemakaian produk.d. Fitur tambahan.
2. Diferensiasi Berbasis Bentuk ProdukStrategi ini dilakukan dengan mendiferensiasikan produkyangditawarkan dengan perluasan bentuk produk.Atribut dari bentuk produk ini adalah :a. Desain produk.Desain atau bentuk produk yang unik merupakan pembedayang utama dari produk pesaing.b. Kemasan produk.Merupakan sarana pembungkus produk yang biasanyabertuliskan merek produk.c. Tampilan produk.d. Komponen.Merupakan bagian-bagian pembentuk suatu produk.
3. Diferensiasi Berbasis Atribut SubjektifStrategi diferensiasi ini dilakukan dengan caramengembangkanatribut subjektif produk yang ditawarkan agardapat meluluhkan perasaan konsumen dalam bentuk promosi.Jenis atau bauran promosi meliputi :a. Personal SellingPersonall Selling adalah komunikasi langsung (tatap muka)antarapenjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkansuatu produkkepada calon pelanggan dan membentukpemahaman pelangganterhadap produk sehingga merekakemudian akan mencoba danmembelinya.b. Mass SellingMerupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasiuntukmenyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalamsatu waktu.c. Promosi PenjualanMerupakan bentuk persuasi langung melalui penggunaanberbagaiinsentif yang dapat diatur untuk merangsangpembelian produk dengan segera atau meningkatkan jumlahbarang yang dibeli pelanggan.d. Public RelationsMerupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatuperusahaanuntuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan dansikap berbagaikelompok terhadap perusahaan tersebut.e. Direct Marketing
14
Merupakan sistem pemasaran yang bersifat interaktif,yangmemanfaatkan satu atau beberapa media iklan untukmenimbulkanrespon yang terukur dan atau transaksidisembarang lokasi.
4. Diferensiasi Berbasis Keunggulan alamiahDiferensiasi ini disebabkan oleh adanya keunggulan alamiahyangdiberikan oleh suatu lokasi tertentu kepada produk yangditawarkan kepada konsumen seperti pada sebuah lokasiwisata.
Menurut Porter (2003:151), secara garis besar faktor-faktor yang
mmpengaruhi untuk menentukan landasan bagi diferensiasi dan menyeleksi
strategidiferensiasi adalah sebagai berikut :
1. Menentukan pembeli sesungguhnya.2. Mengidentifikasi rantai nilai pembeli dan dampak perusahaan
atas rantai nilai ini.3. Menentukan susunan peringkat kriteria pembelian pembeli.4. Menilai sumber keunikan yang sudah ada atau yang mungkin
ada dalam rantainilai perusahaan.5. Mengidentifikasi biaya sumber diferensiasi yang sudah ada dan
yang potensial6. Memilih konfigurasi aktivitas nilai yang menciptakan
diferensiasi palingbernilai bagi pembeli relatif terhadap biayadiferensiasi.
7. Menguji daya tahan strategi diferensiasi yang telah dipilih.8. Menurunkan biaya dalam aktifitas yang tidak mempengaruhi
bentuk diferensiasi yang telah dipilih.
Dalam menetapkan diferensiasi produk suatu produk, harus
dipertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kepekaan konsumen terhadap
diferensiasi produk tersebut agar dapat maksimal. Menurut Purnama (2001:131)
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi diferensiasi produk, yaitu :
1. Pengaruh nilai unik (unique-value effect), para pembeli akankurang peka terhadap diferensiasi produk jika produk tersebutlebih bersifat unik.
2. Pengaruh kesadaran atas produk pengganti (subtitusi-awaereness effect), para pembeli semakin kurang peka terhadapdiferensiasi produk jika mereka tidak menyadari adanya produkpengganti.
15
3. Pengaruh perbandingan yang sulit (difficult-comparison effect),para pembeli semakin kurang peka terhadap diferensiasi produkjika mereka tidak dapat dengan mudah membandingkan mutubarang pengganti.
4. Pengaruh pengeluaran total (total-expansiture effect), pembelisemakin kurang peka terhadap diferensiasi produk jikapengeluaran tersebut semakin rendah dibandingkan pendapatantotalnya.
5. Pengaruh manfaat akhir, para pembeli semakin kurang pekaterhadap diferensiasi produk jika pengeluaran tersebut semakinkecil dibandingkan biaya total produk akhir.
6. Pengaruh biaya bersama (shared-cost effect), para pembelisemakin kurang peka terhadap diferensiasi produk jika sebagianbiaya itu ditanggung pihak lain.
7. Pengaruh investasi tertanam (sunk investment effect), parapembeli semakin kurang peka terhadap diferensiasi produk jikaproduk tersebut digunakan bersama dengan aktiva yang telahdibeli sebelumnya.
8. Pengaruh mutu-diferensiasi produk (price-quality effect), parapembeli akan semakin kurang peka terhadap diferensiasi produkjika produk tersebut dianggap memilki mutu, prestise ataueksklusivitas yang lebih.
9. Pengaruh persediaan (inventory effect), pembeli kurang sensitifterhadap diferensiasi produk bila mereka tidak dapat menyimpanproduk tersebut.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi diferensiasi produk menurut Kotler
(2009) yang terdiri dari:
a. Bentuk adalah ukuran, model, atau struktur fisik sebuah produk.b. Keistimewaan (Furniture) adalah karakteristik yang melangkapi
fungsi dasar produk.c. Mutu kinerja (Performance) adalah tindakan yang mengadu
pada level di mana karakteristik dasar itu beroprasi.d. Mutu kesesuaian (Comformance quality) adalah tingkat semua
unit yang diproduksi adalah identik dan memenuhi spesifiksisasaran yang dijanjikan.
e. Daya tahan (Durability) adalah suatu ukuran usia operasi produkyang diharapkan dalam kondisi normal dan atau berat,merupakan atribut yang berharga untuk produk-produk tertentuyang ditimbulkan oleh produk yang rusak atau gagal.
f. Rancangan (Design) adalah totalitas keistimewaan yang mem-pengaruhi penampilan dan fungsi suatu produk dari segikebutuhan pelanggan.
16
Menurut Rapliansyah (2012) faktor-faktor yang mempengaruhi
diferensiasi produk secara umum dibagi menjadi dua bagian:
a. Diferensiasi psikologis, yaitu diferensiasi yang dibuat denganpe-saingnya melalui penciptaan kreasi yang dapat diasumsikanoleh konsumen bahwa produk tersebut sesuai dengan harapankonsumen. Misalnya, AMD Athlon dibuat dengan design yangtipis dan kecil menambah asumsi pada konsumen bahwamikroprosessor itu tahan terhadap panas karena ditopang olehHeatsink yang besar.
b. Diferensiasi fisik, yaitu diferensiasi ulang dibuat sedemikianrupa sehingga dibentuk melalui suatu perbedaan secara fisikatau tangible. Misalnya, Mikroprosessor AMD Athlon dibuatsetipis dan sekecil mungkin dengan teknologi yang canggih dandapat menghasilkan kerja yang maksimal.
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa pada tingkat
diferensiasi produk sering kali digunakan sebagai faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai.
2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lokasi Usaha
Setiap usaha atau perusahaan harus dapat memilah faktor-faktor yang
mempengaruhi lokasi usaha agar dapat menentukan faktor mana yang paling
berpengaruh terhadap lokasi usaha. Menurut Wijaya (2011:152) menentukan
variabel lokasi usaha yang paling efektif merupakan tugas yang paling sulit dalam
tugas manajemen pemasaran. Dalam prakteknya, manajemen harus mencari
kombinasi yang terbaik atas penggunaan alat-alat tersebut. Menurut Lupiyoadi
(2001:76)“Komponen yang menyangkut lokasi meliputi pemilihan lokasi yang
strategis (mudah dijangkau), di daerah sekitar pusat perbelanjaan, dekat
pemukiman penduduk, aman, dan nyaman bagi pelanggan, adanya fasilitas yang
mendukung seperti adanya lahan parkir, serta faktor lainnya”.
17
Menurut Tjiptono (2008:211) menyatakan bahwa dalam memilih lokasi
untuk menjalankan suatu usaha, para pengusaha atau pelaku usaha perlu
mempertimbangkan beberapa faktor, diantaranya:
a. Akses yaitu lokasi yang dilalui mudah dijangkau saranatransportasi umum.
b. Visibilitas yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat denganjelas dari jarak pandang normal.
c. Lalu lintas ada 2 hal yang perlu diperhatikan yaitu:1) Banyaknya orang yang lalu-lalang bisa memberikan
peluang yang besar terhadap terjadinya impluse buyingyaitu keputusan pembelian yang sering terjadi spontan,atautanpa perencanaan, dan atau tanpa melalui usaha-usahakhusus.
2) Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa pula menjadihambatan, misalnya terhadap pelayanan kepolisian,pemadam kebakaran atau ambulans.
d. Fasilitas perparkiran, tempat parkir yang luas, nyaman danaman baik untuk kendaraan roda dua maupun roda empat.
e. Ekspansi yaitu tersedianya tempat yang cukup luas apabila adaperluasan di kemudian hari.
f. Lingkungan yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yangditawarkan. Contohnya, warung makan berdekatatan dengandaerah kost, asrama mahasiswa, kampus atau perkantoran.
g. Kompetisi yaitu lokasi pesaing. Sebagai contoh, dalammenentukan lokasi sebuah usaha, perlu di pertimbangkanapakah di jalan atau daerah tersebut telah terdapat banyakusaha yang sejenis atau tidak.
h. Peraturan pemerintah, misalnya ketentuan yang melarangrumah makan berlokasi terlalu berdekatan dengan pemukimanpenduduk/tempat ibadah.
Menurut Hurriyati (2005:57) dikutip oleh Candra (2012) mengungkapkan
faktor-faktor yang mempengaruhi lokasi usaha, yaitu:
1. Akses, misalnya lokasi yang mudah dijangkau saranatransportasi umum.
2. Visibilitas, misalnya lokasi yang dapat dilihat dengan jelas daritepi jalan.
3. Lalu lintas (traffic), dimana ada dua hal yang perludipertimbangkan, yaitu banyaknya orang yang berlalu lalangdapat memberi peluang besar terjadinya impulse buying,
18
kepadatan dan kernacetan lalu lintas dapat pula menjadihambatan.
4. Tempat parkir yang luas dan aman.5. Ekspansi, tersedia tempat yang cukup untuk perluasan usaha
dikemudian hari.6. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang
ditawarkan.7. Persaingan, yaitu lokasi pesaing.8. Peraturan pemerintah.
Dari definisi beberapa para ahli mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi lokasi usaha meliputi pemilihan lokasi yang strategis (mudah
dijangkau), di daerah sekitar pusat perbelanjaan, dekat pemukiman penduduk,
aman, dan nyaman bagi pelanggan, adanya fasilitas yang mendukung seperti
adanya lahan parkir, serta faktor lainnya.
2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen
Kepuasan konsumen konsumen pasti memiliki faktor-faktor yang
mempengaruhinya yaitu menyakinkan konsumen untuk membeli sampai kepada
keinginan konsumen untuk membeli produk. Menurut Tjiptono (2008:101),
faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen yaitu:
a. Kepuasan pelanggan keseluruhanCara yang paling sederhana untuk mengukur kepuasanpelanggan adalah langsung menanyakan kepada pelangganseberapa puas mereka dengan produk atau jasa spesifik tertentu.
b. Dimensi kepuasan pelangganBerbagai penelitian memilah kepuasan pelanggan ke dalamkomponen-komponennya. Umumnya, proses semacam initerdiri dari empat langkah yaitu : mengidentifikasi dimensi-dimensi kunci pelanggan, meminta pelanggan menilai produkatau jasa usaha berdasarkan item-item spesifik, memintapelanggan menilai produk atau jasa pesaing berdasarkan item-item spesifik yang sama dan meminta para pelanggan untukmenentukan dimensi-dimensi yang menurut mereka palingpenting dalam menilai kepuasan pelanggan keseluruhan.
c. Konfirmasi harapanDalam konsep ini, kepuasan tidak diukur langsung, tetapidisimpulkan berdasarkan kesesuaian atau ketidaksesuaian
19
antara harapan pelanggan dengan kinerja aktual perusahaanpada sejumlah atribut atau dimensi.
d. Minat pembelian ulangKepuasan pelanggan diukur secara behavioral dengan caramenanyakan apakah pelanggan akan berbelanja ataumenggunakan jasa perusahaan lagi.
e. Kesediaan untuk merekomendasiDalam kasus produk yang pembelian ulangnya relatif lama ataubahkan hanya terjadi satu kali pembelian, kesediaan pelangganmerekomendasikan produk kepada teman atau keluarganyamenjadi ukuran yang penting untuk dianalisis dan ditindaklanjuti.
f. Ketidakpuasan pelangganBeberapa macam aspek yang sering ditelaah guna mengetahuiketidakpuasan pelanggan, meliputi komplain, retur ataupengembalian produk, biaya garansi, penarikan kembali produkdari pasar dan konsumen yang beralih ke pesaing.
Menurut Kotler (2005:202), faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
pembelian konsumen secara umum ada dua faktor yang berpengaruh yaitu :
1) Faktor Intern, yaitu faktor dari dalam diri konsumen itu sendiriyang meliputi : motivasi, pembelajaran sikap dan kepribadianserta konsep diri.
2) Faktor Ekstern, yaitu faktor yang berasal dari luar dirikonsumen yang meliputi : budaya dan sub budaya, kelas sosial,kelompok sosial dan kelompok referensi, serta keluarga.
Menurut Hadi (2007:123) terdapat 5 (lima) indikator yang mempengaruhi
konsumen dalam proses pengambilan kepuasan konsumen, yakni:
1. Problem RecognitionMenganalisa keinginan dan kebutuhan.
2. SearchPencarian informasi tentang sumber-sumber dan menilainyauntuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang dirasakandengan melakukan perbandingan sehingga memperolehbeberapa alternatif pembelian yang dapat dilakukan.
3. Alternative EvaluationMenetapkan tujuan pembelian dan menilai serta menyeleksiterhadap alternatif pembelian berdasarkan tujuan pembelian.
4. ChoiceProses dalam pembelian yang nyata, artinya bahwa konsumenharus mengambil keputusan untuk membeli atau tidak.
20
5. OutComesApakah produk yang dipilih telah memuaskan konsumen ataumenjadikan iaragu-ragu dari keputusan yang ia ambil. Disiniterjadi proses penilaian setelahpembelian.
Berdasarkan definisi menurut para ahli diatas jadi dapat ditarik kesimpulan
bahwa dalam pemasaranterdapat bauran pemasaran yang merupakan strategi bagi
pemasar untuk menarik konsumen sebanyak-banyaknya.
2.4 Indikator Variabel Penelitian
2.4.1 Indikator Diferensiasi Produk
Indikator diferensiasi produk merupakan bagaimana cara perusahaan di
dalam menentukan diferensiasi produk agar dapat terjangkau dibeli oleh
konsumen. Menurut Ferdinand (2000:26) Indikator dalam Diferensiasi Produk
antara lain adalah :
1. Diferensiasi berbasis fungsi produk (product function) artinyapenciptaan produk yang hanya berfokus pada tingkat kualitasfungsi produk tersebut.
2. Diferensiasi berbasis bentuk produk (product feature) artinyapenciptaan produk yang terfokus pada komponen yang dimilikisetiap produk.
3. Diferensiasi berbasis atribut-atribut subjektif (subjective image)artinya penciptaan produk yang didasari pada atribut produkyang melengkapinya.
4. Diferensiasi berbasis keunggulan alamiah (differentiation bylocation) artinya penciptaan produk yang berasal darikeunggulan setiap produk.
Menurut Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa indikator
diferensiasi produk yaitu “produk-produk fisik itu berbeda-beda potensi
diferensiasinya. Di satu sisi ada produk yang memungkinkan sedikit saja variasi
produknya, namun masih mungkin terdapat diferensiasi. Disisi lain produk yang
mempunyai diferensiasi tinggi”.
21
Porter dalam Kartajaya (2005:55) indikator diferensiasi produk yaitu
“positioning, diferensiasi, dan strategi yang bertujuan upaya untuk menghasilkan
posisi yang unik dan valuable bagi pelanggan”.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dalam hal
diferensiasi produk, usaha dagang dapatmenggunakan berbagai pendekatan seperti
: desain, image merek, teknologi,bentuk atau wujud produk, bentuk atau wujud
kemasan, pelayanan pelanggan danlain-lain.
2.4.2 Indikator Lokasi Usaha
Indikator lokasi usaha merupakan kombinasi strategi yang paling baik dari
variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat lokasi usaha yang lain,
yang kesemuannya direncanakan untuk mencapai tujuan program. Menurut
Swastha dan Irawan (2008) indikator yang harus dipertimbangkan dalam
menentukan daerah bisnis adalah :
a. Luas daerah perdagangan yaitu cakupan wilayah yang dapatdijadikan sebagai objek penjualan barang dan jasa.
b. Dapat dicapai dengan mudah yaitu lokasi yang strategismembuat konsumen lebih mudah dalam menjangkau dan jugakeamanan yangterjamin.
c. Potensi pertumbuhannya yaitu seberapa besar persentasekemungkinan mendapatkan peluang usaha untukmenumbuhkan usaha.
d. Lokasi saingan yaitu lokasi yang strategis harus memerhatikanlokasi usaha pesaingnya sehingga dapat memperhitungkanrasio penjualannya.
Menurut Akhmad dalam Ghanimata (2012) pemilihan lokasi usaha yang
tepat akan menentukan keberhasilan usaha tersebut di masa yang akan datang.
Lokasi yang strategismembuat konsumen lebih mudah dalam menjangkau dan
juga keamanan yang terjamin. Strategi lokasi para pengecer adalah salah satu
determinan yang paling penting dalam perilaku konsumen, pengecer harus
22
memilih lokasi yang strategis dalam menempatkan tokonya (Raharjani, 2005).
Suatu lokasi disebut strategis bilaberada di pusat kota, kepadatan populasi,
arus lalu lintas dan arahnya tidakmembingungkan konsumen, kelancaran arus
pejalan kaki, dan sebagainya. Jadi,lokasi di sini adalah tempat di mana suatu jenis
usaha atau bidang usaha akandilaksanakan.
Beberapa indikator yang harus dipertimbangkan dalam letak atau tempat
gerai yang akan dibuka atau didirikan yaitu (Ma’ruf, 2005):
1. Lalu lintas pejalan kaki2. Lalu lintas kendaraan
Informasi tentang jumlah dan karakteristik kendaraan yangmelintas,faktor lebar jalan, kondisi jalan. Kemacetan akanmenjadi nilai kurangbagi pelanggan.
3. Fasilitas parkerUntuk kota-kota besar, pertokoan atau pusat perbelanjaan yangmemilikifasilitas parkir yang memadai dapat menjadi pilihanyang lebih baik bagi peritel dibandingkan dengan pertokoandan pusat belanja yang fasilitasnyatidak memadai.
4. Transportasi umumTransportasi umum yang banyak melintas di depan pusatperbelanjaanakan memberi daya tarik yang lebih tinggi karenamembantu konsumendengan mudah langsung masuk ke areaperbelanjaan
5. Komposisi tokoSeorang peritel hendaknya jika ingin membuka toko harusmempelajarilebih dulu toko-toko apa saja yang adadisekitarnya, karena toko yangsaling melengkapi akanmenimbulkan sinergi.
6. Letak berdirinya geraiLetak berdirinya gerai sering kali dikaitkan dengan visibility(keterlihatan), yaitu mudah terlihatnya toko dan plang namanyaoleh pejalan kaki danpengendara mobil yang melintas di jalan.
7. Penilaian keseluruhanPenilaian keseluruhan atau overall rating perlu dilakukanberdasarkanfaktor-faktor agar dapat menentukan pilihan lokasiyang tepat.
23
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa suatu lokasi
disebut strategis bilaberada di pusat kota, kepadatan populasi, kemudahan
mencapainya menyangkut kemudahan transportasi umum, kelancaran arus lalu
lintas dan arahnya tidakmembingungkan konsumen, kelancaran arus pejalan kaki,
dan sebagainya.
2.4.3 Indikator Kepuasan Konsumen
Indikator kepuasan konsumen adalah penjualan yang berhasil dicapai atau
ingin dicapai oleh suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Garvin dikutip
oleh Tjiptono (2006:25) mengungkapkan indikator yang dapat digunakan untuk
mengukur kepuasan konsumen, yaitu:
1. Kinerja karakteristik operasi pokok dari produk inti yang dibeli.2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan yaitu karakteristik
sekunder ataupelengkap.3. Keandalan yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan
atau gagalpakai.4. Kesesuaian dengan spesifikasi yaitu sejauh mana karakteristik
desain danoperasi memenuhi standar yang telah ditetapkansebelumnya.
5. Daya tahan berkaitan denga berapa lama produk tersebut dapatterusdigunakan.
6. Serviceability meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan,mudahdireparasi, serta penanganan keluhan yang memuaskan.
7. Estetika yaitu daya tarik produk.8. Kualitas yang dipersepsikan yaitu citra dan reputasi produk
serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
Menurut Cravens (2006:8), perusahaan yang sukses dapat memuaskan
konsumen mereka, dengan kata lain konsumen yang tidak puas akan
mempengaruhi bisnis secara negatif. Pemuasan konsumen harus disertai dengan
pemantauan terhadap kebutuhan dan keinginan mereka. Apabila konsumen
merasa puas dan sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya atas produk atau jasa
24
yang ditawarkan oleh perusahaan maka tidak menutup kemungkinan konsumen
akan melakukan pembelian ulang pada perusahaan tersebut dalam jangka panjang.
Menurut Supranto (2001:80) dalam Arinanda (2009) terdapat enam
elemen evaluasi kepuasan konsumen, yaitu:
1. Product, yaitu bagaimana konsumen merasa puas terhadapfisikproduk.
2. Sales, yaitu pelayanan penjualan yang dilakukan olehperusahaan.
3. After sales services, yaitu pelayanan yang diberikan kepadakonsumensetelah terjadi transaksi jual beli.
4. Location, yaitu lokasi distribusi suatu barang dan jasayangmempengaruhi kepuasan konsumen.
5. Culture, yaitu budaya atau tradisi konsumen yangdapatmempengaruhi kepuasan konsumen akan nilai suatuproduk.
6. Time, yaitu pengaruh waktu terhadap kualitas barang dan jasa.Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa indikator kepuasan
konsumen merupakan produk, penjualan, pelayanan, lokasi, budaya dan waktu
yang tepat.
2.5 Penelitian Terdahulu
Anwar Ashari (2009) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Diferensiasi Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pengguna Motor Honda
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Negeri Semarang)”.Populasi dalam
penelitian ini adalah mahasiswa Universitas NegeriSemarang yang menggunakan
produk motor Honda, dengan sampel sebanyak 96responden dan teknik
pengambilannya dengan accidental sampling. Metodepengumpulan data dengan
angket (kuesioner) yang dibagikan kepada mahasiswaUniversitas Negeri
Semarang yang menggunakan motor Honda disamping metodedokumentasi.
Analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi berganda.Hasil penelitian
dengan analisis deskriptif pesentase menunjukkandiferensiasi berbasis fungsi
25
produk, bentuk produk dan berbasis atribut subjektifmotor Honda termasuk dalam
kategori baik. Hasil analisis regresi bergandadiperoleh Y = 0,488 + 0,409X1 +
0,534X2 + 0,344X3. Hasil pengujian secarasimultan diperoleh Fhitung sebesar
26,026 dengan p value 0,000 < 0,05.berdasarkan hasil uji parsial diperoleh
pengaruh terhadap kepuasan konsumenpengguna motor Honda untuk variabel
diferensiasi berbasis fungsi produk10,37%, variabel diferensiasi berbasis bentuk
produk 9,18% dan variabeldiferensiasi berbasis atribut subjektif 6,81%. Hasil
koefisien determinasi yangsudah disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar 0,459,
artinya 45,9% kepuasan konsumen pengguna motor Honda dipengaruhi oleh
diferensiasi berbasis fungsi produk, bentuk produk dan berbasis atribut subjektif
serta sisanya 54,1% dipengaruhi variabel lain diluar variabel yang diteliti.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh signifikan diferensiasi
berbasis fungsi produk, bentuk produk dan atribut subjektif terhadap kepuasan
konsumen pengguna motor Honda parsial maupun simultan. Variabel diferensiasi
berbasis fungsi produk berpengaruh paling besar terhadap kepuasan konsumen
pengguna motor Honda, disusul diferensiasi berbasis bentuk produkdan
diferensiasi berbasis atribut subjektif. Saran yang penulis sampaikan, pihak
perusahaan motor Honda sebaiknya melakukan pengembangan untuk penggunaan
mesin yang ramah lingkungan, irit bahan bakar, penambahan bagasi yang lebih
luas, membuat desain body motor lebih ramping dan aerodinamis, meningkatkan
periklanan dimedia cetak ataupun elektronik, serta ikut menjadi sponsor pada
suatu kegiatan.
26
Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu Suciana Putri (2013) dengan judul
“Pengaruh Harga dan Lokasi Terhadap Kepuasan Konsumen Dalam Berbelanja
(Studi Kasus pada Pelanggan Gelael Supermarket Ciputra Semarang)”. Secara
khusus penelitian ini membahas tentang kepuasan pelanggan Gelael Supermarket
Ciputra Semarang. Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah
“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan pada Gelael
Supermarket Ciputra Semarang“. Penelitian ini menguji dua variabel independen
yaitu harga dan lokasi yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kedua variabelindependen tersebut
terhadap kepuasan pelanggan. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuesioner
terhadap 125 orangpelanggan Gelael Supermarket Ciputra Semarang yang
diperoleh dengan menggunakan teknik accidental sampling. Kemudian dilakukan
analisis terhadap data-data yang diperoleh berupa analisis kuantitatif dan
kualitatif. Analisiskuantitatif meliputi uji validitas dan uji reliabilitas, uji asumsi
klasik, analisisregresi berganda, uji Goodness of Fit melalui koefisien regresi
(R2), uji F, dan ujit. Analisis kualitatif merupakan interpretasi data yang diperoleh
dalam penelitian serta hasil pengolahan data yang sudah dilaksanakan dengan
memberi keterangan dan penjelasan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
semua variable independen yang diuji berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap kepuasan pelanggan melalui uji F dan uji t, sedangkan angka Adjusted R
Square sebesar 0,338 menunjukkan 33,8% variasi kepuasan pelanggan Gelael
Supermarket Ciputra Semarang yang dapat dijelaskan oleh kedua variable
27
independen tersebut, dimana sisanya 66,2% dijelaskan oleh faktor-faktor lain
diluar penelitian ini.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Nico Andrew Pradana (2014), yang
berjudul “Pengaruh Lokasi UsahaTerhadap Kepuasan KonsumenPada CV. Rown
Division Surakarta”. Hasil uji t menunjukkan: Terdapat pengaruh yangsignifikan
secara parsial biaya periklanan terhadap kepuasan konsumen, dibuktikannilai
thitung sebesar 3,003 dan signifikansi sebesar 0,020. Terdapat pengaruh
yangsignifikan secara parsial biaya lokasi usaha penjualan terhadap kepuasan
konsumen,dibuktikan nilai thitung sebesar 2,615 dan signifikansi sebesar 0,035.
Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial biaya personal selling terhadap
kepuasan konsumen, dibuktikan nilai thitung sebesar 6,022 dan signifikansi
sebesar 0,001. Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial biaya publisitas
terhadap kepuasan konsumen, dibuktikan nilai thitung sebesar 3,511 dan
signifikansi sebesar 0,010. Hasiluji F diperoleh bahwa biaya periklanan, lokasi
usaha penjualan, personal selling danpublisitas secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan konsumen, dibuktikan diperolehnya nilai Fhitung =
222,094 dan signifikansi 0,000.
Penelitian yang dilakukan oleh Chandra Yulianto (2014) dengan judul
“Pengaruh Lokasi usaha, Potongan Diferensiasi produk, dan Pelayanan Terhadap
Kepuasan konsumen Pada Perusahaan Ritel “Alfamart” (Studi Kasus Alfamart:
PT. Alfariatri Jaya)”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui variabel mana
yang dominan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan konsumen pada minimarket
alfamart. Variabel yang akan dianalisis adalah lokasi usaha, potongan diferensiasi
28
produk, dan pelayanan dari variabel bebas, dan variabel tak bebas adalah
pelayanan. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen gerai-gerai Alfamart
yang berada di setiap kota. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 100
konsumen.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menyebarkan kuesioner yang memberikan daftar pertanyaan kepada
responden. Metode analisis data menggunakan analisis regresi berganda, uji t,
ketetapan model (uji F), dan uji determinasi (R2). Berdasarkan hasil analisis dan
penelitian variabel lokasi usaha, potongan diferensiasi produk, dan pelayanan baik
secara parsial maupun bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap penjualan
dan variabel lokasi usaha mempunyai nilai koefisien beta sebesar 0,306 yang lebih
besar dibandingkan variabel potongan diferensiasi produk yang mempunyai nilai
koefisien beta sebesar 0,264, dan variabel pelayanan yang mempunyai nilai
koefisien beta sebesar 0,227. Hal ini menunjukan variabel lokasi usaha paling
dominan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen alfamart dibanding dengan
variabel potongan diferensiasi produk, dan pelayanan.
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Dini Hanim Chandra Puspita
Sari (2015) dengan judul “Pengaruh Diferensiasi produk, Distribusi dan Lokasi
usaha Terhadap Peningkatan Kepuasan konsumen Produk Toyota Nasmoco Di
Surakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh diferensiasi
produk, distribusi dan lokasi usaha secara signifikan terhadap peningkatan
kepuasan konsumen produk Toyota Nasmoco di Surakarta. Teknik sampling yang
dipakai adalah Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Purposive sampling
yaitu pengambilan sampel dengan cara memilih subyek berdasarkan pertimbangan
29
tertentu dari peneliti. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah 100 sampel dan
hanya kembali 84 sampel. Pengujian data yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi uji validitas, uji reliabilitas dengan Alpha Cronbach. Uji asumsi klasik,
analisis regresi berganda, uji t, dan uji F untuk menguji dan membuktikan
hipotesis penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah Observasi,
Kuesioner, Studi Pustaka. Data dianalisis dengan regresi linear berganda dengan
bantuan software SPSS 16.0 for windows. Hasil Penelitian ini telah menunjukkan
bahwa variabel diferensiasi produk, distribusi dan lokasi usaha secara bersama-
sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kepuasan
konsumen. Kepuasan konsumen dipengaruhi oleh variabel diferensiasi produk,
distribusi dan lokasi usaha sebesar 52,5% sedangkan 47,5% dipengaruhi oleh
faktor lain diluar variabel yang diteliti. Faktor yang paling berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan konsumen produk Toyota Nasmoco Surakarta adalah
diferensiasi produk sebesar 37,9%.
2.6 Kerangka Berpikir
Diferensiasi produk adalah jumlah dari seluruh nilai yang ditukarkan
konsumen atas manfaat-manfaat memiliki atau menggunakan produk tersebut.
Oleh karena itu dapat ditarikkesimpulan bahwa diferensiasi produkdapat
mempengaruhi kepuasan konsumen. Perusahaan yang memiliki dana lokasi usaha
lebih besar, kegiatan lokasi usahanya akan lebih efektif dibandingkan perusahaan
yang hanya mempunyai sumber dana lebih terbatas, dan pada akhirnya akan
meningkatkan kepuasan konsumen, dibandingkan dengan perusahaan yang
30
mempunyai sumber dana lokasi usaha lebih terbatas. Maka dari itu dapat ditarik
zkesimpulan bahwa lokasi usahadapat mempengaruhi kepuasan konsumen.
Untuk mengetahui secara ilmiah maka peneliti melakukan penelitian
dengan kerangka berpikir adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Sumber: Olahan Penulis (2018)
Keterangan:
Diferensiasi Produk : Variabel Bebas (X1)
Lokasi Usaha : Variabel Bebas (X2)
Kepuasan Konsumen : Variabel Terikat (Y)
2.7 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan jawaban yang sifatnya sementara yang
kebenarannya dicari melalui penelitian ilmiah. Maka yang menjadi hipotesis
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Diduga ada pengaruh diferensiasi produk terhadap kepuasan konsumen pada
UD. Ben Tani Fanayama Kabupaten Nias Selatan.
2. Diduga ada pengaruh lokasi usaha terhadap kepuasan konsumen pada UD. Ben
Tani Fanayama Kabupaten Nias Selatan.
X 1
(Diferensiasi Produk)Y
(Kepuasan Konsumen)
X 2
(Lokasi Usaha)
31
3. Diduga ada pengaruh diferensiasi produk dan lokasi usaha terhadap kepuasan
konsumen pada UD. Ben Tani Fanayama Kabupaten Nias Selatan.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah kuantitatif yang bersifat
asosiatif untuk mengkaji populasi yang besar maupun yang kecil dengan
menyeleksi dan menggambarkan variabel penelitian, antara lain dengan melihat
standar deviasi dan variannya, arahnya adalah membuat taksiran yang akurat
mengenai karakteristik keseluruhan populasi sehingga dimungkinkan tercapainya
deskripsi dari masing-masing variabel (Sugiyono, 2015).
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2015:62) “populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen UD. Ben Tani Fanayama
Kabupaten Nias Selatan.
3.2.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2015:63), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.Bila populasi besar, dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka penelitian dapat mengunakan sampel
yang dari populasi itu. Karena populasi dalam penelitian ini tidak terbatas maka
peneliti menggunakan penarikan sampel dengan teknik incidental sampling
(penarikan sampel secara kebetulan) artinya siapa saja pihak konsumen yang
31
membeli di UD. Ben Tani Fanayama Kabupaten Nias Selatan yang secara
kebetulan bertemu dengan peneliti maka dapat dijadikan sebagai sampel. Peneliti
melakukan penelitian selama 3 (tiga) hari dalam 1 (satu) minggu selama 1 (satu)
bulan mulai dari pukul 08.00 s/d 17.00 wib setiap kali melakukan penelitian.
Populasi yang bertemu dengan peneliti selama melakukan observasi selama 1
(satu) bulan yaitu 3 hari x 4 minggu x 20 orang adalah 240 konsumen.
Berdasarkan jumlah sampel tersebut, peneliti hanya menarik sampel
berdasarkan jenis kelamin perempuan yang berumur ≥ 30 tahun sebanyak 65
orang karena lebih mendominasi melakukan pembelian pakan ternak pada UD.
Ben Tani Fanayama.
3.3 Definisi Operasional Variabel
Defenisi operasional pada dasarnya adalah petunjuk bagaimana caranya
mengukur suatu variabel yang akan di pelajari agar dapat memberikan keterangan
dan penjelasan. Sehingga dengan pengukuran ini dapat di ketahui indikator apa
saja yang melekat dan berhubungan dalam variabel-variabel sebagai pendukung
untuk analisa ke dalam variabel tersebut.
3.3.1 Diferensiasi Produk (X1)
Menurut Raharjo (2007:126) “diferensiasi produk merupakan strategi yang
membuat produk berbeda dengan kompetitor bahkan melebihinya, sehingga hasil
yang dapat dinilai oleh konsumen dan nilai yang diharapkan dapat mempengaruhi
pilihan dan kepentingan konsumen yang paling istimewa”.
32
Tabel 3.1
Indikator Instrumen Diferensiasi Produk (X1)
Variabel Indikator Nomor Angket
DiferensiasiProduk
Diferensiasi berbasis fungsi produk (productfunction)
1,2,3
Diferensiasi berbasis bentuk produk (productfeature)
4,5,6
Diferensiasi berbasis atribut-atribut subjektif(subjective image)
7,8
Diferensiasi berbasis keunggulan alamiah(differentiation by location)
9,10
Sumber : Ferdinand (2000:26)
3.3.2 Lokasi Usaha (X2)
Menurut Heizer & Render (2015) “lokasi usaha adalah pendorong biaya
dan pendapatan, maka lokasi seringkali memiliki kekuasaan untuk membuat
strategi bisnis perusahaan”.
Tabel 3.2
Indikator Instrumen Lokasi Usaha (X2)
Variabel Indikator Nomor Angket
Lokasi
Usaha
Luas daerah perdagangan 11,12,13
Dapat dicapai dengan mudah 14,15,16
Potensi pertumbuhannya 17,18
Lokasi saingan 19,20
Sumber : Swastha dan Irawan (2008)
3.3.3 Kepuasan Konsumen (Y)
“Kepuasan konsumen sebagai sikap keseluruhan terhadap sutu barang atau
jasa setelah perolehan (acquisition) dan pemakaiannya. Seorang konsumen yang
puas adalah pelanggan yang merasa mendapatkan value dari pemasok, produsen
atau penyedia jasa. Value atau nilai ini bisa berasal dari produk, pelayanan,
sistem, atau sesuatu yang bersifat emosi” (Irawan, 2002:2).
33
Tabel 3.3
Indikator Instrumen Kepuasan Konsumen (Y)
Variabel Indikator Nomor Angket
KepuasanKonsumen
Product 21,22Sales 23,24
After sales services 25,26
Location 27,28
Culture 29
Time 30
Sumber : Supranto (2001:80) dalam Arinanda (2009)
3.4 Data Penelitian
3.4.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.
Data p rimer adalah data yang hanya dapat diperoleh dari sumber asli atau
pertama. Data primer ini dapat diperoleh langsung dari konsumen. Sumber data dari
penelitian ini adalah konsumen UD. Ben Tani Fanayama Kabupaten Nias
Selatan.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
Kuesioner, teknik pengumpulan data yang diperlukan dengan cara mengajukan
daftar pertanyaan yang langsung diberikan kepada responden yang dalam hal ini
adalah konsumen UD. Ben Tani Fanayama Kabupaten Nias Selatan.
Sugiyono (2015:71) mengatakan bahwa,Skala Likert adalah skala yang
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau kelompok
tentang fenomena sosial. Berdasarkan teori diatas, maka skala pengukuran
variabel dalam penelitian ini adalah merujuk pada lima alternatif jawaban,
sebagaimana terlihat pada Tabel 3.4.
34
Nilai(Skor) Kategori
1 Sangat Tidak Setuju(STS)
2 TidakSetuju(TS)
3 Ragu-ragu (RR)
4 Setuju(S)
5 SangatSetuju(SS)
Sumber: Sugiono (2015:71)
Tabel 3.4
Tingkat Jawaban Kuesioner
3.5 Metode Analisis Data
Analisis data ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda
untuk mengolah dan membahas data yang telah diperoleh dan untuk menguji
hipotesis yang diajukan. Alat analisis data yang digunakan ialah program IBM
SPSS 15.0 For Windows Evalution Version (Statistical Product and Service
Solutions), yaitu suatu program komputer statistik yang mampu memproses data
statistik secara cepat dan tepat menjadi output yang dikehendaki peneliti. Analisis
dilakukan berdasarkan pada data yang dikumpulkan dari daftar pernyataan
(kuesioner tertutup) yang telah diajukan dan diisi oleh respondendengan
menggunakan analisis regresi berganda.
Analisis regresi berganda digunakan dalam penelitian ini karena penelitian
ini menggunakan 2 variabel bebas (Diferensiasi Produk dan Lokasi Usaha) dan 1
variabel terikat (Kepuasan Konsumen). Analisis regresi berganda merupakan
teknik analisis statistik untuk menjelaskan keterkaitan variabel terikat dengan
variabel bebas. Menurut Gujarati (2007:95) model regresi yang digunakan adalah
sebagai berikut :
Y = β0 + β1X1 +β2X2+ e
35
Keterangan :
Y = Kepuasan Konsumen
β0 = Koefisien konstanta
β1,β2, = Koefisien variabel bebas
X1 = Diferensiasi Produk
X2 = Lokasi Usaha
e = Error
Nilai koefisien regresi dan konstanta dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut (Gujarati, 2007:95): β = Y − β X − β Xβ = (Σy x )(Ʃx ) − (Σy x )(Ʃx x )(Ʃx )(Ʃx ) − (Ʃx x )²β = (Σy x )(Ʃx ) − (Σy x )(Ʃx x )(Ʃx )(Ʃx ) − (Ʃx x )²
Keterangan:Y = Nilai rata-rata YX = Nilai rata-rata XX = Nilai rata-rata Xβ = Konstantaβ β = Koefisien regresi yang diprediksikan
y = Selisih nilai Y dengan nilai Yx = Selisih nilai X1 dengan nilai Xx = Selisih nilai X2 dengan nilai X
36
3.6 Pengujian Instrumen Penelitian
Pengujian instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui kelayakan
instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data dengan melakukan validitas
dan reliabilitas atas kuesioner yang digunakan. Suatu instrumen pengumpulan
data harus memenuhi syarat validitas dan reliabilitas sehingga data yang diperoleh
dari pengukuran jika diolah tidak memberikan hasil yang bias.
1. Uji Validitas
Untuk mendapat data yang valid dan reliabel, maka instrumen penelitian
terlebih dahulu dilakukan uji coba agar diperoleh instrumen yang valid dan
reliabel dan selanjutnya dilakukan uji validitas untuk memastikan instrumen
penelitian sebagai alat ukur yang akurat dan dapat dipercaya. Pengujian validitas
kuesioner digunakan rumus statistika koefisien korelasi produk moment dari
Suliyanto (2008:123) dengan rumus sebagai berikut:
r =Σ Σ Σ( Σ (Σ ) )( Σ (Σ ) )
Keterangan:
r = Koefisien korelasi
n = Jumlah Pengamatan
X = Skor setiap item
∑X = Jumlah dari pengamatan nilai X
∑Y = Jumlah dari pengamatan nilai Y
Jika rhitung > rtabel (n (10) = 0,632), maka variabel bebas secara individu
dinyatakan valid. Sebalikya jika rhitung < rtabel (n (10) = 0,632), maka variabel bebas
secara individu dinyatakan tidak valid.
37
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalahuntuk menguji konsistensi alat ukur yang digunakan
apabila di uji secara berulang-ulang.Dengan menggunakan uji Cronbach’s Alpha
dari Umar (2009:170) dengan rumus sebagai berikut:r = 1 − Σ
Keterangan:r = reliabilitas instrumenk = banyak butir pertanyaans = deviasi standar total
Σs = jumlah deviasi standar butir
Kemudian jumlah varian butir ditetapkan dengan cara mencari nilai varian
tiap butir, kemudian dijumlahkan dengan rumus deviasi standar dari Umar
(2009:172) yakni:
s =Σ (Σ )
Keterangan:s = Deviasi standar
n = Jumlah responden
x = Nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butirpertanyaan)
Jika rhitung > rtabel (n (10) = 0,632), maka variabel bebas secara individu
dinyatakan valid. Sebalikya jika rhitung < rtabel (n (10) = 0,632), maka variabel bebas
secara individu dinyatakan tidak valid.
38
3.7 Pengujian Asumsi Klasik
Uji Asumsi Klasik merupakan pengujian yang mutlak dilakukan peneliti
setelah mampu menemukan model empirik terbaik dalam penelitian. Uji Asumsi
Klasik sering disebut uji diagnostik atau uji orde II. Uji Asumsi Klasik disebut
sebagai uji diagnostik karena setiap penelitian yang menggunakan pendekatan
metode kuadrat terkecil (Ordinary Least Squares) penelitian tersebut harus
memenuhi prinsip-prinsip dalam asumsi klasik.
Pada penelitian ini menggunakan Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas,
Uji Heteroskedastisitas dan Uji Autokorelasi.
1. Uji Normalitas
Menurut Suliyanto (2008:221) uji normalitas dimaksudkan untuk
mengetahui apakah residual yang telah distandardisasi berdistribusi normal atau
tidak. Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual tersebut
sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya. Untuk mendeteksi apakah nilai
residual terstandardisasi berdistribusi normal atau tidak, dapat dilakukan melalui
uji statistik non parametrik Kolmogorov-Sminorv (K-S). Jika hasil Kolmogorov-
Sminorv menunjukkan nilai signifikan di atas 0,05 maka data residual terdistribusi
dengan normal. Sedangkan jika hasil Kolmogorov-Sminorv menunjukkan nilai
signifikan di bawah 0,05 maka data residual terdistribusi tidak normal. Metode
lain yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah nilai residual terstandardisasi
berdistribusi normal atau tidak adalah dengan melihat normal probability plot
yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas
Menurut Suliyanto (2008:234) multikolinearitas berarti terjadi korelasi
39
linear yang mendekati sempurna antara lebih dari dua variabel bebas. Dapat
dideteksi dengan menggunakan VIF (Variance Inflation Factor) dan TOL
(Tolerance) dengan formula yang digunakan:
VIF = 1TOL dan TOL = (1 − R²)Dimana:
VIF = Variance Inflation Factor
TOL = Tolerance
R2 = Koefisien determinasi
Deteksi adanya tidaknya multikolineariaritas menggunakan kriteria
sebagai berikut (Suliyanto, 2008:56):
a. Jika nilai VIF disekitar angka 1 atau mempunyai nilai TOL mendekati 1, maka
dikatakan tidak terdapat masalah multikolinearitas.
b. Jika koefisien korelasi antarvariabel bebas kurang dari 0.05, maka tidak
terdapat masalah kolinearitas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Adanya heteroskedastisitas berarti ada varian variabel dalam model yang
tidak sama (konstan). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas
dapat dilakukan dengan mengamati scater plot dimana sumbu horizontal
menggambarkan nilai prediksi sedangkan sumbu vertikal menggambarkan nilai
residual kuadrat. Jika scater plot membentuk pola tertentu, maka hal tersebut
menunjukkan adanya masalah heteroskedastisitas dan jika scater plot menyebar
secara acak, maka menunjukkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas
(Suliyanto, 2008:243).
40
3.8 Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier
berganda untuk menguji Diferensiasi Produk dan Lokasi Usaha terhadap
Kepuasan Konsumen. Dari hasil regresi dapat diketahui pengaruh Diferensiasi
Produk dan Lokasi Usaha terhadap Kepuasan Konsumen. Dari hasil regresi yang
diperoleh kemudian dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah variabelbebas
mempunyai pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat dan seberapa
besar pengaruhnya. Untuk itu bentuk pengujian yang digunakan adalah Uji t, Uji
F dan Koefisien Determinasi (Uji ).
1. Uji t (Uji Parsial)
Menurut Suliyanto (2008:192) uji t digunakan untuk menguji pengaruh
secara parsial (per variabel) terhadap variabel terikatnya, apakah memiliki
pengaruh yang berarti terhadap variabel terikatnya atau tidak. Rumus yang
digunakan untuk menghitung besarnya nilai thitung adalah (Gujarati, 2007:140):
t = β − βS (β )Dimana:
t = Nilai thitung
β = Konstanta
= Koefisien regresiS = Kesalahan baku koefisien regresi
Menurut Gujarati (2007:66) langkah-langkah pengujian yang dilakukan
adalah:
a. Menentukan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05.
41
b. Membandingkan thitung dengan ttabel.
Jika thitung < ttabel, maka variabel bebas secara individu tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikat. Sebalikya jika thitung > ttabel, maka variabel
bebas secara individu berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
2. UjiF (Uji Simultan)
Uji F menentukan seberapa besar signifikansi variabel independen (x)
mampu menentukan nilai variabel dependen (y).
Fhitung dapat dihitung dengan rumus (Usman, 2006:245) :
)1()1(
2
2
Rm
mnRFhitung
Keterangan:
F tabel = F (1-α) (dk pembilang, dk penyebut)
dk pembilang = m
dk penyebut = n-m-1
Kriteria uji F adalah :
H0 : Tidak ada pengaruh Diferensiasi Produk dan Lokasi Usaha
terhadapKepuasan Konsumen.
Ha : Ada pengaruh Diferensiasi Produk dan Lokasi Usaha terhadap
Kepuasan Konsumen.
Jika Fhitung< Ftabel, maka H0 diterima atau sebaliknya Fhitung >Ftabel, maka Ha
diterima.
3. Uji R2 (Uji Determinasi)
Suliyanto (2008:192) menyatakan semakin tinggi koefisien determinasi
maka semakin tinggi kemampuan variabel bebas dalam menentukan variasi
42
perubahan pada variabel tergantungnya. Untuk menghitung koefisien determinasi
digunakan rumus:
R² = 1 − Σ(Y − Ŷ)²Σ(Y − Ȳ)²
Dimana:
R² = Koefisien determinasi
Σ(Y − Ŷ)² = Kuadrat selisih nilai Y dengan nilai Y prediksi
Σ(Y − Ῡ)² = Kuadrat selisih nilai Y dengan nilai Y rata-rata
43
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
UD. Ben Tani Imanuel yang berlokasi di Jalan Menuju Simpang Lόhό
Km. 5 Kecamatan Fanayama Kabupaten Nias Selatan merupakan salah satu
contoh pedagang yang menjual Pakan Ternak (pakan babi, ikan, farό/bungkil
Kolmogorov-Smirnov Z 2.591 1.906 1.897 .974Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .001 .001 .299
a Test distribution is Normal.b Calculated from data.Sumber:Hasil Olahan Peneliti 2018. Dengan Menggunakan Alat Bantu SPSS 15.0 For Windows Evaluation Version
.Berdasarkan Tabel 4.10, maka dapat disimpulkan sampel yang diambil
dari populasi berdistribusi normal karena nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar
0.974 dan Asymp. Sig. 0.299 > 0,05. Maka dapat disimpulkan data residual
berdistribusi normal.
Kemudian metode lain yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah
nilai residual terstandardisasi dengan normal atau tidak yakni dengan melihat
normal probability plot pada Gambar 4.4 berikut ini.
Gambar 4.4Normal Probability Plot
Sumber: Hasil Olahan Peneliti 2018. Dengan Menggunakan Alat Bantu SPSS 15.0 For WindowsEvaluation Version.
Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0
Expe
cted C
um P
rob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Kepuasan Konsumen
59
Berdasarkan Gambar 4.5 yang diolah dengan menggunakan bantuan
perangkat lunak SPSS 15.0 for Windows, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
adanya heteroskedastisitas. Karena gambar tidak menunjukkan ada suatu pola
tertentu atau teratur dari titik yang ada.
3. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui terjadinya korelasi linear
yang mendekati sempurna antara lebih dari dua variabel bebas. Pengujian
multikolinearitas dalam penelitian dapat digunakan dengan melakukan uji VIF
(Variance Inflation Factor) dan TOL (Tolerance). Hasil uji autokorelasi dapat
ditunjukkan pada Tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.12
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficients (a)
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients t Sig. Collinearity Statistics
BStd.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 8.463 4.321 1.958 .055Diferensiasi produk
.185 .071 .216 2.612 .011 .975 1.025
Lokasiusaha
.655 .077 .701 8.479 .000 .975 1.025
a Dependent Variable: Kepuasan konsumenSumber: Hasil Olahan Peneliti 2018. Dengan Menggunakan Alat Bantu SPSS 15.0 For Windows Evaluation Version
Pada Tabel 4.12 menggambarkan nilai hasil perhitungan VIF (Variance
Inflation Factor) dari variabel diferensiasi produk dan lokasi usaha sebesar 1,025
serta hasil perhitungan TOL (Tolerance) dari kedua variabel bebas tersebut
sebesar 0,975.
60
4.5 Pengujian Hipotesis
Sebagaimana diketahui bahwa dalam penelitian ini yang menjadi sasaran
penelitian adalah melihat variabel Diferensiasi produk dan Lokasi usaha
berpengaruh terhadap Kepuasan konsumen di UD. Ben Tani Imanuel Fanayama
Kabupaten Nias Selatan. Berdasarkan hipotesis yang diajukan maka dilakukan
pengujian dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil pengujian
hipotesis secara parsial mengatakan bahwa variabel Diferensiasi produk dan
Lokasi usaha berpengaruh terhadap Kepuasan konsumen di UD. Ben Tani
Imanuel Fanayama Kabupaten Nias Selatan.
1. Uji t (Uji Parsial)
Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas (diferensiasi
produk dan lokasi usaha) terhadap variabel terikat (kepuasan konsumen) dengan
menggunakan uji parsial (uji t). Hasil uji t ditunjukkan pada tabel 4.13 berikut:
Tabel 4.13Hasil Uji t (Uji Parsial)
Coefficients(a)
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 8.463 4.321 1.958 .055Diferensiasi
produk .185 .071 .216 2.612 .011
Lokasi usaha .655 .077 .701 8.479 .000Sumber: Hasil Olahan Peneliti 2018. Dengan Menggunakan Alat Bantu SPSS 15.0 For Windows Evaluation Version
Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dijelaskan pengaruh secara parsial diperoleh
thitung untuk variabel diferensiasi produk (X1) adalah sebesar 2,612 dan tingkat
signifikan sebesar 0.011 dan thitung untuk variabel lokasi usaha (X2) sebesar 8,479
61
dan tingkat signifikan sebesar 0.000. Sedangkan nilai ttabel pada α = 0.05 adalah
sebesar 1,668.
Adapun hipotesis penelitian yang digunakan yaitu:
H0 : β = 0 artinya variabel diferensiasi produk (X1) dan variabel lokasi usaha
(X2) secara parsial tidak mempengaruhi signifikan variabel
kepuasan konsumen (Y)
Ha : β > 0 artinya variabel diferensiasi produk (X1) dan variabel lokasi usaha
(X2) secara parsial mempengaruhi signifikan variabel kepuasan
konsumen (Y)
Karena nilai thitung variabel diferensiasi produk (2,612) > ttabel (1,668) dan
tingkat signifikansi 0.011 < 0.05 dan nilai thitung variabel lokasi usaha (8,479) >
ttabel (1,668) dan tingkat signifikansi 0.000 < 0.05, maka Ha diterima dan H0
ditolak, artinya variabel diferensiasi produk (X1) dan variabel lokasi usaha (X2)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen (Y).
2. Uji F (Uji Simultan)
Untuk mengetahui seberapa besar signifikan masing-masing variabel
bebas (diferensiasi produk dan lokasi usaha) mampu menjelaskan variabel terikat
(kepuasan konsumen) dengan menggunakan uji simultan (uji F). Hasil uji F dapat
ditunjukkan pada tabel 4.14 berikut:
62
Tabel 4.14
Hasil Uji F (Uji Simultan)
ANOVA(b)Mode
l
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 560.835 2 280.417 43.972 .000(a)
Residual 395.381 62 6.377
Total 956.215 64
a Predictors: (Constant), Lokasi Usaha, Diferensiasi Produkb Dependent Variable: Kepuasan KonsumenSumber: Hasil Olahan Peneliti 2018. Dengan Menggunakan Alat Bantu SPSS 15.0 For Windows Evaluation Version
Berdasarkan Tabel 4.14 dapat dijelaskan pengaruh secara simultan
diperoleh Fhitung untuk variabel bebas (diferensiasi produk dan lokasi usaha)
sebesar 43.972 dengan tingkat signifikan sebesar 0.000. Sedangkan nilai Ftabel
pada α = 0.05 adalah sebesar 3.14, sehingga secara simultan variabel bebas
(diferensiasi produk dan lokasi usaha) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan konsumen (Y).
3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Dari hasil pengolahan data diperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar
0.587 (58,7%) sehingga dapat ditunjukkan bahwa 58,7% keragaman variabel
terikat (kepuasan konsumen) dapat dijelaskan variabel-variabel bebas (diferensiasi
produk dan lokasi usaha) sedangkan sisanya 41,3% dipengaruhi oleh variabel lain.
Hasil lengkap dari pengolahan data dapat dilihat pada tabel 4.15.
63
Tabel 4.15
Hasil Uji Determinasi (R2)
Model Summary(b)
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .766(a) .587 .573 2.52529
a Predictors: (Constant), Lokasi usaha, Diferensiasi produkb Dependent Variable: Kepuasan konsumenSumber: Hasil Olahan Peneliti 2018. Dengan Menggunakan Alat Bantu SPSS 15.0 For Windows Evaluation Version.
4.6 Analisis dan Pembahasan
Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan
metode ordinary last square (OLS) yang berfungsi untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. Untuk
mengetahui pengaruh diferensiasi produk dan lokasi usaha terhadap kepuasan
konsumen di UD. Ben Tani Imanuel Fanayama Kabupaten Nias Selatan.Y= 8.463 + 0,185X1 + 0,655 X2
(t hitung = 2,612) (t hitung = 8,479)
Keterangan :Y = Variabel terikat yang diprediksikan
= 8.463
= 0,185 dan 0,655
t hitung (X1) = 2,612
t hitung (X2) = 8,479
X1 = Variabel Diferensiasi produk
X2 = Variabel Lokasi usaha
Berdasarkan hasil persamaan regresi linier berganda, maka koefisien
regresi untuk α sebesar 8,463 yang berarti pada saat tidak ada program
diferensiasi produk dan program lokasi usaha maka kepuasan konsumen sebesar
64
8,463, sedangkan koefisien regresi untuk b sebesar 0,185 dan 0, 655 artinya setiap
kenaikan sebesar 1 satuan pada variabel diferensiasi produk dengan asumsi
variabel lainnya tetap, maka kepuasan konsumen akan mengalami kenaikan
sebesar 0,185 satuan dan setiap kenaikan 1 satuan pada variabel lokasi usaha
dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka kepuasan konsumen akan mengalami
kenaikan sebesar 0,655 satuan.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai thitung untuk X1
(2,612) > ttabel (1,668) dan tingkat signifikansi 0,011 < 0,05 dan thitung untuk X2
(8,479) > ttabel (1,668) dan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05, maka Ha diterima dan
H0 ditolak, artinya variabel diferensiasi produk (X1) dan variabel lokasi usaha (X2)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen (Y). Dalam hal
ini, diferensiasi produk dan lokasi usaha dapat meningkatkan kepuasan konsumen
di UD. Ben Tani Imanuel Fanayama Kabupaten Nias Selatan.
Saiful Ramadhan (2006) melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Pengaruh Diferensiasi produk Dan Lokasi usaha Terhadap Peningkatan Kepuasan
konsumen Pada Percetakan CV. Bintang Pelajar Di Surakarta”. Populasi
penelitian adalah diferensiasi produk jual, biaya lokasi usaha dan kepuasan
konsumen CV. Bintang Pelajar Surakarta tahun 2000 – 2005. Seluruh populasi
diambil sebagai sampel penelitian. Metode pengumpulan data dengan
dokumentasi, sedangkan metode observasi dan interview sebagai metode bantu.
Teknik analisis data yang digunakan adalah uji asumsi klasik, analisis regresi
ganda, koefisien determinasi, uji F, dan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
analisis regresi linier berganda memperoleh persamaan: Y = 129559007,732 +
65
27829,958.X1 + 7,248.X2. Pengujian koefisien determinasi memperoleh nilai R2
sebesar 0,967, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 96,7% variasi dari kepuasan
konsumen dapat dijelaskan oleh variabel diferensiasi produk dan lokasi usaha.
Sedangkan sisanya sekitar 3,3% dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
Hasil uji F memperoleh nilai Fhitung > Ftabel (307,176 > 3,47) pada taraf
signifikansi 5%, artinya diferensiasi produk dan lokasi usaha secara bersama sama
berpengaruh terhadap variabel kepuasan konsumen.
Kesimpulan hasil penelitian peneliti dibandingkan dengan penelitian
terdahulu adalah masih searah (relevan) sampai saat ini.
66
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat
ditarik kesimpulan bahwa diferensiasi produk dan lokasi usaha terhadap kepuasan
konsumen di UD. Ben Tani Imanuel Fanayama Kabupaten Nias Selatan secara
parsial maupun secara simultan. Hal ini dapat lihat dari hasil estimasi yang
dilakukan maka variabel diferensiasi produk dan lokasi usaha secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen di UD. Ben Tani
Imanuel Fanayama Kabupaten Nias Selatan.
1. Dengan nilai thitung untuk X1 (2,612) > ttabel (1,668) dan tingkat signifikansi
0,011 < 0,05, maka Ha diterima dan H0 ditolak, artinya variabel diferensiasi
produk (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen
(Y) di UD. Ben Tani Imanuel Fanayama Kabupaten Nias Selatan.
2. Dengan nilai thitung untuk X2 (8,479) > ttabel (1,668) dan tingkat signifikansi
0,000 < 0,05, maka Ha diterima dan H0 ditolak, artinya variabel lokasi usaha
(X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen (Y) di
UD. Ben Tani Imanuel Fanayama Kabupaten Nias Selatan.
3. Hasil dari Fhitung untuk variabel bebas (diferensiasi produk dan lokasi usaha)
sebesar 43.972 dengan tingkat signifikan sebesar 0.000. Sedangkan nilai Ftabel
pada α = 0.05 adalah sebesar 3.14 maka variabel diferensiasi produk dan
variabel lokasi usaha secara simultan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan konsumen (Y) di UD. Ben Tani Imanuel Fanayama
67
Kabupaten Nias Selatan. Selanjutnya hasil koefisien determinasi menunjukan
bahwa R2 sebesar 58,7% variabel bebas (diferensiasi produk dan lokasi usaha)
menjelaskan variabel terikat (kepuasan konsumen) dan 41,3% dipegaruhi
variabel lain.
5.2 Saran
Saran-saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan temuan
penelitian adalah ada baiknya UD. Ben Tani Imanuel Fanayama Kabupaten Nias
Selatan harus menerapkan diferensiasi produk yang terjangkau dan lokasi usaha
yang sesuai dengan keinginan setiap konsumen, dimana hal tersebut dapat
meningkatkan kepuasan konsumen dan dapat memperbaiki manajemen usahanya.
68
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad dalam Ghanimata. 2012. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: SalembaEmpat.
Anwar Ashari. 2009. Pengaruh Diferensiasi Produk Terhadap KepuasanKonsumen Pengguna Motor Honda (Studi Kasus Pada MahasiswaUniversitas Negeri Semarang). Skripsi : FE Universitas Negeri Semarang.
Chandra Yulianto. 2014. Pengaruh Lokasi usaha, Potongan Diferensiasi produk,danPelayanan Terhadap Kepuasan konsumen Pada Perusahaan Ritel“Alfamart” (Studi Kasus Alfamart: PT. Alfariatri Jaya). Skripsi : FEBUIN.
Dini Hanim Chandra Puspita Sari. 2015. Pengaruh Diferensiasi Produk, Distribusidan Lokasi usaha Terhadap Peningkatan Kepuasan Konsumen ProdukToyota Nasmoco Di Surakarta. Skripsi : FEB UNS.
Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Semarang: UniversitasDiponegoro.
Gujarati. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hadi. 2007. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Heizer dan Render. 2015. Manajemen Pemasaran. Bandung: Linda Karya.
Kartajaya, Hermawan, Yuswohady, Mussry Jacky, Taufik. 2005. Positioning,Differensiasi, dan Brand. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kotler dalam Freddy Rangkuti. 2006. Measuring Costumer Satisfaction : TeknikMengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan, Jakarta :Gramedia Pustaka Utama.
Kotler, Philip dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 13. Jilid 2, Jakarta :Erlangga.
Rahayu Suciana Putri. 2013. Pengaruh Diferensiasi produk dan Lokasi TerhadapKepuasan Konsumen Dalam Berbelanja (Studi Kasus pada PelangganGelael Supermarket Ciputra Semarang). Skripsi : FEB UniversitasDiponegoro Semarang.
STIE Nias Selatan. 2018. Pedoman Penulisan Proposal Penelitian, Skripsi danJurnal Ilmiah. Telukdalam: STIE Nias Selatan.