PENGARUH DESENTRALISASI FISKAL, TRANSPARANSI DAN KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN DENGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Empiris SKPD Kabupaten Bantaeng) SKRIPSI ANASUSIA 105731108316 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021
120
Embed
PENGARUH DESENTRALISASI FISKAL, TRANSPARANSI DAN …
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH DESENTRALISASI FISKAL, TRANSPARANSI
DAN KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS LAPORAN
KEUANGAN DENGAN SISTEM PENGENDALIAN
INTERNAL SEBAGAI VARIABEL MODERASI
(Studi Empiris SKPD Kabupaten Bantaeng)
SKRIPSI
ANASUSIA
105731108316
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
PENGARUH DESENTRALISASI FISKAL, TRANSPARANSI
DAN KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS LAPORAN
KEUANGAN DENGAN SISTEM PENGENDALIAN
INTERNAL SEBAGAI VARIABEL MODERASI
(Studi Empiris SKPD Kabupaten Bantaeng)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu (S1) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
ANASUSIA
105731108316
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
iii
PERSEMBAHAN
Sejauh ini, semua perjuangan saya didedikasikan untuk dua orang paling
berharga dalam hidup saya. Hidup lebih mudah dan mulus ketika orang
tua mengenal kita lebih baik dari pada diri kita sendiri. Terima kasih telah
menjadi orang tua yang sempurna.
MOTTO
Nilai akhir dari proses pendidikan, sejatinya terekapitulasi dari
keberhasilannya menciptakan perubahan pada dirinya dan lingkungan.
Itulah fungsi daripada pendidikan yang sesungguhnya.
(Lenang Manggala)
Karunia Allah yang paling lengkap adalah kehidupan yang didasarka pada
ilmu pengetahuan.
(Ali bin Abi Thalib)
iv
v
vi
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr. Wb
Alhamdulilahi Rabbi ‘Alamin Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT atas rahmat dan hidayah yang tak terhingga kepada hamba-Nya,
syalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Desentralisasi Fiskal, Transparansi dan kinerja Terhadap
Akuntabilitas Laporan Keuangan dengan Sistem Pengendalian Internal
sebagai Variabel Moderasi”. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
program sarjana (S1) pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada
kedua orang tua penulis bapak Darfin dan ibu Hartati yang senang tiasa memberi
harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa yang tulus tanpa pamrih.
Tak lupa pula saudara-saudaraku dan keluarga besar terima kasih atas segala
dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam
menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi
ibadah dan cahaya penerang kehidupan didunia dan diakhirat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini wajar
kiranya penulis berterima kasih sebanyak-banyaknya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
iv
2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
ANASUSIA, Tahun 2021. Pengaruh Desentralisasi Fiskal, Transparansi dan Kinerja Terhadap Akuntabilitas Laporan Keuangan dengan Sistem Pengendalian internal sebagai Variabel Moderasi (Study Empiris SKPD Kabupaten Bantaeng), Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh pembimbing I Agus Salim dan pembimbing II Mukminati Ridwan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh desentralisasi fiskal, transparansi dan kinerja terhadap akuntabilitas laporan keuangan dengan sistem pengendalian internal sebagai variabel moderasi. Penelitian ini dilakukan pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Penelitian ini menggunkan pendekatan kuantitatif-asosiatif. Pengambilan sampel dengan 47 responden. Dalam menganalisis data menggunakan analisis regresi linear berganda dan analisis regresi moderasi (MRA) dengan pendekatan analitik.
Hasil penelitian analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa desentralisasi fiskal tidak berpengaruh terhadap akuntabilitas laporan keuangan, sedangkan transparansi dan kinerja berpengaruh signifikan terhadap akuntabilitas laporan keuangan. Analisis regresi modersi menunjukkan bahwa sistem pengendalian internal merupakan variabel moderasi antara desentralisasi fiskal, transparansi, dan kinerja terhadap akuntabilitas laporan keuangan.
Kata Kunci : Desentralisasi Fiskal, Transparansi, Kinerja, Akuntabilitas Laporan Keuangan, Sistem Pengendalian internal.
iii
ABSTRACT
ANASUSIA, 2021. The Effect of Fiscal Decentralization, Transparency and Performance on Accountability of Financial Statements with Internal Control Systems as Moderation Variables (Empirical Study of Bantaeng Regency SKPD), Thesis of Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by supervisor I Agus Salim and supervisor II Mukminati Ridwan.
This study aims to determine the effect of fiscal decentralization, transparency and performance on the accountability of financial statements with an internal control system as a moderating variable. This research was conducted at the Regional Financial and Asset Management Revenue Service. This research uses an associative-quantitative approach. Sampling with 47 respondents. In analyzing the data using multiple linear regression analysis and moderated regression analysis (MRA) with an analytic approach.
The research results of multiple linear regression analysis show that fiscal decentralization does not have a positive effect on accountability of financial statements, while transparency and performance have a positive effect on accountability of financial statements. Modersion regression analysis shows that the internal control system is a moderating variable between fiscal decentralization, transparency, and performance on accountability of financial statements.
Keywords: Fiscal Decentralization, Transparency, Performance, Accountability of Financial Statements, Internal Control System.
iv
DAFTAR ISI
SAMPUL .............................................................................................................. i
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. iv
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... v
SURAT PERNYATAAN ...................................................................................... vi
ABSTRAK .......................................................................................................... ix
ABSTRAC ........................................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 7
A. Tinjauan Teori ......................................................................................... 7
B. Tinjauan Empiris ................................................................................... 12
C. Kerangka Pikir ....................................................................................... 15
D. Hipotesis ............................................................................................... 15
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 21
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 21
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 21
C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran ..................................... 21
D. Populasi dan Sampel ............................................................................ 23
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 24
F. Teknik Analisis ...................................................................................... 26
v
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN ............................................ 32
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................................... 32
B. Hasil penelitian ..................................................................................... 40
C. Pembahasa .......................................................................................... 62
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 69
A. Kesimpulan .......................................................................................... 69
B. Saran ................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 71
Saat ini, akuntabilitas sangat penting di pemerintahan daerah dalam hal
kinerja dan pelaporan keuangan. Kondisi Suatu pemerintahan dipercaya dapat
diatasi dengan adanya akuntabilitas, baik itu kondisi pelayanan publik yang
kurang baik atau korupsi yang kapan saja bisa terjadi. Fenomena yang dapat
diamati dalam pengelolaan keuangan saat ini adalah menguatnya tuntutan
pelaksanaan akuntabilitas publik dan transparan publik oleh organisasi publik
seperti unit-unit kerja pemerintah, baik pusat maupun daerah (Siahaan,
2016:1).
Pelaksanaan otonomi daerah yang diikuti dengan transfer kekuasaan dan
wewenang pengelolaan beberapa urusan pemerintah pusat ke daerah
mengharuskan reformasi pengelolaan pemerintah pada berbagai aspek
termasuk pengelolaan keuangan daerah (Fontanella & Rosietta, 2014:03).
Desentralisasi fiskal merupakan salah satu implementasi dari paradigma
hubungan pemerintahan pusat dan daerah. Kebijakan awal yang dirumuskan
dalam UU No. 22 dan No. 25 tahun 1999 antara lain ditandai dengan
dialokasikannya Dana Alokasi Umum (DAU) sebagai sumber pembiayaan
berbagai urusan pemerintahan yang telah didaerahkan. Selanjutnya,
amandemen undang-undang desentralisasi yang dilakukan pada tahun 2004
menitikberatkan kepada mekanisme pemantauan oleh pemerintah pusat, dan
perbaikan kepada pertanggungjawaban pengeluaran pemerintah daerah
(Zaenuddin, 2018:132).
2
Desentralisasi fiskal bisa saja menyebabkan pengaruh negatif, yaitu
meningkatnya korupsi dan penyelewengan penggunaan uang negara.
Sehingga, akuntabilitas di instansi pemerintah daerah perlu diperkuat dan
mengkaji aspek apa yang diduga akan berpengaruh terhadap akuntabilitas di
lingkungan pemerintah daerah (Mudhofar & Tahar, 2016:177).
Desentralisasi fiskal juga harus mendukung mekanisme good public
governance khususnya dalam konteks pemerintah atau good governance.
Beberapa tujuan utama dari peran good governance di departemen
pemerintahan adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, partisipasi,
transparansi dan kinerja publik dalam urusan pemerintahan. Pelayanan
masyarakat oleh sektor publik secara keseluruhan memainkan peranan vital
dalam perekonomian negara. Pemerintah pusat maupun daerah cenderung
berfokus pada pengeluaran nasional dan memproyeksikan sektor publik
sebagai “kran” ekonomi, yang menyerap sumber daya yang dapat digunakan
lebih baik dari sektor lain (Bastian, 2006:10).
Keterkaitan antara transparansi dan akuntabilitas yaitu: “untuk
mewujudkan pertanggungjawaban (akuntabilitas) pemerintah terhadap
warganya salah satu cara dilakukan dengan menggunakan prinsip
transparansi. Melalui transparansi penyelenggaraan pemerintah, masyarakat
diberikan kesempatan untuk mengetahui kebijakan yang akan dan telah diambil
oleh pemerintah. Kesimpulannya bahwa dengan adanya transparansi dan
akuntabilitas dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan organisasi sektor
publik yang signifikan (Widilestariningtyas & Permana, 2011:74-75).
Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan
keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik,
3
akuntansi dan laporan keuangan mengandung arti sebagai suatu proses
pengumpulan, pengolahan dan pengomunikasikan informasi yang bermanfaat
untuk pembuatan keputusan dan untuk menilai kinerja organisasi (Kawatu,
2019:1). Salah satu alat untuk melakukan pengukuran kinerja sektor publik
adalah laporan keuangan pemerintah daerah. Pemerintah daerah sebagai
pihak yang diberikan tugas menjalankan pemerintahan, pembangunan, dan
pelayanan masyarakat wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban
keuangan daerah sebagai dasar penilaian kinerja keuangan (Yuliani, 2018:46).
PP No 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah menjelaskan Sistem Pengendalian Intern (SPI) disektor
pemerintahan merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh manajemen
yang diciptakan untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam
pencapaian efektivitas, efisiensi, ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan keandalan penyajian laporan keuangan
pemerintah (Purbasari & Bawono, 2017:1-2). kebijakan harus dijalankan
sebagaimana mestinya. Prinsip demokrasi, setidaknya tidak diukir, prinsip
demokrasi setidaknya harus dijalankan. Akuntabilitas publik mengharuskan
organisasi publik untuk memberikan laporan keuangan sebagai bukti tanggung
jawab dan manajemen (akuntabilitas dan hak manajemen).
Akuntabilitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang dinilai
oleh BPK melalui laporan hasil pemeriksaan (LHP) yang terdiri dari opini, sistem
pengendalian intern, dan kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan
secara teoritis berpengaruh terhadap tingkat korupsi di pemerintah daerah.
Kinerja Pemerintah daerah mengalami peningkatan yang dapat dilihat dari
penurunan jumlah pemerintah daerah yang tidak melaporkan penyelenggaraan
4
pemerintah daerah (LPPD) dan peningkatan indeks kinerja pemerintah daerah
di indonesia (Ananda F. P., 2018:7).
Namun ada artikel yang dipublikasikan oleh situs (koran.tempo.co)
menyebutkan bahwa, Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan dan Barat
mengendus tiga kasus korupsi di Kabupaten Bantaeng pada tahun anggaran
2011. Tiga kasus tersebut adalah dugaan korupsi dana bantuan sosial, dana
hibah, dan dana perjalanan dinas satuan kerja perangkat daerah. Pengusutan
tiga dugaan korupsi tersebut merupakan tindak lanjut atas temuan Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK). Ini menandakan bahwa kemungkinan besar
masih bisa terjadi tindakan korupsi terhadap SKPD yang ada walaupun daerah-
daerah tertentu telah meraih predikat Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Berdasarkan dengan latar belakang diatas maka peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Desentralisasi Fiskal, Transparansi dan
Kinerja Terhadap Akuntabilitas Laporan Keuangan dengan Sistem
Pengendalian internal sebagai Variabel Moderasi”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas menunjukkan bahwa ada beberapa
faktor yang mempengaruhi laporan keuangan sehingga perlu dikaji lebih lanjut
lagi, oleh karena itu dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah desentralisasi fiskal berpengaruh terhadap akuntabilitas laporan
keuangan?
2. Apakah transparansi berpengaruh terhadap akuntabilitas laporan
keuangan?
3. Apakah kinerja berpengaruh terhadap akuntabilitas laporan keuangan?
5
4. Apakah sistem pengendalian internal memoderasi desentralisasi fiskal
terhadap akuntabilitas laporan keuangan?
5. Apakah sistem pengendalian internal memoderasi transparansi terhadap
akuntabilitas laporan keuangan?
6. Apakah sistem pengendalian internal memoderasi kinerja terhadap
akuntabilitas laporan keuangan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas maka
tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui apakah desentralisasi fiskal berpengaruh terhadap
akuntabilitas laporan keuangan
2. Untuk mengetahui apakah transparansi berpengaruh terhadap akuntabilitas
laporan keuangan
3. Untuk mengetahui apakah kinerja berpengaruh terhadap akuntabilitas
laporan keuangan
4. Untuk mengetahui apakah sistem pengendalian internal memoderasi
desentralisasi fiskal terhadap akuntabilitas laporan keuangan
5. Untuk mengetahui apakah sistem pengendalian internal memoderasi
transparasi terhadap akuntabilitas laporan keuangan
6. Untuk mengetahui apakah sistem pengendalian internal memoderasi kinerja
terhadap akuntabilitas laporan keuangan
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terutama bagi penulis dan pembaca mengenai
6
faktor-faktor yang mempengaruhi akuntabilitas laporan keuangan. Dan
manfaat lainnya yaitu agar menjadi pelengkap referensi dan memberikan
sumbangan konseptual bagi penelitian sejenis maupun akademik lainnya.
2. Manfaat Praktisi
a. Bagi Pemerintah.
Peneliti berharap pemerintah dapat menerapkan akuntabilitas dalam
laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi.
b. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat membantu dan meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan keuangan daerah oleh
pemerintah.
c. Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti agar dapat menambah pengetahuan dan dapat
menerapkan atau mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh selama
studi.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Desentralisasi Fiskal
Desentralisasi adalah instrumen untuk mencapai salah satu tujuan
bernegara, yaitu terutama memberikan pelayanan publik yang lebih baik dan
menciptakan proses pengambilan keputusan publik yang lebih demokratis
(Suwandi, 2015:19). Manfaat pelaksanaan desentralisasi dan otonomi
daerah pada akhirnya harus dinilai, sejauh mana kebijakan ini mampu
meningkatkan kesejahteraan rakyat (Suacana, 2020:20). Faktor yang sangat
penting dalam pengelolaan pelaporan keuangan daerah adalah
desentralisasi fiskal. Dengan faktor desentralisasi fiskal, suatu daerah dapat
secara mandiri membiayai belanja daerah dan kegiatan pembangunan
daerah tanpa bergantung pada pemerintah pusat.
Dalam era otonomi daerah, kebijakan desentralisasi fiskal merupakan
faktor penting dalam perubahan anggaran negara (APBN) dan anggaran
daerah (APBD) (Simanjuntak, 2012:134-149). Sejak mulai digulirkannya
kebijakan otonomi daerah pada tahun 2001 sebagai wujud pelaksanaan
Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 dan Undang-Undang No. 25 Tahun
1999 yang kemudian direvisi dengan UU No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah dan UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Ananda C. F., 2018:3).
Dalam UU No. 32 Tahun 2004 dinyatakan bahwa otonomi daerah
dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan
8
bertanggung jawab kepada daerah secara proporsional, pembagian dan
pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan serta memperhatikan
potensi dan keanekaragaman daerah. Berdasarkan UU No. 33 Tahun 2004
perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah mempunyai
tujuan memberdayakan dan meningkatkan kemampuan perekonomian
daerah, menciptakan sistem pembiayaan daerah yang adil, proporsional,
rasional, transparan, partisipatif, bertanggung jawab serta mengurangi
kesenjangan pembangunan antar daerah (Suwandi, 2015:2-3).
Desentralisasi fiskal secara sederhana dapat dijelaskan sebagai proses
pengalokasian anggaran dari pemerintah tingkat yang lebih tinggi ke
pemerintah tingkat yang lebih rendah untuk mendukung fungsi, tugas, dan
layanan publik pemerintah sesuai dengan kewenangan domain pemerintah
yang berwenang.
2. Transparansi
Faktor transparansi juga diperlukan untuk mewujudkan pengelolaan
keuangan daerah secara efektif dan efisien (Ananda, 2018:28).
Transparansi adalah kebalikan dari kerahasiaan (Purwani & Nurcholis,
2019:17). Yang artinya masyarakat mempunyai hak untuk mengetahui
semua keputusan yang telah diberikan oleh pemerintah, yang artinya
transparansi memiliki peran penting dalam setiap penyelenggaraan yang
diadakan pemerintah. Mengaitkan dan mengukur transparansi sebagai salah
satu indikator kualitas laporan keuangan hanya dengan standar akuntansi
yang digunakan, menghasilkan level transparansi yang tinggi. Sebaliknya
menghasilkan level tranparansi rendah apabila laporan keuangan yang
disusun berdasarkan standar akuntansi internasional juga dikaitkan dengan
9
intensif ekonomi atau politik akuntan yang menyusun laporan keuangan
(Timotius, 2019:6).
Transparansi merupakan salah satu prinsip dari good governance.
Transparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas, seluruh
proses pemerintah, lembaga-lembaga dan informasi perlu diakses oleh
pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus
memadai agar dapat dimengerti dan dipantau (Umar, Syawalina, &
Khairunnisa, 2018:138).
3. Kinerja
Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat
dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan
kontribusi pada ekonomi. Dengan demikian kinerja adalah tentang
melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja
adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya
(sellang, Jamaluddin, & Munatsir, 2019:62).
Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan
suatu kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi
yang tertuang dalam strategi planning suatu organisasi (Mulyani, et al.,
2018:217). Dan apabila sesuatu yang dicapai lebih banyak dari apa yang
telah kita direncanakan, maka kinerja tersebut dapat dikatakan sangatlah
bagus.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan yaitu:
a. Faktor internal adalah faktor yang berhubungan dengan sifat seseorang
meliputi sikap, sifat kepribadian, sifat fisik, motivasi, umur, jenis kelamin,
10
pendidikan, pengalaman kerja, latar belakang budaya, dan variabel
personal lainnya.
b. Faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan
yang berasal dari lingkungan meliputi kebijakan organisasi,
kepemimpinan, tindakan-tindakan rekan kerja, pengawasan, sistem upah
dan lingkungan sosial.
4. Sistem Pengendalian Internal
Manusia adalah faktor yang sangat penting dalam setiap pelaksanaan
sistem pengendalian internal. Suatu sistem pengendalian yang baik akan
dapat menjadi tidak efektif karena adanya karyawan yang kelelahan,
ceroboh atau bersikap acuh tak acuh (Hery, 2014:23). Sistem pengendalian
intern menurut PP No. 60 Tahun 2008 tentang SPIP adalah proses yang
integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus
oleh pemimpin dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai
atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien,
keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan
terhadap peraturan Perundang-undangan (Kurniawan, 2020:29).
Pengendalian internal adalah seperangkat kebijakan dan prosedur untuk
melindungi aset atau kekayaan dari segala bentuk tindakan
penyalahgunaan, menjamin tersedianya informasi akuntansi perusahaan
yang akurat, serta memastikan bahwa semua kekuatan (peraturan)
hukum/undang-undang serta kebijakan manajemen telah dipatuhi atau
dijalankan sebagaimana mestinya oleh seluruh karyawan perusahaan (Hery,
2014:11-12). Struktur pengendalian internal menyediakan informasi ini dan
membimbing auditor dalam perencanaan berbagai pengujian tertentu untuk
11
menetapkan kecenderungan dan keluasan penyalah sajian laporan
keuangan (Hall, 2007:195).
5. Akuntabilitas Laporan Keuangan
Laporan keuangan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti sifat
lembaga sektor publik, sistem pemerintahan suatu negara, mekanisme
pengelolaan keuangan dan sistem anggaran negara (Bastian, 20 06:76).
Faktor tersebut sangat berpengaruh pada karakteristik akuntansi sektor
publik. Karena faktor tersebut laporan sektor publik bisa dibedakan
dibandingkan laporan keuangan swasta. Akuntabilitas publik adalah
kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk memberikan pertanggung
jawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas
dan kegiatan yang menjadi pertanggungjawabannya kepada pihak pemberi
amanah (principal) yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta
pertanggungjawaban tersebut (Handayani, 2019:4-5).
Secara bahasa akuntabilitas dapat diartikan sebagai bentuk
pertanggungjawaban organisasi atas keputusan yang telah diambil.
Berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2000 bahwa akuntabilitas
merupakan asas dalam menentukan sebuah kegiatan dan merupakan hasil
penyelenggara negara berupa kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sebagai pemegang kedaulatan
berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Ini berarti
bahwa segala tindakan pemerintah harus memperoleh pengawasan dari
masyarakat (Sari, et al., 2020:77).
12
B. Tinjauan Empiris
Tabel 2.1
Peneliti Terdahulu
Nama Peneliti
Judul Penelitian Metode
Penelitian Hasil Penelitian
Muraiya & Nadirsyah, (2018)
Pengaruh Desentralisasi Fiskal, Efisiensi dan Efektifitas Penyerapan Anggaran Terhadap Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Aceh
Analisis Regresi Logistik
Desentralisasi fiskal, efisiensi dan efektivitas penyerapan anggaran secara bersama-sama berpengaruh terhadap akuntabilitas pelaporan keuangan pemerintah provinsi Aceh. Hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa secara parsial, variabel desentralisasi fiskal berpengaruh positif terhadap akuntabilitas pelaporan Keuangan pemerintah provinsi Aceh. Hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa secara parsial, variabel efisiensi penyerapan anggaran tidak berpengaruh terhadap akuntabilitas pelaporan keuangan pemerintah provinsi Aceh. Hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa secara parsial, variabel efektifitas penyerapan anggaran berpengaruh positif terhadap akuntabilitas pelaporan keuangan pemerintah provinsi Aceh.
Heppy Purbasari dan Andy Dwi Bayu Bawono, (2017)
Pengaruh Desentralisasi Fiskal, Sistem Pengendalian Internal Dan Kinerja Pemerintah Daerah Terhadap Akuntabilitas Laporan Keuangan
Analisis Regresi Berganda
Variabel Desentralisasi Fiskal tidak berpengaruh terhadap Akuntabilitas Laporan Keuangan pada Pemerintah Kabupaten/Kota yang berada dipulau jawa. Variabel Sistem Pengendalian Intern berpengaruh signifikan secara negatif terhadap Akuntabilitas Laporan Keuangan pada Pemerintah Kabupaten/Kota yang berada dipulau Jawa. Variabel Kinerja Pemerintah Daerah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Akuntabilitas Laporan Keuangan pada Pemerintahan Kabupaten/Kota yang berada dipulau Jawa.
Kurniatul Mudhofar
Pengaruh Disentralisasi
Analisis Regresi
Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan ditemukan
13
dan Afrizal Tahar (2016)
Fiskal dan Kinerja Terhadap Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia
Logistik Ordinal
bahwa kemandirian daerah dan kinerja berpengaruh terhadap akuntabilitas pelaporan keuangan pemda. Sementara variabel ketergantungan pada pemerintah pusat dan efektifitas tidak berpengaruh terhadap akuntabilitas pelaporan keuangan pemda.
Dewi Yuli Angraini (2016)
Pengaruh Penerapan Sistem Keuangan Daerah, Transparansi, Aktivitas Pengendalian Dan Penyajian Laporan Keuangan Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah
Analisis Linear Berganda
Sitem akuntansi keuangan daerah berpengaruh aignifikan terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Transparansi berpengaruh signifikan terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Aktivitas pengendalian berpengaruh signifikan terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Penyajan laporan keuangan berpengaruh signifikan terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah.
Andika Elis Saputra (2018)
Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Akuntabilitas Laporan Keuangan Dengan Kinerja Pemerintah Daerah Sebagai Variabel Intervening
Analisis Regresi Linear Berganda
Sistem pengendalian intern berpengaruh secara negatif terhadap kinerja pemerintah daerah. Kinerja pemerintah berpengaruh terhadap akuntabilitas laporan keungan. Sistem pengendalian intern berpengaruh secara negatif terhadap akuntabilitas laporan keuangan. Sistem pengendalian intern berpengaruh terhadap akuntabilitas laporan keuangan melalui kinerja pemerintah daerah sebagai variabel inervening
Amy Fotanella dan Hilda Rosietta (2014)
Pengaruh Desentralisasi Fiskal dan Kinerja Terhadap Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia
Analisis Regresi Logistik Ordinal
Desentralisasi fiskal dalam bentuk tingkat kemandirian daerah dan kinerja penyelenggaraan pemerintah berpengaruh positif terhadap kemungkinan tingginya. Kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah memperlemah pengaruh negatif tingkat ketergantungan pada pemerintah pusat terhadap kemungkinan tingginya akuntabilitas pelaporan
14
keuangan dalam bentuk opini audit yang baik.
Mulyanto, Nita Andriyani Budiman dan Muhammad Nuril Fahmi
Pengaruh Sistem Akuntansi Keaungan Daerah, Penyajian Laporan Keuangan Daerah, Dan Desentralisasi Fiskal Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah Dengan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah Sebagai Variabel Moderating
Analisis Regresi Berganda
Sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh negatif terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Penyajian laporan keuangan daerah berpengaruh negatif terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Aksesibilitas laporan keuangan daerah tidak berpengaruh terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Desentralisasi fiskal berpengaruh positif terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Sistem pengendalian internal pemerintah memperkuat pengaruh sistem akuntansi keuangan daerah terhadap terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Sistem pengendalian internal pemerintah memperkuat pengaruh penyajian laporan keuangan daerah terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Sistem pengendalian internal pemerintah tidak memoderasi pengaruh aksebilitas laporan keuangan daerah terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Sistem pengendalian internal pemerintah memperlemah pengaruh desentralisasi fiskal terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah.
15
C. Kerangka Pikir
Gambar 2.1
Kerangka Pikir
H1
TRANSPARANSI
H2 AKUNTABILITAS
LAPORAN KEUANGAN
H3
H4 H5 H6
SISTEM PENGENDALIAN
INTERNAL
D. Hipotesis
1. Desentralisasi fiskal terhadap akuntabilitas laporan keuangan
Desentralisasi fiskal dalam bentuk tingkat kemandirian daerah dan
kinerja penyelenggraan pemerintah berpengaruh positif terhadap
kemungkinan tingginya akuntabilitas pelaporan keuangan pemerintah
daerah (Purbasari & Bawono, 2017:104). Karena pertumbuhan ekonomi
meningkat dengan adanya desentralisasi fiskal karena daerah telah diberi
kesempatan agar membangun kemandirian untuk memperoleh pendanaan.
DESENTRALISASI FISKAL
KINERJA
16
Kemandirian daerah berpengaruh positif terhadap pelaporan keuangan,
karena dengan kemandirian daerah yang tinggi dinilai dapat membiayai
kegiatan belanja dan operasional secara mandiri, sehingga akan
memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan
mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang terkait dengan
penerimaan dan penggunaan uang publik (Mudhofar & Tahar, 2016:183).
Ciri utama sebuah daerah telah melksanakan desentralisasi secara baik
adalah daerah tersebut memiliki kemampuan dan kewenangan untuk
menggali sumber keuangan, mengelola dan menggunakannya untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintah dan mengurangi ketergantungan
pada pemerintah pusat. Berdasarkan teori dan hasil temuan diatas dapat
dibuat hipotesis awal yaitu;
H1: Diduga Desentralisasi Fiskal berpengaruh positif terhadap
akuntabilitas laporan keuangan
2. Transparansi terhadap Akuntabilitas Laporan Keuangan
Agar tercipta transparansi maka diperlukan pihak independen yang
berfungsi sebagai pengawas atau pemeriksa keuangan (Sawarjuwono,
2012:313). Pada dasarnya akuntabilitas merupakan prinsip masyarakat
yang transparan.
Transparansi berpengaruh signifikan terhadap akuntabilitas keuangan
daerah (Angrainai, 2016:1188). Transparansi dipahami bahwa organisasi
pemerintah bisa mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan
dengan memberikan informasi yang relevan atau laporan terbuka terhadap
pihak luar atau organisasi mandiri dan (legislator, auditor, publik)
17
dipublikasikan (Haryatmoko, 2011:112). Berdasarkan teori dan hasil temuan
diatas dapat dibuat hipotesis awal sebagai berikut;
H2: Diduga Transparansi berpengaruh positif terhadap akuntabilitas
laporan keuangan
3. Kinerja Terhadap akuntabilitas laporan keuangan
kinerja keuangan adalah suatu ukuran kinerja yang menggunakan
indikator keuangan (Sawarjuwono, 2012:9). Pengukuran kinerja merupakan
proses penilaian terhadap kemajuan pekerjaan sesuai tujuan dan sasaran
yang telah ditentukan sebelumnya (Mulyani, et al., 2018:217). Kegiatan
pengendalian ini merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar
untuk menetapkan standar kinerja, mengevaluasi penerapan rencana kerja,
mengukur keberhasilan setiap tahapan, dan melakukan koreksi atau
tindakan perbaikan bila ditemukan kekurangan atau penyimpangan terhadap
rencana organisasi (Timotius, 2019:74).
Ditemukan pengaruh positif kinerja penyelenggaraan pemerintah
daerah terhadap kemungkinan daerah tersebut memiliki akuntabilitas
pelaporan keuangan yang tinggi dalam bentuk opini audit yang baik, hal ini
mengindikasikan, semakin baik kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah
maka semakin tinggi kemungkinan daerah tersebut memiliki akuntabilitas
pelaporan keuangan yang tinggi dalam bentuk opini yang baik (Fontanella &
Rosietta, 2014:15). Berdasarkan teori dan hasil temuan diatas dapat dibuat
hipotesis awal sebagai berikut;
H3: Diduga Kinerja berpengaruh positif terhadap akuntabilitas laporan
keuangan
18
4. Desentralisasi fiskal terhadap akuntabilitas laporan keuangan dan Sistem
pengendalian internal sebagai variabel moderasi
Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, daerah dituntut untuk
dapat memberikan informasi kepada stakeholder, maka pemerintah perlu
memiliki standar akuntansi keuangan pemerintah daerah yang memadai,
walaupun lingkungan akuntansi pemeritah sangat komplit, tetapi hal inilah
yang menjadi tantangan pemerintah untuk dapat menerapkan sistem
akuntansi (Purbasari & Bawono, 2017:104).
Sistem pengendalian internal pemerintah memperlemah pengaruh
desentralisasi fiskal terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah
(Mulyanto, Budiman, & Fahmi, 2020:15). Untuk memperoleh tanggung jawab
pelaporan keuangan, diperlukan sistem pengendalian internal. Sistem
pengendalian internal merupakan proses lengkap yang terus menerus
dilaksanakan oleh pimpinan dan karyawan untuk mencapai tujuan organisasi
melalui kegiatan yang efektif dan efisien serta keandalan laporan keuangan.
Berdasarkan teori dan hasil temuan diatas dapat dibuat hipotesis awal
sebagai berikut;
H4: Diduga Sistem pengendalian internal memoderasi desentralisasi
fiskal atau berpengaruh positif terhadap akuntabilitas laporan
keuangan.
5. Transparansi akuntabilitas laporan keuangan dengan sistem pengendalian
internal sebagai variabel moderasi
Transparansi adalah keterbukaan informasi, baik dalam proses
pengambilan keputusan maupun dalam mengungkapkan informasi material
dan relevan mengenai perusahaan (Transparansi adalah instrumen paling
19
penting untuk mengukur kinerja organisasi dan menjadi faktor kunci untuk
mengetahui dimensi akuntabilitas (Sanica, Ayu, & Suidarma, 2019:75).
Sistem pengendalian intern dapat menguatkan pengaruh transparansi
kebijakan publik terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
Interaksi sistem pengendalian intern dan transparansi kebijakan publik
terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah merupakan salah
satu bentuk pertanggungjawaban pemerintah terhadap masyarakat
(Hamsinar, 2017:125). Berdasarkan teori dan hasil temuan diatas dapat
dibuat hipotesis awal sebagai berikut;
H5: Diduga Sistem Pengendalian Internal memoderasi atau berpengaruh
positif terhadap transparansi terhadap akuntabilitas laporan
keuangan.
6. Kinerja terhadap akuntabilitas laporan keuangan dengan sistem
pengendalian internal sebagai variabel moderasi
Secara sederhana, akuntabilitas publik dapat dianggap sebagai suatu
proses atau mekanisme yang didalamnya pegawai atau organisasi publik
dapat diberikan sangsi apabila perilaku dan atau kinerja mereka tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan. Dari definisi ini terlihat kaitan erat antara
kinerja organisasi publik dengan akuntbilitas (Imbarudin, 2019:85).
Pengukuran kinerja diperlukan untuk menilai tingkat besarnya terjadi
penyimpangan antara kinerja aktual dan kinerja yang diharapkan (Rai,
2008:17).
sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah sistem yang memiliki
tujuan membantu manajer dalam menilai capaian strategi dengan tolak ukur
kinerja keuangan dan non keuangan (Purbasari & Bawono, 2017:105).
20
Sistem pengendalian intern berpengaruh terhadap kinerja pemerintahan
daerah, yang berarti semakin baik sistem pengendalian intern yang
diterapkan dengan sedikitnya temuan maka semakin baik juga kinerja
pemerintah daerah tersebut (Saputra, 2018:7). Berdasarkan teori dan hasil
temuan diatas dapat dibuat hipotesis awal sebagai berikut;
H6: Diduga Sistem Pengendalian Internal memoderasi atau berpengaruh
positif terhadap kinerja terhadap akuntabilitas laporan keuangan.
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan
metode asosiatif. Metode Kuantitatif adalah penelitian yang bersifat induktif,
objektif dan ilmiah di mana data yang diperoleh berupa angka-angka (nilai) atau
pernyataan yang dinilai, dan dianalisis dengan analisis statistik (Iwan, 2019:16).
Metode Asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih (Suwandi, 2015:121).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Pengambilan lokasi untuk penelitian ini dilakukan pada salah satu SKPD
yang ada di Kabupaten Bantaeng yaitu Dinas Pengelolaan Pendapatan
Keuangan dan Aset Daerah, yang berlokasi Lamalaka, Kec. Bantaeng,
Kabupaten Bantaeng. Waktu penelitian akan dilakukan pada bulan Oktober dan
November 2021.
C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran
1. Variabel Independen
a. Desentralisasi Fiskal
Desentralisasi fiskal merupakan berbagai (sharing) kekuasaan
pemerintah antara kelompok pemegang kekuasaan dipusat dengan
kelompok-kelompok lainnya, di mana masing-masing kelompok tersebut
memiliki otoritas untuk mengatur bidang-bidang tertentu dalam lingkup
teritorial suatu negara (Muraiya & Nadirsyah, 2018:239). Desentralisasi
22
fiskal merupakan kewenangan dari pemerintahan pusat yang diserahkan
kepada pemerintahan daerah.
Variabel desentralisasi fiskal ini diukur dengan skala likert yang
mengukur sikap setuju atau tidak setuju dengan topik, objek atau
peristiwa tertentu. Dengan menggunakan lima poin evaluasi yaitu: (1)
sangat setuju, (2) setuju, (3) netral, (4) tidak setuju dan (5) sangat tidak
setuju.
b. Transparansi
Transparansi yaitu terbuka dalam memberi informasi, baik dalam
proses pengambilan keputusan maupun pengungkapan tentang
informasi material dan relevan mengenai perusahaan.
Variabel transparansi ini diukur dengan skala likert yang mengukur
sikap setuju atau tidak setuju dengan topik, objek atau peristiwa tertentu.
Dengan menggunakan lima poin evaluasi yaitu: (1) sangat setuju, (2)
setuju, (3) netral, (4) tidak setuju dan (5) sangat tidak setuju.
c. Kinerja
Kinerja merupakan pencapaian atas apa yang direncanakan, baik oleh
pribadi maupun organisasi. Apabila pencapaian sesuai dengan yang
direncanakan, kinerja yang yang dilakukan terlaksana dengan baik
(Sudaryo, Sjarif, & Sofiati, 2017:8). Kinerja instansi pemerintahan
berkaitan erat dengan pengawasan, akuntabilitas dan transparansi.
Variabel kinerja ini diukur dengan skala likert yang mengukur sikap
setuju atau tidak setuju dengan topik, objek atau peristiwa tertentu.
Dengan menggunakan lima poin evaluasi yaitu: (1) sangat setuju, (2)
setuju, (3) netral, (4) tidak setuju dan (5) sangat tidak setuju.
23
2. Veariabel Moderasi
Variabel moderasi berperan menyertai variabel penjelas dan berfungsi
mempengaruhi hubungan variabel penjelas terhadap variabel responden.
Fungsi tersebut sering di maknai bahwa variabel moderasi sebagai variabel
yang berperan memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel
penjelas dengan variabel responden (Solimun dan Fernandes 2017:83).
Variabel ini diukur dengan skala likert yang mengukur sikap setuju atau
tidak setuju dengan topik, objek atau peristiwa tertentu. Dengan
menggunakan lima poin evaluasi yaitu: (1) sangat setuju, (2) set uju, (3)
netral, (4) tidak setuju dan (5) sangat tidak setuju.
3. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi variabel
independen. Dan variabel dalam penelitian ini adalah akuntabilitas laporan
keuangan. Akuntabilitas laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban
mengenai integrasi keuangan, pengungkapan, dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan(Ananda, 2018:19).
Variabel ini diukur dengan skala likert yang mengukur sikap setuju atau
tidak setuju dengan topik, objek atau peristiwa tertentu. Dengan
menggunakan lima poin evaluasi yaitu: (1) sangat setuju, (2) setuju, (3)
netral, (4) tidak setuju dan (5) sangat tidak setuju.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan dari kumpulan elemen yang memiliki
elemen yang memiliki sejumlah karakteristik umum, yang terdiri dari bidang-
bidang untuk diteliti (Suwandi, 2015:124). Adapun populasi dalam penelitian
24
ini yaitu semua yang bekerja di Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan
dan Aset Daerah Kabupaten Bantaeng yang berjumlah kurang 47 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sejumlah responden yang diambil dari populasi yang
karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan
populasi (Riswanto, 2016:2). Sampel yang kita ambil 47 responden yaitu
semua yang bekerja di Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset
Daerah Kabupaten Bantaeng.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sampling Jenuh.
Sampling jenuh adalah suatu teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Sampel jenuh disebut juga dengan
istilah lain yaitu sensus (Lubis, Manaf, Abudulla, & Juno, 2019:97)
E. Teknik Pengumpulan Data
Instrumen penelitian adalah alat yang peneliti gunakan untuk
me;ngumpulkan data tentang variabel yang akan diteliti. Instrumen dalam
penelitian ini adalah penggunaan kuesioner atau angket. Kuesioner yang
dipakai untuk mengukur variabel Desentralisasi Fiskal (X1), Transparansi (X2),
Kinerja (X3), Sistem Pengendalian Internal (M), sedangkan Akuntabilitas
Laporan Keuangan (Y). Metode pengukuran pendapat responden skala 5 Likert
adalah dengan menggunakan informasi rinci untuk mengisi skor pada jawaban
kuesioner yang diisi oleh responden yaitu:
1 = Sangat Setuju,
2 = Setuju,
3 = Ragu-ragu,
4 = Tidak Setuju
5 = Sangat Tidak Setuju.
25
Tabel 3.1
Instrumen penelitian
No. Variabel Indikator No. Item
1. Desentralisasi
Fiskal (X1)
1. Mempunyai wewenang dalam
memutuskan sesuatu
1, 2, 3
2. Transparansi
(X2)
1. Pengelolaan keuangan dan
penyampaian laporan keuangan
2. Informasi
1, 2, 3, 7, 8, 9, 10
4, 5, 6
3. Kinerja (X3) 1. Pelaksanaan program kerja 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 10, 11
4. Sistem
Pengendalian
Internal (M)
1. Audit dan auditor
2. Aktivitas dan transaksi
3. Standar kebijakan dan penilaian
2, 4, 12
3, 5, 6, 7, 8, 9 10
1, 11
5. Akuntabilitas
Laporan
Keuangan (Y)
1. Kebijakan pertanggungjawaban
2. Alokasi biaya
1, 6, 8, 9
2, 3, 4, 5,7
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik kuesioner yang
telah disebarkan kepada responden. Kuesioner atau angket adalah layanan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden mengenai
laporan pribadi atau hal-hal yang menarik lainnya. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada responden
yang dipilih secara langsung, dan diperoleh langsung oleh peneliti pada waktu
yang ditentukan untuk kembali.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menyebarkan kuesioner yang akan diisi oleh responden yaitu
karyawan yang bekerja di SKPD di Kabupaten Bantaeng. Kuesioner yang
dibagikan dilengkapi juga dengan cara atau petunjuk pengisian yang jelas untuk
membantu responden dalam melakukan pengisian kuesioner dengan lengkap.
Kuesioner ini akan diantarkan secara langsung oleh peneliti untuk responden
yang ada di SKPD di Kabupaten Bantaeng.
26
F. Teknik Analisis
Analisis data adalah upaya mengolah data menjadi informasi agar
karakteristik data itu sendiri bisa dipahami dan bermanfaat untuk solusi
permasalahan itu sendiri. Metode analisis data untuk mengolah data adalah
statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis dengan
menggunakan bantuan program komputer yaitu IBM SPSS 21 for Windows.
1. Analisis Data Deskriptif
Analisis data deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Untari, 2018:47).
Yang dimaksud statistik deskriptif yaitu mean, nilai minimum, nilai
maksimum, serta nilai standar. Statistik deskriptif yaitu untuk memberikan
gambaran tentang demografi responden dan deskripsi disetiap pertanyaan
yang ada dalam kuesioner.
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk memastikan bahwa masing-masing item
dalam instrumen penelitian mampu mengukur variabel penelitian yang
ditetapkan (Hutahayan, 2019:114). Uji Validitas merupakan suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesalahan suatu alat ukur
(Witjaksosno, 2020:103).
b. Uji Reabilitas
Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest
(stability), equevalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reabilitas
27
instrument dapat diuji dengan menganalisis koistensi butir-butir yang ada
pada instrument dengan teknik tertentu (Riyanto & Hatmawan, 2020:750).
Reabilitas kuesioner diuji dengan metode internal konsistensi, dilakukan
dengan menghitung koefisien Alpha Cronbach. Instrument penelitian
berupa kuesioner setiap variabel dikatakan reliabel jika memiliki nilai ∝ ≥
0.06 (Hutahayan, 2019:115).
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada
analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinari least square (OLS).
Uji asumsi klasik juga tidak perlu dilakukan untuk analisis regresi linear yang
bertujuan untuk menghitung nilai pada variabel tertentu (Ansofino, et al.
2016:93).
a. Uji Normalitas
Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai
rasidual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal secara
normal atau tidak (Purnomo, 2017:108).
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang
tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear
berganda (Ansofino, et al. 2016:94).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat
ketidaksamaan varian dari rasidual satu ke pengamatan yang lain
(Ansofino, et al. 2016:94).
28
4. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Linear Berganda
Regresi Linear Berganda merupakan lanjutan dari regresi linear
sederhana, ketika regresi linear sederhana hanya menyediakan satu
variabel independen (x) dan satu juga variabel dependen (y) (Kurniawan
& Yuniarto, 2016:91). Rumus yang digunakan untuk menguji pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen adalah:
𝒀 = 𝒂 + 𝜷𝟏𝑿𝟏 + 𝜷𝟐𝑿𝟐 + 𝜷𝟑𝑿𝟑 + 𝒆
Keterangan :
Y = Akuntabilitas Laporan Keuangan
α = Konstanta
X1 = Desentralisasi Fiskal
X2 = Transparansi
X3 = Kinerja
β 1-β 3 = Koefisien regresi berganda
e = error term
b. Analisis Regresi Moderasi
Analisis variabel moderasi merupakan analisis regresi yang
melibatkan variabel moderasi dalam membangun model hubungannya.
Variabel moderasi adalah variabel yang bersifat memperkuat atau
memperlemah variabel predikator atau penjelas (independent) terhadap
variabel responden atau tergantung (dependent) (Solimun, Fernandes, &
Nurjannah, 2017:79-81). Ada 3 metode analisis regresi linear dengan
variabel moderasi yaitu:
29
1) Uji Interaksi (Moderated Regression Analysis)
2) Uji Selisih Mutlak
3) Uji Rasidual
Moderated Regression Analysis (MRA) atau uji interaksi merupakan
aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan
regresinya mengandung unsur ineteraksi (perkalian dua atau lebih
variabel independen) (Liana, 2009:93). Moderated Regression Analysis
(MRA) berbeda dengan analisis sub-kelompok, karena menggunakan
pendekatan yang mempertahankan integritas sampel dan memberikan
dasar untuk mengontrol pengaruh variabel moderasi (Ghozali, 2013:229).
Variabel moderasi dalam penelitian ini yaitu sistem pengendalian internal,
Variabel bebas adalah desentralisasi fiskal, transparansi dan kinerja,
sedangkan variabel terikat adalah akuntabilitas laporan keuangan. Uji
interaksi dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
X1*X4 = Merupakan interaksi yang diukur dengan nilai absolut
perbedaan antara X1 dan X4
X2*X4 = Merupakan interaksi yang diukur dengan nilai absolut
perbedaan antara X2 dan X4
X3*X4 = Merupakan interaksi yang diukur dengan nilai absolut
perbedaan antara X3 dan X4
α = Kostanta
𝛽 = Koefisien Regresi
e = Error Term
Penjelasan tentang pengujian hipotesis yang melibatkan variabel
moderasi yaitu:
1) Sistem pengendalian internal memoderasi hubungan antara
desentralisasi fiskal terhadap akuntabilitas keuangan (H4)
Berdasarkan hasil uji Moderated Regression Analysis,
menunjukkan bahwa variabel moderasi X1_M mempunyai t hitung
sebesar -1,467 < t tabel 1,681 (sig α = 0,05 dan df = n-k, yaitu 47-5 =
42) dengan unstandardized coefficients beta sebesar -0,043 dan tingkat
signifikannya 0,150 yang lebih besar dari 0,05 maka H4 ditolak. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel sistem pengendalian internal bukan
merupakan variabel yang mampu memoderasi atau variabel yang
memperlemah hubungan variabel desentalisasi fiskal terhadap
akuntabilitas laporan keuangan.
2) Sistem pengendalian internal memoderasi hubungan antara
transparansi terhadap akuntabilitas laporan keuangan (H5)
Berdasarkan hasil uji Moderated Regression Analysis,
menunjukkan bahwa nilai Variabel moderasi X2_M mempunyai t hitung
sebesar -0,605 < t tabel 1,681 (sig α = 0,05 dan df = n-k, yaitu 47-5 =
42) dengan unstandardized coefficients beta sebesar -0,008 dan tingkat
signifikannya 0,549 yang lebih besar dari 0,05 maka H5 dapat ditolak.
Hal ini menunjukkan bahwa variabel sistem pengendalian internal
merupakan bukan variabel yang mampu memoderasi atau variabel yang
memperlemah hubungan variabel transparansi terhadap akuntabilitas
laporan keuangan atau H5 ditolak.
3) Sistem pengendalian internal memoderasi hubungan antara kinerja
terhadap akuntabilitas keuangan (H6)
Berdasarkan hasil uji Moderated Regression Analysis,
menunjukkan bahwa variabel moderasi X3_M mempunyai t hitung
sebesar 2,196 > t tabel 1,681 (sig α = 0,05 dan df = n-k, yaitu 47-5 = 42)
dengan unstandardized coefficients beta sebesar 0,029 dan tingkat
signifikannya 0,034 < 0,05 maka H5 diterima. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel sistem pengendalian internal merupakan variabel yang
mampu memoderasi atau variabel yang memperkuat hubungan variabel
transparansi terhadap akuntabilitas laporan keuangan atau H6 diterima.
C. Pembahasan
1. Pengaruh desentralisasi fiskal terhadap akuntabilitas laporan keuangan
Hipotesis (H1) yang diajukan dalam penelitian ini adalah diduga
desentralisasi fiskal berpengaruh positif terhadap akuntabilitas laporan
keuangan. Akan tetapi hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa
nilai koefisien unstandardized beta 0,166 dan nilai signifikan 0,667. Artinya
hasil analisis desentralisasi fiskal tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap akuntabilitas laporan keuangan oleh karena itu hipotesis pertama
ditolak. Artinya semakin tinggi tingkat ketergantungan pada pemerintah
pusat maka semakin tinggi pula kemungkinan suatu daerah untuk memiliki
akuntabilitas laporan keuangan, namun peningkatannya tidak signifikan.
Desentralisasi fiskal merupakan salah satu mekanisme transfer dana
dari APBN untuk mewujudkan ketahanan fiskal yang berkelanjutan (fiscal
sustainability) dan memberikan stimulus terhadap aktifitas perekonomian
masyarakat (Pamungkas, 2013:28). Dapat disimpulkan, Desentralisasi
fiskal secara umum mempengaruhi kemungkinan daerah memiliki
akuntablitas pelaporan keuangan yang tinggi, khususnya jika dilihat dari
aspek kemandirian daerah (Fontanella & Rosietta, 2014:15).
Desentralisasi dapat mengingkatkan kualitas pengembilan
keputusan dengan menggunakan informasi lokal untuk meningkatkan
akuntabilitas dan memperbaiki kemampuan untuk menanggapi kebutuhan
dan kondisi lokal. Pemerintah daerah harus memperkuat tanggung jawab
atas pengelolaan dan pelaporan keuangan dan pelaporan keuangan
pemerintah. Idealnya, desentralisasi fiskal dapat meningkatkan efisiensi,
efektivitas, transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
pemerintah.
Hasil dari penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian yang
dilakukan oleh kurniatul Mudhofar dan Afrizal Tahar (2016) dan Muraiya
dan Nadirsyah (2018) yang mengatakan bahwa desentralisasi fiskal
berpengaruh positif terhadap akuntabilitas laporan keuangan.
2. Pengaruh transparansi terhadap akuntabilitas laporan keuangan
Hipotesis (H2) yang diajukan dalam penelitian ini adalah transparansi
berpengaruh positif terhadap akuntabilitas laporan keuangan. Hasil analisis
regresi berganda menunjukkan bahwa transparansi berpengaruh positif
terhadap akuntabilitas laporan keuangan oleh karena itu hipotesis kedua
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ketika penerapan transparansi
meningkat, maka akuntabiltas laporan keuangannya ikut meningkat.
Dari hasil penelitian tentang transparansi berpengaruh positif
terhadap akuntabilitas keuangan, sehingga bisa disimpulkan bahwa
transparansi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Bantaeng perlu mewujudkan pengelolaan keuangan daerah
yang efektif dan efisien. Karena transparansi tidak berpengaruh terhadap
pengelolaan keuangan daerah tidak akan terpenuhi rencana dan target
yang dihasilkan oleh lembaga pemerintah sistem pertanggungjawaban
laporan keuangan tidak akan terwujud. Karena transparansi adalah salah
satu faktor utama agar meningkatkan pengelolaan keuangan.
Transparansi adalah salah satu prinsip internal pengelolaan
keuangan daerah, yang akan meningkatkan pengelolaan keuangan dan
perspektif penerapan transparansi, penerapan prinsip ini sangat penting
dalam pengelolaan keuangan daerah akan mampu memenuhi keinginan
masyarakat dan akan mendorong peran masyarakat dalam manajemen
pembiayaan daerah sehingga kedepannya akan menimbulkan kemajuan
daerah dan kesejahteraan.
Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian (Ananda F. P., 2018)
yang mengatakan bahwa transparansi berpengaruh positif terhadap
akuntabilitas laporan keuangan.
3. Pengaruh kinerja terhadap akuntabilitas laporan keuangan
Hipotesis (H3) yang diajukan dalam penelitian ini adalah kinerja
berpengaruh positif terhadap akuntabilitas laporan keuangan. Sedangkan
hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa kinerja berpengaruh
positif terhadap akuntabilitas laporan keuangan oleh karena itu hipotesis
ketiga diterima. Hal ini menunjukkan bahwa jika pengetahuan tentang
kinerja meningkat maka semakin meningkat pula akuntabilitas laporan
keuangannya.
Hasil penelitian pada pengaruh kinerja terhadap akuntabilitas laporan
keuangan bersifat positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin baik
kinerja Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
semakin besar pula kemungkinan wilayah tersebut memiliki tanggung
jawab pelaporan keuangan yang tinggi. Anggaran dengan pendekatan
kinerja adalah sistem anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian
hasil (output) dari perencanaan alokasi biaya (input) yang ditetapkan
(Mudhofar & Tahar, 2016:178). Saat kinerja pemerintah daerah baik maka
ada kecenderungan untuk menyediakan akuntabilitas yang baik.
Manajemen kinerja yang baik menggambarkan arah SKPD menuju
tata kelola yang baik. Artinya semakin baik kinerja pemerintah maka
semakin baik pula kualitas pelaporan keuangan dan akuntabilitas
pemerintah daerah. Selain itu, bisa juga terkait dengan upaya
menyampaikan pesan positif (Mengonfirmasikan kepada pemangku
kepentingan bahwa pemerintah daerah berkinerja baik, agar dapat
ditampilakan dalam bentuk pertanggung jawaban yang baik.
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh
kurniatul Mudhofar dan Afrizal Tahar (2016) yang mengatakan bahwa
kinerja berpengaruh positif terhadap terhadap akuntabilitas laporan
keuangan dan berbanding terbalik dengan penelitian purbasari dan
bawono (2017) yang mengatakan bahwa kinerja tidak berpengaruh positif
terhadap akuntabilitas laporan keuangan.
4. Pengaruh sistem pengendalian internal dalam memoderasi desentralisasi
fiskal terhadap akuntabilitas laporan keuangan
Berdasarkan hasil analisis regresi moderasi (MRA) dinyatakan
bahwa sistem pengendalian internal bukan merupakan variabel moderasi
dan juga merupakan variabel yang dapat memperlemah hubungan antara
desentralisasi fiskal dan akuntabilitas laporan keuangan, sehingga
hipotesis keempat ditolak.
Desentralisasi fiskal harus memberikan peluang bagi daerah untuk
menerima dana pemerintah daerah agar mendapat rasa tanggung jawab
yang baik. Untuk mendapatkan akuntbilitias laporan diperlukan sistem
pengendalian internal. Sistem pengendalian internal itu sendiri menjadi
proses yang sangat diperlukan dalam tindakan dan aktivitas yang sedang
berlangsung secara terus menerus memberikan jaminan yang memadai
oleh pemimpin dan seluruh karyawan untuk mencapai tujuan organisasi
melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan laporan keuangan, dan
pengaman aset milik negara dan kepatuhan.
Sistem pengendalian internal sepenuhnya diterapkan dilingkungan
pemerintahan pusat dan daerah bertujuan untuk memberikan kepercayaan
yang memadai untuk mencapai efektivitas dan efisiensi akuntabilitas
laporan keuangan
5. Pengaruh sistem pengendalian internal dalam memoderasi transparansi
terhadap akuntabilitas laporan keuangan
Berdasarkan hasil analisis regresi moderasi (MRA) Menunjukkan
bahwa sistem pengendalian intern bukan merupakan variabel yang
moderat, atau memperlemah hubungan antara transparansi terhadap
akuntabilitas laporan keuangan, sehingga hipotesis kelima ditolak.
Transparansi memberikan informasi keuangan yang terbuka dan
jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat
memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas
pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang
dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-
undangan (Yustisia, 2007:28). Bisa dilihat dari laporan keuangan
pemerintah daerah sepertinya surat kabar dan internet. Transparansi
adalah salah satu prinsip internal pengelolaan keuangan daerah, yang
akan meningkatkan pengelolaan keuangan daerah maka penerapan
prinsip ini sangat penting.
Itu bisa dilihat dari rilis laporan keuangan Pemerintah daerah
sepertinya tidak punya Menjadi hal biasa. Transparansi adalah salah satu
prinsip internal Pengelolaan keuangan daerah, yang akan meningkatkan
pengelolaan keuangan Domain, maka penerapan prinsip ini sangatlah
penting
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa transparansi tidak
berpengaruh pada kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, karena
pemerintah daerah yang terkait harus memberikan semua informasi
pertanggungjawaban pemerintah dalam mengelola sumber daya kepada
publik karena hal-hal tertentu.
6. Pengaruh sistem pengendalian internal dalam memoderasi kinerja
terhadap akuntabilitas laporan keuangan
Berdasarkan hasil analisis regresi moderasi (MRA) terbukti bahwa
sistem pengendalian internal merupakan variabel moderasi, atau variabel
yang dapat memperkuat hubungan antara kinerja terhadap akuntabilitas
laporan keuangan, maka hipotesis keenam dapat diterima.
Hasil penelitian ini menunjukkan interaksi sistem pengendalian
internal dan kinerja yang dapat meningkatkan akuntabilitas laporan
keuangan. Yang artinya jika kinerja mengalami peningkatan maka
akuntabilitas juga harus meningkat, dan ditambah sistem pengendalian
internal antara tata kelola, maka sistem pengendalian internal dan kinerja
harus menjadi lebih kuat. Tentang ketergantungan pemerintah pusat pada
kinerja terdapat efek moderasi dari sistem pengendalian internal. Karena
Kinerja diyakini dapat meningkatkan akuntabilitas yang lebih baik ketika
badan tersebut mendapatkan kendali dari pemerintah pusat.
Ukuran kinerja juga bisa menentukan pencapaian kinerja
organisasi sebagai alat pemantau dan evaluasi untuk mendapatkan
informasi yang berguna dengan peningkatan pelayanan. Hal ini karena
kinerja untuk menunjukkan akuntabilitas yang lebih baik ketika suatu
instansi mendapatkan pengendalian dari pemerintah pusat. Dalam
hubungan pemerintah pusat pada kinerja peran moderasi dari unsur sistem
pengendalian internal.
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa desentralisasi fiskal tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap akuntabilitas laporan keuangan.
Artinya saat ketergantungan pada pemerintah meningkat maka
kemungkinan suatu daerah untuk memiliki akuntabilitas laporan keuangan
juga meningkat, namun peningkatannya tidak signifikan.
2. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa transparansi dan kinerja
berpengaruh positif terhadap akuntabilitas laporan keuangan. Artinya saat
transparansi dan kinerja meningkat maka akuntabilitas laporan keuangan
juga akan meningkat.
3. Berdasarkan hasil analisis (MRA) menunjukkan bahwa sistem pengendalian
internal merupakan bukan variabel moderasi antara desentralisasi fiskal dan
transparansi terhadap akuntabilitas laporan keuangan. Artinya hipotesis
yang diajukan ditolak. Sedangkan sistem pengendalian internal merupakan
variabel moderasi antara kinerja terhadap akuntabilitas laporan keuangan.
Artinya hipotesis yang diajukan diterima
B. Saran
1. Bagi pemerintah Kabupaten Bantaeng diharapkan untuk lebih
memaksimalkan sumber daya manusia untuk mencegah terjadinya
kecurangan.
70
2. Bagi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah untuk
mampu meningkatkan transparansi agar tidak terjadi kecurangan yang tidak
diharapkan dan masyarakat dengan mudah mendapatkan informasi.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mampu mengembangkan dengan
menambah variabel atau indikator lain yang mempengaruhi akuntabilitas
laporan keuangan.
71
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, C. F. (2018). Pembangunan Ekonomi Daerah: Dinamika dan Strategi Pembangunan. Malang: UB Press.
Ananda, F. P. (2018). Pengaruh Desentralisasi Fiskal, Transparansi dan Kinerja Terhadap Akuntabilitas Laporan Keuangan dengan Sistem Pengendalian internal sebagai Variabel Moderasi.
Angrainai, D. Y. (2016). Pengaruh Penerapan Sistem Keuangan Daerah, Transparansi, Aktivitas Pengendalian Dan Penyajian Laporan Keuangan Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah.
Ansofino, Jolianis, Yolamalinda, & Arfilindo, H. (2016). Buku Ajar Ekonometrika. Yogyakarta: CV. Budi Utama.
Bastian, I. (2006). Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Fontanella, A., & Rosietta, H. (2014). Pengaruh Desentralisasi Fiskal dan Kinerja Terhadap Akuntabilits Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia.
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. Semarang: Undip.
Hall, J. A. (2007). Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 4 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Hamsinar. (2017). Pengaruh Partisipasi Masyarakat, Akuntabilitas dan Transparansi Kebijakan Publik Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dengan Sistem Pengendalian Intern Sebagai Variabel Moderasi.
Handayani, M. (2019). Akuntansi Sektor Publik: Dilengkapi 100 Soal Latihan Dan Jawaban. Yogyakarta: Percetakan Deepublish.
Haryatmoko. (2011). Etika Publik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hery. (2014). Pengendalian Akuntansi dan Manajemen. Jakarta: Kencana.
Hutahayan, B. (2019). Peran Kepemimpinan Spiritual dan Media Sosial pada Rohani Pemuda. Yogyakarta: CV. Budi Utama.
Imbarudin, A. (2019). Birokrasi, Akuntabilitas, Kinerja. Yogyakarta: CV. Budi Utama.
Iwan, H. (2019). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan Mixed Metode. Kuningan : Hidayatul Quran Kuningan.
Kawatu, F. S. (2019). Analisis Laporan Keuangan Sekto Publik. Yogyakarta: CV. Budi Utama.
Kurniawan, A. (2018). Pengaruh Efektivitas Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Akuntabilitas Keuangan.
72
Kurniawan, R., & Yuniarto, B. (2016). Analisi Regresi: Dasar dan Penerapannya dengan R. Jakarta: Kencana.
Kurniawan, T. A. (2020). Sistem Informasi Akuntansi Dengan Pendekatan Simulasi. Yogyakarta: CV. Budi Utama.
Liana, L. (2009). penggunaa MRA dengan Spss untuk menguji pengaruh variabel Moderating terhadap Hubungan antara Variabel Independen dan Variabel Dependen .
Lubis, Z., Manaf, A. H., Abudulla, M. S., & Juno, M. Z. (2019). Panduan Pelaksanaan Penelitian Sosial. Yogyakarta: ANDI (Anggota IKAPI).
Mudhofar, K., & Tahar, A. (2016). Pengaruh Disentralisasi Fiskal dan Kinerja Terhadap Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Investasi, Vol. 17 No. 2,.
Mulyani, S., Suzan, L., Sagara, Y., Yuniarti, E., Karya, c. D., Azizah, Z. N., & Alam, M. (2018). Sistem Informasi Akuntansi: Aplikasi di Sektor Publik. Bandung: Unpad press.
Mulyanto, Budiman, N. A., & Fahmi, M. N. (2020). Pengaruh Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Penyajian Laporan Keuangan Daerah, Aksesibilitas Laporan Keuangan Daerah, Dan Desentralisasi Fiskal Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah Dengan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah Sebagai Variab.
Muraiya, & Nadirsyah. (2018). Pengaruh Desentralisasi Fiskal, Efisien dan Efektifitas Penyerapan Anggaran Terhadap Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA) Vol. 3, No. 2, (2018) Halaman 236-253.
Pamungkas, B. (2013). Daerah, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Pemerintah. Jawa Barat.
Purbasari, H., & Bawono, A. D. (2017). Pengaruh Desentralisasi Fiskal, Sistem Pengendalian Internal Dan Kinerja Pemerintah Daerah Terhadap Akuntabilitas Laporan Keuangan.
Purnomo, R. a. (2017). Analisis Statistik Ekonomi dan Bisnis dengan SPSS. Ponorogo: CV. Wade Group.
Rachim, A. (2015). Barometer Keuangan Negara/Daerah. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Rai, I. G. (2008). Audit Kinerja Pada Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Riswanto, N. (2016). Analisis Pengaruh Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Perintah Daerah Kabupaten Jember. Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016.
73
Riyanto, S., & Hatmawan, A. A. (2020). Metode Riset Penelitia kuantitatif Penelitian di Bidang Manajemen, Teknik Pendidikan dan Ekperiment. Yogyakarta: CV. Budi Utama.
Sanica, I. G., Ayu, P. C., & Suidarma, I. M. (2019). Paradigma Baru Akuntabilitas Keuangan: Sebuah Tinjauan Kelembagaan Organisasi Subak JatiliwihTabanan Bali. Jawa Timur: CV. Pustaka Abadi.
Saputra, A. E. (2018). Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Akuntabilitas Laporan Keuangan Dengan Kinerja Pemerintah Daerah Sebagai Variabel Intervening.
Sari, D. C., Siregar, R. T., Silalahi, M., Butabutar, M., Silitonga, H. P., Alam, H. V., . . . Rahmat, A. (2020). Manajemen Pemerintahan. Goronalo: Ideas Publishing.
Sawarjuwono, T. (2012). Aspek Perilaku Manusia Dalam Dunia Akuntansi. Surabaya: Airlangga University Press AUP.
sellang, K., Jamaluddin, & Munatsir, A. (2019). Strategi Dalam Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik: Dimensi, Konsep, Indikator dan Implementasinya. Qiara Media.
Setiawan, W. (2012). Pengaruh Akuntabilitas Laporan Keuangan Pemerintah.
Siahaan, N. R. (2016). Analisis Determinan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah.
Simanjuntak, T. H., & Mukhlis, I. (2012). Dimensi Ekonomi Perpajakan Dalam Pembangunan Ekonomi. Depok: Raih Asa Sukses.
Solimun, Fernandes, A. A., & Nurjannah. (2017). Metode Statistika Multivariat Pemodelan Persamaan Struktural (SEM) Pendekatan WarpPLS. Malang: UB Press.
Suacana, I. W. (2020). Desentralisasi dan Otonomi Asimetris Bagi Bagi Provinsi Bali dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Jawa Timur: CV. Penerbit Qiara Media.
Sudaryo, Y., Sjarif, D., & Sofiati, N. A. (2017). Keuangan di Era Otonomi Daerah. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Suwandi. (2015). Desentralisasi Fiskal dan Dampaknya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Penyerapan Tenaga Kerja, Kemiskinan, dan Kesejahteraan Kota Induk Provinsi Papua. Yogyakarta: CV. Budi Utama.
Timotius, E. (2019). Intrapreneurial Mindset Strategi Pemberdayaan Karyawan Dalam Bisnis Di Era Disruptif. Yogyakarta: CV. Budi Utama.
Umar, Z., Syawalina, C. F., & Khairunnisa. (2018). Pengaruh Akuntabilitas dan transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Instansi Inspektorat Aceh.
Untari, D. T. (2018). METODOLOGI PENELITIAN: Penelitian Kontenporer Bidang Ekonomi dan Bisnis. Jawa Tengah: CV. Pena Persada.
Widilestariningtyas, O., & Permana, I. (2011). Implementasi Transparansi Dan Akuntabilitas Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
74
Witjaksosno, B. (2020). Fundraising Wakaf Uang Melalui Perbankan Syariah. Jakarta Selatan: Loka Media.
Yuliani, I. (2018). Pengaruh Belanja dan Investasi Terhadap kemandirian dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia.
Yustisia, P. (2007). SAP Standar Akuntansi Pemerintahan. Yogyakarta: PT. Buku Kita.
Zaenuddin, M. (2018). Isu, Problematiak, Dan Dinamika Perekonomian, Dan Kebijakan Publik. Yogyakarta: CV. Budi Utama.
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 1: Surat izin penelitian
Lampiran 2: Kuesioner Penelitian
Makassar, 10 November 2020
Perihal: Permohonan untuk mengisi kuesioner
Kepada
Yth. Bapak/Ibu
Di
Tempat
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Dalam menyelesaikan tugas akhir sebagai mahasiswa strata satu (S1)
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar, maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Desentralisasi Fiskal, Transparansi dan Kinerja Terhadap Akuntabilitas
Laporan Keuangan dengan Sistem Pengendalian internal sebagai Variabel
Moderasi”. Data yang penulis peroleh dari Bapak/Ibu akan dijamin
kerahasiaannya serta orientasinya yang hanya penulis gunakan untuk tujuan
akademis.
Penulis memahami kesibukan dan keterbatasan waktu Bapak/Ibu miliki.
Namun penulis tidak dapat melakukan penelitian ini tanpa bantuan dari Bapak/Ibu.
Oleh karena itu penulis sangat memohon kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu
untuk mengisi kuesioner penelitian ini.
Demikian permohonan ini penulis ajukan, atas partisipasi Bapak/Ibu penulis
ucapkan banyak terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Hormat saya
Peneliti,
Anasusia
KUESIONER
A. Identitas Responden
Nama Responden :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Umur Responden :
Lama Bekerja :
B. Petunjuk Pengisian
Mohon dibaca setiap pernyataan dengan teliti. Bapak/Ibu dan
Saudara/i cukup memberi tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang
tersedia (rentang angka dari 1 sampai dengan 5). Setiap pernyataan
mengharapkan hanya satu jawaban dan setiap angka akan mewakili
tingkat kesesuaian dengan pendapat yang diberikan.
1 = Sangat Tidak Setuju
2 = Tidak Setuju
3 = Netral
4 = Setuju
5 = Sangat Setuju
C. Pernyataan Desentralisasi Fiskal (X1)
PERNYATAAN
PILIHAN
STS TS N S SS
1 2 3 4 5
1. Mempunyai hak untuk memutuskan
mengenai pengangkatan dan pemutusan
hubungan kerja karyawan diinstansi yang
terkait
2. Mempunyai hak dalam menentukan belanja
daerah
3. Mempunyai hak untuk menentukan tingkat
pertumbuhan ekonomi
D. Pernyataan Variabel Transparansi (X2)
PERNYATAAN
PILIHAN
STS TS N S SS
1 2 3 4 5
1. Pengelolaan keuangan dilakukan secara
efisien mencapai tujuan pemerintah
2. Pengelolaan keuangan dilakukan secara
efektif agar semua program tercapai sesuai
tujuan
3. Pengelolaan keuangan dilakukan secara
ekonomis agar terhindar dari pemborosan
dan tidak produktif
4. Menyampaikan informasi tentang
keberhasilan pencapaian SKPD dalam
laporan keuangan
5. Masyarakat atau publik tau mengenai
APBD
6. Masyarakat mudah untuk mendapatkan
informasi keuangan pemerintah daerah
7. Laporan keuangan dibuat sesuai dengan
SAP yaitu LRA, Neraca, dan Catatan atas
Laporan Keuangan.
8. Laporan Keuangan diserahkan oleh kepala
daerah kepada BPK untuk dilakukan
pemeriksaan
9. Laporan keuangan SKPD dikaji oleh
inspektorat sebelum diserahkan kepada
BPK
10. Laporan keuangan dan laporan hasil audit
BPK dipublikasikan disitus resmi
pemerintah daerah
E. Pernyataan Variabel Kinerja (X3)
PERNYATAAN
PILIHAN
STS TS STS S SS
1 2 3 4 5
1. Program kerja dilaksanakan dengan
memanfaatkan uang sebaik mungkin
2. Setiap Program kerja yang dilaksanakan
dan dikelola secara ekonomis agar
terhindar dari pemborosan anggaran
3. Setiap program kerja dilaksanakan dan
dikelola dengan anggaran secara efisien
4. Setiap program kerja yang dilaksanakan
dan dikelola secara efektif sesuai tujuan
yang direncanakan
5. Adanya pemerataan anggaran pada setiap
program yang disesuaikan dengan
kebutuhan program tersebut
6. Alokasi belanja daerah untuk kepentingan
umum
7. Menerapkan prinsip ekonomi, efisien dan
efektif dam penggunaan anggaran
8. Sumber daya yang dimiliki telah
dimanfaatkan secara maksimal
9. Program kerja yang dibuat sesuai
kebutuhan dan kepentingan publik
10. Masyarakat merasakan langsung manfaat
dari program kerja yang dilaksanakan oleh
pemerintah daerah
11. Mencapai tujuan pemerintah yang
dijelaskan dalam program kerja, kegiatan
dan kebijakan mencapai lebih dari 80%
F. Pernyataan Variabel Akuntabilitas Laporan Keuangan (Y)
PERNYATAAN
PILIHAN
STS TS N S SS
1 2 3 4 5
1. Pelaksanaan kebijakan dipertanggung
jawabkan pemerintah daerah
2. Anggaran yang dirancang dan ditetapkan
oleh pemerintah daerah bersama DPRD
sesuai dengan realisasi serta mempunyai
kepentingan publik
3. Sebuah program dirancang dengan
mempertimbangkan prinsip efisien bahwa
dana masyarakat menghasilkan output
maksimal
4. Sebuah program dirancang
mempertimbangkan prinsip efektif bahwa
penggunaan anggaran mencapai target
atau tujuan kepentingan publik
5. Penggunaan dana anggaran didasarkan
atas hukum dan peraturan yang berlaku
6. Pelaksanaan program-program dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat
7. Melakukan analisis keuangan setiap
kegiatan atau program seleksi
dilaksanakan
8. Pimpinan dan karyawan
mempertanggungjawabkan (accountable)
hasil dari suatu program / kegiatan / proyek
yang telah dilakukan
9. Pimpinan dan karyawan selalu terlibat
bersama-sama dalam mengevaluasi hasil
dari program / kegiatan proyek
G. Pernyataan Variabel Sistem Pengendalian Internal (M)