PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON INVESTMENT, NET PROFIT MARGIN DAN TOTAL ASSET TURN OVER TERHADAP DIVIDEN PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2013. YOLA ANGGITA SARI 110462201139 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, Kepulauan Riau ABSTRAK Secara garis besar tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), return on investment (ROI), net profit margin (NPM), dan total asset turn over (TATO) terhadap dividen payout ratio (DPR) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar dibursa efek indonesia pada tahun pengamatan 2010-2013. Dalam penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling. Dari 137 perusahaan, didapatkan 28 perusahaan yang memenuhu kriteria untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini. Analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda dengan menggunakan SPSS versi 21.0. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Return On Investment secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Dividen Payout Ratio dan Net Profit Margin secara parsial berpengaruh negative terhadap Dividen Payout Ratio . Sedangkan Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turn Over secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividen Payout Ratio. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa Current Ratio, Debt To Equity Ratio,, Return On Investment,, Net Profit Margin dan Total Asset Turn Over secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013. Kata Kunci : Dividend Payout Ratio, Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Return On Investment, Net Profit Margin dan Total Asset Turn Over. PENDAHULUAN Tujuan investor melakukan investasi saham adalah memperoleh keuntungan dari selisih pergerakan harga saham pada saat membeli dan saat menjual dan juga keuntungan yang diperoleh investor dari pembagian dividen. Investor yang mengharapkan memperoleh capital gain akan lebih menyukai angka ratio ini yang rendah. Sebaliknya, investor yang menyukai dividen, ingin angka ratio ini yang tinggi.
20
Embed
PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a... · (CR), debt to equity ratio (DER), return on investment
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON
INVESTMENT, NET PROFIT MARGIN DAN TOTAL ASSET TURN OVER TERHADAP
DIVIDEN PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2013.
YOLA ANGGITA SARI
110462201139
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji
Tanjungpinang, Kepulauan Riau
ABSTRAK
Secara garis besar tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh current ratio
(CR), debt to equity ratio (DER), return on investment (ROI), net profit margin (NPM), dan
total asset turn over (TATO) terhadap dividen payout ratio (DPR) pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar dibursa efek indonesia pada tahun pengamatan 2010-2013. Dalam penentuan
sampel menggunakan metode purposive sampling. Dari 137 perusahaan, didapatkan 28
perusahaan yang memenuhu kriteria untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini. Analisis data
menggunakan analisis regresi linear berganda dengan menggunakan SPSS versi 21.0. Hasil
dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Return On Investment secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap Dividen Payout Ratio dan Net Profit Margin secara parsial berpengaruh
negative terhadap Dividen Payout Ratio . Sedangkan Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total
Asset Turn Over secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividen Payout Ratio.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa Current Ratio, Debt To Equity Ratio,, Return On
Investment,, Net Profit Margin dan Total Asset Turn Over secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh signifikan terhadap Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013.
Kata Kunci : Dividend Payout Ratio, Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Return On
Investment, Net Profit Margin dan Total Asset Turn Over.
PENDAHULUAN
Tujuan investor melakukan investasi saham adalah memperoleh keuntungan dari selisih
pergerakan harga saham pada saat membeli dan saat menjual dan juga keuntungan yang
diperoleh investor dari pembagian dividen. Investor yang mengharapkan memperoleh capital
gain akan lebih menyukai angka ratio ini yang rendah. Sebaliknya, investor yang menyukai
dividen, ingin angka ratio ini yang tinggi.
Peneliti memilih untuk meneliti perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia karena
melalui Bursa Efek Indonesia, peneliti dapat memperoleh laporan keuangan dan data perusahaan
manufaktur yang diperlukan dalam penelitian, khususnya yang menjadi objek penelitian secara
lengkap, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ‘’ Pengaruh Current
Ratio, Debt To Equity Ratio, Return On Investment, Net Profit Margin, Total Asset
Turnover Terhadap Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013’’
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di kemukakan di atas, maka peneliti
merumuskan permasalahan sebagai beerikut :
1. Apakah Current Ratio, mempunyai pengaruh baik secara simultan maupun secara parsial
terhadap dividen payout ratio pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
2010-2013?
2. Apakah Debt To Equity Ratio, mempunyai pengaruh baik secara simultan maupun secara
parsial terhadap dividen payout ratio pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI
tahun 2010-2013?
3. Apakah Return On Investment, mempunyai pengaruh baik secara simultan maupun secara
parsial terhadap dividen payout ratio pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI
2010-2013?
4. Apakah Net Profit Margin, mempunyai pengaruh baik secara simultan maupun secara
parsial terhadap dividen payout ratio pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI
tahun 2010-2013?
5. Apakah Total Asset Turnover, mempunyai pengaruh baik secara simultan maupun secara
parsial terhadap dividen payout ratio pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI
tahun 2010-2013?
LANDASAN TEORI
1. Dividen Payout Ratio
Seorang investor akan mempertahankan kepemilikan atas saham suatu perusahaan.
Apabila mereka mengantisipasi bahwa saham tersebut mampu memberikan kembalian (return)
yang lebih baik dibanding saham perusahaan lain. Return yang akan mereka terima tidak hanya
berupa dividen, melainkan dapat berbentuk capital gain. Banyak investor lebih suka tidak
menerima dividen melainkan berharap perusahaan menahan laba yang diperolehnya dan
menginvestasikan kembali untuk memperoleh return yang lebih besar dalam bentuk capital gain,
sebaliknya ada investor yang lebih menyukai dan tidak suka spekulasi harga saham di masa
datang (Prastowo dan Juliaty, 2005:104).Menurut Kamus Besar Akuntansi (2006:338), Dividen
Payout Ratio adalah persentase laba yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk
uang tunai atau perbandingan antara laba yang dibayar dalam bentuk dividen dengan jumlah laba
per saham (earning per share ) yang tersedia bagi pemegang saham. Adapun rumus Dividen
Payout Ratio menurut Kieso Donald D,Weygandt Jerry J, Warfield Terry D (2008) adalah :
2. Current Ratio
Current ratio (rasio lancar) merupakan ukuran umum yang digunakan untuk mengukur
kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan utang jangka pendek ketika jatuh
tempo (Fahmi, 2012:121). Adapun rumus current ratio menurut Kamus Besar Akuntansi
(2006:282) adalah :
3. Debt To Equity Ratio
Menurut Siegel dan Shim dalam Fahmi (2012:128), debt to equity ratio merupakan
ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya
jaminan yang tersedia untuk kreditor. Dalam persoalan debt to equity ratio ini, tidak ada batasan
berapa debt to equity ratio yang aman bagi suatu perusahaan, namun untuk konservatif biasanya
debt to equity ratio yang lewat 66% atau 2/3 sudah dianggap beresiko. Adapun rumus debt to
equity ratio menurut Prastowo dan Juliaty (2005:89) adalah :
4. Return On Investment
Menurut Prastowo dan Juliaty (2005:90), Return on investment mengukur tingkat
kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan, baik dengan menggunakan total
aktiva yang dimiliki oleh perusahaan tersebut maupun dengan menggunakan dana yang berasal
dari pemilik (modal). Adapun rumus return on investment menurut Fahmi (2012:137) adalah :
5. Net Profit Margin
Net profit margin mengukur persentase setiap nilai penjualan yang tersisa setelah
dikurangkan dengan seluruh pengeluaran, termasuk pajak. Semakin tinggi marjin laba bersih,
semakin baik bagi perusahaan. Dengan ukuran ini bisa diketahui keberhasilan suatu perusahaan
dalam kaitannya dengan pendapatan atau keuntungan penjualan. Adapun rumus net profit margin
menurut Kamus Besar Akuntansi (2006:625) adalah :
6. Total Asset Turn Over
Total asset turn over merupakan suatu ukuran yang menyeluruh tentang hubungan antara
aktiva-aktiva berwujud perusahaan dengan penjualan yang dihasilkan dari aktiva-aktiva tersebut.
ukuran ini mengindikasikan efisiensi, dimana perusahaan menggunakan semua aktivanya untuk
menghasilkan penjualan. Secara umum, semakin tinggi perputaran aktiva total suatu perusahaan
semakin efisien perusahaan tersebut menggunakan aktiva-aktivanya. Ukuran ini menjadi
perhatian manajemen karena mengindikasikan apakah operasi-operasi perusahaan efisien secara
finansial. Adapun rumus total asset turn over menurut Kamus Besar Akuntansi (2006:931)
adalah :
1. Pengaruh antara current ratio terhadap dividen payout ratio
Rasio likuiditas (liquidity ratio) mengukur kemampuan jangka pendek perusahaan untuk
membayar kewajibannya yang telah jatuh tempo dan memenuhi kebutuhan kas yang tak terduga
(di luar prediksi perusahaan). Pada penelitian ini, pengukuran tingkat likuiditas diproksikan
dengan current ratio, yaitu dengan membandingkan aset lancar dan hutang lancar yang dimiliki
perusahaan. Kriteria perusahaan yang mempunyai posisi kuat adalah mampu memenuhi
kewajiban keuangan kepada pihak luar secara tepat waktu, mampu menjaga kondisi modal kerja
yang cukup, mampu membayar bunga, dan kewajiban dividen yang harus dibayarkan dan
menjaga posisi kredit utang yang aman. Semakin tinggi angka rasio likuiditas akan semakin baik
bagi investor, perusahan yang diminati investor adalah perusahaan yang mempunyai resiko
likuiditas cukup tinggi, Rahardjo (2006) dalam Titi Deitiana, (2013:85). Hasil penelitian Nor
Apandi (2013) membuktikan bahwa likuiditas yang diukur dengan current ratio mempunyai
pengaruh secara signifikan terhadap dividen payout ratio.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesisnya adalah:
H1 : Current Ratio Berpengaruh Terhadap Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 – 2013.
2. Pengaruh antara debt to equity ratio terhadap dividen payout ratio
Rasio leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang
(Fahmi, 2012:127). Dalam penelitian ini, leverage diukur dengan rasio total hutang terhadap
total ekuitas (total debt to equity ratio). Semakin besar DER semakin kecil pula kemampuan
perusahaan untuk membayar dividen, hal ini disebabkan hutang yang cenderung tinggi
menyebabkan tingginya beban bunga yang harus ditanggung perusahaan sehingga mengurangi
kemampuan memperoleh laba bersih yang maksimal sehingga berdampak kepada pembayaran
dividen yang lebih kecil kepada investor. biasanya para investor menghindari perusahaan yang
memiliki DER yang tinggi. semakin kecil DER maka akan semakin baik pula kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajibannya. Jika perusahaan masih membutuhkan modal
pinjaman, dapat dipastikan keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan akan difokuskan untuk
mengembalikan pinjaman modal, dan akibatnya para investor akan cenderung menghindari
saham-saham yang memiliki DER tinggi, semakin besar DER mencerminkan resiko perusahaan
yang relative tinggi karena hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan tersebut masih
membutuhkan modal pinjaman untuk membiayai operasional perusahaan. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Septiana dan Mukodim (2000-2011) menunjukkan bahwa DER berpengaruh
secara parsial terhadap DPR.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesisnya adalah:
H2 : Debt To Equity Ratio Berpengaruh Terhadap Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 – 2013.
3. Pengaruh antara return on investment terhadap dividen payout ratio
Rasio profitabilitas (profitability ratio) mengukur pendapatan atau keberhasilan operasi
dari sebuah perusahaan untuk periode waktu tertentu. Laba atau kekurangannnya, mempengaruhi
kemampuan perusahaan untuk memperoleh pendanaan utang dan ekuitas. Profitabilitas sering
kali digunakan sebagai uji utama atas keefektivitasan operasi manajemen (Weygandt, Kieso dan
Kimmel 2008:401). Pada penelitian ini, pengukuran tingkat profitabilitas diproksikan dengan
return on investment membandingkan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Rasio
ini mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan
dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan. Semakin besar ROI
menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik, karena tingkat kembali investasi (return)
semakin didalam perusahaan tersebut. Hasil penelitian Pasaribu, Kowanda dan Nawawi (2014)
menunjukkan return on investment berpengaruh positif terhadap dividen payout ratio.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesisnya adalah:
H3 : Return On Investment Berpengaruh Terhadap Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 – 2013.
4. Pengaruh antara net profit margin terhadap dividen payout ratio
Profitabilitas adalah salah satu cara untuk menilai secara tepat sejauh mana tingkat
pengembalian yang akan didapat dari aktivitas investasinya (Muhammad, 2009). Rasio ini
mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat
keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin
baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan
keuntungan perusahaan (Fahmi, 2012;135). Pada penelitian ini, pengukuran tingkat profitabilitas
diproksikan dengan net profit margin dengan membagi laba bersih dengan penjualan bersih. Net
profit margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi
pada tingkat penjualan tertentu. Net profit margin yang rendah menandakan penjualan yang
terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan
tertentu, atau kombinsasi dari kedua hal tersebut. semakin tinggi nila NPM mengindikasi
semakin baik perusahaan menghasilkan laba, sehingga semakin tinggi pula deviden yang dapat
dibayarkan oleh perusahaan. Dengan kata lain ada hubungan positif antara NPM terhadap DPR.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesisnya adalah:
H4 : Net Profit Margin Berpengaruh Terhadap Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 – 2013.
5. Pengaruh antara total asset turn over terhadap dividen payout ratio
Rasio Aktivitas adalah rasio yang menggambarkan sejauh mana suatu perusahaan
mempergunakan sumber daya yang dimilikinya guna menunjang aktivitas perusahaan, dimana
penggunaan aktivitas ini dilakukan secara sangat maksimal dengan maksud memperoleh hasil
yang maksimal (Fahmi, 2012;132). Pada penelitian ini, pengukuran tingkat aktivitas diproksikan
dengan total asset turn over dengan membagi penjualan bersih dengan total asset perusahaan.
Rasio ini menunjukkan seberapa banyak perputaran aktiva yang terjadi, apabila semakin
besarnya aktivitas perusahaan maka kentungan yang didapatkan akan bertambah, sehingga
dividen yang didapatkan oleh para investor juga lebih tinggi (Nor Apandi 2013). Semakin tinggi
nilai TATO maka semakin efektif perusahaan dalam memperdayakan seluruh aktiva yang
dimilkinya. Meningkatnya nilai TATO dipengaruhi oleh meningkatnya aktiva yang digunakan
dalam memproduksi barang. Sebaliknya jika semakin rendah nilai TATO menandakan
ketidakefektivitas perusahaan dalam memberdayakan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan
tersebut. menurunnya nilai TATO dipengaruhi oleh menurunnya aktiva yang digunakan dalam
memproduksi barang.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesisnya adalah:
H5 : Total Asset Turn Over Berpengaruh Terhadap Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 – 2013.
6. Pengaruh antara current ratio, debt to equity ratio, total asset turn over, return on
investment, net profit margin terhadap dividen payout ratio
Penelitian ini tidak hanya menguji pengaruh current ratio, debt to equity ratio, total asset
turn over, return on investment, dan net profit margin secara parsial (individual), tetapi juga
menguji pengaruh secara simultan (bersama-sama) dalam mempengaruhi dividen payout ratio
yang akan dibagikan perusahaan kepada para investor. Oleh karena itu, diharapkan penelitian ini
juga memberikan pengaruh secara simultan terhadap dividen payout ratio seperti penelitian
terdahulu. Penelitian Pasaribu, Kowanda dan Nawawi (2014) menyatakan bahwa secara
keseluruhan variabel current ratio, return on invesment, total asset turn over dan debt to equity
ratio mampu mempengaruhi dividen payout ratio.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesisnya adalah:
H6 : Current Ratio, Debt To Equity Ratio, , Return On Investment, Net Profit Margin, Total
Asset Turn Over Berpengaruh Terhadap Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 – 2013.
METODE PENELITIAN
1. Jenis Dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif. Data
kuantitatif adalah serangkaian observasi (pengukuran) yang dinyatakan dalam angka-angka
sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder diperoleh dari
Bursa Efek Indonesia
2. Populasi
Menurut Sugiyono (2008:115), Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu. ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan-perusahaan barang konsumsi yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia selama
periode 2010, 2011, 2012, dan 2013. Perusahaan yang menjadi populasi dari penelitian ini
berjumlah 137 perusahaan.
Tabel 3.2.1
Daftar Populasi
Keterangan Jumlah Perusahaan
Jumlah Populasi 137
Kriteria Pemilihan Sampel:
1. Perusahaan yang tidak
menerbitkan laporan tahunan
(annual report) selama periode
2010-2013
(11)
2. Perusahaan tersebut tidak
membagikan dividen secara
berturut-turut setiap periode
2010-2013
(84)
3. Laporan keuangan yang tidak
dinyatakan dalam mata uang
rupiah selama periode 2010-
2013
(15)
Total Pemilihan Sampel 27
3. Sampel
Menurut Sugiyono (2008:116), Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel pada penelitian ini ditentukan secara purposive
sampling. Teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan atau
kriteria tertentu dengan tidak memberikan peluang sama bagi setiap anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel. Adapun kriteria yang digunakan pada penentuan sampel untuk penelitian
ini adalah :
1. Perusahaan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode penelitian yaitu pada
tahun 2010-2013.
2. Perusahaan yang memperoleh laba bersih secara berturut-turut setiap periode
penelitian 2010-2013.
3. Laporan keuangan yang dinyatakan dalam mata uang rupiah selama periode
penelitian 2010-2013.
4. Perusahaan tersebut telah membagikan deviden secara berturut-turut setiap periode
penelitian 2010-2013.
4. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data eksternal yaitu berupa data laporan
keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Laporan keuangan
tersebut dikumpulkan dengan cara mendownload melalui situs www.idx.co.id untuk
memperoleh data mengenai laporan keuangan yang telah dipublikasikan.
5. Metode Analisis
5.1 Uji Normalitas
Menurut Priyatno (2011:277), uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang
memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal.
5.2 Uji Heteroskedastitas
Uji heteroskesdastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Priyatno,
2011:296). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi Heteroskedastisitas. Apabila nilai sig >
0,05, maka data tersebut bebas dari heterokedastisitas.
5.3 Uji Autokorelasi
Menurut Priyatno (2011:292), uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam
model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu (residual) pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1). Model regresi yang baik adalah yang